25
IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1. Kabupaten Karawang 4.1.1. Administratif dan Geografis Kabupaten Karawang berada di bagian utara Provinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak pada posisi 5o56’ - 6o34’ LS dan 107o02’ - 107o40’ BT (Gambar 6). Secara administratif, Kabupaten Karawang mempunyai batas wilayah sebagai berikut : • Utara
: Laut Jawa
• Selatan
: Kabupaten Purwakarta
• Timur
: Kabupaten Subang
• Barat
: Kabupaten Bekasi
• Tenggara : Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 km2 atau 3,73% dari luas Provinsi Jawa Barat dan terbagi menjadi 30 (tiga puluh) kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 297 dan 12 kelurahan. Laut Jawa
Sumber: Bappeda Kabupaten Karawang (2007)
Gambar 6. Peta Kabupaten Karawang
26
4.1.2. Kondisi Fisik 4.1.2.1. Fisiografi Kawasan Kabupaten Karawang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara sehingga secara umum kondisi fisiografi didominasi oleh daerah yang relatif datar, dengan variasi ketinggian 0 – 5 m diatas permukaan laut. Hanya sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan berbukit pada ketinggian antara 0 – 1.200 m, yaitu pada bagian selatan Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang mempunyai variasi kemiringan lahan 0 – 2%, 2 – 15% dan di atas 40%, yaitu bagian selatan Kabupaten Karawang (RDTR Tanjung Baru, 2003). 4.1.2.2. Geologi Wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar berupa dataran pantai yang luas, yang terhampar di bagian pantai utara dan terbentuk dari batuan sedimen yang terdiri dari bahan-bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik. Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen, sedang di bagian selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m di atas permukaan laut (RDTR Tanjung Baru, 2003). 4.1.2.3. Iklim Sesuai dengan bentuk fisiografinya Kabupaten Karawang merupakan dataran rendah dengan temperatur udara rata-rata 27oC dengan tekanan udara ratarata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66% dan kelembaban nisbi 80%. Secara regional, kontrol dominan pada arus dan gelombang di laut Jawa adalah angin muson yang bertiup tetap dari arah tenggara pada bulan April-November dan dari arah barat laut pada bulan Desember-Maret, kecepatan angin antara 30 – 35 km/jam, lamanya tiupan rata-rata 5 – 7 jam (RDTR Tanjung Baru, 2003). 4.1.2.4. Hidro-oceanografi Kabupaten Karawang dilalui oleh aliran sungai yang melandai ke utara. Sungai Citarum merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi, sedangkan Sungai Cilamaya merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang. Selain sungai, terdapat 3 saluran irigasi yang besar yaitu Saluran Induk Tarum Utara, Tarum Tengah dan Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak dan pembangkit tenaga listrik.
27
Kabupaten Karawang mempunyai panjang pantai sekitar 84,32 Km (RDTR Tanjung Baru, 2003) yang membentang di sembilan wilayah kecamatan (Cilamaya Kulon, Cilamaya Wetan, Tempuran, Pedes, Cilebar, Cibuaya, Tirtajaya, Batujaya, dan Pakisjaya). Laut teritorial kabupaten sesuai UndangUndang Otonomi Daerah seluas 4 mil dari pasang surut terendah, dengan demikian dapat diketahui luas laut keseluruhan Kabupaten Karawang adalah ± 621,27 Km2. Pantai Karawang termasuk ke dalam Pantai Utara yang memiliki kondisi topografi laut/batimetri yang relatif mendatar/landai. Secara umum perairan Kabupaten Karawang mempunyai kedalaman berkisar antara 0-20 meter. Pada bagian pinggir pantai mempuyai kedalaman antara 0-5 meter (RDTR Tanjung Baru, 2003). Peta batimetri perairan Kabupaten Karawang memperlihatkan morfologi undulasi, yaitu morfologi yang berbentuk punggungan berselingan dengan cekungan dengan kemiringan lereng yang relatif datar, dan tidak memperlihatkan morfogi tonjolan, kecuali di perairan Kecamatan Cilamaya Kulon terdapat delta dan terumbu karang. Kedalaman rata-rata daerah berterumbu karang tersebut sekitar 4-8 meter dan berupa gosong karang (Patch reefs), yaitu tumpukan karang yang sudah mati seperti terlihat pada Gambar 7. Peta batimetri perairan Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Gambar 8.
Sumber: DKP Kabupaten Karawang (2007)
Gambar 7. Gosong Karang (Patch reef) Terumbu Karang di Kabupaten Karawang luasnya mencapai ± 2.091,47 ha (DLHPE, 2008) dan dari hasil pengamatan citra satelit kondisi terumbu karang yang masih baik seluas ± 500 ha. Kerusakan terumbu terjadi karena pengeboman ikan, penangkapan ikan hias dengan menggunakan racun sianida, pencurian
28
karang untuk bangunan, jangkar nelayan yang lego disekitar terumbu karang, dan sedimentasi. Bagi nelayan setempat, rusaknya ekosistem ini disadari atau tidak sangat signifikan berpengaruh buruk pada mata pencaharian mereka. Produktivitas ikan cenderung menurun beberapa tahun terakhir karena kerusakan ekosistem yang mengganggu keseimbangan siklus kehidupan mereka.
Lokasi PTB
Sumber: DKP Kabupaten Karawang (2004)
Gambar 8. Peta Batimetri Kabupaten Karawang dan Lokasi Terumbu Karang Sifat pasang surut di perairan Karawang termasuk ke dalam tipe campuran dominan tunggal, yaitu terjadi satu kali sampai dua kali air pasang dan air surut dalam sehari semalam (Dinas Cipta Karya, 2004). Gambar 9 menunjukkan kurva pasang surut di perairan Kabupaten Karawang. Kondisi iklim pesisir sangat dipengaruhi oleh adanya arus laut. Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain secara vertikal maupun horizontal. Pergerakan arus laut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni angin, bentuk topografi dasar lautan dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta pengaruh dari adanya gaya Corilolis dan arus Ekman (Dinas Cipta Karya, 2004).
29
Kurva Pasang Surut Tinggi Pasut (m)
20
181817.5 17.5 16.5 16.5 15.5 15 1514 13 1211 9.5 8
15 10 5
8 6.55.5 6.25 4.5 4.25 4
13 11 9.5
0 6
8
10 12 14 16 18 20 22
0
2
4
6
Waktu
Sumber: Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang (2004)
Gambar 9. Kurva Pasang Surut Air Laut di Perairan Karawang Arus laut di Kabupaten Karawang juga dipengaruhi oleh angin, terutama angin Muson Timur dan angin Muson Barat. Pada bulan Desember-Februari angin bertiup dari arah tenggara, bulan Maret-Mei angin bertiup dari arah timur laut, bulan Juni-Agustus angin bertiup dari arah barat dan pada bulan SeptemberNopember angin bertiup dari arah selatan (Gambar 10).
Sumber: DLHPE Kabupaten Karawang (2008)
Gambar 10. Peta Pergerakan Arus Laut Sepanjang Tahun di Kabupaten Karawang
30
4.1.3. Pola Penggunaan Lahan Lahan di Kabupaten Karawang dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan non-sawah, dimana lahan sawah dibagi menjadi lahan berpengairan teknis, setengah teknis dan berpengairan sederhana. Lahan non-sawah terdiri dari lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tegal/kebun/ladang/ huma, padang rumput, tambak, kolam/ tebet/empang, lahan yang sementara tidak diusahakan, lahan untuk tanaman kayu-kayuan dan perkebunan negara/swasta. Luas seluruh lahan di Kabupaten Karawang adalah 175.327 ha dengan perincian sebagai berikut: lahan sawah seluas 94.311 ha dan lahan kering seluas 81.016 ha. Dari jumlah tersebut sebesar 33,14% digunakan untuk bangunan dan halaman sekitarnya (DCK Kabupaten Karawang, 2004). Pola penggunaan lahan di sekitar Desa Pasirjaya, yaitu Desa Muktijaya dan Desa Sukajaya (Kecamatan Cilamaya Kulon) dan Desa Ciparagejaya (Kecamatan
Tempuran)
secara
umum
terdiri
dari
sawah
beririgasi,
empang/tambak, permukiman, kebun, dan ladang. Penggunaan terbesar yaitu sebagai sawah irigasi di Desa Muktijaya dan Desa Sukajaya, sedangkan di Desa Ciparagejaya hampir 75% digunakan sebagai area tambak. Kebun dan ladang hanya terdapat di Desa Muktijaya. Kecenderungan di dalam pemanfaatan lahan saat ini adalah terjadinya perubahan lingkungan alamiah (natural environment) menjadi lingkungan binaan (build up land use). Di satu sisi terdapat kemajuan dalam artian ekonomis, namun tidak jarang pula mendatangkan permasalahan baru karena tidak sesuai dengan daya dukung lingkungannya, seperti munculnya persoalan limbah dan sampah, bencana alam (banjir, abrasi, pantai, erosi permukaan tanah, amblasan, dan longsoran). Perubahan yang nyata yang terjadi adalah lahan mangrove menjadi lahan pertambakan atau area persawahan (Tabel 6). Data dari BPS Kabupaten Karawang menyebutkan bahwa pada tahun 2003 luas areal persawahan di daerah pesisir Kabupaten Karawang adalah sekitar 42.376 Ha, sedangkan pada tahun 2006 terjadi penambahan sebesar 897 Ha hingga mencapai 43.273 Ha. Penambahan areal sawah ini besar kemungkinan terjadi dari pengalihfungsian lahan hutan, baik itu hutan produksi maupun hutan lindung termasuk juga hutan mangrove menjadi lahan pertanian padi sawah.
31
Tabel 6. Perbandingan penutupan lahan tahun 2006-2008 Luas (Ha)
Penggunaan Lahan
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Persawahan/perkebunan
105.962
104.398
93.619
Hutan
16.164
18.632
22.582
Permukiman
29.306
26.848
18.351
Tambak/empang
11.617
11.952
13.831
Lain-lain
12.278
13.497
26.944
Sumber: DLHPE Kabupaten Karawang (2008)
4.1.4. Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Karawang pada tahun 2008 tercatat berjumlah 2.094.408 jiwa. Jumlah ini meningkat sebesar 38.939 jiwa atau 1,89% dari tahun 2007, yang pada saat itu jumlah penduduknya berjumlah 2.055.469 jiwa. Perkembangan penduduk di Kabupaten Karawang pada tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Gambar 11. Pembagian jumlah penduduk antara pria dan wanita tidak terlalu jauh berbeda, yaitu 1.060.919 jiwa pria dan 1.033.489 jiwa wanita. Sex ratio penduduk Kabupaten Karawang adalah 102,65 yang artinya penduduk laki-laki hampir sebanding dengan penduduk perempuan. Dengan luas Kabupaten Karawang sebesar 1.759,27 km², maka kepadatan penduduk per km² sebesar 1.103 jiwa.
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Perkembangan Penduduk Kabupaten Karawang 2004-2008 1080000 1060000 1040000 1020000 1000000 980000 960000 940000 920000 900000
Wanita Pria
1 2004
2 2005
3 2006
42007
52008
Tahun
Sumber: BPS Kabupaten Karawang (2009)
Gambar 11. Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Karawang
32
4.2. Pariwisata di Kabupaten Karawang 4.2.1. Potensi Wisata Bahari Beberapa daerah yang menjadi daerah tujuan wisata bahari di Kabupaten Karawang adalah Pantai Cemara Jaya, Pantai Tanjung Pakis, Pantai Ciparage, Pantai Tanjung Baru, Perairan Sungai Buntu (Samudera Baru), dan Perairan Pasir Putih. Namun wisata pantai yang sering dikunjungi di Kabupaten Karawang adalah Pantai Tanjung Pakis, Pantai Samudera Baru, Pantai Ciparage, dan Pantai Tanjung Baru seperti terlihat pada Gambar 12. Di daerah Cemara Jaya, Tanjung Pakis, Ciparage, dan Tanjung Baru berkembang wisata laut berupa kegiatan pemancingan di lepas pantai dan wisata kuliner.
Gambar 12. Lokasi Wisata Pantai di Kabupaten Karawang 4.2.2. Potensi Pengunjung Pengunjung di daerah Pakisjaya, Samudera Baru, Ciparage, dan Tanjung Baru umumnya didominasi oleh warga sekitar kawasan dan dari luar kawasan masih terbatas berasal dari Kabupaten Karawang itu sendiri. Pengunjung umumnya ramai pada hari libur sekolah/kerja sedangkan pada hari biasa jumlahnya sedikit. Aktivitas yang dilakukan yaitu berenang menggunakan ban karet dan naik kapal motor ke arah laut (memancing/melihat terumbu karang).
33
4.2.3. Kebijakan Sektor Wisata Peraturan Daerah (Perda) mengenai pariwisata di Kabupaten Karawang belum ada. Secara umum di Kabupaten Karawang telah berkembang beberapa objek wisata yang menjadi daerah tujuan wisata. Namun keadaan dan pengembangannya masih belum kelihatan secara signifikan. Disamping itu, kondisi daerah wisata bahari Kabupaten Karawang masih belum dikembangkan secara terencana menjadi daerah tujuan wisata dan belum dikelola sebagai layaknya daerah tujuan wisata lainnya di Jawa Barat. Potensi tersebut belum dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Karawang. 4.3. Desa Pasirjaya 4.3.1. Administrasi dan Geografis Desa Pasirjaya merupakan salah satu desa pesisir di Kecamatan Cilamaya Kulon selain Desa Sukajaya. Luas Desa Pasirjaya adalah sebesar 862 ha. Peta administrasi dan batas Desa Pasirjaya dapat dilihat pada Gambar 13. 4.3.2. Demografi Jumlah penduduk Desa Pasirjaya (Monografi Desa Pasirjaya, 2008) sebanyak 8.158 orang, dengan jumlah pria sebanyak 4.081 orang dan wanita sebanyak 4.077 orang. Dari data tersebut dapat terlihat perbandingan jumlah pria dan wanita hampir seimbang, sedangkan jumlah kepala keluarga 2.662 orang. Tingkat pendidikan penduduk di Desa Pasirjaya bervariasi dan dapat dilihat pada Tabel 7. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Sunda dan cenderung mayoritas menggunakan bahasa Jawa (wilayah yang mendekati pantai). Mata pencaharian mayoritas penduduk di Desa Pasirjaya bervariasi dan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 7. Tingkat pendidikan penduduk Desa Pasirjaya No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah (orang)
1
Tidak tamat SD/sederajat
2.893
2
Tamat SD/sederajat
1.341
3
Tamat SLTP/sederajat
971
4
Tamat SLTA/sederajat
520
5
Tamat D-3
82
6
Tamat S1
33
Gambar 13. Peta Administrasi Desa Pasirjaya
34
35
Tabel 8. Mata pencaharian penduduk Desa Pasirjaya No.
Mata Pencaharian
Jumlah (orang)
%
1
Buruh tani
2.722
48,5
2
Petani
871
15,5
3
Swasta
225
3,9
4
Pegawai negeri
31
0,5
5
Pedagang
337
5,9
6
Nelayan tambak/empang dan udang rebon
571
10,1
7
Guru swasta
99
1,75
8
Buruh migran pria
777
18,05
Mayoritas penduduk di kawasan ini bekerja sebagai buruh tani, petani, nelayan tambak, dan sebagainya. Penduduk yang tinggal di area PTB umumnya tidak terlalu menggantungkan hidupnya kepada sumberdaya laut. Hanya terdapat beberapa warga yang mencari udang rebon (Gambar 14a) sebagai bahan baku terasi yang nantinya akan dijual kepada pengepul. Kondisi permukiman warga PTB dapat dilihat pada Gambar 14b.
(a)
(b)
Gambar 14. Kondisi Permukiman Warga PTB dan Pencari Udang Rebon