III.
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Jambangan, Kecamatan Jambangan Kota Surabaya, Jawa Timur. Terletak pada 070 210 Lintang Selatan dan 1120 360 – 1120 540 Bujur Timur dengan batas administrasi sebelah utara adalah Kelurahan Karah, sebelah selatan Kelurahan Kebonsari, sebelah barat Sungai Surabaya, dan sebelah timur adalah Keluaraha Karah. Desa Jambangan mempunyai luas 72,732 ha dengan 5 RW dan 23 RT serta 1.158 KK yang jumlah penduduk 5.369 orang masing-masing jumlah laki-laki dan perempuan 2.531 orang dan 2.838 orang.
PETA ADMINISTRASI KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR 5
N 0
5
Kilometers
Lokasi penelitian Pulau Madura
SELAT MADUR A
Î
Surabaya Utara Surabaya Barat
# Y
Surabaya Pusat
Kota Surabaya Kabupaten Gersik Surabaya Selatan Surabaya Timur
Legenda : Administrasi Y Ibukota Provinsi # Batas Kota Jalan Sungai Lokasi Penelitian Surabaya Selatan Kota Surabaya Kabupaten Lain Perairan Laut
Kecamatan Jambangan
Kabupaten Sidoarjdo
Sumber: 1. Peta RBI, Bakosurtanal, 2003
Gambar 6 Peta Lokasi Penelitan
Desa Jambangan merupakan desa percontohan pilot project Surabaya-Kitakyushu yang merupakan embrio dari pertemuan para menteri Lingkungan Hidup dan Pembangunan se-Asia Pasifik pada tahun 1997 dengan program yang diterapkan berupa Lingkungan Berbasis Komunitas dan Daur Ulang Sampah Kemasan. Program ini didukung oleh PT Unilever yang mempunyai visi dapat menjadi bagian solusi dari permasalahan lingkungan yang terjadi dengan cara memberikan edukasi kepada masayarakat untuk menangani sampah secara mandiri melalui pemilahan sampah, composting, dan pendaur-ulangan demi mengurangi jumlah sampah yang dikirim di tempat pembuangan sampah. Lokasi ini dijadikan sampling frame yang dapat mempresentasikan fenomena permasalahan lingkungan di Kota Surabaya terutama lingkungan pemukiman. Penelitian berlangsung selama 8 bulan Januari 2007 sampai Agustus 2007. 3.2.
Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan tehnik survai (non eksperimental) dengan
menguji keterhubungan pengelolaan sampah dengan konsep 3R, ketersediaan RTH, dan partisipasi masyarakat dalam kehidupan masyarakat Desa Jambangan agar dapat diketahui tingkat ecoliving yang mengarah ke kebaikan lingkungan. Penelitian ini dibagi menjadi empat tahapan utama, yaitu persiapan (penentuan lokasi penelitian, survai awal), pengumpulan data , pengolahan data (analisis data hasil pengamatan), evaluasi penerapan ecoliving).
Pada penelitian ini menggambarkan arahan
penelitian terhadap contoh yang akan diambil. 3.2.1. Persiapan Awal penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian deskriptif yang memberikan gambaran secermat mungkin mengenai keadaan individu, gejala atau kelompok tertentu. Pada tahap awal penelitian dilakukan survai agar mendapatkan data sekunder yang menjelaskan kondisi lokasi penelitian maka dapat diasumsikan tingkat pengelolaan lingkungan berada pada tingkat baik, sedang, buruk. Penentuan lokasi ini berdasarkan kemampuan Desa Jambangan sebagai perintis dan penyelamat
lingkungan yang telah menerapkan ecoliving. Sampel yang diambil secara acak (random sampling) yang berarti tehnik pengambilan sampel yang memberi peluang sama kepada seluruh anggota populasi untuk dapat dipilih sebagai anggota sampel dengan jumlah 128 orang dengan empat variabel yang dinilai yaitu (ketersediaan RTH, pengelolaan sampah, pastisipasi, masyarakat dan ecoliving).
menentukan tujuan dan perumusan masalah
Persiapan Konsep kehidupan berwawasan lingkungan
Pengumpulan data
Pengolahan Data
Evaluasi
melakukan survey awal untuk menentukan lokasi dan responden penelitian
mengumpulkan data lapangan tentang permukiman Kota Surabaya
mengolah data tentang pemukiman Kota Surabaya
melakukan wawancara utk mengisi kuisioner dan observasi mengenai ketersediaan RTH, pengolahan sampah dengan konsep 3R dan partisipasi masyarakat
menguji tingkat ketersediaan RTH, pengolahan sampah dengan konsep 3R dan partisipasi masyarakat
menentukan tingkat penerapan ecoliving yang ada di Desa Jambangan menuju pemukiman berkelanjutan
Gambar 7 Bagan alir kerja penelitian
3.2.2. Pengumpulan Data a. Pengumpulan data primer : (i)
Survai lapangan dilakukan dalam rangka mendapatkan gambaran secara langsung keadaan saat ini (existing condition).
(ii)
Wawancara
dan
kuisioner
dilakukan
menggunakan
daftar
pertanyaan yang sudah disiapkan. Informasi yang dikumpulkan dari responden mencakup: karakteristik rumah tangga (jenis kelamin, umur, pendidikan, marital, jumlah anggota keluarga, status kepemilikan rumah, luas halaman, pekerjaan, dan pendapatan), indikator partisipasi masyarakat (perencanaan dan pengembilan keputusan, pelaksanaan pengelolaan lingkungan, pengembangan SDM dan pengembangan kegiatan), indikator pengolahan sampah dengan 3R (jumlah sampah perhari, pemilah sampah sebelum dibuang, pengetahuan 3R, pemilahan, pelaksanaan reduce, reuse, recyle, pembuatan kompos, dan jumlah kompos yang dihasilkan) dan indikator RTH (fungsi RTH, luas area, jumlah dan jenis tanaman, prioritas RTH, Penerapan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)) , (iii) Observasi mengenai jumlah dan jenis tanaman, serta penilaian kualitatif pelaksanaan 3R (reduce, reuse, recycle), b. Pengumpulan data sekunder : (i)
Data dari dinas terkait Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan dan Pertamanan mengenai kebersihan lingkungan
(polusi,
kesehatan, ruang terbuka hijau, pencemaran air) (ii)
Studi literatur : artikel media cetak, jurnal, siaran pers, dokumen pemerintah, bahan seminar.
3.2.3. Pengolahan Data Data yang didapat akan diolah dengan cara tabulasi, kemudian dianalisis dengan chi kuadrat – χ2 (Sugiyono, 2001), dan Analisis Komponen Utama (Mattjik dan Sumertajaya, 2002)
3.2.3.1.Analisis Statistik dengan Uji Chi Kuadrat – χ 2 Chi Kuadrat – χ 2 untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas karakteristik rumah tangga (jenis kelamin, umur, pendidikan, marital, jumlah anggota keluarga, status kepemilikan rumah, luas halaman, pekerjaan, dan pendapatan).dengan variabel tidak bebas (tingkat ketersediaan RTH, tingkat pengelolaan sampah, tingkat partisipasi masyarakat) serta menguji keterhubungan antara ketiga tingkat tersebut dengan tingkat penerapan kehidupan ramah lingkungan (ecoliving). Uji Chi Kuadrat ini pada hakikatnya adalah uji keselarasan (goodness if fit tests). Baik buruknya keselarasan antara frekuensi-frekuensi yang teramati dan yang diharapkan ditentukan dengan cara memperbandingkan ukuran keselarasan hasil perhitungan terhadap suatu harga yang sesuai pada suatu distribusi yang dikenal sebagai distribusi Chi-Kuadrat (chi-square distribution). Asumsi yang mendasari uji Chi-Kuadrat yaitu data yang terdiri atas sebuah sampel acak sederhana berukuran n dari suatu populasi yang diminati (Agresti dan Finlay, 1997). Hasil-hasil pengamatan dalam sampel diklasifikasikan/tabulasi secara silang (cross tabulation/cross classification) menurut dua kriteria, sehingga masing-masing kedua kriteria/variabel klarifikasi saling bebas (tidak ada hubungan), dan hipotesis tandingan (H1) adalah kedua kriteria/variabel klarifikasi tidak saling bebas (ada hubungan). Dasar pengembalian keputusan adalah jika Chi Square lebih kecil dari Chi Square Table, maka Ho diterima, bila Chi Square lebih besar dari Chi Square Table, maka Ho ditolak. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas adalah jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak (Santoso, 2000). Rumus dasar Chi Square ( Sugiyono, 2001) adalah seperti berikut : k χ2 = ∑ i=1
(f0 – fh)2 fn
χ 2 = Chi Square f0 = Frekuensi yang diobservasi fh = Frekuensi yang diharapkan Uji Chi Kuadrat – χ 2 Partisipasi Masyarakat Metode cross tabulation (chi-square) digunakan untuk mengetahui hubungan antara karateristik rumah tangga dengan aspek pendukung partisipasi masyarakat di lingkungan rumah. Hubungan yang diperoleh adalah dalam hal (1) perencanaan dan pengambilan
keputusan,
(2)
pelaksanaan
pengelolaan
pengembangan SDM dan (4) pengembangan kegiatan.
lingkungan,
(3)
Hasil uji hubungan
karateristik rumah tangga dengan aspek pengelolaan lingkungan di lingkungan rumah dengan menggunakan cross tabulation (chi-square). Setiap keterhubungan tersebut juga dinilai menggunakan skor dimana skor 1 untuk persepsi buruk (responden tidak setuju), skor 2 untuk persepsi cukup atau sedang (responden ragu-ragu), dan skor 3 untuk persepsi baik (responden setuju). Interpretasi jenjang skor persepsi masyarakat seperti berikut: skor lebih kecil dari 5 berarti persepsi masyarakat buruk, skor 5 sampai dengan 8 persepsi masayarakat cukup atau sedang, skor lebih dari 8 berarti persepsi masyarakat baik. Uji Chi Kuadrat – χ 2 Pengelolaan Sampah Domestik Pengelolaan sampah dengan konsep 3R dihitung dengan Metode cross tabulation (chi-square) untuk mengetahui hubungan antara karateristik rumah tangga dengan aspek pengelolaan sampah menggunakan 3R di lingkungan rumah. Hubungan yang diperoleh adalah dalam hal (1) jumlah sampah per hari, (2) yang menangani sampah di rumah sebelum dibuang, (3) pengetahuan tentang 3R, (4) pemilahan, (5) pelaksanaan reduce, (6) pelaksanaan reuse (7) pelaksanaan recycle. Setiap keterhubungan tersebut juga dinilai menggunakan skor dimana skor 1 untuk persepsi buruk (responden tidak setuju), skor 2 untuk persepsi cukup atau sedang (responden ragu-ragu), dan skor 3 untuk persepsi baik (responden setuju). Interpretasi jenjang skor pengolahan sampah domestik seperti berikut: skor lebih
kecil dari 11 berarti pengelolaan sampah buruk, skor 11 sampai dengan 19 persepsi masayarakat cukup atau sedang, skor lebih dari 19 berarti pengolahan sampah dengan konsep 3R baik. Uji Chi Kuadrat – χ 2 Ketersediaan RTH Ketersediaan RTH menggunakan Metode cross tabulation (chi-square) untuk mengetahui hubungan antara karateristik rumah tangga dengan aspek ketersediaan Ruang Terbuka Hijau. Hubungan yang diperoleh adalah dalam hal (1) Fungsi RTH, (2) Luas Area, (3) Jumlah Jenis Tanaman, (4) Prioritas RTH, (5) Penerapan TOGA. Setiap keterhubungan tersebut juga dinilai menggunakan skor dimana skor 1 untuk persepsi buruk (responden tidak setuju), skor 2 untuk persepsi cukup atau sedang (responden ragu-ragu), dan skor 3 untuk persepsi baik (responden setuju). Interpretasi jenjang skor ketersediaan seperti berikut: skor lebih kecil dari 11 berarti ketersediaan RTH buruk, skor 11 sampai dengan 14 ketersediaan RTH cukup atau sedang, skor lebih dari 14 berarti ketersediaan RTH dengan konsep 3R baik. 3.2.3.2.Analisis Komponen Utama Analisis Komponen Utama merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi pola data dan mengekspresikan data yang ada dengan suatu cara mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan. Setelah didapat pola dan data yang telah dikecilkan sehingga didapat data yang optimal tanpa mengurangi informasi yang ada. Merupakan suatu teknik mereduksi data multivariat (banyak data) yang mencari untuk mengubah (mentransformasi) suatu matrik data awal/asli menjadi suatu set kombinasi linear yang lebih sedikit akan tetapi menyerap sebagian besar jumlah varian dari data awal dengan tujuan menjelaskan sebanyak mungkin jumlah varian data asli dengan sedikit mungkin komponen utama yang disebut faktor. Banyaknya faktor (komponen) yang bisa diekstrak dari data awal/asli ialah sebanyak variabel yang ada. Analisis Komponen Utama yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kehidupan berwawasan
lingkungan dilihat dari faktor pendukung pada tingkat ketersediaan RTH, tingkat pengolahan sampah dengan 3R, dan tingkat partisipasi masyarakat. Data yang ada akan dianalisis dan diolah sesuai dengan karakteristik rumah tangga dimana dapat mempengaruhi penggunaan konsep ecoliving dengan penilaian yang ada di dalam kuisioner. Karakteristik rumah tangga dibagi kedalam sembilan bagian yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan, marital, jumlah anggota keluarga, status kepemilikan rumah, luas halaman, pekerjaan, dan pendapatan. Setiap karakter dibagi ke dalam sub bagian sesuai dengan kriteria dari karakter tersebut. Untuk karakter jenis kelamin dibagi menjadi dua, yakni laki-laki dan perempuan; umur dibagi menjadi tiga bagian, yakni remaja (<35 tahun), dewasa 35-45 tahun, tua (>45 tahun); pendidikan dibagi menjadi tiga, yakni pendidikan rendah (>SMA), sedang (SMA-D3), tinggi (>D3); marital dibagi menjadi tiga, yakni belum menikah, menikah, janda/duda; jumlah anggota keluarga dibagi menjadi tiga bagian, yakni sedikit (<5 jiwa), sedang (5 jiwa), banyak (> 5jiwa); status kepemilikan rumah dibagi menjadi tiga, yakni milik sendiri, sewa.kontrak, milik orang tua; pekerjaan dibagi menjadi empat, yakni belum bekerja, pensiunan, bekerja, ibu rumah tangga, dan pendapatan dibagi menjadi tiga, yakni rendah (< Rp.500.000,-), sedang (Rp. 500.000,- - Rp. 1.000.000,-), tinggi (> Rp. 1.000.000,-). Penilaian yang ada akan membuktikan tingkat keberlanjutan masyarakat dalam menggunakan dan menerapkan ecoliving serta menentukan tingkat atau tingkatan sistem pengelolaan lingkungan bebasis ecoliving yang terjadi di Desa Jambangan.
Tingkat ini melihat dari keterkaitan tingkat ketersediaan RTH,
pengelolaan sampah dan partisispasi masyarakat.