PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI IMOGIRI
TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ika Nurlatifah NIM 10108241042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI IMOGIRI Oleh: Ika Nurlatifah NIM 10108241042 ABSTRAK Prestasi Belajar IPA yang rendah merupakan masalah di kelas V SD N Imogiri. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD N Imogiri menggunakan metode pembelajaran Eksperimen. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Imogiri yang berjumlah 39 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Model penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang dalam setiap siklusnya terdapat dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Instrument tes sebelum digunakan dalam penelitian telah divalidasi oleh expert judgment. Data hasil observasi dan hasil tes dianalisis secara deskriptif kualitatif Pembelajaran IPA menggunakan metode Eksperimen dengan 6 langkah yaitu percobaan awal, pengamatan, dugaan sementara, verifikasi, aplikasi konsep dan evaluasi dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD N Imogiri. Siswa,melakukan verifikasi terhadap dugaan awal yang mereka rumuskan dengan melakukan kegiatan eksperimen. Siswa lebih mudah memahami meteri pelajaran IPA karena siswa melakukan sendiri kegiatan eksperimen melalui dampingan guru. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM. Nilai rata-rata pada prasiklus mencapai 68,8 meningkat menjadi 69 pada siklus I kemudian setelah dilakukan perbaikan pada siklus II meningkat menjadi 77,2. Persentase siswa yang mencapai KKM meningkat dari 44% pada prasiklus menjadi 51,3% pada siklus I dan 87,2% pada siklus II. Hasil analisis menunjukkan peningkatan prestasi belajar IPA sebesar 8,2. Kata Kunci : metode eksperimen, prestasi belajar IPA
ii
INCREASING STUDENTS’ SCIENCE ACHIEVEMENTS USING EXPERIMENT METHOD THE 5TH GRADERS OF IMOGIRI ELEMENTARY SCHOOL By : Ika Nurlatifah NIM 10108241042 ABSTRACT Low achievement in science lesson was a problem in 5th grader of Imogiri Elementary School. This research was aimed at increasing students’ science achievements among the 5th graders of Imogiri Elementary School using experiment method. The research was collaborative class action research. The subjects of the research were 39 of the 5th graders of Imogiri Elementary School which consist of 17 male students and 22 female students. The research used Kemmis and Taggart model which done in two cycles and each cycle consisted of twice meetings. The data was collected using observation, test, and documentation. The test instrument was validated by expert judgment before it got to use. The observation and test data were analyzed through descriptive qualitative. Science learning using experiment method that included 6 steps, which were beginning experiment, observation, temporary estimation, verification, concept application , and evaluation. was able to increase students’ science achievements among 5th grader of Imogiri Elementary School. Students did the verification to temporary estimation which they arranged by doing experiments. Students were easier to understand the science lesson. This was proven by the increasing the average grade and the students’ percentage that pass the minimal grade. The average grade on the pre-cycle reached 68.8, increased to 69 on the first cycle, and increased to 77.2 on the second cycle. The students’ percentage that passed the minimal grade was 44% on the pre-cycle; it increased to 51.3% on the first cycle, and reached 87.2% on the second cycle. The analyzed result showed that the students’ achievement in science increased in 8.2 Key Words : experiment method, science learning achievement
iii
iv
v
PENGESAHAN
vi
MOTTO
“ Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri.” (RA. Kartini)
“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.” (Lessing)
“Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran” (Anonim)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini kepada: 1. Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dan hikmah luar biasa selama penulisan skripsi ini. 2. Bapak Suroso dan Ibu Sumaryati, yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan kesabarannya dalam penantian panjang sampai terselesaikan penulisan skripsi ini. 3. Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta 4. Agama, Nusa, Bangsa
viii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurah pada junjungan nabi agung Muhammad Sallallahu Alayhi Wassalam yang selalu menjadi pedoman dan inspirasi bagi penulis di kehidupan di dunia ini. Skripsi ini berjudul “ Peningkatan Prestasi Belajar IPA melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Imogiri”. Skripsi ini disususn sebagai salah satu persyaratan guna memoeroleh gelar Sarjana Pendidikan dari Fakultas Ilmu Pendidikan Uneversitas Negeri Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya bantuan, arahan, dukungan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan untuk menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dasar yang telah memberikan dukungan, kesempatan dan fasilitas selama perkuliahan. 3. Ibu Dr. Pratiwi Puji Astuti, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi pertama yang telah bersedia membimbing, membantu dan memberikan dorongan, arahan
serta
masukan
yang
membangun,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Hidayati M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi kedua yang telah bersedia membimbing, membantu dan memberikan dorongan, arahan serta masukan yang membangun, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Kepala Sekolah SD Negeri Imogiri yang bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. ix
x
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………..……………………………..
i
ABSTRAK ...........................…………………………………………………
ii
ABSTRACT ……………………………………………………………………..
iii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………….
iv
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………
v
SURAT PERNYATAAN ……………………….………………………………
vi
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………….
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….
viii
KATA PENGANTAR ……………………….………………………………..
ix
DAFTAR ISI ……………………………........…………………………………
xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………...
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………….….….……………………………….
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………
1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………………..
6
C. Batasan Masalah …………………………………………………………
7
D. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 7 E. Tujuan Penelitian ………………………………………………………..
7
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………………….
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian tentang Prestasi Belajar ……………………………………..... a. Pengertian Prestasi Belajar …………………………………………..
xi
10 10
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ………………..
13
2. Kajian tentang Pembelajaran IPA …………………………………….
14
a. Hakekat IPA …………………………………………………………
14
b. Pembelajaran IPA di SD …………………………………………….
16
c. Tujuan dan Fungsi IPA ……………………………………………… 17 d. Ruang Lingkup IPA …………………………………………………
18
e. Materi ………………………………………………………………..
19
3. Kajian tentang Metode Eksperimen …………………………………… 21 a. Pengertian Metode Eksperimen ……………………………………...
21
b. Tujuan Metode Eksperimen …………………………………………. 22 c. Kelebihan Metode Eksperimen ……………………………………… 23 d. Langkah-langkah Metode Eksperimen ………………………………
24
4. Karakteristik Siswa SD Kelas V ………………………………………
27
B. Kerangka Berpikir ……………………………………………………….
32
C. Hipotesis Tindakan ………………………………………………………
33
D. Definisi Operasional ……………………………………………………..
33
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Model Penelitian ……………………………………………....
35
1. Jenis Penelitian ………………………………………………………
35
2. Desain Penelitian …………………………………………………….
36
B. Setting Penenlitian
....................................................................
41
1. Tempat Penelitian ……………………………………………………
41
2. Waktu Penelitian …………………………………………………….
41
3. Subjek Penelitian …………………………………………………….
41
4. Objek Penelitian ……………………………………………………..
41
C. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………
42
D. Instrumen Penelitian dan Validasi ……………………………………….
43
xii
E. Teknik Analisis Data …………………………………………………….
44
F. Indikator Keberhasilan …………………………………………………..
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………………………………………………………….
48
1. Deskripsi Kondisi Awal Siswa ………………………………………
48
2. Deskripsi Penenlitian Siklus I ……………………………………….
50
3. Deskripsi Penenlitian Siklus II ………………………………………
64
B. Pembahasan ……………………………………………………………...
75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………………………………
79
B. Saran ……………………………………………………………………..
80
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………
81
LAMPIRAN ……………………………………………………………………
83
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1
Siklus Model Kemmis dan Mc Taggart …………………….
37
Gambar 2
Diagram Nilai Pra Siklus …………………………………..
49
Gambar 3
Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus …………….
50
Gambar 4
Diagram Perbandingan Nilai Pra Siklus dan Siklus I ……..
62
Gambar 5
Diagram Perbandingan Ketuntasan Siswa Pra Siklus dan Siklus I ……………………………………………………...
62
Gambar 6
Diagram Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ………….
74
Gambar 7
Diagram Persentase Ketuntasan Siswa …………………….
74
Gambar 8
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
184
Gambar 9
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
184
Gambar 10
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
185
Gambar 11
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
185
Gambar 12
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
186
Gambar 13
Foto Hasil Kegiatan Pembelajaran …………………………
186
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ….……………..
84
Lampiran 2
Rencana Pelakanaan Pembelajaran Siklus II …………………
112
Lampiran 3
Materi Pembelajaran …………………………………………..
136
Lampiran 4
Soal Evaluasi Siklus I ………………………………………..
142
Lampiran 5
Soal Evaluasi Siklus II ………………………………………..
152
Lampiran 6
Hasil Observasi ………………………………………………..
162
Lampiran 7
Daftar Nilai Prestasi Belajar IPA ………………………………
178
Lampiran 8
Dokumentasi …………………………………………………..
184
Lampiran 9
Surat-Surat Keterangan ………………………………………
187
s
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, seperti yang disebutkan dalam UndangUndang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa: Pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seperti peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pandangan ahli lain menyebutkan bahwa “pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan” (Sugihartono,dkk 2007: 3). Tujuan dari sebuah pendidikan tentunya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan pada diri seorang individu. Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus diupayakan oleh pemerintah salah satunya dengan perbaikan kurikulum secara berkala. Salah satu bentuk perubahan yang menjadi fokus pemerintah untuk diperbaiki dalam perbaikan kurikulum di Indonesia ini adalah proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut Siregar dan Nara (2011: 13) “pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah
1
ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang”. Proses pembelajaran yang dilakukan guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah pembelajaran yang ditunjukkan dengan tingginya prestasi belajar siswa. Namun, proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini masih cenderung pada pencapaian target materi kurikulum sehingga proses pembelajaran yang terjadi lebih mementingkan penghafalan konsep dan bukan pada pemahamannya. Observasi dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017 bulan September 2016 di kelas V SD N Imogiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan observasi di dalam kelas saat pembelajaran diketahui bahwa kemampuan kognitif siswa kelas V sangat beragam, ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi namun masih banyak juga siswa dengan kemampuan kognitif yang masih rendah. Sesuai usianya siswa kelas V SD ratarata memiliki usia 11-12 tahun dan hal ini menurut teori perkembangan kognitif dari Piaget anak berada pada tahap belajar operasional kongkret. Salah satu karakteristiknya pada tahap ini anak akan lebih tertantang dan tertarik pada sebuah proses kegiatan belajar mengajar yang lebih banyak menggunakan pemikiran yang logis melalui aktifitas saintific. Sesuai dengan karakteristik siswa kelas V SD maka pembelajaran yang menarik melalui beragam metode dan media sangat dibutuhkan bagi siswa. Namun, pada kenyataannya metode pembelajaran yang digunakan guru masih dominan menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah yang 2
sering dilakukan guru dalam proses belajar mengajar ini berakibat pada kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan belajar, siswa cenderung merasa bosan dengan penyampaian pembelajaran yang dilakukan dengan cara ceramah hal ini sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan. Media dan alat peraga untuk mendukung proses belajar mengajar juga masih minim digunakan karena ketersediaannya di sekolah yang terbatas. Keterbatasan media dan alat peraga pembelajaran yang ada di sekolah memaksa guru untuk menyediakan media pembelajaran lain yang sederhana misal menggunakan gambar sebagai media untuk mempermudah proses penyampaian pembelajaran. Penggunaan media gambar dirasa masih menyulitkan siswa untuk memahami suatu materi tertentu khususnya untuk materi pembelajaran IPA karena pada hakekatnya menurut Darmojo (1991: 3) “IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya”. Sejalan dengan itu Sulistyorini (2007:9) menyatakan bahwa “pada hakekatnya, IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan dari segi pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terikait”. Dari uraian pengertian di atas dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran IPA tidak hanya mementingkan sebuah hasil produk dari pembelajaran IPA yaitu berupa pengetahuan namun yang paling dipentingkan adalah proses perolehan sebuah hasil produk dari pembelajaran IPA tersebut melalui kegiatan ilmiah dalam pembelajaran. 3
Dominasi penggunaan metode pembelajaran ceramah dan penggunaan media gambar pada penyampaian materi dalam pembelajaran IPA dirasakan masih kurang mendukung untuk memaksimalkan proses ilmiah dalam mendapatkan sebuah produk ilmu sehingga pemahaman siswa tentang materi IPA kurang yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar IPA. Rendahnya prestasi belajar IPA sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan penulis berdasarkan nilai ulangan harian pada kelas V SD N Imogiri dari 39 siswa, 17 siswa atau 43,5% memiliki nilai ulangan harian mata pelajaran IPA diatas nilai KKM 75 namun masih ada 22 siswa atau 56,5% siswa yang memiliki nilai ulangan harian di bawah KKM 75. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar IPA siswa masih rendah dari pada mata pelajaran lain. Berdasarkan paparan masalah tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar IPA salah satunya dengan memilih metode yang tepat dalam penyampaian pembelajaran IPA. Jenis metode pembelajaran sangat beragam salah satunya adalah metode pembelajaran Eksperimen menurut Roestiyah (2001: 80) “eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan sesuatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan di evaluasi guru”.
Sejalan dengan itu Sagala (2006: 220) menjelaskan bahwa “metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau 4
hipotesis yang dipelajari”. Dalam proses belajar mengajar melalui metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri pembuktian sebuah ilmu pengetahuan. Dari pengertian di atas penggunaan metode ini bertujuan untuk menekankan proses dalam memperoleh suatu pengetahuan dalam pembelajaran selain itu dalam metode ini siswa dilatih untuk memiliki sikap ilmiah dalam menemukan sebuah pengetahuan melalui kegiatan percobaan. Pembelajaran melalui metode eksperimen memberikan kesempatan bagi siswa untuk melatih keterampilan proses melalui keterlibatan secara langsung dalam memperoleh sebuah ilmu pengetahuan. Metode eksperimen juga mempunyai kelebihan diantaranya
peserta didik aktif terlibat menyimpulkan
fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukan selain itu siswa dapat melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah dalam pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh akan bertahan lebih lama. Metode pembelajaran semacam ini dirasa cocok dengan hakekat pembelajaran IPA yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa pembelajaran IPA menekankan pada aspek produk, proses, dan sikap ilmiah. Selain itu, metode eksperimen juga menjadi salah satu metode yang sesuai pada siswa jenjang kelas V SD karena pada usia ini siswa lebih tertarik dan tertantang pada sebuah proses kegiatan belajar mengajar yang lebih banyak menggunakan pemikiran yang logis melalui aktifitas saintific. Namun, pada kenyataannya dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas V SD N Imogiri, metode eksperimen ini belum digunakan oleh guru.
5
Dari uraian yang telah diungkapkan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar IPA melalui Metode Eksperimen Pada Kelas V Sekolah Dasar Negeri Imogiri. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Kegiatan pembelajaran yang baik diperoleh jika siswa dalam proses pembelajarann mampu berpartisipasi aktif namun kenyataannya masih rendahnya partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. 2. Metode belajar untuk penyampaian materi pelajaran sangat beragam namun metode ceramah masih dominan dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran diperlukan media dan alat peraga tetapi ketersediaan media dan alat peraga pembelajaran di sekolah masih terbatas. 4. KKM yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 75 tetapi berdasarkan observasi yang dilakukan masih terdapat 56,5% siswa yang belum mencapai nilai KKM pada ulangan harian mata pelajaran IPA. 5. Metode eksperimen adalah metode belajar yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk melatih keterampilan proses ilmiahnya hal ini sangat cocok jika digunakan dalam pembelajaran IPA, namun metode eksperimen belum digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
6
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah pada rendahnya prestasi belajar IPA dan belum digunakannya metode eksperimen sederhana dalam proses kegiatan belajar mengajar kelas V SD N Imogiri . D. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimanakah meningkatkan prestasi belajar IPA menggunakan metode Eksperimen pada siswa kelas V SD N Imogiri ? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui metode Eksperimen sederhana siswa kelas V SD N Imogiri. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis maupun teoritis. 1. Praktis: a. Bagi Siswa: 1) Meningkatkan
kebermaknaan
pembelajaran
karena
siswa
melakukan
eksperimen dalam memahami sebuah konsep pengetahuan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
7
2) Menjadikan siswa
lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran dan
memberikan rasa percaya diri pada siswa. 3) Meningkatkan
motivasi
belajar
siswa
melalui
metode
pembelajaran
Eksperimen. b. Bagi Guru: 1) Memberikan pengetahuan dan pengalaman guru untuk menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran. 2) Dapat menyebar luaskan penggunaan metode eksperimen kepada guru lain melalui kegiatan KKG. 3) Memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri melalui PTK. 4) Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran di kelas. c. Bagi Sekolah: Bahan masukan untuk sekolah untuk menerima bentuk inovasi pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dengan tujuan menciptakan lulusan yang memiliki SDM baik yang mampu bersaing di masa depan. d. Bagi Peneliti 1) Memberikan pengalaman, pengetahuan, serta bekal menerapkan metode Eksperimen dalam pembelajaran. 2) Memberikan dasar bagi penelitian lebih lanjut dalam memahami lebih mendalam penggunaan metode pembelajaran baru guna meningkatkan hasil belajar siswa.
8
2. Teoretis Secara teoretis hasil penelitian dapat bermanfaat bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor penyebab timbulnya masalah belajar yang telah teridentifikasi dan belum diteliti dalam rangka pengembangan pembelajaran IPA.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Kajian tentang Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 895), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar meliputi prestasi kognitif, prestasi afektif dan prestasi psikomotor (Syah, 2008:225). Menurut Syah (1999: 213-220) dalam mengukur dan menilai prestasi belajar siswa seorang guru hendaknya memperhatikan dua hal sebagai berikut: 1) Indikator Prestasi Belajar Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi seluruh ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa. 2) Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar Dalam melakukan evaluasi prestasi belajar dikenal dengan dua pendekatan yaitu:
10
a) PAN (Norm Reference Evaluation) Penilaian Acuan Norma (PAN) disebut juga Penilaian Acuan Relatif atau Penilaian Acuan Kelompok. Prestasi belajar seorang peserta didik diukur dengan cara membandingkannya dengan prestasi yang dicapai teman-teman sekelas atau sekelompoknya. b) PAP (Criterian reference Evaluation) Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah suatu proses pengukuran prestasi belajar dengan cara membandingkan pencapaian seorang siswa dengan pelbagai ranah yang telah ditetapkan secara baik sebagai patokan absolute atau “batas lulus” yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam peneilitian ini pendekatan evaluasi prestasi belajar yang digunakan adalah Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu KKM yang ditentukan sekolah sebesar 75. Prestasi belajar berkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh individu dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menurut Bloom (Arikunto, 2005:76) dibagi dalam 3(tiga) ranah yakni: 1)
Ranah kognitif: kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran.
2)
Ranah psikomotor: kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan; kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik.
3)
Ranah afektif: berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu obyek.
11
Ranah kognitif dibagi kedalam 6 tingkatan menurut Anderson (2015 : 4345) tingkatan kognitif direvisi oleh Bloom menjadi mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). 1)
Pada tingkat mengingat siswa mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. (Soal mengingat: soal yang menuntut jawaban yang berdasarkan hafalan).
2)
Pada tingkat memahami siswa membangun makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. (Soal pemahaman: soal yang menuntut pembuatan pernyataan masalah dengan kata-kata penjawab sendiri, pemberian contoh prinsip atau contoh konsep)
3)
Pada tingkat aplikasi siswa menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. (Soal aplikasi: soal yang menuntut penerapan prinsip dan konsep dalam memecahkan masalah)
4)
Pada tingkat analisis siswa diminta untuk memecah-mecah materi ke dalam bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antar bagian dan antar bagian dengan keseluruhan atau tujuan. (Soal analisis: soal yang menuntut kemampuan menunjukkan bagian-bagian yang penting dan relevan, menulis garis besar sebuah tulisan, memilih struktur yang paling sesuai, dan menentukan pendapat atau tujuan dari materi).
5)
Pada tingkat evaluasi siswa dituntut membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar tertentu. (Soal analisis: soal yang menuntut pemeriksaan terhadap
12
produk atau proses atau penerapan solusi pada suatu masalah, dan pemberian kritik terhadap hipotesis atau pendapat orang lain). 6)
Pada tingkat mencipta siswa dituntut untuk membuat produk baru dengan mereorganisasi beberapa bagian menjadi pola atau struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya. (Soal mencipta: soal yang menuntut pembuatan hipotesis atau alternative, mencari dan memilih solusi pemecahan masalah, merancang dan menciptakan produk sesuai dengan spesifikasi tertentu). Dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah hasil belajar
ranah kognitif dengan tingkat kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3) dan menganalisis (C4). b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mengigat pentingnya prestasi belajar dalam proses pendidikan maka diharapkan sebuah proses pembelajaran dapat menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan. Menurut Slameto (2010: 54- 71) tingkat pencapaian presatasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 1) Faktor intern yaitu faktor yang timbul dari dalam individu itu sendiri. a) Faktor Jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh. b) Faktor Psikologis, diantaranya adalah kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. c) Faktor Kelelahan, yang terbagi dalam kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. 2) Faktor ekstern yaitu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa.
13
a) Faktor Keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. b) Faktor Sekolah, meliputi metode mengajar, metode belajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pendidikan di atas ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah. c) Faktor Masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar disekolah, yang ditunjukkan dalam bentuk nilai berupa angka atau huruf dari guru kepada siswa terutama aspek kognitifnya. Sedangkan prestasi belajar IPA berarti hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA di sekolah berupa nilai yang diberikan guru baik berupa angka, huruf, atau pernyataan. Metode eksperimen termasuk salah satu dari faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar diri siswa (faktor ekstern). Secara khusus faktor tersebut berasal dari sekolah. 2. Kajian tentang Pembelajaran IPA a. Hakekat IPA
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya (Darmojo 1992:3). Pengertian lain disampaikan oleh Nash
14
(dalam Darmojo 1992:3) dalam bukunya The Nature of Science, bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. Rom Harre dalam Darmojo dan Kaligis (1992:4) Science is collection of well attested theories which explain the patterns and regularities among carefully studied phenomena. Bila diterjemahkan secara bebas artinya sebagai berikut : IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama. Pendapat Harre ini memuat dua hal yang penting yaitu : pertama, bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang berupa teori-teori, Kedua , bahwa teori-teori itu berfungsi untuk menjelaskan gejala alam Pendapat lain disampaikan oleh Winaputra (1992:123) dalam Usman Samantowa (2006:3) yang mengemukakan bahwa IPA tidak hanya kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hakekat IPA adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek serta untuk mendapatkannya diperlukan serangkaian metode ilmiah. Sains secara garis besar memiliki tiga komponen, yaitu : 1. Proses ilmiah, misalnya mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang dan melakukan
15
eksperimen, 2. Produk ilmiah, misalnya prinsip, konsep, hukum dan teori, dan 3. Sikap ilmiah misalnya ingin tahu, hati-hati, obyektif dan jujur. Patta Bundu (2006 : 11) b. Pembelajaran IPA di SD Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
individu
dengan
lingkungannya
dalam
memenuhi
kebutuhan
Sugihartono (2007:74). Sedangkan pembelajaran menurut Sudjana dalam Sugihartono (2007:80) adalah merupakan setiap tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar . Belajar menurut Darmojo dan Kaligis (1993:12) mengajar dan belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dipisahkan. Pembelajaran akan berhasil apabila terjadi proses mengajar dan proses belajar yang harmoni. Proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung hanya dalam satu arah, melainkan dari berbagai arah (multiarah) sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dari berbagai sumber belajar yang ada. Menurut De Vito, et al (1993) dalam
Samantowa (2006:146)
pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Siswa
diberikan
kesempatan
untuk
mengajukan
pertanyaan,
membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun keterampilan (skill) yang diperlukan dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi sangat diperlukan
16
untuk dipelajari. Penggunaan media dalam pembelajaran akan memperbanyak pengalaman belajar yang menarik kepada siswa. Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar dalam Samantowa (2006:12) didefinisikan oleh Paolo dan Marten yaitu sebagai berikut: mengamati apa yang terjadi, mencoba apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar. c. Tujuan dan fungsi IPA Menurut Darmojo dan Kaligis (1992 : 6) Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, sebagai berikut : 1) Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya. 2) Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA berupa “keterampilan proses” atau metode ilmiah yang sederhana 3) Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran penciptaNya. 4) Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan pembelajaran IPA juga dijelaskan dalam Bundu (2006 : 18) disebutkan bahwa di negara maju, tujuan pembelajaran Sains disekolah dasar bertumpu pada hakikat Sains seperti di British Colombia, Canada menekankan dalam kurikulum bahwa pembelajaran Sains di sekolah dasar harus :
17
1) Menumbuhkan sikap ilmiah yang sesuai (encourage appropriate scientific attitude) 2) Mengembangkan kemampuan menggunakan keterampilan proses Sains (develop the ability to use the processes and skills of science) 3) Mengenalkan pengetahuan ilmiah (introduce the scientific knowledge) 4) Mengembangkan cara berpikir kritis, rasional dan kreatif (promote critical, rational, and creative thingking)
d. Ruang lingkup IPA Ruang lingkup mata pelajaran IPA di sekolah dasar menurut Mulyasa (2010:127) meliputi dua dimensi yaitu : 1) kerja ilmiah dan 2) pemahaman konsep dan penerapannya. Dalam kegiatan pembelajaran kedua dimensi ini dilaksanakan secara sinergi dan terintegrasi. Kerja ilmiah sains dalam kurikulum sekolah dasar terdiri
dari
penyelidikan,
berkomunikasi
ilmiah,
pengembangan
ilmiah,
pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah. Secara lebih rinci menurut Sulistyorini (2007:40), ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.. 2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi :cair, padat, dan gas. 3) Energi dan perubahannya meliputi :gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
18
4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. e. Materi Materi yang akan diteliti merupakan materi pelajaran IPA semester 2 kelas V SD dengan materi pokok sifat-sifat cahaya. Berikut ini merupakan kompetensi dasar dan indikator materi pelajaran yang akan diteliti, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di RPP dalam lampiran 1 halaman 85 dan lampiran 2 halaman 111. Sedangkan rangkuman materi pelajaran dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 133. 1) Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model 2) Kompetensi Dasar 6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya 6.2 Membuat suatu karya/ model, misal periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. 3) Indikator a) Menyebutkan berbagai macam sumber cahaya. b) Menjelaskan sifat cahaya merambat lurus. c) Menjelaskan sifat cahaya menembus benda bening. d) Mengklasifikasikan benda gelap dan benda bening. e) Menjelaskan cahaya dapat dipantulkan. f) Mendiskusikan sifat-sifat cahaya dalam penerapan di kehidupan seharihari. 19
g) Menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan h) Menentukan penerapam sifat cahaya dapat dibiaskan dalam kehidupan sehari-hari. i) Menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan . j) Mengkaitkan sifat cahaya dengan proses terjadinya pelangi. k) Menyebutkan sifat bayangan yang terjadi pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. l) Membedakan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. m) Mendiskusikan manfaat cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari. n) Menentukan penerapan manfaat bayangan pada cermin dalam kehidupan sehari-hari. o) Mendeferensiasikan sifat bayagan pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. p) Membuat kaca pembesar/ lup melalui percobaan sederhana q) Menyebutkan alat optik yang dapat membantu pengelihatan r) Mendiskusikan manfaat alat optik dalam kehidupan sehari-hari . s) Mengkaitkan sifat cahaya dengan penggunaan alat optik dalam kehidupan sehari-hari .
20
3. Kajian tentang Metode Eksperimen a. Pengertian metode eksperimen Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal Sugihartono (2007:81). Sejalan dengan itu menurut Sagala (2006:84) metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur untuk melakukan pembelajaran. Jenis metode pembelajaran sangat beragam salah satunya adalah metode pembelajaran Eksperimen menurut Roestiyah (2001: 80) “eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan sesuatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi guru”. Sejalan dengan itu Sagala (2006: 220) menjelaskan bahwa “metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”.
Sugihartono (2007:84) juga berpendapat bahwa
metode eksperimen merupakan metode pembelajaran dalam bentuk pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan suatu proses dan percobaan. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan
21
sendiri tentang suatu objek, keadaan ataupun proses tertentu. Peran guru dalam metode eksperimen ini sangat penting, khususnya berkaitan dengan kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar. b. Tujuan metode eksperimen Metode eksperimen dilaksanakan dalam proses pembelajaran tentunya memiliki tujuan, menurut Moedjiono dan Dimyati (1991:78) tujuan pelaksanaan metode eksperimen adalah : 1) Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari beberapa fakta, informasi atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses eksperimen. 2) Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat pada hasil eksperimen melalui eksperimen yang sama. 3) Melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan. 4) Melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Selain itu siswa dapat terlatih dalam berpikir secara ilmiah
22
(scientific thingking) sehingga dapat menemukan bukti kebenaran dari teori atau konsep yang sedang dipelajarinya. c. Kelebihan Metode Eksperimen Sebuah metode pembelajaran tentunya tidak lepas dari berbagai macam kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Menurut Syaiful (2002: 95-96) kelebihan metode eksperimen adalah : 1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan. 2) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. Lebih lanjut Sumantri (1999:158-159) mengungkapkan bahwa metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan yaitu : 1) Membuat peserta didik percaya pada kebenaran, kesimpulan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku. 2) Peserta didik aktif terlibat menyimpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukan. 3) Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah. 4) Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif, realistis, dan menghilangkan verbalisme.
23
5) Hasil belajar menjadi kepemilikan peserta didik yang bertalian lebih lama. Penjelasan lebih lanjut tentang kelebihan metode eksperimen disampaikan Roestiyah (2001:82) adalah sebagai berikut: 1) Siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya pula kata orang sebelum membuktikan kebenarannya sendiri. 2) Menjadikan siswa lebih aktif berpikir dan berbuat, sehingga siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. 3) Siswa melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu pengetahuan juga mampu menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan. 4) Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul yaitu peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal. d. Langkah-langkah metode eksperimen Pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen tentunya memiliki langkah- langkah yang khusus. Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng
dalam
artikel
Martiningsih
(http/martiningsih.
blogspot.com2007/12/macam-macam-metode-pembelajaran .html) dan dalam artikel Risman Munajat (http://rismanmunajat12.blogspot.com/2012/11/metodepercobaan experi-mental - method.html) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
24
1) Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. 2) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. 3) Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. 4) Verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. 5) Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. 6) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
25
Dalam pelaksanaan metode eksperimen dengan langkah-langkah yang telah disebutkan diatas disiapkan pula sebuah prosedur yang matang agar pelaksanaan metode eksperimen dapat berhasil dalam sebuah pembelajaran. Moedjiono dan Dimyati (1991:78-79) mengemukakan bahwa untuk mendapat hasil optimal dalam memakai metode eksperimen langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut: 1) Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen. Kegiatan dalam mempersiapkan pemakaian metode eksperimen ini dimulai dengan menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran. Setelah ditemukan kesesuaian selanjutnya menentukan dan menyediakan kebutuhan peralatan, bahan, dan membuat lembar kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan eksperimen. Guru juga perlu melakukan uji coba terhadap kegiatan eksperimen yang telah disiapkan terlebih dahulu sebelum memulai menerapkan pada siswa untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang muncul ketika pelaksanaan eksperimen. 2) Melaksanakan pemakaian metode eksperimen. Dalam tahap pelaksanaan ini guru mendiskusikan bersama seluruh murid mengenai prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen. Setelah itu guru membimbing dan mengawasi eksperimen yang dilakukan siswa dalam hal ini siswa diminta mengamati serta mencatat hal-hal yang dieksperimenkan. Setelah kegiatan
26
eksperimen selesai siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang kegiatan eksperimennya. 3) Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen. Kegiatan tindak lanjut ini merupakan tindakan pasca pelakasanaan metode ekseperimen. Kegiatan itu meliputi guru dan siswa mendiskusikan hambatan dan hasil-hasil eksperimen. Selanjutnya, membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan atau sarana lainnya. Kegiatan ini ditutup dengan evaluasi akhir oleh guru. 4. Karakteristik Siswa SD Kelas V Setiap manusia mengalami proses pertumbuhan dan perkembagan. Perkembangan individu menurut Hurlock (Rita, 2008 :1) adalah merupakan pola gerakan atau perubahan yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan dan pengalaman. Adapun perubahan- perubahan dalam perkembangan individu merupakan hasil dari proses-proses biologis, kognitif dan sosio-emosional yang saling berkaitan. Proses biologis meliputi perubahan pada sifat fisik individu yang semakin bertambah usia akan mengarah kepada kematangan. Untuk proses kmognitif meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi dan bahasa individu, sedangkan proses sosio-emosional meliputi perubahan emosi dan kepribadian yang menyertainya. Tahap perkembangan kognitif berpikir individu menurut Piaget dalam Budiningsih (2005: 37-39) melalui empat stadium, yaitu :
27
1) Sensorimotorik (0-2 tahun) Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimilikinya antara lain melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan obyek sekitarnya. Anak baru mampu mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara sehingga suka memperhatikan sesuatu lebih lama. Selain itu anak sudah mampu
mendefinisikan
sesuatu
dengan
memanipulasinya,
anak
memperhatikan objek sebagai hal yang tetap sehingga ia sering ingin merubah tempatnya. Pada tahap ini anak cenderung mengulangi kegiatan memegang sebuah benda kemudian memindahkan letak benda tersebeut bahkan sampai melemparkannya untuk mengenal benda tersebut. 2) Praoperasional (2-7 tahun) Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap ini adalah anak masih memiliki self counter yang sangat menonjol. Anak juga baru dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok sehingga ia belum mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang berbeda. Namun ia sudah mampu mengumpulkan barang-barang
28
menurut kriteria termasuk kriteria yang benar bahkan dapat menyusun bendabenda secara berderet, tetapi belum dapat menjelaskan perbedaan antara deretan. Tahap intuitif (umur 4-7 tahun atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman yang luas. Karakteristik pada tahap ini adalah anak sudah dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya. Perlahan anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks sehingga anak mulai dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide. Pada proses selanjutnya anak mampu memperoleh prinsip- prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah objek yang teratur dan cara mengelompokkannya. Anak
memiliki
kemampuan pengetahuan kekekalan masa pada usia 5 tahun, kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volum pada usia 7 tahun. 3) Operational Kongkrit (7-11 tahun) Ciri pokok pada perkembangan ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat kongkret.
29
4) Operasional Formal (12-15 tahun) Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis. Anak juga sudah mampu menganalisis secara kombinasi, maksudnya jika dihadapkan pada dua kemungkinan penyebab misalnya C1 dan C2 yang menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa kemungkinan berdasarkan keadaan tersebut dan anak dapat berpikir secara proporsional untuk menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. Dalam dunia pendidikan di sekolah terdapat pembagian dalam sistem kelas. Pada jenjang sekolah dasar dengan masa sekolah 6 tahun kelas dibagi menjadi 6 yang dibuat bertingkat sesuai dengan kemampuan dan usia siswa. Pembagian kelas tersebut kemudian dibedakan lagi menjadi fase kelas rendah dan kelas tinggi. Menurut Izzaty (2008:116) penjelasan fase tersebut yaitu : 1) Masa kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 – 9/10 tahun, biasanya mereka duduk dikelas 1,2, dan 3 Sekolah Dasar Ciri-ciri anak masa kelas rendah Sekolah Dasar adalah : a) Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah. b) Suka memuji diri sendiri. c) Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting. d) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu tidak menguntungkan dirinya. 30
e) Suka meremehkan orang lain. 2) Masa kelas tinggi Sekolah Dasar, yang berlangsung antara usia 9/10 tahun 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar. Adapun ciri-ciri khas anak masa kelas tinggi menurut Izzaty (2008:116) adalah : a) Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari b) Ingin tahu, ingin belajar dan realistis c) Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus d) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah e) Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Anak kelas V SD mempunyai rata-rata usia 11-12 tahun dalam hal ini masuk kedalam jenjang operasional kongkret menurut piaget dan termasuk pula kedalam kategori masa kelas tinggi di Sekolah Dasar. Karakteristik siswa kelas V SD adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis sehingga anak telah memiliki kecakapan berpikir logis. Hal ini ditandai dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi dan perhatian yang besar yang tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari. Dalam kehidupan sosialnya anak pada usia ini suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain, sehingga anak cenderung lebih suka pembelajaran dengan kegiatan kerja kelompok.
31
B. Kerangka Pikir
IPA adalah sebuah ilmu yang rasional dan obyektif mempelajari alam semesta dan segala isinya dan untuk memperolehnya diperlukan sebuah proses ilmiah. Salah satu metode pembelajarannya.
Metode Eksperimen, dengan 6 langkah pembelajaran yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
menyebabkan
Percobaan Awal Pengamatan Dugaan Sementara Verifikasi Aplikasi Konsep Evaluasi
Siswa dalam pembelajaran: 1. 2. 3. 4.
proses
Terlibat aktif Melakukan aktifitas riil Sikap ilmiah berkembang Hasil pengetahuan lebih tahan lama
akibatnya
Prestasi belajar kognitif IPA meningkat
IPA adalah sebuah ilmu yang rasional dan obyektif mempelajari alam semesta dan segala isinya dan untuk memperolehnya diperlukan sebuah proses ilmiah. IPA mempunyai beberapa dimensi tidak hanya dimensi produk atau pengetahuan itu sendiri tetapi juga diperlukan dimensi proses dalam memperoleh ilmu tersebut. Metode eksperimen merupakan salah satu metode belajar yang dirasa cocok untuk mata pelajaran IPA karena metode belajar ini memiliki
32
langkah-langkah yang didalamnya melibatkan siswa untuk aktif dalam melakukan serangkaian kegiatan ilmiah untuk membuktikan atau memperoleh suatu konsep pengetahuan. Dalam metode eksperimen ini siswa dilatih untuk mengembangkan sikap ilmiah dalam setiap penerapan tahapan eksperimen. Pengembangan sikap ilmiah ini membuat hasil pengetahuan yang diperoleh siswa bertahan lebih lama dan lebih melekat sehingga berakibat pada meningkatnya prestasi belajar kognitif IPA. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan teori dan kerangka berfikir diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Pembelajaran menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Imogiri” D. Definisi Operasional Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPA dan metode eksperimen. 1. Prestasi belajar IPA adalah tingkat kognitif siswa setelah memperoleh pelajaran IPA. Prestasi tersebut dinyatakan dalam bentuk skor-skor yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal evaluasi. Prestasi belajar IPA mencerminkan penguasaan terhadap suatu konsep materi yang telah diajarkan. Kemampuan kognitif yang diuji pada penelitian ini meliputi kemampuan C1C4.
33
2. Metode Eksperimen adalah suatu cara pengajaran yang dilakukan dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu materi pembelajaran dengan melalui proses ilmiah untuk memperoleh sebuah pengetahuan dan menuliskan hasil percobaann tersebut yang kemudian disampaikan di depan kelas untuk dievaluasi bersama dengan guru. Metode eksperimen yang dilakukan dalam penelitian
ini
adalah
metode
eksperimen
sederhana
yang
langkah
pembelajarannya telah disesuaikan sesuai untuk jenjang SD. Tahapan langkah pemebelajaran dengan metode eksperimen dilalui dengan : a. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. b. Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. c. Dugaan sementara, siswa dapat merumuskan dugaan sementara berdasarkan hasil pengamatannya. d. Verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. e. Aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. f. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
34
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Model Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2010:129) adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas memiliki tujuan tertentu, dijelaskan oleh Suhardjono (Arikunto, 2009: 61) tujuan tersebut adalah : a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses serta hasil pendidikan, dan pembelajaran di sekolah. b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas. c. Meningkatkan sikap profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif karena peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V di SD Negeri Imogiri untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui metode pembelajaran eksperimen.
35
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas V SD N Imogiri. Pada awalnya peneliti mengobservasi permasalahan yang ditemukan dalam kelas V yang terjadi pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab dari permasalah. Kemudian peneliti bersama guru kelas bersama-sama menyusun rancangan tindakan yang pelaksanaannya dilakukan oleh guru kelas yang bersangkutan. Saat pelaksanaan peneliti bertugas sebagai observer dengan mengamati jalannya kegiatan pembelajaran sedangkan guru kelas V sebagai pelaksana proses pembelajaran dengan metode eksperimen yang rancangan tindakannya telah disusun bersama pada kegiatan persiapan. 2. Desain Penelitian Model penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Kedua ahli tersebut mengembangkan model Kurt Lewin bahwa di dalam penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang, dimana siklus kedua merupakan perbaikan dari siklus pertama dan seterusnya hingga mencapai sasaran yang diharapkan peneliti. “Siklus” inilah yang menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja (Arikunto, 2002:83). Jangka waktu setiap siklus
36
tergantung dari konteks permasalahan. Untuk menghentikan maupun melanjutkan setiap siklusnya merupakan keputusan bersama antara peneliti dan guru kelas. Adapun acuan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart sebagai berikut:
Gambar 1.Siklus Model Kemmis dan Mc Taggart Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa model penelitian Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dengan penjelasan sebagai berikut : a. Perencanaan Tahap perencanaan diawali dengan penemuan masalah dan merancang tindakan yang akan dilaksanakan. Secara rinci langkah yang ditempuh adalah: 1) Menemukan masalah yang ada di lapangan, pada tahap ini peneliti melakukan tindakan observasi di dalam kelas mengamati proses pembelajaran serta
37
melakukan diskusi dengan guru kelas mengenai permasalahan yang muncul ketika proses pembelajaran. 2) Merencanakan
langkah
pembelajaran
dengan
metode
eksperimen.
Perencanaan ini masih dapat berubah sesuai dengan perubahan dalam pelaksanaan tindakan. 3) Merancang instrumen diantaranya membuat Rencana Rancangan Pembelajara (RPP), menyusun soal tes, membuat lembar kerja siswa dan membuat pedoman observasi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen. b. Tindakan Tindakan merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen yang dilakukan oleh guru berdasarkan apa yang telah direncanakan oleh peneliti dan guru sebelumnya. Tolak ukur dari penelitian ini adalah pelaksanaan eksperimen oleh siswa sesuai tahapan langkah yang telah disepakati. c. Observasi Observasi merupakan kegiatan mengamati proses pelaksanaan tindakan penelitian tindakan. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan dalam penelitian. Proses tindakan penelitian meliputi penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dan kendala tindakan semuanya dicatat dan didokumentasikan. Hasil dari data dalam observasi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam kegiatan refleksi.
38
d. Refleksi Refleksi merupakan bagian yang penting dalam langkah proses penelitian tindakan karena kegiatan refleksi ini akan memantapkan kegiatan/tindakan untuk mengatasi permasalahan dengan memodifikasi perencanaan sebelumnya sesuai dengan apa yang timbul dilapangan pada saat pelaksanaan tindakan. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah diperlukan tindakan perbaikan atas tindakan yang telah dilaksanakan. Apabila diperlukan perbaikan maka rencana tindakan harus diperbaiki secara maksimal agar tidak mengulangi kesalahan dari tindakan pada siklus pertama. Setelah melakukan observasi awal dan diskusi dengan guru mengenai rencana penelitian dapat dibuat rancangan tindakan pada siklus 1 yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan Sebelum melaksanakan penelitian tindakan langkah-langkah yang diperlukan yaitu : a. Menentukan materi pelajaran dan sub pokok bahasan. b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. c. Menyiapkan sumber belajar. d. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. e. Menyusun lembar observasi. f. Membuat lembar kerja siswa. g. Membuat evaluasi tiap siklus. h. Sosialisasi kepada guru tentang tindakan yang akan dilaksanakan. 39
2. Pelaksanaan Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen. Langkah-langkah yang dilaksanakan yaitu : a. Menyiapkan alat dan bahan. b. Membuka pelajaran. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. d. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. e. Membagi kelas menjadi kelompok kecil. f. Membimbing siswa dalam melaksanakan praktek eksperimen. g. Menyimpulkan hasil eksperimen. h. Memberikan penguatan/ refleksi. 3. Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya kegiatan pembelajaran dan praktek eksperimen dengan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. 4. Refleksi Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut akan menentukan langkah selanjutnya pada siklus II sesuai dengan hasil tindakan pada pembelajaran siklus I.
40
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD N Imogiri kecamatan Imogiri kabupaten Bantul provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan dipilihnya SD N Imogiri sebagai tempat penelitian karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang sedang berkembang di wilayah kecamatan Imogiri. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini di mulai pada bulan September 2016 sampai bulan April 2017 yang dimulai dari pratindakan yaitu observasi awal dan dilanjutkan pelaksanaan tindakan penelitian PTK. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2016/ 2017. 3. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Imogiri yang berjumlah 39 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Dipilihnya siswa kelas V sebagai subjek penelitian karena prestasi belajar kelas V khususnya dalam mata pelajaran IPA masih rendah yang ditunjukkan oleh prosentase prestasi belajar IPA pada ulangan harian sebanyak 56,5 % dari jumlah siswa masih memiliki nilai di bawah KKM. 4. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPA dengan materi mengenai sifat- sifat cahaya siswa kelas V SD N Imogiri yang dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Objek penelitian ini dipilih
41
berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V yaitu rendahnya prestasi belajar IPA siswa kelas V. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Tes Menurut Arikunto (2002:127) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Peneliti menggunakan tes untuk mengukur hasil belajar IPA siswa kelas V di SD N Imogiri. Tes yang diberikan kepada siswa disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan essai. Tes diadakan di akhir proses pembelajaran setelah dilakukan tindakan. 2. Observasi Observasi merupakan teknik mengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2009:86). Dalam kegiatan observasi, peneliti terlibat dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
42
3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2009:240). Dokumentasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini berbentuk foto yang diambil dari kegiatan yang berlangsung dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru di dalam kelas. Dokumen lain yang dibutuhkan yaitu berupa perangkat pembelajaran meliputi RPP, soal tes, lembar kerja siswa dan juga pedoman observasi untuk siswa dan guru saat berlangsungnya pembelajaran dengan metode eksperimen.
D. Instrumen Penelitian dan Validasi Arikunto (2002: 136) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar yang meliputi soal pre-test dan soal post-test, lembar observasi, dan catatan lapangan. Instrument penelitian dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur dalam sebuah penelitian. Untuk menentukan validitas instrumen penelitian menggunakan validitas isi (content validity). Sukardi (2003: 123) menyatakan bahwa validitas isi adalah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang diukur. Instrumen disusun berdasarkan kisikisi instrumen penelitian yang disesuaikan dengan kajian teori yakni tentang pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen. Selanjutnya instrumen 43
dikonsultasikan ke guru kolaborator dan disetujui oleh dosen pembimbing sebagai expert judgement. E. Teknik Analisa Data Analisis data merupakan tahapan setelah selesai pengumpulan data. Menurut Arikunto (2006:132) analisis data adalah usaha untuk memilih, memilah, membuang,
menggolongkan,
serta
menyusun
kedalam
kategorisasi,
mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hal yang dilakukan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah : 1. Mengkaji data kualitatif yang terkumpul secara komprehensif. Data dari hasil observasi dan catatan lapangan yang terkumpul dikaji secara komprehensif dengan analisis data deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif untuk menganalisis data tentang bagaimana pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Imogiri pada tahun ajaran 2016/2017 semester II, serta melihat minat guru dan siswa terhadap penerapan metode eksperimen ini. 2. Menganalisis data hasil tes siswa tentang prestasi belajar IPA Penelitian ini menafsirkan data kuantitatif dengan membandingkan hasil nilai pre-test dan post-test yang diperoleh subjek pada siklus I, dan
44
membandingkan hasil nilai post-test siklus I dan post-test siklus II. Analisanya melalui tahapan sebagai berikut . a. Melakukan skoring pada hasil tes belajar siswa stelah pembelajaran IPA. b. Memberikan nilai terhadap hasil tes siswa tersebut. c. Menghitung rata-rata prestasi belajar seluruh siswa dengan rumus sebagai berikut Mean ̅̅̅ =
d. Menganalisis masing-masing siklus, kemudian hasil belajar masing-masing siklus dibandingkan untuk dilihat peningkatannya. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan prestasi belajar adalah dengan mencari selisish antara rerata hasil nilai pre-test dan post-test yang diperoleh subjek pada siklus I, dan selisih antara rerata hasil nilai post-test siklus I dan post-test siklus II. Rumus peningkatan nilai sebagai berikut. ̅̅̅
̅̅̅
Keterangan : = rerata nilai post test siklus I = rerata nilai post test siklus II e.
Mengukur ketuntasan nilai siswa, siswa dikatakan tuntas apabila nilai yang diperoleh sama dengan atau lebih dari tujuh puluh hal ini sesuai dengan
45
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 75. 3. Analisis prestasi belajar IPA siswa a. Menghitung rata-rata nilai Untuk menghitung rata-rata nilai menggunakan rumus: Mean
=
Keterangan : ∑ fx
= jumlah f dikali dengan x
x
= skor
n
= jumlah siswa
b. Untuk menghitung ketuntasan belajar klasikal Presentase =
x 100%
c. Analisis data observasi Analisis data observasi dalam penelitian ini dengan cara merefleksi hasil observasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data observasi ini digunakan untuk mempermudah mendeskripsikan hasil penelitian setiap pertemuannya sehingga peneliti tidak kesulitan dalam merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
46
F. Indikator Keberhasilan Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan yang diberikan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran IPA terlaksana dengan baik yang ditandai dengan siswa aktif mengikuti KBM dan mampu melakukan kegiatan eksperimen sesuai prosedur yang diberikan guru. 2. Terjadi peningkatan prestasi belajar yang ditandai dengan peninkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa mengenai materi sifat-sifat cahaya. 3. Hasil belajar menunjukkan ≥75% siswa telah melampaui nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu ≥75.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal Siswa Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD N Imogiri kecamatan Imogiri kabupaten Bantul provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan dipilihnya SD N Imogiri sebagai tempat penelitian karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang sedang berkembang di wilayah kecamatan Imogiri. Siswa kelas V SD N Imogiri Bantul dalam penelitian ini berjumlah 39 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Dipilihnya siswa kelas V sebagai subjek penelitian karena berdasarkan hasil observasi sebelum dilakukan tindakan, siswa terlihat kurang antusias dalam melakukan pembelajaran karena siswa kurang diberi kesempatan untuk melakukan praktek langsung dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan di kelas V ini juga masih berpusat pada guru ditandai dengan dominasi penggunaan metode ceramah selama proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan masih banyak siswa yang masih ramai dan tidak fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil pengamatan juga menunjukkan prestasi belajar IPA kelas V SD N Imogiri masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh persentase prestasi belajar IPA pada ulangan harian yang dilakukan pada materi magnet sebelum pelaksanaan tindakan berdasarkan tabel hasil tes pra siklus pada lampiran 7 halaman 178-179 sebanyak 17 siswa atau 44% memiliki nilai diatas KKM yaitu ≥ 75, sedangkan sebanyak 22 siswa atau sekitar 56% dari jumlah siswa masih memiliki nilai di
48
bawah KKM yaitu kurang dari 75. Nilai terendah yang diperoleh siswa dalam ulangan adalah 53 sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 86. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan pada gambar 2 dan gambar 3.
100 90
86
80 68.8
70 60 53 50 40 30 20 10 0 Nilai Pra siklus Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-Rata
Gambar 2. Diagram Nilai Pra Siklus
49
44%
Tuntas Belum Tuntas
56%
Gambar 3. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tingkat prestai belajar IPA sebelum tindakan sudah cukup namun jumlah siswa yang tuntas masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu tindakan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SD N Imogiri. 2. Deskripsi Penelitian Siklus 1 Tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (2x 70 menit).Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam tindakan siklus I adalah sebagai berikut. a. Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan merupakan tahapan awal untuk menentukan langkahlangkah yang akan dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapi. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut. 1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan.
50
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan metode eksperimen. 3) Menyiapkan media pembelajaran dan alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran IPA. 4) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) 5) Menyiapkan dan menyusun instrument penilaian yang meliputi : a) lembar observasi aktivitas guru dan siswa, b) kisi-kisi soal, c) lembar soal, d) kunci jawaban b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilaksanakan sesuai rencana yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen. Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. 1) Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Januari 2017 pukul 07.00 - 08.45 atau 105 menit. Pertemuan pertama membahas materi tentang sifatsifat cahaya dengan indikator materi menyebutkan berbagai macam sumber cahaya, menjelaskan sifat cahaya merambat lurus, menjelaskan sifat cahaya menembus benda bening, mengklasifikasikan benda gelap dan benda bening, menjelaskan cahaya dapat dipantulkan dan mendiskusikan sifat-sifat cahaya
51
dalam penerapan di kehidupan sehari-hari. Adapun rincian proses pelaksanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut : a) Kegiatan Awal Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan berdoa setelah itu dilanjutkan dengan membaca asmaul husna sesuai dengan kebiasaan siswa sebelum memulai pelajaran. Pembelajaran selanjutnya adalah guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa bagaimanakah jika tidak ada cahaya di muka bumi ini? dan apakah yang terjadi jika pada malam hari listrik padam sehingga lampu rumah kita padam?, lalu siswa menjawab jika tidak ada cahaya maka akan gelap dan kita tidak akan bisa melihat apapun. Guru kemudian menanyakan tentang sumber cahaya yang terbesar di muka bumi ini dan siswa menjawab bahwa sumber cahaya yang terbesar di muka bumi adalah matahari. Kemudian siswa diminta untuk menyebutkan sumber cahaya lain dan siswa menjawab sumber cahaya yang lain contohnya lampu, lilin, baterai. Guru menjelaskan bahwa hari ini mereka akan bersama-sama mempelajari tentang sifat-sifat cahaya. b) Kegiatan Inti (1) Percobaan Awal Pada kegiatan ini guru telah melakukan percobaan awal dengan sederhana. Untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran guru membuka dan menutup semua jendela dan pintu kelas selanjutnya guru melakukan tanya jawab tentang bagaimana perbedaan keadaan kelas jika semua jendela dan pintu di tutup rapat dan ketika jendela dan pintu dibuka lebar. Selain itu guru
52
juga menanyakan mengapa cahaya matahari dari luar bisa masuk sampai kedalam ruangan kelas. (2) Pengamatan Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh siswa saat guru melakukan percobaan awal namun karena pada pertemuan ini guru masih melakukan percobaan awal dengan sederhana dan tidak melibatkan siswa secara langsung mengakibatkan masih ada siswa yang belum ikut melakukan pengamatan. Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru apa yang terjadi ketika semua pintu dan jendela ditutup dan mereka menjawab jika semua pintu dan jendela ditutup maka ruangan kelas akan gelap. Pada jawaban pertanyaan kedua tentang mengapa cahaya matahari dari luar bisa masuk kedalam kelas siswa masih merasa bingung sehingga mereka hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan tersebut. (3) Dugaan Sementara Siswa dibimbing guru membuat dugaan sementara bahwa sifat cahaya ketika cahaya masuk melalui celah-celah angin merupakan sifat cahaya dapat merambat lurus, cahaya masuk melalui kaca jendela merupakan sifat cahaya dapat menembus benda bening dan kita dapat melihat bayangan dicermin karena sifat cahaya dapat dipantulkan. (4) Verifikasi Siswa kelas V dibagi menjadi 8 kelompok yang berisi 4-5 siswa. Kelompok 1,2 dan 3 diberikan tugas mengerjakan LKS 1 (bisa dilihat pada halaman 98) untuk mempraktekkan cahaya merambat lurus, kelompok 4, 5, dan 6 diberikan
53
tugas mengerjakan LKS 2 (bisa dilihat pada halaman 101) untuk mempraktekkan cahaya dapat menembus benda bening dan kelompok 7 dan 8 diberikan tugas mengerjakan LKS 3 (bisa dilihat pada halaman 104) untuk mempraktekkan cahaya dapat dipantulkan. Masing- masing kelompok diberikan waktu 10 menit untuk mengerjakan LKS setelah itu kelompok bergantian mengerjakan LKS lain. Sebelum melakukan percobaan guru meminta siswa untuk membaca langkah kerja yang ada di dalam LKS dan menanyakan apabila masih ada langkah kerja yang belum mereka pahami. Namun, dalam pelaksanaannya siswa masih merasa malas untuk membaca dan memahami langkah kerja secara mandiri akibatnya pada pelaksanaan eksperimen ada beberapa siswa yang menanyakan pada guru tentang langkah kerja yang harus dilakukan. Selain itu pada pengerjaan LKS 3 untuk membuktikan cahaya dapat dipantulkan siswa merasa bingung dengan langkah kerja, mengisi tabel hasil pengamatan dan pertanyaan diskusi dan pembahasan sehingga masih ada beberapa jawaban pada tabel hasil percobaan dan jawaban soal pembahasan yang belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Siswa dalam menjawab soal diskusi dan pembahasan dengan diskusi kelompok tetapi masih ada beberapa kelompok yang anggota kelompoknya masih pasif dan mereka tidak ikut dalam kegiatan diskusi tetapi mereka membuat gaduh dan mengganggu teman lain dalam kelompok. Setelah semua kelompok mengerjakan 3 LKS yang telah disiapkan guru menunjuk beberapa perwakilan kelompok untuk ke depan kelas membacakan hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Dalam pembacaan hasil percobaan ini ternyata
54
masih ada beberapa kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda. Perbedaan ini kemudian diatasi guru dengan melakukan percobaan ulang di depan kelas sehingga setiap kelompok paham dan mempunyai konsep yang sama tentang hasil percobaannya. (5) Aplikasi Konsep Siswa bersama guru melakukan pembahasan tentang penerapan dari sifat-sifat cahaya yang telah mereka pelajari hari ini. siswa dibimbing guru melakukan diskusi kelas dan dari hasil diskusi tersebut siswa dapat menyimpulkan bahwa penerapan sifat cahaya dapat merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari dibuktikan dengan adanya cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah kaca. Penerapan sifat cahaya dapat menembus benda bening dapat dilihat dari pemasangan kaca jendela pada pembangunan gedung sehingga ruangan dalam gedung dapat tetap terang karena cahaya matahari dari luar dapat menembus kaca jendela yang merupakan salah satu contoh benda bening. Penerapan sifat cahaya dapat dipantulkan dapat dilihat dari kegiatan ketika bercermin maka bayangan pada cermin tersebut dapat ditangkap oleh mata kita karena cahaya dipantulkan oleh cermin. (6) Evaluasi Sebelum melakukan kegiatan evaluasi ini siswa mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum jelas, kemudian guru memberikan penguatan lagi terhadap materi sifat-sifat cahaya yang dipelajari hari ini. Evaluasi pada pertemuan pertama ini dilakukan secara lisan, guru menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan sifat-sifat cahaya yang telah dipelajari hari ini. Guru juga
55
meminta siswa untuk menuliskan pada buku tulis mereka sifat-sifat cahaya yang dipelajari hari ini. c) Kegiatan Akhir Guru melakukan refleksi pelajaran hari ini dengan menyebutkan pentingnya cahaya bagi kehidupan kita karena dengan cahaya kita dapat melihat benda desekitar kita. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa kita dapat melihat televisi juga berkat adanya cahaya namundalam hal ini guru mengingatkan kepada siswa untuk tidak terlalu sering menonton televisi dan tidak melupakan belajar setiap hari. Siswa bersama guru menutup pelajaran pada pagi hari itu dengan berdoa dan salam. 2) Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Februari 2017 pukul 07.00 08.45 atau 105 menit. Pertemuan kedua membahas materi tentang sifat-sifat cahaya dengan indikator materi menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan, menentukan penerapan sifat cahaya dapat dibiaskan dalam kehidupan sehari-hari, menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan dan mengkaitkan sifat cahaya dengan proses terjadinya pelangi. Adapun rincian proses pelaksanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut : a) Kegiatan Awal Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan berdoa setelah itu dilanjutkan dengan membaca asmaul husna sesuai dengan kebiasaan siswa sebelum memulai pelajaran. Pembelajaran selanjutnya adalah guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa jika setelah hujan turun kemudian 56
muncul matahari benda apakah yang akan terlihat dilangit? kemudian siswa menjawab benda tersebut adalah pelangi. Guru menanyakan lagi ada berapa warna yang terbentuk pada pelangi? siswa menjawab warna pelangi ada tiga yaitu merah, kuning, dan hijau tetapi ada siswa yang menjawab bahwa warna pelangi ada tujuh. Guru menjelaskan bahwa peristiwa pelangi merupakan salah satu penerapan beberapa sifat cahaya. Guru menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran pada hari ini untuk mengetahui sifat-sifat cahaya. b) Kegiatan Inti (1) Percobaan Awal Guru melakukan percobaan awal dengan memasukkan pensil kedalam gelas plastik berisi air kemudian siswa diminta untuk mengamati keadaan pensil didalam gelas tersebut apakah terlihat bengkok. Selain itu, untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran guru melakukan tanya jawab tentang bagaimana keadaan kolam renang jika kita lihat dari tepi kolam renang apakah terlihat lebih dangkal. (2) Pengamatan Kegiatan pengamatan yang dilakukan siswa ketika guru melakukan percobaan awal namun masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat percobaan awal karena siswa belum dilibatkan secara langsung. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang keadaan pensil ketika dimasukkan kedalam gelas siswa yang ada di bangku depan menjawab bahwa pensil terlihat bengkok tetapi siswa yang duduk dibelakang tidak dapat menjawabnya karena kurang jelas dalam mengamati. Siswa kesulitan mengingat kembali
57
aktifitas ketika mereka melihat dasar kolam renang dari tepian kolam. Ada siswa yang menjawab bahwa tepian kolam renang terlihat lebih dangkal ketika dilihat dari tepi tetapi masih banyak juga siswa yang menjawab bahwa tidak ada perbedaannya kedalaman kolam renang tetap sama. (3) Dugaan Sementara Siswa dibimbing guru membuat dugaan sementara bahwa dasar kolam renang yang terlihat lebih dangkal karena adanya sifat cahaya dapat dibiaskan dan proses terjadinya pelangi karena sifat cahaya dapat diuraikan. Kemudian siswa diminta membuktikan dugaan tersebut dengan kegiatan eksperimen. (4) Verifikasi Siswa kelas V yang berjumlah 39 siswa dibagi menjadi 8 kelompok dengan jumlah siswa per kelompoknya sekitar 4-5 siswa. Kelompok 1 sampai 4 diberikan tugas untuk mengerjakan LKS 4 (bisa dilihat pada halaman 107) untuk mempraktekkan cahaya dapat dibiaskan, sedangkan kelompok 5 sampai 8 diberikan tugas untuk mengerjakan LKS 5 (bisa dilihat pada halaman 110) untuk mempraktekkan cahaya dapat diuraikan. Setiap kelompok diberi waktu 15 menit untuk melakukan percobaan dalam LKS dan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dalam LKS. Selanjutnya antar kelompok tersebut bergantian untuk mengerjakan LKS yang lain. Dalam diskusi pengerjaan LKS ini masih ada beberapa siswa yang pasif dalam kegiatan diskusi mereka bermain sendiri dan menganggu teman lain yang sedang mengerjakan LKS. Setelah semua kelompok mengerjakan LKS 4 dan LKS 5 guru menunjuk beberapa
perwakilan
kelompok
untuk
58
membacakan
hasil
diskusi
percobaannya di depan kelas. Dalam pembacaan hasil percobaan ini ternyata masih ada beberapa kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda. Perbedaan ini kemudian diatasi guru dengan melakukan percobaan ulang di depan kelas sehingga setiap kelompok paham dan mempunyai konsep yang sama tentang hasil percobaannya. (5) Aplikasi Konsep Siswa bersama guru melakukan pembahasan tentang penerapan dari sifat-sifat cahaya yang telah mereka pelajari hari ini. siswa dibimbing guru melakukan diskusi kelas tentang peristiwa lain apakah yang dapat membuktikan sifat cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan. Siswa menyebutkan bahwa ketika pensil dimasukkan kedalam gelas plastik berisi air maka akan terlihat bengkok hal ini membuktikan salah satu sifat cahaya bahwa cahaya dapat dibiaskan. Guru kemudian menjelaskan bahwa proses terjadinya pelangi juga merupakan penerapan dari sifat cahaya yaitu ketika hujan turun kemudian reda muncullah sinar matahari yang menembus tetesan air hujan kemudian cahaya tersebut dibiaskan oleh tetesan air kemudia cahaya matahari tersebut diuraikan menjadi berbagai macam warna pelangi. (6) Evaluasi Sebelum memberikan soal evaluasi kepada siswa guru menanyakan kepada siswa adakah pertanyaan mengenai materi sifat-sifat cahaya. Setelah itu siswa dibimbing guru diminta untuk mengulangi menyebutkan sifat-sifat cahaya yang sudah mereka pelajari. Siswa diberikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Ketika mengerjakan soal evaluasi ini waktu pelajaran hanya
59
tersisa 30 menit sehingga siswa dalam mengerjakan tergesa-gesa dan tidak teliti. d) Kegiatan Akhir Guru melakukan refleksi pelajaran hari ini dengan menjelaskan bahwa untuk melihat fenomena pelangi yang sangat indah kita membutuhkan mata untuk melihat, untuk itu kita harus menjaga kesehatan mata agar tetap dapat menikmati indahnya ciptaan tuhan. Siswa bersama guru menutup pelajaran pada pagi hari itu dengan berdoa dan salam. c. Pengamatan Pengamatan pada tindakan siklus I dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung sampai pembelajaran berakhir. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru di siklus I menunjukkan bahwa guru sudah berusaha menerapkan metode pembelajaran eksperimen tetapi belum berhasil dengan baik. Guru sudah melakukan percobaan awal dengan sederhana tetapi guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan percobaan awal tersebut sehingga siswa masih kesulitan untuk menentukan pembuatan hipotesis.. Dalam kegiatan verifikasi guru sudah membagi siswa ke dalam kelompok kecil tetapi belum membimbing pembagian tugas setiap anggota kelompok sehingga masih ada siswa dalam kelompok yang tidak ikut terlibat dalam kegiatan eksperimen mereka bermain sendiri dan melakukan tindakan yang mengganggu teman lain yang sedang bekerja untuk melakukan eksperimen.
60
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan bahwa siswa masih merasa kesulitan dalam menentukan hipotesis awal karena mereka belum mampu memahami materi awal karena guru belum melibatkan siswa dalam melakukan percobaan awal dan lebih banyak melakukan tanya jawab mengenai materi sifat-sifat cahaya pada awal pembelajaran. Siswa masih cenderung malas untuk membaca perintah langkah kerja dalam LKS yang sudah disediakan, akibatnya dalam melakukan percobaan masih banyak siswa yang bertanya dan meminta bantuan guru untuk melakukan percobaan. Selain itu siswa masih sulit memahami langkah kerja yang ada di dalam LKS, setelah ditanya siswa menjelaskan bahwa bahasa yang ada di dalam langkah kerja dalam LKS ini masih sulit untuk dipahami karena bahasanya kurang praktis. Beberapa kekurangan pada siklus I tersebut menyebabkan prestasi belajar siswa ranah kognitif belum maksimal. Berdasarkan hasil tes yang ada di dalam lampiran 7 halaman 180-181 pada siklus I dapat diperoleh data siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 20 siswa (51,3%) dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 19 siswa (48,7%). Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 69. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50.
61
100
86
60
80
68.8
80 53
69
50
40 20 0 Nilai Pra Siklus Nilai Terendah
Nilai Siklus I Nilai Tertinggi
Rata-Rata
Gambar 4. Perbandingan nilai pra siklus dan siklus I
56
60 50
51.3
44
48.7
40 30 20 10 0 Pra Siklus Tuntas
Siklus I Belum Tuntas
Gambar 5. Perbandingan Persentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus dan Siklus I Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan siklua I terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Nilai rata-rata kelas yang pada saat pra tindakan sebesar 68,8, pada siklus I sudah meningkat menjadi 69. Persentase ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan. Pada saat pra tindakan siswa yang mencapai KKM sebesar 44%, sedangkan pada siklus I sudah mencapai 51,3%.
62
d. Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus I. Hasil tes belajar siswa di siklus I menunjukkan siswa yang sudah mencapai KKM ≥75 masih sebesar 51,3%. Hal ini belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yaitu persentase siswa yang mencapai nilai KKM harus lebih dari atau sama dengan 75%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas sudah mengalami peningkatan dari nilai rata-rata sebelumnya pada pra tindakan. Namun, nilai rata-rata kelas tersebut belum mencapai KKM, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II. Peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah diterapkan pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes belajar siswa, ditemukan beberapa kekurangan dalam tindakan siklus I. Kekurangan-kekurangan tersebut perlu diperbaiki pada tindakan di siklus berikutnya. Oleh karena itu peneliti melakukan perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II dengan mempertimbangkan kekurangan-kekurangan tersebut. Peneliti membuat format dalam bentuk tabel untuk memudahkan membandingkan antara kekurangan pada siklus I dan apa yang akan dilakukan pada tindakan siklus II. Tabel berikut ini merupakan kekurangan pada siklus I dan perencanaan yang akan dilakukan pada siklus II.
63
Refleksi Siklus I
Rencana Perbaikan Siklus II
Guru melakukan percobaan awal secara sederhana dan belum menggunakan alat peraga dalam melakukan kegiatan percobaan awal.
Guru melakukan percobaan awal dengan lebih baik dan menggunakan alat peraga untuk melakukan percobaan awal.
Siswa kesulitan menentukan Siswa dilibatkan dalam melakukan hipotesis dalam pembelajaran percobaan awal supaya mudah karena siswa belum dilibatkan untuk menentukan hipotesis. secara langsung dalam kegiatan percobaan awal yang dilakukan guru Dalam kegiatan verifikasi guru sudah membagi siswa ke dalam kelompok kecil tetapi belum membimbing pembagian tugas setiap anggota kelompok sehingga masih ada siswa dalam kelompok yang tidak ikut terlibat dalam kegiatan eksperimen mereka bermain sendiri dan melakukan tindakan yang mengganggu teman lain yang sedang bekerja untuk melakukan eksperimen.
Guru membimbing pembagian tugas setiap anggota kelompok selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa yang pasif dengan menunjuk siswa tersebut untuk melakukan percobaan eksperimen dan memberikan pertanyaan pancingan agar siswa lebih aktif dalam melakukan eksperimen.
Siswa masih sulit memahami Dalam penulisan langkah kerja LKS langkah kerja yang ada di dalam pada siklus II digunakan bahasa LKS, setelah ditanya siswa yang mudah dipahami oleh siswa menjelaskan bahwa bahasa yang ada di dalam langkah kerja dalam LKS ini masih sulit untuk dipahami karena bahasanya kurang praktis.
3. Deskripsi Penelitian Siklus II Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilaksanakan sesuai rencana yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen. Tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali
64
pertemuan (3x35 menit dan 2x35 menit).Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam tindakan siklus II adalah sebagai berikut. a. Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan merupakan tahapan awal untuk menentukan langkahlangkah yang akan dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapi. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut. 1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan. 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan metode eksperimen. 3) Menyiapkan media pembelajaran dan alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran IPA. 4) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) 5) Menyiapkan dan menyusun instrument penilaian yang meliputi : a. lembar observasi aktivitas guru dan siswa, b. kisi-kisi soal, c. lembar soal, d. kunci jawaban b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilaksanakan sesuai rencana yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran IPA dengan
65
menggunakan metode eksperimen. Tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. 1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Februari 2017 pukul 07.00 - 08.45 atau 105 menit. Pertemuan pertama membahas materi tentang sifat-sifat cahaya dengan indikator materi menyebutkan sifat bayangan yang terjadi pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung, membedakan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung, mendiskusikan manfaat cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari dan menerapkan manfaat bayangan pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari. Adapun rincian proses pelaksanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut : a) Kegiatan Awal Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan berdoa setelah itu dilanjutkan dengan membaca asmaul husna sesuai dengan kebiasaan siswa sebelum memulai pelajaran. Pembelajaran selanjutnya adalah guru melakukan apersepsi dengan menanyakan untuk melihat penampilan dan kerapian kita dalam berpakaian biasanya menggunakan apa?, lalu siswa menjawab dengan menggunakan cermin. Kemudian guru bertanya kepada siswa ada berapakah jenis cermin yang mereka ketahui. Siswa ada yang menjawab berdasarkan pengetahuannya kemudian guru menjelaskan bahwa cermin itu ada tiga macam yaitu cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. Setelah itu, guru
66
menjelaskan bahwa pada hari ini mereka akan mempelajari sifat-sifat bayangan pada cermin. b) Kegiatan Inti (1) Percobaan Awal Guru membawa dua buah cermin yaitu cermin datar dan cermin cembung (kaca spion) kemudian guru melibatkan siswa dalam percobaan awal dengan meminta beberapa siswa kedepan kelas untuk bercermin menggunakan kedua cermin tersebut secara bersamaan. Siswa lain yang tidak maju di depan kelas diminta untuk mengamati. Kemudia guru menanyakan adalah perbedaan dari kedua bayangan yang dihasilkan kedua cermin tersebut. (2) Pengamatan Siswa berdasarkan hasil pengamatan selama percobaan tersebut dapat menyebutkan adanya perbedaan antara kedua bayangan yang terbentuk dari cermin. Bayangan pada kaca spion ukurannya lebih kecil daripada bayangan pada cermin rias. (3) Dugaan Sementara Berdasarkan hasil pengamatan dari kegiatan percobaan awal siswa dapat menyusun dugaan sementara yaitu salah satu sifat bayangan pada cermin cembung adalah ukuran bayangannya lebih kecil dari ukuran benda aslinya. Setelah itu, guru meminta siswa untuk membuktikan hasil hipotesis tersebut dengan mengerjakan LKS untuk mencari sifat bayangan pada cermin datar, cembung dan cekung.
67
(4) Verifikasi Pada kegiatan verifikasi ini siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang masingmasing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Kelompok 1,2 dan 3 mengerjakan LKS 6 (bisa dilihat pada halaman 126) untuk mencari sifat bayangan pada cermin datar, kelompok 4,5 dan 6 mengerjakan LKS 7 (bisa dilihat pada halaman 128) untuk mencari sifat bayangan pada cermin cembung dan kelompok 7 dan 8 mengerjakan LKS 8 (bisa dilihat pada halaman 130)untuk mencari sifat bayangan pada cermin cekung. Setiap kelompok diberikan waktu 10 menit untuk mengerjakan LKS masing-masing kemudian mereka bergantian mengerjakan LKS lain. Sebelum mengerjakan LKS siswa dibimbing guru membaca langkah kerja secara bersama-sama untuk memahami langkah kerja dalam LKS. Dalam diskusi kelompok menjawab pertanyaan dalam soal pembahasan LKS semua siswa telah terlibat aktif. Setelah semua kelompok menyelesaikan ketiga LKS guru meminta beberapa kelompok untuk maju kedepan kelas membacakan hasil diskusi kelompoknya dalam pengerjaan LKS. (5) Aplikasi Konsep Siswa dibimbing guru melakukan diskusi kelas untuk membahas contoh aplikasi dalam penggunaan cermin pada kehidupan sehari-hari. Dari hasil diskusi tersebut siswa dapat menyebutkan contoh penggunaan cermin datar pada cermin riasan, cermin cembung digunakan pada kaca spion sepeda motor atau mobil dan cermin cekung digunakan pada bagian dalam lampu mobil atau senter untuk mengumpulkan cahaya.
68
(6) Evaluasi Pada siklus II pertemuan pertama ini siswa belum mengerjakan soal evaluasi. Guru hanya meminta siswa menuliskan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung pada buku tulis mereka kemudian mengumpulkan buku tulis tersebut untuk dicek jawabannya oleh guru. c) Kegiatan Akhir Guru melakukan refleksi pada pembelajaran hari itu dengan menjelaskan bahwa salah satu penerapan penggunaan cermin cembung adalah pada kaca spion sepeda motor atau mobil. Hal itu untuk membantu kita ketika berkendara untuk melihat keadaan jalan dibelakang kita sehingga kita bisa lebih berhati-hati ketika berkendara. Pelajaran hari itu ditutup dengan doa. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari 11 Februari 2017 pukul 07.00 – 08.10 atau 90 menit. Pertemuan kedua membahas materi tentang sifat-sifat cahaya dan penerapannya dalam suatu karya alat optik dengan indikator materi membuat kaca pembesar, menyebutkan alat optic yang dapat membantu pengelihatan, mendiskusikan manfaat alat optic dalam kehidupan sehari-hari, dan mengkaitkan sifat cahaya dengan penggunaan alat optic dalam kehidupan sehari-hari. Adapun rincian proses pelaksanaan pembelajarannya adalah :
69
a) Kegiatan Awal Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan berdoa setelah itu dilanjutkan dengan membaca asmaul husna sesuai dengan kebiasaan siswa sebelum memulai pelajaran. Pembelajaran selanjutnya adalah guru melakukan apersepsi dengan menanyakan ketika siswa sedang pergi bertamasya bersama keluarga biasanya untuk membuat sebiah kenangan mereka membuat sebuah foto kenangan. Alat apakah yang digunakan untuk membuat foto tersebut? siswa menjawab alat tersebut adalah kamera. Kemudian guru menjelaskan bahwa kamera adalah salah satu contoh alat optik. Pada pembelajaran hari itu siswa dijelaskan bahwa materi pembelajaran yang akan mereka pelajari adalah tentang alat optik. b) Kegiatan Inti (1) Percobaan Awal Pada kegiatan ini guru membawa alat kaca pembesar kemudian guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan kelas melakukan percobaan awal dengan mengamati tulisan pada buku paket dengan menggunakan kaca pembesar. (2) Pengamatan Siswa melakukan pengamatan ketika melakukan percobaan awal kemudian guru menanyakan bagaimana perbedaan ukuran tulisan pada buku paket ketika diamati dengan kaca pembesar. (3) Dugaan Sementara Siswa menjawab bahwa ada perbedaan ukuran tulisan ketika diamati dengan kaca pembesar tulisan dalam buku paket terlihat lebih besar. Siswa dibimbing 70
guru menentukan dugaan sementara bahwa kaca pembesar merupakan salah satu alat optik yang berfungsi untuk memperbesar ukuran benda ketika diamati. (4) Verifikasi Untuk membuktikan dugaan tersebut siswa diminta untuk membuat kaca pembesar secara sederhana dengan menggunakan kertas karton dan plastik mika. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Masing-masing siswa dalam kelompok tersebut diminta untuk membuat kaca pembesar sederhana secara individu namun dalam mengerjakan soal pembahasan dalam LKS 9 (bisa dilihat pada halaman 133) dilakukan dengan diskusi kelompok. Sebelum melakukan percobaan dalam LKS siswa dibimbing guru membaca langkah kerja secara bersama-sama. siswa diberikan waktu 20 menit untuk membuat kaca pembesar dan mengerjakan soal pembahasan dalam LKS. Setelah semua siswa berhasil membuat kaca pembesar perwakilan kelompok maju kedepan kelas untuk membacakan hasil diskusi mereka. (5) Aplikasi Konsep Siswa dibimbing guru melakukan diskusi kelas unuk menentukan contoh penggunaan alat-alat optik bagi kehidupan sehari-hari. Dari hasil diskusi tersebut siswa dapat menyebutkan bahwa mikroskop berfungsi untuk mengamati benda renik, periskop digunakan dalam kapal selam untuk mengetahui keadaan di darat dan teropong digunakan untuk melihat objek yang jaraknya jauh. Selain itu siswa dan guru melakukan diskusi tentang
71
kelainan pada mata dan alat bantu yang dapat digunakan untuk menolong kelainan mata tersebut. (6) Evaluasi Sebelum melakukan evaluasi siswa diberikan kesempatan untuk bertanya materi yang belum mereka pahami. Siswa diberikan lembar evaluasi untuk dikerjakan secara individu. c) Kegiatan Akhir Guru melakukan refleksi pada pembelajaran hari itu dengan menjelaskan bahwa salah satu organ tubuh kita yang berfungsi sebagai alat optik yaitu mata merupakan organ yang sangat penting sehingga kita harus selalu menjaga kesehatan mata kita. Pelajaran hari itu ditutup dengan doa c. Pengamatan Pengamatan pada tindakan siklus II dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung sampai pembelajaran berakhir. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru di siklus II menunjukkan bahwa guru sudah melakukan perbaikan terhadap proses mengajar dengan menerapkan metode eksperimen dibandingkan pada proses mengajar pada siklus I. Pada siklus II ini guru telah melakukan percobaan awal dan melibatkan siswa dalam percobaan pada kegiatan inti pembelajaran untuk mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari. Guru juga telah membimbing siswa untuk melakukan kerja kelompok dan memberikan motivasi lebih kepada siswa yang gaduh sehingga semua siswa pada siklus II ini
72
melakukan kerjasama dalam mengerjakan LKS dengan baik hal tersebut dapat dilihat pada gambar 8 dan gambar 9 dalam lampiran 8 halaman 184. Hasil pengamatan pada aktivitas siswa pada siklus II ini menunjukkan bahwa siswa telah terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa dilibatkan dalam percobaan awal yang dilakukan guru sehingga mereka lebih mudah untuk membuat hipotesis. Dalam pengerjaan LKS siswa juga lebih lancar mengerjakan dan tidak banyak bertanya karena sebelum melakukan percobaan siswa dibimbing guru untuk membaca langkah kerja secara bersama-sama, selain itu bahasa yang digunakan dalam penulisan langkah kerja LKS pada siklus II ini lebih praktis dan mudah dipahami siswa. Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran pada siklus II (data dalam lampiran 7 halaman 182-183) telah terjadi peningkatan prestasi belajar dari siklus I yaitu sebesar 51,3% pada siklus II ini naik menjadi 87,2%. Nilai rata-rata kelas juga mengalami kenaikan, pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 69 sedangkan pada siklus II ini nilai rata-rata kelas naik menjadi 77,2. Peningkatan prestasi belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 7.
73
77.2
78 76 74 72 70
68.8
69
Pra siklus
Siklus I
68 66 64 Siklus II
Rata-rata
Gambar 6. Diagram Nilai Rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kelas V
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
87.2
51.3 44
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siswa Tuntas
Gambar 7. Diagram Persentase Ketuntasan Siswa d. Refleksi Berdasarkan pengamatan siklus II pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen telah terbukti meningkatkan prestasi belajar IPA dengan bukti adanya peningkatan nilai rata-rata kelas pada pembelajaran di siklus II ini yaitu 74
sebesar 77,2 yang artinya nilai rata-rata kelas sudah melampaui nilai KKM yaitu sebesar 75. Persentase ketuntasan siswa dalam evaluasi pembelajaran juga telah meningkat pada siklus II ini yaitu sebesar 87,2% siswa telah melampaui nilai KKM yang berarti sudah melebihi dari kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu sebesar 75%. Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian pada siklus II ini. B. Pembahasan Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Dari hasil observasi pada pra tindakan nilai rata-rata kelas sebesar 68,8, dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan adalah 17 siswa atau 44% pada siklus I nilai rata-rata kelas sudah meningkat walaupun peninkatannya masih sedikit yaitu menjadi 69, dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 22 siswa atau 51,3%. Sedikitnya peningkatan nilai rata-rata kelas disebabkan oleh faktor perbedaan tingkat kognitif soal evaluasi antara soal pra siklus yang hanya menguji kemampuan siswa pada kemampuan kognitf tahap C2 sedangkan pada soal evaluasi siklus I peneliti menguji kemampuan siswa pada kemampuan kognitif tahap C1-C4. Menurut Anderson (2015 : 43) jenjang kognitif pada tingkat C1-C3 merupakan jenjang yang memiliki tingkat kesulitan rendah sedangkan pada jenjang C4 sudah memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM mengalami peningkatan sebesar 7,3% dari 44% menjadi 51,3%. Namun, persentase ini belum sesuai dengan batas
75
minimal yang ditetapkan peneliti yaitu sebesar 75% untuk itu penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus ke II. Penyebab belum tercapainya tingkat ketuntasan belajar sebesar 75% karena pada pembelajaran siklus I guru melakukan percobaan awal secara sederhana dan belum melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan percobaan awal tersebut, sehingga siswa masih merasa kesulitan untuk menentukan dugaan sementara. Siswa juga kurang memahami langkah kerja dalam LKS karena siswa masih malas membaca langkah kerja tersebut dan siswa merasa bahasa yang digunakan dalam langkah kerja di LKS masih rumit hal ini berakibat pada susahnya mereka dalam menjawab soal pembahasan dalam LKS. Namun demikian, terdapat peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan ini terjadi karena pembelajaran pada siklus I telah menggunakan metode eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimen secara mandiri sehingga siswa mudah dalam memahami materi dan ilmu yang diperoleh siswa lebih melekat sehingga prestasi belajarnya akan lebih baik. Pelaksanaan proses pembelajaran IPA yang dilakukan guru telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Guru telah menerapkan metode eksperimen dalam proses belajar mengajar dengan baik. Sagala (2006: 220) menjelaskan bahwa “metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”. Sejalan dengan itu Sugihartono (2007:84) juga berpendapat bahwa metode eksperimen merupakan metode
76
pembelajaran dalam bentuk pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan suatu proses dan percobaan. Hasil tes pada siklus II ini telah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 77,2 dari sebelumnya nilai rata-rata pada siklus I sebesar 69. Jumlah siswa yang mencapai nilai tuntas pada siklus II ini sebanyak 34 siswa atau sebesar 87,2% meningkat sebanyak 35,9% dari siklus I yang hanya sebesar 51,3%. Dapat diartikan bahwa dari hasil tersebut nilai rata-rata sebesar 77,2 telah mencapai nilai KKM yaitu 75 dan ketuntasan belajar sebesar 87,2% telah melampaui target penelitian yang hanya sebesar 75%. Peningkatan pada siklus II ini lebih banyak dibandingkan peningkatan prestasi belajar pada siklus I karena pada penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran di siklus II ini langkah kerja dalam LKS lebih ditegaskan dan guru melakukan banyak bimbingan dan pendampingan saat siswa melakukan eksperimen sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar karena pada usia siswa SD kelas V siswa masih membutuhkan bimbingan dalam proses bereksperimen dalam menemukan konsep materi pembelajaran. Motifasi belajar yang tinggi ini menyebabkan siswa memiliki rasa senang dalam belajar sehingga mereka akan lebih mudah memahami materi pelajaran. Hal ini terbukti dari antusias siswa dalam mengikuti pelajaran yang dapat dilihat dalam gambar 8-11 pada lampiran 8 halaman 184 dan 185. Berdasarkam hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SD N Imogiri. Metode tersebut sudah tepat digunakan karena mencapai 77
ketuntasan belajar yang diharapkan peneliti, yaitu mencapai 87,2%. Artinya siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan baik menggunakan metode belajar eksperimen. Dengan demikian, metode eksperimen tepat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA.
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen dengan 6 langkah pembelajaran yaitu percobaan awal, pengamatan, hipotesis, verifikasi, aplikasi konsep dan evaluasi telah terbukti meningkatkan prestasi belajar IPA kelas V SD N Imogiri. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus sebesar 44%, siklus I sebesar 51,3% dan siklus II sebesar 87,2%. Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode eksperimen pada siklus I dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Imogiri tetapi belum memenuhi kriteria keberhasilan karena dalam pelaksanaan pembelajaran di siklus I masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut kemudian diperbaiki dalam pelakanaan pembelajaran pada siklus II. 2. Penerapan metode eksperimen pada siklus II diperbaiki dengan cara melibatkan siswa dalam percobaan awal, melakukan pendampingan dan bimbingan lebih kepada siswa dalam bereksperimen, mempertegas langkah kerja dalam LKS. Hasil perbaikan tersebut mengakibatkan prestasi belajar IPA pada siklus II menjadi lebih meningkat dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 87,2% . Siswa sudah terlibat aktif dalam pembelajaran, merumuskan hipotesis dan melakukan verifikasi terhadap hipotesis yang mereka rumuskan dengan melakukan kegiatan eksperimen. 79
Siswa telah bekerjasama baik dengan teman satu kelompoknya untuk berdiskusi menyelesaikan tugas dalam lembar kerja. Siswa lebih mudah menemukan konsep materi pelajaran dan lebih mudah memahami materi pelajaran dengan metode eksperimen ini. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada setiap akhir siklus. Nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 69 meningkat menjadi 77,2 pada siklus II yang berarti telah terjadi peningkatan sebesar 8,2. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut : 1. Bagi Guru Guru sebaiknya menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA agar siswa dapat mengalami sendiri proses perolehan konsep ilmu dari sebuah materi sehingga pengetahuan siswa akan lebih melekat dan pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. 2. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran mata pelajaran IPA, hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut tentang aspek-aspek lain dalam pembelajaran IPA dengan metode eksperimen pada materi pokok yang berbeda.
80
DAFTAR PUSTAKA Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R. (2015). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penenlitian Suatu Pendekatan dan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta. _______. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. _______. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta. _______. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Budiningsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Chaplin, J.P. (2000). Kamus Lengkap Psikologi. (Terjemahan Kartini Kartono). Jakarta : Raja Grafindo. Darmojo, H dan Kaligis, J.R.E. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta : Depdikbud DIKTI. Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media. Depdikbud. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.pdf. Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Djamarah, S.B dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta. Izzaty, R.E., dkk (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Martiningsih. (2007). Macam-macam Metode Pembelajaran. Diakses dalam http:martiningsih.blogspot.com20/07/12-macam-macam-metodepembelajaran.html pada 1 Desember 2014. Moedjiono dan Dimyati, M. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mulyasa. (2010). KTSP. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mustaqim. (2001). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
81
Munajat, R. Metode Eksperimen (Experimental Method). Diakses dalam http://rismanmunajat12.blogspot.com/2012/11/metode-percobaanexperimental-method.html pada 9 Januari 2014. Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta. Samantowa, U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi. Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Siregar, E dan Nara, H. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sulistyorini, S. (2007). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana. Sumantri, M dan Permana, J. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Syah, M. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo. _______. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo.
82
LAMPIRAN
83
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: V/II
Pertemuan/siklus
: 1/I
Hari/ Tanggal
:Rabu, 25 Januari 2017
Alokasi waktu
: 3 jam pelajaran x 35 menit
Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
II.
Kompetensi Dasar 6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya
III.
Indikator t) Menyebutkan berbagai macam sumber cahaya. u) Menjelaskan sifat cahaya merambat lurus. v) Menjelaskan sifat cahaya menembus benda bening. w) Mengklasifikasikan benda gelap dan benda bening. x) Menjelaskan cahaya dapat dipantulkan. y) Mendiskusikan sifat-sifat cahaya dalam penerapan di kehidupan sehari-hari.
IV.
Tujuan Pembelajaran
84
1. Siswa dapat menyebutkan berbagai macam sumber cahaya melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 2. Siswa dapat menjelaskan sifat cahaya merambat lurus melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 3. Siswa mampu menyebutkan contoh peristiwa cahaya merambat lurus melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 4. Siswa dapat mengklasifikasikan contoh benda bening dan gelap melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 5. Siswa dapat menjelaskan sifat cahaya jika mengenai benda bening melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 6. Siswa mampu menyebutkan contoh peristiwa cahaya menembus benda bening melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 7. Siswa mampu menjelaskan perbedaan benda bening dan benda gelap melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 8. Siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat dipantulkan melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat.
85
9. Siswa mampu menjelaskan perbedaan pemantulan teratur dan pemantulan difus melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. Karakter siswa yang diharapkan : Teliti, kerjasama, ingin tahu. V.
Materi Pokok Sifat-sifat cahaya : 1. Cahaya merambat lurus 2. Cahaya menembus benda bening 3. Cahaya dapat dipantulkan
VI.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran : Student Centered Metode Pembelajaran
: 1. Eksperimen 2. Diskusi 3. Tanya Jawab 4. Penugasan
VII.
Langkah- langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan do’a dan salam. 2. Guru melakukan absensi. 3. Siswa memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dengan menanyakan “ketika listrik padam pada malam hari apakah kita bisa melihat benda disekitar kita ?”.
86
4. Siswa menjawab sesuai pengalaman sendiri. 5. Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
tentang
tujuan
pembelajaran hari ini. B. Kegiatan Inti 1.
Percobaan Awal Guru melakukan percobaan dengan menutup pintu dan jendela dan menanyakan apa yang mereka rasakan sebelum ditutup.
2.
Pengamatan Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan apa yang akan dilakukan kemudian siswa memperhatikan saat guru melakukan percobaan dengan menutup pintu dan jendela dan menanyakan apa yang mereka rasakan sebelum ditutup.
3.
Dugaan Sementara a. Siswa diminta untuk menduga apakah yang akan terjadi jika semua kaca jendela dan pintu ruang kelas dibuka? b. Bersama siswa, guru menggali informasi yang dimiliki siswa tentang sifat-sifat cahaya.
4.
Verifikasi a. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok terdiri dari 4/5 siswa. b. Kelas dibagi menjadi dua kelompok besar setiap kelompok besar disediakan 3 pos kegiatan untuk 3 kelompok kecil yang sudah dibagi oleh guru. Pos 1 untuk membuktikan sifat cahaya merambat lurus, pos 2 membuktikan cahaya menembus benda
87
bening dan pos 3 membuktikan sifat cahaya dapat dipantulkan. c. Tiap-tiap kelompok diposisikan dalam masing – masing pos yang sudah disiapkan alat peraga dan lembar kerja bagi siswa. d. Siswa mempersiapkan alat percobaannya sesuai petunjuk lembar kerja di setiap pos. e. Setiap kelompok dalam satu pos diberi waktu 10 menit untuk melakukan
percobaan
setelah
itu
berganti
pada
pos
selanjutnya hingga semua kelompok melakukan percobaan di 3 pos yang telah disiapkan. Selama melakukan percobaan siswa mencatat hasil percobaan pada lembar kerja yang telah disiapkan. f. Setelah siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan siswa melakukan diskusi kelompok. g. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. 5.
Aplikasi Konsep a. Siswa diberi penguatan oleh guru atas jawaban diskusi dan siswa bersama guru menyamakan persepsi dalam kelas. b. Siswa dibimbing guru berdiskusi tentang penerapan sifat cahaya yang telah mereka pelajari hari itu. c. Siswa dipersilahkan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas. d. siswa didampingi guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini.
88
6.
Evaluasi Siswa diberikan tugas untuk menuliskan sifat-sifat cahaya yang telah dipelajari dalam buku tulis dan mengumpulkannya di meja guru.
C. Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru melakukan refleksi pelajaran hari ini. “Cahaya membuat kita dapat melihat, termasuk melihat acara di televisi. Berapa lamakah kalian menonton televisi setiap hari? Acara apakah yang biasanya kalian lihat? Melihat acara televisi itu boleh tetapi anak-anak harus pandai memilih acara yang baik untuk dilihat selain itu kita tidak boleh terlalu lama menonton televisi apalagi sampai melupakan belajar”. 2. Siswa dan guru mentup pelajaran dengan do’a dan salam. VIII. Alat dan Bahan Belajar 1. Senter, 3 karton tebal, gunting, gelas plastik, buku tulis, plastik mika, gelas kaca, kardus, kertas HVS, kaca, penggaris. 2. Lembar Kerja Siswa IX.
Sumber Belajar 1. Haryanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga 2. Panut dkk. 2007. Dunia IPA 5B. Bogor : Yudhistira
89
X.
XI.
Penilaian Teknik Penilaian
: tes akhir pembelajaran
Bentuk penilaian
: pilihan ganda dan isian singkat
Instrumen penilaian
: lembar soal
Kriteria Keberhasilan Siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai pembelajaraan dikatakan berhasil apabila ketuntasan.
90
≥ 75 dan
≥ 75% siswa mencapai
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: V/II
Pertemuan/siklus
: 2/I
Hari/ Tanggal
:Rabu, 1 Februari 2017
Alokasi waktu
: 3 jam pelajaran x 35 menit
Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
II.
Kompetensi Dasar 6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya
III.
Indikator 1. Menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan 2. Menentukan penerapam sifat cahaya dapat dibiaskan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan . 4. Mengkaitkan sifat cahaya dengan proses terjadinya pelangi.
IV.
Tujuan Pembelajaran
91
1. Siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 2. Siswa mampu menentukan penerapam sifat cahaya dapat dibiaskan dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan benar. 3. Siswa mampu menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 4. Siswa dapat mengkaitkan sifat cahaya dengan proses terjadinya pelangi melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. Karakter siswa yang diharapkan : Teliti, kerjasama, ingin tahu. V.
Materi Pokok Sifat-sifat cahaya : 1. Cahaya dapat dibiaskan 2. Cahaya dapat diuraikan
VI.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran : Student Centered Metode Pembelajaran
: 1. Eksperimen 2. Diskusi 3. Tanya Jawab 4. Penugasan
VII.
Langkah- langkah Pembelajaran
92
A. Kegiatan Awal 1. Siswa bersama membuka pelajaran dengan do’a dan salam. 2. Guru melakukan absensi. 3. Siswa memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dengan menanyakan pernahkah kalian melihat pelangi setelah hujan? pelangi terdiri dari berbagai macam warna? 4. Siswa menjawab sesuai pengalaman sendiri. 5. Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
tentang
tujuan
pembelajaran hari ini. B. Kegiatan Inti 1. Percobaan Awal a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang kegiatan apa yang akan dilakukan. b. Guru melakukan percobaan dengan mencelupkan pensil kedalam gelas plastik yang berisi air.
2. Pengamatan Siswa
mengamati
ketika
guru
melakukan
percobaan
mencelupkan pensil ke dalam gelas plastik berisi air dan melihat apakah yang terlihat. 3. Dugaan Sementara
93
a. Siswa bersama guru menggali informasi yang dimiliki siswa tentang sifat-sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan. b. Guru bertanya kepada siswa “siapakah yang suka berenang dikolam renang? Dan siswa diminta menduga apa yang akan terlihat ketika melihat dasar kolam renang dari tepi apakah akan terlihat dangkal atau terlihat dalam? 4. Verifikasi a. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok terdiri dari 4-5 siswa. b. Kelas dibagi menjadi dua pos besar setiap pos besar berisi 4 kelompok kecil. Pos pertama diberikan lembar kerja untuk percobaan membuktikan cahaya dapat dibiaskan dan pos kedua kegiatan percobaan pembuktian cahaya dapat diuraikan. c. Tiap-tiap kelompok menyiapkan alat peraga sesuai lembar kerja yang disediakan guru . d. Setiap kelompok dalam satu pos diberi waktu 10 menit untuk melakukan percobaan setelah itu berganti pada pos selanjutnya hingga semua kelompok melakukan percobaan di 2 pos yang telah disiapkan. Selama melakukan percobaan siswa mencatat hasil percobaan pada lembar kerja yang telah disiapkan.
94
e. Setelah siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan siswa melakukan diskusi kelompok. f. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. 5. Aplikasi Konsep a. Siswa diberi penguatan oleh guru atas jawaban diskusi dan siswa bersama guru menyamakan persepsi dalam kelas. b. Siswa
berdiskusi
dengan
bimbingan
guru
umtuk
menentukan penerapan sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan dalam kehidupan sehari-hari. c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas. d. Siswa didampingi guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini. 6. Evaluasi Siswa mengerjakan soal evaluasi dalam lembar soal yang telah disediakan guru kemudian mengumpulkan di meja guru setelah selesai mengerjakan.
C. Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran hari ini.
95
Kita dapat melihat keindahan pelangi dan melihat keadaan sekitar dengan mata untuk itu kita harus menjaga kesehatan mata kita agar tetap bisa melihat dengan baik. 2. Siswa dan guru mentup pelajaran dengan do’a dan salam. VIII. Alat dan Bahan Belajar 1. Corong plastik, gelas plastik, kertas karton, gunting, air, kertas HVS, prisma. 2. Lembar Kerja Siswa 3. Soal evaluasi IX.
Sumber Belajar 1. Haryanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga 2. Panut dkk. 2007. Dunia IPA 5B. Bogor : Yudhistira
X.
XI.
Penilaian Teknik Penilaian
: tes akhir pembelajaran
Bentuk penilaian
: pilihan ganda dan isian singkat
Instrumen penilaian
: lembar soal
Kriteria Keberhasilan Siswa dikatakan tuntas apabila memiliki
nilai ≥ 75 dan
pembelajaraan dikatakan berhasil apabila ≥75% siswa mencapai ketuntasan.
96
Yogyakarta, Januari 2017 Peneliti
Ika Nurlatifah 10108241042
Mengetahui, Guru Kelas V
Kepala
Sekolah
SD
N
Imogiri
Entrin Mimin Kurniati, S.Sos.i
Tukiyah, S.Pd.SD
NIP. 19831008 201406 2 003
NIP. 19610402 198304 2
005
97
Lembar Kerja Siswa (LKS 1) Kelompok ……. Anggota : A. Tujuan : Membuktikan sifat cahaya merambat lurus B. Alat dan Bahan 1. 3 buah kertas karton 2. Gunting 3.
Senter
C. Langkah Kerja Eksperimen : 1. Lubangi 2 karton dengan ukuran yang sama setiap kartonnya. (Seperti gambar 1)
1
2
3
Gambar 1 2. Letakkan ketiga karton sejajar dengan jarak antar karton 10 cm. (seperti gambar 2)
2 1
Gambar 2
98
3
3. Nyalakan senter pada salah karton nomor 1, usahakan sinar dari senter tepat dengan lubang karton. 4. Amatilah sinar dari karton nomor 3, amati yang terjadi dan catatlah pada tabel pengamatan. 5. Geserlah karton nomor 2 ke kanan sejauh 5 cm. (seperti gambar 3)
1
3 2
Gambar 3 6. Nyalakan senter pada karton nomor 1, usahakan sinar dari senter tepat dengan lubang karton. 7. Lihatlah sinar pada karton nomor 3, amati yang terjadi dan catatlah pada tabel pengamatan. D. Hasil Pengamatan Isilah tabel dibawah ini berdasarkan pengamatanmu dengan tanda (V) ! NO Letak Karton
1.
Penampakan cahaya pada karton ke 3 Cahaya
Cahaya
Terlihat
Terlihat
Tidak
Ketiga Karton terletak pada satu garis lurus/ sejajar
2.
Karton kedua atau yang tengah di geser ke kanan 5 cm
E. Diskusi dan Pembahasan Diskusikan pertanyaan dibawah ini dengan temanmu ! 1. Apa yang terjadi ketika senter dinyalakan mengenai lubang pada karton yang letaknya lurus ?
99
Jawab :
2. Apa yang terjadi ketika karton kedua di geser ke kanan 5 cm dan senter dinyalakan ? Jawab :
F. Kesimpulan Dari kegiatan eksperimen yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa cahaya
merambat
dengan
lintasan
………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………
100
Lembar Kerja Siswa (LKS 2) Kelompok : Anggota A. Tujuan : Membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening. B. Alat dan Bahan 1. Gelas plastik 2. Buku Tulis 3. Plastik mika 4. Gelas kaca 5. Kardus 6. Kertas HVS putih 7. Senter C. Langkah Kerja 1. Siapkan bahan- bahan yang dibutuhkan. 2. Letakkan gelas plastik, buku tulis, plastik mika, gelas kaca dan kardus di atas meja. 3. Nyalakan senter tepat mengenai salah satu sisi benda tersebut secara bergantian. 4. Letakkan kertas HVS putih pada sisi yang berlawanan dengan yang dikenai cahaya senter. Amati yang terjadi dan catatlah dalam tabel hasil percobaan.
101
D. Hasil Percobaan Isilah hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini ! NO
Nama
Cahaya pada kertas HVS
Terdapat daerah gelap pada
Benda
putih
kertas HVS
Terlihat
Tidak
Ya
Tidak
terlihat 1.
Gelas Plastik
2.
Buku tulis
3.
Plastik mika
4.
Gelas kaca
5.
Kardus
E. Diskusi dan Pembahasan Diskusikan pertanyaan dibawah ini dengan teman satu kelompokmu ! 1. Dari percobaan yang telah kamu lakukan, benda apa saja yang dapat ditembus oleh cahaya? Jawab :
2. Dari percobaan yang telah kamu lakukan, benda apa saja yang tidak dapat ditembus oleh cahaya? Jawab:
102
3. Sebutkan 3 contoh benda lainnya yang dapat ditembus oleh cahaya ! Jawab :
4. Sebutkan 3 contoh benda lainnya yang tidak dapat ditembus cahaya! Jawab : F. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Benda yang dapat ditembus cahaya
Benda yang tidak dapat ditembus cahaya
103
Lembar Kerja Siswa (LKS 3) Kelompok : Anggota : Tujuan : Membuktikan bahwa cahaya dapat dipantulkan. A. Alat dan Bahan : a. Lampu senter b. Kaca c. Hvs putih d. Penggaris B. Langkah Kerja 1. Sediakan alat peraga. 2. Tutuplah senter dengan kertas sehingga bentuknya menjadi seperti gambar dibawah ini.
3. Berilah dua tanda pada kaca masing-masing tanda A dan B yang berjarak kira-kira 2 cm. (seperti gambar 1) A
B
Gambar 1 4. Sediakan kertas putih dan berilah garis pada tengah kertas yang membagi kertas menjadi dua sama besar.( seperti gambar 2)
Gambar 2 104
5. Arahkan cahaya lampu senter pada kaca pada bagian A. kemudian diatas senter tempatkan selembar kertas putih. Pastikan letak garis pada kertas berada sama dengan letak titk A pada kaca. (seperti gambar 3)
A
B
Cahaya senter Gambar 3 6. Perhatikan apa yang terjadi pada kertas dan lukislah arah datangnya cahaya dan pantulannya pada kertas 7. Ulangi percobaan dan arahkan cahaya senter pada titik B. Letak senter antara percobaan titik A dan titik B harus sama. (seperti gambar 4) A
B
Cahaya senter
Gambar 4 8. Hitunglah besarnya sudut antara sinar dari senter dan garis lurus serta antara sinar pantulan dan garis lurus berdasarkan lukisan yang telah kalian buat di kertas HVS dan catatlah pada tabel dibawah ini.
105
C. Hasil Percobaan Titik A
Titik B
Besar sudut antara cahaya dari senter terhadap garis lurus Besar sudut antara cahaya dari
pantulan
kaca
terhadap garis lurus.
D. Diskusi dan Pembahasan 1.
Apa yang terjadi pada saat cahaya senter diarahkan pada kaca? Jawab :
2.
Bagaimanakah besarnya sudut antara garis lurus terhadap cahaya dari senter dan cahaya pantulan dari kaca pada titik A ? Jawab :
3.
Bagaimanakah besarnya sudut antara garis lurus terhadap cahaya dari senter dan cahaya pantulan dari kaca pada titik B ? Jawab
:
E. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat ………………………………………………………………………… 106
Lembar Kerja Siswa (LKS 4) Kelompok : Anggota : A. Tujuan : Membuktikan bahwa cahaya dapat dibiaskan. B. Alat dan Bahan 1. Corong plastic 2. Gelas Plastik 3. Kertas Karton 4. Gunting C. Langkah Kerja 1. Buatlah dua lubang pada kertas karton dengan gunting dengan jarak antar lubang kira-kira 2 cm. (seperti gambar 1)
Gambar 1 2. Tandai didasar gelas sebuah titik dengan tinta hitam (seperti gambar 2)
Gambar 2 3. Letakkan kertas karton di atas gelas sebagai penutupnya.(seperti gambar 3)
Gambar 3
107
4. Amatilah titik tersebut lewat salah satu lubang yang telah dibuat dibagian tutup gelas. (seperti gambar 4)
Gambar 4 5. Isilah gelas tersebut dengan air sampai hampir penuh dengan menggunakan corong yang diletakkan di lubang lain dari tutup tersebut. Pengamatan terus dilakukan dengan mengamat titik hitam dasar gelas melalui lubang pertama. (seperti gambar 5)
Gambar 5 6. Catatlah hasil pengamatanmu. D. Hasil eksperimen Letak Titik Hitam Di Dasar Gelas Gelas Dalam Keadaan
Gelas Diisi air setengah
Kosong Bergeser
Gelas diisi air sampai penuh
Arah
Bergeser
108
Arah
Bergeser
Arah
E. Diskusi dan Pembahasan 1. Ketika mengamati kedasar gelas yang kosong adakah perubahan letak titik hitam tersebut? Jawab : 2. Ketika gelas diisi dengan air apakah ada pergeseran letak titik hitam ? Jawab : 3. Jika ada pergeseran kearah manakah pergeseran titik hitam tersebut ? Jawab : 4. Dalam percobaan ini air merupakan zat yang mempunyai kerapatan …….. sedangkan udara mempunyai kerapatan zat yang …….. 5. Jika cahaya dari kerapatan zat yang rendah merambat menuju zat dengan kerapatan zat yang tinggi maka akan dibiaskan …….. garis normal. F. Kesimpulan Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat …………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………
109
Lembar Kerja Siswa (LKS 5) Kelompok : Anggota : 1. ……………….. 2. ……………….. 3. ……………….. A. Tujuan : Membuktikan bahwa cahaya dapat diuraikan B. Alat dan Bahan : 1. Center 4. Prisma kaca 5. Kertas hvs C. Langkah Kerja 1. Sediakan alat peraga. 2. Arahkan cahaya center pada bagian miring prisma kaca dan diberi penghadang kertas hvs, lihat apa yang terjadi pada kertas hvs. Seperti pada gamabar dibawah ini.
3. Tempatkan kertas sesuai dengan arah cahayanya. 4. Perhatikan apa yang terjadi dan catat peristiwa yang terjadi pada tabel dibawah ini.
110
D. Hasil Percobaan Keadaan kertas putih Sebelum senter dinyalakan
Setelah senter dinyalakan
E. Diskusi dan Pembahasan 1. Apakah yang terlihat pada kertas ketika senter diarahkan pada sisi miring prisma? Jawab : 2. Ada berapa macam warna yang terbentuk pada kertas putih? Jawab : 3. Contoh peristiwa alam apa yang sama seperti percobaan ini ? Jawab:
F. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat…………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …
111
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: V/II
Pertemuan/siklus
: 1/II
Hari/ Tanggal
: Rabu, 8 Februari 2017
Alokasi waktu
: 3 jam pelajaran x 35 menit
Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
II.
Kompetensi Dasar a. Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya
III.
Indikator 1. Menyebutkan sifat bayangan yang terjadi pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. 2. Membedakan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. 3. Mendiskusikan manfaat cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menentukan penerapan manfaat bayangan pada cermin dalam kehidupan sehari-hari.
112
5. Mendeferensiasikan sifat bayagan pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung. IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan sifat bayangan yang terjadi pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 2. Siswa dapat membedakan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 3. Siswa mampu mendiskusikan manfaat cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 4. Siswa dapat menentukan penerapan manfaat bayangan pada cermin dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 5. Siswa dapat mendeferensiasikan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan Tanya jawab dengan tepat. Karakter siswa yang diharapkan : Teliti, kerjasama, ingin tahu.
V.
Materi Pokok Pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung.
113
VI.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran : Student Centered Metode Pembelajaran
: 1. Eksperimen 2. Diskusi 3. Tanya Jawab 4. Penugasan
VII.
Langkah- langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal 1. Siswa bersama guru membuka pelajaran dengan do’a dan salam. 2. Guru melakukan absensi. 3. Siswa memperhatikan ketika guru melakukan apersepsi dengan menanyakan “ketika kita ingin pergi kesekolah tentunya kita harus merapikan pakaian yang kita gunakan, bagaimana caranya agar kita bisa mengetahui pakaian yang kita gunakan sudah rapi atau belum ?”. 4. Siswa menjawab sesuai pengalaman sendiri. Kemudian guru menjelaskan bahwa untuk melihat kerapian pakaian yang kita gunakan kita butuh untuk bercermin. 5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran hari ini. B. Kegiatan Inti 1. Percobaan Awal
114
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan apa yang akan dilakukan kemudian guru melakukan percobaan dengan bercermin menggunakan cermin datar dan cermin cembung (kaca spion motor) Kemudian, salah satu
siswa diminta untuk
melakukan percobaan yang sama di depan kelas 2. Pengamatan siswa memperhatikan saat guru melakukan percobaan dengan bercermin menggunakan cermin datar dan cermin cembung dalam hal ini kaca spion motor. Kemudian, siswa juga mengamati ketika beberapa teman mereka melakukan percobaan yang sama. 3. Dugaan Sementara Siswa menebak apa perbedaan yang terjadi pada bayangan pada cermin datar dan cermin cembung.
4. Verifikasi a. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok terdiri dari 4-5 siswa untuk melakukan percobaan membuktikan hasil dari apa yang mereka tebak pada percobaan awal yang dilakukan guru. b. Kelas dibagi menjadi dua kelompok besar setiap kelompok besar disediakan 3 pos kegiatan untuk 3 dan 2 kelompok kecil yang sudah dibagi oleh guru. Pos 1 untuk membuktikan sifat bayangan pada cermin datar, pos 2 membuktikan sifat
115
bayangan pada cermin cembung dan pos 3 membuktikan sifat bayangan pada cermin cekung. c. Tiap-tiap kelompok diposisikan dalam masing – masing pos yang sudah disiapkan alat peraga dan lembar kerja bagi siswa. d. Siswa mempersiapkan alat percobaannya sesuai petunjuk lembar kerja di setiap pos. Sebelum melakukan percobaan siswa dibimbing guru untuk membaca langkah kerja dalam LKS secara bersama-sama. e. Setiap kelompok dalam satu pos diberi waktu 10 menit untuk melakukan percobaan setelah itu berganti pada pos selanjutnya hingga semua kelompok melakukan percobaan di 3 pos yang telah disiapkan. Selama melakukan percobaan siswa mencatat hasil percobaan pada lembar kerja yang telah disiapkan. f. Setelah siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan siswa melakukan diskusi kelompok. g. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. 5. Aplikasi Konsep a. Siswa diberi penguatan oleh guru atas jawaban diskusi dan siswa bersama guru menyamakan persepsi dalam kelas. b. Siswa berdiskusi dengan bimbingan guru untuk menentukan manfaat penerapan sifat bayangan pada cermin di kehidupan sehari-hari.
116
6. Evaluasi a. Siswa dipersilahkan untuk bertanya jika ada materi yang kurang jelas. b. Siswa menjawab pertanyaan lisan yang dari guru dan menuliskan jawabannya pada buku tulis. c. siswa didampingi guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini. C. Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru melakukan refleksi pelajaran hari ini. “anak-anak tentunya kita telah mengetahui sifat bayangan pada cermin cembung yang biasanya kita gunakan pada spion sepeda motor atau mobil. Ketika kita berkendara dijalan membonceng kakak, ayah ataupun ibu menggunakan sepeda motor seharusnya kita tetap berhati-hati dan selalu waspada dengan melihat spion untuk mengetahui kendaraan lain yang ada dibelakang kita. 2. Siswa dan guru mentup pelajaran dengan do’a dan salam. VIII. Alat dan Bahan Belajar 1. Cermin datar, sendok stainless, penggaris, pulpen 2. Lembar Kerja Siswa IX.
Sumber Belajar 1. Haryanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga 2. Panut dkk. 2007. Dunia IPA 5B. Bogor : Yudhistira
X.
Penilaian
117
XI.
Teknik Penilaian
: tes akhir pembelajaran
Bentuk penilaian
: pilihan ganda dan isian singkat
Instrumen penilaian
: lembar soal
Kriteria Keberhasilan Siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 75 dan pembelajaraan dikatakan berhasil apabila ≥ 75% siswa mencapai ketuntasan.
118
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: V/II
Pertemuan/siklus
: 2/II
Hari/ Tanggal
:Sabtu, 11 Februari 2017
Alokasi waktu
: 2 jam pelajaran x 35 menit
Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
II.
Kompetensi Dasar 6.2 Membuat suatu karya/ model, misal periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
III.
Indikator 1. Membuat kaca pembesar/ lup melalui percobaan sederhana 2. Menyebutkan alat optik yang dapat membantu pengelihatan 3. Mendiskusikan manfaat alat optik dalam kehidupan sehari-hari . 4. Mengkaitkan sifat cahaya dengan penggunaan alat optik dalam kehidupan sehari-hari .
IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membuat kaca pembesar/ lup melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan baik.
119
2. Siswa mampu menyebutkan alat optik yang dapat membantu penglihatan melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan benar. 3. Siswa mampu mendiskusikan manfaat alat optik dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. 4. Siswa dapat mengkaitkan sifat cahaya dengan penggunaan alat optik dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab dengan tepat. Karakter siswa yang diharapkan : Teliti, kerjasama, ingin tahu. V.
Materi Pokok Alat optik
VI.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran : Student Centered Metode Pembelajaran
: 1. Eksperimen 2. Diskusi 3. Tanya Jawab 4. Penugasan
VII.
Langkah- langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Siswa bersama membuka pelajaran dengan do’a dan salam. 2. Guru melakukan absensi.
120
3. Siswa memperhatikan guru ketika melakukan apersepsi dengan menanyakan ketika berlibur bersama keluarga kegiatan apa yang sering kalian lakukan? Apakah kalian sering berfoto bersama keluarga ketika liburan? Dengan apa biasanya kalian berfoto? 4. Siswa menjawab sesuai pengalaman sendiri. Ada yang menjawab dengan kamera hp ada juga yang menjawab dengan kamera DSLR. Guru menjelaskan bahwa kamera foto merupakan salah satu contoh alat optik. 5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran hari ini. B. Kegiatan Inti 1. Percobaan Awal a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang kegiatan apa yang akan dilakukan. b. Siswa dengan bimbingan guru percobaan awal dengan melakukan percobaan siswa diminta untuk membaca tulisan yg ukurannya kecil dengan menggunakan mata telanjang dan menggunakan kaca pembesar. 2. Pengamatan Siswa mengamati saat melakukan guru melakukan percobaan melihat tulisan kecil menggunakan kaca pembesar. 3. Dugaan Sementara
121
Guru bertanya apakah siswa merasa ada perbedaan ukuran tulisan tersebut? Kemudian siswa dibimbing guru membuat dugaan tentang alat optik apakah yang dapat membantu membuat ukuran huruf yang kecil itu terlihat lebih besar?. 4. Verifikasi a. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang berisi 4-5 siswa, kelompok diberikan LKS. b. Siswa bersama guru membaca bersama langkah kerja dalam LKS. c. Setiap siswa diberi tugas untuk membuat alat optik Lup dengan bahan dan alat yang sudah mereka persiapkan dari rumah. d. Siswa diberi waktu 30 menit untuk melakukan percobaan membuat kaca pembesar. Kemudian secara berkelompok siswa siswa mencatat hasil percobaan dan mendiskusikan bersama teman satu kelompok pada lembar kerja yang telah disiapkan. e. Setelah siswa melakukan percobaan dan mencatat hasil percobaan, beberapa perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil percobaannya didepan kelas. 5. Aplikasi Konsep a. Siswa diberi penguatan oleh guru atas jawaban diskusi dan siswa bersama guru menyamakan persepsi dalam kelas.
122
b. Siswa
berdiskusi
dengan
bimbingan
guru
untuk
menentukan fungsi alat-alat optik dalam kehidupan seharihari. 6. Evaluasi a. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas. b. Siswa didampingi guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini. c. Siswa mengerjakan soal evaluasi C. Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran hari ini. “anak-anak kita telah mempelajari tentang alat optic yang dapat membantu manusia dalam melihat. Kita sendiri mempunyai organ tubuh yang berfungsi sebagai alat optik yaitu mata. Mata mempunyai fungsi yang sangat vital bagi kita maka sudah seharusnya kita selalu menjaga kesehatan mata kita” 2. Siswa dan guru mentup pelajaran dengan do’a dan salam. VIII. Alat dan Bahan Belajar 1. Plastik mika, kertas karton, gunting, lem. 2. Lembar Kerja Siswa 3. Soal evaluasi IX.
Sumber Belajar
123
1. Haryanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga 2. Panut dkk. 2007. Dunia IPA 5B. Bogor : Yudhistira X.
XI.
Penilaian Teknik Penilaian
: tes akhir pembelajaran
Bentuk penilaian
: pilihan ganda dan isian singkat
Instrumen penilaian
: lembar soal
Kriteria Keberhasilan Siswa dikatakan tuntas apabila memiliki
nilai ≥ 75 dan
pembelajaraan dikatakan berhasil apabila ≥75% siswa mencapai ketuntasan. Yogyakarta, Februari 2017 Peneliti
Ika Nurlatifah 10108241042
Mengetahui, Guru Kelas V
Kepala Sekolah SD N Imogiri
Entrin Mimin Kurniati, S.Sos.i
Tukiyah, S.Pd.SD
NIP. 19831008 201406 2 003
NIP. 19610402 198304 2 005
124
Lembar Kerja Siswa (LKS 6) Kelompok ……. Anggota : A. Tujuan : Membuktikan sifat bayangan pada cermin datar B. Alat dan Bahan 4. Cermin datar 5. gelas plastik 6. Penggaris C. Langkah Kerja Eksperimen : 1. Letakkan cermin datar di atas meja (seperti gambar 1)
2. Letakkan gelas plastik sejauh 15 cm di depan cermin datar (letakkan penggaris diantara gelas dan cermin) dan amati bayangan pada cermin datar kemudian catatlah pada tabel hasil pengamatan (seperti gambar 2)
15 cm 3. Geserlah gelas plastik ke depan sehingga jarak antara gelas dan cermin datar menjadi 10 cm (letakkan penggaris diantara gelas dan cermin) dan amati bayangan pada cermin datar kemudian catatlah pada tabel hasil pengamatan (seperti gambar 3) 10 cm
125
D. Hasil Pengamatan Isilah table dibawah ini berdasarkan pengamatanmu ! NO
Letak Gelas
Ukuran gelas asli
Panjang
Keadaan
Plastik
dan dalam
penggaris
bayangan
bayangan cermin
dalam
gelas plastik
(sama, lebih kecil
bayangan
dalam cermin
atau lebih besar)
cermin
(tegak atau terbalik)
1.
15
cm
dari
cermin datar 2.
10
cm
dari
cermin datar
E. Diskusi dan Pembahasan 3. Bagaimanakah ukuran gelas asli dan gelas pada bayangan di cermin datar? (sama, lebih kecil atau lebih besar) Jawab : 4. Bagaimanakah ukuran panjang penggaris antara penggaris asli dan penggaris dalam bayangan di cermin datar ? (sama, lebih panjang, atau lebih pendek) Jawab : 5. Bagaimanakah keadaan bayangan gelas plastik dalam cermin datar ? Jawab : F. Kesimpulan Dari kegiatan eksperimen yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sifat bayangan pada cermin datar adalah ………………, ………………, dan ………………………………………
126
Lembar Kerja Siswa (LKS 7) Kelompok : Anggota : A. Tujuan : Membuktikan sifat bayangan pada cermin cembung. B. Alat dan Bahan 1. lilin C. Langkah Kerja 5. Siapkan bahan- bahan yang dibutuhkan. 6. Nylakanlah lilin dan dekatkanlah lilin pada bagian sendok yang permukaannya cembung (seperti gambar di bawah)
7. Amatilah apa yang terlihat pada sendok stainless tersebut dan tulislah hasil pengamatanmu pada lembar hasil pengamatan.
127
D. Hasil Percobaan Isilah hasil pengamatanmu pada table di bawah ini ! Besarnya bayangan pada
Posisi bayangan pada
permukaan sendok yang
sendok yang cembung (tegak
cembung (sama, lebih besar,
atau terbalik)
lebih kecil)
E. Diskusi dan Pembahasan Diskusikan pertanyaan dibawah ini dengan teman satu kelompokmu ! 1. Bagaimanakah besarnya bayangan pada sendok stainless dengan besarnya lilin? (sama, lebih besar atau lebih kecil) Jawab : 2. Bagaimanakah posisi bayangan benda dalam sendok stainless dengan posisi nyala lilin? (tegak atau terbalik) Jawab : F. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sifat bayangan pada cermin cembung adalah ………………… dan ………………………………………
128
Lembar Kerja Siswa (LKS 8) Kelompok : Anggota : A. Tujuan : Membuktikan sifat bayangan pada cermin cekung. B. Alat dan Bahan 1. Sendok stainless 2. Lilin 3. Korek Api C. Langkah Kerja 1. Siapkanlah alat yang harus disediakan. 2. Letakkan lilin di depan sendok stainless pada bagian permukaan yang cekung dengan jarak sekitar 10 cm (seperti pada gambar 1)
10 cm 3. Amatilah bayangan pada cermin cekung tersebut kemudian catatlah hasil pengamatanmu dalam tabel hasil pengamatan. 4. Ulangi kembali letakkan lilin mendekati cermin cekung sampai hampir menempel (seperti gambar 3)
5. Amatilah bayangan pada cermin cekung tersebut kemudian catatlah hasil pengamatanmu dalam tabel hasil pengamatan.
129
D. Hasil eksperimen Bayangan Pada Cermin Cekung
Keadaan
Jarak lilin dengan
Jarak lilin hampir
cermin 15 cm
menempel cermin cekung
Besarnya bayangan pada permukaan centong yang cekung (sama, lebih besar, lebih kecil) Posisi bayangan pada centong yang cekung (tegak atau terbalik)
E. Diskusi dan Pembahasan 1. Bagaimanakah besarnya bayangan pada sendok stainless dengan besarnya lilin saat lilin dan sendok berjarak 15 cm? (sama, lebih besar atau lebih kecil) Jawab : 2. Bagaimanakah posisi bayangan lilin dalam sendok stainless dengan posisi lilin dan sendok berjarak 15 cm? (tegak atau terbalik) Jawab : 3. Bagaimanakah besarnya bayangan pada sendok stainless dengan besarnya lilin saat lilin hampir menempel sendok? (sama, lebih besar atau lebih kecil) Jawab : 4. Bagaimanakah posisi bayangan benda dalam sendok stainless dengan posisi lilin saat lilin hampir menempel sendok? (tegak atau terbalik) Jawab :
130
F. Kesimpulan Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa ketika jarak benda dan jarak cermin cekung jauh maka akan terbentuk sifat bayangan ……………… dan …… ………, sedangkan saat jarak antara benda dan cermin cekung berdekatan akan terbentuk sifat bayangan ………… dan ……………….
131
Lembar Kerja Siswa (LKS 9) Kelompok : Anggota : A. Tujuan : Membuat salah satu alat optik sederhana. B. Alat dan Bahan 5. Kertas karton 6. Plastik mika 7. Gunting 8. Lem kertas 9. Air C. Langkah Kerja 7. Siapkanlah alat yang harus disediakan. 8. Guntinglah kertas karton dengan ukuran 10 cm x 10 cm buatlah dua potongan kertas karton yang sama ukurannya. (Seperti gambar 1)
9. Buatlah lingkaran di dalam masing-masing kertas karton tersebut dengan ukuran yang sama. (seperti gambar 2)
10. Guntinglah lingkaran dalam karton tersebut dengan menggunakan gunting sampai berlubang (seperti gambar 3) lubang
lubang
132
11. Potonglah plastik mika dan sesuaikan besarnya lebih besar sedikit dari lingkaran pada karton (seperti gambar 4)
lubang
mika
12. Tutuplah salah satu karton berlubang dengan plastik mika yang telah kalian buat dan rekatkan dengan lem (seperti gambar 5)
mika
13. Setelah tertutup plastik mika tutuplah bagian permukaan karton dengan karton yang satunya, dan posisikan lubang pada karton pertama tepat pada lubang pada karton kedua. Dan rekatkanlah menggunakan lem. (seperti gambar 6)
14. Tetesilah salah satu permukaan karton pada bagian plastik mika dengan menggunakan air. (seperti gambar 7)
133
15. Dengan tetesan air yang masih di atas plastik mika, gunakanlah untuk mengamati sebuah tulisan pada buku.(seperti gambar 8)
BUKU
16. Amati yang terjadi pada bagian tetesan air tersebut dan catatlah hasil pengamatanmu pada tabel hasil eksperimen. D. Hasil eksperimen Ukuran huruf pada buku Keadaan
Sama dengan
Lebih kecil dari
Lebih besar dari
ukuran asli pada
ukuran asli pada
ukuran asli
buku
buku
pada buku
Saat diamati dengan plastik mika yang tidak ada tetesan airnya Saat diamati dengan plastik mika yang ada tetesan airnya
E. Diskusi dan Pembahasan 1. Bagaimanakah besarnya ukuran huruf saat tulisan dalam buku diamati dengan plastik mika yang tidak di tetesi air ? Jawab : 2. Bagaimanakah besarnya ukuran huruf saat tulisan dalam buku diamati dengan plastik mika yang di tetesi air ? Jawab :
134
3. Bagimanakah bentuk permukaan tetesan air pada plastik mika ? Berbentuk cembung atau cekung? Jawab : F. Kesimpulan Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa tetesan air pada plastik mika berfungsi sebagai lensa ……. Lup mempunyai fungsi untuk……………. ukuran benda yang diamati.
135
Lampiran 3. Materi Pelajaran 1) SIFAT-SIFAT CAHAYA Kita dapat melihat berbagai benda disekitar kita karena adanya cahaya. Sifat- sifat cahaya antara lain merambat lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan cahaya putih dapat di uraikan menjadi beberapa warna. Berikut ini penjelasannya : a) Sifat cahaya merambat lurus Berkas matahari yang masuk melalui celah-celah kecil dirumah tampak seperti garis-garis putih yang lurus. Hal ini menunjukkan bahwa sifat cahaya merambat lurus. Dengan demikian, jika cahaya yang merambat terhalang oleh tembok atau karton cahaya tidak akan terlihat. Cahaya lilin akan tampak dari lubang karton paling ujung jika letak ketiga karton sejajar/ lurus. Namun, cahaya lilin tidak akan tampak jika salah satu posisi atau letak karton digeser. Kegiatan ini menunjukkan bahwa sifat cahaya merambat lurus. Bukti lain cahaya merambat lurus adalah berkas cahaya lampu proyektor film yang diarahkan ke layar. Berkas cahaya lampu mobil dan lampu proyektor tampak seperti garis lurus, tidak berkelok-kelok.
136
b) Sifat cahaya menembus benda bening Cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah selain melalui celah-celah kecil juga dapat melalui kaca jendela. Hal ini menunjukkan sifat cahaya dapat menembus benda bening. Kaca yang bening dapat ditembus cahaya dengan sempurna disebut benda bening. Sedangkan benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut benda gelap. Contoh benda gelap adalah tembok, kayu, kaleng, batu, dan sebagainya. Cahaya jika mengenai benda bening akan diteruskan sehingga berkas cahaya akan tampak dibalik benda bening tersebut. c) Sifat cahaya dapat dipantulkan Kita dapat melihat penampilan kita sebelum berangkat sekolah dengan bercermin. Cermin adalah benda yang permukaannya licin dan mengkilap. Ketika kita bercermin akan terbentuk bayangan pada cermin yang sama seperti benda asli. Hal ini karena pemantulan cahaya pada cermin merupakan pemantulan teratur. Pemantulan teratur adalah pemantulan ketika cahaya mengenai benda yang permukaannya licin dan halus/rata. Akan tetapi, jika cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata, pemantulan cahayanya akan terhambur ke segala arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus). Berdasarkan permukaannya, cermin digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung. Bayangan yang terbentuk pada ketiga cermin tersebut akan berbeda- beda.
137
i) Bayangan pada cermin datar Cermin datar adalah cermin yang bidang pantulnya datar. Contoh cermin datar adalah cermin yang kita gunakan untuk berkaca. Bayangan yang terbentuk pada cermin datar adalah tegak, sama besar dengan aslinya. ii) Bayangan pada cermin cekung Cermin cekung adalah cermin yang permukaan bidang pantulnya cekung. Contohnya bagian dalam sendok sayur stainless yang mengkilap. Sifat bayangan pada cermin cekung bermacammacam. Jika letak benda dekat dengan cermin cekung, maka bayangan bersifat tegal diperbesar. Jika letak benda jauh dari cermin cekung maka bayangan yang terbentuk bersifat terbalik dan lebih kecil dari aslinya. iii) Bayangan pada cermin cembung Cermin cembung adalah cermin yang permukaan bidang pantulnya cembung. Contohnya adalah bagian terluar sendok sayur yang mengkilap dan kaca spion pada kendaraan. Sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cembung adalah tegak dan lebih kecil dari bendanya.
d) Sifat cahaya dapat dibiaskan Salah satu sifat cahaya adalah bahwa cahaya dapat menembus benda bening, misalnya kaca, air, udara, intan, dan es. Cahaya merambat
138
dengan kecepatan yang berbeda pada medium yang berbeda. Perubahan arah atau pembelokan arah rambatan cahaya itu disebut pembiasan cahaya. Cahaya yang datang dari medium renggang ke medium yang rapat dibiaskan mendekati garis normal. Medium renggang misalnya udara, dan medium rapat misalnya air. Garis normal adalah garis yang tegak lurus pada medium. Sebaliknya, cahaya yang datang dari medium rapat ke medium renggang dibiaskan menjauhi garis normal. e) Sifat cahaya dapat diuraikan. Cahaya yang terpancar dari lampu senter atau cahaya matahari berwarna putih sehingga disebut sebagai cahaya putih. Ketika cahaya putih tersebut mengenai prisma atau air, warna cahaya tersebut berubah tidak putih lagi. Cahaya putih telah mengalami pembiasan kemudian diuraikan menjadi bermacam-macam warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna-warna cahaya membentuk cahaya putih itu disebut spektrum. Cahaya matahari yang terlihat putih, sebenarnya perpaduan dari berbagai warna cahaya yang disebut sperktrum. Tetesan hujan membiaskan cahaya matahari sehingga warna putih cahaya matahari terurai menjadi spectrum yang menyerupai pita-pita warna yang disebut pelangi. 2) ALAT OPTIK a) Mata Mata merupakan indra penglihatan yang sangat penting bagi manusia. 139
Fungsi dari bagian-bagian mata tersebut adalah sebagai berikut : i) Kornea mata berfungsi untuk melindungi mata bagian dalam ii) Iris, berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata. iii) Pupil berfungsi sebagai tempat keluar masuknya cahaya iv) Lensa mata dapat berakomodasi v) Retina merupakan tempat terbentuknya bayangan yang akan dikirim ke syaraf. Kelainan atau gangguan mata : i) Rabun Jauh (miopi) Rabun jauh adalah cacat mata berupa ketidakmampuan untuk melihat benda yang berjarak jauh. Cacat mata ini dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa cekung. ii) Rabun dekat (hipermetropi) Rabun dekat adalah cacat mata berupa ketidakmampuan untuk melihat benda yang berjarak dekat. Cacat mata ini dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa cembung. iii) Cacat mata tua (presbiopi) Cacat mata ini merupakan ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh maupun dekat. Cacat mata ini dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap. iv) Astigmatisma
140
Astigmatisma adalah kelainan mata yang disebabkan kelengkungan kornea matanya yang tidak berbentuk bola sehingga sinar-sinar yang masuk tidak terpusat sempurna. c. Kaca Pembesar (Lup) Lup merupakan kaca pembesar yang paling sederhana, kaca pembesar ini terdiri dari satu buah lensa cembung. d. Kamera Kamera atau alat pemotretan adalah alat optic yang digunakan untuk membentuk gambar suatu benda. Dalam kamera terdapat diafragma yang berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk kedalam kamera. e. Mikroskop Mikroskop adalah alat optic yang berguna untuk mengamati benda-benda renik, misalnya bakteri. Pada dasarnya mikroskop terdiri atasdua lensa cembung. Lensa cembung yang letaknya dekat dengan benda disebut lensa obyektif sedangkan lensa cembung yang dekat dengan mata disebut lensa okuler.
141
Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus I
SOAL EVALUASI IPA Nama
: ……………………
No Absen
: ………………..
A. Pilihlah jawaban dari pertanyaan dibawah ini dengan tepat ! 1. Cahaya bergerak dengan lintasan yang …. a. berliku-liku
c. lurus
b. bergelombang
d. memantul
2. Berikut ini benda yang dapat ditembus cahaya adalah…. a. air bening
c. buku
b. susu
d. kopi
3. Jika sebuah cahaya mengenai benda bening, maka cahaya tersebut akan….. a. dipantulkan
c. dibelokkan
b. diserap
d. diteruskan
4. Cahaya yang dapat diuraikan menjadi berbagai macam warna adalah cahaya…. a. hitam
c. hijau
b. merah
d. putih
5. Perhatikan pernyataan berikut: i. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal berada pada satu bidang datar ii. Besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul iii. cahaya yang mengenai benda bening akan dipantulkan iv. cahaya yang mengenai benda gelap akan dipantulkan. Berikut ini yang merupakan pernyataan yang benar mengenai pemantulan cahaya adalah ….. a. i dan iv
c. i, iii, dan iv
142
b. i, ii dan iii
d. i, ii, dan iv
6. Semua benda yang memancarkan cahaya disebut…. a. sumber cahaya
c. sumber panas bumi
b. benda bening
d. bayangan
7. Pemasangan kaca jendela pada gedung memanfaatkan salah satu sifat cahaya yaitu…. a. cahaya dapat dipantulkan
c. cahaya merambat lurus
b. cahaya menembus benda bening
d. cahaya dapat
dibiaskan benda bening 8. Di antara objek berikut yang tidak bisa memantulkan cahaya adalah …. a. besi
c. kayu
b. kaca bening
d. kain warna gelap
9. Warna yang terbentuk jika cakram warna diputar dengan cepat adalah…. a. merah
c. putih
b. hitam
d. biru
10. Perhatikan pernyataan berikut ini : i.
dasar kolam tampak lebih dangkal
ii.
cahaya masuk melalui kaca jendela
iii.
terbentuknya pelangi
iv.
pensil di dalam gelas yang berisi air terlihat bengkok
hal yang menunjukkan peristiwa pembiasan cahaya adalah …. a. i dan ii
c. i, ii, dan iv
b. ii dan iii
d. i, iii, dan iv
c. i, ii, dan iv d. i, iii dan iv
B. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban singkat dan benar ! 1. Cahaya yang melalui dua medium yang berbeda kerapatannya akan….
143
2. Cahaya dapat menembus benda….. 3. Dasar air kolam yang bening akan terlihat dangkal, hal ini adalah salah satu contoh sifat cahaya…. 4. Cahaya yang merambat lurus kemudian mengenai benda gelap akan menghasilkan….. 5. Kita dapat melihat benda karena cahaya…… oleh benda tersebut 6. Cahaya dari medium yang mempunyai kerapatan tinggi menuju medium yang kerapatannya renggang akan dibiaskan …… garis normal. 7. Kaca pada spion mobil digunakan untuk melihat kendaraan lain dibelakangnya. Hal ini disebabkan karena menggunakan kaca spion cahaya dapat……. 8. Benda yang tidak dapat meneruskan cahaya disebut dengan benda…. 9. Jika bidang pantul tidak rata yang akan terjadi adalah pemantulan….. 10. Sumber cahaya terbesar dimuka bumi adalah….. C. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas ! 1. Sebutkan 3 contoh sumber cahaya ! Jawab :
2. Sebutkan 2 contoh benda gelap dan 2 contoh benda bening ! Jawab :
3. Sebutkan 2 peristiwa sehari-hari yang sesuai dengan penerapan sifat cahaya dapat dibiaskan! Jawab:
144
4. Bagaimanakah proses terjadinya pelangi ? Jawab :
5. Sebutkan 3 macam sifat cahaya yang kamu ketahui ! Jawab :
145
KUNCI JAWABAN A. Pilihan Ganda 1. C
6. A
2. A
7. B
3. D
8. B
4. D
9. C
5. D
10. C
B. Isian Singkat 1. Dibiaskan
6. Menjauhi
2. Bening
7. Memantulkan Cahaya
3. Dapat dibiaskan
8. Gelap
4. Bayangan
9.Baur/ Difus
5. Dipantulkan
10. Matahari
C. Uraian 1. a. matahari b. lampu c. senter d. lilin 2. a. benda gelap : kayu, besi, kain warna gelap b. benda bening : gelas kaca, kaca jendela, botol plastik air minum. 3. a. dasar kolam tampak lebih dangkal
146
b. bintang dilangit tampak lebih tinggi c. pensil di dalam gelas yang berisi air terlihat bengkok
4. Pelangi terbentuk dari cahaya matahari yang dibiaskan oleh titik-titik air hujan kemudian diuraikan menjadi warna pelangi. 5. a. cahaya merambat lurus b. cahaya menembus benda bening c. cahaya dapat dipantulkan d. cahaya dapat dibiaskan e. cahaya dapat diuraikan
147
KISI- KISI SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : IPA
Bentuk Soal : Pilihan Ganda, Isian singkat, uraian
Kelas/ Semester : VA/ II
Jumlah Soal : 10 Pilihan Ganda, 10 isian, 5 uraian.
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi Dasar 6.1
Indikator Materi 1. Menyebutkan
Mendiskripsikan
berbagai macam
sifat-sifat cahaya
sumber cahaya.
Materi Pokok Sifatsifat cahaya
Indikator Soal 1. Siswa dapat menyebutkan berbagai sumber cahaya 2. Siswa dapat menjelaskan pengertian sumber cahaya. 3. Siswa dapat mengklasifikasikan berbagai macam contoh sumber cahaya. 1. Siswa dapat menyebutkan bahwa cahaya merambat dengan lintasan lurus. 2. Siswa dapat menentukan dampak adanya cahaya merambat lurus yang mengakibatkan adanya
2. Menjelaskan sifat cahaya merambat lurus.
148
Jenjang Berpikir C1
Bentuk Soal PG
No Soal 6
C2
Isian singkat
10
C2
uraian
1
C1
PG
1
C3
Isian singkat
4
3.
4. Menjelaskan sifat
1.
cahaya menembus benda bening.
2.
3.
5. Mengklasifikasikan
1.
perbedaan benda gelap dan benda 2. bening.
6. Menjelaskan
1.
cahaya dapat 2. 149
bayangan. Siswa dapat menyebutkan berbagai sifat-sifat cahaya Siswa dapat menentukan contoh benda yang dapat ditembus cahaya. Siswa dapat menjelaskan dampak ketika cahaya menembus benda bening cahaya akan diteruskan. Siswa dapat menyebutkan bahwa cahaya dapat menembus benda bening. Siswa dapat menyebutkan bahwa benda gelap tidak dapat meneruskan cahaya. Siswa dapat memberikan contoh benda gelap dan benda bening. Siswa dapat memberi contoh benda-benda yang dapat memantulkan cahaya. Siswa dapat
C1
uraian
5
C3
PG
2
C2
PG
3
C1
Isian singkat
C2
Isian singkat
8
C2
uraian
2
C2
PG
8
C2
Isian
5
2
dipantulkan.
menjelaskan dampak pemantulan cahaya. 3. Siswa dapat membedakan pemantulan teratur dan pemantulan baur. 4. Siswa dapat mengelompokkan pernyataan yang benar mengenai pemantulan cahaya.
7. Menjelaskan sifat
singkat
C2
dibiaskan
4. . 1. Siswa dapat mengingat kembali cahaya putih jika diuraikan akan menjadi berbagai
8. Menjelaskan sifat cahaya dapat
150
9
PG
5
PG
10
isian singkat
3
Isian singkat
1, 6
PG
4
C4
1. Siswa dapat C4 mengelompokkan pernyataan yang benar mengenai pembiasan cahaya 2. Siswa dapat memberi C2 contoh peristiwa disekitarnya sesuai penerapan sifat cahaya dapat dibiaskan. 3. Siswa dapat C2 menjelaskan konsep pembiasan cahaya dengan tepat.
cahaya dapat
Isian singkat
C1
diuraikan.
macam warna. 2. Siswa dapat menjelaskan dampak jika cakram warna diputar dengan kecepatan tinggi.
9. Mengkaitkan sifat
C2
PG
9
C4
uraian
4
1. Siswa dapat C3 menentukan penerapan pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari 2. Siswa dapat mengimplementasikan C3 penerapan pemantulan cahaya dalam kehidupan sehari-hari 3. Siswa dapat C3 mengimplementasikan penerapan cahaya menembus benda bening dalam kehidupan sehari-hari.
Uraian
3
Isian singkat
7
PG
7
3. Siswa dapat menguraikan proses terjadinya pelangi
cahaya dengan proses terjadinya pelangi. 10. Mendiskusikan sifat-sifat cahaya dalam penerapan di kehidupan seharihari
151
Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus II SOAL EVALUASI IPA Nama
:………………………………………..
No Absen
:………………………………………..
Kelas
:………………………………………..
A. Pilihlah jawaban dari pertanyaan dibawah ini dengan tepat ! 1. Cermin yang permukaan pantulnya berbentuk cekungan disebut…. a. cermin cekung
c. cermin datar
b. cermin cembung
d. cermin silinder
2. Jarak bayangan dengan jarak benda yang berada di depan cermin datar adalah…. a. lebih pendek
c. sama panjang
b. lebih panjang
d. berbeda panjangnya
3. Berikut ini adalah sifat-sifat bayangan: i.
maya
ii.
sama besar
iii.
lebih kecil
iv.
tegak
v.
terbalik
Dari sifat bayangan diatas yang merupakan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung adalah…. a. i, iii, iv
c. i, iii, v
b. i, ii, v
d. i, ii, iv
4. Cermin yang digunakan pada kaca spion mobil adalah…. a. cermin datar
c. cermin cembung
b. cermin cekung
d. cermin cembung cekung
5. Disetiap persimpangan jalan biasanya di pasang cermin cembung berguna untuk …. a. melihat keadaan jalan sekitar
c. sebagai aturan pemerintah
b. memperindah jalan
d. alat penerangan jalan 152
6. Jika pulpen diletakkan di depan sendok yang berbentuk cekung dari jarak yang dekat, maka bayangan yang terbentuk adalah…. a. maya, tegak, diperkecil
c. nyata, tegak, diperbesar
b. maya, terbalik, diperkecil
d. nyata, terbalik, diperbesar
7. Ketika kita bercermin menggunakan cermin cembung, ukuran bayanagan yang terbentuk adalah…. a. lebih kecil
c. sama besar
b. lebih besar
d. tidak ada perubahan dari benda asli
8. Penderita rabun jauh ditolong dengan menggunakan kacamata lensa… a. positif
c. netral
b. negative
d. positif dan negatif
9. Alat optik yang cara kerjanya sama dengan mata kita adalah …. a. lup
c. kamera
b. mikroskop
d. teropong
10. Berikut ini adalah sifat-sifat bayangan: i.
maya
ii.
sama besar
iii.
lebih kecil
iv.
tegak
v.
terbalik
Dari sifat bayangan tersebut yang merupakan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah…. a. i, iii, iv
c. i, iii, v
b. i, ii, v
d. i, ii, iv
153
B. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar ! 1. Sifat bayangan pada cermin datar adalah…….. 2. Jika kita bercermin hendaknya menggunakan cermin….. 3. Kaca yang berada di tikungan memanfaatkan sifat bayangan pada cermin…. 4. Bagian dalam lampu mobil atau center memanfaatkan cermin…. 5. Jenis teropong yang digunakan pada kapal selam adalah…. 6. Jika kita melihat benda dengan menggunakan lup maka benda tersebut akan terlihat…. 7. Gangguan pada mata yang dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa ganda adalah…. 8. Alat yang digunakan tukang reparasi jam untuk melihat bagian mesin yang rusak adalah… 9. Lup sederhana pada dasarnya yaitu sebuah lensa berbentuk.…. 10. Jika kita ingin mengamati hewan yang sangat kecil kita bisa menggunakan alat optik berupa ….
C. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas ! 1. Sebutkan 3 alat optik yang kamu ketahui ! Jawab : a. …………………… b. …………………… c. …………………… 2. Sebutkan sifat bayangan pada cermin cekung saat benda berada jauh di depan cermin dan saat benda berada di dekat cermin ! Jawab : a. saat benda jauh di depan cermin : b. saat benda dekat dengan cermin : 3. Bagaimanakah penerapan penggunaan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari? Jawab :
154
4. Sebutkan 2 contoh benda yang menggunakan cermin datar ! Jawab : a. ………………………………….. b. ………………………………….. 5. Bagaimanakah cara kerja lup atau kaca pembesar ? Jawab :
155
KUNCI JAWABAN A. Pilihan Ganda 1. A
6. C
2. C
7. A
3. A
8. B
4. C
9. C
5. A
10. D
B. Isian Singkat 1. Tegak, sama besar, maya
6. Lebih Besar
2. Datar
7. Hipermetropi
3. Cembung
8. Lup
4. Cekung
9.Cembung
5. Periskop
10. Mikroskop
C. Uraian 1.
Lup, periskop, mikroskop, teropong, kamera
2. a. saat benda jauh didepan cermin : terbalik, maya , lebih kecil b. saat benda dekat dengan cermin : tegak, lebih besar, nyata 3. penerapan penggunaan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari adalah digunakan sebagai kaca spion motor atau mobil. 4. Kaca jendela, kaca almari, kaca rias
156
5. Cara kerja lup adalah dengan menggunakan lensa cembung pada lup dapat digunakan untuk mengamati benda yang ukurannya lebih kecil.
157
KISI- KISI SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : IPA
Bentuk Soal : Pilihan Ganda, Isian singkat, uraian
Kelas/ Semester : V/ II
Jumlah Soal : 10 Pilihan Ganda, 10 isian, 5 uraian.
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi Dasar 6.1
Indikator Materi 3. Menyebutkan sifat
Mendiskripsikan
bayangan yang
sifat-sifat cahaya
terjadi pada cermin
Materi Pokok Sifat- sifat cahaya
Indikator Soal 4. Siswa dapat menyebutkan berbagai jenis cermin
datar, cermin
Jenjang Berpikir C1
5. Siswa dapat menjelaskan sifat bayangan pada cermin datar
C2
11. .Siswa dapat menyebutkan sifat bayangan pada cermin cekung. 12. Siswa dapat mendeferensiasikan sifat bayangan pada cermin cekung
C1
Bentuk Soal PG
No Soal 1
PG
2
Isian singkat
1
PG
6
uraian
2
cembung dan cermin cekung.
4. Membedakan sifat bayangan pada cermin datar, cermin cembung dan cermin
158
C4
cekung.
5. Mendiskusikan
4. Siswa dapat menjelaskan fungsi penggunaan cermin cembung pada kehidupan sehari-hari.
manfaat cermin datar, cermin cekung, dan cermin
C2
5. Siswa dapat C2 menjelaskan fungsi penggunaan cermin datar pada kehidupan sehari-hari.
cembung dalam kehidupan sehari-
PG
5
uraian
3
Isian singkat
2
PG
4
Isian singkat
3
hari. 6. Menentukan penerapan manfaat bayangan pada cermin dalam kehidupan seharihari.
159
3. Siswa menentukan benda menggunakan cembung.
dapat contoh yang cermin
4. Siswa menentukan benda menggunakan cekung.
dapat contoh yang cermin
5. Siswa menentukan benda menggunakan
dapat contoh yang cermin
C3
C3
Isian singkat
4
C3
Uraian
4
datar. 7. Mendeferensiasikan sifat bayagan pada
1. Siswa dapat mendeferensiasikan sifat bayangan pada cermin cembung.
C4
PG
3
2. Siswa dapat mendeferensiasikan sifat bayangan pada cermin datar
C4
PG
10
Isian singkat
6
cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung..
6.2 Membuat
8. Membuat kaca
suatu karya/
pembesar/ lup
model, misal
melalui percobaan
periskop atau
sederhana
5. Siswa dapat C3 menentukan fungsi penggunaan lup dalam kehidupan sehari-hari.
lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat9. Menyebutkan alat sifat cahaya. optik yang dapat membantu
160
6. Siswa dapat menentukan penerapan sifat lensa terhadap penggunaan lup.
C3
Isian singkat
9
7. Siswa dapat menguraikan cara kerja lup 4. Menyebutkan macammacam alat optik
C4
uraian
5
C1
PG
9
uraian
1
pengelihatan
10. Mendiskusikan
1. Siswa dapat menentukan penerapan penggunaan alat optik bagi kehidupan seharihari.
manfaat alat optik dalam kehidupan
C2
PG
8
Isian singkat
5,7,8,10
Uraian
3
PG
7
sehari-hari .
11. Mengkaitkan sifat
4. Siswa dapat C3 menentukan penerapan pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari 5. Siswa dapat mengimplementasikan C3 penerapan pemantulan cahaya dalam kehidupan sehari-hari
cahaya dengan penggunaan alat optik dalam kehidupan seharihari .
161
Lampiran 6. Hasil Observasi Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO 1.
2.
Komponen Eksperimen Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
: Rabu/ 25 Januari 2017
Siklus/ Pertemuan
: I/ 1
Aspek yang Diamati
Ya
Guru mendemonstrasikan suatu percobaan. Guru mengkaitkan sebuah fenomena alam yang terjadi dengan materi pelajaran Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati percobaan awal yang dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan ikut berdiskusi dalam pengkaitan fenomena alam yang terjadi dengan materi pelajaran. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis awal percobaan yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa dalam pembagian kelompok
˅
162
˅
˅
˅
Tidak
Deskripsi Guru telah melakukan percobaan awal dengan sederhana Guru menjelaskan perbedaan siang dan malam pada siswa
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa saat siswa melakukan pengamatan pada percobaan awal. Guru bertanya apa dampak jika malam hari tidak ada listrik dan cahaya dari bulan.
˅
Guru memberikan pertanyaan yang menjurus pada sifat-sifat cahaya.
˅
Guru membagi siswa kedalam 8 kelompok secara heterogen.
untuk percobaan.
Guru memberikan penjelasan tentang langkah kegiatan yang akan dilakukan siswa. Guru membimbing dan mendampingi siswa pada saat melakukan percobaan.
˅
˅
Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi hasil percobaan.
˅
Guru belum menjelaskan langkah kegiatan dalam LKS, guru hanya meminta siswa membaca langkah kerja secara mandiri. Guru membimbing siswa saat melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja dalam LKS. Guru juga membantu menjelaskan langkah kerja dalam LKS yang belum dipahami oleh siswa. Guru sebagai moderator dalam diskusi ketika perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru bersama siswa berdiskusi mengenai penerapan sifat cahaya dalam kehidupan seharihari.
5.
Aplikasi Konsep
Guru membimbing siswa dalam menentukan aplikasi konsep materi pelajaran terhadap kehidupan seharihari.
˅
6.
Evaluasi
Guru memberikan kesempatan siswa bertanya tentang materi yang belum jelas. Guru memberikan soal evaluasi
˅
Guru menanyakan tentang materi pelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
˅
Guru melakukan evaluasi secara lisan dengan menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan macam sifat cahaya yang telah dipelajari hari itu. Observer Ika Nurlatifah NIM 10108241042
163
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO 1.
2.
Komponen Eksperimen Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
: Rabu/ 25 Januari 2017
Siklus/ Pertemuan
: I/ 1
Aspek yang Diamati Siswa melakukan tanya jawab dan ikut terlibat dalam percobaan awal yang dilakukan oleh guru Siswa menyebutkan fenomena alam yang terjadi yang ada kaitannya dengan materi pelajaran. Siswa mengamati percobaan awal yang dilakukan guru.
Ya
˅
Siswa belum terlibat langsung pada percobaan awal yang dilakukan guru
Siswa pertanyaan perbedaan malam.
˅
Siswa mengamati tetapi masih ada siswa yang belum memperhatikan saat guru melakukan percobaan awal. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang dampak jika pada malam hari tidak ada aliran listrik dan cahaya bulan maka kita tidak akan bisa melihat karena bumi akan gelap. Siswa membuat hipotesis bahwa sifat cahaya ada 3 macam.
˅
Siswa merumuskan hipotesis awal percobaan dari hasil pengamatan percobaan awal yang dilakukan guru. Siswa bekerja secara berkelompok untuk melakukan percobaan
˅
164
Deskripsi
˅
Siswa memperhatikan pemaparan guru berkaitan dengan fenomena alam yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan
Tidak
˅ ˅
menjawab guru tentang siang dan
Siswa bekerja dalam kelompok, satu kelas dibagi menjadi 8 kelompok secara heterogen. Siswa membaca sendiri langkah kerja dalam LKS.
5.
Aplikasi Konsep
6.
Evaluasi
langkah kerja percobaan Siswa melakukan percobaan berdasarkan langkah kerja yang telah dijelaskan guru secara berkelompok. Siswa melakukan tanya jawab dalam diskusi kelompok untuk menggali informasi hasil percobaan. Siswa mencari aplikasi konsep materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru berkaitan dengan materi yang belum jelas. Siswa mengerjakan soal evaluasi
˅
˅
Masih banyak siswa belum memahami langkah kerja dalam LKS dan banyak dari siswa yang bertanya kepada guru. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok untuk menjawab soal hasil pembahasan dalam LKS.
˅
Siswa dibimbing guru melakukan diskusi kelas untuk mencari aplikasi sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
˅
Siswa menanyakan kepada guru mengenai materi pelajaran yang belum mereka pahami.
˅
Siswa yang ditunjuk guru menyebutkan sifat-sifat cahaya yang telah dipelajari. Observer
Eka Wulan Andriyani NIM 10108241047
165
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO 1.
2.
Komponen Eksperimen Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
: Rabu/ 25 Januari 2017
Siklus/ Pertemuan
: I/ 2
Aspek yang Diamati
Ya
Guru mendemonstrasikan suatu percobaan. Guru mengkaitkan sebuah fenomena alam yang terjadi dengan materi pelajaran Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati percobaan awal yang dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan ikut berdiskusi dalam pengkaitan fenomena alam yang terjadi dengan materi pelajaran. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis awal percobaan yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa dalam pembagian kelompok untuk percobaan.
˅
166
˅
˅
˅
Tidak
Deskripsi Guru telah melakukan percobaan awal dengan sederhana Guru menjelaskan perbedaan kedalaman kolam renang ketika dilihat dari tepian kolam. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa saat siswa melakukan pengamatan pada percobaan awal. Guru bertanya apa yang terjadi ketika setelah hujan muncul matahari.
˅
Guru memberikan pertanyaan ada berapakah jumlah sifat cahaya.
˅
Guru membagi siswa kedalam 8 kelompok secara heterogen.
Guru memberikan penjelasan tentang langkah kegiatan yang akan dilakukan siswa. Guru membimbing dan mendampingi siswa pada saat melakukan percobaan.
˅
˅
Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi hasil percobaan.
˅
Guru belum menjelaskan langkah kegiatan dalam LKS, guru hanya meminta siswa membaca langkah kerja secara mandiri. Guru membimbing siswa saat melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja dalam LKS. Guru juga membantu menjelaskan langkah kerja dalam LKS yang belum dipahami oleh siswa. Guru sebagai moderator dalam diskusi ketika perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru bersama siswa berdiskusi mengenai penerapan sifat cahaya dalam kehidupan seharihari.
5.
Aplikasi Konsep
Guru membimbing siswa dalam menentukan aplikasi konsep materi pelajaran terhadap kehidupan seharihari.
˅
6.
Evaluasi
Guru memberikan kesempatan siswa bertanya tentang materi yang belum jelas. Guru memberikan soal evaluasi
˅
Guru menanyakan tentang materi pelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
˅
Guru melakukan evaluasi secaratertulis dengan membagikan lembar evaluasi berjumlah 25 soal. Observer
Dhesi Indraswari NIM 10108241056
167
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO 1.
2.
Komponen Eksperimen Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
: Rabu/ 1 Februari 2017
Siklus/ Pertemuan
: I/ 2
Aspek yang Diamati Siswa melakukan tanya jawab dan ikut terlibat dalam percobaan awal yang dilakukan oleh guru Siswa menyebutkan fenomena alam yang terjadi yang ada kaitannya dengan materi pelajaran. Siswa mengamati percobaan awal yang dilakukan guru.
Siswa memperhatikan pemaparan guru berkaitan dengan fenomena alam yang berkaitan dengan materi pelajaran. Siswa merumuskan hipotesis awal percobaan dari hasil pengamatan percobaan awal yang dilakukan guru. Siswa bekerja secara berkelompok untuk melakukan percobaan Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan langkah kerja 168
Ya
Tidak
˅
˅
Deskripsi Siswa belum diberi kesempatan untuk terlibat langsung pada percobaan awal yang dilakukan guru Siswa menyebutkan perbedaan kedalaman kolam renang ketika dilihat dari tepian kolam akan terlihat lebih dangkal. Siswa mengamati tetapi masih ada siswa yang belum memperhatikan saat guru melakukan percobaan awal. Siswa menjawab pertanyaan guru bahwa akan muncul pelangi ketika setelah turun hujan dan matahari muncul dilangit.
˅
˅
˅
Siswa menjawab pertanyaan guru dan membuat hipotesis bahwa sifat cahaya ada 5.
˅
Siswa bekerja dalam kelompok, satu kelas dibagi menjadi 8 kelompok secara heterogen. Siswa membaca sendiri langkah kerja dalam LKS.
˅
percobaan Siswa melakukan percobaan berdasarkan langkah kerja yang telah dijelaskan guru secara berkelompok.
5.
Aplikasi Konsep
6.
Evaluasi
˅
Siswa melakukan eksperimen tetapi masih banyak siswa belum memahami langkah kerja dalam LKS dan banyak dari siswa yang bertanya kepada guru. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok untuk menjawab soal hasil pembahasan dalam LKS.
Siswa melakukan tanya jawab dalam diskusi kelompok untuk menggali informasi hasil percobaan. Siswa mencari aplikasi konsep materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
˅
˅
Siswa dibimbing guru melakukan diskusi kelas untuk mencari aplikasi sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru berkaitan dengan materi yang belum jelas. Siswa mengerjakan soal evaluasi
˅
Siswa menanyakan kepada guru mengenai materi pelajaran yang belum mereka pahami.
˅
Siswa mengerjakan soal evaluasi di lembar jawaban dengan tergesa-gesa karena waktu pengerjaan soal kurang. Observer
Ika Nurlatifah NIM 10108241042
169
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO 1.
2.
Komponen Eksperimen Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis Awal
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
:Rabu/ 8 Februari 2017
Siklus/Pertemuan
: II/1
Aspek yang Diamati
Ya
Guru mendemonstrasikan suatu percobaan.
V
Guru mengkaitkan sebuah fenomena alam yang terjadi dengan materi pelajaran
V
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati percobaan awal yang dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan ikut berdiskusi dalam pengkaitan fenomena alam yang terjadi dengan materi pelajaran. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis awal percobaan yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa dalam pembagian kelompok untuk percobaan.
V
170
Tidak
Deskripsi Guru telah melakukan percobaan awal dan melibatkan siswa dalam percobaan Guru menanyakan apakah ada perbedaan bayangan yang terbentuk saat bercermin menggunakan cermin datar dan cermin cembung. Guru meminta beberapa siswa untuk ikut melakukan percobaan dan meminta siswa lain mengamati.
V
Guru menanyakan tentang contoh penggunaan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari.
V
Guru meminta siswa untuk membuat hipotesis sifat pada cermin datar, cekung dan cembung.
V
Guru membagi siswa kedalam 8 kelompok secara heterogen
Guru memberikan penjelasan tentang langkah kegiatan yang akan dilakukan siswa. Guru membimbing dan mendampingi siswa pada saat melakukan percobaan. Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi hasil percobaan.
V
Guru menjelaskan langkah kerja dalam LKS sebelum meminta siswa melakukan eksperimen.
V
Guru membimbing dan mendampingi siswa saat melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja dalam LKS Guru sebagai moderator ketika ada perwakilan kelompok yang maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya Guru mendampingi siswa dalam melakukan diskusi kelas untuk menentukan penerapan penggunaan cermin datar, cembung dan cekung dalam kehidupan sehari-hari.
V
5.
Aplikasi Konsep
Guru membimbing siswa dalam menentukan aplikasi konsep materi pelajaran terhadap kehidupan seharihari.
V
6.
Evaluasi
Guru memberikan kesempatan siswa bertanya tentang materi yang belum jelas. Guru memberikan soal evaluasi
V
Guru menanyakan adakah dari siswa yang belum paham mengenai materi pelajaran pada hari itu.
V
Guru memberikan evaluasi secara lisan dan tertulis dengan meminta siswa menuliskan sifat-sifat bayangan pada cermin di dalam buku tulis siswa. Observer
Ika Nurlatifah NIM 10108241042 171
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO 1.
Komponen Eksperimen Percobaan Awal
2.
Pengamatan
3.
Hipotesis Awal
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
:Rabu/ 8 Februari 2017
Siklus /Pertemuan
: II/ 1
Aspek yang Diamati
Ya
Siswa melakukan V tanya jawab dan ikut terlibat dalam percobaan awal yang dilakukan oleh guru Siswa menyebutkan V fenomena alam yang terjadi yang ada kaitannya dengan materi pelajaran. Siswa mengamati V percobaan awal yang dilakukan guru.
Siswa memperhatikan pemaparan guru berkaitan dengan fenomena alam yang berkaitan dengan materi pelajaran. Siswa merumuskan hipotesis awal percobaan dari hasil pengamatan percobaan awal yang dilakukan guru. Siswa bekerja secara berkelompok untuk melakukan percobaan Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan 172
V
Tidak
Deskripsi Siswa terlibat dalam percobaan awal dengan melakukan pencerminan pada kaca rias dan kaca spion. Siswa menyebutkan bahwa ada perbedaan bayangan yang terbentuk pada cermin rias dan kaca spion. Siswa yang tidak melakukan percobaan melakukan pengamatan ketika teman mereka melakukan percobaan awal. Siswa menyebutkan bahwa skaca spion merupakan salah satu penerapan penggunaan cermin cembung.
V
Siswa membuat hipoesis bahwa sifat bayangan pada cermin datar, cembung dan cekung berbeda.
V
Siswa dibagi kedalam 8 kelompok secara heterogen
V
Siswa bersama guru membaca langkah kerja dalam LKS dan memahami
langkah percobaan
5.
Aplikasi Konsep
6.
Evaluasi
kerja
Siswa melakukan V percobaan berdasarkan langkah kerja yang telah dijelaskan guru secara berkelompok. Siswa melakukan V tanya jawab dalam diskusi kelompok untuk menggali informasi hasil percobaan. Siswa mencari V aplikasi konsep materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan seharihari.
Siswa melakukan V tanya jawab dengan guru berkaitan dengan materi yang belum jelas. Siswa mengerjakan V soal evaluasi
bersama langkah kerja tersebut sebelum memulai melakukan eksperimen. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja dalam LKS.
Siswa melakukan diskusi bersama dengan anggota kelompoknya
Siswa dipimpin guru melakukan diskusi kelas untuk menentukan penerapan penggunaan cermin datar, cekung dan cembung dalam kehidupan sehari-hari. Siswa menanyakan kepada guru beberapa materi yang belum mereka ketahui.
Siswa menuliskan sifat bayangan pada cermin datar, cembung dan cekung pada buku tulis mereka. Observer
Eka Wulan Andriyani NIM 10108241047
173
Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO 1.
2.
Komponen Eksperimen Percobaan Awal
Pengamatan
3.
Hipotesis Awal
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
:Sabtu/ 11 Februari 2017
Siklus/Pertemuan
: II/2
Aspek yang Diamati
Ya
Guru mendemonstrasikan suatu percobaan.
V
Guru mengkaitkan sebuah fenomena alam yang terjadi dengan materi pelajaran Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati percobaan awal yang dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan ikut berdiskusi dalam pengkaitan fenomena alam yang terjadi dengan materi pelajaran. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis awal percobaan yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa dalam pembagian kelompok untuk percobaan.
V
174
Tidak
Deskripsi Guru telah melakukan percobaan awal dan melibatkan siswa dalam percobaan Guru menanyakan apakah ada perbedaan ukuran huruf ketika tulisan diamati dengan kaca pembesar
V
Guru meminta beberapa siswa untuk ikut melakukan percobaan dan meminta siswa lain mengamati.
V
Guru menanyakan tentang contoh penggunaan alat optik lain bagi kehidupan sehari-hari
V
Guru meminta siswa untuk membuat hipotesis tentang fungsi kaca pembesar.
V
Guru membagi siswa kedalam 8 kelompok secara heterogen
Guru memberikan penjelasan tentang langkah kegiatan yang akan dilakukan siswa. Guru membimbing dan mendampingi siswa pada saat melakukan percobaan. Guru membimbing siswa dalam melakukan diskusi hasil percobaan.
V
Guru menjelaskan langkah kerja dalam LKS sebelum meminta siswa melakukan eksperimen.
V
Guru membimbing dan mendampingi siswa saat melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja dalam LKS Guru sebagai moderator ketika ada perwakilan kelompok yang maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya Guru mendampingi siswa dalam melakukan diskusi kelas untuk menentukan penerapan penggunaan alat optik bagi kehidupan seharihari.
V
5.
Aplikasi Konsep
Guru membimbing siswa dalam menentukan aplikasi konsep materi pelajaran terhadap kehidupan seharihari.
V
6.
Evaluasi
Guru memberikan kesempatan siswa bertanya tentang materi yang belum jelas. Guru memberikan soal evaluasi
V
Guru menanyakan adakah dari siswa yang belum paham mengenai materi pelajaran pada hari itu.
V
Guru memberikan soal evaluasi yang berjumlah 25 soal. Observer
Dhesi Indraswari NIM 10108241056
175
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Penerapan Metode Eksperimen
NO 1.
Komponen Eksperimen Percobaan Awal
2.
Pengamatan
3.
Hipotesis Awal
4.
Verifikasi
Nama Sekolah
: SD N IMOGIRI
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: V/ II
Hari/ Tanggal
:Sabtu/ 11 Februari 2017
Siklus /Pertemuan
: II/ 2
Aspek yang Diamati
Ya
Siswa melakukan V tanya jawab dan ikut terlibat dalam percobaan awal yang dilakukan oleh guru Siswa menyebutkan V fenomena alam yang terjadi yang ada kaitannya dengan materi pelajaran. Siswa mengamati V percobaan awal yang dilakukan guru.
Siswa memperhatikan pemaparan guru berkaitan dengan fenomena alam yang berkaitan dengan materi pelajaran. Siswa merumuskan hipotesis awal percobaan dari hasil pengamatan percobaan awal yang dilakukan guru. Siswa bekerja secara berkelompok untuk melakukan percobaan Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan 176
V
Tidak
Deskripsi Siswa terlibat dalam percobaan awal dengan melakukan pengamatan menggunakan kaca pembesar. Siswa menyebutkan bahwa ada perbedaan ukuran tulisan ketika diamati dengan kaca pembesar. Siswa yang tidak melakukan percobaan melakukan pengamatan ketika teman mereka melakukan percobaan awal. Siswa menyebutkan bahwa teropong, mikroskop dan kamera merupakan contoh alat optik.
V
Siswa membuat hipoesis bahwa fungsi kaca pembesar adalah untuk memperbesar ukuran benda.
V
Siswa dibagi kedalam 8 kelompok secara heterogen
V
Siswa bersama guru membaca langkah kerja dalam LKS dan memahami
langkah percobaan
5.
Aplikasi Konsep
6.
Evaluasi
kerja
Siswa melakukan V percobaan berdasarkan langkah kerja yang telah dijelaskan guru secara berkelompok. Siswa melakukan V tanya jawab dalam diskusi kelompok untuk menggali informasi hasil percobaan. Siswa mencari V aplikasi konsep materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan seharihari. Siswa melakukan V tanya jawab dengan guru berkaitan dengan materi yang belum jelas. Siswa mengerjakan V soal evaluasi
bersama langkah kerja tersebut sebelum memulai melakukan eksperimen. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja dalam LKS.
Siswa melakukan diskusi bersama dengan anggota kelompoknya
Siswa dipimpin guru melakukan diskusi kelas untuk menentukan fungsi dari alat optik yang lain selain kaca pembesar.
Siswa menanyakan kepada guru beberapa materi yang belum mereka ketahui.
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang dibagikan oleh guru.
Observer
Ika Nurlatifah NIM 10108241042
177
Lampiran 7.Daftar Nilai Prestasi Belajar IPA DAFTAR NILAI PRA SIKLUS NO
NAMA SISWA
NILAI
KETUNTASAN
1
VAB
53
BELUM TUNTAS
2
MKM
53
BELUM TUNTAS
3
RS
63
BELUM TUNTAS
4
SFF
63
BELUM TUNTAS
5
ALN
66
BELUM TUNTAS
6
A
66
BELUM TUNTAS
7
ANF
66
BELUM TUNTAS
8
AS
76
TUNTAS
9
ACK
76
TUNTAS
10
AM
66
BELUM TUNTAS
11
BAP
63
BELUM TUNTAS
12
CK
66
BELUM TUNTAS
13
DH
76
TUNTAS
14
FLNS
56
BELUM TUNTAS
15
FNI
66
BELUM TUNTAS
16
FAR
70
BELUM TUNTAS
17
FH
60
BELUM TUNTAS
18
HNH
83
TUNTAS
19
IM
80
TUNTAS
20
IRA
80
TUNTAS
21
KK
86
TUNTAS
22
KN
63
BELUM TUNTAS
23
LK
60
BELUM TUNTAS
24
LLA
76
TUNTAS
25
MGG
76
TUNTAS
26
MA
60
BELUM TUNTAS
27
MFA
76
TUNTAS
178
28
MFF
76
TUNTAS
29
NAP
60
BELUM TUNTAS
30
NHAS
80
TUNTAS
31
NTRP
56
BELUM TUNTAS
32
NSN
60
BELUM TUNTAS
33
RAS
80
TUNTAS
34
RA
56
BELUM TUNTAS
35
SW
83
TUNTAS
36
YDJ
60
BELUM TUNTAS
37
ASAZ
76
TUNTAS
38
DNM
76
TUNTAS
39
MR
76
TUNTAS
JUMLAH NILAI
2684
RATA-RATA
68.8205
NILAI TERTINGGI
53
NILAI TERENDAH
83
JUMLAH SISWA TUNTAS
17
JUMLAH SISWA BELUM TUNTAS
22
179
DAFTAR NILAI SIKLUS I NO
NAMA SISWA
NILAI
KETUNTASAN
1
VAB
56
BELUM TUNTAS
2
MKM
63
BELUM TUNTAS
3
RS
53
BELUM TUNTAS
4
SFF
70
BELUM TUNTAS
5
ALN
60
BELUM TUNTAS
6
A
56
BELUM TUNTAS
7
ANF
76
TUNTAS
8
AS
80
TUNTAS
9
ACK
76
TUNTAS
10
AM
60
BELUM TUNTAS
11
BAP
50
BELUM TUNTAS
12
CK
56
BELUM TUNTAS
13
DH
80
TUNTAS
14
FLNS
63
BELUM TUNTAS
15
FNI
76
TUNTAS
16
FAR
76
TUNTAS
17
FH
76
TUNTAS
18
HNH
76
TUNTAS
19
IM
80
TUNTAS
20
IRA
63
BELUM TUNTAS
21
KK
76
TUNTAS
22
KN
76
TUNTAS
23
LK
63
BELUM TUNTAS
24
LLA
76
TUNTAS
25
MGG
76
TUNTAS
26
MA
70
BELUM TUNTAS
27
MFA
76
TUNTAS
28
MFF
76
TUNTAS
180
29
NAP
76
TUNTAS
30
NHAS
63
BELUM TUNTAS
31
NTRP
76
TUNTAS
32
NSN
60
BELUM TUNTAS
33
RAS
76
TUNTAS
34
RA
60
BELUM TUNTAS
35
SW
66
BELUM TUNTAS
36
YDJ
76
TUNTAS
37
ASAZ
80
TUNTAS
38
DNM
63
BELUM TUNTAS
39
MR
60
BELUM TUNTAS
JUMLAH NILAI
2691
RATA-RATA
69
NILAI TERTINGGI
50
NILAI TERENDAH
80
JUMLAH SISWA TUNTAS
20
JUMLAH SISWA BELUM TUNTAS
19
181
DAFTAR NILAI SIKLUS II NO
NAMA SISWA
NILAI
KETUNTASAN
1
VAB
50
BELUM TUNTAS
2
MKM
56
BELUM TUNTAS
3
RS
83
TUNTAS
4
SFF
76
TUNTAS
5
ALN
80
TUNTAS
6
A
76
TUNTAS
7
ANF
76
TUNTAS
8
AS
93
TUNTAS
9
ACK
80
TUNTAS
10
AM
80
TUNTAS
11
BAP
76
TUNTAS
12
CK
76
TUNTAS
13
DH
80
TUNTAS
14
FLNS
50
BELUM TUNTAS
15
FNI
76
TUNTAS
16
FAR
80
TUNTAS
17
FH
76
TUNTAS
18
HNH
83
TUNTAS
19
IM
76
TUNTAS
20
IRA
90
TUNTAS
21
KK
93
TUNTAS
22
KN
76
TUNTAS
23
LK
76
TUNTAS
24
LLA
80
TUNTAS
25
MGG
83
TUNTAS
26
MA
53
BELUM TUNTAS
27
MFA
86
TUNTAS
28
MFF
83
TUNTAS
182
29
NAP
76
TUNTAS
30
NHAS
86
TUNTAS
31
NTRP
76
TUNTAS
32
NSN
76
TUNTAS
33
RAS
86
TUNTAS
34
RA
60
BELUM TUNTAS
35
SW
83
TUNTAS
36
YDJ
76
TUNTAS
37
ASAZ
80
TUNTAS
38
DNM
80
TUNTAS
39
MR
90
TUNTAS
JUMLAH NILAI
3012
RATA-RATA
77.2308
NILAI TERTINGGI
50
NILAI TERENDAH
93
JUMLAH SISWA TUNTAS
34
JUMLAH SISWA BELUM TUNTAS
5
183
Lampiran 8. Dokumentasi
Gambar 8. Siswa sedang mempraktekkan sifat cahaya dapat meramnbat lurus
Gambar 9. Siswa membuktikan cahaya dapat dibiaskan.
184
Gambar 10. Siswa mencari sifat bayangan pada cermin datar.
Gambar 11. Siswa membuat kaca Lup dari bahan sederhana.
185
Gambar 12. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Gambar 13. Siswa mengerjakan soal evaluasi
186
187
188
189