BH KA INN EKA TUNGGAL I
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI Pada Acara
Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia the Santosa Hotel, 9 Nopember 2010 Assalamuálaikum WrWb. Yang saya hormati : - Gubernur Nusa Tenggara Barat - Ketua Umum Ikatan Pustakawan Indonesia - Para pembicara - Kepala Badan/Kantor Perpustakaan Provinsi dan Kabupaten/Kota se Indonesia - Para Pustakawan, hadirin, dan peserta seminar yang berbahagia
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang berkat limpahan rahmat serta karunia-Nya kita semua dapat 1
dipertemukan di tempat ini untuk bersama-sama menghadiri acara Seminar Ilmiah Nasional tahun 2010 dengan tema Peran IPI dalam upaya meningkatkan kompetensi pustakawan menuju sertifikasi profesi.
Bapak Gubernur dan hadirin yang berbahagia Berbahagia sekali pada hari ini saya dapat bertemu kembali dengan Bapak Gubernur, Ketua DPRD dan Bapak/Ibu sekalian para pejabat dari berbagai komponen masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang sudah barang tentu memiliki perhatian, apresiasi dan respons yang sangat baik terhadap perpustakaan dan minat baca sebagai sarana belajar sepanjang hayat dalam upaya mencerdaskan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Bangsa yang maju dan sejahtera dimulai dengan kecerdasan masyarakatnya. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan oleh Pemerintah melalui berbagai cara baik pendidikan formal, non formal, maupun penyediaan perpustakaan sebagai sarana belajar sepanjang hayat bagi masyarakat.
2
Hadirin yang saya hormati, Keberadaan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) di tanah air sudah cukup lama, lebih dari 30 tahun artinya bila kita ibaratkan dengan seorang manusia, organisasi ini sudah cukup dewasa. IPI sebagai organisasi profesi di Indonesia tentunya telah banyak berkiprah, pengalaman dan kemanatangannya semakin bertambah, tentu perannya semakin dapat dirasakan oleh para anggotanya. Seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia makin banyak pengalaman dapat dijadikan pelajaran, acuan untuk membangun IPI yang lebih profesional. Kekurangan masa lalu bukan untuk diperbincangkan, tapi digunakan sebagai pelajaran. Keberhasilan masa lalu perlu dikembangkan dan terus ditingkatkan, disempurnakan sesuai tuntutan perkembangan dinamika masyarakat. IPI merupakan suatu organisasi profesi yang dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan dinyatakan, berfungsi untuk memajukan dan memberi perlindungan profesi kepada pustakawan. Ditegaskan pula dalam Undang-undang tesebut, bahwa setiap pustakawan menjadi anggota organisasi profesi, serta pembinaan dan pengembangan organisasi profesi 3
pustakawan difasilitasi oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Saya berharap dengan adanya IPI dan tumbuhnya berbagai organisasi profesi lainnya seperti Forum Perpustakaan Umum, Forum Perpustakaan Khusus, Forum Perpustakaan Sekolah, Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB), Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) dan lainnya dapat menjadi penyemangat (memotivasi) bagi para pustakawan dan dapat menigkatkan apresiasi serta eksistensi perpustakaan di Indonesia. Seiring pesatnya perkembangan TIK dan lahirnya Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, maka tantangan IPI ke depan terutama dalam mengembangkan profesionalisme pustakawan dan menyediaan layanan perpustakaan bagi masyarakat tidaklah ringan. Perpustakaan belum disadari sebagai hal yang penting, membaca belum menjadi bagian budaya kita, sementara media komunikasi seperti televisi gencar menjajikan beragam tayangan infotainment dan entertainment yang secara kasat mata lebih menarik dari pada membaca. Berkembangnya internet di hampir seluruh pelosok tanah air memungkinkan masyarakat mengakses informasi dengan mudah dan cepat. Kondisi ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi para 4
pustakawan dan kepustakawanan. Tantangan lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana IPI dapat memberikan masukan dan ikut bersama Pemerintah untuk ke depan menjadikan pustakawan sebagai profesi yang membanggakan, diminati serta mendapat penghargaan/tunjangan profesi yang proporsional sesuai tuntutan kinerjanya. Karena itu perlu dibangun, dibina, dan dikembangkan pola kemitraan, komunikasi efektif, koordinasi dan kerjasama dengan semua komponen Pemerintah, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, masyarakat dan swasta dalam gerak langkah yang sinergis dalam upaya pengembangan perpustakaan dan pembudayaan gemar membaca sebagai upaya mencerdaskan masyarakat menuju bangsa yang cerdas, beriman dan bertakwa, kreatif, mandiri, dan sejahtera. Kepada Ketua Umum dan Pengurus IPI, perlu segera menyusun konsep pemikiran, program kerja yang strategis, menjalin kerjasama dan kolaborasi yang mampu memperkuat dan membangun perpustakaan dan kepustakawanan di wilayah NKRI. Hadirin Sekalian yang Berbahagia Undang-undang Perpustakaan secara khusus mengakui eksistensi organisasi profesi pustakawan dan 5
mengamanatkan berbagai tugas termasuk perlunya Kode Etik Pustakawan. Amanat ini bila dilaksanakan dengan baik dan profesional cukup potensial untuk memposisikan IPI sebagai organisasi profesi yang memiliki peran startegis bagi kecerdasan masyarakat. Sesuai tema yang dibuat oleh IPI, saya mengharapkan sebagai berikut: IPI menjadi organisasi tempat bernaung para pustakawan, yang dinamis, profesional, independen, dan mandiri serta mampu memberikan perlindungan profesi bagi para pustakawan. IPI mampu menyumbangkan pemikiran dan ikut ambil bagian dalam penyusunan konsep kompetensi dan sertifikasi pustakawan sebagaimana dimaksudkan oleh Undang-undang (bukan hanya pustakawan PNS). IPI dan pustakawan harus mampu sebagai agen perubahan internal kepustakawanan dan eksternal dalam meningkatkan budaya gemar membaca. IPI mampu mendorong masyarakat untuk membangun dan mengembangkan serta mewujudkan ketersediaan perpustakaan secara merata dan terjangkau bagi masyarakat di seluruh wilayah NKRI. IPI harus mampu meningkatkan citra pustakawan dan sebagai organisasi profesi yang selangkah di depan atau minimal sejajar dengan profesi-profesi yang lain. Pustakawan harus mau dan mampu melakukan perubahan sikap kerja, pola pikir, dan pola tindak 6
lebih profesional, serta bangga akan tugas dan profesinya sebagai pustakawan. Pertemuan akbar para pustakawan se Indonesia ini hendaknya dijadikan sebagai ajang sharing tukar pendapat, menyamakan persepsi, visi dan misi yang berguna bagi kemajuan dan perkembangan kepustakawanan di tanah air, bukan hanya pertemuan yang bersifat seremoni, namun mampu menghasilkan ide, gagasan, dan konsep yang dapat dijadikan landasan berpikir ke depan untuk memajukan pustakawan dan kepustakawanan Indonesia. Demikian sambutan saya sampaikan. Selamat mengikuti seminar semoga bermanfaat bagi kemajuan dan kesuksesan pustakawan serta masyarakat Indonesia pada umumnya.
Wabillahittaufiq Walhidayah Wassalamuálaikum Wr.Wb.
Kepala Perpustakaan Nasional RI,
Dra. Hj. Sri Sularsih, M.Si. 7