10
BAB III METODOLOGI
3.1
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di
Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak di kawasan rekreasi terpadu memiliki luas 33,8 ha. Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan selama tiga bulan dari pertengahan bulan Februari 2012 sampai dengan pertengahan bulan Mei 2012. Kegiatan magang ini meliputi seluruh kegiatan dan proses pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan lanskap yang dikerjakan oleh pihak pengelola baik secara lapangan maupun administratif.
Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol
3.2
Alat dan Bahan Kegiatan magang ini memerlukan alat-alat seperti perekam suara, kamera
digital, alat tulis, alat gambar, dan komputer. Bahan yang dibutuhkan adalah catatan, kuisioner, data aspek fisik-biofisik, sosial ekonomi dan pengelolaan.
3.3
Metodologi Fokus pencapaian kegiatan magang ini adalah mempelajari dan memberi
rekomendasi pengelolaan lanskap kawasan rekreasi Ocean Ecopark Ancol. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan magang ini adalah sebagai berikut.
11
3.3.1 Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan berupa penentuan lokasi yang sesuai dengan bidang arsitektur lanskap, pembuatan proposal, perizinan kegiatan magang pada pihak pengelola, serta pencarian informasi umum tentang kondisi saat ini di tempat magang.
3.3.2 Inventarisasi Kegiatan dalam proses inventarisasi adalah pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung pada tapak dan wawancara terhadap pihak pengelola serta pengunjung kawasan rekreasi. Data sekunder dapat diperoleh dari studi literatur yang berasal dari buku-buku teks, brosur, internet, skripsi, dan tesis. Dalam proses inventarisasi juga dilakukan identifikasi terhadap manajemen kerja pengelolaan Ocean Ecopark melalui proses pengenalan kelembagaan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan yang bersifat partisipasi aktif. Pengenalan kelembagaan ini bertujuan mengetahui dan memahami tujuan pembangunan dan pengelolaan Ocean Ecopark, melalui sejarah kawasan, struktur organisasi, dan prosedur pelaksanaan pengelolaan kawasan, sedangkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan adalah keikutsertaan dalam seluruh kegiatan pengelolaan lanskap Ocean Ecopark, baik secara administrasi maupun operasional di lapang. Kegiatan ini bertujuan menambah pengetahuan manajerial dan pengalaman kerja praktis dalam bidang pengelolaan lanskap. Data yang dibutuhkan adalah berupa data yang berkaitan dengan aspek fisik/biofisik, teknis, manajerial, dan sosial ekonomi (Lampiran 1).
3.3.3 Pengolahan Data dan Analisis Pengolahan seluruh data yang diperoleh dari hasil inventarisasi dan observasi dilakukan untuk mengetahui potensi dan kendala yang ada di kawasan magang. Untuk keperluan ini dilakukan analisis deskriptif, IPA, dan analisis SWOT.
12
3.3.3.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan penjabaran hasil pengamatan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh melalui survei lapang, penyebaran kuisioner dengan purposive sampling, wawancara, dan studi pustaka.
3.3.3.2 Importance Performance Analysis (IPA) IPA dilakukan untuk mengukur atribut-atribut dari tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja pengelola yang diharapkan oleh pengunjung. Terdapat 16 atribut yang dinilai oleh responden (Tabel 1). Hasil IPA ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar perumusan strategi pengelolaan untuk meningkatkan kepuasan pengunjung.
Tabel 1. Atribut Penilaian Pengunjung No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Atribut Kestrategisan lokasi Kemudahan akses menuju lokasi Ketersedian fasilitas dan sarana untuk berolahraga Ketersediaan wahana rekreasi dan edukasi keluarga Ketersediaan fasilitas umum, seperti toilet umum, tempat sampah,lampu taman, bangku taman, areal parkir, shelter, tempat ibadah dan sebagainya Ketersediaan area untuk berinteraksi atau berkumpul, seperti gazebo, saung, lawn dan sebagainya Kondisi sarana dan prasarana yang baik Keberadaan satwa Keberadaan pohon peneduh Keberagaman tanaman Kenyamanan area untuk berekreasi Keindahan penataan taman Kebersihan area rekreasi Keamanan area rekreasi Keramahan pelayanan Kemudahan untuk mendapatkan informasi, seperti adanya penunjuk jalan, informasi lokasi wahana, harga tiket, dan sebagainya Melalui pengisian kuisioner dengan penyebaran purposive sampling kepada
pengunjung, nilai-nilai kepentingan dan kinerja dapat diketahui. Kuisioner yang diisi oleh pengunjung dapat dilihat pada Lampiran 2. Nilai kepuasan pengunjung pada kuisioner menggambarkan kinerja pengelola. Penilaian nilai kepentingan dan kinerja menggunakan skor nilai dengan skala Likert. Skala Likert menunjukkan
13
tanggapan pengunjung terhadap atribut-atribut yang disebutkan dalam kuisioner. Pilihan pada skala Likert dibuat mulai dari prioritas rendah hingga prioritas tinggi. Skala tersebut terdiri dari tidak penting atau tidak puas, kurang penting atau kurang puas, cukup penting atau cukup puas, penting atau puas, dan sangat penting atau sangat puas (Supranto, 2001). Kelima penilaian tersebut memiliki bobot-bobot tersendiri (Tabel 2).
Tabel 2. Bobot Tingkat Kinerja dan Kepentingan Skala (Bobot) 1 2 3 4 5
Kinerja (X) Tidak puas Kurang puas Cukup puas Puas Sangat puas
Kepentingan (Y) Tidak penting Kurang penting Cukup penting Penting Sangat penting
Skor dengan menggunakan skala Likert digambarkan pada diagram kartesius, tingkat kepuasan yang menggambarkan kinerja pengelola digambarkan dengan Sumbu X (garis mendatar) dan tingkat kepentingan digambarkan dengan Sumbu Y (garis tegak). Perhitungan untuk mengetahui skor sumbu X dan Y pada masing-masing atribut yang pada kuisioner adalah sebagai berikut,
Xi
X n
dan
Yi
Y n
X i = skor rataan tingkat kinerja (tingkat kepuasan atribut dalam Lampiran 2), Yi = skor rataan tingkat kepentingan (tingkat kepentingan atribut dalam Lampiran 2) n
= jumlah responden. Setelah didapatkan X i dan Yi dibuat diagram kartesius. Diagram kartesius
membentuk empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik X dan Y . Titik X dan Y dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut, n
X
n
X i 1
k
dan
Y
Y i 1
k
14
Keterangan :
X = skor rata-rata dari tingkat pelaksanaan kinerja seluruh atribut, Y
= skor rata-rata dari tingkat kepentingan seluruh atribut,
k
= banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen Menurut Wong et al. (2011), keempat kuadran yang terbentuk oleh diagram
kartesius menggambarkan keadaan yang berbeda-beda (Gambar 3), sebagai berikut:
Sumber: Wong et al. (2011) Gambar 3. Diagram Kuadran IPA
1.
Kuadran I (Prioritas Utama), kuadran ini menunjukkan nilai suatu atribut dengan tingkat kepentingan diatas rata-rata, tetapi kurang mendapat perhatian dari pihak pengelola karena tingkat kinerja dibawah rata-rata, sehingga tingkat kepuasaan pengunjung rendah;
2.
Kuadran II (Pertahankan Prestasi), kuadran ini menunjukkan nilai suatu atribut dengan tingkat kepentingan yang dinilai oleh pengunjung diatas rata-rata dan dilaksanakan pengelola dengan baik, dengan tingkat kinerja juga diatas rata-rata sehingga tingkat kepuasan pengunjung tinggi;
3.
Kuadran III (Prioritas Rendah), kuadran ini menunjukkan atribut yang dianggap
kurang penting oleh pengunjung dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa; 4.
Kuadran IV (Terlalu Berlebihan), kuadran ini menunjukkan nilai suatu atribut yang tidak begitu penting oleh pengunjung tetapi dilaksanakan sangat baik oleh manajemen sebagai sesuatu sangat berlebihan.
15
3.3.3.3 Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan lanskap Ecopark Taman Impian Jaya Ancol dengan menganalisis faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktorfaktor internal dan eksternal, sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian peringkat. Dalam merumuskan strategi dengan menggunakan analisis SWOT dibutuhkan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal. Perumusan faktor internal dan eksternal berdasarkan hasil diskusi dengan pihak yang sangat memahami kondisi Ocean Ecopark secara internal maupun eksternal, serta hasil kuisioner pengunjung menggunakan metode IPA. Setelah merumuskan faktor internal dan eksternal, pemberian bobot dan peringkat dilakukan oleh tiga responden ,yaitu dua responden internal dan satu responden eksternal, ketiganya merupakan responden yang paham mengenai Ocean Ecopark (Lampiran 3). Pada analisis SWOT, faktor internal akan dirumuskan dalam matriks yang dikenal dengan sebutan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan faktor eksternal dirumuskan dalam matriks EFE (External Factor Evaluation). Langkah kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah sebagai berikut. 1.
Pembuatan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Evaluasi faktor internal ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang dimasukkan dalam kategori kekuatan dan kelemahan (David, 2011). Matriks IFE membantu perusahaan untuk menganalisis dan mengatur faktor-faktor strategi internal. Menurut David (2011), dalam membuat matriks IFE terdapat lima langkah yang harus dilakukan sebagai berikut: a.
Langkah kesatu, mengindentifikasi dan mendaftar setiap faktor yang menjadi kelemahan dan kekuatan bagi perusahaan.
b.
Langkah kedua, memberi bobot pada setiap faktor yang telah ditentukan. Bobot yang diberikan berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat
16
penting). Jumlah seluruh bobot sama dengan 1,0. Menurut David (2011), Bobot mengindikasikan pentingnya suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Pengolahan data untuk mengetahui bobot dari setiap faktor strategis dilakukan dengan menggunakan teknik Delphi mengingat responden yang digunakan berjumlah lebih dari satu orang. Perhitungan bobot dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Penetuan Bobot Faktor Internal Tingkat Kepentigan Faktor Jumlah Rata-rata Internal Responden 1 2 3 4 S1 S2 Sn W1 W2 Wn Jumlah rata-rata Sumber: Rosa (2003) c.
Bobot
1,00
Langkah ketiga, memberikan peringkat 1-4 pada setiap faktor, dengan 1 kelemahan utama, 2 kelemahan minor, 3 kekuatan minor, dan 4 kekuatan utama. Kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Pada Tabel 4, peringkat adalah nilai ratarata dari tingkat kepentingan. Tabel 4. Penentuan Peringkat Faktor Internal Tingkat Kepentingan Faktor Jumlah Responden Peringkat Internal 1 2 3 4 S1 S1 Sn W1 W2 Wn Sumber: Rosa (2003)
d.
Langkah keempat, menentukan skor bobot masing-masing faktor dengan cara mengalikan bobot pada tiap faktor dengan peringkatnya. Perhitungan ini dibuat dalam matriks IFE (Tabel 5).
17
Tabel 5. Matriks IFE Simbol Faktor Internal S1 S2 Sn W1 W2 Wn Total Sumber: David (2011) e.
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
Langkah kelima, menjumlahkan seluruh skor bobot untuk mendapatkan skor bobot total. Skor bobot maksimal adalah 4,0 dan skor bobot minimal adalah 1,0, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total di bawah 2,5 menandakan bahwa perusahaan lemah secara internal, sedangkan skor di atas 2,5 menandakan bahwa perusaahaan kuat secara internal.
2.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Evaluasi faktor eksternal digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal perusahaan yang dimasukkan dalam kategori peluang dan ancaman (David, 2011). Secara umum, tahapan kerja pada matriks EFE sama dengan matriks IFE, yaitu sebagai berikut. a.
Langkah kesatu, mengidentifikasi dan mendaftar faktor yang menjadi ancaman dan peluang yang mempengaruhi perusahaan.
b.
Langkah kedua, menentukan bobot pada setiap faktor eksternal mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Pengolahan bobot menggunakan
menggunakan teknik Delphi. Perhitungan bobot dapat
dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penentuan Bobot Faktor Eksternal Tingkat Kepentigan Faktor Eksternal 1 2 3 4 O1 O2 On T1 T2 Tn Jumlah rata-rata Sumber: Rosa (2003)
Jumlah Responden
Rata-rata
Bobot
1,00
18
c.
Langkah ketiga, memberikan peringkat 1-4 pada setiap faktor eksternal untuk menunjukkan seberapa efektif kinerja perusahaan dalam merespon faktor-faktor eksternal yang berpengaruh. Peringkat 1 menandakan bahwa respon perusahaan di bawah rata-rata, Peringkat 2 menandakan bahwa respon perusahaan rata-rata, Peringkat 3 menandakan bahwa respon perusahaan di atas rata-rata, dan Peringkat 4 menandakan bahwa respon perusahaan sangat bagus. Baik ancaman maupun peluang dapat menerima peringkat 1,2,3, atau 4. Perhitungan peringkat dapat dilihat pada Tabel 7. Peringkat merupakan nilai rata-rata tingkat kepentingan.
Tabel 7. Penentuan Peringkat Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal 1 2 3 4 O1 O2 On T1 T2 Tn Sumber: Rosa (2003)
d.
Jumlah Responden
Peringkat
Langkah keempat, mengalikan bobot dengan peringkat setiap faktor untuk mendapatkan skor bobot. Perhitungan ini dibuat dalam matriks EFE (Tabel 8).
Tabel 8. Matriks EFE Simbol O1 O2 On T1 T2 Tn
Faktor Eksternal
Total Sumber: David (2011)
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
19
e.
Langkah kelima, menjumlahkan seluruh skor bobot tiap faktor untuk mendapatkan skor bobot total. Skor bobot total tertinggi yang mungkin didapatkan adalah 4,0 sedangkan skor bobot terendah yang mungkin didapatkan adalah 1,0. Semakin tinggi skor bobot total yang didapatkan mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon peluang dan ancaman yang ada dengan baik, perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan meminimalisir ancaman yang ada.
3.
Pencocokan (Matriks Internal-Eksternal) Tahapan pencocokan dilakukan untuk mengetahui strategi mana yang sesuai untuk diterapkan pada perusahaan. Dari skor pembobotan yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dapat diketahui Matriks InternalEksternal (IE) yang dibagi kuadran-kuadran yang masing-masing kuadran tersebut menggmabarkan implikasi strategi yang berbeda-beda. Sumbu X pada matriks IE menggambarkan skor bobot IFE dan skor bobot EFE digambarkan pada Sumbu Y (Gambar 4).
Sumber: David (2011) Gambar 4. Formulir Matriks IE
Menurut David (2011), matriks IE memiliki sembilan kuadran yang dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut. a.
Grow and build strategy (Kuadran I, II, dan IV) Fokus strategi ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk yang bersifat intensif dan agresif.
b.
Hold and maintain strategy (Kuadran III, V, dan VII) Fokus strategi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
20
c.
Harvest and divest strategy (Kuadran VI, VIII, dan IX) Fokus strategi ini adalah perlunya manajemen biaya yang agresif saat biaya peremajaan bisnis untuk merevitalisasi bisnis tergolong rendah.
4.
Penentuan Alternatif Strategi Pemilihan
alternatif
strategi
berfokus
terhadap
kuadran
yang
didapatkan. Fokus strategi tersebut tentunya akan dikembangkan agar didapatkan suatu alternatif strategi manajemen lanskap yang dapat meningkatkan kekuatan dan peluang serta mengatasi kelemahan dan ancaman yang kemudian digambarkan dengan matriks SWOT (Tabel 9). Matriks SWOT memiliki empat alternatif strategi (David, 2011). Keempat strategi tersebut adalah sebagai berikut. a.
Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi ini memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.
b.
Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi
ini
menggunakan
kekuatan
internal
perusahaan
untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. c.
Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) Strategi ini bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
d.
Strategi WT (Weaknesses-Threats) Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
Tabel 9. Formulir Matriks SWOT Internal Eksternal
Strenghts
Memanfaatkan kekuatan Opportunities untuk menarik keuntungan dari peluang Menggunakan kekuatan untuk mengurangi Threats ancaman Sumber: David (2011)
Weaknesses Memperbaiki kelemahan dengan cara mengambil keuntungan dari peluang Taktik defensif untuk mengurangi kelemahan, dan menghindari ancaman
21
5.
Pemeringkatan Alternatif Strategi Penentuan prioritas dilakukan kepada beberapa alternatif strategi yang diperoleh dari matriks SWOT. Jumlah dari skor pembobotan yang menentukan peringkat dari setiap strategi. Peringkat diurut berdasarkan skor tertinggi sampai yang terendah (Tabel 10). Urutan peringkat tersebut menunjukkan urutan alternative strategi pengelolaan yang direkomendasikan.
Tabel 10. Formulir Penentuan Peringkat Alternatif Strategi Alternatif Strategi Keterkaitan dengan Unsur SWOT SO1 SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn Sumber: Saraswati (2010)
Skor
Peringkat
3.3.4 Sintesis Sintesis merupakan hasil yang diperoleh berdasarkan analisis yang dilakukan. Sintesis bertujuan untuk mengembangkan potensi dan menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga didapatkan suatu rekomendasi pengelolaan yang efektif dan berkelanjutan.