1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda1, Muhammad Sahnan1, Khairul2. 1) Prgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Bung Hatta
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 28 Painan Timur, siswa kurang bersemangat dalam belajar IPS, guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran berpusat pada guru dan hasil belajar siswa tidak mencapai KKM. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 28 Painan Timur yang berjumlah 11 orang siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar soal (aspek kognitif), lembar observasi sikap siswa (aspek afektif) dan lembar keterampilan siswa (aspek Psikomotor). Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan bahwa penggunaan model discovery dapat meningatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif siklus I pertemuan I 65,82, siklus I pertemuan II 65,73, siklus I pertemuan III 69,73 dan siklus II pertemuan I 75,55, siklus II pertemuan II 78,73, siklus II pertemuan III 86,36. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 67,09, meningkat pada siklus II 80,21. Pelaksanaan proses pembelajaran guru juga meningkat dari 77,77 pada siklus 1 menjadi 89,99 pada siklus 2. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS di Kelas V SDN 28 Painan Timur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan pembaca dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa di kelas, sedangkan bagi siswa bisa melatih untuk bersosialisasi dengan temannya. Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran IPS, Metode Discovery pengajaran dan latihan untuk bekalnya
PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar untuk melalui
menyiapkan kegiatan
peserta
didik
bimbingan,
di
masa
mendatang.
Pendidikan
nasional merupakan suatu sistem yang fungsinya
untuk
mengembangkan
2
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan
dan
Indonesia
dalam
nasional.
martabat
manusia
rangka
Pendidikan
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sertra keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
tujuan
tidak
hanya
mencakup pengembangan intelektual
Suatu
kegiatan
proses
diarahkan
kepada
saja, tetapi ditekankan pada proses
pendidikan
pembinaan kepribadian anak didik
tercapainya
secara
berkembang secara
menyeluruh
hingga
anak
pribadi-pribadi
yang
optimal sesuai
menjadi lebih dewasa dan memiliki
dengan potensi masing-masing. Dalam
kecakapan hidup. Menurut Hamalik
proses pendidikan terdapat interaksi
(2007:2):
adalah suatu
antara guru dengan anak didik. Proses
proses dalam rangka mempengaruhi
pembelajaran adalah suatu proses yang
siswa, supaya mampu menyesuaikan
melibatkan guru dan siswa dalam
diri baik sebaik mungkin dengan
memperoleh pengetahuan sikap dan
lingkungannya
keterampilan. Hal ini senada dengan
Pendidikan
sehigga
timbul
perubahan dalam dirinya. Selanjutnya
yang
menurut
(2007:104)
Undang-Undang
No.
20
dijelaskan
oleh
bahwa
Sanjaya
“pembelajaran
Tahun 2003 (dalam Hasbullah, 20019
(instruction)
:4) menyatakan bahwa:
mempelajari bahan pelajaran sebagai
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
adalah
usaha
siswa
akibat perlakukan guru”. IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan
3
dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan
pengetahuan,
nilai
Berdasarkan
oleh
masyarakat,
metode
dan
negara
di
sekolah, pembelajaran yang dilakukan
sikap, dan keterampilan siswa tentang bangsa,
observasi
guru
dengan
ceramah
menggunakan masih
kurang
Indonesia. IPS merupakan integrasi
memaksimalkan potensi siswa dalam
dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,
pembelajaran. Dengan pembelajaran
seperti sosiologi, sejarah, geografi,
yang
ekonomi, politik, hukum, dan budaya.
cenderung pasif dan malas untuk
Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan
belajar, sehingga hasil belajar siswa
atas dasar realitas dan fenomena sosial
kurang maksimal. Dalam tes evaluasi
yang mewujudkan satu pendekatan
mata pelajaran IPS yang diberikan
interdispliner dari aspek dan cabang-
guru, terlihat hasil belajar tergolong
cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi,
masih rendah. Untuk menanggulangi
sejarah, geografi, ekonomi, politik,
masalah
hukum, dan budaya). IPS atau studi
melakukan perubahan di dalam cara
sosial
dari
mengajar di kelas. Guru harus lebih
kurikulum sekolah yang diturunkan
kreatif dan inovatif dalam mengajar,
dari isi materi cabang-cabang ilmu-
sehingga dapat meningkatkan hasil
ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi,
belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
ekonomi, politik, antropologi, filsafat,
Banyak sekali metode-metode
dan
merupakan
psikologi
(2012:171)
bagian
sosial.
Trianto
konvensional
seperti
pembelajaran
siswa
ini
yang
guru
inovatif
akan
harus
dalam
pendidikan, diantaranya adalah metode discovery
untuk
mengganti
4
pembelajaran
konvensional
yang
Pada Pembelajaran IPS di SDN 28
selama ini selalu diterapkan guru dalam
Painan Timur Kecamatan IV Jurai
pembelajaran.
Menurut
Roestiyah
Kabupaten Pesisir Selatan”.
(2008:20-21)
metode
discovery
memiliki keunggulan yaitu mampu membantu siswa untuk memperbanyak kesiapan
serta
penguasaan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan
hasil belajar aspek kognitif
keterampilan dalam proses kognitif,
siswa
sehingga dapat tertinggal dalam jiwa
memahami.
siswa,
dapat
kegairahan
belajar
membangkitkan siswa,
mampu
memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang maju sesuai dengan kemampuannya
masing-masing,
mampu
mengarahkan
belajar,
sehingga
cara
lebih
siswa
memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat
kelas
v
pada
2. Mendeskripsikan
aspek
peningkatan
hasil belajar aspek afektif siswa kelas v pada aspek bertanya. 3. Mendeskripsikan
peningkatan
hasil belajar aspek psikomotor siswa
kelas
v
pada
aspek
mengkomunikasikan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang peneliti
Berdasarkan penulis
peningkatan
merasa
uraian tertarik
di
atas untuk
lakukan adalah menggunakan metode penelitian
tindakan
kelas
(PTK).
melakukan penelitian dengan judul:
Menurut Iskandar (2011: 20) penelitian
“Peningkatan
tindakan
Hasil
Belajar
Siswa
Kelas V melalui Metode Discovery
kelas
(PTK)
merupakan
bagian dari penelitian tindakan (action
5
research) yang dilakukan oleh guru di kelas
tempat
bertujuan
ia
mengajar
memperbaiki
yang
Penelitian ini dilaksanakan pada semester
genap
tahun
ajaran
dan
2014/2015, yaitu pada bulan Januari
meningkatkan kualitas dan kuantitas
dari tangal 5 sampai dengan 21 Januari
proses
kelas.
2015 dengan materi yang sejalan
Sedangkan menurut Arikunto (2012:
dengan kurikulum dan silabus yang
58) penelitian tindakan kelas adalah
ada.
pembelajaran
di
penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan
memperbaiki
dengan mutu
tujuan praktek
pembelajaran di kelasnya. Penelitian ini dilaksanakan di
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode
penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan metode
discovery
perencanaan,
yang
meliputi
pelaksanaan
tindakan,
kelas V SDN 28 Painan Timur
pengamatan, refleksi. Adapun tahap-
Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir
tahap
Selatan. Subjek penelitian ini adalah
sebagai berikut:
siswa dalam situasi pembelajaran atau
1. Tahap Perencanaan
kegiatan pembelajaran IPS dengan
dari
masing-masing
siklus
a. Membuat perencanaan
menggunakan metode discovery di
pembelajaran yang sesuai dengan
kelas V SDN 28 Painan Timur yang
metode pembelajaran discovery.
terdiri dari jumlah 9 orang siswa laki-
b. Membuat lembar observasi untuk
laki dan 2 orang siswa perempuan dan
mengetahui
aktivitas
1 orang guru.
selama mendapat tindakan.
siswa
6
c. Melaksanakan tes akhir siklus I
atau prinsip yang telah ditetapkan
untuk mengetahui hasil belajar
3) Verifikasi yang telah dilaksanakan.
-
2. Tindakan
Membantu
siswa dengan
informasi atau data, jika
a. Kegiatan awal
diperlukan siswa.
1) Guru melakukan Apersepsi
-
2) Guru Memotivasi siswa
Membantu siswa melakukan analisis data hasil temuan,
dengan cerita pendek terkait jika diperlukan
materi 3) Mengemukakan tujuan
4) Generalisasi -
pembelajaran dan kegiatan/tugas yang
Merangsang
terjadinya
interaksi antar siswa dengan
dilakukan mencapai tujuan siswa.
pembelajaran. -
b. Kegiatan Inti 1) Pengumpulan data -
Mengemukakan yang
memuji siswa yang giat dalam melaksanakan
problema
akan
penemuan.
dicari
jawabannya
melalui
-
kegiatan penemuan.
Memberi kesempatan siswa melaporkan
hasil
2) Pengolahan data -
penemuannya.
Diskusi pengarahan tentang cara
pelaksanaan
-
penemuan/pemecahan problema
yang
c. Kegiatan Akhir
telah
Guru
Meminta
siswa
membuat rangkuman hasil-
ditetapkan. -
Pelaksanaan berupa
hasil penemuannya.
penemuan kegiatan
penyelidikan/percobaan untuk menemukan konsep
-
Melakukan
evaluasi
dan proses penemuan.
hasil
7
-
Evaluasi
disediakan
-
Tindak lanjut
melaksanakan kegiatan ini.
Melakukan yaitu
tindak
meminta
lanjut,
4. Refleksi
siswa
Refleksi
peneliti
sebelum
dilakukan
untuk
hal-hal
yang
melakukan penemuan ulang
memahami
jika ia belum menguasai
berkaitan dengan proses dan hasil
materi, dan meminta siswa
yang diperoleh dari tindakan
mengerjakan
tugas
yang telah dilakukan. Melakukan
pengayaan bagi siswa yang
analisis terhadap temuan-temuan
telah melakukan penemuan
yang berupa hambatan-hambatan,
dengan baik
kekurangan dan kelemahan yang
3. Pengamatan
dijumpai
Pengamatan
dilakukan
untuk
melihat hal-hal yang berkaitan dengan
perilaku
siswa
dari
selama
pelaksanaan
siklus I sebagai masukan untuk siklus ke II. HASIL PENELITIAN DAN
tindakan yang telah dilakukan.
PEMBAHASAN
Kegiatan pengamatan dilakukan
1. HASIL PENELITIAN
oleh guru kelas paralel sebagai observer
untuk
Pada bagian ini dipaparkan
mengamati
hasil penelitian yang telah dilaksanakan
aktivitas siswa selama proses
pada siswa Kelas V SDN 28 Painan
pembelajaran
Timur
berlansung.
Kec.IV Jurai Pesisir Selatan
aktivitas siswa tersebut pada
sesuai dengan rangkaian tindakan yang
lembar pengamatan yang telah
telah dilaksanakan untuk setiap siklus.
8
Data hasil penelitian melalui metode
Siklus I dilakukan dalam tiga kali
discovery dalam pembelajaran IPS ini
pertemuan dan siklus II juga dilakukan
dipaparkan secara rinci dengan bagian-
dalam tiga kali pertemuan
bagian sebagai berikut: (a) Hasil
a. Hasil Penelitian Siklus I
Penelitian Pelaksanan Siklus I dan siklus
II,
meliputi;
1) aspek kognitif
perencanaan
Tindakan,
Pelaksanaan
observasi,
dan
Tindakan,
Refleksi,dan
Berdasarkan
belajar siswa
pada aspek kognitif dapat diporoleh
(b)
melalu tes soal yang diberikan kepada
Pembahasan
Hasil
Penelitian.
siswa. Siswa yang mengikuti tes ada 11
Pelaksanaan
tindakan
dilakukan
orang. Berikut persentase ketuntasan
dengan mengikuti prosedur yang telah
belajar siswa pada aspek kognitif siswa
ditetapkan dalam penelitian tindakan
pertemuan 1, 2 dan 3 pada siklus I
kelas. Prosedur pelaksanaan tindakan
dapat dilihat pada tabel berikut :
ini dilakukan dalam dua kali siklus. Tabel 1. Hasil Penilaian Kognitif Siswa Siklus I
No 1 2 3
Siswa Yang Tidak Tuntas Pertemuan Rata-rata Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 1 9% 10 90% 65,82 2 2 18% 9 82% 65,73 3 2 18% 9 82% 69,73 Berdasarkan tabel 1, dapat belum tuntas. Pada pertemuan 2 Siswa Yang Tuntas
dikemukakan bahwa pesentase aspek
Siklus I adalah 18% (2 Orang) siswa
kognitif pada pertemuan 1 Siklus I
yang tuntas
adalah 9% (1 Orang) siswa yang
siswa yang tidak tuntas. Pada Pada
tuntas dan 90% (10 Orang) yang
pertemuan 3 Siklus I adalah 18% (2
dan 82% (9 Orang)
9
Orang) siswa yang tuntas dan 82%
proses
(9 Orang) siswa yang tidak tuntas.
penilaian aspek afektif siswa sebagai
IPS,
hasil
berikut :
2) aspek afektif siswa Berdasarkan
pembelajaran
hasil
pengamatan guru (Peneliti) selama Tabel 2. Hasil Penilaian Aspek Afektif Siswa Siklus I
No
Pertemuan
1 2 3
1 2 3
1 (Kurang) -
Skor Sikap 2 3 4 (Cukup) (Baik) (Sangat Baik) 7 Orang 4 Orang 4 Orang 5 Orang 2 Orang 9 Orang 2 Orang sangat baik Pada aspek afektif ini
Berdasarkan tabel 2, dapat kemampuan siswa dalam bertanyaa dikemukakan bahwa pesentase aspek sudah Afketif
dalam
bertanya
mengalami
peningkatan
pada namun hasil penilaian berlum sesuai
pertemuan 1 Siklus I adalah 7 orang dengan apa yang diharapkan siswa yang nilai skor cukup dan 4 3) aspek Psikomotor siswa orang siswa dengan nilai skor baik. Berdasarkan
hasil
adalah 4 orang siswa yang nilai skor pengamatan guru (Peneliti) selama cukup, 5 orang siswa dengan nilai proses
pembelajaran
IPS,
hasil
skor baik dan 2 Orang siswa penilaian aspek psikomotor siswa memperoleh skor sangat baik. Pada sebagai berikut : Pada pertemuan 3 Siklus I adalah 9 orang siswa yang nilai skor baik dan 2 orang siswa dengan nilai skor
10
Tabel 3. Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus I Siswa Yang Tidak Tuntas Rata-rata Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 1 2 9% 10 90% 63% 2 2 3 27% 8 72% 65% 3 3 4 36% 7 63% 63% yang tuntas dan 63% (7 orang) siswa Berdasarkan tabel 3, dapat siswa tidak tuntas. dikemukakan bahwa pesentase aspek 4) Kinerja Guru Selama Dalam Psikomotor dalam dalam Proses Pembelajaran mengkomunikasikan pada pertemuan Berdasarkan lembar 1 Siklus I adalah 9% (2 orang) siswa observasi kegiatan guru dalam yang tuntas dan 90% (9 orang) siswa mengelola pembelajaran pada siklus siswa tidak tuntas. pada pertemuan 2 I, maka jumlah skor dan persentase Siklus I adalah 27% (3 orang) siswa kegiatan guru dalam mengelola yang tuntas dan 72% (8 orang) siswa pembelajaran pada siklus I dapat siswa tidak tuntas. pada pertemuan 3 dilihat pada tabel berikut : Siklus I adalah 36% (4 orang) siswa No
Pertemuan
Siswa Yang Tuntas
Tabel 4. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Jumlah Skor 1 82 2 97 3 102 Rata-rata Target Dari analisis data di atas
Persentase Keterangan 60,74% Cukup 71,85% Cukup 75, 55% Baik 69,38% Cukup 75% dikatakan masih belum baik. Untuk
dapat dilihat persentase guru dalam
itu guru perlu melakukan perbaikan
mengelola pembelajaran memiliki
terhadap kinerja guru dalam proses
rata-rata 69,38% sehingga dapat
pembelajaran.
11
b. Hasil Penelitian Siklus II
tes ada 11 orang. Berikut persentase
1) aspek kognitif siswa
ketuntasan belajar siswa pada aspek
Berdasarkan
belajar siswa
kognitif siswa pertemuan 1, 2 dan 3
pada aspek kognitif dapat diporoleh
pada siklus I dapat dilihat pada tabel
melalu tes soal yang diberikan
berikut :
kepada siswa. Siswa yang mengikuti Tabel 5. Hasil Penilaian Kognitif Siswa Siklus II Siswa Yang Tidak Tuntas Rata-rata Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 1 10 91% 1 9% 75,55% 2 2 11 100% 78,73% 3 3 11 100% 83,36% penaikan sangat menonjol sekali. Ini Berdasarkan tabel 1, dapat sebabkan oleh perhatian belajar dikemukakan bahwa pesentase aspek siswa yang sudah sangat maksimal, kognitif pada pertemuan 1 Siklus II rata-rata siswa siswa tuntas semua adalah 91% (10 Orang) siswa yang pada siklus II ini dapat dilihat dari tuntas dan 9% (1 Orang) yang belum pertemuan 2 dan 3 rata-rata tuntas. Pada pertemuan 2 Siklus II pencapaian KKM sudah tercapai adalah 100% (11 Orang) siswa yang menurt standar yang ditetapkan. tuntas dan siswa yang tidak tuntas 2) aspek afektif siswa tidak ada lagi. Pada Pada pertemuan Berdasarkan hasil 3 Siklus II adalah 100% (11 Orang) pengamatan guru (Peneliti) selama siswa yang tuntas dan siswa tidak proses pembelajaran IPS, hasil tuntas tidak ada. Pada aspek kognitif No
ini
Pertemuan
persentase
siswa
Siswa Yang Tuntas
mengalami
12
penilaian aspek afektif siswa sebagai
berikut :
Tabel 6. Hasil Penilaian Aspek Afektif Siswa Siklus II
No
Pertemuan
1 2 3
1 2 3
1 (Kurang) -
Skor Sikap 2 3 4 (Cukup) (Baik) (Sangat Baik) 9 Orang 2 Orang 3 Orang 8 Orang 2 Orang 9 Orang mengalami peningkatan serta hasil
Berdasarkan tabel 2, dapat penilaian sudah sesuai dengan apa dikemukakan bahwa pesentase aspek yang diharapkan. Ini disebabkan oleh Afketif
dalam
bertanya
pada keseriusan siswa dalam bertanya
pertemuan 1 Siklus II adalah 9 orang sudah
maksimal,
siswa
sudah
siswa yang nilai skor baik dan 2 percaya diri untuk bertanya. orang siswa dengan nilai skor sangat 3) aspek Psikomotor siswa baik. adalah 8 orang siswa yang nilai Berdasarkan skor sngat baik,
hasil
3 orang siswa pengamatan guru (Peneliti) selama
dengan nilai skor baik. Pada Pada proses
pembelajaran
IPS,
hasil
pertemuan 3 Siklus II adalah 9 orang penilaian aspek psikomotor siswa siswa yang nilai skor sangat baik dan sebagai berikut : 2 orang siswa dengan nilai skor baik Pada aspek afektif ini kemampuan siswa
No 1 2 3
dalam
bertanya
sudah
Tabel 7. Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus II Siswa Yang Tidak Siswa Yang Tuntas Tuntas Pertemuan Rata-rata Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 6 54% 5 45% 69% 2 9 81% 2 18% 76% 3 11 100% 89%
13
Berdasarkan tabel 7, dapat
peningkatan antusias dan semangat
dikemukakan bahwa pesentase aspek
siswa
Psikomotor
dalam
sangat terlihat sekali , dan hasil
mengkomunikasikan pada pertemuan
penilaian sudah sesuai dengan apa
1 Siklus II adalah 54% (6 orang)
yang diharapkan.
siswa yang tuntas dan 45% (5 orang)
4) Kinerja Guru Selama Dalam
siswa
dalam
siswa
tidak
tuntas.
pada
dalam
mengikuti
diskusi
Proses Pembelajaran
pertemuan 2 Siklus II adalah 81% (9
Berdasarkan
orang) siswa yang tuntas dan 18% (2
observasi
orang) siswa siswa tidak tuntas. pada
mengelola pembelajaran pada siklus
pertemuan 3 Siklus II adalah 100%
I, maka jumlah skor dan persentase
(11 orang) siswa yang tuntas semu.
kegiatan
Pada
pembelajaran pada siklus I dapat
aspek
kemampuan
psikomotor
ini
mengkomunikasikan
kegiatan
lembar
guru
guru
dalam
dalam
mengelola
dilihat pada tabel berikut :
dalam diskusi sudah mengalami Tabel 8. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II
Pertemuan Jumlah Skor 1 109 2 122 3 127 Rata-rata Target Dari analisis data di atas dapat dilihat
persentase
guru
dalam
Persentase Keterangan 80,74% Baik 90,37% Amat Baik 94,00 Amat Baik 88,39% Amat baik 75% sudah sangat baik. Untuk itu guru tidak lagi
perlu
melakukan
perbaikan
mengelola pembelajaran memiliki rata-
terhadap kinerja guru dalam proses
rata 88,39% sehingga dapat dikatakan
pembelajaran.
14
B. Pembahasan Peningkatan Hasil
pembelajaran pada siklus II pertemuan
Belajar Siswa dari Siklus I ke
I hari Senin tanggal 12 Januari 2015,
Siklus II
pertemuan II hari Rabu tanggal 13
Penelitian
tindakan
kelas
ini
Januari 2015 dan pertemuan dengan
terdiri dari dua siklus yang setiap
waktu 3 x 35 menit untuk setiap kali
siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan
pertemuan. Proses pembelajaran pada
dan tes hasil belajar pada setiap
setiap kali pertemuan mengacu pada
pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran
buku Buku IPS SD Kelas V Penerbit
yang dilaksanakan melalui pendekatan
Erlangga, BSE dan buku IPS yang
discovery Penelitian ini menggunakan
relevan.
instrumen penelitian berupa lembar observasi
aktivitas
siswa,
lembar
Pembelajaran discovery
membuat
melalui
metode
siswa
merasa
observasi aktivitas proses pelaksanaan
senang dalam belajar terutama siswa
pembelajaran guru , dan tes hasil
yang aktif dalam proses pelaksanaan
belajar siswa berupa UH.
pembelajaran.
Dengan
pendekatan
Pelaksanaan pembelajaran pada
discovery akan membuat siswa berani
siklus I pertemuan I hari selasa tanggal
untuk menyampaikan sesuatu didepan
06 Januari 2014, pertemuan II hari
teman-temannya.
Rabu tanggal 07 Januari 2015 dan
pendekatan
pertemuan III hari kamis tanggal 08
berkelompok dan bisa saling mengenal
Januari 2015 pertemuan dengan waktu
satu dengan yang lainnya..
3 x 35 menit untuk setiap kali pertemuan.
Sedangkan
pelaksanaan
Selain
inkuiri
itu
siswa
dalam dibuat
15
dikatakan
1. Kemampuan Aspek Kognitif.
mengalami
peningkatan
Pada siklus I pembelajaran yang
setiap pertemuan tetapi masih belum
telah dilakukan melalui melalui metode
sesuai dengan indikator keberhasilan
discovery sudah mulai membaik tetapi
siswa.
masih ada juga kelemahan dari siswa dalam
melaksanakan
Pada pertemuan I siklus II nilai
proses
rata-rata nilai siswa 75,55, rata-rata ini
pembelajaran ini. Dalam mengerjakan
diperoleh dari hasil tes soal yang
tes soal yang diberikan guru, siswa
diberikan oleh guru selanjutnya pada
masih
nilai
pertemuan II siklus II mengalami
dibawah KKM yang telah ditentukan
penaikan rata-rata pada pertemuan II
tuntas.
ini adalah 78,73 sedangkan pada
ada
yang
mendapat
Pada pertemuan I siklus I nilai
pertemuan III siklus II juga mengalami
rata-rata nilai siswa 65,82, rata-rata ini
kenaikan adalah 86,36, total nilai rata-
diperoleh dari hasil tes soal yang
rata siswa pada aspek kognitif siklus II
diberikan oleh guru selanjutnya pada
pertemuan I, II dan III adalah 80,21.
pertemuan II siklus
Setiap pertemuan pada siklus II sudah
I mengalami
penaikan rata-rata pada pertemuan II
dikatakan
ini adalah 65,73 sedangkan pada
setiap pertemuan tetapi masih belum
pertemuan III siklus I juga mengalami
sesuai dengan indikator keberhasilan
kenaikan adalah 69,73, total nilai rata-
siswa.
rata siswa pada aspek kognitif siklus I
2. Kemampuan Aspek Afektif.
pertemuan I, II dan III adalah 67,09. Setiap pertemuan pada siklus I sudah
Pada
mengalami
aspek
peningkatan
Afektif
pembelajaran yang telah dilakukan
16
melalui metode discovery pada siklus I
baik 18% (2 orang), pada pertemuan ke
dan II sudah mulai membaik tetapi
II terdapat siswa dengan nilai baik 73%
masih ada juga kelemahan dari siswa
(8 orang) dan siswa dengan nilai
dalam
proses
sangatu Baik 27% (3 orang), pada
pembelajaran ini adalah sikap siswa
pertemuan ke III siswa mendapat nilai
dalam memahami masih terdapat siswa
baik
yang perlu bimbingan lagi.
mendapat nilai sangat baik ada 82% (9
melaksanakan
Pada pertemuan ke I siklus I
ada
18%
(2
orang),
siswa
orang). Rata nilai aspek afektif pada
siswa yang mendapat nilai cukup 64%
siklus II 80,68
(7 orang) dan yang mendapat nilai baik
3. Kemampuan Aspek Psikomotor.
36% (4 orang), pada pertemuan ke II
Kemampuan aspek psikomotor
terdapat siswa dengan nilai cukup 36%
siswa Pada pertemuan I siklus I
(4 orang), dengan nilai Baik 45% (5
terdapat siswa yang tidak tuntas sekitar
orang) dan siswa mendapat nilai sangat
82% (9 orang) dan siswa yang tuntas
baik
pada
sekitar 18% (2 orang), pada pertemuan
pertemuan ke III siswa mendapat nilai
II siklus I terdapat siswa yang tidak
baik
siswa
tuntas sekitar 73% (8 orang) dan siswa
mendapat nilai sangat baik ada 18% (2
yang tuntas sekitar 27% (3 orang),
orang). Rata nilai aspek afektif pada
sedangkan pada poertemuan III adalah
siklus I 69,70
69,73, terdapat siswa yang tidak tuntas
ada
ada
18%
82%
(2
(9
orang),
orang),
Pada pertemuan ke I siklus II
sekitar 64% (7 orang) dan siswa yang
siswa yang mendapat nilai baik 82% (9
tuntas sekitar 36% (4 orang). Pada
orang) dan yang mendapat nilai sangat
setiap
pertemuan
boleh
dikatakan
17
terjadi
peningkatan
pertemuannya.
pada
Persentase
setiap
(tidak ada) dan siswa yang tuntas
rata-rata
sekitar 100% (11orang). Pada setiap
nilai pada siklus I adalah 64,05% .
pertemuan
boleh
dikatakan
terjadi
Kemampuan aspek psikomotor
peningkatan pada setiap pertemuannya.
siswa Pada pertemuan I siklus II
Persentase rata-rata nilai pada siklus II
terdapat siswa yang tidak tuntas sekitar
adalah 78,03% .
45% (5 orang) dan siswa yang tuntas
4. Aktivitas Guru dalam Proses
sekitar 54% (6 orang), pada pertemuan II siklus I terdapat siswa yang tidak
Pelaksanaan Pembelajaran Persentase rata-rata aktivitas guru
tuntas sekitar 18% (2 orang) dan siswa
dalam
yang tuntas sekitar 81% (9 orang),
pembelajaran
sedangkan pada pertemuan III terdapat
melalui metode discovery. Hal tersebut
siswa yang tidak tuntas sekitar 0%
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel
9
:
proses
Persentase Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II Siklus 1 2 Rata-Rata
Persentase 77,77% 89,99% 83,88% adanya
terlihat Dari Tabel 9 di atas, dapat disimpulkan
bahwa
pembelajaran discovery aktivitas
terjadi
pelaksanaan
melalui dapat
guru
persentase proses
aktivitas
pelaksanaan
pelaksanaan peningkatan
Pelaksanaan
peningkatan guru
dalam
pembelajaran
metode
dari siklus I ke siklus II mengalami
meningkatkan
peningkatan dari 77,77% ke 89,99%.
dalam
proses
pelaksanaan pembelajaran. Hal ini
Peningkatan aktivitas guru dalam proses
pelaksanaan
pembelajaran
18
disebabkan melaksanakan
guru
sudah
pembelajaran
bisa
belajar di akhir siklus. Dalam hal ini
IPS
terlihat peningkatan ketuntasan hasil
melalui metode dicovery.
belajar dari siklus I ke siklus II pada
5. Hasil Belajar
tabel berikut:
Data mengenai hasil belajar
Tabel 11 : Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
siswa diperoleh melalui tes hasil Persentase dan Jumlah Siswa Persentase dan Jumlah Siswa yang Telah Mencapai Nilai ≥ 75 yang Belum Mencapai Nilai ≤ 75 Siklus I 18% 82% Siklus II 100% sedangkan untuk nilai rata-rata hasil Berdasarkan Tabel 11 di atas, belajar secara klasikal juga tentang hasil belajar siswa dalam 2 mengalami peningkatan dan sudah siklus, terlihat bahwa pada siklus I, mencapai standar nilai KKM serta siswa yang tuntas belajar (51,72%) indikator keberhasilan secara dan yang belum tuntas belajar klasikal. (48,28%), dengan nilai rata-rata Berdasarkan hasil analisis secara klasikal 69. Sedangkan pada data di atas, dapat disimpulkan siklus II, siswa yang tuntas belajar bahwa pembelajaran melalui metode (89,65%) dan yang belum tuntas dicovery dapat meningkatkan belajar hanya (10,35%), dengan nilai aktivitas dan hasil belajar IPS siswa rata-rata secara klasikal 80. Dengan Dengan penggunaan metode yang demikian dapat disimpulkan bahwa efektif, diharapkan kelemahan persentase ketuntasan belajar siswa masing-masing siswa dan guru dapat dari siklus I ke siklus II mengalami Siklus
peningkatan
sebesar
27,93%,
19
tertutupi serta aktivitas dan hasil
meningkat
belajar siswa terus meningkat.
dengan
KESIMPULAN
(80,68%)
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
yang
telah
pada
skor
siklus
sangat
II baik
3. Terjadinya peningkatan hasil belajar
siswa
pada
aspek
dijelaskan pada bab sebelumnya,
Psikomotor
tentang
maka
kemampuan
berkomunikasi
penelitian
ini
dapat
disimpulkan sebagai berikut :
dalam
1. Terjadinya peningkatan hasil belajar
siswa
pada
aspek
kognitif tentang pemahaman dalam
pembelajaran
IPS
melalui metode Discovery pada siklus
I
adalah
pembelajaran
IPS
melalui metode Discovery pada siklus
I
adalah
64,05%
meningkat menjadi 78,03% SARAN Sehubungan dengan hasil
67,09
penelitian yang diperoleh, maka
meningkat menjadi 80,21 pada
peneliti memberikan saran dalam
siklus II
pelaksanaan pembelajaran sebagai
2. Terjadinya peningkatan hasil belajar
siswa
pada
aspek
afektif
tentang kemampuan
berikut: 1. Bagi guru, dapat memotivasi dan
mengembangkan
bertanya dalam pembelajaran
pengetahuan dan keterampilan
IPS melalui metode Discovery
dan dapat menciptakan kondisi
pada siklus I rata-rata siswa
yang
mendapat skor Baik (69,70%)
pembelajaran
optimal di
untuk sekolah
20
terutama pada pembelajaran IPS
sehingga
dapat
hasil
meningkatkan
hasil
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
belajar siswa. 2. Siswa
belajar siswa dan memeberikan pengetahuan baru bagi siswa. 3. Bagi
peneliti,
diharapkan
menjadi salah satu dasar dan masukan baru
serta dan
pengetahuan dapat
membandingkan dengan model pembelajaran lain. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Muhibbin, Syah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rusman.
2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana. Nana. 2006. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.