PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN PUTRI DUYUNG ANCOL, TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA
VELLA PUTIKSARI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN PUTRI DUYUNG ANCOL, TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA. Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2009
VELLA PUTIKSARI A44051382
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
4
PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN PUTRI DUYUNG ANCOL, TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA
VELLA PUTIKSARI A44051382
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
5
RINGKASAN VELLA PUTIKSARI. Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman Putri Duyung Ancol, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Bay City. (Di bawah bimbingan ARIS MUNANDAR). Kegiatan magang dilaksanakan di Putri Duyung Ancol, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Tujuan khusus dari kegiatan magang yaitu mempelajari proses penerapan pemeliharaan fisik dan ideal dalam upaya untuk menjaga keadaan lanskap resor Putri Duyung Ancol, TIJA, Jakarta Baycity agar tetap memenuhi kualitas secara visual dan fungsional, ikut serta melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan seluruh aspek pemeliharaan lanskap, baik yang bersifat administratif, manajemen maupun teknis lapangan, dan menganalisis permasalahan yang muncul selama pelaksanaan kegiatan magang serta mencari solusinya. Pelaksanaan magang berlangsung selama 13 minggu sejak 19 Maret 2009 sampai dengan 19 Juni 2009. Selama kegiatan magang status mahasiswa adalah “trainee student” yang mengikuti dan melaksanakan kegiatan pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman di bawah bimbingan kepala seksi taman dan kebersihan Putri Duyung Ancol. Pemeliharaan taman di Putri Duyung Ancol dilakukan dengan sistem kontrak. Kontraktor pemeliharaan taman PDA adalah PT Tritunggal Sejahtera Margawi yang berlangsung sejak 1 April 2009. Kontraktor pemeliharaan di kawasan Putri Duyung Ancol meliputi kontraktor pemeliharaan taman yang dilakukan oleh tenaga kerja taman dan kebersihan PT Tritunggal Sejahtera Margawi serta kontraktor kebersihan untuk public area dan ruang kantor yang dilakukan oleh tenaga kerja PT ISS. Pihak kontraktor PT Tritunggal Sejahtera Margawi memiliki seorang koordinator yang langsung berhubungan dengan koordinator pengawas dan bertugas untuk melakukan pengontrolan pekerjaan. Di dalam kawasan Putri Duyung Ancol, pengawasan pekerjaan taman dan kebersihan dilaksanakan oleh tiga orang pengawas (mandor). Sedangkan setiap hal yang berhubungan dengan taman, Putri Duyung Ancol memberikan kepercayaan kepada seorang kepala seksi taman dan kebersihan. Ketiga pengawas dan kepala seksi taman dan kebersihan PDA bersama-sama mengontrol dan mengawasi lapangan terkait dengan kebersihan dan pelaksanaan pekerjaan taman. Secara umum terlihat bahwa kawasan Putri Duyung Ancol terbagi menjadi welcome area, zona pelayanan, zona publik dan zona private. Zona pemeliharaan intensif terletak pada zona private di mana area cottage merupakan ruang inti dari Putri Duyung Ancol sebagai tempat untuk beristirahat dan menginap. Masingmasing tenaga kerja sudah diposisikan pada masing-masing area berdasarkan pembagian kerja yang telah diatur oleh pengawas lapangan (mandor). Jadwal masuk tenaga kerja taman dan kebersihan menerapkan sistem shift dengan waktu libur bagi seluruh karyawan Putri Duyung Ancol yakni satu kali dalam seminggu. Pelaksanaan pemeliharaan dalam kawasan Putri Duyung Ancol dilaksanakan oleh 49 tenaga kerja, sudah termasuk ketiga mandor. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kawasan Putri Duyung Ancol antara lain penyapuan, pemeliharaan elemen taman pada taman publik, pemeliharaan kolam dan sungai, pengangkutan sampah, penyiraman tanaman, pemangkasan,
6
pendangiran dan penyetikan, pemupukan, penyulaman, pembibitan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, pembuatan mini garden, serta pengelolaan limbah. Pengelolaan lanskap Putri Duyung Ancol lebih ditekankan kepada menjaga dan membentuk integritas lanskap resor yang lebih baik. Pemeliharaan integritas lanskap dilakukan dengan menjaga dan mempertahankan elemen lanskap yang membentuk lanskap Putri Duyung Ancol, penanaman vegetasi yang sesuai di daerah pantai, mencegah dan mengurangi tindakan yang dapat merusak lingkungan serta meningkatkan keindahan visual dan kenyamanan melalui desain taman, pola ruang yang terbentuk dan penciptaan karakter ruang berdasarkan tema pantai. Hasil kegiatan magang memberikan pendidikan, pengetahuan dan pengalaman kerja bagi mahasiswa sebagai supervisor lapang pada sebuah resor wisata yang cukup responsif terhadap permintaan pengunjung, meningkatkan wawasan dan keahlian mahasiswa dalam mengembangkan sikap profesionalisme dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya di bidang Arsitektur Lanskap, khususnya pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman. Hasil kegiatan magang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan alternatif solusi bagi pihak pengelola Putri Duyung Ancol, khususnya dalam kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan integritas suatu lanskap resor wisata sehingga dapat memberikan kesan dan kepuasan lebih bagi pengunjung terhadap keberadaan lanskap Putri Duyung Ancol, baik saat ini maupun masa yang akan datang. Pelaksanaan magang menjalin kerjasama dan hubungan yang baik antara mahasiswa dengan staf dan manajemen Putri Duyung Ancol serta Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor dengan unit Putri Duyung Ancol.
7
Judul
: Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman Putri Duyung Ancol, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta
Nama
: Vella Putiksari
NRP
: A44051382
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr.Ir. Aris Munandar, MS NIP. 19561228 1983031 003
Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Prof.Dr.Ir. Hadi Susilo Arifin, MS NIP. 19591106 198501 1 001
Disetujui tanggal :
8
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor pada 14 Juli 1987. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Sambas Basuni dan Enung Nurahmat. Penulis memulai pendidikan formal di TK Rizki pada tahun 1991-1993. Pada tahun 1999 penulis lulus dari jenjang pendidikan dasar di SD Negeri Polisi 4 Bogor. Selanjutnya, pada tahun 2002 penulis lulus dari SMP 1 Bogor dan pada tahun 2005 penulis lulus dari SMA 1 Bogor. Tahun 2005 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan menjalani perkuliahan di Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Arsitektur Lanskap, Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. Tahun 2005-2007 penulis aktif dalam organisasi mahasiswa eksternal, yakni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Kemudian pada tahun 2006-2008 penulis aktif dalam lembaga kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian. Selama menjalani kedua organisasi tersebut, penulis pernah menjabat sebagai bendahara umum dan terlibat dalam berbagai kepanitiaan, di antaranya Open House IPB dan Masa Perkenalan Mahasiswa Baru tahun 2006. Penulis saat ini menjadi asisten mata kuliah Tanaman dalam Lanskap.
9
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Alloh SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW. Skripsi ini berjudul Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman Putri Duyung Ancol, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Aris Munandar, MS., sebagai dosen pembimbing skripsi, atas bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi ini; 2. Dr. Ir. Nunung H.S. Arifin, MS., sebagai pembimbing akademik; 3. Dr. Syartinilia, SP. MSC. dan Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M. Agr., sebagai dosen penguji, atas segala masukan untuk penyempurnaan skripsi ini; 4. Bapak Sofyan, sebagai pembimbing magang, atas bimbingan selama pelaksanaan magang dan seluruh manajemen dan staff Putri Duyung Ancol, terutama Ana Trikani Muliar, atas kasih sayangnya; 5. Mega Amalya, Cindy Aliffia, Mega Wurianingsih, Nurul Rikmawati, Adilah Ichsani, sebagai motivator bagi penulis, I love all of you; 6. Yulianti, Kalla, Rizka, Hadrian, sebagai motivator bagi penulis dan spesial untuk teman-teman Arsitektur Lanskap 42 atas kebersamaan yang indah hingga akhir masa perkuliahan; 7. Putra Ramadhon, Sekar Sarita, Endri Priyanto, Syahroji, atas kesabaran dan kebaikannya, tidak akan berhasil tanpa kalian; 8. Bairanti, Izzah, Ajeng, Uswah, Cita, Nadia, atas doa dan dukungan; 9. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan studi; 10. Kedua orangtua dan keluarga tercinta, Sambas Basuni, Enung Nurahmat, Prima Luna, Tiara, atas segala doa dan kasih sayang. Semoga
skripsi
ini
dapat
bermanfaat
bagi
semua
pihak
yang
memerlukannya. Bogor, Agustus 2009 Penulis
10
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xv
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................
1
1.2. Tujuan ................................................................................................
2
1.3. Manfaat ..............................................................................................
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
4
2.1. Hotel dan Resort.................................................................................
4
2.2. Rekreasi dan Pariwisata .....................................................................
5
2.3. Dampak dari Kegiatan Wisata ...........................................................
6
2.4. Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Lanskap .................
8
2.5. Pemeliharaan Lanskap .......................................................................
10
2.7. Kapasitas dan Efektivitas Kerja .........................................................
12
2.6. Vegetasi Pantai ...................................................................................
12
BAB III. METODOLOGI .............................................................................
16
3.1. Lokasi dan Waktu Magang ................................................................
16
3.2. Metode Magang .................................................................................
17
BAB 1V. KONDISI UMUM PUTRI DUYUNG ANCOL ..........................
20
4.1. Profil Putri Duyung Ancol ................................................................
20
4.2. Sejarah Putri Duyung Ancol .............................................................
21
4.3. Letak dan Luas Kawasan ..................................................................
22
4.4. Aksesibilitas ......................................................................................
22
4.5. Iklim ..................................................................................................
23
4.6. Jenis Tanah dan Geologi ...................................................................
23
11
4.7. Topografi............................................................................................
24
4.8. Hidrologi ............................................................................................
24
4.9. Vegetasi dan Satwa ............................................................................
25
4.10. Kondisi Sosial dan Ekonomi ............................................................
28
BAB V. KONSEP PENGEMBANGAN PUTRI DUYUNG ANCOL ........
30
5.1. Konsep Dasar Putri Duyung Ancol ....................................................
30
5.2. Konsep Bangunan Cottage .................................................................
35
5.3. Konsep Sirkulasi ................................................................................
36
5.4. Konsep Tata Hijau Putri Duyung Ancol ............................................
37
5.4.1. Taman Cottage .........................................................................
39
5.4.2. Taman Menara .........................................................................
41
5.4.3. Taman Kantor ..........................................................................
44
5.5. Konsep Utilitas...................................................................................
44
BAB VI. PENGELOLAAN LANSKAP PUTRI DUYUNG ANCOL........
46
6.1. Pengelolaan Lanskap Putri Duyung Ancol ........................................
46
6.1.1. Struktur Organisasi Pengelolaan Lanskap ...............................
47
6.1.1.1. Kontraktor Perawatan Taman dan Putri Duyung Ancol .
50
6.1.1.2. Kontraktor Kebersihan Putri Duyung Ancol ..................
53
6.1.1.3. Administrasi Pengadaan Barang/ Jasa ............................
56
6.1.2. Pengawasan Pekerjaan Pemeliharaan ......................................
58
6.1.2.1.Jadwal Pemeliharaan Taman dan Kebersihan ....................
59
6.1.2.2. Pembagian Zona Pemeliharaan .......................................
61
6.1.2.3. Kegiatan Evaluasi (Pengawasan) .....................................
63
6.1.3. Tenaga Kerja Pemeliharaan Putri Duyung Ancol ....................
65
6.1.3.1. Motivasi Kerja.................................................................
70
6.1.3.2. Keselamatan Kerja ..........................................................
71
6.1.3.3. Efektifitas Tenaga Kerja .................................................
72
6.1.4. Pengelolaan Peralatan dan Bahan .............................................
75
6.1.5. Penjadwalan Kegiatan Pemeliharaan .......................................
80
6.1.5.1. Pemeliharaan Ideal ...........................................................
80
12
6.1.5.2. Pemeliharaan fisik ............................................................
80
6.1.5.2.1. Penyapuan ............................................................
80
6.1.5.2.2. Pemeliharaan Elemen Taman Pada Taman Menara 82 6.1.5.2.3. Pemeliharaan Kolam ............................................
83
6.1.5.2.4. Pengangkutan Sampah .........................................
85
6.1.5.2.5. Penyiraman Tanaman ...........................................
87
6.1.5.2.6. Pemangkasan ........................................................
90
6.1.5.2.7. Pendangiran dan Penyetikan ................................
92
6.1.5.2.8. Pemupukan ...........................................................
94
6.1.5.2.9. Penyulaman ..........................................................
95
6.1.5.2.10. Pembibitan ...........................................................
96
6.1.5.2.11. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman ........
97
6.1.5.2.12. Dekorasi Mini Garden .........................................
98
6.1.6. Anggaran Biaya Pemeliharaan (Bill of Quantity) ....................
99
6.2. Rencana Pengelolaan .........................................................................
101
6.3. Pengelolaan Limbah...........................................................................
104
6.4. Pemilihan Tanaman ...........................................................................
106
6.4.1. Pengaruh tingkat salinitas ........................................................
107
6.4.2. Kondisi Tanaman .....................................................................
108
6.4.3. Penentuan Lokasi Pohon ..........................................................
110
6.5. Pemeliharaan Integritas Lanskap .......................................................
112
6.5.1. Tujuan Memelihara Integritas Lanskap ...................................
112
6.5.2. Karakter Ruang ........................................................................
114
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
118
7.1. Kesimpulan ..........................................................................................
118
7.2. Saran....................................................................................................
119
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
121
LAMPIRAN ....................................................................................................
123
13
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jenis dan Sumber Data .....................................................................
19
Tabel 2. Pengukuran Produktivitas Kerja ......................................................
19
Tabel 3. Kontraktor Perawatan Taman dan Kebersihan ................................
50
Tabel 4. Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Taman........................................
61
Tabel 5. Kapasitas tenaga kerja Putri Duyung Ancol ....................................
68
Tabel 6. Kebutuhan HOK Pemeliharaan Taman Putri Duyung Ancol Dalam Satu Tahun ............................................................................
69
Tabel 7. Efektifitas Kerja ...............................................................................
73
Tabel 8. Peralatan dan Bahan Pemeliharaan Taman Putri Duyung Ancol Tahun 2009 .....................................................
76
Tabel 9. Masa Efektif Penggunaan Peralatan Pemeliharaan Taman..............
78
Tabel 10. Persentase Anggaran Dana Pemeliharaan Putri Duyung Ancol ......
100
Tabel 11. Matriks Rencana Pengelolaan ..........................................................
103
Tabel 12. Baku Mutu Limbah Cair Domestik..................................................
104
Tabel 13. Pengaruh Tingkat Salinitas terhadap Tanaman ................................
107
14
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Batu pemecah ombak (Turap) ......................................................
8
Gambar 2. Peta Lokasi Taman Impian Jaya Ancol ........................................
16
Gambar 3. Peta Lokasi Putri Duyung Ancol..................................................
16
Gambar 4. Putri Duyung Ancol dikelilingi laut dan danau buatan ................
21
Gambar 5. Tanaman pada welcome area .......................................................
27
Gambar 6. Site plan Putri Duyung Ancol ......................................................
31
Gambar 7. Desain cottage dengan sentuhan khas Indonesia Timur...............
36
Gambar 8. Pintu gerbang masuk Putri Duyung Ancol, TIJA ........................
37
Gambar 9. Taman Bali Tropis........................................................................
39
Gambar 10. Taman Cottage .............................................................................
41
Gambar 11. Taman Menara..............................................................................
43
Gambar 12. Struktur Organisasi Putri Duyung Ancol Tahun 2006 .................
48
Gambar 13. Sosialisasi PT Tritunggal Sejahtera Margawi ..............................
52
Gambar 14. Pengawasan, pengontrolan dan kerjasama di lapang ...................
59
Gambar 15. Penyapuan ....................................................................................
81
Gambar 16. Pemeliharaan Elemen Taman pada Taman Menara .....................
82
Gambar 17. Pembersihan Kolam Air Mancur..................................................
84
Gambar 18. Pengangkutan Sampah .................................................................
86
Gambar 19. Penyiraman ...................................................................................
90
Gambar 20. Pemangkasan ................................................................................
92
Gambar 21. Pendangiran dan penyetikan.........................................................
94
Gambar 22. Pemupukan ...................................................................................
95
Gambar 23. Penyulaman ..................................................................................
96
Gambar 24. Pembibitan Putri Duyung Ancol ..................................................
97
Gambar 25. Gejala serangan hama kutu putih .................................................
98
Gambar 26. Dekorasi mini garden ...................................................................
99
Gambar 27. Kondisi tanaman akibat pengaruh salinitas ..................................
109
Gambar 28. Pertumbuhan tanaman terganggu .................................................
111
Gambar 29. Peletakan bibit pohon sosis di antara pepohonan rimbun ............
112
Gambar 30. Konsep Pengembangan Master Plan Putri Duyung Ancol ..........
117
15
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Iklim ..................................................................................
123
Lampiran 2. Kisaran Harga Published Setiap Cottage...................................
124
Lampiran 3. Tipe Cottage dan Detail Nama Cottage .....................................
125
Lampiran 4. Tingkat hunian Putri Duyung Ancol Tahun 2007 .....................
126
Lampiran 5. Daftar Nama-nama Tanaman di Kawasan Putri Duyung Ancol 127 Lampiran 6. Surat Perintah kerja ...................................................................
129
Lampiran 7. Berita Acara Pembayaran PT Tritunggal Sejahtera Margawi ...
130
Lampiran 8. Lampiran Berita Acara Pembayaran..........................................
131
Lampiran 9. Kewajiban Pihak Kontraktor Perawatan Taman dan Kebersihan 132 Lampiran 10. Laporan Absensi Harian ............................................................
134
Lampiran 11. Laporan Absensi Mingguan.......................................................
135
Lampiran 12. Laporan Absensi Bulanan ..........................................................
137
Lampiran 13. Surat Pernyataan (Perjanjian) Kerja dengan PT Tritunggal ......
138
Lampiran 14. Jadwal Fogging PT ISS .............................................................
140
Lampiran 15. Surat Permohonan Pengadaan Barang .......................................
141
Lampiran 16. Form Permintaan Pembelian .....................................................
142
Lampiran 17. Tenaga Kerja Taman dan Kebersihan .......................................
143
Lampiran 18. Tenaga Kerja PT ISS .................................................................
145
Lampiran 19. Perubahan Jam Kerja Tenaga Kerja Tipe Cottage.....................
146
Lampiran 20. Vegetasi yang Sesuai di Daerah Pantai .....................................
147
Lampiran 21. Hasil Sampel Tanah Pada Kawasan Cottage .............................
148
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Suatu lanskap pantai dengan kebudayaan pesisirnya yang telah melekat digubah menjadi objek wisata yang menyenangkan serta dipadukan dengan fasilitas yang mendukung kepuasan manusia merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi para turis mancanegara maupun turis lokal, agar tidak hanya berekreasi tetapi juga dapat memenuhi fungsi psikologis dan visual bagi manusia. Seiring dengan pemenuhan kenyamanan dan penyegaran bagi jasmani dan ruhani manusia, maka rekreasi pun hadir agar dapat menghilangkan sejenak rasa jenuh atas aktivitas yang padat dan meningkatkan kembali semangat beraktifitas. Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Bay City merupakan kawasan rekreasi yang telah berhasil mencitrakan dirinya sebagai suatu tempat berlibur dan rekreasi yang selalu memanjakan para pengunjungnya dan berupaya mengakomodasikan kegiatan pariwisata di Jakarta dengan beragam objek wisata yang ditawarkan. Salah satu objek wisatanya yang tersohor adalah Putri Duyung Ancol yang terletak dekat dengan Ancol, Jakarta Bay City. Putri Duyung Ancol “The Exotic Beach Resort Hotel” merupakan resor dengan pemandangan langsung ke arah laut serta satu-satunya unique resort tepi pantai yang ada di Jakarta, yang menjadikannya terlihat sangat menarik dan memberikan kesan tersendiri bagi para turis domestik dan mancanegara. Selain ditunjang dengan fasilitas berstandar internasional, Putri Duyung Ancol pun memiliki taman yang terhampar hijau di sekitar cottage. Elemen kerasnya secara detail merupakan perpaduan bentuk arsitektural unik pada setiap cottage yang semakin memperkuat konsep lanskap Putri Duyung Ancol dan keindahan panorama pantai. Merencanakan sebuah lanskap sesungguhnya erat kaitannya dengan merencanakan pengelolaan yang tepat dan benar agar dapat berkelanjutan dan lanskap tetap dapat dinikmati oleh pengunjungnya. Simonds (1983) menyatakan bahwa sebuah lingkungan tidak cukup apabila hanya dapat berjalan dengan baik, tetapi lingkungan itu harus menarik dan menyenangkan serta dapat memuaskan keinginan dan hasrat manusia untuk memamerkan dan mencintai objek atau
2
benda-benda yang indah. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan perhatian pada aspek pengelolaan. Dengan kata lain agar lanskap tetap fungsional dan bernilai estetik tinggi serta integritas lanskapnya baik, diperlukan pemeliharaan yang baik pula. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa sebuah objek wisata, khususnya resor, memerlukan suatu pengelolaan agar pada masa yang akan datang keberadaannya tetap memukau dan tidak hanya menarik secara estetika tetapi juga fungsional serta mendukung kondisi lingkungannya. Arsitektur lanskap sebagai salah satu bidang yang berwawasan lingkungan sangat relevan dengan sektor pariwisata bidang pemeliharaan lanskap, baik itu pemeliharaan ideal maupun pemeliharaan fisik menjaga keindahan, kenyamanan, keamanan dan keserasian suatu lanskap resor wisata. Mahasiswa sebagai generus penerus bangsa yang ke depannya akan turut melanjutkan peran serta dalam pembangunan, memerlukan wawasan akan dunia kerja yang sesungguhnya. Kegiatan magang dalam bidang pengelolaan merupakan penunjang proses pembelajaran dan peningkatan pengetahuan mahasiswa di luar kampus. Putri Duyung Ancol yang secara umum bertema pantai dijadikan sebagai objek kegiatan mahasiswa karena suatu pemikiran bahwa pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman merupakan salah satu bagian penting dalam peningkatan pelayanan bagi pengunjung, baik itu secara kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, kerjasama dengan pihak-pihak terkait yang bergerak di bidang ilmu yang akan dipelajari mahasiswa, seperti pihak pengelola Putri Duyung Ancol sangat penting untuk dilakukan mengingat begitu besarnya manfaat yang akan didapat oleh mahasiswa.
1.2. Tujuan Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini adalah mendapatkan pendidikan, pengetahuan dan pengalaman kerja terkait bidang pengelolaan lanskap Putri Duyung Ancol serta meningkatkan wawasan dan keahlian dalam mencapai profesionalisme di bidang Arsitektur Lanskap. Tujuan khusus dari kegiatan magang yaitu mempelajari proses penerapan pemeliharaan fisik dan ideal dalam upaya untuk menjaga keadaan lanskap resor Putri Duyung Ancol, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Bay City agar tetap
3
memenuhi kualitas secara visual dan fungsional, ikut serta melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan seluruh aspek pemeliharaan lanskap, baik yang bersifat administratif, manajemen maupun teknis lapangan, dan menganalisis permasalahan yang muncul selama pelaksanaan kegiatan magang serta mencari solusinya.
1.3. Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh melalui kegiatan magang ini adalah 1. Memberikan pendidikan, pengetahuan dan pengalaman kerja bagi mahasiswa sebagai supervisor lapang pada sebuah resor wisata yang cukup responsif terhadap permintaan pengunjung, 2. Mengembangkan sikap profesionalisme dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya di bidang Arsitektur Lanskap, khususnya pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman, 3. Sebagai bahan masukan dan alternatif solusi bagi pihak pengelola Putri Duyung
Ancol,
khususnya
dalam
kegiatan
pengelolaan
dan
pemeliharaan integritas suatu lanskap resor wisata, dan 4. Menjalin kerjasama dan hubungan yang baik antara mahasiswa dengan staf dan manajemen Putri Duyung Ancol serta Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor dengan unit Putri Duyung Ancol.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hotel dan Resort Sulastiyono (2005), hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Hotel terbagi menjadi tiga jenis yaitu: 1.
Transient Hotel adalah hotel yang letak/lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
2.
Residential Hotel adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumahrumah berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya, dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan-kemudahan seperti layaknya hotel, seperti restoran, pelayanan makanan yang diantar ke kamar, dan pelayanan kebersihan kamar.
3.
Resort Hotel adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempattempat wisata, dan menyediakan tempat-tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu-tamunya. Putri Duyung Ancol termasuk dalam jenis resort hotel.
Beberapa pengertian resort (Foster, 2007): 1.
Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya.
2.
Resort adalah suatu hotel yang mengkhususkan penjualan kamarkamar bagi tamu-tamu yang berlibur, dengan menyediakan macam-
5
macam fasilitas, seperti sarana olahraga, rekreasi, convention dan lainlain.
2.2. Rekreasi dan Pariwisata Rekreasi menurut Gold (1980) adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan di setiap waktu senggang untuk kepentingan sendiri (kepuasan pribadi) atau sesuatu yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman rekreasi tersebut. Rekreasi telah menjadi kebutuhan tambahan yang mendasar bagi manusia terutama bagi masyarakat yang hidup di lingkungan perkotaan. Melalui rekreasi manusia dapat merasakan kebebasan, penyegaran, ekspresi diri, dan tantangan. Penyediaan rekreasi harus mempertimbangkan dampak dari kegiatan pengunjung. Pengetahuan tentang dampak yang mungkin timbul dan upaya pengelola untuk meminimalisir dampak dapat menjamin kualitas lingkungan dan keindahan objek rekreasi. Sedangkan pariwisata menurut (Wardiyanta, 2006) merupakan kegiatan sesorang dan biasanya menyenangkan. Kegiatan pariwisata akan senantiasa terpengaruh atau bahkan tergantung pada ciri khas yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata, baik mengenai masyarakatnya ataupun daerahnya. Sebagaimana diketahui, setiap wilayah geografis mempunyai ciri khasnya masing-masing. Pengembang pariwisata pada umumnya mengetahui hal ini sehingga mereka akan memasarkan kekhasan daerah tertentu pada calon wisatawan. Misalnya, ada daerah tertentu yang menarik karena atraksi budaya lokalnya, dinamika kotanya atau keadaan lautnya yang merupakan ciri khas yang ditawarkan dari resort hotel Putri Duyung Ancol. Keberadaan lanskap dari suatu objek wisata sangat berperan penting untuk mencitrakan rekreasi dan wisata apa yang dapat ditawarkan kepada pengunjung (wisatawan). Bentukan dan elemen lanskap yang tercipta pada kawasan wisata berdasarkan konsep desain yang ingin ditonjolkan akan berpengaruh terhadap daya tarik dan pengalaman yang akan diterima oleh mereka. Wardiyanta (2006) menyatakan bahwa wisatawan merupakan unsur utama dalam pariwisata. Unsur yang lain adalah objek wisata dan sarana serta prasarana pariwisata. Terlaksananya kegiatan pariwisata tergantung pada adanya interaksi antara
6
wisatawan dan objek wisata, yang didukung dengan adanya sarana dan prasarana pariwisata. Ketiga faktor itu saling mempengaruhi. Sebuah kawasan wisata yang mampu memberikan pengalaman berikut suguhan lanskap yang menarik, baik itu lanskap alami maupun lanskap buatan, dapat menimbulkan kenyamanan dan kepuasan sesuai dengan keinginan dan tujuan pengunjung dalam melakukan pariwisata sehingga suatu objek wisata dapat dilihat keindahan panoramanya, misal gunung, hutan, air terjun, dan pantai, dapat dirasakan pengalamannya, baik secara psikis maupun fisik, misal mendapatkan kepuasan jiwa akan kenyamanan tempat dan fasilitas rekreasi. Dan akhirnya, kawasan wisata dengan ciri khasnya atau kondisi budaya setempatnya dapat dibayangkan (dikenang) sehingga pengunjung akan datang kembali ke tempat tersebut serta dapat diceritakan pada orang lain.
2.3. Dampak dari Kegiatan Wisata Wardiyanta (2006) menyatakan bahwa berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara ekonomis, sosial dan budaya. Namun, jika pengembangannya tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru akan menimbulkan berbagai permasalahan yang menyulitkan atau bahkan merugikan masyarakat. Untuk menjamin supaya pariwisata dapat berkembang secara baik dan berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi manusia dan meminimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul maka pengembangan pariwisata perlu didahului dengan kajian yang mendalam terhadap sumber daya pendukungnya, yakni sumber daya alam, sumber daya budaya, dan sumber daya manusia. Pembangunan sektor wisata selain memberikan dampak berupa kemajuan yang positif bagi pembangunan, juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan manusia. Menurut Gunn (1997), dampak negatif tersebut antara lain: 1. Terjadinya pencemaran lingkungan di lokasi wisata sehingga menyebabkan degradasi sumber daya alam 2. Tergesernya budaya masyarakat lokal yang diakibatkan oleh desakan budaya luar dari wisatawan
7
3. Timbulnya biaya ekonomi tambahan yang diakibatkan oleh tindakan pengembangan wisata yang tidak sesuai dengan kemampuan sumber daya alam 4. Bentuk tata guna lahan menjadi tidak terpadu, sebagai akibat dari pembangunan wisata tidak memperhatikan peraturan tata guna lahan. 5. Kualitas sumber daya tapak berkurang, karena pengembangan bentuk kegiatan wisata, atraksi, fasilitas pelayanan yang tidak sesuai dengan kondisi tapak. 6. Kerusakan kualitas tapak yang diakibatkan oleh tindakan cut and fill pada bentuk lahan yang asli dan introduksi spesies tanaman dan hewan yang baru. Tindakan tersebut meningkatkan resiko bahaya erosi dan hilangnya spesies asli di tapak. Putri Duyung Ancol “The Exotic Beach Resort Hotel” menjadikan panorama laut sebagai salah satu objek wisata andalan dari resort hotel ini. Oleh karena itu, pihak pengelola Putri Duyung Ancol berusaha sedemikian rupa sehingga kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh Putri Duyung Ancol tidak mencemari air laut, khususnya yang terkait dengan pengelolaan limbah. Selain itu, budaya masyarakat sekitar pantai yakni melaut dan memancing ikan masih berjalan dan tetap menjadi mata pencaharian bagi para nelayan. Oleh karenanya, budaya masyarakat lokal masih terjaga. Kekhawatiran dampak dari kegiatan wisata Putri Duyung Ancol yakni saat gelombang pasang, cottage akan terendam banjir yang berdampak kepada kenyamanan dan keamanan pengunjung serta lingkungan tepi pantai. Sejauh ini, upaya yang dilakukan adalah membangun batu pemecah ombak (Gambar 1). Namun, selain dibangun batu pemecah ombak, juga harus diprioritaskan upaya perlindungan lanskap Putri Duyung Ancol dengan cara penanaman vegetasi pantai yang mampu menahan gelombang pasang, berakar kuat dan panjang serta tahan terhadap salinitas air laut. Hal ini dilakukan sebagai upaya perlindungan lanskap Putri Duyung Ancol.
8
Gambar 1. Batu Pemecah Ombak (Turap)
2.4. Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Lanskap Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa di perkotaan yang memiliki sedikit ruang terbuka hijau; dalam hal ini yakni kota Jakarta yang setiap harinya dipenuhi oleh berbagai aktivitas, kehadiran taman baik taman rumah, taman perkantoran, taman bermain anak-anak, bahkan taman resor, sangat berarti bagi perlindungan lingkungan hidup manusia, tumbuhan dan satwa liar. Manik (2003) menyatakan bahwa lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Perlunya diperhatikan pengelolaan lingkungan yang berasaskan pelestarian lingkungan sebab setiap kegiatan atau proyek pembangunan memerlukan lokasi dan lokasi ini dapat merupakan suatu ekosistem atau bagian suatu ekosistem. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan akan mengakibatkan dampak atau gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem itu (lingkungan), baik itu dampak positif atau negatif. Selain itu, perlu diperhatikan pula bahwa pelestarian lingkungan hidup mengandung dua pengertian, yakni: 1.
Yang dilestarikan adalah fungsi lingkungan hidup itu sendiri. Suatu lingkungan bisa saja berubah karena adanya pembangunan, tetapi fungsi lingkungan itu tetap dipertahankan. Misalnya, suatu areal yang ditumbuhi pohon-pohonan akan dibangun menjadi kawasan industri.
9
Pohon boleh ditebang, tetapi dalam perencanaan harus disediakan areal terbuka dan lokasi untuk tanaman penghijauan. 2.
Yang dilestarikan adalah lingkungan itu sendiri. Sebagai contoh adalah keberadaan hutan lindung, Taman Nasional dan Cagar Alam, yang harus tetap dipertahankan (tidak boleh diganggu). Artinya kegiatan pembangunan tidak boleh dilakukan di lingkungan itu karena fungsinya tidak mungkin dilestarikan dengan adanya kegiatan pembangunan.
Pengelolaan lanskap menurut Arifin dan Arifin (2005) merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan suatu taman hendaknya dipikirkan secara menyeluruh dan melalui tahapan-tahapan seperti inventarisasi, analisis, sintesis, konsep-perencanaan-perancangan, pelaksanaan, dan tahap paling akhir adalah pemeliharaan yang merupakan penentu keberhasilan suatu pembangunan taman. Herujito (2001) menyatakan bahwa manajemen dapat mempunyai berbagai macam arti. Pertama sebagai pengelolaan, pengendalian, atau penanganan (“managing”). Kedua, perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu berupa skillful treatment. Ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerja sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Ketiga pengertian itu mendukung kesepakatan anggapan bahwa manajemen dapat dipandang sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu artinya manajemen memenuhi kriteria ilmu dan metode keilmuan yang menekankan kepada konsep-konsep, teori, prinsip, dan teknik pengelolaan. Manajemen sebagai seni artinya kemampuan pengelolaan sesuatu itu merupakan seni menciptakan (kreatif). Secara umum pengertian manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara-cara menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja.
10
Selama proses kegiatan magang berlangsung, mahasiswa mempelajari manajemen operasi Putri Duyung Ancol yang mencakup pemeliharaan taman, pengelolaan sampah dan limbah domestik, penjadwalan kerja, pengaturan sumber daya dan pelayanan pengunjung demi mencapai tujuan, yakni tercapainya kepuasan pengunjung serta pemeliharaan integritas lanskap. Kedisiplinan dan profesionalisme dalam bekerja, kepatuhan terhadap pimpinan dan kerjasama antar manusia merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam suatu organisasi pengelolaan sehingga tercapai tujuan pengelolaan resor wisata.
2.5. Pemeliharaan Lanskap Prinsip pemeliharaan ada dua yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan agar sesuai dengan tujuan dan fungsi semula yang telah direncanakan. Sedangkan pemeliharaan fisik adalah pemeliharaan terhadap tanaman dan bangunan taman (Rachman, 1984). Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa pemeliharaan taman merupakan suatu upaya untuk menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya sehinga kondisinya akan tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan tujuan rancangan atau desain semula. Taman yang indah dan rumit agar tetap asri dan sesuai dengan tujuan semula membutuhkan pemeliharaan relatif banyak termasuk perhatian, tenaga dan biaya. Sejak awal pembangunan taman, hendaknya direncanakan pula biaya pemeliharaan yang dikeluarkan setiap periode waktu. Taman tidak terlepas dari elemen tanaman yang memiliki daya hidup. Dengan demikian, dalam pemeliharaan taman tidak hanya melakukan pemeliharaan ideal saja, tetapi juga pemeliharaan fisik. Dalam lanskap binaan, pemeliharaan ideal akan berjalan baik bila didukung oleh upaya-upaya berikut ini: 1. Perencanaan dan perancangan taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan pemeliharaan fisik. 2. Penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen lunak (tanaman), hendaknya tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penggantian atau penyulaman tanaman.
11
3. Pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan perkerasan yang sesuai. 4. Pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di dalam taman selalu lancar. 5. Perlengkapan taman yang memadai. Putri Duyung Ancol merupakan area resor dekat pantai. Dalam kaitannya dengan pemeliharaan ideal, agar lanskap Putri Duyung Ancol sesuai dengan tujuan dan fungsi semula maka dilakukan pemeliharaan terhadap integritas lanskap. Salah satu upaya pemeliharaan integritas lanskap tersebut yakni penanaman vegetasi yang sesuai dengan habitatnya (sesuai tumbuh di daerah pantai). Hal ini terkait dengan pencegahan abrasi pantai, pemecah gelombang pasang, dan penahan intrusi air laut serta menjaga keseimbangan ekosistem pantai. Vegetasi pantai dan penanaman tanaman yang sesuai tumbuh di daerah pantai sebagian besar sudah diterapkan di Putri Duyung Ancol. Namun, keberadaan tanaman tersebut berfungsi sebagai penunjang keindahan lingkungan taman dan tentu membutuhkan pemeliharaan. Dalam kaitannya dengan pemeliharaan resor wisata, tujuan umum yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan kawasan resor (taman dan area rekreasi) menurut Sternloff&Warren (1984) antara lain, area rekreasi berikut fasilitasnya harus selalu bersih dan tertata rapi setiap saat, area dan fasilitas yang menyenangkan dan bernilai estetik tinggi harus dikembangkan dan dipelihara dengan baik, area dan fasilitas harus dipelihara untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, serta pemeliharaan harus beorientasi pada kepentingan pengunjung hingga akhirnya mereka mempunyai kesempatan untuk pengalaman liburan (rekreasi) yang menyenangkan. Pemeliharaan fisik untuk elemen keras meliputi penggantian elemen yang rusak seperti pembersihan lumut dan karat, pengecatan dan penggantian atau perbaikan elemen yang rusak. Sedangkan untuk elemen lunak meliputi pemupukan dan pemangkasan, pembersihan taman, penyiraman tanaman, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit.
12
2.6. Kapasitas dan Efektivitas Kerja Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa biaya pemeliharaan taman yang telah dianggarkan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin jika para tenaga kerja bekerja efektif sesuai dengan kemampuan tenaga dan keterampilannya. Sedangkan kapasitas kerja ditentukan oleh kefektifitasan kerja para gardener. Dengan mengetahui kapasitas kerja maka dapat direncanakan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan luasan taman yang akan dipelihara. Agar para operator dapat bekerja secara efektif, dilakukan pembuatan jadwal pekerjaan yang terencana dengan baik, yang ditentukan berdasarkan hubungan antara bentuk kegiatan pemeliharaan dengan frekuensi pemeliharaan seperti pemeliharaan harian, mingguan, dan bulanan. Efektivitas kerja gardener sangat ditentukan oleh beberapa hal berikut ini: 1. Motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh para gardener 2. Sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman 3. Ketersediaan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan 4. Tingkat pengawasan pekerjaan di lapangan 5. Kelancaran komunikasi antara pimpinan (manajer) dengan para mandor dan antara mandor dengan operator pemeliharaan taman (gardener) di lapangan.
2.6. Vegetasi Pantai Pantai memiliki karakter tempat yang khusus, yaitu tanahnya berpasir dan mengandung garam. Daerah pantai adalah daerah yang berbatasan dengan laut dan masih terpengaruh angin atau air laut (Lestari&Kencana, 2008). Oleh karenanya, keberadaan vegetasi yang sesuai tumbuh di daerah pantai sangat penting dilakukan sebagai upaya perlindungan lanskap Putri Duyung Ancol dan pengendalian daya rusak pasang surut air laut. Vegetasi pantai merupakan kelompok tumbuhan yang menempati daerah intertidal mulai dari daerah pasang surut hingga daerah di bagian dalam pulau atau daratan dimana masih terdapat pengaruh laut. Secara umum kelompok tumbuhan darat yang tumbuh di daerah intertidal atau daerah dekat laut yang memiliki
13
salinitas cukup tinggi, dapat dibagi menjadi tiga (Noor et al. dalam Eckoeffendi, 2009): 1. Mangrove sejati merupakan kelompok tumbuhan yang secara morfologis, anatomis dan fisiologis telah menyesuaikan diri untuk hidup di daerah sekitar pantai. Mangrove tumbuh pada substrat berpasir, berbatu dan terutama berlumpur. Ciri khas dari kelompok tumbuhan ini adalah adanya modifikasi akar yang sangat spesifik untuk mengatasi kekurangan oksigen, sebagai penopang pada substrat yang labil, memiliki kelenjar khusus untuk mengeluarkan kelebihan garam serta memiliki daun berkutikula tebal untuk mengurangi penguapan. Jenis tumbuhan ini didominasi oleh Rhizophora, Avicenia, Brugueira, dan Sonneratia. 2. Mangrove ikutan (associated mangrove) adalah kelompok tumbuhan yang ditemukan tumbuh bersama-sama dengan komunitas mangrove, tetapi tidak termasuk mangrove karena tumbuhan ini bersifat lebih kosmopolit dan memiliki kisaran toleransi yang besar terhadap perubahan faktor fisik lingkungan seperti suhu, salinitas dan substrat. Jenis tumbuhan yang tergolong mangrove ikutan, misalnya waru laut, pandan, dan ketapang. 3. Vegetasi pantai bukan mangrove umumnya banyak ditemukan pada daerah pantai dengan substrat yang didominasi oleh pasir. Kelompok tumbuhan ini dicirikan oleh adanya zonasi bentuk pertumbuhan (habitus) secara horizontal dari daerah intertidal ke arah darat yang terdiri dari tumbuhan menjalar, semak, perdu dan pohon. Semakin ke darat, keragaman jenis dan habitus pohon akan semakin besar. Jenis vegetasi pantai bukan mangrove umumnya terdiri dari rumput angin, santigi, ketapang, cemara laut dan kelapa. Tumbuhan ini membentuk zonasi yang khas. Vegetasi pantai memiliki peran yang sangat penting sebagai pencegah abrasi. Tumbuhan pantai umumnya memiliki akar yang panjang dan kuat sehingga mampu menahan substrat dari hempasan gelombang, memiliki peran secara tidak langsung dalam mencegah abrasi, juga memiliki fungsi sebagai penahan intrusi air
14
laut, penjebak zat hara, mereduksi energi angin dan badai (Desai dalam Eckoeffendi, 2009). Usaha untuk melindungi daerah pantai dari ancaman gelombang dilakukan dengan pembangunan fisik seperti pembuatan pondasi, tembok penahan ombak, seawall, dan breakwater. Upaya ini, selain membutuhkan biaya pembangunan yang sangat tinggi, juga membutuhkan waktu yang relatif lama serta kontrol dan pemeliharaan yang ketat sehingga kurang dapat diterapkan untuk negara berkembang seperti di Indonesia. Selain itu, pembangunan fisik ini juga berakibat pada berubahnya morfologi garis pantai yang secara langsung mempengaruhi ekosistem yang ada di daerah tersebut (Mimura dalam Eckoeffendi, 2009). Dengan demikian, untuk daerah pesisir yang memiliki substrat berpasir, penanaman vegetasi pantai sangat dianjurkan karena vegetasi pantai memiliki pertumbuhan yang sangat cepat, murah dan mudah diperoleh serta memiliki kemampuan yang cepat untuk pulih kembali apabila terjadi bencana. Hal yang perlu diperhatikan lainnya adalah pentingnya penanaman pohon sebagai jalur hijau di sepanjang sempadan pantai sebagai suatu kebutuhan dengan jenis dan desain jalur tanaman ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan tajuk yang berlapis di mana tanaman dengan tajuk rendah ditempatkan paling depan dan makin ke belakang tajuknya semakin tinggi yang berfungsi untuk memecahkan gelombang pasang dan penyanggah arus balik. Diketahui bahwa tajuk pohon, terutama tajuk tanaman yang rapat sangat berperan
dalam
memecahkan
gelombang
pasang
serta
menahan
dan
mengamankan pada waktu arus balik, sehingga perlu ditata sedemikan rupa agar lebih efektif. Berbagai spesies tanaman pantai antara lain pandan laut (Pandanus tectorius), pandan wong (Pandanus sp.), jenis semak dan pohon antara lain keben (Baringtonia asiatica), ketapang (Terminalia catappa), waru laut (Hibiscus tiliaceus), nyamplung (Callophyllum inophylum), cemara laut (Casuarina equisetifolia), kelapa (Cocos nucifera) serta berbagai tanaman kayu dan buah buahan lain yang sesuai untuk kondisi pantai (Mile, 2007). Pada kawasan Putri Duyung Ancol telah dilakukan penanaman vegetasi yang sesuai tumbuh di daerah pantai, yakni jamblang, nyamplung, pandanpandanan, butun, kelapa, waru laut, cemara laut dan ketapang. Hanya saja,
15
penanamannya tidak berupa penanaman jalur hijau dengan desain khusus yang berfungsi sebagai penahan abrasi dan pemecah gelombang pasang. Mengingat Putri Duyung Ancol merupakan objek wisata, maka pertimbangan utama dari penanaman vegetasi pantai tersebut lebih diprioritaskan pada segi estetika/ keindahan tampilan pohon, lanskap, kenyamanan dan perlindungan. Terdapat pula penanaman pohon kelapa di sekeliling kawasan cottage yang berbatasan dengan teluk. Pada dasarnya pohon kelapa memang sesuai di daerah pantai, hanya saja setiap tanaman yang ada pada suatu tempat karena hasil pemindahan bibit dan bukan tumbuh dengan sendirinya, tanaman tersebut pada awalnya tidak akan kokoh dan sangat membutukan pemeliharaan, seperti penyiraman. Sehingga tidak sedikit pohon kelapa yang ditanam pada kawasan cottage yang berbatasan dengan teluk akhirnya tumbang. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan pihak pengelola Putri Duyung Ancol dalam memecah gelombang pasang yakni membuat batu penahan (pemecah) ombak pada daerah cottage yang berbatasan langsung dengan laut dan teluk sehingga kenyamanan dan keamanan para tamu saat musim penghujan tiba terhadap bahaya pasang air laut dapat lebih ditingkatkan.
16
BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini dilaksanakan di Putri Duyung Ancol, Taman Impian Jaya Ancol, Jalan Lodan Timur No. 7, Jakarta (Gambar 2&3). Pelaksanaan magang berlangsung sejak 19 Maret 2009 sampai dengan 19 Juni 2009 dimulai dari hari Senin sampai Sabtu. Kemudian dilanjutkan dengan studi literatur dan kegiatan penyusunan laporan.
(Tanpa skala) Gambar 2. Peta Lokasi Taman Impian Jaya Ancol1
(Tanpa Skala) Gambar 3. Peta Lokasi Putri Duyung Ancol 1
http://www.asiamaya.com/jakarta/jakut.htm
17
3.2. Metode Magang Status mahasiswa dalam proses kegiatan magang di sebuah resort rekreasi Putri Duyung Ancol ini adalah “trainee student” yang mengikuti dan melaksanakan kegiatan pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman. Metode magang yang digunakan meliputi tiga jenis pendekatan. a. Teknis administrasi dan manajerial, yakni: 1. Pengenalan kondisi umum resort hotel Putri Duyung Ancol, Taman Impian Jaya Ancol, 2. Mempelajari struktur organisasi, khususnya bagian pekerjaan taman dan kebersihan, 3. Mempelajari kegiatan administrasi, seperti pembuatan berbagai laporan harian (absensi, pembagian kerja, dan pengaturan hari libur) serta permohonan order barang. 4. Mempelajari manajemen operasi Putri Duyung Ancol yang mencakup pemeliharaan taman, pengelolaan sampah dan limbah domestik, penjadwalan
kerja,
pengaturan
sumber
daya
dan
pelayanan
pengunjung. b. Teknis pekerjaan lapang, yakni mempelajari manajemen kerja di lapang yang menyangkut pengkoordinasian tenaga kerja, pembagian zona kerja, penjadwalan dan peralatan serta berpartisipasi secara langsung dalam pekerjaan di lapangan khususnya dalam hal kegiatan pemeliharaan, seperti re-planting, pendangiran dan penyetikan, penyiraman, penyapuan, dan perbaikan elemen taman. c. Teknis pengumpulan data bertujuan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan selama proses magang berlangsung (Tabel 1). Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Kegiatan survai dengan cara: 9 Pengamatan langsung di lapang, khususnya yang berhubungan dengan
aspek
manajemen
pemeliharaan
lanskap,
seperti
pengukuran produktivitas kerja (Tabel 2), cara tenaga kerja melakukan pekerjaan pemeliharaan, dan mempelajari jadwal perencanaan pemeliharaan rutin dan non rutin.
18
9 Pengambilan foto kondisi lanskap Putri Duyung Ancol beserta halhal
yang
mencakup
pemeliharaan
taman,
seperti
mendokumentasikan cara tenaga kerja melakukan pemeliharaan taman dan hasil pekerjaan mereka. 9 Wawancara terhadap karyawan dan pimpinan Putri Duyung Ancol, terutama
pada
kepala
seksi
yang
berkaitan
erat
dengan
pemeliharaan taman, yakni kasie sipil, kasie mekanik, elektrik dan elektronik, dan kasie taman dan kebersihan. Selain itu, wawancara pun dilakukan terhadap pengawas, tenaga kerja taman dan kebersihan serta pihak kontraktor, baik itu PT Tritunggal Sejahtera Margawi maupun PT ISS. 2. Mempelajari permasalahan lanskap yang terjadi pada lokasi magang, khususnya dalam kegiatan pengelolaan lanskap. Permasalahan lanskap utama yang terjadi pada kawasan Putri Duyung Ancol, di antaranya: 9 Gelombang pasang yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Jika muka air laut semakin meninggi, akan berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan pengunjung. 9 Penanaman pohon berbuah yang sebenarnya tidak sesuai untuk tumbuh di daerah pantai. 9 Permasalahan sampah yang tidak sempat terangkut seluruhnya hingga harus dibuang pada keesokan harinya, menyebabkan bau yang
tidak
sedap.
Jika
terhirup
oleh
pengunjung,
akan
menimbulkan ketidaknyamanan dan polusi udara. 9 Pada tanaman terdapat hama berupa kutu putih yang menyebabkan kerusakan parah pada tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) dan bunga batavia (Jatropha pandurifolia). 9 Permasalahan gejala akibat salinitas air laut pun menjadi perhatian bagi mahasiswa sebab dampaknya pada tanaman jelas terlihat, terutama pada kawasan cottage yang berbatasan dengan teluk. 3. Mencari solusi yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman pada lokasi magang melalui sudi literatur dan analisis.
19
Tabel 1. Jenis dan Sumber Data
Tabel 2. Pengukuran Produktivitas Kerja
20
BAB 1V KONDISI UMUM PUTRI DUYUNG ANCOL
4.1. Profil Putri Duyung Ancol Pembangunan Jaya Ancol merupakan sebuah perusahaan berupa Perseroan Terbatas (PT). Taman Impian Jaya Ancol dengan total luas lahan kurang lebih 127,76 Ha merupakan kegiatan pariwisata terpadu yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi pantai, cottage, rekreasi olahraga/ kesenian, wisata belanja dan wisata pendidikan. Saat ini sarana rekreasi yang tersedia dan telah dioperasikan secara penuh di Taman Impian Jaya Ancol meliputi Putri Duyung Ancol, Gelanggang Renang Jaya Ancol (Atlantis), Gelanggang Samudera Jaya Ancol, Dunia Fantasi, (DUFAN), pelabuhan kapal Marina, panggung hiburan (pentas seni/musik), wisata belanja (Pasar Seni), wisata olahraga (lapangan golf, selancar dan jet sky) dan wisata pantai. Puteri Duyung Ancol sebagai salah satu unit rekreasi yang tergabung dalam Taman Impian Jaya Ancol-PT Pembangunan Jaya Ancol merupakan tempat penginapan eksotis yang terletak di semenanjung kecil dikelilingi laut dan danau buatan (teluk). Selain ditunjang dengan pelayanan yang unggul dan fasilitasnya yang berstandar internasional, setiap cottage pun diciptakan secara unik yang merupakan penggabungan antara seni arsitektur tradisional dan modern. Perpaduan yang apik antara seni arsitektur Bali dengan sentuhan khas Indonesia Timur sangat terasa di dalam kawasan Putri Duyung Ancol. Putri Duyung Ancol merupakan salah satu resor wisata yang telah baik dalam menata setiap zonanya dan mengupayakan fasilitas yang dapat memberikan kepuasan bagi pengunjung serta pengadaan taman yang terhampar di setiap cottage, terutama mengakomodasikan pengunjung sehingga mereka tidak hanya dapat istirahat dan menginap, tetapi juga dapat menikmati pemandangan laut dan semilir angin laut, keindahan taman serta suguhan aneka rekreasi yang bersifat rekreasi aktif dan pasif, baik itu memancing, duduk-duduk, bermain, dan bersepeda. Putri Duyung Ancol tampak atas ditunjukkan pada Gambar 4.
21
Gambar 4. Putri Duyung Ancol dikelilingi laut dan danau buatan
4.2. Sejarah Putri Duyung Ancol Putri Duyung Ancol diresmikan oleh Bapak. H. Ali Sadikin pada tanggal 1 Agustus 1973. Saat itu hanya terdapat 27 cottage. Pada tahun 1974, pembangunan tahap kedua sebanyak 75 cottage. Kemudian pada tahun 1975, dibangun kembali 10 cottage. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan para pebisnis atau tamu untuk mengadakan pertemuan/ ruang rapat maka pada tahun 1997, PDA dilengkapi dengan Ruang Serba Guna (MPH/ Multi Purpose House). Tahun 1992, menambah 13 cottage lagi dan awal januari Putri Duyung Ancol sudah beroperasi dengan 124 cottage. Tahun 1994, cottage kerang dirubah menjadi cottage duplex (dua lantai) sehingga jumlah kamar menjadi 128 kamar. Tahun 2002, pertengahan tahun beroperasi cottage Lumba-lumba dan Marlin sehingga jumlah cottage secara total sebanyak 133 buah. Putri Duyung Ancol hingga saat ini memiliki 24 tipe cottage. Dengan adanya pembangunan tersebut maka kondisi taman pada tahun tertentu pun berubah. Putri Duyung Ancol saat ini telah berkembang cukup pesat. Hal ini terlihat dari penambahan cottage dan fasilitas yang ditawarkan. Pada saat awal pembangunan jumlah cottage yang beroperasi masih sedikit, tidak terdapat outdoor party, ruang rapat beserta fasilitas paket meeting, parkir dan fasilitas outbond. Namun saat ini fasilitas-fasilitas tersebut telah dibangun secara bertahap, ditambah dengan fasilitas restoran/ bar, arena bermain anak, tempat tari/ reuni yang disebut dengan Candi Bentar, pasiran pantai untuk pesta dan barbeque, Kafe
22
Nyiur, kolam renang, tenis dan jogging area serta mendapat kesempatan tambahan rekreasi bagi keluarga yang menginap di Putri Duyung Ancol dengan menunjukkan kupon bermain pilihan menuju Dunia Fantasi, Atlantis, atau Gelanggang Samudra Ancol.
4.3. Letak dan Luas Kawasan Taman Impian Jaya Ancol dengan salah satu unit yang dimilikinya yakni Putri Duyung Ancol terletak di Jakarta Utara dengan posisi yang berbatasan langsung dengan pantai utara Pulau Jawa. Putri Duyung Ancol terletak di semenanjung kecil di utara wilayah Taman Impian Jaya Ancol. Adapun batasan kawasan PDA adalah sebagai berikut : •
Utara : Laut Jawa
•
Selatan : Danau buatan Ancol
•
Barat : Hotel Mercure
•
Timur : Laut Jawa dan Danau buatan Ancol
Kawasan Putri Duyung Ancol seluas 8 ha (berdasarkan pengukuran GPS) denagn Building Coverage Ratio (BCR) sebesar 40 persen (Dokumen Implementasi RKL dan RPL, TIJA, 2008). Dilihat dari batasan kawasan Putri Duyung Ancol, sebagian besar kawasan resor wisata ini dikelilingi oleh lautan dan memiliki karakteristik ekosistem pantai, di antaranya dipengaruhi angin laut dengan hembusan garam (salt spray), pasang surut air laut, serta penanaman vegetasi pantai, seperti kelapa dan biota laut seperti udang, kepiting, dan uburubur.
4.4. Aksesibilitas Aksesibilitas mencakup keseluruhan infrastruktur transportasi yang menghubungkan wisatawan dari, ke, dan selama di daerah tujuan wisata (Inskeep dalam Damanik&Weber, 2006). Taman Impian Jaya Ancol yang terletak di tengah Kota Jakarta menjadikan tempat ini strategis. Aksesibilitas menuju Putri Duyung Ancol dapat dilalui dari jalur Tol Tanjung Priuk melalui pintu gerbang timur dan Jalan Martadinata melalui pintu gerbang barat dan dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Sebagian besar pengunjung lebih
23
memilih melalui Pintu Gerbang Umum (PGU) Timur karena kemudahan akses. Atau bagi pengunjung yang menggunakan jasa angkutan kereta api dapat turun di stasiun Kota kemudian naik angkutan umum berupa mikrolet dengan jurusan Ancol-Kota. Pada pertengahan 2007, aksesibilitas menuju Taman Impian Jaya Ancol semakin mudah dengan beroperasinya Transjakarta Busway koridor VII Kampung Melayu-Ancol dimana pemberhentian terakhirnya yakni di depan Taman Rekreasi Dunia Fantasi (DUFAN). Selain itu, PT Taman Impian Jaya Ancol juga menyediakan kereta wisata langsung menuju kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Bay City yang tersedia pada hari Sabtu dan Minggu (weekend).
4.5. Iklim Data iklim Jakarta Utara/ Tanjung Priuk berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika, Kemayoran tahun 2008 pada posisi 6,100 LS dan 106,830 BT dengan ketinggian stasiun pada 2m dpl menunjukkan bahwa suhu rata-rata maksimum terjadi pada bulan September sebesar 29,0oC dan suhu rata-rata minimum pada bulan Februari sebesar 26,5oC. Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Februari sebesar 741 mm dan curah hujan minimum terjadi pada bulan Juli sebesar 0 mm. Sedangkan kelembapan tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 83% dan kelembaban terendah terjadi pada bulan juli sebesar 68% (Lampiran 1). Kondisi wilayah Putri Duyung Ancol yang merupakan daerah pantai menyebabkan wilayah ini menjadi daerah rawan banjir karena gelombang pasang air laut. Dengan kondisi tersebut maka Putri Duyung Ancol harus bersiap sebab gelombang pasang dapat merusak tanaman yang terletak dekat pantai.
4.6. Jenis Tanah dan Geologi Tanah yang berada di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Bay City pada awalnya berupa tanah rawa. Tanah asli Taman Impian Jaya Ancol memiliki sifat tanah yang mudah terpisah karena memiliki tekstur pasir yang dominan dan miskin terhadap unsur hara. Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan proyek Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Bay City, kawasan ini mengalami reklamasi dengan menggunakan pasir dari laut Ancol sebanyak 100,7
24
juta m³ dengan ketebalan mencapai 2,5 m. Proses ini memerlukan waktu hingga 5 tahun. Selanjutnya ditimbun kembali dengan tanah urugan dan tanah latosol yang berasal dari Bekasi dan Tangerang. Tanah pada area Putri Duyung Ancol menggunakan tanah urugan. Tekstur tanah dipengaruhi oleh perlakuan awal dalam pemilihan jenis tanah urugan. Tanah urugan yakni tanah yang berasal dari sub soil yang relatif kurang subur. Sehingga untuk penanaman semak jarang dapat tumbuh dalam kondisi yang baik. Dalam memenuhi kriteria tanah untuk penanaman, maka jenis tanah yang memungkinkan untuk urugan pada kawasan Taman Impian Jaya Ancol yaitu berupa tanah merah super dengan ph 5-6 (ph netral) serta perlu terus adanya pemeliharaan/ penambahan pupuk, kapur dan kompos/ pupuk buatan. Dengan demikian, berbagai jenis tanaman dapat diupayakan untuk mencapai keindahan di dalam kawasan Putri Duyung Ancol ini.
4.7. Topografi Putri Duyung Ancol memiliki topografi yang relatif datar dan kemiringan lahan sebesar 1% dengan kondisi dipengaruhi pasang surut air laut yang rentan genangan air atau banjir. Upaya yang dilakukan Putri Duyung Ancol dalam mengantisipasi pasang air laut adalah membangun batu pemecah ombak. Topografi datar Putri Duyung Ancol dapat ditanami oleh vegetasi pantai, pohon berbuah, semak, perdu dan rumput. Namun, tidak semua tanaman dapat tumbuh dengan baik, khususnya tanaman berbunga. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu karena letaknya yang dekat dengan danau buatan atau laut akibat pengaruh salinitas air laut, kurang penyiraman, hama dan penyakit, atau pengaruh iklim Jakarta.
4.8. Hidrologi Jakarta memiliki beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti Kali Grogol, Kali Krukut, Kali Cipinang, Kali Sunter dan Sungai Ciliwung. Sungai Ciliwung merupakan sungai terpenting di DKI Jakarta. Sungai ini merupakan DAS terluas dan berfungsi sebagai bahan baku air minum dari Perusahaan Air Minum (PAM) DKI Jakarta. Keadaan hidrologi DAS di DKI Jakarta sangat
25
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Untuk mengatur dan mengendalikan aliran Sungai Ciliwung telah dibuat saluran banjir (Banjir Kanal). Kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Bay City mengalami pencampuran air laut sehingga daerah tepi pantai memiliki kandungan garam yang tinggi. Oleh karena itu air tanah dan air laut yang berada di sekitar dan di dalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Bay City tidak dapat digunakan untuk perawatan tanaman. Dalam dokumen implementasi RKL dan RPL, TIJA (2008) menyatakan bahwa sumber air utama Putri Duyung Ancol berasal dari PT PAM Jaya, baik itu air bersih bagi pengunjung maupun bagi tanaman. Tanaman membutuhkan penyiraman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Masing-masing tanaman yang disiram sudah memiliki luasan yang telah ada dan tercantum di dalam biaya anggaran pemeliharaan (Bill Of Quantity). Jumlah pemakaian air rata-rata yang digunakan oleh pihak pengelola Putri Duyung Ancol per hari sebesar 417 m3/hari. Sedangkan kebutuhan air untuk penyiraman taman sebesar 30 m3/ hari. Berdasarkan Bill Of Quantity total luas taman yang disiram, yakni 26.230 m2. Maka, perhitungan banyaknya air yang dibutuhkan untuk penyiraman taman di kawasan Putri Duyung Ancol sebesar 1,1 mm/ hari. Seharusnya, kebutuhan air berdasarkan standar penyiraman sebesar 6 mm/ hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebutuhan air untuk penyiraman taman di kawasan Putri Duyung Ancol masih jauh di bawah standar yang menyebabkan berkurangnya kebutuhan air pada luasan taman yang disiram.
4.9. Vegetasi dan Satwa Jenis vegetasi yang berada di Putri Duyung Ancol yakni rumput, rumputrumputan, herbaceous, semak, perdu, pohon, palmae, tanaman merambat, dan tanaman epifit. Pada welcome area atau Pintu Gerbang Utama (PGU), tanaman yang digunakan adalah tanaman yang memiliki warna cerah dan menarik, seperti sutra bombay (Portulaca grandiflora) meskipun pertumbuhan tanaman tersebut tidak begitu baik. Sedangkan pada koridor jalan protokol pada welcome area banyak digunakan kamboja jepang (Adenium sp.) dalam pot dan pohon kelapa (Cocos nucifera) (Gambar 5).
26
Pertumbuhan sutra bombay yang kurang menarik pada welcome area berpengaruh terhadap apresiasi pengunjung karena tidak indah dipandang. Oleh karena itu, penanaman ulang untuk tanaman pada welcome area perlu dipertimbangkan sehingga kondisinya menjadi lebih baik. Salah satu solusi yang dapat diberikan adalah penanaman tanaman eksotis (unik dan berkarakter), seperti Pandanus sp., Zamia sp., Sanseviera sp., Aglaonema sp., Anthurium sp. serta palem-paleman yang dapat mendukung konsep Putri Duyung Ancol “satu-satunya unique resort tepi pantai yang ada di Jakarta”. Sedangkan penanaman kamboja jepang dan kelapa sudah tepat jika diletakkan di koridor jalan protokol pada welcome area sehingga persepsi pengunjung tentang eksotisme (keunikan) Putri Duyung Ancol sudah terwakilkan pada zona tersebut, salah satunya melalui tanaman. Tanaman jenis semak yang sering digunakan pada kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Bay City adalah ruellia (Ruellia malacosperma ‘Dwarf’) berwarna ungu dan patah tulang (Pedilanthus pringlea). Sedangkan rumput yang sering digunakan di kawasan Putri Duyung Ancol yakni rumput gajah (Axonopus compressus), gajah mini (Axonopus comp. ‘Dwarf’) dan rumput peking (Agrotis canina). Penanaman vegetasi pantai pun sudah dilakukan, di antaranya penanaman butun (Baringtonia asiatica), nyamplung (Callophyllum inophyllum), cemara laut (Casuarina equisetifolia), ketapang (Terminalia catappa), waru laut (Hibiscus tiliaceus) dan kelapa (Cocos nucifera), jamblang (Eugenia cumini), dan pandan-pandanan (Pandanus sp.). Kawasan Putri Duyung Ancol didominasi oleh jenis kelapa (Cocos sp.), tanjung (Mimusops elengi), mangga (Mangifera indica), pohon sosis (Kigelia pinnata), dan kamboja (Plumeria rubra). Untuk mengondisikan agar burungburung dapat hidup dengan baik, direncanakan melakukan penanaman tanaman yang dapat memikat burung, yaitu buni (Antidesma bunius), jamblang (Eugenia cumini), jambu air (Eugenia aquea), jambu biji (Psidium guajava), jambu bol (Eugenia malaccensis), kersen (Stelechocarpus burahol), pala (Myristica fragrans), dan salam (Eugenia polyantum). Pemeliharaan dilakukan dengan upaya penyulaman/ penggantian pada tanaman yang telah berkurang kualitasnya dengan
27
tanaman baru dan kemudian melakukan pemupukan tanaman serta melakukan penyiraman dengan teratur (Dokumen Implementasi RKL dan RPL, TIJA, 2008).
A. Kondisi tanaman sutra bombay
B. Kondisi tanaman di jalan protokol
Gambar 5. Tanaman pada welcome area Satwa yang terdapat di kawasan Putri Duyung Ancol dan sekitarnya antara lain monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), ular, kucing, dan ikan. Berbagai jenis burung antara lain burung kutilang (Pycnonotus aurigaster), burung gereja (Passer montanus), burung perkutut (Geopelia striata), burung perenjak (Prinia familiaris) dan burung gereja (Passer montanus). Monyet ekor panjang merupakan satwa yang datang sewaktu-waktu, biasanya berdatangan menuju Putri Duyung Ancol setiap pagi dan sore hari untuk mencari makanan. Keberadaannya sangat mengganggu karena mereka mengambil buah dan berkeliaran secara bergerombol. Belum ada pengendalian secara pasti untuk mencegah hewan-hewan tersebut berdatangan kecuali dengan pengusiran oleh beberapa petugas keamanan (security) Putri Duyung Ancol. Pada dasarnya, monyet ekor panjang adalah satwa liar. Konsumsi makanan yang paling disukai monyet ekor panjang adalah buah-buahan. Ketersediaan pakan yang cukup serta pengadaan vegetasi alami yang lebat perlu diperhatikan sehingga dapat mengurangi intensitas hewan tersebut datang ke Putri Duyung Ancol, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah menggalakan penanaman
28
pohon penghasil buah, seperti beringin (Ficus banjamina) di tempat monyet ekor panjang pertama kali dikembangbiakkan.
4.10. Kondisi Sosial dan Ekonomi Saat ini kawasan sekitar lokasi Taman Impian Jaya Ancol telah berkembang menjadi lebih maju dan padat. Sebagian besar tenaga kerja Taman Impian Jaya Ancol merupakan penduduk sekitar lokasi kawasan Taman Impian Jaya Ancol, yaitu warga Kelurahan Ancol. Terserapnya tenaga kerja lokal yang berasal dari penduduk sekitar lokasi kegiatan kawasan Taman Impian Jaya Ancol, sekurang-kurangnya 20% dari jumlah tenaga kerja yang bekerja di dalam kegiatan PT Taman Impian Jaya Ancol, antara lain 106 orang bekerja di dalam kegiatan Marina, Hotel Wisata Ancol, Pasar Seni dan lapangan golf serta 1182 orang bekerja di dalam kegiatan gelanggang renang (Samudra Atlantis), gelanggang samudra, retail, Putri Duyung Ancol, pintu gerbang, taman pantai, dufan, eksekutif, pembangunan, keuangan, pengembangan usaha, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada penduduk lokal yang berada di sekitar lokasi kegiatan PT Taman Impian Jaya Ancol agar dapat merasakan manfaat dengan terserapnya menjadi karyawan di dalam kegiatan Taman Impian Jaya Ancol. Selain itu, dilakukan penggantian pada tenaga kerja yang sudah masuk usia pensiun dan melakukan penambahan karyawan, diutamakan penerimaan/ recruitment berasal dari penduduk lokal sekitar lokasi kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Dibuka pula kesempatan berusaha bagi para penduduk yakni di sektor non formal untuk berjualan makanan/ minuman, berdagang produk lainnya (karya seni dan kerajinan tangan) dan bidang usaha lainnya (Sumber: Dokumen Implementasi RKL dan RPL, TIJA, 2008). Dari segi pengunjung, Putri Duyung Ancol ditujukan bagi pengunjung kalangan menengah ke atas dengan variasi harga cottage yang beragam dengan perbedaan harga saat hari kerja (senin-kamis), hari jumat dan weekend (sabtuminggu). Kisaran harga tiap cottage ditunjukkan pada Lampiran 2. Sedangkan tipe cottage berikut detail nama cottage tertera pada Lampiran 3.
29
Putri Duyung Ancol memiliki tingkat hunian yang cukup tinggi di mana pengunjung lebih sering menginap setiap weekend bersama keluarganya. Hal ini terlihat dari adanya antusiasme beberapa keluarga yang sering menginap dalam bulan-bulan tertentu pada cottage yang berlainan. Selain itu, Putri Duyung Ancol menerima acara yang dilaksanakan pada area tertentu tanpa harus menginap, misalnya area pasiran pantai, Candi Bentar dan ruang rapat. Beberapa acara yang sering diadakan di Putri Duyung Ancol, yakni pesta pernikahan, video shooting, acara-acara televisi, pesta ulang tahun, dan anniversary perusahaan. Tingkat kunjungan Putri Duyung Ancol selama masa liburan sekolah akan semakin meningkat yakni bulan Juni sampai bulan Agustus. Sebagian besar pengunjung yang datang adalah keluarga yang ingin mengisi libur panjang sekolah. Sedangkan tingkat kunjungan paling rendah terjadi pada bulan februari sebesar 28,08 persen. Curah hujan yang cukup tinggi pada bulan tersebut mengakibatkan berkurangnya pengunjung untuk mengadakan acara ataupun menginap. Tingkat hunian Putri Duyung Ancol selama tahun 2007 sebesar 50,59 persen (Lampiran 4).
30
BAB V KONSEP PENGEMBANGAN PUTRI DUYUNG ANCOL 5.1. Konsep Dasar Putri Duyung Ancol Putri Duyung Ancol yang terletak di dalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Bay City merupakan salah satu resor dekat pantai yang ditunjang dengan fasilitas berstandar internasional. Putri Duyung Ancol; satu-satunya unique resort tepi pantai yang ada di Jakarta; memiliki visi yakni menjadi hotel resort yang penuh kenangan. Pembangunannya didasarkan pada tingkat kejenuhan manusia atas aktivitas kerja dan hiruk pikuk kota Jakarta yang padat sehingga direncanakan suatu objek wisata yang tergabung dalam PT Taman Impian Jaya Ancol yang terletak di tepi pantai untuk rekreasi sekaligus relaksasi. Oleh sebab itu, pelayanan terbaik senantiasa diberikan unit Putri Duyung Ancol termasuk ketersediaan kegiatan rekreasi yang cukup beragam di antaranya berenang, bermain di children playground, memancing, jogging dan bersepeda. Dengan demikian, pengunjung akan senantiasa datang kembali untuk menikmati indahnya panorama laut, menginap dan berekreasi di Putri Duyung Ancol. Putri Duyung Ancol memiliki keunggulan berupa pemandangan di mana para tamu dapat melihat laut di teras depan dan taman di halaman belakang. Layaknya sebuah rumah, cottage pun memiliki bagian depan dan bagian belakang. Keunikan dari Putri Duyung Ancol adalah tamu masuk ke dalam cottage melalui bagian (pintu) belakang dan pemandangan ke arah laut atau danau buatan dijadikan sebagai good view yang utama sehingga disebut sebagai bagian (pintu) depan. Putri Duyung Ancol merupakan sebuah cottage yang terletak di semenanjung kecil dikelilingi oleh laut dan teluk sehingga pengunjung yang berada pada masing-masing cottage benar-benar dapat merasa seperti berada di suatu semenanjung yang dikelilingi oleh lautan. Selain itu, suasana tepi pantai dengan semilir angin laut menimbulkan satu kondisi yang dapat menenangkan jiwa. Adapun site plan Putri Duyung Ancol ditunjukkan pada Gambar 6.
31
Gambar 6. Site plan Putri Duyung Ancol
32
Dilihat dari site plan Putri Duyung Ancol, terlihat jelas bahwa Putri Duyung Ancol direncanakan sebagai suatu semenanjung yang dikelilingi oleh lautan pada sisi-sisi tertentu. Tentu keputusan tersebut telah melalui tahapan iventarisasi, analisis, sintesis hingga akhirnya merujuk pada sebuah konsep, serta berbagai pertimbangan terkait dengan perencanaan area resor; bagaimana upaya meningkatkan ketertarikan pengunjung serta memadukan suatu lanskap pantai dan area rekreasi-relaksasi agar dapat memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi pengunjung. Sehingga keputusan tersebut tentunya akan berdampak pada upaya perlindungan lanskap alami pantai dan penanaman lanskap Putri Duyung Ancol; akan dilakukan konservasi pantai ataukah hanya berupa penanaman vegetasi yang dapat mengakomodasi kenyamanan dan kesenangan pengunjung, misalnya dengan cara mengadakan pohon berbuah yang sebagian besar habitatnya kurang sesuai untuk tumbuh di daerah pantai. Sebelumnya, perlu diperhatikan lebih lanjut tentang bagaimana ekosistem dari suatu semenanjung. Semenanjung atau jazirah adalah formasi geografis yang terdiri atas pemanjangan daratan dari badan daratan yang lebih besar (misalnya pulau atau benua) yang dikelilingi oleh air pada tiga sisinya. Secara umum, semenanjung adalah tanjung yang (sangat) luas2. Ekosistem semenanjung biasanya tertutup oleh mangrove, kondisi daratannya berpasir atau berlumpur, terdapat hembusan angin laut, serta terdapat keanekaragaman hayati, di antaranya terumbu karang dan biota laut serta fauna lainnya seperti monyet dan burung. Tumbuhan yang hidup di ekosistem mangrove adalah tumbuhan yang bersifat halophyta atau mempunyai toleransi yang tinggi terhadap salinitas air laut. Jenisjenis tumbuhan yang hidup di hutan mangrove, yakni3: • Avicenniaceae (api-api, black mangrove) • Combretaceae (teruntum, white mangrove, zaragoza mangrove) • Arecaceae (nypa, palem rawa) • Rhizophoraceae (bakau, red mangrove) • Lythraceae (sonneratia)
2
http://id.wikipedia.org/wiki/Semenanjung
3
http://f4iqun.wordpress.com/2007/12/29/hutan-mangrove-sebagai-tujuan-wisata/
33
Selain itu, mengingat Putri Duyung Ancol bertema pantai maka alternatif solusi lainnya adalah penanaman vegetasi yang hidup pada ekosistem hutan pantai. Tumbuhan pada hutan pantai cukup beragam dan bergerombol membentuk unit-unit tertentu sesuai dengan habitatnya. Suatu unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya disebut formasi. Setiap formasi diberi nama sesuai dengan spesies tumbuhan yang paling dominan. Berdasarkan susunan vegetasinya, ekosistem hutan pantai (termasuk ke dalam mangrove ikutan dan vegetasi pantai non mangrove) dapat dibedakan menjadi 2, yaitu formasi Pres-Caprae dan formasi Baringtonia4. 1.
Formasi Pres-Caprae Pada formasi ini, tumbuhan yang dominan adalah Ipomea prescaprae, tumbuhan lainnya adalah Vigna, Spinifex littoreus (rumput angin), Canavalia maritime, Euphorbia atoto, Pandanus tectorius (pandan),
Crinum
asiaticum
(bakung),
Scaevola
frutescens
(babakoan). 2.
Formasi Baringtonia Vegetasi dominan adalah pohon butun (Baringtonia asiatica), tumbuhan lainnya adalah Callophylum inophylum (nyamplung), Erythrina, Hernandia, Hibiscus tiliaceus (waru laut), Terminalia catappa (ketapang).
Akhirnya, dalam kaitannya dengan perlindungan lanskap alami Putri Duyung Ancol sebagai suatu semenanjung yang berada di area pantai, akan lebih tepat jika pihak pengelola Putri Duyung Ancol lebih mengupayakan dan mempertimbangkan penanaman lanskap, terutama tumbuhan yang hidup di ekosistem hutan pantai, mulai dari semak, seperti pandan dan bakung pada formasi pres-caprae, hingga pohon pada formasi Baringtonia. Pertimbangannya karena pohon yang terdapat pada formasi Baringtonia memiliki akar yang panjang dan kuat, toleran terhadap salinitas air laut dan sering digunakan pada kawasan lanskap, contohnya butun, waru laut, nyamplung, dan ketapang. Mulai dari akar, batang, kerindangan pohon, sampai pada rimbun dan lebat daun, memiliki
4
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0145%20Bio%203-5f.htm
34
karakter yang khas, menarik secara estetika dan tentu fungsional. Pengadaan jenis tumbuhan yang berada pada ekosistem hutan pantai lebih sesuai mengingat Putri Duyung Ancol merupakan objek wisata yang berada pada area pantai dan berbatasan langsung dengan laut. Keputusan untuk penanaman lanskap bergantung pada jenis tanah dan geologi, iklim, hidrologi dan topografi Putri Duyung Ancol. Penanaman vegetasi tersebut, terutama pohon yang berada pada formasi Baringtonia diterapkan pada sekeliling cottage yang berbatasan dengan laut dan teluk sebagai konservasi pantai. Hal ini bertujuan untuk meredam gelombang pasang dan angin, pelindung dari abrasi, dan penahan intrusi air laut ke darat. Jumlah dan jenis vegetasi yang disesuaikan dengan ukuran tapak ditambah dengan pengaplikasian turap yang sudah terdapat pada kawasan Putri Duyung Ancol diharapkan dapat berfungsi lebih optimal dalam kaitannya dengan perlindungan lanskap alami (dataran pantai) Putri Duyung Ancol dan rasa aman (safe) bagi pengunjung terutama saat musim penghujan tiba. Perlunya penyediaan tempat penanaman yang cukup untuk ukuran tumbuhan yang hidup di ekosistem hutan pantai menjadi satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam kawasan tersebut agar pertumbuhannya optimal dan akar yang menjalar tidak merusak perkerasan. Sedangkan pada area cottage, direncanakan pohon yang dapat memikat burung sehingga pengunjung dapat beristirahat sambil menikmati indahnya kicauan burung. Tentunya keberadaan pohon-pohon tersebut dipadukan dengan penanaman pohon dengan fungsi lainnya, seperti fungsi pereduksi bising, penjerap polutan, peneduh, dan fungsi pembatas (border), berikut penanaman perdu, semak dan tanaman pentutup tanah dengan komposisi tanaman lanskap yang menarik perhatian dan tidak mengandung kesan monoton. Penanaman pohon pemikat burung ini tentu dapat menimbulkan masalah, seperti kotoran burung yang mengganggu pandangan dan kenyamanan pengunjung. Oleh karenanya, pemeliharaan seperti penyapuan dan pembersihan area taman sangat berperan dan kinerja tenaga kerja taman dan kebersihan harus lebih ditingkatkan. Sementara itu, pada kawasan Putri Duyung Ancol yang tidak berbatasan langsung dengan laut dan teluk, boleh saja ditanami dengan pohon berbuah namun peletakkannya akan lebih baik jika fokus pada titik tertentu. Misalnya hanya pada
35
area Taman Menara saja sehingga pengunjung dapat bermain sambil menikmati buah yang manis dan ranum yang akan direncanakan pada area tersebut. Jenis pohon berbuah tersebut hanya dapat dinikmati oleh manusia (tidak beracun), misalnya penanaman jenis jambu, mangga, dan sawo.
5.2. Konsep Bangunan Cottage Putri Duyung Ancol dapat membawa suasana yang berbeda di tengahtengah hiruk pikuk kota Jakarta dan gaya hidup modern orang Jakarta. Pada waktu memasuki Putri Duyung Ancol, kekaguman lantas tercipta saat melihat keunikan arsitektur Cottage dipadukan dengan kentalnya suasana tropis yang tercermin pada taman dalam kawasan Putri Duyung Ancol. Desain awal cottage merupakan penggabungan seni arsitektur tradisional sentuhan khas Indonesia Timur. Sedangkan interior setiap cottage terkesan eksklusif dan modern yang disesuaikan dengan klasifikasi harga cottage serta sangat memperhatikan penataan ruang untuk kenyamanan para tamu. Sebagian besar bahan cottage dan bangunan terbuat dari atap sirap dan kayu ulin. Atap sirap merupakan atap yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi yang dikeping tipis-tipis. Sedangkan kayu ulin merupakan kayu yang toleran terhadap suasana tropis yang tahan terhadap cuaca dan kelembapan yang tinggi. Keseluruhan tipe cottage menggunakan nama-nama ikan yang hidup di laut, seperti bawal, cucut, kuda laut, kerapu, hiu, dan lumba-lumba. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesan unik dalam kawasan Putri Duyung Ancol, yakni menciptakan bentuk bangunan cottage yang mengadopsi struktur dan bentuk rumah-rumah adat tradisional yang ada di Indonesia, terutama Indonesia bagian timur, salah satunya adalah rumah Honai (Gambar 7). Hal ini pun berhubungan dengan konsep semula Putri Duyung Ancol, yakni satu-satunya unique resort tepi pantai yang ada di Jakarta. Aslinya, rumah Honai berbentuk bulat dengan atap seperti kubah melingkar dari rumbia, berdinding bambu utuh yang dirangkai melingkar dan biasanya terbagi menjadi dua tingkat5. Rumah Honai dengan bentuk atap rata-rata memiliki kemiringan sekitar 30o tersebut sesuai dengan karakter suasana tropis yakni dapat mengalirkan air hujan agar
5
http://www.vibizlife.com/travel_details.php?pg=travel&awal=90&page=10&id=7471
36
cepat disalurkan ke dalam tanah serta melindungi manusia dari panas dan hujan. Terlebih jika di dalam cottage terdapat perapian maka akan serupa dengan konsep rumah Honai yang biasanya dibuat perapian di tengah rumah untuk menghangatkan tubuh di malam hari. Selain itu, penggunaan nama-nama ikan laut sudah sesuai dengan tema pantai sebab salah satu karakteristik pantai adalah berhubungan langsung dengan laut, termasuk biota di dalamnya.
Gambar 7. Desain cottage dengan sentuhan khas Indonesia Timur
5.3. Konsep Sirkulasi Putri Duyung Ancol memiliki letak yang strategis di pertengahan antara pintu gerbang timur dan pintu gerbang barat Taman Impian Jaya Ancol, sebelah gedung Hailai sehingga memberikan kemudahan akses bagi para tamu. Putri Duyung Ancol yang terletak di kawasan Taman Impian Jaya Ancol terletak di Jalan Lodan Timur, Jakarta Utara hanya memiliki satu pintu gerbang utama untuk keluar-masuk para tamu dan satu pintu gerbang untuk keluar-masuk para karyawan PDA atau memiliki sirkulasi berbentuk lup, yakni akses keluar dan masuk pengunjung bagi kendaraan bermotor melalui pintu gerbang yang sama (Gambar 8). Sirkulasi yang terdapat di kawasan Putri Duyung Ancol adalah sirkulasi primer sebagai jalan utama untuk mencapai keseluruhan area Putri Duyung Ancol. Terdapat pula sirkulasi sekunder, yakni jalan menuju cottage yang hanya dapat dilalui oleh mobil dan sepeda motor. Sedangkan sirkulasi tersier terdapat pada jalan setapak antar cottage yang dilalui dengan berjalan kaki.
37
Kendaraan yang diperkenankan masuk ke dalam kawasan cottage yakni sepeda, mobil, sepeda motor. Kendaraan tertentu seperti truk, mobil tangki air dan bus diperbolehkan memasuki Putri Duyung tapi tidak diperkenankan memasuki kawasan cottage (hanya sampai area parkir) sebab akan mengganggu kenyamanan para tamu. Namun beberapa kendaraan tersebut diizinkan masuk ke area cottage dalam kondisi yang mendesak, seperti mobil tangki air dapat memasuki area cottage saat musim kemarau dan truk diizinkan memasuki area cottage (hanya sampai cottage Bawal) untuk membawa batu-batu yang berfungsi sebagai pemecah ombak persiapan saat musim penghujan tiba. Oleh karenanya, sebagian besar karyawan harus masuk ke dalam kawasan Putri Duyung dengan berjalan kaki, sesuai dengan memorandum No: 02/Umpres/IV-05 tentang larangan untuk memasuki areal tamu cottage Putri Duyung Ancol kecuali bagi kendaraan operasional kantor.
Gambar 8. Pintu gerbang masuk Putri Duyung Ancol, TIJA
5.4. Konsep Tata Hijau Putri Duyung Ancol Konsep tata hijau Putri Duyung Ancol adalah taman dan buah yang bergaya Taman Bali Tropis. PT Pembangunan Jaya Ancol membangun lanskap Putri Duyung Ancol berdasarkan hasil gambar perencanaan dari Departemen Rekreasi dan Resor, Taman Impian Jaya Ancol. Tata hijau yang direfleksikan dengan keberadaan taman dalam kawasan Putri Duyung Ancol merupakan hal penting yang dapat menunjang keberhasilan sebuah resor penginapan dalam meningkatkan apresiasi dan antusias para pengunjung. Ibarat sebuah rumah akan
38
terasa kurang lengkap jika halaman tidak ditanami tanaman yang dapat menciptakan suasana rumah yang lebih asri dan indah. Taman dan buah merupakan ciri khas dari masyarakat Indonesia yang dominan mata pencahariannya adalah bertani dan berkebun. Pohon berbuah lebih kuat dan baik ditanam meskipun di dataran rendah. Taman bergaya khas Bali merupakan salah satu jenis taman basah atau taman tropis. Ciri-ciri taman tropis adalah banyaknya tanaman yang tumbuh dalam taman seperti tanaman berdaun lebat dan rimbun serta tanaman yang cukup beragam dari segi teksturnya, terkesan natural dan tidak teratur. Konsep taman Bali diperkuat dengan adanya ornamen berupa patung, lampu taman berbentuk stupa dan elemen air seperti air mancur dan kolam yang gemericiknya dapat memberi keseimbangan jiwa dan ketenangan. Ditambah dengan adanya Candi Bentar dan Candi kul-kul yang sangat kental dengan bangunan khas gaya candi di Bali yang membuat suasana Bali terasa sangat dominan (Gambar 9). Taman bergaya Bali cenderung fleksibel dipasangkan dengan rumah bergaya apapun, baik klasik (tradisional) maupun modern. Tanaman yang berada di taman Putri Duyung Ancol yang bergaya Taman Bali Tropis ini adalah tanaman berbunga dan tanaman berwarna hijau. Adanya pohon kamboja yang menawan, bunga cempaka, kembang sepatu, pandanpandanan (pandan Bali) dan pisang-pisangan semakin memperkuat konsep taman Bali. Setiap taman dalam kawasan Putri Duyung Ancol, baik itu taman cottage, Taman Menara dan taman kantor merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Bali dan gaya arsitektur tradisional khas Indonesia Timur. Gaya arsitektur Bali terlihat pada setiap elemen, ornamen taman dan fasilitas, sedangkan gaya arsitektur tradisional khas Indonesia Timur jelas terlihat pada bentuk bangunan dan bentuk atap setiap cottage. Vegetasi yang terdapat di kawasan Putri Duyung Ancol antara lain jenis mangga (Mangifera indica), beringin (Ficus sp.) dan pohon sosis (Kigelia pinnata). Semak, perdu atau herba yang dominan, yakni patah tulang (Pedilanthus pringlei), pandan-pandanan (Pandanus sp.) dan soka (Ixora sp.). Rumput dan rumput-rumputan yang paling dominan, yakni ruellia (Ruellia malacosperma), adam hawa (Rhoeo discolor), dan rumput gajah (Axonopus compressus).
39
Sedangkan tanaman merambat yang paling dominan, yakni sirih belanda (Scindapsus sp.). Selain itu, terdapat pula vegetasi pantai seperti butun (Baringtonia asiatica) dan kelapa (Cocos sp.), Selain ditanam tanaman yang semakin memperkuat taman Bali, tata hijau Putri Duyung Ancol juga dilengkapi dengan penanaman pohon yang dapat menarik perhatian burung. Keseluruhan vegetasi yang berada di kawasan Putri Duyung Ancol selengkapnya tertera pada Lampiran 5.
A. Fasilitas PDA dengan gaya arsitektur Bali
B. Ornamen dan elemen yang memperkuat konsep taman Bali Gambar 9. Taman Bali Tropis
5.4.1. Taman Cottage Putri Duyung Ancol memiliki 24 tipe cottage dan total cottage berjumlah 133 unit. Masing-masing taman pada setiap cottage memiliki tanaman yang cukup
40
beragam, seperti pohon, semak, perdu dan palem-paleman dengan pola desain yang unik. Pohon beringin dan pohon berbuah paling sering digunakan di kawasan cottage untuk menciptakan suasana teduh, seperti pohon mangga dan jambu. Selain itu, display bunga Ruellia sp. berwarna ungu pun paling banyak ditampilkan di taman cottage karena memiliki warna, bentuk daun dan kelopak yang menarik. Tanaman ruellia yang tegak berdiri saat terkena sinar matahari, bunga bermekaran, dan perpaduan warna hijau tua dan ungu semakin melengkapi keindahan taman pada area cottage. Secara umum area cottage dilengkapi dengan fasilitas lengkap layaknya sebuah pemukiman, terdapat taman di setiap cottage, jalan setapak, jalan utama, tempat sampah, dan Taman Menara yang merepresentasikan sebuah neighborhood park. Penataan taman pada kawasan cottage Putri Duyung Ancol sudah baik dan luasan taman yang ada telah dipertimbangkan sesuai dengan ukuran masingmasing cottage. Setiap tipe cottage memiliki desain taman yang berbeda dan memiliki luasan yang berbeda-beda pula (Gambar 10). Perpaduan antara elemen keras dan elemen lunak yang disuguhkan pada setiap cottage memberikan nilai estetika yang baik. Keadaan tanaman pada setiap taman cottage sewaktu-waktu dapat berubah disesuaikan dengan kondisi tanaman atau atas permintaan general manager resort unit Putri Duyung Ancol. Pemeliharaan taman setiap cottage dilakukan secara rutin dan lebih diprioritaskan karena langsung berhubungan dengan tamu. Keadaan lanskap Putri Duyung Ancol dipadukan dengan adanya komposisi tanaman lanskap yang menarik pada setiap cottage tentu akan meningkatkan apresiasi pengunjung terhadap kawasan resor wisata ini. Pengadaan tanaman yang tidak monoton sangat perlu untuk diperhatikan mengingat unsur dinamis pada sebuah taman kawasan resor dapat menjadi pusat perhatian bagi pengunjung. Untuk menciptakan kesadaran membangun lanskap resor Putri Duyung Ancol, penanaman pada area cottage lebih difokuskan pada penanaman pohon yang dapat memikat burung sehingga zona penanamannya jelas. Beberapa di antaranya direncanakan pohon yang tahan terhadap pengaruh salinitas dan memiliki perakaran yang panjang dan kuat namun tetap menarik perhatian burung untuk bertengger ataupun untuk memakan buahnya, seperti pohon jamblang dan
41
nyamplung, sekaligus mengalihkan perhatian burung dari pohon berbuah yang ditanam di area Taman Menara.
Gambar 10. Taman Cottage
5.4.2. Taman Menara Jika terus menelusuri cottage, di tengah perjalanan akan ditemui sebuah taman yang dikenal dengan Taman Menara (Taman Tower). Taman ini disebut sebagai taman menara karena pada tengah-tengah atap gazebo terdapat sebuah wadah dengan tiang tinggi yang menyerupai menara. Wadah tersebut pada awalnya berfungsi untuk filterisasi air (saat ini sudah tidak lagi berfungsi) yang kemudian akan disalurkan ke pompa air, lalu dikirim ke setiap cottage. Kondisi yang terjadi saat ini adalah air difilterisasi di ruang pompa dan langsung disalurkan menuju setiap cottage. Taman menara merupakan area hijau terluas (green area) yang terletak di tengah-tengah kelompok cottage dengan luas area 3317, 5 m2 atau sebesar 4,1 persen dari total luasan Putri Duyung Ancol. Taman Menara memiliki fasilitas berupa gazebo dan children playground dengan permainan anak-anak pada umumnya, seperti jungkat-jungkit dan ayunan (Gambar 11). Bangunan taman pada gazebo terbuat dari kayu dan bahan alami lainnya, seperti sirap pada bagian atap. Arifin dan Arifin (2005) menyatakan
42
bahwa atap sirap dapat bertahan antara 4-6 tahun. Atap ijuk dan sirap jangan digunakan di taman yang terdapat satwa liar, seperti kera, monyet, atau lutung karena atap tersebut akan dirusaknya. Sedangkan children playground pada Taman Menara Putri Duyung Ancol merupakan fasilitas taman yang terdiri dari sarana permainan yang terbuat dari konstruksi kayu. Akan lebih baik jika sarana permainan terutama yang berada di daerah tropis terbuat dari bahan beton atau logam. Arifin dan Arifin (2005) menjelaskan bahwa pada kondisi iklim tropis, jika elemen taman terbuat dari konstruksi kayu akan mudah terserang jamur, bubuk kayu maupun rayap sehingga kayu menjadi keropos dan hancur. Perlu dilakukan tindakan preventif, seperti disemprot anti-rayap dan dicat. Rimbunnya pepohonan dan kanopi yang saling bersentuhan ditambah dengan semilir angin laut membuat taman ini terasa teduh dan sejuk. Namun, jika malam tiba, penerangan perlu diutamakan sebab rimbunnya pohon akan membuat taman terkesan menyeramkan dan kekhawatiran terjadi tindakan negatif. Oleh karenanya, pemeliharaan terhadap elemen taman, seperti lampu penerangan sebaiknya lebih diperhatikan bahkan sebelum lampu padam atau habis masa menyalanya, harus segera diganti dengan yang baru. Melindungi lampu taman dari tangan jahil dengan penutup yang aman namun tetap menarik perhatian dan memperindah taman juga perlu dilakukan. Selain itu, kap lampu taman dibersihkan dari kotoran debu sebab lampu yang bersih akan memberikan efek pencahayaan yang optimum. Dengan demikian rasa aman dan nyaman akan fasilitas area rekreasi dapat terpenuhi. Sebagian besar taman ini didominasi oleh pohon-pohon berbuah dan beberapa jenis semak, seperti sambang darah, soka, dan teh-tehan. Serta pada musim hujan, jika bunga jambu bol mulai rontok, tanah sekitarnya akan menjadi merah. Sebenarnya, penanaman pohon berbuah tidak sesuai untuk tumbuh di daerah pantai dan tidak salah jika masih ingin diterapkan pada kawasan Putri Duyung Ancol, termasuk juga pada taman ini karena pada dasarnya, kawaran resor sangat erat kaitannya dengan kepentingan pengunjung dan pangalaman menyenangkan apa yang akan pengunjung dapatkan selama melakukan rekreasi. Seharusnya, penanaman pohon berbuah akan lebih baik jika difokuskan hanya pada area Taman Menara dan tidak pada area lainnya, sekaligus sebagai
43
wadah untuk memusatkan aktivitas pengunjung agar keberadaan Taman Menara dapat lebih rekreatif dan inovatif. Selain itu, letak Taman Menara pun berada di tengah-tengah kawasan Putri Duyung Ancol dan tidak berbatasan langsung dengan lautan. Kegiatan rekreasi yang dapat dilakukan di taman ini antara lain bermain, duduk-duduk, membaca, dan bercengkerama. Tidak ada salahnya pula jika kegiatan menikmati buah yang dihasilkan oleh jenis pohon berbuah menjadi salah satu kegiatan tambahan yang dapat menarik perhatian pengunjung. Pengadaan jenis pohon berbuah harus mempertimbangkan musim berbuah dan penataannya pun perlu diperhatikan agar tercipta kesatuan yang fungsional, estetik dan harmonis dari sebuah taman. Namun, beraneka ragam pepohonan yang terdapat pada taman ini memerlukan pemangkasan secara berkala agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti pohon tumbang atau ditumbuhi oleh benalu.
A. Gazebo
B. Children Playground Gambar 11. Taman Menara
44
5.4.3. Taman Kantor Kantor di Putri Duyung Ancol terdiri dari executive, front office dan banquet yang terdiri atas satu gedung namun ruangan terpisah serta kantor personalia. Penanaman pada kantor executive, front office dan banquet, masingmasing paling banyak ditanami dengan tanaman-tanaman yang menarik perhatian, seperti pandan bali dan Dracaena marginata tricolor. Sebagian besar taman di sekitar kantor ini berupa lahan yang sengaja disediakan untuk penanaman tanaman. Penanaman pada tanaman kantor executive, front office dan banquet, akan lebih baik jika ditanam dengan semak, perdu dan tanaman penutup tanah yang dapat menarik perhatian. Pohon besar sebaiknya tidak banyak diaplikasikan mengingat lahan yang disediakan tidak terlalu besar. Sedangkan taman kantor personalia didominasi oleh pohon melinjo, drasena, dan patah tulang serta area penanaman pun cukup luas. Mengingat area untuk penanaman pada kantor personalia lebih luas, maka akan lebih indah dipandang jika ditanami dengan tanaman hijau berbentuk labirin sederhana, seperti teh-tehan dengan pola simetris dan geometrik (menyiku) ditambah dengan tanaman yang mengeluarkan aroma, seperti kenanga di setiap sudut taman. Penanaman tanaman yang mengeluarkan aroma lebih diprioritaskan sebab kantor personalia berjarak dekat dengan drainase terbuka yang pada waktu tertentu, setelah hujan atau air laut pasang, tinggi muka air pada drainase tersebut akan meningkat dan tercium aroma yang tidak sedap, semacam bahan kimia yang berasal dari laut. Selain itu, direncanakan pula tanaman yang dapat dibentuk topiari, seperti cemara udang atau pohon serutan sebagai focal point di antara tehtehan, dan penambahan tanaman yang memiliki warna unik sebagai penyemarak taman di sekitar labirin teh-tehan, misalnya adam hawa, nanas kerang, atau aerva yang dipadukan dengan elemen keras (jalur reflexiologi) berupa batu gico.
5.5. Konsep Utilitas Utilitas umum yakni bangunan-bangunan yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan yang diselenggarkan oleh pemerintah dan sistem pelayanan lingkungan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pembangunan swasta, seperti penyediaan yang menyangkut jaringan air bersih, listrik, telepon dan gas (Koester
45
dalam Lestari, 2007). Beberapa jaringan utilitas pada kawasan Putri Duyung Ancol antara lain: 1. Jaringan listrik Jaringan listrik untuk pemasangan umum diletakkan di bawah tanah (under ground power supply). Pemasangan jaringan listrik di bawah tanah ini bertujuan untuk memberi keamanan dan kenyamanan bagi para tamu. Selain itu, dapat memberikan keleluasaan bagi tanaman sehingga tajuk pohon tidak menyentuh kabel listrik atau kabel telepon dan mengurangi frekuensi pemangkasan untuk pohon tinggi. Sedangkan bagi visual, keindahan Putri Duyung Ancol tetap terjaga sebab terhindar dari kabelkabel yang dapat mengganggu pandangan. Jaringan listrik untuk cottage diletakkan di atas plavon (instalasi). 2. Jaringan Drainase Jaringan drainase menggunakan sistem jaringan terbuka dan tertutup. Jaringan terbuka dengan memanfaatkan kali yang menuju ke danau. Sedangkan jaringan drainase tertutup terdapat di depan setiap cottage. Drainase menggunakan bis beton yang terletak di gorong-gorong dan paralon (pvc) untuk pembuangan air. Putri Duyung Ancol mendapatkan sumber air bersih yang berasal dari PAM (Perusahaan Air Minum). Air bersih dari PAM dialirkan menuju penampungan untuk difilterisasi. Setelah difilterisasi, air disalurkan menuju pompa dengan tekanan 3 bar dan langsung didistribusikan pada setiap cottage. 3. Jaringan Air Bersih Sumber air bersih untuk karyawan, tamu, dan pemeliharaan taman berasal dari PT PAM Jaya. Air bersih bagi pengunjung difilterisasi di ruang pompa (terletak di taman menara) dan langsung disalurkan menuju setiap cottage. Sedangkan air kotor yang berasal dari air limbah dari toilet dan WC, disalurkan dan diolah ke Septic Tank yang dilengkapi sistem resapan. Setelah produksi Lumpur di dalam tinja cukup, secara rutin dilakukan penyedotan lumpur (sludge) oleh mobil tinja. Air limbah dari restoran diolah di dalam Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
46
BAB VI PENGELOLAAN LANSKAP PUTRI DUYUNG ANCOL 6.1. Pengelolaan Lanskap Putri Duyung Ancol Putri Duyung Ancol memiliki organisasi pengelolaan yang saling terkait. Adapun struktur organisasi Putri Duyung Ancol ditunjukkan pada Gambar 12. Wardiyanta (2006) menyatakan bahwa dilihat dari sisi kelembagaannya, pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk sebagai upaya manusia untuuk memenuhi kebutuhan rekreatifnya. Sebagai sebuah lembaga, pariwisata dapat dilihat dari sisi manajemennya, yakni bagaimana perkembangannya, mulai dari direncanakan, dikelola, sampai dipasarkan pada pembeli, yakni wisatawan. Beberapa hal yang menjadi fokus dalam pembahasan pengelolaan lanskap adalah struktur organisasi, pengawasan pekerjaan pemeliharaan, tenaga kerja pemeliharaan,
peralatan
dan
bahan,
anggaran
biaya
pemeliharaan
dan
penjadwalan kegiatan pemeliharaan. Selain itu, pengelolaan lanskap Putri Duyung Ancol lebih ditekankan kepada menjaga dan membentuk integritas lanskap resor yang lebih baik. Tujuan pengelolaan lanskap resor wisata dalam rangka menjaga dan membentuk integritas lanskap resor yang lebih baik adalah menjaga dan merawat lanskap pada suatu kawasan resor wisata dengan segala fasilitasnya agar tetap sesuai dengan tujuan desain dan fungsinya semula sehingga tercapai kepuasan, kenyamanan, kesehatan dan keamanan pengunjung tanpa merusak ciri khas atau lanskap alam yang terdapat pada kawasan demi mencapai lanskap yang berkelanjutan dan tetap dapat dinikmati di masa mendatang. Pemeliharaan integritas lanskap meliputi elemen alami yakni forms, forces, dan features (Simonds, 1983). Selain itu, terdapat pula elemen buatan yakni lanskap yang dibuat oleh manusia (man-made). 1. Forms yakni elemen alami (bentukan topografi alam) yaitu elemen lanskap mayor, seperti gunung, lembah sungai, dan dataran pantai. Selain itu, elemen alami meliputi elemen lanskap minor yang dapat dimodifikasi oleh perencana, seperti bukit, kelompok pohon (hutan kecil) dan arus (stream).
47
2. Forces (angin, permukaan laut, deburan ombak, dan pasang surut), dan 3. Features (kabut atau pemandangan). Putri Duyung Ancol termasuk ke dalam elemen lanskap alami, yakni dataran pantai yang sangat erat kaitannya dengan angin laut, permukaan laut, deburan ombak dan pasang surut air laut. Selain itu, Putri Duyung Ancol memiliki ciri khas, yakni panorama laut yang indah untuk meningkatkan daya tarik pengunjung akan sebuah kawasan resor wisata. Ketiga elemen alami tersebut selanjutnya menjadi pertimbangan utama dalam upaya perlindungan terhadap lanskap alami Putri Duyung Ancol yang bertema pantai.
6.1.1. Struktur Organisasi Pengelolaan Lanskap Putri Duyung Ancol dipimpin oleh seorang general manager resort yang bertanggung jawab terhadap resor yang ada di Taman Impian Jaya Ancol, yakni Padang Golf, Marina dan Putri Duyung Ancol. Selain general manager resort, terdapat pula seorang manager PDA yang bertanggungjawab terhadap unit Putri Duyung Ancol serta lima Kepala Bagian (Kabag) yang masing-masing bertanggungjawab terhadap bagian umum dan personalia, front office&marketing, housekeeping, food&beverages, dan keuangan. Dalam kaitannya dengan lanskap, maka taman dan kebersihan berada di bawah naungan Housekeeping. Stuktur organisasi Putri Duyung Ancol ditunjukkan pada Gambar 12. Setiap hal yang berhubungan dengan taman dan kebersihan, Putri Duyung Ancol memberikan kepercayaan kepada seorang kepala seksi taman dan kebersihan. Pengawasan, pengontrolan, dan perawatan kelancaran utilitas taman seperti saluran air PAM, pipa gas, kabel telepon dan kabel listrik dilakukan oleh seksi mekanik dan elektrik. Seksi mekanik dan elektrik pun membantu kepala bagian housekeeping dalam mengelola dan merawat persiapan kamar dalam perbaikan mekanik, elektrik dan elektronik serta melakukan hubungan kerja dalam perusahaan yakni bekerjasama dengan departemen pembangunan untuk pengembangan bangunan serta departemen pemeliharaan untuk pengadaan
48
Gambar 12. Struktur Organisasi Putri Duyung Ancol Tahun 2006 Catatan: Magang berada di bawah bimbingan kepala seksi taman dan kebersihan
49
barang-barang, replacement dan renovasi. Selain itu, bekerjasama dengan luar perusahaan yakni bekerjasama dengan PLN (untuk kelancaran jaringan penerangan), PAM (untuk koordinasi mengenai jaringan air), Telkom (untuk koordinasi masalah jaringan telepon) dan kontraktor (untuk perawatan AC). Sedangkan pemeliharaan bangunan taman meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan elemen taman keras seperti gazebo, children playground, bangku taman, perkerasan jalan setapak dan jalan utama serta saluran drainase dilakukan oleh tenaga kerja pemeliharaan (maintenance) sipil. Seksi sipil bertugas dalam mengelola, memelihara, dan merawat sarana fisik bangunan, kamar, kantorkantor, fasilitas umum dan lingkungan agar tercipta kenyamanan dan kepuasan pengunjung/ pelanggan. Dalam sebuah resor wisata khususnya yang responsif terhadap permintaan pengunjung dan memiliki area cukup luas serta memiliki ragam kompleksitas dalam penanganan masalah, terutama yang terkait dalam bidang lanskapnya, memiliki struktur organisasi yang jelas dan terarah sangatlah penting. Herujito (2001) menyatakan bahwa suatu struktur organisasi menunjukkan hierarki dan struktur wewenang organisasi serta memperlihatkan hubungan pelaporannya. Struktur organisasi yang dibangun pada suatu resor wisata berikut penerapan sistem pemeliharaannya akan menjadi faktor penentu keberhasilan dalam mengelola sebuah lanskap resor wisata. Dengan adanya struktur organisasi, sistem pemeliharaan dan pengelolaan yang terencana dengan baik maka sebuah resor wisata dengan ciri khas atau kebaikan lanskap alamnya akan dapat berkelanjutan serta tetap dapat dinikmati di masa mendatang. Oleh karena itu, merencanakan seorang yang kompeten di bidang pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman perlu dipertimbangkan. Nantinya, seorang yang kompeten tersebut akan menduduki posisi kepala bagian taman. Hal ini bertujuan agar fokus kerja lanskap menjadi jelas dan terarah. Selanjutnya, kepala bagian taman tersebut akan membawahi seksi taman dan kebersihan, seksi bengkel dan pergudangan dan seksi pembibitan. Seksi taman dan kebersihan bertanggungjawab terhadap berbagai pekerjaan pemeliharaan keseluruhan tanaman dan kebersihan kawasan. Pengawas (mandor) berada di bawah seksi taman dan kebersihan. Seksi bengkel dan pergudangan bertanggungjawab
50
terhadap hal-hal yaang berhubbungan den ngan invenntarisasi seeluruh peraalatan pemeliharraan taman, mengontrool kelancaran kerja alatt, dan mempperbaiki alaat bila terdapat kerusakan. k S Sedangkan s seksi pembiibitan bertaanggungjaw wab terhadap p area pembibitaan dan menggoptimalkann pembibitan di kawasaan resor wissata tersebutt.
6.1.1.1. Kontraktor K r Perawatan n Taman dan d Kebersiihan Putri Duyung An ncol Penngelolaan taman t Putrri Duyung Ancol seluuruhnya disserahkan keepada kontraktorr. Selama kegiatan magang m beerlangsung, pada perttengahan waktu w magang teerjadi pergaantian kontraktor taman n dari PT Hantaran H Bahhagia Cakraawala (PT HBC C) menjadi PT Tritunnggal Sejah htera Margawi (PT T Tritunggal) yang ditunjukkaan pada Tabel T 3. Kontraktor K yang y bergeerak di biddang keberrsihan ditunjuk oleh o PT Taman T Impiian Jaya Ancol A untukk melaksannakan pekeerjaan perawatann taman dann kebersihann di wilayaah Putri Duuyung Ancool, dengan tugast tugas linggkup pekerjaaan sesuai dengan BQ Q yang telahh disepakatii dalam evaaluasi pelaksanaaan pekerjaaan dan hasil rapat aanwizjing. Surat S Perinttah kerja, Berita B Acara Pem mbayaran PT P Tritungggal dan ciciilan pembayyaran terterra pada lam mpiran 6,7, dan 8. 8 Sedangkaan kewajibann pihak kon ntraktor (peemborong) pperawatan taman t dan keberssihan, baik itu PT HBC C maupun PT P Tritunggal tertera paada Lampiraan 9. Tabel 3. Kontraktor K P Perawatan T Taman dan Kebersihan K Selama Keegiatan Mag gang
51
Berdasarkan perbandingan dua kontraktor tersebut terlihat bahwa imbalan tugas pekerjaan untuk PT HBC lebih besar dari PT Tritunggal sehingga cicilan imbalan tugas pekerjaan per bulan untuk PT HBC pun lebih besar. Berdasarkan hasil pengamatan, PT HBC mampu mengadakan peralatan dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan PT Tritunggal. Namun, kekurangan selama PT HBC menjadi kontraktor yakni telatnya pemberian gaji sehingga berpengaruh terhadap motivasi kerja tenaga kerja dan koordinator lapangan tidak pernah datang pada bulan-bulan menjelang habis masa kontrak. Hal ini sangat berkaitan dengan pengawasan pihak kontraktor terhadap kinerja pengawas (mandor) taman dan kebersihan serta kurangnya pemantauan (evaluasi) terhadap kinerja tenaga kerja di lapangan. Oleh karenanya, kinerja tenaga kerja taman dan kebersihan menjadi lebih baik setelah PT Tritunggal ditunjuk menjadi kontraktor. Hal ini disebabkan pihak kontraktor (koordinator lapangan) sering datang pada waktu tertentu, minimal setiap satu minggu sekali untuk sharing dan mengadakan pertemuan dengan seluruh tenaga kerja taman dan kebersihan. Hal tersebut membuat tenaga kerja merasa diperhatikan dan akhirnya termotivasi dalam bekerja. Selain itu, pembayaran gaji hampir selalu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Sebelum
PT
Tritunggal
terpilih,
telah
dilaksanakan
aanwizjing
(pemberitahuan pekerjaan) oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol. Kemudian masing-masing kontraktor membuat Bill of Quantity serta mengikuti pelelangan terbuka. Pelelangan tersebut diikuti oleh 8 kontraktor pemeliharaan namun satu kontraktor mengundurkan diri karena terdapat kesalahan dalam penghitungan biaya (BQ). Kontraktor yang salah dalam penghitungan biaya akan dikenakan denda dan tahun depan akan terancam tidak berkesempatan untuk mengikuti pelelangan karena akan membuat perusahaan rugi. Penentuan pemenang dilakukan
dengan
melaksanakan
pembukaan
penawaran
di
departemen
pelelangan. Akhirnya, PT Tritunggal terpilih sebagai pemenang karena mengajukan biaya pemeliharaan (BQ) terendah, yakni Rp 713.377.613,00. Pada 30 Maret 2009 pukul 14.00 WIB telah diadakan rapat (sosialisasi) antara tenaga kerja taman dan kebersihan Putri Duyung Ancol dengan pihak
52
Tritunggal yang dihadiri oleh kepala bagian (kabag) umum dan personalia dan koordinator pengawas PDA serta pihak dari PT Tritunggal yakni manajer utama, koordinator HRD dan koordinator lapangan/ area (Gambar 13). Pada hari yang sama dilakukan wawancara terhadap para pekerja terkait dengan penggajian. Selanjutnya akan dilakukan penggajian melalui ATM karena lebih cepat, lebih mudah dan praktis. Absensi mulai diberlakukan sejak 1 April 2009 dan terdapat laporan absensi harian, mingguan dan bulanan (Lampiran 10, 11 dan 12).
Gambar 13. Sosialisasi PT Tritunggal Sejahtera Margawi Dengan adanya kontraktor baru yakni PT Tritunggal maka tiap tenaga kerja taman dan kebersihan diwajibkan mengisi surat pernyataan (perjanjian) kerja agar tidak terjadi tuntutan di kemudian hari (Lampiran 13). PT Tritunggal selaku kontraktor pemeliharaan taman dan kebersihan yang bertugas di area Putri Duyung Ancol harus menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan memiliki kinerja yang baik sehingga tujuan pemeliharaan dapat tercapai. Menurut Arifin dan Arifin (2005), langkah yang baik dalam pemeliharaan taman, yaitu setiap pemilik taman atau pihak pemelihara taman seharusnya dapat merencanakan program pemeliharaan dengan pengorganisasian yang baik dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Inventarisari dan identifikasi fasilitas dan peralatan taman yang harus dipelihara 2. Membuat perencanaan pemeliharaan rutin yang mencakup beberapa hal berikut. • Penyusunan standar pemeliharaan fasilitas dan peralatan taman • Identifikasi dan pembuatan daftar kebutuhan tugas pemeliharaan rutin secara spesifik untuk mencapai standar pemeliharaan
53
• Penjelasan
prosedur
metode
yang
paling
efisien
untuk
menyelesaikan tugas pemeliharaan rutin. • Penentuan frekuensi tugas pemeliharan pada setiap jenis pekerjaan. • Penentuan kebutuhan tenaga kerja. • Penentuan kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan • Penetapan perkiraan waktu pelaksanaan tugas yang tepat. 3. Merencanakan alat-alat yang digunakan untuk pemeliharaan tidak rutin atau yang bersifat insidentil. 4. Merencanakan jadwal dan cara pemeliharaan pencegahan untuk mengatasi keadaan yang mungkin mempercepat kerusakan taman. 5. Membuat jadwal tanggung jawab penugasan untuk setiap pekerjaan. 6. Melakukan pengawasan terhadap sistem pekerjaan perencanaan dan perancangan, ketepatan jadwal pekerjaan pemeliharaan serta kapasitas pekerjaan. 7. Membuat sistem analisis biaya pemeliharaan
6.1.1.2. Kontraktor Kebersihan PDA PT ISS Indonesia ditunjuk sebagai kontraktor kebersihan areal Putri Duyung Ancol. Dalam kawasan Putri Duyung, PT ISS mengelola produk area publik (outlet) dan ruang kantor agar siap tepat waktu. PT ISS bertanggungjawab agar tersedia kelengkapan outlet sesuai standar produk, tersedia kebutuhan outdoor dan indoor sesuai standar kebutuhan, tercipta kebersihan, keindahan dan kenyamanan sehingga fasilitas tetap tertata dengan rapi dan aman, terutama area publik. Standar performance area Putri Duyung Ancol yang dibuat oleh PT ISS agar tercipta kebersihan, keindahan, dan kenyamanan, di antaranya tidak berdebu, tidak bernoda dan tidak terdapat kotoran kecil/ pasir, lantai dan kaca selalu mengkilap setelah di kristalisasi, pada patung tidak terdapat kotoran binatang, dan nat-nat pada lantai keramik toilet tidak berlumut. Selain itu, tidak ada sarang labalaba pada ceiling, tempat sampah pada ruang kantor bersih (sampah tidak berserakan) serta meja, kursi dan komputer tidak berdebu. Berdasarkan surat perjanjian nomor: 034/ GM-RESOR/ CSPD/ 2009 tentang kerjasama perjanjian pekerjaan pembersihan public area Putri Duyung
54
Ancol PT Taman Impian Jaya Ancol maka PT Taman Impian Jaya Ancol dan PT ISS Indonesia telah membuat perjanjian bersama dalam bidang pekerjaan cleaning service. Kontrak berlaku untuk jangka waktu dua bulan. Biaya pekerjaan cleaning service pada 1 April 2009 s.d. 31 Mei 2009 adalah sebesar Rp 16.900.000,00 setiap bulan belum termasuk PPN 10% untuk pekerjaan kebersihan di areal/ wilayah Putri Duyung Ancol. Dalam pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan elemen taman terutama hardscape, divisi kebersihan (cleaning) PT ISS bertugas dalam membersihkan gazebo, membersihkan kolam ikan dan kolam air mancur. Selain itu, PTT ISS pun memiliki divisi IPM (Integrated Pest Management). IPM merupakan divisi yang memberikan perawatan pest & rodent control atau memberikan jasa pengendalian serangga dan hewan pengganggu. Pengendalian hama dilakukan pada flying insect, meliputi semua jenis nyamuk dan lalat, crawling insect meliputi kecoa dan semut, serta rodent meliputi semua jenis tikus, juga membantu menangkap kucing. Kontrak pest & rodent control berlaku untuk masa enam bulan dengan standar kecakapan kerja yang tertera pada kontrak perjanjian, yakni: 1.
Pelaksanaan pekerjaan pest & rodent control disesuaikan dengan mutu pest control secara professional dengan memenuhi kebutuhan standar yang dibutuhkan,
2.
Pekerjaan dilaksanakan dengan tata cara dan peraturan yang ditetapkan, tidak menimbulkan kegaduhan akibat pekerjaan dan membuat jadwal kerja untuk semua tugas/ ruang lingkup pekerjaan,
3.
Tidak diperkenankan melibatkan/ menarik pihak ketiga ke dalam kontrak perjanjian tanpa persetujuan tertulis dari pihak Putri Duyung Ancol, dan
4.
Menjamin bahwa semua treatment yang dilakukan di lokasi Putri Duyung Ancol aman dan tidak mengakibatkan pencemaran produk.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya, divisi Integrated Pest Management (IPM) mengerahkan dua orang operator yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan pengendalian hama. Adapun hari dan jam kerja tenaga kerja Pest & Rodent Control, yakni senin sampai dengan sabtu pukul 07.00 s.d. 15.00 WIB.
55
Biaya pekerjaan Pest & Rodent Control terhitung 1 Januari 2009 hingga 30 Juni 2009 adalah sebesar Rp 7.300.000,00 per bulan dan sudah termasuk PPN 10%. Metode pengendalian yang dilakukan dalam upaya pengendalian pest & rodent control, yakni: 1. Flying & Crawling Insect Pengendalian Flying & Crawling Insect (nyamuk, lalat, kecoa, semut) diarahkan ke area yang menjadi tempat persembunyian serangga dan di mana infestasi serangga diperkirakan. Teknik pengendalian yang dilakukan: •
Identifikasi sumber-sumber infestasi hama
•
Crack & Crevices melalui spraying dengan B&G hand sprayer
•
Perimeter Treatment melalui spraying dengan B&G hand sprayer
•
Directed Contact Treatment melalui pengembunan/ space spraying (misting) dengan ULV Cold Fogger
•
Residual Treatment untuk kecoa dengan dusting/ pengembunan menggunakan duster
•
Baiting system untuk lalat dan kecoa dengan umpan (bait gel) yang bersifat attractant untuk daerah-daerah tertentu.
2. Rodent Control •
Dilakukan pemasangan umpan/ perangkap/ lem tikus dengan menggunakan racun anti koagulan pada titik-titik strategis di mana infestasi tikus ditemukan ataupun diperkirakan berpotensi terserang infestasi tikus.
•
Pengecekan terhadap umpan yang dipasang dan menangani tikus yang mati.
•
Setiap umpan tikus yang dipasang, dilengkapi dengan checking card untuk memudahkan pengecekan dan pengontrolannya.
Putri Duyung Ancol pun memberikan kepercayaan kepada PT ISS dalam pelaksanaan fogging. Pelaksanaan fogging sudah terjadwal terhitung mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2009. Fogging dilaksanakan pukul 05.00 WIB dan dilaksanakan setiap hari Selasa. Dalam kontrak perjanjian disebutkan bahwa
56
pelaksanaan fogging dilakukan sebanyak 2 kali treatment dalam sebulan. Jadwal fogging tertera pada Lampiran 14.
6.1.1.3. Administrasi Pengadaan Barang/ Jasa Kegiatan yang menyangkut administrasi dalam permintaan barang/ jasa untuk keperluan taman merupakan pekerjaan dari administrasi seksi maintenance. Kepala Seksi Taman dan Kebersihan dapat mengajukan permohonan pengadaan barang yang ditujukan kepada kepala departemen Putri Duyung Ancol (General Manager Resort) melalui surat permohonan yang dibuat oleh bagian administrasi seksi maintenance (Lampiran 15). Sedangkan penaksiran jenis dan jumlah barang dilakukan oleh masing-masing kepala seksi, baik itu kepala seksi taman dan kebersihan, kepala seksi sipil serta kepala seksi mekanik dan elektrik berdasarkan kebutuhan akan barang dan jasa yang ingin diadakan. Pengadaan barang atau tanaman dilakukan dengan dua cara, yakni Surat Permintaan Pembelian (SPP) dan Transaksi Dalam Proses (TDP). Perjalanan Surat Permintaan Pembelian yakni: 1. Pemohon
(bagian
yang
membutuhkan)
membuat
SPP
(Surat
Permohonan Permintaan Barang/ Jasa dan Perbandingan Harga) yang diajukan ke bagian pengadaan. 2. Bagian pengadaan mencari beberapa supplier, kurang lebih 3 supplier yang sesuai dengan bidang dan keahlian untuk membuat surat penawaran harga, atau dapat juga dengan surat penunjukkan langsung (langsung menunjuk 1 supplier). Pada umumnya pencarian 3 supplier itu jika nilainya lebih atau sama dengan 8 juta sehingga harus tender. 3. Setelah mendapatkan supplier dan deal (persetujuan) harga proses selanjutnya, SPP ditandatangani oleh kepala bidang (manager), kepala departemen resor (general manager resort) dan kepala divisi rekreasi dan resor untuk persetujuan anggaran oleh Departemen Kebendaharaan (Treasure) PT Taman Impian Jaya Ancol dilihat dari nominal yang akan dikeluarkan. 4. Setelah mendapat persetujuan dari Departemen Kebendaharaan, pembuatan PO (Purchasing Order)/ SPK dapat dilaksanakan (PO untuk
57
pengadaan barang dan SPK yakni Surat Perintah Kerja, untuk pekerjaan). 5. Tandatangan PO/ SPK oleh kepala departemen namun sebelumnya diparaf terlebih dahulu oleh kepala bidang. Setelah pekerjaan atau pengadaan sudah selesai, proses selanjutnya adalah Lembar Penerimaan Barang (LPB) atau Berita Acara untuk pekerjaan yang masing-masing ditandatangani oleh Kepala bagian accounting dan kepala bidang yang diparaf sebelumnya oleh bagian yang bersangkutan untuk selanjutnya diserahkan ke Departemen Kebendaharaan. Untuk pekerjaan kontrak dengan jangka waktu proses pembayaran, dilakukan perbulan sehingga setiap bulan membuat berita acara sesuai dengan termin. 6. Untuk proses pembayaran, setelah dokumen-dokumen dikirim ke Gedung Cordova, supplier membawa kwitansi yang disertai materai cukup untuk diserahkan ke kasir Cordova beserta dokumen-dokumen tersebut untuk di proses selanjutnya. Form permintaan pembelian terdiri dari 4 lembar, yakni lembar 1 (putih) untuk bagian pembelian, lembar 2 (merah) untuk unit yang memesan, lembar 3 (biru) untuk bagian anggaran/ departemen keuangan, dan lembar 4 (kuning) untuk bagian hutang bidang treasurer (lampiran 16). Untuk Transaksi Dalam Proses, cara yang dilakukan pada umumnya sama seperti SPP hanya saja melalui kasbon (permohonan pencairan dana). Pemohon membuat surat permintaan (bukan SPP) yang ditujukan kepada kepala departemen (general manager resort). Setelah disetujui, proses selanjutnya adalah proses kasbon oleh Paymaster (seperti proses persetujuan anggaran). Setelah dana tersedia, pembelanjaan biasanya dilakukan sendiri oleh bagian pengadaan atau oleh pemohon tanpa supplier dan penyelesaiaanya diakhiri setelah semua kebutuhan terpenuhi. Purchasing dan Kepala Bagian Accounting menganalisis anggaran biaya yang disetujui oleh Departemen Kebendaharaan (Treasure), Taman Impian Jaya Ancol.
58
6.1.3.
Pengawasan Pekerjaan Pemeliharaan Pemeliharaan lanskap di kawasan Putri Duyung Ancol menerapkan sistem
kontrak, yakni seluruh pekerjaan diserahkan dan dikerjakan oleh kontraktor. Kontraktor pemeliharaan taman yang ditunjuk oleh Taman Impian Jaya Ancol berkewajiban melakukan pekerjaan perawatan taman yang meliputi penyiraman, pemangkasan, pemupukan, pendangiran dan penyulaman serta perawatan kebersihan yang meliputi penyapuan dan pembersihan termasuk pengangkutan sampah. Pihak
kontraktor
memiliki
seorang
koordinator
yang
langsung
berhubungan dengan koordinator pengawas dan bertugas untuk melakukan pengontrolan pekerjaan, pengecekan absensi gardener dan mengurusi hal-hal yang dikeluhkan oleh para tenaga kerja, seperti masalah gaji dan perlengkapan yang harus digunakan, yakni seragam (wearpack), kartu pengenal dan sepatu. Selain koordinator lapangan bekerja sama dengan pengawas (mandor), juga bertanggung jawab terhadap kinerja para pekerja taman dan kebersihan Putri Duyung Ancol, menilai tenaga kerja taman dan kebersihan secara perorangan selama 3 bulan pertama sejak PT Tritunggal tersebut menjadi kontraktor taman dan kebersihan. Di dalam kawasan Putri Duyung Ancol, pengawasan pekerjaan taman dan kebersihan dilaksanakan oleh tiga orang pengawas (mandor) yang secara umum bertugas mengawasi, mengontrol, menegur tenaga kerja bila melakukan kesalahan dan mengatur tenaga kerja terutama untuk menunjuk pengganti pemegang tipe yang sedang libur (off), serta memberitahu cara-cara pemeliharaan yang benar dan berhak mengajukan rekomendasi pemecatan karena alasan tertentu pada tenaga kerja. Jika kinerja tenaga kerja tidak baik maka akan dilakukan pembinaan dan penyelidikan tentang masalah yang sedang dialami. Jika kinerja masih juga tidak berubah, tenaga kerja tersebut akan segera diganti (dipecat) saat pergantian kontraktor baru. Pemecatan tenaga kerja merupakan rekomendasi dari pengawas. Biasanya rekomendasi pemecatan dilakukan saat pergantian kontraktor baru. Keputusan pemecatan mutlak diserahkan sepenuhnya kepada mandor yang telah disepakati berdasarkan hasil rapat tim pengawas. Keputusan pemecatan pekerja diberitahukan kepada kepala seksi taman dan kebersihan. Kemudian diajukan kembali ke bagian personalia.
59
Sedangkan Kepala Seksi Taman dan Kebersihan bertanggungjawab terhadap kebersihan dan segala kekurangan yang terjadi di lapangan, mengontrol kinerja mandor (pengawas), dan bekerjasama dengan pihak Taman Impian terkait permintaan dan peminjaman tanaman kepada nursery PT. Taman Impian Jaya Ancol. Ketiga pengawas dan Kepala Seksi Taman dan Kebersihan Putri Duyung bersama-sama mengontrol, mengawasi lapangan dan bekerja sama dengan tenaga kerja terkait dengan kebersihan dan pelaksanaan pekerjaan taman (Gambar 14).
Gambar 14. Pengawasan, pengontrolan dan kerjasama di lapang
6.1.2.1. Jadwal Pemeliharaan Taman dan Kebersihan Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan setiap hari termasuk hari libur Nasional dan hari besar keagamaan. Kegiatan pemeliharaan pada pagi hari dimulai pada pukul 06.00-14.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 10.00-11.00 WIB. Lalu dilanjutkan dengan tenaga kerja yang masuk pada pukul 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00 WIB. Serta shift malam pada pukul 15.00-23.00 dengan waktu istirahat pukul 18.00-19.00 WIB. Sehingga waktu bekerja setiap harinya sebanyak 8 jam. Namun berdasarkan hasil perhitungan, waktu efektif kerja tenaga kerja pemeliharaan taman dan kebersihan Putri Duyung Ancol yakni 7 jam. Ini dilihat dari waktu datang dan pulang kerja serta waktu efektif bekerja di lapang.
60
Ketiga pengawas bertanggungjawab terhadap kebersihan dan keindahan taman di lapangan dan masuk pada waktu kerja yang berbeda. Libur kerja masingmasing tenaga kerja dan pengawas pun berbeda-beda dan hanya diberikan waktu 1 kali dalam seminggu. Waktu libur sudah dipertimbangkan dengan baik oleh koordinator pengawas dan kekosongan tipe cottage untuk pekerja yang masuk pukul 08.00 digantikan oleh pekerja yang masuk pada shift pagi. Sistem yang digunakan adalah sistem komplementer yakni saling melengkapi (mengisi) sehingga keadaan taman tidak telantar (dapat tertangani). Membuat jadwal pemeliharaan merupakan langkah awal yang baik dalam merencanakan pekerjaan taman sehingga hasilnya dapat optimal. Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa dengan memperhatikan kebutuhan frekuensi pemeliharaan taman, pengelola taman dapat menyusun jadwal lebih terinci dengan penentuan zona pemeliharaan yang jelas dan jumlah operator yang memadai. Jadwal frekuensi kegiatan pemeliharan taman, tidak dibuat oleh pengawas (mandor) sebab frekuensi kegiatan tersebut sudah tertera dalam Bill of Quantity. Sebaiknya, meskipun sudah tertera dalam BQ, pengawas tetap membuat frekuensi pemeliharaan secara tertulis yang dilengkapi dengan jadwal implementasinya dan menyampaikannya langsung kepada para tenaga kerja. Dengan demikian, diharapkan tenaga kerja dapat mempersiapkan lebih dulu dan dapat menjalankan target pemeliharaan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Namun pada kenyataannya di lapang, tanpa diberitahu oleh pengawas, masing-masing tenaga kerja sudah memiliki target dalam menyelesaikan setiap pekerjaan mereka dan mengetahui frekuensi pemeliharaan berdasarkan pengalaman (sudah terbiasa melakukan pekerjaan yang sama dalam beberapa tahun). Jadwal frekuensi pemeliharaan PDA berdasarkan pengamatan di lapang ditunjukkan pada Tabel 4. Pembersihan kolam renang, kolam ikan dan kolam air mancur merupakan kegiatan mingguan namun tetap bergantung pada tingkat kekeruhan air. Sedangkan pemupukan dalam kawasan Putri Duyung Ancol merupakan kegiatan tiga bulanan namun dapat berubah sesuai dengan waktu pembelian pupuk sehingga frekuensi pemupukan menjadi tidak tentu.
61
Tabel 4. Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Taman No.
Frekuensi Pemeliharaan
Kegiatan Pemeliharaan Harian
Mingguan
2 Mingguan
Bulanan
3 Bulanan
Insidentil
1.
Penyapuan
v
2.
Pembuangan sampah
v
3.
Penyiraman
v
4.
Pembersihan kolam
5.
Pemangkasan rumput
v
6.
v
7.
Pemangkasan semak Pemangkasan pelepah kering & buah kelapa
8.
Pendangiran dan penyetikan
9.
Pemupukan
10.
Penyulaman
v
11.
Dekorasi mini garden
v
12.
Pemangkasan pohon
v
13.
Pengendalian HPT
v
14.
Pemangkasan bentuk topiari
v
V V v
V
Sumber: Pengamatan di lapang
6.1.2.2. Pembagian Zona Pemeliharaan Perawatan taman dan kebersihan di Putri Duyung Ancol dibagi menjadi dua bidang, yakni bidang taman dan bidang kebersihan. Bidang taman meliputi dekorasi, pemangkasan, pemupukan, dan penyulaman, serta pengendalian hama penyakit dan tanaman. Sedangkan bidang kebersihan meliputi penyapuan, penyiraman, pendangiran dan penyetikan, penggarukan dan penggemburan pasir putih serta pembersihan saluran kanal dan tong sampah. Pekerjaan pada tiap-tiap bidang tersebut sudah ditetapkan di kawasan Putri Duyung Ancol. Zona pemeliharaan ditetapkan berdasarkan pembagian area. Secara umum terlihat bahwa kawasan Putri Duyung Ancol terbagi menjadi welcome area, zona pelayanan, zona publik dan zona private. Welcome area merupakan area yang pertama kali dilihat oleh para tamu yakni main entry (gerbang masuk utama) dan pos satpam. Zona private merupakan zona untuk para tamu beristirahat yakni area cottage. Zona publik yakni zona yang diperuntukkan bagi pusat aktivitas para tamu, seperti area pasiran, tempat pertemuan (rapat),
62
taman publik, fasilitas olahraga, yakni kolam renang, jogging area dan lapangan tenis. Sedangkan zona pelayanan meliputi area parkiran, kantor, dan kios Tingkat pemeliharaan lanskap untuk masing-masing zona pun berbedabeda, namun dengan intensitas pemeliharan yang sama. Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa tingkat pemeliharaan taman baik itu intensif, semi-intensif atau ekstensif seluruhnya berkaitan dengan masalah penyediaan tenaga kerja dan biaya perawatan. Semakin rumit dan detail desain taman, biasanya pemeliharaan semakin intensif. Setiap taman memiliki konsekuensi terhadap tingkat pemeliharaan yang harus dilakukan. Zona pemeliharaan intensif terletak pada zona private di mana area cottage merupakan ruang inti dari Putri Duyung Ancol sebagai tempat untuk beristirahat dan menginap. Masing-masing cottage memiliki luasan yang berbeda-beda dan sudah memiliki tenaga kerja yang diposisikan pada masing-masing cottage berdasarkan pembagian kerja yang telah diatur oleh pengawas lapangan (mandor). Dalam melaksanakan pengelolaan lanskap/ taman diperlukan jadwal pemeliharaan agar pembagian zona kerja menjadi jelas berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Jadwal kerja tenaga kerja lanskap dibagi menjadi 3 shift yakni: • Shift 1 (shift pagi) yakni pukul 06.00-14.00 WIB yang bertugas penyapuan mengelilingi area Putri Duyung Ancol, mencuci tong sampah dan penggarukan pasir putih. Selain itu, gardener dengan shift kerja pukul 06.00 wajib mengisi gardener pemegang tipe yang sedang libur (off). • Shift 2 yakni pukul 08.00-16.00 WIB, bertugas dalam pemangkasan meliputi pemangkasan rumput, semak, dan pohon (pengambilan daun kering, pengambilan pelepah dan buah kelapa), tenaga kerja pendangiran dan penyetikan serta pekerja yang bertugas mengangkut sampah. Selain itu, bertanggungjawab penuh terhadap kantor, gudang, taman publik, beach Marlin, area parkir. Tenaga kerja yang bertanggung jawab terhadap kebersihan taman dan halaman cottage masuk pada pukul 08.00-16.00 WIB dan pukul 10.00-18.00 WIB.
63
• Shift 3 (shift malam): 15.00-23.00 WIB bertugas keliling area Putri Duyung Ancol dalam penyapuan dan membersihkan keseluruhan area terutama setelah mengadakan pesta (party). Dengan luas tipe cottage yang berbeda-beda, maka pembagian tenaga kerja berdasarkan area harus dipertimbangkan secara matang agar perawatan taman dan kebersihan dapat dilaksanakan dengan optimal. Pembagian kawasan dengan luasan yang tidak sama satu dengan yang lainnya pun sangat berpengaruh terhadap peralatan yang digunakan, kebutuhan tenaga kerja yang tepat agar setiap area dapat tertangani dengan baik, rencana jadwal pemeliharaan, dan anggaran bagi setiap pemeliharaan area. Jadwal kerja tenaga kerja ISS berikut pembagian zonasi pemeliharaan yakni: • Shift 1 yakni pukul 07.00-15.00 • Shift 2 yakni pukul 15.00-23.00 • Shift 3 yakni pukul 23.00-07.00 Pembagian zona pemeliharaan secara keseluruhan untuk tenaga kerja ISS dibagi berdasarkan letak area di kawasan Putri Duyung Ancol yakni area depan, tengah dan belakang. Area depan merupakan area yang dekat dengan welcome area, yakni area personalia, accounting office, mail room, locker, kantin karyawan, Post Central security, jalan satpam, candi kul-kul, area Candi Bentar, area luar Marlin, area kolam renang, dan keseluruhan toilet. Area tengah merupakan area yang berfungsi sebagai tempat interaksi antara sesama pengunjung dan pengunjung dengan pengelola, yakni area Front Office, lobby, area back office, restaurant, Cabana Bar, Banquet Sales, area Housekeeping, meeting room, area kolam dan keseluruhan toilet. Sedangkan area belakang merupakan pusat aktivitas bagi pengunjung, yakni area mushola, taman tower (menara) dan keseluruhan toilet.
6.1.2.3. Kegiatan Evaluasi (Pengawasan) Pengawasan kegiatan pemeliharaan dilakukan setiap hari oleh kepala seksi taman dan kebersihan beserta pengawas (mandor) dengan cara berkeliling kawasan Putri Duyung Ancol sebagai upaya evaluasi kerja harian. Sedangkan
64
kegiatan evaluasi dengan cara pertemuan antara tenaga kerja dan pengawas untuk membahas tentang taman dan kebersihan dilaksanakan secara insidental. Berkeliling Putri Duyung Ancol dapat dicapai dengan berjalan kaki. Pengawasan ini dilakukan untuk mengoreksi kinerja gardener jika terdapat kesalahan pengerjaan dan menunjuk siapa harus membantu area kerja siapa (sistem saling mengisi). Pengawasan pun dilakukan agar dapat mengevaluasi efektivitas kerja gardener pada suatu area yang menjadi tanggungjawabnya sehingga dapat memantau tenaga kerja yang kinerjanya kurang baik. Berdasarkan pengamatan di lapang, ada sebagian tenaga kerja yang tergesa-gesa dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, ada pula tenaga kerja yang teliti dalam melakukan pekerjaannya. Dengan demikian, hasil yang diperoleh terhadap masing-masing pekerjaan tenaga kerja pun secara visual akan terlihat berbeda. Pengawas yang melaksanakan pekerjaannya dengan benar akan mengawasi tenaga kerja dan berperan sebagai seorang mandor yang mengawasi, mengayomi, dan memberitahu jika tenaga kerja melakukan kesalakan dalam bekerja. Arifin, et al. (2008) menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menaksir kinerja dan keluaran yang dihasilkan oleh suatu program atau kegiatan pengelolaan taman. Evaluasi menguji kesesuaian kondisi taman dengan rencana/ rancangan taman dan kualitas standar, memberi masukan untuk memperbaiki permasalahan yang ada dan membantu pengelolaan untuk perencanaan mendatang. Dalam menguatkan perannya sebagai pengawas (orang yang ahli), sebaiknya kegiatan evaluasi dilakukan secara berkala dan fokus terhadap tiga hal, yakni evaluasi tenaga kerja, evaluasi hasil kerja, dan evaluasi kerja. Evaluasi tenaga kerja bertujuan agar pengawas dapat memantau dan melihat kompetensi tenaga kerja, baik itu dalam pengetahuan tentang pekerjaan pemeliharaan maupun cara penerapannya. Sedangkan evaluasi hasil kerja bertujuan untuk memantau dan melihat hasil pekerjaan tenaga kerja, terkait dengan keindahan, kenyamanan, kebersihan, dan keamanan taman, tanaman dan area Putri Duyung Ancol. Evaluasi tenaga kerja dan evaluasi hasil kerja merupakan evaluasi harian dan sudah tercatat dalam buku evaluasi yang harus dimiliki oleh masing-masing pengawas.
65
Setelah menerapkan evaluasi harian tersebut, maka evaluasi kerja dilakukan minimal 1 minggu sekali dengan cara pertemuan untuk mengetahui permasalahan yang dialami oleh tenaga kerja mengenai keluhan mereka dan alasan hasil kerja pada area tertentu menjadi tidak optimal (sharing) yang dihadiri oleh pihak kontraktor, pengawas, dan kepala seksi taman dan kebersihan. Namun, pemberian solusi akhir diserahkan kepada kesepakatan seluruh pengawas karena kegiatan pengawasan secara langsung dilakukan oleh pengawas (mandor). Evaluasi kerja merupakan evaluasi mingguan. Selain itu, evaluasi bulanan diterapkan dengan cara penilaian kualitatif dan kuantitatif yang terfokus hanya pada hasil pekerjaan pemeliharaan berdasarkan area tertentu yang ingin dinilai atau keseluruhan area Putri Duyung Ancol. Penilaian kualitatif yakni pengisian form checklist yang dilakukan oleh koordinator pengawas yang selanjutnya akan dicek oleh kepala seksi taman dan kebersihan serta diserahkan kepada PT Tritunggal untuk pelaporannya. Sedangkan penilaian secara kuantitatif langsung dilakukan oleh kepala seksi taman dan kebersihan untuk menilai hasil pekerjaan berdasarkan aspek-aspek, seperti kondisi taman, tanaman dan kebersihan area, namun sudah disajikan dalam bentuk pointpoint yang kemudian diisi berdasarkan range nilai yang sudah ditentukan. Ratarata nilai dari keseluruhan aspek menjadi penilaian bagi pekerjaan pemeliharaan pada area tersebut.
6.1.4. Tenaga Kerja Pemeliharaan Putri Duyung Ancol Tenaga kerja atau sumberdaya ialah pelaku utama dalam kegiatan perawatan taman dan kebersihan kawasan Putri Duyung Ancol. Berhasil atau tidaknya pengelolaan lanskap pun dipengaruhi oleh kinerja mereka selama di lapang. Pada umumnya pengawas lapangan (mandor) dibagi menjadi 3, yakni mandor bagian taman, bagian kebersihan dan khusus bagian malam (koordinator). Pembagian pengawas berdasarkan taman dan kebersihan tersebut dimaksudkan agar mempermudah tenaga kerja dalam mengenal pengawas mereka dan dapat segera bertanya jika ada kesulitan. Namun pada saat bekerja di lapang, ketiga mandor saling bekerja sama dan bertanggungjawab, baik itu terhadap taman maupun kebersihan.
66
Tenaga kerja merupakan faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan. Pada umumnya, tenaga kerja taman dan kebersihan adalah tenaga kerja yang direkomendasikan oleh pengawas atau tenaga kerja lainnya. Setiap tenaga kerja baru terlebih dahulu melapor pada pengawas sehingga pengawas dapat langsung menunjukkan tempat ia bekerja dan mengajarkan caracaranya. Seperti cara menggunakan sprinkler dan cara memperbaiki sapu lidi agar nyaman digunakan. Begitu juga dengan tenaga kerja yang ingin berhenti bekerja. Tenaga kerja tersebut wajib melapor kepada pengawas sehingga pengawas dapat langsung segera mencarikan penggantinya. Pelaksanaan
pemeliharaan
dalam
kawasan
Putri
Duyung
Ancol
dilaksanakan oleh 49 tenaga kerja antara lain 3 mandor pada seluruh area PDA, 1 koordinator lapangan PT Tritunggal, 1 manager operasional, 9 tenaga kerja pada area tipe cottage, 8 tenaga kerja keliling area pada shift pagi, 4 tenaga kerja keliling area pada shift malam, 3 tenaga kerja pada area kantor, 1 tenaga kerja pada area dekat pantai dan gudang, 1 tenaga kerja pada area parkir (khusus Marlin), 1 tenaga kerja pada area taman publik, 2 tenaga kerja pada pemangkasan (panjat) pohon, 4 tenaga kerja pada bagian penyetikan dan pendangiran, 2 tenaga kerja pada bagian pemangkasan semak, 2 tenaga kerja pada bagian pemangkasan rumput, 4 tenaga kerja pada bagian taman, dan 3 tenaga kerja pada bagian pengangkutan sampah (lampiran 17). Tenaga kerja ISS terdiri dari 10 orang yakni 1 orang pada shift 1 membersihkan area personalia, accounting office, mail room, locker, kantin karyawan, pos PC security, jalan satpam, Candi Kul-kul, toilet beach Marlin, area Candi Bentar, area luar Marlin, dan area kolam renang. Tiga orang; terdiri dari 1 orang pada shift pagi, 1 orang pada shift siang, dan satu orang pada shift malam yang bertugas membersihkan area Front Office, toilet, lobby, area back office, toilet restaurant, toilet jala-jala, restaurant. Satu orang pada shift 1 membersihkan Cabana Bar, Back Office dan toilet Banquet Sales, Jala-jala Banquet Sales, Area Housekeeping, toilet mutiara, meeting room dan toilet Housekeeping, toilet dan area kolam. Serta satu orang membersihkan area Rapit, toilet area mushola dan toilet taman tower. Satu orang sebagai team general cleaning yang melakukan pekerjaan pada shift 2, 1 orang reliever cleaner yakni tenaga kerja pengganti, dan
67
2 orang team leader yang bertugas bertanggung jawab terhadap kebersihan di Putri Duyung Ancol (Lampiran 18). Kapasitas kerja kontraktor lanskap di kawasan Putri Duyung Ancol diperoleh berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan. Nilai kapasitas kerja tersebut dibandingkan dengan kapasitas kerja pada Arifin dan Arifin (2005). Kapasitas tenaga kerja lanskap Putri Duyung Ancol sudah cukup baik (Tabel 5). Dengan mengetahui kapasitas kerja, dapat diketahui jumlah kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan luasan taman yang dipelihara. Berdasarkan perbandingan kapasitas kerja antara kawasan Putri Duyung Ancol dengan standar dalam Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan Putri Duyung Ancol sudah cukup baik. Hal ini disebabkan masing-masing tenaga kerja melakukan pekerjaan pemeliharaan berdasarkan sistem target mengingat luasnya area kerja yang menjadi tanggungjawab tenaga kerja sehingga tidak perlu mengulur waktu untuk dapat menyelesaikan area mereka. Kesadaran kerja dan kedisiplinan tenaga kerja sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari kinerja mereka sehari-hari dan 15 menit sebelum mulai waktu kerja, sebagian besar tenaga kerja sudah masuk ke dalam kawasan PDA.
68
Tabel 5. Kapasitas tenaga kerja Putri Duyung Ancol No
Jenis Pekerjaan Pemeliharaan
Satuan
Kapasitas
Kapasitas
per jam
kerja/ jam*
Kerja/ jam**
2
1.
Pembersihan/ Penyapuan rumput
m
370
400
2.
Penyapuan jalanan
m2
800
800
2
250
500
2
3.
Penyiraman rumput dengan sprinkler
m
4.
Penyiraman rumput dengan selang plastik
m
150
150
5.
Penyiraman pohon dengan selang plastik
pohon
6.
Pemangkasan rumput dengan mesin gendong
7.
Pemangkasan semak
8.
Penyiangan dan pendangiran pohon
9. 10.
Penyiangan dan pendangiran semak dan penutup tanah Penyulaman tanaman rumput (lempengan)
11.
Penyulaman semak dan ground cover
12.
Pemangkasan bentuk tanaman perdu dan pohon kecil
15
15
2
350
250
2
m
25
10
pohon
m
6
7
2
20
40
2
15
10
2
m
4
3
pohon
4
5
m m
dengan gunting pangkas
Ket:* Pengamatan di Kawasan Putri Duyung Ancol ** (Arifin dan Arifin, 2005) Selama bekerja, sebagian besar tenaga kerja taman dan kebersihan fokus dalam melakukan pekerjaan mereka. Meskipun terkadang bekerja diselingi dengan istirahat saat waktu kerja, dengan segera tenaga kerja berupaya melanjutkan kembali pekerjaan agar taman dapat terlihat indah (tidak kotor) dan tamu merasa nyaman akan keberadaan taman. Namun demikian, perlu adanya evaluasi pengelolaan tenaga kerja berdasarkan kapasitas kerja tenaga kerja dan luasan taman yang dipelihara, terutama bagi tenaga kerja yang bertanggungjawab terhadap tipe agar tidak kewalahan dan dapat mencapai efektivitas kerja lebih baik lagi. Jumlah kebutuhan pekerja berdasarkan luasan taman yang dipelihara dapat dilihat pada Tabel 6.
69
Tabel 6. Kebutuhan HOK Pemeliharaan Taman Putri Duyung Ancol Dalam Satu Tahun No.
Lokasi
Satuan
KK per jam
Luas area
Waktu yang dibutuhkan (jam)
HOK per hari
Frek per tahun
HOK per tahun
Kebutuhan Pekerja
[1]
[2]
[3] ([2]:[1])
[4] ([3]:7)
[5]
[6] ([4]x[5])
[7] [6]:300
Kawasan PDA 1.
Penyiraman rumput dengan selang plastik
m2
150
23155
154,4
22,1
180
3978,0
13,26
2.
Pemangkasan rumput
m2
350
23155
66,2
9,5
24
228,0
0,76
3.
Pemangkasan semak & ground cover
m2
25
2950
118,0
16,9
24
405,6
1,35
4.
Penyapuan rumput
m2
370
14427
39,0
5,6
365
2044,0
6,81
5.
Penggemburan pohon
pohon
6
203
33,8
4,8
12
57,6
0,19
6.
Penggemburan semak dan penutup tanah
m2
20
2265
113,3
16,2
12
194,4
0,65
7.
Penyapuan jalanan
m2
800
17140
21,4
3,1
365
1131,5
3,77
8.
Pemangkasan bentuk topiary Jumlah kebutuhan pekerja untuk kegiatan pemeliharaan yang tertera pada tabel kapasitas kerja
m2
4
59
14,8
2,1
12
25,2
0,08 26,88 Pembulatan= 27
Catatan: Tidak termasuk penyiraman rumput dengan sprinkler, penyulaman, dan penyiraman pohon dengan selang plastik
70
6.1.3.1. Motivasi Kerja Tenaga kerja taman dan kebersihan Putri Duyung Ancol bukan merupakan tenaga kerja ahli. Artinya, mereka tidak memiliki sertifikat keahlian namun lebih mengutamakan pengalaman pada pekerjaan tertentu selama beberapa tahun (minimal 2 tahun). Bekerja berdasarkan pengalaman tersebut berguna untuk meningkatkan penguasaan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya sehingga diharapkan akan mencapai efektivitas kerja yang lebih baik. Untuk meningkatkan kinerja para pekerja tersebut, perlu memperhatikan dua hal yaitu kompetensi dan komitmen. Kompetensi berarti kemampuan kerja yang dimiliki pekerja yang didapatkan dari pengalaman, keahlian atau latar belakang akademik. Sedangkan komitmen merupakan hasil dari adanya motivasi dan hal ini sangat diperlukan mengingat pengawas lapangan akan mempercayakan sepenuhnya pekerjaan pemeliharaan di lapangan kepada para tenaga kerja di lapang (Sternloff dan Waren, 1984). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan, terlihat bahwa motivasi kerja sangatlah dibutuhkan. Motivasi menurut Herujito (2001) merupakan dorongan, hasrat, bahkan kebutuhan, karena ia merupakan latar belakang yang melandasi kelakuan manusia. Agar semangat kerja tidak menurun, tenaga kerja perlu diberikan motivasi berupa pelatihan (training) untuk meningkatkan kapasitas kerja, misalnya mengadakan pelatihan pemeliharaan untuk menambah keahlian kerja, memberikan pemahaman kepada semua tenaga kerja tentang pemeliharaan yang baik, dan cara menggunakan waktu kerja dengan sebaik-baiknya. Karena terjadi rotasi kerja yang ditentukan oleh pengawas, maka setiap tenaga kerja sebaiknya mengetahui tentang spesifikasi tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan oleh seluruh tenaga kerja taman dan kebersihan. Dengan demikian, saat terjadi rotasi kerja, tenaga kerja sudah mengerti dan tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan. Pada kawasan Putri Duyung Ancol, seluruh tenaga kerja lapangan merupakan tenaga kerja harian lepas. Upah dari setiap buruh dihitung per hari dengan pembayaran (gaji) diberikan setiap awal bulan. Para tenaga kerja wajib melakukan absen saat masuk dan pulang kerja melalui pos security induk, yang terdapat di pintu gerbang khusus karyawan dengan menggunakan mesin absen. Hal ini berhubungan
71
dengan perhitungan jumlah hari kerja dan adanya uang kehadiran (uang service) yang diberikan oleh Putri Duyung Ancol setiap satu bulan sekali. Selain uang service, gaji pun diberikan setiap awal bulan dan besarnya gaji untuk tenaga kerja taman dan kebersihan ditentukan oleh pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Pemberian gaji yang tepat waktu pun sangat menjadi motivasi para tenaga kerja dalam bekerja.
6.1.3.2. Keselamatan Kerja Pihak pengelola Putri Duyung Ancol memperhatikan keselamatan kerja bagi masing-masing tenaga kerja taman dan kebersihan berdasarkan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Salah satunya adalah dengan penyediaan peralatan penunjang keselamatan kerja. Peralatan tersebut sangat penting dimiliki oleh tenaga kerja mengingat kejadian yang tidak terduga, seperti kecelakaan atau cidera fatal dapat saja terjadi dan dapat pula dicegah apabila tenaga kerja ditunjang dengan peralatan keselamatan yang berfungsi dengan baik dan memberikan keselamatan, kenyamanan dan rasa aman bagi tenaga kerja yang mengenakannya. Peralatan penunjang keselamatan kerja di antaranya sarung tangan, sabuk pengaman (safety belt) dan sepatu boot. Sabuk pengaman diberikan kepada pemanjat pohon yang bertugas dalam pemangkasan pelepah kering dan buah kelapa, pohon peneduh, dan pohon palem. Pada saat di lapang, pemanjat pohon tidak menyertakan sabuk pengaman (safety belt) saat memanjat. Hal ini disebabkan pemanjat pohon tidak nyaman dalam menggunakannya dan mengganggu konsentrasinya dalam memanjat. Begitupun dengan sepatu boot. Sepatu boot dibagikan kepada seluruh tenaga kerja pemeliharaan berikut pengawas. Namun, sebagian besar tenaga kerja tidak menggunakan sepatu boot tersebut karena merasa tidak nyaman saat menggunakannya yang menyebabkan ruang gerak menjadi terbatas. Seharusnya, peralatan penunjang keselamatan kerja tersebut dikenakan setiap mereka bekerja serta disiplin dalam penggunaannya. Oleh karena itu, briefing sebelum mulai waktu kerja sebaiknya dilakukan untuk mengarahkan sekaligus memberikan pengertian kepada tenaga kerja hingga timbul kesadaran akan pentingnya keselamatan masing-masing tenaga kerja.
72
6.1.3.3. Efektifitas Kerja Efektif atau tidaknya pekerjaan di lapang jika dibandingkan dengan efektifitas kerja yang tertera pada BOQ dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini. Sebagai contoh, untuk pemangkasan tanaman rumput intensif, disebutkan bahwa kapasitas kemampuan perhari per orang yang tertera pada BQ adalah sebesar 2000 m2 dengan jumlah luasan volume sebesar 23155 m2. Maka perhitungan untuk efektifitas tenaga kerja bekerja = 23155 m2 : 2000 m2 = 11,6 hari. Artinya, pekerjaan tersebut menurut BQ dapat diselesaikan selama 11-12 hari yang dilakukan dengan frekuensi pemeliharaan 1 bulan. Namun berdasarkan pengamatan di lapang, waktu efektif kerja tenaga kerja PDA yakni 7 jam dalam sehari. Kapasitas kemampuan perhari per orang = kapasitas kerja per jam untuk pemangkasan rumput dengan mesin gendong x waktu efektif kerja dalam sehari, sehingga perhitungannya: 350 m2 x 7 = 2450 m2. Dengan demikian, efektif tenaga kerja bekerja = 23155 m2 : 2450 m2 = 9,5 hari. Jadi, satu orang mampu menyelesaikan pemangkasan rumput pada area seluas 23155 m2 selama 9-10 hari dengan frekuensi pemeliharaan 2 minggu. Berdasarkan pengamatan di lapang, dapat disimpulkan bahwa target dalam penyelesaian pemangkasan rumput lebih cepat, yakni 9-10 hari, dibandingkan dengan perhitungan di BQ, yakni 11-12 hari. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa efektifitas pekerjaan pemangkasan rumput sudah tercapai sebab pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 2 minggu. Perhitungan efektifitas tenaga kerja ditunjukkan pada Tabel 7. Berdasarkan perhitungan, sebagian besar pekerjaan tidak mencapai efektifitas. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya: 1. Tenaga kerja tidak bertugas dengan optimal. 2. Kurangnya tenaga kerja yang diposisikan pada pekerjaan pemeliharaan tertentu di kawasan Putri Duyung Ancol. 3. Perhitungan acuan untuk pencapaian keefektifitasan dalam BOQ, terutama kapasitas tenaga kerja terlalu tinggi. 4. Keterbatasan peralatan yang digunakan dan kurang berfungsi dengan baik 5. Kurangnya pengawasan pekerjaan di lapangan dan motivasi kerja
73
Tabel 7. Efektifitas Kerja No.
Lokasi
Satuan
Kapasitas kerja Pengamatan BOQ
Volume
Kebutuhan
HOK Pengamatan
BOQ
Frekuensi Pemeliharaan Pengamatan BOQ
Efektifitas Tenaga Kerja
1.
Penyiraman rumput dengan selang plastik
m2
1050
4500
23155
22,1
5,1
180
180
-
2.
Pemangkasan rumput
m2
2450
2000
23155
9,5
11,6
24
12
+
3.
Pemangkasan semak & ground cover
m2
175
550
2950
16,9
5,4
24
12
-
4.
Penyapuan rumput
m2
2590
3000
14427
5,6
4,8
365
365
-
5.
Penggemburan pohon
pohon
42
310
203
4,8
0,65
12
12
-
6.
Penggemburan semak dan penutup tanah
m2
140
450
2265
16,2
5
12
12
-
7.
Penyapuan jalanan
m2
5600
5000
17140
3,1
3,4
365
365
+
8.
Pemangkasan bentuk topiary
28
25
59
2,1
2,4
12
12
+
Keterangan: ( - ) Tidak Tercapai ( + ) Tercapai
pohon
74
Sebelumnya telah dikemukakan beberapa hal mengenai penyebab tidak tercapai efektifitas kerja. Maka, usulan yang dapat diberikan dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas kerja, antara lain: 1. Tenaga kerja sebaiknya memiliki sistem target dalam menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan. Efektifitas kerja tidak akan tercapai jika tenaga kerja bekerja secara santai tanpa memperhitungkan waktu efektif mereka bekerja dalam sehari. 2. Tenaga kerja dibekali dengan kemampuan (skill) dan pengetahuan dalam menerapkan pekerjaan pemeliharaan sehingga setiap pekerjaan dapat mencapai hasil yang maksimal. 3. Efektifitas kerja dapat tercapai jika peralatan yang digunakan berfungsi dengan baik. Sebaiknya, sebelum waktu kerja berakhir, setengah jam sebelumnya, masing-masing tenaga kerja mengontrol terlebih dahulu peralatan yang mereka miliki. Sehingga, jika alat tersebut dirasa sudah tidak berfungsi dengan baik dapat segera dilaporkan kepada pengawas dan segera dicarikan solusinya. 4. Kinerja pengawas harus lebih ditingkatkan. Tenaga kerja akan merasa diperhatikan dan dipantau sehingga mereka lebih giat lagi dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan. Pengawas pun hendaknya membantu tenaga kerja yang merasa kesulitan dalam menggunakan peralatan taman dan kurang mengerti dalam melaksanakan pekerjaan pemeliharaan. 5. Perlu dilakukan pengelolaan tenaga kerja sesuai dengan luasan taman yang dipelihara sehingga tenaga kerja tidak kewalahan dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan. 6. Pemberian motivasi kerja sebaiknya dilakukan oleh pihak pengelola Putri Duyung Ancol dalam upaya untuk meningkatkan semangat kerja tenaga kerja. 7. Biaya anggaran pemeliharaan perlu diperhatikan dan direncanakan secermat mungkin agar kebutuhan pemeliharaan taman, termasuk peralatan dapat terpenuhi secara optimal.
75
6.1.5. Pengelolaan Peralatan dan Bahan PT Tritunggal selalu berupaya menyediakan peralatan dan bahan yang memadai agar hasil yang diperoleh dalam perawatan taman dan kebersihan dapat optimal dan keberadaan taman akan memberikan kepuasan visual bagi pengunjung. Keberhasilan pengelolaan tidak terlepas dari peralatan yang memadai. Keduanya saling mempengaruhi karena dalam pencapaian keindahan dan kebersihan taman diperlukan peralatan dan bahan yang baik serta memadai berikut penguasaan teknik pemeliharaan sehingga akan tercipta efisiensi dan efektivitas pemeliharaan taman. Masing-masing
tenaga
kerja
sudah
dibagikan
peralatan
dan
menyimpannya pada lokasi tertentu dekat area yang menjadi tanggungjawabnya agar mudah dijangkau. Permasalahan yang sering terjadi di lapangan dan tidak bisa dihindari adalah kerusakan alat yang dapat mempengaruhi kapasitas kerja. Kerusakan alat yang terjadi di lapang disebabkan karena pihak kontraktor yang baru tidak memberikan peralatan dengan kualitas yang baik sehingga sebagian alat cepat rusak saat baru digunakan beberapa hari, misalnya kape dan cangkul. Jika terdapat kerusakan alat, sebagian tenaga kerja masih menggunakan peralatan yang diberikan oleh pihak kontraktor yang sebelumnya karena masih dalam keadaan yang cukup baik. Selain itu, sering terjadi kehilangan peralatan seperti selang dan sapu lidi karena tenaga kerja lain tidak mengembalikan alat yang dipinjam kepada pemiliknya. Jika terjadi kehilangan peralatan, sebagian besar tenaga kerja membeli peralatannya sendiri. Alat pertamanan ada yang bersifat sementara dan cepat rusak, ada pula yang relatif tahan lama. Masa efektif peralatan tersebut tergantung dari aspek perawatan dan penyimpanan sesudah digunakan. Peralatan dapat tahan lama apabila dirawat dan disimpan secara benar (Arifin dan Arifin, 2005). Dalam upaya mengantisipasi kerusakan dan kehilangan peralatan tersebut, sebaiknya briefing mengenai peralatan perlu dilakukan sebelum mulai waktu kerja untuk melaporkan jumlah peralatan yang ada pada masing-masing tenaga kerja. Sehingga jika terjadi kehilangan atau kerusakan, dapat diketahui oleh pengawas dan segera dicarikan solusinya atau diantisipasi dengan cara penggantian alat.
76
Pihak kontraktor PT Tritunggal Sejahtera Margawi memiliki beberapa peralatan untuk pekerjaan lanskap. Peralatan dan bahan pemeliharaan taman Putri Duyung Ancol tertera pada Tabel 8. Tabel 8. Peralatan dan Bahan Pemeliharaan Taman Putri Duyung Ancol 2009 Mesin (Machinery)
Bahan (Chemical)
Peralatan
77
Peralatan (Lanjutan)
Sumber: Putri Duyung Ancol, 2009 Untuk peralatan seperti mesin potong rumput, mesin DAB 125 Watt dan mobil, Putri Duyung Ancol menyewa peralatan tersebut pada pihak kontraktor. Harga mesin dan mobil tersebut disesuaikan dengan kesepakatan antara pihak PDA dengan pihak PT Tritunggal Sejahtera Margawi. Setiap peralatan yang sudah direncanakan oleh Putri Duyung Ancol tersebut tidak seluruhnya langsung dibeli sesuai dengan jumlah yang seharusnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi kerusakan dan menghemat anggaran yang ada sehingga dapat digunakan untuk pembelian keperluan peralatan lain yang kebutuhannya lebih mendesak. Dalam kaitannya dengan peralatan dan bahan, sebaiknya dilakukan rencana terhadap pengelolaan peralatan dan bahan mengingat setiap peralatan dan bahan tentu tidak mengeluarkan biaya yang sedikit. Pada dasarnya, biaya merupakan penggerak utama dalam kegiatan pemeliharaan suatu kawasan. Ketersediaan peralatan dan bahan yang memadai meski harganya mahal sekalipun, pada kenyataannya sangat berpengaruh terhadap efktifitas kerja. Dengan demikian, sebaiknya anggaran dana pembelian peralatan dan bahan beserta anggaran untuk perawatan masing-masing peralatan harus sudah ditetapkan dalam rencana anggaran biaya pemeliharaan (Bill of Quantity) dan dialokasikan secermat mungkin sesuai dengan prioritas pekerjaan pemeliharaan.
78
Pada masa pembelian awal, sebaiknya keseluruhan peralatan sudah dibeli sesuai
dengan
jumlah
pekerja
dan
memperhitungkan
cadangan
untuk
mengantisipasi kerusakan peralatan. Sebelum masa efektif peralatan pemeliharaan taman habis, sebaiknya peralatan tersebut sudah harus diganti agar tidak membahayakan tenaga kerja dan untuk mesin atau kendaraan sebaiknya ada penggantian suku cadang sebab kualitasnya tentu sudah menurun. Masa penggunaan efektif peralatan pemeliharaan taman menurut Arifin dan Arifin (2005) ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 9. Masa Efektif Penggunaan Peralatan Pemeliharaan Taman No
Jenis Peralatan
Masa Efektif
1.
Mesin pemotong rumput gendong
3 tahun
3.
Gerobak sampah
1 tahun
4.
Truk pengangkut sampah
5 tahun
5.
Cangkul dan garpu tanah
6 bulan
7.
Kape untuk pembersihan areal taman
2 tahun
8.
Gunting pangkas tanaman semak dan rumput
6 bulan
9.
Gunting setek tanaman
6 bulan
10.
Sapu lidi untuk pembersihan areal taman
1 bulan
11.
Pengki bambu untuk pembersihan areal taman
1 bulan
12.
Golok, arit dan parang untuk pemangkasan
6 bulan
Sumber: Arifin dan Arifin, 2005 Setiap peralatan dan bahan memiliki masa efektif untuk dapat digunakan secara optimal. Jika masa efektif peralatan dan bahan PT Tritunggal dibandingkan dengan masa efektif menurut standar dalam Arifin dan Arifin (2005), dapat dilihat bahwa sebagian besar masa efektif untuk peralatan PT Tritunggal jauh lebih lama masa penggunaannya. Penentuan masa efektif tersebut dapat saja ditentukan berdasarkan pengalaman dalam penggunaan peralatan pada waktu-waktu sebelumnya. Sebenarnya, masa efektif peralatan tidak harus bergantung pada acuan standar sebab terdapat bebagai macam faktor dalam menentukan masa efektif penggunaan peralatan dan bahan, di antaranya kualitas dan merk alat, cara penggunaan alat di lapang, dan intensitas perawatan dari peralatan tersebut.
79
Pembelian peralatan dengan kualitas yang baik sangat perlu untuk diperhatikan sehingga alat tidak cepat rusak dan tidak perlu membeli peralatan yang baru mengingat pembelian peralatan dan bahan untuk pemeliharaan taman mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Pertimbangan merk alat pun sebaiknya diperhatikan karena kualitasnya sudah terbukti baik dan terjamin meski harganya mahal sekalipun. Cara penggunaan alat di lapang pun pelu diperhatikan dan sebaiknya dilakukan oleh tenaga kerja yang sudah paham tentang cara pemakaiannya. Terlebih untuk peralatan yang mahal seperti mesin pangkas gendong. Pada akhirnya, setiap peralatan memerlukan perawatan yang benar dan teratur. Jika tidak pernah dirawat atau disimpan dengan sembarang, sudah pasti peralatan akan cepat rusak. Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa penyimpanan dan penggunaan yang sembarangan serta tidak pernah dirawat dapat mempercepat rusaknya alat-alat pemeliharaan taman. Sebagai contoh, jika kondisi area pemeliharaan cukup luas, akan lebih baik menggunakan peralatan mekanik, salah satu contohnya adalah penggunaan sprinkler. Sprinkler dapat menghemat tenaga manusia dan menjangkau untuk wilayah yang cukup luas. Dengan demikian, pemilihan sprinkler dengan kualitas yang baik perlu diperhatikan sehingga alat tersebut tidak cepat rusak dan pemakaiannya tahan lama. Pemasangan sprinkler dengan cara yang benar dan tidak asal-asalan pun dapat mempengaruhi masa efektif alat tersebut. Agar sprinkler tidak cepat rusak, selain memperhatikan pembelian awal terkait dengan kualitas dan merk serta cara penggunaan di lapang, sprinkler harus disimpan pada tempat dan posisi yang benar (tidak sembarang) dan dirawat dengan baik. Dengan demikian, upaya tenaga kerja dalam merawat peralatan taman harus sama seperti upaya tenaga kerja dalam memberikan perhatian terhadap taman. Karena dengan peralatan yang memadai maka keindahan taman dan kebersihan area dapat tercapai.
80
6.1.5. Penjadwalan Kegiatan Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan meliputi pemeliharaan taman dan kebersihan.
6.1.5.1. Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan agar sesuai dengan tujuan dan fungsi semula yang telah direncanakan. Pemeliharaan ideal dalam kawasan Putri Duyung Ancol adalah pemeliharaan keseluruhan area, pemeliharaan elemen keras serta elemen lunak (tanaman) agar sesuai dengan tujuan dan fungsi semula. Pemeliharaan ideal dilakukan dengan evaluasi terhadap penanaman vegetasi pantai, kebersihan dan keindahan area resor Putri Duyung Ancol secara berkala.
6.1.5.2. Pemeliharaan fisik Pemeliharaan fisik adalah pemeliharaan terhadap elemen keras (bangunan taman) dan elemen lunak (tanaman). Elemen keras (hardscape) meliputi penyapuan jalan, penyapuan perkerasan taman dan stepping stone, pengangkutan sampah, pembersihan kolam air mancur, kolam ikan, gazebo dan children playground. Pemeliharaan fisik terhadap tanaman meliputi penyetikan dan pendangiran, penyiraman, pemangkasan, pemupukan, penyulaman, pengendalian hama dan penyakit. Pemeliharaan terhadap tanaman bertujuan agar tanaman dapat berkembang dan mendapatkan kebutuhan hara yang optimal, tanaman dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan fungsi yang ingin ditonjolkan, seperti pohon beringin (Ficus benjamina), daunnya yang kecil-kecil dan rimbun mampu menyerap polutan serta memberikan keindahan visual.
6.1.5.2.1. Penyapuan Penyapuan merupakan salah satu upaya dalam menjaga kebersihan lingkungan dari benda-benda yang mengotori taman seperti puing-puing, sampah sisa tamu, dan daun-daun yang berguguran. Pelaksanaan pembersihan taman seperti penyapuan dilakukan secara rutin setiap hari sebab sangat berhubungan dengan kebersihan area dan kenyamanan para tamu. Halaman cottage yang bersih memberikan kepuasan tersendiri bagi para tamu sebab pemandangan akan terlihat lebih indah. Selain itu, kebersihan dapat menunjang lingkungan yang sehat.
81
Sampah yang banyak terdapat di kawasan Putri Duyung Ancol yakni sampah dari dedaunan yang berguguran dan sampah domestik. Terdapat beberapa pohon yang pada waktu tertentu akan sering menggugurkan daunnya seperti beringin (Ficus benjamina), mangga (Mangifera indica), dan pohon sosis (Kigelia pinnata). Dengan demikian pekerjaan pembersihan taman akan lebih tinggi dan memerlukan kerja keras dalam membersihkan halaman dan jalanan. Penyapuan dikumpulkan pada titik-titik tertentu yang mudah dijangkau dengan menggunakan sapu lidi untuk hamparan rumput, perkerasan (stepping stone) dan jalanan. Pembersihan stepping stone dilakukan dengan menggunakan sikat, selang air dan sapu lidi. Tujuannya agar lumut tidak tumbuh meluas pada permukaan perkerasan. Ukuran sapu untuk penyapuan hamparan rumput lebih pendek dan tekstur lebih kasar. Sedangkan pembersihan jalan menggunakan sapu dengan tekstur lebih halus dan ukuran lebih panjang. Kegiatan penyapuan untuk penyapuan jalanan dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 dan penyapuan halaman cottage dilakukan pada pukul 08.00. Penyapuan lebih didahulukan mengingat begitu banyak daun yang berguguran saat pagi hari. Penyapuan dilanjutkan kembali pada sore hari pukul 15.00 yang dilaksanakan oleh tenaga kerja yang bekerja pada shift malam. Masing-masing tenaga kerja membuang dedaunan kering dan sampah sisa tamu menuju tempat sampah terdekat yang selanjutnya akan diangkut oleh mobil pengangkut sampah. Kegiatan penyapuan ditunjukkan pada Gambar 15.
Gambar 15. Penyapuan
82
6.1.5.2.2. Pemeliharaan Elemen Taman Pada Taman Menara Pemeliharaan elemen taman yakni pemeliharaan gazebo dan pemeliharaan children playground (Gambar 16). Perawatan gazebo meliputi pembersihan lantai bangunan dan penyapuan daun yang berada di atap bangunan. Gazebo merupakan tempat berteduh sementara bagi pengguna taman, baik saat matahari terik maupun hujan turun. Pentingnya merawat bangunan taman gazebo karena memiliki fungsi dan nilai estetika, yakni memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna taman serta memberikan unsur keindahan pada taman. Pembersihan lantai bangunan gazebo dilakukan setiap hari oleh PT ISS dengan cara penyapuan dan pengepelan lantai serta pengelapan kayu agar mengkilap dan terbebas dari debu. Sedangkan penyapuan atap bangunannya dilakukan secara insidental oleh tenaga kerja taman dan kebersihan untuk membersihkan daun-daun yang berguguran berdasarkan perintah pengawas dan langsung dikontrol oleh pengawas (mandor) untuk keamanan tenaga kerja dan memberitahu bagian atap yang perlu dibersihkan. Pemeliharaan area children playground dilakukan setiap hari dengan cara penggarukan pasir dan penyapuan oleh tenaga kerja taman dan kebersihan. Sedangkan perawatan peralatan bermain seperti jungkat-jungkit dan ayunan dilakukan secara insidental, yakni pengecatan dan penggantian bagian yang rusak karena kayu keropos. Perawatan dan perbaikan peralatan bermain dilakukan oleh tenaga kerja sipil.
A. Pembersihan lantai gazebo
B. Perbaikan Ayunan
Gambar 16. Pemeliharaan Elemen Taman Pada Taman Menara
83
6.1.5.2.3. Pemeliharaan Kolam Kolam sebagai salah satu elemen keras dalam taman merupakan salah satu penunjang ketertarikan para pengguna terhadap sebuah taman. Kolam dengan elemen air sebagai daya tarik utamanya memiliki fungsi tidak hanya untuk estetika tetapi juga bunyi gemericiknya dapat menenangkan. Beraneka bentuk desain kolam di Putri Duyung Ancol baik itu kolam ikan, kolam air mancur dan kolam renang merupakan kolam buatan yang terbuat dari susunan batu kali atau keramik. Kolam buatan harus dipelihara secara rutin agar tetap menarik dipandang, tidak berlumut dan tidak menjadi sarang penyakit. Frekuensi pemeliharaan dipengaruhi oleh tingkat kekeruhan air karena air membawa endapan yang berbeda-beda. Pasokan air untuk kolam-kolam buatan dalam kawasan Putri Duyung Ancol dibantu dengan alat pompa air yang mengangkut air dari sumber ke dalam kolam. Di dalam kolam, aliran air digerakkan oleh pompa sirkuler yang terus-menerus bekerja untuk menciptakan dinamika air dan unsur bunyi gemericik sehingga berkesan indah dan menyenangkan. Di dalam kawasan Putri Duyung Ancol terdapat dua kolam ikan, kolam renang dan kolam air mancur. Gemericik air pada setiap kolam melengkapi suasana taman tropis. Umumnya pembersihan kolam dilakukan secara rutin setiap dua minggu sekali namun tetap tergantung pada bersih atau tidaknya air kolam. Pembersihan kolam ikan dilakukan dengan cara memindahkan ikan ke kolam ikan yang belum dikuras, menaburkan kaporit lalu diamkan selama sehari. Hari esoknya batu-batu yang ada di dalam kolam ikan dipinggirkan terlebih dahulu, sisa-sisa kaporit dihilangkan (dibersihkan sampai kaporit benar-benar hilang tidak bersisa dan tidak menempel baik itu di batu maupun dinding kolam) kemudian air dan ikan dimasukkan kembali ke dalam kolam. Begitu pun dengan kolam air mancur. Tahapan untuk pembersihan kolam air mancur serupa dengan kolam ikan hanya saja pada kolam air mancur tidak terdapat ikan dan ukurannya lebih luas, dengan cara pengurasan, pemberian kaporit, pembersihan dinding dari lumut dengan menggunakan sikat, dan pemvakuman (Gambar 17). Pemeliharaan kolam ikan dan kolam air mancur, dipercayakan kepada kontraktor ISS.
84
Sedangkan kolam renang dibersihkan oleh karyawan outsorcing bagian rekreasi di bawah naungan Front Office. Pemeliharaan kolam renang dilakukan dengan cara pemvakuman dan penggosokan dinding kolam setiap seminggu sekali, pemberian kaporit sebanyak 3 kg/hari untuk membeningkan air dan membersihkan kolam dari lumut dan soda api sebanyak 2 kg pada pagi hari pukul 05.30 dan siang pukul 14.00 (melihat keadaan ramai atau tidaknya tamu yang datang). Soda api diberikan seminggu sekali berfungsi untuk membunuh kuman. Pembersihan kolam renang dilakukan dengan cara membersihkan dinding dari lumut dengan menggunakan sikat, lalu pemvakuman selama 90 menit untuk menghilangkan pasir dan kotoran (kotoran setelah pemvakuman akan masuk ke alat filterisasi kolam). Setelah itu, lantai kolam di pel (tahap pembersihan selanjutnya agar lantai tidak licin). Sedangkan pengurasan dilakukan sebanyak dua bulan sekali. Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa bahan kimia berupa kaporit sering diberikan pada kolam taman agar air tampak jernih. Kaporit digunakan agar kotoran yang ada di dalam air dapat mengendap ke dasar kolam sehingga memudahkan pembersihan kolam. Kaporit (calsium hypochlorit 60%) diberikan dengan dosis yang tidak berlebihan pada saat pompa/ filter tidak dioperasikan atau pada saat air kolam tidak mengalir. Sedangkan vacuming merupakan pemeliharaan yang bertujuan untuk menjernihkan air kolam dan membersihkan lantai kolam dnegan menggunakan alat vacum cleaner (pompa pembersih kolam yang portable).
Gambar 17. Pembersihan Kolam Air Mancur
85
6.1.5.2.4. Pengangkutan Sampah Manik (2003) mendefiniskan bahwa sampah merupakan suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Manusia dalam kehidupannya selalu menghasilkan sampah dan sampah akan menjadi sarang penyakit jika tidak segera dikendalikan. Lingkungan yang terbebas dari sampah secara tidak langsung akan memberikan kesehatan bagi jiwa manusia dan menimbulkan kenyamanan. Pembuangan sampah di Putri Duyung Ancol tergantung intensitas pengunjung. Pada umumnya, pembuangan sampah dilakukan sebanyak 1 kali pukul 15.00. Sedangkan pada saat musim liburan (Juli-Agustus) pembuangan sampah dilakukan sebanyak 2 kali yakni pukul 11.00 dan pukul 15.00 dengan menggunakan mobil sampah berupa mobil bak terbuka. Limbah padat/ sampah yang dihasilkan dari kegiatan Putri Duyung Ancol sebanyak 20 m3/minggu atau sebanyak 2,86 m3/hari (Dokumen Implementasi RKL dan RPL, TIJA, 2008). Sampah organik seperti dedaunan dan sisa makanan tidak dibuat kompos (pengomposan). Setelah penyapuan, sampah daun dimasukkan ke dalam tempat sampah untuk diangkut mobil sampah. Dengan demikian, sampah daun dan sampah anorganik, seperti plastik disatukan dalam satu mobil dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang telah disediakan oleh pihak kontraktor. Sebelum sampah diangkut ke atas mobil bak terbuka, biasannya tempat sampah yang terletak di jalanan tidak mampu menampung banyaknya sampah yang ada yang berasal dari penyapuan daun-daun kering, pembuangan sampah dari tiap cottage, ataupun sampah hasil pemangkasan pohon. Oleh sebab itu, sampah yang tidak dapat dimasukkan ke tempat sampah dimasukkan ke dalam plastik hitam atau sampah berupa hasil pemangkasan pohon-pohon kering diletakkan di samping tempat sampah tersebut (Gambar 18).
86
A. Tempat Sampah yang Penuh
B. Mobil Bak Terbuka Pengangkut Sampah
Gambar 18. Pengangkutan Sampah Selain itu, tenga kerja yang bertugas mencuci tong akan membersihkan tong sampah dari setiap cottage setelah tamu pulang. Sampah yang berada di dalam tong sampah dibuang ke tempat yang telah disediakan oleh tenaga kerja yang dibawanya di atas sebuah trolly. Kemudian tong sampah dibersihkan dan dicuci (sabun dan air pun sudah disediakan dalam ember yang sudah diletakkan di atas trolly). Jika tempat sampah yang berada di atas trolly sudah penuh, sampah tersebut dibuang kembali ke tempat sampah yang tersedia di jalan (karena mudah dijangkau kendaraan). Untuk tong yang tidak berisi sampah yang terletak di depan cottage, hanya di lap tutupnya agar tidak berdebu. Peralatan yang digunakan yakni 2 ember, lap, dan trolly. Secara tidak langsung tenaga kerja yang bertugas mencuci tong sampah memudahkan dalam pengangkutan sampah menuju mobil bak terbuka. Penanganan sampah taman secara konvensional seperti pembakaran pun kerap kali dilakukan oleh tenaga kerja taman dan kebersihan. Pembakaran sampah (bukan dalam skala besar) biasa dilakukan di gudang taman dan kebersihan serta area pembibitan. Selain agar sampah segera musnah, pembakaran tersebut pun bertujuan untuk mengusir nyamuk. Terkadang hasil pembakaran tersebut dijadikan sebagai pupuk bagi tanaman. Pembakaran sampah dapat mengurangi banyaknya sampah yang ada di Putri Duyung Ancol. Upaya pengomposan pun dapat dilakukan. Salah satunya dengan cara sanitary landfill, yakni pembuatan lubang yang berada pada salah satu sudut bagian taman yang kira-kira tidak mengganggu keindahan taman untuk kemudian
87
dimasukkan sampah organik ke dalamnya secara berselang seling dengan tanah hingga rata dengan permukaan tanah. Setelah sampah tersebut dibiarkan kurang lebih 3-4 bulan, timbunan sampah dan tanah dapat digali kembali dan kompos yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk. Penimbunan sampah dilakukan pada bunker sampah agar tidak terpengaruh salinitas air laut dan dapat ditambah dengan
enzym
microorganism
untuk
mempercepat
pembusukan.
Upaya
pengomposan seperti ini dapat menjadi alternatif dalam pengurangan sampah organik sehingga pengangkutan masa sampah dalam sehari dapat lebih optimal dan menampung sampah-sampah yang sebelumnya tidak dapat terangkut.
6.1.5.2.5. Penyiraman Tanaman Penyiraman tanaman sangat diperlukan untuk memudahkan perakaran tanaman menyerap larutan hara yang tersedia di dalam tanah. Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa waktu penyiraman pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja saat dibutuhkan. Satu hal yang perlu diperhatikan apabila menyiram siang hari, penyiraman hendaknya langsung pada permukaan tanah, tidak pada permukaan daun tanaman. Penyiraman pada daun tanaman di siang hari tidak baik dilakukan karena dapat menyebabkan suhu permukaan daun meningkat dan lebih tinggi dari suhu udara di sekitarnya sehingga daun menjadi luka bakar (gosong). Untuk Jakarta Utara yang termasuk memiliki kelembaban udara relatif tinggi, penyiraman pada pagi hari lebih baik daripada penyiraman sore hari. Tujuannya untuk menghindari berkembangnya penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Penyiraman di kawasan Putri Duyung Ancol berasal dari air PAM dilakukan pada pagi hari dan siang hari. Jika daun banyak yang berguguran, penyiraman dilakukan pada pukul 10.00. Pada siang hari penyiraman dilakukan pukul 13.00 di bagian yang teduh (tidak terkena sinar matahari langsung). Sebagian besar tenaga kerja yang melakukan penyiraman pada siang hari tidak langsung menyiram pada permukaan tanah, melainkan pada permukaan daun tanaman. Penyiraman yang dilakukan oleh tenaga kerja Putri Duyung Ancol tidak rutin setiap hari. Hal ini disebabkan tenaga kerja pemegang tipe cottage harus membagi waktu pekerjaan antara penyiraman dan penyapuan mengingat luasnya area cottage yang menjadi tanggungjawabnya. Sistem penyiraman yang
88
dilakukan, misalnya satu orang tenaga kerja memegang lebih dari dua tipe sekaligus seperti tipe teripang, hiu, kole-kole dan cucut. Pada pagi hari, tenaga kerja mampu menyiram hiu bagian depan dan teripang bagian belakang. Lalu pada siang harinya, tenaga kerja melanjutkan penyiraman pada tipe cucut bagian depan dan kole-kole bagian belakang (penyiraman dilakukan pada bagian yang teduh). Keesokan harinya, penyiraman dilakukan pada bagian yang belum tersiram. Cottage yang kemarin sudah tersiram, tidak disiram lagi sehingga penyiraman pada tanaman dilakukan setiap dua hari sekali. Oleh sebab itu, pada 1 Juni 2009 diadakan perubahan jadwal kerja bagi tenaga kerja pemegang tipe cottage. Perubahan ini bertujuan agar tenaga kerja pemegang tipe dapat melakukan penyiraman dengan optimal dan tidak melakukan penyiraman pada siang hari. Pada hari Senin dan Selasa, 7 tenaga kerja masuk pada pukul 10.00-18.00 WIB dan sisanya tetap masuk pada pukul 08.00. Begitupun pada hari Rabu dan Kamis, 7 tenaga kerja lainnya bergantian masuk pada pukul 10 dan tenaga kerja yang bekerja pada hari senin dan selasa masuk pada pukul 08.00. Sementara hari Jumat, Sabtu, dan Minggu seluruh tenaga kerja masuk pada pukul 08.00 sebab tamu akan penuh pada saat weekend dan kebutuhan air lebih diprioritaskan untuk para tamu. Jika hari sebelumnya hujan, maka penyiraman tidak dilakukan dan tidak ada tenaga kerja yang masuk pada pukul 10.00 WIB. Dengan adanya perubahan jadwal ini, maka penyiraman diharapkan dapat optimal dilakukan pada pagi dan sore hari (perubahan waktu kerja ditunjukkan pada Lampiran 19). Berdasarkan perubahan jadwal kerja tersebut, dapat dianalisis bahwa perubahan jadwal tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan. Tenaga kerja pada shift pagi pukul 06.00 tidak mampu menjangkau keseluruhan tipe cottage yang tenaga kerjanya masuk pada pukul 10.00. Oleh sebab itu, beberapa cottage masih terlihat terbengkalai. Selain itu, tujuan utama dari perubahan jadwal ini agar penyiraman dilakukan pada pagi hari minimal dilakukan pukul 09.00 setelah satu jam menyapu ternyata belum dapat diterapkan. Penyiraman masih dilakukan pada siang hari. Sebagian tenaga kerja masih menyiram pada pukul 11.00 dan dilanjutkan kembali setelah istirahat pada pukul 13.00. Namun penyiraman pada sore hari tetap berjalan, mulai pukul 16.00 hingga 17.30 WIB. Hal ini juga
89
disebabkan pengawas tidak menyampaikan secara jelas maksud dari perubahan jadwal ini dan tidak memberitahu tata cara kerja yang diharapkan akan dilakukan oleh tenaga kerja. Dengan demikian, para pekerja masih bekerja berdasarkan kebiasaan yang selalu mereka lakukan saat sebelum perubahan jadwal. Penyiraman dalam kawasan Putri Duyung Ancol menggunakan selang sepanjang 50 meter (Satu roll 100 meter dibagi dua) dan sprinkler. Pemakaian sprinkler bertujuan untuk menghemat tenaga dan dilakukan pada hamparan rumput (lawn). Penyiraman pada tanaman dalam ruang dilakukan dengan menggunakan ember dan gayung. Kebutuhan air yang dibutuhkan untuk satu tanaman sebanyak 5-6 liter. Sedangkan penyiraman untuk tanaman yang baru ditanam (tanaman proyek) dilakukan oleh kontraktor PT Dwi Karya selama 6 bulan pertama untuk penyiraman pohon sosis atau dikenal dengan sebutan atamimi (Kigelia pinnata) serta pohon kelapa hingga tanaman mampu berdiri sempurna tanpa bantuan stegger. Stegger merupakan penopang yang diberikan kepada tanaman yang baru ditanam agar tanaman dapat tumbuh dengan tegak dan menjaga agar tanaman tidak roboh. Seringkali beberapa pohon kelapa tumbang akibat stegger yang tidak kuat menopang karena batang pohon kelapa sudah lapuk (dimakan rayap) atau pohon sudah layu sebab tanah mengandung kadar garam yang tinggi (Gambar 18).
90
A. Penyiraman rumput
C. Penyiraman setelah penyulaman
B. Penyiraman dengan sprinkler
D. Penyiraman pohon baru
Gambar 19. Penyiraman
6.1.5.2.6. Pemangkasan Pemangkasan merupakan upaya untuk mengontrol pertumbuhan tanaman penutup tanah, semak, perdu dan pohon terutama untuk tanaman yang sudah tua, rusak atau mati dan tanaman yang mengganggu. Pemangkasan dilakukan sesuai dengan keinginan dan bertujuan untuk kesehatan tanaman dan keamanan bagi lingkungan sekitar. Sebagai resor penginapan, Putri Duyung Ancol melakukan pemangkasan secara teratur untuk setiap tanamannya agar memiliki penampilan yang baik dan indah dipandang. Tajuk untuk topiari tanaman sebagian besar membentuk rounded. Pemangkasan untuk keamanan dilakukan agar pertumbuhan tanaman tidak membahayakan pengguna taman. Sedangkan pemangkasan untuk kesehatan tanaman dilakukan pada bagian-bagian yang terserang hama dan penyakit agar kerusakan tidak meluas. Pemangkasan juga dilakukan terhadap dahan-dahan yang mati, percabangan, dan ranting-ranting yang kering, serta pembersihan terhadap benalu. Pemangkasan pada rumput bertujuan untuk keseragaman rumput pada batas ketinggian tertentu dan menjaga kerapatan dalam pertumbuhan lempeng rumput.
91
Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa pemangkasan pohon dilakukan pada musim tertentu, tergantung jenis pertumbuhannya dan tidak dilakukan pada saat pohon sedang musim berbunga/ berbuah. Pemangkasan ini bertujuan merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif pada musim berikutnya, apalagi bila diikuti dengan pemberian pupuk. Pemangkasan bentuk harus dilakukan saat pohon sedang berdaun, yaitu untuk jenis yang menggugurkan daun. Tujuannya agar percabangan yang hidup dan yang mati dapat diketahui sehingga bentuk ideal yang diinginkan dapat tercapai. Sedangkan pemangkasan pohon yang dilakukan pada akhir musim hujan memiliki beberapa keuntungan yaitu: 1. Memperkecil kehilangan air akibat transpirasi berlebihan. 2. Menghindari serangan penyakit karena kelembapan tidak setinggi musim hujan. 3. Mempercepat pertumbuhan vegetatif. 4. Merangsang pembungaan pada musim berikutnya. Pada kawasan Putri Duyung Ancol, pemangkasan rumput merupakan kegiatan dua mingguan dengan menggunakan mesin gendong. Jenis rumput yang berada di kawasan Putri Duyung Ancol adalah rumput gajah, rumput gajah mini dan rumput peking. Pemangkasan perdu dan semak pun merupakan kegiatan dua mingguan dengan menggunakan gunting pangkas. Sedangkan pemangkasan pohon merupakan kegiatan insidental dengan menggunakan golok dan kapak. Pemangkasan pohon di Putri Duyung dilakukan jika terdapat benalu, dedaunan terlalu rimbun dan mengganggu pandangan ke arah jalan. Dalam melakukan pekerjaan memangkas pohon tinggi, tenaga kerja hampir tidak pernah menggunakan sabuk pengaman karena alasan tidak nyaman. Untuk pengambilan buah, seperti pada pohon sosis atau pengambilan daun kering untuk pohon yang tidak dapat dipanjat (tanaman berduri, seperti kelapa sawit) menggunakan galah yang sudah diberi pisau lengkung pada bagian ujungnya (Gambar 20).
92
A. Pemangkasan semak B. Pemangkasan bentuk topiari C. Pemangkasan kelapa
D. Pemangkasan rumput
E. Pemangkasan pohon peneduh
Gambar 20. Pemangkasan
6.1.5.2.7. Pendangiran dan Penyetikan Penggemburan tanah dan pemberian aerasi yang dikenal dengan sebutan pendangiran merupakan upaya pemeliharaan taman yang dilakukan untuk memberikan pertumbuhan tanaman yang optimal. Penggemburan tanah akan memberikan sirkulasi udara yang baik di daerah perakaran. Pendangiran dilakukan pada lahan pertanaman penutup tanah, tanaman perdu, semak dan pohon yang kondisi permukaan tanahnya sudah memadat akibat penyiraman dan pemadatan tanah. Pendangiran (penggemburan tanah) biasa dilakukan bersamaan dengan penyiangan gulma. Tenaga kerja yang melakukan pendangiran biasanya memetik pula daun-daun yang kering pada semak dan membersihkan rumput atau tanaman liar. Penyiangan gulma dilakukan agar lahan pertanaman terlihat lebih rapi dan bersih serta tanaman terlihat lebih indah tanpa dedaunan kering. Kegiatan pendangiran dilakukan secara manual dengan menggunakan kape dan gatul sedangkan penyiangan gulma dengan menggunakan tangan (Gambar 21). Penyetikan dilakukan agar bedengan taman terlihat lebih rapi dan tidak ada tanaman merambat atau rumput yang menjuntai ke arah jalan. Penyetikan
93
dilakukan dengan menggunakan gunting rumput. Pembagian tenaga kerja untuk penyetikan dan pendangiran yakni 2 orang dari area Security induk sampai tipe cottage Paus dan dua orang lagi dari tipe cottage Marlin sampai Hiu. Penyiangan gulma terkadang dilakukan oleh 4 orang tenaga kerja pendangiran dan penyetikan dalam waktu dan tempat yang sama pada satu area yang cukup luas, yakni area pasiran dan area lapangan parkir untuk membersihkan rumput-rumput liar yang berasal dari tanah. Pekerjaan penyiangan gulma tersebut biasanya diinstruksikan langsung oleh pengawas. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pendangiran pada rumput dilakukan dengan membuat lubang-lubang udara pada jarak tertentu. Penggemburan pada perdu dilakukan dengan cara membuat bedengan bagi perdu yang ditanam massal atau secara bokoran bagi perdu yang ditanam tunggal. Sedangkan penggemburan pada pohon dilakukan dengan cara membuat bokoran di sekeliling pangkal batang dengan radius sekitar 50-75 cm, tergantung besar kecilnya batang pohon. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggeburan tanah adalah jangan sampai merusak perakaran tanaman dan tidak dilakukan pada musim kemarau atau pada saat terik matahari. Hal tersebut dapat mempercepat laju evaporasi yang dapat menyebabkan tanaman mengalami stress.
94
A. Penyetikan
B. Penggemburan tanah
C. Pembersihan area pasiran D. Penyiangan gulma E. Pembersihan areal parkiran Gambar 21. Pendangiran dan Penyetikan
6.1.5.2.8. Pemupukan Pemupukan tanaman mempunyai prinsip menyuplai hara tambahan yang dibutuhkan tanaman sehingga tanaman tidak kekurangan makanan. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pemupukan pada dasarnya adalah memberi makanan tambahan pada tanaman untuk memenuhi nutrisi yang diperlukan dan setiap lahan memiliki tingkat kesuburan yang berbeda. Pemupukan dilakukan setiap tiga bulan namun tergantung pada frekuensi pembelian pupuk dan jenis tanaman. Pupuk yang diberikan yakni pupuk kompos dan pupuk kandang (pupuk organik). Serta pemberian pupuk urea dan pupuk NPK (pupuk anorganik). Pupuk urea diberikan untuk menyuburkan dan menghijaukan daun dengan cara disebar di permukaan atau dilarutkan terlebih dahulu dengan air (sekitar satu sendok makan urea per liter air), kemudian disiramkan. Pupuk NPK diberikan agar tanaman berbunga menghasilkan pertumbuhan bunga yang indah dan segar. Sedangkan pupuk kandang tidak dianjurkan digunakan di lawns, baik sebelum penanaman maupun pemupukan pemeliharaan rumput karena pertumbuhan
95
rumput akan bersaing dengan gulma yang berasal dari pupuk kandang (Arifin dan Arifin 2005). Pupuk kandang adalah pupuk yang paling sering digunakan pada saat penyulaman dan penanaman. Sebelumnya, tanah telah dicampur dengan pupuk kandang yang dilakukan di pembibitan. Penggunaan pupuk kandang dalam kawasan Putri Duyung Ancol lebih baik dibandingkan pupuk kompos. Tanaman yang menggunakan pupuk kompos sebagian besar tidak dapat bertahan hidup baik itu kekeringan maupun mati. Hal ini disebabkan bahan-bahan dalam proses pembuatan pupuk kompos tidak sempurna karena masih bercampur antara sampah organik dan anorganik (Gambar 22).
A. Pengolahan tanah
B. Pemberian pupuk kandang
Gambar 22. Pemupukan
6.1.5.2.9. Penyulaman Penyulaman dilakukan jika terdapat tanaman mati, terkena hama, atau kering. Penampilan keseluruhan taman yang tetap impresif menjadi harapan utama bagi siapapun pemilik taman. Dalam kawasan Putri Duyung Ancol, penyulaman dilakukan atas inisiatif dari tenaga kerja taman, perintah pengawas atau permintaan langsung dari General Manager Putri Duyung Ancol. Penyulaman paling sering dilakukan pada tanaman rumput dan semak. Tanaman yang paling sering digunakan dalam penyulaman yakni patah tulang (Pedilanthus pringlei) dan Ruellia (Ruellia malacosperma ‘Dwarf’) berwarna ungu. Tanaman atau bibit yang akan ditanam tersebut dibawa dengan menggunakan gerobak. Penyulaman tanaman dilakukan secara insidental. Setelah penyulaman selesai dilakukan, tanaman segera disiram dan tidak pada saat terik matahari (Gambar 23).
96
A. Penyulaman rumput
B. Gerobak tanaman
C. Penyulaman Ruellia sp.
Gambar 23. Penyulaman
6.1.5.2.10. Pembibitan Suplai tanaman yang dimiliki oleh Putri Duyung Ancol selain berasal dari pembibitan Taman Impian Jaya Ancol, juga berasal dari pembibitan Putri Duyung Ancol. Pembibitan merupakan upaya dari pihak taman PDA dalam rangka kemudahan pengadaan tanaman untuk dekorasi dan penyulaman. Tenaga kerja yang bertanggungjawab atas pembibitan ini adalah tenaga kerja dan pengawas taman serta kasie taman dan kebersihan. Kegiatan yang dilakukan dalam pembibitan adalah penyiraman tanaman, perbanyakan dan pembiakan tanaman, serta pengolahan tanah (Gambar 24). Jenis tanaman yang tersedia di pembibitan Putri Duyung Ancol cukup beragam, contohnya sri rezeki (Dieffenbachia sp.), dracaena (Dracaena sp.), pisang hias (Heliconia sp.), wali songo, pacar air (Impatiens sp.), lili brazil (Chlorophytum sp.), beringin karet (Ficus elastica), lidah mertua (Sanseviera trifasciata), kadaka tanah, palem kuning, palem wregu (Raphis exelsa), Pohon sosis (Kigelia pinnata), sirih gading (Epipremnum aureum), agave (Agave sp.), kaktus kodok (Sanseviera sp.), lili paris (Chlorophytum comosum), ruellia (Ruellia malacosperma ‘Dwarf’), patah tulang (Pedilanthus
pringlei),
pandan
bali
(Pandanus
sp.)
dan
Pilodendron
(Phylodendron sp.). Media tanam yang digunakan dalam proses pembibitan adalah pupuk kandang dan sekam yang dicampurkan secara merata kemudian dimasukkan ke dalam polibag.
97
A. Tanaman di pembibitan
B. Peletakan bibit tanaman ke dalam polibag
Gambar 24. Pembibitan Putri Duyung Ancol
6.1.5.2.11. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pengendalian hama dan penyakit tanaman merupakan satu upaya agar tanaman dapat tumbuh dan terlihat dengan baik. Berbagai jenis hama seringkali muncul pada tanaman bunga batavia (Jatropha pandurifolia) dan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Hama yang paling sering terlihat pada tanaman tersebut adalah kutu putih (Gambar 25). Cara yang dilakukan oleh pihak taman dan kebersihan Putri Duyung Ancol adalah mencabut tanaman-tanaman tersebut dan menggantinya dengan tanaman baru (penyulaman). Tidak ada perlakuan seperti pemberantasan hama dengan menggunakan pestisida sehingga pengendalian dilakukan secara manual. Pengendalian hama kutu putih yang dianjurkan yakni dengan penyemprotan pestisida himidacoprit untuk jenis insect. Menurut Arifin (2004), kutu kecil dan putih dijumpai di dalam rumah, tetapi sering berada di rumah kaca. Kutu menyerang tanaman hias bunga dengan cara mengisap cairan dan menghasilkan embun madu. Untuk perlakuan yang dianjurkan, hama ini dapat disemprot dengan pestisida sistemik. Selain kutu putih, cendawan Choanephora cucurbitarum pun terdapat pada tanaman kembang sepatu. Pengendalian pun dilakukan dengan cara mencabut dan menggantinya. Gejala yang ditunjukkan yakni terdapat bulu-bulu hitam bertepung yang terdiri dari sporangium dan spora jamur. Perlakuan yang dianjurkan yakni penyemprotan dengan fungisida daconil 75 WP dengan dosis yang tertera pada label. Pemberian pestisida dan fungisida tersebut dilakukan secara bersamaan dan disemprotkan pada bagian permukaan bawah daun.
98
Pada kawasan Putri Duyung Ancol sedapat mungkin dihindari penyemprotan pada saat terjadi serangan sehingga tindakan yang dianjurkan untuk dilakukan selain mencabut tanaman dengan cara manual. Pemberian pestisida menurut (Hutabarat, 2008) pasti akan membunuh spesies yang lain dan pestisida dapat mencemari air laut sebab pestisida harus mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu dapat membunuh organisme-organisme yang tidak diinginkan tanpa merusak hewan yang dikehendaki. Beberapa pestisida, misalnya DDT jika digunakan secara terus-menerus akan sangat berbahaya, terutama bagi organisme yang hidup di daerah tersebut dan membuat ikatan molekul yang terdapat pada bahan kimia tersebut semakin menumpuk di suatu lingkungan. Cara paling aman yang disarankan untuk pengendalian hama kutu putih adalah penyemprotan dengan air sabun (deterjen 0,05%) pada tanaman yang terkena gejala di bagian permukaan bawah daun. Atau dengan menggunakan ajir (bambu) yang telah diberi lem fox dan ditutup oleh kertas HVS kuning. Saat musim hujan, ditutup dengan plastik bening. Setelah 24 jam, ajir diambil hingga terlihat kutu putih terperangkap dan menempel pada ajir tersebut. Begitu seterusnya, dilakukan pembuatan ajir yang baru untuk mengantisipasi serangan hama kutu putih datang kembali.
Gambar 25. Gejala serangan hama kutu putih
6.1.5.2.12. Dekorasi Mini Garden Mini garden merupakan upaya yang dilakukan untuk membuat taman miniatur jika terdapat pesta atau perayaan, baik di ruang rapat, candi bentar maupun di area pasiran. Setiap ada pesta atau perayaan, empat tenaga kerja taman
99
segera menyiapkan tanaman-tanaman yang dibutuhkan dan dibawa ke tempat tujuan dengan menggunakan gerobak. Pembuatan mini garden harus diadakan dalam sebuah pesta. Hal ini bertujuan untuk memperindah dan mempercantik ruangan. Selain itu, adanya penggabungan elemen keras berupa bambu kecil dan elemen tanaman dapat melembutkan suasana serta membuat tampilan lebih menarik. Pengadaan mini garden ini merupakan pekerjaan yang tidak diminta dan ada atau tidaknya pesta dapat dilihat dari jadwal acara-acara yang telah terpasang di ruang maintenance. Penataan mini garden dibuat berdasarkan gradasi ketinggian tanaman sehingga secara visual akan terlihat indah (Gambar 26).
Gambar 26. Dekorasi Mini Garden
6.1.6. Anggaran Biaya Pemeliharaan (Bill of Quantity) Anggaran pemeliharaan taman Putri Duyung Ancol pada tahun 2008 sebesar Rp 739.854.652,00. Anggaran pemeliharaan taman untuk unit Putri Duyung Ancol terdiri dari dua bagian yakni pekerjaan A mencakup perawatan taman dan pekerjaan B mencakup perawatan kebersihan. Perawatan taman meliputi penyiraman, pemangkasan, pemupukan, pendangiran, dan penyulaman. Sedangkan pekerjaan B meliputi penyapuan dan pembersihan termasuk pula ruparupa, THR, asuransi Jamsostek dan pembuangan sampah. Anggaran pemeliharaan tersebut menujukkan bahwa dalam perawatan taman, anggaran terbesar ditujukan pada pemangkasan yakni 6,09%. Untuk pemangkasan, anggaran dana pemangkasan pohon kelapa terhitung tinggi sebab pekerjaan pemeliharaan lebih beresiko, terutama dalam keselamatan kerja. Dan anggaran terbesar untuk perawatan kebersihan ditunjukkan pada kegiatan penyapuan yakni 36,26% (Tabel 10). Anggaran biaya per hektar untuk perawatan
100
taman yakni Rp 105.206.723/8 ha = Rp 13.150.840,00. Sedangkan anggaran biaya per hektar untuk perawatan kebersihan yakni Rp 567.388.415/8 ha= Rp 70.923.551,00. Cara perhitungan jumlah setiap pekerjaan dalam Bill Qf Quantity adalah jumlah/ luas volume x frekuensi pekerjaan per tahun x (penyusutan alat kerja+upah tenaga kerja per hari). Sebagai contoh untuk penyiraman tanaman rumput intensif. Diketahui bahwa kapasitas kemampuan perhari per orang yang tertera pada BQ yakni 4500 m2 dengan volume 23155 m2, frekuensi pekerjaan per tahun yakni 180 (setara dengan 2x sehari), penyusutan alat kerja yakni Rp 1,94 dan upah tenaga kerja per hari yakni Rp 4,30. Maka jumlah perhitungan untuk penyiraman tanaman rumput intensif adalah 23155 x 180 x (1,94+4,30) = Rp 26.007.696,00. Tabel 10. Persentase Anggaran Biaya Pemeliharaan Putri Duyung Ancol No 1.
2.
Jenis Pemeliharaan Pekerjaan Perawatan taman Penyiraman Pemangkasan Pemupukan Pendangiran Penyulaman Perawatan kebersihan Penyapuan Pembersihan Rupa-rupa • Seragam THR Asuransi Jamsostek Buang Sampah Bantar Gebang
Persentase* 14,22% 5,1% 6,09% 0,13% 1,07% 1,86% 36,26% 7,49% 3,48% 1,32% 6,44% 8,42% 14,60%
Persentase 36,17%****
3,7% ** 0,31% *** 6,52% ** 2,12%***
Ket: * Penghitungan Bill Of Quantity Putri Duyung Ancol 2008 ** Putra Ramadhan, 2008 *** Meidi Arivi Inriani, 2007 **** Sarmada, 2008 Setelah dilakukan perbandingan, dapat disimpulkan bahwa persentase anggaran biaya pemeliharaan Putri Duyung Ancol untuk pekerjaan perawatan
101
taman, pembelian seragam dan pembuangan sampah lebih rendah. Sedangkan anggaran biaya untuk rupa-rupa dan THR lebih tinggi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, di antaranya luasan taman yang berbeda, kebutuhan tenaga kerja tidak sama, banyaknya sampah yang dihasilkan tergantung dari aktivitas pengunjungnya, harga peralatan dan bahan yang berbeda serta tunjangan yang ditetapkan berbeda-beda tergantung kebijakan perusahaan. Namun pada intinya, setiap anggaran dan biaya pemeliharaan yang telah ditetapkan pada sebuah perusahaan memiliki satu tujuan yang sama, yakni mencapai efektifitas kerja dan tercapai tujuan pemeliharaan.
6.2. Rencana Pengelolaan Setelah dilakukan analisis terhadap organisasi, pengawasan pekerjaan pemeliharaan, tenaga kerja pemeliharaan, peralatan dan bahan, anggaran biaya pemeliharaan dan penjadwalan kegiatan pemeliharaan maka dilakukan pemberian solusi yang terangkum dalam rencana pengelolaan. Rencana pengelolaan tersebut direpresentasikan dalam matriks pengelolaan. Agar pihak pengelola lanskap dapat bekerja secara optimal dan efektifitas kerja tercapai, solusi yang diberikan adalah penerapan rencana pengelolaan demi terciptanya integritas lanskap yang lebih baik. Hal ini mencakup berbagai hal yang saling terkait seperti tenaga kerja, peralatan dan bahan, anggaran biaya pemeliharaan, dan pengunjung. Meski terdapat peralatan dengan mutu dan kualitas yang baik, tanpa adanya tenaga kerja yang ahli maka pekerjaan pemeliharaan taman tidak akan mencapai hasil yang optimal. Apabila peralatan dan tenaga kerja tersedia tetapi tidak mempertimbangkan besar atau kecilnya biaya anggaran pemeliharaan, pekerjaan pemeliharaan pun tidak mungkin terlaksana dan kekhwatiran perusahaan akan mencapai kerugian karena besarnya biaya tidak terhitung. Oleh sebab itu, RAB perlu direncanakan secara matang. Begitu pun dengan pengunjung. Kawasan rekreasi dan resor penginapan sangat erat hubungannya dengan pengunjung. Pengunjung akan senang dengan keberadaan taman yang indah dan membuat nyaman. Ketika pengunjung telah berada pada sebuah tempat dan mereka merasakan kenyamanan serta keamanan, suatu saat mereka akan kembali mencari tempat tersebut. Kenyamanan
102
pengunjung akan kondisi taman yang baik dan indah dipengaruhi oleh tenaga kerja, peralatan dan bahan serta anggaran biaya yang dibuat dengan kebutuhan biaya seminimal mungkin namun mampu memberikan hasil yang optimal. Untuk mencapai itu semua, dibutuhkan sistem organisasi pemeliharaan. Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa sistem organisasi dalam pemeliharaan taman senantiasa dilakukan oleh pemelihara taman skala besar, seperti pengelolaan taman perumahan real estate, taman perkantoran, taman perhotelan, taman umum milik pemerintah dan taman rekreasi. Dengan demikian, adanya sistem organisasi membuat pemeliharaan taman lebih teroganisir sehingga dapat memenuhi kepuasan pengunjung dan tercipta integritas lanskap. Rencana pengelolaan dikelompokkan berdasarkan hasil analisis aspekaspek seperti struktur organisasi Putri Duyung Ancol, pengawasan pekerjaan pemeliharaan, penjadwalan kegiatan pemeliharaan, peralatan dan tenaga kerja pemeliharaan serta anggaran biaya pemeliharaan. Rencana pengelolaan dibuat berdasarkan rencana waktu pelaksanannya, yaitu jangka pendek (1-2 tahun), jangka menengah (3-4 tahun), dan jangka panjang (>5 tahun). Rencana pengelolaan ditunjukkan dengan matriks rencana pengelolaan ditunjukkan pada Tabel 11.
103
Tabel 11. Matriks Rencana Pengelolaan
104
6.3. Pengelolaan Limbah Selama masa operasi kawasan Taman Impian Jaya Ancol, PT Pembangunan Jaya Ancol adalah pelaksana dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL). Ruang lingkup pengelolaan lingkungan ini difokuskan pada komponen lingkungan yang tergolong akan terkena dampak penting akibat kegiatan kawasaan Taman Impian Jaya Ancol. Komponen lingkungan yang terkena dampak yakni menurunnya kualitas air permukaan yang disebabkan oleh air limbah kegiatan domestik dan restoran di Putri Duyung Ancol. Sumber dampak yakni kegiatan domestik para pengunjung dan kegiatan pengelolaan makanan di restoran Putri Duyung. Tolok ukur dampak adalah kualitas air limbah sesuai dengan baku mutu effluent yang ditetapkan oleh Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 122 Tahun 2005 tentang Baku Mutu Limbah Cair Domestik di Wilayah Propinsi DKI Jakarta (Tabel 12). Tabel 12. Baku Mutu Limbah Cair Domestik No.
Parameter
Satuan
Baku Mutu
1.
Ph
-
6-9
2.
Zat organic
mg/l
85
3.
Zat padat tersuspensi
mg/l
50
4.
Ammonia
mg/l
10
5.
Minyak dan lemak
mg/l
10
6.
Senyawa aktif biru metilen
mg/l
2
7.
COD (dichromat)
mg/l
80
8.
BOD (20 derajat celcius, 5 hari)
mg/l
50
Sumber: Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 122 Tahun 2005 Tujuan pengelolaan lingkungan untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas air limbah yang menyebabkan menurunnya kualitas air permukaan. Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan antara lain: •
Untuk air limbah dari toilet dan WC disalurkan dan diolah ke Septic Tank yang dilengkapi sistem resapan dan setelah produksi Lumpur di dalam tinja
105
cukup, maka secara rutin dilakukan penyedotan Lumpur/ sludge oleh mobil tinja. •
Untuk air limbah dari restoran diolah di dalam Instalasi Pengelolaan air limbah (IPAL), berkapasitas olah sebesar 150 m3/ hari dengan tahapan: 1.
Penyaringan
benda
kasar
(coarse
screen)
untuk
menyaring
benda/sampah yang berukuran cukup besar/kasar agar tidak masuk ke bak penampung air limbah. 2.
Penyaringan benda halus (fine screen) untuk menyaring benda-benda yang beurkuran halus/kecil (sisa makanan/ nasi, kulit telur, sisa makanan lainnya yang berukuran kecil) agar tidak masuk ke bak penampung air limbah.
3.
Grease trap/ oil trap berfungsi untuk memisahkan kandungan lemak dan minyak agar tidak masuk ke dalam bak aerasi (aeration tank)
4.
Bak aerasi (aeration tank) untuk menguraikan organic yang terkandung dalam air limbah hingga menjadi lebih sederhana menggunakan bantuan mikroba, dengan cara memberikan suplai oksigen atau transfer oksigen (O2) menggunakan blower dengan model buble aeration.
5.
Bak pengendap (sedimentation tank) untuk mengendapkan kandungan Lumpur yang terbentuk setelah proses perombakan di bak aerasi, sehingga air yang telah diendapkan akan lebih jernih dan berkurang dari kadar cemarannya.
6.
Bak filtrasi untuk menyaring agar air yang telah lolos pada saringan dapat lebih jernih dan memenuhi persyaratan effluent standar yang ditetapkan oleh Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 122 Tahun 2005 dengan menggunakan media pasir sebagai media filternya.
7.
Bak penampung effluent untuk menampung air limbah yang telah diolah pada unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
8.
Air limbah yang telah selesai diolah hingga memenuhi baku mutu effluent yang telah ditetapkan oleh Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 122 Tahun 2005, selanjutnya disalurkan ke saluran drainase kota/saluran umum kota.
106
9.
Guna lebih mengoptimalkan proses biologi pada bak aerasi, ditambah daya untuk meningkatkan suplai/ transfer oksigen (O2) dan melakukan penambahan vitamin nutrisi tambahan untuk pertumbuhan bakteri mikrobiologi.
10.
Melakukan penyaringan dengan media filtrasi yang menggunakan pasir dan untuk menurunkan kandungan COD tersebut ditambah dengan tangki penyerapan karbon aktif (activated carbon).
Rencana pemantauan lingkungan (RPL) disusun dengan memperhatikan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL). Lingkup pemantauan lingkungan ini difokuskan pada komponen lingkungan yang tergolong akan terkena dampak penting akibat operasi kawasan TIJA. Tujuan pemantauan lingkungan untuk mengetahui kualitas air limbah dan kualitas air permukaan, agar tidak terjadi pencemaran pada badan air penerima. Metode pemantauan lingkungan yakni pemantauan dilakukan dengan mengambil sampel air limbah pada titik-titik yang telah ditentukan lalu dianalisis di laboratorium dan hasilnya dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Lokasi pemantauan adalah Instalasi Pengelolaan Air limbah (IPAL) Puteri Duyung Ancol. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan dilakukan setiap 3 bulan sekali selama kegiatan operasi kawasan TIJA.
6.4. Pemilihan Tanaman Air laut mengandung banyak ion yang mengakibatkan tingginya salinitas.
Salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut dan umumnya bersumber pada tanah dan air tanah. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis. Konduktivitas air laut bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan mobilitas ion-ion tersebut (Rahmawati, et al., 2009).
107
6.4.1. Pengaruh Tingkat Salinitas Stres garam akibat pengaruh salinitas sangat jelas terlihat pada tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Kedua tanaman tersebut terletak pada area cottage yang berbatasan dengan teluk. Dengan adanya permasalahan gejala akibat salinitas tersebut maka mahasiswa mengambil sampel tanah pada jarak yang sama dari batas laut dan teluk, yakni 60 cm dengan kedalaman 20 cm dan mengambil sampel tanaman yang terkena hama tersebut (Hibisus rosa-sinensis) untuk selanjutnya diteliti di laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan dan Departemen Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hasil laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan menunjukkan bahwa sampel tanah pada kawasan cottage yang berbatasan langsung dengan laut mengandung pH sebesar 6.80 dan DHL sebesar 2000 цs/cm, sedangkan kawasan cottage yang berbatasan dengan teluk mengandung pH sebesar 6.70 dan DHL sebesar 4700 цs/cm (Lampiran 20). Salin atau tidaknya suatu tanah ataupun air diukur berdasarkan daya hantar listriknya yang tergantung pada kadar garam yang terlarut dalam air ataupun dalam larutan yang berhubungan dengan pertumbuhan tanaman. Follet et al. dalam Sipayung (2003) mengajukan lima tingkat pengaruh salinitas tanah terhadap tanaman, mulai dari tingkat non-salin hingga tingkat salinitas yang sangat tinggi, seperti diberikan pada Tabel 13. Tabel 13. Pengaruh Tingkat Salinitas terhadap Tanaman (Follet et al, 1981) Tingkat Salinitas
Konduktivitas (mmhos)
Pengaruh Terhadap Tanaman
Non Salin
0 –2
Dapat diabaikan
Rendah
2–4
Tanaman yang peka terganggu
Sedang
4–8
Kebanyakan tanaman terganggu
Tinggi
8 – 16
Tanaman yang toleran belum terganggu
Sangat tinggi
> 16
Hanya beberapa jenis tanaman toleran yang dapat tumbuh
Sumber: http://library.usu.ac.id/download/fp/bdp-rosita2.pdf
108
Dilihat dari tabel dapat disimpulkan bahwa kawasan Putri Duyung Ancol yang berbatasan langsung dengan laut lepas dengan DHL sebesar 2000 µs/cm yang setara dengan 2 mmhos/cm tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena berada pada tingkat salinitas non salin (dapat diabaikan). Sedangkan tanaman pada kawasan Putri Duyung Ancol yang berbatasan langsung dengan teluk yang memiliki DHL sebesar 4700 µs/cm yang setara dengan 4,7 mmhos/cm kurang dapat tumbuh dengan baik. Nilai DHL sebesar 2 mmhos/cm berarti kandungan tanah non salin. Dengan demikian, tanaman jenis pohon, semak, dan perdu dapat tumbuh dengan cukup baik atau pengaruh salinitas terhadap tanaman dapat diabaikan jika dilakukan pemeliharaan dengan teratur, terutama penyiraman dan pemupukan. Sedangkan nilai DHL sebesar 4,7mmhos/cm berarti mengandung tingkat salinitas sedang. Dengan demikian, kebanyakan tanaman akan terganggu sehingga perlu diperhatikan penanaman tanaman yang toleran terhadap salinitas atau yang sesuai di daerah pantai, di antaranya pandan-pandanan, lantana, atau dapat diupayakan tapak dara. Vegetasi yang sesuai di daerah pantai tertera pada Lampiran 21. Sedangkan berdasarkan hasil laboratorium tersebut, diketahui bahwa pH yang didapat kurang dari 8,5 yakni pH 6,8 untuk cottage yang berbatasan dengan laut dan pH 6,7 untuk kawasan cottage yang berbatasan dengan teluk sehingga Putri Duyung Ancol memiliki kandungan tanah salin. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dalam Sipayung (2003) bahwa tanah salin memiliki pH < 8,5 dengan daya hantar listrik > 4 mmhos/cm. Nilai pH perlu diketahui untuk mengetahui derajat keasaman. Makin tinggi pH maka zat itu makin bersifat basa dan kaya oksigen. Makin rendah pH maka zat itu makin bersifat asam dan sedikit oksigen. Rentang nilai pH adalah dari 0 sampai dengan 14 dengan pH 7 adalah netral. Bila di atas 7 disebut basa, dan bila di bawah 7 dianggap asam. Pada tanah, jika terlalu asam, maka dapat dilakukan upaya pengapuran.
6.4.2. Kondisi Tanaman Tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) menunjukkan gejala kerusakan akibat pengaruh salinitas yang menyebar di sepanjang area cottage yang berbatasan dengan teluk. Gejala yang terlihat adalah ranting dan batang
109
kering, daun berwarna kuning (khlorosis) dan terdapat pula daun yang mengering terkena burning (terbakar, menjadi kecoklatan). Beberapa tanaman kembang sepatu pun diperparah dengan keadaan fisik yang sangat kering dan sama sekali tidak terdapat daun. Gejala dapat dilihat pada gambar 27. Sipayung (2003) menyatakan bahwa gejala pertumbuhan tanaman pada tanah dengan tingkat salinitas yang cukup tinggi adalah pertumbuhan yang tidak normal seperti daun mengering di bagian ujung dan gejala khlorosis. Gejala ini timbul karena konsentrasi garam terlarut yang tinggi menyebabkan menurunnya potensial larutan tanah sehingga tanaman kekurangan air.
Gambar 27. Kondisi tanaman akibat pengaruh salinitas Penanaman tanaman yang berbatasan dengan pantai tidak ditanami kembang sepatu, melainkan bunga sutra bombay dan patah tulang. Kedua tanaman dapat tumbuh cukup baik di daerah tersebut. Hanya saja jika air laut sedang pasang, maka kedua tanaman tersebut akan terkena pengaruh air asin sehingga membuat patah tulang rusak, bahkan mati dan sebagian besar tanaman tersapu ombak. Namun saat ini, sutra bombay tidak lagi dikembangbiakkan atau ditanam di area Putri Duyung Ancol sebab bibit sutra bombay sulit didapat serta memerlukan biaya yang besar dalam pembelian dan perawatannya. Oleh karenanya, selain penanaman patah tulang, tanaman beluntas saat ini sedang dioptimalkan. Pertumbuhan tanaman beluntas cukup baik di area tersebut, namun demikian tetap diperlukan pemeliharaan seperti penyiraman agar tanaman beluntas dapat tumbuh dengan baik. Solusi pemeliharaan yang diberikan untuk tanaman yang berbatasan dengan pantai setelah terjadi pasang air laut, yakni dengan cara menyirami atau
110
membilasnya dengan air tawar serta penyulaman kembali dengan tanaman patah tulang. Sedangkan solusi yang dilakukan oleh pihak taman dan kebersihan untuk tanaman kembang sepatu adalah penyulaman dengan tanaman patah tulang. Sebaiknya, selain tindakan penyiraman, penyulaman dengan mengupayakan tanaman yang toleran terhadap salinitas air laut atau yang sesuai di daerah pantai sangat perlu untuk diperhatikan. Mengingat tempat yang disediakan untuk penanaman memiliki jarak yang tidak terlalu lebar, maka penanaman semak yang sesuai untuk tumbuh di daerah pantai, seperti lantana atau tapak dara akan lebih baik jika diterapkan di kawasan, baik itu yang berbatasan dengan laut maupun teluk. Dapat pula diselingi dengan penanaman pohon kelapa atau waru laut agar terdapat ritme atau pengulangan pada pola penanaman tanaman. Jarak antar pohon tersebut dapat sepanjang 4-5 meter. Penanaman semak yang diselingi dengan pohon dapat memberikan kesan bingkai untuk melihat pemandangan ke arah luar.
6.4.3. Penentuan Lokasi Penanaman Pohon Penanaman pohon baru banyak dikeluhkan oleh pihak taman dan kebersihan termasuk kepala seksi dan pengawas. Pohon baru tersebut adalah pohon sosis dan pohon kelapa. Peletakan bibit pohon besar seperti pohon sosis sangat berdekatan dengan tanaman eksisting yang sudah ada di Putri Duyung Ancol. Kekhawatiran yang akan terjadi adalah: 1. Tanaman seperti semak dan rumput yang berada di bawah pepohonan tersebut akan saling bersaing mendapat sinar matahari dan unsur hara. Jika kondisi tersebut terus berkelanjutan, rumput akan menjadi gundul dan pertumbuhan semak akan terganggu (Gambar 28). 2. Saat pohon tersebut sudah semakin dewasa, posisi pohon baru dan pohon eksisting akan memiliki jarak yang sangat dekat dan tajuk bertumpang tindih sehingga dalam pertumbuhannya pohon akan menjadi sangat rimbun dan perlu diadakan pemangkasan secara berkala, baik itu dahan maupun buah (Gambar 29). 3. Sebagian besar pohon baru ditanam sangat dekat dengan cottage. Saat dewasa, pertumbuhan pohon yang sudah mencapai atap harus segera dipangkas agar tidak membahayakan tamu dan tidak tumbang
111
menimpa bangunan cottage. Selain itu, akar yang menjalar dari pohon sosis tersebut dapat merusak perkerasan.
A. Pertumbuhan semak terganggu
B. Rumput gundul
Gambar 28. Pertumbuhan tanaman terganggu Sebaiknya, pemilihan lokasi penanaman pohon terutama pohon besar, seperti pohon sosis lebih ditujukan pada area yang kurang teduh dan area yang di sekitarnya belum ditanami oleh pohon besar lainnya. Meskipun area yang terpilih sudah ditanami oleh pohon lainnya, perlu diperhitungkan jarak tanam yang ideal berdasarkan lebar tajuk saat pohon telah dewasa. Jarak tanam antar pohon rimbun dan besar minimal 6-8 meter. Kalaupun harus tetap ditanam di lokasi tersebut, sebaiknya ada rencana pengurangan tanaman atau pohon sehingga fungsi dari pohon sosis sebagai pohon peneduh dapat tercapai dan tidak terlalu bersaing dengan tanaman lain dalam mendapatkan unsur hara dan sinar matahari. Untuk penanaman pohon kelapa tidak begitu dipermasalahkan. Hanya saja dalam masa pemeliharaan selama enam bulan oleh PT Dwi Karya, terdapat pohon kelapa yang tumbang dan mati, terutama pada kawasan cottage yang berbatasan dengan teluk. Hal ini disebabkan oleh kadar garam yang terdapat pada tanah.
112
Gambar 29. Peletakan bibit pohon sosis di antara pepohonan rimbun
6.5. Pemeliharaan Integritas Lanskap Pengelolaan lanskap Putri Duyung Ancol lebih ditekankan kepada menjaga dan membentuk integritas lanskap resor yang lebih baik. Telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan pengelolaan lanskap resor wisata dalam rangka menjaga dan membentuk integritas lanskap resor yang lebih baik adalah menjaga dan merawat lanskap pada suatu kawasan resor wisata dengan segala fasilitasnya agar tetap sesuai dengan tujuan desain dan fungsinya semula sehingga tercapai kepuasan, kenyamanan, kesehatan dan keamanan pengunjung tanpa merusak ciri khas atau lanskap alam yang terdapat pada kawasan demi mencapai lanskap yang berkelanjutan dan tetap dapat dinikmati di masa mendatang. Pemeliharaan
integritas
lanskap
dilakukan
dengan
menjaga
dan
mempertahankan elemen lanskap yang membentuk lanskap Putri Duyung Ancol, penanaman vegetasi yang sesuai di daerah pantai, mencegah dan mengurangi tindakan yang dapat merusak lingkungan serta meningkatkan keindahan visual dan kenyamanan melalui desain taman, pola ruang yang terbentuk dan penciptaan karakter ruang berdasarkan tema pantai.
6.5.1. Tujuan Memelihara Integritas Lanskap Putri Duyung Ancol memiliki beberapa misi yang ingin dicapai yaitu menjadi resort pantai di Jakarta yang asri, nyaman, aman, kreatif dan rekreatif, menjadi resort hotel dengan mengutamakan produk dan pelayanan yang
113
menyenangkan, unik, dan bersahabat, menjadi unit usaha unggulan dan dapat memberikan laba yang terus berkembang, menjadi partner usaha yang saling menguntungkan, menjadi wadah untuk meningkatkan prestasi dan kesejahteraan pegawai. Putri Duyung Resor sebagai hotel eksotik di teluk Jakarta merupakan hotel bintang tiga yang indah dan nyaman. Keindahan hotel tampak tidak hanya dari pemandangan akan panorama laut dan teluk, tetapi juga keindahan taman yang menjadi faktor penunjang terciptanya keasrian lingkungan. Hal ini sejalan dengan misi Putri Duyung Ancol yaitu menjadi resort pantai di Jakarta yang asri, nyaman, aman, kreatif dan rekreatif. Demi tercapainya lingkungan yang asri, Putri Duyung Ancol menaruh perhatian yang besar terhadap kondisi taman sehingga lingkungan taman tetap bersih, sehat dan terasa nyaman. Keberadaan taman pun merupakan salah satu upaya untuk menciptakan udara yang segar dan dapat mengurangi polusi serta kebisingan yang berasal dari aktivitas pengunjung. Sedangkan kepuasan dirasakan oleh pengunjung karena Putri Duyung Ancol selalu berupaya memberikan fasilitas-fasilitas terbaik berikut pelayanan yang memuaskan dengan beragam rekreasi pilihan. Hal ini sejalan dengan misi Putri Duyung Ancol yaitu menjadi resort hotel dengan mengutamakan produk dan pelayanan yang menyenangkan, unik, dan bersahabat. Manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan aktivitas sosial di ruang luar. Hal tersebut sejalan dengan karakter dan perilaku yang umum dimiliki manusia berikut budaya, konsep serta idealisme manusia yang menginginkan sesuatu secara teratur, indah, logis, dan terbaca. Oleh sebab itu, keberadaan sebuah taman menjadi salah satu upaya agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia tersebut. Dengan mempelajari perilaku pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam, bermain serta menginginkan keberadaan hardscape dan
komposisi
tanaman
lanskap
(softscape)
yang
menarik
dan
tidak
membahayakan (tidak tajam dan tidak beracun) maka sebuah taman dapat mencapai satu kesatuan taman yang fungsional dan estetik serta harmonis. Pada dasarnya pengelolaan Putri Duyung Ancol sudah dilakukan dengan cukup baik. Tidak akan tercapai suatu tujuan jika tidak ada kerjasama dari pihakpihak terkait untuk membuat lingkungannya semakin baik. Oleh karena itu,
114
kesadaran serta kedisiplinan tenaga kerja lanskap, termasuk pengawasan serta perhatian yang diberikan oleh pihak Putri Duyung Ancol terhadap taman merupakan sebuah prestasi yang luar biasa demi tercapainya integritas lanskap Putri Duyung Ancol. Oleh karenanya, menjaga dan membentuk integritas lanskap resor wisata yang lebih baik dimaksudkan agar pengunjung dapat memberikan kesan dan kepuasan lebih terhadap keberadaan lanskap Putri Duyung Ancol, baik saat ini maupun masa yang akan datang, salah satunya melalui desain taman, penanaman vegetasi sesuai dengan habitatnya (tumbuh di daerah pantai), pola ruang yang terbentuk dan penciptaan karakter ruang. Desain taman dan pola yang terbentuk (khususnya pola organik untuk menciptakan suasana yang menyenangkan) dalam kawasan Putri Duyung Ancol sebaiknya harus lebih diperhatikan tanpa mengurangi kenyamanan pengunjung akan arti sebuah taman sebagai pelengkap kehidupan mereka karena sesungguhnya kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari alam. Putri Duyung Ancol merupakan sebuah resor yang memanfaatkan laut sebagai objek wisata utama untuk pemenuhan kebutuhan rekreatif wisatawan. Oleh karena itu, menjaga dan mempertahankan elemen lanskap yang membentuk lanskap Putri Duyung Ancol sangat penting dilakukan sehingga segala kebaikan alam tersebut dapat dimanfaatkan tanpa merusak lanskap alami dari dataran pantai. Selain itu, mencegah dan mengurangi tindakan yang dapat merusak lingkungan, seperti tidak membuang sampah atau limbah domestik ke pantai pun harus dilakukan guna menjaga keasrian lingkungan pantai dan kondisi air laut serta terhindar dari pencemaran.
6.5.2. Karakter Ruang Sebagaimana disebutkan pada pembagian zonasi pemeliharaan, kawasan Putri Duyung Ancol terbagi menjadi welcome area, zona pelayanan, zona publik dan zona privat. Ruang penerimaan (welcome area) merupakan ruang pertama yang dilihat dan berfungsi sebagai area penyambutan para pengunjung. Pada ruang ini terdapat gerbang masuk dan pos satpam atau dikenal dengan pos PC central sehingga keamanan pengunjung lebih terjaga. Pengunjung yang masuk-
115
keluar Putri Duyung Ancol hanya ditujukan bagi mereka yang ingin melihat-lihat kawasan dan tamu yang akan memesan fasilitas Putri Duyung Ancol, baik itu cottage maupun tempat pesta. Gerbang masuk Putri Duyung Ancol tidak berbentuk pagar sehingga satpam (security) Putri Duyung Ancol harus selalu siap siaga pada area gerbang masuk. Zona publik merupakan pusat aktivitas di mana pengunjung dapat merasakan berbagai macam fasilitas yang tersedia di dalam kawasan seperti area pasiran (beach party), taman publik, dan fasilitas olahraga, yakni kolam renang, jogging area dan lapangan tenis, termasuk tempat pertemuan (rapat). Interaksi sosial dengan intensitas tinggi terjadi pada area publik. Berbagai hal dapat dilakukan pada area publik di antaranya berkumpul bersama keluarga, bermain, dan berolahraga. Zona privat yakni area cottage. Zona privat merupakan ruang inti di dalam kawasan Putri Duyung Ancol. Fasilitas untuk zona ini adalah cottage, tempat sampah, toilet, serta jalan untuk kendaraan dan jalan setapak dengan kondisi baik. Zona pelayanan meliputi area parkiran, kantor dan kios. Zona pelayanan dikhususkan bagi pelayanan para tamu. Pada zona pelayanan terjadi interaksi sosial namun tidak terlalu tinggi antara sesama pengunjung dan pengunjung dengan pihak pengelola. Adapun konsep pengembangan master plan ditunjukkan pada Gambar 30. Karakter ruang yang sebaiknya dimiliki oleh lanskap resor adalah karakter ruang yang menyenangkan namun menenangkan. Hal ini berkaitan dengan tujuan pengunjung menginap atau mengadakan pesta/ pertemuan di Putri Duyung Ancol selain untuk beristirahat juga berekreasi bersama keluarga atau kolega. Karakter ruang yang menyenangkan dapat ditunjukkan dengan pengadaan elemen yang tidak monoton, artinya elemen-elemen desain perlu dipertimbangkan secara matang baik dari segi pemilihan bentuk bangunan, pemilihan warna pada setiap elemen taman, bentuk elemen keras dan pemilihan jenis tanaman dengan komposisi, gradasi (ketinggian dan warna) serta fungsi tanaman lanskap pada suatu taman, baik itu sebagai focal point, penyemarak taman, maupun display. Perlu juga diperhatikan fungsi lainnya seperti fungsi pengarah, peneduh, pembatas, penyerap polusi dan pereduksi bising. Selain itu, dapat pula ditunjukkan dengan pola organik pada setiap ornamen atau elemen taman. Pola
116
organik secara umum sudah terlihat dalam kawasan Putri Duyung Ancol seperti bentuk atap bangunan cottage, bentukan kolam air mancur dan kolam ikan, bentukan planter box, gentong, desain jalan setapak dan bebatuan, khususnya pada jalan untuk cottage Lumba-lumba dan Leti-leti, serta pola taman cottage yang dominan menggunakan garis lengkung. Sedangkan suasana yang menenangkan dapat dibentuk dari adanya elemen keras berupa kolam atau pancuran di mana bunyi gemericiknya dapat menenangkan. Arifin dan Suwita (2007) menyatakan bahwa selain memberi kesan sejuk pada taman, kehadiran air akan memberi nuansa adem. Sementara gerakangerakan air berupa gemericik air menimbulkan suara dan bunyi. Tentu hal tersebut dapat memberikan efek dinamis pada taman. Suasana yang menenangkan pun dapat dilakukan dengan cara menata setiap zona, terutama area cottage sehingga dapat memberikan kesan privasi sekaligus keamanan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pengadaan halaman pada masing-masing cottage berikut tanaman yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman seperti tanaman peneduh dan tanaman pembatas, sehingga akan terasa seperti wilayah pribadi layaknya sebuah rumah. Dapat pula ditambahkan tanaman yang bersifat menenangkan, yakni tanaman yang mengeluarkan aroma, seperti dahlia. Penciptaan karakter ruang dalam suatu desain merupakan hal yang perlu diperhatikan demi tercapainya tujuan dalam menjaga integritas lanskap yang lebih baik.
117
(Tanpa Skala) Gambar 30. Konsep Pengembangan Master Plan Putri Duyung Ancol
118
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan 1. Mahasiswa mendapatkan pendidikan, pengetahuan dan pengalaman kerja sebagai supervisor lapang pada sebuah resor wisata yang cukup responsif terhadap permintaan pengunjung serta mempelajari dan merasakan kondisi kerja di dunia kerja yang sesungguhnya, terutama dalam bidang pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman. 2. Pelaksanaan magang di Putri Duyung Ancol dapat meningkatkan wawasan dan keahlian mahasiswa dalam mencapai profesionalisme di bidang Arsitektur Lanskap, khususnya pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman serta kedisiplinan dalam menjalankan pekerjaan. 3. Pengelolaan lanskap Putri Duyung Ancol dalam upaya menjaga dan merawat lanskap pada suatu kawasan resor wisata dengan segala fasilitasnya agar tetap sesuai dengan tujuan desain dan fungsinya semula sehingga tercapai kepuasan, kenyamanan, kesehatan dan keamanan pengunjung tanpa merusak ciri khas atau lanskap alam yang terdapat pada kawasan demi mencapai lanskap yang berkelanjutan dan tetap dapat dinikmati di masa mendatang, sudah cukup baik. 4. Pemeliharaan integritas lanskap dalam menjaga dan mempertahankan elemen lanskap yang membentuk lanskap Putri Duyung Ancol, mengadakan penanaman vegetasi, seperti nyamplung, ketapang, waru laut, butun yang sesuai di daerah pantai, mencegah dan mengurangi tindakan yang dapat merusak lingkungan serta meningkatkan keindahan visual dan kenyamanan melalui desain taman, pola ruang yang terbentuk dan penciptaan karakter ruang, sudah dilaksanakan cukup baik. 5. Analisis terhadap permasalahan yang menjadi perhatian dalam aspek pengelolaan lanskap, seperti gelombang pasang, penanaman pohon berbuah, permasalahan sampah, hama yang menyerang beberapa tanaman dan
119
permasalahan gejala akibat salinitas air laut telah dilakukan. Sebagai hasil akhir telah dilakukan pemberian solusi dalam upaya perlindungan lanskap alami pantai dan penanaman lanskap Putri Duyung Ancol. 6. Analisis tentang struktur organisasi, pengawasan pekerjaan pemeliharaan, tenaga kerja pemeliharaan, peralatan dan bahan, anggaran biaya pemeliharaan dan penjadwalan kegiatan pemeliharaan. Sebagai hasil akhir telah dibuat rencana pengelolaan sebagai acuan untuk tindakan pengelolaan lanskap pada kawasan Putri Duyung Ancol di masa depan. 7. Secara umum kapasitas tenaga kerja Putri Duyung Ancol sudah cukup baik jika dibandingkan dengan kapasitas kerja menurut Arifin dan Arifin (2005), namun efektifitas tenaga kerja jika dibandingkan dengan acuan yang terdapat dalam BQ belum sepenuhnya tercapai.
7.2. Saran 1. Agar kerjasama antar pengawas dalam upaya pencapaian tujuan pemeliharaan taman ditingkatkan. Perlu dilakukan pengawasan yang lebih intensif, misalnya peneguran secara tegas dan pemberitahuan pekerjaan secara jelas terhadap tenaga kerja taman dan kebersihan. 2. Agar pekerja lebih memperhatikan keselamatan kerja, terutama pekerja pada bagian pemangkasan pohon agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian penggunaan sabuk pengaman sangat penting untuk selalu digunakan, terlebih saat memanjat pohon yang tinggi, seperti pohon kelapa. 3. Agar unit Putri Duyung Ancol meningkatkan ketersediaan tanaman di pembibitan sehingga mencukupi tanaman untuk dekorasi dan penyulaman dan kesan monoton dapat dihindari. 4. Kondisi wilayah Jakarta Utara yang merupakan pantai beriklim panas menyebabkan perlunya penyiraman secara teratur dengan pemrioritasan penyiraman dilaksanakan pada pagi dan sore hari. 5. Agar perubahan jadwal tenaga kerja yang telah disepakati bersama dengan tujuan penyiraman dapat dilakukan dengan optimal, berjalan sesuai dengan
120
tata cara yang telah direncanakan sehingga tanaman dalam kawasan Putri Duyung Ancol dapat tumbuh dengan baik. 6. Agar diadakan penyuluhan atau pelatihan di bidang lanskap yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan pekerjaan pemeliharaan bagi para tenaga kerja minimal 1 bulan sekali. 7. Agar rencana pengelolaan lanskap yang telah dibuat, dapat diterapkan dan diaplikasikan pada kawasan Putri Duyung Ancol dengan mempertimbangkan kondisi PDA di masa mendatang. 8. Agar pembuatan kompos dari sampah organik dengan cara sanitary landfill dapat dilakukan oleh pihak pengelola Putri Duyung Ancol. 9. Pada tanah yang mengandung kadar garam tinggi lebih diprioritaskan untuk pemilihan tanaman yang sesuai untuk ditanam di daerah pantai atau tanaman yang toleran terhadap salinitas air laut.
121
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Dokumen Imlplementasi Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Taman Impian Jaya Ancol [Periode II: Juli-Desember 2008]. Jakarta. Rahmawati, D.S. et al. 2009. Pemanfaatan Hara Air Laut Untuk Memenuhi Kebutuhan Tanaman Sebagai Alternatif Solusi Kelangkaan Pupuk. http://darsono-sigit.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/hara-air-laut.pdf. [11 Juli 2009] Arifin, H.S. 2004. Tanaman Hias Tampil Prima [Seri Agrihobi]. Jakarta: Penebar Swadaya. __________ dan A. Suwita. 2007. 22 Desain Taman Mungil [Seri Agrihobi]. Jakarta: Penebar Swadaya. ___________ dan N.H.S. Arifin. 2005. Pemeliharaan Taman [Edisi Revisi]. Jakarta: Penebar Swadaya. ___________ et al. 2007. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau. Bogor: Sampoerna Press. Damanik J. dan H.F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta: Andi. Eckoeffendi. 2009. Vegetasi Pantai. http://perikananunila.wordpress.com/2009/07/31/vegetasi-pantai. [24 Agustus 2009] Foster Dennis L. 2007. Sales & Marketing for Hotels, Motels and Resort. Jakarta: PT Perca. Gold, S.M. 1980. Recreation Planning and Desain. New York: Mc Graw-Hill Book Co. Gunn, C.A. 1997. Vacationscape: Developing Tourist Areas [Third Edition]. London: Taylor and Francis Ltd. Herujito, Y. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo. Hutabarat, S. dan S. M. Evans. 2008. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
122
Inriani, M.A. 2007. Pengelolaan Lanskap Lapangan Golf Damai Indah Golf, Bumi Serpong Damai, Tangerang. [Skripsi]. Program Studi Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Lestari, F. 2007. Pengelolaan Pemeliharaan Lanskap Kawasan Perumahan Graha Raya Kecamatan Serpong dan Pondok Aren. [Skripsi]. Program Studi Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Lestari, G dan I.P. Kencana. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta: Penebar Swadaya. Manik, K.E.S. 2003. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan. Mile, M.Y. 2007. Pengembangan Species Tanaman Pantai Untuk Rehabilitasi dan Perlindungan Kawasan Pantai Pasca Tsunami. http://www.biotifor.or.id. [24 Agustus 2009] Rachman, Z.S. 1984. Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Lanskap. Makalah Diskusi dalam Festival Tanaman VI. Bogor. Tidak Dipublikasikan. Ramadhon, P. 2008. Pengelolaan Lanskap Kawasan Bertema (Theme Park) di Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, DKI Jakarta. [Skripsi]. Program Studi Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Sarmada. 2008. Manajemen Taman Bunga Keong Mas Di Kawasan Pariwisata Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. [Skripsi]. Program Studi Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Simonds, J.O. 1983. Landscape Architecture. New York: Mc Graw-Hill Book Co. Sipayung, R. 2003. Stres Garam dan Mekanisme Toleransi Tanaman. http://library.usu.ac.id/download/fp/bdp-rosita2.pdf. [12 juli 2009]. Sternloff, R.E. dan R. Warren. 1984. Park and Recreation Maintenance Management [Second Edition]. Canada: John Willeys and Sons, Inc. Sulastiyono A. 2005. Manajemen Penyelenggaraan Hotel Seri Manajemen Usaha Jasa Sarana Pariwisata dan Akomodasi. Jakarta: Alfabeta. Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
123
2 Lampiran 1. Data Ikliim Tahun 2008
Lampiran 2. Kisaran Harga Publlished Setiaap Cottage* NT SEGMEN
ROOM TYPE
W WEEKDAYS S
FRID DAY
WEEKEND D
(Rp. R Ribuan) Normaal Rate
Superrior Up Laggoon
596,300
832,100
1,315,000
729,400
971,300
1,448,100
Deluxxe Up Sea View V
649,500
901,700
1,381,600
Deluxxe Down Seea
782,600
1,0400,800
1,514,700
782,600
1,0400,800
1,514,700
View w Superrior Down Lagooon View
View w Gardeen Deluxe
124
Unique Deluxe
915,728
1,179,992
1,714,328
Family Suite
1,048,828
1,513,952
2,113,628
Duyung Suite
1,315,828
1,931,402
2,646,028
Marlin Suite
1,800,480
2,889,480
4,704,480
Paus Suite
2,405,480
3,373,480
5,188,480
Sumber: Brosur Room Rate Puteri Duyung Cottage, 2009 Keterangan *: Harga sewaktu-waktu dapat berubah
125
Lampiran 3. Tipe Cottage dan Detail Nama Cottage6 No.
ROOM TYPE
1. Superior Up/
ROOMS Kepiting, Penyu, Kakap
Down 2. Deluxe Up/ Down Kerang, Bawal, Hiu 3. Garden Deluxe
Kerapu, Pari
4. Unique Suite
Kole-Kole, Leva-Leva, Mayang, Leti-Leti, Kuda Laut
5. Family Suite
Cucut, Teripang, Udang, Ubur-Ubur, Rajungan, Tenggiri, Lumba-Lumba
6. Duyung Suite
Duyung
7.
Marlin400, Marlin500, Marlin600, Marlin700, Marlin 800
Marlin Suite
8. Paus Suite
6
Paus 100, Paus 200, Paus 300
http://www.putriduyungancol.com/cottages.php
126
Lampiran 4. Tingkat hunian Putri Duyung Ancol Tahun 2007 No Bulan
Occupancy
Presentase
1.
Januari
1.862
45,85
2.
Februari
1.030
28,08
3.
Maret
1,584
39,01
4.
April
1.466
37,30
5.
Mei
1.791
44,10
6.
Juni
2.536
64,53
7.
Juli
2.936
72,30
8.
Agustus
2.635
64,89
9.
September
1.895
48,22
10. Oktober
1.979
48,73
11. November
2.205
56,11
12. Desember
2.272
55,95
Total
24,191
50,59
Sumber: Dokumen Implementasi RKL dan RPL, TIJA, 2008 (Periode II: Juli- Desember 2008)
127
Lampiran 5. Daftar Nama-nama Tanaman di Kawasan Putri Duyung Ancol
128
Daftar Nama-nama Tanaman di Kawasan Putri Duyung Ancol (Lanjutan)
129
Lampiran 6. Surat Perintah kerja
130
Lampiran 7. Berita Acara Pembayaran PT Tritunggal Sejahtera Margawi
Lampiran 6. Berita Acara Pembayaran PT Tritunggal Setiap Bulan
131
Lampiran 8. Lampiran Berita Acara Pembayaran
Lampiran 7. Laporan Absensi Harian
132
Lampiran 9. Kewajiban Pihak Kontraktor Perawatan Taman dan Kebersihan 1.
Melaksanakan pekerjaan Perawatan Taman dan Kebersihan di wilayah Putri Duyung termasuk pengangkutan sampah dari Putri Duyung Ancol ke tempat pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang.
2.
Menyediakan tenaga kerja yang terdiri atas tenaga kerja dan pengawas setiap hari sesuai rencana kerja yang menguasai dan memahami perawatan taman dan kebersihan serta sesuai dengan standar penampilan dan pedoman perilaku kerja kebersihan yang ditetapkan oleh PT Taman Impian Jaya Ancol serta jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan standar tenaga taman dan kebersihan PT Taman Impian Jaya Ancol.
3.
Memberikan daftar nama tenaga kerja pihak pemborong yang dipekerjakan disertai dengan copy tanda identitas dan jadwal pembagian shift mereka.
4.
Memberikan detail/ rincian jumlah alat-alat kerja berikut fungsi dan jangka waktu pemakaiannya.
5.
Menunjuk manajer/ pejabat yang mampu bertindak selaku penanggungjawab di lapangan serta dapat mengambil keputusan atas nama pihak pemborong untuk hal-hal yang sangat mendesak.
6.
Mentaati seluruh ketentuan yang ditetapkan oleh PT Taman Impian Jaya Ancol maupun yang akan ditetapkan dan akan disetujuikemudian oleh puhak pemborong sesuai dengan buku juklak yang dibagikan.
7.
Menyediakan seragam lengkap dengan nilai initial bagi semua tenaga kerja yang disainnya harus disetujui terlebih dahulu oleh PT Taman Impian Jaya Ancol.
8.
Membuang sampah dari Putri Duyung Ancol ke tempat penampungan sampah akhir (TPA) Bantar Gebang sesuai yang ditentukan oleh PT Taman Impian Jaya Ancol.
9.
Bertanggungjawab sepenuhnya atas segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan para pekerja pihak pemborong sesuai dengan ketentuan/ peraturan Departemen Tenaga Kerja dan Peraturan Pemerintah lainnya seperti antara lain namun tidak terbatas pada:
133
•
Pengadaan/ penyediaan tenaga kerja
•
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
•
Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
•
Astek/ Jamsostek
10. Mendidik dan membina tenaga kerja baru pihak pemborong agar menjadi tenaga kerja yang terampil dan siap pakai. 11. Mengurus dan menyelesaikan semua ijin yang timbul sehubungan dengan kegiatan/ pekerjaan pemeliharaan kebersihan yang dilakukan pihak pemborong kepada instansi yang berwenang. 12. Pihak pemborong berkewajiban menaati semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, tidak hanya terbatas pada UMP dan Jamsostek. 13. Pihak pemborong berkewajiban untuk memberikan gaji dan upah pekerja minimum sesuai UMP dan memberikan Tunjangan Hari Raya. 14. Mentaati dan menjalankan ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan baik oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat yang berlaku sekarang maupun yang akan datang. 15. Memberitahukan/ melapor ke Departemen Tenaga Kerja domisili mengenai kegiatan usaha perusahaannya merawat kebersihan. 16. Sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan menghadiri pertemuan PT Taman Impian Jaya Ancol untuk mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan pada bulan sebelumnya. 17. Mengisi daftar isian (check list) yang harus dilaporkan kepada PT Taman Impian Jaya Ancol setiap harinya. 18. Mengganti alat/ sarana milik PT Taman Impian Jaya Ancol dan/ ataupun milik luar/ pengunjung yang hilang atau rusak yang disebabkan karena kesalahan dan/ atau kelalaian tenaga kerja pihak pemborong. 19. Mengambil tindakan keras, apabila karyawannya melakukan hal yang tidak terpuji (mencuri, melakukan kejahatan, dan lain-lain).
134
Lampiran 10. Laporan Absensi Harian
135
Lampiran 11. Laporan Absensi Mingguan
136
Laporan Absensi Mingguan (Lanjutan)
137
Lampiran 12. Laporan Absensi Bulanan
138
Lampiran 13. Surat Pernyataan (Perjanjian) Kerja dengan PT Tritunggal
139
Surat Pernyataan (Perjanjian) Kerja dengan PT Tritunggal (Lanjutan)
140
Lampiran 14. Jadwal Fogging PT ISS
141
n Pengadaan n Barang Lampiran 15. Surat Permohonan
142
Lampiran 16. Form Permintaaan Pembelian
143
Lampiran 17. Tenaga Kerja Taman dan Kebersihan
144
Tenaga Kerja Taman dan Kebersihan (Lanjutan)
145
Lampiran 18. Tenaga Kerja PT ISS
146
Lampiran 19. Perubah han Jam Keerja Tenaga Kerja Tipe Cottage
147
Lampiran 20. Vegetasi yang Sesuai di Daerah Pantai Nama Lokal
Nama Latin
Syarat Tumbuh
Dadap merah
Erythrina crista-galli
Sinar matahari penuh, penyiraman intensif
Kolbanda
Pisonia grandis
Sinar matahari penuh, penyiraman intensif
Akasia
Acacia longifolia
Semi naungan, sinar matahari penuh, penyiraman intensif
Pinang
Areca catechu
Sinar matahari penuh, penyiraman semi intensif
Jakaranda
Jacaranda acutifolia
Sinar matahari penuh, penyiraman intensif
Palem botol
Mascarena lagenicaulis
Sinar matahari penuh, penyiraman semi-intensif
Palem putri
Veitchia merilii
Sinar matahari penuh, penyiraman semi-intensif
Galinggem
Bixa arborea
Sinar matahari penuh, penyiraman semi-intensif
Kasia
Cassia surattensis
Sinar matahari penuh, penyiraman semi-intensif
Pohon maja
Crescentia cuyete
Sinar matahari penuh/ semi naungan, penyiraman intensif
Kemuning Cina
Aglaia odorata
Sinar matahari penuh, penyiraman intensif
Bungur
Lagerstromia indica
Sinar matahari penuh, penyiraman intensif
Bunga Kupu-kupu
Bauhinia purpurea
Semi naungan, penyiraman intensif
Lantana
Lantana camara
Sinar matahari penuh/ semi naungan, penyiraman semi intensif
Tapak dara
Catharanthus roseus
Sinar matahari penuh, penyiraman semi intensif
Ki hujan
Samanea saman
Sinar matahari penuh/ semi naungan, penyiraman intensif
Pandan-pandanan
148
Lampiran 21. Hasil Sampel Tanaah Pada Kaw wasan Cottaage