Vol. 9 No. 93 Bulan Oktober 2012
http://pusdatin.deptan.go.id
ISSN : 1411-9196
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Daftar Isi : Daftar Isi : Survei Karkas Sapi Potong dan Kerbau Tahun 2012.....(1)
SURVEI KARKAS SAPI POTONG DAN KERBAU TAHUN 2012
Workshop Pembinaan SDM, Validasi dan Kompilasi Data SIM 2012.....(4) Apresiasi MC dan Etika Keprotokolan Kementerian Pertanian.....(5) Workshop Analisis Indikator Makro Sektor Pertanian.....(5) Aplikasi Berbagi Dokumen dan Pengetahuan (Knowledge Management).....(7)
Tim Redaksi : Pelindung : Ir. Tassim Billah, MSc Penasehat : Agus Sunarya, SE, MM Ir. Sari Sutiyorini, MM Ir, Bayu Mulyana, MM Ir. Dewa Ngakan Cakrabawana, MM Penanggung Jawab : Sukim Supandi, S.Sos, MM Redaksi : Dedi Triyono Editor : Dra. Laelatul Hasanah, MSi Dra. P.Hanny Mulyani, MM Eko Nugroho, S.Kom, MM Redaktur Pelaksana : Evita Wahyu Puspitasari, S.Kom Dian Prasetyorini Sekretariat : Dwi Wulandari Agus Musdino Redaksi menerima tulisan maupun saran dan kritik untuk Newsletter Pusdatin Kirimkan ke alamat redaksi : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Jl. Harsono RM No. 3 Gd. D Lantai IV Pasar Minggu – Jakarta 12550 Telp : 021-7805305, 7816384 Fax : 021-7822638 e-mail :
[email protected]
Karkas Sapi Potong
Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau tahun 2010-2014 merupakan salah satu dari lima target utama pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian. Oleh karena itu selama kurun waktu tahun 2010-2014 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melakukan berbagai upaya untuk dapat mencapai swasembada daging sapi dan kerbau yang ditargetkan akan dapat diwujudkan pada tahun 2014. Salah satu kendala utama pencapaian program swasembada daging sapi dan kerbau tersebut adalah ketersediaan serta pemutakhiran data dan informasi terkait dengan populasi dan parameter-parameter teknis lainnya. Menyadari hal tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memprakarsai dilakukannya pendataan ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau pada tahun 2011, bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik. Dari hasil pendataan tersebut, telah diperoleh data populasi dasar (P0) sapi potong, sapi perah, dan kerbau, struktur populasi, menurut umur, jenis kelamin, dan rumpun ternak (khusus sapi potong), serta diperolehnya raw data dan informasi nama dan alamat pemelihara (by name, by address) unit usaha yang memelihara/memperdagangkan sapi potong, sapi perah, dan kerbau yang lengkap, akurat dan mutakhir sebagai database untuk keperluan pendataan pada tahun-tahun berikutnya. Selain data populasi, data produksi menjadi faktor yang sangat penting, terutama terkait dengan penyediaan kebutuhan konsumsi masyarakat. Untuk data produksi daging (daging ternak besar, ternak kecil maupun unggas), metode yang digunakan merupakan hasil perkalian antara jumlah ternak yang dipotong secara tercatat dan tidak tercatat (unregistered) dengan parameter berat karkas. Hal ini mengacu pada SK Dirjen Peternakan No 21011/Kpts/OT.140/F/10/2010 Tentang Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Statistik Peternakan. Data pemotongan ternak
HALAMAN
Karkas Sapi Potong
Karkas Sapi Potong
“Survei Karkas Sapi Potong dan Kerbau Tahun 2012”
Karkas Sapi Potong
Karkas Sapi Potong
2
Lanjutan Berita Survei Karkas Sapi Potong... secara reguler dapat dikumpulkan dengan menggunakan formulir yang diisi oleh petugas di daerah. Sedangkan parameter berat karkas diperoleh melalui pengukuran langsung dengan menimbang karkas hasil pemotongan. Parameter karkas masing-masing jenis ternak tidak seragam tergantung dari jenis ternak yang dipotong. Parameter karkas ternak besar diperoleh dari persentase pengukuran/ penimbangan ternak yang masuk ke RPH terhadap berat badan ternak yang telah disembelih setelah dikurangi kulit (dikuliti), isi perut (jeroan), kaki bagian bawah serta kepalanya. Sampai saat ini, data parameter karkas yang digunakan dalam rangka melakukan estimasi produksi daging adalah hasil survei yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Pertanian Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Direktorat Jenderal Peternakan. Survei ini dilaksanakan pada tahun 2009. Dari uraian-uraian di atas dan dalam rangka pemutakhiran data peternakan dan mendukung program swasembada daging sapi dan kerbau, pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bermaksud melakukan kajian parameter karkas melalui survei/studi lapang ke wilayah sentra ternak sapi potong dan sentra pemotongan. Survei karkas mempunyai dua agenda, yang pertama bertujuan untuk memperoleh beberapa parameter teknis produk ternak sapi dan kerbau, yang meliputi berat karkas dan persentase karkas terhadap berat hidup, persentase daging terhadap karkas, persentase jeroan terhadap karkas serta persentase komponen lain non karkas yang dianggap relevan. Tujuan kedua adalah menghasilkan formula untuk mengestimasi produksi daging sapi dan kerbau, produksi jeroan dan produksi daging variasi. Pendekatan metodologi perhitungan karkas dilakukan dengan cara menimbang berat hidup ternak sapi potong yang siap dipotong di RPH dan berat karkas ternak setelah dipotong. Hasil persentase perbandingan berat karkas dan berat hidup merupakan parameter karkas. Parameter karkas digunakan untuk memperkirakan produksi daging. Unit terkecil dari sampel yang digunakan pada studi lapang ini adalah Rumah Potong Hewan (RPH) atau Tempat Pemotongan Hewan (TPH) di beberapa wilayah sentra sapi potong dan sentra pemotongan. Komponen lain yang juga akan ditimbang adalah jeroan dan daging variasi. Jeroan terdiri atas jeroan merah (jeroan yang ada di rongga dada) dan jeroan hijau (jeroan
di rongga perut). Daging variasi merupakan bagian selain karkas dan jeroan yang juga dimakan, seperti bagian di kepala (lidah, cingur, daging pipi dan lainnya), empat kaki bawah dan ekor. Cakupan wilayah survei meliputi sepuluh (10) provinsi, yang merupakan representasi wilayah sentra populasi dan k o n s u ms i d a g i n g . P ro v i n s i ya n g merepresentasikan wilayah sentra konsumsi adalah DKI Jakarta, sedangkan wilayah sentra populasi meliputi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada masing-masing provinsi dipilih dua (2) RPH yang cukup representatif di wilayahnya dan melakukan pemotongan cukup besar dengan variasi jenis ternak terbanyak dan memiliki fasilitas timbangan berat hidup. Jadi total sampel RPH sebanyak 20 RPH. Metode penarikan contoh RPH menggunakan purposive sampling. Obyek survei adalah sapi potong lokal dan kerbau. Jumlah sampel keseluruhan 291 ekor, terdiri atas 286 ekor sapi dan 5 ekor kerbau. Kerangka sampel yang digunakan meliputi : 1) Kerangka contoh untuk pemilihan RPH/ TPH, merupakan daftar nama RPH/TPH yang ada di provinsi terpilih. 2) Kerangka contoh untuk pemilihan pedagang pemasok ternak/pedagang daging, merupakan daftar nama pedagang pemasok ternak/pedagang daging di RPH/ TPH terpilih. Tahapan Penarikan Sampel : • Pertama : memilih RPH yang melakukan pemotongan ternak sapi dan atau kerbau di provinsi terpilih. • Kedua : memilih sampel sapi secara acak sebanyak target sampel yang sudah ditentukan. Pemilihan sampel ternak sesuai dengan ketersediaan ternak yang ada pada saat survei, tanpa ada batasan jenis rumpun, jenis kelamin maupun umur. • Ketiga : memilih sampel sebesar 10% dari tahap kedua dari masing-masing jenis ternak, untuk dilakukan perontokan (dipisahkan antara daging dengan tulang). Waktu pelaksanaan survei dibagi menjadi 3 (tiga) tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada kondisi normal yaitu pada tanggal 24 Juni 2012 sampai dengan 3 Juli 2012. Tahap kedua dilaksanakan pada waktu menjelang puasa atau “periode unggahan”, pada periode ini diperkirakan ada sedikit peningkatan permintaan daging sapi di pasaran, dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2012 sampai dengan 9 Juli 2012. Tahap ketiga
VOL.
9
NO.
93
BULAN
OKTOBER
2012
HALAMAN
Lanjutan Berita Survei Karkas Sapi Potong... dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2012 sampai dengan 5 Agustus 2012 atau “periode puasa”, diperkirakan ada peningkatan permintaan daging cukup signifikan pada periode ini. Sebelum dilakukan pemotongan, ternak diistirahatkan beberapa waktu di RPH dan ditimbang berat hidupnya. Pelaksanaan pemotongan dimulai malam hari sampai dengan pagi hari berikutnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesegaran daging, karena setelah dipotong daging langsung didistribusikan ke pasar. Sapi dan kerbau setelah disembelih secara halal, kemudian dipisahkan antara karkas dengan kepala, empat kaki bawah, dan ekor, dikeluarkan jeroannya serta dikuliti. Setiap bagian tubuh yang sudah dipisahkan selanjutnya ditimbang dan dicatat, khusus jeroan harus dalam bentuk jeroan bersih (sudah dikeluarkan kotorannya). Proses pemotongan tersebut dilakukan terhadap 286 sampel sapi dan 5 sampel kerbau, selanjutnya dari kedua jenis sampel dipilih 17 sampel karkas sapi dan 3 sampel karkas kerbau untuk dipisahkan antara daging dan tulang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan persentase daging murni terhadap karkas. Jumlah sampel sapi dan kerbau yang diperoleh di sepuluh (10) provinsi sebanyak 291 ekor. Rataan berat hidup sapi potong dan kerbau adalah pada kisaran 434,37 kg sampai dengan 257,27 kg , sedangkan rataan berat karkas pada kisaran 224,74 kg sampai dengan 128,10 kg. Dengan demikian diperoleh rataan persentase karkasnya adalah 54,45% sampai dengan 47,23%, rincian hasil olahan dapat dilihat di Tabel 1. Tabel 1. Berat Hidup, Berat Karkas dan Persentase Karkas Sapi dan Kerbau Tahun 2012
Tabel 2. Berat Hidup, Berat Karkas dan Persentase Karkas Sapi dan Kerbau Berdasarkan Jenis Kelamin
Pengolahan hasil survei juga dilakukan terhadap masing-masing rumpun/bangsa ternak yang diperoleh pada waktu survei. Rumpun sapi potong lokal diperoleh lima (5) jenis sapi, yaitu Sapi Bali, Sapi Madura, Sapi Ongole/Peranakan Ongole, Sapi Persilangan dan Sapi PFH (Peranakan Fries Holland yaitu sapi perah jantan atau betina yang sudah tidak produktif lagi) serta kerbau. Persentase karkas paling tinggi terdapat pada Sapi Ongole/PO, pada kisaran antara 54,94% sampai dengan 47,78%. Paling kecil pada Sapi PFH yang berada yang berada pada kisaran 50,65% sampai dengan 44,47%. Hasil olahan per rumpun/bangsa disajikan di Tabel 3. Tabel 3. Berat Hidup, Berat Karkas dan Persentase Karkas Sapi dan Kerbau Berdasarkan Rumpun Ternak
Hasil olahan juga disajikan berdasarkan umur ternak. Pada kategori umur ternak, persentase karkas paling tinggi pada golongan umur 1,5 tahun – 2,5 tahun, berada pada kisaran 55,28% sampai dengan 48,56%. Dengan kata lain umur ideal siap potong pada ternak sapi potong adalah pada golongan umur 1,5 tahun – 2,5 tahun, khususnya untuk ternak jantan. Pemotongan ternak betina pada golongan umur Jumlah sampel sapi dan kerbau sebanyak 291 tersebut dilarang karena masuk kategori betina ekor, terdiri atas 212 ternak jantan dan 79 ternak produktif, kecuali yang cacat atau majir/mandul. Hasil betina. Berat hidup ternak jantan berada pada kisaran olahan secara lengkap dapat dilihat di Tabel 4. antara 439,11 kg sampai dengan 257,17 kg, sedangkan ternak betina pada kisaran 421,55 kg. Berat karkas Tabel 4. Berat Hidup, Berat Karkas dan Persentase ternak jantan berada pada kisaran antara 230,33 kg Karkas Sapi dan Kerbau Berdasarkan Umur Ternak sampai dengan 130,03 kg, sedangkan pada ternak betina pada kisaran 208,04 kg sampai dengan 124,66 kg. Berdasarkan data tersebut maka persentase karkas dari ternak jantan dan betina dapat diketahui. Persentase karkas ternak jantan berada pada kisaran 55,03% sampai dengan 48,05%, sedangkan pada ternak betina pada kisaran 52,25% sampai dengan Hasil pengolahan berdasarkan provinsi 45,71%. Hasil survei berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa persentase karkas paling tinggi disajikan di Tabel 2. terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan, berada pada kisaran 56,54% sampai dengan 50,90%. Paling kecil
3
HALAMAN
4
Lanjutan Berita Survei Karkas Sapi Potong... dijumpai di Provinsi NTB, pada kisaran kerbau yang juga dikonsumsi, seperti jeroan 52,37% sampai dengan 46,07%. Rincian hasil dan daging variasi. Hasil olahan terhadap olahan per provinsi disajikan di Tabel 5. jeroan, daging variasi dan daging murni Tabel 5. Berat Hidup, Berat Karkas dan disajikan di Tabel 6. Persentase Karkas Berdasarkan Provinsi
Sapi
dan
Kerbau Tabel 6. Berat Jeroan, Daging Variasi, Daging Murni dan Persentasenya Terhadap Karkas
Karkas Sapi Potong
Karkas Sapi Potong
Hasil perhitungan di atas meliputi persentase karkas, persentase jeroan dan daging variasi akan digunakan untuk menghitung estimasi produksi daging sapi, dengan cara jumlah persentase ketiganya Pengolahan juga dilakukan terhadap dikalikan dengan rataan berat hidup sapi komponen lain dari ternak sapi potong dan potong. ( Irin)
“Survei
WORKSHOP PEMBINAAN SDM, VALIDASI DAN KOMPILASI DATA SIM 2012
Karkas Sapi
2012
Dalam rangka penyempurnaan database SIMONEV dan SIMPEG 2012 pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak), Badan Litbang Pertanian, maka dilakukan workshop untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja petugas SIM dilingkup Puslitbangnak yang dilaksanakan di Loka Penelitian Sapi Potong, Grati Pasuruan Jawa Timur.
dan
SIMPEG
Potong dan Kerbau Tahun
Workshop Pembinaan SDM, Validasi dan Kompilasi Data SIM 2012”
Aplikasi sistem secara menyeluruh sudah digunakan oleh petugas SIM pada lingkup Puslitbangnak, sehingga pada workshop ini lebih dikembangkan kepada diskusi. Dari diskusi yang dilakukan ditemukan adanya kesalahan kode untuk laporan rekapitulasi pension yang tidak sesuai, yaitu yang seharusnya pensiun 7 (tujuh) orang per 1 oktober 2013, akan tetapi pada laporan rekapitulasinya hanya ada 4 (empat) orang, sehingga ada 3 (orang) yang tidak masuk dalam daftar pensiun. Setelah dilakukan koreksi data, ternyata kesalahannya terdapat pada pengkodean. Tiga orang yang tidak masuk dalam daftar pensiun tersebut adalah fungsional non kelas. Dalam aplikasi SIMPEG, fungsional non kelas diklasifikasikan kepada staf, sehingga kode dari ketiga orang tersebut harus diganti kepada kode staf. Setelah diganti, maka laporan daftar pensiun menjadi sesuai yaitu 7 (tujuh) orang. Permintaan tambahan untuk kelengkapan pendataan adalah e-Filing. Peserta workshop minta agar aplikasi SIMPEG dilengkapi den-
gan fasilitas scan dokumen yang diperlukan seperti SK, dan lain sebagainya. Hal ini untuk mempermudah dalam pencarian kembali terhadap dokumen yang diperlukan. SIMONEV Workshop aplikasi SIMONEV dilakukan terhadap dua aplikasi yaitu aplikasi yang sedang berjalan dan aplikasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan pada tahun 2013. Aplikasi yang sedang berjalan pada umumnya petugas SIM sudah banyak memahami dalam hal penggunanya, akan tetapi pada saat terjadi revisi DIPA, ada beberapa pengguna SIMONEV yang masih perlu mendapat penjelasan secara lebih mendalam. Aplikasi yang sedang dikembangkan, pada pertemuan ini ditayangkan untuk diketahui lebih awal. Hal ini diperlukan dikarenakan pada aplikasi ini ada beberapa perubahan baik dari cara penggunaan ataupun adanya beberapa tambahan atau bahkan kelebihan. Beberapa masukan dalam pengembangan aplikasi ini, sebagian besar akan diterapkan kepada aplikasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan tahun 2013. Sebagian besar peserta workshop menyambut baik setelah melihat fitur-fitur yang ada pada aplikasi yang sedang dikembangkan tersebut, dan sebagian sudah meminta softcopy-nya untuk dicoba-coba dengan maksud akan memberikan masukan lebih lanjut jika ternyata ditemukan kembali. ( Dita)
VOL.
9
NO.
93
BULAN
OKTOBER
2012
HALAMAN
APRESIASI MC DAN ETIKA KEPROTOKOLAN KEMENTERIAN PERTANIAN Dalam rangka meningkatkan keterampilan dan keahlian bagi pegawai, terutama yang biasa ditunjuk sebagai petugas MC (Master of Ceremony) pada acara resmi di kantor, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menugaskan staf yang berkompeten di bidang tersebut untuk mengikuti acara Apresiasi MC (Master of Ceremony) dan Etika Keprotokolan Kementerian Pertanian, yang diselenggarakan oleh Biro Umum dan Humas, pada tanggal 25-27 September 2012, yang bertempat di Hotel Galeri Ciumbuleuit, Bandung. Dalam acara tersebut dihadiri oleh Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian, Kepala Biro Umum dan Humas, Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Informasi dan Komunikasi, Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga dan Protokol, Pegawai Sekretariat Wakil Presiden (Kementerian Sekretariat Negara RI), Ketua Komunikasi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat, dan Partisi dari Bandung. Peserta yang hadir adalah perwakilan dari eselon I dan II lingkup Kementerian Pertanian. Pada apresiasi tersebut, para peserta sangat antusias dengan materi yang diberikan. Dikarenakan, bukan hanya sekedar materi yang diberikan oleh para narasumber tetapi juga praktikum yang langsung diaplikasikan oleh setiap peserta. Mulai dari beberapa hal untuk bisa menjadi MC Ideal sampai pembelajaran tentang teknik vokal dalam MC. Setiap orang pasti bisa menjadi MC, Presenter, Host, Announcer, dll dengan tidak melupakan bakat yang kita miliki ataupun tanpa bakat, asalkan kita mampu menguasai enam cara singkat, yaitu : Vokal, Pelafalan, Pernapasan, Speed, Intonasi, Body Language. Dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai seorang MC (Master of Ceremony), yaitu : 1. Cara berdiri dari tempat duduk hingga kembali ketempat semula, harus memperhatikan ketenangan dan kontrol. Hal ini untuk menambah kepercayaan diri sendiri;
2. Ambil posisi yang relax; 3. Atur pernapasan dengan baik; 4. Kuasai materi pembicaraan/ menanamkan bahan dan gagasan dalam ingatan; 5. Kuasai penonton; 6. Hidupkan pembicaraan dengan memperhatikan unsur : • Artikulasi : untuk kejelasan dalam ucapan; • Intonasi : untuk lagu kalimat; • Asentuasi : untuk tekanan suara. 7. Tempo untuk kecepatan dalam berbicara; 8. Volume; 9. Berbicara dengan menggunakan bahasa sendiri; 10. Berbicara dengan menggunakan nada turun naik (jangan datar); 11. Berikan tekanan pada hal tertentu, untuk menarik perhatian audiens; 12. Perlihatkan kontak pribadi dengan audiens dengan wajah cerah/ riang. Seorang MC merupakan orang yang mampu dan mahir membawakan acara dihadapan umum dengan memperhatikan : 1. Attitude (Perilaku/ Sikap); 2. Gestur (Gerak Tubuh); 3. Personality (Kepribadian); 4. Appeanance (Penampilan); 5. Dress (Pakaian); 6. Reputations (Prestasi); 7. Maturuty (Kematangan Berfikir). Dalam MC (Master of Ceremony) terdapat pula etika keprotokolan. Karena salah satu tujuan dari pengaturan keprotokolan yaitu memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara berjalan tertib, rapi, lancar dan teratur sesuai ketentuan dan kebiasaan yang berlaku secara nasional maupun internasional. Dan protokol tersebut diatur berdasarkan asas kebangsaan, ketertiban dan kepastian hukum, keseimbangan, keserasian dan keselarasan dan/ atau timbal balik. ( Dian)
WORKSHOP ANALISIS INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Indikator makro sektor pertanian meliputi data investasi, Produk Domestik Bruto (PDB), eksporimpor, Nilai Tukar Petani (NTP), Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi, perkreditan pertanian, Upah Buruh, serta Nilai Tukar Rupiah. Data indikator makro sektor pertanian dapat digunakan untuk mengkaji kinerja sektor pertanian secara makro. Sesuai misi dan visinya, Pusdatin secara rutin melakukan pengumpulan data indikator makro sektor pertanian dari berbagai sumber penyedia data dan mempublikasikannya dalam format Buku Statistik Tahunan maupun Buku Saku Triwulanan. Sementara,
analisis terhadap data indikator makro yang telah dikumpulkan tersebut dikemas dalam format buletin bulanan maupun triwulanan. Disamping itu, publikasi tabel dan hasil analisis juga ditampilkan dalam web Kementerian Pertanian maupun web Pusdatin. Serangkaian dalam kegiatan Analisis Indikator Makro, telah dilaksanakan workshop pada tanggal 20 Oktober 2012 yang bertempat di Hotel Cipta, Jl. Mampang Prapatan Raya No. 1A, Jakarta Selatan. Workshop dihadiri oleh para pengelola data dari Ditjen Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertani-
5
HALAMAN
6
Workshop Analisis Indikator Makro Sektor Pertanian
Workshop Analisis Indikator Makro Sektor Pertanian
Workshop Analisis Indikator Makro Sektor Pertanian
Workshop Analisis Indikator Makro Sektor Pertanian
Workshop Analisis Indikator Makro Sektor Pertanian
Lanjutan Berita Workshop Analisis Indikator Makro... an, Badan Litbang Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Badan Karantina Pertanian, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Biro Perencanaan, Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, Biro Hukum dan Informasi Publik, Kerjasama Luar Negeri serta fungsional statistisi lingkup Pusdatin. Workshop yang dilaksanakan pada tahun ini dikonsentrasikan pada pendalaman data Ekspor-Impor Sektor Pertanian. Guna menyamakan persepsi tentang metode pengumpulan, pengolahan dan penyajian data eskpor-impor komoditas pertanian diantara para pengelola data lingkup Kementan, Pusdatin mengundang narasumber dari Direktorat Statistik Distribusi, Badan Pusat Statistik untuk memaparkan materi tersebut. Narasumber yang hadir adalah Ibu Dewi Sri Takarini, SE, MA (Kasubdit Statistik Impor) dan Ibu Rini Kusumastuti, S.Si (Kasie Evaluasi dan Pelaporan, Statistik Ekspor). Beberapa hal yang perlu dicatat dari paparan kedua narasumber tersebut adalah : • Pencatatan data menggunakan sistem perdagangan umum dan nilai barang ekspor dinyatakan dengan Free on Board (FOB) dan barang impor dengan cost insurance and freight (CIF) dalam US$. • Konsep definisi mengacu pada International Merchandise Trade Statistic (IMTS) yang diterbitkan United Nations Statistical Division (UNSD), dengan revisi terbarunya adalah IMTS rev.3 2010. • Sumber data berasal dari dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Pemberitahuan • Pengolahan dokumen tersebut berdasarkan kode HS dengan versi terakhir adalah 10 digit dari Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012. Sistem penerimaan dokumen adalah carry over artinya dokumen 1 bulan tertentu penerimaannya akan ditunggu satu bulan kemudian ditutup. • Time lag penyajian data ekspor impor untuk berita resmi adalah angka sementara n-1 dan sajian ekepor impor secara rinci dengan lag dua bulan (n-2). Pada sesi siang, acara workshop diisi sesi oleh Pusdatin yakni oleh Ir. Wieta B. Komalasari, Msi yang memaparkan seluruh data indikator makro yang telah dikumpulkan oleh Pusdatin, periode data yang dikumpulkan, lag data, sumber data, serta seluruh publikasi yang telah dihasilkan hingga bulan Oktober 2012, dan distribusi dari masing-masing publikasi tersebut. Paparan lebih rinci dilakukan pada hasil analisis ekspor impor komoditas pertanian
periode Januari s/d Maret 2012, yang dirinci berdasarkan sub sektor, komoditas baik segar maupun olahan, ekspor berdasarkan negara tujuan serta impor berdasarkan negara asal. Dari makalah tersebut dapat diketahui bahwa pada periode Januari s/d Maret 2012, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 5,8 milyar yang seluruhnya disumbang dari surplus neraca perdagangan komoditas perkebunan, sementara komoditas lainnya mengalami defisit. Negara tujuan ekspor Indonesia utamanya adalah India, China dan Malaysia, yang dengan pangsa ekspor masingmasing sebesar 15,13%, 12,55% dan 10,69% dari total ekspor Indonesia pada periode tersebut. Komoditas utama yang diekspor ke negara tersebut adalah kelapa sawit. Sementara, impor komoditas pertanian yang masuk ke Indonesia pada periode tersebut adalah berasal dari Australia dan Amerika masing-masing sebesar 18,20% dan 13,10% dari total impor komoditas pertanian Indonesia. Komoditas utama yang diimpor oleh Indonesia dari Australia adalah gandum, sementara dari Amerika adalah kedelai. Paparan oleh Pusdatin dilanjutkan oleh Tim dari Bidang Pengembangan Sistem Informasi yakni oleh Bambang Sugianto, S.Si untuk memperkenalkan telah dibangunnya Sistem Basisdata Ekspor-Impor. Sistem Basisdata Ekspor Impor menampilkan data ekspor – impor yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan cakupan kode Harmony System (HS) sesuai kesepakatan antara Pusdatin dengan seluruh Eselon I pada rapat yang diselenggarakan pada tanggal 9 Pebruari 2012. Klasifikasi kode HS mengacu pada klasifikasi yang berlaku pada tahun bersangkutan, yakni data tahun 2002 s/d 2006 mengacu pada Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI) 2002, data tahun 2007 – 2011 mengacu pada Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI) 2007, dan data tahun 2012 mengacu pada Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012. Basisdata ekspor impor sudah bias diakses oleh pengguna melalu direct Link web site : http://database.deptan.go.id/eksim. Disamping itu juga bisa melalui link untuk umum : http://www.deptan.go.id pada menu Basisdata Pertanian dan klik pada menu Basisdata Ekspor Impor Pertanian. Basisdata ekspor impor menyajikan data ekspor – impor yang dirinci menurut kode HS, komoditas, sub sektor, ekspor berdasar negara tujuan dan impor berdasar negara asal. Beberapa masukan dan saran telah diperoleh dari para peserta, khususnya bagi perbaikan kegiatan Analisis Indikator Makro Sektor Pertanian di masa mendatang serta perbaikan bagi Basisdata Ekspor-Impor Komoditas Pertanian. ( Efi)
VOL.
9
NO.
93
BULAN
OKTOBER
2012
HALAMAN
APLIKASI BERBAGI DOKUMEN DAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT) Belakangan ini pengelolaan pengetahuan (knowledge management), menjadi salah satu metode peningkatan produktivitas suatu organisasi, atau instansi. Hal ini dapat dimengerti karena kompetisi tidak lagi mengandalkan sumber daya alam, tetapi berpindah kepada pemanfaatan sumber daya manusia secara optimal. Pemanfaatan sumber daya manusia melalui potensi kreativitas dan inovasi, agar dapat meningkatkan produktivitas suatu organisasi. Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) merupakan salah satu metode dalam knowledge management yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu organisasi atau instansi untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik, pengalaman dan ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya. Berbagi pengetahuan hanya dapat dilakukan bilamana setiap anggota memiliki kesempatan yang luas dalam menyampaikan pendapat, ide, kritikan, dan komentarnya kepada anggota lainnya. Disinilah peran berbagi pengetahuan dikalangan karyawan menjadi amat penting untuk meningkatkan kemampuan karyawan agar mampu berpikir secara logika yang diharapkan akan mengahasilkan suatu bentuk inovasi. Jadi inovasi merupakan suatu proses dari ide melalui penelitian dan pengembangan akan menghasilkan prototipe yang bahkan bisa dikomersialkan. Sebenarnya menurut para ahli misalnya Carl Davidson dan Philip Voss mengatakan bahwa mengelola knowledge sebenarnya merupakan bagaimana organisasi mengelola staf mereka, sebenarnya bahwa knowledge management adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang saling berbeda mulai saling bicara. Wakil perusahaan dari Rover Group (Collin Jones) mengatakan bahwa sebagai bagian dari knowledge management strategy, Rovernet mengatakan bahwa intranet merupakan bagian yang sangat membantu mereka dalam mengaplikasikan learning dan share best practice mereka. Menurut David J.Skryme bahwa salah satu tantangan knowledge management adalah menjadikan manusia berbagai knowledge mereka. Untuk mengahadapi tantangan tersebut dia menyarankan tiga C yaitu: Culture, Co-opetition (menyatukan kerjasama dengan persaingan) dan Commitment. Berawal dari kegiatan Pengembangan dan Pengawalan Knowlege Managemen System (KMS) didefinisikan dari http://id.wikipedia.org/wiki/ Manajemen_pengetahuan; Knowledge Management (manajemen pengetahuan) adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan (transfer pengetahuan) untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di
dalam organisasi tersebut. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi penyebaran dan pemeliharaan pengetahuan dalam suatu organisasi, yang terdiri dari komponen manusia, proses, dan teknologi. Dari ketiga komponen ini, faktor manusia memegang peranan penting untuk suksesnya pengembangan dan implementasi manajemen pengetahuan di dalam organisasi. Hal ini dikarenakan manusia merupakan sumber dari pengetahuan dan juga sekaligus merupakan pengguna dari pengetahuan tersebut. Pada tahap berikutnya antar pengguna memungkinkan untuk berbagi dokumen serta berkolaborasi sesuai pengaturan login sebagi user. Siapapun yang memerlukan data, dokumen dan informasi dapat mengaksesnya sesuai dengan user previledge yang dimilikinya (permission), sehingga user lebih efisien dan efektif dalam melaksanakan tugas sesuai kinerja rutinnya. Untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan aplikasi Berbagi Dokumen dan Pengetahuan (BD&P) di lingkup Kementerian Pertanian, maka pada tahun anggaran 2012merencanakan pengembangan sistem dan sosialisasi dapat berupa workshop. Namun masih tergantung ada tidaknya anggaran, karena kegiatan ini dalam pengembangan membutuhkan juga kesiapan piranti keras dan piranti lunak. Aplikasi Berbagi Dokumen dan Pengetahuan (BD&P), rencananya bertujuan untuk mengembangkan secara optimal rencana sistem kolaborasi menggunakan piranti lunak ’Share Point Server’ dengan melalui sosialisasi aplikasi (workshop) kepada calon user. Pada tahun 2012 pengembangan aplikasi Berbagi Dokumen dan Pengetahuan (BD&P) telah direncanakan sesuai yang dibutuhkan dan masih ada peluang potensial user yang kian berkembang. Kegiatan berupa pengembangan layanandiantaranya untuk : • Layanan penambahan User • Pengembangan Menu, dan Alamat serta nama folder atau directory sesuai dengan kebutuhan • Dari aspek pengembangan sistem. Pada layanan penambahan user yang pada tahun sebelumnya baru dari Lingkup Pusdatin secara umum, baik Pranata komputer, statistisi maupun berapa karyawan/karyawati. Tercatat hanya 34 user. Pada tahun TA 2012 pengembangan masih terbatas dan belum didukung dengan pendanaan, karena dibutuhkan maka jumlah user pun meningkat hingga 83 user.
7
HALAMAN
8
Lanjutan Berita Aplikasi Berbagi Dokumen... No 1. 2.
Unit Bidang Data Non Komoditas Bidang Data Komoditas
Berbagi Dokumen dan Pengetahuan (Knowledge Management)”
23 16
3.
Bidang Pengembangan Sistem Informasi
34
4.
Bagian Umum
8
5.
Biro Keuangan dan Perlengkapan
1
6.
Biro Perencanaan
1
Total
“Aplikasi
Jumlah User
83
Pada Pengembangan Menu, dan Alamat serta nama folder atau directory sesuai dengan kebutuhan, Pusdatin terutama adalah permintaan pada menu Perstatistikan yaitu untuk pemenuhan sesuai kebutuhan pada Bidang Data Komoditas dan pada Bidang Data Non Komoditas. Serta penyesuaian pada Menu Komputerisasi dari Bidang Komputerisasi. Layanan perbaikan dan penyesuaian yang telah dilakukan adalah seperti pada Gbr1 sampai dengan Gbr-2 terlampir pada Lampiran. Dari aspek pengembangan sistem, telah mengikuti berita dan perkembagan tehnologinya dari internet. Untuk menambah wacana yang sejalan dengan dinamika perkembangan tehnologi, versi yang ada pada perkembangan teknologi Share Point Server. Rencana Materi yang dapat diberikan : 1. P e n g e n a l a n p o r t a l kolaborasi.deptan.go.id/ • Aplikasi Berbagi Dokumen dan Pengetahuan (BD&P) • Persiapan menggunakan (BD&P) • Regristrasi Pengguna (User Regristration) & Login User a. Memulai akses dan mengakhiri BD&P • Memulai Akses BD&P • Mengakhiri BD&P (Logout) 2. Bekerja dengan menu dan folder BD&P • Menu-Menu Utama • Mengambil Dokumen (download document) • Memasukkan do kumen (Add document)
• Menambahkan Folder Baru 3. Bekerja dengan function sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) • View • Fetching Item • Delete Item (Menghapus dokumen) • Info (Menampilkan Informasi dokumen) • Browse • Copy Item ( Meng-copy dokumen) • Move Item ( Memindahkan dokumen) • Rename Item (Mengganti nama dokumen) 4. Bekerja dengan menu kiri sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) • Logout • Searching (menu Pencarian) • Help Content • Setting • Personal. Aplikasi Berbagi Dokumen dan Pengetahuan (BD&P) ini belum dimanfaatkan. Kegiatan masih NIHIL karena termasuk dalam penghematan anggaran. Tahun anggaran 2012 sebagaimana untuk pengembangan sistem untuk pelaksanaan sosialisasi atau workshop juga tidak dapat dilaksanakan. Pada saat ini software yang dipergunakan untuk menjalankan sistem manajemen pengetahuan ini adalah Sharepoint Server 2007. Software yang d i p e r g u n a k a n t e r s e b u t d i h a r ap k a n pemanfaatannya akan lebih optimal dari sebelumnya yang hanya terbatas dengan user linsesinya sampai dengan 100 user saja. Setiap regristrasi user BD&P dapat ditentukan dengan membuat pengaturan previledgenya (permission); Dalam manajemen pengetahuan yang terpenting adalah brandware, proses, dan teknologi, maka faktor brandware tetap memegang peranan penting untuk suksesnya implementasi BD&P di dalam organisasi, dalam hal ini kurangnya partisipasi aktif dari user dalam memberikan informasi untuk berbagi dan belum memahami tentang kolaborasi; Status masih tetap sebagai usulan TA mendatang, Versi KMS yang baru dikembangkan adalah versi SharePoint Server 2007. sesuai perkembangan TI perlu penyesuaian, dan dimigrasi ke versi KMS yang lebih memadai harapannya adalah ke Share Point 2010 atau lebih up to date. ( Astho)
VOL.
9
NO.
93
BULAN
OKTOBER
2012
Lanjutan Berita Aplikasi Berbagi Dokumen... Lampiran
Gbr-1. Login User untuk akses KM – http://kolaborasi.deptan go.id
Gbr-2. Menu KM – Kolaborasi
Gbr-3 : Sub Menu Pilihan Perstatistikan
HALAMAN
9
HALAMAN
10
Lanjutan Berita Aplikasi Berbagi Dokumen...
Gbr-4 : Sub Menu Pilihan Statistik pada Data Agribisnis Hulu
“Aplikasi Berbagi Dokumen dan Pengetahuan (Knowledge Management)”
Gbr-5 : Sub Menu Pilihan Statistik pada Data Usahatani (On Farm)
Gbr-6 : Sub Menu Pilihan Statistik pada Data Agribisnis Hilir
VOL.
9
NO.
93
BULAN
OKTOBER
2012
Lanjutan Berita Aplikasi Berbagi Dokumen...
Gbr-7 : Sub Menu Pilihan Statistik pada Data Penunjang
Gbr-8 : Sub Menu Pilihan Komputerisasi
Gbr-9 : Sub Menu Pilihan Komputerisasi, Contoh Pada Sub Program Aplikasi
HALAMAN
11
HALAMAN
12
Lanjutan Berita Aplikasi Berbagi Dokumen...
Gbr-10 : Sub Menu Pilihan Komputerisasi , Contoh pada KEGIATAN BIDANG PSI 2012
“Aplikasi Berbagi Dokumen dan Pengetahuan (Knowledge Management)”
Gbr-11 : Sub Menu Pilihan Komputerisasi , Contoh pada KEGIATAN BIDANG PSI 2012, Pada 1. KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Gbr-12 : Sub Menu Pilihan Komputerisasi , Contoh pada SOP BID PSI