SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU ANAK REMAJA DALAM MENGKONSUMSI ALKOHOL DI KELURAHAN SIDORAME BARAT II KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN TAHUN 2015
OLEH : DESMAN MARINUS GULÕ 13.02.06.155
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU ANAK REMAJA DALAM MENGKONSUMSI ALKOHOL DI KELURAHAN SIDORAME BARAT II KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN TAHUN 2015 Skripsi ini diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia
OLEH : DESMAN MARINUS GULÕ 13.02.06.155
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015
PERNYATAAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU ANAK REMAJA DALAM MENGKONSUMSI ALKOHOL DI KELURAHAN SIDORAME BARAT II KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN TAHUN 2015
SKRIPSI
Dengan ini saya menyampaikan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dicantumkan dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, April 2015 Peneliti
(Desman Marinus Gulo)
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
II.
Identitas Mahasiswa Nama
: Desman Marinus Gulo
NIM
: 13.02.06.155
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Tempat /Tanggal Lahir
: Gunungsitoli, 30 Maret 1990
Agama
: Kristen Protestan
Anak Ke
: 3 (Tiga) dari 6 (Enam) Bersaudara
Nama Ayah
: Fagoosi Gulo (Alm)
Nama Ibu
: Filiami Mendrofa
Alamat
: Gunungsitoli-Nias
Riwayat Pendidikan 1997 - 2003
: SD Negeri 075025 Lolofaoso Lalai-Nias
2003 - 2006
: SMP Negeri 2 Hiliduho-Nias
2006 - 2009
: SMK S Kristen BNKP Gunungsitoli-Nias
2009 - 2012
: D-III Keperawatan di Akademi Keperawatan Imelda Medan
2014 - Sekarang
: Sedang
menyelesaikan
Pendidikan
S1
Keperawatan di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
iv
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN Skripsi, April 2015 Desman Marinus Gulo Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Anak Remaja Dalam Mengkonsumsi Alkohol Di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015. xii + 50 hal + 9 tabel + 1 skema + 12 lampiran ABSTRAK Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang mempunyai peran penting di masa yang akan datang dimana mereka diharapkan mampu berprestasi dan mampu menghadapi tantangan yang ada pada masa sekarang dan yang akan datang. Dalam perkembangannya, remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Lingkungan sosial budaya yang tidak positif merupakan faktor resiko bagi remaja untuk terjebak dalam perilaku yang tidak sehat. Mengkonsumsi alkohol merupakan permasalahan yang cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun, remaja mengkonsumsi minuman beralkohol dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuhi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku remaja mengkonsumsi minuman beralkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi berjumlah 56 orang dan jumlah sampel 36 orang dengan teknik Purposive Sampling. Analisa data dengan uji statistik chi square. Hasil tabulasi silang faktor keluarga berpengaruh terhadap perilaku anak remaja mengkonsumsi alkohol dengan hasil (p=0,034), faktor sekolah tidak berpengaruh terhadap perilaku anak remaja mengkonsumsi alkohol dengan hasil (p=0,073) dan faktor lingkungan berpengaruh terhadap perilaku Anak Remaja mengkonsumsi alkohol dengan hasil (p=0,026). Maka ada pengaruh faktor keluarga terhadap perilaku anak remaja mengkonsumsi alkohol, tidak ada pengaruh faktor sekolah terhadap perilaku anak remaja mengkonsumsi alkohol, dan ada pengaruh faktor lingkungan terhadap perilaku anak remaja mengkonsumsi alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan tahun 2015. Untuk itu perlu perhatian penuh bagi remaja terutama keluarga serta dukungan dari tokoh masyarkat atau pemerintah setempat untuk memberikan penyuluhan tentang dampak mengkonsumsi alkohol terutama bagi remaja. Kata kunci : Faktor-Faktor Yang Berpengaruh dalam Mengkonsumsi Alkohol; Anak Remaja. Daftar Pustaka : 13 (2007-2014)
v
STUDY PROGRAM OF NERS FACULTY OF NURSING AND MIDWIFERY UNIVERSITY OF SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN Scription, April 2015 Desman Marinus Gulo Factors Influencing Behavior Of Teenagers In Alcohol Consumption In Sidorame West Village II district of Medan Struggle 2015. xii + 50 page + 9 tables + 1 schemes + 12 attachments ABSTRACT Teenagers are the future generation who have a significant role in the future in which they are expected to perform and able to face the challenges that exist in the present and future. During its development, adolescents are particularly vulnerable to environmental influences. Social and cultural environment that is not positive is a risk factor for teens to get stuck in unhealthy behaviors. Consuming alcohol is a problem that is developing in the world of teenagers and showed an upward trend from year to year, teens consume alcoholic beverages can be influenced by several factors, family factors, school factors and environmental factors. The purpose of this study to mengetahuhi factors that influence the behavior of adolescents consume alcoholic beverages in the Village of West Sidorame II district of Medan struggle in 2015. This type of research is descriptive correlation with cross sectional approach. Population of 56 people and the amount of sample 36 people with purposive sampling technique. Analysis of the data by chi square test. Results of cross tabulation family factors affect the behavior of adolescents consume alcohol with the result (p = 0.034), school factors do not affect the behavior of adolescents consume alcohol with the result (p = 0.073) and environmental factors influence the behavior of young children to consume alcohol with the result ( p = 0.026). Then there is the influence of family factors on the behavior of adolescents consume alcohol, there is no influence of school factors on the behavior of adolescents consume alcohol, and there is the influence of environmental factors on the behavior of adolescents consume alcohol in the Village of West Sidorame II district of Medan Struggle 2015. To that need attention full of teenagers, especially the family and the support of community leaders or local government to provide education about the effects of alcohol consumption, especially for adolescents. Keywords : Factors Influencing the Consumption of Alcohol; Teen. Bibliography : 13 (2007-2014)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan rahmatNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Anak Remaja Dalam Mengkonsumsi Alkohol Di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk
menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan di Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada : 1.
Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Indonesia Medan.
2.
Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan.
3.
Ns. Janno Sinaga, M.Kep, Sp.KMB, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan.
4.
Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan.
5.
Asima Sirait, S.Pd, M.Kes, selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan untuk penyusunan skripsi ini.
6.
Ns. Agnes Marbun, S.Kep, selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan untuk penyusunan skripsi ini.
7.
Laurentius, S.Sos, selaku Lurah Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan yang telah memberi izin untuk penelitian.
8.
Dosen dan seluruh staf pegawai Pendidikan Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
vii
9.
Yang teristimewa kepada orang tua yang tercinta serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan baik secara materi, motivasi, dan doa dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa/I yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan peneliti selanjutnya, akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih.
Medan, April 2015 Peneliti
(Desman Marinus Gulo)
viii
DAFTAR ISI COVER DALAM................................................................................................... PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................................... PERNYATAAN ..................................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. ABSTRAK.............................................................................................................. ABSTRACT ........................................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................... DAFTAR ISI .......................................................................................................... DAFTAR TABEL .................................................................................................. DAFTAR SKEMA................................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
Hal i ii iii iv v vi vii viii x xi xii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................. A. Latar Belakang ................................................................................. B. Rumusan Masalah............................................................................ C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 1. Tujuan Umum ........................................................................... 2. Tujuan Khusus .......................................................................... D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 1. Remaja ...................................................................................... 2. Keluarga.................................................................................... 3. Lingkungan ............................................................................... 4. Peneliti Selanjutnya ..................................................................
1 1 4 4 4 4 4 4 5 5 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ A. Remaja ............................................................................................. 1. Pengertian Remaja .................................................................... 2. Ciri-ciri Masa Remaja............................................................... 3. Tahap Perkembangan Remaja................................................... 4. Perkembangan Fisik Pada Remaja............................................ B. Perilaku ............................................................................................ 1. Pengertian Perilaku ................................................................... 2. Pembagian Perilaku .................................................................. 3. Domain Perilaku ....................................................................... C. Alkohol ............................................................................................ 1. Pengertian Alkohol ................................................................... 2. Faktor Determinan Penyalahgunaan Alkohol........................... 3. Penyalahgunaan Alkohol .......................................................... 4. Dampak Minuman Beralkohol.................................................. D. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Remaja .................... 1. Faktor Keluarga ........................................................................ 2. Faktor Sekolah .......................................................................... 3. Faktor Lingkungan....................................................................
6 6 6 7 8 8 10 10 11 14 17 17 18 19 20 22 22 24 27
ix
E. Kerangka Konsep............................................................................. F. Hipotesis Penelitian .........................................................................
28 28
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... A. Desain Penelitian ............................................................................. B. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian ......................................... 1. Lokasi Penelitian ...................................................................... 2. Waktu Penelitian ...................................................................... C. Populasi Dan Sampel ....................................................................... 1. Populasi..................................................................................... 2. Sampel ...................................................................................... D. Defenisi Operasional........................................................................ E. Aspek Pengukuran ........................................................................... 1. Pengukuran Faktor Keluarga Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol ................ 2. Pengukuran Faktor Sekolah Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol ................................ 3. Pengukuran Faktor Lingkungan Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol ................ 4. Pengukuran Mengkonsumsi Alkohol........................................ F. Alat Dan Prosedur Pengumpulan Data ............................................ G. Etika Penelitian ................................................................................ G. Pengolahan Dan Analisa Data ......................................................... 1. Pengolahan Data....................................................................... 2. Analisa Data .............................................................................
30 30 30 30 30 30 30 30 31 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. A. Hasil Penelitian ................................................................................ 1. Gambaran Umum Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan .. Medan Perjuangan .................................................................... 2. Analisa Univariat ...................................................................... 3. Analisa Bivariat ........................................................................ B. Pembahasan...................................................................................... 1. Interpretasi dan Diskusi Hasil .................................................. 2. Keterbatasan Penelitian.............................................................
38 38
BAB V
51 51 51
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. A. Kesimpulan ...................................................................................... B. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
32 33 34 35 35 35 36 36 37
38 39 41 43 43 50
DAFTAR TABEL Hal Tabel 3.1
Defenisi Operasional ............................................................................
31
Tabel 4.1
Distribusi Frekwensi responden berdasarkan Karakteristik Umur dan Pendidikan di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan PerjuanganMaret 2015 (n=36) .............................................................
39
Distribusi Frekwensi Responden berdasarkan Faktor Keluarga di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Maret 2015 (n=36) ..........................................................................................
39
Distribusi Frekwensi Responden berdasarkan Faktor Sekolah di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Maret 2015 (n=36) ..........................................................................................
40
Distribusi Frekwensi Responden berdasarkan Faktor Lingkungan di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Maret 2015 (n=36) ..........................................................................................
40
Distribusi Frekwensi Responden berdasarkan Mengkonsumsi Alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Maret 2015 (n=36) ............................................................
40
Tabulasi Silang berdasarkan Faktor Keluarga terhadap Mengkonsumsi Alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Maret 2015 (n=36) ................................................
41
Tabulasi Silang berdasarkan Faktor Sekolah terhadap Mengkonsumsi Alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Maret 2015 (n=36) ................................................
42
Tabulasi Silang berdasarkan Faktor Lingkungan terhadap Mengkonsumsi Alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Maret 2015 (n=36) ................................................
43
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
xi
DAFTAR SKEMA Hal Skema 2.1 Kerangka Konsep ...............................................................................
xii
28
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Izin Memperoleh Data Dasar dari Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan Lampiran 2 Surat Rekomendasi Pengambilan Data dari Badan Penelitian Dan Pengembangan Kota Medan Lampiran 3 Surat Izin Memperoleh Data Dasar dari Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 5 Lembar Kuesioner Penelitian Lampiran 6 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan Lampiran 7 Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Penelitian Dan Pengembangan Kota Medan Lampiran 8 Surat Izin Penelitian dari Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Lampiran 9 Surat Balasan telah Selesai Penelitian dari Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Lampiran 10 Master Data Lampiran 11 Hasil Uji Statistik Lampiran 12 Lembar Konsul
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang mempunyai peran penting di masa yang akan datang dimana mereka diharapkan mampu berprestasi dan mampu menghadapi tantangan yang ada pada masa sekarang dan yang akan datang. Remaja perlu dipersiapkan sejak dini baik secara mental maupun secara spiritual. Secara mental remaja diharapkan mampu memecahkan masalah yang dihadapi, diantaranya hambatan, kesulitan, kendala dan penyimpangan dalam kehidupan termasuk dalam kehidupan sosial sesuai dengan tugas perkembangan yang dilaluinya (Ali & Asrori, 2010).
Dalam perkembangannnya, remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Lingkungan sosial budaya yang tidak positif merupakan faktor resiko bagi remaja untuk terjebak dalam perilaku yang tidak sehat, misalanya : merokok, minumminuman keras, penggunaan narkoba, seks pranikah, tawuran, tindakan kriminal, dan kebut-kebutan dijalan. Penyalahgunaan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalan, perkelahian, munculnya geng-geng remaja, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja. Penelitian yang dilakukan pula oleh Purnomowardani, yang mengemukakan bahwa sebagian besar korban penyalahgunaan narkotika dan minuman keras adalah remaja, yang terbagi dalam golongan umur 14–16 tahun (47,7%), golongan umur 17–20 tahun (51,3), golongan umur 21–24 tahun (31%) (Purnomowardani, 2010).
Data menurut WHO tahun 2011, tercatat 91 juta penduduk dunia penggunaan alkohol. Jumlah tersebut 41% pengguna alkohol adalah remaja dan penyebab utama terjadinya kecelakaan dan tindak kriminal di dunia. Penduduk dunia meninggal akibat alkohol berjumlah 2,5 juta dan 9% kematian tersebut terjadi pada remaja.
1
2
Alkohol di dunia barat sudah menjadi lazim dan diterima dalam pergaulan sosial dan hampir dikonsumsi setiap hari (Verdian, 2013).
Berdasarkan hasil data Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) tahun 2013, memperlihatkan bahwa pemakai narkotika dan minuman keras di Indonesia secara nasional terbanyak dari golongan pelajar, baik SMP, SMA, maupun mahasiswa, yang jumlahnya mencapai 70%, sedangkan yang lulusan SD hanya 30%, dan sebagian besar dari mereka berasal dari golongan menengah ke atas (Verdian, 2013).
Laporan Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2012, menyatakan bahwa di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir lebih tinggi pada daerah pedesaan sebesar 7.7%, konsumsi alkohol 1 bulan terakhir adalah 71.6%, tidak konsumsi alkohol 12 bulan terakhir adalah 92.3%. Sedangkan pengguna alkohol pada remaja di Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhir adalah 4.5%, konsumsi alkohol 1 bulan terakhir adalah 67.0%, tidak konsumsi alkohol 12 bulan terakhir adalah 95.5% (Humaidah, 2013).
Berdasarkan hasil data yang diperoleh di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan menyatakan remaja yang mengkonsumsi alkohol semakin meningkat. Data tahun 2012 remaja yang mengkonsumsi alkohol mencapai sekitar 25 % dan data tahun 2013 remaja yang mengkonsumsi alkoho mencapai sekitar 38%. Dari data tersebut anak remaja yang mengkonsumsi alkohol adalah rata-rata remaja laki-laki.
Faktor yang menyebabkan remaja mengkonsumsi alkohol adalah pengaruh dari lingkungan dengan ungkapan meminum alkohol bisa mempunyai banyak teman, mengikuti teman atau masyarakat disekitar lingkungan rumah. Pengaruh dari keluarga yaitu orang tua yang sering mengkonsumsi alkohol, tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua, kondisi keluarga yang tidak harmonis, dan perceraian orang tua. Faktor lain yang dapat berpengaruh adalah lingkungan sekolah, karena
3
sekolah yang tidak ada displin dan suasana sekolah yang bebas akan mendorong siswa berbuat sesukanya tanpa rasa segan terhadap guru. Hal ini akan berakibat siswa sulit untuk dikendalikan, baik selama berada di sekolah maupun di rumah.
Selain itu alkohol juga dapat berpengaruh terhadap lingkungan masyarakat, hal ini dapat menggangu kenyamanan dan kententraman dalam keluarga contoh dari lingkungan seperti ketidakstabilan dalam kehidupan sosial politik, krisis ekonomi, perceraian orang tua, sikap dan perlakuan orang tua yang otoriter atau kurang memberikan kasih sayang dan pelecehan nilai-nilai moral atau agama, atau masyarakat menjadi resah. Jika hal ini diabaikan maka akan menyebabkan penurunan sumber daya pada remaja yang dikenal sebagai generasi muda Indonesia. (Pitasari, 2013).
Dari hasil penelitian Subiyantoro Kelurahan Pacar Kembang Kecamatan Tambak Sari Surabaya tahun 2011, menunjukan faktor yang mempengaruhi remaja mengkonsumsi minuman beralkohol adalah faktor keluarga (53%), faktor individu (60 %) dan faktor lingkungan (86%) dan faktor dominan yang mempengaruhi remaja mengkonsumsi minuman beralkohol adalah faktor lingkungan (86%), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi remaja mengkonsumsi minuman beralkohol adalah faktor lingkungan (86%).
Berdasarkan hasil survei awal, peneliti menemukan bahwa yang mengkonsumsi alkohol adalah anak remaja laki-laki. Mereka biasa mengkonsumsi alkohol pada malam hari sambil berkumpul disuatu tempat yang tersembunyi dan gelap karena takut ketahuan sama orang tua mereka.
Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti kepada 3 orang anak remaja mengatakan bahwa masa remaja adalah masa untuk bergaul sama teman dan menikmati masa-masa remaja, dan juga mengatakan karena lingkungan yang mereka tinggal kebanyakan orang tua yang menkonsumsi alkohol makanya ingin mencoba mengkonsumsi alkohol.
4
Melihat fenomena diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku remaja dalam mengkonsumsi alkohol di kelurahan sidorame barat II kecamatan medan perjuangan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Faktor-Faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap perilaku anak remaja dalam mengkosumsi alkohol di kelurahan sidorame barat II kecamatan medan perjuangan?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku remaja dalam mengkonsumsi alkohol di kelurahan sidorame barat II kecamatan medan perjuangan? 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh faktor keluarga terhadap perilaku remaja dalam mengkonsumsi alkohol? b. Untuk mengetahui pengaruh faktor sekolah terhadap perilaku remaja dalam mengkonsumsi alkohol? c. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap perilaku remaja dalam mengkonsumsi alkohol?
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Keperawatan Komunitas Sebagai sumber informasi dalam memberikan penyuluhan bagi remaja untuk menguatkan kepribadiannya
dengan pengetahuan dasar yang benar tentang
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan juga kepada orang tua untuk
dapat
mencegah anak remajanya untuk tidak terlibat dalam mengkonsumsi alkohol.
5
2. Bagi Keluarga Dapat memberikan wawasan bagi keluarga untuk lebih memberikan perhatian dan menciptakan suasana dirumah yang aman dan nyaman sekaligus memberikan suatu teladan yang baik bagi anak remaja. 3. Tokoh Masyarakat Dapat memberikan pengaruh lingkungan yang positif bagi kepribadian dan perilaku anak remaja dalam bersosialisasi di disekitar lingkungannya baik dalam berkomunikasi dan pergaulan sehari-hari. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai sumber data dan informasi pengembangan penelitian selanjutnya mengenai faktor yang berpengaruh terhadap perilaku anak remaja dalam mengkonsumsi alkohol.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja merupakan penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa dewasa, ada yang memberi istilah puberty (Inggris), pubertiet (Belanda), pubertas (Latin) yang berarti kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-tanda kedewasaan. Adapula yang menggunakan istilah adulescentio (Latin) yaitu masa muda. Istilah kata pubescente yang berasal dari kata pubis yang dimaksud pubishair atau rambut di sekitar kemaluan dengan tumbuhnya rambut tersebut merupakan tanda masa kanak-kanak sudah berakhir dan menuju kematangan atau kedewasaan seksual (Ali & Asrori, 2011).
Perubahan psikologis yang terjadi pada remaja meliputi intelektual, kehidupan emosi, dan kehidupan sosial. Perubahan fisik mencakup organ seksual yaitu alatalat reproduksi sudah mencapai kematangan dan mulai berfungsi dengan baik (Sarwono, 2011).
Sarwono tahun 2011 mendefinisikan remaja berdasarkan definisi konseptual World Health Organization (WHO) yang mendefinisikan remaja berdasarkan tiga kriteria, yaitu : biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. 1.
Remaja adalah situasi masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2.
Remaja adalah suatu masa ketika individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3.
Remaja adalah suatu masa ketika terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
6
7
2. Ciri-Ciri Masa Remaja Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri remaja menurut Tarwoto tahun 2010, antara lain: 1. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. 2. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. 3. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran, perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan. 4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. 5. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut. 6. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kaca mata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya dalam cita-cita. 7. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan di dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
8
3. Tahap Perkembangan Remaja Tahap perkembangan masa remaja dibagi menjadi tiga tahap perkembangan yaitu: 1. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain : a. Lebih dekat dengan teman sebaya b. Ingin bebas c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya 2. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain : a. Mencari identitas diri b. Timbulnya keinginan untuk kencan c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam d. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak e. Berkhayal tentang aktivitas seks 3. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain : a. Pengungkapan identitas diri b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya c. Mempunyai citra jasmani dirinya d. Dapat mewujudkan rasa cinta e. Mampu berfikir abstrak (Tarwoto, 2010). 4. Perkembangan Fisik Pada Remaja Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Berikut ini adalah uraian lebih lanjut mengenai kedua hal tersebut. a. Ciri-ciri seks primer Dalam modul kesehatan reproduksi remaja disebutkan bahwa ciri-ciri seks primer pada remaja adalah : 1. Remaja laki-laki
9
Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi bila telah mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi pada remaja lakilaki usia 10-15 tahun 2. Remaja Perempuan Jika remaja perempuan sudah mengalami menarche (menstruasi). Menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung darah. b. Ciri-ciri seks sekunder Menurut Sarwono (2011), Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja adalah sebagai berikut : 1. Remaja laki-laki a. Bahu melebar, pinggul menyempit b. Pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin, ketiak, dada,tangan, dan kaki c. Kulit menjadi lebih kasar dan tebal d. Produksi keringat menjadi lebih banyak 2. Remaja Perempuan a. Pinggul lebar, bulat dan membesar, putting susu membesar dan menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. b. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif lagi. c. Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa d. Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu (Ali & Asrori, 2011).
10
B. Perilaku 1. Pengertian Perilaku Menurut Skiner dalam Notoatmodjo Tahun 2010, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Perilaku manusia dari segi biologis adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja dan sebagainya. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus Skinner membedakan perilaku menjadi dua : a. Perilaku tertutup (Covert behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi,
pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. b. Perilaku terbuka (Overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain. Skinner dalam Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan atau respon, respon dibedakan menjadi dua respon : 1. Respondent respons atau reflexive, ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu yang relatif tetap. Responden respons mencakup juga perilaku emosional. 2. Operant respons atau instrumental respons adalah respon yang timbul berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimuly atau reinforcer. Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun luar individu.
11
Seperti yang telah disebutkan di atas, sebagian besar perilaku manusia adalah operant response. Oleh sebab itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning menurut Skiner adalah sebagai berikut: a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk. b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud. c. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut. d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun. 2. Pembagian Perilaku Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang atau organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklarifikasikan menjadi tiga kelompok: 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance) adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh karena itu, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga aspek yaitu: a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
12
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin. c. Perilaku gizi atau makanan dan minuman, makan dan minuman dapat memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut. 2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan atu health seeking behaviour. Perilaku ini adalah menyangkut upaya dan tindakan seseorang saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan dan perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri. 3. Perilaku kesehatan lingkungan Perilaku kesehatan lingkungan adalah tentang bagaimana seseorang meresponlingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga
tidak
mengganggu
kesehatannya
sendiri,
keluarga,
atau
masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, dan sebagainya (Fitriani, 2011). Beberapa klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan, yaitu: a. Perilaku hidup sehat (Healty Behavior) adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain: 1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). 2. Olah raga yang teratur, juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olah raga.
13
3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan buruk yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok, khususnya di Indonesia, seolaholah sudah membudaya. Hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil suatu penelitian, sekitar 15% remaja Indonesia telah merokok. 4. Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minum miras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahanbahan berbahaya lainya) juga cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum miras ini. 5. Istirahat yang cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk menyesuaikan dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan,
sehingga
waktu
istirahat
berkurang.
Hal
ini
dapat
membahayakan kesehatan. 6. Mengendalikan stress. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat kita dihindari, yang penting dijaga agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif. 7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya: tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan. b. Perilaku sakit (illness behavior) Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuannya tentang penyebab dan gejala sakit, penguatan penyakit, dan sebagainya.
14
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior) Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran yang mencakup hak-hak orang sakit (obligation). Hak dan kewajiban harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain atau terutama keluarganya, yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit atau the sick role (Fitriani, 2011).
3. Domain Perilaku Menurut Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo Tahun 2010 seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni: kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yaitu : 1. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Secara garis besar Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik di seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
15
3. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan kriteria yang telah ada.
2. Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tersebut tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
16
a. Komponen Pokok Sikap Menurut Fitriani tahun 2011, menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu: 1. kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek 2. kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek; 3. kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. b. Berbagai Tingkatan Sikap Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan: menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsible).
3. Praktik atau tindakan (practice) Suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk mewujudkan suatu sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya dari orang terdekat. Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan: a. Respons terpimpin (guided response), yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. b. Mekanisme (mecanisme), melakukan sesuatu secara benar dan otomatis sehingga menjadi suatu kebiasaan. c. Adopsi (adoption), yaitu suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik
17
C. Alkohol 1. Pengertian Alkohol Minuman keras atau alkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman keras dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu (Kartono, 2014)
Minuman keras telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan panjang peradaban manusia. Bangsa Mesir kuno percaya bahwa bouza, sejenis bir, merupakan penemuan Dewi Osiris dan merupakan makanan sekaligus minuman. Anggur juga ditemukan oleh bangsa Mesir kuno dan dipergunakan untuk perayaan atau upacara keagamaan dan sekaligus sebagai obat. Dalam perkembangan selanjutnya, anggur dianggap sebagai minuman kaum ningrat (aristocrat) dan bir adalah minuman rakyat jelata (masses). Di negara Indonesia juga dijumapi banyak minuman tradisional yang mengandung alkohol seperti tuak, arak dan lainnya. Setelah melalui perjalanan sejarah yang amat panjang barulah pada paruh pertengahan abad 18 para dokter di Inggris menemukan adanya efek buruk alkohol terhadap kesehatan. Penemuan ini akhirnya melahirkan suatu peraturan mengenai penggunaan minuman keras sebagai Gin Act tahun 1751 (Humaidah, 2013).
Penyalahgunaan alkohol telah menjadi masalah pada hampir setiap negara di seluruh dunia. Tingkat konsumsi alkohol di setiap Negara berbeda-beda tergantung pada kondisi sosio kultural, pola religius, kekuatan ekonomi, serta bentuk kebijakan dan regulasi alkohol di tiap negara (Verdian, 2013)
Pada saat ini terdapat kecenderungan penurunan angka pecandu alkohol di negaranegara maju namun angka pecandu alkohol ini justru meningkat pada negaranegara berkembang. World Health Organization (WHO) memperkirakan saat ini jumlah pecandu alkohol diseluruh dunia mencapai 64 juta orang, dengan angka ketergantungan yang beragam di setiap negara. Di Amerika misalnya, terdapat
18
lebih dari 15 juta orang yang mengalami ketergantungan alkohol dengan 25% diantaranya adalah pecandu dari kalangan wanita (Kartono, 2014)
2. Faktor Determinan Penyalahgunaan Alkohol Terdapat 4 kelompok determinan dari penyalahgunaan alkohol yaitu sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan yang mana peranannya sangat kompleks dan saling terkait satu sama lainnya. a. Sosial Penggunaan alkohol sering kali didasari oleh motif-motif sosial seperti meningkatkan prestige ataupun adanya pengaruh pergaulan dan perubahan gaya hidup. Selain itu faktor sosial lain seperti sistem norma dan nilai keluarga dan masyarakat juga menjadi kunci dalam permasalahan penyalahgunaan alcohol. b. Ekonomi Masalah penyalahgunaan alkohol bisa ditinjau dari sudut ekonomi. Tentu saja meningkatnya jumlah pengguna alkohol di Indonesia juga dapat diasosiasikan dengan faktor keterjangkauan harga minuman keras import atau lokal dengan daya beli atau kekuatan ekonomi masyarakat. Dan secara makro, industri minuman keras baik itu ditingkat produksi, distribusi, dan periklanan ternyata mampu menyumbang porsi yang cukup besar bagi pendapatan negara. c. Budaya Melalui sudut pandang budaya dan kepercayaan masalah alkohol juga menjadi sangat kompleks. Di Indonesia banyak dijumpai produk lokal minuman keras yang merupakan warisan tradisional seperti tua dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat dengan alasan tradisi. Sementara bila tradisi budaya tersebut dikaitkan dengan sisi agama dimana mayoritas masyarakat Indonesia adalah kaum muslim yang notabene melarang konsumsi alkohol, hal ini tentu saja menjadi sangat bertolak belakang. d. Lingkungan Peranan
negara
dalam
menciptakan
lingkungan
yang
bersih
dari
penyalahgunaan alkohol menjadi sangat vital. Bentuk peraturan dan regulasi
19
tentang minuman keras, serta pelaksanaan yang tegas menjadi kunci utama penanganan masalah alkohol ini. Selain itu yang tidak kalah penting adalah peranan provider kesehatan dalam mempromosikan kesehatan terkait masalah alkohol baik itu sosialisasi di tingkat masyarakat maupun advokasi pada tingkatan decision maker (Sarwono, 2011).
3. Penyalahgunaan alkohol Penyalahgunaan alkohol dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori utama menurut respon serta motif individu terhadap pemakaian alkohol itu sendiri. a. Penggunaan alkohol yang bersifat eksperimental. Kondisi penggunaan alkohol pada tahap awal yang disebabkan rasa ingin tahu dari seorang remaja . Sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya, remaja selalu ingin mencari pengalaman baru atau sering juga dikatakan taraf coba-coba, termasuk juga mencoba menggunakan alkohol. b. Penggunaan alkohol yang bersifat rekreasional. Penggunaan alkohol pada waktu berkumpul bersama-sama teman sebaya, misalnya pada waktu pertemuan malam minggu, ulang tahun atau acara pesta lainnya. Penggunaan ini mempunyai tujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya. c. Penggunaan alkohol yang bersifat situasional. Seseorang mengkonsumsi alkohol dengan tujuan tertentu secara individual, hal itu sebagai pemenuhan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi. Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk melarikan diri dari masalah, konflik, stress dan frustasi. d. Penggunaan alkohol yang bersifat penyalahgunaan. Penggunaan alkohol yang sudah bersifat patologis, sudah mulai digunakan secara rutin, paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan. Sudah terjadi penyimpangan perilaku, mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial, seperti di lingkungan pendidikan atau pekerjaan. e. Penggunaan alkohol yang bersifat ketergantungan. Penggunaan alkohol yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan adanya toleransi dan sindroma putus zat alkohol. Suatu kondisi dimana indidvidu yang biasa menggunakan zat adiktif
20
alkohol secara rutin pada dosis tertentu akan menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti memakai, sehingga akan menimbulkan gejala sesuai dengan macam zat yang digunakan.
Berdasarkan respon individu terhadap penyalahgunaan alkohol seperti tersebut diatas, dampak yang diakibatkan oleh individu yang sudah berada pada fase penyalahgunaan dan ketergantungan adalah paling berat. Individu yang sudah berada pada fase penyalahgunaan dan ketergantungan akan dapat berperilaku anti sosial. Perilaku agresif, emosional, acuh, dan apatis terhadap permasalahan dan kondisi sosisalnya adalah sifat-sifat yang sering muncul pada orang dengan penyalahgunaan dan ketergantungan terhadap alkohol.
Pada fase eksperimental, rekreasional dan situasional, dampak yang muncul biasanya diakibatkan oleh perilaku kelompok remaja pemakai alkohol pada tahap ini. Kebut-kebutan di jalan, pesta pora, aktivitas seksual, perkelahian, dan tawuran adalah perilaku yang sering ditunjukkan oleh kelompok remaja pemakai alkohol pada tahap awal ini (Kartono, 2014)
4. Dampak Minuman Beralkohol Dampak negatif penggunaan alkohol dikategorikan menjadi 3, yaitu dampak fisik, dampak neurologi dan psikologi, juga dampak sosial. a. Dampak Fisik Beberapa penyakit yang diyakini berasosiasi dengan kebiasaan minum alkohol antara lain serosis hati, kanker, penyakit jantung dan syaraf. Sebagian besar kasus serosis hati (liver cirrhosis) dialami oleh peminum berat yang kronis. Sebuah studi memperkirakan bahwa konsumsi 210 gram alkohol atau setara dengan minum sepertiga botol minuman keras (liquor) setiap hari selama 25 tahun akan mengakibatkan serosis hati.
Berkaitan dengan kanker terdapat bukti yang konsisten bahwa alkohol meningkatkan resiko kanker di beberapa bagian tubuh tertentu, termasuk:
21
mulut, kerongkongan, tenggorokan, larynx dan hati. Alkohol memicu terjadinya kanker melalui berbagai mekanisme. Salah satunya alkohol mengkatifkan ensim-ensim tertentu yang mampu memproduksi senyawa penyebab kanker. Alkohol dapat pula merusak DNA, sehingga sel akan berlipatganda (multiplying) secara tak terkendali (Tarwoto, 2010).
Peminum minuman keras cenderung memiliki tekanan darah yang relatif lebih tinggi dibandingkan non peminum (abstainer), demikian pula mereka lebih berisiko mengalami stroke dan serangan jantung. Peminum kronis dapat pula mengalami berbagai gangguan syaraf mulai dari dementia (gangguan kecerdasan), bingung, kesulitan berjalan dan kehilangan memori. Diduga konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menimbulkan defisiensi thiamin, yaitu komponen vitamin B komplek berbentuk kristal yang esensial bagi berfungsinya sistem syaraf.
b. Dampak Psikoneurologis Pengaruh addictive, imsonia, depresi, gangguan kejiwaaan, serta dapat merusak jaringan otak secara permanen sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar, dan gangguan neurosis lainnya (Sarwono, 2011)
c. Dampak Sosial Dampak sosial yang berpengaruh bagi orang lain, di mana perasaan pengguna alkohol sangat labil, mudah tersinggung, perhatian terhadap lingkungan menjadi terganggu. Kondisi ini menekan pusat pengendalian diri sehingga pengguna menjadi agresif, bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan yang melanggar norma bahkan memicu tindakan kriminal serta meningkatkan resiko kecelakaan (Sarwono, 2011).
Berdasarkan kisaran waktu (periode) pengaruh penggunaan alkohol dibedakan menjadi dua kategori :
22
a. Pengaruh jangka pendek Walaupun pengaruhnya terhadap individu berbeda-beda, namun terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah Blood Alkohol Concentration (BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Resiko intoksikasi (mabuk) merupakan gejala pemakaian alkohol yang paling umum. Penurunan kesadaran seperti koma dapat terjadi pada keracunan alkohol yang berat demikian juga nafas terhenti hingga kematian. Selain itu efek jangka pendek alkohol dapat menyebabkan hilangnya produktifitas kerja. Alkohol juga dapat menyebabkan perilaku kriminal. Ditenggarai 70% dari narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindakkekerasan dan lebih dari 40% kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh alkohol. b. Pengaruh Jangka Panjang Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit khronis seperti kerusakan jantung, tekanan darah tinggi, stroke, kerusakan hati, kanker saluran pencernaan, gangguan pencernaan lain misalnya
tukak
lambung,
impotensi
dan
berkurangnya
kesuburan,
meningkatnya resiko terkena kanker payudara, kesulitan tidur, kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan, sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi (Tarwoto, 2010)
D. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Remaja 1. Faktor Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak. Umur 4-6 tahun dianggap sebagai titik awal proses identifikasi diri menurut jenis kelamin, peranan ibu dan ayah atau orang tua pengganti (nenek, kakek dan orang dewasa lainnya) sangat besar. Peran sebagai wanita dan Prias harus jelas. Dalam mendidik, ibu dan ayah harus bersikap konsisten, terbuka, bijaksana, bersahabat, ramah, tegas, dan dapat lancar, maka dapat timbul proses identifikasi yang benar. Masa remaja merupakan pengembangan identitas diri, dimana remaja berusaha mengenal diri sendiri, ingin mengetahui bagaimana orang lain
23
menilainya, dan mencoba menyesuaikan diri dengan harapan orang lain (Jhonson & Leny, 2010) Lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh terhadap perilaku remaja adalah sebagai berikut. 1. Pola Asuh Keluarga Proses sosialisasi sangat dipengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga, di antaranya sebagai berikut. a. Sikap orang-tua yang otoriter (mau menang sendiri, selalu mengatur, semua perintah harus diikuti tanpa memperhatikan pendapat dan kemauan anak) akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian remaja. Ia akan berkembang menjadi penakut, tidak memiliki rasa percaya diri, merasa tidak berharga, sehingga proses sosialisasi menjadi terganggu. b. Sikap orang-tua yang permisif (serba boleh, tidak pernah melarang, selalu menuruti kehendak anak, selalu memanjakan) akan menumbuhkan sikap ketergantungan dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial diluar keluarga. c. Sikap orang tua yang selalu membandingkan anak-anaknya, akan menumbuhkan persaingan tidak sehat dan saling curiga antar saudara. d. Sikap orang-tua yang berambisi dan selalu menuntut anaknya, akan berakibat anak cenderung mengalami frustrasi, takut gagal, dan merasa tidak berharga. e. Orang tua yang demokratis, akan mengakui keberadaan anak sebagai individu dan makluk sosial serta mau mendengarkan dan menghargai pendapat anak. Kondisi ini akan menimbulkan keseimbangan antara perkembangan individu dan sosial, sehingga anak akan memperoleh suatu kondisi mental yang sehat (Tridhonanto, 2014). 2. Kondisi keluarga Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak. Sebaliknya, Orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga dan anak
24
akan “melarikan diri” dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian dan kematian, atau keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Pendidikan moral dalam keluarga adalah upaya menanamkan nilai–nilai akhlak atau budi pekerti kepada anak di rumah. Pengertian budi pekerti mengandung nilai-nilai berikut ini. 1. Keagamaan Pendidikan agama diharapkan dapat menumbuhkan sikap anak yang mampu menjauhi halhal yang dilarang dan melaksanakan perintah agama. Menaamkan norma agama dianggap sangat besar peranannya terutama dalam menghadapi situasi globalisasi yang berakibat bergesernya nilai kehidupan. Remaja yang taat norma agama akan terhindar atau mampu bertahan terhadap pengaruh buruk di lingkungannya. 2. Kesusilaan meliputi nilai-nilai yang berkaitan dengan orang lain, misalnya sopan santun, kerjasama, tenggang rasa, saling menghayati, saling menghormati , menghargai orang lain dan sebagainya. 3. Kepribadian, memiliki nilai dalam kaitan pengembangan diri, misalnya keberanian, rasa malu, kejujuran, kemandirian dan sebagainya. Penanaman nilai-nilai budi pekerti dalam keluarga dapat dilakukan melalui keteladanan orang-tua atau orang dewasa. Bacaan yang sehat , pemberian tugas, dan komunikasi efektif antar anggota keluarga. sebaliknya, apabila keluarga tidak peduli terhadap hal ini, misalnya membiarkan anak tanpa komunikasi dan memperoleh nilai diluar moral agama dan sosial, membaca buku dan menonton VCD porno, bergaul bebas, minuman keras, merokok akan berakibat buruk terhadap perkembangan jiwa remaja (Jhonson & Leny, 2010) 2. Faktor Sekolah Pengaruh yang juga cukup kuat dalam perkembangan remaja adalah lingkungan sekolah. Umumnya orang tua menaruh harapan yang besar pada pendidikan di
25
sekolah.
Oleh
karena
itu,
dalam
memilih
sekolah
orang
tua
perlu
mempertimbangkan hal sebagai berikut. 1. Suasanan Sekolah Prasyarat terciptanya lingkungan kondusif bagi kegiatan belajar mengajar adalah suasana sekolah. Baik buruknya suasana sekolah sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru, sarana pendidikan dan disiplin sekolah tersebut. Suasana sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja yaitu dalam hal : a. Kedisiplinan Sekolah yang tertib dan teratur akan membangkitkan sikap dan perilaku disiplin pada siswa. Sebaliknya suasanasekolah yang kacau dan disiplin longgar akan berisiko, bahwa siswa dapat berbuat semaunya dan terbiasa dengan hidup tidak tertib, tidak memiliki sikap saling menghormati, cenderung brutal dan agresif. b. Kebiasaan belajar Suasana sekolah yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar akan berpengaruh terhadap menurunnya minat dan kebiasaan belajar. Akibatnya, prestasi belajar menurun dan selanjutnya diikuti dengan perilaku yang sesuai
dengan
norma
masyarakat,
misalnya
sebagai
kompensasi
kekurangannya di bidang akademik, siswamenjadi nakal dan brutal. c. Pengendalian diri Suasana bebas di sekolah dapat mendorong siswa berbuat sesukanya tanpa rasa segan terhadap guru. Hal ini akan berakibat siswa sulit untuk dikendalikan , baik selama berada di sekolah maupun di rumah. Suasana sekolah yang kacau akan menimbulkan hal-hal yang kurang sehat bagi remaja, misalnya penyalahgunaan NAPZA, perkelahian, kebebasan seksual, dan tindak kriminal lainnya. 2. Bimbingan Guru Di sekolah remaja menghadapi beratnya tuntutan guru, Orang tua dan saratnya kurikulum sehingga dapat menimbulkan beban mental. Dalam haliniperan wali
26
kelas dan guru pembimbing sangat berarti Apabila guru pembimbing sebagai konselor sekolah tidak berperan, maka siswa tidak memperoleh bimbingan yang sewajarnya. Untuk menyalurkan minat, bakat dan hobi siswa, perlu dikembangkan kegiatan ekstrakurikuler dengan bimbingan guru. Dalam proses belajar mengajar, guru tidak sekedar mengalihkan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam kurilukum tertulis (Written Curriculum), melainkan juga memberikan nilai yang terkandung didalamnya (hidden curriculum), misalnya kersama, sikap empati, mau mendengarkan orang lain, menghargai dan sikap lain yang dapat membuahkan kecerdasan emosional. Apabila guru tidak peduli terhadap hal tersebut, sulit diharapkan perkembangan jiwa siswa secara optimal. Oleh sebab itu dalam upaya mengoptimalkan perkembangan jiwa remaja di sekolah, guru diharapkan : 1. Memperhatikan pendekatan yang individual, karena setiap siswa memiliki sifat, bakat,minat dan kemampuan 2. Bersedia mendengarkan dan memperhatikan keluhan siswa 3. Memiliki kepekaan “ membaca “ kondisi batin ( mood ) siswa 4. Perilaku guru dapat dijadikan teladan bagi siswa. 5. Memperhatikan dan menciptakan rasa aman bagi seluruh siswa di sekolah. 6. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti melalui proses pembiasaan, misalnya sopan santun, menghargai orang lain, bekerja sama, mengendalikan emosi, kejujuran dan sebagainya. 7. Berpikir positif ( positive thinking ) terhadap siswa 8. Memberikan penghargaan atas keberhasilan siswa 9. Bersikap sadar,dewasa dan terbuka dalam menilai perilaku siswa. 10. Memahami prinsip dasar perkembangan jiwa remaja agar dapat memahami dan menghargai siswa 11. Menghindari sikap mengancam terhadap siswa. 12. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktualisasi kan diri
27
13. Mengendalikan emosi dan menyesuaikan diri dengan cara siswa berkomunikasi (Tarwoto, 2010).
3. Faktor Lingkungan Dalam kehidupanya, manusia dibimbing oleh nilai-nilai yang merupakan pandangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Nilai yang baik harus diikuti, dianut, sedangkan yang buruk harus dihindari, sesuai dengan aspek rohaniah dan jasmaniah yang ada pada manusia, maka manusia dibimbing oleh pasangan nilai materi dan nonmateri. Apabila manusia hendak hidup secara damai di masyarakat, maka sebaiknya kedua nilai yang merupakan pasangan tadi diserasikan akan tetapi kenyataan dewasa ini menunjukkan bahwa nilai materi mendapat tekanan lebih besar daripada nilai non-materi atau spiritual. hal ini terbukti dari kenyataan bahwa sebagai tolok ukur peranan seseorang dalam masyarakat adalah kebendaan dan kedudukan. Berikut ini adalah komponen lingkungan masyarakat : 1. Sosial Budaya Dalam era globalisasi, dunia menjadi semakin sempit. Budaya lokal
dan
budaya nasional akan tertembus oleh bahaya universal. Dengan demikian, akan terjadi pergeseran nilai kehidupan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap pesatnya informasi. Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi dapat langsung diketahui oleh seluruh penghuni bumi. Dalam era globalisasi, pengakuan akan hak azasi manusia mulai memasyarakat. Bagi remaja yang sedang dalam mencari identitas dan penyesuaian sosial, situasi ini merupakan titik kritis, yang dapat mengakibatkan terjadinya konflik kejiwaan pada sebagian remaja. Kebudayaan memberikan pedoman arah, persetujuan, pengingkaran, dukungan, kasih sayang, dan perasaan aman kepada remaja, tetapi mereka juga mempunyai keinginan untuk mandiri yang berbeda dari tolak ukur orang dewasa.
28
2. Media Masa Abad ini adalah abad informasi, yang ditandai oleh kemajuan yang pesat di bidang
teknologi
informasi.
Selain
membawa
kegembiraan
yang
menyenangkan serta wawasan yang lebih luas, kemajuan teknologi yang luar biasa juga membawa kesedihan. Betapa tidak, karena hubungan antar manusia bergeser menjadi hubungan antar mesin. Hubungan antar keluarga menjadi semakin minim. Komunikasi dalam keluarga yang bisa menumbuhkan saling pengertian, kasih sayang, dan kerjasama menjadi surut. Tidak sekadar kehilangan waktu luang yang berharga, tetapi remaja lebih rugi karena menikmati program yang sering kurang mendidik, misalnya tayangan kekerasan dan kehidupan seksual. Kemajuan media elektronik yang sedang melanda saat ini membuat remaja menyerbu vcd dan internet yang dipenuhi tayangan dan berita yang kurang mendidik. Bagi remaja, media massa dimanfaatkan sebagai pengisi waktu luang untuk lebih banyak meresapi nilai kehidupan yang tidak sesuai dengan kehidupan yang ada (Ali & Asrori, 2011).
E. Kerangka Konsep Berdasarkan studi pendahuluan dan latar belakang, maka kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Skema 2.1 : Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independent
Variabel Dependent
Faktor yang berpengaruh : 1. Faktor Keluarga 2. Faktor Sekolah
Mengkonsumsi Alkohol
3. Faktor Lingkungan
F. Hipotesis Penelitian 1. Ada pengaruh Faktor Keluarga terhadap perilaku anak remaja dalam mengkonsumsi alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan.
29
2. Ada pengaruh Faktor Sekolah terhadap perilaku anak remaja dalam mengkonsumsi alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan. 3. Ada pengaruh Faktor Lingkungan terhadap perilaku anak remaja dalam mengkonsumsi alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian dalam studi ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian dimana pengumpulan data secara simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap perilaku remaja dalam mengkonsumsi alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015. B. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret Tahun 2015.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini remaja laki-laki usia 15-18 tahun yang ada di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015 berjumlah 56 orang yang mengkonsumsi alkohol. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu dengan memiliki kriteria sampel. Adapun kriteria sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Remaja yang usia 15-18 Tahun 2. Remaja yang masih SMP- SMA 3. Remaja yang mengkonsumsi alkohol
30
31
4. Remaja yang masih tinggal bersama keluarga Berdasarkan kriteria sampel diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian yang memenuhi kriteria berjumlah 36 orang
D. Defenisi Operasional Tabel 3.1 Defenisi Operasional Penelitian Variabel
Defenisi
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Kuesioner
1. Mendukung = 4-6 2. Tidak Mendukung = 0-3
Ordinal
Kuesioner
1. Mendukung = 4-6 2. Tidak Mendukung = 0-3
Ordinal
Kuesioner
1. Mendukung = 4-6 2. Tidak Mendukung = 0-3
Ordinal
Kuesioner
1. Berat = 7-8 gelas 2. Sedang = 3-6 gelas 3. Ringan = 1-2 gelas
Ordinal
Operasional Variabel Independent : Faktor Keluarga.
Variabel Independent : Faktor Sekolah
Variabel Independent : Faktor Lingkungan
Variabel Dependent : Mengkonsum si alkohol
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak remaja dianggap sebagai titik awal proses identifikasi diri menurut jenis kelamin, sehingga peran ibu dan ayah sangat besar. Sekolah adalah lingkungan yang berpengaruh bagi perkembangan remaja untuk melatih pengendalian diri. Lingkungan adalah tempat remaja untuk menyesuaikan diri dalam nilai-nilai yang ada di sekitar tempat tinggal. Perilaku anak remaja yang mengkonsumsi alkohol.
32
E. Aspek Pengukuran 1. Pengukuran Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol Untuk mengetahui Faktor Kelurga yang berpengaruh terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi alkohol diajukan 6 pertanyaan dengan alternatif jawaban ya dan tidak dengan menggunakan skala Guttman. Jika responden menjawab ya maka diberikan skor 1, jika responden menjawab tidak maka diberikan skor 0. Untuk mengkategorikan faktor keluarga berpengaruh atau tidak berpengaruh digunakan rumus yaitu : R
I= K Keterangan: I = Interval kelas R= Jarak kelas (skor Maximal-Skor minimal) K= Jumlah kategori.
6-0
I= 2
6
I= 2
I= 3 Maka kategori Faktor Keluarga yang mempengaruhi dikatakan : 1. Mendukung
: jika skor 4-6
2. Tidak Mendukung : jika skor 0-3
33
2. Pengukuran Faktor Sekolah yang berpengaruh terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol Untuk mengetahui Faktor Sekolah yang berpengaruh terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi alkohol diajukan 6 pertanyaan dengan alternatif jawaban ya dan tidak dengan menggunakan skala Guttman. Jika responden menjawab ya maka diberikan skor 1, jika responden menjawab tidak maka diberikan skor 0. Untuk mengkategorikan faktor sekolah berpengaruh atau tidak berpengaruh digunakan rumus yaitu : R
I= K Keterangan: I = Interval kelas R= Jarak kelas (skor Maximal-Skor minimal) K= Jumlah kategori.
6-0
I= 2
6
I= 2
I= 3 Maka kategori Faktor Sekolah yang mempengaruhi dikatakan : 1. Mendukung
: jika skor 4-6
2. Tidak Mendukung : jika skor 0-3
34
3. Pengukuran Faktor Lingkungan yang berpengaruh terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol Untuk mengetahui Faktor Lingkungan yang berpengaruh terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi alkohol diajukan 6 pertanyaan dengan alternatif jawaban ya dan tidak dengan menggunakan skala Guttman. Jika responden menjawab ya maka diberikan skor 1, jika responden menjawab tidak maka diberikan skor 0. Untuk mengkategorikan faktor lingkungan berpengaruh atau tidak berpengaruh digunakan rumus yaitu : R
I= K Keterangan: I = Interval kelas R= Jarak kelas (skor Maximal-Skor minimal) K= Jumlah kategori.
6-0
I= 2
6
I= 2
I= 3 Maka kategori Faktor Lingkungan yang mempengaruhi dikatakan : 1. Mendukung
: jika skor 4-6
2. Tidak Mendukung : jika skor 0-3
35
4. Pengukuran Perilaku Mengkonsumsi Alkohol Kategori Mengkonsumsi Alkohol dikatakan : 1. Berat
: Jika 7-8 gelas/hari
2. Sedang
: Jika 3-6 gelas/hari
3. Ringan
: Jika 1-2 gelas/hari
F. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang berisi daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah responden untuk mendapat tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya. 2. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yaitu mengambil surat izin penelitian dari institusi pendidikan Universitas Sari Mutiara Medan untuk ditunjukan kepada instasi pemerintah kelurahan Sidorame Barat II kecamatan Medan Perjuangan. Setelah ada balasan izin penelitian dari kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan maka peneliti bisa melakukan penelitian sesuai waktu yang telah ditentukan. Cara penelitian ini menggunakan kuesioner dengan membagikan kepada setiap responden untuk diisi. Setelah peneliti selasai membagikan kuesioner dan juga telah diisi oleh responden maka peneliti melakukan tahap selanjutnya pengolahan data.
G. Etika Penelitian Sebelumnya peneliti mendapatkan izin dari Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan untuk melaksanakan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada responden, serta kerahasian data yang di berikan. Responden berhak untuk menerima dan menolak untuk menjadi responden dalam penelitian. Bila calon responden menyetujui, maka peneliti meminta responden untuk menandatangani persetujuan yang telah disediakan. Setelah mendapat persetujuan peneliti melakukan penelitian dengan memperhatikan etika-etika penelitian meliputi :
36
1.
Lembar Persetujuan (Informed Consent) Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada responden yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari responden, baru peneliti mulai melakukan penelitian.
2.
Tanpa Nama (Anonimity) Tidak mencatumkan nama responden dalam lembar kuisioner penelitian, tetapi menukarnya dengan kode inisial nama responden, termasuk dalam penyajian hasil penelitian.
3.
Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subjek dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
H. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data 1. Editing Editing dilakukan setelah kuisioner diisi oleh responden, peneliti melakukan pemeriksaan ulang terhadap kelengkapan data yang diisi oleh responden sesuai pernyataan dilembar kuesioner penelitian. 2. Coding Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kode numerik. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Jika jawaban ‘benar” diberi kode 1 dan jika jawaban “salah” diberi kode 0. Kategori “mendukung” diberi kode 1 dan kategori “tidak mendukung” diberi kode 2. Kategori perilaku mengkonsumsi alkohol seperti kategori “berat” diberi kode 1, “sedang” diberi kode 2, dan “ringan” diberi kode 3. Apabila jumlah skor 4-6 maka kategori mendukung dan apabila jumlah skor 0-3 maka kategori tidak mendukung.
37
3. Entry Data Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian dimasukkan kedalam bentuk angka dan selanjutnya data tersebut diolah melalui microsoft excel dalam bentuk master tabel. Kemudian data tersebut dimasukkan kedalam bentuk SPSS untuk menguji data tersebut ke uji statistik chi-square.
3. Tabulating Setelah data terkumpul maka disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase melalui program SPSS. Setelah data diolah maka dapat hasil sesuai yang diiginkan peneliti.
2. Analisa Data 1. Analisa Univariat Yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase masing-masing variabel bebas dan terikat. 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap perilaku anak remaja dengan menggunakan uji chi-square. Untuk hasil perhitungan statistik digunakan α 0,05 dan CI 95% sehingga bila p ≤ 0,05 maka hasil statistik ada pengaruh, jika p ≥ 0,05 maka hasil statistik tidak ada pengaruh. Untuk perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program komputer.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan. Kelurahan Sidorame Barat II termasuk kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Perjuangan di Kota Medan. Batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sidorame Barat III, Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kampung Durian, Sebelah Selatan berbatasan Kelurahan Sidorame Barat I, Sebelah Utara berbatasan dengan Sidorame Barat IV.
Lingkungan kelurahan sidorame barat II kecamatan medan perjuangan sangat banyak tempat penjualan alkohol. Setiap malam orang tua banyak yang berkumpul dan minum alkohol. Dilingkungan ini tidak ada larangan dari pemerintah setempat untuk tidak minum alkohol. Lingkungan ini terlalu bebas untuk mengkonsumsi alkohol sehingga anak remaja terpengaruh untuk mengkonsumsi alkohol. Faktor keluarga dilingkungan ini berpengaruh bagi anak remaja mengkonsumsi alkohol karena melihat orang tuanya yang mengkonsumsi alkohol maka remaja tersebut mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tua seperti mengkonsumsi alkohol.
Kelurahan Sidorame Barat II salah satu Kelurahan di Kecamatan Medan Perjuangan yang anak remajanya berjumlah banyak. Sebagian anak remaja tersebut merupakan anak remaja yang pindah dari daerah lain, ikut bersama keluarganya untuk menetap di Kota Medan untuk mencari pekerjaan. Dan sebagian besar anak remaja tersebut merupakan penduduk lokal yang sudah bertahun-tahun tinggal di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan.
38
39
2. Analisa Univariat a. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekwensi Karakteristik Responden di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan April 2015 (n=36) No 1.
2.
Variabel Umur : 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun Total Pendidikan : SMP SMA Total
Frekuensi
%
6 10 8 12 36
16,7 27,8 22,2 33,3 100
11 25 36
30,6 69,4 100
Dari tabel 4.1 menunjukkan umur responden mayoritas berusia 18 tahun yaitu 33,3% dan pendidikan responden mayoritas SMA yaitu 69,4%.
b. Faktor Keluarga Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Faktor Keluarga di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan April 2015 (n=36) Kategori Mendukung Tidak Mendukung Total
Frekuensi 14 22 36
% 38,9 61,1 100
Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa faktor keluarga responden mayoritas kategori tidak mendukung yaitu 61,1%.
40
c. Faktor Sekolah Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Faktor Sekolah di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan April 2015 (n=36) Kategori Mendukung Tidak Mendukung Total
Frekuensi 13 23 36
% 36,1 63,9 100
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa faktor sekolah responden mayoritas kategori tidak mendukung 63,9%.
d. Faktor Lingkungan Responden Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan April 2015 (n=36) Kategori Mendukung Tidak Mendukung Total
Frekuensi 20 16 36
% 55,6 44,4 100
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa faktor lingkungan responden mayoritas kategori mendukung 55,6%.
d. Perilaku Mengkonsumsi Alkohol Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan April 2015 (n=36) Kategori Berat Sedang Ringan Total
Frekuensi 5 20 11 36
% 13,9 55,6 30,6 100
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa perilaku remaja mengkonsumsi alkohol responden mayoritas kategori sedang yaitu 55,6%.
41
3. Analisa bivariat a.
Pengaruh Faktor Keluarga terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Keluarga Terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan April 2015 (n=36)
Variabel Faktor Keluarga Mendukung Tidak Mendukung Total
Mengkonsumsi Alkohol Berat Sedang Ringan (7-8) (3-6) (1-2) F % F % F %
F
%
3
8,3
4
11,1
7
19,4
14
38,9
2
5,6
16
44,4
4
11,1
22
61,1
5
13,9
20
55,6
11
30,6
36
100
Total
Value (p)
0,034
Dari tabel 4.6 dari 38,9% faktor keluarga yang mendukung mengkonsumsi alkohol berat 8,3%, mengkonsumsi alkohol sedang 11,1%, dan mengkonsumsi alkohol ringan 19,4%. Sedangkan dari 61,1% faktor keluarga yang tidak mendukung mengkonsumsi alkohol berat 5,6%, mengkonsumsi alkohol sedang sebanyak 44,4% dan mengkonsumsi alkoho ringan sebanyak 11,1%. Dari hasil uji statistik dapat diketahui bahwa ada pengaruh faktor keluarga terhadap perilaku mengkonsumsi alkohol didapatkan p=0,034.
42
b. Pengaruh Faktor Sekolah terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol Tabel 4.7 Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Sekolah Terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan April 2015 (n=36)
Variabel Faktor Sekolah Mendukung Tidak Mendukung Total
Mengkonsumsi Alkohol Berat Sedang Ringan (7-8) (3-6) (1-2) F % F % F %
F
%
1
2,8
5
13,9
7
19,4
13
36,1
4
11,1
15
41,7
4
11,1
23
63,9
5
13,9
20
55,6
11
30,6
36
100
Total
Value (p)
0,073
Dari tabel 4.7 dari 36,1% faktor sekolah yang mendukung mengkonsumsi alkohol berat 2,8%, mengkonsumsi alkohol sedang 13,9%, dan mengkonsumsi alkohol ringan 19,4%. Sedangkan dari 63,9% faktor sekolah yang tidak mengkonsumsi alkohol berat 11,1%, mengkonsumsi alkohol sedang 41,7% dan mengkonsumsi alkohol ringan 11,1%. Dari hasil uji statistik dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh faktor sekolah terhadap perilaku mengkonsumsi alkohol didapatkan p=0,073.
43
c. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol Tabel 4.8 Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan April 2015 (n=36)
Variabel Faktor Lingkungan Mendukung
Mengkonsumsi Alkohol Berat Sedang Ringan (7-8) (3-6) (1-2) F % F % F %
F
%
1
2,8
15
41,7
4
11,1
20
55,6
4
11,1
5
13,9
7
19,4
16
44,4
5
13,9
20
55,6
11
30,6
36
100
Tidak Mendukung Total
Total
Value (p)
0,026
Dari tabel 4.6 dari 55,6% faktor keluarga yang mendukung mengkonsumsi alkohol berat sebanyak 2,8%, mengkonsumsi alkohol sedang sebanyak 41,7%, dan mengkonsumsi alkohol ringan sebanyak 11,1%. Sedangkan dari 44,4% faktor keluarga yang tidak mendukung mengkonsumsi alkohol berat 11,1%, mengkonsumsi alkohol sedang sebanyak 13,9% dan mengkonsumsi alkohol ringan sebanyak 19,4%. Dari hasil uji statistik dapat diketahui bahwa ada pengaruh
faktor
lingkungan
terhadap
perilaku
mengkonsumsi
alkohol
didapatkan p=0,026. B. Pembahasan 1. Interpretasi dan Diskusi hasil a. Pengaruh Faktor Keluarga Terhadap Perilaku Mengkonsumsi Alkohol Dari hasil tabulasi silang didapatkan bahwa faktor kelurga terhadap perilaku mengkonsumsi alkohol dikategorikan dengan kategori mendukung 38,9% sedangkan faktor kelurga yang tidak mendukung 61,1%. Dari hasil chi-square dapat dilihat pada tabel 4.6 yang menunjukkan bahwa pengaruh faktor keluarga terhadap perilaku mengkonsumsi alkohol didapatkan nilai p=0,034 (P<0,05)
artinya
faktor
mengkonsumsi alkohol.
keluarga
berpengaruh
terhadap
perilaku
44
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak. Umur 4-6 tahun dianggap sebagai titik awal proses identifikasi diri menurut jenis kelamin, peranan ibu dan ayah atau orang
tua pengganti
sangat besar. Peran sebagai wanita dan Pria harus jelas. Dalam mendidik, ibu dan ayah harus bersikap konsisten, terbuka, bijaksana, bersahabat, ramah, tegas, dan dapat lancar, maka dapat timbul proses identifikasi yang benar. Masa remaja merupakan pengembangan identitas diri, dimana remaja berusaha mengenal diri sendiri, ingin mengetahui bagaimana orang lain menilainya, dan mencoba menyesuaikan diri dengan harapan orang lain (Jhonson & Leny, 2010). Menurut Tridhonanto tahun 2014, mengatakan hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak. Sebaliknya, orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga dan anak akan melarikan diri dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian dan kematian, atau
keluarga dengan keadaan ekonomi yang
kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak (Tridhonanto, 2014). Sikap orang-tua yang otoriter (mau menang sendiri, selalu mengatur, semua perintah harus diikuti tanpa memperhatikan pendapat dan kemauan anak) akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian remaja. Ia akan berkembang menjadi penakut, tidak memiliki rasa percaya diri, merasa tidak berharga, sehingga proses sosialisasi menjadi terganggu. Dan sikap orang-tua yang berambisi dan selalu menuntut anaknya, akan berakibat anak cenderung mengalami frustrasi, takut gagal, dan merasa tidak berharga (Kartono, 2014). Orang tua yang demokratis, akan mengakui keberadaan anak sebagai individu dan makluk sosial serta mau mendengarkan dan menghargai pendapat anak. Kondisi ini akan menimbulkan keseimbangan antara perkembangan individu dan sosial, sehingga anak akan memperoleh suatu kondisi mental yang sehat (Sarwono, 2011).
45
Pendidikan agama diharapkan dapat menumbuhkan sikap anak yang mampu menjauhi hal-hal yang dilarang dan melaksanakan perintah agama. Menanamkan norma agama dianggap sangat besar peranannya terutama dalam menghadapi situasi globalisasi yang berakibat bergesernya nilai kehidupan. Remaja yang taat norma agama akan terhindar atau mampu bertahan terhadap pengaruh buruk di lingkungannya. Meliputi nilai-nilai yang berkaitan dengan orang lain, misalnya sopan santun, kerjasama, tenggang rasa, saling menghayati, saling menghormati , menghargai orang lain dan sebagainya (Verdian, 2013). Penanaman nilai-nilai budi pekerti dalam keluarga dapat dilakukan melalui keteladanan orang-tua atau orang dewasa. Bacaan yang sehat , pemberian tugas, dan komunikasi efektif antar anggota keluarga. sebaliknya, apabila keluarga tidak peduli terhadap hal ini, misalnya membiarkan anak tanpa komunikasi dan memperoleh nilai diluar moral agama dan sosial, membaca buku dan menonton porno, bergaul bebas, minuman keras, merokok akan berakibat buruk terhadap perkembangan jiwa remaja (Tarwoto, 2010) Dari hasil penelitian Subiyantoro Kelurahan Pacar Kembang Kecamatan Tambak Sari Surabaya tahun 2011, menunjukan faktor yang mempengaruhi remaja mengkonsumsi minuman beralkohol adalah faktor keluarga (53%). Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional
yang optimal
terhadap
perkembangan kepribadian anak.
Sebaliknya, Orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga dan anak akan “melarikan diri” dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian dan kematian, atau
keluarga
dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. b. Pengaruh Faktor Sekolah Terhadap Perilaku Mengkonsumsi Alkohol Dari hasil tabulasi silang didapatkan bahwa faktor sekolah terhadap perilaku mengkonsumsi alkohol dikategorikan dengan kategori mendukung 36,1%
46
sedangkan faktor sekolah yang tidak mendukung 63,9%. Dari hasil chi-square dapat dilihat pada tabel 4.7 yang menunjukkan bahwa faktor sekolah terhadap perilaku mengkonsumsi alkohol didapatkan nilai p=0,073 (P>0,05) artinya faktor sekolah tidak berpengaruh terhadap perilaku mengkonsumsi alkohol. Umumnya orang tua menaruh harapan yang besar pada pendidikan di sekolah. Sekolah yang tertib dan teratur akan membangkitkan sikap dan perilaku disiplin pada siswa. Sebaliknya suasanasekolah yang kacau dan disiplin longgar akan berisiko, bahwa siswa dapat berbuat semaunya dan terbiasa dengan hidup tidak tertib, tidak memiliki sikap saling menghormati, cenderung brutal dan agresif. Suasana sekolah yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar akan berpengaruh terhadap menurunnya minat dan kebiasaan belajar. Akibatnya, prestasi belajar menurun dan selanjutnya diikuti dengan perilaku yang sesuai dengan norma masyarakat, misalnya sebagai kompensasi kekurangannya di bidang akademik, siswamenjadi nakal dan brutal. Pengaruh yang juga cukup kuat dalam perkembangan remaja adalah lingkungan sekolah (Tridhonanto, 2013) Di sekolah remaja menghadapi beratnya tuntutan guru, Orang tua dan beratnya kurikulum sehingga dapat menimbulkan beban mental. Dalam hal ini peran wali kelas dan guru pembimbing sangat berarti Apabila guru pembimbing sebagai konselor sekolah tidak berperan, maka siswa tidak memperoleh bimbingan yang sewajarnya. Untuk menyalurkan minat, bakat dan hobi siswa, perlu dikembangkan kegiatan ekstrakurikuler dengan bimbingan guru. Dalam proses belajar mengajar, guru tidak sekedar mengalihkan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam kurilukum tertulis, melainkan juga memberikan nilai yang terkandung didalamnya, misalnya kerjasama, sikap empati, mau mendengarkan orang lain, menghargai dan sikap lain yang dapat membuahkan kecerdasan emosional. Apabila guru tidak peduli terhadap hal tersebut, sulit diharapkan perkembangan jiwa siswa secara optimal (Ali & Asrori, 2011)
47
Menurut teori Tarwoto tahun 2010, mengatakan sekolah yang tertib dan teratur akan membangkitkan sikap dan perilaku disiplin pada siswa. Sebaliknya suasana sekolah yang kacau dan disiplin longgar akan berisiko, bahwa siswa dapat berbuat semaunya dan terbiasa dengan hidup tidak tertib, tidak memiliki sikap saling menghormati, cenderung brutal dan agresif. Suasana bebas di sekolah dapat mendorong siswa berbuat sesukanya tanpa rasa segan terhadap guru. Hal ini akan berakibat siswa sulit untuk dikendalikan , baik selama berada di sekolah maupun di rumah. Suasana sekolah yang kacau akan menimbulkan hal-hal yang kurang sehat bagi remaja, misalnya penyalahgunaan NAPZA, perkelahian, kebebasan seksual, dan tindak kriminal lainnya. Oleh sebab itu dalam upaya mengoptimalkan perkembangan jiwa remaja di sekolah, guru diharapkan memperhatikan pendekatan yang individual, karena setiap siswa memiliki sifat, bakat,minat dan kemampuan, bersedia mendengarkan dan memperhatikan keluhan siswa memiliki kepekaan “ membaca “ kondisi batin ( mood ) siswa, perilaku guru dapat dijadikan teladan bagi siswa. memperhatikan dan menciptakan rasa aman bagi seluruh siswa di sekolah. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti melalui proses pembiasaan, misalnya sopan santun, menghargai orang lain, bekerja sama, mengendalikan emosi, kejujuran dan sebagainya. Berpikir positif ( positive thinking ) terhadap siswa. Memberikan penghargaan atas keberhasilan siswa Bersikap sadar,dewasa dan terbuka dalam menilai perilaku siswa. Memahami prinsip dasar perkembangan jiwa remaja agar dapat memahami dan menghargai
siswa.
Menghindari
sikap
mengancam
terhadap
siswa.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktualisasi kan diri. Mengendalikan
emosi
dan
berkomunikasi (Sarwono, 2011)
menyesuaikan
diri
dengan
cara
siswa
48
c. Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Perilaku Mengkonsumsi Alkohol Dari hasil tabulasi silang didapatkan bahwa faktor lingkungan terhadap perilaku mengkonsumsi alkohol dikategorikan dengan kategori mendukung 55,6%. sedangkan faktor lingkungan yang tidak mendukung 44,4%. Dari hasil chi-square dapat dilihat pada tabel 4.8 yang menunjukkan bahwa faktor lingkungan terhadap perilaku mengkonsumsi alkohol didapatkan nilai p=0,026 (P<0,05) artinya faktor lingkungan berpengaruh terhadap perilaku mengkonsumsi alkohol. Menurut Penelitian Subiyantoro tahun 2011, mengatakan keingintahuan yaitu Motif ingin tahu, bahwa remaja selalu mempunyai sifat selalu ingin tahu segala sesuatu yang belum atau kurang diketahui dampak negatifnya. Misalnya saja ingin tahu bagaimanakah rasanya minuman keras. Kesempatan, karena kesibukan orang tua maupun keluarga dengan kegiatannya masingmasing atau akibat broken home yaitu kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur. Kurang kasih sayang dan sebagainya maka dalam kesempatan tersebut kalangan remaja berupanya mencari pelarian dengan cara minum-minuman keras. Sarana dan prasarana, sebagai ungkapan rasa kasih sayang terhadap putra-putrinya terkadang orang tua memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan. Namun hal tersebut disalahgunakan untuk memuaskan segala keinginan dirinya antara lain berawal dari minum minuman keras. Dalam kehidupanya, manusia dibimbing oleh nilai-nilai yang merupakan pandangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Nilai yang baik harus diikuti, dianut, sedangkan yang buruk harus dihindari, sesuai dengan aspek rohaniah dan jasmaniah yang ada pada manusia, maka manusia dibimbing oleh pasangan nilai materi dan nonmateri. Apabila manusia hendak hidup secara damai di masyarakat, maka sebaiknya kedua nilai yang merupakan pasangan tadi diserasikan akan tetapi kenyataan dewasa ini
49
menunjukkan bahwa nilai materi mendapat tekanan lebih besar daripada nilai non-materi atau spiritual. hal ini terbukti dari kenyataan bahwa sebagai tolok ukur peranan seseorang dalam masyarakat adalah kebendaan dan kedudukan (Fitriani, 2011) Dalam era globalisasi, dunia menjadi semakin sempit. Budaya lokal
dan
budaya nasional akan tertembus oleh bahaya universal. Dengan demikian, akan terjadi pergeseran nilai kehidupan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap pesatnya informasi. Segala sesuatu yang terjadi di
muka bumi dapat langsung diketahui oleh seluruh
penghuni bumi. Dalam era globalisasi, pengakuan akan hak azasi manusia mulai memasyarakat. Bagi remaja yang sedang dalam mencari identitas dan penyesuaian sosial, situasi ini merupakan titik kritis, yang dapat mengakibatkan Kebudayaan
terjadinya
memberikan
konflik
kejiwaan
pedoman
arah,
pada
sebagian
persetujuan,
remaja.
pengingkaran,
dukungan, kasih sayang, dan perasaan aman kepada remaja, tetapi mereka juga mempunyai keinginan untuk mandiri yang berbeda dari tolak ukur orang dewasa (Notoatmodjo, 2011) Abad ini adalah abad informasi, yang ditandai oleh kemajuan yang pesat di bidang
teknologi
informasi.
Selain
membawa
kegembiraan
yang
menyenangkan serta wawasan yang lebih luas, kemajuan teknologi yang luar biasa juga membawa kesedihan. Betapa tidak, karena hubungan antar manusia
bergeser menjadi hubungan antar mesin. Hubungan antar
keluarga menjadi semakin minim. Komunikasi dalam keluarga yang bisa menumbuhkan saling pengertian, kasih sayang, dan kerjasama menjadi surut. Tidak sekadar kehilangan waktu luang yang berharga, tetapi remaja lebih rugi karena menikmati program yang sering kurang mendidik, misalnya tayangan kekerasan dan kehidupan seksual. Kemajuan media elektronik yang sedang melanda saat ini membuat remaja menyerbu vcd dan internet yang dipenuhi tayangan dan berita yang kurang mendidik. Bagi remaja, media massa dimanfaatkan sebagai pengisi waktu luang untuk lebih banyak
50
meresapi nilai kehidupan yang tidak sesuai dengan kehidupan yang ada (Humaidah, 2013) Dari hasil penelitian Subiyantoro Kelurahan Pacar Kembang Kecamatan Tambak Sari Surabaya tahun 2011, menunjukan faktor lingkungan (86%) dan faktor dominan yang mempengaruhi remaja mengkonsumsi minuman beralkohol adalah faktor lingkungan (86%), sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa
faktor
dominan
yang
mempengaruhi
remaja
mengkonsumsi minuman beralkohol adalah faktor lingkungan (86%). 2. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang terlalu sedikit dan tidak dilakukannya tinjauan satu persatu terhadap anak remaja yang mengkonsumsi alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II oleh karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Remaja Dalam Mengkonsumsi Alkohol Di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015 dengan menggunakan Uji Chi-Square maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada pengaruh faktor keluarga terhadap perilaku remaja mengkonsumsi alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015 dengan nilai p=0,034<0,05. 2. Tidak ada pengaruh faktor sekolah terhadap perilaku remaja mengkonsumsi alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015 dengan nilai p=0,073>0,05. 3. Ada pengaruh faktor lingkungan terhadap Perilaku Remaja Mengkonsumsi Alkohol di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015 dengan nilai p=0,026<0,05.
B. Saran 1. Bagi Keperawatan Komunitas Bagi
remaja
disarankan
untuk
tidak
mengkonsumsi
alkohol
karena
membahayakan kesehatan tubuh dan menghindari bergaul sama teman yang mengkonsumsi alkohol serta memperbanyak kegiatan untuk mengalihkan pikiran tentang mengkonsumsi alkohol. Bagi orang tua agar dapat menjaga anaknya dan mengetahui sama siapa dia berteman. 2. Bagi Keluarga Disarankan untuk selalu menjaga kerhamonisan didalam keluarga terutama bagi orang tua dan selalu memberikan kasih sayang atau perhatian yang penuh kepada anak agar anak tidak mencari perhatian dari luar rumah serta meluangkan waktu banyak untuk anak.
51
52
3. Tokoh Masyarakat Disarankan
untuk
memberikan
suatu
penyuluhan
tentang
dampak
mengkonsumsi alkohol bagi masyarakat agar tidak mengkonsumsi alkohol terutama bagi orang tua supaya anak remaja dilingkungan tersebut tidak terpengaruh untuk minum mengkonsumsi alkohol. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian-penelitian yang terkait, untuk kesempurnaan penelitian ini perlu diadakan penelitian lanjutan yang melibatkan variabel-variabel lain yang mempengaruhi perilaku anak remaja mengkonsumsi alkohol. Disamping itu juga disarankan untuk memperbanyak populasi dan sampel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Ali, M & Asrori, M. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Humaidah, Z. 2013. Belief Pada Remaja Penyalahguna Alkohol. Jurnal Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara Jhonson & Leny. 2010. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika Kartono, K. 2014. Patologi Sosial II Kenakalan Remaja. Jakarta : Rajagrafindo Persada Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Pitasari, L. 2013. Tahap Penyalahgunaan Alkohol Berdasar Tipe Kepribadian Pada Remaja Komunitas Scooter Kediri Bangkit Di Kediri. Jurnal STIKES RS. Baptis Kediri Sarwono. 20011. Psikologi Remaja. Jakarata : Raja Garvindo Persada Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Subiyantoro. 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Di Kelurahan Pasar Kembang Kecamatan Tambak Sari Surabaya. Jurnal Fakultas Keperawatan William Booth Surabaya Tarwoto. 2010. Kesehatan Psikologi Remaja. Yogyakarta : Graha Ilmu Tridhonanto. 2014. Mengembangkan Pola Asuh Demokratis. Jakarta : Gramedia Verdian. 2013. Perilaku Remaja Pengguna Minuman Keras Di Desa Jatigono Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang. Jurnal FKM Universitas Airlangga
Lampiran 4
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Nama Peneliti
: Desman Marinus Gulo
Judul Penelitian : Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Anak Remaja Dalam Mengkonsumsi Alkohol Di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015. Saya mahasiswa Jurusan Program Studi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang akan mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Anak Remaja Dalam Mengkonsumsi Alkohol Di Kelurahan Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku anak remaja dalam mengkonsumsi alkohol. Hasil penelitian ini akan dijadikan masukan ilmiah kepada pendidik dan mahasiswa. Oleh karena itu, saya mengharapkan kepada saudara/i agar dapat bekerja sama dengan baik. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan sesuatu yang berdampak negatif karena peneliti berjanji akan menghargai dengan cara menjamin kerahasiaan identitas dan data saudara yang diperoleh baik dalam pengumpulan data, pengolaan, maupun penyajian laporan nantinya. Melalui penjelasan singkat ini, peneliti sangat mengharapkan partisipasi saudara/i dalam penelitian ini, atas kesediaan dan kerjasamanya, peneliti mengucapkan terimakasih.
Medan, Maret 2015 Responden
(
)
Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU ANAK REMAJA DALAM MENGKONSUMSI ALKOHOL DI KELURAHAN SIDORAME BARAT II KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN TAHUN 2015
A. IDENTITAS RESPONDEN No. Responden : Umur
:
Pendidikan
:
Tidak Sekolah SD SMP SMA
B. Petunjuk Umum Pengisian 1. Bacalah Pernyataan di bawah ini dengan baik dan teliti. 2. Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist () pada tempat yang tersedia 3. Semua pertanyaan harus dijawab 4. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan pada peneliti.
I. Faktor Keluarga Yang Berpengaruh No. 1. 2. 3. 4.
5. 6.
Pernyataan Apakah didalam keluarga sering ada keributan atau pertengkaran sesama anggota kelurga ? Apakah dikeluarga orang Tua bersikap tegas jika anak melakukan kesalahan ? Apakah orang tua sering bertengkar dan tidak menjalin komunikasi yang baik ? Apakah sikap orang tua otoriter yang mau menang sendiri tanpa memperhatikan pendapat dan kemauan anak ? Apakah di dalam Keluarga membiarkan anak bergaul bebas ? Apakah Keluarga mengajarkan nilai-nilai keagamaan kepada anak ?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
II. Faktor Sekolah Yang Berpengaruh No.
Pernyataan
1. 2.
Apakah didalam Sekolah ada kedisplinan yang berlaku ? Apakah Suasana di sekolah bebas sehingga siswa berbuat sesukanya tanpa rasa segan terhadap guru. Apakah disekolah bebas melakukan apapun seperti minum alkohol ? Apakah disekolah pada saat proses belajar mengajar siswa bebas cabut ? Apakah sekolah memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan ? Apakah disekolah sering bertengkar sama teman ?
3. 4. 5. 6.
III. Faktor Lingkungan Yang Berpengaruh No.
Pernyataan
1.
Apakah dilingkungan sering bergaul sama teman yang minum alkohol ? Apakah dilingkungan tempat tinggal banyak orang tua yang minum alkohol ?
2. 3. 4. 5. 6.
Ya
Tidak
Apakah ada pengaruh lingkungan sekitar untuk minum alkohol? Apakah ada pengaruh dari teman untuk minum alkohol ? Apakah dilingkungan banyak remaja yang minum alkohol ? Apkah Lingkungan tempat tinggal banyak yang jualan Alkohol ?
IV. Mengkonsumsi Alkohol 1 Gelas
2 Gelas
3 Gelas
4 Gelas
5 Gelas
6 Gelas
7 Gelas
8 Gelas
Lampiran 10
MASTER DATA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM MENGKONSUMSI ALKOHOL DI KELURAHAN SIDORAME BARAT II KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN TAHUN 2015 Faktor Keluarga No
Umur
Faktor Sekolah
Pendidikan
Jumlah K1
K2
K3
K4
K5
K6
Faktor Lingkungan
Kategori
Jumlah S1
S2
S3
S4
S5
S6
Mengkonsumsi Alkohol
Kategori
Jumlah L1
L2
L3
L4
L5
L6
Kategori M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7
M8
Jumlah
Kategori
1
4
2
1
0
0
0
1
0
2
2
0
1
0
0
0
1
2
2
1
1
1
1
1
0
5
1
0
0
0
0
5
0
7
0
5
2
2
4
2
1
0
0
1
0
1
3
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
1
1
1
0
4
1
0
0
3
0
0
0
0
0
3
2
3
3
2
1
1
0
0
1
0
3
2
1
0
0
0
0
0
1
2
1
1
1
1
1
1
6
1
0
4
0
0
0
0
4
2
4
4
2
1
0
1
1
0
0
3
2
1
0
0
1
0
1
3
2
0
1
0
0
1
1
3
2
1
1
0
1
0
0
0
2
2
0
0
0
0
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
6
1
0 0
5 5
0 0
0 0
0
5 5
2
1
0 0
0
5
0 0
0 0
0
6
2
2
1
1
0
1
0
0
3
2
1
1
0
0
0
1
3
2
1
1
0
0
1
1
4
1
0
0
0
0
6
0
0
6
2
7
2
1
0
0
0
1
1
1
3
2
1
1
0
0
0
1
3
2
1
0
1
1
1
1
5
1
3
0
0
0
0
0
3
2
8
1
1
1
0
1
1
0
1
4
1
1
0
1
0
0
1
3
2
1
0
1
1
1
1
5
1
0 0
0 0 0
2
1
1
1
0
1
0
4
1
1
1
1
0
1
0
4
1
1
1
1
0
1
0
4
1
0
0 0
0 0
7 0
0
7 3
1
4
0 0
0
9
0 3
10
2
1
1
1
0
1
1
1
5
1
1
0
1
1
0
1
4
1
0
0
0
1
1
0
2
2
0
0
0
7
0
7
1
1
1
1
0
1
0
1
1
4
1
1
0
1
1
1
1
5
1
1
0
0
1
1
1
4
1
0 0
0
11
0
0
0
0
0
2
3
12
3
2
0
1
1
1
1
0
4
1
0
1
1
1
1
0
4
1
1
0
1
1
0
1
4
1
0
2 2
0
2
1
0
1
1
0
0
3
2
1
0
1
0
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
6
1
0
0
0 0
0 0
0 0
0
2 3
3
2
0 0
0
13
0 3
14
4
2
1
0
1
1
0
1
4
1
1
1
0
1
0
1
4
1
1
1
1
1
1
1
6
1
0
0
0
0
0
0
0
2
3
15
2
1
0
0
0
0
0
1
1
2
1
0
1
0
1
1
4
1
1
1
1
0
1
0
4
1
0
2 0
0
0
5
0
0
0
5
2
16
4
2
1
1
1
1
0
1
5
1
1
1
1
1
0
1
5
1
0
0
1
0
1
1
3
2
0
2
0
0
0
0
0
0
2
3
17
4
2
0
1
1
0
1
1
4
1
1
1
1
0
0
1
4
1
0
0
0
1
0
1
2
2
0
2
0
0
0
0
0
0
2
3
18
2
1
1
1
0
1
0
1
4
1
1
0
0
0
0
1
2
2
1
1
0
0
0
1
3
2
0
0
0
0
0
0
7
0
7
1
0
0 0
2
2
2
19
1
1
1
0
0
1
0
1
3
2
1
0
0
0
0
1
2
2
0
0
0
1
1
1
3
2
0
2
0
0
0
0
0
0
2
3
20
2
2
0
0
1
1
0
0
2
2
1
1
0
0
0
1
3
2
0
0
0
0
1
1
2
2
0
0
0
0
0
0
7
0
7
1
21
2
2
1
0
1
1
0
0
3
2
0
0
0
0
0
0
0
2
1
1
1
1
0
0
4
1
0
0
3
0
0
0
0
0
3
2
22
3
2
1
0
1
1
1
1
5
1
0
1
0
0
0
1
2
2
1
0
0
1
1
0
3
2
0
0
0
4
0
0
0
0
4
2
23
4
2
1
1
0
0
0
1
3
2
1
0
0
0
1
1
3
2
1
0
0
0
1
1
3
2
0
0
0
0
5
0
0
0
5
2
24
3
2
0
1
1
1
0
1
4
1
1
0
1
1
0
1
4
1
1
1
0
0
1
1
4
1
0
0
0
0
0
6
0
0
6
2
25
3
2
1
0
1
0
0
1
3
2
0
0
0
0
0
1
1
2
0
0
0
0
1
0
1
2
0
0
3
0
0
0
0
0
3
2
26
3
2
0
0
0
0
0
1
1
2
1
0
0
0
0
1
2
2
0
1
0
0
0
0
1
2
0
2
0
0
0
0
0
0
2
3
27
2
1
0
1
1
0
1
1
4
1
1
1
0
1
1
0
4
1
0
0
1
1
1
0
3
2
0
2
0
0
0
0
0
0
2
3
28
4
2
1
0
0
1
0
0
2
2
1
0
0
0
0
0
1
2
0
0
0
0
0
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
8
8
1
29
2
2
1
0
1
1
0
0
1
2
1
0
0
0
0
1
2
2
0
1
1
1
1
1
5
1
0
2
0
0
0
0
0
0
2
3
30
1
1
1
1
0
1
0
0
3
2
1
0
0
0
0
0
1
2
0
0
0
0
0
1
1
2
1
0
0
0
0
0
0
0
1
3
31
4
2
1
1
1
0
1
0
4
1
1
1
0
1
1
1
5
1
1
1
0
1
0
0
3
2
0
2
0
0
0
0
0
0
2
3
32
4
2
1
0
0
0
0
1
2
2
1
1
0
0
0
0
2
2
0
0
1
0
1
0
2
2
0
0
3
0
0
0
0
0
3
2
33
3
2
1
1
1
1
1
0
5
1
0
1
1
1
0
1
4
1
0
1
1
1
1
1
5
1
0
0
0
4
0
0
0
0
4
2
34
1
1
0
0
0
0
1
1
2
2
0
0
0
1
0
1
2
2
1
1
0
0
1
1
4
1
0
0
0
0
0
6
0
0
6
2
35
3
2
1
0
0
0
0
0
1
2
1
0
0
0
0
0
1
2
1
1
1
0
0
1
4
1
0
0
0
4
0
0
0
0
4
2
36
4
2
1
1
0
0
0
1
3
2
0
1
0
1
0
0
2
2
0
0
1
1
1
1
4
1
0
0
0
0
5
0
0
0
5
2
Keterangan : Umur : 15 Tahun = 1 16 Tahun = 2 17 Tahun = 3 18 Tahun = 4
Pendidikan : SMP = 1 SMA = 2
Faktor Keluarga : Mendukung Tidak Mendukung
: 4-6 = 1 : 0-3 = 2
Faktor Sekolah : Mendukung Tidak Mendukung
: 4-6 = 1 : 0-3 = 2
Faktor Lingkungan : Mendukung : 4-6 = 1 Tidak Mendukung : 0-3 = 2
Mengkonsumsi Alkohol : Berat : 7-8 Gelas = 1 Sedang : 3-6 Gelas = 2 Ringan : 1-2 Gelas = 3
Lampiran 11
HASIL UJI STATISTIK Statistics
N
Valid Missing
Umur Responden 36
Pendidikan Responden 36
0
0
Frequency Table
Umur Responden Frequency Valid
Umur=15 Umur=16 Umur=17 Umur=18 Total
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
6 10 8
16,7 27,8 22,2
16,7 27,8 22,2
16,7 44,4 66,7
12 36
33,3 100,0
33,3 100,0
100,0
Pendidikan Responden Frequency Valid
SMP SMA Total
11 25
Percent 30,6 69,4
36
100,0
Cumulative Percent
Valid Percent 30,6 69,4
30,6 100,0
100,0
Jumlah Kategori Faktor Keluarga
Valid
Berpengaruh=4-6 Tidak Berpengaruh=0-3 Total
Frequency 14
Percent 38,9
Valid Percent 38,9
22 36
61,1 100,0
61,1 100,0
Cumulative Percent 38,9 100,0
Jumlah Kategori Faktor Sekolah
Valid
Berpengaruh=4-6 Tidak Berpengaruh=0-3 Total
Frequency 13 23
Percent 36,1 63,9
Valid Percent 36,1 63,9
36
100,0
100,0
Cumulative Percent 36,1 100,0
Jumlah Kategori Faktor Lingkungan
Valid
Berpengaruh=4-6 Tidak Berpengaruh=0-3 Total
Frequency 20 16
Percent 55,6 44,4
Valid Percent 55,6 44,4
36
100,0
100,0
Cumulative Percent 55,6 100,0
Jumlah Kategori Mengkonsumsi Alkohol Frequency Valid
Mengkonsumsi Alkohol Berat=7-8 Mengkonsumsi Alkohol Sedang=3-6 Mengkonsumsi Alkohol Ringan=1-2 Total
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
5
13,9
13,9
13,9
20
55,6
55,6
69,4
11
30,6
30,6
100,0
36
100,0
100,0
Crosstabs Case Processing Summary
Valid N Jumlah Kategori Faktor Keluarga * Jumlah Kategori Mengkonsumsi Alkohol
Percent 36
100,0%
Cases Missing N Percent 0
,0%
Total N
Percent 36
100,0%
Jumlah Kategori Faktor Keluarga * Jumlah Kategori Mengkonsumsi Alkohol Crosstabulation
Jumlah Kategori Faktor Keluarga
Total
Jumlah Kategori Mengkonsumsi Alkohol Mengkonsu Mengkonsu Mengkonsu msi Alkohol msi Alkohol msi Alkohol Berat=7-8 Sedang=3-6 Ringan=1-2 3 4 7 8,3% 11,1% 19,4% 2 16 4 5,6% 44,4% 11,1% 5 20 11 13,9% 55,6% 30,6%
Berpengaruh=4-6
Count % of Total Tidak Berpengaruh=0-3 Count % of Total Count % of Total
Total 14 38,9% 22 61,1% 36 100,0%
Chi-Square Tests Value 6,775 6,947
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a.
Asymp. Sig. (2-sided)
df a
,758
2 2
,034 ,031
1
,384
36
3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,94.
Case Processing Summary
Valid N Jumlah Kategori Faktor Sekolah * Jumlah Kategori Mengkonsumsi Alkohol
Percent 36
100,0%
Cases Missing N Percent 0
,0%
Total N
Percent 36
100,0%
Jumlah Kategori Faktor Sekolah * Jumlah Kategori Mengkonsumsi Alkohol Crosstabulation
Jumlah Kategori Faktor Sekolah
Total
Jumlah Kategori Mengkonsumsi Alkohol Mengkonsu Mengkonsu Mengkonsu msi Alkohol msi Alkohol msi Alkohol Berat=7-8 Sedang=3-6 Ringan=1-2 1 5 7 2,8% 13,9% 19,4% 4 15 4 11,1% 41,7% 11,1% 5 20 11 13,9% 55,6% 30,6%
Berpengaruh=4-6
Count % of Total Tidak Berpengaruh=0-3 Count % of Total Count % of Total
Total 13 36,1% 23 63,9% 36 100,0%
Chi-Square Tests Value 5,245
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a.
Asymp. Sig. (2-sided)
df a
2
,073
5,174
2
,075
4,128
1
,042
36
3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,81.
Case Processing Summary
Valid N Jumlah Kategori Faktor Lingkungan * Jumlah Kategori Mengkonsumsi Alkohol
Percent 36
100,0%
N
Cases Missing Percent 0
,0%
Total N
Percent 36
100,0%
Jumlah Kategori Faktor Lingkungan * Jumlah Kategori Mengkonsumsi Alkohol Crosstabulation Jumlah Kategori Mengkonsumsi Alkohol Mengkonsu Mengkonsu Mengkonsu msi Alkohol msi Alkohol msi Alkohol Berat=7-8 Sedang=3-6 Ringan=1-2 Jumlah Kategori Faktor Berpengaruh=4-6 Count 1 15 4 Lingkungan % of Total 2,8% 41,7% 11,1% Tidak Berpengaruh=0-3 Count 4 5 7 % of Total 11,1% 13,9% 19,4% Total Count 5 20 11 % of Total 13,9% 55,6% 30,6%
Total 20 55,6% 16 44,4% 36 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases a.
Value 7,263 7,543
Asymp. Sig. (2-sided)
df a
,029 36
3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,22.
2 2
,026 ,023
1
,864