PUTUSAN Nomor : 46/Pdt.G/2010/PTA. Smd. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Samarinda yang telah memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat banding, dalam sidang permusyawaratan majelis telah menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh : PEMBANDING, Umur - tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di KOTA SAMARINDA, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya H. Hermanto , S.H. Akram Zaini, S.H. dan Ali Hufron, S.H. Advokat-Pengacara/Konsultan Hukum, berkantor di Jl. A. Wahab Syahrani No. 3, Samarinda, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
bertanggal
11
Januari
2010,
selanjutnya
disebut
Penggugat/Pembanding; MELAWAN TERBANDING, umur
- tahun, agama Islam, pekerjaan Tidak ada,
bertempat tinggal di KOTA SAMARINDA, selanjutnya disebut Tergugat/Terbanding; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip
semua uraian yang termuat dalam Putusan Pengadilan Agama
Samarinda Nomor 0125/Pdt.G/2010/PA. Smd. tanggal 21 Juni 2010 Masehi, bertepatan dengan tanggal 8 Rajab 1431 Hijriah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : MENGADILI Dalam Konvensi : - Menolak gugatan penggugat seluruhnya; Dalam Rekonvensi :
- Menolak gugatan penggugat seluruhnya; Dalam konvensi dan rekonvensi : - Membebankan seluruh biaya perkara ini kepada penggugat sebesar Rp 241.000,- (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah ) Menimbang, bahwa terhadap putusan Pengadilan Agama Samarinda tersebut Penggugat merasa tidak puas, selanjutnya mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Agama Samarinda melalui Pengadilan Agama Samarinda sesuai Akta Permohonan Banding Nomor 0125/Pdt.G./2010/ PA.Smd. tanggal 30 Juni 2010; Menimbang, bahwa Permohonan banding a quo telah diberitahukan secara saksama kepada pihak lawannya pada tanggal 13 Juli 2010; Menimbang,
bahwa
Penggugat/Pembanding
telah
melengkapi
berkas
permohonan bandingnya dengan memori banding bertanggal 27 Juli 2010 dan telah diberitahukan kepada Tergugat/Terbanding pada tanggal 28 Juli 2010; Menimbang,
bahwa
Tergugat/Terbanding
juga
telah
menyampaikan
kontramemori banding bertanggal 2 Agustus 2010 yang telah disampaikan kepada Penggugat/Pembanding pada tanggal 3 Agustus 2010; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding Pembanding diajukan
dalam
tenggang
waktu dan dengan cara-cara
serta memenuhi
syarat-syarat menurut ketentuan perundang-undangan, maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa Penggugat/Pembanding dalam memori bandingnya menyampaikan keberatan-keberatan dan permohonan yang pada pokoknya berbunyi : 1.
Bahwa
Hakim
Tingkat
mempertimbangkan
Pertama
keterangan
dalam
menjatuhkan
saksi-saksi
yang
putusan diajukan
tidak oleh
Pembanding/Penggugat dalam persidangan, dimana Hakim Tingkat Pertama hanya mencantumkan keterangan saksi Pembanding/Penggugat yang hanya menguntungkan
pihak
Terbanding/Tergugat,
dalam
jawaban
Terbanding/Tergugat dengan jelas mengakui bahwa dalam rumah tangga Terbanding/Tergugat tidak ada lagi keharmonisan karena sering dan terus menerus terjadi pertengkaran dan dihubungkan dengan keterangan saksi
(SAKSI
PEMBANDING)
pertengkaran
antara
menerangkan
bahwa
Pembanding/Penggugat
saksi yang
pernah
melihat
mempermasalahkan
nafkah hidup, sehingga dengan demikian apa yang menjadi pokok gugatan Pembanding/Penggugat dalam gugatannya dihubungkan dengan pengakuan Terbanding/Tergugat dan keterangan saksi (SAKSI PEMBANDING) ada persesuaian
dan
cukup
bukti
bahwa
hubungan
suami
isteri
antara
Pembanding/Penggugat dengan Terbanding/Tergugat sudah tidak dapat dipertahankan lagi; Bahwa
selain
seringnya
terjadi
pertengkaran
yang
berujung ketidak
harmonisan dalam berumah tangga, bahwa antara Pembanding/Penggugat dengan Terbanding/Tergugat, walaupun masih tinggal bersama/serumah, antara Pembanding/Penggugat bersama
masing-masing
dan Terbanding/Tergugat tidak lagi tidur
dengan
kamar
berlainan,
makan
bersama
sebagaimana layaknya kehidupan suami-isteri hal ini telah berlangsung sejak tahun 2008 hingga sekarang, sebagaimana keterangan saksi SAKSI I, SAKSI II, dan SAKSI III, maka hal tersebut sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah
Agung RI No. Reg.534K/Pdt/1996 Tanggal 18 Juni 1996: Dalam hal perceraian, tidak perlu dilihat siapa yang salah, dari siapa percekcokan atau salah satu pihak telah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri, apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau tidak; 2.
Bahwa pertimbangan Hakim Tingkat Pertama pada halaman 19 alinea ketiga menyebutkan : ” Menimbang bahwa dalil jawaban Tergugat ketidak
harmonisan
dalam
rumah
tangga
Pembanding/Penggugat
perselingkuhan Pembanding/Penggugat
disebabkan
dengan karyawannya bernama
Fathur Rahman, Penggugat dalam repliknya tidak mengajukan bantahan, demikian pula Penggugat tidak mengajukan bantahan terhadap keterangan saksi (SAKSI PEMBANDING) (saudara kandung penggugat), oleh karenanya Majelis Hakim menilai bahwa Penggugat mengakui adanya peristiwa perselingkuhan yang dilakukan Penggugat tersebut” Bahwa apa yang menjadi pertimbangan tersebut tidak sesuai dengan fakta dipersidangan, keterangan saksi Tergugat baik (SAKSI TERBANDING) maupun
saksi (SAKSI PEMBANDING)tidak pernah memberikan keterangan bahwa antara Penggugat dan Saudara Fathur Rahman telah terjadi perselingkuhan melainkan hubungan antara Pembanding/Penggugat dengan saudara Fathur
Rahman hanya semata-mata hubungan pekerjaan dimana Fathur Rahman sebagai karyawan Pembanding/Penggugat yang telah banyak membantu dalam
perkembangan
usaha
Penggugat,
keterangan
saksi
(SAKSI
TERBANDING)pada pokoknya menerangkan bahwa antara saksi dengan Tergugat adalah teman sekolah sewaktu di SMP, dan Tergugat pernah bekerja di PT. DAS, adapun keterangan saksi (SAKSI PEMBANDING) pada pokoknya menerangkan bahwa saksi pernah bekerja sebagai driver sekitar tahun 2008 pada usaha ternak ayam Penggugat (kakak kandung saksi), modal untuk dijadikan usaha ternak ayam oleh Penggugat adalah sertifikat rumah warisan dari orang tua Penggugat dan saksi yang dijaminkan ke Bank (saat ini ditempati oleh Penggugat dan Tergugat), adanya pihak ketiga Tergugat merasa tersisihkan. Bahwa terhadap penilaian Hakim Tingkat Pertama yang menyebutkan pengakuan
Pembanding/Penggugat
adanya
perselingkuhan
dengan
menafsirkan keterangan saksi adalah tidak dapat dibenarkan oleh karena selama proses persidangan Pembanding/Penggugat baik dalam gugatan maupun repliknya tidak pernah mengakui dan tidak pernah ada pengakuan, hubungan Pembanding/Penggugat dengan saudara Fathur Rahman hanya semata-mata hubungan pekerjaan. Bahwa dari keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh Terbanding/Tergugat tidak secara tegas menyebutkan bahwa antara
Pembanding/Penggugat
dan
saudara
Fathur
Rahman
ada
perselingkuhan, penilaian dan kesimpulan yang menurut Hakim Tingkat Pertama adalah merupakan perselingkuhan sangatlah tidak arif oleh karena keterangan antara saksi dengan saksi lainnya tidak ada persesuaian dan kecocokan walaupun sejak ada pihak ketiga yang dimaksud oleh saksi tapi tidak dapat ditafsirkan adanya perselingkuhan tanpa dikuatkan dengan bukti bukti yang dapat dijadikan dasar sebagai pertimbangan untuk membenarkan penilaian tersebut. 3.
Bahwa terhadap pertimbangan hukum HakimTingkat Pertama pada halaman 18 dan halaman 19 yang membahas masalah harta bersama antara Pembanding/Penggugat dan Terbanding/Tergugat yang mengacu pada bukti surat T.1 sampai dengan T.9 adalah sangat tidak relevan, dan melampaui batas kewenangan serta tidak sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku, baik dalam gugatan /petitum Pembanding/Penggugat maupun dalam jawaban Terbanding/Tergugat tidak ada permintaan pembagian harta
bersama, dalam jawaban sekaligus gugatan rekonvensi dalam petitum Terbanding/Tergugat meminta ganti rugi atas pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Pembanding/Penggugat atas gugatan cerai yang diajukan oleh Pembanding/Penggugat di Pengadilan Agama Samarinda, sehingga apa yang telah menjadi pertimbangan hukum yang menyangkut harta bersama, sedangkan dalam gugatan dan jawaban baik posita maupun petitum dari Pembanding/Penggugat dan Terbanding/Tergugat tidak mencantumkan dan tidak menuntut masalah harta bersama, maka Hakim Tingkat Pertama tidak perlu membahas dan atau mempertimbangkan dalam perkara a quo; 4.
Bahwa pada halaman 22 pertimbangan hukumnya, mengutip Kitab Kifayatul Akhyar Juz II halaman 94 yang artinya : ” Syarat bagi orang yang melaksanakan tugas hadlanah (memelihara
anak) ada 7 (tujuh) macam : berakal sehat, merdeka, beragama Islam, memelihara kehormatan, amanah, tinggal di daerah tertentu, dan tidak bersuami baru. Apabila kurang satu diantara syarat yang tujuh tersebut, maka gugurlah hak hadlanah bagi si ibu” Bahwa
ketiga
memang
saat
anak itu
Pembanding/Penggugat
lebih
banyak
dipelihara
dan
Terbanding/Tergugat
oleh
Terbanding/Tergugat
dikarenakan Terbanding/Tergugat tidak bekerja dan lebih banyak dirumah sedangkan
Pembanding/Penggugat
mencari
nafkah
untuk
menghidupi
kebutuhan rumah tangga termasuk untuk biaya sekolah anak (sandang pangan) yang seharusnya beban ditanggung oleh Terbanding/Tergugat sebagai suami. Dan apabila merujuk pada kitab Kifayatul Akhyar Juz II halaman 94, Pembanding/Penggugat telah memenuhi syarat-syarat untuk mendapatkan hak asuh terhadap ketiga anak Penggugat; Dengan
pertimbangan-pertimbangan
tersebut
Penggugat/Pembanding
memohon kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama Samarinda agar memberikan putusan sebagai berikut : - Menerima permohonan banding dari Pembanding; - Membatalkan
Putusan
Pengadilan
Agama
Samarinda
Nomor
0125/Pdt.G/2010/PA. Smd. Tanggal 21 Juni 2010 Masehi, bertepatan tanggal 8 Rajab 1431 Hijriyah; - Mengabulkan gugatan Pembanding/Penggugat untuk seluruhnya; - Membebankan biaya perkara kepada Pembanding/Penggugat;
Menimbang,
bahwa
Tergugat/Terbanding
dalam
kontramemori
bandingnya telah memberikan jawaban yang pada pokoknya sebagai berikut : 1.
Bahwa Hakim Tingkat Pertama dalam mejatuhkan keputusan sudah tepat dimana keterangan saksi-saksi yang diajukan Penggugat/Pembanding dalam persidangan tingkat pertama Hakim bisa menilai bahwa kesaksian yang diajukan oleh Penggugat/Pembanding banyak kejanggalan-kejanggalan dari kesaksian tersebut seperti keterangan (SAKSI PEMBANDING) yang pernah melihat
pertengkaran
antara
Penggugat/Pembanding
dengan
Tergugat/Terbanding hal itu saya anggap wajar rumah tangga bila terjadi keributan kecil dan tidak benar keributan itu sifatnya sering terjadi dalam rumah
tangga
kami
dan
(SAKSI
PEMBANDING)mengakui
dalam
persidangan Cuma sekali melihat keributan dalam rumah tangga kami dan itu dibesar-besarkan oleh Penggugat dalam persidangan Hakim Tingkat Pertama . Dan saksi (SAKSI PEMBANDING) juga tidak sepenuhnya mengetahui apa yang terjadi dalam rumah tangga kami itu terbukti di persidangan Pengadilan Tingkat Pertama itu dimana alasan tersebut tidaklah kuat untuk menjadi bukti bahwa hubungan suami isteri antara Penggugat/Pembanding dengan Tergugat/Terbanding sudah tidak dapat dipertahankan lagi; Sudah kami jelaskan berdasarkan bukti-bukti bahwa pertengkaran yang terjadi kebanyakan dimulai dari Penggugat/Pembanding yang sering mencaricari kesalahan Tergugat/Terbanding tetapi oleh Tergugat/Terbanding tidak menaggapi dan lebih banyak mengalah agar tidak terjadi pertengkaran dirumah tangga hal ini Penggugat lakukan karena alasan selalu sama yaitu agar tergugat dapat mencari alasan tidak pulang kerumah dan ingin mengejar orang ketiga dirumah tangga kami, ketidak harmonisan rumah tangga itu tidak bisa diambil patokan dengan melihat tidak lagi tidur bersama tetapi juga harus dilihat apa sebanya kami tidak tidur bersama dikarnakan Penggugat pisah ranjang dikarenakan atas permintaan Penggugat karena bila tidur tidak mau terganggu oleh anak-anaknya, dan bila anak-anak tidur harus ditemani oleh Tergugat karena anak yang kedua kalau tidur selalu mentil tangan Tergugat, tetapi saya berusaha bersikap adil dengan terlebih dahulu menidurkan anak-anak, dan setelah anak-anak tertidur baru Tergugat pindah kekamar Penggugat, tetapi bila anak-anak terbangun pada tengah malam pasti menangis dan mencari Tergugat dan menyusul kekamar Tergugat dan
Penggugat merasa terganggu dan menyuruh Tergugat dan anak-anak untuk kembali ke kamar anak-anak, dan itu berlangsung sampai sekarang jadi itu awal dari pisah ranjang tersebut, dan sudah dibuktikan juga oleh sidang pertama kesaksian dari Penggugat maupun saksi-saksi yang diajukan banyak yang tidak benar keterangan yang diterangkan kepada Hakim Pengadilan Agama. 2.
Bahwa tidak relevan bila Penggugat menganggap keputusan Hakim Pertama tidak tepat karena bukti tentang gugatan cerai sebenarnya adalah masalah adanya orang ketiga seperti yang kami jelaskan dikesimpulan sidang pertama yang berbunyi : Dari keterangan saksi-saksi di atas bahwa sebenarnya untuk masalah nafkah bukanlah masalah yang utama si Penggugat mengajukan gugatan cerai terhadap saya sebagai suami atau Tergugat melainkan adanya kesalahan Penggugat terhadap saya yang telah melakukan perselingkuhan selama menjadi istri saya, dan gugatan cerai yang dilayangkan ke Pengadilan Agama Samarinda terjadi dikarenakan saya sebagai Tergugat pada awal Oktober 2009 mendatangi saudara Fatkhur Rahman sebagai orang ketiga agar tidak berhubungan lagi dengan Penggugat sebagai istri saya yang sebelumnya
berjanji
tidak
melakukan
hubungan
sembunyi-sembunyi
dibelakang saya, tetapi saudara Fatkhurrohman bilang kepada saya bahwa yang mengajak jalan adalah ibu (Penggugat) dan setelah pertemuan itu pada siang harinya si Penggugat marah terhadap saya dan sempat memukul saya dengan sapu lidi di depan anak-anak. Perselingkuhan antara Fatkhurrohman dengan si Penggugat ini atas pengakuan sendiri dari Penggugat dan Fatkhurrohman dalam sidang keluarga yang disaksikan oleh pihak keluarga saya, dan Penggugat juga pernah mengatakan kepada saya sebagai suami bahwa anak yang ketiga bernama ANAK PEMBANDING/TERBANDING KE-III itu bukan anak saya sebagai Tergugat tetapi anak dari hasil hubungan dari Fatkhurrohman, dan ini juga bisa dibuktikan dengan tes yang ada didunia kedokteran untuk membuktikan hal tersebut bukti pengakuan perselingkuhan tersebut juga ada sms ke HP saya sebagai Tergugat bahwa Penggugat mengakui perselingkuhan tersebut; 3.
Dalam masalah harta bersama itu bukanlah tuntutan yang Tergugat ajukan dalam
hal
bukti
itu
berkaitan
dengan
tuntutan
ganti
rugi
yang
Tergugat/Terbanding ajukan atas perselingkuhan yang dilakukan Penggugat yang
kami
terangkan
dalam
replik
Tergugat
yang
berbunyi
:
Inti
permasalahan pengajuan gugatan cerai Penggugat yang sebenarnya adalah sebagai berikut : Dikarenakan adanya orang ketiga di dalam rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat yang dibenarkan sendiri oleh Penggugat dan orang ketiga tersebut (perselingkuhan Penggugat) di depan Tergugat dan saudara-saudara Tergugat pada saat rapat keluarga minta klarifikasi benar tidaknya ada hubungan antara Penggugat dengan saudara Fatkhur Rohman yang beralamat dusun Mekar Jaya RT.12 Kec. Tenggarong Seberang Kutai Karta Negara, yang tidak lain adalah karyawan Penggugat sendiri dalam bisnis broker ayam yang dijalani oleh Penggugat yang usianya dibawah si Penggugat dan karyawan tersebut tinggal satu atap dengan Penggugat dan Tergugat atas permintaan Penggugat dengan alasan membantu pekerjaan rumah tangga, dan sejak adanya orang ketiga inilah rumah tangga Tergugat dan Penggugat mulai retak sejak tahun 2008 diawali adanya karyawan tersebut yang ternyata adalah orang ketiga dirumah tangga kami, dan hubungan antara Penggugat dan orang ketiga ini berlangsung kurang lebih 2 tahun dan berjalan sampai sekarang, dan saya sebagai Tergugat bersama anak-anak merasa dikhianati dan dibohongi dengan adanya perselingkuhan tersebut dan lebih-lebih dilakukan di dalam rumah tangga kami, dan ternyata dari hasil hubungan tersebut atas pengakuan Penggugat terhadap Tergugat bahwa anak yang ketiga yang bernama Ramadhani setiadi adalah hasil hubungan gelap antara Penggugat dengan orang ketiga yang bernama Fatkhur Rohman dan ini atas pengakuan Penggugat sendiri kepada Tergugat pada saat akan mununtut gugat cerai Tergugat; Dan Penggugat pernah mengucap gugatan cerai kepada Tergugat agar menceraikan Penggugat, dengan diiming-imingi agar Tergugat mengabulkan gugatannya maka si Tergugat diberi hartanya si Penggugat, dan Penggugat juga pernah mengancam Tergugat mau membunuh Tergugat dikarenakan Tergugat diusir dari rumah Jalan Ir. H. Juanda dan anak-anak memilih Tergugat pada saat diusir tersebut dan melontarkan kata-kata akan mencoret nama anak-anak dari daftar ahli waris. Hal tersebut dilakukan karena Tergugat pada saat pertengkaran tersebut dipukuli oleh Penggugat dengan sapu lidi di depan anak-anak dan pada saat itu anak-anak membantu
menangkis pukulan yang dilakukan Penggugat kepada Tergugat hal itu disebabkan karena Tergugat mendatangi rumah orang ketiga yang bernama Fatkhur Rohman agar supaya orang ketiga ini tidak melanjutkan dan mengurangi kegiatan diluar rumah berdua agar waktu Penggugat banyak buat anak-anak dirumah; Dengan adanya kejadian di atas saya merasa selama ini saya sebagai : 1. Suami sekaligus Tergugat merasa dikhianati dan dibohongi bersama anakanak. 2. Merusak nama baik kedua pihak keluarga dengan kejadian tersebut di atas dan mengucapkan kata-kata hinaan kepada keluarga Tergugat yang tidak tahu menahu dalam masalah ini memang keluargamu busuk semuanya. Dan bersama ini saya sebagai Tergugat merasa dilecehkan karena kesalahan terletak ditangan Penggugat tetapi dalam gugatan cerai bahwa alasan kesalahan terletak kepada saya sebagai suami sekaligus Tergugat maka saya sebagai Tergugat menuntut balik gugatan materi sebesar Rp 300.000.000,(tiga ratus juta rupiah) dimana tuntutan materi ini dikarenakan selama ini saya sebagai Tergugat menuruti semua kemauan Penggugat sehingga saya sebagai Tergugat tidak bisa berkembang dalam pekerjaan dan karir dan selama saya sebagai Tergugat tidak bekerja lagi selalu diremehkan dan dihina dan tuntutan materi tersebut guna menjamin kelangsungan masa depan anak-anak. 4. Dengan mengutip kitab Kifayatul akhyar Juz II halaman 94 yang artinya : ” Syarat bagi orang yang melaksanakan tugas hadlanah (memelihara anak)
ada 7 (tujuh) macam : berakal sehat, merdeka, beragama Islam, memelihara kehormatan, amanah, tinggal di daerah tertentu, dan tidak bersuami baru. Apabila kurang satu diantara syarat yang tujuh tersebut, maka gugurlah hak hadlanah bagi si ibu” . Dengan demikian jelas sudah bahwa hak asuh terhadap kedua anak yang langsung keturunan dari Penggugat dan Tergugat akan jatuh kepihak Tergugat karena jelas sang ibu tidak bisa memelihara kehormatan sebagai ibu karena melakukan perselingkuhan dan selama ini Penggugat tidak pernah ada waktu buat anak-anak dan tidak mau tau tentang perkembangan anak-anak
karena sibuk mengurus usaha karena selalu pergi pagi pulang malam hari dan terkadang tidak pulang selama berhari-hari. Dan dalam beberapa bulan ini Penggugat/Pembanding juga sering mengecawakan hati anak-anak dengan tidak ada waktu dalam menghadiri acara apapun, dimanapun baik disekolah maupun di luar sekolah seperti mengambil raport menghadiri perpisahan sekolah anak-anak dimana tampil mengisi salah satu acaranya. Jadi sudah jelas anak-anak mulai bangun tidur sampai tidur lagi Tergugat yang mengurusnya baik dalam mendidik secara agama maupun formal semua dilakukan oleh Tergugat. Dan hampir kurang lebih 8 bulan terakhir ini kebutuhan anak-anak baik biaya sekolah dan kebutuhan lainnya serta biaya rumah tangga saya sebagai Tergugat yang menanggungnya, jelas sudah bahwa untuk saya tidak bisa menafkahi itu tidak terbukti. Bahwa berdasarkan keterangan di atas dan memperhatikan fakta-fakta yang terungkap di persidangan sudilah kiranya Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Timur , dan atau Ketua/Majelis yang memeriksa perkara ini
tidak
mengabulkan
permohonan
banding
yang
diajukan
Penggugat/Pembanding. Menimbang, bahwa keberatan-keberatan Penggugat/Pembanding dalam memori banding, Tergugat/Terbanding dalam kontramemori banding tidak dapat dipertimbangkan karena apa yang telah dipertimbangkan oleh Pengadilan Tingkat Pertama sudah tepat dan benar, oleh karenanya Pengadilan Tinggi Agama Samarinda
sepakat
mengambil
alih
pertimbangan
tersebut
menjadi
pertimbangannya sendiri; Menimbang, bahwa meskipun pertimbangan yang diuraikan Pengadilan Agama Samarinda dapat disetujui, namun Pengadilan Tinggi Agama Samarinda masih perlu menambahkan suatu pertimbangan yang lepas dari pengamatan Pengadilan Agama Samarinda, sebagaimana dipertimbangkan dibawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena gugatan cerai ditolak yang berarti antara Penggugat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding masih sebagai suami istri sah maka gugatan hadlonah/hak asuh anak Penggugat/Pembanding harus ditolak sebab hak hadlonah/hak asuh anak masih berada di bawah keduanya Penggugat/ Pembanding dan Tergugat/Terbanding (suami istri ) (psl 41, 45 Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974). Kalaupun perceraian terjadi, masih tetap kewajiban suami istri, apalagi dalam in casu tidak bercerai; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, lagi pula tidak ternyata Hakim Tingkat Pertama lalai atau keliru dalam putusannya, maka putusan Hakim Tingkat Pertama tersebut dapat dipertahankan dan oleh karena itu haruslah dikuatkan; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan selanjutnya dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara yang timbul dalam tingkat banding dibebankan kepada Penggugat/Pembanding; Mengingat dan memperhatikan segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan dalil-dalil Syar’i yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI -
Menyatakan permohonan banding Pembanding dapat diterima;
-
Menguatkan
Putusan
Pengadilan
Agama
Samarinda
Nomor
0125/Pdt.G/2010/PA.Smd. tanggal 21 Juni 2010 Masehi, bertepatan dengan tanggal 8 Rajab 1431 Hijriah; -
Membebankan kepada Penggugat/Pembanding untuk membayar biaya yang timbul dalam tingkat banding sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikianlah diputuskan dalam Sidang Permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Agama Samarinda pada hari Kamis, tanggal 21 Oktober 2010 Masehi, bertepatan dengan tanggal 13 Zulkaidah 1431 Hijriyah, yang dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Drs. H. Masyhar Nawawi, S.H. M.H.
sebagai Ketua Majelis, Drs. H. Rusdi, S.H. M.H.,. dan
Drs. H. Muhyiddin, M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota yang telah ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Samarinda dengan Penetapan Nomor 46/Pdt.G/2010/PTA.Smd. tanggal
23 Agustus 2010 untuk
memeriksa
perkara ini pada tingkat banding, dengan didampingi oleh Hj.Siti Umi Habibah
Maryam, S.HI., sebagai Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh Pembanding dan Terbanding. Ketua Majelis, ttd Drs.H. Masyhar Nawawi, S.H., M.H.
Hakim Anggota, ttd Drs. H. Rusdi, S.H.M.H
Hakim Anggota, ttd Drs. H. Muhyiddin, M.H. Panitera Pengganti, ttd Hj.Siti Umi Habibah Maryam, SHI.
Perincian biaya : -
Biaya Proses Redaksi Meterai Jumlah (seratus lima
: Rp 139.000,00 : Rp 5.000,00 : Rp 6.000,00 : Rp 150.000,00 puluh ribu rupiah) Samarinda, 22 Oktober 2010 Disalin Sesuai Aslinya Panitera,
Drs.H.Sugian Noor, S.H.