PROSES DESAIN LANSKAP L’AVENUE DI KAWASAN PANCORAN, JAKARTA SELATAN (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)
ARIEL DIESTO SITUMORANG
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PROSES DESAIN LANSKAP L’AVENUE DI KAWASAN PANCORAN JAKARTA SELATAN (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)”
adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.
Bogor, Februari 2013
Ariel Diesto Situmorang A44080071
RINGKASAN
ARIEL DIESTO SITUMORANG. Proses Desain Lanskap L’Avenue di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain). Dibimbing oleh INDUNG SITTI FATIMAH. Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_Zain, konsultan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap dan bertempat di Bogor. Kegiatan magang ini dilakukan dari Bulan Februari hingga Juni 2012. Konsultan Oemardi_zain masih berstatus studio namun telah memiliki organisasi, sistem kerja, dan teknologi yang baik. Struktur berjalan dengan baik dengan staf yang telah dibagi menjadi beberapa bagian seperti direktur utama, tim konsep dan desain, teknisi, administrasi dan keuangan, dan drafter. Direktur utama merupakan pemilik konsultan dan mempunyai tanggung jawab penuh atas segala urusan internal dan eksternal perusahaan. Tim konsep dan desain terbagi menjadi arsitek senior dan arsitek junior. Sistem dan pembagian kerja pada Oemardi_Zain mengacu pada struktur organisasi tersebut. Alur komunikasi tidak hanya melalui pertemuan langsung, tetapi juga menggunakan alat bantu sosial media sehingga dalam pengerjaannya menjadi lebih efektif. Komunikasi perusahaan pun tak hanya terjadi pada intern, tetapi juga antar konsultan desain lainnya. Berbagai kebijakan dan keputusan yang diambil berdasarkan hasil rapat dan diskusi oleh perusahaan, dengan direktur utama sebagai pemimpin rapat. Dalam setiap proyek yang dimiliki perusahaan, direktur memilih salah satu dari tim konsep dan desain sebagai pimpinan proyek, hal itu berguna untuk mengantisipasi loss control pada proyek. Proyek yang dibahas dalam karya tulis ini adalah proyek desain lanskap L’Avenue di kawasan Pancoran Jakarta Selatan. Proyek tersebut terletak di dekat Patung Pancoran dan merupakan proyek tentang pembangunan kantor dan apartemen yang dikembangkan oleh PT Bintang Rajawali Perkasa yang menjadi klien bagi Oemardi_Zain. Dalam proyek desain lanskap L’Avenue, Oemardi_Zain menerapkan konsep bangunan berkelanjutan yang ramah dalam lingkungan kerja sebagai ide dasar konsep. Dalam konsep tersebut, persepsi dan pandangan user dalam lahan proyek dikontrol dengan elemen lanskap seperti sculpture, ramp, tangga, pohon,
perkerasan, planter, perbedaan material dan lain sebagainya. Konsep tersebut juga mengontrol user dalam beraktivitas dalam lanskap. Selain itu terdapat pula beberapa permasalahan yang ditemui di tapak yang menjadi dasar perumusan tujuan dalam proses desain proyek tersebut. Antara lain, menciptakan area penerimaan, dan rute sirkulasi yang bersifat user-friendly dengan memaksimalkan lahan dan mengacu pada konsep awal proyek. Selain itu, meminimalisir suara atau kebisingan yang timbul dari luar lahan L’Avenue dengan penambahan soft material sesuai kebutuhan. Pembentukan karakter ruang yang dimiliki, penerapan desain bangunan dan lahan berkelanjutan dapat terjadi dan keramahan dalam lingkungan kerja tercapai untuk pengembangan seluruh tapak. Manajemen kerja pada Oemardi_zain difokuskan pada lima bagian, yaitu: struktur organisasi, sistem kerja, proses desain, manajemen studio, dan manajemen proyek. Pada struktur organisasi terdiri atas direktur, manajer administrasi, penanggung jawab kantor, designer & drafter. Pada sistem kerja Oemardi_zain dalam pelaksanaan proyek L’Avenue terbagi dalam empat bagian, antara lain: direktur yang bertugas untuk membuat konsep dan menerjemahkan keinginan klien dalam bentuk desain, project manager bertugas untuk mendesain tapak sesuai konsep, arsitek & arsitek lanskap bertugas untuk mendesain detail elemen lanskap softscape & hardscape, dan drafter & mahasiswa yang bertugas untuk membantu pengerjaan detail elemen lanskap softscape & hardscape. Proses desain L’Avenue mempunyai beberapa tahap, yaitu tahap penerimaan proyek, riset dan analisis, konsep desain, preliminary concept, pengembangan desain, dan gambar kerja. Enam tahapan tersebut merupakan tahapan yang paling penting dan saling bersangkutan satu dengan yang lainnya. Dalam tahap penerimaan proyek klien memberikan proposal kepada konsultan Oemardi_zain dan klien menyampaikan persyaratan umum proyek, kemudian Oemardi_zain mempertimbangkan ide awal desain. Riset dan analisis merupakan tahap pengenalan karakter lanskap dalam segala aspek sehingga Oemardi_zain dapat mengeluarkan ide desain sesuai karakter lanskap yang ada. Setelah mendapatkan ide awal, kemudian dikembangkan melalui konsep desain yang ada. Sehingga mendapatkan konsep
awal mendesain lanskap. Setelah menyalurkan konsep desain di berbagai aspek, masuk ke tahap preliminary concept. Tahap ini menjelaskan desain dengan menggunakan image reference sebagai acuan desain yang akan diterapkan pada proyek. Setelah proses preliminary concept, selanjutnya dituangkan dalam tahap pengembangan desain, yaitu ide pada konsep desain dimatangkan dengan pertimbangan keinginan klien. Setelah sesuai dengan keinginan klien, konsep masuk dalam pembuatan gambar kerja. Pada tahap ini, gambar telah dibuat dengan informasi yang detail untuk ditenderkan pada kontraktor. Manajemen Studio di perusahaan Oemardi_zain meliputi pengolahan dan pengelolaan data setiap proyek berupa pengaturan pengarsipan, dan pengaturan format gambar kerja. Format gambar tersebut antara lain berisi mengenai informasi klien, konsultan penerima proyek, data gambar kerja (tanggal, pendesain, penggambar, skala dsb), dan nama proyek beserta judul gambar. Manajemen proyek ditinjau dari parameter kualitas, biaya dan jadwal. Kualitas produk gambar sebagai hasil dari kegiatan proyek disesuaikan dengan spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Pembayaran biaya dilakukan per tahapan untuk menghindari kegagalan pembayaran. Pengalokasian waktu (jadwal) dalam penyelesaian pekerjaan didukung dengan upaya teamwork. Proyek dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Kata kunci: L’Avenue, kantor dan apartemen, bangunan berkelanjutan, manajemen proyek, proses desain
® Hak Cipta Milik IPB, tahun 2013 Hak Cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan ini hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
PROSES DESAIN LANSKAP L’AVENUE DI KAWASAN PANCORAN, JAKARTA SELATAN (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)
ARIEL DIESTO SITUMORANG
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: Proses Desain Lanskap L’Avenue di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)
Nama
: Ariel Diesto Situmorang
NRP
: A44080071
Program studi : Arsitektur Lanskap
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Indung Sitti Fatimah, MSi NIP 19611111 198903 2 002
Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
Tanggal Pengesahan :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 1 September 1990. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dengan ayahanda Johnny Walker Situmorang yang juga menyelesaikan pendidikan sarjana, magister, dan doktor dari Institut Pertanian Bogor, dan ibunda Iriana Barita Dame Pakpahan. Pendidikan awal penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) Katholik Permata Bunda, Kabupaten Bogor. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di jenjang sekolah dasar SD Katholik Permata Bunda Kabupaten Bogor yang diselesaikan pada tahun 2002. Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan menengah di SMP Negeri 7 Kota Depok dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 99 Jakarta pada tahun 2008. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur ujian masuk tes tertulis (dahulu bernama SNMPTN – Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) pada Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian. Selama menjalankan studinya, penulis juga aktif di berbagai organisasi dan kepanitiaan yang ada di lingkungan kampus. Penulis aktif sebagai anggota dan pengurus dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) periode 2009-2010 dalam divisi Fund-Rising. Berbagai kepanitiaan pernah diikuti penulis baik itu menyangkut pendidikan formal maupun non-formal. Salah satunya, panitia masa perkenalan fakultas, panitia IPB Art Contest (IAC2010) dll. Penulis memiliki ketertarikan dalam bidang seni dan desain. Oleh karena ketertarikan itu, penulis pernah menjadi Asisten Mata Kuliah Pengantar Seni dan Arsitektur untuk semester 4 (2012) dan Asisten Mata Kuliah Proyek Studio untuk semester 7 (2012). Dalam pengembangan bakat dalam bidang seni dan desain serta keterampilannya, penulis melakukan kegiatan magang untuk proses pembuatan skripsi di Oemardi_Zain, perusahaan konsultan arsitektur lanskap. Dalam kurun empat
bulan
itu,
penulis
mendapatkan
pengalaman,
pengetahuan,
dan
keterampilan baru di bidang olah desain.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Proses Desain Lanskap L’Avenue di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain, Bogor) dengan baik. Pembuatan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Indung Sitti Fatimah, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Umar Zain selaku direktur dan pemilik Konsultan Oemardi_zain atas bimbingan dan pengarahan selama proses magang. Mas Hardian, Mba Citra, Mas Beni, Mas Yudi, Mas Adit, Mas Nanang, Mbak Dini, Kak Cancan, Mba Novi, Mba Jule, Mba Dwi, Mas Didin serta segenap staf perusahaan atas segala bantuan dan kerjasamanya selama proses magang. 3. Keluarga tercinta, Papa, Mama, Dr. Ir. Johnny W. Situmorang, MS dan Iriana BD. Pakpahan, Kakak, Abang, dan Adik untuk doa, kasih sayang, dan perhatiannya dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Reni, terima kasih sudah menemani hingga saat ini, atas kasih, canda tawa, perhatian, serta omelan demi kelancaran kuliah dan penyusunan skripsi. 5. Teman-teman penginapan mahos (Andre, Enjoy, Ali, Amin) dan penginapan Iki untuk waktu dan tempat selama proses penyusunan skripsi ini. 6. Pokraw area dan teman bernyanyi (Mario, Faris, Empe, Coco, Teris) atas canda tawa, pemberian semangat melalui lagu-lagu andalan dan pertukaran pikirannya. 7. Teman satu bimbingan skripsi, Niagara Satria Chandra untuk semangat, kritik dan sarannya.
ii
8. Teman seperjuangan magang di Oemardi_zain, Aya dan Dimas untuk bahu-membahu dan saling mengingatkan dalam penyusunan skripsi ini. 9. Teman-teman (Denden, Qicy, Amelau, Lipexu, Ivi) untuk canda tawa dan kebersamaannya. 10. Teman angkatan 45 atas dorongan dan semangatnya, bahu-membahu, suka dan duka dilewati bersama-sama, waktu yang indah selama perkuliahan. 11. Kakak kelas dan adik kelas ARL atas bantuan, semangat, dan dorongan selama kegiatan di IPB. 12. Teman bermain, teman berpendapat, teman seperjuangan, teman asrama, teman kontrakan dan sekaligus menjadi teman kostan selama perkuliahan di IPB (Agung, Pion, Ato, Aji, Jumek, Valdi, Suneo, Dhani) atas kebersamaan, canda tawa, suka cita, bantuan, dorongan dan semangatnya. 13. Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan secara khusus, atas bantuan dan dukungan semangatnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Bogor, Februari 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................x PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Tujuan ........................................................................................................... 2 1.3 Manfaat ......................................................................................................... 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3 2.1 Arsitektur ...................................................................................................... 3 2.2 Lanskap ........................................................................................................ 4 2.3 Arsitektur Lanskap ....................................................................................... 5 2.4 Perancangan Lanskap ................................................................................... 5 2.5 Proses Perancangan Lanskap........................................................................ 6 2.6 Kantor (Office) ............................................................................................. 8 2.7 Apartemen .................................................................................................... 8 2.8 Konsultan Lanskap ....................................................................................... 8 2.9 Evaluasi ........................................................................................................ 9 METODOLOGI .................................................................................................... 10 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang .................................................... 10 3.2 Metodologi ................................................................................................. 11 3.3 Data ............................................................................................................ 11
iv
3.4 Batasan Magang ......................................................................................... 12 KAJIAN LOKASI MAGANG .............................................................................. 13 4.1 Sejarah Umum ............................................................................................ 13 4.2 Data Umum Oemardi_zain ......................................................................... 13 4.3 Struktur Organisasi ..................................................................................... 14 4.4 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................... 15 4.5 Aplikasi Teknologi Informasi .................................................................... 15 4.6 Sistem Kerja Studio .................................................................................... 16 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 18 5.1 Kondisi Umum Proyek L’Avenue .............................................................. 18 5.1.1 Gambaran Umum Kota Jakarta Selatan .................................................. 18 5.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Pancoran ................................................. 18 5.1.3 Gambaran Umum L’Avenue ................................................................... 19 5.2 Hasil............................................................................................................ 21 5.2.1 Contractual Stage .................................................................................... 21 5.2.2 Inventory and Data Collection ................................................................ 22 5.2.3 Analysis, Synthesis, and Concept ............................................................ 23 5.2.4 Preliminary Concept ............................................................................... 31 5.2.4.1 Drop off ................................................................................................ 31 5.2.4.2 Garden Strip ......................................................................................... 31 5.2.4.3 Paving Pattern ...................................................................................... 32 5.2.4.4 Water Feature....................................................................................... 32 5.2.4.5 Planter .................................................................................................. 35 5.2.4.6 Mounding.............................................................................................. 35 5.2.4.7 Swimming Pool ..................................................................................... 36 5.2.4.8 Alfresco ................................................................................................. 36
v
5.2.4.9 Pedestrian Path .................................................................................... 36 5.2.5 Design Development................................................................................ 38 5.2.6 Working Drawing .................................................................................... 48 5.2.6.1 Hardscape ............................................................................................ 51 5.2.6.2 Softscape ............................................................................................... 56 5.3.1 Struktur Organisasi .................................................................................. 62 5.3.2 Sistem Kerja ............................................................................................ 65 5.3.3 Proses Desain .......................................................................................... 66 5.3.3.1 Contractual Stage ................................................................................. 69 5.3.3.2 Inventory dan Data Collection ............................................................. 69 5.3.3.3 Analysis, Synthesis, dan Concept Design ............................................. 70 5.3.3.4 Preliminary Concept ............................................................................ 71 5.3.3.5 Design Development............................................................................. 72 5.3.3.6 Working Drawing ................................................................................. 72 5.3.4 Manajemen Studio ................................................................................... 75 5.3.5 Manajemen Proyek .................................................................................. 79 5.4 Faktor Pendukung dan Penghambat ........................................................... 83 5.4.1 Faktor Pendukung.................................................................................... 83 5.4.2 Faktor Penghambat .................................................................................. 84 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 85 6.1 Simpulan..................................................................................................... 85 6.2 Saran ........................................................................................................... 85 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86 LAMPIRAN .......................................................................................................... 88
vi
DAFTAR TABEL
1. Data yang Dikumpulkan ................................................................................... 12 2. Software yang Digunakan di Oemardi_zain ..................................................... 16 3. Hardware yang Digunakan di Oemardi_zain ................................................... 16 4. Kriteria Pohon Berdasarkan Fungsi .................................................................. 29 5. Daftar Gambar Tahap Pengembangan Desain dan Gambar Kerja.................... 48 6. Jenis Pohon yang Digunakan Pada L’Avenue .................................................. 56 7. Perbandingan Biaya Jasa ................................................................................... 81
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Dua Tahap Proses Perancangan .......................................................................... 7 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain ........................................................ 10 3. Struktur Organisasi Kepengurusan Oemardi_zain ............................................ 14 4. Peta Kecamatan Pancoran ................................................................................. 19 5. Lokasi Proyek L’Avenue (GoogleMaps) .......................................................... 20 6. Lokasi Proyek L’Avenue (GoogleEarth) .......................................................... 20 7. Foto Lokasi Proyek L’Avenue .......................................................................... 22 8. Konsep Ruang ................................................................................................... 27 9. Konsep Sirkulasi ............................................................................................... 29 10. Konsep Vegetasi.............................................................................................. 30 11. Drop Off, Garden Strip, dan Paving Area ...................................................... 33 12. Konsep Water Feature L’Avenue ................................................................... 34 13. Mounding, Pedestrian Path, Swimming Pool, Planter, dan Alfresco Area .... 37 14. Tahap Design Development ............................................................................ 38 15. Site Plan Revisi 1 L’Avenue ........................................................................... 41 16. Site Plan Revisi 2 L’Avenue ........................................................................... 42 17. Final Site Plan L’Avenue ............................................................................... 43 18. Potongan A – A’ ............................................................................................. 44 19. Potongan B – B’ .............................................................................................. 45 20. Potongan C – C’ .............................................................................................. 46 21. Potongan D – D’ ............................................................................................. 47 22. Pola Penyusunan Pavement Material Pada Ground Floor.............................. 53 23. Pola Penyusunan Pavement Material Podium Floor ..... Error! Bookmark not defined.
viii
24. Titik Penanaman Pohon Peneduh Utama ........................................................ 57 25. Titik Penanaman Pohon Peneduh.................................................................... 58 26. Titik Penanaman Pohon Aksen Arsitektural ................................................... 59 27. Titik Penanaman Pohon Aksen Berbunga....................................................... 60 28. Daftar Gambar Pohon ..................................................................................... 61 29. Alur Komunikasi Oemardi_zain ..................................................................... 63 30. Lay Out Studio Oemardi_zain......................................................................... 64 31. Sistem Kerja Perusahaan Oemardi_Zain ........................................................ 65 32. Perbandingan Proses Desain Menurut Simonds dan Oemardi_zain ............... 67 33. Perbandingan Proses Desain Menurut Booth dan Oemardi_zain ................... 68 34. Proses Desain L’Avenue ................................................................................. 74 35. Alur Komunikasi Proyek L’Avenue ............................................................... 75 36. Contoh Lay Out Gambar Kerja Pada Proyek L’Avenue ................................. 77 37. Bagan Parameter Manajemen Proyek Oemardi_zain ..................................... 79
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Perjanjian Kerja .......................................................................................88 2. Image Reference Preliminary Concept .............................................................97 3. Material Plan Ground Floor .............................................................................98 4. Material Plan Podium Floor ...........................................................................101
x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai Ibu kota negara Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. Selain menjadi pusat kegiatan pemerintah, Kota Jakarta juga menjadi sentral bisnis dan niaga yang paling maju di Indonesia. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan penduduk Kota Jakarta menjadi begitu besar seiring dengan tujuan hidup penduduk dan warga perantau yang datang untuk mencari lapangan pekerjaan. Branch (1995) menyatakan bahwa meningkatnya jumlah penduduk, serta beban pembangunan wilayah termasuk di dalamnya tumbuh dan berkembangnya permukiman, industri, dan pusat-pusat kegiatan kota, cenderung menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat perkotaan itu sendiri, akibat semakin meningkatnya lingkungan fisik kritis perkotaan. Pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia semakin meningkat, dan tidak disertai dengan meluasnya lahan. Perubahan ini memberikan pengaruh terhadap perkembangan kota. Oleh sebab itu, untuk menanggulangi pemakaian lahan yang berlebihan di kota dan tidak mengurangi fungsi lahan tersebut didapat suatu pemahaman manusia untuk membangun alternatif fasilitas
guna
mendapatkan kenyamanan melalui pembuatan kawasan yang dapat mendukung kebutuhan manusia. Salah satu kawasan baru yang dibangun dan dikembangkan adalah L’Avenue. L’Avenue merupakan sebuah proyek yang dipilih oleh owner dan akan dijadikan sebagai nama kawasan di daerah Pancoran, Jakarta Selatan. Kawasan ini memiliki luas area 24.507 m2 dan merupakan proyek mixed-use development (pengembangan suatu kawasan dengan berbagai fungsi) yang meliputi office, apartemen dan retail. Kegiatan magang ini dilakukan di salah satu konsultan yang bergerak di bidang perencanaan dan perancangan lanskap, khususnya pada landscape designing consultant, Oemardi_zain. Keikutsertaan dalam kegiatan studio dalam proses perancangan lanskap diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme diri serta kompetensi sebagai arsitek lanskap.
1
1.2 Tujuan Tujuan dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut: 1. Memahami sistem dan teknik dalam perancangan serta mengikuti proses desain lanskap L’Avenue yang dilakukan oleh perusahaan lanskap Oemardi_zain. 2. Menganalisis proses desain lanskap L’Avenue sesuai dengan mekanisme kerja perusahaan lanskap Oemardi_zain. 3. Mempelajari dan mengikuti proses bekerja di studio dan di lapangan sesuai dengan manajemen kerja yang diterapkan oleh Oemardi_zain. 1.3 Manfaat Manfaat dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi lapangan kerja. 2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang perancangan lanskap. 3. Memberikan pengalaman kerja nyata dalam bidang perancangan lanskap.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut (Anonim, 2010). Berdasarkan kamus, kata arsitektur (architecture), berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton = tukang, maka architecture adalah karya kepala tukang. Berikut ini akan dijelaskan arti kata arsitektur menurut beberapa tokoh dalam seni, antara lain: 1. Amos Rapoport, mengatakan bahwa arsitektur adalah segala macam pembangunan yang secara sengaja dilakukan untuk mengubah lingkungan fisik dan menyesuaikannya dengan skema-skema tata cara tertentu untuk lebih menekankan pada unsur sosial-budaya. 2. Cornelis Van de Ven, memberikan pandangan mengenai arsitektur yang berarti menciptakan ruang dengan cara yang benar-benar direncanakan dan dipikirkan. Pembaharuan arsitektur yang berlangsung terus menerus sebenarnya berakar dari pembaharuan konsep-konsep ruang. 3. Benjamin Handler, mengatakan bahwa arsitek adalah seniman struktur yang menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri. 4. Djauhari Sumintardja, mengartikan bahwa arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari gangguan) dan kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketenangan, dll). 5. Vitruvius, dalam pandangannya mengenai arsitektur dibagi dalam tiga aspek. Aspek yang harus disintesiskan dalam arsitektur yaitu firmitas (kekuatan atau konstruksi), utilitas (kegunaan atau fungsi) dan venustas (keindahan atau estetika).
3
6. Brinckmann, mengartikan bahwa arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan bentuk. Arsitektur adalah penciptaan ruang dan bentuk. 7. Buowkundige Encyclopedi, memberi pandangan bahwa arsitektur adalah mendirikan bangunan dari segi keindahan (sedangkan mendirikan bangunan dari segi konstruksi disebut ilmu bangunan). 2.2 Lanskap Lanskap atau bentang darat merujuk pada susunan daerah tanah dan representasi visualnya, khususnya seperti yang digambarkan dalam lukisan. Dalam hal fisik, istilah lanskap menyatakan penafsiran visual atas susunan tanah, karena ini adalah cara utama di mana lanskap dirasakan. Menurut Simond (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap karakter harus menyatu secara harmonis dan alami untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Sedangkan Menurut Eckbo (1964), lanskap adalah keseluruhan elemen fisik secara kompleks di suatu area atau daerah. Lanskap terdiri atas beberapa kategori unsur utama: 1. Bentuk tanah 2. Vegetasi 3. Unsur struktural buatan manusia 4. Kedalaman dan luas pandangan Lanskap juga termasuk: 1.
Badan air
2.
Bentuk kehidupan lain, seperti fauna
3.
Keberadaan manusia
4.
Representasi artistik buatan manusia
5.
Arah pencahayaan Bentuk tanah didasarkan pada sekumpulan unsur yang termasuk
ketinggian, kecuraman, orientasi, stratifikasi, pajanan cadas, dan jenis tanah. Menurut namanya, bentuk tanah termasuk gundukan, bukit, tebing, lembah, dll. Praktek mendesain lanskap untuk kepuasan visual dan aspek fungsional lainnya
4
adalah arsitektur lanskap, yang ahlinya disebut arsitek lanskap. Bila istilah lanskap merujuk pada lukisan diam, cuaca dan keadaan udara juga merupakan unsur penting. 2.3 Arsitektur Lanskap Pada dasarnya Arsitektur Lanskap merupakan suatu ilmu dan seni perencanaan (planning) dan perancangan (design) serta pengaturan lahan, penyusunan elemen - elemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, hingga pada akhirnya dapat tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis (Hakim dan Utomo, 2004). Dengan demikian, arsitektur lanskap mempunyai wawasan dan berperan dalam berbagai proyek mulai dari yang berskala besar seperti: studi perancangan regional, studi kebijakan ruang terbuka, perancangan tapak daerah industri, perancangan kawasan rekreasi, public parks, sampai kepada desain dan konsultasi proyek-proyek dalam skala yang lebih kecil seperti taman lingkungan manusia (Hakim dan Utomo, 2004). 2.4 Perancangan Lanskap Perancangan lanskap merupakan perluasan dari perencanaan lanskap, dimana proses itu masih merupakan satu lingkup didalam perencanaan. Perencanaan ini lebih dimaksimalkan pada komponen rancangan, bahan tanaman, dan kombinasinya sebagai pemecah masalah terhadap kendala di dalam rencana tapak (Laurie, 1984). Sedangkan
rencana
tapak
menunjukkan
daerah-daerah
kegunaan
(fungsional) berikut jalur-jalur sirkulasinya, perancangan pertamanan yang terperinci bersangkutan dengan permukaan-permukaan, tepian-tepian dan jalur miring yang menghubungkan perbedaan ketinggian permukaan, perkerasan permukaan, dan pengaliran air permukaan, serta seluruh keputusan-keputusan yang harus dibuat sebelum proyeknya dapat dibangun dan ditanami (Laurie, 1990). Merancang tidak seperti pekerjaan seni, yang mana biasanya terkelola dan dibuat secara langsung, skala pekerjaan arsitektur lanskap pada dasarnya
5
membutuhkan persiapan perantara dalam langkah-langkah dari sebuah gambaran simbolik sebagai gagasan yang abstark dari realitas masa depan (Loidl dan Bernard, 2003). Menurut Simonds (1983), hasil dari perancangan yang menakjubkan dan mendapatkan hasil yang optimal terjadi karena penggunaan dan perpaduan kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam tapak rancangannya. Laurie (1984) pun menambahkan bahwa bentuk dan wujud rancangan timbul dari potensi dan kendala tapak serta perumusan yang jelas dalam penentuan masalah perancangan. 2.5 Proses Perancangan Lanskap Menurut Simonds (1983), proses perencanaan/perancangan terdiri atas: 1. Comission, merupakan tahapan pemberian tugas dan persiapan, yang berhubungan dengan persetujuan kontrak dengan klien dalam bentuk tertulis sebagai dasar pegangan pelaksanaan tugas. 2. Research, merupakan tahap pengumpulan data berbagai informasi yang didapat dari kegiatan inventarisasi. 3. Analysis, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang ada dan penentuan kendala serta potensi. 4. Syntesis, merupakan tahap pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi sebagai bentuk persiapan dalam menentukan alternatif perencanaan. 5. Construction, merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. 6. Operation, merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi penampakan.
Booth (1983) memaparkan, proses perancangan dimulai dengan pemberian pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik, memberi informasi yang jelas tentang sebuah desain, memberikan solusi terbaik dalam alternatif sebuah desain, dan kemudian menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Dalam hal ini, perancangan L’Avenue akan menghasilkan desain yang menarik dengan mengikuti proses tahapan desain tersebut. Proses desain menurut Booth (1983) antara lain:
6
1. Project Acceptance, merupakan tahapan penerimaan proyek dengan persetujuan kontrak dengan klien. 2. Research and Analysis, merupakan tahap pengumpulan data berupa persiapan peta dasar, inventarisasi dan analisis, wawancara dengan klien, dan pengembangan program. 3. Design, merupakan tahap perancangan yang terbagi atas diagram fungsi, diagram hubungan tapak, concept plan, studi bentuk perancangan, preliminary design, schematic plan, master plan, design development. 4. Construction Drawing, merupakan tahap pembuatan gambar-gambar konstruksi dengan pembagian layout plan, grading plan, planting plan, dan construction details. 5. Implementation, merupakan tahap pelaksanaan dalam sebuah proyek. 6. Post-Construction Evaluation Maintenance, merupakan tahap evaluasi setelah konstruksi 7. Maintenance, merupakan tahap pengelolaan untuk hasil proyek yang sudah ditetapkan. Menurut tahapannya, proses perancangan dibagi menjadi 2 tahap yang dilakukan bersamaan, tetapi saling berdiri sendiri. Dua tahap ini adalah site analysis dan program analysis (Gambar 1). Selama site analysis, perancang mencari kompilasi alami, buatan, budaya, dan karakter visual dari suatu tapak. Kompilasi tersebut harus menginventarisasi atribut buatan tapak tanpa menganggap hal tersebut merupakan fitur yang positif atau negatif. Dalam waktu yang sama, program analysis dimulai dengan sebuah kompilasi yang detail mengenai kebutuhan dan keinginan klien. Program ini adalah kebutuhan awal untuk membuat inventarisasi (Ingels, 2004).
Inventarisasi Kebutuhan Program
Analisis Kebutuhan Program
Inventarisasi Tapak
Analisis Inventarisasi Tapak
Diagram Fungsional
Pengembangan Master Plan
Gambar 1. Dua Tahap Proses Perancangan (Ingels, 2004)
7
2.6 Kantor (Office) Kantor (dari bahasa Belanda kantoor) adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi. Kantor sering dibagi kepada dua jenis; kantor yang terbesar dan terpenting biasanya dijadikan kantor pusat, sedangkan kantor lainnya dinamakan kantor cabang. 2.7 Apartemen Pengertian tentang apartemen itu sendiri memiliki beberapa penjelasan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Apartemen mempunyai pengertian yaitu suatu ruang atau kumpulan ruang yang digunakan untuk tempat tinggal yang sifatnya digunakan untuk keperluan 2. Apartemen mempunyai pengertian yaitu sebuah rumah atau wadah bagi serangkaian pengalaman emosional yang juga berarti tempat untuk bersantai atau melepas diri dari ketegangan kehidupan, keributan, dan kekhawatiran oleh karena itu apartemen harus menyediakan kenyamanan, keindahan, keamanan, privasi bagi kehidupan keluarga tinggal di dalamnya 3. Apartemen mempunyai pengertian yaitu suatu bangunan yang mempunyai tiga unit atau lebih runah tinggal di dalamnya, yang merupakan suatu kehidupan bersama dalam lingkungan tanah yang terbatas dimana masingmasing unit hunian itu dapat digunakan atau dimiliki secara terpisah 4. Apartemen mempunyai pengertian yaitu sebagai jenis unit tempat tinggal keluarga kecil. Sebuah rumah tinggal yang sendiri bagi satu keluarga. 2.8 Konsultan Lanskap Konsultan adalah seseorang atau lembaga yang secara profesional memberikan nasehat-nasehat, pelayanan, atau pelatihan, tentang hal-hal yang berhubungan dengan bidang pengetahuan tertentu yang dihadapinya. Gold (1980) mengatakan, konsultan lanskap adalah pengembangan swasta yang memiliki
8
tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Konsultan mampu mewujudkan loyalitas yang tinggi dan kokoh terhadap profesinya melalui azas profesionalisme, dengan sendirinya pula bersamaan dengan itu akan terbentuk loyalitas terhadap Pemberi Tugas seperti yang diharapkan oleh berbagai pihak. Sehingga seluruh kepentingan, maksud, dan tujuan pihak pemberi tugas akan terlindungi oleh karenanya (Dipohusodo, 1996). 2.9 Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan menilai, mentaksir, dan mengkaji. Evaluasi diperlukan untuk mendukung pengambilan kesimpulan dan keputusan tentang suatu program serta nilainya. Evaluasi bertujuan untuk menyeleksi dan menampilkan informasi sehingga hasil yang didapat nyata. (Echols dan Shadily 1986).
9
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di konsultan lanskap Oemardi_zain. Perusahaan ini beralamat di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 20, Bogor, Jawa Barat (Gambar 2). Kegiatan utama dalam pelaksanaan magang ini yaitu mempelajari proses perancangan dengan fokus pada proyek L’Avenue Mixed-Used Development.
Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (sumber: GoogleMaps)
Dalam pelaksanaannya, kegiatan magang ini dilakukan selama empat bulan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli. Jadwal harian kegiatan magang adalah hari Senin - Jumat dimulai pukul 09.00-18.00 waktu setempat. Kegiatan magang ini dibagi dalam beberapa bagian antara lain persiapan, pengenalan kantor, pembelajaran pembagian kerja dan prosedur dalam pengerjaan proyek, pengumpulan data awal, analisis-sintesis, survey untuk pengumpulan data, pembuatan konsep dan desain, dan terakhir adalah laporan hasil magang.
10
3.2 Metodologi Metode magang yang dilakukan dalam proses perancangan ini ialah dengan: 1. Aktif dalam kegiatan perusahaan terutama dalam bidang perancangan di studio dan di lapangan. 2. Melakukan studi pustaka untuk melakukan pengumpulan data dalam proses perancangan baik melalui buku maupun website yang terkait. 3. Mengenal dan memahami manajemen kerja studio. Tahapan pekerjaan magang yang dilaksanakan dalam kegiatan magang ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu: 1. Orientasi perusahaan, yaitu langkah awal untuk membiasakan diri dalam perusahaan, adaptasi terhadap perusahaan, mempelajari struktur organisasi dan profil perusahaan, pengenalan staf kerja, dan pembelajaran ilmu perancangan untuk bekal pembuatan karya lanskap suatu proyek pada nantinya. 2. Evaluasi, yaitu hasil review seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan untuk proses seleksi data yang dibutuhkan sesuai dengan rencana awal kegiatan magang. 3.3 Data Bentuk data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi lapang yang dilakukan selama mengikuti kegiatan perancangan, dalam kegiatan perancangan lanskap perusahaan baik pada kegiatan perancangan di studio maupun di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan studi pustaka dengan melakukan pengumpulan data baik dari buku maupun website terkait. Data yang dikumpulkan selama kegiatan magang L’Avenue di Konsultan Lanskap Oemardi_zain, Bogor dibagi menjadi dua bagian, yaitu data yang berhubungan dengan proyek yang dikerjakan dan data yang berhubungan dengan perusahaan. Berikut ini akan ditampilkan tabel jenis data perusahaan dan data dalam proyek L’Avenue beserta sumbernya.
11
Tabel 1. Data yang Dikumpulkan Jenis Data Bentuk Data KELEMBAGAAN Sejarah Perusahaan Deskripsi Data Umum Perusahaan Deskripsi Struktur Organisasi Diagram Visi dan Misi Deskripsi Aplikasi Teknologi Deskripsi & Tabel Sistem Kerja Deskripsi & Diagram Manajemen Studio Deskripsi & Gambar Manajemen Proyek Deskripsi & Gambar DATA PROYEK L'AVENUE Skala Pekerjaan Deskripsi Kondisi Umum Deskripsi Penerimaan Proyek Deskripsi & Spasial Riset & Analisis Deskripsi & Spasial Konsep Desain Deskripsi & Spasial Preliminary Concept Deskripsi & Spasial Pengembangan Desain Deskripsi & Spasial Gambar Kerja Deskripsi & Spasial
Sumber Oemardi_zain Oemardi_zain Oemardi_zain Oemardi_zain Oemardi_zain Oemardi_zain Oemardi_zain Oemardi_zain Klien & Oemardi_zain Arsitek & Oemardi_zain Oemardi_zain Oemardi_zain Oemardi_zain Oemardi_zain Oemardi_zain Oemardi_zain
3.4 Batasan Magang Kegiatan magang yang dilakukan meliputi pembelajaran dalam pekerjaan nyata dengan staf perusahaan melalui pengamatan dan mengikuti setiap kegiatan proses desain lanskap yang dilakukan perusahaan sesuai dengan mekanisme kerja di konsultan Oemardi_zain. Kegiatan magang difokuskan pada desain lanskap L’Avenue dibawah bimbingan direktur OZ, project manager, dan tim pendukung lainnya. Kegiatan studio yang dilakukan berupa kegiatan drafting gambar meliputi gambar material dan dimension plan, planting plan, section, gambar perspektif dan beberapa gambar detail lainnya.
12
BAB IV KAJIAN LOKASI MAGANG 4.1 Sejarah Umum Konsultan Lanskap Oemardi_zain berdiri pada tahun 2004 dan didirikan oleh Ir. Umar Zain beserta istrinya Ir. Dini Arfianti. Bapak Umar Zain adalah seorang Sarjana Pertanian lulusan IPB tahun 1994 dengan bidang studi Arsitektur Lanskap. Setelah 12 tahun berkarir dibidang lanskap, Umar Zain mencoba untuk mendirikan sebuah konsultan yang bergerak di bidang lanskap. Pada awal pendiriannya konsultan lanskap ini terdiri atas 2 staf, namun saat ini Oemardi_zain telah memiliki 21 staf. Pengembangan terus dilakukan oleh konsultan lanskap Oemardi_zain, diantaranya menambah karyawan dengan basis arsitektur agar dapat membuat karya yang lebih variatif dan dapat bersaing dengan konsultan lanskap lainnya. Jasa yang diberikan oleh konsultan lanskap Oemardi_zain adalah pekerjaan perancangan lanskap. Lingkup pekerjaan perancangan Oemardi_zain meliputi perancangan lanskap hotel, club, resort, residential, theme park, civic, dan comercial park. 4.2 Data Umum Oemardi_zain Saat ini Oemardi_zain merupakan konsultan yang masih berbentuk studio (belum berupa badan hukum). Namun dalam perkembangan dan pengembangan, perusahaan ini akan diajukan menjadi bentuk lembaga resmi berupa badan hokum sesuai dengan pemberitahuan direktur perusahaan. Data umum Oemardi_zain dapat dijabarkan sebagai berikut: Nama Perusahaan
: Oemardi_zain
Asal Negara
: Indonesia
Tahun Pembentukan : 2004 Alamat
: Perumahan Bumi Menteng Asri Blok BE no 2. Bogor. Jawa Barat
No Telephone
: +62 251 8319 664
No Fax
: +62 251 8319 664
E-mail
:
[email protected]
13
4.3 Struktur Organisasi Secara terstruktur organisasi Oemardi_zain terdiri atas Principal & Direktur, Associate, Manajer Administrasi, Penanggung Jawab, Design & Drafter yang dapat dilihat pada bagan dibawah (Gambar 3).
Principal & Direktur Ir. Umar Zain
Manajer Administrasi Ir. Budi Nugraha K
Associate Ir. Dini Arfianti
Penanggung Jawab Hardian Noviyanto
Design Landscape Architect Beny Susanto
Architect Aditya Nugraha
Citra Indaharti
Novie Indie
Julina Purwaningsih
Lisa Hardini
Dwi Setyanti Nanang Sudrajat
Drafter
Chandra Nurnovita Irfan Muhammad Listya D. Nastitie Bulan Ramafriani
Drafter Didin Syihabudin Acep Kiki Maenaki Muhammad Arif Nurdin Pujianto Pratama Rifandi Darmawan
Gambar 3. Struktur Organisasi Kepengurusan Oemardi_zain (Sumber: Oemardi_zain, 2012)
14
Tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi Oemardi_zain dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Principal/Direktur, merupakan manager dan kepala dalam perusahaan. Bertanggung jawab terhadap kinerja staf, hubungan dengan klien, memutuskan dalam penerimaan proyek, membimbing dalam pelaksanaan proyek, dan bertugas sebagai konseptor dalam suatu proyek. 2. Associate, merupakan pihak yang membantu dan mendukung jalannya perusahaan dari awal terbentuknya perusahaan. 3. Manajer Administrasi, merupakan sesorang yang bertanggung jawab atas segala aktifitas pegawai dan administrasi yang ada di dalam perusahaan. 4. Penanggung Jawab, merupakan pihak pertama setelah direktur perusahaan yang mengkomandoi seluruh aktivitas proyek dalam perusahaan. 5. Drafter & Designer, merupakan bagian yang bertugas menggambar hasil desain yang telah ditentukan konsepnya. Pada bagian inilah mahasiswa melaksanakan kegiatan magang. 4.4 Visi dan Misi Perusahaan Visi konsultan lanskap Oemardi_zain adalah untuk menjadi leader, “to be a world class landscape consultant”. Visi perusahaan ini diterapkan karena beberapa perusahaan dan developer yang terdapat di Indonesia lebih percaya pada konsultan asing dibandingkan dengan konsultan yang ada di Indonesia. Sedangkan misi perusahaan ini adalah “memberikan pelayanan lanskap dengan produk yang terbaik dengan harga yang relatif murah”. 4.5 Aplikasi Teknologi Informasi Perusahaan Oemardi_zain menggunakan beberapa aplikasi teknologi dalam
mendukung
proses
kerja
pada
perusahaan.
Selama
mahasiswa
melaksanakan kegiatan magang di Oemardi_zain terdapat beberapa software (perangkat lunak) dan hardware (perangkat keras) yang digunakan untuk mengerjakan proyek, termasuk proyek L’Avenue. Berikut ini dijelaskan beberapa software dan hardware yang digunakan di perusahaan Oemardi_zain beserta kegunaan dan jumlahnya.
15
Tabel 2. Software yang Digunakan di Oemardi_zain No Fasilitas 1 AutoCAD 2004 2 3D Studio Max 3 Google Sketch Up 4 Google Earth 5 Adobe Photoshop 7.0 dan CS4 6 Adobe Acrobat 7 MS. Office 2003 dan 2007 8 Yahoo Messenger dan Digsby Sumber: Oemardi_zain, 2012
Kegunaan CAD drawing 3D Rendering dan animation 3D Rendering dan animation Map Searching Rendering dan image editing Dokumentasi dan publikasi Dokumentasi Komunikasi internal dan eksternal
Tabel 3. Hardware yang Digunakan di Oemardi_zain No Hardware 1 Server 2 Work station (Personal Computer) 3 Laptop 4 Pinter A3 5 Printer A4 6 Scanner A4 7 Mesin Fax dan Telepon Sumber: Oemardi_zain, 2012
Jumlah 1 17 1 3 1 1 1
4.6 Sistem Kerja Studio Sistem kerja di konsultan lanskap Oemardi_zain adalah secara teamwork. Proyek yang dikerjakan di Oemardi_zain secara keseluruhan dikerjakan secara bersama-sama oleh staf perusahaan. Direktur perusahaan juga sebagai penganalisis proyek awal dan menjadi konseptor utama dalam seluruh proyek yang dikerjakan. Setiap pekerjaan dapat melibatkan seluruh anggota untuk saling membantu, mengisi, dan mendukung untuk mendapatkan hasil desain yang maksimal. Pelaksanaan studio di Oemardi_zain dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi. Sistem penggunaan komputer telah terstruktur dengan baik. Setiap proyek memiliki folder tersendiri yang diberi nama sesuai dengan nama proyek. Setiap komputer yang digunakan oleh masing-masing staf terhubung dengan jaringan LAN hingga peletakan data proyek dapat diketahui oleh setiap
16
pegawai. Selain itu setiap komputer terhubung dengan jaringan internet hingga mempermudah hubungan antara karyawan, owner dan pimpinan. Secara umum, hasil komputerisasi di Oemardi_zain berupa printout gambar CAD yang akan diberikan kepada klien maupun kontraktor. Kertas yang digunakan umumnya adalah kertas berukuran A3. Selain gambar CAD, terdapat pula hasil akhir berupa gambar ilustrasi dengan menggunakan software Adobe Photoshop, SketchUp dan 3Dmax. Hasil akhir Adobe Photoshop biasanya digunakan sebagai ilustrasi gambar perspektif dan potongan, untuk SketchUp dan 3Dmax biasanya digunakan sebagai gambar 3D secara keseluruhan sesuai permintaan klien.
17
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Umum Proyek L’Avenue 5.1.1 Gambaran Umum Kota Jakarta Selatan Jakarta Selatan terletak pada 106’22’42 Bujur Timur (BT) s.d. 106’58’18 BT, dan 5’19’12 Lintang Selatan (LS). Luas Wilayah sesuai dengan Keputusan Gubernur KDKI Nomor 1815 tahun 1989 adalah 145,37 km2 atau 22,41% dari luas DKI Jakarta. Terbagi menjadi 10 kecamatan dan 65 kelurahan, berada di belahan selatan banjir kanal dengan batas-batas wilayah sebagai barikut: 1.
Sebelah Utara
: Banjir Kanal Jl. Jenderal Sudirman Kecamatan Tanah Abang, Jl. Kebayoran Lama dan Kebun Jeruk
2.
Sebelah Timur
: Kali Ciliwung
3.
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Kota Administrasi Depok
4.
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kecamatan Ciledug, Kota Administrasi Tangerang
Topografi Wilayah Jakarta Selatan pada umumnya dapat dikategorikan sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25%. Ketinggian tanah rata-rata mencapai 5-50 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian selatan, banjir kanal relatif merupakan daerah perbukitan jika dibandingkan dengan wilayah bagian utara. Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata pertahun 27°C dengan tingkat kelembapan berkisar antara 80-90%. Arah angin dipengaruhi angin Muson Barat terutama pada bulan Mei-Oktober. 5.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Pancoran Kecamatan Pancoran merupakan pecahan dari kecamatan Mampang Prapatan pada tahun 1985, waktu itu bernama kecamatan perwakilan Pancoran. Kecamatan Pancoran terletak di Kotamadya Jakarta Selatan dengan luas mencapai 8,23 km2 dan terdiri dari 6 Kelurahan antara lain: Pancoran, Duren Tiga, Kalibata, Cikoko, Pangadegan, dan Rawajati. Kecamatan Pancoran memiliki batas wilayah sebagai berikut: 18
1. Sebelah Utara
: Tebet
2. Sebelah Timur
: Kramat Jati Jakarta timur
3. Sebelah Selatan
: Pasar Minggu
4. Sebelah Barat
: Mampang Prapatan
Gambar 4. Peta Kecamatan Pancoran (Sumber: Tatakota Jakartaku, 2012) 5.1.3 Gambaran Umum L’Avenue Salah
satu
proyek
yang
sedang
dikerjakan
konsultan
lanskap
Oemardi_zain selama mahasiswa melakukan kegiatan magang adalah proyek desain lanskap sebuah office dan apartment L’Avenue. Proyek ini dirancang dengan tujuan dapat memberikan ketenangan untuk pengguna tapak dengan konsep komplek bangunan berkelanjutan yang ramah dalam lingkungan kerja. Pemilik atau pemberi kerja proyek ini adalah sebuah perusahaan pengembang yakni PT Bintang Rajawali Perkasa. Proyek perancangan L’Avenue melibatkan beberapa konsultan yang diantaranya terdiri dari konsultan arsitektur, konsultan struktur, konsultan teknik sipil, konsultan pencahayaan, dan konsultan
19
lanskap. Proyek ini mulai dikerjakan oleh Oemardi_zain sejak Desember 2011 dengan batasan pekerjaan berupa desain lanskap perkantoran dan apartemen.
Gambar 5. Lokasi Proyek L’Avenue (Sumber: GoogleMaps) Proyek ini terletak di Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Raya Pasar Minggu KM. 16, Pancoran – Jakarta Selatan. Proyek ini berada di pinggir jalan utama akses antara Kota Jakarta dan Kota Depok, sehingga termasuk dalam lokasi yang strategis dalam pengembangan tujuan proyek. Berikut ini adalah gambar lokasi proyek yang diambil melalui software GoogleEarth.
Gambar 6. Lokasi Proyek L’Avenue (Sumber: GoogleEarth)
20
5.2 Hasil 5.2.1 Contractual Stage Contractual stage atau penerimaan proposal proyek baik dari arsitek lanskap maupun klien merupakan tahap awal proses dalam desin (Lampiran 1, Surat Perintah Kerja (SPK) Pasal II). Pada pertemuan pertama antara kedua pihak, klien menyampaikan keinginan dan persyaratan general/umum terhadap perancangan L’Avenue dan arsitek lanskap menyampaikan proposal tertulis yang lebih detail tentang servis, produk, dan biaya servis. Pada proyek L’Avenue, klien menyampaikan visi dan misi proyek serta keinginan desain lanskap L’Avenue dengan mencakup lingkup pekerjaan: 1. Desain geometri dan komposisi material lanskap area perencanaan. 2. Desain dan penataan eksternal lighting, water feature, dan feature lainnya. 3. Desain dan penataan eksternal pavement, planters, walls, dan feature perkerasan lainnya. 4. Desain dan komposisi elemen hardscape penunjang seperti timber deck, pergola, shade, signage, seating, steps dan ramp, railing, dan elemen hardscape lainnya. 5. Pemilihan dan penataan jenis tanaman. 6. Desain sistem irigasi dan drainase lanskap kawasan. Klien juga menyampaikan tahap pekerjaan dalam area perencanaan L’Avenue (Lampiran 1, SPK Pasal I). Area tersebut meliputi: 1. Main Entrance dan Drop Lobby Area Courtyard 2. Office Tower dan Apartment Main Courtyard 3. Apartment’s Pool Courtyard 4. Apartment’s Play dan Games Court 5. Office dan Retail Garden 6. Roof Garden 7. Area Batas Kawasan/ Green Tahap pekerjaan perencanaan lanskap meliputi kegiatan studio dan koordinasi dengan pihak yang bersangkutan.
21
5.2.2 Inventory and Data Collection Tahap ini berkaitan dengan inventarisasi dan pengambilan data. Inventarisasi dilakukan Oemardi_zain melalui wawancara, studi pustaka dan survei lapang. Pada proyek L’Avenue, data awal tentang tapak yang didapatkan dari klien meliputi baseplan dan acuan desain. Gambar baseplan awal yang berasal dari klien berisi batas desain pada tapak lengkap dengan tata letak desain bangunan yang akan dibangun melalui rancangan konsultan arsitek yaitu Urbane Architecture Consultant. Kemudian, gambar baseplan yang telah dirancang arsitek diberikan kepada konsultan arsitek lanskap, Oemardi_zain. Gambar tersebut berguna bagi Oemardi_zain sebagai bahan pengamatan kondisi tapak dan bahan pengecekan secara langsung dengan lokasi tapak sebenarnya. Pada tahap ini, juga dilakukan pengambilan foto kondisi lokasi pada saat sebelum proyek (Gambar 7).
Gambar 7. Foto Lokasi Proyek L’Avenue (Diambil tanggal 30 November 2011) Lokasi proyek terletak di Jalan Raya Pasar, dimana jalan ini merupakan salah satu akses utama menuju Kota Jakarta melalui Pancoran. Oleh sebab itu daerah ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna L’Avenue karena kebisingan dan polusi yang tinggi. Untuk menciptakan kondisi yang nyaman, maka desain taman didominasi oleh pepohonan yang disesuaikan dengan konsep. Penempatan tanaman untuk kenyamanan, tanaman untuk area terbuka hijau, tanaman sebagai penghalang juga dipertimbangkan sesuai lokasi tapak. Lahan yang digunakan untuk kawasan L’Avenue awalnya adalah area kosong dan area terbuka yang sebagian besar adalah lahan kosong.
22
5.2.3 Analysis, Synthesis, and Concept Acuan desain yang diberikan oleh klien digunakan Oemardi_zain sebagai bahan analisis pembuatan konsep desain. Pembuatan konsep sebagai bentuk hasil riset, analisis, dan sintesis L’Avenue dilakukan oleh konseptor sekaligus direktur utama perusahaan. Perancangan L’Avenue ini secara keseluruhan mengusung satu visi yakni “Sustainable Building Complex Comfortable Working Environment” yang mempunyai arti Komplek Bangunan Berkelanjutan yang Ramah Dalam Lingkungan Kerja. Konsep ini dipilih dengan meneruskan keinginan klien yang ingin menciptakan suasana yang dapat memfasilitasi keinginan pengguna dalam melakukan aktivitas dalam satu area. Konsep umum perancangan L’Avenue yang sudah ditentukan kemudian diterjemahkan oleh direktur Oemardi_zain yang bertindak sebagai konseptor utama dan dibantu oleh project manager beserta tim kerja. Aspek yang ditawarkan oleh L’Avenue bervariasi dengan adanya tema mixed use didalam perancangan. Area tersebut dibagi menjadi beberapa bagian dengan bantuan zoning namun tetap memprioritaskan fungsi area tersebut. Bagian pertama adalah sebagai area office yang diarahkan pada bagian depan tapak. Bagian kedua dalam proyek adalah area apartment yang diarahkan pada bagian tengah tapak. Bagian terakhir adalah area retail yang mengelilingi seluruh tapak untuk mendukung aktivitas pengguna dalam tapak. Konsep ini kemudian ditingkatkan dengan penambahan ruang terbuka hijau diharapkan dapat meminimalisir polusi yang diakibatkan oleh kendaraan dalam kota melalui lanskap L’Avenue. 5.2.3.1 Konsep Ruang Secara garis besar, pembagian ruang pada tapak ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang kavling dan non kavling. Kavling merupakan ruang yang dimanfaatkan untuk bangunan sedangkan non kavling dimanfaatkan untuk sarana penunjang bangunan seperti jalan, saluran, taman, pathway dan fasilitas lainnya. Berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) Pasal 1, perencanaan Lanskap L’Avenue dibagi menjadi tujuh area (Lampiran 1). Mengacu pada SPK tersebut,
23
untuk mendukung konsep dasar proyek dihasilkan pembagian zona untuk desain lanskap L’Avenue (Gambar 8). Tujuan dari pembagian zona ini adalah untuk menentukan prioritas ruang dalam hal kebutuhan dan fungsional. Setiap zona mempunyai perlakuan yang berbeda. Hal tersebut dimaksudkan agar tercipta ritme di setiap zona ruang yang ditentukan. Zona ruang tersebut terbagi menjadi 4 bagian dengan penjabaran sebagai berikut, 1. Drop off merupakan area masuk dan terdapat di tiga titik (office, apartment, retail). Zona ini berfungsi sebagai tempat penurunan penumpang atau barang sesuai dengan tujuannya. Pada ruang ini aktivitas utamanya adalah kendaraan. 2. Green amenities merupakan area di tengah tapak dan menjadi area aktivitas perkantoran dan apartemen ditunjang dengan retail. Area ini mengikuti konsep awal yang menerapkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk penggunaan pleasure (kesenangan) khususnya bagi pengguna. Oleh karena itu, area ini memungkinkan pengguna untuk beraktivitas, berkreasi dan menikmati keindahan taman. Zona ini mempunyai karakter dominan outdoor organik dengan sentuhan nuansa kayu (timber deck) di area retail juga penambahan fasilitas penunjang untuk aktivitas dalam tapak seperti water feature dan tempat duduk. 3. Green perimeter merupakan area yang terdapat di sepanjang utara, barat dan selatan tapak. Area ini mengelilingi tapak, berfungsi sebagai pembatas area dan penutup tapak sebagai perbatasan antara tapak dan luar tapak. Area ini juga berfungsi sebagai blocking badview di beberapa titik. Area ini didominasi dengan penanaman beberapa jenis pohon
untuk
memperkuat karakter desain lanskap L’Avenue. 4. Amenities merupakan area penunjang apartemen untuk mendukung aktivitas tapak. Area ini bersifat privat yang hanya dapat dinikmati oleh pengguna apartemen saja. Pada area ini membentuk suatu kegiatan tertentu, seperti dalam tapak, antara lain adanya kolam renang, dan tenis. Area ini dihiasi dengan kolam resapan, leveling lanskap dan dipadu dengan pathway yang mengikuti alur desain.
24
5.2.3.2 Konsep Sirkulasi Proyek L’Avenue terbagi menjadi tiga kelas dalam pengklarifikasian sirkulasi. Kelas ini dibagi berdasarkan lokasi, fungsi, dan tingkat keramaian. Hal ini bertujuan untuk membedakan secara jelas tiap sirkulasi berdasarkan kegunaan dan kegiatannya. Sirkulasi pertama adalah sirkulasi primer terletak di area depan tapak. Sirkulasi ini berupa jalan raya dan berbentuk aspal. Sirkulasi ini cukup besar, satu jalur memiliki lebar tujuh meter dan merupakan jalur penghubung antara Jakarta – Depok, jadi banyak dilalui oleh kendaran roda dua maupun empat atau lebih. Sirkulasi ini juga merupakan sirkulasi utama untuk masuk kedalam tapak L’Avenue. Sirkulasi kedua adalah sirkulasi sekunder yaitu sirkulasi yang terletak di dalam tapak dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Sirkulasi ini juga berupa aspal dan memiliki dua pintu utama, satu pintu menjadi pintu masuk ke dalam tapak dan pintu lainnya menjadi pintu keluar bagi pengguna tapak. Sirkulasi ini diakses oleh kendaraan bermotor dan pejalan serta mempunyai fungsi sebagai jalur kendaraan untuk area lobby office, lobby apartment, lobby retail dan parking lot. Sirkulasi terakhir adalah sirkulasi tersier berupa jalur pedestrian yang terletak di bagian belakang tapak dan memiliki lebar yang tidak beraturan tetapi kecil sehingga hanya dapat dilewati oleh pejalan kaki. Sirkulasi ini mengelilingi apartemen selatan dan berfungsi sebagai jogging track dan maintenance service. Sirkulasi ini bersifat privat dengan arti lain hanya user tapak yang dapat menggunakannya. Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, sirkulasi ini didesain dengan tema organik sehingga tidak terkesan kaku. Konsep sirkulasi pada proyek L’Avenue ini dapat dilihat pada Gambar 9. 5.2.3.3 Konsep Vegetasi Konsep tata hijau yang direncanakan adalah penataan vegetasi sebagai sumberdaya lanskap yang disesuaikan dengan fungsi ruang pada tapak. Proyek L’Avenue mempunyai area lahan hijau yang mengelilingi tapak. Area ini terbagi dalam beberapa bagian, salah satunya adalah area hijau dan vegetasi. Pada konsep vegetasi ini terbagi dalam empat kelas dalam pengklarifikasian jenis tanaman
25
berdasarkan fungsi, yaitu: tanaman peneduh utama, tanaman peneduh, aksen arsitektural, aksen berbunga (Gambar 10). Tanaman peneduh utama merupakan tanaman yang difungsikan sebagai penyeimbang bangunan terhadap lahan. Bangunan yang tinggi membutuhkan pohon yang dapat menghasilkan oksigen dan menyerap karbondiosida. Oleh dasar itu, dibutuhkan tanaman besar dan berfungsi sebagai peneduh dalam proyek perancangan L’Avenue. Selain itu, tanaman ini juga difungsikan untuk menutup lahan, penetralisir panas matahari dan suhu daerah tapak. Tanaman ini terletak di area terbuka lahan, dan ditanam secara mengacak pada sudut-sudut tapak. Hanya terdapat dua pohon peneduh utama yang diterapkan pada L’Avenue ini, yaitu Ficus religiosa (pohon bodhi), Delonix regia (flamboyan), dan Samanea saman (trembesi). Tanaman peneduh merupakan tanaman yang difungsikan sebagai penunjang aktivitas pengguna tapak ketika siang atau saat adanya cahaya matahari langsung. Tanaman ini tersebar merata di seluruh tapak dengan diterapkan dalam berbagai jenis tanaman. Pada wilayah utara tapak, tanaman peneduh ini didominasi oleh Manilkara kauki (sawo kecik), wilayah timur oleh Elaeocarpus angustifolius (anyang-anyang), dan wilayah selatan oleh Canarium commune (kenari). Aksen arsitektural merupakan tanaman dalam golongan unik dan indah yang difungsikan untuk menambah estetika area tapak melalui warna, pola pohon, bentuknya. Tanaman ini akan di padukan di beberapa area tertentu sesuai dengan kebutuhan tapak. Pada kelas ini, tanaman didominasi oleh Pinus merkusii (pinus). Aksen berbunga adalah tanaman pendukung dan tanaman pelengkap untuk tapak, tanaman ini disebar di beberapa titik utama tapak sebagai variasi dari bagian desain lanskap tapak tersebut. Tanaman ini dapat dinikmati melalui keindahan bunga yang diproduksi oleh pohon tersebut. Pada kelas ini, tanaman didominasi oleh Tabebuia chrysantha (tabebuia bunga kuning). Adapun data mengenai kriteria pohon berdasarkan fungsi dapat dilihat pada Tabel 4.
26
Gambar 8. Konsep Ruang (Digambar oleh: Situmorang)
27
Gambar 9. Konsep Sirkulasi (Digambar oleh: Situmorang)
28
Tabel 4. Kriteria Pohon Berdasarkan Fungsi Kode Nama Latin 1 Acacia mangium 2 Alstonia scholaris 3 Bouhinia blakeana 4 Bucida molinetii 5 Canarium commune 6 Cinnamomum iners 7 Delonix regia 8 Elaeocarpus angustifolius 9 Erythrina crista-galli 10 Ficus religiosa 11 Lagerstromia floribunda 12 Livistonia rotundifolia 13 Manilkara kauki 14 Plumeria rubra 15 Pinus merkusii 16 Schizolobium parahybum 17 Samanea saman 18 Tabebuia chrysantha 19 Terminalia cattapa 20 Washingtonia robusta Sumber: Oemardi_zain, 2012 No
Nama Lokal Akasia Pulai Bunga Kupu-kupu Ketapang Mini Kenari Kayu Manis Flamboyan Anyang-anyang Dadap Merah Pohon Bodhi Bungur Palem Sadeng Sawo Kecik Kamboja Putih Kuning Pinus Tower Tree Trembesi Tabebuia Bunga Kuning Ketapang Palem Washington
Peneduh Utama
Peneduh
Aksen Arsitektural
Aksen Berbunga
√ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √
√ √
29 29
Gambar 10. Konsep Vegetasi (Digambar oleh: Situmorang)
30
5.2.4 Preliminary Concept Oemardi_zain mempunyai tipe mendesain suatu proyek dengan cara penggunaan image reference dan akan dikembangkan dengan mengikuti bentukan, desain, pola, dan material yang terdapat dalam gambar. Image reference ini juga diambil dari library perusahaan Oemardi_zain ini sendiri. Tahap ini yang dinamakan tahap preliminary konsep. Preliminary konsep adalah tahap penjelasan konsep yang akan dikembangkan dalam perancangan sebuah proyek, termasuk L’Avenue. Pada tahap ini konsultan memberikan ide dan gambaran sebuah desain dengan mencantumkan image reference pada area yang akan dikembangkan (Lampiran 2). 5.2.4.1 Drop off Proyek ini memiliki tiga area drop off, yaitu public retail, public office, dan apartemen. Public retail terletak di depan tapak dan diarahkan langsung ke area retail melalui jalur selatan sehingga ketika user ingin ke retail tidak perlu melalui office atau apartemen Public office terletak di depan pintu utama office. Area ini terletak di bagian utara tapak dan berbentuk melingkar untuk memudahkan masuk atau keluarnya penumpang dari dalam kendaraan menuju lobby office. Drop off apartemen terletak di area belakang tapak. Lokasi tersebut terletak di bagian belakang tapak karena merupakan area pribadi (private area) sehingga tidak memungkinkan user office atau user retail untuk melewati area apartemen. Area drop off dapat dilihat pada Gambar 11. 5.2.4.2 Garden Strip Garden Strip adalah sebuah elemen estetika dalam suatu lanskap. Didesain dengan bentuk dan keinginan yang disesuaikan dengan konsep dan kebutuhan tapak suatu proyek. Desain garden strip juga dapat memperkaya kebutuhan area terbuka sebagai penambahan keindahan suatu area tertentu sehingga area tersebut dapat dinikmati ketika sedang dilewati user. Dengan garden strip ini, permainan pola dan material yang dipakai dalam penerapan desainnya sangat mempengaruhi keefektifan dan nilai estetika dalam area tersebut.
31
Pada proyek ini diketahui bahwa garis-garis yang membuat pola dalam garden strip adalah sebagai aksen estetik untuk area tersebut. Dengan adanya penambahan pohon palem dalam rangkaian desain garden strip tersebut menjadikan area ini sebagai grand view atau terkesan mewah karena ciri-ciri pohon palem yang mempunyai fisik tinggi, dengan batang yang rapi, bersih dan tertata dengan baik. Peletakan titik garden strip dapat dilihat pada Gambar 11. 5.2.4.3 Paving Pattern Paving Pattern dalam proyek ini mengikuti konsep awal yang berkecenderungan bersih, rapi, bertata dan modern. Dengan pemahaman tersebut muncul ide pola striping sebagai desain paving pattern pada green amenities area. Adapun material yang dipakai dalam proyek di area ini adalah batu alam. Batu alam dipakai karena selain bentuknya yang minimalis, bersih, pemeliharaannya mudah dan mempunyai kesan mewah. Batu alam juga mempunyai warna yang tidak beragam dan tidak banyak bentukan sehingga terlihat simpel namun tetap modern. Konsep area drop off, garden strip, dan paving pattern disajikan pada Gambar 11. 5.2.4.4 Water Feature Water Feature dalam proyek ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terletak di area drop off office dan menjadi main decoration area office, bagian kedua terletak di area green amenities sebagai aksen penyelarasan tempat dengan adanya aksen air. Dengan desain lanskap yang telah dibuat, didapatkan gagasan bahwa agar dapat menyejukkan area dari bagian satu ke bagian lainnya, dibuatlah konsep water feature yang mengindikasikan bahwa seakan-akan mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya. Konsep ini dimulai dari water feature office kemudian mengalir ke area green amenities dan berakhir pada kolam resapan yang terletak di belakang tapak. Konsep Water Feature dalam proyek ini dibuat dengan model dan pola bentuk seperti pada image reference yang telah ditentukan. Desainnya dengan permainan air mancur dan mengalir melalui badan water feature. Konsep water feature yang dirancang dengan pemahaman desain dituangkan pada Gambar 12.
32
Gambar 11. Drop Off, Garden Strip, dan Paving Area (Digambar oleh: Situmorang)
33
Gambar 12. Konsep Water Feature L’Avenue (Digambar oleh: Situmorang)
34
5.2.4.5 Planter Planter dalam proyek ini dibangun dibeberapa titik, tergantung keinginan dan kebutuhan area tapak tersebut. Planter mempunyai fungsi utama sebagai tempat untuk media tanam. Selain itu, planter juga mempunyai fungsi sebagai aksen area dan tempat duduk. Planter banyak ditemukan pada level podium, karena di level ini terdapat slept beton untuk kebutuhan area basement. Artinya level ini tidak mempunyai media tanam yang cukup untuk menanam tanaman sehingga dibuat planter dibeberapa titik untuk kebutuhan penghijauan area. Planter pada proyek ini mempunyai beberapa desain. Planter yang didesain hanya sebagai tempat media tanam dan planter yang didesain untuk media tanam beserta tempat duduk. Desain planter sebagai media tanam dan tempat duduk ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Begitu pula dengan besar dan ukurannya berbeda-beda. Contohnya pada zona green amenities terdapat tiga planter yang difungsikan untuk tempat media tanam juga sebagai tempat duduk dengan desain yang berbeda-beda. Titik peletakan planter ini dapat dilihat pada Gambar 13. 5.2.4.6 Mounding Mounding mempunyai fungsi yang hampir sama dengan planter, yaitu untuk menaikkan tanah sebagai media tanam, tetapi strategi ini lebih terkesan alami dibandingkan dengan planter. Mounding juga berfungsi sebagai suatu variasi dalam kontur, menciptakan aksen, dan sebagai alat untuk menciptakan ruang (enclosement) sehingga area yang ditimbulkan menjadi dinamis menambahkan estetika. Desain mounding ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengikuti pola desain tersebut, proyek ini memaksimalkan fungsi mounding untuk penambahan variasi kontur, estetika ruangan dan menutup area-area tertentu dalam sebuah aktivitas agar area tersebut menjadi lebih privat. Contohnya pada zona green amenities, mounding difungsikan sebagai enclosement area retail sehingga aktivitas retail tidak terganggu oleh kegiatan lainnya. Area mounding ini dapat dilihat pada Gambar 13.
35
5.2.4.7 Swimming Pool Swimming pool dalam proyek ini terbagi dalam tiga area. Dua swimming pool terletak di dua tower apartemen yang berbeda, tower utara difungsikan untuk condotel dan disewakan, lebih bersifat publik. Dan di tower selatan difungsikan hanya untuk residential, bersifat privat sehingga hanya penghuni apartemen yang dapat memakai kolam renang tersebut. Area terakhir terletak di level ground, swimming pool ini difungsikan untuk umum dan dapat digunakan dengan memakai sistem member. Swimming pool ini mempunyai desain yang organik, tidak kaku karena terletak di bawah bangunan dan sebagai penyeimbang desain bangunan di area ini. Desain ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengikuti pola tersebut, swimming pool ini juga didesain dengan adanya penambahan area tanam untuk penanaman pohon (Plumeria rubra – kamboja putih kuning) di tengah kolam untuk menambah aksen estetik pada area tersebut. Swimming pool di level ground ini dapat dilihat pada Gambar 13. 5.2.4.8 Alfresco Alfresco adalah area outdoor yang dimanfaatkan untuk aktivitas santai. Area ini biasanya terletak di teras sebuah bangunan dan dibuat untuk bersantai atau sekedar duduk-duduk untuk pengguna. Pada proyek L’Avenue, alfresco didesain untuk penunjang aktivitas retail. Desain alfresco pada proyek ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Desain peletakan alfresco dapat dilihat pada Gambar 13. 5.2.4.9 Pedestrian Path Pedestrian path pada proyek ini terletak di belakang tapak, dan berfungsi sebagai sarana penghubung antara satu fasilitas ke fasilitas lainnya dalam tapak. Pedestrian path ini berfungsi sebagai jogging track bagi pengguna dan akses maintenance pekerja untuk pemeliharaan tapak L’Avenue. Desain ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengikuti pola tersebut, desain bersifat organik sehingga terkesan alami ketika melewati jalur ini. Area pedestrian path disajikan pada Gambar 13.
36
Gambar 13. Mounding, Pedestrian Path, Swimming Pool, Planter, dan Alfresco Area (Digambar oleh: Situmorang)
37
5.2.5 Design Development Tahap design development (DD) atau pengembangan desain dilakukan setelah adanya konfirmasi bahwa proposal dalam tahap konsep desain disetujui, dan sudah diterima oleh pihak klien. Tahapan ini dapat ditambahkan dengan masukan-masukan dari klien yang bersangkutan untuk memperkuat desain, dan akan menjadi pertimbangan desain untuk direvisi. Produk gambar dalam tahapan ini sudah menggunakan format gambar secara resmi, dengan menggunakan syarat dan ketentuan yang berlaku dalam perusahaan. Format kertas gambar yang digunakan A3 dengan nomor judul gambar yang berbeda di masing-masing gambar, sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan proyek. Masterplan konsep yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya mulai diperbaiki dengan ukuran yang lebih detail dan diperinci. Dengan proses revisi yang dilakukan beberapa kali, dihasilkan penyesuaian terhadap material softscape maupun hardscape yang digunakan. Adapun material softscape berupa jenis-jenis vegetasi yang digunakan, ukuran, dan jumlah. Sedangkan material hardscape yang disajikan seperti jenis dan ukuran material, bentuk, dan letak fasilitas. Proses penggambaran pada tahap ini adalah tahap yang selalu berkomunikasi dengan pihak klien, maupun dengan konsultan lain mengenai grading, lighting, drainase, dan sebagainya. Melalui proses perbaikan dan adanya revisi serta masukan dari klien dapat menciptakan final product sesuai dengan keinginan. Berikut ini adalah bagan tahap design development sampai pada site plan.
Gambar kerja adalah hasil dari AutoCAD dengan format A3
Disetujui klien
DD
Konsep
Material
SP Bentuk
Spesifikasi
Grid
Level
Penomoran untuk potongan
Gambar 14. Tahap Design Development (Sumber: Oemardi_zain, 2012)
38
Tahapan ini sudah merupakan tahap teknis dalam proses desain. Sebagian besar hasilnya merupakan gambar CAD. Gambar yang dihasilkan pada proyek L’Avenue ini terdiri dari gambar secara keseluruhan dan beberapa gambar parsial yang telah di perbesar. Gambar yang disajikan secara parsial terdiri dari area-area yang telah dibagi berdasarkan level. 5.2.5.1 Site Plan Tahap site plan (SP) adalah tahap rencana penggambaran denah seluruh area lanskap dalam perancangan yang akan dikerjakan. Sebuah dokumen yang menjelaskan bagaimana sebidang tanah yang akan diperbaiki. Ini mencakup dengan penguraian semua struktur dan perbaikan situs, seperti jalan masuk, tempat parkir, elemen taman, lanskap dan utilitas koneksi. Denah lanskap menggunakan format CAD yang berisi gambar tapak dengan desain keseluruhan area dan di perjelas dengan grid, leveling, serta penomoran angka untuk bagian yang sudah ditetapkan sehingga dapat memperjelas gambar kerja yang akan dikerjakan di tahap selanjutnya seperti potongan dan detail. Setelah format CAD dikerjakan, jika diperlukan (untuk kebutuhan presentasi dengan klien), dapat diperhalus dan dipertajam dengan penggunaan software Adobe Photoshop untuk menghasilkan gambar yang lebih baik. Gambar yang dihasilkan oleh software tersebut adalah gambar yang akan dipresentasikan untuk klien agar klien dapat memahami baik maksud dan tujuan desain. Dalam perancangan lanskap L’Avenue, setelah konsep site plan awal di presentasikan, terjadi perubahan desain dengan adanya keinginan dan masukan dari klien. Beberapa perubahan tersebut direvisi dan dilakukan desain ulang terhadap area yang ditujukan. Dalam proyek ini terjadi dua kali revisi terhadap site plan. Revisi pertama terletak pada perubahan hardscape, dan revisi kedua terletak pada perubahan softscape. Revisi pertama adalah perubahan hardscape dan softscape dengan beberapa perubahan titik pohon. Pada area green amenities, ada penambahan unsur water feature, perubahan pola desain paving, dan penambahan lebih banyak area paving. Pada area ini juga terdapat penambahan alfresco untuk melengkapi
39
kebutuhan retail yang berada di sekitar office dan apartment. Perubahan juga terdapat pada desain mounding dengan penambahan di beberapa titik tapak. Perubahan juga terjadi dengan adanya pengurangan beberapa titik penanaman pohon. Pada area amenities, perubahan desain terjadi pada swimming pool yang letak dan desainnya berubah. Penambahan ruang aktivitas dengan adanya lapangan tenis dan pengurangan titik penanaman pohon di area swimming pool. Kolam resapan yang terletak di belakang tapak juga mengalami pembesaran desain. Penambahan desain alfresco juga terdapat di belakang apartemen. Perubahan desain dapat dilihat pada Gambar 15. Pelaksanaan revisi satu terhadap desain hardscape selesai, setelah itu dipresentasikan kepada klien. Klien menyetujui desain tersebut dan kemudian merevisi dengan memberikan beberapa masukan pada titik penanaman pohon. Adanya perubahan mengenai softscape dan kemudian masuk ke dalam revisi dua. Revisi ini berubah dengan adanya penambahan pohon peneduh utama di depan tapak dan beberapa perubahan titik tanam pada pohon peneduh yang mengelilingi tapak. Perubahan desain dapat dilihat pada Gambar 16. Pelaksanaan revisi dua terhadap softscape site plan selesai, kemudian dipresentasikan kepada klien. Klien menyetujui dan menerima site plan sehingga menghasilkan final site plan. Adapun final site plan disajikan pada Gambar 17. Setelah menghasilkan produk final site plan, diketahui bahwa dalam proses desain mencakup penetapan site plan dapat terjadi beberapa kali revisi. Hal ini disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda antara klien dengan konsultan. Sudut pandang tersebut dapat berupa perbedaan keinginan klien dengan desain yang diajukan oleh konsultan terkait, dalam hal ini adalah Oemardi_zain. Untuk menghasilkan data yang lebih baik, produk gambar site plan disajikan dengan penambahan potongan gambar di beberapa titik. Potongan gambar tersebut dapat dilihat pada Gambar 18 - 21. Potongan pada site plan terdapat 4 gambar. Potongan A dan B memotong area drop off office, untuk potongan gambar C memotong retail pada area green amenities, dan potongan gambar D memotong area drop off apartemen. Keseluruhan gambar potongan memberikan informasi mengenai elevasi dan level tapak yang diperlukan sebagai referensi untuk konstruksi.
40
Gambar 15. Site Plan Revisi 1 L’Avenue (Sumber: Oemardi_zain, 2012)
41
Gambar 16. Site Plan Revisi 2 L’Avenue (Sumber: Oemardi_zain, 2012)
42
Gambar 17. Final Site Plan L’Avenue (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 43
Gambar 18. Potongan A – A’ (Digambar oleh: Situmorang) 44
Gambar 19. Potongan B – B’ (Digambar oleh: Situmorang)
45
Gambar 20. Potongan C – C’ (Digambar oleh: Situmorang) 46
Gambar 21. Potongan D – D’ (Digambar oleh: Situmorang)
47
5.2.6 Working Drawing Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses desain proyek L’Avenue. Tahap ini menghasilkan gambar konstruksi (Construction Drawing) dan Dokumen Tender. Adapun hasil yang didapat dalam tahap ini adalah berupa gambar kerja yang detil dan data lengkap dalam bagian penunjang lainnya pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan, baik yang berhubungan dengan softscape maupun hardscape yang telah disetujui dan siap untuk dilaksanakan. Produk dalam tahap ini adalah gambar teknis yang akan ditenderkan untuk kontraktor. Tahap ini memperkenalkan produk yang dihasilkan lebih rinci dan lebih detil untuk aspek yang akan diperlukan dalam detail konstruksi seperti spesifikasi detail, ukuran detail, dan potongan detail. Format gambar yang digunakan dalam tahap ini adalah sama dengan yang digunakan pada tahap pengembangan desain. Dalam proyek L’Avenue ini gambar yang dihasilkan berupa gambar detail konstruksi yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan desain per level. Daftar gambar yang terdapat dalam tahap pengembangan desain dan gambar kerja dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Daftar Gambar Tahap Pengembangan Desain dan Gambar Kerja NO 1.
NO GAMBAR LA-000
JUDUL GAMBAR UMUM DAFTAR GAMBAR
SKALA NTS
GROUND FLOOR DENAH 2.
LA-GF-100
DENAH REFERENSI
1: 600
3.
LA-GF-101
DENAH LANSKAP
1: 200
4.
LA-GF-102
DENAH LEVEL, DIMENSI & MATERIAL
1; 200/NTS
5.
LA-GF-103
DENAH DRAINASE & IRIGASI
1: 200
6.
LA-GF-104
DENAH PENANAMAN
1: 200/NTS
POTONGAN 7
LA-GF-201
POTONGAN
1: 100 DETAIL
8
LA-GF-301
ROUNDABOUT
1: 20/50/100
9
LA-GF-302
FEATURE WALL
1: 25/40/50
10
LA-GF-303
LAPANGAN TENIS
1: 20/50/125
11
LA-GF-304
KOLAM RENANG
1: 10/20/50/75/100
48
Tabel 5. Lanjutan NO
NO GAMBAR
12
LA-GF-305
PERGOLA
1: 10/20/30
13
LA-GF-306
POLA LANTAI POOL DECK & TANGGA
1: 200
14
LA-GF-307
POLA JALAN & DROP OFF
1: 30/50/250/300
15
LA-GF-308
TIPIKAL PLANTER
1: 10/20/60/100/120
16
LA-GF-309
CURB
1: 10/20
17
LA-GF-310
RAMP
1: 40/50
18
LA-GF-311
RAILING KACA
1: 20/50
19
LA-GF-312
TIPIKAL PATHWAY
1: 20/40/125/200
20
LA-GF-313
DINDING POOL DECK
1: 15
21
LA-GF-314
BANGKU TAMAN
1: 10/100
22
LA-GF-315
SHOWER AREA
1: 10/100
23
LA-GF-316
PLAZA
1: 20/100
24
LA-GF-317
REFLECTING POOL & STAGE
1: 20/150
JUDUL GAMBAR
SKALA
PODIUM FLOOR DENAH 25
LA-PF-100
DENAH REFERENSI
1: 600
26
LA-PF-101
DENAH LANSKAP
1: 200
27
LA-PF-102
DENAH LEVEL, DIMENSI & MATERIAL
1: 200
28
LA-PF-103
DENAH DRAINASE & IRIGASI
1: 200
29
LA-PF-104
DENAH PENANAMAN
1: 200/NTS
30
LA-PF-201
POTONGAN
POTONGAN 1: 50/75 DETAIL 31
LA-PF-301
WATER FEATURE OFFICE
1: 20/50
32
LA-PF-302
PLANTER TIPE 1
1: 20/100
33
LA-PF-303
PLANTER TIPE 2 & 3
1: 10/100
34
LA-PF-304
PLANTER TIPE 4
1: 20
35
LA-PF-305
PLANTER TIPE 5
1: 20/40/100
36
LA-PF-306
FEATURE WALL
1: 40/150
37
LA-PF-307
WATER FEATURE PLAZA
1: 20/100
38
LA-PF-308
SHELTER
1: 10/40
39
LA-PF-309
LOW WALL & STRIPE BANDING
1: 30/40/100
40
LA-PF-310
MOUNDING
1: 20/40/60
41
LA-PF-311
PATHWAY
1: 20
42
LA-PF-312
JEMBATAN
1: 15/30/40
43
LA-PF-313
TIMBER DECK
1: 30/60/300
44
LA-PF-314
PLANTER TIPE 6
1: 20/100
45
LA-PF-315
PLANTER TIPE 7
1: 30
46
LA-PF-316
PLANTER TIPE 8
1: 20/50
47
LA-PF-317
POLA DROP OFF
1: 20/50/200
49
Tabel 5. Lanjutan NO
NO GAMBAR
48
LA-PF-318
PEDESTRIAN
1: 20/100
49
LA-PF-319
OUTDOOR TERRACE-PLANTER TIPE 1
1: 25/80
50
LA-PF-320
OUTDOOR TERRACE-PLANTER TIPE 2
1: 25/80
51
LA-PF-321
OUTDOOR TERRACE-TIMBER DECK
1: 25/100
52
LA-PF-322
OUTDOOR TERRACE-DINDING PAGAR
1: 25/30/80
53
LA-PF-323
DINDING PERIMETER PODIUM
1: 20/40/100
54
LA-PF-324
TURF PAVE & BETON JEPIT
1: 10
55
LA-PF-325
RAMP
1: 20/50
56
LA-PF-326
POLA LANTAI 1, 2 & 3
1: 20/40/50/100
JUDUL GAMBAR
SKALA
LANTAI 7 DENAH 57
LA-L7-101
DENAH LANSKAP
1: 100
58
LA-L7-102
DENAH LEVEL, DIMENSI, & MATERIAL
1: 100
59
LA-L7-103
DENAH DRAINASE & IRIGASI
1: 100
60
LA-L7-104
DENAH PENANAMAN
1: 100/NTS
POTONGAN 61
LA-L7-201
POTONGAN
1: 50 DETAIL
62
LA-L7-301
CPG EQUIPMENT
1: 20/30
63
LA-L7-302
PERKERASAN & POLA LANTAI
1: 20/60
64
LA-L7-303
PLAYGROUND
1: 20/25/60
65
LA-L7-304
TIPIKAL PLANTER
1: 20/50
66
LA-L7-305
REFLECTIVE POOL
1: 15
67
LA-L7-306
BANGKU TAMAN
1: 10
68
LA-L7-307
TIPIKAL POT TANAMAN
1: 20/30
69
LA-L7-308
GRAVEL GARDEN
1: 25/50
LANTAI 17-18 DENAH 70
LA-L17-101
DENAH LANSKAP
1: 100
71
LA-L17-102
DENAH LEVEL, DIMENSI & MATERIAL
1: 100
72
LA-L17-103
DENAH DRAINASE & IRIGASI
1: 100
73
LA-L17-104
DENAH PENANAMAN
1: 100/NTS
POTONGAN 74
LA-L17-201
POTONGAN
1: 50 DETAIL
75
LA-L17-301
REFLECTIVE POOL LT 17
1: 20/25/80
76
LA-L17-302
TIPIKAL PLANTER
1: 20/25/60
50
Tabel 5. Lanjutan NO
NO GAMBAR
77
LA-L17-303
SEATING
1: 25/NTS
78
LA-L17-304
POT TANAMAN
1: 10/15
79
LA-L17-305
SYNTHETIC TURP
1: 10/100
80
LA-L17-306
REFLECTIVE POOL LT 18
1: 40/60
81
LA-L17-307
TIMBER DECK
1: 30/50
JUDUL GAMBAR
SKALA
LANTAI 23 DENAH 82
LA-L23-101
DENAH LANSKAP
1: 100
83
LA-L23-102
DENAH LEVEL, DIMENSI & MATERIAL
1: 100
84
LA-L23-103
DENAH DRAINASE & IRIGASI
1: 100
85
LA-L23-104
DENAH PENANAMAN
1: 100/NTS
86
LA-L23-201
POTONGAN
POTONGAN 1: 50 DETAIL 87
LA-L23-301
TIMBER DECK
1: 25/80
88
LA-L23-302
TIPIKAL PLANTER
1: 20/25
89
LA-L23-303
KOLAM RENANG
1: 10/50/60
90
LA-L23-304
SEATING & LOUNGE
1: 30
91
LA-L23-305
POT TANAMAN
1: 15
92
LA-L23-306
SHADE SAIL
1: 20/80
LANTAI ATAP 93 94
LA-ATAP-101
DENAH DENAH LANSKAP, LEVEL & PENANAMAN
1: 100/NTS
LA-ATAP-102
DENAH DRAINASE & IRIGASI
1: 100
DETAIL 95
LA-ATAP-301
PLANTER
1: 20
Sumber: Oemardi_zain, 2012 5.2.6.1 Hardscape Pemilihan material untuk pengerjaan hardscape lanskap L’Avenue, yaitu mengutamakan penggunaan material yang mempunyai kesan minimalis, modern, dan urban. Material dengan konsep tersebut yang biasanya dipakai oleh Oemardi_zain dalam perancangan sebuah proyek. Pada desain lanskap L’Avenue, hardscape dibagi menjadi dua yaitu pavement dan facilities. Pavement yaitu
51
material yang digunakan untuk penutup lahan L’Avenue dan facilities yaitu material yang digunakan untuk penunjang lanskap L’Avenue. o Pavement 1. Ground Floor Pada level ground floor, material yang dipakai untuk jalan menggunakan kombinasi paving block 200x100x80 mm warna putih dan abu-abu, dengan paving block 200x100x80 mm warna hitam. Pada area drop off apartment material yang digunakan adalah batu andesit RTA 300x300x50 mm ex. mowilex/ propan (sicosol). Pada pedestrian track, material yang digunakan adalah koral sikat pancawarna diameter 3 – 5 mm, dan kombinasi batu sandstone acak putih dengan water repellent coating nat koral sikat pancawarna diameter 3 – 5 mm (Gambar 22 dan Lampiran 3). 2. Podium Floor Pada level podium floor, material yang dipakai untuk jalan masuk tapak adalah aspal. Area drop off retail menggunakan material kombinasi antara batu andesit 300x300x50 mm berwarna abu-abu dengan water repellent coating ex. mowilex/ propan (sicosol) dan batu andesit rata alam 200x200x50 mm berwarna abu-abu dengan water repellant coating ex. mowilex/ propan (sicosol). Pada area drop off office menggunakan granit coble stone 100x100x50 mm berwarna abu-abu dengan water repellent coating ex. mowilex/ propan. kombinasi paving block 200x100x80 mm warna putih dan abu-abu, dengan paving block 200x100x80 mm warna hitam. Pada area drop off apartment material yang digunakan adalah batu andesit RTA 300x300x50 mm ex. mowilex/ propan (sicosol). Pada timber deck menggunakan jenis kayu yang disesuaikan untuk area outdoor, yaitu kayu bangkirai. Jenis material pada pavement area dalam, dibagi menjadi lima tipe berdasarkan letaknya dan sebagian besar menggunakan material batu andesit. Untuk area retail belakang tapak menggunakan kombinasi homogenous tile 300x300x20 mm berwarna abu-abu ex. azul niro granite (Gambar 23 dan Lampiran 4).
52
Gambar 22. Pola Penyusunan Pavement Material Pada Ground Floor 53
Gambar 23. Pola Penyusunan Pavement Material Podium Floor (Digambar oleh: Situmorang)
54
o Facilites Material utama yang dipakai Oemardi_zain dalam perancangan L’Avenue adalah batu alam andesit. Batu alam andesit adalah batu yang paling sering dipakai oleh perusahaan Oemardi_zain dalam mendesain tapak proyek. Batu alam andesit adalah jenis batu alam yang mempunyai tingkat kekerasan (density) cukup tinggi dan umumnya berwarna gelap/hitam (Anonim, 2012). Batu alam andesit dapat diaplikasikan pada dinding maupun lantai baik untuk interior maupun exterior. Batu andesit juga mempunyai ciri yang baik dalam peranannya dalam lanskap, antara lain adalah warnanya yang tidak mencolok, baik untuk pencahayaan, tidak cepat pudar dibandingkan dengan marmer karena batu andesit dapat menyerap sinar ultraviolet, bernilai estetika tinggi, dan alami. Material lainnya antara lain batu koral, paving block dsb. Material-material tersebut dikombinasikan dengan pola-pola yang disesuaikan bergantung dengan area dan luasannya.
1. Ground Floor Pada level ini terdapat beberapa facilites dalam tapak, yaitu roundabout, feature wall, lapangan tenis, kolam renang, pergola, pola lantai pool deck, tipikal planter, curb, ramp, dinding pool deck, shower area, plaza, stage & reflecting pool. Material plan pada level ground floor disajikan pada Lampiran 3.
2. Podium Floor Podium floor terbagi menjadi beberapa bagian dalam tapak, antara lain: water feature, planter, feature wall, shelter, low wall & stripe banding, monding, jembatan, timber deck, outdoor terrace, dinding perimeter, turf pave & beton jepit, dan ramp. Material plan pada level podium floor disajikan pada Lampiran 4.
55
5.2.6.2 Softscape Berdasarkan pemilihan tanaman pada lanskap L’Avenue, terbagi dalam empat kriteria berdasarkan fungsi. Kriteria pertama dan kedua adalah sebagai pohon peneduh, kriteria ketiga sebagai aksen arsitektural, dan terakhir aksen berbunga. Pohon sebagai peneduh adalah pohon besar, dan pada proyek ini pohon besar terbagi dalam beberapa jenis tanaman (Gambar 24 & 25). Pohon sebagai aksen arsitektural merupakan pohon yang berfungsi sebagai estetik area. Suatu tanaman dapat dikatakan mempunyai aksen arsitektural apabila ditinjau dari bentuk fisik tanaman (batang, percabangan, tajuk), warna (daun, buah, batang, bunga), tekstur tanaman, skala tanaman, aroma yang ditimbulkan, dan komposisi tanaman yang berada di sekitarnya (Gambar 26). Pohon sebagai aksen berbunga adalah pohon yang menghasilkan bunga dalam produksinya (Gambar 27). Berikut ini adalah jenis pohon yang digunakan pada lanskap L’Avenue. Tabel 6. Jenis Pohon yang Digunakan Pada L’Avenue Tinggi (m)
Diameter Batang (cm)
Akasia
3.00
8
Alstonia scholaris
Pulai
3.00
8
Bauhinia blakeana
Bunga kupu-kupu
3.00
8
Bucida molineti
3.00
8
Bucida molineti tricolor
Ketapang Mini Ketapang Mini Daun Belang
3.00
8
CC
Canarium commune
Kenari
3.00
6
CI
Cinnamomum iners
Kayu Manis
3.00
8
8
DR
Delonix regia
Flamboyan
4.00
10
9
EA
Elaeocarpus angustifolius
Anyang-anyang
3.00
8
10
EC
Erythrina crista-galli
Dadap Merah
3.00
8
11
FR
Ficus religiosa
Pohon Bodhi
5.00
15
12
LR
Livistonia rotundifolia
Palem Sadeng
2.00
6
13
MK
Manilkara kauki
Sawo Kecik
3.00
8
14
PR1
Plumeria rubra
Kamboja Putih Kuning
3.00
8
15
PR2
Plumeria rubra
Kamboja Putih Kuning
3.00
8
16
PM
Pinus merkusii
Pinus
3.00
8
17
SP
Schizolobium parahybum
Tower Tree
3.00
10
18
SS
Samanea saman
Trembesi
4.00
10
19
TC
Tabebuia chrysantha
Tabebuia Bunga Kuning
2.00
6
20
TCT
Terminalia cattapa
Ketapang
3.00
8
21
WR
Washingtonia robusta
Palem Washington
2.00
6
No
Kd
Nama Latin
1
AM
Acacia mangium
2
AS
3
BB
4
BM
5
BMT
6 7
Nama Lokal
Sumber: Oemardi_zain, 2012 56
Gambar 24. Titik Penanaman Pohon Peneduh Utama (Digambar oleh: Situmorang) 57
Gambar 25. Titik Penanaman Pohon Peneduh (Digambar oleh: Situmorang) 58
Gambar 26. Titik Penanaman Pohon Aksen Arsitektural (Digambar oleh: Situmorang)
59
Gambar 27. Titik Penanaman Pohon Aksen Berbunga (Digambar oleh: Situmorang)
60
Acacia mangium
Erythrina crista-galli
Alstonia scholaris
Bauhinia blakeana
Elaeocarpus angustifolius
Samanea saman
Bucida molineti
Ficus religiosa
Schizolobium parahybum
Canarium commune
Cinnamomum iners
Livistonia rotundifolia Manilkara kauki
Tabebuia chrysantha
Terminalia cattapa
Pinus merkusii
Delonix regia
Plumeria rubra
Terminalia mantaly tricolor Washingtonia robusta
Gambar 28. Daftar Gambar Pohon (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 61
5.3 Manajemen Kerja Oemardi_zain untuk menjalankan perusahaannya tidak lepas dari pengawasan dalam manajemen kerja agar perusahaan berjalan dengan baik. Robbins dan Coulter (2003) menjelaskan bahwa manajemen merupakan proses koordinasi kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Manajemen kerja pada perusahaan Oemardi_zain dibagi menjadi lima klasifikasi yaitu: struktur organisasi, sistem kerja, proses desain, manajemen studio, dan manajemen proyek.
5.3.1 Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan bagian utama dalam sebuah organisasi. Adanya struktur organisasi dapat membantu pekerjaan sebuah tim kerja. Struktur organisasi berfungsi untuk membagi, mengelompokkan, mengkoordinasikan tugas pekerjaan dan lingkup didalam sebuah tim kerja. Struktur organisasi dalam perusahaan Oemardi_zain tergolong sederhana dan tidak memiliki banyak hirarki, hanya direktur, manajer administrasi, penanggung jawab kantor, designer & drafter. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh pendiri yang menjabat sebagai direktur utama perusahaan, dan dibantu oleh koleganya dalam menjalankan sebuah perusahaan ini. Direktur berhubungan langsung dengan manajer administrasi sehingga direktur tetap mengetahui alur keluar dan masuk keuangan dalam perusahaan. Direktur juga berhubungan langsung dengan penanggung jawab kantor sehingga direktur mengetahui kegiatan dalam perusahaan baik itu kegiatan pembagian kerja proyek maupun alur komunikasi dalam perusahaan. Designer & drafter dalam perusahaan mempunya tiga bagian yaitu, arsitek, arsitek lanskap, dan drafter. Meskipun bergerak dalam struktur kerja yang kecil, perusahaan dapat menjalankan kegiatan pekerjaannya dengan tetap menjaga konsistensi kinerja staf dalam keberlangsungan perusahaan khususnya perusahaan yang sedang berkembang.
62
Principal & Direktur
Manajer Administrasi
Penanggung Jawab
Architect & Landscape Architect Drafter
Gambar 29. Alur Komunikasi Oemardi_zain (Sumber: Oemardi_zain 2012)
Gambar 29 menunjukkan alur komunikasi dalam perusahaan lanskap Oemardi_zain. Direktur berhubungan langsung dengan Manajer Administrasi untuk mengetahui alur keluar dan masuk keuangan perusahaan. Direktur juga berhubungan langsung dengan Penanggung Jawab untuk mengetahui kegiatan dan perkembangan tiap proyek yang dilaksanakan. Manajer Administrasi berhubungan langsung dengan Penanggung Jawab sehingga kedua bagian inti perusahaan mengetahui perkembangan dalam perusahaan mengenai keuangan dan proyek yang dilaksanakan. Penanggung Jawab berhubungan langsung dengan Arsitek & Arsitek Lanskap, dan Arsitek & Arsitek Lanskap berhubungan langsung dengan Drafter sehingga setiap bagian mengetahui perkembangan dalam proyek yang dilaksanakan. Struktur Organisasi yang sederhana menghasilkan suasana kerja dalam perusahaan lebih santai. Gambar 30 menunjukkan lay out studio Oemardi_zain yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan ruang berdasarkan tingkatan jabatan dalam perusahaan dan setiap staf mendapatkan fasilitas yang sama.Studio Oemardi_zain terbagi menjadi dua ruang. Ruang pertama terdapat 12 meja kerja dan ruang lainnya terdapat 8 meja kerja. Adapun fasilitas penunjang studio antara lain, ruang rapat, gazebo, perpustakaan, dan ruang barang contoh material.
63
Keterangan : 1. BN = Budi Nugroho 2. DS = Didin Syihabudin 3. HN = Hardian Noviyanto 4. AN = Aditya Nugraha 5. BS = Beny Susanto 6. DS = Dwi Setyanti 7. LD = Listya D. Nastitie 8. BR = Bulan Ramafriani 9. AK = Acep Kiki Maenaki 10. MA = M. Arif Nurdin 11. PP = Pujianto Pratama 12. RD = Rifandi Darmawan 13. 14. JP = Julina Purwaningsih 15. NI = Novie Indie 16. LH = Lisa Hardini 17. CI = Citra Indaharti 18. CN = Chandra Nurnovita 19. IM = Irfan Muhammad 20. NS = Nanang Sudrajat
Gambar 30. Lay Out Studio Oemardi_zain (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 64
5.3.2 Sistem Kerja Sistem kerja perusahaan Oemardi_zain dilatarbelakangi oleh disiplin ilmu arsitektur lanskap, sehingga tidak sedikit staf yang mempunyai dasar arsitektur lanskap yang dapat ditemui dalam perusahaan. Perusahaan juga didukung oleh disiplin ilmu arsitektur dan konstruksi bangunan sehingga terdapat staf yang bergerak di bidang arsitektur. Dengan penggabungan disiplin ilmu ini, perusahaan dapat bekerja dengan baik karena kolaborasi ide dan ilmu dalam aspek-aspek yang diperlukan untuk membuat sebuah desain dalam sebuah proyek. Sehingga seluruh designer dalam perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam hal desain dan juga membuat gambar detil dengan menguasai software yang telah ditentukan perusahaan. Sistem kerja dalam penanganan proyek L’Avenue berada dibawah arahan direktur. Direktur mengepalai semua proyek yang ada dalam perusahaan dan terlibat aktif dalam setiap pengambilan keputusan mengenai desain yang dibuat. Direktur juga yang akan menentukan siapa project manager dalam proyek-proyek yang akan dijalani dalam perusahaan. Setelah menentukan project manager, direktur menentukan tim kerja dengan memilih anggota untuk proyek tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki masing-masing anggota. Setiap staf memiliki ahli khusus dalam menjalankan suatu pekerjaan, sehingga penentuan tim kerja dapat mempercepat proses penyelesaian pekerjaan proyek.
Membuat konsep dan menerjemahkan keinginan klien dalam bentuk desain
Direktur
Project Manager
Arsitek Lanskap
Drafter
Mendesain tapak sesuai konsep
Arsitek
Mahasiswa
Mendesain detail elemen lanskap softscape dan hardscape
Membantu pengerjaan detail elemen lanskap softscape dan hardscape
Gambar 31. Sistem Kerja Perusahaan Oemardi_Zain (Sumber: Oemardi_zain, 2012)
65
Setiap staf selain drafter dapat menjadi project manager sebuah proyek, staf tersebut juga tidak menutup kemungkinan menjadi tim kerja dalam proyek lainnya. Artinya setiap staf tidak hanya terlibat dalam satu proyek saja. Jumlah anggota dalam sebuah tim kerja untuk menjalankan sebuah proyek tergantung dengan kebutuhan proyek tersebut dan diatur berdasarkan skala proyek. Tim kerja proyek tidak mewajibkan hanya mempekerjakan proyek tersebut, dengan adanya deadline yang ditentukan oleh klien untuk sebuah proyek. Tim kerja dengan deadline yang lebih panjang akan melakukan kerja sama dan saling membantu dengan tim kerja yang mempunyai deadline lebih pendek. 5.3.3 Proses Desain Simonds (1983) menguraikan proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap terdiri dari commission, research/inventory, analysis, synthesis, construction, dan operation. Sementara Booth (1983) menyatakan bahwa proses desain umumnya memiliki tahapan antara lain commission, research/analysis, design, construction drawing, implementation, post construction-evaluation, maintenance. Proses desain yang dilakukan di Oemardi_zain dilakukan sesuai kesepakatan kontrak kerja pada setiap proyek. Namun dalam menjalankan setiap proyek yang ada akan selalu terdapat perbedaan dalam kontrak kerja sehingga perusahaan akan menyesuaikan proses pekerjaan yang akan dilakukan. Pada Oemardi_zain, alur proses desain secara garis besar sama dengan alur proses desain menurut Simonds dan Booth. Beberapa hal yang membedakan lebih ke istilah penamaan serta adanya tahapan-tahaan yang dipisah. Pada proses desain menurut Simonds dan Oemardi_zain terdapat beberapa perbedaan. Pada Oemardi_zain, tahap analysis, synthesis dan concept tergabung menjadi satu bagian, sedangkan menurut Simonds, analysis berbeda dengan synthesis. Pada Gambar 32 akan disajikan perbandingan proses desain menurut Simonds dan Oemardi_zain. Perbandingan proses desain menurut Booth dan Oemardi_zain dapat dilihat pada Gambar 33. Terdapat beberapa perbedaan antara proses desain Booth dan Oemardi_zain. Pada Booth, tahap analysis termasuk dalam proses desain nomor 2, sedangkan Oemardi_zain analysis berada di nomor 3.
66
Commission
Research/ Inventory
Contractual Stage
1
2
Inventory/ Data Collection
Analysis, Synthesis, & Design Concept
Analysis 3
Synthesis
Preliminary Concept
Design Development Construction
4
Working Drawing
End of Project
5
Optional
Operation
6
Implementation & Build
Simonds
Oemardi_zain
Gambar 32. Perbandingan Proses Desain Menurut Simonds dan Oemardi_zain (Digambar oleh: Situmorang)
67
Project Acceptance
1
Contractual Stage
Research/ Analysis
2
Inventory/ Data Collection
3
Analysis, Synthesis, & Design Concept Preliminary Concept
Design
Design Development 4
Construction Drawing
Working Drawing
End of Project
5
Implementation
Post-Construction Evaluation
Optional
6
Implementation & Build
Maintenance Booth
Oemardi_zain
Gambar 33. Perbandingan Proses Desain Menurut Booth dan Oemardi_zain (Digambar oleh: Situmorang)
68
Perbandingan
diatas
menjelaskan
bahwa
proses
desain
menurut
Oemardi_zain memiliki kemiripan dengan proses desain menurut Simonds. Pada Oemardi_zain dan Simonds memiliki tahap proses desain nomor 3 sedangkan Booth tidak. Perbedaan antara proses desain Oemardi_zain dengan kedua proses desain lainnya terletak pada preliminary concept. Oemardi_zain memiliki tahap ini, sedangkan proses lainnya tidak. Perbedaan proses desain juga terdapat pada nomor 6. Pada Oemardi_zain, implementation & build masuk ke dalam tahap optional, artinya tahap ini dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja (SPK) tiap proyek yang dikerjakan. Jika pada SPK terdapat kegiatan sampai pembangunan, maka proses desain Oemardi_zain akan dilakukan sampai implementation & build, dan begitu juga sebaliknya. Proses desain L’Avenue oleh Oemardi_zain dapat dilihat pada Gambar 34. 5.3.3.1 Contractual Stage Tahap contractual stage memiliki kandungan makna sama dengan yang dikemukakan Simonds (commission) dan Booth (project acceptance). Pada Oemardi_zain, tahap ini adalah tahap paling awal yang berisi mengenai proses kesepakatan kerja proyek yang didapatkan dari klien (Lampiran 1). Melalui SPK yang dibuat oleh klien, secara resmi Oemardi_zain dapat memulai pelaksanaan proses desain lanskap L’Avenue (Gambar 34). Selain itu, Oemardi_zain juga berhak melakukan konsultasi rutin kepada klien untuk mengetahui keinginan klien. Oemardi_zain juga mendapatkan data ataupun informasi yang dibutuhkan selama proses desain berlangsung. Tahap ini ditandai dengan pembayaran tahap satu sebesar 10% sebagai uang muka setelah penandatanganan kontrak. 5.3.3.2 Inventory dan Data Collection Inventory dan data collection merupakan tahap pengambilan data. Data tersebut berupa data sekunder proyek yang akan dikerjakan yang diberikan klien dan informasi tambahan yang belum didapat dari klien yang berguna pada pelaksanaan proses desain. Kemudian data desain bangunan dari arsitek, dan data primer yang artinya pihak konsultan Oemardi_zain langsung turun lapang untuk mengecek situasi dan konsidi tapak. Oemardi_zain dalam kegiatan turun lapang mengambil beberapa foto kondisi tapak pada beberapa titik lokasi. Menurut Booth
69
(1983), kamera merupakan alat yang berguna untuk prosedur ini karena foto dapat memeriksa hasil informasi saat di kantor dan dapat mengingat kembali kondisi tapak dari waktu ke waktu. Data yang diperoleh dari hasil inventarisasi ini akan digunakan untuk melakukan proses desain. 5.3.3.3 Analysis, Synthesis, dan Concept Design Reigh (1993) memaparkan bahwa pendekatan tradisional untuk desain arsitektur lanskap biasanya dimulai dengan riset yang menyelidiki tujuan akhir dari klien, parameter dari tapak, dan kebutuhan dari penggunaan potensial. Proses analisis yang dilakukan Oemardi_zain dilakukan dengan melihat hasil inventarisasi yang diperoleh, data dari klien, dan data dari arsitek. Tahapan analisis ini yaitu berusaha melihat potensi yang ada pada tapak berdasarkan karakteristiknya serta mengatasi dampak negatif atau kendala yang ada. Pada tahap ini, konsultan Oemardi_zain menyatukan tiga aspek (analysis, synthesis, dan concept design) dalam satu bagian dengan mengikuti filosofi perusahaan yaitu quick analysis. Quick analysis dalam filosofi perusahaan ini mempunyai arti bahwa perusahaan mencari data untuk menganalisis proyek yang dilaksanakan, kemudian menyintesis data tersebut lalu menemukan konsep desain dengan cepat. Direktur perusahaan menganalisis dengan skala besar berdasarkan kebutuhan proyek dan meneruskan konsep yang telah dituangkan oleh arsitek mengenai desain bangunan yang telah ditetapkan. Analysis dan synthesis utama yang diterapkan mengacu pada data faktor view tapak, drainase, kebisingan, dan sirkulasi. Tapak proyek L’Avenue dikelilingi oleh sebagian besar bangunan lain dan area penduduk sehingga dilakukan penanganan berupa tanaman yang dapat menjadi screen di area bad view. Drainase yang diterapkan pada proyek ini adalah pembanngunan resapan air yang di proyeksikan di belakang tapak. Hal ini diperoleh berdasarkan tapak yang membutuhkan area pembuangan untuk menanggulangi adanya kelebihan air di tapak. Faktor kebisingan terletak pada area depan tapak yang merupakan jalur utama kendaraan sehingga desain bangunan juga terletak agak menjauh dari kendala dan adanya peletakan tanaman untuk mengurangi tingkat kebisingan yang didapat dari kendaraan. Faktor
70
sirkulasi menjadi bagian penting lainnya dalam tahap ini untuk bahan acu dalam pelaksanaan desain tahap selanjutnya. Dengan aspek tersebut didapat sebuah konsep untuk perancangan lanskap L’Avenue. Dalam pelaksanaannya mengenai konsep proyek, desain pertama dan utama yang dibuat adalah konsep ruang dan konsep sirkulasi. Semua konsep yang diterapkan dalam perancangan lanskap L’Avenue adalah hasil dari pertimbangan konsep ruang dan sirkulasi. Tahap ini didasari oleh Booth (1983) bahwa tema merupakan kerangka kerja dari desain. Setelah mendapatkan konsep dalam proyek L’Avenue, masuklah dalam meeting 2 dimana klien mempertemukan dengan semua kolega yang terdapat dalam proyek seperti, Owner/klien, Quantity Surveyor, Architecture Consultant, Structure Consultant, Mechanical and Electrical Consultant, Architectural Lighting Consultant, dan Landscape Consultant. Tugas Oemardi_zain adalah mempresentasikan hasil konsep dengan penambahan gambar-gambar referensi yang didesain dalam proyek. Adapun content dalam presentasi berupa Landscape Concept, Siteplan Zoning, Illustrative Landscape Plan, Illustrative Landscape Section, Landscape Perspective, Material Strategy, Landscape Ambience, Planting Pallete. 5.3.3.4 Preliminary Concept Setelah menyelesaikan tahap konsep, proses desain masuk dalam tahap 4 yaitu preliminary concept. Tahap ini menjelaskan desain yang akan dilakukan dengan merujuk pada image reference. Image reference didapat dari library Oemardi_zain dan referensi pada desain-desain proyek yang sudah dilakukan oleh Oemardi_zain. Image reference dalam tahap ini berfungsi sebagai gambaran umum desain mengikuti bentuk, pola, material, tekstur, dan warna. Tahap ini dilakukan pada area-area tertentu tapak seperti garden strip, paving pattern, timber deck, water feature, planter, mounding & seating, drop off area, swimming pool, alfresco, dan pedestrian track. Setelah mendapatkan gambar yang sesuai dengan tema proyek dan akan dikembangkan pada pelaksanaan desain, tahap ini dipresentasikan melalui meeting 3 dan klien memberi masukan terhadap desain yang akan dikerjakan.
71
5.3.3.5 Design Development Sebelum melakukan tahap design development, Oemardi_zain harus memastikan bahwa design concept dan preliminary concept yang diajukan sudah disetujui oleh klien. Tahap ini ditandai dengan adanya pembayaran tahap dua sebesar 20% oleh klien setelah menyetujui tahap tersebut. Untuk itu, Oemardi_zain segera melakukan proses design development. Booth (1983) mengatakan bahwa proses pemahaman terhadap perbedaan tipe dan karakteristik masing-masing material serta pengaturan dengan elemen desain lainnya sangat penting dilakukan agar desain dapat berguna secara fungsional dan estetik. Oleh sebab itu, Oemardi_zain berusaha mempelajari kecocokan antara material softscape maupun material hardscape yang akan digunakan pada proyek L’Avenue. Booth (1983) juga memaparkan bahwa material softscape adalah elemen fisik yang sangat penting dalam perencanaan dan manajemen lingkungan di luar ruangan. Bentukan site plan mulai diperinci berdasarkan tanaman yang cocok. Sedangkan pada hardscape, bentukan site plan didesain berdasarkan kebutuhan tapak dan memperlihatkan titik lokasi yang cocok untuk diletakkan pada tapak tersebut. Pada tahap ini Oemardi_zain memberikan gambar kerja tidak detail, antara lain: material, spesifikasi, ukuran, dan bentuk. Tahap ini dilakukan dengan berhubungan langsung dengan klien melalui masukan ataupun persetujuan dari klien melalui meeting 4. Hasil produk pada tahapan ini dibuat dengan menggunakan software AutoCAD sedangkan produk gambar yang akan masuk ke dalam meeting akan dibuat secara grafis agar terlihat lebih menarik dan lebih mudah proses penjelasan. Hal ini berguna untuk mendapatkan pemahaman dari klien akan bentukan desain yang akan dipakai. 5.3.3.6 Working Drawing Booth (1983) memaparkan bahwa setelah melengkapi fase perancangan, desainer
mempersiapkan
gambar
konstruksi.
Tahapan
kerja
ini
pada
Oemardi_zain dinamakan working drawing. Tahap ini dimulai sejak tahapan design development disetujui oleh klien dengan adanya pembayaran ketiga oleh klien sebesar 30% dari total proyek.
72
Tahap ini hampir sama dengan tahapan design development, tetapi pada tahap ini gambar yang dihasilkan detail, baik itu softscape ataupun hardscape. Tahap ini dilakukan untuk melihat material yang lebih lengkap mulai dari ukuran jelas, material yang dipakai, tampak, detail-detail, potongan, juga denah dalam proyek, serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelaksanaan proyek tersebut. Setelah melewati revisi terakhir melalui meeting 5 yang telah disetujui oleh klien, penyelesaian tahap akhir dalam sebuah proyek dilaksanakan dengan perbaikan gambar kerja dan kemudian dipresentasikan dalam hasil akhir proyek. Tahap ini selesai setelah produk working drawing disetujui klien dan adanya pembayaran keempat sebesar 35%, kemudian pembayaran 5% terakhir akan dilakukan pada saat pekerjaan konstruksi lanskap selesai. Pada setiap proyek yang dilakukan oleh Oemardi_zain, tahap pembuatan 3D tergantung dengan kontrak perjanjian dalam proyek dengan klien. Tahap pembuatan 3D sering kali ditemukan pada proyek Oemardi_zain mengenai perumahan, office, park dsb. Tahap ini dilakukan agar menjadi pertimbangan klien untuk marketing proyek. Dalam Oemardi_zain juga tidak mengharuskan adanya build & implementation didalam prosesnya, tergantung dengan keinginan klien dalam menyelesaikan proyeknya. Jika klien meminta dalam proyek untuk mengikutsertakan tahap implementation & build, maka pihak perusahaan Oemardi_zain mengirimkan salah satu karyawan untuk mengikuti dan memantau proses pelaksanaan proyek itu. Setiap satu minggu, klien meminta perkembangan proses desain yang dilaksanakan Oemardi_zain baik melalui meeting atapun email. Kegiatan ini menghasilkan revisi dari klien mengenai perkembangan desain proyek. Pada proses desain L’Avenue, terdapat beberapa meeting dalam pelaksanaannya. Meeting point setiap tahap menghasilkan revisi akhir yang akan dilanjutkan ke tahap berikutnya. Pada proyek ini, alur komunikasi setiap konsultan yang ikut serta dalam proyek selaras dengan klien. Setiap diadakan meeting, semua konsultan turut berperan dalam setiap tahap proyek. Pada Oemardi_zain, direktur dan project manager berkomunikasi langsung dengan klien selama pelaksanaan proyek. Bagan alur komunikasi pada proyek L’Avenue dapat dilihat pada Gambar 35.
73
Contractual Stage Meeting 1
Penerimaan SPK yang melingkupi area perencanaan dan lingkup pekerjaan lanskap L’Avenue
Meeting 2
Presentasi konsep desain dan revisi dari klien
Meeting 3
Presentasi preliminary concept dan revisi dari klien berupa masukan mengenai perubahan bentuk, pola, dan material dalam desain
Meeting 4
Presentasi pengembangan desain dan revisi dari klien berupa perubahan gambar kerja mengenai bentuk, pola dan material desain
Meeting 5
Presentasi detail gambar kerja (denah, detail hardscape & softscape, potongan, ukuran, material dsb) dan revisi dari klien berupa perubahan ukuran, dan jenis material yang akan dilaksanakan
Inventory/ Data Collection Analysis, Sinthesis, & Design Concept
Preliminary Concept
Design Development
Working Drawing
Final Design
Gambar 34. Proses Desain L’Avenue (Sumber: Oemardi_zain, 2012) 74
Quantity Surveyor
Klien
Arcshitecture Consultant Proyek
Interior Consultant Structure Consultant
Direktur ME Consultant Project Manager
Architecture Lighting
Tim Proyek
Gambar 35. Alur Komunikasi Proyek L’Avenue (Sumber: Oemardi_zain, 2012)
Proses desain Oemardi_zain jika dibandingkan dengan Simonds dan Booth tidak jauh berbeda, semua kegiatan dilakukan secara bertahap sesuai dengan aspek yang dibandingkan. Perbedaan antara ketiga proses desain hanya terdapat pada pengklasifikasian tahapan kerja dan penamaan dalam setiap tahapan. Oleh sebab itu proses desain Oemardi_zain dapat dikatakan baik dan berjalan dengan benar sesuai dengan ketentuan menurut Simonds dan Booth. 5.3.4 Manajemen Studio Manajemen Studio di perusahaan Oemardi_zain meliputi pengolahan dan pengelolaan data setiap proyek berupa pengaturan pengarsipan, dan pengaturan format gambar kerja. Format gambar tersebut adalah layout gambar hasil komputerisasi terutama pada aplikasi program AutoCAD (Gambar 36). Pada format tersebut terdapat data yang digunakan untuk penjelasan gambar kerja, data tersebut dikelompokkan kedalam beberapa bagian, antara lain:
1. Client Data ini menginformasikan pemilik atau badan perusahaan pemberi tugas dari proyek yang dikerjakan.
75
2. Landscape Architects Data ini menginformasikan penanggung jawab konsultan lanskap yang mengerjakan tugas, berupa contact person konsultan.
3. Date, Drawn, Designed, dan Checked Data ini menginformasikan tanggal penyelesaian gambar, nama pembuat gambar, desainer dan pemeriksa hasil gambar. Informasi tersebut berupa inisial nama dengan dua huruf alfabet. 4. Drawing Title dan Project Name Data ini menginformasikan judul proyek yang dikerjakan dan judul gambar yang dikerjakan dalam gambar tersebut. 5. Plot Scale, Discipline, Drawing Number, Page Number dan Revision Data ini menginformasikan pengerjaan gambar dalam skala, disiplin ilmu yang diterapkan dalam pengerjaan proyek, nomor dalam gambar, halaman gambar dan jumlah revisi yang telah dikerjakan dalam gambar.
76
Gambar 36. Contoh Lay Out Gambar Kerja Pada Proyek L’Avenue (Sumber: Oemardi_zain 2012) 77
Adapun pengaturan pengarsipan berupa sistem penyimpanan data hasil kerja berupa gambar dalam bentuk softcopy dan hardcopy. Data softcopy dapat diakses oleh semua staf perusahaan melalui jaringan server internet internal dalam perusahaan. Data perusahaan dikelompokkan sesuai tanggal pengerjaan. Sistem kelengkapan gambar kerja secara umum dalam perusahaan memuat informasi mengenai klien, konsultan, judul dan tanggal pembuatan gambar, desainer, skala, dan nomor gambar. Dengan adanya pengelompokan dalam sebuah file dalam gambar kerja, hasil dan dokumen kerja perusahaan dapat terkoordinir dengan baik. Data softcopy dalam proyek terbagi dalam beberapa bagian antara lain: 1. 3D, merupakan data kerja yang dihasilkan melalui software AutoCAD (.dwg) dan Sketch Up (.skp), Yang kemudian diperhalus dengan sentuhan software Adobe Photoshop. biasanya bagian ini dilakukan untuk presentasi dan penggunaan untuk marketing proyek sehingga tidak semua proyek menggunakan 3D, hal ini disesuaikan dengan permintaan owner. 2. Data, merupakan data yang diperoleh dari owner. Sebagian besar isi folder ini berupa email-email dari pihak owner, termasuk di dalamnya kiriman file-file gambar yang diperlukan bagi pihak Oemardi_zain. 3. Dokumentasi, berisi surat-surat yang berkaitan dengan proyek tersebut, misalnya RAB, BOQ, cost plan, proposal, surat kontrak, dan tahap pembayaran. 4. Drawing, merupakan folder yang berisi gambar-gambar dengan format dwg (AutoCAD). Pada folder ini terdapat beberapa folder yang diberi nama sesuai dengan tanggal pembuatan gambar, sehingga perkembangan dari revisi ke revisi dapat termonitoring. 5. Image, folder ini berisi gambar-gambar hasil pewarnaan dengan hasil dari penggunaan software Adobe Photoshop. Gambar-gambar yang ada terdiri dari siteplan, potongan, perspektif, dll. 6. Image Precedent, pada folder ini terdapat foto-foto elemen lanskap yang dijadikan referensi dalam pembuatan site plan. Foto-foto yang terdapat pada folder ini meliputi elemen softscape dan hardscape.
78
7. Reference, merupakan folder berisi gambar-gambar referensi berformat dwg meliputi desain hardscape dalam sebuah proyek. 8. Report, adalah folder yang berisi powerpoint yang akan dipresentasikan pada owner.
5.3.5 Manajemen Proyek Manajemen proyek terdiri atas tahap-tahap dalam pekerjaan suatu proyek dimulai dari tahap inventarisasi dan analisis, pembuatan konsep sampai dengan pembuatan gambar kerja dan tahap pelaksanaan desain. Setiap proyek dalam perusahaan Oemardi_zain berjalan dengan baik apabila tahap tersebut tertuang dalam manajemen proyek perusahaan tersebut. Sesuai dengan proyek yang dilakukan Oemardi_zain pada perancangan lanskap L’Avenue yang memiliki pokok inti sebagai area mixed use kawasan Pancoran, artinya pengembangan satu kawasan dengan berbagai fungsi yang dikombinasikan melalui zoning office, residential, dan retail. Proyek ini adalah salah satu penanggulangan tingkat kesesakan penduduk Jakarta yang semakin padat sehingga dibuat satu kawasan yang dapat memfasilitasi keinginan pengguna untuk menghindari pemakaian ruang-ruang yang banyak dan pada akhirnya kawasan tersebut lebih terkontrol.
Quality Cost Delivery
Gambar 37. Bagan Parameter Manajemen Proyek Oemardi_zain (Digambar oleh: Situmorang)
79
Oemardi_zain mempunyai parameter manajemen dalam menjalankan sebuah proyek. Parameter tersebut dibagi menjadi tiga kriteria berdasarkan kebutuhan perusahaan (Gambar 37). Tanda panah pada gambar menunjukkan bahwa
setiap
parameter
manajemen
proyek
Oemardi_zain
saling
berkesinambungan. Parameter tersebut antara lain: 1. Mutu (quality). Didalam proyek L’Avenue, produk gambar merupakan hasil akhir dalam penyelesaian desain suatu proyek. Untuk menjaga kualitas produk, gambar yang dihasilkan pada proses desain L’Avenue mengacu pada sistem kelengkapan gambar kerja Oemardi_zain (layout). Layout gambar kerja ini mempermudah penyampaian informasi gambar kepada pembaca, dalam hal ini adalah klien. 2. Anggaran biaya (cost). Proyek yang dikerjakan harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi batas anggaran yang ditentukan. Biaya dalam setiap proyek berbeda tergantung kontrak kerja dan perihal yang dilaksanakan (Tabel 7). Pada manajemen proyek Oemardi_zain, sistem pembayaran dan jadwal waktu pembayaran dilakukan sesuai kontrak yang tertulis didalam sebuah proyek, dan biasanya sistem pembayaran setiap proyek yang ada dilakukan dengan beberapa tahap. Proyek L’Avenue sesuai dengan SPK Pasal V mempunyai nilai kontrak sebesar Rp. 180.000.000,-. Adapun cara pembayaran disepakati melalui SPK Tahap VI dengan lima tahap. Masing-masing tahap dibayar berdasarkan proses desain sesuai bobot pelaksanaan melalui presentase dari biaya total. Tahap awal dilakukan proses pembayaran sebesar 10% sebagai uang muka dibayarkan setelah penandatanganan kontrak. Kemudian proses pembayaran kedua sebesar 20% dibayarkan setelah tahap conceptual design telah selesai, disetujui dan diserahkan kepada klien. Pembayaran ketiga dilakukan sebesar 30% setelah tahap design development selesai, disetujui dan diserahkan kepada klien. Proses pembayaran keempat sebesar 35% dibayarkan setelah tahap gambar kerja dan dokumen tender selesai, disetujui dan diserahkan kepada klien. Sisa pembayaran terakhir sebesar 5% dibayarkan setelah tahap pengawasan pekerjaan konstruksi lanskap selesai dan dikuatkan dengan
80
Berita Acara Serah Terima dari kontraktor. Biaya jasa desain dipengaruhi oleh luas tapak yang dikerjakan, keinginan klien, lingkup & produk kerja yang dihasilkan, dan waktu pengerjaan. Umumnya, perbandingan setiap perihal yang mempengaruhi level proyek berbanding lurus dengan biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut. Tabel 7. Perbandingan Biaya Jasa Perihal Luas Tapak Keinginan Klien Produk Kerja Waktu
Level ↑ ↑ ↑ ↑
Biaya ↑ ↑ ↑ ↑
3. Jadwal (delivery). Setiap proyek pekerjaan yang terdapat dalam perusahaan Oemardi_zain berpatokan dengan waktu pengerjaan proyek. Setiap penyelesaian pekerjaan didukung dengan upaya pengerjaan secara teamwork. Proyek L’Avenue dikerjakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan adalah selama enam belas minggu kalender terhitung dari tanggal 12 Desember 2011 atau sekitar empat bulan pelaksanaan (Lampiran 1, SPK Pasal IV).
Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk dan deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Melalui kegiatan proyek ini, produk dan deliverable yang dihasilkan berupa tahapan-tahapan dalam melaksanakan sebuah proyek seperti yang dilakukan oleh Oemardi_zain. Menurut Cleland dan Ireland (2002), manajemen proyek merupakan hal terpenting dalam sebuah pelaksanaan pembangunan. Manajemen proyek yang terstruktur baik menentukan hasil dari setiap program kerja proyek itu sendiri. Manajemen proyek memiliki dua komponen utama, yaitu strategi dan implementasi. Strategi adalah rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan implementasi merupakan penerapan yang
81
berarti pelaksanaan sebuah kegiatan. Manajemen ini didukung oleh perencanaan proyek yang mendeterminasikan secara rasional dan berkelanjutan. Cleland dan Ireland (2002) juga menambahkan bahwa perencanaan proyek merupakan
penentuan
rasional
untuk
memulai,
mempertahankan
dan
menghentikan proyek. Konsep dasar perencanaan dan rencana pemantauan pengembangan proyek dianalisis sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan utilitas yang tersedia. Pada Oemardi_zain, strategi komponen utama ini dituangkan
pada
pembentukan
tiga
parameter
tersebut
kemudian
diimplementasikan pada pelaksanaan proyek melalui setiap tahapan sehingga proyek yang masuk dalam perusahaan tertata dengan baik. Tiga parameter ini mewakili setiap proyek yang dijalankan. Pada parameter mutu ditekankan pada format gambar yang ditampilkan kepada klien. Semakin detail gambar dan keterangan gambar yang dihasilkan akan semakin mudah dalam pembacaan sebuah gambar kerja oleh klien (Gambar 36). Parameter anggaran biaya pada perusahaan Oemardi_zain ditekankan pada pembayaran kontrak kerja proyek. Pada proyek L’Avenue terdapat beberapa kali pembayaran dalam pelaksanaannya, hal ini meminimalisir kerugian terhadap perusahaan Oemardi_zain apabila kontrak kerja sewaktu-waktu diputus sepihak oleh klien. Kerugian itu dapat terjadi jika pembayaran kontrak kerja tidak dilakukan dengan sesi tahap pembayaran, kemudian perusahaan telah melaksanakan desain dan klien memutus kontrak secara sepihak maka perusahaan tersebut mengalami kerugian karena belum adanya pembayaran dalam proyek. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa biaya jasa yang dilakukan oleh perusahaan Oemardi_zain bergantung dengan empat hal yaitu luas tapak, keinginan klien, produk kerja, dan waktu. Semakin besar luas tapak yang masuk ke dalam proyek maka semakin tinggi kontrak kerja yang dihasilkan. Kebutuhan klien yang semakin rumit dalam mendesain sebuah proyek maka semakin tinggi pula kontrak kerja yang dihasilkan. Semakin banyak produk kerja yang dihasilkan misalnya dalam satu tapak terdapat banyak desain, maka semakin tinggi juga kontrak kerja yang dihasilkan. Semakin lama waktu pengerjaan yang dilakukan dalam pengerjaan sebuah proyek maka semakin tinggi juga kontrak kerja yang dihasilkan.
82
Parameter terakhir adalah jadwal. Jadwal berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Semakin panjang jadwal pelaksanaan sebuah proyek maka semakin tinggi biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Oemardi_zain dalam melaksanakan sebuah proyek tertata dengan jelas sesuai dengan kesepakatan kontrak kerja. Jika ada perubahan dalam waktu pelaksanaan maka akan ada perubahan biaya dalam proyek tersebut. Manajemen proyek ini telah diterapkan oleh Oemardi_zain dengan terstruktur, terbukti selama mahasiswa mengikuti magang (4 bulan) dalam perusahaan ini terdapat 38 proyek yang ditangani oleh perusahaan. Setiap proyek mempunyai waktu dan pelaksanaan yang berbeda. Dengan waktu dan pelaksanaan yang berbeda tersebut diikuti oleh tingkat keinginan dan kebutuhan klien yang tinggi mampu diatasi Oemardi_zain dengan menyelesaikan proyek yang telah ditentukan. 5.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Banyak yang terjadi dalam pekerjaan proyek dalam sebuah perusahaan konsultan. Memaksimalkan pekerjaan dan penyelesaian tepat waktu merupakan target yang diinginkan setiap perusahaan konsultan. Begitupun selama kegiatan magang di perusahaan konsultan lanskap Oemardi_zain, berbagai aspek telah didapat antara lain dimulai dengan pengetahuan dalam berkarya di dalam sebuah kehidupan nyata, dan pembelajaran ilmu lanjutan yang akan dipakai dalam pekerjaan. Berikut ini ada berbagai faktor yang mendukung dan menghambat sebuah pekerjaan dalam perusahaan konsultan Oemardi_zain. 5.4.1 Faktor Pendukung Ada beberapa faktor pendukung dalam kegiatan magang di Oemardi_zain dalam menjalankan proyek melalui tahap-tahap proses desainnya, antara lain: 1. Struktur kerja, pembagian kerja yang baik antara setiap staf dan karyawan yang ada dalam perusahaan. Dalam lingkup umumnya, Oemardi_zain membagi dalam beberapa tingkat dalam pengerjaan, yaitu project manager, arsitek senior, arsitek junior, dan drafter. Setiap tingkat mempunyai bobot pekerjaan yang berbeda, dengan bobot yang paling tinggi adalah project manager sampai diakhiri dengan drafter.
83
2. Tahapan kerja yang tertata dengan baik dalam setiap pekerjaan proyek dimulai dengan tahap penerimaan proyek, riset dan analisis, konsep desain, pengembangan desain, dan terakhir oleh tahap pembuatan gambar kerja. Tahap ini sudah dimengerti dengan baik oleh setiap staf dan karyawan, sehingga tidak membingungkan dalam proses pekerjaannya. 3. Fasilitas kerja dalam perusahaan konsultan Oemardi_zain sangat membantu dalam pekerjaan proyek-proyek kantor. Software maupun hardware yang dimiliki oleh perusahaan difungsikan dengan tepat sasaran dan sesuai dengan kegunaannya. Peninjauan fasilitas kerja yang tidak layak pakai dilakukan secara berkala dalam upaya peningkatan kualitas kerja yang lebih produktif. 5.4.2 Faktor Penghambat Hambatan umum yang terjadi dalam kegiatan di perusahaan konsultan lanskap Oemardi_zain adalah masa waktu pekerjaan suatu proyek. Tidak jarang dijumpai bahwa waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek sesuai dengan kontrak kerja sewaktu-waktu diundur dengan keinginan klien. Oleh sebab itu, dengan adanya keputusan tersebut akan mengganggu pengerjaan proyek lainnya yang ada di perusahaan Oemardi_zain.
84
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Proses desain pada perusahaan konsultan lanskap Oemardi_zain mempunyai beberapa tahap, yaitu tahap penerimaan proyek, riset dan analisis, konsep desain, preliminary concept, pengembangan desain, dan gambar kerja. Enam tahapan tersebut merupakan tahapan yang paling penting dan saling bersangkutan satu dengan yang lainnya pada setiap pekerjaan yang dilakukan Oemardi_zain. Proyek lanskap L’Avenue secara garis besar dapat dikatakan berurutan dalam mengikuti konsep proses desain oleh Booth dan Simonds, namun Oemardi_zain mempunyai aturan dan penggolongan tahapan tersendiri dalam pengerjaan proyeknya. Setiap proyek memiliki syarat dan ketentuan dalam pengerjaannya. Hal ini tergantung pada kesepakatan (Surat Perintah Kerja) yang dibuat antara klien dan Oemardi_zain. Terdapat banyak keuntungan dan manfaat dalam mengikuti proses magang ini. Pengalaman, ilmu, bekerja sama dengan tim, meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang
perancangan lanskap, dan penempatan posisi dalam
bekerja menjadi hal yang signifikan dalam bekerja pada sebuah konsultan lanskap. 6.2 Saran Sistem kerja di konsultan lanskap Oemardi_zain secara teamwork berjalan efektif karena memudahkan proses pelaksanaan dalam proyek. Struktur, tahapan, dan fasilitas kerja pada Oemardi_zain juga terorganisir dengan baik sehingga menguntungkan aktivitas kerja dalam perusahaan. Waktu yang terbatas (4 bulan) untuk mahasiswa magang diharapkan mampu bergerak aktif dalam setiap aktivitas kerja secara teamwork. Hal ini menguntungkan bagi mahasiswa magang untuk meningkatkan level profesionalitas di tingkat kerja. Mahasiswa magang juga diharapkan mampu memberikan ide-ide terkait dengan topik proyek yang dibutuhkan sehingga mahasiswa tidak hanya terfokus menjadi drafter tapi juga bisa menjadi konseptor dan bahkan pemimpin dalam proyek di kemudian hari.
85
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Definisi Arsitektur Menurut Para Ahli. http://www.scribd.com/doc/57673058/Definisi-Arsitektur-Menurut-ParaAhli. [16 Januari 2012]. _______. 2011. Pengertian Habitat. http://nujubaliharmoni.wordpress.com/2011/09/25/210/. [16 Januari 2012]. _______. 2012. Aricoutama. Batu Andesit. www.aricoutama.com/batualam/items/2-batu-andesit. [tanggal 22 Oktober 2012] Booth NK. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. USA: Waveland Press. Branch MC. 1995. Perencanaan Kota Komperehensif: Pengantar dan Penjelasan (Terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Cleland DI. Ireland LR. 2002. Project Management: Strategic Design and Implementation. New York: McGraw Hill Dipohusodo I. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 209 hal. Echols J, Shadily H. 2003. Kamus Inggirs-Indonesia. Jakarta. Gramedia. Eckbo G. 1964. Urban Landscape Design. New York: McGraw-Hill Book Co. Inc.. 248p. Gold SM. 1980. Recreation Planning and Design. New York: McGraw-Hill Book Company. Hakim R, Utomo H. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap. Jakarta: Bumi Aksara. Ingels JE. 2004. Landscaping. Delmar Learning. United State of America. Laurie M. 1984. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan (Terjemahan). Intermedia: Bandung. Laurie M. 1990. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. Bandung: Intermatra
86
Loidl H, Bernard S. 2003. Opening Spaces (Design as Landscape Architecture). Birkhauser. Berlin Reigh GW. 1993. From Concept to Form in LandscapeDesign. New York: Van Nostrand Reinhold. Robbins SP, Coulter M. 2003. Manajemen Jilid 1 (Terjemahan) Edisi ke-7. Jakarta: PT Intan Sejati Klaten. Simonds JO. 1983. Landscape Architecture: A Manual of Site Planning and Design. New York. McGraw-Hill Book Co. Soeharto I. 1999. Manajemen Proyek. Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta: Erlangga. Sudrajat N. 2010. Perencanaan Lanskap Jalan Tol Kanci-Pejagan Pada Oemardi_zain Landscape Consultant Bogor [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Departemen Arsitektur Lanskap. Mellandina VM. 2012. Proses Desain Taman Lingkungan Di Perumahan Jakarta Garden City [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Departemen Arsitektur Lanskap.
87
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Perintah Kerja
88
Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan)
89
Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan)
90
Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan)
91
Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan)
92
Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan)
93
Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan)
94
Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan)
95
Lampiran 1. Surat Perintah Kerja (lanjutan)
96
Lampiran 2. Image Reference Preliminary Concept
97
No
Area
Image
Material Item
Content
Product
Dimension
Colour
GROUND FLOOR 1 ROUNDABOUT
Tangga
Batu Andesit RTM
300x300x20 mm
Abu-abu
Banding
Batu Andesit RTM
200x200x20 mm
Abu-abu
Koping
Coping Batu Paras Putih
Uk. 300x300x50 mm
Putih/Krem
Dinding
Batu Kebumen Pecah
Andesit RTM
2 FEATURE WALL
Batu Paras Putih
Putih/Krem
Batu Kebumen
3 LAPANGAN TENIS
Pagar
4 KOLAM RENANG Andesit RTM
Steel Column WF
200x100 mm
Hitam
Kawat Harmonika
50x50 mm
Hitam
Stell UNP Besi RHS
50x100 mm 50x50 mm
Hitam Hitam
Lantai
Lapisan Lapangan Tenis Tennokote
Propan
Hijau, Merah, Putih
Koping
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Abu-abu
Gutter
Batu Andesit RTM
200X250X30 mm
Abu-abu
Tangga Dinding & Lantai
Batu Andesit RTM Keramik Mosaik
Kuda Laut SQM 401
300X200X20 mm 60X60 mm
Abu-abu Biru Laut
Lantai
Keramik Mosaik
Kuda Laut JIS 2
25x25 mm
Biru Laut
Keramik Mosaik
5 PERGOLA
Kisi-Kisi
Kayu Bangkirai Kaso 30x40mm Woodstain finish
6 POLA LANTAI a. POOL DECK Andesit Honed
Andesit RTM
30x40mm Mowilex
Palisander WS 502
Rangka Pergola
Besi RHS
Uk. 80x80mm
Powder Coating Hitam
Tiang
Besi WF
200x100mm
Powder Coating Hitam
Atap
Polycarbonate
Banding
Batu candi RTM
Uk. 600x600x20 mm
Hitam
Batu andesit RTM
Uk. 300x300x20 mm
Abu-abu
Batu andesit Honed
Uk. 300x300x20 mm
Abu-abu
Twinlite - Silver Blue
Abu-abu
Candi RTM
Lampiran 3. Material Plan Ground Floor
98
No
Area
Image
Material Item
b. Platform
sandstone
Content
Product
Dimension
Colour
Batu sandstone acak putih Batu Andesit RTM
Putih/Krem Uk. 300x300x20 mm
Abu-abu
Batu Andesit RTM
Uk. 300x140x20 mm
Abu-abu
Batu Andesit RTM
Uk. 300x300x20 mm
Abu-abu
Pipa stainless steel
%%C 2"
Rangka besi siku fin. Cat
T=5mm
Andesit RTM
c.Tangga
Andesit RTM
d.Railing
7 FEATURE POT
Rangka besi streep fin. Cat
orange orange
Kawat Loket Besi fin Cat
uk. 500x500 mm dia 3 mm
orange
Batu kerikil Hitam tumpul
uk dia 50-70 mm
Hitam
Koping & Dinding
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Abu-abu
Koping
Batu Andesit RTM
8 PLANTER a. Tipe 1 Andesit RTM
b.Tipe 2
Cat Abu-abu
200X200X20 mm
Abu-abu
200X130X20 mm
Abu-abu
200X80X20 mm
Abu-abu
Dinding
Plaster Kamprot Fin Cat
Mowilex (Mercury B.S.00A05)
Abu-abu
c.Tipe 3
Koping & Dinding
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Abu-abu
d.Tipe 4
Koping & Dinding
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Abu-abu
9 CURB BATU a. Tipe 1
Batu Andesit RTM Andesit RTM
b. Tipe 2
Batu Andesit RTM
10 RAMP
Banding Andesit Honed
Andesit RTM
150X200X20 mm
Abu-abu
130X200X20 mm
Abu-abu
200X200X20 mm
Abu-abu
80X200X20 mm
Abu-abu
Batu candi RTM
Uk. 600x600x20 mm
Hitam
Batu andesit RTM
Uk. 300x300x20 mm
Abu-abu
Batu andesit Honed
Uk. 300x300x20 mm
Abu-abu
Kaca Tempered
t = 12 mm
Bening
Candi RTM
11 RAILING KACA
Lampiran 3. Material Plan Ground Floor (lanjutan)
99
No
Area
Image
Material Item
Content
Product
Dimension
Colour
12 PATHWAY Koral Sikat dia. 3-5 mm
Pancawarna Abu-abu
Koral Sikat Pancawarna
13 PLAZA MATERIAL
Batu Palimanan Random
Nat
Koral Sikat Pancawarna
Palimanan acak
14 DINDING POOL DECK
Plaster Halus fin Cat
Dulux Dove 40140 M
Abu-abu
Weathershield Max
15 SEATING
Kayu Bangkirai, Woodstain finish
Uk. 20x100x1340mm Mowilex
Besi RHS
Palisander WS 502 Uk. 40x40mm
Powder Coating Hitam
Uk. 80x80mm
Powder Coating Hitam
16 GREEN PLAZA
Rumput Artificial/Synthetic
17 POLA JALAN
Paving Block Ex. Cisangkan
200x100x80mm
Paving Block Ex. Cisangkan
200x100x80mm
Abu-abu
Paving Block Ex. Cisangkan
200x100x80mm
Putih
DOMO
Hijau
Hitam
Cisangkan
18 SHOWER AREA
Batu Breksi RTM Random Plaster Kamprot Fin. Cat Candi RTM
TOTO TX465SE
TOTO TX443SE
Andesit
Breksi RTM
19 REFLECTING POOL Candi RTM Andesit RTM Batu Koral Hijau
20 STAGE Andesit RTM
T= 20mm Mowilex Cream BS 3040
Krem
Batu Candi
300x50x30mm
Batu Andesit Cut To Size
T= 20mm
Abu-abu
Batu Andesit
100x100x20mm
Abu-abu
300x300x50 mm
Hitam
Showe Head
TOTO Tipe TX465SE
Watertap
TOTO Tipe TX443SE
Hitam
Koping
Batu Candi
Lantai
Plaster Fin. Cat Batu Koral
Dia. 3-5mm
Hijau
Dinding
Batu Andesit
200x200x20mm
Abu-abu
Tangga
Batu Andesit
300x300x20 mm
Abu-abu
Batu Andesit
100x300x20 mm
Abu-abu
Batu Andesit RTM
300x200x20 mm
Merah
Batu Andesit RTM
200x200x20 mm
Abu-abu
Lantai
Lampiran 3. Material Plan Ground Floor (lanjutan)
100
No
Area
Image
Material Item
Content
Product
Dimension
Colour
PODIUM FLOOR 1 WATER FEATURE
Koping Lantai Andesit Polished
Batu Andesit Polished
200X200X50 mm
Abu-abu
Batu Andesit Polished
150x150x50 mm
Abu-abu
Plaster halus Fin. Cat
Hitam
Batu Koral Hitam Lepas dia. 30-50 mm
Koral Hitam
Dinding
Granite Hitam Fin Bushhammered
100x100x20 mm
Hitam
Batu Andesit Polished
160x200x20 mm
Abu-abu
Pedestal
Batu Andesit Polished
200x200x20 mm
Abu-abu
Koping
Batu Paras
200X200X20 mm
Putih
Dinding
Batu Paras
400x200x20 mm
Putih
Batu Paras
100X200X20 mm
Putih
Koping
Batu Paras
100X100X50 mm
Putih
Dinding
Batu Paras
200X100X20 mm
Putih
200X80X20 mm
Putih
Batu Paras
150X200X50 mm
Putih
Batu Paras
120X200X20 mm
Putih
Dinding
Batu Paras
200X200X20 mm
Putih
Koping
Batu Andesit RTM
100X100X20 mm
Abu-abu
Abu-abu
Granit Hitam
2 PLANTER a. Tipe 1
b.Tipe 2
Batu Paras Putih
c.Tipe 3
Koping
d.Tipe 4 Teraso Fin. Putih
e.Tipe 5
Andesit RTM
Cat Abu-abu
3 FEATURE WALL
Dinding
Teraso Putih
Koping
Batu Andesit RTM
300X200X50 mm
Dinding
Batu Andesit RTM
300X200X20 mm
Dinding Cat Abu-abu
Andesit RTM Granit Hitam
Mowilex (Mercury B.S.00A05)
Abu-abu
Plaster Kamprot Fin. Cat
Mowilex (Mercury B.S.00A05)
Abu-abu Putih
Koping
Batu Andesit Bakar
200X200X20 mm
Abu-abu
Dinding
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Abu-abu
Lantai
Batu tebar dia 30-50 mm (Alor) Granite Hitam Bintik Polished Plaster halus Fin. Cat
Koral Hitam
Abu-abu
Plaster Kamprot Fin Cat
Mosaik Batu Palimanan
Palimanan Putih
4 WATER FEATURE PLAZA
Teraso Putih
Hitam 600x600x20 mm
Hitam Hitam
Andesit Bakar
Lampiran 4. Material Plan Podium Floor
101
No
Area
Image
5 SHELTER
Material Item Kisi-kisi
Content
Product
Kayu Merbau
Palimanan Putih
Koral Hitam
Kayu Merbau
Atap
Polycarbonate
Tiang
Besi CHS 100mm Fin. Cat
Koping
Batu Paras
Dinding
Plaster halus Fin. Cat
Colour
20x100x1948 mm
Kayu Merbau Batu Paras Putih
Dimension
50x70mm Twinlite - Silver Blue
Abu-abu Putih 300X300X50 mm
Putih Putih
Batu Pecah Palimanan
Putih/Krem
Koral Sikat Hitam Lepas
dia. 3-5 mm
Hitam
Andesit RTM
6 LOW WALL &
Plaster halus Fin. Cat
STRIPE BANDING
Mowilex (Mercury B.S.00A05)
Batu Andesit RTM
7 MOUNDING
Dinding
Abu-abu muda 300X300X20 mm
Fin. Plaster Kamprot
Mowilex (Mercury B.S.00A05)
Plaster halus Fin. Cat
Mowilex (Mercury B.S.00A05)
Abu-abu
Abu-abu
Koral Sikat Pancawarna
8 PATHWAY
Banding Kayu Bangkirai
9 JEMBATAN
Papan Balok
Abu-abu
Batu Koral Sikat Pancawarna
dia 3- 5 mm
Kayu Bangkirai
200x30 mm
Kayu Bangkirai
120x30 mm
Kayu Bangkirai
80x120 mm
Kayu Bangkirai
10 TIMBER DECK
Papan
Kayu Bangkirai
200mmx30mmx4000 mm
Balok
Kayu Bangkirai
60x120 mm 100x30 mm
Batu Paras Putih
11 PLANTER a. Tipe 6
Koping
Batu Paras
200X120X20 mm
Putih
Dinding
Batu Paras
200x200x20 mm
Putih Putih
Kayu Merbau
b.Tipe 7
Batu Paras Putih
c.Tipe 8 Andesit RTM
Teraso Putih Teraso Putih
Putih
Papan
Kayu Merbau
20x200 mm
Balok
Kayu Merbau
20x100 mm
Rangka
Besi RHS
50x50 mm
Koping
Batu Paras RTM
200X200X20 mm
Putih
Dinding
Batu Paras RTM
200X200X20 mm
Putih
koping
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Abu-abu
Dinding
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Abu-abu
Batu Andesit Polished
200X200X20 mm
Abu-abu
Putih
Andesit Polished
12 OUTDOOR TERRACE PLANTER
Koping Dinding
Kayu Bangkirai
Lampiran 4. Material Plan Podium Floor (lanjutan)
102
No
Area
Image
Material Item
13 OUTDOOR TERRACE TIMBER DECK
Content
Product
Dimension
Papan
Kayu Bangkirai
100X30X4000 mm
Balok
Kayu Bangkirai
50x70 mm
Kisi
Kayu Bangkirai
Colour
Kayu Bangkirai
14 OUTDOOR TERRACE DINDING PAGAR
Woodstain finish
Uk. 30x40x920 mm Mowilex
Besi SHS Fin Cat Besi Dinding 15 DINDING PERIMETER
Palisander WS 502 40x40x2 mm
Coklat
Plaster Kamprot Fin Cat
(Mowilex-Pebble BS 00 A 01
Abu-abu
Kamprot halus fin. Cat
Mowilex (Mercury B.S.00A05)
Abu-abu
PODIUM 16 TURF PAVE &
Beton
BETON JEPIT 17 RAMP Koral Sikat Pancawarna
Andesit RTM
Batu Koral Sikat Pancawarna
dia 3- 5 mm
Koping
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Abu-abu
Dinding
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Abu-abu
Andesit Honed
18 POLA LANTAI TIPE 1 Sandstone
TIPE 2
TIPE 3
Granit Cobble Stone
HT-Azul
HT-Olive
Cisangkan
Andesit RTM
Andesit Rata Alam
Granit Cobble Stone
21 DROP OFF LOBBY
300X300X50 mm
Hitam
Granit Cobble Stone RTM
100X100X50 mm
Abu-abu
Batu Andesit Honed
200X200X50 mm
Hitam
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Hitam
Batu Andesit RTM
200X200X50 mm
Batu Andesit Polished
200X200X50 mm
Batu Sandstone RTM
300X200X50 mm
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Homogeous Tile
19 PEDESTRIAN
20 POLA DROP OFF TAXI
Batu Andesit RTM
Uk. 600x600 mm
Abu-abu Tua
Homogeous Tile
Niro Granite Azul
Uk. 300x300 mm
Abu-abu Muda
Homogeous Tile
Niro Granite Azul
Uk. 600x300 mm
Abu-abu Muda
Batu Andesit RTM
200X200X20 mm
Paving Block Ex. Cisangkan
200x100x60mm
Hitam
Paving Block Ex. Cisangkan
200x100x60mm
Abu-abu
Batu Andesit RTM
300x300x50mm
Abu-abu
Batu Andesit Rata Alam
200x200x50mm
Abu-abu
Andesit RTM
Batu Andesit RTM
300x300x50mm
Hitam
Granit Cobble Stone RTM Batu Andesit RTM
100X100X50 mm 100X100X80 mm
Abu-abu Abu-abu
Lampiran 4. Material Plan Podium Floor (lanjutan)
103