Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Informasi Non Akuntansi Terhadap Keputusan Pemberian Fasilitas Kredit Modal Investasi Dengan Pengalaman Sebagai Variabel Moderating Pada Bank Bukopin Cabang Medan Tia Novira Sucipto Fakultas Ekonomi Universitas Sari Mutiara Indonesia
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap pemberian fasilitas kredit modal investasi dengan pengalaman sebagai variabel moderating pada Bank Bukopin Cabang Medan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh permohonan kredit yang dimohonkan kepada Bank Bukopin Cabang Medan selama periode tahun 2010. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga menghasilkan 136 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan uji residual. Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan menunjukkan semua variabel independen berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Sedangkan secara parsial hanya variabel likuiditas, posisi kas, struktur modal, kelayakan usaha, perputaran piutang, profit margin, dan reputasi bisnis yang berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Perputaran persediaan, skala usaha, jaminan kredit, pendidikan debitur, dan diversifikasi usaha tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Pengujian hipotesis kedua diperoleh hasil bahwa adanya pengalaman sebagai variabel moderating berpengaruh signifikan pada kelayakan usaha sehingga semakin memperkuat hubungan variabel tersebut dengan keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Akan tetapi tidak berpengaruh signifikan pada variabel likuiditas, posisi kas, struktur modal, perputaran piutang, perputaran persediaan, skala usaha, profit margin, jaminan kredit, reputasi bisnis, pendidikan debitur, dan diversifikasi usaha sehingga semakin memperlemah hubungan variabel tersebut dengan keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Kata Kunci : Informasi Akuntansi, Informasi Non Akuntansi, Pengalaman, dan Keputusan Kredit. Pendahuluan Industri jasa perbankan memiliki kegiatan usaha yang dapat dikelompokkan ke dalam bisnis utama dan bisnis penunjang. Bisnis utama suatu bank adalah menghimpun dana masyarakat, berupa
simpanan giro, tabungan dan deposito untuk disalurkan kembali kepada perusahaan yang membutuhkannya, yaitu dalam bentuk penyaluran kredit. Sedangkan yang merupakan bisnis penunjang suatu bank
meliputi kegiatan yang dapat memperlancar lalu lintas pembayaran, seperti : kliring, inkaso dan transfer. (Sutojo,2000). Kegiatan bisnis yang bagaimanapun baiknya tidak akan terlepas dari suatu resiko. Ada 3 jenis resiko yang bakal dihadapi oleh suatu bank dalam melakukan bisnis perbankan yaitu : resiko bunga, resiko kredit dan resiko likuiditas. Resiko bunga akan timbul apabila sebuah bank memberikan kredit kepada debitur dengan tingkat bunga x %, tetapi kemudian tingkat bunga yang harus dibayar oleh bank kepada para penyimpan dana menjadi lebih besar dari x %. Apabila kondisi ini terjadi maka bank mengalami kerugian. Resiko kredit akan timbul apabila kredit yang diberikan kepada debitur ternyata dikemudian hari menjadi macet. Termasuk ke dalam resiko jenis ini adalah adanya kemacetan pembayaran oleh perusahaan yang dijamin oleh bank kepada pihak lain, sehingga pihak lain mengadakan klaim pembayaran kepada bank atas piutangnya kepada perusahaan yang dijamin. Resiko likuiditas akan timbul apabila bank tidak mampu mengembalikan dana yang dihimpun ketika diminta kembali oleh para pemilik dana yang menyimpankan uangnya di bank. Hal ini pernah dialami oleh Bank Century pada tahun 2009, dimana kondisi keuangan Bank Century tidak cukup untuk menutupi kewajibannya kepada para nasabah yang ingin menarik uang simpanannya, sehingga bank tersebut dinyatakan kalah kliring oleh Bank Indonesia dan izinnya dibekukan oleh pemerintah. Fakta tersebut memberi gambaran bahwa setiap saat bank tidak terlepas dari kesulitan likuiditas, terlebih bila dana yang disalurkan kepada debitur berasal dari jenis tabungan yang oleh pemiliknya setiap saat dapat ditarik. (Rimsky,2002).
Untuk mengatasi resiko bisnis perbankan yang demikian kompleks, bank harus secara cermat dan akurat dalam memperhitungkan tentang kemungkinan terjadinya berbagai resiko. Perhitungan tersebut dapat berupa evaluasi terhadap setiap keputusan kredit yang diberikan kepada calon debitur, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Kredit yang diberikan bisa berupa kredit mikro yaitu kredit yang diberikan dalam jumlah kurang dari 50 juta dengan jangka waktu 1 tahun. Sedangkan kredit makro yaitu kredit yang diberikan dalam jumlah lebih dari 50 juta dengan jangka waktu minimal 2 tahun, contoh kredit investasi. Secara parsial hanya variabel net profit margin yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit. Dari keterangan diatas maka penulis melakukan penelitian tentang Pengaruh Informasi Akuntansi, Non Akuntansi dan Pengalaman sebagai Variabel Moderating Terhadap Keputusan Pemberian Fasilitas Kredit Modal Investasi Pada Bank Bukopin Cabang Medan. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut : 1. Apakah informasi akuntansi dan informasi non akuntansi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi pada Bank Bukopin Cabang Medan ? 2. Apakah informasi akuntansi dan informasi non akuntansi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi dengan pengalaman sebagai variabel moderating pada Bank Bukopin Cabang Medan ? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh secara simultan dan parsial
informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi pada Bank Bukopin Cabang Medan. 2. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh secara simultan dan parsial informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi dengan pengalaman sebagai variabel moderating pada Bank Bukopin Cabang Medan. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat : 1. Dapat memberikan gambaran perlu atau tidaknya penggunaan informasi akuntansi dan informasi non akuntansi terhadap pengambilan keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi dengan pengalaman sebagai variabel moderating pada Bank Bukopin Cabang Medan. 2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi manajemen Bank Bukopin Cabang Medan untuk menetapkan kebijakan selanjutnya sebagai persyaratan pengajuan, perpanjangan fasilitas kredit modal investasi. 3. Untuk menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh permohonan kredit modal investasi yang dimohonkan kepada Bank Bukopin Cabang Medan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Bukopin Cabang Medan, dapat diketahui jumlah permohonan kredit selama periode tahun 2010 berjumlah 150 debitur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling (Judgement) yaitu berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriterianya sebagai berikut : 1. Perusahaan yang memberikan laporan keuangan 2 tahun terakhir.
2. Permohonan kredit modal investasi diperuntukkan untuk barang/jasa yang produktif. Informasi Akuntansi Tia (2011) informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang diserahkan calon debitur, meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, laporan perubahan modal, catatan dan materi penjelasan yang merupakan bagian yang integral dari laporan keuangan. Variabel informasi akuntansi yang perlu dilakukan analisis yaitu : a. Likuiditas b. Posisi Kas c. Struktur Modal d. Kelayakan Usaha e. Perputaran Piutang f. Perputaran Persediaan g. Skala Usaha h. Profit Margin Informasi Non Akuntansi Tia (2011) variabel informasi non akuntansi yang perlu dilakukan analisis yaitu : a. Jaminan b. Reputasi Bisnis c. Pendidikan debitur d. Diversifikasi Usaha Pengalaman Tia (2011) variabel pengalaman merupakan variabel moderating. Pengalaman manajemen perusahaan mengelola akan mempengaruhi kemampuan dan daya tahan perusahaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi, semakin berpengalaman manajemen mengelola usaha akan lebih baik dalam mengelola usaha. Indikatornya membandingkan berapa lama manajemen mengelola usaha dengan 15 tahun sebagai dasar pijakan usaha established. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio.
Keputusan Pemberian Fasilitas Kredit Modal Investasi Tia (2011) variabel keputusan pemberian kredit modal investasi merupakan variabel dependen. Pengukuran variabel dependen mempergunakan skala rasio yaitu perbandingan jumlah keputusan kredit yang disetujui dengan jumlah kredit yang di mohon kepada Bank Bukopin Cabang Medan. Pembahasan Pengujian hipotesis pertama secara simultan variabel informasi akuntansi, non akuntansi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Secara parsial, ada tujuh variabel yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Variabel yang berpengaruh tersebut adalah likuiditas, posisi kas, struktur modal, kelayakan usaha, perputaran piutang, profit margin, dan reputasi bisnis. Sedangkan variabel persediaan piutang, skala usaha, jaminan kredit, pendidikan debitur dan diversifikasi usaha tidak berpengaruh signifikan. Uraian dari masingmasing variabel dapat dilihat sebagai berikut 1. Likuiditas Dari hasil pengujian pada Tabel 5.6. diperoleh nilai thitung sebesar 2,288 dengan signifikansi sebesar 0,024. Nilai thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t(0,05; 123) 1,979 dan nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi diterima. Dengan demikian likuiditas berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi karena jika likuiditas perusahaan baik berarti perusahaan tersebut
mampu membayarkan hutangnya kepada bank. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hasibuan (2003), Handayani (2004), Karo-Karo (20011) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit. 2. Posisi Kas Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. diperoleh nilai thitung -3,510 dengan signifikansi sebesar 0,001. Nilai thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t(0,05, 123) 1,979 dan nilai signifikansinya lebih kecil dari α0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan posisi kas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi diterima. Dengan demikian posisi kas berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003) yang menyatakan bahwa posisi kas berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi karena jika kas perusahaan besar berarti perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan jika perusahaan mendapatkan keuntungan maka perusahaan tersebut bisa membayar hutangnya kepada bank sehingga bank bisa memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hasibuan (2003), Handayani (2004), Karo-Karo (2011) yang menyatakan bahwa posisi kas tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit. 3. Struktur Modal Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. diperoleh nilai thitung 3,813 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t(0,05, 123) 1,979 dan nilai signifikansinya lebih kecil dari α0,05 dengan demikian dinyatakan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pemberian fasilitas kredit modal investasi diterima. Dengan demikian struktur modal berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi karena jika modal perusahaan besar maka perusahaan tersebut mampu untuk mengembangkan usahanya. Jika usahanya semakin berkembang maka perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan sehingga perusahaan tersebut mampu membayar hutangnya kepada bank. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003), Hasibuan (2003), Handayani (2004), KaroKaro (2011) yang menyatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit. 4. Kelayakan Usaha Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. diperoleh thitung sebesar -2,393 dengan signifikansi sebesar 0,018. Nilai thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t(0,05; 123) 1,979 dan nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan kelayakan usaha berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi diterima. Dengan demikian kelayakan usaha berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003) yang menyatakan bahwa Kelayakan Usaha berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi karena jika perusahaan layak maka perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan sehingga perusahaan tersebut mampu membayarkan hutangnya kepada bank. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hasibuan (2003), yang menyatakan bahwa kelayakan usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit.
5. Perputaran Piutang Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. diperoleh thitung sebesar -2,529 dengan signifikansi sebesar 0,013. Nilai thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai t(0,05; 123) 1,979 dan nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi diterima. Dengan demikian perputaran piutang berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi karena jika perputaran piutang baik maka jalannya perusahaan akan lancar. Kalo perusahaan lancar maka perusahaan mendapatkan keuntungan sehingga perusahaan tersebut bisa membayar hutangnya kepada bank. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003), Hasibuan (2003), Handayani (2004), Karo-Karo (2011) yang menyatakan bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit. 6. Perputaran Persediaan Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. diperoleh thitung sebesar 0,544 dengan signifikansi sebesar 0,588. Nilai thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t(0,05; 123) 1,979 dan nilai signifikansi lebih besar dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi ditolak. Dengan demikian perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003), Hasibuan (2003), Handayani (2004), Karo-Karo (2011) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit karena jika perputaran persediaan buruk maka operasi perusahaan akan
terhambat. Jika operasi perusahaan terhambat maka perusahaan mendapatkan kerugian sehingga perusahaan tersebut tidak bisa membayar hutangnya kepada bank. 7. Skala Usaha Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. diperoleh thitung sebesar -0,115 dengan signifikansi sebesar 0,909. Nilai thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t(0,05; 123) 1,979 dan nilai signifikansi lebih besar dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan skala usaha berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi ditolak. Dengan demikian skala usaha tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003), Hasibuan (2003), Handayani (2004), Karo-Karo (2011) yang menyatakan bahwa skala usaha tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit karena jika skala usaha buruk maka pendapatan perusahaan akan menurun sehingga perusahaan tidak mampu membayar hutangnya kepada bank. 8. Profit Margin Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. diperoleh thitung sebesar 3,767 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t(0,05; 123) 1,979 dan nilai signifikansi lebih besar dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan profit margin berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi diterima. Dengan demikian profit margin berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Karo-Karo (2011) yang menyatakan bahwa profit margin berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi karena jika profit margin besar maka
perusahaan mampu membayar hutangnya kepada bank. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003) dan Hasibuan (2003) yang menyatakan bahwa profit margin tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit. 9. Jaminan Kredit Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. diperoleh thitung sebesar 0,892 dengan signifikansi sebesar 0,374. Nilai thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t(0,05; 123) 1,979 dan nilai signifikansi lebih besar dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan jaminan kredit berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi ditolak. Dengan demikian jaminan kredit tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003), Hasibuan (2003), Handayani (2004), Karo-Karo (2011) yang menyatakan bahwa jaminan kredit tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit karena jika jaminan kecil maka debitur tidak akan sungguh-sungguh membayar hutangnya kepada bank sehingga apabila terjadi kredit macet maka bank akan mencairkan jaminan kredit dengan nilai yang rendah sehingga bank akan mengalami kerugian. 10. Reputasi Bisnis Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. diperoleh thitung sebesar 2,053 dengan signifikansi sebesar 0,042. Nilai thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t(0,05; 123) 1,979 dan nilai signifikansi lebih besar dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan reputasi bisnis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi diterima. Dengan demikian reputasi bisnis berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi karena jika reputasi bisnis baik maka perusahaan akan
mampu mengembalikan hutangnya kepada bank karena perusahaan tersebut tidak ingin nama perusahaan jelek di mata pihak lain. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003), Hasibuan (2003), Handayani (2004), Karo-Karo (2011) yang menyatakan bahwa reputasi bisnis tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit. 11. Pendidikan Debitur Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. diperoleh thitung sebesar 1,476 dengan signifikansi sebesar 0,142. Nilai thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t(0,05; 123) 1,979 dan nilai signifikansi lebih besar dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan pendidikan debitur berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi ditolak. Dengan demikian pendidikan debitur tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003), Hasibuan (2003), Karo-Karo (2011) yang menyatakan bahwa pendidikan debitur tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit karena jika pendidikan debitur rendah maka debitur tidak akan mampu untuk mengelola perusahaan sehingga perusahaan akan merugi sehingga perusahaan tidak mampu membayarkan hutangnya kepada bank. 12. Diversifikasi Usaha Dari hasil penelitian pada Tabel 5.6. diperoleh thitung sebesar -1,537 dengan signifikansi sebesar 0,127. Nilai thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t(0,05; 123) 1,979 dan nilai signifikansi lebih besar dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan diversifikasi usaha berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi ditolak. Dengan demikian diversifikasi usaha tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian
fasilitas kredit modal investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suroso (2003), Hasibuan (2003), Handayani (2004), Karo-Karo (2011) yang menyatakan bahwa diversifikasi usaha tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit karena jika badan usaha yang dikelola dabitur sedikit maka kelangsungan hidup perusahaan tidak berjalan baik sehingga perusahaan akan mengalami kerugian sehingga perusahaan tidak mampu membayar hutangnya kepada bank. Dari duabelas variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya tujuh variabel yang memberikan pengaruh terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. Hal ini diduga terjadi karena kreditur masih kurang memperhatikan variabel-variabel independen dalam penelitian ini untuk pengambilan keputusan. Kemudian sebab lainnya adalah data yang sangat bervariatif mempengaruhi hasil analisis. Pengujian hipotesis kedua secara simultan diperoleh Fhitung 10,606 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Sedangkan secara parsial diperoleh thitung -2,387 dan nilai signifikan sebesar 0,019 untuk variabel kelayakan usaha yang sudah dimoderatingkan dengan pengalaman karena jika debitur memiliki pengalaman yang tinggi maka debitur bisa menjalankan perusahaan dengan baik sehingga perusahaan tersebut menjadi layak untuk berbisnis. Apabila perusahaan layak maka perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan sehingga perusahaan tersebut mampu membayarkan hutangnya kepada bank. Akan tetapi tidak berpengaruh signifikan kepada variabel likuiditas, posisi kas, struktur modal, perputaran piutang, perputaran persediaan, skala usaha, profit margin, jaminan kredit, reputasi bisnis, pendidikan debitur, dan diversifikasi usaha karena kondisi perekonomian yang relatif
tidak stabil dan terjadinya bencana alam yang tidak dapat dihindari. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bagian sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengujian hipotesis pertama secara simultan (serempak) variabel informasi akuntansi, non akuntansi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi. 2. Pengujian hipotesis kedua menjelaskan bahwa secara simultan diperoleh nilai signifikan pengalaman yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Kemudian secara parsial adanya pengalaman sebagai variabel moderating berpengaruh signifikan pada variabel kelayakan usaha. Saran 1. Kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan tentang keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi, disarankan sebaiknya periode waktu penelitian lebih dari 1 tahun. 2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lanjutan tentang keputusan pemberian fasilitas kredit modal investasi, disarankan sebaiknya mencantumkan nama perusahaan. Daftar Pustaka Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat, Universitas Diponegoro. Hasibuan, Takiyuddin, 2003. Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Keputusan Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Pada Bank Bumiputera Cabang Medan. Tesis S2. Program Pascasarjana, USU. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Emban Patria, Jakarta.
Kasmir, 2002. Manajemen perbankan, Edisi Pertama, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Lubis, Ade Fatma, Syahputra, Adi, 2008. Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis, Waty Grafika, Medan. Prawironegoro, Darsono, Purwanti, Ari, 2008. Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, Mitra Wacana Media, Jakarta. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, Bandung. Suroso, 2003. Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. Bank Mandiri Tbk. Cabang Medan Imam Bonjol. Tesis S2. Program Pascasarjana, USU. Sutojo, Siswanto, 1997. Analisa Kredit Bank Umum, Cetakan X, BPFEYogyakarta. Suwardjono, 2003. Akuntan Pengantar 1, BPFE, Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009, Tentang Perbankan. Warren, Reeve, Fess, 2005. Accounting, Pengantar Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta. http://bambang77001.blogspot.com/2009/11 /kredit-perbankan.html http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/ujiasumsi-klasik-regresi-berganda.html http://pdf.aandamar.com/pdf/pengertianpengalaman-kerja-menuruthasibuan.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456 789/24092/6/Cover.pdf.handayani http://skripsimanajemen.blogspot.com/2011/02/p engertian-pengalaman-kerja.html http://ssantoso.blogspot.com/2009/02/materi -vii-uji-heteroskedastisitas.html http://statisticsanalyst.wordpress.com/2009/ 08/21/asumsi-regresi-uji-normalitas-
residual-dengan-kolmogorovsmirnov/ http://tech.groups.yahoo.com/group/statistik -indonesia/message/1851 http://wahyupsy.blog.ugm.ac.id/2010/12/21/ gambar-model-analisis-denganmenggunakan-variabel-moderator/ http://www.bukopin.co.id/ID/profil_sekilas_ perusahaan.htm http://www.bukopin.co.id/ID/prod_kredituk m.htm http://www.bukopin.co.id/ID/prod_kreditko mersial.htm http://www.bukopin.co.id/ID/prod_kreditko mersial_kreditinvestasi.htm
http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/r egresi-linear-dengan-variabel.html http://www.peutuah.com/regresi-linear/ http://www.researchgate.net/publication/423 21958 Pengaruh_Informasi Akuntansi_Dan_Bukan_Akuntansi_ Terhadap_Persetujuan_Kredit_Yasa GriyaPada_Pt._Bank_Tabungan Negara_(Persero) Kantor_Cabang_Medan http://www.2dix.com/pdf-2011/pengertianpengalaman-kerja-pdf.php