PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA
DENISSA VIKADITYA PARAMASTRI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengelolaan Lanskap Kawasan Rekreasi Ocean Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara” adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi, baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.
Bogor, Desember 2012
Denissa Vikaditya Paramastri A44080023
ABSTRACT
DENISSA VIKADITYA PARAMASTRI. Recreation Landscape Management of Ocean Ecopark at Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Supervised by WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
In this modern era, recreation becomes an important element for human life. Recreational options are increasingly diverse and interesting. Along with the rise of the enviromental sustainability issue and the high human need for a recreational green open space, recreational areas associated with nature is more and more popping up. Taman Impian Jaya Ancol being one of recreation industry that can answer the needs of society quickly. This is indicated by the presence of a new recreation area that offers the comfort of the environment with a large green open spaces, namely Ocean Ecopark . The success and sustainability of recreational places are determined by a good management system. From intership activity in Ocean Ecopark, the student expected to learn the process of managing recreation areas in depth and provide an alternative landscape management strategies for solving any problems arise. To solve the problems, student used alternative strategies using SWOT analysis that produced seven points to be input for the Ocean Ecopark management.
Keyword: Recreation, Ecopark, Taman Impian Jaya Ancol, SWOT analysis
RINGKASAN
DENISSA VIKADITYA PARAMASTRI. PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH. Di era modern ini rekreasi menjadi unsur penting bagi kehidupan manusia. Kegiatan rekreasi ini bertujuan melepas kejenuhan akan rutinitas sehari-hari. Rekreasi juga berdampak positif bagi kehidupan manusia karena dapat menimbulkan rasa senang dan menghilangkan stress. Taman rekreasi menjadi salah satu alternatif wisata untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas keseharian. Pilihan tempat rekreasi pun semakin beragam dan menarik. Seiring dengan maraknya isu tentang kelestarian lingkungan dan tingginya kebutuhan manusia akan ruang terbuka hijau yang rekreatif, tempat rekreasi yang berhubungan dengan alam pun semakin banyak bermunculan. Taman Impian Jaya Ancol menjadi salah satu industri rekreasi yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat dengan cepat, hal ini ditunjukkan dengan hadirnya tempat rekreasi baru yang menawarkan kenyamanan lingkungan dengan ruang terbuka hijau yang luas, yaitu Ocean Ecopark. Ocean Ecopark adalah tempat rekreasi yang mengedepankan kelangsungan ekosistem alam sehingga masyarakat tidak hanya menikmati wahana rekreasi, tetapi juga dapat menikmati lingkungan yang serasi dengan alam. Selain itu, Ocean Ecopark juga menyajikan kepada masyarakat akan arti pentingnya membangun lingkungan yang kondusif bagi pengembangan sebuah ekosistem dan keragaman hayati. Dalam kegiatan magang yang dilaksanakan di bawah bimbingan Manager Operasional dan Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan Ocean Ecopark, Taman Impian Jaya Ancol, dipelajari sistem pengelolaan yang diterapkan dalam suatu kawasan rekreasi. Mahasiswa mempelajari sistem organisasi perusahaan serta alur koordinasinya, serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengelolaan baik secara administratif maupun operasional di lapang. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung, wawancara pihak pengelola dan instansi terkait, penyebaran kuisioner, dan studi literatur. Pengelohan Data dari lapang dianalsis menggunakan analisis deskriptif, analisis IPA, dan analisis SWOT. Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis segala aspek baik kondisi umum maupun pengelolaan. Analisis IPA dilakukan untuk menganalisis kuisioner yang disebar kepada pengunjung. Melalui analisis IPA ini dapat diketahui atribut-atribut apa saja yang menjadi prioritas utama, prestasi, prioritas rendah, ataupun atribut yang mendapatkan perlakuan terlalu berlebih oleh pihak pengelola. Dari analisis deskriptif, analisis IPA, dan wawancara dari pihak internal maupun eksternal yang terkait dengan Ocean Ecopark sehingga didapatkan kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode SWOT. Metode SWOT ini menghasilkan matriks SWOT yang menjadi dasar pembuatan alternatif strategi pengelolaan Ocean Ecopark.
Strategi pengelolaan yang didapatkan untuk pengelola Ocean Ecopark berjumlah tujuh butir, yang urutan prioritasnya dari tinggi ke rendah sebagai berikut: (1) mempertahankan dan meningkatkan fasiltas, sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika; (2) meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada; (3) menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi yang peduli akan aksi go green atau greenlife style; (4) mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu; (5) mengembangkan wahana dan kegiatan rekreasi dengan inovasi-inovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung; (6) melengkapi kekurangan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung untuk mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi; (7) memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim dan alam. Tujuh alternatif strategi yang didapatkan dengan prioritasnya masingmasing diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pengelola Ocean Ecopark untuk mengembangkan Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi yang nyaman, aman, indah, bersih, dan selaras dengan alam. Selain itu, dalam pengembangannya, Ocean Ecopark harus berpedoman pada pengertian dasar ecopark, yaitu suatu taman ekologis yang berbasis rekreasi alam dengan tujuan untuk meningkatkan interaksi manusia dengan lingkungan dan konsep-konsep pengembangan yang ada masih perlu ditingkatkan agar tujuan awal Ocean Ecopark sebagai ecopark dapat tercapai.
Kata Kunci:
rekreasi, ocean ecopark, pengelolaan lanskap, analisis IPA, analisis SWOT
© Hak cipta milik IPB, tahun 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya diizinkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA
DENISSA VIKADITYA PARAMASTRI
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
Judul
: Pengelolaan Lanskap Kawasan Rekreasi Ocean Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara
Nama
: Denissa Vikaditya Paramastri
NRP
: A44080023
Program Studi
: Arsitektur Lanskap
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr. NIP 19491105 197403 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP 19480912 197412 2 001
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Denissa Vikaditya Paramastri dilahirkan di Semarang pada tanggal 20 September 1990. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Drs. Eko Timur Putranto Wardhoyo dan Vita Triargini. Penulis memulai pendidikan di SDN Polisi 4, Bogor, pada tahun 1996 sampai dengan 2002. Kemudian pada tahun 2002 sampai dengan 2005 penulis mengenyam pendidikan di SMP Negeri 1, Bogor. Selanjutnya, pada tahun 2005 sampai dengan 2008 penulis mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1, Bogor. Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama masa kuliah penulis aktif mengikuti kegiatan di luar akademik , diantaranya Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP), Music Agriculture X-pression!! (MAX!!), Obscura, dan Bogor Berkebun. Penulis pernah menjadi pengurus HIMASKAP divisi fund-raising tahun kepengurusan 2009/2010, Manajer divisi event organizer MAX!! tahun kepengurusan 2010/2011, dan Dewan Penasihat MAX!! tahun kepengurusan 2011/2012. Penulis juga aktif mengikuti berbagai pelatihan dan seminar yang mengasah kemampuan soft skill.
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah Swt. atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengelolaan Lanskap Kawasan Rekreasi Ocean Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara”. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu, membimbing, dan memberikan masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA sebagai pembimbing akademik atas bimbingan, masukan, dan arahannya selama penulis menjalani kuliah dan kepada R. Dikky Indrawan, SP, MM,
dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen atas masukan dan
bimbingannya. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada General Manager Ocean Ecopark, yaitu Bapak Pirsa Gautama, Manajer Operasional, yaitu Bapak Imam Tajuddin, Manajer Keuangan, yaitu Ibu Ina Sukacita, Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan, yaitu Ibu Vierna Noor Septiyanti, dan seluruh karyawan Taman Impian Jaya Ancol khususnya Departemen Ecopark dan Pasar Seni yang telah memberikan kesempatan dan membimbing penulis selama kegiatan magang berlangsung serta kepada Ibu Heidy selaku Direktur PT. Tidar Utama Teknika atas bantuannya. Penulis juga ingin memberikan ucapan terima kasih kepada Ibunda Vita Triargini dan Ayahanda Eko Timur, serta Dinda Chantya Safira selaku saudara kandung yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan, dan doa kepada penulis. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat yang ada di UKM MAX!! yaitu Syifa Utari Dyah Permatasari, Rona Jutama Yonanda, Andri Budi Wicaksono, Bimandra Adiputra Djaafara, Sheila Fanny Erawati, Tengku Arif Pahlevi, Amelia Putri Saadiah, Restroka Gorbiyanto, Muhammad Fikri, dan Fatchurahman, atas kebersamaan, kebahagiaan dan semangat kepada penulis saat masa-masa tersulit. Terima kasih pula kepada sahabat-sahabat Putri Bunda yaitu Ayu Sri Utami, Dina Restiana, Ida Nurul Fitri, Gita Sugistiawati, Mafia Sartika Dewi, dan Mutia Rahim yang selalu
ada di saat suka dan duka. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih untuk teman-teman Arsitektur Lanskap angkatan 45 atas persahabatan, bantuan, doa, dukungan, dan motivasi yang tiada henti-hentinya diberikan kepada penulis, serta seluruh teman-teman yang tidak mungkin disebutkan satu per satu dan seluruh pihak yang telah memberikan motivasi, saran, nasehat, dukungan, dan bantuan untuk penulis selama proses penyusunan skrpsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak mengandung kekurangan. Penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun agar dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Bogor, Desember 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1
Latar Belakang ................................................................................................1
1.2
Tujuan ............................................................................................................2
1.3
Manfaat ..........................................................................................................2
1.4
Kerangka Pikir ...............................................................................................2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................4
2.1
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap .........................................................4
2.2
Wisata dan Rekreasi .......................................................................................4
2.3
Manajemen Pemeliharaan Taman Rekreasi....................................................5
2.4
Rekreasi Ekologi .............................................................................................8
BAB III METODOLOGI ..................................................................................10 3.1
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang ......................................................10
3.2
Alat dan Bahan .............................................................................................10
3.3
Metodologi ....................................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................22 4.1
Kondisi Umum .............................................................................................22 4.1.1 Sejarah Taman Impian Jaya Ancol ...................................................22 4.1.2 Letak dan Aksesibilitas .....................................................................23 4.1.3 Luas dan Batas Kawasan ..................................................................25 4.1.4 Iklim ..................................................................................................25 4.1.5 Hidrologi ...........................................................................................26 4.1.6 Topografi dan Tanah .........................................................................27 4.1.7 Vegetasi ............................................................................................28 4.1.8 Satwa .................................................................................................29 4.1.9 Sosial dan Ekonomi ..........................................................................29 4.1.10 Sarana dan Prasarana ........................................................................31
4.1.11 Wahana Rekreasi dan Olahraga ........................................................33 4.2
Konsep Ocean Ecopark.................................................................................41 4.2.1 Konsep Hijau ....................................................................................41 4.2.2 Konsep Biru ......................................................................................42 4.2.3 Konsep Merah ...................................................................................42 4.2.4 Konsep Kawasan...............................................................................43
4.3
Pengelolaan Lanskap Ocean Ecopark ...........................................................47 4.3.1 Struktur Organisasi ...........................................................................47 4.3.2 Kontraktor Pemeliharaan dan Kebersihan Taman ............................48 4.3.3 Tenaga Kerja dan Penjadwalan Pemeliharaan Taman ......................50 4.3.4 Peralatan dan Bahan Pemeliharaan Taman .......................................53 4.3.5 Pemeliharaan Lanskap ......................................................................55 4.3.6 Anggaran Pemeliharaan Taman dan Kebersihan ..............................65 4.3.7 Pengawasan dan Evaluasi Pekerjaan Taman ....................................66
4.4 Karateristik dan Penilaian Pengunjung.........................................................68 4.5 Analisis SWOT .............................................................................................75 4.5.1 Identifikasi Faktor Internal ...............................................................75 4.5.2 Identifikasi Faktor Eksternal .............................................................76 4.5.3 Pembuatan Matriks IFE dan EFE .....................................................77 4.5.4 Pencocokan .......................................................................................78 4.5.5 Penentuan Alternatif Strategi ............................................................79 4.5.6 Pemeringkatan Alternatif Strategi SWOT ........................................80 4.6
Strategi Pengelolaan .....................................................................................81
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................89
5.1
Simpulan .......................................................................................................89
5.2
Saran .............................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................91 LAMPIRAN ..........................................................................................................93
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1.
Kerangka Pikir ................................................................................................3
2.
Peta Lokasi Ocean Ecopark ..........................................................................10
3.
Diagram Kuadran IPA ..................................................................................14
4
Formulir Matriks IE ......................................................................................19
5
Jumlah Pengunjung Ocean Ecopark Bulan Januari-April ............................30
6
Kondisi Signage yang Rusak ........................................................................33
7
Kegiatan Panen di EcoLearning Farm ..........................................................34
8
Bercocok Tanam dengan Menggunakan Caping ..........................................35
9
Pertunjukan Fantastique................................................................................35
10
Peta Outbondholic ........................................................................................36
11
Salah Satu Trek pada Sirkuit Dewasa ...........................................................37
12
Pemain dengan Kelengkapan Paintball ........................................................38
13
Fun Boat Cruiser ...........................................................................................39
14
Commuter Area ............................................................................................40
15
Peta Konsep Kawasan Ocean Ecopark .........................................................43
16
Plaza Ecoenergy............................................................................................44
17
Ecoisland Toyota ..........................................................................................45
18
Suasana Jalur Sepeda Econature ...................................................................46
19
Kegiatan Memberi Pakan Ikan .....................................................................46
20
Alur Kordinasi Sistem Organisasi ................................................................48
21
Alur Proses Tender .......................................................................................49
22
Penyiraman Taman Menggunakan Mobil Tangki ........................................56
23
Penggunaan Alkon untuk Penyiraman Taman .............................................56
24
Penyiraman Tambahan Menggunakan Torn .................................................57
25
Kegiatan Pendangiran dan Penyiangan Gulma.............................................59
26
Kegiatan Pemupukan ...................................................................................60
27
Kegiatan Penyapuan .....................................................................................61
28
Pembersihan Saluran Air ..............................................................................62
29
Pengangkutan Sampah ................................................................................. 62
30
Penyikatan Elemen Keras .............................................................................64
31
Pencabutan Rumput Liar pada Paving .........................................................65
32
Alur Kordinasi Pengawasan Pekerjaan Taman dan Kebersihan...................66
33
Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Umur ........................68
34
Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..69
35
Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Jumlah Pendapatan Perbulan ........................................................................................................69
36
Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Jenis Pekerjaan .........70
37
Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Lama Kunjungan ......70
38
Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Tujuan Kunjungan ....71
39
Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Frekuensi Kunjungan.....................................................................................................71
40
Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Kendaraan yang Digunakan .....................................................................................................72
41
Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Pendamping Saat Berkunjung ...................................................................................................72
42
Grafik Penilaian Pengunjung terhadap Ocean Ecopark Menggunakan IPA ................................................................................................................73
43
Matriks IE Ocean Ecopark............................................................................78
vi
DAFTAR TABEL
Halaman 1.
Atribut Penilaian IPA ...................................................................................12
2.
Bobot Tingkat Kinerja dan Kepentingan ......................................................13
3.
Penentuan Bobot Faktor Internal ..................................................................16
4.
Penentuan Peringkat Faktor Internal ............................................................16
5.
Matriks IFE ...................................................................................................17
6.
Penentuan Bobot Faktor Eksternal ...............................................................17
7.
Penentuan Peringkat Faktor Eksternal ..........................................................18
8.
Matriks EFE ..................................................................................................18
9.
Formulir Matriks SWOT ..............................................................................20
10.
Formulir Penentuan Peringkat Alternatif Strategi ........................................21
11.
Pembagian Luasan Ocean Ecopark ..............................................................25
12.
Data Iklim Rata-Rata Tahun 2006-2011.......................................................26
13.
Jumlah Satwa yang Dipelihara oleh Ecopark Ancol ....................................29
14.
Sarana dan Prasarana di Ocean Ecopark ......................................................31
15.
Harga Tiket Wahana Rekreasi Ocean Ecopark ............................................41
16.
Pembagian Wilayah Kerja Pemeliharaan Taman Ocean Ecopark ................51
17.
Frekuensi Item Pekerjaan Taman Ocean Ecopark ........................................52
18.
Kapasitas Tenaga Kerja Pemeliharaan Taman Ocean Ecopark ....................53
19.
Peralatan dan Bahan Pemeliharaan Taman dan Kebersihan Ocean Ecopark selama 1 tahun ..............................................................................................54
20.
Matriks IFE ...................................................................................................77
21.
Matriks EFE ..................................................................................................78
22.
Matriks SWOT Ocean Ecopark ....................................................................79
23.
Peringkat Alternatif Strategi SWOT .............................................................80
24.
Rekomendasi Program Pengelolaan Ocean Ecopark ....................................86
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1.
Jenis Data dan Pengamatan ..........................................................................94
2.
Kuisioner Penilaian Pengunjung ..................................................................95
3.
Kuisioner SWOT ........................................................................................100
4.
Perhitungan Bobot Faktor Internal dan Eksternal ......................................107
5.
Perhitungan Peringkat Faktor Internal dan Eksternal .................................108
6.
Data Vegetasi Ocean Ecopark ....................................................................109
7.
Struktur Organisasi Ocean Ecopark............................................................111
8.
Surat Perintah Kerja Kontraktor Pemeliharaan ..........................................112
9.
Peta Kawasan Ocean Ecopark ....................................................................113
10.
Peta Wilayah Pemeliharaan Ocean Ecopark...............................................114
11.
Standar Penampilan dan Pedoman Perilaku Kerja Pertamanan .................115
12.
Checklist Pemeliharaan Rutin.....................................................................126
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Di era modern ini rekreasi menjadi unsur penting bagi kehidupan manusia.
Kegiatan rekreasi bertujuan melepas kejenuhan rutinitas sehari-hari. Rekreasi juga berdampak positif bagi kehidupan manusia karena dapat menimbulkan rasa senang dan menghilangkan stress. Rekreasi sekarang ini menyuguhkan suatu bentuk rehabilitasi secara mental dan fisik dan telah menjadi fokus utama dalam lingkungan industrial yang modern (Kraus,1977). Pilihan tempat rekreasi semakin beragam dan menarik. Seiring dengan maraknya isu tentang kelestarian lingkungan dan tingginya kebutuhan manusia akan ruang terbuka hijau yang rekreatif, tempat rekreasi yang berhubungan dengan alam pun semakin banyak bermunculan. Taman rekreasi menjadi salah satu alternatif wisata untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas keseharian. Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu industri rekreasi yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat tersebut, hal ini ditunjukkan dengan hadirnya taman rekreasi baru yang menawarkan kenyamanan lingkungan dengan ruang terbuka hijau yang luas, yaitu Ocean Ecopark. Ocean Ecopark yang dibangun di atas lahan seluas 33,8 ha adalah tempat rekreasi yang mengedepankan kelangsungan ekosistem alam sehingga masyarakat tidak hanya menikmati wahana rekreasi, tetapi juga dapat menikmati lingkungan yang serasi dengan alam. Selain itu, Ocean Ecopark juga menyajikan kepada masyarakat mengenai arti penting dalam membangun lingkungan yang kondusif bagi pengembangan sebuah ekosistem dan keragaman hayati. Dengan demikian, Ocean Ecopark dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan lingkungan hidup. Ocean Ecopark memberikan kesempatan bagi masyarakat kota untuk berinteraksi dengan keanekaragaman hayati sehingga lebih peduli terhadap lingkungan. Ocean Ecopark memadukan tiga unsur dalam pengembangannya, yaitu unsur hijau yang berarti penghijauan yang terencana, unsur biru yang berarti pengaturan air yang baik, dan merah yang berarti penyediaan ruang interaksi bagi
2
masyarakat. Kehadiran Ocean Ecopark ini dirancang untuk memperkuat koridor hijau dan menjadi pusat paru-paru di Taman Impian Jaya Ancol. Ocean Ecopark merupakan tempat rekrerasi baru yang memerlukan strategi pengelolaan. Perumusan strategi pengelolaan Ocean Ecopark tentunya harus melihat segala aspek secara terpadu untuk mengetahui potensi dan kendalanya. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyusunan strategi pengelolaan yang direncanakan dengan baik dan tepat agar tujuan awal dari pembangunan tempat rekreasi ini dapat tercapai dan berkelanjutan.
1.2
Tujuan Tujuan dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:
1. mempelajari segala proses pengelolaan yang dikerjakan secara nyata; 2. meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang pengelolaan lanskap kawasan rekreasi, khususnya dalam hal pengelolaan Ocean Ecopark; 3. memberikan alternatif strategi pengelolaan untuk pemecahan permasalahan pengelolaan lanskap Ocean Ecopark.
1.3
Manfaat Kegiatan magang ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan di bidang pengelolaan lanskap dan memberikan pengalaman kerja nyata untuk mahasiswa. Kegiatan magang menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk memberikan masukan bagi pihak pengelola Ocean Ecopark agar pengelolaan yang dijalankan dapat berjalan secara berkelanjutan.
1.4 Kerangka Pikir Kegiatan magang ini dilakukan atas dasar pemikiran bahwa Ocean Ecopark merupakan tempat rekreasi yang berada pada suatu kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, dengan nilai estetika yang baik dan konsep lingkungan hijau yang nyaman. Keberhasilan Ocean Ecopark sebagai suatu tempat rekreasi yang nyaman, aman, dan berkelanjutan ditentukan oleh pengelolaan lanskap yang baik dan profesional. Pengelolaan lanskap yang baik memperhatikan kondisi fisik, biofisik, sosial ekonomi, teknis, dan manajerial.
3
Keseluruhan aspek ini harus dilihat secara terpadu agar diketahui potensi dan kendalanya. Perumusan potensi dan kendala tersebut diketahui melalui kegiatan magang, dimana mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan pengelolaan yang berlangsung. Selanjutnya, dengan analisis SWOT strategi pengelolaan yang tepat bagi Ocean Ecopark dapat dirumuskan agar tujuan pembangunannya dapat terwujud secara berkelanjutan. Kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pikir
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan lanskap merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan,
pemanfaatan,
pemeliharaan,
pelestarian,
pengawasan,
pengendalian,
dan
pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Arifin dan Arifin, 2005). Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan merupakan bagian dari pengelolaan yang dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar tetap baik dan sesuai dengan tujuan desain fungsi semula. Pemeliharaan
dibagi
menjadi
dua,
yaitu
pemeliharaan
ideal
dan
pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula sehingga pada periode waktu tertentu diadakan suatu evaluasi (Arifin dan Arifin, 2005). Pemeliharaan fisik dilakukan terhadap elemen keras dan lunak. Pemeliharaan elemen lunak merupakan pemeliharaan terhadap elemen taman berupa tanaman dan satwa yang meliputi penyiraman, pemangkasan, penyiangan, pemupukan, dan penyemprotan hama dan penyakit. Pemeliharaan elemen keras merupakan pemeliharaan terhadap elemen taman seperti bangunan taman dan lantai yang meliputi penyapuan, pembersihan kanal dan saluran, pengangkutan sampah, dan pemeliharaan paving dan pedestrian.
2.2
Wisata dan Rekreasi Wisata adalah kegiatan perjalanan seseorang atau sekelompok orang untuk
sementara dalam jangka waktu tertentu ke tujuan-tujuan di luar tempat mereka tinggal dan tempat rutinitas bekerja, untuk tujuan kesenangan (Gunn dan Var, 2002). Rekreasi adalah aktivitas pemulihan atau liburan tertentu dan penyegaran kekuatan sertasemangat setelah bekerja, yang memberikan suasana baru (Brockman dan Merriam, 1973). Menurut Kraus (1977), aktivitas ini dilakukan
5
saat waktu luang dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aktivitas tersebut biasanya juga bersifat menyenangkan, dan jika kegiatan tersebut merupakan bagian dari komunitas yang tersusun dengan baik atau suatu agen perjalanan, kegiatan tersebut akan bersifat membangun dari segi sosial bagi seseorang yang mengikutinya. Pada umumnya, rekreasi dan wisata memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendapat kenikmatan dan penyegaran kembali mental dan fisik. Tempat tujuan bagi orang yang melakukan wisata merupakan suatu kesatuan ruang tertentu yang dapat menarik keinginan untuk berekreasi. Setiap ruang umum dan pribadi yang diperuntukkan bagi penggunaan rekreasi merupakan area rekreasi (Gold,1980). Simonds dan Starke (2006) menggambarkan taman rekreasi sebagai tempat berbagai bentuk, gerakan, suara, warna, dan ilusi yang menyenangkan. Atmosfer yang tercipta di dalamnya harus dapat mengejutkan, menarik, mengagumkan, sekaligus menggembirakan pengunjungnya.
2.3
Manajemen Pemeliharaan Taman Rekreasi Pemeliharaan taman memerlukan manajemen yang baik. Menurut Stoner
dan Freeman (1994), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengedalian upaya anggota organisasi dan proses penggunanaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sternloff dan Warren (1984) menyatakan bahwa pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik dan sedapat mungkin mempertahankan keadaan yang sesuai dengan rancangan dan desain semula. Manjamen pemeliharaan suatu areal atau kawasan memiliki prinsip dasar. Menurut Sternloff dan Warren (1984), prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Tujuan dan standar pemeliharaan harus ditetapkan.
2.
Pemeliharaan harus dilaksanakan dengan waktu, tenaga kerja, peralatan, dan bahan yang ekonomis.
3.
Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan.
6
4.
Jadwal pekerjaan pemeliharaan harus didasarkan pada kebijakan dan prioritas.
5.
Pengelola pemeliharaan hendaknya menekankan pada pemeliharaan untuk pencegahan.
6.
Pengelola pemelihara harus terorganisir dengan baik.
7.
Suatu agen taman rekreasi harus memiliki sumber dana yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan.
8.
Suatu agen taman rekreasi harus menyediakan tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan.
9.
Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami.
10. Pengelola pemeliharan harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan pegawai pemeliharaan. 11. Dalam desain dan kontruksi suatu taman rekreasi dan fasilitasnya, pemeliharaan hendaknya menjadi pertimbangan awal saat pembangunan. 12. Para pegawai pemeliharaan bertanggung jawab terhadap pencitraan khalayak umum dan pihak pengelolaaan taman rekreasi. Pemeliharaan lanskap memerlukan manajemen yang terjadwal dengan baik agar semua kegiatan berjalan dengan lancar dan tepat. Menurut Sternloff dan Warren (1984), perencanaan pengelolaan yang baik dan logis harus mencakup hal-hal seperti berikut: 1.
inventarisasi lengkap seluruh area taman rekreasi, fasilitas, dan peralatan yang akan dipelihara;
2.
perencanaaan pemeliharaan rutin secara tertulis yang meliputi a.
standar pemeliharaan seluruh area, fasilitas, dan peralatan yang telah didata dalam inventarisasi,
b.
pengidentifikasian dan pembuatan daftar kegiatan pemeliharaan rutin untuk mencapai standar yang telah ditetapkan,
c.
prosedur yang menerangkan metode yang efisien dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin,
d.
frekuensi kegiatan pemeliharaan,
e.
pegawai yang melaksanakan kegiatan,
f.
bahan - bahan, termasuk bahan sekali pakai,
7
3.
g.
peralatan untuk melaksanakan kegiatan, dan
h.
pendugaan waktu yang akurat;
cara pelaksanaan pemeliharaan yang bersifat tidak rutin dan insidental seperti pekerjaan perbaikan atau persiapan untuk suatu acara khusus;
4.
pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap kondisi yang dapat mempercepat kerusakan melalui inspeksi yang sistematik dan terjadwal;
5.
jadwal penugasan untuk tipe pekerjaan pemeliharaan yang meliputi perorangan, tim, atau kontraktor sehingga dapat terpantau dengan baik;
6.
sistem untuk mendesain dan merencanakan pekerjaan, jadwal pemeliharaan, dan pengawasan beban kerja;
7.
sistem analisis dan pengawasan biaya pemeliharaan. Pada
suatu
taman
rekreasi
berskala
besar,
biasanya
manajemen
pemeliharaan dibentuk dalam suatu sistem organisasi. Sistem organisasi ini biasanya dibagi dalam beberapa seksi yang spesifik. Menurut Arifin dan Arifin (2005), seksi-seksi yang diperlukan dalam manjemen pemeliharaan agar mencapai efisiensi dan efektivitas kerja, antara lain, sebagai berikut: 1.
Seksi Pemeliharaan Taman, yang meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan semua tanaman;
2.
Seksi Pemeliharaan Bangunan Taman, yang meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan elemen keras taman;
3.
Seksi
Teknik
Perpipaan
dan
Utilitas,
yang
meliputi
pengawasan,
pemeliharaan, dan pengontrolan terhadap keseluruhan utilitas; 4.
Seksi Bengkel dan Pergudangan, yang meliputi inventarisasi seluruh peralatan pemeliharaan, pengontrolan kelancaraan kerja alat, dan perbaikan apabila terdapat kerusakan. Jika dilihat dari segi penanggung jawab pekerjaan pemeliharaan, menurut
Sternloff dan Warren (1984), terdapat tiga sistem/metode pemeliharaan berikut: 1.
sistem pemeliharaan unit, yaitu sistem dengan setiap unit taman mempunyai tim pemeliharaan tersendiri;
2.
sistem pemeliharaan khusus, yaitu pemeliharaan yang didasarkan pada keahlian tertentu dari pegawainya, dan pegawai ini dapat berpindah dari satu unit ke unit lain;
8
3.
sistem pemeliharan secara kontrak, yaitu seluruh pekerjaan pemeliharaan diserahkan dan dikerjakan oleh kontraktor. Kapasitas kerja pegawai pemeliharaan berpengaruh terhadap efesiensi biaya
pemeliharaan. Kemampuan dan keterampilan tenaga kerja sangat dibutuhkan agar pemeliharan dapat berjalan dengan maksimal. Efektivitas tenaga kerja menurut Sternloff dan Warren (1984) sangat ditentukan oleh 1.
motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh pegawai;
2.
sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan;
3.
ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan;
4.
tingkat pengawasan kerja di lapangan;
5.
kelancaran komunikasi antara pimpinan dan pegawai. Untuk kolam di taman rekreasi yang berukuran besar atau jumlahnya relatif
banyak, misalnya, diperlukan kontrol sistem distribusi air bersih dan filtrasi air kolam. Sistem air bersih terdiri dari pompa air bersih, pompa deep well (bila menggunakan sumber air tanah), hydrofor, dan pompa drain. Sistem filtrasi berfungsi untuk menyaring air kolam sehingga air yang dihisap pompa tidak terlalu banyak membawa kotoran (Arifin dan Arifin, 2005). Kerusakan aliran air harus dapat diperbaiki sesegera mungkin. Pengelola pemeliharaan harus dapat menjaga blueprints dan gambar akurat dari seluruh lokasi aliran atau pipa air pada suatu fasilitas taman rekreasi.
2.4
Rekreasi Ekologi Ekologi secara umum didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antara
organisme dengan lingkungan sekitanya dan lanskap adalah sebuah mosaik yang merupakan bagian dari ekosistem lokal dan penggunaan lahan (Dramstad et al., 1996). Menurut Dramstad et al. (1996), ekologi lanskap dengan cepat muncul di dekade terakhir ini menjadi sesuatu yang sangat penting dalam praktik seorang perencana penggunaan lahan dan arsitek lanskap. Seiring dengan permintaan pasar mengenai perjalanan ke tempat-tempat yang menawarkan kealamian, munculah sarana rekreasi yang ekologikal. Kepedulian
akan
lingkungan
meningkat
secara
universal
dan
berhasil
meningkatkan permintaan pasar pada segmen rekreasi. Namun, terdapat
9
kontradiksi antara perlindungan alam dengan travel massa dan hal ini merupakan tantangan dalam perencanaan rekreasi berbasis ekologi (Gunn dan Var, 2002). Kawasan rekreasi ekologis menerapkan lima prinsip utama berdasarkan common sense dan didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan pengertian dalam menggunakan lingkungan alami yang kita miliki. Kelima prinsip tersebut adalah wise use (penggunaan secara bijaksana), carrying capacity (daya dukung), environment quality (kualitas lingkungan), precautionary principles (prinsip pencegahan), dan shared benefits (pembagian keuntungan) (Bell, 2008 dalam Saraswati, 2010).
10
BAB III METODOLOGI
3.1
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di
Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak di kawasan rekreasi terpadu memiliki luas 33,8 ha. Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan selama tiga bulan dari pertengahan bulan Februari 2012 sampai dengan pertengahan bulan Mei 2012. Kegiatan magang ini meliputi seluruh kegiatan dan proses pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan lanskap yang dikerjakan oleh pihak pengelola baik secara lapangan maupun administratif.
Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol
3.2
Alat dan Bahan Kegiatan magang ini memerlukan alat-alat seperti perekam suara, kamera
digital, alat tulis, alat gambar, dan komputer. Bahan yang dibutuhkan adalah catatan, kuisioner, data aspek fisik-biofisik, sosial ekonomi dan pengelolaan.
3.3
Metodologi Fokus pencapaian kegiatan magang ini adalah mempelajari dan memberi
rekomendasi pengelolaan lanskap kawasan rekreasi Ocean Ecopark Ancol. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan magang ini adalah sebagai berikut.
11
3.3.1 Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan berupa penentuan lokasi yang sesuai dengan bidang arsitektur lanskap, pembuatan proposal, perizinan kegiatan magang pada pihak pengelola, serta pencarian informasi umum tentang kondisi saat ini di tempat magang.
3.3.2 Inventarisasi Kegiatan dalam proses inventarisasi adalah pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung pada tapak dan wawancara terhadap pihak pengelola serta pengunjung kawasan rekreasi. Data sekunder dapat diperoleh dari studi literatur yang berasal dari buku-buku teks, brosur, internet, skripsi, dan tesis. Dalam proses inventarisasi juga dilakukan identifikasi terhadap manajemen kerja pengelolaan Ocean Ecopark melalui proses pengenalan kelembagaan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan yang bersifat partisipasi aktif. Pengenalan kelembagaan ini bertujuan mengetahui dan memahami tujuan pembangunan dan pengelolaan Ocean Ecopark, melalui sejarah kawasan, struktur organisasi, dan prosedur pelaksanaan pengelolaan kawasan, sedangkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan adalah keikutsertaan dalam seluruh kegiatan pengelolaan lanskap Ocean Ecopark, baik secara administrasi maupun operasional di lapang. Kegiatan ini bertujuan menambah pengetahuan manajerial dan pengalaman kerja praktis dalam bidang pengelolaan lanskap. Data yang dibutuhkan adalah berupa data yang berkaitan dengan aspek fisik/biofisik, teknis, manajerial, dan sosial ekonomi (Lampiran 1).
3.3.3 Pengolahan Data dan Analisis Pengolahan seluruh data yang diperoleh dari hasil inventarisasi dan observasi dilakukan untuk mengetahui potensi dan kendala yang ada di kawasan magang. Untuk keperluan ini dilakukan analisis deskriptif, IPA, dan analisis SWOT.
12
3.3.3.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan penjabaran hasil pengamatan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh melalui survei lapang, penyebaran kuisioner dengan purposive sampling, wawancara, dan studi pustaka.
3.3.3.2 Importance Performance Analysis (IPA) IPA dilakukan untuk mengukur atribut-atribut dari tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja pengelola yang diharapkan oleh pengunjung. Terdapat 16 atribut yang dinilai oleh responden (Tabel 1). Hasil IPA ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar perumusan strategi pengelolaan untuk meningkatkan kepuasan pengunjung.
Tabel 1. Atribut Penilaian Pengunjung No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Atribut Kestrategisan lokasi Kemudahan akses menuju lokasi Ketersedian fasilitas dan sarana untuk berolahraga Ketersediaan wahana rekreasi dan edukasi keluarga Ketersediaan fasilitas umum, seperti toilet umum, tempat sampah,lampu taman, bangku taman, areal parkir, shelter, tempat ibadah dan sebagainya Ketersediaan area untuk berinteraksi atau berkumpul, seperti gazebo, saung, lawn dan sebagainya Kondisi sarana dan prasarana yang baik Keberadaan satwa Keberadaan pohon peneduh Keberagaman tanaman Kenyamanan area untuk berekreasi Keindahan penataan taman Kebersihan area rekreasi Keamanan area rekreasi Keramahan pelayanan Kemudahan untuk mendapatkan informasi, seperti adanya penunjuk jalan, informasi lokasi wahana, harga tiket, dan sebagainya Melalui pengisian kuisioner dengan penyebaran purposive sampling kepada
pengunjung, nilai-nilai kepentingan dan kinerja dapat diketahui. Kuisioner yang diisi oleh pengunjung dapat dilihat pada Lampiran 2. Nilai kepuasan pengunjung pada kuisioner menggambarkan kinerja pengelola. Penilaian nilai kepentingan dan kinerja menggunakan skor nilai dengan skala Likert. Skala Likert menunjukkan
13
tanggapan pengunjung terhadap atribut-atribut yang disebutkan dalam kuisioner. Pilihan pada skala Likert dibuat mulai dari prioritas rendah hingga prioritas tinggi. Skala tersebut terdiri dari tidak penting atau tidak puas, kurang penting atau kurang puas, cukup penting atau cukup puas, penting atau puas, dan sangat penting atau sangat puas (Supranto, 2001). Kelima penilaian tersebut memiliki bobot-bobot tersendiri (Tabel 2).
Tabel 2. Bobot Tingkat Kinerja dan Kepentingan Skala (Bobot) 1 2 3 4 5
Kinerja (X) Tidak puas Kurang puas Cukup puas Puas Sangat puas
Kepentingan (Y) Tidak penting Kurang penting Cukup penting Penting Sangat penting
Skor dengan menggunakan skala Likert digambarkan pada diagram kartesius, tingkat kepuasan yang menggambarkan kinerja pengelola digambarkan dengan Sumbu X (garis mendatar) dan tingkat kepentingan digambarkan dengan Sumbu Y (garis tegak). Perhitungan untuk mengetahui skor sumbu X dan Y pada masing-masing atribut yang pada kuisioner adalah sebagai berikut,
Xi
X n
dan
Yi
Y n
X i = skor rataan tingkat kinerja (tingkat kepuasan atribut dalam Lampiran 2), Yi = skor rataan tingkat kepentingan (tingkat kepentingan atribut dalam Lampiran 2) n
= jumlah responden. Setelah didapatkan X i dan Yi dibuat diagram kartesius. Diagram kartesius
membentuk empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik X dan Y . Titik X dan Y dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut, n
X
n
X i 1
k
dan
Y
Y i 1
k
14
Keterangan :
X = skor rata-rata dari tingkat pelaksanaan kinerja seluruh atribut, Y
= skor rata-rata dari tingkat kepentingan seluruh atribut,
k
= banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen Menurut Wong et al. (2011), keempat kuadran yang terbentuk oleh diagram
kartesius menggambarkan keadaan yang berbeda-beda (Gambar 3), sebagai berikut:
Sumber: Wong et al. (2011) Gambar 3. Diagram Kuadran IPA
1.
Kuadran I (Prioritas Utama), kuadran ini menunjukkan nilai suatu atribut dengan tingkat kepentingan diatas rata-rata, tetapi kurang mendapat perhatian dari pihak pengelola karena tingkat kinerja dibawah rata-rata, sehingga tingkat kepuasaan pengunjung rendah;
2.
Kuadran II (Pertahankan Prestasi), kuadran ini menunjukkan nilai suatu atribut dengan tingkat kepentingan yang dinilai oleh pengunjung diatas rata-rata dan dilaksanakan pengelola dengan baik, dengan tingkat kinerja juga diatas rata-rata sehingga tingkat kepuasan pengunjung tinggi;
3.
Kuadran III (Prioritas Rendah), kuadran ini menunjukkan atribut yang dianggap
kurang penting oleh pengunjung dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa; 4.
Kuadran IV (Terlalu Berlebihan), kuadran ini menunjukkan nilai suatu atribut yang tidak begitu penting oleh pengunjung tetapi dilaksanakan sangat baik oleh manajemen sebagai sesuatu sangat berlebihan.
15
3.3.3.3 Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan lanskap Ecopark Taman Impian Jaya Ancol dengan menganalisis faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktorfaktor internal dan eksternal, sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian peringkat. Dalam merumuskan strategi dengan menggunakan analisis SWOT dibutuhkan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal. Perumusan faktor internal dan eksternal berdasarkan hasil diskusi dengan pihak yang sangat memahami kondisi Ocean Ecopark secara internal maupun eksternal, serta hasil kuisioner pengunjung menggunakan metode IPA. Setelah merumuskan faktor internal dan eksternal, pemberian bobot dan peringkat dilakukan oleh tiga responden ,yaitu dua responden internal dan satu responden eksternal, ketiganya merupakan responden yang paham mengenai Ocean Ecopark (Lampiran 3). Pada analisis SWOT, faktor internal akan dirumuskan dalam matriks yang dikenal dengan sebutan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan faktor eksternal dirumuskan dalam matriks EFE (External Factor Evaluation). Langkah kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah sebagai berikut. 1.
Pembuatan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Evaluasi faktor internal ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang dimasukkan dalam kategori kekuatan dan kelemahan (David, 2011). Matriks IFE membantu perusahaan untuk menganalisis dan mengatur faktor-faktor strategi internal. Menurut David (2011), dalam membuat matriks IFE terdapat lima langkah yang harus dilakukan sebagai berikut: a.
Langkah kesatu, mengindentifikasi dan mendaftar setiap faktor yang menjadi kelemahan dan kekuatan bagi perusahaan.
b.
Langkah kedua, memberi bobot pada setiap faktor yang telah ditentukan. Bobot yang diberikan berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat
16
penting). Jumlah seluruh bobot sama dengan 1,0. Menurut David (2011), Bobot mengindikasikan pentingnya suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Pengolahan data untuk mengetahui bobot dari setiap faktor strategis dilakukan dengan menggunakan teknik Delphi mengingat responden yang digunakan berjumlah lebih dari satu orang. Perhitungan bobot dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Penetuan Bobot Faktor Internal Tingkat Kepentigan Faktor Jumlah Rata-rata Internal Responden 1 2 3 4 S1 S2 Sn W1 W2 Wn Jumlah rata-rata Sumber: Rosa (2003) c.
Bobot
1,00
Langkah ketiga, memberikan peringkat 1-4 pada setiap faktor, dengan 1 kelemahan utama, 2 kelemahan minor, 3 kekuatan minor, dan 4 kekuatan utama. Kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Pada Tabel 4, peringkat adalah nilai ratarata dari tingkat kepentingan. Tabel 4. Penentuan Peringkat Faktor Internal Tingkat Kepentingan Faktor Jumlah Responden Peringkat Internal 1 2 3 4 S1 S1 Sn W1 W2 Wn Sumber: Rosa (2003)
d.
Langkah keempat, menentukan skor bobot masing-masing faktor dengan cara mengalikan bobot pada tiap faktor dengan peringkatnya. Perhitungan ini dibuat dalam matriks IFE (Tabel 5).
17
Tabel 5. Matriks IFE Simbol Faktor Internal S1 S2 Sn W1 W2 Wn Total Sumber: David (2011) e.
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
Langkah kelima, menjumlahkan seluruh skor bobot untuk mendapatkan skor bobot total. Skor bobot maksimal adalah 4,0 dan skor bobot minimal adalah 1,0, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total di bawah 2,5 menandakan bahwa perusahaan lemah secara internal, sedangkan skor di atas 2,5 menandakan bahwa perusaahaan kuat secara internal.
2.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Evaluasi faktor eksternal digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal perusahaan yang dimasukkan dalam kategori peluang dan ancaman (David, 2011). Secara umum, tahapan kerja pada matriks EFE sama dengan matriks IFE, yaitu sebagai berikut. a.
Langkah kesatu, mengidentifikasi dan mendaftar faktor yang menjadi ancaman dan peluang yang mempengaruhi perusahaan.
b.
Langkah kedua, menentukan bobot pada setiap faktor eksternal mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Pengolahan bobot menggunakan
menggunakan teknik Delphi. Perhitungan bobot dapat
dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penentuan Bobot Faktor Eksternal Tingkat Kepentigan Faktor Eksternal 1 2 3 4 O1 O2 On T1 T2 Tn Jumlah rata-rata Sumber: Rosa (2003)
Jumlah Responden
Rata-rata
Bobot
1,00
18
c.
Langkah ketiga, memberikan peringkat 1-4 pada setiap faktor eksternal untuk menunjukkan seberapa efektif kinerja perusahaan dalam merespon faktor-faktor eksternal yang berpengaruh. Peringkat 1 menandakan bahwa respon perusahaan di bawah rata-rata, Peringkat 2 menandakan bahwa respon perusahaan rata-rata, Peringkat 3 menandakan bahwa respon perusahaan di atas rata-rata, dan Peringkat 4 menandakan bahwa respon perusahaan sangat bagus. Baik ancaman maupun peluang dapat menerima peringkat 1,2,3, atau 4. Perhitungan peringkat dapat dilihat pada Tabel 7. Peringkat merupakan nilai rata-rata tingkat kepentingan.
Tabel 7. Penentuan Peringkat Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal 1 2 3 4 O1 O2 On T1 T2 Tn Sumber: Rosa (2003)
d.
Jumlah Responden
Peringkat
Langkah keempat, mengalikan bobot dengan peringkat setiap faktor untuk mendapatkan skor bobot. Perhitungan ini dibuat dalam matriks EFE (Tabel 8).
Tabel 8. Matriks EFE Simbol O1 O2 On T1 T2 Tn
Faktor Eksternal
Total Sumber: David (2011)
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
19
e.
Langkah kelima, menjumlahkan seluruh skor bobot tiap faktor untuk mendapatkan skor bobot total. Skor bobot total tertinggi yang mungkin didapatkan adalah 4,0 sedangkan skor bobot terendah yang mungkin didapatkan adalah 1,0. Semakin tinggi skor bobot total yang didapatkan mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon peluang dan ancaman yang ada dengan baik, perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan meminimalisir ancaman yang ada.
3.
Pencocokan (Matriks Internal-Eksternal) Tahapan pencocokan dilakukan untuk mengetahui strategi mana yang sesuai untuk diterapkan pada perusahaan. Dari skor pembobotan yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dapat diketahui Matriks InternalEksternal (IE) yang dibagi kuadran-kuadran yang masing-masing kuadran tersebut menggmabarkan implikasi strategi yang berbeda-beda. Sumbu X pada matriks IE menggambarkan skor bobot IFE dan skor bobot EFE digambarkan pada Sumbu Y (Gambar 4).
Sumber: David (2011) Gambar 4. Formulir Matriks IE
Menurut David (2011), matriks IE memiliki sembilan kuadran yang dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut. a.
Grow and build strategy (Kuadran I, II, dan IV) Fokus strategi ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk yang bersifat intensif dan agresif.
b.
Hold and maintain strategy (Kuadran III, V, dan VII) Fokus strategi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
20
c.
Harvest and divest strategy (Kuadran VI, VIII, dan IX) Fokus strategi ini adalah perlunya manajemen biaya yang agresif saat biaya peremajaan bisnis untuk merevitalisasi bisnis tergolong rendah.
4.
Penentuan Alternatif Strategi Pemilihan
alternatif
strategi
berfokus
terhadap
kuadran
yang
didapatkan. Fokus strategi tersebut tentunya akan dikembangkan agar didapatkan suatu alternatif strategi manajemen lanskap yang dapat meningkatkan kekuatan dan peluang serta mengatasi kelemahan dan ancaman yang kemudian digambarkan dengan matriks SWOT (Tabel 9). Matriks SWOT memiliki empat alternatif strategi (David, 2011). Keempat strategi tersebut adalah sebagai berikut. a.
Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi ini memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.
b.
Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi
ini
menggunakan
kekuatan
internal
perusahaan
untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. c.
Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) Strategi ini bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
d.
Strategi WT (Weaknesses-Threats) Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
Tabel 9. Formulir Matriks SWOT Internal Eksternal
Strenghts
Memanfaatkan kekuatan Opportunities untuk menarik keuntungan dari peluang Menggunakan kekuatan untuk mengurangi Threats ancaman Sumber: David (2011)
Weaknesses Memperbaiki kelemahan dengan cara mengambil keuntungan dari peluang Taktik defensif untuk mengurangi kelemahan, dan menghindari ancaman
21
5.
Pemeringkatan Alternatif Strategi Penentuan prioritas dilakukan kepada beberapa alternatif strategi yang diperoleh dari matriks SWOT. Jumlah dari skor pembobotan yang menentukan peringkat dari setiap strategi. Peringkat diurut berdasarkan skor tertinggi sampai yang terendah (Tabel 10). Urutan peringkat tersebut menunjukkan urutan alternative strategi pengelolaan yang direkomendasikan.
Tabel 10. Formulir Penentuan Peringkat Alternatif Strategi Alternatif Strategi Keterkaitan dengan Unsur SWOT SO1 SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn Sumber: Saraswati (2010)
Skor
Peringkat
3.3.4 Sintesis Sintesis merupakan hasil yang diperoleh berdasarkan analisis yang dilakukan. Sintesis bertujuan untuk mengembangkan potensi dan menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga didapatkan suatu rekomendasi pengelolaan yang efektif dan berkelanjutan.
22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Kondisi Umum Gambaran kondisi umum Ocean Ecopark meliputi beberapa aspek, yaitu
sejarah pembangunannya, letak dan aksesibilitasnya, luas dan batas kawasan, iklim, hidrologi, topografi dan tanah, vegetasi, satwa, sosial dan ekonomi, sarana dan prasarana, serta wahana rekreasi dan olahraga.
4.1.1 Sejarah Taman Impian Jaya Ancol Ancol adalah sebuah kawasan rekreasi yang telah berdiri sejak abad ke-17. Pada saat itu keindahan pantainya sangat mempesona berbagai kalangan. Namun, hal tersebut sirna saat Sungai Ciliwung meluap dan menumpahkan lumpurnya. Ancol pun berubah menjadi rawa-rawa yang kotor, kumuh, dan berlumpur. Setelah masa kemerdekaan, melalui keputusan Presiden Soekarno pada akhir Desember 1965 diperintahlah Gubernur DKI Jakarta, Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, untuk melaksanakan proyek pembangunan Taman Impian Jaya Ancol. Pembangunan kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol baru terlaksana saat masa jabatan Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pemikiran Ali Sadikin saat itu, Jakarta harus memiliki dua pencapaian utama. Pencapaian pertama adalah Ancol yang harus dapat menjadi kawasan rekreasi yang dapat mengayomi rakyatnya dari sejak lahir hingga meninggal dan harus dapat memfasilitasi semua kebutuhan rakyat sekarang dan akan datang. Pencapaian kedua adalah Ancol yang harus dapat menjadi tempat rekreasi yang representatif dan mewah untuk kota Jakarta. Ali Sadikin pun bertemu dengan Ir. Ciputra yang dapat memberikan masukan dan ide-ide untuk pembangunan kawasan rekreasi yang diinginkan oleh Ali Sadikin. Pada awal pembangunan, Ancol yang masih berupa rawa-rawa direklamasi dan dijadikan jalur hijau sebagai tempat rekreasi. Taman Impian Jaya Ancol pun berdiri pada tahun 1966. Sejak awal berdiri, Taman Impian Jaya Ancol ditujukan
23
sebagai kawasan wisata terpadu oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjuk PT Pembangunan Jaya sebagai Badan Pelaksanaan Pembangunan (BPP) Proyek Ancol. Pembangunan proyek Ancol ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan peningkatan perekonomian nasional serta daya beli masyarakat. Bisnis rekreasi Ancol diawali dengan membuat saung-saung di pinggir pantai. Semua diawali dengan sederhana, tetapi mendapat respon yang baik dari masyarakat Jakarta. Status Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol pun berubah menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol pada tahun 1992. Ancol merupakan proyek kerja sama antara pemerintah dan swasta. Taman Impian Jaya Ancol berdiri di atas lahan pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang kemudian dikelola oleh PT Pembangunan Jaya Ancol. Pada awal Taman Impian Jaya Ancol berdiri, sesuai dengan akta perubahan No. 33 tanggal 10 Juli 1992, persentase kepemilikan saham masing-masing adalah Pemda DKI Jakarta sebesar 80% dan PT Pembangunan Jaya sebesar 20%. Namun, pada 2 Juli 2004, Ancol melakukan go public dan mengganti statusnya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. dengan persentase kepemilikan saham masing-masing Pemda DKI Jakarta sebesar 72%, PT Pembangunan Jaya sebesar 18%, dan masyarakat sebesar 10%. Langkah go public ini dilakukan untuk menciptakan Good & Clean Governance yang akan memacu perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang secara sehat di masa depan. Pada 10 Juli 2005 PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. juga melakukan upaya repositioning dengan diluncurkannya logo baru untuk memacu semangat dan budaya perusahaan secara keseluruhan.
4.1.2 Letak dan Aksesibilitas Taman Impian Jaya Ancol terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara. Ocean Ecopark berada di dalam kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Taman Impian Jaya Ancol ini memiliki enam pintu gerbang, yaitu 1. 2.
Pintu Gerbang Barat atau Pintu Gerbang Utama (PGU), Pintu Gerbang Timur,
24
3.
Pintu Gerbang Carnaval,
4.
Pintu Gerbang Selatan,
5.
Pintu Gerbang Marina, dan
6.
Pintu Gerbang Transjakarta. PGU, Pintu Gerbang Timur, dan Pintu Gerbang Carnaval adalah pintu
gerbang yang buka 24 jam setiap harinya yaitu Senin sampai dengan Minggu. Ketiga pintu tersebut diperuntukkan bagi kendaraan baik motor maupun mobil, pejalan kaki, dan rombongan. PGU hanya digunakan untuk akses masuk saja sedangkan untuk Pintu Gerbang Timur dan Pintu Gerbang Carnaval dapat digunakan sebagai akses keluar masuk kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Pintu Gerbang Selatan buka setiap hari dari pukul 07.00 – 22.00. Pintu gerbang ini diperuntukkan untuk pejalan kaki saja, tetapi saat hari libur Sabtu dan Minggu, pintu gerbang ini juga digunakan untuk akses keluar kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat dan saat hari besar nasional, pintu ini dapat digunakan untuk pintu masuk kendaraan bermotor. Pintu Gerbang Marina buka setiap hari dari pukul 07.00 – 22.00. Pintu ini diperuntukan untuk akses keluar masuk kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. Pintu Gerbang Transjakarta merupakan pintu gerbang untuk pengunjung yang ingin menggunakan kendaraan umum. Untuk mengakses kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, pengunjung dapat menggunakan Transjakarta Busway Koridor V jurusan PGC-Ancol atau Koridor VII dengan jurusan Kampung Melayu- Ancol. Kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol ini dapat diakses melalui Jalan Tol dengan exit Ancol yang berdekatan dengan Pintu Gerbang Timur dan Jalan Tol dengan exit Lodan yang berdekatan dengan PGU. Selain melalui jalan tol, kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol ini dapat diakses melalui Jalan Martadinata. Dalam kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Pengunjung dapat mengakses Ocean Ecopark melalui empat gerbang utama, yaitu gerbang Ecoenergy yang berdekatan dengan gerbang barat Taman Impian Jaya Ancol,
25
gerbang Ecocare berada di dekat pintu masuk Dunia Fantasi, gerbang Econature dapat diakses melalui area Pasar Seni, dan gerbang Ecoart yang berada dekat Ecovention dan lapangan parkir Ocean Ecopark.
4.1.3 Luas dan Batas Kawasan Ocean Ecopark merupakan taman yang dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 34 hektar. Di atas lahan seluas ini dibangun berbagai macam wahana rekreasi dan edukasi, fasilitas untuk berolahraga, serta fasilitas yang yang mengakomodasi kebutuhan pengunjung untuk melakukan kegiatan rekreasi lainnya. Seluruh fasilitas, sarana, dan prasarana yang menunjang kegiatan tersebut dibangun dan diatur dengan pembagian luasan yang berbeda-beda. Pembagian luasan Ocean Ecopark dapat dilihat secara terperinci dan jelas pada Tabel 11. Tabel 11. Pembagian Luasan Ocean Ecopark No. Jenis Area 1. Kanal 2. Danau 3. Pedestrian 4. Jalur Sepeda 5. EcoLearning Farm 6. Fantastique 7. Toilet barat dan Musholla 8. Toilet Timur 9. Power House 10. Ecovention 11. Parkir 12. Paintball 13. Area Hijau Total Area Sumber: Pengelola Ocean Ecopark (2012)
Luas (m2) 37,645 15,920 14,939 5,254 2,813 2,297 201 101 171 6,372 26,095 11,101 215,381 338,290
Ocean Ecopark ini memiliki batas wilayah sebelah utara yaitu Hotel Mercure, batas selatan yaitu Kali Ancol, batas barat yaitu Dunia Fantasi, dan batas timur yaitu Atlantis.
4.1.4 Iklim Ocean Ecopark terletak di sisi utara kota Jakarta yang merupakan daerah pantai beriklim panas. Diukur dari stasiun Meteorologi Kemayoran Jakarta
26
dengan ketinggian 4 meter di atas permukaan laut, daerah ini memiliki suhu ratarata sebesar 28,4oC, suhu mimimum pada bulan Februari 27oC dan suhu maksimum pada bulan Oktober 29oC. Curah hujan rata-rata adalah 159,98 mm/bulan, curah hujan maksimum 387,33 mm/bulan pada bulan Februari dan curah hujan minimum 43,6 mm/bulan pada bulan Agustus. Kelembaban udara rata-rata adalah 74,59%, penyinaran matahari rata-rata adalah 57,89%, dan kecepatan angin rata-rata adalah 5 km/jam (Tabel 12). Tabel 12. Data Iklim Rata-rata Tahun 2006-2011 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rata-rata
Suhu Udara (oC) 28,27 27,02 28,03 28,63 28,82 28,32 28,70 28,65 28,75 28,95 28,67 28,08 28,41
Curah Hujan (mm/bulan) 316,32 387.33 204,23 154,37 134,93 76,93 62,55 43,60 92,37 116,05 119,53 211,57 159,98
Kelembaban Udara (%) 77,73 80.48 76,68 76,23 75,33 74,00 71,33 69,75 70,07 71,83 74,03 77,58 74,59
Penyinaran Matahari (%) 41,23 36,07 50,77 60,65 61,50 54,67 68,67 84,42 82,00 68,50 53,30 31,92 57,89
Kecepatan Angin (km/jam) 5,03 7,50 5,18 4,77 4,50 4,50 4,50 4,57 5,00 4,50 4,50 5,50 5,00
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran, Jakarta (2012) Ocean Ecopark yang terletak di pinggir pantai yang merupakan daerah yang rawan akan banjir baik karena naiknya air pasang laut ataupun banjir yang disebabkan oleh adanya dua banjir kanal yang ada di dekat wilayah rekreasi ini. Selain itu, iklim pada daerah ini tergolong cukup kering dan panas sehingga diperlukan vegetasi peneduh yang banyak agar pengunjung merasa nyaman. Oleh karena itu, diperlukan perawatan yang ekstra pada area hijau yang ada.
4.1.5 Hidrologi Ocean Ecopark memiliki tiga sumber air, yaitu PAM, kanal, dan RO (reverse osmosis). Ketiga sumber ini memiliki kegunaan yang berbeda untuk Ocean Ecopark. PT PAM JAYA menjadi sumber air untuk penggunaan manusia
27
secara langsung. Perusahaan ini merupakan penyedia air bersih layak pakai untuk masyarakat. Pembangunan kanal di Ocean Ecopark sebesar 20% dari luas Ocean Ecopark bertujuan meningkatkan kemampuan water management yang mampu mengantisipasi air pasang, gelombang laut, dan curah hujan yang tinggi. Selain itu, kanal ini juga berfungsi sebagai habitat ikan dan menjadi sumber air bagi kehidupan satwa lain serta tanaman yang berada pada pulau besar yang berada di tengah-tengah Ocean Ecopark. Sumber air kanal berasal dari air resapan tanah dan hujan. Letak Ocean Ecopark yang berdekatan dengan laut membuat air pada kanal bersifat payau karena tercampurnya air tawar dengan air laut yang asin. Pada musim kemarau, ketinggian air mengalami penurunan, saat itulah dua saluran inlet akan dibuka agar air pada kanal tidak mengalami kekeringan. Air tersebut berasal dari tiga sumber yang berbeda. Ketiga sumber tersebut adalah Kali Ancol, air limbah kolam renang yang masih layak pakai, dan air hujan. Ketiga sumber tersebut mengalami proses penyaringan dan penetralan pH terlebih dahulu agar tidak berbahaya. Pada musim hujan, ketinggian air akan melebihi kapasitas, sehingga pembuangan air akan dilakukan melalui tiga saluran outlet menuju ke Kali Ancol. Selain PAM dan kanal, sumber air Ocean Ecopark juga berasal dari RO. RO adalah tempat produksi air bersih yang didirikan oleh Taman Impian Jaya Ancol. Air bersih ini berasal dari air laut yang kemudian diolah dengan teknologi reverse osmosis. Penyulingan air laut menjadi bersih ini merupakan inovasi sebagai langkah mengantisipasi krisis air yang sering terjadi. Air RO ini digunakan untuk penyiraman tanaman di beberapa wilayah di Ocean Ecopark. Namun, karena sulitnya birokrasi, penggunaan air RO ini bukan menjadi sumber utama air untuk Ocean Ecopark.
4.1.6 Topografi dan Tanah Pada awal pembangunan Taman Impian Jaya Ancol, Ocean Ecopark dahulunya merupakan sebuah lapangan golf. Namun, pada tahun 2009 lapang golf ditutup dan dibangun menjadi Ocean Ecopark pada awal tahun 2010. Ocean Ecopark
tidak
mengalami
banyak
perubahan
kontur
dalam
proses
28
pembangunannya. Konturnya tetap bergemlobang mengikuti topografi awal lapangan golf. Saat pembangunan Ocean Ecopark berlangsung proses cut and fill dilakukan pada beberapa titik untuk pembuatan kanal. Tanah Ocean Ecopark merupakan tanah lumpur yang berasal dari proses cut and fill pembuatan kanal. Tanah lumpur ini sifatnya keras, tidak subur, dan mengandung kadar garam karena berdekatan dengan laut sehingga pada kondisi ini tidak ada tanaman yang bertahan hidup. Untuk menyiasati hal tersebut, bagian yang akan dijadikan untuk taman diurug dengan tanah merah super setinggi 10-20 cm. Tanah merah super ini subur sehingga tanaman dapat tumbuh.
4.1.7 Vegetasi Ocean Ecopark merupakan kawasan rekreasi yang didominasi oleh elemen lunak. Vegetasi merupakan salah satu elemen lunak yang dijual di dalam kawasan rekreasi ini. Ocean Ecopark menawarkan kenyamanan dan kesejukan yang diperoleh melalui banyaknya vegetasi yang ditanam. Jenis vegetasi yang ada di Ocean Ecopark saat ini diodominasi oleh pepohonan dan rumput. Semak, perdu, dan tanaman air berfungsi sebagai aksen pada zona-zona tertentu. Vegetasi di Ocean Ecopark ditanam berdasarkan konsep tiap kawasan yang berbeda-beda. Ocean Ecopark memiliki vegetasi eksisting sebelum adanya pembangunan tempat rekreasi ini, vegetasi tersebut adalah Accasia mangium, Barringtonia asiatica, Cocos nucifera, Khaya senegalensis, Kigelia pinnata, Melia azaderach, Parkia speciosa, Pritchardia pacifica, Sterculia foetida, dan Terminalia catappa. Salah satu pohon yang dibudidayakan di Ocean Ecopark adalah ebony (Diospyros celebica) atau lebih dikenal dengan sebutan Kayu Hitam Sulawesi. Pohon ini menghasilkan kayu yang berkualitas baik. Berwarna cokelat gelap, kehitaman, atau hitam belang-belang kemerahan. Saat ini, Ocean Ecopark sedang dalam masa pengembangan sehingga nantinya kawasan rekreasi ini akan memiliki jenis vegetasi yang semakin beragam. Selain itu, pohon-pohon yang ada pada kawasan ini tergolong baru sehingga masih banyak pohon yang belum tumbuh besar sesuai dengan yang diharapkan. Menurut prediksi pihak pengelola, diharapkan kurang lebih 5 tahun
29
lagi, pohon-pohon yang ada pada kawasan ini sudah tumbuh besar dan kawasan rekreasi ini menjadi teduh dan nyaman untuk pengunjung. Jenis data vegetasi dapat dilihat pada Lampiran 6. Pengelola Ocean Ecopark menargetkan untuk menanam 200-300 pohon dalam setiap satu hektar. Jadi, untuk ke depannya Ocean Ecopark yang memiliki luas sekitar 34 hektar akan memiliki pohon lebih dari 3.000 pohon. Saat ini, Ocean Ecopark masih berusaha untuk mencapai target yang telah ditentukan.
4.1.8 Satwa Ocean Ecopark Ancol memiliki satwa yang dipelihara dan dibudidayakan seperti siamang, rusa, kasuari, burung merpati, burung pelikan, kambing, angsa, kelinci, ikan koi, ikan mujaer, ikan nila merah, dan ikan mas (Tabel 13). Satwa yang tidak dibudidayakan dan tidak dipelihara secara sengaja, diantaranya, adalah burung kutilang, burung gereja, kucing, anjing, dan monyet. Anjing liar dan monyet adalah hewan yang menjadi perusak atau pengganggu hasil pemeliharaan yang telah dikerjakan di Ocean Ecopark Ancol
Tabel 13. Jumlah satwa yang dipelihara oleh Ocean Ecopark Ancol No.
Nama Binatang
Jumlah Binatang (ekor)
1. Rusa Tutul 2. Rusa Sambar 3. Rusa Bawean 4. Rusa Timur Leste 5. Kasuari 6. Angsa 7. Merpati 8. Siamang Sumber: Pengelola Ocean Ecopark (2012)
11 3 3 6 4 45 ± 500 2
4.1.9 Sosial Ekonomi Pengunjung Ocean Ecopark sangat beragam, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa,
sampai
lansia.
Keberagaman
ini
dikarenakan
Ocean
Ecopark
menyediakan sarana rekreasi yang menunjang segala umur. Tidak hanya sekedar
30
rekreasi hiburan saja, sarana edukasi pun disediakan untuk para pengunjung Ocean Ecopark. Dilihat dari tingkat sosial, pengunjung Ocean Ecopark Ancol berasal dari kalangan menengah ke atas. Umumnya, pengunjung kalangan menengah ke atas ini adalah penghuni apartemen dan perumah elite yang berada di sekitar kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Keberagaman tingkat sosial pengungjung Ocean Ecopark terjadi karena kawasan rekreasi ini tidak mengenakan tarif masuk. Pengunjung hanya membayar tarif masuk gerbang utama kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol yaitu sebesar Rp 15.000,00 per orang, Rp 15.000,00 per motor, dan Rp 20.000,00 per mobil (Pengelola Taman Impian Jaya Ancol, 2012). Jam operasional Ocean Ecopark pada hari Senin-Jumat adalah pukul 06.00-21.00, sedangkan pada hari Sabtu-Minggu dan hari libur nasional adalah pukul 05.0021.00. Ocean Ecopark Ancol merupakan wahana baru yang dibuka pada tanggal 22 Juni 2011, sehingga jumlah pengunjung yang datang pun masih mengalami naik dan turun tiap bulannya (Gambar 5). Pada bulan Januari 2012, jumlah pengunjung Ocean Ecopark cukup tinggi. Hal ini disebabkan, pada bulan Januari terdapat perayaan Tahun Baru dan Liburan Sekolah. Lonjakkan kunjungan biasanya terjadi
Jumlah Pengunjung (org)
saat ada hari libur nasional, libur sekolah, dan hari libur Sabtu dan Minggu.
(Sumber: Pengelola Ocean Ecopark, 2012) Gambar 5. Jumlah Pengunjung Ocean Ecopark pada Bulan Januari-April tahun 2012
31
Pada tahun 2012, pengelola Ocean Ecopark menargetkan jumlah pengunjung sebanyak 8-9 juta orang. Untuk mencapai target tersebut tentunya diperlukan inovasi terhadap program rekreasi yang ada sehingga dapat menarik minat pengunjung. Saat ini, Ocean Ecopark masih melakukan promosi kepada masyarakat agar kawasan rekreasi ini makin banyak dikunjungi dan dikenal sehingga dapat mencapai target yang diinginkan.
4.1.10 Sarana dan Prasarana Suatu area rekreasi harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan terawat agar dapat mengakomodasi kegiatan pengunjung. Hampir seluruh sarana dan prasarana yang ada di Ocean Ecopark memiliki kondisi yang baik karena perawatannya yang baik dan masih tergolong baru (Tabel 14).
Tabel 14. Sarana dan Prasarana di Ocean Ecopark No. 1.
Jenis Pedestrian dan jogging track
Jumlah 14,939 m2 Lebar ratarata 3-6 m 5,254 m2 Lebar ratarata 2,5 m
Kondisi Baik
2.
Trek sepeda
3.
Bangku Taman
30 buah
Baik
4.
Shelter
7 buah
Baik
5.
Aula
1 buah
Baik
6.
Musholla
3 buah
Baik
7.
Toilet
33 buah (pria dan wanita)
Baik
8.
Tempat Sampah
9.
Kios
7 buah
10.
Signange
-
Kurang Baik
11.
Menara Pandang
8 buah
Baik
Baik
Cukup Baik Baik
Fungsi Sebagai sarana untuk pengunjung yang ingin berjalan kaki atau jogging Sebagai jalur untuk pengunjung yang ingin berolahraga dengan menggunakan sepeda Untuk pengunjung yang ingin beristirahat sejenak Tempat duduk beratap yang dapat digunakan untuk beristirahat Bangunan dengan atap sirap yang dapat digunakan untuk acara-acara tertentu Sebagai tempat beribadah umat muslim Sebagai tempat keperluan sanitasi pengunjung Sebagai sarana kebersihan Untuk menjual segala kebutuhan pengunjung seperti souvenir, makanan, dan minuman Untuk memberikan informasi lokasi bagi pengunjung Bangunan untuk melihat wilayah sekitar dengan
Keterangan
Wahana EcoLearning Farm
32
Tabel 14 (Lanjutan) 12. 13.
Kapal Club House
4 buah 1 buah
Baik Baik
14.
Lawn
-
Baik
15.
Plaza
4 buah
Baik
16.
Tribun
17.
Buggy Golf
1 buah ±1500 pengunjung -
18.
Area Parkir
800 mobil 200 motor
Baik
19.
Ecovention
6,372 m2
Baik
Baik
posisi yang lebih tinggi Untuk mengelilingi Ocean Ecopark melalui kanal Tempat untuk melakukan rapat atau pertemuanpertemuan lainnya yang bersifat ekslusif dan terbatas Lapangan terbuka untuk mengadakan gathering atau kegiatan piknik lainnya Sebagai tempat meeting point Tempat untuk menyaksikan pertunjukkan Fantastique
Wahana Eco Cruiser
Wahana Fantastique
Untuk mengelilingi Ocean Ecopark dengan menggunakan kendaraan listrik Tempat yang aman dan tertib untuk memberhentikan kendaraan Merupakan Exhibition Hall kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition)
Sebagian besar sarana dan prasarana dalam kondisi yang baik. Hal ini terjadi karena perawatannya yang diberikan cukup baik dan umur sarana dan prasarana yang masih tergolong baru. Namun, beberapa sarana dan prasarana dirasa masih kurang jumlahnya dan terdapat pula sarana dan prasarana yang dalam kondisi kurang baik seperti signage dan tempat sampah. Signage yang ada di Ocean Ecopark tidak dalam kondisi yang baik. Signage yang berbahan dasar kayu dengan tulisan timbul yang ditempel pada kayu tersebut dirasa tidak cocok dengan kondisi Ocean Ecopark. Hampir semua tempelan tulisan yang ada pada signage terlepas dari kayu (Gambar 6), hal ini disebabkan oleh kurang rekatnya tulisan tersebut atau juga karena adanya tangan-tangan usil yang mencoba melepas tulisan tersebut. Saat ini, baru beberapa signage yang diperbaiki. Tulisan pada signage dibuat menjadi pahatan agar lebih awet. Selain itu, kondisi beberapa tempat sampah di Ocean Ecopark sudah rusak, hal ini disebabkan oleh kesalahan desain awal tempat sampah yang kurang sesuai.
33
Gambar 6. Kondisi Signage yang Rusak
4.1.11 Wahana Rekreasi dan Olahraga Ocean Ecopark memiliki enam wahana yang dapat dinikmati oleh pengunjung setiap harinya. Target pasar utama Ocean Ecopark adalah keluarga dan pelajar. Seluruh wahana yang ada dapat dinikmati oleh segala usia. Wahanawahana tersebut adalah Ecolearning Farm, Fantastique, Outbondholic, Paintball, Fun Boat Cruiser, dan Commuter area (Ecobike, Segway, dan Ecotricke). Selain itu, wahana-wahana ini merupakan kegiatan rekreasi yang saat ini sudah sulit ditemui di kota Jakarta sehingga daya tarik dan minat pengunjung tergolong tinggi. Berikut adalah penjabaran tiap masing-masing wahana rekreasi dan olahraga yang dimiliki oleh Ocean Ecopark.
4.1.11.1 Ecolearning Farm Ecolearning Farm merupakan wahana rekreasi yang bertujuan memberikan pendidikan tentang pertanian dan peternakan organik. Konsep pengembangan Ecolearning Farm adalah pemanfaatan material alam sebagai sumber pengelolaan pertanian dan peternakan untuk mendapatkan hasil yang baik, tetapi tetap menjaga keseimbangan alam dan tidak merusak lingkungan. Sasaran utama dari wahana ini adalah pelajar dari tingkat playgroup sampai dengan SMA dan keluarga. Area Ecolearning Farm ini dibangun diatas lahan seluas kurang lebih 2 hektar yang didesain seperti pertanian dan peternakan mini, didalamnya terdapat beberapa bed yang ditanami berbagai macam sayuran, buah-buahan, tanaman obat, bumbu dapur serta beberapa kandang hewan ternak seperti kelinci, bebek, dan kambing. Suasananya pun dibuat sealami mungkin, bangunan-bangunan
34
menggunakan atap sirap dan tembok bangunan pun tidak dicat agar terlihat lebih alami. Ecolearning Farm terdiri dari dua kegiatan, yaitu praktik langsung dan pemberian materi. Peserta mendapatkan materi tentang bercocok tanam yang baik terlebih dahulu sebelum melakukan praktik langsung. Materi ini dikemas dengan menarik seperti melalui games. Kegiatan-kegiatannya seperti bercocok tanam dari proses awal pembuatan media tanam sampai praktik perawatan tanaman, pemberian makan pada kelinci dan kambing, pembuatan kompos, pembuatan telur asin, dan pemanenan sayuran (Gambar 7).
Gambar 7. Kegiatan Panen di Ecolearning Farm
Selain kegiatan utama, peserta dapat memilih kegiatan tambahan. Kegiatan tambahan yang dapat dipilih oleh peserta adalah menyusuri kanal, memberi makan rusa, burung pelikan, dan burung kasuari dengan menggunakan Fun Boat Cruiser, belajar membuat keramik, ataupun bermain outbond di Outbondholic. Seluruh kegiatan ini berlangsung selama 1,5 jam – 2,5 jam dan dibimbing oleh tutor-tutor yang telah terlatih. Selama kegiatan berlangsung, peserta diberi pinjaman caping (Gambar 8) dan sepatu boots, tujuannya agar sensasi bertani lebih terasa dan memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan pengalaman baru yang jauh dari kehidupan kota. Ecolearning Farm merupakan wahana unggulan dari Ocean Ecopark. Pengelola tentunya harus terus mengembangkan wahana ini agar semakin menarik
35
karena wahana ini memiliki prospek yang baik untuk kedepannya melihat respon pengunjung yang cukup baik.
Gambar 8. Bercocok Tanam dengan Menggunakan Caping
4.1.11.2 Fantastique Fantastique merupakan wahana pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyajikan pertunjukan drama musikal dan animasi dengan permainan laser, water fountain, dan 3D video mapping (Gambar 9). Dahulu, pertunjukan seperti ini hanya terdapat di luar negeri saja, tetapi sejak tahun 2011 pertunjukan ini dapat disaksikan di Ocean Ecopark.
Gambar 9. Pertunjukan Fantastique
Fantastique ini mengangkat cerita rakyat yaitu Timun Mas yang bertujuan agar generasi sekarang tidak melupakan cerita rakyat yang sangat terkenal ini. Wahana ini dapat dinikmati oleh segala tingkatan usia. Pertunjukan Fantastique hanya diadakan satu kali setiap harinya, yaitu pukul 19.00 WIB dan berlangsung
36
selama 30 menit. Bangunan pertunjukan dapat menampung kurang lebih 1.500 penonton.
4.1.11.3 Outbondholic Outbondholic dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar. Desain area wahana outbond ini sangat mendukung kegiatan yang bersifat
petualangan memacu
adrenalin. Outbondholic ini memiliki dua sirkuit, yaitu sirkuit anak anak usia 6-12 tahun dan sirkuit remaja dan dewasa usia 12 tahun ke atas (Gambar 10).
(a)
(b) Sumber: Pengelola Ocean Ecopark (2012) Gambar 10. (a) Peta Outbondholic Area Anak-anak dan (b) Peta Outbond Holic Area Dewasa
37
Setiap sirkuit memiliki empat zona, yaitu zona hijau, zona biru, zona merah, dan zona hitam. Zona-zona tersebut dibedakan berdasarkan tingkat kesulitannya. Setiap zona memiliki 7-8 tantangan yang harus dilewati. Selain keempat zona yang disebutkan, Outbondholic memiliki sirkuit special yang hanya terdapat di sirkuit remaja dan dewasa, yaitu zona coklat. Zona coklat X-Track ini memiliki kesulitan tertinggi di antara zona-zona yang lainnya. Tantangan terberatnya adalah pada saat pemain diharuskan melompat dari ketinggian 15 meter untuk menyelesaikan permainan. Selain itu, terdapat produk unggulan lainnya, yaitu flying fox sepanjang 480 meter diatas ketinggian sekitar 7 lantai gedung bertingkat (Gambar 11). Kapasitas pemain untuk sirkuit remaja dan dewasa adalah 35 orang/jam sedangkan untuk sirkuit anak-anak adalah 60 orang/jam.
Gambar 11. Salah Satu Trek pada Sirkuit Dewasa
Permainan yang menguji keberanian ini memiliki keamanan yang sangat terjamin. Pengelola selalu mengadakan pengecekan rutin terhadap peralatan safety yang ada dan menggantinya secara rutin pula. Selain itu, pengecekan juga dilakukan pada pohon-pohon besar yang terdapat di area agar rantingnya tidak melukai atau menggangu pemain saat bermain. Outbondholic ini dilengkapi dengan fasilitas seperti kamar ganti, kamar bilas, saung-saung, serta restoran
38
4.1.11.4 Paintball Ocean Ecopark memiliki wahana paintball dengan tiga zona berbeda, yaitu Zona Battle Savanna, Zona Battle Village, Zona Batlle Field. Ketiga zona ini memiliki desain yang berbeda-beda. Battle Savanna merupakan zona pertempuran dengan hamparan rumput dan barikade tempur yang berupa gundukan rumput. Sensasi sebagai seorang tentara sangat terasa dengan adanya barikade-barikade rumput, semak, mobil pick up, potongan kayu, dan ban traktor yang disediakan untuk tempat bersembunyi dari serangan lawan. Battle Village merupakan zona pertempuran yang didesain semirip mungkin dengan area perkampungan yang telah menjadi reruntuhan karena perang. Area ini dipenuhi dengan rimbunan pohon dan barikade yang dibuat menyerupai dinding bangunan yang runtuh, bunker pasir, drum bekas, tumpukan kayu, serta kolam alami sehingga para petempur bisa merasakan sensasi tempur luar biasa terhadap lawan. Di zona ini perang-perangan lebih menekankan kepada taktik perang dan tim tempur yang solid. Battle Field memiliki area pertempuran yang didesain di atas hamparan rumput yang memiliki benteng tempur setinggi 2 meter. Sensasi peperangan di area ini sangat berbeda dengan di zona-zona sebelumnya karena di area ini mempunyai karakter lahan unik dengan properti barikade yang berbeda seperti gerbong kereta, tanah yang lebih berkontur, dan tumpukan daun-daun alami. Wahana Paintball memiliki target pasar untuk anak-anak di atas 9 tahun keatas. Seluruh perlengkapan pertempuran telah disediakan oleh pihak pengelola seperti google, senapan, sepatu, dan perlengkapan safety lainya (Gambar 12).
Gambar 12. Pemain dengan Kelengkapan Paintball
39
Selain itu pemain juga dapat memilih zona dan skenarionya tersendiri. Permainan ini dapat dilakukan minimal oleh 4 pemain selama maksimal 20 menit.
4.1.11.5 Fun Boat Cruiser Fun Boat Cruiser merupakan wahana yang mengajak pengunjung untuk berkeliling wilayah Ocean Ecopark melalui kanal (Gambar 13).
Selain
mengelilingi Oean Ecopark, pengunjung juga dapat melihat, memberi makan, bahkan menyentuh binatang yang ada. Binatang-binatang tersebut di antaranya, rusa, burung pelikan, kasuari, angsa, dan ikan. Kegiatan ini memberikan pengalaman yang berbeda bagi pengunjung.
Gambar 13. Fun Boat Cruiser
Pengunjung diajak mengelilingi Ocean Ecopark selama 20 menit. Kapal yang dapat menampung maksimal 20 orang dewasa atau 25 orang anak-anak ini menyediakan pelampung yang wajib digunakan oleh pengunjung yang ingin menaiki kapal ini dengan tujuan keamanan.
4.1.11.6 Commuter Area Commuter area adalah salah satu wahana yang memfasilitasi pengunjung untuk berolahraga (Gambar 14). Wahana ini memberikan penyewaan sepeda yang dikenal dengan sebutan Ecobike, tricke yang dikenal dengan sebutan Ecotricke, dan Segway kepada pengunjung. Sistem penyewaan untuk Eco Bike dan Eco Tricke termasuk dalam satu pake sedangkan untuk Segway sistem penyewaannya
40
tidak termasuk kedalam paket yang ada di Ocean Ecopark karena merupakan wahana kerja sama dengan pihak luar
(a)
(c) Gambar 14. Commuter Area
(b)
(d)
(a) Eco Bike, (b) Loket Commuter Area, (c) Eco Tricke, dan (d) Segway
Commuter area memiliki sistem keamanan bagi penggunanya yaitu berupa helm, pengaman dengkul, dan siku. Hal ini tentu untuk mencegah terjadinya kecelakaan saat mengendarai kendaraan tersebut. Namun, masih banyak pengunjung yang menggunakan peralatan keamanan disebabkan oleh kurang tegasnya pihak pengelola dalam menerapkan peraturan penggunaan peralatan keamanan tersebut.
4.1.11.7 Paket Single Tiket Paket single tiket atau yang lebih dikenal dengan paket terusan ini merupakan program yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Pengunjung dapat menikmati seluruh wahana yang ada di Ocean Ecopark kecuali Ecolearning Farm
41
dan Segway dengan harga yang relatif lebih murah dibangkan jika pengunjung menikmatinya satu-satu secara terpisah. Paket single tiket ini merupakan salah satu usaha pengelola untuk memperkenalkan wahana wahana di Ocean Ecopark yang merupakan tempat rekreasi baru di kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Perbandingan harga tiket persatuan dengan paket single tiket dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Harga Tiket Wahana Rekreasi Ocean Ecopark No.
Paket Single Tiket Senin-Jumat Sabtu-Minggu/ Hari Libur Nasional 1. Fantastique 50.000 100.000 125.000 2. Outbondholic 120.000 3. Paintball 120.000 4. Ecobike 50.000 5. Funboat 30.000 Sumber: Pengelola Ocean Ecopark (2012) 4.2
Wahana
Harga Tiket
Konsep Ocean Ecopark Pada awalnya, Ocean Ecopark merupakan lapangan golf yang dikenal
dengan Padang Golf Ancol. Lapangan golf ini berdiri sejak 22 Juni 1975 dan ditutup pada akhitahun 2009. Perubahan padang golf menjadi Ocean Ecopark berawal dari keinginan untuk lebih dapat memanfaatkan lahan yang ada agar dapat menampung lebih banyak pengunjung. Selain itu, perubahan ini membuat tempat tersebut lebih bermanfaat bagi masyarakat juga kelestarian alam agar menjadi lebih asri dengan tanaman yang lebih sesuai dengan habitatnya dan ramah lingkungan, serta memiliki fungsi ganda bagi area sekitarnya. Dibangunnya Ocean Ecopark mendapat respon yang baik serta dukungan dari berbagai pihak. Dalam penataannya, Ocean Ecopark yang dibuka pada tanggal 22 Juni 2011 memiliki tiga konsep utama, yaitu konsep hijau, konsep biru, dan konsep merah, serta empat konsep kawasan dengan tema yang berbeda, yaitu Econature, Ecoart, Ecoenergy, dan Ecocare. Berikut adalah penjelasan masing-masing konsep.
4.2.1 Konsep Hijau Konsep hijau merupakan strategi penataan ruang-ruang terbuka dengan memanfaatkan potensi ruang terbuka hijau dan memperkuat koridor hijau yang
42
ada. Koridor hijau ini akan dibuat menghubungkan wilayah Marina di bagian barat dengan Pantai Carnaval di bagian timur. Konsep ini berfokus pada pengembangan area terbuka untuk kegiatan edukatif, hiburan, dan olahraga aktif, serta memperkaya Ocean Ecopark dengan elemen-elemen natural dan menonjolkan area hijau sebagai pusat “paru-paru” Ancol atau bahkan kota Jakarta. Langkah-langkah yang dilakukan oleh pengelola dalam merespon konsep hijau tersebut adalah dengan cara mempertahankan tumbuhan yang sudah ada dan menanam tanaman-tanaman yang tidak hanya baik secara estetika namun juga secara fungsional dan sesuai dengan kondisi iklim dan area Ocean Ecopark.
4.2.2 Konsep Biru Konsep biru ini diharapkan dapat menjadi terobosan dengan manfaat ganda bagi Ocean Ecopark. Konsep biru ini diimplementasikan pada pembangunan kanal seluas 20% dari keseluruhan wilayah Ocean Ecopark. Kanal ini memiliki fungsi ganda. Fungsi pertama dari adanya kanal ini adalah untuk water management sebagai drainase yang dapat mengantisipasi air pasang, gelombang laut, dan curah hujan yang tinggi. Kanal ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi bagi pengunjung yang ingin menikmati Ocean Ecopark melalui jalur air dan juga menghidupkan kembali area pinggir kanal yang dahulunya mati saat masih menjadi lapangan golf. Kanal ini memiliki sistem yang menjaga ketinggian air kanal agar tetap stabil, sehingga tidak kering atau melimpah ketika curah hujan tinggi. Air di kanal ini diharuskan terus mengalir atau bergerak agar tidak menimbulkan bau. Jadi, konsep biru ini diharapkan dapat mencapai tujuan Ocean Ecopark secara ekologis dan estetika.
4.2.3 Konsep Merah Konsep merah adalah strategi pemanfaatan kegiatan dan fungsi komersial. Kegiatan ini dibuat dengan tetap mempertahankan kondisi yang ramah lingkungan, antara lain, dengan menciptakan suatu area pejalan kaki yang nyaman. Area pejalan kaki tersebut berfungsi untuk menghubungkan unit-unit rekreasi yang ada.
43
Konsep merah ini menjawab akan tingginya kebutuhan untuk tempat pertemuan, maka dari itu dibangunlah suatu tempat ruang serba guna dengan luas kurang lebih 5000 m2. Bangunan ini tetap memperhatikan konsep hijau, maka dari itu akan dibuat vertical garden pada dinding-dinding bangunan. Jadi, konsep merah dapat dipenuhi namun tidak melupakan konsep hijau dalam penerapannya. Selain itu, Ocean Ecopark juga menyediakan lawn yang dapat digunakan untuk pengunjung melakukan aktivitas sosial seperti gathering.
4.2.4 Konsep Kawasan Ocean Ecopark dibangun dengan empat konsep area yang berbeda-beda, yaitu Ecoenergy, Ecocare, Econature, dan Ecoart (Gambar 15). Keempat konsep ini menjadi ciri khas dari masing-masing area. Peta kawasan dapat dapat dilihat pada Lampiran 9. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang masing-masing konsep area.
Gambar 15. Peta Konsep Kawasan Ocean Ecopark
4.2.4.1 Ecoenergy Ecoenergy merupakan kawasan yang menvisualisasikan pemanfaatan sumber energi yang ada di alam dengan pemanfaatan elemen vegetasi, angin, cahaya, dan air ke dalam elemen arsitektural dan lanskap.
44
Ecoenergy ini diidentikkan dengan warna oranye. Hal ini dapat dilihat dari pemakaian warna oranye pada elemen-elemen taman seperti lampu taman, signage, dan perkerasan. Penanaman vegetasi pada kawasan Ecoenergy bersifat massal dan berbentuk grid. Vegetasi yang dipilih adalah vegetasi yang dapat digunakan untuk energi biomasa dan konversi biofuels. Ecoenergy ini memiliki plaza yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya pengunjung sebelum dan sesudah menyaksikan pertunjukan Fantastique (Gambar 16). Pada plaza ini terdapat dua patung komodo yang menjadi icon dari area Eco Energi ini.
(a) (b) Gambar 16. Plaza Eco Energi (a) Plaza I dan (b) Plaza II
4.2.4.2 Ecocare Ecocare ditata dengan menerapkan keseimbangan flora dan fauna sehingga dapat terbentuk interaksi positif pada suatu ekosistem. Area ini bertujuan mendukung biodiversitas lokal, menjadi sarang bagi burung asli dan pendatang, dan menyediakan tempat yang nyaman bagi binatang-binatang yang ada seperti rusa, pelikan, flamingo, dan kasuari. Segala elemen taman seperti lampu taman dan signage diidentikkan dengan warna hijau. Ecocare ini memiliki plaza yang berhubungan langsung dengan kawasan rekreasi lain, yaitu Dufan. Desain penanaman pada area ini menonjolkan karakter hutan alami dengan spesies vegetasi lokal. Vegetasi pada area Ecocare ini ditanam secara berkelompok.
45
Pada area Ecocare terdapat area yang diberi nama Ecoisland. Ecoisland adalah hasil kerjasama dengan Toyota (Gambar 17). Toyota menyumbang pohon untuk ditanam pada area ini dalam rangka program CSR. Pada area Toyota ini seluruh tanaman diberi papan informasi nama pohon sebagai sarana pendidikan. Selain itu, Ecocare ini memiliki pulau kecil yang diberi nama Deer Island. Pulau ini berisi puluhan rusa yang dipelihara dan dibudidayakan.
Gambar 17. Ecoisland Toyota
Di area Ecocare ini juga terdapat bekas club house ketika masih menjadi lapangan golf, yang saat ini dialihfungsikan menjadi bicycle club. Tempat ini dilengkapi dengan toilet, tempat ganti baju, dan restoran.
4.2.4.3 Econature Econature adalah area yang dibuat sealami mungkin untuk kestabilan ekosistem alam dengan memanfaatkan segala unsur yang ada di alam agar lebih harmoni. Area ini memiliki konsep penanaman tanaman buah-buahan dan hamparan tanaman berbunga. Perubahan warna tanaman berbunga pada waktuwaktu tertentu diharapkan mampu memberikan kesan visual yang menarik. Penanaman tanaman buah-buahan pada kawasan ini diharapkan mampu menarik perhatian serangga dan burung-burung. Area yang diidentikkan dengan warna biru ini memiliki konsep elemen keras yang dibuat sealami mungkin agar selaras dengan alam. Suasana tersebut dapat dilihat pada Gambar 18. Daya tarik utama dari area ini adalah wahana rekreasi yang dikenal dengan sebutan Ecolearning Farm.
46
Gambar 18. Suasana Jalur Sepeda Econature
Selain itu, di area Econature ini pengunjung dapat menikmati keindahan kanal dengan dekat melalui dek yang dibuat. Di dek tersebut pengunjung dapat memberi pakan ikan (Gambar 19). Hal ini memang terkesan sederhana, tetapi memberikan kesan berbeda bagi masyarakat kota saat ini.
Gambar 19. Kegiatan Memberi Pakan Ikan
4.2.4.4 Ecoart Ecoart didesain untuk menciptakan komposisi ruang secara artistik dengan pemilihan elemen keras dan lunak yang unik sehingga atmosfer karakter alami terbentuk. Sesuai dengan namanya, Ecoart merupakan suatu area yang memberikan ruang seni modern yang berkolaborasi dengan unsur alam. Kolaborasi seni dan unsur alam yang ada tergambarkan dari bentukan, warna, tekstur, ataupun sculpture. Area yang dikenal memiliki warna identik ungu ini mengedepankan estetika dengan desain yang detil. Tidak hanya elemen keras yang memiliki nilai seni, tanaman-tanaman yang ada pada kawasan ini dibuat bentukan-bentukan dengan permainan warna yang menarik sehingga terbentuklah suatu karya seni yang tetap
47
menyertakan unsur alam di dalamnya. Jika dibandingkan dengan area lain, tema pada area ini masih belum terlihat karena saat ini masih dalam tahap pengembangan dan pembangunan. Ecoart memiliki plaza serbaguna yang menghubungkan Ocean Ecopark dengan Pasar Seni. Selain itu, Ecoart juga memiliki exhibition hall yang dikenal dengan nama Ecovention. Ecovention merupakan sarana untuk menyelenggarakan pameran, pertemuan, gathering, ataupun konser musik.
4.3
Pengelolaan Lanskap Ocean Ecopark Suatu kawasan rekreasi harus menetapkan tujuan pengelolaan secara jelas
agar tercipta suatu lanskap yang baik. Ocean Ecopark memiliki tujuan menjaga dan merawat lanskap baik hardscape maupun softscape pada suatu kawasan rekreasi agar tercipta kenyamanan, keamanan, keindahan, dan kebersihan kawasan tanpa merusak dan tetap menjaga lanskap alami yang ada demi mewujudkan lanskap yang berkelanjutan. Menurut Wright (1982), pengelolaan berhubungan dengan perencanaan dan kebijakan suatu organisasi yang dilihat dari staf dan perlengkapan untuk mencapai suatu pemeliharaan yang efisien. Kelancaran seluruh kegiatan pemeliharaan bergantung pada pengelolaan yang efisien dan efektif. Pembahasan pengelolaan berikut berfokus pada struktur organisasi, kontraktor pemeliharaan dan kebersihan taman, tenaga kerja dan penjadwalan, peralatan dan bahan, pemeliharaan lanskap, anggaran pemeliharaan taman dan kebersihan, serta pengawasan dan evaluasi pekerjaan taman.
4.3.1 Struktur Organisasi Ocean Ecopark berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada dibawah kepemilikan PT. Taman Impian Jaya Ancol. Pengelolaan Ocean Ecopark Ancol berada di bawah Departemen Ecopark dan Pasar Seni. Berdasarkan SK Direksi No. 001/DIR-TIJA/IV/2012, Ocean Ecopark Ancol dipimpin oleh seorang General Manajer yang membawahi lima manajer, yaitu Manajer Studio Acara, Manajer Operasional, Manajer Exhibition, Manajer Pasar Seni, dan Manajer Umum, Keuangan, dan Ecolearning Farm. Kelima manajer tersebut memiliki
48
tugas yang berbeda, dimana kelimanya membawahi beberapa Kepala Bagian dan Kepala Seksi (Lampiran 7). Pemeliharaan
Lanskap
berada
dibawah
tanggung
jawab
Manajer
Operasional. Manajer Operasional ini membawahi tiga Kepala Bagian (Kabag), yaitu Kabag Operasional, Kabag Sarana dan Prasarana, dan Kabag Pemeliharaan Lingkungan. Setiap Kepala Bagian membawahi Kepala Seksi (Kasi), Kabag Operasional membawahi Kasi Operasional, Kabag Sarana dan Prasarana membawahi Kasi Mekanik, Kasi Sipil, dan Kasi Elektrik, dan Kabag Pemeliharaan Lingkungan membawahi Kasi Taman, Kasi Satwa, dan Kasi Dekorasi. Dalam penyelesaian tugasnya, Kasi dibantu oleh beberapa staf. Pemeliharaan areal taman dan kebersihan baik areal taman maupun fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada berada di bawah Kabag Pemeliharaan Lingkungan, sedangkan hal yang menyangkut pemeliharaan infrastruktur dan utilitas Ocean Ecopark berada di bawah Kabag Sarana dan Prasarana. Hal-hal yang menyangkut ticketing, pengunjung, dan wahana berada dibawah Kabag Operasional. Alur kordinasi pada sistem organisasi Ocean Ecopark dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Alur Kordinasi Sistem Organisasi
4.3.2 Kontraktor Pemeliharaan dan Kebersihan Taman Pemeliharaan taman dan kebersihan Ocean Ecopark diserahkan kepada vendor/instansi kontrak. Menurut Sternloff dan Warren (1984), terdapat tiga
49
sistem/metode
pemeliharaan,
Ocean
Ecopark
termasuk
dalam
sistem
pemeliharaan secara kontrak, yaitu seluruh pekerjaan pemeliharaan taman diserahkan dan dikerjakan oleh kontraktor. Pada pelaksanaannya, kontraktor tersebut berada di bawah pengawasan Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan dan Kepala Seksi Taman. Kontrak pemeliharaan taman dan kebersihan berlaku per periode, yaitu satu tahun. Pemilihan kontraktor pemeliharaan taman dilakukan melaui proses tender. Proses tender ini diadakan oleh Departemen Pelelangan PT TIJA atas permintaan user, Departemen Ocean Ecopark Ancol bertindak sebagai user. Pada Gambar 21 dapat dilihat tahapan pelaksanaan tender untuk menentukan kontraktor yang berhak mendapatkan pekerjaan pemeliharaan taman dan kebersihan selama satu periode, yaitu satu tahun.
Gambar 21. Alur Proses Tender
50
Dalam alur pelaksanaan tender, rapat aanwijzing merupakan kesempatan bagi peserta untuk mendapkan informasi dari user mengenai spesifikasi perawatan taman yang terdapat dalam bill of quantity (BQ) serta peraturan-peraturan terkait. Setelah rapat aanwijzing, dilakukan tahapan pembukaan surat penawaran harga (SPH) dari masing-masing peserta mengenai BQ yang diajukan oleh user. Tahap SPH ini disertai dengan beauty contest yang memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk mempresentasikan keunggulan dari perusahaannya kepada pihak user dan penyelenggara tender. Proses tender dapat tidak dilaksanakan apabila user melakukan penunjukkan langsung kontraktor. Kontraktor yang ditunjuk biasanya merupakan kontraktor pemeliharaan taman dan kebersihan pada periode sebelumnya. Berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) No. 126/TIJA/VI/2011, PT Tidar Utara Utama Tehnika ditunjuk sebagai kontraktor pemeliharaan lanskap dan kebersihan untuk satu periode selama satu tahun terhitung mulai tanggal 1 Juni 2011 sampai dengan tanggal 30 Mei 2012 (Lampiran 8). Untuk kebersihan toilet diserahkan kepada PT Satria Fajar. Pekerjaan pemeliharaan taman dan kebersihan harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi bill of quantity (BQ) yang diajukan oleh pihak user dan peraturan-peraturan yang telah dijelaskan pada saat proses tender. Spesifikasi BQ yang diajukan meliputi jumlah tenaga kerja, jamsostek dan THR tenaga kerja, perlengkapan kerja, perawatan taman, perawatan kebesrsihan, alat kerja perawatan dan kebersihan taman, jasa kontraktor, dan PPN sebesar 10%.
4.3.3 Tenaga Kerja dan Penjadwalan Pemeliharaan Taman Pemeliharaan Taman merupakan bidang yang berada di bawah pengawasan Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan yang dibantu oleh Kepala Seksi Taman yang pekerjaannya ditanggungjawabkan kepada PT Tidar Utara Utama Tehnika selaku kontraktor. PT Tidar Utara Utama Tehnika memiliki 37 tenaga kerja yang terdiri dari seorang tenaga ahli, dua tenaga kerja pengawas, dan 34 tenaga kerja pelaksana pemeliharaan taman. Seluruh karyawan Ocean Ecopark baik karyawan PT TIJA maupun karyawan rekanan seperti kontraktor PT Tidar Utara Utama Tehnika bekerja ratarata 8 jam per hari, selama enam hari dalam seminggu dengan satu hari libur di
51
hari selain Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. PT Tidar Utara Utama Tehnika memiliki tugas shift kerja sebagai berikut: Shift I dimulai pada pukul 06.00-14.00, sedangkan untuk hari libur dimulai pada pukul 05.00-13.00 dan Shift II dimulai pada pukul 08.00-16.00 dan Shift III dimulai pukul 13.00-21.00. Teknik Absensi yang diterapkan adalah sistem finger print dan manual. Absen dilakukan pada saat sebelum dan sesudah bekerja. Upah tenaga kerja seluruh pekerja taman disesuaikan dengan UMR Jakarta 2011 (Upah Minimum Regional) dan untuk kesejahteraan seluruh tenaga kerja, PT TIJA mewajibkan pihak kontraktor untuk memberikan jaminan Jamsostek. Penempatan tenaga kerja pemeliharaan taman dibedakan menjadi dua wilayah, yaitu timur dan barat. Peta pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran 10. Pekerjaan seperti penyiraman dan pengangkutan sampah berlaku untuk seluruh wilayah Ecopark, tidak ada pembagian wilayah. Masing-masing wilayah memiliki satu pengawas. Berikut adalah rincian penempatan tenaga kerja pada masingmasing wilayah (Tabel 16).
Tabel 16. Pembagian Wilayah Kerja Pemeliharaan Taman Ocean Ecopark No.
Wilayah Kerja
1.
Jumlah Tenaga Kerja
Wilayah timur a. Ecocare b. Econature c. Ecoart d. Pulau Besar e. Lapangan Parkir 2. Wilayah barat a. Ecoenergy b. Ecocare (Ecoisland) c. Pulau Rusa 3. Seluruh Wilayah Ecopark (hanya untuk penyiraman dan pengangkutan sampah) Sumber: Pengelola Ocean Ecopark, 2012
Menurut Sternloff
12 orang
13 orang
9 orang
dan Warren (1984), salah satu prinsip dasar dari
pemeliharaan taman adalah operasional pemeliharaan hendaknya didasari pada rencana pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan taman di Ocean Ecopark dikerjakan berdasarkan jadwal pemeliharaan yang telah diatur oleh tenaga ahli kontraktor
52
taman. Jenis pekerjaan pemeliharaan meliputi pemeliharaan taman baik softscape maupun hardscape, dan pemeliharaan kebersihan lingkungan. Jadwal pengaturan pemeliharaan taman pada suatu lokasi dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Frekuensi Item Pekerjaan Taman Ocean Ecopark No. 1.
Jenis Pemeliharaan taman (softscape)
Kegiatan H ●
Frekuesi 2M B
Penyiraman Pemangkasan rumput ● Pemangkasan pohon Pendangiran, penyetikan, dan ● penyiangan gulma Pemupukan Pengendalian hama dan penyakit 2. Pemeliharaan Pencucian tong sampah ● taman Penyikatan Pedestrian (hardscape) Penyikatan dermaga Pemeliharaan paving 3. Pemeliharaan Penyapuan ● Kebersihan Pembersihan kanal dan ● Lingkungan saluran Pengangkutan sampah ● Keterangan: H=Harian; 2M=2Mingguan; B=Bulanan; I=Insidental
I
● ● ● ● ● ●
Kapasitas tenaga kerja pemeliharaan taman di Ocean Ecopark dinilai cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan nilai kapasitas kerja di lapang dengan literatur (Tabel 18) yang sama nilainya ataupun justru lebih besar. Menurut Strenloff and Warren (1984), efektivitas tenaga kerja sangat ditentukan oleh motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh pegawai, sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan, ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan, tingkat pengawasan kerja di lapangan, kelancaran komunikasi antara pimpinan dan pegawai. Salah satu contoh motivasi yang diberikan adalah berupa insentif bagi pekerja yang mampu memangkas rumput melebihi target yang telah ditetapkan. Dengan hal seperti ini, pekerja taman akan lebih bersemangat untuk bekerja melebihi target.
53
Tabel 18. Kapasitas Tenaga Kerja Pemeliharaan Taman Ocean Ecopark Kapasitas Kerja/Jam/Orang Pengamatan Literatur2 Lapang1 1. Penyiraman 800 m2 700 m2 2 2. Pemangkasan rumput 375 m 250 m2 dengan mesin gendong 3. Pemangkasan pohon 7 pohon 5 pohon 4. Pendangiran dan 45 m2 40 m2 Penyiangan rumput 5. Pemupukan rumput 100 m2 100 m2 dengan pupuk organik 6. Pemupukan pohon 9 pohon 7 pohon dengan pupuk organik 7. Penyapuan rumput 500 m2 400 m2 2 8. Penyapuan perkerasan 975 m 800 m2 2 9. Pemeliharaan paving 9m 9 m2 Sumber: 1. Pengamatan di lapang (2012) No.
Kegiatan Pemeliharaan
Efektifitas Kerja 3(%) 114,28 150 140 112,5 100 128,57 125 121,87 100
2. Arifin dan Arifin (2005) 3. Efektivitas Kerja = Pengamatan Lapang x 100% Literatur
4.3.4 Peralatan dan Bahan Pemeliharaan Taman Peralatan dan bahan merupakan suatu hal yang penting agar pemeliharaan dapat berjalan dengan lancar. Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan taman merupakan milik kontraktor pemeliharan, tetapi ada beberapa peralatan yang merupakan milik pengelola Ocean Ecopark. Hal ini disebabkan oleh unit Ocean Ecopark yang masih tergolong baru, jadi peralatan yang digunakan pun sebagian besar menggunakan milik kontraktor. Peralatan yang ada masih dalam kondisi baik dan lengkap sesuai dengan permintaan pengelola Ocean Ecopark diawal tender. Namun, terdapat peralatan yang sebenarnya dapat membantu dan meningkatkan efektivitas pemeliharaan taman milik pengelola Ocean Ecopark seperti green mower tidak dimanfaatkan oleh kontraktor pemelihara. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya komunikasi yang baik diantara pihak pengelola Ocean Ecopark dan pihak kontraktor. Pengadaan bahan pemeliharaan taman di Ocean Ecopark sebagian besar disediakan oleh pihak pengelola Ocean Ecopark. Hal ini ditempuh agar penggunaan jumlah dan merk bahan untuk pemeliharaan taman lebih dapat
54
terkontrol oleh pihak pengelola. Pengadaan bahan ini dapat diajukan oleh pihak kontraktor kepada Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan Ocean Ecopark yang kemudian akan diajukan kepada unit Ocean Ecopark untuk disediakan. Pengadaan bahan ini memang tergolong rumit, tetapi karena bahan-bahan yang rutin digunakan selalu distock terus-meneurus oleh pihak pengelola, pemeliharaan tidak akan terhenti dengan alasan habisnya stock bahan. Peralatan dan bahan harus selalu dalam keadaan yang baik sesuai dengan masa efektif penggunanaanya agar proses pemeliharaan taman pun dapat berjalan dengan optimal (Tabel 19).
Tabel 19. Peralatan dan Bahan Pemeliharaan Taman dan Kebersihan Ocean Ecopark selama 1 Tahun Item Pekerjaan Atribut Kerja Baju kerja Sepatu keds Sepatu boots Jas hujan Topi pet Perawatan Taman dan Kebersihan (Alat) Mobil tangki Pompa alcon Mesing potong rumput gendong Mesin potong chainsaw Tangga bamboo Sprayer Dump truck Truck sampah ¾ Gerobak sampah Motor fukuda Selang penyedot diameter 3” @10 M Selang penyiraman diameter 2” @20 M Sprinkler air portable Gergaji Golok Gunting pangkas Arit Safety belt Cungkilan Cangkul Gatul/kored Sapu lidi Sekop sampah Bakul rotan Dorongan karet Kantong plastik sampah Garukan pasir Cangkrang (Garpu tanah) Perawatan Taman dan Kebersihan (Bahan) Bensin
Jumlah 1
Masa Efektif 2
111 stell 37 pasang 37 pasang 37 buah 37 buah
6 bulan -
1 buah 3 buah 10 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 10 buah 25 buah 3 buah 6 buah 2 buah 4 buah 2 buah 10 buah 5 buah 5 buah 300 buah 15 buah 20 buah 10 buah 150 kg 5 buah 10 buah
4 tahun 3 tahun 3 bulan 3 tahun 5 tahun 1 tahun 6 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan 1 bulan 6 bulan 6 bulan
450 liter
-
55
-
Tabel 19 (Lanjutan) 240 liter 120 liter
Solar Oli
-
Sumber: 1. Pengelola Ocean Ecopark (2012) 2. Arifin dan Arifin (2005)
4.3.5 Pemeliharaan Lanskap Pemeliharaan lanskap yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan kinerja perusahaan di mata pengunjung. Menurut Arifin dan Arifin (2005), dalam pemeliharaan taman dikenal istilah pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain awal pembangunan dan pemeliharaan fisik adalah pemeliharaan yang meliputi pekerjaan agar lanskap tetap terjaga keindahan, kenyamanan, kebersihan, dan keamanannya. Kegiatan pemeliharaan fisik ini meliputi pekerjaan pemeliharaan elemen lunak dan keras seperti. Berikut adalah penjelasan kegiatan-kegiatan pemeliharaan fisik lanskap.
4.3.5.1 Pemeliharaan Elemen Lunak Kegiatan pemangkasan,
pemeliharaan penyulaman,
elemen
lunak
pendangiran,
taman,
penyetikan,
yaitu
penyiraman,
penyiangan
gulma,
pemupukan, pengendalian hama penyakit, dan pembibitan.
4.3.5.1.1 Penyiraman Penyiraman tanaman diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Menurut Arifin et al. (2008), penyiraman bertujuan memudahkan tanaman menyerap unsur hara yang ada dalam tanah, meningkatkan kelembaban tanah untuk mencegah kelayuan tanaman akibat proses evapotranspirasi, dan menyediakan air sebagai unsur utama dalam proses fotosintesis. Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari pada pukul 07.00-09.00 dan 15.00-17.00. Menurut penggunaan alatnya, kegiatan penyiraman di Ocean Ecopark dibagi dalam tiga wilayah
56
1.
Penyiraman di area sepanjang jalur pedestrian, jalur sepeda, dan parkir menggunakan mobil tangki (Gambar 22). Sumber air berasal dari tempat penampungan air di Pantai Carnaval atau tempat penampungan air hujan di lokasi Ocean Ecopark.
Gambar 22. Penyiraman Taman Menggunakan Mobil Tangki
2.
Penyiraman di area Pulau Besar menggunakan sistem sprinkler, yang airnya berasal dari kanal Ocean Ecopark.
3.
Penyiraman di area open space yang sulit dijangkau oleh mobil tangki, menggunakan pompa sedot alkon yang sumber airnya berasal dari danau atau kanal (Gambar 23).
Perbedaan penggunaan alat pada masing-masing area bertujuan mempermudah sistem penyiraman berdasarkan sumber air yang dimiliki oleh Ocean Ecopark.
Gambar 23. Penggunaan Alkon untuk Penyiraman Taman
57
Pada musim kemarau, penyiraman dilakukan lebih intensif daripada biasanya. Penyiraman dilakukan tiga kali, yaitu pukul 05.00-08.00, 09.00-10.00 dan 16.00-20.00 dengan penambahan jumlah rit air sekitar 5-7 rit per hari. Penambahan jumlah air ini berasal dari penampungan air Pantai Carnaval karena kondisi air kanal saat musim kemarau menjadi lebih asin daripada saat musim hujan yang dapat menyebabkan kondisi rumput menjadi lebih cepat menguning. Penambahan penyiraman taman ini menggunakan mobil bak terbuka yang membawa torn berisi air (Gambar 24).
Gambar 24. Penyiraman Tambahan Menggunakan Torn
4.3.5.1.2 Pemangkasan Ocean Ecopark merupakan wilayah yang merupakan wilayah hijau yang terdiri dari tanaman penutup rumput, semak, perdu, dan pohon. Tanaman-tanaman tersebut mengalami pertumbuhan yang harus dikontrol agar tetap aman, sehat, dan indah. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemangkasan pohon dibedakan berdasarkan
tujuannya,
yaitu
pemangkasan
untuk
kesehatan
tanaman,
pemangkasan untuk penampilan, dan pemangkasan untuk keamanan pengguna taman. Pelaksanaan kegiatan pemangkasan rumput di Ocean Ecopark dibagi menjadi dua wilayah kerja, yaitu wilayah timur dan wilayah barat. Sistem pemangkasan menggunakan sistem rotasi, dimana pada hari ke-14 kegiatan pemangkasan harus kembali pada titik awal. Dengan demikian, seluruh areal rumput dari wilayah Ocean Ecopark akan terpangkas dengan frekuensi setiap 14
58
hari sekali. Pemangkasan rumput ini menggunakan 8 mesin potong rumput gendong. Pemangkasan pohon atau pruning juga dilakukan secara rutin agar ranting atau cabang pohon tidak patah dan membahayakan pengunjung Ocean Ecopark. Selain itu, pemangkasan dilakukan untuk menjaga keindahan dan kesehatan pohon agar terhindar dari hama penyakit serta memberikan ruang yang cukup untuk percabangan baru. Selain pohon dan rumput, pemangkasan juga dilakukan pada semak. Hal ini bertujuan menjaga bentuk tanaman tetap indah dan memangkas ranting-ranting kering serta mengurangi percabangan yang sudah terlalu padat. Beberapa semak seperti pucuk merah (Syzygium oleana) memerlukan pemangkasan teknik topiari agar estetika tetap terjaga.
4.3.5.1.3 Penyulaman Penyulaman tanaman dilakukan untuk menganti tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit, kesalahan teknis, ataupun memang sudah waktunya untuk diganti. Hal ini bertujuan agar penampilan taman secara keseluruhan tetap prima dan indah. Penyulaman dilakukan bergantung pada kondisi tanaman yang ada.
4.3.5.1.4 Pendangiran dan Penyetikan Pendangiran dan penyetikan pada rumput dilakukan secara rutin dan bersamaan. Pendangiran dilakukan untuk menggemburkan tanah agar tanaman tetap dapat menyerap unsur hara dalam tanah dengan baik, serta menjaga agar sirkulasi (aerasi) di daerah perakaran tetap terjaga dengan baik. Pendangiran juga bertujuan mengendalikan pertumbuhan gulma. Kegiatan pendangiran ini dilakukan bersamaan dengan penyiangan gulma pada rumput (Gambar 25). Penyiangan gulma dilakukan dengan tujuan agar rumput tetap terjaga kerapihan, keindahan, dan kesehatannya. Untuk area rumput yang berbatasan dengan perkerasan dilakukan penyetikan agar pertumbuhan rumput tidak merambat naik ke atas perkerasan, selain itu juga berfungsi sebagai jalur aliran air pada pinggiran rumput. Kegiatan
59
pendangiran dan penyetikan dilakukan menggunakan arit, cungkilan, cangkul, dan gatul.
. Gambar 25. Kegiatan Pendangiran dan Penyiangan Gulma
4.3.5.1.5 Pemupukan Pemupukan dilakukan untuk menjaga tanaman agar tidak kekurangan unsur hara. Selain itu, pemupukan juga dapat mengoptimalkan pertumbuhan, memperbaiki struktur tanah, dan menigkatkan kesuburan tanaman. Ocean Ecopark memiliki visi dan misi yang ramah lingkungan, secara bertahap pengelola menerapkan sistem yang sejalan dengan visi misi tersebut walaupun belum seutuhnya dapat dapat diterapkan. Salah satu usahanya adalah dengan melakukan pemupukan tanaman menggunakan pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan sebagian besar merupakan pasokan dari distributor luar dan sebagian kecil merupakan hasil olahan dari Ancol Zero Waste. Pupuk organik yang berasal dari Ancol Zero Waste merupakan sampah dedaunan Ocean Ecopark yang telah diolah. Ocean Ecopark juga masih menggunakan pupuk anorganik, untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur yang masih belum dapat tercukupi jika hanya mengandalkan pupuk organik saja. Penggunaan pupuk anorganik ini terukur dan tidak berlebihan. Pupuk anorganik yang digunakan pun jumlahnya relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik. Pupuk anorganik yang digunakan adalah NPK, urea, Bayfolan, Gandasil, dan Growmore. Kegiatan pemupukan dapat dilihat pada Gambar 26.
60
Gambar 26. Kegiatan Pemupukan
4.3.5.1.6 Pengendalian Hama Penyakit Pengendalian hama penyakit adalah kegiatan yang terjadwal dan rutin dilakukan untuk mencegah terserangnya tanaman dari hama penyakit yang merugikan dan merusak tanaman. Pengendalian hama penyakit ini menggunakan bahan-bahan alami sejalan dengan program Ocean Ecopark yang ramah lingkungan. Pengendalian secara alami seperti menyikat hama kutu putih yang terdapat pada tanaman dan menyemprotkan tanaman dengan pestisida alami seperti tembakau. Pengendalian hama penyakit dengan menggunakan bahan alami terus dilakukan oleh kontraktor pemelihara hingga saat ini. Namun, jika pengendalian dengan bahan alami tidak berhasil, kontraktor pemelihara akan menggunakan bahan kimiawi agar hama penyakit tidak menyebar ke tanaman lain.
4.3.5.1.7 Pembibitan Tamanan Pembibitan tanaman dilakukan untuk memperbanyak tanaman yang ada. Kegiatan pembibitan di Ocean Ecopark ini belum berjalan maksimal karena belum memiliki tempat pembibitan khusus. Tempat pembibitan sementara ini mengambil lahan Eco Learning Farm yang belum digunakan. Nantinya pengelola berencana membuat lahan khusus pembibtan agar kegiatan ini dapat berjalan dengan maksimal dan Ocean Ecopark mampu menyediakan kebutuhan tanaman secara mandiri.
61
4.3.5.2 Pemeliharaan Elemen Keras Pemeliharaan elemen keras taman meliputi penyapuan, pembersihan kanal dan saluran, pembersihan bak sampah, pembersihan saat event, dan pemeliharaan elemen taman. Berikut adalah penjelasan kegiatan-kegiatan pemeliharaan fisik lanskap.
4.3.5.2.1 Penyapuan Kegiatan penyapuan ini meliputi area perkerasan dan rumput. Area perkerasan mencakupi pedestrian, jalur sepeda, lapangan parkir, plaza, dermaga dan wahana-wahana yang ada. Penyapuan dilakukan setiap hari agar kebersihan areal tetap terjaga dari sampah, baik sampah pengunjung maupun sampah alam yang berasal dari tanaman dan hewan. Kegiatan penyapuan dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 27. Kegiatan Penyapuan
Kegiatan penyapuan ini dimulai dari pukul 06.00-11.00 sedangkan untuk hari libur Sabtu dan Minggu serta hari libur nasional dimulai dari pukul 05.0010.00. Hal ini bertujuan agar kegiatan penyapuan tidak mengganggu kegiatan rekreasi pengunjung yang tinggi pada hari libur. Selain itu, juga terdapat wahana yang kegiatan penyapuannya dilakukan pada malam hari setelah wahana tutup seperti Fantastique Magic Fountain Show.
62
4.3.5.2.2 Pembersihan Kanal dan Saluran Kegiatan pembersihan kanal dan saluran selain untuk menjaga keindahan dan mencegah bau tidak sedap juga bertujuan mencegah terjadinya penyumbatan pada saluran air (Gambar 28). Pembersihan dilakukan tidak hanya pada permukaan air saja, melainkan juga tepian air yang sering ditumbuhi rumputrumput liar.
(a)
(b)
Gambar 28. (a) dan (b) Kegiatan Pembersihan Saluran Air
4.3.5.2.3 Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari secara rutin. Pengangkutan sampah menggunakan truk sampah dan untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau menggunakan motor fukuda. Pengangkutan sampah dilakukan oleh dua orang yang terdiri dari satu orang bertugas sebagai supir dan satu orang bertugas untuk mengangkat sampah kedalam bak (Gambar 29).
(a)
(b)
Gambar 29. Pengangkutan Sampah (a) Menggunakan Motor Fukuda dan (b) Truk Sampah
63
Pengangkutan sampah dibedakan menjadi sampah daun dan non daun. Sampah daun akan diangkut menuju tempat pengomposan, yaitu Ancol Zero Waste. Sampah tersebut akan diolah menjadi pupuk organik sedangkan sampah lainnya akan diangkut keluar dari wilayah Taman Impian Jaya Ancol menuju tempat pembuangan akhir (TPA) yang telah ditentukan oleh pihak kontraktor pemelihara.
4.3.5.2.4 Pembersihan saat Event Pada saat-saat tertentu dan pada area tertentu, Ocean Ecopark digunakan untuk acara-acara besar yang mendatangkan puluhan ribu orang dalam satu waktu. Pada saat terdapat acara besar dilakukan tiga shift kebersihan, yaitu sebelum acara berlangsung, saat acara berlangsung, dan setelah acara berlangsung. Selain diberlakukan tiga shift, pada area juga diletakkan tong sampah ekstra. Kendala dan hambatan yang dihadapi oleh petugas kebersihan adalah tidak adanya kerja sama dari pihak panitia acara serta tidak adanya kesadaran peserta acara untuk membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, banyak sampahsampah berbahaya seperti paku payung, mur, dan baut yang berasal dari tenda acara ataupun panggung yang dapat membahayakan petugas pemangkas rumput karena acara-acara besar biasanya dilakukan pada area yang mayoritas bermukaan rumput.
4.3.5.2.5 Pemeliharaan Elemen Taman Pembersihan elemen taman ini meliputi pencucian tong sampah, pencabutan gulma pada paving, penyikatan area pedestrian dan jalur sepeda, dan penyikatan dermaga. Pembersihan elemen taman ini merupakan kegiatan insidental, kecuali pencucian tong sampah yang dilakukan rutin. Pencucian tong sampah ini dilakukan setiap dua minggu sekali. Seluruh bak sampah yang terdapat di wilayah Ocean Ecopark dicuci agar tetap bersih dan tidak menimbulkan aroma yang tidak sedap sehingga membuat ketidaknyamanan pengunjung. Penyikatan area pedestrian dan jalur sepeda dilakukan apabila terdapat kotoran burung pelikan dan burung-burung lainnya. Kotoran binatang ini
64
menimbulkan bercak-bercak putih pada aspal, yang apabila tidak segera dibersihkan, kotoran tersebut akan membekas dan sulit hilang. Alat yang digunakan adalah sikat dan selang, sedangkan bahannya adalah air dan sabun deterjen. Penyikatan dermaga menggunakan alat dan bahan yang sama dengan untuk pencucian area pedestrian dan jalur sepeda (Gambar 30). Selain pencucian tong sampah, pedestrian, dan dermaga, kegiatan pembersihan juga dilakukan pada paving yang terdapat di lapangan parkir, shelter, dan plaza. Pembersihan paving ini dilakukan agar paving terbebas dari adanya gulma yang tumbuh di sela-sela paving, apabila tidak segera dicabut dan dibersihkan nantinya akan merusak paving (Gambar 31). Pada paving yang gulmanya sudah relatif banyak dan sulit dicabut, disemprotkan cairan Round Up agar lebih mudah dan cepat.
(a)
(b)
65
(c) Gambar 30. Penyikatan Elemen Keras (a) Pedestrian, (b) Dermaga, dan (c) Plaza
Gambar 31. Pencabutan Rumput Liar pada Paving
4.3.6 Anggaran Pemeliharaan Taman dan Kebersihan Ocean Ecopark merupakan unit baru yang sudah memiliki anggaran pemeliharaan tersendiri sejak tanggal 1 Juni 2011. Anggaran pemeliharaan yang digunakan adalah anggaran yang telah disetujui oleh Manajer Operasional Ocean Ecopark, General Manajer Ocean Ecopark, dan Direktur Rekreasi dan Resort. Anggaran pemeliharaan yang ditetapkan merupakan kontrak tahunan atau 12 bulan. Periode 1 Juni 2011 sampai dengan 30 Mei 2012, PT Taman Impian Jaya Ancol menganggarkan pemeliharaan taman untuk unit Ocean Ecopark sebesar Rp 1.100.550.000,00. Nilai anggaran tersebut terdiri dari 57,39% untuk upah tenaga ahli, pengawas, dan tenaga kerja pelaksana taman, 7,20% untuk asuransi Jamsostek seluruh tenaga kerja, 1,26% untuk atribut kerja pelaksana
66
taman seperti seragam, topi, sepatu, dan kartu pengenal, 24,15% untuk peralatan kerja taman, dan 10% untuk jasa kontraktor taman. Selain anggaran yang diberikan oleh pusat untuk pemeliharaan taman, Ocean Ecopark juga memiliki anggaran dari unit Ocean Ecopark sendiri, Departemen Pemeliharaan Taman Impian Jaya Ancol, dan Departemen Pembangunan Taman Impian Jaya Ancol. Ketiga anggaran tersebut digunakan untuk bahan pemeliharaan taman habis pakai, tambahan alat-alat diluar permintaan saat tender, ataupun proyek pembangunan dan renovasi taman dengan jumlah besar.
4.3.7 Pengawasan dan Evaluasi Pekerjaan Taman Seluruh pekerjaan taman dan kebersihan yang dikerjakan oleh kontraktor pemelihara diawasi langsung oleh Kepala Seksi Taman dan Kepala Bagian Taman (Gambar 32). Pengawasan ini bersifat rutin dan harian. Standar operasional, ketetapan, dan persentase denda pemeliharaan taman dan kebersihan Ocean Ecopark mengacu pada Pedoman Kerja Perawatan Taman dan Kebersihan Departemen Taman Impian yang disesuaikan.
Gambar 32. Alur Kordinasi Pengawasan Pekerjaan Taman dan Kebersihan
67
Seluruh pekerjaan yang dikerjakan harus sesuai dengan standar operasional, ketetapan, dan ketentuan yang telah ditetapkan (Lampiran 11), jika tidak sesuai dengan standar, pihak pengelola Ocean Ecopark akan memberikan teguran langsung dan apabila pihak kontraktor masih lalai maka sistem denda akan diberlakukan. Dalam ketetapan yang ada terdapat sistem teguran dengan menggunakan memo, tetapi pihak pengelola Ocean Ecopark memilih untuk menggunakan sistem denda dengan persentase karena dirasa lebih adil untuk kedua belak pihak. Sistem pengawasan telah dibuat dengan baik, tetapi dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan sistem yang telah diatur. Hal ini disebabkan masih lemahnya sistem pengawasan yang dilakukan oleh pihak pengelola Ocean Ecopark terhadap kontraktor pemeliharaan. Pada saat magang, penulis membantu pihak pengelola untuk membuat form checklist, agar setiap pekerjaan taman yang dilakukan oleh kontraktor dapat terkontrol dengan baik (Lampiran 12). Dengan adanya form chekslist pihak pengelola dapat mengetahui kegiatan yang terjadi di lapang dan menilai kegiatan tersebut sebagai suatu hasil yang nantinya dapat direspon dengan pujian, teguran, ataupun denda kepada pihak kontraktor. Pihak pengelola Ocean Ecopark dan pihak kontraktor rutin melakukan pertemuan setiap satu bulan sekali. Pertemuan hanya dihadiri oleh Pengelola Ocean Ecopark yang diwakili oleh Manajer Operasional Ocean Ecopark, Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan beserta Kepala Seksi Taman, dan pihak kontraktor yang diwakili oleh Direktur PT Tidar Utara Utama Tehnika beserta Tenaga Ahli PT Tidar Utama Tehnika Dalam pertemuan ini, pihak kontraktor mempresentasikan hasil kerja selama satu bulan dengan kendala yang dihadapi. Pertemuan ini bersifat evaluasi bulanan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor. Pertemuan rutin ini bertujuan menjaga hubungan komunikasi yang baik pihak pengelola Ocean Ecopark dengan pihak kontraktor agar tidak terjadi kesalahpahaman. Sampai dengan saat ini, pihak pengelola Ocean Ecopark belum mengadakan pertemuan dengan seluruh tenaga kerja pelaksana taman. Pertemuan dengan tenaga kerja pelaksana taman perlu diadakan karena dapat meningkatkan motivasi
68
dan kerja sama yang baik. Selain itu, pengelola Ocean Ecopark dapat lebih mengetahui kendala-kendala apa saja yang terjadi di lapang.
4.4
Karateristik dan Penilaian Pengunjung Keberhasilan suatu tempat rekreasi salah satunya dapat diukur dari penilaian
pengunjung.
Karateristik
dan
penilaian
pengunjung
didapatkan
melalui
penyebaran kuisioner. Berdasarkan hasil kuisioner yang disebar kepada 33 responden yang terdiri dari 14 laki-laki dan 19 perempuan, sebanyak 58% pengunjung berusia 26-55 tahun dan persentase usia terkecil adalah usia kurang dari 18 tahun yaitu sebesar 3% (Gambar 33).
Gambar 33. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark berdasarkan Umur
Dilihat dari daerah asalnya, 97%
pengunjung Ocean Ecopark sebagian
besar berasal dari daerah Jabodetabek dan hanya 3% yang berasal dari luar Jabodetabek. Hal ini disebabkan oleh kegiatan promosi yang masih berpusat pada wilayah Jabodetabek. Pengunjung Ocean Ecopark sebagian besar merupakan kalangan berpendidikan yang berasal dari kalangan menengah ke atas, terlihat dari persentase responden sebesar 52% merupakan lulusan S1 (Gambar 34) dan persentase pendapatan terbesar yaitu 40% lebih dari 4 juta per bulan (Gambar 35). Dengan melihat kondisi tersebut, diharapkan tindakan vandalisme akan semakin terminimalisir, tentunya hal tersebut harus diiringi oleh peran pengelola dalam memberikan informasi pendidikan lingkungan di Ocean Ecopark.
69
Gambar 34. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark berdasarkan Tingkat Pendidikan
Gambar 35. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Jumlah Pendapatan Perbulan
Pengunjung Ocean Ecopark sebagian besar merupakan pekerja dan pelajar. Oleh karena itu, pada hari libur Sabtu dan Minggu dan hari libur nasional pengunjung Ocean Ecopark meningkat. Pada hari-hari biasa, pengunjung kebanyakan merupakan ibu rumah tangga yang berasal dari apartemen sekitar Taman Impian Jaya Ancol dengan tujuan mengisi waktu luang seperti berolahraga ataupun sekedar berjalan santai. Persentase pengunjung dengan jenis pekerjaan pegawai swasta adalah sebesar 46%, pekerjaan sebagai wiraswasta dan ibu rumah tangga memiliki jumlah persentase yang sama yaitu 21% (Gambar 36). Berdasarkan lama kunjungan, pengunjung Ocean Ecopark dengan persentase terbesar, yaitu 40% mengunjungi area rekreasi ini selama 1-2 jam (Gambar 37). Hal ini disebabkan oleh kebanyakan pengunjung Ocean Ecopark yang hanya transit atau sekedar lewat saja di Ocean Ecopark sebelum
70
mengunjungi area rekreasi lain yang berada dalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Selain itu, beberapa pengunjung biasanya hanya mengunjungi salah satu wahana yang ada di Ocean Ecopark sehingga waktu yang diperlukan tergolong singkat.
Gambar 36. Persentase Pengunjung Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Gambar 37. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Lama Kunjungan Sebagian besar pengunjung Ocean Ecopark memiliki tujuan kunjungan untuk berekreasi di wahana-wahana yang tersedia, yaitu dengan persentase 67% (Gambar 38). Wahana Ocean Ecopark masih tergolong baru sehingga sebesar 49% pengunjung merupakan kunjungan pertama, 18% pengunjung mengatakan sering mengunjungi Ocean Ecopark setiap bulannya, dan 33% pengunjung mengatakan jarang mengunjungi Ocean Ecopark hanya untuk acara-acara tertentu saja (Gambar 39).
71
Gambar 38. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Tujuan Kunjungan
Gambar 39. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Sebesar 79% pengunjung Ocean Ecopark datang berkunjung menggunakan kendaraan pribadi (Gambar 40). Besarnya persentase pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi ini dapat diantisipasi dengan cukupnya lapangan parkir sehingga tidak terjadi penumpukan dan parkir liar di sekitar wiliyah Ocean Ecopark dan sebesar 43% pengunjung datang bersama keluarganya. Hal ini membuktikan bahwa wahana yang ada di Ocean Ecopark merupakan wahana yang dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga dengan berbagai tingkatan umur. (Gambar 41). Sebesar 64% pengunjung mengatakan Ocean Ecopark merupakan tujuan utama kunjungan ke kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, sedangkan 36% mengaku Ocean Ecopark bukan merupakan kunjungan utama mereka.
72
Gambar 40. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Kendaraan yang Digunakan Pendamping Saat Berkunjung
Gambar 41. Persentase Pengunjung Ocean Ecopark Berdasarkan Pendamping Saat Berkunjung
Berdasarkan survei, 76% pengunjung tidak mengetahui bahwa Ocean Ecopark memiliki 4 tema, sedangkan hanya sebesar 24% pengunjung yang mengetahui bahwa Ocean Ecopark memiliki 4 tema, ini menunjukkan bahwa kurang terlihatnya perbedaan tiap tema kawasan yang ada, tiap kawasan tidak memiliki perbedaan yang menonjol sehingga pengunjung tidak dapat menangkap perbedaan tema yang ada. Penilaian pengunjung terhadap kinerja pengelola yang diolah menggunakan IPA terbagi atas empat kuadran (Gambar 42).
73
Gambar 42. Grafik Penilaian Pengunjung terhadap Ocean Ecopark Menggunakan IPA (Importance Performance Analysis)
Atribut-atribut yang terdapat pada Kuadran I merupakan atribut yang perlu mendapatkan perhatian lebih oleh pengelola Ocean Ecopark, jika ingin mendapatkan kepuasan pengunjung secara maksimal. Atribut-atribut tersebut adalah sebagai berikut: 1.
kestrategisan lokasi;
74
2.
kemudahan akses menuju lokasi;
3.
ketersedian fasilitas dan sarana untuk berolahraga;
4.
ketersediaan fasilitas umum, seperti toilet umum, tempat sampah,lampu taman, bangku taman, areal parkir, shelter, tempat ibadah dan sebagainya;
5.
keberadaan pohon peneduh;
6.
kemudahan untuk mendapatkan informasi, seperti adanya penunjuk jalan, informasi lokasi wahana, harga tiket, dan sebagainya. Kuadran II menunjukkan prestasi yang telah diraih oleh pengelola Ocean
Ecopark, atribut-atribut yang terdapat pada kuadran ini harus dipertahankan dan ditingkatkan agar pengunjung tetap merasa nyaman dan puas untuk berekreasi di Ocean Ecopark. Atribut-atribut yang dimaksud adalah sebahai berikut: 1.
kondisi sarana dan prasarana yang baik;
2.
kenyamanan area untuk berekreasi;
3.
keindahan penataan taman;
4.
kebersihan area rekreasi;
5.
keamanan area rekreasi;
6.
keramahan pelayanan. Kuadran III menunjukkan atribut-atribut harus tetap diperhatikan oleh
pengelola namun dengan prioritas yang rendah jika dibandingkan dengan atribut yang terdapat pada Kuadran I. Atribut-atribut yang terdapat dalam Kuadran III adalah sebagai berikut: 1.
ketersediaan area untuk berinteraksi atau berkumpul, seperti gazebo, saung, lawn dan sebagainya;
2.
keberadaan satwa;
3.
keberagaman tanaman. Selain Kuadran I, II, dan III terdapat Kuadran IV, atribut-atribut yang
terdapat pada Kuadran IV ini dinilai terlalu berlebihan karena nilai suatu atribut yang terdapat pada kuadran ini dinilai tidak begitu penting oleh pengunjung, tetapi mendapatkan perhatian yang sangat baik bahkan berlebihan oleh pengelola. Ketersediaan wahana rekreasi edukasi di Ocean Ecopark merupakan atribut yang termasuk dalam Kuadran IV.
75
4.5
Analisis SWOT Metode analisis SWOT digunakan untuk menentukan strategi pengelolaan
lanskap Ocean Ecopark Ancol berdasarkan pada faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh Ocean Ecopark. Faktor internal terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weaknesses),
sedang
faktor
eksternal
terdiri
dari
peluang
(opportunities) dan ancaman (threats).
4.5.1 Identifikasi Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam Ocean Ecopark. Faktor internal terdiri dari kekuatan dam kelemahan. Kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi penentuan strategi pengelolaan lanskap Ocean Ecopark adalah sebagai berikut.
4.5.1.1 Kekuatan 1.
Ocean Ecopark merupakan taman seluas 33,8 Ha yang menjadi tujuan rekreasi outdoor seperti olahraga, adventure, dan seni dengan tema green lifestyle yang cenderung menjadi trend masa kini sekaligus merupakan ruang terbuka hijau yang luas di kota Jakarta yang saat ini sudah semakin berkurang.
2.
Ocean Ecopark memiliki wahana rekreasi yang menarik dan langka bagi masyarakat. Saat ini, wahana-wahana tersebut sulit untuk ditemui di tengahtengah kota Jakarta.
3.
Pelayanan, keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik. Hal ini terlihat dari kepuasan pengunjung terhadap penilaian ketiga aspek tersebut.
4.
Kondisi sarana dan prasarana yang ada dipelihara dengan baik oleh pengelola sehingga pengunjung merasa nyaman untuk berekreasi.
5.
Desain taman yang disajikan sangat menarik bagi pengunjung karena dapat menggabungkan unsur flora, fauna, dan air dengan baik.
4.5.1.2 Kelemahan 1.
Membutuhkan perawatan taman yang ekstra karena mayoritas merupakan area hijau dan kondisi alam yang kurang mendukung sehingga dibutuhkan
76
biaya pemeliharaan yang cukup tinggi, peralataran pemeliharaan yang baik dan mendukung, serta tenaga kerja yang memiliki kompentensi tinggi. 2.
Pengunjung kurang mendapatkan pendidikan akan pentingnya menjaga lingkungan.
3.
Ketersediaan fasilitas umum dan informasi area rekreasi untuk pengunjung dirasa masih kurang dan tidak informatif, sehingga pengunjung merasa kesulitan untuk menjangkau area rekreasi ini
4.
Promosi terhadap wahana-wahana yang ada belum maksimal sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan Ocean Ecopark Ancol.
5.
Pohon peneduh yang dapat meningkatkan kenyamanan untuk melakukan aktivitas outdoor dirasa masih kurang oleh pengunjung.
4.5.2 Identifikasi Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor dari luar pengelola, faktor tersebut terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi penentuan strategi pengelolaan lanskap Ocean Ecopark adalah sebagai berikut.
4.5.2.1 Peluang 1.
Gaya hidup masyarakat yang ingin hidup sehat dengan berolahraga seperti bersepeda, jogging, dan jalan sehat semakin meningkat.
2.
Isu global warming terus diperbicangkan dan diiringi dengan maraknya aksi go green yang dilakukan oleh pemerintah, instansi-instansi besar, media, dan masyarakat.
3.
Kota Jakarta sebagai Ibukota RI memberikan kemudahan akses bagi masyarakatnya untuk mengakses berbagai tempat di Jakarta, termasuk kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol.
4.5.2.2 Ancaman 1.
Munculnya kompetitor lain dengan konsep yang sama.
2.
Ocean Ecopark merupakan daerah pantai beriklim panas yang kondisinya kering dan tidak mendukung serta adanya perubahan faktor alam seperti
77
naiknya air pasang laut (rob) dan bencana banjir karena pengaruh rendahnya level tanah di Jakarta Utara.
4.5.3 Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) Matriks IFE dan IFE dapat dibuat melalui tahapan pembobotan dan penentuan peringkat tiap faktor terlebih dahulu (Lampiran 4 dan 5). Hasil dari pembobotan dan penetuan peringkat dikalikan agar didapat skor IFE dan EFE (Tabel 20 dan 21). Seluruh skor bobot pada setiap faktor baik internal maupun eksternal dijumlahkan agar mendapatkan skor bobot total yang kemudian akan digunakan pada tahapan selanjutnya.
Tabel 20. Matriks IFE Simbol Faktor Internal Kekuatan S1 Tempat rekreasi outdoor sekaligus RTH kota yang luas S2 Wahana rekreasi yang menarik dan langka S3 Pelayanan, keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik S4 Kondisi sarana dan prasarana yang baik S5 Desain taman yang menarik Kelemahan (Weakness) W1 Perawatan taman yang ekstra W2 Kurangnya pendidikan lingkungan pengunjung W3 Kurangnya fasilitas umum dan informasi area W4 Promosi belum berjalan dengan maksimal W5 Keberadaan pohon peneduh kurang Total
Bobot
Peringkat
Skor
0,120
3,667
0,440
0,100
3,667
0,367
0,080
4,000
0,320
0,100
3,667
0,367
0,110
3,000
0,330
0,100 0,110
1,333 1,000
0,133 0,110
0,090
1,667
0,150
0,100
1,333
0,133
0,090
2,000
0,180
1,000
2,530
78
Tabel 21. Matriks EFE Simbol Faktor Eksternal Peluang O1 Gaya hidup masyarakat untuk berolahraga O2 Isu global warming dan aksi go green O3 Kemudahan akses yang dibangun pemerintah Ancaman T1 Muncul kompetitor sejenis T2 Iklim dan perubahan faktor alam yang tidak mendukung Total 4.5.4
Bobot
Peringkat
Skor
0,188
2,667
0,500
0,250
3,667
0,917
0,188
2,667
0,500
0,167 0,208
2,333 2,667
0,389 0,556
1,000
2,861
Pencocokan
Berdasarkan hasil perhitungan pada table 20 dan 21 didaptkan skor IFE sebesar 2,530 dan skor EFE sebesar 2,861. Menurut David (2011), total skor pembobotan minimum untuk IFE dan EFE adalah 1 dan maksimum adalah 4 dengan skor rata-rata 2,5. Jika skor di bawah 2,5 dapat dinyatakan IFE atau EFE lemah sedangkan jika skor di atas 2,5 dapat dinyatakan IFE atau EFE kuat. Dari hasil perhitungan dapat dinyatakan bahwa kondisi internal dan eksternal yang dimiliki oleh Ocean Ecopark Ancol berada di atas nilai rata-rata yang berarti kuat. Skor IFE dan EFE digunakan untuk mengetahui kuadran yang menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks IE. Hasil perhitungan skor IFE dan EFE menyatakan bahwa Ocean Ecopark Ancol berada di kuadran kelima dengan penerapan strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain), dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah strategi yang paling banyak digunakan (Gambar 43).
Gambar 43. Matriks IE Ocean Ecopark
79
Penetrasi pasar yang dimaksud adalah strategi untuk meningkatkan pangsa pasar terhadap produk-produk melalui pemasaran yang lebih besar dan pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan mutu dan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk (David, 2011).
4.5.5
Penentuan Alternatif Strategi
Penentuan alternatif strategi dilakukan untuk menentukan langkah yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Penentuan alternatif strategi ini dibuat dalam matriks SWOT (Tabel 22). Tabel 22. Matriks SWOT Ocean Ecopark Internal
Eksternal Opportunities (Peluang) 1. Gaya hidup masyarakat untuk berolahraga 2. Isu global warming dan aksi go green 3. Kemudahan akses yang dibangun pemerintah
Threats (Ancaman) 1. Muncul kompetitor sejenis 2. Iklim dan perubahan faktor alam yang tidak mendukung
Strenghts (Kekuatan) 1. Tempat rekreasi outdoor sekaligus RTH kota yang luas 2. Wahana rekreasi yang menarik dan langka 3. Pelayanan, keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik 4. Kondisi sarana dan prasarana yang baik 5. Desain taman yang menarik
Weakness (Kelemahan) 1. Perawatan taman yang ekstra 2. Kurangnya pendidikan lingkungan pengunjung 3. Kurangnya fasilitas umum dan informasi area 4. Promosi belum berjalan dengan maksimal 5. Keberadaan pohon peneduh kurang
Strategi SO 1. Mempertahankan dan meningkatkan fasilitas,sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika (S1,S3,S4,S5, O1,O3)
Strategi WO 2. Menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi yang peduli akan aksi go green atau green lifestyle. (W2,W4,W5,O1,O2)
Strategi ST 3. Meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada (S1,S2,S3,S4,T1) 4. Mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu (S3,S4,S5,T1) 5. Mengembangkan wahana dan kegiatan rekreasi dengan inovasi-inovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung (S1,S2,T1)
Strategi WT 6. Memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim (W1,T2) 7. Melengkapi kekurangan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung untuk mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi (W3,T1,T2)
80
4.5.6
Pemeringkatan Alternatif Strategi SWOT
Setelah menentukan alternatif strategi dalam matriks SWOT, dilakukan penentuan prioritas pada masing-masing alternatif yang ada. Hal ini bertujuan mengetahui alternatif apa yang berada pada urutan tertinggi sampai terendah. Pemeringkatan alternatif ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah dari skor pembobotan yang mempengaruhi alternatif tersebut (Tabel 23).
Tabel 23.Peringkat Alternatif Strategi SWOT No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Alternatif Strategi
Keterkaitan
Mempertahankan dan meningkatkan fasiltas,sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika Menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi yang peduli akan aksi go green atau green lifestyle. Meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada Mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu Mengembangkan wahana rekreasi dengan inovasiinovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung Memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim Melengkapi kekurangan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung untuk mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi
S1,S3,S4, S5, O1,O3
Jumlah Skor 2,457
Peringkat 1
W2,W4,W5, O1,O2
1,84
3
S1,S2,S3,S4, T1
2,213
2
S3,S4,S5,T1
1,406
4
S1,S2,T1
1,196
5
W1,T2
0,689
7
W3,T1,T2
1,095
6
81
4.6
Strategi Pengelolaan Strategi Pengelolaan bertujuan untuk mengembangkan potensi dan
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi agar kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi terus dalam kondisi yang prima. Strategi pengelolaan ini dijabarkan menjadi program yang disertai dengan penanggung jawab pelaksanaan program (Tabel 24). Berikut ini disajikan ulasan atas hasil pemeringkatan alternatif strategi dari prioritas tertinggi sampai dengan terendah.
4.6.1 Strategi mempertahankan dan meningkatkan fasiltas, sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika Salah satu tujuan pembangunan Ocean Ecopark adalah sebagai destinasi olahraga outdoor untuk masyarakat yang menawarkan kenyamanan, keindahan lingkungan dan kestrategisan lokasi. Olahraga outdoor tidak hanya bersepeda dan jogging saja, tetapi juga dapat yoga, bulu tangkis, bola kaki, dan senam sehat. Saat ini, Ocean Ecopark hanya memiliki fasilitas seperti sepeda, trek sepeda dan jogging, serta kamar bilas sehabis berolahraga. Sepeda yang dimiliki oleh Ocean Ecopark sudah mencukupi, tetapi banyak sepeda yang tidak dalam kondisi prima. Oleh karena itu, pengelola perlu mengadakan pengecekan rutin yang terjadwal. Selain itu, pengelola perlu menertibkan dan bertindak lebih tegas bagi para pengendara sepeda yang menggunakan perangkat kemanan, seperti helm, pengaman dengkul, dan lutut. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan saat bersepeda sehingga pengunjung pun akan merasa aman dan nyaman saat berolahraga. Ocean Ecopark juga sebaiknya menambah sarana dan prasarana olahraga lain selain bersepeda dan jogging, seperti menambahkan fasilitas untuk bermain bulu tangkis dan bola kaki, keduanya merupakan olahraga yang banyak diminati oleh masyarakat. Masih banyaknya area terbuka dapat dijadikan lapangan untuk kegiatan ini apabila disertai dengan sarana dan prasarana yang menunjang seperti gawang dan net. Selain itu, Ocean Ecopark dapat mengadakan kegiatan senam rutin setiap hari libur agar kegiatan olahraga yang ada pun semakin variatif.
82
4.6.2 Strategi meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada Kegiatan promosi tentunya sangat penting bagi suatu perusahaan agar lebih dikenal oleh masyarakat. Promosi yang dilakukan oleh Ocean Ecopark saat ini adalah dengan mengunjungi playgroup, TK, dan SD untuk mengenalkan produk yang ada. Kunjungan langsung ke playgroup, TK, dan SD ini dikarenakan sekolah pada tingkat tersebut biasanya selalu mengadakan kegiatan rekreasi bersama dalam bentuk rombongan. Saat ini, pengelola merasa promosi dengan cara inilah yang paling efektif. Kegiatan promosi yang saat ini dilakukan oleh pihak pengelola bersifat terbatas, hanya untuk kalangan pelajar saja belum kepada masyarakat luas. Agar dikenal oleh masyarakat luas, cara paling efektif adalah dengan cara memasang iklan di televisi komersial, koran, ataupun majalah. Selain itu, web yang telah ada dapat dijadikan sebagai media promosi apabila informasi didalamnya terus terupdate. Informasi yang ada di dalam web saat ini tidak update terhadap informasi Ocean Ecopark terkini. Selain itu, promosi juga dapat dilakukan dengan mengadakan acara-acara yang sesuai dengan konsep Ocean Ecopark yaitu lingkungan dan olahraga. Pameran lingkungan atau acara olahraga diharapkan dapat menarik kedatangan pengunjung ke Ocean Ecopark sehingga masyarakat dapat mengenal Ocean Ecopark.
4.6.3 Strategi menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi yang peduli akan aksi go green atau green lifestyle. Maraknya isu global warming membuat banyak instansi-instansi ataupun perusahaan yang mulai melakukan kegiatan go green dan green lifestyle. Ocean Ecopark tentunya perlu menjalin hubungan baik dan kerja sama dengan instansiinstansi tersebut. Ocean Ecopark dapat bermitra dengan instansi-instansi ataupun perusahaan untuk mengadakan acara di wilayah Ocean Ecopark seperti penanaman pohon, penyuluhan pendidikan lingkungan, aksi-aksi lingkungan, dan gathering perusahaan dengan konsep olahraga sehat. Apabila instansi yang diajak
83
bekerjasama adalah instansi besar maka tentu akan nada peliputan, secara tidak langsung peliputan tersebut dapat menjadi promosi bagi Ocean Ecopark. Jadi, selain tercapainya tujuan Ocean Ecopark untuk berpartisipasi dalam menjaga kelestarian alam, kerjasama dengan instansi ataupun perusahaan juga dapat menjadi salah satu cara promosi kepada kalangan perkantoran.
4.6.4 Strategi mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu Menurut survei yang dilakukan dengan cara membagikan kuisioner kepada pengunjung, pelayanan, keamanan, dan kebersihan Ocean Ecopark sangat memuaskan. Selain itu juga pengunjung menilai kondisi sarana dan prasarana yang ada dalam kedaan yang baik dan memuaskan. Desain taman yang indah juga dinilai cukup mampun memanjakan mata pengunjung. Prestasi yang didapat ini tentunya harus dipertahankan dan ditingkatkan agar pengunjung tetap merasa nyaman untuk melakukan kegiatan dan nama Ocean Ecopark tidak kalah bersaing seiring dengan munculnya kompetitor-kompetitor baru. Selain itu, pengelola tetap perlu memberikan perhatian ekstra terhadap hari-hari dengan lonjakan pengunjung yang tinggi agar performa Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi tetap dalam keadaan yang prima.
4.6.5 Strategi mengembangkan wahana dan kegiatan rekreasi dengan inovasi-inovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung Ocean Ecopark merupakan tempat rekreasi yang baru saja dibuka pada tahun 2011. Wahana-wahana yang ada pun baru dibuka pada tahun lalu, bahkan ada yang baru dibuka pada Januari 2012. Wahana yang ada cukup variatif, bebarapa wahana masih dalam tahap pengembangan seperti Ecolearning Farm. Masih banyak kegiatan yang dapat dimasukkan dalam wahana ini. Kegiatan yang dapat ditambahkan seperti melukis caping, membuat boneka horta, games interaktif menggunakan animasi, laboratorium holtikultur dan pengenalan terhadap permainan-permainan tradisional. Selain mengembangkan wahana-wahana yang ada, Ocean Ecopark juga harus memikirkan inovasi-inovasi untuk membuka wahana baru. Wahana baru ini
84
dapat menambah keberagaman akan pilihan rekreasi bagi pengujung. Melihat potensi yang ada, jenis rekreasi yang dapat dibangun di Ocean Ecopark ini adalah taman burung mini, permainan air yang memunculkan melodi-melodi, rumah pohon dan trees walk dimana pengunjung dapat merasakan tinggal dan berjalan diatas pohon, dan berkemah di hutan buatan.
4.6.6 Strategi melengkapi kekurangan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung untuk mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi Fasilitas umum tentunya sangat dibutuhkan pada suatu area rekreasi untuk mengakomodasi
kegiatan
pengunjung.
Berdasarkan
hasil
analisis
IPA,
pengunjung menilai jumlah fasilitas umum yang ada di Ocean Ecopark ini belum mampu memenuhi kebutuhan pengunjung. Kurangnya fasilitas umum ini tentu akan berakibat fatal terhadap penurunan kenyamanan pengunjung terhadap Ocean Ecopark. Melihat dari jumlah sarana dan prasarana yang ada, pengelola memang perlu memberikan penambahan jumlah terhadap beberapa item seperti bangku taman, shelter, papan penunjuk area, tempat ibadah, dan kios-kios makanan minuman.
4.6.7 Strategi memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim Ocean Ecopark yang merupakan daerah pantai beriklim panas dengan kondisi yang relatif kering dan kondisi alam yang tidak bersahabat menjadi kendala utama dalam pemeliharaan taman. Seiring dengan kemajuan teknologi yang ada, tentunya masalah ini sedikit demi sedikit dapat terselesaikan. Pengelola harus cepat tanggap akan kemajuan teknologi seperti contohnya penggunaan sprinkler yang harus diterapkan di Ocean Ecopark untuk memudahkan penyiraman, penggunaan green mower pada areal yang datar, dan berbagai macam teknologi baru lainnya. Tentunya kemajuan teknologi ini harus disertai dengan pengetahuan tenaga kerja taman yang memadai. Pengetahuan mengenai dunia lanskap terus berkembang dan mengalami perubahan, maka dari itu pengelola perlu
85
mengadakan pelatihan-pelatihan untuk para tenaga kerja taman agar lebih terlatih dan terampil.
86
Tabel 24. Rekomendasi Program Pengelolaan Ocean Ecopark Jenis Strategi Alternatif Strategi Pengembangan Produk Mempertahankan dan meningkatkan fasiltas, sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika
Program 1. Pengecakan rutin pada sepeda yang ada 2. Penerapan tata tertib bersepeda 3. Pembuatan taman refleksi 4. Pengadaan fasilitas bulu tangkis dan bola kaki 5. Pelaksanaan senam rutin bersama
1. 2. 3.
4. 5.
Penanggung Jawab Kepala Seksi Operasional Wahana Kepala Seksi Operasional Wahana Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan dan Departemen Perencanaan Kepala Seksi Operasional Wahana Kepala Seksi Operasional Wahana
Meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada
1. Program Iklan TV, majalah, dan koran 2. Mengupdate informasi di website yang ada 3. Mengadakan pameran dan acara lingkungan serta olahraga
1. Kepala Bagian Operasional dan Departemen Marketing 2. Departemen Marketing 3. Kepala Bagian Operasional dan Kepala Bagian Studio Acara
Penetrasi Pasar
Menjalin hubungan baik dengan instansi-instansi yang peduli akan aksi go green atau green lifestyle.
1. Penanaman pohon, 2. Penyuluhan edukasi lingkungan, 3. Aksi-aksi lingkungan 4. Gathering
Kepala Bagian Operasional dan Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan 86
Penetrasi Pasar
86
87
Pengembangan Produk
Mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu
1. Mempertahankan pelayanan, keamanan, dan kebersihan 2. Perhatian ekstra saat adanya lonjakan pengunjung
1. Kepala Bagian Pemeliharaan Lingkungan dan Kepala Bagian Operasional 2. Kepala Bagian Operasional
Pengembangan Produk
Mengembangkan wahana rekreasi dengan inovasi-inovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung
1. Pengembangan area Ecolearning Farm dengan kegiatan sebagai berikut: a. melukis caping, b. membuat boneka horta, c. games interaktif menggunakan animasi, d. laboratorium holtikultur e. permainan-permainan tradisional. 2. Menambah wahana dan kegiatan rekreasi seperti: a. taman burung mini, b. melodi air, c. rumah pohon dan trees walk d. berkemah di hutan buatan
1. Manager Ecolearning Farm 2. Departemen Perencanaan
Pengembangan Produk
Melengkapi kekurangan fasilitas yang Penambahan bangku taman, dibutuhkan pengunjung untuk shelter, papan penunjuk area,
Kepala Seksi Taman 87
87
88
Pengembangan Produk
mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi
tempat ibadah, dan kios-kios makanan minuman.
Memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim
1. Penggunaan teknologi dalam perawatan taman 2. Pelatihan untuk tenaga kerja taman
Kepala Seksi Taman dan Kontraktor Pemelihara Taman
88 88
88
89
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Kegiatan magang yang dilakukan selama tiga bulan memberikan
pengalaman kerja nyata yang profesional, pengetahuan, serta pemahaman mengenai
kegiatan pengelolaan lanskap. Sistem
pengelolaan mencakup
keseluruhan aspek yang ada di Ocean Ecopark. Hasil kegiatan magang yang dapat disimpulkan sebagai berikut. 1.
Ocean Ecopark merupakan tempat rekreasi baru yang terdapat di dalam kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol. Tujuan dan konsep yang jelas membuat pembangunan ini tidak keluar jauh dari perencanaan yang ada. Wahana-wahana yang telah ada saat ini sudah cukup baik dan beragam dan dapat menunjang kebutuhan rekreasi pengunjung dari segala umur. Walaupun begitu, tempat rekreasi ini harus terus melakukan pengembangan areanya agar dapat memberikan kepuasan dan kenyaman maksimal bagi pengunjung.
2.
Ocean Ecopark adalah tempat rekreasi yang mengusung konsep ecopark. Ecopark merupakan suatu taman ekologis yang berbasis rekreasi alam bertujuan untuk meningkatkan interaksi manusia dengan lingkungan. Dalam pengembangannya, Ocean Ecopark harus berpedoman pada pengertian dasar ecopark dan konsep-konsep pengembangan yang ada masih perlu ditingkatkan agar tujuan awal Ocean Ecopark sebagai ecopark dapat tercapai.
3.
Pengelolaan lanskap Ocean Ecopark berjalan dengan cukup baik sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengelolaan yang dikemukakan oleh Sternloff and Warren (1984). Sistem organisasi yang tersusun dengan baik, efektivitas kerja terhadap pekerjaan taman berada di atas rata-rata literatur, alat dan bahan cukup memadai, dan jadwal pemeliharaan terjadwal dengan baik dan rutin. Kendala utama adalah kondisi iklim yang tidak begitu mendukung dan
90
lemahnya pengawasan pihak pengelola Ocean Ecopark terhadap kontraktor pemelihara. 4.
Strategi pengelolaan yang didapatkan untuk pengelola Ocean Ecopark berjumlah tujuh butir, yaitu (a) mempertahankan dan meningkatkan fasiltas, sarana dan prasarana olahraga outdoor yang variatif, mudah dijangkau dan nyaman secara fungsional dan estetika; (b) meningkatkan promosi terhadap wahana rekreasi yang ada; (c) menjalin hubungan baik dengan instansiinstansi yang peduli akan aksi go green atau green lifestyle; (d) mempertahankan keunggulan area rekreasi dalam hal pelayanan dan mutu; (e) mengembangkan wahana dan kegiatan rekreasi dengan inovasi-inovasi baru agar semakin menarik minat pengunjung; (f) melengkapi kekurangan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung untuk mempertahankan kinerja Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi; (g) memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang alat-alat pertamanan dalam merespon perubahan iklim.
5.2
Saran Hasil kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak pengelola Ocean Ecopark untuk mewujudkan pengelolaan lanskap yang berkelanjutan. Dalam teknis pengelolaannya, pengelola Ocean Ecopark sebaiknya meningkatkan pengawasan taman terhadap kontraktor pemelihara agar kegiatan pekerjaan taman berjalan semakin efektif dan efisien. Selain itu, dalam pengembangan dan kegiatan pengelolaan harus mengacu pada konsep ecopark yang tetap mempertahankan kealamian suatu keanekaragaman hayati pesisir yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Tujuh alternatif strategi yang didapatkan dengan prioritasnya masing-masing diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pengelola Ocean Ecopark untuk mengembangkan Ocean Ecopark sebagai tempat rekreasi yang nyaman, aman, indah, bersih, dan selaras dengan alam.
91
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2011. Ecopark Taman Impian Jaya Ancol. http://maps.google.com. [17 Januari 2012] ________. 2011. Taman Impian Jaya Ancol. http://www.ancol.com/. [17 Januari 2012] Arifin, H.S. A. Munandar. N.H.S. Arifin. Q. Pramukanto dan V.D. Damayanti. 2008. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau Buku Panduan Penataan Taman Umum, Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Sampoerna Hijau. Arifin, H. S. dan N.H.S. Arifin. 2005. Pemeliharaan Taman [Edisi Revisi]. Jakarta: Penebar Swadaya. Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Kemayoran. 2012. Data Klimatologi. (Tidak dipublikasikan). Brockman dan L.C. Merriam. 1973. Recreational Use Of Wild Land. New York: McGraw-Hill Book Inc. Co. David, F. R. 2011. Manajemen Strategi ke-12. Terjemahan Oleh Budi S. Strategic Management: Concepts and Cases, 12th ed. Jakarta: Salemba Empat. Dramstad, W. E. J.D. Olson dan R.T.T. Forman. 1996. Landscape Ecology Principles in Landscape Agritecture and Landuse Planning. Washington DC: Island Press and the American Society of Landscape Architects. Gold, S.M. 1980. Recreation Planning and Design. New York: McGraw-Hill. Inc. Gunn C. A dan T. Var. 2002. Tourism Planning. New York: Taylor & Fracis Books, Inc. Kraus, R. G. 1977. Recreation Today Program Planning and Leadership. California: Goodyear Publishing Company, Inc. Harnik, P. 2003. The Excellent City Park System.San Fransisco: The Trust for Public Land Rosa, E. S. 2003. Analisis Manajemen Strategi pada Kecap Zebra dalam Menghadapi Persaingan yang Semakin Kompetitif. [Thesis]. Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
92
Saraswati, D. A. S. 2010. Manajemen Program Rekreasi Berbasis Ekologi di Taman Budaya, Sentul City, Bogor. [Skripsi]. Departemen Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sherer, P. M. 2003. The Benefits of Parks: Why America Needs More City Parks and Open Space. San Fransisco: The Trust for Public Land Simonds, J. O. dan B. Starke. 2006. Landscape Architecture A Manual of Enviromental Planning and Design. New York: McGraw-Hill. Sternloff, R. E. dan R. Warren. 1984. Park and Recreation Maintanance Management. Edisi Ke-2. New York: John Wiley and Sons, Inc. Stonner, J. A. F. dan R. E. Freeman. 1994. Manajemen Jilid I (Terjemahan). Edisi ke-5. Jakarta: Intermedia. Supranto, J.2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan: Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Edisi Baru. Jakarta: Rineka Cipta. Susandijani. 2011. Mewujudkan Impian Anak Negeri. Jakarta: Tempo Wong, M.S. N. Hideki dan P. George. 2011. The Use of Importance-Performance Analysis (IPA) in Evaluating Japan's E-government Services. Jurnal. Journal of Theoretical and Applied Electronic. Vol 6: halaman 21-22
93
LAMPIRAN
94
Lampiran 1. Jenis Data dan Pengamatan No. 1
2.
Jenis Data Aspek Fisik
Aspek Biofisik
Indikator Pengamatan
Sumber
Kegunaan
Analisis
Letak dan batas wilayah
Pihak pengelola
Mengetahui kondisi umum
Deskriptif
Luas wilayah
Pihak pengelola
dari berbagai aspek
Deskriptif
Aksesibilitas
Pihak pengelola
Deskriptif
Sarana dan prasarana
Pihak pengelola/observasi
Deskriptif
Vegetasi
Pihak pengelola/observasi
Deskriptif
Satwa
Pihak pengelola/observasi
Deskriptif
Hidrologi
Pihak pengelola/observasi
Deskriptif
Topgrafi
Pihak pengelola/observasi
Deskriptif
Tanah
Pihak pengelola/observasi
Deskriptif
Iklim
BMKG
Deskriptif
Aspek Teknis
Program wahana rekreasi
Pihak pengelola/observasi
Deskriptif
4.
Aspek Sosial Ekonomi
Sejarah Taman Impian Jaya Ancol
Pihak pengelola
Deskriptif
Karateristik pengunjung
Kuisioner pengunjung
Mengetahui permintaan dan harapan
Deskriptif
Penilaian pengunjung
Kuisioner pengunjung
pengunjung terhadap lokasi
IPA
Struktur organisasi
Pihak pengelola
Mengetahui pengelolaan yang telah
Deskriptif
Kontraktor pemelihara
Pihak pengelola dan mitra
berjalan
Deskriptif
Tenaga kerja
Pihak pengelola dan mitra
Deskriptif
Jadwal pemeliharaan
Pihak pengelola dan mitra
Deskriptif
Anggaran pemeliharaan
Pihak pengelola
Deskriptif
5.
Aspek Manajerial
Keterangan: Potensi dan kendala dengan tingkat kepentingan yang tinggi akan dirumuskan dalam faktor SWOT
94
3.
95
Lampiran 2. Kuisioner Penilaian Pengunjung Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
KUISIONER PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA Oleh : Denissa Vikaditya Paramastri (A44080023) Responden Yth. Terima kasih atas kesediaan Anda menjadi salah satu responden untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana. Informasi yang anda berikanhanya digunakan untuk kepentingan akademis dan dijamin kerahasiannya. Nama : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *) Umur : <18 / 18-25 / 26-55 / >55 *) Asal : Jabodetabek / Luar jabodetabek, sebutkan ............ *) Pendidikan Terakhir **) : SD Diploma/Akademi SMP S1 SMA Lainnya …………….. Pekerjaan**) : Siswa Wiraswasta Mahasiswa Ibu Rumah Tangga PNS Pegawai Swasta BUMN Lainnya................. Pendapatan per bulan**) : Tidak berpendapatan Kurang dari 1 juta 1 juta -2 juta 2 juta-4 juta Lebih dari 4 juta Keterangan: *) coret yang tidak perlu **) pilih salah satu jawaban I.
Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda ceklis ( ) pada kotak yang telah disediakan! 1. Lama kunjungan Kurang dari 1 jam 2-4 jam Lebih dari 8 jam 1-2 jam 4-8 jam 2. Tujuan kunjungan ke Ocean Ecopark Ancol Belajar Rekreasi Lainnya.......... Olahraga Menyalurkan hobi
96
Lampiran 2 (Lanjutan) 3. Frekuensi anda mengunjungi Ocean Ecopark Ancol? Baru pertama kali Sangat sering (tiap minggu) Sering (tiap bulan) Jarang (hanya untuk acara tertentu) 4. Kendaraan apa yang anda gunakan untuk menuju Ocean Ecopark Ancol ? Bus rombongan Kendaraan pribadi (mobil/motor) Bis transjakarta Kendaraan umum, yaitu...... 5. Bersama siapa Anda berkunjung ke Ocean Ecopark Ancol? Sendiri Rombongan Teman Teman dan keluarga Keluarga Lainnya............... 6. Apakah Ocean Ecopark Ancol merupakan tujuan lokasi utama anda untuk berekreasi ? Jika tidak, apakah tujuan utama anda ? Ya Tidak, tujuan utama saya.................. 7. Apakah Anda mengetahui bahwa Ocean Ecopark Ancol memiliki 4 kawasan dengan konsep yang berbeda-beda ? Ya Tidak II. Tingkat kepentingan atribut Dibawah ini terdapat pertanyaan mengenai tingkat kepentingan atribut ”OCEAN ECOPARK ANCOL” menurut persepsi Bapak/Ibu sebagai pengunjung. Pada pertanyaan tersebut dimohon Bapak/Ibu memberi tanda ceklis pada kolom yang menurut Bapak/Ibu paling tepat. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, tetapi melihat angka-angka terbaik menurut persepsi bapak/ibu. Penting Sangat Cukup Kurang Tidak No Atribut Penting Penting Penting Penting 1 2 3 4
5
6
Kestrategisan lokasi Kemudahan akses menuju lokasi Ketersedian fasilitas dan sarana untuk berolahraga Ketersediaan wahana rekreasi dan edukasi keluarga Ketersediaan fasilitas umum, seperti toilet umum, tempat sampah,lampu taman, bangku taman, areal parkir, shelter, tempat ibadah dan sebagainya Ketersediaan area untuk berinteraksi atau berkumpul, seperti gazebo, saung, lawn dan
97 Lampiran 2 (Lanjutan) sebagainya 7 Kondisi sarana dan prasarana yang baik 8 Keberadaan satwa 9 Keberadaan pohon peneduh 10 Keberagaman tanaman 11 Kenyamanan area untuk berekreasi 12 Keindahan penataan taman 13 Kebersihan area rekreasi 14 Keamanan area rekreasi 15 Keramahan pelayanan 16 Kemudahan untuk mendapatkan informasi, seperti adanya penunjuk jalan, informasi lokasi wahana, harga tiket, dan sebagainya III. Tingkat kepuasan konsumen Dibawah ini terdapat pertanyaan mengenai tingkat kepuasan atribut ”OCEAN ECOPARK ANCOL”. Pada pertanyaan tersebut dimohon Bapak/Ibu memberi tanda ceklis pada kolom yang menurut Bapak/Ibu paling tepat. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, tetapi melihat angka-angka terbaik menurut persepsi Bapak/Ibu. Puas Sangat Cukup Kurang Tidak No Atribut Puas Puas Puas Puas 1 2 3 4 5
6
7
Kestrategisan lokasi Kemudahan akses menuju lokasi Ketersedian fasilitas dan sarana untuk berolahraga Ketersediaan wahana rekreasi dan edukasi keluarga Ketersediaan fasilitas umum, seperti toilet umum, tempat sampah,lampu taman, bangku taman, areal parker, shelter, tempat ibadah dan sebagainya Ketersediaan area untuk berinteraksi atau berkumpul, seperti gazebo, saung, lawn dan sebagainya Kondisi sarana dan prasarana yang baik
98 Lampiran 2 (Lanjutan) 8 Keberadaan satwa di areal 9 Keberadaan pohon peneduh 10 Keberagaman tanaman 11 Kenyamanan area untuk berekreasi 12 Keindahan penataan taman 13 Kebersihan area rekreasi 14 Keamanan area rekreasi 15 Keramahan pelayanan 16 Kemudahan untuk mendapatkan informasi seperti adanya penunjuk jalan, informasi lokasi wahana, harga tiket, dan sebagainya IV. Urutkan berdasarkan prioritas dari yang paling tinggi sampai ke yang paling rendah Anda 1. Tempat rekreasi yang menjadi daya tarik utama Anda mengunjungi Taman Impian Jaya Ancol: (urutkan dari angka 1 dengan ketertarikan paling tinggi sampai dengan angka 8 dengan ketertarikan paling rendah) Taman Pantai Ancol ( ) Dunia Fantasi ( ) Sea world ( ) Atlantis ( ) Ocean Dream Samudra ( ) Pasar Seni ( ) Ancol Art Academy ( ) Ecopark ( ) 2. Wahana di Ocean Ecopark Ancol yang sangat Anda minati (urutkan dari angka 1 dengan ketertarikan paling tinggi sampai dengan angka 6 dengan ketertarikan paling rendah) Fantastique (magic fountain show) ( ) Learning EcoFarm ( ) Outbond Holic ( ) Paintball ( ) Eco Cruiser ( ) Eco Bike dan Eco Trike ( ) V. Isilah titik-titik sesuai dengan pertanyaan yang tersedia Adakah tujuan wisata lain selain Ocean Ecopark Ancol yang menjadi favorit Anda? Jika ada, apakah nama tempat tersebut dan mengapa Anda menyukainya? ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
99
Lampiran 2 (Lanjutan) Apa harapan dan masukan anda untuk pengelola Ocean Ecopark Ancol ? ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................ “Terima Kasih Atas Partisipasi Anda dan Selamat Melanjutkan Aktivitas Kembali”
100
Lampiran 3. Kuisioner SWOT Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor KUISIONER PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN REKREASI OCEAN ECOPARK DI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA UTARA
Kepada responden yang terhormat, Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor, diperlukan dukungan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini. Kuisioner ini merupakan hasil dari penentuan faktor-faktor SWOT yang menjadi pertanyaan dalam wawancara sebelumnya. Pada kuisioner ini Bapak/Ibu diperlukan untuk memberikan nilai tingkat kepentingan pada setiap faktor-faktor yang ada. Pemberian
nilai kepentingan tiap faktor tersebut dapat mempengaruhi dalam penentuan strategi dan pemecahan masalah perusahaan. Pengisian faktor-faktor merupakan pertimbangkan sinergitas atas seluruh aspek yang terkait. Oleh karena itu, diharapkan pengisian kuesioner ini adalah berdasarkan pengalaman, penilaian yang dirasakan oleh responden (Bapak/Ibu) terhadap elemen-elemen yang mendasari penyusunan strategi alternatif ini. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan waktu dan kejujuran Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini. Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya digunakan untuk kepentingana akademis dan dijamin kerahasiannya. Atas kesediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktunya dalam mengisi kuesioner ini, penyusun mengucapkan terima kasih. Denissa Vikaditya Paramastri A44080023
101
Lampiran 3 (Lanjutan) Petunjuk pengisian kuisioner
TUJUAN Mendapatkan penilaian para responden terhadap tingkat kepentingan dari setiap faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi dalam penetuan strategi dan pemecahan masalah.
PETUNJUK UMUM 1.
Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2.
Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3.
Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk mengindari inkonsistensi jawaban.
I.
PENENTUAN BOBOT
PETUNJUK PENGISIAN 1.
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah : 1 = tidak penting 2 = kurang penting 3 = penting 4 = sangat penting
2.
Penentuan bobot merupakan pendapat masing-masing responden mengenai tingkat pengaruh dan kepentingan faktor internal dan eksternal yang ada terhadap keberhasilan dan kemajuan Ocean Ecopark.
102
Lampiran 3 (Lanjutan) FAKTOR INTERNAL Faktor-faktor yang menjadi kekuatan bagi Ocean Ecopark Ancol No. 1.
2.
3. 4.
5.
Kekuatan Ocean Ecopark merupakan taman seluas 33,8 Ha yang menjadi destinasi rekreasi outdoor bertema greenlifestyle sekaligus menjadi ruang terbuka hijau yang luas di kota Jakarta yang saat ini sudah semakin berkurang. Memiliki wahana rekreasi edukasi yang tidak dapat ditemui di tengah-tengah ibu kota Jakarta dan merupakan suatu hal yang langka bagi masyarakat kota saat ini. Memiliki pelayanan,keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik. Kondisi saranadan prasarana yang dipelihara dengan baik dan konsisten sehingga pengunjung merasa nyaman untuk berekreasi Desain taman yang disajikan sangat menarik bagi pengunjung dengan unsur flora, fauna, dan air
4
3
2
1
2
1
Faktor-faktor yang menjadi kelemahan bagi Ocean Ecopark Ancol No. Kelemahan 1. Perlunya pemeliharaan ekstra pada areal yang mayoritas merupakan area hijau karena kondisi iklim dan alam yang kurang mendukun 2. Pengunjung kurang mendapatkan pendidikan akan pentingnya menjaga lingkungan 3. Kurangnya fasilitas umum dan informasi area rekreasi untuk pengunjung 4. Kurangnya promosi terhadap wahana yang ada 5. Kurangnya pohon-pohon peneduh yang dapat memberikan kenyamana untuk aktivitas di Ocean Ecopark yang mayoritas adalah kegiatan outdoor
4
3
103
Lampiran 3 (Lanjutan) FAKTOR EKSTERNAL Faktor-faktor yang menjadi peluang bagi Ocean Ecopark Ancol No. Peluang 1. Gaya hidup masyarakat masa kini yang ingin hidup sehat 2. Isu global warming yang terus diperbincangkan dan makin maraknya aksi go green yang dilakukan oleh pemerintah, instansi-instansi besar, media, dan masyarakat 3. Kota jakarta sebagai ibu kota RI memberikan kemudahan bagi masyarakatnya untuk mengakses berbagai wilayah yang ada di kota jakarta termasuk kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol
4
3
2
1
Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi Ocean Ecopark Ancol No. Ancaman 1. Munculnya kompetitor lain dengan konsep yang sama 2. Iklim yang kurang mendukung serta adanya perubahan faktor alam
4
3
2
1
104
Lampiran 3 (Lanjutan) II.
PENENTUAN PERINGKAT
PETUNJUK PENGISIAN 1.
Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah : MATRIKS IFE (FAKTOR-FAKTOR INTERNAL) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama (peringkat = 1) atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2. MATRIKS EFE (FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor tersebut, dimana 4 = respon perusahaan sangat baik, 3 = respon perusahaan di atas rata-rata, 2 = respon perusahaan rata-rata, dan 1 = respon perusahaan jelek. Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4. Pemberian masing-masing faktor strategis dilakukan dengan tanda silang (X) pada tingkat 1-4 yang paling sesuai menurut responden.
2.
Penentuan peringkat merupakan pendapat masing-masing responden terhadap kemampuan perusahaan dalam menghadapi faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan.
105
Lampiran 3 (Lanjutan) FAKTOR INTERNAL Faktor-faktor yang menjadi kekuatan bagi Ocean Ecopark Ancol No. 1.
2.
3. 4.
5.
Kekuatan Ocean Ecopark merupakan taman seluas 33,8 Ha yang menjadi destinasi rekreasi outdoor bertema greenlifestyle sekaligus menjadi ruang terbuka hijau yang luas di kota Jakarta yang saat ini sudah semakin berkurang. Memiliki wahana rekreasi edukasi yang tidak dapat ditemui di tengah-tengah ibu kota Jakarta dan merupakan suatu hal yang langka bagi masyarakat kota saat ini. Memiliki pelayanan,keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik. Kondisi saranadan prasarana yang dipelihara dengan baik dan konsisten sehingga pengunjung merasa nyaman untuk berekreasi Desain taman yang disajikan sangat menarik bagi pengunjung dengan unsur flora, fauna, dan air
4
3
2
1
2
1
Faktor-faktor yang menjadi kelemahan bagi Ocean Ecopark Ancol No. Kelemahan 1. Perlunya pemeliharaan ekstra pada areal yang mayoritas merupakan area hijau karena kondisi iklim dan alam yang kurang mendukung 2. Pengunjung kurang mendapatkan pendidikan akan pentingnya menjaga lingkungan 3. Kurangnya fasilitas umum dan informasi area rekreasi untuk pengunjung 4. Kurangnya promosi terhadap wahana yang ada 5. Kurangnya pohon-pohon peneduh yang dapat memberikan kenyamana untuk aktivitas di Ocean Ecopark yang mayoritas adalah kegiatan outdoor
4
3
106
Lampiran 3 (Lanjutan) FAKTOR EKSTERNAL Faktor-faktor yang menjadi peluang bagi Ocean Ecopark Ancol No. Peluang 1. Gaya hidup masyarakat masa kini yang ingin hidup sehat 2. Isu global warming yang terus diperbincangkan dan makin maraknya aksi go green yang dilakukan oleh pemerintah, instansi-instansi besar, media, dan masyarakat 3. Kota jakarta sebagai ibu kota RI memberikan kemudahan bagi masyarakatnya untuk mengakses berbagai wilayah yang ada di kota jakarta termasuk kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol
4
3
2
1
Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi Ocean Ecopark Ancol No. Ancaman 1. Munculnya kompetitor lain dengan konsep yang sama 2. Iklim yang kurang mendukung serta adanya perubahan faktor alam
4
3
2
1
107
Lampiran 4. Perhitungan Bobot Faktor Internal dan Eksternal Faktor Internal No.
Faktor Internal
Kekuatan 1. Tempat rekreasi outdoor sekaligus RTH kota yang luas 2. Wahana rekreasi yang menarik dan langka 3. Pelayanan, keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik 4. Kondisi sarana dan prasarana yang baik 5. Desain taman yang menarik Kelemahan 1. Perawatan taman yang ekstra 2. Kurangnya pendidikan lingkungan pengunjung 3. Kurangnya fasilitas umum dan informasi area 4. Promosi belum berjalan dengan maksimal 5. Keberadaan pohon peneduh kurang Jumlah Total
Tingkat Kepentingan 1 2 3 4
2 1
Jumlah Responden
Nilai Ratarata
Bobot
3
3
4,000
0,120
1
3
3,333
0,100
3
2,667
0,080
2 2
1
3
3,333
0,100
1
2
3
3,667
0,110
2
1
3
3,333
0,100
1
2
3
3,667
0,110
3
3,000
0,090
3
3,333
0,100
3
3,000
0,090
33,333
1,000
3 2
1
3
Faktor Eksternal No.
Faktor Internal
Peluang 1. Gaya hidup masyarakat untuk berolahraga 2. Isu global warming dan aksi go green 3. Kemudahan akses yang dibangun pemerintah Acaman 1. Muncul kompetitor sejenis 2. Iklim dan perubahan faktor alam yang tidak mendukung Jumlah Total
Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 1
1 1
Jumlah Responden
Nilai Ratarata
Bobot
1
3
3,000
0,188
3
3
4,000
0,250
3
3
3,000
0,188
2
3
2,667
0,167
3
3,333
0,208
16,000
1,000
1
2
108
Lampiran 5. Perhitungan Peringkat Faktor Internal dan Eksternal Faktor Internal No.
Faktor Internal
Kekuatan 1. Tempat rekreasi outdoor sekaligus RTH kota yang luas 2. Wahana rekreasi yang menarik dan langka 3. Pelayanan, keamanan, dan kebersihan area rekreasi yang baik 4. Kondisi sarana dan prasarana yang baik 5. Desain taman yang menarik Kelemahan 1. Perawatan taman yang ekstra 2. Kurangnya pendidikan lingkungan pengunjung 3. Kurangnya fasilitas umum dan informasi area 4. Promosi belum berjalan dengan maksimal 5. Keberadaan pohon peneduh kurang
Tingkat Kepentingan 1 2 3 4
Jumlah Responden
Nilai Ratarata
1
2
3
3,667
1
2
3
3,667
3
3
4,000
2
3
3,667
3
3,000
3
1,333
3
1,000
1 3 2
1
3 1
2
3
1,667
2
1
3
1,333
3
3
2,000
Faktor Eksternal No.
Faktor Internal
Peluang 1. Gaya hidup masyarakat untuk berolahraga 2. Isu global warming dan aksi go green 3. Kemudahan akses yang dibangun pemerintah Ancaman 1. Muncul kompetitor sejenis 2. Iklim dan perubahan faktor alam yang tidak mendukung
Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 1
2 1
2
Jumlah Responden
Nilai Ratarata
3
2,667
3
3,667
1
2
3
2,667
2
1
3
2,333
1
2
3
2,667
109
Lampiran 6. Data Vegetasi Ocean Ecopark 2012 No Nama Latin 1 Acassia mangium 2 Adenantera sp. 3 Adenium obesum 4 Albizia falcata 5 Albizia lebbeck 6 Araucaria heteropylla 7 Areca catechu 8 Asplenium nidus 9 Bambusa glaucescens 10 Barringtonia asiatica 11 Calophyllum inophyllum 12 Caryota mitis 13 Caryota 14 Casuarina cunninghamiana 15 Casuarina equisetifolia 16 Casuarina nobillis 17 Ceiba pentandra 18 Chrysalidocarpus lucubensis 19 Cocos nucifera 20 Cocothrinax crinita 21 Comederia seifiitzii 22 Copernicia alba 23 Cordyline fruticosa 24 Crotalaria micans 25 Crynum asiaticum L 26 Cyperus alternifolius 27 Cyperus Papyrus 28 Delonix regia 29 Dendrobium macrophyllum 30 Erythrina cristagalli 31 Etlingera elatior 32 Eucalyptus deglupta 33 Euterpe oleraceae 34 Ficus longisland 35 Ficus religiosa 36 Hameli patens 37 Hibiscus tiliaceaus maroon 38 Hopea odorata 39 Johannesteijmania altrifons 40 Khaya senegalensis 41 Kigelia pinnata 42 Kigelia aethiopica 43 Lagerstromia speciosa 44 Latania lontaroides 45 Leucaena leucocephala
Nama Umum Akasia daun lebar Saga Kamboja jepang Sengon Jinjing butoh Cemara norfolk Palem irian Kadaka tanam dipohon Bambu Kresik Keben Nyamplung Palem sirip ikan Palem sirip ikan rumpun Cemara Pinus Cemara laut Cemara balon Kapuk randu Palem locopensis Kelapa Palem jenggot Palem bambu Palem copernicia Hanjuang Orok-orok Bakung Rumput payung Siprus Flamboyan Anggrek Dendrobium Dadap merah Kecombrang Rainbow ekaliptus Palem acai Beringin korea Beringin bodhi Pusaka Waru marun Mersawa Palem daun sang Khaya Atamimi Pohon sosis Bungur Palem anggur Lamtoro
110
Lampiran 6 (Lanjutan) 46 Livistonia rotundifelia 47 Mangifera indica 48 Melia azaderach 49 Mimusops elengi 50 Nypa fruticans 51 Nymphaea alba 52 Paltycerium bifurcatum 53 Pandanus odoratissimus 54 Parkia speciosa 55 Phoenix canariensis 56 Phoenix dactylifera 57 Pinus merkusii Jungh. 58 Pitchellobium dulce 59 Plumeria alba 60 Plumeria rubra 61 Plumeria sp. 62 Plumeria variegata 63 Podocarpus rumphii 64 Polyalthia longifolia 65 Pometia rubra 66 Pritchardia pacifica 67 Pterocarpus indicus 68 Rhapis excelsa 69 Rhizophora sp 70 Salacca magnificia 71 Salix babylonica 72 Samanea saman 73 Schizolobium paralyba 74 Sonneratia alba 75 Spathodea campanulata 76 Sterculia foetida 77 Swietenia mahogany 78 Syagrus romanzofianum 79 Sycas revoluta 80 Sycas rumphii 81 Syzingium oleana 82 tabebuia chrysotrica 83 Tabebuia pentaphylla 84 Tamarindus indica 85 Terminalia catappa 86 Terminalia mantaly 87 Washingtonia robusta 88 Wedelia uniflora 89 Wodyetia bifurcata 90 Zoysia matrella Sumber: Pengelola Ocean Ecopark (2012)
Palem sadeng Mangga Mindi Tanjung Nipah Teratai putih Tanduk rusa Pandan Laut Petai Kurma canary Palem Kurma Pinus Asam Kranji Kamboja Putih Bali Kamboja Merah Fanta Kamboja Kamboja Tricolor Jati laut Glodokan tiang Kamboja Cendana Palem dop Angsana Palem wregu Bakau Salak Hyang liu Trembesi Schizolobium Mangrove Kecrutan Kepuh Mahoni Palem syagrus Sikas halus Sikas haji Pucuk merah Tabebuia bunga kuning Tabebuia Asam Jawa Ketapang Ketapang mini Palem washington Bunga Wedelia Palem Ekor Tupai Rumput Peking
111
Lampiran 7. Struktur Organisasi Ocean Ecopark (Data diketik ulang)
111
112
Lampiran 8. Surat Perintah Kerja Kontraktor Pemeliharaan
112
113
Lampiran 9. Peta Kawasan Ocean Ecopark
113
114
Lampiran 10. Peta Wilayah Pemeliharaan Ocean Ecopark
114
115
Lampiran 11. Standar Penampilan dan Pedoman Perilaku Kerja Pertamanan TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL BIDANG PEMELIHARAAN A. Tanaman ( Soft Ware ) NO 1
2
3
ITEM PEKERJAAN RUMPUT
TANAMAN PERDU ( BORDER )
TANAMAN PAGAR
I. STANDAR PENAMPILAN DAN PEDOMAN PERILAKU KERJA PERTAMANAN STANDAR PENAMPILAN KOMPONEN
SYARAT² UMUM PELAKSANA PERAWATAN TAMAN & KEBERSIHAN
Hijau, subur dan rapat Sejenis ( tidak ada tanaman liar )
-
-
Bebas dari sampah / kotoran / bau
-
-
Tidak tergenang air
-
-
Merata, rapi dan tidak berbunga
-
-
Gembur
-
-
Ketinggian
-
-
Kelompok tanaman yang serasi Habitat sama Tumbuh dengan baik dan subur
-
Sesuai dengan lokasi dan fungsi
-
-
Bebas dari hama, sampah, puing dan batu - batuan
-
-
Merata dan rapi Bebas dari rumput liar, sampah dan puing - puing Sejenis Sesuai dengan fungsinya
-
-
-
Disiram air minimum 1x sekali sehari kecuali waktu hujan Bebas dari rumput dan tanaman liar, pencabutan dilakukan setiap hari Disapu. Tidak ada sampah, batu - batuan atau puing dan sarang binatang, bebas dari bau yang tidak sedap Kemiringan kearah saluran air disesuaikan dengan keadaan dilapangan Dipangakas secara rutin 1x seminggu, disulam yang mati atau gundul dan tidak sampai berbunga Keadaan tanahnya selalu gembur, digemburkan dengan cara penebaran topdress minimum 2x setahun campuran antara serbuk gergaji atau humus pasang dan pupuk 7:3:1 Rumput gajah : kurang lebih 2 cm, rumput manila atau peking : 1.5 cm Bentuk, warna dan bentuk daun yang serasi Tempat tumbuh dan sifat pertumbuhan yang hampir sama Dirawat secara rutin Pupuk 3 bulan sekali ( pupuk alam ) Penggemburan tanah sebulan sekali Pupuk kimia 4 bulan sekali Disiram air minimum 1x sekali sehari kecuali waktu hujan Penempatan tanaman yang tepat, diperhatikan kegunaan, lokasi dan keadaan tempat Penyemprotan hama 1x seminggu atau 1x 3hari bila diperlukan Dibersihkan dari sampah, puing dan batu - batuan, sarang binatang dan tidak ada bau yang tidak sedap Ketinggian tertentu, pemangkasan secara rutin 1x seminggu Pencabutan rumput liar secara rutin ( 1x seminggu ), pembersihan dari sampah dan puing Jenis tanaman yang sama, penyulaman yang mati dan gundul Disesuaikan dengan kebutuhan, pagar batas tinggi antara 150 s/d 200 cm, pagar hias 25 s/d 40 cm
115
-
116
Lampiran 11 (Lanjutan)
4
5
TANAMAN HIAS ( BUNGA )
TANAMAN PELINDUNG
-
Tumbuh dengan baik dan subur
Bebas dari hama tanaman
-
Dirawat secara rutin Pupuk 3 bulan sekali ( pupuk alam ) Penggemburan tanah sebulan sekali Pupuk kimia 4 bulan sekali Disiram air minimum 1x sekali sehari kecuali waktu hujan Penyemprotan 1x seminggu atau 1x 3hari bila diperlukan
-
Cerah dan indah
-
-
-
-
Sesuai dengan kondisi atau situasi pantai Berbunga secara merata
-
Bebas dari rumput liar
-
-
Bebas dari hama Jenis yang baik Berfungsi untuk pelindung
-
-
Penanaman yang baik
-
-
Bebas dari hama
-
-
Pemangkasan
-
Dengan warna - warna bunga atau daun yang cerah : kuning, merah, oranye dan sebagainya serta sesuai Tahan terhadap udara panas atau pantai, kecuali untuk event - event tertentu atau untuk tanaman dalam ruangan Berbunga berbarengan didalam kelompok secara bersama Diusahakan dengan pemupukan, pupuk kandang, pupuk buatan dan pupuk perangsang bunga pada waktu - waktu tertentu ( menurut petunjuk ) Pencabutan rumput liar setiap saat dan pembersihan sampah, puing, sarang binatang setiap saat Penyemprotan secara rutin 1x seminggu atau 1x 3hari bila perlu Disesuaikan denga lingkungan sekitar Disesuaikan menurut kegunaannya, tanaman untuk parkir dibedakan dengan tanaman dekat bangunan ( rumah ) Penukaran pohon dipersiapkan terlebih dahulu tempatnya dengan volume 0.80 x 0.80 x 0.80 ( atau disesuaikan dengan lokasi ), diisi dengan campuran tanah subur : pasir : pupuk = 7 : 3 : 1 Pengobatan atau penyemprotan hama 1x seminggu ( bila diperlukan ) Bebas dari benalu dan parasit - parasit lainnya Melakukan pemangkasan pada cabang - cabang yang kurang baik ( disesuaikan dengan keadaan yang ada ) Di Areal Rekreasi batang Pohon bebas dari cabang mimimum 2,5 m dr permukaan Di Areal Parkir dan Jalur Protokol batang Pohon bebas dari cabang mimimum 3,5 m dr permukaan
-
-
6
TANAMAN
-
Tanaman yang sendiri
-
SOLITER ( KHUSUS )
Tumbuh dengan subur dan baik
-
-
Sesuai dengan lokasi dan menurut fungsi Bebas dari hama, sampah, puing
-
-
-
yang relatif luas ( kosong ), sebagai aksen yang baik ditengah lapangan atau titik pandang, misalnya : palem bismark, agave kuning, cycas, dsb Dirawat secara rutin, pupuk 1x 3bulan, penggemburan tanah 1x sebulan, penyiraman 1x sehari Penempatan yang tetap ( perhatikan kegunaan dan situasi atau lokasinya ) Dibersihkan dari sampah, puing dan kotoran lainnya
116
-
Tampil dengan baik berdiri sendiri dan menarik disuatu area
117
Lampiran 11 (Lanjutan) 7
8
TANAH
AIR
dan kotoran
-
Penyemprotan hama 1x seminggu ( bila diperlukan )
-
Subur
-
-
Remah dan gembur
-
-
Bersih dari sampah dan puing
-
-
Bebas dari hama Netral
-
Mengandung zat hara atau zat tumbuh ( campuran khusus tanah : pasir : pupuk = 7 : 3 : 1 ), Topdress 2 x Setahun Mudah digemburkan, mudah diserap air & mudah ditembus akar - akar tanaman Dibersihkan dari sampah terutama yang tidak mudah lapuk ( bersih dari puing dan kotoran ) Untuk menghindari jamur disemprot dengan fungisida Tidak asam dan tidak basa ( ph 7 )
-
Bersih
-
9
10
TANAMAN PERGOLA
TANAMAN DEKORASI
-
Rapih dan indah
-
-
Terawat Bebas dari hama tanaman
-
Sesuai, serasi dan rapi
-
11
TANAMAN AIR
Bersih
-
-
Kuat dan serasi
-
Terawat
-
-
Bersih
-
-
Indah, terawat dan bersih
-
Merambat dengan baik dengan cara diarahkan, diikat dan diberi rangka Dipangkas ranting yang tidak berguna secara rutin 1x 2minggu Disemprot dengan obat pengendalian hama minimum 1 x 2 minggu Disiram minimum 1x sehari Tanaman tumbuh dengan subur Sesuai dengan keadaan setempat dan agar disesuaikan dengan bentuk tanaman, warna dan keadaan Tidak terlihat cat yang terkelupas atau bolong pada pot Ditambah penutup tanah atau pot yang sesuai Terhindar dari sampah Pot yang ditampilkan harus lengkap dengan tatakannya ( sesuai dengan jenis dan tipe pot yang digunakan ) Saat penyiraman diberi alas plastik dan air tidak tumpah keluar Penyemprotan air jangan sampai merusak tanaman dan media Tanam, menggunakan media selang penyiraman Tidak mudah lepas, diikat dengan tali ijuk Tanaman disesuaikan dengan iklim setempat Disiram dengan air tawar ( pagi dan sore ) Disemprot dengan obat hama dan perangsang bunga 1x seminggu Bersih dari sarang binatang Sesuai dengan fungsinya Dibersihkan dari daun kering Dipupuk 1x sebulan
117
12
TANAMAN EPIFIT
-
tidak mengandung bahan kimia atau minyak yang merusak tanaman Tidak berbau yang tidak sedap Bebas dari sampah Layak pakai untuk penyiraman tanaman
118
Lampiran 11 (Lanjutan) 13
POHON PALEM / KELAPA
-
Tumbuh dengan subur dan baik
-
-
Bebas dari hama, sampah, puing, kotoran, buah dan pelepah kering
-
Dirawat secara rutin, pupuk 1x 3 bulan, penggemburan tanah 1x sebulan, penyiraman 1x sehari Dibersihkan dari sampah, puing dan kotoran lainnya Penyemprotan hama 1x seminggu ( bila diperlukan ) Bebas dari paku dan kawat Menggunakan garam halus 2 x setahun untuk pemberantasan hama Dibersihkan dari buah dan pelepah kering yang dapat merugikan pengunjung
TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL BIDANG PEMELIHARAAN B. PELENGKAP TAMAN ( Hard Ware )
NO
ITEM PEKERJAAN
SYARAT² UMUM PELAKSANA PERAWATAN TAMAN & KEBERSIHAN
STANDAR PENAMPILAN KOMPONEN
LAMPU TAMAN
-
Bersih Rapi
-
Bebas dari coretan, sampah dan kotoran di sekelilingnya Tidak tertutup oleh tanaman disekitarnya
2
BANGKU TAMAN
-
Bersih
-
Bebas dari coretan, sampah, kotoran di sekalilingnya dan bebas dari bau tidak sedap
3
BATU HIAS / KORAL
-
Bebas dari sampah / kotoran
-
Dibersihkan secara rutin dari sam pah atau rumput liar dan kalau perlu disikat / dicuci, bebas dari bau tidak sedap
4
PAGAR
-
Berfungsi dengan baik Rapih dan bersih
-
Disesuaikan dengan kegunaan / kebutuhan dan lokasi Dirawat dengan baik dan dibersihkan dari sampah, kotoran di sekelilingnya dan debu secara berkala
5
MAINAN ANAK² ( PLAY GROUND )
-
Bersih
-
Bebas dari sampah, kotoran dan debu, bebas dari bau yang tidak sedap
6
POT BUNGA / GENTONG / TOBO /
-
Berfungsi dengan baik Bersih
-
-
Tidak Berlubang
-
Tanaman yang di tanam dapat hidup dengan subur Bersih dari lumut, debu dan sampah, dicek secara rutin, bebas dari bau tidak sedap dan bebas dari tanah yang menempel Tidak bocor, tidak pecah dan tidak mengakibatkan kekurangan air
118
1
119
Lampiran 11 (Lanjutan) 7
8
JALAN SETAPAK ( INTER BLOCK )
PERGOLA
-
Bersih
-
-
Bersih dari lumut, sampah, debu, pasir, rumput liar dan kotoran lainnya, dicek secara rutin, dibersihkan dengan sapu, disikat dan di semprot menggunakan Round Up untuk menghilangkan rumput liar Semua kotoran diatasnya dibersihkan dan diangkat keluar Dibersihkan setiap hari dari kotoran dan daun kering Dibersihkan dari ranting - ranting yang mengganggu Melakukan pengecekan secara rutin pada penyangga tanaman
-
Bersih dan rapih
-
Tegak dan tidak miring
-
9
PASIR PUTIH
-
Putih, rata dan tidak tergenang air Bersih
-
Selalu disisir dengan garukan dan disapu setiap hari Bebas dari kotoran dan sampah, bebas dari bau tidak sedap, bebas dari puing, batu, dan pecahan kaca, bebas dari bau tidak sedap
10
TONG SAMPAH
-
Bersih
-
-
Rapih
-
-
Dirawat
-
Dicek secara rutin, 2 x sehari ( pagi & sore ) dibersihkan / diangkat sampahnya ke bak penampungan Bebas dari bau tidak sedap, 1x seminggu tong sampah dicuci, disikat dan dilap setiap hari Tong sampah yang digunakan harus lengkap ( bak & penutupnya ), ditempatkan sesuai pada tempat yang telah ditentukan Memberi oli atau pelumas di gagang / rangka tong sampah
-
11
KONTAINER SAMPAH
-
Bersih, Rapih dan Bebas dari Bau
-
Dicuci 1 x 2 hari, jam 11.00 s/d 14.00 Kontainer dicuci bagian dalam dan luar berikut area sekitarnya
12
PARTERE / PARTIER
13
UMBUL - UMBUL DAN SPANDUK
-
Kuat Indah / sesuai bentuk Tanaman subur Bersih dan rapih
-
Tidak goyang, penyangga / rangka kawat tidak keropos Rajin dipangkas, pucuk pohon tidak ada yang tumbuh tidak teratur Tidak ada yang berlobang karena tidak ditumbuhi daun Bebas dari patok bambu, batang bambu, kain bekas spanduk atau umbul – umbul yang berserakan, tali pengikat spanduk atau umbul – umbul, kawat dan paku pengikat spanduk atau umbul - umbul
14
RAMBU – RAMBU PERINGATAN, ATAU HIMBAUAN
-
Mudah Terbaca Bersih
-
Tidak tertutup oleh tanaman Bebas dari tempelan bahan – bahan yang tidak sesuai ( kertas, karton, kain, plastik dan flexy atau bahan printing lainnya )
119
120
Lampiran 11 (Lanjutan) TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL BIDANG PEMELIHARAAN II. STANDAR PENAMPILAN DAN PEDOMAN PERILAKU KERJA KEBERSIHAN
NO 1
ITEM PEKERJAAN PEMBERSIHAN HALAMAN
SYARAT² UMUM PELAKSANA PERAWATAN TAMAN & KEBERSIHAN
STANDAR PENAMPILAN KOMPONEN -
Bersih Bebas sampah dan kotoran Bebas dari puing - puing, batu yang tidak pada tempatnya Bebas bekas - bekas bangunan : paku, kabel, kawat, dll
-
2
PEMBERSIHAN JALAN
-
Bersih
-
-
Bebas dari puing - puing, batu, pasir yang tidak pada tempatnya Bebas bekas - bekas bangunan : paku, kabel, kawat, dll
-
-
-
3
PEMBERSIHAN PERALATAN
-
Bersih
-
Rapih
-
Membersihkan dengan alat yang sesuai Pekerjaan dimulai dari jam 05.00 pagi dan pada jam 07.00 pagi seluruh jalan protokol sudah bersih Sampah, debu dan kotoran dimasukkan kedalam penampungan dan tidak dibuang keselokan / sungai / parit / tali air Buang sampah kepenampungan sampah Menata kembali batu - batu, kanstin, rambu - rambu, tong sampah, bangku - bangku, pot bunga, pagar dan pelengkap jalan lainnya Periksa kembali apa yang sudah dikerjakan Selalu dibersihkan dengan segera setiap kali ada kotoran atau sampah Dibersihkan dari pasir setiap hari Tanah yang lengket dibersihkan / dicuci dengan air Sebelum melakukan pekerjaan kebersihan, peralatan yang akan digunakan bebas dari debu, flek, bau dan kotoran Pembersihan alat pekerja kebersihan dilakukan setiap hari, setelah jam kerja berakhir Setelah menyelesaikan pekerjaan, perlatan pekerja kebersihan diletakkan ditempat yang telah ditentukan
120
-
Menyapu dengan alat yang sesuai Menyapu dengan tidak meninggalkan debu, sebelumnya dipersikkan air terlabih dahulu Sampah, debu dan kotoran dimasukkan kedalam penampungan dan tidak dibuang keselokan / sungai / parit / tali air Buang sampah kepenampungan sampah Periksa kembali apa yang sudah dikerjakan Selalu dibersihkan dengan segera setiap kali ada kotoran atau sampah Pekerjaan dimulai pada jam 05.00 pagi dan selesai pada jam 07.00 pagi
121
Lampiran 11 (Lanjutan) 4
PEMBERSIHAN SALURAN AIR DAN BAK KONTROL
-
Aliran air lancar tidak mampat
-
-
Bersih dan terlihat dasarnya
-
5
PEMBERSIHAN KANAL, DANAU, SUNGAI DAN LAUT
-
Aliran air lancar tidak mampat
-
Membersihkan dengan alat yang sesuai, seperti : sekop, pengki, cangkul, sapu lidi, dll Dilakukan dari hulu ke hilir Membuang hambatan yang menggangu saluran air Sampah dan kotoran dikumpulkan dalam kantong plastik dan dibuang ketempat penampungan sampah Bilas dengan air bersih dan pergunakan obat disinfektan Dilakukan setiap hari Membersihkan dengan alat yang sesuai, seperti : sekop, cangkul, serok jala, sapu lidi, dll Dilakukan dari hulu ke hilir Membuang hambatan yang menggangu saluran air Sampah dan kotoran dikumpulkan dalam gerobak dorong dan dibuang ketempat penampungan sampah Rapikan kanal, danau, sungai / kali dan laut Dilakukan setiap hari Pekerjaan dimulai pada jam 05.00 pagi dan selesai pada jam 07.00 pagi
6
JALAN SETAPAK
-
Bersih dan rapih
-
Membersihkan dengan alat yang sesuai Bebas dari akar pohon, kabel dan tidak berlobang Bebas dari genangan air, rumput liar, puing, pasir dan sampah Dilakukan setiap hari Pekerjaan dimulai pada jam 05.00 pagi dan selesai pada jam 07.00 pagi
7
PERGOLA
-
Aman
-
-
Bersih
-
Aman untuk pengunjung, bebas dari paku dan ujung kayu Menonjol Tidak terdapat sarang binatang, coretan, dan tempelan kertas serta bekas tali Dibersihkan minimum 1x seminggu
KANSTIN / PATOK
-
Bersih
-
Bersih dari puing, kotoran ( percikan aspal, cat dan semen ), debu, pasir dan tanah
9
PATUNG LINGKUNGAN / PRASASTI
-
Bersih
-
Bebas dari tumpukan kertas, coretan dan sarang binatang Dibersihkan 1x seminggu
10
PEMBERSIHAN KOLAM
-
Bersih Bebas lumut dan ganggang Bebas sampah, kotoran dan
-
Dibersihkan dari sampah alam dan pengunjung dengan menggunakan serokan yang halus ( kawat nyamuk ) Dibersihkan 2 x sehari
-
121
8
122
Lampiran 11 (Lanjutan)
11
12
13
sarang binatang
-
Keringkan air dan sikat dengan sikat ijuk Penyikatan : 1x 3 - 7hari Penggantian air : 1x 3 - 7hari
-
Bebas sampah, pasir dan flek Bebas air Bebas bau tidak sedap Bebas bau coretan Bebas dari sarang binatang Bersih dan enak dipandang
-
Pekerjaan dimulai pada jam 05.00 pagi dan selesai pada jam 07.00 pagi setiap hari Peralatan yang digunakan : sapu lidi, sapu ijuk, pengki, kape, obat pembersih, sikat ijuk dan kain pel Menggunakan air bertekanan rendah dan tinggi Jika tergenang air atau basah langsung dikeringkan Menyikat dan menyemprot kotoran yang menempel
PEMBERSIHAN ATAP DAN TALANG
-
Bebas sampah dan pasir
-
PEMBERSIHAN SARANA UMUM ( SHELTER, POS KEAMANAN, POS PARKIR, POS TELEPON, POS PENERANGAN, PAPAN REKLAME DAN RAMBU² )
-
PEMBERSIHAN MONUMEN
-
-
-
Bebas sampah dan pasir Bebas sarang binatang dan coret - coretan Bebas bau tidak sedap Bebas tali bekas Tidak berair
-
Peralatan yang digunakan : sapu lidi, tangga dan sapu untuk langit – langit Dibersihkan minimal 1x 2minggu Pekerjaan dimulai pada jam 05.00 pagi dan selesai pada jam 07.00 pagi setiap hari Peralatan yang digunakan : sapu lidi, ijuk, ember, kain pel, kemoceng, tangga, kain pel, sikat ijuk dan sapu langit² Bersihkan menggunakan air bersih Peralatan yang digunakan : kain pel dan sikat ijuk Bersihkan menggunakan air dengan tekanan rendah atau tinggi yang diberi cairan pewangi Setelah dibersihkan, keringkan segera
TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL BIDANG PEMELIHARAAN STANDARD OPERATING PROCEDURE / SYARAT - SYARAT UMUM PELAKSANAAN KERJA PERAWATAN TAMAN DAN KEBERSIHAN NO 1
ITEM PEKERJAAN PENYIRAMAN
SYARAT - SYARAT UMUM PELAKSANA PERAWATAN TAMAN Penyiraman rutin dilakukan mulai jam 05.00 pagi sampai selesai setiap hari, setiap satu mobil tangki air
b.
minimal melakukan penyiraman 7 rit setiap hari Penyiraman dilakukan secara teratur dan cukup terutama dimusim kemarau dan khusus bagi tanaman
c.
yang baru ditanam harus benar - benar diperhatikan kelembabannya. Penyiraman dilakukan dengan air bersih, bebas dari segala bahan organic / zat kimia / bahan² yang
122
a.
123
Lampiran 11 (Lanjutan) d.
e.
dapat menggangu dan merusak pertumbuhan tanaman. Pancaran / derasnya air yang keluar dari alat bantu penyiraman harus disesuaikan, dengan kondisi masing² jenis tanaman ( pohon, perdu, semak, penutup tanah / rumput ), jangan sampai menggangu kondisi tanaman yang baru tertanam dan mengikis lapisan top soilnya, menggunakan nozle Untuk jenis pohon besar dan palem yang baru ditanam, penyiraman harus dilakukan secara intensif dan ketat selama 6 bulan sampai 1 tahun
f. g. h.
Air penyiraman harus cukup membasahi sampai dibawah permukaan tanah Tidak diperkenankan tanah bekas siraman tergenang, air harus dapat terserap baik oleh tanaman dan sekitarnya Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terciprat keluar area taman dan pot bunga, jika sampai terciprat keluar harus segera dibersihkan
i. j.
2
PENDANGIRAN
Penyiraman tidak dlakukan pada jam 11.00 s/d 14.00, khusus di areal yang terkena matahari langsung Areal yang sulit dijangkau / dicapai tanki air, menggunakan selang penyiraman
a.
Penyiangan rumput harus dilakukan minimal 1x seminggu sampai 1x 2minggu, tidak bergelombang,
b.
harus rata, tidak terlalu pendek Penyiangan rumput meliputi pencabutan tanaman liar dan rumput liar yang berbeda jenis dengan rumput eksisting, dengan menggunakan alat pancong, cangkul kecil dan garpu tanah kecil, penyiangan rumput jangan sampai merusak rumput eksisting
c.
Untuk penyiangan pohon dan perdu dilakukan minimal 1x sebulan
d. e.
Untuk penyiangan semak dan tanaman hias minimal 2 x sebulan Untuk semua jenis pohon yang tertanam, disekeliling batang pohon tanahnya digemburkan seluas 50 cm - 1 m dengan menggunakan cangkul dan garpu. Hindari jangan sampai merusak akar dan mengakibatkan pohon menjadi goyang
f. 3
PENGGANTIAN / PEREMAJAAN
Tanaman liar dan rumput liar disekitar tanaman eksisting, dicabuti dan dibersihkan a. b.
masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir
TANAMAN c.
Penggantian dan penyulaman tanaman harus sesuai dengan jenis tanaman yang ada.
d. e.
Tanaman yang wajib di sulam atau diganti, adalah : perdu, semak, ground cover dan rumput Penggantian dan penyulaman tanaman dilaksanakan sebaik mungkin, jangan sampai merusak tanaman lain disekitarnya pada saat mencabut dan mengganti atau menyulam dengan yang baru. Tanaman yang sudah tua wajib diganti dengan yang baru Setelah melakukan penggantian dan penyulaman segera dilakukan penyiraman dengan bantuan zat perangsang akar ( ROOTONE )
f. g.
4
PEMANGKASAN
Kontraktor wajib mengganti dan menyulam setiap kali ada tanaman yang rusak / mati / sakit / hilang. Semua penggantian dan penyulaman tanaman adalah menjadi tanggung jawab kontraktor sampai
a.
c.
123
b.
Peralatan yang digunakan, adalah : gunting pangkas, gunting tali, golok, gergaji mesin ( chain saw ), mesin pemotong rumput ( pisau baja ), dll. Semua peralatan harus dalam kondisi baik dan tajam. Pemangkasan dilakukan pada cabang / ranting yang sakit, tunas yang lemah, mati dan cabang / ranting yang tumbuh tidak teratur / liar untuk mendapatkan / mempertahankan bentuk cabang yang diinginkan Tanaman yang sudah terlalu lebat harus dijarangkan agar pertumbuhannya baik
124
Lampiran 11 (Lanjutan) d.
e.
f. g. h. i. j. k. l. m. n.
5
PEMUPUKAN
a. b. c. d. e. f. g.
6
JADWAL
a. b. c.
menggangu kendaraan berjalan maupun parkir, pejalan kaki dan aktivitas lainnya. Kawasan Rekreasi : Ranting baru yang tumbuh dibawah 2.5 meter harus dipangkas Kawasan Protokol dan Parkir : Ranting baru yang tumbuh dibawah 3,5 meter harus dipangkas Ranting dan cabang jangan sampai menghalangi rambu – rambu dan baliho Pemangkasan pelepah kelapa dilakukan setiap 1 x 2minggu, pelepah yang dipangkas adalah pelepah yang mati / kering, terkena hama dan terlalu lebat. Pemangkasan buah kelapa dilakukan setiap 1 x sebulan, buah yang dipangkas adalah buah yang masij kecil Pemangkasan tanaman hias dan semak bertujuan untuk memlihara bentuk, dilakukan setiap 1x 2minggu untuk menghindari ketinggian komposisi kelompok tanaman yang tidak beraturan. Pemangkasan pada tanaman berbunga, dilakukan setiap 1x 2minggu secara menyeluruh. Pada saat musim berbunga pemangkasan hanya dilakukan pada ranting² yang liar. Pemangkasan pada tanaman rambat dilakukan 1x 2minggu , dilakukan pada cabang yang tumbuh tidak teratur arahnya dan yang menutupi tanaman hias disekelilingnya. Pemangkasan pada rumput peking dilakukan 1 x 2 minggu dan rumput gajah 1 x 1 minggu. Dilakukan secara rutin sehingga tidak sampai tumbuh bunga rumput Pemupukan pada pohon dilakukan setiap 1x 3bulan, menggunakan pupuk kandang, 1 pohon = 2kg dan 1 perdu = 1kg Pemupukan pada pohon kelapa dilakukan setiap 1x 3bulan, menggunakan campuran KCL dan TSP, 1 pohon kelapa = 2kg, sekitar pohon kelapa digali lalu diberi campuran pupuk lalu ditimbun kembali Pemupukan pada tanaman hias dan semak dilakukan setiap 1x 3bulan, menggunakan campuran Dolomix dan NPK, 1 rumpun = 2kg Pemupukan pada tanaman berbunga dilakukan setiap 1x 3bulan, menggunakan campuran NPK dan Dolomix, 1 rumpun = 2kg, ditambah penyemprotan Gandasil / Hyponix, komposisi 2cc sdt : 1ltr air Pemupukan pada tanaman rambat dilakukan setiap 1x 3bulan, menggunakan pupuk kandang Pemupukan pada tanaman rumput / ground cover dilakukan setiap 1x 3bulan, pada musim hujan menggunakan urea ( 10 -14gr / m² ) dan pada musim kering menggunakan ZA ( 25gr / m² ) Sistem pemupukan yang diterapkan dilapangan harus mengikuti tata cara dan berkoordinasi dengan pihak Taman Impian
d.
Pemberantasan hama dilakukan setiap 1x 2minggu Pemberantasan gulma dilakukan setiap 1x 2minggu Obat hama yang digunakan adalah decis, mustang, phropat, supracide, furadan, curacron, fosforeno, matadek dan fungisida ( jenis obat hama yang akan digunakan disesuaikan dengan ketentuan dari pengawas lapangan ) Pemberantasan benalu dilakukan 1 x 2 minggu
a.
Pengangkutan I
: 23.00 – 01.00 ( Sampah Restoran dan Sampah Lingkungan )
124
7
PEMBERANTASAN HAMA, GULMA DAN BENALU
Untuk bekas pemangkasan cabang yang permukaannya terpotong lebar, harus ditutup dengan meny, orange shellac (untuk menutupi luka bekas kulit, creosot paints / tir kayu ( untuk permukaan luka yang besar / lebar ), lanolin paints (untuk membalut jaringan kambium dan kulit ) agar cabang tidak busuk. Pemangkasan pohon dan perdu dilakukan setiap minimal 1 x sebulan atau 1x 2bulan, dengan tujuan menjaga bentuk dan merangsang pertumbuhan pohon dan perdu sesuai sifat bentuk aslinya ( tidak
125
Lampiran 11 (Lanjutan) PENGANGKUTAN SAMPAH
b. c.
Pengangkutan II : 11.00 – 13.00 ( Sampah Lingkungan ) Pengangkutan III : 16.00 – 18.00 ( Sampah Lingkungan )
125
126
Lampiran 12. Cheklist Pemeliharaan Rutin CHECKLIST HARIAN OCEAN ECOPARK ANCOL TANGGAL/BULAN/TAHUN :
NO
S
JENIS PEKERJAAN T
SE B
T
R B
T
PERAWATAN TAMAN 1
Penyiraman
2
Pemangkasan Rumput Semak Pohon
5
Pembersihan Benalu/ranting kering
6
Pendangiran
7
Pencabutan Rumput Liar
8
Pemupukan Rumput Semak Pohon
9
Penyulaman
KEBERSIHAN 1
Penyapuan Pedestrian Trek Sepeda Parkir Wahana (LFarm,Paint Ball,Fantastique) Area Hijau
2
Penyerokan Kanal
3
Pembersihan Paving
4
Pengangkutan Sampah
KELENGKAPAN KERJA 1
Baju Pegawai & Kartu Pengenal
2
Sepatu boots atau keds
3
Topi Pet
KETERANGAN : KODE 1: Tidak Dilaksanakan; 2: Dilaksanakan Tidak Sesuai; 3:Dilaksanakan Sesuai S: Senin ; SE: Selasa ; R: Rabu ; K: Kamis ; J: Jumat ; SA: Sabtu ; M: Minggu T: Wilayah Timur ; B: Wilayah Barat
K B
T
J B
T
SA B
T
M B
T
B