59
Jurnal Maternal dan Neonatal,12/05(2016), 59-65
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKSI AIR SUSU IBU (ASI) DI DESA PURWODADI KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 Liarosa Veronika Sinaga Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia
Email:
[email protected]
ABSTRACT Breast milk is best natual nutrition to baby bacause containing requirement of required energy and substance during first six mont life of the baby. Problem for during breast milk because production of breastmilk is not fluent. Cause of breast milk decrease because less hormon excitement of prolactin and oksitosin and problem of breast like breast pain, difficult baby suck because mistake of tehnic the suckle. Many factor influencing production of breast milk a period of child bed like behavioral factor suckle and physiology factor. This research device type is research of surve by using design cros sectional, to know faktors related to production breast milk mother suckle in countryside of purwodadi kecamatan sunggal kabupaten deli serdang tahun 2015. Population in this research is all mother suckle in countryside of purwodadi kecamatan sunggal kabupaten deli tahun 2015 amount to 96 person and in the technics intake of sampel in this research totalizing population that is selection of population made research subject counted 96 persion. This type of research used in the form primery data is direct than mother suckle by alloting observation sheet and kuisioner of each mother suckle in their house at countryside purwodadi. Data analyse which used by univariat, bivariat, and multivariat. Pursuant to result of research can be seen that there technic suckle with production of breast milk (p=0,043), there is relation of nutrition with production of breast milk (P=0,000) there is afloid intake with production of breast milk (P=0,000). Most dominant variable relate to production of breast milk is nutrition (p = 0,000) and OR = (2,589). Suggested to mother. Suckle so that eat regulary and increase censmption of nutrition so that will inpluence production of breast milk and more active to follow counseling and searching more information about away of increase production of breast milk by moss medra and also electronic media.to service of health expected to be more inprove information of counseling suckle for mothers about breast milk and tehnic of breast feed real correct to increase production of breast milk fluency. Factors related to production of breast milk especially at the time of antenatal care. Key words: Factors related to production of breast milk especially at the time of antenatal care.
59
60
1. PENDAHULUAN ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Namun, adakalanya seorang ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI. Kendala utama adalah karena produksi ASI tidak lancar (Wulandari, 201). Persepsi yang kurang tentang produksi ASI yang kurang menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan dalam pemberian ASI secara ekslusif. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Chan, Et al (2006), dari 44 orang ibu post partum sebanyak 77% berhenti menyusui sebelum bayi berusia 3 bulan dengan alasan persepsi ASI yang kurang sebanyak 44%, masalah payudara sebanyak 31% dan merasa kelelahan sebanyak 25%. Menurut Colin Scott (2002), dalam penelitianya yang dilakukan di Australia menjelaskan bahwa 29 ibu post partum berhenti menyusui karena produksi ASI bekurang sedangkan penelitian yang dilakukan Ahliwia, Morrow, dan Hsia (2005), ditemukan bahwa ibu-ibu berhenti menyusui bayinya pada bulan pertama post partum disebabkan karena puting susu lecet, kesulitan dalam melakukan perlekatan pada areola ke mulut bayi yang benar serta persepsi mereka tentang ketidakcukupan produksi ASI ibu sehingga tidak dapat memuaskan bayi. Menurut Stegen et All dalam International breast feeding menyatakan ada hubungan yang bermakna status pekerjaan ibu, paritas ibu, edukasi tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif. Dimana hanya 33% ibu yang bekerja memberikan asi eksklusif (Stegen et all, 2012). Umur ibu berpengaruh terhadap produksi ASI. Ibu yang umurnya lebih muda lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu yang sudah tua. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2006) di Penogoro Jawa Timur menunjukan bahwa sejumlah ibu post partum primipara yang menyusui bayi
usia 3 hari 2 bulan masih memiliki produksi ASI yang buruk sebanyak 19 orang (59,38%) dan yang mempunyai produksi ASI baik yaitu 13 orang (40,62%). Menurut Subrata (2004) menyebutkan bahwa kelompok ibu yang bekerja mempunyai peluang 7,9 kali untuk tidak menyusui bayi secara esklusif dengan kelompok ibu yang tidak bekerja yang akan mempengaruhi terhadap produksi ASI. Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada 9 orang ibu menyusui, dari 9 orang ibu menyusui hanya 2 orang yang memberikan ASI esklusif dengan alasan ASI aman diberikan pada bayi dan dapat menguatkan daya tahan tubuh bayi. 1 orang ibu sudah berhenti menyusui karena merasa nyeri saat menyusui, dimana ibu mengalami luka pada puting, 2 orang ibu menjadwal pemberian ASI karena kesibukan bekerja yang lama kelamaan bayi menolak ASI dan lebih memilih susu formula. Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan, 4 orang ibu menggunakan 1 payudara setiap kali menyusui. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa ditemukan ibu produksi ASI nya sedikit atau tidak ada sama sekali. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan desain sekat silang (cross sectional), dimana pengukuran dan pengamatan terhadap subjek penelitian dilakukan sekali pengamatan. Pengukuran untuk mendapatkan informasi tentang variabel dependen yaitu produksi ASI dan variabel independen yaitu teknik menyusui, asupan nutrisi, asupan cairan. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwodadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai Juli 2015, yang diawali dengan pengajuan outline judul penelitian, penyusunan proposal, pengambilan data, pengolahan data, dan penulisan laporan akhir.
61
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Purwodadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang berjumlah 96 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi (total sampling) yaitu 96 orang.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hubungan Tehnik Menyusui Dengan Produksi ASI Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tehnik menyusui dengan produksi ASI dengan p value 0,043 (p = < 0,05), dimana proporsi ibu yang mempunyai produksi ASI cukup lebih banyak ditemukan pada ibu yang mempunyai tehnik menyusui yang baik yaitu sebanyak 43 (44,8%) dibanding dengan ibu yang mempunyai tehnik menyusui kurang baik yaitu sebanyak 22 (22,9%). Penelitian ini juga menunjukkan nilai odd ratio =1,421, artinya bahwa ibu menyusui dengan tehnik menyusui yang baik memiliki peluang berisiko 1,421 kali lebih besar memiliki produksi ASI cukup dibandingkan ibu yang menyusui dengan tehnik menyusui yang kurang baik . Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Susanti (2006), yang menyatakan bahwa teknik menyusui berhubungan dengan produksi ASI yang berarti bahwa ibu yang memiliki teknik menyusui yang tidak baik cendrung memperoleh produksi ASI yang sedikit. Ibu-ibu yang menyusui bayinya secara dini maka rangsangan produksi ASI akan semakin cepat. Berdasarkan uji chisquare didapatkan adanya hubungan antara teknik menyusui yang benar dengan kelancaran pengeluaran ASI (p-value 0,000<.0,05), semakin baik teknik menyusui yang dilakukan oleh ibu pengeluaran ASInya akan semakin lancar. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang benar merupakan praktik yang tepat serta sesuai dengan perkembangan fisiologi bayi selama masa pralahir dan tahun pertama kehidupan. Menyusui ketepatan waktu saja tidak cukup, tak jarang
kegagalan dalam menyusui salah satu di antaranya adalah karena kurang atau sama sekali tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana cara menyusui yang benar (Astutik, 2014). Menurut utama Roesli dan Elizabeth Yohmi (2008), salah satu faktor yang mempengaruhi kurang lancarnya pengeluaran ASI adalah kesalahan teknik menyusui misalnya cara meletakan bayi pada payudara ketika menyusui hanya memasukan puting susu pada mulut bayi, akibatnya bayi tidak sampai menyusui keareola, padahal pada saat bayi menghisap maka mulut bayi akan terisi ASI dan ia akan menelanya. Menurut Wahyu Triningsih, dkk (2011), adanya hubungan antara teknik menyusui yang benar dengan produksi ASI, semakin baik teknik menyusui yang dilakukan oleh ibu maka pengeluaran ASInya akan semakin lancar. Teori diatas dapat disintesiskan bahwa tehnik menyusui adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan mulut bayi dengan puting susu ibu dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Perlekatan dan posisi ini sangat penting karena menentukan sedikit banyaknya ASI yang dapat keluar. Bila teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan nyeri dan lecet pada puting susu ibu serta produksi ASI ibu. 2. Hubungan Asupan Nutrisi Dengan Produksi ASI Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara asupan nutrisi dengan produksi ASI dengan pvalue = 0,000 (p = < 0,05), dimana proporsi ibu yang mempunyai produksi ASI cukup lebih banyak ditemukan pada ibu yang mengkonsumsi asupan nutrisi baik yaitu sebanyak 55 (57,3%) dibanding dengan ibu yang mengkonsumsi asupan nutrisi kurang baik yaitu sebanyak 10 (10,4%) Penelitian ini juga menunjukkan nilai odd ratio =13,268 artinya bahwa ibu menyusui dengan asupan nutrisi yang baik memiliki peluang berisiko 13,268 kali lebih besar memiliki produksi ASI cukup
62
dibandingkan ibu menyusui dengan asupan nutrisi kurang baik. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi poduksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin (Wulandari, dkk, 2011). Colin dan Scott (2002) dalam penelitiannya yang dilakukan di Australia menjelaskan bahwa 29 persen ibu post partum berhenti menyusui karena produksi ASI berkurang. Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacangkacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI. Dari hasil penelitian menunjukkan ada korelasi antara asupan nutrisi dengan produksi ASI, tetapi masih ada sebagian kecil dari ibu di Desa Purowdadi yang asupan nutrisi dan produksi ASI nya masih berada pada kriteria kurang, hal ini bisa disebabkan oleh factor usia dan pendidikan, karena sebagian dari ibu masih berpendidikan rendah dan ada juga sebagian dari ibu yang usianya masih berada pada usia muda (<20 tahun), semakin rendah pendidikan dan semakin muda usia maka pengalaman dan kesiapan ibu untuk mempunyai seorang bayi masih kurang sehingga ibu kurang mengerti tentang pentingnya asupan nutrisi terhadap produksi ASI. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diberikan penyuluhan bagi masyarakat
tentang pentingnya asupan nutrisi terhadap produksi ASI agar ibu menyusui dapat menjaga pemenuhan asupan nutrisinya sehingga produksi ASInya lancar dan pemenuhan ASI pada bayinya dapat terpenuhi. 3. Hubungan Asupan Cairan Dengan Produksi ASI Hasil penelitian menunjukkan ada Hubungan yang signifikan antara asupan cairan dengan produksi ASI dengan p value 0,00 (p = < 0,05), dimana proporsi ibu yang mempunyai produksi ASI cukup lebih banyak ditemukan pada ibu yang memenuhi asupan cairan 8-12 gelas/hari yaitu sebanyak 46 (47,9%) dibanding dengan ibu yang memenuhi asupan cairan <8 gelas/hari yaitu sebanyak 19 (19,8%). Penelitian ini juga menunjukkan nilai odd ratio =7,714, artinya bahwa ibu menyusui dengan asupan cairan 8-12 gelas/hari memiliki peluang berisiko 7,714 kali lebih besar memiliki produksi ASI cukup dibandingkan ibu menyusui dengan asupan cairan <8 gelas/hari. Ibu yang sedang menyusui harus mengkonsumsi banyak cairan, selain mengkonsumsi berbagai makanan yang sehat. Cairan yang diperlukan dalam proses metabolisme tubuh dan menambah Produksi ASI. Cairan yang diperoleh dengan minum air putih sedikitnya tiga liter setiap hari atau delapan gelas per hari serta diperoleh dari sari buah seperti jus buah, sup, susu rendah lemak (Astutik, 2014). Selain kebutuhan makanan, ibu menyusui juga memerlukan minum yang cukup karena kebutuhan tubuh akan cairan pada menyusui meningkat. Asupan cairan yang cukup 2000-3000 ml (8-12 gelas) perhari dapat menjaga produksi ASI ibu (Pillitteri, 2003; Suryoprajogo, 2009). Dari hasil analisis multivariat dapat dilihat bahwa variabel asupan nutisi merupakan variabel yang paling berhubungan dengan produksi ASI dengan odd ratio = 17,186 artinya bahwa ibu menyusui dengan asupan nutrisi yang baik memiliki peluang berisiko 17,186 kali lebih besar memiliki produksi ASI
63
cukup dibandingkan ibu menyusui dengan asupan nutrisi kurang baik dengan nilai p=0,000. Hasil tes omnibus R Square Nagelkerke 0,623 menunjukkan 62,3% asupan nutrisi mampu berhubungan dengan produksi ASI dan sisanya 37,7% dihubungkan oleh factor lain yaitu variabel asupan cairan. Kualitas makanan ibu erat hubungannya dengan kualitas ASI yang diproduksinya. Apa yang dimakan ibu akan mempengaruhi kandungan ASI nya. Ibu yang tidak mengkonsumsi standar makanan beragam dan bergizi seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan kacangkacangan. Asupan energy ibu menyusui kurang dari 1500 Kkal perhari ternyata menurunkan produksi ASI sebesar 15%. Kandungan total lemak pun akan menurun disertai dengan perubahan pola asam lemak yang ada. Kuantitas komponen imun dalam ASI juga akan rendah seiring dengan semakin buruknya status nutrisi ibu menyusui (Whitehead, 2001). Teori diatas didukung oleh hasil penelitian Colin dan Scott (2002) yang dilakukan di Australia menjelaskan bahwa 29 persen ibu post partum berhenti menyusui karena produksi ASI berkurang. Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Menurut Wiryo (2002) ibu menyusui memerlukan kalori yang lebih banyak dibandingkan yang tidak hamil bahkan lebih banyak dari kebutuhan saat hamil. Selama menyusui ibu memproduksi sekitar 800cc air susu yang mengandung 600 kkal. Karena ibu menyusui membutuhkan tambahan 800 kkal yaitu 600 kkal untuk produksi ASI dan 200 kkal untuk aktivitas ibu selama menyusui. Oleh karena itu, untuk mencukupi kebutuhan kalori ibu menyusui, biasanya ibu makan lebih banyak dari biasanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Kusmiyati (2002) yang menyatakan bahwa peningkatan frekuensi makan
berhubungan dengan tingkat kecukupan energi dan status gizi pada ibu menyusui. Di Ilmu kesehatan masyarakat penelitian ini dapat menjadi sumber pendikan kesehatan dan promosi kesehatan khususnya tentang upaya peningkatan tentang produksi ASI untuk memenuhi cakupan ASI esklusif. Memberikan penyuluhan tentang tehnik menyusui yang benar. Selain ilmu Kesehatan masyarakat, hasil penelitian ini juga dapat digunakan dan dikembangkan dalam ilmu gizi tentang diit yang baik untuk ibu menyusui sehingga ibu menyusui dapat mempersiapkan produksi ASI mulai dari kehamilan sampai masa nifas agar produksi asinya cukup. Ibu menyusui juga mengetahui nutrisi yang harus dikonsumsi dalam porsi, jumlah dan jenis makanan yang dimakan selama menyusui. Implikasi lain diantaranya adalah bagi layanan asuhan kebidanan dapat melakukan sistem rawat gabung sangat penting diterapkan pada perawatan ibu setelah melahirkan sehingga ibu dapat menyusui bayinya setiap saat sesuai dengan kebutuhan bayi. Rawat gabung juga dapat membuat ibu dan bayi merasa nyaman sehingga dapat mempengaruhi terhadap produksi asi. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor –faktor yang berhubungan dengan produksi ASI pada ibu menyusui di Desa Purwodadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Produksi ASI pada ibu menyusui di Desa Purwodadi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang mayoritas cukup sebanyak 65 orang (67,7%) 2. Faktor tehnik menyusui berhubungan secara signifikan dengan produksi ASI pada ibu menyusui dengan p value = 0, 043 (p < 0,05). 3. Faktor asupan nutrisi berhubungan secara signifikan dengan produksi ASI pada ibu menyusui dengan p value = 0, 000 (p < 0,05).
64
4. Faktor asupan cairan berhubungan secara signifikan dengan produksi ASI pada ibu menyusui dengan p value = 0, 000 (p < 0,05). 5. Faktor yang paling berhubungan dengan produksi ASI adalah asupan Nutrisi dengan p value = 0,000 dan nilai Odd Ratio = 17,186, artinya bahwa ibu menyusui dengan asupan nutrisi yang baik memiliki peluang berisiko 17,186 kali lebih besar memiliki produksi ASI cukup dibandingkan ibu menyusui dengan asupan nutrisi kurang baik 5. DAFTAR PUSTAKA Ahluwalia, I.B., Morrow, B., & Hsia, J. Why do women stop breastfeeding? Finding from the pregnancy risk assessment and monitoring system. Journal Pediatrics; 2005 Arief. Panduan Ibu Cerdas (ASI dan Tumbuh Kembang Bayi).Yogyakarta: Medis Pressindo; 2009 Asfuah.
Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : KebidananNuha Medika ; 2009
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta ; 2010 Arora et All. Rediate Jurnal. Pdf. Astutik Yuli, R. Payudara dan Laktasi. Salemba Medika ; 2014 Biancuzzo, M. Breastfeeding the newborn: Clinical strategies for nurses. St. Louis : Mosby ; 2003 Colin, W.B, dan Scott, J A. Beast Feeding Reasons For Starting, Reasons For Stopping And Problems Along The Way. Australia : School Of Publich Health ; 2002 Chan SM, et al. Breastfeeding Failure In A Longitudinal Post Partum Maternal Nutrition Study In
Hongkong. China : Department Of Paediatrics ; 2006 Dr. Taufan, N. dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta : 2014 Dr. Taufan, N. Asi Dan Tumor Payudara. Yogyakarta : Nuhamedika ; 2011 Handayani, S, dkk. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta : 2011 Hanyow. Asi Eksklusif Terjemahan. New Jersey : 2008 HJ, Siti, A, dkk. Asuhan Kebidana Post Partum. PT. Refika Aditama ; 2013 Haryono Rudi. dkk. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah Hati Anda. Yogyakarta : 2014 Maritalia, D. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta : 2012 Novianti. Menyusui Itu Indah. Yogyakarta : Octopus ; 2009 Notoatmodjo. Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta ; 2010 Nunung, S, dkk. Asuhan Kebidanan Post Partum. PT. Refika Aditama ; 2013 Nurani, A. 7 Jurus Sukses Menyusui. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia ; 2013 Nurrezeki, dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta : 2014 PP No 33 Tahun 2012. Asi Ekslusif. Pdf. Pra Setyono. Asi Ekslusif Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatannya. Yogyakarta : Diva Press ; 2009
65
Prof. Dr, Hj. Laelatul, D. Asuhan Kebidanan Post Partum. PT. Refika Aditama ; 2013 Proverawati,A, dkk. Kapita Selekta Asi dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika ; 2010 Roesli. ASI Eksklusif, Tarsito. Bandung : 2005 Rahmawati,E, dkk. Kapita Selekta Asi dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika ; 2010 Retno Setyo,H, dkk. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta : 2011 Ri Yanti. Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum 2. Depok Universitas Gunadarma : 2007 Siregar, A. Pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Medan : FKM USU ; 2004 Saleha, S. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Penerbit Salemba Medika ; 2009 Sulystyawati. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : CV. Andi Offset ; 2009 Sulistyoningsih. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakarta : Grahana Ilmu ; 2011 Stegan
et All. International. Breast Feeding Jurnal. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : 2009
Varney, Helen et All. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC ; 2007 Warnaliza, D, dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta. : 2014
Wilis, dkk. Buku ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta : 2014