PUTUSAN NOMOR 1/Pdt.G/2016/PTA. Smd
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Samarinda dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan dengan sidang majelis terhadap perkara cerai gugat antara: Pembanding, umur 26 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Anggota Polri, bertempat tinggal di Jalan Kota
Samarinda,
dahulu sebagai Tergugat sekarang Pembanding; melawan Terbanding, umur 26
tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan
Swasta (kasir toko sepatu), bertempat tinggal di Jalan Kota Samarinda, dahulu sebagai Penggugat sekarang Terbanding; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah mempelajari berkas perkara yang dimohonkan banding; DUDUK PERKARA Bahwa Terbanding dahulu Penggugat telah mengajukan gugatan perceraian terhadap Pembanding dahulu Tergugat di Pengadilan Agama Samarinda atas dalil-dalil yang pokoknya sebagai berikut: − Bahwa Terbanding dan Pembanding adalah suami isteri, yang menikah pada tanggal 18 Juni 2011 dan tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai
Kunjang
Kota
Samarinda
dengan
kutipan
akta
nikah
No.
524/090/VI/2011 tanggal 21 Juni 2011; − Bahwa kehidupan rumah tangga Terbanding dengan Pembanding saat ini sudah tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan karena Pembanding tidak jujur dan tidak transparan mengenai pengahasilannya kepada Terbanding; 1
− Bahwa dalam pertengkaran dan perselisihan tersebut Pembanding telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga yaitu menyakiti badan jasmani Terbanding, sehingga sejak tahun 2014 hingga gugatan ini diajukan ( + 1 tahun) Terbanding dan Pembanding telah berpisah tempat tinggal; Bahwa, berdasarkan dalil-dalil tersebut Terbanding memohon kepada Pengadilan Agama Samarinda agar menjatuhkan putusan sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu bain shugra Tergugat terhadap Penggugat; 3. Membebankan biaya perkara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; Bahwa terhadap permohonan tersebut Pengadilan Agama Samarinda telah menjatuhkan putusan Nomor 0723/Pdt.G/2015/PA. Smd
tanggal 02
November 2015 yang amarnya sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu bain shugra Tergugat ( Pembanding), terhadap Penggugat (Terbanding); 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Samarinda untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda dan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 4. Membebankan biaya perkara kepada penggugat sejumlah Rp 391.000,(tiga ratus sembilah puluh satu ribu rupiah); Bahwa terhadap putusan tersebut, Tergugat (untuk selanjutnya disebut Pembanding) telah mengajukan permohonan banding pada tanggal 16 November 2015 sebagaimana tercantum dalam Akta Permohonan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Samarinda, Permohonan banding tersebut
diberitahukan
kepada
Penggugat
Terbanding) pada tanggal 19 November 2015;
2
(untuk
selanjutnya
disebut
Bahwa, Pembanding tidak mengajukan memori banding sebagaimana diuraikan dalam Surat Keterangan Pembanding Tidak Mengajukan Memori Banding Nomor 723/Pdt.G/2015/PA.Smd tanggal 7 Desember 2015; Bahwa, Pembanding telah diberi tahu untuk melakukan inzage pada tanggal 1 Desember 2015 dan Pembanding telah melakukan inzage pada tanggal 11 Desember 2015; Bahwa, Terbanding pun telah diberi tahu untuk melakukan inzage pada tanggal 2 Desember 2015 akan tetapi Terbanding tidak melakukan inzage sebagaimana diuraikan Surat Keterangan Terbanding Tidak Mengajukan Inzage Nomor 0723/Pdt.G/2015/PA.Smd tanggal 17 Desember 2015; Permohonan banding tersebut telah didaftar dikepaniteraan Pengadilan Tinggi Agama Samarinda
pada tanggal 5 Januari 2016 dengan nomor
1/Pdt.G/2016/PTA.Smd dan telah diberitahukan kepada Ketua Pengadilan Agama Samarinda sebagai pengaju pada tanggal 5 Januari 2016; PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa Pembanding dalam perkara ini di tingkat pertama sebagai pihak yakni berkedudukan sebagai Tergugat. Oleh karena itu berdasarkan Pasal 199 ayat (1) R.Bg. dan Pasal 61 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang sudah diubah dengan UndangUndang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Pembanding mempunyai legal standing untuk mengajukan permohonan banding; Menimbang, bahwa Pembanding mengajukan banding pada tanggal 16 November 2015 dan Pembanding hadir pada sidang pengucapan putusan Pengadilan Agama Samarinda yakni tanggal 2 November 2015. Dengan demikian permohonan banding tersebut diajukan dalam tenggang masa banding sebagaimana diatur dalam Pasal 199 ayat (1) R.Bg, yakni dalam masa 14 hari. Atas dasar itu, Permohonan banding Pembanding dapat diterima; Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Samarinda
akan mengadili materi perkara sebagaimana akan diuraikan di
bawah ini; 3
Menimbang, bahwa Terbanding mengajukan gugatan / cerai gugat dengan dalil-dalil yang pada pokoknya sebagai berikut: − Bahwa Terbanding dan Pembanding adalah suami isteri, yang menikah pada tanggal 18 Juni 2011 dan tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai
Kunjang
Kota
Samarinda
dengan
kutipan
akta
nikah
no.
524/090/VI/2011 tanggal 21 Juni 2011; − Bahwa kehidupan rumah tangga Terbanding dengan Pembanding saat ini sudah tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan karena Pembanding tidak jujur dan tidak transparan mengenai pengahasilannya kepada Terbanding; − Bahwa dalam pertengkaran dan perselisihan tersebut Pembanding telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga yaitu menyakiti badan jasmani Terbanding, sehingga sejak tahun 2014 hingga gugatan ini diajukan ( + 1 tahun) Terbanding dan Pembanding telah berpisah tempat tinggal; Menimbang, bahwa Pembanding pada pokoknya telah mengakui semua dalil gugatan Terbanding kecuali dalil Terbanding yang menyatakan bahwa Pembanding telah melakukan pemukulan terhadap Terbanding; Menimbang,
bahwa
untuk
membuktikan
dalil-dalil
gugatannya
Terbanding mengajukan alat bukti surat sebagai berikut: -
Bukti surat bertanda P, fotokopi Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda nomor 524/090/VI/2011 tanggal 21 Juni 2011, isinya menerangkan bahwa Terbanding terikat perkawinan sah dengan Pembanding. Bukti tersebut bermeterai cukup, cocok dengan aslinya dan tidak dibantah oleh Pembanding. Oleh karena itu bukti tersebut mempunyai nilai pembuktian sempurna dan mengikat; Menimbang, bahwa disamping alat bukti tertulis, Terbanding juga
mengajukan saksi-saksi sebagai berikut: Saksi I Terbanding bernama Saksi I Terbanding, umur 52 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak ada, bertempat tinggal di Jalan Kota Samarinda, dibawah sumpah, telah memberikan keterangan pada pokoknya sebagai berikut: 4
-
Bahwa saksi kenal dengan Pembanding dan Terbanding karena Terbanding adalah keponakan saksi;
-
Bahwa sebagai suami isteri, semula kehidupan rumah tangga Pembanding dan Terbanding berjalan harmonis / rukun, namun satu tahun terakhir ini (sejak pertengahan tahun 2014) diantara Pembanding dan Terbanding sering bertengkar dan saksi pernah dua kali melihat langsung pertengkaran tersebut bahkan saksi yang melerai pertengkaran tersebut;
-
Bahwa saksi pernah melihat akibat pelintiran ditangan Terbanding yang dilakukan oleh Pembanding yang menyebabkan tangan Terbanding memar;
-
Bahwa penyebab pertengkaran diantara Pembanding dan Terbanding tersebut adalah dikarenakan Pembanding tidak terbuka / tidak transparan masalah keuangan kepadaTerbanding;
-
Bahwa sudah satu tahun satu bulan ini antara Pembanding dan Terbanding telah berpisah tempat tinggal;
-
Bahwa sebagai keluarga saksi sudah berulang kali memberikan nasehat dan
berusaha untuk mendamaikan Pembanding dan Terbanding tetapi
tidak berhasil; Menimbang, bahwa keterangan saksi I Terbanding tersebut memenuhi syarat materiil karena ia melihat / mendengar / mengalami sendiri sehingga keterangan saksi I Terbanding tersebut mempunyai nilai pembuktian; Saksi II Terbanding bernama Saksi II Terbanding, umur 34 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat tinggal di Jalan Kota Samarinda, dibawah sumpah, telah memberikan keterangan pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa saksi kenal dengan Pembanding dan Terbanding sejak empat tahun yang lalu, dan saksi merupakan teman akrab Terbanding;
-
Bahwa sebagai suami isteri, semula kehidupan rumah tangga Pembanding dan Terbanding berjalan harmonis / rukun, namun saat ini diantara Pembanding dan Terbanding sudah tidak harmonis lagi karena sering bertengkar;
-
Bahwa saksi pernah melihat akibat pelintiran ditangan Terbanding yang dilakukan oleh Pembanding yang menyebabkan tangan Terbanding memar;
5
-
Bahwa penyebab pertengkaran diantara Pembanding dan Terbanding tersebut adalah dikarenakan Pembanding tidak terbuka / tidak transparan masalah keuangan kepada Terbanding;
-
Bahwa sudah satu tahun satu bulan ini antara Pembanding dan Terbanding telah berpisah tempat tinggal;
-
Bahwa sebagai teman saksi sudah semaksimal mungkin memberikan nasehat dan berusaha untuk mendamaikan Pembanding dan Terbanding tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa keterangan saksi II Terbanding, memenuhi syarat
materiil karena ia melihat/mendengar/mengalami sendiri dan kesaksiannya tersebut saling berhubungan dengan kesaksian Saksi I Terbanding, sehingga keterangan saksi Terbanding tersebut mempunyai nilai pembuktian; Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Samarinda tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Samarinda yang mendudukkan Ibu Terbanding (ibu Terbanding) dan Ayah Pembading (ayah Pembanding) serta
Ibu Pembanding (ibu Pembanding)
sebagai saksi yang memberikan kesaksian dibawah sumpahnya dipersidangan, karena berdasarkan ketentuan Pasal 172 ayat (1) R.Bg keluarga sedarah dan keluarga semenda dari salah satu pihak menurut keturunan lurus, tidak boleh menjadi saksi, untuk itu Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Samarinda hanya mendudukkannya sebagai pihak keluarga yang didengar keterangannya dipersidangan dengan pertimbangan sebagai berikut; Menimbang bahwa disamping kesaksian dua orang saksi Terbanding tersebut diatas, untuk memenuhi ketentuan dalam Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 telah pula didengar keterangan Ibu Terbanding yang bernama Ibu Terbanding, dan kedua orang tua Pembanding yaitu Ayah Terbanding (ayah) dan Ibu Pembanding (ibu), didalam persidangan menerangkan yang pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa kehidupan rumah tangga Pembanding dan Terbanding semula berjalan harmonis / rukun, dan pada tahun pertama Pembanding dan Terbanding tinggal bersama orang tua Pembanding, kemudian ditahun kedua yaitu tahun 2012 tinggal bersama orang tua Terbanding; 6
-
Bahwa sejak tahun 2012 diantara Pembanding dan Terbanding diketahui sering terjadi perselisihan / pertengkaran, yang disebabkan Pembanding tidak
terbuka
tentang
penghasilannya
kepada
Terbanding,
bahkan
Pembanding ada meminjam uang di Koperasi tempat Pembanding bekerja tanpa sepengetahuan Terbanding; -
Bahwa sejak bulan ramadlan tahun 2014 antara Pembanding dan Terbanding sudah berpisah tempat tinggal;
-
Bahwa sebagai orang tua, baik kedua orang tua Pembanding maupun orang tua Terbanding telah berusaha untuk mendamaikan / berusaha agar kehidupan rumah tangga Pembanding dan Terbanding dapat kembali rukun / harmonis, namun tidak berhasil; Menimbang, sebagai Anggota Polri, Pembanding telah diberikan waktu /
kesempatan yang cukup (selama 3 bulan) untuk memenuhi ketentuan sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2010 tentang Tatacara Pengajuan Perkawinan, Perceraian dan Rujuk bagi Pegawai Negeri pada Kepolisian Republik Indonesia Pasal 24 ayat (2) dan ayat (3), namun hingga tenggang waktu yang diberikan tersebut Pembanding tidak dapat memperoses / melaksanakan sebagaimana diatur dalam Peraturan Kapolri tersebut, maka proses pemeriksaan perkara ini tetap dilaksanan sesuai dengan ketentuan hukum acara berlaku; Menimbang, berdasarkan fakta-fakta tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Samarinda berkesimpulan bahwa rumah tangga Terbanding dan Pembanding sudah tidak harmonis bahkan telah berpisah tempat tinggal setidaknya sejak pertengahan tahun 2014 sampai dengan saat ini. Oleh karena itu gugatan yang diajukan oleh Terbanding telah memenuhi ketentuan dalam Pasal 39 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 19 Huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka gugatan Terbanding mengenai cerai gugat ini dapat dikabulkan;
7
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Samarinda sependapat dengan Majelis
Hakim Pengadilan Agama Samarinda
yang mengabulkan gugatan
Penggugat / Terbanding dan selanjutnya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Samarinda
memutus perkara ini dengan menguatkan putusan
Pengadilan Agama Samarinda
tersebut, yang amarnya sebagaimana akan
disebut dibawah ini; Menimbang,
bahwa
perkara
ini
mengenai
sengketa
di
bidang
perkawinan, maka berdasarkan Pasal 89 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan ke dua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 biaya perkara dalam tingkat banding dibebankan kepada Pembanding; Memperhatikan
pasal-pasal
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku dan hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI I.
Menyatakan permohonan banding Pembanding dapat diterima;
II. Menguatkan
Putusan
Pengadilan
Agama
Samarinda
Nomor
0723/Pdt.G/2015/PA.Smd tanggal 2 November 2016 Masehi bertepatan dengan tanggal 20 Muharram 1437 Hijriah; III. Membebankan biaya perkara dalam tingkat banding kepada Pembanding sejumlah Rp 150,000.00 (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Samarinda pada hari Kamis tanggal 4 Februari 2016 Masehi bertepatan dengan tanggal 24 Robi’ul Akhir 1437 Hijriah oleh kami Drs.H.Mohammad Yamin Awie, SH, MH. sebagai Ketua Majelis serta Drs. H. Iskandar Paputungan, MH. dan Dra. Hj. Masunah, MHI, masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan tersebut diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut didampingi oleh Hakim Anggota dan dibantu oleh Drs. Kurthubi, MH, sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh Pembading dan Terbanding; 8
Hakim Anggota,
Ketua Mejelis,
ttd.
ttd.
Drs.H.Iskandar Paputungan, MH.
Drs. H.M. Yamin Awie, SH, MH.
ttd. Dra. Hj. Masunah, MHI, Panitera Pengganti, ttd. Drs. Kurthubi, MH. Perincian Biaya: 1. Proses Administrasi Rp 139,000.00 2. Meterai
Rp
6,000.00
3. Redaksi
Rp
5,000.00
Rp 150,000.00 Samarinda, 5 Februari 2016 Disalin sesuai dengan aslinya, Panitera,
Drs. Pahri Hamidi, M.H.
9