JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
53
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK PADA SISWA KELAS V SDN 02 JELI KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG Oleh: Djailani SD Negeri 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Tulungagung Abstrak. Guru sebagai pelaksana pendidikan terdepan harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa apabila di dalam diri siswa terdapat minat untuk mengetahui sesuatu. Sehingga minat memiliki peran penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan minat belajar siswa agar didapatkan hasil belajar yang optimal Pembelajaran Konstruktivistik merupakan pembelajaran yang memberikan pengakuan terhadap keragaman siswa. Dalam pandangan pembelajaran Konstruktivistik ini diakui bahwa siswa, pada awal proses pembelajaran, telah memiliki konsep kognitif, afektif dan psikomotor tertentu sebagai akibat pembelajaran dan pengalaman sebelumnya. Hasil prestasi belajar bidang studi Matematika Pokok bahasan Menentukan Luas Bangun Datar Dengan Memanfaatkan Rumus Luas Segitiga pada siswa Kelas V SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang mengalami peningkatan secara signifikan dengan menerapkan pembelajaran Konstruktivistik. Dilihat dari nilai rata-rata siswa sebelum siklus 53,53 dengan persentase 23,53%, nilai rata-rata siklus I 65,88 dengan persentase 70,59% sedangkan nilai rata-rata siklus II 82,06 dengan persentase 100% . Kata kunci: prestasi belajar, matematika, pembelajaran konstruktivistik
Dalam strategi belajar tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi tersebut diharapkan mampu mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Guru sebagai pelaksana pendidikan terdepan, harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik, untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa apabila di dalam diri siswa terdapat minat untuk mengetahui sesuatu (Hamalik, 2001). Berdasarkan pernyataan tersebut, menunjukkan bahwa minat memiliki peran penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan prestasi belajar
siswa agar didapatkan hasil belajar yang optimal. Banyak cara yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi hal tersebut, tetapi yang lebih penting dalam usaha pencapaian minat belajar siswa tersebut adalah kemampuan guru dalam menggunakan strategi dalam kegiatan belajar mengajar (Bogdan & Biklen, 1982). Nurhadi (2003) mengatakan bahwa konstruktivistik merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Fahrurrazy (2000), mengatakan bahwa
54
Djailani, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui...
dalam pandangan Konstruktivistik sebuah realitas, ada dalam pikiran mereka yang mengetahui, sehingga merekalah yang membentuk atau sekurang-kurangnya menafsirkan realitas berdasarkan persepsi mereka sendiri. Sebagai implikasinya, metode konstruktivistik lebih menekankan bagaimana pengetahuan dibangun dengan bantuan pengalaman, pengetahuan awal dan keyakinan yang dimiliki untuk menafsirkan obyek-obyek dan peristiwa. Berdasarkan pada konsep strategi pembelajaran konstruktivistik yang disampaikan oleh para pakar pendidikan tersebut di atas, peneliti akan mencoba melakukan suatu usaha penelitian tindakan (Action Research) dalam meningkatkan minat belajar siswa Kelas V Semester II SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung melalui pembelajaran Konstruktivistik. METODE PENELITIAN Pembelajaran dan Jenis Penelitian Pembelajaran dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan. Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pembelajaran baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia faktual (Zuriah, 2003). Carr & Kemmis (1986), mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelaahan inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial, untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan. Setting/Subyek dan Kehadiran Peneliti Subyek Penelitian dalam hal ini adalah kepala sekolah SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung.
Sedangkan obyek penelitian yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 17 siswa. Kehadiran peneliti dalam kegiatan penelitian ini lebih tepat karena peneliti di Sekolah SDN 02 Jeli bertugas sebagai Kepala Sekolah. Dengan demikian peneliti dalam penelitian ini tergolong pada penelitian tindakan partisipan. Zuriah (2003) mengatakan bahwa orang yang akan melakukan penelitian tindakan haruslah terlibat dalam proses penelitian dari awal. Untuk itu peneliti harus melakukan pengamatan berperan serta dalam penelitian ini. Spradley (1980) membagi tiga tahap pengamatan berperan serta dalam penelitian kualitatif; diantaranya: (a) Dimulai dari pengamatan-pengamatan yang bersifat memeriksa (descriptive observations) secara luas, dengan melukiskan situasi sosial secara umum yang ada di lokasi penelitian, (b) Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan-pengamatan yang lebih terfokus (focused observations) untuk menemukan kategori-kategori utama tentang fokus penelitian, dan (c) Setelah itu diadakan pengamatan-pengamatan yang bersifat selektif (selective observations) untuk menemukan kategori-kategori yang lebih rinci tentang sub-sub fokus penelitian. Selanjutnya Spradley (1980) menjabarkan lima tipe keterlibatan peneliti dalam Partisipasi Observasi ini adalah sebagai berikut: (a) Non Participation. Pada tipe ini peneliti dalam melakukan penelitian tidak berpartisipasi. Artinya peneliti hanya melakukan pengamatan (melihat) secara pasif dan menjauhi agar tidak terlibat dalam aktivitas obyek penelitian. (b) Passive Participation.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Tahap ini peneliti ikut atau berada dalam obyek penelitian, tetapi tidak berpartisipasi atau interaksi dengan obyek penelitian. Peneliti hanya mondar-mandir sebagai penonton saja. (c) Moderal Participation. Peneliti sudah pada konteks untuk menjaga keseimbangan antara seseorang yang berada di dalam (insider) dan menjadi seseorang yang berada di luar (outsider) ataupun terlibat dan mengamati. (d) Active Participation. Pada tahap ini peneliti secara aktif melakukan apa yang dilakukan oleh personal-personal sekolah. (e) Complete or Ordinary participation. Tipe ini merupakan tahap tertinggi dalam keterlibatan peneliti sebagai observer partisipan. Peneliti total melakukan seperti apa yang dikerjakan oleh personalpersonal sekolah dalam memperoleh data penelitian. Lokasi dan Jadwal Penelitian Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Waktu penelitian pada bulan Maret sampai dengan April 2013. Sedangkan Obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tanggal No. Kegiatan Tempat Pelaksanaan 1 Kantor UPT Ijin Kepada Dinas Pengawas 1 maret 2013 Pendidikan Sekolah Kecamatan SDN 02 Jeli Karangrejo 2 Observasi Ruang Kelas V 8 maret 2013 Penelitian SDN 02 Jeli 3 15 dan 17 Ruang Kelas V Siklus I Maret 2013 SDN 02 Jeli 4 22 maret Ruang Kelas V Evaluasi I 2013 SDN 02 Jeli 5 5 dan 7 April Ruang Kelas V Siklus II 2013 SDN 02 Jeli 6 12 April 2013 Evaluasi II Ruang Kelas V
55
SDN 02 Jeli
Metode/Prosedur Pengumpulan Data Penggunaan prosedur pengumpulan data yang tepat dapat diperoleh data yang objektif dalam kegiatan penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya: (1) Observasi, diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah, 2003). Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa. (2) Wawancara, merupakan salah satu prosedur terpenting untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, sebab banyak informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara. Menurut Arifin (1998) yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan dan sebagainya. Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Moleong (2000), mengatakan bahwa maksud mengadakan wawancara antara lain untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian dan lain-lain. Wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara ditujukan kepada siswa Kelas V Semester II SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara mendalam yang tidak terstruktur. Sebab dalam wawancara tidak terstruktur akan diperoleh informasi sebanyak-banyaknya yang rahasia, dan sensitif sifatnya sekalipun serta memungkinkan sekali dicatat semua respons afektif informan yang tampak
56
Djailani, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui...
selama wawancara berlangsung. Dokumentasi Menurut Zuriah (2003) teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Guba & Lincoln (1981) mengatakan bahwa dokumen dan record dapat digunakan untuk keperluan penelitian karena: (1) Merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong, (2) Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, (3) Sifatnya alamiah sesuai dengan konteks, (4) Hasil pengkajian akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan yang diselidiki. Metode Analisis Data Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahanbahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data, menata, membagi menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan peneliti laporkan (Bogdan dan Biklen, 1982). Miles dan Hubermen (1984) mengatakan analisis data perlu dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Selanjutnya Nasution (1988) mengatakan bahwa analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. Moleong (2001:103) mengemukakan, “analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori
dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema seperti yang disarankan oleh data”. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dengan maksud bahwa penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Setelah data hasil penelitian terkumpul maka, selanjutnya data tersebut disusun secara sistematis. Dengan cara diorganisir, kemudian dikerjakan yang akhirnya data tersebut diungkap permasalahan yang penting sesuai dengan topik yang sesuai dengan permasalahan. Selanjutnya Miles & Hubermen (1984) menerapkan tiga alur kegiatan dalam analisis deskriptif yang menjadi satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan, yaitu: (1) Reduksi data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan, pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan, (2) Penyajian data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi, dan (3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi, teknik ini peneliti berusaha agar dapat menggambarkan kerepresentatifan suatu peristiwa, kejadian atau suatu subjek. Dalam kegiatan analisis data tersebut, akan didapatkan dua jenis data yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi yang dilakukan pada setiap tahap kegiatan, dan data kuantitatif berupa hasil belajar atau prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa dalam melakukan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Konstruktivistik. Teknis analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Adapun teknik analisis data yang dilakukan
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan, (b) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian, dan (c) Menyimpulkan dan memverifikasi. Dan kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan terakhir dan selanjutnya diikuti kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data dimaksudkan untuk membuat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih valid dan reliabel. Pengecekan keabsahan data ini dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan cara mencek ulang atau cross cek dari hasil data penelitian yang dihasilkan dengan uji ulang ke lapangan atau lokasi penelitian dengan cara memperpanjang waktu observasi yang mendalam. Triangulasi Menurut Moleong (2001) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data penelitian, diantaranya: (a) Sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang, berbeda dalam kualitatif. (b) Ada dua strategi dalam pengecekan derajat kepercayaan; (1) Hasil penemuan dengan teknik pengumpulan data, dan (2) Beberapa
57
sumber data dengan metode yang sama. (c) Penyidik. Memanfaatkan peneliti dengan pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. (d) Teori. Melaporkan hasil penelitian disertai dengan penjelasan sebagaimana dikemukakan dalam meningkatkan derajat kepercayaan data yang diperoleh. Tahap-tahap Penelitian dan Cara Pengambilan kesimpulan Tindakan penelitian yang direncanakan dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut: (1) Menetapkan indikator desain pembelajaran Konstruktivistik yang digunakan dalam proses belajar mengajar, (2) Menyusun strategi penyampaian dan pengelolaan pengajaran dengan pembelajaran Konstruktivistik yang meliputi: merancang dan menyusun bahan ajar, merancang satuan pelajaran yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar, (3) Menyusun metode dan alat perekam data yang terdiri atas catatan lapangan, pedoman observasi, pedoman analisis, dan catatan harian, dan (4) Menyusun perencanaan teknik pengolahan data didasarkan pada model analisis data penelitian kualitatif. Berkaitan dengan tindakan penelitian, maka diperlukan suatu langkah-langkah penelitian, agar dalam pelaksanaan penelitian dapat terprogram dengan baik. Menurut Zuriah (2003) mengatakan bahwa penelitian tindakan direncanakan melalui beberapa tahap perencanaan, diantarannya: (1) refleksi awal, (2) peneliti merumuskan permasalahan secara operasional, (3) peneliti merumuskan hipotesis tindakan, dan (4) menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan. Tahap Refleksi. Merupakan fase refleksi awal yang
58
Djailani, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui...
berarti melakukan refleksi terhadap situasi yang sebenarnya, setelah merumuskan tema penelitian. Tahap Perencanaan Dalam tahap ini diharapkan (a) dapat menterjemahkan gambaran yang jelas tentang pembelajaran Konstruktivistik dalam proses belajar mengajar, dan alasan pemilihan tema tersebut, (b) draf kerja tindakan tiap individu dan kelompok, (c) gambaran tentang pihak yang terlibat, (d) garis besar rencana program kerja (time schedule), (e) memonitor perubahan saat penelitian berlangsung dan (1) gambaran awal tentang efisiensi data yang terkumpul. “Tahap ini memastikan bahwa siswa Kelas V Semester II SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung dijadikan sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan karakteristik yang dimiliki kelas ini sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas oleh peneliti. Tahap Tindakan Observasi Tahap ini merupakan tahap penjabaran rencana ke dalam tindakan dan mengamati jalannya tindakan. Menurut Nasution (1988) yang dimaksud dengan observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan selama di lapangan, peneliti berusaha berinteraksi dengan subjek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu proses aktif. Dimaksudkan untuk mengetahui keadaan obyek penelitian sebelum peneliti melakukan penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada. Tahap Refleksi Akhir Tahap ini terdiri dari: (a) menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c) memberikan makna, (d) eksplanasi, dan (e) membuat simpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Paparan Data dan Gambaran selintas
tentang Setting Paparan data ini mendeskripsikan bahwa implementasi strategi pembelajaran Konstruktivistik memiliki peran yang sangat penting dalam usaha pencapaian minat dan prestasi belajar siswa Kelas V Semester II SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Paparan data ini diperoleh dari kegiatan pengamatan dan observasi peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung. Catatan-catatan prestasi tersebut diwujudkan dalam bentuk hasil evaluasi yang dilakukan akhir kegiatan setiap siklus. Siklus Kegiatan Siklus I Berdasarkan paparan data kegiatan siklus I, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran Konstruktivistik. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Konstruktivistik berdampak positif terhadap minat belajar bidang studi Matematika Pokok bahasan Menentukan Luas Bangun Datar Dengan Memanfaatkan Rumus Luas Segitiga siswa, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas V Semester II SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung dalam kegiatan belajar mata pelajaran Matematika pokok bahasan Menentukan Luas Bangun Datar Dengan Memanfaatkan Rumus Luas Segitiga. Adapun paparan hasil observasi sebagai berikut. Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I % Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas 1 Anita lisma nuraini 65 T -
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
No 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Siswa Deasy ana putrid Fina tri munawaroh Fitria maharani Firda masruroh Hilda alista Ifa dwi nurohmah Kabir rahmadin Liya puspita anggraini Meilya tri wulandari Moh.singgih gumiwang Ratri nurfadilah Riska dwi nurcahyati Sela ardhisa Rosalind Sepria runa firdayanti Moh.ircham abdur rohman Sabrang aji pangestu Jumlah Rata-rata
Nilai 75 65 60 80 70 55 70 80 65
% Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T T TT T T TT T T T -
70 55 65 55 50
T T -
TT TT TT
65 75 1120 65.9
T T 12 70.59
5 29.41
Tabel 3 Distribusi Prestasi Belajar Siswa Siklus I Kategori NO NILAI Frekuensi Frekwensi % Prestasi belajar 1 8,01 - 10,00 0 0,00 Baik 2. 6,01 -8,00 12 70,59 Sedang 3. 0,01 -6,00 5 29,41 Kurang Total: 17 100%
Dari frekuensi data tersebut diketahui kategori kurang dalam prestasi belajar adalah 0,01-6,00 dengan frekuensi 5 dan persentase 29,41 %, kategori nilai sedang adalah 6,018,00 dengan frekuensi 12 dan persentase 70,59%, sedangkan kategori hasil belajar baik adalah 8,01-10,00 dengan frekuensi 0 persentase 0,00%.
Gambar 1 Grafik Distribusi Prestasi Belajar
59
Siswa Siklus I
Gambar 2 Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Dari persentase belajar data tersebut diketahui nilai rata-rata sebelum siklus 53,53 dengan persentase 23,53%, nilai rata-rata pada siklus I 65,88 dengan persentase 70,59%. Berdasarkan paparan data tentang prestasi belajar siswa Kelas V SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya, (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan (3) beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Dengan perolehan aktivitas guru dan siswa sebesar 62% dan siswa aktif 56,25% dengan siswa pasif 43,75%. Kegiatan Siklus II Berdasarkan paparan data kegiatan siklus II, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan minat belajar siswa melalui
60
Djailani, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui...
pembelajaran Konstruktivistik. Berikut ini akan dipaparkan distribusi hasil evaluasi kegiatan belajar mengajar pada siklus II. Tabel 4 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II % Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas 1 Anita lisma nuraini 95 T 2 Deasy ana putrid 80 T 3 Fina tri munawaroh 90 T 4 Fitria maharani 75 T 5 Firda masruroh 80 T 6 Hilda alista 80 T 7 Ifa dwi nurohmah 75 T 8 Kabir rahmadin 100 T 9 Liya puspita anggraini 85 T 10 Meilya tri wulandari 70 T Moh.singgih 11 gumiwang 90 T 12 Ratri nurfadilah 70 T 13 Riska dwi nurcahyati 80 T 14 Sela ardhisa Rosalind 85 T 15 Sepria runa firdayanti 75 T Moh.ircham abdur 16 rohman 75 T -
No
Nama Siswa
17 Sabrang aji pangestu Jumlah Rata-rata
Nilai 90 1395 82.1
% Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T 17 0 100.00 0.00
Tabel 5 Distribusi Prestasi Belajar Siklus II Kategori NO NILAI Frekwensi Frekwensi % Prestasi belajar 1 . 8,01 - 10,00 7 17,95 Baik 2. 6,01 -8,00 10 58,82 Sedang 3. 0,01 -6,00 0 0,00 Kurang Total : 17 100%
Dari frekuensi data tersebut diketahui kategori kurang dalam prestasi belajar adalah 0,01-6,00 dengan frekuensi 0 dan persentase 0,00%, kategori nilai sedang adalah 6,018,00 dengan frekuensi 10 dan persentase 58,82 %, sedangkan kategori hasil belajar baik adalah 8,01-10,00 dengan frekuensi 7 persentase 17,95%.
Gambar 3 Distribusi prestasi belajar Siswa Kelas V
Gambar 4 Persentase Prestasi belajar Siswa siklus II
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Berdasarkan paparan data tentang aktivitas dan prestasi belajar siswa Kelas V Semester II SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat mengalami peningkatan (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan (3) sebagian siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, tanpa didominasi oleh siswa yang pandai. Dengan perolehan aktivitas guru dan siswa sebesar 75% dan siswa aktif 85,00% dengan siswa pasif 15,00%. Proses Penganalisis dan Refleksi Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya, sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Dari hasil penelitian tindakan ini perlu kiranya ditingkatkan lagi pelaksanaanya dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dihasilkan kualitas pendidikan yang bermutu. Berdasarkan pada pembahasan rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini, menunjukkan bahwa Pembelajaran Konstruktivistik dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Matematika bagi siswa Kelas V SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo
61
Kabupaten Tulungagung dimaksudkan untuk: (1) Meningkatkan Aktivitas Siswa. Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Atas dasar pernyataan tersebut diatas, maka aktivitas siswa dalam belajar perlu ditingkatkan dengan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa. Pembelajaran Konstruktivistik salah satu pembelajaran yang diterapkan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini. (2) Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Motivasi merupakan salah satu unsur pokok dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar menjadi dua kelompok, (a) motivasi yang ada dalam diri siswa, dan (b) motivasi yang ada dalam pembelajaran. Dengan Pembelajaran Konstruktivistik diharapkan prestasi belajar siswa dalam mata Pelajaran Matematika dapat mengalami peningkatan yang berarti, sebab dalam proses belajar dengan pembelajaran ini siswa lebih aktif dan selalu melakukan kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan siswa selaku pembelajar. Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Hamalik (2002), yang mengatakan bahwa siswa lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan/praktek untuk mencapai tujuan pengajaran. Praktek secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri, beraktivitas, bukan mendengarkan ceramah dan mencatat. Pengajaran hendaknya disesuaikan dengan prinsip sebagai berikut: (1) usahakan agar siswa sebanyak mungkin menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memberikan respon terhadap pertanyaan guru, sedangkan siswa lainnya menulis jawaban dan menanggapi secara lisan, (2) mintalah agar siswa menyusun dan menata kembali informasi yang diperolehnya dari bacaan, dan (3) sediakan laboratorium dan situasi praktek
62
Djailani, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui...
lapangan berdasarkan tujuan pengajaran yang dirumuskan sebelumnya. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar merupakan segala pekerjaan yang berhasil dan prestasi menunjukkan kecakapan manusia yang telah di capai. Menurut Gagne yang dikutip oleh Badawi (1987) mengatakan bahwa hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena hasil belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan, dan nilai dan sikap. Berkaitan dengan usaha meningkatkan prestasi belajar, belajar akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, maka perubahanperubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan dan penilaian inilah umumnya diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar. Prestasi yang diperoleh oleh siswa Kelas V Semester II SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung menunjukkan peningkatan lebih baik. Hal ini ditujukan dari hasil observasi peneliti dalam serangkaian kegiatan penelitian tindakan, khususnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil kegiatan yang diperoleh meliputi, peningkatan aktivitas dan prestasi belajar. Dari perolehan data penelitian selama siklus I sampai siklus II, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: “Jika dalam pembelajaran Matematika Pokok bahasan Menentukan Luas Bangun Datar Dengan Memanfaatkan Rumus Luas Segitiga menggunakan pendekatan Konstruktivistik, maka prestasi belajar Siswa Kelas V Semester II SDN 02 Jeli Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Tulungagung Tahun 2012/2013 dapat meningkat”, telah terbukti kebenarannya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian ini, dapat peneliti rumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya: (1) Dalam Pembelajaran Konstruktivistik, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Pembelajaran Konstruktivistik dalam pengajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata Pelajaran Matematika Pokok bahasan Menentukan Luas Bangun Datar dengan Memanfaatkan Rumus Luas Segitiga. (2) Hal yang perlu diingat dalam penggunaan Pembelajaran Konstruktivistik dalam kegiatan belajar mengajar adalah: (a) pusat kegiatan belajar mengajar adalah siswa aktif, (b) pembelajaran dimulai dengan hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, (c) bangkitkan prestasi belajar dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan (d) guru harus selalu mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan, dan hal ini harus segera ditanggulangi. (3) Hasil prestasi belajar bidang studi Matematika Pokok bahasan Menentukan Luas Bangun Datar Dengan Memanfaatkan Rumus Luas Segitiga siswa Kelas V Semester II SDN 02 Jeli Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung yang mengalami peningkatan secara signifikan dengan menerapkan pembelajaran Konstruktivistik. Dilihat dari nilai rata-rata siswa sebelum siklus 53,53 dengan persentase 23,53 %, nilai rata-rata siklus I 65,88 dengan persentase 70,59% sedangkan nilai rata-rata
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
siklus II 82,06 dengan persentase 100% . Saran Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi. Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran Konstruktivistik. Penerapan
DAFTAR RUJUKAN Arifin, A. 1998. Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar Ringkas. Jakarta: Rajawali Pers. Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. 1982. Qualitative Research In Education. Boston: Allyn & Bacon. Carr and Kemmis. 1986. Action Research Principles and Practice Lecture in Education. University of Bath. Guba, E. G., & Lincoln, Y. S. 1981. Effective Evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pembelajaran Sistem. PT Bumi Aksara: Jakarta. Miles, M. B., & Hubermen, A.M. 1984. Analisis Data Qualitatif. Terjemahan
63
Pembelajaran Konstruktivistik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas perlu ditingkatkan, dengan harapan siswa dapat terpacu minat dalam belajar. Pembelajaran ini perlu diulang-ulang dengan memberikan materi yang sederhana menuju ke materi yang lebih variatif. Minat belajar siswa dapat dimunculkan dengan berbagai macam teknik dan metode yang disampaikan oleh guru.
oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Universitas Indonesia, Jakarta. Moleong, L. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 1988. Metode Penelilian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nurhadi, & Senduk, G. A. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Spradley, J.P. 1980. The Participation Observation. New York: Reinhart & Winston. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakuri dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishing.