Modul ke:
PROFESSIONAL IMAGE Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara
Fakultas
FIKOM Program Studi
Public Relations www.mercubuana.ac.id
Syerli Haryati, S.S. M.Ikom
Pendahuluan Professional Image Modul - 14 Syerli Haryati, S.S. M.Ikom
[email protected]
Etiket Berbicara di Depan Umum • Kemampuan berbicara sangat penting dalam hidup sehari-hari. • Efektifitas komunikasi dengan orang lain, selain dipengaruhi oleh kualitas pesan yang kita sampaikan juga dipengaruhi oleh cara kita berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain. • Kemampuan berkomunikasi juga mencerminkan kepribadian seseorang.
• Hasil penelitian menyebutkan: Kita menggunakan kurang lebih waktu kita: 45% untuk mendengarkan 30% untuk berbicara 16% untuk membaca 9% untuk menulis
8 langkah bicara dengan efektif 1. Rangkai kata-kata dengan baik. Gunakan tutur bahasa yang pantas dan sopan. Basa-basi seperlunya dapat dilakukan untuk mencairkan suasana. 2. Sesuaikan volume suara ketika berbicara. Anda tidak perlu bicara keras-keras bila duduk berdekatan dengan lawan bicara Anda , bukan?
3. Perhatikan nada suara. Jika nada suara Anda datar dan monoton akan membuat lawan bicara Anda beralih dari pembicaraan karena bosan mendengarkan Anda berbicara. 4. Sesuaikan kecepatan dengan gaya berbicara. Jangan berbicara terlalu cepat di depan umum karena dapat membuat pesan Anda tidak dimengerti orang
5. Perhatikan siapa yang Anda ajak bicara, dalam suasana apa, materinya apa dst. Ini penting terutama bila berkaitan dengan pekerjaan. Ingat bahwa komunikasi mengandung dua dimensi yaitu dimensi isi (apa yang dikatakan orang) dan dimensi hubungan (siapa yang mengatakan pesan)
6. Perhatikan sikap duduk, berdiri, pandangan mata. Meski sepele, tetapi efeknya sangat besar! Misalnya, sungguh tidak sopan jika pandangan Anda tidak tertuju kepada lawan bicara Anda. Bisa saja Anda dianggap tidak suka atau meremehkan lawan bicara Anda.
7. Gerak tangan dan tubuh serta ekspresi wajah yang tepat dapat membantu Anda menyampaikan maksud dari pesan Anda. 8. Bila Anda sedang tidak berbicara di depan umum, lakukan pembicaraan dua arah . Berbagai argumen yang muncul diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan positif.
• Selalu diingat! Selalu jaga sopan santun dalam berkomunikasi baik secara tatap muka maupun melalui media termasuk new media (sosial media). Jika Anda berada dalam lingkungan yang belum Anda kenal atau baru, maka tak usah langsung banyak bicara. Baca suasana, tunggu ada jeda, baru masuk dalam pembicaraan secara perlahan tanpa memotong pembicaraan yang ada.
Bicara di depan Umum 1. Persiapkan dan kuasai materi pembicaraan sebaik mungkin. Materi perlu dipersiapkan dengan matang agar sistematis, tidak berteletele, tidak menyimpang dan menarik minat orang untuk mendengarnya. Anda perlu menguasai materi sebaik mungkin agar Anda bisa menyampaikannya dengan penuh keyakinan. Anda pun akan siap untuk menjawab pertanyaan dan menanggapi sanggahan pendengar Anda dengan baik.
2. Persiapan Mental dan latihan untuk mengatasi demam panggung. Manfaatkan kekuatan imajinasi untuk membayangkan saatsaat Anda berdiri di hadapan orang banyak. Tidak jadi masalah kalau Anda merasa gugup dan tegang. Tapi jangan berhenti sampai disitu, bayangkan juga bagaimana pada akhirnya Anda dapat mengendalikan perasaan dan tampil dengan penuh percaya diri. Semakin sering Anda melakukanhal ni, semakin baik persiapan mental Anda.
3. Pusatkan pandangan Anda kepada para pendengar Anda. Bila mata Anda tidak tertuju pada mereka, mereka bisa menilai Anda sebagai pembicara yang tidak percaya diri, gugup dan malu-malu. Pembicara yang baik biasanya memandang beberapa saat ke satu arah sebelum beralih ke arah yang lain.
4. Perhatikanlah suara Anda. Anda perlu bicara dengan suara yang mantap dan melafalkan setiap kata dengan jelas. Peranan suara sangat vital dan sangat mempengaruhi kualitas pembicaraan Anda. Materi yang baik dan sikap yang tepat perlu diimbangi dengan suara yang jelas dan enak didengar.
5. Usahakan agar pembicaraan Anda komunikatif. Sebaiknya Anda tidak menggunakan bahasa yang asing atau istilahistilah yang tidak dikenal oleh sebagian pendengar Anda agar pesan yang Anda sampaikan dapat diterima dan dimengerti dengan mudah
6. Buatlah pembicaraan Anda semenarik mungkin. Berilah contoh yang mudah dimengerti, kisah nyata, ilustrasi dan humor yang sesuai dengan topik pembicaraan. Anda juga perlu bersikap kritis pada diri sendiri agar semua bumbu penyedap itu membuat pembicaraan jadi menarik, bukan sebaliknya malah kehilangan arah dan menyimpang dari topik pembicaraan.
7. Perlakukan pendengar-pendengar Anda dengan penuh rasa hormat. Bila Anda memancarkan sikap bersahabat, umumnya mereka akan memberikan respon yang bersahabat juga.
8. Sesuaikan gaya bicara Anda dengan situasi dan pendengar Anda. 9. Tingkatkan terus kemampuan Anda. Pelajarilah kelemahan dan kesalahan Anda dari kaset atau video rekaman penampilan Anda. 10. Perhatikan penampilan fisik Anda. Penampilan yang bersih dan rapi akan memberikan kesan yang baik. 11.Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada hadirin atau pendengar atas perhatian dan kesediaannya mendengarkan dengan baik
Etiket dalam Wawancara Anda pasti pernah berada dalam situasi wawancara baik wawancara kerja maupun sebagai narasumber media. • Terkadang, Anda grogi saat diwawancarai sehingga Anda lupa memperhatikan etika Anda di depan pewawancara. • Bersikaplah tenang, duduk dengan tidak menyandarkan diri di kursi, melainkan duduk tegak dengan tangan diatas pangkuan.
• Saat berbicara, gunakan menyebut kata “saya” ketimbang “aku” dalam menjawab pertanyaan. • Jangan masuk ke ruang wawancara dengan mulut asyik mengunyah sesuatu misal permen. Ini akan menimbulkan kesan Anda tidak serius.
Hal yang perlu diperhatikan dalam etiket wawancara 1. Percaya Diri. Masuk lah ke ruangan wawancara dengan sikap yakin, jabat tangan pewawancara dengan rasa penuh percaya diri, senyum ramah dan penuh semangat. 2. Jabat erat. Jabat tangan dengan erat dan kuat sehingga memberi kesan percaya diri dan sejajar. 3. Tatap wajah atau mata si pewawancara. Perhatikan dengan seksama apa yang dikatakan dan ditanyakan pewawancara
4. Jaga Sikap. Posisi duduk tegap, cara bertatapan muka dan bagaimana seharusnya menjawab pertanyaan akan mencerminkan kepribadian serta rasa percaya diri Anda. 5. Jangan bersidekap. Hal ini menyiratkan sikap tertutup, cenderung ingin membela diri dan tidak kooperatif. Gunakan tangan Anda untuk mengutarakan atau menerangkan sesuatu ketika sedang berbicara.
6. Kontak mata. Pandanglah pewawancara dengan pandangan yang tegas namun lembut, jangan menghindari bertatapan mata apalagi menunduk, membuang muka. Tunjukkan ekspresi tubuh yang menyiratkan ketertarikan dan perhatian Anda terhadap apa yang ditanyakan pewawancara.
7. Aturlah posisi duduk yang nyaman. Jangan terlalu sering mengubah posisi karena berkalikali mengubah posisi hanya menggambarkan sikap gelisah dan tidak dapat dipercaya. 8. Kontrol Suara. Hindari berbicara terlalu pelan dan lemah atau terlalu cepat dan terbata-bata. 9. Jaga performa atau penampilan diri saat wawancara. 10. Datang tepat waktu.
11. Bersikap sopan dan ramah 12. Berilah salam ketika datang dan selesai wawancara. Bersikaplah santun ketika hendak memulai dan mengakhiri wawancara.
Hal yang perlu diperhatikan saat wawancara dengan media 1. Upayakan membaca situasi. Anda harus tetap focus pada pesan/gagasan inti yang akan Anda sampaikan meskipun pewawancara membelokan pertanyaan pada hal-hal lain. 2. Apabila ada fakta yang menyudutkan Anda maka tetap bersikap tenang dan cepat kuasai diri Anda mencoba memberi penjelasan.
3. Jangan biarkan pewawancara memotong pembicaraan Anda. Hal ini akan membuat Anda kehilangan focus terhadap jawaban apa yang akan Anda sampaikan. Jika menghadapi situasi seperti itu maka bicaralah dengan suara yang tetap tenang namun tegas pada pewawancara bahwa….”biarkan/izinkan saya untuk menuntaskan penjelasan atau pembicaraan saya.”
4. Koreksi pernyataan pewawancara yang tidak benar. 5. Jangan menggunakan istilah teknis atau yang sulit dimengerti 6. Jangan membela diri karena hanya akan mempermalukan diri Anda sendiri dihadapan kamera dan audiens. 7. Jangan mengulangi kata yang tidak perlu. Misalnya: “Baiklah….’ Saya pikir, nampaknya, saya yakin dsb.
8. Jika ada pertanyaan yang membuat Anda terkejut, jangan mengatakan “ Masa sih?”, “Apa iya demikian”, “benarkah?”. Katakan saja apa adanya bahwa hingga saat ini saya belum mendapat informasi tersebut. Tapi setelah saya mengetahuinya, saya segera memberikan informasi yang sebenarnya kepada rekan media.
11. Hindari jeda yang terlalu lama karena terkesan Anda sedang mengarang cerita bohong. 12. Jangan mengalihkan pembicaraan. 13. Jika pewawancara mengulangi pernyataan Anda dengan bahasanya sendiri, pastikan maknanya sama dengan yang Anda ucapkan. 14. Persiapkan diri Anda dalam melihat tayangan-tayangan yang mengejutkan biarkan penonton mengetahui kejutan-kejutan yang ada.
15. Tetap fokus & berpikir positif, bersikap tenang, jangan terpancing emosi, dan bicara tegas namun sopan selama wawancara berlangsung. 16. Kata Terakhir yang disampaikan oleh pewawancara biasanya merupakan suatu kesimpulan dari wawancara tersebut. Apabila kata terakhir yang diucapkan pewawancara keliru maka tunjukan ketidaksetujuan Anda dengan cepat.
9. Jangan terlalu banyak bicara dan keluar konteks pembicaraan. Tetaplah fokus pada tema wawancara dan jangan terlena dengan gaya wawancara yang sengaja membiarkan narasumber untuk terus berbicara. 10. Hindari kata , “ehm…,er, well, karena ini menimbulkan ketidakyakinan penonton.
Membangun Hubungan /Keakraban dengan orang lain • Keakraban akan terbangun jika lawan komunikasi merasa dimengerti/diperhatikan, disambut baik, merasa penting dan merasa aman dan nyaman ketika berkomunikasi dengan Anda.
langkah2 untuk membangun keakraban : 1. Tersenyumlah. 2. Sebutkan nama, jika kita sudah mengenal nama lawan bicara. 3. Ucapkan salam. 4. Mulailah pembicaraan pada hal-hal yang ringan terlebih untuk menimbulkan perasaan aman dan nyaman lawan bicara kita ketika berkomunikasi
5. Jagalah jarak nyaman bagi lawan komunikasi kita. Jarak 1 meter merupakan jarak yaitu kedekatan yang telah terjalin sebelumnya. 6. Jadilah pendengar yang baik apa yang dikatakan lawan bicara kita. 7. Berusalah cari persamaan antara Anda sebagai komunikator dengan komunikan. Keakraban lebih mudah terjalin jika terdapat kesamaan antara komunikator dan komunikan.
Terima Kasih Syerli Haryati, S.S. M.Ikom