Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi
KESIAPAN SKILLED LABOR INDONESIA DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015: STUDI TENAGA PROFESI AKUNTAN, ARSITEK, DAN DOKTER.
Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FEUI 2013
Kajian ini merupakan pemaparan tentang agenda besar ASEAN dalam kurun waktu 2 tahun lagi, Asean Economic Community 2015. Data dan referensi yang digunakan bersifat data sekunder, dengan rujukan dapat berupa lisan, tulisan, dan internet dari website yang terpercaya. Tujuan dari kajian ini pada dasarnya adalah untuk menyampaikan informasi kepada seluruh khalayak terkhususnya mahasiswa para calon pekerja skilled labor untuk dapat mempersiapkan pengetahuan tentang Asean Economic Community 2015 sedini mungkin. Bagi pemerintah, agar dapat melakukan rekomendasi kebijakan. Untuk masyarakat, agar dapat memahami agenda regional persaingan bebas dan integrasi ekonomi ASEAN ini.
1 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
“Setetes Air untuk Samudera Ilmu” Sebuah Kata Pengantar Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas berkah rahmat dan karunianya setiap manusia di Alam ini dapat terus hidup menikmati udara dan kenikmatanNya dalam melangsungkan aktifitas. Kajian ini kami susun sebagai bentuk perwujudan dari Tri-Dharma Perguruan tinggi yakni Pendidikan dan penelitian. Mahasiswa sebagai motor intelektual muda dapat memainkan perannya dalam memberikan pencerahan informasi atau isu untuk diangkat ke permukaan, memaparkan kepada khalayak terhadap realita yang ada dengan basis pendidikan yang telah dimiliki. Mahasiswa adalah aktor untuk mencerdaskan bangsa. Indonesia menghadapi waktu waktu mendatang akan mengalami begitu banyak tantangan. Tantangan itu dapat datang dari dalam negeri dengan ditandai dengan fluktutatifnya perekonomian domestik, instabilitas politik, pendidikan dan sosial, dan lain lain. Namun dunia akan semakin mengglobal dan terbuka, arus globalisasi sudah akan sangat sulit untuk dibendung, Indonesia harus juga bisa mempersiapkan segala ancaman yang datang dari luar dan cerdik dalam menangkap kesempatan untuk kepentingan dalam negeri. Sekitar 10 tahun yang lalu, Indonesia bersama 9 negara lain di ASEAN menyepakati akan dibentuknya satu program atau agenda besar regional, bernama ASEAN Economic Community di pertemuan Bali Concord II. 4 tahun setelahnya, blueprint atau naskah rencana kerja telah rampung untuk disetujui, AEC begitu singkatannya dijadwalkan untuk dimulai pada tahun 2015. Isu AEC 2015 semakin sering digencar-gencarkan oleh pemerintah ke-10 negara demi mempersiapkan segala sesuatunya untuk mulainya pada tahun 2015. ASEAN Economic Community 2015 merupakan agenda regional 10 negara ASEAN dalam melakukan pengintegrasian ekonomi, dengan tujuan menciptakan satu pasar ekonomi dan satu basis produksi. Negara antara satu dan lainnya hanya dibedakan dalam teritori dan kebijakan politik, dalam hal ekonomi hampir semua pintu dan pos pos vital dibebaskan, dengan kata lain dihapus segala bentuk regulasi yang dapat membendung adanya integrasi ekonomi mancanegara. Dalam konsep AEC 2015, ada 5 pergerakan arus yang dibebaskan. Kelima itu yakni free flow of goods, free flow of services, freer flow of capital, free flow of direct investment, dan free 2 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
flow of skilled labor. Kelima ini merupakan tiang berdiri tegaknya ekonomi integrasi seperti yang dicita-citakan oleh idealisme regional ASEAN. Segala aturan yang membendung arus pergerakan kelima barang ini akan dihapus, wujudnya nyatanya seperti penghapusan tariff impor-ekspor, kuota, penghapusan permit in, VISA, penyerataan kualifilasi dan stertifikasi pekerja terampil, dan lain lain. Sebagai mahasiswa ekonomi UI, arah dan output kajian kami fokuskan terhadap salah satu pilar yang akan bersentuh langsung dengan keberlangsungan aktifitas mahasiswa. Lulus menjadi pekerja terampil bagi mahasiswa FEUI adalah hal yang prestijius, sehingga analisa dan studi akan seperti apa nanti persaingan dan kondisi pasar akan pekerja terampil di Indonesia dan sekitarnya menjadi bekal penting terhadap setiap mahasiswa yang benar mempersiapkan dirinya untuk meniti jenjang karir setelah lulus. Ada 7 tenaga Skilled labor dalam AEC 2015 yang dibebaskan, 3 diantaranya adalah arsitek, akuntan, dan tenaga profesi dokter. BEMFEUI sebagai corong organisasi yang mengedepankan ilmu dan aspirasi mahasiswa FEUI perlu untuk menelusuri pasar seperti apa yang akan dihadapi oleh para calon akuntan FEUI dan universitas lain, maka pilihan akan kajian kesiapan akuntan adalah sebuah keharusan. Dalam konteks universitas, kajian ini disusun pula sebagai bentuk an academical review terhadap sektor sektor yang dapat mempengaruhi atau terpengaruh oleh perubahan poros ekonomi. Arsitek dan tenaga profesi kedokteran adalah pilihan yang diambil, pasar arsitektur sangat tergantung dengan berkembang tidaknya pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan tingginya permintaan. Tenaga profesi dokter, disamping disiplin ilmu kedokteran, tenaga keprofesian dokter adalah sebuah pasar, sehingga analisis ekonomi akan pasar dokter juga merupakan disipilin ilmu ekonomi. Diakhir kajian ini, kami juga menyimpulkan sektor produktif Indonesia mana yang belum sepenuhnya siap untuk menghadapi kompetisi super bebas AEC 2015, atau bahkan tidak memiliki persiapan sama sekali. Kesimpulan itu kemudian kami lanjutkan dalam bentuk rekomendasi kebijakan, sebagai bentuk masukan kepada pihak pihak terkait. Jika AEC 2015 tidak bisa dihindarkan lagi, maka kesiapan Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Penutup, kami ingin ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Departemen kami dalam menyelesaikan kajian paruh pertama kami. Terima kasih pertama 3 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
kami haturkan kepada Prof. Mayling atas saran dan masukannya terhadap persiapan prakajian kami, terima kasih kami haturkan kepada Pak Berly Martawardaya Ph.D atas bimbingan untuk arah dan data kajian kami, terima kasih untuk Pak Maddaremmeng, Pak Cecep Rukendi, dan Pak Alex Yahya Datuk yang telah membantu samudera ilmu kami, terima kasih kepada Ketua BEM dan Kabid Sospol kami atas pendampingannya selama proses kajian, dan terakhir yang utama adalah terima kasih kepada semua anggota Departemen yang telah meluangkan waktu dalam proses penyusunan kajian, sesungguhnya semua usaha yang dilakukan tak akan berakhir sia sia. Terakhir, beginilah cara kami mencintai negara dan bangsa ini. Penulis, dkk.
Depok, September, 2013. Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEMFEUI 2013
4 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
DAFTAR ISI DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 5 BAB I ...................................................................................................................................................... 6 BAB II..................................................................................................................................................... 9 A.
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA............................................................ 9
B. PROFESI DOKTER INDONESIA DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 ........................................................................................................................ 17 C. PROFESI ARSITEK INDONESIA DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 ........................................................................................................................ 32 D. PROFESI AKUNTAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 ........................................................................................................................ 38 BAB III ................................................................................................................................................. 47 A.
KESIMPULAN ......................................................................................................................... 47
B.
SARAN ..................................................................................................................................... 48
DAFTAR TABEL................................................................................................................................. 49 DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ 50 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 51
5 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tahun 2015 akan menjadi tahun yang bersejarah bagi masyarakat ASEAN, sebab pada tahun tersebut masyarakat ASEAN akan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC). AEC memiliki 4 karakteristik utama yaitu pasar dan basis produksi tunggal, kawasan ekonomi yang sangat kompetitif, wilayah pembangunan ekonomi yang adil, dan daerah sepenuhnya terintegrasi ke dalam ekonomi global. Perdagangan AEC meliputi perpindahan barang, jasa, pekerja terlatih, investasi, dan modal. Perpindahan tanpa hambatan ekonomi dan batas ini dapat menjadi peluang sekaligus ancaman untuk negara anggota ASEAN. Peluang bagi negara yang memiliki sumber daya manusia yang baik dan industri yang telah maju. Sebaliknya hal tersebut menjadi ancaman bagi negara yang secara kapabilitas ekonomi belum siap untuk berkompetisi. Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN sekaligus ibu kota bagi ASEAN memiliki ±40% dari seluruh penduduk ASEAN dan ±42,5% luas wilayah ASEAN. Maka sudah sewajarnya Indonesia bisa menghadapi ASEAN Economic Community. Dengan pertumbuhan sekitar 6% tiap tahun menjadikan Indonesia sebagai negara yang patut diperhitungkan dalam kompetisi tingkat regional. Namun, ada kekhawatiran yang muncul perihal kesiapan sumber daya tenaga kerja terdidik Indonesia dalam kompetisi regional ASEAN 2015 nanti. Arus bebas tenaga kerja dalam ASEAN dianggap menjadi salah satu topik negosiasi yang paling penting yang diusulkan untuk membuat ASEAN menjadi satu pasar dan produksi bersama dasar. Arus bebas tenaga kerja ada di bawah tiga kesepakatan kerangka kerja ASEAN yang terdiri dari Agreements on the Free Flow of Skilled Labor, The ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS), dan The ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA). Arus bebas tenaga kerja ini hanya untuk tenaga kerja terampil dan profesional dimana pola arus tenaga kerja ini mengikuti Mutual Recognition Arrangements (MRA). MRA ini meliputi tujuh profesi yaitu Engineering Services, Nursing Services, Architectural Services, Surveying Qualifications, Medical Practitioners, 6 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Dental Practitioners, dan Accountancy Services. Dimana dalam MRA diatur standar yang harus dipenuhi di tiap profesi. ASEAN sendiri telah menyelesaikan persiapan untuk memulai MRA dan telah ditandatangani oleh menteri perekonomi se-ASEAN. Maka akan menjadi kajian yang menarik untuk mengulas kesiapan tenaga kerja terlatih berdasarkan pengakuan profesi Internasional yang ikut dikompetisikan. Baik itu kapabilitas, permintaan dan penawaran di masing-masing profesi untuk setiap negara anggota ASEAN, dan potensi tenaga kerja tersebut masuk atau keluar dari negara tersebut. B. TUJUAN Tujuan kajian ini dibuat secara umum adalah sebagai bentuk perwujudan dari Tri-Dharma Perguruan Tinggi. Tujuan kajian komprehensif adalah: 1. Mengetahui kapabilitas dari tenaga kerja terampil Indonesia. 2. Mengedukasi masyarakat mengenai ASEAN Economic Community 3. Turut serta dalam mempersiapkan ASEAN Economic Community. 4. Menyuarakan aspirasi kepada pihak terkait untuk kesuksesan Indonesia dalam ASEAN Economic Community. C. RUMUSAN Rumusan yang dibahas dalam kajian komprehensif ini adalah: 1. Bagaimana Human Development Index dari negara-negara ASEAN? 2. Bagaimana analisis profesi akuntan Indonesia dalam AEC 2015? 3. Bagaimana analisis profesi arsitek Indonesia dalam AEC 2015? 4. Bagaimana analisis profesi dokter Indonesia dalam AEC 2015? D. BATASAN Pada kajian komprehensif ini yang diteliti hanya negara-negara ASEAN yang tergolong dalam First Tier ASEAN Countries yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand. Hal ini dikarenakan negara-negara tersebut yang akan menjalani AEC pada fase pertama yang notabene termasuk negara yang relatif maju di 7 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
ASEAN berdasarkan indikator ekonomi. Untuk profesi, yang diteliti yakni tiga profesi yaitu Arsitek, Akuntan, dan Dokter. Hal ini dikarenakan ketiga profesi itu mewakili sektor yang berbeda dan telah memiliki ikatan/wadah yang bonafit.
8 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
BAB II ISI A. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA Human development index atau Indeks Pembangunan Manusia adalah suatu perhitungan long term progress pada 3 dimensi dasar pengembangan sumber daya manusia. Tiga dimensi dasar ini meliputi angka usia harapan hidup dan kesehatan, kemudahan akses terhadap pendidikan, serta standar kehidupan yang layak. Akses terhadap pendidikan dihitung berdasarkan rata – rata lama pendidikan yang diterima penduduk yang tergolong usia dewasa atau berdasarkan ekspektasi rata – rata lama pendidikan yang akan ditempuh penduduk yang akan memasuki usia sekolah. Standar hidup layak dihitung berdasarkan Gross National Income per kapita, yang perhitungannya dikonversikan ke dollar Amerika dan menggunakan tingkat paritas daya beli (Purchasing Power Parity rate). Usia harapan hidup, kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak adalah elemen – elemen dasar yang mencerminkan tingkat pemberdayaan sumber daya manusia suatu negara. Dalam pembahasan ASEAN Economic Community, terutama pada bagian free flow of skilled labor, tingkat indeks pembangunan manusia tentu menjadi suatu hal yang sangat perlu untuk diperhitungkan, mengingat faktor – faktor penentu IPM juga akan sangat menentukan posisi atau kekuatan skilled labor masing – masing negara. Negara yang memiliki IPM tinggi sudah jelas memiliki keunggulan dalam hal kesehatan, pendidikan, serta kehidupan yang layak dibanding negara yang IPMnya lebih rendah. Keunggulan kesehatan, pendidikan, dan kehidupan yang layak, dapat berimplikasi positif pada keunggulan skilled labor negara tersebut. Dengan demikian, untuk memprediksi kekuatan skilled labor masing – masing negara yang akan terlibat dalam AEC 2015, perlu untuk meninjau kekuatan IPM masing – masing negara di ASEAN. 1. Indonesia Pada tahun 2012, nilai Indeks Pembangunan Manusia Indonesia adalah 0,629. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai Negara dengan IPM kategori medium dan berada 9 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
pada posisi 121 dari 187 negara. Indonesia berbagi posisi dengan Kiribati dan Afrika Selatan, dua negara ini juga berada pada posisi 121. Indonesia mengalami kenaikan posisi dari tahun sebelumnya, pada 2011 indonesia menempati urutan 124. Jika membandingkan IPM Indonesia dari tahun 1980 hingga 2012, ada peningkatan sekitar 49% atau rata – rata peningkatan setiap tahun sekitar 1,3 %. Tabel berikut ini bisa menjelaskan IPM Indonesia dari tahun 1980 hingga 2012 beserta elemen – elemen penentunya.
Tahun
Life
Expected
Mean
years GNI
expectancy
years
at birth
schooling
1980
57.6
8.3
3.1
1,278
0.422
1985
60
9.3
3.5
1,478
0.456
1990
62.1
9.9
3.3
1,911
0.479
1995
64
9.9
4.2
2,630
0.525
2000
65.7
10.3
4.8
2,390
0.540
2005
67.1
11.2
5.3
2,950
0.575
2010
68.9
12.9
5.8
3,775
0.620
2011
69.4
12.9
5.8
3,973
0.624
2012
69.8
12.9
5.8
4,154
0.629
of of schooling
per HDI Value
capita (2005 PPP$)
Tabel 1: Elemen Penentu IPM Indonesia 1980 - 2011
10 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN Gambar 1. Indeks Pembanguna Manusia Indonesia
2. Malaysia Malaysia memiliki Indeks Pembangunan Manusia sebesar 0,769 pada 2012. Nilai IPM ini menempatkan Malaysia sebagai negara dengan kategori high human development atau negara dengan IPM tinggi dan berada pada posisi 64 dari 187 negara. Berada pada posisi yang sama dengan Serbia dan Libya. Malaysia naik satu peringkat dari posisi sebelumnya, posisi 65 pada tahun 2011. Antara tahun 1980 dan 2012, Malaysia mengalami peningkatan nilai IPM sebesar 37% atau rata – rata peningkatan setiap tahunnya sebesar 1%. Berikut tabel dan grafik peningkatan IPM Malaysia dari tahun 1980 hingga 2012 Tahun
Life
Expected
Mean years GNI
per HDI Value
expectancy
years
at birth
schooling
1980
67.4
9
4.4
4,692
0.563
1985
68.8
9.8
5.6
5,099
0.603
1990
70.1
9.7
6.5
6,328
0.635
1995
71.1
10.2
7.6
8,702
0.678
2000
72.1
11.9
8.2
9,378
0.712
2005
72.9
12.6
8.9
11,020
0.742
2010
74
12.6
9.5
12,758
0.763
2011
74.2
12.6
9.5
13,322
0.766
2012
74.5
12.6
9.5
13,676
0.769
of of schooling capita (2005 PPP$)
11 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Tabel 2: Elemen Penentu IPM Malaysia 1980 - 2012
3. Thailand
Gambar 2. Indeks Pembangunan Manusia Malaysia
Nilai IPM yang dimiliki oleh Thailand pada tahun 2012 adalah sebesar 0,690, menempatkannya pada kategori medium human development dan berada pada posisi 103 dari 187 negara, atau naik satu peringkat dari tahun sebelumnya. Antara tahun 1980 hingga 2012, nilai IPM Thailand mengalami kenaikan sebesar 41% atau peningkatan sekitar 1,1% setiap tahunnya. Berikut tabel dan grafik peningkatan IPM Thailand dari tahun 1980 hingga 2012 Tahun
1980
Life
Expected
expectancy
years
at birth
schooling
65.5
7.9
Mean years GNI
per HDI Value
of of schooling capita (2005 PPP$) 3.7
2,199
0.490
12 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
1985
70.1
8.6
4.1
2,582
0.532
1990
72.5
8.4
4.6
3,891
0.569
1995
72.3
9.6
5
5,593
0.608
2000
72.5
10.6
5.4
5,411
0.625
2005
73.2
12.3
5.9
6,350
0.662
2010
74
12.3
6.6
7,343
0.686
2011
74.1
12.3
6.6
7,359
0.686
2012
74.3
12.3
6.6
7,722
0.690
Tabel 3: Elemen Penentu IPM Thailand 1980 - 2012
4. Singapura
Tahun
Gambar 3. Indeks Pembangunan Manusia Thailand
Life
Expected
expectancy
years
Mean years GNI of of schooling
per HDI Value
capita (2005 13
Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
at birth
schooling
PPP$)
1980
71.6
3.7
14.347
1985
73.1
5.1
18.740
1990
75.6
14.4
5.8
24,978
0.756
1995
77.5
14.4
6.8
33,101
0.8
2000
78.7
14.4
7.6
37,807
0.826
2005
80
14.4
8.4
42,330
0.852
2010
81
14.4
10.1
51,259
0.892
2011
81.1
14.4
10.1
52,439
0.894
2012
81.2
14.4
10.1
52,613
0.895
Singapura memiliki nilai IPM sebesar 0,895 dan berada pada posisi 18 dari 187 negara. Posisi 20 besar tentu saja menempatkannya sebagai Negara dengan kategori very high human development. Dibandingkan tahun sebelumnya, Singapura mengalami kenaikan posisi cukup signifikan, yaitu dari peringkat 26 menjadi 18. Peningkatan yang dialami oleh Singapura dari tahun 1980 hingga 2012 adalah sebesar 18% atau sekitar 0,8% rata – rata peningkatan per tahunnya. Berikut tabel dan grafik peningkatan IPM Singapura dari tahun 1980 hingga 2012
Tabel 4: Elemen Penentu IPM Singapura 1980 - 2012
5. Brunei Darussalam Gambar 4. Indeks Pembangunan Manusia Singapura
14 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Brunei Darussalam memiliki nilai IPM sebesar 0,855 pada tahun 2012 dan menempatkannya pada posisi 18, dengan kategori very high human development. Antara 1980 dan 2012 mengalami peningkatan sebesar 12% atau peningkatan sebesar 0,3% per tahunnya. Berikut tabel dan grafik peningkatan IPM Brunei Darussalam dari tahun 1980 hingga 2012 Tahun
Life
Expected
Mean years GNI
expectancy
years
at birth
schooling
1980
70.6
11.8
6.1
86,740
0.765
1985
72.1
11.9
6.6
62,323
0.772
1990
73.5
11.5
7.5
50,400
0.782
1995
74.8
13
8
51,243
0.815
2000
76.1
13.8
8.2
48,482
0.830
2005
77.2
14.8
8.4
48,380
0.848
2010
77.9
15
8.6
45,636
0.854
2011
78
15
8.6
45,524
0.854
2012
78.1
15.0
8.6
45,690
0.855
of of schooling
per HDI Value
capita (2005 PPP$)
Tabel 5: Elemen Penentu IPM Brunei 1980 - 2012
Gambar 5. Indeks Pembangunan Manusia Brunei Darussalam
Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
15
Negara
IPM Tahun 2012
Indonesia
0.629
Malaysia
0.769
Thailand
0.690
Singapura
0.895
Brunei Darussalam
0.855
Tabel 6: Perbandingan Antar Negara
Berdasarkan tabel diatas, bisa dilihat bahwa diantara 5 negara dengan kekuatan terbesar di AEC ini, Indonesia menempati urutan paling bawah dengan IPM paling rendah. Sedangkan negara yang IPMnya paling tinggi adalah Singapura. Singapura unggul dalam semua faktor – faktor penentu IPM, dengan menduduki peringkat tertinggi diantara negara negara lain secara sempurna. Sementara Indonesia tertinggal hampir pada semua faktor penentu IPM, kecual rata – rata ekpektasi lama pendidikan yang akan ditempuh penduduk usia sekolah, itupun hanya unggul terpaut sedikit dibandingkan Malaysia dan Thailand. Hal ini menunjukkan bahwa pemberdayaan sumber daya manusia di Indonesia masih tertinggal dibanding 4 negara lain tersebut. Berarti, tingkat usia harapan hidup, kesehatan, pendidikan, serta kehidupan yang layak di Indonesia masih tertinggal dan keadaan ini bisa menyebabkan dampak negatif terhadap kekuatan skilled labor Indonesia. Seperti dijelaskan di awal bahwa IPM berkorelasi positif (bisa menjadi salah satu faktor penentu) dengan kekuatan/daya saing human capital dan skilled labor, maka rendahnya IPM Indonesia bisa menyebabkan rendah pula kekuatan dan daya saing skilled labor Indonesia. Namun demikian, ada sedikit harapan yang muncul dari IPM Indonesia yang akan diperlihatkan oleh tabel berikut: Negara Indonesia Malaysia Thailand Singapura
Peningkatan IPM Peningkatan rata – rata per 1980 – 2012 tahun 49 % 1.3 % 38 % 1.0 % 41 % 1.1 % 18 % 0.8 % 16 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Brunei Darussalam
Berdasarkan
12 %
0.3 %
Tabel 7: Tren Peningkatan IPM 5 Negara ASEAN
muncul
tabel sebagai
diatas, negara
Indonesia dengan
peningkatan persentase IPM tertinggi dibanding 4 negara lain. Bukan hanya unggul pada peningkatan secara umum dari tahun 1980, akan tetapi juga unggul dalam hal peningkatan rata – rata per tahun. Sementara negara yang IPMnya tinggi dan termasuk kategori very high human development, peningkatannya justru paling kecil. Dengan demikian, apabila peningkatan yang dimiliki Indonesia terus dijaga dan dipelihara secara simultan, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalahkan negara negara 4 besar ASEAN yang lain.
B. PROFESI DOKTER INDONESIA DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 1. Analisis Profesi Dokter Indonesia Arus bebas bagi tenaga kerja terampil atau biasa disebut free flow of skilled labor di wilayah ASEAN merupakan salah satu kesepakatan dalam blueprint menuju AEC 2015. Maksudnya, apabila AEC sudah terimplementasi dengan baik, maka perpindahan tenaga kerja antar negara-negara ASEAN hanya sebatas persoalan visa dan employment passes yang difasilitasi untuk dimiliki oleh seorang tenaga kerja terampil untuk dapat bekerja di negara kawasan ASEAN. Tidak ada restriksi yang kaku, sejauh tenaga kerja tersebut sudah mematuhi peraturan dari negara tujuan serta memiliki kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan di salah satu negara ASEAN. Kebeasan yang terlalu luas kadang bisa menjadi boomerang tersendiri, oleh karena itu ketetapan dalam arus bebas di sektor tenaga kerja terampil diatur dalam suatu rencana atau penatapan yang dinamakan Mutual Recognition Arrangement (MRA). MRA 17 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
sendiri merupakan kesepakatan yang diakui bersama oleh seluruh negara ASEAN untuk saling mengakui atau menerima beberapa atau semua aspek hasil penilaian seperti hasil tes atau berupa sertifikat. MRA bertujuan untuk menciptakan suaut prosedur dan mekanisme akreditasi untuk mendapatkan kesetaraan serta mengakui perbedaan antar negara untuk pendidikan, pelatihan, pengalaman, dan persyaratan lisensi untuk para professional yang ingin berpraktek. Sebagai salah satu dari 7 profesi yang telah ditentukan dalam katogeri tenaga kerja terampil yang akan bersaing dalam AEC 2015, MRA untuk profesi dokter baru disepakati pada 26 Februari 2009 tepatnya di Cha-am Thailand. Dokter atau medical practitionioners yang kami maksud disini dan dalam beberapa penjelasan selanjutnya merupakan seseorang yang telah menyelesaikan pelatihan medis yang diperlukan oleh seorang profesional serta telah diberikan kualifikasi medis profesional, telah terdaftar, dan dilesensi oleh kementrian terkait di negara asalnya, namun tidak termasuk dokter gigi maupun dokter spesialis. Di Indonesia, profesi dokter diatur dibawah naungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Selain itu, untuk mengkoordinasikan sejumlah dokter di seluruh Indonesia, terdapat wadah organisasi dokter secara nasional yang dinamakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Profesi dokter juga memiliki suatu badan otonom yang bersifat independen dan memiliki tanggung jawab kepada Presiden yang dinamankan Konsil Kedokteran Indonesia. Konsil ini memiliki fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran. Untuk menjadi seorang dokter yang dapat melakukan praktik di Indoensia, terdapat sejumlah aturan yang harus dipatuhi salah satunya lulus dari Ujian Kompetensi Dokter Indonesia. Lebih lanjut, sesuai peraturan yang telah ditetapkan dalam aturan mengenai Praktik Kedokteran dalam UU No. 29 Tahun 2004 pada Bab VI, maka setiap dokter yang sudah lulus tes kompetensi dan ingin melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Adapun tujuan dari diadakannya tes kompetensi dasar dokter yaitu sebagai gambaran secara komprehensif bagi pemegang kewenangan dalam pemberian sertifikat mengenai kompetensi para lulusan dokter umum di bidang pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi. Lebih lanjut, terdapat 18 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
standar-standar yang harus diraih dan dijadikan acuan untuk menghasilkan kompetensi dokter sesuai kualifikasi, yaitu acuan berupa Standar Pendidikan Profesi Dokter serta Standar Kompetensi Dokter yang keduanya diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
Standar Pendidikan Profesi Dokter dan Kompetensi Dokter Indonesia Standar pendidikan profesi dokter di Indonesia merupakan sebuah perangkat yang dapat dijadikan kerangka penyelenggara pendidikan dokter di Indonesia unutk menghasilkan lulusan dokter yang sesuai kompetensi. Dalam standar ini dijelaskan mengenai beberapa hal penunjang dalam pendidikan dokter untuk menghasilkan lulusan dokter yang berkualitas. Standar ini menjelaskan program pendidikan ideal untuk seorang dokter seperti model pendidikan yang mencakup struktur dan isi kurikulum, kemudian penilaian hasil belajar, mahasiswa, staf akademik, dan beberapa komponen lainnya.
Selanjutnya, standar kompetensi kedokteran Indonesia merupakan standar output atau keluaran dari program studi dokter Indonesia. Standar ini disusun untuk memenuhi Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas para calon dokter Indonesia. Pada standar kompetensi ini, dibahas beberapa area kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang dokter seperti komunikasi efektif dan keterampilan klinis.
Gambaran Pendidikan dan Kompetensi Dokter di Indonesia Menurut Konsil Kedokteran Indonesia, pada Juli 2007, total dokter di Indonesia mencapai 72.249 orang termasuk 15.499 dokter speasialis yang sudah teregistrasi. Jumlah ini terus meningkat, terlebih setiap tahunnya terdapat puluhan universitas yang memberikan kontribusi lulusan pendidikan dokter baru dalam dunia kedokteran Indonesia. Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang berada dibawah otorisasi Kemendiknas menjawab pertanyaan dari cukup banyaknya jumlah lulusan kedokteran di Indonesia. Dari Sabang hingga Merauke,
BAN Kemedikbud RI menyebutkan setidaknya 19
Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
terdapat kurang lebih 70 universitas yang memiliki program pendidikan dokter umum di universitasnya. Apabila digabung dengan pendidikan dokter gigi dan pendidikan dokter hewan, maka terdapat 93 universitas yang memiliki program pendidikan dokter yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Indonesia. Namun mirisnya, dari 70 universitas yang mempunyai jurusan pendidikan dokter umum, hanya terdapat 17 universitas yang mendapatkan akreditasi A dari pemerintah, diantaranya Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Brawijaya, Universitas Sriwijaya, Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, Universitas Yarsi, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Andalas, Universitas Airlangga, Universitas Udayana, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran, Universitas
Hasanuddin,
Universitas
Lampung,
Universitas
Sebelas
Maret,
Universitas Islam Indonesia, sisanya sebanyak 53 universitas yang memiliki program pendidikan dokter umum hanya memiliki akreditasi B dan C (lihat tabel) Hasil Akreditasi Pendidikan Dokter Indonesia Berdasarkan Perguruan Tinggi No.
Region
Level
1
4
S1
2
9
S1
3
7
S1
4
6
S1
5
7
S1
6
7
S1
7
9
S1
8
2
S1
9
7
S1
10
2
S1
11
3
S1
Institution Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar Universitas Jember, Jember Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Purwokerto Universitas Airlangga, Surabaya Universitas Muhammadiyah Malang, Malang Universitas Muslim Indonesia, Makassar Universitas Lampung (UNILA), Bandar Lampung Universitas Brawijaya, Malang Universitas Sriwijaya (UNSRI), Palembang Universitas Prof. Dr. Moestopo ( Beragama ), Jakarta
Programme Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Gigi
Rank
Expired Date
A
19/10/2011
A
01/06/2011
B
27/07/2011
B
19/10/2011
A
25/08/2012
B
07/09/2012
B
14/09/2012
B
07/09/2012
A
02/05/2013
A
20/06/2013
B
17/10/2013
Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi
20 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
12
5
S1
13
6
S1
14
3
S1
15
4
S1
16
1
S1
17
8
S1
18
3
S1
19
3
S1
20
3
S1
21
3
S1
22
7
S1
23
7
S1
24
2
S1
25
3
S1
26
1
S1
27
8
S1
28
5
S1
29
10
S1
30
3
S1
31
3
S1
32 33
6 10
S1 S1
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta Universitas Islam Bandung (UNISBA) Universitas Methodist Indonesia, Medan Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR), Mataram Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta Universitas Yarsi, Jakarta Universitas Trisakti, Jakarta Universitas Tarumanegara (UNTAR), Jakarta Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Surabaya Universitas Hang Tuah, Surabaya Universitas Malahayati, Bandar Lampung Universitas Muhammadiyah Jakarta Universitas Abulyatama, Banda Aceh Universitas Mataram (UNRAM), Mataram Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta Universitas Baiturahmah Universitas Indonesia (UI), Jakarta Universitas Indonesia (UI), Jakarta Universitas Islam Sultan Agung, Semarang Universitas Andalas
Pendidikan Dokter Gigi
B
05/12/2013
Pendidikan Dokter
C
13/06/2013
C
28/06/2013
C
29/08/2013
C
05/12/2013
C
13/11/2013
A
16/09/2014
A
23/10/2014
B
11/04/2014
B
11/09/2014
B
05/12/2013
B
21/08/2014
C
23/10/2014
C
29/05/2014
C
23/10/2014
C
29/05/2014
A
20/02/2015
C
17/09/2015
A
21/10/2016
A
29/09/2016
A A
08/07/2016 24/08/2016
Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan
21 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
39
3
S1
(UNAND), Padang Universitas Sam Ratulangi, Manado Universitas Jember, Jember Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Purwokerto Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM), Banjarmasin Universitas Pelita Harapan (UPH), Jakarta Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPN) Jakarta
40
7
S1
Universitas Islam Malang
34
9
S1
35
7
S1
36
6
S1
37
11
S1
38
3
S1
41
7
S1
42
10
S1
43
7
S1
44
1
S1
45
1
S1
46
1
S1
47
7
S1
48
9
S1
49
7
S1
50
8
S1
51
6
S1
52
5
S1
53
4
S1
54 55
4 9
S1 S1
Universitas Brawijaya, Malang Universitas Riau (UNRI), Pekanbaru Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri Universitas Prima Indonesia, Medan Universitas Prima Indonesia, Medan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Universitas Brawijaya, Malang Universitas Tadulako, Palu Universitas Airlangga, Surabaya Universitas Udayana (UNUD), Denpasar Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung Universitas Hasanuddin
Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Hewan Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan
B
11/11/2016
B
23/06/2016
B
09/09/2016
B
11/11/2016
B
14/01/2016
B
25/02/2016
B
18/11/2016
B
04/11/2016
B
09/09/2016
C
09/09/2016
C
09/09/2016
C
23/09/2016
C
23/09/2016
C
11/11/2016
C
09/09/2016
A
10/08/2017
A
13/01/2017
A
18/10/2017
A
10/08/2017
A
18/10/2017
A A
29/06/2017 18/10/2017 22
Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
56
7
S1
57
7
S1
58
1
S1
59
1
S1
60
9
S1
61
10
S1
62
6
S1
63
8
S1
64
5
S1
65
10
S1
66
4
S1
67
6
S1
68
11
S1
69
12
S1
70
7
S1
71
9
S1
72
8
S1
73
11
S1
74
9
S1
75 76
2 3
S1 S1
(UNHAS), Makassar Universitas Muhammadiyah Malang, Malang Universitas Jember, Jember Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan Universitas Haluoleo, Kendari Universitas Batam Universitas Islam Sultan Agung, Semarang Universitas Nusa Cendana, Kupang Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta Universitas Abdurrab, Pekanbaru Universitas Swadaya Gunung Djati (UNSWAGATI), Cirebon Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang Universitas Tanjungpura (UNTAN), Pontianak Universitas Pattimura (UNPATTI), Ambon Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Surabaya Universitas Sam Ratulangi, Manado Universitas Warmadewa, Denpasar Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM), Banjarmasin Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar Universitas Lampung (UNILA), Bandar Lampung Universitas Kristen Krida
Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Hewan Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan
B
29/06/2017
B
20/01/2017
B
27/07/2017
C
27/07/2017
C
10/08/2017
C
31/05/2017
C
10/08/2017
C
27/01/2017
C
18/10/2017
C
15/06/2017
C
18/10/2017
C
10/08/2017
C
28/12/2017
C
27/07/2017
C
13/04/2017
C
18/10/2017
C
18/10/2017
C
18/10/2017
A
28/02/2018
A B
14/02/2018 14/02/2018 23
Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
77
2
S1
78
6
S1
79
1
S1
80
10
S1
81
2
S1
82
4
S1
83
9
S1
84
6
S1
85
3
S1
86
5
S1
87
11
S1
Wacana, Jakarta Universitas Muhammadiyah Palembang, Palembang Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Purwokerto Universitas Malikussaleh, Aceh Utara Universitas Andalas (UNAND), Padang Universitas Bengkulu, Bengkulu Universitas Kristen Maranatha, Bandung Universitas Alkhairaat, Palu Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta Universitas Trisakti, Jakarta Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta Universitas Mulawarman (UNMUL), Samarinda Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI), Cimahi Universitas Kristen Maranatha, Bandung
88
5
S1
89
4
S1
90
4
S1
91
10
S1
92
1
S1
Universitas Baiturahmah Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
93
10
S1
Universitas Jambi, Jambi
Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Gigi Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter Pendidikan Dokter
B
31/01/2018
B
04/04/2018
B
04/04/2018
C
04/04/2018
C
28/02/2018
C
28/02/2018
C
04/04/2018
A
29/10/2015
A
08/10/2015
A
05/11/2015
B
26/11/2015
B
05/11/2015
B
26/11/2015
B
12/11/2015
C
17/12/2015
B
07/01/2016
C
14/01/2016
Tabel 8. Akreditasi Sekolah Kedokteran Indonesia (Sumber: Badan Akreditasi Nasional )
Realitas ini mengantarkan kita pada keadaan dimana banyak para lulusan pendidikan dokter yang tidak lulus uji kompetensi. Banyak media yang menyebutkan presentase yang cukup besar terhadap dokter yang tidak lulus ujian kompetensi dokter Indonesia. Walaupun kalkulasi dari tiap sumber berbeda, namun terdapat suatu kesimpulan yang sama, yaitu terdapat lebih dari 25% dokter yang tidak lulus ujian kompetensi dokter Indonesia. Pada tahun 2010, rata-rata 27% dokter tidak lulus dalam ujian kompetensi 24 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
dokter Indonesia, sebanyak 27.000 dokter mengikuti ujian itu dan 1.370 dokter harus mengulang ujian. Jumlah itu diyakini terus meningkat tiap tahunnya, hingga Sekjen PB IDI, dr Slamet Budiarto SH M.Kes, sangat mendukung adanya pembatasan jumlah fakultas kedokteran di Indonesia. Agaknya pernyataan tersebut dapat membawa kita kepada sejumlah langkah kebijakan salah satunya efisiensi jumlah fakultas kedokteran di Indonesia, karena selama ini tidak sedikit dari lulusan kedokteran pada fakultas yang terakreditasi C tidak lulus dalam Ujian Kompetensi Dokter Indonesia. Jumlah yang efisien juga memudahkan para stakeholder di bidang kesehatan dan kedokteran untuk memantau kualitas dari pendidikan dan kompetensi dokter di Indonesia agar dapat menghasilkan lulusan dokter yang dapat bersaing, terlebih dalam menghadapi AEC 2015. Selain itu, Indonesia memang harus terus berbenah diri untuk meningkatkan posisi kompetitifnya di kancah internasional. Dalam 2 tahun waktu tersisa untuk menghadapi AEC 2015, Indonesia saat ini ditenggarai baru berada pada posisi ke-5 di wilayah ASEAN dalam tingkat kompetitivisme untuk bersaing pada tahun 2011. Posisi pertama diisi oleh Singapore diikuti Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, kemudian Indonesia, walaupun penilaian tingkat kompetitivisme Indonesia dalam Global Competitiveness Index (GCI) termasuk dalam kategori stabil, bahkan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
25 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Tabel 9: Global Competitiveness Index (GCI)
Memang, dalam AEC 2015 terdapat 10 negara yang menandatangani blueprint untuk menghadapi one single market dalam menyambut arus globalisasi dan menguatkan perdagangan pada tahun 2015 nanti, namun agaknya pemerintah harus tetap bersiapsiap apabila dominasi sejumlah negara ASEAN masuk ke Indonesia, khususnya dari Filipina, Thailand, Singapura. Terlebih, posisi Indonesia yang masih berada di peringkat paling rendah dalam top 5 negara di ASEAN, diikuti para lulusan dokter yang masih jauh dari kompetensi, menjadi peringatan bagi Indonesia khususnya bagi para profesi dokter untuk meningkatkan kompetensinya melalui peningkatan kualitas pendidikan dokter melalui perombakan kurikulum kearah penghasilan dokter berstandar internasional, peningkatan kualitas sarana dan prasarana, serta peningkatan jumlah fakultas kedokteran yang terakreditasi A. 2. Komparasi Profesi Dokter Indonesia dengan Negara-Negara Unggul di ASEAN Untuk melihat persiapan negara ASEAN lain dalam menghadapi AEC 2015, setidaknya Indonesia harus melakukan pengujian terhadap beberapa negara unggul di ASEAN dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi AEC 2015. Dalam studi ini, penulis memilih 5 negara ASEAN, termasuk Indonesia, yang memiliki potensi terbaik dalam hal tenaga kerja terampilnya yaitu Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Sebagai negara kaya dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit, Brunei Darusaslam memiliki jumlah dokter yang mumpuni di wilayahnya. Rasio dokter per 1000 populasi 26 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
yaitu sebanyak 1,4 pada tahun 2010. Terdapat sejumlah nama dokter di Brunei Darussalam yang teregistrasi serta ditampilkan di situs Kementrian Kesehatan, yaitu sebanyak 488 dokter (belum termasuk yang bekerja di sektor pivat). Selanjutnya yaitu Thailand. Dengan populasi working age people yang cukup besar diikuti ekonomi yang sedang tumbuh, Thailand terus melakukan transformasi di bidang-bidang pendukung ekonomi, termasuk pendidikan. Untuk sekolah kedokteran, terdapat 12 sekolah kedokteran di Thailand pada tahun 2006 dan bertambah menjadi 20 pada tahun 2013. Jumlah ini masih jauh dibawah Indonesia dan Filipina yang lebih memimpin. Sistem pendidikan dokter di Thailand masih harus melewati beberapa proses perbaikan untuk menghasilkan kualitas dokter terbaik, dikarenakan jumlah institusi yang menyelenggarakan program pendidikan dokter juga tidak banyak, sedangkan permintaan akan tenaga medis tiap tahun bertambah. Salah satu inovasi pada pendidikan dokter di Thailand yaitu mulai diberlakukannya kerjasama di beberapa universitas terkait seleksi penerimaan mahasiswa mulai tahun 2006. Sebelumnya, proses penerimaan mahasiswa baru berbeda-beda sesuai dengan proses seleksi masing-masing universitas. Namun untuk mengurangi beban siswa dalam mengambil ujian serta merancang tes khusus untuk karakteristik yang diperlukan medis siswa, maka beberapa universitas melakukan kerjasama untuk membuka satu tes seleksi penerimaan yang sama. Untuk jumlah para lulusan dokter, sejalan dengan bertambahnya universitas yang menawarkan sekolah kedokteran di Thailand, jumlah lulusan dokter bertambah setiap tahunnya. Mesikipun jumlahnya tidak sebanyak Indonesia, namun jika didasarkan pada rasio dokter per 1000 populasi warga dalam negeri, Indonesia dan Thailand memiliki rasio yang sama yaitu 0,3 per 1000 orang pada tahun 2010.
27 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Gambar 6. Jumlah Mahasiswa Baru dan Lulusan Kedokteran di Thailand (Sumber: Sumber: Medical Education in Thailand: Past, Present, and Future)
Keadaan yang jauh berbeda ditemukan di Malaysia. Dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit dari Indonesia, Filipina, dan Thailand, diikuti dengan sistem pendidikan dokter yang memadai, rasio dokter per 1000 populasi Malaysia lebih besar daripada di Thailand maupun Indonesia. Menurut World Bank, pada tahun 2010 di Malyasia, rasio dokter per 1000 populasi yaitu 1,2. Dalam tahun 2009 terdapat 22.355 sertifikat izin praktik kerja yang diterbitkan kepada lulusan dokter di Malaysia, jumlah ini meningkat pada tahun 2010 menjadi 23.055 sertifikat izin praktik yang diterbitkan.
28 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Tabel 10: Jumlah Dokter Malaysia Menurut Negara Bagian (Sumber: Malaysian Medical Council)
Hingga 31 Desember 2010, terdapat setidaknya 17 universitas yang mempunyai sekolah kedokteran di Malaysia yang sudah terakreditasi dalam Malaysian Medical Council, diantaranya 8 universitas negeri dan 9 universitas swasta. Pada tahun berikutnya, 2011, terdapat 18 universitas yang akan diakreditasi dan beberapa universitas dari Inggris seperti Warwick Medical School, Keele Universiy School of Medicine, Brighton-Sussex Medical School yang baru diizinkan untuk mendirikan institusinya di Malaysia oleh kementrian kesehatan di Malaysia. Analisis terakhir yaitu Singapura. Sebagai negara yang paling maju di kawasan ASEAN, Singapura memiliki sumber daya tenaga kerja terampil yang paling kompetitif. Dengan total penduduk yang sedikit, rasio dokter per 1000 populasi di Singapur merupakan yang paling baik diantara keempat negara sebelumnya, yaitu 1,9. Jumlah dokter di Singapura pada tahun 2012 sebanyak 10.225 termasuk 6.358 dokter umum dan 3.867 dokter spesialis. Untuk akreditasi, universitas di Singapura memiliki banyak universitas dalam negeri yang sangat kompetitif di tingkat internasional maupun universitas asing yang memiliki kualitas baik di tingkat internasional yang membuka izin mendirikan institusi di Singapura.
29 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Gambar 7. Rasio Dokter Per 1000 Populasi Negara-negara Asia-Pasifik (Sumber: OECD Health Data 2012)
3. Analisis Pasar ASEAN untuk Profesi Dokter Analisis pasar mengantarkan kita pada analisis labor inflow dan labor outflow yang akan terjadi sejak diberlakukannya AEC 2015 nanti Beberapa kebijakan dan peraturan yang memfasilitasi dan mendorong tenaga kerja terampil untuk berpindah kerja ke negara lain, yaitu:
Gaji yang lebih baik dari negara asalnya, serta beberapa fasiltas bagi pekerja asing seperti rumah, layanan kesehatan, pendidikan untuk anak, dan sebagainya.
Kondisi tempat kerja yang lebih baik, pengalaman kerja, serta kesempatan untuk melakukan penelitian yang lebih besar.
Kewajiban membayar pajak yang lebih kecil.
Kualitas kehidupan yang lebih baik dibandingkan di negara asal.
Terdapat prospek dari tempat tinggal yang permamen atau kewarganegaraan. Yue (2011) menyebutkan bahwa terdapat beberapa kekurangan dari berbagai tenaga kerja terampil di setiap negara ASEAN. Kekurangan tersebut terdapat di dokter, 30 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
dokter gigi, akuntansi dan IT untuk Indonesia, Malaysia yaitu dokter, dokter gigi, dan IT, Filipina yaitu scientist dan pekerja teknologi, serta Singapura yaitu persebaran yang luas dari profesi dan keterampilan di negaranya. Untuk analisis gaji dari seorang dokter di 5 negara ASEAN tersebut, Asiaweek pada tahun 2000, pernah melakukan survei terhadap gaji seorang dokter di kawasan Asia yang menghasilkan kalkulasi gaji per bulan diantaranya Indonesia $271, Malaysia $998, Filipina $979, Thailand $662 dan Singapura $4,386. Analisis ini sejalan dengan hasil survey dari averagesalarysurvey.com yang mengklasifikan gaji dari profesi
Country Brunei Darussalam
Gross (USD) $44,000
Gross Entered Salary
Net Entered Salary
55,000 BND 1,140,000 THB
50,000 BND 1,026,000 THB
48,000 MYR 110,000,000 IDR
38,000 MYR 84,000,000 IDR 124,200 SGD
Thailand
$36,190
Malaysia
$15,335
Indonesia
$11,591
Singapura
$111,360 139,200 SGD
Education Bachelors Degree Bachelors Degree Bachelors Degree Bachelors Degree Bachelors Degree
Experiences 4-8 Years
City Bandar Seri Begawan
1-2 Years
Bangkok
1-2 Years
Johor Bahru
1-2 Years
Jakarta
4-8 Years
Singapore
dokter pada masing-masing lokasi negara pada tahun 2013. Tabel 11: Gaji Profesi Dokter (Sumber: Sumber: http://www.averagesalarysurvey.com/)
Hasil kalkulasi tersebut menyebutkan terdapat perbedaan gaji yang cukup besar antara beberapa negara ASEAN dengan Singapura. Tidak heran apabila Singapura memiliki jumlah yang sangat besar akan tenaga kerja terampil yang masuk ke negaranya, yang bisanya berasal dari Amerika Serikat, Eropa Barat, Australia, dan Jepang, dikarenakan banyak sejumlah perusahaan multinasional yang beroperasi di Singapura. Jika dilihat dari tingkat gaji yang diberikan dengan suasana kerja yang lebih nyaman, skema pasar bebas AEC 2015 bisa membuat Singapura kebanjiran lebih banyak tenaga kerja terampil dari ASEAN yang ingin mendapatkan penghidupan yang lebih baik dari pekerjaan di Singapura. Namun, kompetisi yang terjadi juga akan semakin sulit dikarenakan terlalu banyaknya tenaga kerja yang masuk dibanding yang keluar, menyebabkan persaingan untuk mendapatkan kualitas terbaik akan semakin besar. 31 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Lalu, dalam hal efisiensi pasar tenaga kerja, Indonesia pun masih harus banyak melakukan koreksi dan peningkatan dalam beberapa aspek seperti kerjasama dalam relasi tenaga kerja, fleksibilitas penentuan upah, angka partisipasi wanita yang masih rendah di tenaga kerja, merupakan beberapa hal yang selama ini masih menjadi competitive disadvantage bagi Indonesia. Misalnya dalam fleksibilitas penentuan upah, gaji dokter di Indonesia paling rendah dibanding keempat negara lainnya dikarenakan kekakuan upah yang terbentuk dalam dunia kerja di Indonesia, maksudnya upah terlalu tersentralisasi pada hasil bargaining process, bukan kepada kebebasan masing-masing perusahan, sehingga dalam labor market efficiency Indonesia memiliki index 4,3 dibawah 4 negara lainnya seperti Filipina 4,6 lalu Malaysia 5,5 atau Singapura 6,0. Walaupun diberlakukannya skema pasar bebas ASEAN juga tidak serta merta membuat perpindahan tenaga kerja menjadi begitu bebas hingga tidak terkendali antar negara. Kembali lagi, setiap negara memiliki peraturan masing-masing dalam hal mengatur jumlah kuota tenaga kerja asing yang dapat bekerja didalam negaranya. Mengenai kuota yang berbeda-beda dalam setiap negara, hal itu tergantung dari kebijakan setiap negara untuk melindungi tenaga kerja terampilnya untuk tetap didalam negeri dengan meningkatan sejumlah gaji minimum yang harus dibayarkan atau melakukan pengetatan terhadap tenaga kerja asing yang masuk namun bisa menjadi tradeoff terhadap pengurangan efisiensi apabila tenaga kerja asing lebih bagus kualitasnya. Semua kebijakan itu merupakan pilihan, kembali lagi pemerintah yang harus memilih mana yang memiliki keuntungan lebih besar bagi rakyatnya.
C. PROFESI ARSITEK INDONESIA DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 1. Industri Arsitektur Di Indonesia, industri arstitektur termasuk dalam subsektor ekonomi kreatif. Pemerintah lewat kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif bertugas untuk merancang rencana strategis industri arsitektur Indonesia agar dapat menjadi pasar potensial yang dapat meningkatkan daya saing nasional serta pula pengembangan SDM arsitek Indonesia yang berkualitas. Arsitektur menjadi salah satu bagian dari 15 32 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
industri kreatif yang dikelola oleh pemerintah. Nilai tambah yang dihasilkan pada tahun 2010 mencapai sekitar Rp. 19,9 triliun atau sekitar 4.2% dari total industri kreatif dengan pertumbuhan sekitar 6.8%. Produkivitas tenaga kerja arsitektur meningkat dimana dihasilkan sebesar Rp 182,3 juta/pekerja/tahun. Target kontribusi untuk arsitektur akan tumbuh sekitar 9% (Kemenparekraf, 2013). Dari segi sumber daya manusia yang dipersiapkan, Jumlah arsitektur Indonesia saat ini yang menjadi anggota IAI (Ikatan arsitektur Indonesia) sekitar lebih dari 11,000 arsitek. Terdaftar melalui 27 kepengurusan daerah dan 2 kepengurusan cabang yang tersebar diseluruh Indonesia.
Ikatan profesi ini umumnya mengeluarkan lisensi
profesi sebagai bentuk profesionalisme arsitek dan pengakuan masyarakat dan industri nasional dan internasional. arsitektur Indonesia harus dapat memiliki 13 macam kompetensi sebagai bukti untuk tenaga kerja terlatih. 13 macam kompetensi tersebut merupakan:
Perancangan arsitektur Kemampuan menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi ukuran estetika dan persyaratan teknis, dan yang bertujuan melestarikan lingkungan.
Pengetahuan arsitektur Pengetahuan yang memadai tentang sejarah dan teori arsitektur termasuk seni, teknologi dan ilmu ilmu pengetahuan manusia.
Pengetahuan seni Pengetahuan tentang seni rupa dan pengaruhnya terhadap kualitas rancangan arsitektur
Perencanaan dan perancangan kota Pengetahuan yang memadai tentang perencanaan dan perancangan kota serta ketrampilan yang dibutuhkan dalam proses perencanaan itu.
Hubungan antara manusia, bangunan dan lingkungan Memahami hubungan antara manusia dan bangunan gedung serta antara bangunan gedung dan lingkungannya, juga memahami pentingnya mengaitkan ruang ruang yang terbentuk di antara manusia, bangunan gedung dan lingkungannya tersebut untuk kebutuhan manusia dan skala manusia.
Pengetahuan daya dukung lingkungan 33 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Menguasai pengetahuan yang memadai tentang cara menghasilkan perancangan yang sesuai daya dukung lingkungan.
Peran arsitek di masyarakat Memahami aspek keprofesian dalam bidang arsitektur dan menyadari peran arsitek di masyarakat,
khususnya
dalam
penyusunan
kerangka
acuan
kerja
yang
memperhitungkan faktor faktor sosial.
Persiapan pekerjaan perancangan Memahami metode penelusuruan dan penyiapan program rancangan bagi sebuah proyek perancangan.
Pengertian masalah antar-disiplin Memahami permasalahan struktur, konstruksi dan rekayasa yang berkaitan dengan perancangan bangunan gedung.
Pengetahuan fisik dan fisika bangunan Menguasai pengetahuan yang memadai mengenai permasalahan fisik dan fisika, teknologi dan fungsi bangunan gedung sehingga dapat melengkapinya dengan kondisi internal yang memberi kenyamanan serta perlindungan terhadap iklim setempat.
Penerapan batasan anggaranan Peraturan bangunan Menguasai ketrampilan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pihak pengguna bangunan gedung dalam rentang kendala biaya pembangunan dan peraturan pembangunan.
Pengetahuan industri konstruksi dalam perencanaan Menguasai pengetahuan yang memadai tentang industri, organisasi, peraturan dan tata cara yang berkaitan dengan proses penerjemahan konsep perancangan menjadi abngunan gedung serta proses mempadukan penataan denah denahnya menjadi sebuah perencanaan yang menyeluruh.
Pengetahuan manajemen proyek Menguasai pengetahuan yang memadai mengenai pendanaan proyek, manajemen proyek dan pengendalian biaya pembangunan.
2. Posisi Arsitektur Indonesia di Regional
34 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Arsitek Indonesia di industri regional juga perlu menjadi sorotan sebagai bentuk ukuran terhadap pekembanga industri arsitek di Indonesia. Posisi arsitek Indonesia masih dinilai kalah saing oleh aristektur asing terutama Singapura, Malaysia, dan Thailand (Djoko, 2013). Oleh karena minimnya kajian atau studi yang dilakukan lembaga pengkajian industri arsitektur Indonesia, beberapa data penelitian yang mendukung sulit ditemukan. Namun, data data empirik menunjukkan setidaknya ada beberapa hal yang menjadi alasan pembangunan industri arsitektur Indonesia masih menemui hambatan:
Masa studi 4 tahun Untuk calon arsitektur (fresh graduate) syarat dan ketentuan SDM arsitektur yang diakui di tingkat organisasi arsitektur Internasional yakni masa studi 5 tahun. Universitas yang menyelenggarakan pendidikan arsitektur di Indonesia memiliki masa studi normal untuk mahasiswanya yakni 4 tahun. Ketidakcocokkan prasyarat ini berdampak kepada aksesibilitas, fungsi, dan perlakuan yang berbeda pula di organisasi arsitekturan. Lulusan yang bermasa studi 5 tahun akan memberikan jasa arsitektur yang berbeda dengan lulusan bermasa studi 4 tahun, hal ini memang sudah menjadi aturan main Internasional. Alhasil, lulusan lulusan Indonesia umumnya ditempatkan setara dengan tingkatan Bachelor biasa di perusahaan internasional.
Belum jelasnya Code of Conduct untuk Perusahaan asing untuk membuka cabang IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia) sebagai asosiasi profesi arsitektur Indonesia belum memiliki seperangkat aturan mengenai izin pembukaan cabang perusahaan asing yang akan menggarap arsitek lokal Indonesia. Ini dinilai sebagai bentuk kelemahan terhadap employment opportunity dan penggarapan kuantitas SDM di Indonesia. Di Indonesia profesi kearsitekan terdiri dari 3 jenis usaha, yakni national firm umumnya dalam bentuk perseoran terbatas, partnership atau firma, dan ketiga yaitu usaha praktik pribadi (proprietorship). Dalam kancah Internasional, national firm seperti PT Gubah Laras, PT Airmas Asri, Inkindo, Wijaya Karya Arsitek, dan beberapa contoh lain merupakan perusahaan kelas pertama dan corong negara Indonesia dalam persaingan di tingkat regional ASEAN dan negara sekitar ASEAN. Usaha bentuk partnership atau firma di Indonesia merupakan perusahaan kelas menengah dalam industri arsitektur. 35 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Berkaca dari fakta yang terjadi di lapangan, arsitek Indonesia dapat dikatakan kalah bersaing dengan arsitek asing. Beberapa proyek swasta seperti bangunan yang ada di Jalan Sudirman dan MH Thamrin banyak digodok oleh arsitektur asing sebagai konseptor utama, arsitek Indonesia dipekerjakan sebagai partner atau arsitek bagian detail, bukan yang utama. Padahal, arsitek sampingan tersebut merupakan pekerja pekerja yang banyak berasal dari perusahaan kelas pertama Indonesia. sehingga, disini dapat diperoleh kesimpulan posisi kualitas SDM arsitek Indonesia masih jauh dari yang diharapkan dalam kompetisi regional AEC 2015 nanti. Arsitek lokal umumnya memiliki pangsa pasar di bagian proyek pemerintah, seperti JSS, Suramadu, atau proyek pemerintahan lainnya. Jikalau AEC mengandung faktor deregulasi yang memungkinkan proyek pemerintah pun dapat dilaksanakan oleh arsitek asing dan swasta, maka besar kemungkinan pangsa ini juga akan dikuasai oleh arsitek asing pula, karena ketidakmampuan arsitek lokal untuk bersaing. Apalagi jika kedepan setiap pemenang proyek konstruksi dilakukan seleksi lewat open tender, yang terbaik yang akan menang, maka arsitek lokal dapat saja terus kalah bersaing.
3. Analisis Pasar ASEAN First Tier terhadap SDM Arsitektur Indonesia Berbicara mengenai analisis pasar tenaga kerja, maka hal yang penting dianalisis adalah gaji. Terutama pada AEC dimana perbandingan gaji sangat mempengaruhi bagaimana pasar tenaga kerja karena sudah tidak ada batasan seseorang dari suatu negara bekerja di negara lain untuk mencari pendapatan yang lebih tinggi. Negara
Gaji Nominal
Gaji Rata-rata Arsitek per Bulan
Rata-rata Arsitek
(USD)*
per Bulan
Nominal
PPP
1. Indonesia
Rp 7,000,000
704.22
933.98
2. Malaysia
RM 7,917
2,484.54
3,994.44
3. Singapura
SGD 4,486
3,528.9
4,631.1 36
Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
4. Brunei
BND 4,000
3,194.63
4,100.93
฿ 35,000
1,125.94
1,958.15
Darussalam 5. Thailand
Tabel 12: Gaji Profesi Arsitek di Negara-negara ASEAN First Tear Dengan Kurs per 3 Juli 2013
Dapat disimpulkan bahwa urutan pasar potensial bagi arsitek dari yang tertinggi hingga terendah di negara ASEAN First Tier berdasarkan tingkat gaji, dengan asumsi faktor lain tidak berlaku adalah sebagai berikut: 1.) Singapura, 2.) Brunei Darussalam, 3.) Malaysia, 4.) Thailand, dan 5.) Indonesia. Kedua analisis, baik analisis exchange rate maupun PPP, jelas memperlihatkan bahwa Indonesia kalah telak dalam menawarkan besaran gaji bagi arsitek. Singapura dan Brunei memimpin pasar dengan tidak begitu jauhnya tingkat gaji yang ditawarkan, yakni di kisaran 3,000 USD. Malaysia mengejar di bawahnya dengan tingkatan gaji di kisaran 2,000 USD, serta Thailand pada kisaran 1,000 USD. Di peringkat terbawah, terdapat Indonesia dengan rata-rata tingkat gaji yang hanya 704.22 USD.
4. Kesempatan Kerja (Employment Opportunity) di Bidang Arsitektur di Indonesia Bidang arsitektur memiliki karakteristik yang berbeda dengan bidang lain, seperti kedokteran ataupun akuntansi. Seorang dokter ataupun akuntan relatif memiliki jam kerja yang konsisten. Faktor-faktor luar seperti perekonomian dan lingkungan tidak begitu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberlangsungan dua pekerjaan tersebut. Lain halnya dengan seorang arsitek yang bekerja berdasarkan ada atau tidaknya proyek yang dikerjakan. Oleh karena itu, industri arsitektur di Indonesia sangat bergantung pada kestabilan perekonomian nasional, terutama di bidang jasa konstruksi. Pada era Orde Lama, pembangunan dilakukan atas dasar pertimbangan Presiden Soekarno seorang. Belum ada regulasi yang khusus mengatur jasa konstruksi. Pembangunan Hotel Indonesia (HI) dan Monumen Nasional (Monas) adalah contoh proyek yang murni dilakukan atas kehendak sang presiden. Regulasi Jasa Konstruksi 37 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
baru mulai tersentuh pada era Orde Baru, diawali dengan dikeluarkannya Keppres No. 14/1980 tentang Tata Cara Pelaksanaan APBN yang salah satunya memuat sumber pembiayaan dan alokasi pembangunan seluruh wilayah nusantara. Peraturan tersebut kemudian beberapa kali mengalami amandemen hingga terakhir diubah menjadi Keppres No. 8/2006. Payung hukum lainnya yang mengatur mengenai jasa konstruksi adalah Keputusan Menteri Kimpraswil No. 339/2003 yang berisi Petunjuk Pelaksanaan Jasa Konstruksi. Ada juga SK Setneg sebagai Ketua Tim Pengadaan Barang dan Jasa No. 3547/TPPBPP/XII/85 yang memuat aturan kualifikasi dan klasifikasi perusahaan jasa konstruksi. Mulai tertatanya pembangunan dan tumbuhnya perekonomian pada masa Orde Baru menyebabkan terserapnya tenaga kerja yang cukup besar di bidang arsitektur. Sekitar 100 s.d. 200 arsitek dipekerjakan pada masa itu (Djoko, 2013). Jumlah tersebut menurun drastis ketika krisis terjadi pada tahun 1998 di mana Indonesia sedang kehilangan hasrat untuk melakukan pembangunan. Hal yang serupa terjadi ketika Indonesia kembali mengalami krisis di tahun 2008, meskipun tidak sebesar yang terjadi sepuluh tahun sebelumnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jumlah lulusan sarjana di bidang arsitektur. Dari seluruh lulusan Prodi S1 Arsitektur di Indonesia, hanya 10-20% dari mereka yang pada akhirnya bekerja sebagai arsitek (Djoko, 2013). Salah satu contohnya adalah Universitas Indonesia yang rata-rata per tahunnya meluluskan 90 orang sarjana arsitektur. Dari 90 orang tersebut, hanya sembilan hingga sepuluh orang yang pada akhirnya berprofesi sebagai arsitek. Angka tersebut tentu merupakan jumlah yang mengkhawatirkan.
D. PROFESI AKUNTAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 1. Profesi Akuntan Indonesia Profesi Akuntan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 1953 tentang Pemakaian Gelar “Akuntan” (Accountant). Sebagai profesi, akuntan memiliki asosiasi yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI sebagai asosiasi yang menaungi akuntan di seluruh Indonesia, IAI memiliki tanggung jawab untuk menjamin anggota 38 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
yang berhimpun di ranah keprofesian senantiasa memiliki kompetensi, integritas, serta kredibilitas. Maka IAI menetapkan kode etik dan standar untuk para akuntan. Negara juga mengatur profesi Akuntan sesuai peruntukannya pada sektor tertentu dalam undang-undang, yaitu:
UU NO. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
UU NO 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan
UU NO 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
UU NO. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
UU NO. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
UU NO 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik
UU NO 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik
Selain itu, negara juga membina akuntan dan jasa penilai yang telah teregister (Akuntan dan Jasa Penilai Publik) melalui lembaga dibawah Kementerian Keuangan yaitu Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP). PPAJP adalah satu unit dibawah naungan Sekretariat Jendral Departemen Keuangan yang melaksanakan tugas selaku pembina dan pengawas profesi Akuntan Publik dan Penilai Publik. Secara umum tugas dan fungsi PPAJP adalah:
Merumuskan kebijakan pembinaan profesi Akuntan Publik dan Penilai Publik dengan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang profesi Akuntan Publik dan Penilai Publik.
Pengembangan dan pengawasan jasa Akuntan Publik dan Penilai Publik meliputi register akuntan, perizinan, pemeriksaan, pengenaan saksi administratif, dan pengembangan profesi.
Penyajian Informasi Akuntan, Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik, Penilai Publik, dan Kantor Penilai Publik. 39 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Standar akuntansi di Indonesia memakai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PSAK adalah kerangka acuan dalam prosedur yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan. PSAK saat ini menjadi peraturan yang mengikat, agar pengertian yang ada menjadi tidak bias pada suatu pos laporan keuangan. PSAK menjadi standar yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan. PSAK dikeluarkan oleh IAI. Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang merupakan bagian khusus dalam Ikatan Akuntan Indonesia dalam hal standar akuntansi telah memulai proses konvergensi PSAK dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) sejak 2009 dan diharapkan selesai sebelum awal tahun 2012. IFRS merupakan standar yang dipakai oleh dunia internasional dan diharapkan dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor global, meluasnya pasar investasi lintas batas negara, dan meningkatkan efisiensi alokasi modal. Sasaran konvergensi IFRS tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif 1 Januari 2012. Sampai saat ini, ada 658 lembaga pendidikan jenjang strata 1 akuntansi yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi (BAN-PT). Namun, penyelenggara pendidikan profesi akuntan sebagai kelanjutan dari pendidikan strata 1 hanya ada di 37 perguruan tinggi (per 2008). Inilah yang menyebabkan minimnya akuntan profesional dan sangat sedikitnya jumlah akuntan publik yang teregister ke Kementerian Keuangan. Selain pada pendidikan di perguruan tinggi, akuntan juga memiliki beberapa sertifikasi untuk menunjang karirnya. Untuk meningkatkan profesionalisme akuntan maka IAI meluncurkan sertifikasi Chartered Accountant (CA). CA akan menjadi pengakuan kepada akuntan terutama anggota IAI yang mememuhi kualifikasi dan selaras dengan panduan Asosiasi Akuntan Dunia atau International Federation of Accountant (IFAC). CA ini memiliki pendidikan yang berkelanjutan meliputi 4 tahapan (1 tahapan awal dan 3 tahapan utama) sesuai International Education Standards (IES) yang ditetapkan oleh IFAC yaitu:
Entry level (IES 1). 40 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Pendidikan formal (IES 1) meliputi akuntansi, keuangan, dan pengetahuan yang terkait; pengetahuan organisasi dan bisnis; serta pengetahuan dan kompetensi di bidang teknologi informasi.
Akuntan memiliki keahlian intelektual, teknikal dan fungsional, personal, interpersonal dan komunikasi, serta organisasi dan manajemen bisnis (IES 3). Selain itu akuntan juga memahami nilai, etika dan sikap profesional (IES 4).
Akuntan Profesional memiliki identitas sebagai anggota IAI, ketaatan terhadap kode etik (IES 4), pengalaman praktik keprofesian (IES 5), kapabilitas dan kompetensi (IES 6), kepatuhan menjaga kompetensi melalui Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL) (IES 7).
2. Analisis Kapabilitas dan Komparasi Profesi Akuntan Indonesia dengan Akuntan dari Negara Anggota ASEAN Lain Dalam masa liberalisasi jasa akuntan dalam ASEAN Economic Community, akuntan Indonesia dinilai memiliki risiko untuk menghadapi tantangan yang sulit dalam bersaing dengan akuntan dari negara ASEAN lain, walaupun dari profesi-profesi yang diatur dalam Mutual Recognition Agreement (MRA) AEC 2015 akuntan merupakan salah satu yang paling kompetitif (Makmur Keliat, 2013). Hal ini disebabkan ada tiga hal yang mendasari akuntan Indonesia akan menghadapi tantangan yang berat yaitu penguasaan bahasa Inggris, penerapan IFRS, dan kurangnya jumlah akuntan. Tantangan pertama yaitu penguasaan bahasa Inggris tenaga kerja terampil Indonesia secara keseluruhan hanya berkisar 44 persen (Makmur Keliat, 2013). Ini bisa dipahami karena Indonesia bukan negara yang memakai bahasa Inggris sebagai bahasa resmi maupun bahasa pengantar utama dalam pendidikan seperti di Singapura dan Malaysia. Namun, dalam ASEAN Economic Community kemampuan berbahasa Inggris adalah modal utama dalam bersaing dalam pasar tenaga kerja. Akuntan Indonesia sendiri tidak jauh berbeda kemampuannya dalam penguasaan bahasa Inggris dengan tenaga kerja terampil Indonesia secara keseluruhan. Dalam The ASEAN Federation of Accountants (AFA) training and development analysis bahwa akuntan Indonesia masuk dalam minoritas akuntan ASEAN yang lebih memilih 41 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
pelatihan dalam bahasa mereka sendiri dari pada bahasa Inggris. Padahal mayoritas akuntan ASEAN lebih memilih pelatihan dalam bahasa Inggris. Hal ini berarti bahwa akuntan Indonesia masih menjadikan bahasa Inggris sebagai kendala dalam memahami suatu hal. Tantangan kedua yaitu penerapan IFRS atau International Financial Reporting Standards di Indonesia masih termasuk terlambat. Padahal negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina telah jauh kedepan dalam penerapan IFRS (IAI, 2013). Masalah utama dalam penerapan IFRS adalah belum adanya kesadaran dari para akuntan Indonesia untuk memuktakhirkan keilmuannya (Mahendra Siregar, 2013). Kendala dan tantangan lain adalah interpretasi serta kendala bahasa dalam mengadopsi IFRS oleh para akuntan yang hampir tanpa filter (Indra Bastian, 2011). Padahal, konvergensi terhadap Internasional Financial Reporting Standards (IFRS) membawa dampak yang luas terhadap pengembangan akuntansi di Indonesia, baik secara praktik maupun akademik. Konvergensi ini memengaruhi pakem teori akuntansi di Indonesia, yang berdampak pada perubahan dalam penyusunan laporan keuangan entitas (Indra Bastian, 2011). Tantangan ketiga adalah kurangnya jumlah akuntan. Indonesia saat ini membutuhkan minimal 200 ribu orang berprofesi sebagai akuntan publik untuk mendukung kinerja perekonomian nasional, sebab idealnya jumlah akuntan publik sebesar 0.1 persen dari jumlah penduduk (Mulyadi Setiakusuma, 2013). Data Jumlah Akuntan ASEAN tahun 2010 di masing-masing negara menyebutkan, yang menjadi anggota IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) hampir 10.000. Hal ini jauh tertinggal dengan Malaysia (27.292), Filipina (21.599), Singapura (23.262), dan Thaiand (51.737). Jumlah akuntan publik di Indonesia juga tidak kalah memprihatinkan dibandingkan dengan negara tetangga. Dengan hanya bermodal 1.000 orang akuntan publik pada tahun 2012, Indonesia tertinggal jauh dengan Malaysia sebanyak 2.500 akuntan publik, Filipina sebanyak 4.941 akuntan publik, dan Thailand sebanyak 6.000 akuntan publik (Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP), 2012).
42 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Gambar 8. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dibandingkan Dengan Pertumbuhan Jumlah Akuntan
Pada tataran penghitungan jumlah akuntan yang dibutuhkan suatu negara, metode yang paling sering dipakai adalah rasio jumlah akuntan dengan jumlah penduduk. Walaupun tidak ada rasio ideal karena kebutuhan tiap negara akan akuntan berbedabeda tergantung perekonomian suatu negara. Negara Indonesia
Jumlah Penduduk Jumlah (2010) (2010) 237.641.326 9.628
Akuntan Rasio
Malaysia
28.300.000
27.292
1:1.037
Brunei
399.000
81
1:4.926
Thailand
66.280.000
51.737
1:1281
Singapura
5.076.700
23.262
1:218
1:24.682
Tabel 13: Rasio Akuntan terhadap Jumlah Penduduk (2010)
43 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Indonesia sebagai negara yang pertumbuhan ekonominya relatif stabil beberapa tahun terakhir justru rasionya sangat timpang dengan negara ASEAN lain. Bahkan secara jumlah saja Malaysia, Thailand, dan Singapura yang memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit memiliki jumlah akuntan yang jauh labih banyak dari Indonesia. Secara ideal, rasio jumlah akuntan di Indonesia berada di rata-rata rasio akuntan negara ASEAN lain. Rasio minimnya profesi akuntan di Indonesia dikhawatirkan akan dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi (Mulyadi, 2013). Apalagi penerapan kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) pada 2015 mewajibkan adanya landasan transparansi pengelolaan keuangan secara berkesinambungan. IAI mencatat bahwa ada 226.780 lembaga baik pemerintah maupun swasta yang memerlukan laporan keuangan wajar tanpa pengecualian (WTP) sebagai indikator transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan.
3. Analisis Gaji Rata-rata Akuntan di Negara Anggota ASEAN Gaji yag disajikan merupakan konversi dari mata uang lokal ke USD, menggunakan kurs tengah pada 20 Juli 2013. Negara
Gaji Nominal
Gaji Rata-rata Arsitek per Bulan
Rata-rata
(USD)*
Akuntan per Bulan
Nominal
PPP
1. Indonesia
Rp5.071.061,00
503,58
667.88
2. Malaysia
RM 7,944
2,482,50
3,991.16
3. Singapura
SGD 8,410
6.634,06
8,706.12
4. Brunei
BND 4,000
3,155.32
5,134.79
฿ 69.200
2.223,51
3,866.97
Darussalam 5. Thailand
44 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Terlihat bahwa apabila diurutkan dari gaji yang tertinggi hingga terendah secara mentah, gaji akuntan tertinggi adalah gaji akuntan di Singapura disusul Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Begitu juga pada analisis PPP urutan gaji dari yang tertinggi hingga terendah tidak berubah. Maka dapat dilihat dini bahwa gaji akuntan Indonesia terlalu rendah dibandingkan dengan negara lain. Apabila negara lain sudah menyentuh diatas USD2,000.00, Indonesia masih bertengger pada USD503.8 (mentah) atau USD667.8 (PPP). Ini terjadi karena sebagian besar akuntan di Indonesia masih belum menjadi akuntan profesioanal yang tersertifikasi seperti Chartered Accountant (CA) dan Chartered Professional Accountant (CFA). Sebagian besar akuntan Indonesia hanya lulus jenjang strata 1 sehingga gaji mereka tidak bisa setinggi akuntan-akuntan negara lain yang telah tersertifikasi.
4. Kesempatan Kerja (Employment Opportunity) Profesi Akuntan Indonesia Melihat bahwa rasio jumlah akuntan dengan penduduk Indonesia yang jauh dari ratarata rasio jumlah akuntan negara-negara ASEAN first tier maka sangat terbuka kemungkinan untuk akuntan dari luar masuk ke Indonesia. Walaupun gaji akuntan Indonesia adalah yang paling rendah. Namun, tak menutup kemungkinan dengan kapabilitas yang lebih tinggi akuntan dari luar Indonesia akan digaji berbeda dengan akuntan Indonesia, yakni lebih tinggi sesuai dengan gaji rata-rata di negara asal. Ini 45 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
bercermin dari kasus pilot Indonesia dimana jumlah pilot Indonesia tak mampu mememenuhi pertumbuhan industri penerbangan dalam negeri sehingga maskapai Indonesia merekrut pilot dari luar negeri dan digaji lebih tinggi dari dari pilot Indonesia. Ini cukup mengkhawatirkan karena hal ini bisa mengacaukan pasar tenaga kerja akuntan apabila tidak ada langkah kongkrit dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas akuntan Indonesia. Karena rata-rata akuntan dari luar negeri merupakan akuntan-akuntan tersertifikasi maka akuntan Indonesia akan menjadi bawahan di negeri sendiri. Maka langkah untuk mengakselerasi jumlah akuntan-akuntan yang tersertifikasi khususnya akuntan publik adalah langkah yang penting pula. IAI telah meluncurkan CA yang memberikan kesempatan kepada akuntan Indonesia untuk tersertifikasi. Tinggal kesadaran tiap akuntan Indonesia untuk mau mengikuti sertifikasi terutama mengikuti pelatihan berkelanjutan secara berkelanjutan.
46 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat dari kajian komprehensif ini adalah dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator penting dalam skilled labour secara keseluruhan, Indonesia menempati peringkat terendah dibandingkan negera ASEAN first tier lainnya. Maka dengan keadaan IPM yang relatif rendah akan sangat menghambat perkembangan skilled labour kedepannya. Namun, Indonesia masih bisa berharap kedepannya IPM bisa lebih baik dari negara-negara ASEAN first tier. Karena dilihat dari tingkat pertumbuhan IPM, Indonesia menempati peringkat pertama dengan pertumbuhan rata-rata 1,3% pertahun dan apabila pertumbuhan ini konsisten naik bukan tidak mungkin IPM Indonesia akan menjadi yang terunggul. Berbicara mengenai peluang per profesi, pendidikan dokter di Indonesia sebagai hal yang paling penting dalam menghasilkan dokter Indonesia masih belum maksimal kualitasnya, dilihat dari akreditasinya yang mayoritas rendah. Dari 70 sekolah kedokteran, hanya 17 yang memiliki akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Hal ini berdampak pada kompetensi dokter Indonesia dimana 25% dokter Indonesia tidak lulus uji kompetensi setiap tahunnya. Begitu juga dengan profesi arsitek Indonesia dimana menghadapi masalah pada tidak cocoknya tingkat pendidikan yang dibutuhkan arsitek di tingkat ASEAN dengan pendidikan arsitek di Indonesia dimana pedidikan arsitek Indonesia hanya 4 tahun sedangkan standarnya 5 tahun. Selain itu tidak adanya regulasi yang jelas untuk perusahaan arsitektur asing membuka cabang di Indonesia. Sehingga berdampak pada arsitek dalam negeri yang kalah bersaing dengan arsitek luar negeri. Profesi akuntan menjadi profesi yang cukup kompetitif untuk Indonesia karena memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan akuntan dari negara ASEAN lain. Namun, yang perlu diperhatikan adalah sumber daya yang tersedia masih belum bisa memenuhi kebutuhan, terutama kebutuhan akan akuntan bersertifikasi dan
47 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
akuntan publik. Selain itu penguasaan IFRS dan bahasa inggris adalah hal lain yang perlu diperhatikan dalam persaingan menuju AEC. B. SARAN Saran bagi pemerintah selaku pemegang peranan penting dalam AEC adalah mengkoordinasikan institusi-institusi terkait yaitu kementerian, lembaga pendidikan, dan asosiasi yang menaungi profesi-profesi tersebut. Hal ini sangat penting karena AEC yang kian dekat dan kesiapam dari profesi-profesi tersebut masih dipertanyakan. Untuk pemerintah dan kementerian hendaknya selain meningkatkan koordinasi antar pihak juga memperjelas landasan hukum dan kebijakan pendukung dalam mengembangkan profesi-profesi tersebut. Kebijakan seperti memprioritaskan sumber daya manusia dalam negeri untuk sektor-sektor maupun proyek pemerintah di masa sekarang sangat membantu dalam mengembangkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia. Untuk lembaga pendidikan dan asosiasi diharapkan menyiapkan sumber daya manusia yang unggul di profesi masing-masing. Selain itu mendorong lulusan agar mengambil pendidikan profesi dan sertifikasi adalah hal yang penting untuk meningkatkan profesionalisme, kemampuan, dan standar gaji profesi Indonesia.
48 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
DAFTAR TABEL Tabel 1: Elemen Penentu IPM Indonesia 1980 - 2011........................................................................... 10 Tabel 2: Elemen Penentu IPM Malaysia 1980 - 2012 ........................................................................... 12 Tabel 3: Elemen Penentu IPM Thailand 1980 - 2012 ............................................................................ 13 Tabel 4: Elemen Penentu IPM Singapura 1980 - 2012 .......................................................................... 14 Tabel 5: Elemen Penentu IPM Brunei 1980 - 2012 ................................................................................ 15 Tabel 6: Perbandingan Antar Negara ................................................................................................... 16 Tabel 7: Tren Peningkatan IPM 5 Negara ASEAN ................................................................................. 17 Tabel 8. Akreditasi Sekolah Kedokteran Indonesia (Sumber: Badan Akreditasi Nasional ) .................. 24 Tabel 9: Global Competitiveness Index (GCI) ........................................................................................ 26 Tabel 10: Jumlah Dokter Malaysia Menurut Negara Bagian (Sumber: Malaysian Medical Council) ... 29 Tabel 11: Gaji Profesi Dokter (Sumber: Sumber: http://www.averagesalarysurvey.com/) ................. 31 Tabel 12: Gaji Profesi Arsitek di Negara-negara ASEAN First Tear Dengan Kurs per 3 Juli 2013 ......... 37 Tabel 13: Rasio Akuntan terhadap Jumlah Penduduk (2010) ............................................................... 43
49 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Indeks Pembanguna Manusia Indonesia ............................................................................ 10 Gambar 2. Indeks Pembangunan Manusia Malaysia ........................................................................... 12 Gambar 3. Indeks Pembangunan Manusia Thailand ............................................................................ 13 Gambar 4. Indeks Pembangunan Manusia Singapura.......................................................................... 14 Gambar 5. Indeks Pembangunan Manusia Brunei Darussalam ........................................................... 15 Gambar 6. Jumlah Mahasiswa Baru dan Lulusan Kedokteran di Thailand (Sumber: Sumber: Medical Education in Thailand: Past, Present, and Future) ................................................................................ 28 Gambar 7. Rasio Dokter Per 1000 Populasi Negara-negara Asia-Pasifik (Sumber: OECD Health Data 2012) ..................................................................................................................................................... 30 Gambar 8. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dibandingkan Dengan Pertumbuhan Jumlah Akuntan 43
50 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
DAFTAR PUSTAKA Sumber Internet: Slide Powerpoint, Profesi Arsitek Indonesia. IAI. “3 Profesi Arsitek dan 13 butir kompetensi”. Jakarta “Peran
Arsitektur
Tingkatkan
Kuantitas
dan
Kualitas
Wisatawan”.
http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/peran-arsitektur-tingkatkankuantitas-dan-kualitas-wisatawan/26304 . Diakses pada tanggal 4 Juli 2013, Pukul 13:09. Salary Explorer, Salary Survey in Indonesia. http://www.salaryexplorer.com/salarysurvey.php?loc=101&loctype=1. Diakses pada tanggal 2 Juli 2013, Pukul 11.50 WIB Salary Explorer, Salary Survey in Malaysia in Architecture. http://www.salaryexplorer.com/salarysurvey.php?loc=130&loctype=1&jobtype=1&job=9. Diakses pada tanggal 2 Juli 2013, Pukul 11.29 WIB Salary Explorer, Salary Survey in Brunei in Architect. http://www.salaryexplorer.com/salarysurvey.php?loc=32&loctype=1&job=86&jobtype=3. Diakses pada tanggal 15 Juli 2013, Pukul 21.01 WIB Salary Explorer, Salary Survey in Singapore in Architecture. hhttp://www.salaryexplorer.com/salarysurvey.php?loc=196&loctype=1&job=9&jobtype=1. Diakses pada tanggal 15 Juli 2013, Pukul 21.02 WIB Salary Explorer, Salary Survey in Thailand. http://www.salaryexplorer.com/salarysurvey.php?&loctype=1&loc=215. Diakses pada tanggal 2 Juli 2013, Pukul 11.52 WIB Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Menuju Asean Economic Community 2015, Jakarta: Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/Umum/Setditjen/Buku%20Menuju%20ASE AN%20ECONOMIC%20COMMUNITY%202015.pdf (14 Juli 2013) Konsil Kedokteran Indonesia, (2013), Profil Konsil Kedokteran Indonesia, dalam http://inamc.or.id/?open=profil&lang=in (14 Juli 2013) 51 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
World Bank Indonesia, “Indonesia’s Doctos, Midwives, and Nurses: Current Stock, Increasing Needs, Future Challenges, and Options”, Health Workforce Economic Sector Work, World Bank Indonesia, hlm 13 Kompas, 27 Persen Dokter Tidak Lulus Ujian Kompetensi, dalam http://health.kompas.com/read/2010/08/28/06215656/27.Persen.Dokter.Tidak.Lulus.Uji. Kompetensi (14 Juli 2013) World Economic Forum, The Indonesia Competitiveness Report 2011: Sustaining the Growth Momentum, World Economic Forum, 2011, hlm 7 Rafaelita M. Aldaba, AEC 2015: Labor Mobility and Mutual Recognition Arrangements on Professional Services, Philippine Institute for Development Studies Discussion Paper, 2013, hlm 13 Association of Philippine Medical Colleges Foundation Inc, APMCFI Member Schools and Colleges, 2009 dalam http://www.apmcf-ph.net/ (14 Juli 2013) Preyanuh Yamwong, The Medical Education System in Thailand, Medical Education in Asia Pasific, 2006, hlm 817 dalam www.asiabiotech.com (15 Juli 2013) World Bank, Physicians (per 1,000 people), World Bank, 2012 dalam http://data.worldbank.org/indicator/SH.MED.PHYS.ZS (15 Juli 2015) Ministry of Health Singapore, Statistics of Health Manpower, dalam http://www.moh.gov.sg/content/moh_web/home/statistics/Health_Facts_Singapore/Healt h_Manpower.html CNN, Asiaweek Salaries Survey 2000, dalam http://edition.cnn.com/ASIANOW/asiaweek/features/salaries/2000/popups/content/9doc. html (16 Juli 2013) World Salaries, General Physician Salaries – International Comparison, dalam http://www.worldsalaries.org/generalphysician.shtml (16 Juli 2013) IAI, Mengerahkan Tenaga Dalam, dalam http://iaiglobal.or.id (15 Juli 2013) IAI, Overview of Ifrs Convergence Process in Indonesia, dalam http://iaiglobal.or.id (15 Juli 2013) 52 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
niversit of the hai Chamber of Commerce and the hai Chamber of Commerce, hailand Economic and Business eview, dalam department.utcc.ac.th asc pdf eng
1.pdf (14
Juni 2013) AFA, ASEAN training and development analysis report, dalam http://accaglobal.com (14 Juli 2013) Salary Explorer, Salary Survey in Indonesia in Accounting and Finance. http://www.salaryexplorer.com/salarysurvey.php?loc=101&loctype=1&jobtype=1&job=4. Diakses pada tanggal 12 Juli 2013, Pukul 19.00 WIB Salary Explorer, Salary Survey in Malaysia in Accounting and Finance. http://www.salaryexplorer.com/salarysurvey.php?job=4&jobtype=1&loctype=1&loc=130. Diakses pada tanggal 12 Juli 2013, Pukul 20.00 WIB Salary Explorer, Salary Survey in Brunei in Accounting and Finance. http://www.salaryexplorer.com/salarysurvey.php?job=4&jobtype=1&loctype=1&loc=32. Diakses pada tanggal 15 Juli 2013, Pukul 21.00 WIB Salary Explorer, Salary Survey in Singapore in Accounting and Finance. http://www.salaryexplorer.com/salarysurvey.php?loc=196&loctype=1&job=4&jobtype=1. Diakses pada tanggal 15 Juli 2013, Pukul 21.30 WIB Salary Explorer, Salary Survey in Thailand in Accounting and Finance. http://www.salaryexplorer.com/salarysurvey.php?loc=215&loctype=1&job=4&jobtype=1. Diakses pada tanggal 15 Juli 2013, Pukul 22.00 WIB
Sumber lisan: Djoko, FTUI. 2013. Di dalam: Diskusi singkat di Gedung Departemen Arsitektur FTUI Pada tanggal 15 Juli 2013 Pukul 10:30. 53 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN
Sumber literatur: Kartiwan, Irwan dan Al Katuuk, Kamajaya dkk. 2010. Wajah Jasa Konstruksi
Indonesia.
Jakarta: PT Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
54 Studi Skilled Labor Indonesia dan ASEAN