Menteri Perhubungan Republik Indonesia
PROGRAM KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM MENDUKUNG KONEKTIVITAS REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015-2019
Disampaikan Pada Acara Musrenbang Regional Kalimantan Tahun 2015 Jakarta, 24 Februari 2015
1
ASEAN CONNECTIVITY TANTANGAN
1
2
3
1
Konektivitas antara Indonesia dengan negara-lain ASEAN masih belum sepenuhnya terwujud
Penguatan konektivitas nasional harus diperkuat sejalan konektivitas ASEAN
Kompetensi Iptek, dan SDM nasional harus mampu bersaing dengan terhubungan dengan komunitas ASEAN
Pengembangan Konektivitas People to People Melalui program pertukaran, sertifikasi & standarisasi profesi, perumusan hak-hak pekerja asing dsb.
2
ARAH PERWUJUDAN
Pengembangan Konektivitas Kelembagaan ASEAN Melalui penguatan kapasitas kelembagaan, pembangunan sistem logistik yang efisien, & peningkatan fasilitas perdagangan
3
Pengembangan Konektivitas Transportasi Pengembangan konektivitas transportasi yang sejalan dengan MP3EI dan memperkuat konektivitas nasional. Pembangunan konektivitas transportasi yang diarahkan untuk mendorong pembangunan di wilayah timur Indonesia 2
KERANGKA PIKIR PEMBANGUNAN TRANSPORTASI 2015-2019 VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CITA ORIENTASI BARU PEMBANGUNAN NASIONAL
KONDISI/SITUASI 2015-2019 YANG HARUS DIPERHATIKAN Globalisasi memaksa adanya peningkatan daya saing ekonomi nasional dan juga daya saing industri jasa transportasi nasional Transformasi struktur perekonomian: • Dalam skala nasional: Booming kelas menengah • Dalam skala global: New Economic: industrial/ hard-core based economy akan digantikan knowledge, soft-core, and IT based economy Global Shifting: peralihan pusat ekonomi dari Barat ke Asia
1. Ketimpangan Antar Wilayah 2. UUD 1945 Pasal 33: Sumber Daya Alam untuk Kemakmuran Rakyat 3. Membangun dari Pinggir dan Desa 4. Menggerakkan sektor strategik ekonomi domestik: Technopark, KSPN 5. Pembangunan Nasional Ditunjang dari Pembangunan Daerah yang Berkualitas ISU STRATEGIS TRANSPORTASI
Penguatan Konektivitas Nasional untuk Seimbangkan Pembangunan
•
Kesenjangan ekonomi tetap lebar (index gini masih besar) • Kesenjangan antar wilayah tetap ada (Jawa vs Luar Jawa) Tingkat urbanisasi tetap tinggi, sementara kinerja transportasi perkotaan terus menurun Isu lingkungan, kemanusiaan dan ketahanan nasional semakin relevan
Pengembangan Sistem Transportasi Massal Perkotaan
KEBIJAKAN UTAMA & PRIORITAS PEMBANGUNAN
TARGET OUTCOME 2019
1
Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda dengan prioritas penguatan peran angkutan laut dan kereta api
Pangsa transportasi laut untuk angkutan barang 20%
2
Meningkatkan aksesibilitas transportasi untuk Kawasan Timur Indonesia, wilayah perdesaan, perbatasan, perdalaman, dan wilayah terluar.
Pangsa Kereta Api Penumpang 7,5% dan Barang 5%
3
Meningkatkan kapasitas dan kualitas lembaga penelitian dan pengembangan sumber daya manusia sebagai pusat alih teknologi, pengembangan logistik.
Kondisi mantap jalan nasional 100%
4
Pengembangan konektivitas untuk meningkatkan mobilitas perkotaan, mendukung pusat-pusat perekonomian nasional dan daerah dalam rangka pembangunan berkualitas.
5
Pengembangan terobosan skema pendanaan termasuk bank infrastruktur, DAK Transportasi, dan perluasan skema pembiayaan jalan daerah
Waktu tempuh rata-rata moda jalan 2,2 Jam/100 KM Biaya logistik menurun menjadi 20% trhdap PDB Pangsa Pasar Angkutan Umum 32% On time performance penerbangan 95%
3
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI TAHUN 2015-2019 Penguatan konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan Menjamin ketersediaan sarana dan prasarana transportasi dalam rangka mendukung pengembangan wilayah Pengembangan sistem transportasi massal yang ramah lingkungan
Pemenuhan pelayanan jasa transportasi sesuai dengan standar pelayanan minimum Peningkatan kontribusi Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dalam pembangunan infrastruktur transportasi
4
KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan KEBIJAKAN TRANSPORTASI 1 Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda. 2
Mempercepat pembangunan transportasi yang mendukung Sistem Logistik Nasional
3
Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan.
4
Membangun kaitan sistem dan jaringan transportasi dengan investasi untuk mendukung Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Komplek Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi.
5
Meningkatkan keselamatan, keamanan, dan kesadarana penyelenggaraan transportasi serta pertolongan dan penyelamatan korban kecelakaan transportasi. 5
STRATEGI PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RANGKA PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL 1
Pengembangan Sistem Transportasi yang Saling Terintegrasi Antar Moda dengan Pembangunan Terminal Terpadu Untuk Pelayanan Perpindahan Penumpang dan Barang Secara Cepat dan Nyaman.
2
Pembangunan Prasarana Transportasi Terutama Angkutan Laut Untuk Mendukung dan Berorientasi Kepada Fasilitasi Kebutuhan Distribusi Logistik Nasional.
3
Pembangunan Prasarana Transportasi di Daerah Terluar Terdalam dan Perbatasan Dengan Pembangunan Bandara dan Pelabuhan Serta Mengoptimal Subsidi Angkutan Perintis Untuk Daerah Tersebut.
4
Pembangunan dan Peningkatan Prasarana Transportasi yang Mendukung Pengembangan Industri dan Pariwisata Nasional Sesuai dengan RIPIN dan KSPN.
5
Pemenuhan terhadap standar keselamatan dan keamanan transportasi
6 Legend:
Konektivitas:
SKEMA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI 2015-2019 Besaran Investasi Sektor Transportasi 2015-2019 mencapai Rp. 1,298 trilyun dengan dominasi pada sektor laut yang mencapai Rp. 446 trilyun. Dengan terbatasnya ruang fiskal, diperkirakan kebutuhan investasi selama 5 tahun mendatang, hanya dapat ditutup kurang lebih 39% dari APBN dan BUMN, menyisakan gap pembiayaan sebesar Rp. 772 Triliun.
1,400.00
Investasi Swasta Murni
135.71 77.81
1,200.00
GAP
Terdapat GAP Pembiayaan Investasi sebesar Rp. 772 trilyun untuk periode 2015-2019
Peningkatan Peran BUMN
1,000.00
Rp. 1,298 T
Rp. 1,298 T
401.32
800.00 600.00 446.72
KPS
400.00
Pemerintah Rp. 552 T
Perkiraan Kemampuan Pendanaan APBN dan BUMN
200.00
Besaran Investasi
236.83
-
KA
Laut
Udara
Darat
Perkotaan
7
UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI Desentralisasi Fiskal Yang Efektif
Paket Undang-Undang Transportasi 1. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ 2. UU No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian 3. UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran 4. UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan
Membuka peluang desentralisasi fiskal di bidang transportasi sesuai kewenangannya
Kesiapan Pemprov/ Pemda/ Pemkot (mulai dari sistem sampai kondisi SDM penyelenggara transportasi)
8
Fungsi 1: Servicing/Derrived Demand/ Ship Follow the Trade
Fungsi 2: Promoting/Pully Supply/Trade Follow the Ship
Land Use
Daerah maju/berkembang
Daerah belum berkembang
Ekonomi
Tinggi/Marketable
Rendah/non-Marketable
Pendapatan Masyarakat
Tinggi
Rendah
Peluang Investasi
Swasta
Pemerintah
Tinggi (income Center)
Rendah (cost center)
Fasilitator (steering)
Pelaksana (rowing) : pembangunan, subsidi,
Fungsi Kondisi
Potensi PAD Peran Pemerintah
KETIMPANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Note :
Developed Area 10
Catatan : * Peringkat Ekonomi Indonesia di dunia : Tahun 2012 peringkat ke 16 Tahun 2014 peringkat ke 10
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI 2015-2019 (SECARA NASIONAL)
SKENARIO PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI 2015-2019 Infrastruktur yang dibangun yaitu 15 bandara dan 24 Pelabuhan
Malahayati
Miangas
Maratua Singkawang
Pohuwato Muara Teweh Tojo Una-Una
Enggano
Taria
Bagendang & Bumiharjo
Namniwel
Kenyam Aboy
Kertajati
Koroway Batu
Tj. Intan
Moa Lembar Baru
Pembangunan 15 Bandara baru Pengadaan 20 Pesawat Perintis Pengembangan Bandara untuk pelayanan Cargo Udara di 6 Lokasi
Pembangunan Jalur KA 3.258 km di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan terdiri dari: - KA Antar kota 2.159 km - KA Perkotaan 1.099 km
Pembangunan 24 Pelabuhan baru Pengadaan 26 Kapal Barang Perintis Pengadaan 2 Kapal Ternak Pengadaan 500 unit kapal Rakyat
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di 60 lokasi Pengadaan kapal penyeberangan perintis sebanyak 50 unit Pembangunan BRT di 29 kota Pembangunan angkutan massal cepat di kawasan perkotaan (6 Kota metropolitan, 17 Kota besar) 13
PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN
Pembangunan Angkutan Massal Cepat berbasis Rel : • MRT Jakarta (Utara –Selatan dan Barat - Timur) • Monorail dan Tram Surabaya • Monorail Bandung
Pengembangan Kereta Perkotaan di 9 Kota Metropolitan Yaitu : Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makasar.
Pengembangan BRT di 29 Kota Besar Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Solo, Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Gorontalo dan Ambon.
Ruas
Periode
Stasiun Pondok Jati – Rajawali
2014-2015
Pondok Jati – Manggarai
2015-2016
Rajawali – Kampung Bandan
2015-2016
Manggarai – Tanah Abang – Kampung Bandan
2015-2018
Komponen Pengembangan BRT Pembangunan jalur khusus bus Penngadaan armada bus Pembangunan halte Pembangunan sistem kontrol / ATCS Penyedian Subsidi Operasi Angkutan Umum Perkotaan 14
PEMBANGUNAN TOL LAUT DALAM MENDUKUNG POROS MARITIM
*angka belum termasuk pengembangan
Keterangan Program 24 Pelabuhan Strategis Short sea shipping Fasilitas kargo umum dan bulk Pengembangan pelabuhan non-komersil Pengembangan pelabuhan komersil lainnya Transportasi multimoda untuk mencapai pelabuhan Revitalisasi industri galangan kapal Kapal untuk 5 tahun ke depan Kapal patroli Total
Nilai (Rp.Milyar ) 243,696 7,500 40,615 198,100 41,500
Keterangan Termasuk pengerukan, pengembangan terminal kontainer, serta lahannya Kapal, pelabuhan Panjang, sumur, Bojanegara, Kendal, Pacitan, Cirebon Rencana induk pelabuhan nasional 1.481 pelabuhan 83 pelabuhan
50,000 Jalan akses, kereta pelabuhan, kereta pesisir. 10,800 12 galangan kapal Kapal container, barang perintis, bulk carrier, tug & barge, tanker, dan kapal 101,740 rakyat 15 6,048 Kapal patrol dari Kelas IA s/d V 699,999
Pembangunan Infrastruktur Mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dalam Destinasi Pariwisata Nasional DUKUNGAN LANJUTAN TERHADAP 16 KSPN PRIORITAS Sumatera
16 KSPN Prioritas
Jawa
Kalimantan Sulawesi
Bali-Nusa Tenggara
Papua-Kep. Maluku
Danau Toba, dskt
Kep. Seribu, dskt Kota Tua – Sunda Kelapa, dskt Borobudur, dskt Bromo – Tengger – Semeru, dskt Tanjung Puting, dskt Toraja, dskt Bunaken, dskt Wakatobi, dskt Kintamani-Danau Batur, dskt Menjangan-Pemuteran, dskt Kuta-Sanur-Nusa Dua, dskt Rinjani, dskt Pulau Komodo, dskt Ende-Kelimutu, dskt Raja Ampat, dskt
Proyek Strategis
• •
Rantauprapat - Gunung Tua - Padang Sidempuan- Sibolga Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi
• • •
Reaktivasi jalur KA antara Yogyakarta – Magelang & Magelang – Ambarawa Pembangunan Bandara Internasional di DI Yogyakarta Pembangunan Jalan Lingkar Probolinggo
• •
Pelebaran Jalan Sp. Meluang - Pelabuhan Derawan pelebaran jalan Lingkar Luar Kota Labuhan Bajo
• •
pembangunan jalan Toraja Pembangunan jalur KA antara Manado - Bitung
• • • • • •
Bandara Internasional Lombok Pembangunan dermaga kapal pesiar di Labuan Bajo, Pelabuhan Laut Pulau Komodo Pengembangan Dermaga Wisata di Rinca, Pengembangan Dermaga Wisata di Maumere Pengembangan Dermaga Wisata di Ende
Pengembangan Pelabuhan di Sorong dan Faspel Laut Arar
16
Pembangunan Infrastruktur Mendukung 13 Kawasan Industri di Luar Jawa Kebutuhan penanganan infrastruktur untuk mendukung 13 Kawasan Industri sebesar Rp.55,444.8 Triliun SEKTOR
INVESTASI
Bandara
8,200.00
Jalan
8,079.74
Kereta Api
10,085,00
Ketenagalistrikan
10,477.06
Pelabuhan
17,664.00
Sumber Daya AIR
939.00
Total SUMATERA 1. Kuala Tanjung Sumut 2. Seimangke – Sumut 3. Tanggamus Lampung KALIMANTAN 4. Batulicin – Kalsel 5. Ketapang - Kalbar 6. Landak - Kalbar;
55,444,80
PROYEK STRATEGIS Pelabuhan: Pembangunan Pel.Kualatanjung, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung, Makassar, Banjarmasin, Kupang dan Halmahera Tol: Pembangunan Jalan Tol Manado Bitung Jalan: Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin, Palu-Parigi, Lingkar Kupang, Jalan Susumuk-Bintuni Kereta Api: Pembangunan jalur KA antara Manado – Bitung, Sei Mangke – Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso – Tanjung Priok, DDT dan Elektrifikasi Manggarai–Bekasi -Cikarang, Lingkar Luar Kereta Api . Listrik: Pembangunan pembangkit listrik (PLTU Kualatanjung, Asahan 3, Pangkalan Susu, PLTU Palu, PLTA Poso, PLTMG Morowali, PLTU NTT-2 Kupang, PLTU Ketapang (FTP2), PLTG/MG Pontianak Peaker, PLTU Bengkayang, Parit Baru, Pulau Pisau, PLTA Konawe, PLTA/MH Morowali, Bantaeng dan PLTGU Tangguh. Bandara: Pengembangan Bandara Mutiara Palu, Eltari Kupang, Pengembangan, Halu Oleo Kendari. Sam Ratulangi Manado dan Bandara Syamsuddin NoorBanjarmasin
MALUKU 12. Buli, Halmahera Timur-MaluT PAPUA 13. Teluk Bintuni, Papua Barat
SULAWESI 7. Palu – Sulteng 8. Morowali - Sulteng 9. Bantaeng - Sulsel 10. Bitung – Sulut 11. Konawe – Sultra
17
PENGEMBANGAN TRANSPORTASI PENYEBERANGAN (KOMPLEMEN KONSEP TOL LAUT) Arah kebijakan pengembangan transportasi penyeberangan 2015-2019: •
Penyelesaian dan penguatan jalur lintas Sabuk Utara, Sabuk Tengah dan Sabuk Selatan serta poros penghubung.
•
Terobosan regulasi termasuk kebijakan pengadaan kapal oleh pemerintah dan pembentukan otorita pelabuhan.
Program Strategis dan Target: Koridor Penyebe rangan Sabuk Utara
Kondisi Saat ini dan Rencana Pembangunan
Keb. Biaya
•
Terdapat lintas yang belum terhubung yaitu: Tj. Pinang – Sintete, akan diselesaikan pada 20172019
Sabuk Tengah
Terdapat lintas yang belum terhubung: Wahai – Fak Fak, akan diselesaikan pada akhir tahun 2014. Akan dilakukan peningkatan layanan (pelabuhan dan kapal)
Sabuk Selatan
Telah terhubung sejak tahun 2013, akan dilakukan peningkatan layanan (pelabuhan dan kapal)
•
• Rp. 40 T
•
Pembangunan pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi Pembangunan kapal penyeberangan perintis 50 unit Pemisahan operator dan regulator (pembentukan Otorita Pelabuhan) Pembangunan kapal untuk mengatasi bottleneck pada lintas utama termasuk lintas Merak -Bakauheni (penyertaan modal pemerintah pada BUMN) 18
PEMBANGUNAN 31 BANDARA BARU DALAM MENDUKUNG KONEKTIVITAS NASIONAL
Murung Rawa Sitang Baru
Pohuwato
Miangas
Muara Teweh Baru
Singkawang
Koroway Batu
Siau Nabire Baru
Anambas
Tojo Una2
Kertajati
Segun
Taria
Morowali
Lamandali
Tambelan
Nduga
Maratua
Buntu Kunik
Kuffar-SBT
Namniwel Aboy
Enggano
Elelim Kiwirok Bawean
Pantar
Werur Moa
19
PEMBANGUNAN TRANSPORTASI UDARA DALAM MENDUKUNG KAWASAN PERBATASAN RENCANA PEMBANGUNAN BANDARA: No
KAWASAN PERBATASAN DENGAN NEGARA TETANGGA • Tersebar di 12 provinsi. • Kawasan perbatasan darat berada di 5 provinsi: Kalbar, Kaltim, Kaltara, Papua, dan NTT. • Kawasan perbatasan laut berada di 11 provinsi: Aceh, Sumut, Riau, Kepri, Kaltara, Sulut, Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua, dan Papua Barat. • Garis batas antara RI-Malaysia di Pulau Kalimantan terbentang sepanjang 2004 Km, antara RI-PNG di Papua sepanjang 107 km, dan antara RI-Timor Leste di NTTimur sepanjang 263,8 km.
Kegiatan
Lokasi
Keb. Biaya (Rp. Milyar)
1 Pengembangan Bandara Enggano
Bengkulu
95,000
2 Pengembangan Bandara Binaka Nias
Sumut
72,000
3 Pengembangan Bandara Juwata
Kaltara
85,000
4 Pengembangan Haliwen Atambua
NTT
38,000
5 Pengembangan Bandara Oksibil
Papua
47,000
6 Pengembangan Bandara Waris
Papua
54,000
7 Pembangunan Bandara Maratua
Kaltara
80,000
8 Pembangunan Bandara Miangas
Sulut
80,000
9 Pembangunan Bandara Moa
Maluku
100,000
10 Pembangunan Bandara Aboy
Papua
100,000
TOTAL
751,000
20
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENDUKUNG KAWASAN EKONOMI KHUSUS 1 7
8
5 6 2
3 4 1. KEK SEI MANGKEI
• Pelabuhan Kuala Tanjung • Bandara Kualanamu • Akses Jalan • Akses Jalur KA • Pembangkit Listrik
3. KEK TANJUNG LESUNG
• • • • • •
4. KEK MANDALIKA
2. KEK TANJUNG API-API
• Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II • Akses Jalan • Akses Jalur KA • Pembangkit Listrik
Pelabuhan Tanjung Priuk Bandara Banten Selatan Akses Jalan Akses ASDP Akses Jalur KA Pembangkit Listrik
• • • • • •
Bandara Int. Lombok Pelabuhan Lembar Baru Integrasi Moda Akses Jalan Akses Ferry Pembangkit Listrik
5. KEK MALOY BATUTA TRANS KALIMANTAN
• Pelabuhan Maloy • Akses Jalan • Pembangkit Listrik
7. KEK BITUNG
• Pelabuhan Hub Int. Bitung • Bandara Samratulangi • Akses Jalan • Akses Penyeberangan • Akses Kereta Api • Pembangkit Listrik
6. KEK PALU
• Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu • Pelabuhan Pantoloan • Akses Jalan • Akses Penyeberangan • Pembangkit Listrik
8. KEK MOROTAI
• • • • •
Pelabuhan Ternate Bandara Pitu Morotai Akses Jalan Akses Penyeberangan Pembangkit Listrik
21
DIPA SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 WILAYAH TENGAH (Provinsi Kalbar, Kalteng, Kalsel. Kaltim, Kaltara) Rp. (000)
NO.
PROVINSI
PAGU DIPA 2015
BELANJA INVESTASI PADA ALOKASI ANGGARAN TAHUN 2015
1
KALIMANTAN BARAT
544.000.148
473.294.082
2
KALIMANTAN TENGAH
832.494.516
758.516.368
3
KALIMANTAN SELATAN
311.209.807
245.878.763
4
KALIMANTAN TIMUR
734.106.622
607.592.453
5
KALIMANTAN UTARA
355.202.384
270.967.025
2.777.013.477
2.356.248.691
JUMLAH
22
LOKASI PEMBANGUNAN PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN BARAT Dermaga Penyeberangan Tebas Kuala
Dermaga Penyeberangan Tebas Kuala Der. Penyeb Sungai Tayan
PELABUHAN LAUT SINTETE
Der. Penyeb Sunyat
Dermaga Penyeb. Sintete (P) Der. Penyeb Pulau Ciremai
PANGSUMA
PELABUHAN LAUT PONTIANAK
TEBELIAN (+P) PELABUHAN LAUT PADANG TIKAR (+P)
NANGAPINO H
Der. Penyeb Teluk Malike Dermaga Sungai Durian (+P)
RAHADI OESMAN
Keterangan: Dermaga Penyeberangan
PELABUHAN LAUT KETAPANG
Kapal Penyeberangan Pelabuhan Laut Bandara (P) (+P)
Kegiatan APBN-P Kegiatan Reguler dan APBN-P
23
LOKASI PEMBANGUNAN SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
MURUNG RAYA Dermaga Sungai di Desa Mitak Kab. Sruyan BERINGIN TUMBANG SAMBA
KUALA KURUN
Dermaga KTM di Lamunti Dermaga Sungai Danau Mare
SANGGU Derm Sungai Petanak di Sei Kahayan (+P)
PELABUHAN LAUT SAMPIT PELABUHAN LAUT KUMAI
H. ASAN
ISKANDAR (+P) PELABUHAN LAUT TELUK SEGINTUNG (+P) KUALA PEMBUANG Dermaga Sungai di Kasongan Baru (+P)
Dermaga Sungai Mandomai TJILIKRIWU T
Keterangan: Dermaga
Jalan Masuk Pelabuhan Penyeb. Bahaur
Penyeberangan Kapal Penyeberangan Pelabuhan Laut
Dermaga Sungai RPM di Kec, Katingan Kuala (Der. Penggilingan Padi) (+P)
PELABUHAN LAUT BATANJUNG (+P)
Bandara (P)
Kegiatan APBN-P
(+P)
Kegiatan Reguler dan
24
LOKASI PEMBANGUNAN SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Dermaga Sungai di Banjaraya
Der. Penyeb Pulau Laut Timur Dermaga Sungai Kuripan
PELABUHAN LAUT SEBUKU (+P) GUSTI SJAMSIR ALAM
Dermaga Penyeberangan di Saka Kajang
PELABUHAN LAUT PALAIHARI (+P)
PELABUHAN LAUT MARABATUAN (+P)
PELABUHAN LAUT MATASIRI (P)
Pemb. Der. Penyeb P. Sebuku (+P)
25
LOKASI PEMBANGUNAN SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Derm. Penyeberangan Simanggaris
LONG APUNG (P)
TANJUNG SELOR (P)
MARATUA
PELABUHAN LAUT MALOI (CPO) DATA DAWAI Derm. Sungai Batu Dinding Kab. Kutai Barat
PELABUHAN LAUT SAMARINDA MELAK (+P)
Pengarah Arus Dermaga II Penajam
Keterangan: Dermaga Penyeberangan Kapal Penyeberangan Pelabuhan Laut Bandara (P) (+P)
Kegiatan APBN-P Kegiatan Reguler dan APBN-P
KALIMARAU PELABUHAN LAUT PALARAN (+P) TEMINDUNG PELABUHAN LAUT KUALA SEMBOJA (+P) OTBAN WIL. VII PELABUHAN LAUT PENAJAM PASER (+P) PELABUHAN LAUT TANAH GROGOT (+P)
Pengerukan Alur Penyeberangan Sungai Wain Balikpapan
Derm. Sungai Kunjang
26
LOKASI PEMBANGUNAN SEKTOR TRANSPORTASI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN UTARA PELABUHAN LAUT SEI NYAMUK NUNUKAN YUVAI SEMARING
MALINAU PELABUHAN LAUT TARAKAN
JUWATA
Speed Boat Mesin 200 PK GT. 2 Pel. Ferry Tarakan
TANJUNG HARAPAN LONG APUNG (+P)
Keterangan: Dermaga Penyeberangan
Kapal Penyeberangan Pelabuhan Laut Bandara (P) (+P)
Kegiatan APBN-P Kegiatan Reguler dan APBN-P
27
FOKUS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DI KALIMANTAN
FOKUS PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DI KALIMANTAN
Jangka Panjang
• Pengembangan Pelabuhan Pontianak, Sampit, Banjarmasin, Mekar Putih Kotabaru, Balikpapan sebagai Pelabuhan Utama (Rencana Induk Pelabuhan Nasional) • Pengembangan Bandara Balikpapan dengan hierarki pengumpul primer, pengembangan Bandara Supadio, Syamsuddin Noor dengan hierarki pengumpul sekunder & pengembangan Bandara Tjilik Riwut, Iskandar-Pangkalan Bun, Juwata dengan hierarki pengumpul tersier (Tatanan Kebandarudaraan Nasional) • Pengembangan trans-kalimantan railways, pada lintas Puruk Cahu – Bangkuang, Muara Wahau – Lubuk Tutung, Pontianak-Mempawah-Singkawang, Banjarmasin-Balikpapan & Banjarmasin-Palangkaraya (Rencana Induk Perkeretaapian Nasional) • Pengembangan BRT di Pontianak, Samarinda, Balikpapan • Pengembangan Pelabuhan Sintete, Kendawang, Sukadana, Tg. Satai, Telok Batang, Padang Tikar (Kalbar), Kumai, Segintung, Bantanjung, Pulang Pisau (Kalteng), Maratubatuan, Tanjung Baru/ Serongga, Pelaihari, Matasiri (Kalsel), Sei Nyamuk, Tg. Redep, Maloy, Palaran, Tanah Grogot, Kuala Samboja, Penajam Pasir (Kaltim),
Jangka Menengah/ Pendek
• Pengerukan alur/ kolam Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di perairan Kalimatan, khususnya pada ALKI II • Pengembangan Bandar Udara Pangsuma-Putusibau, Sintang Baru-Tebelian, SusiloSintang, Nangapinoh, Rahadi Usman-Ketapang (Kalbar), Tumbang Samba, Sanggu Buntok, Iskandar-Pangkalan Bun, Kuala Pembuang, H. Asan-Sampit, Beringin-Muara Teweh, Bandara Tjilik Riwut (Kalteng), Gusti Syamsir Alam-Kotabaru (Kalsel), Yuvai Semaring-Long Bawan, Malinau, Long Ampung, Dawai, Samarinda Baru, Nunukan, Juwata-Tarakan, Kalimarau-Berau (Kaltim), • Pengembangan fasilitas keselamatan penerbangan pada bandara-bandara di Kalimantan 29
PROFIL ALOKASI ANGGARAN SEKTOR TRANSPORTASI DI KALIMANTAN TAHUN 2013 - 2015 2,756,734,768,000
2,748,894,713,789
2,375,228,761,173 1,852,624,659,000 1,403,437,131,000
880,661,327,000
2010
2011
Alokasi Anggaran 2010
2012
Alokasi Anggaran 2011
2013
Alokasi Anggaran 2012
2014
Alokasi Anggaran 2013
2015
Alokasi Anggaran 2014
Alokasi Anggaran 2015
No
Unit Kerja
1.
KALIMANTAN BARAT
108.796.140.000
217.516.066.000
469.904.642.000
597.143.114.380
459.707.501.775
54.000.148.000
2.
KALIMANTAN TENGAH
259.860.868.000
460.667.023.000
477.150.276.000
667.791.627.000
557.033.811.908
819.431.020.000
3.
KALIMANTAN SELATAN
99.131.680.000
98.670.743.000
217.417.792.000
349.828.906.000
378.981.169.001
311.209.807.000
4.
KALIMANTAN TIMUR
412.872.639.000*
626.583.299.000*
688.151.949.000* 1.134.131.066.409*
979.506.278.489*
720.713.489.000
5.
KALIMANTAN UTARA Total
-
-
880.661.327.000 1.403.437.131.000
-
-
1.852.624.659.000 2.748.894.713.789
-
361.380.304.000
2.375.228.761.173 2.756.734.768.000
*) Catatan : Alokasi Anggaran di Kalimantan Utara masih digabung dengan Kalimantan Timur
30
PENUTUP 1.
Kementerian Perhubungan berkomitmen mendukung pembangunan infrastruktur transportasi sampai selesai (agar dapat segera dioperasikan).
2.
Dalam rangka mendukung pembangunan konektivitas infrastruktur transportasi di Kalimantan, Kementerian Perhubungan mengupayakan peningkatan alokasi pendanaan baik melalui APBN maupun pendanaan dari BUMN/ Swasta.
3.
Usulan baru pembangunan sarana/ prasarana transportasi harus memperhatikan dokumen perencanaan dan kelengkapan dokumen teknis, termasuk Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Kemenhub.
31
Kementerian Perhubungan
Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 8 Jakarta Pusat