1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II SDN 13 V KOTO KAMPUNG DALAM MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK Surya Nengsih1, Dra. Hj. Zulfa Amrina1 Ashabul Khairi1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Bunghatta Email:
[email protected]
ABSTRAK This research was conducted based on the fact that the low results of students’ math’ score, especially in the mixed number quantification operation material in 13th Elementary School of V Koto Kampung Dalam grade II. One of the factors that caused the low results of students’ math’ score was the use of un-appropriate approach. To solve this problem, the researcher uses Realistic Mathematics Education (RME). The purpose of this research is to increase the students’ score result of the mixed number quantification operation material through the use of RME approach. The kind of this research is Classroom Action Research. The subjects of the research were the teacher and the students of 13th Elementary School of V Koto Kampung Dalam, grade II, with the number was 14 students. The instruments that were used in the research were observation sheets and students’ test results. This research contained of 2 cycles, in which the result of cycle I, implementation stages from the teacher aspect was 72,5% and the average of the students’ score results was 70,00. Meanwhile, in the cycle II, on implementation stages from the teacher aspect raised becoming 85% and the average of the students’ score results become 79,00. Based on the research result in the cycle I and cycle II, it can be concluded that Realistic Mathematics Education (RME) can increase the student’s math score result in the mixed number quantification operation material in grade II of 13th Elementary School of V Koto Kampung Dalam. Keywords: Students’ math socre result, Elementary School students grade II, Realistic Mathematics Education (RME).
awal pembelajaran. Pendekatan PMR ini
PENDAHULUAN Pendidikan pada Sekolah Dasar (SD) merupakan
pondasi
mencapai
pertama
kesuksesan
dalam
pendidikan
berorientasikan pada penalaran siswa yang bersifat realistik sesuai dengan tuntutan Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
selanjutnya. Dalam hal ini, salah satu mata
(KTSP). Pendekatan ini juga bermanfaat
pelajaran yang tercantum dalam kurikulum
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
SD/MI adalah mata pelajaran matematika.
meningkatkan ketertarikan siswa dalam
Matematika merupakan ilmu universal yang
memahami pembelajaran. Hal ini dipertegas
mendasari perkembangan teknologi modern
oleh Hadi (2006: 19) yang menjelaskan
yang mempunyai peran penting dalam
bahwa
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
Matematika Realistik (PMR) dunia nyata
manusia. Untuk mencapai tujuan pendidikan
(real world) digunakan sebagai titik awal
matematika
untuk
tersebut,
pembelajaran
“Dalam
Pendekatan
pengembangan
dan
matematika,
dituntut lebih aktif untuk
merupakan suatu dunia nyata yang konkret,
sendiri serta berinteraksi dengan siswa lain. Berdasarkan
pengalaman
peneliti
mengajar selama 8 tahun di SDN 13 V Koto Kampung
dunia
konsep
matematika harus terpusat pada siswa. Siswa menemukan
dimana
ide
Pendidikan
nyata
itu
yang disampaikan kepada siswa melalui aplikasi matematika”. Dalam pengaplikasiannya, ada lima
Dalam, pada pembelajaran
karakteristik
matematika di kelas II, peneliti memberikan
Matematika
pembelajaran hanya menggunakan metode
Wijaya, 2012:21), yaitu: (a) Penggunaan
ceramah. Peneliti tidak menggunakan media
konteks,
yang kongkrit.
Pemanfaatan hasil konstruksi siswa, (d)
Salah digunakan tersebut
satu dalam
yang
mengatasi
dapat
Realisitik
Pendidikan
(Treffers
Penggunaan
dalam
model,
(c)
Interaktivitas, (e) Keterkaitan. Sedangkan
masalah
Gravemeijer
dengan
menggunakan
menjelaskan
Pendidikan
Matematika
adalah
pendekatan
upaya
(b)
Pendekatan
(dalam
Tarigan
beberapa
2006:6)
karakteristik
pendekatan matematika realistik adalah:
Realistik (PMR). Dimana, pendekatan PMR
(1)Penggunaan
konteks:
Proses
merupakan pendekatan pembelajaran yang
pembelajaran
diawali
dengan
dilaksanakan dengan menempatkan realitas
keterlibatan siswa dalam pemecahan
siswa dan pengalaman siswa sebagai titik
masalah konstektual. (2)Instrumen 2
vertical: Konsep atau ide matematika
keterkaitan matematika dengan dunia
direkonstruksikan oleh siswa melalui
sekitarnya.
model-model
vertical,
langsung dalam proses doing math
dari
prosedur
sehingga mereka tidak takut belajar
bentuk
formal.
yang
instrument
beregerak
informal
ke
(2)
siswa
terlibat
matematika.
(3)siswa
(3)Konstribusi siswa: Siswa aktif
memanfaatkan
pengetahuan
mengkonstruksi
pengalamannya
dalam
matematika
sendiri
bahan
berdasarkan
fasilitas
dapat dan
kehidupan
sehari-hari dan mempelajari bidang
dengan lingkungan belajar
yang
studi lainnya.(4) memberi peluang
disediakan
aktif
pengembangan
peneliti,
secara
potensi
dan
menyelesaikan soal dengan cara
kemampuan berpikir alternative.(5)
masing-masing.
kesempatan cara penyelesaian yang
(4)
Kegiatan
interaktif: Kegiatan belaajar bersifat
berbeda.(6)
interaktif,
kelompok:berlangsung
yang
memungkinkan
melalui
pelajaran pertukaran
terjadi komunikasi dan negosiasi
pendapat dan interaksi antar peneliti-
antar siswa. (5)Keterkaitan topic:
siswa
Pembelajaran
menghormati
suatu
bahan
dan
antar
siswa,
saling
pendapat
yang
matematika terkait dengan berbagai
berbeda, dan menumbuhkan konsep
topic matematika secara terintegrasi.
diri siswa. (7)melalui matematisi
Menurut
vertical,
Gravemeijer
(dalam
siswa
dapat
mengikuti
Tarigan, 2006:7) ada tiga prinsip utama
perkembangan matematika sebagai
dalam
suatu disipliln.(8) PMR memberi Dengan menggunakan pendekatan
ini,
guru
keuntunga,
akan
memperoleh
diantaranya
peluang
berlangsungnya
4
pilar
beberapa
pendidikan dari UNESCO, yaitu:
(Asep,2008:150)
“learning to know”; ”learning to do; “learning to be”; dan “learning to
adalah:
live together”.
(1) Melalui penyajian masalah yang konstektual,
pemahaman
konsep
siswa meningkat dan bermakna,
Sementara itu Massofa (2008:5),
mendorong
siswa
memaknai
juga
memaparkan
tentang
beberapa
matematika
dan
memahami
kelebihan dari pendekatan PMR, yaitu: 3
(1) PMR memberikan pengertian
memberikan pengertian yang jelas
yang jelas dan operasional kepada
dan operasional kepada siswa bahwa
siswa tentang keterkaitan antara
dalam
mempelajari
matematika,
matematika
proses
pembelajaran
merupakan
sehari-hari (kehidupan dunia nyata)
sesuatu
yang utama
dan untuk
dan
pada
mempelajari matematika orang harus
umumnya bagi manusia. (2) PMR
menjalani proses itu dan berusaha
memberikan pengertian yang jelas
untuk
dan operasional kepada siswa bahwa
konsep-konsep matematika, dengan
matematika adalah suatu bidang
bantuan pihak lain yang sudah lebih
kajian
tahu (misalnya peneliti).
dengan
kegunaan
yang
kehidupan
matematika
dikonstruksi
dan
dikembangkan sendiri oleh siswa tidak
hanya
oleh
mereka
menemukan
sendiri
Sementara itu, tahapan yang akan
yang
dijalankan guru ketika mengaplikasikan
disebut pakar dalam bidang tersebut.
pendekatan ini ada 4 tahapan (Hadi,
(3) PMR memberikan pengertian
2006:29), yaitu:
yang jelas dan operasional kepada
1) Tahap pendahuluan. Pada tahap
siswa bahwa cara penyelesaian suatu
ini, pembelajaran dimulai dengan
soal atau masalah tidak harus tunggal
pemberian masalah real bagi siswa
dan tidak harus sama antara orang
sesuai
yang satu dengan yang lain. Setiap
pengetahuan
orang
atau
pembelajaran lebih bermakna bagi
menggunakan cara sendiri, asalkan
siswa. Hal ini dimaksudkan supaya
orang itu bersungguh-sungguh dalam
siswa
mengerjakan
pembelajaran secara lebih bermakna.
bisa
tersebut.
menemukan
soal
atau
masalah
Selanjutnya
dengan
2)Tahap
dengan
lebih
pengalaman siswa
terlibat
pengembangan
dan agar
dalam
model
membandingkan cara penyelesaian
simbolik. Dalam tahap ini, siswa
yang satu dengan cara penyelesaian
masih dihadapkan pada masalah real.
yang lain, akan bisa diperoleh cara
Siswa
penyelesaian
sendiri
yang
paling
tepat,
mengembangkan dalam
model
menyelesaikan
sesuai dengan proses penyelesaian
masalah dari bentuk kongkrit ke
soal atau masalah tersebut. (4) PMR
bentuk abstrak. 3) Tahap penjelasan 4
dan alasan. Pada tahap ini siswa
matematika serta dapat meningkatkan hasil
diminta untuk memberikan alas an
pembelajaran.
atas jawaban yang diberikan, jika
Berdasarkan permasalahan tersebut
jawaban yang diberikan siswa salah,
di
maka
melemparkan
penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil
pertanyaan pada siswa lain sehingga
Belajar Matematika Siswa Kelas II SDN
terjadi interaksi yang efektif dan
13 V Koto Kampung Dalam Melalui
guru berperan sebagai fasilitator dan
Pendekatan
motivator. 4)Tahap penutup. Pada
Realistik”. Lebih spesifik, penelitian ini
tahap ini guru memberikan arahan
ingin
pada siswa untuk mengumpulkan
melalui pendekatan pendidikan matematika
atau merangkum dari masalah dalam
realistik dapat meningkatkan hasil belajar
kehidupan sehari-hari yang telah
matematika siswa di kelas II SDN 13 V
dikerjakan siswa.
Koto Kampung Dalam?”
guru
Pembelajaran
dapat
atas,
peneliti
tertarik
Pendidikan
menjawab
melakukan
Matematika
pertanyaan
“Apakah
matematika dengan
Sesuai dengan rumusan masalah di
pendekatan pendidikan matematika realistik
atas, maka secara umum tujuan penelitian
akan memberikan kesempatan kepada siswa
ini
untuk
peningkatan hasil belajar Matematika siswa
kembali
menemukan dan mengkonstruksi konsep
matematika
adalah
untuk:
“Mendeskripsikan
sehingga
kelas II SDN 13 V Koto Kampung Dalam
mempunyai konsep pengertian yang kuat.
melalui pendekatan Pendidikan Matematika
Sesuai dengan pernyataan dari Gravemeijer
Realistik (PMR)”.
(dalam Hadi, 2006:9) menyatakan “siswa
METODOLOGI
perlu diberi kesempatan untuk menemukan
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas
kembali ide-ide dan konsep matematika
II SD Negeri 13 Kecamatan V Koto
dengan bimbingan orang dewasa”. Hal
Kampung Dalam. Subjek penelitian ini
tersebut
dengan
adalah peneliti dan siswa kelas II SD Negeri
mengupayakan berbagai kondisi dan situasi
13 Koto Kampung Dalam dengan jumlah
serta
siswa 14 orang, terdiri dari 8 orang laki-laki
dapat
dilakukan
permasalahan-permasalahan
yang
realistik, sehingga pembelajaran bermakna
dan 6 orang perempuan.
dan membuat siswa tertarik untuk belajar
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah
Penelitian
Tindakan
Kelas 5
(Classroom Action Research) yang terfokus
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
pada
disusun oleh peneliti.
upaya untuk memperbaiki proses
pembelajaran
kearah
yang
diharapkan.
HASIL
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II,
Penggunaan pendekatan Penididikan
pada bulan Januari-Juni. Tahun Ajaran
Matematika
2013-2014, mulai dari waktu perencanaan
perencanaan
sampai
bilangan campuran disusun dan diwujudkan
penulisan
laporan
penelitian.
Realistik
(PMR)
pembelajaran
dalam
masing-masing siklus terdiri dari 3 kali
Pembelajaran (RPP). Rencana pembelajaran
pertemuan, 2 kali pertemuan untuk proses
tersebut
pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk
semester II. Perencanaan dibuat untuk dua
pemberian tes.
kali pertemuan atau 4x35 menit. Peneliti berperan
Rencana
berhitung
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dimana
Prosedur pengumpulan data yang
bentuk
dalam
disusun
Pelaksanaan
berdasarkan
langsung
sebagai
program
guru
yang
dilakukan berdasarkan bentuk data yang
memberikan tindakan dan kepala sekolah
ingin
sebagai pengamat.
diperoleh.
dikumpulkan
Data dengan
penelitian
ini
menggunakan
Standar
kompetensi
yang
ingin
lembar
dicapai adalah SK 3: ”Melakukan perkalian
pengamatan serta pengambilan gambar pada
bilangan dan pembagian bilangan sampai
saat
berlangsung
dua angka”. Kompetensi Dasarnya adalah
(dokumentasi). Data pengamatan kegiatan
3.1: “Melakukan operasi hitung campuran”.
peneliti adalah data yang diperoleh melalui
Indikator
pengamatan.
diklasifikasikan
pembelajaran ini yaitu: (1) mengidetifikasi
berdasarkan aspek yang dijadikan fokus
masalah realistik tentang operasi hitung
penelitian yaitu kegiatan peneliti dalam
campuran pada perkalian dan penjumlahan,
PBM. Hasil pengamatan dianalisis dengan
(2)
menggunakan tabel ceklis √.
penyelesaian
lembaran
kerja
siswa
pembelajaran
Data
ini
dan
Data penelitian yang bersumber dari
yang
akan
dicapai
mempergunakan masalah
dalam
model
dalam
operasi
hitung
campuran pada perkalian dan penjumlahan,
hasil belajar siswa dianalisis dengan Kriteria
(3)
mengkonstruksikan
ketuntasan. Siswa dikatakan tuntas dari
operasi hitung campuran pada perkalian dan
proses belajar apabila nilai diatas Kriteria
penjumlahan,
dan
(4)
permasalahan
mengaitkan
6
pembelajaran operasi hitung campuran pada
untuk
perkalian dan penjumlahan.
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21
Tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran
ini
belajar
pada
siklus
I
April tahun 2014. Sedangkan pertemuan
(1)
dengan
kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
siswa
dapat
23 April 2014. Sementara itu siklus II
mengidentifikasi operasi hitung campuran
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28
pada perkalian dan penjumlahan dengan
April dan hari Rabu tanggal 30 April tahun
benar, (2) dengan pemodelan, siswa dapat
2014.
permasalahan
adalah:
kegiatan
nyata,
menyelesaikan operasi hitung campuran
Kegiatan proses pembelajaran pada
pada perkalian dan penjumlahan dengan
siklus I terdiri dari kegiatan awal, inti dan
benar, (3) dengan berdiskusi siswa dapat
akhir. Kegiatan awal dilakukan melalui
mengkonstruksi
tanya jawab dengan siswa tentang operasi
hitung
permasalahan
campuran
pada
operasi dan
hitung campuran. Kegiatan inti terdiri dari
penjumlahan dengan benar, (4) dengan
beberapa tahapan PMR yakninya tahap
bimbingan
penggunaan
peneliti,
mengkomunikasikan
perkalian
siswa
dapat
operasi
hitung
konteks
(memberikan
permasalahan realistik atau konteks kepada
campuran pada perkalian dan penjumlahan
setiap
dengan
bimbingan
permasalahan yang diberikan pada siswa
mengaitkan
adalah operasi hitung campuran), tahap
pembelajaran operasi hitung campuran pada
penggunaan model (peneliti membagikan
perkalian dan penjumlahan dengan benar.
alat peraga pada masing-masing kelompok,
Untuk
kemudian
benar,
peneliti,
(5)
siswa
mencapai
pembelajaran
dibagi
dengan dapat
indikator menjadi
tersebut, 3
kelompok
siswa
siswa,
dimana
menyelesaikan
tahap
permasalahan realistik dengan menggunakan
kegiatan (1) tahap perencanaan, (2) tahap
alat peraga tersebut), tahap pemanfaatan
pelaksanaan, (3) tahap pelaksanaan.
hasil konstruksi siswa (siswa di dalam
Pelaksanaan pembelajaran berhitung
kelompoknya
bekerjasama
dalam
bilangan campuran dengan menggunakan
menyelesaikan permasalahan yang terdapat
pendekan PMR di kelas II SD Negeri 13
dalam LKS dengan memanfaatkan hasil
Kecamatan V Koto Kampung Dalam terdiri
konstruksi yang telah dilakukannya melalui
dari 2 siklus, dimana masing-masing siklus
alat peraga), tahap interaktivitas (peneliti
terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan pertama
meminta
perwakilan
kelompok
untuk 7
mengkomunikasikan hasil kerjanya ke depan
rencana pembelajaran yang disusun karena
kelas,
telah
kemudian
kelompok
yang
lain
mencerminkan
model
pendekatan
memberikan tanggapan), tahap keterkaitan
realistik, 2) belum semua siswa aktif, maka
(peneliti melakukan tanya jawab dengan
aktifitas siswa selama proses pembelajaran
siswa yang bertujuan untuk mengaitkan
perlu
pembelajaran
meningkatkan
operasi
hitung
campuran
ditingkatkan, hasil
3)
peneliti
belajar
perlu
siswa
dan
dengan sifat pengelompokkan (asosiatif)
membimbing dalam mengeluarkan pendapat
pada
cacah).
karena masih banyak siswa yang belum
Kegiatan akhir peneliti lakukan dengan
berani menanggapi hasil diskusi kelompok
memberikan
temannya, 4) peneliti perlu membimbing
operasi
hitung
bilangan
kesempatan
kepada
siswa
untuk menanyakan materi yang belum
siswa
dimengerti.
pembelajaran, 5) pembelajaran siklus I
Pengamatan
menyimpulkan
materi
bilangan
memerlukan waktu lebih dari waktu yang
campuran menggunakan pendekatan PMR
direncanakan, karena waktu banyak terpakai
dilakukan
selaku
oleh pengaturan kelompok, 6) pelaksanaan
observer. Dari hasil pengamatan tersebut
pembelajaran masih belum optimal, karena
pada aktivitas guru memperoleh persentase
masih ada siswa yang belum paham
sebanyak 70% pada pertemuan I dan 75%
memindahkan
pada pertemuan II. Pada aktivitas siswa
matematika, 7) LKS yang diberikan tidak
memperoleh
belajat
dibacakan kepada siswa, sehingga masih ada
sebanyak 64 % dengan rata-rata nilai 70.
siswa yang tidak memahami soal yang ada
Dapat disimpulkan bahwa masih terdapat 5
di dalam LKS, 8) hasil tes akhir dan
(36%) siswa yang belum mencapai KKM
ketuntasan belajar siswa menunjukan hampir
yang
65.
dari separuh siswa yang belum tuntas
Persentase ketuntasan secara klasikal belum
belajarnya. Setelah ditanyakan kepada siswa
juga tercapai.
ternyata banyak yang menjawab tidak
oleh
berhitung
dalam
kepala
sekolah
ketuntasan
ditetapkan
Berdasarkan
hasil
sekolah,
hasil
yaitu
pengamatan
peneliti melakukan refleksi siklus I dengan berkolabotarif
bersama
observer
permasalahan
kebentuk
paham dengan yang akan dikerjakan terlebih dahulu.
dapat
Hasil penelitian siklus I menunjukan
dsimpulkan: 1) secara umum pelaksanaan
penelitian ini belum berhasil, karena masih
pembelajaran telah berjalan sesuai dengan
banyak terdapat kekurangan berdasarkan 8
nilai pengamatan yang diperoleh siklus I.
belajar dan 1 pertemuan untuk test).
Maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Sama halnya dengan siklus I peneliti
Senin tanggal 28 April 2014. Kemudian
menyusun tema, RPP, bentuk penilaian, dan
pertemuan kedua dilanjutkan lagi pada hari
lembar pengamatan untuk mengamatinya
Rabu tanggal 30 April 2014.
jalannnya pembelajaran yang dinilai dari
Dari hasil pengamatan siklus II pada
aspek aktifitas guru dan aktifitas siswa.
aktivitas
Namun yang membedakannya adalah media
sebanyak 80% pada pertemuan I dan 90%
yang peneliti gunakan. Media pembelajaran
pada pertemuan II. Pada aktivitas siswa
yang digunakan pada siklus II berbeda
memperoleh
dengan siklus I, agar siswa lebih termotivasi
sebanyak 85 % dengan rata-rata nilai 79.
dalam belajar dan tidak bosan. Selain itu,
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil
guru juga mengatur jalannya kerja kelompok
belajar siswa sudah mencapai KKM yang
sehingga tidak ada lagi siswa yang bermain-
ditetapkan sekolah yaitu 65 dan hanya dua
main saat melakukan diskusi kelompok.
orang siswa yang belum mencapai standar
Sebelum siswa mengerjakan LKS, peneliti
nilai tersebut. Persentase ketuntasan secara
membacakan terlebih dahulu LKS yang
klasikal tercapai berdasarkan ketuntasan
akan dikerjakan oleh siswa, sehingga siswa
belajar secara klasikal yang telah peneliti
lebih jelas dan mengerti atas jawaban yang
tetapkan sebelumnya.
ada dalam LKS. Selain itu, peneliti juga
guru
memperoleh
ketuntasan
Berdasarkan
persentase
hasil
hasil
belajat
pengamatan
memantau kegiatan siswa saat diskusi
peneliti melakukan refleksi siklus II dengan
kelompok.
berkolabotarif
Pelaksanaan
observer
dapat
(diluar
dsimpulkan: 1) secara umum pelaksanaan
tes) pada siklus II dilaksanakan dalam 4 jam
pembelajaran telah berjalan sesuai dengan
pelajaran yaitu 4 x 35 menit sama dengan
rencana pembelajaran yang disusun karena
siklus I. Berdasarkan perencanaan yang
telah
terurai
pelaksanaannya
PMR, 2) semua siswa sudah aktif, sehingga
megikuti tahap penulisan dan langkah-
dalam proses pembelajaran berlangsung
langkah pendekatan PMR. Pelaksanaan
dengan baik, 3) peneliti sudah mengetahui
siklus II ini dilaksanakan sebanyak 3 kali
cara meningkatkan semangat siswa dalam
pertemuan (2 pertemuan untuk kegiatan
mengeluarkan pendapat sehingga siswa
di
atas,
pembelajaran
bersama
maka
mencerminkan
model
pendekatan
9
berani menanggapi hasil diskusi kelompok
pengamatan aktivitas guru dan tes hasil
temannya,
belajar siswa.
4)
peneliti
telah
dapat
membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pembelajaran, 5) Pembelajaran siklus
a. Aktivitas guru Pembahasan
aktivitas
berdasarkan
yang direncanakan, karena siswa telah
dilanjutkan dengan refleksi. Dilihat dari
mengerti cara membuat kelompok belajar, 6)
kegiatan guru, peneliti kurang membimbing
Siswa
memindahkan
siswa dalam menyampaikan ide/gagasan
matematika
yang ditemukannya. Peneliti juga kurang
paham
permasalahan sehingga
ke
proses
bentuk
pembelajaran
pengamatan
ini
II tidak memerlukan waktu lebih dari waktu
telah
hasil
guru
yang
berjalan
membimbing siswa dalam menyimpulkan
dengan optimal, 7) Hasil tes akhir dan
materi pelajaran. Oleh sebab itu, sebaiknya
ketuntasan belajar siswa telah menunjukkan
penelitilah yang lebih bersemangat dalam
85% siswa yang telah tuntas belajarnya.
membimbing siswa untuk menyampaikan ide/gagasan yang mereka temukan dalam melakukan
PEMBAHASAN
operasi
hitung
campuran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
Peneliti juga harus membimbing siswa
terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya
untuk membuat simpulan pembelajaran dan
terdiri dari 3 kali pertemuan untuk proses
membimbing
pembelajaran dan 1 kali tes hasil belajar.
memindahkan
Pendekatan
dalam
matematika. Hal ini karena siswa baru
penelitian ini adalah pendekatan realistik.
pertama kali melaksanakan pembelajaran
Dimana pendekatan realistik ini merupakan
seperti ini . Berdasarkan hasil refleksi pada
pembelajaran
siklus I serta lembar pengamatan kegiatan
interaksi
yang
digunakan
yang
dengan
dilakukan lingkungan,
dalam dengan
menekankan keterampilan proses dalam
siswa
untuk
permasalahan
dapat dalam
guru didapat persentase rata-rata 72,5%. Pada
siklus
peneliti
meningkatkan
merupakan suatu hal yang baru bagi siswa,
respon positif atas jawaban yang diberikan
sehingga dalam pelaksanaanya siswa banyak
siswa, sehingga siswa lebih semangat dalam
mengalami
cara
menerima pelajaran. Peneliti membacakan
belajarnya. Penelitian ini menggunakan
dulu LKS yang diberikan kepada siswa
instrumen
sebelum
penelitian
dalam
berupa
lembar
siswa
dalam
lebih
menyelesaikan masalah yang diberikan. Ini
perubahan
lagi
II
memberikan
menjawabnya,
serta 10
membimbing siswa dalam mengerjakan soal saat
melakukan
diskusi
kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi
Dalam
penelitian
ini
terdapat
kelebihan dan kelemahan selama penelitian berlangsung, diantaranya:
siklus II, terlihat bahwa persentase rata-rata
1. Kelebihan
kegiatan guru sudah meningkat menjadi
Siswa
85%.
menjawab pertanyaan yang diberikan
b. Hasil Belajar
sesuai
Pada siklus I, didapat persentase ketuntasan tes hasil belajar siswa sebanyak
semuanya
dengan
aktif
kehidupan
dalam
sehari
siswa 2. Kelemahan
64% dan rata-rata hasil belajar 70,00. Pada
Dalam mengerjakan LKS kepada
siklus I ini, siswa kurang aktif dalam
siswa
menjawab pertanyaan karena guru kurang
masalah kehidupan sehari-hari, siswa
membimbing siswa dalam diskusi, sehingga
kelas II belum bisa memahami teks
siswa yang berani mempersentase hasil
yang ada dalam LKS, dikarenakan
kerjanya di depan kelas masih kurang.
masih ada sebagian anak yang belum
Selain itu dalam siklus I ini siswa belum
bisa membaca. Jadi sebelum siswa
bisa mengerjakan LKS dan ada sebagian
menjawab LKS yang diberikan, LKS
siswa yang belum lancar dalam membaca.
tersebut harus dibacakan terlebih
Hal tersebut disebabkan karena peneliti
dahulu, sehingga siswa lebih mudah
tidak membacakan LKS di depan kelas, dan
dalam
kurangnya pantauan peneliti terhadap siswa
diberikan.
saat melakukan diskusi kelompok. Untuk
3. Rekomendasi
yang
berkaitan
menjawab
soal
dengan
yang
mengatasi masalah tersebut, perlu adanya
Bagi pembaca penelitian ini, supaya
siklus II agar hasil belajar siswa dalam
dapat menutupi kelemahan yang
pembelajaran matematika dapat meningkat.
terdapat pada penelitian ini yang
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi
telah dirancang oleh peneliti seperti
siklus II, terlihat bahwa rata-rata hasil belaja
di
siswa meningkat sebesar 21% yakni dari
merekomendasikan
64% menjadi 85%.
penelitian selanjutnya peneliti harus
c. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan
melihat tahap perkembangan anak,
Serta Rekomendasi
atas,
maka agar
peneliti dalam
yaitu anak yang berada di bawah 11
umur belum bisa memahami bacaan, untuk itu peneliti harus membacakan teks yang diberikan kepada siswa. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan PMR dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa
dalam
belajar
operasi
hitung
campuran di kelas II SD Negeri 13 V Koto Kampung Dalam. Hal ini terbukti dengan hasil yang diperoleh pada siklus I untuk aktivitas guru hanya 72,5% dan dan rata-rata hasil belajar siswa baru mencapai 70,00. Sedangkan siklus II pada tahap pelaksanaan dari aspek guru sudah mencapai 85% dan rata-rata hasil belajar siswa sudah meningkat menjadi 79,00. Peneliti menyarankan agar peneliti lain menggunakan pendekatan PMR ini dalam penelitiannya. Hal ini disebabkan Pendekatan PMR dapat dijadikan acuan dalam perencanaan pembelajaran dengan menggunakan
langkah-langkahnya
yang
berpedoman pada karakteristik pendekatan PMR. Pendekatan PMR juga dapat dijadikan sebagai
pemicu
pengetahuan,
penambahan yang
wawasan
akan
selalu
meningkatkan keprofesionalan sebagai guru yang
telah
membawa
peningkatan hasil belajar.
perubahan
atas
DAFTAR PUSTAKA BNSP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Daryanto. 2008. Evaluasi Jakarta: Rineka Cipta
Pendidikan.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hadi, Sutarto. 2006. Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin: Tulip Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Herawati, Susi. 2012. Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas.Padang: UBH Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Bandung: Multi Pressindo Karso. 2000. Pendidikan 1.Jakarta:Universitas Terbuka
Matematika
Massofa. 2008. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik. (Online). http://massofa.wordpress.com/2008/09 /13/pendekatan-pembelajaranmatematika-realistik. Natalia, Mega Margareta & Kania Islami Dewi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Tinta Emas Publishing Tarigan, Daitin. 2006. Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu 12