1
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SDN 32 SUNGAI JARING AGAM Rini Puspita Sari¹, Erman Har², Rona Taula Sari¹. ¹Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ²Program Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E–mail :
[email protected] Abstract This study aims to describe the learning Results and Interest learners by using the method of Demonstration in the IPA learning in class V SD Negeri 32 River Netted Agam. This research is research that is implemented in the class action two cycles. The subject of this research is the grade V SD Negeri 32 River Netted Agam totalling 27 people. Results of the analysis of the students ' interest in the observation sheet obtained average percentage on a cycle I for all three indicators observed was 50,04%. While on cycle II average percentage interest students obtained 73,56%. Further student learning results obtained average percentage on a cycle I was 40,74 cycle II, while on average the percentage of student learning outcomes is a 77.77. It can be concluded that the IPA learning by using the method of Demonstration can increase interest and student learning outcomes. It is recommended in the IPA learning teacher using the method of demonstration as one of the effective methods used by teachers in the process of teaching and learning. Keywords: Interest, results, learning, demonstrations.
guru lebih banyak mendorong agar
Pendahuluan Dalam era globalisasi sekarang
peserta didik dapat menguasai sejumlah
ini, proses pembelajaran berada dalam
materi pembelajaran. Salah satu mata
kondisi yang sangat lemah. Hal ini
pelajaran yang selalu terkesan hafalan
sesuai menurut Sanjaya (2006: 1)
adalah IPA.
“Salah satu masalah yang dihadapi dunia
pendidikan Indonesia
adalah
Masalah
yang
banyak
ditemui
dalam proses pembelajan, khususnya di
masalah lemahnya proses pembelajaran.
sekolah
dasar
yaitu
kurangnya
Dimana Proses pembelajaran saat ini,
penerapan metode, model, dan strategi
peserta didik kurang didorong untuk
dalam proses pembelajaran sehingga
mengembangkan kemampuan berpikir,
siswa merasa jenuh dengan kegiatan
dan cenderung untuk menghafal materi
pembelajaran, mereka banyak disuruh
pelajaran. Pada mata pelajaran apapun
mencatat materi dan kurang mendapat
2
pengalaman yang menarik sehingga
sebagai produk ilmiah yang tersusun
minat
atas tiga komponen terpenting berupa
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran menjadi rendah.
konsep, prinsip, dan teori yang berlaku
Supaya proses belajar mengajar
secara universal”.
tidak membosankan maka guru harus mencari
cara
yang
tepat
untuk
Menurut Laksmi (dalam Trianto, 2012:
141)
nilai-nilai
yang
dapat
meningkatkan cara belajar siswa yang
ditanamkan dalam pembelajaran IPA
membangkitkan minat siswa mengikuti
antara lain sebagai berikut.
pembelajaran. Guru
a) Kecakapan bekerja dan berfikir dituntut
agar
lebih
secara
teratur
dan
sistematis
professional dalam memilih metode
menurut langkah-langkah metode
pembelajaran. Salah satu metode yang
ilmiah.
dapat digunakan untuk masalah diatas, yaitu
menggunakan
Demonstrasi. Dengan
b) Keterampilan
Metode
dan
kecakapan
dalam mengadakan pengamatan,
menggunakan
mempergunakan
alat-alat
metode ini, dapat meningkatkan minat
eksperimen untuk memecahkan
siswa
dan
masalah.
mengikuti pembelajaran, siswa lebih
c) Memiliki
dalam
memperhatikan
tertarik dan mengerti karena dan
menyaksikan
melihat
langsung
sikap
ilmiah
yang
diperlukan dalam memecahkan
suatu
masalah baik
dalam kaitanya
proses, situasi atau benda tertentu. dan
dengan pelajaran sains maupun
materi
dalam kehidupan.
yang dipelajari akan lebih
mudah diingat oleh peserta didik dan
Mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar
dapat bertahan lama. Metode ini dapat
(SD)
dilakukan di semua mata pelajaran salah
berbagai metode. Sanjaya (2006: 147)
satunya pembelajaran IPA
mengatakan bahwa “Metode adalah cara
Menurut
Trianto
(2012:
141)
yang
dapat
dilaksanakan
digunakan
dengan
untuk
“hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan
mengimplementasikan
yang mempelajari gejala-gejala melalui
sudah disusun dalam kegiatan nyata
serangkaian proses yang dikenal dengan
agar tujuan yang telah disusun tercapai
proses ilmiah yang dibangun atas dasar
secara optimal”. Salah satu metode yang
sikap ilmiah dan hasilnya terwujud
rencana
yang
3
dapat digunakan dalam pembelajaran IPA adalah metode demonstrasi. Menurut
Sanjaya
(2006:
pelajaran
dengan
mengembangkan
sikap-sikap
guru perlu merencanakan pendekatan 152),
Metode Demonstrasi adalah metode penyajian
rangka
cara
memperagakan dan mempertunjukan
secara
lebih
berhati-hati
memerlukan
dan
kecakapan
ia
untuk
mengarahkan motivasi dan berfikir
pada peserta didik tentang suatu proses, situasi
atau
benda
tertentu
baik
peserta didik.
sebenarnya maupun sekedar tiruan.
Berdasarkan uraian di atas dapat
Menurut Sagala (2009: 210)” Metode Demonstrasi adalah petunjuk tentang
proses
terjadinya
suatu
peristiwa atau benda sampai pada penampilan
tingkah
laku
yang
dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruan”. Dengan metode demonstrasi
peserta
berkesempatan
didik
mengembangkan
disimpulkan bahwa metode demonstrasi yaitu
suatu
metode
pembelajaran
dimana guru atau peserta didik sendiri memperlihatkan sesuatu proses kepada seluruh peserta didik, bisa dilakukan secara
langsung
maupun
melalaui
bantuan media pembelajaran. Langkah Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi. a) Rumuskan
tujuan
yang
harus
dicapai oleh peserta didik setelah kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat
mengambil
kesimpulan-
proses demonstrasi berakhir, b) Persiapkan garis besar langkahlangkah demonstrasi yang akan dilakukan
kesimpulan yang diharapkan. Meskipun demikian peserta didik perlu juga mendapatkan waktu yang cukup lama
c) Aturlah
tempat
duduk
yang
memungkinkan semua peserta didik dapat memerhatikan dengan jelas apa yang di demonstrasi kan.
untuk memperhatikan sesuatu yang didemonstrasikan itu, terutama dalam
d) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh peserta didik
4
e) Kemukakan tugas-tugas apa yang
demonstrasi dan proses pencapaian
harus dilakukan oleh peserta didik,
tujuan pembelajaran.
misalnya peserta didik ditugaskan untuk
mencatat
hal-hal
yang
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi f) Mulailah
Penggunaan sangat
Demonstrasi
dengan
teknik
menunjang
(2008:
peserta
demonstrasi adalah:
misalnya
untuk
melalui
berfikir,
pertanyaan-
proses
interaksi
mengajar di kelas. Menurut Roestiyah
kegiatan-kegiatan yang merangsang didik
demonstrasi
1.
84)
kelebihan
metode
Dengan
Demonstrasi
perhatian
pertanyaan yang mengandung teka-
peserta
didik
teki sehinga mendorong peserta
terpusatkan pada pelajaran yang
didik untuk tertarik memperhatikan
sedang
demonstrasi.
kasalahan
lebih
diberikan, yang
dapat
kesalahanterjadi
bila
g) Ciptakan suasana yang menyejukan
pelajaran itu diceramahkan dapat
dan menghindari suasana yang
diatasi melalui pengamatan dan
menegangkan.
contoh kongkrit sehingga kesan
h) Yakinkan bahwa semua peserta didik
mengikuti
yang diterima peserta didik lebih
jalanya
dalam dan tinggal lebih lama pada
demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh peserta didik.
jiwanya. 2.
i) Berikan kesempatan kepada peserta didik
untuk
secara
untuk peserta didik agar lebih giat
aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai
Memberikan motivasi yang kuat
belajar. 3.
Dengan demonstrasi peserta didik
dengan apa yang dilihat dari proses
dapat
demonstrasi itu.
memperoleh pengalaman langsung,
j) Apabila dilakukan,
demonstrasi proses
selesai
pembelajaran
serta
berpartisipasi
dapat
aktif,
dan
mengembangkan
kecakapanya.
perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas kaitanya
tertentu dengan
yang
ada
pelaksanaan
b. Kelemahan Metode Demonstrasi Menurut Sagala (2009: 211) metode
Demonstrasi
kelemahan antara lain:
memiliki
5
1.
Derajat
visibilitasnya
kurang,
diharapkan
peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda
c. Cara
Menurut Sagala (2009: 212) Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
Untuk
mengatasi
mengadakan demonstrasi alat-alat
yang
khusus, kadang-kadang alat itu susah
didapatkan.
1.
demonstrasi
apabila alat yang di demonstrasi
kelemahan
Menentukan terlebih dahulu hasil yang ingin dicapai dalam jam pertemuan itu.
2.
Guru mengarahkan demonstrasi itu
tidak dapat diamati secara seksama
sedemikian rupa sehingga murid-
dalam
pengamatan
murid memperoleh pengertian dan
yang
gambaran
mengadakan
terhadap
hal-hal
di
yang
benar,
demonstrasi diperlukan pemusatan
pembentukan sikap dan gambaran
perhatian.
praktis.
Tidak semua hal yang dapat di
3.
demonstrasi di dalam kelas. Memerlukan
Pilih
dan
demonstrasi
banyak
waktu,
sedangkan kadang-kadang hasilnya
kumpulkan yang
4.
Usahakan agar semua pesrta didik
Kadang-kadang proses yang di
demonstrasi
demonstrasi di dalam kelas akan
memperoleh
berbeda
pemahaman yang sama.
proses
itu
di 5.
/sebenarnya.
mengikuti
pelaksanaan
itu
sehingga
pengertian
dan
Berikan pengertian yang sejelasjelasnya tentang landasan teori dari
Agar
demonstrasi
hasil
yang
baik
mendapatkan
yang di demonstrasi, dan hindari
diperlukan
penggunaan
ketelitian dan kesabaran, kadangkadang ketelitian dan kesadaran itu diabaikan
di
laksanakan.
dapat
jika
alat-alat akan
sangat minimum.
demonstrasi dalam situasi nyata
6.
kelemahan-
metode demonstrasi yaitu:
merupakan metode yang tak wajar
5.
Kelemahan
yang tidak terkontrol.
menggunakan
4.
Mengatasi
Metode Demonstrasi
kadang-kadang terjadi perubahan
3.
tercapai
sebagaimana mestinya.
atau peristiwa yang di demonstrasi,
2.
tidak
sehingga
apa
yang
istilah
yang
tidak
dipahami oleh peserta didik. 6.
Sedapat mungkin bahan pelajaran yang di demonstrasi adalah hal-hal
6
7.
yang bersifat praktis dan berguna
SDN 32 Sungai Jaring, yang berjumlah
dalam kahidupan sehari-hari.
27 orang, terdiri dari 13 orang laki-laki
Menetapkan
garis-garis
besar
langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
dan 14 orang perempuan. Prosedur Penelitian tindakan ini mengacu pada desain PTK Arikunto, terdapat
Metodologi
dilalui,
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Yang
bertolak
dari
kebutuhan
untuk
menaggulangi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi di kelas
atau
Kunandar,
disekolah. (2010:44)
Menurut penelitian
tindakan
kelas
dapat
didefenisikan
sebagai
suatu
penelitian
tindakan
(action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan
melaksanakan
merefleksikan kolaboratif bertujuan
tindakan dan
untuk
dan secara
partisipatif
yang
memperbaiki
atau
meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelas itu melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. Penelitian ini dilaksanakan dikelas V SDN 32 Sungai Jaring,yang menjadi subjek penelitian adalan siswa kelas V
tindakan,
(c)
observasi/pengamatan, dan (d) refleksi. Jenis dalam
data
penelitian
yang ini
digunakan
berupa
data
kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif ini diperoleh dari proses pembelajaran. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pelaksanaan
Mid
semester
siswa.
Sumber data siswa kelas V SDN 32 Sungai Jaring, yang menjadi responden penelitian. Data tersebut adalah tentang hal-hal
yang
berkaitan
dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran berupa informasi.
orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,
yaitu (a) perencanaan, (b)
pelaksanaan
mana PTK bertujuan untuk
pengembangan keterampilan guru yang
empat tahapan yang lazim
Teknik
pengumpulan
dikumpulkan dengan cara
data
observasi,
Angket, Hasil tes. Sedangkan instrumen penelitian berupa minat
siswa,
lembar lembar
observasi observasi
pelaksanaan pembelajaran guru, agket minat dan lembar evaluasi tes hasil belajar. Teknik
analisis
data
dalam
penelitian ini adalah minat dan hasil belajar. Data minat siswa dibuat dalam
7
bentuk lembar observasi minat siswa
Tabel. Persentase peningkatan minat
dan angket. Peneliti mengamati siswa
siswa dari siklus I ke siklus II
yang
tertarik
dalam
memberikan
pertanyaan, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat, dan diskusi
Sikl us
kelompok. peneliti membagikan angket kepada masing-masing siswa dan siswa
Jml
Rata-rata minat
sis
siswa
wa 27
I
or
disuruh untuk mengisi angket tersebut
g
sesuai perintah tertulis. Sedangkan data
27
hasil belajar siswa dilakukan evaluasi kepada siswa, peneliti memberikan butir-butir soal.
dan
menggunakan
metode
hal
baru
dengan demonstrasi
bagi
siswa,
sehingga dalam pelaksanaannya siswa mengalami perubahan cara belajar. Siswa
lebih
aktif
dalam
proses
pembelajaran sehingga terjadi interkasi yang baik antara guru dengan siswa. Dan dengan guru menggunakan media yang menarik secara langsung sehingga siswa tertarik dan minat siswa dalam
siswa
pembelajaran metode
49,6
50,0
%
1%
6%
4%
96,22 58,4
66,0
73,5
%
2%
6%
7%
dalam
dengan
demonstrasi
23,52% Dari
tabel
proses
menggunakan mengalami
diatas
dapat
dijelaskan bahwa rata-rata persentase minat siswa secara klasikal pada siklus I (50,04%),
sedangkan
rata-rata
persentase minat siswa pada siklus II (73,56%). Hal ini menunjukan bahwa minat siswa dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar (23,52%). Dengan demikian persentase minat siswa telah mencapai indikator
keberhasilan yang
telah ditetapkan sebelumya yaitu 73% Untuk
pembelajaran menjadi meningkat. Minat
-rata
59,27 41,2
analisis
pembelajaran
merupakan
g
C
klasikal mengalami peningkatan
refleksi
tindakan,
or
B
Persentase minat siswa secara
Hasil Dan Pembahasan Dari
II
A
Rata
melihat
peningkatan
minat siswa berikutnya yaitu dengan menggunakan
angket
minat
siswa
sebagai berikut :
peningkatan, peningkatan minat siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Table. Persentase peningkatan minat siswa pada angket
8
persentase 40,74% dan yang belum
Jawaban Siswa Ya
Tidak
tuntas belajar ada 16 orang dengan
(%)
(%)
persentase 59,25%, sedangkan pada
Siklus I
55,55%
44,44%
siklus II siswa yang tuntas belajar ada
Siklus II
76,50%
23,50%
21 orang dengan persentase 77,77% dan
Persentase
Persentase minat siswa secara klasikal mengalami peningkatan
dari
menunjukan menggunaka
orang
dengan
persentase
22,22%.
Dengan demikian dapat disimpulkan
20.95% Dilihat
siswa yang tidak tuntas belajar ada 6
table
bahwa metode
diatas
persentase ketuntasan belajar siswa
dengana
secara klasikal dari siklus I dan siklus II
demonstrasi
mengalami
peningkatan
persentase siswa yang menjawab ya
37,03%.
Sehingga
pada angket dari siklus I ke siklus II
keberhasilan
yang
mengalami
sebelumnya melebihi 73%.
peningkatan
sebesar
sebesar mencapai
telah
ditetapkan
Dari hasil yang didapat diatas
(20,95%). Dari data hasil belajar siswa
metode demonstrasi yang digunakan
yang diperoleh melalui tes hasil belajar
guru dalam pembelajaran IPA sangat
di akhir siklus I dan siklus II seperti
tepat untuk meningkatkan minat dan
terlihat pada tabel berikut:
hasil belajar siswa. Karena pada siklus I
Tabel. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus I Persentase Persentase
salah satunya guru menerangkan materi
Siklus
siswa nilai
siswa nilai
≥ 73
< 73
tentang sifat – sifat cahaya dengan metode demonstrasi guru menampilkan secara langsung suatu proses cahaya merambat lurus dengan menggunakan
I
40,74%
59,25%
alat-alat yang dapat dilihat secara nyata
II
77,77%
22,22%
oleh siswa, saat siswa dalam proses
Persentase ketuntasan belajar mengalami peningkatan 37,03%. Berdasarkan tabel diatas tentang hasil belajar siswa dalam 2 siklus terlihat bahwa pada siklus I siswa yang tuntas belajar ada 11 orang dengan
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode demonstrasi tersebut mereka menjadi
semangat
untuk
memperhatikan
pembelajaran
mereka
senang
juga
pembelajaran.
Kerena,
dan
mengikuti materi
9
pembelajaran diterangkan guru dengan
dengan menggunakan cakram warna,
demonstrasi merupakan hal baru yang
setelah
menarik dan siswa menjadi fokus
disuruh membuat sebuah cakram warna,
memperhatikanya
jelas,
mereka disuruh mewarnai media karton
langsung,
yang sudah disediakan guru dengan 7
prosesnya
disebabkan
nampak/dilihat
bahkan siswa juga dapat ikut melakukan
menerangkan
dengan
guru
pembelajaran
demonstrasi
siswa
warna yang berbeda.
demonstrasi tersebut secara langsung. Dibandingkan
selesai
Pada proses pembelajaran tersebut siswa
terlihat lebih semangat, aktif
seperti
dalam mengikuti pembelajaran, apalagi
biasa, siswa disuruh memperhatikan
setelah mereka menyelasaikan tugas
guru
yang
bercerita
/
siswa
disuruh
diberikan
guru
dan
mengamati gambar yang ada dibuku
mempraktekanya lagi di depan kelas
kemudian mencatat di buku catatan, dan
tergambar dari wajah mereka bahwa
disuruh mengerjakan latihan. hal ini
mereka
hanya
kebanggaan tersendiri
menimbulkan
sehingga
siswa
memperhatikan,
kebosanan
banyak
tidak
merasa
senang,
dan
bagi
ada
mereka
dengan karya yang sudah mereka buat.
menyontek jawaban
Pembelajaran
dengan
teman, ribut, bermain dan sibuk dengan
menggunakan metode demonstrasi juga
dirinya sendiri sehingga tujuan dari
memancing rasa penasaran siswa akan
pembelajaran
pembelajaran demonstrasi berikutnya
tesebut
tidak
akan
tercapai. Dengan
sehingga belajar IPA itu ditunggu oleh demonstrasi
siswa
siswa. Dari pembahasan diatas minat
mendapat pengalaman belajar yang
siswa
lebih
dikatakan
bermakna,
mengingat
materi
mereka yang
paham,
dalam
pembelajaran meningkat
dapat dengan
diajarkan
menggunakan metode demonstrasi dan
dengan baik dan ingatan akan pelajaran
apabila minat siswa dalam mengikuti
tersebut akan bertahan lama dalam
proses belajar meningkat maka akan
ingatan mereka. Pada siklus II guru
berdampak baik juga pada hasil belajar
mendemonstrasikan materi “membuat
siswa yang juga akan meningkat.
karya model sederhana tentang cahaya
Dari
hasil
analisis
data
dan
putih terdiri dari bermacam warna”
pembahasan, penelitian ini dinyatakan
disini guru mendemonstrasikan materi
dapat diterima, yaitu “hal ini dapat
10
dibuktikan
dengan
menggunakan
metode demonstrasi terjadi peningkatan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SDN 32 Sungai Jaring, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam”. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu minat dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA meningkat dengan menggunakan metode Demonstrasi di SD Negeri 32 Sungai
Jaring
Kecamatan
Lubuk
Basung, Kabupaten Agam.
Daftar Pustaka Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara