Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358
UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN SISWA MERANGKAIKAN ALAT-ALAT PADA MATERI LISTRIK KELAS VI MELALUI METODE EKSPERIMEN DI SD BERTARAP INTERNASIONAL MATARAM Yatmini Kepala Sekolah SDN Model Mataram E-mail:
[email protected] ABSTRAK: Penelitian ini berangkat dari latar belakang perlunya dilakukan pembaharuan dalam peningkatan kreatifitas mengajar guru dalam pengelolaan proses pembelajaran IPA di SD sebagai respon semakin melemahnya kualitas belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, materi tidak kontekstual dan kinerja siswa rendah, baik pada proses maupun produk belajarnya. Sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran tradisional. Keadaan tersebut potensial menimbulkan kejenuhan, kebosanan, serta menurunkan minat dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, melalui penelitian ini diharapkan guru mampu memainkan peran sebagai inovator pembelajaran. Peningkatan kreatifitas guru mutlak perlu dikembangkan, salah satunya adalah pembelajaran dengan metode eksperimen. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen, masih banyak siswa yang kesulitan dalam merangkaikan alat-alat listrik sesuai dengan gambar yang ada di Lembar Kerja Siswa (LKS), sehingga waktu pembelajaran tidak efektif yang pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak terccapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengatasi masalah diatas, siswa diberi LKS yang berisi gambar alat-alat sesuai dengan alat-alat/benda yang sebenarnya, serta dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan yanng lengkap. Selain itu sebelum eksperimen siswa diberi penjelasan tentang nama dan fungsi alat-alat, serta cara penggunaan alat tersebut. Siswa juga dilatih merangkai alat, sehingga ketrampilan siswa dalam merangkai alat meningkat. Dengan peningkatan ketrampilan siswa dalam merangkai alat-alat, penggunaan metode eksperimen menjadi lebih optimal, dan hasil belajar siswa lebih meningkat. Disamping peningkatan pada aspek kognitif, keceriaan, antusias, perhatian dan aktifitas juga meningkat. Kata Kunci: Ketrampilan Siswa, Merangkaikan Alat-Alat Listrik, dan Metode Eksperimen. PENDAHULUAN Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Prestasi belajar IPA siswa ditentukan oleh kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. IPA adalah bangun pengetahuan yanng menggambarkan usaha, temuan, wawasan, dan kearifan yang bersifat kolektif dari umat manusia. Disamping itu sains, merupakan aktifitas manusia yang bertujuan menemukan keteraturan alam melalui pengukuran dan eksperimen. Sebagai bangun penngetahuan sains tersusun atas fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori, seddangkan sebagai aktifitas sains merupakan cara berpikir yang bersifat dinamis dalam rangka menemukan kebenaran suatu ilmu. Salah satu bahan kajian dalam ruang lingkup IPA untuk SD adalah bekerja ilmiah yang meliputi aspek-aspek antara lain; penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas dan pemecahan masalah, dan sikap dan nilai ilmiah.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, perlu penerapan metode pembelajaran yang tepat agar siswa dapat menerima materi pelajaran secara sempurna. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPA/Sains, perlu penerapan metode eksperimen dengan mennggunakan LKS. Dengan metode ini siswa dituntut trampil merangkai alat-alat sesuai dengan petunjuk LKS. Namun kenyataan dilapangan dengan metode inipun siswa masih membutuhkan waktu yang ralatif lama. Hal ini berarti siswa masih menemui kesulitan. Untuk mengatasi kesulitan siswa, guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran harus memiliki pengetahuan yang cukup. Guru harus memberikan penjelasan tentang cara merangkai alat-alat sesuai dengan gambar skema yang ada di LKS, berupa petunjuk yang mudah dipahami oleh siswa. Media pembelajaran, yang berupa alat-alat laboratorium, sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran yang mennggunakan metode eksperimen. Dalam konteks ini,
408
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram diharapkan siswa dapat menemukan kesesuaian antara teori yang diterima dengan hasil eksperimen yang dilaksanakan. Dengan demikian kegiatan pembelajaran melalui metode eksperimen dapat memanfaatkan waktu secara lebih efektif. Tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Meningkatkan keterampilan merangkaikan alat-alat listrik. 2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran sains/ IPA melalui metode eksperimen. 3. Membantu guru agar dapat lebih mengoptimalkan penggunaan metode eskperimen dalam pembelajaran IPA. METODE Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Bertarap Internasional Mataram untuk mata pelajaran IPA . Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 20 orang di SD Bertarap Internasional Mataram. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa, guru, dan teman sejawat sebagai kolaborator. 1. Siswa Untuk mendapatkan data tentang ketrampilan siswa dalam merangkai alatalat selama eksperimen. 2. Guru Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi peningkatan ketrampilan siswa dalam merangkai alat-alat untuk mengoptimalkan metode eksperimen. 3. Teman sejawat sebagai kolaborator Teman sejawat sebagai kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data utnuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, kuesioner dan diskusi. 1. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. 2. Observasi: digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi/keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 3. Kuesioner: digunakan untuk mengetahui motivasi siswa dalam merangkai alat dalam menggunakan LKS. 4. Diskusi antara guru, teman sejawat sebagai kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK. Alat pengumpul data dalam PTK ini meliputi tes, observasi, kuesioner dan diskusi sebagaimana berikut ini. 1. Tes: menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar siswa.
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 2. Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. 3. Kuesioner: menggunakan instrumen untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa. 4. Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tehnik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. 1. Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Peningkatan ketrampilan siswa: dengan menganalisis hasil observasi ketrampilan siswa dalam merangkai alat, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. 2. Implementasi peningkatan ketrampilan siswa dalam merangkai alat: dengan menganalisis tingkat keberhasilan implementasi peningkatan ketrampilan siswa merangkai alat. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian diuraikan melalui tahapan-tahapan yang berupa siklussiklus pembelajaran yang dilakukan, yaitu mulai dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga. 1. Siklus I Pada siklus pertama, siswa menggunakan LKS IPA yang telah dimiliki, pada konsep 7.1 tentang Energi Listrik .Percobaan dilakukan secara kelompok, dan ternyata siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam merangkai alat, sehingga eksperimen kurang berhasil. Hal ini disebabkan gambar rangkaian dalam LKS masih berupa skema. Siswa belum memahami gambar skema masing-masing alat, sehingga tidak dapat merangkai alat dengan benar. Berdasarkan kondisi yang demikian, siswa harus diberi penjelasan tentang gambar skema dan cara menggunakan masing-masing alat. Kegiatan ini banyak menyita waktu. Untuk siklus selanjutnya, LKS diupayakan menggunakan gambar yang jelas agar pelaksanaan percobaan berjalan dengan lancar dan tidak menyita waktu. Hasil observasi unjuk kerja siswa dalam proses belajar mengajar selama siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut.
409
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Tabel 1. Perolehan skor Ketrampilan Siswa Merangkaikan Alat-alat dalam PBM Sklus 1.
2. Siklus II Setelah selesai pelaksanaan siklus I, penelitian dilanjutkan ke pelaksanaan siklus II. Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi dari siklus I, dengan menyempurnakan pembuatan LKS. Gambar alat-alat yang dipergunakan dalam eksperimen pada LKS disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga lebih memudahkan siswa untuk merangkaikan alat-alat dalam percobaan. Siklus II ini membahas konsep rangkaian Listrik Pada proses pembelajaaran siklus II ini, masih ada beberapa kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam merangkai alat. Kesulitan tersebut antara lain : a. Tidak teliti dalam pemasangan peralatan sehingga tidak bisa berfungsi. b. Tidak menelaah memahami petunjuk/ skema dengan tepat. Untuk mengatasi kesulitan tersebut , selama proses PBM berlangsung guru memberikan bimbingan kepada kelompok siswa yang mengalami kesulitan, dengan menunjukkan cara yang benar dalam melakukan percobaan. Pada akhir siklus II diadakan ulangan harian, ternyata hasilnya menunjukkan kemampuan siswa dalam merangkai alat meningkat. Untuk siklus selanjutnya LKS diupayakan menggunakan gambar alat yang sebenarnya disertai petunjuk pelaksanaan agar siswa lebih lancar dalam melakukan percobaan. Hasil observasi unjuk kerja siswa dalam proses belajar mengajar selama siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut.
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 Tabel 2. Perolehan skor Ketrampilan Siswa Merangkaikan Alat-alat dalam PBM.
3. Siklus III Dalam siklus III, siswa diberi LKS tentang pembuatan rangkaian listrik seri paralel yang menggunakan gambar asli dan disertai petunjuk pelaksanaan eksperimen, siswa tetap diberi bimbingan dalam pembuatan rangkaian listrik, namun ada sebagian kecil kelompok yang mengalami kesulitan dalam hal cara merangkai dan membuat rangkaian. Pada akhir siklus III, siswa diberi quesioner untuk diminta tanggapannya. Hasil observasi unjuk kerja siswa dalam proses belajar mengajar selama siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Perolehan skor Ketrampilan Siswa Merangkaikan Alat-alat dalam PBM Sklus 3.
Tiap satu siklus diakhiri dengan evaluasi yang berupa ulangan harian. Berikut ini hasil nilai rata-rata ulangan harian dari tiap siklus dari 20 siswa yang terlibat dalam PTK. Tabel 4. Rata-Rata Ulangan Harian Siklus 1, 2, dan 3.
Tabel diatas yang memuat nilai ratarata ulangan harian pada tiap siklus, menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan dapat mengoptimalkan metode eksperimen melalui peningkatan ketrampilan siswa dalam merangkaikan alat-alat percobaan listrik. Selain ulangan harian, evaluasi juga dilakukan dengan kuesioner untuk siswa. Hasil kuesioner terlihat pada tabel dibawah ini.
410
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Tabel 5. Hasil Kuesioner
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358
13
Senang sekali 6
4
6
10
20
0
5
15
Apakah kamu senang melaksanakan eksperimen dengan LKS?
20
1
5
14
5.
Apakah kamu senang menggunakan petunjuk/LKS dalam praktek
20
2
4
14
6.
Apakah kamu senang dengan menggunakan gambar sesuai benda aslinya?
20
0
2
18
7.
Apakah kamu senang dengan menggunakan gambar sesuai aslinya disertai dengan keterangan lengkap?
20
0
1
19
No
Pertanyaan
Jumlah responden 20
Tidak senang 1
1.
Bagaimana pendapatmu bila dalam pelajaran IPA menggunakan LKS?
2.
Apakah kamu senang pada saat pelajaran IPA menggunakan Lab?.
20
3.
Apakah kamu senang melaksanakan eksperimen?
4.
Tabel diatas menunjukkan bahwa motifasi merangkai alat-alat meningkat melalui penggunaan LKS/ petunjuk yang mencantumkan gambar dari alat yang sebenarnya disertai dengan keterangan yang lengkap dan jelas. SIMPULAN Dari rangkaian siklus pertama, kedua dan ketiga terlihat benang merah atau batasan yang merupakan hasil penelitian sebagai upaya Peningkatan ketrampilan siswa merangkaikan alat-alat listrik melalui metode eksperimen. Adapun benang merah yang dimaksud, berdasarkan rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, disimpulkan sebagai berikut : 1. Ketrampilan siswa merangkai alat meningkat setelah dilatih membaca skema/petunjuk gambar rangkaian alat dalam LKS. 2. Ketrampilan siswa merangkai alat lebih meningkat setelah diberikan gambar rangkaian alat yang sesuai dengan alat yanng sebenarnya dan disertai petunjuk pelaksanaan. 3. Prestasi siswa lebih meningkat dengan menerapkan metode eksperimen.
Senang
4. Beberapa upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan proses pembelajaran IPA melalui kegiatan merangkai alat/eksperimen adalah sebagai berikut: a. Memberi tugas siswa membuat rangkaian listrik secara seri dan paralel. b. Memperbanyak latihan dengan berbagai rangkaian. 5. Keceriaan, antusiasme perhatian, dan aktifitas siswa meningkat setelah mengikuti proses pembelajaran melalui strategi merangkaikan alat-alat. 6. Penelitian tindakan kelas terbukti sangat efektif dan efisien untuk meningkatkan proses pembelajan IPA di SD, khususnya SD Bertaraf Internasional Mataram. SARAN Sebagai tindak lanjut PTK, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai berikut: 1. Agar guru terbiasa dengan pendekatan action research dalam proses belajar mengajar, kegiatan ini perlu dilaksanakan dan ditingkatkan terus. 2. Dalam PBM, diharapkan para guru dalam memberikan petunjuk LKS lebih jelas sesuai gambar aslinya dengan diberi keterangan yang jelas.
411
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram 3. Diharapkan para guru dapat mengoptimalkan metode eksperimen dalam proses pembelajaran IPA.
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358
DAFTAR RUJUKAN Depdikbud, Action Research Pelatihan Guru (Program Pilot/Kerangka Acuan), Jakarta: P3M Jakarka 1998/1999. Depdiknas, Kurikulum 2004 SD, Jakarta 2004. Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi , Jakarta 2001. Depdiknas, Model Silabus dan Rencana Pembelajaran BSNP SMP/MTs, Jakarta 2007. Ibrahim, Muslimin, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya University Press 2000. Wijaya, M. (2006) Hakekat Dan Ragam Penelitian Pendidikan, Modul Diklat Berjenjang, Bandung,PPG IPA. Depdikbud, Garis-Garis Besar Program Pengajaran IPA, Jakarta 1999. Depdikbud, Suplemen GBPP IPA, Jakarta, 1996. Herbertd, Kompedium Didaktik Fisika, Jakarta, 1996. Proyek Perluasan Dan Peningkatan Mutu, Jurnal Genteng Kali Edisi Khusus. 1998/1999, Edisi III Th. II.
412