Stock Call
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) 02 Maret 2016
Serving More People
Buy
Kami merekomendasikan Buy untuk MIKA dengan target harga 12 bulan ke depan pada level Rp2,660, yang mengimplikasikan EV/EBITDA 2016F sebesar 43x. Kinerja keuangan yang solid didukung oleh target ekspansi penambahan rumah sakit baru dan growth opportunities yang luas bagi industri layanan kesehatan di Indonesia menjadi katalis positif bagi MIKA. High profitability margin. MIKA telah mencatatkan net profit margin 26.6% di FY2014, lebih tinggi diantara rata-rata peers 8%. Kami estimasi net profit margin MIKA di 2016F dan 2017F masing–masing sebesar 27.1% dan 27.2%.
Price (01/03/2016) Target Price Ticker Industry
Rp2,180 Rp2,660 MIKA Healthcare
Dida Fathdira
[email protected] 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0
MIKA TP
1/24/2016 2/24/2016
8/24/2015 9/24/2015 10/24/2015 11/24/2015 12/24/2015
4/24/2015 5/24/2015 6/24/2015 7/24/2015
3/24/2015
Planning to open six new hospitals to 2019. Target MIKA untuk melakukan ekspansi dengan menambah 6 rumah sakit baru dalam lima tahun ke depan, sehingga diekspektasikan memiliki total 18 rumah sakit di tahun 2019, akan memberikan kekuatan baru bagi sumber pendapatan MIKA. Melihat kondisi Company Description balance sheet MIKA yang kuat saat ini, kami melihat tidak ada hambatan dari PT Mitra Keluarga Karyasehat merusegi financial bagi MIKA untuk mencapai target tersebut. pakan penyedia layanan kesehatan yang lengkap dan telah mengoperasiPotential growth opportunities for Indonesian healthcare industry. kan 12 rumah sakit yang berada di Menurut pandangan kami, healthcare industry di Indonesia masih JABODETABEK, Tegal, dan Surabaya underpenetrated. Hal ini tercemin dari belum meratanya kemudahan dengan bed capacities sebanyak mengakses kesehatan dan rendahnya healthcare expenditure. Kondisi ini 2,104 dan telah melayani lebih dari memberikan kesempatan bagi pelaku industri kesehatan untuk terus tumbuh dua juta pasien pada tahun 2014. di tahun-tahun mendatang. MIKA berencana melakukan ekspansi Valuasi. Dengan menggunakan metode DCF, kami memberikan rekomendasi dengan menambah enam rumah sakit Buy dengan target harga Rp2,660, yang mengimplikasikan EV/EBITDA 2016F baru dan diekspektasikan memiliki 43x, dengan asumsi WACC 9.9% dan terminal growth rate 4.6%. Dengan 18 rumah sakit pada tahun 2019. membandingkan harga penutupan MIKA (01/03) pada level Rp2,180, maka terdapat upside potential sebesar 22%.
Shareholders Key Metrics Revenue (IDR bn) Net Income (IDR bn) EPS(IDR)
2012
2013
2014
2015F
2016F
2017F
1,475
1,742
1,946
2,170
2,489
2,886
289
399
517
575
676
786
-
-
-
39.5
46.4
54.0
PT Griyainsani Cakrasadaya Lion Investment Partners B.V. Publik
Stock Data
ROA(%)
22.8%
20.9%
24.1%
19.7%
17.6%
18.7%
ROE(%)
37.2%
26.0%
29.2%
22.6%
19.6%
-
-
-
55.6
47.4
Gross Margin(%)
40.3%
42.3%
44.4%
44.7%
45.6%
20.8% 52-week range (IDR) 40.7 Market Cap (IDR T) 46.2%
Profit Margin(%)
19.6%
22.9%
26.6%
26.5%
27.1%
27.2%
4.2 67.3
5.0 53.3
5.8 44.7
10.9 42.1
10.7 35.1
10.1 29.6
P/E(x)
Current Ratio(x) EV/EBITDA(x)
32.3% 49.7% 18%
1,700-3,230 31.3
Sumber : MIKA, MCI Research
Your Trusted Professional 1
Industry Overview Sektor pelayanan kesehatan di Indonesia masih menyisakan beberapa permasalahan yang harus terus dievaluasi, seperti persebaran dokter yang tidak merata di setiap daerah dan cenderung terkonsentrasi di pulau Jawa, rendahnya rasio dokter per 1,000 populasi, dimana Indonesia berada dalam posisi terendah di ASEAN dengan rasio 0.2 dokter per 1000 populasi, tingkat ini jauh di bawah Malaysia 1.2 dan Singapura 2.0. Selanjutnya, rasio tempat tidur rumah sakit per 1000 populasi sebesar 0.9, dan healthcare expenditure per kapita yang masih rendah. Kondisi ini menjelaskan bahwa masih diperlukan aksi ekspansi dan perbaikan industri kesehatan secara signifikan sehingga pelayanan kesehatan dapat menjangkau seluruh masyarakat di Indonesia. Kami optimis profil demografi Indonesia tetap menjadi motor penggerak pertumbuhan industri pelayanan kesehatan. Jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 250 juta jiwa dan pertumbuhan kelas menengah akan mendorong peningkatan permintaan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan ditambah dengan bantuan kesehatan pemerintah melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Grafik 1. Healthcare Expenditure/Capita (2013) (Current US$) 3,500
Grafik 2. Hospital Beds/ 1,000 Population (2012) 3
3,000
2.8
2.5
2,507
2.1
2,500
2
2
2
1.9
2,000
1.5 1.5
1,500
1
974
1,000
1 423
500
264
0.9
0.5
122
111
107
32
0
0
Sumber: World Bank
Sumber: World Bank
Grafik 3. Jumlah Rumah Sakit Publik dan Swasta
Grafik 4. Rasio Dokter/1,000 Populasi (2013)
2,500
2.5 2
2,000
666
543 1,500
760
315
2 1.5
1.4 1.2
1.2
1
1,000 1,406
1,540
1,562
0.6
1,590
0.5
500
0.4 0.2
0.2
0
0 2011
2012 Publik
Sumber: Kementrian Kesehatan
2013
2014
Swasta Sumber: World Bank
Your Trusted Professional 2
Peningkatan tren anggaran kesehatan pemerintah dalam APBN untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik. Pada tahun 2016, pemerintah tetap melanjutkan fokus arah kebijakan belanja negara pada program prioritas pembangunan utama, salah satunya di bidang kesehatan dengan mendukung efektifitas dan keberlanjutan Sistem Sosial Nasional serta perbaikan pelayanan kesehatan, dan amanat UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan untuk mengalokasikan lima persen dari APBN guna mendukung pembangunan dan pelayanan di bidang kesehatan. Komitmen pemerintah untuk fokus pada bidang kesehatan terbukti dengan penetapan anggaran kesehatan sebesar Rp106.1 triliun, melonjak 42.8% dari tahun 2015. Selanjutnya, rasio anggaran kesehatan terhadap APBN sebelum implementasi JKN tahun 2014 berada di bawah level 3%, namun setelah implementasi JKN tahun 2014, rasio tersebut meningkat menjadi 3.3% di 2014, 3.7% di 2015, dan akhirnya naik hingga menyentuh level 5% di 2016. Grafik 5. Anggaran Kesehatan Pemerintah (Rp triliun) 120 106.1 100 74.2
80 61.2 60 40
36.5
41
46.5
20 0 2011
2012
2013
2014
2015
2016
Sumber: Kementrian Keuangan
Grafik 6. Rasio Anggaran Kesehatan terhadap APBN 6.0% 5.0% 5.0% 3.7%
4.0% 3.3% 3.0%
2.8%
2.7%
2.8%
2011
2012
2013
2.0% 1.0% 0.0% 2014
2015
2016
Sumber: Kementrian Keuangan
Your Trusted Professional 3
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk pemerataan akses kesehatan. Pada bulan Januari 2014, pemerintah mengeluarkan program jaminan kesehatan nasional yang ditujukan untuk memberikan pemerataan kesempatan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Tujuan utama program JKN adalah memberikan jaminan kepada setiap peserta dan/atau anggota keluarganya memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk obat dan bahan medis. Pemerintah mencanangkan JKN akan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat Indonesia di tahun 2019 yang terbagi dalam beberapa fase. BPJS merupakan badan pelaksana program Jaminan Kesehatan Nasional yang berbentuk badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial yang terdiri dari BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Dalam program BPJS Kesehatan, rumah sakit milik pemerintah secara otomatis teregistrasi dengan BPJS Kesehatan, sementara itu, untuk rumah sakit swasta bersifat opsional. Semua penduduk Indonesia diwajibkan menjadi peserta BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja minimal enam bulan. Secara umum peserta BPJS terbagi dalam dua golongan: 1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : Fakir miskin dan orang tidak mampu sesuai dengan ketentuan perundangan. 2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, yang terdiri dari: Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya: PNS, TNI,POLRI,Pejabat Negara, Pegawai Pemerintah, dan Pegawai BUMS/BUMN/BUMD. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya: Pekerja diluar hubugan kerja/peserta mandiri. Bukan pekerja dan anggota keluarganya: Investor, pemberi kerja, penerima pensiun, veteran, dan perintis kemerdekaan.
Grafik 7. Peserta BPJS Kesehatan ( juta jiwa) 180 162 154
160
145
140 120
131 122
117
100 80 60 40 20 0 Januari 2014
Juni 2014
Desember 2014
Juni 2015
Nopember Februari 2016 2015
Sumber: BPJS Kesehatan
Sistem koordinasi manfaat (CoB). Prinsip koordinasi manfaat adalah manfaat yang diberlakukan apabila peserta BPJS Kesehatan membeli asuransi kesehatan tambahan dari Penyelenggara Program Asuransi Kesehatan Tambahan atau Badan Penjamin lainnya yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Koordinasi manfaat memfasilitasi peserta BPJS Kesehatan dalam memperoleh fasilitas tambahan berupa kenaikan kelas, selisih alat bantu kesehatan, dan pelayanan kesehatan lain yang tidak dijamin dalam BPJS Kesehatan, manfaat tambahan tersebut berasal dari penyelenggara program asuransi kesehatan lainnya yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Your Trusted Professional 4
Tabel 2. Coverage Pelayanan Kesehatan dalam JKN A.Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, Non-Spesialistik
B. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
1. Administrasi pelayanan
1. Rawat jalan :
2. Pelayanan promotif dan preventif
a) Adminitrasi pelayanan
3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
b)Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif 5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
c)Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis d) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
6. Transfusi darah sesuai kebutuhan medis
e) Pelayanan alat kesehatan implant
7. Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama
f) Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis g) Rehabilitasi medis h) Pelayanan darah i) Pelayanan kedokteran forensik j) Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan 2. Rawat Inap : a) Perawatan inap non-intensif b) Perawatan inap di ruang intensif c) Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri
Sumber: BPJS Kesehatan
Dengan implementasi program JKN, masyarakat kelas menengah ke bawah memiliki akses yang lebih luas terhadap pelayanan kesehatan. Namun demikian, pelaksanaan program JKN bukan tanpa hambatan dan masalah, beberapa kelemahan tersebut antara lain: 1. Tingginya angka klaim peserta tidak diimbangi dengan tingkat kepatuhan pembayaran iuran. 2. Masih rendahnya partisipasi langsung dari pekerja penerima upah sektor swasta dan masyarakat umum yang sehat untuk ikut mendaftar program JKN. 3. Jumlah dan penyebaran fasilitas kesehatan belum merata di setiap daerah 4. Jumlah dan kualitas SDM bidang kesehatan perlu ditingkatkan untuk mengimbangi pertumbuhan permintaan pelayanan kesehatan. 5. Peserta BPJS Kesehatan harus bersedia untuk meluangkan waktu lebih lama agar mendapatkan pelayanan medis. Hal ini disebakan adanya ketidakseimbangan antara jumlah klaim dari peserta dengan ketersediaan kamar dan dokter. 6. Sistem rujukan berjenjang, yang memakan waktu cukup lama, dimana peserta BPJS Kesehatan harus melalui puskesmas atau klinik, setelah mendapatkan rujukan dari fasilitas kesehatan, baru peserta dapat melanjutkan untuk mendapatkan pelayanan medis yang dibutuhkan ke rumah sakit yang bekerja-sama dengan BPJS Kesehatan. Poin-poin diatas merupakan kendala di lapangan yang dihadapi peserta dan rumah sakit sebagai penyedia layanan fasilitas kesehatan. Karena rumit dan panjangnya alur yang harus ditempuh peserta untuk mendapatkan fasilitas kesehatan, terkadang kondisi ini melemahkan peserta untuk lebih sadar dalam mengakses layanan kesehatan. Tidak sedikit pula beberapa kejadian yang menyebabkan peserta BPJS Kesehatan harus terlantar di rumah sakit akibat persyaratan yang kurang lengkap sebagai dokumen mendapatkan pelayanan fasilitas kesehatan dari pemerintah. Sementara itu, beberapa rumah sakit swasta mempertimbangkan untuk turut serta membantu pemerintah dalam menyediakan fasilitas kesehatan. Insentif yang kurang dan tidak menjanjikan secara bisnis menyebabkan beberapa rumah sakit swasta enggan turut serta sebagai pihak penyedia layanan kesehatan.
Your Trusted Professional 5
Company Overview MIKA adalah penyedia layanan rumah sakit yang telah berdiri selama lebih dari 25 tahun dan telah melayani lebih dari dua juta pasien di tahun 2014. Saat ini MIKA mengoperasikan 12 rumah sakit yang tersebar di kota Jakarta, Depok, Surabaya, dan Tegal dengan total bed capacity sebanyak 2,104. Setiap rumah sakit yang dimiliki MIKA terdapat ruang gawat darurat, ruang operasi, unit perawatan intensif, farmasi, laboratorium, dan radiologi. Pendapatan MIKA secara garis besar berasal dari pendapatan rawat inap dan rawat jalan. Tabel 3. Sumber Pendapatan MIKA Pendapatan Rawat Inap
Pendapatan Rawat Jalan
Obat dan Perlengkapan Medis
Obat dan Perlengkapan Medis
Layanan Penunjang Medis Kamar Rawat Inap Kamar Operasi dan Bersalin Adminitrasi Jasa Tenaga Ahli
Layanan Penunjang Medis Jasa Tenaga Ahli Registrasi
Sumber: MIKA
Tabel 4. Rumah Sakit MIKA Tersebar di Area JABODETABEK, Tegal , dan Surabaya Lokasi
Mulai Beroperasi
Bed Capacity
Operational Beds
Kepemilikan
Bekasi Barat
1993
272
272
MIKA
Bekasi Timur
2004
290
243
MIKA
Cikarang
2010
162
110
MIKA
Kelapa Gading
2002
167
163
MIKA
Kemayoran
1998
166
166
Sewa
Depok
2008
204
174
MIKA
Cibubur
2011
126
107
MIKA
Kalideres
2015
85
44
MIKA
Surabaya
1999
184
138
MIKA
Waru
2009
126
126
MIKA
Kenjeran
2014
202
85
MIKA
Tegal
2009
120
97
MIKA
2,104
1,725
Total Sumber : MIKA
Dari 12 rumah sakit yang dioperasikan MIKA saat ini, hanya RS Mitra Kemayoran yang berstatus sewa. Sementara itu, 11 aset properti rumah sakit lainnya dimiliki oleh MIKA, sehingga MIKA dapat meminimalisi risiko kenaikan biaya sewa, beban operasional yang lebih efisien, dan keleluasaan dalam melakukan ekspansi bangunan sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu, untuk ketentuan sewa RS Mitra Kemayoran, pemilik lahan akan mendapatkan 1% dari pendapatan operasional rumah sakit dan jika ada keuntungan, akan menerima bagi hasil 10% dari net income after tax. Saat ini tidak ada yang RS MIKA yang berpartisipasi dalam program BPJS kesehatan, dikarenakan occupancy rate rumah sakit MIKA saat ini sudah berada pada level yang cukup, yaitu diatas 60%. Namun demikian, MIKA mempertimbangkan satu rumah sakitnya, yaitu RS Mitra Keluarga Tegal untuk ikut berpartisipasi dalam program BPJS mengingat occupancy rate yang masih sekitar 40%. Terkait program koordinasi manfaat (CoB), ada tiga RS MIKA yang ditunjuk pemerintah untuk berpartisipasi, yaitu Kemayoran, Depok dan Cikarang. Your Trusted Professional 6
MIKA memberikan berbagai layanan medis mulai dari pelayanan kesehatan umum, laboratorium, radiologi hingga farmasi, pelayanan yang lengkap ini menjadikan MIKA memiliki brand value dan positioning yang yang kuat diantara rumah sakit swasta lainnya.
Gambar 1. Berbagai Jenis Layanan Kesehatan MIKA
Sumber : MIKA
Gambar 2. Kelas Kamar di MIKA
Sumber : MIKA
Your Trusted Professional 7
MIKA memiliki rencana ekspansi penambahan jumlah satu hingga dua rumah sakit per tahun dan direncanakan memiliki 18 rumah sakit pada tahun 2019. Dengan kondisi balance sheet yang kuat, kami optimis MIKA tidak akan memiliki kesulitan sumber pendanaan untuk ekspansi rumah sakitnya. MIKA mengklaim, secara rata-rata rumah sakit yang baru akan mencapai EBITDA yang positif dalam waktu tiga hingga enam bulan masa operasional pertama dan mencapai net income breakeven dalam waktu satu tahun. Untuk setiap penambahan satu rumah sakit baru, MIKA menganggarkan USD 7-8 juta untuk pembelian tanah dan USD 12-15 juta untuk biaya konstruksi pembangunan gedung.
Tabel 5. Rencana Penambahan Jumlah Rumah Sakit MIKA
Hospital Site Identified Land Acquired Construction Permit
Hospital In Construction Expected Opening
Lokasi 1
Completed
Completed
-
-
2016
Lokasi 2
Completed
Completed
-
-
2017
Lokasi 3
Completed
Completed
-
-
2017
Lokasi 4
Completed
Completed
-
-
2018
Lokasi 5
Completed
-
-
-
2018
Lokasi 6
Completed
-
-
-
2019
Sumber : MIKA
Grafik 8. Jumlah Rumah Sakit MIKA
Grafik 9. Komposisi Tenaga Medis MIKA
20
18 17
18
12
2,349 1,990
2,000
13
14
2,768
2,660
2,500
15
16
3,000
12 11
1,500
10
1,000
6
500
4
0
2
2011
153
148
137
124
836
778
729
695
8
2012
2013
2014
0 2014
Sumber : MIKA
2015
2016F
2017F
2018F
2019F
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Tenaga Perawat
Sumber : MIKA
Mika memiliki jaringan coverage pasien yang luas dengan lebih dari 400 perusahaan asuransi dan klien korporasi. MIKA mengklaim bahwa lebih dari 93% pendaftaran pasien rawat inap dan 88% pasien rawat jalan merupakan repeat patients. Tingginya angka repeat patients tersebut menunjukkan bahwa MIKA memiliki basis pelanggan yang loyal. Disamping itu, MIKA memiliki struktur karyawan yang mayoritas berada pada usia muda. Proporsi terbesar ada pada karyawan dengan umur dibawah 30 tahun sebesar 64.5%, 31-45 tahun sebesar 32.6%, 46-55 tahun sebesar 2.7%. MIKA juga memiliki retention rate dokter yang tinggi, yaitu lebih dari 90%. Selanjutnya, apabila melihat komposisi tenaga medis yang ada di MIKA, dokter spesialis mendominasi jumlah dokter di 2014 dengan 836 orang, sementara dokter umum sebanyak 153 orang.
Your Trusted Professional 8
Investment Thesis MIKA telah berpengalaman lebih dari 25 tahun di industri healthcare, telah melayani lebih dari dua juta pasien, menjadikan MIKA memiliki brand value yang kuat dan menjadi one-stop healthcare provider sehingga memiliki basis pelanggan yang loyal dengan tingkat repeat patients diatas 80%. Kami optimis MIKA memiliki prospek pertumbuhan yang baik, kondisi ini didukung oleh: Prospek pertumbuhan yang cerah. MIKA akan melakukan ekspansi dengan membangun 6 rumah sakit baru hingga tahun 2019. Kami optimis industri healthcare Indonesia akan mengalami pertumbuhan seiring dengan ekspektasi meningkatnya pengeluaran terhadap jasa layanan kesehatan yang didorong oleh peningkatan komposisi usia produktif dan kenaikan pendapatan masyarakat akan men-drive permintaan untuk layanan kesehatan yang lebih baik. Permodalan yang kuat untuk ekspansi. Kami melihat rencana MIKA untuk melakukan ekspansi dengan menambah satu hingga dua rumah sakit per tahunnya sampai dengan tahun 2019 merupakan rencana yang feasible jika melihat kondisi kecukupan kas MIKA saat ini dan tidak adanya debt menjadikan MIKA cash rich company. Grafik 10. Cash dan Capex MIKA (Rp triliun) 2.50
2.24
2.16
2.00
1.50
1.00 0.55 0.38
0.50
0.00 2016F
2017F Cash
Capex
Sumber : MIKA, MCI Research
Profit margin yang tinggi. MIKA berhasil mencatatkan tingkat profitabilitas yang tinggi di tahun FY2014 dengan net profit margin 26.6%, pencapaian ini lebih tinggi dari rata-rata pesaing sebesar 8%. kami estimasi tingkat tersebut akan mengalami peningkatan menjadi 27.1% dan 27.2% di 2016-17F. Grafik 11. Net Profit Margin MIKA 30.0%
26.6%
26.5%
27.1%
27.2%
22.9%
25.0% 19.6% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% 2012
2013
2014
2015F
2016F
2017F
Net Profit Margin Sumber : MIKA, MCI Research
Your Trusted Professional 9
Financials Grafik 12. Profitability Margin Mika
Grafik 13. Pendapatan per Pasien (Rp juta) 4.50
50.0% 45.0%
4.00
40.0%
3.35
3.50
35.0% 25.0%
2.50
20.0%
2.00
15.0%
1.50
10.0%
1.00
5.0%
0.50
0.0% 2012
2013
2014
2015F
Gross Margin Operating Margin Return on Assets
2016F
2017F
0.33
0.36
0.53
0.41
0.67
0.59
0.00 2012
EBITDA Margin Profit Margin Return on Equity
Sumber : MIKA, MCI Research
2.99
2.83
3.00
30.0%
4.27
4.04
3.83
2013
2014
Revenue per Outpatient Visits
2015F
2016F
2017F
Revenue per Inpatient Days
Sumber : MIKA, MCI Research
Operating profit margin dan net profit margin MIKA selama periode 2012 - 2014 mengalami peningkatan bertahap, meskipun mengalami penurunan di 2015F, tapi kami estimasi akan mengalami kenaikan di 2016-17F. Hal ini didorong oleh kenaikan pendapatan dan penurunan proporsi COGS terhadap revenue yang mencerminkan efisiensi aktivitas operasional MIKA. Sementara itu, salah satu kunci MIKA dalam meraih profitabilitas yang tinggi adalah penerapan strategi standardisasi obat, dimana MIKA hanya bekerja sama dengan sedikit pemasok obat, yaitu empat hingga lima pemasok obat sehingga MIKA dapat menjalin kemitraan jangka panjang dan mendapatkan purchase discount. Grafik 14. Turnover Ratio
Grafik 15. Leverage dan Coverage Ratios
30.0
12.0
25.0
10.0
20.0
8.0
15.0
6.0 10.0
4.0 5.0
2.0
0.0 2012
2013
2014
2015F
2016F
2017F
0.0 2012
Asset Turnover
Accounts Receivable Turnover
Accounts Payable Turnover
Inventory Turnover
Sumber : MIKA, MCI Research
2013 Current Ratio
2014
2015F Quick Ratio
2016F
2017F
Debt/Equity
Sumber : MIKA, MCI Research
Kondisi Solvabilitas MIKA saat ini berada dalam kondisi yang sangat baik, terutama pasca-IPO kondisi kecukupan kas MIKA yang kami estimasi lebih dari Rp2 triliun di 2016F dan 2017F. Saat ini rasio Debt to Equity MIKA berada pada level 0x, MIKA memiliki keleluasaan net cash yang siap digunakan untuk rencana ekspansi. Pengelolaan aset yang semakin baik mendukung rencana ekspansi MIKA untuk penambahan rumah sakit. Walaupun terjadi penurunan asset turnover yang tidak signifikan, peningkatan accounts receivables turnover , inventory turnover , dan accounts payable turnover yang secara rata-rata menjaga cash cycle MIKA, hal ini mendeskripsikan pula pengelolaan aset yang baik sehingga mendorong peningkatan profitabilitas. Your Trusted Professional 10
Grafik 16. Revenue dan Net Income (Rp miliar)
Grafik 17. Pendapatan Rawat Jalan dan Rawat Inap (Rp miliar)
2,886
3,000
1,742
1,633 1,419
1,400
2,170
2,000
1,800 1,600
2,489 2,500
1,500
1,899
2,000
3,500
1,946
1,200 1,000
1,475
1,173 992
987
800
1,000 289
500
517
399
575
786
676
1,281
665
569
483
600
751
856
400 200 0
0 2012
2013
2014
Revenue
2015F
2016F
2017F
2012
2013
Pendapatan Rawat Inap
Net Income
Sumber : MIKA, MCI Research
2015F
2016F
2017F
Pendapatan Rawat Jalan
Sumber : MIKA, MCI Research
Grafik 18. Revenue Breakdown Segmen Rawat Inap 2016F
0.9%
Grafik 19. Revenue Breakdown Segmen Rawat Jalan 2016F
Obat dan Perlengkapan Medis
4.4%
Layanan Penunjang Medis
10.6%
45.3%
Kamar Operasi dan Bersalin Adminitrasi
Layanan Penunjang Medis
20.3%
Kamar Rawat Inap
19.3%
Obat dan Perlengkapan Medis
3.6%
47.8%
17.0%
2014
Jasa Tenaga Ahli Registrasi
30.8%
Jasa Tenaga Ahli
Sumber : MIKA, MCI Research
Sumber : MIKA, MCI Research
Pendapatan rawat inap telah menjadi kontributor terbesar bagi total pendapatan MIKA sejak tahun 2012 dan berkontribusi sekitar dua per tiga dari total pendapatan, kami estimasi tingkat pendapatan segmen rawat inap tersebut akan bertahan hingga 2017F. Sementara itu, meskipun sejak diimplementsikannya program JKN memengaruhi terhadap perlambatan pertumbuhan volume pasien rawat inap MIKA di 2015F, namun kami optimis hal tersebut bersifat sementara dan MIKA akan tetap mengalami pertumbuhan pasien yang positif di 2016-17F. Total pendapatan kami proyeksikan mengalami kenaikan sebesar 15% di 2016F menjadi Rp2.4 triliun, sementara itu, net income mengalami kenaikan sebesar 17% di 2016F menjadi Rp676 miliar, dengan ekspektasi kenaikan volume jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap masing-masing sebesar 9% dan 10%. Pada tahun 2012-2014 baik dari segmen rawat jalan maupun rawat inap, proporsi obat dan perlengkapan medis masih menyumbangkan porsi pendapatan terbesar bagi MIKA diatas 45%, kami estimasi porsi obat dan perlengkapan medis akan tetap menyumbangkan pendapatan terbesar baik dari segmen rawat jalan dan rawat inap di 2016-17F dengan proporsi yang sama diatas 45%.
Your Trusted Professional 11
Investment Risk Lack of qualified medical personnel. Jumlah tenaga medis yang kompeten merupakan salah satu permasalahan di dunia kesehatan Indonesia. Sementara itu, persebaran dokter yang tidak merata, berdasarkan data kementrian kesehatan tahun 2014 hampir 50% tenaga medis berada di pulau Jawa dan Bali, fakta tersebut akan membuat MIKA menghadapi kesulitan ketika ingin melakukan ekspansi ke luar pulau Jawa. Project delay risk. MIKA menargetkan akan membuka satu hingga dua rumah sakit setiap tahunnya dan diekspektasikan memiliki 18 rumah sakit di tahun 2019. Telatnya realisasi dapat berupa permasalahan pada perizinan rumah sakit dan risiko lainnya sehingga menghambat target pencapaian MIKA. Competition risk from new entrants. Meskipun industri rumah sakit termasuk kategori high barrier to entry, munculnya pesaing baru, harus diantisipasi oleh MIKA. Mengingat kondisi industri healthcare di Indonesia yang masih underpenetrated, masih sangat terbuka ruang bagi masuknya pendatang baru. Slower patient growth due to JKN implementation. Dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh pemerintah melalui BPJS kesehatan yang menjamin pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia, hal tersebut akan menimbulkan potential risk bagi MIKA berupa migrasi atau penurunan volume pasien, mengingat saat ini tidak ada rumah sakit MIKA yang berpartisipasi dalam program BPJS kesehatan. Contract agreement in RS Mitra Kemayoran. RS Mitra Keluarga Kemayoran merupakan satu-satunya rumah sakit yang berstatus sewa, sesuai jadwal, masa kontrak akan habis pada tahun 2018 dan belum dilakukan perpanjangan kontrak. Potential risk bagi penurunan pendapatan MIKA apabila perpanjangan kontrak tidak dapat diperbarui.
Valuasi dan Rekomendasi Dengan menggunakan metode DCF, kami memberikan rekomendasi Buy dengan target harga Rp2,660, yang merefleksikan EV/EBITDA 2016F 43x, dengan asumsi WACC 9.9% dan terminal growth rate 4.6%. Dengan membandingkan harga penutupan MIKA (01/03) pada level Rp2,180 maka terdapat upside potential sebesar 22%. Kami memiliki kriteria Buy apabila terdapat upside potential minimal +15%’; Hold jika antara –15% hingga +15% dan Sell jika apabila terdapat downside potential lebih dari –15%.
Your Trusted Professional 12
Appendix 1. Income Statement & Balance Sheet Appendix 1. Income Statement & Balance Sheet ( Rp miliar)
Income Statement Revenue - Cost of Goods Sold Gross Income - Operating Expenses (Research & Dev Costs) EBIT - Interest Expense - Foreign Exchange Losses (Gains) - Net Non-Operating Losses (Gains) Pretax Income - Income Tax Expense Income Before XO Items - Extraordinary Loss Net of Tax - Minority Interests Net Income EBITDA
2012 1,475.4 881.0 594.4 233.8 371.3 6.9 (2.4) (23.2) 390.0 91.1 298.9 9.9 289.0 442.2
2013 1,742.1 1,004.8 737.3 269.5 481.6 2.2 (4.7) (46.0) 530.0 118.2 411.8 13.2 398.6 558.2
2014 1,945.5 1,080.9 864.6 319.5 586.6 0.8 (1.6) (79.4) 666.8 132.5 534.3 17.3 517.0 666.1
2015F 2,169.7 1,199.8 969.8 354.5 615.3 0.9 (3.2) (128.0) 745.5 152.8 592.7 17.3 575.4 706.9
2016F 2,489.2 1,354.1 1,135.1 398.8 736.3 1.0 (3.3) (133.1) 871.7 178.7 693.0 17.3 675.7 847.7
2017F 2,886.0 1,552.7 1,333.3 463.6 869.7 1.0 (3.4) (138.4) 1,010.6 207.2 803.4 17.3 786.1 1,006.9
+ Cash & Near Cash Items + Short Term Investments + Accounts & Notes Receivable + Inventories + Other Current Assets
2012 1050.1 802.0 70.0 118.1 42.2 17.8
2013 1411.2 1,108.0 139.5 114.8 40.1 8.8
2014 1189.9 970.2 27.4 132.1 38.6 21.7
2015F 2491.2 2,222.6 29.0 159.9 48.8 30.9
2016F 2535.4 2,240.3 30.8 178.9 51.4 34.0
2017F 2487.3 2,157.6 32.6 201.5 57.4 38.1
Total Long-Term Assets + Long Term Investments Gross Fixed Assets Accumulated Depreciation + Net Fixed Assets + Other Long Term Assets Total Asset
622.4 943.5 433.1 510.5 111.9 1,672.4
722.7 1,103.7 505.7 598.0 124.7 2,133.9
966.7 1,346.5 575.6 771.0 195.8 2,156.7
1,188.7 1,638.5 667.1 971.4 217.3 3,679.9
1,479.5 2,016.9 778.6 1,238.3 241.2 4,014.9
1,917.2 2,565.2 915.7 1,649.5 267.7 4,404.5
Total Current Liabilities + Accounts Payable + Short Term Borrowings + Other Short Term Liabilities
247.7 71.1 55.0 121.6
281.0 75.4 50.0 155.6
205.4 64.9 140.5
229.6 89.3 140.3
236.4 98.3 138.1
247.0 109.5 137.5
Total Long Term Liabilities + Long Term Borrowings + Other Long Term Borrowings
91.1 91.1
118.2 118.2
145.0 145.0
169.0 169.0
175.7 175.7
184.5 184.5
338.8 31.6 847.0 454.9
399.2 45.4 846.0 843.3
350.5 63.3 846.0 896.8
398.5 63.3 2,054.5 1,163.6
412.1 63.3 2,054.5 1,485.0
431.5 63.3 2,054.5 1,855.2
Total Shareholders Equity
1,333.6
1,734.7
1,806.2
3,281.3
3,602.7
3,973.0
Total Liabilities & Equity
1,672.4
2,133.9
2,156.7
3,679.9
4,014.9
4,404.5
Balance Sheet Total Current Assets
Total Liabilities + Long Preferred Equity + Minority Interest + Share Capital & APIC + Retained Earnings & Other Equity
Sumber: MIKA, MCI Research, Bloomberg
Your Trusted Professional 13
Appendix 2. Cash Flow & Ratios Appendix 2. Cash Flow (Rp miliar) & Ratios
Cash Flow Cash Flow From Operating Cash Flow From Investing Cash Flow From Financing Net Change In Cash Beginning Cash Ending Cash
2012 353.63 -244.18 441.50 610.44 191.58 802.02
2013 484.89 -224.37 -9.30 306.00 802.02 1108.01
2014 570.20 -160.23 -525.05 -137.86 1108.01 970.15
2015F 653.40 -291.00 890.07 1252.47 970.15 2222.62
2016F 774.47 -378.35 -378.42 17.69 2222.62 2240.31
2017F 905.90 -548.34 -440.24 -82.68 2240.31 2157.63
Ratios Valuation Ratios Price Earnings(x) EV to EBITDA(x)
2012
2013
2014
2015F
2016F
2017F
67.3
53.3
44.7
55.6 42.1
47.4 35.1
40.7 29.6
40.3% 30.0% 25.2% 19.6% 22.8% 37.2%
42.3% 32.0% 27.6% 22.9% 20.9% 26.0%
44.4% 34.2% 30.2% 26.6% 24.1% 29.2%
44.7% 32.6% 28.4% 26.5% 19.7% 22.6%
45.6% 34.1% 29.6% 27.1% 17.6% 19.6%
46.2% 34.9% 30.1% 27.2% 18.7% 20.8%
Leverage & Coverage Ratios Current Ratio(x) Quick Ratio(x) Interest Coverage Ratio(x) Debt/Equity(x)
4.2 3.5 54.0 0.04
5.0 4.4 219.9 0.03
5.8 4.9 740.6 0.00
10.9 9.8 666.8 0.00
10.7 9.6 767.2 0.00
10.1 8.9 863.1 0.00
Others Asset Turnover(x)
1.2
0.9
0.9
0.7
0.6
0.7
13.7 13.5 20.2
15.0 13.7 24.4
15.8 15.4 27.5
14.9 15.6 27.5
14.7 14.4 27.0
15.2 14.9 28.5
Profitability Ratios Gross Margin(%) EBITDA Margin(%) Operating Margin(%) Profit Margin(%) Return on Assets(%) Return on Equity(%)
Accounts Receivable Turnover(x) Accounts Payable Turnover(x) Inventory Turnover(x) Sumber: MIKA, MCI Research, Bloomberg
Your Trusted Professional 14
Research Danny Eugene
Head of Research, Economic, Infrastructure, Construction, Banking,
[email protected] +62 21 7917 5599 Cement
62431
Helen Vincentia Dimas Satria Hardianto Dida Fathdira Genio Bian Fadlillah Qudsi
Consumer Goods, Retail Plantation, Media, Textile Property, Hospital Mining, Telco, Transportation Technical Analyst
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
+62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599
62035 62035 62035 62425 62425
Head of Sales, Trading & Dealing Institutional Sales Institutional Sales Institutional Sales Institutional Sales Institutional Sales Institutional Sales Institutional Client Care Institutional Client Care Equity Admin. HO Equity Admin. HO
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
+62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599 +62 21 7917 5599
62037 62046 62178 62058 62402 62408 62441 62439 62411 62037 62037
Institutional Sales Hendry Kuswari Gunawan Sudrajat Ratna Wijayanti Suparman Rachmadian Iskandar Z Ety Sulistyowati Dewi Suryani Widianita Rinny Oktaviany Renita Anggreani Rahayu Kusumaningsih
Fixed Income Sales & Trading Tel. +62 21 7995 795, 7917 5559-62 Fax. +62 21 917 5965
Investment Banking Tel. +62 21 7917 5599 Fax. +62 21 7919 3900
Head Office Menara Bank Mega Lt.2 Jl.Kapten P.Tendean. Kav 12-14A, Jakarta 12790 021-7917 5599 , 021-7919 3900
Bandung Menara Bank Mega Lt.3 Jl.Gatot Subroto No.283 Bandung 40273 022-8734 0972 , 022-8734 0985
Jakarta - Pondok Indah Plaza 5 Pondok Indah, Blok D No.15 Lt.2 Jl. Margaguna Raya Radio Dalam Pondok Indah, Jakarta Selatan 12420 021-723 4437 , 021-7279 8140
Surabaya Ruko Embong Kemiri Square No.2G-2H (Ruko Asuransi PT.Asuransi Umum Mega) Jl.Raya Embong Kemiri, Embong Kaliasin Genteng, Surabaya 60271 031 547 1200 , 031-547 2492
Jakarta - Roxy Ruko Gading Bukit Indah Lt.2 Jl. Raya Bukit Gading Raya Blok A, No.26 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 021-4587 4243 , 021-4587 4246
Makasar Menara Bank Mega Lt.2 Kawasan Trans Studio Jl.Metro Tanjung Bunga, Makasar 90134 0411-811 8800 , 0411-811 8802
Jakarta - Kelapa Gading Ruko Gading Bukit Indah Lt.2 Jl. Raya Bukit Gading Raya Blok A, No.26 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 021-451 5717 , 021451 5720
Yogyakarta Gedung Bank Mega 3rd Floor Jl.Gejayan (Affandi) No.22 Yogyakarta 55281 0274 - 582 929 , 0274 582 931
DISCLAIMER This Document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others. Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for all investors and strictly a personal view and should not be used as a sole judgment for investment. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Mega Capital Indonesia.
Your Trusted Professional 15