MODUL PERKULIAHAN
Psikologi Kognitif Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
Kode MK
11
Disusun Oleh Rizky Putri A. S. Hutagalung, M. Psi, Psi
Abstract
Kompetensi
Modul ini berisi tentang teori-teori mengenai pemecahan masalah, tahapan pemecahan masalah, tipetipe masalah, rintangan dan bantuan dalam memecahkan masalah, serta kreatifitas.
Mahasiswa mengenai
mampu
memahami
teori-teori pemecahan masalah, tahapan pemecahan masalah, tipe-tipe masalah, rintangan dan bantuan dalam memecahkan masalah, kreatifitas, serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB XI : Pemecahan Masalah dan Kreatifitas Pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan solusi/jalan keluar untuk suatu masalah spesifik.
Masalah datang ditanggapi memilih menguji respons yang kita dapat untuk memecahkan masalah.
Teori-teori mengenai pemecahan masalah: 1. Teori belajar pertama dari Cognitive Gestalt Field adalah teori insight. Aliran ini bersumber dari psikologis gestalt Field. Menurut mereka belajar adalah proses pengembangan insight atau pemahaman baru atau mengubah pemahaman lama. Pemahaman terjadi apabila individu menemukan cara baru dalam menggunakan unsurunsur yang ada dalam lingkungan, termasuk stuktur tubuhnya sendiri. Gestalt Field melihat bahwa belajar itu merupakan perbuatan yang bertujuan, eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Pemahaman atau insight merupakan citra dari atau perasaan tentang polapola atau hubungan. To state it differently, instigh is the sensed way through or of problamatic situation…. we might say an insight is a kind of intelligen feel we get about a situation that permits us to continue to strive actively to sarve our purposes. (Bigge dan Hunt, 1980:293). Teori belajar goal insight berkembang dari psikologi configurationlism. Menurut mereka, individu selalu berinteaksi dengan lingkungan. Perbuatan individu selalu bertujuan, diarahkan kepada pembentukan hubungan dengan lingkungan. Belajar merupakan usaha untuk mengembangkan pemahaman tingkat tinggi. Pemahaman yang bermutu tinggi (tingkat tinggi) adalah pemahaman yang telah teruji, yang berisi kecakapan menggunakan suatu objek, fakta, proses, ataupun ide dalam berbagai situasi. Pemahaman tingkat tinggi memungkinkan seseorang bertindak inteligen, berwawasan luas, mampu memecahkan berbagai masalah. Teori belajar cognitive field (teori Gestalt) bersumber pada psikologi lapangan (field psikology), maka dari itu teori Gestalt sering juga dikatakan sebagai teori lapangan atau field theory, dengan tokoh utamanya Kurt Lewin. Individu selalu berada dalam suatu lapangan psikologis yang oleh Lewin disebut life space. Dalam lapangan ini selalu ada ‘14
2
Psikologi Kognitif Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
tujuan yang ingin dicapai, dan motif yang mendorong pencapaian tujuan dan ada hambatan-hambatan yang harus diatasi. Perbuatan individu selalu terarah kepada pencapaian sesuatu tujuan, oleh karena itu sering dikatakan perbuatan individu adalah purposive. Apabila ia telah berhasil mencapai suatu tujuan maka timbul tujuan lain yang ingin dicapai dan berada dalam life space baru. Setiap orang berusaha mencapai perkembangan dan pemahaman yang terbaik didalam lapangan psikologisnya masingmasing. Lapangan psikologis terbentuk oleh interelasi yang simultan dari orang-orang dan lingkungan psikologisnya di dalam suatu situasi. Tingkah laku seseorang pada suatu saat merupakan fungsi dari semua faktor yang ada yang saling tergantung pada yang lain. Teori Gestalt berpendirian bahwa keseluruhan lebih dan lain daripada bagian-bagiannya, bahwa manusia adalah organisme yang aktif berusaha mencapai tujuan, bahwa bertindak atas berbagai pengaruh didalam dan di luar individu. Menurut teori Gestalt seorang belajar jika ia mendapat insight. Insight itu diperoleh bila ia melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan itu menjadi jelas baginya dan dengan demikian dapat memecahkan masalah yang timbul. Menurut Nasution (1982:46) timbulnya insight tergantung pada : a. Kesanggupan, kematangan dan intelegensi individu. Anak-anak yang terlampau muda atau bodoh tidak sanggup memecahkan suatu soal karena tidak memperoleh “insight” dalam seluk beluk masalah itu. b. Pengalaman seseorang. Seorang montir lebih muda memperoleh insight dalam soalsoal mesin daripada guru besar ang tak mempunai pengalaman di bidang itu. c. Sifat atau taraf kompleksitas situasi. Kalau situasi itu terlampau kompleks, kita tidak sanggup memperoleh insight sehingga masalah itu tak terpecahkan. d. Latihan. Dengan latihan-latihan kita dapat mempertinggi kesanggupan memperoleh insight dalam situasi-situasi yang bersamaan yang telah banyak dihadapi sebelumnya. e. Trial-and-error. Sering tak segera kita lihat jalan untuk memecahkan suatu masalah. Setelah mengadakan beberapa percobaan kita mendapat gambaran yang lebih jelas tentang hubungan antara berbagai unsur dalam problema itu, sehingga akhirnya kita memperoleh insight dan kita pecahkan masalah itu.
‘14
3
Psikologi Kognitif Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
2. Max Wertheimer, Kurt Koffka, & Wolfgang Kohler sudut pandang persepsi reorganisasi dalam aktivitas pemecahan masalah. 3. Karl Duncker (1945) konsep functional fixedness kecenderungan untuk mempersepsi-kan sesuatu sesuai dengan fungsi umumnya.
4. Penelitian Glucksberg & Danks (1969) : Pemberian label pada objek ke dalam pikiran partisipan dapat memfasilitasi atau justru menghambat pemecahan masalah.
Tahapan pemecahan masalah Hayes (1989):
‘14
4
Psikologi Kognitif Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
1. Identifikasi masalah 2. Definisi masalah dan representasi Representasi permasalahan
Sebagian besar informasi yang kita peroleh melalui sistem visual.
Karena itu, tahap terpenting representasi masalah; khususnya bagaimana informasi disajikan dlam istilah-istilah visual imajinatif.
Manusia cenderung merepresentasikan sesuatu secara visual dengan prosa yang kaya imajinasi disebut ‘gambaran kata’ (Salisbury, 1995). Penelitian pendukung Marvin Levine (1993).
Model representasi internal: Eisenstadt & Kareev
Mempelajari aspek-aspek pemecahan masalah manusia yang ditunjukkan oleh orang-orang yang memainkan permainan papan (Go & Gomoku).
Fokus penelitian: jenis representasi internal posisi papan yang dibuat pemain dan pada representasi pengetahuan.
Proses pengenalan masalah dalam penelitian Eisenstadt & Kareev: Atas-ke-bawah (top-down) analisis dimulai dengan usaha yang dibuat untuk
memverifikasi dengan cara mencari rangsangan diikuti oleh hipotesis. Bawah-ke-atas (bottom-up) rangsangan diperiksa & dicocokkan dengan
komponen struktural.
3. Penyusunan strategi: 4. Pengorganisasian informasi 5. Alokasi sumber 6. Monitoring 7. Evaluasi
Tipe-tipe Masalah / Problem Problem atau masalah dapat dikategorikan menurut apakah ia mempunyai jalan keluar atau tidak. Suatu misal “Bagaimana kita bisa menemukan Luas suatu jajar genjang ?” Contoh yang lain “Bagaimana kita bisa menyatukan 2 tali yang tergantung dimana tak satupun cukup panjang untuk diraih ?” Berikut akan kita bicarakan jenis-jenis masalah.
‘14
5
Psikologi Kognitif Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
• Masalah yang Tersusun Baik Dalam suatu tes di sekolah, guru memintamu menyelesaikan soal yang tersusun baik namun banyak sekali, dalam suatu bidang tertentu. Problem seperti ini menuntut serangkaian tindakan untuk memecahkannya. • Problem Isomorfis Dua problem isomorfis, artinya struktur formalnya sama dan hanya isinya yang berbeda. • Problem yang Tersusun ‘sakit’ dan Peran Wawasan Masalah 2 tali di atas merupakan suatu problem yang tersusun ‘sakit’. Meskipun kadangkadang salah menginterpretasikan problem yang tersusun baik, kita lebih sering menemui kesulitan yang merupakan ‘ill-structured problem’. Ketiga ‘ill-constructed problem’ ini diberi istilah problem wawasan. Untuk memecahkan setiap masalah anda menengok masalah dalam cara novel. Secara khusus, wawasan adalah kemampuan atau strategi yang khas dan tampak tiba-tiba yang dapat membantu memecahkan masalah. Untuk bisa memahami pemecahan masalah berwawasan, mungkin anda menganggap perlu mengetahui solusi dari problem-problem sebelumnya sebagai wawasan. Pandangan Gestaltist Awal Psikolog Gestalt menekankan pentingnya keseluruhan. Dalam hal pemecahan masalah, psikolog Gestalt memandang bahwa problem wawasan pelakunya memandang masalah sebagai keseluruhan.
Pandangan Tak Ada yang Istimewa Menurut pandangan tak ada yang istimewa, wawasan semata-mata merupakan perluasan dari keadaan merasa, mengenali, mempelajari, dan menyusun. Pada saat yang lain orang menunjukkan penyusunan kembali mental (pikiran) yang disebut masalah rutin. Wawasan merupakan hasil / signifikan semata dari proses berpikir biasa.
Pandangan Neo-Gestaltist Pemecahan masalah berdasarkan wawasan dibagi 2. Jika diberi masalah rutin, seorang akan menunjukkan ketelitian yang luar biasa. Sedangkan seorang yang lain, sebaliknya, menunjukkan ketidakmampuannya.
menunjukkan perbedaan perasaan peserta dalam
menyelesaikan problem aljabar.
‘14
6
Psikologi Kognitif Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Pandangan Tiga Proses Menurut pandangan ini, ada 3 macam wawasan. Ketiganya berhubungan dengan 3 proses berbeda. Yaitu: penguraian, pembandingan, dan penggabungan yang selektif. Penguraian yang selektif adalah proses dilakukannya filtering. Misalnya, ketika mengikuti kuliah kita harus menguraikan yang penting saja dan mencatatnya. Penggunaan analogi adalah bentuk dari perbandingan selektif. Kita perlu membandingkan informasi dengan pengetahuan kita yang baru mengenai problem-problem baru. Perbandingan selektif merupakan dasar untuk menghubungkan hal-hal seperti itu, misalnya kemampuan untuk membandingkan istilahistilah baru dengan sinonim dari kata-kata yang telah diketahui. Contoh dari penggabungan selektif adalah misalnya, tidakkah cukup jika hanya mampu mengidentifikasi informasiinformasi yang penting secara analistis, tetapi kita juga perlu mengetahui bagaimana menyatukan informasi. Wawasan ke Wawasan Tambahan Wawasan bukanlah seperti pengalaman “ah-ha”, ia terjadi secara perlahan melalui proses dan selalu bertambah dari waktu ke waktu. 3. Rintangan dan Bantuan untuk Pemecahan Masalah Berbagai faktor yang dapat menghalangi pemecahan masalah. • Kondisi / kesiapan mental, Pertahanan, dan Pendapat (fiksasi) Salah satu faktor yang dapat merintangi pemecahan masalah adalh kondisi mental, yaitu suatu kesiapan mental yang melibatkan model yang sudah ada untuk mempresentasikan masalah, konteks masalah, prosedur untuk pemecahan masalah. Kondisi mental juga dapat mempengaruhi solusi masalah rutin. • Transfer Negatif dan Positif Sering, orang dalam kondisi mental tertentu mendorongnya merasakan satu aspek masalah. Transfer adalah memindahkan pengetahuan atau ketrampilan dari situasi masalah yang satu ke yang lain. Transfer bisa negative atau positif. Transfer negatif terjadi ketika pemecahan masalah sebelumnya pemecahan masalah berikutnya lebih sulit. Transfer positif terjadi ketika solusi dari masalah awal membuatnya lebih mudahmemecahkan masalah baru. Maka, kadang-kadang transfer rangkaian pikiran bisa menjadi bantuan bagi pemecahan masalah.
‘14
7
Psikologi Kognitif Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Menginvestigasi Psikologi Kognitif: Bayangkan anda seorang dokter yang sedang menangani pasien dengan tumor ganas. Bila tumor tidak dihilangkan, pasien akan mati. X-ray dengan intensitas tinggi bisa digunakan untuk membunuh tumor. Masalahnya X-ray dengan intensitas tinggi juga bisa merusak jaringan. Jadi, kini masalahnya adalah menentukan prosedur untuk menghilangkan tumor dengan tidak merusak jaringan pula. Dalam Lab Dedre Gentner: Dedre Gentner adalah seorang profesor psikologi di Universitas Northwestern. Ia sangat dikenal dengan karya analogi dan persamaan. Teorinya yang terkenal adalah teori pemetaan struktur. Penelitiannya menunjukkan bahwa membandingkan selama mempelajari sesuatu bisa meningkatkan kemampuan mentransfer pengetahuan ke dalam konteks baru. Ia bisa menerapkan teori pemetaan struktur itu pada kesamaan biasa, dengan hasil yang mengejutkan. Sebagai contoh, orang akan dengan cepat membedakan pasangan yang serumpun, misalnya hotel / motel, daripada yang sama sekali berbeda seperti misalnya traffic light / shopping mall. Untuk meningkatkan kemampuan belajar, kita harus mencari cara untuk membuat memori kita lebih efektif, seperti misalnya dengan menggunakan analogi. Dalam penelitiannya mengenai perkembangan kognitif, Gentner menunjukkan bahwa ada perubahan relasional dari satu fokus kesamaan obyek ke yang lainnya sebagaimana anakanak mempelajari lebih banyak bidang pengetahuan. • Transfer Analogi Banyak studi mengenai transfer positif yang melibatkan analogi, salah satu contoh adalah “masalah radiasi” seperti di bawah ini: Seorang jendral hendak mengepung benteng. Ada banyak jalan. Namun jalanjalan itu dipasangi ranjau. Meskipun sekelompok kecil orangorangnya bisa melewati jalan-jalan itu dengan selamat, ranjau-ranjau itu akan diledakkan. Maka dari itu, langsung menyerang jelas tidak mungkin. Apa yang harus dilakukan jendral itu ? Duncker mempunyai solusi berwawasan khusus sebagai solusi dari masalah ini. Kembali ke masalah radiasi, masalah ini disebut “masalah militer”.
Kadang-kadang orang tidak
mengenali kesamaan permukaan masalah. Lain ketika mereka terkecoh oleh kesamaan permukaan sehingga yakin bahwa kedua masalah tersebut sama. Yang terbaik adalah tidak cepar-cepat mengasumsikan bahwa 2 masalah yang tampaknya sama adalah pentingnya.
‘14
8
Psikologi Kognitif Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
• Transfer yang disengaja: Menyelidiki Analogi Dalam mencari analogi, kita harus hati-hati jangan sampai terjebak oleh hubungan antara 2 benda yang tidak relevan secara analogis. Sebagai contoh, penelitian tentang solusi anakanak dalam analogi verbal “A untuk B sedangkan C untuk X ”. Mereka diberi option pilihan ganda untuk jawaban X. Maka rata-rata mereka memilih jawaban yang mempunyai hubungan erat tetapi secara analogis salah. Problem disajikan dengan [:] artinya ‘untuk’, [: :] artinya ‘sedangkan’, misalnya: Lawyer : client : : Doctor : (a.Nurse, b.Patient, c.Medicare, d.MD ). Anak-anak mungkin memilih option a karena Nurse lebih kuat diasosiasikan dengan Doctor daripada jawaban yang yang benar: Patient.
Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta/berkreasi. Tidak ada satu pun pernyataan yang dapat diterima secara umum mengenai mengapa suatu kreasi timbul. Kreativitas sering dianggap terdiri dari 2 unsur, Pertama: Kefasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat. Kedua: Keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah. Istilah kreativitas digunakan untuk mengacu pada kemampuan individu yang mengandalkan keunikan dan kemahirannya untuk menghasilkan gagasan baru dan wawasan segar yang sangat bernilai bagi individu tersebut. Kreativitas dapat juga dianggap sebagai kemampuan untuk menjadi seorang pendengar yang baik, yang mendengarkan gagasan yang datang dari dunia luar dan dari dalam diri sendiri atau dari alam bawah sadar. Oleh karena itu, kreativitas lebih tepat didefinisikan sebagai suatu pengalaman untuk mengungkapkan dan mengaktualisasikan identitas individu seseorang secara terpadu dalam hubungan eratnya dengan diri sendiri, orang lain, dan alam. Kreativitas aktivitas kognitif yang menghasilkan suatu pandangan baru mengenai
suatu bentuk permasalahan & tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis.
Manusia memiliki beragam kreativitas, tapi sering tidak disadari/diketahuinya.
Proses kreatif Wallas (1926) 4 tahap proses kreatif: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
1. Persiapan
‘14
Memformulasikan suatu masalah & membuat usaha awal untuk memecahkannya.
9
Psikologi Kognitif Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Kreativitas pada orang terkenal ide & pengetahuan sudah berkembang sejak kanak-kanak.
Ide-ide awal menentukan masa depan orang kreatif
2. Inkubasi
Memformulasikan suatu masalah & membuat usaha awal untuk memecahkannya.
Kreativitas pada orang terkenal ide & pengetahuan sudah berkembang sejak kanak-kanak.
3. . Iluminasi / pencerahan Memperoleh insight.
Insight pemahaman meningkat ide bermunculan ide-ide saling melengkapi penyelesai-an masalah.
Terobosan-terobosan kreatif muncul pada tahap ini.
4. Verifikasi
Menguji pemahaman yang telah didapat & membuat solusi
Kreativitas dan Functional fixedness
Functional fixedness dapat menghambat kreativitas (terdapat kesamaan konsep antara pemecahan masalah dengan kreativitas).
Orang kreatif selalu melihat adanya suatu hubungan yang unik dari beberapa hal yang tampaknya tidak saling berhubungan.
Teori investasi kreativitas Orang yang kreatif yang pertama kali tertantang untuk mencoba & menghasilkan sesuatu yang baru
Enam atribut kreativitas Sternberg & Lubart (1996):
a. Proses inteligensi b. Gaya intelektual c. Pengetahuan d. Kepribadian e. Motivasi f.
Konteks lingkungan
Dapat dikombinasikan dengan tindakan kreatif di segala bidang ke-hidupan & lingkungan intelektual yg berperan penting pada kreativitas
‘14
10
Psikologi Kognitif Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Teori Adaptif Kreativitas
Kreativitas kombinasi beberapa faktor yang dapat diidentifikasi & dianalisis.
Penelitian kreativitas manusia mengidentifikasi dan meneliti/menentukan kekuatan interaksi antara masing-masing atribut.
Fungsi adaptif kreativitas
Kreativitas fungsi adaptif atau melulu sampingan (by product) dari sifat-sifat fungsional lainnya?
Fungsi adaptif menurut Cosmides & Tooby:
Menciptakan, melihat, & memahami dunia (melalui seni, film, dsb) dapat membantu manusia ‘berlatih’ menghadapi kejadian-kejadian yang nyata; sehingga suatu saat nanti, keinginan untuk menciptakan/memandang sebuah kreasi akan membantu kita dalam memengaruhi perilaku fungsional lainnya.
Penilaian kreativitas •
Mednick, 1967 Remote Associations Test (RAT) Cara uji: meminta subjek menghasilkan 1 kata baru yang diperoleh dari asosiasi logis
dari 3 kata. •
Bowers & rekan, 1990 dyads of dyads. Hasil: subjek mampu mengidentifikasi rangkaian kata yang koheren, walau tanpa
diberikan solusi.
Divergence Production Test – J.P. Guilford, 1976 Dua tipe berpikir:
a. Cara pikir konvergen terpusat; satu kesimpulan khusus. b. Cara pikir divergen menyebar; variasi jawaban berbeda, sehingga kebenaran bersifat subjektif.
Hambatan budaya Penelitian hambatan budaya oleh James Adams. Hasil kemampuan berpikir kreatif dipengaruhi budaya & pendidikan masing-
masing individu.
Mengajarkan kreativitas Hayes (1978) cara meningkatkan kreativitas:
a. Mengembangkan pengetahuan dasar b. Menciptakan atmosfer yg tepat untuk kreativitas c. Mencari analogi
‘14
11
Psikologi Kognitif Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka Sternberg, R.J. 2008. Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Solso, Robert.L., Otto H.Maclin, M. Kimberly Maclin. 2007. Psikologi Kognitif(edisi kedelapan). Jakarta :Erlangga Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
‘14
12
Psikologi Kognitif Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id