PT. BANK PANIN Tbk dan Anak Perusahaan LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2011 dan 2010 TIDAK DIAUDIT
PT. BANK PAN INDONESIA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI
Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN – Tidak diaudit 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 serta untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2011 dan 2010 - Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
1-2
- Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
3
- Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
4
- Laporan Arus Kas Konsolidasian
5-6
- Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
7 - 103
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 MARET 2011 (Tidak diaudit) DAN 31 DESEMBER 2010 (Diaudit)
Catatan
31 MARET
31 DESEMBER
2011 Rp Juta
2010 Rp Juta
ASET Kas
3a, 3f
Giro pada Bank Indonesia
3f, 3l, 4
Giro pada bank lain - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing - masing sebesar Rp 1 juta dan Rp 2 juta pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah
3e, 43
3f, 3m, 3r, 6
Efek - Efek Pihak hubungan istimewa Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Diperdagangkan Pihak ketiga Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Diperdagangkan Jumlah Dikurangi : Cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
3f, 3n, 3r, 7 3e, 43
3e, 43
3f, 3o, 3r, 8, 43
Kredit - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 1,613,860 juta dan Rp 1,563,457 juta pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Pihak hubungan istimewa Pihak lain Jumlah
1,076,074
6,816,263
5,403,656
19,807 433,387 453,194
78,740 790,014 868,754
174,150 13,978,760 14,152,910
180,200 16,808,876 16,989,076
30,000 9,858 3,217
30,000 9,613 2,039
9,670,850 11,572,400 348,432
7,985,894 12,570,626 100,147
(10,618) 21,624,139
(10,618) 20,687,701
3f, 3l, 3r, 5
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 600 juta pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah
Tagihan derivatif - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar nihil pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
993,028
9,816
4,936
3f, 3p, 3q, 3r, 9 3e, 43
Tagihan anjak piutang - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 2,121 juta pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar nihil pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
3f, 3r, 3aa
3f, 3r, 3ee, 10
15,412 59,124,354 59,139,766
673,299
1,026,977
14,058 55,668,504 55,682,562
567,094
-
Investasi neto sewa pembiayaan - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 17,261 juta dan Rp 15,006 juta pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
3f, 3r, 3t, 11
950,779
926,382
Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 32,437 juta dan Rp 28,565 juta pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
3f, 3r, 3u, 12
2,331,755
1,949,424
Tagihan akseptasi - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar nihil pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
3f, 3r, 3s, 13
514,149
503,849
Penyertaan dalam bentuk saham - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 625 juta pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
3e, 3f, 3r, 3v 14, 43
288,430
276,925
1,812,628
1,763,280
115,737
114,616
3z
320,720
378,237
3y
309,713
399,101
1,474,328
1,356,288
113,007,631
108,947,955
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1,518,403 juta pada 31 Maret 2011 dan sebesar Rp 1,462,250 juta pada 31 Desember 2010
3w, 3x, 15
Aset pajak tangguhan
3kk, 39
Aset Lain-Lain Agunan yang diambil alih - setelah dikurangi penyisihan penghapusan aset non produktif masing-masing sebesar Rp 184,542 juta dan Rp 135,734 juta pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Aset tetap yang belum digunakan dalam kegiatan operasional - setelah dikurangi penyisihan penghapusan aset non produktif masing-masing sebesar Rp 201,277 juta dan Rp 108,840 juta pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Lainnya JUMLAH ASET Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1
3r, 16
3c, 3f
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 MARET 2011 (Tidak diaudit) DAN 31 DESEMBER 2010 (Diaudit)
Catatan
31 MARET
31 DESEMBER
2011 Rp Juta
2010 Rp Juta
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas segera
321,537
138,272
361,356 78,502,850 78,864,206
379,438 74,900,282 75,279,720
85,000 4,626,031 4,711,031
30,000 3,537,326 3,567,326
Simpanan Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah
3g, 3bb, 17 3e, 43
Simpanan dari bank lain Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah
3g, 3cc, 18 3e, 43
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - pihak ketiga
3g, 3ff, 19
4,020,392
4,653,892
Liabilitas derivatif - pihak ketiga
3g, 3o, 20
9,300
7,216
Liabilitas Akseptasi Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah
3g, 3s, 21 3e, 43
515,754 515,754
503,849 503,849
3,328,894
2,789,842
2,383,118 2,383,118
3,582,389 3,582,389
Surat berharga yang diterbitkan - bersih
3g, 3dd, 22
Pinjaman yang diterima Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah
3g, 23 3e, 43
Utang pajak
3kk, 39
152,626
136,305
3r, 24
166,421
136,997
Liabilitas Lain - lain
3g, 3hh, 25
979,171
953,658
Obligasi subordinasi - bersih
3g, 3dd, 26
3,887,430
3,886,111
99,339,880
95,635,577
28
2,408,765
2,408,765
3aa, 28
3,444,330
3,444,330
6,731,084
6,420,867
(41,549) 12,542,630
(34,353) 12,239,609
1,125,121
1,072,769
13,667,751
13,312,378
113,007,631
108,947,955
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
Jumlah Liabilitas
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100,- per saham Modal dasar - 59.000.000.000 saham pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 24.087.645.998 saham pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 Agio saham Saldo Laba Komponen Ekuitas Lainnya
Kepentingan Non Pengendali
3b, 27
Jumlah Ekuitas
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2011 DAN 2010 (Tidak diaudit)
Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Bunga yang diperoleh Provisi dan komisi kredit Jumlah pendapatan bunga
3e,3ee,3gg,3ii 30,43
Beban Bunga Bunga Hadiah Provisi dan komisi yang dibayar Jumlah beban bunga
Aset non produktif Jumlah Beban Penyisihan Penghapusan
1,179,363 1,803 64,133 1,245,299
865,787 1,780 30,406 897,973
1,081,443
1,045,364
3n, 7, 32 3hh, 33 3ii, 34 3d 3n, 7 3v,14 35
27,682 69,502 15,107 30,258 (4,113) 11,693 97,101 247,230
202,489 53,421 12,620 64,153 8,347 10,761 74,952 426,743
3f, 3r, 5,6,7,8,9,10 11,12,13,14 3r,16
(29,010)
391,225
145,163 116,153
51,996 443,221
3r
30,265
8,194
3e,36,43 37 3jj, 41 38
470,657 159,600 12,501 90,466 733,224
240,475 119,267 12,851 65,163 437,756
(632,412)
(462,428)
449,031
582,936
3,241 (1,984) 27,621
27,808 (1,984) (5,547)
Beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Beban Operasional Lainnya Umum dan administrasi Tenaga kerja Beban pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya Lainnya Jumlah Beban Operasional Lainnya Beban Operasional Lainnya - Bersih LABA OPERASIONAL PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Hasil sewa Amortisasi Goodwill Lainnya - bersih
16
PENDAPATAN NON OPERASIONAL - BERSIH LABA SEBELUM BEBAN PAJAK MANFAAT (BEBAN) PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah
2010 Rp Juta
1,806,695 136,642 1,943,337
Pendapatan Bunga - bersih
Beban (Pemulihan) penyisihan penghapusan Aset produktif
31 MARET
2011 Rp Juta
2,236,882 89,860 2,326,742
3e,3dd,3ff,3gg,3ii 31,43
Pendapatan Operasional Lainnya Keuntungan (kerugian) bersih penjualan efek Pendapatan underwriting Provisi dan komisi selain kredit - bersih Pendapatan transaksi valuta asing - bersih Kenaikan (penurunan) nilai efek yang diperdagangkan Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Lainnya Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya
31 MARET
28,878
20,277
477,909
603,213
(116,457) 1,121 (115,336)
(148,492) 1,417 (147,075)
362,573
456,138
(52,351)
(35,971)
310,222
420,167
3kk, 39
LABA BERSIH SEBELUM KEPENTINGAN NON PENGENDALI KEPENTINGAN NON PENGENDALI ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
3b, 27
LABA PERIODE BERJALAN RUGI KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN SETELAH PAJAK Laba (rugi) belum direalisasi atas pemilikan efek tersedia untuk dijual
(7,196)
JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN
303,026
JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali LABA BERSIH PER SAHAM (dalam Rupiah penuh) Dasar Dilusian
(106,205) 313,962
304,422 (1,396)
314,659 (697)
12.88 -
17.44 -
3ll, 40
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT BANK PANIN Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2011 DAN 2010 (Tidak Diaudit) Modal saham
Agio saham
Rp Juta
Rp Juta
2,408,765
3,444,330
(3,747)
129,863
100,000
4,662,569
10,741,780
905,229
11,647,009
-
-
-
-
-
400,373
400,373
-
400,373
2,408,765
3,444,330
(3,747)
129,863
100,000
5,062,942
11,142,153
905,229
12,047,382
3v, 29
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3n, 7
-
-
-
(106,205)
-
-
(106,205)
-
(106,205)
27
-
-
-
-
-
420,167
420,167
36,407 -
36,407 420,167
2,408,765
3,444,330
(3,747)
23,658
100,000
5,483,109
11,456,115
941,636
12,397,751
3v, 29
-
-
(5,035)
-
-
-
(5,035)
-
(5,035)
3n, 7
-
-
-
(49,229)
-
-
(49,229)
-
(49,229)
27
-
-
-
-
-
837,753
837,753
131,134 -
131,134 837,753
Saldo per 31 Desember 2010
2,408,765
3,444,330
(8,782)
(25,571)
100,000
6,320,862
12,239,604
1,072,770
13,312,374
Saldo per 1 Januari 2011 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Rugi blm direalisasi atas pemilikan efek tersedia untuk dijual Kepentingan Non Pengendali atas aset bersih anak perusahaan Jumlah pendapatan komprehensif periode berjalan
2,408,765
3,444,330
(8,782)
(25,571)
100,000
6,320,862
12,239,604
1,072,770
13,312,374
3v, 29
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3n, 7
-
-
-
(7,196)
-
-
(7,196)
-
(7,196)
27
-
-
-
-
-
310,222
310,222
52,351 -
52,351 310,222
2,408,765
3,444,330
(8,782)
(32,767)
100,000
6,631,084
12,542,630
1,125,121
13,667,751
Catatan
Saldo per 1 Januari 2010 Penyesuaian sehubungan dengan penerapan awal PSAK No.55 (Revisi 2006) Saldo per 1 Januari 2010 setelah penyesuaian sehubungan dengan penerapan awal PSAK No.55 (Revisi 2006) Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Rugi blm direalisasi atas pemilikan efek tersedia untuk dijual Kepentingan Non Pengendali atas aset bersih anak perusahaan Jumlah pendapatan komprehensif periode berjalan
2a
Saldo per 31 Maret 2010 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Rugi blm direalisasi atas pemilikan efek tersedia untuk dijual Kepentingan Non Pengendali atas aset bersih anak perusahaan Laba bersih komprehensif tahun berjalan
Saldo per 31 Maret 2011
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Rp Juta
Laba (rugi) belum direalisasi atas pemilikan efek tersedia untuk dijual Rp Juta
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
4
Saldo laba Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya penggunaannya
Rp Juta
Rp Juta
Ekuitas yang dpt diatribusikan ke pemilik entitas induk
Kepentingan Non Pengendali
Jumlah Ekuitas
Rp Juta
Rp Juta
Rp Juta
PT. BANK PAN INDONESIA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2011 DAN 2010 (Tidak Diaudit)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI : Bunga,provisi dan komisi kredit yang diterima Bunga, hadiah, provisi dan komisi dana yang dibayar Penerimaan pendapatan operasional lainnya Pembayaran beban operasional lainnya Keuntungan dari transaksi valuta asing-bersih Penerimaan kembali kredit yang dihapusbukukan Penerimaan (pembayaran) beban non operasional - bersih Pembayaran beban pajak
31 Maret
31 Maret
2011 Rp Juta
2010 Rp Juta
2,356,380 (1,222,353) 206,245 (1,048,913) 30,258 90,903 29,783 (99,015)
Arus kas operasi sebelum perubahan dalam aset dan kewajiban operasi Penurunan (kenaikan) aset operasi Efek-efek Kredit Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Aset lain-lain Kenaikan (penurunan) kewajiban operasi Kewajiban segera Simpanan Simpanan dari bank lain Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Kewajiban lain-lain Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi
343,288
1,949,468 (887,588) 360,772 (484,937) (8,914) 50,834 26,470 (50,583) 955,522
(1,274,502) (3,507,983) (1,026,977) (26,652) (386,203) (106,205) 180,802
2,333,521 (1,935,291) 8,000 (57,188) (6,016) (66,362) (7,330)
183,365 3,584,486 1,143,705 (633,500) 47,116
186,132 867,543 1,942,837 357,057 19,047
(1,479,259)
4,597,472
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunan (Penambahan) penyertaan dalam bentuk saham Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap
188 (62,477) 2,372
(22,463) (121,617) 2,040
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(59,917)
(142,040)
(1,199,271) (28) 500,000 1,985 (4,100)
(70,337) 46,669 2,419 47
(701,414)
(21,202)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan (pembayaran) pinjaman yang diterima Pembayaran dividen tunai Penerimaan (pembayaran) surat berharga yang diterbitkan - bersih Setoran modal dari pemegang saham minoritas Biaya emisi obligasi dan subordinasi yang diterbitkan Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(2,240,591)
4,434,230
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
36,350,362
20,188,158
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
34,109,771
24,622,388
*) Disajikan kembali sesuai dengan PSAK No. 2 (Reformat 2007) (Catatan 2b dan 3a) Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
5
P.T. BANK PAN INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 dan 2010 (Tidak Diaudit) 31 Maret 2011 Rp Juta PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Sertifikat bank Indonesia Jumlah
*) Disajikan kembali sesuai dengan PSAK No. 2 (Reformat 2007) (Catatan 2b dan 3a) Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
6
31 Maret 2010 Rp Juta
993,028 6,816,263 453,195 14,153,510 11,693,775
932,957 2,564,401 359,245 8,583,457 12,182,328
34,109,771
24,622,388
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
1.
UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum P.T. Bank Pan Indonesia Tbk (selanjutnya disebut "Bank") didirikan dengan akta No. 85 tanggal 17 Agustus 1971 dari notaris Juliaan Nimrod Siregar gelar Mangaradja, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. J.A.5/81/24 tanggal 19 April 1972 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 6 Juni 1972 Tambahan No. 210. Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 09 tanggal 9 Juli 2010 dari Benny Kristianto, S.H., notaris di Jakarta, dalam rangka peningkatan modal dasar Bank dari Rp 5.900 miliar menjadi Rp 9.600 miliar, terbagi menjadi 96.000 juta saham. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-46590.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 1 Oktober 2010. Bank berkedudukan di Jakarta dengan 48 kantor cabang di Indonesia, 1 (satu) kantor perwakilan di Singapura, 1 (satu) cabang di Cayman Islands. Kantor pusat Bank beralamat di Gedung Panin Centre Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Jumlah karyawan Bank rata-rata 5.117 karyawan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 4.874 karyawan pada tanggal 31 Desember 2010. Sesuai dengan Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan usaha bank umum dalam arti kata seluas-luasnya di dalam maupun di luar negeri. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1971, sesuai dengan ijin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.KEP-205/DDK/II/8/1971 tanggal 18 Agustus 1971. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 5/2-Kep.Dir.tanggal 21 April 1972, Bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa. Bank tergabung dalam kelompok usaha Panin Group. Susunan pengurus dan Komite Audit Bank pada tanggal 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris / Komisaris Independen Komisaris Komisaris Independen
: :
Drs. Johnny Drs. H. Bambang Winarno
: :
Suwirjo Josowidjojo Drs. Riyanto
Dewan Direksi Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Kepatuhan
: : : : : : : : : : :
Drs. H. Rostian Sjamsudin Chandra Gunawan Roosniati Salihin Ng Kean Yik Hendrawan Danusaputra Gunawan Santoso Edy Heryanto Lionto Gunawan Iswanto Tjitradi H. Ahmad Hidayat Antonius Ketut Dwirianto
Komite Audit Ketua Anggota
: :
Drs. Riyanto Syamsuar Halim Adriana Mulianto
Pembentukan Komite Audit telah sesuai dengan Peraturan No. IX.I.5 tentang “Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit” yang terdapat dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004.
7
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
b. Anak Perusahaan Bank merupakan pemegang saham terbesar dibandingkan dengan kepemilikan pihak lain serta memiliki pengaruh signifikan atas manajemen anak perusahaan berikut: Anak Perusahaan
Domisili
Jenis Usaha
Persentase Pemilikan 2011
2010
Tahun Operasi Komersial
Jumlah Aset 31 Maret 2011 Rp juta
PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFI)
Jakarta
Lembaga pembiayaan
54,35%
54,35%
1982
3,130,713
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG)
Jakarta
Asuransi
13,50%
13,50%
1980
686,426
PT Bank Panin Syariah (d/h Bank Harfa) (BPS)
Jakarta
Bank Syariah
99.997%
99.997%
2009
518,768
PT Verena Multi Finance Tbk (VMF) (d/h PT Verena Oto Finance Tbk)
Jakarta
Lembaga pembiayaan
42,87%
42,87%
1994
1,292,915
Pada tanggal 3 Agustus 2009, Bank menambah investasi modal pada Bank Harfa sebesar Rp 50 miliar dalam rangka konversi Bank Harfa menjadi Bank Panin Syariah. Tambahan investasi ini telah disetujui melalui Akta No. 1 tanggal 3 Agustus 2009, Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta.
c.
Penawaran Umum Efek Bank Penawaran Umum Saham Pada tanggal 28 Oktober 1982, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. SI-014/PM/E/1982 untuk melakukan penawaran umum atas 1.637.500 saham Bank kepada masyarakat. Penawaran Umum Perdana dan Terbatas yang telah dilakukan oleh Bank adalah sebagai berikut:
Tahun
1982 1983 1989 1990 1995 1997 1998 1999 2006
Keterangan
Penawaran Umum Perdana Penawaran Umum Kedua Penawaran Umum Terbatas I Penawaran Umum Terbatas II Penawaran Umum Terbatas III Penawaran Umum Terbatas IV Penawaran Umum Terbatas V Penawaran Umum Terbatas VI Penawaran Umum Terbatas VII
Jumlah Saham
1,637,500 3,162,500 3,200,000 3,830,931 60,180,462 300,902,312 702,105,395 1,225,406,221 4,016,358,393
Nilai Nominal per saham Rp 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 500 500 250 100
Harga Penawaran per saham Rp 3,475 3,550 4,500 13,000 1,900 1,200 500 1,100 350
Nomor dan tanggal surat efektif dari Bapepam
SI-014/PM/E/1982 28 Oktober 1982 SI-017/PM/E/1983 18 Mei 1983 S-467/PM/1989 31 Oktober 1989 21 April 1990 S-725/PM/1995 8 Juni 1995 S-1212/PM/1997 10 Juni 1997 S-1268/PM/1998 19 Juni 1998 S-1180/PM/1999 29 Juni 1999 S-791/BL/2006 28 Juni 2006
Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa I para pemegang saham yang tercantum dalam Akta Berita Acara No. 52 tanggal 28 Mei 2004 dari Veronica Lily Dharma, S.H., notaris di Jakarta, disetujui pembagian saham bonus yang berasal dari saldo laba dengan jumlah maksimum 1.176.093.346 saham. Jumlah saham bonus yang dibagikan menjadi sejumlah 1.176.091.818 saham karena adanya pembulatan. Nilai nominal Rp 100 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 28 Juni 2004. Pada tanggal 31 Maret 2011, sejumlah 23.837.645.998 saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) dan sejumlah 250.000.000 saham yang merupakan saham pendiri tidak dicatatkan di bursa.
8
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Penawaran Umum Obligasi Pada tanggal 29 Oktober 2010, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratnya No. S-9803/BL/2010 untuk melakukan penawaran obligasi Bank Panin IV Tahun 2010 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 540 miliar. Pada tanggal 5 Nopember 2010, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 29 September 2009, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-8699/BL/2009 untuk melakukan penawaran obligasi Bank Panin III Tahun 2009 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 800 miliar. Pada tanggal 7 Oktober 2009, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 7 Juni 2007, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-2708/BL/2007 untuk melakukan penawaran obligasi Bank Panin II Tahun 2007 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 1.650 miliar. Pada tanggal 20 Juni 2007, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Surabaya). Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Pada tanggal 29 Oktober 2010, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratnya No. S-9803/BL/2010 untuk melakukan penawaran umum obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 2.460 miliar. Pada tanggal 5 Nopember 2010, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia Pada tanggal 27 Maret 2008, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S-1767/BL/2008 untuk melakukan penawaran umum Obligasi Subordinasi Bank Panin II Tahun 2008 kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 1,5 triliun. Pada tanggal 10 April 2008, seluruh obligasi subordinasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a.
Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan Pada tahun berjalan, Bank dan anak perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010: PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran Penerapan PSAK 50 (revisi 2006) menghasilkan pengungkapan instrumen keuangan yang lebih luas termasuk beberapa pengukuran kualitatif yang berkaitan dengan tujuan manajemen risiko keuangan. PSAK 55 (revisi 2006) memberikan panduan pada pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dan kontrak untuk membeli item non-keuangan. Antara lain, penerapan standar ini memerlukan penggunaan metode suku bunga efektif ketika aset atau liabilitas diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Selain itu, PSAK ini juga mengubah cara Bank dan anak perusahaan dalam mengukur penurunan nilai aset keuangan tergantung pada klasifikasi instrumen keuangan. Pada penerapan awal PSAK 50 (revisi 2006) dan 55 (revisi 2006), perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi (amortised cost) yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada saat penerapan awal PSAK 55 (revisi 2006) ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut. Sebagaimana diijinkan dalam surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK 50 (revisi 2006) dan 55 (revisi 2006), Bank akan menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. 9
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Karena PSAK ini diterapkan secara prospektif, penerapan awal tidak memiliki pengaruh atas jumlah yang dilaporkan di tahun 2009, kecuali Rp 400.373 juta dari kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dibebankan ke saldo laba sesuai dengan Buletin Teknis No. 4, Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006), dengan perincian sebagai berikut: Penyesuaian pada penerapan awal Penyisihan Penyisihan PSAK No. 50 awal setelah awal dan No. 55 penyesuaian Rp Juta Rp Juta Rp Juta Aset Produktif Giro pada bank lain (Catatan 5) Penempatan pada bank lain (Catatan 6) Efek-efek (Catatan 7) Tagihan derivatif (Catatan 8) Kredit (Catatan 9) Tagihan akseptasi (Catatan 13) Penyertaan dalam bentuk saham (Catatan 14)
8,655 78,280 38,316 32 1,154,324 5,169 11,796
8,649 58,565 27,698 32 289,089 5,169 11,171
6 19,715 10,618 865,235 625
Jumlah
1,296,572
400,373
896,199
Pada tahun berjalan, Bank dan anak perusahaan juga menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011: PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan pihak-pihak berelasi PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasian, dan dapat diketahui bahwa di antara PSAK-PSAK yang berlaku pada tahun 2011, PSAK 1, Penyajian Laporan Keuangan, akan memberikan beberapa perubahan signifikan dalam penyajian laporan keuangan. PSAK 1 mensyaratkan entitas, antara lain: Untuk menyajikan dalam laporan perubahan ekuitas, seluruh perubahan pemilik dalam ekuitas. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas (contohnya pendapatan komprehensif) diminta untuk disajikan dalam satu laporan pendapatan komprehensif atau dalam dua laporan terpisah (laporan laba rugi dan laporan pendapatan komprehensif). Untuk menyajikan laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal dalam suatu laporan keuangan lengkap apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali retrospektif sesuai dengan PSAK 25. Untuk menyajikan kepentingan non pengendali sebagai bagian dari ekuitas (sebelumnya disebut kepentingan non pengendali) 10
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
b. Penyajian Kembali Laporan Arus Kas Sejak 1 Januari 2010, Bank menerapkan PSAK 2 (reformat 2007) tentang “Laporan Arus Kas”. Berdasarkan PSAK 2 (reformat 2007) tersebut, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain. Oleh karena itu, untuk perbandingan penyajian, laporan arus kas yang berakhir 31 Maret 2010 disajikan kembali agar sesuai dengan penyajian tahun 2011. Perbandingan penyajian kembali laporan arus kas untuk triwulan I tahun 2010 adalah sebagai berikut: Sebelum Penyesuaian/ Before Adjustment Rp Juta/ Rp Million
2010 Penyesuaian/ Adjustment Rp Juta/ Rp Million
Setelah Penyesuaian/ After Adjustment Rp Juta/ Rp Million
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi
(227,783)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Investasi
(142,040)
-
(142,040)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
(21,202)
-
(21,202)
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas
(391,025)
4,825,255
4,597,472
4,825,255
4,434,230
Kas dan Setara Kas Awal Tahun
4,247,628
15,940,530
20,188,158
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
3,856,603
20,765,785
24,622,388
c. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum berlaku efektif Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya ISAK 16, Perjanjian Konsesi Jasa ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).
11
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
3. KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan telah sesuai dengan Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan”. Perlakuan akuntansi untuk laporan keuangan tahun 2010 disesuaikan dengan PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2008. PAPI 2008 berlaku untuk bank umum konvensional. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian Bank, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya (Catatan 2b). Laporan keuangan anak perusahaan yang menjalankan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah disusun berdasarkan pedoman Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101 tentang “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”. b. Prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Bank dan entitas yang dikendalikan oleh Bank (dan anak perusahaan). Pengendalian dianggap ada apabila Bank mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara. Hak pemegang saham kepentingan non pengendali dinyatakan sebesar bagian kepentingan non pengendali dari biaya perolehan historis aset bersih. kepentingan non pengendali akan disesuaikan untuk bagian kepentingan non pengendali dari perubahan ekuitas. Kerugian yang menjadi bagian kepentingan non pengendali melebihi kepentingan non pengendali dialokasikan kepada bagian induk perusahaan. Kepentingan non pengendali terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha (Catatan 3c) dan bagian kepentingan non pengendali dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian kepentingan non pengendali melebihi kepentingan non pengendali dialokasikan kepada bagian induk perusahaan. Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Bank. Seluruh transaksi signifikan antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi. c. Penggabungan Usaha Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut. 12
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Bank atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama empat tahun. Kepemilikan pemegang saham kepentingan non pengendali dicatat sebagai bagian dari kepentingan non pengendali atas biaya historis dari aset bersih. d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Bank, kecuali untuk cabang di luar negeri yaitu Cayman Islands diselenggarakan dalam satuan Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dicatat sebagai laba rugi tahun berjalan. Kegiatan cabang Cayman Islands merupakan bagian integral dari kegiatan usaha Bank. Dengan demikian pembukuan cabang tersebut yang diselenggarakan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan prosedur yang sama dengan Bank. e. Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa berdasarkan kriteria Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 tentang Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah : 1)
Perusahaan baik langsung maupun yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Bank (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
2)
Perusahaan asosiasi;
3)
Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Bank yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Bank);
4)
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Bank yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Bank serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
5)
Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Bank dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Bank.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. f.
Aset Keuangan Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar. 13
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Aset keuangan Bank dan anak perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut: Nilai wajar melalui laporan laba rugi Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Pinjaman yang diberikan dan piutang Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan apabila: Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau Merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika: penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau aset keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Bank dan anak perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK 55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai FVTPL. Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 3h. Dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada.
Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, atau pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah itu, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dan dicatat pada nilai wajar.
14
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan dan piutang Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material. Metode suku bunga efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau liabilitas keuangan. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL. Penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan; atau penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
15
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk aset keuangan yang signifikan secara individual serta kolektif untuk aset yang secara individual tidak signifikan dan secara individual signifikan namun tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai. Di dalam menentukan penurunan nilai kolektif, aset keuangan dikelompokkan pada kelompok aset keuangan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan pengalaman kerugian historis untuk aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Pengalaman historis kerugian disesuaikan berdasarkan hasil pengamatan data pada masa kini, untuk merefleksikan efek dari kondisi masa kini yang tidak mempengaruhi periode dari pengalaman historis. Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Bank dan anak perusahaan harus menghitung: Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu. Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa datang dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut (discounted cash flow) Loss given default (”LGD”) – Bank mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Bank apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit/pembiayaan. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model Perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan agunan. Loss identification period (”LIP”) - periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas fasilitas kredit/pembiayaan secara individual. Exposure at default (”EAD”) – Bank mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas kredit/pembiayaan pada saat terjadi tunggakan. PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data kredit/piutang pembiayaan selama minimal tiga tahun. Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet kredit/pembiayaan pada posisi laporan dengan probability default (PD), loss identification period (LIP) dan loss on given default (LGD). Kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan nilai tercatat dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Apabila pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara langsung atau dengan menyesuaikan cadangan kerugian penurunan nilai. Pada saat kerugian penurunan nilai diakui pada aset keuangan atau kelompok aset keuangan, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah penurunan nilai dengan menggunakan tarif bunga yang digunakan untuk mendiskonto estimasi arus kas masa datang pada saat menghitung penurunan nilai. Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan. Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas. 16
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Aset keuangan yang tidak dinilai secara individual, dievaluasi secara kolektif. Sebagaimana diijinkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK No. 50 dan No. 55 (Revisi 2006), Bank akan menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan perubahannya, Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 mengenai Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Penghentian pengakuan aset keuangan Bank dan anak perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Bank dan anak perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Bank dan anak perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Bank dan anak perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Bank dan anak perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Bank dan anak perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. g. Liabilitas keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank dan anak perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Bank dan anak perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan Bank dan anak perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut: Nilai wajar melalui laporan laba rugi Diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) Liabilitas keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika liabilitas keuangan sebagai diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
kelompok
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika: diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
17
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Liabilitas keuangan selain liabilitas keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika: penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau liabilitas keuangan merupakan bagian dari kelompok liabilitas keuangan, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Bank dan anak perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK 55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan sebagai FVTPL. Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diakui pada nilai wajarnya dikurangi dengan biaya transaksi diakui pada laporan laba rugi. Pengukuran berikutnya dinilai pada nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul pada liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi. Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, diakui pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Bank dan anak perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Bank dan anak perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
h. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Bank dan anak perusahaan melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang dimilikinya berdasarkan hirarki berikut: 1. Harga kuotasi dalam pasar aktif untuk instrumen yang serupa. Untuk aset keuangan yang dimiliki, nilai wajar yang digunakan adalah bid price (harga penawaran). Sedangkan untuk liabilitas keuangan yang dimiliki, nilai wajar yang digunakan adalah ask price (harga permintaan). Jika instrumen keuangan tersebut tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif, maka digunakan teknik penilaian dalam menentukan nilai wajarnya. 2. Teknik penilaian yang berdasarkan pada input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai menggunakan: harga kuotasi pada pasar aktif untuk instrumen yang serupa; harga kuotasi untuk instrumen serupa pada pasar yang dianggap kurang aktif; atau teknik penilaian dimana semua input yang signifikan didapatkan secara langsung atau tidak langsung dari data pasar yang diobservasi. 3. Teknik penilaian menggunakan input yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen dimana input untuk teknik penilaian yang digunakan tidak berdasarkan pada data yang dapat diobservasi dan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi memiliki dampak yang signifikan terhadap penilaian instrumen. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi untuk instrumen serupa dimana penyesuaian atau asumsi yang tidak dapat diobservasi secara signifikan diperlukan untuk menggambarkan perbedaan antara instrumen-instrumen yang ada.
18
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
i.
Reklasifikasi Aset Keuangan Bank dan anak perusahaan tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan dari atau ke kelompok aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Bank hanya dapat melakukan reklasifikasi atas aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo (atau sebaliknya). Untuk aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan maka sisa investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual (tainting rule). Apabila terdapat reklasifikasi dari klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo ke tersedia untuk dijual, maka aset keuangan tersebut akan dihitung nilai wajarnya dan selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat harus dicatat pada ekuitas. Pada saat penerapan awal PSAK No. 50 dan No. 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, Bank dapat mereklasifikasi aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo tanpa terkena dampak tainting rule.
j.
Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Bank dan anak perusahaan:
k.
-
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
-
berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
l. Giro Pada Bank Indonesia dan Bank Lain Sejak 1 Januari 2010, giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif (Catatan 3f).
m. Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain Sejak 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 3f).
n. Efek-efek Sejak 1 Januari 2010, efek-efek pada saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan efek-efek, dan selanjutnya pengukuran dilakukan berdasarkan klasifikasi efek-efek ke dalam kelompok aset keuangan tertentu dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 3f).
19
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
o. Tagihan dan liabilitas derivatif Sejak 1 Januari 2010, tagihan dan liabilitas derivatif disajikan sebesar keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang berasal dari kontrak derivatif dengan tujuan bukan untuk lindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tersebut dihitung dari selisih antara nilai kontrak dan nilai wajar instrumen derivatif pada tanggal laporan. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga pasar instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa. Keuntungan atau kerugian dari instrumen derivatif yang tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung nilai diakui sebagai laba rugi periode berjalan (Catatan 3f dan 3g).
p. Kredit Sejak 1 Januari 2010, kredit diakui sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 3f).
q. Restrukturisasi Kredit Bermasalah Sejak 1 Januari 2010, kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.
r.
Kerugian Penurunan Nilai dan Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Sejak 1 Januari 2010, pada setiap tanggal neraca Bank dan anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual atau pinjaman yang diberikan dan piutang mengalami penurunan nilai, seperti yang dijelaskan pada Catatan 3f. Sebagaimana diijinkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK No. 50 dan No. 55 (Revisi 2006), Bank akan menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aset Bank Umum (Catatan 2a). Untuk Bank Syariah, penentuan kualitas aset dan penyisihan penghapusan aset mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 8/21/PBI.2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan perubahannya, Peraturan Bank Indonesia No 9/9/PBI/2007 tanggal 18 Juni 2007. Aset Produktif Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, tagihan derivatif, kredit, piutang/pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, tagihan anjak piutang, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, penyertaan termasuk komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif dan fasilitas kredit yang belum digunakan. Penyisihan penghapusan aset produktif serta estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi berdasarkan penelaahan terhadap kualitas masing-masing aset produktif, komitmen dan kontinjensi sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Berdasarkan keputusan Bank Indonesia di atas, aset produktif dan estimasi komitmen dan kontinjensi diklasifikasikan dalam 5 (lima) kategori yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.
20
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Aset Non-produktif Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, Bank diwajibkan melakukan penyisihan penghapusan aset non produktif (meliputi agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account). Penyisihan penghapusan aset non produktif berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi atas upaya penyelesaian masing-masing aset non-produktif dilakukan pada akhir periode. Berdasarkan keputusan Bank Indonesia di atas, aset non produktif diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Penyisihan Penghapusan Aset Bank wajib membentuk penyisihan penghapusan terhadap aset produktif dan aset non produktif berupa: Cadangan umum untuk aset produktif minimum sebesar 1% dari aset produktif yang memiliki kualitas lancar. Cadangan khusus untuk aset produktif dan non produktif, kecuali untuk kualitas dalam perhatian khusus hanya berlaku untuk aset produktif, dengan besarnya persentase penyisihan penghapusan sebagai berikut: Klasifikasi Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
Persentase Penyisihan Penghapusan Aset Minimum Minimum Minimum
5% 15% 50% 100%
Persentase penyisihan penghapusan di atas diterapkan terhadap saldo setelah dikurangi dengan nilai agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, kecuali untuk aset produktif yang diklasifikasikan lancar dan tidak dijamin dengan agunan tunai. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan penempatan pada Bank Indonesia (BI Intervensi) tidak dibentuk penyisihan penghapusan. Aset dihapusbukukan dari penyisihan penghapusan pada saat manajemen berpendapat bahwa aset tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan/atau sulit untuk ditagih. Penerimaan kembali aset yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan penyisihan penghapusan yang bersangkutan selama periode berjalan. Estimasi kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk diakui sebagai beban dan liabilitas dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu atas investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang dan piutang lain-lain berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang tersebut pada akhir periode.
s.
Tagihan dan liabilitas akseptasi Sejak 1 Januari 2010, tagihan akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, sedangkan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3f dan 3g).
21
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
t. Sewa Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Sebagai Lessor Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi neto sewa pembiayaan anak perusahaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Sebagai Lessee Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan bank dan anak perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam neraca sebagai liabilitas sewa pembiayaan. Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya. Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna. Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dinilai sendiri atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.
u. Piutang Pembiayaan Konsumen Sejak 1 Januari 2010, piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar nilai tercatat dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen sebesar jumlah bersih piutang setelah dikurangi dengan bagian yang dibiayai oleh bank-bank sehubungan dengan transaksi kerja sama pembiayaan bersama yang diamortisasi dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif (Catatan 3f). Pada saat pengakuan awal, nilai wajar piutang pembiayaan konsumen adalah sebesar piutang pembiayaan konsumen dikurangi dengan pendapatan yang dapat diatribusikan secara langsung pada piutang seperti: pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan beban kepada dealer yang terkait langsung dengan pembiayaan konsumen.
22
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
v.
Penyertaan dalam Bentuk Saham Investasi pada perusahaan asosiasi Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee. Penghasilan dan aset dan liabilitas dari perusahaan asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan mengunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di neraca konsolidasian sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Bank atas aset bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Bank atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika Bank mempunyai liabilitas atau melakukan pembayaran liabilitas perusahaan asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar liabilitas atau pembayaran tersebut. Penyertaan lainnya Sejak 1 Januari 2010, penyertaan dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% disajikan sebesar nilai wajarnya dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 3f). Apabila saham tidak memiliki kuotasi di pasar aktif atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka penyertaan diukur dengan nilai perolehan. Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Perubahan nilai investasi yang disebabkan karena terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Bank dan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dengan akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.
w. Aset Tetap Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo-menurun-ganda (double-declining balance method), kecuali untuk bangunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) masing-masing dengan tarif sebagai berikut: Persentase Bangunan Kendaraan bermotor Inventaris kantor
5% 25% - 50% 25% - 50%
Aset tetap kendaraan bermotor dan inventaris kantor milik anak perusahaan disusutkan dengan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 2 – 5 tahun (catatan 51). Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir periode dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan 23
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasian pada periode yang bersangkutan.
x. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan Pada tanggal neraca, Bank dan anak perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Bank dan anak perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset. Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi. Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3f.
y.
Aset Tetap yang belum Digunakan dalam Kegiatan Operasional Aset Tetap yang belum digunakan dalam kegiatan operasional dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penyisihan penghapusan.
z. Agunan Yang Diambil Alih Tanah dan aset lainnya (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh Bank) disajikan dalam akun Agunan Yang Diambil Alih dalam kelompok “Aset Lain-Lain”. Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih, dibebankan ke dalam akun penyisihan penghapusan aset produktif. Sedangkan selisih lebih nilai realisasi bersih di atas saldo kredit, agunan yang diambil alih diakui maksimum sebesar saldo kredit dan selisihnya dicatat dalam catatan administratif Bank. Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan. Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan penghapusan aset agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
aa. Tagihan Anjak Piutang Sejak 1 Januari 2010, tagihan anjak piutang dinyatakan sebesar nilai tercatat dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Nilai tercatat tagihan anjak piutang sebesar jumlah bersih piutang yang diamortisasi dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif. Pada saat pengakuan awal, nilai wajar tagihan anjak piutang adalah sebesar tagihan anjak piutang dikurangi dengan pendapatan yang dapat diatribusikan secara langsung pada piutang seperti pendapatan tagihan anjak piutang yang belum diakui dan pendapatan provisi (catatan 3f).
24
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
bb. Simpanan Sejak 1 Januari 2010, pada saat pengakuan awal simpanan diukur sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3f). cc. Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari dan deposito berjangka. Sejak 1 Januari 2010, pada saat pengakuan awal simpanan dari bank lain diukur sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3f). dd. Biaya Emisi Emisi Obligasi Biaya emisi obligasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode suku bunga efektif untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2011. Selisih antara harga pembelian kembali obligasi dengan jumlah tercatat obligasi diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada periode berjalan. Emisi Obligasi Subordinasi Biaya emisi obligasi subordinasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi subordinasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama 5 (lima) tahun dengan metode suku bunga efektif untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2011. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan.
ee. Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali Sejak 1 Januari 2010, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 3f).
ff. Efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali Sejak 1 Januari 2010, efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif (Catatan 3f).
gg. Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Sejak 1 Januari 2010, Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3f). Selama tahun 2010, penerimaan yang berhubungan dengan kredit yang mengalami penurunan nilai langsung mengurangi nilai tercatat kredit. Pendapatan bunga atas penurunan nilai aset keuangan dalam periode berjalan diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk diskon arus kas di masa yang akan datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. 25
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Bunga dari liabilitas keuangan, diakui sebagai beban pada laporan laba rugi. Pendapatan dan beban bunga yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian termasuk: Bunga pada aset dan liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan suku bunga efektif. Bunga pada instrumen sekuritas investasi tersedia untuk dijual dihitung menggunakan suku bunga efektif. Porsi efektif dari nilai wajar berubah pada derivatif lindung nilai arus kas dari berbagai arus kas bunga, pada periode yang sama dimana lindung nilai arus kas mempengaruhi pendapatan/beban bunga. Nilai wajar berubah pada derivatif yang memenuhi kualifikasi (termasuk ketidakefisienan lindung nilai) dan berkaitan dengan item lindung nilai pada lindung nilai wajar dari risiko suku bunga. Perubahan nilai wajar pada derivatif lainnya yang digunakan untuk kepentingan manajemen risiko, dan aset dan liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, akan terlihat pada pendapatan bersih dari instrumen keuangan lainnya yang diukur pada nilai wajar pada laporan laba rugi.
hh. Pengakuan Pendapatan dan Beban Underwriting Merupakan pendapatan premi dan beban klaim anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi. Pendapatan Premi Premi dari asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Premi dari polis bersama diakui sebesar pangsa premi yang diperoleh anak perusahaan. Pendapatan premi diterima di muka dicatat sebagai pendapatan premi ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan masa pertanggungannya. Premi belum merupakan pendapatan dihitung secara agregratif dengan menggunakan persentase sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (KMK) No. 424/KMK.06/2003, yaitu 40% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari 1 bulan dan 10% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari 1 bulan. Persentase tersebut berlaku untuk asuransi selain kendaraan. Untuk asuransi kendaraan menggunakan persentase sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 74/PMK.010/2007, yaitu 40% dari premi neto. Penurunan (kenaikan) premi belum merupakan pendapatan adalah selisih antara premi belum merupakan pendapatan periode berjalan dan periode lalu. Anak perusahaan mereasuransikan sebagian risiko atas akseptasi pertanggungan yang diperoleh kepada perusahaan asuransi lain dan perusahaan reasuransi. Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diperoleh. Pembayaran atau liabilitas atas transaksi reasuransi retrospektif diakui sebagai piutang reasuransi sebesar liabilitas yang dicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi tersebut. Penyajian pendapatan premi dalam laporan laba rugi menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi dan penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan. Pendapatan premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto. Beban Klaim Beban klaim meliputi klaim yang disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims) termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (claims incurred but not yet reported) dan beban penyelesaian klaim. 26
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Klaim diakui sebagai beban pada saat timbulnya liabilitas untuk memenuhi klaim. Bagian klaim yang diperoleh dari reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim. Hak subrograsi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi. Jumlah klaim dalam proses penyelesaian (estimasi klaim retensi sendiri) ditentukan berdasarkan estimasi kerugian yang menjadi retensi sendiri dari klaim yang masih dalam proses penyelesaian pada tanggal neraca, termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan. Perubahan dalam estimasi klaim retensi sendiri diakui dalam laporan laba rugi tahun terjadinya perubahan. Penyajian beban klaim dalam laporan laba rugi menunjukkan jumlah klaim bruto, klaim reasuransi, dan kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri. Klaim reasuransi disajikan sebagai pengurang klaim bruto. Beban klaim disajikan sebagai beban operasional lainnya. ii.
Pengakuan Pendapatan Dan Beban Provisi Dan Komisi Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan ditangguhkan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan menggunakan suku bunga efektif pada tahun 2011. Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi yang ditangguhkan, diakui pada saat kredit dilunasi. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan atau pinjaman dan jangka waktu tertentu atau nilainya tidak material menurut bank diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.
jj. Program Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja Lainnya Bank memberikan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Bank juga membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program. kk. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. 27
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
ll. Laba Per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan setelah memperhitungkan pengaruh retroaktif perubahan nilai nominal saham. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
mm. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha. Segmen usaha adalah komponen Bank dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
4.
GIRO PADA BANK INDONESIA
31 Maret 2011 Rp Juta Rupiah Dollar Amerika Serikat Jumlah
5,993,404 822,859 6,816,263
31 Desember 2010 Rp Juta %
% 8,51 5,03
5,227,961 175,695 5,403,656
8,11 1,04
Giro pada Bank Indonesia diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Nilai wajar dari giro pada Bank Indonesia adalah nilai tercatatnya. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010, tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah untuk tahun 2010 terdiri dari GWM Primer yang ditetapkan sebesar 8% dan GWM Sekunder yang ditetapkan 2,5% yang mulai berlaku tanggal 1 Nopember 2010, serta GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar perhitungan antara parameter disintensif bawah atau parameter disintensif atas dengan selisih antara LDR bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank dan KPMM Insentif yang mulai berlaku tanggal 1 Maret 2011. GWM dalam Dollar Amerika Serikat ditetapkan sebesar 5% yang mulai berlaku tanggal 1 Maret 2011.
28
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, giro wajib minimum (GWM) sekunder Bank yang terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi pemerintah masing-masing sebesar 23,23% dan 23,66%. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Bank telah memenuhi Giro Wajib Minimum yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
5.
GIRO PADA BANK LAIN 31 Maret 2011 Rp Juta Pihak hubungan istimewa Bank Dollar Australia Dollar Selandia Baru Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - bersih Pihak ketiga Bank Rupiah Dollar Amerika Serikat Dollar Singapura Yen Jepang Euro Lainnya Anak Perusahaan Rupiah Dollar Amerika Serikat Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - bersih Jumlah Giro pada Bank Lain - Bersih
31 Desember 2010 Rp Juta
14,133 5,674 19,807 19,807
54,823 23,917 78,740 78,740
36,801 149,577 76,867 36,571 31,754 94,508
38,260 309,572 146,051 91,030 90,011 86,415
7,235 75 433,388 (1) 433,387
28,611 66 790,016 (2) 790,014
453,194
868,754
Giro pada bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pada tanggal 31 Maret 2011 dang 31 Desember 2010 tidak terdapat giro pada bank lain yang dijadikan agunan oleh Bank dan anak perusahaannya. Seluruh giro pada bank lain tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 tidak mengalami penurunan nilai. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain tersebut adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta Saldo awal Selisih penurunan nilai pada penerapan awal PSAK No. 50 dan No. 55 Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan Saldo akhir periode
31 Desember 2010 Rp Juta 2
(1) 1
8,655 (8,649) (4) 2
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain. 29
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011
Jangka waktu
Tingkat bunga rata-rata
Jumlah Rp Juta
Rupiah Pihak ketiga Bank BI Intervensi - setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 85.265 juta Call money Call money BI Sub Jumlah Anak Perusahaan Deposito berjangka Fasbi Sub Jumlah Jumlah
6.81% 5.75%
1 - 31 hr 1 hr
8.60% 5.75%
648,140 97,500 745,640 8,806,375
7 hr
0.24%
174,150
6 - 37 hr 4 - 63 hr 5 - 32 hr 7 - 33 hr 7 - 32 hr 24 - 31 hr 31 - 64 hr 62 hr
0.40% 0.38% 4.72% 0.75% 0.56% 2.78% 0.15% 0.20%
2,760,278 514,560 450,178 414,551 91,243 72,929 63,126 16,784
31 - 46 hr
0.60%
783,675 5,167,324
31 hr
1.31%
5,661
Valuta Asing Pihak hubungan istimewa Bank Call money Pihak ketiga Bank Call money Dollar Amerika Serikat Dollar Singapura Dollar Australia Euro Poundsterling Inggris Dollar Selandia Baru Yen Jepang Dollar Hongkong Deposito berjangka Dollar Amerika Serikat Sub Jumlah
7,587,735 450,000 23,000 8,060,735
7 - 14 hr 1 hr
Anak Perusahaan Deposito berjangka Dollar Amerika Serikat
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Penempatan pd Bank Indonesia dan Bank Lain - Bersih
30
5,347,135 (600) 14,152,910
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
31 Desember 2010
Jangka waktu Rupiah Pihak ketiga Bank BI Intervensi - setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi sebesar Rp 94.858 juta Call Money Sub Jumlah Anak Perusahaan Deposito berjangka Jumlah
Tingkat bunga rata-rata
Jumlah Rp Juta
1 - 4 bulan 5 - 94 hari
6.29% 6.33%
11,319,542 880,000 12,199,542
1 bulan
7.12%
440,571 12,640,113
7 hari
0.34%
180,200
4 - 33 hr 6 - 34 hr 5 - 63 hr 5 - 32 hr 14 hr 63 hr
0.37% 0.59% 0.54% 4.81% 0.52% 0.25%
2,680,475 618,926 435,605 357,610 55,765 17,386 4,165,767
Valuta Asing Pihak hubungan istimewa Bank Call money Dollar Amerika Serikat Pihak ketiga Bank Call money Dollar Amerika Serikat Euro Dollar Singapura Dollar Australia Poundsterling Inggris Dollar Hongkong Sub Jumlah Anak Perusahaan Deposito berjangka Dollar Amerika Serikat Jumlah
1 bulan
3,596 4,349,563
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Penempatan pd Bank Indonesia dan Bank Lain - bersih
16,989,676 (600) 16,989,076
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 , tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain yang dijadikan agunan oleh Bank dan anak perusahaannya. Seluruh penempatan pada Bank lain pada tanggal 31 Maret 2011 mengalami penurunan nilai.
dan 31 Desember 2010 tidak
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain selama 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta Saldo awal Selisih penurunan nilai pada penerapan awal PSAK No. 55 (revisi 2006) Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan Reklasifikasi ke kredit Saldo akhir periode
31 Desember 2010 Rp Juta
600
78,280
600
(58,565) 50 (19,165) 600
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya penempatan pada bank lain. 31
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
7. EFEK - EFEK Berdasarkan tujuan investasi dan mata uang, efek-efek adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta Pihak hubungan istimewa Rupiah Dimiliki hingga jatuh tempo Bank Tersedia untuk dijual Anak Perusahaan Diperdagangkan Anak Perusahaan
31 Desember 2010 Rp Juta
30,000
30,000
9,858
9,613
3,217
2,039
43,075
41,652
8,768,636 843,072 59,142 9,670,850
7,057,746 868,672 213 59,263 7,985,894
10,786,700 712,071
11,725,102 810,686
68,281 5,348 11,572,400
29,349 5,489 12,570,626
317,026 31,406 348,432 21,591,682
89,692 10,452 3 100,147 20,656,667
Jumlah Efek-Efek Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
21,634,757
20,698,319
Jumlah Efek-Efek - Bersih
21,624,139
Jumlah pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Dimiliki hingga jatuh tempo Bank Rupiah Dollar Amerika Serikat Yen Jepang Anak perusahaan - Rupiah Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Bank Rupiah Dollar Amerika Serikat Anak perusahaan Rupiah Dollar Amerika Serikat Jumlah tersedia untuk dijual Diperdagangkan Bank Rupiah Dollar Amerika Serikat Anak perusahaan - Rupiah Jumlah diperdagangkan Jumlah pihak ketiga
(10,618)
32
(10,618) 20,687,701
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Berdasarkan jenis dan tujuan investasi efek-efek, adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta Pihak hubungan istimewa Dimiliki hingga jatuh tempo Bank Obligasi lainnya Tersedia untuk dijual Anak perusahaan Obligasi lainnya Diperdagangkan Anak perusahaan Reksadana Jumlah pihak hubungan istimewa
Pihak ketiga Dimiliki hingga jatuh tempo Bank Obligasi Pemerintah Indonesia Obligasi lainnya Sertifikat Bank Indonesia Surat Perbendaharaan Negara Efek beragun aset Surat utang jangka menengah Wesel tagih Obligasi subordinasi Anak perusahaan Obligasi Pemerintah Indonesia Obligasi lainnya Jumlah efek dimiliki hingga jatuh tempo
Tersedia untuk dijual Bank Sertifikat Bank Indonesia Obligasi Pemerintah Indonesia Surat utang jangka menengah Obligasi lainnya Obligasi subordinasi Anak perusahaan Obligasi lainnya Obligasi subordinasi Jumlah efek tersedia untuk dijual
33
31 Desember 2010 Rp Juta
30,000
30,000
9,858
9,613
3,217
2,039
43,075
41,652
2,785,306 2,778,602 2,687,314 993,752 200,000 125,000 25,417 16,317
2,744,045 2,654,051 956,811 1,027,029 200,000 300,000 28,398 16,297
54,142 5,000
54,263 5,000
9,670,850
7,985,894
9,006,461 1,637,673 506,036 275,481 73,120
11,055,389 529,304 515,206 356,121 79,768
44,307 29,322
34,838
11,572,400
12,570,626
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) 31 Maret 2011 Rp Juta
31 Desember 2010 Rp Juta
Diperdagangkan Bank Obligasi Pemerintah Indonesia Obligasi lainnya Surat Perbendaharaan Negara Anak perusahaan Saham
303,970 44,462 -
59,991 40,153
-
3
Jumlah efek diperdagangkan
348,432
100,147
Jumlah efek-efek pihak ketiga
21,591,682
20,656,667
Jumlah efek-efek
21,634,757
20,698,319
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(10,618)
Jumlah Efek-Efek - Bersih
(10,618)
21,624,139
20,687,701
Tingkat bunga rata2 per tahun: 31 Maret 2011 Rupiah Obligasi Obligasi subordinasi SBI Surat utang jangka menengah Efek beragun aset Wesel tagih Valuta Asing Obligasi Obligasi subordinasi Surat utang jangka menengah Wesel tagih
31 Desember 2010
10.39% 12.25% 6.51% 9.77% 9.25% 12.33%
9.63% 12.41% 6.50% 8.60% 9.25% 10.48%
7.61% 7.38% 6.82% 7.48%
7.52% 7.45% 6.59% 6.23%
Jangka waktu efek-efek sejak tanggal pembelian hingga tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Rupiah Obligasi Obligasi Subordinasi SBI Surat Utang Jgk menengah Efek beragun aset Wesel tagih Dollar Amerika Serikat Obligasi Obligasi Subordinasi Surat Utang Jgk menengah Wesel tagih Yen Jepang Wesel tagih
31 Maret
31 Desember
2011
2010
1 - 30 tahun 6 bulan - 10 tahun 6 - 9 bulan 13 - 18 bulan 9 tahun 2 - 3 bulan
2 bulan - 27 tahun 6 tahun 13 hari - 8 bulan 26 hari - 13 bulan 9 tahun 25 hari - 3 bulan
3 - 30 tahun 6 - 9 tahun 18 bulan - 3 tahun 3 hari - 3 tahun
4 - 28 tahun 6 bulan - 7 tahun 1 - 3 tahun 13 hari - 1 bulan
-
34
14 hari
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Kualitas efek-efek adalah sebagai berikut:
Tidak mengalami penurunan nilai Mengalami penurunan nilai Jumlah
31 Maret
31 Desember
2011 Rp Juta
2011 Rp Juta
21,624,189 10,568 21,634,757
20,687,751 10,568 20,698,319
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek adalah sebagai berikut :
Saldo awal tahun
31 Maret
31 Desember
2011 Rp Juta
2010 Rp Juta
10,618
38,316
Selisih penurunan nilai pada penerapan awal PSAK No. 55 (revisi 2006)
-
Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan Saldo akhir periode
(27,698)
-
-
10,618
10,618
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya efek-efek.
35
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
8. TAGIHAN DERIVATIF Bank melakukan transaksi derivatif dalam bentuk pembelian dan penjualan berjangka valuta asing (forward) dan swap untuk tujuan trading. Bank bertindak sebagai perantara transaksi swap. Transaksi swap terdiri dari kontrak swap mata uang asing. Transaksi tersebut merupakan komitmen untuk melunasi liabilitas dalam mata uang asing dengan kurs yang ditentukan terlebih dahulu. Risiko pasar dari transaksi derivatif timbul sebagai akibat dari adanya perubahan nilai potensial fluktuasi kurs mata uang, sedangkan risiko kredit timbul dalam hal pihak lain tidak dapat memenuhi liabilitasnya kepada Bank. Jangka waktu dari pembelian dan penjualan berjangka valuta asing pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 berkisar antara 1 sampai 188 hari dan 3 sampai 75 hari. Rincian tagihan derivatif pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : 31 Maret 2011 Jumlah Nosional Beli Jual Rp Juta Rp Juta
Tagihan Derivatif Rp Juta
Pihak ketiga Forward Swap
645,882 1,340,757
649,561 1,333,741
3,243 6,573
Jumlah
1,986,639
1,983,302
9,816
31 Desember 2010 Jumlah Nosional Beli Jual Tagihan Derivatif Rp Juta Rp Juta Rp Juta Pihak ketiga Forward Swap
751,447 1,495,367
760,821 1,488,321
63 4,873
Jumlah
2,246,814
2,249,142
4,936
Seluruh tagihan derivatif pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 tidak mengalami penurunan nilai. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut : 31 Maret 2011 Rp Juta
31 Desember 2010 Rp Juta
Saldo awal tahun Selisih penurunan nilai pada penerapan awal PSAK No. 55 (revisi 2006)
-
32
-
(32)
Saldo akhir periode
-
-
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tagihan derivatif adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan derivatif tersebut.
36
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
9. KREDIT YANG DIBERIKAN Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Kredit memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Bank dan anak perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk). a. Jenis Pinjaman L Rupiah Kredit konsumsi Pinjaman rekening koran Kredit investasi Kredit modal kerja Pembiayaan bersama Pinjaman karyawan Kredit lainnya Jumlah - Rupiah Valuta Asing Kredit modal kerja Kredit investasi Pembiayaan bersama Kredit konsumsi Kredit lainnya Jumlah - Valuta asing Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Kredit - Bersih
M
Total
14,943,960 12,103,770 9,350,511 10,070,984 415,474 74,077 1,820,227 48,779,003
856,114 276,072 221,226 328,216 120,402 1,802,030
35,867 32,650 93,378 49,748 9,627 221,270
49,482 72,419 588,307 121,930 13,078 845,216
81,061 116,678 194,906 501,887 151,724 1,046,256
15,966,484 12,601,589 10,448,328 11,072,765 415,474 74,077 2,115,058 52,693,775
2,492,684 2,419,514 917,562 1,825 1,811,626 7,643,211
3,483 3,483
120,538 120,538
269,622 13,047 282,669
9,950 9,950
2,775,739 2,553,099 917,562 1,825 1,811,626 8,059,851
56,422,214
1,805,513
341,808
1,127,885
1,056,206
56,422,214
1,805,513
341,808
1,127,885
1,056,206
L
31 Desember 2010 KL D
DPK
Rupiah Kredit konsumsi Pinjaman rekening koran Kredit investasi Kredit modal kerja Pembiayaan bersama Pinjaman karyawan Kredit lainnya Jumlah - Rupiah
14,121,100 11,751,698 8,524,680 7,571,972 432,426 74,635 2,117,595 44,594,106
Valuta Asing Kredit investasi Kredit modal kerja Pembiayaan bersama Pinjaman rekening koran Kredit konsumsi Kredit lainnya Jumlah - Valuta asing
4,698,399 3,462,819 178,532 40,544 1,560 38,119 8,419,973
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Kredit - Bersih
31 Maret 2011 KL D
DPK
811,336 253,652 324,436 295,410 118,237 1,803,071 -
M
Total
59,658 56,809 320,957 45,057 20,715 503,196
34,161 52,080 335,295 368,499 136,936 926,971
49,323 54,394 181,082 273,075 10,925 568,799
15,075,578 12,168,633 9,686,450 8,554,013 432,426 74,635 2,404,408 48,396,143
129,976 129,976
9,957 278,989 288,946
10,981 10,981
4,838,332 3,752,789 178,532 40,544 1,560 38,119 8,849,876 57,246,019 (1,563,457) 55,682,562
53,014,079
1,803,071
633,172
1,215,917
579,780
53,014,079
1,803,071
633,172
1,215,917
579,780
37
60,753,626 (1,613,860) 59,139,766
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
b. Sektor Ekonomi L Rupiah Perdagangan Jasa Industri Konstruksi Lain-lain Jumlah - Rupiah Valuta asing Jasa Industri Perdagangan Konstruksi Lain-lain Jumlah - Valuta asing Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Kredit - Bersih
Rupiah Perdagangan Jasa Industri Konstruksi Lain-lain Jumlah - Rupiah Valuta asing Jasa Industri Perdagangan Lain-lain Jumlah - Valuta asing Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Kredit - Bersih
31 Maret 2011 KL D
DPK
M
Total
12,266,216 8,309,516 5,591,549 2,213,629 20,398,093 48,779,003
433,801 248,766 192,799 80,447 846,217 1,802,030
43,246 88,485 41,959 16,323 31,257 221,270
358,146 279,609 123,634 25,947 57,880 845,216
475,841 36,634 410,056 25,222 98,503 1,046,256
13,577,250 8,963,010 6,359,997 2,361,568 21,431,950 52,693,775
2,234,829 820,093 54,287 14,199 4,519,803 7,643,211
3,483 3,483
120,538 120,538
3,425 269,622 9,622 282,669
9,950 9,950
2,238,254 1,223,686 63,909 14,199 4,519,803 8,059,851
56,422,214
1,805,513
341,808
1,127,885
1,056,206
56,422,214
1,805,513
341,808
1,127,885
1,056,206
L
DPK
31 Desember 2010 KL D
M
60,753,626 (1,613,860) 59,139,766
Total
11,463,879 9,189,927 6,432,785 5,179,597 12,327,918 44,594,106
419,783 309,303 222,357 111,619 740,009 1,803,071
37,803 9,207 53,902 351,467 50,817 503,196
741,223 4,811 128,753 13,541 38,643 926,971
45,826 19,746 395,642 59,473 48,112 568,799
12,708,514 9,532,994 7,233,439 5,715,697 13,205,499 48,396,143
3,751,128 2,257,793 102,967 2,308,085 8,419,973
-
126,451 3,525 129,976
278,989 9,957 288,946
10,981 10,981
3,751,128 2,674,214 112,924 2,311,610 8,849,876
53,014,079
1,803,071
633,172
1,215,917
579,780
53,014,079
1,803,071
633,172
1,215,917
579,780
57,246,019 (1,563,457) 55,682,562
c. Jangka waktu Jangka waktu pinjaman diklasifikasikan berdasarkan periode pinjaman dalam perjanjian kredit sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut : 31 Maret
≤ 1 tahun
31 Desember
2011
2010
Rp Juta
Rp Juta
15,626,920
14,774,187
> 1 - 2 tahun
7,958,232
6,970,031
> 2 - 5 tahun
13,673,210
12,888,838
> 5 tahun
23,495,264
22,612,963
60,753,626
57,246,019
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(1,613,860)
(1,563,457)
Jumlah Kredit
59,139,766
55,682,562
38
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Berikut adalah informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit: 1. Tingkat bunga efektif rata-rata untuk kredit dalam mata uang Rupiah pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah 11,98% dan 12,67%, sedangkan dalam valuta asing adalah 5,81% dan 6,06%. 2. Kredit dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual dan jaminan lain yang umumnya diterima oleh perbankan. Kredit juga dijamin dengan jaminan tunai berupa giro, tabungan dan deposito berjangka (Catatan 17). Manajemen berkeyakinan agunan yang diterima tersebut cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan. 3. Kredit untuk modal kerja dan investasi terdiri dari pinjaman jangka panjang, tetap, berulang dan diskonto, sedangkan kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit konsumsi lain. Kredit dalam Rupiah berjangka waktu 1 bulan sampai 20 tahun, sedangkan kredit dalam valuta asing berjangka waktu antara 1 bulan sampai 10 tahun. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama dalam Rupiah berjangka waktu 1 tahun sampai 11 tahun sedangkan dalam valuta asing berjangka waktu 7 bulan sampai 7 tahun. 4. Keikutsertaan Bank sebagai anggota sindikasi dengan persentase penyertaan berkisar antara 3,64% sampai dengan 40% pada 31 Maret 2011 dan 3,64% sampai dengan 25% pada 31 Desember 2010. 5. Kredit kepada karyawan bank merupakan kredit untuk membeli kendaraan, rumah, dan keperluan lainnya yang dibebani bunga sebesar 6% per tahun dengan jangka waktu 1 sampai dengan 10 tahun. Pembayaran kredit dibayar kembali dengan pemotongan gaji setiap bulan. 6. Dalam jumlah kredit termasuk kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 572.093 juta dan Rp 505.596 juta, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 5.779 juta dan Rp 5.107 juta pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010.
7. Rasio kredit UMKM terhadap kredit yang diberikan adalah sebesar 38,08% dan 40,40% pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, sedangkan rasio kredit UMK terhadap kredit yang diberikan adalah sebesar 9,25% dan 12,51% masing-masing pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010. 8. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, tidak terdapat kredit yang dijadikan agunan oleh Bank dan anak perusahaan. 9. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, rincian kredit yang direstrukturisasi menurut jenis dan kualitas pinjaman adalah sebagai berikut: L Rp Juta Rupiah Kredit investasi Kredit modal kerja Kredit konsumsi Pinjaman rekening koran Lainnya Jumlah Valuta asing Kredit investasi Kredit modal kerja Jumlah Jumlah Kredit - bersih
1,060,711 246,068 17,757 1,176 168 1,325,880
DPK Rp Juta
38,005 115,370 658 9,456 6,143 169,632
17,972 14,050 32,022 1,357,902
169,632
39
31 Maret 2011 KL D Rp Juta Rp Juta
M Rp Juta
Total Rp Juta
74,846 40,000 1,366 116,212
553,855 15,485 19,356 13 588,709
157,547 2,632 160,179
1,884,964 419,555 19,781 29,988 6,324 2,360,612
13,843 13,843
1,105 9,964 11,069
-
32,920 24,014 56,934
130,055
599,778
160,179
2,417,546
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
L Rp Juta
31 Desember 2010 KL D Rp Juta Rp Juta
DPK Rp Juta
M Rp Juta
Total Rp Juta
Rupiah Kredit investasi Kredit modal kerja Pinjaman rekening koran Kredit konsumsi Lainnya Jumlah
1,019,439 127,400 17,896 144 1,164,879
278,416 131,105 9,413 1,834 13 420,781
229,592 40,000 25,926 448 295,966
324,168 324,168
4,404 26,786 31,190
1,856,019 325,291 35,339 20,178 157 2,236,984
Valuta Asing Kredit investasi Kredit modal kerja Jumlah
2,078,808 245,365 2,324,173
89,779 89,779
810,767 810,767
11,317 11,317
-
2,900,892 335,144 3,236,036
Jumlah Kredit - bersih
3,489,052
510,560
1,106,733
335,485
31,190
5,473,020
Sampai dengan tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Bank telah melakukan penyelamatan kembali atas kredit untuk beberapa debitur, masing-masing sebesar Rp. 79.033 juta dan Rp. 1.286.111 juta. 10.Rasio non-performing loan (NPL) pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
NPL Bruto NPL Neto
31 Maret 2011 4.26% 2.62%
31 Desember 2010 4.37% 2.68%
11.Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada Bank Indonesia pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 tidak terdapat kredit yang tidak memenuhi ketentuan BMPK . 12.Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi adalah: 31 Maret
31 Desember
2011
2010
Rp Juta
Rp Juta
Rupiah Perdagangan
877,233
824,852
Industri
575,649
578,297
Jasa
404,728
33,764
Lain-Lain Jumlah
255,132
562,053
2,112,742
1,998,966
Valas Industri
400,110
416,421
Perdagangan
9,622
9,957
Jasa
3,425
3,525
413,157
429,903
2,525,899
2,428,869
Jumlah Jumlah Kredit Bermasalah
13. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, kredit yang disalurkan dengan sistem penyaluran kredit melalui lembaga pembiayaan PT. Verena Multi Finance Tbk dan PT. Clipan Finance Indonesia Tbk, berupa kredit kendaraan motor dan mobil sebesar Rp 575.553 juta dan Rp 707.655 juta. 40
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
14. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta
31 Desember 2010 Rp Juta
Saldo awal tahun Selisih penurunan nilai pada penerapan awal PSAK No. 55 (revisi 2006) Penyisihan tahun berjalan Pelunasan kredit yang telah dihapusbukukan Akrual bunga pd pkredit yg mengalami penurunan nilai Reklasifikasi dari penempatan pd bank lain Selisih Kurs Penghapusan selama tahun berjalan
1,563,457
Saldo akhir periode
1,613,860
1,154,324
(17,884) 90,903
(289,089) 1,186,051 -
(22,240) -
(26,901) 19,165 (17,219) (462,874)
(376)
1,563,457
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai kredit tersebut di atas adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
10. EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Akun ini merupakan efek saham yang dibeli dengan janji dijual kembali untuk 31 hari pada tanggal 31 Maret 2011 dengan perincian sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta
Rupiah Bank
Harga jual kembali Pendapatan bunga yang belum direalisasi
1,026,977 -
Jumlah efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - bersih
1,026,977
Seluruh efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dilakukan dengan pihak ketiga dan tidak mengalami penurunan nilai pada 31 Maret 2011.
41
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
11. INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN Investasi neto sewa pembiayaan yang dilakukan oleh Clipan diklasifikasikan dalam pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 31 Maret 2011 Rp Juta Rupiah Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui
1,060,701 216,953
31 Desember 2010 Rp Juta
1,006,883 229,023
(140,360)
(143,267)
(216,953)
(229,023)
920,341
863,616
52,501 11,962
89,584 20,030
(4,802)
(11,812)
(11,962)
(20,030)
47,699
77,772
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
968,040 (17,261)
941,388 (15,006)
Jumlah investasi neto sewa pembiayaan - bersih
950,779
926,382
Simpanan jaminan Jumlah Dollar Amerika Serikat Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Simpanan jaminan Jumlah
Biaya-biaya yang timbul, seperti premi asuransi, bea materai dan biaya terkait lainnya sehubungan dengan perolehan aset sewa pembiayaan, dibebankan kepada nasabah. 12. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Jumlah piutang pembiayaan konsumen pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 merupakan piutang pembiayaan konsumen yang dilakukan oleh Clipan dan VMF, dengan perincian sebagai berikut : 2011 Rp Juta
2010 Rp Juta
Piutang pembiayaan konsumen Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui
2,892,782
2,435,148
(528,590)
(457,159)
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
2,364,192 (32,437)
1,977,989 (28,565)
Jumlah piutang pembiayaan konsumen - bersih
2,331,755
1,949,424
Piutang pembiayaan konsumen dijadikan sebagai jaminan pinjaman yang diterima Clipan dan VMF dari beberapa bank (catatan 23). 42
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
13. TAGIHAN AKSEPTASI Tagihan Akseptasi merupakan tagihan kepada nasabah. 31 Maret 2011 Rp Juta
31 Desember 2010 Rp Juta
Tagihan Akseptasi Rupiah Valuta asing Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
1,611 512,538 514,149 -
5,048 498,801 503,849 -
Tagihan Akseptasi - Bersih
514,149
503,849
Tagihan Akseptasi diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Tagihan Akseptasi berdasarkan jangka waktu perjanjian adalah sebagai berikut:
Kurang dari atau sama dengan 1 bulan Lebih dari 1 s/d 3 bulan Lebih dari 3 s/d 6 bulan Jumlah
31 Maret 2011
31 Desember 2010
Rp Juta
Rp Juta
3,655 146,612 363,882 514,149
1,235 168,460 334,154 503,849
Seluruh tagihan akseptasi pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 dilakukan dengan pihak ketiga dan tidak mengalami penurunan nilai.
43
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
14. PENYERTAAN DALAM BENTUK SAHAM Persentase Kepemilikan (%) 2011 2010
31 Mar 2011 Rp Juta
Sekuritas
29.00
29.00
196,879
185,185
Properti Lembaga Pembiayaan
36.00 20.00
36.00 20.00
62,412 20,088
62,601 20,088
279,379
267,874
Jenis Usaha Metode Ekuitas Bank PT Panin Sekuritas Tbk Anak Perusahaan PT Laksayudha Abadi PT IBJ Verena Finance Jumlah Metode Biaya Bank PT ANZ Panin Bank PT First Asia Capital (d/h PT Panin Capital) PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia PT Sarana Kalimantan Selatan Ventura Anak Perusahaan PT Asuransi Maipark Indonesia Jumlah
31 Des 2010 Rp Juta
Perbankan Sekuritas
15.00 2.50
15.00 2.50
7,500 750
7,500 750
Lembaga Pembiayaan
9.33
9.33
625
625
Modal Ventura
1.04
1.04
40
40
Asuransi
1.69
1.69
761 9,676
761 9,676
Jumlah Penyertaan Dalam Bentuk Saham Cadangan kerugian penurunan nilai
289,055 (625)
277,550 (625)
Jumlah Penyertaan Dalam Bentuk Saham - Bersih
288,430
276,925
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Bank mencatat penyertaan saham dengan metode biaya sebesar biaya perolehan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai karena nilai wajar dari unquoted equity instruments tersebut tidak dapat ditentukan dengan handal. PT Evergreen Finance (d/h PT Dai-ichi Kangyo Panin Finance) Pada tanggal 27 Desember 2010, bank telah menjual kepemilikannya atas saham PT Evergreen Finance sebanyak 500 lembar saham sehingga kepemilikan Bank menjadi nihil.
Saldo penyertaan dalam bentuk saham per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 berdasarkan ada tidaknya penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Klasifikasi
31 Maret
31 Desember
2011 Rp Juta
2010 Rp Juta
Tidak mengalami penurunan nilai Mengalami penurunan nilai
288,430 625
276,925 625
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
289,055 (625)
277,550 (625)
Jumlah - Bersih
288,430
276,925
Penyertaan dalam bentuk saham yang mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 merupakan penyertaan kepada PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia.
44
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan dalam bentuk saham pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : 2011 Rp Juta
2010 Rp Juta
Saldo awal tahun Selisih penurunan nilai pada penerapan awal PSAK No. 55 (revisi 2006) Penyisihan tahun berjalan
625
Saldo akhir periode
625
-
11,796 (11,171) 625
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan dalam bentuk saham tersebut diatas adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul.
15. ASET TETAP Rincian mutasi dan saldo aset tetap adalah sebagai berikut : 31 Maret 2011 1 Januari 2011 Rp Juta
Penambahan Rp Juta
Pengurangan Rp Juta
Reklasifikasi Rp Juta
31 Maret 2011 Rp Juta
Biaya Perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Golongan I dan II Aset Sewa Pembiayaan Jumlah
585,075 1,312,822 1,326,414 1,219 3,225,530
3,516 27,869 33,379 64,764
(3,043) (3,043)
12,645 31,135 43,780
601,236 1,371,826 1,356,750 1,219 3,331,031
Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Golongan I dan II Aset Sewa Pembiayaan Jumlah
495,078 966,842 330 1,462,250
18,087 40,076 88 58,251
(2,098) (2,098)
-
513,165 1,004,820 418 1,518,403
Jumlah Bersih
1,763,280
45
1,812,628
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
31 Desember 2010 1 Januari 2010 Rp Juta
Penambahan Rp Juta
Pengurangan Rp Juta
Reklasifikasi Rp Juta
31 Des 2010 Rp Juta
Biaya Perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Golongan I dan II Aset Sewa Pembiayaan Jumlah
552,758 1,197,293 1,179,595 2,479 2,932,125
38,315 138,864 190,125 367,304
(9,825) (21,040) (44,830) (75,695)
3,827 (2,295) 1,524 (1,260) 1,796
585,075 1,312,822 1,326,414 1,219 3,225,530
Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Golongan I dan II Aset Sewa Pembiayaan Jumlah Jumlah Bersih
431,447 797,228 621 1,229,296 1,702,829
68,151 209,411 255 277,817
(1,480) (40,420) (41,900)
(3,040) 623 (546) (2,963)
495,078 966,842 330 1,462,250 1,763,280
Beban penyusutan adalah Rp 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010.
58.251
juta
dan
Rp
62.024
juta
masing-masing
untuk
Bank memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo sampai dengan 2039. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Manajemen Bank dan anak perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat semua aset tetap masih lebih rendah daripada nilai yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak diperlukan penurunan nilai aset tetap. Aset tetap Bank kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT Panin Insurance Tbk dan PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk, pihak hubungan istimewa, serta PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Tri Prakarta, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Raksa Pratikara dan PT Asuransi Dinamika. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Aset tetap yang belum digunakan dalam kegiatan operasional direklasifikasi ke Aset Lain-Lain agar sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku (catatan 16).
46
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
16. ASET LAIN-LAIN 31 Maret 2011 Rp Juta
31 Desember 2010 Rp Juta
Bank Pendapatan yang masih akan diterima Aset tetap yang belum digunakan dalam kegiatan operasional Agunan yang diambil alih Biaya dibayar dimuka Uang muka Pendirian cabang Pembelian aset tetap Pihak ketiga Beban pensiun dibayar dimuka (catatan 41a) Persediaan hadiah dan barang cetakan Goodwill Pajak dibayar di muka Lainnya Sub Jumlah Dikurangi: Penyisihan penghapusan aset non produktif Bersih Anak Perusahaan Pendapatan yang masih akan diterima Agunan yang diambil alih Piutang premi dan reasuransi - bersih Aset tetap yg blm digunakan dlm kegiatan atau operasional Biaya dibayar dimuka Piutang lain-lain Kas yang dibatasi penggunaannya Lainnya Sub Jumlah Dikurangi : Penyisihan penghapusan aset non produktif Bersih Jumlah Aset Lain-Lain - Bersih
512,218 510,990 472,897 362,251
586,354 507,874 489,487 228,909
155,779 104,343 93,476 61,608 23,803 7,934 10,824 69,136 2,385,259
219,422 32,571 72,989 61,608 26,640 9,917 10,824 37,225 2,283,820
(381,931) 2,003,328
(241,166) 2,042,654
3,319 32,365 12,753 11,224 6,301 67 39,292
3,244 24,484 8,674 67 10,817 8,167 20 38,907
105,321
94,380
(3,888) 101,433
(3,408) 90,972
2,104,761
2,133,626
Pendapatan yang Masih Akan Diterima Merupakan bunga yang masih akan diterima atas penempatan pada bank lain, efek-efek dan kredit. Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih merupakan jaminan kredit dan pembiayaan konsumen berupa surat berharga dalam bentuk saham, tanah, bangunan dan kendaraan yang telah diambil alih oleh Bank dan Anak Perusahaan. Untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, Bank telah melakukan upaya penyelesaian atas agunan yang diambil alih. Aset Tetap yang Belum Digunakan dalam Kegiatan Operasional Aset tetap yang belum digunakan dalam kegiatan operasional merupakan tanah dan bangunan yang direncanakan untuk pembukaan cabang dan tempat kegiatan pendukung operasional Bank dan anak perusahaan. 47
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Manajemen berkeyakinan tidak terdapat penurunan nilai atas aset tetap yang belum digunakan dalam kegiatan operasi. Goodwill Goodwill merupakan selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Bank atas nilai wajar aset dan liabilitas anak perusahaan, dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama empat tahun. Perincian Goodwill adalah sebagai berikut : 31 Maret 2011 Rp juta Biaya perolehan Akumulasi amortisasi awal tahun Amortisasi tahun berjalan Amortisasi akhir periode Jumlah tercatat
31 Desember 2010 Rp juta
31,738
31,738
(21,820) (1,984) (23,804)
(13,886) (7,935) (21,821)
7,934
9,917
17. SIMPANAN Simpanan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Simpanan memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Bank dan anak perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk). Simpanan terdiri dari :
Pihak Hubungan Istimewa Rp Juta Bank Giro Tabungan Deposito Berjangka Sub Jumlah Anak Perusahaan Giro Tabungan Deposito Berjangka Sub Jumlah Jumlah
31 Maret 2011 Pihak Ketiga
Jumlah
Rp Juta
Rp Juta
Pihak Hubungan Istimewa Rp Juta
31 Desember 2010 Pihak Ketiga
Jumlah
Rp Juta
Rp Juta
60,177 17,233 283,946
15,672,759 26,465,208 35,994,691
15,732,936 26,482,441 36,278,637
38,547 19,964 320,927
14,715,017 22,400,192 37,475,310
14,753,564 22,420,156 37,796,237
361,356
78,132,658
78,494,014
379,438
74,590,519
74,969,957
-
13,422 5,240 351,530
13,422 5,240 351,530
-
15,231 4,027 290,505
15,231 4,027 290,505
-
370,192
370,192
-
309,763
309,763
361,356
78,502,850
78,864,206
379,438
74,900,282
75,279,720
48
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
a. Giro Merupakan simpanan dalam Rupiah maupun Valuta asing yang dapat diambil setiap saat, dengan rincian sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta Pihak hubungan istimewa Bank Rupiah Dollar Amerika Serikat Lainnya
52,237 7,940 -
29,935 8,556 56
60,177
38,547
4,666,872 9,338,794 615,754 393,184 327,554 126,509 100,622 31,114 32,983 39,373
4,709,772 8,300,489 565,544 600,614 308,350 77,164 91,553 25,214 17,075 19,242
15,672,759
14,715,017
13,422
15,231
15,746,358
14,768,795
Sub Jumlah Pihak ketiga Bank Rupiah Dollar Amerika Serikat Dollar Singapura Euro Dollar Australia Yen Jepang Poundsterling Inggris Dollar Hongkong Dollar Selandia Baru Lainnya Sub Jumlah Anak Perusahaan Rupiah Jumlah
31 Maret 2011 Tingkat bunga rata-rata per periode Rupiah Valuta asing
31 Desember 2010 Rp Juta
4.04% 0.18%
31 Desember 2010 3.78% 0.36%
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 jumlah giro yang diblokir masing-masing sebesar Rp 83.688 juta dan Rp 101.218 juta.
49
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
b. Tabungan Merupakan tabungan dari masyarakat dalam Rupiah dengan rincian sebagai berikut : 31 Maret 2011 Rp Juta Rupiah Bank Tabungan Bisnis Panin Tabungan Panin Tabungan Junior Panin Tabanas Tabungan Rencana Panin Sub Jumlah
17,274,382 8,622,802 274,201 269,398 41,658
13,319,111 8,560,783 252,459 247,897 39,906
26,482,441
22,420,156
5,240
4,027
26,487,681
22,424,183
Anak Perusahaan Tabungan Mudharabah Jumlah
31 Desember 2010 Rp Juta
Tingkat bunga efektif rata-rata
2.77%
3.56%
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 jumlah tabungan yang diblokir masing-masing sebesar Rp 13.445.611 juta dan Rp 9.718.344 juta.
c. Deposito berjangka Merupakan simpanan berjangka dari nasabah dalam Rupiah dan valuta asing. Rinciannya adalah sebagai berikut : 31 Maret 2011 Rp Juta Pihak hubungan istimewa Bank Rupiah Dollar Amerika Serikat
203,872 80,074
234,790 86,137
283,946
320,927
32,607,091 3,154,939 93,592 70,048 54,879 14,142
33,916,299 3,286,992 101,450 70,716 86,612 13,241
35,994,691
37,475,310
351,530
290,505
36,630,167
38,086,742
Sub Jumlah Pihak ketiga Bank Rupiah Dollar Amerika Serikat Dollar Australia Dollar Singapura Euro Lainnya Sub Jumlah Anak Perusahaan Rupiah Jumlah
31 Desember 2010 Rp Juta
50
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
31 Maret
31 Desember
2011
2010
Tingkat bunga rata-rata Rupiah Valuta asing
7.20% 0.80%
6.99% 1.21%
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu: 31 Maret 2011 Valuta asing Rp Juta
Rupiah Rp Juta
Jumlah Rp Juta
Rupiah Rp Juta
31 Desember 2010 Valuta asing Rp Juta
Jumlah Rp Juta
1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Lebih dari 12 bulan
21,106,526 8,917,752 1,917,792 1,202,875 17,548
1,965,319 752,384 415,009 334,962 -
23,071,845 9,670,136 2,332,801 1,537,837 17,548
22,010,415 9,489,456 2,004,520 923,470 13,733
2,086,203 791,573 405,939 361,433 -
24,096,618 10,281,029 2,410,459 1,284,903 13,733
Jumlah
33,162,493
3,467,674
36,630,167
34,441,594
3,645,148
38,086,742
Jumlah deposito berjangka yang diblokir pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masingmasing adalah sebesar Rp 3.055.746 juta dan Rp 2.862.789 juta.
18. SIMPANAN DARI BANK LAIN Simpanan dari bank lain diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Simpanan dari bank lain terdiri dari :
Rupiah Rp Juta Pihak hubungan istimewa Bank Call Money Sub Jumlah Pihak ketiga Bank Giro Tabungan Deposito berjangka Call money Sub jumlah Anak Perusahaan Giro Wadiah Deposito Mudharabah Sub Jumlah Jumlah
31 Maret 2011 Valuta asing Rp Juta
Jumlah Rp Juta
Rupiah Rp Juta
31 Desember 2010 Valuta asing Rp Juta
Jumlah Rp Juta
85,000
-
85,000
30,000
-
30,000
85,000
-
85,000
30,000
-
30,000
102,264 52,123 1,113,592 2,768,000
5,414 583,403
107,678 52,123 1,113,592 3,351,403
59,026 39,585 1,045,994 2,300,000
2,017 90,100
61,043 39,585 1,045,994 2,390,100
4,035,979
588,817
4,624,796
3,444,605
92,117
3,536,722
235 1,000
-
235 1,000
104 500
-
104 500
1,235
-
1,235
604
-
604
4,122,214
588,817
4,711,031
3,475,209
92,117
3,567,326
51
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
a.
Giro Tingkat bunga efektif rata-rata untuk giro Rupiah dan Valuta asing masing-masing sebesar 2,59% dan 0,10% pada 31 Maret 2011 serta 4,17% dan 0,57% pada 31 Desember 2010.
b. Tabungan Tingkat bunga efektif rata-rata untuk tabungan masing-masing sebesar 6% dan 3,56% pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010. c.
Deposito Berjangka Jangka waktu deposito berjangka 5 hari sampai dengan 12 bulan dan 7 hari sampai dengan 12 bulan, dengan tingkat bunga efektif rata-rata masing-masing 6,68% dan 7,58% pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010.
d. Call Money Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, jangka waktu call money Rupiah masing-masing 1 sampai dengan 90 hari dan 7 sampai 34 hari dengan tingkat bunga efektif rata-rata sebesar 6,56% dan 6,21%. dan untuk jangka waktu call money valuta asing adalah 1 sampai 7 hari dan 7 hari dengan tingkat bunga efektif rata-rata sebesar 0,21% dan 0,29% pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010.
52
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
19. EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI – PIHAK KETIGA Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali memiliki suku bunga tetap. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, nilai wajar dari liabilitas keuangan ini adalah sebesar nilai tercatatnya. Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali terdiri dari : 31 Maret 2011
Jenis
Tanggal jatuh tempo
Bank Pihak ketiga SBI BPD Jabar BPD Jabar Bank Mandiri Bank Mandiri Bank Mandiri BRI BRI SPN 17 FR 0044 FR 0039 FR 0044 FR 0040 SPN 17 SPN 17 FR 0040 FR 0040 FR 0031 FR 0045 FR 0045 FR 0028 FR 0031 FR 0027 FR 0048
11-Apr-11 12-Apr-11 18-Apr-11 18-Apr-11 18-Apr-11 29-Apr-11 29-Apr-11 21-Apr-11 21-Apr-11 21-Apr-11 21-Apr-11 21-Apr-11 21-Apr-11 21-Apr-11 16-May-11 16-May-11 18-May-11 18-May-11 18-May-11 24-May-11 24-May-11 24-May-11 24-May-11
Jumlah
Nilai Nominal
Beban bunga yang belum diamortisasi
Nilai Bersih
141,102 94,085 352,525 374,558 286,427 108,116 395,546 212,120 182,975 51,534 91,488 53,720 127,171 169,696 235,015 277,317 63,838 219,442 227,570 141,211 44,426 31,642 161,522
257 188 1,158 1,230 941 585 2,141 797 707 199 354 207 492 637 2,036 2,401 577 1,984 2,058 1,381 435 310 1,579
140,845 93,897 351,367 373,328 285,486 107,531 393,405 211,323 182,268 51,335 91,134 53,513 126,679 169,059 232,979 274,916 63,261 217,458 225,512 139,830 43,991 31,332 159,943
4,043,046
22,654
4,020,392
53
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
31 Desember 2010
Jenis Bank Pihak ketiga IDBI100211182S IDBI100211182S IDBI100211182S IDBI100211182S IDBI120511273S IDBI100311183S IDBI100311183S IDBI100311183S IDBI100311183S IDBI120511182S IDBI120511182S FR 0031 FR 0040 FR 0045 FR 0028 FR 0027 FR 0048 FR 0040 FR 0044 SPN 20110505
Tanggal jatuh tempo
05-Jan-11 06-Jan-11 21-Jan-11 24-Jan-11 24-Feb-11 24-Feb-11 24-Feb-11 24-Feb-11 24-Feb-11 16-Mar-11 16-Mar-11 14-Jan-11 14-Jan-11 14-Jan-11 24-Jan-11 24-Jan-11 24-Jan-11 14-Feb-11 16-Feb-11 16-Feb-11
Jumlah
Nilai Nominal
Beban bunga yang belum diamortisasi
Nilai Bersih
235,779 235,822 101,226 201,797 75,378 246,804 201,930 224,368 269,241 178,359 330,857 124,789 124,898 252,814 147,149 32,922 168,434 513,972 181,564 839,601
161 202 350 808 745 2,439 1,994 2,217 2,660 2,434 4,514 278 278 563 608 136 695 4,136 1,528 7,066
235,618 235,620 100,876 200,989 74,633 244,365 199,936 222,151 266,581 175,925 326,343 124,511 124,620 252,251 146,541 32,786 167,739 509,836 180,036 832,535
4,687,704
33,812
4,653,892
20. LIABILITAS DERIVATIF Liabilitas derivatif pada 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 9.300 juta dan Rp 7.216 juta. 31 Maret 2011 Jumlah Nosional Beli Jual Liabilitas Derivatif Rp Juta Rp Juta Rp Juta Pihak ketiga Forward Swap
645,882 1,340,757
649,561 1,333,741
7,698 1,602
Jumlah
1,986,639
1,983,302
9,300
54
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
31 Desember 2010 Jumlah Nosional Beli Jual Liabilitas Derivatif Rp Juta Rp Juta Rp Juta Pihak ketiga Forward Swap
751,447 1,495,367
760,821 1,488,321
4,120 3,096
Jumlah
2,246,814
2,249,142
7,216
21. LIABILITAS AKSEPTASI Liabilitas Akseptasi merupakan liabilitas kepada bank lain. 31 Maret 2011 Rp Juta Rupiah Valuta asing Liabilitas Akseptasi - Bersih
1,611 514,143 515,754
31 Desember 2010 Rp Juta 5,048 498,801 503,849
Liabilitas Akseptasi dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Liabilitas Akseptasi berdasarkan jangka waktu perjanjian adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011
31 Desember 2010
Jumlah Rp Juta Kurang dari atau sama dengan 1 bulan Lebih dari 1 s/d 3 bulan Lebih dari 3 s/d 6 bulan Jumlah
Jumlah Rp Juta
3,656 146,798 365,300 515,754
1,235 168,460 334,154 503,849
55
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
22. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN Surat-surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Bank tidak memiliki tunggakan pembayaran pokok, bunga maupun pelanggaran lainnya berkaitan dengan surat berharga tersebut selama periode Maret 2011 dan Desember 2010. Obligasi yang diterbitkan adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta Bank Obligasi Bank Panin IV Tahun 2010 Obligasi Bank Panin III Tahun 2009 Obligasi Bank Panin II Tahun 2007 Anak Perusahaan PT Verena Multi Finance Obligasi Verena Multi Finance I Tahun 2011 Jumlah Obligasi yang dibeli kembali *) Diskonto yang belum diamortisasi Bersih
31 Desember 2010 Rp Juta
540,000 800,000 1,600,000
540,000 800,000 1,600,000
500,000 3,440,000 (93,438) (17,668)
2,940,000 (136,116) (14,042)
3,328,894
2,789,842
*) Obligasi yang dibeli kembali merupakan obligasi yang dibeli oleh Bank dan anak perusahaan lainnya dengan tujuan untuk dijual kembali.
Bank Obligasi yang diterbitkan oleh Bank adalah sebagai berikut:
Nilai nominal Obligasi Bank Panin IV Tahun 2010 Obligasi Bank Panin III Tahun 2009 Obligasi Bank Panin II Tahun 2007 Seri B
31 Maret
31 Desember
2011 Rp Juta
2010 Rp Juta
540,000 800,000
540,000 800,000
1,400,000
1,400,000
Obligasi yang beredar Obligasi yang dibeli kembali *) Diskonto yang belum diamortisasi
200,000 2,940,000 (93,438) (13,292)
200,000 2,940,000 (136,116) (14,042)
Bersih
2,833,270
2,789,842
Seri C
*) Obligasi yang dibeli kembali merupakan obligasi yang dibeli oleh Bank dengan tujuan untuk dijual kembali.
56
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Obligasi Bank Panin IV tahun 2010 Merupakan obligasi nilai nominal sebesar Rp 540 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 9% yang ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok obligasi, berjangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 9 November 2015. Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 9 Februari 2011 dan pembayaran bunga terakhir dilakukan pada tanggal 9 November 2015. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT. Pefindo No. 1392/PEF-Dir/X/2010 tanggal 26 Oktober 2010, Obligasi Bank Panin IV tahun 2010 mendapat peringkat idAA untuk periode 26 Oktober 2010 sampai dengan 1 Agustus 2011. Setelah ulang tahun ke – 1 (satu) sejak tanggal emisi, Bank dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruhnya untuk disimpan yang di kemudian hari dapat dijual kembali atau sebagai pelunasan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Wali amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan serta pembayaran bunga dan nominal obligasi melalui KSEI sesuai dengan jadual.
Obligasi Bank Panin III tahun 2009 Merupakan obligasi nilai nominal sebesar Rp 800 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,5% yang ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok obligasi, berjangka waktu 5 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 6 Oktober 2014. Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 6 Januari 2010 dan pembayaran bunga terakhir dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2014. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo No. 634/PEF-Dir/VII/2009 tanggal 2 Juli 2009, peringkat Obligasi Bank Panin III Tahun 2009, adalah idAA- untuk periode 1 Juli 2009 sampai dengan 1 Agustus 2010. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT. Pefindo No. 1123/PEF-Dir/VIII/2010 tanggal 19 Agustus 2010, Obligasi Bank Panin III tahun 2009 mendapat peringkat idAA untuk periode 18 Agustus 2010 sampai dengan 1 Agustus 2011. Setelah ulang tahun ke- 1 (satu) sejak tanggal emisi, Bank dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruhnya untuk disimpan yang di kemudian hari dapat dijual kembali atau sebagai pelunasan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Wali amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan serta pembayaran bunga dan nominal obligasi melalui KSEI sesuai dengan jadual. Obligasi Bank Panin II tahun 2007 Merupakan Obligasi Bank Panin II tahun 2007 dengan nilai nominal sebesar Rp 1.650 miliar dengan tingkat suku bunga tetap yang ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok obligasi dan terdiri dari : 1. Obligasi Seri A : Jumlah pokok sebesar Rp. 50.000.000.000,- dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,75% per tahun dengan jangka waktu 3 tahun. Obligasi ini telah jatuh tempo dan dilunasi pada tanggal 19 Juni 2010. 2. Obligasi Seri B : Jumlah pokok sebesar Rp. 1.400.000.000.000,- dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 10,75% per tahun dengan jangka waktu 5 tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 19 Juni 2012. 3. Obligasi Seri C : Jumlah pokok sebesar Rp. 200.000.000.000,- dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 11% per tahun dengan jangka waktu 7 tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 19 Juni 2014. 57
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 19 September 2007 dan pembayaran bunga terakhir dilakukan pada tanggal 19 Juni 2010 untuk Seri A, tanggal 19 Juni 2012 untuk Seri B dan tanggal 19 Juni 2014 untuk Seri C. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo No. 068/PEF-Dir/II/2008 tanggal 1 Pebruari 2008, Obligasi Bank Panin II tahun 2007 mendapat peringkat idA+ untuk periode 31 Januari 2008 sampai dengan 1 Pebruari 2009. Berdasarkan surat PT Pefindo tanggal 12 Pebruari 2009 No.142/PEF-Dir/II/2009, peringkat Obligasi Bank Panin II tahun 2007 adalah idA (Single A) untuk periode 11 Pebruari 2009 sampai dengan 1 Pebruari 2010. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo No. 635/PEF-Dir/VII/2009 tanggal 2 Juli 2009, peringkat Obligasi Bank Panin II Tahun 2007, adalah idAA- untuk periode 1 Juli 2009 sampai dengan 1 Agustus 2010. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT. Pefindo No. 1123/PEFDir/VIII/2010 tanggal 19 Agustus 2010, Obligasi Bank Panin II tahun 2007 mendapat peringkat idAA untuk periode 18 Agustus 2010 sampai dengan 1 Agustus 2011. Wali amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan serta pembayaran bunga dan nominal obligasi melalui KSEI sesuai dengan jadual.
PT Verena Multi Finance Tbk (VMF) Obligasi yang diterbitkan oleh VMF adalah sebagai berikut : 31 Maret 2011 Rp Juta Nilai nominal Obligasi Verena Multi Finance I Tahun 2011 Seri A Seri B Seri C
65,000 135,000 300,000
Obligasi yang beredar Obligasi yang dibeli kembali *) Diskonto yang belum diamortisasi
500,000 (4,376)
Bersih
495,624
Obligasi Verena Multi Finance I Tahun 2011 Pada tahun 2011, Verena menerbitkan obligasi Verena Multi Finance I dengan tingkat bunga tetap tanpa warkat dengan jumlah pokok sebesar Rp 500 miliar yang ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok obligasi pada tanggal emisi, dalam tiga seri, yaitu seri A, B, dan C, dengan jangka waktu masingmasing 370 (tiga ratus tujuh puluh) hari, 24 (dua puluh empat) bulan, dan 36 (tiga puluh enam) bulan dan jumlah pokok masing-masing seri sebesar Rp 65 miliar, Rp 135 miliar, Rp 300 miliar, serta tingkat suku bunga per tahun masing-masing seri sebesar 9,5%, 10,5%, 11,25%. Sehubungan dengan rencana penerbitan obligasi tersebut, pada tanggal 13 Januari 2011 Perusahaan telah mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Ketua Badan Pengawas Modal – Lembaga Keuangan melalui surat No. 007/VMF/IX/1/11. Pernyataan pendaftaran tersebut menjadi efektif pada tanggal 11 Maret 2011 dengan surat dari Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan No. S-2568/BL/2011.
58
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
23. PINJAMAN YANG DITERIMA Merupakan pinjaman yang diterima Bank dalam mata uang Rupiah dan Valuta asing dari Bank Indonesia, Departemen Keuangan dan bank lain dengan rincian sebagai berikut:
Jangka Waktu Bank Rupiah Bank Indonesia Pinjaman dari Departemen Keuangan RI Valuta Asing Pinjaman dari bank lain Pinjaman dari Lembaga Keuangan Non Bank
31 Maret 2011 Tingkat bunga %
3 - 20 tahun 12 tahun
7,04 -
51 35
3 tahun 5 - 7 tahun
1,20 3.68
435,375 475,700
Sub jumlah Clipan Rupiah PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank PT Bank
Jumlah Rp Juta
911,161
Negara Indonesia Central Asia International Indonesia ICBC Permata Hana Victoria International Capital Danamon Sinarmas
1 - 4 tahun 3 tahun 3 tahun 3 tahun 3 tahun 3 tahun 3 tahun 1 tahun 1 - 3 tahun 3 tahun
VMF Rupiah PT Bank Negara Indonesia PT Bank Resona Perdania PT Bank ICBC PT Bank Victoria International PT BCA Finance Sub Jumlah
1 3 3 1 2
Jumlah
tahun tahun tahun tahun tahun
10,25 - 12,50 13,50 10,50 - 10,75 10,00 10,75 11,00 11,50 12,50 10,50 - 11,00 10,50
282,291 150,140 140,867 87,786 74,641 62,858 52,033 39,964 19,903 966
12,00 - 12,75 SBI +3,75 11,50 12,00 11,16
428,805 93,063 28,819 9,208 613 1,471,957 2,383,118
59
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Jangka Waktu Bank Rupiah Bank Indonesia Pinjaman dari Departemen Keuangan RI Valuta Asing Pinjaman dari bank lain Pinjaman dari Lembaga Keuangan Non Bank
31 Desember 2010 Tingkat bunga %
Jumlah Rp Juta
3 - 20 tahun 12 tahun
7,01 -
51 44
3 bulan - 3 tahun 5 tahun 5 tahun
1,56 LIBOR 6 bulan + 3,60% LIBOR 6 bulan + 2,60%
1,802,000 270,300 178,632
Sub Jumlah
2,251,027
Clipan Rupiah PT Bank Negara Indonesia PT Bank Central Asia PT Bank ICBC PT Bank Victoria International PT Bank International Indonesia PT Bank Hana PT Bank Permata PT Bank Sinarmas PT Bank Mandiri
1 - 4 tahun 1 - 3 tahun 3 tahun 3 tahun 3 tahun 3 tahun 3 tahun 2 tahun 1 - 3 tahun
12,50 13,50 10,50 11,00 10,50 11,00 10,75 10,50 13,00
217,234 151,567 96,226 52,727 29,928 25,306 16,410 3,812 827
VMF Rupiah PT Bank Negara Indonesia PT Bank Resona Perdania PT Bank Sinarmas PT Bank Victoria International PT Bank Royal Indonesia PT Bank Index Selindo PT Bank Windu Kentjana International PT BCA Finance
1 tahun 3 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 3 tahun 3 tahun 2 - 3 tahun
14,50 5,00 13,00 13,50 12,00 13,00 13,00 11,50
544,166 100,553 49,577 22,355 11,550 4,421 3,500 1,203
Sub Jumlah
1,331,362
Jumlah
3,582,389
Bank a. Pinjaman dari Bank Indonesia merupakan kredit likuiditas dalam rangka kredit pemilikan rumah sederhana (KPRS), kredit Koperasi Kepada Para Anggota (KKPA) dan pinjaman dalam rangka Agricultural Financing Project (AFP). b. Pinjaman dari Departemen Keuangan Republik Indonesia merupakan pinjaman untuk KPRS. c. Rincian pinjaman dari bank lain dalam Dollar Amerika Serikat sebagai berikut: 31 Maret 2011 Jenis pinjaman
Pihak ketiga Barclays Bank, London Cayman Island
USD
Jumlah / Total
Jumlah fasilitas
50,000,000
Jatuh tempo
Tingkat Bunga
10-Mar-14
1.20%
Jumlah Rp Juta
435,375 435,375
60
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
31 Desember 2010 Jenis pinjaman Pihak Ketiga Ing Bank NV, Amsterdam Barclays Bank, London Cayman Island Citibank, Jakarta Standard Chartered Bank Wells Fargo Bank Bank of New York Citibank, Jakarta
Jumlah fasilitas
Jatuh tempo
Tingkat Bunga
Jumlah Rp Juta
USD USD
70,000 50,000
1-Mar-11 19-Apr-14
1.05% 1.19%
630,700 450,500
USD USD USD USD USD
20,000 20,000 20,000 10,000 10,000
3-Mar-11 22-Mar-11 22-Feb-11 22-Mar-11 22-Mar-11
0.95% 1.10% 0.93% 0.95% 0.95%
180,200 180,200 180,200 90,100 90,100
Jumlah / Total
1,802,000
Bank telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan serta pembayaran bunga, pokok pinjaman dan pelunasan pinjaman sesuai dengan perjanjian. d Pinjaman dari Lembaga Keuangan Non-bank Pada tanggal 22 April 2009 Bank memperoleh pinjaman luar negeri jangka panjang dari DEG Deutsche Investitionsund Entwicklungsgesellschaft mbH yang merupakan anggota dari KFW Bankenggrouppe sebesar US$ 30 juta, jatuh tempo 29 Desember 2014 dengan tingkat suku bunga LIBOR 6 bulan plus 3,6% per tahun. Perolehan pinjaman tersebut telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sesuai dengan surat No.11/85/Dlnt tanggal 2 April 2009. Pada tanggal 14 Maret 2006 Bank memperoleh pinjaman luar negeri jangka panjang dari DEGDeutsche Investitionsund Entwicklungsgesellschaft mbH yang merupakan anggota dari KFW Bankenggrouppe sebesar US$ 20 juta, jatuh tempo 15 Maret 2011 dengan tingkat suku bunga LIBOR 6 bulan plus 2,6% per tahun. Perolehan pinjaman tersebut telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sesuai dengan surat No.8/51/Dlnt tanggal 2 Maret 2006.
Clipan a. Bank Negara Indonesia (BNI) Pada tanggal 30 Nopember 2010, Clipan memperoleh fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Tetap untuk Modal Kerja dengan jangka waktu 1 - 4 tahun dengan jumlah maksimum sebesar Rp 300.000 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,5% per tahun untuk tenor 1 - 3 tahun dan 13,5% per tahun untuk tenor 4 tahun. Clipan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit. Berdasarkan surat dari BNI No. KSN/2/8160 tanggal 8 Desember 2010, terdapat penurunan tingkat suku bunga menjadi 10,25% per tahun untuk tenor 1 dan 2 tahun, 10,50% per tahun untuk tenor 3 tahun dan 12,50% per tahun untuk tenor 4 tahun. b.
Bank Central Asia Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pemberian Kredit No.1259/GBK/2006 tanggal 20 Oktober 2006 dari BCA, Clipan mendapatkan fasilitas kredit Installment Loan 2 dengan jumlah maksimum Rp 100.000 juta untuk kebutuhan modal kerja dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun dan suku bunga tetap 13,5% per tahun. Jaminan berupa investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah pokok fasilitas kredit. 61
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pemberian Kredit No. 1585/GBK/2007 tanggal 23 Oktober 2007 dari BCA, Clipan mendapatkan fasilitas kredit Installment Loan 3 dengan jumlah maksimum Rp 200.000 juta untuk kebutuhan modal kerja dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun dan suku bunga tetap 10,5% per tahun. Jaminan berupa investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pemberian Kredit (SPPK) No.30317/GBK/2010 tanggal 12 Mei 2010 dari BCA dan sesuai dengan Akte Perubahan Keempat atas Perjanjian Kredit No. 11 tanggal 17 Mei 2010 dari Notaris Arnasya A. Pattinama, SH, notaris di Jakarta, Clipan memperoleh tambahan fasilitas kredit Installment Loan 4 dengan jumlah maksimum Rp 150.000 juta untuk kebutuhan modal kerja dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun dan suku bunga 11,00% flat. Selain itu, Clipan juga memperoleh fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan jumlah maksimum Rp 25.000 juta untuk kebutuhan modal kerja dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan suku bunga 10,50% floating. Clipan memberikan jaminan berupa investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit. Clipan diwajibkan antara lain, menjaga, memelihara dan mempertahankan nilai/harga dari agunan tidak kurang dari 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit yang telah ditarik dan belum dibayar kembali, perbandingan antara seluruh liabilitas terhadap total ekuitas (debt to equity ratio) tidak lebih dari 8:1. c.
Bank ICBC Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 157 tanggal 21 Juli 2010 yang dibuat oleh Notaris Mellyani Noor Shandra, SH, notaris di Jakarta, Clipan memperoleh fasilitas Pinjaman Tetap untuk modal kerja dengan jumlah maksimum sebesar Rp 53.000 juta dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan tingkat bunga sebesar 10,50% per tahun (floating). Berdasarkan surat No. 445/MKT/ICBC-CBII/XI/2010 tanggal 16 Nopember 2010 dari ICBC, Clipan memperoleh tambahan fasilitas Pinjaman Tetap dengan jumlah maksimum sebesar Rp 50.000 juta dengan jangka waktu 36 bulan dan tingkat bunga sebesar 10% (floating). Clipan memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto sewa pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit.
d.
Bank Victoria International Pada tanggal 29 April 2008, Clipan memperoleh fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Tetap Dengan Angsuran (PTDA) revolving dengan tenor 1, 2 dan 3 tahun sebesar Rp 30.000 juta dengan tingkat suku bunga bersifat fixed sebesar 11% per tahun selama jangka waktu PTDA yang ditetapkan pada saat penarikan. Pemberian PTDA ini maksimal 95% dari investasi neto sewa pembiayaan yang dijaminkan. Berdasarkan surat No. 045/SKM-KSP/VIC/XII/09 tertanggal 8 Desember 2009, Clipan memperoleh penambahan fasilitas kredit pinjaman tetap dengan jumlah maksimum menjadi sebesar Rp 55.000 juta dengan tingkat suku bunga 12% per tahun untuk tenor 3 tahun dan fasilitas pinjaman koran dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 5.000 juta dengan tingkat suku bunga 12% per tahun (floating), keduanya memiliki jangka waktu kredit 1 (satu) tahun sejak pengikatan perjanjian kredit dan dapat diperpanjang. Berdasarkan surat No. 047/SKM-KSP/VIC/XII/09 tertanggal 23 Desember 2009, tingkat suku bunga per tahun sebesar 11,75% untuk penarikan fasilitas kredit fixed loan yang dilakukan dari tanggal 22 Desember 2009 sampai dengan 31 Desember 2009. Berdasarkan surat No. 002/SKM-KSP/VIC/III/10 tertanggal 10 Maret 2010, tingkat suku bunga per tahun menjadi sebesar 11,50%. Clipan memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto sewa pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit. 62
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Berdasarkan surat No. 024/KSM-KSP/VIC/XI/10 tanggal 23 Nopember 2010, Clipan memperoleh perpanjangan fasilitas kredit sebagai berikut : Pinjaman Kredit Modal Kerja PTDA revolving dengan tenor 1, 2 dan 3 tahun dengan jumlah pinjaman maksimum Rp 55.000 juta dengan tingkat bunga ditentukan pada saat pencairan (pencairan dilakukan dengan tingkat bunga 10,50%); Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan jumlah pinjaman maksimum Rp 5.000 juta dengan tingkat bunga 12% per tahun e.
Bank International Indonesia Pada tanggal 21 Desember 2010, Clipan memperoleh fasilitas kredit dalam bentuk Pinjaman Berjangka (PB) dengan jangka waktu 3 tahun dengan jumlah maksimum sebesar Rp 150.000 juta yaitu PB 1 (untuk pembiayaan otomotif) sebesar Rp 120,000 juta dan PB 2 (untuk pembiayaan alat berat) sebesar Rp 30.000 juta, dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,50% per tahun untuk piutang <= 1 tahun dan 10,75% per tahun untuk piutang > 1 tahun. Clipan memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit.
f.
Bank Hana Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dan Pengakuan Hutang No. 23 tanggal 7 Mei 2010 yang dibuat oleh Notaris Dra. Rr. Hariyanti Poerbiantari, SH, MKn, notaris di Jakarta, Clipan memperoleh fasilitas pinjaman angsuran dengan jumlah maksimum sebesar Rp 30.000 juta dengan jangka waktu 3 tahun dengan tingkat bunga sebesar 11,00% per tahun (fixed 1 tahun pertama dan floating tahun kedua dan ketiga). Clipan memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto sewa pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit.
g.
Bank Permata Berdasarkan Akta Perjanjian Fasilitas Pinjaman atas Piutang Pembiayaan Kendaraan No. 30 tanggal 28 Juli 2010 yang disahkan oleh Notaris Sjarmeini S. Chandra, SH, notaris di Jakarta, Clipan memperoleh fasilitas kredit Consumer Asset Purchase (CAPR) dari Permata dengan jumlah maksimum Rp 100.000 juta dengan tenor pembiayaan 36 bulan dengan tingkat bunga 10,75% per tahun. Clipan memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit.
h.
Bank Sinarmas Pada tanggal 21 Januari 2008, Clipan memperoleh fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas term loan dengan jumlah maksimum sebesar Rp 30.000 juta dengan batas waktu penarikan 6 bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit. Fasilitas kredit akan jatuh tempo pada tanggal 30 April 2011. Tingkat bunga tetap sebesar 10,5% untuk tahun pertama sedangkan untuk tahun kedua dan ketiga akan ditentukan kemudian. Clipan memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto sewa pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit.
i.
Bank Mandiri Pada tanggal 25 Januari 2006, Clipan memperoleh fasilitas kredit dengan jumlah maksimum sebesar Rp 200.000 juta dari Mandiri dalam bentuk fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dengan aflopend per batch disbursement sebagai tambahan modal kerja untuk pembiayaan alat berat dan/atau kendaraan roda empat merk Mitsubishi. 63
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Clipan memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen kepada end user. Selama fasilitas kredit belum dilunasi, tanpa persetujuan tertulis dari Mandiri, Clipan tidak diperkenankan melakukan tindakan sebagai berikut: memindahtangankan barang jaminan, melunasi utang Clipan kepada pemilik/pemegang saham, membagikan dividen lebih besar 50% dari laba 1 (satu) tahun sebelumnya, mengambil bagian dividen atau modal untuk kepentingan di luar usaha dan kepentingan pribadi serta tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan pengurus dan pemegang saham yang mewakili saham dan pengurus dari Bank Pan Indonesia. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit No. CBC.OTO/105/2006 jangka waktu fasilitas kredit diperpanjang menjadi 4,5 tahun terhitung sejak 27 Januari 2006 sampai dengan 26 Juli 2010. Tingkat bunga per tahun untuk kendaraan (mobil) dengan jangka waktu 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun masing-masing sebesar 15%, 15,25% dan 15,50%. Sedangkan tingkat bunga pertahun untuk alat berat dengan jangka waktu 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun masing-masing sebesar 15,50%, 15,75% dan 16%. Perubahan suku bunga tersebut berlaku untuk pencairan terhitung sejak 22 Nopember 2006. Berdasarkan Surat No. CBC.OTO/042/2007 tanggal 9 Oktober 2007, tingkat bunga per tahun untuk kendaraan (mobil) dan alat berat dengan jangka waktu 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun masing-masing sebesar 10,5%, 10,75% dan 11%. Perubahan suku bunga tersebut berlaku untuk pencairan terhitung sejak 10 Oktober 2007. Berdasarkan surat No. CBC.OTO/773/VI/2008 tertanggal 12 Juni 2008, tingkat bunga per tahun dengan jangka waktu 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun masing-masing sebesar 12,75%, 13% dan 13,25%. Perubahan suku bunga tersebut berlaku untuk pencairan terhitung sejak 16 Juni 2008. Berdasarkan surat No.CBC.OTO/1508/IX/2008 tertanggal 19 September 2008, tingkat bunga per tahun dengan jangka waktu 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun masing-masing sebesar 13,25%, 13,75% dan 14,50%. Perubahan suku bunga tersebut berlaku untuk pencairan terhitung sejak 1 Oktober 2008. j.
Bank Capital Berdasarkan Akte Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan No. 02 tanggal 14 April 2010 yang dibuat oleh Notaris Arman Lany,SH, notaris di Jakarta, Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit dari Bank Capital dengan fasilitas berikut ini : – Pinjaman Rekening Koran dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 5.000.000 ribu dengan jangka waktu 12 bulan yang berakhir tanggal 14 April 2011. Tingkat bunga 12,5% per tahun. Saldo per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar nihil. – Pinjaman Angsuran Berjangka dengan jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 45.000.000 ribu dengan jangka waktu pinjaman 12 bulan yang berakhir tanggal 14 April 2011. Tingkat bunga 12,5% per tahun. Sampai dengan 31 Desember 2010, perusahaan belum menggunakan fasilitas pinjaman ini. Pada tanggal 11 Februari 2011, Perusahaan melakukan penarikan sebesar Rp 40.000.000 ribu dengan tingkat bunga 10,50% untuk jangka waktu 2 bulan.
k.
Bank Danamon Berdasarkan surat penawaran yang telah disetujui dari Bank Danamon tanggal 11 November 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman berjangka (term loan) sebesar Rp 200.000.000 ribu dengan tingkat suku bunga 10,50%, 10,75%, 11,00% untuk jangka waktu 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun. Berdasarkan surat No. 0107/CBD-FCS/0411 tanggal 06 April 2011 dari Bank Danamon terdapat perubahan ketentuan suku bunga fasilitas sebesar 10.75% untuk jangka waktu 3 tahun. Berdasarkan surat No. 0110/CBD-FCS/0411 tanggal 14 April 2011 dari Bank Danamon terdapat perubahan ketentuan suku bunga fasilitas sebesar 10.75% untuk jangka waktu 3 tahun.
64
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Verena Multi Finance (VMF) a.
Bank Negara Indonesia (Persero) Pada tanggal 22 Maret 2005 dan 12 Juni 2007, VMF memperoleh fasilitas kredit channeling with recourse masing-masing sebesar Rp 50.000 juta dan Rp 500.000 juta, di luar kredit konsumen kemitraan pola channeling without recourse sebesar Rp 100.000 juta. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan berkisar antara 12,00% - 12,75% dan 12,00% - 17,00% masing-masing untuk periode yang berakhir 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010. Pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen VMF sebesar 100% dari saldo fasilitas pinjaman. Perjanjian kerjasama ini telah diubah beberapa kali sehubungan dengan perpanjangan atas fasilitas pinjaman tersebut, terakhir pada tanggal 16 Januari 2010 fasilitas kredit yang diperoleh berubah menjadi fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 530 miliar dan akan jatuh tempo pada tanggal 15 Januari 2011. Jangka waktu pinjaman ini telah diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 15 Januari 2012. Sebagaimana tercantum dalam perjanjian kerjasama pembiayaan, VMF bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, serta memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Sebagai imbalannya, VMF diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada pelanggan melebihi suku bunga yang dibayarkan kepada BNI. Berdasarkan perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, VMF akan menanggung seluruh risiko kerugian yang terkait dengan pembiayaan yang diberikan sesuai dengan perjanjian tersebut dan membukukan piutang pembiayaan konsumen tersebut pada laporan keuangan VMF.
b.
Bank Resona Perdania Pada tanggal 4 Februari 2008, VMF mengadakan perjanjian kredit dengan Bank Resona Perdania dengan jumlah maksimum fasilitas pinjaman sejumlah Rp 50.000 juta. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 3,75% di atas suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada saat penandatanganan perjanjian, dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen VMF kepada pihak ketiga minimal sebesar 100% dari saldo fasilitas pinjaman. Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan VMF dengan pelanggan dan akan jatuh tempo pada tanggal 25 Maret 2011. Pada tanggal 27 Oktober 2009, VMF memperoleh tambahan fasilitas pinjaman sejumlah Rp 25 miliar. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 5% di atas Cost of Loanable Fund (COLF), dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen VMF kepada pihak ketiga minimal sebesar 110% dari saldo fasilitas pinjaman. Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan VMF dengan pelanggan dan akan jatuh tempo pada tanggal 22 Oktober 2012. Pada tanggal 27 Januari 2010, VMF memperoleh tambahan fasilitas pinjaman sejumlah Rp 25.000 juta. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 5% di atas Cost of Loanable Fund (COLF), dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen VMF kepada pihak ketiga minimal sebesar 110% dari saldo fasilitas pinjaman. Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan VMF dengan pelanggan dan akan jatuh tempo pada tanggal 31 Januari 2013. Kemudian pada tanggal 24 Juni 2010 dan 26 Agustus 2010, VMF memperoleh tambahan fasilitas pinjaman masing-masing sejumlah Rp 25.000 juta dan Rp 18.500 juta. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 5% di atas Cost of Loanable Fund (COLF), dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen VMF kepada pihak ketiga minimal sebesar 110% dari saldo fasilitas pinjaman. Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan VMF dengan pelanggan dan akan jatuh tempo masing-masing pada tanggal 23 Juni 2013 dan 27 Agustus 2013. Pada tanggal 22 Desember 2010, VMF memperoleh tambahan fasilitas pinjaman sejumlah Rp 50.000 juta. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 5% diatas Cost of Loanable Fund (COLF), dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen VMF kepada pihak ketiga minimal sebesar 110% dari saldo fasilitas pinjaman. Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan VMF dengan pelanggan dan akan jatuh tempo pada tanggal 28 Pebruari 2014. 65
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
c.
Bank Sinarmas Pada tanggal 20 Maret 2010 VMF mengadakan perjanjian fasilitas pinjaman baru (demand loan – revolving) sejumlah Rp 70.000 juta dengan tingkat suku bunga tahunan sebesar 13% dan akan jatuh tempo pada tanggal 20 Maret 2011. Fasilitas ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sebesar 110% dari saldo pinjaman.
d. Bank Victoria International Cerukan VMF mengadakan beberapa kali perubahan perjanjian pinjaman untuk meningkatkan jumlah maksimum fasilitas pinjaman cerukan sampai menjadi Rp 7.500 juta. Berdasarkan perubahan perjanjian pinjaman tanggal 5 Oktober 2007, Victoria setuju untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas cerukan sampai dengan tanggal 6 Oktober 2008. Pada tanggal 10 Maret 2009, jangka waktu kembali diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Mei 2010 dan penurunan jumlah fasilitas pinjaman cerukan dari Rp 7.500 juta menjadi Rp 5.000 juta. Pada tanggal 13 April 2010, jangka waktu kembali diperpanjang sampai dengan tanggal 9 Mei 2011. Berdasarkan perjanjian pinjaman, VMF setuju untuk membuka rekening amanat (escrow account) di Victoria. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 13,00% dan 13,50% masing-masing untuk periode yang berakhir 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen VMF sebesar 120% dari saldo fasilitas pinjaman. Kredit Modal Kerja Pada tanggal 10 Maret 2009, VMF menerima fasilitas kredit modal kerja non-revolving dengan jumlah maksimum fasilitas pinjaman sebesar Rp 52.500 juta. Selanjutnya, berdasarkan perjanjian kredit tanggal 13 April 2010, Victoria setuju untuk meningkatkan jumlah maksimum fasilitas kredit sebesar Rp 20.000 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 9 Mei 2011. Fasilitas tersebut dikenakan suku bunga tahunan sebesar 11,50% - 12.00% dan 11,50% - 16,50% masing-masing untuk periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen VMF sebesar 105% dari saldo fasilitas pinjaman. e. Bank Royal Indonesia Pada tanggal 9 Desember 2010, VMF memperoleh fasilitas kredit demand loan dari Bank Royal Indonesia dengan jumlah maksimum pinjaman fasilitas (demand loan) sejumlah Rp 15.000 juta. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tagihan sebesar 12% dan dijamin dengan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan VMF dengan pelanggan dan jangka waktu perjanjian kredit adalah 12 bulan sejak penandatanganan perjanjian ini. Fasilitas ini sudah dilunasi seluruhnya pada tanggal 23 Maret 2011. f.
Bank Index Selindo Pada tanggal 26 Januari 2010, VMF mengadakan perjanjian kredit dengan Bank Index Selindo dengan jumlah maksimum fasilitas pinjaman (fixed loan) sejumlah Rp 5.000 juta. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 13% dan dijamin dengan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor dengan jumlah tagihan minimal sebesar 110% dari saldo fasilitas pinjaman. Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan VMF dengan pelanggan dan jangka waktu perjanjian kredit adalah 36 bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit. Kemudian pada tanggal 29 Nopember 2010, VMF memperoleh tambahan fasilitas pinjaman sejumlah Rp 10.000 juta. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan 12,5% dan dijamin dengan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor dengan jumlah tagihan minimal sebesar 110% dari saldo Fasilitas Pinjaman. Fasilitas ini akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan VMF dengan pelanggan dan jangka waktu perjanjian kredit adalah 36 bulan sejak penandatanganan perubahan perjanjian kredit. Fasilitas ini sudah dilunasi seluruhnya pada tanggal 22 Maret 2011. 66
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
g.
Bank Windu Kentjana International Pada tanggal 1 Desember 2010, VMF mengadakan perjanjian kredit dengan Bank Windu Kentjana International dengan jumlah maksimum fasilitas pinjaman (installment loan) sejumlah Rp 5.000 juta. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 13% dan dijamin dengan tagihan piutang pembiayaan konsumen terhadap pihak ketiga Jangka waktu fasilitas adalah 36 bulan sejak tanggal penarikan fasilitas pinjaman. Fasilitas ini sudah dilunasi seluruhnya pada tanggal 23 Maret 2011.
h. Bank Industrial dan Commercial Bank of China Pada tanggal 10 Januari 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kredit dengan Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimum fasilitas pinjaman (installment loan) sejumlah Rp 30 miliar. Fasilitas ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 11,5% dan dijamin dengan tagihan piutang pembiayaan konsumen terhadap pihak ketiga. Jangka waktu fasilitas adalah 36 bulan sejak tanggal penarikan fasilitas pinjaman. Perjanjian pinjaman di atas mencakup persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian-perjanjian pinjaman di atas.
i.
BCA Finance Pada tanggal 26 September 2008, VMF mengadakan perjanjian fasilitas kredit dengan BCA Finance. Fasilitas kredit tersebut akan digunakan oleh VMF untuk keperluan pembelian kendaraan untuk karyawan. Jangka waktu perjanjian 36 (tiga puluh enam) bulan, dimulai dari tanggal 26 September 2008 sampai dengan tanggal 26 Agustus 2011 dengan tingkat suku bunga efektif sebesar 11,76% per tahun. Jumlah fasilitas yang diberikan sebesar Rp 6.146 juta dengan pembayaran uang muka Rp 1.229 juta. Pinjaman ini dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayakan. Pada tanggal 13 Agustus 2009, VMF kembali mengadakan perjanjian fasilitas kredit dengan BCA Finance. Fasilitas kredit tersebut akan digunakan oleh VMF untuk keperluan pembelian atau penyediaan kendaraan untuk karyawan. Jangka waktu perjanjian kredit 24 (dua puluh empat) bulan, dimulai dari tanggal 13 Agustus 2009 sampai dengan tanggal 13 Juli 2011 dengan tingkat suku bunga efektif sebesar 11,16% per tahun. Jumlah fasilitas yang diberikan sebesar Rp 1.954 juta dengan pembayaran uang muka Rp 391 juta. Pinjaman ini dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayakan. Denda yang diberikan atas keterlambatan angsuran adalah sebesar 0,2% per hari dari angsuran yang tertunggak. Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh VMF, antara lain mengasuransikan kendaraan, menyerahkan BPKB asli dan tidak diperbolehkan menjaminkan, menjual dan mengalihkan hak kepemilikan kendaraan kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BCA Finance. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 VMF telah memenuhi batasan-batasan yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman tersebut di atas. Pinjaman yang diterima diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan, diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku bunga efektif.
67
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
24. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi terdiri dari transaksi L/C, bank garansi dan kontinjensi lainnya yang lazim dalam kegiatan usaha bank. Kualitas transaksi komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 dikelompokkan sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta
31 Desember 2010 Rp Juta
Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
14,503,303 39,123 1,782 1,121 1,171
13,480,955 64,668 1,325 809 1,358
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
14,546,500 (166,421)
13,549,115 (136,997)
Jumlah - Bersih
14,380,079
13,412,118
Mutasi estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi adalah sebagai berikut : 31 Maret 2011 Rp Juta
Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Selisih kurs
136,997 29,424 -
Saldo akhir periode
166,421
31 Desember 2010 Rp Juta 91,416 45,863 (282) 136,997
Manajemen berpendapat bahwa jumlah estimasi kerugian transaksi komitmen dan kontinjensi yang telah dibentuk adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak dipenuhinya liabilitas komitmen dan kontinjensi oleh nasabah.
68
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
25. LIABILITAS LAIN-LAIN 31 Maret 2011 Rp Juta
31 Desember 2010 Rp Juta
Bank Bunga yang masih harus dibayar Setoran jaminan Liabiltas imbalan pasca kerja Pendapatan yang diterima dimuka Liabilitas kepada pihak ketiga Lainnya Anak Perusahaan Premi yang belum merupakan pendapatan Pendapatan premi asuransi ditangguhkan Estimasi klaim retensi sendiri Liabilitas imbalan pasca kerja Lainnya Jumlah
245,362 96,954 67,627 60,099 17,264 57,903
250,059 92,598 67,627 70,522 19,317 13,802
109,059 106,587 34,894 27,790 155,632
104,956 100,587 35,925 29,018 169,247
979,171
953,658
Bunga yang Masih Harus Dibayar Merupakan bunga yang masih harus dibayar atas simpanan, pinjaman yang diterima, surat berharga yang diterbitkan dan obligasi subordinasi. Setoran Jaminan Merupakan setoran jaminan transaksi L/C, bank garansi dan sewa safe deposit. Setoran jaminan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Premi yang belum merupakan pendapatan Merupakan premi yang belum merupakan pendapatan AMAG, yang dihitung secara agregatif dengan menggunakan persentase sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (KMK) No. 424/KMK.06/2003, yaitu 40% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari 1 bulan dan 10% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari 1 bulan. Persentase tersebut berlaku untuk asuransi selain kendaraan. Untuk asuransi kendaraan menggunakan persentase sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 74/PMK.010/2007, yaitu 40% dari premi neto. Pendapatan diterima dimuka Merupakan pendapatan provisi kredit yang diterima dan belum diamortisasi dan pendapatan bunga diterima dimuka. Pendapatan Premi Asuransi Ditangguhkan Merupakan premi diterima dimuka AMAG atas pertanggungan dengan periode lebih dari satu tahun setelah memperhitungkan komisi yang dibayar. Seluruh liabilitas lain-lain pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 dilakukan dengan pihak ketiga.
69
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
26. OBLIGASI SUBORDINASI - BERSIH Merupakan obligasi subordinasi yang diterbitkan oleh Bank dengan perincian sebagai berikut: 31 Maret
31 Desember
2011 Rp Juta
2010 Rp Juta
Nilai nominal Obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010 Obligasi Subordinasi Bank Panin II Tahun 2008
2,460,000
2,460,000
1,500,000
1,500,000
Obligasi yang beredar Obligasi yang dibeli kembali *) Diskonto yang belum diamortisasi Bersih
3,960,000 (38,500) (34,070) 3,887,430
3,960,000 (38,500) (35,389) 3,886,111
Tingkat bunga rata-rata per tahun
10.9%
10.9%
*) Obligasi yang dibeli kembali merupakan obligasi yang dibeli oleh Bank dan anak perusahaan lainnya dengan tujuan untuk dijual kembali. Obligasi subordinasi diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan, diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Bank tidak memiliki tunggakan pokok, bunga atau yang berkaitan dengan pinjaman subordinasi selama periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010.
Obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010 Pada tanggal 9 November 2010 Bank menerbitkan Obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010 sebesar Rp 2.460 miliar. Wali amanat dari penerbitan obligasi subordinasi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Obligasi subordinasi berjangka waktu 7 tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 9 November 2017. Tingkat bunga obligasi subordinasi menggunakan tingkat bunga tetap sebesar 10,5% per tahun. Bank tidak mempunyai hak untuk melakukan pembelian kembali seluruh atau sebagian pokok obligasi subordinasi. Bunga obligasi subordinasi ini dibayarkan setiap triwulanan mulai tanggal 9 Februari 2011 dan terakhir pada tanggal 9 November 2017. Dalam hal terjadi penutupan usaha, pembagian harta kekayaan Bank hasil likuidasi untuk pembayaran jumlah terutang oleh Bank kepada pemegang obligasi subordinasi hanya akan dibayarkan setelah dipenuhinya seluruh kewajiban pembayaran Bank kepada utang senior. Hak tagih sehubungan dengan obligasi subordinasi menempati peringkat paripassu tanpa preferensi di antara para pemegang obligasi subordinasi. Berdasarkan surat PT Pefindo tanggal 26 Oktober 2010 No. 1393/PEF-Dir/X/2010, peringkat Obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010 untuk periode 26 Oktober 2010 sampai dengan 1 Agustus 2011 adalah idAA- (Double A Minus).
70
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Obligasi Subordinasi Bank Panin II Tahun 2008 Pada tanggal 9 April 2008 Bank menerbitkan Obligasi Subordinasi Bank Panin II Tahun 2008 sebesar Rp 1,5 triliun. Wali amanat dari penerbitan obligasi subordinasi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Obligasi subordinasi berjangka waktu 10 tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 9 April 2018 atau dalam jangka waktu lebih awal yaitu pada tanggal 9 April 2013 jika dilaksanakan opsi beli. Tingkat bunga obligasi subordinasi menggunakan tingkat bunga tetap sebesar 11,6% per tahun untuk tahun ke-1 sampai dengan ke-5, dan sebesar 20,6% per tahun untuk tahun ke-6 sampai ke-10. Bank mempunyai hak untuk melakukan pelunasan awal seluruh pokok obligasi subordinasi melalui wali amanat (opsi beli) pada ulang tahun ke-5 sejak tanggal emisi, setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia. Bunga obligasi subordinasi ini dibayarkan setiap semesteran mulai 9 Juli 2008 dan terakhir pada tanggal 9 April 2018, atau tanggal yang lebih awal jika terjadi opsi beli pada ulang tahun tanggal emisi tahun ke-5. Dalam hal terjadi penutupan usaha, pembagian harta kekayaan Bank hasil Likuidasi untuk pembayaran jumlah terutang oleh Bank kepada pemegang obligasi subordinasi hanya akan dibayarkan setelah dipenuhinya seluruh kewajiban pembayaran Bank kepada utang senior. Hak tagih sehubungan dengan obligasi subordinasi menempati peringkat paripassu tanpa preferensi di antara para pemegang obligasi subordinasi tetapi menempati prioritas terhadap hak tagih para pemegang semua kelompok modal sendiri Bank termasuk para pemegang saham preferen Bank (jika ada). Berdasarkan surat PT Pefindo tanggal 1 Februari 2008 No. 070/PEF-DIR/II/2008, peringkat obligasi subordinasi Bank Panin II Tahun 2008 adalah id A (Single A) untuk periode 31 Januari 2008 sampai dengan 1 Februari 2009 sedangkan berdasarkan surat PT Fitch Rating Indonesia tanggal 10 Maret 2008 No. RC01/DIR/III/2008 peringkat obligasi subordinasi Bank Panin II Tahun 2008 adalah A+ (Single A). Berdasarkan surat PT Pefindo tanggal 12 Februari 2009 No. 143/PEF-Dir/II/2009, peringkat obligasi Subordinasi Bank Panin II Tahun 2008 adalah id A (Single A) untuk periode 11 Pebruari 2009 sampai dengan 1 Pebruari 2010. Berdasarkan surat PT Pefindo tanggal 26 Oktober 2010 No. 1393/PEFDir/X/2010, peringkat obligasi Subordinasi Bank Panin II Tahun 2008 adalah id AA- untuk periode 26 Oktober 2010 sampai dengan 1 Agustus 2011. Untuk keperluan perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR), obligasi subordinasi diperhitungkan sebagai modal pelengkap. Pada periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, Bank sudah memenuhi semua pembatasanpembatasan dalam perjanjian wali amanat dan telah membayar bunga sesuai dengan jadual.
27. KEPENTINGAN NON PENGENDALI ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN
31 Maret 2011 Rp Juta a. Kepentingan non pengendali atas aset bersih anak perusahaan: PT Clipan Finance Indonesia Tbk PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk PT Verena Multi Finance Tbk PT Bank Panin Syariah Jumlah
71
31 Desember 2010 Rp Juta
706,674 323,454 94,989 4
676,234 304,629 91,901 5
1,125,121
1,072,769
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
31 Maret 2011 Rp Juta b. Kepentingan Non Pengendali atas laba bersih anak perusahaan: PT Clipan Finance Indonesia Tbk PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk PT Verena Oto Finance Tbk Jumlah
31 Maret 2010 Rp Juta
30,439 18,824 3,088
22,966 10,270 2,735
52,351
35,971
28. MODAL SAHAM Berdasarkan Laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham bank pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham
Nama pemegang saham
31 Maret 2011 Persentase Pemilikan %
Jumlah Modal Rp Juta
PT Panin Financial Tbk. Votraint No. 1103 PTY Ltd Lainnya (kurang dari 5%)
10,762,771,285 9,349,793,152 3,975,081,561
44.68 38.82 16.50
1,076,277 934,979 397,509
Jumlah
24,087,645,998
100.00
2,408,765
Nama pemegang saham
Jumlah Saham
31 Desember 2010 Persentase Pemilikan %
Jumlah Modal Rp Juta
PT Panin Life Tbk. Votraint No. 1103 PTY Ltd Dewan Komisaris Bambang Winarno Lainnya (kurang dari 5%)
10,762,771,285 9,349,793,152
44.68 38.82
1,076,277 934,979
4,247 3,975,077,314
16.50
397,509
Jumlah
24,087,645,998
100.00
2,408,765
-
PT Panin Financial Tbk (d/h PT Panin Life Tbk) dimiliki oleh PT Panin Insurance Tbk dan Publik. PT Panin Insurance Tbk dimiliki oleh PT Panincorp, PT Famlee Invesco dan Publik. PT Panincorp dimiliki oleh PT Panin Investment. PT Panin Investment dimiliki oleh Muljadi Koesumo. PT Famlee Invesco dimiliki oleh Gunadi Gunawan dan Mu’min Ali Gunawan. Votraint No. 1103 Pty Ltd sepenuhnya dimiliki oleh ANZ Banking Group.
72
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Agio saham merupakan kelebihan diatas nominal dari penjualan saham perdana, penawaran umum terbatas (right issue), pelaksanaan waran, pembagian dividen saham dan swap share dengan perincian sebagai berikut : Rp Juta Saldo 31 Desember 2005 Penerimaan dari penawaran umum terbatas VII saham kepada masyarakat sebanyak 4.016.358.393 saham dengan harga penawaran Rp 350 per saham Nilai nominal saham yang dicatat sebagai modal disetor atas pengeluaran 4.016.358.393 saham Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penawaran terbatas VII kepada masyarakat
1,251,719
Saldo 31 Desember 2006
2,242,574
Agio saham yang berasal dari pelaksanaan Waran seri IV Saldo 31 Desember 2007
1,405,725 (401,636) (13,234)
38,820 2,281,394
Agio saham yang berasal dari pelaksanaan Waran seri IV
37,232
Saldo 31 Desember 2008
2,318,626
Agio saham yang berasal dari pelaksanaan Waran seri IV
1,125,704
Saldo 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
3,444,330
29. DIVIDEN 2010 Sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dengan akta No. 9 tanggal 10 Juni 2010 dari Benny Kristianto, SH, notaris di Jakarta telah ditetapkan Bank tidak membayar dividen.
73
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
30. PENDAPATAN BUNGA YANG DIPEROLEH 31 Maret 2011 Rp Juta
Rupiah Jasa Giro Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain FTK Call Money Deposito Berjangka Kredit Efek-Efek Obligasi Sertifikat Bank Indonesia Efek yang dibeli untuk dijual Wesel Tagih Kredit yang diberikan Kredit Konsumsi Pinjaman rekening koran Kredit Investasi Kredit modal kerja Anjak piutang Pembiayaan bersama Pinjaman karyawan Kredit Lainnya Lainnya Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Jumlah
Valuta Asing Jasa giro Penempatan pada bank lain Call money Kredit Deposito Berjangka Efek-efek Obligasi Wesel Tagih Kredit yang diberikan Kredit Investasi Kredit modal kerja Pembiayaan bersama Pinjaman Rekening koran Kredit konsumsi Kredit Lainnya Lainnya Sewa pembiayaan Jumlah Jumlah Pendapatan Bunga
74
31 Maret 2010 Rp Juta
9,589
97
179,310 9,259 321 438
1,417 19,847 836 124
333,284 30,247 2,468 40
176,838 197,201 49 580
449,685 350,103 261,734 235,136 22,417 13,267 2,006 77,390
379,843 302,299 209,165 186,358 12,425 13,774 1,044 64,994
101,167 39,869 2,117,730
45,139 37,391 1,649,421
44
109
10,243 5,804 28
10,065 18,746 37
27,266 225
30,380 102
54,270 5,967 12,687 520 23 1,025
69,119 15,979 10,379 484 18 252
1,050 119,152
1,604 157,274
2,236,882
1,806,695
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
31. BEBAN BUNGA Terdiri dari beban bunga atas simpanan pihak ketiga serta pinjaman yang diterima dari bank atau pihak lain dengan rincian sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta
Rupiah Simpanan Deposito berjangka Tabungan Jasa giro Simpanan dari bank lain Call money Deposito berjangka Jasa giro Tabungan Surat berharga yang diterbitkan Obligasi Subordinasi Obligasi Pinjaman yang diterima Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Lainnya Jumlah
Valuta Asing Simpanan Jasa giro Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Call Money Jasa giro Pinjaman yang diterima Jumlah Jumlah Beban Bunga
598,762 162,784 48,364
492,090 129,017 33,101
44,165 13,656 999 785
26,434 15,612 1,706 83
107,212 77,759 42,394 62,643 119 1,159,642
43,043 64,216 21,056 5,274 378 832,010
4,483 6,827
15,078 12,969
27 4 8,380 19,721
62 2 5,666 33,777
1,179,363
865,787
32. KEUNTUNGAN (KERUGIAN) BERSIH PENJUALAN EFEK 31 Maret 2011 Rp Juta
31 Maret 2010 Rp Juta
Laba (Rugi) penjualan efek obligasi Laba penjualan efek lainnya
27,682 -
202,489 -
Jumlah
27,682
202,489
75
31 Maret 2010 Rp Juta
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
33. PENDAPATAN UNDERWRITING Merupakan pendapatan premi AMAG dengan perincian sebagai berikut : 31 Maret 2011 Rp Juta
31 Maret 2010 Rp Juta
Premi bruto Premi reasuransi Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan
82,997 (9,392)
67,771 (6,642)
(4,103)
(7,708)
Jumlah
69,502
53,421
34. PROVISI DAN KOMISI SELAIN KREDIT – BERSIH 31 Maret 2011 Rp Juta
Transaksi ekspor-impor Kiriman uang Asuransi Perantara perdagangan efek Lainnya - bersih
5,413 5,383 4,265 83 (37)
Jumlah
15,107
31 Maret 2010 Rp Juta 5,054 4,775 4,402 2 (1,613) 12,620
35. PENDAPATAN OPERASIONAL LAIN – LAINNYA 31 Maret
31 Maret
2011 Rp Juta
2010 Rp Juta
Pendapatan jasa administrasi Jasa bank lainnya Buku cek/giro Pembayaran kartu kredit Lainnya
50,841 8,604 1,542 202 35,912
34,783 7,807 1,408 313 30,641
Jumlah
97,101
74,952
76
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
36. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 31 Maret
31 Maret
2011 Rp Juta
2010 Rp Juta
Penyusutan dan amortisasi Iklan Telepon, telex dan benda pos Peralatan dan kebutuhan kantor Pemeliharaan dan perbaikan Sewa Pajak Premi asuransi Honorarium Representasi dan sumbangan Lainnya Jumlah
60,437 34,808 24,047 24,210 18,593 16,313 10,618 8,178 3,723 6,186 263,544 470,657
63,170 21,764 20,274 21,464 18,656 11,565 8,622 4,916 2,871 3,709 63,464 240,475
37. BEBAN TENAGA KERJA 31 Maret
31 Maret
2011
2010
Rp Juta
Rp Juta
Gaji dan tunjangan Pendidikan dan pelatihan Lainnya
145,374 9,266 4,960
111,192 5,047 3,028
Jumlah
159,600
119,267
Rincian gaji atas kelompok direksi, dewan komisaris, komite audit dan pejabat eksekutif adalah sebagai berikut : 31 Maret 2011 Jumlah Pejabat
Dewan Komisaris
Gaji
Tunjangan
Jumlah
Rp juta
Rp juta
Rp juta
4
424
62
486
11
3,421
1,353
4,774
2
33
-
33
Pejabat Eksekutif
16
2,612
39
2,651
Jumlah
33
6,490
1,454
7,944
Direksi Komite Audit
77
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
31 Maret 2010 Jumlah Pejabat
Dewan Komisaris Direksi Komite Audit
Gaji
Tunjangan
Jumlah
Rp juta
Rp juta
Rp juta
4
402
62
464
11
1,819
838
2,657
2
33
-
33
Pejabat Eksekutif
13
2,060
95
2,155
Jumlah
30
4,314
995
5,309
38. BEBAN OPERASIONAL LAIN - LAINNYA 31 Maret
31 Maret
2011
2010
Rp Juta
Rp Juta
Beban Klaim Komisi Lainnya
26,637 15,459 48,370
23,688 13,916 27,559
Jumlah
90,466
65,163
39. PAJAK PENGHASILAN Manfaat (beban) pajak Bank dan anak perusahaan terdiri dari: 31 Maret 2011 Rp Juta
Pajak kini Bank Anak perusahaan Clipan AMAG VMF Jumlah
(88,580)
(128,379)
(21,946) (3,696) (2,235) (116,457)
(16,274) (1,839) (2,000) (148,492)
Pajak Tangguhan Bank Anak Perusahaan VMF AMAG Clipan Jumlah Jumlah
31 Maret 2010 Rp Juta
547
872
283 232 59
322 126 97
1,121
1,417
(115,336)
(147,075)
78
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak (rugi fiskal) adalah sebagai berikut : 31 Maret 2011 Rp Juta Laba sebelum pajak penghasilan menurut Laporan laba rugi konsolidasi Laba sebelum pajak - anak perusahaan Bagian laba perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak - Bank
Perbedaan temporer Beban manfaat pekerja Biaya emisi obligasi Biaya emisi obligasi subordinasi Jumlah
Beban (penghasilan ) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal : Representasi, sumbangan dan denda Kenikmatan kepada karyawan Pajak final Hasil sewa Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Jumlah LABA KENA PAJAK BANK (RUGI FISKAL)
31 Maret 2010 Rp Juta
477,909 (119,365) (11,693) 346,851
603,213 (55,539) 547,674
868 1,319 2,187
2,342 628 518 3,488
6,445 1,754 990 (3,908) -
3,818 1,712 792 (3,682) (40,286)
5,281
(37,646)
354,319
513,516
Perhitungan beban pajak kini adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta
Beban pajak kini : Tarif 25 % x Rp. 354,319 juta dan Rp 513,516 juta Jumlah
31 Maret 2010 Rp Juta
88,580
128,379
88,580
128,379
(55,320)
(39,788)
33,260
88,591
Dikurangi:
Pajak penghasilan pasal 25 Hutang Pajak Kini - Bank
79
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Pajak Tangguhan Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta Saldo Awal Aset pajak tangguhan : Beban Manfaat karyawan Jumlah
31 Maret 2010 Rp Juta
99,031
117,873
-
586 586
Liabilitas pajak tangguhan : Biaya emisi obligasi Biaya emisi obligasi subordinasi
217 330
158 129
Jumlah
547
287
99,578
118,746
5,721 4,876 3,283 2,279 115,737
4,899 1,525 1,644 1,801 128,615
Saldo akhir periode Anak perusahaan AMAG BPS VMF Clipan Jumlah Aset Pajak Tangguhan
Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No.36 tahun 2008 pengganti UU pajak No.7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan Liabilitas pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan ditetapkan. Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak efektif yang berlaku adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta Laba sebelum pajak penghasilan menurut Laporan laba rugi konsolidasi Laba sebelum pajak - anak perusahaan Bagian laba perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak - Bank
Tarif pajak yang berlaku Tarif 25 % x Rp 346,851 juta dan Rp 547,674 juta Jumlah
80
31 Maret 2010 Rp Juta
477,909 (119,365) (11,693) 346,851
603,213 (55,539) 547,674
86,713 86,713
136,918 136,918
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Ditambah beban (penghasilan) yang tidak dapat Dikurangkan menurut fiskal : Representasi, sumbangan dan denda Kenikmatan kepada karyawan Pajak Hasil sewa Bagian laba perusahaan asosiasi Jumlah Jumlah Beban (Penghasilan) Pajak Bank Beban pajak - anak perusahaan Clipan AMAG VMF Jumlah
1,611 439 247 (977) 1,320
955 429 198 (921) (10,072) (9,411)
88,033
127,507
21,887 3,464 1,952 115,336
16,177 1,713 1,678 147,075
40. LABA PER SAHAM Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar: 31 Maret 2011 Rp Juta
31 Maret 2010 Rp Juta
Laba bersih Laba untuk perhitungan laba per saham dasar Laba bersih
310,222
Jumlah saham (dalam angka penuh)
Lembar
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba bersih per saham dasar
24,087,645,998
81
420,167 Lembar
24,087,645,998
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
41. PROGRAM PENSIUN DAN IMBALAN PASCA KERJA LAINNYA a. Program Pensiun Imbalan Pasti Dengan akta No. 25 tanggal 15 Agustus 1981 dari notaris Hendra Karyadi, S.H., yang disahkan oleh Menteri Keuangan dengan Surat No. S-879/MK.11/1983 tanggal 15 Desember 1983, Bank mendirikan Yayasan Dana Jaminan Hari Tua Pan Indonesia Bank (YDJHT PIB). Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham tanggal 4 Januari 1994 telah menyetujui dan memutuskan untuk menyesuaikan Yayasan Dana Jaminan Hari Tua Pan Indonesia Bank menjadi Dana Pensiun Karyawan Pan Indonesia Bank (DPK PIB). Penyesuaian nama menjadi DPK PIB maupun peraturannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan keputusan No. Kep-069/KM.17/1994 tanggal 4 April 1994, dan telah diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 10 Juni 1994. DPK PIB mengelola program pensiun manfaat pasti yang memberikan jaminan hari tua bagi seluruh karyawan yang telah pensiun atau, bila yang bersangkutan meninggal dunia, kepada janda-janda/dudaduda dan anak-anak mereka di bawah usia 21 tahun atau belum menikah. Pendanaan DPK PIB terutama berasal dari kontribusi pemberi kerja dan karyawan. Kontribusi karyawan sebesar 3% dari gaji pokok.
b. Imbalan Pasca Kerja Lainnya Bank Bank membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh PT Dayamandiri Dharmokonsilindo aktuaris independen dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut: Usia pensiun normal Tingkat diskonto per tahun Tingkat proyeksi kenaikan gaji per tahun Tabel mortalitas Tingkat ketidakmampuan Tingkat pengunduran diri Porsi dari pengunduran diri dipercepat Usia dari pengunduran diri normal
: 55 tahun : 8,8% tahun 2010 : 12% tahun 2010 CSO 1980 : 10% dari tingkat pertumbuhan : 5% sampai dengan usia 20 tahun dan menurun secara bertahap sampai dengan 1% pada usia 45 tahun; dan seterusnya : 100% dari usia pengunduran diri normal : 55 tahun
42. JASA KUSTODIAN Bank memperoleh persetujuan sebagai bank kustodian dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) berdasarkan surat keputusan No. KEP-01/PM/kstd/2002 tanggal 28 Pebruari 2002. Penyimpanan efek nasabah pada kustodian per 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010 adalah masing – masing sebesar Rp 3.469.193 juta dan Rp 1.794.001 juta yang merupakan Obligasi tanpa warkat, dan sebesar 534.218.992 lembar saham tanpa warkat masing-masing untuk Maret tahun 2011 dan 2010. Jasa kustodian yang dilakukan kustodian Bank antara lain meliputi jasa penyelesaian transaksi efek, jasa penyimpanan dan pengadministrasian efek serta jasa-jasa kustodian lainnya misalnya mengurus/menagihkan hak-hak yang melekat pada efek antara lain pembayaran kupon, dividen, bonus, pembayaran efek saat jatuh waktu dan lain-lainnya.
82
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
43. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank. a. Perusahaan-perusahaan di bawah ini yang merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan kriteria-kriteria yang dijelaskan pada Catatan 3e(3) dan 3e(5) PT Amana Jaya PT Terminal Builders PT Dana Pensiun Karyawan Panin PT Multi Amana Gemilang b. PT ANZ Panin Bank merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Bank. c. PT Panin Financial Tbk (d/h PT Panin Life Tbk) merupakan pemegang saham Bank. d. PT Panin Insurance Tbk merupakan pemegang saham PT Panin Financial Tbk. Transaksi Hubungan Istimewa Dalam kegiatan usahanya, Bank dan anak perusahaan juga mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain : a. b. c. d.
Giro pada bank lain dan penempatan dana bank lain dan penerimaan bunga (Catatan 5, 6 dan 30). Pemberian kredit dan penerimaan bunga (Catatan 9 dan 30). Melakukan investasi dalam efek-efek dan penyertaan dalam bentuk saham (Catatan 7 dan 14). Penempatan dana dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam bentuk simpanan dan pembayaran bunga (Catatan 17 dan 31). e. Sewa gedung dari Dana Pensiun Karyawan Pan Indonesia Bank, PT Multi Amana Gemilang, PT Amana Jaya dan PT Terminal Builders. f. PT Panin Insurance Tbk dan PT Panin Life Tbk, menyewa ruang-ruang kantor. g. Asuransi atas aset tetap Perusahaan, “Cash-In-Transit” dan “Cash-In-Safe” pada PT Panin Insurance Tbk. Persentase giro, penempatan pada bank lain, efek-efek, tagihan derivatif, kredit, penyertaan dalam bentuk saham dan letter of credit dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 % Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Efek-efek Kredit Penyertaan dalam bentuk saham Jumlah
0.018 0.154 0.038 0.014 0.236 0.460
31 Desember 2010 % 0.072 0.165 0.038 0.013 0.234 0.522
Persentase simpanan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah liabilitas pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah 0,364% dan 0,397%
83
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
44. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 31 Maret 2011 Rp Juta Komitmen Liabilitas Komitmen Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan LC yang irrevocable dan masih berjalan dalam rangka impor dan ekspor Lainnya Jumlah Liabilitas Komitmen Jumlah Komitmen - Bersih Kontinjensi Tagihan Kontinjensi Pendapatan bunga dalam penyelesaian Liabilitas Kontinjensi Bank garansi Lainnya Lainnya Jumlah Liabilitas Kontinjensi Jumlah Kontinjensi - Bersih
84
31 Desember 2010 Rp Juta
13,244,862
12,462,734
676,144 871 13,921,877
572,448 901 13,036,083
(13,921,877)
(13,036,083)
225,526
151,962
540,537 135,353 675,890
513,933 117,647 631,580
(450,364)
(479,618)
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
45. INFORMASI SEGMEN Segmen Usaha Segmen usaha disajikan menjadi kegiatan usaha perbankan, pembiayaan, dan asuransi . Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha:
Bank Rp Juta PENDAPATAN Pendapatan bunga Pendapatan (beban) lainnya Jumlah
HASIL Hasil segmen dari operasi Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Laba sebelum pajak
31 Maret 2011 Pembiayaan Asuransi Rp Juta Rp Juta
2,169,852
174,444
166,933
67,554
2,336,785
Eliminasi Rp Juta
(17,554)
2,326,742
84,284
(42,663)
276,108
241,998
84,284
(60,217)
2,602,850
348,152
120,964
16,751
(36,836)
449,031
9,912
38,551
2,939
(39,709)
11,693
25,228
11,693
477,909
345,070
95,918
-
Total Rp Juta
Laba bersih
INFORMASI LAINNYA ASET Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - bersih Efek-efek - bersih Kredit - bersih Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - bersih Aset tetap - bersih Sinking fund untuk pelunasan obligasi subordinasi Aset lainnya bersih Total Aset
310,222
13,499,109 21,537,435 59,703,715
284,446 13,438 -
448,801 126,167 -
1,026,977 1,750,421
50,949
11,258
12,151,502 109,669,159
4,074,795 4,423,628
85
(79,446) (52,901) (563,949) -
14,152,910 21,624,139 59,139,766 1,026,977 1,812,628
100,200 (1,075,286) 15,251,211 686,426 (1,771,582) 113,007,631
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
LIABILITAS Simpanan Simpanan dari bank lain Surat-surat berharga yang diterbitkan bersih Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - bersih Pinjaman yang diterima Liabilitas lainnya Obligasi subordinasi - bersih Total Liabilitas
78,958,778 4,711,158
-
-
(94,572) (127)
78,864,206 4,711,031
2,846,708
495,624
-
(13,438)
3,328,894
4,020,392 911,161 1,659,686 3,925,930 97,033,813
1,471,957 177,968 2,145,549
(6,878) (38,500) (153,515)
4,020,392 2,383,118 2,144,809 3,887,430 99,339,880
Bank Rp Juta PENDAPATAN Pendapatan bunga
31 Maret 2010 Pembiayaan Asuransi Rp Juta Rp Juta
1,846,103
104,597
398,306
19,835
2,244,409
HASIL Hasil segmen dari operasi
542,140
Bagian laba bersih perusahaan asosiasi
29,525
Laba sebelum pajak
545,867
Pendapatan (beban) lainnya Jumlah
314,033 314,033
Eliminasi Rp Juta
(7,363)
1,943,337
63,896
(35,017)
447,020
124,432
63,896
(42,380)
2,390,357
61,294
5,214
(25,712)
582,936
72,944
-
13,927
(29,525) (29,525)
Laba bersih
603,213 420,167
Bank Rp Juta INFORMASI LAINNYA ASET Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - bersih Efek-efek - bersih Kredit - bersih Aset tetap - bersih Aset lainnya bersih Total Aset
Total Rp Juta
16,604,909 20,641,305 56,183,064 1,701,356 10,181,721 105,312,355
86
31 Desember 2010 Pembiayaan Asuransi Eliminasi Rp Juta Rp Juta Rp Juta
20,230 14,906 50,718 3,569,300 3,655,154
433,315 112,806 11,206 97,030 654,357
(69,378) (81,316) (500,502) (22,715) (673,911)
Total Rp Juta
16,989,076 20,687,701 55,682,562 1,763,280 13,825,336 108,947,955
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
LIABILITAS Simpanan Simpanan dari bank lain Surat-surat berharga yang diterbitkan - bersih Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - bersih Pinjaman yang diterima Liabilitas lainnya Obligasi subordinasi - bersih Total Liabilitas
75,364,445 3,567,488
-
-
(84,725) (162)
75,279,720 3,567,326
2,832,658
-
-
(42,816)
2,789,842
(500,527) (7,181) (38,500) (673,911)
4,653,892 3,582,389 1,876,297 3,886,111 95,635,577
4,653,892 2,251,026 1,398,873 3,924,611 93,992,993
1,831,890 181,213 2,013,103
303,392 303,392
46. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang telah disempurnakan dengan Peraturan LPS No.1/PLPS/2006 tanggal 9 Maret 2006, menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008, yang menyatakan bahwa sejak tanggal 13 Oktober 2008 besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula maksimal Rp 100 juta diubah menjadi maksimal Rp 2 milyar. Beban premi penjaminan Pemerintah yang dibayar sampai dengan 31 Maret 2011 dan 2010 masingmasing sebesar Rp 40.802 juta dan Rp 28.972 juta.
47. INFORMASI LAINNYA a. Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum Perhitungan rasio liabilitas penyediaan modal minimum untuk tahun 2009 dilakukan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Peraturan Bank Indonesia No.3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 mewajibkan bank-bank untuk memenuhi rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum sebesar 8%. Peraturan Bank Indonesia No.5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 mewajibkan bank-bank di Indonesia dengan kualifikasi tertentu untuk memperhitungkan risiko pasar (market risk) dalam perhitungan rasio liabilitas penyediaan modal minimum dan wajib memenuhi rasio liabilitas penyediaan modal minimum sebesar 8% dengan memperhitungkan risiko pasar. Surat Edaran Bank Indonesia No.8/27/DPNP tanggal 27 November 2006 tentang prinsip kehati-hatian dan laporan dalam rangka penerapan manajemen risiko secara konsolidasi bagi bank yang melakukan pengendalian terhadap anak perusahaan, bank wajib memperhitungkan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) secara konsolidasi. Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 mewajibkan bank-bank di Indonesia untuk memperhitungkan risiko operasional (operational risk) dalam perhitungan rasio KPMM. Perhitungan beban modal risiko operasional dalam menghitung KPMM untuk risiko operasional dilakukan secara bertahap sejak 1 Januari 2010.
87
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Rasio kewajiban penyediaan modal Bank dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2011 Rp Juta Konsolidasi Modal Modal Inti Modal Pelengkap Penyertaan Aset Tertimbang Menurut Risiko Untuk risiko kredit Untuk risiko Operasional Untuk risiko pasar
31 Desember 2010 Rp Juta
12,440,581 1,722,223 (252,830) 13,909,974
11,139,635 1,706,171 (252,832) 12,592,974
68,833,884 7,591,550 607,638
64,303,075 4,063,850 53,927
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhitungkan Risiko kredit dan operasional Risiko kredit, operasional dan pasar
18.20% 18.06%
31 Maret 2011 Rp Juta
18.42% 18.41%
31 Desember 2010 Rp Juta
Bank Modal Modal Inti Modal Pelengkap Penyertaan Aset Tertimbang Menurut Risiko Untuk risiko kredit Untuk risiko Operasional Untuk risiko pasar
11,610,077 1,674,050 (1,257,968) 12,026,159
10,387,299 1,665,970 (1,259,952) 10,793,317
64,977,339 7,221,100 686,139
61,084,514 3,922,338 71,994
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhitungkan Risiko kredit dan operasional Risiko kredit, operasional dan pasar
16.66% 16.50%
16.60% 16.58%
b. Rasio aset produktif yang diklasifikasikan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah sebesar 2,24% dan 1,95%. c. Berikut ini adalah saldo penyediaan dana kepada pihak terkait per tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK): 31 Maret 2011
31 Desember 2010
Rp Juta
Rp Juta
Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Surat Berharga Kredit Penyertaan dalam bentuk saham
19,807 30,000 578,725 309,197
78,740 180,200 41,652 510,703 197,965
Jumlah
937,729
1,009,260
Batas maksimum pemberian kredit Bank kepada pihak terkait per tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 1.202.616 juta dan Rp 1.079.332 juta (10% dari modal Bank). 88
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
48. MANAJEMEN RISIKO Risiko Kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparties) dalam memenuhi liabilitasnya. Penerapan manajemen risiko kredit tidak hanya ditujukan untuk menempatkan Bank sebagai Bank yang patuh terhadap regulasi, namun merupakan suatu tuntutan manajemen untuk menerapkan sistem pengelolaan risiko kredit yang baik dan sesuai dengan praktek di perbankan. Penerapan manajemen risiko yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas kredit, namun juga diharapkan mampu mendorong kegiatan bisnis Bank. Sebagai upaya untuk mewujudkan hal tersebut, Bank memastikan bahwa dalam proses pemberian kredit harus mengikuti prosedur perkreditan yang sehat, yang mengacu pada Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank dan Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko Kredit yang antara lain mengatur mengenai wewenang memutus kredit pada Kantor Pusat dan Kantor Cabang, prinsip kehati-hatian risk taking unit dalam proses pemberian kredit, peran dan fungsi pengawasan oleh SKAI dan Biro Kepatuhan, independensi dan keterlibatan Satuan Kerja Manajemen Risiko dalam memberikan opini untuk kredit di atas jumlah yang telah ditetapkan. Untuk mendukung implementasi pengukuran risiko kredit sesuai Basel II, saat ini Bank menggunakan internal model yaitu Internal Credit Risk Rating (ICRR) untuk kredit / exposure debitur dengan plafond di atas 35 Milyar rupiah dan Credit Scoring untuk kredit konsumsi. Pemberian kredit didasarkan pada konsep Hubungan Total Debitur (one obligor concept), agar dapat dipantau semua eksposur risiko Bank atas fasilitas kredit yang diberikan kepada satu kelompok debitur. Konsep ini juga untuk memenuhi ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Bank juga telah menetapkan limit kewenangan dalam proses pemutusan kredit, yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Komite Kredit Cabang sampai tingkat Komite Kredit Direksi. Untuk pemberian kredit kepada debitur dengan jumlah plafond diatas 35 milyar rupiah wajib mendapat Opini dari Biro Manajemen Risiko & Kepatuhan dengan selalu memperhatikan Legal Lending Limit atau Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) serta mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Sebagai upaya penyelesaian terhadap kredit bermasalah yang timbul dari aktivitas pembiayaan, Bank telah memiliki sistem dan prosedur penanganan kredit bermasalah termasuk prosedur pelaksanaan restrukturisasi kredit serta pembentukan Satuan Kerja di Kantor Cabang dan Kantor Pusat yang secara khusus bertugas menangani dan mencari solusi atas penyelesaian kredit bermasalah. Untuk meningkatkan peran dan kepedulian Bank Panin terhadap risiko kerusakan lingkungan serta sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia mengenai Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, dimulai pada semester II tahun 2010 penilaian prospek usaha debitur juga dikaitkan dengan upaya yang dilakukan debitur untuk memelihara lingkungan hidup. Penilaian tersebut dilakukan menggunakan Environment Social and Management System (ESMS tools) yang diimplementasikan pada kredit / eksposur debitur dengan plafond di atas 35 Milyar rupiah serta beberapa kriteria yang wajib dipenuhi.
i. Analisis risiko konsentrasi kredit
Investasi Modal Kerja Konsumsi Jumlah *)
*)
31/03/2011 Amount % 16,821,792 27.57% 30,902,897 50.65% 13,287,123 21.78% 61,011,812 100.00%
2010 Amount % 16,460,463 28.75% 27,721,207 48.42% 13,064,349 22.82% 57,246,019 100.00%
sumber data dari audit
89
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Tabel berikut menyajikan konsentrasi kredit berdasarkan sektor ekonomi:
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas & Air Konstruksi Perdagangan Besar & Eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi, pergudangan dan Komunikasi Perantara Keuangan Real Estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial Jasa Kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya Rumah Tangga Bukan lapangan usaha lainnya Jumlah *)
31/03/2011 Amount % 1,486,296 2.44% 65,011 0.11% 1,240,089 2.03% 7,587,188 12.44% 1,074,201 1.76% 2,357,767 3.86% 13,634,717 22.35% 1,600,048 2.62% 2,514,043 4.12% 8,575,673 14.06% 5,561,246 9.12% 0.00% 230,124 0.38% 536,365 0.88% 1,261,880 2.07% 13,282,184 21.77% 4,979 0.01% 61,011,811 100.00%
2010*) Amount 1,150,383 58,703 1,236,461 7,462,107 1,161,553 2,174,143 12,821,438 1,546,183 1,718,414 6,790,911 5,853,164 557 242,427 507,817 1,314,068 12,982,118 225,572 57,246,019
% 2.01% 0.10% 2.16% 13.04% 2.03% 3.80% 22.40% 2.70% 3.00% 11.86% 10.22% 0.00% 0.42% 0.89% 2.30% 22.68% 0.39% 100.00%
sumber data dari audit
Tabel berikut menyajikan konsentrasi kredit setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai/penyisihan penghapusan berdasarkan wilayah geografis:
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera utara Kepulauan Riau Riau Sumatera Barat Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bandar Lampung DKI Jakarta Banten Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Barat Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tengah Maluku Papua Jumlah *)
31/03/2011 Amount % 108,981 0.18% 2,301,489 3.89% 583,977 0.99% 1,569,890 2.65% 309,481 0.52% 331,540 0.56% 848,558 1.43% 16,956 0.03% 619,943 1.05% 36,572,444 61.75% 75,022 0.13% 2,746,528 4.64% 2,044,177 3.45% 405,806 0.69% 4,331,278 7.31% 368,243 0.62% 549,208 0.93% 541,327 0.91% 530,982 0.90% 336,874 0.57% 3,188,753 5.38% 340,789 0.58% 279,573 0.47% 43,865 0.07% 184,272 0.31% 59,229,956 100.00%
sumber data dari audit
90
2010*) Amount % 93,404 0.17% 2,238,243 4.02% 576,981 1.04% 1,503,051 2.70% 332,217 0.60% 310,620 0.56% 905,248 1.63% 14,661 0.03% 608,337 1.09% 34,011,057 61.08% 69,561 0.12% 2,632,378 4.73% 1,932,576 3.47% 373,875 0.67% 4,064,274 7.30% 344,645 0.62% 492,842 0.89% 513,930 0.92% 483,622 0.87% 314,316 0.56% 3,068,686 5.51% 324,824 0.58% 253,903 0.46% 41,073 0.07% 178,235 0.32% 55,682,562 100.00%
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
ii. Konsentrasi kredit berdasarkan jenis debitur 2010*)
Efek-efek/ marketable securities
Tagihan derivatif/ Derivative receivables
Pinjaman yang diberikan/Loans
Piutang premi dan aset lain-lain/ Premium receivables and other assets
Rp Juta
Rp Juta
Rp Juta
Rp Juta
Rp Juta
11,379,542 5,222,704 387,430 16,989,676
12,012,200 1,334,571 726,036 2,147,715 23,014 16,243,536
Giro pada bank Penempatan pada bank lain lain dan BI/ dan BI/ Current account with Placement other banks with other and BI banks and BI Rp Juta Bank Indonesia Pemerintah Bank-bank Entitas Sektor Publik Korporasi Retail Kredit beragun rumah tinggal Kredit beragun properti komersial Lainnya Total *)
5,403,656 868,754 6,272,410
4,873 63 4,936
1,843,716 1,371,124 17,651,764 25,416,421 8,761,307 813,059 1,388,628 57,246,019
1,949,424 1,949,424
Tagihan akseptasi/ Accceptable receivables
Obligasi Pemerintah/ Government Bonds
Komitmen dan kontinjensi/ Commitments and contingencies
Jumlah/ Total
Rp Juta
Rp Juta
Rp Juta
Rp Juta
39,357 463,241 502,598
4,454,783 4,454,783
17,357 1,373,915 3,743,327 7,826,084 16,788 149,654 421,990 13,549,115
28,795,398 4,454,783 9,331,332 3,858,505 25,955,534 33,242,505 8,778,095 962,713 1,833,632 117,212,497
%
25% 4% 8% 3% 22% 28% 7% 1% 2% 100%
sumber data dari audit
31/03/2011
Efek-efek/ marketable securities
Tagihan derivatif/ Derivative receivables
Pinjaman yang diberikan/Loans
Piutang premi dan aset lain-lain/ Premium receivables and other assets
Rp Juta
Rp Juta
Rp Juta
Rp Juta
Rp Juta
7,708,235 5,791,474 13,499,708
11,693,775 1,348,418 955,049 1,775,969 15,773,211
Giro pada bank Penempatan pada bank lain lain dan BI/ dan BI/ Current account with Placement other banks with other and BI banks and BI Rp Juta Bank Indonesia Pemerintah Bank-bank Entitas Sektor Publik Korporasi Retail Kredit beragun rumah tinggal Kredit beragun properti komersial Lainnya Total
6,816,262 446,011 7,262,273
9,472 344 9,816
3,019,401 964,446 24,130,200 16,885,272 8,012,473 263,073 8,046,571 61,321,438
2,043 2,043
Tagihan akseptasi/ Accceptable receivables
Obligasi Pemerintah/ Government Bonds
Komitmen dan kontinjensi/ Commitments and contingencies
Jumlah/ Total
Rp Juta
Rp Juta
Rp Juta
Rp Juta
53,679 460,470 514,149
5,774,843 5,774,843
24,984 267 964,651 226,779 1,216,681
26,218,272 5,774,843 10,693,439 1,919,762 27,333,678 17,112,051 8,012,473 263,073 8,046,571 105,374,163
Manajemen Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Berdasarkan ukuran dan kompleksitas usaha Bank, cakupan pengelolaan Manajemen Risiko Operasional di internal Panin Bank juga meliputi Risiko Lainnya yaitu Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Reputasi dan Risiko Kepatuhan. Secara umum pengelolaan risiko operasional ditujukan untuk mencegah dan meminimalkan dampak kerugian risiko operasional melalui upaya mitigasi risiko operasional antara lain meliputi : a. Pengelolaan manajemen risiko operasional dilakukan melalui penggunaan Operational Risk Tools yang telah dikembangkan bekerja sama dengan Risk Taking Unit baik di Kantor Pusat maupun di Cabang yaitu: Tool Loss Event Management (LEM) , yaitu tool yang digunakan untuk mengumpulkan data kerugian operasional pada masa lalu (loss event data base) dan digunakan untuk mengantisipasi risiko kerugian operasional agar tidak terulang kembali di masa mendatang.
91
%
25% 5% 10% 2% 26% 16% 8% 0% 8% 100%
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Tool Risk & Control Self Assessment (RCSA), yaitu tool yang digunakan secara self assessment untuk mengidentifikasi potensi risiko pada setiap unit kerja yang ada di Kantor Pusat dan Kantor Cabang.. Tool Key Risk Indicators (KRI’s), yaitu tool yang digunakan untuk memantau parameter risiko tertentu terhadap limit yang telah ditetapkan untuk memperoleh indikasi awal atas potensi risiko yang mungkin terjadi berdasarkan analisa trend data yang telah mendekati/ melampaui limit yang telah ditetapkan. Agar Penggunaan Operational Risk Tools berjalan efektif, manajemen telah menunjuk Koordinator Risiko (KR) di setiap Unit Kerja yang ada di Kantor Pusat maupun Kantor Cabang yang tugasnya antara lain mengkoodinasikan pelaksanaan manajemen risiko operasional melalui penggunaan Operational Risk Tool (RCSA dan LEM). Selain itu, unit independen (Satuan Kerja Audit Intern/SKAI) melakukan review dan validasi terhadap hasil RCSA yang dilakukan Kantor Cabang sehingga diperoleh hasil RCSA yang lebih akurat. Hasil pengelolaan dan pemantauan risiko operasional dengan menggunakan operational risk tool, disampaikan kepada Komite Manajemen Risiko (KMR) secara periodik. b. Bank telah mengadakan sosialisasi (refreshment) dan pelatihan untuk trainers risiko operasional cabang untuk meningkatkan pemahaman dan risk awareness dari masing-masing risk owner serta sarana pemantauan penerapan manajemen risiko operasional melalui penggunaan Operational Risk Tools (Risk & Control Self Assessment dan Loss Event Management). c.
Bank telah melakukan pemantauan terhadap potensi risiko atas seluruh aplikasi teknologi informasi yang digunakan Bank melalui self assessment Risk Register.
d. Bank telah melakukan uji coba Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP) untuk menguji kesiapan Sistem dan IT dalam mengantisipasi bencana / gangguan. e. Bank telah menyusun laporan profil risiko Triwulan I 2011 (termasuk di dalamnya operasional dan risiko lainnya), sehingga diperoleh gambaran mengenai besarnya potensi risiko bagi Bank. f.
Bank telah melakukan perhitungan beban modal untuk risiko operasional dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID) dengan faktor alpha 15 % sejak Januari 2011 pada perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bagi Bank sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Risiko Hukum Risiko Hukum adalah risiko akibat risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko hukum antara lain dipengaruhi oleh faktor-faktor kurangnya pemahaman atas produk yang dijual kepada nasabah, pengikatan dokumen legal yang lemah, konflik dengan pihak nasabah atau pihak lain yang tidak diselesaikan dengan baik dan keluhan nasabah yang tidak diselesaikan dengan memuaskan. Untuk menghindari gugatan hukum (litigasi), unit legal dan unit bisnis terkait ditugaskan manajemen menyelesaikan masalah-masalah hukum yang terjadi dan mengadministrasikan setiap kejadian yang terkait dengan hukum serta mencatat nilai perkara dan potensi Kerugian.
Risiko Stratejik Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Risiko stratejik antara lain dipengaruhi oleh faktor-faktor visi misi Bank, rencana strategis, perubahan kepemilikan dan peluncuran produk/aktivitas baru dan perubahan eksternal. Sehubungan dengan hal di atas, bank telah membentuk, merumuskan, menyusun, dan memantau pelaksanaan strategi melalui business plan.
92
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Risiko Reputasi Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko reputasi antara lain dipengaruhi oleh faktor – faktor image bank, penyelesaian pengaduan nasabah yang tidak diselesaikan (buruk), pelayanan buruk terhadap nasabah atau pihak lain, konflik internal bank, dan harga saham. Bank melakukan manajemen risiko reputasi dengan menunjuk unit khusus untuk merespon secara cepat terhadap setiap pengaduan nasabah, dan mengadministrasikan setiap pengaduan serta penyelesaian pengaduan nasabah .Selain itu Bank juga telah melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan melaksanakan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten. Pengelolaan risiko dilakukan dengan memantau publikasi negatif dan keluhan nasabah yang dimuat di media cetak baik surat pembaca maupun artikel dan keluhan nasabah yang disampaikan melalui call center. Risiko Kepatuhan Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang – undangan dan ketentuan yang berlaku. Risiko kepatuhan yang melekat pada Bank terkait pada peraturan perundang-undangan, ketentuan kehatihatian dan ketentuan lain yang berlaku, seperti : Risiko kredit yang terkait dengan Ketentuan Kewajiban Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aset Produktif, Pembentukan Penyisihan Aset Produktif (PPAP), dan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Risiko pasar terkait dengan ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN) Risiko stratejik terkait dengan ketentuan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) Bank Risiko lain terkait dengan ketentuan eksternal dan internal. Dalam mengelola manajemen risiko kepatuhan, Bank melakukan peningkatan budaya kepatuhan yang terus menerus dilakukan melalui program kepatuhan yaitu : Pengkinian dan penatausahaan database kepatuhan; Sosialisasi / pelatihan melalui regulation update dan in-class training; Uji kepatuhan terhadap produk baru, kebijakan baru dan aktivitas bank; Monitor pelaksanaan kepatuhan melalui compliance matrix; Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Teroris; Pelaporan kepatuhan.
Manajemen Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko yang timbul akibat pergerakan nilai tukar, suku bunga atau harga yang berlawanan arah dengan posisi yang dimiliki Bank. Pemantauan risiko pasar senantiasa dilakukan secara rutin dan berkala baik harian, mingguan hingga bulanan. Untuk meningkatkan fungsi pemantauan tersebut Bank telah menggunakan Guava Treasury System yang telah terintegrated antara front office (dealer), middle office dan Back Office (settlement and control). Risiko pasar dalam hal ini dibagi menjadi dua bagian : 1. Risiko Nilai Tukar Risiko Nilai Tukar merupakan risiko yang timbul dari transaksi forex baik dari posisi neraca maupun dari sisi off balance sheet. Risiko nilai tukar diukur dengan Value at Risk dengan memakai metodologi variance covariance untuk mengukur potensial loss maksimum dengan tingkat kepercayaan tertentu dan untuk waktu tertentu dalam keadaan normal.
93
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Untuk Posisi terbuka neto atau NOP Bank sepanjang triwulan I - 2011 baik NOP akhir hari maupun NOP 30 menit tidak pernah melampaui ketentuan BI sebesar maksimal 20% dari modal. Sepanjang triwulan pertama di tahun 2011 NOP Bank berada dalam kisaran antara IDR 33.12 Milyar - IDR 556.12 Milyar (atau 0.29% - 4.56% dari total modal) dengan rata-rata IDR 301.62 Milyar atau rata-rata 2.54% dari total modal Bank. Besarnya NOP Bank masih jauh di bawah ketentuan BI mengenai batas maksimum NOP yaitu 20% dari total modal Bank. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/13/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 dan perubahannya, Peraturan Bank Indonesia No. 6/20/PBI/2004 tanggal 15 Juli 2004, No. 7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005 dan No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010, bank-bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa netonya setinggi-tingginya 20% dari modal. Berdasarkan pedoman Bank Indonesia, “posisi devisa neto” merupakan penjumlahan dari nilai absolut atas selisih bersih aset dan liabilitas untuk setiap mata uang asing dan selisih bersih tagihan dan liabilitas, berupa komitmen dan kontinjensi di rekening administratif, untuk setiap mata uang, yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah. Berikut ini disajikan rincian Posisi Devisa Neto Bank:
Mata Uang
Aset dan tagihan komitmen dan kontinjensi Rp Juta
31 Maret 2011 Liabilitas dan kewajiban komitmen dan kontinjensi Rp Juta
Bersih absolut Rp Juta
Dollar Amerika Serikat Euro Dollar Australia Dollar Canada Dollar Hongkong Pound Inggris Dollar Singapura Franc Swiss Dollar Selandia Baru Yen Jepang
20,038,726 574,408 501,391 14,797 35,457 175,882 715,866 29,995 101,901 156,319
20,453,069 602,710 494,078 17,769 32,573 177,598 714,385 30,513 102,276 156,443
414,343 28,302 7,313 2,972 2,884 1,716 1,481 518 375 124
Jumlah
22,344,742
22,781,414
460,028
Jumlah Modal
12,194,764
Persentase PDN terhadap modal
Mata Uang
3,77%
Aset dan tagihan komitmen dan kontinjensi Rp Juta
31 Desember 2010 Liabilitas dan kewajiban komitmen dan kontinjensi Rp Juta
Bersih absolut Rp Juta
Dollar Amerika Serikat Euro Dollar Australia Pound Inggris Dollar Selandia Baru Dollar Singapura Yen Jepang Dollar Canada Franc Swiss Dollar Hongkong
30,497,185 1,423,264 844,586 212,292 46,524 1,225,986 180,009 31,633 10,598 54,049
30,539,460 1,426,019 841,877 214,422 45,324 1,225,033 179,459 31,356 10,865 53,912
42,275 2,755 2,709 2,130 1,200 953 550 277 267 137
Jumlah
34,526,126
34,567,727
53,253
Jumlah Modal Persentase PDN terhadap modal
11,326,861 0,47%
*) Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, perhitungan persentase PDN terhadap modal menggunakan modal bulan sebelumnya. 94
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Persentase Posisi Devisa Neto terhadap modal pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar 3,77% dan 0,47%. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah kurs Reuters jam 16.00 WIB dengan rincian sebagai berikut:
Valuta Asing
31 Maret 2011 Rp
1 Dollar Amerika Serikat 1 Dollar Singapura 1 Yen Jepang 1 Euro 1 Dollar Hongkong 1 Dollar Australia 1 Poundsterling Inggris 1 Franc Swiss 1 Dollar Selandia Baru 1 Dollar Canada
8,707.50 6,906.85 105.21 12,374.67 1,118.92 9,003.56 14,037.36 9,510.67 6,629.89 8,975.42
31 Desember 2010 Rp 9,010.00 7,025.89 110.75 12,017.99 1,159.08 9,169.48 13,941.18 9,619.39 6,970.14 9,024.89
Sensitifitas Nilai Tukar Analisa sensitifitas Nilai tukar diukur dengan kemampuan ekses modal bank untuk menyerap potential loss dari nilai tukar yaitu membuat asumsi perubahan/fluktuasi nilai tukar yang berlawanan arah dengan masing-masing posisi nilai tukar. Fluktuasi nilai tukar dipilih yang lebih tinggi antara asumsi fluktuasi masing-masing nilai tukar sebesar 12% atau fluktuasi bedasarkan data historical selama setahun kebelakang. Pada triwulan I -2011 ekses modal bank mampu mencover risiko nilai tukar sebesar 56.11 kali hal ini disebabkan karena posisi devisa neto bank yang rendah sedangkan ekses modal bank yang tinggi sehingga bank dinilai sangat tidak rentan terhadap pergerakan nilai tukar.
2. Risiko Suku Bunga Untuk memperkecil dampak perubahan risiko suku bunga terhadap pendapatan Bank, Bank tetap menjaga rasio RSA (rate sensitivity asset) terhadap RSL (rate sensitivity liabilities) agar tidak terlalu jauh dari 100%, pada triwulan I-2011 rasio RSA/RSL sebesar 103.6% sedangkan pada akhir 2010 sebesar 103,9%, sehingga apabila terjadi perubahan suku bunga secara paralel pada aset dan liabilitas Bank tidak terekspos risiko suku bunga yang besar. Pada perhitungan mark to market surat berharga sepanjang triwulan I-2011 surat berharga pemerintah (SUN) mengalai kenaikan harga sehingga secara total Bank memiliki potensi keuntungan sebesar 7.91 milyar. Bank juga senantiasa memantau repricing profile setiap time bucket untuk mengetahui dampak perubahan suku bunga terhadap NII Bank secara lebih akurat.
95
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Tabel di bawah ini menunjukkan repricing profile aset dan liabilitas Bank yang sensitif terhadap suku bunga dan diurutkan berdasarkan mana yang lebih awal kapan suku bunga tersebut di repricing (untuk floating rate) atau tanggal jatuh temponya (untuk fixed rate).
8707.5 Aset Penempatan pada BI Penempatan pada bank lain Surat-surat berharga Kredit Jumlah Liabilitas Simpanan nasabah Bank Indonesia Simpanan dari bank Lain Surat berharga yang diterbitkan Obligasi subordinasi Pinjaman yang diterima Jumlah
Jumlah/ Total Rp Juta/ Rp Million
Sampai dengan 1 bulan/1 month or less Rp Juta/ Rp Million
31 Maret 2011 > 1 bulan > 3 bulan s/d s/d 3 bulan/ 6 bulan/ >1>33 months 6 months Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
> 6 bulan s/d 1 tahun/ > 6 months 1 year Rp Juta/ Rp Million
19,304,510
7,610,735
3,239,786
3,906,879
4,547,110
-
12,317,853 6,001,432 59,621,913 97,245,708
9,326,373 19,355 30,031,204 46,987,667
1,660,781 99,405 8,194,182 13,194,154
583,228 387,000 4,097,096 8,974,203
50,406 488,948 5,970,620 11,057,084
697,065 5,006,724 11,328,811 17,032,600
78,588,599 51
25,299,914 51
39,294,726 -
12,801,551 -
1,178,223 -
14,185 -
9,117,522
7,603,260
1,506,893
6,269
1,100
-
6,266,188 506,450 478,948 94,957,758
826,000 35 33,729,260
40,801,619
12,807,820
1,179,323
5,440,188 506,450 478,913 6,439,736
> 6 bulan s/d 1 tahun/ > 6 months 1 year Rp Juta/ Rp Million
> 1 tahun/ > 1 year Rp Juta/ Rp Million
31 Desember 2010 > 1 bulan > 3 bulan s/d s/d Sampai dengan 3 bulan/ 6 bulan/ Jumlah/ 1 bulan/1 month > 1 >3Total or less 3 months 6 months Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Rp Million Rp Million Aset Penempatan pada BI Penempatan pada bank lain Surat-surat berharga Kredit Jumlah Liabilitas Simpanan nasabah Bank Indonesia Simpanan dari bank Lain Surat berharga yang diterbitkan Obligasi subordinasi Pinjaman yang diterima Jumlah
> 1 tahun/ > 1 year Rp Juta/ Rp Million
23,331,742
3,579,723
12,202,320
3,690,002
3,859,697
16,020,048 6,336,807 55,819,244 101,507,841
11,499,696 22,798,013 37,877,432
2,029,338 13,272,062 27,503,720
1,691,285 98,786 3,055,210 8,535,283
575,510 8,053,456 12,488,663
799,729 5,662,511 8,640,503 15,102,743
75,093,169 60
26,018,228 -
36,057,309 -
12,095,902 17
896,272 16
25,458 27
9,519,988
4,950,693
4,475,639
92,506
1,150
-
6,245,535 511,590 450,500 91,820,842
30,968,921
180,200 40,713,148
12,188,425
897,438
6,245,535 511,590 270,300 7,052,910
96
-
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Sensitifitas Suku Bunga Analisa sensitifitas suku bunga diukur dengan kemampuan ekses modal Bank untuk menyerap potential loss dari perubahan suku bunga, yaitu membuat asumsi perubahan/ fluktuasi suku bunga. Fluktuasi suku bunga dipilih mana lebih tinggi antara asumsi fluktuasi masing-masing suku bunga neraca rupiah sebesar 5% dan neraca valas sebesar 2% atau fluktuasi bedasarkan historical data selama setahun kebelakang. Pada triwulan I-2011 dan tahun 2010 ekses modal Bank mampu menutup risiko suku bunga masingmasing sebesar 18,84 kali dan 16,27 kali. Hal ini disebabkan karena ekses modal bank yang tinggi untuk menutup perubahan suku bunga pada neraca sehingga bank dinilai sangat tidak rentan terhadap pergerakan suku bunga. Profil Risiko Pasar Bank untuk posisi triwulan I – 2011 secara Komposit dinilai Low, berdasarkan hasil perhitungan Risiko Inheren berada pada kisaran Low dan Sistem Pengendalian Risiko dinilai Strong. Tren Profil Risiko Pasar sejak Triwulan IV- 2010 sampai Triwulan I- 2011 secara Komposit terpantau stabil pada peringkat Low.
Manajemen Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas adalah risiko yang disebabkan antara lain oleh ketidakmampuan Bank menyediakan aset likuid untuk memenuhi liabilitas jangka pendek. *)
31/03/2011 2010 Sepanjang triwulan I-2011 bank telah mereview dan terus menyempurnakan asumsi-asumsi pada laporan Ampada ount laporan % ount Gap, stress % test risiko likuiditas dan pasar. tingkat likuiditas seperti Behavioural Am Maturity
Investasi 16,821,792 27.57% 16,460,463 28.75% M odal Kerja 30,902,897 50.65% 27,721,207 48.42% Analisis perbedaan jatuh tempo likuiditas dan rasio-rasio likuiditas digunakan Bank untuk mengukur dan Konsumsi 13,287,123 21.78% 13,064,349 22.82% memantau risiko likuiditas. Salah satu rasio likuiditas adalah rasio dari aset likuid terhadap liabilitas lancar. Jum lah 61,011,812 100.00% 57,246,019 100.00% Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010, rasio dari aset likuid terhadap liabilitas lancar adalah *)
sumber data dari audit sebagai berkut:
31 Maret 2011 Rp Juta
31 Desember 2010 Rp Juta
Kas Giro, SBI & penempatan BI lainnya Obligasi Pemerintah Penempatan pd bank lain dikurangi dengan simpanan dari bank lain Jumlah aset likuid bersih
993,028 26,743,168 5,470,873
1,076,074 29,604,152 3,273,349
1,183,604 34,390,673
2,102,812 36,056,387
Simpanan
78,864,206
75,279,720
43,61%
47,90%
Rasio
97
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
49. KONTINJENSI , IKATAN DAN PERJANJIAN SIGNIFIKAN LAINNYA Kontinjensi
a. Surat Ketetapan Pajak (SKP) PPh Badan tahun 1993. Pada tanggal 10 Juni 1999 Panitera Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Jakarta telah menyerahkan salinan resmi putusan perkara gugatan No. 167/G/1998/PT.TUN.JKT antara Bank dengan Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (BPSP) mengenai Surat Ketetapan Pajak Penghasilan Badan (SKP PPh Badan) tahun 1993 sebesar Rp 9.710 juta, yang isinya adalah: Mencabut atau membatalkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas SKP PPh Badan tahun 1993. Menyatakan bahwa SKP PPh Badan tahun 1993 adalah “nihil”. Memerintahkan Direktur Jenderal Pajak untuk mengembalikan atau merestitusikan kepada Bank jumlah pokok pajak beserta sanksi bunganya sebagaimana tercantum dalam Surat Setoran Pajak terkait. BPSP telah mengajukan kasasi atas keputusan tersebut dan ditolak oleh Mahkamah Agung dalam Surat Keputusannya No. 82K/TUN/2000 tanggal 27 Pebruari 2001. Pada tanggal 10 Desember 2001 PTTUN Jakarta melalui Surat Keputusan No. W7.PT.TUN.Eks.3802.2001 telah menegur BPSP untuk segera melaksanakan Putusan PTTUN No.167/G/1998/PT.TUN.JKT tanggal 10 Juni 1999 yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. PTTUN pada tanggal 30 September 2002 melalui suratnya No. W7.PT.TUN.Eks.319.2002 menyampaikan surat kepada Presiden Republik Indonesia sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi untuk memerintahkan Menteri Keuangan Republik Indonesia dan BPSP melaksanakan keputusan PTTUN yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
b. Surat Ketetapan Pajak (SKP) PPh Badan tahun 1994 Sehubungan dengan gugatan Bank mengenai SKP Kurang Bayar PPh Badan tahun 1994, pada tanggal 31 Mei 2000 PTTUN Jakarta melalui Keputusan No. 294/G/1999/PT.TUN.JKT telah menetapkan: Mengabulkan gugatan Bank untuk seluruhnya. Menyatakan batal surat keputusan BPSP No. PUT-225/BPSP/M.IV/1999 tanggal 10 September 1999 yang hanya mengabulkan sebagian permohonan banding Bank atas SKP PPh Badan tahun 1994. Memerintah BPSP untuk menerbitkan Surat Keputusan Baru yang berisi: a. Membatalkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas SKP PPh Badan tahun 1994. b.Menyatakan SKP Pajak Penghasilan Badan tahun 1994 adalah nihil. c.Memerintahkan Direktur Jenderal Pajak untuk mengembalikan/ merestitusikan kepada Bank jumlah pokok pajak beserta sanksi bunganya sebagaimana dalam Surat Setoran Pajak terkait. Namun sampai dengan saat ini, BPSP belum melaksanakan Keputusan PTTUN tersebut atas bagian yang ditolak BPSP sebesar Rp 1.030 juta dan/atau kasasi. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, jumlah yang telah dibayar Bank atas SKP Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) tahun 1993 dan 1994 termasuk bunga denda keterlambatan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Tahun
SKP PPh Badan SKP PPh Badan Bunga denda keterlambatan Jumlah
1993 1994
98
Rp Juta 9,710 1,030 84 10,824
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Karena belum adanya pelaksanaan Keputusan PTTUN oleh BPSP sehubungan dengan gugatan perkara SKP PPh Badan tahun 1993 dan 1994, maka Bank mencatat pembayaran pajak tersebut sebagai pajak dibayar di muka (Catatan 16). c.
Bank mengadakan perjanjian kerjasama penutupan asuransi kendaraan bermotor dengan PT Panin Insurance Tbk berdasarkan Perjanjian Kerjasama tanggal 2 Januari 2003. Perjanjian tersebut diperuntukkan atas kendaraan bermotor yang dibiayai dengan fasilitas KPM di seluruh kantor cabang dan perwakilan yang menjadi wewenang Bank, dengan syarat dan prosedur penutupan suatu obyek pertanggungan ditentukan oleh PT Panin Insurance Tbk.
d.
Bank mengadakan perjanjian kerjasama penutupan asuransi kendaraan bermotor dengan PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk berdasarkan Perjanjian Kerjasama tanggal 1 Januari 2005. Perjanjian tersebut diperuntukkan atas kendaraan bermotor yang dibiayai dengan fasilitas KPM di seluruh kantor cabang dan perwakilan yang menjadi wewenang Bank, dengan syarat dan prosedur penutupan suatu obyek pertanggungan ditentukan oleh PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. Ikatan dan Perjanjian Signifikan Lainnya
a.
Reksa Panin Terproteksi Pasti II adalah Reksa Dana Terproteksi berbentuk Kontrak Investasi Kolektif antara PT Panin Sekuritas Tbk selaku Manajer Investasi dan Citibank N.A, Indonesia sebagai Bank Kustodian dan telah mendapat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) pada tanggal 28 Nopember 2006. PT Panin Sekuritas Tbk, selaku Manajer Investasi, menunjuk Bank sebagai agen penjual utama. Berdasarkan Perjanjian Penetapan Agen Penjual No. 477/RD/OPR/XI/06 tanggal 28 Nopember 2006, dalam melakukan pemasaran Reksa Panin Terproteksi Pasti II, Bank memperoleh pembagian hasil keuangan yang dibayarkan oleh PT Panin Sekuritas Tbk setiap tiga bulannya. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 30 Juni 2011.
b.
Bank mengadakan perjanjian kerjasama pemasaran produk Bancassurance dengan PT Panin Financial Tbk. (d/h PT Panin Life Tbk.) berdasarkan Perjanjian Kerjasama No.01/AGR-BNC/06/2006 tanggal 23 Juni 2006. Produk Bancaassurance adalah produk-produk asuransi jiwa dengan dilengkapi manfaat pasti yang diterbitkan oleh PT Panin Life Tbk, yang terdiri atas Produk Panin Dana Pasti, Produk Panin Flexilinked dan Produk Panin Lifevestlink. Dalam perjanjian tersebut Bank bertindak sebagai agen pemasaran dengan memperoleh kompensasi berupa komisi, dengan jangka waktu perjanjian selama 5 tahun dan dapat diperpanjang kembali.
c.
Bank mengadakan perjanjian kerjasama pemasaran Bahana Reksa Panin Terproteksi III dan IV dengan PT Bahana TCW Investment Management berdasarkan Perjanjian Kerjasama No. 014/BTIMBANKPANIN/0808 tanggal 22 Agustus 2008. Dalam perjanjian tersebut Bank bertindak sebagai agen penjual dengan memperoleh kompensasi berupa imbal jasa, dengan jangka waktu perjanjian selama 1 tahun dan dapat diperpanjang. Pada tanggal 1 September 2010 Bank mengadakan perubahan perjanjian kerjasama, dimana kedua pihak sepakat untuk mengubah daftar reksadana yang ditawarkan menjadi Bahana Reksadana Panin Terproteksi VI, VII, VIII, IX, XI, XII, XIII XIV, XV, A XVI dan A XVII. Pendapatan fee penjualan Reksa Panin Terproteksi Pasti II dan pemasaran Bahana Reksa Panin Terproteksi VI, VII, VIII, IX, XI, XII, XIII XIV, XV, A XVI dan A XVII dan produk Bancassurance dicatat Bank sebagai “Pendapatan operasional lain - lainnya”.
d.
Pada tanggal 10 Desember 2004, VMF memperoleh fasilitas kredit konsumen kemitraan pola channeling dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dengan jumlah maksimum fasilitas sejumlah Rp 100.000 juta yang akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan VMF dengan pelanggan. Sebagaimana tercantum dalam perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, VMF bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, serta memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen99
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
dokumen. Sebagai imbalannya, VMF diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada pelanggan melebihi suku bunga yang dibayarkan kepada BNI. Perjanjian kerjasama pembiayaan ini dilakukan dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, VMF setuju untuk membuka rekening amanat (escrow account) pada BNI. Pinjaman ini dijamin dengan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor yang dibiayai. e.
Pada tanggal 21 Agustus 2009, VMF memperoleh fasilitas kredit konsumen kemitraan pola channeling dari Bank Rakyat Indonesia (Persero) (BRI) dengan jumlah maksimum fasilitas sebesar Rp 50 miliar yang akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan VMF dengan pelanggan. Jangka waktu perjanjian kredit adalah 12 bulan sejak penandatanganan amandemen perjanjian kredit. Sebagaimana tercantum dalam perjanjian kerjasama pembiayaan tersebut, VMF bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, serta memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumendokumen. Sebagai imbalannya, VMF diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada pelanggan melebihi suku bunga yang dibayarkan kepada BRI. Perjanjian kerjasama pembiayaan ini dilakukan dengan dasar without recourse. Pinjaman ini dijamin dengan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor yang dibiayai.
f.
Pada tanggal 4 Nopember 2010, VMF memperoleh fasilitas pinjaman revolving dari Bank CIMB Niaga sebesar Rp 50 miliar. Jangka waktu pinjaman adalah selama 24 bulan sejak ditandatanganinya perjanjian kredit. Suku bunga yang dikenakan adalah sebesar 12,75% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sebesar 111% dan 125%, masing-masing untuk objek pembiayaan dalam kondisi baru dan untuk objek pembiayaan dalam kondisi bekas, dari saldo fasilitas pinjaman.
g.
Pada tanggal 30 Nopember 2010, VMF mengadakan perjanjian jual beli piutang dengan Bank Victoria International (Victoria) dengan jumlah maksimum harga jual beli piutang senilai Rp 100 miliar. Jangka waktu penyediaan plafond jual beli piutang adalah 12 bulan terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian ini. Pada berbagai tanggal di tahun 2010, VMF menjual sebagian piutang pembiayaan konsumen sebesar nilai pokok piutang kepada Victoria sejumlah Rp 20.318 juta
h.
Pada tanggal 8 Desember 2010, VMF memperoleh fasilitas kredit kerjasama penyaluran pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dari Bank DKI dengan jumlah maksimum fasilitas sebesar Rp 100 miliar yang akan digunakan untuk mendanai transaksi pembiayaan konsumen dengan VMF. Jangka waktu perjanjian kerjasama ini adalah 42 (empat puluh dua) bulan sejak penandatanganan perjanjian ini. Pinjaman ini dijamin dengan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor yang dibiayai.
i.
VMF mengadakan perjanjian kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi untuk melindungi kendaraan bermotor yang dibiayai oleh VMF, antara lain dari risiko kehilangan dan kerusakan.
j.
Berdasarkan Akte Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan No. 02 tanggal 14 April 2010 yang dibuat oleh Notaris Arman Lany,SH, notaris di Jakarta, Clipan mendapatkan fasilitas kredit dari Bank Capital dengan fasilitas berikut ini : – Pinjaman Rekening Koran dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 5.000 juta dengan jangka waktu 12 bulan yang berakhir tanggal 14 April 2011. Tingkat bunga 12,5% per tahun. – Pinjaman Angsuran Berjangka dengan jumlah pokok yang tidak melebihi Rp 45.000 juta dengan jangka waktu pinjaman 12 bulan yang berakhir tanggal 14 April 2011. Tingkat bunga 12,5% per tahun.
k.
Berdasarkan surat No.S409/THD/LCBIII/XII/10 tanggal 27 Desember 2010, Clipan mendapatkan fasilitas kredit berupa Pinjaman Transaksi Khusus (PTK) dari Bank CIMB Niaga dengan jumlah maksimum Rp 100.000 juta dengan jangka waktu 36 bulan dan tingkat bunga tetap 11% per tahun. Clipan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 110% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit.
100
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
l.
Pada tanggal 24 Oktober 1996, Clipan menandatangani perjanjian sewa gedung kantor Plaza 89 dengan PT Mulialand Tbk untuk jangka waktu 1 Oktober 1996 sampai dengan 30 September 2000. Pada bulan Maret 1998, Clipan telah pindah kantor ke gedung Plaza Panin Palmerah. Sejak bulan April 1998, Clipan tidak melakukan pembayaran sewa ke PT Mulialand Tbk. Sehubungan dengan itu, pada tanggal 27 Januari 1999 PT Mulialand Tbk mengajukan gugatan kepada Clipan yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 43/PDT.G/1999/PN.Jak.Sel tanggal 29 Juli 1999, Clipan diwajibkan membayar sisa uang sewa, biaya pelayanan dan biaya lainnya untuk masa 14 April 1998 sampai dengan 30 September 1998 sebesar US$ 518.222 dikurangi dengan deposit telepon Clipan sebesar Rp 58 juta dan ditambah denda keterlambatan 2% per bulan terhitung sejak tanggal 21 April 1998 sampai dengan seluruh liabilitas dibayar lunas oleh Clipan. Atas keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tersebut, Clipan telah mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Tinggi Jakarta, dan selanjutnya berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 977/Pdt/1999/PT.DKI tanggal 25 Pebruari 2000, Clipan sebagai pihak yang dikalahkan. Dengan adanya hasil putusan tersebut, Clipan telah mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung RI dan telah menyampaikan memori kasasi tertanggal 26 Oktober 2000 sesuai risalah penerimaan permohonan kasasi No.43/PDT.G/1999/PN.Jkt.Sel. Telah ada surat dari Mahkamah Agung RI kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tentang penyampaian salinan putusan MA No. 2321/K/PDT/2001 tanggal 17 Maret 2003. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, isi Surat Pemberitahuan Putusan Kasasi (formil) kepada Clipan belum diberitahukan sehingga isi Putusan belum diketahui.
m.
Kantor Cabang Semarang Clipan menerima gugatan perbuatan melawan hukum dari CV. Bina Usaha (Penggugat) terkait permasalahan hukum atas 9 (sembilan) unit Truk Tangki yang merupakan objek leasing CV. Bina Usaha (selaku Lessee) dan permasalahan pembayaran liabilitas leasing CV. Bina Usaha kepada Clipan (selaku Lessor). Gugatan tersebut diregister dengan No. 210/Pdt.G/2009/PN.Smg tanggal 7 September 2009. Dalam petitum gugatan, Penggugat antara lain mengajukan sita jaminan terhadap 9 (sembilan) unit Truk Tangki yang. merupakan Objek Leasing, tuntutan ganti rugi materiil sebesar Rp 478 juta dan ganti rugi immateriil sebesar Rp 10.000 juta. Berdasarkan Putusan PN Semarang No.210/Pdt.G/2009/PN.Smg tanggal 26 Mei 2010 memutuskan, antara lain: -
Dalam Pokok Perkara: menolak gugatan CV. Bina Usaha (Penggugat) untuk seluruhnya;
-
Dalam Rekonpensi: mengabulkan gugatan Clipan (selaku Penggugat Rekonpensi) untuk sebagian, menyatakan CV. Bina Usaha (selaku Tergugat Rekonpensi) telah ingkar janji (wanprestasi), memerintahkan Tergugat Rekonpensi untuk membayar ganti rugi materiil kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp 2.526 juta dan denda sebesar 0,4% per hari keterlambatan membayar ganti rugi tersebut.
Atas Putusan PN Semarang No.210/Pdt.G/2009/PN.Smg tanggal 26 Mei 2010, CV. Bina Usaha mengajukan banding kepada pengadilan Tinggi Semarang. Saat ini perkara dalam proses banding di Pengadilan Tinggi Semarang.
n.
Kantor Cabang Bandung Clipan selaku Tergugat menerima gugatan perbuatan melawan hukum dari Yudi Heriyanto (Penggugat) terkait permasalahan pembayaran liabilitas serta objek pembiayaan (jaminan) Penggugat selaku Konsumen kepada Clipan (selaku Perusahaan Pembiayaan). Gugatan tersebut teregister di Pengadilan Negeri Bandung No. 299/Pdt.G/2009/PN.Bdg tanggal 27 Agustus 2009. Dalam petitum gugatan, Penggugat antara lain menuntut untuk penjadwalan utang (reschedulling), penetapan sisa utang sebesar Rp 134 juta dengan jangka waktu pembayaran ditambah menjadi 7 tahun sampai dengan 9 tahun, tuntutan ganti rugi immateriil sebesar Rp 600 juta dan ganti rugi materiil sebesar Rp 30 juta.
101
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Berdasarkan Putusan PN Bandung No. 299/Pdt/G/2009/PN. Bdg tanggal 7 Juli 2010 memutuskan , antara lain : – Dalam Pokok Perkara: menolak gugatan Yudi Heriyanto (Penggugat) seluruhnya; – Dalam Rekonpensi : mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi (Clipan) untuk sebagian, menyatakan Tergugat Rekonpensi (Yudi Heriyanto) telah melakukan perbuatan ingkar janji (wanprestasi), memerintahkan kepada Tergugat Rekonpensi agar menyerahkan Mercedes Benz yang menjadi Obyek Jaminan Fiducia kepada Penggugat Rekonpensi berdasarkan Sertifikat Fiducia No. W 8.0006364.HT.04.06 Th.2009 tanggal 19 Mei 2009 yang memiliki kekuatan eksekutorial, Atas Putusan PN Bandung No. 299/Pdt/G/2009/PN.Bdg tanggal 7 Juli 2010 tersebut Yudi Heriyanto menyatakan Banding. Pada Saat ini perkara tersebut masih dalam proses Banding. o.
Clipan selaku Tergugat II mendapat gugatan perdata dari An Man Oh (selaku Penggugat). Gugatan tersebut teregister di Pengadilan Negeri Bogor dengan No. 61/Pdt.G/2010/PN.Bgr tanggal 9 Juni 2010. Gugatan terkait dengan pelaksanaan lelang eksekusi atas 5 bidang tanah jaminan atas nama Man Oh An (Ah Man Oh) selaku konsumen yang telah wanprestasi (konsumen bermasalah/macet) pada Clipan. Pelaksanaan lelang eksekusi atas jaminan 5 bidang tanah tersebut telah dilakukan pada tanggal 18 November 2009 di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bogor. Dalam petitum gugatan, Penggugat antara lain menuntut untuk menetapkan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap 5 bidang tanah atas nama Man Oh An dan memerintahkan para Tergugat untuk tidak mengalihkan, menjual, menjadikan jaminan kepada pihak lain/pihak ketiga. Saat ini perkara masih dalam proses persidangan di PN Bogor. Clipan selaku Termohon III dari Permohonan Intervensi No. 61/ Pdt.Intervensi/ 2010/PN.Bgr terhadap perkara perdata No.61/Pdt.G/2010/PN.Bgr tanggal 9 Juni 2010 tersebut diatas, yang diajukan oleh Tati (selaku Pemohon Intervensi) di Pengadilan Negeri Bogor. Dalam petitum permohonan, Pemohon Intervensi memohon agar diputuskan, antara lain: menyatakan menolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima gugatan perkara No.61/Pdt.G/2010/PN.Bgr tanggal 9 Juni 2010 yang teregister di Pengadilan Negeri Bogor, menyatakan Pemohon Intervensi sah sebagai Pemenang Lelang berdasarkan Risalah Lelang No.469/2009 tanggal 2 Desember 2009 serta Pemohon Intervensi berhak atas 5 (lima) bidang tanah yang telah dilelang dalam 1 (satu) paket. Saat ini perkara masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Bogor. Selain perkara tersebut di atas, dalam menjalankan kegiatan usahanya sebagai perusahaan pembiayaan, Clipan menerima beberapa gugatan perbuatan melawan hukum yang terutama berkaitan dengan piutang dan transaksi sewa.
50. KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG BERBEDA DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Kendaraan dan inventaris kantor disusutkan dengan metode menurun ganda (double declining balance method), kecuali kendaraan dan inventaris kantor anak perusahaan disusutkan dengan metode garis lurus. 51. PENGARUH KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP BANK DAN RENCANA MANAJEMEN Manajemen menyadari bahwa krisis keuangan global memiliki dampak terhadap volume bisnis Bank dan akan meningkatkan risiko kredit yang dimiliki Bank. Operasi industri perbankan telah terpengaruh dan diperkirakan akan terus terpengaruh oleh ketidakpastian dimasa mendatang yang disebabkan karena kondisi ekonomi global, dimana hal ini merupakan situasi yang berada di luar kendali Bank. Dampak potensial terhadap Bank atas kondisi ini antara lain adalah menurunnya kemampuan membayar debitur yang dapat berakibat pada meningkatnya rasio pinjaman bermasalah Bank. Namun demikian, manajemen telah mengambil langkah-langkah, yang memadai untuk memelihara likuiditas, menjaga kecukupan modal dan melakukan pendekatan secara hati-hati untuk meningkatkan aset, termasuk dalam menyalurkan kredit baru. Manajemen berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya yang memadai untuk melanjutkan kegiatan usahanya dalam waktu mendatang, oleh karena itu, dasar kelangsungan usaha tetap digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan. 102
PT. BANK PANIN Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA TANGGAL 31 MARET 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
Rencana dan strategi manajemen adalah sebagai berikut: a. Memperkuat struktur permodalan melalui kapitalisasi laba ditahan, menjaga rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum Loan to Deposit Ratio dan rasio-rasio likuiditas lainnya secara efektif. b. Meningkatkan pendanaan melalui simpanan dalam bentuk tabungan dan giro, dengan tujuan untuk menurunkan cost of fund secara keseluruhan. c. Meningkatkan Fee Based Income dengan menawarkan produk dan jasa perbankan yang inovatif dengan focus kepada sektor retail dan komersial. d. Memperluas jaringan distribusi dengan menambah jumlah kantor cabang dan ATM untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah. e. Mengimplementasikan Risk Management dan Good Corporate Governance. f. Memperkenalkan jasa perbankan syariah. 52. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN INFORMASI TAMBAHAN Laporan keuangan konsolidasian dari halaman 7 sampai dengan 103 telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 29 April 2011.
103