Supini, Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Model Belajar Kooperatif STAD...
19
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF STAD SISWA KELAS VI SDN I BENDUNGAN KECAMATAN GONDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG PADA SEMESTER I TAHUN 2012/2013
Oleh: Supini SDN I Bendungan, Gondang, Tulungagung
Abstrak. Model belajar kooperatif STAD yang telah dikembangkan di negara-negara maju, menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem ini karena metode pembelajaran ini mengarahkan pembelajaran dan sesuai dengan karakter pembelajaran PKn. Penelitian ini dilaksanakan di SDN I Bendungan pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi PKn pokok bahasan Lembaga-lembaga negara Tahun Pelajaran pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar kooperatif STAD. Sedangkan untuk aktivitas guru dapat menerapkan model belajar kooperatif STAD dengan baik pada pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 67.70 dengan prosentase ketunatasan sebesar 45.00% jauh lebih rendah dari siklus I yang memperoleh nilai rata-rata 70.90 dengan prosentase ketuntasan belajar 65.00%. Prestasi belajar siswa dapat teracapai secara maksimal pada akhir siklus II dengan nilai rata 86.30 dengan prosentase 100%. Kata Kunci: PKn, model belajar kooperatif STAD, prestasi belajar
STAD (Student Teams Achievement Divisions), merupakan pendekatan pembelajaran yang paling sederhana. Siswa dalam satu kelas di pecah menjadi kelompokkelompok dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari lakilaki dan perempuan berasal dari berbagai suku serta memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Model STAD dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Ciri-ciri pembelajaran STAD: (a) Kelompok belajar heterogen 4-5 siswa, (b) Topik biasanya ditentukan guru, (c) Menggunakan lembar kegiatan, (d) Penilaian dengan tes mingguan. Pendekatan ini sangat relevan dengan 4 pilah pendidikan seumur hidup yang dirumuskan dalam konferensi Internasional kemudian diratifikasi UNESCO Tahun Pela-
jaran 1996. a. Learn to Know, belajar untuk berpengetahuan b. Learn How to Learn, belajar bagaimana anak didik belajar dengan baik dan benar c. Learn to do, belajar untuk berbuat d. Learn to be, berbuat untuk membentuk jadi diri (kepribadian) e. Learn to live together, belajar untuk dengan hidup bersama (Marsetio Dono Seputro: 2002). Metode kooperatif menanamkan nilainilai perbedaan sebagai akibat latar belakang yang berbeda untuk dihadapkan pada realitas untuk bekerja saling tergantung yang positif satu sama lain atas dasar kesamaan tugas bersama, sekaligus menanamkan sikap saling menghargai satu sama lain. Belajar kelompok sekaligus juga mengajarkan kepada siswa keterampilan untuk beroganisasi yang diciptakan melalui kompetensi dalam kelompok. Nilai penting belajar kelompok adalah menanamkan
20
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
kemampuan kerja sama dalam mengatasi masalah dan kemampuan membantu teman dalam pemecahan masalah. Setiap siswa dalam satu kelompok yang ingin dicapai sangat berhubungan dengan motivasi yang dianggap sama dengan tujuan dan maksudnya yaitu satu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih siswa yang mengadakan kontak untuk satu tujuan mereka mempertimbangkan hubungan yang bermakna. Berikut gambar model penataan kelas/ meja. Keterangan: Tanda
x
d. Meja Kelompok
e. Meja Berbaris = Depan
a. Meja Kuda
b. Meja Panjang
c. Meja Tapal Kuda
f. Meja Individu
g. Meja Klasikal
Supini, Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Model Belajar Kooperatif STAD...
h. Meja Laboratorium
21
diamalkannya Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam hal itu Djamal (1979:7) mengemukakan bahwa: “Tujuan mempelajari PKn adalah untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik. dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah negara dan UUD 1945”.
Materi PKn mencakup semua unsur yang erat kaitannya dengan sejarah dan perkembangan PKn terutama tentang Pendidikan Masalah Moral Dengan adanya materi yang disediakan itu diharapkan dihayati dan diamalkan Perintah yang ada dalam Pancasila yang berdasarakan UUD 1945 oleh setiap Peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Para guru PKn seharusnya mengenal, memahami dan dapat menerapkan berbagai metode penyajian yang bervariasi sesuai dengan perkembangan dunia metodologi pendidikan dewasa ini. Metode apapun yang kita pilih atau kita gunakan dalam pelaksanaan program pembelajaranPKn hendaknya dapat menjamin pengembangan keseluruhan aspek, yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan, terutama pcngembangan sikap dan moral dan mental (penghayatan) nilai nilai yang terkandung dalam UUD 1945. Memilih dan menerapkan berbagai metode penyajian PKn yang sesuai dengan tuntutan kurikulum hendaknya dilandasi oleh sistem agung. Berikut azas yang diajarkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro yang terkenal yaitu : “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani”. Dari azaz tersebut kiranya sungguh tepat dalam penyajian PKn, karena bercirikan sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantoro dalam membangun Pendidikan yang ada di Indonesia. Sasaran akhir PKn adalah dihayati dan
Pada buku lain dirumuskan tujuan PKn sebagai berikut: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan meneruskan dan mengembangkun jiwa semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan GBHN kepada generasi muda, dengan menekankan ranah sikap dan nilai yang mendorong semangat merangsang ilham dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik” (GBPP, Depdikbud, 1994:3). Dengan demikian PKn juga membentuk peserta didik yang sadar akan hak dan kewajibannya. Sebagai peserta-didik yang taat akan peraturan kedisiplinan sekolah dan peraturan lainnya. Beberapa tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran mata pelajaran PKn di Kelas VISemester ISDN I Bendungan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung deangan menerapkan model belajar Kooperatif STAD; (2) Mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa Kelas VI pada mata pelajaran PKn setelah diterapkannya model belajar kooperatif STAD. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.Penelitian tindakan kelas berupaya untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa.Hal ini sesuai dengan karakteristk penelitian tindakan kelas yang bersifat situasional yaitu mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu (Sutopo, 2007:45). Tahap kegiatan penelitian memuat
22
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
beberapa kegiatan pra tindakan dan kegiatan tindakan pelaksanaan tindakan yaitu: 1. Kegiatan Pra Tindakan Kegiatan pra tindakan dilakukan utnuk mendata permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yaitu pada pembelajaran PKn, sekaligus melakukan studi dokumentasi. Studi dokumentasi dilakukan terhadap hasil nilai siswa pada mata pelajaran PKn dari hasil ulangan harian siswa pada pembelajaran sebelumnya, serta rencana pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru kelas VI. 2. Kegiatan Pelaksanaan Tindakan a. Perencanaan Tindakan Dari kegiatan pra tindakan, disusun rencana tindakan perbaikan atas masalahmasalah yang ada dalam pembelajaran. Pada tahap ini ditetapkan dan disusun rancangan perbaikan pembelajaran PKn dengan menggunakan pembelajaran model belajar kooperatif STAD. Rancangan perbaikan pembelajaran ini terdiri dari: menyusun rancangan tindakan berupa rencana pembelajaran meliputi penentuan tema dan butir pembelajaran, pemilihan materi dan media pembelajaran, pelaksanaan evaluasi proses dan hasil. Menyusun instrument pengumpul data berupa pedoman pengamatan, format observasi lapangan dan dokumentasi serta tes. b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: guru melakukan tindakan sesuai dengan rancangan yang telah di buat. Peneliti dan partisipan mengadakan pengamatan dengan menggunakan format catatan lapangan, dan melakukan refleksi awal terhadap tindakan melalui diskusi. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pembelajaran dengan tujuan untuk mengenali, merekam, mendokumentasikan semua indikator baik proses maupun hasil perubahan yang terjadi akibat dari tindakan yang direncanakan dan sebagai efek samping. Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini adalah (a) perencanaan pembelajaran yang telah direncanakan, (b) pelaksanaan proses pembelajaran, (c) sikap siswa dalam proses belajar, dan (4) hasil pembelajaran berupa kemampuan siswa. Pengamatan dilakukan berdasarkan instrument yang telah di buat. d. Refleksi Refleksi dilakukan pada setiap akhir tindakan untuk mendiskusikan tindakan yang telah dilakukan dengan menganalisis tindakan yang baru dilakukan, mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan melakukan interpretasi, pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh. Peneliti sebagai instrumen utama berperan sebagai pelaku pembelajaran, perencana tindakan, pengumpul data, penafsir data, pemakna data dan pelapor temuan penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu pedoman pengamatan, pedoman wawancara, catatan lapangan, angket, dan tes tulis. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VI semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 di SDN I BendunganKabupaten Tulungagung. Penelitian ini dilaksanakan di SDN I Bendungan pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi PKn pokok bahasan Lembaga-lembaga Negara Tahun Pelajaran pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Prosedur siklus penelitian yang dilakukan, prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Action), Observasi (Observation), Refleksi (Reflection).
Supini, Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Model Belajar Kooperatif STAD...
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama 1. Refleksi Awal Hasil dari refleksi awal dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer dan hasil kajian studi dokumentasi pembelajaran guru Kelas VI. Dari data kelas dan buku hasil analisis evaluasi pembelajaran guru Kelas VI diketahui bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya materi Lembaga-lembaga negara sangat rendah. Dari hasil obeservasi ini seperti yang tercantum dalam catatan penelitian pada lampiran 1 diduga bahwa penyebab utama rendahnya prestasi belajar siswa adalah penerapan metode pembelajaran yang tidak tepat, sehingga tidak mampu merangsang aktivitas belajar siswa. 2. Planning (Perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan model belajar kooperatif STAD, (b) menyusun petunjuk kegiatan siswa, (c) melaksanakan kegiatan penelitian, (d) penilaian hasil kegiatan penelitian. 3. Action (Pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Kegiatan Awal Tanya jawab 1. Apa yang dimaksud legislatif? 2. Apa yang dimaksud eksekutif? 3. Apa yang dimaksud yudikatif? b. Kegiatan Inti 1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran 2. Secara kelompok siswa mengerjakan lembar kerja a. Buatlah susunan lembaga-lembaga negara setelah perubahan UUD 1945 tgl 10 Agustus 2002 b. Sebutkan tugas dan wewenang MPR berdasarkan UU No, 22 Tahun 2003! c. Sebutkan keanggotaan MPR!
23
d. Sebutkan keanggotaan DPR! e. Sebutkan tiga fungsi DPR! f. Sebutkan tugas dan wewenang DPR! g. Sebutkan hak dan kewajiban DPR! h. Berapakah anggota DPD dari tiap propinsi? i. Apa tugas dan wewenang DPD? j. Sebutkan kekuasaan presiden sebagai kepala negara! k. Sebutkan kekuasaan presiden sebagai kepala pemerintah! l. Apakah tugas BPK? m. Sebutkan lembaga-lembaga yudikatif! 3. Melaporkan hasil diskusi 4. Bersama guru menyimpulkan hasil kelompok 5. Mengerjakan soal tes tulis mandiri c. Kegiatan Akhir 1. Pemajangan hasil tes 2. Penegasan catatan siswa 4. Observation (Pengamatan) Berdasarkan observasi di Kelas VI dapat direkam hal-hal sebagai berikut. a. Bagi Kelas VISDN I Bendungan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung, siswa-siswa tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berkomunkasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman sebaya. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh prosentase rata-rata sebesar 53.75% dan termasuk dalam kategori aktivitas “cukup baik”. b. Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut. 1) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu
24
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok. 2) Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan. 3) Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar. 4) Akan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator secara merata, karena guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 61.25% dan termasuk dalam kriteria “cukup baik“. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar kooperatif STAD berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester II SDN I Bendungan Kecamatan Gondang pada bidang studi PKn pokok bahasan Lembaga-lembaga negara. Untuk memperoleh gambaran perkembangan prestasi belajar siswa penelitian tampilkan tabulasi data berikut ini:
Ketuntasan (%) T TT 16 Rusmalia Putri 74 T 17 Ulfa Roudotul 70 T 18 Yumas Kartika 70 T 19 Yusup Afandi 74 T 20 Raka Iqbal Eka 68 TT Jumlah 1418 13 7 %Rata-Rata 70.90 65.00 35.00 (Sumber: Data Diolah Dari Nilai Evaluasi 1)
Tabel 2 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan Perbaikan Pembelajaran Pada Siklus I Ketuntasan (%) No Nama Siswa Nilai T TT 1 Binti Nur Haliza 68 TT 2 Burhanudin 68 TT 3 Ersha Yusrina 72 T 4 Erlina Miratul 70 T 5 Erna Fitriana 84 T 6 Endang Sulistiani 76 T 7 Faizai Akbar 70 T 8 Faturohman 68 TT 9 Moh. Tirta Bayu 70 T 10 Moh. Izza Faizul 72 T 11 Nafisa Ade Rina 70 T 12 Nanik Ernawati 68 TT 13 Qonita Aghnia 70 T 14 Ranto Galih 68 TT 15 Riyan Hidayat 68 TT
Siklus Kedua 1. Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, yang beda adalah pada materi kegiatan yang membahas tentang Lembaga-lembaga negara. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru, (b) Mengurangi dominasi guru, (c) Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. 2. Action (Pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi.
No
Nama Siswa
Nilai
5. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa. (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik,sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah. (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Dengan adanya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu hanya mencapai ketuntasan belajar sebesar 65.00% masih jauh dari ketuntasan belajar yang diharapkan sebesar 85%. Untuk masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Supini, Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Model Belajar Kooperatif STAD...
a. Kegiatan Awal Tanya jawab 1. Apa yang dimaksud legislatif? 2. Aapa yang dimaksud eksekutif? 3. Apa yang dimaksud yudikatif? b. Kegiatan Inti 1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran 2. Secara kelompok siswa mengerjakan lembar kerja a. Buatlah susunan lembaga-lembaga negara setelah perubahan UUD 1945 tgl 10 Agustus 2002 b. Sebutkan tugas dan wewenang MPR berdasarkan UU No, 22 Tahun 2003! c. Sebutkan keanggotaan MPR! d. Sebutkan keanggotaan DPR! e. Sebutkan tiga fungsi DPR! f. Sebutkan tugas dan wewenang DPR! g. Sebutkan hakdan kewajiban DPR! h. Berapakah anggota DPD dari tiap propinsi? i. Apa tugas dan wewenang DPD? j. Sebutkan kekuasaan presiden sebagai kepala negara ! k. Sebutkan kekuasaan presiden sebagai kepala pemerintah! l. Apakah tugas BPK? m. Sebutkan lembaga-lembaga yudikatif! 3. Melaporkan hasil diskusi 4. Bersama guru menyimpulkan hasil kelompok 5. Mengerjakan soal tes tulis mandiri c. Kegiatan Akhir 1. Pemajangan hasil tes 2. Penegasan catatan siswa 3. Observasi (Pengamatan) Berdasarkan observasi di Kelas VI dapat direkam hal-hal sebagai berikut. a. Pada siklus II aktivitas siswa menunjukkan perubahan yang cukup berarti. Siswa sudah tidak canggung lagi saat mempresentasikan hasil diskusi kelom-
25
poknya. Frekuensi pertanyaan siswa merata tidak lagi didominasi oleh kelompok tertentu. Komunkasi atar siswa sudah berjalan secara aktif dan komunikatif sehingga interaksi belajar siswa mampu mendorong aktivitas belajar yang aktif dan konsdusif. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh prosentase rata-rata sebesar 71,25% dan termasuk dalam kategori aktivitas “baik”. b. Dari segi guru dapat diberikan hasil bahwa guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 72,50% dan termasuk dalam kriteria “baik“. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model belajar kooperatif STAD berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SDN I Bendungan Kecamatan Gondang pada bidang studi PKn pokok bahasan Lembagalembaga negara. Untuk memperoleh gambaran perkembangan prestasi belajar siswa penelitian tampilkan tabulasi data berikut ini: Tabel 3 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan perbaikan Pembelajaran Pada Siklus II Ketuntasan (%) No Nama Siswa Nilai T TT 1 Binti Nur Haliza 76 T 2 Burhanudin 84 T 3 Ersha Yusrina 84 T 4 Erlina Miratul 92 T 5 Erna Fitriana 100 T Endang 76 T 6 Sulistiani 7 Faizai Akbar 76 T 8 Faturohman 84 T 9 Moh. Tirta Bayu 92 T 10 Moh. Izza Faizul 82 T 11 Nafisa Ade Rina 92 T 12 Nanik Ernawati 76 T 13 Qonita Aghnia 92 T 14 Ranto Galih 92 T 15 Riyan Hidayat 76 T 16 Rusmalia Putri 92 T
26
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
Ketuntasan (%) T TT 17 Ulfa Roudotul 100 T 18 Yumas Kartika 92 T 19 Yusup Afandi 92 T 20 Raka Iqbal Eka 76 T Jumlah 1726 20 0 %Rata-Rata 86.30 100.00 0.00 (Sumber: Data Diolah Dari Evaluasi 2) No
Nama Siswa
Nilai
4. Refleksi Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan yaitu: (a) Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik. (b) Motivasi siswa dalam diskusi meningkat. (c) Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. Dengan demikian maka kendala yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 100,00%, Sehingga penelitian ini berakhir pada siklus II. Dalam menerapkan metode belajar kooperatif model STAD, peneliti membagi siswa Kelas VI yang berjumlah 20 siswa menjadi 5kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan hasil ulangan harian siswa. Jumlah kelompok juga disesuaikan dengan lokasi belajar dan jumlah bangku yang tersedia. Setelah kelompok terbentuk, peneliti berdiskusi dengan guru kelas. Selanjutnya guru mengumumkan daftar kelompok belajar yang telah dirancang oleh peneliti kepada siswa satu hari sebelum siklus I dimulai agar siswa siap menerima metode pembelajaran yang baru. Pada siklus I, guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama kelomponya. Dalam kegiatan diskusi ini guru menempatkan diri sebagai mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru berusaha merangsang komunikasi antar siswa dalam kelompok dengan memberikan pertanyaan kepada masing-masing
anggota kelompok sesuai dengan soal pada lembar kerja, sehingga semua siswa termotivasi untuk memberikan ide atau gagasannya. Selanjutnya guru meminta kelompok diskusi untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya dipilih secara undian. Kelompok yang tidak terpilih memberikan tanggapan. Observer melakukan pengamatan pada terhadap jalannya pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward berupa pujian dan koin kepada siswa yang aktif. Pada siklus II peran guru banyak sebagai fasilitator, siswa tampal lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian reward berupa koin dan lagu yang dinyanyikan dalam pembelajaran mampu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan diterapkannya metode belajar kooperatif model STAD mampu menghidupkan aktivitas belajar siswa Kelas VISDN I Bendungan pada mata pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu prosentase aktivitas guru pada siklus I mencapai 61.25% termasuk dalam kriteria “cukup baik” meningkat menjadi 71,25% termasuk dalam kriteria “baik”. Hal ini membuktikan bahwa langkah-langkah yang telah direncanakan oleh peneliti mampu diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh guru Kelas VI sebagai kolaborator penelitian. Dengan meningkatkan aktivitas guru terntu berimbas pada peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I prosentase aktivitas siswa mencapai 53.75% dalam kriteria “cukup baik” meningkat menjadi 72,50% dalam kriteria “baik”. Hal ini mebuktikan siswa mau dan mampu menerapkan metode belajar yang diterapkan oleh guru dengan baik, sehingga secara tidak langsung langkahlangkah yang direncanakan oleh kepala sekolah mampu diapresiasikan dengan baik oleh siswa. Untuk melihat perkembangan aktivitas belajar siswa peneliti tampilkan
Supini, Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Model Belajar Kooperatif STAD...
27
grafik berikut ini: 80,00
60,00
72,50 61,25 53,75
71,25 AKTIVITAS GURU
40,00
AKTIVITAS SISWA
20,00 0,00 SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas VI SDN I Bendungan Kecamatan Gondang (Sumber: Data Diolah Dari Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa)
Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 67.70 siklus I: 70.90 siklus II: 86.30 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II. Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Pada akhir siklus II, peneliti melalui guru Kelas VI menyebarkan angket yang berisi 10 butir pernyaataan untuk mengetahui respon siswa setelah diterapkannya metode belajar kooperatif model STAD. Dari hasil rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa merespon sangat positif penerapan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti, dengan hasil respon 3,52.
Setelah menganalisis data diatas maka hipotesis yangdiajukan dalam penelitian ini yaitu “Jika dalam pembelajaran PKn pokok bahasan Lembaga-lembaga negarakepala sekolah mampu membimbing guru dalam menggunakan model belajar kooperatif STAD, maka prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SDN I Bendungan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013 akan mengalami peningkatan”, telah terbukti kebenarannya. Maka penelitian yang dilakukan telah berhasil dan terbukti secara meyakinkan. Untuk dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada grafik di bawah: 100,00
100,00 80,00 60,00
86,30 67,70 45,00
70,90 65,00
NILAI RATA-RATA KETUNTASAN
40,00 20,00 0,00 SEB. SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SDN I Bendungan Kecamatan Gondang (Sumber: Data Diolah Dari Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)
28
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
PENUTUP Kesimpulan Melalui pembelajaran kooperatif STAD siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin dan yel-yel lagu kepasa siswa yang aktif. Guru dapat menerapkan model belajar kooperatif STAD dengan baik pada pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dipaparkan dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut agar dalam me-
DAFTAR RUJUKAN Anonim. 1994. GBPP SLTP Kurikulum 1994 edisi 99. Jakarta: Dikmenum Dosen FIP IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan. Malang: IKIP Malang Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawat. 2000. Upaya mengoptimalkan Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, Marsetia, Dono Saputro. 2002 Pendidikan Menyongsong Globalisasi, Makalah Seminar Nasional 13 Mei 2002 dalam
nerapkan model belajar kooperatif STAD dapat mencapai hasil yang memuaskan: (a) Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan dan sesuai dengan pelajaran. (b) Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang melibatkan kegiatan metode kooperatif STAD. (c) Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan metode kooperatif STAD. (d) Meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja. (e) Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya.
rangka Hari Pendidikan Nasional FIS Nasional. Pedomo Hadinoto, H, dkk. 1991. Kesulitan Belajar Dan Gangguan Bicara, Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro. Sutopo. 2007. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan Dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Depdikbud. Djamal, D. 2003. Teori dan Aplikasi PKn Untuk kelas 1 SD, Jakarta: Yudhistira.