PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS V MIN GUBUG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: SEPTI UTAMI NIM: 11510016
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
i
ii
iii
iv
v
MOTTO Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada ketakutanmu. “Do the best, be good, then you will be the best”. Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik maka kau akan menjadi orang yang terbaik. Jangan pernah hilang keyakinan, tetap berdoa dan tetap mencoba.
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Ayahanda tercinta Sutomo dan Ibunda tercinta Mulyati, terimakasih atas cucuran keringat, kerja keras dan kasih sayangnya. Adiku tersayang Jani Astuti yang telah membantu dan memberi motivasi kepada penulis dalam menimba ilmu selama dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini. Teman spesial Gandhi Tri Yoga yang selalu memberi motivasi, dukungan serta penyemangat. Teman-teman senasib seperjuangan terlebih untuk sahabatku Yunita Nafiah, Utari Diplomawati, Maulidah Hasanah. Sahabat-sahabat PGMI angkatan 2010, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Bapak dan Ibu guru MIN Gubug yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS V MIN GUBUG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017” ini disusun untuk
melengkapi
syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada jurusan Tarbiyah di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
vii
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 4. Bapak Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 6. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini. 7. Kepala MIN Gubug Bapak Kumarudin, S.Ag, M.Pd.I beserta guru dan karyawan, yang berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MIN Gubug. 8. Siswa-siswi kelas V MIN Gubug yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-gungguh. 9. Ayahanda Sutomo, Ibunda tercinta Mulyati, adik tercinta Jani Astuti yang telah mencurahkan kasih sayang, memberikan motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita. 10. Yang tercinta teman-teman serta semua puihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, mudah-mudahan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin. Serta proses yang selama ini penulis alami semoga bermanfaat di kemudian hari sebagai bekal mengarungi kehidupan di alam
viii
nyata. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari isi maupun metodologi. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 13 September 2016 Penulis
ix
ABSTRAK
Utami, Septi. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Melalui Metode Discovery Learning pada Siswa Kelas V MIN Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fatchurrohman, S.Ag. M.Pd Kata Kunci: Metode pembelajaran Discovery Learning, sifat-sifat cahaya dan hasil belajar. Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya mata pelajaran IPA melalui metode pembelajaran Discovery Learning. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas V MIN Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah KKM pada pelajaran IPA dan keadaan siswa kelas V MIN Gubug yang kurang aktif dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Serta guru yang monoton dan kurang bervariasi menggunakan metode pembelajaran misalnya sering menggunakan metode ceramah saja. Sehingga pembelajaran menjadi kurang menyenangkan, sedangkan metode pembelajaran yang lain khususnya metode Discovery Learning belum pernah dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan langkah-langkah yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada setiap siklusnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam tiap siklusnya dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode Discovery Learning. Penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa dalam materi sifat-sifat cahaya melalui metode Discovery Learning dapat meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dan II. Pada siklus I siswa yang tuntas dengan KKM 70 sebanyak 10 siswa atau 29,41%. Pada siklus II siswa yang tuntas dengan KKM 70 sebanyak 30 siswa atau 88,23% meningkat 58,82% dari siklus I. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah, bahwa, penggunaan metode pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V MIN Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017. Dengan demikian, penggunaan metode Discovery Learning dapat dijadikan salah satu metode pembelajaran untuk diterapkan pada pembelajaran IPA.
x
DAFTAR ISI SAMPUL LEMBAR BERLOGO JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………………………
i
PENGESAHAN KELULUSAN ..……………………………………………
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .…………………………………..
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .…………………………………………..
iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….
v
ABSTRAK .…………………………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI ....………………………………………………………………
ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………....
xi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………
xii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………
4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………….
5
D. Hipotesis Tindakan …………………………………………………...
5
E. Indikator Keberhasilan ……………………………………………….
6
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………………
6
G. Definisi Operasional ………………………………………………….
8
H. Metodologi Penelitian ………………………………………………...
9
1. Rancangan Penelitian ……………………………………………..
9
2. Subjek Penelitian …………………………………………………
10
3. Langkah-langkah Penelitian ……………………………………...
10
4. Instrumen Penelitian ………………………………………………
12
5. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………..
14
6. Analisis Data ………………………………………………………
15
I. Sistematika Penulisan Skripsi …………………………………………
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………………….
18
A. Belajar dan Hasil Belajar …………………………………….………..
18
xi
1. Pengertian Belajar ………………………………………………….
18
2. Pengertian Hasil Belajar ……………………………………………
19
B. Pembelajaran IPA ……………………………………………………....
23
1. Hakikat IPA ………………………………………………………....
23
2. Karakteristik IPA ……………………………………………………
24
3. Tujuan Pembelajaran IPA …………………………………………..
25
C. Materi IPA yang Diaplikasikan dalam Penelitian ………………………
26
1. Sifat-Sfat Cahaya ……………………………………………………
26
D. Metode Discovery Learning ………………………………………………….. 30 1. Pengertian …………………………………………………………… 30 2. Karakteristik …………………………………………………………
31
3. Langkah-langkah Operasional dalam Discovery Learning………….
32
4. Kelebihan Discovery Learning ……………………………………...
34
5. Kekurangan Discovery Learning …………………………………....
36
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN …………………………………….
37
A. Gambaran Umun Lokasi MIN Gubug ………………………………….
37
B. Subjek Penelitian ……………………………………………………….
40
C. Pelaksanaan Penelitian ………………………………………………….
42
1. Deskripsi Siklus I …………………………………………………..
43
2. Deskripsi iklus II ……………………………………………………
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………….
54
A. Deskripsi Paparan Per Siklus …………………………………………..
54
1. Siklus I ………………………………………………………………
54
2. Siklus II ……………………………………………………………...
58
B. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………………
62
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………… 65 A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 65 B. Saran …………………………………………………………………….. 65 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MIN Gubug Tahun 2016/2017
38
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Peserta Didik MIN Gubug Tahun 2016/2017
39
Tabel 3.3 Kemampuan Akademik Siswa Kelas V MIN Gubug
40
Tabel 4.1 Nilai PreTest Siklus I
55
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I
56
Tabel 4.3 Nilai PreTest Siklus II
59
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II
60
Tabel 4.5 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KM
62
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP Siklus I
69
Lampiran 2 RPP Siklus II
77
Lampiran 3 Soal-Soal
85
Lampiran 4 Daftar Nilai
93
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus I
94
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus I
96
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II
98
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus II
100
Lampiran 9 Dokumentasi
102
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian
108
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian
109
Lampiran 12 Surat Pembimbing
110
Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup
111
Lampiran 14 Lembar Konsultasi
112
Lampiran 15 Nilai SKK
113
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dianggap penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Adanya kemajuan dalam bidang pendidikan merupakan dorongan dalam melakukan berbagai inovasi pendidikan agar tercapai tujuan seperti yang diharapkan. Pendidikan bertujuan menumbuhkembangkan potensi manusia agar menjadi manusia yang dewasa, beradab, dan normal. Potensi itu merupakan benih (bawaan) sejak dilahirkan. Tugas pendidikan adalah mengembangkan potensi itu (Jumali, 2008: 1). Sedangkan tugas seorang
guru adalah mengarahkan dan
membimbing agar siswa mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang terdapat pada dirinya (Rudi, 2013: 15). Menurut Hamalik dalam Susanto (2013), belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defind as the modificator or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekadar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu yaitu mengalami (Susanto, 2013: 3). Berdasarkan hasil observasi di kelas V MIN Gubug, dapat diketahui permasalahan sebagai berikut. Rendahnya nilai siswa pada materi sifat-sifat cahaya yang dilihat pada nilai ulangan harian yang belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Rendahnya nilai siswa disebabkan oleh dalam pembelajaran 1
khususnya pada materi sifat-sifat cahaya guru masih menggunakan metode ceramah. Akibatnya siswapun merasa bosan dengan pembelajaran yang ada. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan siswa, menunjukkan bahwa penyebab munculnya permasalahan atau kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut dikarenakan dalam penyampaian materi pada anak kelas V MIN Gubug cenderung bersifat abstrak sehingga peserta didik merasa kebingungan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Guru kurang memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri konsep-konsep IPA, siswa hanya menyalin apa yang dikerjakan oleh guru. Selain itu siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan ide dan mengkonstruksi sendiri dalam menjawab soal latihan yang diberikan oleh guru. Pada pembelajaran IPA siswa mempelajari sifat-sifat cahaya tanpa mengetahui maknanya, siswa hanya melihat buku atau gambar saja. Pembelajaran IPA masih bersifat abstrak karena ketika menjelaskan guru kurang menggunakan media nyata, pembelajaran IPA yang abstrak ini mudah dilupakan siswa, sehingga guru harus mengulang kembali apa yang sudah dipelajari siswa sebelumnya. Khusus bagi siswa sekolah dasar yang taraf berfikirnya masih sangat sederhana, untuk dapat menanamkan pemahaman terhadap materi secara baik perlu adanya dukungan benda-benda konkret atau model. Misalnya dalam mengajar pokok bahasan sifat-sifat cahaya pada kelas V MIN Gubug, diperlukan dukungan media pembelajaran
dan metode yang relevan dengan materi yang akan disampaikan,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya.
2
Pada dasarnya pendidikan IPA di Madrasah Ibtidaiyah menuntut seorang guru memberikan pengalaman langsung untuk mencari tahu sebab-sebab gejala alam dan memahami alam secara ilmiah. Siswa dituntut aktif dalam pembelajaran IPA, tidak hanya medengarkan dan mengamati saja, tetapi mereka dituntut untuk dapat paham apa yang didengar dan diamati. Banyak guru yang menghabiskan waktunya berjamjam hanya untuk ceramah di depan siswa yang tidak memberi efek apa-apa pada siswa. Segudang pengetahuan yang disampaikan kepada siswa seakan-akan masuk telinga kanan lalu keluar melalui telinga kiri, sehingga tidak membekas apa pun dalam diri siswa. Siswa juga akan merasa bosan dengan kondisi seperti itu. Namun, banyak guru yang tidak menyadari hal tersebut. Jika ada siswa yang nilainya jelek guru langsung memberi label siswa yang kurang belajar, kurang memperhatikan guru, dan label-label negatif yang lain. Siswa selalu menjadi kambing hitam. Sementara guru selalu menjadi sosok yang paling benar, tidak mau disalahkan. Seharusnya guru bisa introspeksi diri dan dapat memilih metode mengajar yang tepat, lebih bervariatif, dan mudah diterima oleh murid. Seorang guru juga membutuhkan ketrampilan mengajar yang lebih dibanding dengan orang yang bukan guru. Guru harus kaya metode dan strategi mengajar. Metode mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid, ia dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicernakan oleh anak dengan baik. Metode discovery learning adalah sistem belajar mengajar dimana guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuknya final, tetapi peserta didik yang diberi peluang untuk mencari dan
3
menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Setelah peneliti melihat masalah yang terjadi di MIN Gubug, peneliti memiliki alternatif solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan merubah metode pengajaran yang selama ini dilakukan. Karena dengan ceramah siswa kurang maksimal dalam memahami materi yang disampaikan guru dan siswa cenderung bosan. Metode yang tepat untuk pembelajaran IPA adalah metode discovery learning. Dengan melihat masalah di atas maka penulis merasa tertantang untuk meneliti tentang penerapan metode pembelajaran inquiry discovery learning. Maka penulis memberi judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya melalui Metode Discovery Learning pada Siswa Kelas V MIN Gubug, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017.” Dengan penelitian ini diharapkan para guru dapat lebih selektif memilih metode mengajar yang tepat dan dapat mudah dicerana oleh siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikemukakan pertanyaan pokok yang menjadi bahan dari penelitian ini, yaitu: Apakah penerapan metode discovery learning dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MIN Gubug? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dijadikan bahan dalam pembuatan Laporan Skripsi oleh penulis sebagai salah satu syarat dalam menempuh
4
ujian sidang (munaqasah) Strata I Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga. Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan: Untuk mengetahui apakah penerapan metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA siswa kelas V MIN Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Penelitian Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara yang harus di uji kebenarannya melalui kegiatan penelitian. Menurut Suharsini Arikunto hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1996: 67). Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian yang mungkin benar atau mungkin salah. Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Penerapan metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MIN Gubug.
2. Indikator Keberhasilan Penggunaan metode discovery learning dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator yang dipakai peneliti dalam hal ini adalah KKM mata pelajaran IPA di MIN
5
Gubug. Peneliti sangat berharap siswa mampu mencapai indikator/ standar yang telah ditentukan, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berhasil dilaksanakan. Indikator tersebut adalah sebagai berikut: a. Secara Individu Siswa diharapkan dapat mencapai skor ≥ 70 dalam materi pembelajaran sifatsifat cahaya. b. Secara Klasikal Secara klasikal siswa dinyatakan berhasil apabila dalam satu kelas tersebut siswa yang mendapat skor ≥ 70 mencapai presentase yang telah ditentukan yaitu sebesar 85% atau dengan kata lain, 85% dari siswa yang ada di dalam kelas tersebut tuntas mencapai KKM kelas. E. Manfaat Penelitian Tindakan Dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan pendidikan nantinya. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Diharapkan dapat berguna bagi penulis untuk menambah keilmuannya tentang pembelajaran IPA b. Diharapkan bisa menambah khasanah teori yang sudah ada dan meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan bisa semakin meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan
6
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sehingga dengan begitu aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan secara optimal. b. Bagi Siswa 1) Hasil penelitian ini diharapkan bisa semakin meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MIN Gubug pada mata pelajaran IPA, khususnya pada penguasaan materi sifat-sifat cahaya 2) Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memperhatikan pelajaran dengan baik yang ditunjang dengan penggunaan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran 3) Mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran IPA c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini setidaknya bisa menambah referensi dan khazanah bagi kepustakaan sekolah, yang suatu saat mungkin berguna bagi sekolah.
F. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penyimpangan dari pokok permasalahan yang akan penulis bahas, maka untuk lebih jelasnya penulis menguraikan arti kata-kata yang sesuai dengan judul. Adapun kata-kata tersebut adalah: 1. Hasil Belajar Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara
individu
dengan
individu
lain
dan
individu
dengan
lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan
7
(habit), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan (Susanto, 2013: 3). Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5). Jadi hasil belajar IPA adalah hasil yang dicapai seorang siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran IPA dengan menggunakana tes sebagai alat ukur keberhasilan siswa. 2. Metode Discovery Learning Discovery Learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-rinsip umum praktis contoh pengalaman. Discovery learning dan inquiry mempunyai prinsip yang sama yaitu lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui (Hosnan, 2014: 281). Dengan demikian metode discovery learning adalah sistem belajar mengajar dimana guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuknya final, tetapi peserta didik yang diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas yang di dasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPA siswa kelas V MIN Gubug, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan Tahun 2016/2017.
8
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil dan dilakukan sesuai jadwal sehingga tidak mengganggu mata pelajaran yang lain. Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah di desain dalam faktor-faktor yang telah diselidiki. Pada awalnya peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang selama ini dilakukan, mengidentifikasi permasalahan, mendiskusikan dengan teman sejawat, serta mengkaji teori ataupun metode yang relevan. Berdasarkan refleksi awal serta diskusi yang dilakukan dengan rekan tersebut, maka langkah yang dianggap tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA adalah dengan metode discovery learning. Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut maka prosedur pelaksanaan PTK ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 2. Subjek Penelitian Dasar pertimbangan pilihan subjek, yakni penelitian ini di terapkan di MIN Gubug, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017, dengan jumlah siswa 34, terdiri dari 20 perempuan dan 14 laki-laki. 3. Langkah-langkah a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan yang matang agar pembelajaran IPA dapat tercapai, kegiatan ini meliputi: 1) Peneliti menetapkan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya.
9
2) Peneliti membuat perencanaan pengajaran dengan mengambangkan metode discovery learning pada materi sifat-sifat cahaya. 3) Peneliti melakukan simulasi pembelajaran IPA dengan mengembangkan metode discovery learning. 4) Peneliti membuat dan melengkapi alat media pembelajaran materi sifatsifat cahaya. 5) Peneliti membuat lembar observasi. 6) Peneliti mendesain alat evaluasi. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaaran yang telah dipersiapkan. Pada tahap ini dilakuakan proses belajar, apersepsi, pre-tes, pembelajaran dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan guru akan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning, kemudian divariasikan dengan metode tanya jawab, diskusi dan ceramah, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. c. Observasi Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Sasaran yang diamati yaitu keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
10
d. Refleksi Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan pada tahap ini, secepatnya analisis untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksikan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga dapat disajikan landasan untuk melakukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
Untuk lebihh jelasnya tahapan-tahapan di atas dapat digambarkan dalam model hubungan antar tahapan dalam siklus sebagai berikut:
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pengamatan
?
11
Pelaksanaan
4. Instrument Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Perangkat Pembelajaran 1) Silabus Silabus adalah seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar. Merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. 2) RPP RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. 3) Absensi Absensi adalah daftar yang menyatakan kehadiran seseorang pada setiap hari belajar. b. Perangkat Penilitian 1) Tes Hasil Belajar Siswa Dalam penelitian ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun sesuai kandungan materi. Tes keberhasilan siswa menggunakan tes akhir siklus. Tes ini berbentuk soal uraian. Soal ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas V SD MIN Gubug, terutama pada materi sifat-sifat cahaya. Langkah-langkah penyusunan tes evaluasi:
12
a) Memilih dan menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sesuai dengan pendekatan kontekstual. b) Mengembangkan indikatornya. c) Membuat kisi-kisi pengembangan soal, kemudian membuat soal evaluasinya. 2) Dokumentasi Untuk mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkip nilai, dokumen hasil kerja siswa, presensi siwa dan dokumen lain yang mendukung. Digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui pemahaman siswa pada perolehan nilai sebagai hasil belajar melalui metode discovery leraning. 3) Lembar Observasi Lembar observasi kegiatan siswa ketika proses pembelajaran dengan metode discovery learning. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah mengikuti pembelajaran sesuai dengan pendekatan discovery learning atau belum. Pedoman observasi ini disusun untuk memantau perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. 5. Pengumpulan Data a. Tes Bentuk tes yang dipakai adalah tes obyektif bentuk isian. Tes isian adalah tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisikan perkataan, ungkapan, atau
13
kalimat pendek sebagai jawaban dari kalimat tidak lengkap, atau jawaban atas suatu pertanyaan. b. Dokumentasi Adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkrip nilai, kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi, dll. Digunakan untuk mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa pada perolehan nilai sebagai hasil belajar. Selain itu juga berguna sebagai bukti pelaksanaan tindakan. c. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki. Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah tingkah laku siswa dan guru saat pembelajaran berlangsung. Alat pengumpul data yang bisa dipergunakan dalam melakukan observasi ini adalah dengan menggunakan lembar observasi siswa dan lembar observasi guru. 6. Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan analisis data. a. Data Kulitatif Data kualitatif digunakan untuk mengetahui perubahan siswa terhadap aktivitas, perhatian, kepercayaan diri, antusias dalam belajar menggunakan metode baru (Arikunto, 2008: 13).
14
b. Data Kuantitatif Data kuantitatif berupa data hasil belajar yang dignakan untuk menganalisis jumlah siswa yang mengalami peningkatan pemahaman materi dan peningkatan prestasi siswa yang diperoleh dari tindakan persiklus, dari data tersebut diolah dengan mencari presentase. Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data dan reflksi dalam setiap siklusnya. Analisis reflektif ilakukan peneliti bersama dengankolaborator yaitu reka sejawat yang mengamati jalannya pembelajaran sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya, sedangkan analisis deskriptif yang dipergunakan adalah presentase sebagai berikut: 𝑓
P= 𝑛 x 100% P : Presentasi
N : Jumlah seluruh siswa
F : Frekuensi
H. Rencana Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian 15
D.
Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
E.
Manfaat Penelitian
F.
Definisi Operasional
G.
Metodologi Penelitian
H.
Sistematika Penulisan
BAB II: Kajian Pustaka A.
Belajar dan Hasil Belajar
B.
Pembelajaran IPA
C.
Materi IPA yang Diaplikasikan dalam Penelitian
D.
Metode Discovery Learning.
BAB III: Pelaksanaan Penelitian A.
Gambaran Umum Lokasi MIN Gubug
B.
Subjek Penelitian
C.
Pelaksanaan Penelitian 1. Deskripsi pelaksanaan siklus I 2. Deskripsi pelaksanaan siklus II
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan A.
Deskripsi Paparan Persiklus
B.
Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V: Penutup A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar Pustaka
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Menurut Burton dalam Susanto (2013: 3), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara menurut E.R. Hilgard dalam Susanto (2013: 3), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hamalik dalam Susanto (2013: 3) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modificator or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu yaitu mengalami. Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan ketrampilan
17
(psikomotorik). Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh
suatu
konsep,
pemahaman,
atau
pengetahuan
baru
sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.
2. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tersebut dipertegas oleh Susanto (2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil adalah perolehan akhir dari proses belajar. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
18
a. Macam-macam Hasil Belajar Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). 1) Pemahaman Konsep Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman ini maksudnya adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan (Susanto, 2013: 8). Menurut Susanto (2013: 8), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi, konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Orang yang telah memiliki konsep, berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, pemahaman konsep
adalah
kemampuan
menangkap
pengertian-pengertian
seperti
memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan,
memberikan
penjelasan
yang
lebih
rinci
dengan
menggunakan kata-kata sendiri, mampu menyatakan ulang suatu konsep,
19
mampu mengklasifikasikan suatu objek dan mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami. 2) Keterampilan Proses Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya. Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerjasama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan (Susanto, 2013: 9). Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Dengan kata lain, keterampilan ini digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.
20
3) Sikap Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan pada perbuatan, perilaku,atau tindakan sesorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pamahaman konsep. Dalam pemahaman konsep maka domain yang sangat berperan adalah domain kognitif. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara jelas, uraian mengenai fackor internal dan eksternal, sebagai berikut: 1) Faktor Internal Faktor internal merupakan fakkor yang bersumber dari dalam diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2) Faktor Eksternal Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik
21
dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar pesrta didik (Susanto, 2013: 12).
B. Pembelajaran IPA 1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam
bahasa
Indonesia
disebut
dengan
ilmu
pengetahuan
alam,
dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain: faktafakta, prinsip, hokum, dan teori-teori IPA. Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan. Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan
22
ketrampilan proses sains (science process skills) adalah ketrampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti
mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan
menyimpulkan. Ketiga, ilmu pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Menurut Susanto (2013), ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasanka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan diri. Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan sains, maka pada anak sekolah dasar siswa harus diberikan pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan bersikap terhadap alam, sehingga dapat mengetahui rahasia dan gejala-gejala alam (Susanto, 2013: 165-169). 2. Karakteristik IPA IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya, meliputi: a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori. b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya. c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam. d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa saja. e. Kebenaran IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objetif (Susanto, 2013:170).
23
3. Tujuan Pembelajaran IPA Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar menurut Badan Nasional Standar Pendidikan/BSNP dalam Susanto (2013) dimaksudkan untuk: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknollogi, dan masyarakat. 4. Mengembangkan
ketrampilan
proses
untuk
menyelidiki
alam
sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7.
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (Susanto, 2013: 171).
C. Materi IPA yang Diaplikasikan dalam Penelitian Sifat-Sifat Cahaya
24
Berdasarkan silabus, SK (Standar Kompetensi) yaitu “Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model” dan KD (Kompetensi Dasar) yaitu “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.” Cahaya adalah pancaran elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata manusia. Sedangkan benda yang memancarkan cahaya disebut dengan sumber cahaya. Cahaya memiliki beberapa sifat, diantaranya seperti di bawah ini: 1. Cahaya Merambat Lurus Untuk dapat membuktikan bahwa cahaya itu merambat lurus, bisa dilihat dari cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah atau melalui jendela rumah kita. Dan jika kamu amati lampu kendaraan bermotor saat malam hari, cahaya lampu kendaraan bermotor tersebut merambat luurs. Banyak sekali kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan yang dapat membuktikan bahwa cahaya memiliki sifat yang dapat merambat lurus.
Gambar 1.1 cahaya merambat lurus 2. Cahaya Menembus Benda Bening Cahaya dapat masuk ke sebuah rumah melalui jendela yang memiliki kaca. Kaca jendela yang bening dapat ditembus oleh cahaya matahari, jika kaca jendela itu
25
ditutup dengan menggunakan kain warna hitam maka cahaya tidak dapat menembus kaca jendela tersebut, peristiwa tersebut dapat membuktikan sifat dari cahaya yang dapat menembus benda bening.
Gambar 2.1 cahaya menembus benda bening 3. Cahaya dapat Dipantulkan Terdapat 2 jenis pemantulan, yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang tidak rata, biasanya pemantulan ini sinar hasil pemantulannya tidak beraturan. Dan pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, mengkilap atau licin seperti misalnya cahaya yang mengenai cermin yang datar dan sinar hasil yang dipantulkannya memiliki arah yang teratur. Berdasarkan bentuk permukaan cermin dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: a. Cermin datar, merupakan cermin yang permukaannya tidak melengkung. Seperti cermi yang kita gunakan sehari-hari. b. Cermin cembung, adalah cermin yang permukaannya melengkung kearah luar. Biasa digunakan ntuk kaca spion kendaraan.
26
c. Cermin cekung, adalah cermin yang permukaannya melengkung kearah bagian dalam. Biasa digunakan untuk reflektor pada lampu mobil, lampu senter, dan pada sendok.
Gambar 3.1 (a) pemantulan teratur (b) pemantulan baur 4. Cahaya dapat Dibiaskan Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat dari cahaya saat melewati medium rambatan yang berbeda. Contoh peristiwa pembiasan cahaya: pensil yang dimasukkan ke air yang ada dalam gelas.
Gambar 4.1 (a) sedotan dalam gelas berisi air terlihat seperti bengkok (b) skema pembiasan cahaya pada sedotan 27
5. Cahaya dapat Diuraikan Penguraian cahaya (dispersi) yaitu merupakan penguraian cahaya putih menjadi cahaya yang mempunyai bermcam-macam warna. Misalnya seperti pelangi, pelangi terjadi akibat cahaya matahari yang diuraikan titik-titik air hujan, peristiwa tersebut dapat menunjukkan bahwa cahaya dapat diuraikan (Rositawaty, 2008: 99-105).
D. Metode Discovery Learning 1. Pengertian Pengertian discovery learning
adalah metode belajar yang mendorong siswa
untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prisip umum praktis contoh pengalaman. Bruner berpendapat
bahwa pada discovery learning
siswa mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Belajar penemuan adalah belajar yang terjadi sebagai hasil dari siswa memanipulasi, membuat struktur dan mentransformasikan informasi sedemikian sehingga ia menemukan informasi
baru. Dalam belajar penemuan, siswa dapat membuat
perkiraan, merumuskan suatu hipotesis dan menemukan kebenaran dengan menggunakan proses induktif atau proses dedukatif, melakukan observasi dan membuat ekstrapolasi (Hosnan, 2014: 281). Pembelajaran discovery learning adalah suatu model yang mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajr penemuan, anak juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba
28
memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian metode discovery learning adalah sistem belajar mengajar dimana guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuknya final, tetapi peserta didik yang diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. 2. Karakteristik Ciri utama belajar menemukan, yaitu (a) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan; (b) berpusat pada siswa; (c) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan yaitu: a. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa. b. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai. c. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil. d. Mendorong siswa untuk mampu melakukan suatu proses, bukan menekan pada hasil. e. Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar. f. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa. g. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa. h. Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip kognitif. i. Banyak
menggunakan
terminilogi
kognitif
untuk
pembelajaran seperti predeksi, inferensi, kreasi, dan analisis.
29
menjelaskan
proses
j. Menekankan pentingnya “bagaimana” siswa belajar. k. Mendorong siswa untuk berpartispasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa lain dan guru. l. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif. m. Menekankan pentingnya konteks dalam belajar. n. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar. o. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasari pada pengalaman nyata (Hosnan, 2014: 285).
3. Langkah-langkah Operasional dalam Discovery Learning Dalam mengaplikasikan discovery learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum antara lain sebagai berikut: a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. b. Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-
30
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). c. Data collection (pengumpulan data) Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini, berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki. d. Data Processing (pengolahan data) Semua informasi hasil bacaan, wawancara,observasi, dan sebagainya. Semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data processing disebut juga dengan pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
31
e. Verification (pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. 4. Kelebihan Discovery Learning Adapun kelebihan Discovery Learning menurut Hosnan (2014) adalah sebagai berikut: a. Membantu peserta didik untk memperbaiki dan meningkatkan keterampilanketerampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya. b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving). c. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer. d. Memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
32
e. Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. f. Membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. g. Berpusat pada peserta didik an guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan, guru pun dapat bertindak sebagai peserta didik, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. h. Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. i. Peseta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebig baik. j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. k. Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. l. Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri. m. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. n. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. o. Menimbulkan rasa tenang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. p. Proses belajar meliputi sesama aspeknya peserta didik menuju pada pembentukan manusia seutuhnya. q. Mendorong keterlibatan keaktifan siswa. r. Menimbulkan rasa puas bagi siswa. Kepuasaan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat.
33
s. Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks. t. Dapat meningkatkan motivasi. u. Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik. v. Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. w. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. x. Melatih siswa belajar mandiri. y. Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir. 5. Kekurangan Discovery Learning Menurut Hosnan (2014), selain kelebihan yang telah diuraikan di atas, juga ada beberapa kekurangan dari metode Discovery Learning, yaitu sebagai berikut: a. Menyita waktu banyak. b. Kemampan berpikir rasional siswa ada yang masih terbatas. c. Kebiasaan yang masih menggunakan pola pembelajaran lama. d. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah. e. Tidak berlaku untuk semua topik (Hosnan, 2014: 289-291).
34
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Gubug Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Madarah ini terletak di jalan R. Suprapto 79 Desa Kuwaron Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, berada di dekat jalan raya yang menghubungkan ibu kota Kecamatan Gubug dengan Kecamatan Kedungjati. Dilihat dari letak geografisnya keberadaan MIN Gubug ini sangat mudah diakses dari berbagai kecamatan di wilayah Kabupaten Grobogan bagian barat. Identitas Madrasah Nama Madrasah
: MIN Gubug
No. Statistik
: 151331517001
Propinsi
: Jawa Tengah
Kabupaten
: Grobogan
Kecamatan
: Gubug
Desa/ Kelurahan
: Kuwaron
Kode Pos
: 58164
Telepon
: (0292) 533040
Status Madrasah
: Negeri
Akreditasi
:A
Surat Keputusan/ SK
: NOMOR.Kw.11.4/4/PP.03.2/623.15.02/2005
Tahun Berdiri
: 1964
Tahun Penegrian
: 1991
Bangunan Sekolah
: Milik Negara
Jarak ke Pusat Kecamatan
: ± 3 KM
Jarak ke Pusat Kabupaten
: ± 30 KM 35
Terletak pada Lintasan
: Jalan Kecamatan
Organisasi Penyelenggara
: Pemerintah
Jumlah Guru
: 20 orang
Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MIN Gubug Tahun 2016/2017 No
Nama
L/P
Pendidikan
Alamat
1
Kumarudin, S.Ag., M.Pd.I
L
PAI
Jati Pecaron
2
Sabar, S.Ag
L
PAI
Kuwaron
3
A.S. Hantotok, S.Ag
L
PAI
Gubug
4
Nurhadi, S.Pd., M.Pd.I
L
PAI
Jeketro
5
Sri Lestari, S.Pd.I
P
PAI
Purwodadi
6
Ahmad Mustofa, S.Pd.I
L
PAI
Jati Pecaron
7
Anis Setyorini, S.Pd.I
P
PAI
Kunjeng
8
Rifaiyah, S.Ag
P
PAI
Jati Pecaron
9
Haniah Mulyani, S.Ag
P
PAI
Mijen
10
Aminul Muamalah, S.Pd.I
P
PAI
Gubug
11
Ana Sofiatun, A.Ma
P
PAI
Kunjeng
12
Tohir
L
PAI
Kuwaron
13
Fifin Mirawati, S.Pd
P
Bahasa Inggris
Jati Pecaron
14
Dyah Ismiyati, S.Pd
P
Matematika
Kuwaron
15
Muhammad Adib, S.Pd.I
L
PAI
Gubug
36
16
Sholikul Wahid, S.Pd.I
L
OR
Baturagung
17
Mukhib, S.I.P
L
Social Politik
Kuwaron
18
Nunung N.J, S.Sos.I
P
Dakwah
Kalinang
19
Alfiatur R.Z, S.Pd.I
P
PAI
Kunjeng
20
Septi Utami
P
PGMI
Kuwaron
Keadaan peserta didik di MIN Gubug kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dari kelas I sampai kelas VI tahun pelajaran 2016/1017.
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Peserta Didik MIN Gubug Tahun 2016/2017 Kelas IA
Jumlah Siswa 36
IB
38
II A
36
II B
39
II C
35
III A
41
III B
41
III C
39
IV A
28
IV B
30
VA
34
VB
36
VI A
34 37
VI B
36
JUMLAH
503
B. Subjek Penelitian Subjek Penelitian adalah siswa kelas V MIN Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dengan jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian adalah 34 siswa. Penelitian dilakukan pada semester satu tahun pelajaran 2016/2017. Alasan yang paling mendasar pemilihan subjek penelitian ini adalah peneliti melihat keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V yang kurang memuaskan, maka dari itu peneliti menggunakan metode pembelajaran discovery learning, dengan metode tersebut peneliti berharap dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V MIN Gubug Kecamatan Kabupaten Grobogan. Tabel 3.3 Kemampuan Akademik Siswa Kelas V MIN Gubug No
Nama Siswa
L/P
Kemampuan Akademik
1
Achmad Maulana I
L
Sedang
2
A’isyiatur R
P
Atas
3
Aliviatussama Adi S
P
Sedang
4
Alya Khoirun Nissa
P
Bawah
5
Asa Amalia A
P
Sedang
6
Asna Syarifunnawa
L
Sedang
7
Baby Kian D
P
Atas
8
Durrotunnajwa S
P
Bawah
38
9
Eka Afrian WS
L
Bawah
10
Eleonora Khoinova
P
Sedang
11
Elsinta Mahda V
P
Sedang
12
Fiky Cahyo
L
Bawah
13
Hikmal Akbar
L
Bawah
14
Dimas Prasetya
L
Atas
15
Minda Fatma
P
Atas
16
M Miftakhur R
L
Bawah
17
M Rayhan
L
Bawah
18
M Yafi
L
Bawah
19
M Zidan
L
Sedang
20
Nanda Fatika
P
Sedang
21
Nayoan Diaz
L
Bawah
22
Nayla Aisya
P
Atas
23
Nazwa Nirmala
P
Sedang
24
Nurul Mahmudah
P
Sedang
25
Oktavia Nafisa
P
Sedang
26
Riska Ainin
P
Atas
27
Septia Bunga
P
Atas
28
Talitha Nur I
P
Atas
29
Ulil Albab
L
Atas
30
Zahrani Intan
P
Atas
39
31
Zallta Sazkia
P
Sedang
32
M Zaky R
L
Sedang
33
M Danu
L
Sedang
34
Ferra Anifatul K
P
Bawah
C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA semester I tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian menggunakan jam mata pelajaran IPA sesuai jadwal pelajaran IPA kelas V. Waktu pelaksanaan sebagai berikut: Kegiatan Siklus I
: 23 Agustus 2016
Kegiatan Siklus II
: 25 Agustus 2016
Dalam penelitian ini, dilaksanakan dua siklus penelitian. Masing-masing penelitian meliputi empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. 1. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan (planning) Tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut: 1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan dan absensi. 2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya 40
Indikator
:
a) Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya b) Menjelaskan bahwa cahaya merambat lurus c) Menunjukkan cahaya menembus benda bening d) Menyebutkan benda-benda yang dapat menembus benda bening e) Menyimpulkan sifat-sifat cahaya 3) Menyiapkan
lembar-lembar
observasi
yang
memuat
aspek-aspek
pembelajaran yang menggunakan metode Discovery Learning. 4) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran dengan metode Discovery Learning. 5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. b. Tindakan (Action) Tindakan kelas siklus I berlangsung pada hari Selasa, tanggal 23 Agustus 2016 dimulai pukul 07.15-08.25 (2 x 35 menit). Pada tahap ini mengimplementasikan dari rancangan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti yaitu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA dengan metode Discovery Learning. Berikut adalah langkah kegiatan tindakan siklus I. 1) Kegiatan Awal a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama c) Guru mengabsensi siswa.
41
d) Siswa mendengarkan apersepsi terkait materi dari guru berupa pertanyaan lisan. Pertanyaan yang diberikan bermula dari cerita pengalaman yang dibacakan oleh guru. e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya. f) Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. 2) Kegiatan Inti a) Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang dibawa oleh guru, yaitu berupa kertas karton, gunting, senter, gelas bening, gelas berwarna, kaleng, batu, tripleks, plastik bening. (stimulation) b) Siswa mengidentifikasi alat-alat dan bahan mana yang mereka butuhkan untuk percobaan. (problem statement) c) Siswa dibagikan lembar diskusi yang harus diisi oleh setiap kelompok. (problem statement) d) Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja masing-masing bersama kelompoknya. (data collection) e) Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan pengetahuan mereka. (data processing) f) Siswa mengisi lembar diskusi setelah itu ditukarkan dengan kelompok lain untuk dikoreksi. Pada tahap ini siswa boleh melihat buku dan mencocokkan dengan buku paket untuk membuktikan kebenaran jawaban dari kelompok lain. (verification) g) Siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-masing ke depan kelas.
42
h) Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi sifat-sifat cahaya. (generalization) 3) Kegiatan Akhir a) Guru membagikan post test. b) Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. c. Observasi (observation) Tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, yakni melihat apakah pelaksanaan pembelajaran dengan metode Discovery Learning telah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi terhadap siswa dan lembar observasi terhadap guru. Selain itu, perlu dilihat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar yang meliputi perhatian siswa terhadap informasi yang diberikan, kemampuan siswa selama menemukan dan memecahkan masalah yang diberikan guru, kemampuan siswa dalam bekerjasama dalam kelompok, dan juga keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Saat pembelajaran berlangsung, masih ada siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, dan saat guru memberi pertanyaan siswa belum berani mengemukakan pendapat mereka dan harus ditunjuk oleh guru. Saat diskusi kelompok pun masih ada siswa yang tidak ikut bekerja sama dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru sehingga guru perlu membimbing dan memotivasi agar mau bekerja sama.
43
Selain observasi pada siswa, observer juga mengamati aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi kemampuan guru dalam mengajar berdasarkan metode Discovery Learning. Pada pembelajaran siklus I, guru kurang menguasai kelas terbukti banyak siswa yang berbicara dengan teman lain ketika pembelajaran berlangsung. Kemudian waktu pembelajaran melebihi batas minimal yang telah ditentukan. Di akhir siklus I, guru mengadakan post test untuk mengukur tingkat kemampuan siswa terhadap materi setelah menggunakan metode Discovery Learning. d. Refleksi (reflective) Berdasarkan hasil penelitian pada siklus pertama dan sesuai dengan rencana penelitian tindakan kelas, maka pada akhir pembelajaran siklus pertama diadakan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adapun hal-hal yang menghambat pelaksanaan pembelajaran dan perlu adanya perbaikan adalah: 1) Adanya siswa yang kurang memperhatikan guru 2) Siswa belum berani mengemukakan pendapat dan harus ditunjuk guru 3) Pada saat diskusi ada siswa yang tidak ikut bekerja sama 4) Guru yang kurang menguasai kelas terbukti masih banyak siswa yang berbicara dengan teman saat pembelajaran berlangsung 5) Guru kurang memperhatikan waktu pembelajaran, sehingga sampai melebihi jam pelajaran.
44
Berdasarkan hal tersebut, peneliti perlu melakukan tindakan kembali pada siklus II. Tujuan dari siklus II adalah meningkatkan hasil belajar dari siklus I dan agar semua siswa dapat memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. 2. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan (planning) Tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut: 1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan dan absensi. 2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator
:
a) Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya b) Menjelaskan bahwa cahaya dapat dipantulkan c) Menunjukkan cahaya dapat dibiaskan d) Menyimpulkan sifat-sifat cahaya 3) Menyiapkan
lembar-lembar
observasi
yang
memuat
aspek-aspek
pembelajaran yang menggunakan metode Discovery Learning. 4) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran dengan metode Discovery Learning. 5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
45
b. Tindakan (Action) Tindakan kelas siklus I berlangsung pada hari Selasa, tanggal 25 Agustus 2016 dimulai pukul 07.15-08.25 (2 x 35 menit). Pada tahap ini mengimplementasikan dari rancangan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti yaitu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA dengan metode Discovery Learning. Berikut adalah langkah kegiatan tindakan siklus I. 1) Kegiatan Awal a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama c) Guru mengabsensi siswa. d) Siswa mendengarkan apersepsi terkait materi dari guru berupa pertanyaan lisan. Pertanyaan yang diberikan bermula dari cerita pengalaman yang dibacakan oleh guru. e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya. f) Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. 2) Kegiatan Inti a) Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang dibawa oleh guru, yaitu berupa senter, cermin datar, kertas hitam/merah, pensil, gelas bening. (stimulation) b) Siswa disuruh mengambil alat-alat dan bahan mana yang mereka butuhkan untuk percobaan.
46
c) Siswa dibagikan lembar diskusi yang harus diisi oleh setiap kelompok. (problem statement) d) Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja masing-masing bersama kelompoknya. (data collection) e) Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan pengetahuan mereka. (data processing) f) Siswa mengisi lembar diskusi setelah itu ditukarkan dengan kelompok lain untuk dikoreksi. Pada tahap ini siswa boleh melihat buku dan mencocokkan dengan buku paket untuk membuktikan kebenaran jawaban dari kelompok lain. (verification) g) Siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-masing ke depan kelas. h) Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi sifat-sifat cahaya. (generalization) 3) Kegiatan Akhir a) Guru membagikan post test. b) Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. c. Observasi (observation) Tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II, yakni melihat apakah pelaksanaan pembelajaran dengan metode Discovery Learning telah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi terhadap siswa dan lembar observasi terhadap guru. Selain itu, perlu dilihat aktivitas siswa dalam proses belajar
47
mengajar yang meliputi perhatian siswa terhadap informasi yang diberikan, kemampuan siswa selama menemukan dan memecahkan masalah yang diberikan guru, kemampuan siswa dalam bekerjasama dalam kelompok, dan juga keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Saat
pembelajaran
berlangsung,
banyak
siswa
yang
sudah
memperhatikan penjelasan guru namun ada tiga siswa yang bermain sendiri dan menabuh meja. Terjadi peningkatan keaktifan siswa dibanding pada siklus I, jumlah siswa yang bertanya dan mengemukakan pendapat meningkat. Pada saat diskusi kelompok semua siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan kompak. Selain observasi pada siswa, observer juga mengamati aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi kemampuan guru dalam mengajar berdasarkan metode Discovery Learning. Pada pembelajaran siklus II, guru berhasil menguasai kelas terbukti banyak siswa yang memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung. Guru menguasai materi ajar dengan baik. Waktu pembelajaran sudah tidak melebihi batas minimal yang telah ditentukan atau sudah sesuai dengan yang direncanakan. Di akhir siklus II, guru mengadakan post test untuk mengukur tingkat kemampuan siswa terhadap materi setelah menggunakan metode Discovery Learning. d. Refleksi (reflective) Berdasarkan hasil penelitian pada siklus kedua dan sesuai dengan rencana penelitian tindakan kelas, maka pada akhir pembelajaran siklus kedua
48
diadakan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adapun hal-hal yang menghambat pelaksanaan pembelajaran dan perlu adanya perbaikan adalah: 1) Banyak siswa yang memperhatikan guru, namun ada tiga siswa yang bermain sendiri dan menabuh meja. 2) Siswa sudah berani bertanya dan mengemukakan pendapat 3) Pada saat diskusi semua siswa ikut bekerja sama dan mengerjakan tugas kelompok 4) Guru yang menguasai kelas dengan baik terbukti sudah banyak siswa yang memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung 5) Guru memperhatikan waktu pembelajaran, sehingga tidak sampai melebihi jam pelajaran dan sudah sesuai dengan yang direncanakan Hasil penelitian secara keseluruhan pada pembelajaran siklus II menunjukkan adanya peningkatan terhadap aktifitas pembelajaran sesuai dengan metode Discovery Learning yang dilihat melalui hasil observasi guru dan siswa. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat melalui hasil post test di setiap akhir siklus. Nilai rata-rata yang diperoleh pada tiap siklus semakin meningkat, dengan demikian artinya indikator keberhasilan telah tercapai. Selain itu siswa juga merasa senang dalam mengikuti pembelajaran IPA menggunakan metode Discovery Learning.
49
Hasil ini membuktikan bahwa pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian tindakan penelitian sudah dapat dihentikan.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Per Siklus Penelitian Tindakan Kelas yang direncanakan menggunakan dua siklus. Menjelaskan tentang sifat-sifat cahaya. Pada siklus I menguraikan tentang sub pokok bahasan yaitu cahaya merambat lurus dan cahaya menembus benda bening. Sedangkan pada siklus II menguraikan tentang sub pokok bahasan cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan. Masing-masing siklus berjalan pada 2x35 menit (2jam pelajaran) dalam 1 kali pertemuan. Dalam penelitian ini setiap pembelajaran digunakan soal dan lembar observasi untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode pembelajran Discovery Learning. Untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian maka dilakukan pengambilan data hasil belajar siswa dengan melakukan pre test. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas V MIN Gubug yang berjumlah 34 siswa. Data hasil belajar siswa pada awal sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1. Secara rinci hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut: 1. Siklus I a. Data Hasil Pengamatan
51
Tabel 4.1 Nilai Pre Test Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama AMI AR AAS AKN AAA AS BKD DS EAWS EK EMV FCA HAR DP MF MMR MRF MYA MZA NFK NDA NAA NNA NM ON RAN SBR TNI UA ZIA ZSP MZR MDAB FAK
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 52
Nilai 45 30 50 45 55 20 35 30 70 45 60 35 80 75 35 60 60 40 45 45 45 60 45 50 30 30 45 45 10 35 45 45 50 50
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas TidakTuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas TidakTuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Jumlah Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas
1545 45,44 3 siswa/8,82%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil nilai rata-rata sebelum tindakan hanya 45,44. Masih banyak siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal, yaitu sebanyak 31 siswa. Sedangkan yang sudah tuntas dari nilai KKM sebanyak 3 siswa. Dari hasil belajar tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V MIN Gubug, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan masih rendah dikarenakan belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dari hasil nilai pre test di atas maka peneliti bekerjasama dengan guru kelas melakukan tindakan dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD MIN Gubug, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan dengan menggunakan metode Discovery Learning. Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama AMI AR AAS AKN AAA AS BKD DS EAWS EK EMV
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 53
Nilai 50 50 45 50 100 50 60 50 50 50 40
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas TidakTuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
12 FCA 13 HAR 14 DP 15 MF 16 MMR 17 MRF 18 MYA 19 MZA 20 NFK 21 NDA 22 NAA 23 NNA 24 NM 25 ON 26 RAN 27 SBR 28 TNI 29 UA 30 ZIA 31 ZSP 32 MZR 33 MDAB 34 FAK Jumlah Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
40 50 50 40 70 50 90 40 40 80 70 50 50 90 100 70 40 55 90 60 40 20 100
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas TidakTuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
1980 58,23 10 siswa/29,41 %
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa Siklus I ini, siswa yang dapat mencapai KKM 70 sebanyak 10 siswa atau 29,41% dengan rata-rat kelas 58,23. Namun demikian masih ada yang belum tuntas sebanyak 24 siswa atau 70,58%. Hal ini berarti menunjukkan pembelajaran belum memenhi standar ideal ketuntasan belajar yaitu 85%. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya. 54
b. Refleksi Penerapan metode pembelajaran Discovery Learning pada siklus I masih kurang menarik bagi siswa. Hal tersebut dikarenakan tidak fokusnya siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: 1) Masih adanya siswa yang memperhatikan guru 2) Siswa belum berani mengemukakan pendapat dan harus ditunjuk guru terlebih dahulu 3) Pada saat diskusi ada siswa yang tidak ikut bekerja sama 4) Guru kurang menguasai kelas terbukti masih banyak siswa yang berbicara dengan teman saat pembelajaran berlangsung 5) Guru kurang memperhatikan waktu pembelajaran, sehingga sampai melebihi jam pelajaran 2. Siklus II a. Data Hasil Pengamatan Tabel 4.3 Nilai Pre Test Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7
Nama AMI AR AAS AKN AAA AS BKD
KKM 70 70 70 70 70 70 70 55
Nilai 60 40 60 50 70 60 50
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas TidakTuntas
8 DS 9 EAWS 10 EK 11 EMV 12 FCA 13 HAR 14 DP 15 MF 16 MMR 17 MRF 18 MYA 19 MZA 20 NFK 21 NDA 22 NAA 23 NNA 24 NM 25 ON 26 RAN 27 SBR 28 TNI 29 UA 30 ZIA 31 ZSP 32 MZR 33 MDAB 34 FAK Jumlah Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
50 70 50 60 40 80 70 70 60 60 70 50 40 70 60 70 50 90 70 80 50 90 80 50 90 60 50
Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas TidakTuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
2130 62,64 14 siswa/ 41,17%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil nilai rata-rata sebelum tindakan pada siklus I hanya 62,64. Masih banyak siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan
minimal, yaitu sebanyak 20 siswa.
Sedangkan yang sudah tuntas dari nilai KKM sebanyak14 siswa. Dari hasil
56
belajar pre test pada siklus II tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V MIN Gubug, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan masih rendah dikarenakan belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Maka perlu adanya tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dilakukan pada siklus II. Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama AMI AR AAS AKN AAZ AS BKD DS EAWS EK EMV FCA HAR DP MF MMR MRF MYH MZA NFK NDA NAA NNA NM ON RAN
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 57
Nilai 70 70 70 75 80 75 80 30 80 75 70 35 90 85 70 80 70 80 70 45 85 75 75 70 75 95
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
27 28 29 30 31 32 33 34
SBR TNI UA ZIA ZSP MZR MDAB FAK Jumlah Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas
70 70 70 70 70 70 70 70
75 45 70 70 75 75 70 95
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
2450 72,05 30 siswa/ 88,23%
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahi bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Siklus II ini, hasil belajar belajar siswa yang dapat mencapai KKM 70 sebanyak 30 siswa atau 88,23% dengan rata-rata kelas 72,05. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 11,76%. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari Siklus I ke Siklus II sebanyak 20 siswa atau 58,82 %. Siswa yang belum tuntas menurut peneliti memang kurang memiliki perhatian dan pemahaman materi dalam mengikuti pembelajaran dan kurang aktif saat pembelajaran berlangsung. b. Refleksi Nilai yang diperoleh pada siklus II lebih meningkat dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II masih ada 4 siswa yang belum tuntas. Siswa yang belum tuntas ini adalah siswa yang sama pada siklus I. Siswa tersebut memang perlu pembelajaran yang ekstra tentang Ilmu Pengetahuan Alam.
58
Pada siklus II ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V MIN Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Data peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Per Siklus Data ini diperoleh dari hasil belajar siswa siklus I dan II, dipaparkan sebagai berikut: Tabel 4.5 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus Kegiatan
Pre Test
Post Test
Peningkatan
Siklus I
3 siswa/ 8,82%
10 siswa/ 29,41%
7 siswa/ 20,50%
Siklus II
14 siswa/ 41,17%
30 siswa/ 88,23%
16 siswa/ 47,05%
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa siklus I peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 7 siswa atau 20,50%, siklus II peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 16 siswa atau 47,05%. Dari paparan hasil penelitian dari siklus I sampai pada siklus II di atas diperoleh data nilai hasil belajar siswa keseluruhan sebagai berikut:
59
Ketuntasan Siswa dari Siklus I-Siklus II
100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Pre Test SIKLUS I
SIKLUS I
Pre Test SIKLUS II
SIKLUS II
Gambar 4.1 Ketuntasan siswa dari siklus I – II Dari hasil nilai ketuntasan di atas dapat dijelaskan pada siklus I 29,41% siswa yang tuntas. Pada siklus II meningkat menjadi 88,23% siswa yang tuntas. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mulai dari siklus I sampai ke siklus II siswa mengalami peningkatan yang cukup baik. Didapatkan siswa yang berusaha aktif pada setiap pembelajaran akan tetapi siswa tersebut belum bias mendapatkan nilai sesuai KKM. Siswa tersebut tetap harus mendapatkan remedial. Remedial dapat dilakukan dengan menambah waktu belajar siswa atau memberikan sal-soal pada siswa tersebut.
60
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di MIN Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I siswa yang tuntas dengan KKM 70 sebanyak 10 siswa atau 29,41% sedangkan pada siklus II dicapai persentase ketuntasan belajar dengan KKM 70 sebanyak 30 siswa atau 88,23%. Jadi dari siklus I sampai suklus II terjadi kenaikan presentase hasil belajar yaitu sebesar 20 siswa atau 58,82% Adapun kesimpulannya adalah hasil belajar IPA kelas V MIN Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan setelah penerapan metode pembelajaran Discovery Learning.
B. Saran Setelah melakukan penelitian tindakan kelas ini, dapat dikemukakan beberapa saran antara lain: 1. Bagi Guru a. Meningkatkan profesionalisme, yaitu dengan mengembangkan strategi dalam mengajar, sehingga penggunaan metode/ strategi yang sesuai dan inovatif akan menjadikan proses belajar mengajar lebih menarik dan siswa tidak bosan.
61
b. Mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik dan matang. Sehingga berpengaruh pada pembelajaran dan hasil belajar yang maksimal. c. Lebih kretif dan inovatif dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran IPA. 2. Bagi Siswa a. Berusaha untuk aktif dalam setiap mengikuti pembelajaran khususnya pembelajaran IPA. b. Termotivasi untuk menyukai pelajaran IPA. c. Dapat memotivasi diri sendiri dan juga teman untuk lebih meningkatkan prestasi belajar. 3. Bagi Sekolah a. Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan mendukung kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajar siswa meningkat. b. Sekolah berperan aktif dalam mengikutsertakan siswa dalam mengikuti setiap kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran IPA agar siswa lebih bersemangat belajar. c. Mengadakan pembinaan bagi para guru agar menambah wawasan seperti penataran guru atau workshop sehingga diharapkan menjadi guru yang professional dan dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta didik.
62
DAFTAR PUSTAKA Anam, Khoirul. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI). Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi. Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips Pintar PTK: Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Laksana. Azmiyati, Choiril. Dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Kelas V Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta: DIVA Press. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Jumali, M.dkk. 2008.Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Poerwadarminta, W.J.S. 2006.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakara: Balai Pustaka. Rositawaty, S. dkk. 2008. IPA Salingtemas 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Rusyan, A. Tabrani. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remadja Karya CV. Sriyanti, Lilik. dkk. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
64
Lampiran 1 SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: MIN Gubug
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: V / 1 (Satu)
Waktu
: 2 x 35 menit (1x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ model B. Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya C. Indikator 1. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya 2. Menjelaskan cahaya merambat lurus 3. Menunjukkan cahaya menembus benda bening 4. Menyebutkan benda-benda yang dapat menembus benda bening 5. Menyimpulkan sifat-sifat cahaya D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasikan sifat-sifat cahaya bersama kelompoknya dengan benar 2. Melalui penugasan siswa dapat menjelaskan cahaya merambat lurus dengan benar 65
3. Melalui penugasan siswa dapat menunjukkan cahaya menembus benda bening dengan benar 4. Melalui kerja kelompok siswa dapat menyebutkan benda-benda yang dapat menembus benda bening dengan tepat 5. Melalui diskusi dan penjelasan guru siswa dapat menyimpulkan sifat-sifat cahaya dengan dengan benar E. Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, tanggung jawab, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu F. Materi Kita dapat melihat benda-benda yang ada di sekitar kita apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut. Benda akan memantulkan cahaya yang mengenainya ke mata kita sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya. Contoh sumber cahaya antara lain matahari, lampu, senter, lilin menyala dan bintang. Sifat-Sifat Cahaya: 1. Cahaya merambat lurus Untuk dapat membuktikan bahwa cahaya itu merambat lurus, bisa dilihat dari cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah atau melalui jendela rumah kita. Dan jika kamu amati lampu kendaraan bermotor saat malam hari, cahaya lampu kendaraan bermotor tersebut merambat luurs. Banyak sekali kejadiankejadian yang terjadi dalam kehidupan yang dapat membuktikan bahwa cahaya memiliki sifat yang dapat merambat lurus.
66
Gambar 1.1 cahaya merambat lurus 2. Cahaya menembus benda bening Cahaya dapat masuk ke sebuah rumah melalui jendela yang memiliki kaca. Kaca jendela yang bening dapat ditembus oleh cahaya matahari, jika kaca jendela itu ditutup dengan menggunakan kain warna hitam maka cahaya tidak dapat menembus kaca jendela tersebut, peristiwa tersebut dapat membuktikan sifat dari cahaya yang dapat menembus benda bening.
Gambar 2.1 cahaya menembus benda bening G. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 67
3. Diskusi 4. Discovery Learning H. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Kegiatan Awal (15 menit) a. Guru masuk kelas kemudian mengucapkan salam b. Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama c. Guru mengabsensi siswa d. Siswa mendengarkan apersepsi terkait materi dari guru berupa pertanyaan lisan. Pertanyaan yang diberikan bermula dari cerita pengalaman yang dibacakan oleh guru. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya. f. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang dibawa oleh guru, yaitu berupa kertas karton, gunting, senter, gelas bening, gelas berwarna, kaleng, batu, tripleks, plastik bening. (stimulation) b. Siswa mengidentifikasi alat-alat dan bahan mana yang mereka butuhkan untuk percobaan. (problem statement) c. Siswa dibagikan lembar diskusi yang harus diisi oleh setiap kelompok. (problem statement) d. Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja masing-masing bersama kelompoknya. (data collection)
68
e. Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan pengetahuan mereka. (data processing) f. Siswa mengisi lembar diskusi setelah itu ditukarkan dengan kelompok lain untuk dikoreksi. Pada tahap ini siswa boleh melihat buku dan mencocokkan dengan buku paket untuk membuktikan kebenaran jawaban dari kelompok lain. (verification) g. Siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-masing ke depan kelas. h. Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi sifat-sifat cahaya. (generalization) 3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. Guru membagikan post test b. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup I. Media Belajar Karton, gunting, senter, gelas bening, gelas berwarna, kaleng, batu, tripleks, plastik bening J. Sumber Belajar 1. Silabus kelas V MIN Gubug 2. Buku BSE Rositawaty, S. dkk. 2008. IPA Salingtemas 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 3. Buku BSE Azmiyati, Choiril. Dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengtahuan Alam 5 untuk Kelas V Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
69
K. Penilaian Jenis tes: tertulis Bentuk tes: uraian singkat Instrumen Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar! 1. Semua benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut…. 2. Sumber energi cahaya terbesar di bumi adalah…. 3. Kita dapat melihat benda karena adanya…. 4. Contoh sumber cahaya antara lain…. 5. Cahaya dapat menembus benda…. 6. Benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut benda…. 7. Cahaya yang dipancarkan oleh sinar laser menunjukkan cahaya memilik sifat yaitu cahaya…. 8. Contoh benda gelap antara lain…. 9. Agus mengamati cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah genteng. Cahaya tersebut merambat dengan bentuk…. 10. Cahaya yang masuk melalui jendela rumah menunjukkan bahwa cahaya memiliki sifat…. Kunci Jawaban: 1. Sumber cahaya 2. Matahari 3. Cahaya 4. Matahari, api, lampu
70
5. Bening 6. Gelap 7. Merambat lurus 8. Batu, tripleks 9. Merambat lurus 10. Menembus benda bening…. Pedoman penilaian: Setiap nomor skor 1 Penskoran=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100
Format penskoran Skor Tiao Soal No
Jumlah
Ketuntasan
Nama 1
2
3
4
5
6
1 2 3 Jumlah Skor Rata-Rata
71
7
8
9
10
Skor
Tuntas
Tidak
Gubug, 23 Agustus 2016
Gur Kelas
Peneliti
Nurhadi, S.Pd, M.Pd.I
Septi Utami
NIP:
NIM: 11510016
72
Lampiran 2 SIKLUS II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: MIN Gubug
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: V / 1 (Satu)
Waktu
: 2 x 35 menit (1x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/ model B. Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya C. Indikator 1. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya 2. Menjelaskan cahaya dapat dipantulkan 3. Menunjukkan cahaya dapat dibiaskan 4. Menyimpulkan sifat-sifat cahaya D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasikan sifat-sifat cahaya bersama kelompoknya dengan benar 2. Melalui penugasan siswa dapat menjelaskan cahaya dapat dipantulkan dengan benar 73
3. Melalui kerja kelompok siswa dapat menunjukkan cahaya dapat dibiaskan dengan tepat 4. Melalui diskusi dan penjelasan guru siswa dapat menyimpulkan sifat-sifat cahaya dengan benar E. Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, tanggung jawab, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu F. Materi Kita dapat melihat benda-benda yang ada di sekitar kita apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut. Benda akan memantulkan cahaya yang mengenainya ke mata kita sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya. Contoh sumber cahaya antara lain matahari, lampu, senter, lilin menyala dan bintang. Sifat-Sifat Cahaya: 1. Cahaya dapat dipantulkan Terdapat 2 jenis pemantulan, yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang tidak rata, biasanya pemantulan ini sinar hasil pemantulannya tidak beraturan. Dan pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, mengkilap atau licin seperti misalnya cahaya yang mengenai cermin yang datar dan sinar hasil yang dipantulkannya memiliki arah yang teratur. Berdasarkan bentuk permukaan cermin dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: d. Cermin datar, merupakan cermin yang permukaannya tidak melengkung. Seperti cermi yang kita gunakan sehari-hari.
74
e. Cermin cembung, adalah cermin yang permukaannya melengkung kearah luar. Biasa digunakan ntuk kaca spion kendaraan. f. Cermin cekung, adalah cermin yang permukaannya melengkung kearah bagian dalam. Biasa digunakan untuk reflektor pada lampu mobil, lampu senter, dan pada sendok.
Gambar 3.1 (a) pemantulan teratur (b) pemantulan baur 2. Cahaya dapat dibiaskan Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat dari cahaya saat melewati medium rambatan yang berbeda. Contoh peristiwa pembiasan cahaya: pensil yang dimasukkan ke air yang ada dalam gelas.
75
Gambar 4.1 (a) sedotan dalam gelas berisi air terlihat seperti bengkok (b) skema pembiasan cahaya pada sedotan G. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi 4. Discovery Learning H. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Kegiatan Awal (15 menit) a. Guru masuk kelas kemudian mengucapkan salam b. Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama c. Guru mengabsensi siswa d. Siswa mendengarkan apersepsi terkait materi dari guru berupa pertanyaan lisan. Pertanyaan yang diberikan bermula dari cerita pengalaman yang dibacakan oleh guru. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari adalah tentang sifat-sifat cahaya. 76
f. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Siswa ditunjukkan pada alat-alat dan bahan yang dibawa oleh guru, yaitu berupa senter, cermin datar, kertas hitam/merah, pensil, gelas bening. (stimulation) b. Siswa mengidentifikasi alat-alat dan bahan mana yang mereka butuhkan untuk percobaan. (problem statement) c. Siswa dibagikan lembar diskusi yang harus diisi oleh setiap kelompok. (problem statement) d. Siswa mulai merangkai alat dan bahan di meja masing-masing bersama kelompoknya. (data collection) e. Dan siswa melakukan percobaan berdasarkan pengetahuan mereka. (data processing) f. Siswa mengisi lembar diskusi setelah itu ditukarkan dengan kelompok lain untuk dikoreksi. Pada tahap ini siswa boleh melihat buku dan mencocokkan dengan buku paket untuk membuktikan kebenaran jawaban dari kelompok lain. (verification) g. Siswa mempresentasikan hasil diskusi masing-masing ke depan kelas. h. Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi sifat-sifat cahaya. (generalization) 3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. Guru membagikan post test b. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup
77
I. Media Belajar Senter, cermin datar, kertas hitam/merah, pensil, gelas bening. J. Sumber Belajar 1. Silabus kelas V MIN Gubug 2. Buku BSE Rositawaty, S. dkk. 2008. IPA Salingtemas 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 3. Buku BSE Azmiyati, Choiril. Dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengtahuan Alam 5 untuk Kelas V Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. K. Penilaian Jenis tes: tertulis Bentuk tes: uraian singkat Instrumen: Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Cermin yang biasa dipakai untuk berhias adalah…. 2. Pemantulan yang terjadi ketika cahaya mengenai permukaan yang tidak rata disebut…. 3. Bayangan tampak dicermin karena cahaya dapat…. 4. Sendok yang disimpan di dalam gelas berair terlihat bengkok. Hal ini menunjukkan salah satu sifat cahaya yaitu… 5. Angkasa tampak terang disiang hari karena sinar matahari dipantulkan oleh…. 6. Benda yang mempunyai permukaan licin dan mengkilap adalah…. 7. Pemantulan cahaya dibagi menjadi…..sebutkan….
78
8. Nama lain dari pemantulan baur adalah…. 9. Pemantulan yang menghasilkan berkas cahaya pantul sejajar disebut…. 10. Apa yang terjadi saat kamu memasukkan pensil ke dalam gelas yang berisi air…. Kunci Jawaban: 1. Cermin datar 2. Pemantulan baur 3. Dipantulkan 4. Cahaya dapat dibiaskan 5. Debu-debu atmosfer 6. Cermin 7. Ada 2 yaitu, pemantulan teratur dan pemantulan baur 8. Difus 9. Pemantulan teratur 10. Pensil akan terlihat bengkok Pedoman penilaian: Setiap nomor skor 1 Penskoran=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100
Format penskoran Skor Tiap Soal No
Jumlah
Ketuntasan
Nama 1
2
3
4
5
6
1 2
79
7
8
9
10
Skor
Tuntas
Tidak
3 Jumlah Skor Rata-Rata
Gubug,25 Agustus 2016
Guru Kelas
Peneliti
Nurhadi, S.Pd, M.Pd.I
Septi Utami
NIP:
NIM: 11510016
80
Lampiran 3 SOAL SIKLUS I
Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar! 1. Semua benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut…. 2. Sumber energi cahaya terbesar di bumi adalah…. 3. Kita dapat melihat benda karena adanya…. 4. Contoh sumber cahaya antara lain…. 5. Cahaya dapat menembus benda…. 6. Benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut benda…. 7. Cahaya yang dipancarkan oleh sinar laser menunjukkan cahaya memilik sifat yaitu cahaya…. 8. Contoh benda gelap antara lain…. 9. Agus mengamati cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah genteng. Cahaya tersebut merambat dengan bentuk…. 10. Cahaya yang masuk melalui jendela rumah menunjukkan bahwa cahaya memiliki sifat….
81
KUNCI JAWABAN SIKLUS I
1. Sumber cahaya 2. Matahari 3. Cahaya 4. Matahari, api, lampu 5. Bening 6. Gelap 7. Merambat lurus 8. Batu, tripleks 9. Merambat lurus 10. Menembus benda bening….
82
SOAL SIKLUS II
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Cermin yang biasa dipakai untuk berhias adalah…. 2. Pemantulan yang terjadi ketika cahaya mengenai permukaan yang tidak rata disebut…. 3. Bayangan tampak dicermin karena cahaya dapat…. 4. Sendok yang disimpan di dalam gelas berair terlihat bengkok. Hal ini menunjukkan salah satu sifat cahaya yaitu… 5. Angkasa tampak terang disiang hari karena sinar matahari dipantulkan oleh…. 6. Benda yang mempunyai permukaan licin dan mengkilap adalah…. 7. Pemantulan cahaya dibagi menjadi…..sebutkan…. 8. Nama lain dari pemantulan baur adalah…. 9. Pemantulan yang menghasilkan berkas cahaya pantul sejajar disebut…. 10. Apa yang terjadi saat kamu memasukkan pensil ke dalam gelas yang berisi air….
83
KUNCI JAWABAN SIKLUS II
1. Cermin datar 2. Pemantulan baur 3. Dipantulkan 4. Cahaya dapat dibiaskan 5. Debu-debu atmosfer 6. Cermin 7. Ada 2 yaitu, pemantulan teratur dan pemantulan baur 8. Difus 9. Pemantulan teratur 10. Pensil akan terlihat bengkok
84
LEMBAR DISKUSI SIKLUS I Petunjuk:
Diskusikanlah dengan kelompokmu Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan Jawablah pertanyaan di bawahmya
Cahaya Merambat Lurus Alat dan Bahan: 1. 2. 3. 4. Cara Kerja: 1. 2. 3. 4. 5. Pertanyaan: 1. Apakah kamu bisa melihat cahaya lilin melalui celah yang segaris tersebut? 2. Jika salah satu bidang karton kamu geser, apakah kamu masih bisa melihat cahaya liliin? Mengapa demikian?
85
LEMBAR DISKUSI SIKLUS I Petunjuk:
Diskusikanlah dengan kelompokmu Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan Lengkapi tabel di bawahnya Jawablah pertanyaan di bawahmya
Cahaya Menembus Benda Bening Alat dan Bahan: 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8.
Cara Kerja : 1. 2. 3. Tabel No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Gelas bening Gelas berwarna Kaleng Batu Karton Potongan trilpeks Pastik bening
Tembus cahaya
Pertanyaan: 1. Apa saja benda-benda yang dapat ditembus cahaya senter? 2. Apa saja benda-benda yang tidak dapat ditembus cahaya senter?
86
LEMBAR DISKUSI SIKLUS II Petunjuk:
Diskusikanlah dengan kelompokmu Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan Jawablah pertanyaan di bawahmya
Cahaya dapat Dipantulkan Alat dan bahan: 1 2 3 Cara kerja: 1 2 3 4 5 Pertanyaan: Bagaimana berkas cahaya senter setelah terpantul dari cermin datar?
87
LEMBAR DISKUSI SIKLUS II Petunjuk:
Diskusikanlah dengan kelompokmu Lakukan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan Jawablah pertanyaan di bawahmya Gambarlah hasil percobaan
Cahaya dapat Dibiaskan Alat dan bahan: 1 2 3 Cara kerja: 1 2 3 Pertanyaan: Apakah pensil tampak lurus atau bengkok?
88
Lampiran 4 DAFTAR NILAI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama AMI AR AAS AKN AAA AS BKD DS EAWS EK EMV FCA HAR DP MF MMR MRF MYA MZA NFK NDA NAA NNA NM ON RAN SBR TNI UA ZIA ZSP MZR MDAB FAK
PreTest 1 45 30 50 45 55 20 35 30 70 45 60 35 80 75 35 60 60 40 45 45 45 60 45 50 30 30 45 45 10 35 45 45 50 50
89
Siklus I 50 50 45 50 100 50 60 50 50 50 40 40 50 50 40 70 50 90 40 40 80 70 50 50 90 100 70 40 55 90 60 40 20 100
PreTest 2 60 40 60 50 70 60 50 50 70 50 60 40 80 70 70 60 60 70 50 40 70 60 70 50 90 70 80 50 90 80 50 90 60 50
Siklus II 70 70 70 75 80 75 80 30 80 75 70 35 90 85 70 80 70 80 70 45 85 75 75 70 75 95 75 45 70 70 75 75 70 95
Lampiran 5 INSTRUMEN OBSERVASI GURU SIKLUS I
Satuan Pendidikan
: MIN Gubug
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hari/tanggal
: Selasa, 23 Agustus 2016
Metode Pembelajaran : Discovery Learning
Petunjuk Pengisian Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
No 1
Keterangan
Aspek yang diamati
A
B
C
√
Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran
√
2
Penguasaan materi
3
Ketrampilan menjelaskan dan penggunaan
√
bahasa yang baik dan benar 4
√
Guru mampu memanfaatkan media/ fasilitas pembelajaran (stimulation)
5
√
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pelajaran (problem statement)
90
D
E
6
√
Guru menguasai dan mengelola kelas (data collection) √
7
Gur memberi tugas (data processing)
8
Guru memberi kesempatan kepada siswa
√
untuk tampik berbicara (verification) 9
Guru menyimpulkan materi bersama siswa
√
(generalization) 10
Melakukan penilaian akhir sesuai tujuan
Keterangan: A : Sangat Baik B : Baik C : Cukup D : Kurang E : Gagal
91
√
Lampiran 6 INSTRUMEN OBSERVASI SISWA SIKLUS I
Satuan Pendidikan
: MIN Gubug
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hari/tanggal
: Selasa, 23 Agustus 2016
Kelas/ Semester
: V/ 1 (Satu)
No
Nama Siswa
Aspek yang dinilai Perhatian
Kerja sama
Keaktifan
1
Achmad Maulana I
C
C
B
2
A’isyiatur R
B
C
C
3
Aliviatussama Adi S
B
C
C
4
Alya Khoirun Nissa
B
C
C
5
Asa Amalia A
B
B
B
6
Asna Syarifunnawa
B
C
B
7
Baby Kian D
B
C
B
8
Durrotunnajwa S
C
K
K
9
Eka Afrian WS
B
B
B
10
Eleonora Khoinova
C
C
C
11
Elsinta Mahda V
C
C
C
12
Fiky Cahyo
C
K
K
13
Hikmal Akbar
B
B
B
14
Dimas Prasetya
B
B
B
15
Minda Fatma
B
C
B
16
M Miftakhur R
B
B
B
17
M Rayhan
B
C
C
92
18
M Yafi
B
B
B
19
M Zidan
C
K
C
20
Nanda Fatika
C
K
K
21
Nayoan Diaz
B
B
B
22
Nayla Aisya
B
B
B
23
Nazwa Nirmala
B
C
C
24
Nurul Mahmudah
C
C
C
25
Oktavia Nafisa
B
B
B
26
Riska Ainin
B
B
B
27
Septia Bunga
B
B
B
28
Talitha Nur I
K
K
K
29
Ulil Albab
C
C
K
30
Zahrani Intan
B
B
B
31
Zallta Sazkia
C
C
C
32
M Zaky R
B
C
B
33
M Danu
K
C
C
34
Ferra Anifatul K
B
B
B
Keterangan : B : Baik C : Cukup Baik K : Kurang Baik
93
Lampiran 7 INSTRUMEN OBSERVASI GURU SIKLUS II
Satuan Pendidikan
: MIN Gubug
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hari/tanggal
: Selasa, 23 Agustus 2016
Metode Pembelajaran : Discovery Learning
Petunjuk Pengisian Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
No 1
Keterangan
Aspek yang diamati
A
B
√
Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran
2
Penguasaan materi
√
3
Ketrampilan menjelaskan dan penggunaan
√
bahasa yang baik dan benar 4
√
Guru mampu memanfaatkan media/ fasilitas pembelajaran (stimulation)
5
√
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pelajaran (problem statement)
94
C
D
E
6
√
Guru menguasai dan mengelola kelas (data collection)
7
Guru memberi tugas (data processing)
8
Guru memberi kesempatan kepada siswa
√ √
untuk tampil berbicara (verification) 9
Guru menyimpulkan materi bersama siswa
√
(generalization) 10
Melakukan penilaian akhir sesuai tujuan
Keterangan: A : Sangat Baik B : Baik C : Cukup D : Kurang E : Gagal
95
√
Lampiran 8 INSTRUMEN OBSERVASI SISWA SIKLUS II
Satuan Pendidikan
: MIN Gubug
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hari/tanggal
: Selasa, 25 Agustus 2016
Kelas/ Semester
: V/ 1 (Satu)
No
Nama Siswa
Aspek yang dinilai Perhatian
Kerja sama
Keaktifan
1
Achmad Maulana I
B
B
B
2
A’isyiatur R
B
B
C
3
Aliviatussama Adi S
B
B
C
4
Alya Khoirun Nissa
B
B
C
5
Asa Amalia A
B
B
B
6
Asna Syarifunnawa
B
B
B
7
Baby Kian D
B
B
B
8
Durrotunnajwa S
B
C
C
9
Eka Afrian WS
B
B
B
10
Eleonora Khoinova
B
C
B
11
Elsinta Mahda V
B
C
B
12
Fiky Cahyo
C
C
C
13
Hikmal Akbar
B
B
B
14
Dimas Prasetya
B
B
B
15
Minda Fatma
B
B
B
16
M Miftakhur R
B
B
B
17
M Rayhan
B
B
C
96
18
M Yafi
B
B
B
19
M Zidan
B
C
B
20
Nanda Fatika
B
C
K
21
Nayoan Diaz
B
B
B
22
Nayla Aisya
B
B
B
23
Nazwa Nirmala
B
B
C
24
Nurul Mahmudah
B
B
C
25
Oktavia Nafisa
B
B
B
26
Riska Ainin
B
B
B
27
Septia Bunga
B
B
B
28
Talitha Nur I
C
C
K
29
Ulil Albab
B
B
C
30
Zahrani Intan
B
B
B
31
Zallta Sazkia
B
B
C
32
M Zaky R
B
B
B
33
M Danu
C
B
B
34
Ferra Anifatul K
B
B
B
Keterangan : B : Baik C : Cukup Baik K : Kurang Baik
97
Lampiran 9 DOKUMENTASI
Siswa-siswi mengerjakan soal pre test
Mempraktikkan cahaya merambat lurus
98
Mempraktikkan cahaya menembus benda bening
99
Berkelompok dan mengerjakan lembar diskusi
100
Mempraktikkan cahaya dapat dipantulkan
101
Mempraktikkan cahaya dapat dibiaskan
Mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
102
Siswa-siswi mengerjakan soal post test
103
104
105
106
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap
: Septi Utami
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir
: Grobogan, 26 September 1992
Agama
: Islam
Nama Ayah
: Sutomo
Nama Ibu
: Mulyati
Nama Adik
: Jani Astuti
Alamat
: Kp. Kauman RT 03 RW 06 Desa Kuwaron, Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Prov. Jawa Tengah, Warga Negara Indonesia 58164
Jenjang Pendidikan
:
1. 2. 3. 4. 5.
TK ABA Kuwaron, lulus tahun 1998 SD Negeri Kuwaron 04, lulus tahun 2004 SMP Negeri 1 Gubug, lulus tahun 2007 SMA Negeri 1 Gubug, lulus tahun 2010 Masih menyelesaikan pendidikan S1 Tarbiyah PGMI IAIN Salatiga
Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 13 September 2016 Penulis
Septi Utami NIM : 11510016
107