3. METODOLOGI 3.1. Rancangan penelitian Penelitian yang dilakukan berupa percobaan lapangan dan laboratorium yang dirancang sesuai tujuan penelitian, yaitu mengkaji struktur komunitas makrozoobenthos yang ada di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Penyajian hasil penelitian disajikan secara deskriptif. 3.2. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Danau Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada bulan Mei 2009 sampai Juli 2009. Proses identifikasi organisme serta analisis parameter fisika-kimia perairan dilaksanakan di Laboratorium Fisika-Kimia Perairan dan Laboratorium Biologi Mikro I, Bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Analisis tekstur sedimen dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Stasiun pengamatan terbagi menjadi empat stasiun. Lokasi Danau Lido dan stasiun pengamatan dapat dilihat pada Gambar 2, Gambar 3, dan Lampiran 1.
Gambar 2. Peta lokasi pengamatan.
13
1
2
3 4
Gambar 3. Danau Lido dan lokasi stasiun pengamatan. Stasiun 1 mewakili daerah Karamba Jaring Apung (KJA) dan saluran air keluar (outlet), stasiun 2 mewakili daerah tengah danau, stasiun 3 mewakili daerah non KJA, dan stasiun 4 mewakili saluran air masuk (inlet). 3.3. Variabel dan atau parameter serta pengukurannya Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah makrozoobenthos, kualitas air, dan tekstur sedimen. Teknik pengambilan data berupa data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui pengambilan langsung contoh
makrozoobenthos, kualitas air, dan tekstur sedimen beserta analisisnya selama penelitian berlangsung. Data sekunder berupa studi literatur yang menunjang datadata penelitian. 3.4. Metode pengumpulan data 3.4.1. Pengambilan contoh makrozoobenthos Pengambilan contoh makrozoobenthos dilakukan dengan menggunakan Peterson Grab (luas bukaan 13 cm x 26 cm) sebanyak tiga kali ulangan di tiap stasiun. Penelitian dilakukan selama empat kali pengamatan dengan selang waktu
14
dua minggu. Contoh makrozoobenthos yang telah diambil kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu diawetkan dengan mengunakan formalin 10%. Penanganan contoh makrozoobenthos secara umum dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu penyaringan, penyortiran, dan identifikasi.
Proses
penyaringan makrozoobenthos dilakukan di danau dengan menggunakan saringan halus.
Sampel diletakkan di dalam wadah dan dilakukan penyaringan
menggunakan saringan dengan mesh size 0,5 mm2 sampai makrozoobenthos dan serasah bersih dari substrat. Setelah itu, sampel diawetkan dengan formalin 10% dan
diberi
larutan
pewarna
rose
bengal
untuk
membedakan
antara
makrozoobenthos dengan serasah. Tahapan penyortiran dilakukan di laboratorium dimana makrozoobenthos dipisahkan dari serasah-serasah hasil penyaringan dengan menggunakan pinset dan baki sebagai wadah penampung hasil saringan. Makrozoobenthos hasil penyortiran disimpan dalam botol sampel untuk selanjutnya diidentifikasi. Proses identifikasi dilakukan di laboratorium dengan menggunakan buku identifikasi dan alat bantu mikroskop stereo. Setiap organisme yang ditemukan dihitung jumlahnya untuk setiap ulangan. 3.4.2. Analisis tekstur substrat Sebanyak 50 gr contoh substrat basah diambil, kemudian dikeringkan pada oven bersuhu 105 0C selama 5-7 jam, kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot total. Contoh substrat basah diambil lagi sebanyak 50 gr, kemudian dipisahkan menurut bagian-bagian terkecil berdasarkan pada ukuran butiran. Pemisahan butiran dilakukan dengan menyaring contoh substrat dengan menggunakan saringan bertingkat 3. Setelah itu, masing-masing diberikan persentase berdasarkan berat total. Untuk menentukan tipe substratnya digunakan segitiga Millar.
Melalui
analisis dengan menggunakan segitiga Millar ini dapat diketahui tipe substrat berdasarkan persentase pasir, debu, dan liat (Millar dan Turk 1951). 3.4.3. Pengambilan contoh parameter kualitas air Pengambilan contoh air dilakukan sebanyak tiga ulangan di tiap stasiun pengamatan. Penelitian dilakukan selama empat kali pengamatan dengan selang waktu dua minggu. Contoh air diambil dengan menggunakan Van Dorn Water Sampler di dekat dasar perairan. Parameter lingkungan yang dianalisis meliputi
15
suhu, kekeruhan, kedalaman, TSS, TDS, pH, DO, BOD, dan COD. Parameter kualitas air ini dianalisis di Laboratorium Fisika-Kimia Perairan, Bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pengukuran parameter kualitas perairan di Danau Lido dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pengukuran parameter kualitas air Parameter
Satuan
Metode
Lokasi
Sumber
Fisika Suhu Kekeruhan TSS TDS pH DO
0
C NTU mg/l mg/l
Gravimetrik Gravimetrik Kimia mg/l mg/l Winkler
BOD
mg/l
Winkler
COD
mg/l
Potassium Dichromate
In situ Lab Lab Lab In situ In situ In situ dan Lab
APHA (1995)
Lab
3.5. Analisis Data 3.5.1. Komposisi Jenis Makrozoobenthos Komposisi jenis makrozoobenthos pada suatu lingkungan perairan cenderung menunjukkan kekayaan jenis makrozoobenthos pada perairan tersebut. Komposisi jenis tiap stasiun dinyatakan dalam persentase sebagai perbandingan antara jumlah individu masing-masing jenis makrozoobenthos yang dijumpai pada masing-masing stasiun 3.5.2. Kepadatan Makrozoobenthos Kepadatan makrozoobenthos didefinisikan sebagai jumlah individu makrozoobenthos per satuan luas (m2).
Contoh makrozoobenthos yang telah
diidentifikasi dihitung kepadatannya dengan menggunakan rumus (Brower dan Zar 1992) :
16
Keterangan: K = Kepadatan makrozoobenthos (individu/m2) a = Jumlah makrozoobenthos yang ditemukan (individu) b = Luas bukaan Peterson Grab (13 cm x 26 cm) 10000 = Konversi dari cm2 ke m2 3.5.3. Analisis kandungan C-organik sedimen Penentuan persentase C-organik yang dilakukan mengacu pada Sudjadi (1971), dimana tahap-tahapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Analisis ini
dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. 3.5.4. Analisis tipe substrat Tipe substrat dianalisis berdasarkan perbandingan pasir, liat dan debu. Pembagian kelompok tipe substrat dapat dilihat menggunakan panduan Segitiga Millar seperti pada Gambar 3.
Gambar 4. Tipe substrat berdasarkan perbandingan pasir, liat dan debu (Millar dan Turk 1951). Langkah-langkah penentuan tipe substrat: 1. Menentukan komposisi dari masing-masing fraksi substrat. Misalnya, fraksi pasir 45%, debu 30% dan liat 25%. 2. Menarik garis lurus pada sisi persentase pasir dititik 40% sejajar dengan sisi persentase debu, tarik garis lurus pada sisi persentase debu di titik 30% sejajar dengan sisi persentase liat, dan tarik garis lurus pada sisi persentase liat 25% sejajar dengan sisi persentase pasir.
17
3. Hasil perpotongan ketiga titik tersebut menentukan tekstur substrat tersebut pada tekstur lempung liat.
3.5.5. Analisis komponen utama (Principal Component Analysis, PCA) Analisis komponen utama dapat memberikan suatu gambaran yang lebih mudah dibaca atau diinterpretasikan pada struktur data dengan hanya menarik informasi penting. Analisis komponen utama memiliki beberapa tujuan. Tujuan utama penggunaan analisis komponen utama di antaranya adalah: 1. Mempelajari suatu matriks data dari sudut pandang kemiripan antar individu atau hubungan antar variabel. 2. Mengekstraksi informasi penting yang terdapat dalam suatu tabel atau matriks data yang benar. 3. Menghasilkan suatu representasi grafik yang memudahkan interpretasi. Bentuk data yang umumnya dianalisis dengan menggunakan Analisis Komponen Utama adalah matriks yang terdiri dari n individu (baris) dan p variabel (kolom) (Bengen 2000). 3.5.6. Indeks Similaritas Analisis makrozoobenthos
similaritas yang
antar
ditemukan
stasiun antar
dari
kepadatan
pengamatan
dan
komposisi
dilakukan
dengan
menggunakan software Minitab 15 dan disajikan dalam bentuk dendrogram. Analisis kelompok atau klasifikasi (automatic cluster analysis) dimaksimalkan untuk mengelompokkan unit-unit statistik ke dalam kelompok yang homogen dari sejumlah variabel atau karakter (Bengen 2000). Kesamaan antar stasiun dilihat berdasarkan jarak Euclidean. Rumus jarak Euclidean yaitu: d (i,j) =
Keterangan: d(i,j) = Jarak Euclidean antara pengamatan i dan j Xij = Kepadatan kelas makrozoobenthos ke-i untuk sampling ke-j Xkj = Kepadatan kelas makrozoobenthos ke-j untuk sampling ke-k