PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA PUTRI DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Domisia Viviati NIM: 091124023
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada seluruh anggota kongregasi Suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO “Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna” (1Kor 13:2)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 Maret 2015 Penulis,
Domisia Viviati
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertada tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama: Domisia Viviati NIM : 091124023 Menyatakan bahwa demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memeberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA PUTRI DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS beserta perangkat yang diperlukan (jika ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 17 Maret 2015 Yang menyatakan
(Domisia Viviati)
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Judul skripsi adalah UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA PUTRI DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS. Adapun latar belakang pemilihan judul ini bertitik tolak dari keprihatinan penulis akan pelaksanaan pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati, yang secara khusus penulis rasakan sewaktu membantu menjadi pendamping di asrama Dharmawati. Kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati seperti ekaristi, ziarah, rekoleksi/ret-ret, rosario, ibadat sabda sudah terprogram dengan baik. Namun kaum remaja mengikuti kegiatan pendampingan iman kelihatannya karena aturan asrama yang wajib diikuti oleh setiap anggota asrama. Selain itu juga model dan metode yang digunakan kurang menarik dan kurang relevan dengan kehidupan remaja di asrama Dharmawati. Situasi tersebut mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai proses pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati dan mengupayakan suatu kegiatan yang dapat menarik dan melibatkan kaum remaja dalam pendampingan tersebut. Tujuan dari penulisan skripsi adalah memperoleh data mengenai pendampingan iman yang ideal, memperoleh gambaran pelaksanaan pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati untuk membantu remaja berkembang menjadi remaja yang dewasa, bertanggungjawab dan beriman serta memberikan satu model kegiatan yang cocok untuk menarik perhatian kaum remaja semakin terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendampingan iman. Bertolak dari tujuan penulisan, penulis memperoleh data-data mengenai pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati dengan melakukan penelitian yang didukung oleh studi pustaka. Penelitian dilakukan dalam bentuk kuesioner dan wawancara kepada para responden. Hasil dari penelitian terungkap bahwa pendampingan iman yang dilakukan selama ini terasa monoton, membosankan dan kurang bervariasi. Untuk itulah penulis mengusulkan salah satu model kegiatan sebagai upaya untuk meningkatkan pendampingan iman remaja. Kegiatan tersebut adalah katekese model SCP. Penulis mengusulkan katekese model SCP karena model ini sungguh melibatkan peserta, bersifat dialogis paritisipatif. Model SCP juga mempunyai lima langkah yang semakin membawa peserta berdialog dengan pengalaman hidup dan mengkonfrontasikannya dengan visi dan Tradisi Kristiani untuk semakin membangun kerajaan Allah di dunia.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT The title of my thesis THE WAY IMPROVING FAITH FOR FEMALE TEENAGERS AT DHARMAWATI DORMITORY SINTANG WEST KALIMANTAN USING SHARED CHRISTIAN PRAXIS CATECHESIS MODEL. The background of this title selection starts from the author concern with the in which implementation in mentoring teenagers faith in Dharmawati dormitory. In particular, the author feels when she helping works as an dormitory chaperone. Faith mentoring activities such as Eucharist, pilgrimages, recollection/retreat, rosary prayers and worship prayer has been programmed regularly. But young people who participated in this actkvities apparently join in because of rules that reguire them. In addition the models and methods that are used are not attractive and nor relevant to the lives of young people in the Dharmawati dormitory. Seeing this situation, author of fait mentoring investigate in Dharmawati dormitory and creating an activity which can certainly attract and involve young people in this faith mentoring. The aim of this thesis was to obtain data on how to improve faith mentoring, to obtain an overview in implementing faith mentoring of female teenagers in Dharmawati dormitory to help them developing maturenity, responsibility and more faithful also to provide suitable model of activities to attract the attention of young people to get involve actively in faith mentoring process. Based on the purpose of writing, the authors obtained data on the implementation of faith mentoring in Dharmawati dormitory faith by doing research from literature riview. The research was conducted in the form of questionnaires and interviews torespondents. The results of the study revealed that the faith mentoring which made during this ctivities faith where monotonous, boring and less varied. For this reason the author proposes a model of activity to improve the implementation of faith mentoring for teenagers, by SCP catechesis model. The author proposes a single SCP because this model really involve the participants with paritisipative dialogue. SCP model also has five steps that are increasingly bringing participants to create dialogue with life experience and confront itwith the vision of Christian Tradition and for the greatest kingdom of God in the world.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi yang berjudul UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA PUTRI DI ASRAMA DHARMAWATI
SINTANG
KALIMANTAN
BARAT
DENGAN
KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS . Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas sanata Dharma Yogyakarta. Melalui skripsi ini penulis ingin memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pendampingan iman kaum remaja putri di asrama Dharmawati Sintang dengan katekese. Terususunya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini dengan tulus hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung SJ, M.Ed selaku dosen pembimbing utama sekaligus dosen pembimbing dosen akademik yang telah meluangkan waktu memimbing penulis dengan penuh kesabaran, perhatian, masukan dan kritikan sehingga penulis termotivasi untuk mengerjakan dan menyelsaikan penulisan skripsi ini. 2. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y, M.Hum selaku dosen peguji kedua yang memberikan dukungan dan mengingatkan penulis untuk selalu semangat menulis dan menyelsaikan skripsi dengan cepat.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, selaku dosen penguji ketiga yang memberi semangat dan perhatian serta mengingatkan penulis untuk tekun menulis skripsi. 3. Segenap staf Dosen Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi dan mendidik penulis selama belajar dan menyusun skripsi ini. 4. Segenap staf
Sekertariat dan perpustakaan
Prodi IPPAK dan seluruh
karyawan yang telah mendukung penulis selama penulis belajar dan menyusun skripsi ini. 5. Pemimpin Komunitas, suster pendamping asrama serta seluruh para suster di komunitas Dharmawati serta seluruh warga asrama khususnya siswi kelas XI, XII SMA/SMK selaku subyek peneliti. 6. Para suster anggota kongregasi SMFA khususnya para suster di komunitas Yogyakarta yang telah memberi perhatian, dukungan dan motivasi lewat doa, kerjasama yang baik sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini. 7. Dewan pimpinan kongregasi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba pengetahuan di Universitas Sanata Dharma. 8. Bapak ibu serta adik-adikku yang telah memberi dukungan dan semangat dalam menyelsaikan studi dan skripsi ini. 9. Teman-teman mahasiswa angkatan 2009/2010 yang turut mendukung proses belajar dan skripsi ini serta semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang turut ambil bagaian mendukung dan membantu penulis hingga penyelsaian skripsi ini.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 17 Maret 2015 Penulis,
Domisia Viviati
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................
iv
MOTTO ...............................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………………………
vii
ABSTRAK ..........................................................................................................
viii
ABSTRACT………………………………………………………………………………
ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................
x
DAFTAR ISI ......................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................
xix
BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................
1
A. Latar Belakang...……………….…........................................................
1
B. Rumusan Masalah………………….......................................................
6
C. Tujuan Penulisan………….....................................................................
6
D. Manfaat Penulisan.………………………………..................................
7
E. Metode Penulisan....................................................................................
7
F. Sistematika Penulisan..............................................................................
8
BAB II: POKOK-POKOK PENDAMPINGAN IMAN REMAJA ………........
10
A. PENDAMPINGAN IMAN .....................................................................
10
1. Pengertian Umum Pendampingan.......................................................
10
2. Pengertian Iman……….......................................................................
11
a. Iman Dalam Kitab Suci.................................................................
11
b. Iman Menurut Dokumen Gereja....................................................
13
c. Iman Menurut Para Ahli................................................................
14
3. Pendampingan Iman ...........................................................................
15
4. Tujuan Pendampingan Iman................................................................
16
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. GAMBARAN UMUM KAUM REMAJA...............................................
17
1. Pengertian Remaja..............................................................................
17
2. Ciri-ciri Masa Remaja …………………………...............................
18
a. Masa Remaja Sebagai Periode Yang Penting……………………
18
b. Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan………………………...
18
c. Masa Remaja Sebagai Periode Perubahan……………………......
18
d. Masa Remaja Sebagai Usia Bermasalah…………………………
19
e. Masa Remaja Sebagai Masa Mencari Identitas. …………………
19
f. Masa Remaja Sebagai Masa Yang Menimbulkan Ketakutan……
19
g. Masa Remaja Adalah Masa Yang Tidak Realistik……………….
20
h. Masa Remaja Sebagai Ambang Masa Dewasa………………….
20
3. Minat-minat Remaja...........................................................................
21
a. Minat Rekreasi.............................................................................
21
b. Minat Sosial……………………………......................................
21
c. Minat Pribadi…………………………………………………....
22
d. Minat Terhadap Pendidikan…………………………………….
22
e. Minat Terhadap Pekerjaan………………………………………
22
f. Minat Pada Agama……………………………………………...
22
g. Minat Dalam Simbol Status…………………………………….
23
4. Perkembangan Remaja……………………………………………...
23
a. Perkembangan Fisik Remaja........................................................
23
b. Perkembangan Mental Remaja.....................................................
24
c. Perkembangan Sosial Remaja.....................................................
24
d. Perkembangan Emosi..................................................................
25
e. Perkembangan Moral...................................................................
26
f. Perkembangan Iman Remaja Menurut Fowler………….............
27
5. Lingkungan Hidup Remaja................................................................
30
a. Lingkungan Keluarga...................................................................
30
b. Lingkungan Sekolah....................................................................
31
c. Lingkungan Masyarakat..............................................................
32
6. Problem Remaja.................................................................................
33
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. problem Dalam Keluarga…………………………………….....
33
b. Problem Dalam Masyarakat…………………………………....
34
c. Problema Dalam Gereja………………………………………..
34
d. Roblem dalam diri sendiri...........................................................
34
C. PENDAMPINGAN IMAN REMAJA.....................................................
35
1. Pengertian Pendampingan Iman Remaja............................................
35
2. Ciri Pendampingan Iman Kaum Remaja............................................
36
3. Tujuan Pendampingan Iman Remaja.................................................
37
4. Kualifikasi Pribadi Pendampingan Iman……………………………
38
a. Sebagai Pribadi………………………….....................................
39
b. Hubungan Dengan Peserta……………………………………...
40
c. Sebagai Pemimpin……………………………………………....
40
BAB III: PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT...................
42
A. Gambaran Umum Asrama Dharmawati………………………………...
43
1. Profil Asrama Dharmawati.................................................................
43
a. Sekilas Asrama Dharmawati…………………………………….
43
b. Tujuan Asrama Dharmawati…………………………………….
45
2. Program Pendampingan…………......................................................
46
a. Aktifitas Harian………………………………………………….
47
b. Kegiatan Rohani…………………………………………………
47
(1) Perayaan Ekaristi…………………………………………….
48
(2) Rekoleksi…………………………………………………….
48
(3) Retret………………………………………………………..
50
(4) Ziarah Ke Gua Maria………………………………………..
50
(5) Devosi Kepada Bunda Maria………………………………..
50
(6) Doa Bersama………………………………………………...
50
c. Kegiatan Hari Libur……………………………………………..
53
B. Penelitian Terhadap Pendampingan Iman Remaja Di Asrama Dharmawati.............................................................................................
53
1. Desain Penelitian…………………...................................................
53
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Latar Belakang Penelitian………………………………………
53
b. Tujuan Penelitian……………………………………………….
54
c. Jenis Penelitian………………………………………………….
54
d. Instrumen Pengumpulan Data…………………………………..
55
e. Responden………………………………………………………
56
f. Waktu Dan Tempat Penelitian………………………………….
57
g. Variabel Penelitian……………………………………………...
57
C. Laporan Hasil Penelitian pendampingan iman di Asrama Dharmawati..............................................................................................
58
1. Identitas Responden…………………………………………….
58
2. Pendampingan Iman Di Asrama……………………………….
59
3. Faktor- faktor Pendukung Pendampingan Iman………………..
63
4. Faktor- faktor Penghambat Pendampingan iman……………….
65
D. Hasil Wawancara Dengan Staf Inti Asrama........................................
66
E. Pembahasan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja Di Asrama Dharmawati Sintang…………………………….............
68
1. Identitas Responden……………………………………………...
68
2. Pendampingan Iman Yang Dilaksankan Di Asrama……………..
69
3. Faktor- faktor Pendukung Pendampingan iman………………….
73
4. Faktor- faktor Penghambat Pendampingan iman………………...
73
F. Kesimpulan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja Di Asrama Dharmawati Sintang……………………………………
74
BAB IV: PENINGKATAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS (SCP).....................................................................................
76
A. Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP).....................................
76
1. Pengertian SCP...................................................................................
77
a. Shared…………………...............................................................
78
b. Christian………………………………………………………...
79
c. Praxis………………………........................................................
80
2. Langkah- langkah Katekese Model Shared Christian Praxis……….
81
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Langkah I (pertama) : Pengungkapan Pengalaman Praksis Faktual…………………………………………………………..
81
b. Langkah II (kedua) : Refleksi Kritis Pengalaman Faktual …….
82
c. Langkah III (ketiga) : Mengusahakan Supaya Tradisi Dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau…………………………………......
83
d. Langkah IV (keempat) : Interprestasi Dialektik Antara Praksis Dan Visi Peserta Dengan Tradisi Dan Visi Kristiani…………...
84
e. Langkah V (Kelima): Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah…………………………………...
85
3. Alasan menggunakan model Shared Christian Praxis…………......
86
B. Usaha Peningkatan Pendampingan Iman Remaja....................................
87
1. Pengertian Peningkatan........................................................................
87
2. Tujuan Peningkatan..............................................................................
87
3. Arah Peningkatan.................................................................................
88
C. Usulan Program Pendampingan................................................................
89
1. Latar Belakang Usulan Program..........................................................
89
2. Pemilihan Tema ……………………..................................................
90
3. Waktu Pelaksanaan..............................................................................
96
4. Matriks Program Pendampingan.........................................................
98
3. Contoh Persiapan Katekese.................................................................
105
BAB V: PENUTUP............................................................................................
118
A. Kesimpulan ..............................................................................................
118
B. Saran ........................................................................................................
119
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
121
LAMPIRAN: Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................
(1)
Lampiran 2: Surat Bukti Penelitian.................................................................
(2)
Lampiran 3: Lembar Kuesioner......................................................................
(3)
Lampiran 4: Panduan Wawancara Dengan Staf Inti asrama..........................
(6)
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5: Hasil Wawancara Dengan Staf Inti Asarama…………………
(7)
Lampiran 6 : Daftar Nama Responden...........................................................
(11)
Lampiran 7: Acara Harian Asrama.................................................................
(13)
Lampiran 8 : Bacaan Kitab Suci.....................................................................
(14)
Lampiran 9: Lagu-lagu untuk Katekese SCP..................................................
(16)
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian
Lama
dan
Perjanjian
Baru:
dalam
terjemahan
baru,
yang
diselenggarakan Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. 2002.
B. Singkatan Dokumen Gereja AA:
Apostolicam
Actuositatem,
Dekrit
Konsili
Vatikan
II
tentang
KerasulanAwam (18 November 1965) PO : Presbyterorum Ordinis, Dekrit Tentang Pelayanan dan Kehidupan Para Imam GE : Gravissimum Educationis, Pernyataan Konsili Vatikan II Tentang Pendidikan Kristen, LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja tanggal 21 November 1964 GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Tentang Gereja di Dunia Dewasa Ini, 7 Desember 1965 EN : Evangeli Nutiandi, Paus Paulus VI, diterjemahkan oleh R Hardawiryana,SJ DOKPEN-KWI, Jakarta, 1995. DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Tentang Wahyu Ilahi, diterjemahkan oleh
R Hardawiryana, SJ . DOKPEN- KWI, Jakarta, 1990. Naskah asli tanggal 18 November 1965.
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
EG : Evangelii Gaudium, Paus Fransiskus, Seruan Apostolik, 24 November 2013. DOKPEN- KWI, Jakarta, Juli 2014. C. Singkatan Lain Art
: Artikel
SMA
: Sekolah Menengah Atas
SMK
: Sekolah Menegah Kejuruan
HP
: Hand Phone
FB
: Facebook
LCD
: Liquid Crystal Display
SMFA
: Suster Misi Fransiskan Antonius
SCP
: Shared Christian Praxis
Luk
: Lukas
Mrk
: Markus
Mat
: Matius
Ef
: Efesus
Kor
: Korintus
Kej
: Kejadian
Ibr
: Ibrani
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xxi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini, penulis menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan judul skripsi, diantaranya adalah tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode dari masa anak menuju masa dewasa, di mana anak mengalami pertumbuhan yang cepat di segala bidang. Mereka bukan lagi anak-anak baik berdasarkan pada bentuk, cara berpikirnya dan sikap, akan tetapi mereka belum dewasa dan matang (Bambang Soetawan, 1974: 19). Pada masa ini remaja masih harus menerima banyak dari orang lain, tetapi dari dirinya sendiri juga ingin memberi. Untuk itulah mereka harus mengembangkan dirinya agar maju dan menjadi dewasa. Menjadi dewasa adalah suatu proses perkembangan yaitu remaja harus menerima dirinya sendiri dan kemudian dapat menilai kemampuan-kemampuannya dalam bidang jasmani, pikiran, perasaan dan dalam bidang rohani. Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri. Mereka masih sangat labil, tidak jarang mereka menjadi bingung sendiri menghadapi gejala-gejala pertumbuhan dalam dirinya (Tangdilintin, 1984: 10). Kebingungan tersebut menjadi semakin rawan oleh transisi nilai sosio-budaya yang melanda masyarakat. Laju perkembangan dan modernisasi serta lancarnya arus komunikasi massa, kemudahan-kemudahan teknologi kaum remaja, menjadi suatu masalah utama karena adanya perubahan-perubahan sosial, fisiologi dan psikologis di dalam diri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka hidup. Perubahanperubahan ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan berteknologi. Arus perubahan kehidupan yang berjalan amat cepat cenderung membuat individu merasa hanya seperti sebuah robot dari pada seorang makhluk utuh yang memiliki di dalam dirinya suatu keyakinan akan identitas diri sebagai seorang pribadi. Perubahan dan pembaharuan pola kehidupan yang sedang berlangsung di sekitar dirinya secara terus menerus tentu saja akan membawa dampak tertentu. Maka pendampingan secara rohani adalah suatu cara dalam rangka membangun manusia yang beriman. Oleh karenanya pendampingan iman bagi remaja yang paling tepat untuk saat ini adalah dengan cara mempelajari dan memahami proses perubahan dan situasi remaja dan selanjutnya mengusahakan pendekatanpendekatan yang tepat. Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila individu mampu menyelesaikan tugas perkembangan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan dan kebahagiaan juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya. Remaja sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, remaja memerlukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
bimbingan dan pembinaan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungan sosialnya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Bimbingan dan pendampingan dapat dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Perhatian terhadap remaja adalah menjadi penting. Konsili Vatikan II dalam Dekrit Tentang Kerasulan Awam dikatakan bahwa berbagai bidang kerasulan bagi kaum muda “Kaum muda merupakan kekuatan yang amat penting dalam masyarakat sekarang. Selanjutnya hendaknya kaum dewasa dalam suasana persahabatan berusaha menjalin dialog dengan kaum muda, sehingga keduanya saling mengenal, saling bertukar kekayaan masing-masing” (AA, art, 12). Peranan ini merupakan kelaziman bagi remaja, karena yang berusia muda pada umumnya sedang menempuh proses perkembangan, menempuh dunia pendidikan, dan secara psikologis sering dikatakan sedang masa peralihan, baik dari sudut biologis maupun dari sudut sosiologis. Anjuran Apostolik, Paus Yohanes Paulus II dikatakan menyusul masa pancaroba, remaja menemukan diri serta dunia batinnya sendiri, masa munculnya rencana- rencana yang mencerminkan idealisme, masa bangkitnya perasaan mencintai, masa menginginkan kebersamaan. Pada masa ini juga muncul kecemasan disertai frustrasi, kecurigaan tertentu terhadap sesama (CT, art. 38). Persoalan yang terjadi pada remaja berkaitan dengan usia mereka dan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan di mana mereka hidup. Oleh karenanya suatu faktor penting yang memegang peranan yang menentukan dalam kehidupan remaja adalah orang tua, Gereja dan masyarakat. Remaja putri di asrama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Dharmawati Sintang merupakan bagian dari Gereja dan masyarakat. Mereka adalah siswa SMU Panca Setya dan SMK Budi Luhur milik Yayasan Sukma Sintang. Mereka datang dari daerah yang berbeda, bahasa, latar belakang yang berbeda, meskipun masih lingkup daerah Kalimantan Barat. Antara satu dengan yang lain berbeda dalam berbagai hal seperti minat, bakat dan sifat-sifat kepribadian serta kebiasaan hidup dalam keluarga masing-masing yang mereka bawa ke asrama. Keragaman ini tentu memperkaya satu sama lain, tetapi juga menjadi suatu perjuangan untuk dapat memahami dan menerima apa yang menjadi perbedaan dari setiap pribadi. Dalam rangka membantu mereka untuk menemukan identitas dan jati dirinya, serta membantu penghuni asrama mampu memahami dirinya dan lingkungannya, maka di asrama ada berbagai kegiatan yang mendukung perkembangan kepribadian mereka. Adapun kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya kegiatan fisik tetapi juga kegiatan rohani, sehingga menjadi pribadi yang beriman dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidupnya. Usaha pendampingan merupakan usaha dua arah dari pendamping kepada yang didampingi dan sebaliknya, dan bertitik tolak dari keyakinan bahwa yang didampingi mempunyai potensi yang dapat tumbuh menjadi kenyataan (A. M. Mangunhardjana, 1986: 21). Oleh sebab itu dalam usaha pendampingan peserta mempunyai peranan penting yang menentukan berhasil tidaknya usaha pendampingan. Artinya peserta bukan sebagai objek pendampingan yang menerima apa saja yang diberikan pendamping, peserta adalah subjek yang berperan aktif dalam keseluruhan proses pendampingan. Dalam proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
pendampingan, para pendamping bertindak sebagai fasilitator yang membantu peserta untuk dapat mengungkapkan diri secara lebih leluasa. Hubungan antara pendamping dan yang didampingi adalah sebagai sahabat dan teman dialog yang saling membantu, saling meneguhkan satu sama lain. Diharapkan di dalam proses pendampingan keduanya mampu berdialog secara terbuka, saling mendengarkan, sehingga satu sama lain merasa dikuatkan atau diteguhkan (Tangdinlintin, 1981: 76). Agar pelaksanaan pendampingan iman menyentuh aspek kehidupan individu penghuni asrama, maka pendamping di asrama memiliki sikap proaktif, serta mengetahui, mengenal dan memahami kaum remaja, ciri, problem, situasi perkembangan serta minat remaja. Dengan demikian pendampingan iman sesuai dengan keadaan atau situasi kaum remaja serta bagaimana pendampingan dapat membantu dan menanggapi kebutuhan mereka, sehingga mereka merasa tertarik dalam kegiatan tersebut dan buah-buahnya dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. Pendampingan
yang dilakukan selama ini adalah, rekoleksi, retret,
rosario, ambil bagian tugas doa di lingkungan, ekaristi harian dan hari Minggu. Jenis kegiatan rohani seperti retret, rekoleksi, doa rosario, ekaristi,
berjalan
dengan baik. Maka muncul inspirasi bagi penulis untuk memberi sumbangan untuk pendampingan iman remaja yang ada
di asrama Dharmawati tersebut
dengan katekese model Shared Christian Praxis. Alasan penulis menggunakan katekese Shared Christian Praxis adalah karena langkah-langkahnya dapat membantu remaja untuk mensharingkan pengalaman hidupnya sebagai remaja yang sekolah dan sebagai remaja tinggal di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
asrama yang serba teratur di tengah situasi dan perkembangan zaman yang begitu modern. Ini dilaksanakan sesuai dengan situasi dan keadaan mereka, sehingga dapat membantu mereka untuk bertumbuh dan berkembang ke arah yang baik, terutama bertumbuh dalam iman akan Yesus Kristus. Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis merumuskan judul: ”Upaya Peningkatan Pendampingan Iman Remaja Putri di Asrama Dharmawati Sintang dengan Katekese Model Shared Christian Praxsis”
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pendampingan iman remaja yang ideal? 2. Sejauh mana pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati sesuai dengan situasi konkrit remaja? 3. Bagaimana katekese model Shared Christian Praxis dapat digunakan untuk pelaksanaan pendampingan iman remaja?
C. Tujuan Penulisan 1. Memaparkan dan mengetahui apa itu pendampingan iman bagi remaja putri yang ideal. 2. Untuk memberi gambaran tentang pelaksanaan pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati Sintang. 3. Memberikan sumbangan bagi para pendamping di asrama Dharmawati Sintang bahwa katekese model Shared Christian Praxis dapat digunakan untuk pendampingan iman remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
D. Manfaat Penulisan 1. Tersedianya bentuk kegiatan yang sesuai dengan situasi remaja untuk meningkatkan pendampingan iman di asrama Dharmawati, SintangKalimantan Barat. 2. Memperoleh
bentuk
gambaran
dari
usaha
untuk
meningkatkan
pendampingan iman yang telah dilaksanakan di asrama Dharmawati, Sintang- Kalimantan Barat 3. Penulis mendapatkan data-data mengenai pendampingan iman di asrama Dharmawati, Sintang- Kalimantan Barat. Dengan mengetahui data-data tersebut, maka penulis memberi usulan program yang sekiranya cocok dengan situasi remaja.
E. Metode Penulisan Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif analitis berdasarkan studi pustaka dan penelitian yang mendukung penulisan ini serta pengalaman penulis selama menjadi pendamping asrama di asrama Dharmawati Sintang- Kalimantan Barat. Penulis memberikan sumbangan pemikiran untuk pendampingan iman remaja dengan katekese model Shared Christian Praxis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi: latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : PENDAMPINGAN IMAN DAN KAUM REMAJA Bab ini menguraikan pengertian pendampingan pada umumnya dan kaum remaja pada umumnya. Pendampingan, meliputi: pengertian pendampingan, pengertian iman, tujuan pendampingan, ciri pendampingan serta kualifikasi pribadi pendamping. Sedangkan kaum remaja meliputi: pengertian remaja, ciriciri masa remaja, minat remaja, perkembangan remaja, lingkungan hidup remaja, dan problem remaja. BAB III: GAMBARAN UMUM PENDAMPINGAN IMAN
REMAJA DI
ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT. Bab ini menguraikan gambaran pendampingan iman remaja di
asrama
Dharmawati Sintang, yaitu profil asrama Dharmawati yang meliputi sekilas asrama Dharmawati, tujuan asrama, jenis kegiatan pendampingan yang dilaksanakan di asrama, kegiatan di hari libur. Pada bab III ini juga berisi penelitian terhadap pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati Sintang, Kalimantan Barat dan hasil penelitian. BAB. IV: USULAN PROGRAM SEBAGAI USAHA PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Bab ini menguraikan tiga hal pokok yaitu pokok pertama; katekese model Shared Christian Praxis yang meliputi pengertian SCP, langkah-langkah SCP, alasan menggunakan katekese SCP. Pokok kedua; usaha peningkatan pendampingan iman remaja yang meliputi pengertian peningkatan, tujuan peningkatan, arah peningkatan. Pokok ketiga; usulan program pendampingan yang meliputi latar belakang usulan program, pemilihan tema, penjabaran tema, waktu pelaksanaan dan usulan
program katekese serta salah satu contoh SCP
sebagai bahan pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati, SintangKalimantan Barat. BAB.V: PENUTUP Penulis akan memberikan kesimpulan dan saran berkaitan dengan pendampingan iman remaja di Asrama Dharmawati, Sintang- Kalimantan Barat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II POKOK-POKOK PENDAMPINGAN IMAN REMAJA
Bab ini memaparkan tiga uraian pokok. Pokok pertama menguraikan pendampingan iman pada umumnya. Pada pokok ini, penulis mengemukakan tentang pendampingan iman pada umumnya yaitu pengertian pendampingan, iman, pendampingan iman, tujuan pendampingan. Pokok yang kedua dalam penulisan ini menguraikan gambaran kaum remaja pada umumnya seperti pengertian remaja, ciri-ciri remaja, minat- minat remaja, perkembangan remaja dan problema remaja. Sedangkan pokok yang ketiga menguraikan pendampingan iman remaja yang terdiri dari tujuan pendampingan iman, ciri pendampingan iman, kualifikasi pribadi pendamping iman.
A. Pendampingan Iman 1. Pengertian Umum Pendampingan Istilah pendampingan berasal dari kata kerja mendampingi yaitu suatu kegiatan menolong yang karena sesuatu sebab butuh didampingi. Sebelum itu istilah yang banyak dipakai adalah“pembinaan” (Mangunhardjana, 1986: 21). Pendampingan dapat diartikan sebagai usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna dan berhasil, demi memperoleh hasil yang lebih baik. Maka dengan demikian pemahaman akan nilai-nilai baru yang sedang dipelajari menjadi kecakapan dan pengetahuan yang dapat membantu hidup seseorang (Mangunhardjana, 1986: 32).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Atas dasar pengertian tersebut, pendampingan bukan pertama-tama mencetak orang untuk mampu menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang langsung jadi, melainkan dalam proses berkesinambungan. Pendampingan merupakan
usaha
untuk
membantu
seseorang
dalam
mengembangkan
pengetahuan dan kecakapannya ke arah yang lebih baik. Dalam pendampingan, orang dilatih untuk mengenal kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat mengembangkannya serta memanfaatkan secara penuh dalam hidupnya seharihari.
2. Pengertian Iman a. Iman dalam Kitab Suci Iman dipahami sebagai penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Abraham adalah salah satu tokoh alkitabiah yang dijuluki bapak kaum beriman. Abraham mendapatkan janji dari Tuhan bahwa dia akan mempunyai keturunan yang banyak dan mendapatkan tanah yaitu Kanaan (Kej 12: 1-3). Abraham percaya kepada janji Allah itu. Dia meninggalkan tanah leluhurnya di Urkasdim dan menuju tanah Kanaan. Iman Abraham terbukti dari tindakan dan ketekunannya. Abraham bertindak dengan meninggalkan tanah leluhurnya dan menuju tanah yang dijanjikan Allah. Keteguhan iman Abraham terhadap perintah Allah sangat terihat jelas ketika ia mendirikan mezbah, menyiapkan kayu bakar, mengikat Ishak lalu meletakkannya di atas mezbah dan tumpukan kayu bakar itu, akhirnya Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih anaknya (Kej 22: 9-10). Bagi Abraham beriman merupakan ketaatan penuh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
penyerahan diri secara total kepada kehendak Allah yang menyelenggarakan hidupnya dan masa depannya. Bunda Maria adalah teladan dalam beriman (Luk 1: 26-45). Perawan Maria menghayati ketaatan iman yang paling sempurna. Oleh karena ia percaya bahwa bagi Allah “tidak ada yang mustahil” (Luk 13:37), maka ia menerima pemberitahuan dan janji yang disampaikan oleh malaikat dengan penuh iman dan memberikan persetujuannya: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Elisabeth memberi salam kepadanya: “Berbahagialah ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan dari Tuhan akan terlaksana” (Luk 1:45). Demi iman ini segala bangsa akan menyatakannya bahagia. Dalam peristiwa penyembuhan hamba seorang perwira di Kapernaum Yesus menyatakan : "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel" ( Luk 7:9). Juga dalam peristiwa penyembuhan seorang yang sakit pendarahan, Yesus menegaskan: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu" (Mrk 5:34). Peristiwa penyembuhan mata dua orang buta disertai pertanyaan Yesus: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." (Mat 9:27-31). Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat” ( Ibr 11:1-3). b. Iman menurut Dokumen Gereja Salah satu dokumen Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi, dikatakan: Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan ketaatan iman. Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan, dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. Supaya orang dapat beriman seperti itu, diperlukan rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin Roh Kudus, yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah, membuka mata budi, dan menimbulkan “pada semua orang rasa manis dalam menyetujui dan mempercayai kebenaran”. Supaya semakin mendalamlah pengertian akan wahyu, Roh Kudus itu juga senantiasa menyempurnakan iman melalui kurnia-kurnia-Nya (DV, art. 5). Dari kutipan di atas dapat dikatakan bahwa iman merupakan rahmat Allah yang dipercayakan kepada manusia. Dari pihak manusia menanggapi rahmat yang dipercayakan tersebut dengan bebas. Manusia mampu beriman karena rahmat Allah. Manusia sangat tergantung pada kasih dan kebaikan Allah. Manusia beriman dengan segenap hati dan menjalin relasi pribadi yang mendalam dengan Allah. Rahmat Allah itu mendahului iman. Rahmat yang mendahului iman itu tak lain adalah Roh Kudus yang berperan untuk membawa manusia menyadari karya Allah dalam hatinya. Roh Kuduslah yang membuka mata budi dan menimbulkan iman pada setiap orang. Dari DV
artikel 5 dapat dikatakan bahwa: iman
merupakan rahmat Allah, iman juga merupakan jawaban bebas dari manusia terhadap Allah, iman mengandung unsur pengertian manusia (akal budi). Dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
kata lain, dalam peristiwa iman ada 3 unsur yaitu : rahmat, akal budi dan kehendak bebas manusia. Katekismus Gereja Katolik (KGK no. 153, no. 179, no. 234) merumuskan iman adalah karunia, rahmat Allah. Karena iman adalah karunia Tuhan untuk membantu kita menuju keselamatan, maka sudah seharusnya kita memelihara dan menjaga iman kita dengan bijaksana setiap saat. Agar kita dapat hidup, bertumbuh dan setia pada iman kita sampai akhir, maka kita perlu: (a) disegarkan dengan Firman Allah dan doa; (b) minta kepada Tuhan untuk menambah iman kita; (c) terus bertumbuh dalam perbuatan kasih yang berdasarkan iman. Pertumbuhan dan kemantapan iman perlu didukung dengan pengertian yang benar tentang iman, sehingga diperlukan sikap iman yang mencari pengertian. c. Iman menurut Para Ahli Iman merupakan hubungan manusia dengan Allah. Dalam hubungan itu manusia terlibat penuh penyerahan kepada Allah yang telah mewahyukan kehendak dan rencana-Nya (Banawiratma dan Suharyo, 1990: 60). Menurut Fowler (1995: 48) iman adalah perbuatan percaya yang intens, fundamental dan sangat pribadi di mana saya sendiri secara kreatif percaya akan nilai-nilai yang paling akhir dan akan hal transenden yang ultim, dengan penuh cinta dan kesetiaan. Iman adalah oreintasi seluruh pribadi dan merupakan cara fundamental untuk percaya dan menanggapi hidup. Sedangkan menurut Hardjana (1989: 57-58) iman adalah anugerah Tuhan yang diimani jauh mengatasi manusia yang mengimani-Nya. Tuhan adalah mahatinggi dan tak terjangkau oleh manusia. Oleh karena itu manusia mampu beriman,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
mengenal dan berhubungan dengan Tuhan terjadi karena kebaikan Tuhan sematamata. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dikatakan bahwa iman merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia. Iman juga merupakan jawaban manusia atas sapaan Allah dan penyerahan diri manusia kepada Allah dan percaya akan kebenaran-Nya. Manusia mampu beriman, mengenal Tuhan, menjawab sapaanNya, merasakan kehadiranNya bukan karena kehebatan manusia, melainkan karena kebaikan Tuhan.
3. Pendampingan Iman Pendampingan iman merupakan suatu usaha untuk membantu orang semakin bertumbuh dan berkembang dalam menghidupi imannya sehingga semakin serupa dengan Kristus (2Kor 3: 18). Pendampingan merupakan usaha menolong orang lain untuk menumbuhkan dan mengaktualisasikan dirinya secara penuh dan merupakan suatu proses perkembangan seseorang dengan sesamanya. Pendampingan ini terjadi dalam tahapan-tahapan perkembangan seperti proses terjadinya suatu persahabatan. Persahabatan dapat terjalin dengan baik jika antara satu dengan yang lain ada saling percaya dan terbuka sehingga persahabatan itu mendalam dan bermutu, begitu juga dengan pendampingan (Tangdilintin, 1984: 16). Iman merupakan suatu tanggapan manusia atas sapaan Tuhan, hendaknya selalu dipupuk dan diperjuangkan dari waktu ke waktu. Dalam menanggapi sapaan Tuhan manusia perlu terbuka dan bebas menjawab sapaan tersebut (DV, art. 4).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Manusia mengaktualisasikan imannya dalam kehidupan sehari-hari dengan sikap dan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Jadi pendampingan iman yang dimaksud adalah usaha untuk menolong kaum remaja agar bertumbuh dan berkembang dalam menghidupi imannya dan menanggapi sapaan Tuhan dengan bebas. Dengan demikian remaja dapat mewujudkan imannya lewat sikap dan perbuatan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tujuan Pendampingan Kaum Remaja Tujuan pendampingan membantu kaum muda mendapatkan ilmu, pengetahuan, informasi, kecakapan, sikap, perbuatan, perilaku hidup yang memadai dalam segi-segi pokok yang berhubungan dengan hidup pribadi, kebersamaan dengan orang lain, peran dalam masyarakat, bangsa dan dunia (Mangunhardjana, 1986: 25-28). Tujuan pendampingan juga tidak hanya sekedar menyampaikan
ilmu
dan
informasi
tetapi
jugas
kecakapan
untuk
memperkembangkan ilmu pengetahuan, mendapatkan informasi baru dan kemampuan untuk mencari dan mengolah lebih lanjut apa yang sudah didapat Berdasarkan tujuan tersebut dapat diutarakan bahwa pendampingan mencakup segala daya upaya
dan segi kehidupan kaum remaja: budi, hati,
kehendak, sikap, kecakapan, perbuatan, perilaku hidup. Pribadi yang mampu mengaktualkan dan mempraktekkan ilmu yang mereka dapat dalam kehidupannya sehari-hari sebagai orang muda sesuai dengan situasi yang mereka hadapi. Pendampingan juga mampu mengantar kaum remaja ambil bagian dalam kehidupan sosial, di mana pun mereka berada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
B. Gambaran Umum Kaum Remaja 1.
Pengertian Remaja Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata Latin adolescere yang
berarti "tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". Dalam perkembangan yang lebih lanjut, istilah adolescence sebenarnya memiliki arti yang cukup luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1990:206). Pandangan ini didukung oleh Piaget (Hurlock, 1990:206), yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah di tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Menurut Santrock (2007: 20-21) masa remaja (adolescence) sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional. Sarlito Wirawan Sarwono (2012: 12), mengutip World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja adalah suatu masa di mana: a) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. b) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. c) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli di atas, maka dapat dikatakan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
2. Ciri-ciri Masa Remaja Pada dasarnya setiap usia mempunyai ciri-ciri baik usia anak-anak, remaja, dewasa, dan usia tua. Adapun ciri-ciri masa remaja menurut ahli psikologi remaja Hurlock (1980), antara lain : a. Masa remaja sebagai periode yang penting Perubahan-perubahan yang dialami remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya (Hurlock 1980:207)
b. Masa remaja sebagai periode peralihan Pada periode ini perkembangan masa tidak kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya (Hurlock 1980: 207) c. Masa remaja sebagai periode perubahan Ada empat perubahan yang hampir bersifat universal. Pertama, meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial, menimbulkan masalah baru. Bagi remaja masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan remaja akan tetap merasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
ditimbuni masalah, sampai ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya. Ketiga, berubahnya nilai-nilai, apa yang di masa anak-anak dianggap penting sekarang setelah hampir dewasa tidak penting lagi. Keempat, sebagaian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan, mereka menginginkan perubahan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya (Hurlock 1980: 207). d. Masa remaja sebagai usia bermasalah Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, para remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru (Hurlock 1980: 208). e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian, pemilihan barang-barang yang mudah terlihat. Dengan cara ini, remaja menarik perhatian pada diri sendiri agar dipandang sebagai individu. Pada saat yang sama ia mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebaya (Hurlock 1980: 208). f. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan Seperti disampaikan oleh Majeres yang dikutip oleh Hurlock dalam psikologi perkembangan (1990: 208), disebutkan bahwa "banyak anggapan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
populer tentang remaja mempunyai arti yang bernilai dan sayangnya, banyak yang bersikap negatif". Ini gambaran bahwa usia remaja merupakan usia yang membawa
kekhawatiran
dan
ketakutan
para
orang tua.
Stereotip
ini
mempengaruhi konsep diri dan memberikan dampak pada pendalaman pribadi dan sikap remaja terhadap dirinya sendiri. g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja (Hurlock 1980: 209). h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Makin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stroetip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu dengan minumminuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan (Hurlock 1980: 209). Adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik dan penuh tanggung jawab.
3. Minat-minat Remaja Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan tertentu yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan, lingkungan tempat tinggal mereka, kesempatan yang dimiliki untuk mengembangkan minat. Minat remaja dipengaruhi oleh minat teman sebayanya, status dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarganya dan beberapa faktor lainnya. Menurut Hurlock (1980: 217-222), minat-minat remaja dapat dikategorikan menjadi : a. Minat rekreasi Pada masa ini sudah muncul minat rekreasi seperti halnya orang dewasa. Banyaknya kegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun di rumah dirasakan penting memiliki sarana rekreasi bagi remaja, Misalnya: permainan dan olah raga, santai, bepergian, hobi, menari, membaca, film, radio, televisi dan melamun. b. Minat sosial Perkembangan minat sosial tergantung pada kesempatan yang dimiliki remaja untuk mengembangkan minat ini dan sebagian tergantung seberapa populer dia di dalam kelompok sebayanya. Seorang remaja yang status sosioekonomis keluarganya rendah, misalnya mempunyai sedikit kesempatan untuk mengembangkan minat pada pesta dibandingkan dengan remaja dengan latar belakang keluarga yang lebih baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
c. Minat pribadi Minat pada dirinya sendiri merupakan minat terkuat pada masa remaja. Hal ini disebabkan karena mereka menyadari bahwa dukungan sosial sangat besar dipengaruhi oleh penampilan umum mereka, misalnya : penampilan, pakaian, prestasi, kemandirian, dan uang yang merupakan simbol status. d. Minat terhadap pendidikan Pada umumnya remaja memberikan kritik atas sekolah secara umum dan mengenai larangan, pekerjaan rumah, kursus-kursus wajib, makanan di kantin dan cara pengelolaan sekolah. Mereka bersikap kritis terhadap guru dan cara mereka mengajar. Pada remaja akhir sikap terhadap pendidikan lebih banyak dipengaruhi oleh minat pekerjaannya. e. Minat terhadap pekerjaan Pada masa ini baik remaja laki-laki maupun perempuan mulai memikirkan masa depan mereka secara bersungguh-sungguh. Anak laki-laki lebih perhatian terhadap pekerjaan di masa depan dibanding anak perempuan. Anak laki-laki lebih menginginkan pekerjaan yang mewah, menarik dan menggairahkan memiliki gengsi yang tinggi. Anak perempuan pada umumnya lebih memilih pekerjaan yang memberikan rasa aman dan yang tidak banyak menuntut waktu. Dalam memilih pekerjaan, anak perempuan menekankan unsur melayani orang lain seperti mengajar dan merawat. f. Minat pada agama Menurut Wagner sebagaimana dikutip Hurlock (1980: 222), remaja meminati untuk mendalami agama karena kebutuhan emosional dan intelektual.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Remaja menerima agama sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan keinginan mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri. Menurut Hurlock (1980: 222), perkembangan minat remaja pada agama adalah sebagai berikut: Tahap kesadaran religius; remaja membandingkan keyakinannya dengan keyakinan teman-teman, atau menganalisis keyakinannya secara kritis sesuai dengan meningkatnya pengetahuan mereka. Tahap keraguan religius; pada saat yang sama, remaja mengalami keragu-raguan akan kebenarankebenaran agama karena sifat-sifat kritis dan karena pesatnya perkembangan intelektualitas mereka. Tahap rekonstruksi agama; jika dibina dan diarahkan secara baik, remaja akan bisa membangun imannya. g. Minat dalam simbol status Simbol status merupakan simbol prestise yang menunjukan bahwa orang memilkinya lebih tinggi atau lebih mempunyai status yang lebih tinggi dalam kelompok. Pada masa remaja simbol status memiliki empat fungsi penting yaitu : mengatakan pada orang lain bahwa mereka memiliki status sosio ekonomi yang lebih tinggi dari yang lain, remaja yang superior dinilai memiliki prestasi oleh kelompoknya, remaja diterima oleh kelompoknya karena kesamaan tampilan dan tindakan, dan remaja memiliki status yang mendekati dewasa di dalam masyarakat.
4. Perkembangan Remaja a. Perkembangan Fisik Remaja Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Menurut Santrock (2003: 91) perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Di antara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarlito Wirawan Sarwono, 2012: 62). b Perkembangan Mental Remaja Perkembangan mental nampak pada gejala-gejala perubahan intelektual dalam cara berpikir. Dengan meninggalkan masa kanak-kanak kaum remaja meninggalkan cara berpikir sebagai kanak-kanak dan mulai berpikir sebagai orang dewasa. Remaja tidak lagi melulu berpikir konsep-konsep konkret, tetapi dengan konsep-konsep lebih abstrak (Mangunhardjana, 1986: 13). Hal demikian kelihatan pada kata-kata yang mereka ucapkan dan mereka pergunakan, mereka mulai berpikir secara kritis. Dengan kecakapan berpikir kritis dan abstrak itu, kaum remaja menggali pengertian tentang diri mereka sendiri, membentuk gambaran diri, peran yang diharapkan dari mereka, panggilan dan hidup masa depan mereka. c. Perkembangan Sosial Remaja Santrock (2003: 24), mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Santrock (2003: 125) mengutip pendapat John Flavell menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka. Perkembangan sosial telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial pertama-tama masih sangat terbatas dengan orang tuanya dalam kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupun lain jenis. Remaja mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara melalui interaksi dengan teman sebaya. Menurut Santrock, teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama. Sedangkan hubungan dengan orang tua, Santrock (2003: 42) mengutip pendapat Collins mengemukakan bahwa banyak orang tua melihat remaja mereka berubah dari seorang anak yang selalu menjadi seseorang yang tidak mau menurut, melawan, dan menantang standar-standar orang tua. d. Perkembangan Emosi Perkembangan emosi remaja nampak pada semangat yang meletup-letup, perpindahan gejolak hati yang cepat, munculnya sikap masa bodoh, keras kepala dan tidak jarang tingkah laku yang hingar-bingar (Mangunhardjana, 1986: 13). Menurut Rosenblum & Lewis sebagaimana yang dikutip Santrock (2007: 201), remaja memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Remaja dapat merasakan perasaan senang sedih, marah, dan takut dalam waktu yang cepat. Pengaruh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
perubahan hormon dan lingkungan di sekitar mempengaruhi kondisi emosional pada remaja. Sedangkan menurut Hurlock (1990: 212) “secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar”. Senada dengan pendapat Hall yang dikutip Santrock (2007: 201), sudah sejak lama masa remaja dinyatakan sebagai masa badai emosional. Berdasarkan pemaparan para ahli, dapat dikatakan masa perkembangan remaja ialah masa di mana individu sedang mengalami perkembangan emosi yang memuncak. Artinya sangat mudah untuk berubah-ubah, mudah meledak. Keadaan ini berlangsung lebih sering sebagai akibat dari perubahan dan pertumbuhan fisik. e. Perkembangan Moral Menurut Gibss, Walker dan Pitts sebagaimana yang dikutip Santrock, (2007: 301), mengemukakan perkembangan moral (moral development) melibatkan pemikiran, perilaku dan perasaan dalam mempertimbangkan mengenai benar salah. Patokan mana yang dipegang orang untuk menentukan mana yang baik dan benar serta mana yang tidak baik dan tidak benar berbeda-beda (Mangunhardjana, 1986: 15). Berdasarkan rumusan di atas dapat dikatakan bahwa perkembangan moral merupakan suatu yang berkaitan dengan aturan mengenai apa yang harus dilakukan manusia dalam berinteraksi dengan orang lain. Pengalaman berinteraksi dengan orang lain menjadi pemicu dalam memahami prilaku mana yang baik dikerjakan dan yang tidak baik dikerjakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
f. Perkembangan Iman Remaja menurut James Fowler. Fowler mengatakan: iman menyangkut upaya mental untuk ”menciptakan, memelihara, dan mentransformasikan arti”. Iman yang menolong seseorang untuk mengambil posisi dan menentukan sikap dalam menghadapi suatu permasalahan. Manusia adalah mahkluk yang terbatas. Kesadaran akan kondisi-kondisi yang terbatas tersebut pun dapat dilihat melalui kacamata iman. James Fowler (Santrock, 2007: 330) mengatakan bahwa perkembangan religius berfokus pada motivasi untuk menemukan makna hidup, baik di dalam maupun di luar konteks agama. Fowler (Santrock, 2007: 330-331) mengajukan enam tahap perkembangan religius yang berkaitan dengan teori perkembangan Erikson, Piaget dan Kohlber : 1. Tahap 1. Iman Intuitif-proyektif atau intuitive-projective faith (masa kanakkanak awal). Setelah bayi belajar mempercayai pengasuhnya (perumusan Erikson) mereka menemukan gambaran intuitifnya sendiri mengenai apa yang baik dan jahat. Ketika anak-anak mulai memasuki tahap praoperasional seperti dalam teori Piaget, dunia kognitif mereka mulai terbuka terhadap berbagai kemungkinan baru. Benar dan salah dilihat menurut konsekuensi bagi dirinya sendiri. Anakanak mulai percaya akan adanya malaikat dan hal-hal gaib. Tahap ini pada usia 37 tahun. 2. Tahap 2. Iman mistis-literal atau mythical-literal (masa kanak-kanak pertengahan dan akhir) Ketika anak-anak mulai memasuki tahap operasional konkret menurut Piaget, mereka mulai bernalar secara lebih logis,konkret namun tidak abstrak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Mereka memandang dunia secara lebih teratur. Anak-anak usia sekolah mengintepretasikan kisah-kisah religius secara literalis, dan pandangan mereka mengenai orang tua yang memberikan hadiah untuk kebaikan yang dilakukan dan memberikan hukuman untuk keburukan yang dilakukan. Tahap ini pada usia 7-12 tahun. 3. Tahap 3. Iman sintesis-konvensional atau synthetic-conventional faith (transisi antara masa kanak-kanak dan remaja, remaja awal). Pada tahap ini remaja mulai mengembangkan pemikiran operasional formal dan mulai mengintegrasikan hal-hal yang pernah dipelajari mengenai agama ke dalam suatu sistem keyakinan yang koheren. Fowler mengatakan meskipun iman sintesis konvensional lebih abstrak dibandingkan dua tahap sebelumnya, remaja muda masih cenderung patuh terhadap keyakinan religius orang lain sebagaimana dinyatakan dalam tahap moralitas konvensional menurut Kohlber dan belum mampu menganalisis ideologi alternatif secara memadai. Benar salahnya perilaku seseorang ditinjau menurut apakah perilaku itu membahayakan relasi atau mengenai apa yang akan dikatakan orang lain. Iman remaja seringkali membentuk sebuah relasi pribadi dengan Tuhan. Tuhan dipandang sebagai sosok yang hadir untukku. Tahap ini pada usia 12-20 tahun. 4. Tahap 4. Iman individuatif-reflektif atau individuative-reflective faith (transisi masa remaja dan masa dewasa, dewasa awal). Fowler mengatakan bahwa ditahap ini untuk pertama kalinya individu mampu sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kondisi religiusnya. Tahap ini seringkali didahului oleh pengalaman di mana orang muda mulai bertanggung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
jawab akan kehidupannya sendiri dan mereka harus memperluas usahanya untuk mengikuti rangkaian kehidupan tertentu. Pemikiran dan intelektual operasional formal yang menantang nilai-nilai dan ideologi religius individu yang sering kali muncul di lingkungan sekolah atau kampus merupakan hal yang penting untuk mengembangkan iman individuatif-reflektif. Pada tahap ini usia 20-35 tahun. 5. Tahap 5. Iman konjungtif atau conjunctive faith (masa dewasa pertengahan). Menurut Fowler, jumlah orang dewasa yang memasuki tahap ini hanya sedikit. Tahap ini lebih terbuka terhadap paradoks dan mengandung berbagai sudut pandang yang saling bertolak belakang. Keterbukaan ini beranjak dari kesadaran seseorang mengenai keterbatasan mereka. Pada tahap ini usia 35- 45 tahun. 6. Tahap 6. Iman universal atau universal faith (masa dewasa pertengahan atau dewasa akhir). Fowler mengatakan, tahap tertinggi dari perkembangan religious yang melibatkan
transendensi
dari
system
keyakinan
tertentu
untuk
mencapai penghayatan kesatuan dengan semua keberadaan dan komitmen untuk mengatasi berbagai rintangan yang memecah belah kesatuan dengan orang lain. Fowler menganggap hanya sangat sedikit orang yang bisa mencapai tahap perkembangan religius yang tertinggi ini. Tiga orang yang menurut Fowler bisa mencapai tahap ini adalah Mahatma Gandhi, Bunda Theresa dan Martin Luther King. Berdasarkan keterangan di atas, posisi remaja pada tahap sintesis – konvensional (Usia 12-20 tahun). Pada tahap ini muncullah berbagai macam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
kemampuan kognitif yang mendorong remaja untuk kembali meninjau pandangannya. Gaya kognitif memungkinkan terjadinya suatu cara interaksi baru. Akibatnya, ego harus berhadapan dengan aneka ragam bayangan diri yang kadang-kadang sangat bertentangan satu sama lain. Hal ini yang membingungkan remaja dan menimbulkan pertanyaan dalam hati individu tentang siapakah dirinya. Pertanyaan mengenai jati diri mulai menghantui pikiran sehingga perlu mengintegrasikan berbagai macam bayangan diri serta menjadikannya satu kesatuan indentitas diri yang dapat berfungsi dengan baik.
5. Lingkungan Hidup Remaja Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2012: 138-159), ada tiga lingkungan yang sangat bepengaruh dalam hidup remaja dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan primer setiap individu, sejak dia lahir sampai datang masanya ia meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga sendiri. Sebagai lingkungan primer, hubungan antar manusia yang paling intensif dan paling awal terjadi dalam keluarga. Sebelum seorang anak mengenal lingkungan yang lebih luas, ia terlebih dahulu mengenal lingkungan keluarganya. Karena itu sebelum ia mengenal norma-norma dan nilai-nilai dari masyarakat umum, pertama kali ia menyerap norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarganya untuk dijadikan kepribadiannya. Jika orang tua menanamkan nilai-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
nilai dan norma-norma yang positif, maka anaknya berkembang secara positif, sebaliknya jika orang tua menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang negatif, maka anak juga menyerap hal-hal yang negatif. b. Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah adalah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Bagi anak yang sudah bersekolah, lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain lingkungan rumah adalah lingkungan sekolahnya. Sebagai lembaga pendidikan, sebagaimana halnya dalam keluarga, sekolah juga mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat di samping mengajarkan berbagai keterampilan dan kepandaian kepada para siswanya. Teman serta guru menjadi orang yang sangat penting baginya, karena di situlah individu menemukan nilainilai dan norma baru. Bagi remaja sekolah lebih berpengaruh dari pada keluarga, sebab sekolah mempunyai lebih banyak cara pendekatan, dan lebih obyektif dalam menilai remaja. Guru adalah orang yang penting baginya, karenadi situlah individu bertemu dengan pemikiran-pemikiran dan nili-nilai baru yang dengan sengaja dihadapkan kepadanya. Kehidupan di sekolah memungkinkan timbulnya persabatan-pesahabatan. Salah satu segi dari perkembangan ialah perkembangan minat. Minat sebagai suatu hasil pengalaman yang tumbuh dalam individu dan dianggapnya bernilai merupakan kekuatan yang mendorong idividu untuk berbuat sesuatu. Dengan bertambahnya pengetahuan mereka dapat timbul minat-minat yang baru pula.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
c. Lingkungan Masyarakat Masyarakat sebagai lingkungan tertier (ketiga) adalah lingkungan yang terluas bagi remaja dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan. Terutama dengan maju pesatnya teknologi komunikasi massa maka hampir-hampir tidak ada batas-batas geografis, etnis, politis, maupun sosial antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Istilah, gaya hidup, nilai dan perilaku yang dimasyarakatkan melalui media massa ini, pada gilirannya remaja akan dihadapkan kepada berbagai pilihan yang tidak jarang menimbulkan pertentangan batin di dalam remaja itu sendiri. Pertentangan batin itu bisa berupa ”konflik” (menurut istilah Kurt Lewin) yang ada beberapa macam jenisnya (Sarlito Wirawan Sarwono, 1986: 144), yaitu : Konflik mendekat-mendekat: dimana ada dua hal yang sama kuat nilai positifnya, tapi saling bertentangan. Misalnya seorang remaja sudah berjanji kepada kawan-kawannya untuk ikut berkemah (hal positif pertama), tetapi ia tidak mau membantah orangtuanya yang masih disegani (hal positif kedua). Konflik menjauh-menjauh: dimana ada dua hal yang harus dihindari akan tetapi tidak mungkin keduanya dihindari sekaligus. Misalnya seorang remaja tahu bahwa teman-temanya banyak yang nakal bahkan menjurus pada kejahatan (hal negatif pertama). Ia ingin menyingkir dari kelompok itu, tetapi ia tidak berpaling kepada orang tuanya karena ia sudah jenuh, bosan, dan marah kepada orang tuanya (hal negatif kedua).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Konflik mendekat-menjauh: yaitu jika suatu hal tertentu sekaligus mengandung nilai posistif dan negatif. Misalnya seorang remaja diajak untuk menonton film cabul di rumah seorang kawannya. Ia sangat ingin menonton film itu karena keingintahuannya (nilai positif), tetapi ia pun tahu bahwa film itu tidak boleh dilihatnya (hal negatif).
6. Problem Remaja Sesuatu disebut problematik apabila menyimpang dari yang seharusnya. Problem dapat disebabkan oleh tidak terpenuhnya dambaan dalam remaja, juga disebabkan oleh perbenturan dengan otoritas di luar dirinya yang cendrung mengaturnya seperti: keluarga, sekolah, masyarakat (Tangdilintin, 1984: 24). Adapun problematik kaum muda/remaja menurut Tangdilintin (1984: 24- 42), sebagai berikut: a. Problem dalam Keluarga Dalam hubungan keluarga remaja sering mengalami perbedaan pandangan dan pengertian dengan orang tua mengenai paham akan nilai dan moral. Para remaja mengganggap orang tua berpedomaan pada nilai tempo dulu, sementara remaja cenderung mengikuti perkembangan zaman kini dan melihat ke depan (future oriented). Orang tua di anggap kurang memberikan perhatian dan pengertian yang dibutuhkan oleh remaja. Orang tua yang broken home membuat kewibawaan menurun, posisi anak dalam keluarga (bungsu, sulung). Semua itu membuat remaja merasa kurang damai, kurang aman, tidak krasan tinggal di rumah sehingga mereka tidak berkembang secara penuh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
b. Problem dalam Masyarakat Pada masyarakat transisi, remaja mengalami permasalahan dengan tuntutan aturan main yang terlalu ketat, keseragaman perilaku yang distandarkan pengaruh budaya hidup materialisme, hedonisme dan konsumerisme. Permas alahan tersebut membawa dampak bagi remaja seperti; frustasi, apatis dan merasa tidak aman dalam masyarakat transisi. c. Problem dalam Gereja Gereja yang sedang mencari identitas baru, dalam masa transisi dari gereja skaramen kepada Gereja umat Allah. Kadar kesadaran akan kewargaan dalam pola Gereja umat Allah masih rendah untuk Gereja berdikari; belum jelasnya konsep inkulturasi iman sikap tak mau berubah dari umat, kemerosotan kesadaran akan perbuatan dosa dan upaya untuk bertobat dalam hubungan dengan nilai-nilai moral. Situasi gereja yang demikian membuat remaja belum mendapat perhatian atau kurang diperhitungkan sehingga mereka merasa terasing, merasa tidak diterima dan kurang dihargai. Maka remaja menggaggap gereja adalah urusan orang tua karena mereka kurang kerasan. d. Problem dalam Diri Sendiri Dinamika hidup kaum remaja sulit diduga. Di satu saat remaja kelihatan begitu ceria saat lain begitu sedih, loyo. Satu saat menampikan diri beda dari temannya, saat lain justru meniru-niru orang yang dianggap „nyentrik‟. Mereka sibuk mencari tokoh idola, biasanya di kalangan bintang film, pemusik/penyanyi tenar, olahragawan/olahragawati. Permasalahan dalam diri remaja umumnya berpangkal dari dirinya sendiri yang masih serba labil dan terbuka terhadap pengaruh luar mengenai seksualitas, aktualisasi diri, ingin bebas dari kekangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
orang tua, kurang menyadari potensi diri, rendah diri. Akibatnya para remaja menjadi kurang percaya diri, bingung dan mengalami ketidakpastian dan kesuraman masa depan. C. Pendampingan Iman Remaja 1. Pengertian Pendampingan Iman Remaja Pendampingan iman remaja merupakan suatu pelayanan yang berkaitan dengan kehidupan iman remaja. Pelayanan tersebut sebagai suatu usaha untuk membantu kaum remaja supaya bertumbuh dan berkembang dalam menghidupi imannya (Tangdilintin, 1984: 13). Iman berarti mengandalkan diri pada Tuhan, merasa teguh, kuat kokoh tak tergoncangkan pada Tuhan sebagai andalan hidup (Hardjana, 1993: 57). Supaya orang dapat beriman, manusia memerlukan rahmat Allah untuk semakin yakin akan imannya dan menjawab ”ya” atas wahyu Allah dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah (DV, art. 5). Pendampingan iman remaja merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu remaja memperkembangkan dirinya ke arah yang lebih yang baik. Paus Fransiskus dalam seruan Apostolik, Evangeli Gaudium, mengatakan bahwa pendampingan rohani hendaknya membimbing orang lain semakin lebih dekat kepada Allah yang di dalam-Nya kita mencapai kebebasan sejati (EG, art. 17). Berdasarkan seruan tersebut, pendampingan iman remaja dapat diartikan usaha untuk membantu dan mendampingi remaja agar semakin bertumbuh dan berkembang menjadi dewasa dan beriman serta semakin mendekatkan diri kepada Allah sang sumber kebebasan sejati. Melalui pendampingan iman para remaja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
menjalani proses belajar mengenal hal-hal yang baru, dapat memperkembangkan imannya lebih mendalam. Maka dengan demikian remaja dapat mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kemampuan, cara dan situasi yang mereka hadapi.
2 . Ciri Pendampingan Iman Kaum Remaja Charles M. Shelton (1988: 46-80), mengemukakan empat ciri pembinaan kaum muda. Keempat ciri tersebut yaitu: berpusat pada Allah, lingkup pergaulan, fungsional dalam pendekatan dan orientasi ke masa depan. Pertama, berpusat pada Allah. Ciri ini mengajak dan membangun kesadaran kaum remaja akan kehadiran Allah dalam hidupnya. Allahlah yang setia membimbing, mendampingi dan memimpin mereka dalam seluruh langkah perjalanan dan perjuangan hidup mereka sehari-hari. Sehingga dengan demikian hidup mereka berpusat pada kasih dan kebaikkan Allah. Kedua, lingkup pergaulan. Pendampingan iman harus mampu membawa kaum remaja sampai pada proses pembentukan hubungan pribadi dengan Allah. Pendampingan iman mengarah pada kesadaran kaum remaja akan relasinya dengan Allah. Relasi tersebut mempengaruhi hubungannya dengan keluarga, teman, sahabat serta orang- orang di sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari seperti: saling mencintai, menghormati, menghargai dengan penuh ketulusan hati. Ketiga, fungsional dalam pendekatan. Ciri ini lebih menekankan kemampuan kaum muda menyesuaikan diri dalam memasuki dunia orang dewasa. Pada masa remaja mereka disibukkan dengan pertumbuhan fisik, setelah masa itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
berakhir mereka mulai mencari makna hidup. Pada masa ini pendampingan sangat dibutuhkan guna membantu kaum remaja merefleksikan pengalaman, tujuan, peran untuk menghadapi dan memecahkan persoalan dengan menyadari kehadiran Tuhan dalam hidupnya sehari- hari. Keempat orientasi ke masa depan. Kaum muda atau kaum remaja dirangsang untuk memikirkan tempat dan perannya di masa depan. Maka kaum remaja merefleksikan panggilan hidupnya dengan memperhatikan berbagaimacam pilihan di masa mendatang. Keempat ciri pembinaan tersebut sungguh membantu kaum remaja untuk bertumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh, dewasa dan beriman. 3. Tujuan Pendampingan Iman Remaja Pendampingan iman merupakan usaha pendampingan dan pendalaman untuk meningkatkan mutu hidup beriman kaum remaja. Tujuan pendampingan iman membantu kaum remaja untuk menemukan diri, mengembangkan kemampuan mereka sehingga dapat menempatkan diri sebagai manusia beriman yang dijiwai oleh semangat Kristus (Tangdilintin, 1984: 49). Tujuan dapat tercapai apabila pendampingan iman remaja di asrama sesuai dengan situasi remaja. Dengan demikian, suasana hidup beriman membantu dan mendukung tumbuh kembangnya iman kaum remaja. Proses tumbuh kembangnya hidup beriman ini menyiratkan bagaimana remaja berkembang secara utuh, baik secara kognitif, afektif, maupun perilaku dan kehendaknya dalam menghayati apa yang diimaninya. Proses pendampingan ini dapat terlaksana dengan baik apabila mempunyai kesadaran untuk saling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
menerima satu sama lain apa adanya dengan penuh kehangatan dan penuh kasih persaudaraan.
4.
Kualifikasi Pribadi Pendamping Iman Kehidupan yang semakin modern membawa dunia remaja turut larut di
dalamnya. Masa-masa pencarian jati diri yang kerap memunculkan rasa keingintahuan dan rasa ingin meniru begitu dalam terhadap sesuatu sehingga timbul perilaku-perilaku unik sekaligus aneh pada diri kaum remaja. Perilaku tersebut antara lain: persoalan pergaulan bebas, dugem, bergaya hidup mewah, serta persoalan fashion yang identik dengan tren pakaian-pakaian mini, ketat, aksesori-aksesori mahal, ponsel canggih, make up berlebihan adalah gambaran sebagian remaja saat ini. Maka untuk menghadapi situasi seperti di atas dibutuhkan seorang pendamping yang memiliki kualifikasi tertentu yaitu dilihat sebagai pribadi, hubungannya dengan peserta dan hubungan tugasnya sebagai pemimpin. Pendamping adalah seseorang yang bertugas mendampingi seseorang atau kelompok dalam suatu kegiatan pendampingan. Seorang pendamping adalah seorang yang hadir bersama remaja, menggumuli masalah mereka dengan bertanya, mendengarkan dengan penuh kesabaran, membuka pikiran dan mampu mempertemukan mereka dengan pribadi Kristus sendiri (Tangdilintin, 1984: 14). Menjadi pendamping tidak cukup mendampingi, namun harus memiliki kemampuan untuk mendampingi. Kemampuan sungguh berasal dari dalam diri sendiri, misalkan: kepribadian dan kerohanian, sikap yang patut diteladani,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas. Supaya dapat melaksanakan perannya dengan baik seorang pendamping perlu memiliki kualifikasi tertentu. Adapun kualifikasi pendamping menurut Mangunhardjana (1986: 136-141), dibagi dalam tiga bagian yaitu: a. Sebagai Pribadi Seorang pribadi pendamping iman adalah seorang pribadi yang beriman kepada Yesus Kristus. Kristuslah yang utama dalam dirinya yang menjadi dasar dan sumber kekuatan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping. Kehadiran seorang pendamping iman sekaligus sebagai saksi Kristus yang hidup. Seorang pendamping adalah saksi Kristus sekaligus sebagai pewarta sabda sebagaimana dikatakan oleh Paus Paulus VI dalam Evangeli Nutiandi: Tidak masuk akal bahwa orang yang menerima sabda dan menyerahkan diri kepada kerajaan tanpa menjadi seorang pribadi yang memberikan kesaksian tentang hal itu dan pada gilirannya mempermaklumkannya (EN, art. 24). Selain pribadi yang beriman, seorang pendamping harus mempunyai integritas diri: seimbang antara lahir dan batin, hati dan budi serta hidup moral yang tak menjadi sandungan. Mempunyai kreativitas dan kemudahan untuk menemukan sesuatu ide yang baru dan pandai menangkap situasi serta memiliki pengetahuan cukup dalam seluk beluk pendampingan: arah, proses, model, metode dan teknik pendampingan (Mangunhardjana, 1986: 136). Maka dengan pribadi yang demikian, pendampingan dapat melaksanakan dengan baik dan menyenangkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
b. Hubungan dengan Para Peserta Seorang pendamping adalah seorang yang mau melayani dan mencintai peserta apa adanya, sehingga mampu menjalankan tugas dengan hati. Pendamping harus peka sungguh menjadi teman yang siap mendengarkan keluh kesah peserta (Mangunhardjana, 1986: 137). Dengan demikian pendamping sungguh menjadi saudara bagi sesama, terutama bagi remaja yang didampinginya. c. Sebagai Pemimpin Seorang pendamping memiliki jiwa kepemimpinan, sehingga mampu menggerakkan, mengarahkan peserta pendampingan menuju tujuan yang dicitacitakan. Seorang pendamping memahami seluk beluk pendampingan seperti: mengetahui metode, teknik-teknik dan proses pendampingan, mempunyai sikap dan kecakapan administratif, mampu berorganisasi, sikap yang tepat di dalam hal tata tertib atau peraturan (Mangunhardjana, 1986: 138). Kualifikasi yang dibahas di atas dapat membantu pendamping memiliki pengetahuan, kecakapan, sikap, perilaku yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. Menjadi pendamping tidaklah mudah, karena seringkali dalam mendampingi menemukan banyak kesulitan. Maka seorang pendamping hendaknya proaktif dan dapat membaca situasi zaman dan mampu menyesuaikan diri dengan kelompok yang dihadapi. Oleh karenanya seorang pendamping dapat membawa dirinya di depan remaja dengan mantap dan tenang. Pendamping memiliki sikap yang baik, baik secara lahir maupun secara batin. Sikap lahir yang baik dapat mendukung efektifitas perananya sebagai pendamping. Sikap lahir tampak dalam cara berpakaian,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
potongan rambut, raut wajah, gerak tangan, ungkapan perasaan secara fisik. Sikap batin pendamping mendukung peranannya sebagai pendamping. Sikap batin yang dimaksud adalah: percaya, hormat, jujur, tulus, otentik, peka, terlibat secara penuh dan memberi kebebasan kepada peserta untuk bergerak secara leluasa tanpa tekanan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG KALIMANTAN BARAT
Kaum remaja adalah generasi masa depan gereja dan bangsa. Mereka sedang dalam masa perkembangan dan perubahan. Pada masa ini mereka sedang mengalami perkembangan fisik, emosional, sosial, religius
dan berbagai
permasalahannya. Dalam situasi hidup yang serba kompleks itu kaum remaja membutuhkan pendampingan yang membantu mereka berkembang menjadi pribadi yang utuh dan dewasa. Pendampingan kaum remaja dapat dilakukan dalam berbagai wadah. Salah satunya yaitu asrama Dharmawati. Sebagai wadah pendamping kaum remaja, asrama Dharmawati tidak hanya menyediakan tempat dan fasilitas yang menunjang kelancaran studi, melainkan juga melayani kaum remaja dalam pendampingan iman. Secara garis besar pada bab II telah diuraikan mengenai pokok-pokok pendampingan iman remaja dan situasi remaja pada umumnya. Pada bab III ini, penulis akan menguraikan gambaran umum situasi asrama
Dharmawati
seperti
profil
asrama
Dharmawati
dan
program
pendampingan. Penulis melakukan penelitian sederhana terhadap pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati serta faktor pendukung dan penghambat dalam pendampingan iman tersebut. Hal ini penulis lakukan dengan maksud untuk memperoleh data yang aktual sejauhmana pendampingan iman di asrama Dharmawati sesuai dengan keadaan remaja. Kemudian data-data yang terkumpul dilengkapi dengan pengalaman penulis, dimaknai dan ditafsirkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Selanjutnya dalam bab III ini juga akan diuraikan hasil penelitian di asrama Dharmawati. A. Gambaran Umum Asrama Dharmawati Sintang Kalimantan Barat 1. Profil Asrama Dharmawati Sintang a. Sekilas Asrama Dharmawati Sintang Asrama Dharmawati Sintang didirikan pada tahun 1967 dengan lokasi berada di jalan Panggi no 16, Sintang. Nama Dharmawati dengan maksud untuk mengingat bahwa berdirinya asrama Dharmawati ini berkat usaha para Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA) serta para donatur yang memberikan bantuan berupa uang demi mendukung pengadaan asrama bagi kaum remaja putri dari berbagai daerah yang ada di Sintang, Kapuas Hulu, Sanggau dan daerah lainnya yang ada di Kalimantan Barat. Awalnya asrama Dharmawati ini dihuni oleh sejumlah kaum putri dari Sekolah Dasar sampai siswi tingkat SMA. Dari tahun ke tahun peminat yang masuk asrama ini semakin bertambah. Melihat perkembangan tersebut, para suster Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA) mengambil kebijakkan untuk mengutamakan kaum remaja putri yang tingkat SMA/SMK yang diterima sebagai penghuni asrama. Karena itu sampai sekarang ini, penghuni asrama yang diterima adalah kaum remaja putri yang tingkat SMA, umumnya yang sekolah di SMA Panca Setya dan SMK Budi Luhur Sintang. Jumlah anggota asrama Dharmawati tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 135 orang. Para suster berusaha mengkonkritkan apa yang menjadi semangat kongregasi, yakni mengutamakan semangat persaudaraan, pelayanan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
kesederhanaan. Keyakinan inilah yang mendorong para Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA) untuk selalu berupaya meningkatkan pelayanan bagi generasi muda, khususnya remaja putri yang tinggal di asrama Dharmawati Sintang Kalimantan Barat. Dalam garis-garis haluan Kongregasi para Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA) telah ditetapkan bahwa ”pembinaan asrama ditingkatkan dan diupayakan untuk bekerjasama dengan asrama lainnya”. Dalam upaya merealisasikan program inilah, penulis termotivasi menekuni topik skripsi ini. Penulis sendiri menyadari begitu pentingnya meningkatkan pendampingan iman kaum remaja putri di asrama Dharmawati, Sintang Kalimantan Barat. Pendampingan iman di asrama merupakan salah satu alternatif untuk membantu kaum remaja agar semakin bertumbuh dan berkembang menjadi dewasa dan beriman. Pendampingan iman di asrama menjadi hal yang sangat penting ketika melihat kenyataan pendampingan iman di sekolah sering mengalami banyak hambatan. Hambatan dalam melaksanakan pendampingan di sekolah antara lain: waktu yang tersedia terbatas untuk kegiatan akademik dan esktrakurikuler. Pendampingan iman yang terjadwal hanya dua kali setahun yaitu retret dan rekoleksi. Mengamati kenyataan ini, pendampingan iman di asrama memiliki peluang yang sangat besar untuk membantu penghuni asrama, karena seluruh ruang gerak di asrama merupakan proses pendampingan. Pendampingan yang dilakukan dengan serius serta terprogram di asrama dapat memberi sumbangan yang besar bagi kehidupan individu penghuni asrama di masa depan. Pendampingan iman di asrama hendaknya mampu menyentuh kehidupan remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
b. Tujuan Asrama Dharmawati Sintang Asrama Dharmawati pada awalnya didirikan dengan maksud untuk menyediakan tempat penampungan bagi para remaja putri yang berasal dari pedalaman. Pengadaan asrama Dharmawati merupakan salah satu bentuk perwujudan dari apa yang tertulis dalam Konstitusi Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA) yang di tulis dalam Direktorium Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA) Bab. I: 9. 3 “karya asrama bertujuan: memberikan kesempatan belajar yang baik kepada remaja putri asal daerah, meletakkan dasar pendidikan bagi kaum perempuan, menyadarkan dan mengajak mereka untuk berpikir kritis terhadap tawaran dunia dan memupuk sikap peka dan terbuka akan tanda-tanda zaman”. Kemampuan berpikir kritis, peka dan terbuka sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan kaum remaja putri memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam kehidupan. Maka remaja putri perlu dibekali dengan kemampuan berpikir kritis, peka dan terbuka supaya mampu mengolah, menilai dan mengambil informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi zaman. Dengan kemampuan yang ada mereka mampu menjadi putri yang terampil, peka, kreatif, mandiri, beriman dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan konstitusi Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA), asrama Dharmawati memiliki visi untuk “membekali kaum muda yang mau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
belajar” dengan pengetahuan dan keterampilan, baik secara formal maupun non formal menuju pribadi yang mantap dan mandiri berdasarkan iman Kristiani. Pelayanannya lebih mengutamakan remaja putri yang berasal dari daerah pedalaman dengan maksud mereka dapat memperoleh kesempatan yang sama dengan remaja putri lainnya untuk mendapatkan pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Asrama juga merupakan salah satu sarana yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Di asrama para remaja putri dilatih untuk hidup bersama dengan orang lain yang memiliki latar belakang berbeda; suku dan kebiasaan dalam keluarga. Tujuan asrama dapat tercapai melalui pendampingan yang efektif, suasana tenang dan teratur, fasilitas yang memadai dan menunjang terselenggaranya berbagai kegiatan di asrama selama remaja menjalani masa studinya. Dengan demikian warga asrama dapat belajar dengan baik dan dapat menghayati hidupnya sebagai remaja yang beriman Kristiani. 2. Program Pendampingan Asrama Dharmawati tidak hanya menjadi tempat penampung kaum remaja tetapi sekaligus sebagai sarana belajar hidup bersama dengan orang lain. Kehidupan bersama dengan orang lain menuntut adanya saling menghargai, menerima dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam konteks ini asrama dapat dikatakan sebagai tempat pendidikan dan pengembangan kaum remaja menjadi pribadi yang dewasa. Salah satu dokumen Konsili Vatikan II, Gravissimum Educationis (Pernyataan tentang Pendidikan Kristen) menegaskan tujuan pendidikan dalam arti yang sesungguhnya adalah mencapai pembinaan pribadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya demi kesejahteraan kelompokkelompok masyarakat, mengingat bahwa manusia termasuk anggotanya, dan bila sudah dewasa ikut berperan menunaikan tugas kewajibannya (GE. art. 1). Sesuai dengan seruan Konsili Vatikan II tersebut, maka pendampingan kaum remaja di asrama lebih menekankan pendidikan yang mendorong kaum remaja terus mengembangkan diri menjadi pribadi yang dewasa dan ikut berperan membangun masyarakat, keluarga dan Gereja. Keberadaan asrama Dharmawati tidak hanya menekankan keberhasilan studi melainkan juga mengarahkan kaum remaja untuk hidup bersama orang lain dari berbagai latar belakang yang berbeda, mereka belajar hidup bersama. Asrama sudah mempunyai kegiatan rutin terjadwal. Kegiatan sehari-hari dari bangun pagi sampai istrahat malam dijadwalkan secara jelas dan wajib dilaksanakan oleh semua warga asrama. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kebersamaan, setia kawan, dan melatih seni kepemimpinan dengan melakukan penggiliran kepemimpinan kelompok. Kegiatan ini memanfaatkan kehidupan asrama sebagai wahana pembentukan watak dan kepribadian penghuni asrama . a. Aktivitas Harian Asrama Dharmawati (lihat lampiran 7) b. Kegiatan Rohani Asrama menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan rohani sebagai bentuk pendampingan iman bagi para penghuninya. Adapun kegiatan-kegiatan rohani yang ada di asrama Dharmawati Sintang adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
(1) Perayaan Ekaristi Perayaan ekaristi bagi penghuni asrama dilaksanakan setiap hari pada pukul 05.30 dan hari Minggu pukul 06.00 atau pukul 08.00 di gereja Katedral Sintang. Perayaan ekaristi khusus untuk warga asrama dua bulan sekali yang diadakan di asrama Dharmawati. Di dalam Dokumen Konsili Vatikan II dikatakan bahwa ekaristi adalah :”sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani” (LG, art. 11). Bahkan secara khusus dikatakan bahwa “sakramen sakramen lainnya, begitu pula semua pelayanan gerejawi serta karya kerasulan, berhubungan erat dengan ekaristi suci” (PO, art. 5). Pernyataan ini menunjukkan bahwa perayaan ekaristi adalah pusat dan puncak hidup beriman yang meneguhkan dan menguatkan iman umat. Perayaan ekaristi dan sakramen pada umumnya harus dirayakan sebagai perayaan iman karena Tuhan sendiri yang hadir di tengah umat. Di dalam perayaan iman, orang dipersatukan dengan Kristus karena kita dipanggil kepada pesekutuan dengan Anak Allah Yesus Kristus Tuhan kita” (1Kor 1: 9). Karena itu pentingnya perayaan ekaristi bagi kaum remaja penghuni asrama Dharmawati. Tujuannya adalah untuk membina iman penghuni asrama agar dapat menimba kekuatan dan inspirasi hidup dari perayaan ekaristi. (2) Rekoleksi Rekoleksi merupakan salah satu bentuk pendampingan iman bagi remaja penghuni asrama Dharmawati. Rekoleksi berasal dari bahasa Inggris yaitu recollect yang berarti mengingat kembali atau mengumpulkan kembali (Tangdilintin, 1984: 94). Rekoleksi juga merupakan salah satu kegiatan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
melatih hidup rohani dan menumbuhkan rasa ingin berubah menuju ke arah yang lebih baik. Di asrama Dharmawati rekoleksi diadakan dua kali setahun. Rekoleksi wajib diikuti oleh semua penghuni asrama. Rekoleksi menjadi saat bagi remaja penghuni asrama untuk berhenti sejenak dari aktivitas rutin dan merefleksikan hidup untuk menemukan kehendak Tuhan dan mensyukuri proses yang telah dilalui. Pada hakikatnya peran rekoleksi dalam pembentukan iman bagi remaja sangatlah penting. Karena masa-masa muda adalah masa pembentukan jati diri seseorang. Dengan begitu sangatlah diharapkan dengan adanya rekoleksi bagi penghuni asrama dapat mempertegas identitas diri, kepribadian dan keunikan setiap individu sebagai pribadi yang utuh. (3) Retret Retret merupakan salah satu bentuk pendampingan iman bagi kaum remaja yang tinggal di asrama Dharmawati. Ditinjau dari pengertian dalam buku yang berjudul Akar dan Sayap (Sumantri, 2002: 11) Kata Retret berasal dari bahasa Inggris, retreat. Menurut Kamus InggrisIndonesia yang disusun oleh John M. Echols dan HASAN Shadily, salah satu arti Retreat adalah tempat pengasingan diri. Sebagai kata kerja, Retret berarti kita mundur dari kesibukan sehari- hari dengan pergi ke tempat sunyi untuk mengasingkan diri. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, retret adalah khalwat, mengundurkan diri dari dunia ramai untuk mencari ketenangan batin. Demikianlah halnya dengan retret di asrama Dharmawati dilaksanakan sekali setahun yaitu pada bulan Oktober. Retret dilaksanakan selama tiga hari di wisma Helena Sintang. Penghuni asrama menarik diri dari kesibukan sehari-hari ke tempat yang hening. Cara menarik diri dilakukan supaya remaja dapat berpikir,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
merenung, dan berdoa dengan baik. Cara menarik diri dapat membantu remaja untuk berpikir akan pengalaman hidupnya. Kaum remaja melihat perjalanan hidupnya, mereka perlu berpikir akan arah hidup mereka. Pada masa ini remaja dapat menemukan identitas dirinya, Tuhan dan sesama. Retret ini juga dilaksanakan untuk mengadakan pembenahan arah perilaku dalam tata hidup sehari-hari, usaha mengembangkan ketahanan diri, usaha mengembangkan kemampuan diri, usaha agar selalu sadar akan tugas dan kewajiban sebagai remaja yang sedang belajar. (4) Ziarah ke Gua Maria Menurut Katekismus Gereja Katolik (KGK no 2691), ziarah merupakan salah satu tindakan konkrit untuk memanifestasikan iman Kristen kita dalam ranah publik (maksudnya secara terbuka, dihadapan umum). Dalam sebuah perjalanan ziarah, kita secara terbuka menyatakan iman kita bahwa kehidupan kita di dunia ini sesungguhnya merupakan suatu proses peziarahan menuju ke tanah air surgawi, yang merupakan persinggahan akhir dalam hidup kita, selain itu ziarah juga merupakan ungkapan nyata akan iman kita bahwa “Yang Ilahi telah masuk ke ruang dan waktu manusia” Demikianlah halnya di asrama Dharmawati kegiatan ziarah merupakan rangkaian devosi kepada Bunda Maria. Kegiatan berziarah sudah menjadi program tahunan yang dilaksanakan pada bulan Mei. Ziarah bermaksud untuk memupuk semangat devosi dan sekaligus sebagai sarana latihan kerjasama antar penghuni asrama. Semangat berdevosi berarti menaruh hormat kepada Bunda Maria sebagai teladan hidup orang beriman dan memohon doanya agar doa-doa dikabulkan oleh Tuhan. Ziarah mengingatkan kaum remaja bahwa kita di dunia ini sedang berada dalam perjalanan menuju surga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
(5) Devosi kepada Bunda Maria Devosi kepada Bunda Maria sudah sejak lama menjadi tradisi Gereja Katolik. Devosi Maria adalah seluruh kebaktian kepada Maria Ibu Yesus dari Nazaret dalam bentuk puji-pujian, kagum, hormat dan cinta dengan meneladani cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya bagi Gereja yang masih sedang dalam perjalanan ziarah menuju persatuan dengan Allah di tanah air surgawi (LG, art. 66). Setelah mendapat kabar gembira dari Malaikat Tuhan (Luk 1: 26-38), Maria amat bersukacita dan bernubuat: "Segala keturunan akan menyebutku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan karya-karya besar padaku" (Luk 1: 48). Asrama Dharmawati mengadakan devosi kepada Bunda Maria setiap Sabtu malam. Bagi penghuni asrama Dharmawati devosi kepada Bunda Maria adalah suatu bentuk penghormatan, pujian kepada Bunda Maria sebagai Bunda Yesus, Bunda Gereja dan Bunda kita semua. Devosi bertujuan agar penghuni asrama semakin meneladani sikap iman Maria, meneguhkan iman remaja terhadap salah satu kebenaran misteri iman. Karena itu penghuni asrama diajak untuk meneladani Bunda Maria dalam menghayati imannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang remaja. (6) Doa Bersama Pada dasarnya doa berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada Tuhan, mengakui Allah sebagai Bapa. Doa adalah kata cinta seorang anak kepada Bapanya (Iman Katolik, 1996: 194). Karena itu doa dapat timbul dari kesusahan dan kegembiraan hati. Maka doa tidak membutuhkan banyak kata, dan tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
terikat pada waktu dan tempat tertentu, tidak menuntut sikap badan atau gerakgerik yang khusus (Mat 6: 7). Katekismus Gereja Katolik (KGK no 2559) merumuskan doa sebagai berikut: “Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik” Bagi penghuni asrama Dharmawati doa bersama sudah menjadi kebiasaan setiap hari. Doa dilaksanakan sebelum dan sesudah memulai kegiatan, seperti sebelum dan sesudah belajar, sebelum tidur dan bangun tidur, sebelum dan sesudah makan, dll. Tujuan dari doa bersama ini adalah mengajak penghuni asrama untuk bersyukur dan mohon berkat dan kekuatan dari Tuhan atas segala kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain kegiatan rohani yang sudah dijelaskan di atas ada beberapa kegiatan rohani tambahan seperti: rekoleksi panggilan yang dilaksanakan sekali setahun bergabung dengan asrama Kartini dan asrama St. Clara yang dikelola oleh para suster Suster Misi Fransiskan Antonius (SMFA). Selain itu penghuni asrama diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan di lingkungan atau di gereja, seperti: doa rosario, koor, lektor, misdinar sejauh itu tidak mengganggu kegiatan belajar dan seijin pendamping asrama. Beberapa kegiatan rohani di atas merupakan bentuk- bentuk pendampingan iman bagi remaja penghuni asrama Dharmawati. Tujuan dari semua kegiatan rohani tersebut adalah membantu kaum remaja untuk semakin menghayati imannya akan Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian mereka semakin bertumbuh dan berkembang sebagai remaja yang beriman dan bertanggungjawab.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
c. Kegiatan Hari Libur Asrama mengisi hari-hari libur dengan berbagai macam kegiatan. Hal tersebut dilakukan untuk mengajak penghuni asrama melakukan kegiatan positif yang membantu perkembangan pribadi mereka. Kegiatan tersebut berasal dari inisiatif dari penghuni dan pendamping asrama. Kegiatan tersebut antara lain: lomba kebersihan antar unit, ajang kreatifitas, jalan sehat, pertemuan gabungan asrama putri yang di kelola para Suster Misi Fransisikan Antonius (SMFA). Tujuan dari kegiatan- kegiatan tersebut supaya penghuni asrama menggunakan waktu
liburan
untuk
sesuatu
yang
berguna.
Mereka
dapat
lebih
memperkembangkan diri, memperluas wawasan, kerohanian, pergaulan serta mengekspresikan apa yang menjadi kebolehan mereka.
B. Penelitian
terhadap
Pendampingan
Iman
Remaja
di
Asrama
Dharmawati Sintang Kalimantan Barat
1. Desain Penelitian a. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan pada pengalaman yang penulis lihat dan alami di asrama Dharmawati Sintang, kegiatan pendampingan iman terprogram dengan baik seperti: retret, rekoleksi, ziarah, doa bersama, devosi, perayaan ekaristi. Kegiatan pendampingan iman tersebut berjalan dengan baik, meskipun terkadang ada hambatan dalam waktu pelaksanaannya. Hambatan yang terjadi karena banyaknya tugas sekolah yang harus dikerjakan oleh penghuni asrama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Penelitian dalam skripsi ini mempunyai peranan yang sangat penting yaitu untuk mendapatkan data yang diperlukan yang berkaitan dengan pendampingan yang dilaksanakan di asrama Dharmawati. Selain itu juga untuk mengetahui sejauhmana pendampingan yang sudah dilaksanakan sungguh membantu remaja bertumbuh dan berkembang menjadi remaja yang dewasa, bertanggungjawab dan beriman. Selain itu juga sejauhmana kegiatan-kegiatan pendampingan iman yang dilaksankan tersebut sesuai dengan situasi remaja. b. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mencakup dua hal, yaitu: 1) Untuk mengetahui sejauhmana pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati Sintang dapat membantu remaja dewasa dalam kepribadian, bertanggungjawab dan beriman? 2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati Sintang? c.
Jenis penelitian Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang ada (Moelong, 2009: 5) . Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah kuisioner dan wawancara yang dilakukan di asrama Dharmawati Sintang. Tujuan adalah untuk mengetahui gambaran serta situasi pendampingan iman yang terjadi di asrama Dharmawati Sintang. Alasan menggunakan penelitian kualitatif ini yaitu untuk memahami suatu kejadian,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
peristiwa, situasi atau keadaan yang ada di asrama Dharmawati terutama dalam hal pendampingan iman. d. Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuisioner dan wawancara. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008: 142). Kuesioner dalam penelitian ini bersifat terbuka dan tertutup bersifat tertutup. Kuesioner bersifat terbuka artinya responden diberi kesempatan untuk menjawab pertayaan secara luas dan mendalam. Kuesioner tertutup artinya setiap pertanyaan sudah ada jawabannya responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang ada, tetapi juga memberi peluang kepada responden untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang dialaminya (Suharmisi Arikunto, 2002: 128). Pertanyaan dalam kuesioner ini berjumlah 15 pertanyaan. Wawancara adalah sebuah percakapan langsung antara peneliti dan responden, dalam proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab (Djam‟an Satori dan Aan Komariah, 2009: 130). Penulis juga menggunakan metode wawancara untuk mendukung dan melengkapi data dari kuesioner. Wawancara hanya ditunjukan kepada staf inti asrama. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara yang terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, blia peneliti data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaanpertanyaan tertulis (Sugiyono, 2009: 73). Sedangkan cara untuk mengetahui dan menentukan
jumlah
persentase
dari
setiap
variabel
dalam
penelitian,
menggunakan rumus di bawah ini (Riduwan, 2004: 87). A N
100 % =
A = Jumlah yang menjawab N = Jumlah responden Contoh: Dari siapa anda mengetahui asrama Dharmawati? Suster yang tourne ke kampung anada=11, Romo paroki=16, alumni=14, teman=9 16 × 100 % = 32 % 50 e. Responden Responden adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan yaitu ketika mengisi angket atau lisan, ketika menjawab wawancara (Suharmisi Arikunto, 2002: 122). Berkaitan dengan penelitian dalam skripsi ini, responden yang dimaksud penulis adalah remaja yang tinggal di asrama Dharmawati Sintang yang bersekolah di SMA Panca Setya dan SMK Budi Luhur Sintang. Populasi berjumlah 135 remaja dan penulis mengambil 50 remaja dari keseluruhan jumlah remaja di asrama Dharmawati Sintang. Jumlah tersebut dapat mewakili seluruh remaja yang ada di asrama tersebut. Penulis dibantu oleh para suster pendamping asrama untuk memilih responden. Pemilihan responden berdasarkan (Purposive Sampling) atau pada kriteria tertentu (Sugiyono, 2008: 85). Responden yang dipilih adalah siswi SMA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
dan SMK kelas XI dan XII dengan kriterianya adalah perwakilan dari tiap unit asrama, mereka yang dianggap aktif, rajin dan disiplin mengikuti dan mengalami dinamika kehidupan asrama. f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember
2014 di asrama Dharmawati,
Sintang Kalimantan Barat, tempat dimana remaja tinggal yang lebih tepatnya di jalan Panggi No.65, Sintang. g. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharmisi Arikunto, 2002: 96). Variabel yang diteliti dalam penelitian skripsi ini mencakup kegiatan dan pelaksanaan pendampingan iman kaum remaja di asrama Dharmawati Sintang, faktor pendukung dan penghambat pendampingan iman tersebut sehingga dapat membantu remaja bertumbuh dan berkembang menjadi dewasa, bertanggungjawab dan beriman. Tabel Kisi-Kisi Variabel Penelitian No
Variabel yang diungkap
No. Item
1
Identitas Responden
1,2,3
3
2
Kegiatan dan pelakasanaan 4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,
10
pendampingan
iman
di
Jumlah
asrama Dharmawati? 3
Faktor-
faktor
pendukung
14
pendampingan iman 4
Faktor- faktor penghambat
1 15
1
Total
15
pendampingan iman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
C. Laporan Hasil Penelitian Pendampingan Iman di Asrama Dharmawati Sintang Kalimantan Barat
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-10 Desember 2014 di asrama Dharmawati Sintang. Kuesioner disebarkan berjumlah 50 eksemplar kepada 50 responden. Kuesioner yang diisi dan dikembalikan reponden sebanyak 50. Pada bagian ini dilaporkan hasil
penelitian sesuai urutan variabel penelitian yang
terdiri dari identitas responden, pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati,
faktor
pendukung
dan
penghambat
pelaksanaan
kegiatan
pendampingan iman di asrama Dharmawati Sintang. 1. Identitas Responden Pada tabel di bawah ini dipaparkan identitas responden penelitian yang meliputi usia, sekolah, kelas. Berdasarkan angket yang telah disebarkan dapat diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2 Identitas Responden N = 50 No Item (1) 1
2
3
Aspek Yang diungkap
Alternatif Jawaban
(2) Usia
Sekolah
Kelas
(3)
Jumlah
%
(4)
(5)
15 Tahun
5
10 %
16 Tahun
18
36 %
17 Tahun
21
42 %
18 Tahun
6
12 %
SMU
44
88 %
SMK
6
12 %
XI
16
32 %
XII
34
68 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa remaja di asrama Dharmawati berusia antara 15-18 tahun. Ada 36 % responden berusia 16 tahun, ada 42 % responden atau berusia 17 tahun. Ada sejumlah 44 responden atau 88 % yang SMU, sejumlah 34 responden atau 68 % yang sedang duduk di kelas XII.
2. Pendampingan Iman di Asrama Dharmawati Pada bagian ini penulis memaparkan hasil penelitian dari variabel pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati, yang terungkap dalam tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Pendampingan iman di asrama Dharmawati N = 50 No Item (1) 4
Aspek Yang diungkap Alternatif Jawaban (2) (3) Motivasi mengikuti a. Karena kebutuhan pendampingan iman
Jumlah (4) 14
% (5) 28 %
12
24 %
c. Wajib ikut karena aturan 17
34 %
b. Kemauan dari diri sendiri
asrama d. Takut
dimarah
suster 7
14 %
pendamping 5
Tujuan pendampingan a. Membantu dan mendukung iman
12
24 %
14
28 %
tumbuh kembangnya iman b. Supaya bertanggung jawab apa yang diimani
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Menjadi pribadi yang
16
60
32 %
dewasa dalam iman d. Menambah
wawasan 8
16 %
pengetahuan iman 6
Sarana
prasarana a. sangat memadai
kegiatan
5
10 %
b. Memadai
10
20 %
c. Cukup memadai
19
38 %
16
32 %
a. Dialog
14
28 %
b. Ceramah
21
42 %
c. Dinamika kelompok
15
30 %
d. Lain-lain
0
0
pendampingan iman di
d. Tidak memadai
7
Motode-
metode
pendampingan iman.
8
9
Kemampuan
suster a. Sangat baik
11
22 %
pendamping
b. baik
23
46 %
c. cukup baik
16
32 %
d. Tidak baik
0
0
a. Rekoleksi/ Retret
14
28 %
b. Ziarah
16
32 %
c. Misa
11
22 %
d. Ibadat sabda
9
18 %
a. Rekoleksi/ Retret
10
20 %
b. Ziarah
9
18 %
Pendampingan iman disenangi
10
Pendampingan iman kurang disenangi
30 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Misa
61
15 32 %
11
Alasan kurang disenangi
d. Ibadat sabda
16
a. model pendampingan
16
32 %
5
10 %
4
8%
15
30 %
e. …..
10
20 %
a. Sangat perlu
31
62 %
b. Perlu
19
38 %
c. Ragu-ragu
0
0
d. Tidak perlu
0
0
membosankan dan membuat ngantuk b. Materi tidak sesuai c. c. Berisi nasihat-nasihat d. Metode-metodenya tidak menarik
12
Peningkatan pendampingan iman
13
Manfaat pendampingan iman
a. Semakin mendekatkan diri 20
40 %
kepada Tuhan b. Mengembangkan hidup
13
26 %
c. Mengenal diri dan sesama
9
18 %
d. Menambah wawasan
8
12 %
rohani
pengetahuan iman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Data yang diperoleh hasil penelitian dari segi pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati tertera pada tabel 3. Tabel 3 no 4 menunjukkan motivasi responden dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman.Dari 50 responden, sejumlah 17 responden atau 34 % menyatakan wajib mengikuti kegiatan pendampingan iman karena aturan asrama. Tabel 3 no 5 menunjukkan tujuan adanya pendampingan iman. Dari 50 respoden, sejumlah 16 responden atau 32 % yang menyatakan tujuan pendampingan iman membantu remaja menjadi pribadi yang dewasa dalam iman. Tabel 3 no 6 menunjukkan sarana prasarana yang mendukung pendampingan iman. Sejumlah 19 responden atau 38 % yang menyatakan cukup mendukung, ada 16 responden atau 32 % yang menyatakan tidak mendukung. Tabel 3 no 7 menunjukkan metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman. Dari 50 reponden, sejumlah 21 responden atau 42 % yang menyatakan metode yang sering digunakan adalah ceramah. Tabel 3 no 8 menunjukkan kemampuan suster pendamping. Sejumlah 21 responden atau 42 % yang menyatakan suster pendampingnya baik. Tabel 3 no 9 menunjukkan pendampingan iman yang disenangi warga asrama. Sejumlah 16 responden atau 32 % menyatakan rekoleksi/retret dan 14 responden atau 28 % yang menyatakan ziarah. Selain kegiatan pendampingan yang disenangi ada juga kegiatan pendampingan yang kurang disenangi. Dari 50 responden, sejumlah 16 responden atau 32 % yang menyatakan kegiatan pendampingan iman yang kurang di senangi yaitu ibadat sabda. Tabel 3 no 11 menunjukkan alasan tidak senangnya dengan kegiatan pendampingan iman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
(rekoleksi, retret, ziarah, misa, ibadat sabda). Ada 16 responden atau 32 % yang menyatakan model yang digunakan dalam pendampingan iman tersebut membosankan dan membuat ngantuk. Tabel 3 no 12 menunjukkan perlunya usaha peningkatan pendampingan iman di asrama Dharmawati. Sejumlah 31 responden atau 62 % yang menyatakan pendampingan iman sangat perlu ditingkatkan. Tabel 3 no 13 menunjukkan manfaat pendampingan iman bagi remaja di asrama Dharmawati. Sejumlah 20 responden atau 40 % yang menyatakan bahwa manfaat yang diperoleh dari pendampingan iman adalah semakin mendekatkan diri kepada Tuhan serta kuat dalam iman.
3. Faktor-faktor Pendukung Pendampingan Iman di asrama Pada bagian ini penulis melaporkan hasil penelitian dari variabel tentang faktor-faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati yang terungkap dalam tabel 4. Tabel 4 Faktor-Faktor Pendukung Pelaksanaan Pendampingan Iman N =50 No Item (1)
Aspek Yang diungkap
14
Faktor
Alternatif Jawaban
(2)
(3)
Pendamping
yang
Jumlah
%
(4)
(5)
9
18 %
8
16 %
pendukung perhatian pendampingan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iman
Materi
64
sesuai
dengan situasi
Sarana
7
14 %
6
12 %
8
16 %
5
10 %
prasarana
memadai
Metode dan model pendampingan bervariasi
Kerjasama
antara
pendamping dengan seluruh
anggota
asrama
Adanya
staf
inti
asrama sebagai tim kerja yang terlibat aktif
membantu
memperlancar kegiatan dilaksanakan
Kesadaran diri
yang 7
14 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Data pada tabel 4 di atas yang menunjukkan faktor- faktor pendukung pelaksanaan
pendampingan
iman.
Tabel
4
no
14,
yang
menyatakan
pendampingnya perhatian ada 9 responden (18 %) , ada 8 responden atau 16% yang menyatakan materi yang sesuai, ada 8 responden atau 16 %
yang
menyatakan kerjasama antara pendamping dengan seluruh anggota asrama. 4. Faktor-faktor Penghambat Pendampingan Iman Pada bagian ini penulis menguraikan hasil penelitian dari variabel faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman yang terungkap dalam tabel 5. Tabel 5 Faktor-faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman N = 50 No Item (1) 15
Aspek Yang Alternatif Jawaban diungkap (2) (3) Faktor Pendamping yang penghambat pelaksanaan
Jumlah (4) kurang 4
% (5) 8%
kreatif
Sarana dan prasarana kurang 7
pendampingan
mendukung
iman
melaksanakan pendampingan
14 %
dalam
iman.
Metode
dan
model
yang 9
18 %
digunakan kurang menarik.
Tema-tema
pendampingan 6
iman kurang menarik dan
12 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
tidak sesuai dengan keadaan remaja
Keterbatasan
waktu
karena 10
20 %
6
12 %
8
16 %
banyaknya tugas sekolah
Rasa malas dan cuek sehingga mengikuti
kegiatan
pendampingan karena wajib ikut.
Kurangnya
tenaga
pendamping
Faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman. Dari 50 responden, ada 9 responden atau 18 % menyatakan metode dan model pendampingan kurang menarik dan ada 10 responden atau 20 % yang menyatakan keterbatasan waktu karena banyaknya tugas sekolah.
D. Hasil Wawancara dengan Staf Inti Asrama Dharmawati Sintang Berdasarkan hasil wawancara dengan satf inti asrama pada tanggal 2-4 Desember 2014, diperoleh data sebagai berikut; pendampingan iman di asrama Dharmawati berjalan sesuai dengan kegiatan pokok harian, mingguan yang sudah terjadwal. Namun kenyataannya pelaksanaan pendampingan iman tidak sesuai dengan jadwal yang ada. Keterbatasan waktu karena banyaknya tugas dari sekolah yang harus dikerjakan, pendamping mempunyai tugas lain selain sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
pendamping asrama. Ketika ditanya mengenai motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama banyak diantara mereka mengatakan wajib ikut karena aturan asrama, ada yang mengatakan karena merasa itu adalah suatu kebutuhan yang dapat membantu diri mereka untuk berkembang. Metode yang digunakan dalam pendampingan iman adalah metode ceramah, dinamika kelompok dan dialog. Metode yang paling sering yaitu ceramah dimana yang banyak berbicara adalah pendamping. Pendampingan iman yang disenangi di asrama adalah ziarah dan rekoleksi/retret. Bagi remaja di asrama kegiatan ziarah, rekoleksi/retret sangat menyenangkan karena dilaksanakan di tempat lain seperti ke gua Maria, rumah retret. Kegiatan pendampingan iman yang kurang disenangi adalah ibadat sabda. Bagi
remaja ibadat sabda sangat membosankan selain monoton metode dan
model pendampingan kurang bervariasi. Misalkan renungan yang panjang berbelit-belit sulit untuk dipahami membuat ngantuk. Faktor pendukung pendampingan iman adalah pendamping yang perhatian dan mau mendengarkan. Mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah mereka, baik mengenai belajar maupun hal yang lain-lainnya. Di asrama Dharmawati terjalin kerjasama yang baik antara pendamping dengan seluruh anggota asrama. Adanya staf inti asrama sebagai tim kerja, sangat membantu terlaksananya kegiatan yang sudah dijadwalkan. Selain itu juga adanya semangat kebersamaan antara sesama warga asrama. Hal- hal tersebut sangat membantu proses perkembangan pribadi, baik secara jasmani maupun rohani.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Hambatan yang terjadi dalam pendampingan iman adalah keterbatasan waktu karena banyaknya tugas sekolah sehingga pelaksanaan pendampingan di asrama tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya, model dan metode yang digunakan kurang bervariasi. Selain itu juga kurangnya sarana prasana yang mendukung kegiatan pendampingan iman di asrama, rasa malas dan cuek sehingga mengikuti kegiatan pendampingan karena kewajiban, tema-tema pendampingan iman kurang menarik dan tidak sesuai dengan keadaan remaja serta kurangnya tenaga pendamping. Pendampingan iman yang dilaksanakan oleh asrama sangat bermanfaat bagi perkembangan remaja. Meskipun motivasinya bermacam-macam, mereka mengatakan pendampingan iman mengajak mereka semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, mengembangkan diri terutama kerohanian, menambah wawasan baru tentang pengetahuan iman, semakin mengenal diri dan sesama, semakin dewasa dan bertanggung jawab.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja di Asrama Dharmawati Sintang Kalimantan Barat Pada bagian ini penulis membahas hasil penelitian yang telah dilaporkan pada bagian sebelumnya. Pembahasan ini bertujuan untuk menjelaskan lebih lanjut hasil penelitian yang menggambarkan pendampingan iman di asrama Dharmawati Sintang. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi identitas responden, pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati, faktor-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati Sintang. 1. Identitas Responden Pengolongan usia remaja terbagi dalam tiga tahap yaitu remaja awal usia 13-14 tahun, remaja tengah 15-17 tahun dan remaja akhir usia 18-21 tahun. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 50 responden sejumlah 42 % responden yang menyatakan identitas diri berkaitan dengan usia yang paling banyak ialah usia 17 tahun yang duduk duduk di kelas XII SMU. Secara umum bahwa mereka sedang dalam proses pencarian identitas diri. Maka mereka membutuhkan pendampingan yang dapat mengarahkan mereka menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari baik di keluarga, sekolah, asrama, masyarakat.
2. Pendampingan Iman yang Dilaksanakan di Asrama Dharmawati Sintang Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi remaja mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati. Sejumlah 34 % responden yang menyatakan wajib ikut karena aturan asrama. Kenyataan memang demikian, penulis mengalami dan melihat bahwa warga asrama mengikuti kegiatan pendampingan iman sebagian besar karena aturan asrama. Misalkan kegiatan rutin setiap malam adalah ibadat sabda, jika belum bunyi lonceng dua sampai tiga kali pertanda waktunya untuk berdoa sebagian masih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
santai seperti tidak mendengar sehingga pendamping dan teman yang sungguh serius harus menunggu semua hadir barulah memulai berdoa. Dari tabel 3 pada pertanyaan item 5 disampaikan tujuan pendampingan iman remaja. Tujuan pendampingan iman yaitu mau membantu dan mendukung tumbuh kembangnya iman, supaya bertanggung jawab dan menjadi pribadi yang dewasa dalam iman, menambah wawasan pengetahuan iman. Sejumlah 32 % responden yang menyatakan bahwa tujuan pendampingan iman adalah membantu mereka menjadi pribadi yang dewasa dan beriman. Demikian juga tujuan pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati adalah membantu remaja untuk mencapai pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, solider, peka, kreatif, kritis, jujur, dan selalu bersemangat untuk maju dan berkembang menjadi pribadi yang utuh dan beriman akan Yesus Kristus. Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan iman adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan responden dalam rangka mengembangkan diri menjadi lebih baik dan berguna. Pendampingan iman terlaksana dengan baik dan menyenangkan apabila sarana prasrana yang tersedia mendukung kegiatan pendampingan iman. Ada 38 % responden yang menyatakan bahwa sarana prasrana yang ada cukup memadai. Misalkan ada ruangan untuk berdoa, ada tape, kaset, buku doa, teks lagu-lagu rohani. Ada 32 % responden juga yang menyatakan sarana prasrana dalam pendampingan iman belum memadai. Misalkan; ruangan masih terbatas dan sempit untuk jumlah warga asrama 135 orang sehingga ruang gerak terbatas. Buku- buku doa masih terbatas jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah penghuni asrama, VCD Player belum ada. Hal ini menunjukkan bahwa sarana prasarana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
untuk mendukung berjalannya pendampingan iman sangat perlu dilengkapi sehingga pendampingan iman dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan. Metode yang digunakan dalam pendampingan iman adalah metode dialog, metode ceramah, metode dinamika kelompok. Sejumlah 42 % responden yang menyatakan metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman adalah metode
ceramah. Kenyataan memang demikian, penulis mengalami sendiri.
Metode yang digunakan yaitu ceramah dimana yang banyak berbicara adalah pendampingnya. menerangkan secara panjang lebar sehingga membuat bosan dan ngantuk. Maka pihak asrama tertutama pendamping berusaha untuk belajar dari situasi remaja sehingga bisa menggunakan metode yang bervariasi yang sungguh menyentuh hati remaja dan selalu mempunyai kerinduan untuk mengikuti kegiatan pendampingan iman. Berjalannya suatu kegiatan pendampingan karena adanya pendamping. Dari tabel 3 pertanyaan item 8 berkaitan dengan kemampuan pendamping dalam mendampingi remaja. Sejumlah 46 % responden yang menyatakan suster pendampingnya baik. Hal ini menunjukkan bahwa suster pendamping sudah berusaha untuk mendampingi kaum remaja dengan baik. Contohnya suster yang punya hati mau mendengarkan keluh kesah, menyapa warga asrama dengan penuh perhatian serta sabar menghadapi berbagaimacam tingkah warga asramanya. Tabel 3 pertanyaan item 9 menunjukkan pendampingan iman yang disenangi oleh remaja yang tinggal di asrama Dharmawati. Dari beberapa kegiatan pendampingan iman yang ada di asrama (rekoleksi/retret, ziarah, misa, ibadat sabda), ada 56 % responden yang menyatakan pendampingan iman yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
disenangi adalah ziarah. Remaja lebih suka ziarah karena kegiatan di luar asrama, pergi ke Gua Maria. Bagi mereka ziarah menyenangkan selain kegiatan berdoa dilanjutkan dengan rekreasi bersama warga asrama serta berjumpa dengan banyak orang. Pendampingan iman yang kurang disenangi oleh sebagian warga asrama. Sejumlah 32 % responden yang menyatakan kegiatan pendampingan iman tidak menarik adalah ibadat sabda. Bagi remaja ibadat sabda tidak terlalu menarik dan menjadi kegiatan rutin setiap malam yang mengalir begitu saja tanpa makna. Ibadat sabda membuat ngantuk karena monoton, renungan yang berbelit-belit susah untuk dimengerti. Sebagian warga asrama mengikuti ibadat sabda karena aturan dan jadwal rutin yang harus dilaksanakan. Dalam hal ini pihak asrama perlu berusaha untuk melaksanakan ibadat sabda yang kreatif serta menyiapkan bahan renungan dengan matang serta sesuai dengan situasi remaja. Pendamping juga perlu menyadarkan warga asrama bahwa ibadat sabda itu penting karena kita mendengarkan
firman
Tuhan,
merenungkannya
dan
berusaha
untuk
melaksanakannya dalam hidup sehari-hari sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Tabel 3 pertanyaan item 10 menunjukkan manfaat dari pendampingan iman bagi remaja. Kegiatan pendampingan iman di asrama membawa manfaat bagi remaja. Sejumlah 40 % responden menyatakan manfaat yang paling banyak adalah semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan iman yang dilaksanakan oleh asrama sangat membantu remaja untuk semakin mengenal diri, sesama dan mendekatkan diri pada Tuhan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
3. Faktor-faktor Pendukung Pendampingan Iman di Asrama Pendampingan iman dapat berjalan dengan baik dan lancar jika ada faktor pendukung. Faktor pendukung berjalannya pelaksanaan pendampingan iman antara lain: pendamping yang perhatian, materi sesuai dengan situasi remaja, sarana prasrana yang cukup memadai, metode dan model pendampingan bervariasi, adanya kerjasama antara pendamping dengan yang didampingi, adanya staf inti asrama, adanya kesadaran dari setiap pribadi remaja. Dari tabel 4 no 14 yang menyatakan suster yang perhatian sejumlah 18 % responden. Suster pendamping sungguh berusaha untuk memperhatikan warga asrama tanpa membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan persentasi yang sama besar adalah materi yang sesuai dan adanya kerjasama antara pendamping dan warga asrama. Hal ini menunjukkan bahwa banyak hal yang mendukung pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati. 4. Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Pendampingan Iman Dalam pendampingan iman ada faktor- faktor yang menghambat untuk mencapai apa yang sudah ditentukan atau yang sudah direncanakan. Tabel 4 no 15 menunjukkan faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman di asrama Dharmawati. Sejumlah 18 % responden menyatakan metode dan model yang digunakan dalam pendampingan iman tidak menarik. Penulis sendiri merasa bahwa model yang dan metode yang digunakan selama ini kurang bervariasi. Misalkan ibadat sabda, renungan yang dibawakan monoton dan kurang menyentuh.
Sejumlah 20 %
yang menyatakan keterbatasan waktu karena
banyaknya tugas sekolah. Tugas sekolah sangat memerlukan banyak waktu. Jam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
07.00- 13.00 berada di sekolah, sore hari ada les dan menggerjakan PR, sehingga waktu untuk pendampingan iman sangat terbatas. Kurangnya tenaga pendamping juga menjadi salah satu hambatan dalam pendampingan iman. Pendamping asrama bekerja dalam tim, namun yang aktif dan selalu ada bersama warga asrama adalah satu orang pendamping saja. Hal demikian dikarenakan para pendamping mempunyai tugas lain, seperti mengajar di sekolah SMKK, ada yang di rumah sakit, di keuskupan.
F. Kesimpulan Hasil Penelitian Pendampingan Iman Remaja di Asrama Dharmawati Sintang Kalimantan Barat Berdasarkan hasil penelitian pada bagian ini penulis memperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati masih perlu ditingkatkan. Peningkatan tersebut seperti; model dan metode yang digunakan dalam pendampingan iman bervariasi, waktu untuk pelaksanaan pendampingan iman disesuaikan karena warga asrama waktu terbatas karena banyaknya tugas sekolah, memurnikan motivasi warga asrama bukan sebagai
kewajiban
melainkan
karena
kebutuhan,
pendampingan
perlu
memperhatikan situasi remaja. Dari data yang diperoleh, penulis menyimpulkan bahwa pendampingan iman yang dilaksanakan di asrama Dharmawati masih membutuhkan proses untuk mengikuti kegiatan pendampingan iman. Hal ini terlihat pada motivasi mereka mengikuti kegiatan pendampingan iman yang diadakan oleh asrama. Ada yang mengatakan mengikuti pendampingan iman karena adanya kesadaran diri, namun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
ada dari mereka juga menyatakan mengikuti kegiatan pendampingan iman karena aturan asrama wajib diikuti oleh seluruh anggota asrama. Faktor penghambat yang dialami oleh remaja dalam pelaksanaan pendampingan iman adalah metode dan model pendampingan yang kurang kreatif membuat
remaja merasa tidak bersemangat
untuk
mengikuti
kegiatan
pendampingan iman. Selain itu juga kurangnya sarana yang mendukung kegiatan pendampingan iman membuat pendampingan itu sendiri menjadi kurang menarik. Seperti ruang untuk kegiatan terbatas, buku- buku masih kurang, LCD yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan pendampingan iman. Kurangnya tenaga pendamping menjadi hambatan karena tidak efektif satu atau dua pendamping untuk 135 orang remaja. Keterbatasan waktu juga menjadi hambatan pelaksanaan pendampingan iman karena banyaknya tugas sekolah dan pendamping mempunyai tugas lain selain sebagai pendamping asrama. Melalui penelitian ini penulis juga dapat menyimpulkan bahwa pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati membutuhkan pendampingan yang sungguh relevan dengan situasi remaja. Dalam pelaksanaan pendampingan iman tentu dibutuhkan pendamping yang kreatif, metode dan model pendampingan bervariasi, waktu yang cukup, adanya kesadaran dari pribadi remaja. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan dari pendampingan tersebut dapat tercapai sesuai yang diharapkan oleh pihak asrama maupun oleh warga asrama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV USULAN PROGRAM SEBAGAI USAHA PENINGKATAN PENDAMPINGAN IMAN REMAJA DENGAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS
Berangkat dari hasil penelitian yang sudah dibahas di bab III serta pengalaman penulis selama tinggal di asrama Dharmawati, pendampingan yang dilaksanakan kurang kreatif. Model dan metodenya yang digunakan dalam pendampingan kurang menarik. Maka penulis menyampaikan usulan program kegiatan pendampingan iman yang menarik bagi remaja yaitu dengan katekese model Shared Christian Praxis. Selain Katekese model SCP belum pernah dilaksanakan di asrama Dharmawati, katekese model Shared Christian Praxis juga cocok untuk remaja. Remaja memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi aktif saling berbagi pengalaman hidup yang dapat memperkaya iman satu sama lain. Maka pada Bab IV ini penulis membahas pendampingan iman remaja dengan katekese model Shared Christian Praxis yang meliputi pengertian dan langkah-langkah, alasan menggunakan katekese model SCP. Pada bagian berikutnya ada usulan program yang meliputi latar belakang usulan program, program pendampingan, tema yang dipilih, waktu pelaksanaan, contoh persiapan katekese.
A. Katekese Model Shared Christian Praxis Shared Christian Praxis merupakan suatu alternatif katekese umat model pengalaman hidup. Model ini menekankan proses berkatekese yang bersifat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
dialogal dan partisipatif yang bermaksud mendorong peserta, berdasarkan konfrontasi antara “tradisi” dan “visi” hidup mereka dengan “Tradisi” dan “Visi” Kristiani, agar baik secara pribadi maupun bersama, mampu mengadakan penegasan dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah (Sumarno DS. 2013: 14). Model katekese ini bermula dari pengalaman hidup peserta, yang direfleksi secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi Kristiani supaya muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan baru. 1. Pengertian SCP Pendampingan iman remaja membutuhkan suatu model yang mampu menyentuh kebutuhan kaum remaja. Model SCP dapat diartikan sebagai suatu model katekese yang bertolak dari pengalaman konkrit yang diolah dalam lima langkah, direfleksikan secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi Kristiani sehingga muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan baru (Sumarno DS. 2013: 15). Katekese model SCP bersifat dialogal yang partisipatif untuk mendorong peserta mengkomunikasikan tradisi dan visi mereka dengan Tradisi dan Visi Kristiani sehingga baik secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan penggambilan keputusan demi makin terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah di dalam kehidupan sehari-hari (Heryatno Wono Wulung, 1997: 11). Katekese model SCP mencakup tiga hal pokok yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya yakni Shared, Christian Praxis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
a. Shared Shared berarti berdialog atau berkomunikasi timbal balik, berbagi, rasa, berbagi pengalaman, saling mendengarkan pengalaman satu sama lain. Dialog pertama-tama mulai dari diri sendiri, kemudian disharingkan kepada sesama peserta dalam suasana kasih persaudaraan (Sumarno DS, 2013: 16). Dalam dialog ada dua unsur penting, yakni membicarakan dan mendengarkan. Membicarakan berarti menyampaikan apa yang menjadi kebenaran dan pengalamanku dan mengatakan apa yang terjadi dalam diriku sebagaimana adanya. Membicarakan itu didasari oleh sikap keterbukaan dan kejujuran serta kerendahan hati untuk mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan yang nyata sebagaimana yang terjadi. Mendengarkan itu berarti mendengarkan dengan hati dan rasa tentang apa yang dikomunikasikan oleh orang lain. Paus Fransiskus dalam seruan Apostolik, Evangelii Gaudium (Sukacita Injil) mengatakan mendengarkan dalam komunikasi adalah keterbukaan hati yang memungkinkan terjadinya perjumpaan rohani. Hanya melalui mendengarkan yang penuh hormat dan bela rasa dapat menemukan pertumbuhan sejati dan membangkitkan kerinduan cita-cita Kristiani (EG, art. 171). Dengan mendengarkan orang lain maka peserta dapat menemukan diri sendiri dan menemukan kehendak Tuhan. Mendengarkan melibatkan keseluruhan diri sehingga dalam mendengarkan timbullah gerak hati, empati terhadap apa yang dikomunikasi dengan orang lain (Sumarno DS, 2013: 16). Pada model Shared ini baik peserta maupun pendamping dapat menjadi nara sumber. Dalam sharing setiap peserta sesuai dengan gayanya, pengalaman keterlibatanya yang konkret dan kepentingannya memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
sumbangan yang khas. Hubungan antar subyek yang mendatangkan perjumpaan antar pribadi dapat membawa suatu kesadaran akan pentingnya rasa solidaritas karena memiliki perjuangan visi yang sama (Heryatno Wono Wulung 1997: 4). Karena itu semua peserta menjadi partner yang aktif terlibat, dan secara kritis mengolah pengalaman mereka serta keadaan faktual remaja. Bentuk sharing sangat membantu peserta untuk mengalami proses bersama dalam mengolah pengalaman. Bentuk sharing ini cocok dipergunakan dalam pendampingan iman remaja karena mereka diberi kesempatan untuk ambil bagian secara aktif dengan cara saling berbagi pengalaman hidup mereka masing-masing. b. Christian Katekese model SCP menekankan unsur Christian dari kekayaan iman Kristiani sepanjang sejarah dan visinya diupayakan terjangkau untuk kehidupan peserta zaman sekarang (Heryatno Wono Wulung, 1997: 2). Kekayaan iman Gereja sepanjang sejarah berkembang menjadi pengalaman iman jemaat pada zaman sekarang. Proses ini mengharapkan kekayaan iman Gereja dapat menyentuh kehidupan dan pengalaman umat saat ini. Kekayaan iman yang ditekankan dalam model ini meliputi dua unsur pokok yaitu pengalaman iman hidup Kristiani sepajang sejarah dan visinya. Mengenai tradisi Kristiani dan visinya, Heryatno Wono Wulung (1997: 3) yang menyadur pendapat Thomas H. Groome dalam Shared Christian Praxis: suatu model berkatekese menguraikan demikian: Tradisi Kristiani mengungkapkan realitas iman jemaat Kristiani yang hidup dan sungguh dihidupi. Inilah tanggapan manusia terhadap pewahyuan diri Allah yang terlaksana dalam kehidupan manusia. Dalam konteks tradisi perlu dipahami sebagai perjumpaan antara rahmat Allah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
dalam Kristus dan tanggapan manusia. Maka dari itu tradisi di sini tidak hanya berupa tradisi pengajaran Gereja tetapi juga meliputi Kitab Suci, spiritualitas, refleksi teologis, sakramen, liturgi, seni, nyanyian rohani, kepemimpinan kehidupan jemaat dan lain-lain. Sebagai realitas iman yang dihidupi dalam konteks hiostorisnya, tradisi Kristiani senantiasa mengundang keterlibatan praktik dan proses pemberian diri. Visi Kristiani mengarisbawahi tuntutan dan janji yang terkandung di dalam tradisi, tanggungjawab dan pengutusan orang kristiani sebagai jalan untuk menghidupi semangat dan sikap kemuridan mereka. Visi Kristiani yang paling hakiki adalah terwujudnya kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia. Visi ini menunjuk proses sejarah kehidupan umat Kristiani yang berkesinambungan dan bersifat dinamis, mengundang penilaian, penegasan, pilihan dan keputusan. Berdasarkan pada pengertian Tradisi dan Visi Kristiani tersebut, maka disimpulkan bahwa kata Christian menunjuk seluruh pengalaman iman umat yang merupakan tanggapan manusia terhadap janji Allah. Manusia menanggapi pewahyuan Allah tersebut dalam seluruh gerak hidup hariannya baik sikap maupun perbuatan . c. Praxis Praxis sebagai perbuatan atau tindakan meliputi seluruh keterlibatan manusia dalam dunia, segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia dengan tujuan tertentu atau dengan sengaja (Sumarno DS, 2013: 15). Praxis ini merupakan ungkapan pribadi yang meliputi ungkapan fisik, emosional, intelektual, spiritual dari hidup kita. Tindakan ini meliputi sesuatu yang kumiliki, kurasakan dan kualami, bukan sesuatu yang teoritis. Praxis mempunyai tiga unsur pembentuk yang saling berkaitan: aktivitas, refleksi dan kreatifitas. Aktivitas meliputi kegiatan mental dan fisik, kesadaran, tindakan personal dan sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik bersama yang semuanya merupakan medan masa kini untuk perwujudan diri manusia. Refleksi menekankan refleksi kritis terhadap tindakan historis pribadi dan sosial dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
masa lampau, terhadap praxis pribadi dan kehidupan bersama masyarakat serta terhadap”Tradisi” dan “Visi” iman kristiani sepanjang sejarah. Kreatifitas merupakan perpaduan antara aktivitas dan refleksi yang menekankan sifat transenden manusia dalam dinamika menuju masa depan untuk praxis baru (Heryatno Wono Wulung, 1997: 2). Unsur- unsur tersebut di atas berfungsi membangkitkan perkembangan imaginasi, meneguhkan kehendak dan mendorong praxis baru yang dapat dipertanggungjawabkan. Praxis yang meliputi aktifitas, refleksi dan kreatifitas dalam pendampingan iman remaja menjadi peluang dan kesempatan yang baik untuk mengarahkan remaja dalam menghadapi permasalahan dirinya. Aktivitas mencakup
keseluruhan pribadi remaja dalam seluruh pengalaman hidupnya.
Pengalaman ini kemudian direfleksikan sehingga memunculkan kesadaran untuk terlibat dalam kreatifitas baru (Heryatno Wono Wulung, 1997: 4).
2. Langkah-Langkah Katekese Model Shared Christian Praxis Heryatno Wono Wulung, 1997: 5-7 menyadur pendapat Thomas Groome yang mengemukan, terdapat lima langkah Shared Christian Praxis. a. Langkah Pertama: Pengungkapan Praksis Faktual Pada langkah pertama ini, para peserta diajak
untuk mengungkapkan
pengalaman hidup faktual, entah itu pengalaman hidup pribadi atau peristiwa yang
terjadi
dalam
masyarakat.
Untuk
mempermudah
para
peserta
mengungkapkan pengalamannya, pemandu dapat menggunakan berbagai sarana dalam bentuk ceritera, puisi, tarian, nyanyian, drama pendek atau lambang. Dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
proses pengungkapan itu, peserta dapat menggunakan perasaan mereka, sikap, kepercayaan, dan keyakinan yang melatarbelakanginya (Heryatno Wono Wulung, 1997: 5). Dengan cara itu peserta diharapkan menjadi sadar dan bersikap kritis pada pengalaman hidupnya sendiri. Di samping pengalaman pribadi, peserta juga dapat mengungkapakan pengalaman orang lain atau keadaan masyarakatnya. Komunikasi pengalaman konkret para peserta diharapkan dapat melahirkan tematema dasar yang akan direflekssikan secara kritis pada langkah berikutnya. Langkah pertama ini bersifat obyektif, mengungkapkan apa yang sesungguhnya terjadi. Langkah pertama ini dalam pendampingan iman kaum remaja merupakan kesempatan yang indah untuk mengungkapkan atau mensharingkan pengalaman yang mereka alami secara leluasa. Sharing menjadi salah satu metode yang disenangi oleh kaum remaja karena mereka merasa diperhatikan, didengarkan, diberi kesempatan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. b. Langkah Kedua: Refleksi Kritis Pengalaman Faktual Langkah kedua ini mendorong peserta untuk lebih aktif, kritis dan kreatif dalam memahami serta mengolah keterlibatan hidup mereka sendiri maupun masyarakatnya. Tujuan langkah ini adalah memperdalam refleksi dan mengantar peserta pada kesadaran kritis akan keterlibatannya. Refleksi tersebut meliputi segi asumsi dan alasan, motivasi, sumber historis, kepentingan dan konsekuesi yang disadari dan hendak diwujudnyatakan (Heryatno Wono Wulung, 1997: 6). Pembimbing menciptakan suasana pertemuan yang mendukung dan menghormati serta mengundang peserta untuk berrefleksi secara kritis,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
mendorong peserta untuk untuk mengadakan dialog dan penegasan bersama. Peserta memperdalam pemahaman kenangan dan imaginasi serta mengajak peserta untuk berani berbicara (Sumarno Ds, 2013: 20). Dalam pendampingan iman, langkah ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengajak kaum remaja untuk merefleksikan pengalaman hidupnya sehari-hari sehingga mampu menemukan makna dari setiap pengalaman yang mereka alami. c. Langkah Ketiga: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau Tradisi
adalah
iman
Kristiani
yang
sungguh
dihidupi
dan
diperkembangkan Gereja dalam sejarahnya. Maka Tradisi Gereja tidak terbatas pada pengajaran Gereja (dogma) tetapi juga mencakup Kitab Suci, spiritualitas, devosi, kebiasaan hidup beriman, aneka kesenian Gereja, liturgi dan kepemimpinan. Visi merefleksikan harapan dan janji, mandat dan tanggungjawab yang muncul dari Tradisi suci yang bertujuan untuk mendorong dan menguhkan iman jemaat dalam keterlibatannya untuk mewujudkan kehadiran nilai-nilai Kerajaan Allah (Heryatno Wono Wulung, 1997: 6). Pada langkah ini pendamping memberikan informasi mengenai hal-hal yang bersifat ideal, dengan sumber dari Kitab suci atau dokumen Gereja (Sumarno DS, 2013: 20). Langkah ini juga penting bagi pendampingan iman remaja, karena remaja diajak untuk mendalami pengalaman Kristiani sehingga mereka mendapatkan informasi yang benar. Pendamping mempunyai kesempatan untuk memberikan informasi tentang ajaran pokok sehubungan dengan pengalaman Kristiani dari Kitab Suci maupun dari dokumen Gereja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
d. Langkah Keempat: Interprestasi Dialektis antara Praksis dan Visi Peserta dengan Tradisi dan Visi Kristiani Langkah
ini
mengajak
peserta
supaya
dapat
meneguhkan,
mempertanyakan, memperkembangkan, menyempurnakan gagasan penting yang telah ditemukan pada langkah pertama dan kedua. Selanjutnya gagasan penting itu dikonfrontasikan dengan tradisi dan visi Kristiani dari langkah ketiga (Heryatno Wono Wulung, 1997: 7). Dari proses konfrontasikan tersebut diharapkan peserta dapat secara aktif menemukan kesadaran atau baru yang hendak diwujudkan. Dengan kesadaran baru itu peserta akan lebih bersemangat dalam mewujudkan imannya dan dengan itu diharapkan supaya nilai-nilai kerajaan Allah semakin dapat dirasakan di tengah-tengah kehidupan bersama. Pendamping hendaknya menghormati kebebasan dan hasil penegasan peserta, termasuk peserta yang menolak tafsiran pendamping. Pendamping membantu
peserta
untuk
meyakinkan
peserta
bahwa
mereka
mampu
mempertemukan nilai pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai Tradisi dan visi Kristiani. Pendamping mendorong peserta untuk merubah sikap dari pendengar yang pasif menjadi yang aktif dan menyadari bahwa tafsiran pendamping bukan harga mati. Pendamping sangat perlu untuk mendengar dengan hati tanggapan, pendapat, dan pemikiran peserta (Sumarno DS, 2013: 22). Pada langkah ini, pendamping berusaha untuk memberi kebebasan kepada para remaja untuk mempertimbangkan, menilai, dan mengambil keputusan sesuai dengan situasi yang meraka alami. Pendamping tidak menentukan pokok-pokok yang harus dipilih sebagai suatu pedomaan dalam kehidupan para remaja, supaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
mereka tidak lagi akan merasa tidak bebas (Heryatno Wono Wulung, 1997: 33). Dengan proses itu diharapkan hidup iman peserta menjadi lebih aktif, dewasa dan missioner. e. Langkah Kelima: Keterlibatan baru demi makin terwujudnya Kerajaan Allah Langkah yang terakhir ini bertujuan mendorong peserta supaya sampai pada keputusan konkret bagaimana menghidupi iman Kristiani pada konteks hidup yang telah dianalisa dan dipahami, direfleksi secara kritis, dinilai secara kreatif dan bertanggung jawab (Heryatno Wono Wulung, 1997: 7). Inilah tangapan praktis
peserta terhadap situasi
konkret
mereka
yang telah
dikonfrontasikan dengan tradisi dan nilai Kristiani. Tanggapan peserta dipengaruhi oleh tema dasar yang direfleksikan, nilai-nilai Kristiani yang diinternalisasi, dan konteks kepentingan religius, politis dan ekonomis peserta. Dalam pendampingan iman remaja langkah ini sangat efektif bagi kaum remaja karena remaja membutuhkan pengakuan akan apa yang diekspresikannya. Langkah ini mengajak remaja untuk melakukan tindakan konkrit. Proses konfrontasi dalam pendampingan iman memotivasi remaja untuk memunculkan ide dan mewujudnyatakan dalam keterlibatan baru demi terwujudnya Kerajaan Allah dalam dunia remaja. Remaja memiliki kemampuan untuk mengambil bagian dalam usaha mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
3. Alasan menggunakan Katekese Model Shared Christian Praxis Alasan penulis menggunakan katekese model SCP dalam pendampingan iman di asrama Dharmawati ialah karena penulis sendiri melihat dan mengalami proses proses pendampingan di asrama modelnya kurang bervariasi. SCP dipilih untuk menjadi model pendampingan iman remaja karena model ini mampu membantu remaja yang sedang dalam proses pembentukan menjadi pribadi yang dewasa. Remaja banyak mengalami permasalahan dalam kehidupannya, dan proses katekese SCP berangkat dari pengalaman faktual yang meliputi permasalahan hidup konkret remaja. Kaum remaja diajak untuk mengungkapkan pengalaman hidup kemudian direfleksikan, ditawarkan nilai-nilai visi dan tradisi kristiani dalam bentuk tafsir Kitab Suci, didialogkan untuk mengkonfrontasikan tradisi dan visi kristiani tersebut. SCP memberi kesempatan bagi para remaja untuk menerima masukan mengenai hal-hal yang bersifat ideal sebagi bekal dalam hidup sebagai remaja yang masih dalam proses pencarian identitas diri. Pada proses SCP relasi antara remaja berlangsung sehingga terjadi proses bersama yang membuat mereka sungguh dihargai sebagai subyek yang menemukan sendiri dan tidak lagi merasa didikte oleh pendamping sehingga membantu remaja untuk menuju suatu aksi konkrit ke arah hidup yang lebih baik. Penulis menyakini bahwa model katekse Shared Christian Praxis dapat dipakai untuk pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati Sintang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
B. Usaha Peningkatan Pelaksanaan Pendampingan Iman Remaja 1. Pengertian Peningkatan Menurut seorang ahli bernama Adi S, peningkatan berasal dari kata tingkat, yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, peningkatan dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik (http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-paraahli/ akses tanggal 19 Maret, jam 21.00). Berdasarkan pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa peningkatan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendamping untuk membantu remaja semakin bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Upaya yang dilakukan melalui proses pelaksanaan pendampingan iman lebih baik, lebih kreatif, lebih menarik sehingga remaja dapat lebih antusias menanggapinya. Pendampingan dikatakan meningkat apabila adanya suatu perubahan dalam proses pendampingan serta hasil pendampingan nampak dalam hidup sehari-hari. 2. Tujuan Peningkatan Peningkatan pendampingan pada hakikatnya merupakan upaya perubahan. Oleh karena itu, proses perubahan dalam peningkatan pendampingan adalah suatu harapan. Proses perubahan menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu pendampingan. Perubahan tersebut meliputi; remaja, tenaga pendamping, sarana prasarana, model dan metode, suasana, proses pendampingan serta lingkungan asrama. Hal demikian karena pendampingan merupakan kegiatankegiatan yang mendorong dan membantu remaja belajar menemukan jati dirinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
sebagai pribadi agar kelak mereka mampu menjawab panggilan hidupnya sebagai orang beriman dengan penuh tanggungjawab. Oleh karena itu, usaha peningkatan pendampingan sangat perlu dan penting. 3. Arah Peningkatan Arah peningkatan pendampingan merupakan panduan hidup asrama yang diterima dan diperjuangkan bersama oleh segenap penghuni asrama Dharmawati Sintang. Dengan panduan ini, kebersamaan dan gerak pendampingan di asrama Dharmawati menjadi makin bermakna dan memberikan kesegaran hidup, sehingga sabda Yesus, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10: 10) makin terwujud dalam kebersamaan hidup sebagai saudara di asrama. Selain itu, peningkatan pendampingan mengarahkan warga asrama menjadi remaja kristiani yang beriman dan bertanggungjawab, berpusat pada Yesus Kristus. Dengan demikian mereka mampu menemukan nilai-nilai kristiani dan mewujudkannya dalam tindakan nyata setiap hari, baik di asrama, sekolah, keluarga serta masyarakat. Arah peningkatan juga merupakan peneguhan jati diri. Jati diri kita sebagai Gereja, seperti dirumuskan oleh Konsili Vatikan II, adalah “persekutuan umat yang terdiri dari orang-orang, yang dipersatukan dalam Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan menuju Kerajaan Bapa, dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang” (Gaudium et Spes, art. 1).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
C. Usulan Program Pendampingan 1. Latar Belakang Usulan Program Pada bab III telah dijelaskan situasi konkrit yang ada di asrama, baik mengenai remaja maupun permasalahan yang dihadapi. Selama ini pendampingan iman di asrama dilaksanakan dalam kelompok besar yang diikuti oleh semua warga asrama. Pendampingan iman tersebut berupa doa bersama, devosi, misa, rekoleksi/retret. Pendampingan dalam kelompok besar sukar bagi pendamping untuk mengarahkan serta melibatkan seluruh peserta sehingga terkesan monoton, membosankan dan kurang efektif. Terbatasnya waktu, model dan metode yang kurang bervariasi, kurangnya tenaga pendamping, sarana prasrana serta suasana kurang mendukung
dalam
pelaksanaan
pendampingan.
Oleh
karenanya
pendampingan hendaknya melihat dan memperhatikan situasi konkrit hidup peserta sehingga apa yang menjadi kegiatan pendampingan tercapai yaitu remaja semakin dewasa imannya dan dapat mempertanggungjawabkannya dalam kehidupannya baik di asrama, keluarga serta masyarakat luas. Maka dari itu supaya semua warga asrama ambil bagian secara aktif dalam mengikuti pendampingan iman, penulis mengusulkan dalam pelaksanaan pendampingan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 20- 35 orang. Pembagian kelompok bermaksud untuk lebih mudah, lebih dekat, akrab satu sama lain serta semuanya dapat terlibat aktif. Pendampingan iman yang digunakan adalah ketekese model Shared Christian Praxis, karena memberikan kesempatan kepada remaja untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi dan berangkat dari pengalaman konkrit kaum remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
2. Pemilihan Tema dan Penjabaran Tema Pemilihan tema untuk program pendampingan sesuai dengan situasi dan kebutuhan remaja yang menjadi subyek pendampingan. Pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati Sintang bertujuan untuk mendampingi remaja menjadi pribadi yang dewasa, bertanggungjawab serta beriman. Penulis merumuskan tema dalam usulan program ini berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman penulis membantu mendampingi remaja di asrama selama satu tahun. Pendampingan yang sudah dilaksanakan terasa monoton dan membosankan dan kurang kreatif, sehingga sebagian besar warga asrama mengikutinya karena kewajiban atau aturan asrama. Maka di bawah ini penulis mencatumkan beberapa tema yang cocok untuk situasi remaja di asrama Dharmawati Sintang. Adapun tema umum usulan program katekese model SCP ini adalah sebagai berikut : “Aku dan sesama ciptaan Tuhan yang berkembang menjadi dewasa sehingga mampu membangun sikap jujur serta mampu bersikap kritis terhadap media massa di zaman ini”. Adapun tujuan dari tema ini yakni mengajak
remaja mensyukuri kebaikkan
Tuhan, mampu bersikap jujur dan mengkritisi media massa dengan penuh rasa tanggungjawab sehingga berkembang menjadi remaja yang dewasa. Melalui tema tersebut diharapkan remaja dapat terbantu untuk semakin mensyukuri anugerah hidup yang Tuhan berikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga mengajak kaum remaja untuk bersikap jujur. Jujur terhadap diri sendiri,
Tuhan
dan
sesama.
Remaja
diharapkan
semakin
mengkritisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
perkembangan arus zaman terutama media massa, sehingga mampu menggunakan secara tepat dan benar. Maka dari rumusan tema dan tujuan umum di atas, penulis menjabar dalam 3 (tiga) tema besar dan dibagi lagi dalam subtema. Adapun tema dan subtema, sebagai berikut: a. Aku dan Sesama Berkembang Menjadi Dewasa Tema di atas membantu remaja memahami dan menyadari betapa pentingnya mengenal diri sebagai pribadi yang unik dan mengembangkan potensi diri serta membangun relasi yang baik dengan sesama dalam kehidupan seharihari. (1) Aku pribadi yang unik Remaja merasa kurang puas dengan perkembangan dirinya, merasa tidak sama dengan orang lain, juga sebaliknya orang lain tidak sama seperti dirinya (Tangdilintin, 1984: 8). Maka remaja perlu dibantu untuk semakin menyadari keunikan dirinya dan menerimanya dengan penuh syukur. Mereka juga diajak untuk menyadari bahwa dirinya indah dan istimewa. Keistimewaan ini hendaknya disadari sungguh-sungguh. Kitab Suci Kejadian menceritakan bahwa, manusia itu adalah ciptaan Tuhan yang unik dan istimewa. Allah merencanakan dan menciptakannya menurut gambar dan rupa-Nya (Kej 1: 26). (2) Mengembangkan potensi diri Potensi/kemampuan adalah anugerah Tuhan, yang dalam Kitab Suci sering disebut talenta. Setiap orang mempunyai potensi/kemampuan dalam ukuran tertentu. Tuhan menghendaki agar talenta itu dikembangkan dan digunakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Dalam Injil Matius 25:14-30, dikisahkan tentang seorang tuan yang memanggil hamba-hambanya dan memberi mereka sejumlah talenta untuk “dikembangkan” dan “digunakan”. Tuan yang telah memberi talenta itu ternyata bertindak tegas terhadap hamba yang tidak mengembangkan dan menggunakan talenta itu dengan baik. Setiap orang termasuk kaum remaja diberi talenta oleh Tuhan. Maka tema di atas tujuannya adalah mengajak remaja menyadari potensi yang ada dalam dirinya serta
dapat mengembangkannya dalam hidup sehari-hari. Mereka harus
mengembangkan dan menggunakan talenta itu sebagaimana mestinya sehingga berguna bagi dirinya, sesama dan demi kemuliaan nama Tuhan. (3) Aku dan sesama adalah saudara Setiap hari kita mengalami banyak perjumpaan dengan orang lain. Kita berjumpa bukan hanya dengan orang-orang yang kita kenal saja tetapi juga orang yang tidak kita kenal. Baik itu ketika sedang naik angkutan, ketika kita pergi ke pasar, ketika di sekolah, ketika di gereja, ketika kita jalan-jalan dan sebagainya. Akibat dari perjumpaan dengan orang-orang yang tidak kita kenal, kita seringkali menjadi diam dan tidak saling menyapa. Hal itu terjadi bukan hanya karena tidak kenal tetapi juga karena kita tidak mau keluar dari dunia kita sendiri. Kita segan untuk memulai terlebih dahulu menyapa sesama. Kisah orang samaria yang baik hati memberikan gambaran jelas tentang cara pandang kita terhadap sesama (Luk 10: 25-37. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa kita semua adalah saudara dan sesama. Maka penulis mengusulkan subtema” Aku dan sesama adalah saudara”. Tujuan subtema ini adalah bersama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
pendamping, peserta (remaja) menyadari bahwa sesama adalah saudara yang aku hargai, karena sesama adalah ciptaan Tuhan.
Maka dengan demikian dalam
kehidupan sehari-hari remaja semakin mampu melihat sesama sebagai saudara yang harus dihormati baik di asrama, di sekolah, di masyarakat.
(4) Aku menjadi dewasa Pendampingan kepada para remaja bertujuan untuk mengembangkan remaja menjadi orang-orang Kristiani yang dewasa (Shelton, 1988: 106). Semua manusia, termasuk kaum remaja mendambakan menjadi orang yang dewasa dan beriman. Hal tersebut melalui proses perjuangan dan keterbukaan hati dari setiap pribadi untuk mau berkembang. Maka penulis merumuskan subtema “Aku menjadi dewasa”. Tujuan subtema “bersama pendamping, peserta menyadari bahwa menjadi pribadi yang dewasa dan beriman merupakan proses yang diperjuangkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dengan demikian remaja semakin mampu menghargai, menerima apa yang menjadi bagian dari proses tersebut dalam kehidupannya setiap hari baik di asrama maupun di sekolah. b. Kejujuran Katekismus Gereja Katolik mengatakan; kebajikan ketulusan hati atau kejujuran menuntut bahwa orang nyata sebagai benar dalam perbuatannya, mengatakan kebenaran dalam kata-katanya dan menjauhkan diri dari lidah bercabang, kepura-puraan, penipuan, dan kemunafikan (KGK no 2468). Dalam kehidupan sehari-hari tak sedikit manusia bersikap tidak jujur. Maka penulis merumuskan tema “Kejujuran”. Tujuan dari tema “Bersama pendamping, peserta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
(remaja) memperkembangkan semangat kejujuran serta dapat mengambil sikap jujur terhadap segala kenyataan yang dihadapinya. Adapun tema kejujuran dirumuskan menjadi dua subtema yaitu: (1) Jujur terhadap tugas ku. Kejujuran merupakan tingkah laku yang dimiliki oleh seorang individu dalam mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Individu terkadang melupakan nilai dari kejujuran itu sendiri. Contoh yang ketidakjujuran sebagai seorang pelajar adalah menyontek saat ulangan, tidak mengerjakan PR, cukup mengharapkan pekerjaan teman. Maka penulis merumuskan subtema “Jujur terhadap tugas ku”. Tujuannya adalah bersama pendamping peserta mampu mengembangkan sikap jujur terhadap tugas sebagai pelajar di sekolah merupakan sebagai siswa yang baik. (2) Jujur terhadap diri sendiri, sesama, Tuhan Kejujuran dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan pribadi, lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial. Jujur yaitu tidak berbohong, tidak mengingkar janji, dan tidak menipu, serta mengakui kesalahan merupakan dasar pegangan dalam berbuat jujur. Santo Paulus menasehatkan “Jauhilah segala dusta dan bicaralah yang benar satu sama lain , sebab kita adalah anggota, satu terhadap yang lain“ (Ef 4: 25). Dalam kehidupan konkrit seringkali kita jumpai orang membelokkan bahkan mengabaikan kejujuran. Banyak orang merasa dirinya benar. Misalkan pura-pura sopan supaya mendapat pujian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Jaman modern membuat orang percaya pada kemampuannya sendiri. Tetapi tidak jarang bahwa kesadaran pada kemampuan sendiri mengakibatkan kesombongan. Orang menjadi lupa bahwa kemampuan yang dimilikinya itu berasal dari Tuhan. Kaum remaja yang hidup dalam jaman seperti itu bisa terombang-ambing oleh timbul tenggelamnya nilai kejujuran terhadap Tuhan. Maka penulis merumuskan subtema “Jujur terhadap diri sendiri, sesama, Tuhan”. Tujuannya adalah bersama pendamping, peserta (remaja) menyadari bahwa kejujuran dapat memperkembangkan diri, syarat dalam hidup bersama serta sadar bahwa Tuhanlah sumber kejujuran. Sebagai orang beriman kita harus tetap bersikap benar, jujur dan adil. Yesus bersabda “Jika ya hendaknya ya, jika tidak hendaknya katakan tidak; apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat” (Mat 5: 37). Jika demikian remaja akan memperoleh kekuatan untuk maju dalam hidup serta mampu bersikap jujur terhadap diri sendiri, sesama dan Tuhan. c. Bersikap Kritis terhadap Pengaruh Media Massa Media massa adalah segala macam bentuk sarana penyiaran yang dapat diakses oleh khalayak atau masyarakat secara luas, baik berupa tulisan, gambar, suara. Media tersebut seperti (TV, radio, HP, FB, Twitter, jaringan internet, koran, majalah). Media bisa memberikan pengaruh yang demikian luas, merambah segala macam lapisan. Dalam kaitannya dengan kehidupan kaum remaja, pengaruh media sangat kuat di mana remaja berada pada fase yang labil secara emosional dan masih dalam proses pencarian jati diri. Mereka akan lebih mudah terpengaruh, lantaran sikap mereka yang masih mencari-cari dan mencoba-coba.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Maka penulis merumuskan tema ”Bersikap kritis terhadap pengaruh media massa”. Tujuannya adalah bersama pendamping, peserta (remaja) mampu menggunakan media massa secara kritis dan bertanggungjawab. Kritis berarti: membedakan mana yang benar dan salah atau berguna dan tidak berguna. Bertanggungjawab berarti: atas dasar pertimbangan yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan secara tepat. Kita belajar dari sikap Yesus; “Hari Sabat ada untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2: 27).
3. Waktu Pelaksanaan Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, keterbatasan waktu menjadi kesulitan untuk melaksanakan pendampingan iman dengan efektif. Melihat keterbatasan yang ada penulis mengusulkan rencana kegiatan pendampingan iman yang kiranya dapat terlaksana dengan baik. Pertemuan diadakan sekali sebulan dengan tema pertemuan yang sudah tersedia. Katekese model SCP dilaksanakan setiap hari Minggu, pukul 17.00- 19.00. Adapun dalam proses pelaksanaan katekese model SCP, dibagi dalam kelompok kecil berjumlah 25-35 dari jumlah keseluruhan 135 orang. Di dalam kelompok-kelompok kecil setiap orang dapat saling memperhatikan, dihargai sebagai pribadi dan mendapat kesempatan untuk tampil (Tangdilintin, 1984: 16). Pembagian dalam kelompok kecil, sesuai dengan kelompok unit yang ditempati. Pada Minggu pertama dilaksanakan untuk kelompok unit 1 dan 2. Pada Minggu kedua untuk kelompok unit 3 dan 4. Minggu ketiga untuk kelompok unit 5 dan 6.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Minggu keempat untuk kelompok unit 7 dan 8. Pada proses pelaksanaan katekese didampingi oleh dua orang suster pendamping.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Matriks Program Katekese Tema Umum
: Aku dan sesama ciptaan Tuhan yang berkembang menjadi dewasa sehingga mampu membangun sikap jujur serta mampu bersikap kritis terhadap media massa di zaman ini.
Tujuan Umum : Mengajak remaja mensyukuri kebaikkan Tuhan, mampu bersikap jujur dan mengkritisi media massa dengan penuh rasa tanggungjawab sehingga berkembang menjadi remaja yang dewasa.
No
Tema
Tujuan tema
Sub Tema
Tujuan Sub Tema
Metode
Sarana
Sumber
Waktu
Bahan (1)
(2)
(3)
(4)
1
Aku dan sesama ber kembang menjadi dewasa.
Agar warga 1) Aku asrama semakin pribadi memahami dan yang unik menyadari betapa pentingnya relasi yang baik dan membahagiakan dalam kehidupan sehari-hari
(5) Bersama pendamping, peserta (remaja) semakin menyadari keunikan dirinya dan menerimanya dengan penuh syukur
(6)
(7)
- Sharing - Refleksi pribadi - Tanya jawab - Informasi - mengamati
-
-
(8)
(9)
98
Tape - Kitab Suci Minggu, recorder - Buku Pukul: Kitab PAK 17.00Suci : Guru/ 19.00 Kej.1 : Siswa 26 –31; Kls. X Mzm. (Komkat 139 KWI) Pas Foto - LBI. Teks Tafsir Lagu Kitab Suci Perjan ”Citra jian Allah” Lama. 2002.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
.
2) Mengem bangkan potensi diri
Bersama pendamping, peserta (remaja) menyadari potensi yang ada dalam dirinya serta dapat mengembangkan nya dalam hidup sehari-hari.
-
diskusi tanya jawab informasi ekspresi refleksi pribadi
- Video " Qian Hongyan” - LCD - Lap Top - Teks lagu " Bapa Engkau Sungguh Baik" - Teks lagu Jangan Menyerah
Yogyakarta Kanisius Pengalaman remaja - https://w Minggu, ww.yout Pukul: ube.com 17.00/watch? 19.00 v=lI7Q1 R1FJ3I - LBI. 2002. Tafsir Perjan jian Baru. Yog yakarta. Kanisius - SEKAFI 1998.Ka tekese untuk SLTA. 99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3) Aku dan sesama adalah saudara
Bersama pendamping, peserta (remaja) menyadari bahwa sesama adalah saudara yang aku hargai, karena sesama adalah ciptaan Tuhan
-
Sharing Tanya Jawab permainan menyanyi refleksi informasi
-
-
-
Teks lagu” Dalam Yesus Kita Ber saudara” Teks Kitab Suci Luk.10: 24-42 Teks cerita ”Kasih Persau daraan” -
Kitab Minggu, Suci Pukul: LBI. 17.002002. 19.00 Tafsir Perjan Jian Baru. Yog yakarta. Kanisius SEKAF. 1998.Ka tekese untuk SLTA. http://ce ritamoti vasibija k.blogsp ot.com/2 013/05/k asihpers audaraa n. Html 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4) Aku menjadi orang dewasa
2
Kejujuran
- Sharing pengalaman - Refleksi - Menyanyi - Tanya jawab - informasi
- Tape recorder - Kitab Suci Gal. 5:16-26 - Teks lagu ”Bejana Siap dibentuk ” - Teks lagu
Bersama pendamping, peserta (remaja) menyadarkan remaja bahwa kejujuran
- Diskusi - Renungan - Sharing - Informasi - Mengamati
- Tape recorder - Kitab Suci - Teks
- Kitab Suci - LBI. 2002 Tafsir Alkitab perjan jian Baru. Yog yakarta. Kanisius - Pengala man remaja Shelton, 1988: 106-112 - Diktat aneka rekoleksi/ retret.hal 48-50 - Kitab Suci - LBI.2002 Tafsir Akitab
Minggu Pukul: 17.0019.00
Minggu, Pukul: 17.0019.00
101
Agar remaja 1) 1) Jujur semakin terhadap memperkemban tugasku gkan semangat kejujuran serta
Bersama pendamping, peserta (remaja) sadar bahwa tujuan dari seluruh kegiatan yang mereka lakukan untuk hidup lebih baik, lebih maju,lebih menjadi dewasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dapat mengambil sikap terhadap segala realitas yang dihadapinya
terhadap tugasnya sebagai pelajar di sekolah merupakan sebagai siswa yang baik
gambar
-
-
2) Jujur terhadap diri sendiri, sesama, Tuhan 3)
Bersama pendamping, peserta peserta (remaja) menyadari bahwa kejujuran dapat memperkembang kan diri, syarat dalam hidup bersama serta sadar bahwa Tuhanlah sumber kejujuran
Sharing - Mengamati - Refleksi - Menyanyi - tanya jawa - Diskusi
-
-
102
lagu”Juj Perjan urlah jian Baru. Pada ku” Yog Gambar yakarta. siswa Kanisius yang - SEKAFI. sedang 1998: menyon 25-33 tek Teks lagu ”Seperti Yang Kau Ingini” Tape - LBI.2002. Minggu, recorder Tafsir Pukul: Kitab Akitab 17.00Suci Perjan 19.00 Luk.18: jian Baru. 9-14 YogyakarMzm.13 ta: 9 Kanisius Teks - SEKAFI. cerita” 1998: Kisah Katekese Sungai untuk Penuh SLTA.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Buaya
3
Bersikap Kritis Terhadap Pengaruh Media Massa
Agar remaja menyadari dan mampu menggunakan media massa dengan penuh tanggungjawab dan menggunakan dengan tepat dan benar.
Bersikap Kritis Terhadap Media Massa (Hp, Facebook, Twiter, Internet)
Bersama pendamping, peserta (remaja) mampu menggunakan media massa yang ada secara tepat dan bertanggungjawab
-
HP Laptop LCD Warles Kitab Suci Mrk. 2:23-30
103
- Mengamati pengalaman pribadi HP, atau alat (gadget) lainnya untuk facebook atau twiter. - Membaca sebuah kasus penipuan yang menimpa seorang remaja putri lewat jaringan sosial media
hal. 25-33 - Kitab Suci Pengalaman peserta (remaja) - LBI. 2002 Minggu, Tafsir Pukul: Akitab 17.00Perjan 19.00 jian Baru. Yogyakar ta: Kanisius - Pengalam an hidup remaja - Kliping - Teks Gaudium et Spes 17 - Dekrit Mater Mirifica art. 9,10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Facebook atau twiter - Diskusi - Sharing - Refleksi
Iswarahadi. 2002:17-27
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
5. Salah Satu Contoh Persiapan Katekese a. Identitas 1) Tema
: Mengembangkan Potensi Diri
2) Tujuan
: Bersama pendamping, peserta menyadari potensi diri dan mengembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Peserta
: Semua warga asrama Dharmawati, Sintang Kalimantan Barat
4) Tempat
: Ruang doa
5) Hari/Tgl
: Minggu 17 Mei 2015
6) Waktu
: 17.00-19.00
7) Model
: Shared Christian Praxis
8) Metode
: Sharing kelompok, diskusi kelompok, refleksi pribadi, informasi, tanya jawab
9) Sarana
: Lilin dan Salib, teks lagu “ Bapa Sungguh Baik”, teks lagu “Jangan Menyerah” Video Klip “Qian Hongyan, Gadis Kecil Tak Berkaki Taklukkan Dunia”, Laptop, Speaker, LCD
10) Sumber Bahan: Kitab Suci (Injil Matius 25:14-30), LBI.2002 Tafsir Akitab Perjanjian Baru. Yogyakarta. Kanisius, SEKAFI.1998: hal.12-21 https://www.youtube.com/watch?v=lI7Q1R1FJ3I b. Pemikiran Dasar Gaya hidup remaja saat ini ditandai munculnya beberapa mode seiring dengan kemajuan zaman. Arus modernisasi yang terus mengalir dan situasi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
terus berkembang dapat mempengaruhi kehidupan remaja. Lalu muncul sikap remaja antara lain mulai persaingan antar kelompok dengan menampilkan gaya masing masing kelompok. Di kalangan remaja perempuan biasanya berlombalomba untuk mengikuti trend zaman terutama gaya pakaian, gaya rambut, penampilan sangat diperhatikan. Dalam diri remaja tersembunyi potensi/bakat yang besar. Potensi yang dimiliki remaja perlu diarahkan dengan baik, agar berkembang ke arah yang positif. Sebaliknya bila tidak diarahkan dengan baik, maka terjadi hal-hal yang negatif. Keadaan lingkungan, situasi dalam keluarga yang kurang memperhatikan kebutuhan mereka akan mempengaruhi mereka sehingga melampiaskannya dalam bentuk lain, misalnya tindakan kekerasan yang merupakan salah satu bentuk protes terhadap situasi yang dihadapi; menggunakan obat terlarang, pergaulan bebas dan sebagainya. Potensi diri remaja perlu diarahkan untuk memajukan diri menjadi pribadi yang semakin dewasa dalam iman juga dalam hal lainnya. Injil Matius 25:14-30 berbicara tentang talenta. Tuhan menganugerahkan kepada kita talenta sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Ada yang menerima lima talenta, dua talenta dan satu talenta. Semua menurut kesanggupan masing-masing (ayat 15). Jangan sampai kita menyia-nyiakannya dengan menyimpan serta menyembunyikannya di dalam tanah, seperti yang diperbuat oleh hamba yang menerima satu talenta (ayat 18). Tentu untuk mengembangkan talenta diperlukan usaha; berpikir, berperilaku dan bertindak secara tepat. Hamba yang menerima satu talenta dalam perumpamaan ini kelihatan termasuk orang yang tidak berani ambil risiko sehingga memilih untuk bermalas-malasan saja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Pada akhirnya, setiap orang harus mempertanggung- jawabkan talenta yang telah diterima secara pribadi. Dalam pertemuan ini kaum remaja diharapkan menyadari talenta atau bakat yang ada dalam dirinya sehingga dengan demikian talenta itu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari serta mensyukurinya. Namun seringkali kita kurang menyadari potensi dalam diri kita, sehingga kita tidak mengembangkannya. Untuk itu kita diajak untuk mengembangkan dengan semangat juang yang tinggi. c. Pengembangan Langkah-Langkah 1. Pembukaan (a) Pengantar Teman- teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada sore hari ini kita berkumpul di ruangan ini karena kasih dan kebaikan Tuhan. Hendaknya kita bersyukur karena kita dianugerahi kesehatan baik jiwa maupun raga. Kita bersyukur kita dianugerahi banyak potensi yang harus kita kembangkan. namun seringkali kita kurang menyadari potensi yang ada dalam diri kita. Kita kurang yakin dengan kemampuan yang ada sehingga kita tidak mengekspresikan diri kita yang sesungguhnya. Dalam pertemuan ini kita akan bersama-sama menyadari kebaikan dan anugerah kemampuan yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita diajak untuk mengembangkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. (b) Lagu Pembukaan “Bapa Engkau Baik” (terlampir) (c) Doa Pembuka Tuhan Yesus, kami bersyukur kepadamu atas seluruh kebaikan yang Engkau limpahkan kepada kami secara pribadi. Engkau telah menganugerahi kami begitu banyak kemampuan yang harus kami kembangkan. Bimbinglah dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
sertailah kami agar kami mampu menyadari dan mensyukuri segala kemampuan yang kami terima dari-Mu. Kami mohon terang Roh Kudus-Mu untuk membuka mata hati kami sehingga kami sehingga kami mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri kami sesuai dengan keheendak-Mu. Terpujilah nama-Mu kini dan sepanjang masa. Amin. (d) Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta 1) Pendamping mengajak peserta untuk menonoton video "Qian Hongyan, Gadis Kecil Tak Berkaki Taklukkan Dunia ". 2) Intisari cerita “Qian Hongyan, Gadis Kecil Tak Berkaki Taklukkan Dunia” adalah : Hongyan adalah gadis kecil dengan ketekunan dan usaha yang besar serta mampu menginspirasi bahkan bagi orang-orang yang bertubuh sempurna. Video ini menampilkan kisah Qian Hongyan. Seorang yang mempunyai kekurangan, tetapi ia tetap semangat dalam menjalankan kehidupannya, sampai akhirnya menjadikan ia sebagai atlet Renang yang handal. Ia kehilangan kaki dan pinggulnya pada tahun 2003 akibat kecelakaan. Karena keluarganya yang miskin, dia menggunakan Basket untuk alas bergerak. Ia tidak penah mengeluh sama sekali, sampai akhirnya ada seorang yang berbaik hati kepada dirinya dan memberikan kaki palsu. Ketika mempunyai kaki palsu ia terus belajar dan belajar berjalan. Suatu saat ia menonton olimpiade renang, dan akhirnya ia pun didaftarkan oleh orang tuanya. Zhang sebagai pelatih sangat bangga, karena Qian adalah anak yang pantang menyerah. Qian mempunyai tekad untuk mengikuti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
lomba internasional. Dari usaha Qian, dia berhasil menjadi perenang yang handal. 3)
Pengungkapan
pengalaman.
Pendamping
mengajak
peserta
untuk
mendalami kisah ini, lewat sharing dengan beberapa pertanyaan: a) Ceritakanlah inti dari kisah "Qian Hongyan"? b) Ceritakanlah pengalaman teman-teman dalam mengembangkan potensi/bakat yang ada dalam diri? 4) Arah Rangkuman Qian Hongyan adalah gadis yang mengalami kecelakaan parah setelah sebuah tabrakan mobil pada tahun 2000. Saat itu ia masih berusia 3 tahun dan dokter mengatakan bahwa dengan terpaksa kedua kakinya harus diamputasi demi keselamatannya. Keluarga Hongyan di Zhuangxia, China, bukanlah keluarga yang cukup mampu untuk membelikannya alat-alat modern untuk menyangga tubuhnya. Maka Hongyan, tak menyerah untuk tetap 'berjalan'. Kedua orangtuanya memberi Hongyan sebagian potongan bola basket agar ia bisa 'berjalan'. Gadis kecil itu juga menggunakan sepasang sikat untuk melindungi tangan yang berubah menjadi kakinya. Dengan kondisi seperti itulah Hongyan pergi ke sekolah dan ke tempat-tempat lainnya. Hongyan sempat menerima kaki palsu, namun ia tetap lebih sering menggunakan bola basket untuk berjalan. Kondisinya ini menyentuh banyak orang di dunia dan membuatnya disebut sebagai 'Basketball Girl'. Seperti yang kita ungkapkan dalam sharing tadi, dalam hidup seharhari yang nyata kita merasa mampu untuk mengembangkan potensi diri, kita mengembangkannya dengan baik. Namun tak jarang juga kita sulit bahkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
menyembunyikan potensi diri kita. Kita malas untuk melatih serta mengembangkan talenta yang Tuhan berikan kepada kita. Dalam usaha mengembangkan bakat/potensi diri kadang-kadang kita mengalami hambatan, entah dari diri sendiri maupun keluarga dan lingkungan. Keadaan keluarga, ekonomi dan lingkungan yang kurang mendukung bisa berakibat kita tampil dalam bentuk negativ, misalkan minum minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, dll. Begitu banyak tawaran yang menarik perhatian kita. Apabila kita tidak mampu mengatasinya akan terjerumus oleh hal-hal yang tidak baik, yang dapat menghambat pengembangan potensi dirinya. Akibatnya potensi yang baik tidak digunakan untuk pengembangan dan pendewasaan diri. (e) Langkah II : Refleksi Kritis Pengalaman Faktual 1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman berkaitan dengan “mengembangkan potensi diri” dibantu pertanyaan sebagai berikut : a) Bagaimana cara teman-teman mengembangkan bakat/potensi diri? b) Mengapa teman-teman menggunakan cara tersebut? 2) Dari jawaban singkat yang telah diungkapkan peserta, pendamping memberikan arahan rangkuman singkat, misalnya: Teman-teman
yang
terkasih,
setelah
kita
berefleksi
atas
pengalaman hidup kita sendiri,tampaklah begitu banyak sikap yang dapat kita lakukan. Untuk mengembangkan potensi diri, seseorang pertama-tama harus menyadari bahwa dalam dirinya ada bakat/potensi yang diberikan Allah. Kesadaran akan bakat memberi semangat dan kemauan untuk maju. Dengan menghargai bakat yang diberikan Allah, kita menjadi manusia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
yang berguna bagi Allah dan bagi sesama. Bakat/potensi tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu diusahakan, dibina,diarahkan secara baik sehingga bermanfaat bagi orang lain. Adapun cara-cara mengembangkan bakat/potensi adalah sebagai berikut: mengetahui bakat yang ada dalam diri, berlatih terus- menerus, tidak cepat bosan atau puas dengan apa yang sudah diraih, belajar pada orang yang lebih tahu, tidak malu untuk bertanya serta percaya pada diri sendiri. Kita melakukan cara-cara tersebut supaya potensi yang ada dalam diri kita berkembang dengan baik. Potensi itu kita gunakan untuk kebaikan diri kita, sesama kita dan demi kemuliaan Tuhan. (f) Langkah III : Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau 1) Pendamping meminta salah satu peserta untuk membacakan perikop Kitab Suci Matius 25:14-30. 2) Peserta diberi kesempatan untuk hening merenungkan dan menanggapi Kitab Suci dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut (untuk membantu suasana hening diputarkan instrumen): a) Ayat-ayat manakah yang berhubungan dengan mengembangkan potensi diri? b) Pesan apa saja yang dapat kita petik dari perikop ini? Mengapa? 3) Peserta diajak untuk secara pribadi menemukan sendiri pesan inti perikop sehubungan dengan 2 (dua) pertanyaan di atas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
4) Pendamping memberikan tafsiran dari bacaan Kitab Suci injil Matius 25:14-30. Injil Matius 25:14-20 tentang talenta. Diceritakan; Tuan yang kaya raya mau bepergian ke luar negeri, Ia memanggil tiga hambanya dan memberikan kepada mereka modal usaha. Yang pertama, mendapat lima talenta (ayat 15, yang kedua, dua talenta (ayat17), yang ketiga, satu talenta (ayat 18). Kemudian tuan mereka kembali dan masing-masing hambanya menghadap untuk memberi pertanggungjawaban. Yang pertama dan kedua, memberikan laporan keberuntungan sebab mereka telah bekerja giat. Mereka disambut dengan pujian. Pujian yang diberikan kepada mereka bukan berdasarkan jumlah atau besarnya pencapaian mereka melainkan berdasarkan kebaikan dan kesetiaan. Sedangkan hamba yang ketiga dihardik sebagai orang yang “jahat dan malas.” Sungguh menyedihkan nasibnya sebab ia menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan. Perumpamaan ini disampaikan oleh Yesus setelah memasuki kota Yerusalem. Kepergian tuan ini melambangkan kepergian Yesus yang melaksanakan tugas dari Bapa, yaitu wafat di kayu salib. Tetapi Yesus berjanji akan datang kembali. Tiga macam orang yang diberikan talenta itu adalah gambaran umat yang dipilih oleh Tuhan. Talenta berbicara tentang semua kemampuan, waktu, sumber daya dan kesempatan yang diberikan Allah kepada manusia untuk melayani Dia di dunia ini. Pemberian berdasarkan “kemampuan” masing-masing. Talenta ini, harus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
dikelola dengan baik dan dipertanggungjawabkan. Tidak mengembangkan sebuah talenta adalah sebuah kejahatan. Maka dikatakan pada ayat yang ke-26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, bahkan dikatakan pada ayat yang ke-30: Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi". Hamba yang ketiga tidak mengembangkan potensi dirinya. Ia malas-malasan sehingga apa yang diterimanya tidak mendapatkan laba atau hasil. Pesan-pesan dari perikop ini, semua hal yang kita miliki adalah pemberian
Tuhan
dan
pada
akhirnya
manusia
harus
mempertanggungjawabkan semua yang telah Tuhan berikan kepadanya. Tiap-tiap manusia Tuhan perlengkapi dengan talenta yang berbeda-beda untuk menjalankan tugas/ peranan yang telah Tuhan percayakan kepada manusia. Hamba bekerja dengan setia dan mengasihi Tuan mereka. Pada waktu Tuan mereka datang, mereka dengan bangga membawa hasil kerja mereka di hadapan Tuan mereka. Kristus adalah satu-satunya Hamba yang paling setia, tidak ada cacat cela, merupakan satu-satunya orang/pribadi yang layak untuk menebus dosa-dosa umatNya. (g) Langkah IV : Interprestasi Dialektis antara Praxis dan Visi Peserta dengan Tradisi Dan Visi Kristiani
1) Pengantar Teman-teman yang terkasih, dalam pertemuan ini kita merenungkan dua kisah dari video tentang “Qian Hongyan” seorang atlet renang yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
hebat dan dari kitab suci mengenai perumpamaan tentang “talenta”. Dari kedua kisah tersebut sikap-sikap manakah yang Tuhan kehendaki sebagai pribadi dalam mengembangkan potensi diri kita. Yesus menghendaki sikap yang
setia,
tekun,
keterbukaan
hati,
semangat
serta
berusaha
mengembangkan potensi diri kita dengan sebaik-baiknya. 2) Sebagai bahan refleksi agar kita makin mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita, peserta diajak untuk merenung dengan bantuan pertanyaan panduan sebagai berikut: a) Sudahkah
teman-teman
berusaha
dan
bertanggungjawab
mengembangkan setiap potensi diri yang Tuhan berikan? b) Apakah teman-teman merasa diteguhkan, dikuatkan, ditantang untuk semakin mengembangkan potensi diri? 3) Arah Rangkuman Teman-
teman
yang
terkasih,
Tuhan
menghendaki
kita
mengembangkan setiap talenta yang Dia berikan itu. Tentu untuk mengembangkan talenta diperlukan pengorbanan; berpikir, berperilaku dan bertindak secara tepat serta bertanggungjawab. Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali seperti hamba yang menerima satu talenta dalam perumpamaan ini. Kita merasa takut, kurang percaya diri serta tidak berani ambil risiko sehingga memilih untuk bermalas-malasan saja. Jangan sampai
kita
menyia-nyiakannya
dengan
menyimpan
serta
menyembunyikannya di dalam tanah, seperti yang diperbuat oleh hamba yang menerima satu talenta (Matius 25:18), Kita diberi waktu dan kesempatan yang sama dikembangkan. Kita perlu senantiasa berdoa,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
meneliti diri dan meminta pertolongan Tuhan agar kita bisa mengerti, apa sebetulnya talenta yang Tuhan berikan ke kita. Oleh karena itu kita dapat mengembangkan talenta yang telah Tuhan anugerahkan, sehingga kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang. (h) Langkah V: Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia 1) Pengantar Teman- teman yang terkasih, dalam pertemuan ini kita telah bersama-sama menggali pengalaman kita sebagai remaja yang sedang berjuang mengembangkan potensi diri kita. Dengan kisah Qian Hongyan seorang cacat kedua kakinya mampu menjadi atlet renang yang hebat. Kita pun mempunyai banyak potensi yang harus dikembangkan dalam kehidupan kita sehari-hari Penginjil Matius mengajak kita bahwa sesungguhnya setiap kita diberikan talenta, tidak ada satu pun orang yang tidak diberikan talenta olehNya. Talenta itu berasal dari Tuhan, Dia memberikan karunia talenta itu sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Dia menuntut tanggung jawab kita untuk menggunakan dan mengembangkan talenta yang di berikanNya dalam kehidupan sehari-hari. 2) Pendamping memberikan waktu kepada peserta untuk memikirkan tindakan konkrit yang akan dilakukan dengan pertanyaan pandauan: a) Tindakan- tindakan mana yang bisa teman-teman usahakan dalam mengembangkan potensi diri yang Tuhan berikan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
b) Hal-hal apakah yang perlu teman-teman perhatikan untuk mewujudkan usaha tesebut? 3) Pendamping memberikan waktu kepada peserta untuk mensahringkan tindakan konkrit yang bisa dilaksanakan baik secara pribadi maupun kelompok sebagai warga asrama Dharmawati. 4) Pendamping memberikan kesempatan kepada satu atau dua peserta untuk mengekspresikan apa yang menjadi potensinya. (h) Penutup 1) Setelah selesai merumuskan keputusan pribadi dan bersama kemudian peserta diberi kesempatan untuk hening sejenak untuk meresapkan semua rangkaian pendalaman iman. Sementara itu lilin dan salib diletakkan di tengah umat untuk dinyalakan. 2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan doa permohonan secara spontan, diawali oleh pendamping dan kemudian disusul oleh peserta. Akhir doa umat ditutup dengan Doa Bapa Kami. 3) Doa penutup Bapa surgawi, bukalah mata kami agar dapat melihat bagaimana kami dapat memuliakan Dikau dengan talenta-talenta yang telah Kau anugerahkan kepada kami masing-masing. Kami menghaturkan pujipujian dan syukur kepada-Mu untuk segala karunia dan talenta yang telah Engkau percayakan kepada kami masing-masing untuk dimanfaatkan demi pembangunan kerajaan-Mu. Semoga kami mampu mengembangkannya lewat perbuatan-perbuatan baik bagi orang-orang yang dalam hidup sehari- hari. Amin.
kami jumpai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d) Lagu penutup: “Jangan Menyerah” (terlampir)
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bab kelima ini, penulis menyimpulkan keseluruhan skripsi ini. Di samping itu penulis juga memberikan saran yang sekiranya berguna serta bermanfaat bagi pelaksanaan pendampingan iman bagi remaja di asrama Dharmawati Sintang, Kalimantan Barat. A. Kesimpulan Berangkat dari situasi remaja yang masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
menuju
kedewasaan, maka
remaja perlu pendampingan.
Pendampingan iman merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu remaja memperkembangkan dirinya ke arah yang lebih yang baik menyangkut pengembangan sikap, bakat, kemampuan untuk menghargai dan mencintai sesama serta dirinya sebagai anugerah yang terindah dari Tuhan. Pendampingan iman remaja yang ideal adalah pendampingan yang mampu menjawab kebutuhan atau situasi remaja seperti; mengenal, mengerti dan memahami permasalahan remaja. Pendampingan iman terlaksana dengan baik apabila didukung oleh pendamping yang kreatif, model dan metode yang digunakan bervariasi, sarana prasarana yang memadai serta waktu yang tepat. Pendampingan iman di asrama Dharmawati merupakan salah satu karya kongregasi SMFA yang memperhatikan puteri-puteri asal daerah yang tinggal di asrama. Pendampingan iman di asrama sudah terjadwal dengan baik, seperti: ibadat, rekoleksi/retret, ziarah, ekaristi. Namun berdasarkan hasil penelitian,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
pendampingan iman tersebut dirasakan kurang kreatif dan monoton sehingga warga asrama mengikutinya karena kewajiban. Bertolak dari kenyataan tersebut, penulis mengusulkan katekese model Shared Christian Praxis. Penulis yakin bahwa katekese model SCP merupakan salah satu model katekese yang dapat digunakan dalam pendampingan iman remaja. Katekese ini memiliki sifat dialogis partisipatif yang membantu remaja menemukan dirinya serta mampu memaknai setiap peristiwa yang dialaminya. Sebagai usaha peningkatan pelaksanaan pendampingan, penulis menawarkan usulan program pendampingan iman dengan menggunakan katekese model SCP untuk membantu meningkatkan kualitas iman remaja.
B. Saran Berdasarkan pembahasan setiap bab dan kesimpulan di atas, penulis menyampaikan beberapa saran demi terwujudnya usaha peningkatan pelaksanaan pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati, yang sesuai dengan situasi yang konkrit remaja. Beberapa saran yang diusulkan oleh penulis antara lain: sebagai pendamping asrama perlu kreatif; mengetahui model dan metode, tema yang aktual, waktu yang cocok, sarana prasarana. 1. Bagi Pendamping Iman Remaja Berdasarkan hasil penelitian pada Bab III mengenai pelaksanaan pendampingan iman remaja di asrama Dharmawati, remaja mengharapkan para pendamping yang kreatif dekat dan akrab dengan remaja, mengerti permasalahan remaja. Maka hendaknya suster pendamping asrama menyadari dan berusaha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
untuk selalu kreatif serta hangat, mencintai serta menghormati remaja sehingga pendampingan itu bukan karena diwajibkan melainkan karena kebutuhan yang menyenangkan. 2. Model, Metode, Tema Pendampingan Iman Remaja Model dan metode serta tema pendampingan iman remaja yang ideal adalah yang melibatkan, menggembirakan dan membantu remaja menemukan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Model dan metode serta tema sesuai dengan situasi remaja. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan remaja yang ingin diakui keberadaanya. Maka pendamping harus mampu menggunakan model dan metode yang sesuai dengan perkembangan remaja dan mampu membawa mereka mengalami proses kebersamaan dengan sharing, dinamika kelompok, permainan, gerak dan lagu serta tanya jawab. Penulis dan para pendamping di asrama Dharmawati Sintang, akan melaksanakan salah satu katekese model Shared Christian Praxis. Katekese tersebut sangat membantu remaja untuk berpartisipasi aktif. 3. Sarana Prasarana Sarana merupakan alat yang dipergunakan untuk memperjelas proses pendampingan. Dalam pelaksanaan pendampingan iman remaja, sarana menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk menarik perhatian peserta. Maka pihak asrama perlu memikirkan kelengkapan sarana prasarana dalam pelaksanaan pendampingan iman, seperti: LCD, buku-buku rohani, gitar, tempat (ruangan). Sarana prasarana yang memadai sangat membantu peserta untuk mengikuti proses pelaksanaan pendampingan iman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:Rineka Cipta Bambang Soetawan. Ign. (1974). Katekese Untuk Anak Remaja. Seri Puskat 212.Yogyakarta: Pusat Kateketik Banawiratma. JB dan Suharyo. (1990). Umat Alllah Menegaskan Arah. Yogyakarta: Kanisius Budyapranata, Pr. (2002). Memahami Pesan Injil Yesus Kristus Menurut SantoMatius. Darmawijaya. (1990). Aneka Tema Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius Djam‟an Satori dan Aan Komariah. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Fransiskus. (2014). Lumen Fidei, Terang Iman. Seri Dokumen Gerejawi No. 94 (R. P. T. Krispurwana Cahayadi, Penerjemah). Jakarta: DOKPEN KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 2013) Groome, Thomas, H. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese (F.X. Heryatno Wono Wulung, Penyadur). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat Hardjana. A. M. (1993). Penghayatan Agama Yang Otentik & Tidak Otentik Yogyakarta : Kanisius Hurlock. Elisabeth. (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga Iswarahadi, Y. I, SJ. (2003). Beriman Dengan Bermedia. Yogyakarta : Kanisius Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan Refrensi. Yogyakarta : Kanisius Konsili Vatikan II. (1990). Dei Verbum (Sabda Allah). Seri Dokumen Gerejani No. 8. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: DOKPEN KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1965) _____________. (1992). Gravissimum Educationis (Pernyataan tentang Pendidikan Kristen). Seri Dokumen Gerejawi No. 23. (R. Hardawiryana, Penerjemah) DOKPEN KWI (Dokumen asli terbitkan pada tahun 1965) ______________. (1992). Gaudium Et Spes (Kegembiraan dan Harapan). Seri Dokumen Gerejawi No. 19. (R. Hardawiryana, Penerjemah) DOKPEN KWI (Dokumen asli terbitkan pada tahun 1965) ______________. (1992). Presbyterorum Ordinis (Tingkat Para Imam). Seri Dokumen Gerejawi No. 20 (R. Hardawiryana, Penerjemah) DOKPEN KWI (Dokumen asli terbitkan pada tahun 1965) Lembaga Blibika Indonesia. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius _______________. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius Lembaga Blibika Indonesia. (2002). Alkitab. Jakarta: Lembaga Blibika Madya Utama. L. SJ, dkk. (2002). Dinamika Hidup Beriman. Yogyakarta. Kanisius
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Mangunhardjana, A. (1986). Pendampingan Iman Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius ______________. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius ______________. (1986). Pembinaan Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius Mayeroff, Milton. (1993). Mendampingi Untuk Menumbuhkan. Yogyakarta: Kanisius Moleong, Lexy. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Paulus VI, Paus. (1990). Evangeli Nuntiandi (Mewartakan Injil). Seri Dokumen Gerejani No. 6. (J. Hadiwikarta, Penerjemah) DOKPEN KWI (Dokumen asli terbitkan pada tahun 1975) Pedoman Hidup SMFA. (2005). Konstitusi Suster Misi Fransiskan Santo Antonius Kalimantan Barat; Pontianak. Tangdilintin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda Visi dan Latihan. Jakarta: Obor ____________. (1998). Mengenal Kebaikkan Santo Fransiskus Dari Asisi. Bahan Katekese Untuk Remaja. Jakarta: SEKAFI Shelton, Charles, M. (1988). Menuju Kedewasaan Kristiani. Yogyakarta: Kanisius Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta Santrock, John.W.(2007). Remaja. Jakarta : Erlangga Santrock, John. W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga Sarlito W. Sarwono (2012). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers Singgih D. Gunarso. (1988). Psikologi Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.BandungAlfabeta Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sumantri. Y, SJ. (2002). Akar Sayap. Buku Panduan Retret Civita Remaja dan Muda-Mudi Tentang Nilai & Kebebasan. Yogyakarta: Kanisius Sumarno Ds, M. (2013). Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik ( PPL PAK PAROKI). Diktat Mata Kuliah Mahasiswa Semester VII IPPAK USD Yohanes Paulus II . (1992). Catechesi Tradendae (Penyelenggara Katekese). Seri Dokumen Gerejawi No. 28. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta : DOKPEN KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979). http://andriewongso.com/articles/details/12155/Qian-Hongyan-Kini-Punya-Kaki. akses tanggal 2 Januari 2015, pukul 21.00. https://www.youtube.com/watch?v=tbYhhDFuZTY. akses tanggal 2 Januari 2015, pukul 20.00. http://ceritamotivasibijak.blogspot.com/2013/05/kasihpersaudaraan.Html. akses tanggal 3 Januari 2015,pukul 20.00. http://agamakatolik.wordpress.com/. akses tanggal 12 Desember 2014, pukul 20.30 http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/ pengertian-peningkatanmenurutpara ahli/ akses tanggal 19 Maret 2015, jam 21.00).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3: Lembar Kuesioner
ANGKET PENELITIAN DI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG, KALIMANTAN BARAT
Teman- teman remaja yang terkasih, demi meningkatkan pelayanan dan pendampingan kami kepada teman-teman sekalian, khususnya usaha meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman yang sesuai dengan harapan teman-teman sekalian. Kami mohon kerelaan, keterbukaan teman-teman untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawahini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan yang teman-teman alami di asrama serta memberi penjelasan mengapa anda memilih jawaban tersebut. Atas perhatian dan kerelaan teman-teman untuk mengisi kuisioner ini, saya mengucapkan banyak terimakasih. Usia anda sekarang : …………………….. SMU/SMK :……………………... Kelas :……………………… Motivasi anda mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama? a. Karena kebutuhan b. Kemauan dari diri sendiri c. Wajib ikut karena aturan asrama d. Takut dimarah suster pendamping 5. Tujuan adanya pendampingan iman? a. membantu dan mendukung tumbuh kembangnya iman b. supaya bertanggung jawab apa yang diimani c. menjadi pribadi yang dewasa dalam iman d. Menambah wawasan pengetahuan iman 6. Apakah sarana dan prasarana yang digunakan dalam pendampingan iman di asrama Dharmawati cukup memadai? a. Sangat memadai b. Memadai c. Cukup memadai d. Tidak memadai Jelaskan…...………………………………………………........................... ........................................................................................................................ ……………………………………………………………………………… 7. Metode- metode yang digunakan dalam pendampingan iman menarik bagi anda? a. Sangat menarik b. Menarik c. Cukup menarik d. Tidak menarik 1. 2. 3. 4.
(3)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jelaskan………………………………………………………………………... ………..……………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………… 8. Bagaimana menurut anda kemampuan suster pendamping dalam mendampingi anda? a. Sangat baik b. Cukup baik c. Baik d. Kurang baik Jelaskan………………………………………………………………… … …………………………………………………………………….. ......................................................................................................... 9. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama? a. Rekoleksi/Retret b. Ziarah c. Misa d. IbadatSabda 10. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama? a. Rekoleksi/Retret b. Ziarah c. Misa d. IbadatSabda 11. Mengapa kegiatan pada (no.10) kurang anda senangi? a. model pendampingan membosankan dan membuat ngantuk b. Materi tidak sesuai dengan yang diharapkan c. Berisi nasihat-nasihat d. Metode-metodenya tidak menarik e. dll…………… 12. Apakah perlu peningkatan pendampingan iman diasrama? a. Sangat perlu b. Perlu c. Ragu-ragu d. Tidak perlu 13. Manfaat pendampingan iman bagi anda? a. semakin mendekatkan diri kepadaTuhan b. Mengembangkan hidup rohani c. Mengenal diri saya dan sesama d. Menambah wawasan pengetahuan iman 14. Apakah faktor-faktor yang mendukung pendampingan iman di asrama?................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
(4)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15. Hambatan apakah yang anda alami dalam pelaksanaan pendampingan iman?.................................................................................................................... .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
(5)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4: Panduan Wawancara dengan Staf Inti Asrama
Panduan pertanyaan wawancara 1. Motivasi mengikuti Dharmawati?
kegiatan
pendampingan
iman
di
asrama
2. Metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman di asrama Dharmawati? 3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama Dharmawati? 4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama? 5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan pribadi anda? 6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama? 7. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan iman?
(6)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5: Hasil Wawancara dengan Staf Inti Asrama
WAWANCARA DENGAN STAF INTI ASRAMA DHARMAWATI SINTANG, KALIMANTAN BARAT Penulis melengkapi data kuesioner yang ada dengan melakukan wawancara dengan staf inti asrama Dharmawati Sintang, dengan beberapa pertanyaan yang diajukan penulis. Responden : Bernadeta Divina Hari / Tanggal : Selasa, 2 Desember 2014 Jam : 17.00-18.00 P1. Motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati? R. Adanya kesadaran diri mau mengikuti karena berguna bagi perkembangan pribadi saya. Namun motivasi itu hari demi hari menjadi suatu kegiatan rutin yang wajib diikuti oleh anggota asrama. P2. Metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman di asrama Dharmawati? R. Metode yang digunakan dalam pendampingan iman ceramah, dinamika kelompok, dialog. Metode yang sering digunakan adalah ceramah. Pendampingan iman yang kadang kala monoton dan membosankan, contohnya ibadat sabda yang rutii dilaksanakan setiap malam. Yang banyak berbicara adalah pendamping renungan yang berbelit-belit sehingga sulit dipahami apa yang pesan inti dari bacaan. P3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama Dharmawati? R. Pendampingan iman yang saya senangi di asrama adalah ziarah karena pergi ke tempat-tempat rohani seperti gua Maria. Selain berdoa bisa rekreasi melepaskan kejenuhan dari banyak tugas sekolah, seperti PR. P4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama? R. Pendampingan iman yang tidak saya senangi adalah ibadat sabda dan misa harian karena kurang menarik, monoton. Metode yang digunakan kurang variasi, model yang sama terus. P5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan pribadi anda? R. Pendampingan iman di asrama sangat membantu saya menjadi lebih dewasa dalam bertindak, selain itu dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dan belajar untuk berpikir positif terhadap teman- teman baik di sekolah maupun di asrama.
(7)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
P6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama? R. Adanya kesadaran dari diri sendiri untuk mengikuti hal-hal yang sangat membantu perkembangan pribadi, perhatian para suster, kerjasama antara sesama teman di asrama, adanya staf inti asrama yang membantu dan memperlancar pelaksanaan kegiatan. P7. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan iman? R. Sarana prasarana yang kurang lengkap sehingga kegiatan pendampingan iman tidak berjalan lancar. Selain itu sikap dari individu yang malas dan cuek sehingga pelaksanaan pendampingan iman terkesan merasa terpaksa mengikuti kegiatan pendampingan karena wajib ikut. Responden : MastariaAveritaMallau Hari / Tangga/ : Rabu, 3 Desember 2014 Jam : 17.00-18.00 P1. Motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati? R. Jujur saya katakan, mengikuti kegiatan pendampingan iman karena aturan asrama yang wajib mengikuti setiap kegiatan yang ada di asrama. Saya merasa bahwa pendampingan itu sangat penting dan berguna untuk pribadi saya, terutama untuk perkembangan iman saya. Pendamping sungguh berusaha untuk mendampingi warga asrama dengan penuh perhatian. P2. Metode- metode yang sering digunakan dalam pendampingan iman di asrama Dharmawati? R. Metode yang digunakan biasa saja tidak terlalu menarik. Metode yang sering digunakan yaitu ceramah, di mana yang banyak berbicara adalah pendamping. Warga asrama merasa metode tersebut membuat mengantuk dan bosan. P3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama? R. Ziarah, rekoleksi/ret-ret karena tempatnya bukan di lingkungan asrama. P4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama? R. Pendampingan iman yang tidak disenangi adalah ibadat sabda hal yang sama merasa bosan dan membuat mengantuk tidak mendengarkan, bahkan sibuk sendiri , menoleh kiri kanan ngobrol dengan teman. P5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan pribadi anda? R. Sangat membantu, membuat saya lebih percaya diri, mudah bergaul, menghargai orang lain, dapat memimpin doa, seperti doa ulang doa tahun, doa makan, doa Rosario. P6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama?
(8)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
R. Perhatian dari teman-teman dan dari suster pendamping. Kerjasama para suster dengan semua anggota asrama, aturan asrama. Yang mendukung terlaksananya pendampingan iman adalah peduli satu sama lain terutama dalam kebersamaan sebagai warga asrama, pantang menyerah, bersabar, adanya niat dalam diri sendiri. P7. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pendampingan iman? R. Kurangnya kesadaran pribadi, tidak peka dalam tindakan,tidak menghargai pendapat teman, keterbatasan waktu karena banyak tugas sekolah, sarana prasrana (LCD belum ada, buku-buku masih kurang), masih kurang, tenaga pendamping kurang. Responden : Priti Arista Hari / Tanggal : Kamis, 4 Desember 2014 Jam : 17.00-18.00 P1. Motivasi mengikuti kegiatan pendampingan iman di asrama Dharmawati? R. Mengikuti kegiatan pendampingan iman karena aturan asrama yang wajib. Saya merasa bahwa pendampingan itu sangat penting dan berguna untuk pribadi saya, terutama rohani. Namun kesadaran itu masih dalam proses, masih ikutikutan, belum adanya kesadaran sungguh dari dalam diri. P2. Metode- metode yang digunakan dalam pendampingan iman menarik bagi anda? R. Pendampingan iman sangat penting bagi remaja untuk mendewasakan iman dan untuk memperkuat iman saya sebagai remaja. Metode yang sering digunakan ceramah, membuat bosan dan kurang menarik. \ P3. Pendampingan iman yang anda senangi di asrama? R. Pendampingan iman yang disenangi di asrama adalah ziarah dan retret karena tempatnya tidak di asrama sehingga ada suasana baru bagi warga asrama. Selain itu bisa berjumpa dengan banyak orang, rekreasi dan bergembira. P4. Kegiatan pendampingan iman yang tidak anda senangi di asrama? R. Pendampingan iman yang tidak disenangi adalah misa dan ibadat sabda karena kadang-kadang renungan yang dibawakan panjang, kurang menarik dan kurang menyentuh, serta monoton P5. Apakah pendampingan iman di asrama membantu perkembangan pribadi anda? R. Sangat membantu, karena di asramalah pendampingan sangat diperhatikan. Pendampingan yang ada di asrama ini sangat berguna sehingga membuat saya lebih percaya diri, mudah bergaul, menghargai orang lain, dapat memimpin doa, seperti doa ulang doa tahun, doa makan, doa Rosario. P6. Apakah yang mendukung anda dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman dia asrama?
(9)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
R. kesadaran diri bahwa pendampingan yang dilaksanakan membantu warga asrama untuk berkembang menjadi anak yang baik. Perhatian, kebersamaan dengan teman-teman bisa belajar bekerjasama. Perhatian suster pendamping yang selalu mengingatkan kami ketika kami malas-malasan untuk berdoa dan belajar. P7. Faktor penghambat dalam pendampingan iman? R. Hambatan ada rasa malas dan egois, sarana masih belum lengkap, seperti ruangan sempit, LCD belum ada.
(10)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6: Daftar Nama Responden
Nama Responden No
Nama
Kelas
Pendidikan
1
Mastaria Averita Malan
XII
SMU
2
Agustina Apolloria
XII
SMK
3
Bernadeta Diva
XII
SMU
4
Marselina Asinta Sinja
XII
SMU
5
Vonia Yulia Agustina
XI
SMU
6
Fransiska Praska Nita
XI
SMU
7
Natalia Sari
XII
SMU
8
Fransiska Ekasaputra
XII
SMU
9
Elizabet Quin Martini
XII
SMU
10
Rennerein Wiea Radhachecya
XII
SMU
11
Dins Sisilia
XII
SMU
12
Yohana Bipojuniar Priti Arista
XII
SMU
13
Itni Junaidi
XI
SMU
14
Marietha Helfi Yulianti
XII
SMU
15
Marselina Afrasari Anggelina
XII
SMK
16
Devi Andani
XII
SMU
17
Mia Mareta
XI
SMU
18
Umi Dristian
XI
SMU
19
Titin Sumarni
XII
SMU
20
Evi Vianny Ulandari
XII
SMU
21
Venny Marsella
XI
SMU
22
Julia Krisdayanti
XI
SMU
23
Krismona Aprida
XI
SMU
24
Helensia Yuliani Nurvi
XII
SMK
25
Yosephina Krisma Rima
XII
SMK
(11)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Agnes Pragata
XII
SMU
27
Maria Rosa Ika
XII
SMU
28
Yohana Dwi Hartati
XI
SMU
29
Priska Pradita Yunanda
XI
SMK
30
Emiliana Yulida
XII
SMU
31
Monalisa Wulandari
XII
SMK
32
Silvi Okta Triana
XII
SMU
33
Maria Yuliana
XII
SMU
34
Valeria Gisda Dwata
XII
SMU
35
Carolina Partika Sarai
XII
SMU
36
Ema Triandika
XI
SMU
37
Mega Elvi Sutami
XII
SMU
38
Eudoksia Fatmawati
XI
SMU
39
Patrisia Agustini
XI
SMU
40
Epi Pania
XI
SMU
41
Marselina Vallysiani
XII
SMU
42
Ratu Marthalata Lingan
XII
SMU
43
Valentina Minarti Agata
XI
SMU
44
Margaretha Yuni Anggaini
XI
SMU
45
Repita Iin
XI
SMU
46
Fransiska Febriana
XI
SMU
47
Emerinsiana Somi
XII
SMU
48
Merry Ahwati
XI
SMU
49
Teresia Aquila
XI
SMU
50
Ignatia Yani
XII
SMU
(12)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7: Jadwal Harian Asrama Dharmawati, Sintang Kalimantan Barat
Aktivitas Harian Asrama Dharmawati
04.30 – 05.00
Bangun, mandi, merapikan, tempat tidur.
05.30 – 06.00
Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Sintang
06.00 – 06.45
Sarapan, cuci piring, membersihkan meja makan.
07. 00- 13.30
Sekolah
13.35
Makan Siang
14.00-15.00
Istirahat siang
15.00-16.30
Belajar
16.30 – 17.30
Piket sore (membersihkan ruang tidur, ruang studi, buang sampah)
17.30– 18.45
Mandi, makan, cuci piring, membersihkan meja makan
19.00 – 21.00
Belajar
21.15
Doa Malam
22.00
Tidur Malam
Jadwal hari Minggu sedikit berbeda dengan hari lainnya 05.00
Bangun
06.00 -07.30
Perayaan Ekaristi
08.00-09-30
Perayaan Ekaristi
11.00- 16.00
Nonton TV
(13)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7: Bacaan dari Kitab Suci Injil Matius 25: 14-30 (Perumpaan Tentang Talenta) 25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. 25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 25:17 Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. 25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. 25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. 25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
(14)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
(15)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8: Teks Lagu Jangan Menyerah Tak ada manusia Yang terlahir sempurna Jangan kau sesali Segala yang telah terjadi Kita pasti pernah Dapatkan cobaan yang berat Seakan hidup ini Tak ada artinya lagi Reff : Syukuri apa yang ada Hidup adalah anugerah Tetap jalani hidup ini Melakukan yang terbaik Tak ada manusia Yang terlahir sempurna Jangan kau sesali Segala yang telah terjadi Syukuri apa yang ada Hidup adalah anugerah Tetap jalani hidup ini Melakukan yang terbaik Tuhan pasti kan menunjukkan Kebesaran dan kuasanya Bagi hambanya yang sabar Dan tak kenal putus asa Jangan menyerah(6x) Syukuri apa yang ada Hidup adalah anugerah Tetap jalani hidup ini Melakukan yang terbaik Tuhan pasti kan menunjukkan Kebesaran dan kuasanya Bagi hambanya yang sabar Dan tak kenal putus asa(3x)
(16)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
“Bapa Engkau Baik”
Bapa Engkau sungguh baik Kasih Mu melimpah di hidup ku Bapa ku berterima kasih Berkat Mu hari ini yang Kau sediakan bagi ku Ku naikkan syukur ku buat hari yang Kau b’ri Tak habis-habisnya kasih dan rahmat Mu Selalu baru dan tak pernah terlambat pertolongan Mu Besar setia Mu di sepanjang hidup ku
(17)