21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal
3 Juni – 5 Juli 2013, meliputi
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan pengamatan lapangan (ground check). Analisis data dilakukan di Laboratorium Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Lokasi penelitiaan berada di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yang terletak pada koordinat 6º32’16” - 7º4’24” LS dan 108º2’30” - 108º24’32” BT (Gambar 6).
Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)
22
3.2 3.2.1
Alat dan Bahan Penelitian Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian antara lain :
1.
Netbook Acer Aspire One 722
2.
Software ArcGis 9.3 untuk pengolahan dan analisis SIG
3.
GPS Garmin 60CSX untuk mengetahui posisi koordinat pada saat pengamatan lapangan
4.
DOmeter / pHmeter Lutron YK-2001PH untuk pengukuran kualitas air
5.
Termometer untuk mengukur suhu perairan
6.
Secchi disk untuk mengukur kecerahan perairan
3.2.2
Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari :
1.
Peta wilayah administrasi Kabupaten Majalengka (Lampiran 1)
2.
Peta kemiringan lereng Kabupaten Majalengka (Lampiran 2)
3.
Peta ketinggian Kabupaten Majalengka (Lampiran 3)
4.
Peta rencana pola ruang Kabupaten Majalengka (Lampiran 4)
5.
Peta jenis tanah Kabupaten Majalengka (Lampiran 5)
6.
Peta rencana jaringan jalan Kabupaten Majalengka (Lampiran 6)
7.
Peta jaringan listrik Kabupaten Majalengka
8.
Data kepadatan penduduk Kabupaten Majalengka
9.
Data kualitas air
3.3
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey yang
dirancang berdasarkan sistem informasi geografis dengan alur kegiatan meliputi : 1.
Pengumpulan data baik data primer maupun sekunder
2.
Penyusunan basis data SIG
3.
Analisis data menggunakan analisis spasial dengan pembobotan dan skoring
23
3.4
Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui pengukuran langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, antara lain Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten
Majalengka,
Badan
Perencanaan
dan
Pembangunan
Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Majalengka, PLN Kabupaten Majalengka dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka (Tabel 8).
Tabel 8. Jenis dan Sumber Data Sumber
No
Jenis Data
1
Peta wilayah administrasi
BAPPEDA Kabupaten Majalengka
2
Peta kemiringan lereng
BAPPEDA Kabupaten Majalengka
3
Peta ketinggian
BAPPEDA Kabupaten Majalengka
4
Peta rencana pola ruang
BAPPEDA Kabupaten Majalengka
5
Peta jenis tanah
BAPPEDA Kabupaten Majalengka
6
Peta rencana jaringan jalan
BAPPEDA Kabupaten Majalengka
7
Peta jaringan listrik
PLN Kabupaten Majalengka
8
Data kepadatan penduduk
Badan Pusat Statistik Kab. Majalengka
9
Data kualitas air
Data primer
3.5 3.5.1
Analisis Data Analisis SIG Proses penyusunan basis data diawali dengan pengumpulan data primer
maupun sekunder kemudian akan dikonversi ke dalam suatu basis data spasial dan atribut. Langkah dalam menyusun data spasial adalah dengan melakukan digitasi dengan menggunakan perangkat ArcGis 9.3 melalui metode digitasi on screen, yaitu digitasi langsung pada layar komputer. Data atribut disusun untuk memberikan informasi mengenai kenampakan spasial yang ada sehingga menghasilkan suatu basis data yang terdiri dari data spasial dan atribut.
24
Proses digitasi data menghasilkan suatu layer yang berisi informasi yang spesifik. Layer yang akan dianalisis kemudian ditumpang tindih (overlay) dengan data lain yang mendukung sehingga menghasilkan output yang baru. Data hasil overlay lalu dianalisis dengan pembobotan dan skoring berdasarkan syarat dan kriteria yang memenuhi untuk kegiatan budidaya gurame. Pada tahap berikutnya dilakukan evaluasi akhir berdasarkan pengamatan secara langsung di lapangan (ground check) sehingga diperoleh hasil akhir berupa peta kesesuaian lahan potensial budidaya gurame dalam bentuk peta tematik. Diagram alir analisis SIG bisa dilihat pada Gambar 7.
Data Primer dan Sekunder
Peta Analog & Image
Digitasi Data
Data Atribut
Data Digital
Input Data
Layer
Overlay
Ground Check
Analisis Data
Kriteria dan Syarat Lokasi Budidaya
Peta Kesesuaian Lahan Potensial Budidaya Gurame
Gambar 7. Diagram Alir Penentuan Lahan Potensial Budidaya Gurame
25
3.5.2
Analisis Spasial Analisis spasial adalah analisis berdasarkan keruangan yang meliputi
potensi suatu wilayah, jenis lahan yang ada dan fungsi ekologis wilayah tersebut. Analisis ini menampilkan hubungan antar informasi yang akan dijadikan dasar penelitian. Parameter kesesuaian lahan budidaya ikan terdiri dari faktor teknis dan nonteknis (Zalina 2011) yang meliputi : 1. Kondisi lahan 2. Kondisi tanah 3. Kualitas air 4. Kondisi infrastruktur Parameter tersebut disusun dalam sebuah matriks kesesuaian yang memuat pengaruhnya terhadap tingkat kesesuaian lahan budidaya gurame (Lampiran 7). Klasifikasi kelas kesesuaian lahan budidaya perikanan (Hossain et al. 2007) adalah sebagai berikut : 1. Sesuai (S1) Wilayah yang sesuai untuk lahan budidaya perikanan. Pada tahap skoring wilayah ini diberi nilai 3. 2. Cukup Sesuai (S2) Wilayah yang mempunyai faktor pembatas yang berpengaruh terhadap kegiatan budidaya, namun masih bisa diterima sebagai lokasi budidaya perikanan. Pada tahap skoring wilayah ini diberi nilai 2. 3. Tidak Sesuai (N) Wilayah yang mempunyai faktor pembatas yang berat baik permanen maupun tidak permanen sehingga kegiatan budidaya akan sulit berjalan. Pada tahap skoring wilayah ini diberi nilai 1.
26
Evaluasi nilai kesesuaian dilakukan setelah pembobotan dimana kategori kesesuaian dikaji berdasarkan rumus (Selamat 2007 dalam Nurdin et al. 2008) :
SHB = Bobot x Nilai Skoring.......................(1) Ci
= SHBmax – SHBmin ........................(2) n
dimana : Ci = Range antar kelas n = Jumlah kelas yang direncanakan
Rumus penyusunan interval setiap kelas : Tidak Sesuai (N) = Xo (nilai minimal) – X1 Cukup Sesuai (S2) = X1 – X2 Sesuai (S1) = X2 – X3 (nilai minimal)......................(3) dimana : Xo = nilai minimal dari skala penelitian (SHBmin) X1 = hasil penjumlahan Xo dengan range antar kelas (Xo + Ci) X2 = hasil penjumlahan X1 dengan range antar kelas (X1 + Ci) X3 = nilai maksimal dari skala penelitian (SHBmax)