Modul ke:
Fakultas
FIKOM Program Studi
Public Relations www.mercubuana.ac.id
PROFESSIONAL IMAGE Kompetensi komunikasi PR: Motivasi yang positif dan membangun komunikasi efektif dua arah dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom
Pendahuluan Professional Image Modul -2 Syerli Haryati, S.S. M.Ikom
[email protected]
Landasan Etika Profesional • Corporate image building harus dimulai dari self image building seorang PR. • Sikap dan perilaku etis seorang PR harus tercermin terlebih dahulu dalam diri seorang PR yang professional. • Praktisi PR harus menjadi panutan yang baik bagi seluruh anggota perusahaan. • DO WHAT YOU WANT FROM OTHERS DO TO YOU.
Kemampuan etis yang harus dimiliki PR: 1. Kesadaran etis sebagai landasan moralitas utama dengan memperhatikan kepentingan profesi secara obyektif 2. Berpikir secara etis dalam mempertimbangkan tindakan profesi dalam mengambil keputusan harus berdasarkan pertimbangan rasional, obyektif dan penuh dengan integritas pribadi serta tanggung jawab tinggi.
3. Perilaku secara etis yaitu memiliki perilaku, sikap, etika moral dan tata karma (etiket) yang baik (good moral and good manner) dalam bergaul atau berhubungan dengan pihak lain . Memperhatikan hak-hak pihak lain dengan menghormati pendapat atau menghargai martabat orang lain. 4. kepemimpinan yang etis (ethical leadership) yaitu kemampuan jiwa kepemimpinan yang mengayomi, membimbing dan membina pihak lain, termasuk menghargai pendapat dan kritikan dari orang lain demi tercapainya tujuan dan kepentingan bersama.
Etika Umum dan Khusus seorang PR 1. Good Communicator for internal and external public. 2. Berlandaskan pada kejujuran dan integritas yang tinggi . 3. Mendorong (memotivasi) kepada bawahan atau karyawan tentang sense of belonging dan sense of wanted pada perusahaannya. (Bawahan/karyawan merasa diakui dan dibutuhkan oleh organisasi)
4. Menjaga etika sehari-hari dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan seluruh anggota organisasi 5. Menyampaikan informasi-informasi penting kepada anggota dan kelompok yang berkepentingan 6. Menghormati prinsip-prinsip rasa hormat terhadap nilai-nilai manusia 7. Menguasai teknik dan cara penanggulangan kasuskasus sehingga dapat memberikan keputusan dan pertimbangan secara bijaksana
8. Menjunjung tinggi batas-batas moralitas dalam menjalankan profesinya 9. Memiliki dedikasi dalam profesinya. 10. Mematuhi kode etik perhumas
Pembentukan Etis TUGAS Apakah saya melakukan hal yang benar dan tidak merugikan orang lain? Diri Publik Organisasi Masyarakat NIAT Apakah saya berjalan sesuai Dengan niat yang baik secara Moral?
MARTABAT & KEHORMATAN Apakah saya memperlakukan orang lain dengan rasa hormat dan bermartabat?
Motivasi Positif dalam Corporate Image Building Motivasi didefinisikan sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Menurut KBBI, Motivasi adalah usaha yg dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu krn ingin mencapai tujuan yg dikehendakinya atau mendapat kepuasan dng perbuatannya.
• Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Motif juga diartikan sebagai daya gerak yang mendorong
• Praktisi PR harus mampu mendorong (memotivasi) kepada bawahan atau karyawan tentang sense of belonging dan sense of wanted pada perusahaannya. (membuat bawahan / karyawan merasa diakui / dibutuhkan). • Karyawan sebagai modal/aset perusahaan (Human Capital)
• Praktisi PR bertugas membangun budaya perusahaan dan iklim perusahaan yang kondusif. • Praktisi PR harus menunjukkan itikad baik perusahaan yang diwakilinya dalam berkomunikasi dengan publik-publiknya.
• Secara internal, praktisi PR bukan hanya mengkomunikasikan visi, misi dan tujuan perusahaan tetapi harus mampu menampung dan meneruskan segala harapan, keinginan dan aspirasi karyawan kepada organisasi melalui komunikasi kebawah maupun komunikasi ke atas. • Organisasi harus memiliki niat baik (itikad baik) untuk memberikan ganjaran berupa pujian, kenaikan gaji, kenaikan jabatan, bonus dsb kepada karyawan yang telah menunjukan prestasi kerjanya.
Motivasi Positif PR dalam membangun citra korporat: 1. Memotivasi karyawan tentang pentingnya pembentukan citra dan reputasi perusahaan bagi keberlangsungan usaha dan untuk memenangi persaingan. 2. Mengkomunikasikan tujuan dari pembentukan citra perusahaan kepada seluruh anggota perusahaan. Jika tujuan perusahaan tercapai maka tujuan individu pun dapat tercapai.
3. Memberikan kesadaran bahwa pembentukan citra perusahaan yang positif akan menciptakan rasa bangga, rasa memiliki dan motivasi yang kuat untuk bekerja lebih baik lagi. 4. Citra perusahaan yang terbentuk dapat mendorong terciptanya reputasi perusahaan. Oleh karenanya, reputasi perusahaan harus dijaga dan dipertahankan dengan cara membangun citra secara kontinyu dan konsisten. 5. Pembentukan citra perlu dukungan dari segenap anggota perusahaan.
Komunikasi Efektif dalam Corporate Image Building • Komunikasi yang dilakukan praktisi PR: 1. Komunikasi Transedental 2. Komunikasi Organisasi 3. Komunikasi Interpersonal
Hal yang perlu diperhatikan dalam membangun komunikasi efektif
1. Niat baik melandasi kerja dan program kerja seorang PR berdasarkan kepribadian dan keyakinan serta kepercayaan terhadap Tuhan YME. (melakukan komunikasi transedental) • Komunikasi transedental dilakukan untuk meyakinkan diri terhadap apa yang dilakukan PR sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan sebagai Manusia beriman. 2. Self Image (citra diri) Citra diri dibangun dari konsepsi diri yang artinya sebagai pandangan dan perasaan kita tentang diri kita sendiri yang bersifat psikologi, sosial dan fisis.
3. Memahami fungsi dan tujuan komunikasi dan alur komunikasi di dalam konteks organisasi secara formal. Komunikasi dalam organisasi bertujuan: 1. Menetapkan dan menyampaikan tujuan perusahaan. 2. Mengembangkan perencanaan agar karyawan berprestasi. 3. Mengorganisir manusia dan sumber daya dengan cara efisien dan efektif.
4. Menyeleksi, mengembangkan serta menilai anggota organisasi. 5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang mendukung. 6. Mengawasi pelaksanaan. (Harold Koontz)
Ciri Komunikasi karyawan yang efektif dalam organisasi akan berkembang dalam iklim yang jujur dan dan dapat di percaya antara lain: 1. Adanya keyakinan dan kepercayaan antara karyawan dan atasan. 2. Informasi yang jujur dan transparan bebas mengalir keatas, ke bawah dan ke samping di dalam organisasi. 3. Status dan partisipasi yang memuaskan untuk setiap orang.
4. Kontinuitas kerja tanpa perselisihan. 5. Lingkungan kerja yang sehat dan aman. 6. Keberhasilan usaha. 7. Optimisme tentang masa depan.
3. Melakukan Komunikasi antar pribadi yang efektif (Efektivitas Komunikasi interpersonal) Komunikasi efektif diartikan Pesan komunikasi diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan secara sukarela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003)
Fungsi Komunikasi Interpersonal yang Efektif • Menyampaikan pesan/informasi • Mengubah sikap dan perilaku • Pemecahan masalah hubungan • Membangun citra diri • Jalan Menuju Sukses • Membentuk dan menjaga hubungan baik
Lima Hukum Komunikasi Efektif • Respect • Empathy • Audible • Clarity • Humble
Faktor Efektivitas Komunikasi Interpersonal: 1. Faktor dari aspek Komunikator: • Kredibilitas, kewibawaan • Daya tarik: fisik maupun non fisik • Kemampuan intelektual • Integritas atau keterpaduan dan perilaku sehari-hari • keterpercayaan
• Kepekaan sosial • Kematangan tingkat emosional • Berorientasi pada kondisi psikologis komunikan. • Komunikator harus bersikap supel, ramah dan tegas.
2. Faktor dari aspek Komunikan a. Kecakapan komunikan dalam menerima dan memahami pesan dari komunikator. b. Pengetahuan komunikan c. Komunikan harus bersikap ramah, supel, pandai bergaul agar komunikasi lancar. d. Komunikan harus memhami dengan siapa ia berbicara. e. Komunikan bersikap bersahabat dengan komunikator.
3. Faktor dari Aspek Isi pesan a. Pesan yang menarik perhatian komunikan b. Bahasa dan kata yang digunakan harus dipahami oleh komunikan c. Pesan yang jelas sesuai dengan situasi dan kondisi komunikasi d. Pesan tidak menimbulkan multi interpretasi atau penafsiran yang berlainan. e. Menyediakan informasi yang praktis f. Pesan berdasarkan fakta bukan kesan yang lebih indah dari aslinya.
Faktor-faktor penghambat komunikasi efektif: 1. Ucapan yang tidak bersahabat 2. Penggunaan bahasa yang tidak sopan. 3. Bahasa Tubuh yang tidak sesuai dengan ucapan 4. Latar belakang pendidikan dan budaya yang berbeda.
Hambatan komunikasi yang efektif: 1. Kurangnya informasi atau pengetahuan publik 2. Tidak dapat memilih serta menjelaskan prioritas 3. Tidak Mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan komunikator 4. Tidak memahami pesan yang disampaikan 5. Adanya prasangka buruk (prejudice) dan curiga diantara pelaku komunikasi
6. Tidak memahami kebutuhan orang lain tentang pesan apa yang ingin diketahuinya 7. Terlalu cepat memberikan persepsi (penilaian) dan mengambil kesimpulan 8. Kehilangan kesabaran dalam berkomunikasi 9. Waktu yang tidak memadai untuk berkomunikasi 10. Suasana hati yang buruk
Efektivitas Komunikasi Verbal terutama dalam presentasi, berdasarkan riset(Mechribian dan Ferris) menunjukkan keberhasilan informasi: • 55 % ditentukan oleh bahasa tubuh (body language), postur, isyarat dan kontak mata. • 38% ditentukan oleh nada suara • 7% ditentukan oleh kata-kata
Terima Kasih Syerli Haryati, S.S. M.Ikom