Masa Penawaran Awal : 26-27 Februari, 2 Tanggal Efektif Perkiraan Tanggal Efektif : 12 Maret 2015 : Masa PenawaranPerkiraan Umum : Masa Penawaran Umum : 16-18 Maret 2015 Tanggal Penjatahan : 20 Maret 2015 Perkiraan Tanggal Penjatahan : Tanggal DistribusiPerkiraan Saham Secara Elektronik : 23 Maret 2015 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan(Refund) : Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund) : 23 Maret 2015 Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : Tanggal Pencatatan Saham pada Bursa Efek Indonesia : 24 Maret 2015 Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham pada Bursa Efek Indonesia : OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPIINI. DAN/ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK IN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH HUKUM. KEPADA OTORITAS JASAPERBUATAN KEUANGANMELANGGAR (“OJK”) NAMUN BELUM MEMPEROLEH PERNYATAAN EFEKTIF DARI OJK. DOKU
DIGUNAKAN DALAM RANGKA PENAWARAN AWAL TERHADAP EFEK INI. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM PERN
Prospectus Awal
Prospektus Prospectus Awal Mitra Keluarga
P R O S P E K T U S P E N A W A R A N U M U M S A H A M P E R D A N A P T M I T R A K E L U A R G A K A R YA S E H AT T B K
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (“PERSEROAN’’) DAN PENJAMIN EFEK BERTANGGUNG JAWAB DAPAT DI YANG TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OJK MENJADI EFEKTIF.PELAKSANA PEMESANANEMISI UNTUK MEMBELI EFEK INI HANYA SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURANUNTUK PENDAPAT YANG TERCANTUM CALON PEMBELI ATAU PEMESAN MENERIMA ATAU MEMPUNYAI KESEMPATAN MEMBACA PROSPEKTUS INI. DALAM PROSPEKTUS INI.
OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAK SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS AWAL INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBU (”BEI”). MELANGGAR HUKUM.
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk(“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAW KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PR
SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI PT BURSA EFEK INDO
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk
Kegiatan Usaha Bergerak dalam Bidang Jasa Konsultasi Bisnis dan Manajemen termasuk Jasa Manajemen Rumah Sakit Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk Kantor Pusat: Kantor Operasional: Kegiatan Usaha Jalan Letjen. Suprapto Kav 4 Jalan Bukit Gading Raya Kav 2 Jakarta Bergerak Pusat 10510dalam Bidang Jasa Konsultasi Bisnis dan Kelapa Gading termasuk Jasa Manajemen Rum Manajemen Telepon : (021) 424 3908 Jakarta 14240, Indonesia Berkedudukan di Jakarta Pusat, Telepon : (021) 4585 2700Indonesia / 2800 Faksimili : (021) 424 4983 Website: www.mitrakeluarga.com Faksimili : (021) 4585 2727 Kantor Operasional Kantor Pusat Alamat Email :
[email protected] Jalan Letjen. Suprapto Kav 4 Jalan Bukit Gading Raya Kav 2 PENAWARAN JakartaUMUM PusatSAHAM 10510 PERDANA Kelapa Gading Jakarta 14240, Indonesia Telepon (021)tiga 424 3908 Sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan: ratus belas ribu) saham biasa atas nama, atau sebesar 18,00% (delapan Faksimili : (021)Penawaran 424 4983Umum dengan nilai nominal Rp100 Telepon : (021) 4585 2700 / 280 belas persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah (seratus Rupiah) setiap : (021) saham, yang terdiri dari Saham Baru sejumlah Website: 72.753.600 www.mitrakeluarga.com (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enamFaksimili ratus) saham biasa4585 atas 2727 Alamatdelapan Email :puluh
[email protected] nama dan sejumlah 189.159.400 (seratus sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. sebagai Pemegang Saham Penjual (Saham Divestasi), yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga PERDANA SAHAM Penawaran sebesar Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah) setiap saham,PENAWARAN yang harus dibayar UMUM penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum ini adalah Rp4.452.521.000.000 (empat triliun empat ratus lima puluh dua Sebanyak-banyaknya 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu)saham b miliar lima ratus dua puluh satu juta Rupiah) yang terdiri dari Rp1.236.811.200.000 (satu triliun dua ratus tiga puluh enam miliar delapan ratus sebanyak-banyaknya 18,00% (delapan belas persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penu sebelas juta dua ratus ribu Rupiah) dari penawaran Saham Baru dan Rp3.215.709.800.000 (tiga triliun dua ratus lima belas miliar tujuh ratus Umumdengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang terdiri dari Saham Baru sebanyak-b sembilan juta delapan ratus ribu Rupiah) dari Saham Divestasi. (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus)saham biasa atas nama dan sebanyak-ba Seluruh pemegang saham Perseroan yang sama sederajat dalam segala hal denganribu saham lainnya dari Perseroanbiasa yang telah (seratus delapanmemiliki puluh hak sembilan jutadan seratus lima puluh sembilan empat ratus)saham atas nama m ditempatkan dan disetor penuh, dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tanggal 16 Agustusyang 2007ditawarkan tentang Perseroan Terbatas. Partners B.V.sesuai sebagai Pemegang Saham Penjual (Saham Divestasi), kepada Masyarakat deng Rp[ ] ([ ] Rupiah) setiap saham, yang PELAKSANA harus dibayar penuh PENJAMIN EMISI EFEKpada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pemb Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum ini adalah Rp[ ] ([ ] Rupiah) yang terdiri dari Rp[ ] ([ ] Rupiah)dari pe dan Rp[ ] ([ ] Rupiah) dari Saham Divestasi.
Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham l yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tanggal 16 A PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Perseroan Terbatas. PENJAMIN EMISIPENAWARAN EFEK UMUM PERDANA SAHAM
PT Morgan Stanley Asia Indonesia
PT UBS Securities Indonesia
PT Deutsche Securities PT CIMB Securities Indonesia Indonesia PTElit Kresna Graha Tbk● PT HD Capital Tbk ● PT BNI Securities ● PT Buana Capital ● PT Danpac Sekuritas ● PT Erdikha Sekuritas ● PT Sekurindo Grow Asia Capital ● PT Inti Fikasa Securindo ● PT Investindo Nusantara Sekuritas ● PT Lautandhana Securindo ● PT Magenta Kapital Indonesia PENJAMIN EMISI EFEK ● PT MNC Securities ● PT OSO Securities● PT Panca Global Securities ● PT Panin Sekuritas Tbk ● PT Phillip Securities Indonesia [Akan Ditentukan Kemudian] ● PT Profindo International Securities ● PT Reliance Securities Tbk ● PT Sucorinvest Central Gani ● PT Trimegah Securities Tbk PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK DAN PARA PENJAMIN EMISI EFEK DENGAN KESANGGUPAN PENUH ● PT Valbury Asia Securities ● PT Victoria Securities Indonesia ● PT YulieMENJAMIN Sekurindo Tbk TERHADAP PENAWARAN UMUM PERSEROAN.
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK DAN PARA PENJAMIN EMISI EFEK MENJAMIN DENGAN KESANGGUPAN PENUH (FULL RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI TERHADAP PERSEROAN ADALAH TIDAK ADANYA JAMINAN TERKAIT DENGAN PERPANJANGAN IZ COMMITMENT) PENAWARAN UMUM PERSEROAN.
RUMAH SAKIT YANG DIMILIKI OLEH ENTITAS ANAK PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICAN
RISIKO UTAMAPROSPEKTUS YANG DIHADAPI INI. PERSEROAN ADALAH TIDAK ADANYA JAMINAN TERKAIT DENGAN PERPANJANGAN IZIN OPERASIONAL ATAS RUMAH SAKIT YANG DIMILIKI OLEH ENTITAS ANAK PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN RISIKO TERKAIT KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PE SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.
life.love.life.love. laughter.laughter.
MENGINGAT SEJUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT K
PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID DENGANDAPAT DEMIKIAN, PERSEROANSIGNIFIKAN. TIDAK DAPAT MEMPR RISIKO TERKAIT KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN YAITUPERDAGANGANNYA. HARGA SAHAM PERSEROAN BERFLUKTUASI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM INI. PERSEROAN AKAN TERJAGA. KETERANGAN DARI MENGENAI RISIKO INI DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS
PERSEROAN TIDAK SURAT MENERBITKAN SAHAM DALAM PENAWARAN INI, TETAPI SAHAM-SAH PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN KOLEKTIFSURAT SAHAM KOLEKTIF DALAM PENAWARAN INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUST AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKANYANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEKINDONESIA INDONESIA(”KSEI”). (”KSEI”). Prospektus Awal ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 26 Februrari2015
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 16 Maret 2015
Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dengan surat No. 001/MIKA/XII/2014 tanggal 11 Desember 2014 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608 (“UUPM”) beserta peraturan pelaksanaannya. Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, direncanakan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (”BEI”) sesuai Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah dibuat di bawah tangan antara Perseroan dengan BEI pada tanggal 11 Desember 2014 apabila memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI. Apabila syarat-syarat pencatatan saham di BEI tersebut tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum Perdana Saham ini batal demi hukum dan uang pemesanan yang telah diterima dikembalikan kepada para pemesan sesuai ketentuan UUPM beserta peraturan pelaksanaannya. Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini bertanggung jawab sepenuhnya atas semua informasi atau fakta material serta kejujuran pendapat yang disajikan dalam Prospektus ini, sesuai dengan bidang tugas masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam wilayah Republik Indonesia dan kode etik serta norma dan standar profesi masing-masing. Sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham ini, setiap pihak yang terafiliasi dilarang memberikan keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak tercantum dalam Prospektus ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta para Penjamin Emisi Efek, serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah pihak yang tidak terafiliasi dengan Perseroan. PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG/ PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN SAHAM TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN, ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG/PERATURAN YANG BERLAKU DI NEGARA TERSEBUT. PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI .................................................................................................................................................................................................. i DEFINISI DAN SINGKATAN............................................................................................................................................................................. iii RINGKASAN ................................................................................................................................................................................................ ix I.
PENAWARAN UMUM...........................................................................................................................................................................1
II.
RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM..............................................................4
III.
PERNYATAAN UTANG.........................................................................................................................................................................5
IV.
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING..............................................................................................................................................9
V.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN.......................................................................................................................12
VI.
RISIKO USAHA...................................................................................................................................................................................40
VII.
KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN...........................................................................62
VIII.
KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK.......................................................................................................63 1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN............................................................................................................................................63 2. PERKEMBANGAN STRUKTUR PERMODALAN DAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN................................................67 3. STRUKTUR ORGANISASI.........................................................................................................................................................75 4. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN.......................................................................................................................................75 5. DOKUMEN PERIZINAN PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK..................................................................................................84 6. SUMBER DAYA MANUSIA.........................................................................................................................................................85 7. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN MEMILIKI 5% ATAU LEBIH DARI SELURUH SAHAM PERSEROAN...............................................................................88 8. KETERANGAN TENTANG ENTITAS ANAK DAN PENYERTAAN PERSEROAN PADA PERUSAHAAN LAIN........................92 9. HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN ANTARA PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN ENTITAS ANAK.............................................................................................................124 10. DIAGRAM KEPEMILIKAN ANTARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN, PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK..................125 11. KETERANGAN MENGENAI ASET PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK................................................................................126 12. ASURANSI...............................................................................................................................................................................134 13. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA................................................................................................................139 14. TRANSAKSI PENTING DENGAN PIHAK TERAFILIASI..........................................................................................................154 15. PERKARA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN.................................................................................................................155
IX.
KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK......................................................................................156 1. UMUM......................................................................................................................................................................................156 2. KEUNGGULAN KOMPETITIF..................................................................................................................................................157 3. STRATEGI USAHA...................................................................................................................................................................161 4. RUMAH SAKIT PERSEROAN.................................................................................................................................................163 5. DATA HISTORIS JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN DAN PENDAPATAN ENTITAS ANAK......................................................177 6. LAYANAN RUMAH SAKIT UMUM............................................................................................................................................178 7. PROSES EKSPANSI DAN PROSPEK USAHA........................................................................................................................179 8. ENTRY POINT PASIEN............................................................................................................................................................180 9. SUMBER PENDAPATAN DAN KELOMPOK PASIEN..............................................................................................................181 10. PEMASARAN...........................................................................................................................................................................182 11. PEMASOK DAN PENGADAAN................................................................................................................................................183 12. TATA KELOLA KLINIS DAN STANDAR MUTU........................................................................................................................185 13. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (“AMDAL”) DAN/ATAU UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (“UKL-UPL”)...........................................................................187 14. PERSAINGAN..........................................................................................................................................................................188 15. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL.............................................................................................................................................188 16. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES/”CSR”)......................................189 17. SERTIFIKAT DAN PENGHARGAAN........................................................................................................................................189
i
X.
TINJAUAN INDUSTRI.......................................................................................................................................................................190
XI.
EKUITAS...........................................................................................................................................................................................209
XII.
KEBIJAKAN DIVIDEN....................................................................................................................................................................... 211
XIII.
PERPAJAKAN...................................................................................................................................................................................212
XIV.
PENJAMINAN EMISI EFEK..............................................................................................................................................................214
XV.
LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM.......................................................................216
XVI.
ANGGARAN DASAR........................................................................................................................................................................219
XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM......................................................................................................................................................237 XVIII. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PERSEROAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN.................................255 XIX.
LAPORAN PENILAI..........................................................................................................................................................................361
XX.
PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM.....................................................................................................................399
XXI.
PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM.......................................................404
ii
DEFINISI DAN SINGKATAN Istilah dan ungkapan dalam prospektus ini mempunyai arti sebagai berikut: Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek
berarti perubahan dan/atau penambahan dan/atau pembaruan terhadap Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
Afiliasi
berarti afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 1 UUPM yaitu : - hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; - hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari pihak tersebut; - hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota direksi atau komisaris yang sama; - hubungan antara perusahaan dengan pihak baik langsung maupun tidak langsung, yang mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; - hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau; - hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
Agen Penjualan
berarti pihak yang membantu menjual saham dalam Penawaran Umum Perdana Saham baik yang dilakukan di dalam atau di luar negeri.
ALoS (Average Length of Stay)
berarti jumlah rata-rata hari rawat inap seorang pasien.
BAE
berarti singkatan dari Biro Administrasi Efek, salah satu lembaga penunjang pasar modal Indonesia yang melaksanakan administrasi saham dalam Penawaran Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 UUPM yang ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Adimitra Jasa Korpora, suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta.
Bank Kustodian
berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari OJK untuk memberikan jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian sebagaimana dimaksud dalam UUPM.
BAPEPAM
berarti singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 UUPM.
BAPEPAM DAN LK
berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, yang merupakan penggabungan dari Bapepam dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK), sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 606/KMK.01/2005 tanggal 30-12-2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya per tanggal 31 Desember 2012 fungsi Bapepam dan LK telah beralih menjadi OJK.
Bursa Efek/BEI
berarti singkatan dari PT Bursa Efek Indonesia, suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta Selatan, yaitu pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka, serta tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.
BNRI
berarti Berita Negara Republik Indonesia.
Daftar Negatif Investasi
berarti Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di bidang Penanaman Modal sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 39 Tahun 2014.
Daftar Pemegang Saham (DPS)
berarti daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang kepemilikan efek oleh pemegang efek dalam Penitipan Kolektif di KSEI berdasarkan data yang diberikan oleh pemegang rekening di KSEI.
iii
Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS)
berarti daftar yang memuat nama-nama pemesan saham dan jumlah yang dipesan dan disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat oleh masingmasing Penjamin Emisi Efek.
EBITDA
berarti singkatan dari Earning before Interest, Tax, Depreciation and Amortization, atau laba sebelum penyusutan, beban imbalan pasca kerja, penyisihan penurunan nilai piutang usaha, pajak penghasilan dan pendapatan (beban) lain-lain (termasuk beban administrasi kartu kredit dan bunga pinjaman bank).
Efektif
berarti terpenuhinya seluruh tata cara dan persyaratan efektifnya Pernyataan Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan Peraturan No. IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-122/BL/2009 tertanggal 29 Mei 2009.
Entitas Anak
berarti perusahaan dimana (i) Perseroan mempunyai kepemilikan saham dengan hak suara lebih dari 50% baik langsung maupun tidak langsung atau (ii) apabila Perseroan memiliki 50% atau kurang saham dengan hak suara, Perseroan memiliki kemampuan untuk mengendalikan perusahaan tersebut atau (iii) yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perseroan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia yang per tanggal Prospektus ini diterbitkan teridiri dari (i) PT Proteindo Karyasehat, (ii) PT Ekamita Arahtegar, (iii) PT Ragamsehat Multifita, (iv) PT Alpen Agungraya, (v) PT Karyasukses Mandiri, dan (vi) PT Citra Mandiri Prima.
Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP)
berarti formulir hasil penjatahan atas nama pemesan sebagai tanda bukti pemilikan sahamsaham di pasar perdana.
Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS)
berarti formulir asli yang disediakan Perseroan bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang harus diisi, ditandatangani dan diajukan dalam rangkap 5 (lima) oleh calon pembeli kepada Penjamin Emisi Efek.
Harga Penawaran
berarti harga setiap Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum.
Hari Bursa
berarti hari diselenggarakannya perdagangan efek di Bursa Efek yaitu hari Senin sampai dengan Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional sesuai dengan ketetapan Pemerintah atau dinyatakan libur oleh Bursa Efek.
Hari Kalender
berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorius tanpa kecuali, termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah dan Hari Kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bukan Hari Kerja biasa.
Hari Kerja
berarti hari kerja biasa kecuali hari Sabtu, Minggu, dan hari yang oleh Pemerintah ditetapkan sebagai hari libur nasional.
KSEI
berarti singkatan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta Selatan, yang bertugas mengadministrasikan penyimpanan efek berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek pada Penitipan Kolektif.
Jabodetabek
berarti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
JKN
berarti Jaminan Kesehatan Nasional.
Manajer Penjatahan
berarti pihak yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham Yang Ditawarkan menurut syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan No. IX.A.7. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, dalam hal ini PT Kresna Graha Sekurindo Tbk selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
iv
Masa Penawaran
berarti jangka waktu bagi Masyarakat untuk dapat mengajukan pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan dimana FPPS dapat diajukan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Para Penjamin Emisi Efek sebagaimana ditentukan dalam Prospektus dan FPPS, kecuali jika Masa Penawaran itu ditutup lebih dini yang dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Masyarakat
berarti perorangan dan/atau badan hukum, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing dan/atau badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Indonesia.
Menkumham
berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
OJK
berarti Otoritas Jasa Keuangan, yaitu lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan, yang merupakan penerus dari Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tanggal 22 November 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Pasar Perdana
berarti penawaran dan penjualan Saham Yang Ditawarkan Perseroan kepada Masyarakat selama Masa Penawaran sebelum Saham Yang Ditawarkan tersebut dicatatkan pada Bursa Efek.
Pemegang Rekening
berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan KSEI.
Pemegang Saham Penjual
berarti Lion Investments Partners B.V. yang merupakan pemegang saham Perseroan yang akan menjual Saham Divestasi.
Pemerintah
berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia.
Penawaran Umum
berarti Penawaran Umum Perdana Saham.
Penawaran Umum Perdana Saham
berarti penawaran umum perdana Saham Yang Ditawarkan Perseroan kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam UUPM, peraturan pelaksanaannya dan ketentuanketentuan lain yang berhubungan serta menurut ketentuan-ketentuan lain yang dimuat dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
Penitipan Kolektif
berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh KSEI, sebagaimana dimaksud dalam UUPM.
Penjamin Emisi Efek
berarti perseroan terbatas yang menandatangani perjanjian dengan Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham yang akan menjamin secara sendiri-sendiri penjualan Saham Yang Ditawarkan, dan melakukan pembayaran hasil Penawaran Umum Perdana Saham kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek sesuai porsi penjaminan, dengan memperhatikan syarat dan ketentuan dalam PPEE.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek
berarti pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan penyelenggaraan Penawaran Umum, yang dalam hal ini adalah PT Kresna Graha Sekurindo Tbk.
Peraturan No. IX.A.2
berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.
Peraturan No. IX.A.6
berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-06/PM/2001 tanggal 8 Maret 2001 tentang Pembatasan atas Saham yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum.
v
Peraturan No. IX.A.7
berarti Peratuan Bapepam-LK No. IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.
Peraturan No. IX.C.3
berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.C.3, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-43/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum.
Peraturan No. IX.E.1
berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
Peraturan No. IX.E.2
berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
Peraturan No. IX.I.6
berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-45/PM/2004 tanggal 29 November 2004 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik.
Peraturan No. IX.J.1
berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Perdana Saham Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
Peraturan No. X.K.4
berarti Peraturan Bapepam-LK No. X.K.4, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
Perjanjian Pendaftaran Efek
berarti Perjanjian Pendaftaran Efek Yang Bersifat Ekuitas dengan KSEI yang bermaterai cukup dan dibuat dibawah tangan oleh dan antara Perseroan dengan KSEI, berikut perubahan-perubahan dan/atau penambahan-penambahan dan/atau pembaharuanpembaharuan yang dibuat oleh para pihak di kemudian hari.
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek atau PPEE
berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 17 tanggal 10 Desember 2014, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan I dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum No. 26 tanggal 18 Februari 2015, diubah dengan Akta Perubahan II Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 29 tanggal 25 Februari 2015, dan diubah dengan Akta Perubahan III dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 18 tanggal 9 Maret 2015, yang dibuat antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek di hadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta.
Pernyataan Efektif
berarti Pernyataan OJK yang menyatakan bahwa Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif: (i) pada hari ke-45 (empat puluh lima) sejak tanggal diterimanya Pernyataan Pendaftaran oleh OJK secara lengkap atau (ii) pada hari ke-45 (empat puluh lima) sejak tanggal perubahan Pernyataan Pendaftaran yang terakhir disampaikan Perseroan kepada OJK, atau (iii) pada tanggal lain berdasarkan pernyataan efektif dari Ketua OJK yang menyatakan bahwa tidak ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan IX.A.2 sehingga Perseroan melalui para Penjamin Emisi Efek berhak menawarkan dan menjual Saham Yang Ditawarkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pernyataan Pendaftaran
berarti dokumen yang wajib disampaikan kepada OJK oleh Perseroan dalam rangka Penawaran Umum.
Perseroan
berarti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, berkedudukan di Jakarta Pusat, suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia.
vi
Prospektus
Berarti dokumen tertulis final yang dipersiapkan oleh Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam rangka Penawaran Umum dan memuat seluruh informasi maupun faktafakta penting dan relevan mengenai Perseroan serta Saham yang Ditawarkan dalam bentuk dan isi sesuai Peraturan Bapepam No. IX.C.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas dalam Rangka Penawaran Umum (untuk selanjutnya disebut “Peraturan No. IX.C.2”).
Prospektus Awal
berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam prospektus yang disampaikan kepada OJK, sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai nilai nominal, jumlah dan Harga Penawaran Efek, penjaminan emisi efek atau hal-hal lain yang berhubungan dengan pernyataan penawaran yang belum dapat ditentukan.
Prospektus Ringkas
berarti pernyataan atau informasi tertulis yang merupakan ringkasan dari Prospektus Awal, yang akan diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang memiliki peredaran nasional yang disusun oleh Perseroan bersama Penjamin Pelaksana Emisi Efek sesuai Peraturan No. IX.C.3 dalam waktu selambatlambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan OJK bahwa Perseroan wajib mengumumkan Prospektus Ringkas sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.A.2.
Rekening Efek
berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik pemegang saham yang diadministrasikan oleh KSEI atau Pemegang Rekening berdasarkan kontrak pembukaan rekening efek yang ditandatangani pemegang saham dan perusahaan efek dan/atau Bank Kustodian.
Rekening Penawaran Umum
berarti rekening atas nama Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada bank penerima untuk menampung dana yang diterima dari investor.
Rp
berarti Rupiah, mata uang resmi negara Republik Indonesia.
RSMK
berarti Rumah Sakit Mitra Keluarga, nama yang digunakan oleh sebagian besar rumah sakit kami.
Rumah Sakit Kelas A
berarti rumah sakit umum yang menyediakan berbagai layanan medis spesialistik dan subspesialistik dan juga memiliki kemampuan pelayanan medis umum dan fasilitas. Di Indonesia, pada umumnya sebagian besar rumah sakit kelas A adalah rumah sakit umum milik pemerintah. Pendirian izin operasional rumah sakit kelas A dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medis di bawah Departemen Kesehatan Indonesia, sedangkan izin untuk kelas lain dari rumah sakit yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah masing-masing.
Rumah Sakit Kelas B
berarti rumah sakit umum yang menyediakan berbagai layanan medis spesialistik, pelayanan medis sub-spesialistik, dan pelayanan medis umum, dan biasanya kategori tertinggi rumah sakit swasta di Indonesia.
Rumah Sakit Kelas C
berarti rumah sakit umum yang menyediakan layanan medis dokter spesialis, jasa layanan dukungan medis spesialis dan pelayanan medis umum.
Rumah Sakit Kelas D
berarti rumah sakit umum yang hanya menyediakan layanan dasar yang terbatas spesialis medis dan pelayanan medis umum.
RUPS
berarti Rapat Umum Pemegang Saham, yang diselenggarakan sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.
RUPSLB
berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang diselenggarakan sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.
vii
Saham Baru
berarti saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham yang akan dikeluarkan dari dalam simpanan (portepel) Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham, dengan jumlah sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham.
Saham Divestasi
berarti saham-saham atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham milik Pemegang Saham Penjual yang akan dijual, yaitu sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham.
Saham Yang Ditawarkan
berarti Saham Baru dan Saham Divestasi sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham yang akan ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Perdana Saham, yang selanjutnya akan dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan.
Tanggal Distribusi
berarti tanggal yang sama dengan Tanggal Pembayaran, yaitu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan, pada tanggal mana Saham Yang Ditawarkan didistribusikan secara elektronik oleh KSEI kepada Pemegang Rekening.
Tanggal Pembayaran
berarti tanggal pembayaran hasil penjualan Saham Yang Ditawarkan yang harus disetor oleh Penjamin Emisi Efek kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yaitu pada Tanggal Distribusi atas Saham Yang Ditawarkan, sebagaimana tercantum dalam Prospektus.
Tanggal Pencatatan
berarti tanggal pencatatan Saham Yang Ditawarkan untuk diperdagangkan di Bursa Efek dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah Tanggal Distribusi yang akan ditentukan dalam Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
Tanggal Penjatahan
berarti tanggal terakhir dari masa penjatahan, yaitu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja terhitung setelah tanggal penutupan Masa Penawaran.
Tanggal Pengembalian (Refund)
berarti tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham yang ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan, dimana pengembalian uang pemesanan tersebut tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek yang mengakibatkan batalnya Penawaran Umum berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
US$
berarti Dollar Amerika Serikat.
UUPM
berarti Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 No. 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3608 serta peraturan pelaksanaannya.
UUPT
berarti Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara No.106 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara No. 4756 beserta peraturan pelaksanaannya berikut perubahan-perubahannya.
viii
RINGKASAN Ringkasan di bawah ini dibuat atas dasar fakta-fakta serta pertimbangan-pertimbangan penting yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan informasi lain yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan konsolidasian dan catatan atas laporan keuangan konsolidasian terkait, serta risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Seluruh informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN Perseroan didirikan dengan nama PT Calida Ekaprana, berkedudukan di Jakarta Pusat, berdasarkan Akta Pendirian Perseroan No 25 tanggal 3 Januari 1995, dibuat di hadadapan Eveline Suriahudaja Konig, SH, Notaris di Bogor, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C27971.HT.0101.TH.95 tanggal 22 Juni 1995 serta didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 1440/1995 tanggal 19 September 1995 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 88 tanggal 3 Nopember 1995, Tambahan No. 9106 (“Akta Pendirian”). Pada tahun 2012 Perseroan mengubah statusnya dari semula perusahaan non fasilitas menjadi perusahaan dengan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 146 tanggal 31 Januari 2012 dibuat dihadapan Humberg Lie, SH,SE, MKn., Notaris di Jakarta Utara, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 23 April 2012, dan didaftarkan dalam daftar perseroan sesuai dengan UUPT No.AHU-0034823.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 23 April 2012 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 37 tanggal 7 Mei 2013, Tambahan No. 27893. Perubahan status Perseroan tersebut juga telah memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) berdasarkan Surat Persetujuan Perubahan Status Perusahaan Non Penanaman Modal Dalam Negeri/Penanaman Modal Asing (Non PMDN/PMA) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) No. 142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 Desember 2011. Pada tanggal 30 Desember 2014, Perseroan mendapatkan Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 291/I/IP/PMDN/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri yang dikeluarkan atas nama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal. Oleh karenanya sejak tanggal tersebut, Perseroan telah tercatat sebagai Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri. Pada 2014, Perseroan mengubah nama perusahaan menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 5 tanggal 6 Agustus 2014 dibuat di hadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan keputusan No. AHU06263.40.20.2014 tanggal 7 Agustus 2014 dan dicatat dalam Daftar Perusahaan sesuai UUPT di bawah No. AHU0078659.40.80.2014 tanggal 7 Agustus 2014. Perubahan ini telah disetujui oleh BKPM berdasarkan Surat Izin Prinsip Perubahan No. 2125/1/IP-PB/PMA/2014 tanggal 4 Agustus 2014. Pada tahun 2014, Perseroan mengubah anggaran dasar Perseroan untuk menyesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1 berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No.AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014. Pada saat ini Perseroan menjalankan kegiatan usaha utama dalam bidang jasa konsultasi bisnis dan manajemen dan melaksanakan kegiatan usaha penunjang yang mendukung kegiatan usaha utama Perseroan yaitu: (i) menjalankan usaha di bidang jasa manajemen rumah sakit; dan (ii) menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa pada umumnya kecuali di bidang hukum dan pajak.
ix
ENTITAS ANAK PERSEROAN Perseroan memiliki enam Entitas Anak perusahaan baik langsung maupun tidak langsung yang semuanya melakukan kegiatan usaha utama dalam bidang layanan rumah sakit. Nama Perusahaan
Domisili
Kegiatan Usaha Utama
Kepemilikan Langsung
Kepemilikan Tidak Langsung
Status Operasi
Tahun Pendirian
Tahun Penyertaan
RS Yang Dikelola RSMK Bekasi Barat, RSMK Bekasi Timur, dan RSMK Cikarang RSMK Kelapa Gading dan RSMK Cibubur
Layanan Rumah Sakit
99,99%
-
Layanan Rumah Sakit
-
99,99%*)
PT Proteindo Karyasehat
Bekasi
Sudah Beroperasi
1993
1996
PT Ekamita Arahtegar
Jakarta
Sudah Beroperasi
1995
2000
PT Ragamsehat Multifita
Depok
Sudah Beroperasi kecuali RSMK Kalideres Sudah Beroperasi
1995
1997
RSMK Depok
Layanan Rumah Sakit
-
99,99%*)
1996
1996
Layanan Rumah Sakit
-
99,5%*)
Jakarta
Sudah Beroperasi
1992
1995
RSMK Surabaya, RSMK Waru, dan RSMK Kenjeran RS Mitra Kemayoran
-
70,00%*)
Tegal
Sudah Beroperasi
2004
2008
Layanan Rumah Sakit Layanan Rumah Sakit
-
60,00% **)
PT Alpen Agungraya
PT Karyasukses Mandiri PT Citra Mandiri Prima
Surabaya
RSMK Tegal
*) Penyertaan saham tersebut dimiliki oleh Perseroan melalui PT Proteindo Karyasehat. **) PT Citra Mandiri Prima merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Karyasukses Mandiri dimana PT Karyasukses Mandiri memiliki penyertaan saham sebanyak 60% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Citra Mandiri Prima. PT Karyasukes Mandiri merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Proteindo Karyasehat dimana PT Proteindo Karyasehat memiliki penyertaan saham sebanyak 70% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Karyasukses Mandiri.
PENAWARAN UMUM Jumlah saham yang ditawarkan
:
Sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama atau sebesar 18,00% (delapan belas persen) yang terdiri dari sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) Saham Baru dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) Saham Divestasi.
Nilai Nominal
:
Rp100 (seratus Rupiah).
Harga Penawaran
:
Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah) setiap saham.
Jumlah Saham yang Dicatatkan
:
Sejumlah 1.455.073.600 (satu miliar empat ratus lima puluh lima juta tujuh puluh tiga ribu enam ratus) saham.
Jumlah Penawaran Umum
:
Sebesar Rp4.452.521.000.000 (empat triliun empat ratus lima puluh dua miliar lima ratus dua puluh satu juta Rupiah) yang terdiri dari Rp1.236.811.200.000 (satu triliun dua ratus tiga puluh enam miliar delapan ratus sebelas juta dua ratus ribu Rupiah) dari penawaran Saham Baru dan Rp3.215.709.800.000 (tiga triliun dua ratus lima belas miliar tujuh ratus sembilan juta delapan ratus ribu Rupiah) dari Saham Divestasi.
x
Tanggal Masa Penawaran Umum
:
16-18 Maret 2015.
Tanggal Pencatatan di BEI
:
24 Maret 2015.
Saham-saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum ini yang terdiri dari Saham Baru yang berasal dari portepel dan Saham Divestasi akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus, dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, sesuai UUPT. Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum ini, secara proforma menjadi sebagai berikut: Nilai Nominal Rp100 per Saham Sebelum Penawaran Umum Sesudah Penawaran Umum Jumlah Nilai Nominal % Jumlah Saham Nilai Nominal Saham
Keterangan Modal Dasar
5.000.000.000
500.000.000.000
Modal Ditempatkan & Disetor 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 2. Lion Investments Partners B.V. 3. Masyarakat Jumlah
469.990.000 912.330.000 1.382.320.000
46.999.000.000 91.233.000.000 138.232.000.000
Saham dalam Portepel
3.617.680.000
361.768.000.000
34,0 66,0 100,00
5.000.000.000
500.000.000.000
469.990.000 723.170.600 261.913.000 1.455.073.600
46.999.000.000 72.317.060.000 26.191.300.000 145.507.360.000
3.544.926.400
354.492.640.000
%
32,30 49,70 18,00 100,00
Jumlah saham yang akan dicatatkan pada BEI adalah seluruh atau 100% (seratus persen) saham Perseroan yang telah dan akan dikeluarkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM Perseroan bermaksud untuk menggunakan keseluruhan dana yang akan diperoleh dari Penawaran Umum, sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel, setelah dikurangi biaya emisi dan biaya-biaya lain terkait Penawaran Umum, yang dihitung secara proposional dengan biaya emisi Saham Divestasi, seluruhnya akan dipergunakan untuk :
1. Sekitar 56% (lima puluh enam persen) dana akan digunakan untuk biaya pembangunan gedung rumah sakit baru 2. 3. 4.
yang berlokasi di daerah Jabodetabek dan Surabaya; Sekitar 20% (dua puluh persen) dana akan digunakan untuk pembelian peralatan medis dan infrastruktur teknologi informasi yang bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kualitas layanan, peralatan dan fasilitas untuk mengikuti kemajuan teknologi; Sekitar 16% (enam belas persen) dana akan digunakan untuk tambahan perolehan tanah yang nantinya tanah tersebut digunakan untuk pembangunan rumah sakit di daerah Jabodetabek dan Surabaya; dan Sekitar 8% (delapan persen) dana akan digunakan untuk ekspansi pada rumah sakit-rumah sakit yang telah ada. Tujuan Perseroan untuk ekspansi pada rumah sakit yang telah ada adalah untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit Perseroan dengan cara penambahan lantai bangunan atau perubahan konfigurasi ruangan, dan juga memperluas layanan spesialis yang ada.
Atas masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan digunakan oleh Entitas Anak, yang mana akan ditentukan kemudian. Rencana bentuk pengalihan dana hasil penawaran umum kepada Entitas Anak adalah dengan cara setoran modal dan/atau pinjaman pemegang saham kepada Entitas Anak. Sedangkan hasil penjualan Saham Divestasi yang ditawarkan oleh Pemegang Saham Penjual sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. dalam Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi dan biaya-biaya lain yang dihitung secara proporsional dengan biaya emisi Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel, akan dibayarkan kepada Pemegang Saham Penjual.
xi
Keterangan lebih lengkap mengenai penggunaan dana hasil Penawaran Umum dapat dilihat pada BAB II Prospektus ini. KEUNGGULAN KOMPETITIF Perseroan terus menerus melakukan peningkatkan sistem pelayanan dan kelengkapan alat, tenaga medis dan non-medis yang handal. Keunggulan kompetitif Perseroan yang utama terletak pada faktor-faktor berikut: 1.
Sebagai jaringan rumah sakit terkemuka dengan rekam jejak operasional dan finansial terpercaya.
2.
Posisi yang kuat dan mapan di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya.
3.
Perseroan percaya bahwa Perseroan merupakan penyedia rumah sakit komunitas terbaik dengan layanan rumah sakit yang komprehensif dan bidang spesialis yang diutamakan.
4.
Pertumbuhan yang disiplin dan efisien dalam biaya melalui kombinasi pengembangan rumah sakit baru dan peningkatan kapasitas rumah sakit yang ada.
5.
Pengakuan yang tinggi dan kesetiaan pelanggan atas brand Perseroan dibangun dengan fasilitas bertaraf internasional dan pelayanan medis yang berkualitas tinggi selama bertahun-tahun.
6.
Kemampuan yang telah terbukti dalam menarik dan mempertahankan dokter-dokter dan profesional medis yang berkualitas tinggi.
7.
Tim manajemen yang handal dengan rekam jejak yang sangat baik dan memiliki kemampuan eksekusi yang handal.
STRATEGI USAHA Ke depannya, Perseroan fokus dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan pangsa pasar serta profitabilitas usahanya. Perseroan percaya akan dapat memenuhi target tersebut dengan strategi di bawah ini: 1.
Melanjutkan pengembangan rumah sakit baru di daerah tertentu untuk penetrasi pasar dan memacu pertumbuhan keuntungan yang tinggi.
2.
Terus bertumbuh dengan meningkatkan kapasitas pelayanan yang disediakan pada rumah sakit yang telah ada.
3.
Meningkatkan intensitas pendapatan melalui penawaran medis yang lebih canggih dan kompleks.
4.
Terus mendayagunakan skala ekonomi dan menyempurnakan efisiensi operasi melalui model bisnis yang ramping serta penyempurnaan sistem IT yang dimiliki Perseroan.
5.
Melanjutkan untuk merekrut dan mempertahankan para dokter penuh-waktu atau tetap yang berkualitas optimal.
KEBIJAKAN DIVIDEN Dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan Perseroan dari waktu ke waktu dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan lain sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Perseroan merencanakan untuk membayar dividen tunai secara kas kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya sekali dalam setahun dengan jumlah minimum 25% (dua puluh lima persen) dari laba tahun berjalan Perseroan mulai tahun buku 2014. Kebijakan Perseroan dalam pembagian dividen akan diputuskan para pemegang saham dalam RUPS Tahunan. Keterangan selengkapnya mengenai kebijakan dividen dapat dilihat pada Bab XII dalam Prospektus ini.
xii
RISIKO USAHA PERSEROAN Calon investor harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor risiko berikut ini, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan dalam Prospektus ini, sebelum melakukan investasi dalam Saham Perseroan. Risiko-risiko yang dijelaskan di bawah ini bukan satu-satunya risiko yang dapat mempengaruhi harga saham Perseroan. Risiko-risiko lain yang saat ini tidak Perseroan ketahui atau yang saat ini tidak dianggap penting juga dapat mengganggu bisnis, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan, atau prospek usaha Perseroan. Selain itu, investasi dalam efek dari perusahaan-perusahaan di negara berkembang seperti Indonesia mengandung risiko yang mungkin berbeda dengan investasi pada efek di perusahaanperusahaan di negara lain dengan keadaan ekonomi yang lebih maju. Apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian, sosial dan politik secara global, terdapat kemungkinan harga Saham Perseroan di pasar modal dapat turun dan para investor dapat menghadapi potensi kerugian investasi. Risiko-risiko yang diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko material bagi Perseroan dan Entitas Anak serta telah dilakukan pembobotan berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan dan Entitas Anak.
1.
Risiko yang berhubungan dengan kegiatan usaha dan industri Perseroan
1. Beberapa izin rumah sakit dari Entitas Anak akan berakhir pada tahun 2015, dan seluruh izin rumah sakit dari Entitas Anak wajib untuk dilakukan perpanjangan izin secara berkala, dan tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak dapat memperoleh, menjaga atau memperpanjang izin rumah sakit tersebut.
2. Perubahan atau pentaatan terhadap peraturan pemerintah sehubungan dengan kesehatan, lingkungan dan aspek lainnya dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak.
3. Beberapa izin lingkungan Entitas Anak telah berakhir dan tidak ada jaminan bahwa pengajuan perpanjangan akan
disetujui tepat waktu atau sama sekali; kegagalan Entitas Anak untuk mendapatkan izin atau pelanggaran peraturan lingkungan oleh kontraktor pihak ketiga Perseroan dapat membuat Perseroan terkena sanksi dari pemerintah.
4. Perseroan telah mendapatkan izin prinsip sebagai perusahaan penanaman modal dalam negeri, atau PMDN,
namun tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan diberikan izin usaha tetap dalam satu tahun dari tanggal izin dasar tersebut.
5. Kegagalan untuk mematuhi persyaratan pengendalian internal dan pelaporan keuangan dapat membahayakan kegiatan operasional dan kemampuan Perseroan untuk mematuhi kewajiban pelaporan berkala Perseroan.
6. Perseroan sangat bergantung pada dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya. 7. Pembangunan rumah sakit baru dan ekspansi pada rumah sakit yang telah ada mungkin mengalami
keterlambatan dalam pencapaian kapasitas operasional maksimal dan ketidakberhasilan dalam melakukan integrasi dengan kegiatan operasional yang sudah ada atau dalam terbangunnya sinergi dan manfaat lain yang diharapkan dari ekspansi tersebut.
8. Implementasi JKN dapat berdampak negatif pada hasil kegiatan usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. 9. Perseroan mengalami persaingan dari rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan lain. 10. Perseroan bergantung pada kualitas kepemilikan lahan properti milik Entitas Anak dan kemampuan untuk memperbarui atau memperpanjang kepemilikan tersebut.
11. PT Karyasukses Mandiri mengoperasikan RS Mitra Kemayoran dengan kesepakatan khusus, yang mungkin tidak diperpanjang kontraknya.
12. Kemajuan teknologi yang pesat dan tantangan lain terkait peralatan medis Perseroan serta ketergantungan
Perseroan dengan jumlah pemasok peralatan medis yang terbatas dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan secara material.
13. Reputasi Entitas Anak bergantung pada konsistensi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan oleh ahli medis di rumah sakit Entitas Anak, tidak semua dari mereka dipekerjakan langsung oleh Entitas Anak.
xiii
14. Perseroan dan Entitas Anak bergantung dalam beberapa hal pada merek dari Perseroan dan Entitas Anak, dan
merek "RS Mitra Keluarga" telah habis masa berlakunya dan proses perpanjangan untuk merek "RS Mitra Keluarga" masih berjalan dan Perseroan pada saat ini dalam proses untuk mendaftarkan merek baru "Mitra Keluarga" berikut dengan logo.
15. Rumah sakit Entitas Anak terpusat di daerah Jabodetabek dan Surabaya, yang membuat Entitas Anak peka
terhadap kondisi peraturan, ekonomi, lingkungan dan kondisi dan perubahan persaingan di daerah-daerah tersebut.
16. Entitas Anak kemungkinan menghadapi gugatan malpraktik kedokteran dimana Entitas Anak tidak memiliki jaminan asuransi.
17. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin bertentangan dengan kepentingan pembeli Saham Yang Ditawarkan.
18. Kegagalan teknologi dan tantangan lainnya terkait dengan sistem informasi Perseroan dan Entitas Anak dapat mempengaruhi secara negatif operasional Perseroan dan Entitas Anak, pengendalian keuangan dan pelaporan keuangan.
19. Jika Perseroan tidak menerima pembayaran secara tepat waktu dari asuransi kesehatan swasta, asuransi yang disponsori pemerintah, klien perusahaan, lembaga jaminan sosial atau pasien individu, bisnis dan hasil usaha Perseroan bisa terpengaruh.
20. Perkembangan negatif sehubungan dengan Grup Kalbe dapat mempengaruhi Perseroan dan Entitas Anak. 21. Wabah flu babi, flu burung, SARS, Ebola atau penyakit atau penyakit yang berpotensi mengancam jiwa lain atau kontaminasi dapat mempengaruhi rumah sakit Perseroan.
22. Perseroan bergantung pada kemampuan Perseroan untuk mengelola persediaan secara efektif. 23. Perseroan bergantung pada beberapa individu kunci dari tim manajemen senior Perseroan. 24. Pertanggungan asuransi Perseroan mungkin tidak mencakup semua jenis kerugian dan mungkin saja tidak cukup untuk melindungi seluruh kerugian Perseroan.
25. Struktur kelompok usaha Perseroan membuat Perseroan tergantung pada arus kas Entitas Anak dan membuat hak Perseroan ter-subordinasi di bawah kreditur bila Entitas Anak yang mengalami pailit atau dilikuidasi.
26. Faktor-faktor yang mempengaruhi industri pelayanan kesehatan mungkin juga mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan.
27. Prospek pertumbuhan Perseroan di masa depan akan terpengaruh jika Perseroan tidak dapat mengidentifikasi,
mengakuisisi, dan mengembangkan properti yang sesuai untuk rumah sakit baru dengan harga yang dapat diterima secara komersial.
28. Perseroan mungkin, pada masa mendatang, mencari debt financing atau pendanaan melalui hutang untuk
mendanai ekspansi, dan pendanaan tersebut mungkin tidak tersedia pada persyaratan yang dapat diterima atau tidak tersedia sama sekali.
2.
Risiko yang berkaitan dengan Indonesia 1.
Pasar yang berkembang seperti di Indonesia memiliki risiko lebih besar dari pasar yang lebih maju, dan jika risiko tersebut menjadi kenyataan, maka konsekuensinya bisa mengganggu kegiatan usaha Perseroan beserta Entitas Anak dan investor bisa menderita kerugian yang signifikan untuk investasi investor.
2.
Sistem hukum di Indonesia terdapat ketidakpastian interpretasi dan pelaksanaannya.
3.
Terdapat ketidakpastian pada interpretasi dan implementasi peraturan pemerintahan daerah Indonesia dan dapat berdampak negatif pada Perseroan.
4.
Ketidakpastian politik dan sosial di Indonesia mungkin dapat berdampak negatif pada Perseroan.
5.
Gerakan pemogokan tenaga kerja, atau kegagalan mempertahankan hubungan kerja yang memuaskan dapat berpengaruh negatif bagi Perseroan.
6.
Depresiasi nilai Rupiah dapat memiliki dampak buruk pada hasil pelaksanaan kegiatan usaha dan kondisi keuangan.
xiv
7.
Indonesia terletak pada zona rawan gempa bumi sehingga memiliki risiko geologis dan bencana alam lainnya yang dapat mengakibatkan goncangan terhadap kondisi sosial dan ekonomi.
8.
Standar akuntansi di Indonesia berbeda dengan standar akuntansi pada yurisdiksi lain.
9.
Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat mempengaruhi Perseroan dan harga pasar Saham Yang Ditawarkan.
10. Peraturan di Indonesia dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan non-bank untuk mendapatkan pendanaan.
3.
Risiko yang berkaitan dengan kepemilikan saham Perseroan 1.
Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi signifikan.
2.
Masyarakat mungkin diwajibkan untuk menyelesaikan pembelian atas Saham Yang Ditawarkan apabila Penawaran Umum harus dilanjutkan walaupun terjadi perubahan yang berdampak negatif terhadap kebijakan moneter internasional dan nasional, kondisi keuangan, politik atau ekonomi atau kejadian force majeure lain atau perubahan yang berdampak material lain pada hal-hal yang berkaitan dengan kondisi usaha dan keuangan Perseroan.
3.
Kondisi pasar modal di Indonesia dapat mempengaruhi harga dan likuiditas saham Perseoran dan ketiadaan pasar untuk saham Perseroan dapat berkontribusi pada kurangnya likuiditas.
4.
Kemampuan Perseroan membayar dividen di masa depan akan bergantung pada laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas, dan kebutuhan modal kerja di masa depan.
5.
Nilai aset bersih dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini lebih rendah dibandingkan Harga Penawaran dan pembeli dapat mengalami dilusi secara langsung dan substansial.
6.
Sesuai peraturan-peraturan OJK mengenai benturan kepentingan, transaksi yang mengandung benturan kepentingan memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen dan tidak ada jaminan bahwa persetujuan akan didapatkan apabila diperlukan.
7.
Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat atau mata uang lainnya akan mempengaruhi harga saham serta dividen Perseroan dalam mata uang asing.
8.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek tidak akan melakukan penjatahan lebih saham atau untuk menstabilisasi harga pasar saham Perseroan.
9.
Penjualan saham oleh Perseroan dan pemegang saham Perseroan di masa datang dapat mempengaruhi harga pasar saham Perseroan.
10. Keputusan-keputusan pengadilan asing tidak dapat dilaksanakan terhadap Perseroan. 11. Investor tunduk pada beberapa pembatasan hak pemegang saham minoritas. 12. Standar tata kelola perusahaan di Indonesia mungkin berbeda dari negara yang lain. 13. Informasi perusahaan yang tersedia di pasar modal Indonesia mungkin lebih sedikit daripada pasar modal di negara maju. 14. Hak pemegang saham Perseroan untuk berpartisipasi dalam penawaran di masa datang dapat dibatasi karena penerapan peraturan pasar modal pada jurisdiksi yang berlaku, yang akan menyebabkan terjadinya dilusi pada kepemilikan mereka. 15. Peraturan Indonesia memiliki ketentuan berbeda dengan peraturan dari yurisdiksi lain terkait pelaksanaan dan hak pemegang saham untuk menghadiri dan memberikan suara pada rapat umum pemegang saham 16. Investasi pada kegiatan pelayanan kesehatan tunduk pada batasan-batasan kepemilikan dan investasi asing.
xv
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
30 September 2014
31 Desember 2012 2011
2013
2010
2009
Aset Lancar Aset Tidak Lancar Total Aset
1.125.786 918.330 2.044.116
1.411.250 722.695 2.133.945
1.050.059 622.355 1.672.414
337.996 526.076 864.072
463.099 516.006 979.105
328.082 436.511 764.593
Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas Total Ekuitas Total Liabilitas dan Ekuitas
230.567 137.593 368.160 1.675.956 2.044.116
280.993 118.221 399.214 1.734.731 2.133.945
247.743 91.100 338.843 1.333.571 1.672.414
170.861 472.252 643.113 220.959 864.072
145.373 43.069 188.442 790.663 979.105
123.042 34.439 157.481 607.112 764.593
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Keterangan Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Beban usaha Pendapatan operasi lain Beban operasi lain Laba Usaha Pendapatan keuangan Biaya keuangan Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan - Neto Laba Periode/Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensif Lain - Neto setelah Pajak Jumlah Laba Komprehensif Periode/Tahun Berjalan Laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali Jumlah Jumlah laba komprehensif periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali Jumlah Laba per Saham Dasar yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Sembilan bulan berakhir 30 September 2014 2013* 1.467.307 (828.008) 639.299 (237.082) 39.982 (2.209) 439.990 76.783 (11.452)
(dalam jutaan Rupiah) Tahun berakhir 31 Desember 2013
2012
2011
2010
2009
1.320.943 1.742.091 (754.374) (1.004.789) 566.569 737.302 (195.225) (267.027) 14.697 19.560 (7.016) (7.998) 379.025 481.837 42.936 63.358 (11.095) (15.185)
1.475.393 (881.030) 594.363 (230.795) 13.769 (3.055) 374.282 36.400 (20.678)
1.203.395 (730.504) 472.891 (210.024) 29.205 (2.142) 289.930 24.385 (11.249)
1.034.824 (628.967) 405.857 (180.894) 8.581 (2.668) 230.876 16.245 (9.160)
833.050 (518.579) 314.471 (147.443) 9.313 (568) 175.773 14.975 (8.613)
505.321 (99.712) 405.609
410.866 (88.690) 322.176
530.010 (118.170) 411.840
390.004 (91.126) 298.878
303.066 (73.456) 229.610
237.961 (59.572) 178.389
182.135 (51.414) 130.721
5.617
5.168
5.306
13.733
187
5.496
-
411.226
327.344
417.146
312.611
229.797
183.885
130.721
393.443 12.166 405.609
312.529 9.647 322.176
398.645 13.195 411.840
288.992 9.886 298.878
224.246 5.364 229.610
174.890 3.499 178.389
129.672 1.049 130.721
398.597 12.629 411.226
317.366 9.978 327.344
403.327 13.819 417.146
302.006 10.605 312.611
224.433 5.364 229.797
180.386 3.499 183.885
129.672 1.049 130.721
2.846
2.261
2.884
2.091
4.771
3.721
2.759
*tidak diaudit
xvi
RASIO KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan berakhir 30 September 2014
2013
2012
2011
2010
2009
Rasio Pertumbuhan (%) Pendapatan Beban pokok pendapatan Laba kotor Beban usaha Laba usaha Laba komprehensif Jumlah aset Jumlah liabilitas Jumlah ekuitas
11,08 9,76 12,84 21,44 16,08 25,63 (4,21) (7,78) (3,39)
18,08 14,05 24,05 15,70 28,74 33,44 27,60 17,82 30,08
22,60 20,61 25,69 9,89 29,09 36,04 93,55 (47,31) 503,54
16,29 16,14 16,52 16,10 25,58 24,97 (11,75) 241,28 (72,05)
24,22 21,29 29,06 22,69 31,35 40,67 28,06 19,66 30,23
*) *) *) *) *) *) *) *) *)
Rasio Profitabilitas (%) Laba kotor/ Pendapatan Laba usaha / Pendapatan Laba komprehensif / Pendapatan Laba kotor / Aset Laba usaha / Aset Laba komprehensif / Aset Laba kotor / Ekuitas Laba usaha / Ekuitas Laba komprehensif / Ekuitas
43,57 29,99 28,03 31,28 21,52 20,12 38,15 26,25 24,54
42,32 27,66 23,95 34,55 22,58 19,55 42,50 27,78 24,05
40,29 25,37 21,19 35,53 22,37 18,69 44,57 28,07 23,44
39,30 24,09 19,10 54,73 33,55 26,59 214,02 131,21 104,00
39,22 22,31 17,77 41,45 23,58 18,78 51,33 29,20 23,26
37,75 21,10 15,69 41,13 22,99 17,10 51,80 28,95 21,53
4,88 4,73 0,22 0,18
5,02 4,88 0,23 0,19
4,24 4,07 0,25 0,20
1,98 1,71 2,91 0,74
3,19 2,94 0,24 0,19
2,67 2,43 0,26 0,21
Keterangan
Rasio Keuangan (x) Aset lancar / liabilitas jangka pendek (Current Ratio) Quick ratio Jumlah liabilitas / jumlah ekuitas Jumlah liabilitas / jumlah aset
Tahun berakhir 31 Desember
*) tidak dapat dibandingkan
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat perkara hukum, administratif atau arbitrase yang sedang dihadapi Perseroan, entitas anak, Komisaris dan Direksi Perseroan, serta Komisaris dan Direksi entitas anak yang diperkirakan dapat memberikan pengaruh merugikan secara material terhadap keuntungan, bisnis atau posisi finansial Perseroan secara terkonsolidasi dan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum ini.
xvii
Halaman ini sengaja dikosongkan
xviii
I.
PENAWARAN UMUM
Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama, atau sebesar 18,00% (delapan belas persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang terdiri dari Saham Baru sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham biasa atas nama dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. sebagai Pemegang Saham Penjual (Saham Divestasi), yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran sebesar Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum ini adalah Rp4.452.521.000.000 (empat triliun empat ratus lima puluh dua miliar lima ratus dua puluh satu juta Rupiah) yang terdiri dari Rp1.236.811.200.000 (satu triliun dua ratus tiga puluh enam miliar delapan ratus sebelas juta dua ratus ribu Rupiah) dari penawaran Saham Baru dan Rp3.215.709.800.000 (tiga triliun dua ratus lima belas miliar tujuh ratus sembilan juta delapan ratus ribu Rupiah) dari Saham Divestasi.
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk Kegiatan Usaha Bergerak dalam Bidang Jasa Konsultasi Bisnis dan Manajemen termasuk Jasa Manajemen Rumah Sakit Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia Kantor Pusat Jalan Letjen. Suprapto Kav 4 Jakarta Pusat 10510 Telepon : (021) 424 3908 Faksimili : (021) 424 4983 Situs: www.mitrakeluarga.com Alamat Email :
[email protected]
Kantor Operasional Jalan Bukit Gading Raya Kav 2 Kelapa Gading Jakarta 14240, Indonesia Telepon : +6221 4585 2700 / 2800 Faksimili : +6221 4585 2727
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH TIDAK ADANYA JAMINAN TERKAIT DENGAN PERPANJANGAN IZIN OPERASIONAL ATAS RUMAH SAKIT YANG DIMILIKI OLEH ENTITAS ANAK PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI. RISIKO TERKAIT KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN YAITU HARGA SAHAM PERSEROAN DAPAT BERFLUKTUASI SIGNIFIKAN. KETERANGAN MENGENAI RISIKO INI DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (”KSEI”). Perseroan berkedudukan di Jakarta, didirikan dengan nama PT Calida Ekaprana berdasarkan Akta Pendirian Perseroan No 25 tanggal 3 Januari 1995, dibuat di hadadapan Eveline Suriahudaja Konig, SH, Notaris di Bogor, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-7971.HT.0101.TH.95 tanggal 22 Juni 1995 serta didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 1440/1995 tanggal 19 September 1995 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 88 tanggal 3 Nopember 1995, Tambahan No. 9106. Pada tahun 2012 Perseroan mengubah statusnya dari semula perusahaan non fasilitas menjadi perusahaan dengan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 146 tanggal 31 Januari 2012 dibuat dihadapan Humberg Lie, SH,SE, M.Kn, Notaris di Jakarta Utara yang telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan
1
Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 23 April 2012 dan telah diumumkan dalam BNRI No.37 tanggal 7 Mei 2013, Tambahan No. 27893. Perubahan status Perseroan tersebut juga telah disetujui oleh BKPM berdasarkan Surat Persetujuan Perubahan Status Perusahaan Non Penanaman Modal Dalam Negeri /Penanaman Modal Asing (Non-PMDN/PMA) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) No.142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 Desember 2011. Pada tanggal 30 Desember 2014, Perseroan mengubah stausnya menjadi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang disetujui oleh BKPM berdasarkan Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 291/I/IP/PMDN/2014 yang dikeluarkan atas nama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal. Pada tanggal diterbitkannya Prospektus, Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No. AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014, yang mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum antara lain menyesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1, perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi Perseroan Terbuka dan perubahan nilai nominal saham dan peningkatan modal dasar Perseroan. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan serta komposisi kepemilikan saham Perseroan adalah sebagai berikut : Nilai Nominal Rp100 per Saham
Keterangan
Jumlah Saham 5.000.000.000
Nilai Nominal 500.000.000.000
%
Modal Ditempatkan & Disetor 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 2. Lion Investments Partners B.V. Jumlah
469.990.000 912.330.000 1.382.320.000
46.999.000.000 91.233.000.000 138.232.000.000
34,0 66,0 100,00
Saham dalam Portepel
3.617.680.000
361.768.000.000
Modal Dasar
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini, maka struktur permodalan dan kepemilikan saham serta komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan sesudah Penawaran Umum secara proforma adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar
Nilai Nominal Rp100 per Saham Sebelum Penawaran Umum Sesudah Penawaran Umum Jumlah Saham Nilai Nominal % Jumlah Saham Nilai Nominal 5.000.000.000 500.000.000.000 5.000.000.000 500.000.000.000
Modal Ditempatkan & Disetor 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 2. Lion Investments Partners B.V. 3. Masyarakat Jumlah
469.990.000 912.330.000 1.382.320.000
46.999.000.000 91.233.000.000 138.232.000.000
Saham dalam Portepel
3.617.680.000
361.768.000.000
2
34,0 66,0 100,00
469.990.000 723.170.600 261.913.000 1.455.073.600
46.999.000.000 72.317.060.000 26.191.300.000 145.507.360.000
3.544.926.400
354.492.640.000
%
32,30 49,70 18,00 100,00
Bahwa sebelum Penawaran Umum oleh Perseroan, pihak pengendali dalam Perseroan adalah PT Griyainsani Cakrasadaya (“Griyainsani”) yang mana setelah Penawaran Umum, Perseroan akan tetap dikendalikan oleh Griyainsani sehingga tidak terjadi perubahan pengendalian dan tidak berpengaruh pada manajemen dan operasional dalam Perseroan setelah dilakukannya Penawaran Umum. PENCATATAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA Bersamaan dengan pencatatan saham yang berasal dari pelaksanaan Penawaran Umum sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama atau sebesar 18,00% (delapan belas persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh sesudah Penawaran Umum yang terdiri dari sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) Saham Baru dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) Saham Divestasi, Perseroan atas nama pemegang saham lama juga akan mencatatkan 1.382.320.000 (satu miliar tiga ratus delapan puluh dua juta tiga ratus dua puluh ribu) saham biasa atas nama milik pemegang saham sebelum Penawaran Umum pada BEI. Dengan demikian jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI adalah 1.455.073.600 (satu miliar empat ratus lima puluh lima juta tujuh puluh tiga ribu enam ratus) saham, atau 100% (seratus persen) dari jumlah modal ditempatkan disetor penuh setelah Penawaran Umum ini. Saham milik Pemegang Saham Penjual dan PT Griyainsani Cakrasadaya dikenakan lock-up berdasarkan ketentuan dalam Perjanjian Lock-Up tertanggal 9 Maret 2015, dengan demikian, Pemegang Saham Penjual dan PT Griyainsani Cakrasadaya tidak dapat mengalihkan sebagian atau seluruh saham Perseroan yang dimiliki para pemegang saham tersebut dalam Perseroan, hingga 6 (enam) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Perseroan tidak bermaksud untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham baru dan atau efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pernyataan pendaftaran perseroan menjadi efektif.
3
II.
RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM
Perseroan bermaksud untuk menggunakan keseluruhan dana yang akan diperoleh dari Penawaran Umum, sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel, setelah dikurangi biaya emisi dan biaya lain terkait Penawaran Umum yang dihitung secara proposional dengan biaya emisi Saham Divestasi, seluruhnya akan dipergunakan untuk : 1. 2. 3. 4.
Sekitar 56% (lima puluh enam persen) dana akan digunakan untuk biaya pembangunan gedung rumah sakit baru yang berlokasi di daerah Jabodetabek dan Surabaya; Sekitar 20% (dua puluh persen) dana akan digunakan untuk pembelian peralatan medis dan infrastruktur teknologi informasi yang bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kualitas layanan, peralatan dan fasilitas untuk mengikuti kemajuan teknologi; Sekitar 16% (enam belas persen) dana akan digunakan untuk tambahan perolehan tanah yang nantinya tanah tersebut digunakan untuk pembangunan rumah sakit di daerah Jabodetabek dan Surabaya; dan Sekitar 8% (delapan persen) dana akan digunakan untuk ekspansi pada rumah sakit-rumah sakit yang telah ada. Tujuan Perseroan untuk ekspansi pada rumah sakit yang telah ada adalah untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit Perseroan dengan cara penambahan lantai bangunan atau perubahan konfigurasi ruangan, dan juga memperluas layanan spesialis yang ada.
Atas masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan digunakan oleh Entitas Anak, yang mana akan ditentukan kemudian. Rencana bentuk pengalihan dana hasil penawaran umum kepada Entitas Anak adalah dengan cara setoran modal dan/atau pinjaman pemegang saham kepada Entitas Anak. Sedangkan hasil penjualan Saham Divestasi yang ditawarkan oleh Pemegang Saham Penjual sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. dalam Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya emisi dan biaya lain yang dihitung secara proporsional dengan biaya emisi Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel, akan dibayarkan kepada Pemegang Saham Penjual. Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini secara periodik kepada pemegang saham dalam RUPS dan melaporkan kepada OJK setiap 3 bulan sesuai dengan Peraturan No. X.K.4. Perseroan dalam setiap penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum akan mengikuti ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku. Penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini akan dilaksanakan dengan mengikuti Peraturan Pasar Modal yang berlaku. Apabila Perseroan bermaksud untuk mengubah penggunaan dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini, rencana tersebut harus dilaporkan kepada OJK dengan mengemukakan pertimbangan maupun alasannya setelah terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari RUPS atas perubahan dimaksud. Apabila dalam rangka penggunaan dana tersebut mengakibatkan terjadinya transaksi material dan / atau transaksi afiliasi atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan, maka dalam pelaksanaannya Perseroan akan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam No. IX.E.2. dan/atau Peraturan No. IX.E.1. Sesuai Surat Edaran Bapepam dan LK No. SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan dalam Rangka Penawaran Umum, total perkiraan biaya emisi yang dikeluarkan Perseroan adalah sebesar 2,07% dari nilai Penawaran Umum yang meliputi:
Biaya jasa untuk Penjamin Pelaksana Emisi efek sebesar 1,50% yang terdiri dari biaya jasa penyelenggaraan (management fee) 1,00%, biaya jasa penjaminan (underwriting fee) 0,2%, dan biaya jasa penjualan (selling fee) 0,3%. Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal sebesar 0,39% yang terdiri dari biaya jasa akuntan publik sebesar 0,03%, biaya jasa konsultan hukum sebesar 0,35%, biaya jasa notaris sebesar 0,002% dan biaya jasa penilai sebesar 0,01%. Biaya jasa Lembaga Penunjang Pasar Modal sebesar 0,002% yaitu biaya jasa Biro Administrasi Efek. Biaya percetakan, iklan, acara paparan ke publik, Due Dilligence Meeting, Road Show serta biaya Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, biaya jasa BEI, biaya jasa KSEI dan biaya-biaya emisi lainnya sebesar 0,18%.
4
III.
PERNYATAAN UTANG
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 yang telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian, Perseroan dan Entitas Anak memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp 368.160 juta yang terdiri dari Liabilitas Jangka Pendek sebesar Rp 230.567 juta dan Liabilitas Jangka Panjang sebesar Rp 137.593 juta. Adapun rincian dari jumlah liabilitas Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Keterangan Liabilitas Jangka Pendek: Utang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Uang muka pasien Beban akrual Utang pajak Sub-total
14.403 10.425 16.077 62.056 66.754 230.567
Liabilitas Jangka Panjang: Liabilitas imbalan pasca kerja Sub-total
137.593 137.593
Total Liabilitas
368.160
42.938 17.914
Perincian lebih lanjut mengenai liabilitas tersebut adalah sebagai berikut: Liabilitas Jangka Pendek Utang Usaha Pada tanggal 30 September 2014, rincian utang usaha Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Keterangan Pihak Ketiga: PT Anugerah Argon Medica PT Anugerah Pharmindo Lestari PT Antar Mitra Sembada PT Dos Ni Roha PT Parit Padang Global PT Nugra Karsera PT Rekamileniumindo Selaras PT Merapi Utama Farma PT Mensa Binasukses PT Tempo Scan Pacific Tbk PT IDS Medical Systems Indonesia PT Multi Daya Medika PT Kebayoran Farma PT Tawada Health Care PT Inti Sumber Hasil Sempurna Lain-lain (masing-masing di bawah Rp500 juta) Sub-total
7.632 6.123 4.684 2.994 1.447 1.175 1.173 935 655 549 533 213 397 248 195 13.985 42.938
5
(dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Keterangan Pihak Berelasi: PT Enseval Putera Megatrading Tbk PT Enseval Medika Prima Lain-lain (masing-masing di bawah Rp10 juta) Sub-total
17.723 184 7 17.914
Total Utang Usaha
60.852
Pada tanggal 30 September 2014, analisa umur utang usaha di atas adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Keterangan Pihak Ketiga: Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Sub-total
38.033 2.944 288 80 1.593 42.938
Pihak Berelasi: Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Sub-total
16.719 1.188 6 1 17.914
Total Utang Usaha
60.852
Utang usaha terutama merupakan utang yang timbul atas pembelian obat dan perlengkapan medis Seluruh utang usaha Perseroan dan Entitas Anak dalam mata uang Rupiah. Utang Lain-lain Pada tanggal 30 September 2014, rincian utang lain-lain Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Keterangan Pihak Ketiga: Perolehan aset tetap Setoran jaminan Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) Sub-total
8.587 3.425 2.391 14.403
Pihak Berelasi: Perolehan aset tetap Sub-total
10.425 10.425
Total
24.828
6
Perolehan Aset Tetap Utang perolehan aset tetap terutama merupakan utang kepada kontraktor atas pembangunan dan renovasi gedung rumah sakit. Setoran Jaminan Setoran jaminan merupakan penerimaan uang jaminan dari korporasi dan perusahaan asuransi sehubungan dengan Perjanjian Kerjasama Pemberian Pelayanan Kesehatan antara Entitas Anak dengan korporasi dan perusahaan asuransi tersebut. Seluruh utang lain-lain dalam mata uang Rupiah. Uang Muka Pasien Pada tanggal 30 September 2014, saldo uang muka pasien adalah sebesar Rp 16.077 juta. Beban Akrual Pada tanggal 30 September 2014, rincian beban akrual Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Keterangan Jasa tenaga ahli Sewa dan bagi hasil Listrik dan air Penunjang medis Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 200 juta)
46.597 8.250 2.058 1.781 3.370
Total
62.056
Utang Pajak Pada tanggal 30 September 2014, rincian utang pajak Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Keterangan Perseroan: Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan lainnya: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Sub-total
50 1 24 31.020 31.095
Entitas Anak: Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan lainnya: Pasal 4 (2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pajak pertambahan nilai Sub-total
15.286 64 7.486 168 11.065 1.590 35.659
Total
66.754
7
Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Pada tanggal 30 September 2014, liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Uraian Nilai kini kewajiban manfaat pasti Biaya jasa lalu yang belum diakui Total
187.595 (50.002) 137.593
Perseroan dan Entitas Anak menunjuk aktuaris independen untuk menentukan liabilitas imbalan pasca kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 30 September 2014 dihitung berdasarkan metode projected-unit-credit oleh PT Pointera Aktuarial Strategis yang laporannya bertanggal 7 Oktober 2014. Seluruh liabilitas Perseroan per 30 September 2014 telah diungkapkan di dalam Prospektus. Sampai dengan diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah melunasi liabilitasnya yang telah jatuh tempo. Setelah 30 September 2014 sampai tanggal laporan auditor independen, dan setelah tanggal laporan auditor independen sampai tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perseroan tidak mempunyai liabilitas lain dan ikatan-ikatan baru selain liabilitas yang timbul dari kegiatan operasional normal Perseroan dan liabilitas yang telah dinyatakan di atas dan yang telah diungkapkan dalam Laporan Keuangan dalam Prospektus. Dengan adanya pengelolaan yang sistematis atas aset dan liabilitas serta peningkatan hasil operasi di masa datang, manajemen Perseroan menyatakan kesanggupannya untuk dapat menyelesaikan seluruh liabilitasnya sesuai persyaratan sebagaimana mestinya. Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenants) yang dapat merugikan kepentingan pemegang saham publik.
8
IV.
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang berasal dari dan/atau dihitung berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, 2011, 2010, dan 2009. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian, serta untuk laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 telah diaudit oleh KAP Bayudi Watu & Rekan, ditandatangani oleh Bayudi Watu, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dan untuk laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 telah diaudit oleh KAP Drs. Thomas Suharsono Wirawan dan Rekan, ditandatangani oleh Zainal Abidin Wirahadiredja, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Aset Lancar Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Aset keuangan lancar lainnya Pihak ketiga Pihak berelasi Persediaan Biaya dibayar di muka dan uang muka Sub-total Aset Lancar Aset Tidak Lancar Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Investasi pada entitas asosiasi Pernyertaan saham Uang muka perolehan aset tetap Pihak ketiga Pihak berelasi Aset tetap - neto Aset takberwujud - neto Aset pajak tangguhan - neto Aset tidak lancar lainnya Sub-total Aset Tidak Lancar TOTAL ASET Liabilitas Jangka Pendek Utang bank Utang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Uang muka pasien
30 September 2014
2013
31 Desember 2012 2011
2010
2009
928.893 -
1.108.015 -
802.017 13.000
191.581 -
328.460 -
224.556 -
119.953 557
114.322 456
117.261 803
96.255 1.172
78.465 -
60.065 -
10.104 1.160
5.644 1.375
2.731 83
3.172 83
5.451 -
4.086 -
27.780 34.829
30.246 109.290 40.138
38.222 31.800 42.161
45.196
13.158 35.788
7.662 28.975
2.510
1.764
1.981
537
1.777
2.738
1.411.250 1.050.059
337.996
463.099
328.082
3.029 132 -
3.775 215 665 -
665 -
665 -
91.263 93.866 598.000 510.470 23.565 14.666 39 192 722.695 622.355 2.133.945 1.672.414
3.756 507.443 10.128 94 526.076 864.072
15.997 492.298 6.819 227 516.006 979.105
8.815 419.539 6.658 834 436.511 764.593
1.125.786
12.760 744 1
9.143 684 1
107.596 16.415 750.211 2.147 28.421 35 918.330 2.044.116 -
50.000
55.000
15.000
15.000
20.000
42.938 17.914
55.557 19.871
52.051 19.073
45.604 14.157
53.207 -
40.435 -
14.403 10.425 16.077
6.345 7.299 26.212
2.877 1.564 23.172
5.112 2.147 18.517
3.108 22.805
2.444 24.765
9
(dalam jutaan Rupiah) 30 September 2014 62.056 66.754 230.567
Keterangan Beban akrual Utang pajak Sub-total Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas pajak tangguhan - neto Liabilitas imbalan pasca kerja Utang bank jangka panjang Sub-total Total Liabilitas Ekuitas Modal saham Tambahan modal disetor Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali Total Ekuitas TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
2013 64.509 51.200 280.993
31 Desember 2012 2011 55.722 45.554 38.284 24.770 247.743 170.861
2010 34.835 16.418 145.373
2009 23.459 11.939 123.042
137.593 137.593 368.160
63 118.158 118.221 399.214
2.280 88.820 91.100 338.843
3.138 69.114 400.000 472.252 643.113
42.380 689 43.069 188.442
33.368 1.071 34.439 157.481
138.232 707.817
138.232 707.817
138.232 708.768
47.000 -
47.000 -
47.000 -
(2.220)
814
4.076
-
(186)
(5.683)
774.085
842.453
450.864
152.934
710.187
535.632
1.617.914
1.689.316 1.301.940
199.934
757.001
576.949
58.042 1.675.956
45.415 31.631 1.734.731 1.333.571
21.025 220.959
33.662 790.663
30.163 607.112
2.044.116
2.133.945 1.672.414
864.072
979.105
764.593
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
Keterangan Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Beban usaha Pendapatan operasi lain Beban operasi lain Laba Usaha Pendapatan keuangan Biaya keuangan Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Neto Laba Periode/Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensif Lain Neto setelah Pajak Jumlah Laba Komprehensif Periode/Tahun Berjalan Laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali Jumlah
(dalam jutaan Rupiah)
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014 2013*
Tahun Berakhir 31 Desember 2013
1.467.307 1.320.943 (828.008) (754.374) 639.299 566.569 (237.082) (195.225) 39.982 14.697 (2.209) (7.016) 439.990 379.025 76.783 42.936 (11.452) (11.095)
2012
2011
1.742.091 1.475.393 (1.004.789) (881.030) 737.302 594.363 (267.027) (230.795) 19.560 13.769 (7.998) (3.055) 481.837 374.282 63.358 36.400 (15.185) (20.678)
1.203.395 (730.504) 472.891 (210.024) 29.205 (2.142) 289.930 24.385 (11.249)
2010
2009
1.034.824 833.050 (628.967) (518.579) 405.857 314.471 (180.894) (147.443) 8.581 9.313 (2.668) (568) 230.876 175.773 16.245 14.975 (9.160) (8.613)
505.321 (99.712)
410.866 (88.690)
530.010 (118.170)
390.004 (91.126)
303.066 (73.456)
237.961 (59.572)
182.135 (51.414)
405.609
322.176
411.840
298.878
229.610
178.389
130.721
5.617
5.168
5.306
13.733
187
5.496
-
411.226
327.344
417.146
312.611
229.797
183.885
130.721
393.443 12.166 405.609
312.529 9.647 322.176
398.645 13.195 411.840
288.992 9.886 298.878
224.246 5.364 229.610
174.890 3.499 178.389
129.672 1.049 130.721
10
Keterangan Jumlah laba komprehensif periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali Jumlah Laba per Saham Dasar yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
(dalam jutaan Rupiah)
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014 2013*
Tahun Berakhir 31 Desember 2013
2012
2011
2010
2009
398.597 12.629 411.226
317.366 9.978 327.344
403.327 13.819 417.146
302.006 10.605 312.611
224.433 5.364 229.797
180.386 3.499 183.885
129.672 1.049 130.721
2.846
2.261
2.884
2.091
4.771
3.721
2.759
*tidak diaudit
Rasio Keuangan Konsolidasian Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014
2013
2012
2011
2010
2009
Rasio Pertumbuhan (%) Pendapatan Beban pokok pendapatan Laba kotor Beban usaha Laba usaha Laba komprehensif Jumlah aset Jumlah liabilitas Jumlah ekuitas
11,08 9,76 12,84 21,44 16,08 25,63 (4,21) (7,78) (3,39)
18,08 14,05 24,05 15,70 28,74 33,44 27,60 17,82 30,08
22,60 20,61 25,69 9,89 29,09 36,04 93,55 (47,31) 503,54
16,29 16,14 16,52 16,10 25,58 24,97 (11,75) 241,28 (72,05)
24,22 21,29 29,06 22,69 31,35 40,67 28,06 19,66 30,23
*) *) *) *) *) *) *) *) *)
Rasio Profitabilitas (%) Laba kotor/ Pendapatan Laba usaha / Pendapatan Laba komprehensif / Pendapatan Laba kotor / Aset Laba usaha / Aset Laba komprehensif /Aset Laba kotor / Ekuitas Laba usaha / Ekuitas Laba Komprehensif / Ekuitas
43,57 29,99 28,03 31,28 21,52 20,12 38,15 26,25 24,54
42,32 27,66 23,95 34,55 22,58 19,55 42,50 27,78 24,05
40,29 25,37 21,19 35,53 22,37 18,69 44,57 28,07 23,44
39,30 24,09 19,10 54,73 33,55 26,59 214,02 131,21 104,00
39,22 22,31 17,77 41,45 23,58 18,78 51,33 29,20 23,26
37,75 21,10 15,69 41,13 22,99 17,10 51,80 28,95 21,53
Rasio Keuangan (x) Aset lancar / liabilitas jangka pendek (current ratio) Quick ratio Jumlah liabilitas / jumlah ekuitas Jumlah liabilitas / jumlah aset
4,88 4,73 0,22 0,18
5,02 4,88 0,23 0,19
4,24 4,07 0,25 0,20
1,98 1,71 2,91 0,74
3,19 2,94 0,24 0,19
2,67 2,43 0,26 0,21
Keterangan
Tahun Berakhir 31 Desember
*) tidak dapat dibandingkan
11
V.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Analisis dan Pembahasan Manajemen ini harus dibaca bersama-bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting, laporan keuangan konsolidasian Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian tersebut telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini diambil atau bersumber dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian.
1. UMUM Menurut Frost & Sullivan, berdasarkan data per 31 Desember 2013, Perseroan merupakan rumah sakit multi-spesialis swasta terbesar di Indonesia dalam hal volume pasien jika dibandingkan dengan rumah sakit-rumah sakit multi-spesialis swasta di Indonesia yang tercatat di BEI dan terbesar kedua dalam hal jumlah tempat tidur. Sampai dengan 30 September 2014, jaringan Perseroan terdiri dari 11 rumah sakit dengan kapasitas 1.953 tempat tidur dan mempunyai hak milik tanah dan bangunan atas 10 dari 11 rumah sakit yang dimilikinya. Perseroan pada pokoknya menyediakan pelayanan rumah sakit di dua kota terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya, dengan tujuh rumah sakit di Jabodetabek, tiga rumah sakit di Surabaya, dan satu rumah sakit di Tegal. Perseroan percaya menyediakan berbagai macam layanan kesehatan seperti farmasi, layanan rawat inap, dan rawat jalan, bedah, laboratorium, radiologi, imaging, rehabilitasi, gawat darurat, dan spesialis (termasuk angiografi, ortopedi, urologi, endoskopi, hemodialisis dan rawat gigi). Perseroan percaya bahwa merek “RS Mitra Keluarga” diasosiasikan dengan penyediaan atau pelayanan medis kepada pasien secara komprehensif dengan biaya yang efisien yang dilaksanakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lain yang handal serta didukung oleh peralatan modern berstandar higienis tinggi dan layanan medis dengan biaya yang efisien. Perseroan membuka rumah sakit pertamanya di tahun 1989 dan terus berkembang dengan cara membangun rumah sakit baru dan meningkatkan kapasitas dan jasa rumah sakit yang telah ada. Setiap rumah sakit menyediakan variasi pelayanan yang serupa dan mengacu pada desain yang telah distandarisasi yang dipercaya dapat menambah efisiensi dan kualitas layanan, menjaga konsistensi branding serta memungkinkan skalabilitas yang lebih baik. Sampai dengan 30 September 2014, Perseroan memiliki total kapasitas 1.953 tempat tidur, didukung oleh 976 dokter (termasuk 832 dokter spesialis), mempekerjakan 2.638 perawat serta 1.063 tenaga medis lainnya yang menyediakan layanan kepada pasien di seluruh rumah sakit Perseroan. Visi Perseroan yakni, kami ingin menjadi penyedia pelayanan kesehatan terdepan yang berfokus pada pelanggan dan misi Perseroan adalah kami berkomitmen untuk mengoptimalkan kualitas hidup orang banyak dengan pelayanan yang penuh kasih sayang, terpercaya dan fokus pada pelanggan. Perseroan menyediakan layanan di berbagai bidang spesialis, termasuk bedah umum, ortopedi(tulang), jantung dan pembuluh darah, urologi, penyakit dalam, bedah saraf, neurologi, kaki pediatrik, angiografi, serta kebidanan dan kandungan. Para dokter yang berpraktek di rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta lainnya secara rutin merekomendasikan layanan rumah sakit Perseroan pada bidang-bidang spesialis tersebut. Perseroan percaya bahwa reputasi yang dimiliki dalam keunggulan klinis, fasilitas pelayanan kesehatan yang modern, program pelatihan dan program kemitraan dengan para dokter juga membantu dalam menarik dan mempertahankan dokter spesialis. Hal ini sangat penting, mengingat kekurangan jumlah dokter yang berkualitas di Indonesia. Perseroan percaya bahwa kemampuan dalam menarik dan mempertahankan dokter, serta tenaga ahli medis lainnya berkualitas dapat mempertahankan keunggulan Perseroan dari para pesaing di dalam kompetisi yang semakin meningkat. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memperoleh pendapatan secara tidak langsung dari dua segmen bisnis, yaitu layanan rawat jalan dan rawat inap yang dijalankan Entitas Anak. Di dalam segmen layanan rawat jalan, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, biaya poliklinik (yaitu: imbal jasa konsultasi dokter untuk layanan rawat jalan), pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi, dan lain-lain (termasuk biaya administrasi). Di dalam segmen layanan rawat inap, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, akomodasi, pelayanan laboratorium, biaya penggunaan ruang operasi dan lain-lain (termasuk porsi biaya konsultasi dokter untuk layanan rawat inap, biaya pendaftaran dan administrasi). Sedangkan kegiatan usaha yang saat ini dijalankan oleh Perseroan adalah bergerak dalam jasa konsultasi bisnis dan manajemen yang khususnya dalam ruang lingkup rumah sakit.
12
2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Operasional Perusahaan Faktor utama yang mempengaruhi kinerja operasional Perseroan meliputi: Jumlah hari pasien rawat inap Kunjungan pasien rawat jalan Penentuan harga Marjin keuntungan kotor Ekspansi pelayanan rumah sakit Biaya ekspansi Kondisi ekonomi di lndonesia. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah a.
Jumlah Hari Pasien Rawat Inap
Pendapatan rawat inap Perseroan dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah inpatient days, yang terpengaruh oleh jumlah pendaftaran pasien rawat inap dan ALoS. Jumlah hari pasien rawat inap Perseroan meningkat dari 317.295 hari di 2011 menjadi 350.757 hari di 2012, kemudian menjadi 392.408 hari di 2013, dan menurun menjadi 293.439 hari untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Sedangkan pendapatan Perseroan dari kunjungan rawat inap meningkat dari Rp818,2 miliar di 2011 menjadi Rp992,1 miliar di 2012, kemudian menjadi Rp 1.172,8 miliar di 2013, dan dari Rp899,9 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 menjadi Rp958,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Peningkatan jumlah hari pasien rawat inap selama periode tersebut terutama disebabkan oleh ekspansi layanan rumah sakit yang sedang dilakukan yang juga diperkirakan akan meningkatkan pendaftaran pasien rawat jalan dan pasien rawat inap, serta meningkatnya permintaan atas layanan Perseroan oleh masyarakat di mana rumah sakit Perseroan berlokasi, serta pembukaan RSMK Cikarang pada 2010 dan RSMK Cibubur yang pada 2011, dimana tingkat okupansi tiap rumah sakit tersebut meningkat signifikan pada tahun-tahun setelah rumah sakit dibuka. Jumlah pendaftaran pasien rawat inap juga didorong oleh pengalihan pasien dari layanan gawat darurat dan layanan rawat jalan. Jumlah pendaftaran pasien rawat inap Perseroan meningkat dari 87.536 pada tahun 2011 menjadi 96.062 pada tahun 2012 dan menjadi 105.604 di tahun 2013 dan dari 80.837 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 menjadi 80.968 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 2014. Perseroan berkeyakinan jumlah hari pasien rawat inap pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 kemungkinan disebabkan oleh pengenalan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia pada 2014 yang membuat sejumlah pasien tertentu menggunakan layanan kesehatan dari Pemerintah. Jumlah ALoS meningkat dari 3,6 hari pada 2011, sampai 3,7 hari pada 2012 dan 2013 serta turun dari 3,8 hari untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 menjadi 3,6 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. ALoS Perseroan dipengaruhi oleh, antara lain, kasus medis yang beragam dan jenis layanan yang ditawarkan yang juga digunakan oleh para dokter. Jumlah hari pasien rawat inap juga mempengaruhi tingkat okupansi, yang meningkat dari 58,6% pada 2011, sampai 64,4% pada 2012, kemudian menjadi 72,4% pada 2013, dan menurun dari 75,2% untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 menjadi 65,3% pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Penurunan tingkat okupansi dari periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 hingga periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 disebabkan oleh peningkatan jumlah tempat tidur operasional pada sejumlah rumah sakit Perseroan dan pembukaan rumah sakit terbaru, yakni RSMK Kenjeran pada Juni 2014. b.
Kunjungan Pasien Rawat Jalan
Pendapatan rawat jalan Perseroan secara signifikan dipengaruhi oleh kunjungan rawat jalan pasien. Kunjungan pasien rawat jalan Perseroan meningkat dari 1.314.163 pasien pada 2011, menjadi 1.476.149 pasien pada 2012, dan kemudian menjadi 1.571.744 pasien pada 2013 dan dari 1.187.087 pasien untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada September 2014 menjadi 1.214.663 pasien untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Sedangkan pendapatan rawat jalan Perseroan meningkat dari Rp385,2 miliar pada 2011, menjadi Rp483,3 miliar pada 2012, dan kemudian meningkat menjadi Rp569,3 miliar di 2013 dan dari Rp421,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 menjadi Rp509,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Peningkatan kunjungan pasien rawat jalan pada periode tersebut terutama disebabkan oleh ekspansi layanan yang sedang dilakukan pada rumah sakit Perseroan, peningkatan keseluruhan jumlah dokter spesialis pada rumah sakit Perseroan yang berubah dari 695 dokter di 2011 menjadi 729 dokter di 2012, menjadi 779 dokter pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013, menjadi 778 dokter di 2013 dan 832 dokter untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, meningkatnya permintaan layanan secara umum oleh masyarakat di mana rumah sakit Perseroan berlokasi serta pembukaan RSMK Cikarang pada 2010 dan RSMK Cibubur pada 2011, yang telah meningkatkan kunjungan pasien rawat jalan Perseroan pada tahun-tahun setelah rumah sakit dibuka.
13
c.
Penentuan Harga
Penentuan harga obat-obatan, alat perlengkapan medis, tarif dokter, dan pelayanan penunjang seperti laboratorium, radiologi, imaging, rawat inap, kamar operasi serta kamar bersalin memiliki dampak yang signifikan terhadap pendapatan Perseroan. Untuk obat-obatan dan perlengkapan medis, umumnya memiliki marjin yang relatif tetap yang dikenakan pada satuan produk, dan ketika biaya produk tersebut meningkat, Perseroan akan segera menyesuaikan harga yang dikenakan kepada pasien. Selanjutnya, seiring kenaikan harga obat-obatan dan perlengkapan medis yang akan meningkatkan pendapatan Perseroan, namun marjin Perseroan pada produk ini pada umumnya relatif tetap. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Perseroan telah melaksanakan proses standarisasi atas sebagian besar obat-obatan dan perlengkapan medis yang diperoleh Perseroan untuk seluruh rumah sakit Perseroan. Standarisasi tersebut memungkinkan Perseroan untuk mengurangi jumlah produk yang digunakan dalam kegiatan operasional Perseroan, sehingga Perseroan dapat membina hubungan yang lebih baik dan posisi tawar menawar yang lebih tinggi dengan jumlah pemasok Perseroan dengan beberapa pemasok pilihan. Untuk mayoritas pemasok obat-obatan di rumah sakit, Perseroan bernegosiasi terkait syarat dan ketentuan, termasuk harga dengan pemasok utama untuk keseluruhan grup rumah sakit yang memungkinkan seluruh rumah sakit Perseroan memesan langsung, namun tetap mendapatkan harga terbaik melalui skala ekonomis. Selain itu, Perseroan juga melakukan negosiasi diskon harga untuk pembelian jumlah besar dengan beberapa pemasok pilihan. Sebagai hasilnya, Perseroan dapat memperoleh harga yang lebih murah dan syarat-syarat lainnya yang lebih ringan dari pemasok yang juga meningkatkan marjin keuntungan Perseroan pada obat dan perlengkapan medis lainnya. Untuk tarif dokter, tarif layanan penunjang medis, dan tarif kamar, pada umumnya Perseroan menyesuaikan tarif tahunan. d.
Marjin Keuntungan Kotor
Tingkat keuntungan terpengaruh secara signifikan dari kemampuan Perseroan untuk meningkatkan dan mempertahankan marjin keuntungan kotor. Marjin keuntungan kotor Perseroan meningkat dari 39,3% pada 2011, sampai 40,3% pada 2012, sampai 42,3% pada 2013, sampai 42,9% untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan sampai 43,6% untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, sementara pendapatan Perseroan meningkat dari Rp1.203,4 miliar pada 2011 sampai Rp1.475,4 miliar pada 2012, dan sampai Rp1.742,1 miliar pada 2013 dan dari Rp1.320,9 miliar untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 sampai Rp1.467,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Marjin keuntungan kotor Perseroan meningkat pada masa ini terutama karena (i) beban pendapatan seperti obat-obatan dan peralatan medis, gaji dan tunjangan karyawan dan beban penyusutan tidak tumbuh secepat pertumbuhan pendapatan Perseroan, (ii) meningkatnya tingkat efisiensi pada pengadaan obat-obatan dan perlengkapan medis lewat standarisasi, (iii) mempertahankan marjin yang relatif konstan untuk obat-obatan dan perlengkapan medis, dan (iv) beban penyusutan yang relatif konstan, disebabkan tidak ada tambahan belanja modal yang signifikan setelah beroperasinya rumah sakit tersebut. Margin keuntungan Perseroan juga dipengaruhi oleh tingkat okupansi dan juga ALoS, seiring dengan pendapatan per pendaftaran pasien rawat inap yang biasanya paling tinggi pada saat hari pertama pendaftaran. e.
Ekspansi Pelayanan Rumah Sakit
Perkembangan pelayanan rumah sakit Perseroan telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan, dan salah satu strategi Perseroan adalah melalui ekspansi yang telah dan tetap dilakukan pada layanan rawat jalan dan rawat inap. Perseroan meningkatkan layanannya melalui perluasan jaringan rumah sakit dan perluasan layanan pada rumah sakit yang telah ada. Sebagai contoh, Perseroan terus meningkatkan kualitas peralatan dan fasilitas secara berkelanjutan untuk mengikuti kemajuan teknologi dan menyediakan pelatihan untuk para dokter dalam menggunakan teknologi tersebut, yang selanjutnya meningkatkan ketrampilan dan kepiawaian dari para dokter sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan pelayanan yang lebih berkualitas pada pasien. Selama bertahun-tahun, Perseroan telah memperluas layanan spesialis, misalnya layanan endoskopi, angiografi, ortopedi dan laparoskopi. Pendapatan rata-rata pasien rawat inap per kunjungannya meningkat dari Rp9,3 juta pada 2011, menjadi Rp10,3 juta pada 2012, kemudian meningkat menjadi Rp11,1 juta pada 2013 dan menjadi Rp11,8 juta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014; pendapatan rata-rata Perseroan atas pasien per harinya meningkat dari Rp2,6 juta pada 2011, menjadi Rp2,8 juta pada 2012, kemudian meningkat menjadi Rp3,0 juta pada 2013 dan menjadi Rp3,3 juta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan pendapatan rata-rata Perseroan atas pasien rawat jalan per kunjungannya meningkat dari sekitar Rp293.000 pada 2011 menjadi Rp327.000 pada 2012, Rp362.000 pada 2013 dan Rp419.000 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014.
14
f.
Biaya Ekspansi
Perseroan secara terus menerus meninjau ulang jaringan rumah sakitnya dan mengkaji peluang ekspansi, terutama melalui penambahan kapasitas pada rumah sakit yang telah ada dan pembangunan rumah sakit baru. Fokus ekspansi Perseroan masih berada di wilayah Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya. Perseroan telah memiliki lahan secara keseluruhan seluas 65.755 m2 yang berada di selatan dan timur Jabodetabek yang ditujukan untuk pembangunan empat rumah sakit dimasa datang. Pada saat ini Perseroan memiliki rencana untuk mengakuisisi lahan tambahan yang berada di selatan, timur, dan barat Jakarta dan di Surabaya. Harga properti di daerah Jabodetabek dan Surabaya telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan kenaikan lebih lanjut dapat meningkatkan biaya akuisisi Perseroan atau menyebabkan perubahan, penundaan atau pembatalan atas rencana ekspansi tersebut. Rencana ekspansi Perseroan mungkin membutuhkan pengeluaran modal yang besar. Perseroan percaya bahwa Perseroan mampu mengatur biaya ekspansi secara yang efisien. Kebutuhan belanja modal Perseroan selama ini didanai oleh arus kas dari kegiatan operasi Perseroan. Sebagai contoh, belanja Perseroan sebesar Rp80 miliar di 2011, Rp74 miliar di 2012, Rp166 miliar di 2013, terhadap arus kas neto dari kegiatan operasi yakni sebesar Rp295 miliar di 2011, Rp413 miliar di 2012, dan Rp539 miliar di 2013. Selain meningkatkan belanja modal dan beban penyusutan, ekspansi jaringan rumah sakit, dan pembukaan rumah sakit baru telah dan akan mengakibatkan meningkatnya biaya operasional Perseroan. Sebagai contoh, pada umumnya Perseroan mempekerjakan tenaga medis selama empat hingga enam bulan sebelum pembukaan rumah sakit Perseroan. Selanjutnya, Perseroan membeli persediaan obat-obatan dan bahan yang digunakan dalam persiapan tahap awal operasi. Akibatnya, pada periode menjelang pembukaan rumah sakit baru, dan pada periode penambahan kapasitas awal, marjin keuntungan Perseroan menjadi berkurang. g.
Kondisi Ekonomi di Indonesia
Hasil operasi Perseroan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dengan PDB riil sekitar Rp2.770 triliun di 2013 menurut IMF. PDB riil mencapai CAGR sebesar 6,2% dari 2009 sampai 2013 dan diproyeksikan mencapai pertumbuhan CAGR sebesar 5,9% dari 2013 hingga 2019 menurut IMF. PDB riil Indonesia mencapai Rp11,6 juta pada tahun 2013 dan diekspektasikan tumbuh pada CAGR 4,7% dari 2014 sampai 2019. Perseroan yakin hal ini menghasilkan peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan dan memungkinkan masyarakat di Indonesia untuk menghabiskan lebih banyak uang pada pelayanan kesehatan dan pelayanan terkait lainnya. Secara khusus, pelayanan yang disediakan Perseroan sebagian besar ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan menengah dan menengah ke atas dan Perseroan terus berinvestasi dalam mempertahankan tenaga medis yang handal dan teknologi yang canggih untuk memberikan pelayanan pada demografis yang sedang berkembang ini. h.
Peraturan Perundang-undangan yang Dikeluarkan oleh Pemerintah
Kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak sangat bergantung pada peraturan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah, dan dalam menjalankan kegiatan usahanya membutuhkan izin dan persetujuan dari instansi terkait baik di tingkat kementerian maupun di tingkat pemerintah daerah. Perubahan dan addendum pada peraturan perundang-undangan terkait dengan kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak dapat berdampak negatif pada nilai pelayanan dan kelangsungan usaha Perseroan. Lebih lanjut, tingkat investasi Pemerintah dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pada pada sistem kesehatan untuk publik dapat mempengaruhi tingkat permintaan publik terhadap layanan kesehatan yang diberikan Perseroan.
15
3. Keterangan Terkait Akun Penting Tabel berikut ini menggambarkan hasil dari operasional yang mencakup pembagian setiap akun penting sebagai persentase dari pendapatan Perseroan untuk periode berikut:
Keterangan
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014 2013* Rp % Rp %
(dalam miliar rupiah, kecuali persentase) Tahun Berakhir 31 Desember Rp
2013
%
Rp
2012
%
Rp
2011
%
Pendapatan
1.467,3
100
1.320,9
100
1.742,1
100
1.475,4
100
1.203,4
100
Beban Pokok Pendapatan
(828,0)
(56,4)
(754,3)
(57,1)
(1.004,8)
(57,7)
(881,0)
(59,7)
(730,5)
(60,7)
639,3
43,6
566,6
42,9
737,3
42,3
594,4
40,3
472,9
39,3
(237,1)
(16,2)
(195,2)
(14,8)
(267,0)
(15,3)
(230,8)
(15,6)
(210,0)
(17,4)
Pendapatan Operasi Lain
40,0
2,7
14,6
1,1
19,5
1,1
13,8
0,9
29,2
2,4
Beban Operasi Lain
(2,2)
(0,1)
(7,0)
(0,5)
(8,0)
(0,4)
(3,1)
(0,2)
(2,1)
(0,2)
Laba Usaha Pendapatan Keuangan
440,0 76,8
30,0 5,2
379,0 42,9
28,7 3,2
481,8 63,4
27,7 3,6
374,3 36,4
25,4 2,5
290,0 24,4
24,1 2,0
Biaya Keuangan
(11,5)
(0,8)
(11,0)
(0,8)
(15,2)
(0,9)
(20,7)
(1,4)
(11,3)
(0,9)
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan
505,3
34,4
410,9
31,1
530,0
30,4
390,0
26,5
303,1
25,2
Beban Pajak Penghasilan - Neto
(99,7)
(6,8)
(88,7)
(6,7)
(118,2)
(6,8)
(91,1)
(6,2)
(73,5)
(6,1)
Laba Periode/Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensif Lain - Neto Setelah Pajak
405,6
27,6
322,2
24,4
411,8
23,6
298,9
20,3
229,6
19,1
5,6
0,4
5,1
0,4
5,3
0,3
13,7
0,9
0,2
0,0
411,2
28,0
327,3
24,8
417,1
23,9
312,6
21,2
229,8
19,1
Laba Kotor Beban Usaha
Total Laba Komprehensif Periode/Tahun Berjalan *tidak diaudit
a.
Pendapatan
Pendapatan Perseroan dari: Pendapatan Rawat Inap: pendapatan terkait obat-obatan dan perlengkapan medis, pendapatan layanan penunjang medis (yang mencakup laboratorium, radiologi, layanan imaging yang diantaranya endoskopi, rehabilitasi medis, dan hemodialisa), pendapatan kamar rawat inap, kamar operasi dan ruang bersalin, pendapatan administrasi (yang merupakan biaya administrasi yang dibebankan pada pasien rawat inap), imbal jasa tenaga ahli (yang mencakup pembagian atas imbal jasa konsultasi, pembedahan, prosedur dan imbal jasa lain yang diperoleh dari dokter spesialis serta imbal jasa yang dibebankan pada pasien oleh dokter yang dipekerjakan oleh Perseroan); dan Pendapatan Rawat Jalan: pendapatan terkait obat-obatan dan perlengkapan medis, layanan penunjang medis (yang mencakup laboratorium, radiologi, imaging yang diantaranya endoskopi, rehabilitasi medis, dan hemodialisa), imbal jasa tenaga ahli (yang mencakup pembagian atas imbal jasa konsultasi, pembedahan, prosedur dan imbal jasa lain yang diperoleh dari dokter spesialis serta imbal jasa yang dibebankan pada pasien oleh dokter yang dipekerjakan oleh Perseroan) dan pendapatan registrasi.
16
Tabel berikut menunjukkan pembagian pendapatan berdasarkan layanan dan sebagai persentase dari pendapatan Perseroan untuk periode berikut: (dalam miliar rupiah, kecuali persentase) Keterangan
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014 2013*
Tahun Berakhir 31 Desember 2013
2012
2011
Rp
%
Rp
%
Rp
%
Rp
%
Rp
%
Obat & perlengkapan medis
441,0
30,1
418,0
31,6
558,4
32,0
472,9
32,0
398,0
33,1
Layanan penunjang medis
186,9
12,7
177,7
13,5
229,7
13,2
191,2
12,9
150,7
12,5
Kamar rawat inap
165,5
11,3
162,8
12,3
197,8
11,4
169,5
11,5
140,9
11,7
Kamar operasi dan bersalin
104,3
7,1
90,9
6,9
124,6
7,1
105,9
7,2
86,7
7,2
50,8
3,5
42,8
3,2
52,5
3,0
42,9
2,9
34,0
2,8
Rawat Inap:
Administrasi Jasa tenaga ahli
9,5
0,6
7,7
0,6
9,8
0,6
9,7
0,7
7,9
0,7
958,0
65,3
899,9
68,1
1.172,8
67,3
992,1
67,2
818,2
68,0
230,4
15,7
186,2
14,1
250,5
14,4
223,4
15,1
178,3
14,8
149,0
10,1
131,3
10,0
181,0
10,4
143,2
9,8
111,5
9,3
109,6
7,5
85,1
6,4
115,7
6,6
100,6
6,8
82,1
6,8
Registrasi
20,3
1,4
18,4
1,4
22,1
1,3
16,1
1,1
13,3
1,1
Sub-total
509,3
34,7
421,0
31,9
569,3
32,7
483,3
32,8
385,2
32,0
1.467,3
100,0
1.320,9
100,0
1.742,1
100,0
1.475,4
100,0
1.203,4
100,0
Sub-total Rawat Jalan: Obat dan perlengkapan medis Layanan penunjang medis Jasa tenaga ahli
Total *tidak diaudit
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki kejadian atau kondisi yang tidak normal dan jarang terjadi yang mempengaruhi jumlah Pendapatan termasuk dampaknya bagi kondisi keuangan Perseroan. Selain itu, tidak ada kebijakan Pemerintah seperti fiskal, moneter atau kebijakan lain yang mempengaruhi kegiatan Operasional Perseroan dan posisi keuangan Perseroan. Perseroan tidak mengalami peningkatan dan penurunan signifikan dalam kinerja Perseroan selama ini. Para dokter yang merawat pasien di rumah sakit Perseroan adalah dokter umum, dokter spesialis penuh-waktu atau tetap dan dokter spesialis paruh-waktu. Dokter umum dan dokter ruang gawat darurat, unit perawatan intensif dan laboratorium, dipekerjakan oleh Perseroan, dan Perseroan membayar gaji dan tunjangan. Selain itu, para dokter tersebut berhak untuk mendapatkan sejumlah persentase atas imbal jasa yang dikenakan kepada pasien yang berkisar 40% hingga 50% dari imbal jasa konsultasi, dimana Perseroan mendapatkan sebagian persentase lainnya untuk diakui sebagai pendapatan. Di Indonesia, dokter spesialis pada umumnya independen, tidak dipekerjakan secara langsung oleh rumah sakit dan diizinkan untuk bekerja di bawah lisensi mereka di tiga rumah sakit. Dokter spesialis penuh-waktu atau tetap bekerja paling sedikit 40 jam per minggu di rumah sakit Perseroan dan dokter spesialis paruh-waktu bekerja kurang dari 40 jam per minggu di rumah sakit Perseroan. Untuk dokter spesialis penuh-waktu atau tetap dan paruh-waktu, Perseroan tidak mengenakan biaya sewa untuk penggunaan fasilitas Perseroan, namun, dalam kasus tertentu, Perseroan mengambil sebagian persentase dari imbal jasa konsultasi yang dikenakan pada pasien dan telah disepakati, yang dapat mencapai 25% dan persentase yang telah disepakati untuk pembedahan atau imbal jasa prosedur (di rumah sakit tertentu), yang dapat mencapai 15% dari imbal jasa yang dibebankan kepada pasien. Pendapatan Perseroan dari jasa tenaga ahli hanya mencakup persentase imbal jasa konsultasi, pembedahan atau imbal jasa prosedur hak Perseroan dan Perseroan tidak mencatat bagian dari imbal jasa yang dibayarkan kepada dokter spesialis tersebut sebagai bagian dari pendapatan Perseroan.
17
b.
Beban Pokok Pendapatan
Beban Pokok Pendapatan Perseroan terdiri dari beban yang meliputi gaji dan tunjangan karyawan, obat dan perlengkapan medis, penyusutan aset tetap, layanan penunjang medis, biaya perawatan dan pemeliharaan dan biaya lainnya terkait layanan rawat inap dan rawat jalan. c.
Beban Usaha
Beban Usaha Perseroan terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi. Tabel berikut menunjukkan pembagian beban usaha berdasarkan layanan dan sebagai persentase dari total beban usaha Perseroan untuk periode berikut:
Keterangan
Beban Penjualan: Gaji dan kesejahteraan karyawan Pemasaran dan iklan Sub-total Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi: Gaji dan kesejahteraan karyawan Keamanan dan kebersihan Imbalan pasca kerja Listrik dan air Penyusutan aset tetap Keperluan kantor Perbaikan dan pemeliharaan Sewa dan bagi hasil Pelatihan dan pengembangan Komunikasi Jasa profesional Asuransi Penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha Transportasi Pemulihan kerugian penurunan nilai piutang usaha Lain-lain Total beban umum dan admnistrasi Total
(dalam miliar rupiah, kecuali presentase)
Sembilan bulan berakhir 30 September 2014 2013* Rp % Rp %
Rp
9,9 3,3 13,2
4,2 1,4 5,6
7,7 2,9 10,6
3,9 1,5 5,4
10,7 4,2 14,9
4,0 1,6 5,6
8,4 3,2 11,6
3,6 1,4 5,0
6,1 2,9 9,0
2,9 1,4 4,3
49,4 34,1 31,6 26,7 25,4 19,0 10,6 5,8 3,6 3,6 2,7 1,4
20,8 14,4 13,3 11,3 10,7 8,0 4,5 2,4 1,5 1,5 1,1 0,6
34,4 30,8 29,5 22,8 23,1 13,1 7,9 4,9 3,5 3,2 1,0 1,2
17,6 15,8 15,2 11,7 11,9 6,7 4,0 2,5 1,8 1,6 0,5 0,6
45,8 41,2 43,0 31,6 31,0 17,8 10,8 6,5 5,6 4,5 1,4 1,4
17,2 15,4 16,1 11,9 11,6 6,7 4,0 2,4 2,1 1,7 0,5 0,5
39,6 37,1 32,8 27,6 29,8 15,1 10,3 5,2 3,0 4,1 1,8 1,1
17,1 16,1 14,2 12,0 12,9 6,5 4,5 2,2 1,3 1,8 0,8 0,5
34,9 35,4 26,8 26,1 27,7 16,3 9,6 4,1 2,9 4,1 1,0 1,1
16,6 16,8 12,8 12,4 13,2 7,7 4,6 2,0 1,4 2,0 0,5 0,5
1,4
0,6
0,8
0,4
1,1
0,4
1,4
0,6
0,8
0,4
0,4
0,2
0,4
0,2
0,6
0,2
0,6
0,3
0,7
0,3
(1,0)
(0,4)
-
-
-
-
-
-
9,2
3,9
8,0
4,1
9,8
3,7
9,7
4,2
9,5
4,5
223,9
94,4
184,6
94,6
252,1
94,4
219,2
95,0
201,0
95,7
237,1
100,0
195,2
100,0
267,0
100,0
230,8
100,0
210,0
100,0
Tahun berakhir 31 Desember 2013
-
%
Rp
-
2012
%
Rp
2011
%
*tidak diaudit
d.
Pendapatan Operasi Lain
Pendapatan operasi lain terutama terdiri dari laba penjualan aset keuangan lancar lainnya, pendapatan dari gerai makanan dan minuman dan toko yang beroperasi di rumah sakit Perseroan dengan kesepakatan bagi pendapatan dan pendapatan sewa dari ruangan di rumah sakit Perseroan yang disewakan kepada bank komersial untuk mesin ATM dan fasilitas lainnya. e.
Beban Operasi Lain
Beban operasi lain terutama terdiri dari rugi penjualan aset tetap, rugi penjualan atas aset keuangan lancar lainnya, rugi selisih kurs dan beban lain lain.
18
f.
Pendapatan Keuangan
Pendapatan keuangan merupakan pendapatan bunga dari rekening bank dan deposito berjangka. g.
Biaya Keuangan
Biaya keuangan terdiri dari beban administrasi bank, dan beban bunga dari fasilitas pinjaman. Meskipun beban administrasi bank terkait dengan biaya merchant kartu kredit, Perseroan mengklasifikasi beban tersebut sebagai biaya keuangan, bukan beban penjualan karena Perseroan mempertimbangkan beban tersebut sebagai beban penagihan. h.
Beban Pajak Penghasilan-Neto
Beban pajak penghasilan-neto terdiri beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Perseroan dikenakan pajak penghasilan badan Indonesia sebesar 25%.
4. Kinerja Operasional Perseroan 4.1. Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Pendapatan Perseroan meningkat 11,1% menjadi Rp1.467,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp1.320,9 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh 6,5% peningkatan pendapatan dari segmen rawat jalan dan 21,0% peningkatan pendapatan dari segmen rawat inap. Rawat Inap. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat 6,5% menjadi Rp958,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp899,9 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan sebesar 6,3% atas pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap menjadi Rp11,8 juta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp11,1 juta untuk periode yang sama pada 2013 dan kenaikan sebesar 10,0% atas pendapatan rata-rata per hari rawat inap, menjadi Rp3,3 juta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp3,0 juta untuk periode yang sama pada 2013. Peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap berasal dari kenaikan tarif dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu yang lebih baik dari pasien. Tingkat okupansi rumah sakit menurun menjadi 65,3% untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari 75,2% untuk periode yang sama pada 2013 yang disebabkan oleh penambahan tempat tidur operasional pada sejumlah rumah sakit dan juga pembukaan terbaru rumah sakit Perseroan, RSMK Kenjeran pada Juni 2014. Jumlah hari rawat inap menurun menjadi 293.439 hari untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari 304.063 hari untuk periode yang sama di 2013, disebabkan oleh pengenalan program JKN di Indonesia pada 2014 yang membuat sejumlah pasien tertentu menggunakan layanan kesehatan Pemerintah. Peningkatan pendapatan rawat inap terutama disebabkan (i) naiknya pendapatan dari obat dan perlengkapan medis sebesar Rp23 miliar (5,5%) terutama karena kenaikan tarif dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu yang lebih tinggi dari pasien, (ii) naiknya pendapatan dari kamar operasi dan bersalin sebesar Rp13,4 miliar (14,8%) terutama karena peningkatan penggunaan kamar operasi dan bersalin dan juga kenaikan tarif tahunan, dan (iii) naiknya pendapatan dari penggunaan layanan penunjang medis sebesar Rp9,2 miliar (5,2%) terutama karena peningkatan tarif tahunan dan juga peningkatan pada penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter. Rawat Jalan. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat 21,0% menjadi Rp509,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp421,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013, didorong oleh peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan menjadi sekitar Rp419.000 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari sekitar Rp355.000 untuk periode yang sama pada 2013 yang terutama disebabkan penawaran layanan, obat-obatan, dan
19
perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan untuk skala yang lebih rendah, akibat kenaikan harga tahunan. Peningkatan pendapatan rawat jalan terutama disebabkan (i) naiknya pendapatan dari obat dan perlengkapan medis sebesar Rp44,2 miliar (23,7%) terutama karena meningkatnya konsumsi dan jumlah nilai per resep terkait dengan kenaikan harga tahunan pada obat-obatan dan perlengkapan medis dan juga meningkatnya penggunaan obat dengan kualitas lebih tinggi, (ii) naiknya pendapatan dari layanan penunjang medis sebesar Rp17,7 miliar (13,5%) terutama karena kenaikan tarif tahunan dan juga peningkatan pada penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter, dan (iii) naiknya pendapatan dari jasa tenaga ahli sebesar Rp24,5 miliar (28,8%) terutama karena kenaikan tarif tahunan, kenaikan penggunaan layanan pada rumah sakit yang lebih baru dimana dikenakan biaya lebih tinggi dan juga akibat meningkatnya jumlah dokter spesialis. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Pendapatan Perseroan meningkat 18,1% menjadi Rp1.742,1 miliar pada 2013 dari Rp1.475,4 miliar pada Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen rawat jalan dan rawat inap.
2012.
Rawat Inap. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 18,2% menjadi Rp1.172,8 miliar pada 2013 dari Rp992,1 miliar pada 2012 disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien yang dapat dilihat dari peningkatan patient days dari 350.757 pada 2012 sampai 392.408 pada 2013, tingkat okupansi rawat inap naik dari 64,4% pada 2012 sampai 72,4% pada 2013. Jumlah pasien meningkat disebabkan oleh ekspansi layanan pada rumah sakit, termasuk penyediaan endoskopi pada seluruh rumah sakit Perseroan dan angiografi di RSMK Depok pada akhir 2012. Peningkatan pada pendapatan rawat inap ini terutama disebabkan (i) kenaikan pendapatan dari obat dan perlengkapan medis sebesar 18,1% terutama berasal dari peningkatan jumlah pendaftaran rawat inap dan peningkatan harga tahunan pada obat-obatan dan perlengkapan medis, (ii) kenaikan pendapatan 20,1% dari layanan penunjang medis terutama berasal dari peningkatan pendaftaran pasien dan kenaikan harga tahunan serta kenaikan yang berkelanjutan dalam penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter,seperti laboratorium, radiologi, layanan imaging dalam diagnosis dan pengobatan pasien, (iii) peningkatan 16,7% pada pendapatan dari kamar rawat inap yang terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah hari pasien rawat inap dan peningkatan tarif tahunan, dan (iv) peningkatan 17,7% pada pendapatan kamar operasi dan kamar bersalin karena kenaikan jumlah pendaftaran dan kenaikan tarif tahunan. Rawat Jalan. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat 17,8% menjadi Rp569,3 miliar pada 2013 dari Rp483,3 miliar pada 2012 disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dari 1.476.149 pada 2012 menjadi 1.571.744 pada 2013 serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Peningkatan pada pendapatan rawat jalan ini terutama disebabkan oleh (i) kenaikan sebesar 12,1% pada pendapatan dari obat-obatan dan perlengkapan medis yang berasal dari peningkatan kunjungan pasien rawat jalan yang meningkat dan peningkatan tahunan yang rutin pada biayaobat-obatan dan perlengkapan medis, (ii) kenaikan sebesar 26,4% pada pendapatan dari layanan penunjang medis yang terutama berasal dari peningkatan kunjungan pasien rawat jalan danpeningkatan tarif tahunan serta dalam penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter,seperti laboratorium, radiologi, layanan imaging dalam diagnosis dan pengobatan pasien, dan (iii) peningkatan sebesar 15,0% pada imbal jasa tenaga ahli yang terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan peningkatan tarif tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Pendapatan Perseroan meningkat 22,6% menjadi Rp1.475,4 miliar pada 2012 dari Rp1.203,4 miliar pada tahun 2011. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen rawat inap dan rawat jalan. Rawat Inap. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat 21,2% menjadi Rp992,1 miliar pada 2012 dari Rp818,2 miliar pada 2011 sebagai hasil dari naiknya jumlah pasien yang tercermin pada kenaikan jumlah hari pasien dari 317.295 hari menjadi 350.757 hari pada periode yang sama. Tingkat okupansi meningkat menjadi 64,4% dari 58,6% pada periode yang sama dan ALoS pada rawat inap meningkat menjadi 3,7 dari 3,6 pada periode yang sama. Peningkatan jumlah pasien disebabkan oleh antara lain, pembukaan RSMK Cibubur pada 2011 dan ekspansi layanan yang dilakukan pada rumah sakit Perseroan, misalnya, menyediakan layanan endoskopi di seluruh rumah sakit dan penambahan layanan angiografi di RSMK Depok pada akhir 2012.
20
Peningkatan pendapatan rawat inap terutama disebabkan (i) kenaikan pendapatan dari obat dan perlengkapan medis sebesar 18,8% terutama berasal dari meningkatnya jumlah pendaftaran layanan rawat inap dan peningkatan tahunan rutin pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, (ii) kenaikan pendapatan sebesar 26,9% dari layanan penunjang medis terutama berasal dari peningkatan pendaftaran pasien dan kenaikan harga tahunan serta kenaikan yang berkelanjutan dalam penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter, seperti laboratorium, radiologi, layanan imaging dalam diagnosis dan pengobatan pasien, (iii) peningkatan sebesar 20,3% pada pendapatan dari kamar rawat inap yang terutama karena meningkatnya tingkat okupansi, meningkatnya okupansi kamar SVIP dan VIP dan kenaikan harga tahunan, dan (iv) peningkatan sebesar 22,1% pada pendapatan dari kamar operasi dan bersalin yang terutama akibat meningkatnya pendaftaran dan kenaikan tarif tahunan. Rawat Jalan. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat 25,5% menjadi Rp483,3 miliar pada 2012 dari Rp385.2 miliar pada 2011 sebagai hasil dari peningkatan secara umum pada jumlah kunjungan rawat jalan dari menjadi 1.476.149 kunjungan dari 1.314.163 kunjungan pada periode yang sama dan juga peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang meningkat menjadi 327.000 dari 293.000 pada periode yang sama. Peningkatan pendapatan rawat jalan terutama disebabkan oleh (i) kenaikan sebesar 25,3% pada pendapatan dari obat-obatan dan perlengkapan medis yang berasal dari peningkatan kunjungan pasien rawat jalan yang meningkat dan peningkatan tahunan yang rutin pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, (ii) kenaikan sebesar 28,4% pada pendapatan dari layanan penunjang medis yang terutama berasal dari peningkatan kunjungan pasien rawat jalan dan peningkatan tarif tahunan serta dalam penggunaan layanan penunjang medis yang lebih baik oleh dokter, (iii) peningkatan sebesar 22,5% pada imbal jasa tenaga ahli yang terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan peningkatan tarif tahunan. 4.2. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Beban pokok pendapatan meningkat 9,8% menjadi Rp828,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp754,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh (i) naiknya beban pokok gaji dan kesejahteraan karyawan yang naik sebesar Rp23,0 miliar (16,8%) dan juga akibat bertambahnya tenaga medis menjadi 3.539 orang menjadi 3.845 orang, serta (ii) meningkatnya beban pokok obat dan perlengkapan medis yang naik sebesar Rp 42,3 miliar (9,6%) terutama karena kenaikan harga tahunan sekitar 5% hingga 7%, kenaikan konsumsi obat dengan kualitas yang lebih baik dan jumlah penjualan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Beban pokok pendapatan meningkat 14,1% menjadi Rp1.004,8 miliar pada 2013 dari Rp881,0 miliar pada 2012 terutama disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada 2013, peningkatan jumlah karyawan medis dan layanan yang terkait dari 3.459 orang pada 2012 menjadi 3.839 orang pada 2013, peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis yang biasanya meningkat sekitar 5% hingga 7% per tahun, dan peningkatan beban penyusutan yang berasal dari pembelian peralatan medis. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Beban pokok pendapatan meningkat 20,6% menjadi Rp881,0 miliar pada 2012 dari Rp730,5 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan tunjangan karyawan, termasuk diantaranya peningkatan tenaga medis dan layanan terkait dari 3.002 di 2011 menjadi 3.459 di 2012. 4.3. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Laba kotor meningkat 12,8% menjadi Rp639,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp566,6 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibanding kenaikan beban pokok pendapatan. Margin laba kotor juga meningkat menjadi 43,6% dari 42,9% pada periode yang sama terutama karena upaya Perseroan dalam melakukan standarisasi pada praktik pengadaan dan mengurangi jumlah pemasok yang berdampak pada efisiensi biaya.
21
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Laba kotor Perseroan meningkat 24,0% menjadi Rp737,3 miliar pada 2013 dari Rp594,4 miliar pada 2012. Di samping itu, terdapat kenaikan pada rasio laba kotor menjadi 42,3% pada 2013 dibandingkan 2012 sebesar 40,3%, yang terutama disebabkan oleh upaya Perseroan dalam melakukan standarisasi pengadaan produk dan merasionalisasi jumlah pemasok yang dipakai oleh Perseroan yang telah menghasilkan efisiensi biaya-biaya, beban penyusutan, yang peningkatannya lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Laba kotor Perseroan meningkat 25,7% menjadi Rp594,4 miliar pada 2012 dari Rp472,9 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan (22,6%) yang lebih tinggi dari pertumbuhan beban pokok pendapatan (20,6%). Di samping itu, terdapat kenaikan pada rasio laba kotor menjadi 40,3% pada 2012 dibandingkan 2011 sebesar 39,3% terutama karena biaya obat-obatan,perlengkapan medis dan jasa penunjang medis dan beban penyusutan yang meningkat lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan. 4.4. Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Beban usaha meningkat 21,4% menjadi Rp 237,1 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp 195,2 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh kenaikan gaji dan tunjangan karyawan kantor dan administrasi yang berasal dari peningkatan jumlah karyawan kantor dan administrasi dari 805 menjadi 898 pada periode yang sama dan juga kenaikan tahunan atas gaji dan tunjangan karyawan, untuk skala yang lebih kecil, karena peningkatan imbalan pasca kerja, keamanan dan kebersihan, listrik dan air, perbaikan dan pemeliharaan dan keperluan kantor. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Beban usaha Perseroan meningkat 15,7% menjadi Rp267,0 miliar pada 2013 dari Rp230,8 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh kenaikan gaji dan tunjangan untuk karyawan kantor dan administrasi yang berasal dari kenaikan jumlah karyawan kantor dan administrasi dari 767 orang di 2012 hingga 812 orang di 2013 serta peningkatangaji dan tunjangan tahunan, dan untuk skala yang lebih kecil, karena peningkatan beban perbaikan dan pemeliharaan, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, imbalan pasca kerja, keamanan dan kebersihan, listrik dan air, dan keperluan kantor Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Beban usaha Perseroan meningkat 9,9% menjadi Rp230,8miliar pada 2012 dari Rp210 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan beban penjualan (28,0%), khususnya komponen gaji dan kesejahteraan karyawan yang naik sebesar 36,4% dimana terjadi peningkatan jumlah karyawan administrasi dari 702 di 2011 menjadi 767 di 2012 dan juga kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan dan untuk skala yang lebih rendah akibat peningkatan imbalan pasca kerja dan beban usaha lain-lain. 4.5. Pendapatan Operasi Lain Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Pendapatan operasi lain meningkat 174,0% menjadi Rp40,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp14,7 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh adanya keuntungan dari penjualan aset keuangan berupa saham publik sebesar Rp26,7 miliar. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Pendapatan operasi lain Perseroan meningkat 42,1% menjadi Rp19,5 miliar pada 2013 dari Rp13,8 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh adanya kenaikan laba selisih kurs (Rp2,3 miliar) dan kenaikan komponen lain-lain dari pendapatan operasi lain (Rp2,5 miliar).
22
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Pendapatan operasi lain Perseroan menurun 52,9% menjadi Rp13,8 miliar pada 2012 dari Rp29,2 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh adanya penurunan pada laba dari penjualan aset keuangan sebesar Rp18,1 miliar. 4.6. Beban Operasi Lain Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Beban operasi lain menurun 68,5% menjadi Rp2,2 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp7,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh turunnya komponen lain-lain dari beban operasi lain sebesar Rp1,3 miliar. Perseroan mengakui kerugian penjualan peralatan medis sebesar Rp2,0 miliar pada periode yang berakhir pada 30 September 2014. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Beban operasi lain Perseroan meningkat 161,8% menjadi Rp 8,0 miliar pada 2013 dari Rp3,1 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh karena rugi penjualan aset keuangan sebesar Rp5,5 miliar. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Beban operasi lain Perseroan meningkat 42,6% menjadi Rp3,1 miliar pada 2012 dari Rp2,1 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan komponen lain-lain dari beban operasi lain sebesar 49,2%. 4.7. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Laba usaha Perseroan meningkat 16,1% menjadi Rp 440,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp 379,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Perseroan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Laba usaha Perseroan meningkat 28,7% menjadi Rp481,8 miliar pada 2013 dari Rp374,3 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan Perseroan yang signifikan sehingga terjadi kenaikan laba kotor naik sebesar 24,0%. Sementara itu kenaikan beban usaha relatif lebih rendah dibanding kenaikan laba kotor. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Laba Usaha Perseroan meningkat 29,1% menjadi Rp374,3 miliar pada 2012 dari Rp290,0 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh hasil-hasil yang dijelaskan di atas. 4.8. Pendapatan Keuangan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Pendapatan keuangan Perseroan meningkat 78,8% menjadi Rp 76,8 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp 42,9 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh naiknya pendapatan bunga sebesar Rp34,4 miliar yang disebabkan oleh kenaikan penempatan dana Perseroan pada deposito berjangka. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Pendapatan keuangan Perseroan meningkat 74,1% menjadi Rp63,4 miliar pada 2013 dari Rp36,4 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh peningkatan bunga yang berasal dari kenaikan penempatan dana Perseroan di bank.
23
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Pendapatan keuangan Perseroan meningkat 49,3% menjadi Rp36,4 miliar pada 2012 dari Rp24,4 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan dari pendapatan bunga yang berasal dari penempatan dana Perseroan di bank. 4.9. Biaya Keuangan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Biaya keuangan Perseroan meningkat 3,2% menjadi Rp11,5 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp11,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh kenaikan biaya administrasi bank sebesar Rp1,1 miliar; sementara bunga pinjaman turun sebesar Rp760,8 juta dibanding periode sebelumnya. Biaya administrasi bank merupakan beban administrasi atas penggunaan mesin electronic data capture (EDC) dan pemanfaatan jasa bank. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Biaya keuangan Perseroan menurun 26,6% menjadi Rp15,2 miliar pada 2013 dari Rp20,7 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh penurunan beban bunga yang dihasilkan dari pembayaran hutang, penurunan biaya merchant kartu kredit. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Biaya keuangan Perseroan meningkat 83,8% menjadi Rp20,7 miliar pada 2012 dari Rp11,2 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan biaya merchant kartu kredit, yang meningkat akibat naiknya jumlah pembayaran kartu kredit oleh pasien dan kenaikan beban bunga atas pinjaman bank sebagai hasil dari peningkatan utang jangka panjang dan pinjama bank atas modal kerja. 4.10. Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan meningkat 23,0% menjadi Rp505,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp410,9 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh alasan terebut diatas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan meningkat 35,9% menjadi Rp530,0 miliar pada 2013 dari Rp390,0 miliar pada 2012 karena hasil-hasil yang dijelaskan diatas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan meningkat 28,7% menjadi Rp390,0 miliar pada 2012 dari Rp303,1 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh hasil-hasil yang dijelaskan di atas. 4.11. Beban Pajak Penghasilan-Neto Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Beban pajak penghasilan-neto Perseroan meningkat 12,4% menjadi Rp99,7 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp88,7 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Beban pajak penghasilan-neto Perseroan meningkat 29,7% menjadi Rp118,2 miliar pada 2013 dari Rp91,1 miliar pada 2012 yang disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak.
24
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Beban pajak penghasilan-neto Perseroan meningkat 24,1% menjadi Rp91,1miliar pada 2012 dari Rp73,5 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak. 4.12. Total Laba Komprehensif Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba komprehensif Perseroan meningkat 25,6% menjadi Rp411,2 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp327,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh hasil-hasil yang dijelaskan diatas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Total laba komprehensif Perseroan meningkat 33,4% menjadi Rp417,1 miliar pada 2013 dari Rp312,6 miliar pada 2012 karena hasil-hasil yang dijelaskan diatas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Total laba komprehensif Perseroan meningkat 36,0% menjadi Rp312,6 miliar pada 2012 dari Rp229,8 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh karena hasil-hasil yang dijelaskan diatas.
5. Analisa Perkembangan Posisi Keuangan Tabel berikut menyajikan informasi perkembangan posisi keuangan Perseroan sesuai periode berikut: (dalam miliar Rupiah) Keterangan Aset Lancar: Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Aset keuangan lancar lainnya Pihak ketiga Pihak berelasi Persediaan Biaya dibayar di muka dan uang muka Sub-total Aset Tidak Lancar: Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Investasi pada entitas asosiasi Pernyertaan saham Uang muka perolehan aset tetap Pihak ketiga Pihak berelasi Aset tetap - neto Aset takberwujud - neto Aset pajak tangguhan - neto Aset tidak lancar lainnya Sub-total Total Aset
30 September 2014
2013
31 Desember 2012
928,8 -
1.108,0 -
802,0 13,0
191,6 -
120,0 0,6
114,3 0,5
117,3 0,8
96,2 1,2
10,1 1,2
5,6 1,4
2,7 0,1
3,2 0,1
27,8 34,8 2,5 1.125,8
30,2 109,3 40,1 1,8 1.411,2
38,2 31,8 42,2 2,0 1.050,1
45,2 0,5 338,0
12,8 0,7 0,0
9,1 0,7 0,0
3,0 0,1 -
3,8 0,2 0,7 -
107,6 16,4 750,2 2,2 28,4 0,0 918,3
91,3 598,0 23,6 0,0 722,7
93,9 510,4 14,7 0,2 622,3
3,8 507,4 10,1 0,1 526,1
2.044,1
2.133,9
1.672,4
864,1
25
2011
5.1. Aset 5.1.1. Kas dan Setara Kas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Kas dan setara kas menurun 16,2% menjadi Rp928,8 miliar per 30 September 2014 dari Rp1.108,0 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh pembagian dividen ke pemegang saham sebesar Rp470 miliar. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Kas dan setara kas meningkat 38,2% menjadi Rp1.108,0 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp802,0 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan Perseroan dan penagihan piutang usaha yang cukup baik. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Kas dan setara kas meningkat 318,6% menjadi Rp802,0 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp191,6 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan Perseroan dan penagihan piutang usaha yang cukup baik. 5.1.2. Piutang Usaha-Pihak Ketiga Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Piutang usaha pihak ketiga naik 4,9% menjadi Rp120,0 miliar per 30 September 2014 dari Rp114,3 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatan tersebut terutama disebabkan peningkatan pertumbuhan pendapatan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Piutang usaha pihak ketiga menurun 2,5% menjadi Rp114,3 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp117,3 miliar per 31 Desember 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan perbaikan pengelolaan penagihan utang yang ditunjukkan dari menurunnya perputaran piutang usaha dari 27 hari di periode 31 Desember 2012 menjadi 24 hari di periode 31 Desember 2013. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Piutang usaha pihak ketiga meningkat 21,8% menjadi Rp117,3 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp96,2 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan pendapatan. 5.1.3. Aset Keuangan Lancar Lainnya Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Aset keuangan lancar lainnya menurun 80,1% menjadi Rp27,8 miliar per 30 September 2014 dari Rp139,5 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penjualan aset keuangan lancar lain berupa saham publik yang dimiliki oleh Perseroan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Aset keuangan lancar lainnya meningkat 99,3% menjadi Rp139,5 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp70,0 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh penambahan aset keuangan lancar lainnya dalam bentuk saham publik. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Aset keuangan lancar lainnya meningkat sebesar Rp70,0 miliar per 31 Desember 2012 disebabkan oleh penempatan investasi pada saham publik dan obligasi.
26
5.1.4. Persediaan Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Persediaan menurun 13,2% menjadi Rp34,8 miliar per 30 September 2014 dari Rp40,1 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh membaiknya pengaturan persediaan yang ditunjukkan dari turunnya perputaran persediaan dari 26 hari di periode 31 Desember 2013 menjadi 21 hari di periode 30 September 2014. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Persediaan menurun 4,8% menjadi Rp40,1 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp42,2 miliar per 31 Desember 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh membaiknya pengaturan persediaan yang ditunjukkan dari turunnya perputaran persediaan dari 30 hari di periode 31 Desember 2012 menjadi 26 hari di periode 31 Desember 2013. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Persediaan menurun 6,7% menjadi Rp42,2 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp45,2 miliar per 31 Desember 2011. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh membaiknya pengaturan persediaan yang ditunjukkan dari turunnya perputaran persediaan dari 34 hari di periode 31 Desember 2012 menjadi 30 hari di periode 31 Desember 2011. 5.1.5. Biaya Dibayar di Muka dan Uang Muka Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Biaya dibayar dimuka dan uang muka meningkat 42,3% menjadi Rp2,5 miliar per 30 September 2014 dari Rp1,8 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya kenaikan beban asuransi. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Biaya dibayar di muka dan uang muka menurun11,0% menjadi Rp1,8 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp2,0 miliar per 31 Desember 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh realisasi biaya dibayar dimuka. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Biaya dibayar di muka dan uang muka meningkat 268,5% menjadi Rp2,0 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp0,5 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh pembayaran biaya operasional dimuka. 5.1.6. Uang Muka Perolehan Aset Tetap-Pihak Ketiga Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Uang muka perolehan aset tetap pihak ketiga Perseroan meningkat 17,9% menjadi Rp107,6 miliar per 30 September 2014 dari Rp91,3 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya uang muka pembelian lahan tanah untuk ekspansi pembangunan rumah sakit baru. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Uang muka perolehan aset tetap menurun 2,8% menjadi Rp91,3 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp93,9 miliar per 31 Desember 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh adanya reklasifikasi dari uang muka menjadi aset tetap. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Uang muka perolehan aset tetap meningkat 2.399,1% menjadi Rp93,9 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp3,8 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya uang muka pembelian tanah.
27
5.1.7. Aset Tetap-Neto Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Aset tetap-neto meningkat 25,5% menjadi Rp750,2 miliar per 30 September 2014 dari Rp598,0 miliar per 31 Desember 2013, yang terutama disebabkan oleh penyelesaian RSMK Kenjeran pada Juni 2014 dan pembelian aset tetap berupa beberapa alat medis. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Aset tetap-neto meningkat 17,2% menjadi Rp598 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp510,5 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penambahan aset tetap terutama peralatan medis dan aset dalam penyelesaian. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Aset tetap-neto meningkat 0,6% menjadi Rp510,4 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp507,4 miliar pada 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya penambahan aset tetap terutama peralatan medis. 5.1.8. Aset Pajak Tangguhan-Neto Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Aset pajak tangguhan-neto meningkat 20,6% menjadi Rp28,4 miliar per 30 September 2014 dari Rp23,6 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatantersebut terjadi karena peningkatan perbedaan waktu pengakuan biaya antara fiskal dan komersial. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Aset pajak tangguhan-neto meningkat 60,7% menjadi Rp23,6 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp14,7 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terjadi karena peningkatan perbedaan waktu pengakuan biaya antara fiskal dan komersial. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Aset pajak tangguhan-neto meningkat 44,8% menjadi Rp14,7 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp10,1 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan perbedaan waktu pengakuan biaya antara fiskal dan komersial. 5.2. Liabilitas (dalam miliar Rupiah) Keterangan Liabilitas Jangka Pendek: Utang bank Utang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Uang muka pasien Beban akrual Utang pajak Sub-total Liabilitas Jangka Panjang: Liabilitas pajak tangguhan-neto Liabilitas imbalan pasca kerja Utang bank jangka panjang Sub-total Total Liabilitas
30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2014
-
50,0
55,0
15,0
42,9 17,9
55,6 19,9
52,0 19,1
45,6 14,2
14,4 10,4 16,1 62,1 66,8 230,6
6,3 7,3 26,2 64,5 51,2 281,0
2,9 1,5 23,2 55,7 38,3 247,7
5,1 2,1 18,5 45,6 24,8 170,9
137,6 137,6
0,0 118,2 118,2
2,3 88,8 91,1
3,1 69,1 400,0 472,2
368,2
399,2
338,8
643,1
28
5.2.1. Utang Usaha-Pihak Ketiga Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Utang usaha pihak ketiga menurun 22,7% menjadi Rp42,9 miliar per 30 September 2014 dari Rp55,6 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut disebabkan oleh realisasi pembayaran utang usaha pihak ketiga. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Utang usaha pihak ketiga meningkat 6,7% menjadi Rp55,6 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp52,0 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pembelian persediaan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Utang usaha pihak ketiga meningkat 14,1% menjadi Rp52,0 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp45,6 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pembelian persediaan. 5.2.2. Uang Muka Pasien Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Uang muka pasien menurun 38,7% menjadi Rp16,1 miliar per 30 September 2014 dari Rp26,2 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut disebabkan oleh realisasi pembayaran pasien rawat inap. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Uang muka pasien meningkat 13,1% menjadi Rp26,2 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp23,2 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah pasien rawat inap. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Uang muka pasien meningkat 25,1% menjadi Rp23,2 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp18,5 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien rawat inap. 5.2.3. Beban Akrual Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Beban akrual menurun 3,8% menjadi Rp62,1 miliar per 30 September 2014 dari Rp64,5 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut disebabkan oleh pembayaran beban akrual yang sudah jatuh tempo. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Beban akrual meningkat 15,8% menjadi Rp64,5 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp55,7 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh penambahan beban akrual jasa tenaga ahli. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Beban akrual meningkat 22,3% menjadi Rp55,7 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp45,6 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh penambahan beban akrual jasa tenaga ahli. 5.2.4. Utang Pajak Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Utang pajak meningkat meningkat 30,4% menjadi Rp66,8 miliar per 30 September 2014 dari Rp51,2 miliar dengan per 31 Desember 2013 karena meningkatnya laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan.
29
Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Utang pajak meningkat 33,7% menjadi Rp51,2 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp38,3 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan ini karena meningkatnya laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Utang pajak meningkat 54,6% menjadi Rp38,3 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp24,8 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan ini karena meningkatnya laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan. 5.2.5. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Liabilitas imbalan pasca kerja meningkat 16,4% menjadi Rp137,6 miliar per 30 September 2014 dari Rp118,2 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kompensasi karyawan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Liabilitas imbalan pasca kerja meningkat 33,0% menjadi Rp118,2 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp88,8 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kompensasi karyawan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Liabilitas imbalan pasca kerja meningkat 28,5% menjadi Rp88,8 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp69,1 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kompensasi karyawan. 5.3. Ekuitas Keterangan Ekuitas Modal saham Tambahan modal disetor Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali Total Ekuitas
(dalam miliar Rupiah) 30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
138,2 707,8
138,2 708,8
47,0 -
0,8
4,1
-
774,1
842,5
450,9
152,9
1.617,9
1.689,3
1.302,0
199,9
58,0
45,4
31,6
21,1
1.675,9
1.734,7
1.333,6
221,0
138,2 707,8 (2,2)
Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Ekuitas menurun 3,4% menjadi Rp1.675,9 miliar per 30 September 2014 dari Rp1.734,7 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut terutama karena adanya pembagian dividen sebesar Rp470 miliar. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Ekuitas meningkat 30,1% menjadi Rp1.734,7 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp1.333,6 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama karena peningkatan laba komprehensif tahun 2013.
30
Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Ekuitas meningkat 503,5% menjadi Rp1.333,6 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp221,0 miliar per 31 Desember 2011, terutama karena penerbitan saham baru sebesar Rp 800 miliar. Likuiditas dan Sumber Modal Likuiditas Perseroan berhubungan dengan pendanaan untuk modal kerja, belanja modal untuk ekspansi rumah sakit dan penambahan peralatan medis dan pemeliharaan reservan kas. Likuiditas utama Perseroan didapatkan dari operasional, modal kerja dari pinjaman bank, yang telah dibayar penuh pada 30 September 2014. Perseroan memperkirakan pendapatan bersih dari Penawaran Umum, kas yang diperoleh dari operasional, dan hutang bank akan menjadi sumber likuiditas utama Perseroan ke depannya, dan akan digunakan untuk mendanai ekspansi operasional Perseroan. Dengan mempertimbangkan sumber keuangan tersebut, Perseroan berkeyakinan memiliki kecukupan likuiditas untuk modal kerja dan operasional Perseroan, serta untuk membayar hutang selama 12 bulan ke depan.
6. Analisa Arus Kas Tabel berikut menyajikan informasi arus kas Perseroan : Keterangan
Sembilan bulan Berakhir 30 September 2014 2013*
Arus Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi Arus Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi Arus Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan Kenaikan (penurunan) neto kas dan setara kas
(dalam miliar rupiah) Tahun Berakhir 31 Desember 2013
2012
2011
411,5
411,5
538,6
413,1
294,7
(96,1)
(271,3)
(223,3)
(244,2)
(32,2)
(494,5)
(15,0)
(14,5)
440,0
(399,5)
(179,1)
125,2
300,8
608,9
(137,0)
*tidak diaudit Arus Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi Arus kas neto bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 berjumlah Rp411,5 miliar. Meskipun penerimaan kas dari pelanggan dan penerimaan pendapatan keuangan naik namun terjadi peningkatan pula pada pembayaran kas kepada pemasok, pembayaran kepada karyawan, dan pembayaran pajak penghasilan badan. Arus kas neto untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.451,4 miliar, penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp76,1 miliar, dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp13,0 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi tersebut digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp643,3 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp225,4 miliar, pembayaran untuk beban usaha dan lainnya sebesar Rp 124,8 miliar, pembayaran biaya keuangan sebesar Rp11,5 miliar, dan pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp124,1 miliar. Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 berjumlah Rp411,5 miliar yang berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.320,6miliar, penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp42,6 miliar, dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp15,8 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi tersebut digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp580,9 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp184,7 miliar, beban usaha dan lainnya sebesar Rp96,8 miliar, pembayaran biaya keuangan sebesar Rp11,1 miliar, dan pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp94,1 miliar. Pada 2013, arus kas neto Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi berjumlah Rp538,6miliar. Kenaikan sebesar Rp125,5 miliar atau 30,4% dibandingkan dengan Rp413,1 miliar di tahun 2012 yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari pelanggan dan peningkatan pendapatan bunga. Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.747,0 miliar, penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp62,4 miliar,
31
dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp13,1 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi tersebut digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp766,7 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp256,8 miliar, pembayaran untuk beban usaha dan lainnya sebesar Rp123,6 miliar, pembayaran biaya keuangan sebesar Rp15,2miliar, dan pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp121,7 miliar. Pada 2012, arus kas neto Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi berjumlah Rp413,1 miliar Peningkatan sebesar Rp118,4 miliar atau 40,2% dibandingkan arus kas neto Perseroan pada 2011 sebesar Rp294,7 miliar disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari pelanggan dan peningkatan pendapatan bunga. Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.459,4 miliar, penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp35,9 miliar, dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp11,7 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi tersebut digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp677,8 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp194,1 miliar, pembayaran beban usaha dan lainnya sebesar Rp113,5 miliar, pembayaran biaya keuangan sebesar Rp20,7 miliar, pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp87,7 miliar. Pada 2011, arus kas neto Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi berjumlah Rp294,7 miliar, terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.180,1 miliar, pembayaran kepada pemasok sebesar Rp586,8 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp159,3miliar, pembayaran beban usaha dan lainnya sebesar Rp98,2 miliar dan penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp24,1 miliar , pembayaran biaya keuangan sebesar Rp11,2 miliar, pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp65,3 miliar, dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp11,3 miliar . Arus Kas Neto yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014 adalah sebesar Rp96,1 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp131,5 miliar, pembayaran uang muka perolehan aset tetap sebesar Rp98,8 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp135,5 miliar. Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2013 adalah sebesar Rp271,3 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp107,5 miliar dan penempatan pada aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp246,9 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp86,1 miliar. Pada 2013, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp 223,3 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp147,5 miliar dan penempatan pada aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp246,9 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp168,6 miliar. Pada 2012, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp244,2 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp67,6 miliar, pembayaran uang muka perolehan aset tetap sebesar Rp99,2 miliar dan penempatan pada aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp65,9 miliar. Pada 2011, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp32,2 miliar yang digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp46,3 miliar dan pembayaran uang muka perolehan aset tetap sebesar Rp17,3 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp31,4 miliar. Arus Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 adalah Rp494,5 miliar yang sebagian besar terdiri dari pembayaran dividen kas sebesar Rp439,0 miliar, pembayaran utang bank sebesar Rp50,0 miliar, dan pembayaran utang lain-lain – pihak berelasi sebesar Rp5,6 miliar. Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 sebagian besar terdiri dari pembayaran dividen kas sebesar Rp15,0 miliar dan pembayaran utang bank sebesar Rp5,0 miliar yang diimbangi dengan penambahan utang lain-lain-pihak berelasi sebesar Rp5,0 miliar. Pada 2013, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah terdiri dari pembayaran dividen kas sebesar Rp15,0 miliar dan pembayaran utang bank sebesar Rp5,0 miliar yang diimbangi dengan penambahan utang lain-lain-pihak berelasi sebesar Rp5,6miliar.
32
Pada 2012, arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan adalah terdiri dari penerbitan saham baru sebesar Rp800,0 miliar dan penerimaan utang bank sebesar Rp40,0 miliar yang diimbangi dengan pembayaran utang bank jangka panjang sebesar Rp400,0 miliar. Pada 2011, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp399,5 miliar, yang sebagian besar berasal dari pembayaran dividen kas sebesar Rp781,5 miliar dan diimbangi dengan penerimaan utang bank jangka panjang sebesar Rp400,0 miliar.
7. Uraian Beberapa Akun Penting Belanja Modal Secara historis, belanja modal Perseroan terutama terdiri dari investasi pada rumah sakit baru, akuisisi rumah sakit dan biaya renovasi, pengadaan peralatan medis dengan teknologi terkini dan peralatan lainnya termasuk pemeliharaan atas rumah sakit yang ada saat ini. Sumber dana yang digunakan untuk belanja modal untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 berasal dari kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi. Berikut adalah tabel pembagian belanja modal Perseroan:
Keterangan Hak atas tanah Bangunan Peralatan medis Perlengkapan dan peralatan kantor Kendaraan Aset dalam penyelesaian Peralatan binatu Jumlah belanja modal
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014 2013*
(dalam jutaan Rupiah) Tahun Berakhir 31 Desember 2013
2012
2011
68.336 14.911 30.305 8.947 1.667 90.016 -
11.830 5.339 37.534 8.443 734 64.054 -
11.830 5.304 49.724 12.661 923 86.013 -
6.207 47.248 9.427 1.177 9.686 564
7.621 9.616 25.933 27.176 542 9.055 -
214.182
127.934
166.455
74.309
79.943
*tidak diaudit
Rencana Belanja Modal Saat ini Perseroan memiliki sejumlah rencana ekspansi yang diharapkan dapat diimplementasikan di masa datang. Rencana ekspansi ini mencakup akuisisi lahan, pembangunan gedung, dan pembelian peralatan dalam kaitannya dengan pembangunan rumah sakit baru. Perseroan bermaksud untuk mendanai rencana ekspansinya dari kas yang dihasilkan dari operasi dan hasil Penawaran Umum. Saat ini Perseroan berencana untuk membuka RSMK Kalideres di Jakarta Barat yang diharapkan akan dibuka pada semester pertama 2015 dan satu rumah sakit tambahan pada 2016. Perseroan saat ini juga berniat membuka beberapa rumah sakit dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, sesuai dengan permintaan layanan yang kami berikan, memperoleh persetujuan yang dibutuhkan, kemampuan untuk merekrut jumlah dokter, tenaga medis dan faktor lain dalam jumlah yang memadai. Perseroan mengharapkan untuk mengeluarkan sekitar Rp283,5 miliar untuk belanja modal di 2015 dan Rp356,6 miliar untuk belanja modal di 2016 terkait dengan rencana ekspansi Perseroan. Seluruh tingkat belanja dan alokasi dana Perseroan pada setiap proyek rumah sakit Perseroan tunduk pada banyak ketidakpastian. Perseroan dapat meningkatkan, menurunkan, atau menangguhkan belanja modal yang telah direncanakan atau mengubah waktu dan lokasi belanja modal yang sebelumnya telah diestimasi yang dijelaskan di atas dalam menanggapi kondisi pasar atau karena alasan lain. Belanja modal aktual Perseroan mungkin dapat secara signifikan lebih rendah atau lebih tinggi daripada jumlah yang telah direncanakan karena berbagai macam faktor yang mencakup, di antaranya, kelebihan biaya yang tidak direncanakan, kemampuan Perseroan untuk menghasilkan arus kas yang cukup dari aktivitas operasi dan kemampuan Perseroan untuk mendapatkan pendanaan eksternal yang memadai dalam perencanaan belanja modal ini. Selain itu, Perseroan tidak menjamin berapa banyak biaya yang diperlukan atas rencana atau proyek yang memungkinkan dapat diselesaikan atau proyek tersebut akan sukses jika telah diselesaikan.
33
Piutang Usaha Tabel berikut menunjukan rincian dari piutang usaha dan perputaran piutang usaha (hari) pada periode yang disebutkan:
Keterangan
Piutang usaha dan piutang lainnya: Piutang usaha - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Biaya dibayar dimuka dan uang muka Piutang lain-lain Perputaran piutang usaha (hari)
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tahun Berakhir 31 Desember 2013
2012
2011
120.510
114.777
118.064
97.427
2.511
1.764
1.980
538
24.767 22
16.846 24
5.975 27
7.244 27
Catatan: 1. Biaya dibayar di muka dan uang muka berkaitan dengan biaya dibayar dimuka untuk asuransi, iklan dan lain-lain serta uang muka , untuk kegiatan operasional sehari-hari. 2. Piutang laing-lain terutama terdiri dari piutang karyawan, piutang bunga deposito berjangka, dan piutang manajemen kunci. 3. Jumlah hari perputaran piutang usaha dihitung dengan membagi piutang usaha akhir suatu periode dengan pendapatan per hari untuk periode terkait. Pendapatan per hari untuk periode tersebut dihitung dengan membagi pendapatan dengan 365 hari pada periode terkait untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, 2012, 2013 dan 273 hari untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014.
Piutang usaha terdiri biaya rawat inap dan rawat jalan pasien, biaya obat-obatan dan perlengkapan medis pasien, layanan penunjang medis, dan lain-lain , dan piutang usaha yang telah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Per 31 Desember 2011, 2012, 2013 dan 30 September 2014, Perseroan menyisihkan dana untuk cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp1,6 miliar, Rp3,0 miliar, Rp3,8 miliar dan Rp3,6 miliar, pada masing-masing tahun. Penyisihan dana tersebut disebabkan oleh penaksiran Perseroan bahwa beberapa piutang usaha yang diragukan kolektibilitasnya karena pelanggan mengalami kesulitan keuangan. Perseroan berencana mempertahankan jumlah hari perputaran piutang usaha maksimal 30 hari. Jumlah hari perputaran piutang usaha Perseroan pada 2011, 2012, 2013 dan pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 adalah 27 hari, 27 hari, 24 hari, 22 hari, pada masing-masing tahun. Tabel berikut menunjukan analisa umur piutang usaha berdasarkan jatuh tempo pada periode yang disebutkan:
Keterangan
Pihak Ketiga: Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari Lebih dari 90 hari Sub-total Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Sub-total pihak ketiga (neto)
2013
2012
2011
84.746
81.371
68.021
64.445
20.738 5.344 3.303 9.379 123.510 (3.557) 119.953
23.883 3.614 1.699 7.524 118.091 (3.769) 114.322
32.302 9.145 3.247 7.536 120.251 (2.991) 117.260
21.545 4.826 2.348 4.691 97.855 (1.600) 96.255
377
310
601
536
172 8 557
143 2 455
193 10 804
423 213 1.172
120.510
114.777
118.064
97.427
Pihak Berelasi: Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari Sub-total pihak berelasi Total (neto)
(dalam jutaan Rupiah)
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014
34
Tahun Berakhir 31 Desember
Untuk meminimalkan risiko kredit, Perseroan memiliki tim yang bertanggungjawab untuk menentukan batas kredit, persetujuan kredit dan prosedur pemantauan lainnya untuk memastikan adanya langkah dalam menagih hutang yang sudah jatuh tempo. Perseroan mempertimbangkan jumlah yang dapat dipulihkan dari setiap piutang usaha pada setiap tanggal posisi keuangan untuk memastikan adanya cadangan yang cukup untuk kerugian penurunan nilai. Persediaan Tabel berikut menunjukan rincian dan perputaran persediaan pada periode yang disebutkan:
Keterangan
Persediaan: Obat-obatan Perlengkapan medis Lain-lain Total Perputaran persediaan (hari)
(dalam jutaan Rupiah)
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014
2013
2012
2011
23.267 8.106 3.456 34.829
27.428 8.143 4.567 40.138
28.298 8.459 5.404 42.161
31.214 8.555 5.427 45.196
19
23
26
29
Tahun Berakhir 31 Desember
Catatan: (1) Perputaran persediaan (hari) dihitung dengan membagi jumlah persediaan akhir dengan beban pokok pendapatan per hari pada periode terkait. Beban pokok pendapatan per hari dihitung dengan membagi beban pokok pendapatan dengan 365 hari pada periode terkait untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, 2012, 2013, dan 273 hari untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014.
Persediaan Perseroan terutama terdiri dari obat-obatan dan perlengkapan medis yang dijual kepada pasien, peralatan laboratorium yang digunakan di laboratorium dan barang konsumsi lainnya yang digunakan dalam memberikan layanan penunjang medis. Perseroan berharap total perputaran persedian mencapai tidak lebih dari 30 hari.
8. Manajemen Risiko Keuangan Kegiatan usaha Perseroan terkena berbagai macam risiko keuangan, termasuk diantaranya risiko tingkat suku bunga, risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing, dan risiko likuiditas. Direksi Perseroan menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko keuangan yang dirangkum di bawah ini. Risiko Tingkat Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga Pasar. Perseroan dan Entitas Anak memilki risiko suku bunga terutama karena memilki kas dan setara kas dengan suku bunga mengambang. Perseroan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perseroan. Pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jika tingkat suku bunga turun/naik sebanyak 1% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 akan lebih rendah/tinggi masing-masing sebesar Rp9,3 miliar, Rp8,8 miliar, Rp10,6 miliar, Rp7,6 miliar dan Rp1,8 miliar. Risiko Kredit Risiko kredit merupakan risiko kegagalan rekanan dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perseroan. Risiko kredit yang dihadapi Perseroan terutama berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang dapat dipercaya, memiliki kondisi keuangan yang kuat serta terbukti mempunyai reputasi dan sejarah kredit yang baik. Perseroan memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang ingin bertransaksi secara kredit harus tunduk pada prosedur verifikasi kredit. Perseroan memiliki kebijakan yang membatasi jumlah kredit untuk pelanggan tertentu dan mengharuskan setoran jaminan untuk pelanggan
35
tertentu. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih. Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Perseroan akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Perseroan akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Berdasarkan pada penilaian Perseroan, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Perseroan akan menghentikan penyaluran kredit kepada pelanggan jika terjadi keterlambatan dan/atau gagal bayar dan akan menggunakan setoran jaminan sebagai pembayaran atas gagal bayar tersebut. Perseroan juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar maupun deposito berjangka. Untuk mengatasi risiko ini, Perseroan memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bankbank yang mempunyai reputasi yang baik. Kualitas kredit instrumen keuangan dikelola oleh Perseroan menggunakan peringkat kredit internal. Instrumen keuangan diklasifikasikan sebagai “Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai” meliputi instrumen dengan kualitas kredit tinggi karena ada sedikit atau tidak ada pengalaman kegagalan (default) pada kesepakatan berdasarkan surat kuasa, surat jaminan atau promissory note. “Telah jatuh tempo tetapi belum mengalami penurunan nilai” adalah akun-akun dengan pengalaman kegagalan (default) yang sering namun jumlah terhutang masih tertagih. Terakhir, “Telah jatuh tempo dan mengalami penurunan nilai” adalah akun yang telah lama belum dilunasi dan telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai piutang Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Risiko nilai tukar mata uang asing merupakan risiko fluktuasi nilai wajar dari arus kas masa depan yang berasal dari instrumen keuangan akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Perseroan mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Perseroan yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terdiri dari kas dan setara kas. Pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jika nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa melemah/menguat sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 akan lebih tinggi/rendah masing-masing sebesar Rp 2.407.800.540, Rp 2.256.937.460, Rp 2.500.302.573, Rp 2.688.874.332 dan Rp 2.239.104.560 Risiko Likuiditas Perseroan mengatur risiko likuiditas dengan mempertahankan jumlah kas dan setara kas yang cukup untuk memungkinkan Perseroan memenuhi komitmen dalam kegiatan usaha sehari-hari. Selain itu, Perseroan juga mengamati arus kas dan proyeksi arus kas serta pengawasan secara berkala atas masa jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.
9. Kebijakan Akuntansi Utama Pertimbangan,Estimasi dan Asumsi Signifikan Perseroan menyusun laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Kebijakan akuntansi yang siginifikan telah diungkapkan dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian. Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi dalam laporan keuangan konsolidasian. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Berikut ini adalah rangkuman pertimbangan estimasi dan asumsi signifikan yang digunakan oleh Perseroan.
36
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Perseroan mengevaluasi akun tertentu dimana Perseroan memiliki informasi bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi liabilitasnya. Pada kasus ini, Perseroan menggunakan penilaian berdasarkan fakta-fakta dan situasi terbaik yang tersedia, termasuk namun tak terbatas pada, jangka waktu hubungan antara Perseroan dengan pelanggan dan status kreditnya saat ini, laporan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat ketentuan khusus pada pelanggan terhadap jumlah akibat penurunan pengumpulan jumlah piutang yang diharapkan Perseroan. Ketentuan khusus ini dievaluasi dan disesuaikan apabila terdapat tambahan informasi yang diterima Perseroan yang jumlah penyisihan penurunan nilai piutang usaha. Nilai piutang usaha Perseroan yang tercatat sebelum penyisihan kerugian penurunan nilai pada 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 124,1 miliar, Rp118,5 miliar, Rp 121,1 miliar dan Rp 99,0 miliar. Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan Penyisihan penurunan nilai persediaan Perseroan diestimasi berdasarkan fakta-fakta dan situasi terbaik yang tersedia, termasuk namun tak terbatas pada, kondisi fisik persediaan, harga jual di pasar, biaya estimasi untuk penyelesaian dan penjualan. Ketentuan tersebut dievaluasi dan disesuaikan apabila terdapat tambahan informasi yang diterima Perseroan yang mempengaruhi nilai perkiraan. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap dan Aset Takberwujud Perseroan mengestimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset takberwujud berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perseroan secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan diatas. Jumlah dan waktu dari beban yang dicatat untuk setiap periode akan terpengaruh oleh perubahan atas faktor-faktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset takberwujud Perseroan akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan aset tidak lancar yang dicatat. Nilai buku aset tetap Perseroan pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 750,2 miliar, Rp598,0 miliar, Rp 510,5 miliar dan Rp 507,4 miliar, sedangkan nilai buku neto aset takberwujud Perseroan pada tanggal 30 September 2014 adalah sebesar Rp 2.1 miliar Imbalan Pascakerja Penentuan beban dan liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut dengan menggunakan metode projected unit credit. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi Perseroan diakui sebagai pendapatan komprehensif lain. Dikarenakan kompleksitas dari penilaian, asumsi dan periode jangka panjang, kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi. Perseroan berkeyakinan bahwa asumsi yang ditetapkan adalah memadai dan tepat, perbedaan signifikan dalam pengalaman aktual Perseroan atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat mempengaruhi secara material beban dan liabilitas imbalan pasca kerja. Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan. Jumlah liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan yang tercatat pada 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011masing-masing adalah sebesar Rp137,6 miliar, Rp118,2 miliar, Rp88,9 miliar dan Rp69,1 miliar. Pajak Penghasilan Estimasi yang signifikan digunakan dalam menentukan provisi atas pajak pendapatan korporasi. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu pada kondisi dimana penentuan pajak akhir tidak pasti dalam kegiatan usaha sehari-hari. Perseroan mengakui liabilitas pada pajak pendapatan korporasi yang diharapkan berdasarkan estimasi kapan penambahan pajak pendapatan koporasi akan jatuh tempo. Pada saat hasil pajak final tersebut berbeda dari jumlah awal yang dicatatkan, perbedaan tersebut akan dicatat dalam pendapatan komprehensif pada laporan laba rugi konsolidasian pada periode dimana penentuan tersebut dilakukan.
37
Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Standar Akuntansi Keuangan Baru Berikut ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia untuk diterapkan pada tahun buku laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015, yaitu: Efektif berlaku pada tanggal 1 Januari 2015: -
PSAK 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”. PSAK 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. PSAK 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. PSAK 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”. PSAK 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. PSAK 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. PSAK 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” PSAK 66, “Pengaturan Bersama”. PSAK 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”. PSAK 68, “Pengukuran Nilai Wajar”. ISAK 26 (Revisi 2014), “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”.
10. Analisis Rasio Keuangan Likuiditas Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Tingkat likuiditas diukur dengan rasio lancar, yaitu perbandingan aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek pada waktu tertentu dan merupakan indikator kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rasio Lancar Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 4,88x; 5,02x; 4,24x; dan 1,98x. Solvabilitas Solvabilitas merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh aset atau ekuitas. Rasio Solvabilitas dapat dihitung dengan dua pendekatan sebagai berikut: 1. Jumlah Liabilitas dibagi dengan Jumlah Ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) 2. Jumlah Liabilitas dibagi dengan Jumlah Aset (Solvabilitas Aset) Rasio Solvabilitas Ekuitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 0,22x, 0,23x, 0,25x, dan 2,91x. Sedangkan Solvabilitas Aset Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 0,18x, 0,19x, 0,20x, dan 0,74x. Imbal Hasil Investasi (Return on Asset/RoA) Imbal hasil investasi adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba periode tahun berjalan dari aset yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba bersih dengan jumlah aset. Imbal hasil investasi Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 20,12%, 19,55%, 18,69%, dan 26,59%.
38
11. Manajemen Risiko Dalam pengelolaan risiko, Perseroan melakukan kegiatannya berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dimana Perseroan telah memiliki Komisaris Independen dan Direktur Independen dan membentuk serta menjalankan internal audit dengan tim yang berpengalaman dan handal. Kewajiban dan tanggung jawab internal audit meliputi monitoring, review, dan memberikan rekomendasi atas sistem, proses, dan pelaksanaan kegiatan di masingmasing departemen sesuai dengan kebijakan, standar, dan prosedur operasional yang telah ditetapkan oleh Perseroan. Dalam rangka menjaga kepentingan seluruh stakeholder dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham, selama ini Perseroan telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dalam kegiatan usahanya. Perseroan memiliki komitmen untuk senantiasa berperilaku dengan memperlihatkan etika bisnis dan transparan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Dalam rangka penerapan Good Corporate Governance, Perseroan telah memiliki Sekretaris Perusahaan dan Unit Audit Internal serta telah menunjuk Komisaris Independen dan Direktur Independen, serta telah membentuk Komite Audit. Dalam menghadapi risiko-risiko utama seperti yang dijelaskan pada Bab Vl mengenai Risiko Usaha, Perseroan menerapkan manajemen risiko untuk memitigasi risiko usaha yang dihadapi sebagai berikut: Untuk menghadapi risiko kehilangan dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya, Perseroan secara aktif dan secara terus menerus merekrut dokter dan tenaga medis yang mempunyai reputasi baik dari seluruh lndonesia dan selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif serta memberikan struktur kompensasi yang menarik. Selain itu Perseroan juga memberikan beasiswa dan kesempatan pelatihan lanjutan kepada para Dokter untuk melanjutkan pendidikannya, baik dari dokter umum menjadi dokter spesialis, maupun dari dokter spesialis menjadi dokter sub-spesialis, yang nantinya diharapkan dapat kembali berkarya dan memperkaya pelayanan kesehatan dalam lingkup Grup RS Mitra Keluarga. Perseroan berupaya untuk selalu melakukan peninjauan secara menyeluruh serta evaluasi baik secara internal maupun eksternal terhadap penerapan strategi pertumbuhan Perseroan, yaitu dengan melakukan peninjauan secara menyeluruh atas peraturan dan ketentuan yang mengatur mengenai izin usaha dan syarat-syarat perolehan izin usaha dalam upaya untuk menghindari kesalahan penafsiran dan penerapan peraturan yang ada saat ini dan di kemudian hari, dan syarat-syarat perjanjian yang saling menguntungkan. Sedangkan dalam proses pengembangan dan pengoperasian rumah sakit baru dan ekspansi pada rumah sakit yang telah ada, Perseroan selalu melakukan penelahaan atas kepemilikan dan kelengkapan surat-surat untuk menghindari kemungkinan adanya tuntutan dan sengketa mengenai keabsahan hak kepemilikan atau penguasan tanah di kemudian hari; Untuk mengantisipasi resiko persaingan usaha dan meningkatkan keunggulan kompetitif Perseroan, maka Perseroan senantiasa menyesuaikan diridengan perkembangan ilmu kedokteran/medis dengan menerapkan penggunaan peralatan kedokteran/medis terkini sehingga Perseroan memiliki daya saing dan standar pelayanan kesehatan yang tinggi. Seiring dengan keinginan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, Perseroan juga akan selalu menyesuaikan dan meningkatkan sumber daya manusia dan sarana serta prasananya, termasuk gedung dan peralatannya (medis dan non-medis), dengan terus mengembangkan layanan–layanan unggulan. Perseroan akan senantiasa melakukan pengkajian secara seksama baik dalam segi harga maupun kualitas, untuk pembelian peralatan-peralatan yang mendukung kegiatan usaha Perseroan, dalam rangka memperoleh aset yang optimal, serta berupaya untuk senantiasa mengkaji rencana atas investasi untuk peralatan medis terdepan yang sesuai dengan kebutuhan dan untuk menanggapi perubahan teknologi. Perseroan akan terus meningkatkan kemampuannya untuk menjalankan kegiatan usaha secara terintergrasi dan efisien dengan anak perusahaan, sehingga Perseroan dapat memberikan jasa pelayanan kesehatan yang lebih luas cakupannya (medis maupun wilayah), dengan harga yang kompetitif dibandingkan dengan pesaing. Di samping itu Perseroan memiliki Standar Prosedur Operasional yang senantiasa dikaji ulang untuk memenuhi dan menyesuaikan dengan ilmu kedokteran terkini dan tentunya standar pelayanan kesehatan dari Departemen Kesehatan. Untuk mengurangi risiko gugatan malpraktek, Perseroan mensyaratkan setiap Dokter yang praktek untuk memiliki asuransi Profesi untuk perlindungan tambahan terhadap pelayanan kesehatan yang mereka berikan. Namun sebagai upaya pencegahan awal terhadap gugatan malpraktek, kami membangun sistem untuk melibatkan pasien dan keluarganya dalam setiap pengambilan keputusan tindakan medis yang diambil, disertai penjelasan yang baik tentang kondisi pasien dan kegunaan dan risiko dari tindakan yang dianjurkan.
39
VI.
RISIKO USAHA
Investasi pada saham Perseroan mengandung risiko. Calon investor Perseroan harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor risiko berikut ini, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan dalam Prospektus ini, sebelum membuat keputusan investasi terhadap saham Perseroan. Risiko-risiko yang belum diketahui Perseroan atau yang dianggap tidak material dapat juga mempengaruhi kegiatan usaha, arus kas, kinerja operasi, kinerja keuangan atau prospek usaha. Harga pasar atas saham Perseroan dapat mengalami penurunan akibat risiko-risiko berikut dan investor dapat mengalami kerugian atas seluruh atau sebagian investasinya. Penjelasan mengenai risiko usaha ini berisi pernyataan perkiraan ke depan (“forward-looking statements”) yang berhubungan dengan kejadian yang mengandung unsur kejadian di masa yang akan datang dan kinerja keuangan. Secara umum, berinvestasi dalam saham perusahaan di negara berkembang seperti Indonesia melibatkan risiko-risiko yang biasanya tidak terkait dengan berinvestasi dalam saham perusahaan di negaranegara ekonomi berkembang. Risiko yang disajikan berikut ini telah disusun berdasarkan bobot risiko yang akan memiliki dampak paling besar hingga dampak yang paling kecil bagi Perseroan dan Entitas Anak. A. Risiko yang berhubungan dengan kegiatan usaha dan industri Perseroan 1.
Beberapa izin rumah sakit dari Entitas Anak akan berakhir pada tahun 2015, dan seluruh izin rumah sakit dari Entitas Anak wajib untuk dilakukan perpanjangan izin secara berkala, dan tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak dapat memperoleh, menjaga atau memperpanjang izin rumah sakit tersebut
Izin operasional rumah sakit RS Mitra Kemayoran akan berakhir pada 9 Agustus 2015. Peraturan perundangan yang berlaku mewajibkan suatu rumah sakit untuk mengajukan permohonan perpanjangan atas izin operasional rumah sakitnya setidaknya enam bulan sebelum berakhirnya masa berlaku izin operasional rumah sakit tersebut. PT Karyasukses Mandiri telah mengajukan permohonan atas perpanjangan izin operasional rumah sakit tersebut pada tanggal 25 Februari 2015, yang mana aplikasi permohonan perpanjangan tersebut telah dimasukkan dalam jangka waktu kurang dari enam bulan sebelum berakhirnya masa berlaku izin operasional rumah sakit tersebut. Meskipun PT Karyasukses Mandiri tidak mendapatkan teguran atau sanksi mengingat aplikasi permohonan perpanjangan izin operasional rumah sakit tersebut diajukan kurang dari enam bulan, tidak ada jaminan bahwa ketidakpatuhan tersebut tidak akan memberikan dampak yang merugikan untuk permohonan tersebut atau permohonan lainnya di masa yang akan datang apabila Entitas Anak tidak mematuhi ketentuan tersebut di masa yang akan datang. Selanjutnya, izin operasional rumah sakit sementara untuk RSMK Kenjeran akan berakhir pada 11 Juni 2015. RSMK Kenjeran telah menerima akreditasi sebagai rumah sakit kelas C dari institusi pemerintahan yang terkait dan pada saat ini PT Alpen Agungraya sedang dalam proses untuk mendapatkan izin operasional rumah sakit untuk RSMK Kenjeran. Tidak ada jaminan bahwa PT Karyasukses Mandiri dan PT Alpen Agungraya dapat mendapatkan perpanjangan izin operasional rumah sakit untuk RS Mitra Kemayoran atau izin operasional rumah sakit untuk RSMK Kenjeran, atau Entitas Anak dimasa yang akan datang dapat menjaga atau memperpanjang izin operasional rumah sakit untuk rumah sakit-rumah sakit dari setiap Entitas Anak. Apabila Entitas Anak tidak mendapatkan perpanjangan izin operasional rumah sakit atau izin operasional rumah sakit, atau izin operasional rumah sakit untuk setiap rumah sakit dari Entitas Anak tersebut dicabut, Entitas Anak akan diwajibkan secara hukum untuk menunda kegiatan operasional dari rumah sakit tersebut. Berdasarkan Undang-undang Rumah Sakit, apabila suatu rumah sakit beroperasi tanpa memiliki perizinan yang diharuskan, rumah sakit tersebut dan manajemen dari rumah sakit tersebut dapat dikenakan sanksi pidana, yaitu denda sampai dengan Rp 15 miliar untuk rumah sakit, dan denda sampai dengan Rp 5 miliar dan penjara sampai dengan 2 tahun untuk pihak manajemen dari rumah sakit. Apabila Entitas Anak diharuskan untuk menunda kegiatan operasional dari rumah sakit tersebut atau Entitas Anak atau manajemen dari Entitas Anak dikenakan sanksi pidana, kegiatan usaha, keadaan keuangan, dan peluang dimasa yang akan datang untuk Entitas Anak dapat terpengaruh secara material. Tidak adanya izin operasional rumah sakit yang sah dapat juga memberikan pengaruh atas keabsahan atas dan/atau hak-hak kontraktual dalam perjanjian-perjanjian material dari Entitas Anak, cakupan polis-polis asuransi Entitas Anak, dan cakupan polis-polis asuransi untuk masingmasing dokter.
40
2.
Perubahan atau pentaatan terhadap peraturan pemerintah dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak
Pelayanan kesehatan merupakan daerah atau bidang yang tunduk pada peraturan pemerintah yang ekstensif dan perubahan peraturan yang dinamis. Rumah sakit yang dikelola Perseroan melalui Entitas Anak, dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya tunduk kepada hukum dan peraturan, termasuk, namun tidak terbatas pada, perizinan, inspeksi fasilitas, kebijakan-kebijakan penggantian dan kontrol atas pengeluaran tertentu. Mungkin akan ada pemeriksaan berkala oleh pemerintah dan otoritas lainnya yang berwenang untuk memastikan kepatuhan yang berkelanjutan dengan peraturan hukum tersebut. Entitas Anak diwajibkan memiliki berbagai izin atau persetujuan dari regulator untuk menjalankan usaha Entitas Anak, termasuk antara lain, izin perusahaan secara umum dan izin operasional rumah sakit. Pada bulan September 2014, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Perizinan Rumah Sakit (“Peraturan No. 56/2014”), yang mengganti Peraturan Menteri Kesehatan No. 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit, Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/Menkes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit, dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 2264/Menkes/SK/XI/2011 tentang Pelaksanaan Perizinan Rumah Sakit. Peraturan No. 56/2014 dikeluarkan untuk menyediakan deskripsi yang lebih jelas atas syarat pendirian dan operasi sebuah rumah sakit tergantung pada klasifikasinya. Meskipun Peraturan No. 56/2014 menetapkan bahwa izin operasional dan klasifikasi rumah sakit yang diterbitkan dalam peraturan pendahulunya tetap berlaku sampai masa berlakunya berakhir, Entitas Anak masih perlu mengajukan permohonan untuk memperpanjang atau memperbarui izin-izin tersebut di bawah peraturan baru yang memiliki persyaratan yang lebih luas. Lebih lanjut, rumah sakit yang memiliki izin operasional tetapi belum mendapatkan klasifikasi rumah sakit harus menyerahkan aplikasi untuk izin operasional yang baru dalam waktu dua tahun dari tanggal efektif Peraturan No. 56/2014. Entitas Anak harus memperbaharui semua izin dan persetujuan ketika masa berlakunya berakhir, serta mendapatkan izin yang diperlukan, termasuk izin pendirian rumah sakit dan izin operasional rumah sakit sesuai Peraturan No. 56/2014, yang sampai saat ini belum pernah diaplikasikan. Selanjutnya, tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak akan mampu menjamin izin yang belum diperoleh dan saat ini sedang dalam proses atau izin-izin yang mungkin diperlukan di masa datang, atau bahwa Entitas Anak tidak akan menerima sanksi yang timbul dari kegagalan memperoleh izin yang diperlukan. Dikenakannya sanksi berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku secara material dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan. Jika Entitas Anak gagal mendapatkan, mempertahankan atau memperbaharui izin atau persetujuan yang disyaratkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah untuk menjalankan usaha, maka hal tersebut pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Entitas Anak. Pada umumya, Entitas Anak tunduk pada sejumlah peraturan pemerintah yang mempengaruhi jenis layanan yang disediakan Entitas Anak untuk pasien Entitas Anak. Perubahan apapun di dalam peraturan-peraturan ini dapat berdampak negatif pada ruang lingkup layanan yang kami sediakan untuk pasien. Sesuai Peraturan No. 56/2014, rumah sakit swasta diharuskan menyediakan jumlah tempat tidur pada “kamar kelas 3” minimal sebesar 20% dari jumlah seluruh tempat tidur. Pada saat ini Entitas Anak belum memenuhi peraturan tersebut pada satu rumah sakit, yakni RSMK Kelapa Gading dan meskipun PT Ekamita Arahtegar belum pernah dikenakan denda untuk ketidakpatuhan tersebut, Perseroan dapat terkena sanksi administratif di masa yang akan datang. Perseroan bermaksud untuk mengubah konfigurasi ruangan rumah sakit tersebut untuk memenuhi persyaratan minimum untuk tempat tidur pada “kamar kelas 3”. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, rumah sakit Entitas Anak disyaratkan untuk melaksanakan akreditasi setidaknya sekali dalam setiap 3 tahun. Sertifikat akreditasi untuk RSMK Kelapa Gading, RSMK Bekasi Barat, RSMK Surabaya, dan RSMK Bekasi Timur telah berakhir masa berlakunya, dan pada saat ini Perseroan sedang dalam proses untuk memperbaharui sertifikat akreditasi masing-masing rumah sakit tersebut. RSMK Cibubur yang mulai beroperasi pada Maret 2012 harus melaksanakan akreditasi pertamanya paling tidak 2 tahun sejak mulai beroperasi dan saat ini Entitas Anak sedang mempersiapkan proses akreditasi untuk RSMK Cibubur. Meskipun sebelumnya kami tidak mendapatkan sanksi atau peringatan apapun dari instansi yang berwenang karena kegagalan kami memperoleh sertifikat akreditasi sebelum masa berlakunya berakhir, kami dapat saja dikenakan sanksi di masa yang akan datang karena tidak dapat memperoleh akreditasi tepat pada waktunya. Masa berlaku sertifikat akreditasi untuk RSMK Cikarang, RSMK Tegal, RSMK Waru, dan RSMK Depok akan berakhir pada Juni 2015. Saat ini Entitas Anak yang terkait belum memulai proses untuk memperbaharui sertifikat akreditasi untuk masingmasing rumah sakit tersebut. Tidak ada jaminan bahwa RSMK Cikarang, RSMK Tegal, RSMK Waru, dan RSMK Depok akan dapat memperoleh akreditasi baru tepat pada waktunya. Rumah sakit kami dapat dikenakan sanksi oleh instansi yang berwenang dalam hal adanya pelanggaran ketentuan terkait akreditasi rumah sakit. Sanksi atau penalti tersebut dapat berupa sanksi administratif, yaitu berupa teguran lisan atau tertulis dan dapat pula berpotensi hingga sanksi berupa pencabutan izin rumah sakit.Jika ada rumah sakit kami yang mendapatkan sanksi atau penalti tersebut, dapat menyebabkan kerugian yang material terhadap hasil dari kegiatan operasional dan kondisi keuangan kami.
41
3.
Beberapa izin lingkungan Entitas Anak telah berakhir dan tidak ada jaminan bahwa pengajuan perpanjangan akan disetujui tepat waktu atau sama sekali; kegagalan Entitas Anak untuk mendapatkan izin atau pelanggaran peraturan lingkungan oleh kontraktor pihak ketiga Perseroan dapat membuat Perseroan terkena sanksi dari pemerintah.
Kegiatan operasional rumah sakit Perseroan melibatkan penggunaan bahan, proses, atau instalasi tertentu yang diatur berdasarkan hukum dan peraturan lingkungan tertentu, dan Perseroan diwajibkan untuk mendapatkan izin lingkungan tertentu dari pihak yang berwenang. Peraturan tersebut termasuk, namun tidak terbatas, pada limbah medis atau menular dan insinerator. Hukum dan peraturan lingkungan juga membebankan tanggung jawab pada Perseroan untuk penghilangan atau remediasi substansi berbahaya atau beracun. Oleh karena itu, Perseroan juga bertanggung jawab terhadap denda dari pemerintah dan ganti rugi untuk kerugian orang lain, sumber daya alam, dan hal lain yang berhubungan. Perseroan menyewa kontraktor pihak ketiga untuk membuang limbah dan substansi lain yang dihasilkan rumah sakit Perseroan, dan dapat dikenakan tanggung jawab atau hukuman dalam situasi dimana kontraktor tersebut gagal untuk membuang limbah atau substansi lain dengan benar. Entitas Anak telah mengajukan izin pembuangan limbah cair dan/atau izin penyimpanan sementara bahan beracun dan berbahaya (B3) untuk RSMK Waru, RSMK Tegal, RSMK Surabaya, dan RSMK Kenjeran, serta izin penyimpanan sementara bahan beracun untuk RSMK Surabaya telah dimasukkan. Pengajuan ini sedang tertunda dan tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak dapat memperoleh izin tersebut tepat waktu atau sama sekali, atau setelah diperoleh, izin tersebut tidak dicabut. Kegagalan untuk mendapatkan izin dan penghentian sementara atau pencabutan izin dapat mengekspos Perseroan terhadap sanksi administratif, yang dapat berupa peringatan tertulis sampai penghentian sementara atau pencabutan izin usaha. Tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak tidak dikenakan tanggung jawab untuk kegagalan mematuhi peraturan lingkungan atau mengakibatkan kerusakan lingkungan di masa depan, atau bahwa tanggung jawab lingkungan tidak akan mempengaruhi bisnis Perseroan. Biaya untuk mematuhi hukum dan peraturan lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ada dan juga untuk masa depan dapat meningkatkan biaya operasional Perseroan di atas jumlah yang telah diantisipasi, dimana ini akan mengakibatkan efek negatif terhadap bisnis Perseroan, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 4.
Perseroan telah mendapatkan izin prinsip sebagai perusahaan penanaman modal dalam negeri, atau perusahaan PMDN, namun tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan diberikan izin usaha tetap dalam satu tahun dari tanggal izin dasar tersebut.
Perseroan, yang merupakan perusahaan PMDN, tunduk pada hukum dan peraturan penanaman modal di Indonesia, termasuk Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 berhubungan dengan Penanaman Modal (“Undang-Undang Penanaman Modal”) dan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Penanaman Modal. Perseroan memperoleh izin prinsip sebagai perusahaan PMDN dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) pada 30 Desember 2014 dan diwajibkan untuk mengajukan izin usaha tetap dalam jangka waktu 1 tahun setelah tanggal diterbitkannya izin prinsip dimaksud. Perseroan berencana untuk menyampaikan aplikasi izin usaha tetap segera setelah selesainya Penawaran Umum. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan diberikan izin usaha tetap dan kegagalan untuk mendapatkan izin usaha tetap tersebut mungkin mengakibatkan Perseroan tidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya atau tidak dapat memperoleh persetujuan yang diwajibkan oleh BKPM untuk memperluas usahanya dapat berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasi, prospek usaha. 5.
Kegagalan untuk mematuhi persyaratan pengendalian internal dan pelaporan keuangan dapat membahayakan kegiatan operasional dan kemampuan Perseroan untuk mematuhi kewajiban pelaporan berkala Perseroan.
Setelah Penawaran Umum ini berakhir, Perseroan akan tunduk pada persyaratan pelaporan dari BEI, yang merupakan bursa efek dimana Saham yang Ditawarkan tersebut akan tercatat. Peraturan dan regulasi BEI mensyaratkan, antara lain, bahwa Perseroan harus menjaga kontrol dan prosedur terhadap keterbukaan informasi yang efektif dan kontrol internal yang relevan terhadap pelaporan keuangan untuk menyediakan data keuangan secara berkala dan untuk memperbaharui kegiatan usaha yang bersifat material kepada BEI dan investor Perseroan. Terhitung sejak tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan harus memenuhi persyaratan pencatatan yang mewajibkan Perseroan untuk mengeluarkan biaya profesional dan biaya internal tambahan yang substansial untuk memperluas fungsi akuntansi dan keuangan Perseroan dan membutuhkan upaya manajemen yang signifikan. Perseroan juga harus memiliki personil yang cukup dengan tingkat pengetahuan akuntansi, pengalaman, dan pelatihan yang cukup dan sepadan dengan persyaratan pelaporan keuangan Perseroan, dan pemisahan tanggung jawab terhadap fungsi keuangan dan akuntansi Perseroan. Jika Perseroan tidak dapat memenuhi persyaratan pencatatan dari BEI, atau jika Perseroan tidak dapat menjaga kontrol internal yang efektif, hasil kegiatan operasional Perseroan dapat terganggu dan hal ini dapat menghalangi Perseroan dalam memenuhi kewajiban pelaporan Perseroan. Kontrol internal yang tidak efektif juga dapat menyebabkan pemegang saham Perseroan dan investor yang potensial kehilangan kepercayaan terhadap informasi keuangan yang dilaporkan, yang mana
42
akan berdampak negatif terhadap harga perdagangan Saham Perseroan. Selain itu, para investor yang mengandalkan informasi yang salah ini dapat membuat keputusan investasi yang tidak dikehendaki dan Perseroan dapat dikenakan sanksi atau investigasi dari BEI, OJK, atau pihak berwenang lainnya. 6.
Perseroan sangat bergantung pada dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya.
Kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan membutuhkan banyak tenaga kerja, dan kinerja maupun pelaksanaan dari strategi pertumbuhan Perseroan sangat bergantung pada kemampuan untuk menarik dan mempertahankan dokter dan tenaga ahli medis di bidang dan lokasi dimana Perseroan menyediakan layanan kesehatan. Perseroan berkompetisi dengan penyedia layanan kesehatan lainnya untuk merekrut dan mempertahankan tenaga medis baik di Indonesia maupun Asia Tenggara. Permintaan dokter sangat kompetitif dan ketersediaan dokter spesialis terbatas karena periode pelatihannya yang dapat mencapai 15 tahun bahkan lebih untuk spesialisasi tertentu. Perseroan meyakini bahwa faktor utama yang menentukan seorang dokter untuk memilih tempat bekerja diantaranya adalah reputasi dan manajemen dari rumah sakit, volume pasien, kualitas dari fasilitas yang disediakan, spesialisasi yang ditawarkan, kompensasi dan skema bagi hasil (sesuai dengan kebijakan rumah sakit dan regulasi setempat) dan hubungan dengan masyarakat. Perseroan mungkin tidak dapat dengan tepat membandingkan faktor-faktor diatas dengan penyedia layanan kesehatan lainnnya. Kinerja Perseroan juga bergantung pada kemampuan Perseroan untuk mengidentifikasi, menarik, dan mempertahankan tenaga ahli medis lainnya termasuk perawat, fisioterapis, radiografer, analis laboratorium, dan apoteker untuk mendukung praktik spesialisasi dan pengobatan yang disediakan. Secara khusus, kelangkaan tersedianya perawat mungkin juga membuat Perseroan kesulitan untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja perawat. Perseroan telah mengalami dan memperkirakan adanya tekanan upah dan imbal hasil kerja yang signifikan yang ditimbulkan oleh kelangkaan tersedianya perawat secara di Indonesia saat ini. Dokter dan perawat dan tenaga ahli medis lain yang berkualitas di suatu negara, mungkin saja tidak diakui dan tidak dapat dengan mudah berpindah ke negara lain karena kebijakan imigrasi atau alasan lainnya. Hukum di Indonesia saat ini tidak memperbolehkan rumah sakit untuk mempekerjakan dokter asing maupun staf medis yang tidak memiliki izin praktek (Surat Izin Praktik) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, hal ini membuat rumah sakit kesulitan untuk mempekerjakan tenaga ahli medis asing dan membatasi jumlah tenaga ahli medis yang dapat direkrut. Kelangkaan dan kompetisi untuk mendapatkan dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya yang berkualitas dapat mempengaruhi posisi tawar menawar secara negatif, yang kemudian dapat meningkatkan gaji, upah, tunjangan, dan kesepakatan yang ditawarkan, yang selanjutnya dapat meningkatkan biaya bagi Perseroan. Selain itu, pertumbuhan Perseroan sebagian bergantung pada kemampuan untuk memperluas layanan dan tindakan medis yang dilakukan oleh dokter dan tenaga ahli medis di rumah sakit. Jika Perseroan tidak dapat merekrut atau mempertahankan dokter maupun tenaga ahli medis lainnya dalam jumlah yang cukup pada setiap rumah sakit yang ada, maka layanan yang dapat ditawarkan Perseroan pun menjadi terbatas sehingga dapat mempengaruhi hasil operasional Perseroan. Disamping itu, kecepatan dalam mengatur operasional pada rumah sakit baru ataupun perluasan kapasitas rumah sakit yang telah ada, sangat tergantung pada kemampuan Perseroan dalam merekrut dokter dan tenaga ahli medis lainnya dalam jumlah yang memadai. Sebagai akibat dari hal tersebut diatas, kehilangan beberapa tenaga medis atau ketidakmampuan untuk merekrut atau mempertahankan dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya dalam jumlah yang memadai, dapat berdampak material terhadap kegiatan usaha, posisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 7.
Pembangunan rumah sakit baru dan ekspansi pada rumah sakit yang telah ada mungkin mengalami keterlambatan dalam pencapaian kapasitas operasional maksimal dan ketidakberhasilan dalam melakukan integrasi dengan kegiatan operasional yang sudah ada atau dalam terbangunnya sinergi dan manfaat lain yang diharapkan dari ekspansi tersebut.
Proyek rumah sakit baru memiliki jangka waktu pengembangan yang relatif lama, pengeluaran modal yang besar, dan risiko yang signifikan, termasuk keterbatasan bahan atau tenaga kerja, masalah teknik yang tidak terprediksi, permasalahan geologi maupun lingkungan, pemberhentian kerja, litigasi, gangguan cuaca, banjir dan kenaikan biaya tak terduga, yang salah satunya di antaranya dapat mengakibatkan keterlambatan dan memunculkan tambahan biaya. Pengembangan rumah sakit baru dan proyek ekspansi Perseroan mungkin tidak berhasil dalam mengintegrasikannya dengan kegiatan operasional yang sudah ada atau dalam terbangunnya sinergi dan manfaat lain yang diharapkan dari ekspansi tersebut. Pembangunan rumah sakit terbaru Perseroan, RSMK Kenjeran, telah dibuka di Surabaya pada Juni 2014 dan, Perseroan berencana pembukaan RSMK Kalideres dapat rampung pada semester pertama 2015 yang masih
43
menunggu diterimanya beberapa izin yang diperlukan. Lebih lanjut, Perseroan berencana membuka 1 rumah sakit pada tahun 2016, 2 rumah sakit masing-masing pada 2017 dan 2018, serta 1 rumah sakit pada tahun 2019. Pencapaian kapasitas penuh pada rumah sakit tersebut atau proyek rumah sakit baru lainnya dan pencapaian target tingkat okupansi pasien rawat inap dapat membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. Pengembangan dan pengoperasian rumah sakit baru dapat dipengaruhi beberapa risiko, termasuk: kesulitan dalam pengaturan operasional rumah sakit baru, termasuk risiko yang berkaitan dengan perencanaan, konstruksi, kepastian perolehan perizinan, izin dan lisensi, sumber daya manusia dan pendaftaran pasien; kesulitan dalam mengoperasikan organisasi yang secara signifikan lebih besar dan kompleks dan juga menjaga pertumbuhan Perseroan; pengalihan perhatian manajemen dari rumah sakit yang telah ada, dan gangguan pada, atau kehilangan momentum dalam kegiatan operasional rumah sakit; Kesulitan yang muncul dari koordinasi dan konsolidasi fungsi korporasi dan administrasi, termasuk integrasi pengendalian internal dan prosedur seperti pelaporan keuangan yang tepat waktu; dan Kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan dokter, perawat dan tenaga ahli medis lainnya. Selanjutnya, terdapat beberapa resiko dan ketidakpastian terkait rencana Perseroan untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit yang telah ada yang tercantum dalam Prospektus. Perseroan berencana meningkatkan kapasitas pada rumah sakit yang telah ada, sebanyak 386 tempat tidur dalam 5 tahun melalui perubahan ruangan, penambahan lantai, dan perubahan konfigurasi kamar, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dapat meningkatkan kapasitas dari rumah sakit yang ada sampai dengan tanggal yang ditetapkan ataupun sama sekali. Beberapa atau seluruh kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang telah diperkirakan ketika membuat rencana-recana tersebut mungkin dapat terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan, atau resiko-resiko, kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan yang mungkin timbul yang tidak sesuai dengan sebagaimana diantisipasi. Kapasitas dari rumah sakit Entitas Anak yang sebenarnya mungkin berbeda secara material dari rencana terkait kapasitas sebagaimana yang telah disebutkan dalam Prospektus ini. Tidak ada jaminan bahwa kejadian-kejadian yang dimasa akan datang akan terjadi, dan rencana kapasitas tersebut dapat diperoleh, atau asumsi-asumsi dari Perseroan adalah benar. Ekspansi-ekspansi dari rumah sakit yang ada memiliki resiko-resiko yang terkait dengan renovasi atau pembangunan kembali rumah sakit-rumah sakit yang ada, dan fasilitas-fasilitas, dan pembangunan atau mengubah konfigurasi tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit, termasuk resiko mengganggu kegiatan usaha rumah sakit. Kesulitan dalam mendapatkan izin-izin yang dipersyaratkan, perizinan, alokasi-alokasi atau persetujuan-persetujuan dari institusi pemerintahan yang terkait yang dapat meningkatkan biaya atau menunda ekspansi dari rumah sakit-rumah sakit yang ada. Peningkatan pelayanan (capacity ramp-up) juga tergantung atas kemampuan Entitas Anak untuk mempekerjakan dokter-dokter, perawat, atau tenaga kerja kesehatan lainnya yang sesuai untuk memberikan pelayanan. Rencana ekspansi dari Entitas Anak mungkin dapat menimbulkan isu-isu hukum, peraturan, perizinan, tenaga kerja atau isu-isu lainnya yang tidak dapat diduga, yang dapat menimbulkan dampak hilangnya keuntungan atau pertumbuhan. Entitas Anak mungkin tidak mendapatkan tingkat kegiatan usaha yang diharapkan didapatkan dari pembangunan fasilitas-fasilitas baru atau fasilitas-fasilitas baru yang dibangun di rumah sakit-rumah sakit yang ada, dan Entitas Anak mungkin tidak mendapatkan laba atas investasi (returns on investment) untuk proyek-proyek ini. Sebagai hasil dari faktor-faktor yang disebutkan dalam resiko usaha ini, tidak ada jaminan bahwa proyek-proyek yang direncanakan tersebut akan dapat diselesaikan atau dilaksanakan. 8.
Implementasi JKN dapat berdampak negatif pada hasil kegiatan usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan.
Pada 1 Januari 2014, program JKN menjadi efektif di seluruh Indonesia, dan mewajibkan, antara lain, semua penduduk termasuk orang asing yang bekerja lebih dari 6 bulan di Indonesia untuk mendaftarkan diri dalam program JKN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa semua rumah sakit swasta di Indonesia harus melayani pasien yang dijamin JKN sampai dengan 2019. Meskipun pada saat ini rumah sakit swasta tidak diwajibkan menjadi penyedia layanan kesehatan untuk program JKN, banyak rumah sakit swasta di Indonesia telah berpartisipasi dan Perseroan mungkin akan ikut berpartisipasi sebelum program JKN diwajibkan. Meskipun Perseroan tidak dapat memprediksi hasil partisipasi dalam JKN atas kegiatan usaha Perseroan, terdapat kemungkinan bahwa pendapatan per kunjungan rawat jalan dan pendaftaran rawat inap menjadi lebih rendah untuk pasien yang dijamin oleh JKN, disebabkan oleh batasan dalam biaya. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada pendapatan dan marjin Perseroan. Selain itu, implementasi JKN dapat berpengaruh pada kegiatan usaha Perseroan dengan cara lain. Sebagai contoh, Perseroan percaya bahwa penurunan pada hari rawat inap pada periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2013 dari periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014 sebagian disebabkan oleh
44
penyelenggaraan JKN, yang menyebabkan beberapa pasien untuk memilih menggunakan beberapa jasa kesehatan pemerintah daripada memakai jasa kesehatan rumah sakit Perseroan di daerah Bekasi dan RSMK Surabaya, dan terdapat kemungkinan bahwa lebih banyak pasien akan melakukan hal yang serupa di masa mendatang, yang juga dapat mempengaruhi volume pasien. Karena penerapan program JKN masih dalam tahap awal, terdapat ketidakpastian yang signifikan akan efek dari penerapan program JKN dan perubahan dari pemerintah di masa mendatang. Perubahan pada program JKN atau penerapan dapat berdampak negatif dan material pada hasil kegiatan usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. 9.
Perseroan mengalami persaingan dari rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan lain.
Industri pelayanan kesehatan sangat kompetitif. Umumnya, rumah sakit lain di wilayah yang Perseroan layani menyediakan layanan yang sama dengan yang ditawarkan oleh rumah sakit Entitas Anak. Entitas Anak umumnya bersaing dengan rumah sakit milik Pemerintah dan rumah sakit swasta lain. Lebih jauh, rumah sakit Entitas Anak menghadapi persaingan dari rumah sakit di luar Indonesia, termasuk rumah sakit di Singapura dan Malaysia yang mungkin memberikan layanan yang lebih kompleks. Seiring semakin menariknya Indonesia sebagi tempat pembangunan rumah sakit di area regional maupun global, Perseroan dapat menghadapi penambahan kompetisi dari rumah sakit asing. Pada saat ini, sesuai ketentuan Daftar Negatif Investasi, kepemilikan asing terhadap rumah sakit dengan spesialisasi dan sub-spesialisasi dibatasi sampai dengan sebesar 67%, dimana hal tersebut membatasi persaingan dengan rumah sakit yang dimiliki oleh pihak asing. Tidak ada jaminan bahwa perubahan hukum dan peraturan perundang-undangan tidak akan membuat rumah sakit asing menjadi lebih mudah untuk masuk ke Indonesia dan menawarkan pelayanan yang lebih beragam, yang dapat meningkatkan kompetisi di antara rumah sakit di Indonesia. Beberapa dari para pesaing ini mungkin sudah lebih mapan dan memiliki sumber daya finansial, personil dan sumber daya lain yang lebih besar dibanding rumah sakit Entitas Anak dan mungkin mencari peluang untuk mendirikan fasilitasnya di Indonesia. Selain itu, bahkan dalam situasi dimana salah satu rumah sakit Entitas Anak menjadi penyedia layanan kesehatan dominan atau satu-satunya di suatu kota atau wilayah, pasien atau dokter mereka mungkin mendukung rumah sakit lain atau fasilitas kesehatan lain di kota-kota atau wilayah di sekitarnya. Beberapa pesaing Entitas Anak juga memiliki rencana untuk memperluas jaringan rumah sakit mereka, yang dapat menimbulkan tekanan harga dan perekrutan lebih lanjut pada Entitas Anak. Jika Entitas Anak terpaksa menurunkan harga layanan atau tidak mampu untuk menarik pasien dan para dokter, perawat, serta tenaga ahli kesehatan lain ke rumah sakit Entitas Anak, maka pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Perseroan. Selain itu, sumber pendapatan terbesar Perseroan adalah penjualan obat-obatan. Pasien yang dirawat di rumah sakitrumah sakit Entitas Anak diperlukan untuk menggunakan obat-obatan dari rumah sakit selama masa perawatan. Namun, pasien rawat jalan diperbolehkan memilih tempat penebusan resep, dan jika Entitas Anak tidak mampu bersaing dengan rumah sakit atau apotek lain dalam penjualan obat-obatan pada pasien rawat jalan, hasil kegiatan usaha dapat terpengaruh secara negatif dan material. 10. Perseroan bergantung pada kualitas kepemilikan lahan properti milik Entitas Anak dan kemampuan untuk memperbarui atau memperpanjang kepemilikan tersebut. Perseroan melalui Entitas Anak mempunyai lahan dengan alas hak Hak Guna Bangunan (HGB) yang telah terdaftar atas nama Entitas Anak, kecuali RS Mitra Kemayoran, yang beroperasi dengan kesepakatan khusus. Pemegang HGB suatu tanah memiliki hak membangun dan memiliki bangunan di atas lahan tersebut. Aplikasi untuk perpanjangan atau pembaharuan untuk HGB harus dibuat paling lambat dua tahun sebelum habisnya masa berlaku. Tidak dimasukkannnya aplikasi untuk perpanjangan HGB dalam waktu yang telah ditentukan mungkin dapat memberikan resiko kepada Entitas Anak untuk tidak mendapatkan perpanjangan atau pembaharuan HGB dari Entitas Anak. Biaya perpanjangan HGB ditentukan berdasarkan rumus yang ditetapkan oleh Badan Pertanahan Nasional. Badan Pertanahan Nasional biasanya memberikan perpanjangan atau pembaruan HGB kepada pemilik HGB pada saat tersebut, jika tidak ada perubahan pada kebijakan zona, peninggalan tanah, perusakan tanah, pelanggaran serius atas peraturan HGB pada saat tersebut, dan penarikan HGB untuk pertimbangan keperluan publik. Walaupun dalam peraturan perundangan yang berlaku saat ini tidak diatur sampai dengan berapa kali HGB dapat diperpanjang, tidak ada jaminan Entitas Anak akan dapat terus melakukan perpanjangan atau pembaharuan atas HGB yang dimilikinya, dimana kegagalan untuk mendapatkan perpanjangan atau pembaharuan HGB atas lahan yang dimiliki Entitas Anak dapat berdampak negatif atas kegiatan dan hasil usaha dan kondisi keuangan Perseroan.
45
11. PT Karyasukses Mandiri mengoperasikan RS Mitra Kemayoran dalam kesepakatan khusus, yang mungkin tidak diperpanjang kontraknya. Entitas anak Perseroan yaitu PT Karyasukses Mandiri mengelola RS Mitra Kemayoran berdasarkan perjanjian Build, Operate and Transfer (BOT), antara PT Karyasukses Mandiri dengan pemilik tanah, Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia (Yapporti), yang memberikan hak pada Entitas Anak untuk membangun dan mengoperasikan rumah sakit RS Mitra Kemayoran untuk jangka waktu tertentu. Perjanjian ini akan berakhir Juli 2018 dan bisa diperpanjang sesuai syarat dan ketentuan yang disepakati para pihak. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dapat memperpanjang kontrak dengan pemilik tanah dalam kondisi yang diterima sepenuhnya. Jika PT Karyasukes Mandiri tidak dapat memperpanjang kontrak dengan pemilik tanah dari RS Mitra Kemayoran, properti dan bangunan akan menjadi hak pemilik tanah, dan PT Karyasukes Mandiri tidak lagi dapat mengoperasikan RS Mitra Kemayoran yang dapat berdampak negatif pada hasil usaha dan kondisi keuangan Perseroan. Dalam hal kontrak tersebut habis dan pemilik tanah memilih untuk menjual properti tersebut, PT Karyasukes Mandiri memiliki hak pertama kali untuk membeli properti tersebut. Tidak ada jaminan bahwa jika kontrak tersebut berakhir dan tidak diperpanjang, pemilik tanah tidak akan menjual tanah tersebut atau bahwa jika pemilik tanah memilih untuk menjual, PT Karyasukes Mandiri berada dalam posisi untuk membeli tanah dan bangunan tersebut pada segala kondisi yang diterima. Apabila PT Karyasukes Mandiri tidak dapat memperpanjang perjanjian BOT, kegiatan operasional RS Mitra Kemayoran dapat terpengaruh dan/atau Entitas Anak tidak dapat mengoperasikan atas properti tersebut. 12. Kemajuan teknologi yang pesat dan tantangan lain terkait peralatan medis Perseroan serta ketergantungan Perseroan dengan jumlah pemasok peralatan medis yang terbatas dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan secara material. Entitas Anak menggunakan peralatan medis yang canggih dan mahal di rumah sakit Perseroan untuk menyediakan layanan. Peralatan medis sering kali perlu ditingkatkan karena inovasi dengan cepat dapat membuat peralatan yang sudah ada menjadi usang atau tidak dapat menyediakan layanan yang diperlukan atau diminta oleh pasien. Penggantian, peningkatan, atau perawatan peralatan mungkin memerlukan biaya yang signifikan. Dokter dan ahli medis lainnya juga perlu dilatih untuk menggunakan peralatan baru. Jika Perseroan tidak dapat mengikuti kemajuan teknologi, dokter dan pasien Perseroan mungkin beralih ke rumah sakit lain dengan peralatan yang lebih canggih dan keunggulan kompetitif Perseroan akan berkurang yang memungkinkan terjadinya dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan. Untuk sebagian besar peralatan medis, Perseroan memilih untuk menggunakan satu pemasok untuk masing-masing tipe peralatan medis. Perseroan secara khusus membangun hubungan kemitraan jangka panjang dengan produsen peralatan diagnostik dan medis global dalam rangka mendukung migrasi, transisi, dan pembukaan dari semua rumah sakit yang sedang dibangun maupun rumah sakit yang telah beroperasi. Perseroan dan Entitas Anak tidak memiliki kontrak jangka panjang dengan para pemasok tersebut. Akibatnya, jika hubungan Perseroan dengan pemasok terkena dampak yang material ataupun jika pemasok tersebut meningkatkan biaya yang signifikan, atau menyebabkan tidak dapat diberikannya layanan atau pasokan atas peralatan tersebut. Perseroan mungkin haru membeli dari pemasok lain dengan harga yang lebih tinggi. Jika pemasok tersebut tidak lagi menggunakan atau menyediakan teknologi terbaru, Perseroan mungkin perlu mencari pemasok lainnya. Hal tersebut di atas dapat menyebabkan peningkatan biaya yang signifikan dan dalam kasus pembelian dari pemasok baru, serta masa transisi ke peralatan baru tersebut dan mungkin mengharuskan Perseroan untuk mengadakan pelatihan atas penggunaan peralatan baru tersebut. Selain itu, jika peralatan Perseroan tidak dirawat dengan baik atau jika peralatan Perseroan mengalami kerusakan maka pelayanan yang Perseroan berikan dapat terganggu dimana dapat berdampak negatif dan material terhadap hasil usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. 13. Reputasi Entitas Anak bergantung pada konsistensi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan oleh ahli medis di rumah sakit Entitas Anak, tidak semua dari mereka dipekerjakan langsung oleh Entitas Anak. Di Indonesia, dokter spesialis biasanya independen dan tidak dipekerjakan secara langsung oleh rumah sakit. Sebaliknya, Entitas Anak menandatangani perjanjian kerjasama dengan sejumlah dokter spesialis yang diizinkan untuk berpraktik di tiga rumah sakit yang berbeda. Selain itu, mayoritas dokter penuh-waktu yang dipekerjakan di rumah sakit baru Perseroan adalah lulusan baru, yang dapat membuat Perseroan menghadapi risiko yang terkait pelatihan dokter-dokter tersebut dan kemapuan mereka untuk membangun reputasi baik serta mencari dan mempertahankan pasien. Akibatnya, merek dan reputasi Entitas Anak bisa menjadi negatif karena kinerja yang buruk atau insiden malpraktek oleh dokter yang bekerja di fasilitas rumah sakit yang tidak dikendalikan secara penuh oleh Perseroan. Selain itu, kemampuan Perseroan terbatas untuk menegakkan praktik dan standar yang seragam antara dokter non-karyawan yang mungkin dapat membatasi kemampuan Perseroan untuk membangun reputasi untuk standar yang konsisten dari pelayanan medis yang berkualitas
46
yang pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha, dan prospek usaha Perseroan. 14. Perseroan dan Entitas Anak bergantung dalam beberapa hal pada merek dari Perseroan dan Entitas Anak, dan merek "RS Mitra Keluarga" telah habis masa berlakunya dan proses pepanjangan untuk merek "RS Mitra Keluarga" masih berjalan dan Perseroan pada saat ini dalam proses untuk mendaftarkan merek baru "Mitra Keluarga" berikut dengan logo. Perseroan percaya bahwa merek “RS Mitra Keluarga” merupakan faktor utama yang mempengaruhi kemampuan Perseroan dalam bersaing mendapatkan pasien dan tenaga medis ahli. Klaim, tindakan hukum, atau keluhan yang diajukan oleh pasien atau ahli kesehatan di rumah sakit Perseroan mungkin berdampak negatif pada brand image Perseroan. Pendaftaran merek dagang “RS Mitra Keluarga” telah habis masa berlakunya pada 13 Agustus 2014 dan sebelum habis masa berlaku tersebut proses pembaharuan telah dimulai dan masih tetap berjalan. Proses pembaharuan tersebut dapat memakan waktu yang cukup panjang dan tidak ada jaminan bahwa Perseroan melalui salah satu Entitas Anaknya yakni PT Proteindo Karyasehat akan berhasil memperbaharui pendaftaran tersebut, yang akan didapatkan untuk jangka waktu 10 tahun. Jika merek dagang RS Mitra Keluarga terpengaruh atau jika PT Proteindo Karyasehat tidak dapat memperpanjang pendaftaran pada merek dagang tersebut, maka dapat menimbulkan dampak negatif bagi kegiatan usaha, hasil usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. Sebagai tambahan, Perseroan sedang dalam proses pendaftaran merek dan logo “Mitra Keluarga” yang tertera di sampul buku Prospektus ini dan tidak terdapat jaminan bahwa pendaftaran merek tersebut akan disetujui. Apabila permohonan merek tidak dapat disetujui, Perseroan dapat disyaratkan untuk mengubah merek dan logo yang saat ini digunakan, yang mana akan menimbulkan dampak negatif material pada kegiatan pemasaran yang dilaksanakan, yang mana akan memberikan dampak negatif material bagi kegiatan usaha, hasil usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. 15. Rumah sakit Entitas Anak terpusat di daerah Jabodetabek dan Surabaya, yang membuat Entitas Anak peka terhadap kondisi peraturan, ekonomi, lingkungan dan kondisi dan perubahan persaingan di daerah tersebut. Perseroan memberikan pelayanan terutama di atau sekitar dua kota terbesar di Indonesia, yakni Jabodetabek dan Surabaya dengan tujuh rumah sakit di area Jabodetabek, tiga rumah sakit di Surabaya, dan satu rumah sakit di Tegal. Kegiatan operasional Entitas Anak di Jakarta dan Surabaya secara historis mencatatkan sebagian besar pendapatan Entitas Anak secara signifikan. Pemusatan ini membuat Entitas Anak secara khusus peka terhadap peraturan hukum, ekonomi, lingkungan dan kondisi persaingan dan perubahan di daerah tersebut. Perubahan besar di prosedur pembayaran terkini atau kondisi regulasi, ekonomi, lingkungan atau persaingan di daerah-daerah tersebut dapat memberikan efek signifikan pada hasil kegiatan usaha, kondisi finansial dan prospek pertumbuhan 16. Entitas Anak kemungkinan menghadapi gugatan malpraktik kedokteran dimana Entitas Anak tidak memiliki jaminan asuransi. Rumah sakit yang dikelola Entitas Anak menghadapi risiko gugatan medis dan hukum dan/atau peringatan berdasarkan ketentuan-ketentuan di dalam peraturan kesehatan. Keberadaan gugatan tersebut dapat berdampak negatif terhadap reputasi rumah sakit Perseroan dan/atau dokter-dokternya. Apabila gugatan-gugatan tersebut berhasil, Entitas Anak mungkin harus bertanggungjawab terhadap kerugian, denda bahkan berisiko untuk ditutup. Entitas Anak mengharuskan seluruh dokternya untuk memiliki jaminan asuransi atas gugatan malpraktik kedokteran yang dilakukan berkesinambungan. Dokter spesialis penuh-waktu dan paruh-waktu yang menyediakan jasa dan tidak dipekerjakan langsung oleh Perseroan diwajibkan untuk memiliki asuransi terhadap malpraktik. Entitas Anak tidak memiliki asuransi malpraktik umum untuk rumah sakit Perseroan atas pegawai kesehatan lain termasuk perawat. Litigasi malpraktik kedokteran pada umumnya diajukan terhadap dokter dari pasiennya, namun penggugat juga biasanya mengikutsertakan rumah sakit sebagai pihak tergugat, tempat dimana pengobatan penggugat dilangsungkan. Mengingat Perseroan juga melakukan perawatan medis yang kompleks di rumah sakit Perseroan, yang tidak dapat memberikan jaminan hasil yang positif, maka Perseroan berhadapan dengan kemungkinan litigasi malpraktik kesehatan. Selanjutnya, sekalipun rumah sakit Perseroan tidak terkait dengan kemungkinan litigasi malpraktik kesehatan tersebut, reputasi rumah sakit Perseroan dapat dirugikan karena keterikatan Perseroan dengan dokter yang terlibat dalam litigasi malpraktik kesehatan. Lebih lanjut, karena kasus litigasi pada umumnya ditujukan kepada dokter-dokter, sementara Entitas Anak tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi litigasi tersebut, sehingga hal tersebut dapat merugikan Entitas Anak.
47
Jika litigasi malpraktik kesehatan tidak dimenangkan oleh Perseroan atau dokter, hal tersebut dapat berdampak negatif tehadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha, dan prospek usaha Perseroan. Tidak terdapat jaminan bahwa prosedur dan dana internal Perseroan yang dipersiapkan untuk menghadapi malpraktik akan cukup untuk memenuhi setiap kewajiban yang timbul akibat litigasi malpraktik kesehatan tersebut. 17. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin bertentangan dengan kepentingan pembeli Saham Yang Ditawarkan. Setelah Penawaran Umum, PT Griyainsani Cakrasadaya akan memiliki sekitar 32,3% dari jumlah saham beredar dan Lion Investments Partners B.V. akan memiliki sekitar 49,7% dari saham Perseroan yang beredar. PT Griyainsani Cakrasadaya dikendalikan oleh keluarga Khouw. Beneficial owners Lion Investments Partners B.V. terdiri dari beberapa dana portofolio yang secara historis adalah investor keuangan pasif yang bergantung pada manajemen Perseroan dan memberikan suara yang sama dengan PT Griyainsani Cakrasadaya. Oleh karena itu, PT Griyainsani Cakrasadaya biasanya dapat melaksanakan kontrol atas Perseroan secara efektif, termasuk kuasa untuk mengangkat direktur dan komisaris serta menentukan hasil dari kegiatan yang membutuhkan persetujuan para pemegang saham. Perseroan telah diberitahu oleh keluarga Khouw bahwa tidak ada persetujuan pemegang saham atau pengambilan suara antara PT Griyainsani Cakrasadaya dan Lion Investments Partners B.V., oleh karena itu, tidak ada jaminan bahwa Lion Investments Partners B.V. akan terus menjadi investor pasif pada Perseroan atau bahwa PT Griyainsani Cakrasadaya akan terus melaksanakan kontrol yang efektif atas Perseroan. Jika Lion Investments Partners B.V. terus menjadi investor pasif atau memberikan suara yang sama dengan PT Griyainsani Cakrasadaya, atau jika PT Griyainsani Cakrasadaya memberikan suara yang sama dengan Lion Investments Partners B.V., atau jika Lion Investments Partners B.V. melaksanakan hak suaranya secara independen dari PT Griyainsani Cakrasadaya, PT Griyainsani Cakrasadaya atau Lion Investments Partners B.V., sesuai perkembangan keadaan, dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perseroan. Oleh karena keluarga Khouw dan Lion Investments Partners B.V. tidak memiliki kepentingan usaha di luar Perseroan dan anak perusahaan Perseroan, mereka mungkin akan melakukan tindakan yang menguntungkan bagi usaha tersebut, yang dapat berdampak negatif dan material atas kegiatan usaha, kondisi keuangan hasil kegiatan usaha dan prospek Perseroan. Oleh karena itu, PT Griyainsani Cakrasadaya dan Lion Investments Partners B.V., secara terpisah atau bersama telah, dan akan terus memiliki kekuasaan untuk mengendalikan Perseroan, termasuk kekuasaan dalam hal: Menyetujui setiap penggabungan usaha, konsolidasi, atau pembubaran; Menggunakan pengaruh kekuasaan signifikan terhadap kebijakan dan urusan Perseroan; Menyetujui sebagian besar penunjukkan Direksi dan Komisaris; dan Menentukan hasil dari setiap tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham (selain persetujuan terhadap transaksi yang mengandung benturan kepentingan dimana pemegang saham pengendali yang memiliki benturan kepentingan atau terafiliasi dengan Direktur, Komisaris, atau pemegang saham utama (didefinisikan sebagai pemilik hak suara secara langsung/tidak langsung sebesar 20% atau lebih) yang memiliki benturan kepentingan diwajibkan untuk tidak memberi suara berdasarkan Peraturan Bapepam-LK), termasuk waktu dan pembayaran dividen di masa depan. PT Griyainsani Cakrasadaya, Lion Investments Partners B.V. dan keluarga Khouw mungkin memiliki kegiatan usaha lain dan kepentingan lain di luar kegiatan usaha Perseroan, dan dapat mengambil langkah-langkah, baik terkait atau tidak dengan Perseroan, yang menguntungkan mereka atau perusahaan lain dibandingkan Perseroan, sehingga dapat berdampak material dan merugikan pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasi, dan prospek Perseroan. Meskipun Perseroan pada saat ini tidak mengetahui adanya kepemilikan dari pemegang saham Perseroan, PT Griyainsani Cakrasadaya dan Lion Investments Partners B.V. atau keluarga Khouw atas rumah sakit yang bersaing di Indonesia, Perseroan tidak memiliki persetujuan non-kompetisi dengan pihak-pihak tersebut atau afiliasi dari Perseroan yang melarang mereka untuk terlibat dalam bisnis rumah sakit. Dari waktu ke waktu, Perseroan telah dan akan terus terlibat dalam transaksi dengan entitas yang dikendalikan oleh keluarga Khouw dan pihak terkait lain dalam kegiatan usaha sehari-hari. Jika PT Griyainsani Cakrasadaya tidak lagi mengontrol Perseroan di masa datang secara efektif, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan tetap dapat mendapatkan keuntungan dari hubungan usaha dengan pihak afiliasi yang bukan merupakan anak perusahaan Perseroan. Contohnya, dalam kegiatan usaha sehari-hari, Entitas Anak menandatangani perjanjian atau transaksi yang arm’s length dengan PT Enseval Medika Prima, PT Enseval Putera Megatrading Tbk, PT Bintang Toedjoe, PT Dankos Farma, PT Renalmed Tiara Utama, dan PT Kalbe Farma Tbk., yang dikendalikan oleh keluarga Khouw, untuk layanan kesehatan dan pembelian obatobatan, peralatan medis, peralatan diagnostik dan bahan konsumsi. Transaksi tersebut disepakati dengan dasar arm’s length. Pembelian tersebut dilakukan dengan purchase order, meskipun tidak terdapat perjanjian kontrak formal dengan pihak yang bersangkutan.Pada 2011, 2012, dan 2013, dan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, pembelian dari entitas tersebut sebesar masing-masing 9,9%, 10,5%, 10,0, dan 9,1% dari beban pendapatan.
48
Walaupun setiap transaksi benturan kepentingan (sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Bapepam-LK) yang dilakukan Perseroan dengan pihak terkait setelah Penawaran Umum harus mendapatkan persetujuan pemegang saham independen sesuai Peraturan Bapepam-LK, sebagaimana ditentukan dengan Peraturan No. IX.E.1, ada atau tidaknya benturan kepentingan masih terbuka untuk interpretasi oleh Perseroan dan afiliasi Perseroan. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa setiap jumlah yang dibayarkan oleh Poan untuk transaksi-transaksi tersebut akan serupa dengan jumlah yang akan dibayarkan pihak ketiga independen pada transaksi serupa. 18. Kegagalan teknologi dan tantangan lainnya terkait dengan sistem informasi Perseroan dan Entitas Anak dapat mempengaruhi secara negatif operasional Perseroan dan Entitas Anak, pengendalian keuangan dan pelaporan keuangan. Kinerja dari teknologi informasi dan sistem sangatlah penting untuk kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak. Sistem informasi penting untuk sejumlah area kritikal dari kegiatan operasional Perseroan dan Entitas Anak, termasuk: sistem klinis; diagnosa dan pengobatan pasien; catatan medis dan penyimpanan dokumen; akuntansi, pengendalian keuangan dan pelaporan keuangan; penagihan dan pengumpulan rekening; pengelolaan inventaris; dan negosiasi, harga dan administrasi kontrak perawatan yang dikelola dan kontrak penyediaan. Sistem informasi Perseroan dan Entitas Anak saat ini sebagian besar dikembangkan secara mandiri dan tidak memiliki seluruh fitur dan fungsi pengendalian yang dapat dimasukkan dalam sistem informasi yang sebanding. Hal ini membuat Perseroan dan Entitas Anak rentan terhadap sejumlah kelemahan dan mungkin terdapat kesalahan dan/atau penyimpangan potensial dalam pengendalian operasional dan finansial. Sementara itu, Perseroan dan Entitas Anak telah mengadopsi prosedur manual pada saat ini untuk mengatasi kekurangan tersebut dan juga berniat untuk memasang sistem informasi yang telah ditingkatkan pada 2019, prosedur manual tersebut mungkin tidak efektif atau cukup, dan kegagalan sistem apapun yang mengakibatkan interupsi dalam pelayanan atau sistem dapat secara negatif mempengaruhi operasi Perseroan dan Entitas Anak atau menunda pengumpulan pendapatan. Setiap pelanggaran keamanan yang mengakibatkan informasi pelanggan menjadi terungkap tanpa persetujuan Perseroan dan Entitas Anak dapat merusak reputasi Perseroan dan Entitas Anak dan/atau membebankan Perseroan dan Entitas Anak tanggung jawab. Selain itu, server Perseroan dan Entitas Anak dapat menjadi rentan terhadap virus komputer, pembobolan dan gangguan serupa dari gangguan yang tidak sah. Saat ini backup disc dan server Perseroan dan Entitas Anak disimpan di pusat data yang sama dan Perseroan dan Entitas Anak belum mendirikan pusat pemulihan bencana atau rencana pemulihan bencana teknologi informasi, yang dapat membuat sistem lebih rentan terhadap gangguan. Terjadinya salah satu peristiwa ini dapat berakibat pada interupsi, penundaan, kehilangan atau kerusakan data, penghentian ketersediaan sistem atau kewajiban berdasarkan hukum privasi dan keamanan, yang semuanya dapat mempengaruhi secara negatif posisi finansial dan hasil operasi dan membahayakan reputasi bisnis Perseroan dan Entitas Anak. 19. Jika Perseroan tidak menerima pembayaran tepat waktu dari asuransi kesehatan swasta, asuransi yang disponsori pemerintah, klien perusahaan, lembaga jaminan sosial atau pasien individu, maka bisnis dan hasil usaha Perseroan bisa terpengaruh. Risiko penagihan utama dari piutang Perseroan berhubungan dengan kegagalan para penjamin kesehatan, klien perusahaan, serta asuransi yang disponsori Pemerintah untuk membayar Perseroan pada waktu yang tepat dan secara penuh untuk layanan yang telah berikan. Entitas Anak biasanya memberikan para penjamin kesehatan dan klien perusahaan tenggang waktu pembayaran selama 15 sampai 30 hari, dan dalam kasus-kasus tertentu, 60 hari untuk layanan rawat jalan dan pembayaran untuk asuransi yang disponsori Pemerintah biasanya diterima dalam waktu 15 hari setelah dokumen klaim lengkap diterima. Selain itu, pasien individu yang tidak memiliki asuransi kesehatan mungkin tidak mampu membayar seluruh tagihan untuk layanan yang diterima. Ada kemungkinan bahwa asuransi kesehatan dan klien perusahaan dapat mengubah rencana pertanggungan dan polis penggantiannya dalam waktu sedemikian rupa sehingga layanan yang Perseroan berikan kepada pasien tidak lagi tercakup. Sesuai peraturan yang berlaku, Entitas Anak diwajibkan untuk mengirimkan ambulans dalam bila ada panggilan darurat, terlepas dari kemampuan si pasien untuk membayar layanan tersebut, dan dapat memindahkan pasien gawat darurat yang tidak mampu membayar hanya setelah kondisinya stabil. Perseroan, seperti rumah sakit swasta lainnya yang menyediakan layanan gawat darurat menghadapi risiko tidak dibayar oleh pasien yang tidak mampu. Walaupun penghapusan piutang
49
usaha terkait ketidakmampuan pembayaran dari pasien tidak memberikan dampak material di masa lalu, tidak ada jaminan bahwa penghapusan piutang usaha tersebut tidak memiliki dampak signifikan di masa datang. Jika Entitas Anak tidak menerima pembayaran secara tepat waktu dari asuransi kesehatan swasta, asuransi yang disponsori pemerintah, asuransi korporasi maupun pasien individu, hal ini pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, serta hasil usaha dan prospek usaha Entitas Anak. 20. Perkembangan negatif sehubungan dengan Grup Kalbe dapat mempengaruhi Perseroan dan Entitas Anak. Perseroan berafiliasi dengan PT Kalbe Farma Tbk dan anak perusahaannya, atau Grup Kalbe, sebuah perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, dan akan terus menjadi afiliasi dari Grup Kalbe setelah selesainya Penawaran Umum Perdana. Perseroan memperoleh manfaat dari hubungan dengan Grup Kalbe diantara lain karena reputasi Grup Kalbe di Indonesia. Perseroan dan Entitas Anak juga mendapatkan sumber beberapa obat yang digunakan dalam kegiatan usaha Entitas Anak dari Grup Kalbe, termasuk beberapa obat yang baru-baru ini ditarik kembali oleh Grup Kalbe karena, antara lain, terdapat insiden di rumah sakit lain. Insiden tersebut saat ini sedang diselidiki oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Apabila Grup Kalbe mengalami pengaruh buruk karena reputasinya atau karena insiden yang terjadi, hal tersebut juga dapat memiliki efek buruk pada Perseroan dan Entitas Anak, yang secara material dan negatif dapat mempengaruhi hasil kegiataan usaha dan kondisi keuangan Perseroan dan Entitas Anak. 21. Wabah flu babi, flu burung, SARS, Ebola atau penyakit yang berpotensi mengancam jiwa lain atau kontaminasi dapat mempengaruhi rumah sakit Perseroan. Mewabahnya penyakit berinfeksi di Asia (termasuk Indonesia) dan negara lainnya, bersama dengan pembatasan perjalanan atau karantina, dapat berdampak negatif pada ekonomi dan kegiatan usaha di Indonesia dan berdampak negatif pula pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan. Sebagai contoh, wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2003, wabah Avian influenza atau flu burung pada 2004 dan 2005, di Asia, dan wabah flu babi pada 2009 yang berlokasi di Meksiko namun menyebar secara global, berdasarkan catatan termasuk diantaranya Indonesia, Hongkong, Jepang, Malaysia, Singapura dan tempat lain di Asia. Mewabahnya virus influenza A (H1N1) (flu babi), flu burung, SARS, virus ebola atau penyakit menular atau langkah pemerintah dari negara-negara yang terjangkit, termasuk Indonesia, dalam mengatasi wabah tersebut, dapat mengganggu kegiatan usaha Perseroan atau jasa atau kegiatan operasional pemasok, yang dapat berdampak negatif secara material pada kegiatan usaha Perseroan, kondisi keuangan, hasil operasional dan prospek Perseroan. Secara khusus, mewabahnya penyakit menular tersebut atau kontaminasi yang berpotensi mengancam jiwa dapat mendorong pemerintah untuk memberlakukan peraturan tentang rumah sakit, yang mempengaruhi rutinitas normal Perseroan dan mungkin menyebabkan turunnya jumlah pasien yang bersedia untuk berkunjung ke rumah sakit khususnya sehubungan dengan keadaan tidak kritis. Selanjutnya, mewabahnya penyakit atas kontaminasi dapat, sebagai akibat dari prosedur tambahan yang Perseroan perlu lakukan untuk melindungi pasien dari infeksi silang di antara pasien, berdampak negatif terhadap jumlah pasien yang dapat dirawat oleh Entitas Anak, yang selanjutnya berdampak negatif pada pendapatan rumah sakit Perseroan. Hal tersebut akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Entitas Anak. 22. Perseroan bergantung pada kemampuan Perseroan untuk mengelola persediaan secara efektif. Perseroan bergantung pada kemampuannya dalam mempertahankan tingkat optimal persediaan obat-obatan, peralatan medis dan barang-barang rumah sakit terkait. Jika Perseroan terlalu banyak menimbun persediaan obat-obatan atau mempertahankan sejumlah besar peralatan medis yang kurang dimanfaatkan, maka Perseroan mungkin perlu menambah modal kerja dan biaya dana untuk pembiayaannya, yang dapat berdampak negatif terhadap hasil usaha atau kondisi keuangan Perseroan. Atau, jika Perseroan tidak dapat menyediakan cukup obat-obatan, peralatan medis canggih dan perlengkapan yang diperlukan, kemampuan Perseroan untuk menyediakan layanan rumah sakitnya mungkin akan terpengaruh dan pada akhirnya berdampak negatif terhadap hasil kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek usaha Perseroan. 23. Perseroan bergantung pada beberapa individu kunci dari tim manajemen senior Perseroan. Perseroan percaya bahwa pertumbuhan dan kesuksesan yang berkelanjutan dari kegiatan usaha bergantung pada kemampuan Perseroan dalam menarik dan mempertahankan tenaga medis yang berkualitas, memiliki keahlian dan berpengalaman dalam industri pelayanan kesehatan. Perseroan bersaing untuk mendapatkan tenaga medis dengan rumah sakit lainnya dan Perseroan tidak dapat menjamin keberhasilan dalam merekrut atau mempertahankan tenaga medis yang memenuhi standar tersebut. Secara khusus, Perseroan sangat bergantung pada tim manajemen senior dalam kaitannya dengan keahlian dalam industri rumah sakit, dan manajemen senior tersebut sangat sulit untuk digantikan. Lebih lanjut, karena industri rumah sakit memiliki ciri khas yaitu kebutuhan atas permintaan yang tinggi dan persaingan yang sengit untuk mendapatkan tenaga kerja ahli, maka Perseroan mungkin perlu untuk menawarkan kompensasi dan manfaat lainnya yang
50
mungkin jauh lebih besar dari yang ditawarkan saat ini untuk dapat menarik dan mempertahankan eksekutif kunci di masa datang. Kepergian dari setiap anggota tim manajemen senior, atau ketidakmampuan Perseroan dalam menarik, merekrut melatih dan mempertahankan tenaga medis yang berkualitas, dapat berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan hasil usaha Perseroan. 24. Pertanggungan asuransi Perseroan mungkin tidak mencakup semua jenis kerugian dan mungkin saja cukup untuk melindungi seluruh kerugian Perseroan. Perseroan melalui Entitas Anak memiliki asuransi yang mencakup risiko-risiko termasuk kerusakan pada properti, kerugian akibat kebakaran, banjir, dan bencana alam lainnya serta terhadap gangguan bisnis. Setiap kerusakan signifikan barang persediaan, properti, atau aset lain yang tidak diasuransikan , dapat berdampak negatif pada hasil usaha dan kondisi keuangan Perseroan. Selain itu, Perseroan tidak memiliki asuransi yang mencakup gangguan usaha. Oleh karena itu, setiap gangguan usaha signifikan akan menimbulkan dampak negatif pada hasil kegiatan usaha dan kondisi keuangan Perseroan. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa nilai pertanggungan asuransi dapat melindungi kerugian yang timbul dari risiko-risiko tersebut, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Perseroan. 25. Struktur kelompok usaha Perseroan membuat Perseroan tergantung pada arus kas Entitas Anak dan membuat hak Perseroan ter-subordinasi di bawah kreditur bila Entitas Anak mengalami pailit atau dilikuidasi. Sebagian besar kegiatan usaha Perseroan dilaksanakan melalui Entitas Anak dan akibatnya, hasil usaha dan arus kas Perseroan bergantung pada laba Entitas Anak tersebut. Kemampuan Entitas Anak untuk menyediakan dana bagi Perseroan mungkin dibatasi oleh kewajiban-kewajibannya yang lain. Disamping itu, Perseroan bergantung pada distribusi keuntungan, pinjaman atau pembayaran lain oleh Entitas Anak untuk melayani kewajiban-kewajiban Perseroan dan untuk membayar dividen. Selain itu, jika ada kepailitan, likuidasi, atau reorganisasi lain atas salah satu Entitas Anak, kreditur Entitas Anak tersebut akan berhak atas pembayaran penuh dari penjualan aset Entitas Anak tersebut sebelum Perseroan, sebagai pemegang saham, berhak menerima distribusi dari penjualan tersebut. 26. Faktor-faktor yang mempengaruhi industri pelayanan kesehatan mungkin juga mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan. Perseroan dan Entitas Anak terkena dampak dari berbagai faktor yang saat ini dihadapi industri layanan kesehatan. Perseroan percaya bahwa kunci sukses utama industri tersebut saat ini adalah menyediakan layanan perawatan pasien yang berkualitas tinggi dalam lingkungan kompetitif dan mengelola biaya. Selain itu, kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha, dan prospek Perseroan beserta Entitas Anak mungkin terkena dampak negatif oleh beberapa faktor yang mempengaruhi industri secara keseluruhan, diantaranya: kemajuan teknologi dan layanan medis yang dapat meningkatkan biaya dalam, atau mengurangi permintaan atas, pelayanan kesehatan; Kondisi ekonomi dan kegiatan usaha secara umum di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional; Perubahan demografis; Perubahan pada jaringan distribusi pasokan atau faktor lain yang dapat meningkatkan biaya pasokan; Regulasi yang lebih ketat dalam mengatur pembelian obat-obatan medikasi dan farmasi, yang diatur secara ketat; Regulasi yang lebih ketat dalam perlindungan atas informasi pasien yang sensitif dam bersifat rahasia dari kebocoran yang tidak sah; Risiko reputasi dan keuangan pada kegiatan usaha rumah sakit dari Entitas Anak Perseroan yang disebabkan oleh tindakan bebas dokter, termasuk dalam penentuan imbal jasa yang dikenakan kepada pasien atas layanannya. Secara khusus, jumlah pasien dan pendapatan operasional rumah sakit Entitas Anak Perseroan tergantung pada kondisi ekonomi dan kondisi musiman yang bervariasi, yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk diantaranya, namun tidak terbatas pada: Tingkat pengangguran; Jumlah pasien yang diasuransikan dan tidak diasuransikan dalam komunitas lokal; Siklus musiman penyakit; dan Kondisi iklim dan cuaca;
51
27. Prospek pertumbuhan Perseroan di masa depan akan terpengaruh jika Perseroan tidak dapat mengidentifikasi, mengakuisisi, dan mengembangkan properti yang sesuai untuk rumah sakit baru dengan harga yang dapat diterima secara komersial. Pembangunan pada rumah sakit baru membutuhkan identifikasi dan akuisisi lahan yang sesuai di lokasi yang diinginkan. Harga properti di Jabodetabek dan Surabaya telah meningkat dalam beberapa tahun, dan peningkatan lebih lanjut dapat meningkatkan biaya pengambilalihan atau sebaliknya menyebabkan terjadinya perubahan, penundaan, atau pembatalan. Ketika harga lahan meningkat di pasar, Perseroan mungkin harus membayar premium yang signifikan untuk memperoleh lahan yang dibutuhkan Perseroan untuk pembangunan rumah sakit baru tersebut. Selain itu, Perseroan dapat menunda pembelian lahan atau memutuskan untuk tidak membangun rumah sakit di area pilihan jika Perseroan tidak dapat memperoleh lahan tersebut dengan kondisi yang dapat diterima, sehingga prospek pertumbuhan Perseroan dapat terkena dampak negatif atas kejadian tersebut. 28. Perseroan mungkin, pada masa mendatang, mencari debt financing atau pendanaan melalui hutang untuk mendanai ekspansi, dan pendanaan tersebut mungkin tidak tersedia pada persyaratan yang dapat diterima atau tidak tersedia sama sekali. Perseroan berniat mendanai pengembangan proyek baru melalui kas yang dihasilkan dari kegiatan usaha dan dana bersih dari Penawaran Saham Pertama. Namun, di masa mendatang, strategi Perseroan dapat berubah termasuk memberdayakan pendanaan melalui hutang eksternal atau pendanaan ekuitas lebih lanjut untuk ekspansi Perseroan, dan kemampuan untuk memperoleh pendanaan eksternal dan biaya pendanaan tersebut tergantung pada beberapa faktor, termasuk kondisi ekonomi dan pasar modal secara umum, suku bunga, ketersediaan kredit dari bank atau pendana lain, kepercayaan investor atas Perseroan, kesuksesan kegiatan usaha, hukum pajak dan sekuritas yang berlaku pada usaha Perseroan dalam mencari modal, pembatasan dari Bank Indonesia atau institusi perbankan lain dalam penyediaan modal kepada perusahaan yang bergerak di sektor layanan kesehatan di Indonesia serta kondisi politik dan ekonomi di Indonesia. Tidak ada jaminan bahwa pendanaan tambahan, baik berbasis jangka pendek atau panjang, jika dibutuhkan, akan tersedia bagi Perseroan atau, jika tersedia, pendanaan tersebut akan diperoleh dengan syarat yang menguntungkan bagi Perseroan. B. Risiko yang berkaitan dengan Indonesia Perseroan tunduk pada lingkungan politik, ekonomi, hukum dan peraturan di Indonesia. Hampir seluruh kegiatan usaha dan aset Perseroan berada di Indonesia. Perseroan dapat terkena dampak negatif dari perubahan kebijakan pemerintah, ketidakstabilan sosial, bencana alam atau perkembangan politik, ekonomi, hukum, perubahan peraturan, dan perkembangan internasional yang mempengaruhi Indonesia dimana hal-hal tersebut tidak dalam kendali Perseroan. Hal-hal tersebut pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap prospek kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan. Beberapa di antara hal tersebut diuraikan dalam penjelasan berikut. 1.
Pasar yang berkembang seperti di Indonesia memiliki risiko lebih besar dari pasar yang lebih maju, dan jika risiko tersebut menjadi kenyataan, maka konsekuensinya bisa mengganggu kegiatan usaha Perseroan beserta Entitas Anak dan investor bisa menderita kerugian yang signifikan untuk investasi investor.
Perseroan dan Entitas Anak telah secara historis memperoleh seluruh pendapatan Perseroan dan Entitas Anak dari operasional di Indonesia dan Perseroan memperkirakan bahwa Perseroan dan Entitas Anak akan terus memperoleh hampir seluruh pendapatan Perseroan dan Entitas Anak dari Indonesia. Pasar-pasar bertumbuh seperti Indonesia secara historis ditandai dengan volatilitas yang signifikan, dan kondisi politik, sosial dan ekonomi pasar-pasar tersebut dapat berbeda secara signifikan dari kondisi di negara yang lebih maju. Risiko tertentu yang dapat memiliki dampak material terhadap kegiatan dan hasil usaha, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan dan Entitas Anak meliputi: ketidakstabilan kondisi politik, sosial dan ekonomi; volatilitas nilai tukar; tindakan peperangan, terorisme dan konflik sipil; intervensi negara, termasuk tarif, proteksi dan subsidi; perubahan peraturan, perpajakan dan struktur hukum; kewajiban untuk tindakan penyembuhan dibawah peraturan kesehatan dan keselamatan; biaya dan ketersediaan pertanggungan asuransi yang memadai; kesulitan dan keterlambatan dalam memperoleh atau memperbaharui perijinan, izin dan otorisasi; tindakan sewenang-wenang atau tidak konsisten dari pemerintah; kekurangan dalam transportasi, energy dan infrastruktur lainnya, dan pengambilalihan aset.
52
Umumnya, investasi di pasar negara berkembang hanya cocok untuk investor canggih yang sepenuhnya menghargai pentingnya risiko yang terlibat dalam berinvestasi di pasar tersebut. Investor juga harus mencatat bahwa perkembangan sosial politik terkait di Indonesia tidak dapat diprediksi di masa lalu, tunduk pada perubahan yang cepat dan, akibatnya, informasi yang ditetapkan dalam Prospektus ini mungkin menjadi usang relatif cepat. Jika salah satu risiko yang terkait dengan investasi di pasar negara berkembang, dan di Indonesia pada khususnya, menjadi kenyataan, maka dapat berdampak negatif terhadap kegiatan dan hasil usaha serta kondisi keuangan Perseroan, sehingga nilai investasi dapat menurun secara signifikan. 2.
Sistem hukum di Indonesia tunduk pada ketidakpastian interpretasi dan pelaksanaannya.
Prinsip hukum di Indonesia dan praktek implementasinya oleh pengadilan di Indonesia berbeda secara material dari prinsip yang berlaku di Amerika Serikat atau Uni Eropa. Sistem hukum di Indonesia adalah sistem hukum sipil yang berdasarkan undang-undang tertulis serta keputusan-keputusan pengadilan dan administrasi yang tidak merupakan preseden yang mengikat dan tidak dipublikasikan secara sistematis atau disediakan untuk publik. Hukum-hukum komersial dan sipil di Indonesia secara historis berdasarkan hukum Belanda sebagaimana berlaku sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, dan beberapa belum disesuaikan untuk mencerminkan kompleksitas transaksi dan instrumen keuangan moderen. Pengadilan-pengadilan di Indonesia mungkin tidak familiar dengan transaksi komersil dan keuangan yang canggih, mengakibatkan ketidakpastian dalam interpretasi dan penerapan prinsip hukum Indonesia. Penerapan hukum Indonesia bergantung pada kriteria subyektif seperti itikad baik dari para pihak dalam transaksi dan prinsip-prinsip kebijakan publik, efek darimana sulit atau tidak mungkin diprediksi. Hakim-hakim di Indonesia beroperasi dalam sistem inkuisitorial, memiliki kekuasaan yang luas dalam mencari fakta dan keleluasaan yang tinggi terkait dengan cara dimana kekuasaaan-kekuasaan tersebut digunakan. Dalam prakteknya, keputusan pengadilan Indonesia dapat mengesampingkan suatu artikulasi yang jelas dari analisa hukum dan fakta dari masalah yang disajikan dalam sebuah kasus. Akibatnya, administrasi dan penegakan hukum dan peraturan oleh pengadilan Indonesia dan lembaga pemerintah Indonesia mungkin tunduk pada kebijaksanaan dan ketidakpastian yang cukup besar, yang dapat mengakibatkan ketidakakuratan penilaian atas penegakan beberapa kontrak yang dimasuki Perseroan, atau akibat dari perkembangan dan interpretasi hukum Indonesia atas Perseroan. Selain itu, tidak ada kepastian akan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan keputusan atas proses di pengadilan Indonesia, dan keputusan tersebut mungkin lebih tidak pasti dari keputusan atas kasus yang sama pada yurisdiksi lain. Dengan demikian, terdapat kemungkinan bahwa investor tidak mendapatkan tindakan yang cepat dan adil dalam penegakan hak hukumnya. 3.
Terdapat ketidakpastian pada interpretasi dan implementasi peraturan pemerintahan daerah Indonesia dan dapat berdampak negatif pada Perseroan.
Indonesia merupakan bangsa yang besar dan beragam yang terdiri dari berbagai etnis, agama, bahasa, tradisi dan adat istiadat. Sebelum 1999, Pemerintah menguasai hampir semua aspek administrasi nasional dan regional. Periode setelah berakhirnya pemerintahan Presiden Soeharto ditandai oleh meluasnya permintaan untuk otonomi daerah yang lebih besar. Sebagai tanggapannya, Pemerintah Indonesia mengeluarkan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang kemudian diubah dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang hal yang sama (sebagaimana telah mengalami perubahan terakhir dengan UU Nomor 12 Tahun 2008), dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Keseimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang kemudian diganti dengan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang hal yang sama. Undang-undang ini diharapkan dapat memberikan kekuasaan otonomi daerah dan tanggung jawab yang lebih besar kepada Pemerintah Daerah dalam menggunakan aset nasional dan menciptakan keseimbangan dan kesetaraan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Undang-undang dan peraturan tentang otonomi daerah telah mengubah lingkungan regulasi bagi perusahaan di Indonesia dengan mendesentralisasi peraturan tertentu, perpajakan dan kekuasaan lainnya dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah yang mana hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian. Ketidakpastian ini meliputi kurangnya peraturan pada wilayah otonomi daerah dan kurangnya personil yang memiliki pengalaman yang relevan pada beberapa tingkat Pemerintah Daerah. Lebih jauh lagi, adalah adanya keterbatasan preseden atau keberadaan petunjuk pada interpretasi dan implementasi undang-undang dan peraturan otonomi daerah. Selanjutnya, sesuai dengan undang-undang otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan wewenang untuk menerapkan peraturan tersendiri dan dengan dalih otonomi daerah, memberlakukan beberapa restriksi, perpajakan, dan pungutan yang mungkin berbeda dengan restriksi perpajakan dan pungutan yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah lainnya dan/atau Pemerintah Pusat. Kegiatan usaha Perseroan terletak di Indonesia dan dapat terkena dampak negatif karena peraturan yang berlawanan atau peraturan tambahan, perpajakan, pungutan yang mungkin dikenakan oleh Pemerintah Daerah.
53
4.
Ketidakpastian Politik dan Sosial di Indonesia mungkin dapat berdampak negatif pada Perseroan.
Sejak jatuhnya rezim Presiden Soeharto pada tahun 1998, Indonesia telah mengalami suatu proses perubahan demokrasi yang menyebabkan timbulnya berbagai peristiwa politik dan sosial yang menunjukkan perubahan dinamis peta politik di Indonesia. Sebagai sebuah negara demokrasi baru, Indonesia terus menghadapi berbagai masalah sosial politik dan telah, dari waktu ke waktu, mengalami ketidakstabilan politik dan kerusuhan sosial dan politik. Peristiwa-peristiwa tersebut telah menunjukkan perubahan dinamis peta politik di Indonesia. Terdapat sejumlah besar partai politik dimana tidak ada sebuah partai politik memenangkan mayoritas suara sampai saat ini. Hal tersebut telah menyebabkan ketidakstabilan politik dan juga pada beberapa kesempatan timbulnya kerusuhan sosial dan sipil dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai contoh, sejak tahun 2000, ribuan orang Indonesia terlibat demostrasi di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia baik membela maupun menentang mantan Presiden Wahid, mantan Presiden Megawati, dan mantan Presiden Yudhoyono, dan sebagai reaksi dari sejumlah masalah, di antaranya pengurangan subsidi bahan bakar, privatisasi asset negara, tindakan anti korupsi, desentralisasi dan otonomi propinsi dan kampanye militer pimpinan Amerika di Afganistan dan Irak. Meskipun demonstrasi di Indonesia sejak tahun 2000 umumnya berlangsung damai, beberapa berubah menjadi kekerasan. Tidak ada jaminan bahwa demonstrasi tersebut atau sumber ketidakpuasan di masa depan tidak akan menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial lebih lanjut. Selain itu, gerakan separatis dan perselisihan antara kelompok agama dan suku telah menyebabkan kerusuhan sosial dan sipil di berbagai wilayah di Indonesia. Di tahun 2004, rakyat Indonesia memilih secara langsung Presiden, Wakil Presiden dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat untuk pertama kalinya. Rakyat Indonesia juga mulai memilih langsung pemimpin dan perwakilan di pemerintah daerah di tingkatan propinsi dan kabupaten/ kota. Terdapat kemungkinan besar bahwa kegiatan pemilihan akan disertai oleh kegiatan politik di Indonesia. Pada bulan April 2009, rangkaian pemilihan diselenggarakan untuk memilih perwakilan di Dewan Perwakilan Rakyat (termasuk nasional dan perwakilan daerah tingkat propinsi dan kabupaten/ kota). Pemilihan Umum Presiden Indonesia yang diselenggrakan pada bulan Juli 2009 berakhir dengan pemilihan kembali Presiden Yudhoyono. Pemilihan di Indonesia diadakan pada bulan Juli 2014, dan Joko Widodo terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. Meskipun pemilihan pada bulan April 2009, Juli 2009 dan Juli 2014 diselenggarakan secara damai, tantangan dari partai yang kalah dalam pemilihan umum tahun 2014 dan keterlambatan hasil dari pemilihan umum tersebut, disertai dengan kampanye politik di Indonesia, dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia. Pada Agustus 2014, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia memutuskan mendukung Presiden terpilih berdasarkan Keputusan No.1/PHPU.PRES-XII/2014 tanggal 8 Agustus 2014. Perkembangan politik dan sosial di Indonesia dapat menyebabkan kerusuhan sipil yang dapat secara langsung dan tidak langsung, berdampak negatif dan material terhadap kegiatan dan hasil usaha, kondisi keuangan dan prospek Perseroan. 5.
Gerakan pemogokan tenaga kerja, atau kegagalan mempertahankan hubungan kerja yang memuaskan dapat berpengaruh negatif bagi Perseroan.
Hukum dan peraturan yang memfasilitasi pembentukan serikat buruh, dikombinasikan dengan kondisi ekonomi yang lemah, telah mengakibatkan pergolakan buruh dan aktivis di Indonesia. Pada tahun 2000, Pemerintah mengeluarkan UndangUndang No. 21 tahun 2000 (“UU No. 21/2000”), tentang Serikat Buruh yang memungkinkan karyawan untuk membentuk serikat pekerja tanpa intervensi dari pemberi kerja. Pada tahun 2003, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 13 tahun 2002 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”). UU Ketenagakerjaan berlaku pada 25 Maret 2003 dan memerlukan implementasi lebih lanjut dari peraturan-peraturan yang mungkin secara substantif dapat mempengaruhi hubungan ketenagakerjaan di Indonesia. UU ketenagakerjaan meningkatkan besarnya pesangon, layanan dan kompensasi yang wajib dibayarkan kepada karyawan yang diberhentikan. Berdasarkan UU Ketenagakerjaan, karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela berhak untuk mendapatkan kompensasi, antara lain, atas (i) cuti tahunan yang tidak diambil, (ii) biaya relokasi (jika ada), (iii) kompensasi yang mencapai 15% dari uang pesangon dan/atau bonus selama tahun bekerja (bagi yang memenuhi syarat), dan (iv) biaya lainnya. Pegawai yang mengundurkan diri terkait dengan perubahan kendali dari tempatnya bekerja dan telah bekerja setidaknya tiga tahun, berdasarkan UU Ketenagakerjaan, juga berhak atas uang jasa dan kompensasi. UU Ketenagakerjaan mempersyaratkan forum bipartit yang terdiri dari pemberi kerja dan karyawan, dan membutuhkan partisipasi lebih dari 50% karyawan perusahaan dalam rangka melakukan negosiasi perjanjian kerja bersama, juga membuat prosedur-prosedur yang lebih permisif dalam pelaksanaan aksi mogok. Setelah berlakunya UU Ketenagakerjaan, beberapa serikat buruh mengajukan judicial review UU Ketenagakerjaan kepada Mahkamah Konstitusi Indonesia, namun Mahkamah Konstitusi Indonesia menyatakan bahwa UU Ketenagakerjaan berlaku kecuali untuk beberapa ketentuan, yang berkaitan dengan (i) prosedur pemecatan karyawan yang melakukan kesalahan serius, (ii) pengenaan pidana penjara atau denda terhadap karyawan yang memulai atau berpartisipasi dalam pemogokan buruh illegal atau mempengaruhi karyawan lain untuk berpartisipasi dalam aksi mogok buruh, (iii) untuk serikat buruh di perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih dari satu serikat buruh, perlunya perwakilan 50% karyawan sebelum serikat buruh tersebut berhak untuk bernegosiasi
54
dengan pemberi kerja, dan (iv) kemampuan usaha untuk menandatangani perjanjian outsourcing dengan istilah yang sudah ditentukan yang tidak mengandung ketentuan yang melindungi karyawan alihdaya dalam penempatannya oleh perusahaan alihdaya. Karenanya, Perseroan mungkin tidak dapat mengandalkan ketentuan-ketentuan tertentu di dalam UU Ketenagakerjaan. Pemerintah selanjutnya mengusulkan untuk mengamandemen UU Ketenagakerjaan dengan cara yang, menurut aktivis buruh, akan mengakibatkan dikuranginya keuntungan pensiun, peningkatan penggunaan karyawan outsourcing dan larangan terhadap serikat buruh untuk melakukan aksi mogok. Pada April 2006, ribuan pekerja di seluruh Indonesia berunjuk rasa untuk menolak revisi yang diajukan tentang UU Ketenagakerjaan. Pada Januari 2007, Pemerintah mencoba mengajukan rancangan Undang-Undang mengenai uang pesangon yang akan mendefinisikan kembali hak karyawan atas uang pesangon. Peraturan yang diusulkan akan memperkenalkan batas gaji yang akan membatasi pemenuhan syarat karyawan untuk menerima uang pesangon berdasarkan UU Ketenagakerjaan. Inisiatif ini juga dikecam secara keras oleh serikat buruh dan kelompok kepentingan pekerja. Diskusi sehubungan dengan peraturan yang diusulkan telah ditunda tanpa batas. 6.
Depresiasi nilai Rupiah dapat memiliki dampak buruk pada hasil pelaksanaan kegiatan usaha dan kondisi keuangan.
Salah satu penyebab yang paling utama dari krisis ekonomi pada pertengahan 1997 yang berasal dari Krisis Keuangan Asia adalah depresiasi dan volatilitas nilai Rupiah, sebagaimana dinilai terhadap mata uang lainnya, seperti dolar AS. Meskipun nilai Rupiah stabil dalam dekade setelah Krisis Keuangan Asia, Rupiah mengalami depresiasi signifikan selama beberapa tahun terakhir ini. Rupiah terdepresiasi dari Rp. 9670 per dolar AS pada 31 Desember 2012 menjadi Rp. 12.189 per dolar AS pada 31 Desember 2013 dan mencapai Rp. 12.440 per dolar AS pada tanggal 31 Desember 2014. Sejauh pembelian yang dilakukan dalam mata uang asing dari waktu ke waktu, lemahnya nilai tukar Rupiah yang lemah akan mengharuskan kita untuk mengalokasikan proporsi yang lebih besar dari pendapatan kami untuk memenuhi biaya dan pengeluaran dalam mata uang asing, dan bisa menghambat pertumbuhan dan berdampak negatif bagi kegiatan usaha, keadaan keuangan, pelaksanaan kegiatan usaha dan prospek ke depan. Rupiah secara umum bebas untuk dapat dikonversi dan ditransfer. Namun, dari waktu ke waktu, Bank Indonesia telah melakukan intervensi di pasar mata uang, baik dengan menjual Rupiah atau dengan menggunakan cadangan mata uang asing untuk membeli Rupiah, dalam rangka mengimplementasikan kebijakannya. Tidak ada jaminan bahwa kebijakan floating nilai tukar Bank Indonesia pada saat ini tidak akan berubah, dimana depresiasi tambahan dari Rupiah terhadap mata uang lainnya tidak akan terjadi, atau bahwa Pemerintah Indonesia akan mengambil tindakan lain untuk menstabilkan, mempertahankan atau meningkatkan nilai Rupiah, atau bahwa salah satu tindakan ini, jika diambil, akan berhasil. Perubahan kebijakan floating nilai tukar saat ini bisa menghasilkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi di dalam negeri, kekurangan likuiditas, modal atau pengendalian nilai tukar atau penundaan bantuan keuangan tambahan untuk Indonesia oleh pemberi pinjaman multinasional. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kegiatan ekonomi, resesi ekonomi, peningkatan biaya kredit atau kurangnya ketersediaan kredit, dan sebagai hasilnya, Perseroan juga akan mengalami kesulitan dalam membiayai pengeluaran modal dan dalam menjalankan strategi bisnis yang dilaksanakan Perseroan. Salah satu konsekuensi tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek. 7.
Indonesia terletak pada zona rawan gempa bumi sehingga memiliki risiko geologis dan bencana alam lainnya yang dapat mengakibatkan goncangan terhadap kondisi sosial dan ekonomi.
Kepulauan Indonesia merupakan salah satu wilayah vulkanik paling aktif di dunia. Karena terletak di zona konvergensi tiga lempeng litosfer utama, kepulauan Indonesia terpengaruh oleh kegiatan sistemik, yang dapat menyebabkan gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami atau gelombang pasang. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa bencana alam telah terjadi di Indonesia, termasuk diantaranya gempa bumi besar, yang menyebabkan tsunami dan aktivitas gunung merapi. Oleh karena peristiwa geologi tersebut, Indonesia juga pernah dilanda berbagai bencana alam misalnya hujan lebat dan banjir. Semua hal di atas menyebabkan terjadinya korban jiwa, perpindahan sejumlah besar penduduk, dan kehancuran properti dalam skala besar. Ketika kejadian-kejadian ini tidak memiliki dampak ekonomi yang signifikan pada pasar modal Indonesia, Pemerintah telah menghabiskan sejumlah besar sumber daya untuk bantuan keadaan darurat dan pembangunan kembali. Sebagian besar dari biaya ini telah ditanggung oleh pemerintah negara dan badan-badan bantuan Internasional. Namun, bantuan tersebut mungkin tidak diberikan secara berkelanjutan, dan mungkin tidak didapat oleh penerima tepat waktu. Jika Pemerintah tidak dapat memberikan bantuan asing untuk korban bencana tepat waktu, dapat terjadi kerusuhan politik dan sosial. Selain itu, upaya perbaikan dan bantuan tersebut kemungkinan berlanjut dan menekan keuangan pemerintah dan mungkin mempengaruhi kemampuan pemerintah untuk memenuhi kewajiban atas utang negara. Setiap kegagalan dari Pemerintah, atau deklarasi moratorium atas utang negara, dapat memicu gagal bayar pada berbagai pinjaman sektor swasta,
55
mempengaruhi kegiatan usaha, dan juga kegiatan usaha pemasok, dan secara tidak langsung mempengaruhi permintaan pasien akan pelayanan medis, sehingga berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan kegiatan usaha Perseroan. Kejadian geologis di masa depan dapat secara signifikan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Gempa bumi atau gangguan geologi lainnya di setiap kota padat penduduk di Indonesia dapat berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan kegiatan usaha Perseroan. 8.
Standar akuntansi di Indonesia berbeda dengan standar akuntansi pada yurisdiksi lain.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan disusun sesuai dengan FAS Indonesia, yang berbeda dalam hal-hal tertentu dari IFRS dan U.S. GAAP. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan laba tercatat mungkin berbeda dari yang disiapkan berdasarkan IFRS atau U.S. GAAP. Perbedaan tersebut mungkin berdampak material. Prospektus ini tidak berisi rekonsiliasi laporan keuangan konsolidasian Perseroan kepada IFRS atau U.S. GAAP. Jika laporan keuangan dan informasi keuangan lain Perseroan disusun sesuai dengan IFRS atau U.S. GAAP, hasil kegiatan usaha dan posisi keuangan mungkin akan berbeda secara material. Sebab adanya perbedaan antara FAS Indonesia dan IFRS atau U.S. GAAP, informasi keuangan mengenai Perseroan yang berada di dalam Prospektus ini mungkin tidak efektif untuk membandingkan Perseroan dan perusahaan lain yang menyusun informasi keuangan sesuai dengan IFRS atau U.S. GAAP. Dalam membuat keputusan atas investasi, investor harus mengandalkan pemeriksaan sendiri atas Perseroan, ketentuan Penawaran dan informasi keuangan yang terdapat dalam Prospektus ini. Para calon investor disarankan berkonsultasi dengan penasihat profesional untuk mendapatkan pengertian atas perbedaan antara FAS Indonesia dan IFRS atau U.S. GAAP, dan bagaimana perbedaan tersebut dapat mempengaruhi informasi keuangan yang terdapat di dalam Prospektus ini. 9.
Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat mempengaruhi Perseroan dan harga pasar Saham Yang Ditawarkan.
Saat ini, utang jangka panjang Indonesia dalam mata uang asing dinilai “Baa3 (stabil)” oleh Moody’s, “BB+(positif)” oleh Standard & Poor’s, dan “BBB- (stabil)” oleh Fitch. Peringkat ini mencerminkan penilaian kapasitas keuangan Pemerintah secara keseluruhan untuk membayar kewajibannya dan kemampuan atau keinginan Pemerintah untuk memenuhi komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo. Walau baru-baru ini Indonesia memperoleh tingkat kredit positif, tidak ada jaminan bahwa Moody’s, Standard & Poor’s, Fitch dan lembaga pemeringkatan lain tidak akan menurunkan peringkat kredit Indonesia atau perusahaan Indonesia secara umum di masa datang. Di masa lalu lembaga pemeringkatan tersebut telah menurunkan peringkat negara Indonesia dan peringkat kredit berbagai instrument kredit Pemerintah dan sejumlah besar bank dan perusahaan Indonesia. Penurunan tersebut dapat berdampak material pada likuiditas pasar keuangan Indonesia, kemampuan Pemerintah dan perusahaan Indonesia, termasuk Perseroan, untuk mencari pendanaan tambahan dan memperoleh tingkat suku bunga dan syarat komersial lainnya yang wajar atas pendanaan tambahan tersebut dan dapat berdampak merugikan pada Perseroan dan harga pasar Saham Yang Ditawarkan. 10. Peraturan Indonesia dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan non-bank untuk mendapatkan pendanaan. Pada 29 Desember 2014, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan No. 16/21/PBI/2014 untuk Penerapan Prinsip Kehatihatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non-Bank (“PBI 16/21/2014”) yang mencabut Peraturan Bank Indonesia No. 16/20/PBI/2014 dan dapat diterapkan pada perusahaan non-bank yang mendapatkan utang dari luar negeri dalam mata uang asing. Berdasarkan PBI 16/21/2014, perusahaan non-bank yang memiliki utang luar negeri dalam mata uang asing diwajibkan untuk menggunakan prinsip kehati-hatian termasuk mematuhi persyaratan tertentu yang berhubungan dengan (i) rasio lindung nilai, (ii) rasio likuiditas dan (iii) peringkat kredit seperti berikut: Rasio lindung nilai. Rasio lindung nilai minimum 25% dari (i) perbedaan negatif antara aset valuta asing dan kewajiban valuta asing yang akan jatuh tempo dalam tiga bulan dari akhir kuartal yang berhubungan dan (ii) perbedaan negatif antara aset valuta asing dan kewajiban valuta asing yang akan jatuh tempo dalam periode dimulainya bulan keempat dan akhir bulan keenam setelah akhir kuartal yang berhubungan; Rasio likuiditas. Rasio likuiditas minimum (paling tidak 70% likuiditas) dengan penyimpanan aset valuta asing yang memadai terhadap kewajiban valuta asing yang akan jatuh tempo dalam tiga bulan dari akhir kuartal yang berhubungan; dan Peringkat kredit. Peringkat kredit minimum “BB-“ yang dikeluarkan oleh rating agency yang diakui Bank Indonesia. Peringkat kredit tersebut dalam bentuk peringkat dari korporasi yang relevan dan/atau obligasi. Transaksi yang dibebaskan dari persyaratan ini adalah (i) refinancing utang luar negeri dalam valuta asing; (ii) utang luar negeri dalam valuta asing dari (a) institusi internasional bilateral/multilateral; dan (b) utang sindikasi dengan kontribusi
56
dari institusi internasional bilateral/multilateral yang melebihi 50%, yang berhubungan untuk pendanaan proyek infrastruktur; (iii) utang luar negeri dalam valuta asing yang berhubungan dengan proyek infrastruktur pemerintah (pusat dan regional); (iv) utang luar negeri dalam valuta asing yang dijamin oleh institusi internasional bilateral/multilateral; (v) utang luar negeri dalam valuta asing dalam bentuk trade credit; dan (vi) utang luar negeri dalam valuta asing dalam bentuk utang lain, yang merujuk pada pinjaman selain persetujuan pinjaman, efek utang dan trade credit, antara lain, pembayaran klaim asuransi dan dividen yang belum dibayar. Penerapan prinsip kehati-hatian tidak berlaku untuk utang luar negeri dalam valuta asing dalam bentuk trade credit, yang mengacu pada utang yang muncul dari kredit yang diberikan supplier luar negeri untuk transaksi yang berhubungan dengan barang dan/atau jasa. Perusahaan non-bank yang memiliki utang luar negeri dalam valuta asing harus melapor ke Bank Indonesia untuk implementasi prinsip kehati-hatian dan pengecualian, bersama dokumen pendukung yang relevan. Prosedur penyerahan laporan dan dokumen pendukung harus dilaksanakan sejalan dengan peraturan Bank Indonesia untuk laporan aktivitas valuta asing dan laporan implementasi prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri korporasi non-bank. Kegagalan untuk mematuhi implementasi prinsip kehati-hatian akan menyebabkan perusahaan nonbank dikenakan sanksi administratif dalam bentuk surat peringatan. PBI 16/21/2014 efektif sejak tanggal 1 Januari 2015, kecuali (i) persyaratan sanksi administratif hanya akan efektif mulai kuartal keempat 2015, dan (ii) persyaratan peringkat kredit minimum hanya akan berlaku untuk utang luar negeri yang ditandatangan atau dikeluarkan pada atau setelah 1 Januari 2016. Sebagai akibat dari perkembangan dan pengenaan pembatasan ini, tidak ada jaminan bahwa strategi Perseroan akan berubah dan Perseroan mencari pendanaan di masa depan dan memperoleh pendanaan yang memadai, untuk jangka pendek ataupun jangka panjang. C. Risiko yang berkaitan dengan kepemilikan saham Perseroan 1.
Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi signifikan.
Harga Penawaran saham Perseroan setelah Penawaran Umum dapat dapat berfluktuasi signifikan, yang bergantung dari banyak faktor, antara lain: prospek usaha dan kegiatan usaha Perseroan dan industri layanan kesehatan secara umum; perubahan kondisi ekonomi, politik, atau kondisi pasar di Indonesia secara umum; perbedaan antara hasil kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan yang sebenarnya dibandingkan dengan perkiraan para investor dan analis; perubahan dalam rekomendasi dan persepsi para analis pada Perseroan atau Indonesia; adanya akuisisi, kerjasama strategis, joint venture, atau divestasi yang signifikan; perubahan harga efek bersifat ekuitas dari perusahaan-perusahaan asing (terutama di Asia) di pasar berkembang; penambahan atau pengurangan tenaga kerja kunci; penjualan saham oleh pemegang saham yang signifikan keterlibatan dalam litigasi; fluktuasi harga pasar saham pada umumnya. Saham Perseroan mungkin diperdagangkan jauh di bawah Harga Penawaran. 2.
Masyarakat mungkin diwajibkan untuk menyelesaikan pembelian atas Saham Yang Ditawarkan apabila Penawaran Umum harus dilanjutkan walaupun terjadi perubahan yang berdampak negatif terhadap kebijakan moneter internasional dan nasional, kondisi keuangan, politik atau ekonomi atau kejadian force majeure lain atau perubahan yang berdampak material lain pada hal-hal yang berkaitan dengan kondisi usaha dan keuangan Perseroan.
Peraturan di Indonesia memperbolehkan pembatalan sebuah Penawaran Umum hanya dalam keadaan-keadaan tertentu. Jika terjadi perubahaan material berdampak negatif terhadap terhadap kebijakan moneter internasional dan nasional, kondisi keuangan, politik atau ekonomi atau kejadian force majeure lain atau perubahan yang berdampak material lain pada hal-hal yang berkaitan dengan kondisi usaha dan keuangan Perseroan yang muncul setelah didapatkannya Pernyataan Efektif dari OJK dan sebelum Penawaran Umum dan pencatatan saham dilakukan, Perseroan dapat mengajukan izin pembatalan Penawaran Umum tersebut.
57
Namun, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan mengajukan pembatalan atau OJK akan menyetujui pembatalan tersebut dan OJK mungkin mengharuskan Penawaran Umum tetap diproses dan diselesaikan sesuai dengan peraturan di Indonesia. Dalam situasi ini, para investor yang telah mendapatkan jatah Saham Yang Ditawarkan mungkin diwajibkan untuk menyelesaikan pembelian atas saham tersebut meskipun kejadian-kejadian tersebut mungkin akan membatasi tindakan untuk menjual saham-saham tersebut setelah Penawaran Umum atau menyebabkan harga perdagangan saham setelah Penawaran Umum jauh lebih rendah daripada Harga Penawaran. 3.
Kondisi pasar modal di Indonesia dapat mempengaruhi harga dan likuiditas saham Perseoran dan ketiadaan pasar untuk saham Perseroan dapat berkontribusi pada kurangnya likuiditas.
Perseroan telah mengajukan permohonan pencatatan saham di BEI. Saat ini belum terdapat pasar untuk saham Perseoran. Tidak ada jaminan bahwa pasar untuk saham Perseroan akan terbentuk atau, jika pasar telah terbentuk, saham Perseroan akan likuid. Perseroan tidak bisa memprediksi apakah pasar perdangangan untuk Saham Perseroan dapat berkembang atau apakah pasar tersebut akan likuid. Selanjutnya, sekitar 82% dari saham protepel Perseroan diharapkan untuk dipegang secara kolektif oleh PT Griyainsani Cakrasadaya (yang dikendalikan oleh keluarga Dr. Boenjamin Setiawan dan Fransiscus Bing Aryanto serta saudara-saudara kandung mereka, atau diketahui sebagai keluarga Khouw) dan Lion Investments Partners B.V. (beneficial owners yang memiliki hubungan yang kuat dengan keluarga Khouw). Kemampuan untuk menjual dan menyelesaikan perdagangan di BEI dapat tertunda. Terkait dengan hal tersebut, tidak ada jaminan bahwa seorang pemegang saham Perseroan dapat melepas saham tersebut pada harga atau pada waktu seperti yang dapat dilakukan pemegang saham di pasar modal lebih likuid atau tidak sama sekali. Walapun Pernyataan Pendaftaran Perseroan telah mendapatkan Pernyataan Efektif, saham Perseroan tidak langsung dicatatkan di BEI setelah tanggal Penjatahan untuk Penawaran Umum di Indonesia. Selama periode tersebut, pembeli saham akan tidak terlindung dari pergerakan harga saham tanpa memiliki kemampuan untuk menjual saham yang telah dibeli melalui BEI 4.
Kemampuan Perseroan membayar dividen di masa depan akan bergantung pada laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas, dan kebutuhan modal kerja di masa depan.
Jumlah dividen yang dibayarkan Perseroan di masa depan, apabila ada, akan bergantung pada laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas, dan kebutuhan modal kerja serta belanja modal Perseroan, komitmen kontrak dan biaya terkait dengan ekspansi Perseoran. Selain itu, Perseroan mungkin mendapatkan perjanjian keuangan di masa depan yang dapat membatasi lebih lanjut kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen dan Perseroan dapat memiliki pengeluaran atau kewajiban yang dapat mengurangi atau menghilangkan ketersediaan kas untuk pembagian dividen. Salah satu dari faktor tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Entitas Anak untuk membayar dividen kepada Perseroan, yang pada akhirnya dapat berdampak merugikan pada kondisi keuangan atau hasil usaha Perseroan dan juga kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham. 5.
Nilai aset bersih dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini lebih rendah dibandingkan Harga Penawaran dan pembeli dapat mengalami dilusi secara langsung dan substansial.
Harga Penawaran lebih tinggi secara substansial dari nilai aset bersih per saham yang disetor dan diterbitkan kepada para pemegang saham Perseroan yang telah ada. Oleh karena itu, pembeli Saham Yang Ditawarkan akan mengalami dilusi yang substansial dan para pemegang saham Perseroan saat ini akan mengalami peningkatan yang material dari nilai aset bersih per saham dari jumlah saham yang mereka miliki. 6.
Sesuai peraturan-peraturan OJK mengenai benturan kepentingan, transaksi yang mengandung benturan kepentingan memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen dan tidak ada jaminan bahwa persetujuan akan didapatkan apabila diperlukan.
Sesuai peraturan-peraturan OJK, transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan terbuka di Indonesia, baik material maupun tidak material yang mengandung benturan kepentingan, kecuali benturan kepentingan tersebut ada sebelum suatu perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI dan diungkapkan seluruhnya pada dokumen penawaran umum yang relevan di Indonesia, harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham indpenden. Transaksi-transaksi antara Perseroan dan pemegang saham utama Perseroan atau perusahaan-perusahaan lain yang dimiliki atau dikendalikan oleh pemegang saham utama atau perusahaan-perusahaan lain yang memiliki direktur atau komisaris dimana terdapat kepentingan ekonomis antara Perseroan dan individu-individu tersebut dan pihak-pihak tersebut akan menimbulkan transaksi dengan benturan kepentingan sesuai peraturan OJK. Oleh karena itu, persetujuan dari pemegang saham mayoritas yang dimiliki secara langsung atau tidak langsung oleh pemegang saham utama Perseroan (“para pemegang saham yang tidak
58
berkepentingan”) harus diperoleh apabila ada benturan kepentingan. OJK mempunyai wewenang untuk menegakkan peraturan ini dan para pemegang saham diperbolehkan mencari atau membawa tindakan penegakan berdasarkan aturan dari OJK tersebut. Persyaratan untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham independen dapat memberatkan Perseroan dari segi waktu dan biaya dan dapat menyebabkan Perseroan tidak jadi memasuki beberapa transaksi yang mungkin dianggap menguntungkan oleh Perseroan. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa persetujuan dari pemegang saham yang tidak berkepentingan akan didapatkan. 7.
Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat atau mata uang lainnya akan mempengaruhi harga saham serta dividen Perseroan dalam mata uang asing.
Fluktuasi nilai tukar antara Rupiah dan mata uang lainnya akan mempengaruhi nilai konversi harga saham Perseroan dalam mata uang Rupiah di BEI. Fluktuasi tersebut juga akan mempengaruhi jumlah saham yang diterima pemegang saham dalam mata uang asing atas (i) dividen kas atau distribusi lainnya akan dibayar dalam Rupiah atas saham Perseroan, dan (ii) uang yang diterima saat menjual saham Perseroan dalam Rupiah dari penjualan di pasar sekunder. 8.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek tidak akan melakukan penjatahan lebih saham atau untuk menstabilisasi harga pasar saham Perseroan.
Penjamin Pelaksana Emisi tidak akan melakukan penjatahan lebih atas Saham Yang ditawatkan atau mengambil tindakan lain untuk menstabilisasi atau menjaga harga pasar Saham Yang Ditawarkan pada tingkat harga yang mungkin tidak berlaku pada pasar saham. Tindakan ini biasa dilakukan di pasar efek lain dalam periode 30 hari segera setelah tanggal dimulainya perdagangan efek di Bursa. Oleh karena itu, harga pasar Saham yang Ditawarkan akan rentan terhadap penurunan dibandingkan bila Penjamin Pelaksana Emisi Efek diperbolehkan mengambil tindakan tersebut. 9.
Penjualan saham di masa datang oleh Perseroan dan pemegang saham Perseroan dapat mempengaruhi harga pasar saham Perseroan.
Penjualan saham Perseroan di masa datang dalam jumlah besar, atau persepsi bahwa penjualan tersebut dapat terjadi, dapat berdampak negatif terhadap pasar saham Perseroan atau kemampuan Perseroan untuk meningkatkan modal melalui penawaran saham baru atau produk equity-linked securities lainnya. Segera setelah Penawaran Umum dilakukan, sekitar 82% dari jumlah saham portepel akan dimiliki oleh PT Griyainsani Cakrasadaya (yang dikendalikan oleh keluarga Dr. Boenjamin Setiawan dan Fransiscus Bing Aryanto serta saudara-saudara kandung mereka, atau diketahui sebagai keluarga Khouw) bersama dengan Lion Investments Partners B.V. (beneficial owner memiliki hubungan yang berkelanjutan dengan keluarga Khouw). Penjualan dalam jumlah besar di masa datang oleh pemegang saham Perseroan, atau persepsi bahwa penjualan tersebut akan terjadi, dapat menyebabkan harga saham Perseroan turun dan dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk memperoleh tambahan modal. 10. Keputusan-keputusan pengadilan asing tidak dapat dilaksanakan terhadap Perseroan. Perseroan termasuk Entitas Anak adalah perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia. Semua komisaris, direktur dan pejabat eksekutif Perseroan dan Entitas Anak tinggal di Indonesia. Semua aset Perseroan dan Entitas Anak dan sebagian besar aset komisaris, direktur dan pejabat eksekutif Perseroan dan Entitas Anak terletak di Indonesia. Tidak dimungkinkan bagi investor untuk menggugat Perseroan dari luar Indonesia atau pihak-pihak tertentu untuk memberlakukan hukum asing terhadap Perseroan atau pihak terkait di luar Indonesia. Selain itu, keputusan pengadilan yang diperoleh di pengadilan di luar Indonesia tidak dapat dilaksanakan dalam pengadilan Indonesia. Akibatnya, pemegang saham Perseroan disyaratkan untuk menggugat Perseroan di Indonesia menurut hukum Indonesia. Pemeriksaan ulang secara de novo akan diperlukan sebelum pengadilan Indonesia melaksanakan putusan dari pengadilan asing di Indonesia. Klaim dan perbaikan yang tersedia berdasarkan hukum Indonesia tidak seluas hukum yang tersedia di yurisdiksi lain. Tidak ada jaminan bahwa pengadilan Indonesia akan melindungi kepentingan investor dengan cara yang sama atau pada tingkat yang sama dengan pengadilan di negara yang lebih maju di luar Indonesia. 11. Investor tunduk pada beberapa pembatasan hak pemegang saham minoritas. Kewajiban pemegang saham mayoritas, komisaris, dan direksi terkait pemegang saham minoritas berdasarkan hukum Indonesia mungkin lebih terbatas dibandingkan dengan kewajiban tersebut berdasarkan hukum di beberapa negara lain. Akibatnya, pemegang saham minoritas berdasarkan undang-undang Indonesia saat ini mungkin tidak dapat melindungi kepemilikannya seperti yang berlaku di beberapa negara lain. Prinsip hukum koporasi terkait masalah seperti keabsahan
59
tindakan Perseroan, prinsip kehati-hatian (fiduciary duties) dari manajemen Perseroan, direktur, komisaris dan pemegang saham pengendali, serta hak pemegang saham minoritas diatur oleh UUPT dan peraturan pelaksanaannya, Peratuan Bapepam-LK, Peraturan BEI, dan Anggaran Dasar Perseroan. Prinsip hukum tersebut dapat bebeda apabila Perseroan merupakan perusahaan yang terdaftar di wilayah yuridisdiksi selain di Indonesia. Secara khusus, konsep terkait fiduciary duties dari manajemen Perseroan belum pernah diajukan kepada pengadilan di Indonesia. Tindakan derifatif terkait dengan tindakan komisaris atau direktur tidak pernah dibawa atau diuji di pengadilan Indonesia, dan hak pemegang saham minoritas baru ditentukan sejak 1995 dan belum teruji dalam praktiknya. Walaupun tindakan dapat dilakukan di bawah hukum Indonesia, ketiadaan preseden dapat membuat penuntutan atas perkara perdata tersebut jauh lebih sulit. Oleh karena itu, tidak ada jaminan bahwa hak atau upaya hukum pemegang saham minoritas akan sama atau cukup dibandingkan dengan hak atau upaya hukum yang tersedia di yurisdiksi lain dalam melindungi kepentingan pemegang saham minoritas. 12. Standar tata kelola perusahaan di Indonesia mungkin berbeda dari negara yang lain. Standar tata kelola perusahaan di Indonesia berbeda dari yang berlaku di yurisdiksi lain dalam beberapa hal termasuk kebebasan dewan direksi, dewan komisaris dan komite audit, dan standar pelaporan internal dan eksternal. Standar tata kelola perusahaan dan prakteknya mungkin tidak terlalu ketat, terutama yang berkaitan dengan kebebasan dewan direksi, dewan komisaris dan audit dan komite lainnya. Oleh karena itu, direktur perusahaan Indonesia mungkin cenderung memiliki kepentingan yang berlawanan dengan kepentingan pemegang saham pada umumnya, dimana ini dapat menyebabkan mereka mengambil tindakan yang berlawanan dengan kepentingan pemegang saham. 13. Informasi perusahaan yang tersedia di pasar modal Indonesia mungkin lebih sedikit daripada pasar modal di negara maju. Terdapat perbedaan diantara tingkat regulasi dan pengawasan pasar modal Indonesia dan aktivitas investor, broker dan partisipan lainnya dibandingkan ekonomi maju lainnya. OJK dan bursa efek bertanggung jawab untuk meningkatkan keterbukaan dan standar regulasi lainnya untuk pasar modal Indonesia. OJK telah mengeluarkan regulasi dan pedoman dalam syarat-syarat keterbukaan, insider trading dan hal-hal lainnya. Namun, informasi yang tersedia di publik mengenai perusahaan di Indonesia kemungkinan masih lebih sedikit dibandingkan informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan publik di negara-negara maju. 14. Hak pemegang saham Perseroan untuk berpartisipasi dalam penawaran di masa datang dapat dibatasi karena penerapan peraturan pasar modal pada jurisdiksi yang berlaku, yang akan menyebabkan terjadinya dilusi pada kepemilikan mereka. Berdasarkan peraturan Bapepam-LK No. IX.D.I, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-261PM/2003, tanggal 17 Juli 2003 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”), perusahaan publik harus menawarkan kepada pemegang efek bersifat ekuitas, HMETD untuk memesan dan membayar pada jumlah saham secara proporsional untuk mempertahankan persentase kepemilikannya sebelum penerbitan setiap saham baru. Namun, di masa mendatang bila Perseroan menawarkan hak untuk membeli atau melakukan pemesanan saham atau mendistribusikan saham kepada pemegang saham, pemegang saham dari kekuasaan hukum Amerika Serikat atau pemegang dari wilayah lain mungkin tidak dapat menggunakan hak tersebut kecuali terdapat pernyataan pendaftaran di bawah US Securities Act atau undangundang serupa di negara lain yang efektif sehubungan dengan saham baru atau pengecualian pendaftaran berdasarkan US Securities Act atau undang-undang serupa di negara lain. Setiap kali Perseroan mengeluarkan HMETD atau menawarkan saham serupa, Perseroan akan mengevaluasi biaya dan potensi kewajiban yang terkait dengan, dan kemampuan Perseroan akan evaluasi biaya dan potensi kewajiban yang terkait dengan, dan kemampuan Perseroan dalam mematuhi peraturan di Amerika Serikat dan peraturan negara lain, untuk setiap pernyataan pendaftaran dan faktor lain yang Perseroan anggap tepat. Namun, Perseroan dapat memilih untuk tidak menganjukan pernyataan pendaftaran dan/atau dokumen lain yang relevan, maka pemegang saham dari Amerika Serikat tidak dapat berpartisipasi atas hak atau penawaran yang serupa dan akan terkena dilusi akibat kepemilikan saham yang dimilikinya. Oleh karena itu, pemegang saham mungkin tidak dapat mempertahankan kepentingan proporsi ekuitas yang dimilikinya dalam Perseroan. Karena Penawaran Umum terbatas saham di Indonesia pada umumnya memungkinkan Publik untuk membeli saham dengan sejumlah diskon dari harga perdagangan terakhir, ketidakmampuan peserta untuk berpartisipasi dalam penawaran hak tersebut bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang material.
60
15. Peraturan Indonesia memiliki ketentuan berbeda dengan peraturan dari yurisdiksi lain terkait pelaksanaan dan hak pemegang saham untuk menghadiri dan memberikan suara pada rapat umum pemegang saham. Perseroan tunduk pada hukum Indonesia dan persyaratan pencatatan yang berlaku di BEI. Penyelenggaraan dan pelaksanaan rapat umum pemegang saham secara khusus diatur oleh hukum Indonesia.Prosedur dan proses pemanggilan sehubungan dengan penyelenggaraan rapat umum pemegang saham, serta kesiapan pemegang saham untuk menghadiri dan memberikan suara pada rapat umum mungkin berbeda dari yurisdiksi di luar Indonesia. Misalnya, pemegang saham yang berhak hadir dan memberikan suara pada rapat umum pemegang saham, berdasarkan hukum Indonesia, adalah pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham pada Hari Kerja selanjutnya, atau recording date berdasarkan pemanggilan rapat umum diumumkan, terlepas dari apakah pemegang saham tersebut mungkin telah melepas saham mereka setelah recording date dan sebelum rapat umum pemegang saham. Selain itu, investor yang mungkin telah membeli saham mereka setelah recording date (dan sebelum hari rapat umum pemegang saham) tidak berhak hadir dan memberikan suara pada rapat umum. Dengan demikian, calon investor harus mencatat bahwa mereka dapat dikenakan prosedur dan hak-hak yang berkaitan dengan rapat umum pemegang saham yang mungkin berbeda dari yang biasa dilakukan di wilayah yurisdiksi lain. 16. Investasi pada kegiatan pelayanan kesehatan tunduk pada batasan-batasan kepemilikan dan investasi asing. Kegiatan penyedia layanan kesehatan rumah sakit yang memberikan layanan spesialis dan sub-spesialis tunduk pada pembatasan kepemilikan pemegang saham asing di bawah Daftar Negatif Investasi di Indonesia. Di bawah Daftar Negatif Investasi, proporsi maksimal dari saham di perusahaan Indonesia yang beroperasi di bidang layanan kesehatan rumah sakit (dengan layanan spesialis dan sub-spesialis) yang boleh dimiliki oleh pemegang saham asing adalah maksimal sebesar 67% dari total saham yang dikeluarkan dan disetor perusahaan tersebut. Terlebih lagi, Pasal 5 dari Daftar Negatif Investasi di Indonesia menyebutkan bahwa batasan tersebut tidak berlaku untuk investasi asing tidak langsung atau transaksi investasi portofolio melalui pasar modal domestik, termasuk pembelian saham di BEI. Setelah Penawaran Umum selesai, semua saham Perseroan akan dicatatkan dan diperdagangkan di BEI dan oleh karena itu, para investor, termasuk investor asing, dapat memiliki saham Perseroan melalui BEI tanpa adanya batasan. Batasan umum pada investasi asing secara langsung yang tersebut di atas tidak berlaku pada Perseroan atau pemegang saham asing Perseroan sepanjang (i) saham tercatat di BEI; (ii) investasi dari pemegang saham asing tersebut dianggap sebagai portofolio investasi; dan (iii) investasi tersebut bukan dengan tujuan untuk mengendalikan Perseroan. Per tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak mengetahui apakah BKPM telah mengambil tindakan nyata terkait dengan akuisisi saham melalui pasar modal domestik. Tidak ada jaminan bahwa Pemerintah, termasuk BKPM, akan terus menginterpretasikan bahwa investasi yang dilakukan oleh pemegang saham asing pada Perseroan merupakan investasi asing tidak langsung atau portofolio investasi sebagaiman termaktub pada Pasal 5 dari Daftar Negatif Investasi. Jika di kemudian hari Pemerintah, termasuk BKPM, mengubah atau memberlakukan interpretasi yang berbeda atas penerapan Pasal 5 dari Daftar Negatif Investasi atas Perseroan, Perseroan mungkin harus tunduk pada pembatasan investasi dan kepemilikan asing tersebut. Hal ini dapat berdampak negatif secara material terhadap harga atau likuiditas saham Perseroan, serta menghambat Perseroan dalam melaksanakan kegiatan penyedia layanan kesehatan, yang selanjutnya dapat berdampak negatif pada hasil kegiatan usaha, kondisi keuangan dan profitabilitas Perseroan. MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SEMUA RISIKO YANG DIHADAPI PERSEROAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA TELAH DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS DAN DISUSUN BERDASARKAN BOBOT DARI DAMPAK MASING-MASING RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK.
61
VII.
KEJADIAN PENTING INDEPENDEN
SETELAH
TANGGAL
LAPORAN
AUDITOR
Tidak terdapat kejadian penting yang mempunyai dampak material terhadap posisi keuangan dan hasil usaha konsolidasian Perseroan, yang terjadi setelah tanggal laporan auditor independen yaitu tanggal 6 Februari 2015 atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 yang telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian.
62
VIII. 1.
KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK
RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN
Perseroan didirikan dengan nama PT Calida Ekaprana, berkedudukan di Jakarta Pusat, berdasarkan Akta Pendirian Perseroan No. 25 tanggal 3 Januari 1995, dibuat di hadapan Eveline Suriahudaja Konig, SH, Notaris di Bogor, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C27971.HT.0101.TH.95 tanggal 22 Juni 1995 serta didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 1440/1995 tanggal 19 September 1995 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 88 tanggal 3 Nopember 1995, Tambahan No. 9106. Pada 2012 Perseroan mengubah statusnya dari semula perusahaan non fasilitas menjadi perusahaan dengan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 146 tanggal 31 Januari 2012 dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn., Notaris di Jakarta Utara yang telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 23 April 2012 dan telah didaftarkan dalam daftar perseroan sesuai dengan UUPT No.AHU-0034823.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 23 April 2012 dan telah diumumkan dalam BNRI No.37 tanggal 7 Mei 2013, Tambahan No. 27893. Perubahan status Perseroan tersebut juga telah memperoleh persetujuan dari BKPM berdasarkan Surat Persetujuan Perubahan Status Perusahaan Non-Penanaman Modal Dalam Negeri/Penanaman Modal Asing (Non-PMDN/PMA) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) No. 142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 Desember 2011. Pada tanggal 30 Desember 2014, Perseroan mendapatkan Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 291/I/IP/PMDN/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri yang dikeluarkan atas nama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal. Oleh karenanya sejak tanggal tersebut, Perseroan telah tercatat sebagai Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri. Pada 2014, Perseroan mengubah nama perusahaan menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 5 tanggal 6 Agustus 2014 dibuat dihadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan keputusan No. AHU06263.40.20.2014 tanggal 7 Agustus 2014 dan dicatat dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT di bawah No. AHU0078659.40.80.2014 tanggal 7 Agustus 2014. Perubahan ini telah disetujui oleh BKPM berdasarkan Surat Izin Prinsip Perubahan No. 2125/1/IP-PB/PMA/2014 tanggal 4 Agustus 2014. Pada tahun 2014, Perseroan mengubah anggaran dasar Perseroan untuk menyesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1 berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No.AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014. Pada saat ini Perseroan menjalankan kegiatan usaha utama dalam bidang jasa konsultasi bisnis dan manajemen dan melaksanakan kegiatan usaha penunjang yang mendukung kegiatan usaha utama Perseroan yaitu: (i) menjalankan usaha di bidang jasa manajemen rumah sakit dan (ii) menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa pada umumnya kecuali di bidang hukum dan pajak. Perseroan saat ini memiliki enam Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha dalam bidang jasa pelayanan kesehatan masyarakat khususnya rumah sakit. Di bawah ini adalah ringkasan dari peristiwa penting sejarah Perseroan. 1989: Rumah sakit pertama, RSMK Jatinegara mulai beroperasi. 1990: Jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseroan mencapai 70. 1993: RSMK Bekasi Barat mulai beroperasi. 1995: Kepemilikan di RSMK Jatinegara dilepas menjadi 60% dan jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseroan mencapai 212. 1998: RS Mitra Kemayoran mulai beroperasi. 1998: RS International Bintaro mulai beroperasi. 1999: RSMK Surabaya mulai beroperasi. 2000: Jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseoran mencapai 715. 2001: Perseroan menjual sisa kepemilikan saham di RSMK Jatinegara dan di RS International Bintaro.
63
2002: RSMK Kelapa Gading mulai beroperasi. 2004: RSMK Bekasi Timur mulai beroperasi. 2005: Jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseroan mencapai 742. 2008: RSMK Depok mulai beroperasi. 2009: RSMK Tegal mulai beroperasi. 2009: RSMK Waru mulai beroperasi. 2010: RSMK Cikarang mulai beroperasi dan jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseroan mencapai 1.369. 2011: RSMK Cibubur mulai beroperasi. 2014: RSMK Kenjeran mulai beroperasi. Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian tersebut selanjutnya secara berturut-turut diubah sebagai berikut : Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 36 tanggal 2 Agustus 1996, dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, berdasarkan surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 13 April 1995 No. C59.HT.03.07-Th.1995, pengganti Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan: (i) peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta Rupiah) menjadi Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) yang mengubah pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan; (ii) penyesuaian terhadap Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C2-10144.HT.0101.TH.96 tanggal 6 November 1996, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai Undang-undang No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (“UUWDP”) dengan TDP No. 09051634273 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat, Nomor 428/BH.09.05/II/1997 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 27 tanggal 4 April 1997, Tambahan No. 1290; Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 231 tanggal 24 Juni 1997, dibuat di hadapan Irawan Soerodjo, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan atas pengeluaran 1.000 saham dari 7.100 saham yang masih ada dalam simpanan yang akan diambil bagian/ditempatkan oleh PT Enseval masing-masing saham bernilai Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang/pemilik 3.899 (tiga ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan) saham atau mewakili 99,97% dari seluruh modal disetor dan ditempatkan dalam Perseroan, dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham. Akta tersebut telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Hukum Umum dengan No. C-25707 HT.01.04.Th.2000 tanggal 22 Desember 2000, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 0905151334272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 684/RUB.09.05/V/2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 2001, Tambahan No. 298. Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.10 tanggal 28 Juni 2000, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pengeluaran 1.500 saham dari 6.100 saham yang masih ada dalam simpanan dan diambil bagian atau ditempatkan oleh PT Enseval sebanyak 1.500 saham masing-masing bernilai nominal sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang atau pemilik 5.399 saham atau mewakili 99,98% dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham atau mewakili 0,02% dari seluruh modal disetor dan ditempatkan dalam Perseroan. Akta tersebut telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Hukum Umum dengan No. C-25707 HT.01.04.Th.2000 tanggal 22 Desember 2000, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 0905151334272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 684/RUB.09.05/V/2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 2001, Tambahan No. 298. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.1 tanggal 3 Juli 2000, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pengeluaran 2.150 saham dari 4.600 saham yang masih ada dalam simpanan dan diambil bagian atau ditempatkan oleh PT Enseval masing-masing bernilai nominal sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang atau pemilik 7.549 saham atau mewakili 99,99% dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham atau mewakili 0,01% dari seluruh modal disetor dan ditempatkan dalam Perseroan. Akta mana telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Hukum Umum dengan No. C-25707 HT.01.04.Th.2000 tanggal 22 Desember 2000, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 0905151334272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta
64
Pusat No. 684/RUB.09.05/V/2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 2001, Tambahan No. 298. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 13 tanggal 26 Desember 2000, dibuat di hadapan Tji Sing, SH, berdasarkan Surat Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, tanggal 8 Desember 2000 nomor 63/CN/2000/PN.JKT.PST, pengganti dari Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) yang terbagi atas 10.000 saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) menjadi Rp140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah) yang terbagi atas 140.000 saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) dan modal ditempatkan yang semula Rp7.550.000.000 (tujuh miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp136.550.000.000 (seratus tiga puluh enam miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah). Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C-01075 HT.01.04.TH.2001 tanggal 23 Mei 2001, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 090551513427 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat, Nomor 104/RUB.09.05/VI/2001 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 83 tanggal 16 Oktober 2001, Tambahan No. 6484; Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 6 tanggal 20 Juni 2001, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan pasal 4 ayat (2) dan 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp136.550.000.000 (seratus tiga puluh enam miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp129.050.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar lima puluh juta Rupiah). Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C-03533 HT.01.04.TH.2001 tanggal 19 Juli 2001, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 09051534272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat, No. 2641/RUB.09.05/XII/2001 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21 tanggal 12 Maret 2002, Tambahan No. 2486; Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 1 tanggal 1 November 2001, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta,sehubungan dengan perubahan pasal 4 ayat (2) dan 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp129.050.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp126.050.000.000 (seratus dua puluh enam miliar lima puluh juta Rupiah). Akta tersebut telah diterima dan disimpan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (“Sisminbakum”) Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Surat No. C15132 HT.01.04.TH.2001 tanggal 6 Desember 2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 38 tanggal 10 Mei 2002, Tambahan No. 329, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan No. TDP 090515134272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 3028/RUB 09.06/II/2002. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 23 tanggal 24 Desember 2004, dibuat di hadapan George Handojo Hermawi, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp126.050.000.000 (seratus dua puluh enam miliar lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp51.000.000.000 (lima puluh satu miliar Rupiah) dan mengubah pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) Anggaran Dasar Perseroan. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C-04403 HT.01.04.TH.2005 tanggal 21 Februari 2005, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 090515134272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat Nomor 1145/RUB.09.05/V/2005 tanggal 6 Mei 2005, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43 tanggal 31 Mei 2005, Tambahan No. 5498; Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 3 tanggal 6 Mei 2005, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penurunan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dari Rp51.000.000.000 (lima puluh satu miliar Rupiah) menjadi Rp47.000.000.000 (empat puluh tujuh miliar Rupiah) dan karenanya mengubah pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) anggaran dasar Perseroan. Akta tersebut telah diterima
65
dan disimpan dalam database Sisminbakum Menkumham, berdasarkan Surat No. C-16809 HT.01.04.TH.2004 tanggal 17 Juni 2005, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 83 tanggal 18 Oktober 2005, Tambahan No. 1013, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan No. TDP 090515134272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 1954/RUB 09.01/VII/2005 tanggal 25 Juli 2005. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 8 tanggal 28 Desember 2006, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan sebagaimana tercantum dalam pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan. Akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. W7-03105 HT.01.04.TH.2007 tanggal 23 Maret 2007, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65 tanggal 14 Agustus 2012, Tambahan No. 34766. Akta Pernyataan Para Pemegang Saham Tanpa Mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan No. 12 tanggal 25 Juni 2008, dibuat di hadapan George Handojo Hermawi, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penyesuaian anggaran dasar Perseroan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-39110.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 8 Juli 2008, didaftarkan dalam daftar perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0056353.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 8 Juli 2008, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 25 November 2008, Tambahan No. 25186. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 146 tanggal 31 Januari 2012, dibuat di hadapan Humberg Lie, SH,SE, MKn, Notaris di Jakarta Utara, sehubungan dengan: (i) persetujuan perubahan pasal 3 anggaran dasar Perseroan; (ii) persetujuan peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan yaitu modal dasar semula sebesar Rp140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah) berubah menjadi sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah); modal ditempatkan dan disetor semula sebesar Rp47.000.000.000 (empat puluh tujuh miliar Rupiah) berubah menjadi Rp138.232.000.000 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah); (iii) persetujuan perubahan perseroan dari semula perseroan terbatas non-penanaman modal dalam negeri/penanaman modal asing (Non-PMDN/PMA) menjadi Perseroan terbatas yang didirikan dengan ketentuan dalam Undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam rangka pelaksanaan Penanaman Modal Asing (PMA); dan (iv) persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan sehubungan dengan perubahan jenis Perseroan menjadi Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing. Akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU20890.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 23 April 2012, didaftarkan dalam daftar perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0034823.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 23 April 2012 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 10 Desember 2013, Tambahan No. 8165/L. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 05 tanggal 6 Agustus 2014, dibuat di hadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pemegang saham Perseroan mengubah pasal 1 ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan yaitu mengenai perubahan nama Perseroan, dari semula PT Calida Ekaprana menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat. Akta tersebut telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan Menkumham No. AHU-06263.40.20.2014 tanggal 7 Agustus 2014, sebagaimana telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0078659.40.80.2014 tanggal 7 Agustus 2014. Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sisminbakum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No. AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014, yang mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum antara lain menyesuaikan dengan
66
Peraturan No. IX.J.1, perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perusahaan terbuka dan perubahan nilai nominal saham dan peningkatan modal dasar Perseroan. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan adalah berusaha dalam bidang jasa. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. b.
Kegiatan usaha utama yaitu menjalankan usaha dalam bidang jasa konsultasi bisnis dan manajemen. Kegiatan usaha penunjang yang mendukung kegiatan usaha utama Perseroan adalah: (i) menjalankan usaha di bidang jasa manajemen rumah sakit; dan (ii) menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa pada umumnya kecuali di bidang hukum dan pajak.
Perseroan saat ini memiliki enam Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha dalam bidang jasa pelayanan kesehatan masyarakat khususnya rumah sakit. 2.
PERKEMBANGAN STRUKTUR PERMODALAN DAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN
Berikut merupakan perkembangan struktur dan kepemilikan saham Perseroan sejak didirikan sampai dengan Prospektus ini diterbitkan: Tahun 1995 Berdasarkan Akta Pendirian, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut : Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp100.000 per saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. Irawati Setiady 2. Rustiyan Oen Jumlah Saham Dalam Portepel
250
25.000.000
25 25 50
2.500.000 2.500.000 5.000.000
200
20.000.000
%
50,00 50,00 100,00
Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh secara tunai oleh: (i) Irawaty Setiady sejumlah Rp2.500.000 (dua juta lima ratus Rupiah), dan (ii) Rustiyan Oen sejumlah Rp2.500.000 (dua juta lima ratus Rupiah). Tahun 1996 a.
Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 29 Februari 1996 yang dibuat di bawah tangan, bermeterai cukup dan telah ditandatangani para pihak, telah terjadi pengalihan saham yaitu: i.
Pengalihan 25 saham dengan nilai nominal masing-masing saham Rp100.000 milik Irawati Setiady dalam Perseroan kepada PT Enseval; ii. Pengalihan 24 saham dengan nilai nominal masing-masing saham Rp100.000 milik Rustiyan Oen dalam Perseroan kepada PT Enseval; dan iii. Pengalihan 1 saham dengan nilai nominal saham Rp100.000 milik Rustiyan Oen dalam Perseroan kepada PT Griyainsani Cakrasadaya. Sehingga setelah pengalihan saham-saham tersebut dilakukan oleh pemegang saham Perseroan maka susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:
67
Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp100.000 per saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 2. PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah Saham dalam Portepel
250
25.000.000
49 1 50
4.900.000 100.000 5.000.000
200
20.000.000
%
98,00 2,00 100,00
Pengalihan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan sebagaimana termaktub dalam Risalah Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Perseroan tanggal 29 Februari 1996. b.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 36 tanggal 2 Agustus 1996, dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, berdasarkan surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 13 April 1995 No. C-59.HT.03.07-Th.1995, pengganti Rachmat Santoso, SH, notaris di Jakarta, sehubungan dengan: (i) peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta Rupiah) menjadi Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) yang mengubah pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan.
Sehingga setelah peningkatan modal tersebut struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
10.000
10.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 2. PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah
2.899 1 2.900
2.899.000.000 1.000.000 2.900.000.000
Saham dalam Portepel
7.100
7.100.000.000
%
99,96 0,04 100,00
Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh: (i) Rp2.894.100.000 (dua miliar delapan ratus sembilan puluh empat juta seratus ribu Rupiah); dan (ii) Griyainsani sebesar Rp900.000 (sembilan ratus ribu Rupiah). Tahun 1997 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 231 tanggal 24 Juni 1997, dibuat di hadapan Irawan Soerodjo, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan atas pengeluaran 1.000 saham dari 7.100 saham yang masih ada dalam simpanan yang akan diambil bagian/ditempatkan oleh PT Enseval masing-masing saham bernilai Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang/pemilik 3.899 (tiga ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan) saham atau sama dengan 99,97%, dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham.
68
Sehingga setelah pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan tersebut, maka struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Pemegang Saham Modal Dasar
10.000
10.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 2. PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah
3.899 1 3.900
3.899.000.000 1.000.000 3.900.000.000
Saham dalam Portepel
6.100
6.100.000.000
%
99,97 0,03 100,00
Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Enseval sejumlah Rp1.000.000.000 (satu miliar Rupiah). Tahun 2000 a.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 10 tanggal 28 Juni 2000, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pengeluaran 1.500 saham dari 6.100 saham yang masih ada dalam simpanan dan diambil bagian atau ditempatkan oleh PT Enseval sebanyak 1500 saham masing-masing bernilai nominal sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang atau pemilik 5.399 saham atau sama dengan 99,98% dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham atau sama dengan 0,02%. Akta tersebut telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Hukum Umum dengan No. C-25707 HT.01.04.Th.2000 tanggal 22 Desember 2000, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP No. 0905151334272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 684/RUB.09.05/V/2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 2001, Tambahan No. 298. Sehingga setelah pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan tersebut, maka struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
10.000
10.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 2. PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah
5.399 1 5.400
5.399.000.000 1.000.000 5.400.000.000
Saham dalam Portepel
4.600
4.600.000.000
%
99,98 0,02 100,00
Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Enseval sejumlah Rp1.500.000.000 (satu miliar lima ratus ribu Rupiah). b.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 1 tanggal 3 Juli 2000, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pengeluaran 2.150 saham dari 4.600 saham yang masih ada dalam simpanan dan diambil bagian atau ditempatkan oleh PT Enseval masing-masing bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang atau pemilik 7.549 saham atau mewakili 99,99% saham dalam Perseroan dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham atau mewakili 0,01% saham dalam Perseroan.
69
Setelah pengeluaran saham dalam simpanan tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:
Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
10.000
10.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 2. PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah
7.549 1 7.550
7.549.000.000 1.000.000 7.550.000.000
Saham dalam Portepel
2.450
2.450.000.000
%
99,98 0,02 100,00
Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Enseval sejumlah Rp2.150.000.000 (dua miliar seratus lima puluh juta Rupiah). c.
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 13 tanggal 26 Desember 2000, dibuat di hadapan Tji Sing, SH, berdasarkan Surat Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, tanggal 8 Desember 2000 nomor 63/CN/2000/PN.JKT.PST, pengganti dari Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, terkait peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) yang terbagi atas 10.000 saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) menjadi Rp140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah) yang terbagi atas 140.000 saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) dan modal ditempatkan yang semula Rp7.550.000.000 (tujuh miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp136.550.000.000 (seratus tiga puluh enam miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah). Setelah peningkatan modal dasar Perseroan tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
140.000
140.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 2. PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah
136.549 1 136.550
136.549.000.000 1.000.000 136.550.000.000
3.450
3.450.000.000
Saham dalam Portepel
%
99,99 0,01 100,00
Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Enseval sejumlah Rp129.000.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar Rupiah). Tahun 2001 a.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 6 tanggal 20 Juni 2001, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan pasal 4 ayat (2) dan 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp136.550.000.000 (seratus tiga puluh enam miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp129.050.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar lima puluh juta Rupiah).
70
Setelah penurunan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
140.000
140.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 2. PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah
129.049 1 129.050
129.049.000.000 1.000.000 129.050.000.000
10.950
10.950.000.000
Saham dalam Portepel
b.
%
99,99 0,01 100,00
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 1 tanggal 1 November 2001, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan pasal 4 ayat (2) dan 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp129.050.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp126.050.000.000 (seratus dua puluh enam miliar lima puluh juta Rupiah). Setelah penurunan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
140.000
140.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 2. PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah
126.049 1 126.050
126.049.000.000 1.000.000 126.050.000.000
13.950
13.950.000.000
Saham dalam Portepel
%
99,99 0,01 100,00
Tahun 2004 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 23 tanggal 24 Desember 2004, dibuat di hadapan George Handojo Hermawi, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp126.050.000.000 (seratus dua puluh enam miliar lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp51.000.000.000 (lima puluh satu miliar Rupiah) dan mengubah pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) Anggaran Dasar Perseroan. Setelah penurunan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
140.000
140.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 2. PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah
50.999 1 51.000
50.999.000.000 1.000.000 51.000.000.000
Saham dalam Portepel
89.000
89.000.000.000
71
%
99,99 0,01 100,00
Tahun 2005 a.
Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 3 Maret 2005 yang dibuat di bawah tangan, bermeterai cukup dan telah ditandatangani para pihak, telah terjadi pengalihan saham yaitu: i. Pengalihan 50.998 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 milik PT Enseval dalam Perseroan kepada PT Griyainsani Cakrasadaya; dan ii. Pengalihan 1 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 milik PT Enseval dalam Perseroan kepada PT Arya Mitra; Setelah pengalihan saham-saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
140.000
140.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 2. PT Arya Mitra Jumlah
50.999 1 51.000
50.999.000.000 1.000.000 51.000.000.000
Saham dalam Portepel
89.000
89.000.000.000
%
99,99 0,01 100,00
Pengalihan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 18 tanggal 29 Maret 2005, dibuat dihadapan Tjong Trisnawaty, SH, Notaris di Jakarta. Akta mana telah tersimpan di dalam database Sisminbakum Menkumham No. CUM.02.01.5084 tanggal 15 April 2005, dan telah didaftarkan dalam kantor pendaftaran perusahaan tanggal 6 Mei 2005. b.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.3 tanggal 6 Mei 2005, dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penurunan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dari Rp51.000.000.000 (lima puluh satu miliar Rupiah) menjadi Rp47.000.000.000 (empat puluh tujuh miliar Rupiah) dan karenanya mengubah pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) anggaran dasar Perseroan. Setelah penurunan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
140.000
140.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 2. PT Arya Mitra Jumlah
46.999 1 47.000
46.999.000.000 1.000.000 47.000.000.000
Saham dalam Portepel
93.000
93.000.000.000
%
99,99 0,01 100,00
Tahun 2010 Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 13 Desember 2010 yang dibuat dibawah tangan, bermeterai cukup dan telah ditandatangani oleh para pihak, telah terjadi pengalihan saham yaitu Pengalihan 1 saham dengan nilai nominal saham Rp1.000.000 milik PT Arya Mitra dalam Perseroan kepada PT Gira Sole Prima.
72
Setelah pengalihan saham-saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
140.000
140.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 2. PT Gira Sole Prima Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
46.999 1 47.000
46.999.000.000 1.000.000 47.000.000.000
Saham dalam Portepel
93.000
93.000.000.000
%
99,99 0,01 100,00
Pengalihan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 12 tanggal 23 Desember 2010, dibuat dihadapan Tjong Trisnawaty,S.H., Notaris di Jakarta. Akta mana telah tersimpan di dalam database Sisminbakum Menkumham No. AHUAH.01.10-01760 tanggal 18 Januari 2011 sebagaimana telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan berdasarkan UUPT No. AHU-0004355.AH.01.09. Tahun 2011 tanggal 18 Januari 2011. Tahun 2012 Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 146 tanggal 31 Januari 2012, dibuat dihadapan Hunberg Lie, S.H.,S.E., M.Kn, Notaris di Jakarta Utara, sehubungan dengan: (i) pengalihan 1 saham milik PT Gira Sole Prima dalam Perseroan kepada Lion Investments Partners B.V., dan (ii) menyetujui peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan yaitu modal dasar semula sebesar Rp140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah) berubah menjadi sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah); modal ditempatkan dan disetor semula sebesar Rp47.000.000.000 (empat puluh tujuh miliar Rupiah) berubah menjadi Rp138.232.000.000 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah); Setelah peningkatan modal dasar tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:
Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
200.000
200.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 2. Lion Investments Partners B.V. Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
46.999 91.233 138.232
46.999.000.000 91.233.000.000 138.232.000.000
61.768
61.768.000.000
Saham dalam Portepel
%
34,00 66,00 100,00
Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh oleh Lion Investment Partners B.V sejumlah Rp91.233.000.000 (sembilan puluh satu miliar dua ratus tiga puluh tiga juta Rupiah) berdasarkan rekening koran Perseroan tanggal 29 Februari 2012. Tahun 2014 Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No. AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
73
No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014, yang mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum antara lain menyesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1, perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi Perseroan Terbuka dan perubahan nilai nominal saham dan peningkatan modal dasar Perseroan. Setelah peningkatan modal dasar tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham
Nilai Nominal Rp100 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp)
Modal Dasar
5.000.000.000
500.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 2. Lion Investments Partners B.V. Jumlah
469.990.000 912.330.000 1.382.320.000
46.999.000.000 91.233.000.000 138.232.000.000
Saham dalam Portepel
3.617.680.000
361.768.000.000
%
34,00 66,00 100,00
Bahwa nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut di atas telah disetor penuh oleh pemegang saham Perseroan, atau seluruhnya berjumlah Rp138.232.000.000,00 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah) berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian dengan Laporan Auditor Independen tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 (diaudit) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (diaudit). Struktur permodalan dan kepemilikan saham Perseroan tidak mengalami perubahan hingga diterbitkannya Prospektus ini.
74
3.
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Perseroan adalah sebagai berikut:
4.
PENGURUSAN DAN PENGAWASAN
Sesuai Anggaran Dasar Perseroan, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ketiga sejak tanggal pengangkatan mereka dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatannya berakhir dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikannya sewaktu-waktu. Berdasarkan ketentuan dalam anggaran dasar Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan surat keputusan No. AHU-1026340-20.2014 tanggal 19 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari sedikitnya 2 (dua) orang anggota Direksi, dimana salah dimana salah seorang diangkat sebagai Direktur Utama dan 1 (satu) orang Direktur dan di bawah pengawasan Dewan Komisaris yang terdiri dari sedikitnya 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris, dimana salah seorang diangkat sebagai Komisaris Utama, dan 1 (satu) orang Komisaris. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk No. 34 tanggal 12 November 2014, dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah disimpan dalam database Sisminbakum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU41032.40.22.2014 tanggal 13 November 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0118265.40.80.2014 tanggal 13 November 2014, susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:
75
Dewan Komisaris Komisaris Utama
:
Jozef Darmawan Angkasa, MBA, MSc.
Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen
: : :
Laura Aryanto, BA Bacelius Ruru, SH, LL.M. dr. I Gede Subawa
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Independen
: Ir. Rustiyan Oen, MBA : Joyce V. Handajani, MBA : dr. Francinita Nati, MM
Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 dan pengangkatan Bacelius Ruru, SH, LL.M. dan dr. I Gede Subawa sebagai Komisaris Independen dan dr. Francinita Nati, MM sebagai Direktur Independen telah memenuhi ketentuan Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat. Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi menerima gaji dan tunjangan yang ditentukan pada RUPS dan dibayarkan per bulan setiap tahunnya. Dewan Komisaris dan Direksi tidak memperoleh komisi atas kehadiran mereka dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Total gaji dan tunjangan seluruh Dewan Komisaris Perseroan pada 30 September 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing- masing sebesar Rp4,7 miliar, Rp3 miliar, Rp5,5 miliar, Rp4,5 miliar, Rp4,1 miliar dan Direksi Perseroan pada 30 September 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing- masing sebesar Rp7,3 miliar, Rp5 miliar, Rp6,9 miliar, Rp5,8 miliar, Rp4,9 miliar. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi berhak menerima penggantian atas pajak penghasilan yang dikenakan terhadap tunjangan yang diterima. Perseroan tidak mempublikasikan informasi mengenai gaji dan tunjangan yang diterima oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Pemberian tantiem kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dan dibayarkan secara tahunan berdasarkan pencapaian target kinerja yang ditentukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Berikut adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan: Dewan Komisaris Jozef Darmawan Angkasa, MBA, MSc. - Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 46 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Science (BSc) di bidang Engineering Management dari University of Portland, Portland, Oregon, USA (1990), gelar Master of Business Administration (MBA) dari Loyola Marymount University, Los Angeles, California, USA (1993) dan gelar Master of Science (MSc) di bidang Engineering Management dari University of Southern California, Los Angeles, USA (1995). Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai Financial Controller KC Pharmaceuticals Inc., California, USA (1992-1994). Memiliki pengalaman berkarir, antara lain: menjabat sebagai Plant Manager KC Pharmaceuticsals Inc., California, USA (1994-1995); Plant Manager & Quality Management Representatives (QMR) PT Bintang Toedjoe (1995-1997); menjabat Marketing Manager Prescription Division PT Kalbe Farma Tbk (1997-1998); General Manager PT Hexpharm Jaya Indonesia (1999-2001); Direktur PT Dankos Laboratories Tbk (2000-2001); Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe Indonesia (2002-2007); Managing Director Kalbe Internasional Pte, Ltd. (2006-2008); Komisaris PT Asuransi Mitra Maparya (2009-2011); dan Presiden Direktur PT Asuransi Mitra Maparya Tbk (2011-2014). Saat ini beliau memegang beberapa posisi seperti Dosen
76
Binus Business School (2007-saat ini); Komisaris PT Kalbe Farma Tbk (2008- saat ini), dan Presiden Komisaris PT Asuransi Mitra Maparya Tbk (2014-saat ini). Laura Aryanto, BA – Komisaris Warga Negara Indonesia, 44 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang Finance dari California State University di Fullerton (1992). Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai sebagai Corporate Finance PT Dongsuh Kolibindo Securities (1997-1998); menjabat sebagai Komisaris PT Adimitra Transferindo (2001-2006); Komisaris PT Sanghiang Perkasa (2006-2008); Anggota Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Kalbe (2008-saat ini); dan Direktur PT Bina Arta Charisma (2011-saat ini). Bacelius Ruru, SH, LL.M. – Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 66 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1975) dan menyelesaikan pendidikannya di Harvard Law School di bidang Corporation, International Trade and Foreign Investment (1981). Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai sebagai Kepala Sub Direktorat Asuransi Jiwa & Asuransi Sosial, Direktorat Lembaga Keuangan Ditjen Moneter, Departemen Keuangan (19831984); menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Hukum BUMN, Direktorat Pembinaan BUMN, Ditjen Moneter, Departemen Keuangan (1984-1987); Kepala Biro Hukum dan Humas, Departemen Keuangan (1987-1990); Staf Ali Menteri Keuangan di Bidang Hubungan Ekonomi Keuangan Regional (1990-1993); Ketua Bapepam, Departemen Keuangan (1993-1995); Direktur Jenderal Pembinaan BUMN, Departemen Keuangan (1995-1998); Asisten Menteri Negara Pendayagunaan BUMN / Deputi Bidang Usaha Kompetitif Badan Pengelola BUMN (1998-1999); Asisten Menteri / Deputi Bidang Usaha Pertambangan dan Agro Industri, Kantor Menteri Negara Pendayagunaan BUMN (1999-2000); Deputi Menteri Negara / Deputi Kepala Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN Bidang Pengawasan dan Pengendalian, Kantor Menteri Negara BUMN (2000-2001); Sekretaris Kementrian BUMN (2001-2004); Komisaris Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (2001-2004); Komisaris Utama PT Bursa Efek Jakarta (2001-2008); Komisaris Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (2004-2008); Komisaris Utama PT Tuban Petrochemical Industries (2003-saat ini); Komisaris Utama PT Polychem Indonesia (2005-saat ini); Komisaris Utama PT Jababeka Tbk (2007-saat ini); Presiden Komisaris PT Axle Asia (Broker Insurance) (2008-saat ini); Komisaris Independen PT Agung Podomoro Land (2010saat ini); Komisaris Independen PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (2011-saat ini); Komisaris Independen PT Protelindo (2013-saat ini); Komisaris Independen PT Asuransi Mitra Maparya (2013-saat ini). dr. I Gede Subawa – Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 63 tahun, memperoleh gelar S1 Kedokteran dari FK UNUD Denpasar (1978) dan S2 Master Kesehatan/Magister managemen Rumah Sakit (MMR UGM Yogyakarta) (1996). Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai Kepala Puskesmas Kec Insana Kab. TTU Prop NTT (19781980); menjabat sebagai Direktur RSUD Atambua Kab. Belu. Prop. NTT (1981-1983); Kepala Dinas Kesehatan Kab. TTU, Prop NTT (1984-1986); Kepala Dinas Kesehatan Kab. Flores Timur Prop NTT (1986-1988); Kepala Kantor Perwakilan Cabang Perum
77
Husada Bhakti (PHB), Prop NTT (1988-1992); Kepala PT. ASKES Cabang Bali, Prop Bali (1992-1995); Kepala PT ASKES Regional Jawa Tengah (1996-1998); Kepala PT ASKES Regional Jawa Tengah dan DIY (1999-2000); Direktur Operasional PT ASKES Kantor Pusat (2000-2007); Direktur Utama PT ASKES Kantor Pusat (2008-2013); Komisaris PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (2009-2013); dan Pengurus Persatuan Ahli Manajemen Jaminan Kesehatan dan Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI) (saat ini). Direksi Ir. Rustiyan Oen, MBA – Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 52 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Institut Pertanian Bogor tahun 1984, dan gelar Masters of Business Administration dalam bidang Finance di San Diego, California, USA. Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 2014. Memiliki pengalaman karir sebagai Finance Manager di J.I. Management Co. Inc. di Pomona, California, USA (1988-1990); Direktur Utama PT Arya Mitra (1990-1994); Direktur Utama PT Vayatour (1990-1993); Direktur PT Proteindo Karyasehat (1993); Direktur PT Griyainsani Cakrasadaya (1993); Direktur PT Putramas Muliasentosa (1993); Komisaris Utama PT Vayatour (1993-2004); Direktur PT Enseval Putra Megatrading Tbk (1993-1995); Direktur Utama PT Panca Muara Jaya (1995-1997); Komisaris PT Alpen Agungraya (1996); Komisaris Utama PT Proteindo Karyasehat (1996-2014); Direktur Utama PT Putramas Muliasentosa (1996-saat ini); Komisaris Utama PT Karyasukses Mandiri (1996-saat ini); Komisaris Utama PT Alpen Agungraya (1996-saat ini); Direktur PT Ragamsehat Multifita (1997-2005); Komisaris PT Ekamita Arahtegar (2000-2014); Direktur PT Griyainsani Cakrasadaya (2000-saat ini); Komisaris PT Arya Mitra (2002-2008); Komisaris PT Ragamsehat Multifita (2005-saat ini); Direktur PT Arya Mitra (2008-saat ini); Direktur Utama PT Proteindo Karyasehat (2014); dan Komisaris Utama PT Proteindo Karyasehat (Juli 2014 -saat ini). Joyce V. Handajani, MBA – Direktur Warga Negara Indonesia, 44 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang Finance dari University of Texas di Austin, USA (1992) dan gelar Master of Business Administration dari University of Texas di San Antonio, USA (1993). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai Corporate Treasury Manager PT Enseval Putera Megatrading Tbk (1994); Wakil Direktur Corporate Treasury PT Kalbe Farma Tbk (2005-2008); Direktur PT Hexpharm Jaya Laboratories (2008-2011); Direktur Corporate Treasury & Investor Relations PT Kalbe Farma Tbk (2008-2013). dr. Francinita Nati, MM – Direktur Independen Warga Negara Indonesia, 54 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta (1979-1986), dan memperoleh gelar Pasca Sarjana dalam bidang Program Studi Manajemen dari Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta (2001). Menjabat sebagai Direktur Independen Perseroan sejak 2014. Memiliki pengalaman karir sebagai Dokter Umum di RSUD Metro Lampung Tengah (1989); Ka. Puskesmas Kecamatan Lampung Bantul, Lampung Tengah (1989-1991); Ka. Puskesmas Kecamatan Wates – Gunung Sugih, Lampung Tengah (1991-1992); Dokter Poliklinik Kantor Walikota Madya Jakarta Utara (1992-1993); Manajer Medis di RSMK Bekasi Barat (1993-1996); Direktur di RSMK Bekasi (1996-2008); Direktur di
78
RSMK Bekasi Timur (2004-2008); Direktur di RSMK Kelapa Gading (2008-saat ini) dan Vice President RSMK Grup (2008-saat ini). Pengelolaan Perseroan dilakukan oleh Direksi di bawah pengawasan Komisaris yang mempunyai tugas utama mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberi masukan kepada Direksi. Sesuai dengan cakupan kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan, manajemen Perseroan berpendapat bahwa jumlah anggota dari Dewan Komisaris dan Direksi yang ada pada saat ini telah cukup untuk mengawasi dan memimpin jalannya kegiatan operasional perusahaan. Penunjukan seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Manajemen Senior Tabel berikut ini memuat keterangan mengenai daftar manajemen senior yang bekerja pada Perseroan: Nama Rumah Sakit RSMK Bekasi Barat
dr. Nurvantina Pandina, MM
46
Tahun Penunjukan 2012
RSMK Bekasi Timur
dr. Arina Yuli Roswiyati, MS
40
2010
RSMK Cikarang
dr. Magdalena, MM
41
2010
RSMK Kelapa Gading
dr. Francinita Nati, MM
54
2014
Direktur
Umur
79
Pengalaman Terkait 14 tahun bekerja di Perseroan 21 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan Pendidikan: - Kedokteran: Universitas Padjajaran, Bandung - Pascasarjana: Magister Manajemen: STIE SUPRA 4 tahun bekerja di Perseroan 16 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan Pendidikan: - Kedokteran: Universitas Diponegoro - Nutrisi: (Pascasarjana) Universitas Indonesia 12 tahun bekerja di Perseroan 15 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan Pendidikan: - Kedokteran: Universitas Atma Jaya - Pascasarjana: Magister Manajemen STIE SUPRA 21 tahun bekerja di Perseroan 25 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan Pendidikan: - Kedokteran: Universitas Atma Jaya - Pascasarjana: Magister Manajemen Universitas Atma Jaya
Nama Rumah Sakit RS Mitra Kemayoran
dr. Esther Ramono, MM
52
Tahun Penunjukan 2008
RSMK Depok
dr. Sri Widyaningsih
44
2013
RSMK Cibubur
dr. Ivonne Maria Rampun
50
2000
RSMK Surabaya
dr. Dian Mariana Tandela
61
1998
RSMK Waru
dr. Hartatie
46
2009
RSMK Kenjeran
dr. Anastasia W. Jefuna
40
2014
RSMK Tegal
dr. Elisabeth Setyodewi, MM
47
2010
Direktur
Umur
80
Pengalaman Terkait 20 tahun bekerja di Perseroan 22 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan Pendidikan: - Kedokteran: Universitas Indonesia - Pascasarjana: Magister Manajemen Universitas Atma Jaya 13 tahun bekerja di Perseroan 17 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan Pendidikan: - Kedokteran: Universitas Diponegoro 14 tahun bekerja di Perseroan 24 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan Pendidikan: - Kedokteran: Universitas Hassanudin 17 tahun bekerja di Perseroan 25 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan Pendidikan: - Kedokteran: University of Hamburg 10 tahun bekerja di Perseroan 20 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan Pendidikan: - Kedokteran: Universitas Brawijaya 8 tahun bekerja di Perseroan 16 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan Pendidikan: - Kedokteran: Universitas Tarumanegara 22 tahun bekerja di Perseroan 22 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan Pendidikan: - Kedokteran Gigi: Universitas Gajahmada - Pascasarjana: Magister Manajemen Universitas Atma Jaya
Komite Audit Menunjuk Peraturan Bapepam No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KFP-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 dan Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan Perusahaan Tercatat, Perseroan telah membentuk Komite Audit berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 002/SK/DeKom/MIKA/FA/XI/2014 tanggal 13 November 2014. Susunan anggota Komite Audit Perseroan saat ini adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota
: : :
Bacelius Ruru, SH, LLM Dianawati Sugiarto, SE Gracy Indriani, SH
Keterangan singkat mengenai masing-masing Ketua dan Anggota Komite Audit adalah sebagai berikut: No. 1.
Nama Bacelius Ruru, SH, LL.M.
Keterangan Ketua Komite Audit Perseroan sejak tanggal 13 November 2014. Warga Negara Indonesia, 66 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1975) dan menyelesaikan pendidikannya di Harvard Law School di bidang Corporation, International Trade and Foreign Investment (1981) Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai sebagai Kepala Sub Direktorat Asuransi Jiwa & Asuransi Sosial, Direktorat Lembaga Keuangan Ditjen Moneter, Departemen Keuangan (1983-1984); menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Hukum BUMN, Direktorat Pembinaan BUMN, Ditjen Moneter, Departemen Keuangan (1984-1987); Kepala Biro Hukum dan Humas, Departemen Keuangan (1987-1990); Staf Ali Menteri Keuangan di Bidang Hubungan Ekonomi Keuangan Regional (1990-1993); Ketua Bapepam, Departemen Keuangan (1993-1995); Direktur Jenderal Pembinaan BUMN, Departemen Keuangan (1995-1998); Asisten Menteri Negara Pendayagunaan BUMN / Deputi Bidang Usaha Kompetitif Badan Pengelola BUMN (1998-1999); Asisten Menteri / Deputi Bidang Usaha Pertambangan dan Agro Industri, Kantor Menteri Negara Pendayagunaan BUMN (19992000); Deputi Menteri Negara / Deputi Kepala Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN Bidang Pengawasan dan Pengendalian, Kantor Menteri Negara BUMN (20002001); Sekretaris Kementrian BUMN (2001-2004); Komisaris Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (2001-2004); Komisaris Utama PT Bursa Efek Jakarta (2001-2008); Komisaris Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (2004-2008); Komisaris Utama PT Tuban Petrochemical Industries (2003-saat ini); Komisaris Utama PT Polychem Indonesia (2005-saat ini); Komisaris Utama PT Jababeka Tbk (2007-saat ini); Presiden Komisaris PT Axle Asia (Broker Insurance) (2008-saat ini); Komisaris Independen PT Agung Podomoro Land (2010-saat ini); Komisaris Independen PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (2011-saat ini); Komisaris Independen PT Protelindo (2013-saat ini); Komisaris Independen PT Asuransi Mitra Maparya (2013saat ini).
2.
Dianawati Sugiarto, S.E.
Anggota Komite Audit sejak tanggal 13 November 2014. Warga negara Indonesia. Lahir di Cirebon pada tanggal 10 November 1966. Meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Parahiyangan, Bandung di tahun 1990. Beliau memulai karirnya sebagai Supervisor Pajak pada Gunawan, Prijohandojo, Utomo & Co sejak tahun 1993 sampai dengan 1996. Selanjutnya pada tahun 1996 sampai dengan tahun 2005, beliau menjabat sebagai Tax Manager pada Prijohandojo, Boentoro & Co. Terhitung mulai Januari tahun 2009, beliau adalah mitra kerja dari Kantor Konsultan Pajak dan Keuangan Trustion Consulting.
3.
Gracy Indriani, SH
Anggota Komite Audit Perseroan sejak 13 November 2014. Beliau memulai karirnya di PT Enseval Putera Megatrading Tbk sejak tahun 1978 dimana jabatan terakhir pada tahun 1991 adalah Asisten Direktur Personalia. Karir Beliau berlanjut pada tahun 1994 menjabat sebagai Direktur Personalia PT Kalbe Farma Tbk dan sejak tahun 2007, Beliau adalah mitra kerja KMP Consulting. Beliau memperoleh gelar SH pada tahun 1974 dari Universitas Indonesia.
81
Tugas Komite Audit adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya. Memberikan pendapat independen jika terjadi perbedaan pendapat antara Perseroan dan auditor eksternal. Memberikan rekomendasi atas penunjukan auditor eksternal. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Unit Audit Internal serta mengawasi tindak lanjut atas temuan-temuan dari Unit Audit Internal. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai resiko yang dihadapi Perseroan dan pelaksanaan manajemen resiko oleh Direksi. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan. Melakukan penelaahan dan memberikan saran atas potensi benturan kepentingan kepada Dewan Komisaris. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan. Dalam menjalankan tugas tersebut, Komite Audit dibantu secara penuh oleh Unit Audit Internal Perseroan.
Komite Audit mempunyai kewenangan untuk mendapatkan catatan dan informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewewang ini, Komite Audit berkerja sama dengan pihak yang melaksanakan Unit Audit Internal. Komite Audit wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. Hasil dapat dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Audit yang hadir. Komite Audit wajib membuat laporan tahunan atas pelaksanaan kegiatan Komite Audit kepada Dewan Komisaris dan dimuat dalam Laporan Tahunan Perseroan. Piagam Audit Internal dan Unit Audit Internal Perseroan memiliki Unit Audit Internal yang disyaratkan oleh Peraturan No. IX.I.17 dan telah memilki Piagam Unit Audit Internal yang disyaratkan oleh Peraturan No. IX.I.7 yang telah memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal 3 November 2014. Perseroan juga telah menunjuk Anton Maslim selaku Ketua Unit Audit Internal berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 001/SK-Dir/MIKA/FA/XI/2014 tanggal 3 November 2014. Tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal adalah: 1.
2. 3. 4.
5.
6.
Membantu Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit dalam penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik yang meliputi pemeriksaan, penilaian, penyajian, evaluasi, saran perbaikan serta mengadakan kegiatan assurance dan konsultasi kepada unit kerja untuk dapat melaksanakan tugas & tangung jawab secara efektif dan efisien sesuai dengan kebijakan yang ditentukan oleh perusahaan dan Rapat Umum Pemegang Saham; Menyusun dan melaksanakan rencana kerja Audit Internal tahunan berdasarkan hasil analisis resiko (risk-based audit) yang dihadapi manajemen dalam pencapaian misi, visi, strategi perusahaan, dan strategi bisnis; Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan system manajemen resiko sesuai dengan kebijakan perusahaan; Mempersiapkan dan melaksanakan audit ketaatan (compliance audit) terhadap berbagai ketentuan dan peraturan, termasuk anggaran, audit keuangan (financial audit) atas pos-pos tertentu untuk mendukung audit laporan keuangan oleh eksternal audit dan audit operasional (operational audit) untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan manajemen; Melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap sistem pengendalian pengelolaan, pemantauan efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur, dalam bidang-bidang: a. Keuangan b. Akuntansi c. Operasional d. Pemasaran e. Sumber daya manusia f. Teknologi informasi dan g. Kegiatan lainnya; Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen;
82
7.
Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit; 8. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut (corrective action) perbaikan yang telah disarankan; 9. Bekerja sama dengan Komite Audit; 10. Melakukan fungsi koordinasi dengan group internal audit lainnya atau yang tidak mempunyai internal audit sendiri; 11. Melaksanakan pemeriksaan khusus dalam lingkup pengendalian intern yang ditugaskan oleh Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit; dan 12. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya.
Unit Audit Internal mempunyai kewenangan dalam hal: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Menyusun, mengubah dan melaksanakan kebijakan audit internal termasuk untuk mengalokasikan sumber daya audit, menentukan fokus, prosedur, ruang lingkup dan jadwal pelaksanaan pekerjaan audit serta menerapkan tehnik yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan audit; Memperoleh semua dokumen dan catatan yang relevan tentang perusahaan, dan meminta keterangan dan informasi terkait atas obyek audit yang dilaksanakannya, baik secara lisan, tertulis, ataupun real time; Melakukan verifikasi dan uji kehandalan terhadap informasi yang diperolehnya, dalam kaitan dengan penilaian efektivitas sistem yang diauditnya; Memastikan bahwa manajemen telah melaksanakan tindak lanjut atas rekomendasi hasil laporan; Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit serta anggota dari Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit; Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit; dan Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal.
Unit Audit Internal tidak mempunyai kewenangan pelaksanaan dan tanggung jawab atas aktivitas yang direview/diaudit, tetapi tanggung jawabnya terletak pada penilaian dan analisa atas aktivitas tersebut. Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 002/SK-Dir/MIKA/FA/XI/20114 tanggal 13 November 2014, Perseroan telah menunjuk Joyce V. Handajani, sebagai Sekretaris Perusahaan. Bidang tugas Sekretaris Perusahaan, antara lain : Sebagai penghubung antara Perseroan dengan lembaga regulator pasar modal yakni OJK serta Bursa Efek Indonesia; Sebagai pusat informasi bagi para pemegang saham dan seluruh stakeholders yang memerlukan informasi-informasi penting yang berkaitan dengan kegiatan dan perkembangan Perseroan; Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan agar tindakan korporat yang dilakukan Direksi maupun transaksi yang dilakukan oleh korporat sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku di pasar modal, anggaran dasar Perseroan dan peraturan serta perundangan yang berlaku di Republik Indonesia; Melaksanakan penyelenggaraan RUPS Perseroan, Rapat Direksi dan Rapat Komisaris dan melakukan penelaan dari aspek legal atas dokumen transaksi Perseroan. Keterangan mengenai Sekretaris Perusahaan Perseroan: Nama Alamat No. Telephone Faksimile Alamat E-Mail
: Joyce V. Handajani : Jalan Bukit Gading Raya Kav 2, Kelapa Gading, Jakarta 14240 : (021) 4585 2700 / 2800 : (021) 4585 2727 :
[email protected]
83
5.
DOKUMEN PERIZINAN PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Entitas Anak telah memiliki izin-izin penting, antara lain sebagai berikut: PT Mitra Keluarga Karya Sehat (Perseroan) NO.
IZIN/TANGGAL/INSTANSI YANG BERWENANG
MASA TUJUAN PEROLEHAN KETERANGAN BERLAKU PERSETUJUAN PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN DARI PERUSAHAAN NON PENANAMAN MODAL ASING/PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (NON PMA/PMDN) MENJADI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) 1. Surat Badan Koordinasi Penanaman Modal No. Memberikan persetujuan 142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 desember perubahan status perusahaan 2011 yang dikeluarkan oleh Bidang Pelayanan dari perusahaan non Penanaman Modal Atas Nama Kepala Badan penanaman modal Koordinasi Penanaman Modal asing/penanaman modal dalam negeri (non pma/pmdn) menjadi penanaman modal asing (pma) kepada perseroan IZIN USAHA PERDAGANGAN 2. Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Perseroan diberikan izin prinsip Modal No. 291/I/IP/PMDN/2014 tanggal 30 penanaman modal dalam negeri Desember 2014 tentang Izin Prinsip Penanaman dan oleh karenanya sejak Modal Dalam Negeri yang dikeluarkan atas nama tanggal 30 Desember 2014, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Perseroan telah dicatatkan Republik Indonesia, Deputi Bidang Pelayanan menjadi Perusahaan Penanaman Modal. Penanaman Modal Dalam Negeri. 3. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Berlaku selama Memberikan izin usaha Modal No. 906/1/IU/I/PMA/Perdagangan/2012 perseroan masih perdagangan kepada Perseroan tanggal 9 november 2012 yang ditandatangani melakukan yang beralamat di Jl. Letjend oleh Caretaker Deputi Bidang Pelayanan kegiatan usaha Suprapto Kav.4, Cempaka Putih Penanaman Modal Deputi Bidang Pengendalian Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pelaksanaan Penanaman Modal, Kepala Badan Pusat 10510 Koordinasi Penanaman Modal atas nama Menteri Jl. Letjend Suprapto Kav.4, Perdagangan. Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat
Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Pada Entitas Anak NO. 1.
2.
3.
4.
5.
IZIN/TANGGAL/INSTANSI YANG BERWENANG Keputusan No. 503.445/15600/0014/P/IP.RS/436.6.3/III/2011 tanggal 30 Maret 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan No. 551.41/57/404.3.2/2011 tanggal 8 September 2011 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Keputusan No. 503.445/66/S/IP.RS/436.6.3/VI/2014 tanggal 11 Juni 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Keputusan Walikota Tegal No. 503/001/2015 tanggal 18 Februari 2015 yang dikeluarkan oleh Walikota Tegal Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.03/2.11/31/1.77/2015
MASA BERLAKU Berlaku sampai dengan 30 Maret 2016 Berlaku selama 5 tahun sejak tanggal ditetapkan Berlaku sampai dengan 11 Juni 2015 Berlaku sampai dengan 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkan Berlaku sampai dengan 23 Februari 2020
84
TUJUAN PEROLEHAN Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Surabaya Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Waru Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Kenjeran Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Tegal Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Kelapa Gading.
PEMEGANG IZIN PT Agungraya
Alpen
PT Agungraya
Alpen
PT Agungraya
Alpen
PT Citra Mandiri Prima PT Ekamita Arahtegar
6.
7.
8.
9.
10.
11.
6.
Surat Izin No. 445.1/806/YANKES/III/2012 tanggal 29 Maret 2012 yang dikeluarkan oleh Walikota Bekasi.
Berlaku sampai dengan 28 Maret 2017
Izin Operasional Rumah Sakit No. 503/04/Dinkes/RS/2012 tanggal 31 Mei 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Keputusan No. 445/Kep.34/III/ISPRSBPPT/2012 tanggal 26 Maret 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat Keputusan No. 445.1/Kep.69/I.25.b/IPRSUB-BPPT/2013 tanggal 19 September 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta No. 7692/2010 tanggal 9 Agustus 2010, ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Keputusan No. 445.8/003/O.RSBPMP2T/I/2014 tertanggal 10 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan PerizinanTerpadu Kota Depok
Berlaku sampai dengan 31 Mei 2017 Berlaku sampai dengan 25 Maret 2017 Berlaku selama 5 tahun sejak tanggal ditetapkan Berlaku sampai dengan 9 Agustus 2015 Berlaku sampai dengan 9 Januari 2019
Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Cibubur Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Cikarang Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Bekasi Timur Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Bekasi Barat
PT Ekamita Arahtegar
Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RS Mitra Kemayoran Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Depok
PT Karyasukses Mandiri
PT Proteindo Karyasehat PT Proteindo Karya Sehat PT Proteindo Karyasehat
PT Ragamsehat Multifita
SUMBER DAYA MANUSIA
Sampai 30 September 2014, Perseroan dan Entitas Anak mempekerjakan 4.752 orang karyawan, termasuk 4.723 karyawan penuh-waktu atau tetap dan 29 tenaga kerja kontrak. Tabel di bawah ini menunjukkan komposisi karyawan Perseroan berdasarkan fungsi, status kerja, posisi, jenjang pendidikan dan kelompok usia, dengan rincian sebagai berikut: Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Fungsi Keterangan Posisi: Kantor dan Administrasi Dokter Perawat Farmasi Fisioterapis Laboratorium Catatan Medis Radiologi Total
30 Sep 2014 Jumlah %
31 Des 2013 Jumlah
%
31 Des 2012 Jumlah %
31 Des 2011 Jumlah
%
9 -
100 -
4 -
100 -
4 -
100 -
5 -
100 -
9
100
4
100
4
100
5
100
Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Fungsi Keterangan Posisi: Kantor dan Administrasi Dokter Perawat Farmasi Fisioterapis Laboratorium
30 Sep 2014 Jumlah % 898 144 2.638 486 99 263
18,9 3,0 55,6 10,3 2,1 5,6
31 Des 2013 Jumlah 812 148 2.660 459 94 263
85
% 17,5 3,2 57,2 9,9 2,0 5,7
31 Des 2012 Jumlah % 767 137 2.349 443 89 240
18,2 3,2 55,6 10,5 2,1 5,7
31 Des 2011 Jumlah % 702 124 1.990 403 73 222
19,0 3,4 53,7 10,9 2,0 6,0
Keterangan Catatan Medis Radiologi
30 Sep 2014 Jumlah % 89 1,9 126 2,7
Total
4.743
31 Des 2013 Jumlah % 88 1,9 127 2,7
100,0
4.651
100,0
31 Des 2012 Jumlah % 83 2,0 118 2,8 4.226
100,0
31 Des 2011 Jumlah % 77 2,0 113 3,0 3.704
100,0
Notes: (1) Entitas Anak hanya mempekerjakan dokter untuk gawat darurat dan dokter umum. Selain itu, dokter lainnya tidak diakui sebagai karyawan. Per 30 September 2014, terdapat 832 dokter yang tidak diakui sebagai karyawan yang memberikan pelayanan pada rumah sakit Perseroan.
Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Status Kerja Keterangan
30 Sep 2014 Jumlah %
31 Des 2013 Jumlah
%
31 Des 2012 Jumlah
%
31 Des 2011 Jumlah
%
Status Kerja: Tetap Kontrak
9 -
100 -
4 -
100 -
4 -
100 -
5 -
100 -
Total
9
100
4
100
4
100
5
100
%
31 Des 2012 Jumlah
%
31 Des 2011 Jumlah
Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Status Kerja Keterangan
30 Sep 2014 Jumlah %
31 Des 2013 Jumlah
%
Status Kerja: Tetap Kontrak
4.714 29
99,4 0,6
4.490 161
96,5 3,5
4.039 187
95,6 4,4
3.560 144
96,1 3,9
Total
4.743
100,0
4.651
100,0
4.226
100,0
3.704
100,0
Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Posisi Keterangan
30 Sep 2014 Jumlah %
31 Des 2013 Jumlah
%
31 Des 2012 Jumlah
%
31 Des 2011 Jumlah
%
Posisi: Direktur Manager Supervisor Other Staff
9 -
100 -
4 -
100 -
4 -
100 -
5 -
100 -
Total
9
100
4
100
4
100
5
100
86
Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Posisi Keterangan
30 Sep 2014 Jumlah %
31 Des 2013 Jumlah
%
31 Des 2012 Jumlah
31 Des 2011 Jumlah
%
%
Posisi: Direktur Manager Supervisor Other Staff
10 64 296 4,373
0,2 1,3 6,2 92,2
9 56 266 4.320
0,2 1,2 5,7 92,9
9 47 260 3.910
0,2 1,1 6,2 92,5
9 43 255 3.397
0,2 1,2 6,9 91,7
Total
4,743
100,0
4.651
100,0
4.226
100,0
3.704
100,0
Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Jenjang Pendidikan 30 Sep 2014 Jumlah %
31 Des 2013 Jumlah %
Pendidikan Pasca Sarjana Sarjana (termasuk gelar kedokteran) Diploma (termasuk gelar keperawatan) SLTA, SLTP dan lainnya
6 3 -
66,7 33,3 -
2 2 -
Total
9
100
4
Keterangan
31 Des 2012 Jumlah %
31 Des 2011 Jumlah %
50 50 -
2 2 -
50 50 -
3 2 -
60 40 -
100
4
100
5
100
Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Jenjang Pendidikan 30 Sep 2014 Jumlah %
Keterangan
31 Des 2013 Jumlah %
31 Des 2012 Jumlah %
31 Des 2011 Jumlah %
Pendidikan Pasca Sarjana Sarjana (termasuk gelar kedokteran) Diploma (termasuk gelar keperawatan) SLTA, SLTP dan lainnya
16 1.186 3.009 532
0,3 25,0 63,4 11,2
15 826 3.204 606
0,3 17,9 68,7 13,0
15 645 2.888 678
0,4 15,3 68,3 16,0
12 523 2.554 615
0,3 14,1 69,0 16,6
Total
4.743
100
4.651
100
4.226
100
3.704
100
Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Usia Keterangan
30 Sep 2014 Jumlah %
31 Des 2013 Jumlah
%
31 Des 2012 Jumlah
%
31 Des 2011 Jumlah
%
Usia s/d 30 tahun 31 s/d 45 tahun 46 s/d 55 tahun > 55 tahun
2 4 3
22,2 44,5 33,3
1 2 1
25 50 25
1 2 1
25 50 25
1 3 1
20 60 20
Total
9
100
4
100
4
100
5
100
87
Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Usia Keterangan
30 Sep 2014 Jumlah %
31 Des 2013 Jumlah
%
31 Des 2012 Jumlah
%
31 Des 2011 Jumlah
%
Usia s/d 30 tahun 31 s/d 45 tahun 46 s/d 55 tahun > 55 tahun
3.037 1.570 125 11
64,0 33,1 2,6 0,2
3.072 1.462 106 11
66,1 31,4 2,3 0,2
2.777 1.346 92 11
65,7 31,9 2,2 0,3
2.462 1.170 63 9
66,5 31,6 1,7 0,2
Total
4.743
100,0
4.651
100,0
4.226
100,0
3.704
100,0
Perseroan tidak memiliki tenaga kerja asing yang dipekerjakan pada rumah sakit Perseroan. Perseroan memiliki tenaga ahli yang terbagi menjadi staf medis dan staf penunjang medis. Fasilitas Dan Kesejahteraan Karyawan Perseroan berdedikasi untuk mencapai dan mempertahankan standar tertinggi kesehatan dan kesejahteraan bagi karyawan. Sebagai salah satu upaya dalam memberikan kesejahteraan dan melindungi keselamatan karyawan serta memberikan jaminan kepastian bagi karyawan, Perseroan menyediakan sejumlah fasilitas dan program kesejahteraan serta memberikan kepastian bagi karyawan, berupa jaminan kesehatan dengan mengikutkan seluruh karyawan pada program Astek, Askes (Prohealth), dan asuransi swasta lainnya. Disamping jaminan kesehatan, Perseroan juga memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BPJS), santunan kematian, Tunjangan Hari Raya (THR), dan hak cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perseroan juga menyediakan fasilitas kantin. Pemenuhan Kewajiban Upah Minimum Perseroan dan Entitas Anaknya telah memenuhi kewajiban Upah Minimum Propinsi/Upah Minimum Regional bagi pegawai sebagaimana Surat Keterangan Perseroan dan Surat Keterangan masing-masing Entitas Anak Perseroan. 7.
KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN MEMILIKI 5% ATAU LEBIH DARI SELURUH SAHAM PERSEROAN.
A. PT GRIYAINSANI CAKRASADAYA (“Griyainsani”) Hingga Prospektus ini diterbitkan, Griyainsani memiliki saham Perseroan sebesar 34%. Riwayat Singkat Griyainsani berkedudukan di Jakarta Pusat, didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia Berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 53 tanggal 7 April 1993, dibuat dihadapan Rachmat Santoso, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-7771.HT.01.01.TH.93, tanggal 27 Agustus 1993, dan telah didaftarkan di dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 2790/1993 pada tanggal 15 Oktober 1995, sebagaimana termuat dalam BNRI No. 73 tanggal 12 September 1995, Tambahan No. 7551. Griyainsani beralamat di: Jl. Letjend Suprapto Kav. 4, Kel. Cempaka Putih Timur, Kec. Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510 Telepon : 021-4243908 Faksimili : 021-4244983
88
Bidang Usaha Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Griyainsani sesuai pasal 3 Anggaran Dasar Griyainsani adalah sebagaimana dimaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 2 tanggal 12 Mei 2008, dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-29480.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2 Juni 2008, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0043129.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juni 2008, sebagaimana termuat dalam BNRI No. 57 tanggal 15 Juli 2008, Tambahan No. 11781, yaitu sebagai berikut: i.
Maksud dan tujuan Griyainsani ialah: − menjalankan usaha dalam bidang pembangunan; − menjalankan usaha dalam bidang jasa; − menjalankan usaha dalam bidang industri; − menjalankan usaha dalam bidang perdagangan; − menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan; − menjalankan usaha dalam bidang percetakan; − menjalankan usaha dalam bidang pengemasan; − menjalankan usaha dalam bidang pertambangan; dan − menjalankan usaha dalam bidang pertanian.
ii. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Griyainsani dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a.
Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang pembangunan, yang meliputi: - real estate, dengan mengerjakan pembebasan tanah, pembukaan dan pematangan tanah-tanah, antara lain untuk pembangunan perumahan dan bangunan-bangunan lainnya, membeli dan menjual tanah-tanah, rumah-rumah dan bangunan-bangunan serta melakukan segala pekerjaan yang langsung maupun tidak langsung bertalian dengan usaha tersebut; - pekerjaan-pekerjaan teknik, pembuatan segala macam bangunan, jalan-jalan, jembatan, pengairan dan sebagainya serta termasuk pula sebagai perencana, pelaksana dan pengawas; - bidang pekerjaan-pekerjaan instalasi; - usaha di bidang perawatan (maintenance) antara lain cleaning service; b. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang jasa, yang meluputi jasa konsultasi manajemen dan administrasi, penyediaan makanan dan minuman (catering), kecuali jasa hukum dan pajak; c. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang industri pada umumnya, dari segala macam dan jenis komoditi yang dapat diproduksi, yang meliputi industri tekstril, pakaian jadi (garment), elektronika, alat-alat rumah tangga, makanan dan minuman; d. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang perdagangan, termasuk perdagangan ekspor dan impor, antar pulau/daerah serta lokal, untuk barang-barang hasil produksi sendiri maupun produksi perusahaan lain, dan bertindak sebagai perantara/komisioner, agen usaha dagang, distributor, leveransir, perwakilan dari badan-badan dan perusahaan-perusahaan lain baik dari dalam maupun luar negeri, serta sebagai supplier dari segala macam barang dagangan khususnya bahan-bahan bangunan; e. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang pengangkutan, khususnya angkutan barang maupun penumpang, ekspedisi dan pergudangan; f. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang percetakan, penjilidan dan penerbitan buku; g. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang pengemasan yang meliputi peti kemas, pengemasan dan pengepakan barang-barang hasil produksi sendiri maupun barang-barang hasil produksi perusahaan lain; h. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang pertambangan yang meliputi pertambangan nikel, batubara, timah, emas. perak, batuan tambang yaitu marmer, granit; dan i. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang pertanian, termasuk agroindustri yang meliputi budidaya dan pengolahan pasca panen industri pertanian, peternakan, perikanan darat/laut, perkebunan, kehutanan.
89
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Struktur permodalan Griyainsani pada saat diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 5 tanggal 15 Mei 2009, dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan surat keputusan Menkumham No. AHU-30749.AH.01.02. Tahun 2009, tanggal 27 Juli 2009, dan diumumkan dalam BNRI No. 66 tanggal 18 Agustus 2009, Tambahan No. 22. 38, yaitu sebagai berikut: Nilai Nominal Rp 100.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp)
Pemegang Saham Modal Dasar
2.200.000
220.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Santa Seha Sanadi PT Gira Sole Prima PT Ladang Ira Panen PT Bina Arta Charisma PT Lucasta Murni Cemerlang PT Diptanala Bahana Jumlah
345.215 345.215 345.215 345.215 345.215 345.215 2.071.290
34.521.500.000 34.521.500.000 34.521.500.000 34.521.500.000 34.521.500.000 34.521.500.000 207.129.000.000
128.710
12.871.000.000
Saham dalam Portepel
%
16,67 16,67 16,67 16,67 16,66 16,66 100,00
Pengurusan dan Pengawasan Susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Griyainsani pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 1 tanggal 2 November 2012, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum berdasarkan No. AHU-AH.01.10-42451 tanggal 29 November 2012, telah didaftar dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0103416.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 29 November 2012, yaitu sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris
: : : :
Franciscus Bing Aryanto Boenjamin Setiawan Bernadette Ruth Irawati Setiady Jozef Darmawan Angkasa
Direksi Direktur Direktur Direktur
: : :
Johannes Setijono Budi Dharma Wreksoatmodjo Rustiyan Oen
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Uraian
Kinerja Keuangan: Pendapatan Beban Administrasi & Umum Laba (Rugi) Usaha Pendapatan (Beban) Lain-Lain Penghasilan (Beban) Finansial Laba (Rugi) Sebelum Pajak Beban/(Penghasilan) Pajak Laba (Rugi) Setelah Pajak Laba (Rugi) Bersih
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014 0 (377) (377) 350.957 4.609 355.189 0 355.189 355.189
90
(dalam jutaan Rupiah) Tahun Berakhir 31 Desember 2013 0 (1.659) (1.659) 55.529 1.671 55.541 (4.771) 50.770 50.770
2012 0 (182) (182) 43.784 311 43.913 (3.098) 40.815 40.815
2011 0 (557) (557) 784.258 1.906 785.607 (1) 785.606 785.606
(dalam jutaan Rupiah)
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014
Uraian
Posisi Keuangan: Total Aset Total Liabilitas Total Ekuitas
1.506.337 0 1.506.337
Tahun Berakhir 31 Desember 2013 1.225.151 17.560 1.207.591
2012 1.171.820 15.000 1.156.820
2011 1.146.253 30.247 1.116.006
B. LION INVESTMENTS PARTNERS B.V. Hingga Prospektus ini diterbitkan, Lion Investments Partners B.V., menguasai kepemilikan saham Perseroan sebesar 66%. Riwayat Singkat Berdasarkan Akte Van Oprichting tanggal 8 Desember 2011 Uittreksel Handelsregister Kamer van Koophandel, dengan No. 54094941 pada tanggal 8 Desember 2011. Lion Investments Partners B.V. adalah suatu perusahaan yang didirikan pada tanggal 8 Desember 2011 dan menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Negara Belanda, beralamat di: Strawinskylaan 1143 C-11, 1077XX Amsterdam, Belanda Telepon : +3120 578 8388 Faksimili : +3120 578 8389 Bidang Usaha Berdasarkan ketentuan Bab II Pasal II.2 Anggaran Dasar Lion Investments Partners B.V., kegiatan usaha Lion Investments Partners B.V. adalah di bidang investasi. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Adapun struktur permodalan dan susunan pemegang saham Lion Investments Partners B.V. adalah sebagai berikut: Nilai Nominal €1 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (€)
Keterangan Modal Dasar
90.000
90.000
Nama Pemegang saham: 1. Lion Capital Group Sdn Bhd Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
18.000 18.000
18.000 18.000
Saham dalam Portepel
72.000
72.000
(%)
100,0 100,0
Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan The Netherlands Chamber of Commerce Commercial Register Extract tanggal 3 Februari 2015, Direktur Lion Investments Partners B.V. adalah sebagai berikut : Direksi Direktur Direktur Direktur
: Amicorp Netherlands B.V. : Harold van den Eynde Gonzalez Aller : Daan van Leeuwen
91
Ikhtisar Data Keuangan Penting
(dalam EUR) Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014
Uraian
Tahun Berakhir 31 Desember 2013
2012
Kinerja Keuangan: Pendapatan Operasi dan Keuangan Beban Operasi dan Keuangan Laba (Rugi) Sebelum Pajak Beban/(Penghasilan) Pajak Laba (Rugi) Setelah Pajak Laba (Rugi) Bersih
20.126.491 (1.999.803) 18.126.688 0 18.126.688 18.126.688
752.138 (111.719) 640.419 0 640.419 640.419
0 (276.723) (276.723) 0 (276.723) (276.723)
Posisi Keuangan: Total Aset Total Liabilitas Total Ekuitas
87.723.444 2.339.082 85.384.362
67.290.384 32.710 67.257.674
67.023.582 16.327 67.007.255
8.
KETERANGAN TENTANG ENTITAS ANAK DAN PENYERTAAN PERSEROAN PADA PERUSAHAAN LAIN
Perseroan memiliki enam Entitas Anak perusahaan baik langsung maupun tidak langsung yang semuanya melakukan kegiatan usaha utama dalam bidang layanan rumah sakit. Entitas Anak dan Entitas Asosiasi Perseroan per 30 September 2014 ditunjukkan oleh tabel di bawah ini: Nama Perusahaan
Domisili
Status Operasi
Tahun Pendirian
Tahun Penyertaan
RS Yang Dikelola RSMK Bekasi Barat, RSMK Bekasi Timur, dan RSMK Cikarang RSMK Kelapa Gading dan RSMK Cibubur RSMK Depok
RSMK Surabaya, RSMK Waru, dan RSMK Kenjeran RS Mitra Kemayoran
PT Proteindo Karyasehat
Bekasi
Sudah Beroperasi
1993
1996
PT Ekamita Arahtegar
Jakarta
Sudah Beroperasi
1995
2000
PT Ragamsehat Multifita
Depok
Sudah Beroperasi kecuali RSMK Kalideres Sudah Beroperasi
1995
1997
1996
1996
Jakarta
Sudah Beroperasi
1992
1995
Tegal
Sudah Beroperasi
2004
2008
PT Alpen Agungraya
PT Karyasukses Mandiri PT Citra Mandiri Prima
Surabaya
RSMK Tegal
Kegiatan Usaha Utama
Kepemilikan Langsung
Kepemilikan Tidak Langsung
Layanan Rumah Sakit
99,99%
-
Layanan Rumah Sakit
-
99,99%*)
Layanan Rumah Sakit
-
99,99%*)
Layanan Rumah Sakit
-
99,5%*)
Layanan Rumah Sakit Layanan Rumah Sakit
-
70,00%*)
-
60,00% **)
*) Penyertaan saham tersebut dimiliki oleh Perseroan melalui PT Proteindo Karyasehat. **) PT Citra Mandiri Prima merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Karyasukses Mandiri dimana PT Karyasukses Mandiri memiliki penyertaan saham sebanyak 60% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Citra Mandiri Prima. PT Karyasukes Mandiri merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Proteindo Karya Sehat dimana PT Proteindo Karya Sehat memiliki penyertaan saham sebanyak 70% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Karyasukses Mandiri.
92
A. PT PROTEINDO KARYASEHAT (“PROTEINDO”) Riwayat Singkat Proteindo berkedudukan di Bekasi, didirikan dengan nama PT Proteindo Karyasehat berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.7 tanggal 5 Maret 1993, dibuat di hadapan Eveline Suriahudaja Konig, SH, Notaris di Bogor. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5428 HT.01.01.Th.93 tanggal 30 Juni 1993 dan telah didaftarkan dalam buku register Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.1837/1993 tanggal 15 Juli 1993, telah diumumkan dalam BNRI No.67 tanggal 20 Agustus 1993, Tambahan No.3853. Proteindo beralamat di: Jl Ahmad Yani, Jendral Kayuringin Jaya - Bekasi Selatan, Kotamadya Bekasi 17144 Telepon : 021-8853333 Faksimili : 021-8842250 Bidang Usaha Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No.2 tanggal 9 Juni 2008, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-37344.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 1 Juli 2008, telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.84 tanggal 17 Oktober 2008, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia 19911, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0054054.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 1 Juli 2008, maksud dan tujuan Proteindo yaitu berusaha dalam bidang rumah sakit, untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Proteindo dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. b. c. d. e.
Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus; Memberikan pelayanan kesehatan pada umumnya; Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan-karyawan perusahaan; Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan perorangan; dan Berusaha dalam bidang rumah duka.
Proteindo mengoperasikan tiga rumah sakit yaitu RSMK Bekasi Barat, RSMK Bekasi Timur, dan RSMK Cikarang. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Proteindo No.38 tanggal 29 Februari 2012 dibuat dihadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta jo Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Proteindo No. 32 tanggal 27 Agustus 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, SH, Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah disimpan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) Menkumham berdasarkan surat Penerimaan dan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-27331.40.22.2014 tanggal 2 September 2014, dan telah terdaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0088172.40.80.2014 tanggal 2 September 2014, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Proteindo hingga 30 September 2014 adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp 100.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp)
Pemegang Saham
%
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. Perseroan 2. PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah
8.777.499 1 8.777.500
877.749.900.000 100.000 877.750.000.000
Saham dalam Portepel
1.222.500
122.250.000.000
93
99,99 0,01 100,00
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Proteindo No. 32 tanggal 27 Agustus 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, S.H., Notaris di Kabupaten Bekasi, para pemegang saham Proteindo menyetujui penggantian nama pemegang saham Proteindo, yang semula PT Calida Ekaprana menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat (Perseroan). Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Proteindo No.2 tanggal 7 November 2014, yang dibuat di hadapan Herry Julianto, SH, Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah diterima dalam database Sisminbakum Menkumham No.AHU-41031.40.22.2014 tanggal 13 November 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0118260.40.80.2014 tanggal 13 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Proteindo sejak tanggal 5 November 2014 sampai dengan tanggal 4 November 2019 adalah sebagai berikut : Komisaris Komisaris Utama Komisaris
: :
Rustiyan Oen dr. Francinita Nati
Direksi Direktur Utama Direktur
: :
Joyce V. Handajani Johanna Chandra (dalam miliar rupiah)
Uraian
Sembilan Bulan Berakhir 30 September
Tahun Berakhir 31 Desember
2014
2013*
2013
2012
2011
2010
2009
487,9
425,5
558,2
478,5
409,6
363,7
325,5
(262,8)
(236,5)
(316,9)
(283,2)
(237,9)
(167,3)
(147,8)
225,1
189,0
241,3
195,3
171,7
196,4
177,7
(77,5)
(67,2)
(91,2)
(77,2)
(74,7)
(104,8)
(96,2)
30,3
2,7
3,6
1,7
1,5
93,9
63,1
177,9
124,5
153,7
119,8
98,5
185,5
144,6
63,3
31,0
46,0
18,8
11,2
10,5
7,8
Kinerja Keuangan Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Beban Usaha Pendapatan (Beban) Operasi Lain Neto Laba Usaha Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto Pendapatan Dividen Beban Pajak Penghasilan - Neto Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan
-
175,0
399,5
-
144,8
-
-
(37,5)
(25,3)
(37,3)
(30,4)
(28,5)
(22,8)
(24,2)
203,7
305,2
561,9
108,2
226,0
173,2
128,2
30 September
31 Desember
2014
2013*
2013
2012
2011
2010
2009
1.214,8 120,5
1.224,4 96,5
381,7 467,3 (85,6)
600,6
1.127,9
917,3 86,8 830,5
782,2
1.094,3
1.505,0 115,0 1.390,0
48,0 734,2
41,2 559,4
Posisi Keuangan Total Aset Total Liabilitas Total Ekuitas *tidak diaudit
94
Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp290,2 miliar atau sebesar 19,3% menjadi Rp1.214,8 miliar dari Rp 1.505,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh pembagian dividen kepada pemegang saham Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp587,7 miliar atau sebesar 64,1% menjadi Rp1.505,0 miliar dari Rp 917,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari kegiatan operasional dan piutang atas dividen yang sudah diumumkan oleh entitas anak. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp535,6 miliar atau sebesar 140,3% menjadi Rp917,3 miliar dari Rp381,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari kegiatan operasional dan penambahan setoran modal serta pembayaran uang muka perolehan aset. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp5,5 miliar atau sebesar 4,8% menjadi Rp120,5 miliar dari Rp115,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan liabilitas imbalan pasca kerja. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp28,2 miliar atau sebesar 32,5% menjadi Rp115,0 miliar dari Rp86,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya kenaikan utang usaha kepada supplier, kenaikan utang pajak karena naiknya laba kena pajak, dan kenaikan liabilitas imbalan pasca kerja. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp 380,5 miliar atau sebesar 81,4% menjadi Rp86,8 miliar dari Rp467,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya pelunasan utang bank. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp295,7 miliar atau sebesar 21,3% menjadi Rp1.094,3 miliar dari Rp1.390,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya pembagian dividen kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp559,5 miliar atau sebesar 67,4% menjadi Rp1.390,0 miliar dari sebesar Rp830,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba tahun berjalan.
95
Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp916,1 miliar menjadi Rp830,5 miliar dari Rp(85,6) miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya penambahan setoran modal sebesar Rp800,0 miliar dan peningkatan laba tahun berjalan. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp62,4 miliar atau sebesar 14,7% menjadi Rp487,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 425,5 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 6,4% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 31,5% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp79,7 miliar atau sebesar 16,7% menjadi Rp558,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp478,5 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 17,3% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari peningkatan harga kamar, harga pada obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 15,5% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp68,9 miliar atau sebesar 16,8% menjadi Rp478,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp409,6 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 17,7% yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari obat-obatan, pelengkapan medis dan layanan penunjang medis karena kenaikan jumlah pasien, kenaikan harga kamar dan peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan dan perlengkapan medis dari pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 15,2% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan pasien, kenaikan konsumsi dan jumlah nilai per resep terkait dengan kenaikan harga pada obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp26,3 miliar atau sebesar 11,1% menjadi Rp262,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp236,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban obat dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp33,7 miliar atau sebesar 11,9% menjadi Rp316,9 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp283,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada 2013, peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis serta peningkatan layanan penunjang medis. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp45,3 miliar atau sebesar 19,1% menjadi Rp283,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp237,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta layanan penunjang medis.
96
Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp36,1 miliar atau sebesar 19,1% menjadi Rp225,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp189,0 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp46,0 miliar atau sebesar 23,5% menjadi Rp241,3 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp195,3 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi (Rp79,7 miliar) dibanding kenaikan beban pokok pendapatan (Rp33,7 miliar). Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp23,6 miliar atau sebesar 13,7% menjadi Rp195,3 dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp171,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi (Rp68,9 miliar) dibanding kenaikan beban pokok pendapatan (Rp45,3 miliar). Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp10.3 miliar atau sebesar 15,4% menjadi Rp77,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp67,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan dan untuk skala yang lebih kecil, karena peningkatan beban keperluan kantor serta listrik dan air. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp14,0 miliar atau sebesar 18,2% menjadi Rp91,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp77,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan dan beban keamanan dan kebersihan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp2,5 miliar atau sebesar 3,3% menjadi Rp77,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp74,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp53,4 miliar atau sebesar 42,9% menjadi Rp177,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp124,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor dan laba yang diperoleh dari penjualan aset keuangan lancar lainnya. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp33,9 miliar atau sebesar 28,3% menjadi Rp153,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp119,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor.
97
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp21,3 miliar atau sebesar 21,6% menjadi Rp119,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp98,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan menurun sebesar Rp101,5 miliar atau sebesar 33,3% menjadi Rp203,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp305,2 miliar. Hal ini disebabkan karena penurunan dividen dari entitas anak. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp453,7 miliar atau sebesar 419,5% menjadi Rp561,9 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp108,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas dan penerimaan dividen dari entitas anak. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan menurun sebesar Rp117,8 miliar atau sebesar 52,1% menjadi Rp108,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp226,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dividen yang diterima dari entitas anak. B. PT EKAMITA ARAHTEGAR (“EAT”) Riwayat Singkat EAT berkedudukan di Jakarta, didirikan dengan nama PT Ekamita Arahtegar berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas EAT No.102 tanggal 14 Agustus 1995, dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, Kandidat Notaris pengganti Rachmat Santoso, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang bernama Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C2-1271 HT.01.01.Th.96 tanggal 1 Pebruari 1996 dan telah didaftarkan di dalam buku daftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No.123/1997 dan telah diumumkan dalam BNRI No.28 tanggal 6 April 1998, Tambahan BNRI No.1896. EAT beralamat di: Jl Bukit Gading Raya Kav.2, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara 14240 Telepon : 021- 45852700 Faksimili : 021-8842250 Bidang Usaha Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Rapat EAT No.5 tanggal 21 Pebruari 2008 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham No.AHU29559.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2 Juni 2008, dan telah didaftarkan dalam daftar perseroan No.AHU0043243.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juni 2008, yaitu berusaha dalam bidang Rumah Sakit. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas EAT dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus; Memberikan pelayanan kesehatan pada umumnya; Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan perusahaan, perorangan maupun kelompok masyarakat lainnya; Berusaha dalam bidang penyediaan dan penjualan obat-obatan (farmasi) bagi pelayanan kesehatan tersebut; Berusaha dalam penyediaan rumah duka beserta fasilitas penunjangnya. EAT mengoperasikan dua dari rumah sakit perseroan yaitu RSMK Kelapa Gading dan RSMK Cibubur.
98
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat EAT No. 3 tanggal 7 November 2002 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman berdasarkan surat keputusan No.C-01026HT01.04.TH.2003 tanggal 17 Januari 2003, telah didaftarkan dalam daftar perseroan di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara No. 1017/BH09.01/VII/2003 tanggal 16 Juli 2003, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 12 September 2013, Tambahan BNRI No.11780, struktur permodalan dan susunan pemegang saham EAT adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp 100.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp)
Pemegang Saham Modal Dasar
700.000
70.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. Proteindo Karyasehat 2. Perseroan Jumlah
499.999 1 500.000
49.999.900.000 100.000 50.000.000.000
Saham dalam Portepel
200.000
20.000.000.000
%
99,99 0,01 100,00
Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham EAT No.3 tanggal 7 November 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, S.H., Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah telah diterima dalam database Sisminbakum Menkumham berdasarkan surat No.AHU-41063.40.22.2014 tanggal 13 November 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0118333.40.80.2014 tanggal 13 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi EAT sejak tanggal 5 November 2014 sampai dengan tanggal 4 November 2019 adalah sebagai berikut : Komisaris Komisaris Komisaris
: :
dr. Francinita Nati Joyce V. Handajani
Direksi Direktur Direktur
: :
dr. Magdalena Janti Elia
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Uraian Kinerja Keuangan: Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Beban Usaha Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto Laba Usaha Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto Beban Pajak Penghasilan - Neto Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan
Posisi Keuangan Total Aset Total Liabilitas Total Ekuitas *tidak diaudit
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014 2013*
(dalam miliar Rupiah) Tahun Berakhir 31 Desember 2013
2012
2011
2010
2009
272,5 (163,5) 109,0 (41,0) 3,7 71,7 0,9 (21,7) 50,9
218,4 (111,1) 107,3 (56,7) 2,1 52,7 3,7 (15,4) 41,0
190,5 (96,4) 94,1 (50,0) 2,8 46,9 4,7 (13,3) 38,3
2010
2009
229,9 26,2 203,7
180,4 17,7 162,7
360,1 (209,2) 150,9 (49,7) 3,5 104,7 (0,5) (24,9) 79,3
322,1 (185,4) 136,7 (39,6) 5,7 102,8 (1,0) (24,4) 77,4
433,5 (250,1) 183,4 (56,3) 7,5 134,6 (1,3) (31,8) 101,5
368,7 (214,8) 153,9 (49,8) 4,9 109,0 (1,6) (25,6) 81,8
2014
30 September 2013*
2013
2012
298,4 78,1 220,3
285,0 64,0 221,0
316,8 176,6 140,2
342,2 63,9 278,3
99
31 Desember 2011 241,7 47,1 194,6
Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp18,4 miliar atau sebesar 5,8% menjadi Rp298,4 miliar dari Rp316,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan saldo deposito untuk pembayaran dividen. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp25,4 miliar atau sebesar 7,4% menjadi Rp316,8 miliar dari Rp342,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan saldo deposito untuk pembayaran dividen dan penyusutan aset tetap. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp100,5 miliar atau sebesar 41,6% menjadi Rp342,2 miliar dari Rp241,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan penempatan dana dalam deposito dan kenaikan piutang usaha. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp98,5 miliar atau sebesar 55,8% menjadi Rp78,1 miliar dari Rp176,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan terutama oleh realisasi pembayaran utang dividen kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp112,7 miliar atau sebesar 176,4% menjadi Rp176,6 miliar dari Rp63,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya utang dividen kepada pemegang saham yang dibayarkan pada bulan Maret 2014. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp16,8 miliar atau sebesar 35,5% menjadi Rp63,9 miliar dari Rp47,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan adanya kenaikan utang pajak penghasilan badan karena kenaikan laba kena pajak serta kenaikan liabilitas imbalan pasca kerja. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp80,1 miliar atau sebesar 57,2% menjadi Rp220,3 miliar dari Rp140,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan laba periode berjalan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp138,1 miliar atau sebesar 49,6% menjadi Rp140,2 miliar dari Rp278,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya pembagian dividen kepada pemegang saham.
100
Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp83,7 miliar atau sebesar 43,0% menjadi Rp278,3 miliar dari Rp194,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan laba tahun berjalan. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp38,0 miliar atau sebesar 11.8% menjadi Rp360,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp322,1 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 8,8% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 16,8% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan dan peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp64,8 miliar atau sebesar 17,6% menjadi Rp433,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp368,7 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 15,5% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari peningkatan harga tahunan pada harga kamar obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 21,3% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp96,2 miliar atau sebesar 35,3% menjadi Rp368,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp272,5 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 33,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari obat-obatan, pelengkapan medis dan layanan penunjang medis karena kenaikan harga kamar dan peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan dan perlengkapan medis yang lebih tinggi dari pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 37,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dan kenaikan konsumsi dan jumlah nilai per resep terkait dengan kenaikan harga tahunan pada obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp23,8 miliar atau sebesar 12,8% menjadi Rp209,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp185,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban obat dan perlengkapan medis serta gaji dan kesejahteraan karyawan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp35,3 miliar atau sebesar 16,4% menjadi Rp250,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp214,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada 2013 serta peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp51,3 miliar atau sebesar 31,4% menjadi Rp214,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp163,5 miliar. Hal ini teutama disebabkan oleh kenaikan obat-obatan dan perlengkapan medis
101
serta gaji dan kesejahteraan karyawan. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp14,2 miliar atau sebesar 10,4% menjadi Rp150,9 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp136,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp29,5 miliar atau sebesar 19,2% menjadi Rp183,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp153,9 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan yang disertai oleh kenaikan marjin laba kotor Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp44,9 miliar atau sebesar 41,1% menjadi Rp153,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp109,0 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp10,1 miliar atau sebesar 25,6% menjadi Rp49,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp39,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, peningkatan imbalan pasca kerja serta perbaikan dan pemeliharaan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp6,5 miliar atau sebesar 13,1% menjadi Rp56,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp49,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, imbalan pasca kerja, keperluan kantor dan penyusutan aset tetap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp8,8 miliar atau sebesar 21,5% menjadi Rp49,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp41,0 miliar. Hal ini disebabkan terutama oleh kenaikan beban penyusutan aset tetap, gaji dan kesejahteraan karyawan dan imbalan pasca kerja. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp1,9 miliar atau sebesar 1,8% menjadi Rp104,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp102,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan lebih besar daripada peningkatan biaya. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp25,6 miliar atau sebesar 23,5% menjadi Rp134,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp109,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban usaha.
102
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp37,3 miliar atau sebesar 52,0% menjadi Rp109,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp71,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp 1,9 miliar atau sebesar 2,4% menjadi Rp79,3 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp77,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp19,7 miliar atau sebesar 24,1% menjadi Rp101,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp81,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp30,9 miliar atau sebesar 60,7% menjadi Rp81,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp50,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. C. PT RAGAMSEHAT MULTIFITA (“RAGAMSEHAT”) Riwayat Singkat Ragamsehat berkedudukan di Depok didirikan dengan nama PT Ragamsehat Multifita berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.286 tanggal 23 Mei 1995, dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, Kandidat Notaris berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.C-59.HT.03.07-Th.1995 tanggal 13 April 1995, notaris pengganti Rachmat Santoso, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-13006 HT.01.01.Th.95 tanggal 13 Oktober 1995 dan telah didaftarkan dalam buku register Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.1863/1995 tanggal 1 Desember 1995 dan telah diumumkan dalam BNRI No.19 tanggal 5 Februari 1996, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.2285. Ragamsehat beralamat di: Jl Margonda Raya, Pancoranmas, Depok 16431 Telepon : 021-77210700 Faksimili : 021-77212155 Bidang Usaha Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Ragamsehat No.6 tanggal 17 Maret 2008 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-23929.AH.01.02.Tahun 2008 tertanggal 8 Mei 2008, telah diumumkan dalam BNRI No. 53 tanggal 30 Mei 2008, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 17446 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0042498.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 30 Mei 2008, maksud dan tujuan Ragamsehat berusaha dalam bidang jasa kesehatan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas Ragamsehat dapat melaksanakan kegiatan usaha yaitu menjalankan usaha-usaha dibidang jasa kesehatan, yang meliputi kegiatan pemberian layanan kesehatan pada perorangan, karyawankaryawan perusahaan, masyarakat umum dan juga jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat, yang berupa pengelolaan rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus beserta fasilitas-fasilitasnya, poliklinik kesehatan, konsultasi dan penerangan mengenai kesehatan individu dan masyarakat. Ragamsehat mengoperasikan RSMK Depok dan juga akan mengoperasikan RSMK Kalideres setelah pembukaannya pada semester pertama 2015.
103
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Ragamsehat No.34 tanggal 24 Februari 2014, dibuat dihadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan surat keputusan No.AHU-15462.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 16 Mei 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU0033610.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 16 Mei 2014 struktur permodalan dan susunan pemegang saham Ragamsehat adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp 1.000.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp)
Pemegang Saham Modal Dasar
100.000
100.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Proteindo Karyasehat 2. Perseroan Jumlah
74.999 1 75.000
74.999.000.000 1.000.000 75.000.000.000
Saham dalam Portepel
25.000
25.000.000.000
%
99,99 0,01 100,00
Pengurusan dan Pengawasan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Ragamsehat No.10 tanggal 20 Nopember 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, SH, Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah disimpan dalam database Sisminbakum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-42352.40.22..2014 tanggal 20 Nopember 2014 dicatatkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0121218.40.80.2014 tanggal 20 Nopember 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Ragamsehat sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 26 Mei 2018 adalah sebagai berikut : Komisaris Komisaris Komisaris
: :
Joyce V. Handajani dr. Francinita Nati
Direksi Direktur Utama Direktur
: :
dr. Ivonne Maria Rampun Emiliana Maria Tunardy
Ikhtisar Data Keuangan Penting
Uraian
Kinerja Keuangan Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Beban Usaha Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto Laba Usaha Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto Beban Pajak Penghasilan - Neto Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014 2013* 155,5 (76,8) 78,7 (25,8) 1,3 54,2 2,3 (13,4) 43,1
132,3 (71,2) 61,1 (17,4) 0,9 44,6 1,0 (11,0) 34,6
104
(dalam miliar Rupiah) Tahun Berakhir 31 Desember 2013
2012
2011
2010
2009
176,9 (96,6) 80,3 (25,1) 1,5 56,7 1,6 (14,1) 44,2
138,9 (75,3) 63,6 (22,4) 1,4 42,6 0,9 (10,6) 32,9
117,0 (62,3) 54,7 (22,1) 0,5 33,1 (0,0) (8,4) 24,7
97,3 (46,8) 50,5 (27,8) (0,4) 22,3 0,0 (4,8) 17,5
64,5 (30,7) 33,8 (23,5) 0,2 10,5 0,0 (3,9) 6,6
Posisi Keuangan Total Aset Total Liabilitas Total Ekuitas
30 September 2014 2013*
2013
2012
204,1 29,7 174,4
153,6 49,9 103,7
139,3 20,6 118,7
140,8 20,2 120,6
31 Desember 2011 103,5 18,8 84,7
2010
2009
88,8 15,8 73,0
82,1 26,3 55,8
*tidak diaudit
Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp50,5 miliar atau sebesar 32,9% menjadi Rp204,1 miliar dari Rp 153,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan uang muka perolehan aset tetap dan aset dalam penyelesaian dalam rangka pembangunan rumah sakit di Kalideres. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp14,3 miliar atau sebesar 10,2% menjadi Rp153,6 miliar dari Rp139,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan penempatan dana dalam deposito dan penambahan aset tetap. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp35,8 miliar atau sebesar 34,7% menjadi Rp139,3 miliar dari Rp103,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan penempatan dana dalam deposito dan penambahan uang muka perolehan aset tetap. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp20,2 miliar atau sebesar 40,4% menjadi Rp29,7 miliar dari Rp49,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan oleh realisasi pembagian dividen kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp29,3 miliar atau sebesar 142,0% menjadi Rp49,9 miliar dari Rp20,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya utang dividen kepada pemegang saham sebesar Rp25,0 miliar. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp1,8 miliar atau sebesar 9,7% menjadi Rp20,6 miliar dari Rp18,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pada utang usaha dengan pihak ketiga. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp70,7 miliar atau sebesar 68,1% menjadi Rp174,4 miliar dari Rp103,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan setoran modal dan laba periode berjalan.
105
Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp15,0 miliar atau sebesar 12,6% menjadi Rp103,7 miliar dari Rp118,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini disebabkan adanya pembagian dividen kas selama tahun berjalan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp34,0 miliar atau sebesar 40,2% menjadi Rp118,7 miliar dari Rp84,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya laba tahun berjalan sebesar 33,3% dari tahun sebelumnya. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp23,2 miliar atau sebesar 17,5% menjadi Rp155,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp132,3 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 15,6% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 20,7% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan dan peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp38,0 miliar atau sebesar 27,4% menjadi Rp176,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp138,9 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 30,3% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari peningkatan harga tahunan pada obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 22,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp21,9 miliar atau sebesar 18,7% menjadi Rp138,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp117,0 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 11,8% yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari obat-obatan, pelengkapan medis dan layanan penunjang medis karena kenaikan jumlah pasien, harga kamar dan peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan dan perlengkapan medis yang lebih tinggi dari pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 31,5% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan dan kenaikan jumlah nilai per resep terkait dengan kenaikan harga pada obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp5,6 miliar atau sebesar 7,9% menjadi Rp76,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp71,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban obat dan perlengkapan medis, meningkatnya beban layanan penunjang medis serta biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp21,3 miliar atau sebesar 28,4% menjadi Rp96,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp75,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada 2013, peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis serta peningkatan beban penyusutan yang berasal dari pembelian peralatan medis.
106
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp13,0 miliar atau sebesar 20,8% menjadi Rp75,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp62,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan gaji dan kesejahteraan karyawan serta obatobatan dan perlengkapan medis. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp17,6 miliar atau sebesar 28,7% menjadi Rp78,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp61,1 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi (Rp23,2 miliar) dibanding kenaikan beban pokok pendapatan (Rp5,6 miliar). Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp16,7 miliar atau sebesar 26,2% menjadi Rp80,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp63,6 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi (Rp38,0 miliar) dibanding kenaikan beban pokok pendapatan (Rp21,3 miliar). Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp8,9 miliar atau sebesar 16,3% menjadi Rp63,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp54,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi (Rp21,9 miliar) dibanding kenaikan beban pokok pendapatan (Rp13,0 miliar). Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp8,4 miliar atau sebesar 47,9% menjadi Rp25,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp17,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan gaji dan kesejahteraan karyawan dan untuk skala yang lebih kecil, karena peningkatan imbalan pasca kerja dan keamanan dan kebersihan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp2,7 miliar atau sebesar 12,5% menjadi Rp25,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp22,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan gaji dan kesejahteraan karyawan dan beban imbalan pasca kerja. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp0,3 miliar atau sebesar 1,1% menjadi Rp22,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp22,1 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp9,6 miliar atau sebesar 21,4% menjadi Rp54,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp44,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban usaha.
107
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp14,1 miliar atau sebesar 32,9% menjadi Rp56,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp42,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban usaha. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp9,5 miliar atau sebesar 29,0% menjadi Rp42,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp33,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp8,5 miliar atau sebesar 24,8%menjadi Rp43,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp34,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp11,3 miliar atau sebesar 34,3% menjadi Rp44,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp32,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp8,2 miliar atau sebesar 33,3% menjadi Rp32,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp24,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. D. PT ALPEN AGUNGRAYA (“ALPEN”) Riwayat Singkat Alpen berkedudukan di kota Surabaya, didirikan dengan nama PT Alpen Agungraya berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Alpen No.59 tanggal 30 April 1996, dibuat di hadapan Linda Herawati, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C28605HT.01.01.TH’96 tanggal 26 Agustus1996 dan telah didaftarkan pada kantor pendaftaran saham sesuai UUWDP pada tanggal 2 Mei 2001 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kab/Kodya Surabaya No.2522/BH.13.01/MEI/2001 dan telah diumumkan dalam BNRI No.56 tanggal 13 Juli 2001, Tambahan BNRI No.4557. Alpen beralamat di: Jl Satelit Indah II, Darmo Satelit, Surabaya 60187 Telepon : 021-7345111 / 7345333 Faksimili: 021-7345955 Bidang Usaha Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Alpen No.2 tanggal 4 Agustus 2008 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan surat keputusan No.AHU-65582.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 September 2008, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0087349.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 18 September 2008 serta telah diumumkan dalam BNRI No. 96 tanggal 28 Nopember 2008, Tambahan BNRI No. 25554, kegiatan usaha Alpen ialah berusaha dalam bidang jasa pelayanan kesehatan serta untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Alpen dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus; Berusaha dibidang pelayanan kesehatan pada umumnya;
108
Berusaha dibidang pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan perusahaan; Berusaha dibidang pengurusan pelayanan kesehatan perorangan mendirikan dan mengelola rumah duka. Alpen mengoperasikan tiga rumah sakit Perseroan yaitu RSMK Surabaya, RSMK Waru, dan RSMK Kenjeran. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Alpen No. 35 tanggal 24 Pebruari 2014 dibuat dihadapan Petrus Suandi Halim, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan surat keputusan No.AHU-11735.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 19 Maret 2014, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan No. AHU0023738.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 19 Maret 2013, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Alpen adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp50.000.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp)
Pemegang Saham Modal Dasar
3.000
150.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Proteindo Karyasehat 2. Perseroan Jumlah
2.199 1 2.200
109.950.000.000 50.000.000 110.000.000.000
800
40.000.000.000
Saham Dalam Portepel
%
99,99 0,01 100,00
Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Alpen No.9 tanggal 20 November 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, S.H., Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah disimpan dalam database Sisminbakum Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dengan No.AHU42340.40.22.2014 tanggal 20 November 2014dicatatkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0121196.40.80.2014Tahun 2013 tanggal 20 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Alpen sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 26 Mei 2018, adalah sebagai berikut : Komisaris Komisaris Utama Komisaris
: :
Joyce V. Handajani dr. Francinita Nati
Direksi Direktur Utama Direktur
: :
dr. Dian Mariana Tandela Adi Susanto
Ikhtisar Data Keuangan Penting (dalam miliar Rupiah)
Uraian
Kinerja Keuangan Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Beban Usaha Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto Laba Usaha
Sembilan Bulan Berakhir 30 September
Tahun Berakhir 31 Desember
2014
2013*
2013
2012
2011
2010
2009
253,5
240,7
316,5
254,7
214,4
187,3
113,2
(157,1)
(145,5)
(191,0)
(165,0)
(141,4)
(128,2)
(77,9)
96,4 (37,2)
95,2 (27,5)
125,5 (40,4)
89,7 (36,1)
73,0 (31,9)
59,1 (29,1)
35,3 (25,7)
1,9
2,4
2,7
2,4
2,6
1,6
1,3
61,1
70,1
87,8
56,0
43,7
31,6
10,9
109
(dalam miliar Rupiah)
Uraian
Sembilan Bulan Berakhir 30 September
Tahun Berakhir 31 Desember
2014
2013*
2013
2012
2011
2010
2009
Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto Beban Pajak Penghasilan - neto
(4,8) (13,9)
(0,6) (17,2)
(0,8) (21,5)
(2,0) (13,4)
(1,1) (10,2)
(2,1) (8,5)
(2,3) (2,6)
Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan
42,4
52,3
65,5
40,6
32,4
21,0
6,0
30 September
31 Desember
2014
2013*
2013
2012
2011
2010
2009
Posisi Keuangan Total Aset Total Liabilitas
356,8 133,0
291,9 124,3
310,6 229,6
235,9 124,3
144,1 73,5
140,2 72,0
112,3 64,6
Total Ekuitas
223,8
167,6
81,0
111,6
70,6
68,2
47,7
*tidak diaudit
Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp46,2 miliar atau sebesar 14,9% menjadi Rp356,8 miliar dari Rp310,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap sebesar Rp45,6 miliar sehubungan dengan penyelesaian pembangunan rumah sakit di Kenjeran dan pembelian peralatan medis. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp74,7 miliar atau sebesar 31,7% menjadi Rp310,6 miliar dari Rp235,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap sebesar Rp72,2 miliar sehubungan dengan pembangunan rumah sakit di Kenjeran. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp91,8 miliar atau sebesar 63,7% menjadi Rp235,9 miliar dari Rp144,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh pembayaran uang muka perolehan tanah untuk pembangunan rumah sakit di Kenjeran sebesar Rp60,0 miliar, kenaikan saldo kas dan setara kas sebesar Rp20,9 miliar dan kenaikan saldo piutang usaha sebesar Rp8,1 miliar. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp96,6 miliar atau sebesar 42,1% menjadi Rp133,0 miliar dari Rp229,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh pembayaran utang dividen kepada pemegang saham sebesar Rp99,9 miliar. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp105,3 miliar atau sebesar 84,7% menjadi Rp229,6 miliar dari Rp124,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya adanya utang dividen kepada pemegang saham sebesar Rp99,9 miliar yang dibayarkan pada bulan Februari 2014
110
Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp50,8 miliar atau sebesar 69,2% menjadi Rp124,3 miliar dari Rp73,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan utang bank dan imbalan pasca kerja. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp142,8 miliar atau sebesar 176,2% menjadi Rp223,8 miliar dari Rp81,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan setoran modal dari pemegang saham. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp30,6 miliar atau sebesar 27,4% menjadi Rp81,0 miliar dari Rp111,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya pengumuman dividen kas kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp41,0 miliar atau sebesar 58,0% menjadi Rp111,6 miliar dari Rp70,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2011 karena kenaikan laba tahun berjalan. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp12,8 miliar atau sebesar 5,3% menjadi Rp253,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp240,7 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 1,3% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 23,9% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp61,8 miliar atau sebesar 24,3% menjadi Rp316,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp254,7 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 25,0% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan harga kamar, obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 21,2% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp40,3 miliar atau sebesar 18,8% menjadi Rp254,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp214,4 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 18,1% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan harga kamar, obat-obatan dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 21,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dan kenaikan harga obat-obatan dan layanan penunjang medis.
111
Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp11,6 miliar atau sebesar 8,0% menjadi Rp157,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp145,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya gaji dan kesejahteraan karyawan, layanan penunjang medis serta biaya obat-obatan dan perlengkapan medis. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp26,0 miliar atau sebesar 15,8% menjadi Rp191,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp165,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada tahun 2013, peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis serta peningkatan biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp23,6 miliar atau sebesar 16,7% menjadi Rp165,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp141,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta layanan penunjang medis. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp1.2 miliar atau sebesar 1,3% menjadi Rp96,4 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp95.2 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp35,8 miliar atau sebesar 39,9% menjadi Rp125,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp89,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp16,7 miliar atau sebesar 22,8% menjadi Rp89,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp73,0 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan dan kenaikan marjin laba kotor yang disebabkan adanya standarisasi pembelian yang dilakukan oleh Entitas Anak yang berdampak pada efisiensi biaya. Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp9,7 miliar atau sebesar 35,2% menjadi Rp37,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp27,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan dan kebersihan dan penyusutan aset tetap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp4,3 miliar atau sebesar 11,7% menjadi Rp40,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp36,1 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan dan kebersihan serta imbalan pasca kerja.
112
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp4,2 miliar atau sebesar 13,1% menjadi Rp36,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp31,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan dan kebersihan dan imbalan pasca kerja. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha menurun sebesar Rp9,0 miliar atau sebesar 12,8% menjadi Rp61,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp70,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp31,8 miliar atau sebesar 57,0% menjadi Rp87,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp56,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp12,3 miliar atau sebesar 28,2% menjadi Rp56,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp43,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan menurun sebesar Rp9,9 miliar atau sebesar 19,1% menjadi Rp42,4 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp52,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp24,9 miliar atau sebesar 61,6% menjadi Rp65,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp40,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp8,2 miliar atau sebesar 25,2% menjadi Rp40,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp32,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. E.
PT KARYASUKSES MANDIRI (“Karyasukses”)
Riwayat Singkat Karyasukses berkedudukan di Jakarta didirikan dengan nama PT Karyasukses Mandiri berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.4 tanggal 7 Agustus 1992, dibuat di hadapan Eveline Suriahudaja Konig, S.H., Notaris di Bogor, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-8354 HT.01.01.Th.92 tanggal 7 Oktober 1992 dan telah didaftarkan dalam buku register Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.2977/1992 tanggal 5 November 1992, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.99 tanggal 11 Desember 1992, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.6382. Karyasukses beralamat di: Jl Landas Pacu Timur Kemayoran, Jakarta Pusat 10630 Telepon : 021-6545555 Faksimili : 021-6545959
113
Bidang Usaha Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Karyasukses sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Karyasukses No.13 tanggal 25 Juli 2008 dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.AHU-54838.AH.01.02Tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0075256.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 17 Oktober 2008, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.19913 yaitu berusaha dalam bidang pelayanan kesehatan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Karyasukses dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i.
j.
Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus beserta fasilitasfasilitas penunjangnya; Mendirikan klinik umum maupun klinik spesialis, rumah bersalin, praktek bersama dokter umum maupun dokter spesialis; Menyelenggarakan program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat; Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya; Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan perusahaan, perorangan maupun kelompok masyarakat lainnya; Berusaha dalam penyediaan dan penjualan obat-obatan (farmasi), makanan-minuman kesehatan dan alat-alat kesehatan bagi pelayanan-pelayanan kesehatan tersebut; Menyelenggarakan dan mengelola rumah duka beserta fasilitas penunjangnya; Menyelenggarakan dan mengelola panti wredha (panti jompo), penitipan anak bawah lima tahun (balita) beserta fasilitas penunjangnya; Menyelenggarakan dan mengelola lembaga pendidikan dan pelatihan (training) di bidang kesehatan pada umumnya sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan seperti bidang keperawatan, kebidanan, ahli gizi, terapi medis dan sebagainya; Menyelenggarakan seminar, simposium dan penyuluhan kepada masyarakat pada umumnya dalam bidang kesehatan, baik yang diselenggarakan sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain.
Karyasukses mengoperasikan RS Mitra Kemayoran. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Karyasukses No.13 tanggal 25 Juli 2008 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Karyasukses adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp 1.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp)
Pemegang Saham Modal Dasar
10.000.000
10.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Proteindo Karyasehat 2. PT Famon Global Raya Jumlah
4.200.000 1.800.000 6.000.000
4.200.000.000 1.800.000.000 6.000.000.000
Saham dalam Portepel
4.000.000
4.000.000.000
%
70,00 30,00 100,00
Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Karyasukses No.12 tanggal 24 November 2014, yang dibuat di hadapan Herry Julianto, S.H., Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah disimpan dalam database Sisminbakum Menkumham No. AHU-42767.40.22.2014 tanggal 24 November 2014, didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0122217.40.80.2014 tanggal 24 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Karyasukses sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan 28 Mei 2018 adalah sebagai berikut :
114
Komisaris Komisaris Utama Komisaris
: :
Rustiyan Oen dr. Yos Effendy Susanto
Direksi Direktur Utama Direktur
: :
dr. Esther Maria Ramono Berry Karlis
Ikhtisar Data Keuangan Penting (dalam miliar Rupiah)
Uraian
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014
2013*
Tahun Berakhir 31 Desember 2013
2012
2011
2010
2009
Kinerja Keuangan Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Beban Usaha Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto Laba Usaha Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto Beban Pajak Penghasilan - Neto Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan
178,8
166,6
221,0
198,9
162,7
149,5
128,4
(102,6)
(93,3)
(129,6)
(117,2)
(106,2)
(70,1)
(61,8)
76,2
73,3
91,4
81,7
56,5
79,4
66,6
(36,0)
(34,9)
(42,2)
(35,4)
(31,1)
(51,8)
(43,9)
0,8
0,7
0,9
0,5
0,6
(2,3)
(3,8)
41,0
39,1
50,1
46,8
26,0
25,3
18,9
4,8
0,6
1,8
(0,9)
1,6
1,4
1,9
(10,0)
(10,7)
(13,3)
(11,2)
(4,7)
(7,5)
(6,7)
35,8
29,0
38,6
34,7
22,9
19,2
14,1
30 September
31 Desember
2014
2013*
2013
2012
2011
2010
2009
230,6
175,2
185,0
141,9
99,5
120,3
90,9
Posisi Keuangan Total Aset Total Liabilitas
51,3
43,0
42,4
37,8
35,6
27,7
17,5
Total Ekuitas
179,3
132,2
142,6
104,1
63,9
92,6
73,4
*tidak diaudit
Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp45,6 miliar atau sebesar 24,6% menjadi Rp230,6 miliar dari Rp185,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan kenaikan saldo kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari kegiatan operasional. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp43,1 miliar atau sebesar 30,4% menjadi Rp185.0 miliar dari Rp141,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari kegiatan operasional.
115
Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp42,4 miliar atau sebesar 42,6% menjadi Rp141,9 miliar dari Rp99,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari kegiatan operasional. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp8,9 miliar atau sebesar 21,1% menjadi Rp51,3 miliar dari Rp42,4 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban akrual dan uang muka pasien. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp4,6 miliar atau sebesar 12,1% menjadi Rp42,4 miliar dari Rp37,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban akrual. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 naik sebesar Rp2,2 miliar atau sebesar 6,3% menjadi Rp37,8 miliar dari Rp35,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan kenaikan utang usaha dan utang pajak. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp 36,7 miliar atau sebesar 25,7% menjadi Rp179,3 miliar dari Rp142,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba periode berjalan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp38,5 miliar atau sebesar 37,0% menjadi Rp142,6 miliar dari Rp104,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba tahun berjalan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp40,2 miliar atau sebesar 62,9% menjadi Rp104,1 miliar dari Rp63,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba tahun berjalan. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp12,2 miliar atau sebesar 7,3% menjadi Rp178.8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp166,6 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 8,4% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 5,5% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan ratarata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan.
116
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp22,1 miliar atau sebesar 11,1% menjadi Rp221,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp198,9 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 13,8% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 6,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dan peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp36,2 miliar atau sebesar 22,2% menjadi Rp198,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp162,7 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 20,3% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan peningkatan harga tahunan pada harga kamar, obat-obatan dan perlengkapan medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 25,5% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dan kenaikan harga tahunan pada obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp9,3 miliar atau sebesar 10,0% menjadi Rp102,6 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp93,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya obat dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp12,4 miliar atau sebesar 10,5% menjadi Rp129,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp117,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya layanan penunjang medis serta gaji dan kesejahteraan karyawan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp11,0 miliar atau sebesar 10,4% menjadi Rp117,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp106,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya kamar rawat inap. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp 2,9 miliar atau sebesar 3,9% menjadi Rp76,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp73,3 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp9,7 miliar atau sebesar 11,9% menjadi Rp91,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp81,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp25,2 miliar atau sebesar 44,5% menjadi Rp81,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp56,5 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan dan kenaikan marjin laba kotor yang disebabkan oleh adanya standarisasi pembelian yang dilakukan oleh Entitas Anak yang berdampak pada efisiensi biaya.
117
Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp1,1 miliar atau sebesar 3,2% menjadi Rp36,0 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp34,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban keperluan kantor, listrik dan air, serta gaji dan kesejahteraan karyawan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp6,8 miliar atau sebesar 19,4% menjadi Rp42,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp35,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan dan kebersihan serta keperluan kantor. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp4,3 miliar atau sebesar 14,0% menjadi Rp35,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp31,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya keamanan dan kebersihan. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp1,9 miliar atau sebesar 4,8% menjadi Rp41,0 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp39,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan laba kotor yang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan beban usaha. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp3,3 miliar menjadi Rp50,1 miliar atau sebesar 6,9% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp46,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan lebih besar daripada peningkatan biaya. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp20,8 miliar atau sebesar 79,8% menjadi Rp46,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp26,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp6,8 miliar atau sebesar 23,3% menjadi Rp35,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp29,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp3,9 miliar atau sebesar 11,4% menjadi Rp38,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp34,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp11,8 miliar atau sebesar 51,5% menjadi Rp34,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp22,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas.
118
F.
PT CITRA MANDIRI PRIMA (“CMP”)
Riwayat Singkat CMP berkedudukan di kota Tegal, didirikan dengan nama PT Citra Mandiri Prima berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Citra Mandiri Prima No.4 tanggal 31 Desember 2004, dibuat di hadapan Ramdah, S.H., Notaris di Kabupaten Tegal. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C-27907 HT.01.01.TH.2005 tanggal 11 Oktober 2005 dan telah diumumkan dalam BNRI No.29 tanggal 9 April 2013, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.7105. CMP beralamat di: Jl Sipelem no 4, Kemandungan Tegal Telepon : 0283-340399 Faksimili : 0283-340902 Bidang Usaha Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 251 tanggal 28 Desember 2009, dibuat di hadapan Irawan Soerodjo, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-14696.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 23 Maret 2010, telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 11 Februari 2011, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia 1196, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan No. AHU-0021613.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 23 Maret 2010 yaitu berusaha dalam bidang rumah sakit, CMP dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus; Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya; Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan perusahaan, perorangan maupun kelompok masyarakat lainnya; Berusaha dalam penyediaan dan penjualan obat-obatan (farmasi) serta alat-alat kesehatan bagi pelayanan kesehatan tersebut; dan Berusaha dalam penyediaan rumah duka beserta fasilitas penunjangnya. CMP mengoperasikan RSMK Tegal. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 251 tanggal 28 Desember 2009, dibuat di hadapan Irawan Soerodjo, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham CMP adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp 1.000.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp)
Pemegang Saham Modal Dasar
50.000
50.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Karyasukses Mandiri 2. PT Perintis Sejahtera Abadi Jumlah
17.120 11.413 28.533
17.120.000.000 11.413.000.000 28.533.000.000
Saham dalam Portepel
21.467
21.467.000.000
%
60,00 40,00 100,00
Karyasukses, PT Perintis Sejahtera Abadi, dan CMP menandatangani Perjanjian Kerjasama tanggal 9 April 2008 terkait dengan kepemilikan saham pada CMP. Di dalam Perjanjian Kerjasama tersebut, para pihak membuat persetujuan untuk membangun dan mengelola sebuah rumah sakit swasta di Tegal atas nama RSMK Tegal. Perjanjian Kerjasama ini secara umum mengatur mengenai kerjasama antara PT Karyasukses Mandiri dan PT Perintis Sejahtera Abadi mengenai: (i) pemberian kontribusi terhadap permodalan CMP selaku pemegang saham; (ii) manajemen dan pengawasan CMP oleh para
119
pemegang saham, termasuk susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisioner CMP; dan (iii) kuorum yang disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham CMP. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 16 tanggal 26 November 2014, dibuat di hadapan, Herry Julianto,SH, Notaris di Kabupaten Bekasi, yang telah disimpan di dalam Sisminbakum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan CMP No. AHU43971.40.22.2014 tanggal 28 November 2014, dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan sesuai UUPT No. AHU0124755.40.80.2014 tanggal 28 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi CMP yang berlaku sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 30 Juni 2017, adalah sebagai berikut : Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris
: : : : : :
Direksi Direktur Utama Direktur
: :
dr. Trimulyo drg. Rudy Yuwono Sutanto dr. Soejono dr. Francinita Nati drg. Emiliana Maria Tunardy dr. Esther Maria Ramono dr. Sri Widyaningsih Berry Karlis
Ikhtisar Data Keuangan Penting Uraian
Kinerja Keuangan Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Beban Usaha Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto Laba Usaha Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto Beban Pajak Penghasilan - neto Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan
Posisi Keuangan Total Aset Total Liabilitas Total Ekuitas *tidak diaudit
Sembilan Bulan Berakhir 30 September 2014 2013*
(dalam miliar Rupiah) Tahun Berakhir 31 Desember 2013
2012
2011
2010
2009
25,5 (16,1) 9,4 (8,2) 0,2 1,4 (0,0) 0,2 1,6
35,8 (22,6) 13,2 (11,1) 0,2 2,3 (0,0) 0,5 2,8
25,4 (17,3) 8,1 (9,5) 0,2 (1,2) (0,1) 0,4 (0,9)
19,1 (13,5) 5,6 (8,6) 0,1 (2,9) (0,0) 0,3 (2,6)
10,8 (5,8) 5,0 (10,5) 0,1 (5,4) 0,00 (0,3) (5,7)
4,8 (2,9) 1,9 (9,8) 0,3 (7,6) 0,1 (0,5) (8,0)
30 September 2014 2013*
2013
31 Desember 2012 2011
2010
2009
31,2 8,1 23,1
30,1 9,8 20,3
29,1 11,0 18,1
33,1 18,5 14,6
34,7 14,4 20,3
31,5 (19,5) 12,0 (9,7) 0,0 2,3 (0,0) 0,2 2,5
29,1 10,0 19,1
32,5 13,6 18,9
Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp1,1 miliar atau sebesar 3,8% menjadi Rp31,2 miliar dari Rp30,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap berupa peralatan medis.
120
Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp1,0 miliar atau sebesar 3,4% menjadi Rp30,1 miliar dari Rp 29,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan uang muka perolehan aset tetap dan aset pajak tangguhan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp3,4 miliar atau sebesar 10,5% menjadi Rp29,1 miliar dari Rp32.5 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan nilai buku aset tetap karena penyusutan aset tetap. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp1,7 miliar atau sebesar 17,3% menjadi Rp8,1 miliar dari Rp9,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan adanya pembayaran sebagian pinjaman kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp1,2 miliar atau sebesar 10,9% menjadi Rp9,8 miliar dari Rp11,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini disebabkan oleh adanya pembayaran sebagian pinjaman kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp2,6 miliar atau sebesar 19,2% menjadi Rp11,0 miliar dari Rp13,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini disebabkan oleh pembayaran sebagian pinjaman kepada pemegang saham. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp2,8 miliar atau sebesar 14,0% menjadi Rp23,1 miliar dari Rp20,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan laba periode berjalan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp2,2 miliar atau sebesar 11,9% menjadi Rp20,3 miliar dari Rp18,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan laba tahun berjalan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp0,8 miliar atau sebesar 4,2% menjadi Rp18,1 miliar dari Rp18,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan karena CMP masih mengalami kerugian pada tahun berjalan.
121
Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp6,0 miliar atau sebesar 23,6% menjadi Rp31,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp25,5 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 34,1% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 3,0% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan ratarata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp10,4 miliar atau sebesar 41,2% menjadi Rp35,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp25,4 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 35,1% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari peningkatan harga kamar, obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 55,1% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp6,3 miliar atau sebesar 33,0% menjadi Rp25,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp19,1 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 25,4% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan peningkatan harga kamar, obat-obatan dan perlengkapan medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 53,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dan kenaikan harga obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp3,4 miliar atau sebesar 21,4% menjadi Rp19,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp16,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya obat dan perlengkapan medis, kenaikan gaji dan kesejahteraan karyawan serta kenaikan biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp5,3 miliar atau sebesar 31,1% menjadi Rp22,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp17,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan dan peningkatan biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp3,8 miliar atau sebesar 28,0% menjadi Rp17,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp13,5 miliar. Hal ini disebabkan kenaikan beban obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya kamar rawat inap.
122
Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp2,6 miliar atau sebesar 27,5% atau sebesar Rp12,0 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp9,4 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp5,1 miliar atau sebesar 62,5% menjadi Rp13,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp8,1 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan serta kenaikan marjin laba kotor yang disebabkan oleh standarisasi yang telah dilakukan dalam pembelian yang berdampak pada efisiensi biaya. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp2,5 miliar atau sebesar 45,0% menjadi Rp8,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,6 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp1,5 miliar atau sebesar 18,7% menjadi Rp9,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp8,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan serta keamanan dan kebersihan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp1,6 miliar atau sebesar 16,9% menjadi Rp11,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp9,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan serta beban keamanan dan kebersihan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp0,9 miliar atau sebesar 11,0% menjadi Rp9,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp8,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban keamanan dan kebersihan, listrik dan air serta keperluan kantor. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp0,9 miliar atau sebesar 61,2% menjadi Rp2,3 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp1,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan beban usaha. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp3,5 miliar menjadi Rp2,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp(1,2) miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor.
123
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total rugi usaha menurun sebesar Rp1,7 miliar atau sebesar 58,9% menjadi Rp(1,2) miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp(2,9) miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp0,9 miliar atau sebesar 52,8% menjadi Rp2,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp1,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp3,7 miliar menjadi Rp2,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp(0,9) miliar. Hal ini disebabkan oleh hal -hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total rugi periode/tahun berjalan menurun signifikan sebesar Rp1,7 miliar atau sebesar 65,8% menjadi Rp(0,9) miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp(2,6) miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. 9.
HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN ANTARA PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN ENTITAS ANAK
Berikut adalah hubungan pengurusan dan pengawasan antara Perseroan dengan Pemegang Saham dan Entitas Anak: Pemegang Saham Entitas Anak
Dr. Boenjamin Setiawan Jozef Darmawan Angkasa, MBA, MSc. Laura Aryanto, BA Bacelius Ruru dr. I Gusti Gede Subawa Ir. Rustiyan Oen, MBA dr. Francinita Nati, MM Joyce V. Handajani Janti Elia dr. Magdalena dr. Ivonne Maria Rampun Emiliana Maria Tunardy dr. Dian Mariana Tandela Adi Susanto dr. Yos Effendy Susanto dr. Esther Maria Ramono Johanna Chandra dr. Trimulyo drg. Rudy Yuwono Sutanto dr. Soejono
Perseroan
PT Griyainsani Cakrasadaya
Entitas Anak PT PT Proteindo Ekamita Karyasehat Arahtegar
PT Ragamsehat Multifita
PT PT Alpen Karyasukses Agungraya Mandiri
PT Citra Mandiri Prima
K KU K KI KI DU DI D
K
D
KU K DU
KU K K D D
K K
K KU
DU D
K DU D K DU
K
D KU K K
124
Pemegang Saham Entitas Anak
Perseroan
PT Griyainsani Cakrasadaya
PT PT Proteindo Ekamita Karyasehat Arahtegar
PT Ragamsehat Multifita
PT PT Alpen Karyasukses Agungraya Mandiri
PT Citra Mandiri Prima DU
dr. Sri Widyaningsih Johannes Setijono Budi Dharma Wreksoatmodjo Franciscus Bing Aryanto Bernadette Ruth Irawati Setiady Berry Karlis
Keterangan: KU KI K
Entitas Anak
D D KU K D
: Komisaris Utama : Komisaris Independen : Komisaris
DU DI D
D
: Direktur Utama : Direktur Independen : Direktur
10. DIAGRAM KEPEMILIKAN ANTARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN, PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK AQUILA OPPORTUNITIES FUND SEGREGATED PORTOFOLIO
CEPHEUS INVESTMENT FUND SEGREGATED PORTOFOLIO
31,82%
ALPHA CAPITAL FUND
37,88%
ALLIANCE EXPRESS HOLDINGS INC.
100% LION CAPITAL GROUP SDN BHD
30,3%
50%
Poppy Hadiman Setiawan
50%
Boenjamin Setiawan
99,78%
Maria Karmila
Franciscus Bing Aryanto
99,99% Gerda Veronica
Theresia Harsini
PT GIRA SOLE PRIMA
PT DIPTANALA BAHANA
PT LADANG IRA PANEN
PT BINA ARTA CHARISMA
16,66%
16,66%
16,66%
16,66%
Khouw Lip Swan
PT LUCASTA MURNI CEMERLANG
PT SANTA SEHA SANADI 16,66%
100%
99,93%
16,66%
LION INVESTMENT PARTNERS B.V.
99,98%
PT GRIYAINSANI CAKRASADAYA
66%
34% PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (PERSEROAN) 99.999% PT PROTEINDO KARYASEHAT (RSMK Bekasi Barat & Timur, Cikarang ) 99.5 %
PT ALPEN AGUNGRAYA (RSMK Surabaya , Waru, Kenjeran)
99.9 %
PT EKAMITA ARAHTEGAR (RSMK Kelapa Gading, Cibubur)
70 %
PT KARYASUKSES MANDIRI (RS Mitra Kemayoran) 60 %
99.9 %
PT CITRA MANDIRI PRIMA (RSMK Tegal)
PT RAGAMSEHAT MULTIFITA (RSMK Depok)
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan dan setelah Penawaran Umum dilakukan, PT Griyainsani Cakrasadaya adalah pemegang saham pengendali Perseroan. Sedangkan seluruh pemegang saham akhir (ultimate shareholder) PT Griyainsani Cakrasadaya diatas merupakan anggota Keluarga Khouw. Berdasarkan surat pernyataan, Lion Investments Partners menyatakan bukan sebagai pengendali Perseroan. Pemegang saham Lion Investments Partners B.V. adalah Aquila Opportunites Fund Segregated Portfolio, Cepheus Investment Fund Segregated Portfolio, dan Alpha Capital Fund dimana ketiganya berbentuk fund.
125
99,02%
11. KETERANGAN MENGENAI ASET PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK Properti Perseroan tidak memiliki secara langsung aset material berupa tanah maupun bangunan. Entitas Anak Perseroan memiliki sendiri tanah dan properti dengan status Hak Guna Bangunan ("HGB") yang terdaftar atas nama Entitas Anak, kecuali PT Karya Sukses Mandiri yang mengoperasikan RS Mitra Kemayoran yang beroperasi di bawah perjanjian khusus. Pemegang HGB memiliki hak untuk membangun dan memiliki bangunan atas tanah tersebut. Sedangkan RS Mitra Kemayoran berdiri di atas pengaturan kontrak khusus yang telah ditandatangani oleh pemilik tanah Yapporti (Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia) dimana pemilik tanah memberikan hak kepada PT Karya Sukses Mandiri untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas di atas tanah tersebut dengan jangka waktu tertentu. Berdasarkan perjanjian ini, PT Karya Sukses Mandiri diwajibkan membayar ke pemilik tanah 1% dari pendapatan (di luar biaya dokter) dan 10% dari laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh RS Mitra Kemayoran secara tahunan. Pada 2011, 2012, 2013, dan periode 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2013 dan 2014, Entitas Anak membayar secara berurutan Rp4,1 miliar, Rp 5,2 miliar, Rp6,5 miliar, Rp4,9 miliar, dan Rp 5,8 miliar kepada pemilik tanah atas perjanjian tersebut. Perjanjian tersebut akan berakhir pada Juli 2018 dan memungkinkan perpanjangan dengan syarat dan kondisi yang telah disepakati sebelumya oleh masing-masing pihak. Jika perjanjian tersebut habis masa berlakunya dan pemilik tanah ingin menjual tanah tersebut, PT Karyasukses Mandiri memiliki hak untuk ditawarkan telebih dahulu atas properti tersebut. Pada tanggal 30 September 2014, Entitas Anak memiliki aset tetap berupa: Kepemilikan
Nilai buku
Pemilikan Langsung Hak Atas Tanah Bangunan
154.160.372.892 353.831.128.700
Peralatan Medis
137.109.959.595
Perlengkapan dan Peralatan Kantor
39.290.788.695
Kendaraan
3.741.609.306
Bangunan Dalam Penyelesaian
52.064.907.395
Aset Tetap Dalam Perjanjian Rangka Bangun, Kelola dan Alih Bangunan
10.011.789.783
Nilai Buku Aset Tetap
750.210.556.366
A. Bidang-bidang Tanah dan Bangunan Dalam menunjang kegiatan usahanya Entitas Anak memiliki aset tetap sebagai berikut: NO. HGB
TANGGAL PEROLEHAN TANAH
TANGGAL BERAKHIR NYA HGB
GAMBAR SITUASI/SURAT UKUR
LOKASI HGB
LUAS (M2)
TERDAFTAR ATAS NAMA
PT PROTEINDO KARYASEHAT (“PROTEINDO”) 1.
HGB No. 3538/Mekarmukti
25 Mei 2004
27 Juli 2037
No.45/2004 tanggal 23 Maret 2004
Desa Mekarmukti, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
3.293
Proteindo
2.
HGB No. 02858/Pondok Karya
25 September 2014
25 September 2044
No.148/Pondok Karya/2013 tanggal 25 Oktober 2013
Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten
1.624
Proteindo
3.
HGB No. 02859/Pondok Karya
25 September 2014
25 September 2044
No.141/Pondok Karya/2013 tanggal 9 Oktober 2013
Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten
791
Proteindo
126
4.
HGB No. 02860/Pondok Karya
TANGGAL PEROLEHAN TANAH 25 September 2014
5.
HGB No. 02861/Pondok Karya
25 September 2014
25 September 2044
No.140/Pondok Karya/2013 tanggal 9 Oktober 2013
Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten
719
Proteindo
6.
HGB No. 02862/Pondok Karya
25 September 2014
25 September 2044
No.139/Pondok Karya/2013 tanggal 9 Oktober 2013
Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten
1.370
Proteindo
RSMK Cikarang 7. HGB No. 3538/Mekarmukti
25 Mei 2004
27 Juli 2037
No.45/2004 tanggal 23 Maret 2004
Desa Mekarmukti, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
3.293
Proteindo
8.
HGB No. 3539/Mekarmukti
25 Mei 2004
27 Juli 2037
No.46/2004 tanggal 23 Maret 2004
Desa Mekarmukti, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
3.208
Proteindo
9.
HGB No. 3540/Mekarmukti
2 November 2004
27 Juli 2037
No.55/2004 tanggal 12 April 2004
Desa Mekarmukti, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
4.654
Proteindo
9 September 1996
4 Desember 2032
No.23764/1989 tanggal 26 Desember 1989
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
138
Proteindo
74
Proteindo
NO. HGB
RSMK Bekasi Barat 10. HGB No. 4416/Kayuringin Jaya
TANGGAL BERAKHIR NYA HGB 25 September 2044
GAMBAR SITUASI/SURAT UKUR No.138/Pondok Karya/2013 tanggal 9 Oktober 2013
LUAS (M2)
TERDAFTAR ATAS NAMA
Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten
1.020
Proteindo
LOKASI HGB
11.
HGB No. 4417/Kayuringin Jaya
25 Januari 2001
4 Desember 2032
No.23765/1989 tanggal 26 Desember 1989
12.
HGB No. 4418/Kayuringin Jaya
26 Oktober 1995
4 Desember 2032
No.23766/1989 tanggal 26 Desember 1989
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
73
Proteindo
13.
HGB No. 4419/Kayuringin Jaya
18 Juni 1996
4 Desember 2032
No.23767/1989 tanggal 26 Desember 1989
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
74
Proteindo
14.
HGB No. 4420/Kayuringin Jaya
9 September 1996
4 Desember 2032
No.23768/1989 tanggal 26 Desember 1989
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
74
Proteindo
15.
HGB No. 4424/Kayuringin Jaya
25 Januari 2001
4 Desember 2032
No.23772/1989 tanggal 26 Desember 1989
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
74
Proteindo
16.
HGB No. 4425/Kayuringin Jaya
31 Desember 1999
4 Desember 2032
No.23773/1989 tanggal 26 Desember 1989
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
74
Proteindo
127
17.
HGB No. 4426/Kayuringin Jaya
TANGGAL PEROLEHAN TANAH 25 Januari 2000
18.
HGB No. 4428/Kayuringin Jaya
18 November 1996
4 Desember 2032
No.23776/1989 tanggal 26 Desember 1989
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
74
Proteindo
19.
HGB No. 6238/Kayuringin Jaya
12 Februari 2015
5 Januari 2035
No.416/Kayuringin Jaya/2014 tanggal 27 November 2014
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
3.643
Proteindo
20.
HGB No. 6239/Kayuringin Jaya*
12 Februari 2015
5 Januari 2035
No.145/Kayuringin Jaya/2014 tanggal 26 November 2014
404
Proteindo
21.
HGB No. 6240/Kayuringin Jaya*
12 Februari 2015
5 Januari 2035
No.131/Kayuringin Jaya/2014 tanggal 10 November 2014
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
303
Proteindo
22.
HGB No. 6066/Kayuringin Jaya
12 Februari 2001
4 Desember 2032
No.23771/1989 tanggal 26 Desember 1989
74
Proteindo
23.
HGB No. 6067/Kayuringin Jaya
4 Desember 1992
4 Desember 2032
No.23769/1989 tanggal 26 Desember 1989
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
74
Proteindo
24.
HGB No. 6068/Kayuringin Jaya
12 Februari 2001
4 Desember 2032
No.23770/1989 tanggal 26 Desember 1989
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
74
Proteindo
25.
HGB No. 6069/Kayuringin Jaya
12 Februari 2001
4 Desember 2032
No.23775/1989 tanggal 26 Desember 1989
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
74
Proteindo
26.
HGB No. 6070/Kayuringin Jaya
12 Februari 2001
4 Desember 2032
No.23777/1989 tanggal 26 Desember 1989
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
132
Proteindo
24 September 2032
No.4065/Margahayu/2 002 tanggal 7 November 2002
Kelurahan Margahayu, Kec. Bekasi Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
20.000
Proteindo
13 Februari 2034
16/Jatisampurna/2014
Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi
786
EAT
23 Maret 2041
054/JATISAMPURNA/ 2011
Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi
676
EAT
NO. HGB
Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur 27. HGB 11 November No.4120/Margahayu 2002
TANGGAL BERAKHIR NYA HGB 4 Desember 2032
GAMBAR SITUASI/SURAT UKUR No.23774/1989 tanggal 26 Desember 1989
LUAS (M2)
TERDAFTAR ATAS NAMA
Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
74
Proteindo
LOKASI HGB
PT Ekamita Arahtegar (“EAT”) Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur 28. HGB No. 16 Agustus 6917/Jatisampurna 2014
29.
HGB No. 6571/Jatisampurna
19 April 2011
128
NO. HGB
TANGGAL PEROLEHAN TANAH 27 April 2011
TANGGAL BERAKHIR NYA HGB 23 Maret 2041
GAMBAR SITUASI/SURAT UKUR 053/JATISAMPURNA/ 2011
LUAS (M2)
TERDAFTAR ATAS NAMA
Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi
800
EAT
Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi
1.269
EAT
676
EAT
Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi
2.275
EAT
915
EAT
LOKASI HGB
30.
HGB No. 6569/Jatisampurna
31.
HGB No. 6536/Jatisampurna
15 Maret 2011
19 Januari 2041
017/JATISAMPURNA/ 2011
32.
HGB No. 6535/Jatisampurna
15 Maret 2011
19 Januari 2041
016/JATISAMPURNA/ 2011
33.
HGB No. 6117/Jatikarya
15 Desember 2009
4 Agustus 2029
17.290/1992
34.
HGB No. 6116/Jatikarya
15 Desember 2009
4 Agustus 2029
16.128/1993
35.
HGB No. 6115/Jatikarya
15 Desember 2009
4 Agustus 2029
10.220/1994
Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi
910
EAT
36.
HGB No. 6114/Jatikarya
15 Desember 2009
4 Agustus 2029
294/Jatikarya/1998
Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi
1.740
EAT
37.
HGB No. 6113/Jatikarya
15 Desember 2009
4 Agustus 2029
2904/Jatikarya/2004
Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi
1.394
EAT
HGB No. 6112/Jatikarya
15 Desember 2009
4 Agustus 2029
2219/Jatikarya/2004
Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi
1.272
EAT
38.
HGB No. 6111/Jatikarya
15 Desember 2009
4 Agustus 2029
28.460/1996
Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi
295
EAT
39.
HGB No. 6110/Jatikarya
15 Desember 2009
4 Agustus 2029
28.459/1996
Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi
300
EAT
40.
HGB No. 6109/Jatikarya
15 Desember 2009
4 Agustus 2029
73/Jatikarya/1999
Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi
452
EAT
41.
HGB No. 6108/Jatikarya
15 Desember 2009
4 Agustus 2029
291/Jatikarya/1998
Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi
792
EAT
42.
HGB No. 6107/Jatikarya
15 Desember 2009
4 Agustus 2029
292/Jatikarya/1998
Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi
1.040
EAT
129
TANGGAL PEROLEHAN TANAH 15 Desember 2009
TANGGAL BERAKHIR NYA HGB 4 Agustus 2029
GAMBAR SITUASI/SURAT UKUR 293/Jatikarya/1998
1 Maret 2032
02940/2001
7 Mei 2020
LUAS (M2)
TERDAFTAR ATAS NAMA
309
EAT
Kecamatan Kelapa Gading, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kotamadya Jakarta Utara
10.269
EAT
14.053/1994 tanggal 7 Desember 1994
Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukamanunggal, Surabaya, Jawa Timur
9.500
Alpen
4 Januari 2027
No. 6143/1986 tanggal 1 Nopember 1986
9.219
Alpen
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran 47. HGB No. 03102 22 Juli 2014
Desa Waru, Kec. Waru, Kab. Tingkat II Sidoarjo, Jawa Timur
14 Mei 2034
00049/KALIJUDAN/20 14 tanggal 17 Juli 2014
Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur
3.006
Alpen
48.
HGB No. 03103
23 Juli 2014
14 Mei 2034
00050/KALIJUDAN/20 14 tanggal 17 Juli 2014
Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur
2.295
Alpen
49.
HGB No. 03104
23 Juli 2014
14 Mei 2034
00048/KALIJUDAN/20 14 tanggal 17 Juli 2014
Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur
2.995
Alpen
50.
HGB No. 03105
23 Juli 2014
14 Mei 2034
00051/KALIJUDAN/20 14 tanggal 17 Juli 2014
Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur
2.080
Alpen
19 September 2035
10.10.71.06.03952/19 97 tanggal 19 April 1997
Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
6.015
Ragamsehat
NO. HGB 43.
HGB No. 6106/Jatikarya
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading 44. HGB No.2349/Kelapa 16 Oktober Gading Barat 2001
LOKASI HGB Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi
PT Alpen Agungraya (“Alpen”) Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya 45. HGB No. 1767 22 Januari 1995
Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru 46. HGB No. 44 6 Januari 1987
PT Ragamsehat Multifita (“Ragamsehat”) Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok 51. HGB 00772 18 September 2006 52.
HGB 00773
13 Nopember 2006
19 September 2035
10.10.71.06.03953/19 97 tanggal 19 April 1997
Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
4.951
Ragamsehat
53.
HGB 00774
10 Oktober 2006
19 September 2035
10.10.71.06.03983/19 97 tanggal 22 April 1997
Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
2.691
Ragamsehat
54.
HGB 1437
30 April 2010
30 April 2040
1184/1995
Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat
516
Ragamsehat
130
55.
HGB 1438
TANGGAL PEROLEHAN TANAH 30 April 2010
56.
HGB 1439
30 April 2010
30 April 2040
1185/1995
Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat
516
Ragamsehat
57.
HGB 1440
30 April 2010
30 April 2040
1165/1995
Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat
734
Ragamsehat
58.
HGB 1441
30 April 2010
30 April 2040
5/1987
Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat
2.950
Ragamsehat
59.
HGB 1442
30 April 2010
30 April 2040
3/1987
Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat
2.758
Ragamsehat
60.
HGB 8360
21 Pebruari 2013
21 Oktober 2042
00077/2010
Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat
12.157
Ragamsehat
18 Januari 2026
No. 344/Kemandungan/20 06 tanggal 5 Januari 2006
Propinsi: Jawa Tengah Kabupaten/Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan
1.660
CMP
1 Pebruari 2026
No.353/Kemandungan /2006 tanggal 16 Januari 2006
Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kabupaten/Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan
1.840
CMP
NO. HGB
TANGGAL BERAKHIR NYA HGB 30 April 2040
GAMBAR SITUASI/SURAT UKUR 1187/1995
LUAS (M2)
TERDAFTAR ATAS NAMA
Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat
516
Ragamsehat
LOKASI HGB
PT Citra Mandiri Prima (“CMP”) Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal 61. HGB 18 Januari No.159/Kemandungan 2006
62.
HGB No. 162/Kemandungan
1 Pebruari 2006
131
63.
HGB No. 171/Kemandungan
TANGGAL PEROLEHAN TANAH 25 September 2006
64.
HGB No. 173/Kemandungan
25 September 2006
65.
HGB No. 175/Kemandungan
25 September 2006
NO. HGB
TANGGAL BERAKHIR NYA HGB Dalam HGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada Undangundang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 (“UUPA”), yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya. Dalam HGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya. Dalam HGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya.
GAMBAR SITUASI/SURAT UKUR No.40/Kemendungan/ 2006 tanggal 5 September 2006
LUAS (M2)
TERDAFTAR ATAS NAMA
Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan
634
CMP
No.42/Kemendungan/ 2006 tanggal 5 September 2006
Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan
642
CMP
No.44/Kemendungan/ 2006 tanggal 5 September 2006
Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan
867
CMP
132
LOKASI HGB
66.
HGB No. 177/Kemandungan
TANGGAL PEROLEHAN TANAH 25 September 2006
67.
HGB No. 179/Kemandungan
25 September 2006
68.
HGB No. 182/Kemandungan
4 Maret 2008
69.
SHGB No. 182/Kemandungan
18 Januari 2006
NO. HGB
TANGGAL BERAKHIR NYA HGB Dalam SHGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya. Dalam SHGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya. Dalam SHGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya. 18 Januari 2026
GAMBAR SITUASI/SURAT UKUR No.36/Kemendungan/ 2006 tanggal 5 September 2006
LUAS (M2)
TERDAFTAR ATAS NAMA
Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan
618
CMP
No.36/Kemendungan/ 2006 tanggal 5 September 2006
Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan
626
CMP
No.32/Kemendungan/ 2007 tanggal 28 Desember 2007
Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan
1693
CMP
No.346/Kemandungan /2006 tanggal 5 Januari 2006
Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan
870
CMP
133
LOKASI HGB
Selain bidang tanah bersertifikat dan terdaftar atas nama Entitas Anak diatas, Entitas Anak juga menguasai beberapa bidang tanah yang tersebar di wilayah Jakarta, Bekasi, Tegal dan Surabaya dengan luas keseluruhan 10.257 meter persegi yang saat ini masih dalam proses untuk didaftarkan atas nama Entitas Anak. B. Kendaraan Bermotor Berdasarkan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor, Entitas Anak Perseroan memiliki dan menguasai secara sah sebanyak 36 (tiga puluh enam) unit kendaraan bermotor roda empat dengan nilai perolehan per 30 September 2014 adalah sebesar Rp 8.549,9 juta. 12. ASURANSI Perseroan mempertahankan berbagai jenis pertanggunan asuransi melalui polis yang berasal dari berbagai perusahaan asuransi di Indonesia terimasuk PT Asuransi Mitra Maparya Tbk., dalam jumlah yang sesuai dengan bisnis dan risiko Perseroan, termasuk risiko yang berkaitan dengan kerusakan properti, kebakaran, kerusakan peralatan medis, kehilangan persediaan, gempa bumi, tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga dan kerugian lainnya. Berdasarkan polis asuransi Perseroan Per tanggal 30 September 2014, tercatat total premi tahunan Perseroan yang harus dibayar sebesar Rp1.448 juta, dan di bawah kebijakan ini Perseroan memiliki asuransi coverage sebesar Rp1.130 juta yang meliputi persediaan dan aset tetap. Perseroan pada saat ini tidak memiliki asuransi terhadap malpraktik dan Perseroan juga mempertimbangkan untuk memiliki asuransi terhadap malpraktik. Perseroan mengharuskan seluruh dokternya untuk memiliki jaminan asuransi atas gugatan malpraktik kedokteran yang dilakukan berkesinambungan. Dokter spesialis penuh-waktu dan paruh-waktu yang menyediakan jasa dan tidak dipekerjakan langsung oleh Perseroan diwajibkan dalam kontrak untuk memiliki asuransi terhadap malpraktik. Perseroan akan mengkaji secara berkala keperluan dan kecukupan jaminan asuransi tersebut. No.
Polis
Nama Tertanggung
Objek Pertanggungan
Nilai Pertanggungan
Jangka Waktu
PT Proteindo Karyasehat RSMK BEKASI BARAT 1.
Property All Risk No. 0101011404474 tanggal 31 Desember 2014
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
2.
Machinery Breakdown No.0101081400084 tanggal 31 Desember 2014
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
Semua resiko dari kerugian fisik atau kerusakan dari properti yang diasuransikan oleh karena sebab apapun. menutupi kerugian atau kerusakan fisik yang tibatiba dan tak terduga atas mesin-mesin yang beroperasi sementara atau saat istirahat, dan/atau sedang dibongkar, dipindahkan untuk tujuan inspeksi atau perbaikan.
Rp.122.000.000.000,-
31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015
Rp65.000.000.000
31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015
RSMK BEKASI TIMUR 3.
Property All Risk No. 0101011404471
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
4.
Machinery Breakdown No.0101081400081 tanggal 31 Desember 2014
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
5.
Property All Risk No. 0101011500380 tanggal 30 Januari 2015
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
Semua resiko dari kerugian fisik atau kerusakan dari properti yang diasuransikan oleh karena sebab apapun. menutupi kerugian atau kerusakan fisik yang tibatiba dan tak terduga atas mesin-mesin yang beroperasi sementara atau saat istirahat, dan/atau sedang dibongkar, dipindahkan untuk tujuan inspeksi atau perbaikan. semua resiko (all risks) dari semua kerugian fisik atau kerusakan atas
134
Rp. 130.000.000.000,-
31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015
Rp65.000.000.000
31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015
Rp. 28.000.000.000,-
30 Januari 2015 s/d 30 Januari 2016
No.
6. 7.
Polis
Property All Risk No. 0101011500379 tanggal 30 Februari 2015 PSAKBI No.0101021500948
Nama Tertanggung
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
Objek Nilai Pertanggungan Pertanggungan properti yang diasuransikan oleh karena sebab apapun. bangunan Rp. 28.000.000.000,Mitsubishi L300 BC R (4x2) M/T Ambulance
Compreh ensive Gempa bumi Banjir dan angin topan Huru hara Tanggung jawab hukum pihak ketiga Terorisme sabotase
: Rp189.900.000 : Rp189.900.000
Jangka Waktu
30 Februari 2015 s/d 30 Februari 2016 14 Pebruari 2015 s/d 14 Pebruari 2016
: Rp189.900.000 : Rp189.900.000 : Rp189.900.000
: Rp189.900.000
RSMK CIKARANG 8.
10.
Property All Risk No. 0101011401957 Machinery Breakdown No. 0101081400025 PSAKBI No. 0101021401616
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk PT Asuransi Mitra Maparya Tbk PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
11.
PSAKBI No. 0101021402132
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
9.
Bangunan, Content, Mesin, Stok Barang Mesin
Rp. 76.000.000.000,-
Mitsubishi L300 BC R (4x2) M/T Ambulance, No.Polisi: B1009KTX Daihatsu Xenia / F601 RVGMDFJJ Minibus
Rp. 198.000.000,00
Rp. 2.600.000.000,-
Rp. 100.000.000,00
4 Juni 2014 s/d 4 Juni 2015 4 Juni 2014 s/d 4 Juni 2015 21 April 2014 s/d 21 April 2015 6 Mei 2014 s/d 6 Mei 2015
PT Ekamita Arahtegar RSMK CIBUBUR 1. Property All Risk, Polis No. 0101011500704
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
2.
Sebagaimana tercantum dalam Nota Premi tertanggal 28 Maret 2014, EAT ikut serta dalam asuransi Machinery Breakdown, Polis No. 0101081500017
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
3.
Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia, Polis No. 0101021405962 tanggal 1 Desember 2014
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
Meliputi (i) Bangunan Rumah Sakit berlokasi di Jl. Transyogi RT 002/009 Jatisampurna, Cibubur; (ii) Alatalat perkantoran di dalamnya; (iii) Peralatan kesehatan; dan (iv) Persediaan. Rumah Sakit berlokasi di JL. Transyogi RT 002/009 Jatisampurna, Cibubur; Daihatsu Xenia No. Polisi B1972UKJ, Tahun 2010
135
Rp. 91.500.000.000,-
4 Maret 2015 s/d 4 Maret 2016.
Rp33.000.000.000,-
4 Maret 2015 s/d 4 Maret 2016.
Comprehe nsive Gempa bumi Banjir dan angin topan
:
Rp81.000.000
:
Rp81.000.000
:
Rp81.000.000
24 Nopember 2014 s/d 24 Nopember 2015
No.
4.
5.
6.
Polis
Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia, Polis No. 0101021500142
Polis Asuransi No. 0101021401330 tanggal 27 Maret 2014
Polis Asuransi No. AI.15.0222.12.000002 tanggal 2 Januari 2015
Nama Tertanggung
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
PT Asuransi Indrapura
Objek Nilai Pertanggungan Pertanggungan Huru hara : Rp81.000.000 Tanggung : Rp10.000.000 jawab hukum pihak ketiga Terorisme : Rp81.000.000 sabotase Jaminan : Rp126.000.000 Pokok Jaminan Tambahan: Gempa : Rp126.000.000 Bumi Banjir dan : Rp126.000.000 Angin Topan KIA Travello Medical : Rp5.000.000 K2700 Expenses Ambulance No. PA : Rp40.000.000. Polisi B7623MS, Penumpang Tahun 2007 PA : Rp10.000.000 Pengemudi Huru Hara : Rp126.000.000 Tanggung : Rp50.000.000 Jawab Hukum Pihak III Terorism : Rp126.000.000 Sabotase Toyota Camry 2.5 AT Sedan No.Polisi Rp450.900.000,00 B10PWJ Daihatsu F651Rv-GQDFJ 4x2, No.Polisi B1494UOH
-
Casco: Rp126.000.000 TPL: Rp 51.000.000 Medical Expenses: Rp5.000.000 Passenger: Rp40.000.000 Driver: Rp10.000.000 Comprehensive Gempa bumi
7.
8.
Polis Asuransi No.0101021402656 tanggal 17 Juni 2014
Polis Asuransi No.AI.15.0222.08.000117 tanggal 1 September 2014
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
PT Asuransi Indrapura
Mitsubishi L300 BC R 4x2 MT Ambulance, No.Polisi; B1037UIX
Isuzu LM 25 Smart MT, No Polis B2959JN
136
:
Rp201.000.000
:
Rp201.000.000
Banjir dan angin : topan Huru hara
:
Tanggung jawab : hukum pihak ketiga Terorisme : sabotase
Comprehen sive Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi Banjir, badai, dan angin topan
: :
:
Rp201.000.000 Rp201.000.000
Jangka Waktu
31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015
27 Maret 2014 s/d 27 Maret 2015
5 Januari 2015 s/d 5 Januari 2016
10 Juni 2014 s/d 10 Juni 2015
Rp51.000.000 Rp201.000.000
Rp300.000/ kejadian 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian
30 Agustus 2014 s/d 30 Agustus 2015
No.
9.
Polis
Nama Tertanggung
Polis Asuransi No.AI.15.0222.08.000222 tanggal 15 Desember 2014
PT Asuransi Indrapura
Objek Nilai Pertanggungan Pertanggungan kerusuhan, : 10% dari nilai Huru hara klaim minimal Rp500.000/ kejadian Terorisme : 10% dari nilai sabotase klaim minimal Rp500.000/ kejadian Comprehen : Rp300.000/ sive kejadian Theft (Total : 10% dari nilai Loss) klaim minimal IDR 500.000/Keja dian Gempa : 10% dari nilai bumi, klaim minimal tsunami Rp500.000/ Daihatsu DAI dan letusan kejadian F600 Rvgunung GMDFJJ, berapi No.Polisi Banjir, : 10% dari nilai B1450UFE badai, dan klaim minimal angin topan Rp500.000/ kejadian kerusuhan, : 10% dari nilai Huru hara klaim minimal Rp500.000/ kejadian Terorisme : 10% dari nilai sabotase klaim minimal Rp500.000/ kejadian
Jangka Waktu
18 Desember 2014 s/d 18 Desember 2015
PT Ragamsehat Multifita 1.
Property All Risk No. 0101011402086
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
2.
Machinery Breakdown No. 0101081400026 PSAKBI No. 0101021402499 (0102100802044)
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
4.
PSAKBI No. 0101021402500 (0102100802231)
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
5.
PSAKBI No. 0101021402508
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
3.
Material/property damage (bangunan, mesin-mesin dan peralatan, dan persedian) mesin-mesin
Rp. 88.000.000.000,-
16 Juni 2014 s/d 16 Juni 2015
Rp. 6.400.000.000,-
Mobil merek KIA K2 2700 Ambulance dengan no polisi B71781P dan no mesin J2483273. Mobil merek Daihatsu Xenia Minibus dengan no polisi B8748EO dan no mesin DN67193 Mobil merek Mitsubishi L300 PU STD-R 4X2 MT Ambulance dengan no polisi B1008ZIX dan no mesin 4D56CG2466.
Rp. 152.000.000,-
16 Juni 2014 s/d 16 Juni 2015 6 Juni 2014 s/d 6 Juni 2015
Rumah Sakit Jl. Satelit Indah II, Darmo Satelit Tanjung Tanjung Sari, Sukomanunggal Surabaya Mesin-mesin termasuk kerusakan atau kerugian fisik
Rp. 81.000.000,-
20 Juni 2014 s/d 20 Juni 2015
Rp. 250.000.000,-
6 Juni 2014 s/d 6 Juni 2015
Rp110.000.000.000,-
31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015
Rp 53.000.000.000,-
31 Desember 2014 s/d 31
PT Alpen Agungraya RSMK Surabaya 1.
Property All 0101011404473
Risk
No.
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
2.
Machinery Breakdown 0101081400083
No.
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
137
No.
Polis
Nama Tertanggung
3.
PSAKBI (Polis Standar Asurasi Kendaraan Bermotor Indonesia) – Non Plus No. AI.15.0222.13.000163 RSMK Kenjeran
Objek Pertanggungan yang tiba-tiba atau tidak diperkirakan atas mesinmesin yang diasuransikan pada saat mesin sedang beroperasional atau tidak atau dibongkar, atau dipindahkan dengan tujuan untuk dibersihkan atau diperbaiki atau dipasang di tempat lain yang dikecualikan. Mobil merek Daihatsu model Xenia dengan no polisi L.1968.WY dan no mesin MB 15057.
PT Asuransi Indrapura
Nilai Pertanggungan
Jangka Waktu Desember 2015
Rp246.000.000,-
26 April 2014 s/d 26 April 2015
14 Agustus 2014 s/d 31 Desember 2015 14 Agustus 2014 s/d 31 Desember 2015
4.
Property All Risk No.0101011402842
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
Rumah Sakit Jl. Kenjeran No.508, Surabaya
Rp142.000.000.000,-
5.
Machinery Breakdown No.0101081400044
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
Rumah Sakit Jl. Kenjeran No.506, Surabaya
Rp12.000.000.000,-
RSMK Waru 6.
Property All Risk No. 0101011404472
PT Asuransi Mitra Maparya
Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru
Rp. 90.000.000.000,-
7.
Machinery Breakdown No. 0101081400082
PT Asuransi Mitra Maparya
Rp. 30.000.000.000,-
8.
PSAKBI (Polis Standar Asurasi Kendaraan Bermotor Indonesia) No. AI.15.0222.10.000042
PT Asuransi Indrapura
Mesin-mesin termasuk kerusakan atau kerugian fisik yang tiba-tiba atau tidak diperkirakan atas mesinmesin yang diasuransikan pada saat mesin sedang beroperasional atau tidak atau dibongkar, atau dipindahkan dengan tujuan untuk dibersihkan atau diperbaiki atau dipasang di tempat lain yang dikecualikan. Mobil merek Daihatsu model Xenia dengan no polisi L.1897.WB dan no mesin DF08651.
Rp. 231.000.000,-
31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015.
11 Maret 2014 s/d 11 Maret 2015
PT Karyasukses Mandiri No 1.
Nomor Polis Property All Risk No.0101011400699 tanggal 31 Maret 2014 sebagaimana telah ditambah (endorse) dengan polis endorsement No. No.0101011400699 tanggal 8 April 2014
Nama Penanggung PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
Objek Pertanggungan kerusakan material/property, bangunan, perlengkapan kantor dan umum, perlengkapan medis, dan persediaan
138
Nilai Pertanggungan Bangunan Perlengkap an Kantor dan umum Perlengkap an medis dan mesinmesin Persedian Total
: :
Rp24.000.000.000 Rp10.000.000.000
:
Rp67.000.000.000
: :
Rp5.000.000.000 Rp103.000.000.000
Jangka Waktu 31 Maret 2014 s/d 31 Maret 2015
No. 2.
Polis Machinery Breakdown No.0101081400017 tanggal 23 April 2014
PT Citra Mandiri Prima No.
No. Polis
Nama Tertanggung PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
Objek Nilai Pertanggungan Pertanggungan mesin-mesin termasuk Rp67.000.000.000 kerusakan atau kerugian fisik yang tibatiba atau tidak diperkirakan atas mesin-mesin yang diasuransikan pada saat mesin sedang beroperasional atau dibongkar, atau dipindahkan dengan tujuan untuk dibersihkan atau direparasi atau dipasang di posisi lain
Nama Penanggung PT Asuransi Wahana Tata
Objek Pertanggungan Billboard RSMK Tegal, Third Party liability
1.
Billboard All Risk No. 002.4050.406.2014.000 001.00
2.
Property All Risk No. 0101011500713
PT Asuransi Mitra Maparya
3.
Machinery Breakdown No. 0101081500019
4.
PSAKBI No. 0101021401584 (0102100902414)
Nilai Pertanggungan
Jangka Waktu 31 Maret 2014 s/d 31 Maret 2015
Jangka Waktu
Rp. 165.000.000.000,-
23 Maret 2014 s/d 23 Maret 2015
Material/Property Damage
Rp. 57.000.000.000,-
PT Asuransi Mitra Maparya
Mesin
Rp. 10.500.000.000,-
PT Asuransi Mitra Maparya
Mitsubishi L300 Ambulance
Rp. 100.000.000,-
19 Maret 2015 s/d 19 Maret 2016 19 Maret 2015 s/d 19 Maret 2016 24 April 2014 s/d 24 April 2015
Asuransi-asuransi tersebut diatas mempunyai nilai pertanggungan yang cukup untuk menutup risiko kerugian Perseroan yang mungkin terjadi. 13. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA Perjanjian Pelayanan Kesehatan Dalam melakukan kegiatan usahanya, entitas anak menandatangani perjanjian-perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan dengan korporasi dan perusahaan asuransi, dimana entitas anak setuju untuk memberikan pelayanan medis/perawatan kesehatan di rumah sakit milik entitas anak kepada karyawan korporasi dan peserta perusahaan asuransi tersebut sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian.
139
Tabel berikut menunjukkan sifat transaksi dan dan hubungan perjanjian pelayanan kesehatan antara entitas anak dengan pihak ketiga: PT Proteindo Karyasehat
No. 1.
2.
Perjanjian Perjanjian Kerjasama Layanan Kesehatan No.0027-00/RSKL-01BKS-MIKE/VII/2004 tanggal 21 Juni 2004 antara Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi dan PT Allianz Life Indonesia
Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan antara RS Mitra Keluarga Bekasi RS Mitra Keluarga Bekasi Timur dan RS Mitra Keluarga Cikarang dengan PT Asuransi Jiwa Sinarmas No.006/PKS-AJSRS/IV/2011, NO. 029/MKTRSMKB/IV/2011 tanggal 4 April 2011
Para Pihak i.
Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi (“RSMK”) ii. PT Allianz Life Indonesia (“Allianz”) RSMK dan Allianz secara bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”. i. PT Asuransi Jiwa Sinarmas (“Sinarmas” ); ii. RSMK Bekasi, RSMK Bekasi Timur, RSMK Cikarang (“RSMK”) Sinarmas dan RSMK secara bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian
Jangka Waktu/Perpanjangan/Pengakhiran
Allianz telah menunjuk RSMK untuk memberikan layanan kesehatan kepada para peserta dimana Allianz setuju menanggung biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan hal tersebut. Layanan kesehatan yang disediakan RSMK antara lain rawat inap, persalinan, rawat jalan dokter umum dan rawat jalan dokter spesialis, dan rawat jalan dokter gigi.
Perjanjian kerjasama ini berlaku sejak tanggal 1 Juli 2004 dan dapat diakhiri dengan informasi tertulis dari para pihak. Pengakhiran bisa dilakukan bila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian kerjasama ini. Bila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian, maka pihak yang bersangkutan memberitahukan secara tertulis berikut alasannya sekurangkurangnya 30 hari sebelum tanggal mulai pemutusan perjanjian kerjasama ini.
Para Pihak bermaksud untuk mengadakan kerjasama dimana Rumah Sakit berdasarkan sarana dan fasilitas yang dimilikinya setuju untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta/Tertanggung yang ditunjuk oleh Sinarmas berdasarkan asuransi jiwa antara RSMKdengan pemegang polis. Para Pihak saling setuju dan sepakat bahwa RSMK akan menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi pribadi-pribadi yang direferensikan oleh Sinarmas dalam hal ini Tertanggung dalam batas fasilitas yang ada di RSMK dimana biaya atas Pelayanan Kesehatan tersebut akan ditanggung oleh Sinarmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSMKkepada Tertanggung di Rumah sakit adalah meliputi: (a) rawat jalan; (b) rawat inap; (c) health
Perjanjian kerjasama ini berlaku sejak tanggal ditandatangani sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Dengan ketentuan bahwa pihak yang ingin mengakhiri perjanjian wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya perihal pengakhiran perjanjian ini dalam jangka waktu selambatlambatnya 30 hari kalender sebelum tanggal pengakhiran dimaksud. Salah satu pihak berhak untuk mengakhiri perjanjian ini secara sepihak sewaktu-waktu dengan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu selambat-lambatnya 30 hari kerja sebelum tanggal berakhirnya perjanjian ini dalam hal: a) pihak lainnya dinyatakan bubar/dilikuidasi;b) pihak lainnya dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya; c) pihak lainnya tetap tidak melaksanakan isi perjanjian/lalai/wanprestasi terhadap ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini dalam jangka waktu 30 hari kalender sejak diterimanya surat teguran.
140
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Dengan musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah dalam waktu 30 hari sejak perselisihan tersebut diajukan secara tertulis oleh salah satu pihak kepada pihak lain, maka harus diselesaikan oleh peradilan arbitrase di Jakarta. Perjanjian ini dibuat dan dijalankan menurut hokum yang berlaku di Negara Indonesia.
Dengan musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang tetap di kantor Pengadilan Negeri Bekasi Jawa Barat.
No.
Perjanjian
Para Pihak
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian screening; (d) unit gawat darurat (emergency);(e) penunjang medis lainnya. Atas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Tertanggung, Rumah Sakit akan memberlakukan tarif pelayanan kesehatan yang sama dengan harga tarif yang berlaku saat Tertanggung menerima pelayanan kesehatan. Dalam hal terjadi perubahan tarif Rumah Sakit, maka Rumah Sakit akan melakukan pemberitahuan selambat-lambatnya 7 hari kalender sebelum tarif tersebut diberlakukan, kecuali untuk penunjang medis tarif dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Atas biayabiaya rawat inap dari setiap pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Tertanggung, Rumah Sakit akan memberikan discount/potongan harga kepada Sinarmas sebesar 3% dari total tagihan di luar biaya administrasi. Dan biaya administrasi sebesar maksimum 5% dari total keseluruhan biaya perawatan.
141
Jangka Waktu/Perpanjangan/Pengakhiran
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan
No. 3.
Perjanjian Perjanjian Kerjasama Dalam Bidang Pelayanan Kesehatan antara RSMK Bekasi Timur dengan PT Asuransi Reliance Indonesia No.23/EX/MKT/PKS/VII I/20 dan No.40000/RS/VI/2009 tanggal 8 September 2009
Para Pihak i. Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur (“RSMK Bekasi Timur”); ii. PT Asuransi Reliance Indonesia (“Reliance”)
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian
Jangka Waktu/Perpanjangan/Pengakhiran
Reliance menyerahkan kepada RSMK Bekasi Timur untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Tertanggung Reliance dalam batas fasilitas yang ada di Rumah Sakit dan RSMK Bekasi Timur menyetujui untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab. Batas pelayanan kesehatan yang ditanggung RSMK Bekasi Timur berlaku untuk: rawat inap, rawat jalan, UGD, rawat bersalin, health screening (medical check up). Harga/tarif yang diberlakukan untuk Tertanggung Reliance adalah sama dengan harga/tarif yang berlaku umum di Rumah Sakit. Perubahan tarif standard/tarif kamar perawatan RSMK akan diberitahukan seminggu sebelum tarif tersebut diberlakukan kecuali untuk penunjang medis tarif dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Surat perjanjian kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak untuk memutuskan perjanjian ini. Apabila salah satu pihak akan memutuskan perjanjian ini maka harus memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis paling lambat 1 bulan sebelumnya.
142
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Dengan musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang tetap di kantor Pengadilan Negeri Bekasi Jawa Barat.
No. 4.
5.
Perjanjian
Para Pihak
Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap Peserta Asuransi Kumpulan/Cooperation Agreement on Outpatient and Inpatient Medical Treatment for Collective Insurance Participants tanggal 26 Agustus 2010
i.
PT Proteindo Karyasehat (“Proteindo ) ii. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (“Manulife”)
Perjanjian Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Mitra Keluarga Cikarang tanggal 11 Oktober 2010
i.
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian
Jangka Waktu/Perpanjangan/Pengakhiran
Proteindo bersedia memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan dan pelayanan kesehatan rawat inap bagi tertanggung dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab.
Perjanjian ini berlaku sejak 25 Juni 2010 untuk jangka waktu 1 tahun dan akan selalu secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu yang sama kecuali apabila diakhiri oleh salah satu pihak. Para pihak dapat mengakhiri perjanjian ini dengan ketentuan sebagai berikut: (i) setelah menyampaikan pemberitahuan tertulis 60 hari sebelumnya kepada pihak lainnya; (ii) Jika salah satu pihak melakukan pelanggaran atas salah satu ketentuan dalam perjanjian ini dan tidak dapat memberbaiki pelanggaran yang dilakukannya selama 30 hari sejak penerimaan pemberitahuan dari pihak lain; (iii) setelah terjadinya peristiwa yang menjurus ke atau mengakibatkan perombakan organisasi atau pembubaran secara sukarela maupun paksaan atau terjadinya likuidasi atas salah satu pihak. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 tahun terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian. Apabila pada saat berakhirnya perjanjian tidak ada perubahan terhadap isi perjanjian maka secara otomatis perjanjian ini diperpanjang untuk jangka waktu dan dengan syarat-syarat serta kondisi yang sama. Perjanjian ini dapat diakhiri secara sepihak oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan tertulis kepada pihak lainnya paling lambat 14 hari sebelum berakhirnya perjanjian akan tetapi para pihak tetap harus menyelesaikan kewajiban-kewajibannya.
Proteindo dan Manulife secara bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
Rumah Sakit Mitra Keluarga Cikarang (“RSMK”) ii. PT Asuransi Aviva Indonesia (“Aviva”) RSMK
dan
Aviva secara bersamasama disebut sebagai “Para
RSMK memberikan pelayanan kesehatan kepada para peserta yang ditanggung Aviva yang meliputi rawat inap dengan atau tanpa tindakan pembedahan, melahirkan, rawat jalan, melakukan proses rujukan layanan kesehatan kepada pihak lain yang mempunyai fasilitas lebih lengkap, melakukan pemeriksaan diagnosa yang diperlukan sesuai dengan indikasi yang ada, pemberian obatobatan berdasarkan resep dokter, rawat gigi dan manfaat kacamata.
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Segala perselisihan diselesaikan secara damai antara pihak dalam jangka waktu 60 hari sejak diterimanya oleh salah satu pihak pemberitahuan dari pihak lainnya mengenai adanya perselisihan. Apabila tidak ada kesepakatan maka pihak manapun dapat mengajukan perselisihan kepada Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Perjanjian ini tundujk pada hokum Indonesia.
Perselisihan diselesaikan dengan musyawarah, apabila tidak ada kata sepakat maka diselesaikan di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Ketentuan dan persyaratan diatur dan ditafsirkan menurut hokum dan perundangan di Negara Republik Indonesia.
Pihak”.
PT Ekamita Arahtegar No. 1.
Perjanjian Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan antara RSMK Kelapa Gading dengan PT A.J Central Asia Raya No.DIR/PKSRS/0503/II/20009
Para Pihak i.
PT A.J Central Asia Raya (“Central”) dan
ii. Rumah Sakit
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian Para pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Pelayanan Kesehatan, dimana Central
143
Jangka Waktu/ Perpanjangan/Pengakhiran Berlaku sejak 1 Agustus 2008, dan akan tetap berlaku sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak yang memutuskan perjanjian.
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian melalui Pengadilan Negeri Jakarta
No.
2.
3.
Perjanjian
Para Pihak
tanggal 1 Agustus 2008 (“Perjanjian”)
Mitra Keluarga (“RSMK”)
Perjanjian Kerjasama layanan Kesehatan antara RSMK Kelapa Gading dengan PT Asuransi Allianz Life Indonesia No.46/LGLAG/ALLIANZ/III/2007 tanggal 12 Maret 2007, Khusus Bagi Pengguna Kartu Peserta Allianz Admedika (“Perjanjian”)
Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan tanggal 26 Desember 2011 (“Perjanjian”) antara Rumah Sakti Mitra Keluarga Cibubur dengan PT Asuransi Aviva Indonesia.
Central dan RSMK secara bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”. i. PT Asuransi Allianz Life Indonesia (“Allianz”); ii. RSMK Kelapa Gading. Allianz dan RSMK bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
i.
Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur("RS MK"); dan ii. PT Asuransi Aviva Indonesia (“Aviva”) RSMK dan Aviva secara bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian menunjuk RSMK sebagai mitra Central untuk memberikan pelayanan Kesehatan pada peserta sesuai dengan ketentuan pada Perjanjian.
Allianz menyerahkan kepada RSMK untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Tertanggung Allianz dalam batas fasilitas yang ada di Rumah Sakit dan RSMK menyetujui untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut dengan sebaikbaiknya dan penuh rasa tanggung jawab. Para Pihak sepakat untuk mengikatkan diri pada Perjanjian ini, dimana RSMK akan memberikan pelayanan Kesehatan pada Peserta asuransi Aviva, dengan ketentuanketentuan dalam Perjanjian ini yang meliputi rawat inap (dengan atau tanpa tindakan pembedahan), melahirkan, rawat jalan, melakukan proses rujukan layanan kesehatan kepada pihak lain yang mempunyai fasilitas lebih lengkap, melakukan pemeriksaan diagnostik yang diperlukan sesuai dengan indikasi yang ada.
144
Jangka Waktu/ Perpanjangan/Pengakhiran
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Barat.
Berlaku sejak tanggal 12 Maret 2007 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan kecuali dikehendaki oleh para pihak hanya dengan persetujuan tertulis. Para pihak sepakat untuk mengenyampingkan pasal 1266 dan 1267 KUHP.
Berlaku untuk jangka waktu 1 tahun, terhitung sejak tanggal 26 Desember 2011. Apabila pada saat berakhirnya Perjanjian ini tidak ada perubahan terhadap isi perjanjian ini, maka secara otomatis Perjanjian ini diperpanjang untuk jangka waktu dan dengan syarat-syarat serta kondisi yang sama. Para pihak sepakat untuk mengenyampingkan pasal 1266 dan 1267 KUHP.
Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian sengketa tersebut di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian sengketa tersebut di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)..
No. 4.
5.
Perjanjian
Para Pihak
Perjanjian Kerjasama antara RSMK Kelapa Gading dengan PT Asuransi Jiwa BNI Jiwasraya No.PKSRS.282.BJ1102 tanggal 5 November 2002 (“Perjanjian”)
i.
RSMK Kelapa Gading; dan ii. PT Asuransi Jiwa BNI Jiwasraya (“BNI”)
Perjanjian Kerjasama i. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap dan Rawat Jalan Peserta Asuransi Kumpulan antara RSMK Kelapa Gading dengan PT ii. Ausransi Jiwa Generali Indonesia No.020/GI/Ops/PROVPKS/VI/2009 tanggal 1 Juli 2009 (“Perjanjian”)
RSMK dan BNI bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”. Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading("RSM K"); dan PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (“Generali”) RSMK dan Generali bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian Para Pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian kerjasama pelayanan perawatan serta pengobatan bagi peserta jaminan Kesehatan BNI secara berlanggan di RSMK
Para Pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian kerjasama pelayanan Kesehatan sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian termasuk layanan medis, layanan pemakaian alat kesehatan, kedokteran serta layanan pendukung lainnya.
Jangka Waktu/ Perpanjangan/Pengakhiran Perjanjian ini berlaku dalam waktu yang tidak terbatas. Para pihak berhak megakhiri Perjanjian, pengakhiran dapat dilaksanakan dengan pemberitahuan tertulis sekurang-kurangnya 60 hari seblum jangka waktu berakhir.
Berlaku untuk jangka waktu 1 tahun dan dapat diperpanjang kembali berdasarkan kesepakatan para pihak.
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian sengketa tersebut di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)..
Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
PT Ragamsehat Multifita
No.
Perjanjian
Para Pihak
1.
Kesepakatan Mengenai Kerjasama Dalam Pelayanan Kesehatan No. 07/GAN/HOSP/MA R-2009 (“Kesepakatan”)
1. PT Asih Eka Abadi (“Asih Eka Abadi); dan 2. RS Mitra Keluarga Depok (“RSMK”). Asih Eka Abadi dan RSMK secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian Asih Eka Abadi setuju untuk menunjuk RSMKselaku rumah sakit rujukan guna memberikan jasa pelayanan medis bagi para anggota peserta program penerima jasa pelayanan medis (“Anggota”) yang dikelola oleh Asih Eka Abadi.
145
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran Kesepakatan ini berlaku efektif terhitung sejak tanggal ditandatanganinya oleh kedua belah pihak, dan secara hukum akan berakhir dengan sendirinya apabila dikehendaki oleh salah satu pihak dengan memberikan pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu dan memberikan masa tenggang waktu pemberitahuan selama 60 hari dimuka, tanpa adanya kewajiban untuk memberikan ganti rugi dalam bentuk apapun dari dan oleh masing-masing pihak.
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kota Depok, apabila perbedaan pendapat/perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran
No.
Perjanjian
Para Pihak
2.
Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia No. 533B/KTR/0213 tanggal 1 Pebruari 2013 antara PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.
1. PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (“Inhealth”); dan 2. RS Mitra Keluarga Depok (“RSMK”). Inhealth dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.
Para Pihak sepakat untuk saling bekerjasama dalam penyediaan pelayanan kesehatan kepada Peserta Inhealth dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini
April 2013 s.d. 31 Maret 2015 Perjanjian dapat diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut: - Dalam hal RSMK pindah lokasi yang tidak disepakati oleh Inhealth; - Apabila RSMK dinyatakan tidak lulus tahap evaluasi dan penilaian kesiapan sebagai rumah sakit yang dilakukan oleh Inhealth; - Salah satu Pihak melanggar atau tidak memenuhi salah satu ketentuan yang diatur di dalam Perjanjian ini; - Ijin usaha atau operasional baik Inhealth dan/atau RSMK dicabut oleh pemerintah atau asosiasi profesi; - Salah satu Pihak melakukan merger, konsolidasi atau diakuisisi oleh perusahaan lain. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal disahkannya pelaksanaan merger, konsolidasi ataupun akuisisi tersebut oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia; - Salah satu Pihak dinyatakan pailit atau bangkrut oleh pengadilan. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya putusan pailit oleh pengadilan; - Salah satu Pihak mengadakan/berada dalam keadaan likuidasi.
3.
Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Perihal rawat Inap No. 0084/PKSRS/MKD.RI.ASM/ V/2009 tanggal 19 Mei 2009 (Pelayanan Rawat Inap) antara PT Asuransi Sinar Mas dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.
1.
RSMK akan memberikan pelayanan kesehatan kepada para nasabah Sinar Mas (“Tertanggung”) mencakup rawat inap dan pelayanan seperti: (i) pelayanan pengobatan dan penggunaan peralatan kedokteran; (ii) obat perawatan; (iii) penggunaan kamar bedah; (iv) pemeriksaan laboratorium, dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan.
Perjanjian berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan secara tertulis untuk memutuskan Perjanjian sekurang-kurangnya 60 hari sebelum pemutusan.
2.
PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”); dan RS Mitra Keluarga Depok (“RSMK”). Sinar Mas dan RSMK bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
146
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Kantor Pengadilan Negeri setempat apabila penyelesaian secara musyarawah tidak berhasil mencapai mufakat.
Kantor Pengadilan Negeri Depok, apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan
No.
Perjanjian
Para Pihak
4.
Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Perihal rawat Inap No. 0085/PKSRS/MKD.RI.ASM/ V/2009 tanggal 19 Mei 2009 (Pelayanan Rawat Jalan) antara PT Asuransi Sinar Mas dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.
1.
Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan tanggal 29 Mei 2008
1.
5.
2.
2.
PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”); dan RS Mitra Keluarga Depok (“RSMK”). Sinar Mas dan RSMK bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”. PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. (“Bina Dana”); dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok (“RSMK”). Bina Dana Arta dan RSMK bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran
RSMK akan memberikan pelayanan kesehatan kepada para nasabah Sinar Mas (“Tertanggung”) mencakup rawat jalan dan pelayanan seperti: (i) pelayanan pemeriksaan oleh IGD, Dokter Umum dan Dokter Khusus; (ii) pemberian obat-obatan; (ivii) pemeriksaan laboratorium, dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan.
Perjanjian berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan secara tertulis untuk memutuskan Perjanjian sekurang-kurangnya 60 hari sebelum pemutusan.
Pihak Kedua memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta program asuransi kesehatan kumpulan (“Peserta”) meliputi: - Rawat inap; - Rawat jalan; - Rawat gigi; - Melahirkan; dan - Kacamata. dengan menggunakan 2 model pelayanan, yaitu Manual Card dan Magnetic Card.
Perjanjian ini berlaku sejak ditandatanganinya dan akan tetap berlaku sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak untuk memutuskan perjanjian ini.
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Kantor Pengadilan Negeri Depok, apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan.
Badan Arbitrase Nasional (BANI) di Jakarta, apabila perselisihan atau kontroversi tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam waktu 30 hari kalender sejak perselisihan diajukan secara tertulis.
PT Alpen Agungraya No. 1.
Perjanjian
Para Pihak
Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan No. PKS/312/ABDARMKW/I/2010 tanggal 12 Januari 2010 dibuat dibawah tangan oleh dan antara PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (“ABDA”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK Waru”)
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (“ABDA”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK”). ABDA Adan RSMK bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian Para pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama dalam pelayanan kesehatan dengan syarat-syarat dan ketentuan yang sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Perjanjian ini yang meliputi Rawat Inap, Rawat Jalan, Rawat Gigi, Melahirkan dan kacamata.
147
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran Perjanjian ini berlaku sejak ditandatangani sampai dengan 31 Desember 2010, dan dalam hal tidak ada perubahan atau pengakhiran dari salah satu pihak, maka perjanjian ini dianggap diperpanjang secara otomatis untuk tahun-tahun berikutnya. Salah satu pihak dapat mengakhiri perjanjian ini, dengan memberikan suatu pemberitahuan tertulis 3 (tiga) bulan sebelumnya. Sehubungan dengan pemutusan Perjanjian secara sepihak tersebut, Para pihak sepakat untuk
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak perselisihan tersebut diajukan secara tertulis oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya, maka akan diselesaikan oleh peradilan arbitrasi di Jakarta. Perjanjian ini dibuat dan dijalankan menurut hukum negara Republik Indonesia
No.
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian
Perjanjian
Para Pihak
Perjanjian Kerjasama No. PKS530-00/RS/V/2010 tanggal 24 Mei 2010 dibuat dibawah tangan oleh dan antara PT Reliance Indonesia (“Reliance”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK Waru”)
PT AsuransiRelia nce Indonesia (“Reliance”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK”) Reliance dan RSMK bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
Para pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama dalam bidang pelayanan kesehatan dan pengobatan dengan syaratsyarat dan ketentuan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Perjanjian ini yang meliputi Rawat Jalan Umum, Rawat Jalan Spesialis, Rawat Jalan Gigi, Rawat Inap (dengan atau tanpa pembedahan), pemeriksaan penunjang medis, tindakan medis, emergensi, obatobatan dan persalinan
3.
Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Perihal Rawat Inap No. 0016/PKSRS/MKW.RI.ASM/I/2010 tanggal 14 Januari 2010 dibuat dibawah tangan oleh dan antara PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK Waru”).
PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK Waru”). Sinar Mas dan RSMK bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
Para pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Perjanjian ini yang meliputi Rawat Jalan Inap dan pelayanannya seperti pelayanan pengobatan dan penggunaan peralatan kedokteran, obat, perawatan, penggunaan kamar bedah, pemeriksaan laboratorium dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan.
4.
Perjanjian Kerjasama No RS. 044/RSMKW/MARK/V/201 2 tanggal 1 Januari 2012 dibuat dibawah tangan oleh dan antara PT Lippo General Insurance Tbk (“Lippo Insurance”) dan Alpen
PT Lippo General Insurance Tbk (“Lippo Insurance”) dan Alpen Lippo dan Alpen bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
Para pihak sepakat untuk melakukan kerjasama dalam penyediaan Fasilitas Kredit Rawat Inap dan Rawat Jalan kepada Lippoinsurance untuk tiap-tiap Peserta yang telah ikut serta dalam Program Asuransi Kesehatan yang diadakan oleh Lippo Insurance.
2.
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran mengesampingkan pasal 1266 dan 1267 KUHPer. Jangka waktu kerja sama pelayanan perawatan dan atau pengobatan ini berlaku sejak ditandatangani, dan akan berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan jika tidak ada pemberitahuan perjanjian ini akan diperpanjang secara otomatis. Salah satu pihak dapat mengakhiri perjanjian ini, dengan memberikan suatu pemberitahuan tertulis 2 (dua) bulan sebelumnya tanpa harus menerangkan dan meminta persetujuan atas alasannya seperti yang tertuang dalam perjanjian ini. Persetujuan kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan secara tertulis untuk memutuskan perjanjian ini sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum pemutusan .
Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani dan berlaku selama 1 (satu) tahun dan akan diperpanjangan secara otomatis dari tahun ke tahun kecuali diakhiri oleh salah satu pihak dengan menyampaikan suatu pemberitahuan tertulis sebelumnya kepada pihak lain selambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran.
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di kantor Pengadilan Negeri Sidoarjo. Perjanjian ini tunduk pada dan ditafsirkan menurut hukum republik Indonesia.
Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atau badan peradilan lain sebagaimana akan disepakati bersama oleh kedua belah pihak.
Sehubungan dengan pengakhiran tersebut, para pihak sepakat untuk mengesampingkan pasal 1266 KUHper sepanjang mengenai pengakhiran perjanjian. 5.
Perjanjian Kerjasama Antara Gesa Assistance dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya tentang Pemberian Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Pelayanan Gesa
Gesa Assistance dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya ("RSMK").
Para Pihak sepakat untuk melakukan kerjasama dalam pemberian pelayanan kesehatan rawat inap, persalinan, rawat jalan tingkat pertama dan spesialis, gigi bagi peserta Program Kesehatan yang dikelola dan diadministrasi
148
Perjanjian kerjasama ini berlaku terhitung sejak ditandatangani perjanjian ini untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dengan tidak mengurangi hak masingmasing pihak untuk
Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Panitera
No.
Perjanjian
Para Pihak
Assistance No. 52/PKSRS/GESA-ASS/VIII/08 tanggal 22 September 2008
Gesa Assistance dan RSMK bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.”
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian oleh Gesa Assistance.
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran mengakhiri, asalkan memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain selambatnya 2 (dua) bulan sebelumnya, dan apabila tidak ada pemberitahuan perjanjian ini akan diperpanjang secara otomatis
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Pengadilan Negeri Surabaya.
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran Perjanjian ini berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak untuk memutuskan perjanjian ini
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Penyelesaian secara musyawarah kecuali bila salah satu pihak melakukan perbuatan melawan hukum, maka perselisihan tersebut diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
PT Karyasukses Mandiri (“Karyasukses”) No. 1.
Perjanjian Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan antara PT A.J. Central Asia Raya dengan Rumah Sakit Mitra Kemayoran No. DIR/PKSRS/0150/X/2008 tanggal 1 November 2008
Para Pihak i.
ii.
Rumah Sakit Mitra Kemayoran (“RSMK”) PT A.J Central Asia Raya (“CAR”) RSMK dan CAR bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian CAR akan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh RSMK untuk melayani Peserta (nasabah yang dengan perjanjian terpisah telah bekerjasama dengan CAR) yang memerlukan pelayanan kesehatan yang tersedia di rumah sakit. RSMK menjadi mitra CAR dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada Peserta dengan fasilitas-fasilitas yang dimilikinya. Fasilitas kesehatan yang disediakan RSMK meliputi: i. Rawat inap yaitu perawatan tinggal di Rumah Sakit minimal 24 jam; ii. Rawat jalan yaitu perawatan di poliklinik dan atau di UGD (addendum/pem beritahuan) iii. Apotik yaitu pembelian obat di apotik yang ada di Rumah Sakit; iv. Pembedahan dan segala jenis tindakan medis lainnya; v. Laboratorium dan seluruh sarana penunjang diagnostik lainnya; vi. Medical check up (addendum/pem
149
No.
Perjanjian
Para Pihak
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian beritahuan) vii. Lain-lain.
2.
3.
4.
5.
Perjanjian Kerjasama antara Rumah Sakit Mitra Kemayoran dengan PT Asuransi Astra Buana mengenai jasa pelayanan asuransi kesehatan No. LGL.004/PKS-AAB/2009 tanggal 11 November 2009
i.
Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan antara Rumah Sakit Mitra Kemayoran dengan PT Astra International Tbk No. 013/Dirut/PKS/I/10 tanggal 1 Juni 2010
i.
ii.
ii.
Perjanjian Kerjasama antara Rumah Sakit Mitra Kemayoran dengan PT Asuransi Central Asia tentang Pelayanan Kesehatan No. 0125/AH/BDDI/VI/2010/P KS tanggal 11 November 2009
i.
Perjanjian Kerja Sama Layanan Kesehatan antara PT Avrist Assurance dengan PT Karyasukses Mandiri No. 023/PKS/IPOP/AVR-
i.
ii.
ii.
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan
Rumah Sakit Mitra Kemayoran (“RSMK”) PT Asuransi Astra Buana (“AAB”) RSMK dan AAB bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
Para Pihak sepakat untuk melakukan perjanjian jasa pelayanan asuransi kesehatan meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, persalinan dan pelayanan kesehatan lain seperti pengobatan dan/atau peralatan kedokteran, kamar bedah, pemeriksaan laboratorium/radiologi dan asuhan keperawatan, serta tindakan lain yang lazim dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit yang lengkap.
Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 tahun terhitung sejak 11 November 2009 sampai dengan 10 November 2010 dan apabila tidak ada pemberitahuan pemutusan perjanjian secara tertulis dari Para Pihak maka perjanjian ini otomatis diperpanjang dengan surat konfirmasi dari RSMK dan AAB.
Perselisihan yang timbul akibat pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat antara Para Pihak.
PT Karyasukses Mandiri (“RSMK”) PT Astra International Tbk (“Astra”) RSMK dan Astra bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
Astra menyerahkan kepada RSMK untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi tertanggung Astra dalam batas fasilitas yang ada di rumah sakit dan RSMK menyetujui untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut dengan menyediakan fasilitas sebagai berikut: Rawat inap Unit gawat darurat (emergency) Penunjang medis lainnya RSMK berkewajiban memberikan fasilitas pelayanan perawatan kesehatan dan pengobatan rawat jalan serta rawat inap kepada peserta asuransi ACA sesuai dengan manfaat asuransi dan santunan yang menjadi hak peserta asuransi dan tercatat pada data Admedika dan polis asuransi.
Surat perjanjian kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani untuk jangka waktu 2 tahun, akan tetap berlaku perpanjangan secara otomatis sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak.
Masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan surat perjanjian kerjasama ini akan diusahakan penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat tersebut tidak dapat mencapai kata sepakat , maka kedua belah pihak sepakat untuk memilih penyelesaian di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Perjanjian ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian ini oleh Para Pihak untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat diakhiri sewaktu-waktu.
Apabila dalam melaksanakan perjanjian ini terdapat perselisihan/perbedaan pendapat, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan/perbedaan pendapat secara musyawarah mufakat, tetapi dalam 30 hari mufakat tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan/perbedaan pendapat melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
RSMK berkewajiban memberikan layanan kesehatan kepada peserta asuransi yang memiliki serta membawa kartu peserta asuransi yang
Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 23 Agustus 2010 dan akan tetap berlaku untuk masa yang tidak ditentukan sampai adanya pengakhiran perjanjian dari salah satu
Setiap perselisihan atau perbedaan pendapat yang mungkin timbul akibat pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
Rumah Sakit Mitra Kemayoran (“RSMK”) PT Asuransi Central Asia (“ACA”) RSMK dan ACA bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
PT Karyasukses Mandiri (“RSMK”) PT Avrist Insurance
150
Apabila salah satu pihak akan memutuskan surat perjanjian kerjasama ini, maka harus memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis paling lambat 1 bulan sebelumnya.
Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
No.
Perjanjian 105/VIII/2010 tanggal 23 Agustus 2010
Para Pihak (“Avrist”) RSMK dan Avrist bersamasama disebut sebagai “Para Pihak”.
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian masih berlaku dan sesuai dengan surat jaminan yang disetujui oleh Avrist, layanan kesehatan yang meliputi: Rawat inap dan persalinan; Rawat jalan; Gigi, pemeriksaan dan pengobatan dokter gigi;
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran pihak atau Para Pihak.
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Dalam hal penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapat, maka semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini akan diselesaikan dan diputus melalui Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
PT Citra Mandiri Prima No. 1.
Perjanjian
Para Pihak
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian
Perjanjian Kerjasama No. 36700/RS/III/2009 tanggal 1 April 2009 (“Perjanjian”), antara PT Asuransi Reliance Indonesia dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal
PT Asuransi Reliance Indonesia (“Reliance”) dan Rumah sakit Mitra Keluarga Tegal ("RSMK") (untuk Reliance dan RSMK secara bersamasama disebut “Para Pihak”).
Para Pihak sepakat mengikatkan diri dalam Perjanjian kerjasama dalam bidang pelayanan kesehatan dan pengobatan. Pelayanan perawatan kesehatan dan/atau pengobatan yang diberikan oleh RSMK kepada karyawan dan/atau peserta Reliance mencakup rawat jalan umum, rawat jalan spesialis, rawat jalan gigi, rawat inap (dengan atau tanpa pembedahan), pemeriksaan penunjang medis, tindakan medis, emergensi, obat-obatan, persalinan
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran Perjanjian ini berlaku sejak ditandatanganinya Perjanjian ini sampai dengan jangka waktu yang tidak terbatas. Apabila atas denda sebesar 5% telah terlampaui, Reliance dapat memutuskan Perjanjian ini secara sepihak, dengan tetap mewajibkan Reliance untuk membayar tagihan beserta dendannya; atau Apabila salah satu pihak bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanggal pemutusan Perjanjian ini.
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Hukum Negara Republik Indonesia. Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan melalui musyawarah akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal sebagai domisili tetap penyelesaian perselisihan.
Pengalihan Para Pihak masing-masing dilarang untuk mengalihkan kewajiban dan tanggung jawabnya kepada pihak lain diluar Perjanjian ini tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya. 2.
Perjanjian Kerjasama No.381/HOSPT/V/201 0, No. 40/MKTPKS/RSMKT/XII/2009, tanggal 3 Mei 2010 (“Perjanjian”), antara PT Lippo General Insurance dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal.
PT Lippo General Insurance Tbk. (“Lippo”) dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal ("RSMK") Lippo dan RSMK secara bersama-
Para Pihak sepakat dan setuju untuk membuat Perjanjian untuk melakukan kerjasama di bidang pelayanan kesehatan, dimana Lippo membentuk sebuah program Asuransi Kesehatan Kumpulan (“Medicare”), yang menyediakan santunan medis tertentu termasuk didalamnya Santunan Rumah Sakit & Bedah (“Rawat Inap”) serta Santunan Rawat Jalan (“Rawat Jalan”) kepada karyawan-karyawan beserta tanggungannya (“Peserta”)
151
Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani dan berlaku selama 1 (satu) tahun dan akan diperpanjang secara otomatis dari tahun ke tahun, atau/kecuali jika salah satu pihak bermaksud akan mengakhiri Perjanjian ini maka harus diberitahukan secara tertulis ke pihak lainnya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran dimaksud.
Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan secara musyawarah akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal atau badan peradilan lain sebagaimana akan disepakati bersama oleh kedua belah pihak.
No.
Perjanjian
Para Pihak
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian
sama disebut “Para Pihak”).
dari perusahaan langganan. Lippo ingin memperoleh fasilitas kredit bagi Rawat Inap dan Rawat Jalan (“Fasilitas Kredit”) agar setiap Peserta yang ditanggung oleh Medicare dapat memperoleh pelayanan medis dari RSMK tanpa diminta pembayaran uang muka dan/atau tagihan lainnya oleh RSMK atas kwitansi-kwitansi Rawat Inap dan Rawat Jalan serta pelayanan medis tersebut.
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan
Para Pihak sepakat untuk melepaskan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia mengenai pengakhiran perjanjian.
CMP bersedia untuk memberikan Fasilitas Kredit Rawat Inap dan Rawat Jalan kepada Pihak Keduai. 3.
4.
Perjanjian Kerjasama No. 136.SJ.U.1111, No. 103/MKT/PKS/RSMK T/X/2011, tanggal 7 November 2011(“Perjanjian”) antara PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal
Perjanjian Kerjasama Kesehatan Pelayanan Rawat Inap No. 0076/PKSRS/MKT.RI.ASM/III/2 009, No. 11/MKTPKS/RSMKT/III/2009, tanggal 24 Maret 2009 sebagaimana diubah dengan Addendum Perjanjian Kesehatan Pelayanan Rawat Inap No. 001/ADD.PKSRS/MKTASM/III/2012, No. 06/MKT/PKS/RSMKT/ III/2012 tanggal 28 Maret 2012 (“Perjanjian”)
CMP dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) (“Jiwasraya”) dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal ("RSMK") Jiwasraya dan RSMK secara bersamasama disebut “Para Pihak”.
Para Pihak sepakat dan setuju untuk membuat Perjanjian untuk melakukan kerjasama di bidang layanan kesehatan.
CMP dan PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”) (untuk selanjutnya CMP dan Sinar Mas secara bersamasama disebut “Para Pihak”).
Para Pihak sepakat dan setuju untuk membuat Perjanjian untuk melakukan kerjasama di bidang pelayanan pengobatan yang mencakup rawat inap dan pelayanan seperti pelayanan pengobatan dan penggunaan peralatan kedokteran, obat, perawatan, pengunaan kamar bedah, pemeriksaan laboratorium dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan
Layanan kesehatan yang diberikan menurut Perjanjian ini adalah rawat inap, yang termasuk layananlayanan yang diberikan oleh unit pelayanan medik maupun unit penunjang medik yang berkaitan dengan pelayanan layanan kesehatan.
152
Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal Perjanjian ini dan apabila tidak ada pemberitahuan pemutusan Perjanjian dari salah satu pihak maka Perjanjian ini otomatis diperpanjang dengan sendirinya selama 1 (satu) tahun dan berlaku untuk seterusnya Dalam hal pengakhiran Perjanjian, maka kedua belah pihak setuju untuk mengabaikan ketentuan pasal 1266 dari Kitab UndangUndang Hukum Perdata dan dapat diputuskan secara sepihak dengan memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain sekurang-kurangnya 30 hari sebelum berakhirnya Perjanjian ini. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberitakan pemberitahuan secara tertulis untuk pemutusan Perjanjian dari salah satu pihak paling lambat 1 (satu) bulan sebelum pemutusan.
Hukum Negara Republik Indonesia. Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan melalui musyawarah akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal melalui pengadildan dan Para Pihak sepakat memilih tempat kediaman/domisili hukum yang umum dan tetap di Pengadilan Negeri Tegal.
Hukum Negara Republik Indonesia. Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan secara kekeluargaan akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal.
No. 5.
Perjanjian
Para Pihak
Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian
Perjanjian Kerjasama Kesehatan Pelayanan Rawat Inap No. 0077/PKSRS/MKT.RI.ASM/III/2 009, No. 12/MKTPKS/RSMKT/III/2009, tanggal 24 Maret 2009 sebagaimana diubah dengan Addendum Perjanjian Kesehatan Pelayanan Rawat Inap No. 001/ADD.PKSRS/MKTASM/III/2012, No. 06/MKT/PKS/RSMKT/ III/2012 tanggal 28 Maret 2012 (“Perjanjian”)
CMP dan PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”) (untuk selanjutnya CMP dan Sinar Mas secara bersamasama disebut “Para Pihak”).
Para Pihak sepakat dan setuju untuk membuat Perjanjian untuk melakukan kerjasama di bidang pelayanan pengobatan yang mencakup pelayanan pemeriksaan oleh IGD, dokter umum dan dokter spesialis, pemberian obat-obatan, pemeriksaan laboratorium, pelayanan fisioterapi dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan.
Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberitakan pemberitahuan secara tertulis untuk pemutusan Perjanjian dari salah satu pihak paling lambat 1 (satu) bulan sebelum pemutusan.
Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan Hukum Negara Republik Indonesia. Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan secara kekeluargaan akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal
Nilai pertanggungan dari masing-masing polis asuransi yang dimiliki oleh entitas anak Perseroan cukup dan memadai untuk mengganti obyek yang diasuransikan atau menutup risiko yang dipertanggungkan sebagaimana tercantum dalam masingmasing polis asuransi dari entitas anak tersebut. PT Karyasukses Mandiri (“ Karyasukses”) Karyasukses telah menantangani Akta Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan, Pengelolaan, dan Penyerahan Kembali (Build, Operate and Transfer) No.300 tanggal 24 Oktober 1996, sebagaimana diubah dengan Akta Perjanjian Tambahan No.212 tanggal 19 Desember 1997 dan Akta Perjanjian Tambahan No. 21 tanggal 6 April 1999, ketiganya dibuat dihadapan Rahmat Santosa, S.H., Notaris di Jakarta. Perjanjian tersebut dibuat oleh dan antara Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia (“YAPORTI”) dan Karyasukses (selanjutnya YAPORTI dan Karyasukses disebut “Para Pihak”). Para pihak setuju dan bermufakat untuk melakukan kerjasama dalam membangun, mendirikan dan mengelola sebuah rumah sakit dengan nama Rumah Sakit YAPORTI Pengembangan Ortopedi, berikut segala sarana-sarana kesehatan lain, termasuk tetapi tidak terbatas pada apotik dan laboratorium (selanjutnya disebut “Rumah Sakit”), satu dan lain dengan memperhatikan izin yang diberikan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, kerjasama pembangunan, pendirian dan pengelolaan rumah sakit tersebut dilakukan dengan cara Build, Operate and Transfer (BOT) diatas tanah dengan luas 5.000 + 1800 m2 yang terletak dalam lokasi dan merupakan bagian dari sarana kompleks olahraga (“Tanah”). Atas penggunaan tanah milik YAPORTI, Karyasukses wajib membayar kompensasi kepada YAPORTI dengan perincian sebagai berikut: (1) Uang sewa sebesar 1% dari pendapatan kotor dari kegiatan usaha rumah sakit (diluar honor dokter) untuk setiap tahun buku yang bersangkutan dengan jumlah minimum sebesar Rp200.000.000 dan minimum Rp200.000.000 tersebut akan dibayar selambat-lambatnya satu bulan setelah tanggal tutup buku dari tahun yang bersangkutan; (2) Bila ada keuntungan YAPORTI juga berhak menerima pembayaran yang besarnya adalah sama dengan 10% dari pendapatan bersih setelah dipotong pajak dari kegiatan rumah sakit selambat-lambatnya satu bulan setelah hasil audit keluar. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak tanggal 17 Juli 1998 sehingga karenanya akan berakhir pada tanggal 17 Juli 2018. Setelah jangka waktu 20 tahun tersebut berakhir, perjanjian ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 tahun s.d 10 tahun dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang akan diatur kemudian dan disetujui oleh para pihak satu dan lain dengan memperhatikan perjanjian penyerahan. Setelah jangka waktu perjanjian ini berakhir, tanah berikut bangunan rumah sakit (tanpa peralatan dan perlengkapan rumah sakit), akan diserahkan dan dikembalikan oleh Karyasukses kepada YAPORTI satu dan lain dengan ketentuan bahwa YAPORTI akan diberikan kesempatan terlebih dahulu untuk membeli seluruh atau sebagian dari peralatan dan perlengkapan dari rumah sakit tersebut dari Karyasukses dengan harga yang akan ditentukan kemudian. Sebaliknya setelah jangka waktu perjanjian ini berakhir, ternyata YAPORTI akan menjual dan/atau menyerahkan pengelolaan lokasi dan bangunan tersebut kepada pihak ketiga manapun, maka Karyasukses akan diberikan kesempatan pertama untuk membeli dan/atau mengelola atas lokasi dan bangunan rumah sakit tersebut dengan harga yang akan ditentukan kemudian. Kewajiban-kewajiban Karyasukses dalam Perjanjian antara lain adalah sebagai berikut: (a) Karyasukses berkewajiban untuk mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan sampai ke atas nama Karyasukses guna membangun rumah sakit kepada pihak yang berwenang; (b) Mengurus seluruh dokumen dan mengajukan permohonan izin-izin yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengoperasian rumah sakit dari dan kepada pihak yang berwenang (termasuk tetapi tidak terbatas pada dokumen dan izin dari Departemen Kesehatan
153
Republik Indonesia); satu dan lain dengan biaya yang akan ditanggung dan dibayar sendiri oleh Karyasukses; (c) Karyasukses berkewajiban membangun dan mendirikan sebuah bangunan untuk digunakan sebagai rumah sakit diatas Tanah (selanjutnya disebut “bangunan”), satu dan lain dengan kapasitas 100 s.d 150 tempat tidur dan dapat diperluas sampai dengan 300 tempat tidur; (d) Apabila Karyasukses melakukan hubungan kerjasama dengan pihak ketiga lain, Karyasukses akan memberitahukan secara tertulis mengenai adanya hubungan kerja tersebut kepada YAPORTI; (e) Semua biaya yang berkaitan dengan operasinya rumah sakit menjadi tanggungan dan wajib dibayar oleh Karyasukses sendiri; (f) Karyasukses wajib memberikan laporan secara berkala setiap semester kepada YAPORTI mengenai kegiatan usaha operasional dan keadaan keuangan rumah sakit, laporan mana diberikan selambat-lambatnya 2 bulan sejak semester bersangkutan; (g)Karyasukses wajib memelihara dan menjaga keadaan bangunan agar selalu dalam keadaan baik dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya termasuk untuk mengasuransikan bangunan atas resiko bahaya kebakaran, bencana alam atau resiko lain yang dianggap perlu oleh Karyasukses atas biaya Karyasukses. Perjanjian ini dapat diakhiri dengan persetujuan para pihak, dan para pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan pasal 1266 KUHPerdata. Apabila perjanjian ini dibatalkan, maka para pihak setuju akan dibuatkan suatu penilaian dan perhitungan dengan bantuan dari suatu kantor akuntan yang independen dan pihak yang ingin meneruskan perjanjian dapat membeli hak (serta aset) dari pihak yang memutuskan perjanjian sesuai dengan nilai yang disepakati para pihak dengan memakai perhitungan dari kantor akuntan independen sebagai pedoman. Apabila perselisihan yang timbul tidak dapat diselesaikan dengan cara musyawarah maka para pihak dengan ini sepakat memilih tempat kediaman hukum umum dan tetap di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jakarta. 14. TRANSAKSI PENTING DENGAN PIHAK TERAFILIASI Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah melakukan sejumlah transaksi dengan Entitas Anak dan pihak ketiga sebagaimana dirinci dibawah ini, dan diperkirakan Perseroan akan melakukan transaksi-transaksi serupa di masa yang akan datang. Pihak-pihak Berelasi
Sifat Hubungan
Transaksi
Nilai Transaksi (per 30 September 2014)
Berelasi PT Kalbe Farma Tbk
Entitas dibawah pengendalian yang sama
Pendapatan
Rp1.724.512.671
PT Enseval Putera Megatrading Tbk
Entitas dibawah pengendalian yang sama
Pendapatan
Rp135.363.050
PT Enseval Putera Megatrading Tbk
Entitas dibawah pengendalian yang sama
Pembelian obat
Rp 123.732.498.311
PT Enseval Medika Prima
Entitas dibawah pengendalian yang sama
Pembelian obat dan perlengkapan medis
Rp 503.590.869
PT Bintang Toedjoe
Entitas dibawah pengendalian yang sama
Pendapatan
Rp 162.213.672
PT Dankos Farma
Entitas dibawah pengendalian yang sama
Pendapatan
Rp 455.932.938
PT Renalmed Tiara Utama
Entitas dibawah pengendalian yang sama
Pembelian obat dan perlengkapan medis
Rp 277.220.600
PT Estetika Enterprisindo
Entitas dibawah pengendalian yang sama
Pembelian perlengkapan medis
Rp 9.207.865.068
PT Cipta Dimensi Baja Nusantara
Entitas dibawah pengendalian yang sama
Perolehan aset tetap
Rp 48.357.541.693
Transaksi dan perjanjian tersebut diatas dilakukan secara wajar (arm's length basis) sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga.
154
Akademi Keperawatan Dalam melakukan perekrutan, Entitas Anak juga merekrut perawat dan tenaga medis dari sekolah akademi keperawatan yang terafiliasi dengan Perseroan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga di Jakarta (STIKES), sebelumnya diketahui sebagai APMK yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Mitra Keluarga, dimana pendirinya adalah keluarga Khouw. STIKES merupakan lembaga pendidikan tinggi swasta yang mengkhususkan diri di bidang pendidikan keperawatan, analisis kesehatan dan ilmu gizi berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 149/E/0/2014 tanggal 10 Juni 2014. Sebagian besar siswa yang mendaftar di STIKES diberikan beasiswa dalam bentuk pendidikan gratis dan tunjangan biaya hidup, dengan kondisi bahwa setelah siswa tersebut lulus maka mereka disyaratkan untuk bekerja sebagai tenaga medis di Entitas Anak untuk jangka waktu tertentu. 15. PERKARA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat perkara hukum, administratif atau arbitrase yang sedang dihadapi Perseroan, Entitas Anak, Komisaris dan Direksi Perseroan, serta Komisaris dan Direksi Entitas Anak yang diperkirakan dapat memberikan pengaruh merugikan secara material terhadap kelangsungan usaha, keuntungan, bisnis atau posisi finansial Perseroan secara terkonsolidasi dan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum ini.
155
IX. 1.
KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK UMUM
Menurut Frost & Sullivan, berdasarkan data per 31 Desember 2013, Perseroan merupakan rumah sakit multi-spesialis swasta terbesar di Indonesia dalam hal volume pasien jika dibandingkan dengan rumah sakit-rumah sakit multi-spesialis swasta di Indonesia yang tercatat di BEI dan terbesar kedua dalam hal jumlah tempat tidur. Sampai dengan 30 September 2014, jaringan Perseroan terdiri dari 11 rumah sakit dengan kapasitas 1.953 tempat tidur dan mempunyai hak milik tanah dan bangunan atas 10 dari 11 rumah sakit yang dimilikinya. Perseroan pada pokoknya menyediakan pelayanan rumah sakit di dua kota terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya, dengan tujuh rumah sakit di Jabodetabek, tiga rumah sakit di Surabaya, dan satu rumah sakit di Tegal. Perseroan percaya menyediakan berbagai macam layanan kesehatan seperti farmasi, layanan rawat inap, dan rawat jalan, bedah, laboratorium, radiologi, imaging, rehabilitasi, gawat darurat, dan spesialis (termasuk angiografi, ortopedi, urologi, endoskopi, hemodialisis dan rawat gigi). Perseroan percaya bahwa merek RS Mitra Keluarga diasosiasikan dengan penyediaan atau pelayanan medis kepada pasien secara komprehensif dengan biaya yang efisien yang dilaksanakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lain yang handal serta didukung oleh peralatan modern berstandar higienis tinggi dan layanan medis dengan biaya yang efisien. Perseroan membuka rumah sakit pertamanya di tahun 1989 dan terus berkembang dengan cara membangun rumah sakit baru dan meningkatkan kapasitas dan jasa rumah sakit yang telah ada. Setiap rumah sakit menyediakan variasi pelayanan yang serupa dan mengacu pada desain yang telah distandarisasi yang dipercaya dapat menambah efisiensi dan kualitas layanan, menjaga konsistensi branding serta memungkinkan skalabilitas yang lebih baik. Sampai dengan 30 September 2014, Perseroan memiliki total kapasitas 1.953 tempat tidur, didukung oleh 976 dokter (termasuk 832 dokter spesialis), mempekerjakan 2.638 perawat serta 1.063 tenaga medis lainnya yang menyediakan layanan kepada pasien di seluruh rumah sakit Perseroan.Visi Perseroan yakni, untuk menjadi penyedia pelayanan kesehatan terdepan yang berfokus pada pelanggan dan misi Perseroan adalah berkomitmen untuk mengoptimalkan kualitas hidup orang banyak dengan pelayanan yang penuh kasih sayang, terpercaya dan fokus pada pelanggan. Perseroan menyediakan layanan di berbagai bidang spesialis, termasuk bedah umum, ortopedi(tulang), jantung dan pembuluh darah, urologi, penyakit dalam, bedah saraf, neurologi, kaki pediatrik, angiografi, serta kebidanan dan kandungan. Para dokter yang berpraktek di rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta lainnya secara rutin merekomendasikan layanan rumah sakit Perseroan pada bidang-bidang spesialis tersebut. Perseroan percaya bahwa reputasi yang dimiliki dalam keunggulan klinis, fasilitas pelayanan kesehatan yang modern, program pelatihan dan program kemitraan dengan para dokter juga membantu dalam menarik dan mempertahankan dokter spesialis. Hal ini sangat penting, mengingat kekurangan jumlah dokter yang berkualitas di Indonesia. Perseroan percaya bahwa kemampuan dalam menarik dan mempertahankan dokter, serta tenaga ahli medis lainnya berkualitas dapat mempertahankan keunggulan Perseroan dari para pesaing di dalam kompetisi yang semakin meningkat. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memperoleh pendapatan secara tidak langsung dari dua segmen bisnis, yaitu layanan rawat jalan dan rawat inap yang dijalankan oleh Entitas Anak. Di dalam segmen layanan rawat jalan, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, biaya poliklinik (yaitu: imbal jasa konsultasi dokter untuk layanan rawat jalan), pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi, dan lain-lain (termasuk biaya administrasi). Di dalam segmen layanan rawat inap, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, akomodasi, pelayanan laboratorium, biaya penggunaan ruang operasi dan lain-lain (termasuk porsi biaya konsultasi dokter untuk layanan rawat inap, biaya pendaftaran dan administrasi). Sedangkan kegiatan usaha yang saat ini dijalankan oleh Perseroan adalah bergerak dalam jasa konsultasi bisnis dan manajemen yang khususnya dalam ruang lingkup rumah sakit. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 dan periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2013 dan 2014, Perseroan mencatatkan (i) pendapatan sebesar Rp833,1 miliar, Rp1.034,8 miliar, Rp1.203,4 miliar, Rp1.475,4 miliar, Rp1.742,1 miliar, Rp1.320,9 miliar dan Rp1.467,3 miliar, secara berurutan, dan (ii) laba bersih sebesar Rp130,7miliar, Rp178,4 miliar, Rp229,6 miliar, Rp298,9 miliar, Rp411,8 miliar, Rp322,2 miliar dan Rp405,6 miliar, secara berurutan, dan (iii) EBITDA sebesar Rp223,5 miliar, Rp290,4 miliar, Rp355,3 miliar, Rp468,6 miliar, Rp591,0 miliar, Rp458,5 miliar dan Rp493,3 miliar, secara berurutan. Pada tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 dan 2014, Perseroan mencatat (i) jumlah rata-rata harian pendapatan rawat inap sebesar Rp2,1 juta, Rp 2,3 juta, Rp2,6 juta, Rp2,8 juta, Rp3,0 juta, Rp3,0 juta dan Rp3,3 juta pada masing-masing tahun, (ii) pendapatan rata-rata per kunjungan pasien rawat jalan sekitar Rp241.000, Rp260.000, Rp293.000, Rp327.000, Rp362.000, Rp355.000, Rp419.000 pada masing-masing tahun, (iii) jumlah hari pasien rawat inap sebesar 268.201 hari, 316.443 hari, 317.295 hari, 350.757 hari, 392.408 hari, 304.063 hari dan 293.439 hari pada masing-masing tahun dan (iv) jumlah kunjungan pasien
156
rawat jalan adalah sebesar 1.089.617 kunjungan, 1.225.821 kunjungan, 1.314.163 kunjungan, 1.476.149 kunjungan, 1.571.744 kunjungan, dan 1.187.087 kunjungan dan 1.214.663 kunjungan pada masing-masing tahun. Per 31 Desember 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan 30 September 2013 dan 2014, jumlah tempat tidur operasional adalah sebanyak 1.234 tempat tidur, 1.369 tempat tidur, 1.484 tempat tidur, 1.489 tempat tidur, 1.484 tempat tidur, 1.482 tempat tidur dan 1.647 tempat tidur pada masing-masing tahun. 2.
KEUNGGULAN KOMPETITIF
Perseroan terus menerus melakukan peningkatkan sistim pelayanan dan kelengkapan alat, tenaga medis dan non-medis yang handal. Keunggulan kompetitif Perseroan yang utama terletak pada faktor-faktor berikut: a.
Sebagai jaringan rumah sakit terkemuka dengan rekam jejak operasional dan finansial terpercaya.
Menurut Frost & Sullivan, berdasarkan data sampai dengan 31 Desember 2013, Perseroan merupakan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia dalam hal volume pasien jika dibandingkan dengan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia yang tercatat di Bursa dan terbesar kedua dalam hal jumlah tempat tidur. Setelah membuka rumah sakit yang pertama pada 1989, 25 tahun yang lalu, Perseroan kini menjalankan 11 rumah sakit dengan kapasitas 1.953 tempat tidur (termasuk 1.647 tempat tidur operasional) sampai dengan 30 September 2014. Perseroan mencatat 392.408 jumlah hari rawat inap dan menangani 1.571.744 kunjungan rawat jalan selama 2013. Jumlah tersebut sama dengan 39.240 hari rawat inap per rumah sakit dan 157.174 kunjungan rawat jalan per rumah sakit pada 2013. Perseroan berkembang dengan membangun rumah sakit baru, 7 rumah sakit baru telah dibuka sejak 2004, dan melalui ekspansi yang didorong meningkatnya permintaan pada rumah sakit yang telah ada. Pendapatan Perseroan tumbuh dari Rp 1.203,4 miliar pada 2011 menjadi Rp1.742,1 miliar pada 2013, dan EBITDA bertumbuh dari Rp 355,3 miliar pada 2011 menjadi Rp 591,0 miliar pada 2013 setara dengan CAGR 20,3% dan 29,0% pada masing-masing tahun tersebut. Pendapatan bersih meningkat sebesar CAGR 33,9% dari Rp229,8 miliar pada 2011 menjadi Rp417,1 miliar pada 2013. Perseroan percaya bahwa kualitas jasa dan kota dimana rumah sakit Perseroan berada, ditambah dengan meningkatnya permintaan jasa layanan kesehatan di kota tersebut, memungkinkan Perseroan meningkatkan pendapatan dan focus pada efisiensi kegiatan usaha. Rata-rata pada semua rumah sakit Perseroan, tingkat okupansi naik dari 58,6% pada 2011 menjadi 72,4% selama 2013. Perseroan percaya bahwa pendapatan per hari pasien Perseroan di antara yang tertinggi di Indonesia per tanggal Prospektus ini, dan oleh karena kegiatan usaha yang lebih efisien, Perseroan mencapai marjin EBITDA sebesar 31,4% pada sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014. Pada 2013, Perseroan mencapai ROIC (Return on Invested Capital) atau pengembalian mosdal yang diinvestasikan sebesar 59,3%. Atas performa tersebut, Perseroan percaya menjadi salah satu rumah sakit dengan performa terbaik di Asia dan di atas perusahaan sejenis di Indonesia menurut Frost & Sullivan. b.
Posisi yang kuat dan mapan di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya.
Perseroan merupakan rumah sakit swasta nomor satu dengan beragam jasa spesialis di Jabodetabek dan Surabaya berdasarkan jumlah rumah sakit pada 2013, menurut Frost & Sullivan. Sebanyak 10 dari 11 rumah sakit Perseroan terletak di, atau sekitar Jabodetabek dan Surabaya, dua kota terbesar di Indonesia. Pada 2013, Jabodetabek dan Jawa Timur (dimana Surabaya adalah ibukotanya) mewakili 19% dari total populasi Indonesia dan berkontribusi 32% pada PDB Indonesia. Kedua daerah tersebut memiliki permintaan terkuat atas jasa layanan kesehatan swasta yang berkualitas, sejalan dengan kepadatan penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Lebih penting lagi, tersedia lebih banyak tenaga professional layanan kesehatan pada kedua daerah tersebut. Menurut Frost & Sullivan, Jakarta memiliki 0,88 dokter per 1.000 orang pada 2013 dibandingkan dengan rata-rata 0,37 dokter per 1.000 orang pada seluruh Indonesia. Perseroan percaya bahwa fokus pada pasar yang menarik tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi per pasien dan peningkatan pemakaian fasilitas sehingga profitabilitas dan pendapatan menjadi semakin tinggi. Selain itu, Perseroan percaya bahwa kedua daerah tersebut memiliki pasar layanan kesehatan yang menarik yang memiliki perkembangan pesat permintaan jasa layanan kesehatan yang berkualitas. Hal ini dipengaruhi oleh faktor demografis dan makroekonomi pada kedua daerah tersebut. Hal itu terkait bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi terbesar keempat di dunia yang mengalami kenaikan jumlah masyarakat yang lebih makmur dan adanya tren penyakit akibat gaya hidup. Jumlah populasi yang menua (65 tahun ke atas) diproyeksi meningkat menjadi 21 juta pada 2025, hampir 8 juta lebih dari 2013, membuat Indonesia salah satu dari populasi yang paling cepat menua di Asia, menurut Frost & Sullivan. Perseroan percaya bahwa meningkatnya populasi yang menua akan membebani infrastruktur pelayanan kesehatan di Indonesia dan meningkatkan permintaan pelayanan medis seperti diagnosa, kuratif, rawat inap dan rawat jalan selama beberapa dekade mendatang.
157
c.
Perseroan percaya bahwa Perseroan merupakan penyedia rumah sakit komunitas terbaik dengan layanan rumah sakit yang komprehensif dan bidang spesialis yang diutamakan.
Rumah sakit Perseroan terletak di lokasi yang strategis dimana terdapat target pasien. Pasien di daerah Jabodetabek dan Surabaya biasanya mengunjungi rumah sakit di dekat daerah tempat tinggal untuk menghindari kemacetan. Lokasi rumah sakit yang mudah dicapai mendorong jumlah pasien, karena banyak dari pasien bertempat tinggal dalam jarak dekat pada rumah sakit Perseroan. Sejak Perseroan berdiri, Perseroan memposisikan dirinya menjadi “mitra keluarga” di dalam komunitas. Fokus kegiatan usaha Perseroan adalah menyediakan jasa pelayanan kesehatan umum yang komprehensif kepada komunitas lokal. Rumah sakit Perseroan menyediakan jasa untuk pasien rawat inap dan pasien rawat jalan, sehingga semua rumah sakit memiliki poliklinik, Unit Gawat Darurat (UGD), farmasi, diagnosis dan imaging, jasa laboratorium jasa rawat inap rumah sakit seperti pengobatan umum, bedah umum, dan Intensive Care unit (ICU). Menurut Frost & Sullivan, Perseroan merupakan rumah sakit multi-spesialis swasta terbesar di Indonesia dalam hal volume pasien jika dibandingkan dengan rumah sakit-rumah sakit multi-spesialis swasta di Indonesia yang tercatat di BEI berdasarkan data per 31 Desember 2013 dan terbesar kedua dalam hal jumlah tempat tidur. Perseroan menyediakan berbagai kelas tempat tidur, dari ruangan SVIP yang lebih mewah (kategori tertinggi ruangan privat untuk satu pasien, termasuk fasilitas kamar mandi, termasuk kamar presidential suites di beberapa rumah sakit), termasuk kamar presidential suites, sampai dengan ruangan kelas 3 yang biasanya memiliki delapan tempat tidur setiap ruangan, untuk melayani pasien yang lebih peduli dengan harga. Hal ini memungkinkan Perseroan menarik pasien dari seluruh lini pendapatan. Melalui layanan yang terfokus pada pasien, Perseroan menyediakan perawatan yang simpatik dan terpercaya. Perseroan menerima pengakuan yang tinggi pada area spesialisasi yang utama seperti angiografi, kardiologi, bedah syaraf, gastroenterologi, ortopedi, dan urologi. Selain itu, Perseroan percaya bahwa dengan banyaknya jumlah dokter yang bekerja secara penuh akan memiliki waktu yang lebih banyak untuk berinteraksi dengan pasien dibandingkan dengan rumah sakit lainnya. Selain itu komitmen Perseroan terhadap pasien dan komunitas dapat lebih diperkuat. Berbekal pengalaman dan kesuksesan Perseroan menjalankan rumah sakit yang mencakup segala jasa di komunitas lokal, Perseroan dapat menerapkan model usaha berbasis komunitas dan ekspansi secara cepat pada target pasar Perseroan. d.
Pertumbuhan yang disiplin dan efisien dalam biaya melalui kombinasi pengembangan rumah sakit baru dan peningkatan kapasitas rumah sakit yang ada.
Perseroan memiliki rekam jejak kesuksesan dalam membangun rumah sakit baru dan meningkatkan kapasitas pada rumah sakit yang beroperasi. Jumlah tempat tidur operasional meningkat lebih dari 2 kali dari 743 pada 31 Desember 2004 menjadi 1.647 pada 30 September 2014, sementara jumlah rumah sakit naik dari 5 menjadi 11 pada masing-masing tahun tersebut. Dalam pengembangan dan proses pembaharuan rumah sakit, Perseroan menggunakan pendekatan standar dalam hal desain, konstruksi, peningkatan kapasitas dan jasa medis yang disediakan. Perseroan biasanya menggunakan jasa insinyur, arsitek, kontraktor dan konsultan yang sama untuk setiap proyek. Perseroan percaya bahwa cara tersebut membantu Perseroan memiliki manajemen rumah sakit yang efektif dan efisien dan peningkatan kualitas perawatan medis, seperti, melalui penetapan standar proses dan jalur layanan kesehatan di seluruh rumah sakit dan berbagi cara kerja terbaik diantara rumah sakit Perseroan. Perseroan melalui Entitas Anak mempunyai hak milik atas tanah pada 10 rumah sakit dari 11 rumah sakit yang ada, dan pada saat ini Perseroan bermaksud untuk melanjutkan pembangunan rumah sakit baru pada tanah yang dimiliki Entitas Anak Perseroan. Properti rumah sakit yang dimiliki sendiri memungkinkan Perseroan memiliki kegiatan usaha yang berkesinambungan dalam jangka panjang dan marjin keuntungan yang lebih stabil. Perseroan memiliki tim dan metodologi yang terbukti untuk membuat keputusan investasi dan memilih lokasi untuk pembukaan rumah sakit baru. Perseroan mengikuti strategi ekspansi yang didorong oleh permintaan yang sesuai dengan kondisi dimana ketersediaan tenaga professional medis terbatas. Selain itu, Perseroan biasanya membuka rumah sakit baru dengan pengeluaran modal awal yang lebih rendah, dengan kapasitas 70-100 tempat tidur dan meningkatkan kapasitas secara bertahap. Secara historis untuk rumah sakit baru, Perseroan biasanya mencapai EBITDA positif dalam waktu tiga sampai enam bulan setelah pembukaan dan biasanya mencapai titik impas laba bersih dalam satu tahun setelah pembukaan. Perseroan bisa mencapai hal tersebut dengan, antara lain: menerapkan pengalaman Perseroan dari rumah sakit yang ada, mentransfer peralatan dari rumah sakit yang telah ada untuk mengurangi beban depresiasi pada rumah sakit baru, dan mencapai tinggi okupansi dengan pembukaan secara bertahap pada daerah yang memiliki banyak permintaan jasa pelayanan Perseroan. Pada saat tingkat okupansi di rumah sakit mencapai angka tertentu dan Perseroan memiliki jumlah tenaga ahli medis yang memadai,
158
Perseroan akan bergerak ke tahap selanjutnya dengan meningkatkan kapasitas dan jasa yang disediakan oleh rumah sakit. Dalam jangka panjang, Perseroan dapat meningkatkan penggunaan ruangan atau ekspansi dengan menambah lantai apabila Perseroan memutuskan bahwa peningkatan kapasitas tersebut diperlukan dan kondisi-kondisi lain memungkinkan. Pendekatan yang disiplin dalam pembukaan rumah sakit baru dan peningkatan profitabilitas yang cepat memungkinkan Perseroan memiliki arus kas yang kuat sehingga Perseroan tidak perlu bergantung pada pendanaan eksternal. Selama beberapa tahun terakhir semua pembukaan rumah sakit baru, termasuk pembelian tanah, menggunakan pendanaan internal. Sebagai contoh, Perseroan membuka RSMK Depok pada 2008, yang berkembang pesat dengan tingkat okupansi rawat inap naik dari 36,2% pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2008 menjadi 63,6% untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013. Kapasitas tempat tidur maksimum naik dari 91 tempat tidur untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2008 menjadi 137 tempat tidur per 31 Desember 2009, menjadi 167 tempat tidur per 31 Desember 2010 dan menjadi 178 tempat tidur per 31 Desember 2013, jumlah tempat tidur operasional meningkat dari 91 tempat tidur per 31 Desember 2008, sampai pada 137 tempat tidur per 31 Desember 2009, sampai pada 167 tempat tidur per 31 Desember 2010 dan sampai pada 168 tempat tidur per 31 Desember 2013 dan jumlah kunjungan rawat jalan naik dari 18.004 pada 2008 menjadi 94.251 pada 2009, menjadi 145.928 pada 2010 dan menjadi 161.273 pada 2013. RSMK Depok mencapai EBITDA positif setelah tiga bulan berjalan dan laba bersih dalam satu tahun. RSMK Cikarang, yang dibuka pada tahun 2010, juga bertumbuh cepat. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat okupansi rawat inap yang naik dari 45,9% pada 2011, menjadi 51,1% pada 2009, menjadi 57,2% pada 2010 dan menjadi 79,4% pada 2013. Kunjungan rawat jalan juga naik dari 48.699 kunjungan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 menjadi 92.943 kunjungan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013. Perseroan membuka RSMK Cibubur pada tahun 2011, yang juga tumbuh pesat dilihat dari tingkat okupansi rawat inap yang naik dari 31,3% pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang menjadi 68,5% pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Kunjungan rawat jalan juga naik dari 41.664 kunjungan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 menjadi 104.957 kunjungan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Perseroan telah memperbarui kualitas jasa pelayanan terus-menerus pada setiap rumah sakit sejak pembukaannya dimana hal ini sangat berperan pada kesuksesan rumah sakit tersebut. RSMK Kenjeran baru dibuka di Surabaya pada bulan Juni 2014, dan apabila telah menerima semua izin yang diperlukan, Perseroan berencana membuka satu rumah sakit baru lagi, yakni RSMK Kalideres, di Jakarta Barat pada pertengahan tahun pertama 2015. Perseroan berharap untuk mengembangkan rumah sakit tersebut dengan metode yang sama dengan RSMK Depok, RSMK Cikarang dan RSMK Cibubur. e.
Pengakuan yang tinggi dan kesetiaan pelanggan atas brand Perseroan dibangun dengan fasilitas bertaraf internasional dan pelayanan medis yang berkualitas tinggi selama bertahun-tahun.
Perseroan percaya bahwa brand Mitra Keluarga berkaitan dengan penyediaan jasa medis yang komprehensif, pelayanan medis yang berkualitas dengan biaya yang efisien oleh dokter, perawat dan tenaga ahli medis lain yang handal dengan menggunakan peralatan modern di rumah sakit Perseroan yang memiliki standar higienis tinggi. Perseroan percaya bahwa reputasi Perseroan diakui di Indonesia karena Perseroan memiliki kerjasama dengan lebih dari 400 perusahaan asuransi dan perusahaan korporasi, termasuk hubungan Perseroan dengan perusahaan asuransi terbesar di Indonesia dan korporasi terbesar di Indonesia. Pada 2011, 2012, 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, lebih dari 93% dari pendaftaran rawat inap berasal dari pasien yang pernah dirawat sebelumnya, sementara lebih dari 88% kunjungan rawat jalan berasal dari pasien yang pernah mengunjungi sebelumnya. Hal ini dipercaya menunjukkan loyalitas pasien. Selain itu, Perseroan menawarkan Kartu Anggota Mitra yang memberikan diskon kepada pemegang kartu untuk banyak jenis jasa yang disediakan di rumah sakit Perseroan, yang dapat menambah loyalitas pelanggan. Per tanggal Prospektus ini, Perseroan memiliki lebih dari 9.000 pasien yang terdaftar dalam program Kartu Anggota Mitra. Perseroan juga percaya bahwa rumah sakit Perseroan menawarkan fasilitas dengan kualitas tinggi, dan dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih dan layanan yang berkualitas tinggi. Perseroan mengkaji status peralatan medis secara berkala, dengan fokus pada tingkat penggunaan, case dan biaya peralatan pada setiap rumah sakit dan bertujuan untuk terus meningkatkan fasilitas dan teknologi dalam mengikuti kemajuan teknologi, dan Perseroan bertujuan untuk mendapatkan dan memperbaharui peralatan medis utama apabila diperlukan untuk memperbaiki kapasitas dan kemampuan Perseroan. Sebagai contoh, Perseroan menggunakan peralatan dari pemasok terkemuka internasional, seperti General Electric, yang adalah pemasok utama alat imaging Perseroan, dan termasuk dalam perawatan peralatan secara teratur di masa depan. Perseroan berkomitmen untuk menyediakan jasa medis berkualitas tinggi kepada pasien dan mengambil langkah untuk memastikan standar kualitas yang konsisten di dalam jaringan rumah sakit Perseroan. Semua rumah sakit Perseroan, kecuali untuk RSMK Kenjeran yang baru dibuka pada Juni 2014, diakreditasi oleh, atau sedang dalam proses mendapatkan akreditasi (dalam hal ini RSMK Cibubur), atau sedang dalam proses melakukan perpanjangan atas akreditasinya (dalam hal
159
ini yakni, RSMK Bekasi Barat, RSMK Bekasi Timur, RSMK Kelapa Gading, dan RSMK Surabaya) oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) yang merupakan badan akreditasi rumah sakit yang independen dan terdaftar di Kementerian Kesehatan Indonesia. Perseroan juga telah mengimplementasikan kerangka tata kelola klinis yang komprehensif pada empat komponen utama, yaitu memastikan kualifikasi sumber daya manusia, penilaian, dan penelaahan praktek medis yang berkelanjutan, manajemen risiko klinis, dan komitmen Perseroan untuk memberikan pendidikan klinis untuk dokter, perawat, dan tenaga ahli medis Perseroan lainnya. Sebagai contoh, sebagai bagian dari struktur organisasi, Perseroan telah membangun komite tenaga ahli medis dan perawat, yang bertugas menilai laporan manajemen rumah sakit setiap hari. Perseroan telah memenangkan beberapa penghargaan, termasuk Indonesia WOW kategori Chain Hospital di Jabodetabek dari Penghargaan Brand Marketeers tahun 2014, Indonesia Brand Champion 2013 Gold Award Rumah Sakit paling direkomendasikan di Jakarta , Silver Award Rumah Sakit paling direkomendasikan di Jakarta dari Indonesia Brand Champion 2012, Marketeers Award Indonesia Brand Champion, 2011 Rumah Sakit paling direkomendasikan (Jabodetabek), Brand Champion Bronze Award 2012 Rumah Sakit paling direkomendasikan (Surabaya), RS Pendatang Baru Berprestasi dari Pengurus Pusat Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia 2012, Indonesia Brand Champion 2011 dan Rumah Sakit paling direkomendasikan: Jabodetabek tahun 2011 dari Marketeers award. f.
Kemampuan yang telah terbukti dalam menarik dan mempertahankan dokter-dokter dan profesional kesehatan yang berkualitas tinggi.
Ketersediaan untuk dokter dan tenaga ahli dalam pelayanan kesehatan di Indonesia memiliki persaingan yang ketat, dan Perseroan percaya bahwa kemampuan Perseroan untuk menarik dan mempertahankan dokter, dan tenaga ahli kesehatan, merupakan salah satu keunggulan kompetitif Perseroan. Perseroan menyediakan jenjang profesi yang menarik kepada dokter umum dan dokter lainnya serta dokter spesialis yang direkrut karena tingginya jumlah pasien di rumah sakit Perseroan, yang memungkinkan dokter-dokter di rumah sakit Perseroan untuk mengembangkan prakteknya dan kesempatan yang luas pelatihan yang lebih dalam dan memajukan karir. Perseroan berhasil mengembangkan jumlah tim medis dari 819 dokter (termasuk 695 dokter spesialis) pada 31 Desember 2011, menjadi 926 dokter (termasuk 778 dokter spesialis) pada 31 Desember 2013, dan menjadi 976 dokter (termasuk 832 dokter spesialis) pada 30 September 2014. Perseroan berfokus pada usaha perekrutan dokter umum dan dokter spesialis penuh-waktu atau tetap yang dipekerjakan langsung oleh Perseroan dimana paling sedikit bekerja selama 40 jam dalam satu minggu di rumah sakit Perseroan. Perseroan menawarkan skema bagi hasil bagi para dokter yang dipercayai memberikan kompensasi yang menarik dan terpercaya, yang memungkinkan Perseroan untuk merekrut dan mempertahankan dokter spesialis tersebut secara efektif. Untuk dokter spesialis penuh-waktu atau tetap dan paruh-waktu, Perseroan tidak membebankan biaya sewa untuk pemakaian fasilitas Perseroan, tapi mengambil sebagian dari imbal jasa konsultasi sampai dengan 25% dan sebagian dari imbal jasa prosedur atau bedah, sesuai dengan angka yang disetujui (di beberapa rumah sakit), yang mungkin mencapai 15% dari imbal jasa yang dikenakan pada pasien. Dokter umum dan dokter ruang UGD, ICU dan laboratorium dipekerjakan oleh Perseroan dan dibayarkan gaji dan bonus. Selain itu, dokter-dokter tersebut berhak atas sebagian dari biaya konsultasi yang dibebankan pada pasien, yang berkisar 40%-50% sementara rumah sakit menyimpan sisa dari biaya tersebut dan dan dicatat sebagai pendapatan.Perseroan percaya bahwa skema bagi hasil tersebut bersama dengan jumlah pasien yang tinggi dapat menarik dokter untuk tetap berkomitmen kepada rumah sakit Perseroan, karena kepentingan yang sama antara dokter dan rumah sakit. Selain itu, Perseroan berinvestasi terus di dalam pengembangan profesi dan kemajuan dokter Perseroan melalui pelatihan yang berkelanjutan, pembinaan dan program beasiswa Perseroan menawarkan dokter kesempatan dalam memajukan karir sejalan dengan beberapa dokter umum yang memegang posisi manajerial di rumah sakit dan menyediakan dokter lain dengan pelatihan dan dukungan finansial untuk mengembangkan keahlian dalam beberapa bidang spesialis. Perseroan juga menawarkan beasiswa kepada kandidat dokter yang berprospek tinggi. Lebih lanjut, Perseroan percaya bahwa faktor-faktor tersebut diatas, dikombinasikan dengan hubungan Perseroan dengan mayoritas dokter dan dokter spesialis di rumah sakit Perseroan yang sudah berjalan lama, yang bahkan banyak mereka bahkan memulai karir di rumah sakit Perseroan, membuat tingkat retensi dokter yang tinggi, sebesar lebih dari 90% untuk dokter (termasuk dokter spesialis dan dokter umum) pada 2013. Jumlah mayoritas dokter umum yang meninggalkan rumah sakit untuk melanjutkan studi kembali bekerja di rumah sakit Perseroan, bergantung kepada kebutuhan dokter pada saat tersebut. Perseroan percaya dalam menarik tenaga ahli kesehatan dengan mendidik dan menyediakan pelatihan dan suasana yang mendukung dalam proses belajar dan mencari pengalaman. Perseroan bertujuan menyediakan fasilitas kerja dengan teknologi tinggi kepada tenaga professional layanan kesehatan. Perseroan menyediakan pelatihan formal dan informal dan mendorong proses pembinaan dokter junior, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya.
160
Perseroan percaya bahwa Perseroan sukses dalam merekrut dokter berkualitas karena reputasi Perseroan di dalam pasar bersama dengan keterlibatan dokter senior Perseroan, termasuk yang sudah memegang posisi di fakultas kedokteran, dalam merekomendasikan dan mendorong kandidat berkualitas untuk bergabung dengan Perseroan. Perseroan merekrut perawat dari akademi dan institusi keperawatan di Indonesia, dan usaha Perseroan dalam merekrut diperkuat dengan afiliasi Perseroan dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mitra Keluarga yang merupakan institusi pendidikan swasta yang lebih tinggi khusus di bidang kesehatan yang berlokasi di Bekasi dan sedang dalam proses mendapatkan akreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, yang merupakan bagian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di STIKES, banyak dari pelajar yang dibebaskan dari biaya akademis dan beberapa diberikan upah tetap untuk biaya hidup. Untuk pelajar-pelajar tersebut, Perseroan membutuhkan mereka untuk bekerja pada Perseroan selama beberapa waktu setelah kelulusan. Sekitar 90% lulusan APMK (Akademi Perawat Mitra Keluarga), yang merupakan insititusi pendahulu STIKES milik Perseroan, masuk bekerja di rumah sakit Perseroan setiap tahunnya. Terlebih lagi, Perseroan menyediakan beasiswa untuk sekitar 40% sampai dengan 50% pelajar. g.
Tim manajemen yang handal dengan rekam jejak yang sangat baik dan memiliki kemampuan eksekusi yang handal.
Perseroan percaya bahwa dengan pengalaman, kedalaman, dan keberagaman dari tim manajemen Perseroan adalah sebuah keuntungan di dalam industri pelayanan kesehatan yang bervariasi dan berubah-ubah. Tim manajemen Perseroan yang berpengalaman terdiri dari tenaga ahli kesehatan, staff administrasi pelayanan kesehatan dan tenaga ahli. Dari 13 anggota tim manajemen utama, 11 merupakan dokter yang berkualifikasi yang terlibat langsung dan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang cara menjalankan rumah sakit, dan pengalaman bekerja dengan dokter lain. Beberapa anggota tim manajemen utama Perseroan, termasuk Direktur Utama, Direktur Operasional dan direktur-direktur rumah sakit Perseroan, telah bekerja di Perseroan selama paling sedikit 10 tahun dan memiliki pengalaman rata-rata selama 15 tahun di dalam industri pelayanan kesehatan. Rekam jejak manajemen ditunjukkan ketika membawa Perseroan melewati krisis keuangan Asia pada tahun 1998 dan juga dari rekam jejak profitabilitas di seluruh rumah sakit yang baru dibangun dalam waktu satu tahun beroperasi. 3.
STRATEGI USAHA
Ke depannya, Perseroan fokus dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan pangsa pasar serta profitabilitas usahanya. Perseroan percaya akan dapat memenuhi target tersebut dengan strategi di bawah ini: a.
Melanjutkan pengembangan rumah sakit baru di daerah tertentu untuk penetrasi pasar dan memacu pertumbuhan keuntungan yang optimal.
Perseroan saat ini berencana untuk melanjutkan pembangunan rumah sakit baru di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya dan Perseroan berharap untuk membuka tujuh rumah sakit baru sampai pada akhir 2019 di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya, bergantung pada permintaan layanan yang kami berikan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan merekrut dokter dan tenaga ahli medis lainnya dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lainnya. Perseroan membuka RSMK Kenjeran di Surabaya pada Juni 2014 dan, apabila semua izin yang diperlukan telah diterima, Perseroan akan membuka RSMK Kalideres di Jakarta Barat yang diharapkan akan dibuka pertengahan tahun pertama 2015. Perseroan berencana membangun satu rumah sakit pada 2016 dan dua rumah sakit pada 2017. Selain itu, Perseroan telah memperoleh 65.755 meter persegi lahan agregat di Jakarta selatan dan timur untuk pembangunan 4 rumah sakit di masa depan. Perseroan juga memiliki rencana untuk memperoleh lahan tambahan Jakarta selatan, timur dan barat membuka 2 rumah sakit lagi. Kriteria pengembangan Perseroan dan pendekatan standar terhadap rumah sakit Perseroan mendukung strategi ekspansi yang didorong permintaan, yang cocok dengan kondisi dimana ketersediaan tenaga professional medis terbatas. Perseroan percaya bahwa strategi ekspansi yang didorong oleh permintaan lebih cocok karena ketersediaan tenaga profesional medis terbatas. Strategi pertumbuhan Perseroan secara organik juga mengurangi resiko membayar terlalu tinggi dan kehilangan tenaga profesional medis. Selain itu, ekspansi Perseroan didukung oleh kapasitas keuangan dan arus kas bersih yang kuat dari rumah sakit yang telah ada, sehingga lebih dapat berkelanjutan.
161
b.
Terus bertumbuh dengan meningkatkan kapasitas pelayanan yang disediakan pada rumah sakit yang telah ada.
Selain pengembangan melalui penambahan jumlah rumah sakit pada jaringan Perseroan, Perseroan berencana melanjutkan peningkatan pendapatan dari rumah sakit yang telah ada. Perseroan berencana meningkatkan kapasitas mayoritas rumah sakit dengan menambah lantai bangunan atau merubah ruangan yang telah ada untuk diisi dengan tempat tidur tambahan, atau kombinasi dari kedua cara. Perseroan pada saat ini berencana meningkatkan kapasitas pada rumah sakit yang telah ada, sebanyak 386 tempat tidur dalam 5 tahun melalui perubahan ruangan, penambahan lantai, dan perubahan konfigurasi kamar, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain. c.
Meningkatkan intensitas pendapatan melalui penawaran medis yang lebih canggih dan kompleks.
Pada tahun-tahun terakhir Perseroan telah memperbanyak penyediaan pelayanan kesehatan seperti angiografi, endoskopi, dan laparoskopi, yang dapat berkontribusi terhadap meningkatnya tingkat okupansi rawat inap, pendapatan rata-rata per kunjungan rawat inap, pendapatan rata-rata per hari rawat inap, kunjungan rawat jalan dan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan. Tempat tidur ICU, rawatan Intermediate / neonatal ICU / ICU pediatrik meningkat dari 132 pada 2011 menjadi 137 pada 2012, 139 pada 2013 dan 167 per 30 September 2014. Perseroan melaksanakan 20.305 pembedahan dan operasi pada 2011 yang meningkat menjadi 22.037 pada 2012 dan 23.923 pada 2013 serta 18.302 pembedahan dalam sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Perseroan berencana memperluas pelayanan pada rumah sakit Perseroan dan lebih menyediakan pelayanan premium, seperti angioplasti, endoscopi dan laparoscopi. Perseroan percaya bahwa strategi ini dapat meningkatkan tingkat keuntungan yang tinggi dengan risiko yang rendah. Terlebih lagi, Perseroan yakin akan posisinya yang tepat untuk memperluas jasa kepada anggota keluarga dan teman pasien yang sudah ada atau mencakup jumlah pasien yang lebih besar melalui rekomendasi internal. Perseroan juga sedang mengimplementasikan beberapa cara untuk menurunkan ALoS guna menambah pendapatan dari jumlah hari pasien. Intensitas yang meninggi dari diagnosa awal dan pemakaian Integrated Patient Units ("IPUs") atau Unit Pasien Terintegrasi, tim dokter dengan beberapa bidang spesialis, akan dimanfaatkan untuk memberikan hasil yang lebih baik dan efisien bagi pasien. Selain itu, sebagai bagian dari fokus dalam menurunkan ALoS, sebagai contoh, pendaftaran ke bagian Kebidanan & Kandungan dibatasi sampai 3 hari untuk paket khusus kelahiran. d.
Terus mendayagunakan skala ekonomi dan menyempurnakan efisiensi operasi melalui model bisnis yang ramping serta penyempurnaan sistem IT yang dimiliki Perseroan.
Perseroan berencana untuk memanfaatkan skala ekonomi guna mendapatkan posisi tawar menawar yang lebih besar dalam perolehan dan peningkatan jasa pelayanan bersama antara rumah sakit Perseroan. Perseroan telah melaksanakan proses standarisasi obat, perlengkapan dan peralatan medis yang diperoleh dari semua rumah sakit Perseroan. Proses standarisasi memungkinkan Perseroan untuk mengurangi jumlah produk yang digunakan dalam operasi dan meningkatkan efisiensi serta memberikan daya tawar yang lebih besar dengan sejumlah pemasok. Sebagai hasilnya, Perseroan mampu untuk memperoleh harga dan persyaratan lain yang lebih baik dari pemasok. Untuk mayoritas pemasok obat-obatan di rumah sakit, Perseroan bernegosiasi terkait syarat dan ketentuan, termasuk harga dengan pemasok utama untuk keseluruhan grup rumah sakit yang memungkinkan seluruh rumah sakit Perseroan memesan langsung, namun tetap mendapatkan harga terbaik melalui skala ekonomis. Hal ini membantu Perseroan dalam mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi operasional. Perseroan berencana untuk melanjutkan proses standarisasi ini dan mengembangkan cara-cara memperoleh stok untuk mendapatkan daya guna yang lebih besar dan efisien. Perseroan berencana melanjutkan pengembangan sistem manajemen informasi rumah sakit yang terhubung satu sama lain untuk memfasilitasi arus kerja sejak pendaftaran pasien hingga pasien keluar dari rumah sakit. Sistem ini akan mengintegrasikan beberapa jaringan subsistem, termasuk data dan images, rawat jalan, laboratorium, radiologi dan lainnya, sampai pada 2018. Perseroan juga sedang mengimplementasikan sumber data yang terhubung antar rumah sakit untuk menyimpan catatan medis dan informasi lainnya, yang akan menurunkan biaya dan meningkatkan efisiensi. Agar dapat selalu mengukur kemajuan, Perseroan berencana menyempurnakan KPI atau Indikator Kinerja Utama dan peningkatan arus informasi antara bagian-bagian dari sistem manajemen KPI (seperti catatan medis elektronik, penagihan, farmasi). Perseroan berencana memberikan hasil dari peningkatan manajemen KPI dengan karyawan selama pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kerja dan kontrol internal.
162
e.
Melanjutkan untuk merekrut dan mempertahankan para dokter penuh-waktu atau tetap yang berkualitas tinggi.
Perseroan berkeyakinan sebagai perusahaan pemberi kerja yang paling dicari oleh para dokter dan Perseroan berencana untuk terus memperkuat reputasi dalam hal tersebut. Perseroan percaya bahwa dengan merekrut, melatih, dan mempertahankan dokter penuh-waktu atau tetap merupakan kunci sukses Perseroan. Perseroan berencana untuk terus memperbarui peralatan dan fasilitas untuk mengikuti kemajuan teknologi dan juga melatih dokter-dokter Perseroan dalam menggunakan teknologi tersebut. Perseroan percaya bahwa ilmu dan kepiawaian para dokter akan berkembang jika terus dilatih. Hal ini akan memungkinkan para dokter untuk melayani pasien dengan lebih efektif dan menambah tingkat kepuasan kerja dokter. Perseroan juga akan terus memperluas hubungan dengan perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia, yang akan menambah akses dokter pada lebih banyak pasien. Perseroan juga akan melanjutkan promosi dokter dan pelayanan mereka melalui aktivitas pemasaran konsumen, seperti seminar pendidikan kesehatan dan program yang mencapai komunitas, yang dapat mengembangkan reputasi Perseroan dan dokter Perseroan di dalam komunitas tersebut. Perseroan juga terus menjalin hubungan yang baik dengan universitas dan memanfaatkan jaringan dokter Perseroan yang telah ada untuk memperoleh akses ke para calon dokter yang memiliki talenta tinggi. Meskipun sejumlah besar dokter Perseroan merupakan dokter penuh-waktu atau tetap, Perseroan akan terus meningkatkan proporsi jumlah dokter penuh-waktu atau tetap melalui cara-cara tersebut diatas dan dengan memberikan insentif pada para dokter untuk bekerja lebih lama pada rumah sakit Perseroan. 4.
RUMAH SAKIT PERSEROAN
Perseroan, melalui Entitas Anak, pada saat ini memiliki dan menjalankan 11 rumah sakit dengan berbagai layanan spesialis. Peta Pulau Jawa berikut menggambarkan lokasi rumah sakit Perseroan:
163
Tabel di bawah ini menyajikan informasi terkait Rumah Sakit Perseroan per 30 September 2014: Greater Jakarta
Mulai beroperasi..................... Tahun akuisisi ........................ Kelas Rumah Sakit................. Kapasitas Tempat Tidur ......... Tempat Tidur Operasional ..... SVIP .................................. VIP .................................... Kelas 1 ............................. Kelas 2 ............................. Kelas 3 .............................. Lain-lainnya....................... Staf Medis: Dokter Umum .................... Dokter Spesialis PenuhWaktu/Tetap..................... Dokter Spesialis ParuhWaktu ............................... Perawat ............................. Staf Penunjang Medis ..... Pelayanan Umum: Laboratorium .................... Obat ................................. Radiologi .......................... Unit Gawat Darurat (UGD) ............................... Unit Perawatan Intensif (ICU)................................. Pelayanan Spesialis: Anestesiologi ................... Dermatologi...................... Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) Bedah Umum ................... Penyakit Dalam................ Rehabilitasi Medis............ Bedah Saraf ..................... Kebidanan dan Kandungan....................... Pediatrik ........................... Pulmonologi (Paru-Paru) . Urologi.............................. Gigi ................................... Konsultan Nutrisi.............. Oftalmologi (Mata) ........... Orthopedi (Tulang) .......... Psikiatri (Jiwa) .................. Bedah Plastik dan Bedah Rekonstruksi .................... Endoskopi Jantung dan Pembuluh Darah ............................... Nefrologi (Ginjal) ............. Onkologi .......................... Psikologi........................... Akupunktur Diabetes dan Tiroid.......... Hematologi ...................... Kesuburan........................ Payudara.......................... Terapi Pelangsingan dan Olahraga Kesehatan ........ Alergi dan Immunologi ..... Kaki Pediatrik ................... Bedah Pediatrik ............... Gangguan Tidur………………….
Surabaya
RSMK Bekasi Barat 1993 B 272 272 4 26 26 131 56 29
RSMK Bekasi Timur 2004 B 290 243 2 17 32 78 90 24
RSMK Cikarang 2010 B 145 90 1 8 18 21 28 14
RSMK Kelapa Gading 2002 B 167 163 4 37 20 27 27 48
RS Mitra Kemay oran 1998 B 166 166 4 37 36 34 31 24
16
15
10
18
20
13
9
14
28
23
15
19
19
19
10
54 405 149
51 358 126
26 147 62
120 313 137
93 272 120
44 269 111
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √ √ √ √
RSMK Kenjeran 2014 C 202 85 2 18 16 8 20 21
RSMK Tegal 2009 C 120 97 2 26 8 12 20 29
17
7
5
9
6
8
7
44 164 84
79 257 101
69 211 81
30 96 41
59 146 51
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ -
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ -
√ -
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ -
√ -
√ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ -
√ √ √ -
√ √ √ √ √ -
√ √ √ √ -
-
√ -
-
-
√ √
√ √
-
-
-
-
√ -
-
-
-
-
-
164
RSMK Depok 2008 C 174 172 3 26 30 39 50 24
RSMK RSMK RSMK Cibubur Surabaya Waru 2011 1999 2009 C B B 107 184 122 99 138 122 3 4 2 21 24 24 16 26 20 15 29 18 23 35 41 21 20 17
Tegal
-
√ √ √ -
Total
1.953 1,647 31 264 248 412 421 271 144 163 669 2,638 1,063
DATA OPERASIONAL PERSEROAN
Sembilan bulan 30 September 2014
Tahun berakhir 31 Desember 2013 2012
2011
Data Operasi JumlahRumah Sakit……………………………………………… Kapasitas tempat tidur di akhir periode….. ………………….. Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ........................
11 1.953 1.647
10 1.547 1.484
10 1.543 1.489
10 1.552 1.484
Tenaga Medis Dokter Umum(2)…………………………………………………… Dokter Spesialis Penuh-Waktu(3)……………………………….. Dokter Spesialis Paruh-Waktu(3)………………………………... Perawat……………………………………………………………. Staf Medis Lainnya………………………………………………..
144 163 669 2.638 1.063
148 150 628 2.660 1.031
137 149 580 2.349 973
124 142 553 1.990 888
80.968 293.439 65,3% 3,6 11.832
105.604 392.408 72,4% 3,7 11.106
96.062 350.757 64,4% 3,7 10.327
87.536 317.295 58,6% 3,6 9,347
3.265
2.989
2.828
2.579
Rawat Inap Pendaftaran Rawat Inap(4)…….…………………………………. Jumlah hari pasien(5)……………………………………………... Tingkat Okupansi(6) ........................................................................ Average length of stay / ALoS (hari)(7) ........................................... Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap (Rp ribu) (8) ................................................................................. Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(9) (Rp ribu) .....................................................................................
Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan........................................................................ 1.214.663 1.571.744 1.476.149 1.314.163 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (10) ................................................. 419 362 327 293 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Mewakili dokter yang dipekerjakan oleh Perseroan, termasuk dokter umum, dokter unit gawat darurat, dokter ICU, dan dokter laboratorium. (3) Dokter spesialis biasanya dokter independen, tidak diperkerjakan langsung oleh Perseroan. Dokter spesialis penuh-waktu berkerja paling sedikit 40 jam per minggu dan dokter spesialis paruh-waktu bekerja kurang dari 40 jam per minggu. (4) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (5) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit. (6) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (7) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (9) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (10) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut.
Rumah sakit umum di Indonesia diklasifikasi menjadi Rumah Sakit Kelas A, Rumah Sakit Kelas B, Rumah Sakit Kelas C, dan Rumah Sakit Kelas D oleh Menteri Kesehatan. Klasifikasi tersebut berdasarkan layanan, sumber daya manusia, fasilitas, infrastruktur dan peralatan rumah sakit. Izin pendirian dan operasional rumah sakit kelas A dikeluarkan oleh Direktorat Umum Jasa Layanan Medis di bawah Kementerian Kesehatan Indonesia, sementara izin untuk kelas rumah sakit yang lain dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Rumah sakit kelas A biasanya adalah rumah sakit umum pemerintah. Rumah sakit kelas B dan C secara umum adalah rumah sakit swasta yang dibedakan berdasarkan, di antara lain, variasi jasa medis sub-spesialis yang disediakan. Rumah sakit Perseroan menyediakan beberapa jenis kamar yang dapat dipilih oleh pasien berdasarkan harga dan kebutuhan pasien. Jenis kamar yang disediakan dapat dikategorikan sebagai berikut: SVIP VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
: kamar pasien pribadi dengan layanan terbaik dilengkapi dengan kamar mandi termasuk kamar presidential suites. : satu tempat tidur per kamar, termasuk kamar mandi pada beberapa kamar; : kamar dengan dua tempat tidur per kamar; : kamar dengan empat tempat tidur per kamar; : kamar dengan delapan tempat tidur per kamar;
165
Kamar lainnya terdiri dari kategori sebagai berikut: - Pediatrik - ICU (Intensive Care Unit)/ NICU(Neonatal Intensive Care Unit)/ PICU(Pediatric Intenstive Care Unit) - Intermediate
- Isolation
:
kamar untuk anak-anak dengan tempat tidur yang biasanya berkisar dari satu sampai empat tempat tidur per kamar;
:
kamar pada unit perawatan intensif; kamar pada unit perawatan intensif neonatal; kamar pada unit perawatan intensif pediatrik
:
kamar dengan tempat tidur untuk pasien yang terlalu sakit untuk rawat inap umum, tetapi tidak perlu perawatan yang intensif (ICU);
:
kamar dengan tempat tidur untuk pasien yang terjangkit penyakit menular.
Perseroan menyesuaikan perbedaan dari jenis dan tarif kamar pada rumah sakit Perseroan secara periodik berdasarkan permintaan pada area dimana rumah sakit berlokasi. Para dokter yang merawat pasien di rumah sakit Perseroan adalah dokter umum, dokter spesialis penuh-waktu atau tetap atau dokter spesialis paruh-waktu. Dokter umum serta dokter untuk UGD, unit rawat intensif, dan laboratorium dipekerjakan oleh Perseroan dan Perseroan juga membayar gaji, maupun bonus. Selain itu, para dokter tersebut juga mendapatkan sejumlah persentase yang berkisar antara 40% hingga 50% dari imbal jasa konsultasi yang dikenakan kepada pasien, sementara itu Perseroan mendapatkan sebagian lainnya dari imbal jasa konsultasi tersebut yang diakui sebagai pendapatan. Dokter spesialis di Indonesia pada umumnya independen dan tidak dipekerjakan secara langsung oleh rumah sakit serta diperbolehkan bekerja sesuai lisensi yang dimilikinya untuk bekerja pada paling banyak pada tiga rumah sakit terpisah. Dokter spesialis tetap bekerja paling sedikit 40 jam per minggu di rumah sakit Perseroan sedangkan dokter spesialis paruh-waktu bekerja lebih sedikit. Untuk dokter spesialis tetap dan dokter spesialis paruh-waktu, Perseroan tidak mengenakan biaya sewa dalam penggunaan fasilitas Perseroan namun dalam situasi tertentu, Perseroan mengenakan persentase tertentu dari pasien sesuai kesepakatan atas imbalan jasa paling tinggi 25% dan persentase tertentu sesuai kesepakatan imbalan jasa untuk bedah atau prosedur (di rumah sakit Perseroan tertentu) yang bisa mencapai 15% dari imbalan jasa yang dikenakan pada pasien dan Perseroan juga memperoleh penghasilan melalui layanan tambahan termasuk layanan laboratorium dan farmasi. Di bawah ini adalah penjelasan singkat masing-masing rumah sakit Perseroan dimulai dari rumah sakit di Jabodetabek dan diikuti oleh rumah sakit di Surabaya lalu rumah sakit di Tegal. RSMK Bekasi Barat RSMK Bekasi Barat menyediakan layanan rumah sakit umum dan juga sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri, urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, psikologi, kesuburan, akupunktur, bedah plastik/bedah rekonstruksi, diabetes dan tiroid, payudara, nefrologi, dan onkologi. RSMK Bekasi Barat terletak di Jl Jendral Ahmad Yani, Bekasi Barat dan berdiri di atas lahan seluas 10.081 m2. Rumah Bekasi Barat mulai beroperasi sejak 1993 dan memperoleh sertifikasi ISO 9001: 2008 pada 2009 dan sertifikat akreditasi terbaru dari KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit), lembaga akreditasi rumah sakit independen terdaftar di Departemen Kesehatan, pada 2012. Per tanggal 31 Desember 2013, rumah sakit ini memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 272 yang semuanya telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 98 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 427 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas maksimal tempat tidur operasional sebanyak 272 dokter umum dan 98 dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu), serta 405 perawat.
166
Tabel berikut menunjukan statistik tertentu terhadap kegiatan usaha RSMK Bekasi Barat pada tanggal dan periode tersebut di bawah ini: Sembilan bulan 30 September 2014
Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... Jumlah tempat tidur operasional(1)di akhir periode ........................ Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. Jumlah hari pasien(3) Tingkat Okupansi(4) ........................................................................ Average length of stay / ALoS (hari)(5)............................................ Pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap (Rp ribu) (6) Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu) Jumlah pendapatan pasien rawat inap (Rp juta)
Tahun berakhir 31 Desember 2013 2012
2011
272 272 14.545 53.678 72.3% 3,7
272 272 19.896 74.124 74,7% 3,7
272 272 19.008 71.296 71,6% 3,8
283 283 18.805 69.163 67,0% 3,7
8.675
7.877
7.308
6.901
2.351 126.184
2.114 156.715
1.948 138.920
1.876 129.765
Rawat Jalan 209.012 Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... (8) Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) .................................................. 424 88.638 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) .....................................
288.868 277 80.011
301.063 247 74.441
254.360 267 67.979
Data Keuangan Tertentu Pendapatan (Rp juta) ...................................................................................... 214.822 236.726 213.361 197.744 Laba Bruto (Rp juta) ........................................................................................ 96.441 90.520 78.463 76.925 Laba Usaha (Rp juta ) .................................................................................... 87.530 51.409 42.221 38.658 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut.
RSMK Bekasi Timur RSMK Bekasi Timur menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya, termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, psikologi, akupunktur, dan diabetes, tiroid, dan onkologi. RSMK Bekasi Timur terletak di Jl Raya Pengasinan Rawa Semut, Margahayu, Bekasi Timur dan berdiri di atas lahan seluas 12.264 m2. Rumah sakit tersebut mulai beroperasi pada 2004 dan memperoleh sertifikasi ISO 9001: 2008 pada 2009, dan sertifikat akreditasi terbaru yang diberikan oleh KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Bekasi Timur memiliki kapasitas sebanyak 227 tempat tidur yang semuanya telah beroperasi, dan memiliki tenaga kerja sebanyak 85 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 342 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas sebanyak 290 tempat tidur dengan 243 tempat tidur operasional, 89 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 358 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Bekasi Timur menjadi 290 tempat tidur dengan menambahkan 4 tempat tidur operasional di kuartal empat 2014, 15 tempat tidur operasional masing-masing pada 2015 dan 2016, serta 13 tempat tidur operasional pada 2017, dengan mengubah ruangan yang digunakan saat ini sebagai ruang administrasi menjadi kamar tidur pasien bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.
167
Tabel berikut menunjukan statistik tertentu terhadap kegiatan usaha RSMK Bekasi Timur pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini: Sembilan bulan 30 September 2014 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ....................... Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. Jumlah hari pasien(3) Tingkat Okupansi(4) ....................................................................... Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap (Rp ribu) (6) ................................................................................. Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap (7) (Rp ribu) ..................................................................................... Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) ....................
Tahun berakhir 31 Desember 2013 2012
2011
290 243 12.531 45.857 69,1% 3,7
227 227 17.142 63.845 77,1% 3,7
227 227 15.669 56.596 68,1% 3,6
227 227 14.111 50.628 61,1% 3,6
10.275
9.522
8.636
8.032
2.808
2.557
2.391
2.239
128.761
163.230
135.322
113.340
Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 144.182 477 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 68.715 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) ......................................
190.803 431 82.162
180.310 386 69.676
174.605 356 62.243
Data Keuangan Tertentu Pendapatan ...................................................................................................... 197.476 245.392 204.998 175.583 Laba Bruto ........................................................................................................ 91.975 114.879 90.538 79.544 Laba Usaha ...................................................................................................... 67.231 83.366 64.943 53.671 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut.
RSMK Cikarang RSMK Cikarang menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya, termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), serta jantung dan pembuluh darah. RSMK Cikarang terletak di Jl Industri Raya, Lemah Abang, Cikarang dan berdiri di atas lahan seluas 11.301 m2. RSMK Cikarang mulai beroperasi pada 2010 dan memperoleh sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, rumah sakit memiliki kapasitas sebanyak 77 tempat tidur yang semuanya telah beroperasi , dan memiliki tenaga kerja sebanyak 49 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 148 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur operasional sebanyak 145 dengan 90 tempat tidur operasional, 51 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 147 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Cikarang menjadi sekitar 145 tempat tidur pada akhir 2017 dengan menambahkan 20 tempat tidur operasional pada 2015, 20 tempat tidur operasional pada 2016, dan 15 tempat tidur operasional pada 2017 dengan mengubah ruang administrasi yang ada menjadi kamar tidur pasien, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.
168
Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Cikarang pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini:
Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ....................... Pendaftaran rawat inap23) .............................................................. Jumlah hari pasien(3) Tingkat Okupansi(4) ........................................................................ Average length of stay / ALoS (hari)(5)............................................ Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap (Rp ribu) (6).......................................................................... Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu)........................................................................... Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .....................
Sembilan bulan 30 September 2014
Tahun berakhir 31 Desember 2013 2012
2011
145 90 5.557 19.261 78,4% 3,5
77 77 6.546 22.315 79,4% 3,4
77 77 5.694 19.861 70,5% 3,5
77 77 4.025 12.903 45,9% 3,2
8.730
7.738
7.343
6.337
2.519
2.270
2.105
1.977
48.515
50.652
41.808
25.507
Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 81.435 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 332 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) 27.058
92.943 274 25.424
72.965 251 18.307
48.699 220 10.733
Data Keuangan Tertentu Pendapatan ..................................................................................................... 75.573 76.076 60.115 36.240 Laba Bruto ....................................................................................................... 36.708 35.847 26.263 15.252 Laba Usaha ..................................................................................................... 23.136 18.888 12.618 6.189 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode
tersebut.
RSMK Kelapa Gading RSMK Kelapa Gading menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya, termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan, dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, psikologi, kesuburan, akupuntur, bedah kosmetik/bedah rekonstruksi, diabetes dan tiroid, hematologi, nefrologi(ginjal), onkolgi, kaki pediatrik, dan bedah pediatrik. RSMK Kelapa Gading juga memiliki pusat kaki pediatrik yang memberikan pelayanan kepada anak-anak dengan kelainan bawaan dan masalah pediatri terkait lainnya. RSMK Kelapa Gading terletak di Jl Bukit Gading Raya Kav. 2, Kelapa Gading, Jakarta dan berdiri di atas lahan seluas 19.608 m2. Rumah sakit tersebut mulai beroperasi pada 2002 dan memperoleh ISO 9001: 2008 pada 2007 serta sertifikat akreditasi terbaru yang dari KARS pada tahun 2011. Per 31 Desember 2013, rumah sakit tersebut memiliki kapasitas sebanyak 161 tempat tidur yang semuanya telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 157 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 331 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur operasional sebanyak 167 dengan 163 tempat tidur operasional, 157 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 313 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Kelapa Gading menjadi 200 tempat tidur dengan menambahkan (jumlah bersih) 2 tempat tidur operasional pada akhir 2015, 15 tempat tidur operasional pada 2016, 10 tempat tidur operasional masing-masing pada 2016 dan 2017, dengan menambahkan satu lantai bangunan, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.
169
Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Kelapa Gading pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini.
Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ....................... Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. Jumlah hari pasien(3) Tingkat okupansi(4) ........................................................................ Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap (Rp ribu) (6) ......................................................................... Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu) .......................................................................... Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) ....................
Sembilan bulan 30 September 2014
Tahun berakhir 31 Desember 2013 2012
2011
167 163 8.666 33.779 75,9% 3,9
161 161 11.102 45.078 76,7% 4,1
164 164 10.605 41.387 69,0% 3,9
164 164 10.416 40.642 67,9% 3,9
17.707
18.001
16.986
14.819
4.543
4.433
4.352
3.798
153.452
199.843
180.133
154.359
Rawat Jalan 183.360 Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 539 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) 98.758
240.389 501 120.540
237.290 443 105.128
229.611 370 84.941
Data Keuangan Tertentu Pendapatan ...................................................................................................... 252.210 320.383 285.261 239.300 Laba Bruto ........................................................................................................ 104.335 135.014 117.230 95.967 Laba Usaha ......................................................................................................75.009 104.500 87.277 69.492 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut.
RS Mitra Kemayoran RS Mitra Kemayoran menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan khusus lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, kesuburan, akupuntur, bedah plastik / bedah rekonstruksi, diabetes dan tiroid, hematologi, alergi dan imunologi, payudara, nefrologi, onkologi, gangguan tidur, dan terapi pelangsingan dan olahraga kesehatan. RS Mitra Kemayoran terletak di Jl HBR Motik (Landas Pacu Timur), Kemayoran, Jakarta dan berdiri di atas lahan seluas 8.634 m2. RS Mitra Kemayoran mulai beroperasi pada 1998 dan memperoleh ISO 9001: 2008 pada 2012, dan sertifikat akreditasi terbaru ydari KARS pada 2013. Per 31 Desember 2013, RS Mitra Kemayoran memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 166 yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 123 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk spesialis paruh-waktu) serta 269 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur operasional sebanyak 166, 132 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 272 perawat. Perseroan (melalui PT Karyasukses Mandiri) tidak memiliki tanah dimana RS Mitra Kemayoran berada berdasarkan perjanjian kontrak yang telah ditandatangani dengan pemilik tanah, Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia, telah memberikan hak bagi PT Karyasukses Mandiri untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas Perseroan pada tanah tersebut untuk jangka waktu tertentu, Berdasarkan perjanjian tersebut. Perseroan diwajibkan untuk membayar sejumlah persentase dari pendapatan dan laba bersih setelah pajak secara tahunan.
170
Tabel berikut menunjukkan statistik kegiatan usaha RS Mitra Kemayoran pada tanggal dan periode tersebut di bawah ini. Sembilan bulan 30 September 2014 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... Jumlah tempat tidur operasional(1)di akhir periode ........................ Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. Jumlah hari pasien(3) Tingkat okupansi(4)......................................................................... Average length of stay / ALoS (hari)(5)............................................ Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap (Rp ribu) (6).......................................................................... Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu)........................................................................... Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .....................
Tahun berakhir 31 Desember 2013 2012
2011
166 166 7.541 29.534 65,2% 3,9
166 166 9.715 39.124 64,6% 4,0
166 166 10.219 36.377 59,9% 3,6
166 166 9.386 33.387 55,1% 3,6
15.128
14.301
11.951
10.818
3.863
3.551
3.357
3.041
114.078
138.937
122.131
101.538
Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 131.747 492 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) ..................................... 64.760
177.653 462 82.097
173.158 443 76.780
168.263 364 61.180
Data Keuangan Tertentu Pendapatan ..................................................................................................... 178.838 221.034 198.910 162.718 Laba Bruto ....................................................................................................... 76.212 91.446 81.688 56.533 Laba Usaha ..................................................................................................... 41.001 50.061 46.821 26.033 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode
tersebut.
RSMK Depok RSMK Depok menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya, anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, psikologi, bedah plastik/bedah rekonstruksi, nefrologi dan onkologi. RSMK Depok terletak di Jl Margonda Raya, Pancoran Mas, Depok dan berdiri di atas lahan seluas 11.999 m2. RSMK Depok mulai beroperasi pada 2008 dan sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Depok memiliki kapasitas sebanyak 178 dengan 168 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 75 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 264 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur operasional sebanyak 203 dengan 172 tempat tidur operasional, 76 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 269 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Depok sebanyak 203 tempat tidur pada akhir 2016 dengan menambahkan 15 tempat tidur operasional pada 2015 dan 16 tempat tidur operasional pada 2016 dengan menambah lantai atas bangunan, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.
171
Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Depok pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini.
Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode ......................................... Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... Pendaftaran rawat inap(2).............................................................. Jumlah hari pasien(3) Tingkat okupansi(4)........................................................................ Average length of stay (hari)(5)....................................................... Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap (Rp ribu) (6) ......................................................................... Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu) .......................................................................... Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) ....................
Sembilan bulan 30 September 2014
Tahun berakhir 31 Desember 2013 2012
2011
178 172 9.365 31.874 67,9% 3,4
178 168 11.169 38.990 63,6% 3,5
178 172 10.020 34.522 54,8% 3,4
178 172 10.586 36.483 58,1% 3,4
10.333
9.930
8.497
7.195
3.036
2.844
2.466
2.088
96.769
110.905
85.137
76.167
Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 129.987 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 452 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) ..................................... 58.753
161.273 410 66.074
141.922 379 53.782
155.033 264 40.892
Data Keuangan Tertentu Pendapatan ..................................................................................................... 155.522 176.979 138.919 117.059 Laba Bruto ....................................................................................................... 78.668 80.345 63.646 54.735 Laba Usaha ..................................................................................................... 54.166 56.686 42.644 33.053 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut.
RSMK Cibubur RSMK Cibubur menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, bedah plastic/bedah rekonstruksi nefrologi, psikologi dan dermatologi. RSMK Cibubur terletak di Jl Alternatif Cibubur (Transyogi), RT002/RW009, Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna Cibubur dan berdiri di atas lahan seluas 9.815 m 2. RSMK Cibubur mulai beroperasi pada 2011. Per 31 Desember 2013, RSMK Cibubur memiliki kapasitas sebanyak 107 tempat tidur dengan 84 tempat tidur yang telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 66 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruhwaktu) serta 226 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 107 dengan 99 tempat tidur operasional, 63 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 164 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Cibubur menjadi 126 tempat tidur pada akhir 2016 dengan menambahkan 15 tempat tidur operasional pada 2015 dan 12 tempat tidur operasional pada 2016, dengan menambah lantai bangunan, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.
172
Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Cibubur pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini. Sembilan bulan 30 September 2014 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode ......................................... Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. Jumlah hari pasien(3) Tingkat okupansi(4) ........................................................................ Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap (Rp ribu) (6) ......................................................................... Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu) .......................................................................... Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ...................................................................... Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) ................................................. Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) ....................................
Tahun berakhir 31 Desember 2013 2012
2011
107 99 5.411 18.369 68,0% 3,4
107 84 6.252 21.008 68,5% 3,4
107 82 5.203 17.098 57,0% 3,3
107 70 2.552 7.999 31,3% 3,1
12.423
11.549
10.652
8.465
3.659
3.437
3.242
2.701
67.219
72.205
55.425
21.603
92.736 439 40.709
104,957 390 40.973
88.616 316 28.014
41.664 278 11.585
Data Keuangan Tertentu Pendapatan (Rp juta) ................................................................................. 107.928 113.178 83.439 33.188 Laba Bruto (Rp juta) ................................................................................... 46.593 48.428 36.634 13.046 Laba Usaha (Rp juta) ................................................................................ 29.663 30.155 21.718 2.235 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut.
RSMK Surabaya RSMK Surabaya menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk untuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, orthopedik, jantung dan pembuluh darah, psikologi, bedah plastik dan bedah rekonstruksi, hematologi, nefrologi, dan onkologi. RSMK Surabaya terletak di Jl Satelit Indah II, Darmo Satelit, Surabaya dan berdiri di atas lahan seluas 10.542 m2. RSMK Surabaya mulai beroperasi pada 1999 dan memperoleh ISO 9001: 2008 pada 2011 dan sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada tahun 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Surabaya memiliki kapasitas sebanyak 140 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 118 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 266 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 184 dengan 138 tempat tidur operasional, 102 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 257 perawat. Perseroan saat ini berencana meningkatkan jumlah tempat tidur operasional di RSMK Surabaya menjadi 184 tempat tidur pada akhir 2016 dengan menambahkan 2 tempat tidur operasional pada kuartal empat tahun 2014, 25 tempat tidur operasional pada 2015, dan 19 tempat tidur pada 2016, dengan mengubah konfigurasi ruangan pada rumah sakit untuk penambahan tempat tidur, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah memadai dan faktor-faktor lain.
173
Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Surabaya pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini. Sembilan bulan 30 September 2014 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ....................... Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. Jumlah hari pasien(3) Tingkat okupansi(4)......................................................................... Average length of stay / ALoS (hari)(5)............................................ Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap (Rp ribu) (6).......................................................................... Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu)........................................................................... Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .....................
Tahun berakhir 31 Desember 2013 2012
2011
184 138 6.504 23.487 62,3% 3,6
140 140 9.682 36.275 71,0% 3,8
140 140 8.517 31.577 61,6% 3,7
140 140 8.175 30.038 58,8% 3,7
16.413
14.567
13.784
12.726
4.545
3.888
3.718
3.464
106.752
141.034
117.402
104.039
Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan .......................................................................93.653 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 293 27.410 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta)
132.045 230 30.426
129.298 214 27.704
120.944 189 22.853
Data Keuangan Tertentu Pendapatan ..................................................................................................... 134.162 171.460 145.106 126.892 Laba Bruto .......................................................................................................46.457 62.228 46.179 36.332 Laba Usaha .....................................................................................................30.753 41.221 26.900 20.701 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut pada periode tersebut.
RSMK Waru RSMK Waru menawarkan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan khusus lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, psikiatri (jiwa), urologi, orthopedic (tulang), jantung dan pembuluh darah, bedah plastik dan bedah rekonstruksi, hematologi, nefrologi, onkologi. RSMK Waru terletak di Jl Jend. S. Parman No 8, Waru, Sidoarjo dan berdiri di atas lahan seluas 11.737 m 2. RSMK Waru mulai beroperasi pada 2009 dan memperoleh sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Waru memiliki kapasitas sebanyak 122 tempat tidur yang semuanya telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 85 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis paruh-waktu) dan 237 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 122 dengan 122 tempat tidur operasional, 92 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 211 perawat. Perseroan pada saat ini berencana meningkatkan kapasitas tempat tidur RSMK Waru menjadi sekitar 156 tempat tidur sampai pada akhir 2016 dengan menambahkan 17 tempat tidur operasional pada 2015 dan 17 tempat tidur operasional pada 2016 dengan menambah satu lantai bangunan, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.
174
Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Waru pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini. Sembilan bulan 30 September
Tahun berakhir 31 Desember
2014
2013
2012
2011
122 122 6.990 25.536 76,7% 3,7
122 122 9.035 34.881 78,3% 3,9
122 122 7.176 29.452 66,0% 4,1
120 120 6.320 26.757 61,1% 4,2
13.067
12.790
12.243
11.036
3.577
3.313
2.983
2.607
91.336
115.558
87.853
69.746
Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ......................................................................117.989 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) ................................................. 212 25.033 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta)
143.102 206 29.519
121.365 179 21.756
100.377 177 17.730
Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode.......................................... Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. Jumlah hari pasien(3) Tingkat okupansi(4) ........................................................................ Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap (Rp ribu) (6) ......................................................................... Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu) .......................................................................... Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) ....................
Data Keuangan Tertentu Pendapatan .....................................................................................................116.369 145.077 109.609 87.476 Laba Bruto.......................................................................................................50.210 63.266 43.494 36.668 Laba Usaha .....................................................................................................36.000 46.619 29.057 22.950 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut.
RSMK Kenjeran RSMK Kenjeran mulai beroperasi sejak akhir Juni 2014 dan menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), dan bedah plastik/bedah rekonstruksi. RSMK Kenjeran terletak di Jl Kenjeran 506, Surabaya dan berdiri di atas lahan seluas 16.583 m2. Per 30 September 2014, RSMK Kenjeran memiliki kapasitas sebanyak 202 tempat tidur dengan 85 tempat tidur yang telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 45 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 99 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Kenjeran menjadi 202 tempat tidur pada 2017 dengan menambahkan 20 tempat tidur operasional pada 2016, 22 tempat tidur operasional pada masin-masing tahun 2017 dam 2018, dan 20 tempat tidur operasional pada 2019 dengan menambah tempat tidur di ruangan yang belum digunakan, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.
175
Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Kenjeran pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini Sembilan bulan 30 September Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode.......................................... Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. Jumlah hari pasien(3) Tingkat okupansi(4) ........................................................................ Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap (Rp ‘000) (6) ........................................................................ Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu) .......................................................................... Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) ....................
2014
2013
2012
2011
202 85 168 574 7,2% 3,4 13.792
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.317
-
-
-
2.236 281 629
-
-
-
4.037
Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ..................................................... Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu)(8) ................................. Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta)
Tahun berakhir 31 Desember
Data Keuangan Tertentu Pendapatan .................................................................................... 2.946 Laba Bruto...................................................................................... (284) Laba Usaha .................................................................................... (5.645) Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut.
RSMK Tegal RSMK Tegal menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), dan urologi. RSMK Tegal terletak di Jl Sipelem No 4, Kemandungon, Tegal Barat dan berdiri di atas lahan seluas 7.166 m2. RSMK Tegal diakuisisi oleh Perseroan melalui PT Proteindo Karyasehat pada 2008 selama masa pembangunan dan mulai beroperasi pada tahun 2009, dan memiliki sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Tegal memiliki kapasitas sebanyak 97 dengan 67 tempat tidur yang telah beroperasidan memiliki tenaga kerja sebanyak 70 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 150 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas sebanyak 120 tempat tidur dengan 97 tempat tidur operasional, 71 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 146 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Tegal menjadi 120 tempat tidur pada 2016 dengan menambahkan kapasitas tempat tidur pada ruangan yang belum digunakan, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.
176
Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Tegal pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini Sembilan bulan 30 September Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode ......................................... Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... Pendaftaran rawat inap(2).............................................................. Jumlah hari pasien(3) Tingkat okupansi(4)........................................................................ Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap Rp ribu) (6) ....................................................................................... Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu) .................................................................................... Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan………………………………… Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) ................................................. Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) ....................................
Tahun berakhir 31 Desember
2014
2013
2012
2011
120 97 3.690 11.490 43,4% 3,1
97 67 5.065 16.768 68,6% 3,3
90 67 3.951 12.591 51,4% 3,2
90 65 3.160 9.295 39,2% 2,9
6.138
4.697
4.458
4.444
1.971
1.419
1.399
1.511
22.649
23.790
17.615
14.042
28.326 311 8.812
39.711 303 12.036
30.162 257 7.762
20.607 245 5.045
Data Keuangan Tertentu Pendapatan .................................................................................................... 31.462 35.826 25.377 19.087 Laba Bruto ...................................................................................................... 11.984 13.212 8.133 5.610 Laba Usaha .................................................................................................... 2.313 2.305 (1.199) (2.921) Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama. (5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut.
5.
DATA HISTORIS JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN DAN PENDAPATAN ENTITAS ANAK
Tabel dibawah ini memperlihatkan data historis jumlah kunjungan pasien dan pendapatan selama 5 tahun terakhir pada masing-masing Entitas Anak: Keterangan
Sep-14
2013
2012
2011
2010
2009
PT Proteindo Karyasehat Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien) Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien) Pendapatan (miliar Rupiah)
32.633
43.584
40.371
36.941
36.926
36.180
434.629
572.614
554.338
477.664
493.117
480.277
487,9
558,2
478,5
409,6
363,7
325,5
14.077
17.354
15.808
12.968
10.680
10.075
PT Ekamita Arahtegar Pendaftaran Rawat Inap kunjungan pasien)
(per
177
Keterangan Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien) Pendapatan (miliar Rupiah)
Sep-14
2013
2012
2011
2010
2009
276.096
345.346
325.906
271.275
220.340
209.095
360,1
433,5
368,7
272,5
218,4
190,5
9.365
11.169
10.020
10.586
9.438
7.058
129.987
161.273
141.922
155.033
146.003
94.251
155,5
176,9
138,9
117,0
97,3
64,5
18.717
15.693
14.495
14.935
8.646
213.878
275.147
250.663
221.321
189.893
131.790
253,5
316,5
254,7
214,4
187,3
113,2
7.541
9.715
10.219
9.386
9.886
9.697
131.747
177.653
173.158
168.263
167.669
171.280
178,8
221,0
198,9
162,7
149,5
128,4
3.690
5.065
3.951
3.160
2.333
1.124
28.326
39.711
30.162
20.607
8.799
2.924
31,5
35,8
25,4
19,1
10,8
4,8
PT Ragamsehat Multifita Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien) Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien) Pendapatan (miliar Rupiah) PT Alpen Agungraya Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien) Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien) Pendapatan (miliar Rupiah)
13.662
PT Karyasukses Mandiri Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien) Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien) Pendapatan (miliar Rupiah) PT Citra Mandiri Prima Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien) Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien) Pendapatan (miliar Rupiah)
6.
LAYANAN RUMAH SAKIT UMUM
Masing-masing rumah sakit Perseroan menyediakan layanan inti tertentu. Setiap rumah sakit Perseroan memiliki apotek, ruang gawat darurat, kamar operasi, dan unit perawatan intensif. Perseroan juga menyediakan layanan laboratorium dan radiologi di masing-masing rumah rumah sakitnya. Layanan spesialis tertentu juga biasanya disediakan di masing-masing rumah sakit Perseroan, termasuk kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, pediatrik, bedah umum, bedah saraf, urologi, pulmonologi, jantung dan pembuluh darah, anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), dan rehabilitasi medis. Unit Gawat Darurat (UGD) Masing-masing rumah sakit Perseroan memiliki ruang gawat darurat dengan fasilitas yang lengkap dan modern. Ruang gawat darurat Perseroan beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan dilengkapi dengan peralatan life-support seperti peralatan resusitasi jalan napas, peralatan resusitasi henti jantung, peralatan elektrokardiograf (EKG), defibrillator, ventilator ponsel, inkubator, dan perangkat pemantauan pasien. Perseroan menggunakan proses triase untuk memprioritaskan pasien yang perlu perwatan. Perawat Perseroan memiliki sertifikat Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) dalam mendukung basic trauma life support dan dokter Perseroan juga memiliki beberapa sertifikat seperti trauma life support, advanced trauma life support, advanced cardiac life support, dan primary trauma care. Intensive Care Unit (ICU) atau Unit Pelayanan Intensif Masing-masing rumah sakit Perseroan memiliki staff dan peralatan yang terspesialisasi dan bersertifikat untuk mengobati pasien dalam kondisi kritis di ICU tingkat tersier. ICU Perseroan beroperasi dengan menggunakan konsep semi-terbuka, dimana pasien dirawat dengan perawatan dokter utama dalam kerjasamanya dengan dokter ICU. Dengan menggunakan konsep tersebut, dokter utama diintegrasikan dengan pengambilan keputusan sehari-hari saat pasien dirawat di ICU. Dokter ICU di rumah sakit Perseroan bekerja penuh waktu di rumah sakit Perseroan dan memiliki sertifikatsi Konsultan Perawatan Intensif (KIC) dari Asosiasi Anestesia Indonesia. Selain ICU, Perseroan juga memiliki unit perawatan intensif jantung
178
(ICCU), perawatan intensif neonatal (NICU) untuk bayi yang baru lahir dan untuk bayi berusia 28 hari, serta perawatan intensif pediatrik (PICU) untuk bayi antara kurang dari 28 hari sampai satu tahun. Farmasi Masing-masing rumah sakit Perseroan menyediakan apotik dan apoteker yang beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Masing-masing rumah sakit tersebut juga dilengkapi dengan sistem online yang memproses secara langsung, yang dapat menghubungkan dokter dengan apoteker secara cepat dalam meningkatkan proses pembuatan resep dengan konsep resep tanpa kertas. Laboratorium Setiap rumah sakit Perseroan memiliki laboratorium dengan fasilitas lengkap dan modern serta dijalankan oleh tenaga medis berpengalaman. Layanan laboratorium Perseroan beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu termasuk patologi, anatomi, mikrobiologi dan immunoserologi. Rumah sakit Perseroan telah menerapkan sistem informasi yang berhubungan dengan laboratorium secara otomatis sehingga informasi pasien yang dihasilkan oleh peralatan laboratorium dapat dilihat dan diakses oleh dokter yang merujuk. Hasil infromasi pasien tersebut juga dapat langsung dimasukkan dalam catatan elektronik pasien. Radiologi Masing-masing rumah sakit Perseroan memiliki peralatan radiologi yang modern, termasuk peralatan imaging untuk X-ray digital, USG, Multi-Slice Computer Tomography (MSCT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Dalam kegiatan operasionalnya Perseroan menerapkan konsep paperless dan filmless untuk mendukung program penghijauan. Perseroan menggunakan DICOM terbaru (Digital Imaging and Communications in Medicine) standar yang digunakan untuk menyimpan dokumen terkait dan sistem komunikasi yang terintegrasi dengan sistem informasi radiologi. Semua gambar hasil langsung dikirim ke ahli radiologi dan dokter yang mereferensikan, serta langsung disimpan dalam catatan elektronik pasien. 7.
PROSES EKSPANSI DAN PROSPEK USAHA
Perseroan secara berkesinambungan mengkaji jaringan rumah sakit yang dimilikinya dan mempelajari adanya peluang ekspansi yang dapat dilakukan terutama dengan menambah kapasitas rumah sakit yang ada dan melalui pembangunan rumah sakit baru. Rumah Sakit yang Telah Ada Di setiap rumah sakit Perseroan, pada awalnya memiliki ruang terbuka yang memungkinkan ekspansi penambahan kapasitas tempat tidur serta pada rumah sakit Perseroan tertentu, pembangunan konstruksinya telah mempertimbangkan adanya penambahan lantai untuk ekspansi kapasitas di masa depan. Rumah sakit yang baru dibuka, pada umumnya, baru menyediakan jenis layanan utama dan layanan spesialis tertentu dengan 70 sampai 100 tempat tidur. Sesuai Peraturan No. 56/2014, Perseroan (melalui Entitas Anak) diharuskan untuk menyediakan kamar kelas III minimum 20% dari total tempat tidur yang ada. Bila tingkat okupansi rumah sakit telah mencapai tingkat tertentu dan Perseroan mampu merekrut tenaga ahli medis berkualitas dalam jumlah yang memadai, maka sebuah rumah sakit dapat meningkatkan kapasitas dan layanan yang ditawarkan. Dalam jangka panjang, apabila diperlukan penambahan kapasitas, dan desain rumah sakit serta kondisi lainnya memungkinkan maka Perseroan dapat menambah lantai bangunan rumah sakit. Perseroan (melalui Entitas Anak) berencana untuk menambah sekitar 386 tempat tidur tambahan dalam 5 tahun ke depan melalui perubahan konfigurasi ruangan dan penambahan lantai bangungan pada rumah sakit untuk penambahan tempat tidur. Rumah Sakit Baru Perseroan tetap merencanakan pembangunan rumah sakit baru di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya dan berharap dapat untuk membuka 7 rumah sakit baru hingga akhir tahun 2019 di Jabodetabek dan Surabaya, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain. Perseroan membuka RSMK Kenjeran di Surabaya pada Juni 2014 dan menunggu diterimanya seluruh izin yang diperlukan, Perseroan berencana untuk membuka RSMK Kalideres di semester pertama 2015. Perseroan juga berencana untuk membuka 1 rumah sakit baru di 2016, 2 rumah sakit baru masing-masing pada 2017 dan 2018, serta 1 rumah sakit baru pada 2019. Selain itu, Perseroan telah memperoleh lahan seluas 65.755 m2 di selatan dan timur Jabodetabek yang dimaksudkan sebagai lokasi untuk empat rumah sakit yang akan dibangun di masa mendatang. Pada saat ini, Perseroan memiliki rencana untuk mengakuisisi lahan tambahan di selatan,
179
timur dan barat Jakarta dan Surabaya. Saat mengkaji apakah sebuah lokasi cocok untuk dibangun rumah sakit baru atau tidak, Perseroan mengevaluasi berbagai faktor seperti, demografi penduduk setempat, akses transportasi dan kompetisi di daerah tersebut. Perseroan memiliki sebuah tim yang yang bertugas untuk mengelola ekspansi sejak pencarian dan pembebasan lahan, desain rumah sakit, tata letak dan konstruksi, rekrutmen karyawan, pengadaan peralatan, dan memproses permohonan perizinan dari instansi terkait. Pada setiap proyek baru, Perseroan menggunakan pendekatan yang telah distandarisasi yang meliputi, desain, konstruksi, penambahan lantai bangunan, dan layanan yang diberikan. Dengan demikian, seluruh rumah sakit yang dimiliki Perseroan memiliki desain, tata letak dan pendekatan yang telah terstandarisasi. Pada umumnya, Perseroan menggunakan insinyur, arsitek, kontraktor, dan konsultan yang sama untuk setiap proyek. Perseroan percaya pendekatan ini memungkinkan Perseroan membangun rumah sakit baru yang lebih efisien dan dengan biaya yang lebih rendah. Meskipun fokus Perseroan melakukan ekspansi terus berlanjut di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya dalam jangka pendek dan jangka menengah, Perseroan mungkin mempertimbangkan ekspansi di wilayah Indonesia lainnya dalam jangka panjang. Perijinan Agar dapat memulai pembangunan rumah sakit baru secara penuh, Perseroan harus memproses permohonan lisensi dan izin kepada pemerintah daerah dan kantor Dinas Kesehatan tingkat provinsi. Untuk mengoperasikan sebuah rumah sakit, Perseroan pertama-tama harus memperoleh izin pendirian rumah sakit (berlaku untuk jangka waktu satu tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk satu tahun tambahan). Suatu izin pendirian rumah sakit dikeluarkan untuk membangun sebuah bangunan baru atau mengubah fungsi dari bangunan yang telah ada dalam kegunaannya sebagai rumah sakit. Setelah jangka waktu terpenuhinya kondisi dan persyaratan tertentu, rumah sakit kemudian mendapatkan izin operasional yang berlaku untuk jangka waktu lima tahun dan dapat diperpanjang selama rumah sakit masih memenuhi persyaratan tersebut. Dokumen-dokumen yang harus disertakan bersamaan dengan permohonan izin pendirian rumah sakit mencakup: (i) salinan akta pendirian perusahaan; (ii) studi kelayakan rumah sakit, (iii) Master plan rumah sakit setidaknya selama 10 tahun ke depan ; (iv) desain teknik secara rinci; (v) dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan); (vi) salinan sertifikat tanah; (vii) izin gangguan; dan (viii) Izin lokasi, IMB (Izin mendirikan Bangunan), dan surat rekomendasi dari Kantor Pelayanan Kesehatan yang relevan menurut klasifikasi rumah sakit. 8.
ENTRY POINT PASIEN
Entry Point Pasien yang tradisional dimana pasien mengakses dan membayar pelayanan di rumah sakit Perseroan yang menghasilkan pendapatan bagi Perseroan adalah melalui empat jalur utama berikut ini: Layanan Rawat Jalan; Instalasi Gawat Darurat; Layanan Rawat Inap; dan Rujukan Layanan Rawat Jalan Rumah sakit yang dimiliki Perseroan memiliki fasilitas rawat jalan berupa klinik, dimana perawatan dan penanganan seharihari dilakukan oleh dokter-dokter spesialis dalam berbagai spesialisasi medis yang didukung oleh perawat yang berpengalaman serta sistem pengaturan appointment yang difokuskan pada keselamatan dan kenyamanan pasien. Layanan rawat jalan merupakan entry point terbesar Perseroan pada jumlah pasien yang keluar dan masuk, terhitung sekitar 93,7% dari kontak pasien awal Perseroan pada 2013. Layanan rawat jalan juga mencakup penggunaan fasilitas Perseroan untuk prosedur invasif minimal dan perawatan, seperti operasi kecil, fisioterapi, endoskopi, hemodialisis dan kemoterapi. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014, Perseroan mencatat 1.571.744 dan 1.214.663 kunjungan rawat jalan pasien (tidak termasuk pasien yang dirawat oleh kecelakaan dan gawat darurat dan pasien yang dilayani oleh klinik medis Perseroan) di masing-masing tahun. Untuk layanan rawat jalan, Perseroan tidak mengenakan biaya sewa kepada dokter untuk penggunaan fasilitas-fasilitas rumah sakit, melainkan memperoleh persentase dari imbal jasa konsultasi yang dibebankan oleh dokter. Perseroan juga memperoleh pendapatan dari layanan tambahan, seperti imaging dan laboratorium jasa, penjualan obat dan biaya untuk item yang dikonsumsi atau digunakan selama pengobatan. Untuk operasi kecil, Perseroan mendapatkan persentase dari imbal jasa operasi yang dibebankan dokter dan mengenakan imbal jasa untuk penggunaan peralatan dan barang-barang lain yang digunakan dalam proses operasi. Beberapa rumah sakit membutuhkan pasien rawat jalan untuk membayar imbal jasa di muka, sementara pada rumah sakit lain, pasien rawat jalan membayar imbal jasa setelah kunjungan rawat inap. Peraturan tersebut ditetapkan berdasarkan cara yang diterapkan di daerah lokal.
180
Pada periode 1 Januari 2011 sampai dengan 30 September 2014, sekitar 2,9% pasien rawat jalan Perseroan telah menjadi pasien rawat inap. Kecelakaan & Gawat Darurat Dengan keahlian teknologi dan reputasi Perseroan dalam layanan kesehatan yang berkualitas, unit gawat darurat Perseroan dianggap sebagai yang terbaik di setiap komunitas dimana rumah sakit Perseroan berlokasi. Setiap rumah sakit Perseroan memiliki ruang gawat darurat dengan fasilitas modern. Peralatan gawat darurat Perseroan meliputi peralatan resusitasi jalan napas, peralatan resusitasi henti jantung, elektrokardiogram (EKG) peralatan dan perangkat pemantauan pasien. Semua rumah sakit Perseroan juga telah dilengkapi dengan ambulans modern yang dimiliki Perseroan untuk menstabilkan pasien selama dalam perjalanan ke rumah sakit Perseroan meskipun sebagian besar pasien datang sendiri. Semua staf klinis Perseroan dilatih dalam pengobatan darurat standar internasional dan protokol penanganan jantung, stroke dan trauma perawatan sesuai Basic Trauma Cardio Life Support (BTCLS), Advanced Cardio Life Support (ACLS), Advanced Trauma Life Support (ATLS) dan Pedoman Penanganan Gawat Darurat (PPGD). Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, unit-unit gawat darurat rumah sakit Perseroan telah merawat 272.467 dan 199.632 pasien di masing-masing tahun. Semua dokter ruang gawat darurat Perseroan dipekerjakan oleh Perseroan. Perseroan memperoleh penghasilan utama dari jasa layanan unit gawat darurat melalui biaya konsultasi, prosedur dan layanan tambahan seperti imaging, laboratorium dan penjualan obat. Selama periode 1 Januari 2011 sampai 30 September 2014, sekitar 28,0% dari pasien gawat darurat Perseroan menjadi pasien rawat inap. Layanan Rawat Inap Unit layanan rawat inap Perseroan menyediakan perawatan untuk pasien rawat jalan, pasien kecelakaan dan pasien darurat yang telah memilih salah satu rumah sakit Perseroan untuk perawatan lebih lanjut. Volum rawat inap Perseroan terbesar berasal dari konversi pasien rawat jalan, pasien kecelakaan, dan pasien darurat. Sedangkan pendapatan utama rata-rata layanan rawat inap per pasien berasal dari pilihan pasien terhadap kelas kamar, perwatan rumah sakit serta kompleksitas perawatan medis. Untuk layanan rawat inap, Perseroan tidak mengenakan biaya sewa untuk menggunakan fasilitas Perseroan, tetapi mendapatkan sebagian dari biaya konsultasi dokter. Perseroan juga mendapatkan pemasukan dari layanan tambahan, seperti imaging dan layanan laboratorium, penjualan obat-obatan dan biaya-biaya untuk perlengkapan yang dikonsumsi pada saat perawatan sedang berjalan. Untuk pembedahan, Perseroan mendapatkan sebagian dari biaya pembedahan yang dikenakan dokter dan mengenakan biaya untuk pemakaian ruang pembedahan, peralatan dan bendabenda lain yang dipakai selama proses pembedahan. Pendapatan rawat inap per hari terdiri dari biaya ruangan, administrasi, laboratorium, obat-obatan, makanan dan persediaan medis, pendapatan peralatan radiologi dan tambahan, dan biaya ruang bedah. Di seluruh rumah sakit Perseroan, ALoS dari pasien rawat inap untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 sebesar 3,7 dan 3,6 hari di masing-masing tahun. Selain itu, pada periode yang sama, jumlah tindakan pembedahan di kamar operasi adalah sebanyak 20.305 operasi, 22.037 operasi, 23.923 operasi, dan 18.302 operasi. Rujukan Rujukan merupakan pasien yang dirujuk ke rumah sakit Perseroan oleh rumah sakit lain dan dokter untuk rawat inap dan jasa lainnya, (seperti radiologi dan laboratorium dan jasa peralatan diagnostik lainnya). Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, jumlah rujukan rumah sakit Perseroan adalah sebanyak 5.639 pasien dan 4.038 pasien di masing-masing tahun. 9.
SUMBER PENDAPATAN DAN KELOMPOK PASIEN
Pasien rumah sakit Perseroan terdiri dari pasien yang membayar sendiri tagihan rumah sakit mereka menggunakan uang tunai atau kartu kredit, dan pasien ditanggung oleh asuransi kesehatan atau klien korporat, yaitu pasien yang tidak membayar sendiri tagihan rumah sakit mereka, akan tetapi memiliki tagihan mereka dibayar oleh perusahaan asuransi atau klien korporat. Pasien Out-of-Pocket Expense (OPE) Pasien OPE secara historis merupakan penyumbang terbesar penghasilan rumah sakit Perseroan. Pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, pasien OPE berjumlah sekitar 60,7% dan 57,7% dari total pasien Perseroan dan menyumbang 49,5% dan 51,8% dari pendapatan Perseroan di masing-masing tahun. Tidak seperti di banyak negara lain, pasien OPE di Indonesia tidak perlu berkonsultasi ke dokter
181
umum sebelum melakukan konsultasi medis dengan dokter spesialis di rumah sakit, bahkan untuk penyakit ringan. Oleh karena itu, Perseroan menerima pasien OPE yang mencari pelayanan kesehatan primer dari dokter spesialis yang berpraktek di rumah sakit Perseroan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pasien OPE adalah kedekatan dan aksesibilitas rumah sakit, hubungan dengan dokter di rumah sakit, merek dan reputasi untuk layanan spesialis, serta perawatan kesehatan yang berkualitas. Perusahaan Asuransi Tertutup dan Ketentuan Pembayaran Korporat Perseroan mempunyai hubungan dan yang terakreditasi oleh asuransi swasta terbesar seperti PT Asuransi Allianz Life Indonesia, Astra Aviva Life, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, PT Lippo General Insurance Tbk, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT Prudential Life Insurance, PT AIA Financial dan PT Asuransi Sinarmas. Pasien yang memiliki asuransi swasta mendapatkan manfaat berupa diskon untuk layanan tertentu karena Perseroan bekerjasama dengan perusahaan asuransi tersebut. Perseroan aktif berhubungan dengan perusahaan-perusahaan terkait pembentukan program kesehatan bagi karyawan dan bekerjasama dalam mengembangkan paket berbagi jenis perawatan kesehatan. Klien Perseroan mencakup perusahaan afiliasi dari perusahaan multinasional terkemuka di Indonesia, diantaranya, PT Astra Honda Motor, BP, PT Bridgestone Indonesia, PT Chevron Pacific Indonesia, PT Holcim Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT JICT (Jakarta International Container Terminal), PT Kabaya Indonesia, PT Merck Tbk, PT Samsung Electronics Indonesia, PT Showa Manufacturing Indonesia, PT Suzuki Indomobil, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Total E&P Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk, dan PT United Tractors Tbk. Perseroan biasanya memberikan perusahaan asuransi dan klien korporat, syarat pembayaran 15 sampai dengan 30 hari, dan dalam kasus tertentu, sampai dengan 60 hari pada layanan rawat jalan dan dalam kasus tertentu, menawarkan diskon pembayaran di awal. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, sebanyak 799.909 dan 593.327 perusahaan asuransi swasta dan pasien korporat dirawat di rumah sakit Perseroan di masing-masing tahun, atau mewakili sebesar 39,3% dan 42,3% dari seluruh pasien Perseroan dan 50,5% dan 48,2% dari pendapatan Perseroan di masing-masing tahun. 10. PEMASARAN Penjualan dan Pemasaran Perseroan telah merencanakan sejumlah strategi pemasaran untuk menarik pasien baru maupun mempertahankan pasien yang sudah ada. Perseroan merancang strategi berbeda untuk masing-masing kelompok pembayar dan entry point pasien dalam rangka meningkatkan efektivitas strategi tersebut. Masing-masing rumah sakit Perseroan juga memiliki tim penjualan dan pemasaran sendiri dengan kurang lebih lima anggota yang melakukan kegiatan pemasaran untuk rumah sakit Perseroan. Pasien Out-of-Pocket Expense (OPE) Referensi: rumah sakit Perseroan mendapatkan referensi dari dokter swasta dan klinik di sekitar kawasan rumah sakit Perseroan. Rujukan yang didapatakan rumah sakit Perseroan diperoleh karena rumah sakit Perseroan memiliki diagnosis dan layanan kesehatan terkini dimana rumah sakit lainnya mungkin tidak menyediakannya. Pelayanan kesehatan masyarakat: Perseroan juga menjangkau masyarakat setempat untuk mempromosikan pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan Perseroan. Perseroan sering menyelenggarakan seminar dan diskusi di rumah sakit dan kantor-kantor perusahaan untuk mendidik masyarakat tentang masalah kesehatan dan penyakit. Perseroan menjadi tuan rumah kelompok relawan bagi penderita kanker, diabetes, gagal ginjal dan masalah kesehatan lainnya. Perseroan juga berpartisipasi dalam talk show radio dan menulis artikel yang diterbitkan di majalah lokal. Program loyalitas: Perseroan berupaya untuk mempertahankan basis pelangga yang sudah ada. Sebagai contoh, Kartu Mitra Anggota Perseroan menawarkan diskon bagi anggota atas banyak layanan yang disediakan rumah sakit Perseroan. Per 30 September 2014, Perseroan memiliki 9.000 pemegang kartu. Transaksi oleh pemegang Kartu Anggota Mitra mewakili 12,5% dari pendapatan Perseroan pada sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014. Pasien dapat memperoleh Kartu Mitra Anggota dengan mengisi formulir pendaftaran dan membayar biaya pendaftaran satu kali.
182
Pasien Perusahaan dan Asuransi Swasta Perseroan bekerjasama dengan perusahaan asuransi untuk mempromosikan layanan dan manfaat Perseroan kepada pelanggan mereka saat ini maupun calon pelanggan. Sebagai contoh, Perseroan menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis untuk calon pelanggan yang bermaksud membeli asuransi dari salah satu perusahaan asuransi mitra Perseroan. Bagi pasien yang sudah memiliki asuransi kesehatan, Perseroan memungkinkan pasien untuk menerima perawatan medis tanpa perlu membayar secara tunai tetapi Perseroan menerima pembayaran langsung dari perusahaan asuransi sehingga hal ini memberikan pengalaman menyenangkan bagi pasien. Perseroan juga menawarkan pasien yang sudah memiliki asuransi kesempatan untuk mengikuti program pemeriksaan kesehatan medis seperti penyakit kanker dan penyakit kritis lainnya. Perseroan juga memiliki rencana pemasaran yang ditargetkan pada klien perusahaan. Perseroan menyediakan layanan pemeriksaan medis dan paket lainnya seperti paket bersalin yang dapat digunakan di rumah sakit Perseroan manapun bagi karyawan perusahaan klien. Dalam rangka meningkatkan kesadaran kesehatan klien tersebut, Perseroan juga menyediakan pelatihan untuk pertolongan pertama dan kampanye kesehatan perusahaan di berbagai bidang, seperti kebersihan tempat kerja dan edukasi akan bahaya flu burung. Sebagai bagian dari upaya Perseroan mempertahankan klien perusahaan yang sudah ada, Perseroan juga melakukan acara penghargaan dalam bentuk annual corporate gathering yang memungkinkan Perseroan mendapatkan umpan balik dan mempromosikan fasilitas dan layanan baru untuk klien Perseroan. 11. PEMASOK DAN PENGADAAN Setiap rumah sakit Perseroan membeli obat-obatan dan perlengkapan medis lain yang sama dikarenakan Perseroan percaya akan mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi. Sebagian besar obat-obatan yang disediakan di rumah sakit Perseroan didapatkan melalui negosiasi terkait persyaratan penentuan harga dengan pemasok utama di tingkat perusahaan keseluruhan yang memungkinkan masing-masing rumah sakit Perseroan untuk melakukan pesanan secara langsung, namun dengan tetap mempertahankan pengaruh melalui skala ekonomi. Dengan jumlah pemasok yang lebih sedikit, Perseroan dapat membangun hubungan kemitraan jangka panjang, sehingga dapat melakukan negosiasi untuk mendapatkan diskon melalui jumlah pembelian yang banyak terhadap pemasok-pemasok tertentu. Hubungan langsung antara rumah sakit atau fasilitas kesehatan dengan pemasok membantu menghindari duplikasi penanganan proses dan membuat proses pembelian lebih efisien. Tabel di bawah ini meperlihatkan 10 pemasok utama Perseroan untuk obat-obatan dan perlengkapan medis (yang dibeli dari perusahaan obat ternama internasional) untuk sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014. 10 Pemasok Utama untuk Obat dan Perlengkapan Medis Enseval Putera Megatrading Anugrah Argon Medika Antar Mitra Sembada Dos Ni Roha Anugerah Pharmindo Lestari Parit Padang Global Tempo Scan Pacific Merapi Utama Mensa Bina Sukses Kebayoran Pharma
183
Tabel di bawah ini memperlihatkan 10 utama pemasok peralatan medis untuk sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014. 10 Pemasok dan/atau merek Utama untuk Peralatan Medis General Electric Aespire B. Braun Melsungen AG Tawada Healthcare Hamilton Medela Aco Med Supply Paramount Bed Olympus Tesena
Sesuai dengan peraturan Pemerintah, Perseroan melakukan pengadaan obat dan peralatan medis melalui distributor yang ditunjuk oleh produsen. Obat-Obatan, Barang Habis Pakai dan Perlengkapan Porsi signifikan pengadaan dari obat-obatan Perseroan berasal dari perusahan obat nasional terkenal seperti Kalbe Farma, Dexa Medica dan Pharos Indonesia serta perusahaan global seperti Glaxo Smith Kline dan Novartis. Berdasarkan perjanjian Perseroan dengan pemasok, Perseroan berhak untuk mengembalikan obat-obatan yang telah kadaluarsa dan tidak terpakai dan diberikan tenggat waktu pembayaran selama 21 hari. Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013, dan untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, Kalbe Farma, Dexa Medica, Pharos Indonesia dan B. Braun Melsungen AG masing-masing menyumbang lebih dari 5% dari total pembelian Perseroan. Peralatan dan Perangkat Medis Untuk sebagian besar peralatan dan perangkat medis, Perseroan lebih memilih menggunakan satu pemasok utama untuk seluruh peralatan medis. Perusahaan mengembangkan kemitraan jangka panjang dengan produsen global peralatan diagnostik dan medis dalam rangka mendukung migrasi, transisi, dan komisioning rumah sakit Perseroan yang baru dibangun serta rumah sakit Perseroan yang sudah ada. Kesepakatan kemitraan Perseroan mencakup harga berdasarkan skala ekonomi, pembaruan teknologi serta pelatihan dan pendidikan, pemeliharaan terencana dan preventif dan pemasaran bersama. Pendekatan Perseroan dalam pengadaan peralatan medis memungkinkan manajemen yang lebih efektif dan efisien karena karyawan rumah sakit telah terbiasa menggunakan peralatan tersebut. Untuk dialisis dan peralatan laboratorium, pemasok menempatkan atau memasang peralatan kesehatannya di dalam rumah sakit Perseroan dan Perseroan membeli barang habis pakai melalui pemasok tersebut. Pemasok utama untuk peralatan imaging Perseroan adalah General Electric. Perseroan juga menyewa peralatan laboratorium dari berbagai vendor. Ruang operasi dan peralatan departemen steril pusat disediakan oleh B. Braun Melsungen AG yang juga pemasok utama instrumen bedah Perseroan. Tergantung pada kebutuhan khusus rumah sakit, Perseroan juga membeli dari produsen-produsen lain. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 2014, masing-masing dari General Electric, Aespire, B. Braun Melsungen AG, Hamilton dan Tawada mewakili lebih dari 5% dari total pembelian.
184
12. TATA KELOLA KLINIS DAN STANDAR MUTU Perseroan berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien. Setiap rumah sakit Perseroan mengikuti prosedur operasi standar berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan peraturan kesehatan nasional. Pendekatan Perseroan dalam hal tata kelola klinis dibagi menjadi empat unsur utama, yaitu kredensial sumber daya manusia, tinjauan dan penilaian praktik klinis, manajemen risiko klinis dan komitmen untuk pendidikan klinis berkelanjutan. Kredensial Sumber Daya Manusia Untuk memastikan bahwa semua dokter Perseroan telah memenuhi kualifikasi dan memiliki standar tinggi, semua calon dokter harus menjalani proses kredensial sebelum bekerja pada Perseroan. Untuk menyempurnakan program pendidikan dokter yang berkelanjutan dan proses re-kredensial (yang rencananya dilaksanakan setiap 3 tahun, dan akan bekerja di rumah sakit untuk pertama kalinya di 2015), Perseroan memiliki program pelatihan bagi para dokter yang meliputi pelatihan ATCLS (Advance Trauma Cardiac Life Cycles), yaitu pelatihan untuk dukungan perawatan kritis PONEK (Pelatihan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif). Tinjauan dan Penilaian Praktek Klinis Perseroan telah membentuk struktur organisasi komprehensif di setiap rumah sakit yang melibatkan staf klinis lintas rumah sakit dan termasuk komite medis dan komite keperawatan yang melakukan peninjauan atas laporan pagi, laporan kasus kematian, laporan kasus lainnya dan semua umpan balik yang diterima setiap hari. Manajemen Perseroan juga terus memantau dan meninjau standar klinis rumah sakit Perseroan untuk memastikan bahwa program saat ini berfungsi secara efektif dan staf medis memenuhi standar yang ditetapkan. Ulasan Praktek klinis Perseroan mencakup pembuatan prosedur yang ketat untuk mengatur pasien bedah, pengendalian infeksi dan kesadaran keselamatan kerja. Saat ini terdapat 4 standar perawatan medis dan 34 prosedur standar operasi di tempat guna mengelola dan mendukung kinerja klinis. Perseroan melakukan audit untuk menguji kepatuhan terhadap standar dan prosedur dan pelaksanaan rencana tindakan korektif terhadap masalah yang terjadi. Setiap rumah sakit Perseroan memiliki komite etika medis yang melakukan pertemuan rutin paling tidak per 3 bulan, untuk mendiskusikan hal tertentu dan yang terdiri dari komite audit, komite kredensial, dan komite etika. Dalam rangka menyediakan layanan terbaik kepada pasien, Perseroan fokus pada tujuan keselamatan pasien sesuai pedoman KARS yang meliputi enam langkah-langkah khusus, yaitu: akurasi dalam mengidentifikasi pasien, komunikasi yang efektif, ketepatan dalam pemberian obat-obatan, memastikan bahwa prosedur yang tepat diberikan kepada pasien, mengurangi risiko infeksi melalui enam langkah mencuci tangan dan mengurangi risiko menurunnya kondisi pasien. Manajemen Risiko Klinis Selain pengawasan dan penilaian internal, Perseroan juga fokus pada insiden yang nyaris terjadi dan peristiwa tertentu yang tak terduga yang dipadukan dengan panduan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada rumah sakit. Hal ini juga melibatkan pengakuan eksternal dalam bentuk akreditasi baik secara nasional oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit dan ISO. Komitmen pada Pendidikan Klinis yang sedang Berjalan Pendidikan yang sedang berjalan oleh staf medis Perseroan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, sehingga dapat memberdayakan mereka untuk menjalankan protokol praktek klinis dan menerapkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah klinis. Perseroan menyediakan pelatihan untuk staf medis melalui kombinasi pelatihan sambil bekerja, kursus internal maupun eksternal, konferensi, seminar and workshop. Perseroan mengharuskan staf medis untuk memenuhi seluruh persyaratan perizinan yang memerlukan 50 unit pendidikan berkesinambungan per tahun, sedangkan untuk staf non-medis diharuskan memenuhi pelatihan 20 jam per tahun. Selain itu, Perseroan juga memberikan dukungan pada dokter spesialis untuk mengembangkan profesionalitas dengan cara mensponsori mereka untuk menghadiri seminar pelatihan dan menyediakan akses pada jurnal-jurnal medis.
185
Perekrutan Dokter dan Perawat Perseroan memahami pentingnya merekrut tenaga medis dan memiliki sebuah tim sumber daya manusia dan tenaga ahli medis yang berdedikasi dan fokus pada proses perekrutan bagi seluruh rumah sakit Perseroan. Setiap kandidat diseleksi oleh komite medis rumah sakit yang relevan dan juga oleh Direktur Utama Perseroan. Perseroan menerapkan sejumlah strategi guna memastikan dapat menarik dan memotivasi tenaga medis yang kompeten, seperti dokter spesialis, dokter umum, perawat, teknisi kesehatan dan lulusan sekolah kedokteran, untuk berpraktek di rumah sakit Perseroan. Dalam beberapa kondisi, Perseroan juga menawarkan beasiswa bagi calon dokter yang memiliki potensi tinggi sebagai insentif agar bergabung dengan Perseroan. Perseroan secara umum fokus pada perekrutan dokter umum yang dipekerjakan langsung, dan untuk dokter spesialis penuh-waktu yang bekerja paling sedikit 40 jam per minggu di rumah sakit. Perseroan secara berkesinambungan berinvestasi pada pengembangan dan peningkatan secara profesional bagi para dokter melalui pelatihan, bimbingan, dan kesempatan mendapatkan beasiswa. Perseroan menawarkan kesempatan pada para dokter untuk meningkatkan karir, sejalan dengan beberapa dokter umum yang memegang posisi manajemen di rumah sakit, dan menyediakan para dokter lainnya dengan pelatihan dan dukungan finansial terkait untuk mengembangkan keahlian dalam spesialisasi tertentu. Perseroan juga menawarkan beasiswa untuk kandidat dokter yang prospektif. Perseroan berkeyakinan bahwa faktor-faktor tersebut, dan dengan pembagian imbal jasa yang menarik, serta hubungan jangka panjang dengan mayoritas dokter dan dokter spesialis yang banyak memulai karirnya pada rumah sakit Perseroan, telah menyebabkan tingkat rentensi dokter yang tinggi, lebih dari 90% untuk dokter umum dan dokter spesialis pada 2013. Mayoritas dokter umum juga menggunakan surat kabar serta menerima rekomendasi melalui dokter yang telah bekerja di rumah sakit Perseroan. Sedangkan untuk merekrut perawat, Perseroan mempromosikan rumah sakit dengan mengunjungi sekolah kesehatan untuk mewawancara calon perawat dan menawarkan pekerjaan setelah menyelesaikan studi mereka. Perseroan merekrut perawat dari sekolah keperawatan di Indonesia dan dari afiliasi akademi keperawatan Perseroan, APMK, yang memiliki pendaftaran tahunan sekitar 80 hingga 100 siswa dengan total sekitar 250 siswa yang mengikuti program tiga tahun keperawatan. Perseroan biasanya menyediakan beasiswa bagi sekitar 40% sampai dengan 50% dari siswa keperawatan. Kebanyakan siswa diberikan pendidikan secara gratis dan dalam beberapa situasi juga diberi uang saku untuk biaya hidup, dimana Perseroan meminta mereka untuk bekerja selama jangka waktu tertentu setelah lulus. Setiap tahun, sekitar 90% dari lulusan APMK bekerja di rumah sakit Perseroan. Afiliasi Perseroan telah mengubah APMK menjadi STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Mitra Keluarga pada Juli 2014, merupakan institusi pendidikan tinggi swasta dan khusus dalam bidang pendidikan kesehatan yang berlokasi di Bekasi dan saat ini masih dalam proses akreditasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, merupakan bagian dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Untuk perekrutan perawat, Perseroan juga bekerja sama dengan akademi keperawatan dan universitas lain di Indonesia yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Teknologi Informatika Sistem IT di rumah sakit Perseroan telah dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kepuasan pasien dengan memberikan kecepatan, ketepatan dan kehandalan dalam berbagai fungsi dan proses di rumah sakit Perseroan, termasuk membuat diagnosa, menghubungkan informasi medis antar departemen, membuat resep farmasi, dan melacak status pada pasien rawat jalan. Perseroan memiliki sistem penagihan yang terintegrasi dan mencakup proses penagihan mulai dari mencatat biaya pasien sampai pencetakan kwitansi untuk semua pasien Perseroan, termasuk pasien rawat inap, pasien rawat jalan, pasien OPE dan pasien yang ditanggung oleh asuransi atau klien korporat. Perseroan dapat mengirimkan data faktur secara elektronik ke beberapa perusahaan asuransi untuk proses klaim yang lebih cepat. Untuk rawat jalan, Perseroan telah menerapkan sistem satu tagihan pada beberapa rumah sakit Perseroan sehingga pasien dapat membayar semua biaya termasuk biaya konsultasi, biaya farmasi, biaya laboratorium dan imaging pada satu tempat pembayaran. Rumah sakit Perseroan memiliki sistem informasi manajemen yang terintegrasi dalam berbagai sub-sistem jaringan, termasuk data dan gambar, rawat jalan, laboratorium, radiologi dan lain-lain. Selain itu, pengarsipan gambar dan sistem komunikasi Perseroan adalah sebuah sistem komputerisasi yang menggunakan teknologi imaging digital yang dapat menampilkan gambar klinis pada layar secara lebih rinci, guna membantu memudahkan diagnosa oleh dokter. Seluruh data dan informasi disimpan di tempat penyimpanan data elektronik atau server dengan kapasitas tinggi. Perseroan menyimpan data-data simpanan semua rumah sakit Perseroan di RSMK Bekasi Timur dan RS Mitra Kemayoran. Perseroan juga memiliki server cadangan untuk setiap lokasi. Semua server dikelola secara teratur dan diperbaharui setiap beberapa tahun supaya ruang simpan data digunakan secara efisien, kecepatan akses meningkat dan distribusi data dan gambar melalui jaringan sistem Perseroan dapat menjadi lebih baik. Infrastuktur Teknik Informasi Perseroan memiliki sistem keamanan yang luas untuk melindungi data pasien. Perseroan menggunakan program penghadang virus dan alat transfer
186
data antar komputer perusahaan untuk melindungi data. Semua sumber data dan aplikasi dilindungi dengan kontrol akses pemakai. Di setiap rumah sakit Perseroan, semua komputer, server, laboratorium dan sistem radiologi terhubungkan lewat jaringan aman kecepatan tinggi dan enterprise switches. Ini memungkinkan transfer data elektronik yang cepat dan terpercaya untuk para dokter dan perawat. Semua rumah sakit Perseroan juga terhubung melalui jaringan luas-daerah yang aman sehingga memungkinkan beberapa rumah sakit Perseroan mengirim informasi untuk dianalisa oleh dokter-dokter di rumah sakit lain. Selain itu, Perseroan menggunakan sistem informasi untuk mengelola fungsi sumber daya manusia dan memantau secara terpusat pada standar Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator atau KPI) rumah sakit Perseroan setiap bulannya. 13. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (“AMDAL”) DAN/ATAU UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (“UKL-UPL”) Kegiatan usaha Entitas Anak tunduk pada peraturan perundangan yang berlaku di bidang lingkungan hidup. Sehubungan dengan pemenuhan kewajiban Entitas Anak terkait peraturan di bidang lingkungan hidup, Entitas Anak telah memperoleh persetujuan atas dokumen AMDAL dan/atau dokumen UKL-UPL atas rumah sakit yang dimiliki oleh Entitas Anak Perseroan, sebagai berikut: Pelaporan Amdal dan/atau UKL/UPL
No.
Rumah Sakit
No. Izin dan/atau Persetujuan
Dikeluarkan oleh
1.
RSMK Tegal
660.1/36/UKL-UPL/2006
Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Kota Tegal
Pelaporan kepada Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Kota Tegal setiap 6 bulan sekali
2.
RSMK Kelapa Gading
660.1/171.BPLH/2009
Badan Lingkungan Hidup Bekasi
Pelaporan kepada Badan Lingkungan Hidup Bekasi setiap 6 bulan sekali
3.
RSMK Cibubur
660.1/171.BPLH.AMDAL/XII/2009
Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi
Pelaporan kepada Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi
4.
RSMK Surabaya
660/247/436.7.2/2009
Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Surabaya
5.
RSMK Waru
42/UKL-UPL/2009
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo
Pelaporan kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo setiap 6 bulan sekali
6.
RSMK Kenjeran
660.1/2220/436.7.2/2013
Walikota Surabaya
Pelaporan kepada Walikota Surabaya setiap 6 bulan sekali
7.
RSMK Kemayoran
PM.00.04.6.5.6306/1998
Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
Pelaporan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan setiap 6 bulan sekali
187
setiap 6 bulan sekali Pelaporan kepada Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Surabaya setiap 6 bulan sekali
Pelaporan Amdal dan/atau UKL/UPL
No.
Rumah Sakit
No. Izin dan/atau Persetujuan
Dikeluarkan oleh
8.
RSMK Bekasi Barat
660.1/449-DTKP.LH/VII/02
Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Bekasi
Pelaporan kepada Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Bekasi setiap 6 bulan sekali
9.
RSMK Bekasi Timur
660.1/402-LH/2002
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi
Pelaporan kepada Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi setiap 6 bulan sekali
10.
RSMK Cikarang
660.2.1/27/TU/DPDLP/2008
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Pertambangan Kabupaten Bekasi
Pelaporan kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Pertambangan Kabupaten Bekasi setiap 6 bulan sekali
11.
RSMK Depok
660.1/376/III/BLH/2013
Walikota Depok.
Pelaporan kepada Walikota Depok setiap 6 bulan sekali
Entitas anak telah melakukan kegiatan pengelolaan limbah sesuai dengan dokumen Amdal dan/atau UKL/UPL yang dimiliki untuk menunjang kegiatan usaha yang dilakukan. 14. PERSAINGAN Perseroan bersaing dengan rumah sakit umum Pemerintah, rumah sakit swasta lainnya, klinik kecil, rumah sakit yang dimiliki atau dioperasikan oleh organisasi nirlaba dan amal dan rumah sakit yang berafiliasi dengan sekolah kedokteran di Indonesia. Perseroan percaya bahwa pesaing utama Perseroan adalah Kelompok rumah sakit Siloam, Ramsay Health Care Indonesia, kelompok rumah sakit Hermina, kelompok rumah sakit Pluit, kelompok rumah sakit Omni yang merupakan kelompok rumah sakit swasta yang beroperasi di Indonesia. Perseroan juga menghadapi persaingan dari kelompok rumah sakit regional dan kelompok rumah sakit internasional yang beroperasi di Singapura dan Penang. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Bab X Tinjauan Industri. 15. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Entitas Anak menjalan kegiatan usaha dan memberikan layanan dengan menggunakan merek “RS Mitra Keluarga”. Hak kekayaan intelektual Entitas Anak yang telah terdaftar pada Menkumham, Direktorat Hak Kekayaan Intelektual yang terdiri dari “RS Mitra Keluarga,” dan logonya, berdasarkan Sertifikat Merek No. IDM000069138 yang didaftarkan pada 13 Agustus 2004 atas nama PT Proteindo Karyasehat, yang telah habis masa berlakunya pada 1 Agustus 2014 dan saat ini sedang dalam proses perpanjangan berdasarkan agenda pendaftaran merek dengan register No. R11176/2014 tertanggal 14 Juli 2014, dan “RS Mitra Kemayoran,” berdasarkan Sertifikat Merek No. IDM000071872 pada 26 April 2006 atas nama PT Proteindo Karyasehat, yang saat ini sedang dalam proses perpanjangan berdasarkan agenda pendaftaran merek dengan register No. R11763/2014 tertanggal 4 Agustus 2014, “Jakarta Orthopedic Center”, sesuai dengan Sertifikat Merek No. IDM00319772 tanggal 12 September 2011 atas nama PT Karyasukses Mandiri dan “Jakarta Urology Center” sesuai dengan Sertifikat Merek No. IDM000319774 tanggal 12 September 2011 atas nama PT Karyasukses Mandiri. Pada saat ini Perseroan sedang dalam proses mengajukan pendaftaran merek “Mitra Keluarga” dengan logo baru yang prosesnya dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2015.
188
16. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES/”CSR”) Perseroan menganggap serius tanggung jawabnya terhadap masyarakat. Perseroan telah melakukan berbagai kegiatan Corporate Sosial Responsibility dalam beberapa tahun terakhir diantaranya: Go Green Movement. Perseroan telah mengurangi konsumsi pemakaian kertas dan bahan lainnya melalui penggunaan teknologi terkini. Perseroan sudah mampu untuk tidak menggunakan kertas dan kertas film pada barang-barang seperti resep dan gambar radiologi supaya lebih ramah terhadap lingkunganya. Perseroan juga memiliki inisiatif pengolahan limbah. Pelayanan Kesehatan Umum. Perseroan menjangkau masyarakat lokal untuk mempromosikan pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan Perseroan. Perseroan secara berkala mengadakan seminar dan ceramah di rumah sakit untuk mendidik masyarakat tentang masalah terkait kesehatan dan penyakit. Perseroan juga menjadi tuan rumah kelompok relawan bagi penderita kanker, gagal ginjal, dan masalah kesehatan lainnya. Perseroan juga menyelenggarakan kegiatan olahraga untuk wanita hamil dan pasien yang telah mengalami stroke, diabetes, atau memiliki masalah kesehatan lainnya. Layanan Sosial. Perseroan telah memberikan bantuan berupa obat-obatan untuk bantuan pada korban bencanabencana alam nasional yang terjadi antara lain gempa bumi Padang pada September 2009, gempa bumi Yogyakarta Mei 2006, dan tsunami Aceh pada Desember 2004. Selain itu, Perseroan juga secara berkala memberikan perawatan dan operasi massal, misalnya operasi. Lainnya. Selain itu, Perseroan juga berpartisipasi dalam kegiatan seperti relawan mobilisasi tenaga medis, menyumbang peralatan kesehatan, dan kebutuhan lainnya untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana alam. Kegiatan sosial Perseroan yang dilakukan secara berkala meliputi program pengobatan gratis massal dan program donor darah untuk membantu Palang Merah Indonesia. Pada saat ini Perseroan sedang dalam proses mengajukan pendaftaran merek “Mitra Keluarga” dengan logo baru yang prosesnya dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2015. 17. SERTIFIKAT DAN PENGHARGAAN Selama 25 tahun terakhir, Perseroan telah menjadi bagian dari banyak tonggak penting dalam pengembangan kesehatan di Indonesia. Sebagai contoh, Perseroan yang pertama mendirikan rumah sakit umum swasta di Bekasi dan Perseroan percaya bahwa rumah sakit Perseroan di Surabaya adalah yang pertama yang memiliki layanan MRI pada 2001. Rumah sakit Perseroan telah menerima berbagai macam penghargaan. Contoh penghargaan Perseroan tercantum di bawah ini: RSMK Bekasi Barat: Kategori Biru untuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Daerah (PROPERDA) Kota Bekasi 2012, dari BPLH Bekasi. Indonesia WOW Brand 2014 Gold Award Chain Hospital (Jabodetabek). Best Doctor Services versi asuransi Garda Medika tahun 2010. RSMK Bekasi Timur: Juara ke 2 lomba kebersihan RS Sekota Bekasi 2010-2011 RSMK Kelapa Gading: Indonesia Brand Champion 2013 Gold Award dalam Rumah Sakit paling Direkomendasi (Jakarta) Indonesia Brand Champion of 2013 Gold Award Most Recommended Hospital in Jakarta Customer Loyalty Award to RS Mitra Keluarga Jakarta, dari Info Gading Group RS Mitra Kemayoran: Platinum Provider in Value Service 2012, dari PT Lippo General Insurance Tbk. RSMK Depok: Penghargaan wajib pajak terbaik kategori pajak parkir kota Depok 2012, dari Walikota Depok RSMK Cibubur: Kategori Biru untuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Daerah (PROPERDA) Kota Bekasi 2012, dari BPLH Bekasi RSMK Surabaya: Surabaya Service Excellence Award, 2012. Bronze Brand Champion of Most Recommended Hospital in Surabaya The Best Hospital & Service Excellent of The Year, dari International Professional Award 2011. RSMK Waru: RS Pendatang Baru Berprestasi, dari Pengurus Pusat Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia 2012
189
X.
TINJAUAN INDUSTRI
Frost & Sullivan telah seksama dan berhati-hati dalam penyusunan laporan yang digunakan sebagai dasar untuk penyusunan Bab ini. Informasi diperoleh oleh Frost & Sullivan dari sumber yang dianggap dapat diandalkan. Namun, Frost & Sullivan tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi apapun dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian atau bagi hasil yang diperoleh dari penggunaan informasi tersebut. Tidak ada bagian dari laporan ini boleh dipublikasikan atau direproduksi dalam bentuk apapun tanpa persetujuan Frost and Sullivan secara tertulis. F&S tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi yang mungkin didasarkan pada informasi yang diungkapkan dalam laporannya. 1
Pengenalan Kepada Pasar Jasa Layanan Kesehatan di Indonesia
Pengeluaran jasa layanan kesehatan di Indonesia diharapkan sebesar 14.7% CAGR dari 2013 sampai 2020, didorong faktor demografis dan non-demografis. Pendorong demografis adalah pertumbuhan populasi tenaga kerja muda dengan daya beli lebih tinggi yang mau membayar lebih besar untuk jasa layanan kesehatan, terutama di sektor swasta. Pertumbuhan populasi yang lebih tua juga diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran atas layanan kesehatan seperti keperluan untuk jasa layanan kesehatan spesialis akan terus meningkat. Salah satu pendorong utama non-demografis adalah meningkatnya pendapatan masyarakat Indonesia. Sekitar 150 juta warga Indonesia diperkirakan memiliki penghasilan tahunan yang dapat dibelanjakan antara US$3.000 – US$8.500 akhir 2014. Sekitar 61% populasi Indonesia diperkirakan mengalami urbanisasi hingga 2025. Ekspansi masyarakat kelas menengah ditambah adanya urbanisasi dan gaya hidup yang berubah, diperkirakan dapat mendorong kenaikan permintaan jasa layanan kesehatan dasar dan spesialis yang lebih berkualitas di Indonesia. Pengeluaran layanan kesehatan di Indonesia pada 2013 diperkirakan sebesar 3,3% dari PDB. Angka tersebut relatif terendah dibanding negara-negara tetangga seperti Singapura (5,8%), Malaysia (4,3%), dan Thailand (4,2%). Relatif rendahnya pengeluaran layanan kesehatan sebagai persentase dari ekonomi, ditambah dengan demografi yang menguntungkan, kenaikan pendapatan, dan penetrasi yang belum maksimal pada kota – kota besar dan menengah mengindifikasikan adanya kesempatan besar untuk tumbuh bagi pasar jasa layanan kesehatan dan industri rumah sakit swasta. Belanja sektor pemerintah dan swasta pada layanan kesehatan diperkirakan naik lebih tinggi karena adanya target pemerintah Indonesia dalam menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS untuk menjamin 100% dari penduduk Indonesia hingga 2019. Penyelenggaraan JKN diharapkan untuk meningkatkan pengeluaran publik dan swasta pada pelayanan kesehatan karena pemerintah berencana mensubsidi semua pengeluaran medis masyarakat Indonesia. Penyelenggaraan JKN tersebut juga akan menguntungkan sektor jasa rumah sakit seiring pertambahan jumlah pasien yang diperkirakan akan meningkat secara pesat karena rumah sakit umum dikhawatirkan tidak dapat memenuhi peningkatan jumlah pasien tersebut. Untuk menanggapi kebutuhan rumah sakit yang lebih banyak karena meningkatnya permintaan layanan kesehatan yang lebih baik dengan bertambahnya masyarakat berpenghasilan menengah dan pengenalan skema JKN, Pemerintah juga mendorong sektor swasta untuk meningkatkan investasi di bidang infrastruktur layanan kesehatan dengan merevisi Daftar Negatif Investasi, yang memungkinkan lebih banyak pelaku industri untuk memasuki sektor jasa pelayanan kesehatan di Indonesia. Jumlah rumah sakit swasta naik dari 315 rumah sakit pada 2011 sampai 760 rumah sakit pada 2014, peningkatan yang lebih cepat dari rumah sakit Pemerintah. Sebagian besar rumah sakit dan sumber daya medis terkonsentrasi di pulau Jawa karena pulau Jawa adalah pulau yang terpadat (± 70% dari total penduduk) dengan perekonomian paling besar di Indonesia. Di masa datang, pulau Jawa masih akan menjadi pusat pertumbuhan terutama di dua kota terbesarnya, yakni DKI Jakarta dan Surabaya. Kota DKI Jakarta memberikan kontribusi 18% dari total PDB 2013, sedangkan Surabaya, yang merupakan ibukota provinsi Jawa Timur, memberikan kontribusi 16% dari total PDB pada tahun yang sama. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia memiliki kekurangan dalam jumlah tempat tidur rumah sakit dan tenaga kerja medis (terutama dokter dan perawat). Saat ini, Indonesia memiliki rasio 1.13 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk dan 0,37 dokter per 1.000 penduduk. Kurangnya jumlah tempat tidur rumah sakit dan dokter, dibandingkan dengan negara-negara tetangga, menunjukkan masih terdapat potensi pertumbuhan yang besar pada infrastruktur layanan kesehatan di Indonesia.
190
Sektor rumah sakit swasta di Indonesia sangat terfragmentasi. Sepuluh kelompok usaha rumah sakit terbesar mengendalikan 9% dari jumlah total rumah sakit dan memiliki 22% dari jumlah total tempat tidur rumah sakit swasta. Pasar rumah sakit swasta diperkirakan sebesar Rp93,6 triliun pada 2014. Frost & Sullivan memperkirakan bahwa pasar akan bertumbuh sampai Rp142,6 triliun pada 2019 dengan CAGR sebesar 8,8%. Banyak rumah sakit swasta yang memperluas rumah sakit yang ada dengan menambah tempat tidur, jenis layanan dan bagian baru pada rumah sakit, sementara beberapa rumah sakit lain melakukan perluasan dengan membangun rumah sakit baru. Lokasi yang disasar untuk ekspansi masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan terutama di Jabodetabek karena peningkatan permintaan untuk layanan kesehatan yang lebih baik. 1.1.1
Produk Domestik Bruto
Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan mengalami rata-rata pertumbuhan PDB riil tahunan sebesar 6,3% antara 2010 dan 2012. Meskipun ada penurunan pertumbuhan sementara antara 2013 dan 2014 karena lemahnya kinerja di sektor ekspor (mengingat penurunan permintaan ekspor dari pasar berkembang oleh negara maju), secara keseluruhan pertumbuhan PDB diperkirakan akan bangkit dan kembali normal pada 6,0% per tahun mulai dari 2015 dan seterusnya seperti yang terlihat pada Grafik 1. Grafik 1. Pertumbuhan PDB Riil Indonesia (2009-2019F) Persentase (%)
8.0% 6.2%
6.0% 4.0%
6.5%
6.3%
5.4%
4.6%
2.0% 0.0%
2009
2010
2011
2012
5.8%
5.8%
6.0% 6.0%
6.0% 6.0% Real GDP Growth
2013 2014F 2015F 2016F 2017F 2018F 2019F Sumber: BPS Indonesia; IMF
Dalam prakiraan periode jangka menengah ke jangka panjang, pembangunan ekonomi Indonesia tetap positif karena pemulihan ekonomi global, konsumsi swasta domestik yang kuat dan investasi yang tumbuh setelah pemilihan presiden Mei 2014 lalu. Pemerintah Indonesia telah merevisi Daftar Negatif Investasi negara dalam rangka meningkatkan investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia. Prospek di 2015 dan pertumbuhan selama jangka menengah bergantung pada manajemen ekonomi makro yang berkelanjutan oleh pemerintah baru dan reformasi pro-market yang berkesinambungan. Pemerintah Indonesia juga sedang menerapkan rencana utama untuk mempercepat dan memperluas pertumbuhan ekonomi, atau MPE3I (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Angka-angka PDB riil Indonesia dapat dilihat pada Grafik 2. PDB riil Indonesia ditunjukkan sebesar Rp2.770 triliun (US$2,3 miliar) pada 2013.
191
Grafik 2. PDB Riil Indonesia (2009 - 2019F)
Triliun Rupiah
CAGR 2009-2013: 6.2% p.a.
4,500
CAGR 2013-2019F: 5.9% p.a.
4,000 3,500
2,179
2,465
2,619
2,770
2,314
2009
2010
2011
2012
2013
2014E
3,000 2,500
3,273
3,088
2,919
3,470
3,678
3,899
2,000 1,500 1,000 500 0
2015F
2016F
2017F
2018F
2019F
Sumber: BPS Indonesia; IMF
Grafik 3 memperlihatkan bahwa PDB per kapita Indonesia meningkat dari Rp9,3 juta (US$761) pada 2009 menjadi Rp11,6 juta (US$950) pada 2014. Pertumbuhan PDB per kapita diharapkan akan berlanjut pada CAGR sebesar 4,7% per tahun dan mencapai Rp14,7 juta (US$1,205) di 2019. PDB per kapita di Indonesia telah mencapai angka tertinggi pada 2013 dan diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi lagi ke depannya. Grafik 3. PDB Riil Per Kapita Indonesia (2009-2019F)
Miliar Rupiah
16.0
CAGR 2013-2019F: 4.7% p.a.
CAGR 2009-2013: 4.7% p.a.
14.0 12.0 10.0
9.3
9.7
10.2
10.7
2009
2010
2011
2012
11.1
11.6
12.1
2013
2014E
2015F
12.7
13.3
14.0
14.7
8.0 6.0 4.0 2.0 0.0 1.1.2
Populasi
2016F
2017F
2018F
2019F
Sumber: BPS Indonesia; IMF
Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, dengan populasi 249 juta pada 2013. Bank Indonesia memperkirakan bahwa penduduk Indonesia akan mencapai 252 juta pada Juni 2014. Populasi diperkirakan meningkat menjadi 285 juta orang pada 2025. Penduduk Indonesia terdiri dari jumlah tenaga yang besar. Pada 2013, sebesar 67% dari populasi adalah kelompok usia 15-64 tahun. Tingkat urbanisasi juga meningkat karena sebagian besar populasi usia muda mencari peluang kerja yang lebih baik di kota-kota besar. Ini menyebabkan kenaikan pendapatan dan daya beli secara relatif, yang merupakan pendorong penting peningkatan pengeluaran untuk jasa layanan kesehatan di Indonesia.
192
Pada 2025, penduduk Indonesia berusia 65 ke atas diperkirakan mencapai 21 juta, hampir 8 juta lebih tinggi dari 2013, yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu penduduk yang paling cepat penuaannya di Asia. Hal ini berdampak pada peningkatan permintaan layanan kesehatan khusus seperti perawatan geriatrik dan pusat perawatan penyakit kronis dan memberikan momentum untuk potensi pertumbuhan jangka panjang untuk konsumsi dan permintaan layanan kesehatan di Indonesia. Grafik 4. Proyeksi Penduduk Menurut Kelompok Umur (2010-2025F) Miliar Penduduk
CAGR 2010-2013: 1,4% p.a.
CAGR 2013-2025F: 1,1% p.a.
300
249
239 12
250
271 17
13
285 21
200 150
184
194
69
71
70
2013
2020F
2025F
159
167
68 2010
100 50 0
0-14 years
15-64 years
65 years and above
Sumber: Indonesia Population Projections 2010-2025 - Bappenas; Frost & Sullivan
1.1.3
Pendapatan Yang Dapat Dibelanjakan
Indonesia berada di tengah-tengah konsumen boom. Peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposable income) dan pertambahan populasi penduduk usia muda mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pada 2013, Indonesia mencatat US$490 miliar jumlah pendapatan yang dapat dibelanjakan. Urbanisasi dan peningkatan populasi muda yang memasuki dunia kerja diperkirakan menyebabkan pertumbuhan ini dan pendapatan tahunan yang dapat dibelanjakan diharapkan dapat meningkat sampai dengan US$750 miliar di 2020F. Grafik 5. Pendapatan Tahunan Yang Dapat Dibelanjakan Di Indonesia (2013-2020F) CAGR 2013-2020F: 6,3%
Miliar US$
800 600
490
580
750
400
200 -
2013
2015F
2020F
Sumber: Euromonitor; Frost & Sullivan
193
Menurut Nomura Global Economics, masyarakat kelas menengah(1) di Indonesia diperkirakan mencapai 150 juta orang pada 2014 seperti yang ditunjukkan pada Grafik 6. Hal ini menunjukkan bahwa 60% dari penduduk di Indonesia termasuk kategori menengah, menjadikannya kelompok populasi dengan pendapatan menengah terbesar di Asia Tenggara. Grafik 6. Populasi Masyarakat Kelas Menengah di Beberapa Negara ASEAN Juta Orang
Sumber: World Bank; Nomura Global Economics, CEIC
Peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan memungkinkan masyarakat kelas menengah di Indonesia untuk membelanjakan lebih banyak barang-barang di luar kebutuhan pokok, termasuk layanan kesehatan yang berkualitas. Faktor tersebut, bersama dengan meningkatnya kesadaran kesehatan dan pengenalan skema JKN pada 2014, diperkirakan menyebabkan peningkatan permintaan untuk jasa layanan kesehatan di Indonesia. Seiring kenaikan tingkat pendapatan, kelompok penduduk berdaya beli lebih tinggi akan menuntut layanan kesehatan yang berkualitas lebih tinggi dan lebih efisien. Kelompok demografis yang sama, dengan daya beli yang lebih tinggi, juga akan menghabiskan proporsi yang lebih besar dari pendapatan mereka pada layanan seperti kebugaran, kesehatan, dan kecantikan. Selain itu, kenaikan permintaan layanan kesehatan publik diharapkan mendorong peningkatan kemakmuran bagi masyarakat Indonesia (yang mencari kualitas pelayanan yang lebih cepat dan baik) pada sektor layanan kesehatan swasta. Tren ini sudah diamati di pasar lain yang mengalami pertumbuhan penduduk yang makmur, seperti Malaysia, Thailand dan Singapura di Asia Tenggara serta negara-negara di Eropa Timur. Lebih banyak kelompok usaha rumah sakit swasta baik asing maupun lokal di negara-negara tersebut yang mencari cara untuk melayani kelompok yang berkembang melalui pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas. Catatan: 1 Didefinisikan sebagai populasi dengan pendapatan yang dapat dibelanjakan antara US$3,000 – US$8.500 per tahun 1.1.4
Urbanisasi
Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia menyebabkan tingginya tingkat urbanisasi. Penduduk perkotaan di Indonesia, sebagai persentase dari total penduduk, telah mencapai 52% pada 2013. Seperti ditunjukan pada Grafik 7, pada 2025, Indonesia diperkirakan mengalami urbanisasi sebesar 61% di perkotaan dengan jumlah penduduk 172 juta orang. Peningkatan urbanisasi ditambah perubahan gaya hidup dan peningkatan kesadaran kesehatan juga diperkirakan dapat mendorong permintaan kesehatan dasar dan yang juga lebih terspesialisasi pada jasa layanan kesehatan.
194
Grafik 7. Persentase Populasi Urban dari Total Populasi di Indonesia (2010-2025F) Persentase (%)
Sumber: Indonesia Population Projections 2010-2025 – Bappenas
1.2
Indikator Pelayanan Kesehatan
1.2.1
Infrastruktur dan Pengeluaran untuk Layanan Kesehatan
Grafik 8 menunjukkan total pengeluaran untuk layanan kesehatan di Indonesia yang berjumlah sekitar Rp30 miliar pada 2013. Total pengeluaran layanan kesehatan diperkirakan naik dua kali lipat pada 2018, seiring peningkatan permintaan untuk layanan perawatan kesehatan yang berkualitas dan angka harapan hidup. Pasar jasa layanan kesehatan juga didukung oleh program dan kebijakan pemerintah yang diharapkan menyebabkan peningkatan pengeluaran kesehatan dan akses ke pelayanan kesehatan.
Grafik 8. Jumlah Pengeluaran Untuk Layanan Kesehatan di Indonesia (2009-2020F) Miliar US$
CAGR 2013-2020F: 14,7%
CAGR 2009-2013: 12,5%
100 80
60 40 20 0
19.0
21.1
2009
2010
23.4
26.4
30.4
2011
2012
2013
35.0
40.3
46.4
52.9
60.6
69.5
79.2
2014E 2015F 2016F 2017F 2018F 2019F 2020F Sumber: EIU; World Bank; EXIM Bank; Frost & Sullivan
Catatan: Total Pengeluaran Kesehatan merupakan biaya keseluruhan dalam industri; jasa (rumah sakit, klinik, dll), barang (peralatan medis, bahan habis pakai, dll), farmasi, infrastruktur, asuransi dan penggantian, dll. Seiring dengan peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan kebiasaan belanja yang paling umum adalah lebih banyak di pasar Over the Counter (OTC) dibandingkan dengan pelayanan rumah sakit. Populasi terbesar di Indonesia masih dalam kelompok berpenghasilan rendah ke menengah yang termasuk dalam kategori ini. Grafik 9 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pengeluaran terendah dalam pelayanan kesehatan dengan persentase terhadap PDB sebesar 3,3% pada 2013, di antara beberapa negara pilihan dan juga merupakan yang terendah dibanding negara tetangga seperti Singapura (5,8%), Malaysia (4.3 %), dan Thailand (4,2%). Hal ini menunjukkan besarnya peluang pertumbuhan bagi sektor rumah sakit swasta, terutama mengingat komposisi dan tren demografi yang menguntungkan, peningkatan pendapatan dan penetrasi di bawah maksimal di kota-kota besar dan kota-kota kelas menengah, yang membawa peningkatan dalam jumlah pengeluaran untuk layanan kesehatan sebagai proporsi atas PDB.
195
Grafik 9. Jumlah Pengeluaran atas Layanan Kesehatan Sebagai Persentase dari PDB Pada Tahun 2013
Persen (%)
Sumber: Centers for Medicare & Medicaid Services, Office of the Actuary; United Kingdom: Healthcare Report, Economist Intelligence Unit; Kementerian Kesehatan Indonesia, China; Singapore Government Budget; Economic Survey, India; Frost & Sullivan
Pengeluaran kesehatan sebagai persentase dari PDB turun secara marjinal disebabkan pelambatan ekonomi karena krisis keuangan global, dari 3,1% pada 2007 sampai pada kisaran 2,8% selama 2008 sampai 2011; namun, angka tersebut diestimasi 3,3% pada 2013 dan diperkirakan naik sampai 4,4% dari PDB sampai dengan 2018. 1.2.2
Pengeluaran per Kapita Atas Layanan Kesehatan
Pengeluaran per kapita Indonesia atas jasa layanan kesehatan lebih sedikit dibandingkan negara-negara lain di sekitarnya. Terbukti pada Grafik 10 bahwa pengeluaran per kapita Indonesia atas jasa layanan kesehatan pada 2012 hanya sebanyak US$35, salah satu yang terendah di kawasan ini. Sistem layanan kesehatan di Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Malaysia dan Thailand, dimana semua negara-negara tersebut sudah memiliki sistem layanan kesehatan yang berkembang sepenuhnya, terutama di sektor publik. US$
10,000
Grafik 10. Pengeluaran per Kapita Atas Layanan Kesehatan di Berbagai Negara (2013)
9,064
8,000 6,000
3,662
4,000 2,000 0
United States
United Kingdom
2,140
Singapore
457
197
139
61
35
Malaysia
China
Thailand
India
Indonesia
Sumber: Centers for Medicare & Medicaid Services, Office of the Actuary; United Kingdom: Healthcare Report, Economist Intelligence Unit; Kementerian Kesehatan Indonesia, China; Singapore Government Budget; Economic Survey, India; Frost & Sullivan
1.2.3
Pengeluaran atas Layanan Kesehatan Sektor Publik dan Swasta
Total pengeluaran kesehatan di Indonesia terus meningkat dari Rp231 triliun (US$19 miliar) pada 2009 menjadi Rp367 triliun (US$30,4 miliar) pada 2013 seperti yang ditunjukkan pada Grafik 11. Di dalamnya, pengeluaran sektor publik untuk kesehatan pada tahun 2013 diperkirakan Rp148 triliun (US$12,2 miliar) sementara pengeluaran pada sektor swasta sebesar lebih dari Rp221 triliun (US$18,2 miliar).
196
Grafik 11. Pengeluaran Atas Layanan Kesehatan Sektor Publik dan Swasta (2009-2013) CAGR % 2009-2013
Miliar USD
35.0
30.4
30.0 25.0
21.1
19.0
20.0
15.0 10.0
6.8
7.9
8.9
10.5
2009
2010
2011
2012
5.0 0.0
18.2
15.9
14.5
13.1
12.1
26.4
23.4
12.2
2013
Total
12.5%
Pengeluaran Swasta
10.8%
Pengeluaran Publik
15.4%
Sumber: Global Health Expenditure Database, WHO Pada 2004, sekitar 40% dari pengeluaran kesehatan dilakukan oleh pemerintah atau badan-badan pemerintah dan 60% oleh sektor swasta seperti ditunjukkan pada Grafik 12. Komposisi ini tidak berubah secara material selama rentang 2004-2013. dan pengeluaran kesehatan swasta tetap menjadi sumber utama pendanaan. Lebih lanjut, pengeluaran di sektor swasta dibayar langsung out-of-pocket oleh rumah tangga di Indonesia.
Grafik 12. Rincian Pengeluaran Kesehatan di Indonesia berdasarkan Pembiayaan (2004-2013) 100%
50% 0%
60.5
71.2
68.6
63.6
64.2
63.9
62.3
62.1
60.4
60
39.5
28.8
31.4
36.4
35.8
36.1
37.7
37.9
39.6
40
2004
2005
2006 2007 2008 Public Expenditure
2009 2010 2011 Private Expenditure
2012
2013
Sumber: Global Health Expenditure Database, WHO Grafik 13 menunjukkan persentase pengeluaran pelayanan kesehatan sektor publik dan swasta di beberapa negara. Indonesia, Singapura dan India adalah negara-negara dengan pengeluaran publik terendah di bidang layanan kesehatan. Namun, Kementerian Kesehatan di Indonesia telah mengalokasikan Rp31,4 triliun (US$2,6 miliar) dalam anggaran 2014 mereka. Hal ini mencerminkan fokus pemerintah dalam memberikan sistem kesehatan yang mendukung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi seluruh penduduk sampai 2019.
197
Grafik 13. Persentase Pengeluaran untuk Pelayanan Kesehatan Publik dan Swasta di Negara-negara Tertentu (2012*) 100%
50% 0%
62.4
60.4
53.6
45.0
44.0
33.1
37.6
39.6
46.4
55.0
56.0
Singapore
India
Indonesia
United States
Malaysia
China
66.9
Public
23.6
17.5
76.4
82.5
Thailand
United Kingdom
Private Sumber: Global Health Expenditure Database, WHO Catatan: * Data terbaru yang tersedia
Pemerintah Indonesia mulai menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan National (JKN) sejak 1 Januari 2014. Diadakannya program JKN diharapkan dapat meningkatkan pengeluaran pelayanan kesehatan publik seiring dengan niat Pemerintah untuk mensubsidi pengeluaran medis bagi seluruh masyarakat Indonesia di masa depan. Meskipun jumlah cakupan bervariasi di tingkat pendapatan populasi, namun skema tersebut diharapkan berpengaruh signifikan saat terimplementasi penuh. Tujuan Pemerintah dalam menerapkan program JKN melalui BPJS adalah untuk menjamin kesehatan 100% populasi penduduk hingga 2019. Pemerintah memperkenalkan JKN secara bertahap. Per pertengahan 2014, JKN telah berhasil mengintegrasikan berbagai skema asuransi kesehatan milik negara (Jamkesmas, Askes, BPJS, Askes TNI / Polri dan Komersial dan Jamkesda) menjadi pembayar tunggal, organisasi kuasi pemerintah yang dikenal sebagai BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yang akan mengelola JKN. Pemerintah bertujuan untuk menjamin perusahaan besar sampai 2017 dan usaha kecil sampai 2018. Sementara skema tersebut diimplementasikan, pengimplementasian tersebut bertujuan menjamin kesehatan seluruh penduduk Indonesia pada 2019. Pemerintah akan menanggung premi dari 86,4 juta para anggota Jamkesmas dan telah mengalokasikan total Rp 31,4 triliun dalam anggaran 2014. Per 2013, 121,6 juta penduduk (sekitar 48% dari total populasi) telah dijamin, sementara 50 juta penduduk lainnya telah dijamin oleh skema kesehatan publik lainnya. Sekitar 28% populasi Indonesia atau hampir 70 juta penduduk, masih belum diasuransikan. Peraturan SJSN berlaku pada skema non-iuran bagi masyarakat miskin, skema iuran untuk jaminan sosial wiraswasta dan skema jaminan sosial wajib untuk pekerja penuh-waktu. Cakupan tersebut diharapkan mempengaruhi sektor jasa rumah sakit karena jumlah pasien diperkirakan akan meningkat secara signifikan di masa depan. Ada kekhawatiran akan ketidakmampuan rumah sakit Pemerintah untuk memenuhi ketinggian tingkat masuk pasien; oleh karena itu rumah sakit swasta diperlukan untuk melayani peningkatan jumlah pasien. Sudah ada peraturan bahwa rumah sakit swasta harus mengalokasikan persentase tertentu dari tempat tidur dan layanan mereka kepada pasien BPJS. Sementara beberapa rumah sakit swasta tidak tertarik pada inisiatif-inisiatif tersebut karena langkah tersebut tidak menguntungkan, diharapkan skema akan direvisi seiring kemajuan dan memastikan hasil yang juga menguntungkan untuk rumah sakit swasta. 2
Garis Besar Pasar Jasa Pelayanan Kesehatan di Indonesia
2.1
Garis Besar Pasar
2.1.1
Dinamika Infrastruktur Layanan Kesehatan
2.1.1.1
Pasar Jasa Layanan Kesehatan
Healthcare Services (HCS) didefinisikan sebagai penyelenggara jasa konsultasi, diagnosa, dan perawatan pasien untuk pencegahan atau pengobatan penyakit, sakit ringan, cedera atau kondisi kesehatan fisik dan psikologis lain. Layanan ini disediakan para profesional kesehatan seperti dokter spesialis dan dokter umum didukung oleh asisten medis, perawat, dan petugas kesehatan lainnya.
198
HCS publik mengacu pada HCS yang diberikan oleh Pemerintah, umumnya melalui kementerian yang ditunjuk dan badanbadan administratif. Layanan yang diberikan, didanai melalui anggaran sektor publik, skema asuransi nasional / provinsi dan / atau program kesehatan universal. Organisasi nirlaba juga dianggap sebagai bagian dari segmen public industri. HCS swasta mengacu pada layanan yang ditawarkan oleh organisasi swasta dan terdaftar yang mencari keuntungan di pasar. Pendanaan kesehatan swasta biasanya terdiri dari Out-of-Pocket expenses ("OPE") atau program asuransi swasta dan, di beberapa negara, dana dari asuransi nasional atau sosial. Grafik 14. Segmentasi Pasar HCS Menurut Tingkat Perawatan
• Pengobatan Penyakit Dasar • Check-Up Rutin • Layanan Vaksinasi • Layanan Gigi • Pertolongan Pertama
• Konsultasi Spesialis • Bedah Lokal • Gawat Darurat • Diagnosa/Imaging • Pengobatan Akut
• Rawat Konsultasi Spesialis • Pengobatan Lanjut & Bedah Kompleks • Rawat Jalan
Higher Patient Traffic
• Bedah Kompleks Risiko Tinggi • Cangkok Organ
Lower Patient Traffic
Lower Revenue per Patient
Higher Revenue per Patient Sumber: Disusun oleh Frost & Sullivan
Layanan perawatan primer adalah tahap konsultasi paling utama untuk pasien dalam HCS. Tenaga perawatan profesional primer diantaranya adalah dokter umum atau dokter praktek keluarga, dokter perawatan primer, dan perawat dalam kondisi rawat jalan. Layanan perawatan primer umumnya disediakan melalui pusat-pusat perawatan kesehatan, klinik, dokter2 kantor, dan kadang-kadang apotek. Layanan mencakup pengobatan penyakit dasar, check-up rutin, layanan vaksinasi, pemberian pertolongan pertama untuk cedera serta layanan gigi. Layanan perawatan sekunder adalah layanan kesehatan yang disediakan biasanya oleh dokter spesialis dan profesional kesehatan lainnya yang bukan merupakan point kontak pertama dengan pasien. Biasanya, pasien dirujuk oleh petugas layanan perawatan primer, dan layanan sekunder dapat diselenggarakan berdasarkan rawat inap atau rawat jalan. Layanan kesehatan sekunder biasanya disediakan di klinik spesialis, rumah sakit, dan pusat layanan kesehatan yang memiliki fasilitas khusus untuk diagnosa, pengobatan rawat inap, dan operasi umum. Layanan kesehatan sekunder didukung oleh tenaga kesehatan seperti perawat, apoteker, dan gabungan professionals2 kesehatan. Contoh dokter perawatan sekunder termasuk ahli jantung, dokter kandungan dan ginekolog, serta dokter anak. Layanan perawatan tersier adalah tingkat HCS yang disediakan bagi pasien yang biasanya melibatkan rawat konsultasi spesialis, pengobatan lanjut atau bedah kompleks dan rawat inap. Pasien layanan perawatan tersier biasanya dirujuk oleh dokter perawatan primer atau sekunder. Layanan ini disediakan melalui rumah sakit dan pusat layanan kesehatan dengan peralatan khusus dan fasilitas untuk intervensi medis yang kompleks. Contoh perawatan tersier termasuk operasi jantung, bedah saraf, bedah rekonstruksi ortopedi, hemodialisis ginjal dan pengobatan kanker.
199
Perawatan Kuarterner dianggap sebagai perpanjangan dari perawatan tersier yang melibatkan bedah kompleks dan berisiko tinggi seperti cangkok organ. Karena begitu khususnya, perawatan kuaterner tidak ditawarkan setiap rumah sakit atau pusat layanan kesehatan di Indonesia. Indonesia hampir tidak memiliki sumber daya layanan kesehatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan kesehatan penduduknya yang besar. Kekurangan ini meliputi kekurangan pelatihan dan keterampilan dan ketidakmerataan sebaran atas infrastruktur dan sumber daya manusia. Dengan populasi lebih dari 240 juta, Indonesia memiliki defisit dalam jumlah dokter dan tempat tidur rumah sakit. Selain itu, infrastruktur dan sumber daya kesehatan terkonsentrasi di pulau Jawa, yaitu di daerah Jabodetabek. Namun, pertumbuhan ekonomi baru-baru ini di provinsi lain di Sumatra dan Indonesia Timur telah mendorong lebih banyak investasi proyek infrastruktur kesehatan di daerah-daerah ini. Grafik 15 menunjukkan bahwa jumlah rumah sakit, baik rumah sakit Pemerintah maupun swasta, terus meningkat dari 1.721 rumah sakit pada 2011 menjadi 2.350 rumah sakit pada 2014. Ada pertumbuhan yang lebih tinggi pada rumah sakit swasta di Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Grafik 15. Jumlah rumah sakit swasta mencapai 760 rumah sakit pada 2014 dari 315 rumah sakit pada 2011. Catatan: 2 Didefinisikan sebagai semua ahli kesehatan yang: (1) Bukan merupakan dokter, dokter gigi, atau perawat yang terdaftar; dan (2) Telah menerima pelatihan khusus dan memerlukan lisensi khusus untuk melayani sebagai anggota tim pelayanan kesehatan.
Jumlah Rumah Sakit
Grafik 15. Jumlah Rumah Sakit Umum dan Swasta di Indonesia (2011-2014)
2500
2,083
2000
1,721
1500
315
1000
543
1540
2,228
2,350
666
760
1562
1590
1406
CAGR % 2011-2014 Total
10.9%
Rumah Sakit Swasta
34.1%
Rumah Sakit Umum
4.2%
500 0
2011
2012
2013
2014
Sumber: Kementerian Kesehatan Indonesia Catatan 1: angka tahun 2014 adalah per 28 Agustus 2014 Catatan 2: Pada tahun 2011, Pemerintah Indonesia memulai proses reklasifikasi rumah sakit. Perubahan penting dicatat adalah (i) rumah sakit swasta nirlaba sekarang diklasifikasikan sebagai publik, dan (ii) Rumah sakit BUMN (kategori BUMN) yang berada di bawah Kementerian lain di klasifikasi umum telah direklasifikasi sebagai swasta. (iv) Klinik besar / rumah sakit yang sebelumnya tidak termasuk dalam registri sekarang termasuk karena proses re-klasifikasi. Efek bersih dari perubahan ini adalah meningkatnya jumlah tempat tidur rumah sakit Pemerintah dan swasta dari 2011 keatas.
Rumah sakit di Indonesia telah mengalami proses re-klasifikasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan sejak 2011. Melalui proses re-klasifikasi ini, baik rumah sakit umum publik maupun swasta dikelompokkan dalam 5 kategori yang berbeda (Kelas A, B, C dan D) berdasarkan ukuran tempat tidur, layanan, dan kemampuan. Bagi rumah sakit yang sebelumnya tidak disertakan, juga dipertimbangkan untuk di re-klasifikasi. Maka dari itu, terdapat peningkatan jumlah rumah sakit umum (baik publik maupun swasta) dan juga jumlah keseluruhan tempat tidur di Indonesia sejak 2012 dan seterusnya. Salah satu alasan pengklasifikasian adalah untuk menyediakan alokasi dana yang tepat dalam pengadaan obat-obatan dan peralatan medis, terutama pada rumah sakit Pemerintah.
200
Grafik 16 menunjukkan sebagian besar rumah sakit terkonsentrasi di wilayah Pulau Jawa yang sebanyak 1.164 rumah sakit dan sisanya berada di luar pulau Jawa sebanyak 1.064 rumah sakit. Grafik 16. Jumlah Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Tiap Provinsi di Indonesia (2013) Jumlah Rumah Sakit
350
Number of Public and Private Hospitals Java: 1,164 Outside Java: 1,064 Total: 2,228
210
300
216 138
250 200 150 136 109
Grafik 17 menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal dalam jumlah tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk dibanding negaranegara di kawasan ASEAN pada 2012.
Grafik 17. Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit per 1.000 penduduk di Negara Tertentu (20123) Jumlah Rumah Sakit per 1.000 Populasi
Sumber: Ministry of Health, Indonesia
201
Gorontala
West Sulawesi
West Papua
Sumber: Kementerian Kesehatan Indonesia
Bangka Belitung Islands
Central Kalimantan
Bengkulu
North Maluku
Sulawesi Tenggara
West Nusa Tenggara
Riau Islands
Central Sulawesi
Jambi
Maluku
Papua
South Kalimantan
North Sulawesi
West Kalimantan
East Nusa Tenggara
Lampung
South Sumatra
Aceh
East Kalimantan
Bali
Riau
West Sumatra
North Sumatra
South Sulawesi
Banten
DI Yogyakarta
West Java
59
East Java
0
Java Region
46 37 29 29 44 42 32 40 32 36 33 27 18 27 24 19 20 18 63 49 18 18 17 13 12 42 11 8 25 25 17 15 15 20 9 9 17 1 8 4 2 4 11 0 2 6 5 5 1 0 0 3 2 1 1
DKI Jakarta
50
Private Hospitals 67
28 52
Central Java
100
Public Hospitals
114
87
Grafik 18 menunjukkan bahwa jumlah tempat tidur naik dua kali lipat dari 149.538 tempat tidur pada 2008 menjadi 284.892 tempat tidur pada 2014. Pada 2014, Indonesia memiliki rasio sebesar 1,13 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk. Namun, rasio tersebut masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Sama seperti sumber daya kesehatan lainnya, sebagian besar tempat tidur rumah sakit terkonsentrasi di wilayah pulau Jawa, dengan 154.087 tempat tidur rumah sakit pada 2014.
Jumlah Tempat Tidur per 1.000 populasi
Grafik 18. Jumlah Total Tempat Tidur dan Kepadatan Rumah Sakit (Jumlah Tempat Tidur per 1000 Penduduk)
Jumlah Tempat Tidur
Sumber : Kementerian Kesehatan, Indonesia Catatan 1: Angka-angka untuk 2014 adalah per tanggal 28 Agustus 2014 Catatan 2: Pada tahun 2011, Pemerintah Indonesia memulai proses reklasifikasi rumah sakit. Perubahan penting dicatat adalah (i) rumah sakit swasta nirlaba sekarang diklasifikasikan sebagai publik, dan (ii) Rumah sakit BUMN (kategori BUMN) yang berada di bawah Kementerian lain di klasifikasi umum telah direklasifikasi sebagai swasta. (iv) Klinik besar / rumah sakit yang sebelumnya tidak termasuk dalam registri sekarang termasuk karena proses re-klasifikasi. Efek bersih dari perubahan ini adalah meningkatnya jumlah tempat tidur rumah sakit swasta dan swasta dari 2012 keatas.
Dibanding negara-negara lain di kawasan regional, Indonesia juga kekurangan jumlah profesional medis yang signifikan (terutama dokter dan perawat) di semua provinsi di Indonesia. Distribusi tenaga kerja layanan kesehatan Indonesia cenderung terkonsentrasi di pusat-pusat perkotaan. Jumlah dokter per 1.000 penduduk adalah 0,37 pada 2014 dengan rata-rata 0,45 di Jawa dan 0,35 di luar Jawa. DKI Jakarta memiliki tingkat rasio tertinggi dengan 0,88 dokter per 1.000 penduduk seperti ditunjukkan Grafik 19. Pada Agustus 2014, ada 295.508 perawat di seluruh Indonesia, mayoritas dari mereka berada di wilayah Jawa. Untuk mengatasi masalah dokter yang tidak terdistribusi dengan benar, Pemerintah telah menerapkan layanan wajib pada rumah sakit Pemerintah selama 2-5 tahun bagi seluruh lulusan sekolah kedokteran (sekolah umum dan swasta).
202
Grafik 19. Jumlah Dokter per 1.000 Penduduk Menurut Provinsi di Indonesia (2013) Jumlah dokter per 1.000 penduduk
Jumlah Dokter per 1.000 Populasi Pulau Jawa : 0.45 Di luar Pulau Jawa : 0.35 Total: 0.37
Java Region
Sumber: Ministry of Health, Indonesia Berdasarkan angka-angka dari Grafik 18 & 19, jelas bahwa ada ruang yang cukup besar untuk pertumbuhan infrastruktur, yang akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pemerintah telah bekerja sama dengan sektor swasta sehingga investasi lebih diutamakan di daerah-daerah pertumbuhan di luar Pulau Jawa untuk mengimbangi distribusi dokter di seluruh Indonesia.
Grafik 20. Jumlah Rata-Rata Lulusan Medis Menurut Propinsi Di Seluruh Indonesia Per Tahun Jumlah Lulusan Medis
Jumlah Rata-Rata Lulusan Kedokteran Pulau Jawa: 4.096 Di luar Pulau Jawa : 2.785 Total : 6.881
Java Region
Sumber: Indonesian Medical Council
Grafik 20. Menunjukkan jumlah rata-rata mahasiswa kedokteran yang lulus setiap tahun di seluruh provinsi di Indonesia. Setiap tahun, sekitar 7.000 mahasiswa kedokteran menyelesaikan studinya di seluruh Indonesia. Grafik 20 juga menunjukkan bahwa lebih dari 4.000 mahasiswa kedokteran yang lulus setiap tahun berasal dari wilayah pulau Jawa (jumlah terbanyak di DKI Jakarta) yang berjumlah lebih dari 50% dari lulusan kedokteran di negara ini. Namun, ada sebagian besar siswa yang gagal 'Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)'; yang merupakan ujian wajib bagi semua mahasiswa kedokteran untuk lulus sebelum mereka dapat berpraktek. Sekitar 35% lulusan fakultas kedokteran tidak lulus ujian setiap tahun dan harus mengulang tahun depannya dikarenakan ketidakmampuan dan kurangnya pengalaman. Akibatnya, ribuan lulusan dari universitas negeri dan swasta tetap menganggur. Indonesia perlu fokus pada pengembangan kelompok besar tenaga kerja muda ini untuk mengatasi meningkatnya permintaan layanan kesehatan di negara ini.
203
2.1.2
Dinamika Rumah Sakit Swasta
Secara tradisional, rumah sakit swasta di Indonesia terkonsentrasi di daerah yang perekonomiannya lebih berkembang seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Namun, pergeseran demografi dan kekayaan telah mengubah fokus beberapa pelaku industri rumah sakit swasta di Indonesia. Berdasarkan peningkatan potensi permintaan, secara bertahap operator rumah sakit mendirikan rumah sakit baru di kota-kota / provinsi berkembang. Kesempatan tambahan untuk jasa layanan kesehatan juga terletak pada peningkatan jumlah ekspatriat dan pasien kaya yang mencari layanan berkualitas tinggi di Jakarta dan Jabodetabek. Selanjutnya, meningkatnya jumlah tenaga kerja yang bermigrasi dari daerah interior ke Jakarta / Jabodetabek akan memberikan potensi jumlah pasien yang lebih besar di daerah perkotaan yang mencari jasa pelayan kesehatan yang baik. Rendahnya jumlah tempat tidur per 1.000 penduduk merupakan indikasi bahwa terdapat permintaan tambahan untuk tempat tidur rumah sakit yang mencerminkan potensi pertumbuhan infrastruktur kesehatan di negara ini. Akibatnya, kelompok layanan kesehatan swasta melihat potensi dan berkembang pesat tidak hanya di Jabodetabek, tetapi juga di daerah lain di Indonesia di mana ada permintaan yang signifikan untuk layanan kesehatan yang lebih baik. Lebih banyak rumah sakit baik publik maupun swasta di Jabodetabek sedang mempersiapkan diri untuk peningkatan jumlah pasien paska pengenalan JKN di masa datang. Sektor rumah sakit swasta di Indonesia sangat terfragmentasi dengan 760 rumah sakit. Sebanyak 10 kelompok rumah sakit terbesar menguasai hampir 10% dari semua rumah sakit dan merupakan 18% dari jumlah tempat tidur rumah sakit swasta di Indonesia. Kelompok rumah sakit multi-spesialisasi utama adalah Siloam Hospital Group, Mitra Keluarga Group, Awal Bros Group, Sari Asih Group, dan Ramsay Sime Darby Health Care. Tabel 1. Daftar Grup Rumah Sakit Swasta Utama dengan Perkiraan Jumlah Tempat Tidur, Indonesia, 2013
Jumlah Rumah Sakit Swasta
Jumlah Rumah Sakit di Jabodetabek
Jumlah Rumah Sakit di Surabaya
Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit*
Siloam Hospital Group
16
6
1
3.783
Multi-specialty Hospital
Mitra Keluarga Group
11
7
3
1.500
Multi-specialty Hospital
Hermina Hospital Group
18
10
-
1.200
Obstetrics & Gynecology Hospital
Awal Bros Group
8
4
-
1.000
Multi-specialty Hospital
Sari Asih Group
7
6
-
900
Multi-specialty Hospital
Ramsay Sime Darby Health Care
3
2
1
650
Multi-specialty Hospital
Eka Hospital Group
2
1
-
480
Multi-specialty Hospital
Mayapada Healthcare Group Pondok Indah Healthcare Group
2
2
-
470
Multi-specialty Hospital
2
2
-
450
Multi-specialty Hospital
Omni Hospital Group
2
2
-
440
Multi-specialty Hospital
Total dari Grup Rumah Sakit Swasta Utama Total Indonesia
71
42
5
~ 10.000
Grup Rumah Sakit Swasta
Bagian Dari Grup Rumah Sakit Utama
760
~ 45.000
9,3%
22,0%
Tipe Rumah Sakit
Sumber: Compiled by Frost & Sullivan from hospital websites, press releases and primary interviews. Catatan: *Jumlah kapasitas tempat tidur per 31 Desember 2013.
204
Di antara 3 rumah sakit teratas yang dapat dilihat pada tabel 2, Mitra Keluarga menunjukkan kinerja yang terbaik. Jumlah rawat inap dan rawat jalan untuk Mitra Keluarga lebih besar dibandingkan Siloam Hospitals meskipun Siloam memiliki jumlah rumah sakit terbanyak di Indonesia. Angka EBITDAR Mitra Keluarga dan pendapatan bersih juga ditunjukkan lebih kuat dibandingkan dengan rival terdekat, Siloam Hospitals. Tabel 2. Grup Rumah Sakit Swasta Utama yang Terdaftar, Indonesia, 2013 Per Desember 2013
Mitra Keluarga
Siloam Hospitals
Omni Hospitals
Jumlah Rumah Sakit
10
16
2
Jumlah Pendaftaran Rawat Inap
105.604
85.909
N/A
Jumlah Pendaftaran Rawat Inap per Rumah Sakit
10.560
5.369
N/A
3,7
4,3
3,1
Jumlah Hari Rawat Inap
392.408
369.409
Jumlah hari Rawat Inap per Rumah Sakit
39.241
23.088
1.571.744
1.211.248
N/A
157.174
75.703
N/A
72,4%
51,3%
68,3%
IDR 1.173 MM
IDR 929 MM
IDR 905 MM
IDR 547 Bn
IDR 302 Bn
IDR 100 Bn
31,4%
16,4%
29,7%
IDR 553 Bn
IDR 384 Bn
31,8%
20,8%
29,7%**
IDR 412 Bn
IDR 50 Bn
IDR 47 Bn
Marjin Laba Bersih
23,6%
2,7%
13,9%
ROIC
59,3%
8,3%
28,4%
ALoS per Pasien
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Jumlah Kunjungan Rawat Jalan per Rumah Sakit Tingkat Okupansi Pendapatan per Tempat Tidur EBITDA Marjin EBITDA EBITDAR EBITDAR margin Laba Bersih
N/A N/A
IDR 100 Bn*
Sumber: Disusun oleh Frost & Sullivan dari laporan tahunan rumah sakit, press releases dan presentasi investor Catatan: *Omni tidak memiliki jasa penyewaan, sehingga, EBITDA = EBITDAR; Jumlah hari pasien adalah jumlah hari pada periode dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien. Jumlah hari pasien Siloam dihitung dengan memultiplikasikan jumlah pendaftaran rawat inap dengan ALoS; Pendapatan per tempat tidur dihitung dengan membagi Laba Operasi dengan Jumlah Tempat Tidur Operasional; EBITDA, EBITDAR dan Marjin Pendapatan Bersih dihitung sebagai persentase dari Pendapatan Operasional Bersih; ROIC dihitung dengan membagi (Pendapatan Operasional – Pajak) dengan rata-rata (Total Ekuitas + Total Hutang- Kas)
205
2.1.2.1
Besaran Pasar Rumah Sakit Swasta
Besaran pasar rumah sakit swasta di Indonesia, diperkirakan mencapai Rp93,6 triliun pada 2014, yang tumbuh dari Rp80,3 triliun pada 2012 pada CAGR sebesar 11,5% per tahun. Frost & Sullivan memperkirakan peningkatan besaran pasar menjadi Rp142,6 triliun pada 2019 dengan CAGR sebesar 8,1%.
Chart 21. Besaran Pasar Rumah Sakit Swasta di Indonesia (2012-2019F) Miliar Rupiah
CAGR 2012-2013: 11,5%
CAGR 2013-2019F: 8.1%
Sumber: Frost & Sullivan
2.2
Pendorong Utama Pasar
Ruang lingkup pelayanan kesehatan di Indonesia tengah mengalami perkembangan besar. Negara ini dengan cepat telah menjadi salah satu pasar layanan kesehatan yang paling penting di dunia. Perusahaan internasional dan domestik semakin diuntungkan seiring pertumbuhan dan keterbukaan pasar. Di bawah ini adalah beberapa pendorong utama pasar dari pasar pelayanan kesehatan di Indonesia. Penduduk Muda dan Perkotaan Menuntut Kualitas HCS yang Tinggi Indonesia, dengan populasi pekerja muda yang relatif besar dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia sedang tumbuh stabil dan dengan cepat terurbanisasi. Hal ini akan menyebakan peningkatan pendapatan dan kesadaran akan kesehatan di kalangan segmen tersebut. Tren urbanisasi yang cepat dan peningkatan kesadaran tersebut mendorong kemampuan jumlah konsumen atas daya beli pada barang-barang di luar kebutuhan pokok, termasuk layanan kesehatan yang lebih baik. Seperti disebutkan di bagian sebelumnya, penduduk perkotaan di Indonesia sebagai persentase dari total populasi telah meningkat dari 17% pada 1970 menjadi 52% pada 2013 dan diperkirakan akan meningkat sampai lebih dari 60% pada 2025. Penuaan Penduduk Menciptakan Peluang untuk HCS Terspesialisasi Indonesia telah mengalami peningkatan tidak hanya dalam jumlah penduduk muda, tetapi juga dalam jumlah orang yang lebih tua. Jumlah orang yang lebih tua (65 tahun ke atas) sudah lebih dari 13 juta penduduk pada 2013, yang diperkirakan meningkat menjadi 17 juta penduduk pada 2020 dan 21 juta penduduk pada 2025. Tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi populasi yang lebih tua diantaranya adalah meningkatnya kejadian penyakit, baik menular maupun degeneratif, dan keterbatasan sumber daya untuk menerapkan strategi yang efektif untuk mendukung grup ini agar tetap sehat dan mandiri. Hal ini akan menciptakan peluang bagi penyedia jasa kesehatan di segmen seperti perawatan lansia dan perawatan penyakit kronis.
206
Peningkatan Permintaan Layanan Kesehatan Yang Berkualitas Dipicu oleh Perkembangan Masyarakat Kelas Menengah Seperti banyak negara Asia lainnya, masyarakat kelas menengah di Indonesia tidak hanya dicirikan dari daya belinya, tetapi juga tingkat keterampilan dan pendidikan yang umumnya lebih tinggi. Indonesia adalah negara berpenghasilan menengah ke bawah, dengan proporsi signifikan populasi yang tidak memiliki akses kepada layanan perawatan kesehatan yang memadai dan perawatan yang tersedia termasuk mahal bagi banyak orang. Namun demikian, peningkatan pendapatan dan masyarakat kelas menengah berkembang dan akan meningkatkan permintaan layanan kesehatan karena adanya peningkatan keterjangkauan dan kesadaran akan kesehatan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan dapat meningkatkan populasi kelas menengah menjadi 150 juta penduduk pada akhir 2014. Perubahan Gaya hidup dan Kenaikan Jumlah Penyakit Non-menular / Kronis Menciptakan Permintaan Untuk Rumah Sakit Khusus Indonesia sedang mengalami transisi dalam epidemiologi penyakit. Sementara masih ada kejadian penyakit menular, pada saat yang sama, perubahan gaya hidup di kalangan penduduk perkotaan muda Indonesia akan membuat populasi tersebut lebih rentan terhadap penyakit-penyakit kronis di masa depan seperti penyakit jantung dan kanker. Profil epidemiologi yang berubah-ubah ini akan mendorong permintaan lebih untuk obat-obatan dan perawatan berbasis rumah sakit, terutama rumah sakit spesialis, yang berfokus pada kardiologi dan onkologi. Pertumbuhan Pada Pengeluaran Kesehatan Secara keseluruhan, pengeluaran publik dan swasta di Indonesia telah meningkat sejak 2007 dengan total US$30 miliar pada 2012. Frost & Sullivan memperkirakan pengeluaran kesehatan dapat mencapai US$79 miliar pada 2020 dengan CAGR sebesar 14,7% dari 2013. Pengeluaran publik yang meningkat ini disebabkan keberhasilan pelaksanaan jaminan kesehatan umum dalam 3-5 tahun ke depan. Namun, pengeluaran kesehatan swasta diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dari pada pengeluaran kesehatan publik di tahun-tahun mendatang. Pengeluaran kesehatan sebagai persentase dari PDB telah menurun secara marginal dari 3,1% di tahun 2007 ke 2,8% di 2008 sampai 2011; namun pada 2013 diperkirakan berada di 3,0% dan pada 2018 diperkirakan akan meningkat menjadi 4,4% dari PDB. Pengenalan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Alur Cakupan Asuransi di Sektor Swasta Pemerintah Indonesia mulai menyelenggarakan program asuransi kesehatan nasional sejak 1 Januari 2014, sebagai sebuah misi untuk memberikan jaminan kesehatan BPJS bagi sekitar 263 juta warganya pada Januari 2019 secara bertahap. Sampai saat ini, JKN telah berhasil mengintegrasikan berbagai skema asuransi kesehatan milik negara (Jamkesmas, Askes, BPJS, Askes TNI / Polri dan Komersial dan Jamkesda) menjadi pembayar tunggal, organisasi kuasipemerintah, yang dikenal sebagai BPJS – (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), yang akan mengelola JKN. Pada tahap pertama dari pelaksanaan program tahun ini, JKN mencakupi 121,6 juta penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar setengah dari total penduduk. Pemerintah bertujuan untuk mencakupi perusahaan menengah sampai besar pada 2017, perusahaan kecil pada 2018 dan mencapai cakupan universal pada 2019. Cakupan total yang ditargetkan Pemerintah pada 2019 memerlukan investasi besar-besaran. Kesempatan bagi sektor swasta, yang semakin bersedia dan mampu memainkan peran yang besar. Peluncuran JKN diperkirakan mendorong permintaan layanan rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit Pemerintah dan rumah sakit swasta yang berpartisipasi. Meskipun sejumlah besar rumah sakit (sekitar 1,720) telah mendaftar untuk JKN, tingkat pembayaran kembali yang rendah cenderung membatasi kepentingan klinik dan rumah sakit swasta, yang menyebabkan kepadatan pasien di fasilitas negara. Namun, segmen masyarakat kelas menengah diperkirakan akan beralih ke asuransi kesehatan swasta karena cakupan yang lebih baik. Peralihan ke rumah sakit swasta juga akan didorong oleh kepadatan di rumah sakit Pemerintah karena lebih banyak orang memanfaatkan cakupan kesehatan JKN. Hal ini merupakan peluang besar dalam hal infrastruktur rumah sakit karena layanan kesehatan swasta harus mengatasi kesenjangan yang besar karena rumah sakit Pemerintah saja tidak akan mampu mengakomodasi permintaan yang meningkat. Keselamatan pasien juga menjadi masalah, karena tidak semua rumah sakit terakreditasi. Akan ada peningkatan permintaan, baik oleh pasien dan Pemerintah, pada rumah sakit nasional atau internasional yang terakreditasi di Indonesia.
207
2.3
Prospek Masa Depan
Dengan pertumbuhan populasi sebesar 249 juta orang pada 2013 ditambah pertumbuhan CAGR sebesar 1,1% sampai 2025, akan terdapat kebutuhan yang meningkat untuk infrastruktur dan pelayanan kesehatan yang lebih baik di seluruh Indonesia. Upaya Pemerintah untuk memastikan jaminan kesehatan bagi semua warga negara melalui program JKN diharapkan dapat memberikan tekanan pada sistem pelayanan kesehatan masyarakat serta membuka peluang besar bagi sektor swasta untuk memasuki pasar layanan kesehatan yang semakin makmur dan berkualitas. Permintaan pada fasilitas kesehatan yang terjangkau dan berkualitas dengan preferensi lebih untuk fasilitas kesehatan swasta akan terus meningkat dengan kenaikan populasi kelas menengah dan yang berada di daerah perkotaan di Indonesia. Penduduk Indonesia juga menjadi mengerti akan adanya berbagai macam perawatan medis dan teknologi yang tersedia. Dengan skema JKN sebagai katalis, Indonesia akan terus menjadi salah satu pasar yang lebih menarik di ASEAN bagi perusahaan kesehatan lokal dan asing. Pada saat bersamaan, Indonesia mengundang investasi asing ke dalam layanan kesehatan untuk memenuhi permintaan atas layanan kesehatan, meningkatkan jasa pelayanan dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Daftar Negatif Investasi revisi baru 2014 memberikan kepemilikan yang lebih tinggi (70% di daerahdaerah timur dan 67% sisanya) dan fleksibilitas yang lebih besar bagi investor di negara ASEAN untuk berinvestasi dalam layanan rumah sakit yang diperkirakan akan meningkatkan pasar layanan kesehatan di Indonesia selama dekade berikutnya. Diperkirakan lebih dari 35.000 tempat tidur baru dapat ditambahkan di Indonesia pada akhir 2020. Indonesia juga diharapkan mencapai rasio 1,5 tempat tidur per 1.000 orang pada 2019, sejalan dengan target Pemerintah. Ini berarti kekurangan tempat tidur di Indonesia dapat bertahan sampai diatas tahun 2030, dengan asumsi tingkat permintaan di Negara-negara OECD – (Organisation for Economic Co-operation and Development-Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi) rata-rata 3,0 tempat tidur rumah sakit per 1.000 orang. Kekurangan dari tempat tidur rumah sakit di Indonesia yang semakin membaik namun berkelanjutan membuat target yang baik bagi operator rumah sakit untuk melakukan ekspansi. Seiring dengan pengeluaran kesehatan per orang yang cenderung terkonsentrasi dalam 10 tahun pertama dan 20 tahun terakhir dari kehidupan seseorang, populasi yang semakin tua secara bertahap juga merupakan indikasi dari potensi pertumbuhan jangka panjang untuk permintaan layanan kesehatan di Indonesia. Populasi yang semakin tua dengan cepat tidak hanya meningkatkan permintaan keseluruhan untuk HCS, tetapi mungkin menciptakan peluang bagi penyedia HCS di segmen seperti manajemen perawatan geriatrik dan penyakit kronis. Peluang untuk layanan kesehatan swasta juga terlihat karena JKN diharapkan untuk dapat mengisi kapasitas di rumah sakit umum dan penduduk Indonesia pada umumnya lebih memilih rumah sakit yang terakreditasi secara internasional dibanding rumah sakit lokal. Persepsi nilai ini berasal dari pasien dengan pendidikan Indonesia yang lebih mementingkan kualitas kesehatan daripada biaya pengobatan. Selanjutnya, seiring dengan kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan yang meningkat, akan terdapat kesempatan untuk mendapatkan kembali bagian dari US$1.4 miliar yang hilang dari penduduk Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk melakukan pengobatan. Singkatnya, terdapat berbagai macam peluang karena sektor kesehatan di Indonesia yang terus membaik ke depannya. Demografi yang menguntungkan terkait pertumbuhan populasi muda yang bertumbuh, peningkatan populasi yang lebih tua, dan peningkatan pendapatan penduduk kelas menengah juga akan menjadi beberapa faktor pendorong utama dalam pertumbuhan pelayanan kesehatan di Indonesia. Penyelenggaraan dari program Jaminan Kesehatan Nasional menjadi katalis untuk sektor kesehatan di Indonesia sementara transisi epidemiologi terhadap penyakit kronis, permintaan untuk layanan kesehatan yang berkualitas, dan peningkatan jumlah rumah sakit akan menjadi faktor pendukung pertumbuhan industri pelayanan kesehatan di Indonesia.
208
XI.
EKUITAS
Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang berasal dari dan/atau dihitung berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, dan, 2011. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian. Keterangan Modal ditempatkan dan disetor penuh Tambahan modal disetor Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali TOTAL EKUITAS
(dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2012 2011 138.232 47.000 708.768 -
30 September 2014 138.232 707.817
2013 138.232 707.817
(2.220)
814
4.076
-
774.085
842.453
450.864
152.934
1.617.914 58.042 1.675.956
1.689.316 45.415 1.734.731
1.301.940 31.631 1.333.571
199.934 21.025 220.959
Selain yang telah disebutkan diatas, setelah tanggal Laporan Keuangan 30 September 2014 hingga Prospektus ini diterbitkan, tidak ada lagi perubahan struktur modal yang terjadi. Berdasarkan No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, struktur permodalan Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Dasar Modal Ditempatkan dan disetor
: Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) terbagi atas 5.000.000.000 (lima miliar) saham dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp100 (seratus Rupiah). : Rp138.232.000.000 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah) terbagi atas 1.382.320.000 (satu miliar tiga ratus delapan puluh dua juta tiga ratus dua puluh ribu) saham dengan dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp100 (seratus Rupiah).
Tabel Proforma Ekuitas Apabila perubahan ekuitas Perseroan dan perubahan nilai nominal serta Penawaran umum kepada masyarakat sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama, atau sebesar 18,00% (delapan belas persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang terdiri dari Saham Baru sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham biasa atas nama dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. sebagai Pemegang Saham Penjual (Saham Divestasi) dengan Harga Penawaran sebesar Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah), terjadi pada tanggal 30 September 2014, maka proforma ekuitas Perseroan pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut:
209
Uraian
Posisi ekuitas menurut laporan keuangan konsolidasi pada per 30 September 2014 dengan modal ditempatkan dan disetor sebanyak 1.382.320.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham Perubahan ekuitas setelah 30 September 2014 jika diasumsikan telah terjadi pada tanggal tersebut : - Penawaran Umum sejumlah 72.753.600 Saham Baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham dengan Harga Penawaran sebesar Rp17.000 setiap saham*. Posisi ekuitas menurut laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2014 setelah Penawaran Umum kepada pemegang saham dilaksanakan *tidak termasuk biaya emisi
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Tambahan Modal Disetor
Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual
(dalam jutaan Rupiah)
Saldo Laba
Kepentingan Nonpengendali
Ekuitas-Bersih
138.232
707.817
(2.220)
774.085
58.042
1.675.956
7.275
1.229.536
-
-
-
1.236.811
145.507
1.937.353
(2.220)
774.085
58.042
2.912.767
210
XII.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan Perseroan dari waktu ke waktu dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan lain sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Perseroan merencanakan untuk membayar dividen tunai secara kas kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya sekali dalam setahun dengan jumlah minimum 25% (dua puluh lima persen) dari laba tahun berjalan Perseroan mulai tahun buku 2014. Penentuan waktu, jumlah, dan bentuk pembayaran dividen tersebut, akan bergantung pada rekomendasi dari Direksi Perseroan. Keputusan Direksi Perseroan dalam memberikan rekomendasi pembayaran dividen tergantung pada: a. b. c. d. e. f.
Hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan; Perkiraan kinerja keuangan dan kebutuhan modal kerja Perseroan; Prospek usaha Perseroan di masa datang; Belanja modal dan rencana investasi Perseroan lainnya; Perencanaan investasi dan pertumbuhan lainnya; dan Kondisi ekonomi dan usaha secara umum dan faktor-faktor lainnya yang dianggap relevan oleh Direksi Perseroan serta ketentuan pembatasan mengenai pembayaran dividen berdasarkan perjanjian terkait.
Tidak ada negative covenant yang dapat menghambat Perseroan untuk melakukan pembagian dividen kepada pemegang saham. Apabila pembayaran dividen telah diputuskan, maka dividen tersebut akan dibayarkan dalam Rupiah kepada para Pemegang Saham pada tanggal pencatatan atas sejumlah penuh dividen yang disetujui, dan dikenakan pajak penghasilan (withholding tax) yang berlaku di Indonesia. Dividen yang diterima oleh Pemegang Saham asing akan dikenai pajak penghasilan (withholding tax) sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia, yang saat ini adalah sebesar 20%. Kebijakan Perseroan dalam pembagian dividen akan diputuskan para Pemegang Saham dalam RUPS Tahunan.
211
XIII. A.
PERPAJAKAN Perpajakan Untuk Pemegang Saham
Sesuai dengan Undang-Undang No.7 tahun 1983 yang diubah terakhir oleh Undang-Undang No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak dikenakan Pajak Penghasilan jika semua kondisi di bawah ini dipenuhi: 1. 2.
Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25,0% dari jumlah modal yang disetor.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun yang Tidak Termasuk sebagai Obyek Pajak Penghasilan, maka penghasilan yang atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia tidak termasuk sebagai obyek Pajak Penghasilan apabila penghasilan tersebut diterima atau diperoleh dari penanaman modal antara lain dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 tahun 1994 juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 tahun 1997 tentang Pajak Penghasilan Atas penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham Di Bursa Efek telah ditetapkan sebagai berikut: 1.
2. 3.
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari jumlah kotor nilai transaksi dan bersifat final, pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara bursa efek melalui Perantara Pedagang Efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham; Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari nilai saham perusahaan pada saat Penawaran Umum Perdana; Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terutang dapat dilakukan oleh perusahaan atas nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa efek. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas, maka perhitungan Pajak Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008.
Peraturan Pemerintah atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek di atas juga berlaku untuk dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan republik Indonesia. Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2010). Dividen yang diterima atau diperoleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri selain dari pihak-pihak yang memenuhi syarat di atas dan bentuk usaha tetap dari Wajib Pajak luar negeri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai pasal 23 UndangUndang No.36 tahun 2008. Perusahaan yang membayar dividen harus memotong pajak penghasilan pasal 23 sebesar 15% (lima belas) persen dari jumlah bruto sesuai dengan pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pemotongan pajak penghasilan pasal 23 merupakan kredit pajak untuk pajak penghasilan tahunan yang terhutang oleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri dan bentuk usaha tetap. Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat 2c, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tarif tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2010 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri.
212
Berdasarkan Pasal 26 ayat 1, dividen yang dibayar atau terhutang kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen) dari kas yang dibayarkan (dalam hal dividen tunai) atau 20% (dua puluh persen) dari nilai par (dalam hal dividen saham). Kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia, dengan memenuhi surat edaran Dirjen pajak No.SE-03/PJ. 101/1996 tanggal 29 maret 1996 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B), dapat memperoleh fasilitas tarif yang lebih rendah dengan ketentuan harus menyerahkan Sertifikat Domisili asli yang diterbitkan Kantor Pajak negara asal. Sertifikat ini berlaku untuk masa 1 (satu) tahun dan selanjutnya harus diperpanjang. Namun untuk bank, selama bank tersebut tidak mengubah alamat seperti yang tercantum pada sertifikat tersebut, sertifikat tersebut tetap berlaku. Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum Perdana ini diharapkan untuk berkonsultasi dangan konsultan pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang timbul dari pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran Umum ini. B.
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Oleh Perseroan
Sebagai Wajib Pajak secara umum Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak.
213
XIV.
PENJAMINAN EMISI EFEK
1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini secara sendiri-sendiri menyetujui untuk menawarkan dan menjual saham baru yang dikeluarkan dari portepel kepada Masyarakat sebesar bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini yaitu sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama yang terdiri dari Saham Baru sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham biasa atas nama dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) Saham Divestasi. Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ada sebelumnya dan yang akan ada dikemudian hari antara Perseroan dengan Penjamin Emisi Efek. Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut dalam Penjaminan Emisi Efek Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai Peraturan No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011, tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum. Manajer Penjatahan dalam Penawaran Umum ini adalah PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut: No. 1.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Penjamin Emisi Efek
Jumlah Saham (lembar)
Penjamin Pelaksana Emisi Efek PT Kresna Graha Sekurindo Tbk
Porsi Penjaminan Nilai (Rp)
Persentase (%)
78.501.900
1.334.532.300.000
29,973%
Sub Total
78.501.900
1.334.532.300.000
29,973%
Penjamin Emisi Efek PT Morgan Stanley Asia Indonesia PT UBS Securities Indonesia PT Deutsche Securites Indonesia PT CIMB Securities Indonesia PT BNI Securities PT Buana Capital PT Danpac Sekuritas PT Erdikha Elit Sekuritas PT Grow Asia Capital PT HD Capital Tbk PT Inti Fikasa Securindo PT Investindo Nusantara Sekuritas PT Lautandhana Securindo PT Magenta Kapital Indonesia PT MNC Securities PT OSO Securities PT Panca Global Securities PT Panin Sekuritas Tbk PT Phillip Securities Indonesia PT Profindo International Securities PT Reliance Securities Tbk PT Sucorinvest Central Gani PT Trimegah Securities Tbk PT Valbury Asia Securities PT Victoria Securities Indonesia
78.501.900 78.501.900 21.718.859 4.448.441 10.000 15.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 15.000 10.000 20.000 10.000 10.000 5.000 10.000 10.000 15.000 10.000 10.000
1.334.532.300.000 1.334.532.300.000 369.220.603.000 75.623.497.000 170.000.000 255.000.000 170.000.000 170.000.000 170.000.000 170.000.000 170.000.000 170.000.000 170.000.000 170.000.000 255.000.000 170.000.000 340.000.000 170.000.000 170.000.000 85.000.000 170.000.000 170.000.000 255.000.000 170.000.000 170.000.000
29,973% 29,973% 8,292% 1,698% 0,004% 0,006% 0,004% 0,004% 0,004% 0,004% 0,004% 0,004% 0,004% 0,004% 0,006% 0,004% 0,008% 0,004% 0,004% 0,002% 0,004% 0,004% 0,006% 0,004% 0,004%
214
No.
Penjamin Emisi Efek
26.
PT Yulie Sekurindo Tbk Sub Total
Jumlah Saham (lembar) 10.000 183.411.100
Total
261.913.000
Porsi Penjaminan Nilai (Rp) 170.000.000 3.117.988.700.000
Persentase (%) 0,004% 70,027%
4.452.521.000.000
100,000%
PT Kresna Graha Sekurindo Tbk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana disebutkan di atas.
2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana Harga Penawaran untuk Saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Berdasarkan hasil penawaran awal (bookbuilding) yang dilakukan pada tanggal 27 Februari, 3-6 Maret dan 9 Maret 2015, jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek berada pada kisaran harga Rp14.500 – Rp18.000. Dengan mempertimbangkan hasil penawaran awal tersebut diatas maka berdasarkan kesepakatan antara Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan Perseroan ditetapkan Harga Penawaran sebesar Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah). Penentuan harga ini juga telah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: -
Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan; Permintaan investor ; Permintaan dari calon investor yang berkualitas atau Quality Institutional Buyer (QIB); Kinerja Keuangan Perseroan; Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan keterangan mengenai industri Perseroan di Indonesia; Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik di masa lampau maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang; Status dari perkembangan terakhir Perseroan; Faktor-faktor di atas dalam kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode penilaian untuk beberapa perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis dengan Perseroan; Penilaian berdasarkan rasio perbandingan P/E dari beberapa perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek regional yang dapat dijadikan perbandingan; dan Mempertimbangkan Kinerja Saham di Pasar Sekunder.
Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga Saham Perseroan akan terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan Saham Perseroan akan terus berkembang secara aktif di Bursa dimana Saham tersebut dicatatkan.
215
XV.
LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut: Kantor Akuntan Publik
:
Tjahjadi & Tamara Gedung Jaya 4th Floor Jl. M.H.Thamrin No.12 Jakarta 10340, Indonesia Tel : (021) 31908550 Fax: (021) 31908502 No. Surat Penunjukan: No. 001/MIKA/VII/2014 tanggal 8 Agustus 2014 No. STTD: 182/BL/STTD-AP/2012 Tanggal STTD: 4 Januari 2012 No. Keanggotaan Asosiasi Profesi: 1932 Pedoman kerja : Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Tugas pokok
:
Tugas utama akuntan publik adalah untuk melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Konsultan Hukum
:
Makes & Partners Menara Batavia Lantai 7 Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126 Jakarta 10220 Tel : (021) 574 7181 Fax: (021) 574 7180/82 No. Surat Penunjukan: No. 002/MIKA/VIII/2014 tanggal 11 Agustus 2014 No. STTD: 227/PM/STTD-KH/1998 Tanggal STTD: 5 Oktober 1998 No. Anggota HKHPM: 200924 Pedoman Kerja: Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal Lampiran dari Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal Nomor KEP.01/HKHPM/2005 tanggal 18 Pebruari 2005 juncto Nomor KEP.04/HKHPM/XI/2012 tanggal 6 Desember 2012
Tugas Pokok
:
Tugas utama dari Konsultan Hukum dalam rangka Penawaran Umum ini adalah Memberikan Pendapat Hukum mengenai Perseroan dalam rangka Penawaran Umum ini. Konsultan Hukum melakukan pemeriksaan dan penelitian (dari segi hukum) atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu sebagaimana disampaikan oleh Perseroan. Hasil pemeriksaan dan penelitian mana telah dimuat dalam Laporan Pemeriksaan Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum. Tugas lainnya adalah meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum. Tugas dan Fungsi Konsultan Hukum yang diuraikan disini adalah sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku guna melaksanakan prinsip keterbukaan. Profesi Penunjang Pasar Modal dengan ini menyatakan bahwa tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana ditentukan dalam UUPM.
216
Penilai
:
KJPP – Benedictus Darmapuspita dan Rekan Jl Musi 38, Jakarta 10150 Telp.: (021) Fax.: (021) No. Surat Penunjukan : No. 003/MIKA/VIII/2014 tanggal 11 Agustus 2014 Nama Pimpinan Rekan : Ir. Benedictus Supriyanto Darmapuspita, M.Sc., MAPPI (Cert) No. STTD : 03/PM/STTD-P/AB/2006 Tanggal STTD : 27 Februari 2006 Keanggotaan Asosiasi: Asosiasi Forum Kantor Jasa Penilai Publik (FKJPP)
Tugas Pokok
:
Tugas utama dari Perusahaan Penilai dalam rangka Penawaran Umum ini adalah melakukan pemeriksaan fisik secara langsung di masing-masing lokasi, penelitian, penganalisaan data untuk menentukan nilai pasar dari aktiva tetap yang dimiliki Perseroan. Dalam melaksanakan tugas penilaian untuk mengungkapkan suatu pendapat mengenai nilai pasar atas aktiva tetap Perseroan, Perusahaan Penilai senantiasa mengacu pada Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar Penilaian Indonesia serta peraturan Pasar Modal yang berlaku.
Notaris
:
Fathiah Helmi, SH Graha Irama, Lantai 6, Ruang 6-C Jl HR. Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1&2 Kuningan Jakarta Selatan 12950 Telp.: (021) 52907304-6 Fax: (021) 5261136 No. Surat Penunjukan: 001/MKK/IX/2014 tanggal 12 September 2014 No. STTD: 02/STTD-N/PM/1996 atas nama Fathiah Helmi, SH No. Keanggotaan Ikatan Notaris Indonesia: 011.003.027.260958 Pedoman Kerja: Undang-Undang No. 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia.
Tugas Pokok
:
Membuat Akta-Akta dalam rangka Penawaran Umum, antara lain Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham serta Akta-Akta perubahannya, sesuai peraturan jabatan dan kode etik Notaris.
Biro Administrasi Efek
:
PT Adimitra Jasa Korpora Plaza Property Lt. 2 Komp. Pertokoan Pulomas Blok VIII No. 1 Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta 13210 Telp.: (021) 2525666 Faks.: (021) 2525028 No. Surat Penunjukan: 001/MIKA/I/2015 tanggal 9 Januari 2015 No. Surat Ijin Biro Administrasi Efek: Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : Kep-41/D.04/2014 No. Asosiasi: Assosiasi Biro Administrasi Efek Indonesia No. ABI/II/2015-012 Pedoman Kerja: Peraturan Pasar Modal ( OJK , Bursa Efek, KSEI)
Tugas Pokok
:
Ruang lingkup tugas Biro Administrasi Efek (BAE) dalam rangka Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham (FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan telah memperoleh persetujuan dari Penjamin Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham, serta melakukan administrasi pemesanan dan pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Penjamin Pelaksana Emisi bersama-sama dengan BAE, memiliki hak untuk menolak pemesanan yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan,
217
BAE melakukan proses penjatahan sesuai dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Manajer Penjatahan, mencetak Formulir Konfirmasi Penjatahan dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggung jawab menerbitkan Surat Kolektif Saham (SKS), apabila diperlukan, dan menyusun laporan Penawaran Umum Perdana Saham sesuai dengan peraturan yang berlaku. Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal bukan merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal.
218
XVI.
ANGGARAN DASAR
Pada tanggal diterbitkannya Prospektus, Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat di hadapan Fatiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sisminbakum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No. AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014, yang mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum antara lain menyesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1, perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perusahaan terbuka dan perubahan nilai nominal saham dan peningkatan modal dasar Perseroan. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. 2.
Perseroan ini bernama PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk, berkedudukan di Jakarta Pusat (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disingkat dengan “Perseroan”). Perseroan dapat membuka kantor cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan dari Dewan Komisaris Perseroan. JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Pasal 2
Perseroan didirikan untuk waktu yang tidak terbatas lamanya dan dimulai sebagai badan hukum perseroan terbatas sejak tanggal 22-06-1995 (dua puluh dua Juni seribu sembilan ratus sembilan puluh lima) sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 25 Tahun 2007 dua ribu tujuh) mengenai Penanaman Modal berikut seluruh perubahan dan penambahannya di kemudian hari beserta semua peraturan pelaksanaannya berlaku bagi Perseroan. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA Pasal 3 1. 2.
Maksud dan tujuan dari Perseroan ini ialah berusaha dalam bidang jasa. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: A. Kegiatan usaha utama sebagai berikut: - Menjalankan usaha dalam bidang Jasa Konsultasi Bisnis dan Manajemen B. Kegiatan usaha penunjang yang mendukung kegiatan usaha utama Perseroan adalah - Menjalankan usaha di bidang Jasa Manajemen Rumah Sakit; dan - Menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa pada umumnya kecuali di bidang Hukum dan Pajak MODAL Pasal 4
1. 2.
3.
Modal Dasar Perseroan ini sebesar Rp500.000.000.000,00 (lima ratus miliar Rupiah) terbagi atas 5.000.000.000 (lima miliar) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp100,00 (seratus Rupiah Dari Modal Dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah 1.382.320.000 (satu miliar tiga ratus delapan puluh dua juta tiga ratus dua -puluh ribu) saham, masing-masing dengan nilai nominal Rp100,00 (seratus Rupiah) dengan jumlah nilai nominal seluruhnya sebesar Rp138.232.000.000,00 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah) telah disetor penuh oleh para Pemegang Saham yang rinciannya serta nilai nominal sahamnya disebutkan pada bagian akhir akta ini. 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dan disetor tersebut di atas, atau seluruhnya sebesar Rp138.232.000.000,00 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah) telah disetor oleh para Pemegang Saham Perseroan dan merupakan setoran lama, sebagaimana tercantum dalam akta Nomor: 146 tanggal 31-01-2012 (tiga puluh satu Januari dua ribu dua belas), yang dibuat di hadapan Humberg Lie, Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta Utara, yang telah mendapat
219
4.
5.
6.
persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, tanggal 23-04-2012 (dua puluh tiga April dua ribu dua -belas) Nomor AHU-20890.AH.01.02 Tahun 2012. Penyetoran atas saham dapat dilakukan dalam bentuk uang atau dalam bentuk lain. Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) Benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham (”RUPS”) mengenai penyetoran tersebut; b) Benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, selanjutnya Otoritas Jasa Keuangan disebut ”OJK” ) dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga; c) Memperoleh persetujuan RUPS dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat 1 Anggaran Dasar ini. d) Dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar. e) Dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di OJK dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. f) Dalam RUPS yang memutuskan untuk menyetujui Penawaran Umum, harus diputuskan mengenai jumlah maksimal saham yang akan dikeluarkan kepada masyarakat serta memberi kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan realisasi jumlah saham yang telah dikeluarkan dalam Penawaran Umum tersebut. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan RUPS dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris dan harga tersebut tidak di bawah nilai nominal, pengeluaran saham tersebut dengan mengindahkan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas adalah Saham, Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham dari Perseroan selaku penerbit), dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a) Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu selanjutnya disebut HMETD) kepada Pemegang Saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan RUPS yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah saham yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Pemegang Saham masing-masing pada tanggal tersebut. b) Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada Pemegang Saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham: 1). Ditujukan kepada karyawan Perseroan; 2). Ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham, yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; 3). Dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh RUPS; dan/atau 4). Dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan modal tanpa HMETD. c) HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Nomor IX.D.1 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. d) Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang HMETD harus dialokasikan kepada semua Pemegang Saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh masing-masing Pemegang Saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas. e) Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf d ayat ini, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, Efek Bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada Pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat -yang sama f) Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut. g) Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran dan saham yang diterbitkan mempunyai
220
hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yangditerbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya. Penambahan Modal Dasar Perseroan; a) Penambahan Modal Dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Perubahan Anggaran Dasar dalam rangka perubahan Modal Dasar harus disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya. b) Penambahan Modal Dasar yang mengakibatkan Modal Ditempatkan dan Disetor menjadi kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari Modal Dasar, dapat dilakukan sepanjang b.1. Telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah Modal Dasar; b.2. Telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya; b.3. Penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari Modal Dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya. b.4. Dalam hal penambahan Modal Disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 7.b.3 Anggaran Dasar ini tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali Anggaran Dasarnya, sehingga Modal Dasar dan Modal Disetor memenuhi ketentuan Pasal 33 ayat (1) dan ayat (2) UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan perubahan/penggantinya (selanjutnya disebut ”UUPT”), dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam Pasal 4 ayat 7.b.3 Anggaran Dasar ini tidak terpenuhi; b.5. Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 7 b.1 Anggaran Dasar ini termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 7.b.4 Anggaran Dasar ini. c) perubahan Anggaran Dasar dalam rangka penambahan Modal Dasar menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran modal yangmengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling kurang 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan Anggaran Dasar ini kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah dikeluarkan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7.
8.
SAHAM Pasal 5 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
8.
Saham-saham Perseroan adalah saham-saham atas nama, sebagaimana terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham; Setiap 1 (satu) saham memberikan 1 (satu) hak suara. Dalam hal 1 (satu) saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka para pemilik bersama tersebut harus menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau orang lain sebagai wakil mereka bersama dan hanya nama wakil ini saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham dan wakil ini harus dianggap pemegang yang sah dari saham bersangkutan dan berhak untuk menjalankan dan mempergunakan semua hak-hak berdasarkan hukum yang timbul atas saham-saham tersebut. Setiap Pemegang Saham harus tunduk kepada Anggaran Dasar ini dan kepada semua keputusan-keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan UUPT Bukti Kepemilikan Saham sebagai berikut: a. Dalam hal saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupa surat saham atau surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya. b. Dalam hal saham Perseroan masuk dalam Penitipan Kolektif Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan, maka Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan. Untuk saham-saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku pula peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek, di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.
221
SURAT SAHAM Pasal 6 1. 2.
3.
4.
Perseroan dapat mengeluarkan suatu surat kolektif saham yang memberi bukti pemilikan dari 2 (dua) saham atau lebih yang dimiliki oleh seorang pemegang saham Pada surat saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat saham; c. Nilai nominal saham; d. Tanggal pengeluaran surat saham; Pada surat kolektif saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat kolektif saham; c. Nomor surat saham dan jumlah saham; d. Nilai nominal saham; e. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham; Setiap surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham harus dicetak dan diberi nomor urut dan harus dibubuhi tanggal pengeluaran serta memuat tandatangan dari Direktur Utama bersama-sama dengan seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris, dan tandatangan tersebut dapat dicetak langsung pada surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham, dengan mengindahkan peraturan perundang--undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. SURAT SAHAM PENGGANTI Pasal 7
1.
2.
3. 4.
Surat saham dan surat kolektif saham yang rusak: a. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika: 1) Pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; dan 2) Perseroan telah menerima surat saham yang rusak b. Perseroan wajib memusnahkan asli surat saham rusak tersebut setelah memberikan penggantian surat saham yang nomornya sama dengan nomor surat saham yang asli Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika: a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas hilangnya surat saham tersebut; c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang dipandang cukup oleh Direksi Perseroan; dan d. Rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di mana saham Perseroan dicatatkandalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari kalender sebelum pengeluaran pengganti surat saham Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu ditanggung oleh Pemegang Saham yang berkepentingan. Ketentuan-ketentuan tersebut dalam ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini juga berlaku -untuk pengeluaran pengganti surat kolektif saham atau Efek Bersifat Ekuitas PENITIPAN KOLEKTIF Pasal 8
1.
Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut: a. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. b. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut; c. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tersebut;
222
d.
2.
Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas atau Bank Kustodian sebagaimana dimaksud dalam huruf c di atas sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan; e. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama Pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan; f. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek; g. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain; h. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut hilang atau musnah, kecuali Pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan/atau jaminan yang cukup bahwa Pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham dan surat saham tersebut benar-benar hilang atau musnah; i. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana; j. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening tersebut. k. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum Panggilan RUPS; l. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan RUPS; m. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut; n. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; dan o. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hakhak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh RUPS dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan Pemegang Saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan Pemegang Saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ketentuan Bursa Efek di -wilayah Republik Indonesia di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS Pasal 9
1. 2.
Direksi berkewajiban untuk mengadakan, menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat : a. Nama dan alamat para Pemegang Saham dan/atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pihak lain yang ditunjuk oleh pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; b. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para Pemegang Saham; c. Jumlah yang disetor atas setiap saham;
223
d.
3. 4.
5. 6. 7.
8.
Nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak gadai tersebut atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut; e. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; f. Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi; Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya. Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham atau Daftar Khusus Perseroan, harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal/ alamat dengan surat yang disertai tanda penerimaan kepada Direksi. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka semua surat-surat, panggilan dan pemberitahuan kepada Pemegang Saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat Pemegang Saham yang terakhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham. Direksi menyediakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di kantor Perseroan. Setiap Pemegang Saham atau wakilnya yang sah dapat meminta agar Daftar Pemegang Saham dan Daftar khusus diperlihatkan kepadanya pada waktu jam kerja Perseroan. Pemegang Saham yang sah dari Perseroan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan kepada Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini. Pendaftaran nama lebih dari 1 (satu) orang untuk 1 (satu) saham atau pemindahan hak dari 1 (satu) saham kepada lebih dari 1 (satu) orang tidak diperkenankan. Dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 5 ayat 4 Anggaran Dasar ini, Perseroan berhak memperlakukan pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunya pemegang yang sah atas saham (saham) tersebut. Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan saham dalam Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindah-tanganan, pengagunan, gadai atau jaminan fidusia, yang menyangkut saham-saham Perseroan atau hakhak atau kepentingan-kepentingan atas saham-saham harus dilakukan sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 10
1. a. Kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan khususnya peraturan di bidang Pasar Modal dan Anggaran Dasar Perseroan ini, Pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan suatu dokumen yang ditandatangani oleh atau atas nama Pihak yang memindahkanhak dan oleh atau atas nama Pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang bersangkutan. Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan atau disetujui oleh Direksi. b. Pemindahan Hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian dan Perusahaan Efek. Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dengan ketentuan, bahwa dokumen pemindahan hak atas saham-saham yang tercatat pada Bursa Efek harus memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku pada Bursa Efek di tempat di mana sahamsaham tersebut dicatatkan, dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan yang berlaku di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. 2. Pemindahan hak atas saham-saham yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar ini atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tanpa persetujuan daripihak yang berwenang jika disyaratkan, tidak berlaku terhadap Perseroan. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham- dalam Daftar Pemegang Saham apabila ketentuan dalam Anggaran Dasar- ini tidak dipenuhi. 3. Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan tersebut dicatatkan. 4. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik dari saham tersebut hingga nama dari pemilik baru tersebut telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, hal tersebut dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
224
5.
6.
Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang Pemegang Saham atau karena sebab lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham berubah berdasarkan hukum, dapat dengan mengajukan bukti-bukti haknya tersebut, sebagaimana sewaktu-waktu dapat disyaratkan oleh Direksi, mengajukan permohonan secara tertulis untuk di daftar sebagai Pemegang Saham dari saham tersebut. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik atas dasar bukti-bukti hak itu dan tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar ini. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ketentuan-ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 11
1.
2. 3. 4. 5.
6.
7.
RUPS adalah : a. RUPS Tahunan; b. RUPS lainnya, yang dalam Anggaran Dasar ini disebut RUPS Luar Biasa, yang dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan. Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa, kecuali dengan tegas ditentukan lain. RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil keputusan. RUPS Tahunan diadakan tiap-tiap tahun. RUPS Tahunan untuk menyetujui Laporan Tahunan diadakan paling lambat dalam bulan Juni setelah penutupan tahun buku yang bersangkutan, dan dalam RUPS tersebut Direksi menyampaikan: a. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat 3 Anggaran Dasar ini. b. Usulan penggunaan Laba Perseroan jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif; c. Usulan Penunjukan Akuntan Publik yang terdaftar di OJK. Selain agenda sebagaimana dimaksud pada huruf a,b dan c ayat ini, RUPS Tahunan dapat membahas agenda lain sepanjang agenda tersebut -dimungkinkan berdasarkan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Persetujuan laporan tahunan oleh RUPS Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan kecuali perbuatan penggelapan, penipuan dan tindakan pidana lainnya. Dalam acara RUPS dapat juga dimasukkan usul-usul yang diajukan oleh: a. Dewan Komisaris dan/atau seorang atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara; b. Usul-usul yang bersangkutan harus sudah diterima oleh Direksi 7 (tujuh) hari kalender sebelum tanggal panggilan RUPS. TEMPAT, PENGUMUMAN, PEMANGGILAN DAN WAKTU PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 12
1.
2. 3.
RUPS wajib dilakukan di wilayah Republik Indonesia, yaitu dapat diadakan di: a. tempat kedudukan Perseroan atau ; b. tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya; atau c. tempat kedudukan Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan. Pengumuman RUPS dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum pemanggilan RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan. a. Pemanggilan RUPS dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. b. Pemanggilan untuk RUPS kedua dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum RUPS kedua dilakukan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS dan disertai informasi bahwa RUPS pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum. Ketentuan ini berlaku tanpa mengurangi peraturan Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana sahamsaham Perseroan dicatatkan. c. Dalam Pemanggilan RUPS wajib dicantumkan tanggal, waktu, tempat, mata acara, dan pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan --dalam RUPS tersedia di kantor Perseroan sesuai dengan UUPT kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
225
d.
4.
5. 6.
7.
RUPS kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari kalender dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kalender dari RUPS pertama. Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini, Pemanggilan harus dilakukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris menurut cara yang ditentukan dalam Anggaran Dasar iniPengumuman dan pemanggilan dilakukan dengan cara memasang iklan sekurang-kurangnya dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia berperedaran secara nasional sebagaimana ditentukan oleh Direksi, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan Pasar Modal. Pengumuman dan Pemanggilan RUPS, untuk memutuskan hal-hal yang berbenturan kepentingan, dilakukan dengan mengikuti peraturan Pasar Modal. Penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar ini dapat dilakukan atas permintaan: a. 1 (satu) orang atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, atau b. Dewan Komisaris; Sebelum Perseroan mendapatkan Pernyataan Efektif dari OJK sehubungan dengan perubahan status Perseroan menjadi Peseoan Terbuka, maka Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. Pemanggilan RUPS tersebut dilakukan dengan Surat Tercatat dan/atau ----dengan iklan dalam Surat Kabar. PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 13
1.
2.
3. 4.
5. 6.
RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh Pemegang Saham yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah satu ---Direktur yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi untuk memimpin RUPS mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir dalam RUPS. Pimpinan RUPS berhak meminta agar mereka yang hadir membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam RUPS tersebut. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam RUPS dibuat Berita Acara Rapat, yang untuk pengesahannya ditandatangani oleh Pimpinan RUPS dan seorang Pemegang Saham atau kuasa Pemegang Saham yang ditunjuk oleh dan dari mereka yang hadir dalam RUPS. Berita Acara Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua Pemegang Saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam RUPS. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat 4 Pasal ini tidak disyaratkan apabila Berita Acara itu dibuat dalam bentuk akta notaris. Berita Acara yang dibuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam ayat 4 dan 5 Pasal ini berlaku sebagai bukti yang untuk semua Pemegang -Saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam RUPS. KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN DALAM RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 14
1.
Sepanjang tidak diatur lain dalam Anggaran Dasar ini, kuorum kehadiran dan keputusan RUPS terhadap hal-hal yang harus diputuskan dalam RUPS termasuk pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dan perubahan Anggaran Dasar yang tidak memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya dilakukan dengan mengikuti ketentuan: a. Dalam RUPS lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dan keputusan RUPS adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS; b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka RUPS kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dalam RUPS paling sedikit 1/3 (satu -pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dan keputusan RUPS adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara -yang hadir dalam RUPS,
226
kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal kuorum RUPS kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK. 2. RUPS untuk perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. RUPS dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS; b. Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka RUPS kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga perlima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih 1/2 (satu perdua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS; dan c. Dalam hal kuorum RUPS kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran RUPS ketiga, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK. Perubahan Anggaran Dasar tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia. 3. RUPS untuk mengalihkan kekayaan Perseroan atau menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan yang merupakan lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, dan pembubaran, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. RUPS dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS. b. Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka RUPS kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS; dan c. Dalam hal kuorum kehadiran RUPS kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK. 4. RUPS untuk menyetujui transaksi yang mempunyai benturan kepentingan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pemegang Saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh Pemegang Saham Independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan; b. RUPS dihadiri oleh Pemegang Saham Independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh Pemegang Saham Independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen; c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf b di atas tidak tercapai, maka dalam RUPS kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam RUPS; dan d. Dalam hal kuorum kehadiran RUPS Kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK atau penggantinya. 5. Yang berhak hadir dalam RUPS adalah Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Pemanggilan RUPS dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku dan ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. 6. Pemegang Saham dapat diwakili oleh Pemegang saham lain atau pihak ketiga dengan surat kuasa dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Dalam RUPS tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. 8. Pemegang Saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS namun tidak mengeluarkan suara (abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas Pemegang Saham yang mengeluarkan suara. 9. Dalam pemungutan suara, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan yang bersangkutan dilarang bertindak sebagai kuasa dari Pemegang Saham. 10. Pemungutan suara dilakukan secara lisan, kecuali apabila Pimpinan Rapat menentukan lain. c.
227
11. Semua keputusan RUPS dapat diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan dengan memenuhi ketentuan dalam Anggaran Dasar ini. 12. RUPS dapat diselenggarakan tanpa Pengumuman dan Panggilan Rapat dengan ketentuan semua Pemegang Saham dengan hak suara hadir atau -diwakili dalam RUPS dan keputusan RUPS disetujui dengan suara bulat. 13. Pemegang Saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS, dengan ketentuan semua Pemegang Saham telah diberitahukan secara tertulis dan semua Pemegang Saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS. DIREKSI Pasal 15 1. 2.
3.
4.
5. 6.
7. 8. 9.
10.
Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi. Direksi terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang, yang terdiri dari : - 1 (satu) orang Direktur Utama; - 1 (satu) orang Direktur atau lebih; dengan memperhatikan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah: a. Dinyatakan pailit; b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan -pailit; atau c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektorkeuangan. Persyaratan anggota Direksi wajib mengikuti ketentuan : a. UUPT; b. Peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal; dan c. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan. Pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini batal karena hukum sejak saat anggota Direksi lainnya atau Dewan Komisaris mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak diketahui, anggota Direksi lainnya atau Dewan Komisaris harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Direksi yang bersangkutan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) Surat Kabar dan memberitahukannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya untuk dicatat dalam Daftar Perseroan. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, pengangkatan tersebut berlaku sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat ditutupnya RUPS Tahunan ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan ia (mereka), kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS. Anggota Direksi setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan keputusan RUPS. a. RUPS dapat memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya. b. Alasan pemberhentian anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dilakukan apabila anggota Direksi yang bersangkutan tidak --lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi yang antara lain melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau karena alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS. c. Keputusan pemberhentian anggota Direksi tersebut diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri dalam RUPS. d. Pemberian kesempatan untuk membela diri tersebut tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut. e. Pemberhentian anggota Direksi berlaku sejak ditutupnya RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir a ayat ini atau tanggal lain yang ditetapkan dalam keputusan RUPS. a. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan. b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi yang bersangkutan dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri. c. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam butir b ayat ini, maka dengan lampaunya jangka waktu tersebut, pengunduran diri anggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, dengan memperhatikan butir g ayat ini. d. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Direksi yang bersangkutan tetap berkewajiban
228
11.
12.
13.
14. 15.
16.
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundangundangan yang berlaku. e. Terhadap anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi sejak pengangkatan yang bersangkutanhingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam RUPS. f. Pembebasan tanggung jawab anggota Direksi yang mengundurkan diri diberikan setelah RUPS Tahunan membebaskannya. g. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi yang baru, sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi. a. Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan untuk sementara waktu oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya. b. Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada butir a diberitahukan secara tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan. c. Anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut tidak berwenang melakukan tugas sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar ini. d. Dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah tanggal pemberhentian sementara harus diselenggarakan RUPS. e. Dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada butir d, anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam RUPS apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut hadir dalam RUPS. f. RUPS mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut. g. Dalam hal RUPS menguatkan keputusan pemberhentian sementara, maka anggota Direksi yang bersangkutan diberhentikan untuk seterusnya. h. Apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut tidak hadir dalam RUPS maka anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut dianggap tidak menggunakan haknya untuk membela dirinya dalam RUPS, dengan demikian anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut menerima keputusan RUPS. i. Dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah tanggal pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada butir -d ayat ini RUPS tidak diselenggarakan, atau RUPS tidak dapat mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara anggota Direksi tersebut menjadi batal. RUPS dapat: - Mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang anggota Direksi yang diberhentikan dari jabatannya; atau - Mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang anggota Direksi yang mengundurkan diri dari jabatannya; atau - Mengangkat seseorang sebagai anggota Direksi untuk mengisi suatu lowongan; atau - Menambah jumlah anggota Direksi baru. Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan atau anggota Direksi yang mengundurkan diri atau untuk mengisi lowongan adalah untuk sisa masa jabatan dari Direktur yang diberhentikan/digantikan tersebut dan masa jabatan dari penambahan anggota Direksi baru tersebut adalah untuk sisa masa jabatan dari Direksi yang masih menjabat pada masa itu, kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS. Masa jabatan anggota Direksi dengan sendirinya berakhir, apabila anggota Direksi tersebut: a. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkansuatu putusan pengadilan; atau b. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku; atau c. Meninggal dunia; atau d. Diberhentikan karena keputusan RUPS. Gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya (jika ada) bagi anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Bilamana jabatan seorang anggota Direksi lowong karena sebab apapun yang mengakibatkan jumlah anggota Direksi kurang dari 2 (dua) orang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Pasal ini, maka selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender setelah lowongan itu, harus diadakan RUPS untuk mengisi lowongan tersebut, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Apabila jabatan Direktur Utama lowong dan selama masa penggantinya belum diangkat atau belum memangku jabatannya, maka salah seorang Direktur yang ditunjuk oleh Rapat Direksi akan menjalankan kewajiban Direktur Utama dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang sama sebagai Direktur Utama. Dalam hal seluruh anggota Direksi lowong maka berlaku ketentuan dalam Pasal 19 ayat 4 Anggaran Dasar ini.
229
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI Pasal 16 1. 2. 3.
4.
5.
6.
7. 8.
9.
1.
2. 3. 4. 5.
Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perseroan. Direksi mewakili Perseroan secara sah dan secara langsung baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan untuk: a. Melepaskan dan mengagunkan barang tidak bergerak termasuk hak atas tanah atau perusahaan-perusahaan Perseroan; b. Mendapatkan barang tidak bergerak, termasuk hak atas tanah atau perusahaan-perusahaan; c. Menerima pinjaman uang dari siapapun, apabila jumlah pinjaman tersebut melebihi jumlah dan jangka waktu yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris; d. Memberi pinjaman uang kepada siapapun, apabila jumlah pinjaman tersebut melebihi jumlah dan jangka waktu yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris. Direksi harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris, dengan tidak mengurangi ketentuan ayat 4 tersebut di bawah ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perbuatan hukum untuk (a) mengalihkan atau melepaskan hak atau (b) menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar harta Perseroan yaitu dengan nilai sebesar lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak dan transaksi sebagaimana dimaksud tersebut adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih Perseroan yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, harus mendapat persetujuan RUPS dengan syarat --dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 3 Anggaran -Dasar ini. Perbuatan hukum untuk melakukan Transaksi Material, Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang memerlukan persetujuan dari RUPS Perseroan adalah dengan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta sah mewakili Perseroan; b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah satu orang anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta sah mewakili Perseroan. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS, dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Direksi. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. RAPAT DIREKSI Pasal 17 Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) bagian atau lebih dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut ketentuan Pasal 16 ayat 6 Anggaran Dasar ini. Pemanggilan untuk Rapat Direksi wajib disampaikan dengan sarana apapun dalam bentuk tertulis yang disampaikan kepada setiap anggota Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal Pemanggilan dan tanggal Rapat. Pemanggilan tersebut harus mencantumkan acara Rapat, tanggal, waktu dan tempat Rapat. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha atau ditempat kedudukan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan, atau ditempat lain asal saja dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, Pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun juga di dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
230
6.
Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama tidak ada atau berhalangan untuk menghadiri Rapat Direksi oleh sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi yang hadir dan dipilih dalam Rapat Direksi tersebut dapat memimpin Rapat Direksi. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh seorang anggota Direksi yang lain berdasarkan surat kuasa. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam Rapat. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat Dalam hal keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat tersebut. Apabila suara yang tidak setuju dan suara yang setuju sama berimbang maka usul tersebut di tolak. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lainnya yang diwakilinya. b. Setiap anggota Direksi yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun secara tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingan dalam suatu Rapat Direksi dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut, kecuali jika Rapat Direksi menentukan lain. Berita acara Rapat Direksi harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat atau yang ditunjuk oleh Pimpinan Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan oleh seorang anggota Direksi lainnya yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat yang bersangkutan. Apabila berita acara dibuat oleh seorang notaris, tandatangan tersebut tidak disyaratkan. Berita acara Rapat Direksi yang dibuat sesuai dengan ketentuan ayat 12 Pasal ini merupakan bukti yang sah mengenai keputusan keputusan yang diambil dalam Rapat Direksi yang bersangkutan, baik untuk para anggota Direksi maupun untuk pihak ketiga. Direksi dapat juga mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan bahwa semua anggota Direksi telah diberitahukan secara tertulis tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.
7. 8. 9.
10. 11.
12.
13. 14.
DEWAN KOMISARIS Pasal 18 1. 2. 3.
4.
5. 6.
Dewan Komisaris terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang, yang terdiri dari : 1 (satu) orang Komisaris Utama; 1 (satu) orang Komisaris atau lebih; dengan memperhatikan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris atau berdasarkan-penunjukan dari Dewan Komisaris. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah : a. Dinyatakan pailit; b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit; atau c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektorkeuangan. Persyaratan anggota Dewan Komisaris wajib mengikuti ketentuan: a. UUPT; b. Peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal; dan c. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini batal karena hukum sejak saat anggota Dewan Komisaris lainnya atau Direksi mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak diketahui, anggota Dewan Komisaris lainnya atau Direksi harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) Surat Kabar harian --berperedaran Nasional dan memberitahukannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya untuk dicatat dalam Daftar Perseroan.
231
7. 8. 9.
10.
11.
12. 13.
14.
Para anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, pengangkatan tersebut berlaku sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat ditutupnya RUPS Tahunan ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan ia (mereka), kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS. Anggota Dewan Komisaris setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan keputusan RUPS. a. RUPS dapat memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya. b. Alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dilakukan apabila anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris yang antara lain melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau karena alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS. c. Keputusan pemberhentian anggota Dewan Komisaris tersebut diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri dalam RUPS. d. Pemberian kesempatan untuk membela diri tersebut tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut e. Pemberhentian anggota Dewan Komisaris berlaku sejak ditutupnya RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir (a) ayat ini atau tanggal -lain yang ditetapkan dalam keputusan RUPS. a. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan. b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri. c. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam butir (b) ayat ini, maka dengan lampaunya jangka waktu tersebut, pengunduran diri anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, dengan memperhatikan ketentuan butir (g) ayat ini. d. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundangundangan yang berlaku. e. Terhadap anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya sebagai anggota Dewan Komisaris sejak pengangkatan yang bersangkutan hingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam RUPS. f. Pembebasan tanggung jawab anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri diberikan setelah RUPS Tahunan membebaskannya. g. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru, sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris. Masa jabatan dari anggota Dewan Komisaris akan berakhir dengan sendirinya apabila anggota Dewan Komisaris tersebut : a. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu putusan pengadilan; b. Dilarang menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris karena ketentuan dari suatu undang-undang atau peraturan perundangundangan yang berlaku; c. Meninggal dunia; atau d. Diberhentikan karena keputusan RUPS. Gaji atau honorarium dan tunjangan lain dari anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS. Bilamana jabatan seorang anggota Dewan Komisaris lowong sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris kurang dari 2 (dua) orang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, maka RUPS harus diadakan dalam waktu selambat-lambatnya 60 enam puluh) hari kalender sesudah terjadinya lowongan tersebut, untuk mengisi lowongan tersebut dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Apabila jabatan Komisaris Utama lowong dan selama penggantinya belum diangkat atau belum memangku jabatannya, maka salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris akan menjalankan kewajiban Komisaris Utama dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang sama sebagai Komisaris Utama.
232
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS Pasal 19 1. 2.
3. 4.
5. 6.
7.
Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakanatau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak untuk memeriksa semuapembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara atau apabila karena sebab apapun Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya. Pada setiap waktu Dewan Komisaris berdasarkan suatu keputusan Rapat Dewan Komisaris dapat memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi dari jabatannya (jabatan mereka) apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, pemberhentian tersebut dengan menyebutkan alasannya. Pemberhentian sementara tersebut dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 15 ayat 11 Anggaran Dasar ini. RAPAT DEWAN KOMISARIS Pasal 20
1.
2.
3.
4. 5.
6.
7. 8. 9.
10.
Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis dari Direksi atau atas permintaan 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih bersama-sama memiliki 1/10 (satu persepuluh) bagian atau lebih dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris Utama berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga maka 1 (satu) orang-anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama berhak dan berwenang melakukan pemanggilan Rapat Dewan Komisaris. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dikirimkan dengan sarana apapun dalam bentuk tertulis, pemanggilan mana harus dikirimkan kepada para anggota Dewan Komisaris selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender sebelum Rapat tersebut diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat dalam keadaan yang mendesak yaitu selambat-lambatnya 1 (satu) hari kalender sebelum Rapat dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat, keadaan mendesak tersebut ditetapkan oleh Komisaris Utama. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir dalam Rapat, maka pemanggilan terlebih dahulu tidak disyaratkan. Pemanggilan Rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat Rapat. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha atau di tempat kedudukan Bursa Efek di mana saham-saham Perseroan dicatatkan, atau ditempat lain asal saja dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga asalkan dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, apabila Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan untuk menghadiri Rapat, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam Rapat tersebut. Seorang anggota Dewan Komisaris hanya dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris oleh anggota Dewan Komisaris yang lain berdasarkan surat kuasa. Rapat Dewan Komisaris hanya sah dan dapat mengambil keputusan keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam Rapat tersebut. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara setuju lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat tersebut. Apabila suara yang tidak setuju dan suara yang setuju sama berimbang maka usul tersebut ditolak.
233
11.
12.
13. 14.
a. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lainnya yang diwakilinya b. Setiap anggota Dewan Komisaris yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun secara tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingan dalam suatu Rapat Dewan Komisaris dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut, kecuali jika Rapat Dewan Komisaris menentukan lain. c. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali Pimpinan Rapat -menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir. Berita acara Rapat Dewan Komisaris harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh Pimpinan Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat yang bersangkutan. Apabila berita acara dibuat oleh seorang Notaris, tandatangan tersebut tidak disyaratkan. Berita acara Rapat Dewan Komisaris yang dibuat sesuai dengan ketentuan ayat 12 Pasal ini merupakan bukti yang sah mengenai keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan, baik untuk para anggota Dewan Komisaris maupun untuk pihak ketiga. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan bahwa semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahukan secara tertulis tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris. RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN Pasal 21
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8.
9.
Direksi wajib membuat dan melaksanakan rencana kerja tahunan. Direksi wajib menyampaikan rencana kerja tahunan kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh persetujuan. Persetujuan laporan tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris, dan keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh RUPS. Rencana kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus disampaikan sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup. Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada Akuntan Publik yang ditunjuk oleh RUPS untuk diperiksa dan Direksi menyusun laporan tahunan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menyediakannya di kantor Perseroan untuk dapat diperiksa oleh para pemegang saham terhitungsejak tanggal pemanggilan RUPS Tahunan. Dalam waktu paling lambat 4 (empat) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup, Direksi menyusun laporan tahunan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Laporan tahunan ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang menjabat pada tahun buku yang bersangkutan. Dalam hal terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan tersebut, yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya secara tertulis atau alasan tersebut dinyatakan oleh Direksi dalam surat tersendiri yang dilekatkan dalam laporan tahunan. Dalam hal terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan dan tidak memberikan alasan maka yang bersangkutan dianggap telah menyetujui isi laporan tahunan. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba/Rugi dalam surat kabar berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional menurut tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor X.K.2 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik. PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN Pasal 22
1. 2.
Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS Tahunan, dan merupakan saldo laba yang positif dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut. Dividen-dividen hanya dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam RUPS, dalam keputusan tersebut juga harus ditentukan waktu dan cara pembayaran dividen.Dividen untuk suatu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar dalam Daftar Pemegang
234
3. 4.
5.
6. 7. 8. 9.
Saham dengan memperhatikan Pasal 9 Anggaran Dasar ini, yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang RUPS dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dari peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan. Dalam hal RUPS Tahunan tidak menentukan penggunaan lain, maka laba bersih setelah dikurangi dengan cadangan yang diwajibkan oleh UUPT dan Anggaran Dasar ini dapat dibagi sebagai dividen. Jikalau perhitungan laba rugi dari satu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dalam perhitungan laba rugi dan selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya Perseroan dianggap tidak memperoleh laba selamakerugian yang tercatat dalam perhitungan laba rugi itu belum tertutup seluruhnya, dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dividen yang tidak diambil setelah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau, dimasukkan ke dalam cadangan khusus, RUPS mengatur tata cara pengambilan dividen yang telah dimasukkan kedalam cadangan khusus tersebut. Dividen yang telah dimasukkan dalam cadangan khusus sebagaimana tersebut di atas dan tidak diambil dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun akan menjadi hak Perseroan. Mengenai saham-saham yang tercatat dalam Bursa Efek berlaku peraturan-peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris, dengan memperhatikan proyeksi perolehan laba dan kemampuan keuangan Perseroan dan dengan memperhatikan ayat 6 Pasal ini. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan menderita kerugian, dividen interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh Pemegang Saham kepada Perseroan. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan, dalam hal Pemegang Saham tidak dapat mengembalikan dividen interim sebagaimana dimaksud pada ayat 8 Pasal ini. PENGGUNAAN CADANGAN Pasal 23
1. 2. 3. 4. 5.
Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan, yang ditentukan oleh RUPS dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Kewajiban penyisihan untuk cadangan tersebut berlaku apabila Perseroanmempunyai laba yang positif Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai cadangan mencapai paling sedikit 20 % (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan Cadangan yang belum mencapai jumlah sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan, RUPS dapat memutuskan agar jumlah kelebihannya digunakan untuk keperluan Perseroan. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 24
1. 2. 3.
4. 5.
Perubahan Anggaran Dasar harus dengan memperhatikan UUPT dan/atau peraturan Pasar Modal. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar ini. Perubahan ketentuan Anggaran Dasar ini yang menyangkut pengubahan nama Perseroan dan/atau tempat kedudukan Perseroan; maksud dan tujuan serta kegiatan usaha; jangka waktu berdirinya Perseroan; besarnya Modal Dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor dan/atau perubahan status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 3 Pasal ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya dengan memperhatikan ketentuan dalam UUPT. Ketentuan mengenai pengurangan modal dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya peraturan Pasar Modal.
235
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN Pasal 25 1. 2.
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan ditetapkan oleh RUPS dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 ayat 3 Anggaran Dasar ini. Ketentuan lebih lanjut mengenai Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM Pasal 26
1. 2.
Pembubaran Perseroan dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 ayat 3 Anggaran Dasar ini. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubaran, likuidasi dan berakhirnya status badan hukum adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan perundang undangan di bidang Pasar Modal. TEMPAT TINGGAL Pasal 27
Untuk hal-hal yang mengenai Perseroan, para Pemegang Saham dianggap bertempat tinggal pada alamat-alamat sebagaimana dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. PERATURAN PENUTUP Pasal 28 Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, maka RUPS yang akan memutuskannya.
236
XVII.
PENDAPAT DARI SEGI HUKUM
237
Halaman ini sengaja dikosongkan
238
239 239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
XVIII. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
255
PERSEROAN
BESERTA
Halaman ini sengaja dikosongkan
256
257
258 258
259 259
260 260
261 261
262 262
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 3.557.251.391 pada tanggal 30 September 2014, Rp 3.768.672.529 pada tanggal 31 Desember 2013, Rp 2.990.830.898 pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp 1.599.957.149 pada tanggal 31 Desember 2011 Pihak berelasi Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Aset keuangan lancar lainnya Pihak ketiga Pihak berelasi Persediaan Biaya dibayar di muka dan uang muka
2e, 2f, 2p, 4, 35, 38 2e, 2f, 5, 38 2f, 6, 38
928.893.108.379 -
1.108.014.988.946 -
802.017.241.716 13.000.000.000
191.581.253.656 -
119.953.097.278 556.868.516
114.321.891.644 455.492.358
117.260.892.698 803.554.138
96.254.589.069 1.172.076.694
10.103.876.037 1.160.090.100
5.644.418.133 1.375.040.400
2.730.596.381 83.000.400
3.171.554.481 83.000.400
2d, 34 2g, 9
27.780.000.000 34.829.149.713
30.245.507.000 109.290.000.000 40.138.353.064
38.221.925.400 31.800.000.000 42.160.939.081
41.663 45.195.725.461
2h, 10
2.510.575.344
1.763.889.074
1.980.711.034
537.517.033
1.125.786.765.367
1.411.249.580.619
1.050.058.860.848
337.995.758.457
12.759.662.519 743.925.000 1.000.000
9.142.776.942 683.755.000 1.000.000
3.029.151.077 132.165.400 -
3.774.745.901 215.167.800 664.837.880 -
107.596.232.143 16.415.446.379
91.263.354.462 -
93.866.170.336 -
3.756.311.158 -
750.210.556.366 2.146.942.355 28.421.384.007 34.511.971
598.000.856.150 23.564.877.854 38.886.718
510.469.801.254 14.665.223.164 192.195.351
507.443.272.240 10.127.863.011 94.273.847
918.329.660.740
722.695.507.126
622.354.706.582
526.076.471.837
2.044.116.426.107
2.133.945.087.745
1.672.413.567.430
864.072.230.294
2d, 34 2f, 7, 38 2d, 34 2f, 8, 38
JUMLAH ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Investasi pada entitas asosiasi Pernyertaan saham Uang muka perolehan aset tetap Pihak ketiga Pihak berelasi Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 556.293.359.581 pada tanggal 30 September 2014, Rp 505.740.768.515 pada tanggal 31 Desember 2013, Rp 433.064.996.567 pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp 367.262.101.992 pada tanggal 31 Desember 2011 Aset takberwujud - neto Aset pajak tangguhan - neto Aset tidak lancar lainnya JUMLAH ASET TIDAK LANCAR JUMLAH ASET
2f, 7, 38 2d, 34 2i, 11 1b, 2f, 11, 38 12 2d, 34
2d, 2k, 2m, 13, 34 2l, 2m, 14 2q, 19b
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1 263
263
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank Utang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Uang muka pasien Beban akrual Utang pajak
2f, 15, 38 2f, 16, 38
-
50.000.000.000
55.000.000.000
15.000.000.000
42.937.735.341 17.914.742.912
55.556.041.863 19.871.237.870
52.051.235.150 19.072.936.038
45.604.427.338 14.156.687.592
14.403.719.873 10.424.600.757 16.076.785.707 62.055.870.120 66.754.125.157
6.345.029.107 7.299.271.545 26.212.266.793 64.509.080.063 51.200.354.499
2.876.053.457 1.564.150.007 23.172.357.800 55.722.424.372 38.283.689.140
5.112.520.844 2.147.190.194 18.516.663.059 45.553.716.913 24.770.218.322
230.567.579.867
280.993.281.740
247.742.845.964
170.861.424.262
137.592.951.638 -
62.966.038 118.157.989.977 -
2.279.580.229 88.820.455.839 -
3.137.987.535 69.113.518.565 400.000.000.000
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG
137.592.951.638
118.220.956.015
91.100.036.068
472.251.506.100
JUMLAH LIABILITAS
368.160.531.505
399.214.237.755
338.842.882.032
643.112.930.362
138.232.000.000 707.816.476.651
138.232.000.000 707.816.476.651
138.232.000.000 708.768.000.000
47.000.000.000 -
814.267.927
4.075.993.113
-
774.085.087.930
842.452.950.148
450.864.287.720
152.934.351.423
1.617.913.564.581 58.042.330.021
1.689.315.694.726 45.415.155.264
1.301.940.280.833 31.630.404.565
199.934.351.423 21.024.948.509
JUMLAH EKUITAS
1.675.955.894.602
1.734.730.849.990
1.333.570.685.398
220.959.299.932
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
2.044.116.426.107
2.133.945.087.745
1.672.413.567.430
864.072.230.294
2d, 34 2f, 17, 38 2d, 34 2o 2f, 18, 38 2q, 19a
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan - neto Liabilitas imbalan pasca kerja Utang bank jangka panjang
EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp 1.000.000 per saham Modal dasar - 200.000 saham pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 2012 dan 140.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 138.232 saham pada pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 2012 dan 47.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011 Tambahan modal disetor Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
2q, 19b 2n, 20 2f, 21, 38
22 2c, 23
2f, 8
2b 2b, 25
(2.220.000.000)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
264
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan PENDAPATAN
2d, 2o, 26, 34
BEBAN POKOK PENDAPATAN
2d, 2k, 2o, 27,34
LABA BRUTO Beban usaha Pendapatan operasi lain Beban operasi lain
2j, 2n, 2o, 28 2f, 2k, 2o, 2p, 29 2f, 2k, 2o, 30
LABA USAHA Pendapatan keuangan Biaya keuangan
31 2d, 32, 34
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN - NETO
2q, 19b
LABA PERIODE/TAHUN BERJALAN
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 1.467.307.143.106
1.320.943.307.943
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011 1.742.091.210.185
1.475.393.206.194
1.203.395.195.366
(828.008.225.705 )
(754.373.875.275 )
(1.004.789.431.520 )
(881.030.155.998 )
(730.504.017.525)
639.298.917.401
566.569.432.668
737.301.778.665
594.363.050.196
472.891.177.841
(237.082.506.795 )
(195.225.945.983)
(267.027.072.943 )
(230.794.721.282 )
(210.024.036.664)
39.982.923.149
14.697.554.035
19.560.119.795
13.768.957.879
29.205.429.961
(2.209.050.988 )
(7.016.267.838 )
(7.997.824.708 )
(3.055.054.619 )
(2.142.352.398)
439.990.282.767
379.024.772.882
481.837.000.809
374.282.232.174
289.930.218.740
76.782.798.029 (11.451.947.060 )
42.936.123.445 (11.094.598.007)
63.357.879.807 (15.184.863.594 )
36.399.932.551 (20.677.781.936 )
24.385.088.416 (11.249.069.401)
505.321.133.736
410.866.298.320
530.010.017.022
390.004.382.789
303.066.237.755
(99.712.290.851 )
(88.690.465.881)
(118.169.917.147 )
(91.126.054.717 )
(73.455.691.922)
405.608.842.885
322.175.832.439
411.840.099.875
298.878.328.072
229.610.545.833
11.535.368.826
18.378.732.834
11.424.042.972
12.876.085.708
-
(3.034.267.927) (2.883.842.208)
(8.615.931.386) (4.594.683.209)
(3.261.725.186 ) (2.856.010.742 )
5.617.258.691
5.168.118.239
5.306.307.044
13.733.057.394
186.547.178
411.226.101.576
327.343.950.678
417.146.406.919
312.611.385.466
229.797.093.011
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Keuntungan aktuarial dari program pensiun manfaat pasti 2n, 20 Mutasi sehubungan dengan perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual 2f, 8 Pajak penghasilan terkait 2q, 19b Pendapatan komprehensif lain - neto setelah pajak JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE/TAHUN BERJALAN
4.075.993.113 (3.219.021.427)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
265
186.547.178 -
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan Laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali Jumlah Jumlah laba komprehensif periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali Jumlah LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
2s, 33
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
393.442.281.909
312.528.838.140
398.645.359.023
288.992.561.532
224.246.556.965
12.166.560.976
9.646.994.299
13.194.740.852
9.885.766.540
5.363.988.868
405.608.842.885
322.175.832.439
411.840.099.875
298.878.328.072
229.610.545.833
398.597.075.519
317.365.976.113
403.326.937.242
302.005.929.410
224.433.104.143
12.629.026.057
9.977.974.565
13.819.469.677
10.605.456.056
5.363.988.868
411.226.101.576
327.343.950.678
417.146.406.919
312.611.385.466
229.797.093.011
2.846.246
2.260.901
2.883.886
2.090.634
4.771.203
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
266
Saldo 1 Januari 2011 Dividen kas
710.187.794.458
(781.500.000.000 )
757.001.247.280
Jumlah
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Keuntungan (Kerugian) yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar Aset Keuangan Saldo Laba yang Tersedia untuk Belum Ditentukan Dijual Penggunaannya
(781.500.000.000 )
Tambahan Modal Disetor -
-
-
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 47.000.000.000
-
-
Catatan
-
-
Kepentingan Nonpengendali
33.662.184.271
-
Jumlah Ekuitas
790.663.431.551
(781.500.000.000 )
224.246.556.965
199.934.351.423
224.433.104.143
-
21.024.948.509
5.363.988.868
312.611.385.466
800.000.000.000
220.959.299.932
229.797.093.011
(18.001.224.630 ) 186.547.178
152.934.351.423
800.000.000.000
10.605.456.056
1.333.570.685.398
(18.001.224.630 ) -
-
-
302.005.929.410
31.630.404.565
(186.547.178 )
2r, 24 -
-
-
297.929.936.297
1.301.940.280.833
-
2r
Jumlah laba komprehensif tahun 2011 47.000.000.000
708.768.000.000
4.075.993.113
450.864.287.720
Dividen kas kepada kepentingan nonpengendali
Saldo 31 Desember 2011
91.232.000.000
-
4.075.993.113
Jumlah laba komprehensif tahun 2012
22, 23
-
708.768.000.000
Penerbitan saham baru
138.232.000.000
Saldo 31 Desember 2012
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
5
267
268 707.816.476.651
-
(951.523.349 )
-
-
708.768.000.000
708.768.000.000
-
-
-
708.768.000.000
814.267.927
(3.261.725.186 )
-
-
-
4.075.993.113
(4.539.938.273 )
(8.615.931.386 )
-
-
4.075.993.113
842.452.950.148
406.588.662.428
-
-
(15.000.000.000 )
450.864.287.720
761.846.195.219
325.981.907.499
-
(15.000.000.000 )
450.864.287.720
1.689.315.694.726
403.326.937.242
(951.523.349 )
6
-
(15.000.000.000 )
1.301.940.280.833
1.604.306.256.946
317.365.976.113
-
(15.000.000.000 )
1.301.940.280.833
Jumlah
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
138.232.000.000
Saldo 31 Desember 2013
-
-
-
1b, 23
2r
-
Jumlah laba komprehensif tahun 2013
Pelepasan entitas anak
Dividen kas kepada kepentingan nonpengendali
Dividen kas
138.232.000.000
Saldo 1 Januari 2013
-
-
-
138.232.000.000
2r, 24
2r
2r, 24
138.232.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saldo 30 September 2013
Jumlah laba komprehensif periode Januari - September 2013
Dividen kas kepada kepentingan nonpengendali
Dividen kas
Saldo 1 Januari 2013
Catatan
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Keuntungan (Kerugian) yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar Aset Keuangan Saldo Laba Tambahan Modal yang Tersedia untuk Belum Ditentukan Disetor Dijual Penggunaannya
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45.415.155.264
13.819.469.677
(5.016.756 )
(29.702.222 )
-
31.630.404.565
41.607.399.130
9.977.974.565
(980.000 )
-
31.630.404.565
Kepentingan Nonpengendali
1.734.730.849.990
417.146.406.919
(956.540.105 )
(29.702.222 )
(15.000.000.000 )
1.333.570.685.398
1.645.913.656.076
327.343.950.678
(980.000 )
(15.000.000.000 )
1.333.570.685.398
Jumlah Ekuitas
Catatan
Tambahan Modal Disetor
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Keuntungan (Kerugian) yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar Aset Keuangan Saldo Laba yang Tersedia untuk Belum Ditentukan Dijual Penggunaannya
Jumlah
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Kepentingan Nonpengendali
Jumlah Ekuitas
1.734.730.849.990
(1.000.000 )
45.415.155.264
814.267.927
(1.794.336 )
(56.964 )
1.689.315.694.726
707.816.476.651
794.336
(56.964 )
411.226.101.576
Jumlah laba komprehensif periode Januari - September 2014
842.452.950.148
138.232.000.000
-
794.336
-
12.629.026.057
1.675.955.894.602
Saldo 1 Januari 2014
-
-
-
398.597.075.519
58.042.330.021
(470.000.000.000 )
-
-
-
401.631.343.446
1.617.913.564.581
-
2r, 24 -
-
(3.034.267.927 )
774.085.087.930
(470.000.000.000 )
Dividen kas 1b, 23 -
-
(2.220.000.000 )
(470.000.000.000 )
Akusisi kepentingan nonpengendali 2r
-
707.816.476.651
Dividen kas kepada kepentingan nonpengendali
138.232.000.000
Saldo 30 September 2014
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
7
269
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran kepada karyawan Pembayaran untuk beban usaha dan lainnya Penerimaan pendapatan keuangan Pembayaran biaya keuangan Pembayaran pajak penghasilan badan Penerimaan dari pendapatan operasi lain
1.451.439.080.228
Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya Hasil penjualan aset tetap Perolehan aset tetap Pembayaran uang muka perolehan aset tetap Perolehan aset takberwujud Pencairan (penempatan) kas yang dibatasi penggunaannya Penempatan pada aset keuangan lancar lainnya Kas masuk neto dari pelepasan entitas anak Penerimaan dividen kas Penerimaan dari penjualan entitas asosiasi Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
13 13
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
1.320.572.248.642
1.747.000.436.370
1.459.411.119.862
1.180.145.476.549
(643.299.882.338)
(580.874.128.444)
(766.663.768.470 )
(677.846.717.051 )
(586.832.533.064)
(225.399.183.480)
(184.652.655.207)
(256.790.331.825)
(194.160.838.813 )
(159.274.022.608)
(124.800.974.163)
(96.759.402.948)
(123.622.453.023 )
(113.493.621.025 )
(98.212.414.558 )
76.119.286.844 (11.451.947.061)
42.575.805.598 (11.094.598.007)
62.430.744.268 (15.184.863.594)
35.888.570.128 (20.677.781.936 )
24.099.577.188 (11.249.069.401)
(124.110.809.892)
(94.060.899.768)
(121.741.524.752 )
(87.705.486.264 )
(65.320.962.091)
13.040.839.445
15.841.821.980
13.145.995.509
11.703.351.808
11.327.399.319
411.536.409.583
411.548.191.846
538.574.234.483
413.118.596.709
294.683.451.334
135.467.849.974 889.715.000 (131.450.770.230)
86.142.271.340 2.550.000 (107.455.165.699)
168.642.271.340 2.550.000 (147.451.975.298 )
1.004.530.000 (67.648.709.967 )
31.441.750.585 (46.293.982.237)
(98.836.285.210) (2.190.085.779)
(16.116.554.208) -
(16.222.204.429) -
(99.214.294.725 ) -
(17.328.772.467) -
-
13.000.000.000
13.000.000.000
(13.000.000.000 )
-
-
(246.919.775.520)
(246.919.775.520 )
(65.945.890.624 )
-
1b
-
-
4.578.646.499 1.091.488.000
-
-
11
-
-
-
625.000.000
-
(96.119.576.245)
(271.346.674.087)
(223.278.999.408 )
(244.179.365.316 )
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
8
270
(32.181.004.119)
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran dividen kas 24, 40 Penerimaan (pembayaran) utang bank Penambahan utang lain-lain pihak berelasi Akuisisi kepentingan nonpengendali 1b Pembayaran dividen kas kepada kepentingan nonpengendali Penerbitan saham baru 22, 23 Penerimaan (pembayaran) utang bank jangka panjang
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
(438.980.000.000)
(15.000.000.000)
(15.000.000.000 )
-
(50.000.000.000)
(5.000.000.000)
(5.000.000.000 )
40.000.000.000
-
(5.550.000.000)
5.000.000.000
5.550.000.000
-
-
(1.000.000)
-
-
-
-
(29.702.222) -
800.000.000.000
(56.964) -
(980.000) -
-
-
Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
(494.531.056.964)
(15.000.980.000)
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS
(179.114.223.626)
125.200.537.759
DAMPAK NETO PERUBAHAN SELISIH KURS PADA KAS DAN SETARA KAS
(7.656.941)
(1.136.961.820)
-
(781.500.000.000 )
(18.001.224.630 ) -
(400.000.000.000)
400.000.000.000
(14.479.702.222 )
440.000.000.000
(399.501.224.630 )
300.815.532.853
608.939.231.393
(136.998.777.415 )
5.182.214.377
1.496.756.667
120.539.706
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE/TAHUN
1.108.014.988.946
802.017.241.716
802.017.241.716
191.581.253.656
328.459.491.365
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE/TAHUN
928.893.108.379
926.080.817.655
1.108.014.988.946
802.017.241.716
191.581.253.656
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
9
271
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (dahulu PT Calida Ekaprana) (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Eveline Suriahudaja Konig, SH No. 25 tanggal 3 Januari 1995. Akta pendirian Perusahaan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-7971.HT.01.01.Th.95 tanggal 22 Juni 1995 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 88 Tambahan No. 9106 tanggal 3 November 1995. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Petrus Suandi Halim, SH No. 05 tanggal 6 Agustus 2014 mengenai perubahan nama Perusahaan menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-06263.40.20.2014 tanggal 7 Agustus 2014. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah menjalankan jasa konsultasi bisnis dan manajemen. Kegiatan usaha Perusahaan pada saat ini adalah melakukan penyertaan saham pada Entitas Anak yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan. Perusahaan berkedudukan di Jalan Letjen Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995. PT Griyainsani Cakrasadaya adalah entitas induk terakhir Perusahaan dan Entitas Anaknya (secara bersama-sama disebut “Grup”). b. Struktur Entitas Anak Perusahaan memiliki kepemilikan langsung dan tidak langsung pada Entitas Anak berikut ini: Jumlah Aset Sebelum Eliminasi (Dalam Jutaan Rupiah)
Persentase Kepemilikan Efektif
Entitas Anak Kepemilikan Langsung: PT Proteindo Karyasehat (“PKS”)
Tahun 30 Operasi September Komersial 2014
Domisili
Kegiatan Usaha
Bekasi
Pelayanan Kesehatan
1993
Bekasi
Jasa Binatu
Jakarta
31 Desember 2013
2012
2011
99,99%
99,99%
99,99%
99,99%
2008
-
-
99,78%
Pelayanan Kesehatan
2002
100,00%
100,00%
PT Alpen Agung Raya Pelayanan (“AAR”) Surabaya Kesehatan
1998
100,00%
PT Karyasukses Mandiri (“KSM”)
1998
70,00%
PT Estetika Enterprisindo (“EEP”)
30 September 2014
31 Desember 2013
2012
2011
1.988.539
2.133.515
1.657.761
851.343
99,78%
-
-
12.171
14.134
100,00%
100,00%
298.365
316.772
342.184
241.690
100,00%
100,00%
100,00%
356.845
310.646
235.887
143.901
70,00%
70,00%
70,00%
236.880
187.807
141.149
97.940
Kepemilikan Tidak Langsung Melalui PKS: PT Ekamita Arahtegar (“EAT”)
Jakarta
Pelayanan Kesehatan
10
272
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) b. Struktur Entitas Anak (lanjutan)
Entitas Anak
Domisili
Persentase Kepemilikan Efektif Tahun 30 Kegiatan Operasi September 31 Desember Usaha Komersial 2014 2013 2012 2011
Jumlah Aset Sebelum Eliminasi (Dalam Jutaan Rupiah)
30 September 2014
31 Desember 2012
2013
2011
Kepemilikan Tidak Langsung Melalui PKS: (lanjutan) PT Ragamsehat Multifita (“RSM”)
Depok
Pelayanan Kesehatan
2008
100,00%
99,99%
99,99%
99,99%
204.104
153.618
139.341
103.483
Tegal
Pelayanan Kesehatan
2009
42,00%
42,00%
42,00%
42,00%
31.218
30.070
29.125
32.538
Kepemilikan Tidak Langsung Melalui KSM: PT Citra Mandiri Prima (“CMP”)
Kegiatan Usaha Entitas Anak Kegiatan utama Entitas Anak adalah dalam bidang pelayanan kesehatan yaitu dengan memberikan jasa pelayanan medik dengan cara memiliki dan mengelola rumah sakit dengan nama Mitra Keluarga di Jakarta, Bekasi, Cikarang, Depok, Cibubur, Surabaya dan Tegal. Pada tanggal 30 September 2014, Entitas Anak memiliki izin penyelenggaraan rumah sakit sebagai berikut: Entitas Anak dan Lokasi Rumah Sakit PKS: Bekasi Barat
Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit
Jangka Waktu
Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat No. 445.1/Kep.69/I.25.b/IPRSU-B-BPPT/2013 tanggal 19 September 2013.
19 September 2013 19 September 2018 26 Maret 2012 25 Maret 2017
-
Bekasi Timur
Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat No. 445/Kep.34/III/ISPRS-BPPT/2012 tanggal 26 Maret 2012.
-
Cikarang
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan No. 503/04/Dinkes/RS/2012 tanggal 31 Mei 2012.
EAT: Kelapa Gading -
Cibubur
AAR: Surabaya
Kabupaten
Bekasi
31 Mei 2012 31 Mei 2017
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 1870/2010 tanggal 8 Maret 2010.
8 Maret 2010 8 Maret 2015
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi No. 445.1/ 806/Yankes/III/2012 tanggal 29 Maret 2012.
29 Maret 2012 28 Maret 2017
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya No. 503.445/15600/0014/P/IP.RS/436.6.3/III/2011 tanggal 30 Maret 2011.
30 Maret 2011 30 Maret 2016
-
Waru
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten No. 551.41/57.404.3.2/2011 tanggal 8 September 2011.
-
Kenjeran
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya No. 503.445/66/S/IP.RS/ 436.6.3/VI/2014 tanggal 11 Juni 2014.
11 Juni 2014 11 Juni 2015
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 7692/2010 tanggal 9 Agustus 2010.
9 Agustus 2010 9 Agustus 2015
Surat Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Depok No. 445.8/003/O.RS-BPMP2T/I/2014 tanggal 10 Januari 2014.
10 Januari 2014 9 Januari 2019
Surat Keputusan Walikota Tegal No. 503/006/2010 tanggal 2 Februari 2010.
2 Februari 2010 2 Februari 2015
KSM: Kemayoran RSM: Depok CMP: Tegal
11
273
Sidoarjo
8 September 2011 8 September 2016
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) b. Struktur Entitas Anak (lanjutan) Peningkatan Persentase Kepemilikan pada Entitas Anak Berdasarkan Akta Notaris Petrus Suandi Halim, SH No. 38 tanggal 29 Februari 2012, PKS meningkatkan modal dasar dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 1.000.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 77.750.000.000 menjadi Rp 877.750.000.000 dengan menerbitkan 8.000.000 saham baru yang diambil bagian seluruhnya oleh Perusahaan, sehingga kepemilikan Perusahaan di PKS meningkat dari 99,9998% menjadi 99,9999%. Berdasarkan Akta Notaris Petrus Suandi Halim, SH No. 43 tanggal 25 November 2013, EEP meningkatkan modal dasar dari Rp 1.000.000.000 menjadi Rp 13.150.000.000 dan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 450.000.000 menjadi Rp 13.150.000.000 dengan menerbitkan 12.700 saham baru yang diambil bagian seluruhnya oleh Perusahaan, sehingga kepemilikan Perusahaan di EEP meningkat dari 99,78% menjadi 99,99%. Pada tanggal 27 Januari 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan PT Griyainsani Cakrasadaya, pihak berelasi (Catatan 34), untuk membeli 1 (satu) saham RSM dengan harga jual sebesar Rp 1.000.000, sehingga persentase kepemilikan efektif Perusahaan di RSM meningkat dari 99,99% menjadi 100,00%. Sehubungan dengan pembelian saham tersebut, Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 794.336 yang dikreditkan ke akun saldo laba. Pelepasan Entitas Anak Pada tanggal 19 Desember 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan PT Griyainsani Cakrasadaya, pihak berelasi (Catatan 34), untuk menjual 13.148 saham EEP dengan harga jual sebesar Rp 14.000.000.000, sehingga kepemilikan saham Perusahaan di EEP menjadi 1 (satu) saham dengan biaya perolehan Rp 1.000.000 (Catatan 11). Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali”, Perusahaan, sebagai entitas yang melepas bisnis, mencatat selisih antara imbalan yang diterima dan nilai tercatat bisnis yang dilepas di ekuitas dan menyajikannya dalam akun tambahan modal disetor.
12
274
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) b. Struktur Entitas Anak (lanjutan) Pelepasan Entitas Anak (lanjutan) Rincian aset dan liabilitas EEP pada tanggal pelepasan adalah sebagai berikut: Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Persediaan Aset tetap - neto
9.421.353.501 1.417.745.642 2.478.816.041 2.290.375.526
_____________
Jumlah aset
____________
15.608.290.710
_____________
Liabilitas Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual Utang pajak
___________
Jumlah liabilitas
____________
422.791.090 102.169.381 33.038.033 92.752.101
____________
650.750.605
_____________
Aset neto
____________
14.957.540.105
Selisih imbalan yang diterima dengan nilai tercatat bisnis yang dilepas yang dicatat dalam ekuitas sebagai tambahan modal disetor adalah sebagai berikut: Imbalan yang diterima Jumlah aset neto yang dilepaskan Kepentingan nonpengendali Penyertaan saham yang masih dimiliki
14.000.000.000 (14.957.540.105) 5.016.756 1.000.000
_____________
Selisih (Catatan 23)
____________
(951.523.349)
Kas masuk neto dari pelepasan EEP adalah sebagai berikut: Kas yang diterima dari pelepasan entitas anak Kas dan setara kas EEP yang dilepaskan Kas masuk neto dari pelepasan EEP
14.000.000.000 (9.421.353.501)
_____________
____________
4.578.646.499
13
275
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Berdasarkan Akta Notaris No. 146 tanggal 31 Januari 2012 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 23 April 2012, dan Akta Notaris No. 12 tanggal 25 Juni 2008 yang dibuat di hadapan George Handojo Hermawi, SH, Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-39110.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 8 Juli 2008, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 30 September 2014 Dewan Komisaris: Komisaris Utama Komisaris Komisaris Direksi: Direksi Utama Direktur
31 Desember 2012
2013
2011
Johanes Setijono Angelique Aryanto
Johanes Setijono Angelique Aryanto
Johanes Setijono Angelique Aryanto
-
-
-
Johanes Setijono Angelique Aryanto Bernadette Ruth Irawati Setiady
Rustiyan Oen Ronny Hadiana
Rustiyan Oen Ronny Hadiana
Rustiyan Oen Ronny Hadiana
Rustiyan Oen Ronny Hadiana
Manajemen kunci meliputi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Grup. Pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jumlah karyawan tetap Grup masing-masing adalah sejumlah 4.743, 4.651, 4.226 dan 3.704 karyawan (tidak diaudit). d. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian Manajemen Grup bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan kembali sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham pada tanggal 6 Februari 2015. Tidak terdapat perbedaan material antara laporan keuangan konsolidasian terdahulu dengan laporan keuangan konsolidasian yang diterbitkan kembali, kecuali yang dijelaskan dalam Catatan 45 atas laporan keuangan konsolidasian. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Kebijakan akuntansi penting yang diterapkan oleh Grup secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
14
276
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Bapepam dan LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013, No. VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 telah disusun dan disajikan sesuai dengan PSAK 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim” dan PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. Grup memilih menyajikan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam satu laporan dan menyajikan tambahan pengungkapan pengelolaan modal pada Catatan 39. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - penerapan kebijakan akuntansi; - jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian; - jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode/tahun pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut. Estimasi, asumsi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup diungkapkan pada Catatan 3. Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anaknya.
15
277
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasian Grup menerapkan PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anaknya seperti diungkapkan pada Catatan 1b, dimana Perusahaan memilki lebih dari 50% kepemilikan saham baik secara langsung atau tidak langsung. Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas. Pengendalian juga ada ketika Perusahaan memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat: a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; b) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian; c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut. Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam periode/tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai. Bila pengendalian berakhir dalam periode/tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian untuk bagian periode/tahun dimana pengendalian masih berlangsung. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Grup: a) menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak; b) menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali (KNP); c) menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, jika ada; d) mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; e) mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; f) mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai laba rugi; dan g) mereklasifikasi bagian entitas induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke komponen laba rugi dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
16
278
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (lanjutan) KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Laporan keuangan (konsolidasian) entitas anak dibuat untuk periode/tahun pelaporan yang sama dengan Perusahaan, menggunakan kebijakan akuntansi yang konsisten. Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, telah dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dan entitas anaknya sebagai satu kesatuan usaha. c. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Efektif tanggal 1 Januari 2013, Grup menerapkan PSAK 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” menggantikan PSAK 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali dan diterapkan untuk kombinasi bisnis sepengendali yang memenuhi persyaratan dalam PSAK 22, “Kombinasi Bisnis”, baik untuk penerima dan entitas penarikan. Penerapan PSAK 38 (Revisi 2012) tidak memberikan dampak signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok usaha tersebut, karenanya transaksi tersebut diakui pada jumlah tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interests). Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan untuk periode dimana terjadi kombinasi bisnis dan untuk periode komparatif sajian, disajikan sedemikian rupa seolah-olah penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada dalam sepengendalian. Berdasarkan PSAK 38 (Revisi 2012), Perusahaan, sebagai entitas yang melepas bisnis, mencatat selisih antara imbalan yang diterima dan jumlah tercatat bisnis yang dilepas di ekuitas dan menyajikannya dalam akun tambahan modal disetor. d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Grup menerapkan PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, yang mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual.
17
279
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi (lanjutan) Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor, yang meliputi: a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor. b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya). iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). vii. Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian. e. Kas dan Setara Kas dan Kas yang Dibatasi Penggunaannya Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, tabungan dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya. Saldo tabungan yang dibatasi penggunaannya disajikan pada akun kas yang dibatasi penggunaannya dan dicatat pada nilai nominal. f. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” secara prospektif. Penerapan PSAK tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.
18
280
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (lanjutan) Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. i.
Aset keuangan Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Grup menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pengakuan dan Pengukuran (i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi terdiri dari aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan manajemen untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short-term profit taking), atau merupakan derivatif (kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai). Setelah pengukuran awal, aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori ini diukur sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar instrumen keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
19
281
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (lanjutan) i.
Aset keuangan (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) (ii) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada awal akuisisi dan fee/biaya transaksi sebagai bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi dan kerugian yang timbul dari penurunan nilai akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup tidak memiliki investasi dimiliki hingga jatuh tempo. (iii) Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak dikuotasikan pada pasar aktif, kecuali: - yang dimaksudkan oleh Grup untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi; - yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; - dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang. Setelah pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal serta fee dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi dan kerugian yang timbul atas penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang yaitu kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha dan piutang lain-lain.
20
282
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (lanjutan) i.
Aset keuangan (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) (iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi, dimiliki hingga jatuh tempo, dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas akan direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: - Investasi pada obligasi dan saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang tersedia nilai wajarnya dicatat pada nilai wajar. - Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak tercatat di bursa, tidak mempunyai kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat pada biaya perolehannya. Dividen atas instrumen ekuitas yang dikategorikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak Grup untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual yaitu aset keuangan lancar lainnya dan penyertaan saham.
ii.
Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Grup menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Pengakuan dan Pengukuran (i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi terdiri dari dua sub-kategori, yaitu liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
21
283
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (lanjutan) ii.
Liabilitas keuangan (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) (i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (lanjutan) Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. (ii) Liabilitas keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi Liabilitas keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi merupakan liabilitas keuangan yang selain atau tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Dalam hal liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehaan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Biaya Keuangan” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi yaitu utang bank, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang bank jangka panjang.
iii. Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
22
284
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (lanjutan) iv. Nilai wajar instrumen keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode/tahun pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. Bila nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif tidak dapat ditentukan secara handal, instrumen keuangan tersebut diakui dan diukur pada nilai tercatatnya. Grup menggunakan hierarki berikut ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan: Tingkat 1: Harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik; Tingkat 2: Teknik penilaian yang menggunakan input selain harga kuotasi yang termasuk di dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, turunan dari harga); dan Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan input untuk aset dan liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi). v.
Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap akhir periode/tahun pelaporan, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.
23
285
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (lanjutan) v.
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika “pinjaman yang diberikan dan piutang” aset keuangan memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Grup. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Dalam hal instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti objektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.
24
286
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (lanjutan) v.
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lanjutan) Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui pada laba rugi direklasifikasikan dari ekuitas ke dalam laba rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, indikasi penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa mendatang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Penghasilan bunga yang masih harus dibayar tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Penghasilan Keuangan” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika pada periode/tahun berikutnya, nilai wajar atas instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara objektif dapat dikaitkan dengan peristiwa yang timbul setelah pengakuan kerugian penurunan nilai melalui laba rugi, kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laba rugi.
vi. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Grup telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian “passthrough”; dan baik (a) Grup telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Grup secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika sebuah liabilitas keuangan digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
25
287
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
Instrumen Keuangan (lanjutan) vii. Reklasifikasi instrumen keuangan Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke klasifikasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasikan aset keuangan dari kategori dimiliki hingga jatuh tempo. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi spesifik tententu), maka seluruh aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasi menjadi aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Selanjutnya, Grup tidak diperkenankan mengklasifikasi aset keuangan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo selama 2 (dua) tahun. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
g. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO). Nilai realisasi neto persediaan adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi dengan estimasi biaya penjualan. Cadangan kerugian penurunan nilai untuk persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan fisik persediaan dan nilai realisasi neto persediaan. h. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi dan dibebankan pada operasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. i.
Investasi pada Entitas Asosiasi Grup menerapkan PSAK 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”, yang mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Investasi pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Grup mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Grup atas laba atau rugi neto dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal perolehan.
26
288
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i.
Investasi pada Entitas Asosiasi (lanjutan) Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Grup mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat dipakai, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Grup dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Grup dalam entitas asosiasi. Setelah menerapkan metode ekuitas, Grup menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Grup dalam entitas asosiasi. Grup menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang objektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Grup menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Investasi pada entitas asosiasi dihentikan pengakuannya apabila Grup tidak lagi memiliki pengaruh signifikan, dan nilai investasi yang tersisa diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara jumlah tercatat investasi yang tersisa pada tanggal hilangnya pengaruh signifikan dan nilai wajarnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
j.
Sewa Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan secara prospektif PSAK 30 (Revisi 2011), “Sewa”, ISAK 23 : Sewa Operasi - Insentif dan ISAK 24 : Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa. Penerapan PSAK 30 (Revisi 2011), ISAK 23 dan ISAK 24 tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasi. Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa. Perjanjian tersebut ditelaah apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau aset-aset tertentu atau perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut, bahkan jika hak tersebut tidak dijabarkan secara eksplisit di perjanjian. Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa Operasi - Grup sebagai lessee Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban usaha dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama masa sewa.
k. Aset Tetap Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” dan ISAK 25, “Hak atas Tanah” secara prospektif. Penerapan PSAK tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. 27
289
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Aset Tetap (lanjutan) PSAK 16 (Revisi 2011) mengatur pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kaitannya dengan aset tersebut. ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang dikeluarkan ketika hak atas tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari perolehan hak atas tanah pada akun aset tetap dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis hak atas tanah, periode mana yang lebih pendek. Grup memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap terdiri dari aset kepemilikan langsung dan aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih. Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Penyusutan aset tetap kepemilikan langsung, kecuali hak atas tanah, dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Tarif Bangunan Peralatan medis Peralatan binatu Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan
5% 12,5% - 25% 20% 12,5% - 25% 12,5% - 25%
Tahun 20 4-8 5 4-8 4-8
Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan karena manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih adalah aset yang pembangunannya didanai oleh Entitas Anak sampai dengan siap dioperasikan, yang kemudian dikelola oleh Entitas Anak dan selanjutnya diserahkan kepada pemilik aset pada saat berakhirnya perjanjian bangun, kelola dan alih. Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih disusutkan dengan jangka waktu antara 10 (sepuluh) tahun (dengan tarif 10%) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun (dengan tarif 5%). Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. 28
290
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Aset Tetap (lanjutan) Jumlah tercatat dari suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pengeluaran yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti biaya perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Dalam situasi dimana dapat dibuktikan secara jelas bahwa pengeluaran tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis yang diharapkan diperoleh dari penggunaan aset tetap tersebut di masa datang yang melebihi kinerja normalnya, maka pengeluaran tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Pada setiap akhir periode/tahun pelaporan, nilai residu, manfaat ekonomis dan metode penyusutan dievaluasi, dan jika sesuai keadaan, disesuaikan secara prospektif. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan aset dalam penyelesaian dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Aset tetap dalam penyelesaian tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan. l.
Aset Takberwujud Aset takberwujud Grup berupa perangkat lunak. Perangkat lunak yang bukan merupakan bagian integral dari perangkat keras yang terkait dicatat sebagai aset takberwujud dan dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan perangkat lunak terdiri dari seluruh pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung dalam persiapan perangkat lunak tersebut sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Pengeluaran setelah perolehan perangkat lunak dapat ditambahkan pada biaya perolehan perangkat lunak atau dikapitalisasi sebagai perangkat lunak hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis masa depan dari perangkat lunak yang bersangkutan sehingga menjadi lebih besar dari standar kinerja yang diperkirakan semula. Pengeluaran yang tidak menambah manfaat ekonomis masa depan dari perangkat lunak diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Perangkat lunak dengan umur manfaat terbatas diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat ekonomis aset yaitu 5 (lima) tahun. Amortisasi perangkat lunak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, sejak tanggal perangkat lunak tersebut tersedia untuk dipakai sampai berakhirnya masa manfaat dari perangkat lunak tersebut. Masa manfaat ekonomis dan metode amortisasi ditelaah setiap akhir periode/tahun.
29
291
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Grup menerapkan PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”, yang menetapkan prosedurprosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Pada setiap akhir periode/tahun pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode/tahun pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi tersebut ada, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut diakui sebagai laba rugi, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. n. Imbalan Kerja Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” secara prospektif. PSAK 24 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang pencatatan dan pengungkapan atas imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang dan memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial imbalan pasca kerja dimana keuntungan dan kerugian aktuarial dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lain. Penerapan PSAK tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. Imbalan pasca kerja Grup memberikan imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja kepada karyawannya sesuai dengan ketentuan dari Undang-Undang (“UU”) Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, sehingga pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program manfaat pasti.
30
292
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n. Imbalan Kerja (lanjutan) Imbalan pasca kerja (lanjutan) Program pensiun manfaat pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, biasanya berdasarkan beberapa faktor seperti usia, masa kerja atau kompensasi. Liabilitas manfaat pasti yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini kewajiban manfaat pasti pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian serta disesuaikan dengan keuntungan/kerugian aktuarial yang belum diakui. Kewajiban manfaat pasti dihitung setiap periode/tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban manfaat pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat suku bunga Obligasi Pemerintah dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo pensiun yang bersangkutan. Sebelum tanggal 1 Januari 2012, Grup mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial sebagai pendapatan atau beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban manfaat pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial tersebut diakui menggunakan metode garis lurus selama estimasi sisa masa kerja rata-rata karyawan. Beban imbalan pasca kerja yang diakui selama periode/tahun berjalan terdiri dari biaya jasa kini, bunga atas kewajiban dan keuntungan atau kerugian aktuarial. Biaya imbalan masa lalu diakui sebagai biaya, kecuali untuk biaya jasa masa lalu yang belum menjadi hak (vested) yang diamortisasi dan diakui sebagai biaya selama periode hak. Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup telah memilih untuk merubah kebijakan akuntansi di dalam pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial secara prospektif. Seluruh keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan komprehensif lain (“metode pendapatan komprehensif lain”) dan dilaporkan dalam saldo laba. Lebih lanjut, beban jasa lalu yang belum vested yang timbul dari pengenalan program manfaat pasti atau perubahan kewajiban manfaat dari program yang ada, diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata hingga manfaat tersebut vested. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program manfaat pasti diakui ketika kurtailmen atau penyelesaian terjadi. Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi berikut terpenuhi: i. Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program; atau, ii. Mengubah ketentuan dalam program manfaat pasti yang menyebabkan bagian yang material dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah. Penyelesaian program terjadi ketika Grup melakukan transaksi yang menghapuskan semua liabilitas hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program manfaat pasti.
31
293
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan dari penjualan obat dan perlengkapan medis diakui pada saat barang diserahkan kepada pasien. Pendapatan jasa pelayanan medis diakui pada saat jasa telah diberikan dan untuk pendapatan jasa tenaga ahli diakui pada saat jasa diberikan sesuai dengan bagian yang menjadi hak Grup. Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual. p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah, dibebankan pada operasi dalam periode/tahun berjalan. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut: 30 September 2014 1 Dolar Amerika Serikat 1 Euro Eropa
31 Desember 2012
2013
12.212 15.495
12.189 16.821
9.670 12.810
2011 9.068 11.739
q. Perpajakan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan” secara prospektif. PSAK 46 (Revisi 2010) mensyaratkan entitas untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan PSAK tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Pajak Kini Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode/tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan. Aset dan liabilitas pajak kini untuk periode/tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Pajak penghasilan kini diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali pajak yang berkaitan dengan item yang diakui di luar laba atau rugi, baik pada pendapatan komprehensif lain atau langsung kepada ekuitas. Manajemen secara periodik melakukan evaluasi atas posisi yang diambil dalam pelaporan pajak sehubungan dengan situasi di mana peraturan pajak terkait menjadi subyek interpretasi dan menetapkan provisi bila diperlukan.
32
294
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q. Perpajakan (lanjutan) Pajak Kini (lanjutan) Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat diterimanya surat ketetapan pajak atau, jika Grup mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut ditetapkan. Pajak Tangguhan Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer pada tanggal pelaporan antara dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas dan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan pada tanggal pelaporan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang kena pajak, kecuali: i. liabilitas pajak tangguhan yang terjadi dari pengakuan awal goodwill atau dari aset atau liabilitas dari transaksi yang bukan transaksi kombinasi bisnis, dan pada waktu transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak/rugi pajak; ii. dari perbedaan temporer kena pajak atas investasi pada entitas anak, yang saat pembalikkannya dapat dikendalikan dan besar kemungkinannya bahwa beda temporer itu tidak akan dibalik dalam waktu dekat. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi pajak belum dikompensasi, bila kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan tersebut dan rugi pajak belum dikompensasi, dapat dimanfaatkan, kecuali: i. aset pajak tangguhan yang timbul dari pengakuan awal aset atau liabilitas dalam transaksi yang bukan transaksi kombinasi bisnis, dan tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba kena pajak/rugi pajak; atau ii. dari perbedaan temporer yang dapat dikurangkan atas investasi pada entitas anak, aset pajak tangguhan hanya diakui bila besar kemungkinannya bahwa beda temporer itu tidak akan dibalik dalam waktu dekat dan laba kena pajak dapat dikompensasi dengan beda temporer tersebut. Nilai tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Pada setiap tanggal pelaporan, Grup meninjau kembali aset pajak tangguhan yang tidak diakui dan mengakui aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan berlaku pada periode saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan disaling-hapuskan jika terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus antara pajak aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, atau aset dan liabilitas pajak tangguhan pada entitas yang sama, atau Perusahaan dan/atau entitas anaknya bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.
33
295
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r.
Dividen Pembagian dividen kepada para pemegang saham diakui sebagai liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada periode ketika dividen tersebut disetujui atau dideklarasikan oleh para pemegang saham.
s. Laba Per Saham Dasar Efektif tanggal 1 Januari 2014, Grup menerapkan PSAK 56 (Revisi 2011) mengenai “Laba Per Saham” secara retrospektif, yang menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham. Penerapan PSAK tersebut mempengaruhi pengungkapan pada laporan keuangan konsolidasian. Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode/tahun yang bersangkutan yaitu sejumlah 138.232 saham untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan 47.000 saham untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, dan oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. t.
Provisi Grup menerapkan PSAK 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan dasar pengukuran untuk provisi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi, dan untuk memastikan bahwa informasi yang memadai diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian untuk memungkinkan pengguna memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Provisi diakui jika Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Provisi ditelaah pada setiap akhir periode/tahun pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi dipulihkan.
u. Segmen Operasi Grup menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” yang mengatur pengungkapan yang akan memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Segmen adalah komponen yang dapat dibedakan dari entitas yang terlibat baik dalam menyediakan produk-produk tertentu dan jasa (segmen usaha), atau dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
34
296
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u. Segmen Operasi (lanjutan) Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk hal-hal yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar perusahaan dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. Informasi keuangan dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja setiap segmen dan menentukan pengalokasian sumber daya. Sehubungan dengan ini, informasi segmen pada laporan keuangan konsolidasian disajikan berdasarkan pengklasifikasian umum atas daerah pelayanan sebagai segmen geografis. Rincian informasi segmen tersebut diungkapkan dalam Catatan 36. v. Kontinjensi Liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, tetapi diungkapkan, kecuali jika arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi kemungkinannya kecil (remote). Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, tetapi diungkapkan jika terdapat kemungkinan besar (probable) arus masuk manfaat ekonomi. w. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan Grup pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuaian), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode/tahun pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa nonpenyesuaian), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian. x. Penerapan Standar Akuntansi Baru Penerapan dari perubahan interpretasi standar akuntansi berikut, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2014, tidak menyebabkan perubahan signifikan atas kebijakan akuntansi Grup dan tidak memberikan dampak yang material terhadap jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan konsolidasian: -
ISAK 27, “Pengalihan Aset dari Pelanggan”. ISAK 28, “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”.
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian serta pengungkapan liabilitas kontinjensi. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode/tahun pelaporan berikutnya. 35
297
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Usaha yang Berkelanjutan Manajemen Grup telah melakukan penilaian atas kemampuan Grup untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Grup memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Grup untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Penentuan Mata Uang Fungsional Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Grup adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana masing-masing entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan. Berdasarkan penilaian manajemen, mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anaknya adalah Rupiah. Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti yang diungkapkan pada Catatan 2f. Sewa Grup mempunyai perjanjian sewa dimana Grup bertindak sebagai lessee untuk sewa tanah dan gudang. Grup mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011), “Sewa”, yang mensyaratkan Grup untuk membuat pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan Grup atas perjanjian sewa tersebut, maka transaksi sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pengakuan Pendapatan atas Jasa Tenaga Ahli Kebijakan dan sistem penagihan kepada pasien terdiri dari konsultasi dokter, pemakaian kamar, obatobatan, fasilitas rumah sakit dan penunjang medis lainnya. Sesuai perjanjian dengan masing-masing dokter, Grup menyiapkan ruang konsultasi untuk dokter dan atas konsultasi dokter kepada pasien, Grup membuat tagihan, mengalokasikan bagian pendapatan dokter serta melakukan distribusi alokasi bagian dokter sesuai penerimaan tagihan dari pasien, serta memotong dan melaporkan pajak terkait setiap bulan, dan masing-masing dokter menanggung risiko kredit atas pembayaran tagihan dari pasien. Berdasarkan penelaahan manajemen sesuai fakta dan kondisi yang relevan, pendapatan jasa tenaga ahli diakui sesuai bagian yang menjadi hak Grup.
36
298
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode/tahun pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode/tahun pelaporan keuangan berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha Apabila terdapat bukti objektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi atas piutang usaha, Grup mengestimasi cadangan untuk kerugian penurunan nilai atas piutang usaha yang secara khusus diidentifikasi ragu-ragu untuk ditagih. Tingkat cadangan ditelaah oleh manajemen dengan dasar faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat tertagihnya piutang tersebut. Dalam kasus ini, Grup menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta-fakta terbaik yang tersedia dan situasi-situasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada, lama hubungan Grup dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan laporan dari pihak ketiga dan faktor-faktor pasar yang telah diketahui, untuk mengakui pencadangan spesifik untuk pelanggan terhadap jumlah yang jatuh tempo untuk menurunkan piutang Grup ke jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Pencadangan secara spesifik ini ditelaah dan disesuaikan jika terdapat informasi tambahan yang diterima yang mempengaruhi jumlah yang diestimasikan. Nilai tercatat dari piutang usaha Grup sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 124.067.217.185, Rp 118.546.056.531, Rp 121.055.277.734 dan Rp 99.026.622.912. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan keadaan yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 9.
37
299
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap dan Aset Takberwujud Grup mengestimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset takberwujud berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Grup secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode/tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan diatas. Jumlah dan waktu dari beban yang dicatat untuk setiap periode akan terpengaruh oleh perubahan atas faktor-faktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset takberwujud Grup akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan aset tidak lancar yang dicatat. Nilai buku neto atas aset tetap Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 750.210.556.366, Rp 598.000.856.150, Rp 510.469.801.254 dan Rp 507.443.272.240, sedangkan nilai buku neto aset takberwujud Grup pada tanggal 30 September 2014 adalah sebesar Rp 2.146.942.355. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 13 dan 14. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Penurunan nilai timbul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari transaksi penjualan yang mengikat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dipadukan dengan penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas kemungkinan penurunan potensial atas nilai aset non-keuangan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011.
38
300
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Imbalan Pasca Kerja Penentuan beban dan liabilitas imbalan pasca kerja Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut dengan menggunakan metode projected unit credit. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Seperti dijelaskan pada Catatan 2n, hasil aktual yang berbeda dari asumsi Grup diakui sebagai pendapatan komprehensif lain. Dikarenakan kompleksitas dari penilaian, asumsi dan periode jangka panjang, kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi. Grup berkeyakinan bahwa asumsi yang ditetapkan adalah memadai dan tepat, perbedaan signifikan dalam pengalaman aktual Grup atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat mempengaruhi secara material beban dan liabilitas imbalan pasca kerja. Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan. Nilai tercatat atas liabilitas imbalan pasca kerja Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 137.592.951.638, Rp 118.157.989.977, Rp 88.820.455.839 dan Rp 69.113.518.565. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 20. Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan konsolidasian tidak tersedia di pasar aktif, nilainya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 38. Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan Dalam situasi tertentu, Grup tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Grup menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Grup membuat analisa untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui.
39
301
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan (lanjutan) Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Nilai tercatat utang pajak penghasilan badan Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 50.020.000, Rp 271.104.050, Rp Nihil dan Rp 13.907, dan nilai tercatat utang pajak penghasilan badan entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masingmasing adalah sebesar Rp 15.286.268.864, Rp 35.387.150.409, Rp 27.009.218.436 dan Rp 16.168.193.935. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 19a. Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan Grup melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir periode/tahun pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan aset tersebut tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penelaahan Grup atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang ditaksirkan untuk periode/tahun pelaporan berikutnya. Taksiran ini berdasarkan hasil pencapaian Grup di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi perencanaan perpajakan di masa depan. Tetapi tidak terdapat kepastian bahwa Grup dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang cukup untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Nilai tercatat aset pajak tangguhan entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 28.421.384.007, Rp 23.564.877.854, Rp 14.665.223.164 dan Rp 10.127.863.011 dan nilai tercatat liabilitas pajak tangguhan entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp Nihil, Rp 62.966.038, Rp 2.279.580.229 dan Rp 3.137.987.535. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 19b.
40
302
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari: 30 September 2014 Kas Bank Rupiah PT Bank Permata Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Koperasi Simpan Pinjam Jasa Dolar Amerika Serikat PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Bukopin Tbk Euro Eropa PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk Jumlah bank Deposito berjangka Rupiah PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Permata Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dolar Amerika Serikat PT Bank Permata Tbk PT Bank UOB Indonesia PT Bank Mega Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Bukopin Tbk Jumlah deposito berjangka
31 Desember 2012
2013
2011
427.073.306
369.531.221
331.285.892
320.040.597
46.936.921.992 31.260.485.475 7.568.683.703 3.196.692.379 1.507.378.484 622.850.294
9.540.856.987 29.759.234.604 1.912.497.885 861.943.944 4.546.857.020 18.156.822.155
9.264.499.870 36.627.285.761 10.730.796.822 1.057.919.980 9.877.296.647 12.132.601.313
341.089.269 20.893.324.306 8.029.236.341 764.559.587 2.807.938.807 340.334.559
408.143.080
392.632.472
-
-
181.982.859 54.943.066
117.049.052 81.070.472
1.303.148 53.613.353
29.171.152
5.790.566 -
8.231.103 -
6.478.278 1.041.894.651 80.551.210
449.184 1.062.238.587 1.165.889.650
-
-
53.381
53.285
5.629.002.088 1.667.933.033 257.039.397 42.369.290 -
23.326.333 1.662.527.625 129.230.860 286.917.359 5.617.331
965.120.315 5.350.362.655 158.606.887 212.101.684 495.017.647
13.911.219 1.031.080.386 109.456.811 28.946.403 18.513.591
596.926.446 9.135.145
648.306.203 143.174.509
461.020.794 109.426.051
461.172.471 102.442.476
99.946.277.297
68.276.295.914
88.625.950.447
37.199.808.084
414.800.000.000 200.000.000.000 101.000.000.000 77.000.000.000
831.070.000.000 72.000.000.000 3.000.000.000 -
481.490.000.000 64.900.000.000 30.000.000.000 -
94.500.000.000 5.000.000.000 -
12.750.000.000 4.000.000.000 -
5.000.000.000
56.959.918.090
13.439.957.075
-
1.000.000.000
-
-
-
-
14.000.000.000 513.000.000 -
10.000.000.000 535.925.662 1.500.000.000
8.548.400.000 7.327.200.000 -
8.532.300.000 7.314.000.000 6.257.625.509 -
6.769.000.000 5.802.000.000 5.881.442.918 684.644.369 -
10.881.600.000 455.779.710 8.024.289.066 1.263.853.462
825.425.600.000
934.173.925.509
667.000.005.377
145.601.404.975
41
303
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 30 September 2014
31 Desember 2012
2013
3.094.157.776
105.195.236.302
-
-
Bagian yang tidak dibatasi penggunaannya
3.094.157.776
105.195.236.302
46.060.000.000
8.460.000.000
928.893.108.379
1.108.014.988.946
802.017.241.716
191.581.253.656
Jumlah kas dan setara kas
59.060.000.000
2011
Tabungan Siaga - PT Bank Bukopin Tbk Dikurangi: bagian yang dibatasi penggunaannya
8.460.000.000
(13.000.000.000 )
-
Rekening di bank memiliki tingkat bunga mengambang sesuai dengan tingkat penawaran pada masing-masing bank. Tingkat suku bunga per tahun tabungan siaga untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar 3%, 3%, 5,5% dan 6%. Tingkat suku bunga deposito berjangka per tahun adalah sebagai berikut:
Rupiah Dolar Amerika Serikat
31 Desember 2012
30 September 2014
2013
8,00% - 11,50% 2,75% - 3,00%
5,25% - 10,00% 1,75% - 3,00%
5,00% - 8,00% 1,00% - 3,00%
2011 7,00% - 8,75% 2,50% - 3,00%
Semua rekening bank, tabungan siaga dan deposito berjangka ditempatkan pada bank pihak ketiga. Tidak terdapat saldo kas dan setara kas yang dijaminkan dan dibatasi penggunaannya selain dari sebagian saldo tabungan siaga sebesar Rp 13.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2012 yang dibatasi penggunaannya untuk program apresiasi tabungan selama jangka waktu 1 (satu) bulan dengan tingkat bunga per tahun sebesar 7,25% (Catatan 5). 5. KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo kas yang dibatasi penggunaannya merupakan saldo tabungan siaga milik KSM sebesar Rp 13.000.000.000 yang dibatasi penggunaannya untuk program apresiasi tabungan selama jangka waktu 1 (satu) bulan dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 7,25% (Catatan 4) dan telah dicairkan pada tanggal 28 Januari 2013. 6. PIUTANG USAHA Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan pelanggan
Pihak ketiga Perusahaan Individu Sub jumlah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah pihak ketiga - neto Pihak berelasi (Catatan 34) Jumlah - Neto
30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
119.243.502.501 4.266.846.168 123.510.348.669
113.320.621.230 4.769.942.943 118.090.564.173
113.962.793.259 6.288.930.337 120.251.723.596
91.103.702.763 6.750.843.455 97.854.546.218
(3.557.251.391 ) 119.953.097.278
(3.768.672.529)) 114.321.891.644
(2.990.830.898))) 117.260.892.698
(1.599.957.149 ) 96.254.589.069
556.868.516
455.492.358
803.554.138
1.172.076.694
120.509.965.794
114.777.384.002
118.064.446.836
97.426.665.763
42
304
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PIUTANG USAHA (lanjutan) b. Berdasarkan umur
Pihak ketiga
30 September 2014
31 Desember 2012
2013
2011
Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Sub jumlah
84.745.874.279
81.371.026.250
68.021.022.287
64.444.721.702
20.738.482.693 5.343.637.997 3.302.756.082 9.379.597.618 123.510.348.669
23.882.388.661 3.614.428.919 1.699.089.049 7.523.631.294 118.090.564.173
32.302.448.684 9.144.643.434 3.247.421.051 7.536.188.140 120.251.723.596
21.544.906.062 4.825.844.967 2.348.094.820 4.690.978.667 97.854.546.218
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah pihak ketiga - neto
(3.557.251.391 ) 119.953.097.278
(3.768.672.529)) 114.321.891.644
(2.990.830.898 ) 117.260.892.698
(1.599.957.149 ) 96.254.589.069
Pihak berelasi Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari Jumlah pihak berelasi Jumlah - Neto
377.013.616
310.100.108
601.247.026
536.138.704
172.232.525 7.622.375 556.868.516
143.461.113 1.931.137 455.492.358
192.561.412 9.745.700 803.554.138
422.880.750 213.057.240 1.172.076.694
120.509.965.794
114.777.384.002
118.064.446.836
97.426.665.763
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha adalah sebagai berikut:
Saldo awal periode/tahun Penyisihan selama periode/tahun berjalan (Catatan 28) Pemulihan penyisihan selama periode/tahun berjalan (Catatan 28) Penghapusan selama periode/tahun berjalan Saldo akhir periode/tahun
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 3.768.672.529 2.990.830.898 1.430.588.331
761.814.662
(1.016.990.158 ) (625.019.311 ) 3.557.251.391
(321.075.682) 3.431.569.878
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011 2.990.830.898 1.599.957.149 794.106.168 1.151.175.859
1.392.085.799
(50.243.545 ) (323.090.683 ) 3.768.672.529
-
805.850.981 -
-
(1.212.050 ) 2.990.830.898
1.599.957.149
Berdasarkan hasil penelaahan manajemen terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada tanggal pelaporan, manajemen membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha yang diragukan kolektibilitasnya karena pelanggan mengalami kesulitan keuangan. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha pihak berelasi karena manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai dan piutang usaha tersebut dapat tertagih seluruhnya. Seluruh piutang usaha dalam mata uang Rupiah. Rincian transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.
43
305
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PIUTANG USAHA (lanjutan) Tidak ada piutang usaha yang dijaminkan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada tanggal pelaporan, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha. 7. PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: Bagian lancar: Pihak ketiga Piutang karyawan Piutang bunga deposito berjangka Lain-lain Pihak berelasi Piutang manajemen kunci (Catatan 34) Jumlah bagian lancar Bagian tidak lancar: Pihak ketiga Piutang karyawan Pihak berelasi Piutang manajemen kunci (Catatan 34) Jumlah bagian tidak lancar
30 September 2014
2013
6.468.912.359 2.387.709.589 1.247.254.089
2.876.095.384 1.724.198.404 1.044.124.345
31 Desember 2012
1.029.831.081 797.062.865 903.702.435
2011
1.952.088.146 285.700.442 933.765.893
1.160.090.100
1.375.040.400
83.000.400
83.000.400
11.263.966.137
7.019.458.533
2.813.596.781
3.254.554.881
12.759.662.519
9.142.776.942
3.029.151.077
3.774.745.901
743.925.000
683.755.000
132.165.400
215.167.800
13.503.587.519
9.826.531.942
3.161.316.477
3.989.913.701
Seluruh piutang lain-lain dalam mata uang Rupiah. Piutang karyawan dan piutang manajemen kunci tidak dikenakan bunga dan dibayar melalui pemotongan gaji bulanan. Berdasarkan hasil penelaahan keadaan masing-masing akun piutang lain-lain pada tanggal pelaporan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai dan piutang lain-lain dapat tertagih seluruhnya sehingga tidak diperlukan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai.
44
306
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA Aset keuangan lancar lainnya terdiri dari investasi dalam bentuk saham dan obligasi yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual dengan rincian sebagai berikut: 30 September 2014 Pihak ketiga Obligasi Korporasi: PT Bank Bukopin Tbk Saham: PT Bumi Resources Mineral Tbk PT Lippo Cikarang Tbk PT Indomobil Sukses International Tbk Jumlah harga perolehan Kerugian yang belum direalisasi
2013
31 Desember 2012
2011
30.000.000.000
30.000.000.000
30.000.000.000
-
-
2.957.375.000 41.663
2.957.375.000 41.663
41.663
30.000.000.000 (2.220.000.000 )
32.957.416.663 (2.711.909.663 )
6.560.109.374 39.517.526.037 (1.295.600.637)
41.663 -
27.780.000.000
30.245.507.000
38.221.925.400
41.663
Pihak berelasi (Catatan 34) Saham: PT Kalbe Farma Tbk Keuntungan yang belum direalisasi
-
105.763.822.410 3.526.177.590
26.428.406.250 5.371.593.750
-
Nilai wajar - pihak berelasi
-
109.290.000.000
31.800.000.000
-
27.780.000.000
139.535.507.000
70.021.925.400
41.663
Nilai wajar - pihak ketiga
Jumlah nilai wajar
Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, nilai wajar investasi pada saham dan obligasi yang tersedia untuk dijual didasarkan pada kuotasi harga pasar. Obligasi korporasi merupakan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012 dengan peringkat idA berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Maret 2019. Tingkat suku bunga obligasi tersebut per tahun sebesar 9,25%. Mutasi keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 Saldo awal periode/tahun Penambahan laba (rugi) yang belum direalisasi selama periode/tahun berjalan Jumlah yang ditransfer ke laba rugi sehubungan dengan perubahan nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual
814.267.927
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
4.075.993.113
4.075.993.113
23.712.342.974
(14.118.128.780 )
(8.763.922.580 )
(26.746.610.901)
5.502.197.394
5.502.197.394
-
Saldo akhir periode/tahun
(2.220.000.000)
(4.539.938.273 )
814.267.927
4.075.993.113
-
Pihak ketiga Pihak berelasi
(2.220.000.000 ) -
(1.945.875.863) (2.594.062.410)
(2.711.909.663 ) 3.526.177.590
(1.295.600.637) 5.371.593.750
-
Neto
(2.220.000.000 )
(4.539.938.273 )
814.267.927
4.075.993.113
-
45
307
4.075.993.113
(186.547.178) 19.093.553.828
(18.907.006.650)
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA (lanjutan) Laba (rugi) penjualan aset keuangan lancar lainnya untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 26.746.610.901, Rp (5.502.197.394), Rp (5.502.197.394), Rp Nihil dan Rp 18.097.006.650 (Catatan 29 dan 30). Rincian transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34. 9. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari: 30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
Obat-obatan Perlengkapan medis Lain-lain
23.266.695.267 8.106.312.855 3.456.141.591
27.427.761.385 8.143.180.345 4.567.411.334
28.297.751.475 8.459.581.738 5.403.605.868
31.213.437.356 8.555.237.935 5.427.050.170
Jumlah
34.829.149.713
40.138.353.064
42.160.939.081
45.195.725.461
Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Mitra Maparya Tbk, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 40.000.000.000, Rp 35.000.000.000, Rp 34.000.000.000 dan Rp 32.250.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jumlah persediaan yang diakui sebagai beban masing-masing adalah sebesar Rp 483.008.433.829, Rp 440.687.024.238, Rp 577.397.332.300, Rp 536.316.847.655 dan Rp 436.806.227.585 (Catatan 27). Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, tidak terdapat persediaan yang digunakan sebagai jaminan. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan pada tanggal pelaporan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai persediaan sehingga tidak diperlukan pembentukan cadangan kerugian nilai persediaan. 10. BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA Akun ini terdiri dari: 30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
Biaya dibayar di muka: Asuransi Iklan Lain-lain Uang muka
710.429.202 222.023.107 267.461.500 1.310.661.535
398.451.899 64.490.184 23.820.500 1.277.126.491
423.299.242 162.502.545 23.820.500 1.371.088.747
288.247.389 131.286.065 97.256.979 20.726.600
Jumlah
2.510.575.344
1.763.889.074
1.980.711.034
537.517.033
46
308
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN PENYERTAAN SAHAM Akun ini terdiri dari: 30 September 2014 Investasi pada Entitas Asosiasi PT Karya Mitra Indorama Penyertaan saham PT Estetika Enterprisindo
31 Desember 2012
2013
2011
-
-
-
664.837.880
1.000.000
1.000.000
-
-
Investasi pada Entitas Asosiasi Akun ini merupakan penyertaan PKS sebesar 25% kepemilikan saham pada PT Karya Mitra Indorama (“KMI”) dengan saldo sebesar Rp 664.837.880 pada tanggal 31 Desember 2011. KMI bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dan belum beroperasi komersial. Pada tanggal 1 November 2012, PKS menjual seluruh kepemilikan saham di KMI dengan harga jual sebesar Rp 625.000.000. Rugi atas penjualan investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp 39.837.880 disajikan sebagai bagian dari beban operasi lain pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 30). Penyertaan Saham Penyertaan saham merupakan kepemilikan saham Perusahaan di EEP sebanyak 1 (satu) saham setelah pelepasan saham di bulan Desember 2013 (Catatan 1b). Untuk tujuan pengelompokkan instrumen keuangan, investasi tersebut dikelompokkan sebagai investasi tersedia untuk dijual dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, nilai wajar dari investasi atas kepemilikan saham di EEP tidak dapat diukur secara andal karena saham tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif, maka investasi dalam saham tersebut dinyatakan pada biaya perolehan. 12. UANG MUKA PEROLEHAN ASET TETAP Akun ini terdiri dari: 30 September 2014
31 Desember 2012
2013
2011
Pihak ketiga Hak atas tanah Peralatan medis Bangunan
107.232.400.500 245.342.523 118.489.120
87.636.887.500 3.626.466.962 -
88.677.120.000 5.189.050.336 -
3.756.311.158 -
Jumlah pihak ketiga
107.596.232.143
91.263.354.462
93.866.170.336
3.756.311.158
16.415.446.379
-
-
-
124.011.678.522
91.263.354.462
93.866.170.336
3.756.311.158
-
Pihak berelasi (Catatan 34) Bangunan Jumlah
47
309
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. UANG MUKA PEROLEHAN ASET TETAP (lanjutan) Hak atas Tanah Uang muka perolehan hak atas tanah merupakan pembayaran uang muka perolehan hak atas tanah kepada pihak ketiga oleh Entitas Anak. Rincian uang muka perolehan hak atas tanah pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Entitas Anak
Lokasi
Luas (dalam meter persegi)
30 September 2014
31 Desember 2013
31 Desember 2012
PKS
Bintaro, Jakarta Selatan Penggilingan, Jakarta Timur Pondok Gede, Bekasi
11.193 36.395 8.000
76.506.150.500 25.000.000.000 5.726.250.000
25.000.000.000 -
17.000.000.000 -
AAR
Kenjeran, Surabaya
15.626
-
62.636.887.500
60.000.000.000
RSM
Kalideres, Jakarta Barat
14.556
-
-
11.677.120.000
107.232.400.500
87.636.887.500
88.677.120.000
Jumlah
Manajemen memperkirakan proses perolehan hak atas tanah di Bintaro (Jakarta Selatan), Penggilingan (Jakarta Timur) dan Pondok Gede (Bekasi) akan selesai pada tahun 2015. Uang muka perolehan hak atas tanah di Kenjeran (Surabaya) dan Kalideres (Jakarta Barat) telah direklasifikasi dan diakui sebagai aset tetap masing-masing pada bulan Juni 2014 dan Mei 2013 (Catatan 13). Bangunan Uang muka perolehan bangunan terutama merupakan pembayaran uang muka kepada PT Cipta Dimensi Baja Nusantara, pihak berelasi, sehubungan dengan pembangunan atau renovasi gedung rumah sakit (Catatan 34). Peralatan Medis Uang muka perolehan peralatan medis merupakan pembayaran uang muka kepada pemasok pihak ketiga sehubungan dengan pembelian peralatan medis untuk rumah sakit Entitas Anak. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan yang dapat mempengaruhi penyelesaian uang muka perolehan aset tetap.
48
310
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. ASET TETAP Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: 1 Januari 2014
Biaya Perolehan Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan Peralatan medis Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aset dalam penyelesaian Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih Bangunan Jumlah Biaya Perolehan Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Peralatan medis Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih Bangunan Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
Biaya Perolehan Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan Peralatan medis Peralatan binatu Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aset dalam penyelesaian Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih Bangunan Jumlah Biaya Perolehan
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
85.824.807.392 336.658.429.913 426.966.012.980
5.698.678.000 14.804.304.476 26.853.948.986
10.956.405.000
126.874.971.796 7.199.630.507 95.591.777.822
8.946.960.188 1.667.227.500 90.016.145.982
463.210.000 -
30 September 2014
62.636.887.500 116.396.870.903 3.451.073.650 10.390.605.303
1)
154.160.372.892 467.859.605.292 456.705.235.919
2) 1) 2) 2)
6.609.240.203 2) 146.300.000 2) (133.543.016.409)
142.431.172.187 8.549.948.007 52.064.907.395
24.625.994.255
106.680.000
-
-
24.732.674.255
1.103.741.624.665
148.093.945.132
11.419.615.000
66.087.961.150
1.306.503.915.947
99.898.583.160 293.932.340.543
14.129.893.432 33.692.618.906
8.029.683.125
-
114.028.476.592 319.595.276.324
93.595.170.193 4.527.878.869
9.545.213.299 743.669.832
463.210.000
-
103.140.383.492 4.808.338.701
13.786.795.750
934.088.722
-
-
14.720.884.472
505.740.768.515
59.045.484.191
8.492.893.125
-
556.293.359.581
598.000.856.150
750.210.556.366
Pengurangan
Pelepasan Entitas Anak
31 Desember 2013
898.000.000 1.011.589.742 -
85.824.807.392 336.658.429.913 426.966.012.980
3.608.562.999
-
133.068.100 586.771.050
126.874.971.796 7.199.630.507
-
95.591.777.822
-
-
24.625.994.255
18.825.020.303
6.237.991.891
1.103.741.624.665
1 Januari 2013
Penambahan
74.892.476.602 331.744.320.323 376.947.911.619
153.210.790 5.219.059.332 42.574.762.059
2.500.001
3.608.562.999
-
-
114.353.980.221 6.863.757.557
12.661.349.925 922.644.000
7.290.250 -
-
10.583.037.645
86.013.319.177
-
(1.004.579.000)
24.540.750.855
85.243.400
-
943.534.797.821
147.629.588.683
9.790.251
49
311
Reklasifikasi 1)
11.677.120.000 2) 706.640.000 1) 7.147.900.303 2) 297.939.000 -
2)
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. ASET TETAP (lanjutan)
Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Peralatan medis Peralatan binatu Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih Bangunan Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
31 Desember 2013
-
660.917.893 2.820.573.552
99.898.583.160 293.932.340.543 -
6.318.217 -
-
65.855.223 400.269.697
93.595.170.193 4.527.878.869
1.238.101.155
-
-
-
13.786.795.750
76.630.581.530
7.193.217
-
3.947.616.365
505.740.768.515
Penambahan
84.004.616.431 248.791.737.168 2.429.989.652
16.554.884.622 45.141.478.375 390.583.900
875.000 -
81.217.531.265 4.072.427.456
12.449.812.368 855.721.110
12.548.694.595 433.064.996.567
Pengurangan
Reklasifikasi
510.469.801.254
Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan Peralatan medis Peralatan binatu Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aset dalam penyelesaian Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih Bangunan Jumlah Biaya Perolehan Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan Peralatan medis Peralatan binatu Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih Bangunan Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
Pelepasan Entitas Anak
1 Januari 2013
1 Januari 2012
598.000.856.150
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
31 Desember 2012
74.892.476.602 325.480.593.488 334.941.082.306 3.044.743.549
5.943.306.807 38.144.123.061 563.819.450
5.241.729.295 -
2) 320.420.028 1) 9.104.435.547 -
74.892.476.602 331.744.320.323 376.947.911.619 3.608.562.999
104.988.524.847 5.863.707.557 1.217.460.028
9.426.668.574 1.177.050.000 9.685.997.645
61.213.200 177.000.000 -
2) (320.420.028)
114.353.980.221 6.863.757.557 10.583.037.645
24.276.785.855
263.965.000
-
-
24.540.750.855
874.705.374.232
65.204.930.537
5.479.942.495
9.104.435.547
943.534.797.821
68.505.740.244 212.998.608.147 2.034.526.706
15.498.876.187 40.665.400.315 395.462.946
4.872.271.294 -
-
84.004.616.431 248.791.737.168 2.429.989.652
68.995.569.091 3.404.069.667
12.247.016.237 845.357.789
25.054.063 177.000.000
-
81.217.531.265 4.072.427.456
11.323.588.137 367.262.101.992
1.225.106.458 70.877.219.932
5.074.325.357
-
12.548.694.595 433.064.996.567
507.443.272.240
510.469.801.254
50
312
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. ASET TETAP (lanjutan) Biaya Perolehan Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan Peralatan medis Peralatan binatu Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aset dalam penyelesaian Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih Bangunan Jumlah Biaya Perolehan Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Peralatan medis Peralatan binatu Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih Bangunan Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
1 Januari 2011
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
31 Desember 2011
67.271.906.602 262.630.747.952 309.008.172.765 3.044.743.549
23.800.000 9.282.614.295 17.838.281.824 -
-
7.596.770.000 2) 53.567.231.241 1) 8.094.627.717 -
1)
74.892.476.602 325.480.593.488 334.941.082.306 3.044.743.549
77.811.890.088 5.321.659.557 45.729.818.847
13.298.660.358 542.048.000 9.054.872.422
-
13.877.974.401 2) (53.567.231.241)
1)
104.988.524.847 5.863.707.557 1.217.460.028
23.943.290.855
333.495.000
-
-
24.276.785.855
794.762.230.215
50.373.771.899
-
29.569.372.118
874.705.374.232
54.958.537.331 186.342.165.651 1.645.149.410
13.547.202.913 36.664.919.183 389.377.296
-
(10.008.476.687 ) -
68.505.740.244 212.998.608.147 2.034.526.706
46.470.649.782 2.923.845.982
12.516.442.622 480.223.685
-
10.008.476.687 -
68.995.569.091 3.404.069.667
10.123.498.844 302.463.847.000
1.200.089.293 64.798.254.992
-
-
11.323.588.137 367.262.101.992
492.298.383.215
507.443.272.240
Catatan: 1) Reklasifikasi dari uang muka perolehan aset tetap ke aset tetap. 2)
Reklasifikasi dari aset dalam penyelesaian ke aset tetap terkait.
Penyusutan Beban penyusutan aset tetap dialokasikan sebagai berikut:
Beban pokok pendapatan (Catatan 27) Beban usaha (Catatan 28) Jumlah
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
33.692.618.906 25.352.865.285
33.717.601.607 23.144.372.838
45.586.862.279 31.043.719.251
41.108.813.263 29.768.406.669
37.058.863.145 27.739.391.847
59.045.484.191
56.861.974.445
76.630.581.530
70.877.219.932
64.798.254.992
Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, nilai perolehan aset tetap Grup yang telah disusutkan penuh namun masih digunakan masing-masing adalah sebesar Rp 273.156.061.298, Rp 232.923.619.334, Rp 181.326.281.645 dan Rp 144.454.784.984.
51
313
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. ASET TETAP (lanjutan) Penjualan Aset Tetap Perhitungan laba (rugi) penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Nilai buku aset tetap Hasil penjualan aset tetap Laba (rugi) penjualan aset tetap (Catatan 29 dan 30)
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 11.419.615.000 9.790.251 (8.492.893.125 ) (7.193.217) 2.926.721.875 2.597.034 889.715.000 2.550.000 (2.037.006.875 )
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011 9.790.251 5.479.942.495 (7.193.217 ) (5.074.325.357 ) 2.597.034 405.617.138 2.550.000 1.004.530.000
(47.034 )
(47.034 )
598.912.862
-
Hak atas Tanah Entitas Anak memiliki beberapa bidang tanah dengan Hak Guna Bangunan (HGB) di Jakarta, Bekasi, Cikarang, Depok, Cibubur, Tegal dan Surabaya dengan luas keseluruhan 136.756 meter persegi, yang masing-masing akan berakhir antara tahun 2014 sampai 2041. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, HGB yang telah berakhir pada tahun 2014 masih sedang dalam proses perpanjangan. Manajemen Entitas Anak berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Entitas Anak juga memiliki beberapa bidang tanah di Jakarta, Bekasi, Tegal dan Surabaya dengan luas keseluruhan 10.257 meter persegi yang masih sedang dalam proses pendaftaran atas nama Entitas Anak. Bangunan KSM memiliki bangunan yang didirikan berdasarkan Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan Kembali (Build, Operate & Transfer) dengan Yayasan Pengembangan Olah Raga Tenis Indonesia (YAPORTI) dimana bangunan tersebut akan diserahkan dan dikembalikan kepada YAPORTI setelah jangka waktu perjanjian berakhir (Catatan 37). Nilai buku bangunan tersebut pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 10.011.789.783, Rp 10.839.198.505, Rp 11.992.056.260 dan Rp 12.953.197.718. Aset dalam Penyelesaian Aset dalam penyelesaian terdiri dari pembangunan atau renovasi gedung rumah sakit dan instalasi peralatan medis dengan rincian sebagai berikut: Aset Tetap Bangunan: Mitra Keluarga Kalideres Mitra Keluarga Depok Mitra Keluarga Cibubur Mitra Keluarga Bekasi Timur Mitra Keluarga Kenjeran Mitra Keluarga Tegal Mitra Keluarga Kelapa Gading Peralatan medis: Mitra Keluarga Kenjeran Jumlah
30 September 2014
31 Desember 2013
31 Desember 2012
31 Desember 2011
35.962.919.757 12.151.832.734 1.960.527.558
2.542.550.000 2.384.927.121
308.050.000 -
-
1.809.952.921 -
20.345.644.334 68.722.291.594 1.596.364.773
5.818.887.000 4.456.100.645 -
897.040.000 -
-
-
-
320.420.028
179.674.425
-
-
-
52.064.907.395
95.591.777.822
10.583.037.645
1.217.460.028
52
314
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. ASET TETAP (lanjutan) Aset dalam Penyelesaian (lanjutan) Pada tanggal 30 September 2014, persentase dan estimasi penyelesaian atas bangunan dalam penyelesaian adalah sebagai berikut: Bangunan
Persentase Penyelesaian
Estimasi Penyelesaian
38% 80% 90% 30%
2015 2015 2015 2015
Mitra Keluarga Kalideres Mitra Keluarga Depok Mitra Keluarga Cibubur Mitra Keluarga Bekasi Timur
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan yang dapat mempengaruhi penyelesaian aset dalam penyelesaian. Tidak terdapat biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. Penjaminan dan Pertanggungan Asuransi Pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, peralatan medis milik AAR masing-masing sebesar Rp 85 miliar, Rp 72 miliar dan Rp 54 miliar digunakan sebagai jaminan atas utang ban k (Catatan 15). Aset tetap dari Entitas Anak tertentu sebesar Rp 401 miliar pada tanggal 31 Desember 2011 digunakan sebagai jaminan atas utang bank jangka panjang (Catatan 20). Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, aset tetap Grup telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Mitra Maparya Tbk dan PT Asuransi Indrapura, pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1.080.231.000.000, Rp 909.577.900.000, Rp 810.528.000.000 dan Rp 773.869.000.000. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Rincian transaksi perolehan aset tetap dengan pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 34. Tidak terdapat aset tetap yang tidak dipakai sementara atau dihentikan dari penggunaan aktif dan tidak diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. Tidak terdapat komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. Pada tanggal 30 September 2014, berdasarkan penelaahan atas estimasi umur manfaat, nilai residu dan metode penyusutan aset tetap, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat perubahan atas estimasi masa manfaat, nilai residu dan metode penyusutan aset tetap. Berdasarkan penelaahan manajemen, tidak terdapat kondisi atau peristiwa yang mengindikasikan penurunan nilai atas jumlah tercatat aset tetap pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011.
53
315
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. ASET TAKBERWUJUD Akun ini terdiri dari: 1 Januari 2014
Penambahan
30 September 2014
Pengurangan
Biaya perolehan
-
2.190.085.779
-
2.190.085.779
Akumulasi amortisasi
-
43.143.424
-
43.143.424
Nilai buku
-
2.146.942.355
Amortisasi yang dibebankan pada beban umum dan administrasi adalah sebesar Rp 43.143.424 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014. Berdasarkan penelaahan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset takberwujud pada tanggal 30 September 2014. 15. UTANG BANK Akun ini terdiri dari: 30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
PT Bank Bukopin Tbk Kredit Modal Kerja I Kredit Modal Kerja II PT Bank Mega Tbk
-
50.000.000.000 -
5.000.000.000 50.000.000.000 -
5.000.000.000 10.000.000.000
Jumlah
-
50.000.000.000
55.000.000.000
15.000.000.000
PT Bank Bukopin Tbk (“Bukopin”) Pada tahun 2009, AAR memperoleh fasilitas kredit modal kerja I dari Bukopin sebesar Rp 5.000.000.000 untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang dijamin dengan peralatan medis AAR (Catatan 13) dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang beberapa kali, terakhir diperpanjang sampai dengan tanggal 20 Desember 2013 dengan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Pada tanggal 24 Mei 2013, saldo pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya oleh AAR. Pada tanggal 16 Maret 2012, AAR memperoleh fasilitas kredit modal kerja II sebesar Rp 50.000.000.000 dari Bukopin untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang dijamin dengan peralatan medis AAR (Catatan 13) dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Selanjutnya, fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 15 Maret 2014 dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Pada tanggal 19 Maret 2014, saldo pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya oleh AAR. PT Bank Mega Tbk Pada tanggal 4 Maret 2011, AAR memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank Mega Tbk sebesar Rp 15.000.000.000 untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan peralatan medis AAR (Catatan 13) dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 6,5% per tahun. Pada tanggal 6 April 2012, saldo pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya oleh AAR.
54
316
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. UTANG USAHA Utang usaha terutama timbul atas pembelian obat dan perlengkapan medis dengan rincian sebagai berikut: 30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
Pihak ketiga PT Anugerah Argon Medica PT Anugerah Pharmindo Lestari PT Antar Mitra Sembada PT Dos Ni Roha PT Parit Padang Global PT Nugra Karsera PT Rekamileniumindo Selaras PT Merapi Utama Farma PT Mensa Binasukses PT Tempo Scan Pacific Tbk PT IDS Medical Systems Indonesia PT Multi Daya Medika PT Kebayoran Farma PT Tawada Health Care PT Inti Sumber Hasil Sempurna PT Perdana Bina Sukses Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) Jumlah pihak ketiga
7.632.100.518 6.122.632.019 4.683.681.471 2.994.836.860 1.446.169.203 1.175.686.820 1.173.045.065 935.197.574 654.640.744 548.296.807 533.264.672 213.138.901 397.170.176 247.662.590 195.136.244 -
8.988.976.488 8.189.777.258 4.089.206.819 3.396.672.441 1.994.255.573 3.944.940.281 1.463.024.391 861.798.174 1.219.774.283 810.121.031 1.337.195.929 265.604.455 887.462.385 558.209.292 592.259.981
8.225.154.385 7.942.636.909 4.439.160.627 3.463.551.217 2.450.148.130 3.481.941.231 744.850.346 855.081.091 721.005.982 1.134.695.977 1.002.916.327 264.797.902 125.014.992 561.937.957 584.859.981
6.645.719.983 6.784.721.395 3.172.002.712 3.502.062.021 2.547.593.395 576.252.321 211.317.620 1.114.537.689 349.385.817 830.087.252 585.890.749 624.975.650 877.009.602 472.633.084 75.999.997
13.985.075.677 42.937.735.341
16.956.763.082 55.556.041.863
16.053.482.096 52.051.235.150
17.234.238.051 45.604.427.338
Pihak berelasi (Catatan 34)
17.914.742.912
19.871.237.870
19.072.936.038
14.156.687.592
Jumlah
60.852.478.253
75.427.279.733
71.124.171.188
59.761.114.930
Analisis umur utang usaha berdasarkan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut: 30 September 2014 Pihak ketiga Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Jumlah pihak ketiga Pihak berelasi Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Jumlah pihak berelasi Jumlah
2013
31 Desember 2012
2011
38.033.321.106
48.915.799.424
43.668.545.181
38.666.220.075
2.943.808.846 288.053.143 80.067.074 1.592.485.172 42.937.735.341
3.591.267.595 290.293.780 145.752.078 2.612.928.986 55.556.041.863
5.735.601.069 428.963.379 107.047.372 2.111.078.149 52.051.235.150
3.711.983.101 278.596.318 591.795.909 2.355.831.935 45.604.427.338
16.719.279.082
18.813.019.069
16.280.994.247
11.618.950.667
1.188.195.992 6.186.015 1.081.823 17.914.742.912
1.040.699.226 16.569.615 949.960 19.871.237.870
2.484.877.933 89.571.492 217.492.366 19.072.936.038
2.045.149.487 156.485.055 336.102.383 14.156.687.592
60.852.478.253
75.427.279.733
71.124.171.188
59.761.114.930
55
317
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. UTANG USAHA (lanjutan) Seluruh utang usaha dalam mata uang Rupiah. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, utang usaha tidak dikenakan bunga dan tidak ada jaminan yang diberikan Grup atas perolehan utang usaha. Rincian transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34. 17. UTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: 30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
Pihak ketiga Perolehan aset tetap Setoran jaminan Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) Jumlah pihak ketiga
8.587.183.209 3.425.968.147
619.337.519 2.477.949.074
626.845.672 602.949.074
2.487.584.915 -
2.390.568.517 14.403.719.873
3.247.742.514 6.345.029.107
1.646.258.711 2.876.053.457
2.624.935.929 5.112.520.844
Pihak berelasi (Catatan 34) Perolehan aset tetap Pinjaman Jumlah pihak berelasi
10.424.600.757 10.424.600.757
1.749.271.545 5.550.000.000 7.299.271.545
1.564.150.007 1.564.150.007
2.147.190.194 2.147.190.194
Jumlah
24.828.320.630
13.644.300.652
4.440.203.464
7.259.711.038
Perolehan Aset Tetap Utang perolehan aset tetap terutama merupakan utang kepada kontraktor atas pembangunan dan renovasi gedung rumah sakit. Setoran Jaminan Setoran jaminan merupakan penerimaan uang jaminan dari korporasi dan perusahaan asuransi sehubungan dengan Perjanjian Kerjasama Pemberian Pelayanan Kesehatan antara Grup dengan korporasi dan perusahaan asuransi tersebut. Seluruh utang lain-lain dalam mata uang Rupiah. Rincian transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.
56
318
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. BEBAN AKRUAL Akun ini terdiri dari: 30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
Jasa tenaga ahli Sewa dan bagi hasil (Catatan 37a) Listrik dan air Penunjang medis Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta)
46.596.599.823 8.249.972.761 2.058.647.833 1.780.933.713
48.738.114.261 6.505.995.112 1.589.209.441 1.729.493.437
45.392.238.463 5.208.593.052 1.359.868.969 1.397.632.657
37.040.021.827 4.075.689.363 1.275.015.498 1.219.321.500
3.369.715.990
5.946.267.812
2.364.091.231
1.943.668.725
Jumlah
62.055.870.120
64.509.080.063
55.722.424.372
45.553.716.913
Seluruh beban akrual dalam mata uang Rupiah. 19. PERPAJAKAN a. Utang Pajak Akun ini terdiri dari:
Perusahaan: Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan lainnya: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Sub jumlah Entitas Anak: Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan lainnya: Pasal 4(2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pajak pertambahan nilai Sub jumlah Jumlah
30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
50.020.000
271.104.050
-
13.907
1.250.000 24.262.500 31.020.000.000 31.095.532.500
18.750.000 289.854.050
-
13.907
15.286.268.864
35.387.150.409
27.009.218.436
16.168.193.935
63.824.820 7.485.822.296 167.850.065 11.064.943.949 1.589.882.663 35.658.592.657
181.621.382 7.274.069.877 68.405.272 7.338.182.996 661.070.513 50.910.500.449
155.886.796 4.749.006.605 53.742.336 5.586.547.001 729.287.966 38.283.689.140
5.484.230 3.777.631.683 70.972.950 4.392.200.254 355.721.363 24.770.204.415
66.754.125.157
51.200.354.499
38.283.689.140
24.770.218.322
57
319
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Pajak Penghasilan Manfaat (beban) pajak penghasilan terdiri dari: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 Pajak kini Perusahaan Entitas Anak Jumlah pajak kini Pajak tangguhan Entitas Anak Beban pajak penghasilan neto
(125.050.000) (107.390.555.250) (107.515.605.250)
(252.808.000 ) (96.964.804.665 ) (97.217.612.665 )
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011 (434.827.250 ) (131.707.369.520 ) (132.142.196.770 )
(99.740.843.605 ) (99.740.843.605 )
7.803.314.399
8.527.146.784
13.972.279.623
8.614.788.888
(99.712.290.851)
(88.690.465.881 )
(118.169.917.147 )
(91.126.054.717 )
(25.212.500) (74.290.292.537) (74.315.505.037) 859.813.115 (73.455.691.922)
Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan, seperti yang disajikan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, dan laba kena pajak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Dikurangi: laba sebelum pajak penghasilan Entitas Anak Ditambah: pendapatan dividen dari Entitas Anak Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan Perusahaan Beda tetap: Beban yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak Pendapatan dividen Pendapatan keuangan Pendapatan operasi lain Laba atas pelepasan entitas anak Laba kena pajak periode/ tahun berjalan Perusahaan Laba kena pajak periode/ tahun berjalan (dibulatkan) Perusahaan Laba kena pajak periode/ tahun berjalan Entitas Anak
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
505.321.133.736
410.866.298.320
530.010.017.022
390.004.382.789
303.066.237.755
(506.289.365.510 )
(415.261.787.163 )
(534.515.076.460 )
(390.041.922.795 )
(284.791.969.609 )
500.500.143.036
-
12.671.777.778
-
750.149.155.370
499.531.911.262
(4.395.488.843)
8.166.718.340
(37.540.006 )
768.423.423.516
1.517.126.628 (499.999.943.036 ) (548.221.070 ) (673.784 )
5.988.711.680 (581.990.008 ) -
5.988.711.680 (12.671.777.778 ) (596.342.909 ) -
272.036.281 (234.496.275 ) -
1.760.400 (749.999.035.370) (228.291.127) (18.097.006.650)
-
-
852.000.000
-
-
500.200.000
1.011.232.829
1.739.309.333
-
100.850.769
500.200.000
1.011.232.000
1.739.309.000
-
100.850.000
429.562.221.000
387.859.218.660
526.829.478.080
398.963.374.420
297.161.170.148
58
320
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Pajak Penghasilan (lanjutan) Pajak kini (lanjutan) Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 Beban pajak penghasilan kini: Perusahaan Entitas Anak Jumlah beban pajak penghasilan kini Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka: Perusahaan Entitas Anak Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka Utang pajak penghasilan badan: Perusahaan Entitas Anak Jumlah utang pajak penghasilan badan
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
125.050.000 107.390.555.250
252.808.000 96.964.804.665
434.827.250 131.707.369.520
99.740.843.605
25.212.500 74.290.292.537
107.515.605.250
97.217.612.665
132.142.196.770
99.740.843.605
74.315.505.037
75.030.000 92.104.286.386
163.723.200 69.705.799.087
163.723.200 96.320.219.111
72.731.625.169
25.198.593 58.122.098.602
92.179.316.386
69.869.522.287
96.483.942.311
72.731.625.169
58.147.297.195
50.020.000 15.286.268.864
89.084.800 27.259.005.578
271.104.050 35.387.150.409
27.009.218.436
13.907 16.168.193.935
15.336.288.864
27.348.090.378
35.658.254.459
27.009.218.436
16.168.207.842
Laba kena pajak hasil rekonsiliasi untuk periode sembilan bulan berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi. Laba kena pajak hasil rekonsiliasi untuk tahun 2013, 2012 dan 2011 menjadi dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan yang telah dilaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak. Tidak terdapat Surat Ketetapan Pajak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggaltanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku yaitu sebesar 25% atas laba sebelum beban pajak penghasilan dan beban pajak penghasilan seperti disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:
Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Dikurangi: laba sebelum pajak penghasilan Entitas Anak Ditambah: pendapatan dividen dari Entitas Anak Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan Perusahaan
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
505.321.133.736
410.866.298.320
530.010.017.022
390.004.382.789
303.066.237.755
(506.289.365.510 )
(415.261.787.163 )
(534.515.076.460 )
(390.041.922.795 )
(284.791.969.609 )
500.500.143.036 499.531.911.262
(4.395.488.843)
59
321
12.671.777.778 8.166.718.340
(37.540.006 )
750.149.155.370 768.423.423.516
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Pajak Penghasilan (lanjutan) Pajak kini (lanjutan)
Beban (manfaat) pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak penghasilan dari beda tetap Beban pajak penghasilan: Perusahaan Entitas Anak
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
124.882.977.815
(1.098.872.418 )
2.041.679.502
(9.385.000 )
192.105.855.686
(124.757.927.815 )
1.351.680.418
(1.606.852.252 )
9.385.000
(192.080.643.186)
Jumlah
125.050.000 99.587.240.851
252.808.000 88.437.657.881
434.827.250 117.735.089.897
91.126.054.717
25.212.500 73.430.479.422
99.712.290.851
88.690.465.881
118.169.917.147
91.126.054.717
73.455.691.922
Pajak tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
1 Januari 2014 Entitas Anak Aset pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha Penyusutan aset tetap Jumlah aset pajak tangguhan - neto
23.530.651.143
6.102.881.508
910.723.821 (876.497.110 )
(80.471.470 ) (245.752.077 )
Dikreditkan (dibebankan) ke pendapatan komprehensif lain
30 September 2014
(2.582.787.616) -
23.564.877.854
5.776.657.961
(2.582.787.616 )
6.008.846.356
1.639.701.111
(301.054.592)
27.050.745.035 830.252.351 (1.122.249.187) 26.758.748.199
Aset (liabilitas) pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha Penyusutan aset tetap
31.444.313 (6.103.256.707)
27.616.184 359.339.143
Jumlah aset (liabilitas) pajak tangguhan - neto
(62.966.038)
2.026.656.438
(301.054.592)
1.662.635.808
7.803.314.399
(2.883.842.208 )
28.421.384.007
Jumlah
60
322
-
7.347.492.875 59.060.497 (5.743.917.564))
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Pajak Penghasilan (lanjutan) Pajak tangguhan (lanjutan)
Entitas Anak Aset pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha Penyusutan aset tetap Jumlah aset pajak tangguhan - neto
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
1 Januari 2013 18.278.969.095
7.993.105.978
719.659.089 (4.333.405.020)
Dikreditkan (dibebankan) ke pendapatan komprehensif lain
31 Desember 2013
(2.741.423.930)
191.064.732 3.456.907.910
-
11.641.078.620
(2.741.423.930)
23.564.877.854
3.926.144.867
2.197.288.301
(114.586.812)
6.008.846.356
28.048.638 (6.233.773.734)
3.395.675 130.517.027
Jumlah liabilitas pajak tangguhan - neto
(2.279.580.229 )
2.331.201.003
(114.586.812)
13.972.279.623
(2.856.010.742)
Jumlah
Jumlah aset pajak tangguhan - neto Liabilitas pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha Penyusutan aset tetap Jumlah liabilitas pajak tangguhan - neto
910.723.821 (876.497.110))
14.665.223.164
Liabilitas pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha Penyusutan aset tetap
Entitas Anak Aset pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha Penyusutan aset tetap
23.530.651.143
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
1 Januari 2013 18.278.969.095
6.143.213.703
719.659.089 (4.333.405.020)
106.285.320 844.710.042
-
Dikreditkan (dibebankan) ke pendapatan komprehensif lain
31.444.313 (6.103.256.707 )) (62.966.038))
30 September 2013
(2.843.270.608) -
21.578.912.190 825.944.409 (3.488.694.978))
14.665.223.164
7.094.209.065
(2.843.270.608 )
18.916.161.621
3.926.144.867
1.213.813.545
(1.751.412.601)
3.388.545.811
28.048.638 (6.233.773.734)
3.899.425 215.224.749
(2.279.580.229)
1.432.937.719
(1.751.412.601 )
8.527.146.784
(4.594.683.209 )
Jumlah
61
323
-
31.948.063 (6.018.548.985)) (2.598.055.111))
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Pajak Penghasilan (lanjutan) Pajak tangguhan (lanjutan) Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
1 Januari 2012 Entitas Anak Aset pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha Penyusutan aset tetap Jumlah aset pajak tangguhan - neto
14.100.008.108
6.745.610.310
399.989.287 (4.372.134.384 )
Dikreditkan (dibebankan) ke pendapatan komprehensif lain
31 Desember 2012
(2.566.649.323 )
319.669.802 38.729.366
-
18.278.969.095 719.659.089 (4.333.405.020))
10.127.863.011
7.104.009.478
(2.566.649.323 )
14.665.223.164
3.178.371.534
1.400.145.437
(652.372.104 )
3.926.144.867
Liabilitas pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha Penyusutan aset tetap
(6.316.359.069 )
28.048.638 82.585.335
Jumlah liabilitas pajak tangguhan - neto
(3.137.987.535)
1.510.779.410
(652.372.104 )
8.614.788.888
(3.219.021.427 )
Jumlah
1 Januari 2011 Entitas Anak Aset pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja Cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha Penyusutan aset tetap
10.352.711.239 171.144.132 (3.704.510.889 )
Jumlah aset pajak tangguhan - neto
6.819.344.482
-
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
3.747.296.869 228.845.155 (667.623.495 ) 3.308.518.529
28.048.638 (6.233.773.734) (2.279.580.229 )
31 Desember 2011
14.100.008.108 399.989.287 (4.372.134.384) 10.127.863.011
Liabilitas pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja Penyusutan aset tetap
84.623.034 (773.905.155 )
3.093.748.500 (5.542.453.914 )
3.178.371.534 (6.316.359.069)
Jumlah liabilitas pajak tangguhan - neto
(689.282.121 )
(2.448.705.414 )
(3.137.987.535 )
Jumlah
859.813.115
Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan dapat dimanfaatkan di masa mendatang.
62
324
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Pajak Penghasilan (lanjutan) Administrasi Grup menyampaikan pajak tahunan atas dasar perhitungan sendiri (“self assessment”). Sesuai dengan perubahan terakhir atas Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 2008, Kantor Pajak dapat menetapkan atau mengubah besarnya kewajiban pajak dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal terutangnya pajak, sedangkan untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, kewajiban pajak dapat ditetapkan paling lambat pada akhir tahun 2013. 20. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA Grup memberikan imbalan pasca kerja kepada karyawan tetap yang telah mencapai usia pensiun normal pada umur 55 tahun sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan mengakui liabilitas imbalan pasca kerja sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Imbalan pasca kerja tersebut tidak didanai. Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Pointera Aktuarial Strategis, aktuaris independen, berdasarkan laporannya masing-masing tertanggal 7 Oktober 2014 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan tertanggal 22 Agustus 2014 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, dengan menggunakan metode projected unit credit. a. Beban Imbalan Pasca Kerja Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan aktuarial Penyesuaian saldo imbalan pasca kerja
18.474.353.992 10.522.170.204
17.005.453.127 9.947.677.756
26.103.413.003 14.260.760.188
23.586.239.981 6.617.208.047
17.223.854.051 5.316.930.646
2.599.095.600 -
2.599.095.600 -
2.599.095.600 -
2.599.095.600 -
-
-
-
-
1.295.009.489
Jumlah
31.595.619.796
29.552.226.483
42.963.268.791
32.802.543.628
26.838.749.232
3.201.398.702 (198.443.656)
b. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 30 September 2014
31 Desember 2012
2013
187.595.081.500 (50.002.129.862 ) -
-
-
15.420.758.991
Jumlah
137.592.951.638
118.157.989.977
88.820.455.839
69.113.518.565
63
325
170.759.215.438 (52.601.225.461 )
2011
Nilai kini kewajiban manfaat pasti Biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan aktuarial yang belum diakui
144.020.776.900 (55.200.321.061 )
111.492.176.235 (57.799.416.661 )
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan) Perubahan nilai kini kewajiban imbalan manfaat pasti untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 30 September 2014
31 Desember 2012
2013
Saldo awal periode/tahun Biaya jasa kini Biaya bunga Pembayaran manfaat (Keuntungan) kerugian aktuarial
170.759.215.438 18.474.353.992 10.522.170.204 (625.289.308 ) (11.535.368.826)
144.020.776.900 111.492.176.235 26.103.413.003 23.586.239.981 14.260.760.188 6.617.208.047 (2.201.691.681 ) (219.520.646 ) (11.424.042.972 ) 2.544.673.283
Saldo akhir periode/tahun
187.595.081.500
170.759.215.438
2011 97.911.761.593 17.223.854.051 5.316.930.646 (104.630.498) (8.855.739.557)
144.020.776.900
111.492.176.235
Perubahan liabilitas imbalan pasca kerja untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 30 September 2014
31 Desember 2012
2013
Saldo awal periode/tahun Beban periode/tahun berjalan (Catatan 28) Pembayaran periode/tahun berjalan Keuntungan aktuarial yang belum diakui pada tanggal 1 Januari 2012 dan dibebankan pada pendapatan komprehensif lain (Keuntungan) kerugian aktuarial di periode/ tahun berjalan yang dibebankan pada pendapatan komprehensif lain
118.157.989.976 31.595.619.796 (625.289.308 )
88.820.455.839 42.963.268.791 (2.201.691.681 )
(11.535.368.826)
(11.424.042.972 )
Saldo akhir periode/tahun
137.592.951.638
118.157.989.977
-
-
2011
69.113.518.565 32.802.543.628 (219.520.646 )
42.379.399.831 26.838.749.232 (104.630.498 )
(15.420.758.991 )
-
2.544.673.283
-
88.820.455.839
69.113.518.565
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari pengalaman penyesuaian dan perubahan asumsi aktuarial yang terjadi sejak tanggal 1 Januari 2012 dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan komprehensif lain. Keuntungan aktuarial kumulatif yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain adalah sebagai berikut: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
Saldo awal periode/tahun Keuntungan aktuarial di periode/tahun berjalan
24.300.128.681
12.876.085.708
12.876.085.708
-
-
11.535.368.826
18.378.732.834
11.424.042.972
12.876.085.708
-
Saldo akhir periode/tahun
35.835.497.507
31.254.818.542
24.300.128.680
12.876.085.708
-
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Usia pensiun Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji Tingkat mortalita
30 September 2014 55 Tahun 8,5% 10% TMI-99
64
326
2013 55 Tahun 8% 10% TMI-99
31 Desember 2012 55 Tahun 6% 10% TMI-99
2011 55 Tahun 6% 10% TMI-99
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan) Rincian dari nilai kini kewajiban manfaat pasti, defisit program dan penyesuaian pengalaman pada liabilitas program untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan empat tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban manfaat pasti
30 September 2014
2013
2012
187.595.081.500
170.759.215.438
144.020.776.900
111.492.176.235
97.911.761.593
Defisit program
187.595.081.500
170.759.215.438
144.020.776.900
111.492.176.235
97.911.761.593
11.535.368.826
11.424.042.972
12.876.085.708
15.222.315.335
749.125.737
Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program
31 Desember
2011
2010
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap nilai kini kewajiban manfaat pasti dan biaya jasa kini pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011: 30 September 2014 Kenaikan 1%: Nilai kini kewajiban manfaat pasti Biaya jasa kini Penurunan 1%: Nilai kini kewajiban manfaat pasti Biaya jasa kini
31 Desember 2012
2013
2011
(22.634.995.882 ) (2.929.088.320 )
(18.545.864.879 ) (3.063.249.707 )
(23.219.205.119 ) (4.326.896.228) )
(18.322.707.181) (3.322.496.530)
27.407.147.282 3.694.217.853
26.039.551.270 4.576.799.754
28.739.601.492 5.549.500.525
22.723.472.976 4.259.215.911
Manajemen telah mereviu asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut sudah memadai. Manajemen berkeyakinan bahwa liabilitas imbalan pasca kerja tersebut telah memadai untuk menutupi liabilitas imbalan pasca kerja Grup sesuai dengan yang disyaratkan oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. 21. UTANG BANK JANGKA PANJANG Akun ini terdiri dari: 30 September 2014 PT Bank Bukopin Tbk
31 Desember 2012
2013 -
-
2011 -
400.000.000.000
Berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Fasilitas Kredit No. 11078/DKM/XI/2011 tanggal 14 November 2011, PKS memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Bukopin Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp 400.000.000.000 yang ditujukan untuk membiayai kembali (refinancing) pengembangan bisnis PKS. Jangka waktu pinjaman tersebut adalah 36 (tiga puluh enam) bulan dan dikenakan tingkat bunga sebesar 10,25% per tahun. Pinjaman tersebut dijamin dengan jaminan sebagai berikut: - Tanah dan bangunan milik PKS. - Tanah dan bangunan milik EAT. - Peralatan medis milik PKS, RSM dan EAT sebesar Rp 51.000.000.000. Pada tahun 2012, pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya oleh PKS.
65
327
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham Lion Investment Partners B.V., Belanda PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Kepemilikan
Jumlah
91.233 46.999
66% 34%
91.233.000.000 46.999.000.000
138.232
100%
138.232.000.000
Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Kepemilikan
Jumlah
PT Griyainsani Cakrasadaya PT Gira Sole Prima
46.999 1
99,99% 0,01%
46.999.000.000 1.000.000
Jumlah
47.000
100%
47.000.000.000
Berdasarkan Keputusan Sirkular Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 2 Januari 2012, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, MKn No. 146 tanggal 31 Januari 2012, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk menegaskan kembali Keputusan Sirkular Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 14 Desember 2011 yang memutuskan hal-hal sebagai berikut: - Penjualan 1 (satu) saham Perusahaan milik PT Gira Sole Prima kepada Lion Investment Partners B.V. yang telah dinyatakan dalam Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 14 Desember 2011. - Perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. - Perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan. - Peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 140.000.000.000 menjadi Rp 200.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 47.000.000.000 menjadi Rp 138.232.000.000, atau meningkat sebesar Rp 91.232.000.000 yang seluruhnya diambil bagian oleh Lion Investment Partners B.V. dengan nilai sebesar Rp 800.000.000.000 (Catatan 23). - Perubahan status Perusahaan dari Penanaman Modal Dalam Negeri/Non Penanaman Modal Asing menjadi Penanaman Modal Asing sesuai dengan persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal melalui Surat No. 142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 Desember 2011. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 23 April 2012.
66
328
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23. TAMBAHAN MODAL DISETOR Akun ini terdiri dari: 30 September 2014 Selisih nilai setoran modal saham Lion Investment Partners B.V dan jumlah nilai nominal saham baru yang diterbitkan: Setoran modal baru Jumlah nominal saham baru yang diterbitkan Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali: EEP (Catatan 1b) Jumlah
2013
31 Desember 2012
2011
800.000.000.000
800.000.000.000
800.000.000.000
-
(91.232.000.000 ) 708.768.000.000
(91.232.000.000 ) 708.768.000.000
(91.232.000.000) 708.768.000.000
-
(951.523.349 )
(951.523.349 )
-
-
708.768.000.000
-
707.816.476.651
707.816.476.651
Berdasarkan Perjanjian Pemesanan Saham tanggal 14 Desember 2011 antara Perusahaan, PT Griyainsani Cakrasadaya (“GCS”) dan Lion Investment Partners B.V. (“Lion”), GCS sebagai pemilik 46.999 saham atau 99,99% kepemilikan saham Perusahaan menyetujui penerbitan 91.232 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham atau dengan jumlah nominal sebesar Rp 91.232.000.000 yang akan diambil oleh Lion, dengan nilai sebesar Rp 8.768.853 per saham atau sebesar Rp 800.000.000.000. Perusahaan membukukan selisih nilai setoran modal saham Lion dan jumlah nilai nominal saham baru yang diterbitkan sebesar Rp 708.768.000.000 sebagai tambahan modal disetor. 24. DIVIDEN KAS Berdasarkan Keputusan Sirkular Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 8 September 2014, para pemegang saham memutuskan untuk membagikan dividen kas sebesar Rp 470.000.000.000 atau sebesar Rp 3.400.081 per saham. Dividen ini telah dibayarkan secara penuh pada tanggal 29 September 2014. Berdasarkan Keputusan Sirkular Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 24 Mei 2013, para pemegang saham memutuskan untuk membagikan dividen kas sebesar Rp 15.000.000.000 atau sebesar Rp 108.513 per saham. Dividen ini telah dibayarkan secara penuh pada tanggal 31 Mei 2013. Berdasarkan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan masing-masing tanggal 13 Desember 2011 dan 6 September 2011, para pemegang saham memutuskan untuk membagikan dividen kas masing-masing sebesar Rp 750.000.000.000 dan Rp 31.500.000.000 atau masing-masing sebesar Rp 15.957.447 dan Rp 670.213 per saham. Dividen ini telah dibayarkan secara penuh masingmasing pada tanggal 13 Desember 2011 dan 6 September 2011.
67
329
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. KEPENTINGAN NONPENGENDALI Rincian kepentingan nonpengendali atas ekuitas masing-masing entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
KSM CMP PKS RSM EEP
51.555.442.444 6.486.220.726 666.851 -
40.064.008.116 5.348.674.876 677.936 1.794.336 -
27.107.813.569 4.490.232.464 622.001 2.374.346 29.362.185
16.191.803.025 4.805.617.292 241.203 1.693.827 25.593.162
Jumlah
58.042.330.021
45.415.155.264
31.630.404.565
21.024.948.509
Perubahan kepentingan nonpengendali atas aset neto Entitas Anak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
Saldo awal periode/tahun Pembagian dividen Akuisisi kepentingan nonpengendali Pelepasan entitas anak Laba komprehensif
45.415.155.264 (56.964 ) (1.794.336 ) 12.629.026.057
31.630.404.565 (29.702.222 ) (5.016.756 ) 13.819.469.677
21.024.948.509 10.605.456.056
33.662.184.271 (18.001.224.630 ) 5.363.988.868
Saldo akhir periode/tahun
58.042.330.021
45.415.155.264
31.630.404.565
21.024.948.509
26. PENDAPATAN Rincian pendapatan adalah sebagai berikut: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
Rawat inap Obat dan perlengkapan medis Layanan penunjang medis Kamar rawat inap Kamar operasi dan bersalin Administrasi Jasa tenaga ahli Jumlah rawat inap
441.021.816.842 186.873.646.930 165.472.638.997 104.339.970.140 50.790.737.361 9.532.912.805 958.031.723.075
418.044.939.833 177.675.879.988 162.803.445.772 90.909.576.888 42.771.115.671 7.699.094.065 899.904.052.217
558.432.567.762 229.747.732.966 197.817.236.507 124.559.231.011 52.458.274.697 9.811.847.094 1.172.826.890.037
472.948.250.122 191.220.331.928 169.445.996.385 105.867.608.821 42.853.582.321 9.708.150.134 992.043.919.711
398.050.347.582 150.694.519.983 140.888.053.279 86.698.332.762 33.996.664.307 7.885.082.040 818.212.999.953
Rawat jalan Obat dan perlengkapan medis Layanan penunjang medis Jasa tenaga ahli Registrasi Jumlah rawat jalan
230.392.704.262 148.998.827.754 109.609.394.341 20.274.493.674 509.275.420.031
186.183.931.268 131.297.899.777 85.105.124.168 18.452.300.513 421.039.255.726
250.487.086.772 181.002.380.136 115.640.422.443 22.134.430.797 569.264.320.148
223.432.354.476 143.192.288.952 100.587.285.412 16.137.357.643 483.349.286.483
178.280.390.311 111.485.250.036 82.080.930.071 13.335.624.995 385.182.195.413
1.467.307.143.106
1.320.943.307.943
1.742.091.210.185
1.475.393.206.194
1.203.395.195.366
Jumlah
Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, tidak terdapat pendapatan dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan konsolidasian. Rincian pendapatan dari pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34. 68
330
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. BEBAN POKOK PENDAPATAN Rincian beban pokok pendapatan untuk rawat inap dan rawat jalan adalah sebagai berikut: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
Obat dan perlengkapan medis Gaji dan kesejahteraan karyawan Layanan penunjang medis Kamar rawat inap Penyusutan aset tetap (Catatan 13) Pasien rawat jalan Perbaikan dan pemeliharaan
483.008.433.829 160.281.322.590 66.356.152.302 44.052.995.371 33.692.618.906 30.750.530.292 9.866.172.415
440.687.024.238 137.258.960.810 64.189.419.135 44.158.132.652 33.717.601.607 27.799.322.874 6.563.413.959
577.397.332.300 188.269.131.160 85.687.283.354 59.350.072.210 45.586.862.279 39.020.602.221 9.478.147.996
536.316.847.655 147.676.783.046 73.011.201.919 42.610.485.698 41.108.813.263 30.944.863.792 9.361.160.625
436.806.227.585 116.994.823.278 69.602.095.715 36.911.644.093 37.058.863.145 27.017.988.828 6.112.374.881
Jumlah
828.008.225.705
754.373.875.275
1.004.789.431.520
881.030.155.998
730.504.017.525
Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, tidak terdapat pembelian kepada pemasok yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan konsolidasian. Rincian pembelian kepada pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34. 28. BEBAN USAHA Rincian beban usaha adalah sebagai berikut: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 Beban Penjualan Gaji dan kesejahteraan karyawan Pemasaran dan iklan Jumlah beban penjualan
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
9.870.435.041 3.331.696.785 13.202.131.826
7.735.105.122 2.856.374.610 10.591.479.732
10.679.757.164 4.203.673.228 14.883.430.392
8.368.156.640 3.198.342.128 11.566.498.768
6.134.664.661 2.898.646.395 9.033.311.056
49.376.230.543 34.126.789.151 31.595.619.796 26.678.195.065
34.407.460.744 30.770.838.573 29.552.226.483 22.771.877.087
45.836.232.052 41.204.764.217 42.963.268.791 31.610.970.845
39.647.232.772 37.076.922.036 32.802.543.628 27.588.359.890
34.853.141.109 35.365.989.488 26.838.749.232 26.149.181.201
25.352.865.285 18.994.776.790 10.588.138.280 5.766.547.900 3.641.060.508 3.629.969.949 2.673.971.625 1.448.022.247
23.144.372.838 13.104.729.217 7.900.629.251 4.860.726.747 3.468.427.502 3.229.465.815 1.008.288.526 1.192.562.739
31.043.719.251 17.761.765.803 10.762.015.966 6.529.812.262 5.568.403.701 4.496.444.772 1.458.088.526 1.396.200.810
29.768.406.669 15.136.655.318 10.281.479.676 5.235.086.302 2.967.217.134 4.145.904.596 1.757.487.468 1.140.993.737
27.739.391.847 16.270.552.178 9.592.168.905 4.096.833.413 2.858.187.601 4.094.222.009 1.027.469.231 1.057.196.504
1.430.588.331 416.243.840
761.814.662 449.400.773
1.151.175.859 630.444.374
1.392.085.799 616.176.455
805.850.981 699.311.906
(50.243.545 ) 9.780.578.867
9.671.671.034
9.542.480.003
Beban Umum dan Administrasi Gaji dan kesejahteraan karyawan Keamanan dan kebersihan Imbalan pasca kerja (Catatan 20) Listrik dan air Penyusutan aset tetap (Catatan 13) Keperluan kantor Perbaikan dan pemeliharaan Sewa dan bagi hasil (Catatan 37a) Pelatihan dan pengembangan Komunikasi Jasa profesional Asuransi Penyisihan kerugian penurunan nilai piutang usaha (Catatan 6) Transportasi Pemulihan kerugian penurunan nilai piutang usaha (Catatan 6) Lain-lain Jumlah beban umum dan administrasi
223.880.374.969
184.634.466.251
252.143.642.551
219.228.222.514
200.990.725.608
Jumlah
237.082.506.795
195.225.945.983
267.027.072.943
230.794.721.282
210.024.036.664
(1.016.990.158 ) 9.178.345.817
8.011.645.294
69
331
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. PENDAPATAN OPERASI LAIN Rincian pendapatan operasi lain adalah sebagai berikut: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 Laba penjualan aset keuangan lancar lainnya (Catatan 8) Pendapatan kantin Laba selisih kurs - neto Pendapatan dividen Laba penjualan aset tetap (Catatan 13) Lain-lain Jumlah
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
26.746.610.901 5.945.472.093 1.286.650.815 -
3.979.674.711 3.988.612.756 1.091.488.000
5.454.384.462 4.667.103.896 1.091.488.000
4.902.275.669 2.399.859.612 -
18.097.006.650 4.472.643.571 -
6.004.189.340
5.637.778.568
8.347.143.437
598.912.862 5.867.909.736
6.635.779.740
39.982.923.149
14.697.554.035
19.560.119.795
13.768.957.879
29.205.429.961
30. BEBAN OPERASI LAIN Rincian beban operasi lain adalah sebagai berikut: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 Rugi penjualan aset tetap (Catatan 13) Rugi penjualan aset keuangan lancar lainnya (Catatan 8) Rugi selisih kurs - neto Rugi penjualan investasi pada entitas asosiasi (Catatan 11) Lain-lain Jumlah
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
2.037.006.875
47.034
47.034
-
-
-
5.502.197.394 -
5.502.197.394 -
-
121.121.525
172.044.113
1.514.023.410
2.495.580.280
39.837.880 3.015.216.739
2.021.230.873
2.209.050.988
7.016.267.838
7.997.824.708
3.055.054.619
2.142.352.398
31. PENDAPATAN KEUANGAN Rincian pendapatan keuangan adalah sebagai berikut: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
Pendapatan bunga Pendapatan jasa giro
75.718.107.381 1.064.690.648
41.273.138.193 1.662.985.252
61.317.767.893 2.040.111.914
33.981.661.094 2.418.271.457
22.792.373.964 1.592.714.452
Jumlah
76.782.798.029
42.936.123.445
63.357.879.807
36.399.932.551
24.385.088.416
70
332
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. BIAYA KEUANGAN Rincian biaya keuangan adalah sebagai berikut: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
Administrasi bank Bunga pinjaman
10.659.863.738 792.083.322
9.541.681.480 1.552.916.527
12.994.446.642 2.190.416.952
13.804.162.269 6.873.619.667
8.560.343.102 2.688.726.299
Jumlah
11.451.947.060
11.094.598.007
15.184.863.594
20.677.781.936
11.249.069.401
Biaya administrasi bank merupakan beban administrasi atas penggunaan mesin electronic data capture (EDC) dan pemanfaatan jasa bank. Rincian biaya keuangan kepada pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34. 33. LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK Perhitungan laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebagai berikut:
Laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
393.442.281.909
312.528.838.140
398.645.359.023
288.992.561.532
224.246.556.965
138.232
138.232
138.232
138.232
47.000
2.846.246
2.260.901
2.883.886
2.090.634
4.771.203
Rata-rata tertimbang jumlah saham untuk perhitungan laba per saham dasar Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Dalam kegiatan usaha yang normal, Grup melakukan transaksi usaha dan bukan usaha dengan pihakpihak berelasi, yang terafiliasi dengan Grup melalui kepemilikan langsung dan tak langsung, dan/atau di bawah kendali pihak yang sama, dan/atau melalui manajemen kunci yang sama, pada tingkat harga dan persyaratan yang disetujui kedua belah pihak. Saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: Rincian saldo dengan pihak-pihak berelasi:
Piutang usaha (Catatan 6) PT Kalbe Farma Tbk PT Dankos Farma PT Bintang Toedjoe PT Enseval Putera Megatrading Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 10 juta) Jumlah Persentase terhadap jumlah aset
30 September 2014 438.443.226 24.306.510 22.753.170 6.044.050
31 Desember 2012
2013 375.698.641 15.392.375 7.526.030 32.476.792
459.579.923 140.972.664 28.604.351 56.045.316
2011 877.561.003 57.586.390 158.866.998
65.321.560
24.398.520
118.351.884
78.062.303
556.868.516
455.492.358
803.554.138
1.172.076.694
0,03%
0,02%
0,05%
0,14%
71
333
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian saldo dengan pihak-pihak berelasi: (lanjutan) 30 September 2014 Piutang lain-lain (Catatan 7) Manajemen kunci Bagian lancar Bagian tidak lancar Jumlah
31 Desember 2012
2013
2011
1.160.090.100 743.925.000
1.375.040.400 683.755.000
83.000.400 132.165.400
83.000.400 215.167.800
1.904.015.100
2.058.795.400
215.165.800
298.168.200
0,09%
0,10%
0,01%
0,03%
Aset keuangan lancar lainnya (Catatan 8) PT Kalbe Farma Tbk
-
109.290.000.000
31.800.000.000
-
Persentase terhadap jumlah aset
-
5,12%
1,90%
-
16.415.446.379
-
-
-
0,80%
-
-
-
Utang usaha (Catatan 16) PT Enseval Putera Megatrading Tbk PT Enseval Medika Prima PT Renalmed Tiara Utama Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 10 juta)
17.723.086.271 184.030.000 -
19.808.788.347 50.250.200
19.058.464.867 3.954.500
14.137.051.605 11.489.610
7.626.641
12.199.323
10.516.671
8.146.377
Jumlah
17.914.742.912
19.871.237.870
19.072.936.038
14.156.687.592
4,87%
4,98%
5,63%
2,20%
10.424.600.757
1.749.271.545
1.564.150.007
2.147.190.194
Persentase terhadap jumlah aset
Uang muka perolehan aset tetap (Catatan 12) Bangunan PT Cipta Dimensi Baja Nusantara Persentase terhadap jumlah aset
Persentase terhadap jumlah liabilitas Utang lain-lain (Catatan 17) Perolehan aset tetap PT Cipta Dimensi Baja Nusantara Pinjaman PT Griyainsani Cakrasadaya Jumlah Persentase terhadap jumlah liabilitas
-
5.550.000.000
-
-
10.424.600.757
7.299.271.545
1.564.150.007
2.147.190.194
2,83%
1,83%
0,46%
0,33%
72
334
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian transaksi dengan pihak-pihak berelasi: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 Pendapatan PT Kalbe Farma Tbk PT Dankos Farma PT Bintang Toedjoe PT Enseval Putera Megatrading Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 juta)
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
1.724.512.671 455.932.938 162.213.672
2.161.109.236 262.996.031 155.187.442
3.308.466.829 576.707.998 263.490.847
3.545.030.246 557.798.063 306.567.839
2.367.885.122 401.668.362 120.570.740
135.363.050
197.739.847
469.954.003
1.221.739.718
1.069.789.669
219.095.713
89.390.071
126.817.895
284.578.439
191.969.586
2.697.118.044
2.866.422.627
4.745.437.572
5.915.714.305
4.151.883.479
0,18%
0,22%
0,27%
0,40%
0,35%
Pembelian PT Enseval Putera Megatrading Tbk PT Estetika Enterprisindo PT Enseval Medika Prima PT Renalmed Tiara Utama Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 juta)
123.732.498.311 9.207.865.068 503.590.869 277.220.600
118.098.126.962 569.262.819 472.547.975
173.706.218.160 682.293.875 652.632.775
154.568.182.070 468.842.027 345.301.640
117.808.148.998 367.995.569 547.575.188
53.278.377
44.962.388
74.537.261
52.756.210
47.922.821
Jumlah
133.774.453.225
119.184.900.144
175.115.682.071
155.435.081.947
118.771.642.576
28,00%
27,51%
30,44%
29,15%
26,62%
349.375.000
40.227.778
163.541.667
-
-
3,05%
0,36%
1,08%
-
-
48.357.541.693
46.513.185.271
60.511.522.897
8.753.925.441
5.950.611.249
32,65%
36,64%
40,99%
13,43%
11,81%
Jumlah Persentase terhadap jumlah pendapatan
Persentase terhadap jumlah pembelian Biaya keuangan PT Griyainsani Cakrasadaya Persentase terhadap jumlah biaya keuangan Perolehan aset tetap PT Cipta Dimensi Baja Nusantara Persentase terhadap jumlah perolehan aset tetap
a. Pendapatan dan pembelian dari pihak-pihak berelasi dilakukan pada harga yang disepakati tergantung jenis produk terkait yang mengacu pada harga pasar. b. Pada tanggal 19 Desember 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan PT Griyainsani Cakrasadaya (entitas induk terakhir), untuk menjual 13.148 saham PT Estetika Enterprisindo (“EEP”) dengan harga jual sebesar Rp 14.000.000.000, sehingga kepemilikan saham Perusahaan di EEP menjadi 1 (satu) saham dengan biaya perolehan Rp 1.000.000 (Catatan 1b).
73
335
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian transaksi dengan pihak-pihak berelasi: (lanjutan) c.
RSM (entitas anak) dengan PT Cipta Dimensi Baja Nusantara (CDBN) (entitas di bawah pengendalian yang sama) menandatangani Surat Perintah Kerja sehubungan dengan pekerjaan struktur dan arsitektur pada proyek pembangunan rumah sakit Mitra Keluarga Kalideres milik RSM.
d. Pada tanggal 2 September 2013, Perusahaan mengadakan perjanjian pinjaman dengan PT Griyainsani Cakrasadaya (entitas induk terakhir), dimana Perusahaan memperoleh pinjaman dengan jumlah maksimum sebesar Rp 6.000.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 2 September 2014. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah melakukan penarikan pinjaman sebesar Rp 5.550.000.000 (Catatan 17). Selanjutnya, pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya pada bulan September 2014. e. Pada tanggal 27 Januari 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan PT Griyainsani Cakrasadaya (entitas induk terakhir), untuk membeli 1 (satu) saham RSM dengan harga jual sebesar Rp 1.000.000, sehingga persentase kepemilikan efektif Perusahaan di RSM meningkat dari 99,99% menjadi 100,00% (Catatan 1b). f.
Jumlah kompensasi untuk manajemen kunci Grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011: Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 Imbalan kerja jangka pendek Dewan Komisaris Direksi Imbalan Pasca Kerja Dewan Komisaris Direksi Jumlah Persentase terhadap beban gaji dan kesejahteraan karyawan
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
4.729.902.363 7.274.234.709
2.964.845.686 5.059.496.517
5.517.765.998 6.879.079.632
4.466.288.856 5.785.229.087
4.055.860.279 4.942.818.180
595.525.629 344.651.767
528.100.238 1.287.617.723
718.594.162 1.341.268.462
-
-
12.944.314.468
9.840.060.164
14.456.708.254
10.251.517.943
8.998.678.459
5,15%
4,71%
5,02%
4,49%
4,88%
Tidak ada kompensasi dalam bentuk imbalan kerja jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan kontrak kerja dan pembayaran berbasis saham kepada personel manajemen kunci Grup. Seluruh saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi dalam mata uang Rupiah. Seluruh saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
74
336
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: Pihak-pihak Berelasi PT Griyainsani Cakrasadaya
Sifat Hubungan Berelasi
Transaksi
Entitas induk terakhir Perusahaan
Pinjaman dan kombinasi bisnis entitas sepengendali Pendapatan dan kepemilikan aset keuangan yang tersedia untuk dijual Pendapatan dan pembelian obat
PT Kalbe Farma Tbk
Entitas di bawah pengendalian yang sama Entitas di bawah pengendalian yang sama Entitas di bawah pengendalian yang sama Entitas di bawah pengendalian yang sama Entitas di bawah pengendalian yang sama Entitas di bawah pengendalian yang sama Entitas di bawah pengendalian yang sama Entitas di bawah pengendalian yang sama Manajemen kunci
PT Enseval Putera Megatrading Tbk PT Enseval Medika Prima PT Bintang Toedjoe PT Dankos Farma PT Renalmed Tiara Utama PT Cipta Dimensi Baja Nusantara PT Estetika Enterprisindo Dewan Komisaris dan Direksi
Pembelian obat dan perlengkapan medis Pendapatan Pendapatan Pembelian obat dan perlengkapan medis Perolehan aset tetap Pembelian perlengkapan medis Pinjaman tanpa bunga dan imbalan kerja
35. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup mempunyai aset moneter dalam mata uang asing sebagai berikut: 30 September 2014 USD Kas dan setara kas
1.922.039
31 Desember 2012
2013
Euro
Setara dengan Rupiah
USD
39.113
24.078.005.399
1.986.344
Euro
Setara dengan Rupiah
USD
47.053
25.003.025.729
2.721.644
2011
Euro
Setara dengan Rupiah
USD
44.531
26.888.743.320
2.407.083
Setara dengan Rupiah
Euro 48.012
22.391.045.595
36. SEGMEN OPERASI Informasi keuangan berikut ini disajikan berdasarkan informasi yang digunakan manajemen dalam mengevaluasi kinerja tiap segmen dan menentukan pengalokasian sumber daya. Informasi segmen geografis Grup adalah sebagai berikut: 30 September 2014 (Dalam Jutaan Rupiah) Tegal dan Surabaya Lain-lain Eliminasi
Jakarta dan sekitarnya Pendapatan
Konsolidasian
1.182.369
284.938
-
-
Laba bruto
530.931
108.368
-
-
Beban usaha Pendapatan operasi lain Beban operasi lain Laba usaha Pendapatan keuangan Biaya keuangan Laba sebelum beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan - neto Laba periode berjalan Pendapatan komprehensif lain
(189.027 ) 230.234 (2.100 ) 570.038 75.560 (5.548 )
(46.897 )) ) 2.050 (100 ) 63.421 675 (5.555 )
(1.159) 394.517 (9 ) 393.349 548 (349)
(586.818) (586.818 ) -
(237.083 ) 39.983 (2.209 ) 439.990 76.783 (11.452 )
640.050 (85.869) 554.181 5.617
58.541 (13.718 ) 44.823 -
393.548 (125 ) 393.423 -
(586.818) (586.818) -
505.321 (99.712 ) 405.609 5.617
Jumlah laba komprehensif periode berjalan
559.798
44.823
393.423
(586.818 )
411.226
75
337
1.467.307 639.299
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. SEGMEN OPERASI (lanjutan) 30 September 2014 (Dalam Jutaan Rupiah) (lanjutan) Tegal dan Surabaya Lain-lain Eliminasi
Jakarta dan sekitarnya Aset segmen Liabilitas segmen
2.422.151 278.704
388.063 141.108
Laba bruto Beban usaha Pendapatan operasi lain Beban operasi lain Laba usaha Pendapatan keuangan Biaya keuangan Laba sebelum beban pajak pajak penghasilan Beban pajak penghasilan - neto Laba tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain Jumlah laba komprehensif tahun berjalan Aset segmen Liabilitas segmen
Laba bruto Beban usaha Pendapatan operasi lain Beban operasi lain Laba usaha Pendapatan keuangan Biaya keuangan Laba sebelum beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan - neto Laba periode berjalan Pendapatan komprehensif lain Jumlah laba komprehensif periode berjalan Aset segmen Liabilitas segmen
2.044.116 368.161
Konsolidasian
1.378.719
352.363
11.009
-
596.478
138.706
2.118
-
1.742.091 737.302
(214.888 ) 255.182 (914 ) 635.858 61.077 (12.946 )
(51.509 ) 4.046 (1.097 ) 90.146 1.206 (2.075 )
(630 ) 404.881 (5.987 ) 400.382 1.075 (164 )
(644.549 ) (644.549 ) -
(267.027 ) 19.560 (7.998 ) 481.837 63.358 (15.185 )
683.989 (96.470 ) 587.519 5.306
89.277 (20.968 ) 68.309 -
401.293 (732 ) 400.561 -
(644.549 ) (644.549 ) -
530.010 (118.170 ) 411.840 5.306
592.825
68.309
400.561
(644.549 )
417.146
2.436.974 380.621
340.716 239.408
1.695.347 5.878
(2.339.092 ) (226.693 )
2.133.945 399.214
30 September 2013 (Dalam Jutaan Rupiah) Tegal dan Surabaya Lain-lain Eliminasi
Jakarta dan sekitarnya Pendapatan
(2.415.612 ) (83.273 )
31 Desember 2013 (Dalam Jutaan Rupiah) Tegal dan Surabaya Lain-lain Eliminasi
Jakarta dan Sekitarnya Pendapatan
1.649.514 31.622
Konsolidasian
Konsolidasian
1.046.580
266.090
8.273
-
460.151
104.576
1.842
-
1.320.943 566.569
(159.071 ) 196.019 (51 ) 497.048 41.062 (9.465 )
(35.678 ) 3.594 (978 ) 71.514 953 (1.590 )
(477 ) 318.023 (5.987 ) 313.401 921 (40 )
(502.938 ) (502.938 ) -
(195.226 ) 14.698 (7.016 ) 379.025 42.936 (11.095 )
528.645 (71.364 ) 457.281 5.168
70.877 (16.932 ) 53.945 -
314.282 (394 ) 313.888 -
(502.938 ) (502.938 ) -
410.866 (88.690 ) 322.176 5.168
462.449
53.945
313.888
(502.938 )
327.344
2.277.065 219.481
321.016 134.337
1.639.801 20.941
(2.233.200 ) (15.991 )
2.004.682 358.768
76
338
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. SEGMEN OPERASI (lanjutan) 31 Desember 2012 (Dalam Jutaan Rupiah) Tegal dan Surabaya Lain-lain Eliminasi
Jakarta dan sekitarnya Pendapatan Laba bruto Beban usaha Pendapatan operasi lain Beban operasi lain Laba usaha Pendapatan keuangan Biaya keuangan Laba sebelum beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan - neto Laba tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain Jumlah laba komprehensif tahun berjalan Aset segmen Liabilitas segmen
Konsolidasian
1.185.002
280.092
10.299
-
1.475.393
527.339
64.928
2.096
-
594.363
(217.568 ) 189.387 (1.946 ) 497.212 35.726 (18.562 )
(12.781 ) 3.353 (742 ) 54.758 9 (2.116 )
(446 ) 288.827 (367 ) 290.110 665 -
(467.798 ) (467.798 ) -
(230.795 ) 13.769 (3.055 ) 374.282 36.400 (20.678 )
514.376 (77.860 ) 436.516 13.733
52.651 (12.975 ) 39.676 -
290.775 (291 ) 290.484 -
(467.798 ) (467.798 ) -
390.004 (91.126 ) 298.878 13.733
450.249
39.676
290.484
(467.798 )
312.611
1.968.012 206.573
265.012 135.292
1.315.870 922
(1.876.480 ) (3.944 )
1.672.414 338.843
31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Tegal dan Surabaya Lain-lain Eliminasi
Jakarta dan sekitarnya
Konsolidasian
Pendapatan
961.832
233.455
8.108
-
Laba bruto
392.002
78.610
2.279
-
(168.877 ) 131.131 (2.142 ) 352.114 22.804 (9.136 )
(40.519 ) 2.638 40.729 1.014 (2.113 )
(628 ) 224.204 225.855 567 -
(328.768 ) (328.768 )
365.782 (63.300 ) 302.482 186
39.630 (9.851 ) 29.779 -
226.422 (304 ) 226.118 -
(328.768 ) (328.768 ) -
303.066 (73.455 ) 229.611 186
302.668
29.779
226.118
(328.768 )
229.797
1.065.402 558.743
176.602 87.084
212.096 657
(593.399 ) (3.371 )
864.072 643.113
Beban usaha Pendapatan operasi lain Beban operasi lain Laba usaha Pendapatan keuangan Biaya keuangan Laba sebelum beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan - neto Laba tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain Jumlah laba komprehensif tahun berjalan Aset segmen Liabilitas segmen
77
339
-
1.203.395 472.891 (210.024 ) 29.205 (2.142 ) 289.930 24.385 (11.249 )
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. PERJANJIAN PENTING a. Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan Kembali (Build, Operate and Transfer) dengan Yayasan Pengembangan Olah Raga Tenis Indonesia (YAPORTI). Berdasarkan Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan Kembali (Build, Operate and Transfer) yang dinyatakan dalam Akta No. 300 tanggal 24 Oktober 1996 yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, Kandidat Notaris, Pengganti dari Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, KSM (Entitas Anak Tidak Langsung) dan Yayasan Pengembangan Olah Raga Tenis Indonesia (YAPORTI) menyetujui untuk bekerja sama dalam membangun, mendirikan serta mengelola sebuah rumah sakit. Rumah sakit tersebut akan dibangun di atas tanah milik YAPORTI dan seluruh biaya pembangunan akan ditanggung oleh KSM. Perjanjian kerjasama ini berlaku selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal 9 Desember 1996 dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 (lima) sampai dengan 10 (sepuluh) tahun. Selanjutnya, berdasarkan Perjanjian Tambahan No. 21 tanggal 6 April 1999 yang dibuat di hadapan Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, KSM dan YAPORTI menyetujui perubahan tanggal dimulainya perjanjian kerjasama yang sebelumnya tanggal 9 Desember 1996 menjadi tanggal 17 Juli 1998. Setelah jangka waktu perjanjian berakhir, tanah serta bangunan rumah sakit akan diserahkan dan dikembalikan oleh KSM kepada YAPORTI dan apabila YAPORTI akan menjual dan atau menyerahkan pengelolaan tanah dan bangunan tersebut maka KSM akan diberi kesempatan pertama untuk membeli dan atau mengelola tanah dan bangunan tersebut dengan harga yang akan ditentukan kemudian. Sehubungan dengan penggunaan tanah milik YAPORTI tersebut, KSM berkewajiban membayar kompensasi kepada YAPORTI sebagai berikut: - Uang sewa per tahun sebesar 1% dari pendapatan kegiatan usaha rumah sakit (di luar honor dokter). - Bila ada keuntungan, YAPORTI berhak menerima pembagian keuntungan sebesar 10% dari pendapatan bersih setelah pajak. Beban sewa dan bagi hasil kepada YAPORTI untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 5.766.547.900, Rp 4.856.715.597, Rp 6.505.995.112, Rp 5.208.593.052 dan Rp 4.075.689.363, yang disajikan sebagai bagian dari Beban Umum dan Administrasi - Beban Sewa dan Bagi Hasil pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 28). Saldo akrual beban sewa dan bagi hasil pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 8.249.972.761, Rp 6.505.995.112, Rp 5.208.593.052 dan Rp 4.075.689.363, yang disajikan sebagai bagian dari Beban Akrual pada laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 18). b. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Entitas Anak mengadakan perjanjian-perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan dengan korporasi dan perusahaan asuransi tertentu dimana Entitas Anak setuju untuk memberikan pelayanan medis/perawatan kesehatan di rumah sakit milik Entitas Anak kepada karyawan korporasi dan peserta perusahaan asuransi tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
78
340
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. PERJANJIAN PENTING (lanjutan) c.
Perjanjian Pengadaan Lahan Pada tanggal 9 September 2014, PKS mengadakan perjanjian pengadaan lahan dengan pihak tertentu yang tidak berelasi untuk membantu perolehan tanah dengan luas keseluruhan 8.000 meter persegi di Pondok Gede (Bekasi), yang meliputi pengurusan seluruh perijinan, mengadakan serta membeli dan membebaskan lahan bagi kepentingan PKS. Sehubungan dengan pengadaan lahan tersebut, PKS akan membayar harga lahan sesuai harga yang disepakati dalam perjanjian.
38. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan disajikan dalam jumlah di mana instrumen tersebut dapat dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak-pihak yang berkeinginan (willing parties) dan memiliki pengetahuan, dalam suatu transaksi yang wajar dan bukanlah dalam penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar: -
Nilai wajar kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain, utang bank, utang usaha, utang lain-lain dan beban akrual mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut. Aset keuangan lancar lainnya dicatat sebesar nilai wajar mengacu pada harga kuotasi yang dipublikasikan pada pasar aktif (hirarki nilai wajar Tingkat 1). Penyertaan saham yang tidak memiliki kuotasi pasar dengan kepemilikan saham kurang dari 20% dicatat pada biaya perolehan karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Nilai wajar dari utang bank jangka panjang dinilai menggunakan arus kas yang didiskontokan (discounted cash flows).
Tabel berikut menyajikan nilai wajar, yang mendekati nilai tercatat, atas aset keuangan dan liabilitas keuangan Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011: 30 September 2014 Aset keuangan Aset keuangan lancar Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha - neto Piutang lain-lain Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan lancar lainnya Jumlah aset keuangan lancar
2013
31 Desember 2012
2011
928.893.108.379 1.108.014.988.946
802.017.241.716
191.581.253.656
120.509.965.794 11.263.966.137
114.777.384.002 7.019.458.533
13.000.000.000 118.064.446.836 2.813.596.781
97.426.665.763 3.254.554.881
27.780.000.000
139.535.507.000
70.021.925.400
41.663
1.088.447.040.310 1.369.347.338.481
1.005.917.210.733
292.262.515.963
79
341
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) Tabel berikut menyajikan nilai wajar, yang mendekati nilai tercatat, atas aset keuangan dan liabilitas keuangan Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011: (lanjutan) 30 September 2014 Aset keuangan tidak lancar Pinjaman yang diberikan dan piutang Piutang lain-lain Aset keuangan tersedia untuk dijual Penyertaan saham Jumlah aset keuangan tidak lancar Jumlah aset keuangan Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan jangka pendek Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual Jumlah liabilitas keuangan jangka pendek Liabilitas keuangan jangka panjang Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Utang bank jangka panjang Jumlah liabilitas keuangan
31 Desember 2012
2013
2011
13.503.587.519
9.826.531.942
3.161.316.477
3.989.913.701
1.000.000
1.000.000
-
-
13.504.587.519
9.827.531.942
3.161.316.477
3.989.913.701
1.101.951.627.829 1.379.174.870.423
1.009.078.527.210
296.252.429.664
60.852.478.253 24.828.320.630 62.055.870.120
50.000.000.000 75.427.279.733 13.644.300.652 64.509.080.063
55.000.000.000 71.124.171.188 4.440.203.464 55.722.424.372
15.000.000.000 59.761.114.930 7.259.711.038 45.553.716.913
147.736.669.003
203.580.660.448
186.286.799.024
127.574.542.881
-
-
-
400.000.000.000
147.736.669.003
203.580.660.448
186.286.799.024
527.574.542.881
80
342
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) Aset dan liabilitas keuangan diklasifikasikan secara keseluruhan berdasarkan tingkat terendah dari masukan (input) yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar. Penilaian dampak signifikan dari suatu input tertentu terhadap pengukuran nilai wajar membutuhkan pertimbangan dan dapat mempengaruhi penilaian dari aset dan liabilitas yang diukur dan penempatannya dalam hirarki nilai wajar. Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga yang dikuotasikan (quoted prices) dalam sebuah pasar yang aktif. Jika pasar untuk sebuah instrumen keuangan tidak aktif, entitas menetapkan nilai wajar dengan menggunakan metode penilaian. Tujuan dari penggunaan metode penilaian adalah untuk menetapkan harga transaksi yang terbentuk pada tanggal pengukuran dalam sebuah transaksi pertukaran yang wajar dengan pertimbangan bisnis normal. Metode penilaian termasuk penggunaan transaksi pasar kini yang wajar (arm’s length) antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan, jika tersedia, referensi kepada nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskontokan dan model harga opsi (option pricing models). Instrumen keuangan Grup yang dinilai pada nilai wajar hanya berupa aset keuangan lancar lainnya. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, instrumen keuangan ini dihitung dengan metode penilaian tingkat 1, dimana pengukuran nilai wajar dilakukan berdasarkan harga yang ditawarkan (tanpa penyesuaian) dalam pasar aktif. 39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Manajemen Risiko Liabilitas keuangan utama Grup terdiri dari utang bank, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang bank jangka panjang. Grup juga mempunyai aset keuangan yang terdiri dari kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain, aset keuangan lancar lainnya dan penyertaan saham. Tujuan utama dari instrumen keuangan ini adalah untuk membiayai kegiatan operasional Grup. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Grup adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi, pengembangan bisnis serta untuk mengelola risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Grup yaitu risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing, risiko tingkat suku bunga, risiko harga dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini. a. Risiko kredit Risiko kredit merupakan risiko kegagalan rekanan dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Grup. Risiko kredit yang dihadapi Grup terutama berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi risiko ini, Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang dapat dipercaya, memiliki kondisi keuangan yang kuat serta terbukti mempunyai reputasi dan sejarah kredit yang baik. Grup memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang ingin bertransaksi secara kredit harus tunduk pada prosedur verifikasi kredit. Grup memiliki kebijakan yang membatasi jumlah kredit untuk pelanggan tertentu dan mengharuskan setoran jaminan untuk pelanggan tertentu. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.
81
343
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Risiko (lanjutan) a. Risiko kredit (lanjutan) Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Grup akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Grup akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Berdasarkan pada penilaian Grup, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Grup akan menghentikan penyaluran kredit kepada pelanggan jika terjadi keterlambatan dan/atau gagal bayar dan akan menggunakan setoran jaminan sebagai pembayaran atas gagal bayar tersebut. Grup juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar maupun deposito berjangka. Untuk mengatasi risiko ini, Grup memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik. Tabel berikut ini memberikan informasi mengenai maksimum risiko kredit yang dihadapi oleh Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011: 30 September 2014 Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Kas yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha - neto Piutang lain-lain Jumlah
31 Desember 2012
2013
2011
928.893.108.379
1.108.014.988.946
802.017.241.716
191.581.253.656
120.509.965.794 24.767.553.656
114.777.384.002 16.845.990.475
13.000.000.000 118.064.446.836 5.974.913.258
97.426.665.763 7.244.468.582
1.074.170.627.829 1.239.638.363.423
939.056.601.810
296.252.388.001
Tabel berikut memberikan kualitas kredit dan analisis umur aset keuangan Grup sesuai dengan peringkat kredit pelanggan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011:
Belum Jatuh Tempo dan Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas 928.893.108.379 Piutang usaha 85.122.887.895 Piutang lain-lain 24.767.553.656 Jumlah 1.038.783.549.930 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah aset keuangan - neto 1.038.783.549.930
30 September 2014 Telah Jatuh Tempo tetapi Belum Mengalami Penurunan Nilai Sampai dengan 30 hari
31 hari sampai dengan 90 hari
Telah Jatuh Tempo dan Mengalami Penurunan Nilai
Lebih dari 90 hari
20.910.715.218 20.910.715.218
8.654.016.454 8.654.016.454
5.822.346.227 5.823.346.227
-
-
-
20.910.715.218
8.654.016.454
5.823.346.227
82
344
3.557.251.391 3.557.251.391 (3.557.251.391 ) -
Jumlah
928.893.108.379 124.067.217.185 24.767.553.656 1.077.727.879.220 (3.557.251.391) 1.074.170.627.829
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Risiko (lanjutan) a. Risiko kredit (lanjutan)
Belum Jatuh Tempo dan Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas 1.108.014.988.946 Piutang usaha 81.681.126.358 Piutang lain-lain 16.845.990.475 Jumlah 1.206.542.105.779 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah aset keuangan - neto 1.206.542.105.779
Belum Jatuh Tempo dan Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas 802.017.241.716 Kas yang dibatasi penggunaannya 13.000.000.000 Piutang usaha 68.622.269.313 Piutang lain-lain 5.974.913.258 Jumlah 889.614.424.287 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah aset keuangan - neto 889.614.424.287
Belum Jatuh Tempo dan Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas 191.581.253.656 Piutang usaha 64.980.860.406 Piutang lain-lain 7.244.468.582 Jumlah 263.806.582.644 Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah aset keuangan - neto 263.806.582.644
31 Desember 2013 Telah Jatuh Tempo tetapi Belum Mengalami Penurunan Nilai Sampai dengan 30 hari
31 hari sampai dengan 90 hari
Telah Jatuh Tempo dan Mengalami Penurunan Nilai
Lebih dari 90 hari
24.025.849.774 24.025.849.774
5.315.449.105 5.315.449.105
3.754.958.765 3.754.958.765
-
-
-
24.025.849.774
5.315.449.105
3.754.958.765
3.768.672.529 3.768.672.529 (3.768.672.529 ) -
Jumlah
1.108.014.988.946 118.546.056.531 16.845.990.475 1.243.407.035.952 (3.768.672.529) 1.239.638.363.423
31 Desember 2012 Telah Jatuh Tempo tetapi Belum Mengalami Penurunan Nilai
Sampai dengan 30 hari
31 hari sampai dengan 90 hari
Telah Jatuh Tempo dan Mengalami Penurunan Nilai
Lebih dari 90 hari
Jumlah
-
-
-
-
802.017.241.716
32.495.010.096 32.495.010.096
12.401.810.185 12.401.810.185
4.545.357.242 4.545.357.242
2.990.830.898 2.990.830.898
13.000.000.000 121.055.277.734 5.974.913.258 942.047.432.708
-
-
-
32.495.010.096
12.401.810.185
4.545.357.242
(2.990.830.898 ) -
(2.990.830.898) 939.056.601.810
31 Desember 2011 Telah Jatuh Tempo tetapi Belum Mengalami Penurunan Nilai
Sampai dengan 30 hari
31 hari sampai dengan 90 hari
Telah Jatuh Tempo dan Mengalami Penurunan Nilai
Lebih dari 90 hari
21.967.786.812 21.967.786.812
7.386.997.027 7.386.997.027
3.091.021.518 3.091.021.518
-
-
-
21.967.786.812
7.386.997.027
3.091.021.518
83
345
1.599.957.149 1.599.957.149 (1.599.957.149 ) -
Jumlah
191.581.253.656 99.026.622.912 7.244.468.582 297.852.345.150 (1.599.957.149) 296.252.388.001
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Risiko (lanjutan) a. Risiko kredit (lanjutan) Kualitas kredit instrumen keuangan dikelola oleh Grup menggunakan peringkat kredit internal. Instrumen keuangan diklasifikasikan sebagai “Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai” meliputi instrumen dengan kualitas kredit tinggi karena ada sedikit atau tidak ada pengalaman kegagalan (default) pada kesepakatan berdasarkan surat kuasa, surat jaminan atau promissory note. “Telah jatuh tempo tetapi belum mengalami penurunan nilai” adalah akun-akun dengan pengalaman kegagalan (default) yang sering namun demikian jumlah terhutang masih tertagih. Terakhir, “Telah jatuh tempo dan mengalami penurunan nilai” adalah akun yang telah lama belum dilunasi dan telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai piutang. b. Risiko nilai tukar mata uang asing Risiko nilai tukar mata uang asing merupakan risiko fluktuasi nilai wajar dari arus kas masa depan yang berasal dari instrumen keuangan akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Grup mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Grup yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terdiri dari kas dan setara kas (Catatan 4 dan 35). Analisis Sensitivitas Pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jika nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa melemah/menguat sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 akan lebih tinggi/rendah masing-masing sebesar Rp 2.407.800.540, Rp 2.256.937.460, Rp 2.500.302.573, Rp 2.688.874.332 dan Rp 2.239.104.560. c. Risiko tingkat suku bunga Risiko suku bunga adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Grup yang terpengaruh risiko suku bunga adalah kas dan setara kas yang memiliki tingkat suku bunga mengambang. Grup melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Grup. Analisis Sensitivitas Pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jika tingkat suku bunga turun/naik sebanyak 1% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 akan lebih rendah/tinggi masing-masing sebesar Rp 9.284.660.351, Rp 8.757.295.525, Rp 10.576.454.577, Rp 7.596.859.558 dan Rp 1.762.612.131. 84
346
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Risiko (lanjutan) d. Risiko harga Grup terpapar risiko harga yang berasal dari investasi pada aset keuangan yang tersedia untuk dijual (terdiri dari investasi dalam saham dan obigasi tercatat di bursa sebagaimana diungkapkan pada Catatan 8). Untuk mengelola risiko harga yang timbul dari investasi tersebut, Grup mendiversifikasi portofolio tersebut. Diversifikasi portofolio dilakukan dalam batasan yang telah ditetapkan Direksi. Tabel berikut menyajikan investasi Grup pada aset keuangan yang tersedia untuk dijual dengan risiko harga pasar pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. 30 September 2014 Harga pasar menguat 1% Harga pasar melemah 1%
2013
300.000.000 (300.000.000)
31 Desember 2012
1.387.212.391 (1.387.212.391 )
2011
659.459.323 (659.459.323 )
41 (41 )
e. Risiko likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana Grup akan mengalami kesulitan dalam rangka memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan liabilitas keuangan. Grup mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan setara kas yang mencukupi untuk memungkinkan Grup memenuhi komitmen terhadap operasi normal Grup. Selain itu, Grup juga melakukan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. Tabel di bawah ini merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Grup berdasarkan arus kas kontraktual (tidak termasuk pembayaran bunga) pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011.
Jumlah Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual Jumlah liabilitas keuangan
30 September 2014 Jatuh tempo 1 bulan sampai 3 bulan sampai 6 bulan sampai dengan 3 bulan dengan 6 bulan dengan 12 bulan
Lebih dari 12 bulan
60.852.478.253 24.828.320.630 62.055.870.120
60.852.478.253 24.828.320.630 62.055.870.120
-
-
-
147.736.669.003
147.736.669.003
-
-
-
85
347
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Risiko (lanjutan) e. Risiko likuiditas (lanjutan)
Jumlah Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual Jumlah liabilitas keuangan
Jumlah liabilitas keuangan
Lebih dari 12 bulan
50.000.000.000 75.427.279.733 13.644.300.652 64.509.080.063
50.000.000.000 75.427.279.733 13.644.300.652 64.509.080.063
-
-
-
203.580.660.448
203.580.660.448
-
-
-
Jumlah Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual
31 Desember 2013 Jatuh tempo 1 bulan sampai 3 bulan sampai 6 bulan sampai dengan 3 bulan dengan 6 bulan dengan 12 bulan
31 Desember 2012 Jatuh tempo 1 bulan sampai 3 bulan sampai 6 bulan sampai dengan 3 bulan dengan 6 bulan dengan 12 bulan
Lebih dari 12 bulan
55.000.000.000 71.124.171.188 4.440.203.464 55.722.424.372
55.000.000.000 71.124.171.188 4.440.203.464 55.722.424.372
-
-
-
186.286.799.024
186.286.799.024
-
-
-
Jumlah
31 Desember 2011 Jatuh tempo 1 bulan sampai 3 bulan sampai 6 bulan sampai dengan 3 bulan dengan 6 bulan dengan 12 bulan
Lebih dari 12 bulan
Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Beban akrual Utang bank jangka panjang
15.000.000.000 59.761.114.930 7.259.711.038 45.553.716.913 400.000.000.000
15.000.000.000 59.761.114.930 7.259.711.038 45.553.716.913 -
400.000.000.000
-
-
Jumlah liabilitas keuangan
527.574.542.881
127.574.542.881
400.000.000.000
-
-
Manajemen Modal Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham. Grup secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola struktur permodalan dengan mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi modal Grup, profitabilitas masa sekarang dan yang akan datang, proyeksi arus kas operasi, proyeksi belanja modal dan proyeksi peluang investasi yang strategis. Kebijakan Grup adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar. Dalam rangka mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, Grup dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham dan mengeluarkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses selama periode/tahun penyajian. Struktur permodalan Grup terdiri dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, pendapatan komprehensif lain dan saldo laba). Grup tidak diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan tertentu.
86
348
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Modal (lanjutan) Grup memonitor modal dengan dasar rasio jumlah liabilitas neto terhadap jumlah modal. Rasio jumlah liabilitas neto terhadap jumlah modal yang disesuaikan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, adalah sebagai berikut: 30 September 2014 Jumlah liabilitas Dikurangi: kas dan setara kas Jumlah liabilitas neto Jumlah modal
31 Desember 2012
2013
368.160.531.505 399.214.237.755 (928.893.108.379 ) (1.108.014.988.946 ) (560.732.576.874 ) (708.800.751.190 ) 1.617.913.564.581
Rasio jumlah liabilitas neto terhadap jumlah modal
1.689.315.694.726
(0,35 )
2011
338.842.882.032 (802.017.241.716 ) (463.174.359.684 )
643.112.930.362 (191.581.253.656 ) 451.531.676.706
1.301.940.280.833
(0,42 )
199.934.351.423
(0,36 )
2,26
Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 2012, Grup memiliki rasio jumlah liabilitas neto terhadap jumlah modal yang negatif karena jumlah kas dan setara kas melebihi jumlah liabilitas. 40. TRANSAKSI NONKAS Rincian aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas adalah sebagai berikut:
Reklasifikasi uang muka perolehan aset tetap ke aset tetap Dividen kas: Pajak penghasilan pasal 26 yang masih terutang Perolehan aset tetap melalui penambahan utang lain-lain Dividen kas kepada kepentingan nonpengendali yang masih terutang
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
66.087.961.150
18.770.728.759
18.825.020.303
9.104.435.547
29.569.372.118
31.020.000.000
-
-
-
-
19.011.783.966
2.927.670.908
2.368.609.064
2.190.995.679
4.634.775.109
-
-
500.000
-
-
87
349
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN YANG DISESUAIKAN NAMUN BELUM BERLAKU EFEKTIF Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Grup, yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang akan berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015: -
PSAK 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”. PSAK 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. PSAK 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. PSAK 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”. PSAK 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. PSAK 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. PSAK 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” PSAK 66, “Pengaturan Bersama”. PSAK 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”. PSAK 68, “Pengukuran Nilai Wajar”. ISAK 26 (Revisi 2014), “Penilaian Kembali Derivatif Melekat”.
Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, manajemen sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar akuntansi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian. 42. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN a. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 28 Oktober 2014, yang dinyatakan dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, SH No. 52 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan menyetujui dan memutuskan, antara lain, hal-hal sebagai berikut: 1. Perubahan status Perusahaan dari Perusahaan Tertutup menjadi Perusahaan Terbuka. 2. Perubahan seluruh ketentuan anggaran dasar Perusahaan dalam rangka menjadi Perusahaan Terbuka antara lain untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perusahaan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 dan perubahan-perubahan lainnya. 3. Perubahan nilai nominal per saham yaitu semula sebesar Rp 1.000.000 menjadi Rp 100.
88
350
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 42. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan) a. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan (lanjutan) 4. Peningkatan modal dasar Perusahaan dari 200.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 atau sejumlah Rp 200.000.000.000 menjadi 5.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 atau sejumlah Rp 500.000.000.000. 5. Pengeluaran saham dalam simpanan Perusahaan sebanyak-banyaknya 250.000.000 saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 100, melalui Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat. 6. Penawaran saham lama milik Lion Investment Partners B.V. sebanyak-banyaknya 500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham, melalui Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat. 7. Perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan menjadi sebagai berikut: Dewan Komisaris
Direksi
Komisaris Utama : Boenjamin Setiawan Komisaris : Jozef Darmawan Angkasa Komisaris : Ferdinand Aryanto Komisaris (Komisaris Independen): Bacelius Ruru Komisaris (Komisaris Independen): I Gusti Gede Subawa
Direktur Utama : Rustiyan Oen Direktur : Francinita Nati Direktur (Independen) : Joyce Vidyayanti Handajani
Perubahan anggaran dasar Perusahaan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Laporan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perusahaan No. AHU-38147.40.22.2014 dan No. AHU.07884.40.21.2014 masing-masing tanggal 28 Oktober 2014 dan 29 Oktober 2014. b. Pembentukan Komite Audit Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 002/SK-DeKom/MIKA/FA/XI/2014 tanggal 13 November 2014, Perusahaan telah membentuk Komite Audit, dengan susunan sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota
: Bacelius Ruru : Dianawati Sugiarto : Gracy Indriani
c. Pengangkatan Kepala Unit Audit Internal dan Sekretaris Perusahaan Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 001/SK-Dir/MIKA/FA/XI/2014 tanggal 3 November 2014, Direksi memutuskan pengangkatan Anton Maslim sebagai Kepala Unit Audit Internal Perusahaan. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 002/SK-Dir/MIKA/FA/XI/2014 tanggal 13 November 2014, Direksi memutuskan pengangkatan Joyce Vidyayanti Handajani sebagai Sekretaris Perusahaan.
89
351
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 42. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan) d. Perubahan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan tanggal 7 November 2014, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, SH No. 34 tanggal 12 November 2014, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris
Direksi
Komisaris Utama : Jozef Darmawan Angkasa Komisaris : Laura Aryanto Komisaris (Komisaris Independen): Bacelius Ruru Komisaris (Komisaris Independen): I Gusti Gede Subawa
Direktur Utama Direktur
: Rustiyan Oen : Joyce Vidyayanti Handajani Direktur (Independen) : Francinita Nati
Perubahan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan tersebut di atas telah dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Laporan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perusahaan No. AHU-41032.40.22.2014 tanggal 13 November 2014. 43. INFORMASI TAMBAHAN Informasi keuangan entitas induk menyajikan informasi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Informasi keuangan entitas induk disajikan dari Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 4. Informasi keuangan entitas induk mengikuti kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2, kecuali untuk investasi pada Entitas Anak yang dicatat menggunakan metode biaya. 44. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Laporan keuangan konsolidasian ini diterbitkan dengan tujuan untuk dicantumkan dalam prospektus sehubungan dengan rencana penawaran umum saham perdana Perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
90
352
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 45. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Perusahaan sebelumnya telah menerbitkan laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tjahjadi & Tamara dengan laporan auditor independen No. 0412/T&T-GA/R-3/2014 tertanggal 14 November 2014 dan No. 0003/T&T-GA/R-3/2015 tertanggal 12 Januari 2015 dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 yang telah direviu oleh Kantor Akuntan Publik Tjahjadi & Tamara dengan laporan atas reviu informasi keuangan interim No. 0411/T&T-RR/R/2014 tertanggal 14 November 2014 dan No. 0002/T&T-RR/R-2/2015 tertanggal 12 Januari 2015 serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tjahjadi & Tamara dengan laporan auditor independen No. 0410/T&T-GA/JT-1/2014 tertanggal 14 November 2014 dan No. 0001/T&T-GA/JT-1/2015 tertanggal 12 Januari 2015. Sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia dan untuk memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), Perusahaan menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasian tersebut di atas, dengan perubahan dan tambahan pengungkapan dalam Catatan 1a, 1d, 13, 19, 36 dan 40 atas laporan keuangan konsolidasian.
91
353
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) LAPORAN POSISI KEUANGAN - ENTITAS INDUK Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 September 2014
2013
31 Desember 2012
2011
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang lain-lain Aset keuangan lancar lainnya
55.543.169.270 33.452.055 -
428.102.217 507.000
517.815.410 335.400
558.000.367 41.663
JUMLAH ASET LANCAR
55.576.621.325
428.609.217
518.150.810
558.042.030
ASET TIDAK LANCAR Investasi pada entitas anak Penyertaan saham
877.801.000.000 1.000.000
877.800.000.000 1.000.000
878.249.000.000 -
78.249.000.000 -
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
877.802.000.000
877.801.000.000
878.249.000.000
78.249.000.000
JUMLAH ASET
933.378.621.325
878.229.609.217
878.767.150.810
78.807.042.030
LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang lain-lain - pihak berelasi Beban akrual Utang pajak
525.479.400 31.095.532.500
5.550.000.000 38.541.667 289.854.050
-
2.644.951
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK
31.621.011.900
5.878.395.717
-
2.644.951
138.232.000.000 709.620.000.000
138.232.000.000 709.620.000.000
138.232.000.000 708.768.000.000
47.000.000.000 -
53.905.609.425
465.337 24.498.748.163
293.737 31.766.857.073
31.804.397.079
JUMLAH EKUITAS
901.757.609.425
872.351.213.500
878.767.150.810
78.804.397.079
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
933.378.621.325
878.229.609.217
878.767.150.810
78.807.042.030
LIABILITAS DAN EKUITAS
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 1.000.000 per saham Modal dasar - 200.000 saham pada tanggaltanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 2012 dan 140.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011 Modal ditempatkan dan disetor penuh 138.232 saham pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 2012 dan 47.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011 Tambahan modal disetor Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya
Lampiran 1
354
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF - ENTITAS INDUK Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 PENGHASILAN Penghasilan dividen Penghasilan bunga Laba penjualan aset keuangan lancar lainnya Laba penjualan aset tidak lancar lainnya JUMLAH PENGHASILAN BEBAN Beban umum dan administrasi Beban bunga Rugi selisih kurs - neto Rugi penjualan aset keuangan lancar lainnya JUMLAH BEBAN LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA (RUGI) PERIODE/TAHUN BERJALAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
500.500.143.036 548.221.070
1.091.488.000 581.990.008
13.763.265.778 596.342.909
234.496.275
750.149.155.370 228.291.127
673.784
-
-
-
18.097.006.650
-
-
-
-
89.000.000
501.049.037.890
1.673.478.008
14.359.608.687
234.496.275
768.563.453.147
(1.158.521.078 ) (349.375.000 ) (9.230.550 ) (1.517.126.628)
499.531.911.262 (125.050.000) 499.406.861.262
(41.977.393) (40.277.778) -
(42.637.000 ) (163.541.667 ) -
(5.986.711.680)
(5.986.711.680 )
(6.068.966.851)
(6.192.890.347 )
(272.036.281 )
(4.395.488.843)
8.166.718.340
(37.540.006 )
(252.808.000) (4.648.296.843)
(434.827.250 ) 7.731.891.090
(272.036.281 ) -
(37.540.006 )
(140.029.631 ) (140.029.631 )
768.423.423.516 (25.212.500 ) 768.398.211.016
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF PERIODE/TAHUN BERJALAN
(465.337)
499.406.395.925
205.400
(4.648.091.443)
Lampiran 2
355
171.600
7.732.062.690
293.737
(37.246.269 )
186.547.178
768.584.758.194
356 138.232.000.000
-
Jumlah rugi komprehensif periode Januari - September 2013
Saldo 30 September 2013
-
138.232.000.000
Dividen kas
Saldo 31 Desember 2012
-
91.232.000.000
Penerbitan saham baru
Jumlah rugi komprehensif tahun 2012
47.000.000.000
-
Jumlah laba komprehensif tahun 2011
Saldo 31 Desember 2011
-
47.000.000.000
Dividen kas
Saldo 1 Januari 2011
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
-
-
-
-
Lampiran 3
708.768.000.000
-
-
708.768.000.000
-
708.768.000.000
Tambahan Modal Disetor
499.137
205.400
-
293.737
293.737
-
-
186.547.178
-
(186.547.178 )
Keuntungan (Kerugian) yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - ENTITAS INDUK Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12.118.560.230
(4.648.296.843 )
(15.000.000.000 )
31.766.857.073
(37.540.006 )
-
31.804.397.079
768.398.211.016
(781.500.000.000 )
44.906.186.063
Saldo Laba Belum Ditentukan Penggunaannya
859.119.059.367
(4.648.091.443 )
(15.000.000.000 )
878.767.150.810
(37.246.269 )
800.000.000.000
78.804.397.079
768.584.758.194
(781.500.000.000 )
91.719.638.885
Jumlah Ekuitas
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - ENTITAS INDUK (lanjutan) Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31.766.857.073
(15.000.000.000 )
878.767.150.810
Jumlah Ekuitas 293.737
(15.000.000.000 )
852.000.000
Saldo Laba Belum Ditentukan Penggunaannya 708.768.000.000
-
-
7.732.062.690
Keuntungan (Kerugian) yang Belum Direalisasi atas Perubahan Nilai Wajar Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual
138.232.000.000
-
-
7.731.891.090
Tambahan Modal Disetor
-
852.000.000
171.600
872.351.213.500
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Dividen kas
-
-
24.498.748.163
Saldo 1 Januari 2013
Pelepasan Entitas Anak
-
465.337
Jumlah laba komprehensif tahun 2013
709.620.000.000
Saldo 31 Desember 2013
138.232.000.000
(470.000.000.000 )
-
(470.000.000.000 )
-
-
(465.337 )
-
Dividen kas
-
499.406.395.925
-
499.406.861.262
Jumlah laba komprehensif periode Januari - September 2014
901.757.609.425
709.620.000.000
53.905.609.425
138.232.000.000
Saldo 30 September 2014
Lampiran 3
357
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) LAPORAN ARUS KAS - ENTITAS INDUK Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 2013 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari penghasilan bunga Pembayaran untuk beban usaha Pembayaran biaya keuangan Pembayaran pajak penghasilan badan Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dividen kas Hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya Penempatan pada aset keuangan lancar lainnya Hasil pelepasan investasi pada entitas anak Hasil penjualan aset tidak lancar lainnya Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran dividen kas Pembayaran utang lain-lain pihak berelasi Penambahan investasi pada entitas anak Penerimaan utang lain-lain pihak berelasi Penerbitan saham baru Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 2012 2011
514.769.015 (635.509.728) (387.916.667)
581.990.008 (41.907.393) -
596.342.909 (42.637.000 ) (106.250.000 )
234.496.275 (274.429.898 ) -
228.480.341 (137.638.264 ) -
(346.134.050)
(163.723.200)
(163.723.200 )
(251.334 )
(25.146.740 )
(854.791.430)
376.359.415
283.732.709
500.500.143.036
1.091.488.000
13.763.265.778
-
750.149.155.370
715.447
79.097.647.680
79.097.647.680
-
31.441.750.585
(85.084.359.360)
(85.084.359.360)
-
-
14.000.000.000 -
-
189.000.000
21.776.554.098
-
781.779.905.955
(15.000.000.000 )
-
(781.500.000.000 )
(20.000.000.000 )
-
-
-
500.500.858.483
(4.895.223.680)
(438.980.000.000)
(15.000.000.000 )))
(5.550.000.000)
-
(1.000.000)
(40.184.957 )
65.695.337
-
(12.700.000.000)
(800.000.000.000 )
-
25.550.000.000 -
800.000.000.000
-
-
20.000.000.000 -
(444.531.000.000)
5.000.000.000
(22.150.000.000 )
55.115.067.053
481.135.735
(89.713.193 )
(40.184.957)
345.601.292
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE/TAHUN
428.102.217
517.815.410
517.815.410
558.000.367
212.399.075
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE/TAHUN
55.543.169.270
998.951.145
428.102.217
517.815.410
558.000.367
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS
Lampiran 4
358
-
(781.500.000.000 )
PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - ENTITAS INDUK Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Dasar penyusunan laporan keuangan entitas induk saja Laporan keuangan tersendiri entitas induk disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” yang diterapkan secara retrospektif sejak tanggal 1 Januari 2011. PSAK 4 (Revisi 2009) mengatur dalam hal entitas induk memilih untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri maka laporan tersebut hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas berdasarkan kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan pelaporan hasil dan aset neto investee. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersendiri entitas induk adalah sama dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk investasi pada entitas anak.
2.
INVESTASI PADA ENTITAS ANAK Informasi mengenai entitas anak yang dimiliki Perusahaan diungkapkan dalam Catatan 1b atas laporan keuangan konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, entitas induk memiliki investasi pada entitas anak sebagai berikut:
Entitas Anak PT Proteindo Karyasehat PT Ekamita Arahtegar PT Alpen Agung Raya PT Ragamsehat Multifita PT Karyasukses Mandiri PT Citra Mandiri Prima PT Estetika Enterprisindo
Persentase kepemilikan efektif 30 September 31 Desember 2014 2013 2012 99,99% 99,99% 99,99% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 99,99% 99,99% 70,00% 70,00% 70,00% 42,00% 42,00% 42,00% 99,78%
Domisili Bekasi Jakarta Surabaya Depok Jakarta Tegal Bekasi
Lampiran 5
359
2011 99,99% 100,00% 100,00% 99,99% 70,00% 42,00% 99,78%
Halaman ini sengaja dikosongkan
360
XIX.
LAPORAN PENILAI
361
Halaman ini sengaja dikosongkan
362
363 363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
Halaman ini sengaja dikosongkan
398
XX. 1.
PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Pemesanan Pembelian Saham
Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Prospektus ini dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (selanjutnya disebut “FPPS”). Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek. FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan yang namanya tercantum pada Bab Penyebarluasan Prospektus dan FPPS dalam Prospektus ini. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani. Setiap pemesan saham harus memiliki rekening efek pada perusahaan efek/bank kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening pada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). 2.
Pemesan yang Berhak
Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau Lembaga/Badan Usaha sebagaimana diatur dalam UUPM dan Peraturan No. IX.A.7. 3.
Jumlah Pemesanan
Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan perdagangan yakni 100 (seratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 100 (seratus) saham. 4.
Pendaftaran Efek ke dalam Penitipan Kolektif
Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Pada Penitipan Kolektif No. SP-0024/PE/KSEI/1214 yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI pada tanggal 11 Desember 2014. A.
Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut: 1.
2.
3. 4. 5. 6.
7. 8. 9.
Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum dalam bentuk Surat Kolektif Saham, akan tetapi saham-saham tersebut akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam rekening efek atas nama pemegang rekening selambat-lambatnya pada tanggal distribusi saham setelah menerima konfirmasi registrasi saham tersebut atas nama KSEI dari Perseroan/BAE. Sebelum saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek, pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (“FKPS”) yang sekaligus merupakan tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan atas saham-saham dalam penitipan kolektif. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham. Konfirmasi Tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas Saham yang tercatat dalam saham rekening efek. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di KSEI. Pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas dividen, bonus, hak memesan efek terlebih dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lainnya yang melekat pada saham. Pembayaran dividen, saham bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan, melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat (beneficial owner) yang memiliki/membuka pemegang rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam rekening efek Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk; Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI melalui Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi Formulir Penarikan Efek. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat Kolektif Saham selambatlambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola saham.
399
10. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas saham Perseroan wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut. B.
Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin Emisi atau Agen Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.
5.
Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham
Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian saham selama jam kerja yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana Efek atau para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan dimana FPPS diperoleh. Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS asli dan wajib diajukan oleh pemesan yang bersangkutan dengan melampirkan fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri dan/atau domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pemesanan. Agen Penjualan, para Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi. Sedangkan pemesan tidak dapat membatalkan pembelian sahamnya apabila telah memenuhi persyaratan pembelian saham. 6.
Masa Penawaran
Masa penawaran akan berlangsung selama 3 (tiga) hari yakni tanggal, dimulai pada tanggal 16 Maret 2015 mulai pukul 10.00 WIB dan ditutup pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 15.00 WIB. Namun demikian jika jumlah keseluruhan saham yang dipesan telah melebihi dari jumlah saham yang ditawarkan maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada OJK, dapat mempersingkat Masa Penawaran dengan ketentuan Masa Penawaran tersebut tidak kurang dari 1 (satu) hari kerja. 7.
Tanggal Penjatahan
Tanggal penjatahan dimana penjatahan saham telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah tanggal 20 Maret 2015 . 8.
Syarat Pembayaran
Pembayaran dapat dilakukan secara tunai, RTGS, pindah buku atau dengan bilyet giro atau cek dalam mata uang rupiah dan dibayarkan oleh Pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan membawa tanda jati diri asli beserta fotokopinya dan FPPS yang sudah diisi lengkap dan benar pada Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan pada waktu FPPS diajukan dan semua setoran harus dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada: Bank Mandiri Kantor Cabang Jakarta Kebon Sirih Atas nama: PT Kresna Graha Sekurindo Tbk – IPO Mitra Keluarga Nomor Rekening: 121-000637938-6 Apabila pembayaran dilakukan dengan cek atau bilyet giro, maka cek atau bilyet giro tersebut harus atas nama atau milik pihak yang mengajukan atau menandatangani FPPS. Cek atau bilyet giro milik pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Untuk menghindari keterlambatan pembayaran, pada hari terakhir Masa Penawaran pembayaran harus dilakukan dalam bentuk uang tunai, RTGS atau pindah buku antar rekening Bank Mandiri. Seluruh pembayaran harus sudah dapat diuangkan atau ditunaikan dengan segera selambat-lambatnya pada tanggal 18 Maret 2015 (in good funds) pada rekening tersebut diatas. Apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal 18 Maret 2015 pada rekening tersebut diatas, maka FPPS yang diajukan dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan.
400
Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis dianggap batal. Untuk pembayaran pemesanan pembelian saham secara khusus, pembayaran dilakukan langsung kepada Perseroan. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transferdari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan nomor FPPS/DPPS-nya. 9.
Bukti Tanda Terima
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, dan Agen Penjualan yang menerima pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan atau fotokopi lembar ke-5 (lima) dari FPPS yang telah ditandatangani (tanda tangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan. Bukti Tanda Terima tersebut harus disimpan dengan baik agar kelak dapat diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan atas pemesanan pembelian saham. Bagi pemesan pembelian saham secara khusus, Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham akan diberikan langsung oleh Perseroan. 10. Penjatahan Saham Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek selaku Manager Penjatahan dengan sistim kombinasi yaitu penjatahan terpusat (pooling) dan penjatahan pasti (fixed allotment) sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 serta peraturan perundangan lain termasuk peraturan di bidang Pasar Modal yang berlaku. Manajer Penjatahan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan Bapepam No. VII.G.12, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/2004 tanggal 13 April 2004 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan No. IX.A.7 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal penutupan masa Penawaran Umum. Penjamin Pelaksana Emisi dan Manajer Penjatahan akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. Adapun sistem penjatahan yang akan dilakukan adalah sistem kombinasi yaitu penjatahan pasti (fixed allotment) dan penjatahan terpusat (pooling), dimana penjatahan pasti dibatasi hingga jumlah maksimum 99,00% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan. Sisanya sebesar 1,00% (satu persen) akan dilakukan dengan Penjatahan Terpusat (Pooling). (i) Penjatahan Pasti (Fixed Allotment) Dalam hal penjatahan dilaksanakan dengan menggunakan Sistem Penjatahan Pasti (diluar penjatahan kepada para karyawan Perseroan), maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratanpersyaratan sebagai berikut: a. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. b. Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, para Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki saham untuk mereka sendiri; dan c. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, para Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan kontrak Penjamin Emisi Efek, kecuali melalui Bursa jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa saham tersebut akan dicatatkan di Bursa.
401
(ii) Penjatahan Terpusat (Pooling) Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sebagai berikut : a.
Dalam hal setelah mengecualikan pemesan saham dari (i) direktur, komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efek sehubungan dengan Penawaran Umum ini, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga dan terdapat sisa saham yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka: pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan. Dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa saham, maka sisa saham tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan (i) direktur, komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efeksehubungan dengan Penawaran Umum ini, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan Pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga. b. Jika setelah mengecualikan pemesan saham sebagaimana tersebut pada poin a diatas,terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasikan dengan ketentuan sebagai berikut : (i) Dalam hal akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Para pemesan yang tidak dikecualikan memperoleh satu satuan perdagangan di BEI, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh BEI dimana saham tersebut akan dicatatkan; 2. Apabila terdapat sisa saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan. (ii) Dalam hal tidak akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan secara proporsional menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan. Manajer Penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan Bapepam No.VIII.G.12 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-17/PM/2004 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek Atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan No. IX.A.7 paling lambat 30 hari setelah berakhirnya masa Penawaran Umum. Perseroan akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal penjatahan sesuai dengan Peraturan No. IX.A.2. 11. Pembatalan Penawaran Umum Dalam jangka waktu sejak Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif sampai berakhirnya Masa Penawaran, Perseroan mempunyai hak untuk menunda untuk paling lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya Pernyataan Efektif atau membatalkan Penawaran Umum ini berdasarkan halhal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek beserta seluruh addendum, perubahan, dan penambahannya, serta dengan mengacu pada Peraturan No. IX.A.2, dengan ketentuan terjadi sesuatu keadaan diluar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yang meliputi : a. b. c.
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama 3 (tiga) Hari Bursa berturut-turut; Bencana alam, perang, huru hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Emiten; dan /atau Peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Emiten yang ditetapkan oleh OJK.
402
12. Pengembalian Uang Pemesanan Bagi pemesanan pembelian saham yang pesanannya ditolak seluruhnya atau sebagian atau dalam hal terjadinya pembatalan Penawaran Umum ini, pengembalian uang dalam mata uang Rupiah akan dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan. Pengembalian uang tersebut dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum. Pengembalian uang yang melampaui 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum, maka pengembalian uang pemesanan tersebut akan disertai bunga untuk setiap hari keterlambatan sebesar suku bunga jasa giro Rupiah jangka waktu 1 (satu) bulan pada Bank Mandiri yang dihitung dari Hari Kerja ke-3 (tiga) sejak Tanggal Penjatahan atau 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal keputusan penundaan pembatalan penawaran umum tersebut, secara prorata untuk setiap hari keterlambatan. Tata cara dalam pengembalian uang sebagaimana tersebut di atas adalah sebagai berikut: a.
Alat pembayarannya dalam bentuk uang tunai, cek atau bilyet giro atas nama pemesan dengan menunjukkan atau menyerahkan bukti tanda terima pemesanan Saham dan tanda jati diri pada Penjamin Emisi Efek dimana Formulir Pemesanan Pembelian Saham diajukan oleh pemesan tersebut, sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum FPPS dan untuk hal tersebut para pemesan tidak dikenakan biaya Bank Mandiri ataupun biaya pemindahan dana. Jika pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama pemesan yang mengajukan (menandatangani) FPPS.
b.
Cara pembayarannya dikirim oleh Penjamin Emisi Efek atau diambil langsung oleh pemesan yang bersangkutan dengan menunjukkan atau menyerahkan bukti tanda jati diri pada Penjamin Emisi Efek dimana FPPS semula diajukan atau pada Perseroan (dalam hal Para Pemesan Khusus), sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam FPPS. Apabila uang pengembalian pemesanan Saham sudah disediakan, akan tetapi pemesan tidak datang untuk mengambil pengembalian uang dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal pengakhiran Perjanjian yang menyebabkan pembatalan Penawaran Umum maka hal itu bukan kesalahan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek dan/atau Perseroan (dalam hal Para Pemesan Khusus), sehingga tidak ada kewajiban pembayaran denda kepada para pemesan.
Pengembalian uang pemesanan hanya dapat diberikan dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Pembayaran pengembalian uang pemesanan dapat diberikan dengan menggunakan cek atas nama pemesan yang mengajukan FPPS atau bilyet giro, langsung oleh pemodal di kantor Penjamin Emisi Efek atau kantor Agen Penjualan dimana FPPS diajukan dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Bagi pemesan khusus, pengembalian uang pemesanan diatur dan dilakukan oleh Perseroan. 13. Penyerahan Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (FKPS) Atas Pemesanan Pembelian Saham Distribusi saham kepada masing-masing rekening efek di KSEI atas nama Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang ditunjuk oleh pemesan saham untuk kepentingan pemesan saham akan dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan. FKPS atas pemesanan pembelian saham tersebut dapat diambil pada kantor Biro Administrasi Efek (BAE) yang ditunjuk dengan menunjukkan tanda jati diri asli pemesan dan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan pembelian saham. Penyerahan FKPS bagi pemesan pembelian saham secara khusus akan dilakukan Perseroan. 14. Lain-lain Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menerima atau menolak pemesanan pembelian saham secara keseluruhan atau sebagian. Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan dan terbukti bahwa pihak tertentu mengajukan pemesanan efek melalui lebih dari 1 (satu) formulir pemesanan, baik secara langsung maupun tidak langsung, Manajer Penjatahan hanya dapat mengikut sertakan 1 (satu) formulir pemesanan Efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan berdasarkan Peraturan No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum. Dalam hal formulir pemesanan telah diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek, pemesanan tidak dapat dibatalkan oleh pemesan baik secara keseluruhan atau sebagian.
403
XXI.
PENYEBARLUASAN PEMBELIAN SAHAM
PROSPEKTUS
DAN
FORMULIR
PEMESANAN
Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk, yaitu Perantara Pedagang Efek yang menjadi anggota bursa efek berikut ini: PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Kresna Tower, 6th Floor 18 Parc Place SCBD Jl Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel.: (021) 2555 7000 Fax.: (021) 2939 1950 Website: www.kresnasecurities.com PENJAMIN EMISI EFEK PT Morgan Stanley Asia Indonesia 20/F, Word Trade Center 2 Komplek Metropolitan Jl Jendral Sudirman, Kav. 29-31 Jakarta 12920 Tel.: (021) 3048 8100 Fax.: (021) 3048 8172 Website: www.morganstanley.com
PT UBS Securities Indonesia Suite 2202, Wisma GKBI Jl Jendral Sudirman No. 28 Jakarta 10210 Tel.: (021) 2554 7000 Fax.: (021) 251 1663 Website: www.ubs.com
PT Deutsche Securities Indonesia Deutsche Bank Building, 3rd Floor Jl Imam Bonjol No.80 Jakarta 10310 Tel.: (021) 3193 1092 Fax.: (021) 5150241 Website: www.deutsche-bank.co.id
PT CIMB Securities Indonesia Indonesia Stock Exchange Building Tower II 20th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel: (+6221) 515 1330 Fax: (+6221) 515 1335 Website: www.cimb.com
PT BNI Securities Sudirman Plaza Indofood Tower Lantai 16 Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78 Jakarta 12910 Tel: (+6221) 2554 3946 Fax: (+6221) 5793 5831
PT Buana Capital Indonesia Stock Exchange Building Tower II 26th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel: (+6221) 515 0203 Fax: (+6221) 515 0241
PT Danpac Sekuritas Equity Tower Lt. 9 Suite A Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel: (+6221) 2991 1888 Fax: (+6221) 2991 1999
PT Erdikha Elit Sekuritas Gedung Sucaco Lantai 3 Jl. Kebon Sirih Kav. 71 Jakarta 10340 Tel: (+6221) 3983 6420 Fax: (+6221) 3983 6422
PT Grow Asia Capital Jl. Wijaya I No. 1 Kebayoran Baru Jakarta 12180 Tel: (+6221) 7289 5999 Fax: (+6221) 720 4290
PT HD Capital Tbk. Sona Topas Tower Fl. 11 Jl. Jend. Sudirman Kav. 26 Jakarta 12920 Tel: (+6221) 250 6337 Fax: (+6221) 250 6351
PT Inti Fikasa Securindo Menara Batavia 23th Floor Jl. KH. Mas Mansyur Kav. 125-126 Jakarta 10220 Tel: (+6221) 5793 0080 Fax: (+6221) 5793 0090
PT Investindo Nusantara Sekuritas Plaza ABDA 17th Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190 Tel: (+6221) 515 0817 Fax: (+6221) 515 1217
404
PT Lautandhana Securindo Wisma Keiai 15th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 3 Jakarta 10220 Tel: (+6221) 5785 1818 Fax: (+6221) 5785 1717
PT Magenta Kapital Indonesia Menara Batavia 23rd Floor Jl. KH. Mas Mansyur Kav. 126 Jakarta 10220 Tel: (+6221) 5793 0078 Fax: (+6221) 5793 0079
PT MNC Securities MNC Financial Center 14th – 16th Floor Jl. Kebon Sirih Kav. 21-27 Jakarta 10340 Tel: (+6221) 2980 3111 Fax: (+6221) 3983 6868
PT OSO Securities Cyber 2 Tower Lantai 22 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 No. 13 Jakarta 12950 Tel: (+6221) 2991 5300 Fax: (+6221) 2902 1497
PT Panca Global Securities Indonesia Stock Exchange Building Tower I Suite 1706A Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel: (+6221) 515 5456 Fax: (+6221) 515 5466
PT Panin Sekuritas Tbk. Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel: (+6221) 515 3055 Fax: (+6221) 515 3061
PT Phillip Securities Indonesia ANZ Tower Level 23B Jl. Jend. Sudirman Kav. 33A Jakarta 10220 Tel: (+6221) 5790 0800 Fax: (+6221) 5790 0809
PT Profindo International Securities Gedung Permata Kuningan Lt. 19 Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C Jakarta 12980 Tel: (+6221) 8378 0888 Fax: (+6221) 8378 0889
PT Reliance Securities Tbk. Reliance Building Jl. Pluit Putra Kencana No. 15A Jakarta 14450 Tel: (+6221) 661 7768 Fax: (+6221) 661 9884
PT Sucorinvest Central Gani Equity Tower 31st Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel: (+6221) 2996 0999 Fax: (+6221) 5797 3938
PT Trimegah Securities Tbk. Gedung Artha Graha 18th & 19th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Tel: (+6221) 2924 9088 Fax: (+6221) 2924 9150
PT Valbury Asia Securities Menara Karya 10th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Block X-51 Kav. 1-2 Jakarta 12950 Tel: (+6221) 2553 3600 Fax: (+6221) 2553 3700
PT Victoria Securities Indonesia Victoria Suites Senayan City Panin Tower 8th Floor Jl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta 10270 Tel: (+6221) 7278 2310 Fax: (+6221) 7278 2280
PT Yulie Sekurindo Tbk. Plaza ABDA Lt. 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190 Tel: (+6221) 5140 2181 Fax: (+6221) 5140 2182
Gerai Penawaran Umum dibuka selama masa Penawaran Umum di Bank Mandiri Cabang Jakarta Kebon Sirih Jl. Tanah Abang Timur No. 1-2 Jakarta 10110, Indonesia.
405
Halaman ini sengaja dikosongkan
406