Laporan Tugas Akhir
Pola Tanam Sequential Planting Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) dan Brokoli (Brassica Olerecea Cv. Brocolli) Untuk Meningkatkan Keuntungan di P4S Makin Makmur
Laporan Tugas Akhir
Oleh :
Desi Mania Harahap NBP. 1201361022
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH TANJUNG PATI 2015
Laporan Tugas Akhir
Pola Tanam Sequential Planting Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) dan Brokoli (Brassica Olerecea Cv. Brocolli) Untuk Meningkatkan Keuntungan di P4S Makin Makmur
Laporan Tugas Akhir
Desi Mania Harahap NBP. 1201361022
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH TANJUNG PATI 2015
Laporan Tugas Akhir
Laporan Tugas Akhir
Laporan Tugas Akhir
“ Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir”. (QS Yusuf :87) Alhamdulilah rasa syukur kepada Allah SWT q panjatkan tanpa pernah henti, terimakasi q padamu ya Allah yg telah memberikan q kesempatan u merasakan hidup yg begituh menakjubkan & dengan kasih sayang cintamu kepada q yg telah memberikan q kekuatan & kesabaran dalam menuntut ilmu dunia u menuju akhiratmu (surga y begitu diinginkan oleh seluruh umatmu). Terima kasih y Allah karna telah memberikan q kekuatan, kesehatan & keihklasan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, & solawat serta salam selalu tercurahkan kpd Muhammad, kpd keluarganya, & kpd semua sahabatnya. Kupersembahkan karya sederhana ini kpd orang – orang yg begitu kusayangi & berarti dalam hidup q : Sebagai tanda bakti, hormat & rasa terima kasih q yg tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada mamakn & bapak q tersayang, terima kasih krna selama ini telah membesarkan q dengan penuh kesabaran & kebahagiaan hingga q bisah menjadi seperti sekarang ini. Terima kasih mak,pak karena telah memenuhi segala kebutuhan & selalu mendoakan q u menjadi anak yg soleha & sukses dunia walahirat, terima kasih untuk semuanya mak, pak maaf anakmu belum bisa sedikit membalas kebaikan kalian walau apapun yang q berikan tidak akan pernah mampu membalas kebaikan yg telah kudapatkan selama ini. I LOVE YOU SO MUCH Mom and Dad. Terima kasih u keluarga q tercinta yg selalu memberikan q semangat & doa selama ini u kesuksesan q, terima kasih jugak u keluarga maz Nur yg selalu memberikan q semangat “semoga desi bisa secepatnya menjadi bagian dari keluarga kalian”. U Sahabat – sahabat q Desi Ernawati, Weni, Hotang, Mutia (Sempeng 1), Supiani (Sempeng 2), Sapriani (Sempeng 3), Ismailah, Febri (si pengupil), Gocal (omak – omak yg selalu berantem sama febri),bukde & Rita (sahabat SMP q). Terima kasih u salama ini suka, duka, canda, tawa yg kita lakukan bersama, semoga kalian semua gk akan melupakan kenangan yg kita lakukan selama ini “JANGAN LUPA SAMA AKU YA SAHABAT – SAHABAT Q”. Buat adik – adik Rahma adeq BP q yg paling baik, Ayu Saptika medok, Yuna yg ngomongnya asal aja, Fitri yg selalu marah kalau ayu aja yg di ajak jalan2, Wika, Devi yg selalu sendiri, Jogo yg selalu ceria meski banyak masalah, Agung, Aldi, Yoan, Mutia kecil dan Usup. Buat orang yg sepesial di hidupku u sekarang & in shaa Allah u selamanya “Maz Nur” terima kasih buat semangatnya ya cayank terima kasih juga buat waktu yg berharga yg maz luangkan buat Desi. Terima kasih buat kk q tersayank kak Aini & temen – temen q satu perjuangan Shinta, Ulan, Wati, Ria, Taufik, Dedi polisi malasia, Indra, Jo, Heru, Dragon, Rahma, Heni, Absyah, Nining, Ninda, Cinuy, Arif, Wak Leng, Surya, Sultan, Roni, Yunus, Riski, Jojo, Padil, Habib, Bimo, Ridwan, Eko, Heri, Hendrawan dan Fitri terima kasih buat kenangan yg pernah kita lakukan bersama selama ini. Terima kasih HIMSU karena telah mempertemukan kami menjadi keluarga. Buat temen - temen q Khususnya Program Studi Agribisnis angkatan 2012 senasib & seperjuangan saya ucapkan terimakasih. Buat Dosen Pembimbing Akademis q Buk Iis Ismawati S. Hut, M. Si & Buk Raeza Fista Wisra, SE, Ak, M. Si terima kasih buat semua waktu & nasehat yg telah ibu berikan kepada desi semoga semua nasehat yg ibu berikan dapat menjadi semangat & motivasi buat desi.
Laporan Tugas Akhir
Terima kasih u seluruh staf pengajar Buat Buk Indria Ukrita, Buk Siska, Buk Riva, Buk Sri, Buk Vina, Buk Nova, Pak Muklis, Pak Dayat, Pak Hasan & Pak Sentot terima kasih u semua waktu, motivasi & ilmu yg telah diberikan semoga menjadi manfaat buat desi di manapun desi berada.
Pola Tanam Sequential Planting Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) dan Brokoli (Brassica Olerecea Cv. Brocolli) Untuk Meningkatkan Keuntungan di P4S Makin Makmur Oleh : Desi Mania Harahap (Dibimbing Oleh : Raeza Firsta Wisra, SE. Ak. M.Si)
RINGKASAN
P4S Makin Makmur merupakan sebuah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Makin Makmur. P4S Makin Makmur berada dibawah naungan dari BBPP Lembang. Kegiatan yang dilakukan oleh P4S Makin Makmur adalah kegiatan penyuluhan kepada petani di sekitar Desa Wangunsari, budidaya tanaman hortikultura terutama sayuran dataran tinggi, peternakan, dan pengolahan tahu. Tanaman hortikultura yang dibudidayakan di P4S Makin Makmur adalah tanaman sayuran dataran tinggi meliputi selada crop, labu zucchini, cabai, tomat, mentimun jepang, brokoli, dan selada. Budidaya selada dan brokoli menggunakan pola tanam sequential planting jika dibandingkan tanpa menggunakan pola tanam sequential planting maka P4S Makin
Makmur
harus
mengeluarkan
biaya
tambahan.
Namun,
dapat
meminimalisir biaya kegiatan pemeliharaan dimana untuk penyiangan efesiensi biaya sebesar Rp 30.000, penyiraman efesiensi biayanya sebesar Rp 10.000, dan pemupukan susulan efesiensi biayanya sebesar Rp 40.000. Sehingga diperoleh selisih biaya antara budidaya selada dan brokoli dengan menggunakan pola tanam sequential planting dan tanpa pola tanam sequential planting sebesar Rp 2.438.500 atau 49,4 %.
Laporan Tugas Akhir
Kata kunci : Selada, Brokoli, Sequential Planting dan P4S Makin Makmur
PERNYATAAN KEASLIAN Dengan ini saya menyatakan bahwa isi laporan tugas akhir yang saya tulis dengan judul “Pola Tanam Sequential Planting Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) dan Brokoli (Brassica Olerecea Cv. Brocolli) Untuk Meningkatkan Keuntungan di P4S Makin Makmur“ merupakan hasil kerja atau karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari hasil kerja atau karya orang lain, kecuali kutipan yang sumbernya dicantumkan. Jika di kemudian pernyataan ini tidak benar, maka saya akan menerima sangsi dengan ketentuan yang berlaku.
Tanjung Pati, 08 Juli 2015 Yang Menyatakan,
Desi Mania Harahap NBP. 1201361022
Laporan Tugas Akhir
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis (Desi Mania Harahap, A.Md) adalah anak tunggal dari Abdul Manan Harahap (ayah) dan Rohaya (ibu) yang dilahirkan di Karang Rajo, 13 Desember 1993. Jenjang pendidikan dimulai dari SDN Impres 095251 pada tahun 2006, kemudian melanjut
jenjang
pendidikan
di
MTS
AL-IHYA Tanjung Gading pada tahun 2009, kemudian melanjut jenjang pendidikan di SMK T. Amir Hamzah Indrapura pada tahun 2012. Dan pada tahun 2012 penulis
melanjutkan
pendidikan
di
Politeknik
Pertanian
Negeri
Payakumbuh Program Studi Agribisnis Pertanian, Jurusan Budidaya Tanaman Pangan. Gelar diploma III diraih pada tahun 2015. Semasa kuliah semester V pernah menulis proyek usaha mandiri (PUM) dengan judul “ Pengaturan Jadwal Tanam Budidaya Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Untuk Meningkatkan Keuntungan ”. Pada semester akhir melaksanakan
magang atau PKPM
(Pengalaman kerja praktek mahasiswa ) di P4S Makin Makmur, Jawa Barat, dan terakhir membuat laporan tugas akhir dengan judul “Pola Tanam Sequential Planting Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Dan Brokoli
(Brassica
Olerecea
Cv.
Brocolli)
Untuk
Meningkatkan
Keuntungan di P4S Makin Makmur”. Semasa kuliah di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Penulis perah mengikuti perlombaan Bridge pada PORPROV Sumatra Barat pada Tahun 2012 dan 2015 yang diadakan di kabupaten Limapuluh Kota dan Dhamasraya. Penulis juga pernah menjadi Komisi Pemilihan Umum Raya (KPU-R) Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh periode 2013-2014 Sebagai Koordinator Humas.
Laporan Tugas Akhir
Laporan Tugas Akhir
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul “
Pola Tanam Sequential Planting
Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) dan Brokoli (Brassica Olerecea Cv. Brocolli) Untuk Meningkatkan Keuntungan di P4S Makin Makmur ”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas akhir ini. Secara khusus rasa terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada : 1.
Kedua Orang Tua dan Keluarga
penulis yang senantiasa
memberikan dukungan moril dan materil dalam menempuh jenjang pendidikan. 2.
Ibu Ir. Gusmalini, M.Si. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negri Payakumbuh.
3.
Bapak Ir. Setya Dharma, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negri Payakumbuh.
4.
Ibu Indria Ukrita, SP., MSc. Selaku Ketua program studi Agribisnis pertanian.
5.
Ibu Raeza Firsta Wisra, SE., Ak. M.Si selaku Dosen Pembimbing akademik yang telah membantu sehingga laporan ini dapat selesai.
6.
Seluruh staf pengajar di Program Studi Agribisnis Pertanian Politeknik Pertanian Negri Payakumbuh.
Program Studi Agribisnis Pertanian
i
Laporan Tugas Akhir
7.
Semua teman dan adik – adik yang turut mendukung dan memberi semangat dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.
8.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis uraikan satu per satu dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan TA ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun penyajiannya. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun
dari pembaca sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan Tugas Akhir ini.
Tanjung Pati, 08 Juli 2015
DM
DAFTAR ISI
Program Studi Agribisnis Pertanian
ii
Laporan Tugas Akhir
Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................... i DAFTAR ISI ..............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
vii
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................................
1
1.2. Tujuan ..............................................................................................
6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Selada ...........................................................
7
2.1.1. Morfologi Tanaman Selada ................................................
7
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Selada ..................................................
9
2.2.1. Keadaan Iklim.....................................................................
9
2.2.2. Tanah ..................................................................................
9
2.2.3. Ketinggian Tempat .............................................................
10
2.3. Klasifikasi Tanaman Brokoli .........................................................
11
2.3.1. Morfologi Tanaman Brokoli ...............................................
11
2.3.2. Syarat Tumbuh Tanaman Brokoli ......................................
13
2.4. Aspek Produksi Tanaman Selada dan Brokoli ...............................
15
2.4.1. Aspek Produksi Tanaman Selada ........................................
15
2.4.2. Aspek Produksi Tanaman Brokoli ......................................
17
2.5. Teknologi yang Digunakan dalam Budidaya Tanaman Selada dan Brokoli ...................................................................................
21
2.5.1. Pengaturan Pola Tanam ......................................................
21
2.5.2. Sekema Penanaman Selada dan Brokoli .............................
24
III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat .........................................................................
Program Studi Agribisnis Pertanian
27
iii
Laporan Tugas Akhir
3.2. Alat dan Bahan ...............................................................................
28
3.3. Ruang Lingkup ...............................................................................
28
3.4. Data dan Sumber Data ...................................................................
28
3.5. Metode Pengumpulan Data ............................................................
28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................
29
4.2. Analisis Budidaya Tanaman Selada dan Brokoli ..........................
41
4.2.1. Budidaya Tanaman Selada ..................................................
41
4.2.2. Budidaya Tanaman Brokoli .................................................
47
4.2.3. Pola Tanam Sequential Planting ..........................................
55
4.2.4. Analisis Perbandingan Keuntungan Budidaya Tanaman Selada dan Brokoli dengan Pola Tanam Sequential Planting dan Tanpa Teknologi............... ..............................
58
V. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan ....................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
63
LAMPIRAN ...............................................................................................
66
DAFTAR TABEL
Program Studi Agribisnis Pertanian
iv
Laporan Tugas Akhir
Tabel
Halaman
1.
Kandungan Gizi Tanaman Selada ........................................................
10
2.
Kandungan Gizi dan Manfaat Tanaman Brokoli .................................
14
3.
Tenaga Kerja Pada Tiap Jenis Sektor Kegiatan di P4S Makin Makmur.............................................................................
38
4.
Klasifikasi Tenaga Kerja di P4S Makin Makmur ................................
38
5.
Persentase Pendidikan Tenaga Kerja di P4S Makin Makmur .............................................................................
39
6.
Aset Yang Dimiliki P4S Makin Makmur ............................................
40
7.
Pengeluaran Untuk Tanaman Selada dan Brokoli dengan Pola Tanam Sequential Planting dengan Luas Lahan 1.200 M2 .........
8.
Pengeluaran Untuk Tanaman Selada dan Brokoli Tanpa Teknologi dengan Luas Lahan 1.200 M2 .................................
9.
58
60
Perbandingan Biaya Budidaya Tanaman Selada dan Brokoli dengan Menggunakan Pola Tanam Sequential Planting dan Tanpa Menggunakan Pola Tanam Sequential Planting dengan Luas Lahan 1.200 M2 ...........................................................................
61
10. Matriks Rencana Kegiatan PKPM .......................................................
77
DAFTAR GAMBAR
Program Studi Agribisnis Pertanian
v
Laporan Tugas Akhir
Gambar
Halaman
1. Sekema Penanaman Selada dan Brokoli .........................................
26
2. Tempat untuk Penyemaian ..............................................................
42
3. Penutupan Persemaian ....................................................................
42
4. Pemindahan Bibit ke Daun Pisang ..................................................
43
5. Pupuk Cair Urine Sapi ....................................................................
44
6. Pemanenan Selada ...........................................................................
46
7. Selada yang Siap dipasarkan ...........................................................
46
8. Tempat Persemaian .........................................................................
48
9. Proses Penutupan ............................................................................
49
10. Pemindahan ke Daun Pisang ...........................................................
49
11. Pemanenan Brokoli .........................................................................
54
12. Pembuangan Daun Brokoli .............................................................
54
13. Melunakan Cabang dan Pemasukan ke keranjang .........................
54
DAFTAR LAMPIRAN
Program Studi Agribisnis Pertanian
vi
Laporan Tugas Akhir
Lampiran
Halaman
1.
Penggemburan Tanah...........................................................................
66
2.
Pembuatan Bedengan ...........................................................................
67
3.
Pemberian Pupuk Kandang ..................................................................
68
4.
Penggemburan Bedengan .....................................................................
69
5.
Penutupan Pupuk Dasar Dengan Tanah Drainase................................
70
6.
Pemberian Kapur Dolomit ...................................................................
71
7.
Penutupan Kapur Dolomit dengan Tanah Drainase .............................
72
8.
Penyiangan Tanaman Selada ...............................................................
73
9.
Penyiangan Tanaman Brokoli ..............................................................
74
10. Pemanenan Brokoli .............................................................................
75
11. Pemanenan Selada................................................................................
76
Program Studi Agribisnis Pertanian
vii
Laporan Tugas Akhir
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang P4S Makin Makmur merupakan sebuah Pusat Pelatihan Pertanian
Pedesaan Swadaya Makin Makmur. P4S Makin Makmur berada dibawah naungan dari BBPP Lembang. Kegiatan yang dilakukan oleh P4S Makin Makmur adalah kegiatan penyuluhan kepada petani di sekitar Desa Wangunsari, budidaya tanaman hortikultura terutama sayuran dataran tinggi, peternakan, dan pengolahan tahu. Tanaman hortikultura yang dibudidayakan di P4S Makin Makmur adalah tanaman sayuran dataran tinggi meliputi selada crop, labu zucchini, cabai, tomat, mentimun jepang, brokoli, dan selada. Indonesia merupakan Negara yang berkembang pada sektor agraris. Sebagia besar wilayah Indonesia diperuntukan sebagai lahan pertanian, dan sebagian besar penduduknya bergantung pada sektor pertanian. Sebagai Negara yang bercorak agraris, pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan pada sasaran utama yaitu peningkatan produksi pangan rakyat yang terus maningkat sejalan dengan pesatnya pertumbuhan penduduk. Pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan dan kesempatan kerja bagi masyarakat pedesaan dan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya (Bappenas, 2008). Salah satu komoditas hortikultura yang berkembang di Indonesia adalah selada kriting dan brokoli yang banyak dibudidayakan di wilayah dataran tinggi Indonesia. Selada dan Brokoli juga merupakan salah satu sayuran yang sedang mengalami peningkatan permintaan dari tahun ke tahun. Peningkatan pangsa
Program Studi Agribisnis Pertanian
1
Laporan Tugas Akhir
pasar selada dan brokoli di Indonesia dengan sasaran pasar modern meningkat 15 – 20 persen/tahun (Asril, 2009). Kecamatan Lembang khususnya, budidaya selada dan brokoli mulai terus dikembangkan dan sudah dikenal sebagai salah satu sentra produksi yang produktif diwilayah Jawa Barat yang menyediakan pasokan selada dan brokoli ke beberapa wilayah. Selada (Lactuca sativa L.) pada dasarnya termasuk ke dalam family Compositae. Selada merupakan tanaman semusim, selada mempunyai ciri diantaranya bentuk bungannya mengumpul dalam tandan membentuk sebuah rangkaian. Selada biasanya disajikan sebagai sayur penyegar (Pracaya, 2009). Menu makanan yang sehat dan seimbang dalam zat gizi adalah menu makanan yang memenuhi syarat “empat sehat lima sempurna”. Dalam susunan menu tersebut sayuran merupakan salah satu komponen yang tidak dapat ditinggalkan. Itulah sebabnya manusia berusaha menanam berbagai jenis sayuran untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ditinjau dari aspek teknis, budidaya selada tidak terlalu sulit. Para petani Indonesia yang sudah sering membudidayakan tanaman kubis atau kol, tidak akan mengalami banyak kesulitan membudidayakannya. Secara umum cara budidaya selada tidak jauh berbeda dengan teknis budidaya kubis atau kol ( Kuderi, 2011). Selada merupakan jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat ekonomi lemah hingga golongan masyarakat ekonomi kuat / baik. Selada banyak disukai oleh masyarakat Eropa dan Amerika. Boleh dikatakan semua orang merupakan calon konsumen selada yang potensial.
Program Studi Agribisnis Pertanian
2
Laporan Tugas Akhir
Indonesia sendiri banyak sekali jenis makanan yang menggunakan daun selada sebagai pelengkap dari makanan pokok. Selada sering dikonsumsi mentah sebagai lalap, makanan asing seperti salad sering menggunakan selada sebagai campuran. Begitu pula hamburger, hot dog, dan beberapa jenis makanan lainnya. Hal tersebut menunjukan dari aspek social bahwa masyarakat muda menerima kehadiran selada untuk dikonsumsi sehari – hari. Salah satu produk pertanian yang prospektif untuk dikembangkan dan mengalami peningkatan permintaan pasar yang cukup tinggi di Indonesia selain selada juga brokoli. Brokoli (Brassica oleracea) adalah sayuran oriental famili kubis-kubisan yang memiliki kandungan vitamin A dan vitamin D tinggi. Bagian yang dikonsumsi dari tanaman brokoli adalah berupa bongkahan bunga yang mirip bunga kol namun berwarna hijau. Kepala dari brokoli ini merupakan kumpulan dari ratusan bunga-bunga kecil (beet) yang membentuk rumpun yang rapat dan kompak. Sebagai salah satu sayuran oriental, komoditas brokoli belum terlalu memasyarakat akan tetapi memiliki nilai jual tinggi. Saat ini, permintaan global terhadap komoditas brokoli terus meningkat. Salah satu indikator peningkatan ini adalah meningkatnya pendapatan negara-negara pengekspor brokoli melalui aktifitas perdagangan brokoli. Dalam beberapa tahun terakhir, brokoli dan kubis bunga termasuk kelompok enam besar sayuran segar yang diekspor Indonesia, yakni bersamasama bawang merah, tomat, kentang, cabai, dan kubis krop. Negara yang memiliki permintaan terhadap brokoli antara lain Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Jepang. Didalam negeri, permintaan produksi brokoli semakin meningkat
Program Studi Agribisnis Pertanian
3
Laporan Tugas Akhir
terutama di daerah-daerah pariwisata seperti Jakarta, Cipanas (Puncak), Bandung, Malang, dan Denpasar (Rukmana, 1994). Sebagai salah satu negara pengekspor brokoli, pendapatan Indonesia melalui ekspor brokoli juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat menjadi indikator bahwa permintaan dunia terhadap tanaman brokoli mengalami peningkatan. Oleh karena itu, tanaman brokoli sangat potensial untuk dikembangkan diIndonesia. Seperti tanaman hortikultura lainnya kendala – kendala yang dihadapi ketika membudidayakan tanaman selada dan brokoli adalah pada saat tanaman mulai berkembang menjadi besar yaitu tanaman mulai terserang hama dan penyakit. Penggunaan pola tanam budidaya tanaman selada dan brokoli secara tumpang gilir dengan selang waktu 1 bulan memiliki kecocokan pada syarat tumbuh brokoli dan selada, penggunaan selang waktu 1 bulan dikarenakan tanaman perlu tumbuh dan berkembang jika selang waktu penanaman yang digunakan terlalu singkat maka tanaman yang satu akan kekurangan sinar matahari dan tanaman akan kerdil sehingga tidak akan produktif. Pola tanam merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu tahun atau lebih, termasuk didalamnya terdapat masa pengolahan tanah yang dilakukan sebagai langkah awal yang turut menentukan keberhasilan dalam usaha budidaya tanaman (Anonim, 2013). Pola tanam merupakan bagian penting atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman pertanian, maka dari sistem budidaya tanaman ini untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal perlu dikembangkan satu atau lebih
Program Studi Agribisnis Pertanian
4
Laporan Tugas Akhir
sistem pola tanam. Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Namun yang terpenting dalam persyaratan tumbuh antara kedua tanaman yang diusahakan adalah adanya kesamaan terhadap lahan (Anonim, 2013). Pola tanam tumpang gilir ( Multiple Cropping ), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Faktor-faktor tersebut adalah : Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga kerja, biaya pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan tanah sebagai akibat terlalu sering diolah dapat dihindari. Hasil panen secara beruntun dapat memperlancar penggunaan modal dan meningkatkan produktivitas lahan. Dapat mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas. Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi. Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi. Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau.
Program Studi Agribisnis Pertanian
5
Laporan Tugas Akhir
1.2
Tujuan Tujuan dari Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ini adalah: 1. Mendiskripsikan pola tanam selada dan brokoli yang dilakukan di P4S Makin Makmur 2.
Mengetahui tingkat keuntungan budidaya tanaman selada dan brokoli dengan pola sequential Planting di P4S Makin Makmur.
Program Studi Agribisnis Pertanian
6
Laporan Tugas Akhir
II.
2.1
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Tanaman Selada (Lactuva Sativa L.)
Menurut Haryanto, dkk, (2003), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Devisio
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Lactuca
Spesies
: Lactuca sativa L.
Tanaman selada (Lactuca sativa) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi berkisar antara 20 – 40 cm atau lebih. Secara morfologi, organ – organ penting yang terdapat pada tanaman sebagai berikut (Rukmana, 1994). 2.1.1
Morfologi tanaman selada
A.
Daun Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam,
bergantung pada varietasnya. Jenis selada keriting, daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi daun bergerigi (keriting), dan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun selada memiliki tangkai
Program Studi Agribisnis Pertanian
7
Laporan Tugas Akhir
daun lebar dan tulang – tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 – 25 cm dan lebar 15 cm atau lebih. Selada juga memiliki kandungan vitamin yang terdapat dalam daun salada diantaranya Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C yang sangat berguna untuk kesehatan tubuh (Pracaya, 2009). B.
Batang Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada keriting
(selada daun dan selada batang) memiliki batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5,6 – 7 cm (selada batang), 2 – 3 cm (selada daun), serta 2 – 3 cm (selada kepala) (Pracaya, 2009). C.
Akar Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar
serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20 – 50 cm atau lebih. Akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi. Perakaran tanaman selada dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang subur, gembur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam (Kuderi, 2011). D.
Buah Buah selada berbentuk polong. Di dalam polong berisi biji – biji yang
berukuran sangat kecil (Pracaya, 2009).
Program Studi Agribisnis Pertanian
8
Laporan Tugas Akhir
E.
Biji Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak keras,
berwarna coklat, tua, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar 1 mm. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (perkembangbiakan) (Kuderi, 2011). F.
Bunga Bunga tanaman selada berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu
rangkaian. Bunga memiliki tangkai bunga yang panjang sampai data mencapai 80 cm atau lebih. Tanaman selada yang ditanam didaerah yang beriklim sedang (subtropik) mudah atau cepat berbuah (Kuderi, 2011). 2.2
Syarat Tumbuh Tanaman Selada
2.2.1
Keadaan iklim Tanaman selada membutuhkan lingkungan tempat tumbuh yang beriklim
dingin dan sejuk, yakni pada suhu udara antara 15-20 °C. Di daerah yang suhu udaranya tinggi (panas), tanaman selada tipe kubis (berkrop) akan gagal membentuk krop. Meskipun demikian, dengan adanya kemajuan teknologi di bidang pembenihan, dewasa ini telah banyak diciptakan varietas selada yang tahan terhadap suhu panas. Persyaratan iklim lainnya adalah faktor curah hujan. Tanaman selada tidak atau kurang tahan terhadap hujan lebat. Oleh karena itu, penanaman selada dianjurkan pada akhir musim hujan (Pracaya, 2009). 2.2.2
Tanah Pada dasarnya tanaman selada dapat ditanam di lahan sawah maupun
tegalan. Jenis tanah yang ideal untuk tanaman selada adalah liat berpasir seperti tanah Andosol maupun Latosol. Syaratnya tanah tersebut harus subur, gembur,
Program Studi Agribisnis Pertanian
9
Laporan Tugas Akhir
banyak mengandung bahan organik, tidak mudah menggenang (becek). Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini pH antara 5,0 -6,8 °C (Kuderi, 2011). 2.2.3
Ketinggian tempat Di Indonesia selada dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran
tinggi/pegunungan, hal yang terpenting adalah memperhatikan pemilihan varietasnya yang cocok dengan lingkungan setempat. Untuk dataran rendah sampai menengah, sebaiknya dipilih selada varietas yang "heat tolerant" (tahan terhadap suhu panas) seperti varietas Kaiser, Ballade dan Gemini. Di beberapa daerah produsen sayuran yang mulai banyak mengembangkan selada, tanaman ini tumbuh dan berproduksi pada ketinggian antara 600 - 1.200 m dpl seperti di Pacet dan Cipanas (Cianjur) serta Lembang (Bandung).
Syarat tumbuh demikian
identik untuk tanaman kubis dan selada (Kuderi, 2011). Selada juga memiliki kandungan gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita, di bawah ini adalah table kandungan gizi yang terkandung dalam 100 gram tanaman selada : Tabel 1. Kandungan Gizi Tanaman Selada No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Zat gizi Protein ( g ) Lemak ( g ) Karbohidrat ( g ) Kalsium ( mg ) Phosphor ( mg ) Zat Besi ( mg ) Vitamin A ( mg ) Vitamin B ( mg ) Vitamin C ( mg )
Nilai gizi 1,2 0,2 2,9 22,0 25,0 0,5 162,0 0,04 8,0
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1979
Program Studi Agribisnis Pertanian
10
Laporan Tugas Akhir
2.3
Klasifikasi Tanaman Brokoli (Brassica Olerecea CV. Brocolli) Klasifikasi
tanaman
brokoli
menurut
Rukmana
(1995)
adalah
sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermathopyta
Subdivisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Angiospermae
Bangsa
: Capparales
Ordo
: Brassicalec (Rhodeales)
Famili
: Brassicaceae (Cruciferae)
Genus
: Brassica
Spesies
: Oleraceae L
Varietas
: Brassica oleraceae Cv. Brocolli
Menurut Rukmana (1995), brokoli diduga berasal dari Eropa. Brokoli pertama kali ditemukan di Cyprus, Italia Selatan, dan Mediterania. Brokoli berasal dari bahasa Itali, brokoli merupakan bentuk jamak dari broccoli (tunas). Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an). 2.3.1
Morfologi tanaman brokoli
a.
Biji Biji dari brokoli ini dihasilkan oleh penyerbukan sendiri ataupun silang,
baik dilakukan sendiri maupun atas bantuan serangga. Bijinya berbentuk bulat kecil berwarna cokelat sampai kehitaman.
Program Studi Agribisnis Pertanian
11
Laporan Tugas Akhir
b.
Bunga Kepala bunga brokoli tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang
tebal. Bunga brokoli berwarna hijau. Bunga brokoli merupakan bagian yang paling sering dimanfaatkan. c.
Daun Seperti yang diketahui, bahwa daun brokoli berwarna hijau. Daun pada
brokoli ini mengelilingi hampir seluruh bagian kepala bunga. Ia juga memiliki tulang daun yang sejajar. d.
Batang Batang pada brokoli memiliki ciri bertangkai hijau dengan tunas-tunas
kecil. Batangnya terbilang tebal dan kuat. Dibandingkan dengan kubis bunga, tangkai bunga atau batang brokoli mempunyai ukuran lebih panjang dan lebih besar. e.
Akar Tanaman brokoli memiliki system perakaran tunggang, akar tunggang
tumbuh lurus ke pusat bumi. Perakaran brokoli dapat tumbuh dan berkembang dengan baikpada tanah yang subur, gembur dan mudah menyerap air. f.
Uraian Tanaman Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang
tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan. Brokoli paling mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol putih.
Program Studi Agribisnis Pertanian
12
Laporan Tugas Akhir
2.3.2
Syarat tumbuh tanaman brokoli Berikut adalah syarat tumbuh tanaman brokoli :
Ketinggian tempat
: 1200-2000 m dpl
Suhu
: 15,5ºC - 25ºC
Kelembaban
: 80 % - 90 %
Curah Hujan
: 1000 - 1500 mm/tahun
Intensitas Cahaya Matahari
: ±12 jam / hari
Jenis tanah
: Regosol, Andosol, Aluvial, Latosol, danMediteran
pH Tanah
: 5,5 – 5,6 (asam netral)
Tanaman brokoli juga memiliki kandungan serta manfaat yang berguna bagi kesehat tubuh, berikut ini adalah daftar nilai gizi yang terkandung dalam tanaman brokoli per 100 gram bahan serta manfaatnya :
Program Studi Agribisnis Pertanian
13
Laporan Tugas Akhir
Tabel 2. Kandungan Gizi dan Manfaat Tanaman Brokoli No. Zat gizi 1.
Kalori ( kal )
Nilai gizi 23,0
2.
Protein ( g )
3,5
3.
Karbohidrat ( g )
2,0
4.
Lemak ( g )
0,2
5.
Kalsium ( mg )
78,0
6.
Fosfor ( mg )
74,0
7.
Zat Besi ( mg )
1,0
8.
Natrium ( mg )
40,0
9.
Kalium ( mg )
360,0
10.
Niacin ( mg )
0,6
11. 12.
Vitamin A ( SI ) Vitamin B1 ( mg )
3800,0 0,1
13.
Vitamin B2 ( mg )
0,1
14.
Vitamin B3 ( mg )
110,0
15.
Air ( g )
90,0
Manfaat Sebagai bahan proses pembakaran dalam tubuh untuk mengasilkan energy Berperan dalam pembangunan jaringan tubuh (otot,daging,dan bagian-bagian sel yang rusak) Meningkatkan proses metabolism dalam tubuh (pernafasan,pencernaan) Meningkatkan energy Menjaga kehangatan tubuh Berperan dalam pembentukan tulang, gigi, dan sel darah merah. Berperan dalam pembentukan tulang, gigi, dan sel darah merah. Berperan dalam pembentukan tulang, gigi, dan sel darah merah. Berperan dalam pembentukan tulang, gigi, dan sel darah merah. Berperan dalam pembentukan tulang, gigi, dan sel darah merah. Berperan dalam pembentukan tulang, gigi, dan sel darah merah. Menjaga kesehatan mata Mencegah penyakit beri-beri, radang syaraf, lemah otot, demartitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah Mencegah penyakit beri-beri, radang syaraf, lemah otot, demartitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah Mencegah gusi berdarah, radang atau luka-luka dimulut (sariawan) Menambah kesegaran
Sumber : Rahmat Rukmana, dikutip dari Food Nutrition Research Center,Handbook No.1 Manila, 1964, in knott.J.E. dan Jose R.Deanon,JR (1967).
Program Studi Agribisnis Pertanian
14
Laporan Tugas Akhir
2.4
Aspek Produksi Tanaman Selada dan Brokoli
2.4.1
Aspek produksi tanaman selada (Lactuva Sativa L.)
1.
Persemaian Biji dapat langsung ditanam di lapangan, tetapi pertumbuhan tanaman
lebih baik melalui persemaian. Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (50 0C) atau dalam larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Benih disebar merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah + pupuk kandang / kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2 - 3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan / atap / screen / kasa / plastik transparan. Persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan hama dan penyakit. Setelah berumur 7 - 8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan yang terbuat daun pisang / pot plastik dengan media yang sama (tanah + pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari, bibit siap ditanam dilapangan setelah berumur 3 - 4 minggu atau sudah memiliki empat sampai lima daun. 2.
Memilih lahan yang tepat Selada akan tumbuh secara ideal jika ditanam pada lokasi bersuhu rendah,
yakni antara 15 - 25 °C. Kemudian untuk jenis tanah, yang paling baik adalah tanah berjenis lempung berdebu atau lempung berpasir yang memiliki unsur hara yang baik. Akan tetapi Anda semua tidak perlu khawatir jika lahan Anda miskin akan unsur hara, karena tanaman selada akan tetap bisa tumbuh dengan baik ditanah tersebut asalkan selalu diairi dan dipupuk dengan teratur.
Program Studi Agribisnis Pertanian
15
Laporan Tugas Akhir
3.
Pengolahan tanah Tanah dicangkul sedalam 20 - 30 cm. Kemudian diberi pupuk kandang
kuda atau sapi + 10 ton/ha, diaduk dan diratakan. Kemudian tanah dibuat bedengan lebar 100 - 120 cm. Apabila benih akan di tanam langsung, maka dibuat alur/garitan dengan cangkul yang dimiringkan. Jarak antara garitan + 25 cm. Tetapi apabila benih disemaikan terlebih dahulu maka dibuat lubang tanam dengan jarak 25 x 25 cm atau 20 cm x 30 cm. 4.
Penanaman Penanaman secara langsung dilakukan dengan cara benih ditabur dalam
garitan yang telah ditentukan. Jika melalui persemaian, bibit ditanam dengan jarak tanam seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga dalam satu bedengan dapat memuat 4 baris tanaman. 5.
Pemupukan Selain pupuk kandang, diperlukan pupuk nitrogen. Pada umur 2 minggu
setelah tanam, pupuk N diberikan di dalam garitan sejauh + 5 cm dari tanaman. Kemudian pupuk ditutup dengan tanah. Dosis pupuk N + 60 kg N/ha atau 300 kg ZA/ha. Pupuk tersebut dapat diberikan dua kali dengan selang 2 minggu. 6.
Pemeliharaan Penjarangan dilakukan jika penanaman dilakukan secara langsung.
Penyiraman dilakukan tiap hari sampai selada tumbuh normal, kemudian diulang sesuai kebutuhan. Bila ada tanaman yang mati, segera disulam dan penyulaman dihentikan setelah tanaman berumur 10 - 15 hari setelah tanam. Penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan pertama dan kedua.
Program Studi Agribisnis Pertanian
16
Laporan Tugas Akhir
7.
Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit penting yang menyerang tanaman selada
antara lain kutu daun (Myzus persicae) dan penyakit busuk akar karena Rhizoctoni. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan tergantung pada hama dan penyakit yang menyerang. Apabila diperlukan pestisida, gunakan pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan memperhatikan ketepatan pemilihan jenis, dosis, volume semprot waktu, interval aplikasi dan cara aplikasi. 8.
Panen dan pascapanen Tanaman selada dapat dipanen setelah berumur + 2 bulan. Panen dapat
dilakukan dengan cara mencabut batang tanaman dengan akar-akarnya atau memotong pangkal batang. Tanaman yang baik dapat menghasilkan + 15 ton /ha. Selada cepat layu, sehingga untuk menjaga kualitasnya, harus ditempatkan di wadah berisi air (biasa dilakukan di pasar tradisional). 2.4.2
Aspek produksi tanaman brokoli (Brassica Olerecea CV. Brocolli)
1.
Penyiapan benih Sterilisasi benih dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan
dosis yang dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas 55 derajat celcius, selama 15 – 30 menit. Penyeleksian benih dengan merendam biji dengan air, dimana benih yang baik akan tenggelam. Rendam benih selama sekitar 12 jam atau sampai benih terlihat pecah agar benih cepat berkecambah. 2.
Persemaian Persemaian di lahan di bedengan. Sebelum bedengan dibuat , lahan diolah
atau dicangkul sedalam 30 cm lalu dibuat bedengan / guludan dengan lebar 110 120 cm, memanjang. Penyemaian ada dua cara disebar diatas bedengan dan pakai
Program Studi Agribisnis Pertanian
17
Laporan Tugas Akhir
polibag. Media semai campuran ayakan pupuk kandang matang dan tanah halus dengan perbandigan 1 ; 2 atau 1 : 1, masukan benih satu – satu ke dalam polibag yang sudah diisi media tanam sedalam 0,2 – 1,0 cm, tutup tipis dengan tanah atau pupuk kandang matang. Siram air pakai gembor penyiraman dan terakhir tutup pakai daun pisang untuk menjaga kelembaban. Setelah tumbuh kecambah buang penutup daun pisang siram pagi dan sore lihat kondisi tanah. 3.
Persiapan lahan Lahan dibersihkan dari tanaman liar dan sisa – sisa akar, dicangkul atau
dibajak, lalu dibuat bedengan / guludan selebar 80 – 100 cm, tinggi 35 cm dengan jarak antar bedengan / gulu dan 40 - 50 cm. Pengapuran hanya dilakukan jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dosis kapur yang sesuai nilai pH tanah, tetapi umumnya berkisar antara 1 -2 ton / ha dalam bentuk kalsit atau dolomit. Kapur dicampurkan merata pada saat pembuatan bedengan / guludan. Untuk pemupukan dasar campurkan 13 -18 ton / ha pupuk kandang, atau pakai campuran pupuk makro UREA 87 kg,+ ZA 187 kg + TSP 311 kg + KCL 90 kg/ha (Rekomondasi untuk tanaman Brokoli pada tanah Mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang ). 4.
Penanaman Penanaman dilakukan pada bibit yang sudah berumur sekitar sebulan, atau
sudah mempunyai daun 3 - 4 helai. Jarak tanam yang dipakai adalah 50 x 50 cm untuk kultivar / varietas bertajuk lebar dan 45 x 65 untuk kultivar / varietas tegak. Waktu tanam yang baik dipagi hari jam 6 – 9 dan sore hari jam 3 – 4, untuk satu lubang diisi satu bibit, pemindahan secara hati – hati jangan sampai akar atau daunya rusak, siram pakai air setelah selesai penanaman.
Program Studi Agribisnis Pertanian
18
Laporan Tugas Akhir
5.
Pemeliharaan
a.
Penyulaman Jika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat dilakukan
sebelum tanaman berumur dua minggu. b.
Perempelan Perempelan cabang dilakukan seawal mungkin supaya ukuran dan kualitas
masa bunga yang terbentuk optimal, segera setelah terbentuk masa bunga, daun – daun tua diikat sedemikian rupa sehingga masa bunga ternaungi matahari. Penutupan ini berfungsi untuk mempertahankan warna bunga supaya tetap putih. c.
Pengendalian Hama dan Penyakit Untuk pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan bibit yang bebas
penyakit merendam benih diair panas 50 derajat celcius atau direndam didalam fungisida / bakterisida selama 15 menit, sanitasi kebun, rotasi tanaman, menanam kultivar / varietas yang tahan penyakit, menghidari tanaman dari kerusakan mekanis atau gigitan serangga, melakukan sterilisasi media semai atau lahan kebun, pengapuran pada tanah masam dan mencabut tanaman yang terserang penyakit.
Untuk
mencegah
serangan
hama
penyakit
penyemprotan
pestisida dilakukan walau pun belum ada gejala serangan hama. Lakukan penyemprotan setiap 2 minggu sekali. d.
Penyiangan Dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah serta pemupukan
susulan yang ke1 yaitu 7 – 10 hari setelah tanam, 20 hari setelah tanam, 30 -35 hari setelah tanam. Penyiangan dan penggemburan dilakukan dengan hati – hati
Program Studi Agribisnis Pertanian
19
Laporan Tugas Akhir
jangan terlalu dalam agar tidak merusak akar. Pada masa akhir pertumbuhan vegetatif ( memasuki masa pembungaan ) penyiangan dihentikan. e.
Pemupukan tambahan Pupuk susulan diberikan pada umur 1, 3 dan 5 minggu setelah tanam,
disekeliling tanaman sejauh 10 - 15 cm dari batang tanaman, lalu timbun tanah. Dengan dosis : 1 minggu setelah tanam Urea / ZA 44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg 3 minggu setelah tanam Urea / ZA 44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg 5 minggu setelah tanam Urea / ZA 44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg per hektar. Atau pakai pupuk majemuk NPK 150 kg – 200 kg / ha. Pada minggu ketiga setelah tanam, tanaman juga disemprot dengan pupuk daun yang mengandung N dan K tinngi. f.
Penyiraman atau Pengairan Dilakukan seminggu 2 - 4 kali lihat kondisi tanah pada fase pertumbuhan
awal atau pembentukan bunga, tanah harus keadaan basah terus jangan sampai kekeringan. 6.
Panen dan pascapanen Pemanenan dilakukan saat masa bunga mencapai ukuran maksimal, umur
panen antara 55 - 100 hari, tergantung varietas / kultivar tanaman. Setelah dipanen, hasil disimpan di tempat teduh untuk dilakukan sortir. Sortir dilakukan berdasarkan diameter kepala bunga yang dibagi 4 kelas yaitu : >30 cm, 25 – 30 cm, 20 – 25, dan 15 – 20 cm. Penyimpanan terbaik d iruang gelap pada temperature 20 °C, kelembaban 75 -85 % atau kamar dingin dengan temperatur 4,4 °C dengan kelembaban 85 -95 %.
Program Studi Agribisnis Pertanian
20
Laporan Tugas Akhir
2.5
Teknologi yang Digunakan dalam Budidaya Tanaman Selada (Lactuva Sativa L.) dan Brokoli (Brassica Olerecea CV. Brocolli)
2.5.1
Pola Tanam Sequential Planting Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun
waktu tertentu atau merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu periode atau satu tahun, dimaksud di dalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Pengaturan pola
tanam juga memiliki keuntungan diantaranya, siklus
hidup hama atau penyakit dapat terputus, pengendalian hama, serta penggunaan lahan yang secara terus menerus dapat digunakan, pengendalian penyakit dan gulma lebih mudah. Pola tanam yang dilaksanakan adalah penanaman dua jenis tanaman secara bergantian pada sebidang tanah yang sama dengan pola berbentuk persegi yaitu terdiri dari tanaman selada dan brokoli. Ketika tanaman selada berumur 1 bulan disamping
tanaman
selada
ditanam
dengan
tanaman
brokoli.
Dalam
pembudidayaan tanaman, pola tanam dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hasil yang didapatkan. Penggunaan pola tanam dengan selang waktu 1 bulan bertujuan untuk pertumbuhan tanam serta perawatan, apabila pola tanam dilakukan terlalu cepat maka tanaman akan kekurangan sinar matahari dan tanaman akan menjadi kerdil. Pola tanam dengan selang waktu 1 bulan juga dapat ditanam berulang – ulang agar tanah dapat lebih subur, karena akar pada selada dapat menetralkan unsur hara pada tanah.
Program Studi Agribisnis Pertanian
21
Laporan Tugas Akhir
Pola tanam merupakan bagian penting atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman pertanian, maka dari sistem budidaya tanaman ini untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal perlu dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Namun yang terpenting dalam persyaratan tumbuh antara kedua tanaman yang diusahakan adalah adanya kesamaan terhadap jenis tanah. Pola tanam terbagi dua yaitu pola tanam monokultur dan pola tanam polikultur. Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja.Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian. Sedangkan pola tanam polikultur ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik. Pada sistem pola tanam yang sudah berkembang sekarang ini, diketahui jenis – jenis pola tanam diantaranya adalah pola tanam monokultur dan pola tanam polikultur. Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian. Penanaman monokultur menyebabkan terbentuknya lingkungan pertanian yang tidakmantap. Buktinya tanah pertanian harus diolah, dipupuk dan disemprot dengan insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah terserang hama dan penyakit. Jika tanaman pertanian terserang hama, maka dalam waktu cepat hama
Program Studi Agribisnis Pertanian
22
Laporan Tugas Akhir
itu akan menyerang wilayah yang luas. Petani tidak dapat panen karena tanamannya terserang hama. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Di sisi lain, kelemahan sistem ini adalah tanaman relative mudah terserang hama maupun penyakit. Polikultur berasal dari kata poli yang artinya banyak dan kultur artinya budaya. Polikultur ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik. Dengan pemilihan tanaman yang tepat, sistem ini dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut : a.
Mengurangi serangan OPT (pemantauan populasi hama), karena tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya. Misalnya bawang daun dapat mengusir hama aphids dan ulat pada tanaman kubis karena mengeluarkan bau allicin.
b.
Menambah kesuburan tanah. Dengan menanam kacang-kacangankandungan unsur N dalam tanah bertambah karena adanya bakteri Rhizobium yang terdapat dalam bintil akar. Dengan menanam yang mempunyai perakaran berbeda, misalnya tanaman berakar dangkal ditanam berdampingan dengan tanaman berakardalam, tanah disekitarnya akan lebih gembur.
c.
Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus, karena sistem ini dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutus siklus OPT, Memperoleh hasil panen yang beragam. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman akan
Program Studi Agribisnis Pertanian
23
Laporan Tugas Akhir
menghasilkan panen yang beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah satu komoditas rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas lainnya. Kekurangan sistem polikultur adalah: a. Terjadi persaingan unsur hara antar tanaman, b. OPT banyak sehingga sulit dalam pengendaliannya. Tanaman Polikultur Terbagi Menjadi: a. Tumpang sari (Intercropping) Tumpangsari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain pemanfaatan lahan kosong diselasela tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara, disamping dapat mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan pertumbuhan gulma. b.
Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),
dilakukan secara beruntun
sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Faktor-faktor tersebut adalah :
Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga kerja, biaya pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan tanah sebagai akibat terlalu sering diolah dapat dihindari
Hasil panen secara beruntun dapat memperlancar penggunaan modal dan meningkatkan produktivitas lahan
Dapat mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas
Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
Program Studi Agribisnis Pertanian
24
Laporan Tugas Akhir
Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau
b. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ) Merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Pada umumnya tipe ini dikembangkan untuk mengintensifikasikan lahan. Dengan demikian kemampuan lahan untuk menghasilkan sesuatu produk pangan semakin tergali. Oleh karena itu pengelola dituntut untuk semakin jeli menentukan tanaman apa yang perlu disisipkan agar waktu dan nilai ekonomisnya dapat membantu dalam usaha meningkatkan pendapatan. 3. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) Merupakan penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. e.
Tanaman bergiliran ( Sequential Planting) Merupakan penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan
secara bergiliran.Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang lahan tersebut.
Program Studi Agribisnis Pertanian
25
Laporan Tugas Akhir
2.5.2. Sekema Penanaman Selada dan Brokoli
Gambar 1. Sekema Penanaman Selada dan Brokoli Keterangan : Brokoli Selada
Luas lahan 1.200 M2 Jarak tanam selada 20 x 30 cm Jarak tanam Brokoli 40 x 40 cm /40 x 50 cm Panjang bedengan 20 M2 Lebar bedengan 1 M2 Lebar drainase 40 cm
Program Studi Agribisnis Pertanian
26
Laporan Tugas Akhir
III.
3.1
METODE PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat Laporan ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan Pengalaman Kerja
Praktek Mahasiswa di P4S Makin Makmur, yang terletak di Kampung. Areng Rt.02 Rw.10, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan PKPM ini dimulai pada 23 Maret – 31 Mei 2015. 3.2
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam budidaya tanaman selada dan
brokoli dengan luas lahan 1.200 m2. a.
Alat
Cangkul Garu Tali Rafia Karung Traktor Tugal Ember Ukuran 5 Kg Koret Papan P 50 cm L 10 cm Ember Cat Ukuran 50 Kg
Bahan Bibit selada Bibit brokoli Pupuk kandang ZA Phonska SP36 Toxiput Pupuk Shelpa Pupuk Cair
b.
Program Studi Agribisnis Pertanian
27
Laporan Tugas Akhir
3.3
Ruang lingkup Penulisan laporan ini mencakup seluruh kegiatan yang ada di perusahaan,
dari kegiatan Pembibitan, Pengolahan Lahan, Penanaman, Pemeliharaan, dan Pemanenan. 3.4
Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penyusunan laporan PKPM ini adalah data
primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pelaksanaan kegiatan dilapangan, diskusi, dan dokumentasi foto sebagai pelengkap data primer yang berhubungan dengan budidaya tanaman selada dan brokoi. Sedangkan data sekunder berasal dari literatur yang diberikan oleh perusahaan dan buku-buku penunjang, serta data-data dari internet yang berhubungan dengan budidaya tanaman selada dan brokoli. 3.5
Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan
PKPM ini penulis megumpulkan data dengan melakukan wawancara langsung kepada perusahaan, pembimbing lapang dan para petani yang bersangkutan dengan judul Tugas Akhir yang diangkat.
Program Studi Agribisnis Pertanian
28
Laporan Tugas Akhir
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan
A.
Latar belakang Pertanian merupakan kebutuhan dan tidak akan pernah berhenti untuk
dijadikan komoditas bisnis baik secara makro maupun mikro. Pertanian adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Apalagi Indonesia adalah Negara Agraris yang perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas guna mengarah pada pertanian yang berbasis Agribisnis. Berangkat dari kepedulian yang besar terhadap kehidupan petani dalam meningkatkan sumber daya manusia maka P4S Makin Makmur terpanggil dengan permasalahan yang ada dipetani, dengan meneladani P4S Makin Makmur bertekad memberikan kepedulian dan menyelenggarakan pelatihan dibidang Pertanian, Pelatihan, Peternakan, hortikultural dan lain- lain. 1.
Diskripsi kegiatan bisnis P4S Makin Makmur Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk
mendapatkan
perhatian,
dimiliki,
dikonsumsi/digunakan
konsumen
dan
mendapatkan keuntungan, sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. P4S Makin Makmur bergerak pada bidang pertanian, peternakan dan pengolahan. Dimana kegiatan tersebut mencakup : a. Kegiatan Pertanian Hortikultura / Tanaman sayuran -
Kembang Kol / Bungkol
-
Tomat
-
Selada Keriting
-
Brokoli
Program Studi Agribisnis Pertanian
29
Laporan Tugas Akhir
-
Cabe Rawit
-
Timun Jepang / kiuri
-
Kedelai Jepang / Edamame
b. Kegiatan peternakan -
Peternakan Sapi Perah
-
Peternakan Hamster
-
Peternakan Lele
c. Kegiatan Pengolahan
2.
-
Industri Pengolahan Pabrik Tahu
-
Pengolahan Kerupuk Tahu Diskripsi pemasok P4S Makin Makmur Pemasok bahan baku dikelompokkan dalam 2 jenis pemasok yaitu
pemasok bahan baku untuk kegiatan pelatihan dan pemasok bahan baku untuk produk sayur, tahu, dan susu. Pemasok bahan baku untuk kegiatan pelatihan adalah pihak eksternal yang ikut membantu dalam kegiatan pelatihan yang diadakan oleh P4S Makin Makmur seperti pemateri dari Dinas pertanian kecamatan Pacet, kabupaten Cianjur, dosen Universitas Surya Kencana, dan yang berasal dari balai-balai pelatihan pertanian seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang. Pemasok bahan baku untuk kegiatan budidaya tanaman sayuran, pengolahan tahu, dan susu adalah berasal dari mitra petani, kebun sendiri, dan pasar Lembang, dan pasar di Bandung.
Program Studi Agribisnis Pertanian
30
Laporan Tugas Akhir
3.
Diskripsi pelanggan P4S Makin Makmur Pelanggan P4S Makin Makmur berasal dari petani disekitar lingkungan
perusahaan, pemerintah, pemerintah swasta, institusi pendidikan, maupun akademisi diantaranya Departemen Perhubungan Jakarta, Perum Peruri Jakarta, Pupuk Kaltim, Dinas Pendidikan KBB, PT Bio Farm, PT Bank Diet Jakarta, dan PT Tetrapak. Untuk peserta pelaksanaan PKPM yang dibimbing oleh P4S Makin Makmur
diantaranya
mahasiswa
UPI,
UNPAD,
UNICOM,
dan
siswa
Assiddiqiyah Tangerang. 1.
Mitra petani
Pemasok bahan baku sayuran berasal dari mitra dengan petani dimana hal tersebut merupakan kerja sama petani dengan perusahaan. Bahan baku yang dimitrakan dengan petani biasanya berupa bibit yang dibutuhkan perusahaan dalam proses kegiatan budidaya. Perusahaan melakukan mitra dengan petani dalam hal bibit dikarenakan jika pembibitan dilakukan oleh seseorang yang memang ahli dan fokus dalam kegiatan pembibitan maka hasil yang diperoleh juga akan optimal. Namun, untuk benih perusahaan yang menyediakan dan memberikan kepada mitra untuk dilakukan penyemaian karena banyak terdapat merk-merk benih yang di jual dipasaran sehingga pihak perusahaan yang memutuskan sendiri merk benih apa yang akan digunakan. 2.
Kebun sendiri
Bahan baku juga berasal dari kebun yang diusahakan oleh P4S Makin Makmur. Perusahaan menggunakan asetnya beruapa lahan untuk kegiatan budidaya tanaman sayuran. Lahan tersebut juga dijadikan sebagai sarana dalam pelaksanaan pelatihan pertanian.
Program Studi Agribisnis Pertanian
31
Laporan Tugas Akhir
3.
Pasar Lembang
Bahan baku yang diperoleh dari pasar Lembang biasanya kedelai sebagai bahan baku dalam pengolahan tahu, benih-benih untuk tanaman sayuran yang akan dibudidayakan. 4.
Pasar di Bandung
Bahan baku yang diperoleh dari pasar yang di daerah Bandung yaitu plastik kemasan tahu dan memiliki label. Alasan perusahaan memilih pemasok bahan baku untuk kemasan tahu berasal dari pasar di Bandung adalah produk yang dihasilkan bermutu dan dengan harga yang terjangkau. Pemasok kemasan berasal dari Pasir Kojak. 4.
Diskripsi pemasaran P4S Makin Makmur Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Jika konsumen telah terpenuhi keinginannya dan telah memberikan tanggapan positif terhadap suatu produk tentunya juga akan memberikan dampak positif terhadap perusahaan dengan tercapainya tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba dari usaha yang dijalankan. Kegiatan pemasaran yang dilakukan di P4S Makin Makmur untuk tanaman yang dibudidayakan biasanya perusahaan telah memiliki pengumpul sendiri untuk memasarkan hasil panennya. Jika kegiatan panen dan tanaman yang dipanen telah di pack dengan memasukkan ke dalam keranjang kemudian pimpinan perusahaan menghubungi pengumpul untuk mengangkut sayuran yang
Program Studi Agribisnis Pertanian
32
Laporan Tugas Akhir
telah dipanen ke tempat pengumpul. Kemudian pengumpul yang melakukan sortasi dan grading sebelum sayuran dipasarkan ke pasar induk Jakarta. Perusahaan tidak melakukan pemasaran sayuran yang telah dipanen ke konsumen atau langsung ke pasar dikarenakan perusahaan terlebih dahulu harus mencari pasar yang dapat menerima sayuran yang telah dipanen tersebut. Jika pasar tidak menerima tentunya perusahaan akan mengalami kerugian. Sedangkan dengan pengumpul, perusahaan tidak lagi khawatir dengan pasar yang akan dituju, target pasarnya sudah jelas, harga yang diberikan oleh pengumpul juga disesuaikan dengan kondisi harga di pasar, dan meskipun hasil panen yang diperoleh sedikit pengumpul tetap menerimanya. Pemasaran tahu didistribusikan ke konsumen secara langsung dan tidak langsung. Pemasaran tahu secara langsung dimana konsumen datang langsung ke pabrik tahu untuk membeli tahu, sedangkan pemasaran tidak langsung untuk tahu biasanya sekitar pukul 20.00 WIB tahu yang telah siap dikemas dan telah dimasukkan ke dalam tong lalu dibawa ke pasar dengan mobil pick up untuk dititipkan ke pedagang di pasar Lembang dan pagi harinya pimpinan perusahaan mengambil uang hasil penjualan tahu dari pedagang. Pemasaran untuk susu sapi yang telah diperah dipasarkan ke KPSBU (Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara) di Lembang. Susu sapi diperah pada pagi hari pukul 06.00 dan sore hari pukul 15.00 selanjutnya petugas dari koperasi akan datang ke tempat pengumpulan susu untuk mengangkut susu ke koperasi. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh jika petani yang memiliki ternak menjadi anggota di KPSBU diantaranya: (1) Jika pemilik ternak sakit maka ia dapat berobat ke rumah sakit yang telah direkomendasi oleh pihak koperasi, (2) Jika hewan ternak yang sakit
Program Studi Agribisnis Pertanian
33
Laporan Tugas Akhir
maka pihak kesehatan dari koperasi akan datang ke tempat pemilik ternak yang telah menjadi anggota di koperasi, dan (3) Pasar untuk susu sapi yang telah diperah sudah jelas. Sedangkan kelemahan jika tidak menjadi anggota koperasi ialah kebalikan dari keuntungan. B.
Sejarah berdirinya P4S Makin Makmur Dilatar belakangi dengan semangat dan perjuangan kehidupan petani, tidak
lepas dengan hubungannya dan komunikasi sesamanya. Yang diantaranya Kelompok Tani Makin Makmur yang berdiri pada bulan November tahun 2010 dan mendapat pengukuhan dari Dinas Pertanian pada tanggal 18 Februari 2010. Dengan perkembangan waktu, cepatnya informasi dan berbagai kegiatan Kelompok Tani Makin Makmur, mendapat kepercayaan dengan berdirinya P4S – Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Makin Makmur pada tanggal 10 Maret 2011. C.
Identitas lembaga Nama Lembaga P4S
: Makin Makmur
Alamat
: Kampung. Areng Rt.02 Rw.10
Desa
: Wangunsari
Kecamatan
: Lembang
Kabupate
: Bandung Barat
No. Telpon
: (022) 2789038 / 081322764782
Program Studi Agribisnis Pertanian
34
Laporan Tugas Akhir
D.
Susunan pengurus dan kelembagaan Ketua
: H. Agus R Sobandi, S.Pd
Sekretaris
: M. Yoga Almansyah, S.Pd
Bendahara
: H. Odih Hidayat
Kelembagaan Pelatihan magang pertanian : H. Agus R Sobandi, S.Pd
E.
Peternakan
: Suhendar
Industri / Pengolahan
: Hidzriyan Haasa
Humas
: Ujang Bejo / Juhana
PKBM
: Cici Herawati / Titin Sutinik
Visi dan Misi P4S Makin Makmur Visi Meningkatkan kesejahteraan para Petanimelalui penyuluhan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Misi 1. Membina Petani yang tepat guna berwawasan lingkungan. 2. Meningkatkan sumberdaya manusia pertanian melalui pelatihan pertanian. 3. Meningkatkan ekonomi melalui pemanfaatan sumberdaya manusia melalui inovasi dan kreatifitas Usaha ( Life Skill ).
F.
Sarana pendukung Sarana fasilitas P4S Makin Makmur berdiri diatas tanah seluas ± 138 M2 ( Bangunan + Tanah Milik Sendiri ) 1. Bangunan Aula Penyuluhan
1 Unit
2. Meja Belajar
20 Unit
Program Studi Agribisnis Pertanian
35
Laporan Tugas Akhir
3. Kursi
50 Unit
4. Papan Tulis
2 Unit
5. Perpustakaan
1 Ruangan
G. Sumberdaya manusia perusahaan Sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memiliki perananan penting. Sumber daya manusia pada P4S Makin Makmur diperoleh dari masyarakat sekitar perusahaan yang bertujuan untuk memberdayakan sumber daya masyarakat yang tersedia dan ada juga yang berasal dari daerah luar perusahaan. Tenaga kerja dibagi menjadi beberapa bagian yaitu tenaga kerja harian tetap dan tenaga kerja harian lepas. Pembagian tenaga kerja di P4S Makin Makmur adalah sebagai berikut : Tenaga kerja harian tetap Tenaga kerja harian tetap merupakan tenaga kerja yang dalam kesehariannya melakukan setiap kegiatan atau rutinitas yang dilakukan pada P4S Makin Makmur. Tenaga kerja harian tetap berjumlah 12 orang tenaga kerja dan upah untuk tenaga kerja harian tetap disektor pertanian upah dibayar seminggu sekali yaitu pada hari Sabtu. Upah tenaga kerja harian tetap wanita sebesar Rp 30.000 sedangkan untuk upah tenaga kerja harian pria sebesar Rp 45.000. Upah tenaga kerja disektor pengolahan tahu dimana pemberian upah disesuaikan dengan pekerjaan yang dilakukan. Upah untuk bagian penggilingan sampai ke pencetakan tahu yaitu Rp 10.000 per penggilingan terdiri dari 2 orang tenaga kerja penggilingan tahu. Pada hari-hari biasa penggilingan tahu dapat mencapai 15 kali proses penggilingan sampai ke pencetakannya, sedangkan pada hari-hari besar maupun ketika banyak pesanan dapat mencapai 30 kali proses penggilingan
Program Studi Agribisnis Pertanian
36
Laporan Tugas Akhir
sampai ke pencetakan. Upah untuk yang memberikan warna pada tahu dan yang mengemas tahu sebesar Rp 5.000 per wadah cetakan tahu ukuran kurang lebih 60 cm x 60 cm. Jumlah tahu yang akan diberi warna kuning kunyit dan yang dikemas sama dengan jumlah tahu yang telah selesai digiling dan dicetak ke tempat pencetakan tahu. Upah mereka dibayar ketika pimpinan telah mengambil uang dari pedagang di pasar. Tenaga kerja untuk melakukan pengemasan dilakukan oleh 1 orang tenaga kerja dan yang melakukan pemberian warna tambahan pada tahu dilakukan oleh 1 orang tenaga kerja. Upah yang bekerja dibagian ternak diberikan satu bulan sekali biasanya pada tanggal 1 awal bulan. Upah untuk dua orang tenaga kerja dibagian ternak sebesar Rp 1.900.000 per orang. Tenaga kerja harian lepas Tenaga kerja harian lepas merupakan tenaga kerja yang dibutuhkan jika kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan dalam jumlah banyak sehingga memerlukan tenaga kerja tambahan. Dengan adanya tenaga kerja harian lepas ini dapat meringankan pekerjaan dan waktu pengerjaan dari pekerjaan tersebut menjadi lebih cepat. Penggunaan tenaga kerja harian lepas ini biasanya pada pengolahan tanah dan pemasangan mulsa. Untuk pengolahan tanah diperlukan tenaga kerja tambahan agar pekerjaan tersebut menjadi lebih ringan dan cepat selesai juga tidak diperlukan tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus. Sedangkan untuk pemasangan mulsa diperlukan tenaga kerja harian lepas yang memiliki keahlian khusus dalam pemasangan mulsa karena tidak semua orang dapat melakukannya dengan tepat dan benar. Upah tenaga kerja harian lepas dibayar per hari. Besar upah tenaga kerja harian lepas yang melakukan pengolahan tanah sampai pembuatan bedengan sebesar Rp 50.000 per hari
Program Studi Agribisnis Pertanian
37
Laporan Tugas Akhir
sedangkan upah untuk tenaga kerja yang melakukan pekerjaan sampai pada pemasangan mulsa sebesar Rp 60.000. Upah untuk tenaga kerja yang membajak lahan dengan hand traktor sebesar Rp 500 per meter. Adapun jenis dan usia tenaga kerja di P4S Makin Makmur dapat dilihat pada tabel 3 berikut : Tabel 3. Tenaga Kerja Pada Tiap Jenis Sektor Kegiatan di P4S Makin Makmur N Jenis o Tenaga Kerja 1 Tenaga Kerja Harian Tetap 2 Tenagej a Harian Lepas
Supir
Pertanian
1
2
Jenis Sektor Kegiatan Pengolahan Peternakan Bongkar Muat 5 2 2
Total
6
12
6
Jumlah
18
Sumber : P4S Makin Makmur, 2015
Tabel 4. Klasifikasi Tenaga Kerja di P4S Makin Makmur No Klasifikasi Jumlah (orang) 1. Macam tenaga kerja - Tenaga kerja harian Tetap 12 - Tenaga kerja harian Lepas 6 2. Jenis Tenaga Kerja - Laki – laki 14 - Perempuan 4 3. Usia Tenaga Kerja - 20 - 30 tahun 6 - 31 - 40 tahun 6 - 41 - 50 tahun 4 - 51 - 55 tahun 2 - 55 - 60 tahun 0 Sumber : P4S Makin Makmur, 2015
P4S Makin Makmur merupakan perusahaan yang selain mencari laba atau keuntungan juga ingin mensejahterakan masyarakat sekitar dimana masyarakat sekitar tersebut juga kegiatan hariannya bercocok tanam sehingga tidak terlalu
Program Studi Agribisnis Pertanian
38
Laporan Tugas Akhir
mempertimbangkan pendidikan dan kebanyakan dari mereka banyak belajar dari pengalaman. Untuk tenaga kerja diluar kecamatan Lembang biasanya diajak untuk bekerja pada salah satu sektor kegiatan di P4S Makin Makmur dan biasanya pada kegiatan pengolahan tahu. Persentase pendidikan tenaga kerja di P4S Makin Makmur dapat dilihat pada tabel 5 berikut : Tabel 5. Persentase Pendidikan Tenaga Kerja Di P4S Makin Makmur Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 55,5 SD 10 27,8 SLTP 5 16,7 SLTA 3 100 Total 18 Sumber : P4S Makin Makmur, 2015
H.
Kondisi keuangan secara umum Kondisi keuangan di P4S Makin Makmur kurang baik dikarenakan untuk
pencatatan pendapatan dan pengeluaran tidak dilakukan secara terperinci dan tidak ada bagian khusus yang mencatat keuangan tersebut. Untuk catatan pendapatan diketahui atau diperoleh dari distributor sebagai penyalur produk hasil pertanian ke konsumen. Setelah distributor mencatat berapa hasilnya kemudian diserahkan kepada ketua. Untuk pendapatan dari pabrik tahu biasanya ketua yang langsung mengumpulkan hasil penjualan ke pasar dari hasil tahu yang telah habis terjual. Untuk pengolahan susu sapi dikarenakan penjualan susu sapi dipasarkan ke koperasi dan hasilnya baru dapat diserahkan pada tanggal 15 dan tanggal 30 atau 31 sehingga selama satu bulan pendapatan dari susu sebanyak 2 kali. Sedangkan untuk pengeluarannya diketahui dari struk-struk pembelian dan tidak dilakukan pencatatan kembali agar lebih terperinci. Pendapatan bersih yang diperoleh oleh P4S Makin Makmur selama satu bulan adalah Rp 16.000.000 per
Program Studi Agribisnis Pertanian
39
Laporan Tugas Akhir
bulan dimana untuk penghasilan dari pengolahan tahu adalah Rp 7.000.000 per bulan, penghasilan dari susu sapi adalah Rp 4.000.000 per bulan, dan penghasilan dari pertanian adalah Rp 5.000.000 per bulan. Sehingga untuk penerimaan per tahunnya mencapai ± Rp 192.000.000 untuk ketiga sektor kegiatan. Berikut ini merupakan asset yang dimiliki oleh P4S Makin Makmur dalam menjalankan kegiatan produksi : Tabel 6. Asset Yang Dimiliki Oleh P4S Makin Makmur No. 1 2 3 4
Nama Lahan 1 Lahan 2 Kantor P4S Makin Makmur Pabrik tahu
Jumlah 2.000 3.000 1 1
Satuan Meter
5 6
Mobil pick up Motor
2 2
Unit Unit Unit
7
Hand tractor
1
Unit
8 9 10
Knapsack mesin Knapsack manual Mesin penggilingan tahu
1 1 2
Unit Unit Unit
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Stainless besar Nampan stainless Papan pencetak tahu Tungku stainless Timbangan Kipas angin Tong tahu Pompa air Milkcan susu aluminium uk. 10 L Ember perah aluminium uk. 5 L Anak sapi Sapi perah
4 12 10 8 1 1 25 2 6 2 1 9
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Ekor Ekor
Meter Unit
Sumber : P4S Makin Makmur, 2015
Program Studi Agribisnis Pertanian
40
Laporan Tugas Akhir
4.2 Analisis Budidaya Tanaman Selada dan Brokoli 4.2.1
Budidaya tanaman selada a.
Persemaian
Pada praktek yang dilakukan di lapangan persemaian selada dilakukan dengan meyebarkan benih pada bedengan persemaian yang telah disiapkan dengan media berupa campuran tanah + pupuk kandang (1:1) dan diberi sedikit garam agar pH tanah manjadi netral. Kemudian ditutup dengan karung goni/daun pisang proses pembukaan karung goni pada penyemaian dibuka 3 hari setelah penyemaian dibuka pada waktu pagi atau sore hari, kemudian tanaman disiram dengan hansprayer kemudian bibit dipindahkan ke penyemaian daun pisang disiram kembali. Proses penyiraman dilakukan 2 hari sekali selama proses penyiraman, setelah bibit berumur 1 minggu siap untuk dipindahkan dilahan luas. Pada referensi (Anonim, 2013) proses penyemaian yang dilakukan adalah biji dapat langsung ditanam di lapangan, tetapi pertumbuhan tanaman lebih baik melalui persemaian. Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (50 0C) atau dalam larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Benih disebar merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah + pupuk kandang/kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap screen/kasa/plastik transparan. Persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan hama dan penyakit. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan yang terbuat daun pisang/pot plastik dengan media yang sama (tanah + pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam dilapangan setelah berumur 3-4 minggu atau sudah memiliki empat sampai lima daun.
Program Studi Agribisnis Pertanian
41
Laporan Tugas Akhir
Pada praktek yang dilakukan pemindahan bibit siap tanam di lapangan berbeda dengan referensi karena pada keadaan rill jika pemindahan dilakuakan terlalu lama maka tanaman akan tumbuh besar dan ketika pemindahan ke lahan tanaman akan patah.
Gambar 2. Tempat untuk Penyemaian
Gambar 3. Penutupan Persemaian
Program Studi Agribisnis Pertanian
42
Laporan Tugas Akhir
Gambar 4. Pemindahan Bibit ke Daun Pisang b.
Pengolahan tanah
Sebelum melakukan penanaman tanah ditraktor terlebih dahulu agar tanah menjadi gembur kemudian membuat bedengan dengan lebar 1 m dan panjang 20 m dengan lebar drainase 40 cm sebelum dilakukan penanaman bedengan yang telah siap diberi pupuk kandang dengan pencampuran feses ayam dan kotoran sapi dengan perbandingan 1:1 dan pemberian kapur dolomite, kemudian membuat lubang tanam dengan jarak 20 x 30 cm. c.
Penanaman
Penanaman dilakukan pada waktu pagi hari dengan jarak tanam yang telah ditentukan tanaman yang sudah dipindahkan ke lahan produksi segera disiram dengan air menggunakan gembor. d.
Pemupukan
Pada praktek yang dilakukan selain pemberian pupuk kandang tanaman juga diberi pupuk cair dengan dosis 1 batang diberi 200 cc pupuk cair, pupuk cair yang digunakan adalah pupuk cair yang dibuat sendiri dengan komposisi 200 liter air + NPK mutiara 5 Kg + 20 liter air kencing sapi. Pemupukan diberikan 2 kali ketika tanaman berumur 15 dan 30 hari setelah tanam.
Program Studi Agribisnis Pertanian
43
Laporan Tugas Akhir
Pada referensi (Anonim, 2014) Selain pupuk kandang, diperlukan pupuk nitrogen. Pada umur 2 minggu setelah tanam, pupuk N diberikan di dalam garitan sejauh + 5 cm dari tanaman. Kemudian pupuk ditutup dengan tanah. Dosis pupuk N + 60 kg N/ha atau 300 kg ZA/ha. Pupuk tersebut dapat diberikan dua kali dengan selang 2 minggu. Para petani lebih menggunakan pupuk cair karena bahan yang digunakan mudah didapat dan harganya relative murah serta hasil yang diperoleh juga sangat memuaskan.
Gambar 5. Pupuk Cair Urine Sapi
e.
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakuakan dilapangan hanya penyulaman dan penyiangan sedangkan untuk pengendalian hama dan penyakit tidak ada kecuali jika sedang terjadi kabut pengendalian yang dilakukan adalah dengan memberikan tanaman SAP agar tanaman tidak menghitam. Pada referensi (Haryanto, 2003) pemeliharaan yang dilakukan adalah penjarangan dilakukan jika penanaman dilakukan secara langsung. Penyiraman dilakukan tiap hari sampai selada tumbuh normal , kemudian diulang sesuai
Program Studi Agribisnis Pertanian
44
Laporan Tugas Akhir
kebutuhan. Bila ada tanaman yang mati, segera disulam dan penyulaman dihentikan setelah tanaman berumur 10 - 15 hari setelah tanam. Penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan pertama dan kedua. Pengendalian hama dan penyakit penting yang menyerang tanaman selada antara lain kutu daun (Myzus persicae) dan penyakit busuk akar karena Rhizoctonisap. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan tergantung pada hama dan penyakit yang menyerang. Apabila diperlukan pestisida, gunakan pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan memperhatikan ketepatan pemilihan jenis, dosis, volume semprot waktu, interval aplikasi dan cara aplikasi. Pada kenyataan di lapangan tidak ada dilakuakan pengendalian hama dan penyakit karena tanaman tidak terserang apapun kecuali saat terjadi kabut. f.
Panen dan pascapanen
Tanaman selada dapat dipanen pada umur 40 – 60 hari setelah tanam, pemanenan dilakukan dengan cara memotong bagian pangkal batang dan kemudian disimpan di dalam keranjang kemudian dijual kepada tengkulak. Pemanenan selada pada umur 40 – 60 hari dikarenakan jika selada sedang mahal selada dapat dipanen pada umur 40 hari dan jika selada murah makan selada akan dipanen pada umur 60 hari setelah tanam. Pemanenan menurut referensi (Anonim, 2013) tanaman selada dapat dipanen setelah berumur + 2 bulan. Panen dapat dilakukan dengan cara mencabut batang tanaman dengan akar-akarnya atau memotong pangkal batang. Tanaman yang baik dapat menghasilkan + 15 ton /ha. Selada cepat layu, sehingga untuk menjaga kualitasnya, harus ditempatkan diwadah berisi air (biasa dilakukan di pasar tradisional) (Sumber, Balitsa).
Program Studi Agribisnis Pertanian
45
Laporan Tugas Akhir
Praktek yang dilakukan berbeda dengan referensi dikarenakan pada praktek yang dilakukan jika pemanenan dilakukan dengan mencabut batang dengan akar – akarnya makan pasar yang akan menerima selada tidaklah banyak hanya rumah makan dan restoran dan dalam jumlah yang sedikit.
Gambar 6. Pemanenan Selada
Gambar 7. Selada yang Siap dipasarkan
4.2.2
Budidaya tanaman brokoli 1.
Penyiapan benih
Program Studi Agribisnis Pertanian
46
Laporan Tugas Akhir
Pada praktek yang dilakukan penyiapan benih dilakukan dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan, sedangkan untuk referensi penyiapan benih juga dapat merendam benih dalam air panas akan tetapi pada praktek yang dilakukan perendaman dengan air panas tidak digunakan. Pada referensi (Anonim, 2014) sterilisasi benih dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas 55 derajat celcius, selama 15 – 30 menit. Penyeleksian benih dengan merendam biji dengan air, dimana benih yang baik akan tenggelam Rendam benih selama sekitar 12 jam atau sampai benih terlihat pecah agar benih cepat berkecambah. 2.
Persemaian
Pada praktek yang dilakukan di lapangan persemaian Brokoli dilakukan dengan meyebarkan benih pada bedengan persemaian yang telah disiapkan dengan media berupa campuran tanah + pupuk kandang (1:1) dan diberi sedikit garam agar pH tanah manjadi netral. Kemudian ditutup dengan karung goni/daun pisang proses pembukaan karung goni pada penyemaian dibuka 3 hari setelah penyemaian dibuka pada waktu pagi atau sore hari, kemudian tanaman disiram dengan hanspray kemudian bibit dipindahkan ke penyemaian daun pisang di siram kembali. Proses penyiraman dilakukan 2 hari sekali, setelah bibit berumur 1 bulan bibit siap untuk di pindahkan dilahan luas. Pada referensi (Anonim, 2014) proses penyemaian yang dilakukan adalah penyemaian di bedengan sebelum bedengan dibuat, lahan diolah atau dicangkul sedalam 30 cm lalu dibuat bedengan / guludan dengan lebar 110 -120
Program Studi Agribisnis Pertanian
47
Laporan Tugas Akhir
cm, memanjang penyemaian ada dua cara, disebar diatas bedengan dan pakai polibag. Media semai campuran ayakan pupuk kandang matang dan tanah halus dengan perbandigan 1 ; 2 atau 1 : 1. Masukan benih satu – satu ke dalam yang sudah diisi media tanam sedalam 0,2 – 1,0 cm. Tutup tipis dengan tanah atau pupuk kandang matang. Siram air pakai gembor penyiraman, dan terakhir tutup pakai daun pisang untuk menjaga kelembaban. Setelah tumbuh kecambah buang penutup daun pisang. Siram pagi dan sore lihat kondisi tanah. Pada praktek yang dilakukan berbeda dengan referensi, pada praktek yang dilakukan proses penyemaian dilakukan pada meja-meja semen yang telah disiapkan dengan menggunakan pupuk kandang yang telah dicampur dengan sedikit garam agar pH tanah manjadi netral kemudian baru dipindahkan ke lahan luas sedangkan pada referensi proses penyemaian dapat dilakukan dengan menyebar benih diatas bedengan atau memakai polibag.
Gambar 8. Tempat Persemaian
Program Studi Agribisnis Pertanian
48
Laporan Tugas Akhir
Gambar 9. Proses Penutupan
Gambar 10. Pemindahan ke Daun Pisang 3.
Pengolahan tanah
Pada praktek yang dilakukan di lapangan sebelum melakukan penanaman tanah ditraktor terlebih dahulu agar tanah menjadi gembur kemudian membuat bedengan dengan lebar 1 m dan panjang 20 m dengan lebar drainase 40 cm sebelum dilakukan penanaman bedengan yang telah siap diberi pupuk kandang dengan pencampuran feses ayam dan kotoran sapi dengan perbandingan 1:1, kemudian membuat lubang tanam dengan jarak 40 cm x 40 cm atau 40 x 50 cm. Lahan dibersihkan dari tanaman liar dan sisa – sisa akar, di cangkul atau di bajak, lalu dibuat bedengan / guludan selebar 80 – 100 cm, tinggi 35 cm dengan jarak antar bedengan / guludan 40 -50 cm pengapuran hanya di lakukan jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dosis kapur
Program Studi Agribisnis Pertanian
yang sesuai nilai pH tanah,
49
Laporan Tugas Akhir
tetapi umumnya berkisar antara 1 -2 ton / ha dalam bentuk kalsit atau dolomit. Kapur dicampurkan merata pada saat pembuatan bedengan / guludan. Untuk pemupukan dasar campurkan 13 -18 ton / ha pupuk kandang, atau pakai campuran pupuk makro UREA 87 kg, + ZA 187 kg + TSP 311 kg + KCL 90 kg/ha (Rekomondasi untuk tanaman Brokoli pada tanah Mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang ). Pada praktek yang dilakukan pemberian kapur dolomite dilakukan setelah pemberian pupuk kandang, pemberian kapur dolomite bertujuan untuk menaikan unsur hara pada tanah dan berguna untuk menaikan zat kapur pada tanah. 4.
Penanaman
Penanaman dilakukan pada waktu pagi hari dengan jarak tanam yang telah ditentukan tanaman yang sudah dipindahkan ke lahan produksi segera disiram dengan air menggunakan gembor. Pada referensi (Anonim, 2013) penanaman dilakukan pada bibit yang sudah berumur sekitar sebulan, atau sudah mempunyai daun 3 - 4 helai. Jarak tanam yang dipakai adalah 50 x 50 cm waktu tanam yang baik dipagi hari jam 6 – 9 dan sore hari jam 3 – 4 .Untuk satu lubang diisi satu bibit pemindahan secara hati – hati jangan sampai akar atau daunya rusak siram pakai air setelah selesai penanaman. Pada praktek yang dilakukan berbeda dengan referensi dimana penanaman dilakukan 3 minggu sedangkan pada referensi penanaman dilakukan ketika bibit berumur sekitar 1 bulan, pada praktek yang dilakukan penanaman dilakukan pada umur 3 minggu karena jika lebih dari 3 minggu tanaman akan menjadi lebih besar sehingga menyusahkan penanaman karena tanaman akan mudah patah.
Program Studi Agribisnis Pertanian
Dan
50
Laporan Tugas Akhir
untuk jarak tanam yang berbeda dikarenakan penanaman brokoli ditanam dengan tanaman selada. 5.
Pemupukan
Pada praktek yang dilakukan selain pemberian pupuk kandang tanaman juga diberi pupuk cair dengan dosis 1 batang diberi 200 cc pupuk cair, pupuk cair yang digunakan adalah pupuk cair yang dibuat sendiri dengan komposisi 200 liter air + NPK mutiara 5 Kg + 20 liter air kencing sapi. Pemupukan diberikan 2 kali ketika tanaman berumur 15 dan 30 hari setelah tanam. Pada referensi (anonim, 2013) pupuk susulan di berikan pada umur 1, 3, 5 minggu setelah tanam, disekeliling tanaman sejauh 10 - 15 cm dari batang tanaman, lalu timbun tanah. Dengan dosis : 1 minggu setelah tanam Urea / ZA 44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg 3 minggu setelah tanam Urea / ZA 44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg 5 minggu setelah tanam Urea / ZA 44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg per hektar. Atau pakai pupuk majemuk NPK 150 kg – 200kg / ha pada minggu ketiga setelah tanam, tanaman juga disemprot dengan pupuk daun yang mengandung N dan K tinngi. Kegiatan praktek dan referensi berbeda dikarenakan pada praktek para petani menggunakan pupuk cair karena bahan yang digunakan mudah didapat dan harganya relative murah serta hasil yang diperoleh juga sangat memuaskan. 6.
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan di lapangan hanya penyulaman dan penyiangan sedangkan untuk perempelan, pengendalian hama dan penyakit dan
Program Studi Agribisnis Pertanian
51
Laporan Tugas Akhir
penyiraman atau pengairan tidak ada kecuali jika musim hujan pengendalian yang dilakukan adalah dengan memberikan tanaman Axtraxol agar tanaman kebal terhadap hama dan penyakit seperti kupu – kupu, ulat grayak, bekicot, busuk dan bunga menghitam. Pada kenyataan di lapangan tidak ada dilakuakan pengendalian hama dan penyakit karena tanaman tidak terserang apapun kecuali jika sering hujan. Pada referensi (Anonim, 2014) penyulaman dilakuakan jika ada tanaman yang rusak atau mati ,penyulaman dapat di lakukan sebelum tanaman berumur dua minggu. Perempelan cabang dilakukan seawal mungkin supaya ukuran dan kualitas masa bunga yang terbentuk optimal. Segera setelah terbentuk masa bunga, daun – daun tua diikat sedemikian rupa, sehingga masa bunga ternaungi matahari. Penutupan ini berfungsi untuk mempertahankan warna bunga supaya tetap putih. Untuk pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan bibit yang bebas penyakit merendam benih di air panas 50 °C atau direndam didalam fungisida / bakterisida selama 15 menit, sanitasi kebun, rotasi tanaman, menanam kultivar / varietas yang tahan penyakit, menghidari tanaman dari kerusakan mekanis atau gigitan serangga, melakukan sterilisasi media semai atau lahan kebun, pengapuran pada tanah masam dan mencabut tanaman yang terserang penyakit
untuk
mencegah
serangan
hama
penyakit
penyemprotan
pestisida dilakukan walau pun belum ada gejala serangan hama. Lakukan penyemprotan setiap 2 minggu sekali. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah serta pemupukan susulan yang ke1 yaitu 7 – 10 hari setelah tanam, 20 hari setelah tanam, 30 - 35 hari setelah tanam penyiangan dan penggemburan dilakukan dengan hati – hati jangan terlalu dalam agar tidak
Program Studi Agribisnis Pertanian
52
Laporan Tugas Akhir
merusak akar. Pada masa akhir pertumbuhan vegetatif ( memasuki masa pembungaan ) penyiangan dihentikan. Penyiraman atau Pengairan dilakukan seminggu 2 - 4 kali. lihat kondisi tanah. Pada fase pertumbuhan awal atau, pembentukan bunga, tanah harus keadaan basah terus jangan sampai kekeringan. 7.
Panen dan pascapanen
Tanaman Brokoli dapat dipanen pada umur 60 - 65 hari setelah tanam, pemanenan dilakukan dengan cara memotong bagian pangkal batang dan kemudian membuang daun – daun brokoli kemudian memasukannya kedalam keranja, brokoli dapat dipanen 6 – 7 kali dengan selang waktu pemanenan 3 – 4 hari sekali. Pada referensi (Anonim, 2013) pemanenan di lakukan saat masa bunga mencapai ukuran maksimal. Umur panen antara 55 -100 hari, tergantung varietas / kultivar tanaman. Setelah dipanen, hasil disimpan ditempat teduh untuk dilakukan sortir. Sortir dilakukan berdasarkan diameter kepala bunga yang dibagi 4 kelas yaitu : >30 cm, 25 – 30 cm, 20 – 25 ,dan 15 – 20 cm. Penyimpanan terbaik diruang gelap pada temperature 20 derajat celcius, kelembaban 75 - 85 % atau kamar dingin dengan temperatur 4,4 derajat celcius dengan kelembaban 85 - 95 %. Pada praktek dilapangan ketika selesai pemanenan hasil tidak disortir dan disimpan karena ketika selesai pemanenan brokoli langsung diambil oleh pengempul untuk segera dipasarkan.
Program Studi Agribisnis Pertanian
53
Laporan Tugas Akhir
Gambar 11. Pemanenan Brokoli
Gambar 12. Pembuangan
Daun Brokoli
Gambar 13. Melunakan Cabang dan Pemasukan ke keranjang
Program Studi Agribisnis Pertanian
54
Laporan Tugas Akhir
4.2.3 Pola Tanam Sequential Planting A.
Pola tanam
Pola tanam yang dilaksanakan adalah penanaman dua jenis tanaman secara bergantian pada sebidang tanah yang sama yaitu terdiri dari tanaman selada dan ketika tanaman selada berumur 1 bulan disamping tanaman selada ditanami tanaman brokoli, jadi setiap satu tanaman selada ditanamin 1 tanaman brokoli. Dalam pembudidayaan tanaman, pola tanam dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hasil yang didapatkan. Penggunaan pola tanam dengan selang waktu 1 bulan bertujuan untuk pertumbuhan tanam serta perawatan, apabila pola tanam dilakukan terlalu cepat maka tanaman akan kekurangan sinar matahari dan tanaman akan menjadi kerdil. Pola tanam dengan selang waktu 1 bulan juga dapat di tanam berulang – ulang agar tanah dapat lebih subur, karena akar pada selada dapat menetralkan unsur hara pada tanah. Pola tanam merupakan bagian penting atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman pertanian, maka dari sistem budidaya tanaman ini untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal perlu dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Namun yang terpenting dalam persyaratan tumbuh antara kedua tanaman yang diusahakan adalah adanya kesamaan terhadap jenis tanah. B.
Model pola tanam yang dipakai
Model pola tanam yang digunakan diP4S Makin Makmur adalah jenis pola tanam Tanaman bergiliran ( Sequential Planting) merupakan penanaman dua jenis
Program Studi Agribisnis Pertanian
55
Laporan Tugas Akhir
tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran. Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang lahan tersebut. C.
Manfaat pola tanam
Menanam lebih dari satu jenis tanaman menjadi semacam penjamin untuk tetap mendapatkan hasil panen, ketika salah satu komoditas tidak bisa dipanen maka masih ada komoditas yang lain yang bisah dipanen. Efisiensi penggunaan lahan juga digunakan sebagai alasan untuk bertanam secara polikultur, selain efisiensi penggunaan lahan dan diperolehnya hasil panen yang beragam, pola tanam juga merupakan usaha mengurangi ledakan populasi organisme pengganggu tanaman. Tanaman yang beragam dalam satu lahan membuat hama dan penyakit tidak fokus menyerang pada satu tanaman akibatnya, organisme pengganggu tanaman akan mudah dikendalikan dan tidak mengalami ledakan. Serta mampu menambah kesuburan tanah secara alami sehingga meningkatkan hasil produksi. D.
Dampak pola tanam terhadap keuntungan
Dampak pola tanam dalam budidaya tanaman selada dan brokoli terhadap tenaga kerja adalah dalam proses pengolahan lahan, pemeliharaan dan pengendalian hama dan penyakit dimana pada proses pengolahaan lahan hanya 1 kali dilakukan untuk proses penanaman selada dan brokoli dan pada pemeliharaan yang dilakukan seperti penyiangan dan penyiraman pemeliharaan dapat dilakukan secara bersamaan serta untuk pengendalian hama dan penyakit walaupun hama dan penyakit yang menyerang tanaman selada dan brokoli berbeda akan tetapi untuk pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan di P4S Makin Makmur dilakukan secara bersamaan untuk tanaman yang daunnya mulai menghitam
Program Studi Agribisnis Pertanian
56
Laporan Tugas Akhir
karena musim hujan dengan cara membuang tanaman yang terserang penyakit berjak hitam. Dari uraian diatas dampak tenaga kerja pada pola tanam yang dilakukan tentu sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang akan didapat dimana untuk tenaga kerja pengolahaan lahan, pemeliharaan dan pengendalian hama dan penyakit hanya dilakukan 1 kali, sedangkan apabila penanaman selada dan brokoli tidak dilahan yang sama makan pengolahan lahan, pemeliharaan dan pengendalian hama dan penyakit dilakuakan berbeda – beda serta memerlukan tenaga kerja, waktu dan dana yang lebih besar. Untuk pendapatan keuntungan yang diperoleh tentu akan berbeda dengan penanaman tidak dengan pola tanaman secara bergantian karena jika menggunakan system penanaman pola tanaman makan keuntungan akan didapat dari tanaman selada dan brokoli yang akan dipanen.
Program Studi Agribisnis Pertanian
57
Laporan Tugas Akhir
4.2.4
Analisis Perbandingan keuntungan budidaya tanaman selada dan brokoli dengan pola tanam sequential planting dan tanpa teknologi
1. Analisa usaha selada dan brokoli dengan pola tanam sequential planting Tabel 7. Pengeluaran Untuk Tanaman Selada dan Brokoli dengan Pola Tanam Sequential Planting dengan Luas 1.200 m2 Harga Total No Jenis Satuan Jumlah (Rp) (Rp) 1 Pembelian Bibit *Selada Buah 3,000 50 150,000 *Brokoli Buah 3,000 250 750,000 2 Pengolahan Lahan a.Pembentukan bedengan HKP 2 80,000 160,000 b. Pembajakan Meter 1,200 500 600,000 c. Pemberian pupuk dasar HKP 1 40,000 40,000 * Pupuk SP-36 Kg 2 2,400 4,800 * Pupuk Phonska Kg 2 2,800 5,600 * Pupuk ZA Kg 2 2,400 4,800 * Siputox Gram 250 18,000 18,000 * Kapur dolomite Kg 2 5,000 10,000 *Pupuk kompos(Sekam Karung 50 padi campur feses ayam) Kg 100 5,000 500,000 3 Penanaman *Penanaman selada HKW 0,4 25,000 10,000 *Penanaman brokoli HKW 0,4 25,000 10,000 4 Pupuk Susulan *Urine sapi Liter 200 300 60,000 *Ampas kunyit Kg 5 100 500 *Nebijin Cc 200 38 7,600 *NPK mutiara Kg 4 10,000 40,000 5 KegiatanPemeliharaan *penyiangan HKW 1,2 25,000 30,000 *penyulaman HKW 0,4 25,000 10,000 *pemupukan susulan HKW 1,6 25,000 40,000 6 Panen *Selada HKW 0,6 25,000 15,000 *Brokoli HKW 1 25,000 25,000 Jumlah 2,491,300 Sumber : P4S Makin Makmur, 2015 Ket : HKP = Hari Kerja Pria HKW= Hari Kerja Wanita
Program Studi Agribisnis Pertanian
58
Laporan Tugas Akhir
Berdasarkan tabel 7 diperoleh jumlah biaya yang dikeluarkan oleh P4S Makin Makmur adalah Rp 2.491.300. Panen Selada dan Brokoli dengan menggunakan pola tanam sequential planting diperoleh hasil 667 kg selada 500 kg brokoli dengan luas lahan 1.200 m2 dan dijual dengan harga untuk selada Rp 3.000 per kg dan brokoli Rp 8.000 per kg. Maka keuntungan yang diperoleh untuk tanaman selada dan brokoli dengan pola sequential planting adalah Rp 6.000.000 – Rp 2.491.300 = Rp 3.508.700.
Program Studi Agribisnis Pertanian
59
Laporan Tugas Akhir
Analisa usaha selada dan brokoli tanpa pola tanam sequential planting Tabel 8. Pengeluaran Untuk Tanaman Selada dan Brokoli dengan Pola Tanam Monokultur dengan Luasan 1.200 m2 2.
No 1
2
Jenis
*Selada
Buah
*Brokoli
Buah
Pengolahan Lahan a. Pembentukan bedengan b. Pembajakan untuk brokoli c, Pembajakan untuk selada 5 Pemberian pupuk dasar
6
Total (Rp) Selada
Brokoli
3.000
50
HKP
2
80.000
Meter
1.200
500
HKP
150.000 3.000
250
2
80.000
750.000
160.000
160.000
600.000 1.200
500
600.000
1
40.000
1
40.000
40.000
40.000
* Pupuk SP-36
Kg
2
2.400
2
2.400
4.800
4.800
* Pupuk Phonska
Kg
2
2.800
2
2.800
5.600
5.600
* Pupuk ZA
Kg
1
2.400
1
2.400
2.400
2.400
Gram
250
18.000
250
18.000
4.500
4.500
Kg
2
5.000
2
5.000
10.000
10.000
Karung 50 Kg
100
5.000
100
5.000
500.000
500.000
*Penanaman selada
HKW
0,8
25.000
*Penanaman brokoli
HKW
0,8
25.000
Penanaman 20.000 20.000
Pupuk Susulan *Urine sapi
5
Brokoli Harga Jumlah (Rp)
HKP
* Kapur dolomite * pupuk kompos (Sekam padi campur feses ayam)
4
Selada Harga Jumlah (Rp)
Pembelian Bibit
* Siputox
3
Satuan
Liter
200
300
200
300
120.000
120.000
*Ampas kunyit
Kg
5
100
5
100
500
500
*Nebijin
Cc
200
38
200
38
7.600
7.600
*NPK mutiara KegiatanPemeliharaan Selada dan Brokoli
Kg
4
10.000
4
10.000
40.000
40.000
*penyiangan
HKW
1,2
25.000
1,2
25.000
30.000
30.000
*penyulaman
HKW
0,4
25.000
0,4
25.000
10.000
10.000
*pemupukan susulan
HKW
1,6
25.000
1,6
25.000
40.000
40.000
*Selada
HKW
0,6
25.000
*Brokoli
HKW
Panen
Jumlah Sumber : P4S Makin Makmur, 2015 Ket : HKP = Hari Kerja Pria HKW= Hari Kerja Wanita
Program Studi Agribisnis Pertanian
15.000 1
25.000 2.164.900
25.000 2.764.900
60
Laporan Tugas Akhir
Berdasarkan tabel 8 diperoleh jumlah biaya yang dikeluarkan oleh P4S Makin Makmur adalah Rp 4.929.800. Panen Selada dan Brokoli dengan menggunakan pola tanam sequential planting diperoleh hasil 667 kg selada dan 500 kg brokoli dengan luas lahan 1.200 m2 dan dijual dengan harga untuk selada Rp 3.000 per kg dan brokoli Rp 8.000 per kg. Maka keuntungan yang diperoleh untuk tanaman selada dan brokoli dengan pola tanam monokultur adalah Rp 6.000.000 – Rp 4.929.800 = Rp 1.070.200 Dari perbandingan keuntungan yang diperoleh terlihat jelas bahwa penanaman dengan menggunakan pola tanam sequential planting lebih menguntungkan dibandingkan tanpa menggunakan pola tanam sequential planting/monokultur. Selisih biaya antara budidaya selada dan brokoli menggunakan pola tanam sequential planting dan tanpa menggunakan pola tanam sequential planting adalah Rp 2.438.500 atau 49,4 %. Tabel 9. Perbandingan Biaya Budidaya Selada dan Brokoli Dengan Menggunakan Pola Tanam Sequential Planting dan Tanpa Menggunakan Pola Tanam Sequential Planting dengan Luas Lahan 1.200 M2 PTSP Non PTSP No Jenis Kegiatan Satuan Biaya Biaya (Rp) Jumlah Jumlah (Rp) Kegiatan 1 pemeliharaan tanaman *Penyiangan HKW 1,2 30,000 2,4 60,000 *Penyiraman HKW 0,4 10,000 0,8 20,000 *Pemupukan susulan HKW 1,6 40,000 3,2 80,000 Total 80,000 160,000 Sumber : P4S Makin Makmur, 2015 Ket : HKW= Hari Kerja Wanita
Program Studi Agribisnis Pertanian
61
Laporan Tugas Akhir
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan PKPM yang telah dilaksanakan serta penyusunan laporan tugas akhir yang telah tersaji dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan pola tanam sequential planting tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) dan Brokoli (Brassica Olerecea Cv. Brocolli) dengan selang waktu 1 bulan untuk meningkatkan keuntungan di P4S Makin Makmur. Model pola tanam yang digunakan diP4S Makin Makmur adalah jenis pola tanam Tanaman bergiliran ( Sequential Planting) merupakan penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran. Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang lahan tersebut. Dari segi tenaga kerja yang digunakan dengan menggunakan pola tanam tanam sequential planting tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) dan Brokoli (Brassica Olerecea Cv. Brocolli) untuk tenaga kerja pengolahan lahan, pemeliharaan dan pengendalian hama dan penyakit hanya dilakukan 1 kali dan dapat menanam lebih dari satu jenis tanaman menjadi semacam penjamin untuk tetap mendapatkan hasil. 2. Budidaya selada dan brokoli menggunakan pola tanam sequential planting jika dibandingkan tanpa menggunakan pola tanam sequential planting maka P4S Makin Makmur harus mengeluarkan biaya tambahan. Namun, dapat meminimalisir biaya kegiatan pemeliharaan
dimana untuk
penyiangan efesiensi biaya sebesar Rp 30.000, penyiraman efesiensi biayanya sebesar Rp 10.000, dan pemupukan susulan efesiensi biayanya
Program Studi Agribisnis Pertanian
62
Laporan Tugas Akhir
sebesar Rp 40.000. Sehingga diperoleh selisih biaya antara budidaya selada dan brokoli dengan menggunakan pola tanam sequential planting dan tanpa pola tanam sequential planting sebesar Rp 2.438.500 atau 49,4 %.
Program Studi Agribisnis Pertanian
63
Laporan Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Alsin.
2013. Cara Menanam Selada Yang http://obatpertanian.com/2013 (02 April 2015).
Baik
dan
Anonim. 2013. Brokoli Klasifikasi dan http://gudangsayuran.blogspot.com/2013/07 (02 April 2015). Anonim. 2013. Budidaya Seladah dan cahyana.blogspot.com/2013/08 (02 April 2015).
Brokoli.
Benar. Manfaat.
http://iyan-
Anonim. 2013. Pengertian Pola Tanam dan Macam Macam Pola Tanam.http://www.mentari-dunia.com/2013/01 (02 April 2015). Anonim. 2013. Pengertian Pola Tanam dan Macam Macam. http://buatsahabatqu.blogspot.com/2013/01 (02 April 2015). Anonim. 2013. Menanam dan Budidaya Brokoli. http://cara.media/2013/09 (02 April 2015). Anonim. 2014. Paper Brokoli. April 2015). Arief,
http://www.academia.edu/2014/8730594 (02
Suseno. 2013. Brokoli Klasifikasi. Sayuran.Blogspot.com)/2013/07 (02 April 2015).
http://(Gudang-
Dalimartha, S., 2011. Buku Atllas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Penebar Swadaya. Jakarta. Djafarudin. 2008. Dasar – Dasar Pengendalian Penyakit Tanaman. Bumi aksara. Jakarta. Haryanto, Eko. dkk. 2003. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta. Kuderi, Shania. 2011. Selada lactuva sativa. http://budidayaukm.blogspot.com/2011/11.selada-lactuva-sativa-1.html. (20 April 2014). Susie,Amelia.2012.http://aresearch.upi.edu/operator/upload/s_geo_0806192_chap ter1.pdf. (2 April 2015). Suseno,Arif. 2013. “Ensiklopedia Tanaman Obat. Penebar Swadaya. Jakarta. Rukmana, R. 1994. Bertanam Selada dan Andewi. Penebar Kanisius. Yogyakarta. Rukmana, R,1994. “Budidaya Selada Alias Lettuce Dalam : Harian Haluan, Kamis 17 Maret 1994. Pracaya. 2009. Bertanam Sayuran Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Program Studi Agribisnis Pertanian
64
Laporan Tugas Akhir
Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag. Penebar Swadaya. Jakarta. Winarto. 2004. Manfaatkan Tanaman untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Program Studi Agribisnis Pertanian
65
Laporan Tugas Akhir
LAMPIRAN 1. Dokumentasi saat pelaksanaan PKPM di P4S Makin Makmur Lembang
Gambar 14. Penggemburan Tanah
Program Studi Agribisnis Pertanian
66
Laporan Tugas Akhir
Gambar 15. Pembuatan Bedengan
Program Studi Agribisnis Pertanian
67
Laporan Tugas Akhir
Gambar 16. Pemberian Pupuk Kandang
Program Studi Agribisnis Pertanian
68
Laporan Tugas Akhir
Gambar 17. Penggemburan Bedengan
Program Studi Agribisnis Pertanian
69
Laporan Tugas Akhir
Gambar 18. Penutupan Pupuk Dasar dengan Tanah Drainase
Program Studi Agribisnis Pertanian
70
Laporan Tugas Akhir
Gambar 19. Pemberian Kapur Dolomit
Program Studi Agribisnis Pertanian
71
Laporan Tugas Akhir
Gambar 20. Penutupan Kapur Dolomit dengan Tanah Drainase
Program Studi Agribisnis Pertanian
72
Laporan Tugas Akhir
Gambar 21. Penyiangan Tanaman Selada
Program Studi Agribisnis Pertanian
73
Laporan Tugas Akhir
Gambar 22. Penyiangan Tanaman Brokoli
Program Studi Agribisnis Pertanian
74
Laporan Tugas Akhir
Gambar 23. Pemanenan Brokoli
Program Studi Agribisnis Pertanian
75
Laporan Tugas Akhir
Gambar 24. Pemanenan Selada
Program Studi Agribisnis Pertanian
76
Laporan Tugas Akhir
2. Matriks rencana kegiatan PKPM Tabel 3. Matriks Rencana Kegiatan PKPM Minggu ke NO
I
Aspek
II
III
IV
V
VI
VII VIII
IX
X
Pengenalan P4S Makin Makmur 1 Lembang Jawa Barat Pengadaan2 input Proses kegiatan P4S 3 Makin Makmur Pengolahan budidaya 4selada dan brokoli Panen
5
Pengajuan topik tugas akhir pada pembimbing 6 lapang dan dosen pembimbing Pengumpulan data 7 sesuai topik TA Penyusunan laporan 8 TA
Program Studi Agribisnis Pertanian
77
XI
XII