MODUL PERKULIAHAN
ETIK UMB Etiket dalam Pergaulan (3) Fakultas
Program Studi
Ilmu Komputer
Sistem Informasi
Tatap Muka
10
Abstrak Ini
Kode MK
Disusun Oleh
A21311EL
Yani Pratomo, S.S, M.Si.
Kompetensi
adalah
bagian
ketiga
atau Pada pertemuan sebelum ini, kita
terakhir dari rangkaian bahasan telah tentang
Etiket
dalam
membahas
Bergaul. Bergaul
dengan
Etiket
dalam
menguraikan
Dalam melakukan pergaulan, kita Makna Etiket dalam Pergaulan, harus mempertimbangkan adanya Manfaat Pemahaman Keterampilan aturan-aturan atau norma-norma Etiket yang
berlaku,
ketidakseimbangan
sehingga Ruang dapat
dalam
Pergaulan,
Lingkup
kita Pergaulan.
Salah
serta
Etiket
dalam
satu
ruang
hindari demi menjaga harmonisasi lingkup yang telah dibahas lebih dalam pergaulan. Bagian Pertama dalam adalah bahasan dasar. Sedangkan kedua
di bagian pertama dan adalah
bagian kedua dan ketiga adalah Berkomunikasi, bahasan
tentang
detail
lingkup Etiket Pergaulan.
Etiket
dalam
Etiket
dalam
ruang bertingkah-laku, dan Etiket dalam Berbusana.
Etiket Saat Bepergian (dalam Perjalanan) Meskipun teknologi komunikasi telah maju sangat pesat, sehingga dengan mudah kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang berada di lokasi yang jauh dari posisi kita, namun kenyataannya perjalanan untuk tatap muka tetap kita butuhkan. Perjalanan kita perlukan untuk menemui keluarga kita yang berjauhan, menemui teman atau sahabat kita, melakukan perniagaan (bisnis), hingga pelancongan ke tempat lain. Perjalanan menyebabkan adanya interaksi antara diri orang yang melakukan perjalanan dengan orang lain dan lingkungan selama perjalanan berlangsung hingga di lokasi tujuan, lalu kembali lagi ke tempat asal si pelaku perjalanan.
Selama waktu
perjalanan, banyak interaksi yang terjadi, sehingga dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan (skill) dalam hal etiket pergaulan. Pembicaraan mengenai Etiket dalam Perjalanan meliputi: hal-hal yang perlu dipersiapkan atau dilakukan sebelum perjalanan, etiket dalam menggunakan transportasi pribadi dan umum; etiket saat menginap di rumah orang lain; etiket menginap di hotel/penginapan; perihal membeli oleh-oleh; etiket dalam perjalanan ibadah; dan etiket dalam melakukan perjalanan ke daerah lain maupun ke luar negeri. Banyak hal yang bisa kita persiapkan sebelum mulai melakukan perjalanan. Yang jelas, jangan sampai kita tidak melakukan persiapan apa pun. Semakin jauh perjalanan yang kita lakukan dan semakin lama waktu yang kita habiskan dalam perjalanan akan dibutuhkan persiapan yang semakin lama dan “matang”.
Bila kita akan bepergian ke
tempat yang baru pertama kali kita kunjungi, maka kita harus melakukan persiapan yang lebih baik dibandingkan bila kita akan mengunjungi tempat yang sudah pernah atau sering kita datangi. Berikut ini beberapa catatan mengenai hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum bepergian: 1. Pelajari betul lokasi tujuan yang akan Anda datangi.
Pahami perbedaan waktu di
tempat tujuan, pelajari peta lokasi tujuan, perhatikan perbedaan cuaca atau iklim, pelajari perbedaan budaya yang ada (bahasa/sapaan/ungkapan-ungkapan penting, kebiasaan sehari-hari, hingga cara berpakaian), dan makanan di daerah tujuan. 2. Persiapkan barang bawaan penting Anda.
Buatlah daftar (list) barang bawaan.
Simpan daftar tersebut, sehingga itu menjadi acuan saat Anda harus kembali memeriksa barang bawaan saat pulang.
Mintalah pendapat pasangan atau orang
terdekat Anda, apakah daftar tersebut sudah sesuai untuk kebutuhan Anda selama
‘15
2
Etik UMB (Modul 10) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
perjalanan dan selama di tempat tujuan. Hindari membawa barang-barang yang tidak sungguh-sungguh diperlukan, karena itu akan membebani diri Anda sendiri.
Beri
ruang dalam tas atau koper Anda untuk kemungkinan Anda membawa barang lebih banyak atau berat saat kembali, seperti pakaian kotor dan oleh-oleh. Jangan lupa bawa obat-obatan dan perlengkapan khusus yang Anda perlukan sehari-hari. 3. Pastikan tiket perjalanan, sertifikat akomodasi, identitas diri (KTP/SIM/Paspor) aman dalam genggaman Anda. Bila Anda menggunakan tiket pesawat udara, pastikan tiket telah Anda terbitkan (issued) dengan benar.
Bila perlu, lakukan online checking,
sehingga Anda cukup membantu proses kelancaran di bandar udara 4. Beri informasi pada orang-orang terdekat Anda, bahwa Anda akan melakukan perjalanan (berpamitan). Tidak ada 100% jaminan bahwa kita pasti akan kembali dari perjalanan. Oleh sebab itu, hubungi orang tua, suami/istri, anak-anak Anda bahwa Anda akan bepergian. Mintalah doa pada mereka untuk keselamatan Anda. Bila Anda bertanggungjawab pada keluarga yang Anda tinggal pergi, maka beri juga bekal secukupnya untuk mereka di rumah. Sebaliknya, bila Anda belum “berdiri sendiri”, mungkin Anda yang akan diberi bekal oleh mereka. 5. Berdoalah untuk keselamatan dalam perjalanan Anda. Pastikan bahwa kewajibankewajiban yang bisa Anda selesaikan, telah Anda selesaikan sebelum berangkat.
Di dalam perjalanan, baik itu menggunakan alat transportasi pribadi (mobil atau motor) maupun alat transportasi umum (pesawat udara, kereta, bus, atau kapal laut) kita juga tidak akan terlepas dari urusan etiket. Bahkan dalam berkendaraan, etiket pada umumnya telah meningkat statusnya, bukan saja menjadi sebuah etika, melainkan telah menjadi Peraturan atau bahkan Undang Undang Lalu Lintas. Sudah barang tentu Undang Undang memiliki konsekuensi kuat berat sangsi terhadap para pelanggarnya. Oleh sebab itu, berhati-hatilah saat berkendaraan dan ikuti Peratruran atau Undang Undang LaluLintas, sehingga bukan saja kita terhindar dari sangsi sebagai pelanggar lalu-lintas, melainkan kita juga akan lebih berpeluang terhindar dari kecelakaan lalu-lintas, karena pada umumnya kecelakaan lalu-lintas diawali dengan terjadinya pelanggaran lalu-lintas. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus atau wajib kita perhatikan terkait sikap kita dalam berkendaraan: 1. Taati seluruh aturan lalu-lintas yang berlaku, mulai dari kelengkapan kendaraan (lampu lengkap, kaca spion, nomor plat kendaraan yang jelas, dan lain sebagainya); kelengkapan dokumen berkendaraan (SIM dan STNK) ; kelengkapan busana (misalkan harus pakai helm, jaket, sarung tangan, dan lainnya) ; serta ketaatan pada ramburambu lalu-lintas.
‘15
3
Etik UMB (Modul 10) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
2. Tidak
melakukan tindakan yang membahayakan saat berkendaraan, seperti:
menggunakan telepon seluler, menonton televisi, merokok, bercanda berlebihan, atau mengantuk. 3. Selalu memberikan tanda atau kode yang benar dan jelas saat berhenti, berbelok, dan menyalip. 4. Tidak berhenti atau berbelok mendadak tanpa sebab yang jelas, sehingga membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya. 5. Bersikap mengalah bila ada kendaraan lain yang ingin menyalip atau melintas di depan kita.
Mengalah dan bersabar adalah sikap yang utama.
Bila semua pengendara
bersikap seperti ini, maka sikap sopan-santun tercipta di jalan raya dan angka kecelakaan akan menurun. 6. Atur kecepatan kendaraan sesuai aturan, tidak melebihi batas kecepatan atau pun berjalan terlalu lamban.
Kecepatan tinggi menjadi salah satu penyebab banyak
terjadinya kecelakaan, karena dalam kecepatan tinggi kendaraan akan lebih sulit untuk dikontrol. 7. Kendaraan roda empat pribadi pada umumnya harus mengalah terhadap: kendaraan yang berjalan di atas rel (kereta), kendaraan yang berukuran lebih besar, kendaraan roda dua, kendaraan bersirine, dan pejalan kaki. 8. Berdoalah saat mulai berkendaraan untuk keselamatan Anda dan orang-orang yang ikut serta dengan Anda, serta untuk perlindungan pada keluarga yang Anda tinggalkan.
Selanjutnya, coba perhatikan juga beberapa etika naik kendaraan umum, baik itu moda transportasi darat, udara, dan laut: 1.
Budayakan berdisiplin dalam antrian. Ikuti petunjuk antrian maupun pengaturan dari petugas di lapangan. Semakin kita tertib dan rapi, maka proses akan berjalan lebih cepat. Dalam kondisi berebut, maka proses semakin lambat dan menyakitkan.
2.
Dahulukan penumpang yang turun, karena bila penumpang baru memaksa naik lebih dulu, maka kemacetan di pintu kendaraan akan terjadi.
3.
Berdoalah untuk keselamatan Anda dalam perjalanan dan perlindungan pada keluarga yang Anda tinggalkan.
4.
Untuk kendaraan dengan pintu di sebelah kiri (biasanya mobil atau bus di Indonesia memiliki pintu di kiri dan setir di kanan), maka naiklah menggunakan kaki kanan lebih dulu dan turun dengan kaki kiri. Sebaliknya bila pintu di kanan (misalkan kereta api), maka naiklah dengan kaki kiri dan turun dengan kaki kanan lebih dulu.
5.
Bila tampak penumpang banyak dan kendaraan akan penuh, maka begitu masuk kendaraan, segera isi bagian dalam lebih dulu agar tidak terjadi kemacetan di pintu.
6. ‘15
Dahulukan orang sakit, orang tua, anak-anak, dan ibu hamil untuk duduk.
4
Etik UMB (Modul 10) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
7.
Letakkan barang di tempat yang disediakan, seperti bagasi kargo atau bagasi kabin. Bila Anda hanya bawa barang kecil, maka peganglah atau letakkan di bawah, jangan letakkan di kursi atau tempat di mana orang lain tidak bisa duduk atau merasa sempit.
8.
Jangan menurunkan sandaran kursi terlalu jauh, karena ini akan mengganggu penumpang lain di belakang kita.
9.
Siapkan uang tunai pas atau karcis atau bukti boarding di tangan atau kantung baju atas agar cepat dan mudah diperiksa oleh petugas.
10. Jangan berteriak atau berbicara keras di dalam kabin penumpang. 11. Bila Anda menggunakan toilet umum di dalam kendaraan, bersikaplah efisien, jangan banyak membuang-buang air dan jangan terlalu lama di dalamnya. 12. Perhatikan ketentuan-ketentuan khas dalam kendaraan, seperti larangan merokok dan larangan membuang ludah.
Di dalam angkutan massal berpendingin (Bus
Transjakarta, Jabodetabek Commuter Line, Singapore MRT, Hong Kong MTR, dll.) penumpang juga dilarang makan, minum, membawa makanan dengan bau menyengat, hingga menggunakan minyak angin yang menyengat.
Setelah tiba di tempat tujuan, maka beberapa hal perlu diperhatikan juga demi keamanan dan kenyamanan bersama: 1.
Siapkan dokumen-dokumen yang harus ditunjukkan segera, seperti paspor/visa, kartu tanda pengenal, hingga potongan tiket atau boarding pass bila diperlukan.
2.
Periksa dengan teliti barang bawaan kita, agar tidak ada yang tertinggal. Bila bagasi kita letakkan di bagasi kargo, maka jangan lupa untuk melakukan klaim atau pengambilan bagasi di lokasi yang ditentukan.
3.
Segera keluar dari terminal kedatangan agar tidak terjadi penumpukan massa di dalam terminal dan agar penjemput kita (bila ada penjemput) tidak menunggu terlalu lama. Bila Anda merasa ingin buang air, segera ke toilet secara tertib.
4.
Setelah urusan-urusan di atas selesai, Anda bisa mulai memberi kabar pada pihak yang akan Anda temui di tempat tujuan, lalu memberi kabar keluarga utama atau pihak yang mengutus Anda bepergian, bahwa Anda telah tiba di tempat tujuan.
5.
Besyukurlah atas keselamatan yang telah Anda dapatkan dalam perjalanan. Selanjutnya, mulai fokus dan berkonsentrasilah untuk kelancaran segala urusanurusan Anda di tempat tujuan, hingga akhirnya Anda dapat menyelesaikannya semua dengan baik dan kembali ke rumah dengan selamat.
6.
Susunlah daftar orang-orang yang akan Anda belikan “buah tangan” (oleh-oleh), agar Anda tidak bingung saat berbelanja dan agar tidak terjadi pemborosan atau belanja yang berlebihan.
‘15
5
Etik UMB (Modul 10) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12.1 Ilustrasi Penumpang yang Menaiki Bus Umum secara tertib
Etiket dalam Kehidupan Kampus Pengajar (Dosen) ataupun Siswa Perguruan Tinggi dianggap sebagai kalangan yang berkesempatan menikmati pendidikan tinggi dan berhak menyandang predikat sebagai kalangan intelek atau kalangan terdidik. Salah satu ciri penting kalangan terdidik adalah paham etika dan senantiasa bersikap santun. Bila hal ini tidak dapat ditunjukkan oleh dosen/mahasiswa/mahasiswi/civitas akademika, maka predikat intelektual pada diri mereka akan sangat diragukan.
Bila ini terjadi, maka kehebatan dan kepintaran
dosen/mahasiswa/mahasiswi/civitas akademika dalam penguasaan materi ilmu lainnya menjadi kurang bermanfaat, mengingat penguasaan akan soft skill etika/etiket dalam pergaulan seringkali menjadi indikator utama intelektualitas seseorang. Berikut ini sejumlah hal umum yang perlu diperhatikan dalam pergaulan atau interaksi di kampus perguruan tinggu bagi seluruh civitas akademika perguruan tinggi: 1.
Perhatikan aturan-aturan etis tertulis (Code of Ethic) yang ada di kampus, baik itu yang dibagikan tertuils dalam bentuk buku, kertas selebaran, maupun laman situs web kampus. Biasanya ada hal-hal umum maupun khusus dalam aturan-aturan etis yang tertulis.
‘15
6
Etik UMB (Modul 10) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
2.
Bila terjadi perbedaan penafsiran atau pelanggaran etika, maka biasanya hal tersebut dapat diadukan pada Badan Etika Kampus maupun perangkat kampus, seperti Rektorat, Dekanat, hingga Pengelola Program Studi.
3.
Ingat bahwa peraturan resmi biasanya berisi konsekuensi sangsi bagi para pelanggarnya, mulai dari sangsi peringatan, pengurangan nilai, ketidaklulusan, denda, hingga pemecatan dari keanggotaan kampus.
4.
Berlaku sopan dan santun dalam hal berbicara, menulis, menyampaikan pendapat, bersikap, dan berbusana di lingkungan kampus atau pun juga di luar kampus. Dalam hal berbicara/menulis/berpendapat, budayakanlah diskusi dan dialog dengan caracara yang sopan dan saling menghormati. Mahasiswa yang pada umumnya adalah kalangan muda cenderung memiliki semangat dan sekaligus emosi yang meluap-luap dan lepas dari kesopanan. Di lain pihak, dosen seringkali merasa berkuasa, merasa lebih pintar, merasa lebih senior, sehingga muncul kesombongan yang berujung pelecehan pada pihak lain.
Dalam hal berbusana, jagalah penampilan dengan
busana yang sopan sesuai aturan agama dan adat ketimuran yang senantiasa menutup aurat atau bagian-bagian tubuh yang sensitif.
Hindari juga pemakaian
busana yang terkesan mewah, warna yang terlalu mencolok, hingga busana dengan gambar atau tulisan-tulisan provokatif. Untuk lebih lengkapnya, silahkan buka bab sebelum ini pada bagian etiket berbusana. 5.
Hindari sikap yang membawa malu atau citra buruk pada diri sendiri yang pada akhirnya juga menyebabkan buruknya citra kampus.
6.
Jagalah kebersihan kelas dan seluruh sisi kampus. tempat-tempat yang ditentukan.
Buang selalu sampah pada
Jangan merokok di sembarang tempat, karena
umumnya lingkungan kampus adalah lingkungan bersih dari asap dan abu rokok. Bersikaplah bersih pada saat menggunakan toilet maupun makan di kantin. Hindari makan dan minum di dalam kelas, kecuali diizinkan dan jangan membuang sampah bekas makanan/minuman sembarangan di dalam kelas. 7.
Jadikan kejujuran sebagai prinsip hidup. Hindari kecurangan-kecurangan dalam ujian maupun pemberian nilai.
Hindari mencontek atau memberi dan mencari bocoran
jawaban soal-soal ujian. Hargai karya orang lain dan ikuti aturan-aturan mengutip karya atau pendapat orang lain. 8.
Hormati dosen atau pembicara dalam perkuliahan maupun forum diskusi. Jangan membuat diskusi atau berbicara dengan rekan Anda saat ada pembicara formal di
‘15
7
Etik UMB (Modul 10) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
depan Anda.
Matikan alat komunikasi dan jangan melakukan interaksi dengan
telepon seluler Anda saat dosen sedang berbicara atau Anda dalam forum diskusi. 9.
Hindari upaya menyuap atau memberi gratifikasi kepada dosen atau petugas kampus untuk mendapat nilai bagus, mendapat kelulusan, atau kemudahan-kemudahan lainnya. Gratifikasi pada umumnya secara tegas dilarang di lingkungan kampus.
10. Bekerja keras dalam menyelesaikan tugas kuliah dan masa kuliah secepat mungkin, serta untuk mendapatkan hasil dan prestasi yang terbaik. 11. Saling membantu atau tolong-menolong dalam kebaikan dan menjaga citra baik perguruan tinggi dan orang-orang yang berada di dalamnya. 12. Menggunakan simbol-simbol (lambang) institusi dengan cara yang benar. 13. Meskipun telah lulus, Anda akan selamanya menyandang nama perguruan tinggi Anda. Sehingga bila Anda berprestasi di masyarakat, citra perguruan tinggi Anda akan ikut terangkat.
Sebaliknya, bila Anda membuat aib di masyarakat (berbuat
korupsi, melakukan tindakan asusila, hingga berbuat kriminal lainnya), maka perguruan tinggi Anda juga akan ikut menanggung beban citra buruk itu. Bila citra kampus terangkat, maka segenap civitas akademika akan turut merasa bangga.
G
Gambar 12.2 Salah satu tindakan tidak terpuji yang dilakukan civitas akademika perguruan tinggi
‘15
8
Etik UMB (Modul 10) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Etiket dalam Dunia Kerja Setelah menyelesaikan studi di perguruan tinggi, maka lulusan perguruan tinggi akan berkiprah di masyarakat dengan menjadi wirausahawan, bekerja di berbagai perusahaan, kembali menjadi civitas akademika di perguruan tinggi sebagai pengajar atau peneliti, hingga menjadi aparat pemerintahan daerah atau pusat. Semua itu kita anggap saja sebagai dunia kerja. Meskipun di dalamnya nanti kita bertindak sebagai pimpinan atau bahkan pemilik suatu lembaga usaha, maka tetap saja kita juga harus memperhatikan keterampilan beretika, baik kepada atasan, bawahan, kolega, hingga pelanggan dan rekanan perusahaan. Bila posisi kita adalah pimpinan dalam sebuah lembaga usaha, maka sikap-sikap berikut ini yang perlu kita kembangkan: 1.
Konsisten pada aturan-aturan yang dibuat dan disepakati. Pimpinan adalah contoh atau suri tauladan, sehingga bila ingin staf mengikuti peraturan yang dibuat, maka pimpinan menjadi orang pertama yang mentaati peraturan tersebut.
Sangat sulit
seorang pimpinan berharap anggotanya taat aturan, bila dirinya sendiri sebagai pimpinan tidak menghargai peraturan yang diadakan. 2.
Tegakkan aturan secara adil.
Bila ada penerapan sangsi atas pelanggar aturan,
maka siapa pun orangnya harus diberi sangsi yang sama atau porsi yang sesuai. Bila terjadi tebang pilih, maka anggota cenderung akan menganggap remeh pimpinan dan aturan yang diterapkan. 3.
Tidak ada salahnya pimpinan rajin lebih dulu menyapa anggota di manapun bila bertemu. Sikap ramah pimpinan akan berpengaruh pada suasana tempat kerja yang nyaman dan menyenangkan.
4.
Pimpinan harus memiliki keterampilan mendengar keluhan dan laporan dari bawahan. Dengarkan dengan baik dan beri tanggapan dengan penuh empati.
5.
Jangan segan untuk memuji dan memberi penghargaan pada anggota yang berprestasi atau bersikap baik, karena apresiasi akan menumbuhkan semangat dan kegembiraan.
6.
Pimpinan harus memiliki sikap percaya pada anggota, setidaknya saat berhadapan dengan anggota.
Meskipun begitu, pimpina tetap berhak men-supervisi (memberi
perhatian, memberi koreksi, dan menilai) kinerja bawahannya.
Bila kita berinteraksi dengan kolega sejawat atau setaraf posisinya dengan kita di tempat
‘15
9
bekerja,
yang
Etik UMB (Modul 10) Yani Pratomo, S.S., M.Si
utama
adalah
mengembangkan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
sikap
saling-menghargai
antarsesama. Jangan melecehkan atau menilai rendah rekan kita, terutama pada saat prestasi kita sedang dinilai baik. Seringkali seseorang berprestasi karena tanpa sadar dia mendapat dukungan dari koleganya melalui kerja tim.
Oleh sebab itu, utamakanlah
berpandangan bahwa keberhasilan yang Anda raih adalah keberhasilan tim, bukan semata keberhasilan individu Anda saja. Kembangkan sikap saling tolong-menolog dalam kebaikan, jangan hanya memikirkan kepentingan diri Anda sendiri.
Sikap egois akan
berpotensi menyebabkan Anda dimusuhi oleh kolega Anda dan itu akan mengakibatkan situasi yang tidak mengenakkan. Lalu bagaimana bila kita berinteraksi dengan atasan kita? kelihatannya tidak senikmat posisi sebagai pimpinan.
Posisi ini memang
Sebagai bawahan, kita merasa
hanya menjadi seksi repot, menerima perintah, bekerja, lalu memberi laporan.
Kita
melihat pimpinan kita selalu berada dalam posisi menyenangkan, karena pimpinan tinggal perintah, lalu menunggu laporannya. Persepsi demikian terjadi karena sebagai bawahan “kaca mata” pengllihatan kita terbatas atau sering disebut “kaca mata kuda”. Kaca mata untuk kuda dibuat agar kuda hanya selalu memandang ke depan, tidak bisa ke samping kanan atau ikiri.
Di satu sisi ini ada baiknya juga, karena membuat kita fokus untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan lurus dan cepat. Di sisi lain, kaca mata kuda membuat kita sulit maju, karena setiap hari kita hanya disuguhi pekerjaan di depan mata kita, berupa pekerjaan rutin dan membosankan. Umumnya bawahan tidak menyadari bahwa atasan kita pun punya atasan lagi dan ia juga sering berpikir sama dengan yang kita pikirkan terhadap atasannya lagi. Akan tetapi di satu sisi, seorang pimpinan memiliki akses “helicopter view” terhadap bawahannya, yang menyebabkan pimpinan memiliki sudut pandang yang lebih luas terhadap bawahannya. Hal inilah yang membuat seorang atasan tahu banyak mengenai cara kerja para bawahan dan ia bisa memberi penilaian terhadap para bawahannya. Oleh sebab itu, seorang staf harus berani mencoba berpikir a la helicopter view juga, sehingga ia mempunyai tanggapan yang bijaksana atas instruksi atasannya. Dengan kemampuan memahami cara pandang atasan, maka bawahan juga bisa memberi masukan yang positif dengan cara yang baik/sopan kepada atasannya. Beberapa sikap yang perlu dikembangkan oleh seorang bawahan/staff sebuah lembaga usaha adalah sebagai berikut: 1.
Jangan mudah mengeluh.
Bila Anda merasa upah Anda terlalu rendah, maka
tingkatkan kinerja dan prestasi Anda, agar Anda menjadi pilihan utama saat ada kesempatan promosi.
‘15
10
Etik UMB (Modul 10) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Bila Anda mendapat promosi, maka seharusnya upah dan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
fasilitas yang Anda terima akan lebih baik daripada sebelumnya. Bila Anda sudah berprestasi, namun Anda belum juga mendapat promosi atau peninkatan imbalan, maka bicaralah baik-baik dengan atasan Anda.
Ungkapkan portpholio prestasi
(achievement) Anda, lantas yakinkan atasan bahwa Anda pantas mendapatkan kesempatan promosi atau kenaikan gaji. 2.
Jangan mudah kecewa pada keadaan perusahaan. Ingatlah bahwa saat kita kecewa pada keadaan perusahaan, maka sadarlah bahwa sesungguhnya Anda direkrut ke dalam perusahaan itu untuk memperbaiki keadaan perusahaan, agar kondisi dan kinerja perusahaan tidak lagi mengecewakan.
3.
Jangan bersikap iri-dengki pada siapa pun.
Bila ada rekan yang lebih dulu
mendapatkan promosi, ucapkan selamat pada sejawat Anda itu.
Dukung penuh
mantan sejawat yang telah menjadi bos baru itu, sehingga Anda pun akan dia dukung untuk segera ikut berpromosi di kesempatan berikutnya. 4.
Upayakan Anda mudah dihubungi kapan pun, bahkan termasuk di kesempatan hari libur Anda. Perusahaan ataupun pelanggan sangat mungkin butuh Anda di luar jam kerja operasional, meski mungkin hanya sekedar untuk menanyakan update pengiriman barang.
Bila Anda selalu siap siaga, mudah dihubungi, dan dapat
memberi jawaban segera, maka atasan atau klien Anda akan sangat menghargai layanan lebih yang Anda berikan. 5.
Bersikap jujur dan terbuka. Jangan menyembunyikan data atau fakta yang sangat dibutuhkan oleh pimpinan.
Jangan juga ragu untuk berbagi informasi dan
keterampilan pada siapapun, karena Anda tidak akan rugi dan tidak perlu takut tersaingi oleh mereka yang telah Anda beri ilmu. 6.
Pahami batasan wewenang dan tanggung jawab Anda. Jangan melebihi wewenang. Bila Anda terpaksa harus mengambil keputusan penting pada saat pimpinan tidak di tempat, berusahalah mencari pendapat pimpinan sementara (acting on duty manager).
7.
Selalu bawa alat tulis dan buku catatan (atau komputer jinjing Anda) pada saat bertemu atau dipanggil menghadap pimpinan Anda. Bersikaplah bahwa Anda selalu siap sedia menerima dan memahami instruksi dari pimpinan Anda.
8.
Jangan pernah menjelek-jelekkan pimpinan di depan orang lain. Anda tidak pernah tahu, bahwa ada di antara kolega Anda yang merupakan “tangan kanan” atau “kepanjangan telinga” dari pimpinan Anda. Berskaplah profesional dan selalu fokus pada pekerjaan Anda. ▀
‘15
11
Etik UMB (Modul 10) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka Artiningrum, Primi and Arissetyo Nugroho. Etika dan Perilaku Profesional. Jakarta: Graha Ilmu, 2013 Handaya, Ben. Etiket dan Pergaulan. Yogyakarta: Kanisius, 1975 Handayani, Sri Rahayu. “Etika Pergaulan”. Universitas Marcu Buana, 2011
Modul Perkuliahan Etik UMB.
Jakarta:
Mas’ud, Hafiz Hasan. 31 Etika Gaul Islami. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Misykat, 2015 Sumarto, Rumsari Hadi. Etiket di Tempat Kerja: Kiat Praktis Meningkatkan Profesionalitas Diri. Yogyakarta: Kanisius, 2006 Uno, Mien R. Etiket: Sukses Membawa Diri di Segala Kesempatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005 http://www.kamusbesar.com/ http://www.maribelajarbk.web.id/2015/01/etika-dan-etiket-dalam-pergaulan.html http://kreativitashadirdariketerbatasan.blogspot.co.id/2011/02/bab-12-etiket-pergaulan.html http://www.academia.edu/4507013/Belajar_Etika_Untuk_Pengembangan_Mutu_Diri http://lebihdari.com/otomotif/etika-berkendaraan-yang-patut-anda-ketahui/
‘15
12
Etik UMB (Modul 10) Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id