Modul ke:
12
Program Dokumenter Drama
Fakultas
FIKOM Program Studi
Broadcasting
Andi Fachrudin, M.Si.
Program Dokumenter Drama Dokumentasi drama (drama dokumenter), yakni suatu film atau drama televisi yang mengangkat cerita berdasarkan kisah nyata. Genre film dokumenter yang beberapa bagian filmnya disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang mendetail. Doku-drama muncul sebagai jawaban atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi. Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik
Kreatifitas Program Doku-Drama Menentukan ide yang menarik dan bagus untuk diproduksi. Seorang play maker doku- drama harus berpikir peka terhadap kejadian disekelilingnya dikombinasikan dengan desk riset mencari dan melengkapi data-data melalui internet, buku-buku, arsip, perpustakaan dan lain sebagainya, agar menguasai benar seluk beluknya sebagai literatur/dasar kekuatan pengembangan ide yang akan dituangkan dalam bentuk cerita audio visual.
Kreatifitas Program Doku-Drama Membuat film statement, yaitu menuliskan konsep ide yang telah dikembangkan berdasarkan desk riset menjadi suatu ringkasan cerita terpenting. Menentukan sudut pandang (point of view) dari film yang menjadi fokus pengarapan treatment/outline, stucture sampai ke skenario cerita. Menentukan main character dari realita suatu peristiwa yang ingin dikemas dalam film.
Kreatifitas Program Doku-Drama • Membuat proposal yang menuangkan variable-variabel penting dari suatu film dokumenter drama yaitu; (film statement/synopsis, point of view, main character, perkiraan budget, target audien, production schedule) • Membuat plot cerita/alur cerita (introduction, sebab konflik, klimaks, akibat konflik, peleraian/penutup).
Kreatifitas Program Doku-Drama Membuat treatment atau outline. Outline disebut juga script dalam bahasa teknisnya. Script adalah cerita rekaan tentang film yang akan diproduksi. Script juga suatu gambar kerja keseluruhan dalam memproduksi film, jadi pekerjaan akan lebih terarah. Ada beberapa fungsi script. Pertama script adalah alat struktural dan organizing yang dapat dijadikan referensi dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi, dengan script produser/sutradara dapat mengkomunikasikan ide film ke seluruh kru produksi. Oleh karena itu script harus jelas dan imajinatif. Kedua, script penting untuk kerja juru kamera karena dengan membaca script juru kamera akan menangkap mood peristiwa ataupun masalah teknis yang berhubungan dengan kerjanya. Ketiga, script juga menjadi dasar kerja bagian produksi, karena dengan membaca script dapat diketahui kebutuhan dan yang kita butuhkan untuk memproduksi film. Keempat, script juga menjadi guide bagi editor karena dengan script, produser bisa memperlihatkan struktur flim yang akan diprooduksi. Kelima, dengan script akan diketahui. tokoh siapa saja yang akan diwawancarai dan dibutuhkan sebagai narasumber.
Kreatifitas Program Doku-Drama • Menentukan tokoh pemeran adegan berdasarkan alur cerita suatu kenyataan peristiwa. • Membuat naskah drama (skenario cerita) sesuai ketentuan yang berlaku dalam penulisan naskah cerita drama. • Pengkajian (suvervisi) penilaian naskah. • Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media (produser/sutradara senior). Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula?
Kreatifitas Program Doku-Drama • Produksi Dokumenter Drama (Prototipe). • Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (pengembangan ide, penjabaran naskah, pembuatan rancangan anggaran, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, pembuatan story board, membuat materi wawancara, penentuan shot yang baik, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), pasca-produksi (intinya adalah editing, logging gambar).
Kreatifitas Program Doku-Drama • Riset Program Testing. • Riset ini adalah uji coba dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens. • Revisi, setelah ada respon. Maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.
Terima Kasih Andi Fachrudin, MSi .