JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
13
PENINGKAKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh: Sri Utami Sekolah Dasar Negeri 02 Karangrejo Tulungagung Abstrak. Dalam kenyataannya, kemampuan dalam memahami kegiatan siswa rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan raport sebelumnya. Nilai ulangan harian siswa secara ratarata hanya mampu mencapai taraf kurang dari target ketuntasan belajar. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah, urutan materi mengajar tidak runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan guru tidak menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran. Penelitian ini diarahkan kepada pengembangan Pembelajaran kooperatif, karena faktor penyebab yang lain menjadi bidang kajian tersendiri. Pembelajaran kooperatif dimaksudkan untuk mengatasi masalah pembelajaran tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SDN 02 Karangrejo Semester II Tahun 2011/2012 dengan jumlah 22 siswa. Penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Pebruari 2012. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Peneliti berkolaborasi dengan kepala sekolah yang bertindak sebagai observer jalannya penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPS sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 68,27 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 54,55%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 70,64 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 72,73% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 80,45 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 95,45%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas V SDN 02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun 2011/2012. Kata kunci: pembelajaran kooperatif, prestasi belajar, IPS
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. (Bambang, 1988) Mata pelajaran IPS bertujuan untuk agar siswa: (1) Memiliki kemampuan me-
mahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social, (3) Berkomitmen terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan, (4) Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk tingkat lokal, nasional dan global (Bambang, 1988). Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi beberapa aspek yaitu 1) manusia, tempat dan lingkungan, 2) waktu, berkelanjutan, dan perubahan, 3) perilaku ekonomi dan kesejahteraan, 4) sistem sosial dan budaya.
14
Sri Utami, Peningkakan Prestasi Belajar IPS Melalui Pembelajaran...
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. (Surakhmad, 1978). Demi menciptakan pendidikan yang lebih maju kita seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Permasalahan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Dalam kenyataannya, kemampuan dalam memahami kegiatan siswa rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan raport sebelumnya. Nilai ulangan harian siswa secara rata-rata hanya mampu mencapai taraf kurang dari target ketuntasan belajar. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah, urutan materi mengajar tidak runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan guru tidak menggunakan metode yang tepat.( Achmadi dan Supriyanto. 1990) Dalam penelitian ini, kajian diarahkan kepada pengembangan Pembelajaran kooperatif, karena faktor penyebab yang lain menjadi bidang kajian tersendiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan Pembelajaran kooperatif untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Melihat dari kondisi pendidikan bangsa yang semakin turun peneliti berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Peningkatan Prestasi Belajar IPS
Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas V SDN 02 Karangrejo Tulungagung Semester II Tahun Pelajaran 2011/ 2012”. METODE PENELITIAN Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan (Hadi, 1989), meliputi: (1) Refleksi awal. Peneliti bersama dengan mitra guru/pengamat mengidentifikasi permasalahan yang dialami siswa SDN 02 Karangrejo. (2) Peneliti dan mitra guru/ pengamat merumuskan permasalahan secara operasional, relevan dengan rumusan masalah penelitian. (3) Peneliti dan mitra guru/ pengamat merumuskan hipotesis tindakan. Karena penelitian tindakan lebih menitik beratkan pada pendekatan naturalistik, maka hipotesis tindakan yang dirumuskan bersifat tentatif yang mungkin mengalami perubahan sesuai dengan keadaan lapangan. (4) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang di dalamnya meliputi: (a) Menetapkan indikator-indikator tentang pembelajaran dengan menggunakan strategi Kooperatif beserta metodenya. (b) Menyusun rancangan metode penyampaian dan pengelolaan pembelajaran IPS (rancangan program, bahan, metode belajar-mengajar, dan evaluasi). (c) Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa angket, catatan lapangan, pedoman wawancara, pedoman analisis dokumen, dan catatan harian. (d) Menyusun rencana pengolahan data, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Kegiatan yang dilakukan dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Peneliti menyusun perencanaan pembelajaran dengan
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
menggunakan strategi Pembelajaran Kooperatif. Observer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah tempat pelaksanaan penelitian. (2) Mitra guru selaku kolaborator penelitian melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode yang telah dirancang oleh peneliti. Refleksi Peneliti dan kolaborator penelitian mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan penyimpulan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SDN 02 Karangrejo Semester II Tahun 2011/2012 dengan jumlah siswa adalah 22 siswa. Penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Pebruari 2012. Subjek dan Obyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung yang berjumlah 22 siswa. Instrumen Penelitian Ada 5 jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yakni pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan dokumen: (1) Lembar Observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan observasi terstruktur terlebih dahulu direncanakan oleh peneliti. (1) Me-
15
nurut Arifin (1998) yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan dan sebagainya. (2) Menurut Zuriah (2003) teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Guba & Lincoln (1981) mengatakan bahwa dokumen dan record dapat digunakan untuk keperluan penelitian karena: (a) Merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong, (b) Berguna sebagai bukti unuk suatu pengujian, (c) Sifatnya alamiah sesuai dengan konteks, (d) Hasil pengkajian akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan yang diselidiki. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun yang bersifat sirkuler (Jono, 1973). Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan. (2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Kooperatif, menyimpulkan dan memverifikasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya dila-
16
Sri Utami, Peningkakan Prestasi Belajar IPS Melalui Pembelajaran...
kukan penyimpulan akhir yang selanjutnya diikuti dengan kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian. Tes Skor hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal yang meliputi tes pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa. Data berupa hasil tes tulis siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunakan adalah berdasarkan SKM (Standar Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 70 % dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan secara klasikal jika 85% dari banyaknya siswa kelas tersebut menyelesaikan sekurang-kurangnya 85% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai (Arikunto. 2012). Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti sekaligus kepala sekolah dengan menggunakan lembar observasi. Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat. Format lembar observasi terlampir. Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran dicari persentase nilai rata-ratanya dengan menggunakan rumus berikut.
Skor 4 : sangat baik Skor 3 : baik Skor 2 : cukup baik Skor 1 : kurang baik (Suharsimi Arikunto, 1997). Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut: Nilai 75% < NR ≤ 100%: sangat baik Nilai 50% < NR ≤ 75%: baik Nilai 25% < NR ≤ 50%: cukup baik Nilai 0% < NR ≤ 25%: kurang baik Angket Angket digunakan untuk mendetaksi sikap, minat, respon, dan motivasi siswa terhadap pembelajaran. Angket ini diberikan setelah dilakukan tindakan pada siklus terakhir. Angket yang diberikan memiliki pernyataan yang positif dengan jumlah 10 pernyataan. Setiap jawaban “Ya“ diberi skor 2, jawaban “tidak“ diberi skor 1, “tidak menjawab“ diberi skor 1. Untuk menentukan respon siswa, digunakan kriteria sebagai berikut. (a) 2 < skor rata-rata ≤ 1: sangat positif, (b) 0,75 < skor rata-rata ≤ 0,95: positif, (c) 0,5 < skor rata-rata ≤ 0,75: negatif, (d) 0 < skor rata-rata ≤ 0,50 : sangat negatif. Catatan Lapangan (fieldnote) Pencatatan lapangan dimaksudkan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam instrumen pengumpul data yang ada. Dengan demikian diharapkan tidak ada data yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini. Proses Pembelajaran Siklus I Refleksi Awal Sebelum melakukan kegiatan ini peneliti melakukan kegiatan observasi awal dan
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
kajian dokumentasi pembelajaran berupa perangkat pembelajaran dan hasil evaluasi pembelajaran berupa buku analisis evaluasi pembelajaran. Dari hasil kajian ini ditemukan adanya penurunan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa merosotnya prestasi belajar siswa disebabkan penerapan metode pembelajaran yang tidak tepat serta terkesan monoton. Untuk diperlukan perombakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran di Kelas V. Perencanaan Peneliti bersama mitra guru (pengamat) menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran (RP). Peneliti menyusun petunjuk kegiatan siswa, peneliti menyiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, Peneliti menyiapkan alat tes, peneliti membuat perangkat sistem penilaian dan menyusun jadwal penelitian. Berikut ini peneliti tampilkan jadwal penelitian siklus I pada Tabel 1. Tabel 1 Jadwal penelitian No Tanggal Keterangan 1. 02 Pebruari 2012 Proses KBM Pertemuan 1 2. 09 Pebruari 2012 Proses KBM Pertemuan 2 3. 18 Pebruari 2012 Tes evaluasi
Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, mengacu pada rencana peneliti secara kolaboratif dengan mitra guru. Berikut ini peneliti deskripsikan proses pembelajaran di Kelas V dengan menerapkan metode kooperatif: Pertemuan I: Kegiatan Awal/ Pendahuluan: Apersepsi, menanyakan tenang bentuk muka bumi
17
ada berapa macam dan motivasi, diajak menengok keluar kelas dan memandang jauh untuk melihat bentuk muka bumi daratan. Kegiatan Inti, (a) mengamati peta dipapan tulis untuk diidentifikasi tentang warna-warna yang ada pada peta. (b) Menganalisa bentuk muka bumi pada peta dengan symbol warna dan symbol garis. (c) Tanya jawab tentang macam-macam symbol garis pada peta. (d) Menginformasikan macammacam bentuk muka bumi daratan dan bentuk muka bumi dasar laut. (e) Diberi Tugas untuk menggambar pada kertas HVS tentang penampang melintang dari muka bumi daratan (gunung, pegunungan, Pantai, Daratan Rendah, Dataran Tinggi dan lembah). (f) Diberi tugas untuk menggambar pada kertas HVS tentang penampang melintang dari bumi dasar laut (Dangkalan, Lereng Benua, Palung, Gunung laut, Ambang Laut). Kegiatan Akhir/Penutup: m: Mengadakan post tes. (a) Tes unjuk kerja. (b) Menugasi untuk membaca materi berikutnya. Pertemuan II: Kegiatan Awal/Pendahuluan: Apersepsi: Menanyakan istilah-istilah sulit dari materi yang sudah dibaca dirumah. Motivasi: Menanyakan jenis-jenis tanaman yang banyak ditanam didaratan rendah, dan dataran tinggi. Kegiatan Inti: (a) Tanya jawab tentang pembagian bentang alam Indonesia. (b) Mencari contoh kaitan bentang alam dengan kegiatan ekonomi pendidikan didaerah pantai, daerah dataran rendah, daerah dataran tinggi, daerah pegunungan. (c) Mencari contoh potensi bentang alam pantai, potensi bentang alam dataran rendah, potensi bentang alam dataran tinggi, potensi bentang alam pegunungan. Kegiatan Akhir/Penutup: Memberi tugas rumah.
18
Sri Utami, Peningkakan Prestasi Belajar IPS Melalui Pembelajaran...
Observasi Pengamatan dilakukan oleh observer yaitu kepala sekolah terhadap aktivitas pembelajaran di Kelas V baik untuk aktivitas siswa atau guru. Untuk aktivitas guru, tampak guru sudah mampu menerapkan metode pembelajaran dengan baik. Akan tetapi guru dalam memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan diskusi masih kurang. Guru belum mampu memberikan kesempatan kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Untuk aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I memperoleh persentase sebesar 60,00% dan termasuk dalam criteria aktivitas yang cukup baik. Sedangkan untuk aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerima tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mendapatkan apresiasi sebesar 55,00% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang cukup baik. Aktivitas siswa yang masih perlu ditingkatkan adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan diskusi. Aktivitas pembelajaran yang semakin berkembang di Kelas V dalam pembelajaran IPS menunjukkan perkembangan prestasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan prestasi belajar siswa pada Tabel 2. Tabel 2 Nilai Siswa Pada Siklus I No
Nama Siswa
1 Muhammad Rizal Ady Setyawan 2 Annisa Lailatul Badriyah 3 Ayu Erlin Tania 4 Bintang Ersa Mahendra 5 Brian Maldhota Holly Boy 6 Dewi Lestari 7 Dinda Putri Rahayu 8 Elin Rida Setiana 9 Icha Aprelianingsih 10 Muhammad Firgiawan Nurdianto
Nilai 70 70 60 65 70 60 75 75 80 70
%Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T T TT TT T TT T T T T
No
Nama Siswa
11 Muhammad Mukhtar 'Aziz 12 Moh. Rosihan Fikri Al A'fa 13 Nurul Aini 14 Rizal Pangestu 15 Riris Meilinda Aqiran 16 Rokimatul Sukma Wahyu Nur Sella 17 Taghsya Asyrofar Rusli Muhammad 18 Titis Karisma Jenialita 19 Yulfatur Manda Tama 20 Aldi Nova Musta'in 21 Rizki Yulia Rifa'an Putri 22 Rijal Muhaimin Pandu Setiawan Jumlah Rata-rata
Nilai
%Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas TT
60 70 75 65 70 75 70 70 64 80 80 80 1554 70.64
T T TT T T T T TT T T T 16 72.73
6 27.27
Refleksi Dari hasil pengamatan dapat direfleksikan bahwa pembelajaran IPS di Kelas V sudah mengalami peningkatan menuju ke arah yang baik. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas pembelajaran dan perolehan prestasi belajar siswa pada siklus I yang meningkat. Akan tetapi dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif di Kelas V masih ditemui kendala sehingga prestasi belajar siswa tidak maksimal. Hal ini terlihat dari ketuntasan belajar siswa yang hanya mencapai 72,73% dari 85% yang ditentukan. Untuk itu diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Proses Pembelajaran Siklus II Perencanaan Perencanaan tindakan pada siklus II secara garis besar sama dengan siklus I, hanya saja pada siklus II ditambah dengan rencana perbaikan untuk mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I. Penambahan rencana perbaikan tindakan adalah guru akan lebih meningkatkan peran
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
sebagai motivator dalam pembelajaran. Berikut ini peneliti tampilkan jadwal penelitian siklus II pada Tabel 3. Tabel 3 Jadwal penelitian siklus II No. Tanggal Keterangan 1. 20 Pebruari 2012 Proses KBM Pertemuan 1 2. 28 Pebruari 2012 Proses KBM Pertemuan 2 3. 03 Maret 2012 Tes evaluasi
Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus II akan peneliti dideskripsikan dalam uraian berikut ini. Pertemuan I: Kegiatan Awal/Pendahuluan: (a) Apersepsi: Menanyakan tenang bentuk muka bumi ada berapa macam. (b) Motivasi: Diajak menengok keluar kelas dan memandang jauh untuk melihat bentuk muka bumi daratan. Kegiatan Inti: (a) Mengamati peta dipapan tulis untuk diidentifikasi tentang warna-warna yang ada pada peta. (b) Menganalisa bentuk muka bumi pada peta dengan symbol warna dan symbol garis. (c) Tanya jawab tentang macam-macam symbol garis pada peta. (d) Menginformasikan macam-macam bentuk muka bumi daratan dan bentuk muka bumi dasar laut. (e) Diberi Tugas untuk menggambar pada kertas HVS tentang penampang melintang dari muka bumi daratan (gunung, pegunungan, Pantai, Daratan Rendah, Dataran Tinggi dan lembah). (f) Diberi tugas untuk menggambar pada kertas HVS tentang penampang melintang dari bumi dasar laut (Dangkalan, Lereng Benua, Palung, Gunung laut, Ambang Laut). Kegiatan Akhir/Penutup: (a) Mengadakan post tes. (b) Tes unjuk kerja. (c) Menugasi untuk membaca materi berikutnya.
19
Pertemuan II: Kegiatan Awal/Pendahuluan: (a) Apersepsi: Menanyakan istilah-istilah sulit dari materi yang sudah dibaca dirumah. (b) Motivasi: Menanyakan jenis-jenis tanaman yang banyak ditanam didaratan rendah, dan dataran tinggi. Kegiatan Inti: (a) Tanya jawab tentang pembagian bentang alam Indonesia. (b) Mencari contoh kaitan bentang alam dengan kegiatan ekonomi pendidikan didaerah pantai, daerah dataran rendah, daerah dataran tinggi, daerah pegunungan. (c) Mencari contoh potensi bentang alam pantai, potensi bentang alam dataran rendah, potensi bentang alam dataran tinggi, potensi bentang alam pegunungan. Kegiatan Akhir/Penutup: Memberi tugas rumah. Pengamatan Pengamatan pada siklus II dilakukan oleh observer dengan menggunakan format yang sama pada siklus I. Pada siklus II ini, guru telah mampu menjadi motivator yang baik dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari siswa berkemampuan rendah sudah berani mengemukakan gagasannya dalam kegiatan diskusi, sehingga pembelajaran di kelas menjadi aktif. Untuk aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus II memperoleh persentase sebesar 76,25% dan termasuk dalam kiteria aktivitas yang baik. Sedangkan untuk aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS dalam menerima tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mendapatkan apresiasi sebesar 72,50% dan termasuk dalam criteria aktivitas yang baik. Dalam kegiatan diskusi semua siswa mampu terlibat secara aktif dalam kegiatan, sehingga tidak lagi didominasi oleh siswa tertentu saja. Dari aktivitas pembelajaran yang se-
20
Sri Utami, Peningkakan Prestasi Belajar IPS Melalui Pembelajaran...
makin berkembang di Kelas V dalam pembelajaran IPS siklus II menunjukkan perkembangan prestasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan prestasi belajar siswa pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Ketuntasan siswa No
Nama Siswa
1 Muhammad Rizal Ady Setyawan 2 Annisa Lailatul Badriyah 3 Ayu Erlin Tania 4 Bintang Ersa Mahendra 5 Brian Maldhota Holly Boy 6 Dewi Lestari 7 Dinda Putri Rahayu 8 Elin Rida Setiana 9 Icha Aprelianingsih 10 Muhammad Firgiawan Nurdianto 11 Muhammad Mukhtar 'Aziz 12 Moh. Rosihan Fikri Al A'fa 13 Nurul Aini 14 Rizal Pangestu 15 Riris Meilinda Aqiran 16 Rokimatul Sukma Wahyu Nur Sella 17 Taghsya Asyrofar Rusli Muhammad 18 Titis Karisma Jenialita 19 Yulfatur Manda Tama 20 Aldi Nova Musta'in 21 Rizki Yulia Rifa'an Putri 22 Rijal Muhaimin Pandu Setiawan Jumlah Rata-rata
Nilai 84
%Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T
80 70 60 90 88 72 100 80 80
T T
80 70 80 80 80 70
T T T T T T
100
T
80 80 70 100 80
T T T T T
1770 80.45
TT T T T T T T
21 95.45
1 4.55
Refleksi Dari hasil pengamatan pada siklus II dapat direfleksikan bahwa metode pembelajaran dapat diterapkan secara optimal di Kelas V. Hal ini dapat dilihat dari teratasinya kendala yang muncul pada siklus I sehingga persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 95,45% pada akhir siklus II dapat tercapai. Untuk itu tidak diperlukan lagi
perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan Metode Kooperatif pada Pembelajaran IPS di Kelas V Dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk menguasai kelas dan menjadi fasilitator dan motivator secara merata. Dalam pembelajaran kooperatif ini kelas dibagi dalam 4 kelompok. Setiap kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam kelompoknya, dalam artian adanya kebergantungan yang positif dalam diri siswa. Selain itu dalam pembelajaran kelompok, kepala sekolah senantiasa memotivasi guru kelas untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan reward tersendiri kepada siswa yang aktif. Dengan cara ini cukup mampu memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Aktivitas Pembelajaran Dengan diterapkannya metode belajar kooperatif aktivitas belajar di kelas menjadi semakin aktif. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 60,00% meningkat menjadi 76,25%. Sehingga rata-rata aktivitas guru adalah 68,12% dan termasuk dalam criteria yang baik. Sedangkan untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan persentase sebesar 55,00% meningkat menjadi 72,50% atau rata-rata aktivitas siswa sebesar 63,75% dan termasuk dalam criteria yang baik. Hal ini membuktikan bahwa metode kooperatif mampu diterapkan dan diterima dengan baik di Kelas V dalam pembelajaran IPS.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
21
Gambar 1 Grafik Perkembangan Aktivitas Belajar
Prestasi Belajar Siswa Dari hasil penelitian (Classroom Action Research) di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPS sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 68, 27 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 54,55%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 70,64 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 72,73% dan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi: 80,45 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 95,45%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas V SDN 02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun 2011/2012.
Gambar 2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar
22
Sri Utami, Peningkakan Prestasi Belajar IPS Melalui Pembelajaran...
Respon siswa terhadap pembelajaran Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa dapat diketahui seberapa jauh respon siswa terhadap pembelajaran. Setelah dilakukan verifikasi terhadap hasil angket, diketahui bahwa siswa merespon sangat positif penerapan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kooperatif. Untuk respon pembelajaran mendapatkan apresiasi sebesar 1,83. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran kooperatif dapat: (1) Dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk menguasai kelas dan menjadi fasilitator dan motivator secara merata. Dalam pembelajaran kooperatif ini kelas dibagi dalam 4 kelompok. Setiap kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam kelompoknya, dalam artian adanya kebergantungan yang positif dalam diri siswa. Selain itu dalam pembelajaran kelompok, kepala sekolah senantiasa memotivasi guru kelas untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan memberikan reward tersendiri kepada siswa yang aktif. Dengan cara ini cukup DAFTAR RUJUKAN Achmadi dan Supriyanto. 1990. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arifin, Anwar. 1998. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
mampu memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. (2) Untuk mengetahui motivasi belajar siswa, peneliti melakukan serangkaian tes evaluasi. Dari hasil tes evaluasi diketahui bahwa prestasi belajar bidang studi IPS sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 68,27 dengan persentase ketuntasan belajar siswa 54,55%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 70,64 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 72,73% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 80,45 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 95,45%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas V SDN 02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun 2011/2012. Saran Perlu dicoba melakukan kombinasi pola pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran kooperatif dengan model belajar yang lain. Pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif perlu dikembangkan untuk mata pelajaran yang lain, agar dapat meningkatkan pemahaman siswa. Penggunaan model Pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran kooperatif perlu terus dilakukan karena pembelajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru.
Arikunto. 2012. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Bambang, D. 1988. Dasar Konsep IPS, Sejarah Nasional Indonesia dan Umum. Semarang: Aneka Ilmu. Guba, Egon G. & Lincoln, Y. S. 1981. Effective Evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers. Hadi, S. 1989. Metodologi Research II dan III. Yogyakarta: Andi. Jono, R. 1973. Pengukuran dan Penilaian
23
Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka. Surakhmad, W. 1978. Dasar dan Teknik Interaksi Mengajar dan Belajar. Bandung: CV. Tarsito. Zuriah, N. 2003. Penelitian Inkuiri dalam Bidang Pendidikan dan Sosial (Edisi Pertama). Malang: Bayu Media Publishing.