Peningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
87
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG Gusmaweti Dosen Universitas Bung Hatta Abstract This research starts from the process of learning which is still centered on the teacher, the teacher is less engaging students for learning to take place, the students looked passive. The resulting state of the results of learning IPA students low and has not yet been as expected. One way is to develop the basic skills and to improve student learning outcomes is by using the discovery method. The purpose of the research was to explain the improvement of study IPA grade VI SDN 16 Surau Gadang Padang. This type of research is actions research class with II cycles, each cycle consisting of 3 times. The subject is a student of class VI SDN No. 16 Padang. Results observation sheet instrument learning aspects of the affective and psychomotor aspects of teacher observation sheets, and test results about the study. The results showed that the average value of the results of learning cognitive aspects of students on IPA cycles I was finish with the learning outcome 6.3 30%; cycle II average of 8.4 result of student learning outcomes by 91%. Assessment of learning outcomes in the affective aspect of cycle I 62% and cycle II 89%. Learning outcomes assessment aspects of psychomotor on cycle I 75% and cycle II 86%. Overall it can be seen that by using the method of discovery can improve learning outcomes students IPA SDN 16 Padang. Key Words: results of learning, learning outcomes and, discovery method Berdasarkan observasi dan wawancara
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mempunyai dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Hal ini dapat memacu semangat dan motivasi bangsa Indonesia untuk meraih dan melaksanakan pembangunan
diberbagai
bidang.
Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan merupakan
salah
satu
upaya
untuk
meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tentu ditunjang dengan proses dan hasil yang bagus yang bersumber dari pebelajar dalam hal ini adalah guru
yang penulis lakukan dengan salah seorang guru di kelas VI SD negeri no 16
Padang
bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA belum terlaksana secara optimal dan belum mencapai hasil yang maksimal, hal tersebut ditunjukkan dengan
pelaksanaan
pembelajaran
masih
didominasi oleh guru dan hasil belajar siswa sekitar 60 % siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun KKM IPA yang ditetapkan di SD negeri 16 Padang
adalah
7,0 pada tahun
ajaran 2010/2011. Selanjutnya informasi lain yang penulis dapatkan
dari guru juga bahwa proses
pembelajaran berlangsung selama ini yang disajikan masih didominasi oleh guru kadang-
90
Peningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
kadang
diselingi dengan
metode resitasi
anak dicirikan dengan sistem pemikiran yang
(pemberian tugas). Interaksi siswa dengan
didasarkan
pada
siswa atau siswa dengan guru kurang Pada
logis.( Suryo, 2008)
aturan-aturan
yang
umumnya siswa disuruh membaca buku teks
Untuk meningkatkan kemampuan siswa
dan ditugaskan untuk menjawab soal yang ada
dalam pembelajaran IPA perlu dibekali dengan
di
ini
berbagai kompetensi yang memadai sehingga
menyebabkan siswa hanya bisa menjawab soal
siswa aktif, kreatif dan mampu mempelajari
yang berbentuk ingatan dan sangat sulit bagi
diri sendiri dan alam sekitarnya. Kemampuan
siswa untuk menjawab soal yang bersifat
yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa
analisis,
tersebut, sesuai dengan yang dijelaskan dalam
buku
teks,
hal
sehingga
pembelajaran
IPA
yang
seperti
pencapaian yang
tujuan
sesuai
dengan
kurikulum
berbasis
kompetensi
(2004:3)
kompetensi yang diharuskan oleh kurikulum
tentang pembelajaran dibidang IPA sebagai
sangat sulit untuk dicapai.
berikut: “IPA berkaitan dengan cara mencari
Metode
ceramah
yang
dominan
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
dilaksanakan dalam proses pembelajaran tidak
Sains
akan merangsang siswa, berinovasi, penelitian
keterampilan, pengetahuan yang berupa fakta-
dan berpikir ilmiah, akan tetapi mendorong
fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja
siswa untuk lebih mudah melupakan apa yang
tetapi juga merupakan proses penemuan”
diajarkan. (Andayemi, 2008) Untuk
itu
guru
bukan
hanya
sekedar
penguasaan
Untuk mencapai pembelajaran tersebut, harus
memiliki
baik
dalam
pembelajaran dengan pentransferan ilmu yang
merencanakan pembelajaran, menyampaikan
ada dalam buku teks melalui metode ceramah
materi
saja. Akan tetapi guru harus bisa menjadi
kompetensi-kompetensi,
pembelajaran,
memilih
dan
guru
tidak
seharusnya
menggunakan multi metoda, multi sumber dan
fasilitator
multi
menggunakan metode yang tepat. Salah satu
media.
pembelajaran
Guru harus
sebagai mampu
pengelola menciptakan
suasana pembelajaran yang aktif, inovatif,
metode
dalam
mendominasi
yang
pembelajaran
bisa
digunakan
dengan
dalam
pembelajaran IPA adalah metode discovery.
kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
Adapun langkah-langkah pelaksanaan
Pembelajaran IPA di SD akan berhasil
metode discovery menurut Suryo (2008))
dengan
baik
memahami
adalah sebagai berikut: 1) Adanya problema
perkembangan intelektual anak usia SD. Usia
yang akan dipecahkan, 2) Jelas tingkat atau
anak SD berkisar antara 6 sampai dengan 12
kelasnya, Konsep atau prinsip yang harus
tahun.. “Perkembangan anak usia Sekolah
ditemukan siswa melalui kegiatan tersebut
Dasar
kategori
perlu ditulis dengan jelas, 3) Alat dan bahan
operasional kongkrid, pada operasional ini
perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan
tersebut
apabila
termasuk
guru
dalam
Peningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
siswa
dalam
4)
dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada
Kegiatan metode penemuan oleh siswa berupa
siswa setelah proses pembelajaran berakhir.
penyelidikan
Seperti
menemukan
melaksanakan
atau
kegiatan,
91
percobaan
konsep-konsep
untuk prinsip-
(2004), bahwa “hasil belajar adalah tingkah
prinsip yang telah ditetapkan, 5) Proses
laku yang timbul, misalnya dari tidak tahu
berfikir
menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru,
kritis
perlu
di
atau
yang dikemukakan oleh Hamalik
jelaskan
untuk
menunjukkan adanya mental operasional siswa
perubahan
yang diharapkan dalam kegiatan, 6) Perlu
keterampilan,
dikembangkan pertanyaan-pertanyaan
perkembangan sifat sosial, emosional dan
yang
dalam
tahap
kesanggupan
perubahan
yang dilakukan siswa, 7) Adanya catatan guru.
diungkapkan oleh Purwanto (1996:18) bahwa
Roestiyah
(2001:20)
“hasil belajar
Hal
menghargai,
bersifat terbuka dan mengarah pada kegiatan
Menurut
jasmani”.
kebiasaan,
serupa
siswa dapat ditinjau
juga
dari
menyatakan bahwa” metode discovery adalah
beberapa hasil kognitif yaitu kemampuan
suatu
siswa
metode
pembelajaran
yang
digunakan
dalam
dimana
siswa
mampu
mengasimilasi suatu konsep atau prinsip” Metode discovery adalah cara penyajian yang
dalam
pengetahuan
(ingatan),
pemahaman, penerapan (aplikasi), analisis, sintesis, dan evaluasi”. Adapun tujuan penelitian ini adalah
banyak melibatkan siswa dalam proses-proses
untuk mendiskripsikan peningkatan
mental dalam penemuannya terhadap suatu
belajar IPA siswa dengan menggunakan
materi,
pembelajaran
metode discovery di kelas VI di SD N 16
discovery siswa mampu mengamati, mencerna,
Negeri Padang, selanjutnya manfaat penelitian
mengerti, mengelompokkan, membuat dugaan,
ini adalah diharapkan dapat memberikan
menjelaskan,
membuat
kontribusi dalam pembelajaran IPA di Sekolah
kesimpulan dalam usaha memahami suatu
Dasar khususnya pembelajaran gaya magnet.
materi.
sehingga
mengukur
Diharapkan
memperoleh
dalam
juga
pengalaman
dan
hasil
siswa
dapat
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat
langsung
untuk
bermanfaat bagi seluruh pihak, antara lain:
mengembangkan kompetensinya agar mampu
1. Sebagai pedoman bagi guru dalam memilih
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
metode yang bervariasi dan tepat dalam
ilmiah, sehingga dengan metode discovery
pembelajaran IPA di kelas VI Sekolah
dapat meningkatkan kualitas, proses dan
Dasar.
pencapaian tujuan pembelajaran IPA.
2. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dan
Hasil belajar merupakan tolak ukur untuk
melihat keberhasilan siswa
dalam
menguasai materi pelajaran yang disampaikan selama pembelajaran, hal ini akan ditentukan
pihak terkait dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. 3. Sebagai
bahan
untuk
peningkatan
keterampilan guru dalam menggunakan
Peningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
92
metode discovery dalam pembelajaran IPA
2. Tahap Pelaksanaan
di Sekolah Dasar.
Pada tahap ini di mulai dari pelaksanaan
4. Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
pembelajaran
sifat-sifat
magnet.
dimana
hasil belajar siswa kelas VI SD N 16 dan
penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.
menambah
wawasan
peneliti
dalam
Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas sebagai
mengetahui
penerapan
metode
dalam
pelaksana tindakan/guru dan peneliti observer.
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas melalui kegiatan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
METODE PENELITIAN Jenis
penelitian
adalah
Penelitian
3. Tahap Pengamatan.
Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh observer
siklus masing-masng siklus terdiri dari tiga
(peneliti sendiri) terhadap
pertemuan yaitu dua kali tetap muka dan satu
sebagai pelaksana tindakan. Hasil pengamatan
kali tes. Penelitian dilakukan pada semester 1
ini kemudian didiskusikan dengan guru dan
tahun
diadakan refleksi untuk perencanaan siklus
ajaran
2010/2011.
dengan
lama
guru kelas VI
penelitian 2 bulan di SD negeri 16 Padang.
berikutnya.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VI di SD
4. Tahap Refleksi
N 16 Padang, dengan jumlah siswa sebanyak
Dalam penelitian tindakan kelas refleksi
35 orang yang terdiri dari 21 orang perempuan
diadakan
dan 12 orang laki-laki.
pembelajaran siklus berakhir. Dalam tahap ini
Prosedur penelitian
pengamat (peneliti) dan guru mengadakan
Prosedur
Pelaksanaan
setelah,tindakan
atau
kegiatan
penelitian
diskusi terhadap tindakan yang baru saja
tindakan kelas dapat dilakukan dengan 4 tahap
dilakukan. Hal-hal yang dibicarakan dalam
antara lain :
diskusi adalah, sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan,
a. Menganalisis
Pada tahap ini meliputi yaitu mengkaji Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Di dalam
kurikulum
itu
terdapat
Standar
Kompetensi yang merupakan tujuan umum dari pembelajaran yang harus dicapai siswa. Kompetensi Dasar adalah penjabaran dari Standar penelitian.
Kompetensi,
membuat
rencana
tindakan
yang
harus
dilakukan. b. Mengulas dan menjelaskan
rencana dan
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. c. Melakukan
intervensi,pemaknaan,
dan
penyimpulan data yang diperoleh Hasil
dari
refleksi
ini
dapat
dimanfaatkan sebagai masukan dari tindakan selanjutnya,
dan
dapat
digunakan
untuk
menyusun simpulan terhadap hasil dari siklus 1 dan 2.
Peningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
Indikator Keberhasilan
93
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah persentase ketuntasan hasil belajar
Siklus I. Pada siklus I, penelitian dilakukan 2 kali
siswa sama atau lebih dari 75
pertemuan dengan kompetensi dasar yaitu
Data dan Sumber data.
mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak
Data dari penelitian di kelas ini dapat berupa hasil pengamatan penilaian aspek afektif ,dan psikomotor serta hasil tes belajar
dan energi melalui percobaan (gaya magnet, gaya gravitasi dan gaya gesek). Dari
hasil
penilaian
pelaksanaan
siswa yang diperoleh pada sitiap siklus.
pembelajaran yang telah dilakukan dengan
Instrumen Penelitian
menggunakan
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian pelaksanaan
berupa lembar observasi
pembelajaran
aspek
guru,
pendekatan
discovery
menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I yaitu rata-rata 6.3 dengan persentase ketuntasan belajar siswa
25 % ,sedangkan
lembaran observasi
hasil belajar siswa aspek
yang tidak tuntas 75%. Penilaian hasil belajar
afektif psikomotor
serta lembaran tes yang
aspek afektif dengan rata-rata 62% ,
dilaksanakan pada setiap akhir siklus.
psikomotor 75%.
Teknik Analisis Data
1. Tahap analisis dan Refleksi.
Data
yang
diperoleh
dianalisis
dengan
dan
Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif
menggunakan rumus sebagai berikut
antara observer (peneliti)i dan guru kelas
1. Data Observasi
(guru) pada setiap pembelajaran berakhir. Pada kesempatan ini temuan dan hasil pengamatan
Teknik Persentase (P) =
SkorPerole han X 100 SkorMaksim um
peneliti dibahas bersama. Refleksi tindakan %
%
siklus I ini mencakup refleksi terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan hasil yang diperoleh oleh siswa.
2. Data Hasil belajar
2. Keberhasilan guru.
x = x N
a. Penyampaian materi dilakukaan dengan
Keterangan : x = rata-rata hasil belajar IPA
b. Langkah-langkah
baik
N = jumlah Siswa
dilakukan
x = Jumlah nilai
Spembelajaran
sesuai
pembelajaran dengan
sudah rencana
c. Sudah sebagian siswa yang terdorong untuk melaksanakan percobaan dengan baik dalam kelompoknya.
Peningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
3. Keberhasilan siswa. a. Siswa
mengikuti
94
Dari hasil penilaian proses pembelajaran pembelajaran dengan
yang telah dilakukan dengan menggunakan
antusias. Walau masih ada yang bermain
pendekatan discovery menunjukan bahwa hasil
dan tidak serius
belajar siswa pada siklus II rata-rata 8.6
b. Siswa melakukan percobaan dengan teliti dan seksama dalam kelompoknya.
dengan persentase ketuntasan belajar siswa 100 % . Penilaian aspek afektif dengan rata-
4. Kendala yang dihadapi.
rata 89%, dan penilaian psikomotor 86%.
a. Penggunaan waktu belum maksimal dan
Hasil pengamatan penilaian aspek guru
belum sesuai dengan rencana yang telah
pada siklus I rata-rata 95%, dan pada siklus II
ditentukan dalam Rencana Pelaksanaan
94% dan termasuk kriteria sangat baik.
Pembelajaraan (RPP)
PEMBAHASAN
b. Manajemen kelas kurang baik, sehingga
Hasil Penilaian Aspek Kognitif
masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru sewaktu menjelaskan materi.
Berdasarkan hasil tes belajar siswa yang diperoleh pada siklus I, secara keseluruhan
c. Belum seluruh anggota kelompok aktif melakukan percobaan dalam kelompoknya d. Belum adanya kepercayaan diri siswa untuk maju ke depan kelas.
belum mencapai target indikator keberhasilan yaitu
75%,
hal
ini
disebabkan
kerena
pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode discovery masih belum terlaksana secara optimal. Dari catatan dan informasi dari
Siklus II. Pada siklus II, penelitian dilakukan 2
observer bahwa
guru masih mendominasi
kali pertemuan dengan kompetensi dasar yaitu
dalam pemberian materi, sehingga siswa
mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak
terbiasa
dan energi melalui percobaan (gaya magnet,
pembimbingan
gaya gravitasi dan gaya gesek). Dengan
melakukan pecobaan masih belum merata dan
indikator sebagai berikut: a. Mengidentifikasi
terpusat pada siswa yang duduk di depan
benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet,
sehingga siswa dibelakang ribut dan siswa
b.mengukur
tidak banyak berkreasi.
kekuatan
medan
magnet,
c.
mendengar.
Selanjutnya,
proses
oleh guru terhadap siswa
menentukan kutub-kutub magnet, dan d.
Selanjutnya dalam catatan lapangan dan
mengidentifikasi siifat-sifat kutub magnet.
diskusi peneliti dengan teman kolaborator,
Penelitian siklus II pertemuan I pada hari Rabu
penyebab dari adanya siswa yang belum dapat
tanggal 12 Januari 2011 jam 07.15 sampai
memahami materi dengan baik. guru kurang
08.25 WIB dan siklus II pertemuan II hari
membimbing
Kamis tanggal 13 Januari 2011 pukul 07.15
percobaan dan guru hanya menunjuk siswa-
sampai 08.25.
siswa yang dirasa dapat menjawab pertanyaan
siswa
dalam
melakukan
peneliti. Rata-rata hasil tes siswa secara
95
Peningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
kelasikal baru mencapai 6,3. Dari rata-rata secara klasikal
hasil tes belajar siswa belum
PENUTUP Dari
hasil maka
dan
pembahasan
peneliti
mencapai target sesuai dengan KKM yaitu 7.0.
diuraikan
Hasil Pengamatan Aspek Afektif dan
kesimpulan yaitu pembelajaran IPA dengan
Psikomotor
menggunakan
metode
dapat
telah
menarik
discovery
dapat
Berdasarkan hasil pengamatan penilaian
meningkatkan hasil belajar siswa, baik dari
aspek afektif dan psikomotor pada siklus I.
segi hasil belajar aspek kognitif, aspek
Rrata-rata
secara
psikomotor dan aspek afektif Meningkatnya
klasikal 62% dan aspek psikomotor rata-rata
hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari
75% , dan pada siklus II juga aspek afektif
rata-rata yang diperoleh pada siklus I yakni 6.6
75% sedangkan pada
aspek psikomotor
dan mengalami peningkatan pada siklus II
88% . Hal ini berarti
yakni 8,6. Maka peneliti mengajukan beberapa
hasil
penilaian
meningkat menjadi
afektif
bahwa metode discovery adalah suatu metode
saran sebagai berikut:
yang berangkat dari suatu pandangan bahwa
1. Untuk guru, agar mampu menerapkan
peserta didik sebagai subjek di samping
metode discoery dalam pembelajaran pada
sebagai objek pembelajaran yang memiliki dan
materi yang berbeda.
meningkatkan
keterampilan
dasar
untuk
2. Untuk sekolah, sebagai salah satu upaya
berkembang secara optimal sesuai dengan
untuk
kemampuan yang mereka miliki”.
keberhasilan guru dalam meningkatkan
Selain itu, guru juga harus memberi kesempatan
kepada siswa
untuk bekerja
meningkatkan
dan
menunjang
hasil belajar siswa. 3. Untuk peneliti
agar dapat menambah
trampil dalam kelompoknya dan bertanya
wawasan
tentang langkah kerja dalam LKS tidak
mengembangkan proses pembelajaran.
dimengerti oleh siswa. Untuk itu guru harus mampu
menciptakan
situasi
yang
menyenangkan untuk belajar. Hal ini terlihat
dan
pengetahuan
dalam
4. Untuk pembaca, agar bagi siapapun yang membaca tulisan ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan wawasan.
hasil penilaian pelaksanaan aspek guru sudah berjalan sangat baik.
DAFTAR RUJUKAN Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetyo. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas. (2004). Kurikulum Kompetensi. Jakarta: Pendidikan Tinggi
Berbasia Dirjen
Peningkatan Hasil Belajar IPA . . . . . (Gusmaweti)
Hamalik, Oemar. (1997). Media Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara ---------------------. (2004). Pendidikaan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara Maslichah Asy’ari. (2006). Penerapan Pendekatan Sains-TeknologiMasyarakat Dalam Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Pustaka Setia Purwanto, M. Ngalim . (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Sinar Bandung Sujana Nana. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Baru Algesindo Roestiyah N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Soemarno. (1994). Desain Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Pustaka Setia (http://suryo.worpress.com. download 01/02/2008 ) (http://raysuryo.worpress.com. download 17/02/2008)
96