PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA
Oleh : Mustika Retno Arsyanur A34204025
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN MUSTIKA RETNO ARSYANUR. Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman Menteng Jakarta Pusat pada Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. (Di bawah bimbingan HADI SUSILO ARIFIN) Kegiatan magang merupakan kegiatan praktek kerja pada suatu badan atau instansi, sekaligus berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dilakukan di lapang. Kegiatan magang ini dilakukan pada Seksi Taman Kota/Lingkungan, Sub-Dinas Taman, Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta selama 4 bulan, yang dimulai pada bulan Februari 2008 sampai bulan Juni 2008. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini adalah memperoleh pengetahuan, memperluas wawasan dan ketrampilan guna mencapai profesionalisme di bidang arsitektur lanskap, khususnya masalah pengelolaan taman dan lanskap kota. Secara khusus, kegiatan magang bertujuan mengamati dan berperan aktif dalam kegiatan pemeliharan taman kota, mengamati dan menganalisis pengelolaan Taman Menteng, serta mengevaluasi berbagai masalah di lapang dan menganalisis untuk mencari berbagai alternatif penyelesaiannya. Metode kerja yang dilakukan pada kegiatan magang ini meliputi beberapa teknik dan pendekatan, yaitu teknis administrasi, yang mencakup pengenalan dan pendekatan sistem administrasi, dan teknis lapangan yang mencakup kegiatan pekerjaan pengelolaan Taman Menteng. Taman Menteng berada di bawah tanggung jawab Sub-Dinas Taman, Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. Sub-Dinas Taman dipimpin oleh seorang Kepala Sub-Dinas yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pertamanan dan membawahi empat seksi, yaitu Seksi Perancangan Taman, Seksi Taman Kota/Lingkungan, Seksi Taman Bangunan, dan Taman Rekreasi. Setiap seksi dipimpin oleh kepala seksi yang bertanggung jawab kepada Kepala Sub-Dinas Taman. Pengelolaan dan pemeliharaan Taman Menteng dilaksanakan oleh Seksi Taman Kota/Lingkungan. Sistem pemeliharaan taman pada Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta mengalami perubahan dari sistem swakelola menjadi sistem pemeliharaan oleh kontraktor. Hal ini sesuai dengan Keppres No. 80 Tahun 2003 yang diperbaharui menjadi Keppres No. 61 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Instansi Pemerintah. Pada masa pelaksanaan magang, kontraktor pelaksana pemelihara Taman Menteng mengalami pergantian, yaitu dari PT. Ardiyan Puspita Hatigraha menjadi PT. Walsin Jaya Prima. Kontraktor ini bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan pemeliharaan taman di Taman Menteng dalam jangka waktu yang telah disepakati. Pemeliharaan taman perlu dilakukan secara terus menerus dalam upaya menjaga dan merawat taman beserta elemen dan fasilitas di dalamnya. Jadwal pemeliharaan taman sangat penting dalam pelaksanaan pemeliharaan di lapang. Rincian
mengenai
kegiatan
pemeliharaan
dibuat
oleh
Seksi
Taman
Kota/Lingkungan. Seluruh kegiatan di lapang idealnya mengacu pada jadwal pemeliharaan yang telah dibuat sehingga kualitas taman akan tetap terjaga. Pekerjaan pemeliharaan terbagi atas pemeliharaan soft material dan pemeliharaan hard material. Pemeliharaan soft material meliputi pembersihan area taman, pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pendangiran dan penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman, sedangkan pemeliharaan hard material yang dilakukan meliputi pemeliharan perkerasan, pemeliharaan bangunan taman, pemeliharaan rambu taman, pembersihan kolam, dan pemeliharaan lampu taman. Keberhasilan dalam pemeliharaan dipengaruhi oleh sumber daya manusia sebagai tenaga kerja pelaksana pemeliharaan. Dari hasil perhitungan kapasitas kerja pemelihara taman di Taman Menteng yang dibandingkan dengan kapasitas kerja efektif dari literatur, kegiatan pemeliharaan taman di Taman Menteng ada yang dilakukan secara efektif dan tidak efektif. Masalah yang menghambat efektivitas kerja pemelihara taman dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah kurangnya motivasi dan inisiatif dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan serta pemelihara taman tidak melakukan pekerjaan secara optimal, ditunjukkan dengan melakukan pekerjaan lain selama pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, seperti merokok, mengobrol, atau beristirahat pada jam kerja.
PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : Mustika Retno Arsyanur A34204025
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul
: Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman Menteng Jakarta Pusat pada Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta
Mahasiswa
: Mustika Retno Arsyanur
NRP
: A34204025
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS. NIP. 131 430 805
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Mustika Retno Arsyanur lahir di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada tanggal 5 Oktober 1985, sebagai anak kedua dari pasangan Bapak Mudjihanto Soemarmo dan Ibu Shalimar Andaya Nia. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di Sekolah Dasar Islam Amaliyah Ciawi pada tahun 1992 – 1998, kemudian melanjutkan ke SLTPN 1 Bogor pada tahun 1998 – 2001. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikannya di SMUN 1 Bogor dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama masa perkuliahan, penulis ikut berpartisipasi dalam kegiatan keorganisasian. Pada tahun 2005-2006 penulis menjabat sebagai pengurus Divisi Keprofesian dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) IPB. Selain itu, penulis juga mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Arsitektur Lanskap. Tahun 2006 penulis mengikuti kegiatan magang dalam rangka mengisi liburan di Kebun Raya Bogor dalam bidang pemeliharaan taman. Pada tahun 2008, penulis mengikuti kegiatan magang untuk menyelesaikan studinya pada Seksi Taman Kota/Lingkungan, Sub-Dinas Taman, Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta.
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berbagai kenikmatan-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman Menteng Jakarta Pusat pada Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, dapat terlaksana dengan baik. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS., sebagai dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik, atas bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini;
2.
Ir. Dwi Bintarto selaku Kepala Sub-Dinas Taman, Drs. Syirajuddin Abubakar sebagai Kepala Seksi Taman Kota/Lingkungan, atas segala informasi dan bimbingan selama kegiatan magang, Bapak Achmad Agil selaku pengawas lapang Taman Menteng, rekan-rekan di Kantor Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, serta teman-teman di Taman Menteng;
3.
Prof. Dr. Ir. Wahju Q. Mugnisjah, M.Agr. dan Dr. Ir. Alinda F. M. Zain, MSi. sebagai dosen penguji, atas segala masukan untuk penyempurnaan skripsi ini;
4.
Hendy Satrio Aji, yang telah memberikan semangat, dukungan, dan bantuan yang tidak ada habisnya;
5.
Yulianto Wibisono dan teman sebimbingan (Putra Ramadhon dan Ridho Dwianto), atas segala motivasi yang selalu diberikan;
6.
Semua teman-teman Lanskap Angkatan 41, atas kebersamaan dan kenangan yang tidak akan terlupakan;
7.
Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini;
8.
Pada akhirnya terima kasih tidak terkira disampaikan kepada kedua orangtua dan keluarga tercinta, bapak Mudji, mama Nia, kak Hani, kak Parlah dan Nala, atas segala bantuan doa dan semangat. Semoga apa yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
yang membutuhkan. Bogor, Agustus 2008 Penulis
DAFTAR ISI Hal DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Tujuan .............................................................................................. 2 1.3 Manfaat ............................................................................................ 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4 2.1 Lanskap Kota .................................................................................... 4 2.2 Taman Kota ...................................................................................... 4 2.3 Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman .............................. 5 BAB III METODOLOGI ................................................................................... 8 3.1 Lokasi dan Waktu ............................................................................. 8 3.2 Alat dan Bahan ................................................................................. 9 3.3 Metode Kerja .................................................................................... 9 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 11 4.1 Kondisi Umum Lokasi Magang ....................................................... 11 4.1.1 Sejarah .................................................................................... 11 4.1.2 Letak Geografis dan Administrasi .......................................... 13 4.1.3 Iklim ....................................................................................... 14 4.1.4 Tanah ...................................................................................... 14 4.1.5 Topografi ................................................................................ 15 4.1.6 Vegetasi .................................................................................. 15 4.1.7 Sarana dan Prasarana .............................................................. 17 4.2 Profil Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta ................................ 19 4.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................ 20 4.2.2 Sasaran Fungsional ................................................................. 20 4.2.3 Sasaran Program ..................................................................... 20 4.2.4 Program Kegiatan ................................................................... 21
4.2.5 Struktur Organisasi ................................................................. 22 4.2.6 Kondisi Pegawai Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta ... 22 4.3 Sistem Pemeliharaan Taman Menteng ............................................. 25 4.4 Pemeliharaan Taman Menteng ......................................................... 26 4.4.1 Pemeliharaan Ideal ................................................................. 27 4.4.2 Pemeliharaan Fisik ................................................................. 30 4.4.2.1 Pemeliharaan Soft Material Taman Menteng ............ 30 4.4.2.2 Pemeliharaan Hard Material Taman Menteng .......... 41 4.4.3 Penanganan Sampah ............................................................... 45 4.5 Kegiatan Pengawasan Pemeliharaan ................................................ 46 4.6 Retribusi Pemakaian Taman ............................................................. 47 4.7 Persepsi Pengunjung terhadap Keberadaan Taman Menteng .......... 49 4.8 Rencana Pengelolaan Pemeliharaan Lanskap .................................. 54 4.8.1 Struktur Organisasi Pengelolaan ............................................ 54 4.8.2 Ketenagakerjaan ..................................................................... 56 4.8.3 Jadwal Pemeliharaan .............................................................. 58 4.8.4 Alat dan Bahan Pekerjaan Pemeliharaan ............................... 60 4.8.5 Anggaran Biaya Pemeliharaan ............................................... 62 BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 63 5.1 Simpulan ........................................................................................... 63 5.2 Saran ................................................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 65 LAMPIRAN ....................................................................................................... 67
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Jenis Tanaman di Taman Menteng ....................................................... 16 Tabel 2. Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana di Taman Menteng ................ 18 Tabel 3. Kondisi Pegawai Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2007 Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan ................... 23 Tabel 4. Retribusi Pertamanan ........................................................................... 48 Tabel 5. Kapasitas Kerja Beberapa Kegiatan Pemeliharaan Taman .................. 57 Tabel 6. Jadwal Pemeliharaan Taman Menteng ................................................. 59 Tabel 7. Perbedaan Jadwal Pemeliharaan Taman Menteng ............................... 60 Tabel 8. Jenis Alat dan Bahan Pekerjaan Pemeliharaan .................................... 61
viii
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Peta Lokasi Magang ....................................................................... 8 Gambar 2. Bagan Kerangka Kerja Kegiatan Magang ...................................... 10 Gambar 3. Fasilitas Rumah Kaca (a) dan Sarana Olah Raga (b) yang tersedia di Taman Menteng ......................................................................... 19 Gambar 4. Monumen Kenangan Persija .......................................................... 19 Gambar 5. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta ............................................................................................ 24 Gambar 6. Siteplan Taman Menteng ............................................................... 28 Gambar 7. Jadwal Pemakaian Lapangan Olahraga Taman Menteng Kotamadya Jakarta Pusat ............................................................... 29 Gambar 8. Rambu Larangan Menginjak Rumput (a), Memetik Bunga (b) dan Membuang Sampah Sembarangan (c) ............................... 29 Gambar 9. Penyapuan pada Area Rumput ............................ ........................... 31 Gambar 10. Pemangkasan Tanaman Semak dan Perdu ................................... 32 Gambar 11. Pemangkasan Rumput dengan Menggunakan Mesin Potong Rumput Gendong ....... .................................................................... 33 Gambar 12. Penyiraman dengan sprinkler ........................................................ 34 Gambar 13. Penyiraman dengan Menggunakan Selang ................................... 35 Gambar 14. Pemupukan dengan Metode Broadcast Menggunakan Pupuk NPK Mutiara 16-16-16.............................................................................. 36 Gambar 15. Penyiangan Gulma secara Manual ................................................. 38 Gambar 16. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman dengan Penyemprotan Menggunakan Knapsack sprayer............................ 40 Gambar 17. Kerusakan pada Perkerasan ............................................................ 42 Gambar 18. Pengangkutan Sampah .................................................................... 45 Gambar 19. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Kondisi Taman Menteng .............................................................................. 50 Gambar 20. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Kenyamanan di Taman Menteng .............................................................................. 50 Gambar 21. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Fasilitas Taman Menteng............................................................................... 51
ix
Gambar 22. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Fasilitas yang Perlu Ditambahkan di Taman Menteng ................................................... 51 Gambar 23. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Kondisi Fasilitas di Taman Menteng .............................................................................. 52 Gambar 24. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Kondisi Hard Material di Taman Menteng ......................................................................... 52 Gambar 25. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Kondisi Tanaman di Taman Menteng .............................................................................. 53 Gambar 26. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Jenis Tanaman yang Perlu Ditambahkan di Taman Menteng ......................................... 53 Gambar 27. Struktur Organisasi Pengelolaan ........................ ............................ 55
x
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1. Kuisioner terhadap Pengunjung Taman Menteng .......................... 68 Lampiran 2. Kapasitas Kerja Operator Pemeliharaan Taman ............................ 71 Lampiran 3. Data Iklim Rata-rata Tahun 2003-2007 Kawasan Jakarta Pusat ... 72 Lampiran 4. Daftar Inventarisasi Subdin Taman 2007 ...................................... 73 Lampiran 5. Surat Perjanjian/Kontrak ................................................................ 74 Lampiran 6. Peraturan dan Syarat-syarat Teknis Pekerjaan ............................... 91
xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin pesatnya perkembangan kota-kota di Indonesia, menyebabkan semakin besarnya kebutuhan akan ruang terbuka hijau (RTH) di daerah perkotaan. Berdasarkan UU RI No.26 Tahun 2007, ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. RTH memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi arsitektural, fungsi teknik, fungsi kenyamanan, dan fungsi ekologis serta sosial-ekonomi. Oleh karena itu, keberadaan RTH di daerah perkotaan sangat penting bagi masyarakatnya. Jakarta merupakan Ibukota Negara Republik Indonesia yang menjadi pusat pemerintahan dan jasa. Seluruh aktivitas terkonsentrasi di Jakarta sehingga menyebabkan kota ini mengalami penurunan kualitas lingkungan. Dengan demikian, sangat dibutuhkan suatu RTH yang dapat mengatasi permasalahan lingkungan di perkotaan. Salah satu bentuk dari ruang terbuka di perkotaan adalah taman kota. Taman kota yang baru dibangun di Jakarta adalah Taman Menteng. RTH untuk publik itu berlokasi di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Pada awalnya Taman Menteng merupakan Stadion Persija yang digunakan oleh tim sepak bola Persija sebagai tempat berlatih, tetapi kini sudah berganti wujud menjadi Taman Menteng yang merupakan kawasan tujuan wisata bagi keluarga. Taman Menteng memiliki areal seluas 2,4 ha dan di dalamnya ditanam berbagai jenis vegetasi yang beragam, yaitu berbagai jenis pohon, palem, perdu, semak, herba, merambat (liana), dan rumput-rumputan (grasses). Terdapat beberapa fasilitas yang ditawarkan di Taman ini, antara lain dua lapangan futsal, satu lapangan basket, satu lapangan voli, taman bermain anak, kolam hias, dua rumah kaca yang dipergunakan untuk pameran karya seni, dan gedung parkir dengan kapasitas 240 mobil.
Taman Menteng secara umum memiliki konsep taman sebagai RTH untuk publik, yang pengembangannya menitikberatkan pada pelestarian dan perbaikan kualitas lingkungan yang estetis. Selain itu, taman ini juga diharapkan menjadi taman kota kedua setelah monas bagi warga Jakarta dan diperuntukkan bagi kegiatan wisata keluarga. Taman Menteng kini menjadi salah satu ikon bagi warga Menteng, karena menjadi kolase di tengah-tengah kawasan komersial yang tidak pernah sepi. Perpaduan antara pola geometris dan organik baik pola perkerasan maupun pola hijaunya menjadikan Taman Menteng sebagai taman moderen yang berskala nasional (Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, 2007). Penurunan kualitas keindahan dan fungsi taman dapat terjadi apabila tidak dilakukan pemeliharaan secara benar dan terus menerus. Oleh karena itu, diperlukan adanya perhatian khusus pada aspek pengelolaan dan pemeliharaan agar kualitas taman senantiasa terjaga dan berkelanjutan. Dengan kegiatan magang ini mahasiswa dapat mempelajari bagaimana pengelolaan lanskap dan pemeliharaan Taman Menteng dalam mempertahankan segi estetik dan fungsionalnya. Selain itu, mahasiswa juga dapat mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah dan dapat membandingkan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.
1.2. Tujuan Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini adalah memperoleh pengetahuan, memperluas wawasan, dan meningkatkan ketrampilan guna mencapai profesionalisme di bidang arsitektur lanskap, khususnya masalah pengelolaan taman dan lanskap kota. Tujuan khusus kegiatan magang yaitu: 1. mengamati dan berperan aktif dalam kegiatan pemeliharan taman kota, khususnya pada Taman Menteng Jakarta Pusat 2. mempelajari dan menganalisis pengelolaan Taman Menteng 3. mengevaluasi berbagai masalah di lapang dan menganalisisnya untuk mencari berbagai alternatif penyelesaiannya.
2
1.3. Manfaat Hasil
kegiatan
magang ini
diharapkan
dapat
bermanfaat
untuk
mengembangkan profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi lapang dan bermanfaat bagi pengelola Taman Menteng dalam usaha untuk menarik pengunjung dan mempertahankan segi estetikanya. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat berguna sebagai sumber informasi atau menjadi bahan pertimbangan dalam suatu pengelolaan lanskap pada taman kota lainnya.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Kota Kota diartikan sebagai tempat tinggal dari beberapa ribu penduduk atau lebih. Perkotaan diartikan sebagai area terbangun dengan struktur dan jalan-jalan, sebagai suatu permukiman yang terpusat pada suatu area dengan kepadatan tertentu yang membutuhkan sarana dan pelayanan pendukung yang lebih lengkap dibandingkan dengan yang dibutuhkan di daerah pedesaan (Branch, 1995). Suatu kota merupakan pusat ekonomi, sosial, dan kegiatan politik yang besar dan padat, mempunyai posisi geografi yang relatif tetap dan kekuasaan pemerintah yang khusus (Simond and Starke, 2006). Kota memiliki berbagai komponen dan unsur, mulai dari komponen yang secara fisik terlihat nyata, seperti perumahan dan prasarana umum, hingga komponen yang secara fisik tidak terlihat, berupa kekuatan politik dan hukum yang mengarahkan kegiatan kota. Lanskap kota atau lanskap buatan menurut Eckbo (1964) didominasi oleh bangunan yang juga berfungsi sebagai pusatnya. Lanskap kota terjadi karena adanya pengorganisasian ruang yang merupakan cerminan dari kegiatan masyarakat setiap hari. Karakter umum suatu lanskap kota adalah adanya penggunaan lahan yang sangat intensif karena kita tahu lahan merupakan sumber daya yang sangat mahal dan terbatas (Arifin, Munandar, Arifin, Pramukanto, dan Damayanti, 2007). Lanskap ruang terbuka kota dapat berbentuk taman umum, seperti taman ketetanggaan (neigborhood parks), taman lingkungan (community parks), dan taman kota (city parks).
2.2. Taman Kota Pada masyarakat perkotaan, taman selain memiliki nilai estetika juga berfungsi sebagai RTH. Ruang terbuka merupakan unsur estetika yang menciptakan lahan yang seolah-olah dibatasi oleh dinding, yang hadir di tengahtengah kelompok bangunan besar yang menghalangi sebagian besar pemandangan ke angkasa (Branch, 1995). Menurut Spreiregen (1965) yang disitasi oleh Sulistyantara (2006), ruang terbuka kota pada dasarnya adalah ruang kota yang
tidak terbangun, yang berfungsi untuk menunjang tuntutan kenyamanan, kesejahteraan, keamanan, peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian alam. RTH memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi arsitektural, teknik, kenyamanan, ekologis dan sosial-ekonomi. Kehadiran suatu taman bertujuan memberikan rasa nyaman, yaitu salah satunya melalui keindahan visual yang memanjakan pancaindera. Selain itu, taman juga harus memberikan kesenangan bagi yang menikmatinya. Taman kota adalah taman umum pada skala kota yang peruntukannya sebagai fasilitas untuk rekreasi, olah raga, dan sosialisasi masyarakat di kota yang bersangkutan (Arifin et al., 2007). Menurut Eckbo (1964), taman kota merupakan ruang dengan penggunaan terbatas, dengan bentuk yang fleksibel, dibangun dengan konstruksi serendah mungkin dengan menggunakan material alami secara maksimal.
2.3. Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman Pengelolaan
lanskap
adalah
suatu
tindakan,
baik
fisik
maupun
administratif yang dilakukan guna menjaga, mengamankan, dan melestarikan lanskap suatu kawasan. Simonds and Starke (2006) mengungkapkan bahwa pengelolaan yang efektif hendaknya dipertimbangkan sejak awal perencanaan sehingga pelaksanaannya terprogram. Hal ini bertujuan agar produk elemen lanskap selalu berada dalam kondisi yang baik dan manajemennya tertata rapi sehingga fungsi awalnya tidak berubah dan kualitas lingkungan serta elemen lanskap tetap terjaga bahkan meningkat. Pengelolaan merupakan kesatuan dari sumber daya manusia, biaya, dan material dalam suatu rangkaian pekerjaan untuk mencapai tujuan, baik tujuan ekonomi maupun tujuan sosial (Davidson and Mecklenburg, 1981). Sternloff and Warren (1994) menyatakan bahwa untuk mencapai hasil yang diinginkan, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh pihak pengelola, yaitu: (1) menetapkan prinsip-prinsip operasi, (2) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan, dan (3) memelihara fasilitas berdasarkan standar pemeliharaan yang telah ditetapkan. Dalam pengelolaan suatu kawasan harus diperhatikan kapasitas dan efektivitas kerja dengan melihat kemampuan tenaga dan ketrampilan bekerja.
5
Dengan mengetahui kapasitas kerja, maka dapat direncanakan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan besarnya kawasan yang akan dipelihara. Efisiensi dan efektivitas pemeliharaan taman dipengaruhi oleh penguasaan teknik pemeliharaan yang baik dan peralatan yang memadai. Oleh karena itu, pemelihara taman hendaknya memiliki peralatan pemeliharaan yang tepat, mengetahui jenis peralatan yang digunakan, fungsi, serta kerjanya (Arifin dan Arifin, 2005). Pemeliharaan merupakan usaha yang bertujuan untuk menjaga taman dan fasilitasnya supaya tetap berada dalam kondisi aslinya atau sebisa mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan rancangan atau desain semula. Pemeliharaan merupakan kunci keberhasilan keberadaan suatu taman (Arifin dan Arifin, 2005). Sternloff
and
Warren
(1994),
menyatakan
prinsip-prinsip
dasar
pelaksanaan pemeliharaan dapat digunakan sebagai standar untuk mengukur keefektifan program pemeliharaan. Prinsip-prinsip dasar tersebut antara lain: 1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan. 2. Pemeliharaan harus efisien dalam tenaga, alat dan bahan. 3. Pelaksanaan pemeliharaan harus berdasarkan rencana pemeliharaan yang tertulis dan komunikatif. 4. Penjadwalan pekerjaan pemeliharaan harus berdasarkan kebijakan dan prioritas yang logis. 5. Seluruh departemen pemeliharaan harus mengutamakan pemeliharaan yang preventif. 6. Departemen pemeliharaan harus terorganisasi dengan baik. 7. Pihak pengelola harus memiliki anggaran biaya yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan. 8. Pihak pengelola harus mempunyai jumlah personal yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan. 9. Rancangan program pemeliharaan harus berorientasi pada pelestarian lingkungan. 10. Departemen pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap keselamatan pegawai dan pengunjung.
6
11. Dalam desain dan konstruksi, pemeliharaan harus dijadikan perimbangan utama. 12. Staf departemen pemeliharaan harus dapat menjaga nama baik dan penilaian publik terhadap pihak pengelola. Pemeliharaan lanskap meliputi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan disain awal, dan secara periodik dilakukan evaluasi. Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan untuk mengimbangi pemeliharaan ideal sehingga taman tetap
terjaga
keindahan,
keasrian,
kenyamanan,
dan
keamanan
taman.
Pemeliharaan fisik ini meliputi pemeliharaan elemen keras (hard material) dan elemen lunak (soft material). Secara umum, bentuk pemeliharaan fisik ini antara lain, penyiraman, pemangkasan, penggemburan tanah, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penyulaman, dan pemindahan tanaman. Kegiatan pemeliharaan ini perlu dilakukan secara rutin agar kualitas keindahan dan kenyamanan taman tetap terjaga dengan baik.
7
BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan pada Seksi Taman Kota/Lingkungan, Sub-Dinas Taman, Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, khususnya pada Taman Menteng, Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta (Gambar 1). Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada Februari 2008 sampai dengan bulan Juni 2008.
(Tanpa Skala)
Gambar 1. Peta Lokasi Taman Menteng (Sumber: www. Jakarta-tourism.go.id)
3.2. Alat dan Bahan Alat yang dipergunakan dalam kegiatan magang ini adalah semua alat yang berhubungan dengan proses magang, seperti meteran untuk kebutuhan pengukuran dan kamera yang digunakan untuk mendokumentasi keadaan di lapangan. Bahan yang dipergunakan berupa gambar (site plan) dan kuisioner.
3.3. Metode Kerja Metode kerja yang dilakukan pada kegiatan magang ini meliputi beberapa teknik dan pendekatan, yaitu: a. teknis administrasi, yang mencakup pengenalan dan pendekatan sistem administrasi dalam bentuk struktur organisasi, peraturan, sistem kerja, fungsi dan tugas pokok Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, khususnya pada Seksi Taman Kota/Lingkungan, Sub-Dinas Taman, dalam melakukan pengelolaan Taman Menteng. b. teknis lapangan, yang mencakup kegiatan pekerjaan pengelolaan Taman Menteng, yang terdiri dari kegiatan pelaksanaan dan pemeliharaan fisik di lapangan, dan pengamatan kapasitas kerja. Secara umum, survai atau pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan melalui survai dan wawancara dengan menggunakan kuisioner kepada pengunjung (Lampiran 1), wawancara dengan karyawan dan pimpinan, khususnya pada aspek pengelolaan pemeliharaan Taman Menteng, partisipasi aktif di lapang, dan studi pustaka yang berasal dari bukubuku, brosur, dan sumber pustaka lainnya. Wawancara dan penyebaran kuisioner dilakukan di Taman Menteng, kepada 35 pengunjung Taman Menteng yang disebarkan pada hari libur dan hari kerja. Pada kegiatan magang ini, aspek yang dipelajari dan dibahas adalah aspek pengelolaan lanskap dan pemeliharaan pada Taman Menteng. Aspek pengelolaan meliputi organisasi, ketenagakerjaan, jadwal, alat dan bahan, serta anggaran biaya. Pada aspek ketenagakerjaan, yang dipelajari adalah kapasitas kerja dan efektivitas dari pemelihara taman, dilakukan dengan menghitung kapasitas kerja pemelihara taman di lapang dan dibandingkan dengan kapasitas kerja yang efektif dari literatur (Lampiran 2). Aspek pemeliharaan meliputi pemeliharaan ideal dan
9
pemeliharaan fisik. Sedangkan kegiatan-kegiatan lain di studio dan di lapangan tetap diikuti sebagai kegiatan partisipatif yang merupakan bagian dari kegiatan magang secara keseluruhan sehingga diperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja praktis yang dikaitkan dengan aspek pemeliharaan. Seluruh hasil pengamatan dan analisis yang diperoleh menghasilkan produk berupa rencana pengelolaan lanskap Taman Menteng yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas estetika dan fungsional taman (Gambar 2) sehingga mahasiswa dapat lebih menguasai bidang pekerjaannya. Persiapan - Proposal - Perijinan Magang
Persiapan dan Pengenalan Lembaga - Pengenalan lokasi magang - Pengenalan kondisi lapang
Inventarisasi
Aspek Biofisik - Vegetasi dan Satwa - Lokasi - Iklim - Fasilitas dan Utilitas
Aspek Sosial dan Budaya - Kondisi umum masyarakat - Pengunjung
Mempelajari proses pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman
Pengelolaan Lanskap - Organisasi - Tenaga Kerja - Jadwal - Alat dan Bahan - Anggaran Biaya
Pemeliharaan Taman Pemeliharaan Ideal
Pemeliharaan Fisik - Pembersihan Area Taman - Pemangkasan - Penyiraman - Pemupukan - Pendangiran dan Penyiangan gulma - Pengendalian HPT
Pemeliharaan sesuai dengan tujuan semula
Evaluasi Pekerjaan Magang
Rencana Pengelolaan Lanskap Taman Menteng yang Berkelanjutan untuk Meningkatkan Kualitas Estetika dan Fungsional
Gambar 2. Bagan Kerangka Kerja Kegiatan Magang
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Lokasi Magang Lokasi magang berada di Taman Menteng, yang terletak di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Pada kondisi umum lokasi magang disajikan mengenai gambaran secara umum dari lokasi magang yang meliputi sejarah, letak geografis dan administrasi, iklim, tanah, topografi, vegetasi, serta sarana dan prasarana.
4.1.1 Sejarah Pada awalnya Taman Menteng yang berada di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, merupakan Stadion Menteng, yang didirikan pada tahun 1921 dengan nama Voetbalbond Indische Omstreken Sport (Viosveld). Stadion ini dirancang oleh arsitek Belanda, F.J. Kubatz dan P.A.J. Moojen. Sejak tahun 1921, Stadion Menteng digunakan sebagai tempat berolah raga orang-orang Belanda. Kemudian dengan berjalannya waktu, stadion tersebut digunakan juga oleh masyarakat umum. Pada tahun 1961 hingga sebelum pembangunan Taman Menteng, stadion tersebut digunakan sebagai tempat bertanding dan berlatih bagi Tim Persija. Stadion Persija yang di dalamnya terdapat lapangan sepak bola, tribun, dan asrama/mess dimanfaatkan untuk latihan rutin 3 klub anggota Persija Pusat (perserikatan), yaitu Menteng FC, Tunas Jaya, dan Trisakti, kompetisi antarklub anggota Persija Pusat, pemakaian insidental oleh instansi/perusahaan dan masyarakat umum, serta tempat tinggal 10 petugas yang memelihara Stadion Persija. Di kemudian hari, fungsi publiknya berganti menjadi ruang terbuka privat, yang dikelola oleh tim Persija sebagai area olah raga prestasi. Namun, karena pengelolaan yang tidak serius dan profesional, tempat latihan klub berjuluk Macan Kemayoran itu menjadi tidak terawat dan terkesan kumuh. Akhirnya, stadion tersebut tidak digunakan lagi sebagai tempat latihan klub kebanggaan ibu kota. Halaman yang minim menyebabkan kemacetan lalu lintas di sekitar kawasan stadion, karena kendaraan parkir sembarangan di pinggir jalan, baik siang maupun malam hari. Selain itu, keadaan diperparah dengan adanya kios penjaja makanan dan barang dagangan lainnya, serta terdapat beberapa menara telekomunikasi
yang tidak memiliki izin dan dikomersilkan oleh oknum tertentu untuk memperkaya diri sendiri. Dalam upaya penataan lingkungan kawasan, lapangan sepak bola Persija diubah kembali fungsinya menjadi ruang terbuka publik. Maksud dan tujuan dari penataan tersebut adalah menata kawasan lapangan Persija Menteng dan sekitarnya dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan kota dan menyediakan sebuah ruang terbuka publik serba guna yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan aman dan nyaman. Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi DKI Jakarta, peruntukan utama kawasan Lapangan Persija adalah Penyempurna Hijau Rekreasi (PHR). Rencana Gubernur DKI Sutiyoso mengubah fungsi Stadion Menteng menjadi Taman Menteng berawal sejak 2004. Sebagai bentuk keterlibatan masyarakat dalam pembangunan, perencanaan penataan Taman Menteng didahului dengan kegiatan sayembara desain Taman Menteng, ruang terbuka publik serba-guna yang dilaksanakan pada bulan September 2004. Sayembara ini menekankan pada tema penyelesaian masalah parkir dan ruang publik yang memiliki karakter kontemporer. Soebchardi Rahim dengan tema desain "Dual Memory"
sebagai
pemenangnya.
Biaya
pembangunan
Taman
Menteng
ditanggung seluruhnya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedangkan pengelolaan pascapembangunan mengandung prinsip pembiayaan pengelolaan secara mandiri dengan bentuk badan pengelola dan alternatif kedua adalah kerja sama dengan pihak swasta. Pembangunan Taman Menteng sempat menimbulkan konflik. Sejak digagas pada 2004, kelompok kepentingan di Menteng terbelah dua. Sebanyak 51 warga yang tinggal di rumah mewah sekitar stadion yang mewakili warga Menteng mendukung alih fungsi stadion ke taman. Sedangkan komunitas yang terlibat mengelola bisnis di luar stadion, menolak pembangunan taman meski faktanya kalah, termasuk juru parkir yang menolak sterilisasi lahan parkir di pinggir Jalan HOS Cokroaminoto, karena dapat mematikan pendapatan mereka. Namun, segala macam kontroversi sudah dapat terselesaikan dengan adanya sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat.
12
Taman Menteng diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta pada bulan April tahun 2007. Taman Menteng seluas 2,4 ha merupakan area publik yang multifungsi, yaitu sebagai tempat rekreasi, sebagai paru-paru kota Jakarta, dan untuk mengenang fungsi lama taman ini, maka terdapat beberapa fasilitas olah raga yang dapat dimanfaatkan masyarakat secara umum. Selain itu, terdapat pula beberapa fasilitas dan tanaman yang mendukung keberadaan Taman Menteng. Sesuai dengan konsep perancangannya, fasilitas taman diatur sebagai perpaduan antara konsep cuci mata dan santai dengan arena olah raga (futsal, jogging, basket, voli), sekaligus paru-paru kota. Setelah Taman Menteng resmi berdiri dan berkembang menjadi taman kota, tempat rekreasi, dan taman olah raga publik secara gratis, tidak ada lagi yang memprotes keberadaannya. Hingga kini Taman Menteng sebagai taman publik dapat dimanfaatkan secara umum dengan aman dan nyaman.
4.1.2 Letak Geografis dan Administrasi Kecamatan Menteng secara administratif termasuk ke dalam wilayah Jakarta Pusat. Posisi Jakarta Pusat secara geografis terletak antara 160°22’42” BT sampai dengan 106°58’18” BT dan 5°19’12” LS sampai dengan 6°23’54” LS (Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, 2002). Kecamatan Menteng dengan luas 6,53 km2 memiliki 5 kelurahan, yaitu Kelurahan Kebon Sirih, Kelurahan Gondangdia, Kelurahan Cikini, Kelurahan Menteng, dan Kelurahan Pegangsaan. Batas administrasi Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut: Sebelah utara
: Jl. Kebon Sirih, Jl. Prapatan – Kecamatan Gambir
Sebelah barat
: Kali Cideng, Jl. MH. Thamrin – Kecamatan Tanah Abang
Sebelah selatan
: Saluran Banjir Kanal – Kecamatan Setiabudi
Sebelah timur
: Kali Ciliwung – Kecamatan Senen.
Lokasi magang yaitu Taman Menteng, terletak di Kelurahan Menteng Kecamatan Menteng Jakarta Pusat. Kelurahan Menteng memiliki luas 2,44 km2, dengan 138 RT, 10 RW, dan jumlah kepala keluarga sebanyak 8,372 keluarga (www.bapekojakartapusat.go.id). Taman Menteng seluas 2,4 ha terletak di Jalan HOS Cokroaminoto Jakarta Pusat dan berbatasan dengan Jalan St. Syahrir di
13
sebelah utara, Jalan HOS Cokroaminoto di sebelah barat, Jalan Imam Bonjol di sebelah selatan dan di sebelah Timur berbatasan dengan Jalan T. Umar.
4.1.3 Iklim Kondisi iklim wilayah Jakarta Pusat rata-rata tahun 2003-2007 relatif panas, dengan suhu rata-rata sepanjang tahun adalah 28,5°C, suhu udara maksimum sebesar 29,0°C pada bulan Oktober, dan suhu udara minimum di bulan Februari sebesar 27,5°C. Rata-rata curah hujan di wilayah DKI Jakarta adalah 11,1 mm/hari. Curah hujan harian tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 19,6 mm/hari dengan kelembaban udara wilayah Jakarta Pusat sebesar 73,9 % (Badan Meteorologi dan Geofisika Provinsi DKI Jakarta, 2008) (Lampiran 3).
4.1.4 Tanah Jenis tanah dalam kawasan adalah latosol merah. Air tanah terdiri dari air payau dan air asin. Unsur hara dalam kandungan tanah cukup tinggi dan untuk menjaga kesuburan tanah diperlukan penyiraman yang baik dan penambahan pupuk agar kesuburan tanah senantiasa terjaga. Taman Menteng yang pada awalnya adalah lapangan sepak bola memiliki kondisi tanah yang kurang baik. Menurut konsultan pengawas pembangunan, yaitu PT. Citra Murni Semesta (2006), tanah dinyatakan tidak subur sehingga tidak sesuai untuk digunakan sebagai media tanam. Pihak pelaksana pembangunan tidak dapat mendatangkan tanah yang kualitasnya sesuai sebagai media tanam, maka dilakukan rekayasa dalam pengolahan media. Komposisi dalam rekayasa tersebut yaitu campuran pupuk kandang/kompos yang sudah matang, kapur dolomit (CaCO3) untuk menetralkan pH tanah, pasir, dan larutan vitamin/hormon perangsang tumbuh tanaman (vitamin B1 dan atonik) untuk merangsang tumbuh akar dan daun. Namun, dalam pelaksanaannya komposisi material yang ada dalam rekayasa tersebut kurang lengkap, antara lain dalam hal volume sehingga hasilnya kurang maksimal. Untuk memperbaiki kondisi dan mempertahankan pertumbuhan tanaman, maka diperlukan perawatan lebih lanjut dan penambahan top soil pada lubang tanam dan area-area penanaman yang paling membutuhkan tanah yang subur agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
14
Menurut Novizan (2005), dalam mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki empat fungsi utama: memberi unsur hara dan sebagai media perakaran, menyediakan air dan sebagai tempat penampungan (reservoir) air, menyediakan udara untuk respirasi (pernapasan) akar, sebagai tempat bertumpunya tanaman. Apabila kondisi tanah baik, maka dapat memenuhi fungsi-fungsinya bagi tanaman, sehingga akan mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik.
4.1.5 Topografi Jakarta Pusat memiliki permukaan tanah yang landai dengan kemiringan 0-2 % dan memiliki kontur yang tinggi di sepanjang sungai banjir kanal, yang memungkinkan pertemuan air laut dengan limpasan banjir permukaan sehingga dengan relief demikian, wilayah Jakarta Pusat mudah sekali tergenang oleh banjir. Di samping itu, semakin luas permukaan tanah yang tertutup oleh bangunan menyebabkan resapan air berkurang sehingga mudah terjadinya genangan air. Kecamatan Menteng berada pada dataran rendah dengan ketinggian 7 m dpl. Sifat lahan relatif stabil, tetapi tanah yang datar harus diberi solusi untuk mempercepat aliran air agar tidak tergenang lama (Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, 2004).
4.1.6 Vegetasi Pada Taman Menteng terdapat beragam jenis vegetasi, yang terdiri dari berbagai jenis pohon, palem, perdu, semak, herba, merambat (liana), dan rumputrumputan/grasses (Tabel 1). Kondisi vegetasi pada saat ini cukup baik, walaupun jenis pohon masih belum tumbuh besar, kerena Taman Menteng baru satu tahun berdiri.
15
Tabel 1. Jenis Tanaman di Taman Menteng No
Nama Tanaman Nama Lokal Nama Latin
Pohon 1 Asam Jawa 2 Bambu Jepang 3 Bintaro 4 Beringin karet 5 Biola cantik 6 Bisbul 7 Bunga kupu-kupu 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Bunga ratu Buni Dadap merah Damar Daun saputangan Flamboyan Flamboyan kuning
Glodogan tiang Jatimas Kayu Manis Kecrutan Kelapa sawit Kepel Khaya Menteng Salam Sawo duren Sawo kecik Sengon Syzigium hemilampra 28 Tabebuia 29 Tanjung 30 Trembesi Palem 1 Palem chinensis 2 Palem kurma 3 Palem sedeng 4 Phoenix 5 Sikas halus kecil 6 Sikas halus besar Perdu 1 Kamboja kuning 2 Kamboja merah 3 Batavia 4 Hanjuang merah 5 Kamboja jepang
Jumlah1
Kondisi2
Tamarindus indica Arundinaria pumila Cerbera odollan Ficus elastica Ficus lyrata Diospiros discolor Bauhinia purpurea
4 phn 130 phn 19 plb 10 phn 35 phn 6 phn 35 phn
Amherstia nobilis Bunius antidesma Erythrina cristaghalii Agathis dammara Maniltoa grandiflora Delonix regia Pheltophorum pterocarpus Polyalthia longifolia Cordia sebestana Cinnamomum burmanii Sphatodea campanulata Elaeis guinensis Stelechocarpus burahol Khaya senegalensis Baccaurea lanccolate Eugenia operculata Chrysophillum cainito Manilkara kauki Albizia falcataria Syzigium hemilampra
10 phn 1 phn 31 phn 200 phn 15 phn 11 phn 4 phn
Baik, tinggi 4-6 m Baik, tinggi 3-4 m Baik Baik, tinggi 3-5 m Baik, tinggi 4-5 m Baik, tinggi 3-5 m Tidak semua baik (mati),tinggi 3-5m Baik, tinggi 3-5 m Baik, tinggi 3-5 m Baik, tinggi 4-6 m Baik, tinggi 2-6 m Baik, tinggi 3-5 m Baik, tinggi 5-7 m Baik, tinggi 4-6 m
32 phn 45 phn 27 phn 5 phn 20 phn 10 phn 10 phn 12 phn 4 phn 7 phn 30 phn 20 phn 6 phn
Baik, tinggi 5-6 m Baik, tinggi 3-5 m Baik, tinggi 3-5 m Baik, tinggi 3-5 m Baik, tinggi 5-6 m Baik, tinggi 3-5 m Baik, tinggi 5-7 m Baik, tinggi 6-9 m Baik, tinggi 4-6 m Baik, tinggi 3-5 m Baik, tinggi 3-5 m Baik, tinggi 4-6 m Baik, tinggi 3-5 m
Tabebuia sp. Mimusops elengi Samanea saman
34 phn Baik, tinggi 3-5 m 26 phn Baik, tinggi 3-5 m 8 phn Baik, tinggi 4-6 m
Palem sinensis Phoenix dactalyfera Livistonia chinensis Phoenix roebelenii Cycas revoluta Cycas revoluta
8 phn 11 phn 6 phn 84 phn 24 plb 8 plb
Plumeria rubra Plumeria rubra Jatropha pandurifolia Cordyline terminalis Adenium cutanium
19 plb 19 plb 576 plb 1865 plb 38 plb
Baik, tinggi 4-6 m Baik, tinggi 4-6 m Baik, tinggi 4-6 m Baik, tinggi 2-3 m Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
16
Lanjutan Tabel 1. No Nama Tanaman Nama Lokal Nama Latin Semak 1 Bogenvil Bougainvillea spectabilis 2 Krimbosa Tabernaemontana corymbosa 3 Mawar merah Rosa sp. 4 Mawar putih Rosa sp. 5 Sambang darah Excoecaria bicolor 6 Soka Ixora javanica 7 Pucuk merah Syzygium luehmannii 8 Zamia Zamia sp. Herba 1 Bakung orange Hyppeastrum sp. 2 Bunga kana merah Canna indica 3 Bunga kana kuning Canna indica 4 Daun philo Phyllodendron selloum 5 Spider lily Hymenocallis speciosa Grasses 1 Bawang-bawangan Zephyranthes candida bunga merah 2 Bawang-bawangan Zephyranthes candida bunga putih 3 Lili alang-alang Ophiopogon jaburan 4 Lili paris brazil Chlorophytum sp. 5 Pandan kuning Milium efusum 6 Rumput gajah mini Axonopus compressus ‘Dwarf’ Merambat 1 Morning glory Ipomoea tricolor 2 Daun telo-telo Ipomoea batatas
Jumlah1
Kondisi2
1700 plb Baik 292 plb Baik 397 plb 67 plb 434 plb 602 plb 62 plb 4 plb 3661 plb 1244 plb 1391 plb 247 plb 4702 plb
Kurang baik Kurang baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
1578 plb Baik 11885 plb Baik 21946 plb 2345 plb 2190 plb 10.154 m2
Baik Baik Baik Baik
Baik Baik
Sumber: (1) Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta (2007) (2) Pengamatan di lapang (Maret 2008) 4.1.7 Sarana dan Prasarana Taman Menteng memiliki berbagai macam sarana dan prasarana yang disediakan untuk mengakomodasi pengunjung (Tabel 2). Hal ini sesuai dengan Daftar Inventarisasi Data Sarana dan Prasarana Taman Sub-Dinas Taman Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta tahun Anggaran
2007 (Lampiran 4) dan
pengecekan di lapang. Beberapa ciri khas dari Taman Menteng, yaitu adanya bangunan rumah kaca yang dapat digunakan untuk pameran dan acara-acara tertentu, serta sarana olah raga yang berfungsi untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap kegiatan olah raga yang tidak meninggalkan fungsi awal kawasan sebagai stadion olah raga Persija (Gambar 3). Selain itu, ada pula
17
monumen kenangan Persija, yang dibangun untuk mengenang sejarah bahwa sebelum dibangun Taman Menteng area ini adalah Stadion Persija (Gambar 4).
Tabel 2 Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana di Taman Menteng No 1
2
Jenis Sarana olah raga - Lapangan futsal - Lapangan basket - Lapangan voli Tempat bermain anak - Ayunan - Panjatan bulat
Jumlah
Kondisi
2 buah 1 buah 1 buah
Baik Baik Baik
2 pasang 2 buah
Tidak semua baik Baik, tetapi cat mengelupas Kurang baik Baik, namun sudah mulai berkarat Baik Baik, namun ada beberapa kaca pecah
3
- Rumah-rumahan Monumen Kenangan Persija
3 buah 1 buah
4 5
Kolam Air Mancur Bangunan Rumah Kaca
4 buah 2 buah
6
Lampu - Lampu taman kecil 175 buah - Lampu taman bulat 10 buah - Lampu taman tinggi 8 buah - Lampu stadion 16 buah 7 Bangku Taman 30 buah 8 Tempat Sampah 36 buah 9 Musholla 1 buah 10 Gedung Parkir 4 lantai 11 Toilet Umum (Pria dan Wanita) 2 buah 12 Toilet Rumah Kaca 2 buah 13 Instalasi Sprinkler 500 buah 14 Sumur Resapan 42 buah 15 Rambu taman 12 buah 16 Jalan Setapak/Pedestrian track/ 8,121 m2 Jogging Track Sumber: Pengamatan di lapang (Maret 2008)
Tidak semua baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Tidak semua baik Baik Baik Baik
18
(a)
(b)
Gambar 3. Fasilitas Rumah Kaca (a) dan Sarana Olah Raga (b) yang Tersedia di Taman Menteng
Gambar 4. Monumen Kenangan Persija
4.2 Profil Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta Dinas Pertamanan merupakan salah satu unit kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diberi tugas dan wewenang untuk membangun dan mengelola Ruang Terbuka Hijau Kota. Tugas tersebut secara resmi telah dijalankan sejak tahun 1970. Pada tahun 1962, Pemerintah DKI Jakarta mendirikan Akademi Pertamanan (AKAP) yang para lulusannya dapat langsung bekerja di Seksi Pertamanan, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta. Seiring dengan perjalanannya, pada tahun 1997 unit ini pernah berganti nama menjadi Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota, namun kemudian kembali memakai nama Dinas Pertamanan pada tahun 2002 hingga sekarang (pertamanan.jakarta.go id). Visi dari Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta adalah tertatanya ruang terbuka hijau dan keindahan kota Jakarta, sedangkan misinya adalah membangun ruang terbuka hijau yang sesuai dengan kebutuhan kota Jakarta, melaksanakan
19
penghijauan di seluruh ruang terbuka kota Jakarta, meningkatkan keindahan kota melalui penataan elemen sarana dan ornamen kota, serta menggalang peran serta aktif masyarakat di bidang pertamanan dan keindahan kota.
4.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta memiliki tugas pokok, yaitu: menyelenggarakan penataan dan pengelolaan ruang terbuka hijau, ruang terbuka kota, keindahan dan tata hias kota, serta penyelenggaraan pelayanan di bidang Pertamanan. Dalam pelaksanaannya Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) pemeliharaan, pengelolaan dan pengamanan di bidang Pertamanan dan Keindahan Kota. 2) pelayanan bidang Pertamanan dan Keindahan Kota dalam hal perencanaan teknis, peran serta masyarakat, penyediaan tanaman, perijinan, dan retribusi.
4.2.2 Sasaran Fungsional Untuk menjalankan tugasnya, Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta menentukan sasaran fungsional sebagai berikut: 1) meningkatkan fungsi ekologi kota, dalam hal ini kualitas udara/lingkungan. 2) meningkatkan
fungsi
pelayanan
umum
bagi
masyarakat
dengan
meningkatkan ruang publik untuk berinteraksi. 3) meningkatkan fungsi estetika dengan penataan elemen pertamanan dan ornamen kota.
4.2.3 Sasaran Program Sasaran program Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, antara lain: 1) meningkatkan kuantitas dan kualitas RTH kota melalui: a.
pembangunan taman kota dan jalur hijau kota.
b.
penanaman/penghijauan pohon.
c.
pengembalian fungsi taman dan jalur hijau.
2) meningkatkan keindahan kota, melalui penataan elemen sarana dan ornamen kota.
20
3) menyediakan panduan yang berkaitan dengan ruang terbuka hijau pertamanan. 4) menyediakan bibit tanaman dan melakukan pembesaran tanaman. 5) meningkatkan peran serta masyarakat di bidang Pertamanan dan Keindahan Kota.
4.2.4 Program Kegiatan Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta membuat program kegiatan untuk masa kerja tahunan dan juga untuk program jangka panjang. Program kegiatan Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta untuk masa kerja tahun 2007, yaitu: 1) penambahan ruang terbuka hijau 2) penataan pedestrian 3) penataan jalur hijau 4) penataan taman 5) refungsi taman 6) penataan ornamen kota 7) penataan kebun bibit 8) penataan taman kerjasama dengan swasta 9) penyelesaian kebijakan yang berkaitan dengan dinas pertamanan Sedangkan program kegiatan Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta untuk masa kerja tahun 2008, yaitu: 1) penambahan RTH taman kota: 5 ha 2) pembangunan taman interaksi sosial: 15 lokasi 3) pembangunan taman kota: 2 lokasi 4) refungsionalisasi taman/jalur hijau: a.
SPBU: 6 lokasi
b.
taman: 2 lokasi
5) penataan jalur hijau jalan, tepian air, fly over dan underpas. 6) penataan pedestrian (Jl. Rasuna Said dan Jl. Gatot Subroto). 7) penataan ornamen keindahan kota. 8) peningkatan peran serta masyarakat.
21
Untuk program jangka panjang Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta menetapkan rencana jangka panjang, yaitu: 1) menambah RTH (secara kolektif 3.000 ha) 2) refungsi: a.
taman/jalur hijau (± 250 lokasi)
b.
SPBU (total: 32 lokasi)
3) taman kota: wilayah jakarta timur, jakarta selatan dan jakarta utara. 4) taman interaktif: 2 x 236 kelurahan 5) peremajaan pohon pelindung 6) peningkatan partisipasi masyarakat 7) pedestrianisasi: a.
sepanjang jalur angkutan massal (bus way, waterway, dan MRT).
b.
sepanjang jalan protokol.
c.
jalur-jalur penghubung pusat kegiatan.
4.2.5 Struktur Organisasi Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 8 Tahun 2002 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, dikepalai oleh satu kepala dinas, yang membawahi satu bagian tata usaha, empat sub-bagian, enam sub-dinas, dua puluh satu seksi, lima suku dinas, lima sub bagian tata usaha, tiga puluh seksi suku dinas dan empat puluh tiga seksi dinas pertamanan kecamatan (Gambar 5).
4.2.6 Kondisi Pegawai Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2007 memiliki pegawai yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Tidak Tetap menurut SK Gubernur DKI Jakarta dan Pegawai Tidak Tetap Non SK Gubernur DKI Jakarta (Tabel 3).
22
Tabel 3. Kondisi Pegawai Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan Jumlah Jenis Pegawai No
1 2 3 4 5 6
Sub Unit
Dinas Pertamanan Sudin Pertamanan Kotamadya Jakarta Pusat Sudin Pertamanan Kotamadya Jakarta Barat Sudin Pertamanan Kotamadya Jakarta Utara Sudin Pertamanan Kotamadya Jakarta Selatan Sudin Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur
7 Kepulauan Seribu Total
PNS (gol)
Total PTT SK Gub
PTT Non SK Total Gub
I II III IV PNS SLTA/D3 S1 SLTA/D3 S1 9 101 81 9 200 25 28 253 2 16 23 1
42
2
-
-
5
49
1 33 20 2
56
1
-
-
18
75
1 14 18 1
34
3
-
-
5
42
1 37 29 1
68
1
-
-
9
78
15 36 1
52
4
-
-
6
62
0
6 12 77 571
2 3 1 6 14 218 210 16 458
36
0
Sumber: Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, 2008
23
1 (Satu) Kepala Dinas
Kepala Dinas
Kelompok Jabatan Fungsional
1 (Satu)
Bagian Tata Usaha
Bagian
Sub Bagian Umum
Sub Bagian Keuangan
Sub-Dinas Bina Program
Sub-Dinas Budidaya Tanaman
Sub-Dinas Jalur Hijau
Sub-Dinas Taman
Seksi Pengumpulan & pengolahan data
Seksi Pembibitan Tanaman
Seksi Jalur HIjau Tepian Air
Seksi Penyusunan Program
Seksi Perlindungan Tanaman
Seksi Jalur Hijau Jalan
Seksi Pengend., Evaluasi & Pelaporan
Seksi Pengujian Tanaman
Seksi Jalur Hijau Penyempurna
Sub-Dinas Keindahan Kota
Sub-Dinas B.P.S.M
Seksi Taman Kota / Lingkungan
Seksi Tata Hias Kota
Seksi Penyuluhan Dan Pelatihan
Seksi Taman Bangunan
Seksi Ornamen Kota
Seksi Bina Usaha dan Kemitraan
Seksi Pengendalian Utilitas Kota
Seksi Pengamanan dan Penertiban
Seksi Taman Rekreasi
Seksi Perencanaan Jalur Hijau
Sub Bagian Perlengkapan
Seksi perencanaan Taman perkotaan
Seksi Keindahan Kota
Seksi Taman
Sub Bagian
6 (Enam)
21 (Dua Puluh Satu) Seksi
Seksi perencanaan Keindahan kota
5 (Lima) Suku Dinas 5 (Lima) Sub Bag. Tu
Sub SubBagian Bag. TTata U Usaha
Seksi Jalur Hijau
4 (Empat)
Sub-Dinas
Kepala Suku Dians Pertamanan Kotamadya
Seksi Perancangan
Sub Bagian Kepegawaian
Seksi Penyuluhan/ Penertiban
Seksi Pengembangan Kawasan/Penghijauan
30 (Tiga Puluh) Seksi Suku Dinas
Seksi Dinas Pertamanan 43 (Empat Puluh Tiga) Seksi Dinas Pertamanan
Ket
Kecamatan
: Bagian yang diarsir adalah homebase mahasiswa magang Gambar 5. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta
24
4.3 Sistem Pemeliharaan Taman Menteng Sistem pemeliharaan yang diberlakukan oleh Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta mengalami perubahan dari sistem swakelola menjadi sistem pemeliharaan oleh kontraktor. Penentuan kontraktor pelaksana pemeliharaan dilakukan dengan pelelangan atau penunjukkan langsung, tergantung dari masa pemeliharaan yang ditentukan dan besarnya biaya yang dianggarkan. Hal ini sesuai dengan Keppres No. 80 Tahun 2003 yang diperbaharui menjadi Keppres No. 61 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah, dimana disebutkan bahwa untuk semua pengadaan dengan nilai di atas Rp 50.000.000, maka wajib dibentuk panitia pengadaan untuk proses pelelangan kontraktor pemeliharaan. Sistem pemeliharaan oleh kontraktor dilakukan untuk pemeliharaan soft material, sedangkan untuk pemeliharaan hard material dan fasilitas tetap dilakukan dengan swakelola. Jenis kontrak yang digunakan adalah kontrak harga satuan, dengan pengertian bahwa kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu. Ketentuan mengenai proses pelaksanaan pemeliharaan hingga biaya pemeliharaannya telah diatur dan ditetapkan berdasarkan Surat Perjanjian Kontrak (SPK) yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan oleh pihak kontraktor harus sesuai dengan Peraturan dan Syarat-syarat Teknis Pekerjaan (BESTEK) yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. Pada saat pelaksanaan magang, terjadi pergantian pelaksana pemelihara Taman Menteng. Kontraktor yang pertama dengan waktu pelaksanaan selama tiga bulan, terhitung bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2008 dipegang oleh PT. Ardiyan Puspita Hatigraha, yang tercantum pada Surat Perjanjian/Kontrak Pekerjaan Pemeliharaan Taman Menteng Jakarta Pusat No. 06/795.211 (Lampiran 5). Penentuan kontaktor pelaksana pemeliharaan Taman Menteng ini dilakukan dengan penunjukkan langsung. Setelah tiga bulan masa pemeliharaan selesai, dilakukan
proses
pelelangan
untuk
menentukan
kontraktor
pelaksana
pemeliharaan selanjutnya. Proses pelelangan membutuhkan waktu satu bulan dan
25
selama proses pelelangan tersebut, terjadi kekosongan pelaksana pemelihara sehingga pemeliharaan dilakukan secara swakelola. Kontaktor pelaksana Pemeliharaan Taman Menteng berikutnya adalah PT. Walsin Jaya Prima. Kontraktor ini melaksanakan pemeliharaan Taman Menteng selama satu tahun, terhitung 12 Mei 2008 sampai dengan 11 Mei 2009. Apabila masa kontrak berikutnya habis, dilakukan pelelangan kembali untuk menentukan kontraktor yang melaksanakan kegiatan pemelihaaan taman berikutnya. Sistem pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta dinilai kurang efektif. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan lebih besar dan membutuhkan proses yang lebih lama. Apabila terdapat kejadian insidental, pihak kontraktor tidak bertanggung jawab untuk mengambil tindakan perbaikan sehingga harus dilakukan secara swakelola. Menurut Arifin (2004), pada tapak taman yang kecil, atau untuk pekerjaan pemeliharaan yang memerlukan tenaga terampil spesial, maka mengkontrakkan pekerjaan akan lebih mudah dan lebih hemat dalam pembiayaan. Sebalikanya untuk pekerjaan tamantaman besar di bawah Dinas Pertamanan suatu kota, maka mengelola dan memotivasi staf pegawai sendiri merupakan alternatif yang baik. Walaupun dengan adanya proses pelelangan dapat dibandingkan efektivitas dan kualitas keseluruhan kontraktor, namun pada kenyataan di lapang, tidak semua kontraktor yang terpilih terbukti memiliki kualifikasi pekerjaan yang sesuai dengan yang diharapkan. Pemilihan kontraktor yang baik dan benar merupakan hal yang paling penting dalam setiap proyek pekerjaan di lapang. Oleh karena itu, pemilihan kontraktor baik dengan penunjukan langsung maupun dengan pelelangan harus dilakukan dengan benar agar dapat diperoleh pelaksana pemeliharaan yang mempunyai kualitas sesuai dengan yang diharapkan.
4.4 Pemeliharaan Taman Menteng Pemeliharaan merupakan upaya untuk menjaga dan merawat taman beserta elemen taman dan fasilitas di dalamnya. Pemeliharaan lanskap meliputi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Tingkat pemeliharaan taman dapat di bedakan menjadi pemeliharaan intensif, pemeliharaan semi-intensif, dan pemeliharaan ekstensif.
26
4.4.1 Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan untuk mempertahankan tujuan dan desain awal dibuatnya taman, dan secara periodik dilakukan evaluasi. Desain yang unik pada Taman Menteng terlihat dari adanya sumbu vertikal yang merupakan lapangan olah raga dan sumbu diagonal yang berupa perkerasan (Gambar 6). Pemeliharaan ideal dilakukan terhadap elemen taman, baik elemen lunak maupun elemen keras. Pemeliharaan ini dilakukan dengan membuat peraturan-peraturan penggunaan lahan dan pengawasan. Taman Menteng dirancang untuk area rekreasi keluarga, area olah raga untuk mengenang fungsi lama taman ini, dan sebagai paru-paru kota. Keberadaan taman bermain anak sangat mendukung konsep rekreasi keluarga. Taman bermain anak terdiri dari beberapa fasilitas bermain, seperti ayunan, panjat-panjatan, dan rumah-rumahan. Selain itu, taman bermain anak di Taman Menteng berada di atas tanah berpasir sehingga secara ideal lebih mudah dipelihara daripada menggunakan alas rumput. Agar tidak terjadi banyak kerusakan dan perubahan fungsi, maka pemeliharaan fasilitas taman bermain harus dilakukan. Sejauh ini Taman Menteng belum memiliki peraturan penggunaan taman bermain, oleh karena itu perlu dibuat peraturan untuk membatasi penggunaan sehingga akan meminimalisir kerusakan dan perubahan fungsi. Selain itu, jarak antara taman bermain anak dengan lapangan olah raga terlalu dekat sehingga perlu dibatasi dengan menggunakan tanaman pembatas/border untuk menjaga keamanan dan kenyamanan anak-anak di taman bermain. Keberadaan lapangan olah raga di Taman Menteng dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum secara gratis. Bagi siapapun yang akan menggunakan lapangan olah raga secara rutin, harus melapor kepada Dinas Olah raga untuk dibuat jadwal penggunaan lapangan (Gambar 7). Jadwal ini bertujuan untuk mengontrol penggunaan lapangan, namun di luar jadwal penggunaan rutin, masyarakat dapat bebas menggunakan lapangan olah raga. Selain itu, adanya pemeliharaan pada perkerasan fasilitas olah raga sangat mendukung dalam usaha untuk mempertahankan kualitas fungsi Taman Menteng sebagai area olah raga.
27
28
Gambar 7. Jadwal Pemakaian Lapangan Olah Raga Taman Menteng Kotamadya, Jakarta Pusat Taman Menteng sebagai salah satu ruang terbuka hijau di Jakarta memiliki jenis dan jumlah vegetasi yang beragam. Taman tidak terlepas dari elemen taman yang memiliki daya hidup. Dengan demikian, untuk melaksanakan pemeliharaan ideal diperlukan juga pemeliharaan fisik, misalnya pemupukan dan pemangkasan (Arifin dan Arifin, 2005). Oleh karena itu, agar kondisi taman senantiasa terjaga dengan baik, maka pemeliharaan tanaman secara rutin harus dilakukan. Untuk menghindari kerusakan yang terjadi akibat pengunjung, maka Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta membuat rambu-rambu taman. Rambu-rambu ini berisi larangan, seperti larangan menginjak rumput, larangan memetik bunga dan larangan membuang sampah sembarangan (Gambar 8). Pembuatan rambu-rambu taman dilakukan sebagai bagian dari pemeliharaan ideal taman.
(a)
(b)
(c)
Gambar 8. Rambu Larangan Menginjak Rumput (a), Memetik Bunga (b), dan Membuang Sampah Sembarangan (c).
29
4.4.2 Pemeliharaan Fisik Tanaman sebagai mahluk hidup tentu akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Pertumbuhan tersebut ada kalanya diharapkan demi tercapainya tujuan tertentu, namun pada kasus-kasus tertentu, pertumbuhan tanaman tidak diinginkan karena tidak sesuai ataupun akan menggangu keindahan taman. Pemeliharaan fisik dilakukan untuk mempertahankan kondisi elemen taman, yang meliputi elemen keras dan elemen lunak. Pemeliharaan ini bertujuan untuk menampilkan sifat fisik yang tetap seperti keadaan awal sehingga aspek estetika dan fungsi elemen tetap seperti semula. Secara umum, pemeliharaan pada tanaman terbagi menjadi pemeliharaan elemen lunak (soft material) dan elemen keras (hard material).
4.4.2.1 Pemeliharaan Elemen Lunak (Soft Material) Taman Menteng Pemeliharaan fisik soft material taman dilakukan oleh kontrator pelaksana yang ditentukan oleh Seksi Taman Kota/Lingkungan. Pelaksanaan pemeliharaan yang dalam hal ini adalah tanaman, meliputi pembersihan area taman, pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pendangiran dan penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman.
1) Pembersihan Area Taman Kegiatan pembersihan area taman dilakukan setiap hari, yaitu dengan menyapu area rumput (Gambar 9). Alat yang digunakan adalah sapu lidi, pengki, karung plastik dan gerobak dorong. Setiap sampah yang telah dikumpulkan, kemudian
dimasukkan
ke
dalam
karung
plastik
untuk
mempermudah
pengangkutan ke truk sampah. Tenaga kerja yang mengerjakan pekerjaan ini berjumlah 3 orang dan dilakukan pada siang atau sore hari, karena pada pagi harinya pekerja melakukan penyapuan perkerasan.
30
Gambar 9. Penyapuan pada Area Rumput
2) Pemangkasan Pemangkasan dilakukan agar tanaman memiliki bentuk sesuai dengan yang kita inginkan. Waktu pemangkasan yang tepat yaitu setelah masa pertumbuhan generatif tanaman (setelah selesai masa pembungaan) dan sebelum pemberian pupuk (Arifin dan Arifin, 2005). Pemangkasan dapat dilakukan pada berbagai tanaman, seperti tanaman pohon, tanaman semak, dan tanaman penutup tanah, termasuk rumput. Cara pemangkasan pada masing-masing tanaman berbeda.
a.
Pemangkasan Pohon Pemangkasan pohon dilakukan untuk fungsi kesehatan pohon, keamanan,
dan kenyamanan. Pohon yang terlalu rimbun dapat menggangu kenyamanan pengunjung taman dan juga dikhawatirkan berakibat buruk, seperti tumbang ketika hujan dan angin kencang. Pemangkasan pada batang yang besar, biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin gergaji. Namun, untuk batang yang lebih kecil, dapat digunakan gunting pangkas atau gergaji biasa. Pemangkasan pohon di Taman Menteng belum pernah dilakukan, karena pohon yang ada belum tumbuh besar dan rindang sehingga belum perlu dilakukan pemangkasan.
31
b.
Pemangkasan Tanaman Perdu, Semak, Herba dan Grasses Tanaman perdu, semak, herba, dan grasses umumnya memiliki jumlah
yang cukup banyak di sebuah taman. Pemangkasan pada tanaman ini dimaksudkan agar tanaman bisa berbunga lebih cepat dan lebat serta merangsang pertumbuhan tunas, bunga atau buah. Di samping itu, pada jenis tanaman hias daun, pemangkasan tanaman ini bertujuan untuk mempertahankan bentuk-bentuk yang unik (topiary). Agar kondisi tanaman senantiasa terlihat baik, pemangkasan perdu, semak, herba dan grasses harus dilakukan secara rutin. Pemangkasan tanaman perdu, semak, herba dan grasses dilakukan 2 kali dalam satu bulan, dengan cara membuang cabang, ranting dan daun yang rusak atau mati, serta memotong bagian tanaman yang sudah tua. Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan ini berjumlah 1 orang dan alat yang digunakan adalah gunting pengkas, gunting stek, dan pisau atau sabit (Gambar 10). Di Taman Menteng, pemangkasan semak dan perdu bertujuan untuk mempertahankan estetika dan penampilan tanaman. Pelaksanaan pemangkasan termasuk sering dilakukan, karena banyak terdapat jenis tanaman hias yang cepat tumbuh, seperti Zephyranthes sp., Canna sp., Hymenocallis speciosa, dan lainnya. Untuk tanaman tersebut, frekuensi pemangkasan sudah cukup sesuai. Menurut Arifin et al. (2007), pemangkasan semak dapat dilakukan secara temporal, yaitu ketika semak pertumbuhannya berlebihan atau jika ditemukan bagian tanaman yang terkena hama/penyakit. Sedangkan pemangkasan semak yang difungsikan untuk border/pagar/topiary (pemangkasan bentuk) dilakukan secara periodik atau terjadwal sedikitnya sekali dalam sebulan.
Gambar 10. Pemangkasan Tanaman Semak dan Perdu
32
c.
Pemangkasan Rumput Rumput merupakan tanaman yang berfungsi untuk menutupi tanah agar
tidak mudah terkikis oleh air hujan. Agar terkesan rapi, rumput tidak boleh dibiarkan berukuran tinggi. Alat yang digunakan untuk memangkas rumput yaitu gunting rumput, baik yang berbentuk gendong maupun mesin potong rumput dorong. Bila areal taman yang ditanami rumput tidak terlalu luas, mesin pemotong rumput bentuk gendong sudah cukup. Sementara, bila areal tanaman rumput cukup luas, pemangkas rumput dengan mesin potong rumput dorong merupakan pilihan yang tepat. Jenis rumput yang ada di Taman Menteng adalah Axonopus compressus ’Dwarf’ atau biasa disebut rumbut gajah mini, yang pertumbuhannya sangatlah lambat. Berdasarkan jadwal pemeliharaan, pemangkasan rumput dilakukan sebanyak 2 kali dalam sebulan, namun pada kenyataan di lapangan selama satu tahun Taman Menteng berdiri pemangkasan rumput belum rutin dilakukan. Karena ukuran rumput yang belum tinggi, sehingga belum perlu untuk diberi perlakuan pemangkasan. Permasalahan yang timbul ada pada pertumbuhan gulma yang lebih cepat sehingga pekerjaan pemeliharaan terkuras untuk penyiangan gulma. Dalam keadaan mendesak, dimana jumlah gulma lebih banyak dari rumput, maka dilakukan pemangkasan rumput untuk membuang gulma yang menggangu keindahan dengan menggunakan mesin potong rumput gendong, yang dilakukan oleh satu orang tenaga kerja (Gambar 11).
Gambar 11. Pemangkasan Rumput dengan Menggunakan Mesin Potong Rumput Gendong
33
3) Penyiraman Penyiraman bertujuan untuk menurunkan tingkat penguapan akibat teriknya sinar matahari. Penyiraman yang dilakukan di Taman Menteng menggunakan sistem sprinkler (Gambar 12). Sprinkler dapat secara otomatis menyiram tanaman berdasarkan mekanisme tekanan air. Jenis sprinkler yang dipakai di Taman Menteng adalah sprinkler yang ditanam di permukaan tanah secara permanen. Frekuensi penyiramannya tergantung musim, pada waktu musim hujan penyiraman jarang dilakukan, sedangkan pada musim kemarau, penyiraman dilakukan setiap hari. Penyiraman dengan sprinkler sudah diprogram untuk menyala setiap hari pada pagi hari sekitar pukul 07.00 dan sore hari pukul 15.30, dengan waktu menyala selama 15 menit secara bergantian di area yang berbeda. Namun kendala yang terjadi, tidak semua sprinkler berfungsi dengan baik sehingga tidak semua tanaman tersirami. Oleh karena itu, perlu didatangkan mobil tangki air untuk menyiram tanaman, terutama yang tidak terkena semprotan sprinkler dan yang lebih diutamakan adalah tanaman pohon. Mobil tangki air ini bermuatan air sebanyak 5000 l. Penyiraman dengan mobil tangki air tidak dapat dilakukan setiap hari karena keterbatasan tenaga kerja dan sarana prasarana. Apabila keadaan mendesak, terutama pada musim kemarau, maka penyiraman dilakukan secara manual dengan menggunakan selang (Gambar 13) dan dilakukan oleh 2 orang pekerja. Sumber air untuk penyiraman Taman Menteng adalah air tanah yang berasal dari sumur yang disedot oleh pompa air.
Gambar 12. Penyiraman dengan Sprinkler
34
Gambar 13.Penyiraman dengan Menggunakan Selang
Kegiatan penyiraman di Taman Menteng sudah cukup modern sehingga mempermudah pekerjaan pemelihara taman. Selain itu, pekerja taman dapat mengalokasikan waktunya untuk jenis pemeliharaan lain. Namun, kendala ada pada tidak berfungsinya beberapa sprinkler yang menyebabkan penyiraman tidak maksimal. Hal ini harus menjadi perhatian pihak pengelola Taman Menteng, karena apabila sprinkler tidak berfungsi maksimal, maka harus dilakukan penyiraman secara manual ataupun mendatangkan mobil tangki air. Jelas biaya dan tenaga yang harus dikeluarkan lebih banyak. Oleh karena itu, pengawas harus melaporkan segala kerusakan yang terjadi agar Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta dapat segera melakukan perbaikan. Penyiraman dilakukan dengan memperhatikan musim dan cuaca. Pada musim penghujan mungkin tidak perlu dilakukan penyiraman, sedangkan pada musim kemarau perlu dilakukan penyiraman sebanyak dua kali setiap hari (Sulistyantara, 2006). Kegiatan penyiraman di Taman Menteng sudah dilakukan berdasarkan musim dan sudah sesuai dengan kebutuhan tanaman, oleh karena itu kegiatan penyiraman sudah dikatakan baik. Menurut Arifin dan Arifin (2005), penyiraman lebih baik dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Di kawasan atau daerah yang memiliki kelembaban udara relatif tinggi, penyiraman pada pagi hari lebih baik daripada penyiraman sore hari. Tujuannya untuk menghindari berkembangnya penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Dilihat dari segi waktu penyiraman dan ketersediaan air, kegiatan penyiraman yang dilakukan di Taman Menteng sudah berjalan dengan baik.
35
4) Pemupukan Tanaman membutuhkan berbagai unsur nutrisi (hara) agar dapat tumbuh dan berbunga dengan indah. Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman memang sudah menyediakan unsur hara, namun ragam dan jumlah yang tersedia mungkin tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. Oleh karena itu, tanaman perlu dipupuk. Jenis pupuk di pasaran sangat beragam sehingga pemilihan dan penggunaan pupuk harus disesuaikan dengan kebutuhan tanah dan tanaman. Pemupukan dilakukan terhadap pohon, semak, perdu, herba, dan grasses (Gambar 14). Pupuk yang tersedia adalah NPK Mutiara 16-16-16, Furadan 3G, Vitamin B1, Gandasil D, dan Gandasil B. Sedangkan pupuk kandang digunakan pada waktu awal penanaman. Penggunaan pupuk tersebut disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Pupuk yang sering digunakan adalah pupuk NPK Mutiara 1616-16 untuk tanaman semak dan grasses. Perlakuan pemupukan biasanya dilakukan setelah pemangkasan. Metode pemupukan yang dilakukan yaitu metode broadcast, yaitu pemupukan dengan cara ditebar langsung di permukaan tanah. Menurut Arifin dan Arifin (2005), syarat pemupukan cara ini yaitu harus digunakan pupuk yang tidak mudah menguap, misalnya pupuk P, serta perakaran pohon harus dangkal sehingga pupuk yang terlarut mudah dan segera diserap oleh akar. Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga kerja sebanyak satu orang dengan frekuensi bulanan dan alat yang digunakan adalah ember untuk menampung pupuk yang akan ditebar.
Gambar 14. Pemupukan dengan Metode Broadcast Menggunakan Pupuk NPK Mutiara 16-16-16
36
Ketersediaan pupuk di Taman Menteng sudah cukup memadai, dilihat dari tersedianya pupuk organik, yaitu Vitamin B1 yang berguna untuk membantu tanaman tumbuh dengan baik, dan pupuk anorganik, diantaranya yaitu NPK Mutiara 16-16-16, Gandasil D, dan Gandasil B. Efektivitas pemupukan dipengaruhi oleh pemilihan jenis pupuk, pemakaian dosis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dan cara penempatan pupuk (Novizan, 2005). Jenis pupuk yang sering diaplikasikan pada tanaman di Taman Menteng adalah pupuk NPK Mutiara 16-16-16. Pupuk ini merupakan pupuk anorganik majemuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Kelebihan menggunaan pupuk ini antara lain penggunaannya lebih praktis, karena hanya dengan sekali penyebaran, dapat diberikan beberapa jenis unsur hara. Namun, aplikasi pupuk NPK dengan penebaran dinilai kurang baik, karena walaupun kandungan dari pupuk sudah diserap, wujud dari pupuk tersebut masih ada dan terlihat, karena itu penyebaran lebih baik dengan cara dipendam atau dibuat paritan agar pupuk mudah larut dan diserap. Sesuai dengan keterangan yang didapat, kegiatan pemupukan pada saat penanaman menggunakan pupuk kandang dan vitamin B1. Sedangkan untuk masa pemeliharaan pupuk yang banyak digunakan adalah pupuk anorganik. Pupuk anorganik terdiri dari dua jenis yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Jenis pupuk yang sebaiknya digunakan untuk taman dengan skala yang cukup besar adalah pupuk akar, karena proses aplikasinya lebih mudah. Sedangkan untuk pupuk daun diberikan dengan cara penyemprotan pada daun tanaman. Tentu saja perlakuan ini harus dilakukan dengan intensif dan membutuhkan waktu serta tenaga yang lebih besar. Dengan begitu, kegiatan pemupukan di Taman Menteng sudah cukup tepat. Namun yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah perlakuan penyiraman untuk mendukung pemupukan. Penyiraman sangat menentukan keberhasilan pemupukan. Tanaman yang memperoleh cukup pupuk, tapi kurang mendapatkan air, akan mengalami gangguan fisiologis tertentu (Redaksi Agromedia, 2007). Penyiraman hendaknya dilakukan sebelum pemupukan agar pupuk yang diberikan tidak larut terbawa siraman air. Kegiatan pemupukan yang dilakukan di Taman Menteng, menghasilkan pertumbuhan yang baik bagi tanaman muda atau tanaman hasil pemangkasan.
37
5) Pendangiran dan Penyiangan Gulma Pendangiran tanaman bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah dari pemadatan agar mempermudah penyerapan air oleh tanaman. Gulma adalah tanaman-tanaman yang tidak diinginkan yang tumbuh disekitar tanaman utama. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyiangan atau pembasmian gulma. Gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman utama akan merebut nutrisi dan sinar matahari yang dibutuhkan oleh tanaman utama. Pendangiran di Taman Menteng dilakukan secara manual dengan menggunakan bantuan sekop, kored, dan cangkul kecil. Tenaga kerja yang melakukan kegiatan ini sebanyak 2 orang. Berdasarkan jadwal pemeliharaan, pendangiran dilakukan 2 kali setiap satu bulan, namun pada kenyataannya dilakukan setiap hari. Pendangiran pada tanaman semak dan perdu lebih sering dilakukan dibandingkan dengan pendangiran pohon. Penyiangan gulma lebih sering dilakukan terhadap rumput (Gambar 15). Penggunaan pupuk kandang pada rumput menyebabkan pertumbuhan gulma lebih cepat daripada pertumbuhan rumput. Hal ini mengakibatkan pemeliharaan dan penyiangan gulma harus dilakukan lebih intensif. Cara yang paling baik dalam penyiangan gulma adalah dengan cara mengangkat gulma sampai ke akar, sehingga gulma tersebut tidak dapat tumbuh kembali. Penyiangan gulma di Taman Menteng dilakukan dengan cara manual dengan tangan, ataupun dengan menggunakan sekop dan kored. Terkadang pemangkasan rumput dilakukan lebih bertujuan untuk menghilangkan gulma pada rumput, karena pekerja taman kadang kewalahan dalam pemberantas gulma pada rumput.
Gambar 15. Penyiangan Gulma secara Manual
38
Kegiatan pendangiran di Taman Menteng belum dilakukan dengan baik. Terlihat dari kondisi tanah masih banyak yang memadat dan retak. Ini membuktikan kegiatan pendangiran belum dilakukan secara rutin. Penggeburan tanah akan memberikan sirkulasi udara yang baik di daerah perakaran. Oleh karenanya, penggemburan tanah perlu dilakukan secara teratur pada waktu tertentu, tergantung sifat fisik tanah (Arifin dan Arifin, 2005). Waktu pelaksanaan yang paling tepat menurut Arifin et al. (2007), yaitu: a. Penggemburan dilakukan jika kondisi permukaan tanah sekitar area penanaman sudah memadat. b. Sebaiknya dilakukan secara teratur sedikitnya 3 kali setahun. c. Dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan gulma. d. Pelaksanaan kegiatan sebaiknya tidak dilakukan pada musim kemarau atau pada saat terik panas matahari. Keterbatasan waktu dan tenaga kerja menjadi penyebab kurang optimalnya kegiatan pendangiran di lapangan. Sedangkan keadaan di lapang membutuhkan kegiatan pendangiran yang lebih intensif, dikarenakan tanahnya mudah keras dan retak. Hendaknya pemelihara taman melaksanakan kegiatan pendangiran sesuai jadwal dan ketentuan sehingga dapat memaksimalkan kegiatan pemeliharaan dan menjaga kondisi taman tetap baik tanpa mengalami pengurangan kualitas. Pengendalian gulma di Taman Menteng dilakukan dengan cara yang tepat, walaupun terhambat masalah waktu dan tenaga kerja. Pemelihara taman kewalahan mengatasi gulma pada tanaman rumput yang pertumbuhannya sangat cepat. Pengendalian gulma dilakukan secara manual, tanpa herbisida. Ini merupakan pilihan yang tepat, karena penggunaan herbisida tidak dianjurkan dalam mengendalikan gulma. Penggunaan herbisida selain akan memusnahkan gulma, juga memusnahkan rumput utamanya. Menurut Arifin dan Arifin (2005), untuk menghindari pertumbuhan gulma maka perlu dilakukan tindakan pencegahan (preventif) dengan cara tidak terlalu banyak menggunakan pupuk kandang atau tidak menggunakan pupuk kandang pada penanaman. Hal ini disebabkan pupuk kandang yang dijual di pasaran acapkali belum distrerilisasi dan banyak mengandung benih rumput yang masih dapat tumbuh.
39
6) Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan untuk mencegah penurunan kualitas dan kuantitas tanaman dan mengurangi kerusakan tanaman akibat hama dan juga penyakit tanaman. Kegiatan ini dilakukan untuk pencegahan maupun untuk pengendalian. Apabila tanaman sudah memperlihatkan gejala terserang hama dan penyakit, maka segera diberi perlakuan untuk membasmi hama dan penyakit tersebut. Hama yang paling banyak menyerang tanaman di Taman Menteng adalah ulat, serangga, dan kutu. Sedangkan penyakit yang banyak menyerang adalah jamur. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi. Pengendalian secara mekanik dilakukan terhadap tanaman yang terserang hama atau penyakit hanya di bagian-bagian tertentu, dengan cara membuang atau mematahkan bagian tanaman yang terserang, dengan tujuan menghindari penyebaran lebih luas ke bagian tanaman lainnya. Namun, untuk taman yang berskala besar hal ini sulit dilakukan, oleh karena itu pengendalian dengan cara ini hanya dilakukan pada tanaman tertentu saja. Sedangkan secara kimiawi, dilakukan dengan penyemprotan bahan-bahan kimiawi, yaitu decis dan dithane M-45, yang dicampur dengan dosis tertentu dan dicampur dengan air. Alat yang digunakan dalam penyemprotan ini yaitu knapsack sprayer dan dilakukan oleh satu orang tenaga kerja untuk seluruh areal taman (Gambar 16).
Gambar 16. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman dengan Penyemprotan Menggunakan Knapsack sprayer
40
Bahan yang digunakan dalam penyemprotan ini adalah Decis dan Dithane M-45. Bahan aktif yang terkandung pada Dithane M-45 adalah mankozeb 80 % dengan dosis 2 cc per pohon atau 1 cc per m2. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum penyemprotan menurut Prasojo (1984), yaitu: a. Temperatur udara. Jangan menyemprotkan pestisida bila udara terlalu panas atau terlalu dingin, di atas 33 derajat atau di bawah 7 derajat celcius. b. Angin. Jangan menyemprotkan pestisida manakala cuaca lagi jelek, yang bertiup angin kencang. Dalam menyemprotkan obat, jangan menentang arah datangnya angin, karena uap pestisida itu dapat terhirup pernafasan ataupun mengakibatkan radang mata. c. Hujan. Pilihlah waktu penyemprotan yang jaraknya jauh dengan saat bakal turun hujan. d. Waktu penyemprotan e. Alat-alat penyemprotan. Jenis-jenis sprayer yang hendak kita pakai sebaiknya disesuaikan dengan luas kebun yang hendak disemprot maupun jenis tanamannya. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman di Taman Menteng sudah cukup baik, karena pemelihara taman dengan sigap melakukan pengendalian hama dan penyakit apabila sudah timbul gejala ataupun untuk tujuan pencegahan. Namun, kegiatan ini kurang memperhatikan keamanan dari tenaga kerja yang melakukan penyemprotan. Penggunaan masker bagi operator penyemprot sangatlah berguna untuk menghindari keracunan bahan kimia. Oleh kerana itu, pihak pemelihara harus senantiasa menggunakan masker dan perlengkapan lainnya demi keamanan dan keselamatan pekerja.
4.4.2.2 Pemeliharaan Elemen Keras (Hard Material) Taman Menteng Pemeliharaan
elemen
keras
(hard
material)
yang
benar
akan
mempertahankan fungsi utama elemen keras tersebut. Pemeliharaan hard material dipegang oleh dua seksi, yaitu Seksi Taman Kota/Lingkungan, Sub-Dinas Taman dan Seksi Ornamen Kota, Sub-Dinas Keindahan Kota. Pemeliharaan hard material yang dilakukan di Taman Menteng meliputi pemeliharan perkerasan, pemeliharaan bangunan taman, pemeliharaan rambu taman, pembersihan kolam,
41
dan pemeliharaan lampu taman. Seksi Ornamen Kota bertanggung jawab atas pemeliharaan lampu taman, pengurasan, dan perbaikan kolam. Sedangkan kegiatan lainnya dikerjakan oleh Seksi Taman Kota/Lingkungan.
1) Pemeliharaan Perkerasan Taman Menteng memiliki perkerasan yang cukup menarik, dengan desain perkerasan berpola organik. Pola perkerasan ini menjadi salah satu daya tarik yang menambah keindahan Taman Menteng. Untuk menjaga area perkerasan tetap bersih, maka dilakukan penyapuan perkerasan yang dilakukan setiap hari pada pagi hari. Namun, kondisi dari perkerasan tersebut pada kenyataaannya sudah banyak mengalami kerusakan sehingga menyebabkan berkurangnya estetika taman (Gambar 17). Kerusakan pada perkerasan ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain penggunaan yang intensif, vandalisme, faktor cuaca dan juga akibat pengunjung yang menggunakan tidak sesuai dengan fungsinya, yaitu digunakan untuk bermain skateboard.
Gambar 17. Kerusakan pada Perkerasan
Berdasarkan pengamatan selama magang, pihak pengelola kurang memperhatikan kerusakan perkerasan sehingga tidak ada tindakan perbaikan. Namun, untuk kegiatan penyapuan area, sudah berjalan dengan baik dan teratur. Untuk itu diperlukan perhatian lebih dari pihak pengelola untuk segera melakukan perbaikan pada perkerasan yang mengalami kerusakan.
42
2) Pemeliharaan Bangunan Taman Pemeliharaan bangunan taman yang dikerjakan oleh Seksi Taman Kota/Lingkungan adalah pembersihan rumah kaca dan pembersihan toilet. Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan rutin setiap hari. Tenaga kerja yang melakukan pemeliharaan terhadap rumah kaca berjumlah 2 orang yang bertugas menyapu, mengepel lantai, dan membersihkan sekeliling rumah kaca. Sedangkan petugas toilet berjumlah 4 orang yang bekerja secara bergantian sesuai pembagian waktu
yang telah
ditentukan.
Kegiatan
yang mereka
lakukan
adalah
membersihkan dan merawat toilet. Selain itu, secara insidental petugas toilet harus melakukan pembuangan tinja, untuk mencegah penuhnya seluran tinja dan menjaga kenyamanan
pengunjung dalam
menggunakan toilet.
Kegiatan
pemeliharaan bangunan taman di Taman Menteng cukup baik, karena pekerja menjalankan tugasnya dengan teratur dan senantiasa menjaga kebersihan bangunan taman di Taman Menteng.
3) Pemeliharaan Rambu Taman Rambu taman berupa gambar atau tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada pengunjung taman. Di Taman Menteng rambu taman berupa gambar/simbol mengenai larangan untuk mencegah terjadinya kerusakan taman yang disebabkan oleh ketidaktahuan pengunjung taman. Terdapat tiga jenis rambu larangan di Taman Menteng, yaitu rambu larangan menginjak rumput, rambu larangan memetik bunga, dan rambu larangan membuang sampah sembarangan. Rambu taman di Taman Menteng sudah cukup informatif, menarik, dan kondisinya cukup baik. Untuk memelihara rambu taman agar tetap dalam kondisi baik, maka perlu dilakukan perawatan. Kerusakan yang timbul dapat berupa coretan maupun kerusakan akibat iklim, seperti timbulnya karat ataupun pudarnya warna gambar. Oleh karena itu, perbaikan dan pengecatan setiap tahunnya perlu dilakukan untuk menjadikan rambu taman dalam kondisi baik dan tetap menarik.
43
4) Pembersihan Kolam Kolam merupakan salah satu elemen yang mempengaruhi keindahan taman. Kolam air mancur menyala secara terprogram, yaitu setiap 2 jam sekali. Pemeliharaan kolam dilakukan oleh Seksi Ornamen Kota. Apabila ada kerusakan, pengawas lapang berkewajiban untuk melapor kepada petugas yang telah diberi wewenang terhadap pemeliharaan kolam. Pembersihan kolam dilakukan dengan cara menguras kolam dan membersihkan dasar kolam dari lumut. Pekerjaan pembersihan kolam dilakukan oleh 2 orang tenaga kerja dengan alat yang digunakan adalah ember, selang, mesin penyedot dan sikat. Kegiatan pemeliharaan kolam di Taman Menteng sudah cukup baik, karena pada saat air ataupun kolam sudah terlihat kotor, tindakan pembersihan langsung dilakukan, terutama pengurasan. Namun perlu lebih diperhatikan mengenai pemeliharaan peralatan kolam. Pengecekan perlu rutin dilakukan agar peralatan tersebut dapat berfungsi dengan baik. Menurut Murhananto (2005), pemeliharaan terhadap elemen air sangat penting, sebab banyak peralatan elemen air yang memerlukan perawatan secara intensif. Seluruh peralatan unsur air harus selalu bersih sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam mengalirkan air. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pemeliharaan kolam taman menurut Murhananto (2005), sebagai berikut: a. Pencucian filter b. Pengurasan c. Membersihkan instalasi jaringan pipa dan pompa Apabila langkah tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka nilai estetika dan fungsi dari kolam akan senantiasa terjaga.
5) Pemeliharaan Lampu Taman Di Taman Menteng terdapat 4 jenis lampu taman dengan jumlah lebih dari 200 buah. Pemeliharaan lampu taman dilakukan secara insidental. Pada kenyataannya, pada malam hari ada sekitar 20 % dari lampu taman yang tidak menyala karena mengalami kerusakan. Oleh karena itu tindakan pengecekan secara rutin dan perbaikan sangat perlu untuk dilakukan.
44
4.4.3 Penanganan Sampah Penanganan sampah di Taman Menteng dilakukan oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Petugas pembersihan area taman yang bertugas menyapu area perkerasan dan area rumput, mengumpulkan sampah di dalam karung plastik yang telah disediakan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengangkutan sampah ke truk sampah. Sampah organik dan sampah non-organik dipisahkan di karung plastik yang berbeda. Petugas pembersihan area taman menghasilkan 3-10 karung setiap harinya, tergantung kegiatan di Taman Menteng. Karung plastik tersebut dikumpulkan di salah satu sudut taman dan akan di angkut oleh truk sampah dari Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Pengangkutan sampah oleh truk sampah Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta dilakukan setiap hari pada siang hari sebanyak satu truk. Tenaga pengangkut sampah sebanyak 4 orang yang terdiri dari 1 orang supir, 1 orang kenek, dan 2 orang petugas yang mengangkut sampah ke dalam truk (Gambar 18). Truk sampah tersebut tidak hanya mengangkut sampah dari Taman Menteng, tetapi dari taman-taman lainnya, seperti Taman Monas, Taman Situ Lembang, dan Taman Suropati. Oleh karena itu, terkadang truk sampah yang sampai ke Taman Menteng sudah penuh dengan sampah dari taman lain sehingga tidak dapat menampung sampah dari Taman Menteng. Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di Taman Menteng. Sampah yang diangkut oleh truk kemudian dibuang ke tempat pembuangan akhir di Srengseng.
Gambar 18. Pengangkutan Sampah
45
Secara teknis pengangkutan sampah dari Taman Menteng ke tempat pembuangan akhir kurang berjalan dengan baik, karena tidak dilakukan sesuai jadwal. Pengangkutan sampah harus dilakukan setiap hari agar sampah yang ada di Taman Menteng tidak semakin menumpuk, yang menyebabkan timbulnya bau tidak sedap dan dapat mengurangi kenyamanan pengunjung taman serta mengakibatkan penurunan estetika taman. Sebaiknya di Taman Menteng di sediakan tempat sampah yang terpisah antara sampah organik dan anorganik, sehingga mempermudah dalam pengangkutan.
4.5 Kegiatan Pengawasan Pemeliharaan Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta menetapkan satu orang pengawas lapang yang bertanggung jawab terhadap teknis pekerjaan sehari-hari. Pengawas lapang setiap hari berada di Taman Menteng dan mengendalikan secara langsung pekerjaan di lapangan dengan cara melakukan peninjauan atau pengawasan pada setiap tahapan maupun aktifitas yang dilaksanakan pekerja taman di lapangan. Pengawas bertugas mengawasi jalannya kegiatan pelaksanaan pemeliharaan, mengetahui dan mencari penyelesaian atas permasalahan yang ada, memberikan teguran apabila pekerjaan tidak sesuai, dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di lapang. Pengawas lapang mengontrol seluruh kegiatan yang dilakukan pekerja dan menyesuaikan dengan jadwal pemeliharaan yang telah ditetapkan dan disepakati oleh pihak Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta dengan pihak kontraktor. Apabila pekerja dari pihak kontaktor tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian, maka pengawas berkewajiban untuk melapor kepada kepala Seksi Taman Kota/Lingkungan yang kemudian dilaporkan kepada pihak kontraktor. Sesuai dengan Surat Perjanjian Kontrak, apabila kontraktor melakukan kesalahan, maka akan diberikan sanksi berupa teguran dan peringatan. Sanksi terberat yang dapat diterima pihak kontraktor adalah pencabutan/pembatalan Surat Perjanjian/Kontrak. Pada surat teguran dan surat peringatan dinyatakan dengan jelas, antara lain mengenai pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan isi surat perjanjian/kontrak, batas waktu yang diberikan untuk melaksanakan dan
46
menyelesaikan seluruh isi Surat Teguran atau Surat Peringatan dan ancamanancaman sanksi yang dapat dilakukan. Pengawas yang ditunjuk di Taman Menteng tidak hanya mengawasi pemeliharaan di Taman Menteng, tetapi bertindak juga sebagai pengawas di beberapa taman lain, yaitu Taman Suropati, Taman Situ Lembang, Taman Patung Diponegoro, dan Taman Delman. Hal ini mengakibatkan pengawas menjadi kurang fokus mengawasi kegiatan pengawasan di Taman Menteng. Kegiatan
pemantauan
dilaksanakan
melalui
survei
lapang untuk
mengamati, mencatat dan merekam kualitas taman dan setiap komponen taman yang ada (Arifin et al., 2007). Untuk mendukung proses pengawasan dan evaluasi, seharusnya terlebih dahulu ditetapkan standar kualitas dari penampilan elemen taman yang ada. Sejauh ini Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta belum mempunyai standar penampilan elemen taman, oleh karena itu perlu segera dibuat standar penampilan tanaman terlebih dahulu untuk mempermudah kegiatan pengawasan di lapangan. Dengan membandingkan antara standar dengan keadaan di lapang, maka pemeliharaan dapat dievaluasi dan dicari pemecahan masalahnya. Kurangnya pengawasan di lapangan mempengaruhi hasil yang didapatkan. Oleh karena itu, pengawas harus lebih fokus mengawasi kegiatan pemeliharaan di Taman menteng dan meningkatkan kegiatan pengawasan. Ketegasan pengawas di lapang akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan pengawasan di Taman Menteng. Hendaknya pengawas yang ditempatkan dapat mengatur kinerja pekerja di taman dengan tegas dan tetap memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4.6 Retribusi Pemakaian Taman Berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2006 tentang Retribusi Daerah, maka setiap pemakaian taman dan jalur hijau, pemakaian peralatan pertamanan, dan ijin penebangan pohon pelindung yang dikelola oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta akan dikenakan retribusi pertamanan (Tabel 4). Retribusi yang diperoleh atas pemakaian pertamanan diserahkan seluruhnya kepada kas negara.
47
Tabel 4. Retribusi Pertamanan No Jenis Uraian A. Pemakaian Lokasi Taman dan Jalur Hijau 1 Untuk Shooting Film 1 hari s.d. 8 hari
2
3
4
5
Untuk Bazar, Perlombaan, Sarasehan, Pameran, Acara Ritual Untuk Perkemahan
Untuk Bedeng Proyek (Direksi Keet)
Untuk Material Pekerjaan Proyek
Di atas 8 hari (biaya tambahan) 0 s.d. 25.000 m2 Di atas 25.000 m2 Pelajar, Pramuka, Mahasiswa Umum 0 s.d. 50 m2 Tiap tambah 5m2,diatas 50m2 0 s.d. 300 m2 Di atas 300 m2 Tiap tambah 10m2,diatas 300m2
6
Untuk Titik Lubang Tiang Umbul-Umbul B. Pemakaian Peralatan Pertamanan 1 Tenda Kemah Pelajar dan Mahasiswa Umum 2 Tiang Umbul-Umbul C. Ijin Penebangan Pohon Pelindung 1 Milik Pemda Dengan Diameter s.d. 30cm & Ijin di atas 30cm 2 Milik Sendiri Dengan Diameter s.d. 30cm & Ijin di atas 30cm
Tarif Rp.1.250.000–Rp. 2.500.000 / lokasi Rp.250.000 / hari / lokasi Rp.1.000.000-Rp. 2.500.000 / 5hari / lokasi Rp.3.000.000 / 5hari / lokasi Rp.1.000 / hari / orang Rp.2.000 / hari / orang Rp.50.000–Rp.100.000/hari / lokasi Rp.5.000/hari/ lokasi Rp.100.000–Rp.250.000/hari / lokasi Rp.300.000/hari/lokasi Rp.100.000/hari/lokasi Rp.3.000/hari/lubang
Rp.5.000–Rp.10.000/hari /unit Rp.10.000–Rp.20.000/hari/unit Rp.3.000 / hari / tiang Rp.5.000/cm dan Rp.10.000/cm
Sumber: Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, 2008
Taman Menteng memiliki daya tarik tersendiri sehingga banyak orang memanfaatkannya sebagai tempat untuk melakukan kegiatan tertentu. Selain tamannya yang memiliki kondisi baik, Taman Menteng juga memiliki banyak fasilitas yang menjadi ciri khas sehingga membuat orang memilih Taman Menteng sebagai tujuan kegiatan. Kegiatan yang banyak dilakukan, antara lain shooting film atau iklan, pameran, pertemuan, acara pentas seni, perkawinan, dan acara lainnya yang menggunakan sponsor. Tentunya setiap pihak yang akan
48
menyewa Taman Menteng berkewajiban membayar retribusi yang telah ditetapkan. Mekanisme persewaan yang harus dilakukan oleh pihak penyewa antara lain terlebih dahulu membuat surat permohonan penggunaan Taman Menteng dan proposal acara kepada Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, kemudian setelah permohonan disetujui, pihak penyewa harus berkoordinasi dengan staf administrasi untuk penjelasan mengenai teknis dan peraturan serta membayar retribusi sesuai dengan tarif yang ditentukan. Setelah itu pihak penyewa harus berkoordinasi dengan pengawas di lapangan untuk teknis pelaksanaan di lapangannya. Retribusi yang di dapat oleh Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta dari persewaan Taman Menteng, diserahkan sepenuhnya ke kas negara.
4.7 Persepsi Pengunjung terhadap Keberadaan Taman Menteng Persepsi pengunjung terhadap Taman Menteng yang didapatkan dari hasil wawancara kuisioner sangat berpengaruh terhadap pengelolaan Taman Menteng ke depannya. Berdasarkan hasil wawancara kuisioner yang dilakukan terhadap 35 responden pengunjung Taman Menteng, dapat diketahui bahwa pengunjung Taman Menteng sebagian besar adalah pelajar (49 %) yang berusia 19-24 tahun (45 %), dengan pendidikan terakhir SMA dan sederajat sebanyak 59 %. Sebagian besar pengunjung Taman Menteng datang pada waktu sore hari, karena keadaan cuaca tidak terlalu panas. Tujuan responden datang ke Taman Menteng, yaitu untuk bersantai, jalan-jalan, bermain/berekreasi, studi/belajar, bekerja, dan kegiatan lainnya. Alasan responden memilih Taman Menteng untuk dikunjungi, antara lain karena suasananya nyaman untuk besantai dan bermain, dapat digunakan untuk berolah raga, terkenal, letaknya stategis, mudah dijangkau, dan juga untuk kepentingan studi. Pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai keadaan umum, sarana dan prasarana serta vegetasi. Wawancara kuisioner ini berfungsi untuk mengetahui pendapat pengunjung mengenai Taman Menteng yang selanjutnya dapat memberikan masukan dan bermanfaat bagi pihak pengelola untuk meningkatkan fungsi dan kualitas keindahan di Taman Menteng sehingga dapat menjadikan Taman Menteng lebih baik di kemudian hari, serta dapat dijadikan pedoman
49
dalam pembangunan taman-taman kota selanjutnya. Hasil wawancara kuisioner mengenai pendapat masyarakat terhadap Taman Menteng, dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut.
1) Keadaan Umum Taman Menteng Sebanyak 83 % pengunjung Taman Menteng menilai kondisi Taman Menteng sampai saat ini cukup bagus (Gambar 19). Mengingat Taman Menteng baru satu tahun diresmikan, maka kondisinya relatif masih cukup baik. Untuk mempertahankan kondisi Taman Menteng tetap baik, maka diperlukan pemeliharaan dan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondisi Taman Menteng. Sedangkan kenyamanan di Taman Menteng tergolong cukup nyaman (Gambar 20). Hal ini dirasakan pengunjung karena beberapa hal, yaitu terdapat banyak tanaman, pemandangan bagus, ada petugas keamanan penjaga taman sehingga tidak terjadi gangguan, taman terawat dan terjaga, tenang, kebersihan terjaga, dan tidak ada pengemis. Sedangkan alasan pengunjung yang menyatakan Taman Menteng kurang nyaman, yaitu gersang dan panas, karena pohon yang ada masih berukuran relatif kecil sehingga belum berfungsi sebagai peneduh.
0%0% 14% 14%
3% 3%
a. Sangat Bagus a. Sangat Bagus b. Cukup Bagus b. Cukup Bagus c. Kurang Bagus c. Kurang Bagus d. T idak Bagus d. T idak Bagus
83% 83%
Gambar 19. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Kondisi Taman Menteng 9%
0%
14%
a. Sangat Nyaman b. Cukup Nyaman c. Kurang Nyaman d. T idak Nyaman
77%
Gambar 20. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Kenyamanan di Taman Menteng
50
2) Sarana dan Prasarana Taman Menteng sebagai taman publik memiliki fasilitas yang cukup memadai (Gambar 21). Hal ini terlihat dari sudah terpenuhinya kebutuhan pengunjung terhadap fasilitas. Namun, menurut pengunjung ada beberapa fasilitas yang perlu ditambahkan untuk lebih menambah kenyamanan di Taman Menteng (Gambar 22). Fasilitas yang perlu ditambahkan menurut pengunjung dengan presentasi terbanyak, yaitu tempat makan. Lokasi foodcourt tersebut sudah tersedia, namun belum befungsi sebagai tempat makan. Ini dikarenakan terbatasnya biaya dari Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. 0%
11%
11% a. Sangat Memadai b. Cukup Memadai c. Kurang Memadai d. T idak Memadai
78%
Gambar 21. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Fasilitas Taman Menteng 1%
a. Olah raga
1%
1%
b. Tempat beris tira hat (tempa t duduk)
4%
14%
c. Tempat berte duh (pergo la, s helte r,dll)
6%
d. Tempat ma kan (Re s to ran/ka fe ta ria) e. Tempat s ampah
16%
5%
f. Lampu peneranga n g. Taman
3%
h. Ko la m hias
3%
i. To ilet j. Tempat iba dah (mus ho la /ma s jid)
4%
k. Tempat parkir
18%
10%
l. Tempat bermain a nak m. Ho t s po t (jaringan interne t gratis )
4%
5%
5%
n. Smo o king area o .Track s katebo ard p.Tempa t duduk dengan meja
Gambar 22. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Fasilitas yang perlu di tambahkan di Taman Menteng
51
Kondisi fasilitas yang ada di Taman Menteng, seperti toilet, mushola, rumah kaca, lapangan, tempat parkir, dll, sudah cukup baik (Gambar 23). Selain itu, kondisi hard material di Taman Menteng seperti perkerasan, lampu, bangku, kolam, bak tanaman, dll, secara keseluruhan tergolong cukup baik (Gambar 24). Namun, ada beberapa pendapat mengatakan kondisi kurang baik, dikarenakan elemen keras tersebut sudah mulai mengalami kerusakan dibeberapa bagian. 0% 6%
9% a. Sangat Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik d. T idak Baik
85%
Gambar 23. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Kondisi Fasilitas di Taman Menteng
17%
0%
14%
a. Sangat Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik d. T idak Baik
69%
Gambar 24. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Kondisi Hard Material di Taman Menteng
52
3) Tanaman (soft material) Tanaman merupakan elemen yang sangat penting pada suatu taman. Sebanyak 74 % responden berpendapat kondisi tanaman di Taman Menteng cukup baik (Gambar 25). Namun, ada beberapa tanaman yang mati dan tidak secepatnya dilakukan pergantian/penyulaman. Hal ini diharapkan menjadi perhatian dari Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. Masyarakat menyukai keragaman vegetasi di Taman Menteng, namun untuk menambah kenyamanan di Taman Menteng, ada beberapa pendapat yang menginginkan penambahan jenis tanaman, baik itu jenis pohon, perdu, semak, herba, maupun rumput-rumputan (Gambar 26). Pendapat pengunjung dengan presentasi terbanyak, menginginkan penambahan jenis pohon (40%). Pemeliharaan tanaman perlu selalu diperhatikan untuk menjaga keindahan dan kondisi tanaman di Taman Menteng. 0% 9%
17% a. Sangat Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik d. T idak Baik
74%
Gambar 25. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Kondisi Tanaman di Taman Menteng
24% a. Pohon 40%
b. Perdu c. Semak d. Herba
16%
e. Rumput-rumputan 8%
12%
Gambar 26. Diagram Persepsi Pengunjung Mengenai Jenis Tanaman yang perlu ditambahkan di Taman Menteng
53
4.8 Rencana Pengelolaan Pemeliharaan Lanskap Rencana pengelolaan pemeliharaan lanskap yang berkelanjutan bertujuan meningkatkan kualitas estetika dan fungsional suatu lanskap. Rencana pengelolaan
ini
membahas
mengenai
struktur
organisasi
pengelolaan,
ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan, alat dan bahan pekerjaan pemeliharaan, serta anggaran biaya pemeliharaan.
4.8.1 Struktur Organisasi Pengelolaan Taman Menteng berada di bawah tanggung jawab Sub-Dinas Taman, Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. Dalam struktur organisasinya Sub-Dinas Taman dipimpin oleh seorang Kepala Sub-Dinas yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pertamanan dan membawahi empat seksi, yaitu Seksi Perancangan Taman, Seksi Taman Kota/Lingkungan, Seksi Taman Bangunan, dan Taman Rekreasi (Gambar 27). Pengelolaan dan pemeliharaan Taman Menteng dilaksanakan oleh Seksi Taman Kota/Lingkungan. Tugas pokok dan fungsi Seksi Taman Kota/Lingkungan adalah sebagai berikut: 1) menyusun rencana kerja bidang taman kota/lingkungan. 2) menyusun
panduan
pengendalian,
dan
pemantauan,
melakukan dan
pembangunan,
pembinaan
taman
pemeliharaan, kota
beserta
kelengkapannya. 3) melaksanakan pendataan dan evaluasi kegiatan pembangunan, pemeliharaan, pengendalian,
pemanfaatan,
dan
pembinaan
taman
kota
beserta
kelengkapannya. 4) melakukan pembangunan dan pengembalian fungsi taman. 5) melakukan pendataan dan evaluasi kegiatan, pembangunan, pengendalian, pemanfaatan dan pembinaan pengembalian fungsi taman. Struktur organisasi pengelolaan Taman Menteng terdiri dari pengawas lapang, tenaga pemelihara dan tenaga keamanan, yang bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Taman Kota/Lingkungan. Sedangkan struktur organisasi kontraktor pelaksana terdiri dari direktur, pelaksana, tenaga ahli pertamanan dan tenaga ahli pertanian, mandor serta tim pekerja lapangan.
54
Kepala Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta
Sub-Dinas Taman
Seksi Perancangan Taman
Seksi Taman Kota/Lingkungan
Staf administrasi dan Teknis
Sekretariat
Seksi Taman Bangunan
Staf administrasi dan Teknis
Lokasi Pemeliharaan
Staf administrasi dan Teknis
Lokasi Pemeliharaan
Taman Medan Merdeka
Rumdin Jab. Gubernur
Taman Lapangan Banteng
Rumdin Jab. Wakil Gubernur
Taman Suropati, Taman Menteng, Taman Situ Lembang
Rumdin Jabatan Sekda Guest House Pejabat Pemda
Taman Hutan Kota Kampung Taman Delman Elok Pengawas Lapangan
Seksi Taman Rekreasi
Ruang Agung Balai Kota dan Ruang Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur
Staf administrasi dan Teknis
Lokasi Pemeliharaan
Taman Bumi Perkemahan Ragunan, Taman Situ Babakan dan Cendrawasih Taman Langsat-Leuser Taman Rawa Buaya, Aries dan Meruya
Pengangkutan Sampah Komplek Dinas Teknis Jatibaru Penyiraman Taman Islamic Centre
Pemeliharaan Taman
Tenaga Pemelihara Tanaman
Tenaga Pemelihara Areal Taman
Keamanan Taman
Tenaga Pemelihara Bangunan Taman
Ket : Bagian yang diarsir adalah homebase mahasiswa magang Gambar 27. Struktur Organisasi Pengelolaan
55
Sistem organisasi pengelola di Taman Menteng sudah cukup baik dan terstruktur dengan baik. Setiap bagian menjalankan tugas dan wewenang yang telah ditetapkan. Adanya pengawas di Taman Menteng bertujuan mengawasi kondisi Taman Menteng dan mengontrol kinerja pemeliharaan serta keamanan Taman Menteng. Oleh karena itu, setiap kegiatan baik kegiatan pemeliharaan maupun kegiatan di luar itu harus diketahui oleh pengawas dan pengawas bertanggung jawab atas apa yang terjadi di lapangan. Koordinasi yang baik antara pengawas dan pekerja menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan pemeliharaan di lapang. Pengguna yang akan menyewa Taman Menteng harus berkoordinasi dengan pengawas lapang. Tidak sedikit pengguna yang ingin menyewa Taman Menteng. Oleh karena itu, ada baiknya pengawas atau penanggung jawab di lapangan memiliki kantor pengelola di Taman Menteng untuk mempermudah proses pengelolaan dan penyewaan taman.
4.8.4 Ketenagakerjaan Keberhasilan dalam pemeliharaan dipengaruhi oleh sumber daya manusia sebagai tenaga kerja pelaksana pemeliharaan. Jalannya proses pelaksanaan pemeliharaan diawasi oleh seorang pengawas. Pengawas yang ditentukan oleh Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, yaitu Seksi Taman Kota/Lingkungan, merupakan pegawai tetap Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta (PNS). Setiap hari pengawas lapang mengisi absensi setiap pekerja, untuk mengontrol dan mempermudah pembagian gaji. Sistem pembayaran gaji pegawai di lapangan adalah gaji harian yang dibayarkan bulanan. Sistem ketenagakerjaan pada Taman Menteng terdiri dari dua bagian, yaitu tenaga kerja dari Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta dan tenaga kerja dari kontraktor pelaksana pemelihara. Kegiatan pelaksanaan pemeliharaan di lapang dilakukan oleh Tenaga kerja Harian Lepas (THL). Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh Dinas Pertamanan berjumlah 6 orang, yang bertugas merawat fasilitas yang ada di Taman Menteng, yaitu menjaga toilet sebanyak 4 orang dan memelihara rumah kaca sebanyak 2 orang. Penjaga toilet memiliki jam kerja sesuai sistem shift, jam kerja dibagi menjadi 2 shift, yaitu shift pertama bekerja pukul 07.00-15.00 dan shift kedua bekerja pukul 15.00-23.00. Tenaga kerja dari kontraktor berjumlah 6 orang, yaitu
56
3 orang bertugas sebagai tukang kebun yang memelihara taman dan 3 orang bertugas menyapu areal perkerasan dan taman. Jam kerja pemelihara taman ini yaitu pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00, dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00. Tukang kebun mengerjakan semua jenis pekerjaan pemeliharaan. Dalam keadaan mendesak, tenaga pemelihara taman dapat diperbantukan oleh tenaga kerja dari taman lain. Menurut Arifin dan Arifin (2005), Efektivitas kerja operator pemeliharaan taman sangat ditentukan oleh beberapa berikut ini. 1) Motivasi kerja dan tingkat ketrampilan yang dimiliki oleh para operator pemeliharaan taman. 2) Sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman. 3) Ketersediaan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. 4) Tingkat pengawasan pekerjaan di lapangan. 5) Kelancaran komunikasi antara pimpinan (manager) dengan para mandor dan antara mandor dengan operator pemeliharaan taman di lapangan. Pada Tabel 5 terdapat perhitungan kapasitas kerja di lapang yang dilakukan berdasarkan pengamatan di lapang dan diperbandingkan dengan kapasitas kerja yang efektif.
Tabel 5. Kapasitas Kerja Beberapa Kegiatan Pemeliharaan Taman Kapasitas kerja/jam/orang Jenis Kegiatan Pemeliharaan
Pengamatan Lapang1 (m2/jam)
Pemangkasan Semak
Pembanding2 (m2/jam)
9,4
10
135,4
500
Pemupukan
45,0
200
Pendangiran
22,5
40
634,6
500
Pembersihan areal perkerasan
834,7
800
Pembersihan areal taman
296,0
400
Penyiraman dengan sprinkler
Penyemprotan hama dan penyakit tanaman
Sumber:
1. Pengamatan di lapang (Mei 2008) 2. Arifin dan Arifin, 2005
57
Dari hasil perhitungan kapasitas pekerja pemelihara taman, maka ada kegiatan pemeliharaan taman yang dilakukan secara efektif dan tidak efektif. Masalah yang menghambat efektivitas kerja pemelihara taman dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kurangnya motivasi dan inisiatif dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan serta pemelihara taman tidak melakukan pekerjaan secara optimal, ditunjukkan dengan melakukan pekerjaan lain selama pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, seperti merokok, mengobrol ataupun beristirahat pada jam kerja. Selain itu, kurangnya pengawasan terhadap kegiatan di lapang. Menurut Yuslim (2005), dengan berpedoman pada rencana kerja pelaksanaan pekerjaan pemeliharaa, pengaturan dan penggerakkan sumberdaya yang terarah jelas merupakan langkah selanjutnya bagi kunci keberhasilan pelaksanaan pemeliharaan ruang terbuka hijau, dengan memperhatikan: 1) Pembagian kerja beserta hak dan tanggung jawab yang jelas, dengan mempertimbangkan pemanfaatan ketrampilan dan kejelasan garis koordinasi untuk mewujudkan kerjasama yang baik. 2) Pemberian motivasi pada sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja pelaksanaan pemeliharaan untuk meningkatnya produktivitasnya. Dalam usaha untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas pekerjaan pemeliharaan taman, pihak pengelola perlu melakukan beberapa hal, antara lain membuat rencana kerja, jadwal kerja yang jelas dan terperinci, memberikan jaminan keselamatan kerja pada seluruh tenaga kerja, pengadakan pelatihanpelatihan dengan tujuan meningkatkan keterampilan tenaga kerja, pemantauan kualitas kerja yang dihasilkan, pemberian motivasi kepada pekerja, dan mengadakan pertemuan rutin antara pihak Dinas Pertamanan DKI Jakarta dan pihak kontraktor pelaksana untuk bersama-sama mengevaluasi hasil pekerjaan sehingga pekerjaan pemeliharaan selanjutnya akan berjalan lebih optimal.
4.8.4 Jadwal Pemeliharaan Jadwal pemeliharaan sangat penting dalam pelaksanaan pemeliharaan di lapang. Seluruh kegiatan di lapang idealnya mengacu pada jadwal pemeliharaan yang telah dibuat sehingga kualitas taman akan tetap terjaga. Jadwal pemeliharaan yang telah dibuat di Taman Menteng adalah jadwal pemeliharaan harian,
58
mingguan, bulanan, dan insidental. Jadwal pemeliharaan Taman Menteng tercantum dalam Peraturan dan Syarat-syarat Teknis Pekerjaan (BESTEK) pada Surat Perjanjian/Kontrak, yang disepakati oleh pihak Dinas Pertamanan dan pihak kontraktor (Lampiran 6). Setiap pekerjaan pemeliharaan harus mengikuti jadwal yang telah ditentukan. Jenis pekerjaan pemeliharaan yang dijadwalkan adalah pemeliharaan soft material yang rutin dilakukan, yaitu pemangkasan, penyiraman, pendangiran, dan pembersihan area taman (Tabel 6).
Tabel 6. Jadwal Pemeliharaan Taman Menteng Kegiatan Pemangkasan
Penyiraman
Pendangiran
Pembersihan area
Uraian Kegiatan - Pemangkasan rumput - Pembentukan/pemangkasan tanaman hias/border - Pembentukan/pemangkasan ringan tanaman perdu - Penyiraman rumput (dengan sumber air) - Penyiraman rumput (tanpa sumber air) - Penyiraman tanaman hias/perdu - Penyiraman tanaman perdu - Penyiraman pohon - Pendangiran pohon - Pengdangiran tanaman hias/border - Pendangiran tanaman perdu - Penyapuan/pembersihan sampah/rumput - Penyapuan/pembersihan diluar area rumput
Besaran dan Satuan 10.154,00 m2 1.064,70 m2
Frekuensi Kegiatan 2 kali 2 kali
307,00 m2
2 kali
1.294,64 m 2 3.046,20 m 2 1.064,70 m2 307,00 m2 800,00 phn 800,00 phn 508,69 m2 156,57 m2 10.154,00 m2 12.521,04 m2
15 kali 10 kali 15 kali 15 kali 15 kali 2 kali 2 kali 2 kali 10 kali 10 kali
Sumber: Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, 2008
Pelaksanaan pemeliharaan di lapang pada kenyataannya tidak sesuai dengan jadwal pemeliharaan yang ditentukan. Terdapat perbedaan antara jadwal pemeliharaan Taman Menteng dari Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta dan jadwal pemeliharaan di lapang berdasarkan pengamatan, serta perbandingannya dengan jadwal pemeliharaan yang efektif dari literatur (Tabel 7). Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi, apakah jadwal yang dibuat sudah efektif atau belum, jika belum tercapai, sebaiknya dibuat penjadwalan ulang kegiatan pemeliharaan sehingga dapat mencapai pemeliharaan yang optimal. Jadwal pemeliharaan yang ditentukan hanya pada kegiatan pemeliharaan soft material yang bersifat rutin, sedangkan yang bersifat tidak rutin dan insidental serta kegiatan pemelihaaan hard material tidak dijadwalkan secara rinci. Jadwal pemeliharaan merupakan
59
acuan dari pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan di lapangan. Seharusnya jadwal kerja ditetapkan berdasarkan kebutuhannya di lapangan dan mencakup keseluruhan dari kegiatan pemeliharaan yang dikerjakan di Taman Menteng. Tabel 7. Perbedaan Jadwal Pemeliharaan Taman Menteng NO 1 2
3 4
5 6 7
8
9 10 11
JENIS KEGIATAN Pembersihan Area Taman Pemangkasan a. Rumput b. Semak dan perdu c. Pohon Penyiraman Pemupukan a. Rumput (anorganik) b. Semak → organik → anorganik c. Pohon Pendangiran dan penyiangan gulma Pengendalian HPT Pemeliharaan perkerasan Penyapuan Perbaikan kerusakan Pemeliharaan bangunan taman a. Pembersihan lantai dan elemen bangunan b. Perbaikan bangunan Pemeliharaan rambu taman Pembersihan kolam Perbaikan lampu taman
Sumber :
4.8.4
Dinas 10 kali/bulan
FREKUENSI Lapangan1 Harian
2 mingguan 2 mingguan 15 kali/bulan -
Literatur Harian 4
Bulanan 2 mingguan Harian
Bulanan 4 2-4 mingguan 4 6 bulanan 2 Harian3
Bulanan
2 mingguan
Harian
3 bulanan 3 3 Bulanan 3 3 bulanan3 3-4 bulanan 3 Harian2
-
Insidental
2 mingguan2
10 kali/bulan -
Harian Insidental
Harian Insidental
-
Harian
Harian4
-
Insidental Insidental Bulanan insidental
Insidental/tahunan 4 Tahunan 2 Mingguan 2 insidental 2
(1). Pengamatan di lapang (2008) (2). Arifin dan Arifin (2005) (3). Sulistyantara (2006) (4). Arifin, dkk (2007)
Alat dan Bahan Pekerjaan Pemeliharaan Dalam pelaksanaan pemeliharaan diperlukan alat dan bahan untuk
mendukung keberhasilan pemeliharaan. Alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan
pemeliharaan
disediakan
oleh
kontraktor
pelaksana
kegiatan
pemeliharaan di lapang. Sesuai dengan perjanjian dalam kontrak, telah disepakati oleh kedua belah pihak bahwa pihak kontraktor bertanggung jawab penuh atas penyediaan alat dan bahan untuk memenuhi syarat-syarat teknis pekerjaan pemeliharaan. Alat yang digunakan secara umum, seperti: mesin potong rumput, gunting pangkas, pacul, sapu lidi, gunting stek, pompa air, cangkrang, pengki, selang, gerobak dorong, gergaji, karung plastik, sabit, dan lain lain (Tabel 8).
60
Tabel 8. Jenis Alat dan Bahan Pekerjaan Pemeliharaan No 1
Jenis Peralatan Mesin potong rumput
2
MPR Gendong
3 4 5 6
Bahan Bensin
Jumlah 2 unit
Kondisi Baik
Fungsi Pemangkasan rumput
Bensin
2 unit
Baik
Pemangkasan rumput
Gunting pangkas Gunting stek/daun Pacul/cangkul Gerobak dorong
8 buah 4 buah 8 buah 2 unit
Baik Baik Baik Baik
7 8 9
Sapu lidi Pompa air Sekop
20 unit 2 unit 2 unit
Baik Baik
10
Pengki
5 unit
Baik
11 12 13 15
Selang Karung plastik Sabit Ember
Pemangkasan Pemangkasan Pendangiran Pengangkutan sampah Penyapuan Penyiraman Pendangiran, penyiangan Pengangkutan sampah Penyiraman Sampah Pemangkasan Pemupukan
16
Knapsack sprayer
17 18
Mobil tangki air Kored
19
Sikat
20
Sprinkler
21
Mesin Penyedot
Selang, solar, air
Air
4 unit
Baik Baik Baik Baik
1 unit
Baik
Penyemprotan pestisida
1 unit 5 unit
Baik Baik
4 unit
Baik
Air
500 unit
Bensin, selang
1 unit
Tidak semua baik Baik
Penyiraman Pendangiran, penyiangan Pembersihan Hardmaterial Penyiraman
100 buah NPK Mutiara 16-16-16, Furadan 3G, Gandasil D, dan Gandasil B Decis, dithane M-45 Bensin, pompa, selang
Penyedot air
Sumber: Pengamatan di lapang (Maret 2008)
Alat dan bahan yang tersedia di Taman Menteng secara keseluruhan dalam kondisi yang cukup baik dan berfungsi secara optimal. Selain itu, jumlah yang tersedia pun sudah mencukupi untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan Taman Menteng. Kondisi dan jumlah dari alat dan bahan ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses pekerjaan. Apabila terdapat alat dan bahan di lapangan yang kurang dan tidak berfungsi, pekerja wajib melaporkan kepada pengawas untuk pengadaan penambahan alat dan bahan.
61
4.8.5
Anggaran Biaya Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan dapat berjalan lancar jika tersedia biaya untuk
mendukung kegiatan pemeliharaan tersebut. Menurut Arifin dan Arifin (2005), penyusunan anggaran biaya tergantung dari beberapa hal berikut: (1) luas areal taman, (2) desain taman dan penggunaan elemen-elemen taman (intensif atau tidak intensif), (3) standar biaya tenaga kerja harian, honorer dan tetap, (4) kelengkapan dan efektivitas peralatan pemeliharaan taman, (5) bahan habis pakai, (6) biaya tenaga supervisor dan tenaga ahli. Seksi Taman Kota/Lingkungan membuat rencana anggaran biaya pemeliharaan secara teliti dan terperinci. Rencana
anggaran biaya pemeliharaan dialokasikan untuk pelaksanaan,
perencanaan, pengawasan, dan pengendalian teknis/administrasi. Dalam Surat Perjanjian/Kontrak, anggaran biaya pelaksanaan pemeliharaan ditentukan berdasarkan harga satuan, besaran dan satuan luas areal pemeliharaan, serta frekuensi pelaksanaan pekerjaan per bulannya yang dihitung sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang dilakukan. Anggaran biaya pemeliharaan didapat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta yang diberikan kepada Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. Dalam penyusunan anggaran biaya yang akan tercantum dalam kontrak pemeliharaan,
Seksi Taman Kota/Lingkungan
membedakan uraian pekerjaan menjadi pekerjaan pendahuluan dan pekerjaan pemeliharaan. Untuk masa kontrak tiga bulan dari PT. Ardiyan Puspita Hatigraha, ditentukan biaya pemeliharaan sebesar Rp. 66.945.927,00, sedangkan untuk masa kontrak satu tahun oleh PT. Walsin Jaya Prima, biaya pemeliharaan yang dianggarkan adalah Rp. 310.735.418,00. Biaya yang dianggarkan ini harus mencukupi untuk kegiatan pemeliharan di lapang, walaupun pada kenyataannya terdapat pemeliharaan insedental yang menyebabkan dibutuhkan biaya lebih banyak daripada yang dianggarkan, sedangkan dalam kontrak tidak ada anggaran untuk kegiatan pemeliharaan insidental sehingga apabila ada kegiatan atau kejadian insidental tidak dapat dilakukan dengan segera oleh pihak kontaktor.
62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan magang, mahasiswa telah memperoleh pengetahuan, memperluas wawasan dan meningkatkan ketrampilan guna mencapai profesionalisme di bidang arsitektur lanskap, khususnya masalah pengelolaan taman dan lanskap kota. Secara khusus, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat mempelajari dan menguasai dengan baik proses kegiatan pemeliharaan di lapangan, melalui pengamatan dan peran aktif dalam kegiatan pemeliharan taman Menteng, baik pemeliharaan soft material maupun hard material. Secara umum pemeliharaan di Taman Menteng cukup baik, namun perlu ditingkatkan untuk menghasilkan kondisi taman yang lebih baik. 2. Mahasiswa dapat dengan baik mempelajari dan menganalisis sistem pengelolaan Taman Menteng, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Hasil yang diperoleh adalah rencana pengelolaan, yang terdiri dari struktur organisasi, ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan, alat dan bahan, serta anggaran biaya yang dianalisis dengan membandingkan dengan literatur sehingga didapat rencana pengelolaan yang lebih baik dan efektif, baik untuk diterapkan di Taman Menteng maupun di taman kota lainnya. 3. Berdasarkan pengamatan mengenai berbagai masalah yang terjadi di lapang, kegiatan evaluasi permasalahan dan analisis untuk mencari berbagai alternatif penyelesaiannya pun sudah dapat tercapai dengan baik sehingga dapat memberikan saran/masukan kepada pihak pengelola. Dari kegiatan magang yang diikuti selama empat bulan, dalam mempelajari mulai dari sistem pengelolaan taman sampai dengan teknis pelaksanaan kegiatan pemeliharaan di lapangan, telah meningkatkan wawasan dan keahlian dalam mengembangkan profesionalisme di bidang pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman, serta menghasilkan rencana pengelolaan yang baik untuk taman kota, khususnya Taman Menteng, Jakarta Pusat.
5.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan dan menjadikan Taman Menteng lebih baik di kemudian hari, adalah sebagai berikut: 1.
Pengelolaan taman kota, khususnya Taman Menteng, sebaiknya tidak dilaksanaan oleh beberapa bagian (sub-dinas), namun lebih baik pengelolaannya menjadi satu kesatuan, yang dikelola di bawah satu bagian agar lebih fokus dan intensif, serta lebih mudah dalam penanganan pemeliharaannya.
2.
Peraturan penggunaan taman perlu dibuat oleh Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, untuk mempermudah dalam mengontrol pengunjung agar meminimalkan terjadinya penurunan kualitas estetika dan fungsi taman.
3.
Pengawasan yang lebih intensif dengan prosedur yang baik, perlu diberlakukan dalam
kegiatan
pemeliharaan
taman
sehingga
dapat
dengan
tepat
mengidentifikasikan masalah di lapang dan dapat segera di cari pemecahan masalahnya. Selain itu, sanksi yang tegas harus diberikan kepada kontraktor, apabila pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dan kualitas estetika dan fungsional taman mengalami penurunan. 4.
Perlu dilakukan evaluasi pekerjaan secara rutin untuk menilai seluruh kegiatan pemeliharaan di lapang sehingga dapat dilakukan re-design pengelolaan apabila diperlukan.
5.
Penggunaan sumber daya manusia perlu lebih dioptimalkan dan kinerja sumber daya tersebut harus lebih ditingkatkan agar tercapai efektivitas kerja yang lebih baik.
6.
Keamanan di Taman Menteng harus menjadi perhatian yang utama untuk mencegah penurunan kenyamanan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
64
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007.Http://www.Jakarta-tourism.go.id/ina/petapusat.htm. (19 Desember 2007). Arifin, H.S. 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Lanskap. Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. , A. Munandar, N.H.S. Arifin, Q. Pramukanto, dan V.D. Damayanti. 2007. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau: Buku Panduan Penataan Taman Umum, Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah, dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta. 188 hal. dan N.H.S. Arifin. 2005. Pemeliharaan Taman. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 169 hal. Badan Perencanaan Kotamadya Jakarta Pusat. 2007. Administrasi Wilayah Portal Resmi Bepekodya Jakarta Pusat. Http://www.bapekojakartapusat.go.id. (31 Mei 2008) Branch, M.C. 1995. Perencanaan Kota Komprehensif (Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 293 hal. Davidson, H. and R. Mecklenburg. 1981. Nursery Management Administration and Culture. Prentice-Hall Inc. New Jersey. 450 p. Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2006 Tentang Penataan Ruang. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Penataan Ruang. Jakarta. 128 hal. Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. 2002. Perencanaan Lansekap Kawasan Menteng dan Senen. Jakarta. Tidak Dipublikasikan. 50 hal. . 2004. Pendataan Ruang Terbuka Hijau Pertamanan Kotamadya Jakarta Pusat. Jakarta. Tidak Dipublikasikan. . 2007. Katalog Taman Jakarta Pusat. Mediator Ad Print. Jakarta. 151 hal. . 2008. Sejarah Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta. Http://pertamanan.jakarta.go.id/utama/index.php. (09 Juni 2008) Eckbo, G. 1964. Urban Landscape Design. McGraw-Hill Book Co. New York. 248 p. Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 2003. Http://www.pu.go.id. (09 Juni 2008).
Murhananto. 2005. Menghadirkan Pesona Air di Taman. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 63 hal. Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Edisi Revisi. Agromedia Pustaka. Jakarta. 130 hal. Prasojo, B. J. 1984. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta. Penebar Swadaya. 68 hal. PT. Citra Murni Semesta. 2006. Pengawasan Penataan Taman Persija Menteng. Laporan Akhir. Jakarta. Tidak Dipublikasikan. Redaksi Agromedia. 2007. Cara Tepat Memupuk Tanaman Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta. 75 hal. Simonds, J. O. and B. W. Starke. 2006. Landscape Architecture. McGraw-Hill Companies. New York. 396 p. Sternloff, R. E. and R. Warren. 1984. Park and Recreation Maintenance Management. John Willey and Sons. 327 p. Sulistyantara, B. 2006. Handout Kuliah UTS Ruang Terbuka Hijau. Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. . 2006. Taman Rumah Tinggal. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 187 hal. Yuslim, S. 2005. Kajian Efektivitas Pengelolaan Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Pemukiman Lipo Karawaci. Jurnal Arsitektur Lanskap Perencanaan, Perancangan dan Pengelolaan Bentang Alam Universitas Trisakti. UPT Penerbitan dan Percetakan Universitas Trisakti. Jakarta.
66
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner terhadap Pengunjung Taman Menteng PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROPINSI DKI JAKARTA Yth. Responden, nama saya Mustika Retno Arsyanur. Saat ini saya sedang melakukan magang mengenai Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman Menteng Jakarta Pusat pada Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Saya berharap Bapak/ Ibu/ Saudara bisa membantu dengan memberikan jawaban yang sesuai. Data yang Anda berikan dijamin kerahasiaanya. Data ini diperlukan untuk mewujudkan Taman Menteng ini menjadi lebih baik. No. kuisioner Tanggal Pengisian
: :
IDENTITAS RESPONDEN Nama : Alamat Responden : 1. Jenis kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia: a. 7-12 tahun b. 25-55 tahun c. 13-18 tahun d. > 55 tahun e. 19-24 tahun 3. Pendidikan terakhir: a. Tidak sekolah b. SD dan sederajat c. SMP dan sederajat d. SMA dan sederajat e. Akademi/Perguruan Tinggi f. Lainnya, sebutkan …………………. 4. Pekerjaan: a. Pegawai negeri b. Pegawai swasta c. Pelajar d. Wiraswasta e. Lainnya, sebutkan …………………. 5. Pengeluaran per bulan termasuk PAM, listrik, telepon, belanja sehari-hari, tetapi tidak termasuk asuransi, pajak, cicilan, & tabungan: a. < Rp 750.000 b. Rp 750.000-Rp 1.500.000 c. Rp 1.500.000-Rp 3.000.000 d. Rp 3.000.000-Rp 6.000.000 e. > Rp 6.000.000 SILANGILAH PILIHAN ANDA 1. Kapan biasanya Anda mengunjungi Taman Menteng: a. Hari Sabtu b. Hari Minggu c. Hari libur nasional d. Hari kerja e. Setiap hari
68
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Berapa kali Anda datang ke Taman Menteng dalam satu minggu: a. 1-2 kali d. Setiap hari b. 3-4 kali e. Jarang/tidak tentu c. 5-6 kali Apa tujuan Anda datang ke Taman Menteng (pilihan boleh lebih dari satu)i: a. Bermain/berekreasi e. Jalan-jalan b. Studi/belajar f. Bersantai (duduk-duduk) c. Bekerja g. Berkencan d. Hanya sekedar lewat h. Lainnya, sebutkan .............................. Pada waktu kapan biasanya Anda mengunjungi Taman Menteng (pilihan boleh lebih dari satu): a. pagi ( 05.00-10.00) c. sore (14.00-18.00) b. siang (10.00-14.00) d. malam (18.00-05.00) Setujukah Anda dengan pembangunan Taman Menteng yang pada awalnya adalah Stadion Persija: a. Setuju b. Tidak Sutuju c. Tidak Tahu Bagaimana kondisi Taman Menteng saat ini: a. Sangat Bagus c. Kurang Bagus b. Cukup Bagus d. Tidak Bagus Bagaimana kenyamanan di Taman Menteng: a. Sangat Nyaman c. Kurang Nyaman b. Cukup Nyaman d. Tidak Nyaman Bagaimana letak lokasi Taman Menteng dari tempat tinggal Anda: a. Sangat Dekat c. Kurang Dekat b. Cukup Dekat d. Jauh Bagaimana aksesibilitas atau kemudahan Anda untuk sampai di Taman Menteng: a. Sangat Mudah c. Kurang Mudah b. Cukup Mudah d. Sulit Apakah Taman Menteng memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh taman lain: a. Iya b. Tidak c. Tidak tahu Apakah Taman Menteng sebagai taman publik sudah memiliki identitas yang jelas: a. Sudah memiliki b. Belum memiliki c. Tidak tahu Bagaimana fasilitas yang tersedia di Taman Menteng: a. Sangat Memadai c. Kurang Memadai b. Cukup Memadai d. Tidak Memadai Fasilitas apa saja yang perlu ditambahkan di Taman Menteng (pilihan boleh lebih dari satu) ii: a. Olah raga b. Tempat beristirahat (tempat duduk) c. Tempat berteduh (pergola, shelter,dll) d. Tempat makan (Restoran/kafetaria) e. Tempat sampah f. Lampu penerangan g. Trotoar h. Taman i. Kolam hias j. Toilet k. Tempat ibadah (mushola/masjid) l. Tempat parkir m. Tempat bermain anak n. Hot spot (jaringan internet gratis) o. Rumah Kaca p. Lainnya (sebutkan) ...................................
69
14. Bagaimana kondisi fasilitas yang tersedia di Taman Menteng, seperti toilet, mushola, rumah kaca, lapangan, tempat parkir,dll: a. Sangat Baik c. Kurang Baik b. Cukup Baik d. Tidak Baik 15. Bagaimana kondisi hard material di Taman Menteng, seperti perkerasan, lampu, bangku, kolam, bak tanaman, dll: a. Sangat Baik c. Kurang Baik b. Cukup Baik d. Tidak Baik 16. Bagaimana menurut Anda keberadaan Rumah Kaca di Taman Menteng: a. Sangat Sesuai c. Kurang Sesuai b. Sesuai d. Tidak Sesuai 17. Setujukan Anda dengan pemagaran Taman Menteng, untuk menjaga keamanan dan kenyamanan di Taman Menteng: a. Iya b. Tidak c. Tidak tahu 18. Bagaimana kondisi kebersihan di Taman Menteng: a. Sangat Bersih c. Kurang Bersih b. Cukup Bersih d. Kotor 19. Bagaimana kondisi tanaman di Taman Menteng: a. Sangat Baik c. Kurang Baik b. Cukup Baik d. Tidak Baik 20. Apakah tanaman di Taman Menteng sudah memenuhi kenyamanan Anda: a. Iya b. Tidak c. Tidak tahu 21. Apakah jumlah tanaman di Taman Menteng perlu ditambahkan: a. Tidak perlu b. Perlu *) c. Tidak tahu *) Jika jawaban Anda perlu, Jenis tanaman apa saja yang perlu ditambahkan di Taman Menteng (pilihan boleh lebih dari1satu)2: a. Pohon b. Perdu c. Semak d. Herba e. Rumput-rumputan 22. Bagaimana menurut Anda sistem pemeliharaan taman di Taman Menteng: a. Sangat Baik c. Kurang Baik b. Cukup Baik d. Tidak Baik 23. Apa saran yang dapat Anda berikan untuk menjadikan Taman Menteng lebih baik di masa yang akan datang: ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... .........................................................................................................................................
70
Lampiran 2. Kapasitas Kerja Operator Pemeliharaan Taman
No. 1 2 3 4
Jenis Pemeliharaan Taman Pembersihan/penyapuan rumput Pembersihan/penyapuan perkerasan Penyiraman rumput dengan sprinkler Penyiraman rumput dan tanaman penutup tanah dengan selang plastik ¾ inci 5 Penyiraman rumput dan tanaman penutup tanah dengan mobil tangki air 6 Penyiraman pohon dengan selang plastik ¾ inci 7 Penyiraman pohon dengan mobil tangki 8 Pemangkasan rumput dengan mesin dorong rover 9 Pemangkasan rumput dengan mesin gendong 10 Pemangkasan tanaman semak dan penutup tanah dengan gunting pangkas 11 Pemangkasan bentuk tanaman perdu dan pohon kecil dengan gunting pangkas 12 Penyiangan dan penggemburan pohon dengan cangkul dan kored 13 Penyiangan dan penggemburan tanaman semak dan penutup tanah dengan kored 14 Pemupukan pupuk organik pada tanaman penutup tanah 15 Pemupukan pupuk organik pada rumput dan tanaman penutup tanah 16 Pemupukan pupuk organik pada pohon 17 Pemupukan pupuk anorganik pada pohon 18 Penyemprotan pertisida pada tanaman penutup tanah dan semak dengan sprayer gendong 19 Penyemprotan pestisida pada pohon dengan sprayer gendong 20 Penyulaman tanaman rumput (tandur) 21 Penyulaman tanaman rumput (lempengan) 22 Penyulaman tanaman penutup tanah dan semak 23 Penyulaman tanaman pohon 24 Penyikatan perkerasan/keramik Sumber: Arifin dan Arifin (2005)
Kapasitas Kerja/jam 400 m2 800 m2 500 m2 150 m2 700 m2 15 pohon 150 pohon 500 m2 250 m2 10 m2 5 pohon 7 pohon 40 m2 100 m2 200 m2 7 pohon 7 pohon 500 m2 15 pohon 2 m2 10 m2 3 m2 3 pohon 9 m2
71
Lampiran 3. Data Iklim Rata-rata Tahun 2003-2007 Kawasan Jakarta Pusat
Bulan
Suhu (C◦)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Rata-Rata
28,0 27,5 28,1 28,7 28,9 28,7 28,6 28,5 28,9 29,0 28,8 28,0 28,5
Rata-Rata Curah Hujan (mm/hari) 14,5 19,6 12,6 13,2 9,1 8,2 9,7 7,3 6,8 9,8 7,6 14,4 132,8 11,1
Penyinaran Matahari (%)
Kelembaban Udara (%)
Kecepatan Angin (ms-1)
40,4 37,4 46,5 61,1 65,9 73,3 77,4 84,8 81,2 68,0 52,0 28,7 59,7
77,0 80,8 77,3 76,0 74,6 72,5 70,3 68,9 68,2 70,9 73,5 77,4 73,9
3,4 2,5 3,5 3,0 2,8 2,7 2,7 2,8 3,5 2,8 2,8 3,4 3,0
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Provinsi DKI Jakarta tahun 2008
72
Lampiran 4. Daftar Inventarisasi Data Sarana dan Prasarana Taman Sub-Dinas Taman Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007 LUASAN NO.
LOKASI KEGIATAN
1
2
RUMPUT
AREAL
POHON
TAN.HIAS
PLINDUNG BORDER
TAN.
POT/BAK PLAZA/JALAN KOLAM
PAGAR
BANGKU
BAK
PAPAN
PAGAR
TAMAN
KLER
BONG
(M2)
(M2)
DLM
(M2)
(BH)
(M')
(M')
(BH)
(BH)
(M')
(M2)
(BH)
(BH)
(BH)
(BH)
(BH)
(BH)
(BH)
(BH)
(BH)
(BH)
(BH)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
-
-
-
-
-
1,646
-
-
-
-
64
30,724
2
Taman Medan Merdeka Sektor Utara dan Silang Barat Laut.
112,895
82,445
2,691
1,973
3
Taman Medan Merdeka Sektor Barat
144,995
120,663
2,519
2,122
-
24
15,296
-
4
597
17
25,579
2,880 (1 unit)
8
637
100
17,630
3,960
10
dan Silang Barat Daya
-
2
238
3
1,500 69
-
2,192
81
-
-
-
73
4,091
220
-
-
-
75
-
4,200
-
-
425
-
-
150
-
TAMAN SOROT
ANAK2
LAP.
(BH)
11,922
SAMPAH HIMBAUAN
SPRIN KEROM LAMPU LAMPU MAINAN KANDANG PATUNG/
(M2)
62,500
TERBUKA TERTUTUP KONTROL RESAPAN
PINTU
(M2)
Taman Medan Merdeka Sektor Pusat
POLISI
SUMUR
(PH)
1
DNGKAL/ TOILET
BAK
(M2)
TAMAN KOTA
SETAPAK
SUNKEN POS JAGA/ SALURAN SALURAN
(M2)
I.
PERDU TANAMAN
SUMUR
BURUNG PRASASTIOLAHRAGA
8
-
178
-
-
32
-
-
26
-
50
-
-
4
-
-
-
50
-
-
-
224
-
-
134
986
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
2
-
2
-
(2 unit)
4
Ruang Agung Taman Medan Merdeka
16,915
7,530
29
9,386
2820
15
-
-
4
-
5
Taman Medan Merdeka Sektor Selatan dan Silang Tenggara.
152,220
124,341
4,142
3,296
993
15
24,065
6
Taman Medan Merdeka Sektor Timur
58,794
34,579
1,444
2,024
618
35
83,129
35,038
7,608
5,055
1,517
-
-
-
500
9
-
2
20,877
1,296
4
-
2
-
-
17
20,249
24
4
-
1
-
-
-
-
3,679
-
11
966
-
-
1
-
-
-
404
1,067
13
800
-
-
1
-
-
-
-
606
107
451
760
69
-
-
4 77
20
-
4
18
-
93
62
-
2
-
-
1
-
dan Silang Timur Laut. 7
Taman Sisi Luar Pagar TMM,
739
166
-
-
-
-
-
-
Ex IRTI, dan P. Tenggara. 8
Taman Situlembang
14,700
8,000
96
2,297
9
Taman Suropati
16,328
9,748
189
286
10
Taman Patung Diponegoro
2,972
-
-
2,829
-
11
Taman Lapangan Banteng
104,000
635
1,343
497
45,253
-
301
24
4 114
20,428 (unit)
-
-
404 -
-
736 -
3
-
35
244
-
-
-
900
-
-
1,236
4
2
-
1,677
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
53
11
-
-
-
-
-
8
20
13
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
500
-
201
-
986
201
106
2
2
-
-
-
5
-
4
-
-
3
-
4
-
-
5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
unit 12
Taman Hutan Kota Kampung Sawah
32,492
22,732
712
13
Taman Delman Elok, Jakarta Selatan
5,000
5,000
70
14
Taman Menteng
24,546
12,436
885
234 1,473.69
76
20
-
-
-
-
4,119 -
8,121
121.05
278
663
8
6 -
-
8
-
-
42
-
-
48
11,740
36
9
607
95
6
-
1
5
21
5
(4 buah) JUMAH
831,486
519,687
21,084
63,043
8,822
291
158,431
10,576
50
238
15
1,202
11,086
413
1,353
18
1,229
16
10
Lampiran 5. Surat Perjanjian/Kontrak
SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
KODE REKENING 5.2.2.20.32.002 NOMOR KONTRAK 06/795.211
TANGGAL 2 JANUARI 2008
PEKERJAAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG, JAKARTA PUSAT
PELAKSANA PT. ARDIYAN PUSPITA HATIGRAHA
DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2008
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88 88
89
90 90
Lampiran 6. Peraturan dan Syarat-syarat Teknis Pekerjaan (Data diketik ulang sesuai dengan aslinya) PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN (BESTEK) PEMELIHARAAN PRASARANA TAMAN DAN JALUR HIJAU NAMA KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN KODE REKENING WILAYAH TAHUN ANGGARAN WAKTU PELAKSANAAN
: PEMELIHARAAN PRASARANA/SARANA TAMAN : PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG : 2.2.04.18.002.03 : JAKARTA PUSAT : 2008 : 3 (TIGA) BULAN
I. GAMBAR RENCANA Gambar yang dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah gambar lokasi yang dibuat/dikeluarkan oleh Dinas Pertamana Provinsi DKI Jakarta melalui Seksi Perencanaan Taman Sub Dinas Taman atau oleh pemborong pelaksana dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. II. LINGKUP PEKERJAAN 1.
Pekerjaan Pendahuluan a. Pengukuran/Pematokan b. Foto proyek tiga phase (36 colour asa 200)
2.
Pekerjaan Pemeliharaan Taman pada lokasi tersebut di atas yang dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2008 meliputi pekerjaan-pekerjaan : - Pembabatan rumput - Pengetrikan rumput - Penyapuan/pembersihan sampah/rumput - Penyapuan/pembersihan diluar area rumput - Penyiraman rumput (dengan sumber air) - Penyiraman rumput (tanpa sumber air) - Penyiraman pohon - Pendangiran pohon - Perantingan/pemangkasan ringan pohon diameter pohon >10 cm - Pembentukan/pemangkasan tanaman hias/border - Pengdangiran tanaman hias/border - Penyiraman tanaman hias/perdu - Pendangiran tanaman perdu - Pembentukan/pemangkasan ringan tanaman perdu - Penyiraman tanaman perdu - Pencucian peralatan - Angkutan truk dengan kap 5-7 m3 jarak s/d 20 km ex. Hasil pemeliharaan
91
III. SPESIFIKASI TEKNIS PEMELIHARAAN TAMAN No A.
Uraian Kegiatan PEKERJAAN PENDAHULUAN Pengukuran/pematokan
Foto proyek tiga phase (36 colour asa 200)
B.
PEKERJAAN PEMELIHARAAN UMUM - Pembabatan rumput
- Pengetrikan rumput
- Penyapuan/pembersihan sampah/rumput
- Penyapuan/pembersihan diluar area rumput
- Penyiraman rumput (dengan sumber air) - Penyiraman rumput (tanpa sumber air) - Penyiraman pohon
- Pendangiran pohon
- Pembentukan/pemangka san tanaman hias/border
Deskripsi Kegiatan
Besaran dan Satuan
Pengukuran/pematokan untuk menentukan batas-batas wilayah pekerjaan pemeliharaan, dilaksanakan bersama-sama dengan unsur Sub Dinas Taman, pengawas dan pemborong. Setiap jenis pekerjaan harus dibuatkan foto visuil kegiatan (colour asa 200 isi 36) 3 (tiga) phase yaitu dalam keadaan 0%-50%-100% dengan posisi pengambilan yang tetap dan harus disusun dengan urutan yang benar pada foto album sehingga akan tergambar jelas semua hasil-hasil pekerjaan. Besaran frekuensi kegiatan pemeliharaan dimaksud dilakukan setiap bulan. Pembabatan rumput adalah pemotongan rumput yang telah tinggi dengan menggunakan alat gunting rumput jika lahan tidak terlalu luas atau mesin potong rumput jika rumput lahan cukup luas, dengan minimal ketinggian rumput ± 3 cm. Setelah pembabatan rumput dikumpulkan untuk dimasukkan kedalam karung. Pengetrikan rumput adalah perapihan rumput yang terdapat pada pinggir taman, sekeliling tanaman hias/pohon. Alat yang digunakan adalah gunting rumput atau cangkul kecil. Penyapuan/pembersihan sampah/rumput dilakukan dengan menyapu sisa pembabatan rumput, serasah/daun-daun yang jatuh serta daun-daun kering. Penyapuan di luar areal rumput yaitu penyapuan ranting-ranting pohon, daun-daun kering dan sisa-sisa pembabatan rumput, dengan menggunakan sapu lidi. Seluruh areal rumput agar disiram secara merata dengan mesin pompa air atau sprinkler. Seluruh areal rumput agar disiram secara merata dengan menggunakan mobil tangki air Seluruh pohon disiram pada sekeliling bangian bawah batangnyan secara merata dengan menggunakan mobil tangki atau mesin pompa air. Pohon agar di dangir sambil membuang kotoran sampah, rumput liar dan semak liar serta tanah disekeliling batang pohon, dan digemburkan dengan membentuk lingkaran memakai pacul/garpu taman/sekop kecil dan disesuaikan dengan gambar teknis. Pemangkasan bertujuan untuk mengatur penerimaan sinar matahari, membuang cabang dan ranting yang rusak atau mati, dan merangsang pertumbuhan tunas, bunga atau buah. Pemangkasan juga untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan atau topiary, tanaman hias/border yang tingginya tidak teratur agar dipangkas sesuai dengan bentuk, dengan menggunakan alat gunting atau sejenisnya.
1.00 ls
Frekuensi Kegiatan
1.00 ls
10.154,00 m2
2 kali
1.523,10 m2
2 kali
10.154,00 m2
10 kali
12.521,04 m2
10 kali
1.294,64 m2
15 kali
3.046,20 m2
10 kali
800,00 phn
15 kali
800,00 phn
2 kali
1.064,70 m2
2 kali
92
Ket
- Pengdangiran tanaman hias/border
- Penyiraman tanaman hias/perdu
- Pendangiran tanaman perdu
- Pembentukan/pemangka san ringan tanaman perdu
- Penyiraman tanaman perdu
- Pencucian peralatan - Angkutan truk dengan kap 5-7 m3 jarak s/d 20 km ex. Hasil pemeliharaan
Tanaman hias/border agar didangir sambil membuang kotoran sampah, rumput liar dan semak liar serta tanah di sekeliling tanaman dan digemburkan memakai alat pacul/garpu taman/sekop kecil dan disesuaikan dengan gambar teknis (terlampir). Seluruh areal tanaman hias/border agar disiram secara merata dengan menggunakan mobil tangki air atau mesin pompa air. Khusus tanaman hias/border yang terdapat di dalam pot atau bak tanaman penyiramannya dibuat seperti hujan (dari atas tanaman hias/border ke bawah) untuk menjaga tanah didalam pot/bak tidak tercecer ke luar yang dapat mengotori pot/bak. Tanaman perdu agar didangir sambil membuang kotoran sampah, rumput liar dan semak liar serta tanah disekeliling tanaman dan digemburkan memakai alat pacul/garpu taman/sekop kecil. Pemangkasan bertujuan untuk mengatur penerimaan sinar matahari, membuang cabang dan ranting yang rusak atau mati, dan merangsang pertumbuhan tunas, bunga atau buah. Pemangkasan juga untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan atau topiary, tanaman hias/border yang tingginya tidak teratur agar dipangkas sesuai dengan bentuk yang di instruksikan oleh pengawas, dengan menggunakan alat gunting atau sejenisnya. Seluruh areal tanaman perdu agar disiram secara merata dengan menggunakan mobil tangki air atau mesin pompa air. Khusus tanaman perdu yang terdapat di dalam pot atau bak tanaman penyiramannya dibuat seperti hujan (dari atas tanaman perdu ke bawah) untuk menjaga tanah didalam pot/bak tidak tercecer ke luar yang dapat mengotori pot/bak. Pencucian pelataran menggunakn sikat ijuk dan sabun. Pengangkutan/pembuangan sampah menggunakan kendaraan truk yang berdinding rapat dengan jaring bagian atasnya, kapasitas kendaraan 5-7 m3 dan jarak angkut dari lokasi pekerjaan ke LPA sampai dengan 20 km.
508,69 m2
2 kali
1.064,70 m2
15 kali
156,57 m2
2 kali
307,00 m2
2 kali
307,00 m2
15 kali
8.244,63 m2
6 kali
75,55 m2
93