JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
81
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERPINDAHAN ENERGI PANAS DAN LISTRIK MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG Oleh: Ninik Unteawati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung Abstrak. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses ilmiah didasari dengan cara berfikir logis berdasarkan faktafakta yang mendukung. Sikap ilmiah tercantum pada sikap jujur dan obyektif dalam mengumpulkan fakta dan menyajikan hasil analisis fenomena-fenomena alam. Kegiatan pembelajaran IPA lebih diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep, yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses. Metode eksperimen merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Obyek penelitian adalah siswa Kelas VI untuk bidang studi IPA materi Perpindahan energi panas dan listrik Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian menunjukkan prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 60,70 (Rendah), siklus I diperoleh nilai rata-rata: 73,91 (Cukup) dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 87,48 (Baik). Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar terhadap bidang studi IPA materi perpindahan energi panas dan listrik pada siswa Kelas VI SDN 02 Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 secara signifikan. Kata Kunci: IPA, prestasi belajar, eksperimen
Eksperimen Pada Siswa kelas VI SDN 02 Karangrejo Tulungagung”. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses ilmiah didasari dengan cara berfikir logis berdasarkan faktafakta yang mendukung. Sikap ilmiah tercantum pada sikap jujur dan obyektif dalam mengumpulkan fakta dan menyajikan hasil analisis fenomena-fenomena alam. Kegiatan pembelajaran IPA lebih diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep, yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses. Jadi dalam proses pembelajaran IPA pendekatan yang selalu harus
digunakan adalah pendekatan keterampilan proses di samping pendekatan lain yang sesuai (Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas, 2002). Untuk menumbuhkan cara berfikir yang logis dan sikap jujur serta obyektif tersebut dihasilkan suatu hasil atau produk berupa penjelasan atau deskripsi tentang fenomena-fenomena alam beserta hubungan kualitasnya (Hamalik, 1980). Dalam pelajaran IPA hendaknya melibatkan anak sepenuhnya. Kegiatan pembelajaran IPA meliputi penyentuhan, perakitan, pemanipulasi, percobaan dan penginderaan. Kegiatan IPA dirancang untuk anak SD hendaknya memberikan gambaran mental yang konkrit tentang konsep yang mereka pelajari. Gambaran
82
Ninik Unteawati, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perpindahan...
mental yang konkrit ini penting dalam pembentukan konsep-konsep dasar yang kokoh. Di atas konsep-konsep dasar yang kokoh ini akan dibangun pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu guru diharapkan mampu mengkaitkan isu-isu teknologi dalam pembelajaran IPA, sehingga pelajaran IPA tidak lagi dianggap suatu pelajaran yang hanya mengandalkan teori dan rumus namun dapat langsung diterapkan di teknologi masyarakat itu sendiri sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dengan demikian guru dapat mengembangkan suatu citra yang mengenai hakekat pembelajaran IPA. Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas. Diantaranya dapat disebutkan antara lain siswa, guru, kurikulum, sarana prasarana dan lingkungan belajar. Menurut Prabowo (2000: 43), pendidikan dapat ditingkatkan mutunya melalui berbagai upaya, antara lain: pengembangan kurikulum, peningkatan mutu tenaga kerja, pengembangan kualitas proses belajar mengajar, dan terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Melihat kondisi siswa di kelas pada saat proses belajar mengajar seperti kurangnya minat belajar, dan kurangnya perhatian saat pembelajaran berlangsung. Maka keadaan seperti ini diduga oleh peneliti dikarenakan siswa menganggap pelajaran IPA tersebut kurang berguna yang pada akhirnya kurangnya minat anak untuk mengikuti proses belajar mengajar di samping juga disebabkan oleh minimnya pendekatan pembelajaran yang dimiliki oleh guru sehingga siswa cenderung bosan dan menganggap pelajaran tersebut kurang bermakna. (Masturmudi, 2002) Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil permasalahan tersebut untuk diteliti di SDN 02 Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung dengan
judul: “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perpindahan Energi Panas dan Listrik Melalui Eksperimen Pada Siswa kelas VI SDN 02 Karangrejo Tulungagung”. METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung, dimana peneliti sebagai guru kelas VI. Obyek penelitian adalah siswa Kelas VI untuk bidang studi IPA materi Perpindahan energi panas dan listrik di SDN 02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 siswa. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Maret sampai dengan April 2012. Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Tanggal Keterangan Kegiatan 1 6-9 Observasi Melakukan identifikasi Maret awal awal di kelas VI SDN 2013 02 Karangrejo 2 12-16 Pertemuan I Melaksanakan Maret Siklus I pembelajaran IPA 2013 dengan menerapkan metode eksperimen 3 19-23 Pertemuan II Melaksanakan Maret Siklus I pembelajaran IPA 2013 dengan menerapkan metode eksperimen 4 27 Evaluasi Melaksanakan Maret siklus I evaluasi pada akhir 2013 siklus I 5 2-6 April Pertemuan I Melaksanakan 2013 Siklus II pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen pada materi pokok gaya dan gerak 6 9-13 Pertemuan II Melaksanakan April Siklus II pembelajaran IPA 2013 dengan menerapkan metode eksperimen 7 17 April Evaluasi Melaksanakan 2013 Siklus II evaluasi pada akhir siklus II
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research). Model rancangan penelitian ini mengacu pada model yang dikemukanan oleh Kemmis dan Tagart (1998) dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Tahap penyusunan rencana tindakan, (2) Tahap pelaksanaan Tindakan, (3) Tahap observasi, (4) Tahap refleksi. Objek Penelitian Penentuan sasaran penelitian merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan sebelum kegiatan penelitian dimulai dengan tujuan untuk menghindari kesalahan generalisasi di dalam penarikan kesimpulan dari hasil penelitian nanti. Dalam hal ini bahwa “Keseluruhan obyek Penelitian disebut dengan populasi penelitian”. Populasi dibatasi sebagai jumlah siswa atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 1981: 200). Sedangkan sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi diambil dengan teknik tertentu disebut dengan sampel penelitian (Ali, 1987:54). Sampel adalah “Sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 1987: 92). Yang menjadi sasaran (objek) dalam penelitian tindakan ini adalah seluruh siswa Kelas VI SDN 02 Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 siswa. Prosedur Penelitian Dalam menyiapkan Classroom Action Research ini dilakukan langkah-langkah
83
sebagai berikut. (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada Classroom Action Research. (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari depdiknas. (3) Melatih siswa untuk menggunakan dan merangkai peralatan yang terdapat pada proses pembelajaran. (4) Mengajak guru lain untuk membantu melaksanakan kegiatan penelitian sekaligus kolaborator dalam penelitian. Siklus Penelitian Dalam penelitian ini di gunakan 2 siklus meliputi tahap-tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Masing-masing siklus berlangsung 2 pertemuan dan penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan April 2012. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus I direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas. Instrumen Penelitian Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi, yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstrukrur digunakan untuk mcningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butirbutir observasi supervisi dan observasi
84
Ninik Unteawati, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perpindahan...
terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh Tim peneliti. (2) Lembar Tertulis, lembar tes tertulis berupa tes hasil belajar berbentuk uraian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran Tes dilakukan tiap akhir siklus. (3) Dokumen Siswa, dokumen siswa berupa catatan siswa saat proses pembelajaran Dokumen ini diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi IPA. (4) Lembar Angket, untuk mengukur minat belajar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat belajar siswa. Siswa diberikan memilih beberapa alternatif jawaban yang meliputi ya dan tidak. (5) Daftar nilai, berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub Pokok bahasan tertentu sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Metode Pengumpulan Data Tes Skor hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal yang meliputi tes pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa. Data berupa hasil tes tulis siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunkan adalah berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 70% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan secara klasikal sebesar 85%. (Arikunto, 2012)
Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti sekaligus kepala sekolah dengan menggunakan lembar observasi. Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat. Format lembar observasi terlampir. Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran dicari persentase nilai rata-ratanya dengan menggunakan rumus berikut. Skor 4 : sangat baik Skor 3 : baik Skor 2 : cukup baik Skor 1 : kurang baik (Arikunto, 1997). Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut: Nilai 75% < NR ≤ 100% : sangat baik Nilai 50% < NR ≤ 75% : baik Nilai 25% < NR ≤ 50% : cukup baik Nilai 0% < NR ≤ 25% : kurang baik Angket Angket digunakan untuk mendeteksi sikap, minat, respon, dan motivasi siswa terhadap pembelajaran. Angket ini diberikan setelah dilakukan tindakan pada siklus terakhir. (Sugiyono, 2012) Angket yang diberikan memiliki pernyataan yang positif dengan jumlah 10 pernyataan. Setiap jawaban “ya” diberi skor 2, jawaban “tidak” diberi skor 1, dan apabila tidak menjawab diberi skor 0. Untuk menentukan respon siswa, digunakan kriteria sebagai berikut: 2,00 ≥ skor rata-rata > 1,75 : sangat positif
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
1,75 ≥ skor rata-rata > 1,50 : positif 1,50 ≥ skor rata-rata > 1,25 : negatif 1,25 ≥ skor rata-rata > 1,00 : sangat positif Catatan Lapangan (fieldnote) Pencatatan lapangan dimaksudkan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam instrumen pengumpul data. Dengan demikian diharapkan tidak ada data yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini. Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar perlu diadakan analisis data. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan kelas ini yaitu penelitian kualitatif, maka data yang terkumpul dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif. Menganalisis data dilakukan setelah dilakukan pengamatan peneliti dan guru kolaborator, kemudian dimasukkan ke dalam tabel tabulasi dan diolah dengan menggunakan pengalaman peneliti ditentukan nilai keaktifan siswa setiap siklus dan nilai formatif per siklus berdasarkan standar minimal ketuntasan belajar. Untuk nilai ulangan harian, nilai yang telah diperolah dikonsultasikan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang berlaku pada pembelajaran tersebut dan untuk bidang studi IPA nilai KKM sebesar 70. Sedangkan hasil belajar yang menunjukkan kemampuan siswa dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan belajar. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian tingkat keberhasilan pembelajaan, peneliti tentukan sebagai berikut.
85
Nilai 86-100 A (baik sekali) Nilai 76-85 B (baik) Nilai 60-75 C (cukup) Nilai 50-59 D (kurang) Nilai 0-49 E (kurang sekali) Dalam penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasilan atau ketuntasan secara klasikal, suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang kurangnya 85% siswa telah tuntas belajar dengan ketentuan nilainya ≥ 70. Sedangkan kriteria minat belajar siswa, peneliti tentukan sebagai berikut: 70 %-100 % = baik 41 %-69 % = cukup 0 %-40 % = kurang HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal Peneliti bersama mitra guru mengadakan pengamatan dikelas VI tentang rendahnya nilai mata pelajaran IPA dan faktor-faktor penyebabnya. Planning (Perencanaan) Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini membahas materi Perpindahan energi panas dan listrik dengan alokasi waktu efektif 2 minggu, setiap minggu terdiri dari 4 jam pelajaran efektif, dalam setiap minggu memerlukan 2 kali tatap muka, tatap muka yang pertama 2 jam pelajaran dan tatap muka yang kedua I jam pelajaran, setiap jam pelajaran alokasi waktunya 40 menit. Acting (Pelaksanaan) Setelah tahap perencanaan selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanan. Pada siklus I pada konsep sama. Langkah-
86
Ninik Unteawati, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perpindahan...
langkah dalam pembelajaran meliputi pembukaan, inti dan penutup. Pertemuan Pertama Kegiatan awal (10 menit): (1) Motivasi: apakah kamu pernah melihat kilatan cahaya dilangit? (2) Energi apa yang terdapat pada petir? Kegiatan Inti (100 menit): (1) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran tentag perpindahan energi panas dan listrik. (2) Secara kelompok siswa melakukan kegiatan. Kegiatan Akhir(10 menit): (1) Membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman. (2) Memberi tugas setiap kelompok untuk membuat rangkaian listrik sederhana pada pertemuan berikut. Pertemuan kedua Kegiatan pendahuluan: (1) Motivasi: bagaimana susunan baterai pada lampu senter; (2) Sebutkan macam-macam gejala kelistrikan. Kegiatan inti: (1) Guru menjelaskan cara pembuatan rangkaian listrik sederhana (2 model); (2) Secara kelompok siswa membuat rangkaian listrik. Kegiatan Akhir (10 menit). (1) Membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman; (2) Memberi tugas setiap kelompok untuk membuat rangkaian listrik sederhana pada pertemuan berikut. Observation Peneliti yang sekaligus berperan sebagai observer mengamati proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru kelas VI sebagai peneliti. Dari hasil observasi tersebut diperoleh hasil sebagai berikut. (a) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangkuman dan memberikan. Dari
hasil ini diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 50%. (b) Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan, (2) Siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan (3) Siswa yang mendefinisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal. Di samping itu Siswa bersikap selalu: (1) Melaksanakan perintah, (2) Melakukan penelitian, dan (3) Bekerja sama dengan kelompoknya. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 60%. (c) Sedangkan kegiatan yang sering dilakukan oleh guru adalah: (1) Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, (2) Meminta Pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan (3) memberi kesempatan siswa untuk bertanya. (d) Aktifitas siswa yang sering dilakukan: (1) Mengemukakan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan konsep, dan (2) Memperhatikan temannya yang sedang mendemonstrasikan suatu pokok bahasan dengan alat atau gambar. Hasil Tes Akhir Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas 1 Mohammad Faisal F 76 T 2 Muhammad Jevi Effendi 68 TT 3 Okta Febi Sektiawan 60 TT 4 Kartina Firdatul Jannah 52 TT 5 Lystya Tri Wulandari 84 T 6 Muhammad Shifa Zaki D 68 TT 7 Muchamad Ali Ashari 60 TT 8 Nilam Rindiani 60 TT 9 Norma Yustika Agustin 76 T 10 Nopri Direni Amzah 68 TT 11 Oky Prandita Utama 92 T 12 Priambodo Tegar P 76 T 13 Vinda Yuniarsih 84 T 14 Qoriandini 84 T 15 Retno Tri Windiarsih 68 TT 16 Sabrina Jenry Fitria 76 T 17 Sugeng Santoso 92 T -
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
No
Nama Siswa
Nilai
18 Siska Leni Ariyanti 76 19 Saiful Rahmat Saputro 84 20 Salma Ashflatus Sholeha 76 21 Su’aib Hasan Firdaus 68 22 Wahyu Alder Dyanto 84 23 Zulhavidi Tresna S 68 Jumlah 1700 Rata-rata 73.91
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T T T TT T TT 13 10 56.52 43.48
Berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan metode eksperimen pada bidang studi IPA mengalami peningkatan yang cukup berarti dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh ialah: sebelum siklus 60,70 (Rendah) sedangkan pada siklus I meningkat menjadi: 73,91. Refleksi Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah dilakukan. Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pelaksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis. (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesuai dengan rencana walaupun belum sempurna. (b) Siswa masih banyak yang belum memahami jalannya metode eksperimen. (c) Suasana kelas masih gaduh belum mengarah pada suasana yang hidup dalam proses belajar mengajar. (d) Siswa masih sedikit yang bertanya, sehingga guru banyak memberikan penjelasan. Siklus Kedua Planning Dengan memperhatikan refleksi pada siklus I maka diimplementasikan siklus II. Siklus II dimulai dengan perencanaan menyusun rencana pembelajaran pada konsep yang sama. Penggunaan metode eksperimen berdasarkan refleksi siklus I terdapat beberapa perubahan yang harus diperbaiki.
87
Perbaikan tersebut sesuai yaitu pertama tujuan dari kegiatan sudah sedikit diarahkan atau dipandu sesuai dengan hasil refleksi siklus I, kedua penggunaan tabel penilaian diri dan penialian teman. Acting Langkah-langkah dalam pembelajaran pada siklus 2 meliputi pembukaan, inti dan penutup. Pertemuan Pertama Kegiatan awal (10 menit): (1) Motivasi: apakah kamu pernah melihat kilatan cahaya dilangit? (2) Energi apa yang terdapat pada petir? Kegiatan Inti (100 menit): (1) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran tentang perpindahan energi panas dan listrik. (2) Secara kelompok siswa melakukan kegiatan. Kegiatan penutup: (1) Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja peserta didik. (2) Penegasan catatan siswa. Observation Hasil pengamatan pada siklus II dengan hasil belajar yang diperoleh siswa Kelas VI bidang studi IPA SDN 02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut. Table 3 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas 1 Mohammad Faisal F 100 T 2 Muhammad Jevi Effendi 84 T 3 Okta Febi Sektiawan 84 T 4 Kartina Firdatul Jannah 76 T 5 Lystya Tri Wulandari 92 T 6 Muhammad Shifa Zaki D 84 T 7 Muchamad Ali Ashari 84 T 8 Nilam Rindiani 92 T 9 Norma Yustika Agustin 92 T 10 Nopri Direni Amzah 92 T 11 Oky Prandita Utama 92 T 12 Priambodo Tegar P 92 T -
88
No
Ninik Unteawati, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perpindahan...
Nama Siswa
Nilai
13 Vinda Yuniarsih 100 14 Qoriandini 100 15 Retno Tri Windiarsih 92 16 Sabrina Jenry Fitria 84 17 Sugeng Santoso 84 18 Siska Leni Ariyanti 76 19 Saiful Rahmat Saputro 76 20 Salma Ashflatus Sholeha 84 21 Su’aib Hasan Firdaus 92 22 Wahyu Alder Dyanto 84 23 Zulhavidi Tresna S 76 Jumlah 2012 Rata-rata 87.48
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T T T T T T T T T T T 23 0 100.00 0.00
Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan eksperimen pada bidang studi IPA dapat dipertahankan dan meningkat lagi dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh ialah: pada siklus I: 73,91 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi: 87,48. Perolehan persentase aktivitas guru sebesar 83,75% dan aktivitas siswa sebesar 80%. Hal ini dapat dikatakan bahwa guru dalam penyampaian materi pembelajaran dengan melakukan eksperimen sesuai dengan harapan karena dapat meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Refleksi Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan refleksi untuk membahas hasil observasi yang telah dilakukan. Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pelaksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis. (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesuai dengan rencana dan berjalan dengan sempurna. (b) Siswa sudah dapat memahami konsep IPA dengan mudah dengan diterapkannya metode demonstrasi eksperimen. (c) Suasana kelas menjadi suasana lebih hidup. (d) Siswa sudah mulai berminat dan sudah terbiasa bertanya kepada guru.
Dari hasil penelitian tindakan kelas di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 60,70 siklus I diperoleh nilai rata-rata: 73,91 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 87,48. Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar melalui materi pokok perpindahan energi panas dan listrik dibidang studi IPA pada siswa Kelas VI SDN 02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 secara signifikan. Berikut grafik hasil peningkatan prestasi belajar siswa yang didapatkan dari hasil observasi belajar siswa dari awal siklus, siklus I dan II.
Gambar 1 Grafik Perkembangan Hasil Belajar Siswa
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa: Bagi guru dalam menerapkan metode belajar dituntut untuk menggunakan metode atau modelmodel mengajar yang variatif, salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
“Metode eksperimen”. Dari hasil penelitian tindakan kelas di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 60,70 (Rendah), siklus I diperoleh nilai rata-rata: 73,91 (Cukup) dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 87,48 (Baik). Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar terhadap materi perpindahan energi panas dan listrik bidang studi IPA pada siswa Kelas VI SDN 02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 secara signifikan. Setelah pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan metode eksperimen, banyak siswa yang merasakan manfaatnya sehingga DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2012. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, M. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Hamalik, O. 1980. Metodologi Belajar dan kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito Bandung. Hadi, S. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Masturmudi. 2002. Inovasi Pendidikan, makalah Pelatihan Wakasek Kurikulum SD Se Jawa Timur, di BPG Surabaya, tahun 2002. Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas, Petunjuk Teknis Penelitian IPA, tahun
89
dapat mengikuti pelajaran dengan penuh semangat dan bergairah dan berdasarkan hasil pengamatan terdapat peningkatan prestasi belajar. Dengan menggunakan metode yang variatif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Saran Mengingat pentingnya metode Eksperimen sebagai upaya menunjang Cara Belajar Siswa Aktif di sekolah maka diharapkan agar para guru untuk menerapkan metode dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Hendaknya guru dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran dan konsep yang diajarkan. Dengan menggunakan metode dalam belajar siswa tidak merasa bosan dan sukar.
2002. Prabowo. 2000. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Terpadu dalam Menghadapi Perkembangan IPTEK Milenium III. Makalah. Disampaikan pada Seminar dan Lokakakarya Jurusan Fisika FMIPA UNESA bekerja sama dengan Himpunan Fisika Indonesia (HFI) dengan tema: Optimalisasi Peranan Fisika Menghadapi Perkembangan IPTEK Milenium III Tanggal 10 Februari 201. Unesa. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.