?
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. KINTAP JAYA WATTINDO PERKEBUNAN PELAIHARI DESA RANGGANG KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Oleh :
SAINAL ABIDIN NIM. 130 500 108
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016
?
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Praktek Kerja Lapang di PT. Kintap Jaya Wattindo Perkebunan Pelaihari Desa Ranggang Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan
Nama
: Sainal Abidin
NIM
: 130 500 108
Program Studi
: Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan
: Manajemen Pertanian
PengujiI,
Pembimbing,
Nurlaila, SP, MP. NIP. 197110302001122001
PengujiII,
F.Silvi Dwi Mentari, S Hut. MP. NIP. 19770723200312 2 002
Roby, SP, MP. NIP. 19730517200501 1 009
Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Nur Hidayat, SP, MSc NIP. 19721025 200112 1 001
Lulus ujian pada tanggal 31 Mei 2016
?
KATA PENGANTAR
Rasa terima kasih penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek kerja Lapang (PKL). Laporan PKL ini disusun berdasarkan hasil PKL diperusahaan perkebunan kelapa sawit di PT. Kintap Jaya Wattindo Perkebunan Pelaihari selama 2 (dua) bulan, yaitu mulai tanggal 02 Maret sampai dengan 30 April 2016. Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Orang tua penulis yang telah mendukung atas kegiatan yang sudah dilaksanakan. 2. Bapak Nur Hidayat SP, M. Sc, selaku ketua program studi budidaya tanaman perkebunan 3. Ibu Nurlaila, SP, MP, selaku dosen pembimbing PKL. 4. Ibu F.Silvi Dwi Mentari, S Hut. MP dan Bapak Roby SP, MP selaku dosen penguji PKL. 5. Seluruh staf di perusahaan PT. Kintap Jaya Wattindo. 6. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini.
Penulis
Kampus Sei Keledang, 31 Mei 2016
?
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................
Halaman i
DAFTAR ISI ...........................................................................................
ii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
iii
I.
PENDAHULUAN......................................................................... A. Latar belakang....................................................................... B. Tujuan .................................................................................. C. Hasil yang diharapkan ...........................................................
1 1 3 3
II.
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ A. Tinjauan umum perusahaan .................................................. B. Visi dan Misi Perusahaan.................................................... ... C. Manajemen Perusahaan ....................................................... D. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang ................
4 4 6 6 7
III.
HASIL PRAKTIK......................................................................... A. Pembukaan lahan ................................................................. B. Perawatan jalan Pikul.......................................................... ... C. Penunasan.............................................................................. D. Panen.................................................................. ............... .... E. Pengangkutan .......................................................................
8 8 23 24 26 28
II.
KESIMPULAN DAN SARAN................................................ ....... A. Kesimpulan........................................................................ ..... B. Saran.................................................................................. ....
30 30 30
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
31
LAMPIRAN.............................................................................................
32
?
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Peta Divisi PT. Kintap Jaya Wattindo ................................................
33
2. Struktur Organisasi PT. Kintap Jaya Wattindo ..................................
34
3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang ...................................
35
?
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Sebanyak 85 % lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Menurut Derom Bangun, Ketua GAPKI (Gabungan Perusahaan Kel apa Sawit Indonesia), pada tahun 2008 diperkirakan Indonesia bisa menjadi produsen kelapa sawit terbesardi dunia (Pahan, 2006). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jackq) sangat penting artinya bagi Indonesia. Selama kurun waktu 20 tahun terakhir kelapa sawit menjadi komoditas
andalan
ekspor
dan
komoditas
yang
diharapkan
dapat
meningkatkan pendapatan dan harkat petani perkebunan serta para transmigran Indonesia. Kelapa sawit ternyata berhasil menjadi komoditas yang dapat menembus daerah yang selama ini tidak memilikinya, seperti Kalimantan, Sulawesi Papua, dan propinsi lain diluar aceh, Sumatra Utara , dan Lampung. Komoditas ini ternyata cocok dikembangkan, baik berbentuk pola usaha perkebunan besar maupun skala kecil untuk petani perkebunan. Pertumbuhan tanaman tanaman lain dan lebih tahan menghadapi berbagai kendala dan masalah. Minyak kelapa sawit memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lain seperti minyak kelapa, kedelai, atau minyak biji bunga matahari. Keunggulan kelapa sawit antara lain produksi per hekta yang tinggi, umur ekonomis yang panjang, resiko yang kecil dan penggunaan yang beragam. Awalnya, industri pengolahan kelapa sawit menghasilkan minyak mentah atau CPO (Crude Palm Oil) untuk ekspor. Namun, beberapa tahun terakhir
?
banyak bermunculan pabrik pengolahan minyak mentah maupun industry oleo-kimia yang menggunakan bahan baku yang berasal dari minyak kelapa sawit. Akibatnya, ragam produksi industri pengolahan kelapa sawit menjadi banyak, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor (Pardamean, 2008). Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor dari proses pengembangan teknologi memegang peranan penting karena merupakan penunjan dari perkembangan teknologi. Pendidikan akademik merupakan pendidkan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan. Sedang pendidikan vokasional merupakan pendidikan yang diarahakan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu, dengan demikian aspek psikomotor merupakan ranah yang menjadi sangat penting untuk dilatih. Inplementasi dari pendidikan vokasi tercermin dari kurikulum pendidikan dengan content 30% teori dan 70% praktek. Mahasiswa Program Studi Budidaya tanaman Perkebunan bagian dari penerus bangsa yang dibina dalam lembaga pendidikan tinggi, tidak dapat disangkal bahwa mahas iswa tersebut yang akan menetukan berhasil atau tidaknya suatu kampus dimata masyarakat secara umum, baik regional maupun internasional. Dengan adanya dinamika masyarakat yang selalu berpacu dengan segala kompleksitas kehidupannya, Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan sebagai salah satu penyelenggara pendidikan di Politeknik pertanian Negeri Samarinda juga tidak terlepas dari kondisi tersebut, sehingga diperlukan pengenalan tentang kegiatan kerja lapang. Pekerjaan secara lansung dengan rangkuman khusus Praktek Kerja Lapang. Praktek Kerja Lapang (PKL) sendiri adalah kegiatan akademik yang
?
wajib dilakukan dilapangan selama priode tertentu untuk menjadikan para mahasiswa lebih memahami bidang studinya. B. Tujuan Kegiatan 1.
Meningkatkan
pemahaman
prosedur
kerjapada
setiap
kegiatan
budidaya tanaman kelapa sawit. 2.
Menambah pengetahuan dan keterampilan
teknis dalam kegiatan
budidaya kelapa sawit. 3.
Meningkatkan pemahaman urutan tata kerja budidaya kelapa sawit dan kemampuan untuk mengevaluasi suatu kegiatan budidaya kelapa sawit yang dilakukan di lapangan.
4.
Meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan budaya kebun secara lansung di perusahaan perkebunan.
C. Hasil Yang Diharapkan 1.
Menjadi mahasiswa yang dapat bekerja di perusahaan perkeb unan, serta menjadi mahasiswa yang terampil dan mempunyai kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan.
2.
Mahasiswa
dapat
menelaah,
mempelajari,
memahami,
dan
mengembangkan daya pikir serta dapat mencari alternatif permasalahan yang ada di lapangan sehingga menjadi terampil dan berpengalaman dibidang tekhik budidaya. 3.
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dikampus dan dapat mengenal dunia kerja yang sesungguhnya, tidak hanya mengerti pengetahuan secara teoritis tetapi juga mengerti bagaimana cara menerapkannya.
?
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. TinjauanUmum Perusahaan PT. Kintap Jaya Wattindo (KJW) adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan paraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta Pusat. KJW didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan terbatas No.29 tanggal 19 Agustus 1997, dibuat di hadapan Ilyas Zaini, SH, Notaris di Jakarta, telah memperoleh status sebagai badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Menkumham No.C2-27361 HT.01.01.TH.98, tanggal 4 Desember 1998, didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Pusat dengan No. 39/BH.09.05/IX/99 pada tanggal 29 September 1999, dan diumumkan dalam BNRI No. 11 tanggal 8 Februari 2000, tambahan No. 637. Anggaran dasar PT. KJW telah mengalami beberapa kali perubahan termasuk perubahan seluruh ketentuan Anggaran dasar untuk disesuaikan dengan UUPT sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 95 tanggal 14 Juli 2008, dibuat di hadapan Irwan Soerodjo, SH, Notaris Di Ja telah disetujui oleh Menkumham berdasarka Surat Keputusan No.AHU0112043.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 20 November 2008, dan didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan dengan No. 965/RUB.09.05/III/2009 tanggal
17
Maret
2009
dan
Daftar
Perseroan
dengan
No.AHU-
01120443.AH.01.09. Tahun 2008 tanggal 20 November 2008. Anggaran Dasar KJW telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan terakhir sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham KJW No.288 tanggal 29 Desember 2009, di
??
buat
di
sehubungan dengan peningkatan modal Modal Ditempatkan dan Modal Diselor, yang telah diberitahukan kepada Menkumham Sesuai
dengan
Surat
Permintaan
Pemberitahuan
Perubahan
Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.10-06938 tanggal 23 Maret 2010. Dan didaftarkan pada Daftar Perseroandengan No.AHU-0021700.AH.01.09. Tahun 2010 tanggal 23 Maret 2010. KJW memperoleh Status sebagai PMDN
berdasarkan
Surat
Persetujuan
Penanaman
Modal
No.
67/I/PMDN/2008 tanggal 21 April 2008. PT. Kintap Jaya Wattindo Perkebunan Pelaihari berdiri pada tahun 2006, merupakan perusahaan perkebunan dengan komoditi yaitu kelapa sawit.
Luas area perkebunan perusahaan ini adalah 5.237,07 ha yang
tersebar pada 10 desa yaitu desa Ranggang, Ranggang Dalam, Guntung Besar, Benua Tengah, Panjaratan, Pagatan Besar, Tabanio, Raden, Ujung Batu dan Tambak Kuning. Pada awalnya perusahaan ini terbagi menjadi 2 perkebunan yaitu perkebunan Pelaihari 1 dan perkebunan Pelaihari 2, sampai pada bulan Januari 2013 kedua perkebunan itu digabung menjadi Perkebunan Pelaihari. B. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Menjadi perusahaan agribisnis
yang menghasilkan produk
bermutu tinggi dan bertanggung jawab secara lingkungan 2. Misi a. Berkomitmen memelihara lingkungan
??
b. Peduli terhadap kesejateraan karyawan c. Meningkatkan nilai pemegang saham d. Meningkatkan standar kehidupan masyarakat sekitar C. Manajemen Perusahaan 1. Manager Manager adalah pemegang jabatan tertinggi di PT. dan membawahi seluruh organisasi lainnya yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan lapangan dan administrasi. 2. Asisten kepala Merupakan pemegang jabatan tertinggi kedua setelah manager, asisten kepala (Askep) membawahi seluruh asisten divisi dan kegiatan yang ada di kantor. 3. Kepala tata usaha (KTU) Adalah kepala seksi administrasi yang bertanggung jawab atas semua permasalahan yang yang ada di kantor besar, yaitu pembukuan, bagian tanaman, personalia, kasir, pembelian, pergudangan dan office boy. 4. Asisten divisi Merupakan bawahan dari asisten kepala, asisten divisi merupakan pemegang jabatan tertinggi di divisinya masing-masing. Asisten divisi bertanggung jawab atas divisi yang di pegangnya. 5. Krani divisi Krani divisi adalah orang yang bertanggung jawab atas semua pembukuan di divisi tersebut.
??
D. Lokasi Dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di PT. Kintap Jaya Wattindo Pelaihari Kebun Ranggang, di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, dimulai pada tanggal 02 Maret sampai dengan 30 April 2016.
??
III. HASIL PRAKTEK
A. Pembukaan Lahan 1. Pembuatan Tanggul a. Tujuan 1) Membatasi
areal
dengan
lokasi
sekitarnya
karena
dalam
pembuatan boundary drain sekaligus membuat tanggul. 2) Mencegah masuknya air dari luar areal sehingga proses pengeringan bisa berjalan lancar. b. Dasar Teori Tanggul dapat dibuat pada parit yang terdapat di dalam blok kebun. Tanggul dibuat untuk membendung aliran parit menggunakan susunan karung yang diisi tanah serta beberapa kayu pasak sebagai penahan. Aliran yang terbendung akan meningkatkan ketinggian permukaan air hingga melampaui ketinggian karung sehingga terjadi over-flow. Ketinggian permukaan air ini dapat dimanfaatkan dengan mengalirkannya ke tengah blok kebun melalui parit irigasi. Dengan begitu, air dapat disebarkan secara merata ke dalam blok (Simangunsong, 2011). c. Alat dan Bahan Alat
: Excavator
Bahan
: Solar
d. Prosedur Kerja 1) Membuat saluran disekeliling batas areal (boundary) yang direklamasi
??
2) Menimbun hasil galian parit ke arah luar konsesi. Ini dapat berguna untuk membentuk badan jalan (boundary road), yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul. 3) Membuat tanggul lebih tinggi dari genangan air saat banjir sehingga air dari luar dapat terbendung. 4) Membuat tanggul harus kokoh dan biasanya dipasang turapan dari kayu-kayu pada kedua atau salah satu sisi tanggul, terutama pada tempat-tempat yang mudah longsor. 5) Tanggul berbentuk trapesium dengan ukuran lebar atas minimal 7 m (dapat dilalui kendaraan) e. Hasil Yang Dicapai Norma kerja yang ada ± 150 m /10 hm, 1 hm bias menghabiskan solar 18 l dan 1 hm alat mendapat upah Rp 275.000. Mahasiswa mengamati tanggul dilapangan bersama Koordinator Land Clearing dan Kepala Divisi 2 dan mendapat materi. f.
Pembahasan Pada dasarnya tanggul merupakan tanda batas lahan kebun dengan lahan masyarakat, tanggul berada dilokasi terluar kebun yang dikelola. Tanggul ini juga sekaligus akan menjadi jalan untuk pengangkutan buah. Tanggul dibuat sekokoh dan sepadat mungkin untuk menghindari jebolnya tanggul sehingga air yang ada diluar kebun tidak bisa masuk yang bisa menyebabkan banjir.
??
2. Pembuatan Saluran Drainase a. Tujuan Mengatur ketinggian air di dalam kebun dan setiap blok-blok yang apa bila hujan kebun tidak banjir dan apabila kemarau kebun tidak terlalu cepat kering/kekeringan. b. Dasar Teori Menurut Pahan (2006). Pembuatan saluran air dimaksudkan untuk mengendalikan tata air di dalam wilayah perkebunan. Metode pengendalian tata air yang umum digunakan yaitu irigasi dan drainase. Untuk mencegah timbulnya kerancuan dalam tatanama sistem drainase, berikut dijelaskan tipe saluran: 1) Parit Tersier Berfungsi menyekap air yang ada dan /atau mengalirkan di permukaan tanah, dalam keadaan tertentu berfungsi menurunkan permukaan air tanah. 2) Parit Sekunder Berfungsi mengumpulkan air dari suatu areal tertentu dan mengalirkan ke pembuangan, merupakan buatan manusia dan dapat berbentuk saluran (parit), kolam, waduk dan lainnya. 3) Parit Primer Berfungsi mengeluarkan air dari suatu areal tertentu. Umumnya memanfaatkan kondisi alam yang ada, seperti sungai, jurang, rendahan. Jika tidak dapat memanfaatkan kondisi alam, juga dapat berupa saluran buatan (kanal), sistem pompa, dan lainnya.
??
c. Alat dan Bahan Alat
: Materan dan Excavator
Bahan
: Solar dan pancang
d. Prosedur Kerja 1) Parit Primer a) Pembuatan parit primer pada areal baru land clearing harus dilakukan sesudah pemancangan pokok, agar populasi pokok per hektar tidak banyak berkurang karena pembuatan parit tersebut, kecuali bila terpaksa. b) Besar kecilnya ukuran parit primer tergantung pada banyaknya air yang perlu ditampung. Namun biasanya parit primer mempunyai lebar 6 m dan kedalaman 4 m. c) Penggalian
tanah
dilakukan
secara
mekanis
dengan
menggunakan Excavator. d) Pembuangan tanah hasil galian ke kanan dan atau ke kiri parit untuk pembuatan kaki lima dengan lebar minimal 1 m. 2) Parit Sekunder a) Parit sekunder harus sejajar satu sama lainnya dan juga sejajar dengan barisan pokok. b) Penggalian parit, mulai dari tepi parit primer dengan dasar yang sama dengan parit primer menuju ke hulu diatur sedemikian rupa sehingga senantiasa timbang air. c) Parit sekunder memiliki lebar 4 m dan kedalaman 2 m.
??
3) Parit Tersier a) Pembuatan parit ini di areal low land dan dilakukan setelah pemancangan tanaman. b) Untuk selanjutnya
apabila diperlukan, pembuatan dapat
dengan perbandingan 1 : 8 atau 1 : 4 atau 1 : 2 mengikuti kondisi
areal
yang
ada
(untuk
areal
rendahan/bekas
rawa/sering tergenang). c) Parit tersier memiliki lebar 1 m dan kedalaman 1 m. e. Hasil Yang Dicapai. Norma kerja pembuatan saluran primer dan main road yaitu ± 50 m /10 hm/HK dan saluran sekunder serta collection road yaitu ± 75 m / 10 hm/HK sedangkan norma kerja saluran tersier (parit 2:1) yaitu 1 hm / 30 m. Satu hm bisa menghabiskan solar 18 l dan 1 hm alat mendapat upah Rp 275.000. Mahasiswa mengamati saluran primer dan saluran sekunder di lapangan bersama Koordinator land clearing dan Kepala Divisi 2 dan mendapat materi. f.
Pembahasan Pada lahan rawa pembuatan drainase sangat penting dan wajib dilakukan, untuk parit primer dan sekunder dibuat bersamaan dengan pembuatan jalan kebun karena tanah dari jalan kebun berasal dari hasil galian pembuatan parit. Parit sekunder dan primer dilakukan pembersihan dengan rotasi 1 (satu) kali setahun.
??
3. Pembuatan Jalan Kebun a. Tujuan Tujuan dari pembuatan jalan adalah sebagai penyedia sarana transportasi serta sebagai batas blok satu dan yang lainnya. b. Dasar Teori Pembuatan
jaringan
jalan
sebaiknya
dilakukan
sebelum
pekerjaan imas dan tumbang. Dengan adanya jalan, pada saat mau memulai pembukaan lahan, akan meningkatkan mutu pekerjaan pembukaan lahan itu sendiri. Untuk mengeluarkan Tandan Buah Segar dari dalam blok ke Tempat Pengumpulan Hasil dan mengangkutnya ke pabrik pengolahan, mutlak diperlukan jaringan jalan yang dapat memenuhi beberapa persyaratan dan manfaat. Jaringan jalan tersebut yaitu pasar tikus, rintis tengah, jalan pengumpul, sub jalan utama dan jalan utama. Membuat jaringan jalan berarti membuat blok. Hal ini disebabkan karena setiap blok dipisahkan dengan blok yang lain oleh jaringan jalan (Pahan, 2006). c. Alat dan Bahan Alat
: Compactor Roller dan Excavator
Bahan
: Solar
d. Prosedur Kerja 1) Pembuatan Badan Jalan a) Pembuatan badan jalan dengan cara menggali tanah pada saluran drainase pada salah satu sisi jalan dan ditimbunkan pada badan jalan dan kemudian diratakan.
??
b) Apabila dalam waktu 1 tahun kondisi parit sudah dangkal kembali
maka
parit
harus
dicuci/digali
lagi
dengan
menggunakan Excavator long arm dan tanah galian ditimbun pada badan jalan yang lama. c) Pembuatan badan jalan agak cembung agar air tidak mudah tergenang di bahu jalan. d) Lebar badan jalan : 9,0 m untuk main road dan 7,0 m untuk collection road. 2) Pemadatan Jalan a) Penimbunan dan pemadatan untuk main road dan collection road dilakukan 2 tahap, yaitu pertama, penimbunan dan pemadatan dengan tanah mineral yang mengandung liat setebal 20 cm dan kedua, penimbunan diikuti dengan perataan dan pemadatan menggunakan tanah laterit. Ketebalan akhir timbunan laterit setelah dipadatkan adalah 20 cm. b) Pada saat penimbunan dan pemadatan, tanah harus dalam keadaan lembab. c) Lebar badan jalan yang ditimbun, main road adalah 9,0 m dan collection road adalah 7,0 m. d) Tanah yang baik untuk menimbun adalah tanah yang mengandung liat cukup tinggi (40 %) karena liat dapat meningkatkan daya ikat antar agregat tanah.
??
e. Hasil yang Dicapai Norma kerja pembuatan main road dan parit yaitu ± 50 m /10 hm dan collection road serta parit yaitu ± 75 m / hm, 1 hm bisa menghabiskan solar 18 l dan 1 hm alat mendapat upah Rp 275.000. Mahasiswa mengamati main road dan collection road di lapangan bersama Koordinator land clearing dan Kepala Divisi 2 dan mendapat materi. f.
Pembahasan Panjang dan kualitas jalan di kebun merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam menjamin kelancaran pengangkutan
bahan,
alat
dan
produksi,
serta
pengontrolan
lapangan. Rencana pembuatan jaringan jalan harus selaras dengan desain kebun secara keseluruhan, yang disesuaikan dengan kondisi topografi dan kebutuhan kebun. 4. Pembuatan Pintu Air a. Tujuan : Mengatur tinggi permukaan air di dalam kebun. Pada prinsipnya
permukaan
air
di
dalam
kebun
tingginya
harus
dipertahankan 60 cm di bawah permukaan tanah. b. Dasar Teori Pembuatan
pintu
air
berdasarkan
Standard
Operation
Procedure perusahaan PT. KJW (Anonim, 2009) adalah sebagai berikut : 1) Waktu pembuatan bersamaan dengan pembuatan saluran batas (boundary drain) atau saluran utama (main drain).
??
2) Lokasi pembuatan pintu air adalah : a.
Di daerah terendah di dalam 1 klaster
b.
Dekat dengan sungai pembuangan.
c.
Di batas masuk dan keluar dari setiap sungai, parit saluran alami, yang melalui areal yang direklamasi.
d.
Di batas akhir pertemuan antara saluran primer dengan sungai (pembuangan air alami).
e.
Di pertemuan antara saluran primer dan main drain.
3) Pintu air dibuat dari konstruksi beton, besi atau kayu dengan pintu melintang dengan sistem buka-tutup otomatis yang memanfaatkan pasang surutnya air. Jika air pasang pintu air secara otomatis tertutup namun jika air surut pintu air secara otomatis terbuka sehingga air dapat keluar. 4) Ukuran pintu air disesuaikan dengan lebar saluran. c. Alat dan Bahan Alat
: Skop dan cangkul
Bahan
: kayu ulin, semen, pasir halus, pasir kasar, air, baut dan engsel pintu.
d. Prosedur Kerja 1)
Pembuatan konstruksi beton/gorong-gorong sepanjang lebar jalan.
2)
Pembuatan pintu air dengan lebar 1,5 m dan tinggi 2,0 m.
3)
Pembuatan pintu air seperti pintu rumah biasa yang berbeda yaitu letak engsel berada diatas sehingga pintu air terbuka dari bawa mengipas ke atas.
??
e. Hasil Yang Dicapai Mahasiswa berhasil mengamati pintu air yang ada dilapangan bersama dengan koordinator land clearing dan kepala divisi 2 serta mendapatkan materi lansung dari koordinator land clearing dan kepala divisi 2. f.
Pembahasan Hal yang paling penting dalam budidaya kelapa sawit pada lahan rawa adalah pengaturan air di dalam kebun. Pengaturan air bisa berjalan dengan lancar apabila terdapat saluran-saluran pengairan yang memadai dengan baik serta pintu air. Besar kecilnya dalam pembuatan pintu air tergantung dari banyak sedikitnya debit air di dalam kebun yang akan keluar ke sungai namun di PT. Kintap Jaya Wattindo rata-rata pintu air mempunyai lebar 1,5 m dan tinggi 2,0 m.
5. Pembukaan Lahan (Land Clearing) a.
Tujuan Pembukaan lahan bertujuan untuk membersihkan lahan dari pohon, tunggul agar lahan siap untuk di tanami.
b. Dasar Teori Jenis kegiatan pembukaan lahan menurut Pratama (2015), terdiri dari: 1) Imas Imas merupakan kegiatan pemotongan kayu
kayu kecil
yang memiliki diameter kurang dari 15 cm dan memiliki tujuan untuk memberikan jalan kepada pekerja yang akan melakukan
??
pekerjaan tumbang. Selain itu yang harus diperhatikan pula adalah bekas tebangan harus mepet dengan permukaan tanah (maksimum 20 cm) dan dilakukan hingga bersih. Dilaksanakan sebelum pekerjaan tumbang. 2) Tumbang Tumbang merupakan kegiatan penebangan kayu yang berukuran besar atau yang memiliki diameter lebih dari 15 cm. penumbangan harus dilakukan terhadap semua kayu tanpa terkecuali (tidak boleh ada kayu yang berdiri tegak) dan bebas tebangan maksimum 125 cm dari permukaan tanah. Dilakukan setelah pekerjaan imas selesai. 3) Perun Perun merupakan kegiatan merencek atau memotong kayu kayu yang sudah ditumbang dan mengumpulkannya. Kayu kayu tersebut dipotong dengan panjang 2 3 m dan potongan potongan dikumpulkan atau ditumpuk. c. Alat dan Bahan Alat
: Parang, chainsaw dan Excavator
Bahan
: bensin dan solar
d. Prosedur Kerja 1) Imas a) Pelaksanaan dilakukan secara manual. b) Pemotongan pohon pohon kecil yang berdiameter di bawah 10 cm dan semak belukar ataupun akar-akar kayu sedekat mungkin ke permukaan tanah.
??
2) Menumbang a) Dapat melakukan pelaksanaan pemotongan secara manual dan atau mekanis dengan menggunakan gergaji mesin (chainsaw). b) mengupayakan
arah
jatuhnya
pohon
seragam
untuk
memudahkan perumpukan (perun). c) Batas potongan diatas permukaan tanah, sebagai berikut : Ø batang 150 cm maksimum 150 cm dari permukaan tanah. d)
Kayu bekas tumbangan tidak boleh menggantung pada tunggul tetapi harus jatuh ke tanah untuk mengurangi resiko kecelakaan dan memudahkan pekerjaan pencincangan.
e) Pada waktu pelaksanaan penebangan harus diusahakan agar pohon yang ditebang tidak jatuh ke arah sungai, parit, atau jalan untuk mencegah terganggunya aliran air. 3) Cincang dan Perun Pekerjaan cincang dan perun (stacking) adalah pekerjaan memotong dan mengumpulkan hasil tebangan kayu ke dalam jalur gawangan mati atau jalur antara dua baris tanaman dengan ketentuan sebagai berikut : a)
Melakukan pemotongan kayu hasil tumbangan menjadi beberapa bagian dengan panjang kayu maksimum 4,0 m. Demikian juga cabang-cabang pohon dipotong-potong untuk memudahkan pekerjaan rumpuk/perun (stacking)
b)
Stacking kayu-kayu yang sudah dicincang dikerjakan secara mekanis
menggunakan
Excavator
dengan
cara
??
memindahkan dan mengumpulkan kayu cincangan tersebut pada tempat yang sudah ditentukan (jalur rumpukan). c)
Jalur rumpukan harus berada di jalur gawangan mati. Lebar rumpukan kayu maksimum dibuat 4,0 m dan tinggi rumpukan yang diperbolehkan 2,0 m.
d)
Arah rumpukan membujur dari Utara ke Selatan. Rumpukan pertama dimulai dari sebelah Barat antara baris tanaman 1 dan 2 (pada jarak
6 m dari tepi jalan main road) atau
sesuai pancang rumpukan yang telah dipasang. e)
Jarak antara rumpukan yang satu dengan jalur rumpukan lain adalah 2 baris tanaman tergantung volume kayu-kayu hasil tumbangan.
f)
Jalur rumpukan kayu yang panjangnya
300 m harus
secara terputus pada setiap jarak 50 m, sehingga ada jalan untuk orang melintas antar jalur tanaman. g)
Pemancangan titik tanam harus bebas dari tunggul kayu dengan jarak minimum 1,5 m dari kiri dan kanan jalur tanaman.
e. Hasil Yang Dicapai Norma kerja merumpuk yaitu 10 hm/ 2 ha, menebang 6 hm/ha, rintis dan imas 25 HK. Mahasiswa mendapat materi lansung di lapangan oleh koordinator land clearing dan kepala divisi 2.
??
f.
Pembahasan Pembukaan lahan pada PT. Kintap Jaya Wattindo (KJW) dilakukan dengan cara mekanis yaitu menggunakan alat berupa Excavator untuk menumbangkan pohon sekaligus merencek. Ini dikarenakan hutan yang ada di PT. KJW merupakan hutan galam (Melaleuca cajuputi Roxb) yang pohonnya tidak terlalu besar. Sehingga pekerjaan menumbang dengan menggunakan Excavator lebih efisien dari pada dengan menggunakan chanshaw.
6. Pembuatan Tapak Timbun dan Jalan pikul a. Tujuan Pembuatan tapak timbun bertujuan untuk menaikkan tempak titik tanam agar kelapa sawit yang akan ditanam tidak terendam air dan pembuatan jalan pikul bertujuan sebagai jalan untuk mengangkut buah ke tempat pengumpulan hasil. b. Dasar Teori Jalan pikul atau biasa disebut pasar tikus adalah jalan rintisan yang dibuat di antara 2 baris tanaman. Pasar tikus digunakan untuk jalan panen, memudahkan dalam perawatan tanaman, serta kontrol dilapangan (Pahan, 2006). Pembuatan tapak timbun bertujuan untuk menaikan permukaan tanah pada piringan kelapa sawit. Tapak timbun diaplikasikan pada piringan kelapa sawit yang mengalami penurunan tanah (sering terjadi pada tanah gambut) sehingga akar terbuka. Akar yang terbuka tidak dapat menyerap unsur hara pada tanah. Selain pada penurunan tanah, tapak timbun juga diaplikasikan pada kondisi piringan yang tergenang
??
air. Kondisi piringan yang tergenang akan mempersulit proses panen serta pemupukan. Selain itu, genangan dalam jangka waktu lama akan menyebabkan
akar
tanaman
kelapa
sawit
busuk
sehingga
menghambat pertumbuhan serta mengurangi produksi kelapa sawit (Simangunsong, 2011) c. Alat dan Bahan Alat
: Excavator
Bahan
: Solar
d. Prosedur Kerja 1)
Pembuatan tapak timbun dan jalan pikul bersamaan dengan pembuatan saluran tersier
2)
Pembuatan jalur tanam kelapa sawit tapak timbun yang tanahnya berasal dari tanah top soil hasil galian pembuatan saluran tersier.
3)
Setiap satu jalur tapak timbun memiliki panjang 300 m.
4)
pembuatan tapak timbun dengan lebar 1-1,5 m dari titik tanam dan tinggi 50 cm.
5)
Jalan pikul dibuat dengan lebar 1 m tinggi 50 cm.
e. Hasil Yang Dicapai Norma kerja pembuatan tapak timbun dan jalan pikul yaitu 1 HK / 4 jalur / 300 m / 10 hm, 1 hm bias menghabiskan solar 18 Ldan 1 hm alat mendapat upah Rp 275.000. Mahasiswa mengamati jalan pikul dan tapak timbun di lapangan bersama Koordinator land clearing dan Kepala Divisi 2 dan mendapat materi.
??
f.
Pembahasan Dalam pembuatan tapak timbun hal yang perlu diperhatikan yaitu tanah untuk membuat pasar pikul. Tanah tersebut harus tanah topsoil yang diambil dari hasil galian parit tersier. Tanah untuk pembuatan tapak timbun maksimal kedalaman 50 cm kedalam tanah. Hal ini dikarnakan tanah dengan kedalaman lebih dari 50 cm udah mengandung pirit/racun.
B. Perawatan Jalan Pikul 1. Tujuan Perawatan
jalan pikul bertujuan untuk memudahkan dalam
pengankutan buah dari dalam blok ke tempat pengumpulan hasil. 2. Dasar Teori Pasar pikul dengan lebar kurang lebih 2 m, harus selalu bersih dan terpelihara untuk memudahkan akses keluar masuk hasil panen tandan buah segar. Sangat baik dan ekonomis bila digunakan herbisida yang tepat (Malangyoedo, 2014). 3. Alat Dan Bahan Alat
: Sprayer
Bahan
: Herbisida glyphosate, air, ember, takaran
4. Prosedur Kerja a. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan b. Pencampuran herbisida didalam sprayer dan dicampur air dengan dosis 150cc/kep. c. Penyemprotan secara merata di daerah jalur jalan pikul.
??
5. Hasil Yang Dicapai Norma kerja untuk satu orang pekerja melakukan penyemprotan sebanyak 0,8 ha/HK. Mahasiswa melakukan kegiatan penyemprotan lansung di lapangan bersama dengan Kepala Divisi 2 dan pengawas (mandor), mahasiswa melakukan penyemprotan jalan pikul sebanyak 4 (empat) kep. 6. Pembahasan Salah
satu
kegiatan
perawatan
jalan
pikul
yaitu
dengan
penyemprotan gulma yang terdapat pada jalan pikul. Gulma yang terdapat pada jalan pikul yaitu galam (Melaleuca cajuputi Roxb), karamunting (Ochthocharis bornensis Bl), teki (Cyperus rotundus L), rukam (FaLand Clearingourtia rukam), purun tikus (Eleocharis duLand Clearingis) dan kelakai (Stenochlaena palustris). C. Penunasan 1. Tujuan a. Sanitasi tanaman agar tidak terserang oleh hama dan penyakit, misalnya tikus, penyakit busuk buah (Marasmius sp) dan tumbuhnya gulma pakisan. b. Memperlancar proses penyerbukan. c. Mengurangi kehilangan brondolan yang terangkut diketiak pelepah. d. Memudahkan pengamatan tandan matang yang akan dipanen.
??
2. Dasar Teori Penunasan adalah kegiatan pemotongan pelepah daun dengan alat dodos atau egrek, dengan rotasi sebaiknya 8 bulan sekali. Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 sehingga setelah penunasan pelepah daun masih tersisa 48-56 pelepah. Bekas tunasan harus dekat dengan pokok kelapa sawit (Anonim, 2010). 3. Alat Dan Bahan Alat
: Parang dan dodos
Bahan
: Batu asah
4. Prosedur Kerja a. Pelepah yang dipotong tergantung umur tanaman, namun maksimal dua lingkar dari tandan matang terendah (songgo). Untuk tanaman yang tidak mempunyai buah normal, pemotongan pelepah didasarkan atas mempertahankan jumlah pelepah yang ada yaitu 48-52 pelepah pada saat kurang dari 8 tahun dan 40-48 pelepah umur diatas 8 tahun. b. Pemotongan pelepah mepet ke batang dan bentuk potongan V. c. Pelepah yang telah dipotong, dilakukan pemotongan menjadi 3 bagian dan disusun rapi di gawangan mati. 5. Hasil Yang Dicapai Mahasiswa melakukan kegiatan penunasan lansung di lapangan didampingi oleh Kepala Divisi 2 dan pengawas (mandor), selama kegiatan penunasan mahasiswa dapat menyelesaikan 3 pokok kelapa sawit.
??
6. Pembahasan Pelaksanaan penunasan dilakukan pada tanaman menghasilkan yang telah dinyatakan bisa dilaksanakan pembungangan jumlah pelepah yang ada namun untuk mencapai tujuan penunasan dan tetap mempertahankan produksi yang maksimum maka harus dihindari terjadinya over pruning. Over pruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah
produktif
secara
berlebihan
yang
akan
mengakibatkan
penurunan produksi. Penurunan produksi ini terjadi karena berkurangnya areal produksi dan pokok mengalami stres yang terlihat melalui peningkatan gugurnya bunga betina. D. Panen 1. Tujuan Tujuan dari panen adalah memotong Tandan Buah Segar (TBS) yang telah memenuhi kriteria matang panen. 2. Dasar Teori Menurut Fadli, dkk (2006), panen adalah kegiatan berurut yang meliputi
pemotongan TBS,
pengutipan brondol, pemotongan dan
penyusunan pelepah serta pengangkutan dan penyusunan TBS ke tempat pengumpulan hasil. 3. Alat Dan Bahan Alat
: Dodos, gancu, angkong/kereta dorong, karung, egrek, tojok, dan tong/pelampung.
??
4. Prosedur Kerja a. Setiap
pemanen
mendapatkan
sejumlah
baris
tanaman
untuk
dilakukan panen. b. Jumlah baris yang ditentukan tergantung pada jaluran tanaman biasanya pemanen berjatah 8 jalur per orang ( 1 ancak ) c. Baris tanaman yang baru dapat diberikan kepada pemanen setelah baris tanaman yang diberikan telah dipanen sesuai dengan standar. d. Memotong buah menggunakan dodos, buah yang siap untuk di panen. e. Mengutip brondolan hasil rontokan bekas panen. f. Mengangkut hasil panen ke TPH g. Hasil dari pengangkutan meliputi pengumpulan brondolan dan tandan buah segar dari pohon tanaman sawit ke TPH , dan pengangkutan ke pabrik. h. Setelah dilakukan pemanenan, krani panen menghitung hasil buah yang telah dipanen oleh masing-masing pemanen, data yang dihitung adalah berapa jumlah Tandan Buah Segar (TBS), TBS tidak normal dan brondolan ). 5. Hasil Yang Dicapai Norma kerja panen yaitu 2 ha / 1 ancak / 1 orang dengan upah TBS yaitu Rp 150/kg tetapi jika TBS tidak memenuhi kriteria untuk diangkut upahnya yaitu Rp 50/TBS, upah untuk mengutip brondolan yaitu Rp 150/kg. Mahasiswa melakukan panen mulai jam 08.00 sampai jam 12.00 pagi, pemanen bisa mendapatkan 60 karyawan yang hadir 7 orang.
75 TBS/ orang. Jumlah
??
6. Pembahasan Untuk mencapai tujuan panen, kualitas dan kuntitas yang tinggi, maka pelaksanaan ketentuan panen mencakup sistem panen, rotasi panen, sapta panen serta pelaksanaan angkut dan pengolahan secepat mungkin. E.
Pengangkutan 1. Tujuan Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) beserta berondolannya dari Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) ke truk kemudian dibawa ke pabrik. 2. Dasar Teori Pengangkutan TBS dan brondolan dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan padahari itu juga setelah buah dipanen. Operasi peng angkutan saling mendukung dengan operasi panen dan pengolahan, karena sifat pengoprasiannya merupakan 3 sub sistem induk yai tu PanenAngkut-Olah. Buah yang sudah ada di TPH harus segera mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai bermalam di kebun akan menyebabkan Asam Lemak Bebas meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun (Fauzi, 2002). 3. Alat Alat
: Tojok, karung, pengaruk
4. Prosedur Kerja a. Pencatatan TBS di setiap TPH dilakukan oleh mandor angkut.
??
b. Pengangkutan buah dengan menggunakan tojok dengan cara dimasukkan ke dalam truk dan dicatat jumlah janjan yang dimuat dan yang afkir. c. Pengangkutan brondolan ke dalam truk tanpa disertai karung dan dicatat kilogram brondolan yang dimasukkan ke dalam truk. d. Setelah bak truk penuh, bak truk ditutup dengan menggunakan jaring penutup. 5. Hasil Yang Dicapai Norma kerja di perusahaan yaitu minimal 6 ton/HK untuk 2 orang dengan upah Rp 20.000/ton. Mahasiswa melakukan pengangkutan lansung di lapangan bersama dengan mandor 1 divisi 3. Selama pengangkutan mahasiswa berhasil mengangkut semua buah dan brondolan yang ada di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) ke truk, buah yang diangkut dari TPH ke truk ± 4 ton. 6. Pembahasan Buah harus segera mungkin diangkut ke pabrik pada hari panen. Tidak dibenarkan buah tertinggal atau bermalam di lapangan sampai 1 hari, hal ini mengakibatkan kualitas minyak akan rendah, buah yang diangkut ke pabrik harus bersih dan bebas kotoran, yang perlu diperhatikan adalah pencatatan buah yang terangkut dan yang afkir dan brondolan yang diangkut ke truk.
??
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
Kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit lainnya seperti pembukaan lahan, pembuatan tanggul, pembuatan draenase, pembuatan jalan, pembuatan pintu air, dan pembuatan tapak timbun dan pasar pikul, hanya diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan dan mendapat materi dari masing-masing kegitan tersebut dari perusahaan.
2.
Kegiatan praktek budidaya tanaman kelapa sawit yang dilakukan di lapangan selama Praktek Kerja Lapang di PT. Kintap Jaya Wattindo adalah sebagai berikut : penunasan, perawatan pasar pikul, panen, dan pengangkutan.
3.
Dari kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit yang belum dilaksanakan sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP) adalah perawatan Tanaman Menghasilkan (TM) dan panen
B. Saran Perusahaan
melakukan
pengawasan
lebih
maksimal
pelaksanaan SOP pada kegiatan perawatan TM dan panen.
terhadap
??
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. SOP PT. KJW. Anonim. 2010. Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Sop Bw Plantation Fadli LM, Sutarta, Darmosarkoro W, Purba P, Ginting NE . 2006. Panen Kelapa Sawit. Ppks Fauzi. 2002. Budidaya Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pahan I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agrabisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta. Pardamean. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun Dan Pabrik Kelapa Sawit. Pt. Agromedia Pustaka. Jakarta Pratama R 2015. Laporan Magang I Di PT. Subur Arum Makmur Ii Kecamatan Kunto Darusalam, Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau .Http://Www.Academia.Edu/19803207/Laporan_Magang_Kebun.Pdf. Diakses Tanggal 18 Mei 2016. Simangunsong Z. 2011. Konservasi Tanah Dan Air Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) PT Sari Lembah Subur, Pelalawan, Riau. Http://Dosen.Narotama.Ac.Id/Wp-Content/Uploads/2012/03/KonservasiTanah-Dan-Air-Pada-Perkebunan-Kelapa-Sawit-Elaeis-GuineensisJacq.-Pt-Sari-Lembah-Subur-Pelalawan-Riau.Pdf. Diakses Tanggal 18 Mei 2016.
??
LAMPIRAN
??
Lampiran 1. Peta Divisi PT. Kintap Jaya Wattindo Perkebunan Ranggang
??
>Aw Ð s?AY ??WGlA
??
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Kintap Jaya Wattindo
??
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang.
Gambar 1. Tanggul
Gambar 7. Saluran Induk
Gambar 2. Saluran Primer
??
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang.... (lanjutan )
Gambar 3. Saluran Sekunder
Gambar 4. Saluran Tersier
??
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang.... (lanjutan )
Gambar 5. Jalan Primer
Gambar 6. Jalan Koleksi
??
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang.... (lanjutan )
Gambar 7. Pintu Air
Gambar 8. Tapak Timbun
??
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang.... (lanjutan )
Gambar 9. Perawatan Jalan Pikul dengan cara kimia
Gambar 9. Pruning/Penunasan
??
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang.... (lanjutan )
Gambar 11. Potong Buah
Gambar 12. Pengangkutan