PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAMATI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY SISWA KELAS V SDN KEPUHAN, SEWON
JURNAL SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nur Anifah NIM 10108244029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
Peningkatan Kemampuan Mengamati... (Nur Anifah) 1
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAMATI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY SISWA KELAS V SDN KEPUHAN, SEWON
THE IMPROVEMENT OF OBSERVATION SKILL AND RESULT LEARNING OF SCIENCE THROUGH GUIDED DISCOVERY METHOD FOR FIFTH GRADE STUDENT OF SDN KEPUHAN, SEWON Oleh : Nur Anifah, Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengamati dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Kepuhan, Sewon dengan menggunakan metode guided discovery. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif dengan subyek penelitian siswa kelas V sejumlah 18 siswa. Objek penelitian adalah kemampuan mengamati dan hasil belajar IPA melalui metode guided discovery pada materi siklus air. Penelitian ini terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan penilaian tes hasil belajar siswa. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan metode guided discovery hingga siklus II mampu meningkatkan kemampuan mengamati dan hasil belajar IPA. Diperoleh data >75% dari seluruh siswa mampu mendapat nilai ≥75 untuk kemampuan mengamati dan seluruh siswa (100%) mendapat nilai tes hasil belajar ≥75 saat siklus II, sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan metode guided discovery dinyatakan memenuhi kriterian keberhasilan. Kata kunci : metode guided discovery, kemampuan mengamati, hasil belajar
Abstract The purpose of this research was to increase observation skill and learning result of science for fifth grade student of SDN Kepuhan Sewon through guided discovery method. The research was a Class Action Research type with the subject were 18 students of fifth grade students. The object of this research was observation capabiliy and learning result of science through Guided Discovery method for water sycle lesson. This reasearch consist of two cycles, there were two meetings every cycle. The data collection techniques were obtained through observation and students learning assessment. Data were analized through by presentation techniques. The result of this research showed the using guided discovery method until cycle II improved the observation capabiliy and result learning of science. Data were obtained >75% of all students got ≥75 for observation
skill and all of the students (100%) got ≥75 for learning result while cycle II, thefore the learning process by guided discovery method was succes. Keywords : guided discovery method, observation skill, learning result
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun Ke IV April 2015
Usman
PENDAHULUAN Perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
dalam
Samatowa (2006:13) pelaksanaan
berpendapat
pembelajaran
IPA
teknologi di Indonesia membawa perubahan di
mengharuskan para guru untuk meningkatkan
seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam
kemampuan dan mengembangkan keahlian. Setiap
aspek sosial, budaya, pendidikan, informasi, dan
guru harus memahami alasan mengapa suatu mata
sebagainya. Di satu sisi perubahan itu membawa
pelajaran perlu diajarkan di sekolah, guru harus
manfaat bagi manusia, namun di sisi lain hal itu
tahu benar kegunaan-kegunaan apa yang dapat
menjadikan pemicu persaingan di era global. Hal
diperoleh dari pelajaran IPA. Pendapat serupa
ini
juga diungkapkan oleh Ngainun Naim (2009: 94),
mengakibatkan
permasalahan.
munculnya
berbagai
Permasalahan-permasalahan
itu
guru inspiratif akan selalu memberikan perspektif
dapat dipecahkan melalui peningkatan sumber
pencerahan kepada para siswanya. Mereka tidak
daya manusia yang tangguh, sehingga Indonesia
sekadar mengajar sebagai kewajiban sebagaimana
tidak tertinggal dari negara lain.
ditentukan
dalam
senantiasa
berusaha secara
Perkembangan cara berpikir pada manusia
kurikulum,
tetapi
juga
maksimal untuk
menyebabkan rasa ingin tahu terhadap segala yang
mengembangkan potensi, wawasan, cara pandang,
ada di alam semesta ini semakin berkembang.
dan orientasi hidup siswa-siswanya.
Manusia tidak akan memiliki rasa puas terhadap
Dari pendapat ahli di atas, maka dapat
rasa ingin tahunya, mereka ingin selalu menambah
disimpulkan bahwa peran guru yang profesional
pengetahuannya (Abdullah Aly, 2011: 2). Dengan
tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran IPA.
akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan
Seorang guru harus bisa menciptakan suasana
dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi
belajar yang menyenangkan sehingga proses
berikutnya.
dan
pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan
diajarkan kepada generasi berikutnya ditambah
efisien. Penerapan metode dan penggunaan media
dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu
yang tepat dan sesuai dalam proses pembelajaran
membuat
sangat dibutuhkan agar siswa tidak merasa bosan,
Informasi
pengetahuan
yang
terus
disimpan
bertambah
dan
berkembang.
terutama pada jenjang pendidikan sekolah dasar.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan
Hal ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
terkecuali pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan
Alam.
interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa
atau
Akan tetapi pada kenyataannya di kelas V SD
gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu
Negeri Kepuhan, guru belum menggunakan media
ini terus berkembang, bertambah luas, dan
dengan maksimal pada saat pembelajaran IPA.
mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan
Padahal media merupakan hal yang penting untuk
dan penyelidikan baru.
meningkatkan kemampuan mengamati siswa.
Peningkatan Kemampuan Mengamati... (Nur Anifah) 3
Media atau alat peraga adalah alat yang digunakan
dan kurang adanya kemauan untuk memakai
guru
membantu
sarana tersebut, membuat siswa hanya belajar text
memperjelas materi pelajaran yang disampaikan
book. Saat belajar siswa hanya tahu materi dari
serta mencegah verbalisme pada siswa. Dengan
membaca tanpa tahu secara nyata. Hal ini sangat
membawa
yang
bertentangan dengan pendapat Piaget (dalam Dwi
menarik, siswa akan lebih berminat untuk
Siswoyo, dkk, 2008:102-103) siswa sekolah dasar
mengikuti pembelajaran. Namun karena
guru
masih berada pada tahap operasional konkret.
tidak menggunakan media yang menarik, maka
Pada tahap ini anak belum dapat berpikir secara
siswa
abstrak. Mereka berpikir atas dasar pengalaman
ketika
atau
kurang
mengajar
untuk
menggunakan
memiliki
obyek
minat
mengikuti
konkret atau nyata. Jadi, hal-hal yang nyata dan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dari hasil observasi diperoleh permasalahan
konkret akan lebih mudah dipahami siswa. Dalam memberikan materi kepada siswa, guru
sebagai berikut. 1) Rendahnya kemampuan mengamati siswa
juga
harus
memperhatikan
metode
yang
digunakan, apakah sesuai dengan materi atau
kelas V SD Negeri Kepuhan. 2) Guru kelas V SD Negeri Kepuhan kurang
tidak. Kesalahan dalam menggunakan metode
menggunakan media dalam pembelajaran
dapat
IPA.
Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri
3) Guru kelas V SD Negeri Kepuhan hanya
berpangaruh
pada
pemahaman
siswa.
Kepuhan, selain penggunaan media yang menjadi
menginformasikan fakta dan konsep melalui
faktor
pendekatan
mengamati siswa, metode yang digunakan oleh
pemberitahuan
dan
penyebab
rendahnya
keterampilan
guru juga menjadi faktor utama. Hampir di setiap
meminimalisasikan keterlibatan siswa. 4) Siswa kelas V SD Negeri Kepuhan kurang
pertemuan, guru menyampaikan materi dengan
memiliki ketertarikan pada pembelajaran.
ceramah dan siswa hanya mendengarkan saja. Hal
5) Percobaan
dilakukan
oleh
guru
dan
disimpulkan sendiri oleh guru. 6) Hasil belajar siswa rendah.
ini menyebabkan siswa kurang tertarik pada pembelajaran,
kurang
memahami
penjelasan
materi, tidak mampu menemukan konsep, dan
SD Negeri Kepuhan memiliki jumlah siswa
tidak dapat mengembangkan pengetahuan secara
yang cukup banyak sehingga pemerintah sering
mandiri. Hal ini menyebabkan siswa tidak mampu
memberikan bantuan dan Dana Alokasi Khusus
menciptakan pengetahuannya sendiri. Padahal
(DAK). Bantuan tersebut sering diwujudkan
pada hakikatnya belajar merupakan langkah untuk
dalam bentuk sarana prasarana mengajar seperti
menemukan pengetahuan melalui proses yang
media dan alat peraga pendidikan, dan bahkan
harus dialami sendiri oleh siswa. Seperti apa yang
buku-buku pelajaran dan pengetahuan umum.
diungkapkan
Namun karena kurangnya sosialisasi pemanfaatan
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
oleh
Slameto
(2003:2)
belajar
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun Ke IV April 2015
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi dengan lingkungannya.
4) menggunakan alat ukur untuk pengamatan lebih rinci/khusus, dan 5) melakukan pengukuran dengan alat ukur yang sesuai.
Patta Bundu (2006: 11-13) mengemukakan
Upaya meningkatkan kemampuan mengamati
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam secara garis besar
yang merupakan kemampuan dasar yang harus
memiliki tiga komponen, yaitu: (1) proses ilmiah,
dimiliki siswa pada pelajaran IPA harus dilakukan
misalnya
dengan metode yang sesuai. Metode yang dirasa
mengamati,
memprediksi,
mengklasifikasi,
merancang,
dan
melakukan
paling
tepat
adalah
menggunakan
metode
eksperimen, (2) produk ilmiah, misalnya prinsip,
pembelajaran guided discovery. Metode guided
konsep, hukum, dan teori, dan (3) sikap ilmiah,
discovery merupakan gabungan antara pendekatan
misalnya ingin tahu, hati-hati, objektif, dan jujur.
ekspositori dengan pendekatan inkuiri. Dalam
Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada
pelaksanaan metode giuded discovery, siswa
dua hal yaitu kemampuan mengamati yang
dibimbing oleh guru dan tidak sepenuhnya
merupakan
Ilmu
berjalan sendiri. Hal ini dilakukan karena pada
IPA.
usia sekolah dasar siswa masih membutuhkan
Pengetahuan
titik
awal
Alam
perkembangan
dan
hasil
belajar
Observasi atau pengamatan merupakan langkah awal
untuk
mendapatkan
atau
Menurut Gagne (dalam Oemar Hamalik,
penemuan (discovery). Kemampuan mengamati
2002:188), guided discovery terjadi dengan sistem
merupakan salah satu keterampilan proses yang
dua arah melibatkan siswa dalam menjawab
perlu dikuasai oleh siswa. Menurut Srini M.
pertanyaan-pertanyaan guru. Siswa melakukan
Iskandar (1997: 5) mengamati di dalam IPA
discovery, sedangkan guru membimbing mereka
adalah
ke arah yang tepat atau benar. Pendapat serupa
proses
mempergunakan
suatu
ilmu
bimbingan dari guru demi keamanan.
mengumpulkan semua
alat
informasi indera
atau
juga diungkapkan oleh Sund (dalam Suprihadi
mempergunakan instrumen untuk membantu alat
Saputro,dkk, 2000:197), menurutnya discovery
indera. Mengamati adalah proses empirik di dalam
adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi
IPA. Bahkan dapat dikatakan bahwa IPA dimulai
suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental
dari pengamatan terhadap alam.
tersebut misalnya logam apabila dipanaskan
Kemampuan mengamati memiliki beberapa indikator antara lain : 1) menggunakan beberapa alat indera,
mengembang, lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan organisme,dll. Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat
2) mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan,
ditarik
3) mengurutkan secara teratur suatu obyek atau
discovery merupakan metode pembelajaran yang
peristiwa,
kesimpulan
bahwa
metode
guided
mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga
Peningkatan Kemampuan Mengamati... (Nur Anifah) 5
siswa memperoleh pengetahuan, yang sebelumnya
penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam
belum diketahuinya, tidak melalui pemberitahuan
penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan
tetapi sebagian atau seluruhnya ditemukan oleh
kelas kolaboratif, dimana peneliti bekerja sama
siswa sendiri. Dalam pembelajaran discovery
dengan guru kelas dalam merancang kegiatan
kegiatan
pembelajaran dilakukan.
atau pembelajaran yang
dirancang
sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep
Subjek Penelitian
dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri.
Dalam
melakukan membuat
menemukan
pengamatan, dugaan,
konsep,
siswa
menggolongkan,
menjelaskan,
menarik
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kepuhan tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 18 siswa. Waktu dan Tempat Penelitian
kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep
dan
prinsip.
Maka
dapat
diketahui keunggulan metode guided discovery
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Kepuhan Sewon, Bantul tahun ajaran 2014/2015 pada bulan September 2014.
adalah membantu dan memperluas penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa.
Tempat penelitian tindakan kelas ini dilakukan di dalam ruangan kelas V maupun di halaman dan
Mengingat akan keunggulan dari metode guided discovery dan melihat kenyataan bahwa
lingkungan sekitar SD Negeri Kepuhan, Sewon. Rancangan Penelitian
metode ini belum pernah diterapkan di kelas V,
Penelitian ini menggunakan desain penelitian
maka peneliti perlu mengadakan penelitian untuk
Model Kemmis dan Taggart. Model dari Kemmis
mengetahui lebih lanjut apakah dengan metode
dan Taggart terdiri dari beberapa siklus dan tiap
guided discovery dapat meningkatkan kemampuan
siklus menggunakan empat komponen tindakan
mengamati dan hasil belajar pada siswa kelas V
yaitu
SD Negeri Kepuhan. Sehingga penelitian yang
refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait.
akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas
1. Rencana Tindakan
dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN
a.
MENGAMATI
DAN
HASIL
BELAJAR
perencanaan,
Peneliti
dan
pelaksanaan
tindakan,observasi,
guru
menetapkan
penelitian
tindakan
dan
waktu kelas.
PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Penelitian diadakan dua kali dalam seminggu
MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY
sesuai jadwal mata pelajaran IPA di kelas V
SISWA KELAS V SD NEGERI KEPUHAN,
SD Negeri Kepuhan.
SEWON, BANTUL”.
b.
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
METODE PENELITIAN
(RPP) tentang materi yang akan diajarkan
Jenis Penelitian
sesuai dengan metode pembelajaran yang
Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Jenis
digunakan. RPP ini disusun oleh peneliti dengan
pertimbangan
dari
dosesn
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun Ke IV April 2015
c.
d.
pembimbing dan guru kelas sebagai pedoman
dilakukan pada saat: (a) memikirkan tindakan
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan selanjutnya, (b) sedang
yang akan dilakukan dengan metode guided
melakukan tndakan, dan (c) setelah tindakan
discovery.
dilakukan. Kegiatan yang dilakukan pada saat
Peneliti menyiapkan lembar observasi dan
refleksi adalah melakukan analisis, mendiskusikan
alat dan bahan yang akan digunakan dalam
data yang diperoleh, dan menyususn rencana
kegiatan pembelajaran siswa dan guru di
tindakan
kelas.
observasi.
Mempersiapkan penelitian unjuk kerja yang dilakukan oleh siswa.
yang
diperoleh
melalui
kegiatan
Perubahan rencana pada siklus berikutnya dapat dilakukan jika hasil pada tindakan pertama
2. Pelaksanaan Tindakan
masih
belum
sesuai
dengan
tujuan
yang
guru
diharapkan dengan mengacu pada hasil evaluasi
menggunakan RPP yang telah dibuat oleh peneliti
sebelumnya. Dalam upaya memperbaiki tindakan
dan guru sebelumnya sebagai acuan.
pada siklus yang berikutnya perlu dilakukan
Selama
proses
pembelajaran,
Dalam
proses pembelajaran peneliti dibantu oleh satu
pemeriksaan
orang pengamat untuk mengamati siswa dan guru
observasi.
di kelas.
Keputusan
3. Observasi
terhadap
catatan-catatan
hasil
untuk
menghentikan
atau
melanjutkan siklus merupakan keputusan bersama
Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati
pelaksanaan
pengamatn
ini
tindakan.
antara peneliti dan guru mitra. Siklus dihentikan
Kegiatan
jika peneliti dan guru mitra sepakat bahwa
proses
pembelajaran IPA yang dilakukan sudah sesuai
pembelajaran IPA. Hal-hal yang perlu dicatat
dengan rencana dan telah mampu meningkatkan
dalam kegiatan observasi ini adalah proses
kemampuan mengamati dan hasil belajar IPA
tindakan, pengaruh tindakan
sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan
dilakukan
selama
yang disengaja
maupun yang tidak disengaja, situasi tempat dan
sebelumnya.
tindakan, dan kendala yang dihadapi
Metode Pengumpulan Data
selama
proses pembelajaran. Guna mengetahui proses
Metode pengumpulan data adalah cara yang
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
skenario yang telah disusun, perlu diadakan
data penelitian. Metode pengumpulan data yang
evaluasi.
digunakan dalam penelitian ini adalah metode
4.
observasi dan metode tes.
Refleksi Refleksi merupakan bagian yang penting
untuk
memahami
dan
memberikan
makna
terhadap proses dan hasil pembelajaran. Reflesi
Peningkatan Kemampuan Mengamati... (Nur Anifah) 7
2.
Teknik Analisis Data
Siklus I
Analisis data yang digunakan dalam penelitian
Hasil penelitian pada siklus I, kegiatan siswa
ini adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik
dan guru sudah cukup baik. Prosedur dan langkah-
presentase.
langkah
metode
guided
discovey
sudah
dilaksanakan secara sistematis walaupun masih HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
ada langkah yang terlewatkan. Ketercapaian
Hasil Penelitian
pembelajaran dengan metode guided discovery
1.
Kondisi Awal
mencapai 80%. Kemampuan mengamati siswa
Dari hasil observasi ditemukan beberapa hal
dan
hasil
belajar
siswa
sudah
meningkat,
mengenai kondisi dan situasi poses pembelajaran
walaupun
di kelas V SD Negeri Kepuhan, Sewon, Bantul
ditemukan dalam tindakan adalah saat melakukan
adalah sebagai berikut :
penemuan dan pengamatan di lingkungan sekolah
1) Pada saat kegiatan pembelajaran guru sudah
siswa kurang terkondisikan dan saat presentasi
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
masih ada siswa yang tidak memperhatikan,
menemukan pengetahuan sendiri, tetapi masih
sehingga perlu ditemukan cara agar siswa dapat
kurang maksima. Dalam menjelaskan materi
dikondisikan
tentang perubahan bentuk benda, guru masih
memperhatikan saat temannya presentasi hasil.
banyak menggunakan ceramah. Sedangkan
Sehingga pembelajaran bisa berjalan lebih baik
siswa hanya mendengarkan dan mencatat
lagi.
belum
semuanya.
dan
semua
Masalah
siswa
yang
mau
Perbaikan langkah pembelajaran yang akan
materi yang sedang diajarkan. 2) Saat guru menanyakan apakah ada yang ingin ditanyakan, tidak siswa yang bertanya. Hal ini
dilakukan pada siklus II yaitu a. Pada
siklus
II
kegiatan
penemuan
menandakan dua kemungkinan, yang pertama
dilaksanakan di area sekolah agar siswa lebih
siswa memang sudah paham tentang materi
bisa dikondisikan.
yang sedang dipelajari atau siswa tidak paham
b. Siswa bekerja secara berkelompok.
sehingga bingung apa yang akan mereka
c. Memisah siswa yang selalu ramai menjadi
tanyakan.
kelompok yang berbeda.
3) Guru tidak sempat meninjau ulang materi
d. Sebelum kegiatan pengamatan berlangsung,
pembelajaran sehingga guru tidak mengetahui
guru mengajak semua siswa untuk membaca
secara mendetail siswa mana yang masih
petunjuk yang ada di LKS.
belum paham materi yang diajarkan. 4) Kemampuan
siswa
dalam
e. Observer membantu mengawasi kegiatan kegiatan
mengamati masih terhitung rendah. 5) Hasil belajar siswa masih terhitung rendah.
pengamatan setiap kelompok. f. Saat presentasi agar siswa bisa tenang dan memperhatikan, guru menunjuk siswa secara
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun Ke IV April 2015
acak untuk bertanya, memberi tanggapan atau
3.
Perolehan
nilai
rata-rata
sebelum
menjawab pertanyaan.
menggunakan metode guided discovery adalah
Siklus II
70,68. Presentase siswa yang memperoleh nilai
Pada siklus
II, siswa
dapat melakukan
>75 hanya 50%. Sedangkan
rata-rata skor
pengamatan lebih baik daripada pada siklus I.
kemampuan mengamati sebelum tindakan adalah
Siswa bisa
60,37 termasuk dalam kategori kurang, sehingga
penemuan,
terkondisikan mereka
dalam melakukan
sudah bisa
tertib
jika
dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini
dapat dikatakan bahwa pembelajaran tersebut belum berhasil.
pengamatan yang dilakukan lebih mendetail, dan
Perencanaan dan tindakan yang dirancang
data yang didapat oleh siswa pun lebih detail juga.
sedemikian rupa dapat membuat siswa merasa
Saat
presentasi,
siswa
sudah
bisa
tertarik, senang dengan kegiatan pembelajaran
memperhatikan dengan baik. Penggunaan reward
yang mereka alami dan ini membuat hasil belajar
juga
dalam
meningkat.
Tindakan
memperhatikan presentasi. Pada siklus I reward
disesuaikan
dengan
belum digunakan, dan pada siklus II reward
guided discovery yang ada dan dilakukan secara
diberikan pada siswa yang mampu menjawab,
sistematis. Pembelajaran dengan menggunakan
memberi tanggapan, dan bertanya setelah teman
metode guided discovery sudah menempatkan
lain presentasi.
siswa sebagai penemu pengetahuannya sendiri
mempengaruhi motivasi
Pada
siklus
II,
guru
siswa
terlihat
yang dilakukan
sudah
langkah-langkah
metode
mampu
melalui pengamatan. Sesuai dengan apa yang
menerapkan langkah-langkah pembelajaran sesuai
dikemukakan oleh Maslichah Asy’ari (2006: 51),
dengan rancangan pembelajaran dan menguasai
bahwa
kelas dengan baik. Guru aktif memantau dan
discovery merupakan pendekatan dimana siswa
membimbing siswa dalam kegiatan penemuan
diarahkan untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari
Pembahasan Berdasarkan data di atas terlihat peningkatan
penemuan
serangkaian
terbimbing
aktivitas
atau
yang
guided
dilakukan
sehingga siswa seolah-olah menemukan sendiri pengetahuannya,
sehingga
siswa
akan
lebih
kualitas pembelajaran dan peningkatan hasil
mudah mengingat-ingat dan lebih memahami apa
belajar kognitif siswa. Kualitas pembelajaran
yang mereka pelajari.
sebelum menggunakan metode guided discovery
Setelah
menggunakan
metode
guided
tergolong rendah hal ini dapat terlihat dengan
discovery yang telah melalui siklus I kemudian
kurang aktif dan berminatnya siswa dalam
berlanjut dengan siklus II, kualitas pendidikan
mengikuti proses pembelajaran, siswa hanya
menjadi baik. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan
mendengar, mencatat dan mengerjakan evaluasi
siswa
saja.
meningkat.
dalam
proses
pembelajaran
Kemampuan
mengamati
semakin siswa
Peningkatan Kemampuan Mengamati... (Nur Anifah) 9
meningkat dari 60,37 menjadi 71,45 pada siklus I,
pembelajaran berlangsung, dan (3) masih ada
kemudian meningkat lagi menjadi 84,11 pada
siswa yang tidak membaca perintah di LKS dulu,
siklus II. Sedangkan untuk hasil nilai rata-rata
jadi selama pengamatan langkah yang dia tempuh
kelas V juga meningkat dari 70,68 menjadi 78,02
tidak runtut.
pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 86,47
Sedangkan indikator yang paling mudah untuk
pada siklus II. Berdasarkan kriteria keberhasilan
dikuasai oleh siswa adalah kesesuaian alat indera
tindakan yang telah ditentukan sebelumnya, maka
yang digunakan untuk mengamati objek karena
tindakan pada penelitian ini dikatakan sudah
sebagian besar siswa mendapat skor tinggi pada
berhasil.
aspek
Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis
ini
setiap
siklusnya.
Faktor
yang
menyebabkan pada indikator inisiswa mendapat
bahwa
skor tinggi adalah (1) indikator menggunakan alat
keterampilan mengamati merupakan keterampilan
indera merupakan hal dasar dalam melakukan
(1992/1993:
yang
52)
mengungkapkan
paling penting
dari semua jenjang
pengamatan, semua siswa mampu mencocokan
kebenaran
alat indera apa yang harus digunakan untuk
bergantung pada
mengamati, dan (2) pada siklus 1 dan siklus 2 alat
kebenaran dan kecermatan hasil observasi atau
indera yang banyak digunakan untuk melakukan
pengamatan.
pengamatan adalah mata, sehingga semua siswa
keterampilan pengetahuan
proses, yang
Dari
karena
didapat
pendapat
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa dalam melakukan pengamatan
bisa
menggunakan
mata
harus dengan cermat guna memperoleh hasil yang
pengamatan dengan baik.
untuk
melakukan
relevan. Berdasarkan pendapat tersebut dan dari
Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari
hasil rekap skor kemampuan mengamati yang ada
Usman Samatowa (2011: 94) yang enyebutkan
di lampiran, dapat diketahui bahwa indikator yang
bahwa bahwa keterampilan mengamati merupakan
paling sulit untuk dikuasai oleh siswa dan yang
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap
paling mudah untuk dikuaai siswa. Indikator
orang dalam melakukan penyelidikan ilmiah.
kemampuan mengamati yang paling sulit untuk
Proses
dikuasai siswa adalah indikator mendeskripsikan
menggunakan panca indera.
mengamati
dilakukan
dengan
percobaan dengan runtut karena sebagian besar siswa mendapat skor rendah pada setiap siklusnya.
SIMPULAN
Faktor yang menyebabkan siswa mendapat
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
skor rendah pada indikator mendeskripsikan
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA pada
percobaan dengan runtut adalah (1) siswa kurang
siswa kelas V SDN Kepuhan Sewon dengan
memperhatikan apa yang sudah mereka lakukan
menggunakan metode guided discovery dapat
selama pengamatan, (2) masih ada siswa yang
meningkatkan kemampuan mengamati dan hasil
tidak fokus dan bergurau sendiri saat kegiatan
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun Ke IV April 2015
belajar
IPA
siswa
dengan
langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut, 1) Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan. 2) Mengecek
pemahaman
siswa
terhadap
masalah yang akan dipecahkan. 3) Memberi masalah yang akan dipecahkan. 4) Membantu memperjelas tugas/masalah yang perlu dipecahkan dengan cara mengajak semua siswa untuk membaca petunjuk pada LKS dengan seksama. 5) Memberi kesempatan dan membimbing siswa dalam melakukan penemuan. Penemuan lebih baik dilakukan secara berkelompok dan guru harus terus mengawasi dan membimbing siswa. 6) Membantu siswa pada saat mengolah data sesuai dengan apa yang tertulis di LKS. 7) Siswa mempresentasikan hasil penemuannya. Setelah salah satu kelompok presentasi, guru menunjuk salah satu kelompok secara acak untuk bertanya, menanggapi atau menjawab pertanyaan
guru,
agar
semua
siswa
DAFTAR PUSTAKA Abdullah Aly dan Eny Rahma. (2011). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Dwi Siswoyo, dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis. (1992/1993). Pendidikan IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Ngainun Naim. (2009). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Oemar Hamalik. (2002). Perencanaa Pengajaran Berdasarkan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara. Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses Dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Depdiknas. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Srini M. Iskandar. (1997). Pendidikan Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas. Suprihadi Saputro, dkk. (2000). Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Strategi
Usman Samatowa. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
memperhatikan saat presentasi berlangsung. 8) Membantu siswa dalam menarik kesimpulan akhir dari hasil penemuannya.
SARAN Penggunaan
metode
guided
discovery
hendaknya dikombinasi dengan metode lain yang bersifat mengaktifkan siswa secara bergantian agar hasil yang diperoleh lebih memuaskan.
Usman Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.