PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS II SDN 02 V KOTO KAMPUNG DALAM KAB. PADANG PARIAMAN Animar1 Email: E-mail :
[email protected] Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
ABSTRACT This research is motivated by the difficulty in understanding mathematics students second grade students of SDN 02 V Koto Kampung Dalam. The purpose of this research is to improve learning outcomes with realistic mathematics education approach. This research is Classroom Action Research (CAR) is implemented in the second semester of the academic year 2013/2014 at SDN 02 V Koto Kampung Dalam. The subjects were students of class V Koto II SDN 02 Kampung In totaling 15 students. This study consisted of 2 cycles, which held three meetings each cycle and the end of each cycle is given a test. The results showed an increase in student learning outcomes with 60% passing grade on the first cycle to 86.67% in the second cycle. From the average learning outcomes 70 at 81.33 in the first cycle to the second cycle. This means that the implementation of learning mathematics through realistic mathematics education approach goes well. Based on the results of this study concluded that through realistic mathematics education approach to improve learning outcomes in mathematics learning in class II SDN 02 V Koto Kampung Dalam. The results of this study are expected to be useful for teachers and readers in order to improve student learning outcomes in the classroom. Keywords: Learning Outcomes, Realistic Mathematics
agar menjadi manusia yang beriman dan
Pendahuluan UU RI tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 (Trianto, 2012:3) tercantum bahwa pendidikan nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta adab bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembelajaran matematika yang diberikan pada siswa sekolah dasar pada hakikatnya adalah untuk melatih siswa berpikir logis, mampu memecahkan
1
masalah dalam kehidupan sehari-hari,
Pendekatan
mengenal hubungan antar pengalaman,
Realistik
(PMR)
menurut
Hadi
mengembangkan kreativitas dan dapat
(2005:19)
adalah
pendekatan
yang
meningkatkan kesadaran berbudaya.
mendorong atau menantang siswa aktif
Keberhasilan
belajar-mengajar
bekerja
Pendidikan
sebagai
matematika dapat dilihat dari hasil
pengembangkan
belajar yang dicapai oleh peserta didik.
matematika.
Hal itu, dipengaruhi oleh faktor dari dalam
individu
maupun
dari
luar
titik ide
Matematika
awal
untuk
dan
konsep
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil
belajar
individu. Faktor dari dalam individu,
pendekatan
meliputi faktor fisik dan psikis. Faktor-
realistik di kelas II SDN 02 V Koto
faktor
Kampung Dalam Kabupaten Padang
tersebut
dapat
memberikan
dukungan yang positif dalam belajar. Sulitnya
siswa
memahami
pendidikan
dengan
matematika
Pariaman.
materi
Zulkardi
(2001:101)
matematika terlihat dari sikap dan
mengemukakan Pendekatan Pendidikan
perilaku
Matematika
siswa
tersebut
dalam
Realistik
adalah
teori
pembelajaran seperti: lesu dan tidak
pembelajaran yang bertitik tolak dari
bersemangat
hal-hal „real‟ bagi siswa, menekankan
dalam
mendengarkan
penjelasan guru, mengantuk, mengobrol
ketrampilan
dengan teman, sering minta izin keluar
mathematics‟,
kelas dan lain-lain.
berkolaborasi, berargumentasi dengan
Rendahnya hasil belajar matematika
teman sekelas sehingga mereka dapat
juga
hanya
menemukan sendiri („student inventing‟
menggunakan metode ceramah belum
sebagai kebalikan dari „teacher telling‟)
memuaskan.
dan
Oleh karena itu perlu dikembangkan
matematika itu untuk menyelesaikan
suatu
tidak
masalah
siswa
kelompok”.
disebabkan
pembelajaran
membosankan tertarik,
guru
dan
dengan
yang membuat
cara
menciptakan
pada
„process
of
doing
berdiskusi
dan
akhirnya
baik
Freudenthal
menggunakan
individual
maupun
(dalam
Wijaya,
lingkungan belajar yang dekat dengan
2012:20)
menyatakan
bahwa
dunia nyata secara bermakna.
matematika tidak ditempatkan sebagai suatu produk jadi, melainkan sebagai
2
bentuk
aktivitas
proses.
dengan alat peraga, model visual,
Matematika sebaiknya tidak diberikan
memodelkan situasi, skema, diagram,
kepada siswa sebagai suatu produk jadi
dan simbol-simbol, 3) Refleksi dan
yang siap pakai, melainkan sebagai
penilaian khusus (reflection and special
suatu
assignment).
bentuk
atau
kegiatan
dalam
mengkonstruksi konsep matematika.
Sedangkan
prinsip mayor dalam proses pendidikan
maksudnya
yaitu
realistik,
maksudnya
memahami proses berfikir seseorang.
Menurut Amin (2002:127) lima
matematika
Refleksi
“1)
jawaban
penilaian menilai siswa
khusus
kemungkinan
yang
bervariasi.
Pengkonstruksian dan pengkonkretan
Misalnya dalam melakukan operasi
(contructing and concreting), 2) Level
hitung campuran, penilaiannya terdiri
dan model (levels and model), 3)
dari
Refleksi
menyelesaikan
dan
penilaian
khusus
banyaknya
siswa
yang
permasalahan,
level
(reflection and special assignment), 4)
skematisasi
Interaksi dan konteks sosial (social
kesalahan sistematis, atau penggunaan
context
algoritma
and
Penstrukturan
interaction), dan
5)
pengkaitan
dalam
(social
dapat dijelaskan secara rinci sebagai
Maksudnya
berikut:
pada Pengkonstruksian
kemungkinan
menyelesaikan
masalah, 4) Interaksi dan konteks sosial
(structuring and interweaving)”. Hal ini
1)
siswa,
bisa
context
and
interaction).
pendidikan
dasarnya
bersifat
matematika interaktif.
dan
Dimana siswa diberi kesempatan untuk
(contructingand
bertukar ide, berbantahan argumen, dan
concreting). Maksudnya, bahwa belajar
sebagainya. Jadi pengajaran diarahkan
matematika
pada
pengkonkretan
merupakan
aktivitas
konteks
sosio-kultural,
konstruktif, dan dimulai dari orientasi
Penstrukturan
konkret terhadap skill yang dipelajari,
(structuring
and
2) Level dan model (levels and
Maksudnya,
belajar
models).
pengkaitan interweaving). matematika
level
dari
bukanlah merupakan kumpulan dari
menuju
level
pengetahuan dan skill yang terpisah
aritmatika formal, untuk itu siswa perlu
satu sama lain, tetapi merupakan
diberi jembatan untuk menghindari
kesatuan yang terstruktur.
aritmatika
Maksudnya
dan
5)
informal
pemisah antara konkret dan abstrak
3
Jadi
dalam
kegiatan
Kemmis (dalam Ritawati, 2007: 21)
guru
hanya
model siklus ini mempunyai empat
masalah
diawal
komponen yaitu perencanaan, tindakan,
pembelajaran, memberikan
pembelajaran kemudian siswa sendiri
pengamatan dan refleksi.
yang akan menyelesaikan masalah tersebut
dengan
sehingga
siswa
bimbingan diberi
guru
kebebasan
untuk membangun sendiri model matematika
yang
terkait
dengan
masalah belajar yang dipecahkan.
METODOLOGI
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini cocok digunakan karena kajian penelitian ini bersifat reflektif. Menurut Kunandar (2010:46)
bahwa
dengan menentukan waktu yang akan
adalah
digunakan
untuk
sebuah bentuk kegiatan refleksi diri
penelitian.
Setelah
yang
pelaku
pelaksanaan
situasi
selanjutnya yaitu mengkaji Kurikulum
”penelitian
menyatakan
penelitian, kegiatan ini dimulai
tindakan
dilakukan
pendidikan kependidikan
oleh
dalam untuk
kelas
para suatu
memperbaiki
melaksanakan didapat
penelitian,
waktu langkah
Tingkat Satuan Pendidikan.
rasionalitas dan keadilan tentang: (a)
Di dalam kurikulum itu terdapat standar
pratik-pratik kependidikan mereka, (b)
kompetensi yang merupakan tujuan
pemahaman mereka tentang pratik-
umum dari pembelajaran yang harus di
pratik tersebut, dan (c) situasi di mana
capai siswa. Kompetensi dasar adalah
pratik-pratik tersebut dilaksanakan”.
penjabaran dari standar kompetensi.
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan siklus
yang
menggunakan dikembangkan
model oleh
Kegiatan selanjutnya adalah membuat Rencana (RPP).
Pelaksanaan Dimana
Pembelajaran
dalam
RPP
ini
4
tergambar secara rinci apa tujuan pembelajaran
akan
keberhasilan
dalam
dicapai.
proses pembelajaran diukur dengan
Pelaksanaan dimulai dari materi yang
menggunakan persentase KKM. KKM
telah ditentukan dengan menggunakan
pada mata pelajaran Matematika adalah
Pendekatan
69, dengan target pencapain sekitar 85
Realistik
yang
Indikator
Pendidikan sesuai
Matematika
dengan
rencana.
% siswa mampu memperoleh nilai yang
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2
mencapai KKM melalui pendekatan
siklus. Siklus I dilaksanakan tiga kali
pendidikan matematika realistik.
pertemuan dan siklus ke II tiga kali pertemuan sesuai dengan RPP.
terdiri
Dilanjutkan dengan Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika bersamaan
realistik
dilakukan
dengan
pelaksanaan
tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif,
obyektif,
dan
sistematis.
Pengamatan dilakukan secara langsung pada
waktu
guru
Hasil penelitian pada setiap siklus
melaksanakan
pembelajaran. Refleksi diadakan setiap satu
dari
proses
pelaksanaan
pendekatan matematika realistik dan kegiatan
guru
pembelajaran
selama
proses
berlangsung
sesuai
dengan komponen yang tersedia pada lembaran pengamatan dan hasil tes belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir siklus. Pengamatan dilakukan sebanyak 3 × pertemuan, tahap-tahap pembelajaran
setiap
disesuaikan
dengan
pembelajaran
realistik
pendahuluan,
tahap
tindakan tahap-tahap yaitu
tahap
pengembangan
tindakan berakhir. Dalam tahap ini
model simbolik, tahap penjelasan dan
peneliti menganalisis tindakan yang
alasan, dan tahap penutup.
baru dilakukan. Hal-hal yang dianalisis
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah (a) menganalisis tindakan yang
ini terdiri dari dua siklus yang setiap
baru dilakukan, (b) mengulas dan
siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan
menjelaskan perbedaan rencana dan
dan 2 kali tes hasil belajar. Pendekatan
pelaksanaan
yang digunakan dalam penelitian ini
tindakan
yang
telah
dilakukan, (c) Melakukan intervensi,
adalah
pemaknaan, dan penyimpulan data yang
matematika
diperoleh.
pendidikan matematika realistik adalah
pendekatan realistik.
pendidikan Pendekatan
5
pembelajaran yang dilakukan dalam
yang belum pandai membaca dan
interaksi dengan lingkungannya dan
peneliti juga tidak membacakan latihan
dimulai dari permasalahan nyata bagi
dalam kelas, dan kurangnya pantauan
siswa
pada
guru terhadap siswa saat melakukan
dalam
diskusi kelompok. Untuk mengatasi
menyelesaikan masalah yang diberikan,
masalah tersebut, pada siklus II peneliti
ini merupakan suatu hal yang baru bagi
lebih
siswa, sehingga dalam pelaksanaannya
memberikan
siswa banyak mengalami perubahan
pujian dan memberikan hadiah atas
dalam cara belajarnya. Penelitian ini
jawaban yang diberikan sehingga siswa
menggunakan
lebih bersemangat, berantusias, dan
dengan
menekankan
keterampilan
proses
instrumen
penelitian
meningkatkan respon
lagi
dalam
positif
berupa
berupa lembar pengamatan obsevasi
termotivasi
kegiatan guru dan tes hasil belajar
pembelajaran, dan membacakan dulu
siswa.
latihan yang diberikan kepada siswa
Pembahasan ini berdasarkan hasil
sebelum
dalam
siswa
menerima
menjawabnya
serta
pengamatan yang dilanjutkan refleksi.
membimbing siswa dalam mengerjakan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
soal saat melakukan diskusi kelompok.
serta lembar observasi pengamatan guru
Secara umum pelaksanaan dari
didapat persentase rata-rata 78, 333%
kedua siklus penelitian ini menunjukkan
dan hasil tes hasil belajar siswa didapat
hasil yang cukup baik, terlihat dari hasil
persentase
belajar
pengamatan peningkatan hasil belajar
adalah 60%. Pada siklus I siswa aktif
secara klasikal meningkat dari siklus I
dalam
guru
ke siklus II sebesar 26,67%, dan rata-
diskusi,
rata nilai siswa juga meningkat 11,
ketuntasan
menjawab
membimbing
siswa
hasil
pertanyaan, dalam
berani tampil mempresentasikan hasil
33%.
Hal
ini
menunjukan
kerjanya didepan kelas masih kurang,
bahwasanya
selain itu dalam siklus I ini siswa belum
matematika realistik sudah mencapai
bisa mengerjakan latihan dalam bentuk
hasil yang diinginkan.
pendekatan
pula
pendidikan
cerita, karena memahami soal yang
Peningkatan hasil belajar dari
kurang dan juga kurang lancarnya
siklus I ke siklus II, terjadi karena
dalam
beberapa faktor:
membaca.
Hal
tersebut
disebabkan karena masih banyak siswa
6
1. Penggunaan media dan contoh-
mengajukan
saran
contoh realistik
dipertimbangkan
Media yang digunakan dalam
pembelajaran
proses
pendekatan
pembelajaran
pada
untuk
yaitu
bentuk
matematika pendidikan
melalui
matematika
siklus II lebih menarik dan
realistik layak dipertimbangkan oleh
bervariasi, contoh-contoh yang
guru
diberikan sering dialami siswa,
alternatif yang dapat digunakan sebagai
seperti orang tua menyuruh
referensi dalam memilih pendekatan
membeli
pembelajaran.
sesuatu,
dan
lain
untuk
menjadi
pembelajaran
sebagainya. 2. Pemberian Hadiah dan pujian Guru memberikan semangat dan
dorongan
dengan
pemberikan hadiah. 3. Diskusi Kelompok Pelaksanaan diskusi kelompok sudah berjalan baik dan sesuai
DAFTAR PUSTAKA Amin, Fauzi. 2002. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Pokok Bahasan Pembagian Di Kelas V SD”. Makalah. Surabaya: Komprehensif UNESA. .Hadi, Sutarto. 2005. Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin: Tulip.
prosedur. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan hasil analisis yang telah dipaparkan pada hasil
dan
pembahasan
diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: Dalam paparan data dan hasil penelitian serta pembahasan, simpulan
Ritawati Mahyudin, Yetti Ariani. 2007. Hand Out Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Padang : FIP UNP. Zulkardi. 2001. Tersedia di http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/col lect/skripsi/index/assoc/HASHO 157/cfdad93b.di /doc.pdf. Diakses pada tanggal 28 April 2013.
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan pendekatan pendidikan matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II di SDN 02 V Koto Kampung Dalam.
Wijaya, Aryadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Berdasarkan kesimpulan yang telah dicantumkan diatas, maka peneliti
7