Sri Wahyuni, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa...
109
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS AKTIF KELAS VI SDN 2 BENDOAGUNG KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh: Sri Wahyuni SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model STAD pada mata pelajaran PKn materi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VI semester II tahun pelajaran 2013/2014 SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa. Hasil penelitian menunjukkan dengan menerapan model STAD dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran Model STAD siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik adanya dorongan dari guru berupa pemberian reward berupa koin kepada siswa yang aktif. Pembelajaran Model STAD mampu meningkatkan hasil belajar, dengan rincian nilai sebelum siklus diperoleh rata-rata : 64,84 dengan ketuntasan 48,39%; siklus I : 72,90 dengan ketuntasan 70,97%; dan siklus II : 75,16 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 83,87%. Kata kunci: Kooperatif model STAD, Prestasi Belajar, PKn
Dasar Negara kita adalah pancasila. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.(Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945). Dalam perkembangan sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan pengujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang
mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu
110
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pada umumnya siswa dalam mempelajari bidang studi PKn kurang berminat, kemampuan siswa dalam memahami pokok bahasan bidang studi PKn masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa masih dalam tingkat prosentase ketuntasan yang belum maksimal. Biasanya dalam pembelajaran PKn guru hanya menggunakan metode ceramah dan dengan media seadanya sehingga tidak dapat menumbuhkan minat belajar siswa yang mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. Untuk menanggulangi kendala tersebut perlu diterapkan strategi pembelajaran yang baru dan inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode Model STAD yang telah dikembangkan di negara-negara maju, menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem ini. Model STAD merupakan pendekatan pembelajaran yang paling sederhana. Siswa dalam satu kelas di pecah menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan berasal dari berbagai suku serta memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah (Nurhadi, 2004). Model STAD dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Ciri-ciri pembelajaran STAD: (1) Kelompok belajar heterogen 4-5 siswa, (2) Topik biasanya ditentukan guru, (3) Menggunakan lembar kegiatan, dan (4) Penilaian dengan tes mingguan.
Hasil prestasi belajar akan dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental, dan faktor dalam yang terdiri dari atas fisiologis dan psikologis (Usman dan Setiawati, 2000; Sudirman, 1999). Bentuk prestasi belajar itu tidak bisa dipandang dari nilai yang diperoleh dari hasil ulangan saja, tetapi prestasi dapat dilihat dari segi yang lain. Simon Bloom dalam buku "Supervisi Pendidikan" menjelaskan bahwa bentuk prestasi belajar mencakup tiga mantra, yaitu: kognifikan, afektif dan psikomotorik (simon, 1987 : 68). "Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus menerus ynag terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan antara guru dengan siswa menurut aturan moral Pancasila. Proses belajar mengajar menanamkan norma Pancasila dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa menurut tuntutan moral Pancasila" (Prasodjo, 2003). Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa hakekat bidang studi PKn adalah pendidikan moral yang berlandaskan Pancasila. Dengan demikian penekanannya lebih menitik beratkan pada aspek moral (afektif) dan perbuatan (psikomotor) disamping secara integratif perlu diperhatikan aspek pengetahuan (kognitif). Materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mencakup semua unsur yang erat kaitannya dengan sejarah dan perkembangan PKn terutama tentang Pendidikan Masalah Moral Dengan adanya materi yang disediakan itu diharapkan dihayati dan diamalkan, perintah yang ada dalam Pancasila yang berdasarkan UUD 1945 oleh setiap peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Muhimat,1994).
Sri Wahyuni, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa...
Dari permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: "Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Menerapan Model STAD Pada Mata Pelajaran PKn Materi Politik Luar Negeri Indonesia Yang Bebas Aktif Kelas VI SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 ".
111
yang membuat siswa merasa cepat bosan maka dari itu perlu adanya metode pembelajaran yang baru yang dapat meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran PKn materi Politik Luar Negeri Indonesia Yang Bebas Aktif. Hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 64,84 dengan ketuntasan 48,39% Siklus I
METODE PENELITIAN
Planning (Perencanaan)
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berupaya untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa.Hal ini sesuai dengan karakteristk penelitian tindakan kelas yang bersifat situasional yaitu mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu. (Depdiknas. 2001) Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Bendoagung pada siswa Kelas VI Semester II bidang studi PKn materi Politik Luar Negeri Indonesia Yang Bebas Aktif Tahun Pelajaran pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Pebruari sampai Maret 2014.
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah : (1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan Model STAD, (2) Menyusun petunjuk kegiatan siswa, (3) Melaksanakan kegiatan penelitian, dan (4) Penilaian hasil kegiatan penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Dalam penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VI SDN 2 Bendoagung ini peneliti bersama mitra guru atau observer mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VI yaitu tentang merosotnya nilai hasil prestasi siswa pada mata pelajaran PKn hal ini disebabkan oleh guru yang menggunakan metode kurang tepat, guru masih menggunakan metode ceramah
Action (Pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Pertemuan 1 a. Kegiatan Awal pertemuan 1, siklus I: Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Siswa dibagi beberapa kelompok kerja Mempersiapkan bahan yang akan digunakan untuk diskusi b. Kegiatan Inti pertemuan 1, siklus I: Siswa diberi tugas membaca materi dari buku PKn Siswa mendiskusikan materi sesuai petunjuk guru secara kelompok Sebutkan tujuan bangsa Indonesia sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945?
112
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
Apa bentuk nyata adanya hubungan luar negeri bangsa Indonesia? Apa politik luar negeri yang sesuai dengan Pancasila? Apa tujuan dari politik luar negeri Indonesia? Siswa membuat laporan hasil diskusi Laporan hasil kerja dari masingmasing kelompok Guru mengklarifikasi hasil kerja kelompok Membuat kesepakatan untuk menyimpulkan c. Kegiatan Akhir pertemuan 1, siklus I: Tanya jawab sesuai materi secara lisan Tindak lanjut memberikan tugas rumah Pertemuan 2 Langkah-langkah pada pertemuan 2 pada dasarnya sama dengan pertemuan 1, hanya saja yang dibahas adalah mendiskusikan tentang: 1) Apa peran dan fungsi dari duta Negara di luar negeri? 2) Apa peran bangsa Indonesia dalampercaturan dunia internaisonal? 3) Sebutkan organisasi internasional yang diikuti oleh Indonesia! Observation (Pengamatan) Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar Model STAD berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester II SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak pada bidang studi PKn materi politik luar negeri indonesia yang bebas aktif. Untuk memper-
oleh gambaran perkembangan prestasi belajar siswa penelitian tampilkan tabulasi data berikut ini. Tabel 1. Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan Perbaikan Pembelajaran Pada Siklus I % Ketuntasan No NAMA SISWA Nilai T TT 1 Risky Eka Saputra 90 T 2 Aan Setiawan 70 T 3 Agustina Eka Saputri 90 T 4 Agung Virgatama 80 T 5 Ani Fajar Riyanti 80 T 6 Arya Maulana 60 TT 7 Bomby Pramodika 80 T 8 Dicky Dwi Ristanto 60 TT 9 Dwi Aris Ramianti 60 TT 10 Eriko Dany Minarto 60 TT 11 Faizal Mustofa 70 T 12 Febri Nurrahmawati 80 T Fitriana Nurochmatul 13 80 T Hidayah 14 Handes Mulya Lorian 70 T 15 Herolis Anun Dhito 70 T 16 Herysta Ayu Rahmadani 70 T 17 Lukas Gigih Riyadi 80 T 18 Lusi Dwi Rahmawati 80 T 19 Luthfa Surya Anitya 60 TT 20 Mochamad Obby Nugraha 80 T 21 Nanda Agus Hardiyansyah 90 T 22 Niken Anggita Sari 60 TT 23 Nuraeni Karuniya Shofa 70 T Rahmad Fajar Bainuri 24 60 TT Setiawan 25 Ricko Nanda Sasmita 70 T 26 Setia Arini 60 TT 27 Selvina Winda Pramesti 80 T 28 Shella Deviana Putri 70 T 29 Wahyu Eko Prasetyo 80 T 30 Sahra Raihana Firdausyi 90 T 31 Stella Febiola Lorenz 60 TT Jumlah 2260 22 9 Rata-rata 72.9 70.9 29.1 Keterangan: T=Tuntas, TT=Tidak tuntas.
Berdasarkan data pada nilai siklus I secara keseluruhan nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 72,90 dengan ketuntasan belajar sebesar 70,97% hasil pada siklus I ini masih belum memenuhi ketuntasan belajar yang peneliti inginkan
Sri Wahyuni, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa...
yaitu sebesar 85%, maka perlu diadakan penelitian lanjutan pada siklus ke II. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (1) Guru kurang dalam memberikan memotivasi kepada siswa, (2) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah, dan (3) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Siklus Kedua (II) Pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama (I), yaitu: melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I, dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya, dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Tabel 2 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan perbaikan Pembelajaran Pada Siklus II % No NAMA SISWA Nilai Ketuntasan T TT 1 Risky Eka Saputra 100 T 2 Aan Setiawan 70 T 3 Agustina Eka Saputri 90 T 4 Agung Virgatama 80 T 5 Ani Fajar Riyanti 90 T 6 Arya Maulana 70 T 7 Bomby Pramodika 90 T 8 Dicky Dwi Ristanto 70 T 9 Dwi Aris Ramianti 60 TT 10 Eriko Dany Minarto 60 TT 11 Faizal Mustofa 70 T 12 Febri Nurrahmawati 90 T Fitriana Nurochmatul 13 80 T Hidayah
No 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NAMA SISWA
Nilai
113
% Ketuntasan T TT T T T T T TT T T TT T
Handes Mulya Lorian 70 Herolis Anun Dhito 70 Herysta Ayu Rahmadani 70 Lukas Gigih Riyadi 80 Lusi Dwi Rahmawati 80 Luthfa Surya Anitya 60 Mochamad Obby Nugraha 80 Nanda Agus Hardiyansyah 80 Niken Anggita Sari 60 Nuraeni Karuniya Shofa 70 Rahmad Fajar Bainuri 24 70 T Setiawan 25 Ricko Nanda Sasmita 70 T 26 Setia Arini 70 T 27 Selvina Winda Pramesti 70 T 28 Shella Deviana Putri 70 T 29 Wahyu Eko Prasetyo 80 T 30 Sahra Raihana Firdausyi 100 T 31 Stella Febiola Lorenz 60 TT JUMLAH 2330 26 5 Rata-rata 75.16 83.87 16.13
Berdasarkan pada tabel nilai siklus II diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siklus ke II mencapai 75,16 dengan ketuntasan belajar sebesar 83,87% hasil ini lebih baik dibandingkan dengan siklus I yang ketuntasan belajar mencapai 70,97%. Pada bagian pembahasan ini, akan melihat perbandingan nilai antara nilai pra siklus, nilai Siklus I, dan nilai Siklus II. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 64,84 dengan ketuntasan 48,39% ,siklus I: 72,90 dengan ketuntasan 70,97%, dan siklus II: 75,16 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 83,87% pada akhir siklus II. Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Untuk dapat lebih jelasnya peneliti telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada Gambar 1.
114
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
Gambar 1. Grafik Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak
Dari Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata kelas sebelum penelitian tindakan dilaksanakan (pra siklius) adalah 64,84 dengan ketuntasan 48,39%; setelah dilakukan tindakan kelas pada siklus I nilai rata-rata kelas 72,90 dengan ketuntasan 70,97%, ini berarti terdapat kenaikan nilai (72,90-64,84) = 8,06 dan kenaikan ketuntasan sebesar (70,97% - 48,39%) = 22,58%. Sedangkan dari siklus I ke siklus II terdapat kenaikan nilai rata-rata kelas sebesar (75,16 - 72,90) = 2,26 dengan kenaikan ketuntasan belajar (83,87% 70,97%) = 12,9%. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa dengan menerapkan model STAD pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif prestasi belajar kelas VI SDN 2 Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat meningkat.
PENUTUP Kesimpulan Dengan pembentukan kelompok secara heterogen menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian melalui pembelajaran Model STAD siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin kepada siswa yang aktif. Hal ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata sebesar 64,84 dengan ketuntasan 48,39% ,siklus I sebesar 72,90 dengan ketuntasan 70,97%,
Sri Wahyuni, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa...
dan siklus II sebesar 75,16 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 83,87%. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan; (2) memaksimalkan persiapan perangkat pembela-
115
jaran, khususnya LKS dengan menerapkan kegiatan Model STAD; (3) memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan Model STAD; (4) meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja; dan (5) dalam proses pembelajaran guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action Research). Jakarta: Depdiknas
Purwanto, Ngalim.1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhimat, M. 1994. PPKn Dan Kependudukan. Bandung: Ganeca Exact
Sudirman, dkk. 1999. Ilmu Pendidikan: Kurikulum, Program pengajaran, Efek Instruksional, CBSA, Metode mengajar, Media Pendidikan, Pengelolaan Kelas, dan Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Remaja Karya
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual. Malang: UM Press Prasodjo, Budi, dkk. 2003. Teori dan Aplikasi PKn Untuk kelas SD. Jakarta: Yudhistira.
Usman, Moh. Uzer dan Setiawati, Lilis. 2000. Upaya mengoptimalkan Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.