37
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia, 10/08 (2016), 35-46 HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 MEDAN
Rismawati Munthe Fakultas Ilmu Pundidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Masa remaja merupakan masa peralihan dimana masa anak-anak beranjak menuju masa dewasa yang mana pada masa itu anak sudah dapat berintegrasi dengan orang dewasa dan mempunyai tingkatan yang sama dengan orang dewasa sekurang-kurangnya dalam hak. Monks (2004) sendiri memberikan batasan usia masa remaja adalah masa diantara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Merokok merupakan istilah yang digunakan untuk aktivitas menghisap rokok atau tembakau dalam berbagai cara. Merokok itu sendiri ditujukan untuk perbuatan menyalakan api pada rokok sigaret atau cerutu, atau tembakau dalam pipa rokok yang kemudian dihisap untuk mendapatkan efek dari zat yang ada dalam rokok tersebut (Basyir, 2005). Kebiasaan merokok sudah meluas dihampir semua kelompok masyarakat di Indonesia dan cenderung meningkat dikalangan remaja. Pada umumnya alasan mereka merokok ingin mencoba sesuatu yang baru, ikutikutan agar bisa diterima oleh teman-temannya, supaya kelihatan dewasa, atau karena dilarang, akhirnya menjadi penasaran padahal kebiasaan merokok bukan hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang disekitarnya (Johnson, 2005). Dengan perilaku merokok yang awal mulanya hanya sekedar mencoba-coba sebagai lambang kebersamaan dalam pergaulan untuk menunjukkan tingkat kepercayaan diri remaja yang menjadi tren dalam pergaulan remaja.
Kata Kunci : Kepercayaan Diri, Perilaku Merokok, Remaja
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
37
Agustus 2016 | Vol. 1 | No.1
38
bisa bekerja sama dengan orang lain
Pendahuluan Begitu banyak usaha yang bisa
secara baik. Kalau dasar kepercayaan
di lakukan demi dapat mensukseskan
diri yang positif seperti itu tidak dimiliki
tahap pembangunan di Negara Republik
oleh
Indonesia, salah satunya pembinaan
kanaknya, maka upaya untuk mencapai
pada generasi muda, khususnya remaja
kepercayaan diri yang sehat pada masa-
yang
dengan
masa selanjutnya tidak mudah untuk
adanya pembinaan dan pendidikan yang
dilakukan. Ini berarti, seorang anak
layak bagi para remaja tersebut mereka
mungkin akan tumbuh menjadi orang
bisa menjadi modal regenerasi bangsa
dewasa yang merasa tidak mampu
dikehidupan
menghadapi tantangan yang datang dari
nantinya
diharapkan
selanjutnya
untuk
menentukan kualitas induvidu penerus
seseorang
adalah
masa
bereksperimen
kanak-
Kepercayaan diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang. Ada
dalam banyak hal salah satunya obat-
proses
obatan
seseorang
terlarang
masa
sekitarnya (Sobur, 1991).
bangsa dimasa yang akan datang. Masa remaja
pada
tertentu
didalam
seperti
alkohol,
diet,
bahkan
pembentukan kepercayaan diri. Secara
tembakau. Para remaja adalah orang-
garis besar, terbentuknya kepercayaan
orang
diri yang kuat terjadi melalui proses
mariyuana,
yang
pil-pil
senang
mencoba-coba.
sehingga
pribadi
Bahkan anak-anak yang paling lurus,
sebagai
paling dapat diandalkan dan dipercaya
keperibadian yang baik sesuai dengan
pada titik tertentu akan mengalah pada
proses perkembangan yang melahirkan
tekanan
kelebihan
teman-teman
sebaya,
pada
berikut:
terjadilah
terbentuknya
kelebihan
bujukan papan iklan dan pada tokoh-
pemahaman
tokoh pahlawan pop, pada mitos remaja
kelebihan-kelebihan yang dimilikinya
tentang yang paling jagoan (Shalov,
dan melahirkan keyakinan kuat untuk
dkk, 2004)
bisa berbuat segala sesuatu dengan
salah
Kepercayaan
diri
satu
penting
aspek
merupakan dalam
seseorang
tertentu, terhadap
memanfaatkan kelebihan-kelebihannya, pemahaman dan reaksi positif seseorang
perkembangan anak remaja. Seorang
terhadap
anak yang memiliki kepercayaan diri
dimilikinya agar tidak menimbulkan
yang tinggi, akan selalu merasa yakin
rasa
akan dirinya. Dia bahkan juga bisa
menyesuaikan diri, serta pengalaman
menikmati pengalaman baru yang nanti
didalam menjalankan berbagai aspek
akan ditemuinya. Disamping itu, ia pun
kehidupan dengan menggunakan segala
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
kelemahan-kelemahan
rendah
diri
atau
rasa
yang
sulit
Agustus 2016 | Vol. 1 | No.1
39
kelebihan
yang
ada
pada
dirinya
(Hakim, 2005).
serangkaian alasan mengapa remaja
Pada diri remaja, gejala tidak percaya
diri
laki), atau dianggap dewasa, merupakan
yang
mereka
alami
morokok. Pada remaja rokok sebagai upaya dalam mengatasi rasa malu dan
disebabkan oleh banyak hal, sehingga
rasa
mereka menutupinya dengan melakukan
terpengaruh oleh teman. Hal ini lah yang
hal-hal yang dapat menutupi ketidak
membuat remaja berusaha untuk dapat
percayaan
mengembalikan
diri
tersebut.
Karena
percaya
diri
karena
mudah
perasaan-perasaan
perkembangan atau hampir menjadi
tersebut dengan cara mengisap rokok,
dewasa mempunyai arti yang besar bagi
namun lama kelamaan remaja tersebut
semua remaja, maka setiap jenis simbol
tidak bisa meninggalkan rokok dan
status yang baru, menjadi popoler
akhirnya
diantara mereka, hal ini dikenal dengan
(Wawolumaya, 1996)
melibatkan
diri
dalam
kenikmatan-
menimbulkan
kecanduan
Suhardi (1998) mengutarakan
kenikmatan tabu, yaitu bentuk-bentuk
bahwa
reaksi yang dianggap simbol oleh orang
berpendapat bahwa rokok merupakan
dewasa. Kenikmatan tabu yang paling
hal yang umum dikalangan remaja.
umum dilakukan adalah berhubungan
Meskipun perilaku merokok ini adalah
seks
merokok
kebiasaan yang buruk, namun rokok
minum-minuman keras dan penggunaan
dapan membuat mereka terkesan gaul,
berbagai macam obat-obatan (Hurlock,
meningkatkan kejantanan, memberikan
1993).
rasa nyaman, serta mengurangi stress,
sebelum
menikah,
Perilaku merokok sering kali
remaja
sekaligus
perokok,
meningkatkan
diri.
menengah
pada
menggunakan rokok, mereka merasa ada
sebelumnya. Pada saat anak duduk
yang tidak lengkap pada diri mereka
disekolah menengah pertama, merokok
sehingga dapat menimbulkan sikap ragu
merupakan kegiatan yang meluas dalam
yang dapat mengurangi rasa percaya diri
bahkan
pada
kepercayaan
dimulai pada saat di bangku sekolah pertama,
Sedangkan
umumnya
saat
tdak
berbagai kegiatan sosial serta juga di daerah-daerah terang, seperti dihalaman
Tujuan Penelitian
sekolah (Hurlock, 1993). Mongoenprasodjo dan Hidayati,
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan
(2005) menambahkan bahwa selain
antara
untuk menumbuhkan kepercayaan diri,
kepercayaan
maka gengsi, kelihatan macho (Laki-
Menengah Pertama.
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
perilaku diri
merokok
dengan
remaja
Sekolah
Agustus 2016 | Vol. 1 | No.1
40
dikerenakan
dapat
diperoleh
dengan mudah dan perokok sendiri
Kepercayaan Diri Pengertian
rokok
kepercayaan
diri
berasal dari bermacam golongan sosial,
secara sederhana bisa diartikan sebagai
status serta usia yang berbeda-beda pula
suatu keyakinan seseorang terhadap
baik dari remaja yang masih duduk
segala aspek kelebihan yang dimilikinya
dibangku sekolah sampai dengan orang
dan keyakinan tersebut membuatnya
dewasa.
merasa mampu untuk bisa mencapai
Menurut
Ogawa
(dalam
berbagai tujuan (Hakim, 2005). Less dan
Angriawan, 2001) dahulu rokok disebut
Plant (2002), bahwa kepercayaan diri
sebagai
merupakan
“ketagihan”.
keyakinan
seseorang
suatu
“kebiasaan”
Dewasa
ini
atau
merokok
terhadap segala aspek kelebihan yang
disebut sebagai “Tobacco Depedency”
ada pada dirinya, dan diwujudkan dalam
atau ketergantungan pada tembakau.
tingkah lakunya sehari-hari.
Ketergantungan pada tembakau
Menurut
Gea
(2003),
tobacco
dependence
atau
didefinisikan
kepercayaan diri adalah perasaan yakin
sebagai perilaku penggunaan tembakau
pada diri seseorang dalam melakukan
yang menetap, biasanya lebih dari ½
sesuatu. Apapun yang dilakukannya, hal
bungkus
ini dipercaya sebagai suatu kepastian
tambahan
adanya
demi kebaikan orang tersebut.Konsep
disebabkan
oleh
diri
tembakau secara berulang-ulang.
juga
kepercayaan
dapat diri.
mempengaruhi Induvidu
yang
rokok
Merokok
per
hari,
dengan
distres
yang
kebutuhan
merupakan
yang
akan kemampuannya dalam menghadapi
menghisap rokok atau tembakau dalam
masalah-masalah
memiliki
berbagai cara. Merokok itu sendiri
kepercayaan diri. Sedangkan individu
ditujukan untuk perbuatan menyalakan
yang memiliki konsep diri yang negatif
api pada rokok sigaret atau cerutu, atau
cenderung
tembakau
peka terhadap kritik dan
dalam
untuk
istilah
memiliki konsep diri yang positif yakin
dan
digunakan
akan
pipa
aktivitas
rokok
yang
pesimis terhadap kompetisi sehingga
kemudian dihisap untuk mendapatkan
kurang memiliki kepercayaan pada diri
efek dari zat yang ada dalam rokok
sendiri.
tersebut (Basyir, 2005). Menurut Leventhal dan Clearly
Perilaku Merokok Perilaku merokok sangat umum dijumpai dimana saja saat ini. Hal ini
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
(dalam Komasari & Helmi, 2000). terdapat 4 tahap seseorang menjadi perokok, diantaranya :
Agustus 2016 | Vol. 1 | No.1
41
1. Tahap
preparatory:
mendapatkan
seseorang
gambaran
Selain
itu
nikotin
mengaktifkan
yang
trombosit yang beresiko pada timbulnya
menyenangkan mengenai merokok
adhesi trombosit (penggumpalan) ke
dengan cara mendengar, melihat
dinding
atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini
pembuluh darah jantung.
pembuluh
darah
termasuk
menimbulkan minat untuk merokok.
Adapun tar, disebut sebagai zat
2. Tahap initiation: tahap perintisan
karsinogenik, karena ampas tar yang
merokok
yaitu
tahap
apakah
tersimpan terutama dalam saluran nafas
seseorang akan meneruskan ataukah
akan mengubah struktur dan fungsi
tidak terhadap perilaku merokok.
saluran nafas dan jaringan paru. Pada
3. Tahap becoming a smoker: apabila seseorang
telah
mengkonsumsi
saluran
napas
membesar
besar,
sel
mukosa
(hipertrofi)
dan
kelenjar
rokok sebanyak 4 batang perhari
mucus bertambah banyak (hiperplasia).
maka mempunyai kecenderungan
Pada saluran napas kecil, terjadi radang
menjadi perokok.
ringan
4. Tahap maintenance of smoking:
hingga
bertambahnya
penyempitan sel
dan
akibat
penumpukan
tahap ini perokok sudah menjadi
lendir. Sedangkan pada jaringan paru-
salah
paru, terjadi peningkatan jumlah sel
satu
pengaturan
bagian diri
Merokok
dari
cara
(self-regulating).
dilakukan
radang dan kerusakan alveoli.
untuk
Hal ini yang memungkinkan terjadinya
memperoleh efek fisiologis yang
pembentukan sel kanker. Selain kedua
menyenangkan.
zat tersebut, masih terdapat zat-zat lain yang terkandung dalam rokok dan
Zat-Zat
yang Terkandung
dalam
berakibat buruk terhadap sistem tubuh.
Rokok Seperti yang sudah di ketahui, rokok mengandung bermacam-macam
Penyakit yang Dapat Ditimbulkan Akibat Perilaku Merokok
zat antara lain seperti nikotin dan tar.
Melihat dari kandungan bahan-
Nikotin, didalam tubuh menyebabkan
bahan kimia yang terdapat dalam rokok
perangsangan sistem saraf simpatis.
tersebut, sangat jelas bahwa rokok
Perangsangan saraf simpatis (pelepasan
merupakan
adrenalin), berdampak pada peningkatan
berbahaya
denyut
menimbulkan
kebutuhan
jantung, oksigen
tekanan jantung,
darah,
bahan bagi
yang
tubuh berbagai
dan
sangat dapat macam
serta
gangguan pada sistem yang ada dalam
menyebabkan gangguan irama jantung.
tubuh manusia. Bahkan WHO mencatat,
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Agustus 2016 | Vol. 1 | No.1
42
zat-zat yang diuraikan diatas hanya
pertumbuhan dari segi fisik maupun
merupakan sebagian kecil zat yang
psikis. Calon (dalam Hadinoto, 2004)
terkandung dalam setiap batang rokok,
mengatakan
yang sebenarnya mengandung ± 4000
merupakan masa yang menunjukkan
racun
ini
sifat-sifat transisi atau peralihan dan
menjelaskan bahwa rokok benar-benar
belum memperoleh status orang dewasa
sangat berbahaya bagi tubuh. Berbagai
serta tidak lagi memiliki status anak-
penyakit mulai dari rusaknya selaput
anak.
kimia
lendir
berbahaya.
sampai
penyakit
Hal
bahwa
masa
remaja
keganasan
seperti kanker dapat ditimbulkan dari
Populasi, Sampel dan Teknik
perilaku merokok. Beberapa penyakit
Pengambilan Sampel
tersebut yakni penyakit paru, penyakit
1. Populasi
jantung koroner, impotensi kanker kulit,
Menurut Komaruddin (dalam
mulut, bibir dan kerongkongan, merusak
Mardalis 1992) populasi adalah semua
otak
induvidu
dan
indera
dan
mengancam
kehamilan.
yang
menjadi
sumber
pengambilan sampel. Pada kenyataan populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat tertentu yang
berkaitan
dengan
masalah
penelitian. Dalam penelitian ini populasi
Remaja Istilah remaja atau adolesccene
yang dimaksud adalah murid Sekolah
berasal dari bahasa latin adolescere
Menengah Pertama sebanyak 36 orang
yang berarti “tumbuh” atau tumbuh
yang masih merokok.
dewasa.
Istilah
adolescene
digunakan
sampai
mempunyai
arti
sekarang luas
yang ini
mencakup
kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1993). Drajat (dalam Hikmat, 2007)
2.
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Adapun
teknik
pengambilan
mengkategorikan bahwa remaja adalah
sampel yang akan digunakan dalam
anak yang ada pada masa peralihan dari
penelitian ini adalah Purposive Random
masa anak-anak menuju masa usia
Sampling, yaitu semua subjek yang
dewasa dengan membatasi usia mulai
mempunyai ciri dan karakteristik yang
pada 13 sampai 24 tahun. Pada masa
di tentukan memiliki kesempatan untuk
peralihan ini biasanya terjadi percepatan
menjadi sampel penelitian. Adapun ciri-
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Agustus 2016 | Vol. 1 | No.1
43
ciri dari sampel yang dimaksudkan
sesuatu yang baru, ikut-ikutan agar bisa
adalah :
diterima oleh teman-temannya, supaya
1. Siswa yang masih aktif di SMP
kelihatan dewasa, atau karena dilarang, akhirnya menjadi penasaran padahal
2. Siswa yang merokok
kebiasaan merokok bukan hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang
Metode Pengumpulan Data Adapun
metode
data
yang
disekitarnya
(Johnson,
2005).
digunakan dalam penelitian ini adalah
Meskipun fakta diatas menunjukkan
metode skala psikologi. Skala psikologi
besarnya bahaya bagi remaja yang
adalah suatu metode penelitian dan
memiliki kebiasaan merokok, namun hal
menggunakan pertanyaan yang sudah
itu tidak mengurangi atau menghentikan
dipersiapkan dan disusun sedemikian
kebiasaan merokok para remaja tersebut.
rupa sehingga calon responden hanya
Bahkan kebiasaan merokok ini dapat
tinggal mengisi atau menandai dengan
menjadi semakin besar setelah melihat
mudah dan tepat (Sudjana, 1984). Dasar
besarnya iklan atau promosi penjualan
digunakannya
adalah
rokok, serta beberapa model remaja
sebagaimana yang dikemukakan oleh
yang merokok pada tayangan televisi,
Hadi (1987) sebagai berikut:
dimana
1. Subjek adalah orang yang paling
tersebut dapat menaikan gengsi dan rasa
skala
ini
tahu tentang diri sendiri.
perilaku
berada dalam kondisi mencari jati
subjek kepada penulis adalah benar
dirinya,
dan dapat dipercaya.
mengindentifikasi,
subjek
model
percaya dirinya. Remaja yang sedang
2. Hal-hal yang telah dinyatakan oleh
3. Interprestasi
merokok
tentang
labil
melakukan
dan cenderung
kebiasaan
suka mudah
merokok bila
pertanyaan yang diajukan adalah
lingkungan yang dilihatnya rata-rata
sama dengan yang dimaksud oleh
mengkonsumsi rokok.
peneliti.
Pada
remaja,
merokok
adalah
sebagai upaya mengatasi perasaan malu dan rasa tidak percaya diri karena
Pembahasan Kebiasaan merokok sudah meluas
mudah terpengaruh oleh teman. Hal ini
dihampir semua kelompok masyarakat
membuat
di Indonesia dan cenderung meningkat
mengembalikan
dikalangan
umumnya
tersebut dengan cara menghisap rokok,
alasan mereka merokok ingin mencoba
namun lama kelamaan remaja tersebut
remaja.
Pada
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
remaja
berusaha
untuk
perasaan-perasaan
Agustus 2016 | Vol. 1 | No.1
44
tidak bisa meninggalkan rokok yang
kenikmatan tabu, yaitu bentuk-bentuk
akhirnya
rekreasi yang dianggap simbolik oleh
menimbulkan
kecanduan
(Wawolumaya, 1996).
orang dewasa. Kenikmatan tabu yang
Oleh karena itu rasa percaya diri
paling
umum
dilakukan
merupakan salah satu aspek penting
hubungan
dalam perkembangan seorang anak.
merokok, minum-minuman keras, dan
Seorang
penggunaan
anak
yang
memiliki
rasa
percaya diri yang tinggi, akan merasa yakin dengan dirinya. Ia bahkan bisa menikmati
pengalaman
sebelum
berbagai
menikah,
macam
obat-
obatan (Hurlock, 1993). Mangoenprasodjo
dan
Hidayati
yang
(2005) menambahkan bahwa selain
ditemuinya. Disamping itu ia pun bisa
untuk menumbuhkan kepercayaan diri,
bekerja sama dengan orang lain secara
maka gengsi, kelihatan macho, atau
baik. Kalau dasar kepercayaan diri yang
ingin
positif seperti itu tidak dipunyai oleh
serangkaian alasan mengapa remaja
seseorang pada masa kanak-kanaknya,
merokok. Dengan meningkatnya jumlah
maka upaya untuk mencapai percaya
rokok luar negeri yang dipasarkan di
diri
negara-negara
Asia,
selanjutnya tidak mudah dilakukan. Ini
mengakibatkan
peningkatan
berarti, anak mungkin akan tumbuh
perokok.
yang
sehat
baru
seks
adalah
pada
masa-masa
dianggap
dewasa,
merupakan
telah jumlah
menjadi orang dewasa yang merasa tidak mampu menghadapi tantangan yang datang dari sekitarnya (Sobur, 1991).
Berpedoman
pada
hasil-hasil
dan pembahasan yang telah dibuat,
Pada percaya
Kesimpulan
diri
remaja,
diri
yang
gejala mereka
tidak
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
alami
berikut :
disebabkan oleh banyak hal, sehingga
1. Berdasarkan hasil penelitian ini,
mereka menutupinya dengan melakukan
maka dapat dinyatakan bahwa
hal-hal yang dapat menutupi ketidak
semakin
kepercayaan
diri
tersebut.
Karena
merokok
berkembang
atau
hampir
menjadi
sering di
perilaku
lakukan
maka
semakin besar rasa percaya diri
dewasa mempunyai arti yang besar bagi
yang
semua remaja, maka setiap simbol status
sebaliknya
yang baru menjadi populer diantara
perilaku merokok di lakukan
mereka,
maka
hal
melibatkan
diri
ini
dikenal
dalam
sebagai
diperoleh
induvidu,
semakin
semakin
kecil
jarang
rasa
kenikmatan-
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Agustus 2016 | Vol. 1 | No.1
45
percaya diri yang diperoleh
perilaku merokok bagi kesehatan
induvidu.
dan dapat merupakan salah satu
2. Perilaku merokok memberikan pengaruh besar terhadap rasa percaya diri Menengah
Siswa Sekolah
c. Saran bagi peneliti selanjutnya. Disarankan
kepada
selanjutnya
Medan.
penelitian tentang perilaku merokok
Berdasarkan hal ini maka dapat
untuk dapat menggali jauh lebih
dinyatakan bahwa rasa percaya
dalam lagi mengenai kepercayaan
diri
diri berbagai aspek seperti teknik
22
ditentukan
oleh
tinggi
yang
peneliti
Negeri
(SMPN)
Pertama
pintu masuk bagi narkoba.
ataupun
mengangkat
rendahnya atau besar kecilnya
wawancara
mengadakan
perilaku merokok.
observasi langsung kepada induvidu bersangkutan sebelum penyebaran
Saran
skala yang nantinya diberikan serta
Berdasarkan hasil dari penelitian ini dan
memperluas
kesimpulan yang telah dibuat, maka hal-
yang nantinya akan diteliti.
hal
yang
dapat
disarankan
adalah
sebagai berikut: a. Bagi
cangkupan
populasi
d. Saran bagi orang tua. Disarankan kepada seluruh orang tua
Siswa
Sekolah
Menengah
agar lebih mengutamakan kebersamaan
Pertama Negeri (SMPN) 22 Medan.
dan kelekatan psikologis terhadap anak-
Diharapkan kepada Siswa Sekolah
anaknya, terutama pada anak-anak yang
Menengah Pertama Negeri (SMPN)
pada
22 Medan dapat menentukan sikap
menjalin hubungan yang harmonis antar
perilaku merokok apakah baik atau
anak dengan orang tua, komunikasi yang
buruk, dengan cara mengikuti salah
efektif dan komunikasi dua arah agar
satu
dibidang
menghindari hal-hal yang telah banyak
sehingga
terjadi pada remaja dapat diatasi secara
program
ekstra diharapkan meminalisir
sekolah
kulikuler, mampu perilaku
dapat merokok
bertumbuh
kembang
remaja,
bersama-sama. .
tersebut. b. Bagi para staf pengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 22 Medan. Agar dapat memberikan perhatian, bimbingan, arahan akan bahaya
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Agustus 2016 | Vol. 1 | No.1
46
Johnson, J, 2005. Kawasan Tanpa Rokok
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (1992). Reliabilitas dan Validitas .Yogyakarta: Penerbit Sigma Alpha
(online). Available : http://promosi kesehatan.com/artikel.php?nid :81
Yoel, C., 2006 : Hubungan Konsep Diri
Lees dan Plant, 2002. Kepercayaan Diri :
Dengan Motifasi Berprestasi Pada
penilaian dan cara menumbuhkannya.
Remaja.
(Tidak
(terjemahan). Jakarta : PT. Grasindo.
Fakultas
Kedokteran
diterbitkan)
:
Universitas
Sumatera Utara.
2005. Hidup Sehat Tanpa Rokok.
Mudjiran. 2009. Perilaku Merokok (Online) :
Mongoenprasodjo, A.S & Hidayati, S.N,
http
://
Yogyakarta: Pradipta Publishing. Nasution,
S.
(2003).
Metode
Reserch
katakanadengankata.wordpress.
(penelitian Alamiah). Jakarta. Bumi
com/2009/02/04/perilaku merokok.
Aksara. 2003.
Dariyo, A, 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa
Muda
Jakarta
:
PT.
Gramedia widia sarana Indonesia. Hulock,
E.B.,
PERSI, 2006. Ada Apa Dengan Rokok (Online) http://www.pdpersi.co.id/?show=deta
1999.
Psikologi
Suatu
Pendekatan
Wawolumaya, 1996. Perilaku Merokok Dan
Sepanjang Rentan Kehidupan. (Edisi
Bahaya Kesehatan. Jakarta : PT.
kelima) Jakarta : Erlangga
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Perkembangan
ilnews &kode =957&tbl=artikel.
Gea, A.A, 2003. Relasi Dengan Diri Sendiri. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hairunnisah. 2004 : Hubungan Interaksi Teman
Sebaya
Dengan
Sikap
Perilaku Merokok Pada Remaja SMA Kartini Utama Seirampah. Skripsi : (Tidak
diterbitkan)
:
Fakultas
Psikologi Universitas Medan Area. Hakim , A, 2005. Kepercayaan Diri Pada Remaja.
Jakarta:
Eleks
Media
Komputindo. Hartono,B, 1994. Melatih Anak Percaya Diri. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Hurlock, 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Indonesia
Tobacco
Control
http://bebasrokok.wordpress.com/200 8/11/14/7-jenis-motivasi-merokok/. Jaanett shalov, M.S, dkk, 2004, You Can Say No To Your Teenager, Pinkbook.
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Agustus 2016 | Vol. 1 | No.1