PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) PADA SISWA KELAS IV MI KLERO KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : SHOLIKAH NIM : 11511028
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) PADA SISWA KELAS IV MI KLERO KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : SHOLIKAH NIM : 11511028
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Dari kesalahan kita temukan kebenaran, dari kesedihan kita temukan kebahagiaan, dan dari kekalahan kita temukan kemenangan.
The best revenge for the people who have insulted you is the success that you can show them later.
PERSEMBAHAN Bapak Nardi dan Ibu Pariyem yang telah membesarkanku semoga selalu di sisiku agar aku bisa terus membahagiakan kalian. Adikku Lilik Adhari yang selalu memberikan semangat. Sahabat-sahabatku Giyarti, Yuni, dan Umi yang selalu berada di sampingku. Teman terbaikku yang selalu memberikan dukungannya kepadaku. Teman-teman PGMI kelas A angkatan 2011.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Swt, atas karunianya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa terlantunkan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw semoga beliau senantiasa dirahmati Allah. Penelitian yang diberi judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Melalui Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Pada Siswa Kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016”, pada dasarnya diadakan penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan ataupun memperbaiki penerapan model pembelajaran yang dipakai oleh guru pengampu mata pelajaran IPA dan dengan sasaran akhir untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Dimana pada siklus kedua dari penerapan model penemuan terbimbing (guided discovery) ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan cukup memuaskan. Peneliti menyadari bahwa skripsi yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna dan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak mungkin bisa selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan kesempatan serta saran pembangun untuk peneliti. 3. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini. 4. Bapak Drs. M. Choderin, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan motivasi dan arahan untuk peneliti.
5. Ibu Ainun Mardliyah, S.Pd.I. selaku kepala Sekolah MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk meneliti. 6. Bapak Rofik Anwari, S.Ag. selaku wali kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang telah berkenan memberikan waktu dan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian di kelasnya, serta semua siswa yang telah berkenan menjadi subyek penelitian. Dan hanyalah Allah Swt yang dapat membalas semua kebaikan. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti mempersembahkan hasil penelitian yang jauh dari kesempurnaan ini kepada seluruh insan pendidikan. Kritik dan saran pembangun dari pembaca yang budiman sangat berharga bagi peneliti.
Salatiga, 25 Agustus 2015 Peneliti
Sholikah
ABSTRAK
Sholikah.2015. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Melalui Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Pada Siswa Kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. Kata Kunci : Hasil Belajar IPA dan Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) pada siswa kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Juni-Agustus 2015. Subjek penelitian terdiri dari 15 siswa lakilaki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dimana tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan nilai pencapaian KKM yang ditandai dengan adanya peningkatan KKK (Kriteria Ketuntasan Klasikal) pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II, diperoleh data seperti berikut: Standar KKM pada mata pelajaran IPA adalah 70, sebelum menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) hanya ada 44% (12 Siswa) yang tuntas, sedangkan 56% (15 siswa) belum mencapai KKM. Setelah diterapkan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dalam mata pelajaran IPA pada siklus I diperoleh data 63% (17 siswa) tuntas, dan 37% (10 siswa) tidak tuntas. Setelah dilakukan refleksi pada siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar yaitu 93% (25 siswa) tuntas sedangkan 7% (2 siswa) tidak tuntas atau belum memenuhi standar KKM yang ditentukan. Kesimpulannya terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 19% dari pra siklus ke siklus I, dan 30% dari siklus I ke siklus II.
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .............................................................................
I
LEMBAR BERLOGO ..............................................................................
Ii
JUDUL ......................................................................................................
Iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................
Iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN...........................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................
vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... Viii ABSTRAK ................................................................................................
X
DAFTAR ISI .............................................................................................
Xi
DAFTAR TABEL .....................................................................................
Xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
Xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
Xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................
4
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan .......................................... 5 1. Hipotesis Penelitian ...............................................................
5
2. Indikator Keberhasilan ........................................................... 5 E. Manfaat Penelitian .......................................................................
5
1. Manfaat Teoritik ....................................................................
5
2. Manfaat Praktik ...................................................................... 6 F. Definisi Operasional ....................................................................
6
1. Hasil Belajar ........................................................................... 6 2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ..............................................
7
3. Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ...............
7
G. Metodologi Penelitian .................................................................. 7 1. Rancangan Penelitian .............................................................
7
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian......................................
9
3. Langkah-langkah Penelitian ...................................................
9
4. Instrumen Penelitian ...............................................................
12
5. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
13
6. Analisis Data ........................................................................... 14 H. Sistematika Penulisan ..................................................................
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ................................................................................
16
1. Pengertian Hasil Belajar .........................................................
16
2. Jenis Hasil Belajar ..................................................................
19
3. Perwujudan Hasil Belajar .......................................................
23
4. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar...........
25
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ....................................................
33
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ............................
33
2. Karakteristik IPA ..................................................................
34
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA ....................................
35
4. Ruang lingkup IPA .................................................................
36
5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD/MI.....
36
6. IPA Materi Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya............. 38 C. Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ..................... 42 1. Pengertian
Model
Penemuan
Terbimbing
(Guided
Discovery) .............................................................................
42
2. Kelebihan dan Kelemahan Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery )............................................................... 3. Merancang
Pembelajaran
dengan
Model
52
Penemuan
Terbimbing ............................................................................. 44 4. Langkah-Langkah
Pembelajaran
Menggunakan
Model
Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ..........................
45
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ........................................................................... 47 1. Gambaran Umum Sekolah.....................................................
47
B. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ........................................................
50
1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA ............
50
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ....................................................
51
1. Perencanaan Tindakan ............................................................
52
2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................. 62 3. Observasi ................................................................................
54
4. Refleksi ...................................................................................
57
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................... 58
1. Perencanaan Tindakan ............................................................
58
2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................. 58 3. Observasi ................................................................................
60
4. Refleksi ...................................................................................
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 65 1. Deskripsi Data Pra Siklus .......................................................
65
2. Deskripsi Data Siklus I ...........................................................
67
3. Deskripsi Data Siklus II ..........................................................
68
B. Pembahasan .................................................................................
70
1. Siklus I ....................................................................................
71
2. Siklus II ..................................................................................
75
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II .............................
79
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................
82
B. Saran ............................................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
84
LAMPIRAN ..............................................................................................
86
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ...........................
37
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klero Kecamatan Tengaran.............................
48
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klero Kecamatan Tengaran...............
49
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Klero................................................ 49 Tabel 3.4 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus).............................................
51
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I...............................................
54
Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus I.............................................................
56
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus II..............................................
60
Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus II..............................................................
63
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus).............................................
66
Tabel 4.2 Nilai Akhir Siklus I........................ ...........................................
67
Tabel 4.3 Nilai Akhir Siklus II.................................. ................................ 69 Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus .....................................
70
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................... 72 Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II .............................................
76
Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ...............................
80
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral................ 8 Gambar 2.1 Bagan Perencanaan Pembelajaran.......................................... 44 Gambar 4.1 Presentase Nilai Evaluasi Siklus I .........................................
72
Gambar 4.2 Presentase Nilai Evaluasi Siklus II ........................................ 76 Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II......... 80
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Siklus I ...............................................
87
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Siklus II ..............................................
99
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Siklus I..................................................
100
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus II ................................................ 101 Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus I ............................................................
103
Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II ........................................................... 105 Lampiran 7 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa (Pra Siklus) ...................
107
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus I ...........................................
108
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II ..........................................
111
Lampiran 10 Dokumentasi ........................................................................
114
Lampiran 11 Surat Pengantar Lembaga ....................................................
121
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian ................................................
122
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Pembimbing .........................................
123
Lampiran 14 Daftar SKK ..........................................................................
124
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup ....................................................
127
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta. Oleh sebab itu, IPA menjadi suatu mata pelajaran yang diberikan mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Adapun ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi, dan Kimia. IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan. Hal ini sejalan dengan pengertian IPA menurut Abdullah Aly dan Eni Rahma (1998: 18), IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
1
Dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi tempat bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri, dan alam serta rencana lebih lanjut untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran dalam IPA tidak sekedar teori saja, tetapi lebih menekankan untuk memberikan pengalaman secara langsung untuk memahami alam sekitar dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki melalui pemikiran dan sikap yang ilmiah. Setelah dilakukan survey di MI Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang melalui wawancara dengan guru kelas IV ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran IPA diantaranya yaitu,
kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga masih ada siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan sebesar 70. Hal tersebut ditandai dengan nilai siswa pada mata pelajaran IPA, dari 27 siswa hanya 12 (44%) siswa yang memenuhi standar KKM, sedangkan 15 (56 %) siswa mendapat nilai dibawah KKM. Berdasarkan wawancara dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas IV di MI Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi siswa mendapat nilai dibawah standar KKM seperti siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, bermain sendiri, mengobrol dengan teman, melamun, dan tidak adanya konsentrasi saat
mengikuti pelajaran. Berdasarkan pengakuan guru kelas IV MI Klero yang mengajar mata pelajaran IPA, guru menyadari bahwa selama ini ia mengajar tidak menggunakan model pembelajaran yang bisa melibatkan siswa untuk aktif dalam jalannya pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik minat siswa dan siswa cenderung pasif serta mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di atas, peneliti memberikan tawaran solusi yakni dengan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery). Penerapan model penemuan terbimbing (guided discovery) diharapkan mampu memancing keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Model penemuan terbimbing (guided discovery) adalah salah satu pendekatan pembelajaran dimana guru memberi contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut (Paul Eggen dan Don Kauchak, 2012: 177). Dengan kata lain, model penemuan terbimbing
(guided discovery) merupakan model pembelajaran
yang
peran
membutuhkan
guru
sebagai
fasilitator
dalam
proses
pembelajarannya. Guru memberikan petunjuk kepada siswa, sehingga siswa akan lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain mendorong pemahaman materi secara mendalam dan mengembangkan pemikiran siswa, model temuan terbimbing lebih efektif untuk meningkatkan motivasi siswa. Adapun kelebihan dari model penemuan terbimbing (guided discovery) yaitu siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan, menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-
temukan), mendukung kemampuan memecahkan masalah, memberikan wahana interaksi antar siswa, siswa dengan guru, dan materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses penemuannya. Untuk memahami persoalan di atas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul : “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIANBAGIAN
TUMBUHAN
DAN
FUNGSINYA
MELALUI
MODEL
PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) PADA SISWA KELAS IV MI KLERO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Apakah penerapan model penemuan terbimbing (guided discovery) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya melalui model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) pada siswa kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Penelitian Penerapan model penemuan terbimbing (guided discovery) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2015/2016. 2. Indikator Keberhasilan Penerapan model penemuan terbimbing (guided discovery)
ini
dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut : a. Kriteria ketuntasan klasikal dari jumlah seluruh siswa ≥ 85%. b. Kriteria Ketuntasan Minimal siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA adalah ≥ 70. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, baik dari segi teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut: a. Dapat
memberikan kontribusi
bagi
pengembangan kajian ilmu
pendidikan. b. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi
siswa,
dapat
memberikan
suasana
pembelajaran
yang
menyenangkan sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Bagi
guru,
sebagai
bahan
pertimbangan
dan
masukan
untuk
memperkenalkan pembelajaran IPA melalui penerapan model penemuan terbimbing (guided discovery) guna untuk meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran IPA. d. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman peneliti untuk terjun ke bidang pendidikan. F. Definisi Operasional Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul di atas,maka penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Adapun istilah-istilah tersebut adalah: 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar dari siswa. Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan,
pemahaman tentang materi yang ditandai dengan adanya perubahan nilai siswa secara serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) IPA adalah suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan pada pengamatan atas percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam (Abu Ahmadi, 2000: 1). Yang dipelajari di dalam IPA di sini adalah bagianbagian tumbuhan dan fungsinya. 3. Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Model
pembelajaran
adalah
prosedur
sistematis
dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model penemuan terbimbing (guided discovery) adalah jenis pendekatan pembelajaran penemuan yang masih banyak dibimbing guru dalam kegiatan pembelajarannya (Sudirman, 1989: 172). Pengertian lain model penemuan terbimbing (guided discovery) adalah salah satu pendekatan pembelajaran dimana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut (Paul Eggen dan Don Kauchak, 2012: 177). Dengan kata lain, model penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan model pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajarannya. G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu
penelitian metode deskriptif, yang tertuju kepada pemecahan masalah tertentu. Dalam memecahkan masalah dalam penelitian tindakan kelas digunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus.Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu hasil belajar IPA yang rendah dan adanya keinginan guru untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Siklus atau tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:
Perencanaan SIKLUS 1 Refleksi
Tindakan/ observasi SIKLUS 2
Perbaikan/ Rencana
Refleksi Tindakan/ observasi
SIKLUS 3
Refleksi
Perbaikan/ Rencana
Tindakan/ observasi Gambar 1.1. Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral Sumber (Suharsimi Arikunto, 2006: 74)
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Klero, Kecamatan Tengaran tahun 2015. MI ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan pengembangan model pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal. b. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dari bulan Juni – Agustus 2015 pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. c. Subjek penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru atau pengajar mata pelajaran IPA dan siswa kelas IV MI Klero, Kecamatan Tengaran tahun 2015 dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki, dan 12 siswa perempuan. Peneliti menggunakan pola partisipan yaitu peneliti yang melaksanakan pembelajaran, dan guru sebagai pengamat. 3. Langkah-langkah Penelitian a. Perencanaan Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus disiapkan untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan masalah penelitian yang ditetapkan (Samsu Sumadayo, 2013: 44). Hal– hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:
1) Membuat
rencana
atau
skenario
pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. 2) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. 3) Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kinerja guru dalam menerapkan model penemuan terbimbing (guided discovery). 4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery). 5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery). 6) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa dengan menggunakan tes evaluasi. b. Pelaksanaan Merupakan tahapan pengaplikasian semuan perencanaan tindakan yang telah disusun (Samsu Sumadayo, 2013: 44). Jadi, guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery). Adapun yang dilakukan guru adalah sebagai berikut: 1) Guru membagikan lembar kerja siswa atau data yang berisi rumusan masalah yang akan disusun, diproses, diorganisir, dan dianalisis oleh siswa di dalam kelompok-kelompoknya.
2) Siswa bekerja secara kelompok untuk menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data yang telah diberikan melalui bimbingan guru. 3) Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, Guru mengajak siswa secara berkelompok untuk mengamati atau melakukan observasi pada tumbuhan di sekitar lingkungan sekolah, dan melakukan eksperimen terhadap
tumbuhan
yang telah
disiapkan.
Selanjutnya,
guru
melakukan bimbingan dengan cara mengajukan pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan dengan apa yang hendak akan ditemukan siswa (pertanyaan mengacu pada data dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa). 4) Setelah itu setiap kelompok diminta untuk menyusun hipotesis atau dugaan dari hasil temuannya. Hipotesis atau dugaannya yang telah disusun diserahkan kepada guru untuk diperiksa, dan akan dikembalikan lagi kepada kelompok. 5) Apabila telah diperoleh kepastian kebenaran dari hipotesis atau dugaan siswa, maka guru memberikan penjelasan dari hipotesis yang telah disusun siswa. 6) Selanjutnya guru memberikan soal evaluasi untuk memastikan apakah penemuan siswa itu benar. c. Observasi atau Pengamatan Pengamatan
dalam
penelitian
tindakan
kelas
merupakan
pengamatan yang dilakukan untuk menggali data yang dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi guru. Pada penelitian ini, guru mata pelajaran IPA yang menjadi pengamat saat peneliti melaksanakan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing (guided discovery) dalam mata pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Selain itu dilakukan tes evaluasi untuk menggali data siswa. d. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah penelitian (Samsu Sumadayo, 2013: 44). Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3) analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan pada siklus I, silus II dan sebagainya. 4. Instrument Penelitian Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah : a. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam mata pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan tes subjektif.
b. Lembar observasi, adalah alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Observasi dilakukan untuk mengamati guru dalam menerapkan model penemuan terbimbing (guided discovery). c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berupa foto kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery). 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini adalah: a. Tes Tertulis Tes tertulis dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPA dan untuk mendapatkan data kuantitatif dari siswa dalam materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. Peneliti membuat lembar tes tertulis yang berupa tes objektif dan tes subjektif. b. Lembar Observasi Observasi ini dilakukan terhadap guru atau pengajar selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui keterampilan guru atau pengajar dalam menerapkan model penemuan terbimbing (guided discovery).
c. Dokumentasi Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah dokumentasi berupa foto kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery). 6. Analisis Data Dalam
penelitian
ini,
analisis
data
dilakukan
dengan
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 70. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau ketuntasan individual jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 70%. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya jika proporsi jawaban benar siswa < 70%. Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan klasikal. Adapun KKK yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241). Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus (Aqib. dkk, 2010: 41): P=
∑ ∑
X 100 %
Sedangkan untuk menghitung nilai rentang kategori pada lembar observasi guru ditentukan rumus (Supramono dan Sugiarto, 1993: 29): i Dimana i = interval kelas H = nilai observasi tertinggi + ½ unit pengamat terkecil L = Nilai observasi terkecil – ½ unit pengamat terkecil
K = Banyaknya kelas H. Sistematika Penulisan Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo judul persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengatar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Bab I pendahuluan berisi yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, intrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Bab II kajian pustaka mencakup: Hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery). Bab III metodologi penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan sebagainya. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan. Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 13).Pengertian belajar menurut Kimble dan Germezi (dalam Trianto, 2009: 9) adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan belajar menurut Hilgrad dan Bower (dalam Muhibbin Syah, 2010: 13 ), belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of through experience or study; 2) to fix in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan pengusaan tentang sesuatu.
Belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu (1) belajar mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, (2) perubahan kemampuan atau perilaku yang terjadi bersifat relatif menetap, (3) perubahan tersebut disebabkan karena hasil adanya latihan atau pengalaman dan bukan karena proses dari pertumbuhan atau kematangan (Rosma Hartiny Sam`s, 2010: 32). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan, baik dari segi keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Setelah melalui proses pembelajaran, maka seseorang akan menerima hasil belajar. Perubahan perilaku yang terjadi akibat proses pembelajaran pada diri seseorang inilah yang disebut hasil belajar. Hal ini sejalan dengan pengertian hasil belajar menurut (Rosma Hartiny Sam`s, 2010: 31) bahwa hasil belajar dapat dinyatakan sebagai kapabilitas atau kemampuan yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari belajar. Menurut Snelbelker (dalam Rusmono, 2012: 8) hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan itu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Untuk mengetahui hasil belajar sekaligus keberhasilan dari setiap proses belajar, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai penyajian suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai. Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan intruksional khusus dari bahan tersebut. Indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar adalah hal-hal sebagai berikut (Syaiful Bahri Djamari & Aswan Zain, 2006: 105-106): a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual dan kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran intruksional khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individu atau kelompok. Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap. Menurut Trianto (2009: 241) berdasarkan ketentuan KTSP penentuan keberhasilan belajar di tentukan oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu: kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya dukung setiap sekolah juga berbeda. Maka dalam penelitian ini sesuai dengan dengan KKM sekolah tempat penelitian di MI Klero, Kecamatan Tengaran
pada mata pelajaran IPA adalah 70 dan ketuntasan secara klasikal 85%. Jadi setiap siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran apabila (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 70 % dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas belajarnya. Siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila nilai yang diperoleh sekurang-kurangnya mencapai 70. 2. Jenis Hasil Belajar Jenis hasil belajar memiliki sasaran yang berupa ranah-ranah yang terkandung dalam dalam tujuan pendidikan. Ranah-ranah tersebut diklasifikasikan menjadi tiga yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 202-208). a. Ranah kognitif (cognitive domain) Yang termasuk ranah kognitif yaitu: 1) Pengetahuan, merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif berupa pengenalan, dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam bentuk seperti mempelajari. 2) Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya. 3) Penerapan, merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi konkret atau situasi baru. Dalam peneran siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi
atau memilih generalisasi atau abstraksi tertentu secara tepat untuk dieterapkan dalam situasi yang baru dan menerapkan secara benar. 4) Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian-bagian yang menjadi unsur pokok. 5) Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang baru. 6) Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud atau tujuan tertentu. Dalam evaluasi, siswa diminta untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus. b. Ranah afektif (Effective Domain) Ranah afektif ini berhubungan dengan perhatian, sikap, tindakan, nilai, perasaan, emosi, dan penghargaan. Menurut Kratwohl, Bloom, dan Masia (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 205) yang termasuk ke dalam ranah afektif yaitu: 1) Menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang meningkat secara lebih aktif. Dalam menerima siswa diminta untuk menunjukkan kesadaran, kesediaan untuk menerima, dan perhatian terkontrol. 2) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi stimulan dan merasa terikat serta secara aktif memperhatikan. Untuk merespon siswa diminta untuk menunjukkan persetujuaan, kesediaan, dan kepuasan dalam merespon.
3) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi. Dalam menilai, siswa dituntut untuk menunjukkan penerimaan terhadap nilai, kesukaran terhadap nilai, dan keterikatan terhadap nilai. 4) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkannilai-nilai yang dipercaya. Untuk menunjukkan kemampuan mengorganisasi ini, siswa diminta untuk mengorganisasikan nilai-nilai ke suatu organisasi yang lebih besar. 5) Karakterisasi,merupakan kemampuan untuk mengkonseptualisasikan masing-masing
nilai
pada
waktu
merespon,
dengan
jalan
mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbanganpertimbangan. Dalam karakterisasi ini, siswa diminta untuk menunjukkan kemampuannya dalam menjelaskan, memberikan batasan dan mempertimbangkan nilai-nilai yang direspon. c. Ranah psikomotorik (psikomotor domain) Menurut Davies (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 205) ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan. 1) Persepsi (perception) mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing
rangsangan yang dinyatakan dengan adanya suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada. 2) Kesiapan (set) mencakup kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan, yang dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental. 3) Gerakan terbimbing (guided Response) mencakup kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak yang dinyatakan dengan menggerakkan angota tubuh menurut contoh yang telah diberikan. 4) Gerakan yang terbiasa (mechanical response) mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerakan dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan karena siswa sudah mendapat latihan yang cukup, yang dinyatakan dengan menggerakkan anggota tubuh. 5) Gerakan yang komplek (complex response) mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas berbagai komponen dengan lancar tepat dan efisien yang dinyatakan dalam satu rangkaian perbuatan yang berurutan, serta menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang teratur. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa ranah-ranah yang menjadi sasaran dari jenis hasil belajar mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan pengetahuan, ranah afektif berhubungan dengan sikap, dan ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilan motorik.
3. Perwujudan Hasil Belajar Menurut Syah (dalam Lilik Sriyanti, dkk, 2008: 20) menyatakan bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu: a. Kebiasaan Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis. b. Keterampilan Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat tingkat ketrampilan yang ada dalam individu. c. Pengamatan Pengamatan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan pengamatan objektif dan benar. d. Berpikir asosiatif dan daya ingat Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat. Berpikir asosiatif maksudnya
berpikir untuk menggabungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik. e. Berpikir rasional dan kritis Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan
sebab akibat, menganalisis,
menyimpulkan,
bahkan
meramalkan sesuatu. f. Sikap Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul kecenderungan baru dalam diri sseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya. g. Inhibisi Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik. h. Apresiasi Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap suatu objek tertentu.
i. Tingkah laku efektif Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud hasil belajar. Maksudnya, seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat (Lilik Sriyanti, dkk, 2008: 20-21). 4. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut (Muhibbin Syah, 2010: 145) : a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar siswa (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering berkaitan satu sama lain. Misalnya, seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal) biasanya, cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tiddak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi dan mendapat dorongan positif dari orangtuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran.
Jadi, karena faktor-faktor di atas muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan rendah atau gagal sama sekali. Berikut uraian dari faktor-Faktor yaang mempengaruhi proses dan hasil belajar: a. Faktor internal siswa Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis (Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, 2008: 19). 1) Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani dan kedua keadaan fungsi jasmani/ fisiologis. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Menurut Noehi Nasution (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 189), kondisi fisiologis pada umumnya berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran.
Dari pendapat di atas maka dapat kita katakan bahwa kondisi fisik yang sehat dan
bugar akan memberikan pengaruh positif
terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah : 1) menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah belajar; 2) rajin berolahraga agar tubuh selalu bugar dan sehat; 3) istirahat yang cukup dan sehat (Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, 2008: 19). Keadaan fungsi jasmani/ fisioligis sangat berperan saat proses belajar berlangsung. Peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar terutama pancaindera.panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, panca indera merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia akan mengenal dunia luar. Pancaindera yang berperan besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Sebagian besar yang dipelajari manusia (anak) yang belajar berlangsung dengan membaca, melihat contoh, atau model, melakukan observasi, mengamati hasil-hasil eksperimen,
mendengarkan
keterangan
guru,
mendengarkan
ceramah,
mendengarkan keterangan orang lain dalam diskusi dan sebagainya (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 189). Jika mata dan telinga mengalami masalah, maka akan mengganggu proses belajar siswa. Untuk mengatasi timbulnya masalah pada mata dan telinga, hendaknya guru yang profesional seyogianya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin (periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Kiat lain yang tak kalah penting untuk mengatasi kekurangsempurnaan pendengaran dan penglihatan siswa–siswa tertentu itu ialah dengan menempatkan mereka di deretan bangku terdepan (Muhibbin Syah, 2010: 147). 2) Faktor psikologis Faktor-faktor
psikologis
adalah
keadaan
psikologis
seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008: 20). a) Kecerdasan/intelegensi siswa Menurut Reber (dalam Muhibbin Syah, 2010: 148) kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan
tetapi, memang harus diakui
bahwa
peran otak dalam
hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, karena fungsi otak sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. b) Minat Menurut Slameto dalam (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 191) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu (Muhibbin Syah, 2010: 152). Hal ini dikarenakan jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu membengkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pembelajaran
c) Motivasi Motivasi adalah satu faktor yang memengaruhi kefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Motivasi diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah dari perilaku seseorang (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008: 23). Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) motivasi intrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar. Yang termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah (Muhibbin Syah, 2010: 153). d) Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa, dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008: 25). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya. Untuk mengantisipasi sikap negatif, hendaknya guru berusaha menjadi guru yang profesionaldan bertanggungjawab terhadap profesi yang telah dipilih. Guru harus berusaha memberikan yang terbaik untuk siswanya, bersikap empatik, sabar, tulus kepada siswanya sehingga siswa bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan rasa senang tidak menjemukan. e) Bakat Bakat adalah kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan. Bakat dapat memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu (Muhibbin Syah, 2010: 151). b. Faktor Eksternal Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu: faktor lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. 1) Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik.
a) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Kebiasaan yang ada dalam lingkungan tersebut akan memengaruhi aktivitas belajar siswa. b) Lingkungan sosial keluarga, lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, pengelolaan keluarga dan letak rumah dapat mempberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antar anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. 2) Lingkungan nonsosial a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas, dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat. b) Lingkungan instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan menjadi dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga, dan sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran, faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. 3) Faktor pendekatan belajar Yaitu segala segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Faktor ini juga berpengaruh dengan terhadap taraf keberhasilan
proses
belajar.
Seorang
mengaplikasikan pendekatan belajar
siswa
deep
yang
terbiasa
misalnya, mungkin
berpeluang sekali untuk meraih prestasi belajar yang bermutu dari pada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface (Muhibbin Syah, 2010: 157). B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Ahmad Susanto, 2013: 167). Menurut H.W Fowler (dalam Abu Ahmadi dan Supatmo, 200: 1) IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan pengertian IPA menurut Abdullah Aly dan Eny Rahma (1998: 18), IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau
disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian IPA adalah suatu pengetahuan yang diperoleh atau disusun melalui pengamatan serta menggunakan prosedur atau metode ilmiah dan dijelaskan menggunakan penalaran untuk memahami alam semesta sehingga akan mendapatkan kesimpulan. 2. Karakteristik IPA IPA memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya menurut Jacobson & Bergman (dalam Ahmad Susanto, 2013: 170), meliputi: a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori. b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya. c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam. d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau berupa saja. e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif. Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa hakikat IPA merupakan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip, proses yang mana dapat
menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melaluui pengamatan, diskusi dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian, dapat menmbuhkan sikap ilmiah siswa
yang diiindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik
kesimpulan, sehingga mampu berfikir kritis melalui pembelajaran IPA. 3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA Pembelajaran IPA di sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Konsep pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum memisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, fisika. Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Mulyasa, 2006: 111) dimaksudkan untuk: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan
kesadaran
untuk
menghargai
alam
dan
segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. 4. Ruang Lingkup IPA Ruang lingkup kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut (Mulyasa, 2006: 112) : a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya. 5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD/MI Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas IV SD/
MI semester satu dalam struktur Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
No 1.
Standar Kompetensi Makhluk Hidup Dan Proses Kehidupan 1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya.
2.
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.
3. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup
5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
Kompetensi Dasar 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia denagn fungsinya. 1.2 Menerapkan cara memelihara kesehaatan kerangka tubuh. 1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera dengan fungsinya. 1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indera. 2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan funginya. 2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya. 2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinnya. 2.4 Menjelaskan hubungan antara bungan dengan fungsinya. 3.1 Mengidentifikasi jenis makanan hewan. 3.2 menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya. 4.1 Mendiskripsikan daur hisup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. 4.2 Menunjukkan kepedulian terhadap hewan peliharaan, misalnya kucing, ayam, ikan 5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan). 5.2 Mendeskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Bersambung . . .
Sambungan . . . .
6.1 Mengidentifikasi wujud benda Benda Dan Sifatnya 6. Memahami beragam padat, cair, dan gas memiliki sifat dan perubahan sifat tertentu. wujud benda serta 6.2 Mendeskripsikan terjadinya berbagai cara perubahan wujud cair; padat ; penggunaan benda cair; cair; gas ; cair; padat; gas berdasarkan sifatnya 6.3 Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya. Sumber : (Mulyasa, 2006: 117)
6. IPA Materi Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Tumbuhan termasuk makhluk hidup karena dapat tumbuh dan berkembang. Seperti halnya makhluk hidup lain, tumbuhan juga mempunyai bagian-bagian yang penting. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam setiap proses kehidupannya. Bagian-bagian tersebut antara lain akar, batang, daun, bunga, dan biji. a. Akar Akar adalah bagian tumbuhan yang berada di bawah tanah. Akar membuat tumbuhan tidak mudah dicabut dari tanah. Jadi, akar berfungsi sebagai bagian yang mengokohkan tumbuhan. Jika tumbuhan tidak memiliki akar, maka tumbuhan akan mudah dicabut, mudah roboh jika diterpa angin atau mudah hanyut terbawa air jika hujan. Zat-zat mineral dan air yang dibutuhkan untuk membuat makanan diserap oleh akar dari dalam tanah. Namun, pada beberapa tumbuhan tertentu, akar tidak hanya berfungsi menyerap air dan mineral, tetapi juga berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Misalnya
pada
beberapa
tumbuhan
umbi-umbian.
Disamping itu, ada juga akar yang berfungsi membantu penyerapan oksigen di udara, seperti pada tumbuhan bakau. Berdasarkan bentuknya, terdapat dua jenis akar, yaitu akar serabut dan akar tunggang. Akar serabut biasanya dimiliki oleh tumbuhan jenis monokotil (biji berkeping tunggal). Misalnya, padi, jagung, dan kelapa. Adapun akar tunggang biasanya dimiliki oleh tumbuhan jenis dikotil (biji berkeping dua). Misalnya mangga, jagung, jeruk, kacang-kacangan dll. b. Batang Batang adalah bagian tumbuhan yang berada di atas tanah. Batang berfungsi sebagai tempat munculnya daun, bunga, dan buah. Disamping itu, batang juga berfungsi untuk mengedarkan mineral dan air yang diserap oleh akar, serta zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh. c. Daun Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis adalah daun. Daun banyak mengandung zat warna hijau yang disebut klorofil. Daun terdiri atas tangkai daun dan helai daun. Disamping bagian-bagian tersebut, ada juga jenis tumbuhan yang memiliki pelepah daun. Daun pun memiliki susunan tulang daun. Berdasarkan susunannya tulang daun ada yang menyirip, menjari, dan sejajar. 1) Tulang daun menyirip Tulang daun pada daun tersebut berbentuk seperti sirip. Tulang daun tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung
helai daun. Oleh karena itu, bentuk tulang daun seperti ini, disebut bertulang daun menyirip. 2) Tulang daun menjari Bentuk daun seperti jari. Tumbuhan yang memiliki tulang daun menjari yaitu, singkong, pepaya, dan daun jarak. 3) Tulang daun sejajar Daun jenis ini memiliki jenis tulang daun berbentuk seperti garis-garis sejajar. Terlihat bahwa tulang daun sejajar mulai dari pangkal daun hingga ujung daun. Biasanya bentuk daunnya panjang-panjang. Contohnya jagung, padi, tebu, dan alang-alang. d. Bunga Bunga adalah bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Bagian-bagian yang terdapat dalam bunga yaitu tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. 1) Tangkai bunga Tangkai bunga merupakan bagian yang terdapat pada bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga, batang atau ranting. 2) Kelopak bunga Kelopak bunga merupakan bagian yang melindungi mahkota bunga ketika masih kuncup. Biasanya, bentuk dan warnanya seperti daun.
3) Mahkota bunga Mahkota bunga umumnya memiliki warna bermacammacam sehingga disebut perhiasan bunga. Warna yang menarik itu berguna untuk memikat kupu-kupu atau serangga lainnya agar hinggap pada bunga. Serangga tersebut akan membantu dalam proses penyerbukan. 4) Putik Putik berada di bagian tengah- tengah bunga. Biasanya, putik dikelilingi oleh benang sari. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina. Putik terdiri atas tangkai putik dan kepala putik. Pada bagian dasar tangkai putik terdapat bagian yang kelak akan menjadi buah dan biji. Apabila serbuk sari berhasil menempel pada bagian kepala putik maka terjadi proses penyerbukan. Proses penyerbukan merupakan awal dari perkembangbiakan pada tumbuhan. 5) Benang sari Benang sari terdapat pada bagian tengah bunga yang berdekatan dengan mahkota bunga. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan. Benang sari terdiri atas tangkai sari dan kepala sari. e. Buah dan biji Buah merupakan bagian tumbuhan yang melindungi biji. Buah ada yang berdaging. Contohnya buah mangga dan apel. Buah terdiri dari daging buah dan biji.
Biji
merupakan
hasil
pembuahan
yang
terjadi
akibat
penyerbukan antara serbuk sari dan putik. Jika biji ditanam akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Biji itu berkeping. Ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua. Biji yang berkeping satu disebut monokotil dan biji berkeping dua disebut dikotil. C. Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) 1. Pengertian Model Penemuan Terbimbing Model adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain sebagainya (Hamruni, 2012: 5). Menurut Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2009: 22) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Don Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu kerangka pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan suatu pembelajaran.
Penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dimana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut (Paul Eggen dan Don Kauchak, 2012: 177). Dengan kata lain, model penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan model pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajarannya. Guru memberikan petunjuk kepada siswa, sehingga siswa akan lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Kelebihan dan Kelemahan Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) a. Kelebihan model penemuan terbimbing (guided discovery) menurut Paul Eggen dan Don Kauchak (2012: 201) sebagai berikut: 1) Mendorong keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 2) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. 3) Membantu siswa mendapatkan pemahaman yang mendalam terhadap topik-topik yang jelas. 4) Mengembangkan pemikiran siswa. 5) Meningkatkan motivasi siswa. 6) Pengetahuan yang didapatkan akan melekat lebih lama. 7) Mendukung kemampuan problem solving siswa. b. Kelemahan model penemuan terbimbing (guided discovery) sebagai berikut: 1) Membutuhkan waktu yang relatif banyak. 2) Menuntut keahlian guru yang cukup tinggi.
3) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini, karena beberapa siswa masih terbiasa dengan model ceramah. 3. Merancang Pembelajaran Dengan Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Merancang
pelajaran
saat
menggunakan
model
penemuan
terbimbing (guided discovery) melibatkan tiga langkah penting, yang digambarkan di dalam gambar 2.1 dan dibahas dalam bagian berikut: Merencanakan pelajaran dengan model penemuan terbimbing
Mengidentifikasi topik
Menentukan tujuan belajar
Menyiapkan contoh/ pertanyaan
Gambar 2.1 Bagan Perencanaan Pembelajaran Sumber : (Paul Eggen dan Don Kauchak, 2012: 182)
a. Mengidentifikasi topik Topik bisa berasal dari materi atau bahan ajar yang akan dipelajari oleh siswa. b. Menentukan tujuan belajar Setelah mengidentifikasi topik, kemudian kita harus memutuskan apa tujuan belajar yang akan dicapai dari materi atau topik yang akan dipelajari. Tujuan belajar yang jelas itu penting, karena memberikan
kerangka kerja bagi pikiran kita ketika merencanakan atau menerapkan pelajaran. c. Menyiapkan contoh atau pertanyaan Ketika sudah memutuskan secara tepat apa yang akan siswa pahami dan dikuasai, kita membuat atau memutuskan contoh atau pertanyaan yang akan kita gunakan saat kita mengajarkan materi. Contoh atau pertanyaan mengacu pada tujuan pembelajaran dan apa yang hendak akan ditemukan siswa. 4. Langkah-Langkah
Pembelajaran
Menggunakan
Model
Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery) Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing
(guided discovery) menurut Markaban (2006: 60) sebagai
berikut: a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya.
Perumusan
harus
jelas,
hindari
pernyataan
yang
menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah. b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju melalui pernyataan atau pertanyaan. c. Siswa
menyusun
hipotesis
(dugaan)
dari
hasil
analisis
yang
dilakukannya. d. Bila dipandang perlu, hipotesis yang telah dibuat oleh siswa tersebut diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan
kebenaran dari dugaan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai. e. Apabila telah diperoleh kepastian kebenaran dari hipotesis atau dugaan siswa, maka guru memberikan penjelasan dari hipotesis yang telah disusun siswa. f. Sesudah
siswa
menemukan
apa
yang
dicari
hendaknya
guru
menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah penemuan tersebut benar.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian 1. Gambaran Umum Sekolah a. Identitas Sekolah MI Klero merupakan salah satu MI yang berada di desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. 1) Nama
: MI Klero
2) Alamat Sekolah : a) Desa/Kelurahan
: Klero
b) Kecamatan
: Tengaran
c) Kabupaten
: Semarang
d) Provinsi
: Jawa Tengah
e) Kode Pos
: 50775
b. Visi dan Misi Visi MI Klero Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang yaitu: 1) Unggul dalam prestasi 2) Pelopor dalam IMTAQ dan IPTEK 3) Teladan dalam bersikap dan berperilaku Misi MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yaitu: 1) Mewujudkan peningkatan kualitas tamatan. 2) Membentuk generasi yang bertaqwa, mandiri, hormat, dan santun. 3) Membentuk generasi muda yang cerdas, kreatif, dan cinta almamater.
4) Meningkatkan prestasi kerja yang dilandasi semangat kekeluargaan. 5) Menciptakan keseimbangan intelektual dan emosional serta spiritual dalam mewujudkan situasi kondusif kearah terwujudnya tujuan pendidikan nasional. c. Tujuan Pendidikan MI Klero kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang mempunyai tujuan sebagai berikut: 1) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran agama islam. 2) Membiasakan sikap disiplin dan menumbuhkan sikap patriotisme pada siswa. 3) Meningkatkan kualitas KBM agar siswa dapat mengembangkan kemampuan secara optimal. 4) Membentuk sikap keberanian dan percaya diri kepada siswa dalam menghadapi problem hidup dan kehidupan. 5) Membimbing dan membantu siswa dalam mengatasi dan mencari solusi berbagai masalah yang dihadapi. d. Keadaan Guru Keadaan guru MI Klero adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klero Kecamatan Tengaran
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama Ainun Mardliyah, S.Pd.I. Budi Hartanto, S.Pd.I. Sri Martini, S.Pd.I. Siswanti,S.Pd.I. Rofik Anwari, S.Ag. Muhamad Safi`i, S.Pd.I. Siyamti, S.Pd.I. Arwidatul Rahmawati, S.Pd.I. Afidatun, S.Pd.I. Sumber: Data Guru MI Klero Kecamatan Tengaran
Jabatan Kepala sekolah Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
e. Keadaan Siswa Pada tahun 2015/2016 MI Klero mempunyai 193 siswa dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klero Kecamatan Tengaran
Jumlah Siswa
Kelas
Laki-laki 27 20 22 15 16 16 116
I II III IV V VI Jumlah
Jumlah Siswa
Perempuan 13 17 15 12 8 12 77
40 37 37 27 24 28 193
Sumber: Data Siswa MI Klero Kecamatan Tengaran
f. Karakteristik Siswa Siswa yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI Klero yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Adapun rincian data siswa kelas IV adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Klero
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Nama Siswa Alex Setiawan Wahyu Fajar Setiyoko Lukman Rahmadhani Muh Rizal Wahyu Fahriza Andika Riski Romadhon Rafi Dzaky Nur Arkan Sovi Tri Mufti Aditya Yoga Pratama Alegrika Bayu Putra Alfin Adi Putra Aniyatul Mufidah Aulia Az Zahra
Jenis Kelamin L v v v v v v
P
v v v v v v
Bersambung . . .
Sambungan . . . .
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Desi Andriyanti Hanafiah Diyah Irawati Dwi Ardhiyanto Dygta Sulistiyo Ely Wijayanti Erika Nissa Agustin Ica Ayu Novia Ilham Dwi Ariyanto Irfan Zakaria Krisna Tri Prasoko Putri Zakiya Rizal Muzakki Salsabrina Choirunnisa Yuliyana Barokah Nadyatuzzulfa
v v v v v v v v v v v v v v v
Sumber: Data Siswa MI Klero Kecamatan Tengaran
g. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan 2 kali di
MI Klero. Waktu
pelaksanaan sebagai berikut : Siklus I
: 5 Agustus 2015
Siklus II
:12 Agustus 2015
B. Deskripsi Awal (Pra Siklus) 1. Perolehan Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Mata Pelajaran IPA Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai ulangan harian mata pelajaran IPA untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran. Berikut ini hasil nilai ulangan harian sebelum menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery):
Tabel 3.4 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa kelas IV MI Klero
No Nama Siswa 1. Alex Setiawan 2. Wahyu Fajar Setiyoko 3. Lukman Rahmadhani 4. Muh Rizal Wahyu Fahriza 5. Andika Riski Romadhon 6. Rafi Dzaky Nur Arkan 7. Sovi Tri Mufti 8. Aditya Yoga Pratama 9. Alegrika Bayu Putra 10. Alfin Adi Putra 11. Aniyatul Mufidah 12. Aulia Az Zahra 13. Desi Andriyanti Hanafiah 14. Diyah Irawati 15. Dwi Ardhiyanto 16. Dygta Sulistiyo 17. Ely Wijayanti 18. Erika Nissa Agustin 19. Ica Ayu Novia 20. Ilham Dwi Ariyanto 21. Irfan Zakaria 22. Krisna Tri Prasoko 23. Putri Zakiya 24. Rizal Muzakki 25. Salsabrina Choirunnisa 26. Yuliyana Barokah 27. Nadyatuzzulfa Rata-rata
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Nilai 50 60 60 60 50 50 70 70 60 80 70 70 70 70 60 50 70 70 60 80 50 60 40 60 40 80 70 62,2
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Sumber : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA Kelas IV MI Klero
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Menyusun rumusan masalah dalam lembar kerja siswa berdasarkan apa yang akan ditemukan siswa (langkah pertama model penemuan terbimbing (guided discovery) ). d. Menyiapkan lembar pengamatan/ observasi untuk melihat proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery). e. Mempersiapkan media dan alat dalam melaksanakan pembelajaran. f. Menyusun soal latihan. 2. Pelaksanaan Tindakan Pada tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2015 yang berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada siklus ini adalah bagian-bagian tubuh tumbuhan, fungsi akar, dan jenis-jenis akar. Berikut langkah-langkah pelaksanaan siklus I: a. Kegiatan Awal (10 menit) 1) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmat. 2) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. 3) Guru menanyakan kabar peserta didik, seperti: Apa kabar anak-anak? 4) Guru memberikan appersepsi dan motivasi. 5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti (50 menit) 1) Guru membagikan lembar kerja yang berisi rumusan masalah kepada setiap kelompok yang telah dibagi oleh guru.
2) Dari lembar kerja yang diberikan guru, siswa diminta untuk menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Di sinilah guru memberikan bimbingan kepada siswa agar siswa bisa menemukan pengetahuannya. 3) Siswa diminta untuk menyusun hipotesis (dugaan) dari hasil analisis yang dilakukannya. 4) Selanjutnya, hipotesis yang telah dibuat oleh siswa tersebut diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran dari dugaan siswa, sehingga akan menuju arah yang akan dicapai. 5) Apabila telah diperoleh kepastian kebenaran dari hipotesis atau dugaan siswa, maka guru memberikan penjelasan dari hipotesis yang telah disusun siswa. 6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya guru memberikan soal dengan melakukan tanya jawab dengan siswa untuk memeriksa apakah siswa tersebut benar. c. Kegiatan Akhir (10 menit) 1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. 2) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. 3) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini. 4) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan yang selanjutnya. 5) Guru menutup dengan doa dan salam.
3. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan oleh guru mata pelajaran IPA terhadap peneliti yang mengajar dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery). Dalam tahap ini penggunaan perangkat berupa lembar observasi guru. Selain itu, juga dilakukan tes evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa. a. Lembar Observasi Guru Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I
No
Aspek Yang Diamati A
I 1 2 3
PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan Siswa Melakukan Kegiatan Apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran
II A 4
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Menyampaikan materi dengan jelas Memberikan contoh dengan jelas
5 6 B 7 8 9 10 11
12
C 13
Model Pembelajaran Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Memberikan bimbingan kepada siswa dalam menemukan pengetahuannya Memeriksa hipotesis siswa Memberikan penjelasan mengenai hipotesis yang disusun siswa Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk memeriksa kebenaran dari hipotesis siswa Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
Skala Partisipasi B C
D
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran Menggunakan media secara efektif √ Bersambung . . .
Sambungan . . . .
14
D 15 16
dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Penilaian proses dan hasil Belajar Penilaian relevan dengan tujuan yang ditetapkan Melakukan penilaian akhir sesuai RPP
F 17
Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar.
18
Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
III 19
PENUTUP Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa Mengadakan evaluasi formatif.
20
Jumlah Total Kategori
√
√ √ √ √
√ √ 48
24 72 Baik sekali
Keterangan: Skor : A
:4
B
:3
C
:2
D
:1 Untuk mencari rentang kategori digunakan rumus (Supramono
dan Sugiarto, 1993: 29): i Dimana, H = 80
L= 20 K=4 Maka :
i i i
= 15
Jadi, dapat ditentukan rentang kategori sebagai berikut: Nilai 65 – 80 = Baik Sekali Nilai 50 – 64 = Baik Nilai 35 – 49 = Buruk Nilai 20 – 34 = Buruk Sekali b. Nilai evaluasi Siklus I Untuk menggali data siswa dilakukan tes evaluasi. Dari tes evaluasi diperoleh data siswa berupa nilai evaluasi siklus I. Adapun data rincian nilai evaluasi siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus I
No 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Siswa 2 Alex Setiawan Wahyu Fajar Setiyoko Lukman Rahmadhani Muh Rizal Wahyu Fahriza Andika Riski Romadhon Rafi Dzaky Nur Arkan Sovi Tri Mufti Aditya Yoga Pratama Alegrika Bayu Putra Alfin Adi Putra
KKM 3 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Nilai Akhir 4 60 70 70 70 60 70 70 70 60 90
Bersambung . . .
Sambungan . . . .
11. Aniyatul Mufidah 12. Aulia Az Zahra 13. Desi Andriyanti Hanafiah 14. Diyah Irawati 15. Dwi Ardhiyanto 16. Dygta Sulistiyo 17. Ely Wijayanti 18. Erika Nissa Agustin 19. Ica Ayu Novia 20. Ilham Dwi Ariyanto 21. Irfan Zakaria 22. Krisna Tri Prasoko 23. Putri Zakiya 24. Rizal Muzakki 25. Salsabrina Choirunnisa 26. Yuliyana Barokah 27. Nadyatuzzulfa Rata-rata
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
70 70 60 60 60 60 70 80 90 90 40 70 40 70 40 90 80 67,8
4. Refleksi Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing (guided discovery). Pada siklus I menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar dari pra siklus. Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran, selain itu siswa juga mau bekerja secara kelompok dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Disini, guru berperan sebagai pembimbing dalam penemuan siswa dan fasilitator. Selama pengamatan berlangsung, masih ditemukan masalahmasalah yaitu masih ada beberapa siswa yang kurang aktif
dalam
pembelajaran. Selain itu, masih ada siswa yang kurang serius dalam melakukan observasi secara kelompok karena masih ada siswa yang gaduh sendiri.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti melakukan ide perbaikan supaya pada siklus II tidak mengalami lagi masalah yang sama. Ide perbaikan tersebut adalah dengan memberikan teguran kepada siswa, meningkatkan keseriusan siswa, dan memberikan apresiasi kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru. D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti merencanakan: a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Membuat lembar kerja siswa. c. Mempersiapkan materi tentang bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery). e. Mempersiapkan alat dan media pembelajaran. f. Menyusun soal evaluasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2015. Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah fungsi batang, bagianbagian daun, fungsi daun, dan bentuk-bentuk tulang daun. Berikut langkahlangkah pelaksanaan siklus II: a. Kegiatan Awal 1) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmat.
2) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. 3) Guru menanyakan kabar peserta didik, seperti: Apa kabar anak-anak? 4) Guru memberikan appersepsi dan motivasi. 5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti (50 menit) 1) Guru membagikan lembar kerja yang berisi rumusan masalah kepada setiap kelompok yang telah dibuat oleh guru. 2) Dari lembar kerja yang diberikan guru, siswa diminta untuk menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Di sinilah guru memberikan bimbingan kepada siswa agar siswa bisa menemukan pengetahuannya. 3) Siswa diminta untuk menyusun hipotesis (dugaan) dari hasil analisis yang dilakukannya. 4) Selanjutnya, hipotesis yang telah dibuat oleh siswa tersebut diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran dari dugaan siswa, sehingga akan menuju arah yang akan dicapai. 5) Apabila telah diperoleh kepastian kebenaran dari hipotesis atau dugaan siswa, maka guru memberikan penjelasan dari hipotesis yang telah disusun siswa. 6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya guru memberikan soal dengan melakukan tanya jawab dengan siswa untuk memeriksa apakah siswa tersebut benar.
c. Kegiatan akhir (10 menit) 1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. 2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. 3) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. 4) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini. 5) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan yang selanjutnya. 6) Guru menutup dengan doa dan salam. 3. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan oleh guru mata pelajaran IPA terhadap peneliti yang sedang mengajar dengan menerapkan model penemuan terbimbing (guided discovery). Selain itu, dilakukan juga tes evaluasi untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus sebelumnya. a. Lembar Observasi Guru Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus II
No
Aspek Yang Diamati A
I 1 2 3
PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan Siswa Melakukan Kegiatan Apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran
II A 4
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
Skala Partisipasi B C
D
√ √ √
√
Bersambung . . .
Sambungan . . . .
5 6
Menyampaikan materi dengan jelas Memberikan contoh dengan jelas
B 7
Model Pembelajaran Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Memberikan bimbingan kepada siswa dalam menemukan pengetahuannya Memeriksa hipotesis siswa Memberikan penjelasan mengenai hipotesis yang disusun siswa Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk memeriksa kebenaran dari hipotesis siswa Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
8 9 10 11
12
C 13 14
D 15 16
√ √ √ √ √ √ √ √
Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran Menggunakan media secara efektif √ dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan √ media Penilaian proses dan hasil Belajar Penilaian relevan dengan tujuan yang ditetapkan Melakukan penilaian akhir sesuai RPP
F 17
Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar.
18
Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
III 19
PENUTUP Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa Mengadakan evaluasi formatif.
20
√
Jumlah Total Kategori
√ √ √ √
√ √ 52
21 73 Baik sekali
Keterangan: Skor : A
:4
B
:3
C
:2
D
:1 Untuk mencari rentang kategori digunakan rumus (Supramono dan
Sugiarto, 1993: 29): i Dimana, H = 80 L= 20 K=4 Maka :
i i i
= 15
Jadi, dapat ditentukan rentang kategori sebagai berikut: Nilai 65 – 80 = Baik Sekali Nilai 50 – 64 = Baik Nilai 35 – 49 = Buruk Nilai 20 – 34 = Buruk Sekali
b. Nilai evaluasi siklus II Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus II
No 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Nama Siswa 2 Alex Setiawan Wahyu Fajar Setiyoko Lukman Rahmadhani Muh Rizal Wahyu Fahriza Andika Riski Romadhon Rafi Dzaky Nur Arkan Sovi Tri Mufti Aditya Yoga Pratama Alegrika Bayu Putra Alfin Adi Putra Aniyatul Mufidah Aulia Az Zahra Desi Andriyanti Hanafiah Diyah Irawati Dwi Ardhiyanto Dygta Sulistiyo Ely Wijayanti Erika Nissa Agustin Ica Ayu Novia Ilham Dwi Ariyanto Irfan Zakaria Krisna Tri Prasoko Putri Zakiya Rizal Muzakki Salsabrina Choirunnisa Yuliyana Barokah Nadyatuzzulfa Rata-rata
KKM 3 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Nilai Akhir 4 60 90 90 90 60 70 90 90 90 90 100 90 90 70 90 80 90 80 100 100 90 90 100 100 100 90 100 88,1
4. Refleksi Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Selain itu, berkurang juga masalah atau kendala-kendala yang terjadi pada pembelajaran di siklus I. Siswa
sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model penemuan terbimbing (guided discovery), hal ini dapat terlihat ketika siswa bekerja sama bersama kelompok masing-masing. Rasa ingin tahu mereka sangat besar dalam melakukan eksperimen. Dalam melakukan eksperimen, siswa duduk sesuai kelompoknya masing-masing dan menyelesaikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang diberikan guru. Siswa mulai terbiasa belajar dengan mengggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery). Berdasarkan hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa nilai yang didapatkan lebih tinggi daripada siklus I. Pembelajaran pada siklus II ini telah mencapai kriteria yang diharapkan, yaitu 25 (93%) siswa telah mencapai KKM. Selain itu, kriteria ketuntasan klasikal pada siklus II ini mencapai 93%. Dengan kata lain, pembelajaran pada siklus II ini telah mencapai target yang diharapkan. Untuk itu penelitian dirasa telah cukup.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Pra Siklus Pada penelitian kali ini, peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery). Model penemuan terbimbing (guided discovery) adalah model pembelajaran yang bisa memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, namun model pembelajaran ini belum pernah diterapkan di MI Klero Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Acuan penilaian pada penelitian ini yaitu KKM mata pelajaran IPA kelas IV MI Klero sebesar 70, dan peneliti menggunakan kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85%. Peneliti juga menggunakan evaluasi formatif yang berupa tes objektif dan subjektif. Di bawah ini adalah hasil nilai ulangan harian (pra siklus) mata pelajaran IPA sebelum menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery):
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa Kelas IV MI Klero
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Nama Siswa Alex Setiawan Wahyu Fajar Setiyoko Lukman Rahmadhani Muh Rizal Wahyu Fahriza Andika Riski Romadhon Rafi Dzaky Nur Arkan Sovi Tri Mufti Aditya Yoga Pratama Alegrika Bayu Putra Alfin Adi Putra Aniyatul Mufidah Aulia Az Zahra Desi Andriyanti Hanafiah Diyah Irawati Dwi Ardhiyanto Dygta Sulistiyo Ely Wijayanti Erika Nissa Agustin Ica Ayu Novia Ilham Dwi Ariyanto Irfan Zakaria Krisna Tri Prasoko Putri Zakiya Rizal Muzakki Salsabrina Choirunnisa Yuliyana Barokah
KKM Nilai 70 50 70 60 70 60 70 60 70 50 70 50 70 70 70 70 70 60 70 80 70 70 70 70 70 70 70 70 70 60 70 50 70 70 70 70 70 60 70 80 70 50 70 60 70 40 70 60 70 40 70 80
27.
Nadyatuzzulfa Rata-rata
70 70
70 62,2
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Sumber : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA Kelas IV MI Klero
Keterangan : Tuntas
:44%
Tidak tuntas
: 56%
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 12 atau 44% siswa yang telah mencapai KKM atau tuntas, sedangkan 15 atau 56% siswa belum mencapai KKM. 2. Deskripsi Data Siklus I Pada pembelajaran siklus I, hasil belajar siswa belum memuaskan. Tetapi, hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari nilai pra siklus. Dari hasil tes evaluasi siklus I diperoleh data nilai siswa kelas IV MI Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Berikut data nilai akhir siswa pada siklus I setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery): Tabel 4.2 Nilai Akhir Siklus I
No 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Nama Siswa 2 Alex Setiawan Wahyu Fajar Setiyoko Lukman Rahmadhani Muh Rizal Wahyu Fahriza Andika Riski Romadhon Rafi Dzaky Nur Arkan Sovi Tri Mufti Aditya Yoga Pratama Alegrika Bayu Putra Alfin Adi Putra Aniyatul Mufidah Aulia Az Zahra Desi Andriyanti Hanafiah Diyah Irawati Dwi Ardhiyanto Dygta Sulistiyo Ely Wijayanti
KKM 3 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Nilai Akhir 4 60 70 70 70 60 70 70 70 60 90 70 70 60 60 60 60 70
Keterangan 5 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
Bersambung . . .
Sambungan . . . .
18. Erika Nissa Agustin 19. Ica Ayu Novia 20. Ilham Dwi Ariyanto 21. Irfan Zakaria 22. Krisna Tri Prasoko 23. Putri Zakiya 24. Rizal Muzakki 25. Salsabrina Choirunnisa 26. Yuliyana Barokah 27. Nadyatuzzulfa Rata-rata Keterangan: Tuntas
: 63%
Tidak Tuntas
:37%
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
80 90 90 40 70 40 70 40 90 80 67,8
Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 27 siswa terdapat 17 siswa yang tuntas, sedangkan 10 siswa belum tuntas. Dengan demikian baru 63% dari seluruh siswa yang mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi target yang peneliti tentukan, yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa yang mencapai KKM. 3. Deskripsi Data Siklus II Pada siklus II aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat baik, dan hasil belajar mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 30% dari siklus I. Adapun rincian nilai siswa pada siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.3 Nilai Akhir Siklus II
No 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Nama Siswa 2 Alex Setiawan Wahyu Fajar Setiyoko Lukman Rahmadhani Muh Rizal Wahyu Fahriza Andika Riski Romadhon Rafi Dzaky Nur Arkan Sovi Tri Mufti Aditya Yoga Pratama Alegrika Bayu Putra Alfin Adi Putra Aniyatul Mufidah Aulia Az Zahra Desi Andriyanti Hanafiah Diyah Irawati Dwi Ardhiyanto Dygta Sulistiyo Ely Wijayanti Erika Nissa Agustin Ica Ayu Novia Ilham Dwi Ariyanto Irfan Zakaria Krisna Tri Prasoko Putri Zakiya Rizal Muzakki Salsabrina Choirunnisa Yuliyana Barokah Nadyatuzzulfa Rata-rata
Keterangan: Tuntas
: 25 siswa (93%)
Tidak Tuntas
: 2 siswa (7%)
KKM 3 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Nilai Akhir 4 60 90 90 90 60 70 90 90 90 90 100 90 90 70 90 80 90 80 100 100 90 90 100 100 100 90 100 88,1
Keterangan 5 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Pada siklus II, 25 siswa atau 93% dari jumlah seluruh siswa telah mencapai KKM, sedangkan 2 siswa atau 7% belum tuntas. Jadi, hasil belajar pada siklus II telah memenuhi target penelitian, yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa yang mencapai KKM. Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka dapat dikatakan bahwa model penemuan terbimbing (guided discovery) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. B. Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang cukup baik. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam materi bagian-bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya. Keaktifan siswa terlihat saat mengikuti kegiatan penemuan melalui bimbingan guru. Selain itu, pemahaman siswapun juga lebih mendalam. Sehingga hasil belajarnya juga meningkat. Adapun perbandingan nilai evaluasi antar siklus sebagai berikut: Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Evaluasi Antar Siklus
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Alex Setiawan Wahyu Fajar Setiyoko Lukman Rahmadhani Muh Rizal Wahyu Fahriza Andika Riski Romadhon Rafi Dzaky Nur Arkan Sovi Tri Mufti
Nilai Pra Siklus 50 60 60 60 50 50 70
Siklus I 60 70 70 70 60 70 70
Siklus II 60 90 90 90 60 70 90
Bersambung . . .
Sambungan . . . .
8. Aditya Yoga Pratama 9. Alegrika Bayu Putra 10. Alfin Adi Putra 11. Aniyatul Mufidah 12. Aulia Az Zahra 13. Desi Andriyanti Hanafiah 14. Diyah Irawati 15. Dwi Ardhiyanto 16. Dygta Sulistiyo 17. Ely Wijayanti 18. Erika Nissa Agustin 19. Ica Ayu Novia 20. Ilham Dwi Ariyanto 21. Irfan Zakaria 22. Krisna Tri Prasoko 23. Putri Zakiya 24. Rizal Muzakki 25. Salsabrina Choirunnisa 26. Yuliyana Barokah 27. Nadyatuzzulfa Rata-rata
70 60 80 70 70 70 70 60 50 70 70 60 80 50 60 40 60 40 80 70 62,2
70 60 90 70 70 60 60 60 60 70 80 90 90 40 70 40 70 40 90 80 67,8
90 90 90 100 90 90 70 90 80 90 80 100 100 90 90 100 100 100 90 100 88,1
Berdasarkan pada tabel di atas, diketahui bahwa perolehan nilai ratarata pada siklus I meningkat, semula nilai rata-rata pra siklus 62,2 selanjutnya pada siklus I meningkat menjadi 67,8 . Pada siklus II meningkat lagi menjadi 88,1. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui pelaksanaan PTK dengan menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut ini penjabaran hasil penelitian dari siklus ke siklus: 1. Siklus I Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery). Pada penelitian mencakup 4 tahap
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada tahap ini dari 27 siswa, hanya 17 siswa yang dapat mencapai KKM atau tuntas, sedangkan 10 siswa belum mencapai KKM atau belum tuntas. Nilai rata-rata kelas juga belum mencapai KKM. Sedangkan untuk kriteria ketuntasan klasikal baru mencapai 63%. Berikut gambar presentase nilai evaluasi siklus I:
Presentase Nilai Evaluasi Siklus I Tidak Tuntas 37% Tuntas 63%
Gambar 4.1 Presentase Nilai Evaluasi Siklus I Sumber : Peneliti
Berikut ini adalah lembar observasi guru yang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung: Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I
No
Aspek Yang Diamati
I 1 2 3
PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan Siswa Melakukan Kegiatan Apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran
II A 4
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
Skala Partisipasi A B C
D
√ √ √
√
Bersambung . . .
Sambungan . . . .
5 6
Menyampaikan materi dengan jelas Memberikan contoh dengan jelas
B 7
Model Pembelajaran Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Memberikan bimbingan kepada siswa dalam menemukan pengetahuannya Memeriksa hipotesis siswa Memberikan penjelasan mengenai hipotesis yang disusun siswa Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk memeriksa kebenaran dari hipotesis siswa Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
8 9 10 11
12
C 13 14
D 15 16
√ √ √ √ √ √ √ √
Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran Menggunakan media secara efektif √ dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan √ media Penilaian proses dan hasil Belajar Penilaian relevan dengan tujuan yang ditetapkan Melakukan penilaian akhir sesuai RPP
F 17
Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar.
18
Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
III 19
PENUTUP Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa Mengadakan evaluasi formatif.
20
√
Jumlah Total Kategori
√ √ √ √
√ √ 48
24 72 Baik sekali
Keterangan: Skor Partisipasi: A :4 B :3 C :2 D :1 Kriteria Nilai: Nilai 65 – 80 = Baik Sekali Nilai 50 – 64 = Baik Nilai 35 – 49 = Buruk Nilai 20 – 34 = Buruk Sekali Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA terhadap peneliti yang melakukan praktik sebagai guru dengan menerapkan model penemuan terbimbing (guided discovery) pada mata pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya adalah sebagai berikut: a. Pra Pembelajaran Pada kegiatan pra pembelajaran, memeriksa kesiapan siswa untuk menerima pelajaran dengan memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Guru juga memberikan appersepsi kepada siswa serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan pra pembelajaran guru melakukan dengan sangat baik.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran Guru menunjukkan bahwa telah menguasai materi dengan baik. Guru
juga
mengunakan
langkah-langkah
pembelajaran
dengan
menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) dengan baik
hal itu terlihat saat guru memberikan bimbingan pada proses
penemuan siswa. Selain itu, guru juga melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru menggunakan media secara aktif dan efisien dan melibatkan siswa dalam pemanfaatan media dengan sangat baik. Untuk penilaian hasil belajar dilakukan sesuai dengan RPP, dan penilaian juga relevan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Selama mengajar, guru menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar. Selain itu, gerakan guru tidak mengganggu perhatian siswa. c. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru memberikan refleksi atau memberikan
kesimpulan
terhadap
materi
pembelajaran
dengan
melibatkan siswa. Selanjutnya guru mengadakan evaluasi formatif dengan sangat baik. 2. Siklus II Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbangkan kekurangan yang terjadi di siklus I. Untuk pembelajaran masih menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery). Melalui data yang diperoleh pada
siklus II, dapat dilihat terjadi peningkatan pada siklus II, yaitu 25 atau 93% siswa tuntas, sedangkan 2 atau 7% siswa belum tuntas. Berikut gambar presentase nilai evaluasi siklus II:
Presentase Nilai Evaluasi Siklus II Tidak Tuntas 7%
Tuntas 93%
Gambar 4.2 Presentase Nilai Evaluasi Siklus II Sumber: Peneliti
Berikut ini adalah lembar observasi guru yang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung: Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No
Aspek Yang Diamati
I 1 2 3
PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan Siswa Melakukan Kegiatan Apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran
II A 4
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Menyampaikan materi dengan jelas Memberikan contoh dengan jelas
5 6
Skala Partisipasi A B C
D
√ √ √
√ √ √ √
Bersambung . . .
Sambungan . . . .
B 7 8 9 10 11
12
C 13 14
D 15 16
Model Pembelajaran Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Memberikan bimbingan kepada siswa dalam menemukan pengetahuannya Memeriksa hipotesis siswa Memberikan penjelasan mengenai hipotesis yang disusun siswa Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk memeriksa kebenaran dari hipotesis siswa Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
√ √ √ √ √
Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran Menggunakan media secara efektif √ dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan √ media Penilaian proses dan hasil Belajar Penilaian relevan dengan tujuan yang ditetapkan Melakukan penilaian akhir sesuai RPP
F 17
Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar.
18
Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
III 19
PENUTUP Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa Mengadakan evaluasi formatif.
20
√
Jumlah Total Kategori
Keterangan: Skor Partisipasi:
√ √ √ √
√ √ 52
21 73 Baik sekali
A :4 B :3 C :2 D :1 Kriteria Nilai: nilai 78 – 96 = baik sekali nilai 60 – 78 = baik nilai 42 – 60 = buruk nilai 24 – 42 = buruk sekali Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA terhadap peneliti yang melakukan praktik sebagai guru dengan menerapkan model penemuan terbimbing (guided discovery) pada mata pelajaran IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya adalah sebagai berikut: a. Pra Pembelajaran Pada kegiatan pra pembelajaran di siklus II ini, memeriksa kesiapan siswa untuk menerima pelajaran dengan memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Guru juga memberikan appersepsi kepada siswa serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan pra pembelajaran guru melakukan dengan sangat baik.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran Guru menunjukkan bahwa telah menguasai materi dengan baik. Guru
juga
mengunakan
langkah-langkah
pembelajaran
dengan
menggunakan model penemuan terbimbing (guided discovery) dengan runtut dan baik. Hal itu terlihat saat guru memberikan bimbingan pada proses
penemuan
siswa.
Selain
itu,
guru
juga
melaksanakan
pembelajaran juga sesuai alokasi waktu. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru menggunakan media secara aktif dan efisien dan melibatkan siswa dalam pemanfaatan media dengan sangat baik. Untuk penilaian hasil belajar dilakukan sesuai dengan RPP, dan penilaian juga relevan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Selama mengajar, guru menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar. Selain itu, gerakan guru tidak mengganggu perhatian siswa. c. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru memberikan refleksi atau memberikan
kesimpulan
terhadap
materi
pembelajaran
dengan
melibatkan siswa. Selanjutnya guru mengadakan evaluasi formatif dengan sangat baik. 3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat rekapitulasi nilai akhir pra siklus, siklus I dan siklus II berikut ini:
Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No
Kategori
1 2
Tuntas Tidak Tuntas Jumlah
Pra Siklus Siswa % 12 44% 15 56% 27 100%
Siklus I Siswa % 17 63% 10 37% 27 100%
Siklus II Siswa % 25 93% 2 7% 27 100%
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ketuntasan siswa kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran meningkat. Dari pra siklus yang dilakukan sebelum diterapkan model penemuan terbimbing (guided discovery) siswa yang mencapai ketuntasan hanya 12 siswa atau 44% dari jumlah keseluruhan siswa. Sedangkan pada siklus I sebesar 17 siswa atau 63% dan siklus II 12 siswa atau 93%. Hal ini dapat digambarkan dengan menggunakan grafik sebagai berikut:
Jumlah Siswa Tuntas
ketuntasan hasil belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II 30 25 20 15 10 5 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Sumber : Peneliti
Gambar di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah memakai model penemuan terbimbing (guided discovery). Peningkatan dapat terlihat pada siklus I dan Siklus II.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Peningkatan hasil belajar ditandai dengan nilai siswa yang tuntas dengan KKM 70. Pada nilai pra siklus sebanyak 44% siswa tuntas, selanjutnya terjadi peningkatan pada siklus I sebesar 19%, dan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan lagi sebesar 30%. Hal ini berdasarkan pada nilai pra siklus sebanyak 12 atau 44% siswa tuntas, pada siklus I sebanyak 17 atau 63% siswa tuntas, dan pada siklus II sebanyak 25 atau 93% siswa tuntas. Serta adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKK) pada siklus I sebesar 63% dan siklus II meningkat menjadi sebesar 93%. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru dan sekolah adalah sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan fasilitas kepada para guru untuk meningkatan pembelajaran dengan menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif.
2. Guru a. Diharapkan Guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPA memakai model penemuan terbimbing (guided discovery) sehingga siswa bisa lebih aktif, pemahaman siswa menjadi lebih dalam dan hasil belajarnya pun juga tinggi. b. Diharapkan
guru melibatkan siswa
secara
aktif dalam
proses
pembelajaran, sehingga siswa tidak cenderung pasif dan tidak menjadi obyek penerima saja. c. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran, seperti pembuatan
RPP,
menentukan
model,
metode
atau pendekatan,
menyiapkan media dan alat pembelajaran dan lain-lain. Dengan persiapan yang baik maka pembelajaran akan lebih baik dan tepat sasaran sehingga hasil belajar akan menjadi maksimal. 3. Siswa Siswa bisa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar supaya dapat memahami materi yang diberikan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar terutama pada mata pelajaran IPA.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supatmo. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aly, Abdullah dan Eny Rahma. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, Suharjdono & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Aqib, Zainal, Siti Jaiyaroh, Eko Diniati & Khusnul Khotimah. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Eggen, Paul dan Don Kouchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks. Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Yogyakarta: Depdiknas. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Rositawaty dan Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan. Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Penting. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sam`s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Teras. Somadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sriyanti, Lilik, Suwardi & Muna Erawati. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Supramono dan Sugiarto. 1993. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.
Sudirman. 1989. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wiriatmaja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1
Sekolah
: MI Klero
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: IV/ 1
Materi Pokok
: Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya
Alokasi Waktu
: 1 x pertemuan (2 x 35 menit)
A. Standar Kompetensi Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya. B. Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan antara bagian-bagian tumbuhan dengan fungsinya. C. Indikator Kompetensi 1. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh tumbuhan. 2. Siswa dapat menjelaskan fungsi akar. 3. Siswa dapat membedakan jenis akar serabut dan akar tunggang serta menyebutkan contoh tumbuhannya. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan contoh tanaman yang dibawa guru, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh tumbuhan dengan benar.
2. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan metode observasi siswa dapat menjelaskan fungsi akar dengan benar. 3. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan metode observasi siswa dapat membedakan jenis akar serabut dan akar tunggang serta menyebutkan contoh tumbuhannya dengan benar. E. Materi Pembelajaran Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya 1. Bagian-Bagian Tubuh Tumbuhan Tumbuhan termasuk makhluk hidup karena dapat tumbuh dan berkembang. Seperti
halnya
makhluk
hidup
lain,
tumbuhan juga mempunyai bagian-bagian yang
penting.
memiliki fungsi
Bagian-bagian
tersebut
masing-masing dalam
setiap proses kehidupannya. Bagian-bagian tersebut antara lain akar, batang, daun, bunga, dan biji. 2. Fungsi Akar pada Tumbuhan Akar adalah bagian tumbuhan yang berada di bawah tanah. Akar membuat tumbuhan tidak mudah dicabut dari tanah. Jadi, akar berfungsi sebagai bagian yang mengokohkan tumbuhan. Jika tumbuhan tidak memiliki akar, maka tumbuhan akan mudah dicabut, mudah roboh jika diterpa angin atau mudah hanyut terbawa air jika hujan.
Zat-zat mineral dan air yang dibutuhkan untuk membuat makanan diserap oleh akar dari dalam tanah. Namun, pada beberapa tumbuhan tertentu, akar tidak hanya berfungsi menyerap air dan mineral, tetapi juga berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Misalnya pada beberapa tumbuhan umbi-umbian. Disamping itu, ada juga akar yang berfungsi membantu penyerapan oksigen di udara, seperti pada tumbuhan bakau. 3. Jenis-Jenis Akar Ada dua jenis akar, yaitu akar serabut dan akar tunggang. Akar serabut adalah akar yang berukuran kecil-kecil yang tumbuh di pangkal batang. Akar seperti ini dimiliki oleh tumbuhan, seperti rumput, padi, jagung, tebu, dan bambu. Akar tunggang merupakan akar utama kelanjutan dari batang yang tumbuh lurus ke bawah, sedangkan akar-akar yang lainnya merupakan cabang dari akar tunggang. Contoh tanaman yang memiliki akar tunggang, yaitu mangga, jeruk, durian, dan kacang-kacangan. Untuk lebih jelas, lihat gambar berikut:
F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran: penemuan terbimbing (guided discovery). 2. Metode Pembelajaran: a. Ceramah b. Tanya jawab c. Diskusi kelompok d. Observasi G. Media, alat, dan sumber pembelajaran 1. Media dan alat pembelajaran: a. Alam sekitar b. Tanaman yang memiliki bagian tubuh komplit c. Gambar bagian-bagian tumbuhan, akar tunggang & serabut, pohon mangga, padi, durian, dan jagung. 2. Sumber pembelajaran: Buku BSE Senang Belajar IPA untuk kelas IV SD/MI halaman 23-26. H. Langkah-Langkah Pembelajaran No
Tahap
Kegiatan belajar mengajar
Alokasi
Pembelajaran 1.
Pendahuluan
waktu a. Guru mengucapkan salam dan berdoa ±5 menit bersama dipimpin oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmat. b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, disesuaikan
posisi
tempat
dengan
duduk kegiatan
pembelajaran. c. Guru menanyakan kabar peserta didik,
seperti: Apa kabar anak-anak? d. Guru nenberikan appersepsi. e. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran. 2.
±55 menit
Kegiatan inti Eksplorasi
a. Siswa
bersama
guru
mengaitkan
apersepsi dengan pembelajaran. b. Siswa diminta untuk melihat tanaman yang dibawa guru. c. Siswa
diminta
fotocopyan
untuk
materi
membaca
yang
telah
dibagikan. d. Guru
meminta
memperhatikan
siswa
dan
untuk
mendengarkan
penjelasan guru. e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas mengenai penjelasan guru. Elaborasi
a. Guru
membagi
siswa
ke
dalam
kelompok yang terdiri dari 5 siswa. b. Guru memberikan penjelasan terhadap langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. c. Guru membagikan lembar kerja yang berisi rumusan masalah yang akan ditemukan jawabannya kepada setiap kelompok. d. Tahap Pembelajaran dengan Model Penemuan
Terbimbing
(Guided
Discovery): 1) Siswa bekerja secara kelompok untuk menemukan jawaban dari masalah yang diberikan guru dengan menyusun,
memproses,
mengorganisir,
dan
menganalisis
masalah yang diberikan
dengan
bimbingan guru. 2) Untuk menemukan jawaban atau penyelesaian dari masalah yang diberikan, guru membimbing siswa dengan
melakukan
observasi
terhadap tanaman yang berada di lingkungan
sekolah
secara
berkelompok (Guru membimbing dengan cara mengajukan pertanyaan, pernyataan, maupun contoh yang dapat mengarahkan siswa kepada pengetahuan
yang
akan
ditemukannya). 3) Setelah
itu,
setiap
kelompok
diminta untuk menyusun hipotesis atau
dugaan
terhadap
hasil
temuannya dengan menyelesaikan masalah yang ada di lembar kerja siswa. 4) Selanjutnya, lembar kerja yang berisi hipotesis atau dugaan siswa tersebut
diserahkan
guru
untuk
diperiksa dan untuk memastikan apakah yang penemuan
siswa
tersebut benar. 5) Setelah diperiksa guru, lembar kerja tersebut dikembalikan kepada siswa, dan siswa diminta untuk mendiskusikannya dengan kelompok dan disusun lagi. 6) Selanjutnya, penjelasan
guru
memberikan
mengenai
penemuan
siswa tadi. Konfirmasi
a. Guru
meminta
satu
perwakilan
kelompok maju untuk menyampaikan hasil dari penemuannya. b. Guru
mengajak
siswa
untuk
memperhatikan hasil penemuan yang disampaikan oleh perwakilan kelompok yang maju. c. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai hasil penemuan dari setiap kelompok, setelah itu guru memberikan penguatan pada siswa agar tidak terjadi perbedaan pemahaman. d. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari hasil penemuan siswa yang telah dibimbing guru. 3.
±10 menit
Kegiatan Akhir Penutup
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
c. Guru memberikan evaluasi kepada siswa. d. Guru
mengomentari
hal-hal
yang
terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini. e. Guru menutup dengan doa dan salam. I. Penilaian Penilaian dilakukan dengan melakukan tes tertulis. 1. Instrumen Soal a. Soal Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Berikut ini yang berfungsi sebagai penyerap air dan mineral adalah.... a. daun b. batang c. bunga d. akar 2. Pada pohon bakau, akar dapat berfungsi sebagai.... a. penyerap oksigen di udara b. cadangan makanan c. tempat fotosintesis d. calon tumbuhan baru 3. Tumbuhan yang memiliki akar serabut ialah.... a. kacang-kacangan b. pohon mangga c. pohon durian
d. pohon kelapa 4. Perhatikan gambar tanaman jagung, ubi jalar, ketela pohon, dan kacang tanah di bawah ini!
Tanaman pada gambar di atas memiliki akar sebagai tempat menyimpan cadangan makanan adalah.... a. 1, 2, dan 3 b. 2, 3, dan 4 c. 3, 4, dan 1 d. 1, 3, dan 4 5. Fungsi akar untuk membantu penyerapan oksigen di udara ditunjukkan oleh tanaman.... a. kecambah b. bayam c. tomat d. bakau b. Isian Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat! 1. Bagian-bagian tumbuhan terdiri dari ..., ..., ..., ..., dan, .....
LAMPIRAN Kunci Jawaban 1. Pilihan ganda 1. d 2. a
3. d
4.b
5.d
2. Isian 1. akar, batang, daun, bunga, dan biji 2. akar 3. akar serabut dan akar tunggang 4. tunggang 5. serabut
LEMBAR KERJA SISWA Temukan penyelesaian dari masalah-masalah di bawah ini dengan kelompokmu melalui bimbingan gurumu! 1. Setiap tumbuhan memiliki bagian-bagian tubuh yang mempunyai fungsi masing-masing. Sebutkan bagian-bagian tubuh tumbuhan tersebut! 2. Tumbuhan memiliki akar yang memiliki fungsi bagi kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Jelaskan apa fungsi dari akar bagi tumbuhan! 3. Akar terdapat dua jenis, sebutkan dan jelaskan jenis-jenis akar tersebut!
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Sekolah
: MI Klero
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: IV/ 1
Materi Pokok
: Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya
Alokasi Waktu
: 1 x pertemuan (2 x 35 menit)
A. Standar Kompetensi Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya. B. Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan antara bagian-bagian tumbuhan dengan fungsinya. C. Indikator Kompetensi 1. Siswa dapat menjelaskan fungsi batang pada tumbuhan. 2. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian dari daun. 3. Siswa dapat menjelaskan fungsi daun pada tumbuhan. 4. Siswa dapat menggolongkan bentuk-bentuk tulang daun. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan fungsi batang pada tumbuhan dengan benar.
2. Melalui model penemuan tebimbing (guided discovery) dan metode observasi, siswa dapat menyebutkan bagian-bagian dari daun dengan benar. 3. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan fungsi daun pada tumbuhan dengan benar. 4. Melalui model penemuan terbimbing (guided discovery) dan metode observasi, siswa dapat menggolongkan bentuk-bentuk tulang daun. E. Materi Pembelajaran Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya 1. Fungsi batang Batang adalah bagian tumbuhan yang berada di atas tanah. Batang berfungsi sebagai tempat munculnya daun, bunga, dan buah. Disamping itu, batang juga berfungsi untuk mengedarkan mineral dan air yang diserap oleh akar, serta zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh. 2. Bagian-bagian daun Bagian daun terdiri atas tangkai daun, tulang daun, dan helai daun. Helai daun biasanya berwarna hijau, tetapi ada juga yang tidak berwarna hijau. 3. Fungsi daun pada Tumbuhan Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis adalah daun. Daun banyak mengandung zat warna hijau yang disebut klorofil. Daun terdiri atas tangkai daun dan helai daun. Disamping bagianbagian tersebut, ada juga jenis tumbuhan yang memiliki pelepah daun. Daun
pun memiliki susunan tulang daun. Berdasarkan susunannya tulang daun ada yang menyirip, menjari, dan sejajar. 4. Bentuk-bentuk tulang daun a. Tulang daun menyirip Tulang tersebut
daun
berbentuk
pada
daun
seperti
sirip.
Lihatlah gambar di samping ini. Disitu dapat kita lihat bahwa tulang daun tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung helai daun. Oleh karena itu, bentuk tulang daun seperti ini, disebut bertulang daun menyirip. b. Tulang daun menjari Pada gambar di samping, dapat kita lihat bahwa pada daun singkong terdapat lebih dari satu tulang daun besar. Kemudian bentuk daunnya pun berbentuk seperti jari. Daun pepaya dan daun jarak memiliki bentuk tulang daun menjari seperti singkong. c. Tulang daun sejajar Daun jenis ini memiliki jenis tulang daun berbentuk seperti garis-garis sejajar. Pada gambar di samping terlihat bahwa tulang daun sejajar mulai dari
pangkal daun hingga ujung daun. Biasanya bentuk daunnya panjangpanjang. Contohnya jagung, padi, tebu, dan alang-alang. F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran: penemuan terbimbing (guided discovery). 2. Metode pembelajaran: a. Ceramah b. Tanya jawab c. Eksperimen d. Diskusi kelompok e. Observasi G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media dan alat pembelajaran: a. Tanaman pacar air b. Gelas plastik c. Pewarna makanan d. Bermacam-macam daun tumbuhan 2. Sumber pembelajaran : Buku BSE Senang Belajar IPA untuk kelas IV SD/MI halaman 26-29.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran No. Tahap
Kegiatan belajar mengajar
Alokasi
Pembelajaran 1.
waktu
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam dan berdoa ±5 menit bersama dipimpin oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmat. b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian,
posisi
disesuaikan
tempat
dengan
duduk kegiatan
pembelajaran. c. Guru menanyakan kabar peserta didik, seperti: Apa kabar anak-anak? d. Guru memberikan appersepsi dengan mengulang materi sebelumnya. e. Guru memberikan motivasi awal agar siswa lebih semangat dan serius dalam mengikuti pembelajaran f. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran. 2.
±55 menit
Kegiatan inti Eksplorasi
a. Siswa bersama guru mengkaitkan apersepsi dengan pembelajaran. b. Siswa
diminta
fotocopyan
untuk
materi
membaca
yang
telah
dibagikan. c. Guru
meminta
siswa
untuk
memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. d. Selanjutnya
guru
memberikan
pertanyaan dengan menunjuk siswa yang
kurang
memperhatikan
penjelasan guru, dengan tujuan agar siswa
bisa
berkonsentrasi
dalam
belajar. e. Setelah itu, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan halhal yang belum jelas mengenai penjelasan guru tadi. Elaborasi
a. Guru
membagi
siswa
ke
dalam
beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 5 siswa. b. Guru
memberikan
mengenai
penjelasan
langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan siswa. c. Guru membagikan lembar kerja yang berisi rumusan masalah yang akan ditemukan
penyelesaiaannya
atau
jawabannya kepada setiap kelompok. d. Tahap Pembelajaran dengan Model Penemuan
Terbimbing
(Guided
Discovery): 1) Siswa bekerja secara kelompok untuk menemukan jawaban dari masalah dengan
yang
diberikan
menyusun,
guru
memproses,
mengorganisir, dan menganalisis masalah
tersebut
dengan
bimbingan guru. 2) Untuk menemukan jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut,
guru
membimbing
melakukan
siswa
eksperimen
saat untuk
mengetahui fungsi batang, dan melakukan
observasi
menggolongkan
dalam
bentuk-bentuk
tulang daun (bimbingan dilakukan dengan
cara
guru
mengajukan
pertanyaan, pernyataan, maupun contoh yang dapat mengarahkan siswa
kepada
apa
yang akan
ditemukannya). 3) Setelah
itu,
setiap
kelompok
diminta untuk menyusun hipotesis atau
dugaan
terhadap
hasil
temuannya dengan menyelesaikan masalah yang ada di lembar kerja siswa. 4) Apabila telah selesai, lembar kerja yang berisi hipotesis atau dugaan siswa
diserahkan
kepada
guru
untuk
diperiksa
dan
untuk
memastikan apakah penemuan sisa itu
benar.
(Guru
memberikan
apresiasi kepada kelompok yang menyerahkan
lembar
kerjanya
paling cepat). 5) Setelah diperiksa guru, lembar kerja tersebut dikembalikan kepada siswa, dan siswa diminta untuk mendiskusikannya kelompok agar disusun lagi.
dengan
6) Selanjutnya,
guru
memberikan
penjelasan
mengenai
penemuan
siswa tadi. Konfirmasi
a. Guru
meminta
satu
perwakilan
kelompok maju untuk menyampaikan dan
menunjukkan
hasil
dari
penemuannya. b. Guru
mengajak
siswa
untuk
memperhatikan hasil penemuan yang disampaikan
oleh
perwakilan
kelompok yang maju. c. Guru bersama siswa bertanya jawab mengenai hasil penemuan dari setiap kelompok,
setelah
itu
guru
memberikan penguatan pada siswa agar
tidak
terjadi
perbedaan
pemahaman. d. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari hasil penemuan siswa yang telah dibimbing guru. 3.
±10 menit
Kegiatan Akhir Penutup
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. c. Guru memberikan evaluasi kepada siswa. d. Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar
hari ini. e. Guru menutup dengan doa dan salam.
I. Penilaian Penilaian dilakukan dengan melakukan tes tertulis. 1. Instrumen Soal a. Soal Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Air dan mineral dari akar akan sampai ke daun melalui.... a. batang b. bunga c. tangkai d. akar 2. Berikut yang bukan merupakan bagian dari srtuktur daun adalah.... a. helai daun b. tangkai daun c. tunas d. tulang daun 3. Daun merupakan tempat melakukan fotosintesis karena.... a. Memiliki tulang daun b. Memiliki serbuk sari c. Memiliki klorofil d. Memiliki cadangan makanan
4. Perhatikan gambar berikut!
Daun yang memiliki tulang daun sejajar ditunjukkan oleh nomor.... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 5. Perhatikan gambar berikut!
Daun di atas memiliki tulang daun.... a. Menyirip b. Menjari c. Sejajar d. melengkung
LAMPIRAN
Kunci jawaban a. Pilihan ganda 1. a
2. c
3. c
4. b
5. a
b. Isian 1. batang 2. tangkai daun, tulang daun, helai daun 3. daun 4. menyirip, menjari, sejajar 5. menjari
LEMBAR KERJA SISWA
Selesaikan masalah di bawah ini, dan temukan jawabannya dengan bimbingan gurumu! 1. Tumbuhan memiliki batang yang mempunyai fungsi bagi kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Jelaskan fungsi batang tersebut dengan melakukan eksperimen/ percobaan di bawah ini! Menentukan Fungsi Batang Tujuan Kamu dapat membuktikan bahwa batang berfungsi menyalurkan air ke seluruh tubuh tumbuhan. Alat dan bahan 1. Tanaman pacar air 2. Pewarna makanan (merah) 3. Gelas bening 4. Air bening Langkah kerja 1. Isilah gelas yang telah disiapkan dengan air bening setinggi 3 cm. 2. Teteskan pewarna makanan sebanyak 10 tetes ke dalam gelas sehingga air berwarna merah. 3. Masukkan tanaman yang telah dipotong akarnya ke dalam gelas berisi air berwarna tadi. 4. Biarkan selama 30 menit, dan amati apa yang terjadi!
Apa kesimpulanmu?
2. Pada tanaman atau tumbuhan memiliki bagian yang disebut daun, daun memiliki struktur bagian-bagian daun. Sebutkan dan gambarkan daun beserta bagian-bagiannya! 3. Apa fungsi daun bagi tumbuhan!
Lampiran 7 Daftar Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa Kelas IV MI Klero
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Nama Siswa Alex Setiawan Wahyu Fajar Setiyoko Lukman Rahmadhani Muh Rizal Wahyu Fahriza Andika Riski Romadhon Rafi Dzaky Nur Arkan Sovi Tri Mufti Aditya Yoga Pratama Alegrika Bayu Putra Alfin Adi Putra Aniyatul Mufidah Aulia Az Zahra Desi Andriyanti Hanafiah Diyah Irawati Dwi Ardhiyanto Dygta Sulistiyo Ely Wijayanti Erika Nissa Agustin Ica Ayu Novia Ilham Dwi Ariyanto Irfan Zakaria Krisna Tri Prasoko Putri Zakiya Rizal Muzakki Salsabrina Choirunnisa Yuliyana Barokah Nadyatuzzulfa Rata-rata
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Nilai 50 60 60 60 50 50 70 70 60 80 70 70 70 70 60 50 70 70 60 80 50 60 40 60 40 80 70 62,2
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Sumber : Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas IV MI Klero
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) SIKLUS I
Nama Sekolah
: MI Klero
Nama Guru
: Rofik Anwari, S.Ag.
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: IV /I
Hari/Tanggal
: Rabu, 5 Agustus 2015
Materi Pokok
: Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya
Jumlah Siswa
: 27
Petunjuk : Berilah tanda (√ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas. Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan. No
Aspek Yang Diamati
I 1 2 3
PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan Siswa Melakukan Kegiatan Apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran
II A 4
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Menyampaikan materi dengan jelas Memberikan contoh dengan jelas
5 6 B 7 8
Model Pembelajaran Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Memberikan bimbingan kepada siswa dalam menemukan pengetahuannya
Skala Partisipasi A B C D √ √ √
√ √ √ √ √ √
9 10
Memeriksa hipotesis siswa Memberikan penjelasan mengenai hipotesis yang disusun siswa Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk memeriksa kebenaran dari hipotesis siswa Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
11
12
C 13
√ √ √ √
Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan √ efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan √ media
14
D 15
Penilaian proses dan hasil Belajar Penilaian relevan dengan tujuan yang ditetapkan Melakukan penilaian akhir sesuai RPP
16 F 17
Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar.
18
Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
III 19
PENUTUP Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa Mengadakan evaluasi formatif.
20
Jumlah Total Kategori
Keterangan: Skor Partisipasi: A
:4
B
:3
√ √ √ √
√ √ 48
24 72 Baik sekali
C
:2
D
:1
Kriteria Nilai: Nilai 78 – 96 = Baik Sekali Nilai 60 – 78 = Baik Nilai 42 – 60 = Buruk Nilai 24 – 42 = Buruk Sekali
Tengaran, 5 Agustus 2015 Pengamat
Rofik Anwari, S.Ag. NIP.
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Model Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) SIKLUS II
Nama Sekolah
: MI Klero
Nama Guru
: Rofik Anwari, S.Ag.
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester
: IV /I
Hari/Tanggal
: Rabu, 12 Agustus 2015
Materi Pokok
: Bagian-Bagian Tumbuhan Dan Fungsinya
Jumlah Siswa
: 27
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom skala penilaian sesuai dengan hasil pengamatan bapak/ibu pada saat mengamati proses pembelajaran didalam kelas. Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan. No
Aspek Yang Diamati A
I 1 2 3
PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan Siswa Melakukan Kegiatan Apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran
II A 4
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Menyampaikan materi dengan jelas Memberikan contoh dengan jelas
5 6 B 7 8
Model Pembelajaran Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Memberikan bimbingan kepada siswa dalam menemukan pengetahuannya
Skala Partisipasi B C
√ √ √
√ √ √ √ √ √
D
9 10
Memeriksa hipotesis siswa Memberikan penjelasan mengenai hipotesis yang disusun siswa Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk memeriksa kebenaran dari hipotesis siswa Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
11
12
C 13
√ √ √ √
Pemanfaatan Sumber belajar / Media pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan √ efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan √ media
14
D 15
Penilaian proses dan hasil Belajar Penilaian relevan dengan tujuan yang ditetapkan Melakukan penilaian akhir sesuai RPP
16 F 17
Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar.
18
Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
III 19
PENUTUP Melakukan refleksi / memberikan kesimpulan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa Mengadakan evaluasi formatif.
20
Jumlah Total Kategori
Keterangan: Skor Partisipasi: A
:4
B
:3
√ √ √ √
√ √ 52
21 73 Baik sekali
C
:2
D
:1
Kriteria Nilai: Nilai 78 – 96 = Baik Sekali Nilai 60 – 78 = Baik Nilai 42 – 60 = Buruk Nilai 24 – 42 = Buruk Sekali
Tengaran, 12 Agustus 2015 Pengamat
Rofik Anwari, S.Ag. NIP.
Lampiran 10 DOKUMENTASI
A. Siklus I
Guru menulis judul materi yang akan dipelajari
Guru menjelaskan materi dengan menggunakan media pembelajaran
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
Guru menjelaskan lembar kerja yang akan dikerjakan siswa
Guru dan siswa melaksanakan model penemuan terbimbing (guided discovery) dengan melakukan observasi terhadap tumbuhan di sekitar sekolah
Siswa mengamati tanaman yang ada di lingkungan sekolah dengan melalui bimbingan guru
Guru memeriksa hipotesis atau dugaan yang dibuat kelompok
Siswa menyampaikan hasil penemuan kelompoknya di depan kelas
Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I B. Siklus II
Guru membuka pembelajaran
Siswa membaca materi pelajaran
Guru memberikan penjelasan mengani materi dengan menggunakan media
Siswa duduk secara berkelompok
Siswa dan guru melaksannakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dengan melakukan eksperimen secara berkelompok
Siswa melakukan pengamatan terhadap percobaannya
Guru membimbing kelompok dalam mengelompokkan daun berdasarkan bentuk tulang daunnya
Siswa menyelesaikan lembar kerja yang diberikan sesuai dengan hasil eksperimennya
Siswa membacakan hasil penemuannya
Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II
DAFTAR NILAI SKK Nama : Sholikah Keguruan
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu
Nim : 115 11 028
Jurusan : PGMI
No 1.
2.
3.
4. 5. 6. 7.
8.
9.
10.
Nama kegiatan OPAK “ Revitalisasi Gerakan Mahasiswa Di Era Modern Untuk Kejayaan Indonesia” (DEMA) Achivement Motivation Training (AMT) “Membangun Mahasiswa Cerdas Emosi, Spiritual, dan Intelektual” (AMT) Orientasi Dasar Keislaman (ODK) “Menemukan Muara Sebagai Mahasiswa Rahmatan Lil Alamin” (ODK) Seminar Entrepreneurship dan Koperasi (KOPMA dan KSEI) User Education (UPT Perpustakaan) Bedah Buku “Super Teens Super Leader” Praktikum Pendidikan Kepramukaan (Progdi PGMI) Comparison Of English and Arabic “Aktualisasi Nilai Pendidikan Bahasa Arab dan Inggris Sebagai Upaya Memahami Khazanah Keilmuan Mutakhir di Era Globalisasi” Pelatihan Mengatasi Kecemasan Tampil di Depan Umum (Biro Tazkia) Achievment Motivation Training “Dengan AMT, Bangun Karakter Raih Prestasi”
Tanggal 20-22 Agustus 2011
Keterangan
Nilai
Peserta
3
23 Agustus 2011
Peserta
2
24 Agustus 2011
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
2
13 April 2012
Peserta
2
9 Juni 2012
Peserta
2
12 September 2012
Peserta
2
25 Agustus 2011 20 September 2011 8 Oktober 2011 8 Februari 2012
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
(AMT) Seminar Nasional “Kepemimpinan dan Masa Depan Bangsa” (HMI) Seminar Pencegahan Bahaya NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif), HIV/AIDS Mewaspadai Pergaulan Bebas Untuk Membentuk Remaja yang Tangguh dan Launching PIK SAHAJASA (Pusat Informasi dan Konseling Sahabat Remaja Salatiga) STAIN Salatiga Seminar Nasional Entrepreneurship “Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur Generasi Muda” (KOPMA) Seminar Nasional “Guru Kreatif dalam Implementasi Kurikulum 2013” (HMJ Tarbiyah) Seminar Nasional “Peran Kader Bangsa Menjadi Katalisator Pembangunan Desa” (HMI) Seminar Nasional “Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Profesionalisme Pendidikan” Seminar Nasional Entrepreneurship (RACANA)
19.
Seminar “Mempertegas Peran Pendidikan dalam Mencerahkan Masa Depan Anak Bangsa” Seminar Nasional “Android The Best Of Application”
20.
Seminar Nasional Perlindungan
18.
23 Februari 2013
Peserta
8
29 April 2013
Peserta
2
27 Mei 2013
Peserta
8
18 November 2013
Peserta
8
8 Maret 2014
Peserta
8
Peserta
8
Peserta
8
Peserta
2
Peserta
8
Peserta
8
13 November 2014 16 November 2014 19 November 2014 23 November 2014 2014
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup Nama Lengkap
: Sholikah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir
:Kab.Semarang 16 Februari 1993
Agama
Islam
Jenjang Pendidikan
:
1. TK Dharma Wanita Lestari Karangduren, lulus tahun 1999 2. SD Negeri Karangduren 03, lulus tahun 2005 3. SMP Negeri 1 Tengaran, lulus tahun 2008 4. SMA Negeri 1 Tengaran, lulus tahun 2011 Masih menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan PGMI IAIN Salatiga. Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 25 Agustus 2015 Penulis
Sholikah 11511028