Modul ke:
PROFESSIONAL IMAGE Budaya Kerja Humas yang Efektif
Fakultas
FIKOM Program Studi
Public Relations www.mercubuana.ac.id
Syerli Haryati, S.S. M.Ikom
Pendahuluan Professional Image Modul - 10 Syerli Haryati, S.S. M.Ikom
[email protected]
Pengertian Budaya Perusahaan/Organisasi • Stephen P. Robbins mendefinisikan budaya organisasi yaitu: sebagai sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggotanya untuk membedakan organisasi itu dengan organisasi lainnya.
Stephen Robbins (2006) ia mengajukan beberapa hal yang menjadi fungsi dan peran budaya organisasi: (1). budaya organisasi bisa menjadi pembeda yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. (2).Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi/perusahaan.
(3).budaya organisasi mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan individual seseorang. (4). Budaya orgnisasi merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi/perusahaan itu dengan memberikan standa-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
(5). Budaya organisasi menjadi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan sebagai anggota organisasi. • Proses pembentukan budaya perusahaan tidaklah sama untuk setiap perusahaan.
• Budaya perusahan adalah satu set nilai, penuntun kepercayaan akan suatu hal, pengertian dan cara berpikir yang dipertemukan oleh para anggota organisasi dan diterima oleh anggota baru seutuhnya. (Edgar H. Schein) • Tujuannya adalah melengkapi para anggota dengan rasa (identitas) organisasi dan menimbulkan komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi.
Kaitan budaya perusahaan dengan Misi • Nilai-nilai itu harus tercermin sebagai standar perilaku sehari-hari dari setiap anggota perusahaan. • Budaya perusahaan merupakan penjabaran dari pernyataan misi sebuah perusahaan sehingga seluruh anggota perusahaan dapat bekerja menyesuaikan perilakunya di tempat kerja untuk mewujudkan misi perusahaan.
• Pernyataaan misi perusahaan diartikan sebagai pemaparan secara tertulis tentang hakekat dan keberadaan perusahaan dan tujuan yang ingin diraihnya. • Pernyataan Misi untuk meningkatkan kesadaran bagi seluruh anggota perusahaan atas tugas yang harus mereka emban yaitu kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam perusahaan
Budaya perusahaan memiliki dua lapisan 1. Lapisan pertama, lapisan yang umumnya mudah dapat dilihat dan sering dianggap mewakili budaya perusahaan secara menyeluruh (visible Artifacts) terdiri dari cara orang berperilaku, berbicara dan berdandan. Termasuk symbol-simbol yang dipakai, kegiatan protokoler (seremonia) dan ceritacerita yang sering dibicarakan oleh para anggotanya sebagai sebuah identitas
2 Lapisan kedua yang dalam itulah sesungguhnya disebut budaya. Terdiri dari nilai-nilai pokok, filosofi, asumsi, kepercayaan dan proses berpikir dalam perusahaan. Tingkat ini mempunyai arti penting dalam kepemimpinan, dan nilai-nilai ini harus ditanamkan pada diri setiap anggota organisasi. 3. Lapisan Ketiga, yang disebut dengan underlying assumption yang berkaitan dengan keyakinan, Persepsi, pemikiran dan keterikatan perasaan terhadap organisasi.
Manfaat adanya budaya perusahaan 1. Meningkatkan produktivitas karyawan 2. Membuka seluruh jaringan komunikasi di dalam perusahaan 3. adanya keterbukaan 4. Menciptakan kebersamaan 5. Mendorong kerja tim 6. Menciptakan hubungan yang berdasarkan kekeluargaan dengan hubungan yang terbangun secara akrab
7. Dapat menemukan kesalahan dan segera melakukan perbaikan 8. cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan atau perubahan lingkungan dari luar. 9. Meningkatkan kedisiplinan
Proses Pembentukan Budaya perusahaan Manajemen Puncak
Filosofi Pendirinya
Kriteria Seleksi
Budaya perusahaan
Sosialisasi
Proses pembentukan budaya perusahan terjadi dalam tiga cara yaitu: 1. Nilai-nilai yang dianut oleh para pendirinya. 2. Para pendiri perusahaan akan mengindoktrinasi dan mensosialisasikan cara mereka berperilaku dan cara mengekspresikan perasaan mereka. 3. Peilaku pendiri itu sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan mengidentifikasi diri dan menginternalisasikan keyakinan,nilai dan asumsi-asumsi para pendirinya.
Penjelasannya: • Budaya perusahaan dibangun dan dipertahankan oleh pendirinya berdasarkan filosofi atau pandangan hidup para pendirinya. • budaya ini sangat mempengaruhi criteria yang digunakan dalam mempekerjakan karyawan. • Para pendiri perusahaan akan melakukan proses seleksi yaitu mengidentifikasikan dan memperkerjakan individu-individu yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan melakukan pekerjaan dengan sukses di dalam
• Nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh manajemen menjadi nilai-nilai yang dianut bersama dan diikuti oleh seluruh anggota organisasi. • Para manajer akan menegakkan nilai-nilai atau norma-norma kerja bersama serta mensosialisasikannya terutama kepada karyawan-karyawan baru
• Sosialisasi nilai-nilai bersama pada karyawan baru agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya. Sosialisasi ini melalui 3 tahapan: 1. Pra kedatangan. Tahap ini, individu memiliki nilai, sikap dan harapannya dan proses seleksi akan memberitahukan apa yang menjadi nilai sikap dan harapannya organisasi terhadap karyawan baru.
2. Tahap Keterlibatan. • Apabila nilai, sikap dan harapan individu mendekati nilai, sikap dan harapan organisasi, maka individu akan melakukan peneguhan. • Apabila antara nilai, sikap dan harapan individu berbeda dengan nilai, sikap dan harapan organisasi maka individu akan melakukan pemisahan atau penyesuaian mana saja nilai, sikap dan harapan yang lebih cocok atau disukai oleh organisasi
3. Tahap perubahan. Pada tahap ini terjadi perubahan terhadap serangkaian keyakinan dan kepercayaannya terhadap nilai-nilai atau perilaku yang menjadi kepribadiannya. dengan kepribadian perusahaan yang diwujudkan dalam budaya perusahaan.
Menciptakan Budaya Organisasi yang Etis 1. Jadilah model yang kelihatan. Perilaku manajemen puncak akan menjadi tolok ukur yang dilihat oleh karyawan dalam merancang perilaku yang tepat di lingkungan kerja. 2. Komunikasikanlah harapan etis. Organisasi menciptakan dan menyebarkan kode etik organisasi sebagai nilai-nilai, normanorma,keyakinan, kepercayaan dan kaidah etis dalam berperilaku
3. Berikanlah pelatihan etis untuk mendorong standar perilaku organisasi, mengklarifikasi perilaku mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan kemungkinan terjadinya dilema etis. 4, Berikanlah imbalan secara terang-terangan terhadap tindakan etis dan berikan hukuman terhadap perilaku yang tidak etis.
5. Sediakanlah mekanisme yang bersifat melindungi karyawan dalam membahas persoalan dilema etis dan melaporkan perilaku yang tidak etis tanpa takut ditegur bahkan dipecat.
Budaya Kerja • Pengertian budaya kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, yang tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai “kerja” atau “bekerja”
• Budaya kerja organisasi adalah manajemen yang meliputi pengembangan, perencanaan, produksi dan pelayanan suatu produk yang berkualitas dalam arti optimal, ekonomis dan memuaskan.
Budaya kerja akan: 1. Meningkatkan kualitas pekerjanya 2. Mendorong prestasi kerja 3. Butuh proses panjang dalam mengubah nilainilai lama menjadi nilai-nilai baru 4. Wahana budaya kerja adalah produktivitas berupa perilaku kerja seperti kerja keras, ulet, disiplin, produktif, tanggung jawab, motivasi, manfaat, kreatif, dinamik, konsekuen, konsisten, responsif, mandiri dsb
• Budaya kerja dibagi menjadi: 1. Sikap terhadap pekerjaan yaitu kesukaan akan bekerja, memperoleh kepuasan atas pekerjaannya, menyadari bahwa bekerja dapat membantu kelangsungan hidupnya. 2. Perilaku waktu berkerja seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab, berhati-hati, teliti, cermat, memiliki kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan kewajibannya, suka membantu sesama karyawan, terampil dalam bekerja dsb
Manfaat Budaya kerja 1. Menjamin hasil kerja dengan kualitas yang baik 2. Membuka seluruh jaringan komunikasi, keterbukaan, kebersamaan, kegotong royongan, kekeluargaan, cepat menyesuaikan diri dari perkembangan atau perubahan lingkungan dan menemukan kesalahan untuk segera diperbaiki. 3. untuk mengubah sikap dan perilaku karyawan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja, untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.
Membangun budaya kerja efektif melalui manner yang positif • Keberhasilan suatu perusahaan tidak sematamata ditentukan oleh kehebatan perusahaan dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip manajemen tetapi juga ditentukan oleh faktor lain yaitu adanya budaya kerja.
• Budaya kerja dapat menjadi perekat diantara anggota perusahaan dan meningkatkan komitmen mereka terhadap tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Budaya perusahaan ini selanjutnya akan terwujud melalui manner yang positif • Manner diartikan sebagai a way of acting or behaving atau suatu cara bertindak dan bertingkah laku.
Manner yang positif terlihat dari: • cara karyawan atau seluruh anggota perusahan melaksanakan pekerjaan yang ditugaskannya • cara mengambil keputusan • bekerjasama dalam tim kerja • perilaku dalam berbicara, bergaul, berhadapan dengan pimpinan perusahaan, manajer, rekan sekerja dan klien
• cara berpakaian yang pantas di dalam kantor • cara berhias diri • cara berbicara di depan umum • Manner yang baik memperhatikan etiket/tata krama dalam pergaulan, mana yang pantas dilakukan dan tidak pantas untuk dilakukan di dalam perusahaan
Membangun budaya kerja melalui kepemimpinan yang positif • Budaya perusahaan yang kuat didukung oleh berbagai faktor-faktor diantaranya leadership atau kepemimpinan. • Kepemimpinan diartikan sebagai penyelesaian pekerjaan melalui orang atau kelompok dan kinerja manajer tergantung pada kemampuannya mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya
• Melalui pemimpin inilah, nilai-nilai budaya suatu perusahaan disosialisasikan, ditransformasikan kepada karyawan serta memastikan nilai-nilai itu bukan saja diterima melainkan dilaksanakan oleh seluruh anggota perusahaan. • Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, semakin tinggi nilai-nilai kepemimpinan maka kinerja karyawan semakin tinggi.
• Keberhasilan organisasi ditentukan oleh nilainilai yang tertanam dalam organisasi. • Karakteristik organisasi yang unggul terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan prestasi kerja karyawan
• Seorang pemimpin harus mampu menginspirasi , membangkitkan komitmen, motivasi dan optimisme dalam melaksanakan pekerjaan serta menumbuhkan atmosfir kerjasama , kegairahan kerja yang dapat mempengaruhi perilaku bawahannyauntuk mencapai tujuan organisasi.
• Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja (operating style) atau cara bekerjasama dengan orang lain yang konsisten. Gaya Kerja berkaitan dengan: • apa yang dikatakannya (bahasa) • apa yang diperbuatnya (tindakan) • Cara seseorang berbicara kepada yang lainnya • cara seseorang bersikap di depan orang lain
• Gaya kepemimpinan ialah pola perilaku yang akan ditunjukkan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain atau karyawan. • Pola perilaku tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, seperti nilai-nilai, asumsi, persepsi, harapan maupun sikap yang ada dalam diri pemimpin.
Peran Kepemimpinan terhadap budaya perusahaan: 1. memberikan teladan dalam menegakkan nilainilai bersama yang dirumuskan sebagai budaya perusahaan kepada karyawannya. 2. mentransformasikan dan mensosialisasikan nilai-nilai tersebut sehingga meningkatkan kesadaran diantara para anggota perusahaan untuk bersama-sama menjunjung tinggi nilai bersama tersebut.
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF • • • • • • • •
Mampu memutuskan/memecahkan masalah Mampu merencanakan/menetapkan prioritas Mampu memotivasi bawahannya Mampu berkomunikasi dengan baik Mampu melakukan presentasi/pidato Mampu mengajar/mentransfer pengetahuanN Mampu menangani konflik Mampu membimbing
CIRI-CIRI PEMIMPIN YANG EFEKTIF: Memiliki pengetahuan luas Sehat jasmani dan rohani Memiliki semangat dan energik Mampu mengendalikan emosi Memiliki kemampuan analisa yang tinggi Memiliki antusiasme kerja yang tinggi Bersikap obyektif dalam memperlakukan bawahannya • Mampu mempersuasif dan mengedukasi bawahannya • • • • • • •
• Memiliki kemampuan untuk mengemukakan ide, gagasan dan pendapat dengan baik • Tidak cepat putus asa dalam menghadapi suatu masalah • Berani mengambil keputusan dan menghadapi resiko • Memiliki rasa percaya diri • Memiliki kepribadian yang layak diteladani • Mampu berperan sebagai atasan, guru, bapak dan penasehat bagi bawahannya
Terima Kasih Syerli Haryati, S.S. M.Ikom