PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: Aris Suatmaji 091134081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: Aris Suatmaji 091134081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Tuhan Yesus yang selalu memberikan terang Roh KudusNya Ayah dan Ibu yang selalu memberikan semangat dan bantuan baik moral maupun material serta selalu menyebutkan nama saya dalam doanya Adik dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan agar skripsi cepat selesai
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Berdo'a sepenuh hati, bekerja sekuat tenaga. Anonymous
Jika keajaiban itu tidak berpihak kepada kita, maka kita sendiri yang akan membuat keajaiban itu. Roronoa Zoro (One Piece)
Mereka yang melakukan dengan baik, akan mendapatkan yang terbaik juga. Trafalgar Law (One Piece)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Penulis
Aris Suatmaji
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama: Aris Suatmaji NIM: 091134081 Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA. kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang menyatakan
Aris Suatmaji
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta. Oleh: Aris Suatmaji 091134081 Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri. 2) mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A SDN Gedongtengen Yogyakarta pada Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 26. Objek penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi perubahan wujud benda. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tes pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan analisis kuantitafif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai dari kondisi awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus I menurun menjadi 65,4% dan pada siklus II naik menjadi 80,8%. 2) upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) orientasi, b) merumuskan masalah, c) mengajukan hipotesis, d) mengumpulkan data, e) membuat kesimpulan, f) mempresentasikan hasil dan g) evaluasi.
Kata kunci: metode inkuiri, proses kognitif Bloom, prestasi belajar, mata pelajaran IPA.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Science Learning Achievement’s Increase by Inquiry Method Application to Students Class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary School. By: Aris Suatmaji 091134081 This research is aimed to: 1) improve student achievement Elementary School IV A Gedongtengen Yogyakarta using the inquiry method. 2) described efforts to increase student achievement Elementary School IV A Gedongtengen Yogyakarta using the inquiry method.. This research type was class action research (CAR). These research subjects were all of students’ class 4A Gedongtengen Yogyakarta Elementary School in academic years of 2015/2016 who were 26 students. Data submission was using multiple choice test instruments. Data analytic was using quantitative- qualitative analytic. Research result shown us that: 1) inquiry method could increase students’ study achievement at science class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary school. This thing proved by average score that the early condition was 68, at first cycle increase to be 7, at second cycle be 77,1. Completeness percentage at early condition was 72.2%, at first cycle decrease into 65,4%, and at second cycle increase into 80,8%. 2) The effort to increasing study achievement of students’ class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary school using inquiry method succeed. It was done by these steps: a) orientation b) problem formulation, c) submits hypotheses, d) data submission, e) conclusion making, f) result presentation, and g) evaluation. Key words: Inquiry method, Bloom’s cognitive process, learning achievement, Science.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA
SISWA
KELAS
IV
A
SD
NEGERI
GEDONGTENGEN
YOGYAKARTA” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd., Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini. 4. Drs. YB Adimasana, M.A, dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, memberikan saran dan sabar dalam meluangkan waktu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 5. Dra. Sri Astuti, Kepala Sekolah SD Negeri Gedongtengen yang telah memberikan dukungan serta ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Gedongtengen. 6. Antonius Samijo, guru kelas IV A SD Negeri Gedongtengen yang telah bekerja sama serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra dalam penelitian. 7. Siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen, yang bersedia bekerja sama dalam penelitian ini. Ayah Yosep Ngadiman, Ibu Kadariyah dan adikku Hermawan serta saudara-saudaraku yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan dukungan kepada penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Teman-teman angkatan 2009 (Agung, Jani, Icak, Yoga) yang sudah memberikan saran dan semangat selama penyusunan skripsi. 9. Djatmiko, Wahyu dan Dwi Wibisono serta semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Penulis
Aris Suatmaji
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJJUAN ............................................................................. iii PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv MOTTO .................................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................ vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5 E. Batasan Pengertian ........................................................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7 A. Kajian Pustaka ................................................................................................. 7 1. Pengertian Inkuiri ........................................................................................ 7 2. Jenis-jenis Inkuiri ........................................................................................ 9 3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri ......................................... 11 B. Prestasi Belajar ............................................................................................... 12 1. Pengertian Prestasi .................................................................................... 12 2. Pengertian Belajar ..................................................................................... 13 3. Pengertian Prestasi Belajar ........................................................................ 14 4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar .......................................................... 15
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Indikator Prestasi Belajar .......................................................................... 16 C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ......................................................... 19 D. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 20 E. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 22 F. Hipotesis Tindakan ........................................................................................ 23 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 25 A. Jenis Penelitian............................................................................................... 25 B. Setting Penelitian ........................................................................................... 27 1. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................... 27 2. Subjek Penelitian ....................................................................................... 27 3. Objek Penelitian ........................................................................................ 27 C. Rencana Tindakan .......................................................................................... 27 1. Persiapan ................................................................................................... 28 2. Rencana Siklus I ........................................................................................ 28 3. Rencana Siklus II ...................................................................................... 30 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 31 E. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 31 F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................................................. 33 1. Uji Validitas Instrumen ............................................................................. 33 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas .......................................... 36 3. Uji Reliabilitas Instrumen ......................................................................... 38 4. Penentuan Reliabilitas ............................................................................... 38 G. Analisis Data .................................................................................................. 39 H. Kriteria Keberhasilan ..................................................................................... 40 I.
Jadwal Penelitian ........................................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 42 A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 42 1. Pra Siklus................................................................................................... 42 2. Siklus I....................................................................................................... 44 3. Siklus II ..................................................................................................... 47 B. Pembahasan .................................................................................................... 50 1. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Metode Inkuiri............................... 51
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Prestasi Belajar Siswa ............................................................................... 53 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 57 A. Kesimpulan .................................................................................................... 57 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 58 C. Saran .............................................................................................................. 58 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi .......................................................................... 33 Tabel 3.2 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus I........................................ 34 Tabel 3.3 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus II ..................................... 35 Tabel 3.4 Koefisien korelasi reliabilitas................................................................ 38 Tabel 3.5 Kriteria koefisien reliabilitas siklus I .................................................... 39 Tabel 3.6 Kriteria koefisien reliabilitas siklus II................................................... 39 Tabel 3.7 Kriteria keberhasilan penelitian ............................................................ 40 Tabel 3.8 Jadwal penelitian ................................................................................... 41 Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa Kelas IV A Tahun Sebelumnya ........................ 42 Tabel 4.10 Prestasi Belajar Siswa Siklus I ............................................................ 45 Tabel 4.11 Capaian siklus I ................................................................................... 47 Tabel 4.12 Prestasi belajar siklus II ...................................................................... 49 Tabel 4.13 Capaian siklus II ................................................................................. 50 Tabel 4.14 Capaian dari kondisi awal, siklus I dan siklus II................................. 54 Tabel 4.15 Peningkatan dari siklus I ke siklus II .................................................. 55
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SILABUS PEMBELAJARAN .......................................................... 64 Lampiran 2 RPP Siklus I ....................................................................................... 71 Lampiran 3 RPP Siklus II...................................................................................... 76 Lampiran 4 MATERI AJAR ................................................................................. 82 Lampiran 5 Soal Evaluasi siklus I ......................................................................... 86 Lampiran 6 Soal Evaluasi siklus II ....................................................................... 89 Lampiran 7 Hasil Evaluasi Siklus I ....................................................................... 93 Lampiran 8 Hasil Evaluasi Siklus II ..................................................................... 95 Lampiran 9 Tabel Validasi Soal Siklus I .............................................................. 97 Lampiran 10 Tabel Validasi Soal Siklus II ........................................................... 99 Lampiran 11 Uji Reliabilitas ............................................................................... 101 Lampiran 12 Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran ................................. 102 Lampiran 13 DOKUMENTASI SIKLUS I ......................................................... 106 Lampiran 14 DOKUMENTASI SIKLUS II ....................................................... 110 Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 113 Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 114 Lampiran 17 Biodata ........................................................................................... 115
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan
pengertian
dan
manfaat
penelitian.
Berikut
adalah
pembahasannya: A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia yang diperoleh dari pengalaman melalui metode ilmiah. Metode ilmiah yang mencakup pengamatan, perumusan masalah, dugaan, eksperimen, dan simpulan. Objek dan persoalan IPA adalah semua gejala alam dan peristiwa yang dapat diindera dan diukur.
Mata
pelajaran
IPA
diprogramkan
untuk
menanamkan
dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa serta untuk mencintai dan juga menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Siringoringo, 2004: 1).
Pembelajaran IPA bagi siswa adalah mengajak siswa belajar mengungkapkan gejala-gejala alam dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah yang dilakukan oleh para peneliti IPA dan bukan mentransfer pengetahuan secara informatif. Belajar IPA harus melibatkan unsur-unsur proses atau aktivitas siswa baik secara mental maupun fisik agar siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang nyata. Dengan demikian, belajar IPA bukan hanya sekedar menghafal konsep tetapi siswa berusaha untuk menemukan konsep.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Namun kenyataan yang dijumpai di lapangan bahwa dalam pembelajaran IPA SD umumnya masih menunjukkan kualitas yang belum memuaskan. Selama proses pembelajaran, keaktifan guru SD pada umumnya sangat dominan dengan memberikan informasi, sementara siswa mendengarkan dan mencatat. Banyak guru mengajarkan IPA dengan cara yang kurang menarik atau membosankan, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dan mengembangkan keterampilan dan sikap ilmuan, serta kurang mewujudkan interaksi antara siswa dan fenomena sains yang ada di lingkungan sekitar. Dengan demikian kegiatan pembelajaran IPA di SD pada akhirnya hanyalah pemindahan dan perolehan fakta-fakta yang selanjutnya menjadi bahan hafalan bagi siswa. Corebima (dalam Siringoringo, 2004: 2) mengatakan bahwa anak belum mampu berpikir kritis, maksimal, dan kurangnya nalar siswa belum dilakukan guru terutama berkaitan dengan penggunaan pendekatan dalam proses pembelajaran IPA, dan akhirnya berpengaruh pada perolehan prestasi belajar.
Dalam pembelajaran sehari–hari, guru menyampaikan materi dengan menerapkan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Dalam pengamatan siswa menangkap atau mengerti tentang materi yang diterangkan, tetapi setelah siswa diberi kesempatan bertanya, sedikit sekali diantara mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru bertanya kepada siswa, hanya ada dua–tiga siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar, itu pun anak-anak yang pandai saja. Ketika guru memberikan soal–soal latihan, terdapat siswa yang duduk sambil tidur–tiduran, tampak kurang bersemangat dalam belajar. Ketika hasil pekerjaannya dikumpulkan dan dikoreksi bersama secara silang antar siswa sekelas dengan bimbingan guru, ternyata banyak siswa yang kesulitan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
mengerjakan soal–soal latihan tersebut, masih banyak mendapat nilai yang rendah.
Akar penyebab kejenuhan atau kurang semangat belajar pada siswa mungkin karena guru kurang tepat dalam pemilihan strategi pembelajaran, guru selalu menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Selain itu guru tidak menggunakan media pembelajaran. Hanya menggunakan buku paket dan latihan soal pada LKS, dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan, proses pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru dan siswa sebagai pendengar saja.
Dengan kondisi pembelajaran yang memprihatinkan penelaahan kembali praktek-praktek pembelajaran di sekolah-sekolah membutuhkan perhatian yang serius dari berbagai kalangan guna mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat. Berbagai upaya telah dilaksanakan, akan tetapi persoalan yang mendasar yaitu praktek pembelajaran belum juga teratasi karena masih berpegang pada paradigma lama, praktek pembelajaran tradisional. Proses belajar mengajar mata pelajaran IPA terfokus pada guru, dan kurang berfokus pada siswa.
Pembelajaran inkuiri merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivistik. Pendekatan ini didasari oleh kenyataan bahwa tiap individu memiliki
kemampuan
untuk
mengkonstruksi
kembali
pengalaman
atau
pengetahuan yang telah dimilikinya. Kemudian Dahar (dalam Siringoringo, 2004: 54) mengatakan bahwa ”pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan antara lain seperti pengetahuan itu bertahan lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
atau lama diingat, prestasi belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik dari prestasi belajar lainnya, secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berpikir secara bebas”. Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas, maka sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar IPA, termasuk juga di dalamnya yaitu meningkatkan aktivitas belajar IPA kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta, peneliti merasa perlu untuk memberikan masukan dalam mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPA tersebut. Dengan demikian, peneliti mencoba
merancang
suatu
penelitian
dengan
judul:
”PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA”. Menurut peneliti, dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa diberikan kesempatan untuk dapat mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu obyek. Sehingga diharapkan di dalam diri siswa akan benarbenar tertanam konsep yang matang dan secara tidak langsung dapat meningkatkan
pemahaman
konsep,
termotivasi
belajarnya,
serta
dapat
menumbuhkan anggapan bahwa mata pelajaran IPA tidak sulit untuk dipelajari.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah penerapan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
2. Bagaimana upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA. 2. Mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat seperti: 1. Bagi Siswa Meningkatkan kemampuan siswa melalui metode inkuiri dengan melakukan eksperimen-eksperimen dalam pembelajaran. 2. Bagi Guru Menambah
wawasan
guru
dalam
penyampaian
pembelajaran
menggunakan metode inkuiri. 3. Bagi Sekolah Memberi masukan kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui model pembelajaran inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
4. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan serta pengalaman melalui penerapkan metode yang didapatkan selama perkuliahan.
E. Batasan Pengertian 1. Metode inkuiri terbimbing adalah suatu cara menyampaikan pelajaran yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah di mana siswa mencari jawaban melalui serangkaian eksperimen dan menarik kesimpulan sebagai jawaban yang di bimbing oleh guru. 2. Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar melalui serangkaian tes dan non tes ditunjukkan dengan bentuk nilai. 3. IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam sekitar. 4. Siswa SD adalah peserta didik yang berumur 9-10 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan ini dibagi menjadi empat bagian: yaitu kajian pustaka, hasil penelitian sebelumnya, kerangka berpikir, dan hipotesis. A. Kajian Pustaka 1.
Pengertian Inkuiri Inkuiri berasal dari bahasa inggris Inquiry, yang secara harfiah berarti penyelidikan. Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan metode inkuiri ini siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri. Para ahli pendidikan dan juga para pengajar cenderung menggunakan istilah metode inkuiri. Menurut Gulo (dalam Trianto, 2007:135) strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Menurut Sanjaya (2006:196) metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Selain itu, metode inkuiri menekankan pengembangan aspek 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
kognitif, afektif, dan psikomotor untuk belajar disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Metode inkuiri adalah suatu proses penemuan dan penyelidikan masalahmasalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. Metode ini merupakan suatu bentuk instruksional kognitif, yang memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi secara aktif menggunakan konsep-konsep dan prinsip dan melakukan demonstrasi Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan metode yang digunakan oleh para ahli penelitian. Dalam metode inkuiri berarti guru merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah,
mengajukan
pertanyaan,
mengemukakan
langkah-langkah
penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman. Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar discovery, sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya ber-discovery dan kemampuan lainnya. Dalam inkuiri, seorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist), melakukan demonstrasi, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri, dan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam. b) Merumuskan masalah. c) Merumuskan hipotesis. d) Merancang pendekatan eksperimen. e) Melaksanakan eksperimen. f) Mensistensikan pengetahuan. g) Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan
dan
menghormati
model-model
teoritis,
serta
bertanggung jawab. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri merupakan suatu proses kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah dengan bimbingan guru. Sehingga siswa lebih memaknai pembelajaran dan berproses melalui pengalamannya sendiri. Siswa memiliki kesadaran sendiri untuk memenuhi kebutuhan belajarnya dengan kemampuan yang dimilikinya. Penelitian ini menggunakan inkuiri terbimbing karena siswa SD belum terbiasa menggunakan metode inkuiri bebas dan perlu bimbingan agar pembelajaran bisa terlaksana serta siswa tidak bingung. 2.
Jenis-jenis Inkuiri Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis menurut Sund dan Trowbrigde (dalam Mulyasa 2007:109). Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
a) Inkuiri Terbimbing Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi atau permasalahan. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran.
Pada dasarnya siswa
selama proses belajar berlangsung akan
memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada setiap tahap, guru memberikan bimbingan agar siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan arahan yang dapat menggiring siswa untuk dapat memahami konsep pelajaran.
b) Inkuiri Bebas Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
c) Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Permasalahan yang akan diselidiki diberikan oleh guru. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak bisa memilih masalah untuk diselidiki sendiri, namun ada bimbingan yang diberikan tetapi lebih sedikit. 3.
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri Menurut Sanjaya (2006:199) terdapat 6 langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri: a) Orientasi Orientasi merupakan langkah awal dalam metode inkuiri yang digunakan guru untuk mengondisikan siswa agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah ini guru melihat kemampuan awal siswa terkait materi yang akan diajarkan. Kemampuan awal siswa dapat dilihat ketika guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. b) Merumuskan masalah Pada langkah ini, siswa dibimbing guru untuk mencari masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
c) Mengajukan Hipotesis Pada langkah merumuskan hipotesis, guru membimbing siswa untuk menentukan jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas. d) Mengumpulkan Data Pada langkah ini, siswa dibimbing guru untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dengan melakukan percobaan, menganalisis data yang diperoleh, dan membahas hasil percobaan yang telah dilakukan. e) Menguji Hipotesis Menguji hipotesis merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh. f) Merumuskan Kesimpulan Pada langkah membuat kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan. Dalam metode inkuiri terbimbing guru membimbing siswa untuk merumuskan pertanyaan tentang gejala-gejala fenomena alam yang ada. Siswa melalukan penemuan melalui percobaan, pengamatan, pengumpulan data, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
B. Prestasi Belajar 1.
Pengertian Prestasi Menurut Arifin (1991:3) “Prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas”. Prestasi belajar suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan Environmental input Lerning Teaching Process. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan arti prestasi adalah kemampuan seorang siswa terhadap menyelesaikan tugas dan memberikan umpan balik untuk keperluan bimbingan, diagnosis, dan penyuluhan bagi guru. 2.
Pengertian Belajar Untuk memperoleh pengertian tentang belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dari hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh kehidupannya. Menurut Slameto (2010:2) “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang punya banyak sifat dan jenisnya namun apa yang dilakukan tidak semua perubahan punya arti belajar. Misalnya seorang anak terserempet sepeda motor dan mempunyai luka lecet-lecet, itu tidak termasuk perubahan belajar. Menurut
Hamalik
(2003:27)
“Belajar
adalah
modifikasi
atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman.” Belajar merupakan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar punya arti lebuh luas yaitu mengalami. Hasil belajar bukah hanya penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa, belajar merupakan suatu proses seseorang merubah tingkah laku melalui pengalaman sendiri terhadap interaksi lingkungan sekitar. Interaksi inilah yang membuat pengalaman-pengalaman belajar. Sehingga siswa mampu bereaksi terhadap lingkungan yang bermakna baginya. 3.
Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar menurut Cronbach (dalam Arifin 1991:4) bahwa “Kegunaan prestasi belajar adalah sebagai suatu umpan balik bagi pendidik dalam mengajar, untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan bimbingan, dan penyuluhan, untuk keperluan penempatan”. Sehingga prestasi belajar yang diperoleh siswa dapat menjadi informasi tentang apa saja yang sudah di pahami siswa maupun yang belum. Menurut Umiarso dan Umar (2010:227) merupakan hasil yang dicapai dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Dapat diartikan prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan tingkatan keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang diukur dengan tes. Hasil tes menunjukkan kemampuan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
dalam hal memahami materi ajar atau suatu pelajaran. Hasil tes bisa digunakan untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan bimbingan dan keperluan lainnya. 4.
Faktor yang Mempengaruhi Belajar Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Berikut pegenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaikbaiknya. Faktor internal: 1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh (penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lain sebaganya). 2. Faktor psikologis ada dua, yaitu: a. Faktor intelek (kecerdasan dan bakat) b. Faktor non intelek (kepribadian: sikap,minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan lainya). 3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Faktor eksternal: 1. Faktor sosial. 2. Faktor budaya. 3. Faktor lingkungan fisik. 4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
5.
Indikator Prestasi Belajar Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: a) Kognitif Menurut Taksonomi Bloom Revisi (1994) oleh Anderson dan Krathwohl, mempunyai tujuan pendidikan yang penting yaitu merentensi dan mentransfer atau adanya indikasi pembelajaran yang bermakna. Meretensi merupakan kemampuan untuk mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu tertentu. Menurut Mayer dan Wittrock (dalam Anderson dan Krathwohl 1996:94) mentransfer merupakan kemampuan menggunakan apa yang sudah dipelajari untuk menyelesaikan masalah-masalah baru, menjawab pertanyaan baru, atau memudahkan materi dalam pembelajaran baru. Singkatnya retensi menuntut siswa untuk mengingat apa yang sudah dipelajari, sedangkan mentransfer menuntut siswa bukan hanya untuk mengingat, melainkan juga untuk memahami dan menggunakan apa yang sudah dipelajari. Tingkatan dalam Taksonomi Bloom revisi aspek kognitif adalah 1) Mengingat (remember) merupakan proses mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang yang menjadi pengetahuan yang dibutuhkan siswa. 2) Memahami
(understand)
bila
siswa
dapat
memaknai
pesan-pesan
pembelajaran yang disampaikan melalui pengajaran, buku maupun computer. 3) Mengaplikasikan (apply) merupakan proses yang melibatkan penggunaan aturan-aturan tertentu untuk mengerjakan soal latihan. 4) Menganalisis (analyze) proses yang melibatkan memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
kecil dan menentukan bagaimana caranya menghubungkan antar bagian. 5) Mengevaluasi (evaluate) proses membuat keputusan berdasarkan kriteriakriteria. dan 6) Mencipta (create) proses yamg bertujuan untuk membuat produk baru. Untuk mengukur keberhasilan aspek kognitif, maka harus membuat alat penilaian (soal) dengan membuat pertanyaan yang disesuaikan dengan tujuan-tujan pendidikan. b) Afektif Penilaian afektif (sikap) sangat menentukan keberhasilan peserta didik untuk mencapai ketuntasan dan keberhasilan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Sedangkan peserta didik yang memiliki minat terhadap mata pelajaran, maka akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan pembelajaran secara maksimal. Secara umum aspek afektif yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran terhadap berbagai mata pelajaran mencakup beberapa hal, sebagai berikut: 1. Penilaian sikap terhadap materi pelajaran. Berawal dari sikap positif terhadap mata pelajaran akan melahirkan minat belajar, kemudian mudah diberi motivasi serta lebih mudah dalam menyerap materi pelajaran. 2. Penilaian sikap terhadap guru. Peserta didik perlu memilki sikap positif terhadap guru, sehingga ia mudah menyerap materi yang diajarkan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
3. Penilaian sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran, sehingga pencapaian hasil belajar bisa maksimal. Hal ini kembali kepada guru untuk pandai-pandai mencari metode yang kira-kira dapat merangsang peserta didik untuk belajar serta tidak merasa jenuh. 4. Penilaian sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya peserta didik mempunyai sikap positif terhadap upaya sekolah melestarikan lingkungan dengan mengadakan program penghijauan sekolah. 5. Penilaian sikap yang berkaitan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Peserta didik memiliki sikap positif terhadap berbagai kompetensi setiap kurikulum yang terus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan untuk mengukur sikap dari beberapa aspek yang perlu dinilai, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan skala sikap. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan yang khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan siswa selama di sekolah. c) Psikomotorik Menurut Singer (dalam Mimin Haryati 2007) bahwa mata ajar yang termasuk kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Menurut Ryan (dalam Mimin Haryati 2007), penilaian hasil belajar psikomotor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, pertama melalui pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar mengajar. Kedua, setelah proses belajar yaitu dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ketiga, beberapa waktu setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penelitian
ini
difokuskan
pada aspek kognitif, karena menghindari kerumitan data mengingat mengingat waktu yang terbatas untuk menganalisis.
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah pelaksanaan proses pendidikan yang dilaksanakan guru di sekolah itu lemah. Susanto (2003:165) menyatakan bahwa IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Mata pelajaran IPA selama ini dianggap sulit oleh sebagian peserta didik. Fisher (dalam Amien, 1987:4) menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. Sedangkan Iskandar (2001:1) menjelaskan hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang meliputi pengetahuan tentang alam yang diperoleh lewat proses ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah sehingga dihasilkan produk ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Tujuan pembelajaran IPA yaitu untuk membantu setiap orang agar mempunyai sikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah (Iskandar, 2001:12) antara lain, yaitu: 1. Objektif terhadap fakta artinya tidak dicampuri oleh perasaan dalam mengungkapakan sesuatu, sesuai dengan fakta. 2. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan sebelum ada banyak bukti yang menguatkan data. 3. Berhati terbuka artinya mempertimbangkan penemuan orang lain sekalipun pendapat orang lain bertentangan dengan penemuan diri sendiri. 4. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. 5. Bersifat hati-hati. 6. Ingin menyelidiki Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan IPA di SD bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep IPA dan keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Pencipta-Nya.
D. Penelitian yang Relevan Penelitian yang mendukung penelitian ini dari Yuliana (2012) dengan judul “Peningkatan proses ilmiah dan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri Suryowijayan tahun ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dibuktikan dengan persentase siswa yang mencapai KKM 60 dengan kondisi awal 45,45% mendapat nilai ≥ 60 dan 54,55% mendapat nilai < 60. Pada siklus I dan II siswa yang mencapai KKM 100%. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut bahwa penelitian telah mencapai target yang diharapkan. Dari penelitian Wahyu (2013) dengan judul “Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 melalui metode Inkuiri terbimbing” ada peningkatan prestasi belajar siswa dibuktikan dengan peningkatan persentase siswa yang tuntas KKM dari 50% pada kondisi awal menjadi 80% pada kondisi akhir. Dari hasil penelitian Uswatun (2013) dengan judul skripsi “Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunkan metode inkuiri terbimbing” menunjukan bahwa penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar IPA. Dapat dilihat dari peningkatan persentase siswa yang lulus KKM dari kondisi awal sebesar 64,75% menjadi 94,44% dan rata-rata nilai siswa juga mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 63,18 menjadi 82,01. Dengan demikian penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan mengenai persamaanya adalah inkuiri terbimbing, prestasi belajar dan mata pelajaran IPA serta ada satu yang kelas yang sama yaitu kelas IV yang menjadi subjeknya. Dan yang membedakan berupa variabel yang di teliti berupa keaktifan, tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
penelitian atau sekolah dasar (SD) serta ada kelas V yang menjadi subjeknya. Dari penelitian yang relevan bahwa penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar IPA. Metode inkuiri terbimbing juga layak digunakan untuk proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPA. Desain Penelitian yang Relevan Peningkatan proses ilmiah dan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri Suryowijayan tahun ajaran 2011/2012
Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 melalui metode Inkuiri terbimbing
Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunkan metode inkuiri terbimbing
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta
E. Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA di sekolah dasar pada umumnya masih menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran IPA di sekolah dasar umumnya masih mengandalkan ceramah dari guru, gurulah yang menjadi pusat dalam pembelajaran. Siswa mendengarkan ceramah dari guru di depan kelas, mereka duduk mendengarkan guru mereka mengajar dengan ceramah, itulah yang terjadi pada pembelajaran IPA. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi IPA juga merupakan suatu proses penemuan dan pemaknaan. Metode inkuiri terbimbing merupakan proses dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran untuk melakukan penemuan yang bermakna melalui pengalaman-pengalaman belajar mereka dan dengan melalui interaksi bersama orang-orang dan lingkungan belajar mereka. Sehingga pada akhirnya siswa akan lebih memaknai pembelajaran yang berproses melalui perkembangan mentalnya sendiri. Dengan melibatkan siswa sebagai pemeran utama, maka siswa akan lebih tertarik dalam menjalani proses pembelajaran dan bukan hanya duduk dan mendengarkan ceramah dari guru, khususnya pelajaran IPA. Metode inkuiri menempatkan siswa sebagai individu yang telah mempunyai pengetahuan awal yang nantinya akan mereka bangun sendiri selama berproses.
F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dirumuskan maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Penerapan pembelajaran dengan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
2. Mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Orientasi b. Merumuskan Masalah c. Mengajukan Hipotesis d. Mengumpulkan Data e. Membuat Kesimpulan f. Mempresentasikan Hasil g. Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab III ini akan membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian, jadwal pengambilaan data, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data teknik analisis data. Hal tersebut akan dijelaskan pada sub bab-sub bab berikut ini.
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research yang artinya penelitian dengan tindakan. Menurut Arikunto (2010:58), PTK terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian. Penelitian diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati. Kedua, tindakan. Tindakan merupakan gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Ketiga, kelas. Kelas adalah tempat di mana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama. Dari ketiga unsur di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. tujuan PTK adalah memperbaiki mutu pelajaran, maka tindakan yang diberikan kepada siswa harus terlihat kreatif dan inovatif. Untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka haruslah dilakukan secara berulang-ulang. Penelitian tindakan kelas ini minimal dilaksanakan selama dua siklus. Diagram alur desain penelitian ditunjukkan pada bagan 1. Model penelitian yang digunakan ini adalah Desain PTK dalam Arikunto (2010)
1. Perencanaan
4. Refleksi
Siklus I
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
1. Perencanaan
4. Refleksi
Siklus II I
3. Pengamatan
2. Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Model penelitian dalam Arikunto terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refeksi. Setiap siklus dilakukan pada satu kali pertemuan. Pembelajaran setiap pertemuan atau siklus menggunakan metode inkuiri terbimbing.
B. Setting Penelitian 1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Negeri Gedongtengen yang beralamat di Jl. Letjen Suprapto 84, Yogyakarta. Penelitian akan dilakukan pada bulan November-Desember 2015.
2.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 SD Negeri Gedongtengen sebanyak 26 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
3.
Objek Penelitian Objek penelitiannya adalah prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen dengan menggunakan metode Inkuiri pada mata pelajaran IPA, khususnya pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas” semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
C. Rencana Tindakan Pada bagian rencana tindakan ada dua hal yang akan dibahas. Kedua hal tersebut adalah persiapan dan rencana setiap siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
1.
Persiapan Peneliti melakukan berbagai persiapan sebelum melaksanakan penelitian. Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum penelitian yaitu 1) Peneliti meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat prodi PGSD dilanjutkan ijin ke Dinas Perijinan kota Yogyakarta untuk melakukan penelitian di SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta. 2) Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas IV SD Negeri Gedongtengen untuk melakukan kegiatan penelitian. 3) Peneliti melakukan observasi pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen untuk memperoleh gambaran tentang tingkah laku siswa dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas. 4) Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV A SD Negeri Gedongtengen untuk mengetahui gambaran mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. 5) Peneliti mengidentifikasi masalah yaitu rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran IPA.
2.
Rencana Siklus I Rencana setiap siklus yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian dilaksanakan sesuai dengan model Arikunto (2010). Model Arikunto terdiri dari empat tahap. Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. a. Perencanaan 1) Permintaan izin kepada kepala sekolah SD N Gedongtengen Yogyakarta. 2) Observasi pembelajaran kelas dan wawancara guru kelas. 3) Identifikasi masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
4) Mengkaji kompetensi dasar, pokok bahasan, dan juga indikator yang ingin dicapai. 5) Menyusun silabus, RPP, dan LKS. 6) Menyusun kisi-kisi soal dan soal untuk siklus I. 7) Menyiapkan instrumen penelitian, alat dan bahan yang akan digunakan pada siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Dalam tahap ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana (guru) dalam penelitian. Peneliti menerapkan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pambelajaran yang telah dibuat dengan motode inkuiri terbimbing. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan mengumpulkan kekurangan dalam peneitian. Peneliti juga menilai hasil dari lembar kerja siswa. d. Refleksi Peneliti bersama dengan pengamat mencatat dan mengevaluasi proses pembelajaran
menggunakan
metode
inkuiri
terbimbing
(masalah,
kekurangan dan temuan-temuan lain selama proses pembelajaran). Peneliti merefleksikan permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung, menganalisis hasil pembelajaran, melihat ketercapaian indikator dengan hasil pembelajaran. Bila belum ada peningkatan maka akan di lanjutkan dengan siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
3.
Rencana Siklus II Siklus dua akan dilaksanakan apabila hasil refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum mencapai hasil yang diharapkan, sehingga perlu diadakan tindakan kembali sampai hasil yang dinginkan benar-benar tercapai. a. Perencanaan Perencanaan
siklus
kedua
meliputi
menyiapkan
perencanaan
pembelajaran, instrumen penelitian, alat-alat dan bahan percobaan. Perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta kisi-kisi soal dengan jumlah soal 20 beserta kunci jawaban. b. Pelaksanaan Tindakan dalam siklus II dilakakukan dalam satu kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditentukan. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti mengati proses pembelajaran dan menilai hasil siswa yang dilakukan dengan mengerjakan lembar kerja siswa. d. Refleksi Peneliti merefleksikan permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung, menganalisis hasil pembelajaran, melihat ketercapaian indikator dengan hasil pembelajaran dan membandingkan data siklus I dengan siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini hanya menggunakan teknik tes dalam mencari data prestasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data berupa tes menurut Margono (2010:170) menjelaskan tes sebagai seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Berbeda dengan Margono, Arifin (2011:226) berpendapat bahwa tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Dari pengertian tes menurut Margono dan Arifin, penulis menyimpulkan tes adalah seperangkat pertanyaan yang diberikan kepada seseorang untuk dikerjakan atau dijawab oleh responden. Tujuan digunakannya tes oleh peneliti adalah untuk mendapatkan informasi mengenai hasil belajar siswa setelah mendapatkan tindakan. Pada penelitian ini tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Tes tertulis berupa tes objektif pilihan ganda. Yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan II untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak pada prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA.
E. Instrumen Penelitian Tes Peneliti menggunakan instrumen tes untuk mengukur kemampuan yang dimiliki siswa. Dalam buku Arifin (2011:226) pengertian tes adalah suatu teknik
pengukuran
yang
didalamnya
terdapat
berbagai
pertanyaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus diselesaikan atau dijawab oleh responden. Heaton (1988) membedakan tes menjadi empat jenis dan pembagian jenis-jenis tes dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Yaitu, tes prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat dan tes diagnostik. Lalu Brown (2004) menambahkan pembagian tersebut menjadi lima jenis lagi yaitu tes penempatan. Tes dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu tes intelegensia umum, tes kemampuan khusus, tes prestasi belajar dan tes kepribadian. Tes prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jumlah peserta. Ada tes kelompok dan tes perseorangan. Dari cara penyusunannya tes dibedakan atas dua jenis, yaitu tes buatan guru dan tes standar. Tes standar adalah tes yang sudah memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi berdasarkan percobaan-percobaan terhadapa sampel yang cukup besar dan representatif. Tes baku bertujuan untuk mengukur kemampuan responden dalam tiga aspek, yaitu kedudukan belajar, kemajuan belajar dan diagnostik. Dilihat dari bentuk jawaban responden, maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Dan setiap jenis tes mempunyai tujuan dan fungsi masing-masing. Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis berupa pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan aspek kognitif siswa. Tes diberikan pada akhir kegiatan belajar mengajar. Peneliti akan menggunakan 20 soal objektif yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar. Untuk melihat peningkatan siswa dengan metode inkuiri digunakan perbandingan nilai siklus I dengan siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Kisi-kisi Soal Evaluasi Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: IV/1
Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda
serta
berbagai
cara
penggunaan
benda
berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar
: 6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi Indikator
Nomer soal
1. Menyebutkan macam-macam perubahan wujud benda
1, 3, 5, 10, 20, 22, 26, 29, 31, 32, 38
2. Menjelaskan pengertian perubahan wujud benda
2, 4, 8, 12, 14, 21, 30
3. Memberi contoh macam-macam bentuk perubahan wujud benda
6, 7, 15, 18, 19, 28, 33, 35, 37
4. Mengidentifikasi perubahan wujud benda yang dapat berubah ke wujud semula
16, 39
5. Mengidentifikasi macam-macam perubahan benda beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
9, 11, 13, 17, 23, 24, 25, 27, 34, 36, 40
Jumlah
40
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1.
Uji Validitas Instrumen Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila “insturmen tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur” (Widoyoko,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
2009:128). Dapat dikatakan juga bahwa validitas berkaitan dengan “ketepatan” sebuah alat ukur. Instrumen yang sudah valid dapat menghasilkan data yang valid. Jika data yang dihasilkan dari penyajian instrumen itu valid, maka secara otomatis instrumen tersebut juga valid. Suatu tes juga dapat dikatakan valid setelah diperbandingkan dengan tes lain yang telah valid (Masidjo, 1995:242). Apabila hasilnya menunjukkan kesesuaian dengan hal yang akan diukur, maka dapat dikatakan bahwa tes tersebut memiliki taraf validitas tertentu dan harus dicari sejauh mana taraf korelasinya atau taraf validitasnya. Koefisien validitas tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00 dengan taraf signifikasi 1% dan 5%. Penelitian ini menggunakan taraf signifikasi 5%. Hasil perhitungan validitas dengan program komputer SPSS 23 (Statistical Product and Service Solution) jika pada nomor soal hasil Pearson Correlation terdapat tanda asterix (*) yang disebut sebagai Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) berarti nomor soal tersebut valid. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) berarti tingkat significantnya adalah 5% dan suatu soal dikatakan valid jika hasil Pearson Correlation lebih kecil dari 0.05. Didapatkan dari 30 butir soal yang diujikan pada 28 siswa. Hasil uji validitas soal yang valid dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.2 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus I No. Item 1 2 3
r hitung 0.561** 0.415* 0.373
r tabel 0.388 0.388 0.388
Keputusan Valid Valid Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0.419* 0.373 0.333 0.474* 0.405* 0.411* 0.388 0.474* 0.585** 0.636** 0.471* 0.500** 0.527** 0.388 0.455* 0.448* 0.396* 0.451* 0.585** 0.636** 0.440* 0.500** 0.527** 0.415* 0.455* 0.448* 0.370
0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388
Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Dengan demikian dari 30 soal pilihan ganda, 24 item yang valid dan tidak valid ada 6 item. Dan diambil 20 item yang digunakan untuk penelitian siklus I. Tabel 3.3 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus II No. Item 1 2 3 4 5 6
r hitung 0.687** 0.574** 0.450* 0.602** 0.513** 0.468*
r tabel 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0.369 0.443* 0.490* 0.448* 0.687** 0.534** 0.500** 0.551** 0.513** 0.533** 0.369 0.443* 0.490* 0.506** 0.363 0.414* 0.397* 0.295 0.473* 0.414* 0.465* 0.388* 0.381 0.482*
0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388 0.388
Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Dengan demikian dari 30 soal pilihan ganda, 25 item yang valid dan tidak valid ada 5 item. Dan diambil 20 item yang digunakan untuk penelitian siklus II.
2.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid. Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
1) Faktor yang berasal dari dalam tes a. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat mengurangi validitas tes. b. Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi, tidak terlalu sulit. c. Item tes dikonstruksi dengan jelas. d. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang diterima siswa. e. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan terlalu kurang atau terlalu longgar. f. Jumlah item terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel. g. Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi siswa. 2) Faktor yang berasal dari administrasi dan skor tes a. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan jawaban dalam situasi tergesa-gesa. b. Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak membedakan antara siswa yang belajar dengan melakukan kecurangan. c. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada semua siswa. d. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten. e. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku. f. Adanya joki (orang lain bukan siswa) yang masuk dalam menjawab item tes yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
3) Faktor yang berasal dari jawaban siswa Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi tidak valid, karena dipengaruhi oleh jawaban siswa dari pada interpretasi item-item pada tes evaluasi (Sukardi, 2008).
3.
Uji Reliabilitas Instrumen Instrumen tes disebut reliabel (dapat dipercaya) jika sudah diteskan berkali-kali tetap memberikan hasil yang ajeg (konsisten). Ajeg tidak harus selalu memiliki skor yang sama, skor dapat berubah namun dengan perubahan yang ajeg. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Instrumen yang valid sudah tentu reliabel, namun tetap perlu diadakan pengujian reliabilitas instrumen. Tabel 3.4 Koefisien korelasi reliabilitas Koefisisen Korelasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
4.
Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Penentuan Reliabilitas Menurut Masidjo (1995: 233) “suatu tes yang reliabel atau andal adalah suatu tes yang hasil pengukurannya dalam satu atau berbagai pengukuran menunjukkan hasil yang konsisten atau hasil yang yang tepat dan teliti”. Untuk penentuan reliabilitas hanya diambil item-item yang valid saja yaitu 40 soal pilihan ganda, untuk siklus I berupa 20 soal dan 20 soal lagi untuk siklus II. Penentuan reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Hasil perhitungan reliabilitas internal seluruh instrumen dikonsultasikan dengan tabel kriteria koefisien reliabilitas berikut ini: Tabel 3.5 Kriteria koefisien reliabilitas siklus I
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .866
24
Koefisien korelasi termasuk tinggi. Tabel 3.6 Kriteria koefisien reliabilitas siklus II
Koefisien korelasi termasuk tinggi.
G. Analisis Data Analisis data dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian ini. Berikut pengujian yang dilakukan untuk menganalisis datanya: Tes Tertulis 1. Penyekoran Jika benar = skor 1 Jika salah = skor 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
2. Menghitung nilai akhir setiap siswa dengan rumus : X 100 3.
Menghitung skor rata-rata kelas, dengan rumus:
4.
Membandingkan tingkat prestasi pada kondisi awal dengan akhir siklus I dan membandingkan akhir siklus I dengan akhir siklus II. Hal tersebut dilakukan untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan prestasi atau tidak.
5. Menghitung kenaikan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II apakah terjadi peningkatan secara signifikan atau tidak.
H. Kriteria Keberhasilan Kriteria keberhasilan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA mengenai pembuatan suatu karya model yang menunjukkan perubahan wujud benda pada kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk hasil prestasi belajar siswa yaitu 70. Berikut kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas: Tabel 3.7 Kriteria keberhasilan penelitian Peubah
Indikator Penelitian
Prestasi belajar siswa
Nilai rata-rata kelas Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (70)
Kondisi Awal
Akhir Siklus I
Akhir Siklus II
68
70
75
72,2%
70%
80%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
I.
Jadwal Penelitian Susunan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Jadwal penelitian Bulan (Tahun)
No
Kegiatan
1.
Penyusunan proposal Permohonan ijin penelitian Penelitian
2. 3 4.
7.
Pengumpulan data Pengolahan data Penyusunan laporan Ujian skripsi
8.
Revisi
9.
Yudisium
5. 6.
Okt 2015
Nov 2015
Des 2015
Jan 2016
Feb 2016
Mar 2016
Apr 2016
Mei 2016
Jun 2016
Jul 2016
Agt 2016
Sept 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap prestasi belajar. Berikut diskripsi data dan analisis data yang dilakukan. A. Hasil Penelitian 1.
Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dulu melakukan wawancara terhadap guru kelas. Dari hasil wawancara, banyak siswa tidak memahami pelajaran yang diberikan. Lalu pada tanggal 24 November 2015 peneliti mengadakan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, guru masih menggunakan metode ceramah dan siswa hanya menyimak serta melihat buku paket. Dan banyak siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru serta beberapa siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri. Selain melakukan wawancara dan pengamatan, peneliti juga melakuakan pengumpulan data berupa daftar nilai pada tahun ajaran sebelumnya. Berikut data nilai prestasi belajar. Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa Kelas IV A Tahun Sebelumnya Tahun Ajaran 2013/2014 No. Siswa
Nilai
1 2 3 4 5 6 7
50 35 70 35 60 75 80
Tahun Ajaran 2014/2015
Ketuntasan (KKM=70) Tidak Tuntas Tuntas
42
No. Siswa
Nilai
1 2 3 4 5 6 7
36 70 60 82 80 70 74
Ketuntasan (KKM=70) Tidak Tuntas Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah Rata-rata Ketuntasa n Rata-rata Nilai Siswa Rata-rata ketuntasa n siswa
70 80 40 80 40 70 60 80 80 70 65 80 70 60 50 80 70 60 50
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1660 63,8 53,8%
46,2%
74 70 74 90 90 98 76 70 76 72 76 72 70 60 91 70 70 74 86 98 66 2040 72,8
78,6%
21,4%
68 Tuntas
Tidak Tuntas
72,2%
27,8%
Dari tabel data prestasi di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk tahun ajaran 2013/2014 ada 53,8% atau 14 dari 26 siswa dan 46,2% atau 12 dari 26 siswa dinyatakan tidak tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 63,8 masih di bawah KKM yaitu 70. Pada tahun ajaran 2014/2015 ada 21,4% atau 6 dari 28 siswa yang tidak tuntas dan 78.6% atau 22 dari 28 siswa yang dinyatakan tuntas. Dan nilai rata-rata kelas sudah diatas KKM yaitu 72.8. Nilai rata-rata kelas dari seluruh siswa diatas adalah 68 yang masih dibawah KKM yaitu 70. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kelas pada kondisi awal adalah 68.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
2.
Siklus I a) Perencanaan Perencanaan peneliti berupa mempersiapkan diri dan menyiapkan perangkat pembelajaran untuk 2 jam pelajaran berupa Silabus, RPP, materi pembelajaran, soal evaluasi berupa pilihan ganda dan alat serta bahan untuk percobaan, lembar observasi beserta rubrik penilaiannya. Peneliti juga mempersiapkan alat kamera digital untuk memotret proses kegiatan belajar mengajar selama penelitian. b) Pelaksanaan Tindakan Pada tahap siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 November 2015. Materi yang dipelajari pada siklus pertama berupa macam-macam perubahan wujud benda serta mengamatinya melalui percobaan yang ada dalam pelajaran IPA. Hal ini dilakukan bertujuan agar siswa tertarik dan lebih paham mempelajari materi. Kegiatan awal dilakukan oleh guru dengan memberikan apersepsi untuk mengetahui pengetahuan siswa. Guru meminta siswa mengamati gelas yang diisi air panas dan ditutup. Setelah siswa memberikan jawaban, guru lalu mengaitkan apersepsi dengan materi pembelajaran. Setelah itu guru memberikan penjelasan singkat mengenai perubahan wujud benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Kegiatan selanjutnya guru membuat kelompok kecil yang dibentuk berdasarkan tingkat kemampuan siswa. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Masing-masing kelompok diberi materi pembelajaran mengenai apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
yang akan dipelajari. Setelah materi dipahami, setiap kelompok melakukan percobaan yang berbeda-beda. Saat melakukan percobaan, semua anggota mengamati apa yang terjadi dan mencatatnya. Bila semua kelompok sudah melakukan percobaan yang sama, beberapa kelompok akan dipilih untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas sementara siswa lain memperhatikan dan bertanya jika ada yang kurang paham. c) Pengamatan Peneliti juga melakukan pengamatan ketika mengajar pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas IV A. Pada saat melakukan penelitian, siswa bersemangat dalam percobaan yang dilakukan. Pada awalnya siswa gaduh saat pembentukan kelompok. Kemudian peneliti mengamati permasalahan yang dialami siswa maupun kelompok saat melakukan percobaan. Kurangnya instruksi dalam melakukan percobaan memakan waktu lama sebab siswa kurang paham apa yang akan dilakukan. Pada akhir siklus I, peneliti memberikan soal evaluasi untuk mengetahui peningkatan yang dialami siswa. Peneliti membuat soal objektif yang diujikan guru kelas. Berikut data yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi di akhir siklus I: Tabel 4.10 Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No. Siswa
Nama Siswa
Nilai
1 2 3 4 5 6
Lutf Anw Adb Aml Arg Bma
55 75 90 70 75 80
Ketuntasan (KKM=70) Tidak Tuntas Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Dml Muh Feb Ges Has Lov Ptra Rdt Nbl Naz Okt Rez Ris San Say Tuh Oktv Arb Arn Saf
Jumlah Rata-rata Persentase Ketuntasan
75 65 90 65 95 60 75 75 65 50 75 50 75 50 70 75 70 70 75 50 1820 70
17
9
65,4%
34,6%
Berdasarkan pada tabel diatas, nilai kognitif siswa yang tuntas mencapai nilai KKM ada 17 siswa atau 65,4% dan rata-ratanya 70. Ada 9 siswa yang tidak tuntas KKM. Nilai KKM pada kondidi awal untuk tahun ajaran 2013/2014 ada 53,8% atau 14 dari 26 siswa dinyatakan tuntas dan 46,2% atau 12 dari 26 siswa dinyatakan tidak tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 63,8 masih di bawah KKM yaitu 70. Pada tahun ajaran 2014/2015 ada 21,4% atau 6 dari 28 siswa yang dinyatakan tidak tuntas dan 78.6% atau 22 dari 28 siswa yang dinyatakan tuntas. Dan nilai rata-rata kelas sudah diatas KKM yaitu 72.8. Nilai rata-rata kelas dari seluruh siswa diatas adalah 68 dan masih dibawah KKM yaitu 70. Jika dibandingkan dengan prestasi pada kondisi awal, rata-rata siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari 68 menjadi 70 dan mencapai target yang diinginkan oleh peneliti yaitu 70 namun persentase ketuntasan dibawah kondisi awal. Persentase siklus I yang belum mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
target disebabkan beberapa faktor yaitu: 1) Nilai yang didapatkan ada yang masih rendah. 2) Dari hasil pengamatan yang mendapat nilai adalah siswa yang ramai saat pembelajaran. 3) Beberapa siswa ada yang belum mengerti tentang materi ajar ditunjukkan dengan banyaknya jawaban yang masih salah. Berikut tabel keberhasilan siklus I: Tabel 4.11 Capaian siklus I Variabel
Indikator
Prestasi belajar siswa
Nilai rata-rata kelas Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (70)
Target Siklus I
Capaian Siklus I
Keterangan
70
70
Tercapai
70%
65,4%
Belum tercapai
d) Refleksi Dari hasil pengamatan, proses pembelajaran siklus I secara umum sudah berjalan sesuai rencana. Permasalahan yang ada ketika melakukan percobaan, banyak siswa bermain dengan alat percobaan seperti korek api. Tetapi para siswa belum berperan aktif ketika percobaan dilakukan. Perlu aturan tegas ketika percobaan berlangsung. Kemudian peneliti melakukan perhitungan dengan menggabungkan nilai yang diperoleh siswa di siklus I yang berasal dari penilaian kognitif dengan nilai pada kondisi awal. Hasil prestasi belajar yang diperoleh siswa dalam siklus I menunjukkan bahwa 65,4% ((17:26) x 100) siswa belum tuntas mencapai target yang diinginkan peneliti yaitu 70%. 3.
Siklus II Dari hasil prestasi belajar siswa pada siklus I, data yang didapatkan belum menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan. Maka akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
dilanjutkan dengan siklus II untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Berikut hasil penelitian pada siklus II: a) Perencanaan Persiapan yang dilakukan peneliti pada siklus II dengan menyiapkan materi
pelajaran,
menyiapkan
Silabus,
RPP,
materi
pembelajaran,
menyiapkan alat-alat dan bahan untuk kegiatan percobaan, serta instrumen dalam bentuk tes pilihan ganda. Peneliti juga menyiapkan peralatan kamera digital untuk mengabadikan proses belajar mengajar selama penelitian. b) Pelaksanaan Tindakan Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu,4 Desember 2015 di kelas IV SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta dengan jumlah siswa 26 orang. Siklus II tetap 2 jam pelajaran (JP) (2x35 menit). Pada siklus kedua, penelitian tidak jauh berbeda dengan siklus sebelumnya. Perbedaannya pada percobaan yang dilakukan, yaitu membuat sebuah karya berupa lilin gelas. Materi yang disampaikan pada siklus II merupakan kelanjutan dari bentuk perubahan wujud benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Inti materinya berupa merancang pembuatan benda yang memanfaatkan perubahan wujud benda. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Kegiatan awal dilakukan oleh guru dengan memberikan apersepsi kemudian diulang dengan mengingat materi pada siklus pertama. Kemudian guru memberikan penjelasan sedikit mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah selesai dilanjutkan dengan membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru lalu membagikan lembar kerja siswa dan para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
siswa membuat suatu karya model dengan alat dan bahan yang telah disiapkan. Masing-masing kelompok mulai membuat suatu karya model sesuai instruksi guru. Ketika semua kelompok sudah selesai membuat karya model yang diinginkan, bisa dikumpulkan. Kemudian dilanjutkan mengenai kesulitan serta membahas materi yang belum dipahami siswa. Pembelajaran diakhiri dengan siswa mengerjakan soal evalusi untuk mengetahui penguasaan materi dan peningkatan prestasi belajar. c) Pengamatan Selama pelaksanaan siklus II, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap para siswa. Dari hasil pengamatan didapatkan, para siswa antusias selama percobaan berlangsung. Semua siswa fokus terhadap pekerjaannya dan saling kerjasama. Pemahaman yang dikuasai siswa juga meningkat yang dibuktikan dengan hasil evaluasi yang cukup bagus. Dari 26 siswa yang lulus KKM ada 22 orang dengan nilai rata-rata 76,2 atau 84,6% dan yang tidak tuntas KKM ada 4 orang. Tabel 4.12 Prestasi belajar siklus II No. Siswa
Nama Siswa
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Lutf Anw Adb Aml Arg Bma Dml Muh Feb Ges Has Lov Ptra Rdt Nbl Naz Okt
60 75 100 85 90 75 85 65 95 75 100 70 85 75 75 85 75
Ketuntasan (KKM=70) Tuntas Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
18 19 20 21 22 23 24 25 26
Rez Ris San Say Tuh Oktv Arb Arn Saf
50 85 55 75 80 75 80 75 60 2005 77,1
Jumlah Rata-rata Persentase Ketuntasan
21
5
80,8%
19,2%
Tabel 4.13 Capaian siklus II Variabel
Indikator
Target Siklus II
Capaian Siklus II
Keterangan
Prestasi belajar siswa
Nilai rata-rata kelas
75
77,1
Tercapai
Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (70)
80%
80,8%
Tercapai
d) Refleksi Dalam pelaksanaan siklus II, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Siswa dalam siklus II mulai tertib aktif belajar dari pada siklus I. Kekurangan dalam siklus ini berupa penggunaan alat yang tidak hati-hati dalam menggunakan alat percobaan, yang menyebabkan satu gelas beker retak. Ketika selesai melakukan percobaan dan mengerjakan soal evaluasi, siswa langsung jalan-jalan yang menyebabkan siswa lain ikut gaduh. B. Pembahasan Berikut ini peneliti akan paparkan tentang peningkatan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran inkuiri. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
1.
Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Metode Inkuiri Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar (SD) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif siswa yang meliputi: mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Fokus penelitian ini pada kemampuan kognitif siswa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Sanjaya (2006:194) metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Selain itu, metode inkuiri menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk belajar disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Sejalan dengan Sanjaya, namun kemampuan kognitif siswa yang diteliti pada siklus I dan II berbeda. Pada siklus I kemampuan kognitif yang diteliti berupa mengingat, memahami dan mengaplikasi. Pelaksanaan pembelajaran
dimulai
pada
siklus
I
dengan
apersepsi
kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan kegiatan inti. Pada kegiatan inti guru menjelaskan sedikit materi yang akan dipelajari yaitu tentang perubahan wujud benda. Pada kegiatan ini guru mengajak siswa berpikir tentang perubahan wujud benda yang sudah diketahui. Kemudian guru membentuk kelompok sesuai kelompok yang sudah dibuat peneliti sebelumnya. Didalam kelompok, siswa dituntut mencoba melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan setiap kelompok sama, tidak ada yang berbeda. Namun beberapa kelompok kesulitan menggunakan alat-alat laboratorium untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
percobaan. Sebab petunjuk cara menggunakan alat sudah ada namun siswa masih takut untuk mempraktekkan. Ketika pengamatan dilakukan oleh peneliti, banyak siswa tidak ikut melakukan percobaan. Kebanyakan siswa bermain dengan alat dan bahan uji coba, membuat gaduh kelas. Pada saat presentasi kelompok, ada kelompok yang belum selesai mengisi lembar kegiatan siswa. Saat guru memberikan pertanyaan, hanya sedikit siswa yang menjawab. Maka dari hasil pengamatan, peneliti mencoba merevisi kegiatan pembelajaran seperti memberikan cara melakukan percobaan yang tepat yaitu dengan langkah-langkah yang telah dibuat sebelumnya, memberikan peraturan tegas agar tidak bermain dengan alat dan bahan percobaan, dan memberikan bahan percobaan seperlunya. Pada siklus I pengaruh metode inkuiri belum berdampak banyak pada hasil evaluasi. Disebabkan ketika penelitian beberapa siswa tidak paham dengan pembelajaran yang dilakukan serta siswa lain ramai sendiri. Sehingga harus menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan menangkan siswa yang ramai. Pembelajaran sudah sesuai rencana. Pembelajaran siklus II merupakan perbaikan pada siklus I namun kemampuan kognitif yang diteliti berbeda. Pada siklus II kemampuan kognitif yang diteliti berupa aspek menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Kegiatan awal dilakukan sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan antara lain apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan membahas sedikit materi serta rangkaian kegiatan yang akan dilakukan. Setelah pembentukan kelompok selesai, siswa diminta melakukan percobaan membuat karya dengan memanfaatkan perubahan wujud benda yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan ini anggota kelompok lebih giat dan tertarik untuk melakukan percobaan. Hasil karya yang dibuat cukup memuaskan. Jika dibandingkan dengan siklus I, pertemuan siklus II lebih menarik perhatian siswa. Untuk hasil pada siklus II lebih baik dari pada siklus I. Dalam siklus II dengan penggunaan metode inkuiri serta kegiatan pembelajaran yang menarik, ada peningkatan prestasi belajar pada siswa. 2.
Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar menurut Umiarso dan Umar (2010:227) merupakan hasil yang dicapai dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Dapat diartikan prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Maka untuk mengukur tingkat prestasi siswa dilakukan dengan memberi soal evaluasi pada setiap akhir siklus. Soal evaluasi mencakup materi yang telah diberikan sebelumnya, yaitu materi yang menyangkut perubahan wujud benda pada kompotensi dasar 6.2. Soal evaluasi berupa tes objektif yang sudah divalidasi sebelumnya. Setiap akhir siklus diberikan 20 butir soal objektif. Berdasarkan hasil evaluasi, terjadi peningkatan pada akhir siklus I ke siklus II. Pembelajaran menggunakan metode inkuiri pada setiap siklus. Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat 17 siswa yang mendapat nilai di atas 70, dan terdapat 9 siswa yang mendapat nilai di bawah 70. Nilai rata-rata
yang diperoleh kelas sebesar 70, sedangkan pada kondisi awal
sebesar 68. Hasil rata-rata kelas yang mencapai KKM hanya sebesar 65,4%,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
sedangkan pada kondisi awal sebesar 72,2%, belum mencapai target yang diharapkan yaitu 70% namun mengalami penurunan. Pada siklus II menunjukkan bahwa 21 siswa mendapat nilai diatas 70, dan 5 siswa yang belum tuntas. Dan nilai rata-rata yang diperoleh kelas sebesar 77,1, sedangkan pada siklus I sebesar 70. Rata-rata kelas yang mencapai KKM sebesar 80,8%, mengalami peningkatan dari 65,4%. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan pada prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri. Berikut hasil peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut telah memenuhi target yang diharapkan oleh peneliti. Tabel 4.14 Capaian dari komdisi awal, siklus I dan siklus II
Variabel Prestasi belajar siswa
Indikator Nilai rata-rata kelas Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
Kondisi awal
Target siklus I
Capaian Siklus I
Target Siklus II
Capaian Siklus II
68
70
70
75
77,1
72,2%
70%
65,4%
80%
80,8%
Berikut merupakan penjabaran peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II pada masing-masing siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Tabel 4.15 Peningkatan dari siklus I ke siklus II
Setelah Tindakan
No. Nama Sis Siswa wa
Kondisi Awal (Rata-rata)
Siklus I Nilai
Ketuntasan (KKM=70) Ya
Tidak
Siklus II Nilai
Ketuntasan (KKM=70) Ya
Lutf
55
2
Anw
75
75
3
Adb
90
100
4
Aml
70
85
5
Arg
75
90
6
Bma
80
75
7
Dml
75
85
8
Muh
65
9
Feb
90
10
Ges
65
11
Has
95
12
Lov
60
13
Ptra
75
14
Rdt
75
15
Nbl
65
16
Naz
50
17
Okt
75
18
Rez
50
19
Ris
75
20
San
50
60
65 95
75
100
70
85
75
75
85
75
50 85 55
Tida k
1
Keterangan
Meningkat dan tidak tuntas Tetap dan tuntas Meningkat dan tuntas Meningkat dan tuntas Meningkat dan tuntas Menurun dan tuntas Meningkat dan tuntas Tetap dan tidak tuntas Meningkat dan tuntas Meningkat dan tuntas Meningkat dan tuntas Meningkat dan tuntas Meningkat dan tuntas Tetap dan tuntas Meningkat dan tuntas Meningkat dan tuntas Tetap dan tuntas Tetap dan tidak tuntas Meningkat dan tuntas Meningkat dan tidak tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
21
Say
70
75
22
Tuh
75
80
23
Oktv
70
75
24
Arb
70
80
25
Arn
75
75
26
Saf
50
Jumlah Rata-rata Persentase Ketuntasan
T
TT 68
72,2 %
27,8 %
1820 70
60
17
9
2005 77,1
65,4%
34,6%
21
5
80,8%
19,2 %
Meningkat dan tuntas Meningkat dan tuntas Meningkat dan tuntas Meningkat dan tuntas Tetap dan tuntas Meningkat dan tidak tuntas
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, nilai rata-rata pada siklus I 70 dan siklus II 77,1 yang membuktikan ada kenaikan. Persentase ketuntasan pada siklus I 65,4% dan siklus II 80,8% yang membuktikan ada kenaikan. Membuktikan bahwa dari siklus I ke siklus II ada peningkatan prestasi belajar yang di alami siswa. Pada kolom keterangan jumlah siswa yang prestasi belajar meningkat dan tuntas ada 16 siswa, tetap dan tuntas ada 4 siswa, meningkat dan tidak tuntas ada 2 siswa, tetap dan tidak tuntas ada 2 siswa, meningkat dan tidak tuntas ada 1 siswa, menurun dan tuntas ada 1 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bab sebelumnya sudah diulas tentang pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan. Bab V merupakan bagian terakhir skripsi yang membahas kesimpulan dan saran. A. Kesimpulan 1. Penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan: a) Peningkatan rata-rata nilai dari kondisi awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 dan siklus II menjadi 77,1. b) Peningkatan persentase ketuntasan dari kondisi awal sebesar 72,2%, siklus I menurun menjadi 65,4% dan siklus II naik menjadi 80,8%. 2. Mendiskripsikan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dilakukan dengan penelitian tindakan kelas. Langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut: a) Orientasi pada awal pembelajaran. b) Merumuskan masalah yang ada dengan bimbingan dari guru. c) Guru membimbing untuk menentukan jawaban sementara. d) Siswa didorong untuk mengumpulkan data, melakukan percobaan dan melakukan analisis dari data yang diperoleh. e) Siswa di bimbing membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan. f) Melaporkan hasilnya. g) Pada kegiatan akhir ada evaluasi untuk melihat kemampuan siswa.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
B. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan ini ada beberapa kekurangan yang dirasakan oleh peneliti. Kekurangan yang dirasakan dalama penelitian ini dianggap sebagai keterbatasan peneliti. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1.
Penggunaan media berupa gambar dirasakan berguna untuk menarik perhatian siswa. Namun penggunaan media gambar hanya digunakan pada akhir pembelajaran, sebelumnya tidak ada media yang digunakan dalam pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik.
2.
Pada kegiatan percobaan, petunjuk menggunakan alat-alat laboratorium kurang disampaikan terlebih dulu yang menyebabkan satu gelas beker retak akibat nyala api dekat dengan gelas.
C. Saran Berdasarkan penelitian ini dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi sekolah model pembelajaran inkuiri sebaiknya lebih sering digunakan dalam pembelajaran di kelas khususnya pada mata pelajaran IPA. Terlebih karena sekolah sudah memiliki fasilitas yang memadai di setiap kelasnya sehingga dapat mendukung pembelajaran yang lebih bervariasi. Model pembelajaran inkuiri dapat menjadi alternatif yang tepat sebagai upaya untuk menyajikan kegiatan pembelajaran yang bervariasi. Dengan bervariasinya pembelajaran maka akan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
2. Bagi guru, diharapkan agar aktif memberikan pembelajaran yang menarik dengan memanfaatkan media pembelajaran yang ada, serta tidak hanya sebatas pada penggunaan pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA karena dapat membuat siswa lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran serta pemahaman siswa dapat meningkat. 3. Bagi penelitian lain diharapkan dapat termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mengembangkan penelitian agar selanjutnya dapat terus memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada, mengingat banyaknya permasalahan yang mungkin terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1987). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Amien, M. (1987). Apakah Metoda Discovery-Inquiry itu?. Jakarta: Depdikbud Anam, K. (2015). Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Metode dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anderson & Krathwohl. (2010). Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arifin, Z, (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ___________. (1991). Evaluasi Intruksional Prinsip Teknik dan Prosedur. Bandung: Remaja Rosda Karya. Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media Azwar, S, (1996). Test Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Brown. (2004). Languange assessment: Principle and Classroom Practices. New York: Longman, Pearson Education, Inc. Budiningsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Depdidnas. (2006). Panduan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan ( KTSP ) SD/MI. Jakarta : Depdiknas. Hamalik. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Haryati, M. (2007). Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press. Heaton, J.B. (1998). Writting English Language Testing. London and New York: Longman Iskandar. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana. Kunandar. (2008).Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV. Alfabeta. Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Siringoringo. (2004). Bagaimana Mempelajari IPA di SD. Jakarta: Depdikbud Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. ______. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: PT Bumi Aksara ______. (2008). Metodologi Penelitian Tindakan: Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara. Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Akasara. Susanto. (2003). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analilsis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama. Tim Litbang Wahana Komputer. (2014). Analisis Data Penelitian dengan SPSS 22. Yogyakarta. Andi Yogyakarta & Wahana Komputer Semarang. Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Inovatif
Berorientasi
Umiarso & Gojali, Imam. (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Widoyoko, S.E. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sumber Skripsi Khasanah, Uswatun. (2013). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Plaosan 1 Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing. Yogyakarta: Sanata Dharma Setiawan, Wahyu. (2013). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Plaosan 1 Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing. Yogyakarta: Sanata Dharma Yuliana. (2012). Peningkatan Proses Ilmiah Dan Prestasi Belajar Siswa Tentang Sifat-Sifat Cahaya Melalui Metode Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Suryowijayan Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta: sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Lampiran 1 SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: SDN Gedongtengen Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: IV/I
Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetens i Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
6.2. Perubaha Eksplorasi Mendeskrip n wujud a. Siswa dan sikan benda guru terjadinya melakukan perubahan tanya jawab wujud cair tentang → padat → perubahan cair; cair → wujud benda gas → cair; yang ada di padat →
Metode Pembelajaran Inkuiri
Indikator Pencapaian Kompetensi Kognitif a. Remember - Menyebutkan macam-macam perubahan wujud benda. b. Understand - Menjelaskan perubahan wujud
Penilaian Teknik Tes
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Pilihan ganda
1. Perubahan wujud dari cair ke padat disebut... a. mencair b. membeku
Alokasi Waktu 2x35 menit
Sumber Belajar Buku IPA kelas IV - Gambar perubaha n wujud benda mencair - Gambar perubaha n wujud benda -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
gas.
sekitar sekolah. b. Siswa menyebutkan macammacam perubahan wujud benda yang diketahui.
Elaborasi a. Siswa bersama guru menyiapkan LKS, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan percobaan. b. Siswa dibagi
benda cair → gas - Menjelaskan perubahan wujud benda gas → cair - Menjelaskan perubahan wujud benda padat → cair - Menjelaskan perubahan wujud benda cair → padat - Menjelaskan perubahan wujud benda padat → gas. c. Apply - Memberikan contoh perubahan wujud benda cair → gas
c. menguap d. menyublim
2. Benda berikut yang dapat mencair jika dipanaskan adalah ….. a. mentega b. tanah c. batu d. kayu
membek u - Gambar perubaha n wujud benda menyubl im - Gambar perubaha n wujud benda menguap - Gambar siklus perubaha n wujud benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
dalam kelompokkelompok kecil beranggotaka n 4-5 orang.Siswa diberikan tugas oleh guru untuk melakukan percobaan tentang macammacam perubahan wujud benda di dalam kelompoknya masingmasing dengan alat dan bahan yang telah
- Memberikan contoh perubahan wujud benda gas → cair - Memberikan contoh perubahan wujud benda padat → cair - Memberikan contoh perubahan wujud benda cair → padat - Memberikan contoh perubahan wujud benda padat → gas Afektif - Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
disediakan sesuai instruksi yang disampaikan. c. Siswa secara individu dan berkelompok mengisi LKS berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan di dalam kelompok, lalu dikumpulkan dan kelompok yang dipilih maju untuk
guru maupun teman sebaya. - Berpartisipasi aktif di dalam kelompok. Psikomotor - Melakukan percobaan tentang perubahan wujud benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
mempresenta sikan hasil kerja kelompoknya . d. Kelompok yang terpilih mempresenta sikan hasilnya di depan kelas dan kelompok lainnya dipersilahkan untuk menyampaik an pendapatnya. Konfirmasi a. Siswa memperhatik an gambar contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
proses perubahan wujud benda yang ditempelkan guru di depan kelas. b. Siswa merangkum materi pelajaran. c. Guru memberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Yogyakarta, 18 Januari 2016 Mengetahui Kepala Sekolah SDN Gedongtengen
Mahasiswa
Dra. Sri Astuti
Aris Suatmaji
NIP. 19610806 198201 2 009
NIM: 091134081
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I
Nama Sekolah
: SD Negeri Gedongtengen
Mata Pelajaran
: IPA
Hari, Tanggal
: Sabtu, 28 November 2015
Kelas/Semester
: IV/2
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 x 35 menit)
Siklus
:I
A.
Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
B.
Kompetensi Dasar : 6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas.
C. a. 1. 2. 3. -
Indikator : Kognitif Remember Menyebutkan macam-macam perubahan wujud benda. Understand Menjelaskan perubahan wujud benda cair → gas Menjelaskan perubahan wujud benda gas → cair Menjelaskan perubahan wujud benda padat → cair Menjelaskan perubahan wujud benda cair → padat Menjelaskan perubahan wujud benda padat → gas Apply Memberikan contoh perubahan wujud benda cair → gas Memberikan contoh perubahan wujud benda gas → cair Memberikan contoh perubahan wujud benda padat → cair Memberikan contoh perubahan wujud benda cair → padat Memberikan contoh perubahan wujud benda padat → gas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
b. Afektif - Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru maupun teman sebaya. - Berpartisipasi aktif di dalam kelompok.
D.
c. Psikomotor - Melakukan percobaan tentang perubahan wujud benda. Tujuan Pembelajaran a. Kognitif 1. Siswa melalui diskusi mampu menyebutkan 2 macam perubahan wujud benda di sekitar mereka. 2. Siswa mampu menjelaskan minimal 1 macam bentuk perubahan wujud benda. 3. Siswa mampu menyebutkan 3 contoh perubahan wujud benda yang ada di lingkungan sekitar. b. Afektif 1. Siswa mampu memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru maupun teman sebaya. 2. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kelompok dalam percobaan sederhana tentang perubahan wujud benda. c. Psikomotor 1. Siswa secara berkelompok mampu melaksentasisanakan berbagai percobaan dengan baik dan benar sesuai perintah.
E.
Materi Ajar Perubahan wujud benda
F.
Metode Pembelajaran Metode : diskusi, presentasi, ceramah, percobaan, kerja kelomok Model : Inkuiri
G.
Langkah-langkah Pembelajaran No Keterangan 1.
Waktu
Kegiatan Awal a. Salam pembuka dan doa b. Presensi c. Apersepsi: (Siswa memperhatikan alat peraga yang telah disediakan guru yaitu air panas dalam gelas yang ditutup). d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
2.
Kegiatan Inti Eksplorasi c. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang perubahan wujud benda yang ada di sekitar sekolah. d. Siswa menyebutkan macam-macam perubahan wujud benda yang diketahui.
Elaborasi e. Siswa bersama guru menyiapkan LKS, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan percobaan. f. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang.Siswa diberikan tugas oleh guru untuk melakukan percobaan tentang macam-macam perubahan wujud benda di dalam kelompoknya masing-masing dengan alat dan bahan yang telah disediakan sesuai instruksi yang disampaikan. g. Siswa secara individu dan berkelompok mengisi LKS berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan di dalam kelompok, lalu dikumpulkan dan kelompok yang dipilih salah maju untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. h. Kelompok yang terpilih mempresentasikan hasilnya di depan kelas dan kelompok lainnya dipersilahkan untuk menyampaikan pendapatnya. Konfirmasi d. Siswa memperhatikan gambar contoh proses perubahan wujud benda yang ditempelkan guru di depan kelas. e. Siswa merangkum materi pelajaran. f. Guru memberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui.
40 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
3.
Kegiatan Akhir
a. Siswa mengerjakan soal evaluasi. 20 menit b. Siswa memberikan kesimpilan tentang materi pelajaran yang diperoleh hari ini. c. Doa dan salam penutup. H. Sumber dan Alat Pembelajaran 1. Sumber Pembelajaran Wijayanti, Sularmi. 2009. SAINS Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Jakarta : Pusbuk Depdiknas. Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar, Model Silabus Kelas IV SD, BSNP. 2. Alat Pembelajaran a. Gambar macam-macam perubahan wujud benda b. Lilin c. Korek api d. Kamper/kapur barus e. Penjepit f. Es batu g. Gelas ukur h. Kaki tiga i. Kompor spritus j. Gelas k. Tutup gelas l. LKS (Lembar Kegiatan Siswa)
I.
Penilaian a. Kognitif Tes tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Penilaian kognitif No
Nama Siswa
Penilaian Evaluasi (100)
N = skor total 20x5 1. 2. 3. 4. Dst
Yogyakarta, 27 November 2015 Mengetahui, Wali Kelas,
Guru Praktik,
Antonius Samijo
Aris Suatmaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus II
Satuan Pendidikan
: SD Negri Gedongtengen
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas / Semester
: IV ( Empat ) / I ( Satu )
Alokasi Waktu
: 4 x 35 Menit ( 2 x pertemuan )
A. Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. B. Kompetensi Dasar 6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → adat → cair ; cair → gas → cair ; padat → gas. C. Indikator Pembelajaran a. Kognatif 4. Analize - Mengidentifikasikan perubahan wujud benda yang dapat berubah ke wujud semula dalam waktu singkat. 5. Evaluate - Merangkum macam-macam perubahan benda beserta aplilasinya dalam kehidupan sehari-hari. 6. Create a. Kognitif 1. Merancang pembuatan suatu benda yang memanfaatkan perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari. b. Afektif 1. Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru maupun teman sebaya. 2. Berpartisipasi aktif di dalam kelompok. c. Psikomotorik 1. Membuat suatu karya benda yang memanfaatkan perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif 1) Siswa mampu mengidentifikasi 1 perubahan wujud benda yang dapat berubah ke wujud semula dalam waktu singkat 2) Siswa mampu merangkum 2 macam perubahan benda beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 3) Siswa mampu merancang pembuatan suatu benda yang memanfaatkan perubahan wujud benda dalam kehidupan seharihari 2. Afektif 1) Siswa mampu memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru maupun teman sebaya. 2) Siswa dapat berpartisipasi aktif di dalam kelompok. 3. Psikomotorik 1. Siswa mampu membuat suatu benda yang memanfaatkan perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. E. Materi Pembelajaran - Terlampir F. Model dan Metode Pembelajaran - Model Pembelajaran : Inkuiri - Metode Pembelajaran : Presentasi, diskusi, kerja kelompok, percobaan G. Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar No Jenis Kegiatan Alokasi Waktu 1.
Kegiatan Awal Apersepsi: a. Salam pembukaan dan doa b. Presensi c. Guru bertanya kepada siswa tentang hujan dan es batu. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
2.
Kegiatan Inti Eksplorasi: a. Siswa dan Guru melakukan tanya jawab tentang perubahan wujud. b. Siswa menjelaskan perubahan wujud benda yang ada dalam kehidupan seharihari. c. Siswa memberikan contoh perubahan wujud benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari. d. Siswa diarahkan merancang suatu benda yang memanfaatkan perubahan wujud dalam kehidupan sehari-hari. Elaborasi: a. Siswa membentuk kelompok 4-5 orang. b. Perwakilan kelompok mengambil alat dan bahan untuk membuat lilin. c. Siswa melakukan percobaan membuat lilin dengan hati-hati. d. Hasil percobaan dikumpulkan di depan kelas. e. Salah satu kelompok yang terpilih, maju dan mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas.
40 menit
Konfirmasi:
3.
a. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari. b. Siswa dan guru merangkum materi pelajaran. c. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Penutup a. Siswa memberikan kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah diperolehnya pada hari ini. b. Siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran. c. Doa dan salam penutup
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
H. Sumber Belajar 1. Media -Gambar macam-macam perubahan wujud benda. 2. Alat dan bahan a. Parafin b. Korek api c. Penjepit d. Gelas ukur e. Kaki tiga f. Kompor spritus g. Gelas / botol h. Tali kenur i. Lidi j. Panci 3. Buku sumber Wijayanti, Sularmi. 2009. SAINS Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Jakarta : Pusbuk Depdiknas. Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusbuk Depdiknas. I. Penilaian 1. Penilaian Kognitif a. Jenis : Tes b. Teknik : Pilihan ganda c. Instrumen : (Terlampir) d. Skoring : Nilai = Jumlah benar x 5 2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) KKM sebesar 75.
Yogyakarta, 4 Desember 2015 Mengetahui, Wali Kelas,
Guru Praktik,
Antonius Samijo
Aris Suatmaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
LAMPIRAN
Bahan-bahan : - Parrafin - Benang kasur - Air Peralatan : -
Botol bekas selai, atau mayones Panci kecil Tusuk sate atau lidi Kaki tiga Kompor spritus Penjepit Korek api
Persiapan awal : -
Ikat benang kasur di tengah tusuk sate Simpan tusuk sate diatas gelas Atur agar benang jatuh ke dasar dan tetap berada ditengah gelas
Pembuatan Lilin : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Masukan potongan paraffin ke dalam botol bekas Isi panci dengan air 1/3 tinggi panci dan letakkan botol berisi paraffin di dalamnya Lalu panaskan dengan api kecil Aduk perlahan hingga mencair Angkat panci dari api Tuang paraffin cair kedalam gelas Diamkan hingga mengeras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Penilaian kognitif No
Nama Siswa
Penilaian Evaluasi (100)
N = skor total 20x5 1. 2. 3. 4. Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Lampiran 4 MATERI AJAR Perubahan Wujud Benda
Banyak benda yang dapat dilihat dan dijumpai di kehidupan sehari-hari. Misalnya pensil, kacamatabatu, kursi, air, balon berisi udara, tabung LPG berisi gas, es, baja, dan daun. Berbagai macam benda yang kita jumpai memiliki kesamaan, yaitu benda-benda tersebut memerlukan ruang atau tempat untuk keberadaannya. Air di dalam gelas, menempati ruang bagian dalam gelas itu, batu di pinggir jalan menempati ruang di pinggir jalan di mana ruangan itu tidak ditempati oleh benda lain sebelum batu itu disingkirkan. Setiap zat akan berubah apabila menerima panas (kalor). Es dipanaskan akan mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi uap air (gas). Apabila uap air didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi air. Air didinginkan menjadi es. Proses perubahan wujud zat tersebut dapat diamati pada diagram.
Berdasarkan diagram tersebut, zat dari wujud yang satu ke wujud yang lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Mencair Mencair adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi cair. Contohnya lilin yang dibakarakan meleleh dan mencair, es batu mencair karena pemanasan suhu. 2. Membeku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Membeku adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi padat. Contohnya proses air yang dimasukkan kedalam kulkas sehingga air menjadi es batu. 3. Menguap Menguap adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi gas. Contohnya proses pemanasan air didalam pancihingga mendidih dan berubah menjadi panas, bila air sipanaskan terus menerus maka air akan habis. 4. Mengembun Mengembun adalah adalah proses perubahan wujud dari gas menjadi cair. Contohnya awan menjadi hujan dan embun. Proses pengembunan dapat dilihat pada waktu pagi hari kita akan melihat titik-titik embun yang menempel pada daun tanaman. 5. Menyublim Menyublim adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi gas. Contohnya pada waktu kita menyimpan baju dilemari kita sering memberikan kapur barus (kamper), kamper itu lama-lama akan habis dengan sendirinya. 6. Mengkristal Mengkristal adalah perubahan wujud dari gas menjadi padat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
LKS (Lembar Kerja Siswa) Nama Anggota : 1. ……………………. 2. ……………………. 3. ……………………. 4. ……………………. 5. …………………..... 6. ……………………. 7. ……………………. Tujuan: Mengamati perubahan wujud benda Alat dan Bahan: 1. lilin 2. kamper (kapur barus) 3. korek api 4. penjepit 5. es batu 6. gelas ukur 7. kompor spritus 8. kaki tiga Langkah Kerja: 1. Nyalakan sebatang lilin, kemudian amati perubahan yang terjadi pada lilin yang sudah terbakar! Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu dengan mengisi tabel di bawah ini! Peristiwa Perubahan Wujud
2. Jepit sebuah kamper, kemudian panaskan di atas lilin yang menyala! Amati perubahan yang terjadi pada kamper tersebut! Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu dengan mengisi tabel di bawah ini! Peristiwa Perubahan Wujud
3. Letakkan es batu ke dalam gelas ukur! Amati perubahan yang terjadi pada es batu setelah dipanaskan di atas kompor spritus! Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu tersebut dengan mengisi tabel di bawah ini! Peristiwa Perubahan Wujud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
4. Tulislah kesimpulan yang kamu peroleh dari percobaan yang telah kamu lakukan di atas! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Lampiran 5 Soal Evaluasi siklus I Nama
: …………………..
Nomer
: …………………..
Kelas
: …………………..
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di pada jawaban yang benar. 1. Benda padat berubah wujud menjadi cair jika... a. didinginkan c. dicairkan b. dipanaskan d. diuapkan 2. Perubahan wujud uap air menjadi air disebut… a. membeku c. menyublim b. menguap d. mengembun 3. Perubahan wujud benda yang terjadi pada pemanasan air secara terus menerus sampai habis adalah… a. gas ke cair c. cair ke gas b. cair ke cair d. cair ke padat 4. Perubahan wujud dari cair ke padat disebut... a. mencair c. menguap b. membeku d. menyublim 5. Jika kapur barus digunakan, maka lama-kelamaan akan habis. Pada proses ini terjadi peristiwa... a. penguapan c. pencairan b. penyubliman d. pembekuan 6. Benda cair dapat berubah menjadi padat jika... a. didiamkan c. dipanaskan b. didinginkan d. dipindahkan 7. Benda berikut yang dapat mencair jika dipanaskan adalah ….. a. mentega c. batu b. tanah d. kayu 8. Perubahan uap menjadi cair terjadi pada peristiwa …. a. kamper yang disimpan b. nafas yang dihembuskan ke kaca c. air yang di masak sampai mendidih d. es batu yang disimpan di udara terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
9. Perubahan wujud dari benda padat menjadi gas disebut …. a. mencair c. menyublim b. membeku d. mengembun 10. Peristiwa turunnya air hujan merupakan perubahan wujud benda yaitu… a. menguap c. membeku b. mengembun d. menyublim 11. Bahan yang mengalami penyubliman adalah …. a. kemenyan b. kapur barus c. kapur tulis d. batu kapur 12. Uap air yang menempel pada tutup panci akan menjadi butiran air jika mengalami …. a. pembakaran c. pemanasan b. pendinginan d. penguapan 13. Tetesan air di rumput yang kamu lihat setiap pagi timbul karena proses …. a. pembekuan b. penyubliman c. penguapan d. pengembunan 14. Perubahan wujud benda dari cair ke gas disebut …. a. membeku c. menyublim b. mencair d. menguap 15. Ketika kamu memasukkan air ke dalam kulkas, akan terjadi perubahan wujud benda dari… ke... a. padat ke cair c. cair ke padat b. cair ke gas d. padat ke gas 16. Benda yang berubah wujud menjadi gas jika dipanaskan adalah… a. lilin c. tepung b. gula pasir d. air 17. Es yang dibiarkan di ruang terbuka lama-lama akan meleleh. Ini membuktikan bahwa terjadi perubahan wujud benda yaitu… a. menguap c. mencair b. membeku d. mengembun 18. Pengertian menguap adalah perubahan wujud benda dari cair menjadi… a. gas c. cair b. padat d. embun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
19. Benda-benda dibawah ini yang dapat mencair adalah… a. agar-agar, kapur barus, mentega b. spirtus, bensin, minyak wangi c. mentega, coklat padat, es batu d. kapur barus, karet, batu 20. Contoh peristiwa pengembunan misalnya… a. air menjadi es b. air menguap c. titik air di daun d. pembuatan garam
Jawaban 1. B 2. D 3. C 4. B 5. B 6. B 7. A 8. B 9. C 10. B
11. B 12. B 13. D 14. C 15. B 16. D 17. C 18. A 19. C 20. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Lampiran 6 Soal Evaluasi siklus II Nama
: ………………………….
Nomer
: …………………………..
Kelas
: ………………………….
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang benar.
1. Peristiwa pakaian basah menjadi kering merupakan perubahan wujud… a. menyublim
c. membeku
b. mencair
d. menguap
2. Peristiwa terjadinya kabut di daerah pegunungan merupakan perubahan wujud… a. menguap
c. membeku
b. mengembun
d. menyublim
3. Hilangnya minyak wangi pada pakaian terjadi karena proses …. a. penyerapan b. penyubliman c. penguapan d. pengembunan 4. Perubahan wujud benda yang tidak terjadi di alam adalah dari …. a. padat ke cair b. padat ke gas c. gas ke padat d. gas ke cair 5. Berikut ini yang bukan merupakan perubahan wujud gas adalah …. a. asap
c. uap
b. udara
d. debu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
6. Perubahan wujud benda dari cair ke gas disebut …. a. membeku
c. menyublim
b. mencair
d. menguap
7. Contoh perubahan wujud benda yang tidak dapat kembali ke bentuk semula adalah… a. kertas dibakar
c. lilin dipanaskan
b. es mencair
d. air dipanaskan
8. Ketika kamu memasukkan air ke dalam kulkas, akan terjadi perubahan wujud benda dari… ke... a. padat ke cair
c. cair ke padat
b. cair ke gas
d. padat ke gas
9. Jika paraffin/lilin dipanaskan akan meleleh. Perubahan wujud tersebut dinamakan… a. membeku
c. menyublim
b. mencair
d. mengembun
10. Benda yang berubah wujud menjadi gas jika dipanaskan adalah… a. lilin
c. tepung
b. gula pasir
d. air
11. Peristiwa mentega dipanaskan merupakan perubahan wujud… a. mengembun
c. membeku
b. mencair
d. menguap
12. Benda di bawah ini yang mengalami perubahan wujud bolak balik adalah… a. kayu
c. beras
b. air
d. kertas
13. Berikut benda yang berubah wujud dari cair ke gas adalah… a. minyak wangi
c. lili
b. kamper
d. es batu
14. Benda berikut yang mengalami penguapan adalah… a. bensin
c. gula pasir
b. kapur barus
d. agar-agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
15. Perubahan wujud membeku dan mencair dapat terjadi pada benda… a. air dan minyak
c. mentega dan minyak
b. air dan lilin
d. minyak dan lilin
16. Benda berikut yang tidak dapat kembali ke bentuk semula kecuali… a. kayu dibakar menjadi abu b. beras dimasak menjadi nasi c. air didinginkan menjadi es d. kertas dibakar menjadi abu 17. Perubahan lilin yang membeku merupakan perubahan wujud benda cair menjadi… a. cair
c. gas
b. padat
d. cair dan gas
18. Minyak goreng akan menjadi padat bila terkena udara… a. dingin
c. sejuk
b. panas
d. sepoi-sepoi
19. Bagian dalam kaca mobil ikut basah saat dikendarai dalam kehujanan. Contoh peristiwa tersebut disebut… a. menyublim b. mengembun c. menguap d. mencair 20. Di bawah ini yang termasuk peristiwa membeku adalah… a. kapur barus yang diletakkan di lemari b. pembuatan gula jawa c. dinding gelas basah karena berisi es d. minyak kayu putih dalam botol yang dibiarkan terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Jawaban 1. D 2. B 3. C 4. B 5. D 6. C 7. A 8. C 9. B 10. A
11. B 12. B 13. A 14. A 15. B 16. A 17. B 18. A 19. B 20. B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Lampiran 7 Hasil Evaluasi Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Lampiran 8 Hasil Evaluasi Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Lampiran 9 Tabel Validasi Soal Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Lampiran 10 Tabel Validasi Soal Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Lampiran 11 Uji Reliabilitas
Tabel Kriteria koefisien reliabilitas siklus I
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .866
24
Koefisien korelasi termasuk tinggi. Tabel Kriteria koefisien reliabilitas siklus II
Koefisien korelasi termasuk tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Lampiran 12 Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Lampiran 13 DOKUMENTASI SIKLUS I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Lampiran 14 DOKUMENTASI SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Lampiran 17 Biodata
Penulis
dilahirkan
di
Kabupaten
Sleman
Provinsi
Yogyakarta pada tanggal 7 Juni 1991. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dengan ayah bernama Y. Ngadiman dan ibu bernama Kadariyah. Penulis menyelesaikan pendidikan formal Sekolah Dasar pada tahun 2003 di SD Kanisius Minggir, sekolah menengah pertama pada tahun 2006 di SMP Pangudi Luhur Moyudan dan sekolah menengah atas di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. Selama menjadi mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis aktif dalam kegiatan-kegiatan kampus seperti panitia Parade Gamelan tahun 2010 dan 2011, panitia Workshop Dongeng tahun 2011, serta aktif di gereja menjadi panitia Latihan Dasar Kepemimpinan tahun 2011 dan 2015. Organisasi yang diikuti, Orang Muda Katholik Stasi Pojok tahun 2009-sekarang dan Karang Taruna Comuba tahun 2012-sekarang.