POLA PENGGUNAAN DAN DAMPAK INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR (Kasus Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekologi Manusia)
Oleh: Sushane Sarita A14203008
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN SUSHANE SARITA. Pola Penggunaan dan Dampak Internet di Kalangan Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Kasus Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekologi Manusia. (Di bawah bimbingan DJUARA P. LUBIS).
Internet tidak serta merta dapat diakses oleh semua mahasiswa, meskipun dapat digunakan di mana saja mahasiswa berada. Menurut penelitian seorang mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, keterbatasan biaya dapat membatasi mahasiswa UGM dalam berkomunikasi melalui internet. Data yang diperoleh dari klasifikasi pengguna internet di Indonesia pada tahun 1999, golongan menengah ke ataslah yang sebagian besar menggunakan internet dan sekitar 70 persen pengguna internet adalah kaum pria (Sholen, 1999). Kebutuhan mahasiswa akan informasi dapat diperoleh salah satunya melalui internet. Namun, terdapat berbagai faktor yang menyebabkan kebutuhan akan informasi tersebut tidak dapat dipenuhi oleh mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola mahasiswa dalam menggunakan internet, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola mahasiswa dalam menggunakan internet, dan mengidentifikasi dampak internet terhadap mahasiswa. Pada penelitian ini, data kuantitatif dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden, sedangkan data kualitatif dikumpulkan dengan wawancara mendalam. Data kuantitatif tersebut diolah, kemudian diuji dengan tabulasi silang dan uji statistik Chi-Square untuk data nominal, sedangkan data ordinal dan interval diuji dengan Korelasi Spearman.
34
Jumlah responden perempuan pada penelitian ini lebih banyak daripada laki-laki. Responden berasal dari Departemen KPM, GM, IKK, dan Program Studi GMSK. Umumnya, responden aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang ada di IPB. Motif sebagian besar responden dalam menggunakan internet adalah mencari informasi akademik. Mayoritas responden memiliki uang saku antara Rp. 500.000,- sampai Rp 800.000,- per bulan. Selain itu, mayoritas Ayah responden berpenghasilan sedang, yaitu antara Rp. 1.500.000,- sampai Rp. 3.000.000,- per bulan, sedangkan penghasilan ibu responden tergolong tinggi, yaitu di atas Rp. 2.000.000,- per bulan. Sebagian besar responden menggunakan internet atas anjuran teman. Dalam menggunakan internet, responden juga mendapat dorongan dari dosen/asisten dosen. Frekuensi penggunaan internet pada awal semester dan saat libur berkisar antara satu sampai dua kali per minggu, sedangkan saat ujian sebagian besar responden tidak menggunakan internet, karena harus belajar dengan bahan yang bukan dari internet. Durasi penggunaan internet pada awal semester dan saat libur berkisar antara satu sampai dua jam per kunjungan. Sebagian besar responden menggunakan internet melalui warnet dan aktivitas online yang banyak dilakukan adalah chatting. Semakin aktif mahasiswa berorganisasi, maka semakin tinggi frekuensi penggunaan internet pada awal semester. Semakin tinggi semester yang sedang diikuti mahasiswa, maka frekuensi penggunaan internet saat ujian juga tinggi, berarti mahasiswa semester VI dan VIII dapat mempengaruhi frekuensi saat ujian. Mahasiswa yang berasal dari Departemen KPM mempengaruhi frekuensi
35
penggunaan internet saat ujian. Kemudian, mahasiswa yang berasal dari Departemen KPM dan IKK juga mempengaruhi frekuensi penggunaan internet saat libur. Faktor yang mempengaruhi durasi penggunaan pada awal semester salah satunya jenis kelamin. Jenis kelamin menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester dan saat ujian, karena uji statistik menunjukkan mahasiswa perempuan lebih banyak menggunakan internet dengan durasi sedang pada awal semester dan saat ujian daripada laki-laki. Semakin tinggi semester yang sedang diikuti mahasiswa, maka durasi penggunaan internetnya saat ujian dan libur juga tinggi. Mahasiswa Semester VI mempengaruhi durasi saat ujian dan saat libur Semakin tinggi penghasilan ibu dan uang saku, maka frekuensi penggunaan internet saat libur juga tinggi. Dorongan dosen/asisten dosen mempengaruhi durasi penggunaan internet pada awal semester. Penelitian Shoulen (1999) yang menyebutkan sebesar 70 persen laki-laki mendominasi penggunaan internet tidak terbukti. Tidak terdapat ketimpangan gender di kalangan mahasiswa FEMA, IPB dalam mengakses internet, karena mahasiswa perempuan cenderung lebih banyak menggunakan internet daripada laki-laki. Namun, terdapat kecenderungan ketimpangan ekonomi di kalangan mahasiswa FEMA, IPB dalam mengakses internet, karena rendahnya penghasilan Ibu dan uang saku dapat membatasi penggunaan internet, khususnya saat libur. Frekuensi dan durasi penggunaan internet tidak mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Selain itu, pola mahasiswa menggunakan internet tidak mempengaruhi waktu luang.
36
POLA PENGGUNAAN DAN DAMPAK INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR (Kasus Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekologi Manusia)
Oleh: Sushane Sarita A14203008
SKRIPSI Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
37
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh: Nama
: Sushane Sarita
NRP
: A14203008
Program Studi : Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Judul
: Pola Penggunaan dan Dampak Internet di Kalangan Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (Kasus Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekologi Manusia)
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS. NIP. 131 476 600
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 131 124 019
Tanggal Kelulusan:
38
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “POLA PENGGUNAAN DAN DAMPAK INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR (Kasus Mahasiswa Strata 1 Fakultas
Ekologi
Manusia)”
BELUM
PERNAH
DIAJUKAN
PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN, KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA DAN
SAYA
BERSEDIA
MEMPERTANGGUNG
JAWABKAN
PERNYATAAN INI.
Bogor, Agustus 2008
Sushane Sarita A14203008
39
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis yang bernama Sushane Sarita Ervyn Prasetyawati merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, yang dilahirkan di Jakarta tanggal 22 September 2008, dari orang tua yang bernama Bapak Herry Prasetyo dan Ibu Iik Inggawati. Pendidikan formal penulis dimulai di TK Al-Ikhlas Bekasi pada tahun 1990, kemudian dilanjutkan di SD Mutiara 17 Agustus Bekasi pada tahun 1991. Lulus Sekolah Dasar pada tahun 1997, penulis melanjutkan ke SLTPN I Bekasi dan pada tahun 2000 masuk ke SMU PUSAKA I Jakarta. Penulis berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2003 melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Saat ini, berada di Fakultas Pertanian, Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Ketika mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis aktif menjadi asisten praktikum mata kuliah Dasar-Dasar Komunikasi selama dua semester (2007-2008).
40
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat, karunia, dan hidayah yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sekaligus, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung, antara lain: 1. Keluarga di Solo, Papa, Mama, Yuke, dan Chika yang telah memberikan semangat dan dukungan tanpa mengenal lelah. Kepada semua keluarga di Jakarta yang telah memberikan dukungan, baik secara moral dan fisik. 2. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan untuk kelancaran proses penulisan skripsi. 3. Dr. Nurmala K. Pandjaitan, MS, DEA sebagai penguji utama dalam sidang skripsi dan dosen pembimbing akademik. 4. Martua Sihaloho, SP, MSi sebagai dosen penguji skripsi perwakilan dari komisi pendidikan dan informan dalam penelitian ini. 5. Bapak Heru Sukoco (Kepala Sub Direktorat Sistem Jaringan dan Strategi Komunikasi KPSI) dan Mbak Dini Harmita atas informasi dan kesempatan yang diberikan kepada penulis. 6. Meiditeriano yang telah memberikan semangat, inspirasi, dan motivasi bagi penulis, sehingga penulisan skripsi dapat diselesaikan dengan baik. 7. Teman-teman seperjuangan: Nurina, Oline, dan Yanti atas informasi dan motivasinya. 8. Hernisa Astiwi dan Hessie Putri Andina yang telah memberikan masukan dan semangat kepada penulis. 9. Semua rekan-rekan KPM Angkatan 40 atas semangat dan dukungannya, terutama (Sasti, Dian, Naida, Putri, dan Andina). 10. Semua rekan-rekan KPM Angkatan 41, terutama Intan, Frita, Refi, Tina, Momon, Adisty, Nessa, Fitri, dan Tutut atas informasi, bantuan, dan semangatnya.
41
11. Teman-teman KPM dan IKK 42, terutama Rahma, Puspa, Anda, Yudha, Ade, Rofian, dan Lusi yang telah membantu penulis atas informasi dan dukungannya. 12. Mbak Maria dan Mbak Nisa (Staf Sekretariat KPM) terima kasih atas informasi akademik dan keberadaan Dosen Pembimbing yang telah diberikan kepada penulis. 13. Rekan-rekan kost Wisma Riza, terutama Teh Intan, Mas Ollied, Mas Fajri, dan Ferry, atas informasi dan dukungannya. 14. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian Skripsi ini.
42
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, petunjuk, dan nikmat-Nya dalam mengerjakan Skripsi yang berjudul “Pola Penggunaan dan Dampak Internet di Kalangan Mahasiswa Institut Pertanian Bogor”, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Melalui skripsi ini penulis mencoba untuk mengetahui pola penggunaan internet, dari segi durasi dan frekuensi penggunaaan, faktor-faktor yang mempengaruhi pola penggunaan internet ,dan mengetahui dampak internet di kalangan mahasiswa, dalam segi prestasi akademik dan waktu luang mahasiswa. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya dan dapat dijadikan masukan bagi penelitian selanjutnya dengan minat yang sama.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
43
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR............................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang..................................................................
1
1.2
Perumusan Masalah...........................................................
4
1.3
Tujuan Penelitian...............................................................
4
1.4
Kegunaan Penelitian..........................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Internet dan Dampaknya....................................................
6
2.2
Pola Mahasiswa dalam Menggunakan Internet.................
12
2.3
Kerangka Pemikiran..........................................................
21
2.4
Definisi Operasional..........................................................
23
2.5
Hipotesis Penelitian...........................................................
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................
29
3.2
Teknik Pemilihan Responden.............................................
29
3.3
Metode Pengumpulan Data................................................
31
3.4
Teknik Pengolahan dan Analisa Data................................
31
44
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 4.1 4.2
4.3
Gambaran Umum Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.....................................................
33
Faktor Individu...................................................................
37
4.2.1 Jenis Kelamin............................................................
37
4.2.2 Motif Menggunakan Internet....................................
38
4.2.3 Departemen Asal Responden....................................
39
4.2.4 Keanggotaan dalam Organisasi.................................
39
Faktor Eksternal Responden 4.3.1 Keadaan Ekonomi.....................................................
40
4.3.1.1 Uang Saku.....................................................
41
4.3.1.2 Penghasilan Ayah Responden.......................
41
4.3.1.3 Penghasilan Ibu Responden..........................
41
4.3.2 Dorongan Menggunakan Internet..............................
42
4.3.3 Dorongan Dosen/Asisten Dosen...............................
43
BAB V POLA PENGGUNAAN INTERNET DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1
Frekuensi Penggunaan Internet..........................................
45
5.1.1 Frekuensi Penggunaan Internet dan Pengaruh Faktor Individu.........................................
47
5.1.1.1 Jenis Kelamin................................................
47
5.1.1.2 Motif Menggunakan Internet........................
50
5.1.1.3 Semester yang Sedang Diikuti......................
53
5.1.1.4 Departemen Asal...........................................
56
5.1.1.5 Keanggotaan dalam Organisasi.....................
58
5.1.2 Frekuensi Penggunaan Internet dan Pengaruh Faktor Eksternal........................................
60
5.1.2.1 Keadaan Ekonomi.........................................
60
45
5.1.2.2 Dorongan Menggunakan Internet.................
68
5.1.2.3 Dorongan Dosen/Asisten Dosen...................
70
5.1.3 Lokasi Penggunaan Internet.....................................
73
5.1.3.1 Lokasi Penggunaan Internet menurut Faktor Individu...............................
74
5.1.3.2 Lokasi Penggunaan Internet menurut Faktor Eksternal.............................
78
5.1.4 Aktivitas Online........................................................
82
5.1.4.1 Aktivitas Online menurut Faktor Individu.............................................
82
5.1.4.2 Aktivitas Online menurut 5.2
Faktor Eksternal............................................
85
Durasi Penggunaan Internet...............................................
88
5.2.1 Durasi Penggunaan Internet dan Pengaruh faktor Individu..........................................
89
5.2.1.1 Jenis Kelamin................................................
91
5.2.1.2 Motif Menggunakan Internet........................
93
5.2.1.3 Semester yang Sedang Diikuti......................
95
5.2.1.4 Departemen Asal..........................................
98
5.2.1.5 Keanggotaan dalam Organisasi....................
100
5.2.2 Durasi Penggunaan Internet dan
5.3
Pengaruh Faktor Eksternal........................................
102
5.2.2.1 Keadaan Ekonomi.........................................
104
5.2.2.2 Dorongan Menggunakan Internet..................
109
5.2.2.3 Dorongan Dosen/Asisten Dosen...................
111
Resume Pola Penggunaan Internet.....................................
113
46
BAB VI DAMPAK INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA 6.1
Pengaruh Pola Penggunaan Internet terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa.......................... .
6.2
121
Pengaruh Pola Penggunaan Internet terhadap Waktu Luang Mahasiswa.................................. .
123
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1
Kesimpulan........................................................................
126
7.1
Saran..................................................................................
129
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
130
LAMPIRAN.........................................................................................
132
47
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman Judul
1. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin, Semester, dan Departemen Tahun 2008.........................................................
36
2. Jumlah dan Persentase Responden menurut Faktor Individu Tahun 2008....................................
38
3. Jumlah dan Persentase Responden menurut Keadaan Ekonomi Tahun 2008................................
40
4. Jumlah dan Persentase Responden menurut Dorongan Menggunakan Internet Tahun 2008......................
42
5. Jumlah dan Persentase Responden menurut Dorongan Dosen/Asisten Dosen Tahun 2008........................
43
6. Jumlah dan Persentase Responden menurut Frekuensi Menggunakan Internet Tahun 2008.......................
45
7. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Frekuensi Menggunakan Internet dan Faktor Individu Tahun 2008..................................................
48
8. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Frekuensi Menggunakan Internet dan Faktor Eksternal Tahun 2008.................................................
61
9. Jumlah dan PersentaseMahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Lokasi Menggunakan Internet dan Faktor Individu Tahun 2008..................................................
75
10. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Lokasi Menggunakan Internet dan Faktor Eksternal Tahun 2008.................................................
80
48
11. Jumlah dan Persentase Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Aktivitas Online dan Faktor Individu Tahun 2008..................................................
83
12. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Aktivitas Online dan Faktor Eksternal Tahun 2008.................................................
86
13. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Durasi Menggunakan Internet Tahun 2008...........................
88
14. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Durasi Menggunakan Internet dan Faktor Individu Tahun 2008..................................................
90
15. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Frekuensi Menggunakan Internet dan Faktor Eksternal Tahun 2008.................................................
103
16. Hasil Uji Statistik untuk Frekuensi Penggunaan Internet Mahasiswa FEMA IPB Tahun 2008............................................................................
115
17. Hasil Uji Statistik untuk Durasi Penggunaan Internet Mahasiswa FEMA IPB Tahun 2008............................................................................
117
18. Pola Penggunaan Internet dan Perubahan IPK Mahasiswa FEMA IPB Bogor Tahun 2008...........................
122
19. Pola Penggunaan Internet dan Waktu Luang Mahasiswa FEMA IPB Bogor Tahun 2008...........................
124
49
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Kerangka Pemikiran Pola Penggunaan dan Dampak Internet di Kalangan Mahasiswa IPB..................
22
50
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Kuesioner Survey Pola Penggunaan dan Dampak Internet di Kalangan Mahasiswa IPB......................................
133
2. Panduan Pertanyaan.................................................................
135
3. Pelaksanaan Wawancara dengan Informan Tahun 2008..............................................................................
137
4. Metode Pengumpulan Data Tahun 2008.................................
138
51
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi baru, seperti internet
telah mendorong terbentuknya ‘masyarakat informasi’: sebuah paradigma yang secara sosial-ekonomi merestrukturisasi ruang dan waktu dimensi tradisional, di mana masyarakat hidup, bekerja, dan berinteraksi (Loader, 1998). Masyarakat informasi diartikan sebagai sekelompok orang dalam suatu bangsa yang mayoritas angkatan kerjanya terdiri dari para pekerja informasi, di mana informasi merupakan elemen paling penting (Rogers yang dikutip oleh Nasution, 1989). Transformasi yang sangat mendasar pada masyarakat yang diakibatkan oleh kemunculan teknologi komunikasi dan informasi baru, mempunyai konsekuensi terhadap pembagian sosial, pertentangan, dan perbedaan (Loader, 1998). Media online (internet) sebagai hasil perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang ada di dunia, saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Melalui fungsinya sebagai media informasi dan komunikasi, internet dapat menghubungkan manusia yang ada di dunia ini tanpa terhalang oleh ruang dan waktu. Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Internet tercipta oleh suatu peristiwa tak terduga pada tahun 1969, yaitu lahirnya ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network), suatu proyek eksperimen Kementerian Pertahanan Amerika Serikat bernama DARPA (Departement of Advanced Research Projects Research Agency). Misi awalnya sederhana, yaitu menggali teknologi jaringan
52
yang dapat menghubungkan para peneliti dengan berbagai sumber daya jauh, seperti sistem komputer dan pangkalan data yang besar (LaQuey yang dikutip oleh Ardianto dan Erdinaya, 2005). ARPANET berhasil membantu mengembangkan sejumlah jaringan lainnya, yang kemudian saling berhubungan. Penggunaannya kini mencakup berbagai kalangan, para pengelola media massa (penerbit surat kabar dan majalah, radio siaran, dan televisi), penerbit buku, artis, guru dan dosen, pustakawan, penggemar komputer, dan pengusaha. Sebagian besar komputer dan jaringan yang tersambungkan ke internet masih berkaitan dengan masyarakat pendidikan dan penelitian. Kenyataan ini tidaklah mengejutkan, karena internet memang lahir dari benih penelitian. Namun, semakin banyak universitas kini bekerja sama dengan kalangan bisnis untuk mengembangkan berbagai katalog dan arsip online (LaQuey yang dikutip oleh Ardianto dan Erdinaya, 2005). Akademisi di Indonesia adalah salah satu pihak yang tergolong paling awal menggunakan internet (Febrian, 2003). Internet merupakan sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan informasi ilmiah yang menunjang kebutuhan akademis. Hal tersebut dikarenakan internet dapat menyediakan informasi yang terkini, sehingga mudah mendapatkan dokumen yang dibutuhkan (Andriany, 2006). Internet juga dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk membantu mencari informasi yang berkaitan dengan tugas dan penelitian, bahkan sebagai sarana komunikasi antar mahasiswa. Internet digunakan oleh mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta sebagai media komunikasi dan untuk membantu
53
mencari data yang berhubungan dengan penelitian6. Saat ini, Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sudah semakin hebat. Internet pun dapat diakses di mana saja pengguna berada. Teknologi seperti Wi-Fi (WirelessFidelity) sudah banyak digunakan di lingkungan kampus. Sejak tahun 2004, Institut Pertanian Bogor (IPB) telah mengembangkan teknologi Wi-Fi di lingkungan kampus untuk membantu memudahkan mahasiswa dalam mengakses internet. Internet tidak serta merta dapat diakses oleh semua mahasiswa, meskipun dapat digunakan di mana saja mahasiswa berada. Menurut penelitian seorang mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, keterbatasan biaya dapat membatasi mahasiswa UGM dalam berkomunikasi melalui internet1. Data yang diperoleh dari klasifikasi pengguna internet di Indonesia pada tahun 1999, golongan menengah ke ataslah yang sebagian besar menggunakan internet dan sekitar 70 persen pengguna internet adalah kaum pria (Sholen, 1999). Kebutuhan mahasiswa akan informasi dapat diperoleh salah satunya melalui internet. Namun, terdapat berbagai faktor yang menyebabkan kebutuhan akan informasi tersebut tidak dapat dipenuhi oleh mahasiswa. Permasalahan utama yang menarik untuk diteliti adalah bagaimana pola mahasiswa dalam menggunakan internet, sehingga dapat diketahui apakah masih terdapat ketimpangan pada mahasiswa dalam mengakses internet? Ketimpangan tersebut dapat diketahui dengan mengkaji lebih lanjut bagaimana internet mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa sebagai salah satu dampak dari penggunaan internet?
6
Data ini dari http://www.members.iinet.com, pada tanggal 4 April 2007.
54
1.2
Perumusan masalah Saat ini, jaringan internet telah tersedia di IPB. Dengan kemampuannya
menyediakan berbagai informasi, mahasiswa menggunakan internet, antara lain memenuhi kebutuhan akademik mereka. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah ketersediaan jaringan internet tersebut mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa? Secara lebih rinci, permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pola mahasiswa IPB dalam menggunakan internet? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola mahasiswa IPB dalam menggunakan internet? 3. Bagaimana dampak penggunaan internet di kalangan mahasiswa IPB?
1.3
Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah: 1. Mendeskripsikan pola mahasiswa IPB dalam menggunakan internet. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola mahasiswa IPB dalam menggunakan internet. 3. Mengidentifikasi dampak penggunaan internet di kalangan mahasiswa IPB.
55
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk
menambah wawasan dan informasi mengenai pola penggunaan dan dampak internet di kalangan mahasiswa. Bagi mahasiswa, penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi ataupun acuan dalam menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan mereka dan dapat digunakan sebagai bahan penulisan yang berkaitan dengan pola penggunaan dan dampak internet di kalangan mahasiswa.
56
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Internet dan Dampaknya Dewasa ini penggunaan internet telah merasuk pada hampir semua aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan, bahkan keagamaan. Beritaberita teraktual dapat diketahui dengan mengklik situs-situs berita di web. Internet dapat menyajikan informasi mengenai perkembangan kurs mata uang ataupun perkembangan di lantai bursa lebih cepat dari media mana pun. Hadirnya ecommerce membuat kegiatan bisnis dapat dilakukan secara lintas negara tanpa pelakunya perlu untuk beranjak dari ruangan (Febrian, 2003). Selain itu, internet juga dimanfaatkan sebagai sarana dakwah maupun diskusi keagamaan. Bagi orang yang gemar bersosialisasi atau mencari sahabat, internet menawarkan berjuta kesempatan, baik melalui e-mail ataupun chattroom. Apabila dalam surat menyurat konvensional yang menggunakan jasa pos, sebuah surat dapat menghabiskan waktu berminggu-minggu, maka sebuah e-mail hanya membutuhkan waktu dalam hitungan detik untuk dapat menjangkau segala sudut dunia. Internet juga menjadi favorit bagi para pengguna yang gemar untuk bermain game, karena melalui game server seseorang dapat bermain game dengan lawan dari negara lain. Pecinta musik juga semakin dimanja dengan hadirnya klipklip MP3 dari lagu-lagu favorit. Bagi yang haus akan informasi dunia entertainment, internet adalah surga dengan berlimpahnya situs-situs web para artis, baik nasional maupun internasional. Aneka referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang
57
berlimpah. Cukup dengan memanfaatkan search engine, mahasiswa tidak perlu lagi mengaduk-aduk buku di perpustakaan, karena materi-materi yang relevan dapat segera ditemukan. Materi-materi yang terdapat di internet cenderung lebih up-to-date (Febrian, 2003). Pengguna internet di Indonesia saat ini sudah meluas, mulai dari kalangan perguruan tinggi, institusi pemerintahan, perusahaan, sekolah, sampai masyarakat umum. Internet pun tidak hanya ada di kota-kota besar saja, tetapi juga daerah pedesaan yang wilayahnya dapat dijangkau oleh suatu jaringan internet. Berikut ini adalah data klasififikasi pengguna internet di Indonesia pada tahun 1999, yaitu (Shoulen, 1999): 1. Sebagian besar pengguna internet berusia antara 25-40 tahun. Sebagian besar adalah single atau menikah, tetapi belum mempunyai anak. 2. Sekitar 70 persen pengguna internet adalah kaum pria. 3. Sebagian besar pengguna internet berpendidikan tinggi, minimal Strata 1 (S1). Sangat jarang pengguna aktif internet yang hanya berpendidikan rendah, seperti Sekolah Dasar (SD). 4. Pendapatan rata-rata per tahun pengguna internet cukup tinggi. Di Indonesia sendiri, golongan menengah ke ataslah yang sebagian besar mendominasi penggunaan internet. Internet dapat dikatakan memenuhi syarat untuk memenuhi fungsi media massa bagi masyarakat. Fungsi internet bagi masyarakat (Dominick yang dikutip oleh Ardianto dan Erdinaya, 2005), antara lain: 1. Pengawasan (surveillance). Fungsi ini meliputi warning or Beware Surveilllance (fungsi pengawasan peringatan), yang mana internet dapat
58
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung berapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer; instrumental surveillance (fungsi pengawasan instrumental) adalah fungsi internet untuk menyampaikan atau menyebarkan informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu pengguna dalam kehidupan seharihari, contohnya berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga saham di bursa efek, ide-ide tentang mode, produk-produk baru, dan sebagainya; serta fungsi informasi. 2. Penafsiran (interpretation). Fungsi ini meliputi fungsi adaptasi lingkungan, fungsi pendidikan, dan fungsi meyakinkan pengguna internet dalam bentuk partisipasi untuk menyampaikan opini mengenai isu-isu yang sedang terjadi agar dapat mengajak partisipan untuk membahasnya disertai perspektif terhadap isu tersebut, sehingga dapat memperluas wawasan partisipan. 3. Pertalian (linkage). Fungsi ini meliputi fungsi menciptakan rasa kebersatuan. 4. Penyebaran nilai-nilai (transmission of value). Fungsi ini meliputi fungsi mempengaruhi dan memanipulasi lingkungan. 5. Hiburan (entertainment). Fungsi membius termasuk di dalam fungsi hiburan karena kemampuan internet untuk mengurangi ketegangan pikiran pengguna dan menbuat pikiran pengguna menjadi segar kembali. Beberapa bentuk jaringan internet, yaitu: LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Wide Area Network (WAN) sendiri adalah jaringan yang biasanya digunakan hanya untuk keperluan organisasi/institusi/perusahaan. Jaringan internet dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa komputer standar (secara teknis dikenal sebagai protokol) yang memungkinkan beragam
59
jaringan komputer dan komputer yang berbeda saling berkomunikasi. Protokol ini dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). TCP/IP memungkinkan banyak orang untuk menggunakan internet pada saat yang bersamaan dengan menggunakan komputer pribadi, sebuah saluran telepon, dan perangkat yang disebut modem, yang menerjemahkan sinyal komputer menjadi sinyal telepon dan sebaliknya (Daryanto, 2004). Diperlukan Internet Service Provider (ISP) agar dapat akses ke internet. Saat ini, PT Telkom (PT Telekomunikasi Indonesia) menyediakan fasilitas TelkomNet@Instan yang bersifat semi ISP, di mana seseorang bisa mengakses internet Telkom tanpa harus berlangganan ke ISP tertentu (Daryanto, 2004). Selain ISP, diperlukan Software untuk berhubungan dengan internet, tanpa Software yang sesuai, seseorang tidak dapat mengakses internet. Setelah dapat online, maka pengguna dapat mengakses internet dan menggunakan fasilitasfasilitas yang ada di dalamnya sesuai dengan keinginan. Semua kegiatan manusia saat ini dapat dilakukan melalui internet. Internet sebagai suatu bentuk dari kemunculan teknologi informasi dan komunikasi baru telah mencapai ke semua aspek kehidupan masyarakat, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, hukum, pendidikan, hiburan dan sebagainya. Kelebihan internet yang tidak mengenal batas geografis, dapat menjangkau masyarakat di pedesaan sekalipun. Kapan pun pengguna ingin mengakses internet, berbagai ISP (Internet Service Provider) menawarkan kemudahan kepada pengguna untuk dapat mengakses internet, karena sifat internet yang tidak mengenal batas waktu untuk mengaksesnya. Internet juga dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh pengguna dalam hitungan detik. Internet juga
60
dikatakan tidak mengenal perbedaan. Tidak peduli suku, agama, ras, warna kulit, gender, warga negara, usia, pekerjaan ataupun jabatan sekalipun untuk menghalangi seseorang menggunakan internet (Loader, 1998). Hal tersebut dapat terjadi, karena tidak adanya pengawasan akan siapa dan apa saja yang ada di dalam internet. Internet terus berubah, tumbuh, dan menjadi semakin baik, serta menimbulkan dampak yang hebat pada kehidupan masyarakat (LaQuey yang dikutip oleh Ardianto dan Erdinaya, 2005). Kehadiran internet menimbulkan dampak terhadap individu dan masyarakat. Pada aras individu, internet dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Dampak positif internet pada aras individu, yaitu internet dapat memudahkan seseorang untuk melakukan kegiatan apapun (Febrian, 2003), seperti berbisnis dan berdagang, berkorespondensi, bekerja, bersosialisasi, mendengarkan musik, mengikuti kursus ataupun perkuliahan, dan mencari informasi yang diinginkan. Hal tersebut mungkin untuk dilakukan karena kemampuan internet yang tidak mengenal batas geografis dan kemampuan software internet yang menggunakan teknologi canggih, membuat seseorang dapat dengan mudah mengakses internet di mana pun berada. Internet juga dapat memberikan dampak negatif terhadap individu, antara lain: pengguna dapat dengan mudah mengakses situs–situs seks dan pornografi yang muncul di internet, karena tidak adanya pengawasan dari lembaga terkait atau negara akan situs-situs yang terlarang untuk muncul di internet. Seseorang terkadang sulit membedakan antara dunia maya dengan dunia nyata karena seringnya mengakses internet (Loader, 1998). Hal ini karena internet dapat memanipulasi lingkungan nyata, sehingga pengguna sering tidak menyadarinya.
61
Internet memang telah merasuk ke segala aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan, bahkan keagamaan. Pada aras masyarakat, internet memang banyak membantu dan memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatan. Tidak heran bila internet dapat memberikan dampak yang positif kepada masyarakat, antara lain: masyarakat dapat dengan mudah akses pada informasiinformasi atau berita-berita teraktual mengenai isu-isu yang sedang terjadi di seluruh dunia; melalui chattroom dan kelompok mailing list, masyarakat dapat bersosialisasi dan berpartisipasi untuk mengeluarkan pendapat (Loader, 1998); masyarakat dapat belajar tanpa mengenal batas geografis dan keterbatasan waktu dengan adanya program Computer-Assisted Learning Instruction (CAI) (Schramm yang dikutip oleh Djohari, 1999); dengan adanya program e-commerce masyarakat dapat berdagang dan berbisnis tanpa perlu untuk beranjak dari ruangan (Febrian, 2003); dan masyarakat dapat menambah pengetahuan karena dapat mengakses informasi pada internet dengan mudah, contohnya pencarian informasi melalui web7. Hal-hal tersebut sangat mungkin dilakukan oleh masyarakat karena kemampuan internet yang tidak mengenal batas geografis, tidak adanya pengawasan akan aliran informasi yang ada pada internet, dan kecanggihan software-software internet dalam menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dampak negatif dari internet di kalangan masyarakat, antara lain menimbulkan ketimpangan dan kelebihan informasi (information overload).
7
Data ini diambil dari http://www.members.iinet.com, pada tanggal 4 April 2007.
62
Beberapa bukti bahwa internet dapat menimbulkan kelebihan informasi di kalangan masyarakat, yaitu internet dapat meresahkan masyarakat dengan adanya situs-situs seks dan pornografi, serta terorisme di internet, sebagai buktinya anakanak dapat dengan mudah menemukan situs-situs seks dan pornografi melalui internet, seseorang juga dapat belajar membuat bom lewat internet karena terdapat situs yang menyediakan cara-cara membuat bom (Loader, 1998), dan internet juga dapat membuat masyarakat menyalahgunakan penggunaan internet untuk melakukan pembajakan lagu-lagu dan film-film, serta perampasan hak cipta karya intelektual orang lain/organisasi/perusahaan yang ada pada internet (Starling, 2000). Ketimpangan yang diakibatkan oleh internet kepada masyarakat, yaitu ketimpangan akses masyarakat terhadap informasi dan ketimpangan dalam hal gender. Biaya untuk mengakses internet yang belum dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia, membuat akses masyarakat terhadap internet menjadi terhambat, karena umumnya masyarakat dengan status ekonomi yang baik dapat dengan mudah akses terhadap internet, sedangkan masyarakat dengan status ekonomi yang kurang baik agak kesusahan untuk mengakses internet. Pada tahun 1999, sebanyak 70 persen pengguna internet didominasi oleh kaum pria. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa masih terdapat berbagai ketimpangan pada masyarakat dalam mengakses internet (Shoulen, 1999).
2.2
Pola Mahasiswa dalam Menggunakan Internet Pengguna internet tidak hanya pada kalangan terbatas saja, tetapi sudah
meliputi masyarakat umum. Internet pun tidak hanya digunakan untuk kegiatan
63
penelitian atau akademis saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan lain, seperti berdagang dan berbisnis (sekarang dikenal dengan e-commerce), mencari informasi tentang dunia hiburan, bermain game, berbincang-bincang, kegiatan belajar atau sebagai media untuk belajar (Computer-Assisted Learning Instruction/CAI), berdakwah, dan lain-lain. Kelebihan internet yang tidak mengenal batas geografis juga menjadikan internet sebagai sarana yang ideal untuk melakukan kegiatan belajar jarak jauh, baik melalui kursus tertulis maupun perkuliahan (Febrian, 2003). Hal ini juga dibuktikan dengan hadirnya komputer dengan program Computer-Assisted Learning Instruction (CAI) yang berfungsi sebagai guru dalam membantu seorang siswa untuk mempelajari sesuatu (Schramm yang dikutip oleh Djohari, 1999). Adanya CAI diharapkan dapat memperluas kemungkinan pendidikan dengan menanggulangi jarak dan waktu, sehingga berbagai pendapat untuk solusi sebuah masalah bisa didapatkan dari tempat yang jauh dalam waktu yang relatif cepat (Tella yang dikutip oleh Djohari, 1999). Pemanfaatan internet oleh mahasiswa sendiri juga sudah terlihat sejak tahun 1999. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh seorang mahasiswa IPB bernama Isa Djohari pada tahun 1999. Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa rata-rata frekuensi akses internet mahasiswa IPB pada saat itu adalah 3.01 kali per bulan dan lebih dari separuh mahasiswa mengakses internet hanya sampai satu jam, melalui warnet (warung internet), rumah, dan lainnya. Penggunaan internet oleh mahasiswa IPB terutama didasari oleh motif korespondensi, diikuti oleh motif mencari informasi non-akademik, dan motif mencari informasi akademik. Sebagian besar mahasiswa IPB lebih puas pada
64
internet dibandingkan dengan kepuasan pada media lain dalam mencari informasi akademik daripada literatur-literatur yang didapatkan dari perpustakaan, tetapi mahasiswa IPB belum memanfaatkan potensi internet sebagai media penunjang belajar secara optimal. Tiga fitur utama internet yang banyak diakses oleh para pengguna adalah (Severin & Tankard yang dikutip oleh Andina, 2006): 1. E-mail E-mail adalah pesan elektronik (electronic mail). Dengan hadirnya e-mail, para pengguna dapat berkomunikasi ke seluruh dunia dengan sangat mudah dan cepat. 2. Newsgroup dan Mailing List Newsgroup dan mailing list adalah sistem berbagi pesan secara elektronik yang memungkinkan orang-orang yang tertarik pada masalah yang sama untuk saling bertukar informasi dan opini. Saat ini, sudah tersedia kurang lebih 20.000 newsgroup dengan berbagai jenis topik. Beberapa pengguna banyak mendapatkan manfaat dari fasilitas ini, karena mereka dapat memperoleh berita secara lebih cepat dan lebih baik daripada media surat kabar. Selain itu, newsgroup memungkinkan terjadinya respon langsung terhadap suatu berita sebagaimana tidak bisa dilakukan oleh koran dan majalah. 3. World Wide Web World Wide Web yang juga lebih dikenal dengan www atau web. Fasilitas ini merupakan sebuah sistem informasi yang dapat diakses melalui komputer lain secara cepat dan tepat. Perkembangan teknologi saat ini sudah semakin hebatnya. Terbukti dengan adanya teknologi wireless di lingkungan kampus, seperti yang digunakan
65
oleh STIKOM Surabaya dan IPB, membuat civitas akademika kedua perguruan tinggi tersebut dapat dengan mudah mengakses internet. Civitas akademika dapat menikmati akses internet melalui peralatan mobile, seperti laptop, PDA (Personal Digital Assistant), dan PC (Personal Computer) sekalipun, yang dilengkapi dengan
teknologi
Wi-Fi
(Wireless-Fidelity).
Teknologi
ini
merupakan
pengembangan dari teknologi wireless Local Area Network (LAN) yang memungkinkan semua orang dapat melakukan akses internet dimana pun berada tanpa harus pergi ke warnet atau ke tempat-tempat yang mempunyai koneksi internet (Febrian, 2003). Perkembangan teknologi wireless ini juga sudah digunakan oleh IPB. Terbukti sudah banyak civitas akademika IPB yang memanfaatkan teknologi wireless ini untuk mencari informasi akademik maupun non-akademik dan berkorespondensi, tetapi apakah dengan adanya teknologi wireless ini mahasiswa ataupun pengajar di IPB sudah menggunakan internet untuk membantu memudahkan pencarian informasi? Alasan mahasiswa IPB pada saat pertama kali menggunakan internet adalah alasan pendidikan, kepentingan penggunaan internet untuk komunikasi pribadi, permainan, dan akses informasi publik. Mahasiswa tersebut digolongkan sebagai pengguna aktif internet dan diketahui bahwa intensitas penggunaan internet oleh pengguna aktif yang menggunakan aplikasi personal e-mail, bussiness e-mail, world wide web, download software/film/music, dan mailing list cenderung
memiliki
intensitas
penggunaan
internet
yang
lebih
tinggi
dibandingkan dengan pengguna internet yang menggunakan aplikasi lainnya. Mahasiswa yang mengakses internet melalui kampus ataupun warnet cenderung digolongkan sebagai pengguna aktif (Nahdiati, 2005).
66
Pola mahasiswa dalam menggunakan internet juga dipengaruhi oleh faktor-faktor individual dan faktor lingkungan. Faktor individu terdiri dari jenis kelamin, tempat tinggal, jumlah penerimaan, dan kemampuan bahasa inggris, sedangkan faktor lingkungan terdiri dari tahun masuk, jurusan studi mahasiswa, dan tempat mengakses internet (Djohari, 1999). Selain itu, faktor lingkungan juga dapat terdiri dari keberadaan orang lain dan media massa lain. Keberadaan orang lain di sini merujuk pada seseorang yang dekat (teman, kakak, atau adik) di mana secara bersamaan mengakses internet dengan remaja tersebut. Media massa lain di sini adalah faktor eksternal yang mempengaruhi remaja dalam memberikan informasi mengenai situs-situs internet (Andina, 2006). Penggunaan internet oleh mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) pada tahun 2001 kebanyakan sebagai sarana komunikasi dengan sesama mahasiswa UGM ataupun dengan orang-orang di seluruh dunia dan sebagai alat untuk mencari data penelitian. Sebagai sarana komunikasi mahasiswa UGM, situs web berguna untuk mencari data, berita, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baru, dan lain lain. Banyak mahasiswa menggunakan internet untuk penelitian, atau mencari berita asing, tetapi yang paling populer adalah e-mail. Sebesar 66 persen mahasiswa yang pernah menggunakan internet, juga pernah chatting melalui internet. Melalui IRC (Internet Chat Relay), banyak mahasiswa UGM yang tidak hanya mencari teman baru, tetapi juga pacar. Kadang-kadang, hubungan dengan teman chatting menjadi lebih dekat, dan mahasiswa itu menjalin hubungan romantis atau persahabatan jarak jauh8.
8
Data ini diambil dari http://www.members.iinet.com, pada tanggal 4 April 2007.
67
Uang saku yang diberikan oleh orang tua ternyata membatasi mahasiswa untuk mengakses internet. Pada tahun 2001, mahasiswa UGM hanya dapat mengeluarkan biaya sebesar Rp. 19.000,- per bulan untuk mengakses internet, karena rata-rata warnet di sekitar kampus UGM memberlakukan tarif sebesar Rp. 3.500,- per jam untuk menggunakan internet. Lokasi mahasiswa dalam mengakses internet pun berpengaruh dalam menentukan pola penggunaan internet oleh mahasiswa9. Pola penggunaan internet di kalangan mahasiswa dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: frekuensi menggunakan internet, durasi menggunakan internet, lokasi penggunaan internet, aktivitas online, aplikasi yang digunakan, dan biaya yang dikeluarkan. Pola penggunaan internet sendiri sebenarnya dipengaruhi oleh karakteristik individu dan karakteristik lingkungan. Faktorfaktor yang termasuk ke dalam karakteristik individu, antara lain: jenis kelamin, uang saku, motif mahasiswa dalam menggunakan internet yang terdiri atas motif mencari informasi akademik dan non-akademik. Selain karakteristik individu, pola penggunaan internet juga dipengaruhi oleh karakteristik lingkungan, yaitu program studi, dan keberadaan orang lain. Keberadaan orang lain di sini merujuk pada seseorang yang dekat (teman, kakak atau adik) di mana secara bersamaan mengakses internet. Menurut Steven M. Chafee, dampak internet terhadap individu meliputi efek kognitif, afektif, dan behavioral (Karlinah dkk., 1999 yang dikutip oleh Ardianto dan Erdinaya, 2005), yaitu:
9
Data ini diambil dari http://www.members.iinet.com, pada tanggal 4 April 2007.
68
1.
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Pada efek kognitif ini, akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, sudah tentu media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang timpang, bias, dan tidak cermat.
2.
Efek afektif, yang mana kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahukan khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.
3.
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Dewasa ini, media massa telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi khalayak, contohnya banyak terdapat berbagai jenis buku, majalah maupun surat kabar yang telah membahas berbagai macam keterampilan. Dengan demikian, media massa tersebut dapat dijadikan sebagai media pendidikan. Menurut Teori Belajar Sosial dari Bandura, orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya. Fungsi media bagi individu dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: kepuasan, kesenangan, dan pemakaian, yang mencerminkan tingkat keteraturan dan prediksibilitas yang meyakinkan. Fungsi internet bagi individu dapat dilihat dari fungsi media massa bagi individu (McQuail, 1991), yaitu:
69
1. Informasi. Fungsi media massa sebagai informasi menyangkut: a. mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia b. mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan c. memuaskan rasa ingin tahu dan minat minat umum d. belajar dan pendidikan diri sendiri e. memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan 2. Identitas pribadi menyangkut: a. menemukan penunjang nilai-nilai pribadi b. menemukan model perilaku c. mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) d. meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 3. Integrasi dan interaksi sosial: a. memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial b. mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki c. menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial d. memperoleh teman e. membantu menjalankan peran sosial f. memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi keluarga, teman, dan masyarakat
70
4. Hiburan: a. melepaskan diri dari masalah b. bersantai c. memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis d. mengisi waktu e. penyaluran emosi Mahasiswa dapat memperoleh informasi yang diinginkannya, baik informasi akademik maupun non-akademik melalui internet. Selain itu, keberadaan internet yang dapat menyuguhkan fasilitas yang menarik, seperti games dan gosip yang mana berpotensi sebagai media hiburan bagi mahasiswa di kala lelah ataupun bosan dengan rutinitas kuliah. Adanya fasilitas chatting, e-mail, dan milis (mailing list) yang disediakan oleh internet juga dapat digunakan oleh mahasiswa dalam berinteraksi. Sebagai contoh, mahasiswa UGM lebih banyak menggunakan internet sebagai media untuk berkomunikasi dengan sesama mahasiswa UGM ataupun dengan orang-orang di seluruh dunia dan sebagai alat untuk mencari data penelitian. Banyak mahasiswa UGM yang menggunakan internet juga untuk mencari teman bahkan pacar10. Penggunaan internet di kalangan mahasiswa ternyata menimbulkan dampak yang besar, yaitu berupa perolehan pengetahuan dan informasi (kognitif), sebagai hiburan (afektif), dan interaksi sosial (behavioral).
10
Data ini diambil dari http://www.members.iinet.com, pada tanggal 4 April 2007.
71
2.3
Kerangka Pemikiran Internet merupakan salah satu media untuk menyebarkan informasi.
Kelebihan utama yang ditawarkan internet adalah kecepatan penyediaan dan penyebaran informasi yang relatif lebih luas dan cepat dibandingkan media lain (Hadi, 2006). Internet berfungsi sebagai sumber informasi dan sumber komunikasi yang masih bersifat komplementer (Andriany, 2006). Oleh karena itu, untuk
memenuhi
kebutuhan
informasi,
mahasiswa
tidak
hanya
cukup
mengandalkan buku teks di perpustakaan saja, tetapi juga dengan menggunakan internet. Penggunaan internet di kalangan mahasiswa sebagian besar untuk penambahan wawasan dan pengetahuan (Hadi, 2006). Pola penggunaan internet di kalangan mahasiswa dipengaruhi oleh karakteristik individu (jenis kelamin, program studi, daerah asal, lama studi, uang saku, ipk, partisipasi organisasi, motif penggunaan, dan pengalaman penggunaan) (Hadi, 2006) dan faktor eksternal (media massa lain dan keberadaan orang lain) (Andina, 2006). Pada penelitian ini, faktor individu terdiri dari: jenis kelamin; motif menggunakan internet (motif berkorespondensi, motif mencari informasi akademik, dan mencari informasi non-akademik) (Djohari,1999); semester yang sedang diikuti; Departemen asal; dan keanggotaan dalam organisasi, sedangkan faktor eksternal terdiri dari: ekonomi; dorongan menggunakan internet; dan dorongan dosen/asisten dosen. Dorongan menggunakan internet di sini merujuk pada seseorang yang dekat (teman, kerabat atau diri sendiri) yang memberi informasi kepada mahasiswa untuk mengakses internet saat berkuliah di IPB. Pola penggunaan internet di kalangan mahasiswa dapat diketahui melalui frekuensi penggunaan internet, durasi penggunaan internet, lokasi penggunaan
72
internet, dan aktivitas online. Variabel tersebut didapat dari pola penggunaan internet oleh remaja (frekuensi dan durasi) (Andina, 2006) dan mahasiswa (lokasi, alasan, aplikasi yang digunakan, dan aktivitas online) (Nahdiati, 2005). Dampak internet dapat diketahui dari pola mahasiswa dalam menggunakan internet, dalam penelitian ini dampak tersebut terjadi pada aras kognitif dan behavioral. Dampak internet di kalangan mahasiswa diukur melalui prestasi akademik (kognitif) dan waktu luang (behavioral). Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pola Penggunaan dan Dampak Internet di Kalangan Mahasiswa IPB Faktor Individu 1. Jenis kelamin 2. Motif menggunakan internet 3. Semester yang sedang diikuti 4. Departemen asal 5. Keanggotaan dalam organisasi Faktor Eksternal
Pola Penggunaan Internet 1. Frekuensi 2. Durasi 3. Lokasi 4. Aktivitas online
Dampak dalam Mengakses Internet 1. Prestasi Akademik (kognitif) 2. Waktu luang (behavioral)
1. Keadaan ekonomi Penghasilan Ayah Penghasilan Ibu Uang saku 2. Dorongan menggunakan internet 3. Dorongan dosen/asisten dosen
Keterangan : : mempengaruhi
73
2.4
Definisi Operasional Pengukuran variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini
akan dibatasi pada rumusan penjabaran masing-masing variabel tersebut secara operasional. Variabel-variabel tersebut adalah: 1. Jenis kelamin adalah karakteristik biologis responden yang terdiri dari lakilaki dan perempuan. 2. Motif menggunakan internet adalah alasan yang berasal dari dalam diri responden untuk menggunakan internet, diukur dengan pertanyaan mengenai alasan responden dalam menggunakan internet. Motif dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu motif mencari informasi akademik, motif mencari informasi non-akademik, dan motif berkorespondensi. 3. Semester yang sedang diikuti adalah periode studi mahasiswa selama berkuliah di IPB. Satu periode studi berlangsung selama enam bulan. Responden pada penelitian ini adalah responden dari semester II, IV, VI, dan VIII. 4. Departemen asal adalah institusi di bawah fakultas di mana mahasiswa mengambil mata kuliah mayor. Departemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah departemen yang berada di bawah Fakultas Ekologi Manusia IPB, terdiri dari: Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Gizi Masyarakat, dan Ilmu Keluarga dan Konsumen. Disertakan juga dalam penelitian ini Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga (khusus untuk mahasiswa semester VIII, karena terkait dengan kebijakan phasing out ).
74
5. Keanggotaan dalam organisasi adalah keikutsertaan responden pada suatu bagian dalam organisasi selama berkuliah di IPB. Diukur dengan mengajukan pertanyaan apakah responden mengikuti organisasi kemahasiswaan di IPB. 6. Keadaan ekonomi dapat diukur melalui penghasilan Ayah, penghasilan Ibu, dan uang saku. Penghasilan Ayah adalah jumlah uang (dalam rupiah) yang didapat dari hasil bekerja/usaha/pemberian per bulan. Penghasilan Ibu adalah besarnya penghasilan (dalam rupiah) yang diperoleh Ibu responden dari hasil bekerja/usaha/pemberian per bulan. Uang saku adalah jumlah uang (dalam rupiah) yang berasal dari pemberian orang tua, beasiswa, dan hasil bekerja tambahan atau berdagang untuk membiayai pengeluaran per bulan responden, seperti
membeli
makan,
membeli
pulsa,
jajan,
membeli
baju,
membeli/fotokopi bahan kuliah, mengakses internet, dan membayar kos (khusus untuk mahasiswa yang tinggal di Bogor dengan kos). Diukur melalui tiga pertanyaan berkaitan dengan jumlah uang saku, penghasilan Ayah, dan penghasilan Ibu responden per bulan. Uang saku terdiri dari beberapa kategori, yaitu: a. rendah (kurang dari Rp. 500.000,- per bulan) b. sedang (Rp. 500.000,- per bulan - Rp. 800.000,- per bulan) c. tinggi (di atas Rp. 800.000,- per bulan) Kategori untuk penghasilan Ayah, yaitu: a. rendah (kurang dari Rp. 1.500.000,- per bulan) b. sedang (Rp. 1.500.000,- per bulan - Rp. 3.000.000,- per bulan) c. tinggi (di atas Rp. 3.000.000,- per bulan) d. tidak berpenghasilan
75
Kategori untuk penghasilan Ibu, yaitu: a. rendah (kurang dari Rp. 1.000.000,- per bulan) b. sedang (Rp. 1.000.000,- per bulan - Rp. 2.000.000,- per bulan) c. tinggi (di atas Rp. 2.000.000,- per bulan) d. tidak berpenghasilan 7. Dorongan menggunakan internet adalah dorongan dari orang-orang terdekat responden yang memberikan informasi untuk menggunakan internet semasa berkuliah di IPB. Dorongan orang lain diukur dengan pertanyaan mengenai siapa yang memberitahukan responden tentang internet. Kategori inisiatif untuk menggunakan internet, yaitu: a. teman = 1 b. kerabat = 2 c. inisiatif sendiri = 3 8. Dorongan dosen atau asisten dosen adalah staf pengajar/orang yang membantu untuk mengajar salah satu mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa dan memberikan informasi kepada mahasiswa untuk menggunakan internet berkaitan dengan tugas kuliah. Diukur dengan mengajukan dua pertanyaan kepada responden. Kategori untuk dorongan dosen/asisten dosen, yaitu: a. ya = 1 b. tidak = 2 10. Frekuensi penggunaan internet adalah periode mengakses internet yang dihitung berdasarkan jumlah mengakses internet oleh responden per minggu. Frekuensi penggunaan internet terdiri dari frekuensi awal semester, saat ujian,
76
dan saat libur. Namun, masing-masing frekuensi mempunyai kategori sama, diantaranya: a. rendah: 1 sampai 2 kali per minggu b. sedang: 3 sampai 4 kali per minggu c. tinggi: di atas 4 kali per minggu d. tidak mengakses 11. Durasi penggunaan internet mengindikasikan pada berapa lama waktu yang diperlukan
seorang
mahasiswa
dalam
mengakses
internet,
dihitung
berdasarkan lama waktu yang digunakan responden untuk mengakses internet pada setiap kunjungan. Terdapat tiga durasi mahasiswa dalam menggunakan internet, yaitu durasi penggunaan pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Masing-masing durasi mempunyai beberapa kategori yang sama, diantaranya: a. rendah: kurang dari 1 jam per kunjungan b. sedang: 1 sampai 2 jam per kunjungan c. tinggi: di atas 2 jam per kunjungan d. tidak mengakses 12. Lokasi penggunaan internet adalah tempat di mana seorang mahasiswa biasa mengakses internet. Kategori lokasi penggunaan internet, diantaranya: a. Warnet = 1 b. Rumah = 2 c. Hot spot kampus = 3 d. Cyber mahasiswa = 4 e. Kos = 5
77
13. Aktivitas online mengindikasikan pada kegiatan yang dilakukan seorang mahasiswa ketika sedang mengakses internet. Diukur dengan pertanyaan mengenai kegiatan apa yang dilakukan oleh responden ketika sedang menggunakan internet (online) dan situs apa yang dibuka. Aktivitas online mempunyai beberapa kategori, diantaranya: a. mencari artikel/jurnal/informasi akademik = 1 b. membaca dan menulis blog = 2 c. mencari informasi/gambar/lagu/video/game/komik = 3 d. chatting = 4 e. membuka/membaca/mengirim email = 5 f. download lagu/video/gambar/antivirus/game = 6 g. membuka situs friendster/my space/facebook = 7 12. Prestasi akademik mengindikasikan pada jumlah IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) responden semester ini, jumlah IPK semester lalu, dan perubahannya, karena responden telah mengakses internet. Diukur dengan mengajukan dua pertanyaan berkaitan dengan jumlah ipk responden. 13. Waktu luang mengindikasikan jumlah waktu yang dimiliki oleh mahasiswa selain digunakan untuk mengikuti kegiatan perkuliahan dan mengakses internet. Diukur dengan pertanyaan mengenai apakah setelah menggunakan internet, waktu luang responden menjadi berkurang.
78
2.5
Hipotesis Penelitian Pola mahasiswa dalam menggunakan internet meliputi frekuensi
penggunaan internet, durasi penggunaan internet, lokasi penggunaan internet, dan aktivitas online. Diduga, pola mahasiswa dalam menggunakan internet dipengaruhi oleh faktor penggunaan internet, yang mana terdiri atas: faktor individu dan faktor eksternal. Faktor individu terdiri atas: jenis kelamin, motif menggunakan internet, semester sedang yang diikuti, departemen asal, dan keanggotaan dalam organisasi; sedangkan faktor eksternal terdiri atas: keadaan ekonomi (diukur melalui penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku), dorongan menggunakan internet, dan dorongan dosen atau asisten dosen. Pola mahasiswa dalam menggunakan internet diduga mempunyai dampak bagi mahasiswa, yang meliputi prestasi akademik (kognitif) dan waktu luang (behavioral). Prestasi akademik mahasiswa diketahui melalui perubahan nilai dari IPK semester sebelumnya dengan semester yang sedang ditempuh saat ini. Penelitian ini berindikasi pada hipotesis berikut: 1. Faktor individu (jenis kelamin, motif menggunakan internet, semester yang sedang diikuti, departemen asal, dan keanggotaan dalam organisasi) mempengaruhi pola penggunaan internet (frekuensi dan durasi). 2. Faktor eksternal (keadaan ekonomi, dorongan menggunakan internet, dan dorongan dosen/asisten dosen) mempengaruhi pola penggunaan internet (frekuensi dan durasi). 3. Pola penggunaan internet (frekuensi dan durasi) mempengaruhi dampak penggunaan internet (prestasi akademik dan waktu luang).
79
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Bogor, Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Namun, data sekunder diperoleh dari dokumentasi kantor Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM), Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Ilmu Gizi/Gizi Masyarakat (GM), dan KPSI (Kantor Pusat Sistem Informasi IPB). Data yang dikumpulkan dari kantor Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga (GMSK) diperlukan dalam penelitian ini, karena mahasiswa semester VIII GMSK diikutsertakan dalam penelitian ini. Mahasiswa semester VIII Program Studi GMSK disebut mahasiswa phasing out dari Departemen GM dan IKK. Data perkembangan jaringan internet di kampus IPB Dramaga diperoleh dari KPSI. Pengumpulan data dilakukan selama bulan April 2008. Pengolahan data dan penulisan hasil laporan dilakukan selama bulan Mei 2008.
3.2
Teknik Pemilihan Responden Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor yang sedang menjalani masa studi. Responden penelitian ini adalah mahasiswa semester II Tingkat Persiapan Bersama (TPB) sampai semester VIII dari Departemen KPM, IKK, GM, dan Program Studi GMSK.
80
Pemilihan sampling dilakukan dengan menggunakan metode sampling acak terstratifikasi (stratified random sampling), di mana pengambilan sampel dimulai dari mahasiswa semester II sampai VIII pada tiga Departemen yang ada di bawah Fakultas Ekologi Manusia, IPB. Untuk menentukan sampel yang akan dijadikan responden: (1). Meminta daftar nama-nama mahasiswa Semester II sampai VIII Departemen KPM, GM, dan IKK kepada kantor Fakultas Ekologi Manusia, serta mahasiswa semester VIII Program Studi GMSK kepada kantor Program Studi GMSK dan (2). Dari setiap strata yang sudah ditentukan, responden dipilih secara acak dengan proporsi sebesar 10 responden, sehingga jumlah sampel yang didapat sebesar 120 responden. Berkaitan dengan kebijakan phasing out yang diberlakukan oleh IPB, maka khusus responden yang masih berada di bawah Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga disatukan menjadi 20 (dua puluh). Pada tahap ini keseluruhan responden diberikan kuesioner. Dilakukan wawancara mendalam untuk melengkapi kebutuhan data kualitatif pada penelitian ini. Untuk melakukan wawancara mendalam, peneliti memilih dua orang responden dari setiap semester pada ketiga Departemen di bawah Fakultas Ekologi Manusia dan Program Studi GMSK sebagai informan, yang mana hasil kuesionernya sesuai dengan kebutuhan penelitian. Akhirnya, didapat sebanyak 24 informan. Selain itu, diperlukan informan dari Kantor Pengembangan Sistem Informasi IPB (KPSI) dan dosen/asisten dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB untuk melengkapi informasi mengenai perkembangan penggunaan internet di Kampus IPB, Dramaga, Bogor.
81
3.3
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dikumpulkan dengan metode survey dan wawancara mendalam. Instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam survey adalah kuesioner (Singarimbun dan Effendi, 1989). Pengumpulan kuesioner dilakukan secara self-administratored, yaitu kuisioner dibagikan oleh peneliti dan diisi sendiri oleh 120 responden. Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan pola penggunaan dan dampak internet di kalangan mahasiswa. Kuesioner survey pola penggunaan dan dampak internet di kalangan mahasiswa IPB dapat dilihat pada lampiran 1. Wawancara mendalam dilakukan kepada 24 informan secara bertahap. Dari 24 informan, dibagi menjadi enam kelompok, di mana setiap kelompok terdiri dari 4 informan semester II, IV, VI, atau VI pada setiap departemen ataupun program studi. Kemudian, peneliti melakukan wawancara mendalam pada setiap kelompok secara terpisah, dengan waktu dan tempat yang berbeda. Pelaksanaan wawancara dengan informan dapat dilihat pada lampiran 3. Untuk melakukan wawancara mendalam, dibuat panduan pertanyaan terlebih dahulu. Panduan pertanyaan untuk informan dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan metode pengumpulan data dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 4.
3.4
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data primer yang telah dikumpulkan ditabulasi, kemudian dilakukan
analisis secara statistik. Hasil analisis diinterpretasikan untuk memperoleh kesimpulan atau fakta yang terjadi. Data kuantitatif diuji dengan uji Chi-Square
82
untuk melihat hubungan yang nyata antar variabel dengan data minimal berbentuk nominal. Sementara itu, untuk data dengan skala ordinal dan interval diolah dengan menggunakan uji Korelasi Spearman. Tingkat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada tingkat signifikasinya pada taraf α = 10 persen. Pengolahan data untuk uji spearman dan chi-square dilakukan dengan menggunakan komputer dengan program SPSS for windows versi 13.0. Hal ini dilakukan guna ketepatan, kecepatan proses perhitungan, dan kepercayaan hasil pengujian.
83
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
4.1
Gambaran Umum Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor terletak di Jalan
Kamper, Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Sejalan dengan Kebijakan Dasar Pendidikan IPB mengenai pengembangan kurikulum program pendidikan IPB, dilakukan penataan departemen dengan menerapkan kurikulum sistem Mayor-Minor bagi tingkat Sarjana, dan mulai berlaku bagi mahasiswa tahun masuk 2005/2006. Pada tahun 2007/2008, kurikulum MayorMinor ini juga berlaku bagi mahasiswa Pascasarjana11. Melalui penataan departemen tersebut, terbentuklah Fakultas Ekologi Manusia IPB berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 112/K13/OT/2005 tanggal 2 Agustus 20056. Fakultas Ekologi Manusia terdiri dari tiga Departemen, yaitu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM), Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), serta Gizi Masyarakat (GM). Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen serta Gizi Masyarakat dulunya adalah Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga/GMSK (mahasiswa yang berada di semester VIII sekarang disebut phasing out). Fasilitas yang disediakan oleh FEMA untuk mendukung kegiatan perkuliahan dan praktikum, antara lain laboratorium, ruang perkuliahan, auditorium, LCD proyektor, Laptop, dan lain-lain. Perpustakaan fakultas sendiri masih belum dapat disediakan oleh FEMA, karena kurangnya koleksi atau
11
Laporan Tahunan Fakultas Ekologi Manusia Tahun 2007
84
dokumentasi ilmiah12. Namun, di setiap departemen sudah terdapat perpustakaan yang dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa akan berbagai literatur. Musholla dan toiletpun banyak disediakan oleh FEMA. Adapun untuk mendukung minat mahasiswa di bidang penyiaran, Agri FM (siaran radio) merupakan tempat yang tepat bagi mahasiswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya. Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia dapat mengikuti berbagai kegiatan ilmiah, seperti mengikuti lomba penulisan karya ilmiah. Berbagai lomba penulisan karya ilmiah yang diikuti oleh mahasiswa FEMA, diantaranya Persentasi Pemikiran Kritis Mahasiswa (PPKM), Proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penulisan Ilmiah (PKMI), Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM), Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), dan kegiatan serupa lainnya7. Berbagai organisasi kemahasiswaan di tingkat fakultas yang dapat diikuti oleh mahasiswa, yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FEMA, DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) FEMA, FORSIA (Forum Silahturahmi Mahasiswa Islam FEMA), dan kelompok Agrifarma. Pada tingkat Departemen, himpunan profesi (himpro) yang dapat diikuti oleh mahasiswa, antara lain Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (Himasiera), Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (Himagizi), dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen (Himaiko). Selain itu, tentu saja mahasiswa FEMA juga dapat bergabung dengan berbagai organisasi kemahasiswaan dan UKM di tingkat Kampus IPB, seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa), Agriaswara, dan UKM-UKM lainnya.
12
Laporan Tahunan Fakultas Ekologi Manusia Tahun 2007
85
Mahasiswa FEMA IPB berjumlah 791 orang. Mahasiswa semester VIII dari Program Studi KPM dan GMSK (sekarang disebut phasing out) sudah termasuk ke dalam jumlah tersebut13. Sebaran jumlah mahasiswa FEMA IPB dari semester II sampai VIII pada setiap departemen dan program studi, baik laki-laki dan perempuan tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 1. Terlihat bahwa mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, baik dari semester II hingga VIII (termasuk GMSK) jumlahnya lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Mahasiswa laki-laki berjumlah 150 orang dan perempuan sebanyak 641 orang. Mayoritas mahasiswa semester II, IV, dan VIII Departemen KPM jumlahnya lebih banyak perempuan daripada laki-laki, tetapi hal tersebut berbeda dengan semester VI. Jumlah mahasiswa perempuan dan laki-laki dari semester VI berimbang, yaitu perempuan sebanyak 50 orang dan laki-laki juga 50 orang. Mahasiswa semester II jumlahnya paling banyak, yaitu sekitar 108 orang. Jumlah mahasiswa perempuan dari Departemen GM lebih banyak daripada laki-laki, baik mahasiswa dari semester II sampai VIII. Walaupun jumlah mahasiswa semester II lebih banyak daripada semester VI, tetapi persentase mahasiswa perempuan dari semester VI lebih banyak, yaitu 85,71 persen, sedangkan mahasiswa perempuan dari semester II hanya sebesar 85,34 persen.
13
Laporan Tahunan Fakultas Ekologi Manusia Tahun 2007
86
Tabel 1. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin, Semester, dan Departemen Tahun 2008 Dept. KPM
Dept. GM
Dept. IKK
GMSK
Jenis kelamin
Laki-laki
Sem 2
Sem 4
Sem 6
Sem 8
Sem 2
Sem 4
Sem 6
Sem 2
Sem 4
Sem 6
Sem 8
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
17
15,74
30
33,33
45
50
11
18,97
17
14,66
7
10
10
14,29
3
6,82
2
5
2
5,56
6
8,7
91
84,26
60
66,67
45
50
47
81,03
99
85,34
63
90
60
85,71
41
93,18
38
95
34
94,44
63
91,3
108
100
90
100
90
100
58
100
116
100
70
100
70
100
44
100
40
100
36
100
69
100
Perempuan Total
36
Mahasiswa perempuan dari semester II sampai VIII Departemen IKK lebih banyak dibandingkan persentase mahasiswa laki-laki. Meskipun jumlah mahasiswa semester IV lebih sedikit daripada semester II, tetapi persentase mahasiswa perempuan semester IV lebih besar, yaitu 95 persen. Kemudian, mahasiswa dari Program Studi GMSK juga persentasenya lebih besar perempuan daripada laki-laki, yang mana persentase mahasiswa perempuan sebesar 91,3 persen dan laki-laki sebesar 8,7 persen.
4.2 Faktor Individu Faktor individu terdiri dari jenis kelamin, motif menggunakan internet, semester yang sedang diikuti, departemen asal, dan keanggotaan dalam organisasi. Gambaran faktor individu mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia IPB tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.
4.2.1 Jenis Kelamin Jumlah mahasiswa FEMA adalah 791 orang. Mahasiswa tersebut antara lain berasal dari mahasiswa penerima BUD (Badan Utusan Daerah), USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB), dan SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Namun, dalam penelitian ini hanya diambil 120 responden yang dapat mewakili jumlah responden pada setiap semester. Berikut adalah tabel yang menggambarkan faktor individu mahasiswa FEMA, IPB.
Tabel 2. Jumlah dan Persentase Responden menurut Faktor Individu Tahun 2008 Ciri Individu Jenis kelamin Motif Menggunakan Internet
Semester yang Sedang Diikuti
Departemen Asal
Keanggotaan dalam Organisasi
Laki-laki Perempuan Mencari Informasi Akademik Mencari Informasi Non-Akademik Korespondensi 2 4 6 8 KPM GM GMSK IKK Ikut Tidak Ikut
Jumlah Responden 34 86
Persentase (%) 28,3 71,7
82
68,3
16
13,3
22 30 30 30 30 40 30 20 30 88 32
18,4 25 25 25 25 33,3 25 16,7 25 73,33 26,67
Persentase responden perempuan seperti terlihat pada Tabel 2 sebesar 71,7 persen, sedangkan persentase responden laki-laki adalah 28,3 persen. Pada Tabel 2 terlihat jumlah responden perempuan yang menggunakan internet lebih banyak daripada laki-laki.
4.2.2 Motif Menggunakan Internet Motif menggunakan internet dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu motif berkorespondensi, motif mencari informasi akademik, dan mencari informasi nonakademik. Motif responden dalam menggunakan internet adalah mencari informasi akademik, kemudian diikuti oleh motif korespondensi dan mencari informasi non-akademik. Persentase dari responden yang menggunakan internet atas motif mencari informasi akademik, mencari informasi non-akademik, dan korespondensi masing-masing adalah 68,3 persen, 13,3 persen, 18,4 persen.
46
4.2.3
Departemen Asal Responden Departemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah departemen yang
berada di bawah Fakultas Ekologi Manusia IPB, terdiri dari: Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Gizi Masyarakat, dan Ilmu Keluarga dan Konsumen. Disertakan juga dalam penelitian ini Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga (khusus untuk mahasiswa semester 8, karena terkait dengan kebijakan phasing out ). Tabel 2 menunjukkan, responden yang menggunakan internet dari Departemen KPM adalah 33,3 persen; GM sebesar 25 persen; Program Studi GMSK sebesar 20 persen; dan IKK sebesar 25 persen. Dengan demikian, penggunaan internet dari semua Departemen dan Program Studi tersebut tidak jauh berbeda.
4.2.4
Keanggotaan Responden dalam Organisasi Responden yang mengikuti organisasi sebesar 73,33 persen, sedangkan
responden yang tidak mengikuti organisasi sebesar 26,67 persen. Responden pada penelitian ini rata-rata mengikuti himpro (himpunan profesi) pada departemen dan beberapa organisasi dan UKM kampus atau fakultas, seperti Himasiera, Himagizi, Himaiko, FORSIA, BEM FEMA, IAAS, OMDA, Agriaswara, Badan Konsultasi Gizi (BKG), Persekutuan Mahasiswa Kristen, dan lain-lain. Internet sebagai media penyedia berbagai informasi dapat menjadi alternatif dalam mencari informasi yang berhubungan dengan kegiatan organisasi yang diikuti oleh mahasiswa tersebut.
47
Sebesar 56,7 persen atau sebanyak 68 responden yang mengikuti organisasi menganggap bahwa internet banyak berpengaruh untuk menambah informasi pada kegiatan organisasi. Kemampuan internet yang dapat menyediakan informasi secara efektif, mudah, jelas, dan cepat membuat responden memanfaatkan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan kegiatan organisasi.
4.3 Faktor Eksternal Responden Faktor eksternal responden, terdiri dari: keadaan ekonomi, inisiatif menggunakan internet, dan dorongan dosen/asisten dosen. Pada Bab ini, akan dibahas mengenai faktor ekstenal responden.
4.3.1 Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi dapat diukur melalui uang saku, penghasilan ayah, dan penghasilan ibu. Baik penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku mempunyai kategori yang berbeda-beda. Gambaran keadaan ekonomi mahasiswa FEMA, IPB dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Keadaan Ekonomi Tahun 2008 Keadaan Ekonomi Kategori
Penghasilan Ayah Jml %
Penghasilan Ibu
Uang Saku
Jml
%
Jml
%
Tinggi
16
13,33
52
43,33
18
15
Sedang
68
56,67
8
6,67
66
55
Rendah
24
20
8
6,67
36
30
Tidak Berpenghasilan
12
10
52
43,33
0
0
48
4.3.1.1 Uang Saku Tabel 3 menunjukkan, uang saku mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia umumnya termasuk ke dalam kategori sedang, dengan persentase sebesar 55 persen. Kemudian, diikuti oleh responden dengan uang saku rendah sebesar 30 persen, dan tinggi sebesar 15 persen. Tidak semua responden memiliki keadaan ekonomi yang baik, karena responden berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi yang berbeda-beda dan uang saku yang dimiliki oleh responden berasal dari berbagai sumber, selain dari pemberian orang tua, antara lain bekerja tambahan, berdagang, beasiswa, dan pemberian dari anggota keluarga lain.
4.3.1.2 Penghasilan Ayah Responden Penghasilan Ayah responden mayoritas termasuk kategori sedang, dengan persentase sebesar 56,67 persen. Selain termasuk pada kategori sedang, penghasilan ayah responden juga termasuk ke dalam kategori yang rendah (sebesar 20 persen), tinggi (sebesar 13,3 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 10 persen). Melihat penghasilan ayah responden yang sebagian besar termasuk pada kategori sedang, maka tidak heran apabila uang saku sebagian besar responden termasuk pada kategori sedang.
4.3.1.3 Penghasilan Ibu Responden Sebagian besar penghasilan ibu responden termasuk ke dalam kategori tinggi (sebesar 43,33 persen), yaitu di atas Rp. 2.000.000,- per bulan dan tidak berpenghasilan (sebesar 43,33 persen). Lalu, penghasilan ibu responden juga termasuk kategori sedang (Rp. 1.000.000,- per bulan sampai Rp. 2.000.000,- per
49
bulan) dan rendah (kurang dari Rp. 1.000.000,- per bulan), masing-masing sebesar 6,67 persen. Penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku responden berbedabeda. Uang saku yang dimiliki respondenpun bukan hanya berasal dari pemberian orang tua, tetapi juga diperoleh dari bekerja tambahan, berdagang, beasiswa, dan pemberian dari anggota keluarga lain.
4.3.2
Dorongan Menggunakan Internet Dorongan menggunakan internet datang dari orang-orang terdekat
responden, seperti teman, kerabat maupun diri sendiri yang memberi informasi untuk menggunakan internet semasa berkuliah di IPB. Pada Tabel 4, dapat dilihat data mengenai dorongan menggunakan internet. Tabel 4. Jumlah dan Persentase Responden menurut Dorongan Menggunakan Internet Tahun 2008 Dorongan Menggunakan Internet Teman Kerabat Sendiri
Jumlah Responden 69 16 35
Persentase (%) 57,5 13,33 29,17
Tabel 4 menggambarkan, sebesar 57,5 persen responden menjawab teman yang banyak memberikan informasi untuk menggunakan internet. Sebesar 29,17 persen responden menggunakan internet atas dorongan sendiri, yaitu dengan menggunakan search engine. Sebesar 13,33 persen responden menjawab kerabat yang memberitahukan responden untuk menggunakan internet semasa berkuliah. Atas informasi teman, sebagian responden mengetahui mengenai penggunaan internet semasa berkuliah, baik informasi mengenai situs yang ada di internet, cara penggunaan, dan lokasi penggunaan. Berdasarkan hasil wawancara,
50
diketahui bahwa beberapa informan mengetahui informasi tentang internet dari teman, tetapi setelah itu mereka dapat mencari sendiri situs-situs lain. Hal tersebut dibuktikan oleh pernyataan berikut: “Aku tau internet dan situs-situsnya dari temen, terus cari sendiri juga”. (NV, GM ’44)
4.3.3
Dorongan Dosen/Asisten Dosen Dorongan dosen atau asisten dosen adalah staf pengajar/orang yang
membantu untuk mengajar salah satu mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa dan memberikan informasi kepada mahasiswa untuk menggunakan internet berkaitan dengan tugas kuliah. Apakah dosen/asisten dosen juga memberi dorongan kepada responden untuk menggunakan internet dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5.
Jumlah dan Persentase Responden Menurut Dorongan Dosen/Asisten Dosen untuk Mengunakan Internet Tahun 2008
Dorongan Dosen/asisten Dosen Ya Tidak
Jumlah Responden
Persentase (%)
114
95
6
5
Ada faktor lain yang mendorong responden untuk menggunakan internet. Salah satunya adalah dosen/asisten dosen. Sebesar 95 persen responden menjawab dosen/asisten dosen pernah mendorong mereka untuk menggunakan internet, terutama untuk memperkaya literatur yang akan digunakan untuk bahan pustaka dari tugas yang diberikan oleh dosen/asisten dosen tersebut. Dosen/asisten dosen tersebut memberi dorongan kepada responden untuk menggunakan internet dengan tujuan untuk membuka e-mail berkaitan dengan
51
pemberian tugas, mengirim tugas melalui e-mail, dan melihat bahan kuliah melalui e-mail. Berikut adalah pernyataan dari salah seorang dosen Departemen KPM: “Sebenarnya karena mahasiswa terlambat mengumpulkan tugas dan sudah deadline. Jadi, saya mengumumkan untuk tugas itu dikirim lewat e-mail”. (Bapak MS, Dosen)
52
BAB V POLA PENGGUNAAN INTERNET DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
5.1 Frekuensi Penggunaan Internet Frekuensi penggunaan internet adalah periode mengakses internet yang dihitung berdasarkan jumlah mengakses internet oleh responden per minggu. Terdapat tiga frekuensi mahasiswa dalam menggunakan internet, yaitu frekuensi penggunaan pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Masing-masing frekuensi mempunyai kategori yang sama, diantaranya: rendah (satu sampai dua kali per minggu), sedang (tiga sampai empat kali per minggu), tinggi (di atas empat kali per minggu), dan tidak mengakses Kategori frekuensi penggunaan internet di atas, diperoleh dari jawaban responden pada kuisioner penelitian. Sebaran frekuensi penggunaan internet oleh responden dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah dan Persentase Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Frekuensi Menggunakan Internet Tahun 2008 Frekuensi Penggunaan Kategori
Awal Semester
Saat Ujian
Saat Libur
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Tinggi
13
10,8
2
1,7
22
18,3
Sedang
44
36,7
1
0,8
31
25,9
Rendah
63
52,5
38
31,7
52
43,3
Tidak Mengakses
0
0
79
65,8
15
12,5
120
100
120
100
120
100
Total
Tabel 6 menggambarkan, responden lebih banyak menggunakan internet pada awal semester dibandingkan saat ujian dan libur, tetapi dengan frekuensi
53
rendah, yaitu sebesar 52,5 persen. Mean dari penggunaan internet oleh responden pada awal semester adalah 1, 58. Pada awal semester, responden banyak menggunakan internet dengan motif mencari informasi akademik. Namun, kesibukan responden untuk mengikuti kegiatan kuliah menjadi alasan mengapa frekuensi penggunaan internet pada awal semester tergolong rendah, seperti pernyataan salah seorang informan berikut:
“Kalo untuk cari data sih, kepepetpun jalan, tapi kalo untuk chatting dan lain-lain sih kalo ada waktu luang aja.” (E, IKK ’42)
Saat ujian, sebesar 65,8 persen responden tidak menggunakan internet. Menurut responden, saat ujian mereka tidak menggunakan internet, karena harus belajar. Karena terdapat tugas yang harus dikumpulkan, responden masih menggunakan internet saat ujian. Sebesar 31,7 persen responden menggunakan internet dengan frekuensi rendah saat ujian; sebesar 1,7 persen responden menggunakan internet dengan frekuensi yang tinggi; dan 0,8 persen responden menggunakan internet dengan frekuensi sedang. Berikut adalah pernyataan informan mengenai penggunaan internet saat ujian:
“Waktu ujian pake internet, soalnya suka ada tugas juga. Biar cepat selesainya, cari literatur dari internet.” (I, KPM ’42)
Saat libur, responden juga banyak yang menggunakan internet dengan frekuensi rendah, yaitu sebesar
43,3 persen. Namun, sebesar 12,5 persen
responden tidak menggunakan internet, karena penggunaan internet bukanlah suatu kegiatan yang harus dilakukan saat libur. Frekuensi penggunaan internet yang tinggi lebih banyak dilakukan oleh responden saat libur daripada di awal
54
semester dan saat ujian. Saat libur, responden memiliki banyak waktu luang dan waktu luang tersebut digunakan untuk berkorespondensi dengan teman, sehingga frekuensi penggunaan internet bisa bertambah sering. Penjelasan tersebut dibuktikan oleh pernyataan berikut: “Kalo libur tetep pake internet, tapi paling cuma sebentar. Cuma buka email aja.” (NV, GM ’44)
5.1.1 Frekuensi Penggunaan Internet menurut Faktor Individu Sub bab berikut akan membahas faktor individu dan frekuensi pengunaan internet oleh mahasiswa FEMA IPB. Sebaran faktor individu dan frekuensi penggunaan internet oleh responden tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 7.
5.1.1.1 Jenis Kelamin Responden perempuan lebih banyak menggunakan internet daripada responden laki-laki. Pada Tabel 7, baik responden perempuan (sebesar 53,5 persen) maupun laki-laki (sebesar 50 persen), mayoritas menggunakan internet pada frekuensi rendah di awal semester. Responden laki-laki maupun perempuan lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengikuti kegiatan perkuliahan atau praktikum, sehingga frekuensi penggunaan internetpun menjadi rendah.
55
Tabel 7. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Frekuensi Menggunakan Internet dan Karakteristik Individu Tahun 2008 Frekuensi Penggunaan Internet Awal Semester
Faktor Individu
Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan
Motif Menggunakan Internet
Mencari Informasi Akademik Mencari Informasi NonAkademik Korespondensi II
Semester yang Sedang Diikuti
IV VI VIII KPM GM
Departemen Asal IKK GMSK
Keanggotaan dalam Organisasi
48
Ikut Tidak Ikut
Saat ujian
Saat Libur
Tinggi
Sedang
Rendah
0 0 2 2,4 2
1 2,9 0 0 1
15 44,2 23 26,7 31
Tidak Mengakses 18 52,9 61 70,9 48
Tinggi
Sedang
Rendah
10 29,4 12 14 17
10 29,4 21 24,4 22
11 32,4 41 47,6 34
Tidak Mengakses 3 8,8 12 14 9
0
2,5
1,2
37,8
58,5
20,7
26,8
41,5
11
9
0
0
0
3
13
3
4
6
3
25
56,2
0
0
0
18,8
81,2
18,8
25
37,5
18,7
9 40,9 10
12 54,5 18 60 15
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
4 18,2 5 16,7 7
18 81,8 25 83,3 23
2 9,2 2 6,7 5
5 22,7 10 33,3 9
12 54,5 16 53,3 9
3 13,6 2 6,7 7
50 16 53,3 14 46,7 23
0
0
0
23,3
76,7
16,7
30
30
23,3
0 0 0 0 0
0 0 2 6,7 0
1 3,3 0 0 1
13 43,3 13 43,3 14
16 53,4 15 50 25
6 20 9 30 2
5 16,7 7 23,3 10
16 53,3 11 36,7 16
3 10 3 10 2
57,5
0
0
2,5
35
52,5
27,5
27,5
35
10
15 50 8 56,4 17 40 48 54,5 15 46,9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 2 10 0 0 2 1,7
0 0 0 0 0 0 1 1,1 0 6,2
9 30 7 23,3 8 40 27 30,7 11 34,4
21 70 23 76,7 10 50 60 68,2 19 59,4
5 3,3 6 13,3 9 30 15 17 7 21,9
9 23,3 5 33,3 7 15 26 29,5 5 15,6
9 63,4 16 33,3 11 45 37 42 15 46,9
7 10 3 20,1 3 10 10 11,5 5 15,6
Tinggi
Sedang
Rendah
Jml % Jml % Jml
9 11,8 9 10,5 9
3 38,2 31 36 31
17 50 46 53,5 42
Tidak Mengakses 0 0 0 0 0
%
11
37,8
51,2
Jml
3
4
%
18,8
Jml % Jml % Jml
1 4,5 2 6,7 3
%
10
Jml % Jml % Jml
2 6,7 6 20 2
%
5
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 3,3 4 16,7 5 25 5 5,7 8 25
12 12 10 15 14 7 8 35 9
Saat ujian, sebesar 52,9 persen responden laki-laki dan 70,9 persen responden perempuan tidak menggunakan internet, karena responden tersebut lebih memilih untuk belajar daripada menggunakan internet. Sebagian besar responden perempuan, menggunakan internet saat libur dengan frekuensi yang rendah pada saat libur, yaitu sebesar 47,6 persen. Sebagian besar responden lakilaki juga menggunakan internet pada frekuensi yang rendah saat libur, yaitu sebesar 32,4 persen. Berdasarkan Tabel 7, sebesar 14 persen responden perempuan dan sebesar 8,8 persen responden laki-laki tidak menggunakan internet saat libur. Baik responden laki-laki atau perempuan tidak terlalu sering menggunakan internet saat libur, karena penggunaan internet bukanlah suatu kegiatan yang harus dilakukan, seperti pernyataan responden berikut:
“Gak sih. Soalnya gak harus juga pake internet, kecuali penting banget, mau cari apa gitu”. (W, GMSK ’42)
Hasil uji statistik menunjukkan, nilai hubungan antara jenis kelamin dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,939; nilai hubungan antara jenis kelamin dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah 0,169; dan nilai hubungan antara jenis kelamin dengan frekuensi penggunaan internet saat libur adalah 0,155. Dengan demikian antara jenis kelamin dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur berhubungan tidak nyata. Artinya, Jenis kelamin tidak menentukan frekuensi mahasiswa menggunakan internet, baik pada awal semester, saat ujian, dan saat libur.
57
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara responden perempuan dan laki-laki dalam frekuensi penggunaan internet pada awal semester. Baik mahasiswa laki-laki maupun perempuan, banyak menghabiskan waktunya untuk mengikuti kegiatan perkuliahan dan praktikum, sehingga frekuensi penggunaan internetnya rendah. Umumnya, responden perempuan dan laki-laki tidak menggunakan internet saat ujian, karena responden lebih memilih untuk belajar daripada menggunakan internet. Beberapa responden laki-laki dan perempuan yang menggunakan internet saat ujian, semata-mata adalah untuk mencari informasi akademik, karena terdapat tugas yang harus dikumpulkan dan resfreshing. Namun, hal tersebut tidak membuat frekuensi penggunaan internet responden menjadi
berbeda
secara
signifikan,
karena
mayoritas
responden
yang
menggunakan internet saat ujian tergolong rendah frekuensinya. Sebagian
besar
responden
laki-laki
dan
perempuan
sama-sama
menggunakan internet dengan frekuensi rendah saat libur, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara responden laki-laki dan perempuan dalam hal frekuensi penggunaan internet. Jadi, jenis kelamin memang tidak menentukan frekuensi penggunaan internet.
5.1.1.2 Motif Menggunakan Internet Motif mencari informasi akademik mendasari sebagian besar responden untuk menggunakan internet, baik pada awal semester, saat ujian, ataupun saat libur. Sebesar 51,2 persen responden dengan motif mencari informasi akademik, lebih banyak menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah. Sebagian
58
besar mahasiswa dengan motif mencari informasi non-akademik, juga menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah (sebesar 56,2 persen), sedangkan responden dengan motif korespondensi menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah, yaitu sebesar 54,5 persen. Baik responden dengan motif mencari informasi akademik (sebesar 58,5 persen),
mencari
infromasi
non-akademik
(sebesar
81,2
persen),
dan
korespondensi (sebesar 81,8 persen), tidak menggunakan internet saat ujian. Namun, internet masih dibutuhkan oleh responden untuk mencari informasi akademik, non-akademik, dan korespondensi saat ujian. Responden yang menggunakan internet dengan motif mencari informasi akademik (sebesar 37,8 persen), non-akademik (sebesar 18,8 persen), dan korespondensi (sebesar 18,2 persen) mayoritas menggunakan internet dengan frekuensi rendah saat ujian. Responden yang menggunakan internet atas dasar motif mencari informasi akademik lebih banyak menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah, karena saat ujian, masih ada responden yang menggunakan internet untuk mencari jurnal atau artikel guna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen/asisten dosen, seperti yang dikatakan oleh informan berikut:
“Waktu ujian pake internet, soalnya suka ada tugas juga. Biar cepat selesainya, cari literatur dari internet.” (I, KPM ’42)
Motif korespondensi banyak mendasari responden untuk menggunakan internet saat libur, frekuensi penggunaannya rendah, yaitu sebesar 54,5 persen. Responden yang menggunakan internet dengan motif mencari informasi akademik (sebesar 41,5 persen) dan non-akademik (sebesar 37,5 persen) umumnya juga
59
menggunakan internet pada frekuensi rendah. Internet juga digunakan untuk mencari jurnal ilmiah ataupun artikel sebagai bahan untuk mengerjakan tugas yang diberikan dosen/asisten dosen saat libur. Beberapa persen responden juga tidak mengakses internet saat libur, karena penggunaan internet bukanlah suatu kegiatan yang harus dilakukan. Berikut adalah pernyataan informan mengenai penggunaan internet saat libur:
“Libur tetep pake internet donk. Cari artikel buat tugas, karena kalo lagi libur tetep ada aja tugasnya. Terus buka email, sama buka friendster”. (LA, IKK ’43)
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai hubungan antara motif menggunakan internet dengan frekuensi mahasiswa penggunaan internet pada awal semester adalah 0,636, sedangkan nilai hubungan antara motif menggunakan internet dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah 0,363. Lalu, nilai hubungan antara motif menggunakan internet dengan frekuensi penggunaan internet saat libur adalah 0,82. Berarti, hubungan antara motif menggunakan internet dengan frekuensi penggunaan internet apapun tidak nyata. Motif mahasiswa menggunakan internet tidak menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Tidak
ada
perbedaan
yang
signifikan
antara
mahasiswa
yang
menggunakan internet dengan motif mencari informasi akademik, mencari informasi non-akademik, dan korespondensi dalam hal frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur, meskipun sebagian besar responden menggunakan internet atas dasar motif mencari informasi akademik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menyebutkan bahwa alasan mahasiswa IPB
60
pada saat pertama kali menggunakan internet adalah alasan pendidikan, kepentingan penggunaan internet untuk komunikasi pribadi, permainan, dan akses informasi publik (Nahdiati, 2005). Saat ujian memang lebih banyak mahasiswa yang tidak menggunakan internet, karena harus belajar. Saat liburpun masih ada mahasiswa yang tidak menggunakan internet, seperti pernyataan yang telah disebutkan oleh seorang informan bahwa penggunaan internet saat libur bukanlah suatu keharusan, sehingga dapat dilihat dengan jelas bahwa motif menggunakan internet tidak menentukan frekuensi penggunaan internet saat libur.
5.1.1.3 Semester yang Sedang Diikuti Mahasiswa FEMA, IPB, baik dari semester II (sebesar 60 persen), IV (sebesar 50 persen), VI (sebesar 53,3 persen), dan VIII (sebesar 46,7 persen) umumnya tergolong ke dalam frekuensi penggunaan internet pada awal semester yang rendah. Responden dari semester II, IV, dan VI sama-sama sedang banyak mengikuti
kuliah
ataupun
praktikum,
sehingga
frekuensi
penggunaan
internetnyapun menjadi rendah, sedangkan responden dari semester VIII sedang banyak melakukan penelitian. Saat ujian, mayoritas mahasiswa semester II (sebesar 83,3 persen), IV (sebesar 76,7 persen), VI (sebesar 53,4 persen), dan VIII (sebesar 50 persen) FEMA, IPB tidak menggunakan internet. Sisanya, tetap menggunakan internet saat ujian. Responden semester II yang paling banyak tidak menggunakan internet saat ujian, karena pada semester II, responden sedang dalam masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB), sehingga mereka harus lebih fokus untuk belajar agar
61
prestasi akademik dapat meningkat. Responden semester VI dan VIII juga paling banyak menggunakan internet saat ujian, tetapi dengan frekuensi yang rendah. Beberapa responden dari semester VI dan VIII yang menggunakan internet saat ujian mengemukakan refreshing adalah salah satu alasan mengapa mereka menggunakan internet saat ujian, seperti pernyataan informan berikut:
“Pake. Buat refreshing aja”. (K, GM ’42)
Umumnya, responden semester II (sebesar 53,3), IV (sebesar 30 persen), VI (sebesar 53,3 persen) dan VIII (sebesar 36,7 persen) menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah saat libur. Bertukar kabar dengan teman adalah salah satu kegiatan yang banyak dilakukan responden semester II saat libur, sedangkan responden semester VI menggunakan internet untuk kegiatan yang bervariasi, seperti mencari informasi terkini, mencari artikel/jurnal ilmiah, dan berkorespondensi. Saat libur, responden tidak selalu menggunakan internet untuk mengisi waktu luang. Oleh karena itu, beberapa persen responden dari semester II (sebesar 6,7 persen), IV (sebesar 23,3 persen), VI (sebesar 10 persen), dan VIII (sebesar 10 persen) tidak menggunakan internet saat libur. Hasil uji statistik menunjukkan, nilai hubungan antara semester yang sedang diikuti dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,646; nilai hubungan antara semester yang sedang diikuti dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah 0,033; dan nilai hubungan antara semester yang sedang diikuti dengan frekuensi penggunaan internet saat libur adalah 0,149. Berarti, hubungan antara semester yang sedang diikuti dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester dan saat libur tidak nyata, tetapi
62
hubungan antara semester yang sedang diikuti dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah nyata, karena nilai yang didapat dari uji Chi-Square lebih kecil dari tetapan α 0,1. Fakta di atas menggambarkan bahwa semakin rendah semester yang sedang diikuti, maka semakin rendah pula frekuensi penggunaan internet saat ujian. Antara variabel semester yang sedang diikuti dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester dan saat libur berhubungan tidak nyata, karena tidak ada perbedaan mendasar pada frekuensi penggunaan internet oleh mahasiswa semester II sampai VIII. Meskipun terdapat beberapa mahasiswa yang tidak menggunakan internet saat libur, namun hal tersebut tidak membuat frekuensi penggunaan internet mahasiswa semester II sampai VIII berbeda secara signifikan. Mahasiswa semester II sampai VIII FEMA, IPB sebagian besar menggunakan internet pada awal semester dan saat libur berdasarkan motif mencari informasi akademik, seperti yang dibuktikan pada pernyataan informan berikut mengenai frekuensi penggunaan internet pada awal semester dan saat libur: “Alasan pake internet buat cari informasi atau bahan buat tugas”. (R, KPM ’43) “Kalo libur pake internet. Untuk cari artikel buat tugas, karena kalo lagi libur tetep ada aja tugasnya. Terus buka email, sama buka friendster”. (LA, IKK ’43)
Antara semester yang sedang diikuti dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian berhubungan nyata. Mayoritas responden semesater II sampai VIII, maka responden tersebut tidak mengunjungi lokasi penggunaan internet. Kebanyakan responden yang tidak menggunakan internet saat ujian adalah responden semester II (TPB), karena responden semester II (TPB) adalah
63
mahasiswa tingkat awal, sehingga mereka lebih fokus untuk belajar menghadapi ujian, seperti yang dikatakan oleh informan semester II berikut:
“Kalo ujian gak pake internet, soalnya harus belajar juga”. (NV, GM ’44)
5.1.1.4 Departemen Asal Responden Tabel 7 menunjukkan, responden yang berasal dari Departemen KPM (sebesar 57,5 persen), GM (sebesar 50 persen), IKK (sebesar 56,4 persen), dan Program Studi GMSK (sebesar 40 persen), menggunakan internet di awal semester dengan frekuensi yang rendah. Baik responden yang berasal dari Departemen KPM, GM, IKK, dan Program Studi GMSK banyak menghabiskan waktu untuk mengikuti kegiatan kuliah dan praktikum pada awal semester, sehingga penggunaan internet dilakukan apabila harus mencari informasi akademik, non-akademik, dan korespondensi saja. Responden dari departemen KPM paling banyak menggunakan internet pada awal semester, karena jumlah responden dari Departemen KPM memang lebih banyak daripada jumlah responden Departemen IKK dan GM, serta Program Studi GMSK. Saat ujian, baik mahasiswa yang berasal dari Departemen KPM (sebesar 52,5 persen), GM (sebesar 70 persen), IKK (sebesar 76,7 persen), dan Program Studi GMSK (sebesar 50 persen) umumnya tidak menggunakan internet. Kemudian, responden dari Departemen KPM (sebesar 35 persen), IKK (sebesar 23,3 persen), GM (sebesar 30 persen), dan Program Studi GMSK (sebesar 40 persen) juga menggunakan internet saat ujian dan mayoritas frekuensinya tergolong sedang.
64
Umumnya, responden yang berasal dari Departemen KPM (sebesar 35 persen), GM (sebesar 63,4 persen), IKK (sebesar 33,3 persen), dan Program Studi GMSK (sebesar 45 persen) tergolong pada frekuensi penggunaan internet yang rendah saat libur. Namun, masih beberapa persen responden dari ketiga Departemen di bawah FEMA IPB dan Program Studi GMSK yang tidak menggunakan internet saat libur. Hubungan antara departemen asal dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester oleh uji statistik dinyatakan tidak nyata, dengan nilai 0,123. Hubungan antara departemen asal dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian dan saat libur nyata. Nilai uji statistik Chi-Square dari hubungan antara departemen asal dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah 0,099; sedangkan untuk hubungan antara departemen asal dengan frekuensi penggunaan internet saat libur secara adalah 0,091. Dengan demikian, departemen asal responden menentukan frekuensi penggunaan internet saat ujian dan saat libur. Responden dari Departemen KPM, IKK, GM, dan Program Studi GMSK menggunakan internet pada frekuensi yang rendah, sedang, dan tinggi pada awal semester. Namun, penggunaan internet dari departemen dan program studi tersebut tidak berbeda secara signifikan, sehingga tidak menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester. Ternyata, departemen atau program studi asal responden dapat menentukan frekuensi penggunaan internet saat ujian dan saat libur, karena sesuai kebijakan phasing out bahwa responden semester VIII dari Departemen GM dan IKK masih berada di bawah Program Studi GMSK, sehingga jumlah responden pada penelitian ini paling banyak adalah dari Departemen KPM. Berarti memang
65
benar bahwa responden dari Departemen KPM lebih banyak menggunakan internet saat libur dan saat ujian daripada responden Departemen GM, IKK, dan Program Studi GMSK, meskipun frekuensinya rendah.
5.1.1.5 Keanggotaan dalam Organisasi Responden yang mengikuti organisasi sebesar 73,33 persen dan yang tidak menjadi anggota organisasi sebesar 26,67 persen. Berdasarkan Tabel 7, responden yang menjadi anggota (sebesar 54,5 persen) dan tidak menjadi anggota organisasi (sebesar 46,9 Persen) mayoritas frekuensi penggunaan internetnya tergolong rendah di awal semester. Saat ujian, baik responden yang ikut (sebesar 68,2 persen) ataupun tidak ikut (sebesar 59,4 persen) organisasi mayoritas tidak menggunakan internet. Responden yang menggunakan internet saat ujian dan mengikuti organisasi kemahasiswaan di IPB, sebagian besar tergolong pada frekuensi penggunaan internet yang rendah (sebesar 30,7 persen). Responden yang tidak mengikuti organisasi dan menggunakan internet saat ujian, tergolong pada frekuensi penggunaan internet yang rendah pula, yaitu sebesar 34,4 persen. Umumnya,
responden
yang
mengikuti
organisasi
kemahasiswaan
tergolong pada frekuensi penggunaan internet yang rendah saat libur, yaitu sebesar 42 persen, sedangkan responden yang tidak mengikuti organisasi juga menggunakan internet dengan frekuensi rendah, yaitu sebesar 46,9 persen. Namun, masih ada sebesar 11,5 persen responden yang mengikuti organisasi kemahasiswaan dan 15,6 persen responden yang tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan, tidak menggunakan internet saat libur.
66
Hasil uji statistik menunjukkan, antara keanggotaan dalam organisasi dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester berhubungan nyata. Nilai hasil uji Chi-Square untuk hubungan antara keanggotaan dalam organisasi dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,01. Nilai hubungan antara keanggotaan dalam organisasi dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah 0,1 dan nilai hubungan antara keanggotaan dalam organisasi dengan frekuensi penggunaan internet saat libur adalah 0,471; sehingga hubungan antara keanggotaan dalam organisasi dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian dan saat libur tidak nyata. Berarti, semakin banyak responden yang aktif responden dalam organisasi, maka frekuensi penggunaan internet pada awal semester juga semakin tinggi. Selain mengikuti kegiatan perkuliahan, responden juga mengikuti organisasi pada awal semester. Untuk menunjang kegiatan organisasi, responden membutuhkan banyak informasi, yang mana salah satunya diperoleh dari internet, meskipun dengan frekuensi penggunaan yang tergolong rendah. Jadi, keanggotaan dalam organisasi dapat menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester. Responden yang mengikuti organisasi sebagian besar menggunakan internet juga untuk memenuhi kebutuhan informasi pada kegiatan organisasi yang diikuti, karena dianggap lebih efektif dan efisien. Pernyataan dari salah seorang informan yang mengikuti organisasi berikut dapat memperkuat penjelasan di atas:
“Oh iya. Kalo jadi panitia desain, cari gambar-gambarnya kan lewat internet. Terus cari info acara-acara, contact person, sama sponsorship”. (RU, KPM ’41)
67
Mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi mempunyai frekuensi penggunaan internet yang tidak jauh berbeda dengan mahasiswa yang mengikuti organisasi kemahasiswaan, baik saat ujian maupun saat libur. Baik mahasiswa yang
mengikuti
ataupun
tidak
mengikuti
organisasi,
mayoritas
tidak
menggunakan internet saat ujian. Saat liburpun, mahasiswa yang ikut ataupun tidak ikut organisasi sama-sama menggunakan internet dengan frekuensi rendah, sehingga tidak ada perbedaan yang mendasar antara frekuensi penggunaan internet mahasiswa yang ikut ataupun tidak ikut organisasi dalam hal frekuensi penggunaan internet saat ujian dan saat libur.
5.1.2 Frekuensi Penggunaan Internet menurut Faktor Eksternal Faktor lain yang diduga mempunyai hubungan dengan pola mahasiswa dalam menggunakan internet (pada bab ini khususnya frekuensi penggunaan internet) adalah faktor eksternal. Pada Tabel 8, dipaparkan faktor eksternal dan frekuensi penggunaan internet mahasiswa tahun 2008.
5.1.2.1 Keadaan Ekonomi Responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi, sedang, rendah, ataupun tidak berpenghasilan umumnya menggunakan internet dengan frekuensi rendah pada awal semester. Tabel 8 di atas menunjukkan, responden dengan penghasilan ayah yang sedanglah paling banyak menggunakan internet pada awal semester, meskipun dengan frekuensi yang rendah.
68
Tabel 8. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB Bogor menurut Frekuensi Menggunakan Internet dan Faktor Eksternal Tahun 2008 Awal Semester
Faktor Eksternal
61
Saat Libur Tidak Tinggi Sedang Rendah Mengakses 31,2 12,5 43,8 12,5 17,6 27,9 44,1 10,4 4,2 37,5 41,7 16,6
12,5 13,2 4,2
31,3 41,2 33,3
56,2 45,6 62,5
Tidak Mengakses 0 0 0
8,3
25
66,7
0
0
0
25
75
33,3
8,3
41,7
16,7
25 9,6 12,5
12,5 34,6 50
62,5 55,8 37,5
0 0 0
25 0 0
0 0 0
25 34,6 50
50 65,4 50
62,5 21,2 12,5
12,5 21,2 50
25 48 25
0 9,6 12,5
9,6
40,4
50
0
0
1,9
26,9
71,2
9,6
28,8
44,2
17,4
22,2 7,6 11,1 11,6 12,5 8,6 11,4
27,8 40,9 33,3 33,3 31,25 45,7 36,8
50 51,5 55,6 55,1 56,25 45,7 51,8
0 0 0 0 0 0 0
5,6 1,5 0 1,4 0 62,8 1,8
0 1,5 0 0 0 31,4 0,9
38,9 31,8 27,8 29 43,75 2,9 32,5
55,5 65,2 72,2 69,6 56,25 2,9 64,8
38,9 13,6 16,7 20,3 18,75 14,3 18,4
27,8 27,3 22,2 20,3 37,5 31,4 26,3
33,3 47 41,7 47,8 31,25 40 42,1
0 12,1 19,4 11,6 12,5 14,3 13,2
0
33,3
66,7
0
0
0
16,7
83,3
16,7
16,7
66,6
0
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Penghasilan Rendah Ayah Tidak Berpenghasilan Tinggi Keadaan Sedang Ekonomi Penghasilan Rendah Tidak Ibu Berpenghasilan Tinggi Uang Sedang Saku Rendah Teman Dorongan Menggunakan Kerabat Internet Sendiri Dorongan Ya Dosen/Asisten Tidak Dosen
Frekuensi Penggunaan Internet Saat Ujian Tidak Tinggi Sedang Rendah Mengakses 0 0 25 75 2,9 0 33,8 63,3 0 4,2 33,3 62,5
Tabel 8 menggambarkan, responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi (sebesar 56,2 persen), sedang (sebesar 45,6 persen), rendah (sebesar 62,5 persen) ataupun tidak berpenghasilan (sebesar 66,7 persen) mayoritas menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah. Hal tersebut membuktikan bahwa, baik responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi, sedang, rendah, dan tidak berpenghasilan, akan tetap menggunakan internet pada awal semester dalam memenuhi kebutuhan informasi yang berguna untuk mengerjakan tugas, meskipun frekuensinya rendah, seperti yang dikatakan oleh informan berikut: “Kalo menurut aku, keadaan ekonomi gak berpengaruh. Soalnya mau gak mau, semua mahasiswa harus pake internet kalo mau cepat menyelesaikan tugas. Jadi, biarpun mahasiswa itu kurang mampu, pasti dia bakal pake internet juga”.(E, IKK, ’42)
Saat ujian, sebagian besar responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi (sebesar 75 persen), sedang (sebesar 63,3 persen), rendah (sebesar 62,5 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 75 persen), tidak menggunakan internet. Selebihnya, responden masih menggunakan internet saat ujian, tetapi frekuensinya tergolong rendah. Baik responden dengan penghasilan ayah yang tinggi (sebesar 43,8 persen), sedang (sebesar 44,1 persen), rendah (sebesar 41,7 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 41,7 persen), umumnya tergolong pada frekuensi penggunaan internet saat libur yang rendah. Responden yang ayahnya berpenghasilan sedang paling banyak menggunakan internet dengan frekuensi sedang saat libur. Responden yang ayahnya tidak berpenghasilan ataupun berpenghasilan tinggi, sedang, dan rendah, masih ada yang tidak menggunakan internet saat libur.
62
Responden dengan penghasilan ibu yang tinggi (sebesar 62,5 persen), sedang (sebesar 55,8 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 50 persen) cenderung menggunakan internet dengan frekuensi rendah pada awal semester, sedangkan responden yang ibunya berpenghasilan rendah menggunakan internet dengan frekuensi yang sedang, yaitu sebesar 50 persen. Penghasilan ibu yang tinggi (sebesar 50 persen), sedang (sebesar 65,4 persen), rendah (sebesar 50 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 71,2 persen) tetap membuat responden tidak menggunakan internet saat ujian. Fakta di atas menunjukkan, responden yang ibunya tidak berpenghasilan paling banyak tidak menggunakan internet saat ujian. Belajar merupakan salah satu alasan dari responden yang ibunya berpenghasilan tinggi, sedang, rendah ataupun tidak berpenghasilan untuk tidak menggunakan internet saat ujian. Sebesar 62,5 persen responden yang ibunya berpenghasilan tinggi, umumnya menggunakan internet dengan frekuensi yang tinggi saat libur. Penghasilan ibu yang sedang dan tidak berpenghasilan membuat responden menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah saat libur, masing-masing sebesar 48 dan 44,2 persen. Penghasilan ibu yang rendah dapat membuat responden menggunakan internet dengan frekuensi sedang saat libur. Umumnya, responden yang memiliki uang saku dengan kategori tinggi (sebesar 50 persen), sedang (sebesar 51,5 persen), dan rendah (sebesar 55,6 persen) menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah pada awal semester. Ternyata responden yang memiliki uang saku rendah paling banyak menggunakan internet dengan frekuensi rendah pada awal semester. Bagaimanapun keadaan ekonominya, responden tetap menggunakan internet pada awal semester untuk
63
memenuhi
kebutuhan
informasi
akademik
ataupun
non-akademik
dan
korespondensi. Mayoritas responden yang memiliki uang saku tinggi (sebesar 55,5 persen), sedang (sebesar 65,2 persen), atau rendah (sebesar 72,2 persen) tidak menggunakan internet saat ujian. Selebihnya, responden dengan uang saku yang tinggi (sebesar 38,9 persen), sedang (sebesar 31,8 persen), dan rendah (sebesar 27,8 persen) tetap menggunakan internet saat ujian dan sebagian besar tergolong pada frekuensi penggunaan internet yang rendah. Saat ujian, responden dengan keadaan ekonomi apapun mayoritas tidak menggunakan internet, karena sebagian besar responden lebih fokus untuk belajar. Berikut adalah pernyataan dari salah seorang informan mengenai penggunaan internet saat ujian: “Oh! Kalo ujian gak pake internet donk. Kan harus belajar buat ujian. Nanti nilainya jelek lagi kalo gak belajar”. (NR, GM ’43)
Responden dengan uang saku yang tinggi, menggunakan internet dengan frekuensi tinggi saat libur, dengan persentase responden tersebut sebesar 38,9 persen. Lain halnya dengan responden yang memiliki uang saku sedang dan rendah, mayoritas menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah saat libur, dengan persentase masing-masing responden sebesar 47 dan 41,7 persen. Saat libur, biasanya responden menggunakan internet untuk mencari informasi akademik, mencari informasi non-akademik ataupun berkorespondensi. Beberapa informan mengatakan, internet digunakan saat libur untuk sekedar bertukar kabar dengan teman-teman, seperti yang dikatakan oleh salah seorang informan berikut:
“Liburan pake internet. Biasanya buka email sih atau cari kabar tementemen”. (LI, IKK ’44)
64
“Pake kadang-kadang. Kalo lagi mau aja”. (P, KPM ’44)
Bagaimanapun keadaan ekonominya, masih terdapat responden yang tidak menggunakan internet saat libur. Salah seorang informan mengatakan bahwa penggunaan internet saat libur bukan suatu keharusan. Pernyataan informan tersebut adalah sebagai berikut: “Gak sih. Soalnya gak harus juga pake internet, kecuali penting banget, mau cari apa gitu”. (W, GMSK ’41)
Hasil uji Korelasi Spearman menunjukkan nilai hubungan antara penghasilan ayah dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,211; nilai hubungan antara penghasilan ibu dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,617; dan nilai hubungan antara uang saku dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,554. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa antara penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku berhubungan tidak nyata dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester. Dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi tidak menentukan frekuensi mahasiswa menggunakan internet pada awal semester. Responden menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berhubungan dengan tugas atau penelitian pada awal semester, meskipun frekuensinya rendah. Baik responden dengan penghasilan ayah dan penghasilan ibu yang tinggi, sedang, rendah, dan tidak berpenghasilan ataupun responden dengan uang saku yang tinggi, sedang, dan rendah sebagian besar termasuk pada frekuensi penggunaan internet yang rendah, karena responden yang dikatakan mampu atau tidak mampu keadaan ekonominya, pasti akan menggunakan internet
65
untuk keperluan pembuatan tugas atau lainnya pada awal semester. Seperti yang dibuktikan oleh pernyataan informan berikut:
“Kayanya keadaan ekonomi gak pengaruh deh. Soalnya di warnet aja biayanya murah, lagian mau gak mau, mahasiswa yang ekonominya lemah juga harus pake internet buat ngerjain tugas. Jadi, gak pengaruh”. (R, KPM ’43)
Nilai dari hubungan antara penghasilan ayah dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah 0,846, nilai hubungan antara penghasilan ibu dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah 0,255; dan nilai hubungan antara uang saku dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian adalah 0,19. Hasil uji Korelasi Spearman membuktikan bahwa antara penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku berhubungan tidak nyata dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian. Fakta di atas menunjukkan, keadaan ekonomi yang diukur melalui penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku tidak menentukan frekuensi mahasiswa menggunakan internet saat ujian. Keadaan ekonomi responden berbeda-beda, tetapi hal tersebut tidak membuat frekuensi penggunaan internet responden juga berbeda secara signifikan. Saat ujian, sebagian besar responden dengan keadaan ekonomi apapun tidak menggunakan internet, karena harus belajar. Informan yang telah diwawancarai mengemukakan bahwa penggunaan internet di saat ujian adalah untuk refreshing dan mencari informasi untuk mengerjakan tugas. Hal tersebut dibuktikan oleh pernyataan berikut:
“Pake, soalnya suka masih ada tugas yang harus dikumpulin, karena suka mepet waktunya kalo mau dikumpul. Jadi, biar cepet cari bahannya dari internet aja”. (G, IKK ’43)
66
Hasil uji Korelasi Spearman menunjukkan bahwa antara penghasilan ayah dengan frekuensi penggunaan internet oleh mahasiswa saat libur berhubungan tidak nyata, dengan nilai 0,487. Nilai hubungan antara penghasilan ibu dan uang saku dengan frekuensi penggunaan internet saat libur masing-masing adalah 0,028 dan 0,035. Artinya, hubungan antara penghasilan ibu dan uang saku adalah nyata, karena nilai tersebut lebih kecil dari tetapan signifikansinya. Namun, hubungan antara penghasilan ibu ataupun uang saku dengan frekuensi penggunaan internet saat libur tidak terlalu kuat, karena nilai yang ditunjukkan oleh r hit untuk masingmasing hubungan secara berurutan adalah 0,201 dan 0,192. Berarti, semakin tinggi penghasilan Ibu dan uang saku, maka semakin tinggi frekuensi penggunaan internet saat libur. Saat libur, biasanya responden tidak diberikan uang secara teratur seperti pada awal semester atau saat berkuliah, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya (termasuk menggunakan internet), responden memintanya kepada ibu. Begitupun dengan uang saku, biasanya orang tua memberikan uang saku kepada responden secara tidak teratur seperti pada awal semester atau saat berkuliah, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya responden harus meminta uang saku dari salah satu orang tuanya. Kebanyakan responden menggunakan internet dari warnet di sekitar rumah mereka saat libur, dan biaya untuk mengakses internet di tempat tersebut lebih mahal daripada biaya yang ditawarkan oleh penyedia fasilitas warnet di sekitar kampus IPB Dramaga, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi frekuensi responden dalam menggunakan internet saat libur. Apabila penghasilan ibu atau
67
uang saku tinggi, maka frekuensi penggunaan internet oleh responden saat libur juga tinggi. Hal tersebut dibuktikan oleh pernyataan dari beberapa informan berikut:
“Aku minta ke mamah buat pake internet, soalnya kalo libur gak dikasih uang jajan”. (RA, KPM ’44) “Minta orang tua, soalnya agak mahal sih warnet di dekat rumah aku per jamnya”. (LI, IKK ’44)
5.1.2.2 Dorongan Menggunakan Internet Tabel 8 menunjukkan, responden yang menggunakan internet atas dorongan teman (sebesar 55,1 persen) dan kerabat (sebesar 56,25 persen) menggunakan internet dengan frekuensi rendah pada awal semester. Kemudian, atas dorongan sendiri, responden menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah dan sedang pada awal semester, keduanya sebesar 45,7 persen. Berikut adalah pernyataan informan mengenai dorongan menggunakan internet:
“Tau internet, terus situs-situsnya kebanyakan dari teman”. (F, GMSK ’41)
Baik atas dorongan teman, kerabat ataupun sendiri, mayoritas responden tidak menggunakan internet saat ujian, karena lebih memilih untuk belajar. Namun, masih ada responden yang menggunakan internet atas dorongan teman, kerabat, dan sendiri tetap menggunakan internet saat ujian, meskipun pada frekuensi yang rendah. Atas dorongan teman (sebesar 47,6 persen) dan diri sendiri (sebesar 40 persen), mayoritas responden menggunakan internet dengan frekuensi rendah saat libur. Responden yang menggunakan internet atas dorongan teman, yaitu sebesar
68
47,6 persen paling banyak menggunakan internet dengan frekuensi rendah saat libur daripada dorongan diri sendiri. Berbeda dengan fakta di atas, mayoritas responden yang menggunakan internet atas dorongan kerabat tergolong pada frekuensi sedang saat libur. Hasil uji statistik menunjukkan nilai hubungan antara dorongan menggunakan internet dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester sebesar 0,308; nilai hubungan antara dorongan menggunakan internet dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian sebesar 0,96; dan nilai hubungan antara dorongan menggunakan internet dengan frekuensi penggunaan internet saat libur sebesar 0,596. Hasil uji Chi-Square menyatakan, antara dorongan menggunakan internet dengan frekuensi penggunaan internet apapun berhubungan tidak nyata, sehingga
dorongan
menggunakan
internet
tidak
menentukan
frekuensi
penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur). Baik responden yang mengetahui internet dan situs-situsnya dari teman, kerabat ataupun sendiri, sebagian besar tidak menggunakan internet saat ujian, tetapi beberapa diantaranya juga menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah. Saat libur, responden yang menggunakan internet dengan dorongan teman, kerabat, dan sendiri tergolong pada frekuensi yang rendah dan sedang. Masih juga terdapat responden yang tidak menggunakan internet saat libur. Mau tidak mau, responden harus menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi dan korespondensi, sehingga dorongan menggunakan internet tidak menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Berikut adalah petikan pernyataan informan:
69
“Oh iya! Kalo ujian tetep pake internet, tapi cuma sesekali aja. Paling sejam. Suka ada tugas yang harus dikumpulin kalo pas ujian, jadi cari bahannya dari internet biar cepat dan gak ganggu waktu belajar juga”. (T, GM ’42)
Baik atas dorongan teman, kerabat, ataupun sendiri, responden tetap menggunakan internet saat libur, meskipun masih ada diantaranya yang tidak menggunakan internet dengan alasan penggunaan internet saat libur bukanlah suatu keharusan. Berikut adalah pernyataan informan yang menggunakan internet saat libur:
“Tau internet sih sendiri, lewat search engine”. (A, KPM ’42) “Libur tetep pake internet donk. Dari rumah. Ya, buat cari-cari informasi aja”. (A, KPM ’42)
5.1.2.3 Dorongan Dosen atau Asisten Dosen Responden yang menggunakan internet atas dorongan dosen/asisten dosen mayoritas tergolong pada frekuensi rendah di awal semester, yaitu sebesar 51,8 persen, sedangkan responden yang menggunakan internet tanpa dorongan dosen/asisten dosen pada awal semester tergolong pada frekuensi rendah juga, yaitu sebesar 66,7 persen. Berikut adalah petikan dari pernyataan salah satu dosen Departemen KPM mengenai tujuan penggunaan internet terhadap mahasiswa:
“Penulisan tugas yang dikirim via email. Gunanya untuk dosen agar tidak boros dan mempersingkat waktu mahasiswa. Kegiatan tersebut berguna untuk mahasiswa dan dosen agar tidak GapTek (Gagap Teknologi: sebutan untuk orang yang tidak terdedah dengan teknologi)”. (Bapak MS, Dosen)
70
Sebesar 64,8 persen responden yang menggunakan internet dengan dorongan dosen/asisten dosen dan sebesar 83,3 persen responden yang menggunakan internet tanpa dorongan dosen/asisten dosen tidak mengakses internet saat ujian. Namun, selebihnya tetap menggunakan internet saat ujian dan sebagian besar frekuensinya tergolong rendah. Responden yang paling banyak menggunakan internet saat ujian adalah responden dengan dorongan dosen/asisten dosen (sebesar 32,5 persen), tetapi frekuensinya rendah. Berikut adalah pernyataan informan yang menggunakan internet atas dorongan dosen:
“Pernah. Kalo di KPM ada beberapa dosen yang menganjurkan untuk lihat jurnal atau artikel di internet. Oh iya, kirim tugas sama liat tugas by e-mail juga pernah disuruh sama dosen. Asistennya juga sama, saya disuruh dkirim tugas by e-mail”. (I, KPM ’42)
Responden yang menggunakan internet dengan dorongan dosen/asisten dosen (sebesar 42,1 persen) ataupun tanpa dorongan dosen/asisten dosen (sebesar 66,6 persen), menggunakan internet saat libur dengan frekuensi yang rendah. Responden yang menggunakan internet tanpa dorongan dosen/asisten dosenlah paling banyak menggunakan internet saat libur daripada responden yang menggunakan internet dengan dorongan dosen/asisten dosen, meskipun frekuensinya rendah. Hasil uji statistik menunjukkan, nilai hubungan antara dorongan dosen/asisten dosen dengan frekuensi penggunaan internet oleh mahasiswa pada awal semester sebesar 0,624; nilai hubungan antara dorongan dosen/asisten dosen dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian sebesar 0,825; dan nilai hubungan antara dorongan dosen/asisten dosen dengan frekuensi penggunaan
71
internet saat libur sebesar 0,615. Hasil uji Chi-Square menunjukkan, hubungan antara dorongan dosen/asisten dosen dengan frekuensi penggunaan internet, baik pada awal semester, saat ujian, dan saat libur tidak nyata. Dengan demikian, dorongan dosen/asisten dosen tidak menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Baik
responden
yang
menggunakan
internet
dengan
dorongan
dosen/asisten dosen dan tidak, menggunakan internet pada frekuensi yang tidak jauh berbeda. Responden pasti akan menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan akademik ataupun informasi lain, dan interaksi sosial dengan atau tanpa dorongan dosen/asisten dosen. Internet merupakan salah satu media untuk menyebarkan informasi, sehingga responden dapat memenuhi kebutuhannya akan informasi dan interaksi sosial. Kelebihan utama yang ditawarkan internet adalah kecepatan penyediaan dan penyebaran informasi yang relatif lebih luas dan cepat dibandingkan media lain (Hadi, 2006). Dapat terlihat secara jelas mengapa antara variabel-variabel tersebut berhubungan tidak nyata. Petikan pernyataan dari salah satu asisten dosen KPM dapat memperjelas alasan tentang tujuan penggunaan internet kepada mahasiswa: “Idealnya, untuk melihat perkembangan ICT (Information and Communication Technology/Teknologi Informasi dan Komunikasi), karena dapat membuat kegiatan itu efektif dan efisien dengan kemudahan dan kecepatan yang dapat diberikan oleh internet, sehingga bisa diakses semua orang. Kemudian, memperkenalkan internet kepada mahasiswa agar belajar memanfaatkan penggunaan internet yang sesuai “. (DH, Asisten Dosen)
72
5.1.3 Lokasi Penggunaan Internet Lokasi penggunaan internet adalah tempat di mana seorang mahasiswa biasa mengakses internet. Kategori yang didapat dari jawaban responden dalam kuisioner untuk lokasi penggunaan internet adalah, warung internet (warnet), rumah, hot spot kampus, cyber mahasiswa, dan kos. Terdapat banyak lokasi penggunaan internet di dalam kampus IPB Dramaga, seperti cyber mahasiswa yang menyerupai warung internet yang disediakan oleh pihak KPSI dan
khusus digunakan untuk mahasiswa IPB.
Apabila ingin menggunakan internet di tempat tersebut, mahasiswa harus membeli voucher terlebih dahulu. Hot spot kampus merupakan jaringan internet yang disediakan KPSI IPB dengan menggunakan fiber optik (wi-fi) dan sudah dapat menjangkau tempattempat tertentu pada departemen-departemen yang ada di IPB. Biasanya, mahasiswa sering memanfaatkan teknologi internet ini di perpustakaan LSI, IPB. Mahasiswa yang ingin memanfaatkan teknologi internet tersebut dapat mendaftar dan membayar sebesar lima puluh ribu rupiah per semester melalui KPSI. Bagi mahasiswa yang tidak mendaftar pada KPSI, tidak dapat memanfaatkan teknologi wi-fi tersebut. Mahasiswa juga dapat menggunakan internet di lingkungan sekitar kampus IPB dan lainnya. Seperti warung internet (warnet) yang banyak disediakan oleh pihak penyedia jasa warung internet, dengan harga yang sangat bersaing.
73
Rata-rata biaya untuk mengakses internet melalui warnet di lingkungan kampus IPB berkisar antara Rp. 2000,- per jam sampai dengan Rp. 3000,- per jam. Kemudian, banyak mahasiswa yang sudah menggunakan teknologi LAN (Local Area Network) ataupun dengan kabel wi-fi di kos mereka. Selain, di tempat-tempat yang sudah disebutkan di atas, beberapa mahasiswa juga biasa menggunakan internet di rumah masing-masing. Lokasi penggunaan internet mempunyai beberapa kategori, diantaranya: (warung internet/warnet = 1), (rumah = 2), (hot spot kampus = 3), (cyber mahasiswa = 4), dan (kos = 5).
5.1.3.1 Lokasi Penggunaan Internet menurut Faktor Individu Gambaran mengenai lokasi penggunaan internet oleh mahasiswa, dapat diketahui salah satunya dari faktor individu. Sebaran jumlah responden menurut lokasi penggunaan internet dan faktor individu tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 9. Mayoritas responden laki-laki lebih banyak menggunakan internet melalui warnet, yaitu sebesar 61,8 persen. Kemudian, responden laki-laki juga banyak memanfaatkan hot spot kampus sebesar 26,5 persen, cyber mahasiswa sebesar 8,8 persen, dan kos sebesar 2,9 persen. Sama halnya dengan responden laki-laki, sebesar 58,1 persen responden perempuan menggunakan internet melalui warnet. Kemudian sebesar 16,3 persen responden perempuan menggunakan internet melalui hot spot kampus, cyber mahasiswa sebesar 11,6 persen, rumah 10,5 persen; dan kos sebesar 3,5 persen.
74
Tabel 9.
Jumlah dan Persentase Mahasiswa FEMA IPB menurut Lokasi Menggunakan Internet dan Faktor Individu Tahun 2008
Faktor Individu
Warnet
Rumah
Lokasi Penggunaan Hot Spot Cyber Kampus Mahasiswa Jml % Jml %
Jml
%
Jml
%
Jenis Kelamin: Laki laki
21
61,8
0
0
9
26,5
3
Perempuan
50
58,1
9
10,5
14
16,3
Semester yang Sedang Diikuti: 2
20
66,7
3
10
1
4
20
66,7
2
6,7
6
16
53,3
1
8
15
50
Departemen Asal: KPM
27
GM
Kos Jml
%
8,8
1
2,9
10
11,6
3
3,5
3,3
6
20
0
0
6
19,9
2
6,7
0
0
3,3
8
26,7
5
16,7
0
0
3
10
8
26,7
0
0
4
13,3
67,5
1
2,5
9
22,5
3
7,5
0
0
19
63,3
5
16,7
2
6,7
4
13,3
0
0
GMSK
9
45
2
10
5
25
0
0
4
20
IKK
16
53,3
1
3,3
7
23,3
6
20
0
0
46
56,1
9
11
15
18,3
8
9,8
4
4,8
7
43,7
0
0
6
37,5
3
18,8
0
0
Korespondensi
18
81,8
0
0
2
9,1
2
9,1
0
0
Keanggotaan dalam Organisasi: Ya
53
60,2
7
8
15
17
11
12,5
2
2,3
Tidak
18
56,3
2
6,3
8
25
2
6,3
2
6,3
Motif Menggunakan Internet: Mencari Informasi Akademik Mencari Informasi Non-Akademik
Baik laki-laki maupun perempuan, mayoritas menggunakan internet melalui warnet, meskipun wi-fi IPB sudah banyak tersedia di lingkungan kampus. Biaya penggunaan internet dan lokasi yang mudah dijangkau diduga beberapa alasan mengapa responden perempuan dan laki-laki lebih banyak menggunakan internet melalui warnet. Mayoritas responden semester II (sebesar 66,7 persen), IV (sebesar 66,7 persen), VI (sebesar 53,3 persen), dan VIII (sebesar 50 persen) menggunakan internet melalui warnet. Selebihnya, responden dari semester II
75
sampai VIII menggunakan internet melalui cyber mahasiswa, hot spot kampus, rumah, dan kos. Responden semester II mempunyai fasilitas penggunaan internet gratis melalui cyber mahasiswa, tetapi responden dari semester II sendiri lebih banyak menggunakan internet melalui warnet. Lokasi dan biaya warnet yang lebih mudah dijangkau adalah beberapa alasan mengapa responden semester II lebih banyak menggunakan internet melalui warnet. Baik responden yang berasal dari Departemen KPM (sebesar 67,5 persen), GM (sebesar 63,3 persen), IKK (sebesar 53,3 persen), dan Program Studi GMSK (sebesar 45 persen) mayoritas menggunakan internet melalui warnet. Selain warnet, sebesar 22,5 persen responden dari Departemen KPM menggunakan internet melalui hot spot kampus, kemudian melalui cyber mahasiswa sebesar 7,5 persen, dan rumah sebesar 2,5 persen. Responden yang berasal dari Departemen GM, antara lain menggunakan internet melalui rumah (sebesar 16,7 persen), cyber mahasiswa (sebesar 3,3 persen), dan hot spot kampus (sebesar 6,7 persen). Sebesar 23,3 persen responden dari Departemen IKK menggunakan internet melalui hot spot yang terdapat di kampus, kemudian melalui cyber mahasiswa sebesar 20 persen, dan rumah sebesar 3,3 persen. Terakhir, responden yang berasal dari Program Studi GMSK menggunakan internet melalui hot spot kampus sebesar 25 persen, melalui kos sebesar 20 persen, dan melalui rumah sebesar 10 persen. Berikut adalah petikan pernyataan salah seorang informan mengenai lokasi penggunaan internet di kampus IPB:
76
“Di perpus LSI soalnya lebih cepat loading-nya”. (L, KPM ’41)
Mayoritas responden dari Departemen KPM, GM, IKK, dan Program Studi GMSK menggunakan internet melalui warnet. Lokasi warnet yang strategis, jumlahnya yang banyak dengan biaya yang mudah dijangkau, dan beragam fasilitas yang disediakan menjadi pertimbangan responden dari ketiga Departemen di bawah FEMA IPB dan Program Studi GMSK untuk menggunakan internet. Motif responden menggunakan internet, baik pada awal semester, saat ujian, maupun saat libur adalah motif mencari informasi akademik, motif korespondensi, dan motif mencari informasi non-akademik. Sebesar 56,1 persen responden dengan motif mencari informasi akademik, menggunakan internet melalui warnet, kemudian 18,3 persen responden menggunakan internet melalui hot spot kampus, sebesar 11 persen responden menggunakan internet melalui rumah, sebesar 9,8 persen responden melalui cyber mahasiswa, dan sebesar 4,8 persen responden dengan motif mencari akademik menggunakan internet melalui kos. Responden dengan motif korespondensi, juga menggunakan internet melalui cyber mahasiswa dan hot spot kampus, masing-masing sebesar 9,1 persen. Selanjutnya, sebesar 37,5 persen responden dengan motif mencari informasi nonakademik, menggunakan internet melalui hot spot kampus dan 18,8 persen responden menggunakan internet melalui cyber mahasiswa. Letak warnet yang strategis dan jumlahnya yang banyak, menjadi alasan responden untuk menggunakan internet di tempat tersebut. Hot spot kampus dan cyber mahasiswa juga merupakan tempat yang banyak dikunjungi oleh mahasiswa
77
untuk menggunakan internet, selain warnet. Letak cyber mahasiswa yang strategis juga menjadi pertimbangan mahasiswa untuk menggunakan internet. Hot spot IPB juga telah tersedia pada berbagai lokasi di lingkungan kampus IPB Dramaga. Beberapa lokasi yang dijangkau oleh hot spot IPB, yaitu perpustakaan LSI, kantin Sapta Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), dan Departemen-departemen di bawah FEMA IPB yang dapat dijangkau oleh hot spot tersebut. Responden yang menjadi anggota organisasi kemahasiswaan, sebagian besar menggunakan internet melalui warnet, yaitu sebesar 60,2 persen. Hot spot kampus dan cyber mahasiswa juga menjadi tempat alternatif responden untuk menggunakan internet, masing-masing sebesar 17 dan 12,5 persen. Kemudian, responden
yang
menjadi
anggota
dari
organisasi
kemahasiswaan
juga
menggunakan internet di rumah dan kos, masing-masing sebesar delapan dan 2,3 persen. Warung internet banyak digunakan responden yang tidak menjadi anggota dari organisasi kemahasiswaan, yaitu sebesar 56,3 persen. Sebesar 25 persen responden juga menggunakan internet melalui tempat-tempat yang dapat dijangkau hot spot IPB. Rumah, kos, dan cyber mahasiswa juga digunakan oleh responden yang tidak menjadi anggota dari organisasi kemahasiswaan, yaitu masing-masing sebesar 6,3 persen responden.
5.1.3.2 Lokasi Penggunaan Internet menurut Faktor Eksternal Lokasi mahasiswa menggunakan internet dapat dilihat melalui faktor eksternal. Pada Tabel 10 dapat dilihat lokasi mahasiswa menggunakan internet menurut faktor eksternal. Tabel 10 menunjukkan, responden dengan penghasilan
78
ayah yang tergolong tinggi (sebesar 50 persen), sedang (sebesar 55,9 persen), rendah (sebesar 62,5 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 83,3 persen), sebagian besar menggunakan internet melalui warung internet warnet). Selain menggunakan
internet
melalui
warnet,
responden
yang
ayahnya
tidak
berpenghasilan juga menggunakan internet dengan memanfaatkan hot spot kampus, yaitu sebesar 16,7 persen. Kemudian, responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi juga menggunakan internet di cyber mahasiswa dan rumah (masing-masing sebesar 18,8 persen), serta hot spot kampus (sebesar 12,4 persen). Lokasi penggunaan internet responden yang ayahnya berpenghasilan sedang adalah hot spot kampus (sebesar 19,1 persen), cyber mahasiswa (sebesar 10,3 persen), rumah (sebesar 8,8 persen), dan kos (sebesar 5,9 persen). Untuk responden yang penghasilan ayahnya tergolong rendah, internet digunakan pada tempat-tempat seperti, hot spot kampus (sebesar 25 persen) dan cyber mahasiswa (sebesar 12,5 persen). Responden ibunya berpenghasilan tinggi (sebesar 37,5 persen), sedang (sebesar 69,2 persen), rendah (sebesar 50 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 53,8 persen), sebagian besar menggunakan internet di warnet. Selain menggunakan internet di warnet, responden yang ibunya tidak berpenghasilan, juga menggunakan internet di tempat-tempat seperti hot spot kampus (sebesar 23,1 persen), cyber mahasiswa (sebesar 15,4 persen), dan rumah (sebesar 7,7 persen). Lalu, responden yang ibunya memiliki penghasilan rendah, menggunakan internet melalui hot spot kampus (sebesar 37,5 persen) dan cyber mahasiswa (sebesar 12,5 persen).
79
Tabel 10. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB menurut Lokasi Menggunakan Internet dan Faktor Eksternal Tahun 2008 Faktor Eksternal
Tinggi Sedang Penghasilan Ayah
Rendah Tidak Berpenghasilan Tinggi
Keadaan Ekonomi
Sedang Penghasilan Ibu
Rendah Tidak Berpenghasilan Tinggi
Uang Saku
Sedang Rendah
Teman Dorongan Menggunakan Internet
Kerabat Sendiri
Dorongan Dosen/Asisten Dosen
Ya Tidak
Warnet Jml
8
%
50
Lokasi Penggunaan Internet Hot Spot Cyber Rumah Kampus Mahasiswa 3 2 3 18,8
12,4
18,8
Kos 0 0
Jml
38
6
13
7
4
%
55,9
8,8
19,1
10,3
5,9
Jml
15
0
6
3
0 0
%
62,5
0
25
12,5
Jml
10
0
2
0
0
%
83,3
0
16,7
0
0
Jml
3
1
2
1
1
%
37,5
12,5
25
12,5
12,5
Jml
36
4
6
3
3
%
69,2
7,7
11,5
5,8
5,8
Jml
4
0
3
1
0 0
%
50
0
37,5
12,5
Jml
28
4
12
8
0
%
53,8
7,7
23,1
15,4
0
Jml
7
2
7
1
1
%
38,9
11,2
38,9
5,5
5,5
Jml
39
7
12
6
2
%
59,1
10,6
18,2
9,1
3
Jml
25
0
4
6
1
%
69,4
0
11,1
16,7
2,8
Jml
44
3
13
7
2
%
63,8
4,3
18,8
10,1
3
Jml
7
5
2
2
0 0
%
43,75
31,25
12,5
12,5
Jml
20
1
8
4
2
%
57,1
2,86
22,86
11,4
5,7
Jml
66
9
23
12
4
%
57,9
7,9
20,2
10,5
3,5
Jml
5
0
0
1
0
%
83,3
0
0
16,7
0
Responden yang ibunya berpenghasilan tinggi, menggunakan internet melalui hot spot kampus (sebesar 25 persen), kemudian melalui cyber mahasiswa, kos, dan rumah (masing-masing sebesar 12,5 persen). Lokasi penggunaan internet responden yang ibunya berpenghasilan sedang adalah tempat-tempat yang dapat dijangkau hot spot kampus (sebesar 11,5 persen), rumah (sebesar 7,7 persen),
80
cyber mahasiswa dan kos (masing-masing sebesar 5,8 persen). Responden dengan uang saku tinggi, mayoritas menggunakan internet melalui warnet dan hot spot kampus (masing-masing sebesar 38,9 persen), rumah (sebesar 11,2 persen), kemudian cyber mahasiswa dan kos (masing-masing sebesar 5,5 persen). Hot spot kampus (sebesar 18,2 persen), rumah (sebesar 10,6 persen), cyber mahasiswa (sebesar 9,1 persen), dan kos (sebesar tiga persen) juga digunakan oleh responden yang Ibunya berpenghasilan sedang. Sebesar 16,7 persen responden yang Ibunya berpenghasilan rendah menggunakan internet cyber mahasiswa, kemudian hot spot kampus sebesar 11,1 persen, dan kos sebesar 2,8 persen. Umumnya, responden yang menggunakan internet dengan dorongan teman (sebesar 63,8 persen), kerabat (sebesar 43,75 persen), dan sendiri (sebesar 57,1 persen), menggunakan internet di warung internet. Selain menggunakan internet di warnet, responden dengan dorongan teman juga memanfaatkan hot spot kampus (sebesar 18,8 persen), cyber mahasiswa (sebesar 10,1 persen), rumah (sebesar 4,3 persen), dan kos (sebesar tiga persen) untuk menggunakan internet. Dengan dorongan kerabat, responden menggunakan internet, antara lain dari rumah (sebesar 31,25 persen), hot spot kampus dan cyber mahasiswa (masingmasing sebesar 12,5 persen). Kemudian, hot spot kampus (sebesar 22,86 persen), cyber mahasiswa (sebesar 11,4 persen), kos (sebesar 5,7 persen), dan rumah (seebsar 2,86 persen) dimanfaatkan oleh responden untuk menggunakan internet dengan dorongan sendiri. Responden yang menggunakan internet dengan atau tanpa dorongan dosen/asisten dosen, sebagian besar menggunakan internet melalui warnet, dengan persentase masing-masing sebesar 57,9 dan 83,3 persen. Selain melalui warnet,
81
responden dengan dorongan dosen/asisten dosen juga menggunakan internet melalui hot spot kampus (sebesar 20,2 persen), cyber mahasiswa (sebesar 10,5 persen), rumah (sebesar 7,9 persen), dan kos (sebesar 3,5 persen). Tanpa dorongan dosen/asisten dosen, responden juga menggunakan internet melalui cyber mahasiswa, yaitu sebesar 16,7 persen. Warung internet memang banyak digunakan oleh sebagian besar responden, karena lokasinya yang strategis, biaya yang murah, dan berbagai fasilitas yang disediakan oleh pihak penyedia jasa warnet. Hot spot kampus juga banyak digunakan oleh responden, karena KPSI telah mengembangkan jaringan wi-fi di setiap departemen.
5.1.4 Aktivitas Online Berbagai kegiatan atau aktivitas mahasiswa ketika sedang online didapat dari jawaban responden pada kuesioner penelitian. Pada Sub Bab ini, akan dibahas mengenai aktivitas yang dilakukan oleh responden ketika online.
5.1.4.1 Aktivitas Online menurut Faktor Individu Aktivitas mahasiswa ketika sedang online dapat dilihat melalui faktor individu. Pada Tabel 11, dipaparkan aktivitas online responden dan faktor individu. Responden laki-laki lebih banyak melakukan chatting, yaitu sebesar 26,5 persen, sedangkan responden perempuan mayoritas juga lebih banyak melakukan aktivitas chatting, yaitu sebesar 31,4 persen.
82
Tabel 11. Jumlah dan Persentase Mahasiswa FEMA IPB menurut Aktivitas Online dan Faktor Individu Tahun 2008 Aktivitas Online
Faktor Individu
Mencari Artikel/ Jurnal/ Informasi Akademik
Membaca dan Menulis Blog
Mencari informasi/ gambar/ lagu/ video/ game/ komik
Chatting
Membuka/ Membaca/ Mengirim Email
Download lagu/video/ gambar/ antivirus/ game
Membuka Friendster/ My Space/ Facebook
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jenis Kelamin: Laki-laki
6
17,6
3
8,8
5
14,7
9
26,5
6
17,6
4
11,8
1
3
Perempuan
8
9,3
10
11,6
18
20,9
27
31,4
19
22,1
4
4,7
0
0
Semester yang Sedang Diikuti: 2
3
10
3
10
8
26,7
10
33,3
3
10
3
10
0
0
4
1
3,3
3
10
1
3,3
13
43,4
9
30
3
10
0
0
6
3
10
7
23,3
6
20
7
23,3
5
16,7
1
3,3
1
3,3
8
7
23,3
0
0
8
26,7
6
20
8
26,7
1
3,3
0
0
Departemen Asal: KPM
6
15
3
7,5
9
22,5
13
32,5
5
12,5
3
7,5
1
2,5
GM
2
6,7
4
13,3
4
13,3
10
33,3
8
26,7
2
6,7
0
0
GMSK
4
20
0
0
6
30
4
20
5
25
1
5
0
0
IKK
2
6,7
6
20
4
13,3
9
30
7
23,3
2
6,7
0
0
8
9,8
6
7,3
15
18,3
25
30,5
22
26,8
6
7,3
0
0
3
18,75
3
18,75
3
18,75
1
6,25
3
18,75
2
12,5
1
6,25
3
13,6
4
18,2
5
22,7
10
45,5
0
0
0
0
0
0
8
9,1
12
13,6
13
14,8
26
29,5
20
22,7
8
9,1
1
1,2
6
18,8
1
3,1
10
31,3
10
31,3
5
15,5
0
0
0
0
Motif Menggunakan Internet: Mencari Informasi Akademik Mencari Informasi Nonakademik Korespondensi Keanggotaan dalam Organisasi: Ya Tidak
Hanya sebesar 9,8 persen responden dengan motif mencari informasi akademik melakukan aktivitas mencari informasi akademik/artikel/jurnal saat online, sedangkan mayoritas responden yang menggunakan internet dengan motif mencari informasi akademik, melakukan chatting ketika online, yaitu sebesar 30,5 persen. Ketika online, awalnya responden dengan motif mencari akademik
83
menggunakan internet untuk mencari informasi akademik/artikel/jurnal, tetapi setelah itu mereka malah menghabiskan waktunya untuk chatting. Dengan motif mencari informasi non-akademik, responden lebih banyak mencari informasi akademik/artikel/jurnal,
membaca
dan
menulis
blog,
mencari
informasi/lagu/video/gambar/komik/game, dan membuka/membaca/mengirim email ketika online, dengan persentase masing-masing sebesar 18,75. Lalu, sebesar 45,5 persen responden yang menggunakan internet atas motif korespondensi mayoritas melakukan chatting. Responden dari semester II (sebesar 33,3 persen), IV (sebesar 43,4 persen), dan VI (sebesar 23,3 persen), umumnya melakukan kegiatan yang tidak jauh berbeda ketika online, yaitu chatting, sedangkan sebesar 26,7 responden semester VIII lebih banyak mencari informasi/lagu/video/gambar/komik/game dan membaca/membuka/mengirim e-mail, dengan persentase yang sama untuk kedua aktivitas tersebut. Selain banyak melakukan chatting, sebesar 23,3 persen resonden semester VI banyak membaca dan menulis blog ketika online. Responden yang berasal dari Departemen KPM (sebesar 32,5 persen), GM (sebesar 33,3 persen), dan IKK (sebesar 30 persen), lebih banyak melakukan chatting ketika online, sedangkan sebanyak 30 persen responden dari Program Studi GMSK, lebih banyak mencari informasi/lagu/video/gambar/komik/game saat online. Jumlah responden yang menjadi anggota organisasi kemahasiswaan lebih banyak daripada yang tidak menjadi anggota. Sebesar 29,5 persen responden yang mengikuti organisasi kemahasiswaan, mayoritas melakukan chatting saat online, sedangkan responden yang tidak mengikuti organisasi, sebesar 31,3 persen lebih
84
banyak mencari informasi/lagu/video/gambar/komik/game dan chatting saat online.
5.1.4.2 Aktivitas Online menurut Faktor Eksternal Pada Tabel 12, dipaparkan aktivitas online mahasiswa dan faktor eksternal tahun 2008. Gambaran pada Tabel 12 menunjukkan, responden yang ayahnya tidak memiliki penghasilan ataupun berpenghasilan tinggi, sedang, dan rendah melakukan beragam aktivitas ketika online. Seperti responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi dan sedang, masing-masing sebesar 37,5 dan 33,8 persen mayoritas melakukan chatting saat online, sedangkan sebesar 33,3 persen responden
yang
ayahnya
berpenghasilan
rendah,
umumnya
membaca/membuka/mengirim e-mail katika online. Sebesar 25 persen responden yang Ayahnya tidak berpenghasilan lebih banyak membaca dan menulis blog ketika online. Namun, responden yang ayahnya tidak berpenghasilan, juga banyak mencari
jurnal/artikel/informasi
akademik,
mencari
informasi/gambar/lagu/video/game/komik, membuka/membaca/mengirim e-mail, dan download lagu/video/gambar/antivirus/game, selain membaca dan menulis blog.
85
Tabel 12. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB menurut Aktivitas Online dan Faktor Eksternal Tahun 2008 Aktivitas Online
Faktor Eksternal
Tinggi Sedang Penghasilan Rendah Ayah Tidak Berpenghasilan Tinggi Keadaan Sedang Ekonomi Penghasilan Rendah Ibu Tidak Berpenghasilan Tinggi Uang Saku Sedang Rendah Teman Dorongan Menggunakan Kerabat Internet Sendiri Dorongan Ya Dosen/Asisten Tidak Dosen
86
Mencari Jurnal/ Artikel/ Informasi Akademik
Mencari Membaca Informasi/ dan Menulis Gambar/Lagu/ Blog Video/Game/ Komik Jml
%
Jml
%
Chatting
Jml
%
Membuka/ Membaca/ Mengirim Email
Download Lagu/ Video/ Gambar/ Antivirus/ Game
Membuka Friendster/ Facebook/ My Space
Jml
%
Jml
%
Jml
% 6,25
Jml
%
3
18,75
1
6,25
2
12,5
6
37,5
3
18,75
0
0
1
6
8,8
9
13,2
13
19,1
23
33,8
12
17,6
5
7,4
0
3
12,5
0
0
6
25
6
25
8
33,3
1
4,2
0
0
2
16,7
3
25
2
16,7
1
8,2
2
16,7
2
16,7
0
0
2
25
0
0
3
37,5
0
0
3
37,5
0
0
0
0
4
7,7
8
15,4
8
15,4
19
36,5
9
17,3
4
7,7
0
0
2
25
1
12,5
1
12,5
2
25
2
25
0
0
0
0
6
11,5
4
7,7
11
21,2
15
28,8
11
21,2
4
7,7
1
1,9
2
11,1
1
5,6
2
11,1
5
27,8
6
33,2
1
5,6
1
5,6
6
9,1
6
9,1
14
21,2
22
33,3
14
21,2
4
6,1
0
0
6
16,7
6
16,7
7
19,4
9
25
5
13,9
3
8,3
0
0
8
11,6
9
13
13
18,8
20
29
12
17,4
6
8,7
1
1,5
0
0
1
6,25
3
18,75
7
43,75
3
18,75
2
12,5
0
0
6
17,1
3
8,6
7
20
9
25,7
10
28,6
0
0
0
0
14
12,3
13
11,4
21
18,4
33
28,9
25
21,9
7
6,1
1
0,9
0
0
0
0
2
33,3
3
50
0
0
1
16,7
0
0
Responden yang ibunya tidak berpenghasilan, melakukan aktivitas yang berbeda-beda ketika online. Sebesar 28,8 persen reponden yang ibunya tidak berpenghasilan, 25 persen reponden yang ibunya berpenghasilan rendah, dan sebesar 36,5 persen responden yang ibunya berpenghasilan sedang, mayoritas melakukan chatting ketika online. Selain banyak melakukan chatting, sebesar 25 persen
responden
yang
ibunya
berpenghasilan
rendah
juga
membaca/membuka/mengirim e-mail ketika online. Aktivitas chatting, ternyata lebih banyak dilakukan oleh responden yang memiliki uang saku sedang (sebesar 33,3 persen) dan rendah (sebesar 25 persen), sedangkan responden yang memiliki uang saku tinggi, lebih banyak mencari informasi/gambar/lagu/video/game/komik dan membuka/membaca/mengirim email, masing-masing sebesar 37,5 persen. Tabel 11 menunjukkan, sebesar 29 persen responden dengan dorongan teman dan sebesar 43,75 persen responden dengan dorongan kerabat, umumnya melakukan chatting ketika sedang online, sedangkan
sebesar
28,6
persen
responden,
mayoritas
membuka/membaca/mengirim e-mail dengan dorongan sendiri. Dengan atau tanpa dorongan dosen/asisten dosen, sebagian besar responden melakukan chatting saat sedang online. Sebesar 28,9 persen responden yang menggunakan internet dengan dorongan dosen/asisten dosen dan 50 persen responden yang menggunakan internet tanpa dorongan dosen/asisten dosen, lebih banyak melakukan chatting ketika online.
87
5.2 Durasi Penggunaan Internet Durasi penggunaan internet mengindikasikan pada berapa lama waktu yang diperlukan seorang mahasiswa dalam mengakses internet, dihitung berdasarkan lama waktu yang digunakan responden untuk mengakses internet pada setiap kunjungan. Terdapat tiga durasi mahasiswa dalam menggunakan internet, yaitu durasi penggunaan pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Masing-masing durasi mempunyai kategori yang sama, diantaranya: (rendah: kurang dari satu jam per kunjungan), (sedang: satu sampai dua jam per kunjungan), (tinggi: di atas dua jam/kunjungan), dan (tidak mengakses). Berikut adalah tabel yang menggambarkan durasi penggunaan internet oleh mahasiswa FEMA IPB tahun 2008. Tabel 13.
Jumlah dan Persentase Mahasiswa FEMA IPB menurut Durasi Penggunaan Internet Tahun 2008 Durasi Penggunaan Kategori
Awal Semester Jml %
Saat Ujian
Saat Libur
Jml
%
Jml
%
Tinggi
21
17,5
3
2,5
44
36,7
Sedang
97
80,8
33
27,5
60
50
Rendah
2
1,7
6
5
1
0,8
Tidak Mengakses
0
0
78
65
15
12,5
120
100
120
100
120
100
Total
Durasi penggunaan internet mahasiswa FEMA di awal semester tergolong pada kategori sedang (sebesar 80,8 persen), tinggi (17,5 persen), dan rendah (1,7 persen), dengan mean 2,16. Responden menggunakan internet pada awal semester sebagian besar berdasarkan motif mencari informasi akademik, karena responden
88
membutuhkan literatur yang dapat menunjang pembuatan tugas. Oleh karena itu, responden menggunakan internet pada durasi sedang di awal semester. Saat ujian, sebesar 65 persen responden tidak menggunakan internet. Sebesar 35 persen responden tetap menggunakan internet saat ujian dan mayoritas durasinya tergolong sedang, dengan mean 0,35. Saat ujian, responden memilih untuk belajar daripada menggunakan internet, karena penggunaan internet dapat dilakukan kapan saja. Responden menggunakan internet dengan durasi sedang saat libut sebesar 50 persen. Namun, responden juga menggunakan internet dengan durasi yang tinggi saat libur, yaitu sebesar 36,7 persen. Ternyata, responden lebih banyak menggunakan internet dengan durasi yang tinggi saat libur daripada awal semester dan saat ujian. Saat libur, responden memiliki banyak waktu luang, sehingga responden dapat menggunakan internet kapan saja. Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut:
“Libur tetep pake internet donk. Dari rumah. Ya, buat cari-cari informasi aja”. (A, KPM ’42)
5.2.1 Durasi Penggunaan Internet menurut Faktor Individu Durasi mahasiswa menggunakan internet mayoritas tergolong sedang pada awal semester dan saat libur. Saat ujian, sebagian besar responden tidak menggunakan internet. Pada Sub Bab ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai faktor individu dan durasi penggunaan internet oleh mahasiswa FEMA IPB tahun 2008. Sebaran durasi penggunaan internet dan faktor individu dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.
89
Tabel 14. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB menurut Durasi Penggunaan Internet dan Faktor Individu Tahun 2008
Awal Semester
Faktor Individu
Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan
Motif Menggunakan Internet
Mencari Informasi Akademik Mencari Informasi NonAkademik Korespondensi II
Semester yang Sedang Diikuti
IV VI VIII KPM GM
Departemen Asal IKK GMSK Keanggotaan dalam Organisasi
90
Ikut Tidak Ikut
Tinggi
Sedang
Rendah
Jml % Jml % Jml
5 14,71 16 18,6 15
27 79,41 70 81,4 66
2 5,88 0 0 1
Tidak MengAkses 0 0 0 0 0
Durasi Penggunaan Internet Saat Ujian Tidak Tinggi Sedang Rendah Mengakses 0 15 2 17 0 44,1 5,9 50 3 18 4 61 3,5 20,9 4,7 70,9 3 26 5 48
Saat Libur Tinggi
Sedang
Rendah
12 35,4 32 37,2 32
18 52,9 42 48,8 40
1 2,9 0 0 1
Tidak Mengakses 3 8,8 12 14 9
%
18,3
80,5
1,2
0
3,7
31,7
6,1
58,5
39
48,8
1,2
11
Jml
1
14
1
0
0
2
1
13
3
10
0
3
%
6,25
87,5
6,25
0
0
12,5
6,3
81,2
18,75
62,5
0
18,75
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
5 22,7 7 23,33 6 20 3 10 5 16,67 9 22,5 2 6,7 5 6,67 5 25 13 14,8 8 25
17 77,3 23 76,67 24 80 26 86,67 24 80 30 75 28 93,3 25 83,33 14 70 74 84,1 23 71,9
0 0 0 0 0 0 1 3,33 1 3,33 1 2,5 0 0 0 0 1 5 1 1,1 1 3,1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 3,3 0 0 0 0 2 6,7 1 2,5 0 0 0 0 2 10 1 1,2 2 6,3
5 22,7 3 10 8 26,7 12 40 10 33,3 11 27,5 8 26,7 7 23,33 7 35 24 27,3 9 28,1
0 0 1 3,3 0 0 2 6,7 3 10 3 7,5 2 6,7 0 0 1 5 4 4,5 2 6,3
17 77,3 25 83,4 22 73,3 16 53,3 15 50 25 62,5 20 66,6 23 76,67 10 50 59 67 19 59,3
9 40,9 16 53,3 10 33,4 6 20 12 40 20 50 7 23,3 9 30 8 40 30 34,1 14 43,8
10 45,5 12 40 13 43,3 21 70 14 46,7 16 40 20 66,7 15 50 9 45 48 54,5 12 37,5
0 0 0 0 0 0 0 0 1 3,3 0 0 0 0 0 0 1 5 0 0 1 3,1
3 13,6 2 6,7 7 23,3 3 10 3 10 4 10 3 10 6 20 2 10 10 11,4 5 15,6
5.2.1.1 Jenis Kelamin Baik responden perempuan maupun laki-laki menggunakan internet dengan durasi sedang (satu sampai dua jam per kunjungan) pada awal semester. Responden laki-laki yang menggunakan internet dengan durasi sedang sebesar 79,41 persen, sedangkan responden perempuan sebesar 81,4 persen. Responden perempuan (sebesar 18,6 persen) durasi penggunaan internetnya lebih tinggi daripada laki-laki (sebesar 14,71 persen) di awal semester. Aktivitas
online
responden
perempuan
mayoritas
adalah
chatting
dan
membuka/membaca/mengirin e-mail, sehingga durasi penggunaannya menjadi lebih tinggi daripada laki-laki. Berikut adalah pernyataan dari salah seorang informan yang dapat membuktikan penjelasan di atas:
“Cari bahan buat tugas, sama buka/kirim e-mail, baca sama nulis blog, chatting juga”. (F, IKK ’42)
Baik responden laki-laki (sebesar 50 persen) maupun perempuan (sebesar 70,9 persen) tidak menggunakan internet saat ujian. Responden tersebut lebih memilih untuk belajar daripada menggunakan internet, karena penggunaan internet bisa dilakukan kapan saja. Meskipun begitu, mayoritas responden lakilaki sebesar 44,1 persen dan 20,9 persen responden perempuan tetap menggunakan internet dengan durasi yang sedang saat ujian. Responden menggunakan internet saat ujian, karena responden perempuan dan laki-laki banyak menggunakan internet dengan motif mencari akademik dan nonakademik, serta korespondensi, sehingga mayoritas durasi penggunaannya sedang. Berikut adalah kutipan pernyataan dari salah seorang informan:
91
“Ujian, pake internet. Buat refreshing aja sesekali. Pusing juga kalo belajar terus”. (B, GM ’44)
Umumnya, responden laki-laki maupun perempuan, menggunakan internet dengan durasi yang sedang saat libur. Responden laki-laki yang menggunakan internet dengan durasi sedang saat libur sebesar 52,9 persen, sedangkan perempuan sebesar 48,8 persen. Namun, sebesar 8,8 persen responden laki-laki dan 14 persen responden perempuan tidak menggunakan internet saat libur. Motif mencari informasi akademik banyak mendasari responden untuk menggunakan internet saat libur, tetapi ada pula responden yang menggunakan internet atas motif korespondensi dan mencari informasi non-akademik, seperti yang dikemukakan oleh informan berikut:
“Libur tetep pake internet donk. Dari rumah. Ya, buat cari-cari informasi aja”. (A, KPM ’42)
Nilai hubungan antara jenis kelamin dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,071 dan nilai hubungan antara jenis kelamin dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,053. Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan hubungan antara variabel-variabel di atas adalah nyata. Responden perempuan lebih banyak menggunakan internet dengan durasi sedang pada awal semester daripada laki-laki, sehingga jenis kelamin menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester.
92
Saat ujian, responden perempuan lebih banyak tidak menggunakan internet daripada laki-laki, tetapi responden perempuan juga lebih banyak menggunakan internet dengan durasi sedang. Artinya, jenis kelamin memang menentukan durasi penggunaan internet saat ujian. Hubungan antara jenis kelamin dengan durasi penggunaan internet saat libur diketahui dari nilai uji Chi-Square, yaitu 0,369; yang mana berarti hubungan antara kedua variabel tersebut tidak nyata. Baik responden laki-laki maupun perempuan sama-sama menggunakan internet saat libur untuk mencari informasi, mencari jurnal atau artikel untuk membuat tugas ataupun untuk bertukar kabar dengan teman dan durasi penggunaan internetnya tidak terlalu berbeda. Alasan tersebut dapat dibuktikan oleh pernyataan dari informan perempuan dan laki-laki berikut:
“Kalo libur tetep pake internet, tapi paling cuma sebentar. Cuma buka email aja”. (NV, GM ’44) “Pake juga donk. Untuk buka e-mail, download-download”. (R, KPM ’43)
5.2.1.2 Motif Menggunakan Internet Pada awal semester, responden yang menggunakan internet dengan motif mencari informasi akademik, durasi penggunaan internetnya tergolong sedang (sebesar 80,5 persen). Responden yang menggunakan internet atas motif mencari informasi non-akademik (sebesar 87,5 persen) dan motif korespondensi (sebesar 77,3 persen), durasi penggunaan internetnya juga tergolong sedang pada awal semester.
93
Saat ujian, sebagian besar responden dengan motif apapun, tidak menggunakan internet. Namun, masih ada responden tetap menggunakan internet saat ujian. Responden dengan motif mencari informasi akademiklah yang paling banyak menggunakan internet dengan durasi sedang saat ujian, yaitu 31,7 persen, dibandingkan dengan responden yang menggunakan internet atas motif mencari informasi non-akademik (sebesar 12,5 persen) dan korespondensi (sebesar 22,7 persen). Saat ujian, masih ada responden yang menggunakan internet dengan alasan refreshing ataupun mencari informasi akademik. Tugas yang harus dikumpulkan saat ujian, membuat responden memanfaatkan internet untuk memudahkan pencarian informasi, walaupun durasi penggunaannya hanya sebentar. Seperti yang dikemukakan oleh informan berikut:
“Pake, soalnya suka masih ada tugas yang harus dikumpulin, karena suka mepet waktunya kalo mau dikumpul. Jadi, biar cepet cari bahannya dari internet aja”. (G, IKK ’42)
Hasil uji statistik menunjukkan, nilai hubungan antara motif menggunakan internet dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,388; nilai hubungan antara motif menggunakan internet dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,375; dan nilai hubungan antara motif menggunakan internet dengan durasi penggunaan saat libur adalah 0,759. Berdasarkan hasil uji ChiSquare, variabel-variabel tersebut berhubungan secara tidak nyata, sehingga motif mahasiswa menggunakan internet tidak dapat menentukan durasi penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur). Durasi penggunaan internet mahasiswa dengan motif mencari informasi akademik, motif mencari informasi non-akademik ataupun korespondensi tidak
94
berbeda secara signifikan. Meskipun sebagian besar responden menggunakan internet atas motif mencari informasi akademik, tetapi hal tersebut tidak membuat durasi penggunaan internet menjadi berbeda secara signifikan dengan responden yang menggunakan internet atas motif mencari informasi non-akademik dan korespondensi.
5.2.1.3 Semester yang Sedang Diikuti Gambaran Tabel 14 menunjukkan, responden semester VI (sebesar 86,67 persen) paling banyak menggunakan internet pada durasi sedang di awal semester, daripada responden semester II (sebesar 76,67 persen), semester IV dan VIII (masing-masing sebesar 80 persen). Responden semester II (sebesar 83,4 persen), IV (sebesar 73,3 persen), VI (sebesar 53,3 persen), dan VIII (sebesar 50 persen) tidak menggunakan internet saat ujian, karena responden tersebut harus belajar. Fakta tersebut menunjukkan, responden semester II paling banyak tidak menggunakan internet saat ujian. Selain tidak menggunakan internet saat ujian, responden dari semester II sampai VIII tetap menggunakan internet. Baik responden dari semester II sampai VIII, mayoritas tergolong pada durasi penggunaan internet yang sedang saat ujian. Responden semester VI paling banyak menggunakan internet dengan durasi sedang, yaitu sebesar 40 persen, daripada responden semester II (sebesar 10 persen), IV (sebesar 26,7 persen), dan VIII (sebesar 33,3 persen). Umumnya, responden dari semester II, IV, VI, dan VIII menggunakan internet dengan durasi yang sedang saat libur. Perbedaan signifikan terjadi pada responden semester VI (sebesar 70 persen) yang lebih banyak menggunakan
95
internet dengan durasi sedang, dibandingkan responden dari semester II (sebesar 40 persen), semester IV (sebesar 43,3 persen), dan semester VIII (sebesar 46,7 persen). Masih terdapat responden dari semester II (sebesar 6,7 persen), IV (sebesar 23,3 persen), VI dan VIII (masing-masing sebesar 10 persen) yang tidak menggunakan internet saat libur. Responden semester II sampai VIII yang tidak menggunakan internet saat libur mengemukakan penggunaan internet bukanlah suatu keharusan, dan internet digunakan saat libur apabila ada kepentingan saja. Hasil uji statistik menunjukkan, antara semester yang sedang diikuti dengan durasi penggunaan internet pada awal semester berhubungan secara tidak nyata, dengan nilai yang diperoleh dari uji statistik Chi-Square adalah 0,695. Pada awal semester, memang responden semester VI lebih banyak menggunakan internet dengan durasi sedang, yaitu sebesar 86,67 persen dibandingkan dengan responden semester II, IV, dan VIII, tetapi durasi penggunaan internet responden semester II sampai VIII pada dasarnya tidak berbeda secara signifikan. Baik responden semester II sampai VIII, sama-sama menggunakan internet dengan durasi yang sedang pada awal semester. Mayoritas responden dari semester II, IV, VI, dan VIII menggunakan internet dengan motif mencari informasi akademik, karena pada awal semester responden masih disibukkan oleh kegiatan kuliah, tugas-tugas praktikum, dan penelitian, sehingga durasi penggunaan internetnya sedang. Hal tersebut dibuktikan oleh pernyataan informan berikut: “Cari jurnal sama artikel-artikel buat tugas, baca blog, buka e-mail, cari berita-berita”. (T, GM ’42) “Cari info buat tugas, and baca blog juga”. (NR, GM ’43)
96
Berlainan dengan fakta di atas, hasil uji statistik menunjukkan, nilai hubungan antara semester yang sedang diikuti dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,068 dan nilai hubungan antara semester yang sedang diikuti dengan durasi penggunan internet saat libur adalah 0,091, sehingga kedua hubungan yang telah disebutkan di atas adalah nyata. Artinya, semakin tinggi semester yang sedang diikuti oleh responden, maka durasi penggunaan internet saat ujian dan saat libur juga semakin tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh responden semester VI yang paling banyak menggunakan internet pada durasi sedang saat ujian, daripada responden dari semester II dan IV. Kemudian, responden semester II (sebesar 83,4 persen) lebih banyak tidak menggunakan internet saat ujian, dibandingkan responden semester IV, VI, dan VIII, karena harus belajar. Responden semester II sedang dalam masa Tingkat Persiapan Bersama, sehingga peningkatan prestasi akademik sangat penting. Responden semester VI juga terlihat paling banyak menggunakan internet dengan durasi sedang saat libur, daripada responden semester II, IV, dan VIII. Saat libur, terdapat beberapa dosen/asisten dosen yang memberikan tugas kepada responden, sehingga responden dari semester IV dan VI mayoritas menggunakan internet untuk mencari informasi akademik. Responden semester VIII juga menggunakan internet saat libur untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan penelitian, sedangkan responden semester II banyak melakukan kegiatan korespondensi saat libur. Dengan demikian, semakin tinggi semester yang sedang diikuti, maka durasi penggunaan internetnya juga semakin tinggi.
97
5.2.1.4 Departemen Asal Responden Departemen KPM, GM, IKK, dan Program Studi GMSK, sebagian besar mahasiswanya termasuk pada durasi penggunaan internet yang sedang (satu sampai dua jam per kunjungan) pada awal semester. Responden dari Departemen GM lebih banyak menggunakan internet, dengan durasi sedang pada awal semester (sebesar 93,3 persen persen), daripada responden dari Departemen IKK (sebesar 83,3 persen), KPM (sebesar 75 persen), dan Program Studi GMSK (sebesar 70 persen). Namun, durasi penggunaan internet responden dari yang berasal Departemen dan Program Studi di atas tidak berbeda secara signifikan. Sebagian besar responden dari Departemen KPM, GM, IKK, dan Program Studi GMSK sama-sama menggunakan internet dengan motif mencari informasi akademik, karena pada awal semester banyak tugas yang diberikan oleh dosen/asisten dosen. Untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan tugas, maka responden memanfaatkan informasi yang tersedia pada internet. Ternyata, sebesar 62,5 persen responden yang berasal dari Departemen KPM; 66,6 persen responden dari Departemen GM; 76,67 persen responden dari Departemen IKK; dan 50 persen responden dari Program Studi GMSK tidak menggunakan internet saat ujian. Responden dari Departemen dan Program Studi tersebut lebih memilih untuk fokus belajar saat ujian, daripada menggunakan internet, seperti yang dikatakan oleh salah seorang informan berikut:
“Ujian gak pake internet. Mending belajar. Pake internet kan bisa kapan aja”. (RI, KPM ’43)
98
Mayoritas responden dari Departemen KPM, GM, IKK, dan Program Studi GMSK menggunakan internet dengan durasi sedang, selain tidak menggunakan internet saat ujian. Responden dari Program Studi GMSK lebih banyak menggunakan internet dengan durasi sedang saat ujian (sebesar 35 persen), dibandingkan dengan responden dari Departemen GM (sebesar 26,7 persen), IKK (sebesar 23,3 persen), dan KPM (sebesar 27,5 persen), tetapi perbedaannya tidak terlalu berarti. Umumnya, responden dari Departemen KPM (sebesar 40 persen), GM (sebesar 66,7 persen), IKK (sebesar 50 persen), dan Program Studi GMSK (sebesar 45 persen) menggunakan internet dengan durasi yang sedang saat libur. Responden dari Departemen GM yang menggunakan internet lebih banyak daripada responden dari Departemen atau Program Studi lain, dengan durasi yang sedang. Responden yang berasal dari Departemen GM juga banyak menggunakan internet dengan motif korespondensi, selain motif mencari informasi akademik, sehingga durasi penggunaannyapun menjadi sedang. Penjelasan tersebut dibuktikan oleh informan dari Departemen GM berikut:
“Libur pake internet donk, buat interaksi sama temen-temen”. (K, GM ’42)
Nilai yang diperoleh dari uji statistik Chi-Square untuk hubungan antara departemen asal dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,34; nilai hubungan antara departemen asal dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,339; dan nilai hubungan antara departemen asal dengan durasi penggunaan internet saat libur adalah 0,154. Berdasarkan uji statistik tersebut, berarti hubungan antara variabel-variabel tersebut tidak nyata. Departemen asal
99
ternyata tidak menentukan durasi penggunaan internet, baik pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Kebutuhan mahasiswa dari Departemen KPM, GM, Program Studi GMSK, dan IKK akan informasi yang diperoleh melalui internet sudah menjadi bagian dari serangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan. Mahasiswa dari departemen dan program studi tersebut membutuhkan informasi yang dapat menunjang kegiatan akademik dan kegiatan lainnya, serta untuk berkomunikasi melalui internet. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan dari durasi penggunaan internet oleh mahasiswa dari Departemen KPM, GM, IKK, dan Program Studi GMSK. Penjelasan tersebut dapat dibuktikan oleh pernyataan dari informan berikut:
“Satu jam”. (LI, IKK ’44) “Aku biasanya satu jam-an”. (E, GM ’42) “Dua jam”. (N, GMSK ’41) “Satu sampai dua jam-an”. (RU, KPM ’41)
5.2.1.5 Keanggotaan dalam Organisasi Sebesar 73,33 persen responden dari Fakultas Ekologi Manusia dan Program Studi GMSK menjadi anggota dalam berbagai organisasi kemahasiswaan di bawah Departemen, Fakultas, dan kampus IPB. Namun, masih ada sebesar 26,67 persen responden yang tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan. Tabel 14 menggambarkan, durasi penggunaan internet responden yang ikut ataupun tidak ikut organisasi kemahasiswaan tergolong pada kategori sedang pada awal semester, dengan persentase masing-masing sebesar 84,1 dan 71,9 persen. Responden yang mengikuti organisasi kemahasiswaan lebih banyak menggunakan
100
internet dengan durasi sedang, dibandingkan responden yang tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan, karena pada awal semester, responden banyak membutuhkan informasi dari internet untuk kegiatan organisasi yang diikuti. Baik responden yang ikut ataupun tidak ikut dalam organisasi, sebagian besar tidak menggunakan internet saat ujian, tetapi selebihnya responden tersebut tetap menggunakan internet saat ujian dan sebagian besar durasinya tergolong sedang. Responden yang tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan ternyata lebih banyak menggunakan internet dengan durasi yang sedang saat ujian, yaitu sebesar 28,1 persen daripada responden yang mengikuti organisasi kemahasiswaan. Tabel 14 menggambarkan, mayoritas responden yang ikut organisasi kemahasiswaan menggunakan internet dengan durasi sedang saat libur, yaitu sebesar 54,5 persen, sedangkan responden yang tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan menggunakan internet dengan durasi yang tinggi saat libur, yaitu sebesar 43,8 persen. Saat libur, kegiatan organisasi sedang tidak berjalan, maka durasi penggunaan internetnya menjadi sedang. Responden yang tidak mengikuti organisasi lebih banyak menggunakan internet dengan motif mencari informasi akademik, korespondensi, dan mencari informasi non-akademik saat libur, sehingga durasinya menjadi tinggi. Sebesar 11,4 persen responden yang mengikuti organisasi kemahasiswaan dan 15,6 persen responden yang tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan sama-sama tidak menggunakan internet saat libur. Diketahui nilai dari hasil uji statistik untuk hubungan antara keanggotaan dalam organisasi dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,302; nilai hubungan antara keanggotaan dalam organisasi dengan durasi
101
penggunaan internet saat ujian adalah 0,422; dan nilai hubungan antara keanggotaan dalam organisasi dengan durasi penggunaan internet saat libur adalah 0,168. Berarti, antara keanggotaan dalam organisasi dengan durasi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur berhubungan tidak nyata, karena nilai dari hasil uji tersebut lebih besar dari tetapan signifikansinya (α 0,1). Dapat disimpulkan, keanggotaan dalam organisasi tidak menentukan durasi penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur). Antara responden yang mengikuti organisasi dengan yang tidak mengikuti organisasi, durasi penggunaan internetnya tidak terlalu berbeda. Mayoritas responden
yang
menjadi
anggota/mengikuti
organisasi
kemahasiswaan
mengemukakan bahwa mereka menggunakan internet, karena kemampuannya yang efektif dan efisien dalam menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan organisasi, seperti yang dikemukakan oleh informan berikut: “Kalo jadi panitia desain, cari gambar-gambarnya kan lewat internet. Terus cari info acara-acara, contact person, sama sponsorship”. (RU, KPM ’41)
5.2.2 Durasi Penggunaan Internet menurut Faktor Eksternal Faktor lain yang diduga mempengaruhi pola mahasiswa dalam menggunakan internet (pada bab ini khususnya durasi penggunaan internet) adalah faktor eksternal. Pada Tabel 15, dapat dilihat sebaran faktor eksternal dan durasi penggunaan internet mahasiswa FEMA IPB tahun 2008.
102
Tabel 15. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB menurut Durasi Penggunaan Internet dan Faktor Ekstenal Tahun 2008
Faktor Eksternal
Tinggi Sedang Penghasilan Rendah Ayah Tidak Berpenghasilan Tinggi Keadaan Sedang Ekonomi Penghasilan Rendah Tidak Ibu Berpenghasilan Tinggi Uang Sedang Saku Rendah Teman Dorongan Menggunakan Kerabat Internet Sendiri Dorongan Ya Dosen/Asisten Tidak Dosen
103
Durasi Penggunaan Internet Awal Semester Saat Ujian Saat Libur Tidak Tidak Tidak Tinggi Sedang Rendah Meng- Tinggi Sedang Rendah Meng- Tinggi Sedang Rendah Mengakses akses akses 12,5 81,3 6,2 0 0 6,2 18,8 75 12,5 75 0 12,5 17,6 80,9 1,5 0 4,4 29,4 2,9 63,3 41,2 48,5 0 10,3 25 75 0 0 0 33,3 4,2 62,5 45,8 37,5 0 16,7 8,3
91,7
0
0
0
33,3
0
66,7
25
50
8,3
16,7
25 13,5 12,5
75 84,6 87,5
0 1,9 0
0 0 0
25 1,9 0
12,5 28,8 50
12,5 5,8 0
50 63,5 50
37,5 34,6 62,5
62,5 53,8 25
0 1,9 0
0 9,7 12,5
21,2
76,9
1,9
0
0
25
3,8
71,2
34,6
48,1
0
17,3
16,7 21,2 11,1 13 25 22,9 17,5
77,8 77,3 88,9 84,1 75 77,1 81,6
5,5 1,5 0 2,9 0 0 0,9
0 0 0 0 0 0 0
5,6 3 0 1,45 0 0 2,6
16,7 28,8 30,6 26,1 12,5 37,1 28,1
22,2 3 0 4,35 31,25 0 5,3
55,5 65,2 69,4 68,1 56,25 62,9 64
38,9 43,9 22,2 29 62,5 40 35,1
61,1 42,4 58,3 59,4 25 42,86 50,9
0 1,5 0 0 0 0 0,9
0 12,2 19,5 11,6 12,5 17,14 13,1
16,7
66,6
16,7
0
0
16,7
0
83,3
66,7
33,3
0
0
5.2.2.1 Keadaan Ekonomi Tabel 15 memaparkan, responden dari ayah yang tidak berpenghasilan, berpenghasilan tinggi, sedang, dan rendah, mayoritas menggunakan internet dengan durasi yang sedang pada awal semester. Responden yang ayahnya tidak berpenghasilan lebih banyak menggunakan internet dengan durasi yang sedang pada awal semester, yaitu sebesar 91,7 persen, dibandingkan responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi (sebesar 81,3 persen), sedang (sebesar 80,9 persen), dan rendah (sebesar 75 persen). Responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi (sebesar 75 persen) paling banyak tidak menggunakan internet saat ujian, dibandingkan dengan responden yang ayahnya berpenghasilan sedang (sebesar 63,3 persen), rendah (sebesar 62,55 persen) ataupun tidak berpenghasilan (sebesar 66,7 persen). Masing-masing sebesar 33,3 persen responden yang ayahnya berpenghasilan rendah dan tidak berpenghasilan, lebih banyak menggunakan internet saat ujian dengan durasi sedang, dibandingkan responden yang ayahnya berpenghasilan sedang (sebesar 29,4 persen). Lalu, responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi, sebagian besar menggunakan internet dengan durasi rendah saat ujian. Ternyata, mayoritas responden yang ayahnya memiliki penghasilan tinggi (sebesar 75 persen) dan rendah (sebesar 45,8 persen) menggunakan internet dengan
durasi
tinggi
saat
libur,
sedangkan
responden
yang
ayahnya
berpenghasilan sedang (sebesar 48,5 persen) atau tidak berpenghasilan (sebesar 50 persen) menggunakan internet dengan durasi sedang. Responden yang ayahnya berpenghasilan rendah dan tidak berpenghasilan, dengan persentase masingmasing sebesar 16,7 persen, lebih banyak tidak menggunakan internet saat libur,
104
daripada responden yang ayahnya memiliki penghasilan tinggi (12,5 persen) dan sedang (sebesar 10,3). Baik responden dengan penghasilan ibu yang tinggi (sebesar 75 persen), sedang (sebesar 84,6 persen), rendah (sebesar 87,5 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 76,9 persen), sebagian besar menggunakan internet pada durasi yang sedang. Namun, responden dengan penghasilan ibu rendahlah paling banyak menggunakan internet dengan durasi sedang dibandingkan responden yang ibunya memiliki penghasilan tinggi, rendah, dan tidak berpenghasilan. Fakta tersebut membuktikan bahwa bagaimanapun penghasilan ibu responden, tidak membuat akses terhadap internet menjadi terhambat, khususnya pada awal semester, karena responden banyak membutuhkan informasi dari internet untuk mengerjakan tugas kuliah, praktikum ataupun penelitian. Responden dengan kategori penghasilan ibu apapun, umumnya tidak menggunakan internet saat ujian, tetapi responden yang ibunya tidak berpenghasilan lebih banyak tidak menggunakan internet saat ujian, yaitu sebesar 71,2 persen. Internet masih dibutuhkan oleh mahasiswa, maeskipun sedang ujian. Seperti responden yang ibunya memiliki penghasilan rendah, lebih banyak menggunakan internet saat ujian dengan durasi sedang, yaitu sebesar 50 persen), daripada responden yang penghasilan ibunya tinggi (sebesar 12,5 persen), sedang (sebesar 28,8 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 25 persen). Saat libur, responden yang ibunya berpenghasilan tinggi (sebesar 62,5 persen) paling banyak menggunakan internet dengan durasi sedang dibandingkan responden yang ibunya memiliki penghasilan sedang (sebesar 53,8 persen), dan tidak
berpenghasilan
(sebesar
48,1
persen).
Responden
yang
ibunya
105
berpenghasilan rendah cenderung menggunakan internet dengan durasi rendah, yaitu sebesar 62,5 persen). Berdasarkan Tabel 15, responden yang ibunya tidak memiliki penghasilanlah paling banyak tidak menggunakan internet saat libur, yaitu sebesar 17,3 persen. Tabel 15 menunjukkan, mayoritas responden dengan uang saku tinggi (sebesar 77,8 persen), sedang (sebesar 77,3 persen), dan rendah (sebesar 88,9 persen) tergolong pada durasi penggunaan internet yang sedang. Uang saku ternyata cenderung tidak membatasi durasi penggunaan internet responden pada awal semester, karena responden yang memiliki uang saku rendah paling banyak menggunakan internet dengan durasi sedang. Pada awal semester, responden banyak membutuhkan informasi untuk mengerjakan tugas kuliah, penelitian, dan praktikum, sehingga durasi penggunaan internetnya cenderung sedang. Umumnya, responden dengan kategori uang saku tinggi (sebesar 55,5 persen), sedang (sebesar 65,2 persen) ataupun rendah (sebesar 69,4 persen) tidak menggunakan internet saat ujian. Berdasarkan Tabel 15, responden dengan uang saku sedanglah paling banyak tidak menggunakan internet saat ujian. Selain tidak menggunakan internet, responden dengan uang saku sedang (sebesar 28,8 persen) dan rendah (sebesar 30,6 persen) umumnya menggunakan internet dengan durasi sedang saat ujian. Responden yang memiliki uang saku tinggi malah menggunakan internet dengan durasi rendah saat ujian, yaitu sebesar 22,2 persen. Internet juga digunakan oleh responden yang memiliki uang saku tinggi (sebesar 61,1 persen) dan rendah (sebesar 58,3 persen) saat libur, dengan durasi sedang. Namun, responden yang memiliki uang saku sedang menggunakan internet dengan durasi tinggi, yaitu sebesar 43,9 persen.
106
Hasil uji Korelasi Spearman menunjukkan, nilai hubungan antara penghasilan ayah dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,477; nilai hubungan antara penghasilan ibu dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,582; dan nilai hubungan antara uang saku dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,66. Berarti, keadaan ekonomi (penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku) berhubungan tidak nyata dengan durasi penggunaan internet pada awal semester, karena bagaimanapun keadaan ekonomi responden, internet akan tetap dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan komunikasi atau interaksi sosial. Keadaan ekonomi yang diukur dari penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku tidak menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester, seperti yang dikemukakan oleh salah seorang informan berikut:
“Keadaan ekonomi gak terlalu berpengaruh deh. Mahasiswa yang mampu atau kurang mampu juga nantinya bakal akses juga ke internet apalagi yang mayor-minor kan isi KRS-nya online, jadi mau mahasiswa itu orang yang mampu atau gak pasti bisa akses internetlah. Buat ngerjain tugas juga kan”. (F, GMSK ’41)
Antara variabel keadaan ekonomi dengan durasi penggunaan internet saat ujian berhubungan tidak nyata. Hasil analisis Korelasi Spearman menunjukkan, nilai hubungan antara penghasilan ayah dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,235; nilai hubungan antara penghasilan ibu dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,201; dan nilai hubungan antara uang saku dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,527. Ternyata, keadaan ekonomi (penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku) tidak menentukan durasi penggunaan internet saat ujian, karena baik responden dengan penghasilan
107
ayah, penghasilan ibu, dan uang saku yang tinggi, sedang, rendah ataupun tidak berpenghasilan, banyak yang tidak menggunakan internet saat ujian. Nilai hubungan antara penghasilan ayah dengan durasi penggunaan internet saat libur adalah 0,685; sedangkan nilai hubungan antara penghasilan ibu dengan durasi penggunaan internet saat libur adalah 0,565. Hasil uji Korelasi Spearman menunjukkan, antara variabel-variabel tersebut berhubungan tidak nyata. Berarti, penghasilan ayah dan penghasilan ibu tidak menentukan durasi penggunaan internet saat libur. Baik penghasilan ayah ataupun penghasilan ibu yang tinggi, sedang, rendah, dan tidak berpenghasilan, tetap membuat sebagian besar responden menggunakan internet saat libur, meskipun masih ada beberapa dari mereka tidak menggunakan internet. Setiap
responden
mempunyai
kepentingan
yang
berbeda
dalam
menggunakan internet saat libur, ada yang sekedar bertukar kabar dengan teman, mencari informasi untuk tugas, dan mencari informasi lainnya, sehingga durasi penggunaan internetnya tidak jauh berbeda. Berikut adalah pernyataan informan mengenai penggunaan internet saat libur:
“Libur tetep pake internet donk. Cari artikel buat tugas, karena kalo lagi libur tetep ada aja tugasnya. Terus buka email, sama buka friendster”. (LA, IKK ’43)
Antara variabel uang saku dengan durasi penggunaan internet saat libur, oleh uji Korelasi Spearman dinyatakan berhubungan secara nyata. Nilai yang diperoleh dari uji statistik adalah 0,032. Artinya, semakin tinggi uang saku responden, maka semakin tinggi pula durasi penggunaan internet saat libur.
108
Uang saku yang diperoleh mahasiswa saat libur tidak teratur seperti saat berkuliah, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya (termasuk menggunakan internet), mahasiswa harus dapat mengatur uang saku yang dimiliki. Kemudian, beberapa informan juga mengatakan bahwa biaya untuk menggunakan internet melalui warnet yang ada di sekitar rumah mereka lebih mahal daripada warnet di sekitar kampus IPB Dramaga. Berikut petikan pernyataan informan mengenai biaya untuk menggunakan internet: “Kalo libur gak punya uang, mana mahal lagi warnetnya. Gak kaya warnet di IPB, murah”. (I, KPM ’42)
“Keadaan ekonomi bisa berpengaruh, karena uangnya lebih baik buat makan. Kalo hanya untuk cari literatur bisa minta tolong teman untuk dicarikan atau ke perpustakaan. Penggunaannya mungkin tidak sering saja”. (W, GM ’43)
5.2.2.2 Dorongan Menggunakan Internet Baik teman dan kerabat, seringkali menjadi sumber informasi ketika ingin menggunakan internet. Namun, dorongan dari diri sendiri terkadang menjadi alasan untukyang cukup kuat untuk menggunakan internet. Responden yang menggunakan internet dengan dorongan teman lebih banyak menggunakan internet dengan durasi sedang pada awal semester, yaitu sebesar 84,1 responden, daripada responden yang menggunakan internet dengan dorongan kerabat (sebesar 75 persen) atau sendiri (sebesar 77,1 persen). Baik responden yang menggunakan internet dengan dorongan teman (sebesar 68,1 persen), kerabat (sebesar 56,25 persen), dan sendiri (sebesar 62,9 persen) umumnya tidak menggunakan internet ketika sedang ujian. Saat ujian, responden masih membutuhkan informasi yang tersedia di internet untuk
109
mengerjakan tugas ataupun sekedar refreshing dan berkomunikasi. Dengan dorongan teman (sebesar 26,1 persen) dan sendiri (sebesar 37,1 persen), mayoritas responden menggunakan internet pada durasi tinggi, sedangkan dengan dorongan kerabat (sebesar 31,25), responden menggunakan internet pada durasi sedang saat ujian. Umumnya, responden yang menggunakan internet dengan dorongan teman (sebesar 59,4 persen) dan sendiri (sebesar 42,8 persen) menggunakan internet pada durasi sedang, sedang responden yang menggunakan internet dengan dorongan kerabat tergolong pada durasi tinggi saat libur. Sebagian besar responden yang menggunakan internet atas inisiatif kerabat (sebanyak 10 responden) menggunakan internet dengan durasi tinggi saat libur dan masih terdapat 16 responden yang tidak menggunakan internet saat libur. Baik atas dorongan teman (sebesar 11,6 persen), kerabat (sebesar 12,5 persen) ataupun sendiri (sebesar 17,14 persen), responden juga tidak menggunakan internet saat libur. Hasil uji statistik menunjukkan, nilai hubungan antara dorongan menggunakan internet dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,737 dan nilai hubungan antara dorongan menggunakan internet dengan durasi penggunaan internet saat libur adalah 0,384; sehingga hubungan antara variabel tersebut tidak nyata. Artinya, dorongan menggunakan internet tidak menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester dan saat libur. Baik atas dorongan teman, kerabat ataupun sendiri, responden akan tetap menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhannya terhadap komunikasi dan informasi, meskipun durasi penggunaannya tidak jauh berbeda.
110
Hasil uji statistik juga menunjukkan antara dorongan menggunakan internet dengan durasi penggunaan internet saat ujian berhubungan nyata. Diketahui nilai hasil uji statistik Chi-Square adalah 0,035; maka antara kedua variabel tersebut berhubungan nyata. Saat ujian, sebagian besar responden tidak menggunakan internet, tetapi beberapa responden masih tetap menggunakan internet dan dorongan untuk menggunakan atau tidak menggunakan internet tersebut sebagian besar berasal dari teman. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa dorongan menggunakan internet menentukan durasi penggunaan internet saat ujian.
5.2.2.3 Dorongan Dosen atau Asisten Dosen Ketika mengikuti kegiatan perkuliahan ataupun praktikum, dosen/asisten dosen mendorong mahasiswa untuk menggunakan internet, baik untuk belajar melalui internet, mengirim tugas melalui e-mail, ataupun mencari literatur. Berdasarkan Tabel 15, responden yang menggunakan internet atas dorongan dosen sebesar 95 persen, sedangkan responden yang menggunakan internet tanpa adanya dorongan dosen/asisten dosen sebesar lima persen. Relevan dengan fakta di atas, responden yang menggunakan internet atas dorongan dosen/asisten dosen (sebesar 81,6 persen) lebih banyak menggunakan internet dengan durasi sedang pada awal semester daripada responden yang menggunakan internet tanpa dorongan dosen/asisten dosen (sebesar 66,6 persen). Mayoritas
responden
dengan
atau
tanpa
dorongan
dosen
tidak
menggunakan internet saat ujian. Sebesar 64 persen responden atas dorongan dosen/asisten dosen dan sebesar 83,3 persen responden tanpa dorongan
111
dosen/asisten dosen, tidak menggunakan internet saat ujian. Dengan dorongan dosen/asisten dosenlah responden lebih banyak menggunakan internet saat ujian pada durasi sedang, yaitu sebesar 28,1 persen, dibandingkan responden yang menggunakan internet tanpa dorongan dosen/asisten dosen (sebesar 16,7 persen). Responden yang menggunakan internet atas dorongan dosen/asisten dosen menggunakan internet dengan durasi sedang saat libur, yaitu sebesar 50,9 persen, sedangkan responden yang menggunakan internet tanpa dorongan dosen/asisten dosen tergolong pada durasi tinggi, yaitu sebesar 66,7 persen. Hasil uji statistik menunjukkan, nilai hubungan antara dorongan dosen/asisten dosen dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,784 dan nilai hubungan antara dorongan dosen/asisten dosen dengan durasi penggunaan internet saat libur adalah 0,433; kedua hubungan antara variabelvariabel tersebut tidak nyata. Dorongan dosen/asisten dosen tidak mempengaruhi durasi penggunaan internet saat ujian dan saat libur, karena sebagian besar responden yang menggunakan internet dengan atau tanpa dorongan dosen/asisten dosen, tidak mengakses internet saat ujian, dan
saat liburpun masih ada
responden yang tidak menggunakan internet. Berarti, dorongan dosen/asisten dosen tidak menentukan durasi penggunaan internet saat ujian dan libur. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa dorongan dosen/asisten dosen berhubungan nyata dengan durasi penggunaan internet pada awal semester. Hasil yang diperoleh dari uji statistik Chi-Square adalah 0,013, sehingga dorongan dosen/asisten dosen dapat menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester. Pada awal semester, dosen/asisten dosen banyak memberikan informasi kepada responden untuk melihat jurnal/artikel, mengirim tugas atau penelitian
112
melalui e-mail, dan sebagainya, sehingga hal tersebut dapat membuat durasi penggunaan internet pada awal semester menjadi sedang, seperti yang dikatakan oleh salah satu dosen KPM berikut:
“Sebenarnya, tujuan saya mendorong mahasiswa itu, pertama untuk bimbingan, karena tidak bisa selalu tatap muka. Biasanya via e-mail, karena saya bisa langsung beri comment untuk perbaikan. Kedua, untuk penulisan tugas yang dikirim via email. Gunanya juga untuk dosen agar tidak boros dan mempersingkat waktu mahasiswa. Kegiatan tersebut juga berguna agr dosen dan mahasiswa tidak GapTek (Gagap Teknologi: sebutan untuk orang yang tidak terdedah dengan teknologi)”. (Bapak MS, Dosen)
5.3 Resume Pola Penggunaan Internet Penjelasan di atas menggambarkan pola mahasiswa menggunakan internet menurut faktor individu dan faktor eksternal. Oleh karena itu, perlu diketahui gambaran singkat mengenai pola mahasiswa FEMA, IPB dalam menggunakan internet. Pola mahasiswa FEMA, IPB dalam menggunakan internet dapat diketahui melalui frekuensi dan durasi. Frekuensi dan durasi penggunaan internet terdiri dari, awal semester, saat ujian, dan saat libur. Pola penggunaan internet dapat diketahui melalui faktor individu (jenis kelamin, motif menggunakan internet, semester yang sedang diikuti, departemen asal, dan keanggotaan dalam organisasi) dan faktor eksternal (keadaan ekonomi, dorongan menggunakan internet, dan dorongan dosen/asisten dosen). Hubungan antara faktor individu dan eksternal dengan frekuensi penggunaan internet dapat dilihat pada Tabel 16. Uji Chi-Square menyatakan, hubungan antara jenis kelamin dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur tidak nyata. Berarti, jenis kelamin tidak menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Mayoritas responden perempuan
113
maupun laki-laki sama-sama menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah pada awal semester dan saat libur, sedangkan saat ujian, mayoritas responden perempuan dan laki-laki tidak menggunakan internet. Tidak ditemukan adanya ketimpangan gender dalam hal frekuensi penggunaan internet, karena yang lebih banyak menggunakan internet adalah perempuan. Tabel 16 menggambarkan, hubungan antara motif menggunakan internet dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur tidak nyata. Motif menggunakan internet juga tidak menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Hasil uji statistik menunjukkan, semester yang sedang diikuti dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian berhubungan secara nyata. Jadi, semakin tinggi semester yang sedang diikuti oleh responden, maka frekuensi penggunaan internet saat ujian juga tinggi. Hubungan antara semester yang sedang diikuti dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester dan saat libur tidak nyata. Dapat disimpulkan, semester yang sedang diikuti tidak menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester dan saat libur. Tabel 16 memaparkan, hubungan antara departemen asal dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester tidak nyata, tetapi hubungan antara departemen asal dengan frekuensi penggunaan internet saat ujian dan saat libur adalah nyata. Dengan demikian, departemen asal responden menentukan frekuensi penggunaan internet saat ujian dan saat libur.
114
Tabel 16. Hasil Uji Statistik untuk Frekuensi Penggunaan Internet Mahasiswa FEMA IPB Tahun 2008 Variabel Bebas
Variabel Terpengaruh
Hasil Uji Statistik
Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur
Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata
Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur
Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata
Karakteristik Individu: Jenis Kelamin
Motif Menggunakan Internet
Semester yang Sedang Diikuti
Departemen Asal
Keanggotaan dalam Organisasi Faktor Eksternal: Keadaan Ekonomi: - Penghasilan Ayah
-
Penghasilan Ibu
-
Uang Saku
Dorongan Menggunakan Internet
Dorongan Dosen/Asisten Dosen
Hasil uji statistik menunjukkan, hubungan antara keanggotaan dalam organisasi dengan frekuensi apapun (awal semester, saat ujian, dan saat libur) tidak nyata, sehingga keanggotaan responden dalam organisasi tidak menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Hubungan antara faktor eksternal dengan frekuensi penggunaan internet dapat dilihat pada Tabel 16. Keadaan ekonomi diukur melalui penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku. Tabel 16 menggambarkan, hubungan antara penghasilan ayah dengan frekuensi apapun tidak nyata, sehingga penghasilan ayah
115
tidak menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Uji Korelasi Spearman menyatakan, hubungan antara penghasilan ibu dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester dan saat ujian tidak nyata, sehingga penghasilan ibu tidak menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester dan saat ujian. Hubungan antara penghasilan ibu dengan frekuensi penggunaan internet saat libur adalah nyata. Dengan demikian, semakin tinggi penghasilan Ibu, maka frekuensi penggunaan internet saat libur juga tinggi. Hasil uji Korelasi Spearman menunjukkan, hubungan antara uang saku dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester dan saat ujian tidak nyata, sehingga uang saku tidak menentukan frekuensi penggunaan internet pada awal semester dan saat ujian. Hubungan antara uang saku dengan frekuensi penggunaan internet saat libur adalah nyata. Berarti, semakin tinggi uang saku, maka
frekuensi
penggunaan
internet saat libur juga tinggi. Terdapat
kecenderungan adanya ketimpangan biaya untuk mengakses internet di kalangan mahasiswa FEMA, IPB. Keterbatasan uang saku dapat mengakibatkan rendahnya frekuensi dalam menggunakan internet saat libur, karena uji statistik menunjukkan, semakin tinggi uang saku, maka frekuensi penggunaan internet juga tinggi. Hasil
uji
Chi-Square
menunjukkan,
hubungan
antara
dorongan
menggunakan internet dengan frekuensi penggunaan internet, baik pada awal semester, saat ujian, dan saat libur tidak nyata. Dorongan menggunakan internet tidak menentukan frekuensi penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur). Hal ini juga diikuti oleh hubungan antara dorongan dosen/asisten
116
dosen dengan frekuensi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur yang tidak nyata. Dorongan dosen/asisten dosen tidak menentukan frekuensi dalam menggunakan internet. Pola penggunaan internet mahasiswa FEMA IPB juga dapat diketahui melalui durasi. Hubungan antara faktor individu dan faktor eksternal dengan durasi penggunaan internet dapat dilihat pada Tabel 17. Uji Chi-Square menyatakan, hubungan antara jenis kelamin dengan durasi penggunaan internet pada awal semester dan saat ujian nyata. Berarti, jenis kelamin durasi penggunaan internet pada awal semester dan saat ujian. Tabel 17. Hasil Uji Statistik untuk Durasi Penggunaan Internet Mahasiswa FEMA IPB Tahun 2008 Variabel Bebas
Variabel Terpengaruh
Hasil Uji Statistik
Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur
Berhubungan Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata
Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur
Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Nyata Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata
Karakteristik Individu: Jenis Kelamin
Motif Menggunakan Internet
Semester yang Sedang Diikuti
Departemen Asal
Keanggotaan dalam Organisasi Faktor Eksternal: Keadaan Ekonomi: - Penghasilan Ayah
-
Penghasilan Ibu
-
Uang Saku
Dorongan Menggunakan Internet
Dorongan Dosen/Asisten Dosen
117
Hubungan antara jenis kelamin dengan durasi penggunaan internet saat libur tidak nyata, sehingga jenis kelamin tidak menentukan durasi penggunaan internet saat libur. Meskipun terdapat data yang menyebutkan sebesar 70 persen pengguna laki-laki mendominasi penggunaan internet (Shoulen, 1999), tetapi tidak terdapat kecenderungan ketimpangan gender dalam mengakses internet, karena perempuan lebih banyak menggunakan internet daripada laki-laki, meskipun mayoritas durasinya tergolong sedang. Hubungan antara motif menggunakan internet dengan durasi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur tidak nyata. Dapat disimpulkan, motif menggunakan internet tidak menentukan durasi penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur). Berdasarkan uji statistik, hubungan antara semester yang sedang diikuti dengan durasi penggunaan internet pada awal semester tidak nyata, sehingga semester yang sedang diikuti responden tidak menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester. Namun, hubungan antara semester yang sedang diikuti dengan durasi penggunaan internet saat ujian dan libur nyata. Berarti, semakin tinggi semester yang sedang diikuti mahasiswa, maka durasi penggunaan internet saat ujian dan libur juga tinggi. Tabel 17 menunjukkan, hubungan antara departemen asal dengan durasi penggunaan internet, baik pada awal semester, saat ujian, dan saat libur tidak nyata. Departemen asal responden ternyata tidak menentukan durasi penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur). Demikian pula dengan hubungan antara keanggotaan dalam organisasi dengan durasi penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur) adalah tidak nyata,
118
sehingga keanggotaan dalam organisasi juga tidak menentukan durasi penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur). Hasil uji Korelasi Spearman menunjukkan, hubungan antara penghasilan ayah dengan durasi penggunaan internet, baik pada awal semester, saat ujian, dan saat libur tidak nyata. Berarti, penghasilan ayah tidak menentukan durasi penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur). Demikian halnya hubungan antara penghasilan ibu dengan durasi penggunaan internet apapun tidak nyata, sehingga penghasilan ibu tidak menentukan durasi penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur). Berbeda dengan fakta di atas, hubungan antara uang saku dan durasi penggunaan internet saat libur nyata. Jadi, semakin tinggi uang saku yang dimiliki responden, maka durasi penggunaan internet saat libur juga tinggi. Namun, hubungan antara uang saku dengan durasi penggunaan internet saat ujian dan libur tidak nyata, sehingga uang saku tidak menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester dan saat ujian. Terdapat kecenderungan adanya ketimpangan dalam hal ekonomi terhadap durasi penggunaan internet, khususnya saat libur, karena apabila uang saku yang dimiliki oleh responden tinggi, maka durasi penggunaan internetnya juga tinggi. Terbukti data pada Tabel 15 yang menunjukkan mahasiswa dengan uang saku tinggi, durasi penggunaan internetnya saat libur juga tinggi. Hasil
uji
Chi-Square
menunjukkan,
hubungan
antara
dorongan
menggunakan internet dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah nyata, sehingga dorongan menggunakan internet menentukan durasi saat ujian. Selanjutnya, hubungan antara dorongan menggunakan internet dengan durasi
119
penggunaan internet pada awal semester dan saat libur tidak nyata. Dengan demikian, dorongan menggunakan internet tidak menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester dan saat libur. Terakhir adalah hubungan antara dorongan dosen/asisten dosen dengan durasi penggunaan internet. Hasil uji statistik menunjukkan, dorongan dosen/asisten hanya berhubungan secara nyata dengan durasi penggunaan internet pada awal semester, sehingga dorongan dosen/asisten dosen menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester, sedangkan hubungan antara dorongan dosen/asisten dosen dengan durasi penggunaan internet saat ujian dan saat libur tidak nyata. Berarti, dorongan dosen/asisten dosen tidak menentukan durasi penggunaan internet saat ujian dan libur.
120
BAB VI DAMPAK INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA
6.1 Pengaruh Pola Penggunaan Internet terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Prestasi akademik mahasiswa mengindikasikan pada jumlah IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) responden semester ini, jumlah IPK semester lalu, dan perubahannya, karena responden telah mengakses internet. Pada sebaran IPK semester sebelumnya, IPK mahasiswa beragam dari semester II sampai VIII dari mulai 2,00 sampai 4,00. Responden dengan IPK kurang dari 2,00 berjumlah satu, responden dengan IPK 2,00 sampai 2,99 berjumlah 57, responden IPK 3,00 sampai 3,99 berjumlah 59, responden dengan IPK 4,00 berjumlah dua, dan tidak ada IPK satu responden. Sebagian besar responden mempunyai IPK dari 2,00 sampai 3,99 pada semester sebelumnya. Prestasi akademik mahasiswa juga dilihat dari perubahan IPK mereka. Caranya dengan melihat selisih antara IPK semester sebelumnya dengan IPK semester ini. Pada Tabel 18, dapat dilihat pola penggunaan internet dan perubahan IPK mahasiswa FEMA, IPB. Tabel 18 menunjukkan, nilai hubungan antara frekuensi penggunaan internet pada awal semester dengan perubahan IPK adalah 0,408; nilai hubungan antara frekuensi penggunaan internet saat ujian dengan perubahan IPK adalah 0,389; dan nilai hubungan antara frekuensi pengggunaan internet saat libur dengan perubahan IPK adalah 0,838. Hasil uji Korelasi Spearman menyatakan, ketiga hubungan tersebut tidak nyata. Berarti, frekuensi penggunaan internet tidak menentukan perubahan IPK.
121
Tabel 18. Pola Penggunaan Internet dan Perubahan IPK Mahasiswa FEMA IPB Bogor Tahun 2008
Pola Penggunaan Internet
Dampak Penggunaan Internet
r hit
Keterangan
Probability
Frekuensi penggunaan Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur Durasi Penggunaan Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur
Perubahan IPK
0,076 0,408 0,079 0,389 -0,019 0,838
Berhubungan Tidak Nyata
0,039 0,67 0,081 0,379 -0,129 0,16
Berhubungan Tidak Nyata
Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata
Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata
Nilai hubungan antara durasi penggunaan internet pada awal semester dengan perubahan IPK adalah 0,67; kemudian nilai hubungan antara durasi penggunaan internet saat ujian dengan perubahan IPK adalah 0,779, dan nilai hubungan antara durasi penggunaan internet saat libur dengan perubahan IPK adalah 0,16. Hasil uji statistik menunjukkan, antara variabel-variabel tersebut berhubungan tidak nyata. Jadi, durasi mahasiswa menggunakan internet tidak menentukan perubahan IPK. Kesimpulannya adalah antara pola penggunaan internet dengan prestasi akademik berhubungan tidak nyata. Frekuensi penggunaan internet mayoritas responden yang cenderung rendah di awal semester dan saat libur, serta banyaknya responden yang tidak menggunakan internet saat ujian adalah salah satu alasan yang menyebabkan pola penggunaan internet tidak mempengaruhi prestasi akademik responden.
122
Hasil wawancara dengan para informan menunjukkan, meskipun banyak memanfaatkan informasi dari internet untuk mengerjakan tugas, tetapi nilai ujian dan usaha dari diri sendiri yang banyak menentukan prestasi akademik mahasiswa. Berikut adalah pernyataan salah seorang informan mengenai pengaruh internet terhadap prestasi akademik:
“Kalo buat gue sih gak ngaruh mau pake internet atau gak buat prestasi akademik. Soalnya kalo mau IPK kita bagus ya belajar aja sendiri. Jadi, yang ngaruh tuh kita belajar yang bener biar nilai ujiannya bagus. Biar ipk juga bagus”. (RU, KPM ’41)
6.2
Pengaruh Pola Mahasiswa
Penggunaan
Internet
terhadap
Waktu
Luang
Salah satu dampak dari penggunaan internet oleh mahasiswa yang ingin dibuktikan pada penelitian ini adalah waktu luang. Di mana waktu luang mengindikasikan jumlah waktu yang dimiliki oleh mahasiswa selain digunakan untuk mengikuti kegiatan perkuliahan dan mengakses internet. Melalui Tabel 19, dapat dilihat apakah penggunaan internet mempengaruhi waktu luang mahasiswa. Hasil analisis Korelasi Spearman pada Tabel 19 menunjukkan, nilai hubungan antara frekuensi penggunaan internet pada awal semester dengan waktu luang adalah 0,958, nilai hubungan antara frekuensi penggunaan internet saat ujian dengan waktu luang adalah 0,13; dan nilai hubungan antara frekuensi penggunaan internet saat libur dengan waktu luang adalah 0,936.
Tabel 19. Pola Penggunaan Internet dan Waktu Luang Mahasiswa FEMA IPB Bogor Tahun 2008 Pola Penggunaan Internet
Dampak
r hit
Keterangan
123
Penggunaan Internet
Probability
Frekuensi penggunaan Frekuensi Awal Semester Frekuensi Saat Ujian Frekuensi Saat Libur Durasi Penggunaan Durasi Awal Semester Durasi Saat Ujian Durasi Saat Libur
Waktu Luang
-0,005 0,958 0,139 0,13 -0,007 0,936
Berhubungan Tidak Nyata
0,006 0,948 0,113 0,22 -0,028 0,765
Berhubungan Tidak Nyata
Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata
Berhubungan Tidak Nyata Berhubungan Tidak Nyata
Hasil uji statistik menunjukkan, hubungan antara variabel-variabel di atas tidak nyata. Dengan demikian, frekuensi penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur) tidak menentukan waktu luang yang dimiliki responden. Durasi penggunaan internet pada awal semester, saat ujian, dan saat libur dengan waktu luang berhubungan secara tidak nyata. Nilai yang ditunjukkan oleh uji Korelasi Spearman untuk hubungan antara durasi penggunaan internet pada awal semester dengan waktu luang adalah 0,948; kemudian nilai hubungan antara durasi penggunaan internet saat ujian dengan waktu luang adalah 0,22; dan nilai hubungan antara durasi penggunaan internet saat libur dengan waktu luang adalah 0,765. Berarti, penggunaan internet (pada awal semester, saat ujian, dan saat libur) tidak menentukan waktu luang yang dimiliki oleh repsonden. Fakta di atas menunjukkan, pola responden dalam menggunakan internet tidak mempengaruhi waktu luang. Mayoritas responden menjawab bahwa penggunaan internet tidak mengganggu waktu luang. Lagipula, frekuensi
124
penggunaan internet pada awa semester dan saat libur yang rendah, serta banyaknya responden yang tidak menggunakan internet saat ujian tidak membuat waktu luang mahasiswa menjadi berkurang. Durasi penggunaan internet yang tergolong sedang di awal semes ter dan saat libur juga tidak membuat waktu luamg mahasiswa menjadi berkurang. Internet sudah menjadi bagian dari kehidupan responden, sehingga untuk menggunakan internet responden mempunyai waktu khusus. Internet juga dikatakan oleh beberapa informan sebagai kegiatan yang menyenangkan, sehingga penggunaannyapun tidak menyita waktu luang, seperti yang dikemukakan oleh informan berikut:
“Gak menyita waktu luang kok. Kan kalo mau pake internet udah direncanain dulu, jadi gak menyita waktu luang. Soalnya menyenangkan sih”. (T, GM ’42)
125
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan Frekuensi dan durasi mahasiswa menggunakan internet berbeda pada awal semester, saat ujian, dan saat libur. Pada awal semester, sebagian besar mahasiswa menggunakan internet dengan frekuensi yang tergolong rendah, antara satu sampai dua kali per minggu, sedangkan durasi tergolong sedang, yaitu antara satu sampai dua jam per kunjungan. Di saat ujian, sebagian besar mahasiswa FEMA, IPB tidak menggunakan internet, karena harus belajar, tetapi masih ada yang tetap menggunakan internet dengan durasi sedang dan frekuensi rendah. Selain itu, mahasiswa menggunakan internet dengan frekuensi rendah dan durasi sedang saat libur. Pada awal semester, jenis kelamin mempengaruhi durasi penggunaan internet, karena uji statistik menunjukkan mahasiswa perempuan menentukan durasi penggunaan internet. Kemudian dorongan dosen/asisten dosen juga menentukan durasi pada awal semester. Mahasiswa Semester II paling banyak tidak menggunakan internet saat ujian, tetapi mahasiswa Semester VI paling banyak menggunakan internet dengan durasi sedang. Uji statistik menunjukkan, semakin tinggi semester yang sedang diikuti mahasiswa, maka durasi penggunaan internet saat ujian juga tinggi. Jenis kelamin mempengaruhi durasi penggunaan internet saat ujian. Uji statistik menyatakan, mahasiswa perempuan menentukan durasi penggunaan internet saat ujian. Dorongan menggunakan internet mempengaruhi durasi penggunaan internet saat ujian. Dorongan teman banyak menentukan mahasiswa untuk
126
menggunakan internet, sehingga dorongan temanlah yang menentukan durasi saat ujian. Meskipun jenis kelamin mempengaruhi durasi penggunaan internet pada awal semester dan saat ujian, tetapi tidak terdapat kecenderungan ketimpangan gender di kalangan mahasiswa FEMA, IPB dalam mengakses internet. Laki-laki tidak mendominasi penggunaan internet seperti yang dikatakan Shoulen (1999), karena mahasiswa perempuan lebih banyak menggunakan internet dengan durasi sedang daripada laki-laki, khususnya pada awal semester dan ujian. Saat libur, semakin tinggi semester yang sedang diikuti mahasiswa, maka durasi penggunaan internetnya juga tinggi. Relevan dengan fakta tersebut, mahasiswa Semester VI lebih banyak menggunakan internet dengan durasi sedang, sehingga jelas terlihat mahasiswa Semester VI mempengaruhi durasi saat libur. Kemudian, faktor yang mempengaruhi durasi mahasiswa menggunakan internet saat libur adalah uang saku. Semakin tinggi jumlah uang saku mahasiswa, maka durasi penggunaan internet saat libur juga tinggi. Faktor yang mempengaruhi frekuensi penggunaan internet pada awal semester adalah keanggotaan mahasiswa dalam organisasi. Semakin aktif mahasiswa berorganisasi, maka frekuensi penggunaan internet pada awal semester tinggi. Kemudian, semakin tinggi semester yang sedang diikuti mahasiswa, maka frekuensi penggunaan internet saat ujian tinggi. Pada awal semester, mahasiswa Semester VIII yang paling banyak menggunakan internet dengan frekuensi tinggi, jadi mahasiswa Semester VIII mempengaruhi frekuensi. Departemen asal mahasiswa menentukan frekuensi penggunaan internet saat ujian. Mahasiswa yang berasal dari Departemen KPM paling banyak menggunakan internet saat
127
ujian, sehingga mahasiswa yang berasal dari Departemen KPM mempengaruhi frekuensi saat ujian. Saat libur, faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi penggunaan internet adalah departemen asal mahasiswa, penghasilan ibu, dan uang saku. Departemen asal mahasiswa menentukan frekuensi penggunaan internet saat libur. Mayoritas mahasiswa menggunakan internet dengan frekuensi rendah saat libur dan mahasiswa yang berasal dari Departemen KPM dan IKK paling banyak menggunakan internet dengan frekuensi rendah, sehingga Departemen KPM dan IKK mempengaruhi frekuensi saat libur. Selanjutnya, semakin tinggi penghasilan ibu, maka frekuensi penggunaan internet saat libur juga tinggi. Semakin tinggi jumlah uang saku yang dimiliki mahasiswa, maka frekuensi penggunaan internet saat libur juga tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, terdapat kecenderungan ketimpangan ekonomi di kalangan mahasiswa FEMA, IPB dalam mengakses internet, karena hasil uji statistik menyatakan uang saku dan penghasilan ibu dapat membatasi penggunaan internet, khususnya saat libur. Internet tidak serta merta dapat merubah prestasi akademik mahasiswa. Pola penggunaan internet, baik frekuensi maupun durasi penggunaan internet tidak mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Diketahui mahasiswa FEMA, IPB menggunakan internet dengan frekuensi yang rendah pada awal semester dan saat libur, sedangkan saat ujian mayoritas mahasiswa tidak menggunakan internet. Mahasiswa FEMA, IPB juga menggunakan internet dengan durasi sedang pada awal semester dan saat libur, sedangkan saat ujian sebagian besar mahasiswa tidak menggunakan internet. Dengan demikian, internet memang tidak mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa.
128
Internetpun ternyata tidak mempengaruhi waktu luang mahasiswa. Frekuensi yang rendah dan durasi penggunaan internet yang sedang pada awal semester dan saat libur, tidak membuat waktu luang mahasiswa menjadi berkurang. Waktu yang digunakan untuk menggunakan internet kebanyakan adalah waktu yang benar-benar kosong, sehingga penggunaan internet tidak menyita waktu luang mahasiswa. Mahasiswa menganggap menggunakan internet adalah kegiatan yang menyenangkan dan sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak menganggu waktu luang.
7.2 Saran Kecenderungan adanya ketimpangan biaya untuk menggunakan internet, khususnya saat ujian dan libur dapat membatasi akses mahasiswa pada internet. Biaya untuk memanfaatkan fasilitas wi-fi di kampus IPB sendiri belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh semua mahasiswa. Pihak KPSI seharusnya dapat mempertimbangkan kembali mengenai biaya untuk dapat memanfaatkan fasilitas wi-fi di kampus IPB. Apabila internet sudah dapat dijangkau oleh semua mahasiswa IPB, maka kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien dapat terlaksana. Diperlukan juga dorongan dosen/asisten agar mahasiswa FEMA, IPB dapat memanfaatkan internet untuk menunjang kegiatan belajar. Hal tersebut dilakukan agar prestasi akademik mahasiswa meningkat.
129
DAFTAR PUSTAKA Andina, Hessie Putri. 2006. Pola Penggunaan Internet dan Dampaknya terhadap Remaja. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Andriany, Dian. 2006. Penggunaan Internet oleh Mahasiswa. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. 2005. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Daryanto. 2004. Memahami Kerja Internet. Jakarta: Yrama Media. Djohari, Isa A. 1999. Penggunaan Internet dan Kepuasan Penggunaannya di Kalangan Mahasiswa IPB. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Febrian, Jack. 2003. Menggunakan Internet Dilengkapi Situs yang Menarik untuk Dikunjungi. Bandung: Informatika. Hadi, Syamsul. 2006. Perilaku Penggunaan Internet sebagai Sumber Informasi. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Loader, Brian D (Editor). 1998. Cyberspace Divide: Equality, Agency, and Policy in The Information Society. London: Routledge. (Editor). 1998. The Governance of Cyberspace. London: Routledge. McQuail, Dennis. 1991. Teori Komunikasi Massa Suatu pengantar. Jakarta: Erlangga. Nahdiati, Eka. 2002. Deskripsi Penggunaan Internet di Kalangan Mahasiswa IPB. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Nasution, Zulkarimein. 1989. Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang dan Perkembangannya. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Shoulen. 1999. Profile Penggunaan Internet. http://www.elektroindonesia.com.
130
Starling, Andrew. 2007. The www.webdevelopersjournal.com.
Internet
and
Society.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (Editor). 1989. Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES. Wahyuni, Ekawati Sri. 2004. Pedoman Teknis Menulis Skripsi. Bogor: Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi.
131
LAMPIRAN
132
Lampiran 1 KUESIONER SURVEI “POLA PENGGUNAAN DAN DAMPAK INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA IPB"
Berilah tanda (√) pada setiap kolom ( ) di bawah ini Isilah kuesioner pada setiap bagian yang bertitik-titik Anda boleh menyebutkan lebih dari satu jawaban pada setiap pertanyaan yang bertitik-titik
I. Karakteristik Responden a. Nama : b. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan c. Semester : d. Mayor/Program studi : e. Jumlah sks yang telah ditempuh : f. Apakah saat ini Anda menjadi salah satu anggota dari organisasi yang ada di kampus IPB? ( ) Ya ( ) Tidak (lanjut ke Bagian II) Jika ya, sebutkan apa saja organisasi tersebut:................................................. g. Apakah Anda menggunakan internet untuk mencari informasi yang berhubungan dengan kegiatan organisasi? ( ) Ya ( ) Tidak (lanjut ke Bagian II) Alasan:............................................................................................................. II. Faktor eksternal 1. Jumlah penghasilan Ayah Anda per bulan:...................................................... 2. Jumlah penghasilan Ibu Anda per bulan:......................................................... 3. Jumlah uang saku Anda per bulan:................................................................... 4. Sumber uang saku Anda: ( ) Pemberian orang tua ( ) Beasiswa ( ) Bekerja tambahan ( ) Berdagang ( ) Lainnya:...................................................................................................... 5. Apakah ada anggaran khusus yang Anda siapkan untuk mengakses internet? ( ) Ya ( ) Tidak (lanjut ke nomor 6) 6. Melalui siapa Anda mengetahui mengenai internet dan situs-situs yang ada di internet? Sebutkan:........................................................................................... 7. Dalam hal apa saja orang yang memberi informasi mengenai internet tersebut mempengaruhi Anda untuk menggunakan internet? ( ) Pemilihan situs ( ) Pemilihan lokasi ( ) Lainnya:......................................................................................................
133
8. Apakah dosen/asisten dosen Anda pernah mendorong Anda untuk menggunakan internet? ( ) Ya ( ) Tidak (lanjut ke bagian III) 9. Untuk kegiatan apa biasanya dosen/asisten dosen memberitahu Anda untuk menggunakan internet? Sebutkan:.................................................................... III. Pola penggunaan internet 1. Apa alasan Anda menggunakan internet? ( ) Berkorespondensi (chatting dan email) ( ) Mencari informasi untuk tugas kuliah/jurnal melalui world wide web ( ) Download lagu, gambar, video, dan sebagainya ( ) Lainnya........................................................................................................ 2. Isi pertanyaan dalam tabel di bawah ini! Faktor eksternal
Periode penggunaan Awal semester Saat ujian
Saat libur
Frekuensi (rata-rata penggunaan) per minggu Durasi per kunjungan Lokasi penggunaan Kegiatan yang dilakukan beserta situs yang dibuka
Tujuan membuka situs internet
IV. Dampak penggunaan internet 1. Berapa IPK Anda semester ini:........................................................................... 2. Berapa IPK Anda semester sebelumnya:............................................................ 3. Berapa jumlah waktu yang Anda butuhkan untuk mengikuti kegiatan perkuliahan dan menggunakan internet setiap harinya:................................................................................................................ 4. Apakah setelah menggunakan internet, Anda merasa waktu luang menjadi berkurang? ( ) Ya ( ) Tidak Alasan:..................................................................................................................
134
Lampiran 2 PANDUAN PERTANYAAN Informan Mahasiswa 1. Dalam seminggu biasanya berapa kali menggunakan internet? 2. Berapa lama waktu yang Anda gunakan untuk mengakses internet pada setiap kunjungan? 3. Di mana biasanya kalian menggunakan internet? 4. Apa alasan utama kalian mengakses internet? 5. Ketika sedang online, kalian melakukan aktivitas apa saja? Kemudian, situs yang dibuka buat mendukung kegiatan tersebut apa saja? 6. Dari manakah Anda mengetahui tentang adanya situs-situs tersebut? 7. Apakah informasi yang tersedia dalam internet memudahkan kalian, khususnya dalam mengerjakan tugas kuliah? 8. Bagaimana pendapat Anda mengenai informasi yang tersedia dalam internet (baik informasi akademik maupun non-akademik)? 9. Apa saja hambatan yang sering terjadi ketika menggunakan internet? 10. Berapa biaya yang harus Anda keluarkan setiap mengakses internet? 11. Menurut Anda apakah biaya yang harus Anda keluarkan untuk mengakses internet dapat dijangkau? 12. Menurut kalian, apakah keadaan ekonomi mahasiswa berpengaruh pada akses mahasiswa pada internet? 13. Apakah kalian menggunakan internet apabila ada waktu luang? 14. Apakah penggunaan internet pernah mengganggu jadwal kegiatan anda (terutama waktu luang Anda)? 15. Menurut kalian, apakah internet dapat mempengaruhi IPK? 16. Apakah ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dengan yang lain dlaam menggunakan internet? 17. Apakah dosen atau asisten dosen pernah mendorong kalian untuk menggunakan internet? Biasanya untuk kegiatan apa? 18. Biasanya, bagaimana dosen menganjurkan kalian untuk mencari literatur dalam mengerjakan tugas? Apakah dosen menganjurkan untuk menggunakan buku terlebih dahulu atau mencari informasi melalui internet? 19. Biasanya, kalian menggunakan internet atas inisiatif siapa? 20. Apakah kalian menggunakan internet saat ujian? Mengapa? 21. Saat libur, biasanya pakai internet atau tidak? 22. Biasanya, dari mana kalian memperoleh biaya untuk menggunakan internet saat libur? Informan Dosen/asisten dosen Fakultas Ekologi Manusia 1. Apakah Anda pernah mendorong mahasiswa untuk menggunakan internet? 2. Untuk tujuan apa Anda mendorong mahasiswa menggunakan internet? 3. Bagaimana cara pelaksanaannya? 4. Menurut Anda, apakah internet mempunyai pengaruh terhadap prestasi akademik? 5. Menurut Anda, apakah biaya untuk mengakses internet suda bisa dijangkau oleh mahasiswa?
135
6. Menurut Anda, apakah ada perbedaan penggunaan internet antara mahasiswa Tingkat satu dengan Tingkat dua dan seterusnya? 7. Untuk kegiatan apa saja Anda mendorong mahasiswa untuk menggunakan internet? 8. Menurut Anda, sejauh mana internet dapat mendukung kegiatan akademik mahasiswa? Informan Staf Kantor Pengembangan Sistem Informasi IPB (KPSI) 1. Sejak kapan IPB mengembangkan teknologi internet dan bagaimana awal mulanya? 2. Apa saja tujuan disediakannya jaringan internet di kampus IPB? 3. Bagaimana perkembangan penggunaan internet di kampus IPB dari awal mula keberadaannya di kampus IPB sampai dengan sekarang? 4. Menurut pendapat Anda sejauh mana internet bermanfaat bagi mahasiswa IPB? 5. Atas pertimbangan apa saja KPSI menentukan besarnya biaya kepada mahasiswa IPB untuk memanfaatkan fasilitas internet di kampus IPB? 6. Menurut Anda apakah fasilitas internet di kampus IPB sudah dapat dijangkau oleh seluruh mahasiswa? 7. Apa saja hambatan yang sering terjadi ketika menggunakan internet di IPB Pak? 8. Apakah ada batasan yang diberlakukan kepada mahasiswa untuk mengakses informasi? Atau apakah ada situs-situs yang dilarang untuk dibuka?
136
Lampiran 3 Pelaksanaan Wawancara dengan Informan Tahun 2008 Pelaksanaan Wawancara
Jumlah Sumber Informan
Tanggal dan Jam
Tempat
1.Wawancara mendalam dengan Bapak Heru Sukoco yang menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Sistem Jaringan dan Strategi Komunikasi KPSI. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan internet di kampus IPB Dramaga dan penggunaan internet di kalangan mahasiswa.
1 informan
Selasa, 3 April 2008, pukul 11.00-11.45 WIB.
KPSI (Gedung Rektorat lantai 2).
2.Kelompok pertama adalah mahasiswa semester II dari Departemen GM dan KPM, yaitu: Putri (KPM 44), Rani (KPM 44), Novi (GM 44), dan Bayu (GM 44).
4 mahasiswa
Jumat, 27 Juni 2008, pukul 17.00-17.30 WIB.
Koridor FEMA, IPB.
3.Wawancara kelompok kedua adalah mahasiswa semester II dan VIII dari Departemen IKK dan Program Studi GMSK, yaitu: Lia (IKK 44), Fitria (IKK 44), Wieke (GMSK 41), dan Monika (GMSK 41).
4 mahasiswa
Sabtu, 28 Juni 2008, pukul 15.00-16.00 WIB.
Food Court Botani Square Bogor.
4 mahasiswa
Sabtu, 28 Juni 2008, pukul 13.00-13.45 WIB.
Kantin Sapta IPB
4 mahasiswa
Senin, 30 Juni 2008, pukul 11.00-11.30 WIB.
Korodor FEMA, IPB.
4 mahasiswa
Senin, 30 Juni 2008, pukul 13.00-13.30 WIB.
Koridor FEMA, IPB.
4 mahasiswa
Selasa, 1 Juli 2008, pukul 15.00-16.00 WIB.
Depan Perpustakaan LSI IPB.
8.Wawancara dengan dosen dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai penggunaan internet di kalangan mahasiswa yang berkaitan dengan kegiatan akademik. Selaku informan adalah Bapak Martua Sihaloho, yaitu dosen mata kuliah Sosiologi Umum dan Sosiologi Agraria.
1 informan
Senin, 30 Juni 2008 pukul 15.45-16.00 WIB.
9. Wawancara dengan asisten dosen dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai penggunaan internet di kalangan mahasiswa yang berkaitan dengan kegiatan akademik. Selaku informan adalah Mbak Dini Harmita, yaitu asisten dosen mata kuliah Komunikasi Massa.
1 informan
Rabu, 2 Juli 2008, pukul 10.30-11.00 WIB.
4.Wawancara kelompok ketiga adalah mahasiswa semester IV dan VI dari Departemen KPM, yaitu: Andito (KPM 42), Ika (KPM 42), Rissa (KPM 43), dan Ryan (KPM 43). 5.Wawancara kelompok keempat adalah mahasiswa semester IV dan VI dari Departemen IKK, yaitu: Eva (IKK 42), Firina (IKK 42), Gina (IKK 43), dan Laura (IKK 43). 6.Wawancara kelompok kelima adalah mahasiswa semester IV dan VI dari Departemen GM, yaitu: Tri (GM42), Kartika (GM 42), Wirudy (GM 43), dan Nurul (GM 43). 7.Wawancara kelompok keenam adalah mahasiswa semester VIII dari Departemen KPM dan Program Studi GMSK, yaitu: Leonard (KPM 41), Restu (KPM 41), Nyoman (GMSK 41), dan Fika (GMSK 41).
Di ruangannya, Departemen KPM.
Kantin Makjan Danau LSI IPB.
137
Lampiran 4
Metode Pengumpulan Data Tahun 2008 No 1.
Jenis data Gambaran umum lokasi penelitian
Data yang diperlukan a. Sejarah berdirinya Fakultas Ekologi Manusia b. Lokasi dan wilayah sekitar c. Kondisi fisik d. Data mahasiswa/i
Metode Studi dokumentasi (Kantor Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Ilmu Keluarga dan Konsumen, Gizi Masyarakat, dan Kantor Pusat Sistem Informasi IPB)
2.
Karakteristik individu
a. b. c. d. e.
Jenis kelamin Motif menggunakan internet Semester yang sedang diikuti Departemen asal Keanggotaan dalam organisasi
Survei dengan menyebarkan kuesioner
3.
Faktor eksternal
a. Keadaan ekonomi b. Inisiatif menggunakan internet c. Dorongan dosen/asisten dosen
Survei dengan menyebarkan kuesioner
4.
Pola penggunaan internet
a. b. c. d.
Survei dengan menyebarkan kuesioner, dilengkapi dengan dan wawancara mendalam
5.
Dampak internet di kalangan mahasiswa
a. Prestasi akademik b. Waktu luang
Frekuensi Durasi Lokasi Aktivitas online
Survei dengan menyebarkan kuesioner, dilengkapi dengan dan wawancara mendalam
138