Modul ke:
NEW MEDIA & SOCIETY Perkembangan Media
Fakultas
FIKOM Program Studi
Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id
Rahmadya Putra Nugraha, M.Si
Media dalam Kehidupan Manusia Dewasa ini, media telah membuat perubahan besar pada kehidupan manusia dalam berbagai bentuk dan cara, seperti melalui kehadiran internet, saling terintegrasinya teknologi komunikasi, perubahan gaya hidup, perubahan regulasi, pergeseran isu-isu sosial hingga kekuatan dinamika baru dalam masyarakat. Media menginformasikan setiap perubahan yang terjadi dalam komunitas global tersebut.
Internet: media baru • Internet hampir selalu disinonimkan dengan konsep media baru. Faktanya berbagai aktivitas, dapat dilakukan dengan mudah lewat koneksi internet dan 75 % warga AS telah saling terhubungkan melalui web. • Hal tersebut dimungkinkan setelah adanya perkembangan teknologi komunikasi digital yang mampu mengkonversi suara, gambar dan teks kedalam format string elektronik yang bisa dibaca komputer. • Namun, untuk memahami pesan yang telah terkonversi dan ditransmisikan dalam format digital itu, data-data tersebut harus di kembalikan lagi kedalam format analog agar bisa difahami manusia.
Era digital • Komputer, internet, TV kabel dan media firm lainnya kini juga mulai saling menyatu, bermitra dan memasuki era bisnis baru. Misalnya Tribune Company yang mentransformasikan perusahaanya menjadi industri berita multi media yang mengkombinasikan koran, TV, kabel dan operasi internet disejumlah kota besar, raksasa software Microsoft Corp. • berinvestasi dalam industri mulai dari video game, penyiaran, TV kabel, satelit hingga penerbitan. Terobosan bisnis semacam itu sangat realistis ketika saluran-saluran komunikasi, semisal TV dan telepon, telah terintegrasi kedalam jaringan digital tunggal. • Media komunikasi yang konvergen itu telah memasuki tahapan baru yang disebut era digital.
Perubahan media • Perubahan media juga berdampak pada perubahan gaya hidup, pola konsumsi dan budaya suatu masyarakat pada suatu jaringan maya. • Darinya diperkenalkan gaya hidup baru mulai dari belanja, aktivitas perbankan hingga tuntunan spiritual bisa dilakukan secara on-line. • Karenanya perubahan media juga bisa diartikan sebagai lebih banyak pilihan hidup, pelayanan barang dan jasa yang lebih murah serta peningkatan kualitas hidup yang lebih baik. • Namun disaat yang sama, perubahan media juga berdampak pada terjadinya degradasi hubungan antarmanusia karena komunikasi tidak perlu lagi dilakukan secara langsung face to face.
Peluang karier • Perubahan media yang sangat cepat juga membuka peluang terciptanya lahan kerja baru dengan jenjang karier yang makin menjanjikan. • Pada dekade mendatang, jenis pekerjaan yang terkait dengan sektor informasi ini diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 20 persen. • Dengan semakin menjamurnya perusahaan-perusahaan multimedia internasional, berbagai organisasi dunia seperti WTO, PBB ataupun Persatuan Telkom Internasional (ITU) berupaya menciptakan perangkat aturan, seperti bagaimana mengatur isi siaran hingga bagaimana negara-negara berkembang memperluas akses internet bagi warganya.
MEDIAMORFOSIS • Berbicara tentang teknologi media baru, tak bisa dilepaskan dari konteks globalisasi. Globalisasi sebagai hasil perkembangan teknologi transportasi komunikasi dan informasi memungkinkan interaksi antara setiap orang di dunia lebih cepat dari masa-masa sebelumnya. • Era internet telah menjadi sebuah fenomena revolusioner pasca industri. Ia telah mampu membangun sebuah konektivitas yang masif, yang sebelumnya hampir tidak pernah dapat dibayangkan. Situasi ini telah disinggung oleh Thomas Friedman (2006) dalam bukunya The World Is Flat.
MEDIAMORFOSIS • Perkembangan teknologi mendorong proses yang disebut oleh Roger Fidler sebagai mediamorfosis. Mediamorfosis diartikan sebagai media komunikasi, yang biasanya ditimbulkan akibat hubungan timbal balik yang rumit antara berbagai kebutuhan yang dirasakan, tekanan persaingan dan politik, serta berbagai inovasi sosial dan teknologi (Fidler, 2003: 35). • Teknologi baru akan mampu mengakhiri masalah-masalah sosial dan mengarah pada pengembangan dunia sosial yang ideal. • Tetapi dalam jangka pendek, industrialisasi teknologi baru juga bisa menimbulkan masalah, antara lain eksploitasi besar pada para pekerja, polusi, dan kerusuhan sosial. Apalagi ketika masyarakat belum mampu mengadopsi suatu teknologi baru namun dipaksakan menerimanya.
Munculnya Belahan Sosial Baru • Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. • Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
• Kemunculan internet sebagai sebuah sistem yang masif, telah memberi konsekuensi pada berbagai segi. Jhon Naisbitt menaruh kepercayaan besar pada kemampuan teknologi informasi untuk membawa perubahan radikal dalam semua ranah, termasuk ekonomi. • Baginya, informasi memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan radikal dengan menciptakan kompleksitas dalam relasi sosial, ekonomi, maupun ranah-ranah lainnya (dalam Jatmiko, 2005: 25).
•
•
•
Munculnya masyarakat informasi yang mewujudkan belahan sosial (social cleavage) baru semakin memberi pengaruh terhadap kehidupan sosial di masyarakat. Kelompok ini didominasi oleh orang-orang muda yang menguasai informasi dan teknologi informasi, mereka tergabung dalam komunitas-komunitas virtual yang terkoneksi. Kemunculan media sosial seperti facebook, twitter, plurk, youtube, memberi kontribusi yang berarti pada pesatnya perkembangan dunia sosial tanpa batas tersebut. Pada akhir tahun 2010 saja, diprediksi ada sekitar 2 miliar orang yang terkoneksi oleh internet, 500 juta orang terdaftar sebagai pengguna facebook, dan yang paling mengejutkan, laju pertumbuhan pendaftar twitter tercatat sekitar 2,1 juta per minggu (Davies, dalam Ishak, 2011).
•
•
•
•
•
Masyarakat informasi menjadi individu yang memiliki sifat-sifat independen, kuat, berpengaruh, dan bekerja dalam prinsip-prinsip yang setara. Mereka memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan makin variatif. Kondisi ini melahirkan sebuah asumsi bahwa media sosial yang dijalankan oleh kelompok muda yang memiliki visi yang kuat telah berubah menjadi perangkat yang efisien, powerful, dan terbuka, yang dapat memfasilitasi berbagai pandangan dan kepentingan yang sebelumnya cukup tertutup. Kemunculan media sosial telah memberikan perubahan yang cukup drastis pada berbagai organisasi tradisional. Banyak organisasi bisnis, politik, sosial yang telah mengadaptasi media sosial sebagai bagian dari perangkat strategis internal organisasi (Rasha Proctor, 2011 dalam www.kompasiana.com). Media sosial tidak lagi dianggap sekadar fenomena interaksi (komunikasi) biasa, namun ia telah menjadi faktor determinan yang dianggap mampu mengubah lingkungan secara dramatis.
Internet dan Penciptaan Ruang Publik •
•
Kehadiran internet telah membuka ruang baru, yaitu sebuah “ruang imajiner” yang di dalamnya setiap orang dapat melakukan apa saja yang bisa dilakukan dalam kehidupan sosial sehari-hari dengan cara yang baru (Pialang, 2005: 7). Cara artifisial ini sangat mengandalkan peran teknologi, khususnya teknologi komputer dan informasi dalam mendefinisikan realitas, sehingga berbagai kegiatan yang dilakukan di dalamnya seperti bersenda gurau, berdebat, diskusi, bisnis, brainstorming, gosip, protes, kritik, bermain, bermesraan, bercinta, menciptakan karya seni, dapat dilakukan di dalam cyberspace (ruang publik tanpa batas).
•
•
•
Analisis Habermas, membayangkan masyarakat kompleks dewasa ini sebagai tiga komponen besar, yaitu: – sistem ekonomi pasar (kapitalisme), – sistem birokrasi (negara), – dan solidaritas sosial (masyarakat), lokus ruang publik politis terletak pada komponen solidaritas sosial (dalam Hardiman, 2006). Dia harus dibayangkan sebagai suatu ruang otonom yang membedakan diri, baik dari pasar maupun dari negara. Setidaknya dengan adanya era globalisasi dan demokratisasi, telah terbuka ruang-ruang umum yang bebas diakses oleh masyarakat umum. Dengan demikian seharusnya dengan terbukanya ruang publik tersebut, dapat dijadikan sarana untuk berkomunikasi untuk mendiskusikan atau menyelesaikan persoalan yang menyengkut hajat hidup orang banyak. Ruang-ruang tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan oleh seluruh elemen baik antar lembaga pemerintah maupun masyarakat sipil dan pemerintah. Kita harus bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mendukung demokratisasi dan kebaikan bersama.
• Masyarakat sipil tidak hanya sebagai aktor atau pelaku, tetapi mereka juga merupakan penghasil ruang publik politis itu sendiri. J.Cohen dan A. Arato, memberikan ciri ruang publik politis yang dihasilkan oleh masyarakat sipil yaitu: – pluralitas (seperti keluarga, kelompok nonformal, dan organisasi sukarela), – publisitas (seperti media massa dan institusi budaya), privasi (seperti moral dan pengembangan diri) – legalitas (struktur hukum dan hak-hak dasar). Itu artinya rakyat sipil bisa turut aktif dalam menciptakan ruang publik politis tersebut untuk menyuarakan opini, saran, maupun kritik terhadap sistem politik yang sedang berjalan.
Terima Kasih Rahmadya Putra Nugraha, M.Si