Budianto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS...
19
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2011/2012
Oleh: Budianto SDN 1 Kedungsigit, Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah (a) Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam materi Perjuangan mempertahankan kemerdekaan, mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek melalui Strategi belajar kooperatif; (b) Untuk mengetahui implementasi strategi belajar kooperatif pada mata pelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga berimbas pada peningkatan prestasi belajar siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek. Ada 5 jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yakni pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan Buku harian. Dari hasil penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) di atas dapat disimpulkan bawah motivasi belajar bidang studi IPS dengan menggunakan strategi belajar kooperatif dapat meningkat, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai hasil tes individu siswa. Nilai yang diperoleh siswa sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 65,48 siklus I diperoleh nilai ratarata: 73,1 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 82,86 . Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Strategi Belajar Kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar yang akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi IPS Kelas V SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek Tahun Pelajaran 2011/2012. Kata kunci: Motivasi, Prestasi Belajar, IPS, Strategi Kooperatif
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/ SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negera Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai Manusia dituntut untuk siap menghadapi tantangan dimasa yang akan datang, tak terkecuali siswa sebagai salah satu bagian dari komponen perkembangan dunia harus mampu menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Menurut Winarno Surahmad dalam bukunya Metodologi Pengajaran Nasional dituliskan: “Perbuatan belajar mengandung semacam perubahan diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu pengertian atau penelitian “(Winarno
19
20
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Surahmad, 1975:8). Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Demi menciptakan pendidikan yang lebih maju kita seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan menerapkan strategi belajar kooperatif. Dengan strategi pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih aktif. Pada saat ini dalam kegiatan belajar dan mengajar guru sering menggunakan berbagai macam metode antara lain metode ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-metode tersebut merupakan metode lama yang sudah sangat dikenal oleh guru dan siswa. Oleh karena itu, kadangkalan penerapan metode tersebut menyebabkan siswa tidak tertarik lagi dan merasa bosan karena sering melakukannya. Akibatnya siswa menjadi kurang berminat dalam pembelajaran. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengembangkan pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. (Doroeso, 1988) Dalam kenyataannya, kemampuan siswa dalam memahami kegiatan pembelajaran IPS masih rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan raport sebelumnya. Nilai ulangan harian siswa secara rata-rata hanya mampu mencapai taraf kurang dari target ketuntasan belajar. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah, urutan materi mengajar tidak runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan guru tidak menggunakan metode yang tepat, terlebih
siswa dihidangkan dengan pembelajaran menghafal. Dalam penelitian ini, kajian diarahkan kepada pengembangan Strategi belajar kooperatif, karena faktor penyebab yang lain menjadi bidang kajian tersendiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan Strategi belajar kooperatif mampu untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar, ialah suatu cara mengajar dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan pula oleh guru. Robert L. Cilstrap dan William R. Martin memberikan pengertian Kooperatif sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan Kooperatif ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut. Keuntungan penggunaan teknik pembelajaran Kooperatif itu, adalah (1) Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah; (2) Dapat memberikan kesempatan pada pada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah; (3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi; (4) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar; (5) Para siswa lebih aktif tergabung dalam kelompok mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi; (6) Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
Budianto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS...
mengembangkan rasa menghargai pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama. (Gagne, 1977) Tetapi disamping itu keunggulan teknik pembelajaran Kooperatif memiliki pula kelemahannya, yaitu: (1) Pembelajaran Kooperatif sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang; (2) Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan tugas mengajar yang berbeda pula; (3) Keberhasilan strategi Pembelajaran Kooperatif ini tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri. Dari uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam materi Perjuangan mempertahankan kemerdekaan, mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek melalui Strategi belajar kooperatif; (2) Untuk mengetahui implementasi strategi belajar kooperatif pada mata pelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga berimbas pada peningkatan prestasi belajar siswa.
21
guru/pengamat merumuskan hipotesis tindakan; (4) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan. Pada Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Kegiatan yang dilakukan dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Guru (peneliti) melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi Pembelajaran Kooperatif yang telah direncanakan; (2) Mitra guru (pengamat) melakukan pengamatan secara sistematis terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan pengamatan dilakukan secara komprehensif dengan memanfaatkan alat perekam, pedoman pengamatan, Serta catatan lapangan. Pada tahap refleksi peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan penyimpulan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektivitas pembelajaran dengan menggunakan strategi Pembelajaran Kooperatif yang dirancang serta daftar permasalahan yang muncul di lapangan yang selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek. Ada 5 jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yakni pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan Buku harian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun yang bersifat sirkuler. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai,
METODE PENELITIAN Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan, meliputi: (1) Peneliti bersama dengan mitra guru/pengamat mengidentifikasi permasalahan yang dialami siswa SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek; (2) Peneliti dan mitra guru/pengamat merumuskan permasalahan secara operasional, relevan dengan rumusan masalah penelitian; (3) Peneliti dan mitra
21
22
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
menerangkan, dan menyimpulkan; (2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian. Karena penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif, partisipatoris dan kooperatif, maka kegiatan penyiapan partisipan dipandang perlu dilakukan. Kegiatan diawali dengan kegiatan diskusi tentang materi ajar yaitu, Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan, diikuti dengan latihan menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Pembelajaran Siklus I Refleksi Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dan observer pada kelas V SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek, dapat diidentifikasikan permasalahan yang timbul yaitu masih rendahnya perolehan hasil belajar siswa bidang studi IPS. Dengan adanya temuan tersebut perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran. Perencanaan Kegiatan-kegiatan dalam perencanaan diantara: (a) Peneliti (guru kelas) bersama mitra guru (pengamat) menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran. (b) Peneliti (guru kelas) menyusun petunjuk kegiatan siswa. (c) Peneliti (guru kelas) menyiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa; (d) Peneliti (guru kelas) menyiapkan alat tes; (e) Peneliti (guru kelas) membuat perangkat sistem penilaian. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti yaitu: (a) Guru menjelaskan metode pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran; (b) Guru menjelaskan tugas kepada siswa; (c) Membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Untuk siklus I siswa dibagi menjadi 7 kelompok. Setiap kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru; (d) Guru berkeliling selama Pembelajaran Kooperatif itu berlangsung; (e) Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil Pembelajaran Kooperatif . Adapun rencana pembelajaran bidang studi IPS untuk siklus I penulis sajikan dibawah ini: Kegiatan Awal, meliputi: Menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru mengkomunikasian tujuan pembelajaran tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan; (b) Secara kelompok siswa mendiskusikan lembar kerja; (c) Melaporkan hasil diskusi kelompok, anggota kelompok lain menanggapi dan melengkapi; (d) Bersama guru menyimpulkan hasil diskusi; (e) Mengerjakan soal tes mandiri. Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Pemajangan hasil tes; (b) Penegasan catatan siswa Pengamatan Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisa tes individu siswa. Untuk penilaian tes siswa pada siklus I adalah sebagai berikut. Tabel 1 Daftar Nilai Hasil Belajar Pada Siklus I %Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tuntas Tidak Tuntas 1 A 75 T 2 B 80 T 3 C 85 T 4 D 80 T 5 E 55 TT 6 F 80 T -
Budianto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... No
Nama Siswa
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Jumlah Rata-rata
G H I J K L M N O P Q R S T U
Nilai 70 65 65 65 75 70 85 65 75 80 70 75 75 75 70 1535 73.1
%Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas T TT TT TT T T T TT T T T T T T T 16 5 76.19 23.81
23
(d) Guru memperbaiki teknik bertanya dengan menggunakan bahasa anak, serta menyusun pertanyaan secara runtut sehingga mudah dipahahami oleh siswa. Pelaksanaan Bimbingan guru dalam tindakan pembelajaran yang dilakukan kepada kelompok semakin sedikit. Guru bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II disesuaikan dengan rancangan pembelajaran yang telah disusun peneliti. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah pembelajaran dapat dilihat pada rancangan pembelajaran berikut ini: Kegiatan Awal, meliputi Menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru mengkomunikasian tujuan pembelajaran tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan; (b) Secara kelompok siswa mendiskusikan lembar kerja; (c) Melaporkan hasil diskusi kelompok, anggota kelompok lain menanggapi dan melengkapi. (d) Bersama guru menyimpulkan hasil diskusi; (e) Mengerjakan soal tes mandiri. Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Pemajangan hasil tes; (b) Penegasan catatan siswa
Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya menjelaskan masih sangat rendah; (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif; (d) Perolehan aktivitas guru 57,50% dan aktivitas siswa sebesar 66,67%.
Pengamatan Hasil pengamatan menunjukkan: (a) Guru mampu menerapkan pembelajaran kooperatif secara optimal; (b) Ketika melaksanakan pembelajaran, siswa lebih aktif dan percaya diri dalam kegiatan pembelajaran. (c) Tindakan merubah urut-urutan pembelajaran dengan materi yang tetap dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hasil belajar siswa pada siklus II dinyatakan dalam tabulasi data sebagai berikut.
Proses Pembelajaran Siklus II Perencanaan Berdasaran refleksi siklus I yang dipaparkan diatas maka guru peneliti dan guru pengamat saat diskusi merumuskan rencana tindakan untuk siklus II, dengan beberapa perubahan diantaranya: (a) Merubah urutan pembelajaran dengan materi yang tetap; (b) Menunjuk kepada setiap kelompok untuk bersiap-siap melakukan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang petunjuknya sudah ada; (c) Guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran;
Tabel 2 Daftar Nilai Hasil Tes Siswa Pada Siklus II
23
24 No
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Jumlah Rata-rata
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
Nilai 95 80 85 80 55 80 80 75 80 85 80 80 85 100 75 80 95 85 75 100 90 1740 82.86
%Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas T T T T TT T T T T T T T T T T T T T T T T 20 1 95.24 4.76
Refleksi Dari hasil pengamatan guru dan peneliti pada siklus II dapat di ilustrasikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik; (b) Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh guru (peneliti); (c) Alur berfikir lebih menyeluruh dalam nilai prestasi belajar, seb.siklus, ketuntasan, 65.48 seb.siklus, 47.62
memahami suatu konsep, terlihat dari kemampuan siswa dalam berdiskusi dan mengerjakan tugas individu; (d) Aktivitas guru yang diperoleh 85,71% dengan didukung aktivitas siswa sebesar 80,00%. Hal ini membuktikan bahwa strategi yang diterapkan oleh peneliti berhasil dapat meningkatkan motivasi sekaligus prestasi belajar siswa kelas V. Interpretasi Data Dari hasil penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) di atas dapat disimpulkan bawah motivasi belajar bidang studi IPS dengan menggunakan strategi belajar kooperatif dapat meningkat, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai hasil tes individu siswa. Nilai yang diperoleh siswa sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 65,48 siklus I diperoleh nilai rata-rata: 73,10 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 82,86. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Strategi Belajar Kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar yang akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi IPS Kelas V SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek Tahun Pelajaran 2010/2011. Berikut grafik hasil peningkatan prestasi belajar siswa yang didapatkan dari hasil observasi belajar siswa dari awal siklus, siklus I dan II.
ketuntasan, nilai prestasi siklus belajar, siklus I, 76.19 I, 73.10
nilai prestasi ketuntasan, belajar,siklus siklusII, 95.24 II, 82.86 nilai prestasi belajar ketuntasan
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Budianto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS...
25
lebih terbuka kepada teman kelompoknya untuk pemahaman konsep-konsep yang belum dimengerti. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan strategi Kooperatif dikatakan positif, karena sebagian siswa menyatakan lebih mudah dan lebih tertarik dalam proses belajar mengajar. Hal ini bisa dipahami karena proses belajar mengajar menjadi bergairah dan tidak membosankan.
Respon Siswa terhadap Pembelajaran Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa dapat diketahui seberapa jauh respon siswa terhadap pembelajaran. Setelah dilakukan verifikasi terhadap hasil angket, diperoleh hasil seperti tertera di tabel berikut. Tabel 3 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Persen Pernyataan Ya Tidak Apakah siswa lebih mudah dalam meng94 6 ikuti PBM? Apakah siswa lebih tertarik dalam meng83 17 ikuti PBM?
PENUTUP Kesimpulan Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif pada pelajran IPS mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi Perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Peningkatan motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar siswa yang meningkat lebih baik dibanding dengan menggunakan metode pembelajaran yang biasa digunakan yaitu pada kegiatan sebelum diberi tindakan perbaikan hanya mencapai rerata 65,48 meningkat menjadi 73,10 pada siklus I dan jauh lebih baik pada siklus II dengan perolehan rerata nilai sebesar 82,86. Dalam mengimplementasikan strategi belajar kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator, sehingga siswa menjadi center dalam pembelajaran. Dengan menyusun pertanyaan yang runtut dan beberapa perubahan atau variasi susunan pembelajaran menjadikan pembelajaran tidak membosankan. Siswa termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penerapan strategi pembelajaran koooperatif yang optimal mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa yang mencapai 94% terhadap siswa yang mudah memahami materi dan 83% siswa yang
Pembahasan Dari hasil penelitian tentang situasi pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Kooperatif, tampaknya pembelajaran dengan menggunakan strategi kooperatif ini membuat siklus yang lebih bergairah dari pada jika diajar dengan teknik belajar yang biasa dilakukan sebelumnya. Di dalam penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar siswa aktif dalam mengerjakan tugas kelompok. Tetapi dalam penelitian ini diketahui pula bahwa frekuensi untuk bertanya masih kurang, kemungkinan hal ini disebabkan budaya malu masih sangat kuat di dalam diri siswa. Dari segi guru, tampaknya pembelajaran dengan strategi Kooperatif sangat memudahkan karena guru lebih mudah mengarahkan jalannya proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa yang dinyatakan dengan rerata skor tes formatif untuk siklus I sebesar 73,10. Hasil ini cukup tinggi bila dibandingkan pada nilai sebelumnya yaitu 65,48 karena siswa lebih siap dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus II rerata skor formatif sebesar 82,86. Hasil dari siklus II tidak jauh beda dengan siklus I, karena siswa sudah terbiasa dengan mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran, terdorong untuk belajar yang lebih baik, serta merasa
25
26
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
tertarik terhadap pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Saran Perlu dicoba melakukan kombinasi pola pembelajaran yang menggunakan Strategi Belajar Kooperatif dengan model belajar yang lain. Penggunaan model Pembelajaran
yang menggunakan Strategi Belajar Kooperatif perlu terus dilakukan karena pembelajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru.
DAFTAR RUJUKAN Doroeso, Bambang. 1988. Dasar Konsep IPS, Sejarah Nasional Indonesia dan Umum. Semarang:Aneka Ilmu. Gagne,1977. The conditions of learning New York: Holt, Rinehart and Winston Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research II dan III. Yogyakarta: Rineka Cipta. Melton. 1978. Instructional models for course design and development. Englewood Cliffs: Educational Oemar, Hamalik. 1980. Media Pendidikan. Bandung: Alumni
Poerwodarminto, WJS. 1978. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Robert L. Cilstrap dan William R. Martin, Pengertian Kooperatif. Jakarta: Erlangga. Surakhmad, Winarno. 1978. Dasar dan Teknik Interaksi Mengajar dan Belajar. Bandung: CV. Tarsito. Winarno Surahmad. 1975. Metodologi Pengajaran. Jakarta Gramedia.